Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Tatanan Stratigrafi Daerah Cilangkap dan Sekitarnya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten

Annisa Sylvani Andyastiya1, Gilang Anugrah Pribadi 2, Samsul Rizal3, M. Arif Syarifudin4, Gabriel R Purba5, Edy Sunardi6dan Adi Hardiyono7

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Jalan Raya -Sumedang Km.21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat Email : [email protected]

Abstrak Berbagai batuan sedimen Tersier yang dikenal sebagai Formasi Jampang, Anggota Cikarang, Formasi Lengkong)dan endapan permukaan undak tua yang kompleks menyusun zona Pegunungan Selatan di daerah Lengkong dan sekitarnya. Tahapan penelitian meliputi: tahap persiapan, penganbilan data lapangan dan analisis stratigrafi. Morfologi daerah Cilangkap dan sekitarnya membentuk perbukitan berelief sangat landai hingga sangat curam, yang sebagian mencerminkan morfologi terstrukturkan dari batuan sedimen dan vulkanik. Tatanan stratigrafi tersusun oleh satuan breksi vulkanik, satuan batupasir, satuan tuf dan satuan breksi sedimen. Satuan breksi volkanik terutama tersusun oleh breksi vulkanik. Secara menjemari terbentuk satuan batupasir yang didominasi batupasir, breksi polimik berkomponen batugamping, batuan beku dan batuan sedimen, serta batulanau. Satuan tuf tersusun oleh tuf, tuf lapili, tuf batuapung berselang-seling dengan batupasir karbonatan, batulempung karbonatan, batugamping, lava dan breksi. Satuan breksi sedimen terutama tersusun oleh breksi dengan sisipan batupasir. Satuan-satuan batuan tersebut umumnya sudah terstrukturkan kuat, dengan diindikasikan oleh kekar, lipatan dan sesar.

Kata Kunci : geologi, stratigrafi, Cilangkap, satuan batuan

Latar Belakang sedimen tersebut telah dikenai struktur yang kuat sehingga memerlukan pengamatan Daerah penelitian berada pada koordinat 0 0 0 lapangan yang cukup detil dalam 106 39’ 15’’ BT - 106 41’ 45’’ BT dan 7 menempatkan posisi satu terhadap lainnya. 01’ 15’’ LS - 70 03’ 45’’ LS yang termasuk Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Secara geografis daerah pemetaan Daerah Cilangkap termasuk sebagian lembar terletak pada koordinat Luas daerah pemetaan 2 Peta Rupabumi Cigenca (1208-434) yang kurang lebih 25 km yang secara diterbitkan oleh Bakosurtanal. Berbagai administratif terletak di Kecamatan batuan sedimen Tersier (Formasi Jampang, Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Anggota Cikarang, Formasi Lengkong) dan Jawa Barat. peta dibuat dengan skala 1 : endapan permukaan (endapan permukaan 12.500 dari sebagian undak tua) yang kompleks merupakan batuan Perbedaan interpretasi mengenai pembentuk daerah ini. Kajian stratigrafi di kedudukan batuan-batuan penyusun yang daerah ini menjadi menarik karena batuan kemudian dikelompokkan menjadi Formasi

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

dan Anggota menjadikan penelitian tatanan perubahan. Pada Kala Eosen Tengah- stratigrafi di daerah penelitian menjadi Oligosen, cekungan ini merupakan cekungan menarik untuk dikaji. depan busur magmatik (fore arch basin), yang kemudian pada Kala Miosen Awal – Pliosen berubah statusnya menjadi cekungan belakang busur magmatik (back arc basin). Pada rentang waktu Miosen Awal – Miosen Akhir, di Cekungan terjadi sedimentasi yang dipengaruhi mekanisme aliran gravitasi. Pada Kala Pliosen sebagian dari Cekungan Bogor terangkat menjadi daratan dan merupakan jalur magmatis. Aktivitas volkanisme yang terjadi membentuk endapan-endapan gunungapi.

