BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Golongan publik yang memiliki penghasilan di atas wajar, mereka akan dibingungkan dengan berbagai alternatif dalam menggunakan pendapatannya serta menempatkan sisa uangnya untuk bermacam-macam seperti investasi.

Beberapa macam pilihan investasi membantu publik untuk berbuat waspada saat memilih alternatif. Menurut Tandelilin (2010:3), alternatif investasi yang digunakan publik bisa berbentuk tabungan atau investasi. Saat publik menetapkan tabungan sebagai alternatif umumnya digunakan untuk dana darurat yang dapat dipergunakan setiap saat dan tingkat bunganya ditentukan di wilayah orang tersebut menabung. Sedangkan investasi bisa dilaksanakan melalui pembelian saham di pasar modal.

Pasar modal memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di sebuah negara. Karena hampir sebagian besar transaksi produk investasi terjadi di pasar modal. Investasi dapat diartikan sebagai salah satu bagian penghasilan nasional, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB). Lemah atau tidaknya pertumbuhan ekonomi suatu wilayah bisa dilihat dari penghasilan nasional tersebut. Apabila suatu wilayah mengalami peningkatan dalam pertumbuhan ekonominya maka kesempatan kerja, kesejahteraan, produktivitas dan distribusi pendapatan juga akan mengalami peningkatan.

1

2

Pasar modal selalu berkaitan dengan lingkungan, seperti lingkungan ekonomi dan lingkungan non-ekonomi. Secara internal, pasar modal akan selalu dipengaruhi kondisi ekonomi mikro, seperti implementasi strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan, pembagian dividen dan performa kinerja perusahaan akan selalu mendapatkan reaksi dari pelaku pasar modal. Sementara lingkungan ekonomi makro dipengaruhi oleh pasar secara tidak langsung seperti perubahan suku bunga, kurs valas, inflasi, peristiwa seperti kecelakaan pesawat, kebijakan dan peraturan pemerintah ikut serta berdampak pada fluktuasi harga saham dan volume perdagangan di pasar modal.

Di dalam pasar modal yang efisien dalam perubahan sahamnya dikuasai baik kejadian ekonomi, non-ekonomi maupun politik. Dalam kejadian ekonomi terdiri dari variabel besar dan variabel kecil. Variabel ekonomi besar yakni pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, inflasi, moneter, nilai tukar mata uang dan kebijakan fiskal berpengaruh terhadap pasar saham dengan cara menyeluruh.

Variabel ekonomi kecil berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan cara personalitas. Kejadian non-ekonomi ialah kejadian yang tidak berdampak langsung terhadap pasar. Kejadian non-ekonomi seperti tsunami, tanah longsor, kecelakaan pesawat, bencana alam berpengaruh signifikan terhadap perekonomian negara (Sajid Nazir et al., 2014).

Semua kalangan masyarakat di masa kini lebih tertarik dengan bantuan fasilitas transportasi udara (penerbangan) yang mempunyai kelebihan seperti halnya kecepatan tinggi, selain itu diminati karena penerbangan tidak memiliki kepadatan di udara seperti layaknya di daratan. Berbagai transportasi udara

3

termasuk mode transportasi yang praktis, efisien, cepat, selamat serta nyaman.

Jasa penerbangan bisa dikatakan telah memenuhi kebutuhan masyarakat luas, apalagi sekarang ini penerbangan telah menjadi kebutuhan masyarakat dengan pendapatan golongan kebawah. Berbeda jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, jika dilihat golongan menentu yang memiliki pendapatan tinggi yang menggunakan jasa penerbangan.

Transportasi udara khususnya penerbangan komersial jelas mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan ekonomi dan sosial yang digambarkan oleh jumlah permintaan jasa penerbangan yang mengalami peningkatan serta diukur dari pertumbuhan penumpang udara. Walaupun begitu tetap terdapat kelemahan yang mendalam di maskapai penerbangan yaitu sering terjadinya kecelakaan.

Peristiwa atau informasi yang berkaitan dengan aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, dan hukum banyak terjadi atau menyebar di masyarakat. Aspek sosial seperti yang dilakukan CSR atau Corporate Sosial Responsibility dari suatu perusahaan, aspek ekonomi seperti kebijakan negara dalan mengatur harga Bahan

Bakar Minyak (BBM), aspek politik seperti diadakannya pemilihan umum, dan beberapa peristiwa penting lainnya yang tanpa disadari mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi.

Dalam 5 tahun silam telah terjadi beberapa peristiwa kecelakaan pesawat di , antara lain ialah pada 28 Desember 2014, pesawat Air Asia QZ8501 jatuh di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah dengan membawa 156 penumpang sesaat setelah lepas landas dari Bandara Juanda, .

4

Selanjutnya, 16 Agustus 2015 pesawat Trigana Air bernomor registrasi PK YRN hilang kontak dalam penerbangan -Oksibil dengan 54 penumpang, dari informasi masyarakat menyatakan pesawat menabrak pegunungan di Okbape.

