ANALISIS ISI UJARAN KEBENCIAN CERAMAH HABIB BAHAR KEPADA PRESIDEN JOKOWI DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh: MAULIDA WAHID NIM: 11150510000023

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1440 H / 2019

ABSTRAK

MAULIDA WAHID, 11150510000023, Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar Kepada Presiden Jokowi di Media Sosial Youtube, 2019

“Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar Kepada Presiden Jokowi di Media Sosial Youtube” menarik untuk diteliti. Pertama, kebebasan menggunakan media sosial yang tidak dapat dibendung, sehingga semakin banyak individu yang melanggar batasan-batasan kebebasan menggunakan media sosial. Kedua, ujaran kebencian yang dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok lain, dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain ceramah keagamaan maupun media elektronik lainnya. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah yang menjadi faktor penyebab Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam media sosial youtube dan bagaimanakah efek menanggulangi mengenai ceramah Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech)dalam media sosial youtube.

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis isi. Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Narasumber dalam akun youtube Talkshow tvOne dan News & Entertainment terdiri dari Habib Bahar, Ustadz Gus Miftah dan Masyarakat. Analisis data menggunakan analisis kualitatif.

Temuan data penelitian ini pertama, berasal dari dalam diri individu diantaranya keadaan psikologis dan kejiwaan individu. Faktor lainnya berasal dari luar diri individu. Diantaranya faktor lingkungan, faktor kurangnya kontrol sosial, faktor kepentingan masyarakat, faktor ketidaktahuan masyarakat, faktor politik yang lebih sering menjadi penyebab serta paling berpengaruh diantaranya faktor agama, faktor sarana fasilitas dan kemajuan

iv

teknologi, dan faktor dari dalam diri individu. Kedua, efek penanggulangan yang dilakukan komunikator dan komunikan dapat dilakukan dengan cara, yakni kognitif, afektif dan behavioral.

Kata kunci: Ujaran Kebencian (Hate Speech), Habib Bahar, Media Sosial Youtube

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Raabbil‟alamin, tidak ada kata terindah yang terucap dari lisan maupun terbesit dalam hati penulis selain rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga jari jemari ini mampu menuangkan kata demi kata untuk menjadi sebuah karya yang bermakna. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang tinggi akan peradaban dan budi pekerti yang luhur.

Suka dan cita mengiringi pembuatan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas ikut serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Dengan kerendahan hati dan rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Suparto, M.Ed, Ph.D., Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin Noor, M.Ag., serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dr. Cecep Castrawijaya, M.A. 2. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Armawati Arbi, M.Si, serta Sekretaris Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Edi Amin, M.A.

vi

3. Terima Kasih banyak kepada Bapak Dr. Sihabudin Noor, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Terima Kasih atas bimbingan, ilmu, dan pencerahan yang telah Bapak berikan selama mengerjakan skripsi. 4. Segenap dosen, karyawan dan staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang namanya tidak dapat penulis sabutkan satu persatu. Terima Kasih atas ilmu dan dedikasi yang diberikan kepada peneliti. Menjadi amal saleh yang terus mengalir 5. Kedua orang tua saya, Ayahanda Mugni Wahid, S.Ag dan Ibunda Ani Suharni atas doa yang tiada putus, kesabaran yang tiada bertepi dan kasih sayang yang tiada henti. 6. Saudara-saudari saya, Aaz Fauzi Wahid dan Kesha Apriani Wahid. Terima Kasih atas dukungan yang diberikan. 7. Yang tersayang, Noufal Arif Muhajir Al-Batawi. Terima Kasih atas perhatian semangat, dukungan dan kasih sayang yang tiada henti. 8. Sahabat tersayang, Ihda Ainin Nawawi, Ryandita Azlia Putri, Sivaul Fuadah, Risha Shafira Deskhansa, Silvie Fauziah, Bella Descia Pratiwi Ruhiyat, Mega Wulandari, Wahyuni, Rismaya Fitria Utami, Alifiya Tazkia, Winda Fadillah. Terima Kasih atas perhatian dan dukungan serta menemani untuk menyusun skripsi.

vii

9. Teman-teman KPI A angkatan 2015 yang selalu menjadi teman berjuang dari awal perkuliahan hingga lulus. 10. Seluruh besar KPI angkatan 2015 yang sudah memberikan inspirasi kepada penulis. 11. KKN Pencakar Langit, Terima Kasih atas pengalaman tak terlupakan selama sebulan di lokasi KKN. 12. Orang-orang yang telah memberikan dukungan, mohon maaf penulis belum cantumkan namanya. Peneliti berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikianlah pengantar yang dapat peneliti sampaikan, akhir kata peneliti mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam skripsi ini.

Jakarta, 03 Juli 2019

Maulida Wahid

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... PERNYATAAN...... i LEMBAR PENGESAHAN...... iii ABSTRAK...... iv KATA PENGANTAR...... vi DAFTAR ISI...... i

BAB I PENDAHULUAN…………...…………………………...1 A. Latar Belakang Masalah………………………………….....1 B. Permasalahan dan Batasan Masalah………………………...8 C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian………………...9 D. Kerangka Teoritis dan Konseptual………………………...10 E. Kajian Terdahulu…………………………………………..23 F. Sistematika Penulisan……………………………………...26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………...…………………..28 A. Pengertian Ujaran Kebencian……………………………...28 B. Teori Penyebab dan Akibat Ujaran Kebencian…………....32 C. Efek Penanggulangan Ujaran Kebencian……………….....39 D. Tinjauan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Islam dan Media Sosial……………………………………………….40 BAB III METODE PENELITIAN……………………………..55 A. Pendekatan Masalah…………………………………….....55 B. Subjek dan Objek Penelitian…………………………….....56 C. Sumber dan Jenis Data…………………………………….56 D. Penentuan Narasumber………………………………...... 57

ix

E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data……………..58 F. Analisis Data…………………………………………….....59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……....60 A. Faktor Penyebab Habib Bahar Melakukan Ujaran Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial Youtube…...62 B. Efek Penanggulangan Habib Bahar Melakukan Ujaran Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial Youtube…………………………………………………....87 BAB V PENUTUP……………………………………………..93 A. Kesimpulan………………………………………………...93 B. Saran…………………………………………………….....94 DAFTAR PUSTAKA………………………………………….96

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah “Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di Media Sosial Youtube”.Menarik untuk diteliti pertama, karena adanya kebebasan menggunakan media sosial yang tidak dapat dibendung, sehingga semakin banyak individu yang melanggar batasan-batasan kebebasan menggunakan media sosial. Kedua, ujaran kebencian yang dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok lain, dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain ceramah keagamaan maupun media elektronik lainnya. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah yang menjadi faktor penyebab Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam media sosial youtube dan bagaimanakah efek menanggulangi mengenai ceramah Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech)dalam media sosial youtube. Media sosial mempunyai ciri-ciri yaitu pesan yang disampaikan hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai banyak orang. Pesan yang disampaikan bebas tanpa harus melalui suatu Gatekeeper. Pesan yang disampaikan bebas cenderung lebih cepat dibanding media lainnya, dan penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

1

2

Dalam teori Stim ulus Organism Respons juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebagai individu, tapi sebagai sebagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, penggunaan teknologi merupakan keharusan. Sedangkan individu yang tidak terjangkau oleh terpaan pesan, diasumsikan tidak akan terpengaruh oleh isi pesan.1 Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site) atau sering disebut dengan media sosial (social media) seperti Youtube, Facebook, Twitter, Skype dan sebagainya merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan konten profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna juga sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber.2

Media sosial menjanjikan kemudahan berkomunikasi bagi manusia. Kebebasan berselancar di media sosial seperti menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap lapisan masyarakat . Memiliki akun media sosial sudah seperti hal yang lazim, bahkan ketika seseorang tidak memliki akun media sosial seperti tidak mengikuti zaman. Media sosial yang kini dapat memfasilitasi orang-orang untuk menyalurkan ekspresi serta mengeluarkan gagasan dengan bebas. Dengan beragam kemudahan yang ditawarkan oleh

1Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 22. 2Dr. Rulli Nasrullah, M. Si, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA Press), h. 43.

3

media sosial, maka semakin banyak pula masyarakat yang menggunakannya. Secara konsep, peran media sosial adalah untuk bertukar informasi forum diskusi. Bahkan, media sosial dapat disebut sebagai ruang publik baru (new public sphere) karena karakter yang dimiliki oleh media sosial. Media sosial memungkinkan setiap orang dapat memberikan informasi, hampir bisa disebut setiap orang dapat berperan sebagai produsen informasi, karena ketika sudah tersebar satu berita dan disebar oleh pengguna aktif lainnya, dan begitu selanjutnya secara berulang. Sehingga semua orang pengguna media sosial dapat disebut sebagai produsen informasi. Pengguna media sosial di Indonesia semakin meningkat. Dengan terbukanya beragam akses komunikasi di dunia maya, media sosial menjadi salah satu hal yang tidak dapat ditinggalkan atau tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Dirunut dari tahun 2017, pengguna media sosial di Indonesua terus meningkat. Berdasarkan data Asosiasi Pengguna Jaringan Internet Indonesia (APJII) per Januari 2017 menyebut ada 143,26 juta pengguna internet dan media sosial di Indonesia, dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat. Berbagai kemudahan termasuk forum diskusi banyak digunakan oleh para pegiat media sosial. Terlihat

4

dalam beberapa penelitian membuktikan adanya peningkatan intensitas diskusi di media sosial dalam berbagai bidang.3 Keluasan serta keterbukaan yang menjadi karakter utama dari media sosial membuat para pengguna terkadang tidak memahami batasan-batasan yang seharusnya tidak mereka lewati. Dengan kebebasan berselancar di media sosial, seseorang dapat dengan mudah mengutarakan ekspresinya dan terkadang menimbulkan beberapa efek negatif. Salah satunya yang terlihat jelas adalah hadir dan meningkatnya intensitas ujaran kebencian. Ujaran kebencian merupakan ucapan atau tulisan yang dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok lain yang berbeda baik ras, agama, keyakinan gender, etnis, kecacatan dan orientasi seksual.4 Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal dalam penjelasan Pasal 310 KUHP, menerangkan bahwa: menghina adalah menyerang kehormatan dan nama baik seseorang. Yang diserang ini biasanya merasa malu.5 Objek penghinaan adalah berupa rasa harga diri atau martabat mengenai

3Lihat di Anna Triwiwjayati, dkk, Gaya Pengambilan Keputusan Pembelian Pakaian Secara Online Pada Generasi Z Indonesia. Jur. Ilm. Kel. & Kons, Vol. 11, No. 1, September 2018, h. 1. 4Pia Khoirotun Nisa, “Sosiologi Komunikasi Massa Dalam Teori dan Praktek”, (Jakarta, 2016), h. 84 5R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap Pasal demi Pasal, (, Politea; 1991), h. 225.

5

kehormatan dan mengenai nama baik orang baik bersifat individual ataupun komunal (kelompok). Kasus mengenai ujaran kebencian kerap kali terjadi di Indonesia, dengan alasan kebebasan berekspresi di media sosial bukan berarti tidak ada batasannya.Indonesia sebenarnya sudah punya aturan tersendiri mengenai ujaran kebencian di sosial media. UU NO. 40 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang biasa kita kenal dengan UU ITE. Di Indonesia, pers dianggap sebagai lembaga sosial yang menjadi alat komunikasi massal, sistem pers di Indonesia sudah mengalami beberapa perubahan dalam beberapa undang-undang, antara lain UU No. 11 Th 1996 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pers dan UU no. 40 th. 1999 tentang Pers. 6 Dalam undang-undang terakhir tahun 1999, pers didefinisikan sebagai lembaga sosial dan bahan komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Dalam Social Responsibilty ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi pers sebagai pelayan masyarakat. Selain itu, dengan Social Responsibility, pers diharapkan dapat melaksanakan kontrol sosial, sehingga pers tidak hanya merupakan milik individu yang bekerja untuk kepentingan

6Lihat di Bachruddin Jusuf habibie, Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, digi-journalism, h. 1-11.

6

pribadi semata, tetapi pers dapat menjadi milik masyarakat yang melayani dan berusaha menghilangkan kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat.7 Sementara itu segala aktivitas pers tergantung pada falsafah yang dianut oleh masyarakat dimana pers itu berada, Lyod Sommerlad menyatakan, sebagai institusi sosial, pers mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda tergantung pada sistem politik dan ekonomi.Kebebasan pers (freedom of the press) adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan menerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah. Melalui kebebasan pers masyarakat akan dapat mengetahui berbagai peristiwa, termasuk kinerja pemerintah, sehingga muncul mekanisme kontrol terhadap kekuasaan, maupun masyarakat sendiri. Karena itu, media dapat dijuluki sebagai pilar keempat demokrasi, melengkapi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sebab, internet memberi kemudahan akses warga dalam membuat akun di situs jejaring sosial hingga membuat situs sendiri pada kenyataannya menambah sumber- sumber untuk memproduksi dan mendistribusikan media.8 Padahal, media pers (cetak, radio, televisi, online,) dan wartawan atau jurnalis sesungguhnya merupakan kepanjangan

7Lihat di Inge Hutagalung, Dinamika Sistem Pers di Indonesia, JURNAL INTERAKSI, Vol. II, No. 2, Juli 2013, h. 54. 8Dr. Rulli Nasrullah, M. Si, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA Press, 2013), h. 47.

7

tangan dari hak-hak sipil publik, masyarakat umum atau dalam bahasa politik desebut rakyat. Dimana kekuasaan berada di tangan rakyat, publik punya hak mkontrol terhadap kekuasaan agar tidak terjadi penyalah gunaan kekuasaan. Dalam kondisi itulah dibutuhkan pers yang secara bebas dapat mewakili publik untuk mengakses informasi. Maka dari itu social responsibility dan freedom of the press saling berkaitan. Beragam kasus mengenai ujaran kebencian kerap muncul mewarnai dinamika media sosial masyarakat Indonesia. Belum lama ini, ujaran kebencian telah sampai di tataran orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi. Salah satu akun youtube telah mengundang pro dan kontra, di dalam debatnya Ali Mochtar bersama Habib Bahar selaku , ia mengatakan bahwa, Imam Ahmad di dalam hadisnya adalah “Siapa yang menghina pemimpinnya, maka Allah akan menghina dia”.

Dan adapun surat Al-Hujuraat Ayat 12-13 yang berbunyi :

           

           

 . .          

         

            

Yang artinya adalah “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka (kecurigaan),

8

sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?Tentu kamu merasa jijik.Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”(12).“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti” (13).9 Tentu bukan hal yang asing lagi di telinga ketika disebut namaHabib Bahar. Habib Bahar memulai aksi perlakuan ujaran kebencian terhadap presiden Jokowi dalam pidatonya di panggung acara ikhtitam di Palembang. Isi ceramah Habib Bahar berdurasi 2 menit yang viral di media sosial khususnya youtube mengandung ujaran kebencian yang menyebut Jokowi pengkhianat, banci, bahkan menilai bahwa Jokowi yang sebelumnya merupakan penjual mebel, tidak pantas menjadi Presiden RI. Habib Bahar membuat ujaran kebencian terhadap presiden Jokowi sampai tersebar di seluruh media sosial.

B. Permasalahan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

9Lihat di Ahmad Thamyis “Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi), h. 66.

