FORUM KEUANGAN DAN BISNIS (FKBI), 6 , 2017, 479-490

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI)

When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk ISBN 978-602-17225-7-2. http://fkbi.akuntansi.upi.edu/

Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Provinsi Jawa Barat

Wachdijono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Jalan Pemuda 32 Cirebon 45132 Jawa Barat Indonesia [email protected]

Abstract. This research aims to know the consumer preference towards empal gentong in Battembat village, Subdistrict Tengah Tani Cirebon district of province and the attributes that favored consumers. Descriptive research methods through survey approach. The population is empal gentong consumer and sampling techniques in accidental sampling. The research results showed that the preferences of consumers of 79.93% (like categories) as well as the attributes that favored consumers is the sense of value of 92.3% and 28.6 index numbers. It is suggested the existence of good cooperation between local governments and traders empal gentong in order to realize the culinary tourist destination.

Keywords: Atributes; Empal Gentong; Preferences.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap empal gentong di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dan atribut yang sangat disukai konsumen. Metode penelitian deskriptif melalui pendekatan survai. Populasinya adalah konsumen empal gentong dan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa preferensi konsumen terhadap empal gentong sebesar 79,93 % (kategori suka) serta atribut yang sangat disukai konsumen adalah rasa dengan nilai 92,3 % dan angka indek 28,6. Disarankan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah setempat dengan pedagang empal gentong dalam rangka mewujudkan daerah tujuan wisata kuliner.

Kata Kunci: Atribut; Empal Gentong; Preferensi,.

Corresponding author. Jalan Pemuda 32 Cirebon 45132 Jawa Barat Indonesia. [email protected] Copyright©2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

.

4791 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

PENDAHULUAN yang cukup komplit, sehingga dapat menciptakan rasa yang sangat luar biasa Empal Gentong adalah salah satu enaknya. Oleh karenanya tidak produk makanan khas masyarakat Cirebon mengherankan jika banyak konsumen, baik Provinsi Jawa Barat. Produk ini mirip dengan invidu, rumah tangga maupun lembaga yang dan dimasak dalam gentong dengan menjadikan empal gentong sebagai urutan menggunakan kayu bakar dari pohon asam. preferensi (order of preference) menu yang Empal gentong merupakan masakan yang pertama. berbahan dasar daging sapi dan beberapa jeroan, yang dimasak dalam santan kental, kemudian ditambahkan beberapa halus

Gambar 1 Rumah Makan Khas dan Sajian Masakan Empal Gentong di Desa Battembat Cirebon

Berdasarkan hasil survai pendahuluan pemerintah setempat menuju terwujudnya diperoleh gambaran nyata bahwa keramaian daerah tujuan wisata kuliner. pembeli terjadi pemusatan, artinya ada rumah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka makan yang memang ramai sekali pembeli, dapat dirumuskan pokok permasalahannya, tapi ada juga rumah makan yang ramai tetapi yaitu: bagaimana preferensi konsumen tidak begitu ramai sekali. Oleh karenanya terhadap Empal Gentong di Desa Battembat fakta tersebut menjadi hal yang menarik untuk Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon dilakukan suatu penelitian, khususnya tentang dan atribut mana yang sangat disukai preferensi konsumen terhadap empal gentong konsumen ?. itu sendiri. Melalui penelitian ini diharapkan Penelitian ini bertujuan untuk akan dapat diketahui, antara lain: mengenai mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut penyebab rasa suka atau tidak sukanya Empal Gentong di Desa Battembat konsumen pada suatu rumah makan empal Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon gentong. Rasa suka dan tidaknya ini yang dan atribut yang sangat disukai konsumen menyebabkan ramai tidaknya pembeli pada sehingga diharapkan akan dapat bermanfaat, suatu rumah makan empal gentong. sebagai sebagai bahan masukan bagi Selanjutnya pada empal gentong tersebut juga Pemerintah Kabupaten Cirebon dan melekat atribut-atribut yang menjadi unsur Pemerintah Kota Cirebon dalam rangka kesukaan konsumen, sehingga penelitian ini mengemban amanah UU Nomor 20 Tahun sangat bermanfaat sebagai bahan masukan 2008 yaitu pengembangan UMKM dalam upaya perbaikan-perbaikan dan atau khususnya di bidang kuliner/agribisnis kreatif, pengembangan-pengembangan produk- sebagai bahan referensi dalam memperluas produk UMKM khususnya dibidang kuliner dan atau mengembangkan ilmu pengetahuan oleh para penual empal gentong dan

