Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

PERSOALAN HUKUM PENGAKUAN HAK-HAK PENGANUT ALIRAN

Abstrak Kata Kunci

of indigenous .

461 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

A. Pendahuluan untuk mencatatkan identitas keagamaan kepercayaan sebagai ajaran ketuhanan yang kependudukan sebagaimana termaktub penganut aliran kepercayaan dalam ekspresi pengakuan negara terhadap hak-hak penganut aliran kepercayaan belum sepenuhnya dapat terselesaikan. ini ialah munculnya penyegelan bakal makam hukum bersyarat bila tidak menyertakan Kuat dugaan aksi penyegelan ini diakibatkan b. Ketentuan di atas bertentangan dengan kekuatan hukum tetap. bangunan makam ini. kepercayaan dan agama semestinya terhadap para penganut aliran kepercayaan yang memiliki hak-hak yang sama dengan penganut aliran kepercayaan untuk bisa para penganut agama-agama resmi negara di bidang administrasi kependudukan. kependudukan. Putusan ini juga telah berhasil memutus rantai diskriminasi yang dilakukan memiliki kekuatan hukum bersyarat jika tidak menyertakan aliran kepercayaan sebagai

1 Beberapa ahli dan akademisi memberikan penamaan yang beragam terkait istilah ini, ada yang menggunakan istilah agama lokal, aliran kepercayaan, agama suku, agama leluhur, agama asli, kepercayaan leluhur, , Dinamika Perkembangan Sistem Kepercayaan Lokal di , (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 3). 2 Warta Ekonomi, ”Setara: Putusan MK Soal Aliran Kepercayaan Sisakan Masalah”, https://www.wartaekonomi. co.id/read169297/setara-putusan-mk-soal-aliran-kepercayaan-sisakan-masalah, (diakses tanggal 23 April 2020). 3 Kompas.com, ”Makam Sesepuh Disegel, Dianggap Tugu dan Akan Dibongkar Jika Tak Berizin”, https://regional.kompas.com/read/2020/07/22/06160021/makam-sesepuh-sunda-wiwitan-disegel- dianggap-tugu-dan-akan-dibongkar-jika?page=all, (diakses tanggal 20 Juli 2020). 4 Detik.com, ”Pemakaman Sesepuh Disegel, Sunda Wiwitan Lapor Komnas HAM”, https://news.detik.com/berita- jawa-barat/d-5101337/pemakaman-sesepuh-disegel-sunda-wiwitan-lapor-komnas-ham, (diakses tanggal 20 Juli 2020).

462 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020 bagian dari agama. Redaksi putusan yang dianggap sebagai ajaran yang bertentangan dan aliran kepercayaan merupakan dua hal dengan ajaran agama. Kebebasan para penganut aliran kepercayaan untuk mengakses dan mencatatkan identitas keagamaannya dalam keresahan dan ragam diskriminasi yang selama angin segar bagi perkembangan pengakuan negara terhadap eksistensi agama asli bangsa para penganut aliran kepercayaan kerapkali ajaran agama resmi negara dikarenakan tata- agama. Padahal aliran kepercayaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari ialah perihal akses pendidikan keagamaan di tingkat penganut aliran kepercayaan. Jika dalam terhadap penganut agama dan kepercayaan yang berbeda. maka akses pendidikan keagamaannya pun harus sesuai dengan ajaran agama resmi penghayat kepercayaan ini justru disebabkan maka kesempatan mendapatkan akses disesuaikan dengan keyakinannya pada aliran sehingga akses pengetahuan keagamaan sesuai agama- melaksanakan tata-ibadahnya yang memang agama resmi negara.