9

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: a. Apa saja yang menjadi faktor penyebab Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial? b. Bagaimanakah efek penonton mengenai Habib Bahar yang telah melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial? 2. Batasan Masalah Mengingat luasnya kajian ilmu dakwah dan komunikasi, dalam penelitian ini, penulis membuat pembatasan penelitian yang ada di masalah penelitian terpilih. Pembatasan penelitian terletak pada isi video ceramah Habib Bahar dalam Media Sosial Youtube dan pada umumnya melihat literatur-literatur yang terkait dalam pokok pembahasan ini, penelitian ini dilakukan pada tahun 2019.

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: a. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan pelaku melakukan ujaran kebencian (Hate Speech) dalam media sosial.

10

b. Untuk mengetahui efek penonton yang dilakukan Habib Bahar karena telah melakukan ujaran kebencian (Hate Speech) dalam media sosial. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan memberikan masukan bagi perkembangan ilmu dakwah dan komunikasi khususnya dakwah tentang faktor penyebab Habib Bahar melakukan ujaran kebencian (Hate Speech) dalam media sosial. b. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang mengambil jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dalam mencari sebuah informasi.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka teoritis Kerangka teoritis merupakan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi yang dianggap relevan. 10 Membahas permasalahan dalam penelitian ini penulis mencoba mengadakan pendekatan- pendekatan menggunakan teori penyebab dan akibat terjadinya ujaran kebencian dan efek penanggulangan ujaran kebencian atau kejahatan.

3 Prof. Dr. Hamidi, M.Si. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. cet. 3 (Malang: UMM Press, 2010), hal.02.

11

Faktor-faktor ini berpokok pangkal pada lingkungan di luar dari diri manusia (ekstern) terutama hal yang mempunyai hubungan dengan timbulnya kejahatan.11 a. Faktor Ekonomi Perkembangan perekonomian di abad modern, ketika tumbuh persaingan bebas, menghidupkan daya minat masyarakat dengan memasang iklan-iklan dan sebagainya. Hal ini cenderung menimbulkan keinginan-keinginan untuk memiliki barang atau uang sebanyak-banyaknya sehingga dengan demikian, seseorang mempunyai kecendrungan pula untuk mempersiapkan diri dalam berbagai cara penipuan dan sebagainya. b. Faktor Agama Norma-norma yang terkandung di dalam agama semua mengajarkan kebenaran dan kebaikan, dan agama itu senantiasa baik dan membimbing manusia kearah jalan yang diharuskan, maka tidak akan berbuat hal-hal yang merugikan orang lain termasuk tindakan mengujar kebencian. Sebaliknya, jika agama itu tidak berfungsi bagi manusia, hanya sekedar lambang saja, maka tidak berarti sama sekali, bahkan iman manusia akan menjadi lemah. c. Faktor Bacaan

11Soejono, D, Doktrin-Doktrin Kriminologi, hal. 42.

12

Faktor yang dapat menimbulkan kejahatan atau ujaran kebencian yaitu faktor bacaan yang buruk, porno, kriminal contohnya mulai cerita-cerita, menghina orang, gambar erotic, dan pornografi, dan yang berhubungan dengan seksm sehingga cenderung dapat memberikan dorongan terhadap perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum atau kejahatan. d. Faktor Film (termasuk televisi) Pengaruh film terhadap timbulnya kejahatan atau mengujar kebencian hampir sama dengan pengaruh bacaan, hanya bedanya terletak pada khayalan si pembaca atau penonton. Bacaan dapat menimbulkan khayalan secara tidak langsung tentang kejadian yang dibacanya, sedangkan penonton dapat langsung menganalohikan dirinya pada film yang sedang ditontonnya. 2. Teori Stimulus Organism Respons (S-O-R) Melvin De Fleur Teori komunikasi massa yang dimengerti. Paul Lazarsfeld dan Robert Merton telah mendiskusikan kecenderungan komunikasi massa untuk memperkuat status qou ekonomi dan sosial, dan ahli teori komunikasi Joseph Klapper telah menunjukkan bahwa dampak umum komunikasi massa adalah penguatan sikap.12

12Werner J. Severin, james W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan, h. 146-147

13

Kerangka teori ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan teori yang akan dipakai sebagai suatu landasan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model teori Stimulus Organism Respons atau juga bisa disebut teori jarum hipodermik. Model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan dan media) yang amat perkasa dalam mempengaruhi komunikasi. Dikatakan dengan model teori jarum suntik atau stimulus organism respons karena dalam model ini dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikkan langsung dalam jiwa komunikan. Model ini juga disebut dengan Bullet Theory (teori peluru) karena komunikan dianggap secara pasif menerima suatu pesan-pesan komunikasi.13 Teori stimulus organism respons juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebagai individu, tapi sebagai sebagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, penggunaan teknologi merupakan keharusan. Sedangkan individu yang tidak terjangkau oleh terpaan pesan, diasumsikan tidak akan terpengaruh oleh isi pesan.14

13Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, cet. 8, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) h. 6. 14Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 22.

14

Asumsi dasar teori ini bahwa dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya “how to communicate”, dalam hal ini “how to change the attitude”, bagaimana mengubah sikap komunikan. 15 Untuk memahami bagaimana media (konten pesan ceramah mengenai ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di Youtube) menimbulkan sikap, maka langkah pertama adalah: a. Stimulus (konten pesan dari ceramah Habib Bahar melakukan ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube) yang diberikan kepada organism (penonton) dapat diterima atau ditolak, maka proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus (konten pesan dari ceramah Habib Bahar melakukan ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube) tidak efektif dalam mempengaruhi organism (penonton), maka tidak ada perhatian dari organism (penonton). Dalam hal ini stimulus (konten dari ceramah Habib Bahar melakukan ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube) adalah efektif dan ada reaksi. b. Langkah berikutnya adalah stimulus (konten pesan dari ceramah Habib Bahar melakukan ujaran

15Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si, Sosiologi Komunikasi (Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat), cet. Ke 5 (Jakarta: Kencana, 2006), h. 281.

15

kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube) telah mendapat perhatian dari organism (penonton), maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus (konten pesan dari ceramah Habib Bahar melakukan ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube) atau correctly comprehended. Kemampuan dari organism (penonton) inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. c. Langkah terakhir adalah bahwa organism (penonton) dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga terjadi kejadian untuk perubahan sikap. Fokus penelitian dalam teori ini adalah pada efek atau akibat pesan media diantaranya: a. Efek Kognitif Akibat yang timbul pada diri komunikan sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan membahas tentang bagimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak diharapkan dapat terus merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, benci, marah dan sebagainya. c. Efek Beharvioral

16

Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku tindakan atau kegiatan.16 3. Konseptual a. Ujaran Kebencian Dalam era sekarang,kebebasan berpendapat sudah menjadi hak bagi setiap orang.Setiap individu dapat bebas berekspresi di media sosial. Semenjak hadirnya kebebasan di media sosial, maka mulai dikenal kata ujaran kebencian atauhate speech di media sosial, dimana seseorang tanpa beban dapat menghina, mengejek atau membully orang yang tidak ia sukai di media sosial, bahkan sampai bisa melakukan pencemaran nama baik.Dalam ujaran kebencian memiliki tujuh komponen sehingga seseorang dapat dikatakan telah melakukan ujaran kebencian diantaranya: pernyataan penghinaan, pencemaran nama baik, pembohongan publik, memprovokasi, penistaan, penghasut dan kebencian.17 b. Media Sosial Media merupakan salah satu hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat global.Hampir sebagian besar masyarakat dunia melakukan komunikasi melalui media.Dengan segala kemudahan yang ditawarkan, media menjadi suatu alat yang sangat digandrungi

16Warner J. Severin, “Teori Komunikasi (Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa)”, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 16. 17 Pia Khoirotun Nisa, “Sosiologi Komunikasi Massa Dalam Teori dan Praktek”, (Jakarta, 2016), h. 85

17

masyarakat untuk berkomunikasi.Definisi media sosial menurut Kaplan dan Haenlein adalah sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologis dan teknologi web 2.0 yang memungkinkan terjadi penciptaan dan pertukaran yang dihasilkan dari pengguna konten.18 Pengertian dari web 2.0 adalah internet generasi kedua, dimana internet generasi kedua ini lebih baik dari pada generasi pertama.Pada generasi pertama hanya digunakan untuk mencari informasi dan hanya orang- orang yang memiliki pengetahuan teknis saja yang bisa memanfaatkan potensi internet, maka digenerasi kedua ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua orang bahkan orang awam bisa memanfaatkan internet untuk berinteraksi dan bersosialisasi.19 Sehingga dapat dikatakan bahwa media sosial merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membuka komunikasi dua arah secara interaktif dan memberikan kesempatan untuk bertukar informasi serta ruang untuk kebebasan berekspresi. Media sosial dapat diartikan sebagai medium di internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja

18Kaplan dan Haenlein, “Users of the Worlds,Unite!TheChallenge and opportunities of Social Media”. Bussines Horizon 2010, h.59 19 Andy Shera, Step by Step internet marketing, (Jakarta: Pt Elex Media Kompetindo), h. 119

18

sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. 20 Sehingga satu hal yang wajar ketika seseorang menjadikan media sosial sebagai tempat berekspresi dan berkarya secara bebas tanpa batasan.Meskipun banyak kesamaan antara media sosial dan media siber, namun ada perbadaan diantara keduanya.Dimana ada beberapa karakteristik dari media sosial yang tidak dimiliki oleh media siber. Berikut adalah karakteristik dari media sosial: c. Pesan Suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang atau bahasa lainnya disampaikan kepada orang lain.21 Kemudian pesan ini juga bisa disampaikan secara bebas, tidak harus melalui Gatekeeper.Selain itu, penyampaian pesan di media sosial juga cenderung jauh lebih cepat daripada media lainnya.Ciri terakhir bahwa yang menentukan waktu untuk berinteraksi adalah si penerima pesan. d. Jaringan (Network) Antar Pengguna Media sosial memilki karakter jaringan sosial.Media sosial terbangun dari struktur sosial yang

20Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 11 21Effendy, Management Information Systems, (Bandung: Mandar Maju, 1989), h. 224.

19

terbentuk di dalam jaringan atau internet.Jaringan yang terbentuk antar pengguna merupakan jaringan yang secara teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi, seperti komputer, telepon genggam, atau tablet.Jaringan yang dimaksud sebagai karakteristik media sosial adalah media sosial pada dasarnya terbentuk dari sistem yang berjejaring atau manusia yang saling terkoneksi dengan bantuan teknologi.22 e. Informasi Informasi dapat dikatakan sebagai entitas penting dalam media sosial. Sebab tidak seperti media lain di internet, pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan informasi berdasarkan informasi. Bahkan informasi menjadi semacam komoditas dalam masyarakat informasi.Informasi diproduksi, dipertukarkan, dan dikonsumsi yang menjadikan suatu informasi tersebut bernilai.23 f. Arsip Bagi pengguna maedia sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun arsip juga merupakan salah satu

22Lihat di Jalu Aji Pamungkas, Tindak Pidana Ujaran Kebencian di Media Sosial (Analisis Putusan PN Jakarta Selatan No. 820/Pid.Sus/2017/PN Jkt-Sel), repository.Uinjkt.ac.id, h. 30. 23Lihat di Neng Dewi Kurnia, dkk, Hubungan Pemanfaatan Media Sosial Instagram dengan Kemampuan Literasi Media di UPT Perpustakaan ITENAS. Tahun 8, Vol. 8, No. 1, Mei 2018, h. 4.

20

kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial. Dengan mudahnya seseorang yang menyimpan data di media sosial, dapat mengunggahnya lagi atau melihatnya lagi kapan saja. Setiap informasi yang diunggah tidak akan hilang begitu saja saat pergantian hari, bulan maupun tahun.24 g. Interaksi Secara sederhana, interaksi yang terjadi di media sosial minimal berbentuk saling mengomentari atau memberikan tanda tanda yang ada di media sosial. Seperti halnya ketika kita melihat seseorang mengunggah foto, kita bisa berinteraksi dengan orang tersebut dengan cara memberikan like ataupun komentar. 25 h. Simulasi Sosial Dalam pemahaman simulasi, dapat dilihat dari karya Jean Boudrillard yang membahas mengenai. Boudrillard mengungkapkan makna simulasi bahwa kesadaran akan yang real di benak khalayak semakin berkurang dan tergantukan dengan realitas semu. Hal tersebut disebabkan oleh adanya imaji yang disajikan media secara terus menerus. Khalayak seolah tidak

24Zulfikri Amsyah, Manajemen Kearsipan, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2003), h. 5. 25Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005), h. 23.

21

dapat membedakan antara yang nyata dan yang ada di layar kaca.26 i. Konten Oleh Pengguna Hal yang menjadi basis dari media sosial adalah kekayaan informasi, karena setiap individu berhak mengunggah informasi apapun. Oleh karena itulah term ini menunjukkan bahwa setiap konten di media sosial sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi masing-masing individu atau pemilik akun.27 j. Penyebaran Penyebaran merupakan karakter lainnya dari media sosial. Medium ini tidak hanya menghasilkan konten yang dibangun dari dan dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh penggunanya. Praktik ini menunjukkan bahwa khalyak aktif menyebarkan konten sekaligus mengembangkannya. k. Level Realitas di Media Sosial Sebuah realitas yang terjadi di media sosial bisa dilihat melalui dua konsep, yakni konten dan bentuk (form) media sosial. Menurut Taylor dan Every sebuah aksi dari komunikasi dan interaksi yang terjadi di

26Lihat di Neng Dewi Kurnia, dkk, Hubungan Pemanfaatan Media Sosial Instagram dengan Kemampuan Literasi Media di UPT Perpustakaan ITENAS. Tahun 8, Vol. 8, No. 1, Mei 2018, h. 4. 27Lihat di Neng Dewi Kurnia, dkk, Hubungan Pemanfaatan Media Sosial Instagram dengan Kemampuan Literasi Media di UPT Perpustakaan ITENAS. Tahun 8, Vol. 8, No. 1, Mei 2018, h. 5.

22

internet harus dilihat pula dari apa yang membawa (site) komunikasi itu dan apa yang tampak dari yang disampaikan. Berdasarkan hal tersebut, realitas sosial di media siber yang ada di media sosial bisa dibagi ke dalam dua kerangka besar, yakni level mikro maupun makro. Level mikro berada dan merujuk pada teks yang dikonstruksi oleh pengguna, sedangkan level makro merujuk pada konteks yang mengelilingi teks.28 Ada empat level dalam realitas sosial siber di media sosial. Level-level ini bisa juga digunakan sebagai panduan dalam meneliti realitas dan hubungannya antara online- offline.29 Level-level tersebut antara lain: a) Ruang Media (Media Space) b) Dokumen Media (Media Archive) c) Level Objek Media (Media Object) d) Level pengalaman (Experiential Stories) l. Youtube Youtube merupakan sebuah website yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi video yang mereka miliki, atau sebatas menikmati berbagai video klip yang diunggah oleh berbagai pihak. Terdapat berbagai macam video yang dapat diunggah ke situs ini, seperti

28Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 59. 29Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 60.