Martodjojo (2003) membahas Gambar 1. Lokasi Daerah Penelitian di Cilangkap dan Cekungan Bogor dan mengemukakan bahwa Sekitarnya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten pada Miosen awal, di bagian selatan Sukabumi cekungan diendapkan Formasi Jampang yang Penelitian Terdahulu terdiri dari breksi dan tuf dalam satu sistem kipas laut dalam. Berdasarkan pembagian fisiografi menurut van Bemmelen (1949), daerah Berdasarkan peta geologi regional Cilangkap dan sekitarnya berada di daerah Lembar Jampang dan Balekambang yang Zona Pegunungan Selatan. Zona yang disusun oleh Sukamto (1975), batuan yang terbentang mulai dari teluk Pelabuhanratu terdapat di daerah penelitian termasuk sampai Pulau Nusakambangan selebar ±50 Formasi Jampang (Tmjv), Anggota Cikarang km dan menyempit hingga beberapa km ke (Tmjc), Formasi Lengkong (TmL) dan arah timur ini tersusun oleh batuan yang Endapan permukaan Undak Tua (Qpot). mengalami perlipatan dan pengangkatan pada Menurut Martodjojo (2003), bagian zaman Miosen. Batuan ini membentuk suatu terbawah dari Formasi Jampang ditemukan di plateau dengan dataran erosi yang letaknya dua tempat. Tempat yang paling baik lebih rendah, seperti di dataran Lengkong menunjukkan ciri bawah formasi ini adalah di yang terletak di bagian barat dan sepanjang sekeliling amphitheater Ciletuh. Daerah lain hulu sungai Cikaso. Di beberapa tempat terdapat di Cinyomplong, baratlaut Kota dataran Lengkong terangkat lebih tinggi, yang Lengkong. Di kedua tempat ini, bagian mengindikasikan kuatnya kontrol aktifitas bawah Formasi Jampang menunjukkan ciri tektonik. yang berbeda. Di daerah Ciletuh dicirikan Berdasarkan pembagian mandala oleh lapisan tipis tufa asam yang banyak sedimentasi Jawa Barat menurut Martodjojo mengandung fragmen lempung dan gamping (2003), daerah Lengkong termasuk ke dalam (maksimum 20 cm), sedangkan di daerah Mandala Cekungan Bogor yang dicirikan Cinyomplong mempunyai breksi, oleh endapan aliran gravitasi dengan kebanyakan bersifat basa, yang diperkirakan ketebalan sedimen diperkirakan lebih dari merupakan bagian atas. 7000 m. Lebih lanjut dikemukakan bahwa Satuan yang berlapis baik serta posisi tektonik Cekungan Bogor pada Zaman didominer oleh pasir dinamakan Anggota Tersier hingga Kuarter terus mengalami Cikarang oleh Soekamto (1975). Anggota