5 Lihat Putusan MK No.97/PUU-XIV/2016, hlm, 154-155. 6 Abdurrahman Wachid, Mengurai Hubungan Agama dan Negara, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm. 105-106. 7 Sebagaimana penganut aliran kepercayaan di dan Alok To Dolo di Sulawesi Selatan yang agama Hindu, dan lain sebagainya. 8 Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”, Jurnal Konstitusi, Vol 16. No. 2, Juni 2019, hlm. 288. 9 kepercayaan merasa kesulitan dalam melaksanakan ajaran agamanya, seperti masalah penyiaran agama, perkawinan, pendidikan anak, pengangkatan anak, penguburan jenazah, pendirian rumah ibadah, hingga pada

463 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

terhadap eksistensi aliran kepercayaan di yang dituntut untuk menyetarakan aliran pencatatan identitas keagamaan dalam di atas nampaknya belum sepenuhnya bisa khusus menyebutkan nama dari aliran menganggap keberadaan aliran kepercayaan kepercayaan itu. sebagai bukan bagian dari agama-agama yang hukum pemenuhan hak-hak penganut ternyata membuat negara menerapkan aliran kepercayaan di bidang administrasi kebijakan yang terkesan setengah-setengah kependudukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas seputar pengaturan dalam peraturan perundang- rangka menindaklanjuti dan melaksanakan undangan yang belum sepenuhnya memberikan ruang yang bebas bagi aliran ruang yang setara antara agama dan aliran kepercayaan untuk mendapatkan pengakuan yang sepantasnya dari negara. Penelitian ini juga berusaha mengurai kelemahan materi pengaturan yang tercantum dalam B. Metode Penelitian Penerbitan Kartu Keluarga bagi Penghayat Penelitian ini menggunakan jenis hukum yang terbangun dalam suatu peraturan sepenuhnya mampu memberikan pengakuan

ancaman pidana karena dianggap telah menodai kemurnian agama. Karena permasalahan yang komplek itulah Ahmad Baso menyarankan bahwa kebijakan terhadap pembedaan agama dan aliran kepercayaan perlu ditinjau- ulang, mengingat aliran kepercayaan tersebut telah diyakini sebagai agama oleh para pemeluknya. (Ahmad Baso, NU Studies; Pergolakan Pemikiran antara Fundamentalisme dan Fundamentalisme Neo-Liberal, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 488-499). 10 Azis Anwar Fachrudin, ”Pasca Putusan MK 2017: Persoalan Penghayat Kepercayaan yang Belum Usai”, https:// crcs.ugm.ac.id/pasca-putusan-mk-2017-persoalan-penghayat-kepercayaan-yang-belum-usai/, (diakses tanggal 12 Juni 2020).

464 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020 perundang-undangan. Jenis penelitian ini lazim juga disebut sebagai penelitian aliran kepercayaan. Pendekatan ini khusus membahas seputar penyamaan terdapat bahan hukum lainnya sebagai bahan statute Keseluruhan sumber hukum ini kemudian mencari bentuk dan dasar pengakuan dianalisis menggunakan teknik analisis dan jaminan kesetaraan antara aliran kepercayaan dengan agama ditinjau dari mempelajari secara mendalam tentang khususnya pengakuan dan jaminan di bidang administrasi kependudukan. dijadikan satu-kesatuan bahan untuk menghambat pemenuhan hak-hak penganut aliran kepercayaan di bidang administrasi kependudukan dapat diurai hukum tentang jaminan terhadap penganut aliran kepercayaan di bidang administrasi kesetaraan antara agama dan aliran teknik analisis yang demikian diharapkan kepercayaan di bidang administrasi kependudukan sebagaimana amar Putusan yang menghambat pemenuhan hak-hak penganut aliran kepercayaan di bidang administrasi kependudukan. yaitu dengan cara menggambarkan segala aturan-aturan hukum berkaitan dengan hukum utama yang digunakan pada kajian ini

11 Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Penelitian Hukum 12 Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006), hlm. 295.