23

misalnya video edukasi, film pendek, trailer film dan masih banyak lagi.30

E. Kajian Terdahulu Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan Utama, Repository.com dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ada beberapa skripsi yang fokusnya sama, yaitu mengenai penerapan teori Stimulus Organism Respon (SOR) dan penelitian kualitatif, namun belum ada satupun yang mengambil objek penelitian pada ceramah Habib Bahar di youtube. Beberapa skripsi yang menjadi referensi atau pembanding yang penulis pelajari, diantaranya adalah: 1. Skripsi yang pertama ialah karya Endah Sri Rahayu, mengenai “Ujaran Kebencian di Media Sosial (Studi Sikap Komunikasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2012)”, yang ditulis oleh Endah Sri Rahayu, mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sikap mahasiswa terhadap ujaran kebencian di media sosial. Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan

30Lihat di Fatty Faiqah, dkk, Youtube Sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Makassarvidgram, Jurnal Komunikasi KAREBA, Vol. 5, No. 2, Desember 2016, h. 259.

24

subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Endah Sri Rahayu, yang membahas tentang “Ujaran Kebencian di Media Sosial (Studi Sikap Komunikasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2012)”. Pada skripsi ini sama-sama meneliti ujaran di media sosial dan menggunakan metode analisis kualitatif. Perbedaannya terletak pada objek Penelitian, objek yang penulis teliti adalah mengenai ujaran kebencian terhadap sikap mahasiswa prodi komunikasi dan penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2012. 2. Skripsi yang kedua ialah karya Rizki Amalia, mengenai “Efek Tayangan On The Spot Terhadap Pesan Media Massa Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman”, yang ditulis oleh Rizki Amalia mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawaran, tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sikap mahasiswa terhadap tayangan On The Spot terhadap pesan media massa. Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Rizki Amalia, yang membahas tentang “Efek Tayangan On The Spot Terhadap Pesan Media Massa Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman”. Pada skripsi ini sama-sama meneliti masalah pada media sosial dan menggunakan teori efek komunikasi massa yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Perbedaannya

25

terletak pada subjek dan objek Penelitian, objek yang penulis teliti adalah mengenai ujaran efek tayangan on the spot terhadap pesan media massa bagi mahasiswa prodi komunikasi di Universitas Mulawarman dan menggunakan metode analisis kuantitatif. 3. Skripsi yang ketiga ialah karya Meri Febriyani, mengenai “Analisis Faktor Penyebab Pelaku Melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Media Sosial”, yang ditulis oleh Meri Febriyani, mahasiswi Jurusan Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Lampung Bandar Lampung, tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor dan penyebab pelaku melakukan ujaran kebencian di media sosial. Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Meri Febriyani, yang membahas tentang “Analisis Faktor Penyebab Pelaku Melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Media Sosial”. Pada skripsi ini sama-sama meneliti ujaran kebencian di media sosial konsep pembahasan dan menggunakan metode analisis isi kualitatif. Perbedaannya terletak pada subjek dan objek Penelitian, subjek dan objek yang penulis teliti adalah mengenai Analisis Faktor Penyebab Pelaku Melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Media Sosial. 4. Skripsi yang keempat ialah karya Kiki Rizkiyah Albarikah, mengenai “Pesan Moral Dalam Film (Analisis

26

Isi Kualitatif Pesan Moral Dalam Film Trash)”, yang ditulis oleh Kiki Rizkiyah Albarikah, mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pesan moral dalam film Trash. Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Kiki Rizkiyah Albarikah, yang membahas tentang “Pesan Moral Dalam Film (Analisis Isi Kualitatif Pesan Moral Dalam Film Trash)”.Pada skripsi ini sama-sama meneliti di media dan menggunakan metode penelitian analisis isi kualitatif. Perbedaannya terletak pada objek dan subjek Penelitian, objek yang penulis teliti adalah mengenai pesan moral dalam fim Trash.

F. Sitematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, penulis mengklarifikasikan permasalahan dalam beberapa bab yang saling berhubungan dan mengacu pada “Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sistematika penulisan pertama adalah BAB I yaitu PENDAHULUAN yang memuat latar bekalang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

27

Selanjutnya BAB II yaitu TINJAUAN PUSTAKA yang memuat pengertian dan teori yang mendukung penelitian. Di dalam bab ini dibahas tentang pengertian dan teori, pengertian ujaran kebencian secara umum, pengertian ujaran kebencian secara agama islam, dan teori penyebab dan akibat mengujar kebencian. BAB III yaitu METODOLOGI PENELITIAN, bab ini menjelaskan metode serta pendekatan penelitian yang digunakan, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, pengelohan data dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini membahas mengenai temuan hasil penelitian mengenai analisis isi ceramah Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di media sosial youtube. Yang terakhir BAB V yaitu PENUTUP, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan juga saran penulis atas permasalahan yang telah diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ujaran Kebencian Ujaran kebencian merupakan ucapan atau tulisan yang dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok lain yang berbeda baik karna ras, agama, keyakinan gender, etnis kecacatan dan orientasi seksual. Dalam era sekarang, kebebasan berpendapat sudah menjadi hak bagi setiap orang. Setiap individu dapat bebas berekspresi di media sosial. Semenjak hadirnya kebebasan di media sosial, maka mulai dikenal kata ujaran kebenciam atau hate speech di media sosial, dimana seseorang tanpa beban dapat menghina, mengejek atau membully orang yang tidak ia sukai di media sosial, bahkan sampai bisa melakukan pencemaran nama baik. Dalam ujaran kebencian memiliki tujuh komponen sehingga seseorang dapat dikatakan telah melakukan ujaran kebencian diantaranya: pernyataan penghinaan, pencemaran nama baik, pembohongan publik, memprovokasi, penistaan, penghasutan dan kebencian.1 Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site) atau sering disebut dengan media sosial (social media) seperti Youtube, Facebook, Twitter, Skype dan sebagainya

1Pia Khoirotun Nisa, “Sosiologi Komunikasi Massa Dalam Teori dan Praktek”, (Jakarta, 2016), h. 85.

28

29

merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan konten profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna seperti hate speech juga sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber.2 Dalam arti hukum, hate speech adalah perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukam yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut ataupun korban dari tindakan tersebut. Website yang menggunakan atau menerapkan hate speech ini disebut hate site. Kebanyakan dari situs ini menggunakan forum internet dan berita untuk mempertegas suatu sudut pandang tertentu. Para kritikus berpendapat bahwa istilah hate speech merupakan contoh modern dari novel Newspeak, ketika hate speech dipakai untuk memberikan kritik secara diam-diam kepada kebijakan sosial yang diimplementasikan dengan buruk dan terburu-buru seakan-akan kebijakan tersebut terlihat benar secara politik. Menurut R. Susilo menerangkan bahwa yang dimaksud dari “menghina” adalah “menyerang kehormatan dan nama baik seseorang”. Yang terkena dampak hate speech biasanya merasa malu. 3 Menurutnya, penghinaan terhadap satu individu ada 6 macam yaitu:

2Dr. Rulli Nasrullah, M. Si, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA Press). h. 43. 3R. Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politeia, 1983), h. 12.

30

1. Menista secara lisan 2. Menista dengan surat/tertulis 3. Memfitnah 4. Penghinaan ringan 5. Mengadu secara memfitnah 6. Tuduhan secara mefitnah Semua penghinaan tersebut hanya dapat dituntut jika ada pengaduan dari individu yang terkena dampak penghinaan, kecuali kalau penghinaan tersebut dilakukan kepada seorang pegawai negeri yang sedang melakukan pekerjaannya secara sah. Dalam arti Islam, Islam sebuah agama yang rahmatan lil alamin yang mengajarkan hubungan keTuhanan dan kemanusiaan secara baik dan benar dengan berbagai macam syarat yang ada didalamnya sebagai hukum dalam melaksanakan sesuatu agar tidak bertentangan dengan larangan agama. Kemanusiaan menuntun untuk kehidupan sosial kemasyarakatan yang sesuai dengan syariat, bertujuan untuk melindungi harkat serta martabat manusia. Setiap perilaku yang merendahkan harkat dan martabat manusia baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat tentu dilarang oleh Allah SWT.4 Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin benar- benar mengharamkan perbuatan menggunjing, mengadu domba, mematai-matai, mengumpat, mencaci maki,

4Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 60.

31

memanggil dengan julukan tidak baik, dan perbuatan- perbuatan sejenis yang menyentuh kehormatan atau kemuliaan manusia. Islam pun, menghinakan orang-orang yang melakukan dosa ini, juga mengancam mereka dengan janji yang pedih pada hari kiamat, dan memasukkan mereka dengan golongan orang-orang yang fasik, karena islam bukanlah agama yang mengajarkan untuk merendahkan orang lain. Ujaran kebencian sangat erat katanya dengan menyangkut harkat dan martabat orang lain, yang berapa penghinaan biasa, fitnah/tuduhan melakukan perbuatan tertentu, berita yang terkait dengan ujaran kebencian sangat besar pengaruhnya dan sangat jauh akibatnya, karena dapat menghancurkan reputasi, keluarga, karir dan kehidupan di dalam masyarakat tentunya. Didalam Alquran Allah SWT, berfirman: Dalam kitab Tafsir Jalalain, Imam Jalalaludin membagi tiga model karena ujaran kebencian yaitu: a. Sukhriyyah: yaitu meremehkan atau menganggap remeh orang lain karena sebab tertentu. b. Lamzu: yaitu menjelek-jelekkan dengan cacian atau hinaan atau dengan kejelekan orang lain. c. Tanabuz: yaitu model cacian atau penghinaan dengan menyebut atau memanggil lawan bicara dengan sebutan yang jelek, dan sebutan yang paling buruk adalah

32

memanggil wahai fasik atau wahai Yahudi pada orang Islam.5 Sementara dalam pandangan al-Ghazali perbuatan yang dilakukan oleh seseorang berupa ujaran kebencian adalah menghina (merendahkan) orang lain di depan manusia atau didepam umum. 6 Sedangkan Abdul Rahman Al-Maliki membagi penghinaan menjadi tiga: a. Al-Zammu: penisbahan sebuah perkara tertentu kepada seseorang berbentuk sindiran halus yang menyebabkan kemarahan dan pelecehan manusia. b. Al-Qadhu: segala sesuatu yang berhubungan dengan reputasi dan harga diri tanpa menisbahkan sesyatu hal tertentu. c. Al-Tahqir: setiap kata yang bersifat celaan atau mengindikasikan pencelaan atau pelecehan.7

B. Teori Penyebab dan Akibat Ujaran Kebencian Teori Abdulsyani menyatakan bahwa sebab-sebab timbulnya kejahatan atau mengujar kebencian dapat dijumpai dalam berbagai faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejahatan tertentu, sehingga faktor-faktor yang dapat menimbulkan jenis kriminalis:8 1. Faktor Intern

5Imam Jalaluddin, Tafsir Jalalain, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 428. 6Abdul Hamid Al-Ghazali, Ihyaul Ulumuddin, (Ciputat: Lentera hati, 2003), h. 379. 7Abdurrahman Al-Maliki, Sistem Sanksi Dalam Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), h. 12. 8Abdul Syani, Sosiologi Kriminologi, hal. 44.

33

Faktor intern dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Faktor intern yang bersifat khusus, yaitu keadaan psikologis diri individu, antara lain sakit jiwa, daya emosional, rendahnya mental, kebingungan. b. Faktor intern yang bersifat umum, dapat dikategorikan atas beberapa macam, yaitu umur, jenis kelamin, kedudukan individu di dalam masyarakat, pendidikan individu, masalah rekreasi atau hiburan individu. 2. Faktor Ekstern Faktor-faktor ini berpokok pangkal pada lingkungan di luar dari diri manusia (ekstern) terutama hal yang mempunyai hubungan dengan timbulnya kejahatan.9 a. Faktor Ekonomi Perkembangan perekonomian di abad modern, ketika tumbuh persaingan bebas, menghidupkan daya minat masyarakat dengan memasang iklan- iklan dan sebagainya. Hal ini cenderung menimbulkan keinginan-keinginan untuk memiliki barang atau uang sebanyak-banyaknya sehingga dengan demikian, seseorang mempunyai kecendrungan pula untuk mempersiapkan diri dalam berbagai cara penipuan dan sebagainya. b. Faktor Agama

9Soejono, D, Doktrin-Doktrin Kriminologi, hal. 42.

34

Norma-norma yang terkandung di dalam agama semua mengajarkan kebenaran dan kebaikan, dan agama itu senantiasa baik dan membimbing manusia kearah jalan yang diharuskan, maka tidak akan berbuat hal-hal yang merugikan orang lain termasuk tindakan mengujar kebencian. Sebaliknya, jika agama itu tidak berfungsi bagi manusia, hanya sekedar lambang saja, maka tidak berarti sama sekali, bahkan iman manusia akan menjadi lemah. c. Faktor Bacaan Faktor yang dapat menimbulkan kejahatan atau ujaran kebencian yaitu faktor bacaan yang buruk, porno, kriminal contohnya mulai cerita-cerita, menghina orang, gambar erotic, dan pornografi, dan yang berhubungan dengan seksm sehingga cenderung dapat memberikan dorongan terhadap perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum atau kejahatan. d. Faktor Film (termasuk televisi) Pengaruh film terhadap timbulnya kejahatan atau mengujar kebencian hampir sama dengan pengaruh bacaan, hanya bedanya terletak pada khayalan si pembaca atau penonton. Bacaan dapat menimbulkan khayalan secara tidak langsung tentang kejadian yang dibacanya, sedangkan

35

penonton dapat langsung menganalohikan dirinya pada film yang sedang ditontonnya. Dapat dikatakan bahwa film tidak kalah besar pengaruhnya terhadap timbulnya kejahatan dibandingkan bacaan. Adapun faktor akibat terjadinya kejahatan atau mengujar kebencian dalam media menurut teori lainnya yaitu sebagai berikut: 1. Teori Stimulus Organism Respons (SOR) Melvin De Fleur Teori komunikasi massa yang dimengerti. Paul Lazarsfeld dan Robert Merton telah mendiskusikan kecenderungan komunikasi massa untuk memperkuat status qou ekonomi dan sosial, dan ahli teori komunikasi Joseph Klapper telah menunjukkan bahwa dampak umum komunikasi massa adalah penguatan sikap.10 Kerangka teori ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan teori yang akan dipakai sebagai suatu landasan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model teori Stimulus Organism Respons atau juga bisa disebut teori jarum hipodermik. Model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan dan media) yang amat perkasa dalam mempengaruhi komunikasi. Dikatakan dengan

10Werner J. Severin, james W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan, h. 146-147

36

model teori jarum suntik atau stimulus organism respons karena dalam model ini dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikkan langsung dalam jiwa komunikan. Model ini juga disebut dengan Bullet Theory (teori peluru) karena komunikan dianggap secara pasif menerima suatu pesan-pesan komunikasi.11 Teori stimulus organism respons juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebagai individu, tapi sebagai sebagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, penggunaan teknologi merupakan keharusan. Sedangkan individu yang tidak terjangkau oleh terpaan pesan, diasumsikan tidak akan terpengaruh oleh isi pesan.12 Asumsi dasar teori ini bahwa dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” san “why” jelasnya “how to communicate”, dalam hal ini “how to change the attitude”, bagaimana mengubah sikap komunikan. 13 Untuk memahami bagaimana media (isi pesan mengenai ceramah ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden

11Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, cet. 8, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) h. 6. 12Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 22. 13Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si, Sosiologi Komunikasi (Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat), cet. Ke 5 (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 281.