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Cikarang di Sungai Cibeber menunjukan Persoalan yang menarik dari Anggota urutan sedimentasi: breksi, graywacke yang Lengkong adalah kedudukannya pada peta keras kompak berketebalan sampai 5 meter. yakni terdapat di antara Anggota Cikarang Di bagian atasnya berbutir lebih halus dan yang terdiri dari pasir graywacke dan breksi. berlapis baik, tebal satu meter, beberapa Tetapi secara stratigrafi Anggota Lengkong menunjukan lapisan silang siur kecil. Makin ini berada diatas fasises Cikarang, karena ke atas berubah menjadi batupasir halus kedudukannya pada inti sinklin Lengkong. berwarna abu-abu, sangat kompak, beberapa Dari ciri litologinya, Anggota Lengkong ini menunjukkan ciri gelembur gelombang kecil lebih menyerupai Formasi Citarum yang dan teratas dicirikan oleh lanau yang berlapis korelatif terhadap Formasi Jampang. Bagian tipis sampai laminasi. Satuan breksi di daerah utara ini sulit untuk dipetakan berdasarkan teratas dari Formasi Jampang ditemukan di hukum kesinambungan lateral. Gejala ini tengah dari Pegunungan Selatan Jawa Barat digambarkan sebagai suatu perubahan fasies ini. Satuan ini terdiri dari breksi, kadang- yang cepat antara breksi dan endapan pasir kadang dijumpai lava massif, yang sulit untuk (Soekamto 1975 dalam Martodjojo, 2003). diteliti lebih lanjut, karena berbatas langsung Anggota Anggota Cikarang di bagian utara dengan breksi dan berkomponen sama, pada umumnya berlapis baik dan kadang- sehingga tanda-tanda pembakaran sulit kadang kaya akan foraminifera tetapi pada ditentukan. umumnya tidak menunjukan semen gamping. Martodjojo (2003) manamai Formasi Lengkong sebagai Anggota Lengkong yang Metode Penelitian pada umumnya memiliki ciri berbeda dari Anggota Cikarang. Pasir berfragmen Tahapan penelitian meliputi: bersisipan lempung tebal dengan fragmen batugmping dan andesit. Struktur sedimen 1. Tahap persiapan, yaitu penggambaran peta sering membentuk urutan Bouma (interval A dasar dan studi kepustakaan. banyak mengandung fragmen gamping dan 2. Pengambilan data lapangan dilakukan breksi, interval B membentuk perlapisan menggunakan metode lintasan kompas dan pita graywacke, C didominer lanau hitam, dengan ukur. Pada setiap singkapan batuan dideskripsi struktur silang siur, laminasi, E lempung) secara megaskopis (mencakup unsur tekstur, komposisi, struktur, dan ciri khusus) serta Stratigrafi satuan batuan penyusun dapat pengamatan terhadap perubahan batuan, dilihat pada Gambar 2. bidang batas, arah jurus dan kemiringan lapisan batuan. Pengamatan dan pencatatan terhadap indikasi struktur geologi, pengambilan sampel batuan, pemotretan juga pembuatan sketsa dari objek-objek batuan dan bentang alam yang ada dilakukan untuk melengkapi data lapangan. 3. Analisis stratigrafi untuk mengelompokkan batuan menjadi satuan dengan didasarkan pada ciri fisik yang dapat diamati, meliputi jenis batuan, keseragaman gejala litologi dan posisi

stratigrafinya (Sandi Stratigrafi , Gambar 2. Penampang Stratigrafi Terpulihkan Utara – Pasal 6 Tahun 1996). Analisis stratigrafi Selatan di Jawa Barat (Martodjojo, 1984) terutama ditujukan untuk mengelompokkan

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

satuan batuan serta menempatkannya dalam normal, dengan tingkat kekompakan yang kerangka ruang dan waktu. Satuan-satuan agak keras sampai lunak. Sebagian batupasir batuan dinamai berdasarkan dominasi ini mengandung kerikil dan kerakal. Berbagai batuannya. Dari kontak antara satuan batuan batuan ini dikelompokkan sebagai satuan dengan batuan lain, apabila dapat ditemukan di breksi vulkanik. Satuan ini tersingkap + 10 m lapangan, diinterpretasikan tatanan stratigrafi di daerah tinggian Gunung Porang sekitar daerah penelitian. Umur relatif juga ditentukan Desa Cilangkap. Satuan breksi vulkanik dapat dengan mengikuti azas stratigrafi hukum disebandingkan dengan Formasi Jampang superposisi, lateral continuity dan azas Anggota Cikarang (Sukamto, 1975), yang pemotongan serta penggambaran penampang terbentuk pada Miosen Awal dalam geologi. lingkungan pengendapan laut.