465 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

1. Konseptualisasi Aliran Kepercayaan dan Hubungannya dengan Agama kepercayaan adalah satu-kesatuan yang tidak mungkin bisa dipisahkan dalam memandang makna kehidupan yang telah diciptakan manusia dalam melakukan hubungan baik dengan tuhan dan dengan antar sesamanya. beragama diartikan sebagai memeluk dan menjalankan suatu agama. media untuk bisa mengenal dan memahami esensi ketuhanan. diuraikan tentang maksud dari kepercayaan. seperti percaya terhadap adanya makhluk telah ada jauh sebelum datangnya agama- kepercayaan semestinya menjadi satu bagian istilah peribadatan dalam kaidah ketuhanan kaidah agar manusia mampu berhubungan dijadikan istilah dalam tata peribadatan dalam sedangkan kepercayaan diartikan sebagai yang dimaksud antara lain seperti istilah agamanya. dan masih banyak istilah-istilah yang lainnya.

13 Agus Sunyoto, Atlas Wali Songo; Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo sebagai Fakta Sejarah, (Jakarta: Kerjasama Pustaka Iman dan LESBUMI PBNU, 2017), hlm. 16-17. 14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, cetakan ketiga, 1990), hlm. 9. 15 Ibid, hlm. 669. 16 Agung Ali Fahmi, Implementasi Jaminan Hukum HAM atas Kebebasan Beragama di Indonesia, (Yogyakarta: Interpena, 2011), hlm. 161.

466 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

sebagai agama samawi dan agama Pertama samawi diartikan sebagai monoteis seiring dengan berubahnya pandangan para merasa para penganutnya. beberapa keterangan menyatakan adanya aliran kepercayaan merupakan kesatuan ini tahan terhadap serbuan kritik nalar masyarakatnya. adalah agama . Penelusuran lebih lanjut tentang pengertian kepercayaan atau kebatinan

17 Tim Penyusun, Edisi Khusus Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ihtiar Baru Van Hoeve, Tanpa Tahun), hlm. 105-106. 18 Ibid, hlm. 106.

467 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

antara agama dan aliran kepercayaan sama- mengartikan aliran kepercayaan sebagai peribadatan. nilai tersebut berguna bahkan dibutuhkan hukum negara terhadap keduanya sangatlah upaya untuk menghindari segala perilaku derajat tertinggi dalam kehidupan yang biasa dikenal dengan kesempurnaan hidup. kepercayaan yang memberikan pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan atau peribadatan serta pengamalan budi luhur. Rumusan tersebut kemudian diperkuat aliran kepercayaan diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tiga

20 Kiki Muhammad Hakiki, ”Politik Identitas Agama Lokal; Studi Kasus Agama Lokal”, Jurnal Analisa Vol. 11. No. 1, Juni 2011, hlm. 164. 21 Suwarno Imam S, Konsep Tuhan, Manusia, Mistik dalam Berbagai Kebatinan Jawa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm. 93. 22 1, April 2020, hlm. 23.

468 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

Pasal ini memberikan jaminan Pemenuhan Hak-Hak Penganut terhadap keberadaan aliran kepercayaan Aliran Kepercayaan di daerah pedalaman seperti kepercayaan yang menjadi di Jaminan negara terhadap hak beragama dan berkepercayaan juga diatur dalam suatu negara bisa disebut sebagai negara bagaimana negara tersebut memberikan beragama dan berkepercayaan merupakan jaminan terhadap tegaknya prinsip-prinsip segala upaya untuk mengurangi hak-hak meyakini dan menjalankan ajaran agama dan kepercayaan. yang memberikan materi pengaturan secara Jaminan terhadap pemeluk aliran kehidupan bernegara yang mampu melindungi Pertama ialah tegaknya prinsip kebebasan beragama dan berkepercayaan. hak penganut kepercayaan dalam meyakini kebebasan beragama dan berkepercayaan dan menjalankan ajaran kepercayaannya.