37

Jokowi di media sosial youtube) menimbulkan sikap, maka langkah pertama adalah: a. Stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di media sosial youtube) yang diberikan kepada organism (penonton) dapat diterima atau ditolak, maka proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di media sosial youtube) tidak efektif dalam mempengaruhi organism (penonton), maka tidak ada perhatian dari organism. Dalam hal ini stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di media sosial youtube) adalah efektif dan ada reaksi. b. Langkah berikutnya adalah jika stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di media sosial youtube) telah mendapat perhatian dari organism (penonton), maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di media sosial youtube) atau correctly comprehended. Kemampuan dari organism (penonton) inilah dapat melanjutkan proses berikutnya. c. Langkah terakhir adalah bahwa organism (penonton) dapat menerima secara baik apa yang

38

telah diolah sehingga terjadi kejadian untuk perubahan sikap.14 Fokus skripsi dalam teori ini adalah pada efek pesan diantaranya: 1. Efek Kognitif Akibat yang timbul pada diri komunikan sifatnya formatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak diharapkan dapat terus merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, benci, marah dan sebagainya. 3. Efek Beharvioral Efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku tindakan atau kegiatan.15

14Lihat di Khalikul Bahri, Dampak Film Kartun Terhadap Tingkah Laku Anak (Studi Kasus Pada Gampong Seukeum Bambong Kecamatan Delima Kabupaten Pidie), Skripsi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, repository.ar-raniry.ac.id, 2017, h. 39. 15Warner J. Severin, “Teori Komunikasi (Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa)”, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 16.

39

C. Efek Penanggulangan Ujaran Kebencian Ujaran kebencian dalam keberadaannya dirasakan sangat meresahkan, disamping itu juga kebebasan yang ditawarkan oleh media sosial membuat masyarakat semakin melupakan fungsi sebenarnya dari media sosial. Karena mereka menganggap, melakukan hal tersebut adalah salah satu kebebasan berekspresi yang disajikan oleh media sosial. Juga mengganggu ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat berupaya semaksimal mungkin untuk menanggulangi ujaran kebencian tersebut. Efek ujaran kebencian yang telah dilakukan masyarakat khususnya Habib Bahar telah menjadi kemarahan bagi masyarakat yang menonton. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan sambil terus menerus mencari cara paling tepat dan efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Ujaran kebencian adalah masalah sosial yang bisa dilakukan oleh siapapun di seluruh negara semenjak dahulu dan pada hakekatnya merupakan produk dari masyarakat sendiri. Ujaran kebencian menjadi salah satu kejahatan yang sensitif di mata Allah dan hukum bagi negara Indonesia. Kejahatan dalam arti luar, menyangkut pelanggaran dari norma-norma yang dikenal masyarakat, seperti norma-norma agama, norma-norma hukum. Norma hukum dalam islamdan hukum dalam negara pada umumnya dirumuskan dalam kitab suci al-qur’an dan hadits dan undang-undang yang dipertanggungjawabkan oleh Allah SWT di akhirat dan aparat pemerintah untuk menegakkannya, terutama

40

kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Namun, karena kejahatan ujaran kebencian langsung mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, karena setiap orang mendambakan kehidupan bermasyarakat yang tenang dan damai. Menyadari tingginya tingkat kejahatan, maka secara langsung atau tidak langsung mendorong pula perkembangan dari pemberian reaksi terhadap kejahatan yang dilakukan Habib Bahar mengujar kebencian pada hakekatnya berkaitan dengan maksud dan tujuan dari usaha efek penanggulangan kejahatan mengujar kebencian tersebut.

D. Tinjauan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Islam dan Media Sosial 1. Konsep-Konsep Ujaran Kebencian (menghina) kepada pemimpin dalam Ajaran Islam Hakikatnya setiap manusia menurut ajaran islam adalah seorang pemimpin. Bagi manusia yang lahir ditakdirkan untuk saling mengenal, supaya tidak berprasangka buruk. Menjadi manusia merupakan fitrah sebagaimana yang telah diterapkan Allah dalam firman- Nya:

           

           

 . .          

         

            

41

Yang artinya adalah “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka (kecurigaan), sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?Tentu kamu merasa jijik.Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”(12).“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti” (13).16 Menjadi pemimpin merupakan amanahmanusia dari Allah SWT, juga selaras sebagaimana firman Allah yang satu ini:

           

           

      

Yang artinya adalah “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al- baqarah: 30)

16Lihat di Ahmad Thamyis “Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi), h. 66.

42

Di samping itu, kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain menjadi bukti bahwa hidup bermasyarakat juga merupakan fitrah manusia. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Sa’id meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan takwil ayat ini, bahwa sesungguhnya Allah mempertemankan manusia berdasarkan amal perbuatan mereka dengan kata lain, orang mukmin adalah teman orang mukmin lainnya di masa kapan pun dan di mana saja. Orang adalah teman orang kafir, di mana saja dan kapan pun berada. Iman bukanlah hanya sekedar angan-angan, bukan pula sebagai perhiasan (melainkan harus disertai dengan amal perbuatan), pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.17 Sedangkan dalam Al-Imam Fakhruddinal-Razi dalam tafsirnya “Maka Allah akan mengangkat seorang yang zalim seperti mereka sebagai penguasa. Sehingga apabila mereka ingin melepaskan diri dari pemimpin yang zalim tersebut, hendaknya mereka meninggalkan perbuatan zalim. Diriwayatkan dari Malik bin Dinar. “Dalam sebagian dalam kekuasaan-Ku. Barang siapa yang taat kepada-Ku, aku jadikan raja-raja itu sebagai rahmat baginya. Dan barang siapa yang durhaka kepada-Ku, aku jadikan raja-raja itu sebagai azab atas mereka. Janganlah kalian kepada-Ku, maka akan aku jadikan mereka mengasihi kalian.” (Al-Imam

17Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2005) h. 231

43

Fakhruddin al-Razi, al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, juz 13)18 Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Meyakini bahwa pemimpin tersebut terpilih semata- mata takdir Allah SWT b. Pemimpin zalim merupakan reperesentasi masyarakatnya yang juga zalim c. Anjuran bertobat bagi masyarakatnya dari kezaliman mereka 2. Bentuk-Bentuk Ujaran Kebencian (Hate Speech) Bentuk-bentuk ujaran kebencian (hate speech) dapat berupa tindak pidana yang diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KHUP), antara lain: a. Penghinaan Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal dalam penjelasan Pasal 310 KUHP, menerangkan bahwa: menghina adalah menyerang kehormatan dan nama baik seseorang. Yang diserang ini biasanya merasa malu.19 Objek penghinaan adalah berupa rasa harga diri atau martabat mengenai kehormatan dan

18Lihat di Ahmad Thamyis “Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi), h. 67. 19R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap Pasal demi Pasal, (Bogor, Politea; 1991), h. 225.

44

mengenai nama baik orang baik bersifat individual ataupun komunal (kelompok). b. Pencemaran Nama Baik Pengertian Pencemaran Nama Baik dalam KUHP dikenall juga penecemaran nama baik (defamation) ialah melakukan mencemarkan nama baik atau kehormatan sesorang melalui cara menyatakan sesuatu baik secara lisan maupun tulisan. c. Penistaan Penistaan adalah suatu perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya melakukan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut ataupun korban dari tindakan tersebut, sedangkan menurut Pasal 310 ayat (1) KUHP penistaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan cara menuduh seseorang ataupun kelompok telah melakukan perbuatan tertentu dengan maksud agar tuduhan itu tersiar (diketahui orang banyak).20 d. Perbuatan Tidak Menyenangkan Suatu perlakuan yang menyinggung perasaan orang lain. Sedangkan di dalam KUHP Perbuatan Tidak Menyenangkan diatur pada Pasal 335 ayat (1). Pasal 335 ayat (1): Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (2) barang siapa memaksa orang

20Pasal 310 ayat (1) KUHP, 1946.

45

lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran secara tertulis.21 e. Memprovokasi Menurut KBBI memprovokasi artinya adalah suatu perbuatan yang dilakukan untuk membangkitkan kemarahan dengan cara menghasut, memancing amarah, kejengkelan dan membuat orang yang terhasut mempunyai pikiran negatif danemosi.22 f. Menghasut Menurut R Soesilo menghasut artinya mendorong, mengajak, membangkitkan atau membakar semangat orang supaya berbuat sesuatu. Dalam kata “menghasut” tersimpul sifat “dengan sengaja”. Menghasut itu lebih keras dari pada “memikat” atau “membujuk” akan tetapi bukan “memaksa”.23 3. Aspek-Aspek Ujaran Kebencian (Hate Speech) Ujaran kebencian (hate speech) sebagaimana dimaksud, bertujuan untuk menghasut dan menyulut kebencian terhadap individu dan kelompok masyarakat dalam berbagai komunitas yang dibedakan dari aspek:24 a. Suku

21Pasal 310 ayat (2) KUHP, 2008. 22http:/kbbi.web.id/provokasi&ei/ , tgl 8 September 2017, pukul 16.49. 23R. Soesilo, Kitab Undang-Undangm Hukum Pidana (KUHP), hal. 136. 24Agus Rahardjo, cubercrime-Pemahaman dan upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2002), h. 29-30.

46

Mengusahakan dukungan umum, dengan cara menghasut untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan sehingga terjadinya konflik sosial antar suku. b. Agama Menghina atas dasar agama, berupa hasutan untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan c. Aliran Keagamaan Menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan- kegiatan keagamaan itu, dengan maksud untuk menghasut oranglain agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan.25 d. Keyakinan Kepercayaan Menyulutkan kebencian atau pernyataan permusuhan kepada keyakinan/kepercayaan orang lain sehingga timbulnya diskriminasi antar masyarakat. e. Ras Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada orang lain karena memperlakukan, pembedaan, pembatasan, atau pengurangan pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia.26

25Agus Rahardjo, cubercrime-Pemahaman dan upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2002), h. 29-30.

26Agus Rahardjo, cubercrime-Pemahaman dan upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2002), h. 31.

47

f. Antar Golongan Penyebar luasan kebencian terhadap antar golongan penduduk dengan maksud untuk menghasut orang agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan. g. Warna Kulit Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada orang lain karena perbedaan warna kulit yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia. h. Etnis Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada orang lain karena memperlakukan, pembedaan, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada etnis yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia. i. Gender Segala bentuk pembedaan, pengucilan, atau pembatasan yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, pemanfaatan atau penggunaan hak asasi manusia, yang didasarkan atas jenis kelamin.27 j. Kaum difabel

27Lihat di Nasrudin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender bekerja sama dengan Perserikatan Solidaritas Perempuan dan The Asia Foundasion), 1996, h. 7-8.

48

Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada kaum difabel, sehingga adanya pembatasan, hambatan, kesulitan dan pengurangan atau penghilangan hak penyandang kaum difabel. k. Orientasi seksual, ekspresi gender Menyulutkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain yang memiliki orientasi seksual sehingga terjadinya diskriminasi terhadap kaum tersebut.28 4. Sarana atau Alat yang digunakan untuk melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) Ujaran kebencian (hate speech) dapat dilakukan melalui berbagai media atau sarana, yang mengandung unsur-unsur ujaran kebencian, antara lain:29 a. Kampanye, naik berupa orasi maupun tulisan: Menyatakan pikiran didepan umum, baik melalui tulisan atau lisan, dengan menghasut orang untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan. b. Spanduk atau banner Mempertunjukkan atau menempelkan tulisan yang disertai dengan gambar dan memuat informasi di muka umum yang mengandung pernyataan kebencian atau penghinaan dengan maksud untuk menghasut

28Lihat di Nasrudin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender bekerja sama dengan Perserikatan Solidaritas Perempuan dan The Asia Foundasion), 1996, h. 7-8. 29Lihat di Meri Febriyani, Analisis Faktor Penyebab Pelaku Melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) Dalam Media Massa, jurnal.fh.unila.ac.id, h. 4.

49

orang agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan. c. Jejaring media sosial Ujaran kebencian (hate speech) yang dilakukan melalui media massa cetak atau elektronik30, yaitu: 1) Mendistribusikan atau mentransmisikan dan membuat dapat diaksesnya informasi elektronik atau dokumen elektronik yang memilki muatan penghinaan dan pencemaran nama baik. 2) Menyebarkan berita bohong untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan. d. Penyampaian pendapat di muka umum Menyatakan pikiran di depan umum, dengan menghasut orang untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan. e. Ceramah keagamaan Ceramah yang menghasut agar memusuhi, mendiskriminasi atau melakukan kekerasan atas dasar agama dengan menyalahgunakan isi kitab suci. f. Media massa cetak atau elektronik Mendistribusikan atau mentransmisikan dan membuat dapat diaksesnya informasi elektronik atau dokumen

30Lihat di, Rudyanto, Pengaruh Pemasaran Jejaring Media Sosial dan Keterkaitan Konsumen terhadap Niat Beli Konsumen, Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa, Vol. 11, No. 2, September 2018, h. 180.

50

elektronik yang memiliki muatan pernyataan permusuhan, kebencian atau penghinaan.31 g. Pamflet Menyiarkan, mempertunjukan atau menempelkan tulisan yang disertai dengan gambar di muka umum yang mengandung pernyataan kebencian atau penghinaan dengan maksud untuk menghasut orang agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan. 5. Perbuatan yang Memicu Terjadinya Ujaran Kebencian (Hate Speech) Kemajuan teknologi yang kini dirasakan semakin canggih nampaknya dirasakan sebagai suatu kemajuan yang luar biasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi ini terdapat di segala bidang kehidupan atau di segala sektor di dalam masyarakat, yang mempunyai akibat mudahnya seseorang atau masyarakat segala sesuatu yang berkenaan dengan hidupnya. Disisi lain, kemajuan teknologi yang canggih ini membawa dampak negatif pula, diantaranya ialah semakin menigkatnya kualitas kejahatan. Salah satumya saat ini Ujaran Kebencian atau yang lebih dikenal dengan Hate Speech.32

31Lihat di, Rudyanto, Pengaruh Pemasaran Jejaring Media Sosial dan Keterkaitan Konsumen terhadap Niat Beli Konsumen, Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa, Vol. 11, No. 2, September 2018, h. 181. 32Lihat di Jalu Aji Pamungkas, Tindak Pidana Ujaran Kebencian di Media Sosial (Analisis Putusan PN Jakarta Selatan No. 820/Pid.Sus/2017/PN Jkt-Sel), repository.Uinjkt.ac.id, h. 34.