Hasil Penelitian Morfologi daerah penelitian membentuk perbukitan tinggi dengan relief curam hingga sangat curam dari batuan sedimen yang terstrukturkan, perbukitan tinggi dengan relief sangat curam dari batuan vulkanik yang terstrukturkan, serta perbukitan tinggi dengan relief sangat landai, landai hingga curam dari batuan vulkanik. Tatanan stratigrafi dapat dibedakan menjadi: 1. Satuan Breksi Vulkanik Gambar 3. Singkapan Breksi Vulkanik 2. Satuan Batupasir 3. Satuan Tuf, dan Menjemari terhadap satuan breksi 4. Satuan Breksi Sedimen. vulkanik, terbentuk perlapisan batupasir Breksi vulkanik berwarna lapuk abu dengan sisipan breksi polimik dan batulanau. kehitaman dan warna segar coklat muda, Perlapisan batupasir, bersifat karbonatan, Permilahannya sedang-buruk, permeabilitas umumnya tebal dan dominan. Breksi polimik baik sampai sedang, porositasnya baik sampai memiliki komponen berupa batugamping, sedang. Fragmen yang tertanam pada batuan batuan beku dan batuan sedimen (terutama tersebut berupa batuan beku dan batuan batupasir). Batuan ini dikelompokkan dalam sedimen. berukuran kerikil hingga kerakal, satuan batupasir (Gambar 4). Pada lokasi berbentuk menyudut-menyudut tanggung yang tersingkap baik, dapat diukur jurus dengan matriks tuf ash. Tingkat kekompakan perlapisan N 294o E/ 12o;, dengan bagian yang keras. Breksi tampak dominan dan bawah singkapan ini merupakan batupasir mencapai ketebalan hingga beberapa meter sedang dengan ketebalan + 6 m kemudian (Gambar 3). diatasnya diendapkan sisipan batu lanau Sisipan batupasir berlapis baik, berwarna dengan tebal + 15 cm dengan kontak tegas lapuk abu kecoklatan, berukuran besar butir kemudian diatasnya secara erosional pasir sedang hingga kasar dengan bentuk butir diendapkan breksi polimik setebal + 8 m. yang membundar tanggung sampai menyudut Satuan batuan ini tersebar di daerah tanggung. Pemilahannya dan porositasnya Cimanggu, Cicadas, Cijeruk dan Desa sedang sampai baik. Terdapat struktur gradasi Cilangkap.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Gambar 4. Satuan batupasir yang tersusun oleh Gambar 5. Satuan tuf berbutir halus yang tampak telah batupasir, batupasir dan breksi polimik sangat lapuk Satuan tuf dapat disebandingkan dengan Satuan batupasir dapat disebandingkan Formasi Jampang Anggota Cikarang, yang dengan Formasi Jampang Anggota Cikarang tersusun oleh tuf dan tuf lapilli, berselang (Sukamto, 1975), memiliki beberapa satuan seling dengan tuf batuapung, batupasir anggota batupasir yakni batupasir berbatuapung, tuf karbonatan, batulempung berbatuapung, batupasir gampingan, napal tufan, batupasir karbonatan, napal tufan, atau tufaan globigerina, batugamping membreksi, lapisan endapan karbonat, perselingan antara kelabu, hijau, cokelat, dan hitam, mengeras lava dan breksi, sebagian besar terpropilitisasi baik, klastika dan karbonat bertambah (Sukamto, 1975). Formasi ini berumur kelimpahannya di bagian selatan. Formasi ini Miosen Awal, yang terbentuk pada berumur Miosen Awal, yang terbentuk dalam lingkungan pengendapan sebagian di laut dan lingkungan pengendapan laut dangkal sebagian di darat. (neritik). Breksi dengan komponen batuan sedimen Berhubungan menjemari dengan satuan berukuran kerakal sampai bongkah, sebagian batupasir, terbentuk tuf dengan perselingan batugamping, tertanam pada matriks berupa batupasir tufaan. Tuf, sebagai penyusun batupasir yang bersifat karbonatan (Gambar utama, memperlihatkan struktur masif dan 6). Di antara breksi dijumpai batupasir berlaminasi. Tuf tampak telah mengalami berlapis baik. Lapisan batuan ini pelapukan tingkat tinggi. Dilihat dari dikelompokkan sebagai satuan breksi strukturnya, tuf merupakan endapan sedimen, yang terletak menjemari terhadap piroklastik jatuhan. Perubahan ukuran butir satuan batupasir dan satuan tuf. Satuan ini dapat diamati dengan jelas pada satuan ini, tersingkap di daerah Cicadas, Cijeruk,dan mulai yang berukuran halus hingga Cimanggu. berbatuapung, dan sebagian bersifat karbonatan (Gambar 5). Dijumpai sisipan batuan sedimen klastik karbonatan berukuran lempung dan pasir; juga batugamping, lava dan breksi berkomponen batuan beku. Lapisan-lapisan batuan ini terletak saling menindih satu sama lain dengan posisi yang tidak sama. Kelompok batuan ini membentuk satuan tuf, yang tersingkap di daerah Cikaso, Cikasap, Cikuda dan Cicadas. Gambar 6. Singkapan breksi sedimen