23 Sri Soemantri Martosoewignjo, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, (Bandung: PT. Alumni, 2006), hlm. 60. 24 Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol 1. No. 1, Februari 2016, hlm. 40. 25 dan Kebebasan Beragama di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1. No. 2, Desember 2016, hlm. 103. 26 Manusia”, Jurnal Istinbath, Vol. 14 No. 1, 2017, hlm. 2-3. 27 Jurnal Konstitusi, Vol. 14 No. 2, Juni 2017, hlm. 400-401.

469 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

undangan dengan pertimbangan tiga kepercayaan untuk bebas meyakini ajaran terhadap hak kebebasan beragama dan kepercayaannya. berkepercayaan dalam peraturan perundang- pemaksaan yang dapat mengganggu kebebasan para penganut aliran kepercayaan.

Tabel 1

Jenis Pasal Peraturan agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan ini mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atau kepercayaan atas menganut atau menetapkan agama atau kepercayaannya sesuai dengan

28 Jurnal Konstitusi, Vol. 14 No. 2, Juni 2017, hlm. 400-401.

470 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

3. Kesetaraan Agama dan Aliran Kepercayaan Perspektif Putusan hukum aliran kepercayaan yang berimplikasi Mahkamah Konstitusi Nomor97/ pada adanya jaminan dan perlindungan PUU-XIV/2016 hukum dari negara atas aliran kepercayaan. lembaga aliran kepercayaan dapat dengan leluasa menjalankan dan mengamalkan ajaran the yang berbeda dapat juga terbebas dari segala guardian of constitutions kemurnian agama sebagaimana yang kerap mereka dapatkan selama ini. of constitutions keberadaan lembaga ini memiliki peran kehidupan bernegara dan bermasyarakat. dengan baik melalui ragam putusannya. hukum bersyarat bila tidak menyertakan penganut aliran kepercayaan yang selama ini mengalami ragam diskriminasi akibat ajaran kepercayaan yang dianutnya. kekuatan hukum tetap. negara terhadap keberadaan aliran telah memutus mata rantai diskriminasi yang pengakuan negara terhadap eksistensi kepercayaan yang selama ini memberlakukan

29 Yudi Widagdo Harimurti, Kelembagaan Negara dalam Praktek Ketatanegaraan Indonesia, (Malang: Intelegensia Media, 2019), hlm. 6. 30 Jurnal Konstitusi PKK Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo, Vol. II No. 1, Juni 2011, hlm. 57-58. 31 Oki Wahju Budijanto, ”Penghormatan Hak Asasi Manusia bagi Penghayat Kepercayaan di Kota Bandung”, Jurnal Hak Asasi Manusia, Vol. 7, No. 1, Juli 2016, hlm. 36-37. 32 Putusan MK, hlm. 11.

471 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

ruang pemisah antara agama dan aliran telah menghadirkan kesenjangan hubungan antara agama-agama resmi negara dengan aliran kepercayaan. Padahal keberadaan agama dan kepercayaan menyebutkan aliran kepercayaan sendiri merupakan agama ajaran kebajikan. kepercayaan didasarkan pada redaksi diyakini sebagai maksud dari implementasi ketika menuliskan identitas anak saat antara agama dan aliran kepercayaan aliran kepercayaan. dari bentuk ketaatan terhadap ajaran agama menjamin keberadaan penganut aliran kepercayaan disebut sebagai bentuk atas kebebasan kepada para penganut aliran kepercayaan untuk dapat menganut dan negara terhadap kebenaran ajaran agama. menjalankan ajaran kepercayaan yang dianutnya. Keberadaan putusan ini menjadi agama dan kepercayaan ialah pandangan berbeda dan memiliki implikasi hukum yang juga berbeda. Penggunaan istilah yang diskriminasi terhadap penganut aliran kepercayaan pada hakikatnya disebabkan

33 Zakiyuddin Baidhawy, ”Piagam Madinah dan Pancasila; Prinsip-Prinsip Kehidupan Bersama dalam Berbangsa dan Bernegara”, dalam Wawan Gunawan Abdul Wahid, Muhammad Abdullah Darras, Ahmad Fuad Fanani, Fikih Kebinekaan; Pandangan Islam Indoensia Tentang Umat, Kewargaan, dan Kepemimpinan non-Muslim, (Bandung: Mizan, 2015), hlm. 145.

