Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

REVITALISASI KAWASAN KOTA TUA SEBAGAI UPAYA MENGEMBALIKAN IDENTITAS KOTA

Arief Rahman

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Gunadarma [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana proses revitalisasi kawasan kota yang berbasiskan kawasan konservasi di pusat kota, dalam hal ini pusat kota Jakarta, yakni kawasan kota tua, sehingga dapat dilihat penyesuaian setting fisik kawasannya sebagai identitas kawasan kota, tidak hanya dilihat dari sisi fisik kotanya saja, tetapi juga dari sisi pelaku ruangnya. Kota Jakarta merupakan salah satu kota di yang telah melalui tahapan pembangunan dan memiliki sejumlah kawasan bersejarah, diantaranya adalah kawasan kota tua yang memiliki keunikan tersendiri, yakni sebuah kawasan yang pada masa pembentukannya adalah merupakan kawasan yang didalamnya berderet bangunan perkantoran, pada perkembangannya kawasan kawasan kota tua ini sempat mengalami penurunan aktivitas kota serta kualitas lingkungan, tetapi dalam periode satu dekade terakhir ini ada kecenderungan peningkatan aktivitas kota di kawasan ini serta adanya revitalisasi sarana dan prasarana dari berbagai pihak untuk menjadikan kawasan ini menjadi kawasan konservasi yang bisa hidup kembali serta mengembalikan identitas kotanya seperti semula. Metode penelitian Induktif digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan fenomenologi (berawal dari fenomena yang terjadi di lapangan), teori dasar konservasi kota yang muncul hanya sebagai asumsi awal yang terkait dengan fenomena di lapangan yang telah diamati pada awal proses. Selanjutnya, kerangka dasar teori konservasi kota diformulasikan dalam membuat rancangan penelitian untuk pegangan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya konsep-konsep ruang kawasan yang menunjang proses revitalisasi dari kawasan konservasi tersebut, yakni: Konsep Ruang Interaksi Masyarakat, Konsep Ruang Pentas Temporer dan Konsep Ruang Ekonomi dan Perdagangan.

Kata Kunci : Revitalisasi Kawasan, Kawasan Bersejarah, Konsep Ruang Kawasan.

PENDAHULUAN kekuatan-kekuatan masyarakat tidak Dewasa ini kota-kota di Indonesia telah menjadi bagian dalam proses urbanis yang banyak mengalami perkembangan dan pragmatis. Urbanisasi dan industrialisasi perubahan yang sangat pesat, dalam menjadikan fenomena tersendiri yang perubahan tersebut, bangunan dan menyebabkan pertambahan penduduk kawasan maupun objek budaya yang perlu yang signifikan serta permintaan akan dilestarikan menjadi rawan untuk hilang lahan untuk permukiman semakin dan hancur, dan dengan sendirinya akan meningkat di perkotaan. Bagian dari digantikan dengan bangunan, kawasan permasalahan itu, akan membuat kawasan ataupun objek lainnya yang lebih bersifat kota yang menyimpan nilai kesejarahan ekonomis-komersial. Gejala penurunan semakin terdesak dan terkikis. kualitas fisik tersebut, dengan mudah Pertentangan atau kontradiksi antara dapat diamati pada kawasan kota-kota pembangunan sebagai kota “modern” tersebut pada umumnya berada dalam dengan mempertahankan kota budaya tekanan pembangunan. Dengan kondisi yang masih mempunyai kesinambungan pembangunan yang ada sekarang, budaya dengan masa lalu, telah menjadikan membangun pun telah mengalami realitas permasalahan bagi kawasan kota. perbedaan nalar, hal ini terjadi karena

Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota... A-1

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559 Tujuan penelitian ini adalah untuk Metode penelitian yang diterapkan dalam menjelaskan fenomena proses revitalisasi penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang terjadi pada kawasan konservasi, dalam paradigma fenomenologi, yakni terutama pada kawasan kota tua yang berusaha memahami arti (mencari makna) telah mengalami proses perkembangan dari peristiwa dan kaitan-kaitannya kawasan sekitarnya, yakni kawasan Kota dengan orang-orang biasa dalam situasi tua Jakarta, yang memiliki keunikan dan tertentu (Moleong, 2001). Dengan kata kekhasan bila dibandingkan dengan lain penelitian kualitatif dalam paradigma kawasan konservasi di kota lainnya, tidak fenomenologi adalah penelitian yang hanya dilihat dari sisi fisik bangunan dan berusaha mengungkap makna terhadap kawasannya, tetapi juga dari sisi makna fenomena perilaku kehidupan manusia, kawasan yang telah terevitalisasi serta baik manusia dalam kapasitas sebagai pelaku ruangnya. individu, kelompok maupun masyarakat luas. Penelitian kualitatif dalam Teori Konservasi Kawasan Kota Tua paradigma fenomenologi telah mengalami Dari sisi evaluasi purna huni, Cohen perkembangan mulai dari model (1999) mengatakan, bahwa dalam sebuah Interpretif Geertz, model grounded perancangan konservasi tujuannya research, model ethnographic, model adalah untuk menciptakan nilai paradigma naturalistik dari Guba dan tambah serta meminimalkan problem model interaksi simbolik. dan kegagalan. .Evaluasi tersebut adalah Model paradigma naturalistik menurut untuk mendapatkan perbandingan antara Noeng Muhadjir (2000) disebut sebagai kriteria performansi dan kenyataan model yang telah menemukan performansi yang terjadi. Terdapat tiga karakteristik kualitatif yang sempurna, elemen performansi bangunan, yaitu : (1) artinya bahwa kerangka pemikiran, Teknikal: yaitu merupakan isu survival filsafat yang melandasinya, ataupun mendasar seperti kesehatan, keamanan operasionalisasi metodologinya bukan dan kenyamanan pemakaian bangunan; reaktif atau sekedar merespons dan bukan (2) Fungsional: yaitu kesesuaian antara sekedar menggugat yang kuantitatif, bangunan dan aktivitas pemakainya serta melainkan membangun sendiri kerangka kemampuan penghuni untuk pemikirannya, filsafatnya dan mengoperasikan secara efisien dan efektif operasionalisasi metodologinya. Para ahli bangunan tersebut; (3) Behavioral, metodologi penelitian kualitatif pada yaitu persepsi dan kebutuhan umumnya mengikuti konsep model psikologis dan sosial serta naturalistik yang dikemukan oleh Guba. kepuasan pemakai. Dalam konsep Begitu juga uraian lebih lanjut dalam performansi: perilaku, kualitas dan hasil tulisan ini pengertian penelitian kualitatif usaha yang dicapai oleh manusia dan menunjuk pada makna kualitatif benda, diukur dan dievaluasi. Ukuran naturalistik. Moleong menggunakan performansi dibandingkan dengan kriteria istilah paradigma alamiah untuk menunjuk performansi yang sesuai/cocok, dan pada paradigma kualitatif naturalistik sebuah kesimpulan diambil dari sebagai kebalikan dari paradigrna ilmiah bagaimana kesuksesan performansi untuk menunjuk pada paradigma bangunan telah terjadi. Sebuah kuantitatif (Moleong. 2001). evaluasi yang dikombinasikan Fenomenologi berangkat dari pola dengan rekomendasi untuk perbaikan, berpikir untuk memahami suatu dari digunakan untuk umpan balik dan gejala gejala yang ada, tidak hanya langkah selanjutnya untuk performansi memandang suatu fenomena dari yang bangunan yang sejenis. nampak tetapi berusaha menggali makna tersebut (Basrowi, 2002). Pendekatan METODE PENELITIAN kualitatif fenomenologi untuk

A-2 Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota...