51

Ujaran kebencian (hate speech) dapat berupa tindakan-tindakan penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, memprovokasi, menghasut, dan penyebaran berita bohong yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, baik diucapkan atau dilakukan secara langsung maupun melalui media terutama media sosial. Tindakan ujaran kebencian diatas disebabkan perbuatan yang mengandung unsur-unsur ujaran kebencian (hate speech), sebagai berikut: a. Segala tindakan dan usaha baik langsung maupun tidak langsung. Terdapat dua makna yang tidak bisa dipisahkan yaitu: 1) Berbagai bentuk tingkah laku manusia baik lisan maupun tertulis. Misal: pidato, menulis, menggambar. 2) Tindakan tersebut ditunjukan agar orang atau kelompok lain melakukan yang kita anjurkan/sarankan. Tinfakan tersebut merupakan dukungan aktif, tidak sekedar perbuatan satu kali yang langsung ditunjukan kepada target sasaran. b. Diskriminasi: pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan atau pelaksanaan hak asasi manusia dan

52

kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan dibidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. c. Kekerasan: setiap perbuatan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, dan psikologis. d. Konflik sosial: perseteruan atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidaksamaan dan menghambat pembangunan nasional. e. Menghasut: mendorong atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan diskriminasi, kekrasan atau permusuhan. f. Sarana: segala macam alata atau perantara sehingga suatu kejahatan bisa terjadi. Contoh sarana adalah buku, email, selebgram, gambar, sablonan di pintu mobil dan lain-lain.33 6. Media Sosial Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan

33Lihat di Jalu Aji Pamungkas, Tindak Pidana Ujaran Kebencian di Media Sosial (Analisis Putusan PN Jakarta Selatan No. 820/Pid.Sus/2017/PN Jkt-Sel), repository.Uinjkt.ac.id, h. 35-36.

53

wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Jejaring sosial merupakan situd dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman- teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain youtube, facebook, instagram, dan twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi komentar, serta mebagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses youtube dan instagram misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan masa konvensional dalan menyebarkan berita-berita. Oleh karena itu memanfaatkan sarana, fasilitas dan kemajuan teknologi bila penggunaan

54

cenderung ke arah yang negatif tentu akan berdampak buruk bagi penggunanya, namun bila internet dimanfaatkan ke arah yang positif pastilah akan memberikan efek positif pula mengingkatkan kecerdasan bagi penggunanya.34

34http://www.google.co.id/amp/s/ptkomunikasi.wordpress.com/2012/ 06/11/pengertian-media-sosial-peran-serta-fungsinya/amp// diakses pada tanggal 15 maret 2018, pada pukul 23:58 WIB.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah Analisis isi yang sifatnya kualitatif tidak hanya mampu mengidentifikasi pesan-pesan manifest, melainkan juga latent massages dari sebuah dokumen yang diteliti. Jadi lebih mampu melihat kecendrungan isi media berdasarkan context, (situasi yang sosial diseputar dokumen atau teks yang ditelliti), process (bagaimana suatu proses produksi media atau isi pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama) dan emergence (pembentukan secara bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan intepretasi) dari dokumen-dokumen yag diteliti.1 Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi atau informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.2 Selain metode pendekatan analisis isi yang digunakan peneliti, pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu pendekatan kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analisis isi kualitatif. Peneliti menggunakan analisis kualitatif untuk menganalisis data yakni dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan peneliti. Penelitian kualitatif dipergunakan untuk menemukan atau mengembangkan teori

1Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa, (2004) h. 144-147). 2Ellys Lestari Pembayun, Qualitative Research Methodology In Communication, (Jakarta: Ilmu Cendikia), h. 369.

55

56

yang sudah ada, data yang digunakan dalam penelitian kualitatif biasanya berupa observasi atau analisa secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian pendekatan kualitatif dilakukan untuk menganalisa isi dalam media sosial youtube yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab dan efek Habib Bahar melakukan ujaran kebencian (hate speech) kepada Presiden Jokowi dalam media sosial youtube.3

B. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah seorang warga negara Indonesia yang melakukan ujaran kebencian melalui ceramah dan sampai ke media sosial. Orang tersebut adalah Habib Bahar bin Smith yang kini sedang di penjara dan menjalani sidang mengenai ujaran kebencian yang dilakukannya. Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah konten youtube ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi.

C. Sumber dan Jenis Data Sumber data penelitian ini berasal dari data media sosial yang sudah tersebar dan data kepustakaan. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari dua jenis data, yaitu:4

3Consuelo G. Sevilla dkk, Pengantar Metode Penelitian, (1993) h. 7. 4Lihat di, Rizki Amalia, Efek Tayangan On The Spot Terhadap Pesan Media Massa Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, ejournal Ilmu Komunikasi, Vol. 3, No. 2, 2015, hal. 35.

57

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung berupa keterangan-keterangan dan pendapat dari para responden dan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan melalui wawancara. 2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang bersumber dari literatur-literatur yang mencakup dokumen-dokumen resmi. Data sekunder terdiri dari: a. Bahan Sekunder Yaitu bahan yang memberikan penjelasan berupa literatur-literatur/fakta dari website yang berhubungan dengan faktor penyebab pelaku melakukan ujaran kebencian (hate speech) dan tentang ITE. b. Bahan Tersier Yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia, Literatur-literatur dan hasil penelitian dan Media massa, pendapat masyarakat berupa kutipan-kutipan dalam media sosial, website, dan hasil karya ilmiah para sarjana.

D. Penentuan Narasumber Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narasumber merupakan orang yang mengetahui secara jelas atau menjadi sumber informasi.5 Narasumber dalam penulisan skripsi ini adalah pihak-pihak yang mengetahui secara jelas berkaitan

5Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ke-14, (Jakarta: Balai Pustaka), hal. 58.

58

dengan faktor penyebab dan efek Habib Bahar melakukan ujaran kebencian (hate speech) kepada Presiden Jokowi dalam media sosial youtube: 1. Habib Bahar 2. Ustadz/Ulama 3. Masyarakat

E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur pengumpulan Data a. Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literatur yang ada hubungannya dengan materi penelitian, berupa buku-buku, serta dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas b. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan teknik wawancara langsung dengan responden yang telah direncanakan sebelumnya. 2. Pengolahan Data Data yang terkumpul kemudian diproses melalui pengolahan dan pengkajian data. Data tersebut diolah melalui proses: a. Editing, yaitu memeriksa data yang didapatkan untuk mengetahui apakah data yang didapat itu relavan dan sesuai dengan bahasan. Apabila

59

terdapat data yang salah maka akan dilakukan perbaikan. b. Klarifikasi data, yaitu data yang telah selesai diseleksi kemudian diklarifikasi sesuai dengan jenis data yang telah sesuai dengan jenisnya dan berhubungan dengan masalah penelitian. c. Sistemasi data, yaitu menempatkan data pada masing-masing bidang pembahasan yang dilakukan secara sistematis.6

F. Analisis Data Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis guna menjawab permasalahan yang ada.

6Pengolahan Data Sistem Informasi Geografis, worldgroforestry.org, hal. 81.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum membahas hasil dari penelitian penulis, penulis menginformasikan terkait Biografi Habib Bahar bin Smith. Bahar bin Smith lahir di , Sulawesi Utara pada 23 Juli 1985. Pria berusia 33 tahun tersebut memiliki nama lain Habib Bahar atau Habib Bule. Sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara, dia berasal dari keluarga Arab Hadhrami golongan Alawiyyin bermarga Aal bin Sumaith, ayahnya bernama Ali bin Alwi bin Smith yang wafat pada 17 Oktober 2011, sedangkan ibunya bernama Isnawati Ali. Bahar mempunyai enam orang adik, tiga diantaranya adalah Ja’far bin Smith, Sakinah bin Smith, dan Zein bin Smith. Bahar mengenyam pendidikan di Darul Lughoh Wadda’wah Kecamatan Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Pada tahun 2009, Bahar menikahi seorang syarifah bermarga Aal Balghaits yang bernama Fadlun Faisal Balghaits. Dari pernikahannya dengan Fadlun, Bahar dikaruniai empat orang anak yaitu Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin Smith, Syarifah Aliyah Zharah Hayat Smith, Syaifah Ghaziyatul Gaza Smith, dan Sayyid Muhammad Rizieq Ali bin Smith. Bahar merupakan pendiri dan pemimpin Majelis Pembela Rasulullah sejak tahun 2007. Kantor pusat Majelis Pembela Rasulullah terletak di Pondok Aren, Selatan. Sementara pengikut Bahar mencapai ratusan orang yang

60

61

berdomisili di Ciputat dan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Bersama para anggota Majelis Pembela Rasulullah, Bahar kerap melakukan aksi razia dan penutupan paksa di beberapa tempat hiburan di Jakarta. Selain itu, Bahar juga mendirikan Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin yang mengadopsi sistem salaf di daerah Pabuaran, Kemang, Bogor.1 Dalam hasil penelitian ini menggunakan tabel untuk melihat beberapa pembahasan yang akan dijelaskan mengenai faktor dan penyebab serta efek penanggulangan yang dilakukan oleh Habib Bahar untuk mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi di media sosial khususnya Youtube.

No Faktor Penyebab Efek Penanggulangan Habib Bahar Habib Bahar Melakukan Melakukan Ujaran Ujaran Kebencian Kepada Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Presiden Jokowi dalam Media Sosial Youtube Media Sosial Youtube 1 Faktor Individu itu Efek Kognitif Sendiri 2 Faktor ketidaktahuan Efek Afektif masyarakat 3 Faktor sarana dan Efek Beharvioral fasilitas 4 Faktor politik

1https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahar_bin_Smith diakses pada tanggal 8 Juli 2019 pukul 10.00 wib.

62

5 Faktor kurangnya kontrol sosial 6 Faktor lingkungan 7 Faktor kemajuan teknologi 8 Faktor agama 9 Faktor kepentingan masyarakat

A. Faktor Penyebab Habib Bahar Melakukan Ujaran Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial Youtube Berdasarkan wawancara dan debat dalam video akun media sosial youtube Talkshow TvOne yang berdurasi 22:43 menitbahwa: “Habib Bahar ketika ditanya via telepon apa yang dimaksud isi ceramah habib? Kenapa sampai menghujat Presiden? Demi rakyat yang menderita, rakyat yang kelaparan, demi rakyat kehausan, demi islam, demi negara Indonesia, demi rakyat Indonesia, saya harus berbicara seperti itu.Dan itu saya ceramah dua tahun lalu acara di Palembang, ikhtitam arba’im ceramah bahas adab nabi, para ulama, maulid nabi, akhlak nabi, ceramah satu jam ada rentetan disitu. Jangan yang diambil dan disebar luaskan hanya 2 menit durasinya. Saya membahas orang-orang yang

63

ridho pada Tuhannya sebelum mereka bertemu pada Tuhannya, satu-satu dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Sebelum bahas pemerintah sebelumnya bahas para ulamanya terlebih dahulu, para ustadz, baru saya bahas pemerintah, rt, rw, camat, presiden”. 2

Gambar ke 1, Talkshow tvOne

Yang dimana video durasi 2 menit yang berhasil diunggah oleh News & Entertainment di media sosial youtube berisi: “2 tahun Jokowi jadi presiden, dengan kasus Ahok jutaan umat Islam datang tetapi Jokowi kabur, penghianat negara, penghianat rakyat, kayanya banci

2Berdasarkan hasil wawancara dan debat akun Talkshow Tvone (published) pada tanggal 03 Desember, 2018 di youtube.

64

itu, kalo kamu ketemu Jokowi buka celana kayanya haid itu, hanya janji-janji tetapi tidak makmur malah menjadi budak di negeri kita sendiri, semuanya kehausan dan kelaparan. Demi rakyat yang menderita, rakyat yang kelaparan, demi rakyat kehausan, demi islam, demi negara Indonesia, demi rakyat Indonesia, setuju ganti presiden? Jangan lagi punya presiden cungkring? 2019 harus ganti presiden setuju?”.3

Berikut adalah pernyataan lengkap Habib Bahar sedang ceramah dalam video berdurasi satu jam di youtube yang dipublikasikan oleh Adib Ghani pada tanggal 5 Desember 2018. 4 Yang dimana Habib Bahar yang tidak mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi yang berdurasi dari menit 01.00 sampai menit ke 37.11 dan bagian terakhir ceramah yang berduarasi 38.49 sampai menit ke1.02.00. Serta bagian Habib Bahar sedang mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi yang berdurasi dari menit 37.11 sampai menit ke 38.49. “Assalamualaikum bismilahhirrahmanirrahim Alhamdulillahi qhowiyu sulthonu al wabihil burhanu al maksud fil wujud kiromuhu wa ihsanu allahumma sholli wa salim wa barik wa karim wa adzim ala nuril anwar wa saril asrar wadryakil akhyar wa miftahi babil yasar sayidina wa

3Berdasarkanhasil video ceramah Habib Bahar dalam akun News & Entertainment(published) pada tanggal 26 November, 2018 di youtube. 4 Berdasarkan video ceramah Habib Bahar dalam akun Adib ghani (published) pada tanggal 5 Desember, 2018 di youtube.

65

maulana muhamadinil mukhtar wa alihil athar wa ashabihil akhyar adadani amillahi wa ifdalih amma ba‟du

Yang saya cintai yang saya muliakan para alim ulama, para habaib, para asatidz, para kyai, para tokoh masyarakat, para aparat pemerintah, wabilkhusus guru kita, para sesepuh, para habaib, para zuriyah nabi Muhammad saw, al habib Umar bin Abdul Aziz bin Shihab yang saya cintai yang saya muliakan, khadimul majlis arbain Habib Umar bin Alwi Asegaf, yang saya cintai yang saya muliakan al Habib Muhsin Ibn Abdullah al Habsi, yang saya cintai yang saya muliakan al Habib Mahdi Ibn Shihab beserta seluruh para habaib seluruh para zuriyah Nabi Muhammad saw. Yang ada di Kota Palembang beserta seluruh para hadirin, bapak- bapak, pemuda-pemuda, pecinta baginda Nabi besar Muhammad saw. Yang selalu dimuliakan oleh Allah SWT. Alhamdulillah segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Dialah Allah SWT. Yang Maha Besar dari segala sesuatu yang besar, sehingga yang besar selain Allah,kecil.Dialah Allah SWT. yang Maha Kaya dari segala sesuatu yang kaya, sehingga yang kaya selain Allah, miskin. Dialah Allah SWT. Raja di atas para raja, yang raja selain Allah, hamba. DialahAllah SWT. Yang Maha Hidup, yang hidup selain Allah pasti akan mati. Yang ada selain Allah pasti akan tiada, yang wujud selain Allah pasti akan binasa. Dialah Allah yang Maha Melihat, yang melihat selain Allah, buta terhadap warna-warna yang jauh, buta

66

terhadap warna-warna yang tersembunyi. Dialah Allah Yang Maha Mendengar, yang mendengar selain Allah, tuli terhadap suara-suara yang jauh dan suara-suara yang dekat akan menulikannya. Dialah Allah Yang Maha Berilmu, yang berilmu selain Allah adalah pencari ilmu. Dialah Allah yang Maha Tahu, yang tahu selain Allah adalah para pencari pengetahuan. Dialah Allah yang dimana pada malam yang mulia ini, kamu semua yang duduk di tempat ini, Allah pandang kamu dengan pandangan rahmat, Allah pandang kamu dengan pandangan kasih sayang, Allah pandang kamu dengan pandangan maghfirah, Allah pandang kamu dengan pandangan pengampunan, Allah letakkan dalam hatimu cahaya kemuliaan, cahaya keagungan, cahaya keluhuran, cahaya kelembutan, kenapa?? Karena duduknya engkau di sini mendapatkan keberkahan mendapatkan kemuliaan mendapatkan keutamaan daripadamaulid baginda agung Nabi besar Muhammad saw. Saudara-saudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah, Allah mengampuni kamu punya dosa-dosa yang telah lalu, mulai dari langkahan kaki kamu dari rumah menuju ke tempat ini, dari tempat ini kamu pulang menuju ke rumah Allah akan ampuni dosa-dosa kamu yang akan datang. Ini tempat menjadi tempat turunnya rahmat, menjadi tempat turunnya maghfirah, menjadi tempat turunnya hidayah, menjadi tempat turunnya inayah, hamba-hamba yang duduk di sini adalah hamba- hamba yang dipilih oleh Allah sebagai hamba-hamba yang