472 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020 antara agama dan kepercayaan merupakan pengaturan dan pembedaan istilah pada kedua pasal tersebut merupakan bentuk berbeda. Perbedaan istilah tersebut tentunya berimplikasi hukum pada perbedaan kebijakan negara atas agama dan aliran kepercayaan. pandangan yang memberikan perbedaan sebagai penganut aliran kepercayaan. Pertama memisahkan klausul agama dan aliran kepercayaan. Penggunaan bahasa hukum yang berbeda ini memungkinkan lahirnya ragam sama-sama diakui eksistensinya. Penggunaan aliran kepercayaan yang hingga saat ini masih ketuhanan. yang memisahkan aturan antara urusan hak beragama dengan hak berkepercayaan para penganutnya karena keduanya sama-

34 Op.Cit, hlm. 280. 35 Putusan MK, hlm. 139. 36 Ibid, hlm. 140-141.

473 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

kepercayaan sangat mungkin dilakukan dalam Permendagri ini ialah berkaitan dengan dua sama terkait hubungan agama dan aliran sipil yang diatur dalam Permendagri ini antara kepercayaan. dan aliran kepercayaan. dipahami adalah sebenarnya negara Pancasila tidak pernah menyebutkan landasan bernegara haruslah berdasarkan atas nilai- pencatatan sipil. bersandingan dengan aliran kepercayaan nilai-nilai ketuhanan. tersebut terdapat pada beberapa jenis 4. Persoalan Hukum Pemenuhan Hak- Hak Penganut Aliran Kepercayaan di Bidang Administrasi Kependudukan memberikan kesempatan bagi para penganut aliran kepercayaan untuk menulis dan mencatatkan identitas keagamaannya pada memberikan kebebasan bagi para penganut aliran kepercayaan untuk bisa mencatatkan status dan identitas keagamaannya dalam KK yang masih belum memberikan ruang

37 Ibid, hlm. 145.

474 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

Tabel 2:

Pasal Materi muatan memberikan peluang bagi pasangan suami istri yang menganut Register akta pengakuan anak akta pengakuan anak dimuka penghayat kepercayaan

berlaku untuk para penganut agama-agama yang demikian tentu melahirkan implikasi resmi negara yang bisa mencatatkan identitas

Gambar 1:

475 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

kependudukan jenis ini hanyalah para bagi para penganut aliran kepercayaan belum para penganut tersebut bisa mencatatkan keyakinan yang dianutnya dalam KK. terus berkurangnya para penganut aliran kepercayaan lantaran sulitnya akses mengeluarkan aturan tindak lanjut melalui pemenuhan data kependudukan. Kalaupun Kartu Keluarga bagi Penghayat Kepercayaan memberikan angin segar bagi upaya para penghayat kepercayaan agar dapat melakukan pencatatan identitasnya pada KK. menyebabkan negara terkesan abai terhadap hanya mencantumkan pengisian identitas bidang sulit mendata para penganut kepercayaan kepercayaan dalam redaksi kalimat yang untuk mencantumkan identitasnya sebagai kalimatnya yang hanya mencantumkan penghayat kepercayaan. Terlebih para penganut kepercayaan yang rata-rata berada di daerah pedalaman dan aliran kepercayaan yang dianut. Padahal telah jelas-jelas mengarah pada penyebutan kepercayaan menjadi sulit terdata dengan identitas agama bagi para penganut agama- agama resmi negara. rapi terhadap masing-masing penganut aliran