Terakhir, pada Senin 29 Oktober 2018, pesawat JT 610 dengan jalur

Soekarno-Hatta, ke Pangkalpinang yang membawa 189 orang terjatuh di Tanjungpakis, Karawang setelah terbang dari Bandar Udara Internasional

Soekarno Hatta pukul 06.20 WIB. Tentu saja, kejadian tersebut menambah daftar panjang kecelakaan penerbangan yang mengalami kecelakaan. Berdasarkan data yang dihimpun, kejadian ini merupakan kecelakaan ke-20 yang dialami Lion Air sejak 2002 silam.

Daftarnya adalah sebagai berikut:

No Tanggal Kejadian Keterangan

Lion Air penerbangan 386 PK-LID dengan jalur

Jakarta--, batal terbang dan 1 14 Januari 2002 terjerembap tidak lama sesudah pesawat pergi dari

kawasan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Lion Air penerbangan 787, MD-82 dengan jalur

2 31 Oktober 2003 Ambon--, melewati garis ketika tiba

di Bandara Hasanuddin, Makassar.

Lion Air penerbangan 332, MD-82 dengan jalur

Jakarta-, tidak mendarat dengan benar di 3 3 Juli 2004 Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.

5

No Tanggal Kejadian Keterangan

Lion Air penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 dengan

jalur Jakarta-Solo-Surabaya, terperosok ketika tiba di 4 30 November 2004 Bandara Adisumarmo, Solo. Dalam peristiwa itu

terdapat korban tewas sebanyak 26 penumpang.

Lion Air penerbangan 789, MD-82, batal terbang dari

5 10 Januari 2005 Bandara Wolter Monginsidi, , dikarenakan ban

pesawat bocor.

Lion Air penerbangan 791, MD-82 dengan jalur

6 3 Februari 2005 Ambon-Makassar, terperosok ketika tiba di Bandara

Hasanuddin, Makassar.

Lion Air penerbangan 1641, MD-82 dengan jalur

Mataram-Surabaya, terpeleset pada roda bagian depan

7 12 Februari 2005 melewati kawasan kurang lebih setengah meter di sisi

utara, saat akan terbang di Bandara Selaparang,

Mataram.

Lion Air penerbangan 778, MD-82 dengan jalur

Jakarta-Makassar, ban meledak ketika tiba di Bandara

8 6 Mei 2005 Hasanuddin, Makassar. Lalu pilot menghentikan

pesawat di kawasan bandara sebelum tiba di wilayah

parkir.

6

No Tanggal Kejadian Keterangan

Lion Air penerbangan 792, MD-82 dengan jalur

9 24 Desember 2005 Jakarta-Makassar-Gorontalo, terperosok ketika tiba di

Bandara Hasanuddin, Makassar.

Lion Air penerbangan 778, MD-82 dengan jalur

10 18 Januari 2006 Ambon-Makassar-Surabaya, terperosok saat mendarat

di Bandara Hasanuddin, Makassar.

Lion Air penerbangan 8987, MD-82 dengan rute

11 4 Maret 2006 Denpasar-Surabaya terpeleset ketiba tiba di Bandara

Juanda, Surabaya disebabkan cuaca tidak mendukung.

Lion Air penerbangan 792, PK-LIJ Boeing 737-400

12 24 Desember 2006 dengan rute Jakarta-Makassar-Gorontalo, terperosok

saat tiba di Bandara Hasanuddin, Makassar.

Lion Air PK-LIL MD-90 terpeleset di Bandara 13 9 Mei 2009 Soekarno-Hatta, Jakarta.

Lion Air penerbangan 712, PK-LIQ Boeing 737-400

14 3 November 2010 dengan jalur Jakarta--Jakarta, terpeleset di

Bandara Supadio, Pontianak.

Lion Air penerbangan 598, Boeing 737-900 ER

dengan jalur Jakarta-Pekanbaru, terpeleset waktu

15 14 Februari 2011 sampai di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Dengan hasil akhir tidak ada korban jiwa.

7

No Tanggal Kejadian Keterangan

Lion Air penerbangan JT 0295, Boeing 737-900 ER

dengan jalur -Pekanbaru-Jakarta, terperosok di

16 15 Februari 2011 Pekanbaru. Semua roda pesawat melewati kawasan

bandara. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa

tersebut.

Lion Air JT 673 terperosok dengan jarak 15 meter

17 23 Oktober 2011 hingga mengenai pinggir kawasan di Bandara

Sepinggan, , Kalimantan Timur.

Lion Air terpeleset di Bandara Supadio, Pontianak,

18 30 Desember 2012 pukul 22.00 WIB. Roda sisi kanan pesawat amblas

karena peristiwa tersebut.

Lion Air dengan jalur - terjatuh di laut

19 13 April 2013 ketika hampir sampai Bandara Ngurah Rai Bali, ketika

akan mendarat.