67

mendapatkan petunjuk, sebagai hamba-hamba yang ahli akhirat dihalalkan kedua matanya untuk memandang wajah indah baginda sayidina Muhammad saw. Pada malam hari yang mulia ini, kamu duduk berkumpul bersama ulama, kamu duduk berkumpul bersama orang-orang sholeh, “qola Rasulullah saw.: man saro ali man fakaannama saroni, man shofa aliman fakaannama shofaani, man jalasa aliman fakaannama jalasani fi dunya, fa man jalasani fi dunya ajlasuhum ayaumal qiyamah”, berkata Nabi Muhammad barangsiapa yang berkunjung kepada ulama, berkunjung kepada orang-orang sholeh, berkunjung kepada para habaib, para kyai, para asatidz, berkunjung kepada guru- guru agama, baik ketika mereka masih hidup ataupun mereka yang sudah meninggal, engkau berkunjung engkau berziarah ke makbarahnya, fakaannama zarani, maka seakan-akan berkunjung kepada aku kata Nabi Muhammad. Kamu mendatangi ulama, mendatangi para habaib, mendatangi orang-orang sholeh baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal dunia. Kenapa engkau mendatangi mereka padahal ada juga yang sudah meninggal dunia, engkau mendatangi kuburnya. Saudara-saudara berapa banyak kadang engkau mendatangi orang-orang ahli dunia yang masih hidup justru dengan engkau mendatangi mereka akan mematikan kamu punya hati. Berapa banyak kamu mendatangi orang-orang sholeh walapun mereka sudah meninggal justru akan menghidupkan kamu punya hati yang telah mati, al Imam Abdullah Ibn Mubarak qol:

68

“yahtajul insan ila ziyarati ma yubkim waiza lam yazidhu fil ahya iz qola ala siratihi fil amwat.” Al Imam Abdullah ibn Mubarak beliau berkata kita manusia butuh, butuh untuk apa? Butuh untuk berkunjung, butuh untuk berziarah, butuh untuk datang, datang kepada siapa? kepada sosok yang bisa membuat kamu menangis takut kepada Allah, butuh berkunjung kepada sosok yang dengan melihatnya mengingatkan kamu kepada Allah, dengan memandang wajahnya mengingatkan kamu kepada Nabi Muhammad, dengan engkau berkunjung kepadanya menambahkan ketaatan, ketakwaan dan kepatuhanmu kepada Allah SWT. waiza lam yazidhu fil ahya “kalo engkau kamu tidak bisa menemukan sosok tersebut dari kalangan orang-orang yang masih hidup, maka datangilah maka ambillah maka carilah maka pelajarilah dari mereka orang-orang yang sudah meninggal. man shofaha aliman fakaannama shofahani “barangsiapa yang mencium tangan ulama kata Nabi Muhammad sekan-akan dia mencium tanganku. Saudara- saudara bercerita tentang mencium tangan ulama, dalam kitab Tajul Arasy, al Habib Ali bin Husen Al Atos beliau menceritakan dulu di India ada seorang habaib ada seorang zuriyah nabi Muhammad, wali besar beliau tinggalnya di dalam hutan, ndak pernah pakai baju, ini habib pakai sarung, tidurnya di atas pohon, namanya al Habib Muhammad Mauladang Gal al Atos. Beliau di India, setiap hari orang-orang Hindu datang kepada beliau minta doa saudara-saudara. Setiap orang Hindu yang datang ke hutan

69

bertemu dengan beliau, pulang dari hutan mereka masuk Islam. Raja Hindu ini mulai khawatir, maka raja pergi ke hutan menemui Habib Muhammad, ini raja bilang “Habib, mulai sekarang stop berhenti habib kasih masuk saya punya rakyat masuk Islam. Makin hari tiap hari saya punya rakyat masuk Islam, kalo habib tidak berhenti kasih masuk Islam, saya punya rakyat saya bakal datang ke sini bakal bawa pasukan bakal saya ratakan ini hutan kalo habib masih tidak berhenti.“ Kata Habib Muhammad, saya tidak pernah paksa kamu punya rakyat untuk masuk agama saya, mereka datang ke sini mereka sendiri yang mau masuk agama saya. Kalo kamu mau datang bawa pasukan silahkan kamu datang bawa pasukan yang banyak. Besoknya raja itu dateng bawa pasukan gajah yang banyak saudara-saudara, ketika Habib Muhammad mengetahui hal itu Habib Muhammad memerintahkan nyamuk yang ada di hutan untuk melawan pasukan gajah tersebut sehingga pasukan gajah itu hancur berantakan, datang ini raja Hindu dihadapan Habib Muhammad, dia bertekuk lutut, dia minta maaf, dia mohon maaf, dia bilang saya minta maaf habib, saya minta ampun habib, saya janji ga bakal saya larang rakyat saya masuk agamanya habib, saya janji setiap hari jumat saya bakal dateng ke sini bawa makan-makanan untuk habib satu yang saya minta pada habib jangan pernah habib paksa saya untuk masuk agamanya habib, bener ini raja Hindu tiap jumat dia datang kepada Habib Muhammad Mauladang Gal dia kasih makanan dia cium tangan dia

70

dateng tiap jumat dia cium tangan dia kasih makanan dia pulang cium tangan. Setiap jumat ini raja Hindu cium tangan kepada Habib Muhammad. Akhirnya ini raja Hindu meninggal saudara-saudara, kamu tau orang Hindu kalo meninggal dibakar, ketika ini raja Hindu dibakar tubuhnya seluruh jasadnya terbakar seluruh jasadnya ancur jadi debu kecuali mulut dan tangannya yang tidak terbakar saudara- saudara. Kenapa mulut dan tangannya tidak terbakar? Karena tiap jumat dia mencium tangannya Habib Muhammad, itu keluarga raja Hindu datang ke Habib Muhammad, ini keluarga raja bilang “Habib, ini raja ketika meninggal seluruh jasadnya ancur kecuali mulut dan tangannya yang tidak hancur habib, kenapa ya habib kok bisa seperti ini? Kata habib karena setiap jumat dia dateng ke sini cium tangan saya sedangkan saya dalam keadaan terjaga dalam keadaan sadar setiap hari saya mencium tangannya baginda Nabi besar Muhammad saw. barangsiapa yang mencium tangan ulama seakan-akan dia mencium tanganku, barangsiapa yang duduk berkumpul bersama ulama, duduk berkumpul bersama orang-orang sholeh di majelis-majelis yang bae, di majelis-majelis mulia, di majelis-majelis yang agung, di masjid-masjid, di musola-musola, di majelis-majelis ilmu, di majelis zikir, engkau duduk berkumpul bersama ulama, maka seakan- akan kalian maka seakan-akan orang yang duduk bersama ulama ini duduk bersamaku di dunia kata Nabi Muhammad saw. dan barangsiapa yang duduk denganku di dunia, kelak

71

di yaumil qiyamah akan aku dudukkan dia bersamaku. Saudara-saudara kamu tau orang yang beruntung di akhirat orang yang berbahagia di akhirat, bukanlah hanya orang- orang yang datang sekedar bawa pahala zakat sekedar bawa pahala puasa sekedar bawa pahala solat sekedar bawa pahala haji, bukan. Tetapi orang-orang yang beruntung, orang-orang yang berbahagia di akhirat orang-orang yang kedua matanya dihalalkan oleh Allah untuk memandang wajah indah baginda sayidina Muhammad. Orang-orang yang berbahagia di akhirat orang-orang yang hidungnya dihalalkan oleh Allah untuk mencium wanginya jasad baginda Nabi Besar Muhammad saw. kelak di akhirat saya dan kamu tidak bisa berkumpul dengan nabi, tidak bisa memandang wajah nabi tidak bisa berkumpul di bawah benderanya nabi kalau di dunia kita jauh dari majelis- majelis Nabi Muhammad. Kamu tau kadar kedekatan kamu dengan nabi di akhirat, jarak jauh atau dekatnya kamu dengan nabi di akhirat itu menurut kadar kedekatan kamu di dunia dari majelis-majelis seperti ini. Kalo di dunia kamu dekat dengan majelis seperti ini, dekat dengan majelis ilmu dekat dengan majelis zikir dekat dengan majelis salawat tidak diragukan di akhirat kamupun akan dekat dengan baginda nabi besar Muhammad. Jarak jauh dekatnya kamu di dunia, jarak jauh dekatnya kamu di akhirat dengan nabi itu menurut jarak dekat jauhnya kamu di dunia dari para ulama. Kalo kamu di dunia dekat dengan para ulama dekat dengan orang-orang sholeh dekat dengan penyambung

72

lidah nabi dekat dengan pewaris perjuangan nabi dekat dengan penyambung lidah nabi penerus Nabi Muhammad, maka tidak diragukan di akhirat kamupun akan dekat dengan Nabi Muhammad. Tetapi kalau di dunia kamu jauh dari ulama jauh dari orang sholeh jauh dari majelis ilmu jauh dari majelis zikir jauh dari masjid jauh dari al-Quran jauh dari syariat jauh dari sunnah, maka tidak diragukan di akhirat kamupun akan jauh dari Nabi Muhammad. Kenapa? Karena majelis-majelis pada malam hari ini, majelis seperti ini, ini warisan Nabi Muhammad, ini warisannya nabi, nabi tidak mewarisi harta tidak mewarisi pangkat tidak mewarisi jabatan tidak mewarisi tahta dan kekuasaan tidak mewarisi emas permata, warisannya nabi ilmu, amal, akhlak, waro, khauf, ikhlas, sabar, takwa, istiqomah, zuhud, ibadah, qona’ah, khasyah dan lain-lainnya ini warisan nabi. Kamu duduk di sini pada malam hari ini untuk menerima warisan nabi Muhammad, maka setelah kamu mendapatkan warisannya nabi adakah warisan yang lebih mulia? Adakah warisan yang lebih agung? Adakah warisan yang lebih bermanfaat bagimu di dunia dan akhirat? Selain daripada warisan nabi, tidak ada saudara-saudara. Kalo mau dibandingkan di luar sana, kamu dapat warisan satu triliyun, kamu duduk di sini sesaat dapat warisan satu huruf itu ilmunya Nabi Muhammad, bagimu duduk sesaat di sini untuk mendapatkan satu huruf daripada warisannya nabi lebih mulia lebih bermanfaat lebih mahal lebih berharga bagimu di dunia dan akhirat daripada warisan di luar sana

73

satu triliyun yang malah hanya akan menyusahkan dan menyulitkan kehidupanmu di dunia dan di akhirat, maka bersyukur kamu kepada Allah, bersyukur kita kepada Allah pada malam hari ini Allah kumpulkan kita di majelis yang bae di saat hamba-hamba yang laen, di luar sana sibuk bermaksiat sibuk melakukan hal-hal munkarat, dalalat, sayiat, mukhalafat. Kita duduk di sini sibuk berzikir kepada Allah. Di luar sana hamba-hamba membasahi lidahnya dengan berdusta dengan berbohong dengan mencaci maki dengan namimah dengan ghibah dengan fitnah, kita duduk di sini lidah kita basah dengan mengagungkan Nabi Muhammad, memuji Nabi Muhammad, berzikir kepada Allah, basah dengan al-Quran, basah dengan bersalawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw. saudara- saudara kami duduk di sini mengagungkan nabi memuji nabi bersalawat kepada nabi, Nabi Muhammad tidak butuh kamu memuliakannya, Nabi Muhammad tidak butuh kamu mengagungkannya, Nabi Muhammad tidak butuh kamu bersalawat kepadanya, tetapi kamu yang butuh memuliakan Nabi Muhammad, kamu yang butuh mengagungkan Nabi Muhammad, kamu yang butuh bersalawat kepada Nabi Muhammad, kamu memuliakan Nabi, mengagungkan nabi, memuji nabi, bersalawat kepada nabi, itu tidak menambahkan kemuliaan Nabi Muhammad. Kamu tidak bersalawat, kamu tidak memuji, kamu tidak memuliakan itu juga tidak akan mengurangkan kemuliaannya nabi, siapa kita siapa nabi, kemuliaan nabi tidak ada batas. Walaupun

74

lautan jadi tinta, pohon jadi pena digunakan untuk melukis kemuliaan nabi , laut jadi tinta pohon jadi pena tidak akan cukup tidak akan sanggup melukis kemuliaan baginda besar Nabi Muhammad saw, karena begitu mulia Nabi Muhammad. Semua gembira, bahagia dengan lahirnya Nabi. Yang tidak bahagia dan tidak bangga dengan lahirnya Nabi itu cuma Iblis, ketika Nabi Muhammad lahir Iblis Teriak sekenceng-kencengnya, iblis menjerit kenapa? Karena Iblis mempunyai musuh besar yaitu baginda Nabi Muhammad. Abu Lahab yang pernah jadikan Nabi musuh, yang pernah ingin membunuh Nabi tetapi karena Abu Lahab Pernah merasakan gembiranya ketika Nabi lahir akhirnya Allah ringankan azab dan siksanya setiap hari senin, maka bagaimana dengan kita untuk memuliakan Nabi, mencintai Nabi, itu intisarinya maulid diceritakan sejarahnya Nabi Muhammad agar kita bisa mengambil intibar, intifa’ dari kisah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad seorang manusia yang dimana beliau kepanasan, kehujanan demi kalian sebagai umat. Beliau seorang manusia yang dimana dikatakan oleh Sa’idin Ali “Inna Rosulillah fi akhirin nafsi harraga safatayyi marratayin fa‟alagaitu sam‟i fa sami‟tuhu yaguul ummatii ummatii fa ghabidharafsilillah salallahu „alaihi wassalam” Rosulullah pada saat detik-detik terakhir nafasnya aku melihat Nabi Muhammad bibirnya bergerak dengan dua kali gerakan aku mendengar dan berkata “ummati ummati” agar iman sampe kepada umat, agar al-qur’an sampe

75

kepada umat, agar Islam sampe, agar sunnah sampe, agar para ulama, tetapi setelah semuanya sampe berkat perjuangan Nabi. Malah kamu campakkan, malah kamu sia- siakan, malah kamu belakangi. Yang kamu depankan urusan duniamu, urusan jabatanmu, urusan tahta dan kekuasaan yang kamu depankan. Solat kamu belakangi, syari’at kamu belakangi, akhirat kamu belakangi, iman, ajaran nabi tapi kamu belakangkan. Saudara-saudara apa Nabi mencintai dunia, bagaimana mungkin Nabi tertarik pada kesenangan dunia sedangkan bukan karena Nabi Muhammad dunia ada. Kita? Pagi, siang, sore, malam bermaksiat berjalan petentang petenteng kaya jagoan gapunya rasa takut kepada Allah SWT. Bagaimana kalo nanti Allah bertanya kepadaku “Hei Bahar kamu tidak malu berdosa kepadaku? Tidak malu melacur? Kamu tidak malu mabuk-mabukan? Kamu tutupi dosa-dosa kamu dihadapan makhluk, tetapi kelak dengan dosa-dosa yang kamu tutupi itu kamu berhadapan denganku”. Sungguh berbahagia ketika tinggalkan perkara yang membuat kamu jauh dari Allah. Syarat mati tidak harus tua tobatlah engkau, dekatkan engkau kepada Allah dari muda dengan menanam sesuatu yang baik. Dan sungguh beruntung bagi orang- orang yang ridho dengan Allah sebelum berjumpa Allah. Allah akan kumpulkan semua mahkluk manusia. Para Ulama-ulama, para kiyai, para Habaib, sudahakah kamu ikhlas? Sudahkah kamu menghidupkan Islam? Sudahkah? Sudahkah? Sudahkah kamu menghidupkan agama atau