38 Putusan MK, hlm. 33.

476 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020 kepercayaan ternyata masih memberikan negara yang menuliskan identitas penghayat terhadap pencatatan aliran kepercayaan kepercayaan dengan tanpa merinci nama negara yang merasa dirugikan atas terbitnya diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari mengingat para penganut kepercayaan yang tidak dengan agama-agama resmi negara akan sistem pembinaan ajaran aliran kepercayaan negara. para penghayat kepercayaan saat di bangku dengan baik. keberatannya atas dikeluarkannya putusan yang masih dicantumkan secara umum ini penganut kepercayaan untuk mengakses bisa saja menyamaratakan sistem pembinaan dengan mengajarkan nilai-nilai keimanan dan secara kelembagaan ataupun atas pandangan kebajikan yang hanya bersumber dari salah- aliran kepercayaan yang ada di negeri ini agama-agama resmi negara. penyelenggaraan negara bukan lagi

39 Ade Saptomo dkk, 2019, Dokumen Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2019, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM, 2019), hlm. 155-156. 40 BBC News, ”KTP untuk Penghayat Kepercayaan Masih Tersandung Masalah Administrasi”, https://www.bbc. com/indonesia/indonesia-47331334, (diakses tanggal 20 Juni 2020). 41 Sukirno, ”Politik Hukum Pengakuan Hak atas Administrasi Kependudukan bagi Penganut Penghayat Kepercayaan,” Administrative Law & Governance Journal, Vol. 2 No. 2, Juni 2019, hlm. 277-278. 42 Detik.com, ”Wantim MUI Sesalkan Putusan MK yang Anggap Kepercayaan Setara Agama”, https://news.detik. com/berita/d-3738186/wantim-mui-sesalkan-putusan-mk-yang-anggap-kepercayaan-setara-agama, (diakses tanggal 27 Juni 2020). 43 Salam Online, ”Tentang Penghayat Aliran Kepercayaan; MUI dan Ormas-Ormas Islam Tolak Putusan MK”, https:// www.salam-online.com/2017/11/tentang-penghayat-aliran-kepercayaan-mui-dan-ormas-ormas-islam-tolak- putusan-mk.html, (diakses tanggal 23 Juni 2020).

477 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

didasarkan pada aturan hukum sebagaimana negara telah memberikan jaminan yang tegas terhadap eksistensi aliran kepercayaan dan tetapi didasarkan pada tuntutan beberapa jaminan terhadap para penganutnya untuk menjalankan tata peribadatan sebagaimana aliran kepercayaan sebagai bagian dari ajaran yang diyakini. D. Penutup aliran kepercayaan dengan agama seharusnya banyak menghiasi ragam kebijakan negara di tingkat pusat maupun daerah. aliran kepercayaannya adalah bukti nyata atas kependudukan. aksi penyegelan makam penganut kepercayaan Pertama tingkat daerah tidak mampu membendung hanya memberikan ruang terhadap agama- agama resmi negara sebagaimana ketentuan memberikan ruang terhadap penganut aliran kepercayaan dalam mengekspresikan ajaran kepercayaannya. bertentangan dengan prinsip-prinsip merinci jenis aliran kepercayaan sebagaimana memberikan jaminan terhadap para pemeluk disetarakan dengan agama dalam pengisian untuk menegakkan sendi-sendi kehidupan kepercayaan ialah dengan menyebutkan

44 Rudy, Konstitusionalisme Indonesia; Buku I Dasar dan Teori, (Lampung: Pusat Kajian Konstitusi dan Peraturan Perundang-Undangan (PKKPUU) Fakultas Hukum Universitas Lampung, 2013), hlm. 30.

478 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

Sejarah penganut aliran kepercayaan disebabkan Indonesia data- para penganut masing-masing aliran kepercayaan. Daftar Pustaka Buku Pengantar Penelitian non-Muslim Besar Bahasa Indonesia Prosedur dan

479 Volume 9 Nomor 3, Desember 2020

Internet

480 Jurnal RechtsVinding, Vol. 9 No. 3, Desember 2020 hlm. 461–480