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559 menganalisis latar belakang yang bangunan tersebut dengan program mempengaruhi individu maupun pemugaran. Usaha ini patut mendapat komunitas memerlukan pemahaman pujian. Namun sebuah kenyataan bahwa mendalam mengenai sosial budaya kegiatan konservasi bangunan dan (Anselm Strauss & Juliet Corbin. 2003). lingkungan bersejarah di Indonesia masih Penelitian ini mengangkat fenomena menghadapi kendala. Selain itu, kawasan Kota tua sebagai kawasan pendekatan self-regulation yang lebih konservasi yang setelah dilakukan mengedepankan isu-isu utama pada penelitian atas fenomena fenomena yang lingkungan tersebut bisa menjadi awal ada dapat mewakili kondisi kawasan dari usaha revitalisasi kawasan. Kegiatan yang sesuai dengan tema penelitian. itu dapat dimulai dengan konsentrasi pada Termasuk dalam menempatkan unit-unit wilayah di kawasan kota tua, yang selama pengamatan untuk diteliti dan dianalisis ini jauh dari jangkauan usaha perbaikan didasarkan pertimbangan atas fenomena nyata. Usaha pemberdayaan masyarakat yang ada bukan dasar kecocokan atas setempat, termasuk instansi terkaitnya, teori teori konvensional. Untuk diharapkan akan tumbuh sebuah mendapatkan kebenaran maka metode ini kesadaran umum, yang selanjutnya dapat harus melampaui fenomena yang nampak menimbulkan rasa tanggung jawab dan sehingga mendapatkan meaningfulness sadar lingkungan. Intinya adalah, (Mohammad Ali Topan, 2005). masyarakat mampu mengartikulasikan aspirasinya. Ketika kesadaran masyarakat PEMBAHASAN telah tumbuh, pada saat itulah ide Di Indonesia wacana konservasi masih konservasi lingkungan bisa secara paralel terbatas pada usaha pelestarian dan digandengkan. Jadi, yang perlu pemugaran bangunan ataupun lingkungan diperkenalkan lebih awal sebenarnya bersejarah, meskipun sebenarnya isu bukan ide konservasinya, namun isu manajemen lingkungan dan pembangunan pembentukan lingkungan yang baik, yang kota juga sangat kental. Pelestarian nilai memiliki kontribusi nyata bagi warga bangunan bersejarah kini telah diyakini setempat. Sehingga selain political will sebagai suatu tuntutan bagi kota-kota yang kuat diperlukan sosialisasi untuk besar berbudaya. Sebagai langkah mengajak warga setempat dan masyarakat penyelamatan Pemerintah kota-kota di pemerhati dalam mengenal Indonesia telah mengeluarkan lingkungannya. kebijaksanaan tentang pemanfaatan

Gambar 1. Diagram Yang Menjelaskan Pelaku Ruang yang Mempengaruhi Keberadaan Kawasan Sumber : Dokumentasi Peneliti (2014)

Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota... A-3

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

TINJAUAN LOKASI PENELITIAN Indonesia ini (data inventaris 1997). Penelitian ini berada di Lokasi Kawasan Mayoritas merupakan arsitektur warisan Kota Tua di Jakarta yang sejak awal kolonial Belanda, mulai dari gaya berdirinya merupakan kawasan ekonomi Indische Empire (1860-90-an), Neo- dan perdagangan yang sangat berpengaruh Klasik (1890-1910-an), hingga Art Deco dalam pembentukan morfologi kota (1920-30-an). Bahkan dengan jumlah Jakarta. Oleh karena itu, keberadaan Kota bangunan Neo-Klasik yang cukup tua sudah mencapai tahap spirit of place signifikan, Tentu saja selain arsitektur yang solid, dengan segala kelebihan dan Indo-Eropa, Jakarta juga mewarisi kekurangannya. Dari sisi visual, fisik dan sejumlah bangunan khas Nusantara dan kelancaran kegiatan, kondisi di kawasan Cina (bangunan-bangunan di kawasan Kota tua sudah sangat mengkhawatirkan. Pecinan). Kemacetan yang diperparah dengan Di titik pusat bagian kawasan kawasan banyaknya pedagang kaki lima kota tua ini terdapat salah satu tempat di menyebabkan spirit of place kawasan Jakarta yang selalu dijadikan ruang Kota tua yang dulu merupakan kawasan pertemuan warga secara massal, yang ekonomi, perdagangan dan perkantoran merupakan gedung Plaza Fatahillah, juga yang nyaman mulai terganggu. terdapat Museum Senirupa dimana Kelompok pecinta bangunan dan kota tua biasanya di tempat tersebut diadakan (heritage) mencatat, lebih dari 100 berbagai pameran tetap dan tempoorer, bangunan pusaka di kawasan kota tua yang tingkat penggunaannya cukup padat, Jakarta yang pernah dijuluki Laboratorium hampir setiap akhir pekan selalu dipenuhi Arsitektur di berbagai kegiatan tersebut.

Gambar 2. Visualisasi Bangunan di kawasan Kota tua yang Masih Bertahan Sumber : Dokumentasi Peneliti (2014)

A-4 Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota...