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Satuan breksi sedimen dapat disebandingkan dengan Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975); dideskripsikan sebagai batupasir yang mengandung kerikil maupun kerakal, dengan selingan breksi ukuran maksimum 3 - 5 m. Satuan yang berlapis baik serta didominer oleh pasir. Unit batuan ini berumur Miosen Awal, yang terbentuk pada lingkungan pengendapan laut. Satuan-satuan batuan tersebut umumnya sudah terstrukturkan, yang dapat diamati dari kelurusan-kelurusan pada DEM dan Google Earth, serta kelurusan topografi (berupa lembahan dan punggungan). Indikasi struktur yang teramati di lapangan berupa kekar, lipatan dan sesar. Kekar tarik dan kekar gerus menunjukkan gerakan strike-slip. Satuan breksi sedimen Struktur lipatan berupa sinklin berarah barat- timur dan antiklin berarah tenggara-baratlaut Satuan tuf teramati di sekitar Porang. Sesar mendatar melalui daerah Porang. Satuan batupasir Gejala geologi terjadi oleh proses Satuan breksi vulkanik yang berlangsung sejak Oligosen, ditandai oleh terbentuknya endapan material vulkanik Gambar 6. Satuan-satuan batuan penyusun daerah (breksi vulkanik dan tuf) dalam lingkungan Cilangkap, Kecamatan Lengkong, Kabupaten laut hingga darat. Bersamaan dengan itu Sukabumi yang dikenai struktur geologi terjadi pengendapan tuf, terbentuk batupasir dan breksi sedimen di lingkungan laut Kesimpulan dangkal (zona neritik) hingga laut dalam 1. Morfologi daerah Cilangkap dan (slope) yang berlangsung sampai Miosen. sekitarnya membentuk perbukitan berelief sangat landai hingga sangat curam, yang Fase tektonik selanjutnya melipat dan sebagian mencerminkan morfologi menggeserkan batuan-batuan yang telah terstrukturkan dari batuan sedimen dan terbentuk sebelumnya. Fase ini diperkirakan vulkanik. berlangsung pada kala Miosen yang berlanjut 2. Tatanan stratigrafi tersusun oleh satuan pada Plio-Plistosen. breksi vulkanik, satuan batupasir, satuan tuf dan satuan breksi sedimen. Satuan breksi volkanik terutama tersusun oleh breksi vulkanik. Secara menjemari terbentuk satuan batupasir yang didominasi batupasir, breksi polimik berkomponen batugamping, batuan beku

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

dan batuan sedimen, serta batulanau. Satuan tuf tersusun oleh tuf, tuf lapili, tuf batuapung berselang-seling dengan batupasir karbonatan, batulempung karbonatan, batugamping, lava dan breksi. Satuan breksi sedimen terutama tersusun oleh breksi dengan sisipan batupasir. 3. Satuan-satuan batuan tersebut umumnya sudah terstrukturkan kuat, dengan diindikasikan oleh kekar, lipatan dan sesar.

Pustaka Martodjojo, S., 2003, Evolusi Cekungan Bogor, Penerbit ITB Sulamto, 1975, Peta Geologi Lembar Jampang dan Balekambang, Skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”