Penerbangan Lion Air JT-610 dengan jalur Soekarno-

Hatta, Tangerang ke Pangkalpinang dilaporkan

20 29 Oktober 2018 mengalami kecelakaan setelah terbang dari Bandar

Udara Internasional Soekarno Hatta, pada pukul 06.20

WIB.

Peristiwa kecelakaan udara bukanlah hal biasa yang patut diabaikan, terlebih jika pesawat yang mengalami kecelakaan merupakan pesawat milik

8

perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek suatu negara, pasti hal tersebut menuai berbagai reaksi dari para pemegang saham. Kecelakaan pesawat dapat memiliki konsekuensi langsung tidak hanya bagi perusahaan yang terlibat dalam bencana tetapi juga untuk perusahaan lain dalam industri terkait. Untuk perusahaan penerbangan, tiga kemungkinan dampak dapat dihasilkan. Ini termasuk kerusakan pesawat, korban manusia dan niat baik perusahaan, dan penurunan penumpang yang pada gilirannya akan mempengaruhi pangsa pasar perusahaan. Semua ini akan menghasilkan penurunan pendapatan dan laba perusahaan, yang pada gilirannya akan mengubah nilai perusahaan.

Peristiwa yang terjadi terjadi di sekeliling kita sering kali dianalisis untuk dikaitkan dengan respon pasar modal, melihat seberapa kuat peristiwa tersebut mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi pada perusahaan terkait.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan indikator perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa, karena pada umumnya kandungan informasi, reaksi pasar dan tingkat efisiensi pasar diukur dan diuji menggunakan variabel-variabel tersebut, serta dalam penelitian- penelitian terdahulu juga diperlukan.

Beberapa penelitian terdahulu telah menguji reaksi pasar terhadap peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia. Misalnya, (Widyasari, Suffa, &

Praswati, 2017) meneliti tentang pengaruh dari adanya kebijakan amnesti pajak menemukan bahwa sebelum dan setelah peristiwa amnesti pajak terjadi tidak adanya abnormal return positif yang ada hanya abnormal return negatif yang menandakan reaksi pelaku pasar terhadap penurunan kekayaan saham. (Maharani,

9

2017) meneliti peristiwa politik tentang Trump Effect, dari penelitian tersebut ditemukan bahwa terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS ke 45 berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return dan trading volume activity keseluruhan saham BEI secara bersamaan untuk periode pengamatan 1 sampai dengan 5 hari. Serta dalam penelitian (Fransisko & Siti, 2017) tidak terdapat hasil yang signifikan dalam analisis perbedaan reaksi pasar modal sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta.

Berbagai penelitian sebelumnya yang telah diuraikan di atas mengenai studi peristiwa atau event study umumnya menganalisis peristiwa atau kejadian dalam negeri atas pengaruhnya terhadap pasar modal. Di sisi lain, karakteristik atau muatan informasi yang terkandung dalam peristiwa luar negeri memiliki peluang untuk mempengaruhi reaksi pasar modal dalam negeri.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan studi peristiwa yang memiliki tujuan guna mengetahui reaksi pasar atas terjadinya peristiwa tertentu seperti kecelakaan pesawat komersial yang terjadi dalam 5 tahun terakhir.

Jika terdapat perbedaan reaksi pasar antara sebelum dan sesudah peristiwa terjadi, artinya peristiwa tersebut mempunyai kandungan informasi. Penulis ingin mengetahui reaksi pasar modal pada sektor transportasi penerbangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait peristiwa kecelakaan tersebut terjadi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul:

10

“Reaksi Pasar Modal Atas Peristiwa Kecelakaan Pesawat Komersial (Studi

Empiris pada Perusahaan Sektor Transportasi Penerbangan di BEI Periode

2014-2018)”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah terdiri sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah

kecelakaan pesawat komersial pada saham sektor transportasi penerbangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan

sesudah kecelakaan pesawat komersial pada saham sektor transportasi

penerbangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji secara empiris apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal

return sebelum dan sesudah kecelakaan pesawat komersial pada saham sektor

transportasi penerbangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji secara empiris apakah terdapat perbedaan rata-rata trading

volume activity sebelum dan sesudah kecelakaan pesawat komersial pada

saham sektor transportasi penerbangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

11

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para

pembaca mengenai pasar modal khususnya mengenai studi peristiwa (event

study) terhadap peristiwa kecelakaan pesawat dan dapat menambah referensi

bukti empiris tentang studi peristiwa di pasar modal.

2. Bagi Kepentingan Bisnis

Penelitian ini diharapkan bisa mendukung yakni dengan informasi yang

diberikan bagi investor dan pelaku pasar modal lainnya terkait tingkat

abnormal return dan tingkat trading volume activity saham yang

diperdagangkan di sekitar kejadian kecelakaan pesawat komersial, sehingga

dapat dipakai untuk bahan pertimbangan dalam analisis investasi di pasar

modal terhadap informasi serupa yang akan terjadi di hari yang akan datang

untuk mendapatkan tingkat pengembalian semaksimal mungkin.