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

RUANG YANG TELAH TEREVITALISASI kawasan tersebut. Kelompok seni 1. Konsep Ruang Interaksi masyarakat lainnya memukul-mukul tong Masyarakat plastik bekas layaknya grup drumband. Kawasan kota tua khususnya kawasan Lalu ada rombongan komunitas musik Plaza Fatahillah pada waktu-waktu Betawi yang memainkan alat music tertentu ditutup, dengan menerapkan tanjidor beserta ondel-ondelnya, konsep Car Free Day khususnya pada komunitas fotografi, pencinta lingkungan, saat-saat diselenggarakannya Festival komunitas Graffiti Bike, dan komunitas Kota Tua. Mendekati waktu-waktu sepeda onthel tidak ketinggalan. tertentu suasana jalan itu semakin meriah 2. Konsep Ruang Pentas Temporer dan padat ketika iring-iringan pawai Festival Kota Tua adalah even lokal di anggota komunitas seni dari berbagai Kota Jakarta yang dilakukan secara rutin kelompok menuju kawasan kawasan kota setiap tahun. Pemerintah Kota Jakarta tua tersebut. Sekelompok remaja bersama secara rutin menggelar Festival Kota Tua teman-temannya dari komunitas seni sejak 2004. Even ini menjadi ritual seni pertunjukan berdandan sengaja dan budaya Jakarta yang sangat berlebihan. mereka memakai pemulas dinantikan setiap tahunnya. Festival Kota bibir warna merah mencolok dengan Tua diselenggarakan sebagai upaya untuk bedak tebal. Temannya menghidupkan Kawasan kota tua yang memakai rambut palsu warna-warni, secara historis pernah mendapat julukan berkaca mata ekstra besar. Yang laki-laki sebagai kawasan perkantoran, ekonomi bercelana stretch ketat, memperlihatkan dan perdagangan bangsa Belanda. Kini tubuh ceking dan langsing. Ada juga kawasan kota tua merupakan kawasan kelompok masyarakat dengan melakukan open heritage sekaligus bisnis di Kota pengecatan pada seluruh tubuhnya dengan Jakarta yang memiliki daya tarik warna perak, emas maupun tembaga, wisatawan domestik maupun sehingga menjadi tontonan yang menarik mancanegara. bagi masyarakat yang datang ke

Gambar 3. Ruang Interaksi Masyarakat

Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota... A-5

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Sejak satu dekade terakhir, Festival Kota karena kualitas arsitektur gedung-gedung Tua, gelaran festival rakyat dan seniman yang berdiri di sekitar kawasan tersebut ini digelar di sepanjang Kawasan kota tua melebihi kawasan kota lainnya. Namun, Kota Jakarta selalu dilaksanakan di kemudian, kehadiran kawasan komersial pertengahan tahun dan menjelang akhir di sisi bagian kawasan lainnya, seperti tahun, yakni tiga hari terakhir pada bulan Mangga Dua, Harco, jalan Gajahmada, Desember. Namun Kota tua Festival yang dll, telah membuat kawasan harus diselenggarakan tahun ini memang menyesuaikan diri dengan perkembangan berbeda. Kegiatan festival kota tua yang kota tersebut. Revitalisasi pada ruang secara rutin dilakukan kembali fungsi ekonomi dan perdagangan menggunakan seluruh lajur kawasan kota kawasan, adalah dengan memanfaatkan tua. Kawasan kota tua bagian pusat atau potensi dan karaksteristik kota Jakarta kawasan Plaza Fatahillah hingga Museum yang mulai dikenal sebagai kota Senirupa diisi bagi stan-stan dan stage perdagangan dan jasa termasuk julukan yang mengangkat tema lokal, tradisional, kota metropolitan paling padat dan dan masa lalu. Sedangkan Kawasan dinamis di negeri ini. Berlainan dengan Kawasan kota tua bagian sisi Barat mulai pendekatan klasik di atas, upaya dari Café Batavia sampai sekitar Museum merevitalisasi kawasan kota tua menjadi diisi stan-stan dan stage yang kawasan hidup kembali, antara lain di mengangkat tema kekinian dan masa yang samping bangunan-bangunan yang akan datang. menjual produk kreatif seperti kriya yang 3. Konsep Ruang Ekonomi dan bersifat souvenir khas Jakarta, juga Perdagangan dengan merubah produk yang dijual toko Kawasan kawasan kota tua yang di kawasan itu dengan komoditas khas legendaris, seperti juga kota Jakarta itu Jakarta yang sekarang sedang trend yaitu sendiri, dibangun pada masa kolonial resto-resto kuliner dan ruang-ruang Belanda, ketika kondisi kota masih lebih pertemuan, yang tentu saja dilengkapi sederhana dan populasi yang masih sedikit dengan fasilitas lain seperti café atau dibanding sekarang yang lebih kompleks. restoran. Dahulu kawasan itu demikian populer

Gambar 4. Ruang Pentas Temporer Sumber : Dokumentasi Peneliti (2014)

A-6 Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota...