76

sebaliknya kamu bukan menghidupkan agama, dakwah, tetapi cari hidup dalam agama. Ayat-ayat qur’an, Pesantren, Majelis, agama, kamu jadikan sebagai alata untuk mengisi perut kamu. Kata Allah kamu kera-kera bersorban oh ini ni ustad sering kalo ceramah pasang target puluhan juta. Kalo ada ustad pasang tarif ceramah ustad bangsat itu saudara-saudara. Oh ini nih kiyai dukung Ahok kata Allah yang berdiri di pintu penguasa untuk berharap sebagian dari harta-harta mereka. Oh ini ni kata Allah kamu ustad partai, kamu kiyai golkar, kamu ustad PDI, kamu habib kuning dulu, kamu Ustad gerindra. Gara-gara urusan partai kamu slaing berantem, gara-gara urusan bendera kamu berpecah belah. Kata Allah SWT Ustad, Kiyai, kamu gapapa masuk politik kalo kamu mengeluarkan kotoran dalam politik tapi kamu malah ikut ikutan kotor dan main kotor dalam partai, NU dan Muhammadiyah tersebut. Saudara-saudara kamu tahu Habib Salim bin Ahmad bin Jindan sekitar 40 tahunan sekitar 50 tahunan zamannya di podium kata beliau NU dulu dan sekarang tidak sama kata beliau, Muhammadiyah dulu dan sekarang tidak sama. Dulu NU menang Islamnya yang makmur kalo sekarang NU menang Nunya yang menang tujuan politik masing-masing. Ketemu di neraka Allah masukkan ke tempat neraka. Para jabatan dikumpulkan oleh Allah, rt, rw, camat, lurah, walikota, ibukota, gubernur, menteri, polisi, tentara, tidak ada pangkat dan tidak ada kekuasan pada hari itu, Jokowi tidak ada pada hari itu, Jokowi dipitnes hayakul oleh Allah,

77

yang raja hanya Allah SWT. Allah kumpulkan dan bertanya sudahkah rakyat kenyang? Sudahkah kamu sejahterakan rakyat? Atau sebaliknya Pejabat-pejabat biadab kamu bohongi rakyat, kalian hidup enak rakyat kelaparan, kamu khianatin kamu punya rakyat. Kamu kera-kera berdasi tempat kamu neraka kata Allah SWT. Saudara-saudara gausah munafik sekarang pejabat-pejabat kebanyakan bangsat. Pejabat sekarang yang gabisa disuap gakan bertahan lama. Jokowi kamu tahu presiden kurus kerempeng satu itu, dulu waktu masih kampanye dia berjanji oh silahkan demo saya, gapapa saya didemo saya undang makan bareng di Istana. 2 tahun Jokowi jadi presiden kasus Ahok, jutaan para Islam, jutaan para ulama, ribuan para Habaib, dibawah langit Jakarta meminta, menuntut keadilan dari presiden untuk menangkap Ahok malah presidennya kabur, presiden kabur, dasar pengkhianat bangsa, penghianat rakyat kamu Jokowi. Kamu kalo ketemu Jokowi buka celananya kayanya Haid itu Jokowi itu, kayanya banci itu, yang milih dia tanggungjawab dunia akhirat kamu, tukang mebel kamu pilih jadi presiden begitu jadinya. Dulu berjanji sekarang rakyat sejahtara? Malah yang sejahtera dan makmur orang barat. Kita pribumi di Indonesia? Menderita di negeri kita sendiri, kelaparan di negeri kita sendiri, kehausan di negeri kita sendiri, rakyatnya ditinggalkan saudara-saudara. Berapa banyak pejabat-pejabat sekarang, mulutnya ngomong toleran-toleran. Mereka ngomong kita bela agama

78

dibilang tidak toleran. Kamu tahu yang tidak toleran adalah Ahok yang menista al-qu’an. Ahok yang telah memaksa Jakarta berkumpul. Yang tidak toleran kiyai bangsat yang solawat dio dalam gereja. Jangan kamu pisahkan Indonesia dan Islam. Kalo bukan karena Islam gada Indonesia, kalo bukan Islam tidak akan ada merah putih. Darah pahlawan sudah tercampur dalam tanah Indonesia. Indonesia terbuka, merdeka dengan orang-orang suhada, orang-orang Islam. Penjajah orang asing, dari rusia dari mana kek andaikan penjajah datang yang lari terlebih dulu pejabat-pejabat congor itu. Kamu tahu saudara-saudara kita yang membela agama, mati demi negara, demi agama, demi islam. Hei Jokowo kamu sombongkan di atas kursi presiden masih diatas Allah. Kalo ada Ustad, Kiyai yang membela Ahok, orang Islam yang membela Ahok, mereka lebih babi, lebih anjing dari Ahok. Saudara-saudara kita tidak permasalahkan Ahok orang kristen tapi masalahnya mulut bangsatnya Ahok, mulut Jambannya Ahokm waktu di sidang nangis kaya banci. Kenapa kamu nangis? Biar Umat Islam iba sama kamu. Kamu nangis air mata munafik kamu. Bisa kamu kembalikan kamu hilangkan penderitaan mereka?. Dalam kitab Asifaf Bitarifi mustafa disitu dijelaskan tentang masalah istihzab. Kalo ada orang yang yang menghina Allah, menghina Nabi Muhammad, menghina Islam, menghina Al-Quran, dihalalkan darahnya untuk dibunuh. Insyaallah ulama-ulama adalah yang baik. Terakhir, janganlah jauh dari para ulama, barang siapa yang

79

mengikuti sesuatu kaum maka dia sama dengan kaum tersebut. Ikuti para ulama ambil amalan mereka. Ya habib kenapa kamu 33 tahun tidak tidur? Apa jawab beliau bagaimana saya bisa tidur melihat ke kanan surga melihat ke kiri nerakanya Allah SWT. Al Habib Muhammad Muladawilah 15 tahun solat subuh dengan wudhu isya. Syeikh Abu Bakar bin Salim 40 tahun solat subuh dengan wudhu isya. Al Habib Abdullah bin Ahlul Haddad shohibul rotid mujadidul Islam beliau di umur 3 tahun kena penyakit cacar menyebabkan mata beliau buta, tapi buta mata beliau tidak menyebabkan buta ainul basyirahnya beliau. Buta mata beliau Allah buka mata hati beliau. Sehingga di umur 7 tahun beliau hafal al-Quran. Di umur 9 tahun beliau hafal kutubus sittah Bukhari, Muslim, Sunan an-Nasa’i, Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah. Di umur 11 tahun beliau hafal kitab-kitab imam Ghazali Ihya Ulumuddin, Miyarul Ilm, Minjahul Abidin, Bidayatul Hidayah dan lainnya. Al Habib Muhammad bin Ali Maulaaidi bainal maghrib wal isya beliau habiskan baca surat al-Ikhlas 3000 kali. Al Habib Abdullah bin Husen bin Thohir setiap hari baca Ya Allah 25000 kali, La Ilaha Illallah 25000 kali, salawat kepada nabi 25000 kali. Al Habib Umar bin Syer bin Smith 16 tahun tidak pernah menyandarkan punggungnya di satu benda apapun. Itu keadaan mereka para ulama. Al Imam Syarori 3 bulan berturut-turut tidak makan, makan tanah, kenapa? Karena makanan dan minuman di daerah beliau itu semuanya syubhat. Al Imam Syairoti pengarang Muhaddab

80

beliau tidak pernah mau makan sayuran yang berasal dari Damaskus, kenapa? Karena sayuran dari Damaskus ditanam di tanah-tanah milik pejabat, itu keadaan mereka para salafuna sholeh. Maka ikuti mereka dengan kamu mengikuti mereka maka Allah akan mencintaimu sebagaimana Allah mencintai mereka. Allah akan memberikan kepada kamu apa-apa yang Allah berikan kepada mereka, mereka Allah kasih anugerah, kamupun Allah kasih anugerah, mereka Allah kasih rahmat, kamupun Allah kasih rahmat, mereka Allah kasih keramat, kamupun Allah kasih keramat. Satu contoh kami punya guru al Imam Habib Idrus bin Salim al Jufri pendiri al Khairat, beliau punya murid saudara-saudara namanya Haji Amin, ini Haji Amin taat betul dengan Habib Idrus, itu al Khairat dulu dari kayu semua, itu Habib Idrus kantornya di atas guru tua, di atas santri. Kalo Habib Idrus panggil dia punya nama “Amin”, ini haji Amin ini kalo dengar dipanggil ini dia tidak naek tangga tapi loncat dari atas ke bawah, kenapa? Karena ga mau membuat habib Idrus menunggu terlalu lama, dan akhirnya dia diajak oleh Habib Idrus, ayo Amin kamu ikut kita nyebrang laut, dibawa ini Haji Amin oleh Habib Idrus nyebrang laut mau dakwah, di tengah-tengah perjalanan sorban Habib Idrus jatuh, ini haji Amin langsung loncat dia, dia loncat di tengah laut lepas ga pake disuruh dia loncat, diambil sorban Habib Idrus, dia balik lagi ke perahu, ketika dia balik ke perahu, itu semua orang lihat dia, kenapa? Karena tidak ada satu titikpun basah dia punya

81

baju. Ternyata apa, Haji Amin jalan di atas air saudara- saudara. Kenapa Allah kasih dia keramat? Karena ngikut shohibul karomah. Kami punya guru juga di Manado itu, beliau habib keramat namanya Habib Abdullah bin Umar As-Segaf, keramat Tondano asalnya dari Palembang mungkin habib habib tersebut tau. Di Manado, keramat Tondano Habib Abdullah bin Umar as-Segaf manakibnya beliau berasal dari Palembang. Nah ini beliau punya murid begitu juga, muridnya mendapatkan keramat begitu juga gurunya mendapatkan keramat, kenapa mereka? Mahbubal mahbub mahbub muhibbal mahbub mahbub, orang-orang yang dicintai oleh Allah, orang-orang itupun akan dicintai oleh Allah, dan orang-orang yang mencintai orang-orang yang dicintai oleh Allah, orang-orang itupun akan dicintai oleh Allah. Yang terakhir saudara-saudara, didik kamu punya anak dengan didikan Nabi Muhammad, tidak ada pendidikan yang lebih baik daripada pendidikannya Nabi adaban ya rabbi fa ahsana ta‟dibi, kata Nabi Allah yang mendidikku Allah yang mengajari aku sehingga sebaik-baik pendidikan adalah pendidikan ku. Kamu sebagai suami harus didik kamu punya istri dengan didikan Nabi Muhammad. Kenapa? Karena kamu punya istri hirsul lakum kata Allah itu istri kamu itu ladang bagi kamu, kalo kamu bercocok tanam di tanah yang bae hasilnya bakal bae, kalo kamu bercocok tanam di tanah yang kering kerontang di tanah yang rusak hasilnya pun bakal rusak. Maka didik kamu punya istri, sebab seorang ibu seorang istri kamu ini

82

mualimah muaddibah mudarrisah pendidik guru pengajar pertama bagi putera puteri kamu, ga heran Hadramaut melahirkan para aulia, Hadramaut melahirkan para ulama, Hadramaut melahirkan para fuqaha, kenapa? Tanah Hadramaut melahirkan para ulama para aulia itu tidak terlepas dari kepribadian wanita-wanita yang ada di sana. Sampe-sampe diceritakan oleh Habib Ahmad bin Hasan Al Atos, beliau cerita seperti ini dulu aku pernah menemukan catatan tangan seorang wanita, yang di mana itu wanita mencatat dengan tangannya syarah kitab manhajnya Imam Subkhi, itu kalo ga salah ada enam jilid. Itu perempuan tulis dengan tangannya, diakhir tulisan bangsanya al Amudi ini perempuan. Di akhir tulisan itu perempuan bilang tolong dikasih uzur bila ada kata-kata yang salah, karena aku menyusun ini kitab dalam keadaan menyusui anak-anakku. Ga heran saudara-saudara anak-anak di sana jadi ulama, orang ibunya sambil nyusuin sambil nulis syarah kitab manhaj sambil ini sambil ini. Kamu punya anak-anak suka dangdut mungkin dulu istri kamu waktu nyusuin suka dengerin lagu dangdut, makanya anak-anak kamu suka dengerin lagu dangdut. Kita doakan para habaib-habaib kita, semoga Allah panjangkan umur beliau, Allah sehatkan jasmani dan rohani beliau, Allah SWT. panjangkan umur beliau, Allah kasih rizki yang halal yang barokah.“

Banyak pernyataan yang dibahas dalam wawancara dan debat tersebut bahwa faktor penyebab Habib Bahar

83

melakukan ujaran kebencian (Hate Speech) khususnya penghinaan yang sudah meluas sampai media sosial youtube antara lain: 1. Faktor individu itu sendiri Faktor kejiwaan individu itu sendiri dapat menyebabkan kejahatan mengujar kebencian seperti daya emosional yang telah dilakukan oleh Habib Bahar bin Smith dalam ceramahnya yakni ucapan, kata-kata yang dilontarkannya. Selain itu rendahnya mental, sakit hati dengan korban, dendam menjadi penyebab individu itu sendiri. 2. Faktor ketidaktahuan masyarakat Faktor ketidaktahuan masyarakat juga merupakan penyebab terjadinya tindak kejahatan ujaran kebencian (hate speech) khususnya penghinaan yang dilakukan Habib Bahar sampai ke media sosial. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat dan kurang mengenal korban yaitu Presiden Jokowi inilah yang menyebakan kejahatan mengujar kebencian ini terjadi di masyarakat yang tergolong tidak tahu akan ada efek mengenai kejahatan ujaran kebencian khususnya penghinaan di depan publik. 3. Faktor sarana dan fasilitas Faktor sarana dan fasilitas juga berpengaruh pada era globalisasi sekarang ini, dan itu juga berpengaruh pada tumbuh pesatnya media elektronik khususnya media sosial youtube sehingga penyebaran informasi semakin

84

mudah, cepat dan efektif untuk didapatkan. Sehingga seseorang yang melakukan penyebaran mengambil kesempatan yang sebenarnya informasi tersebut lengkap bisa terjadi manipulasi, serta tidak ada batasnya untuk seseorang yang tidal bijak menggunakan sarana tersebut dalam penggunaan alat komunikasi. Menurut Habib Bahar dalam hasil wawancara di youtube Talkshow TvOne yang menyatakan bahwa faktor penyebab kenapa hanya 2 menit saja yang diambil dalam ceramah saya?, sebenarnya saya ceramah selama 1 jam tidak langsung membahas tentang pemimpin negara ini, sebelumnya saya membahas adab Nabi, akhlak Nabi, sejarah-sejarah Rosulullah terlebih dahulu baru saya bahas pemimpin negara ini yang sebagaimana masyarakatnya merasakan kelaparan, kehausan dan lain sebagainya. Tambahnya bahwa pemimpin seperti apa dulu yang harus kita dukung, hormati, jika ada masalah pemimpin kabur itu bukan pemimpin namanya. 4. Faktor politik Faktor politik juga berpengaruh, karena sudah menyangkut pemimpin, negara dan masyarakat. Yang dimana di dalam ceramah Habib Bahar mengajak dan menghasut masyarakat yang menontonnya untuk bersama-sama setuju bahwa presiden Indonesia harus diganti. 5. Faktor kurangnya kontrol sosial

85

Faktor kurangnya kontrol sosial yaitu kurangnya kontrol internal yang wajar dari pihak atau lingkungan dalam keluarga yang seringkali tidak mau tahu akan kondisi anggota keluarganya tersebut, dan dari pihak eksternal yang mana masyarakat tidak memperdulikan akan kejadian-kejadian kejahatan yang terjadi disekitarnya, hilangnya kontrol tersebut dan tidak adanya norma sosial atau konflik norma-norma yang dimaksud. 6. Faktor lingkungan Lingkungan adalah tempat utama dalam mendukung terjadinya prilaku kejahatan mengujar kebencian yang telah dilakukan Habib Bahar. Faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah: a. Lingkungan yang memberi kesempatan untuk melakukan kejahatan tersebut b. Lingkungan pergaulan dan lingkungan ajaran pendidikan yang memberi contoh dan teladan 7. Faktor kemajuan teknologi Faktor kemajuan teknologi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sangat membawa pengaruh yang besar terjadinya kejahatan ujaran kebencian (hate speech) dalam media sosial. Dengan perkembangan informasi teknologi orang mudah melakukan komunikasi secara tidak langsung. Sehingga mudah untuk masyarakat mendapatkan informasi yang tidak menemui batas waktu maka dari itu tingkat penyebaran seseorang mendapatkan kebebasan untuk melakukannya.