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Gambar 5. Konsep Ruang Gambar 6. Gagasan Konservasi Ekonomi dan Perdagangan Dengan Pendekatan Context-Contras Sumber : Dokumentasi Peneliti (2014) Sumber : Dokumentasi Peneliti (2014)

SIMPULAN DAN SARAN dapat digunakan. Penelitian ini sementara Berdasarkan uraian diatas baik dari menghasilkan/menemukan tiga Konsep informasi yang digali dari berbagai Ruang, yakni: Konsep Ruang Interaksi sumber hasil penelitian, maka di kawasan Masyarakat, Konsep Ruang Pentas kota tua menunjukkan fakta bahwa Temporer dan Konsep Ruang Ekonomi sebagai kawasan yang terletak di pusat dan Perdagangan. kota yang menjadi cikal bakal kota Jakarta yang sebagian aktivitas kawasannya DAFTAR PUSTAKA ditinjau dari aspek fisik bangunan dan Anselm Strauss & Juliet Corbin. 2003. kawasan, sosial, budaya dan Basic Of Qualitative Research perekonomian yang sebagian masih Grounded Theory Procedures and bertahan dengan citra kawasan yang Techniques, penerjemah Muhammad tercipta sekarang dengan perkembangan Shodiq & Imam Muttaqien, dalam : kotanya. Ciri-ciri yang tampak adalah Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. adanya aktivitas para pelaku di kawasan Yogyakarta. Pustaka Pelajar. tersebut dengan style dan gaya terkini, Basrowi, Sukidin, 2002, Metode bergeser dari fungsi awal kawasan Penelitian Kualitatif : Perspektif tersebut, begitu pula dengan beberapa Mikro, , Penerbit Insan bangunan-bangunan di kawasan ini telah Cendekia. terevitalisasi dengan fungsinya yang Carr, Stephen, Francis, Mark, Rivlin, dibutuhkan oleh masyarakat kota Leane G, Stone, Andrew M, 1992. sekarang. New York. Public Space, Cambridge Pada awalnya, proses konservasi yang University Press. dilakukan dimulai dengan melihat Cohen, Nahoum, 1999. Urban permasalahan: Bagaimana menjadikan Conservation, MIT Press. kembali kawasan Kota tua sebagai Gerds, 1995. Urban Development, The kawasan yang responsif terhadap Renewal Of The Historic Town perkembangan kota, juga menaikkan nilai- Centers In Nine Eropean Countries, nilai kelayakan visual yang terdapat di Federal German Ministry Of Regional dalamnya tetapi juga dapat Planning, Build And Town Planning, mempertahankan sifatnya sebagai Build And Town Planning. kawasan ekonomi dan perdagangan. Kerr, James Semple, 1985. The Adanya beberapa fakta terjadinya proses Conservation Plan, A Guide To The kebertahanan kawasan dalam berbagai Preparation Of Conservation Plans aspek, terutama dari aspek fisik kawasan, For Places Of European Cultural Untuk pembenahan visual dan fisik, Significance, Sydney, The National metode Context and Contrast atau dengan Trust Of Australia (NSW). pendekatan harmonis atau kontras lebih

Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota... A-7

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Kostof, S., 1991, The City Shaped: Urban Rahman, Arief, 2001. Evaluasi Patterns and Meanings Through Perencanaan Konservasi Kawasan History, Thames and Hudson, Kota Tua Jakarta Zona Stasiun Kota, London. Thesis, Bidang Khusus Lingkungan Levebvre, H., 1991, The Production Of dan Permukiman, Program Pasca Space, Blackwell Publishers, Oxford. Sarjana, Jakarta. Institut Teknologi Marbun. 1994. Kota Indonesia Masa Jakarta. Depan, Masalah dan Prospek. Rahman, Arief, 2006. Konservasi Jakarta, Penerbit Erlangga. Bangunan Tempo Dulu Yang Moeloeng, L., J., 2001.. Metodologi Terbarukan di Kawasan Kota Lama, Penelitian Kualitatif, Cetakan ke Lembaga Penelitian, Jakarta, XVI, Jakarta. Remaja Rosdakarya. Universitas Gunadarma.Rapoport, A., Mohammad Ali Topan, 2005, Memahami 1982, The Meaning Of Built Metode Hermeneutik Dalam Studi Environment, Beverly Hills, Arsitektur dan Kota, Jakarta, Trisakti. California, Sage Publication. Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi V, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000.

A-8 Rahman, Revitalisasi Kawasan Kota...