86

Kedua, faktor yang menyebabkan terjadinya penyebaran informasi khususnya di media sosial youtube karena masyarakat yang pada waktu Habib Bahar berpidato atau ceramah sedang menonton, mendengar, menyimak dan merekam kejadian tersebut lalu di published atau upload. Dalam kasus tersebut faktor kemajuan teknologi sangat berpengaruh selagi masyarakat mempunyai kebebasan. Habib Bahar ceramah di Palembang acara ikhtikam, beliau ceramah dengan kata-kata yang seharusnya tidak disampaikan sebagai Habib dan penceramah. Menghina sesama manusia dan pemimpin negaranya sendiri tentu bukan hal yang baik. Ditambah Habib Bahar menghasut para jama’ah atau masyarakat yang menontonnya langsung maupun tidak langsung. 8. Faktor agama Faktor agama juga berpengaruh, faktor ajaran islam yang dipelajari Habib Bahar tidak sesuai atau salah dalam memahaminya. Menurut Habib Bahar dalam wawancara dengan wartawan di media televisi bahwa sampai membusuk di penjara pun saya tidak mau minta maaf kepada Presiden Jokowi. Pendapat Ustadz Gus Miftah tentang ceramah Habib Bahar bahwa selaku Zuriyahnya benar-benar baik berarti harus di dukung tetapi ketika dia ceramah isinya adalah provokasi dan menghina dimana di dalam islam setelah menghina apapun apalagi fisiknya

87

haruslahme minta maaf lebih baik dan dihormati dibandingkan tidak.5 9. Faktor kepentingan masyarakat Masyarakat cenderung tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi dikemudian hari dengan melakukan kejahatan ujaran kebencian (hate speech) dan menyebarkannya dalam media sosial. Banyak masyarakat yang melakukan ujaran kebencian karena memiliki tujuan tertentu diantaranya mengenai hal pribadi, politik, SARA, maupun hanya sekedar hanya ingin dikenal banyak orang. Dalam kasus Habib Bahar beliau mengatakan bahwa “Demirakyat yang menderita, rakyat yang kelaparan, demi rakyat kehausan, demi Islam, demi negara Indonesia, demi rakyat Indonesia, saya harus menyampaikannya.” Dalam paparannya memang untuk kepentingan masyarakat.

B. Efek Penanggulangan Habib Bahar Melakukan Ujaran Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial Youtube Setelah membahas faktor penyebab Habib Bahar melakukan ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di media sosial Youtube, maka adanya efek penanggulangan oleh masyarakat yang telah menonton tayangan atau video Habib Bahar ceramah mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi,

5Berdasarkan published video di Youtube oleh akun HS Production pada tanggal, 2 Desember, 2018.

88

dijelaskan dalam fokus penelitian efek komunikasi massa sebagai berikut: 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah efek yang timbul dari media massa, salah satunya adalah youtube dan merupakan media massa yang paling banyak dilihat dan ditonton oleh masyarakat. Terdapat 3 efek pesan media massa salah satunya efek kognitif. Sesuai dengan apa yang menjadi fokus penelitian, peneliti telah menganalisis akun youtube yang bernama News & Entertainment. Dari hasil yang didapatkan, bahwa media youtube memiliki pengaruh sangat besar bagi penontonnya dalam meberikan informasi yang mereka tayangkan. Media dapat menimbulkan beberapa pembentukan kognitif bagi penontonnya, dengan memberikan tayangan berupa pengetahuan dan menambah informasi dapat menimbulkan persepsi dan tanggapan bagi penontonnya. Masyarakat yang tergantung pada media cenderung menganggap informasi yang diberikan oleh media adalah suatu kebenaran yang harus mereka ketahui, akibatnya pada penontonnya seperti ini dapat dengan mudah terkena terpaan media salah satunya yaitu youtube sebagai media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan pisau analisis yang peneliti gunakan yaitu Stimulus Organism Respons, dimana pesan media mendapat peranan penting untuk penonton yang menerima dan menolak sehingga dengan mudah

89

terpengaruh mengenai informasi yang telah diberikan oleh media youtube apalagi dengan adanya ceramah Habib Bahar yang mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi. Penonton yang pasif akan menganggap media adalah benar dalam memberi informasi.

Gambar ke 2, News & Entertaiment

Dalam hal ini informasi yang diperoleh yaitu tayangan ceramah Habib Bahar di youtube, dimana tayangan ini komunikan sangat mempengaruhi penonton dengan hasutan yang diujarkan oleh Habib Bahar tentang Presiden Jokowidalam akun youtube News & Entertainment durasi 2 menit, yaitu:

90

“2 tahun Jokowi jadi presiden, dengan kasus Ahok jutaan umat Islam datang tetapi Jokowi kabur, penghianat negara, penghianat rakyat, kayanya banci itu, kalo kamu ketemu Jokowi buka celana kayanya haid itu, hanya janji-janji tetapi tidak makmur malah menjadi budak di negeri kita sendiri, semuanya kehausan dan kelaparan”.6 Peniliti mendeskripsikan bahwa semua informan adalah penonton yang bersifat pasif sehingga mereka mudah terkena efek pesan media massa yaitu pada efek kognitif. Yang mana pada semua jawaban yang diberikan menunjukan bahwa mereka dapat menerima pesan yang disampaikan oleh tayangan akun youtube News &Entertainment sehingga pesan yang diterima menjadi keuntungan bagi mereka. 2. Efek Afektif Berbagai video yang disuguhkan oleh tayangan di media sosial youtube yang memuat Habib Bahar mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi tersebut, dapat menimbulkan efek afektif yaitu efek yang membuat penontonnya terbawa suasana atas apa yang mereka tonton, sehingga akan menimbulkan perasaan setelah mereka menonton tayangan di media sosial youtube. Disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yaitu Stimulus Organism Respons, penonton merasa terlibat

6Berdasarkanhasil video ceramah Habib Bahar dalam akun News & Entertainment(published) pada tanggal 26 November, 2018 di youtube.

91

secara emosional denga apa yang diberikan oleh tayangan ujaran kebencian ceramah Habib Bahar kepada Presiden Jokowi, tayangan tersebut dapat memberikan sesuatu yang sangat emosional karena semangatnya komunikator menyampaikan pesan kepada organism. Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, jawaban yang didapatkan yaitu semua dari mereka memiliki perasaan yang sama oleh komunikator sampaikan, rasa ikut iba, benci, puas, semangat, senang dan lain sebagainya. 3. Efek Behavioral Efek behavioral yaitu merupakan akibat yang pada diri khalayak dalam bentuk perilaku tindakan atau kegiatan. Efek ini merupakan efek pesan media massa yang ketiga setelah efek kognitif dan efek afektif. Efek behavioral dapat diperoleh khalayak dari media youtube melalui tayangan yang diberikan. Dari berbagai video di youtube yang mamuat pada ujaran kebencian ceramah Habib Bahar kepada Presiden Jokowi, memberikan informasi kepada penontonnya dengan berbagai macam kata dan bahasa yang disusun oleh komunikator, sehingga dapat mengakibatkan adanya perilaku meniru dan tindakan melaporkan terhadap penonton setelah mereka monoton tayangan tersebut. Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa mayoritas dari mereka yang menonton dan mendukung terhadap Presiden Jokowi, merasa kecewa dan melaporkan ke pihak yang bertanggung jawab setelah mendengar dan

92

menonton tayangan Habib Bahar ceramah untuk mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi. Hal tersebut sesuai teori yang peneliti gunakan sebagai pisau analisis penelitian yaitu Stimulus Organism Respons, yang mengatakan bahwa media merupakan peranan yang aktif sehingga penonton menerima dan terjadi perubahan sikap.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan skripsi ini maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab Habib Bahar melakukan ujaran kebencian (hate speech) dalam media sosial youtube, yaitu faktor dari dalam individu (internal) diantaranya psikologis dan kejiwaan, faktor ketidaktahuan masyarakat, faktor dari luar individu yaitu faktor lingkungan, faktor kepentingan masyarakat, faktor politik, faktor agama yaitu Habib Bahar sendiri adalah Habib dan keturunan Nabi, faktor sarana dan fasilitas serta kemajuan teknologi. Akan tetapi faktor yang paling sering menjadi penyebab kejahataan mengujar kebencian adalah faktor dari individu itu sendiri dan daya emosional yang tinggi, selain itu faktor sarana fasilitas dan kemajuan teknologi yang semakin canggih menjadi urutan nomor dua yang paling berpengaruh karena kebebasan yang diberikan kepada masyarakat yang tidak bisa dibendung. 2. Efek penanggulangan yang dilakukan Habib Bahar kepada Presiden Jokowi menjadi rangkuman efek kognitif yaitu efek dimana masyarakat yang menonton

93

94

tayangan yang diunggah oleh akun youtube Saudara Nusantara yang beri Habib Bahar mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi yaitu menerima dan menyimak. Yang kedua efek afektif yaitu dimana masyarakat yang menonton tayangan yang diunggah oleh akun youtube Saudara Nusantara yang berisi ceramah Habib Bahar mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi yaitu ikut merasa iba, dengki, benci. Yang terakhir efek behavioral yaitu efek dimana masyarakat ikut bertindak dengan melaporkan Habib Bahar kepada yang berwajib karena telah mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan: 1. Perlunya kerjasama lebih antara Habib, Ulama, Ustadz, penegak hukum, organisasi masyarakat dan masyarakat untuk melakukan pencegahan yang dimana masyarakatnya atau beliau masih belum paham dan mengetahui apa itu Ujaran Kebencian (Hate Speech), UUD yang mengatur mengenai Ujaran Kebencian (Hate Speech), dalam aturan ajaran agama Islam, serta dampak yang ditimbulkan dari Habib Bahar yang melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) sampai ke dalam media sosial khususnya youtube. 2. Sebagai Habib, Ulama, atau Ustadz hendak baik dalam menyampaikan pidato atau ceramah. Jika paham bagaimana konsep dalam islam dalam menyampaikan

95

dan norma-norma yang dimaksud, sampaikanlah dengan baik. 3. Kebanyakan masyarakat sekarang langsung percaya akan informasi yang sudah diakses di semua jejaring internet dan media sosial. Sebagai masyarakat juga harus pintar memilah informasi yang didapatkan dan yang ingin diakses dalam media sosial agar seluruh masyarakat mendapatkan informasi yang benar. Bila perlu di riset terlebih dahulu agar tidak menjadi dampak yang sangat besar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (1987). Sosiologi Kriminologi. Bandung: Remadja Karya. Ahmad, Thamyis. Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi). Ali, Z. (2007). Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika. Al-Maliki, A. (2002). Sistem Sanksi Dalam Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. Amalia, R, (2015). Efek Tayangan On The Spot Terhadap Pesan Media Massa Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, ejournal Ilmu Komunikasi, Vol. 3, No. 2. Badara, A. (2012). Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Gramedia. Berdasarkan hasil wawancara dan debat akun Talkshow Tvone (published) pada tanggal 03 Desember, 2018 di youtube. Berdasarkan hasil video ceramah Habib Bahar dalam akun News & Entertainment (published) pada tanggal 29 November, 2018 di youtube. Berdasarkan published video di Youtube oleh akun HS Production pada tanggal, 2 Desember, 2018. Berdasarkan video ceramah Habib Bahar dalam akun Adib ghani (published) pada tanggal 5 Desember, 2018 di youtube.

96

97

Bungin, B, H.M. (2004). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana. Bungin, B, H.M. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana. Bungin, B, H.M. (2011). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana. Consuelo, dkk.(1993). Pengantar Metode Penelitian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ke-14. Jakarta: Balai Pustaka. Dijk, T. V. (2002). Principles Of Critical Discourse e Analysis. London. Effendy. (1989).Management Information Systems, Bandung: Mandar Maju. Haenlein, K. a. (2010). Users of the Worlds, unite! The Challange and Opportunities of Social Media. Hamid, A. (2003). Ihyaul Ulumuddin.Ciputat: Lentera hati. Jalaluddin Rakhmat, J. (2000). Metode Penelitian Komunikasi, cet. 8, Bandung: Remaja Rosdakarya. Jalaluddin, I. (2010). Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Krippendorff, K.(2013). Content Analysis An Introduction to its Methodology, SAGE Publications Ltd, California. Lestari, E. (2013). Qualitative Research Methodology In Communication. Jakarta: Ilmu Cendikia.

98

Mufid, M. (2005).Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana. Muhaimin. (2005).Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana. Nasional, P. B. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Nasrullah, R. (2013). Cyber Media. Yogyakarta: IDEA Press. Nasrullah, R. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nisa, P. K. (2016). Sosiologi Komunikasi Massa dalam Teori dan Praktik. Jakarta. Rahayu, E.S. (2017). Ujaran Kebencian di Media Sosial (Studi Sikap Komunikasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2012.repository.uinjkt.ac.id. R, Soesilo. (1991).Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap Pasal demi Pasal. Bogor: Politea. Severin, J, dkk, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan. Shera, A. (n.d.). Step by Step Internet Marketing. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo. Sobur, A. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sugiono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta. Peraturan Perundang-Undangan:

99

UU No 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) UU No 11 Tahun 1996 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers UU No 40 Tahun 1999 Tentang Pers UU No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik UU No 40 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Internet http://www.google.co.id/amp/s/ptkomunikasi.wordpress.com/2012/06/11/peng ertian-media-sosial-peran-serta-fungsinya/amp// diakses pada tanggal 15 maret 2018, pada pukul 23:58 WIB.