480 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

tentang preferensi konsumen, sangat suka atau suka, walaupun belum khususnya bagi mahasiswa dan khalayak diketahui apakah konsumen tersebut pembeli umum yang peduli pada pengembangan baru atau pembeli lama. Hal ini sangat terkait UMKM. dengan preferensi konsumen terhadap empal Pada intinya preferensi konsumen gentong yang dijual dari masing-masing dapat dimaknai sebagai ukuran atau derajat rumah makan. suka atau tidak suka dari konsumen terhadap Menurut Macfine dan Thomson- suatu produk. Kotler (1997) menambahkan Fitriyani (2013) menjelaskan bahwa ada 3 bahwa preferensi konsumen menunjukkan (tiga) faktor yang mempengaruhi preferensi kesukaan konsumen dari berbagai pilihan konsumen yaitu karakteristik individu, produk yang ada. Teori preferensi ini karakteristik makanan dan karakteristik digunakan untuk menganalisis tingkat lingkungan. Namun pada umumnya kepuasan bagi konsumen dalam karakteristik makanan lebih dominan mengkonsumsi produk. Contohnya jika pengaruhnya yang disertai atribut-atribut pada seorang konsumen mempunyai pendapatan makanan tersebut sebagai daya sukanya (uang) yang terbatas, maka ia harus memilih konsumen. Adapun atribut/indikatornya, dari beberapa alternatif yang dapat antara lain: rasa, aroma, penampakan, tekstur, memberikan nilai kepuasan optimal. Pada bentuk, harga, merek, kemasan dan umumnya konsumen mencoba mencapai pelayanan. Atribut rasa pada umumnya yang tingkat konsumsi yang paling memungkinkan menjadi kesukaan utama pada produk-produk dengan tingkat pendapatan yang terbatas kuliner, sperti empal gentong ini. (Abimanyu, 2004). Berdasarkan kajian preferensi ini Pembelian yang ramai terhadap maka akan dapat dilakukan perbaikan atau produk makanan empal gentong yang dijual pengembangan empal gentong ke depan yang pada salah satu rumah makan di Jalan Raya lebih prospektif. Battembat menandakan bahwa konsumen

Konsumen: individu, rumah Informasi Evaluasi tanggga

Preferensi Konsumen

tidak melakukan tidak melakukan pembelian ulang pembelian ulang

Melakukan Pembelian Ulang Rumah Makan Rumah MakanRumah Makan Rumah Makan Empal Gentong A Empal GentongEmpal B Gentong Empal Gentong C

Analisis Preferensi Konsumen

Upaya Perbaikan / Pengembangan Kuliner/Agribisnis Kreatif Menuju Daerah Tujuan Wisata Kuliner

481| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini hipotesis diajukan, yaitu: diasumsikan mengikuti 3 (tiga) sifat dasar, diduga preferensi konsumen terhadap empal yaitu: a) Kelengkapan (Completeness), gentong di Desa Battembat Kecamatan maksudnya jika A dan B merupakan dua Tengah Tani Kabupaten Cirebon paling kondisi, maka tiap orang selalu harus dapat rendah 60 % dari rata-rata ideal atau kategori menspesifikasikannya, apakah: A lebih suka. disukai dar pada B atau B lebih disukai dari pada A atau A dan B sama-sama disukai. Sifat dasar tersebut mengasumsikan bahwa tiap KAJIAN LITERATUR orang tidak pernah ragu dalam menentukan Berdasarkan Kamus Besar Ekonomi pilihannya karena ia mengetahui mana yang (2007) menjelaskan bahwa kata “preferensi lebih baik. b) Transitivitas (Transitivity), konsumen” berasal dari bahasa Inggris yaitu maksudnya jika seorang berkata bahwa ia “consumers preference”, yang mempuyai arti lebih menyukai A dari pada B, dan lebih adanya kekuatan relative dari hasrat menyukai B dari pada C, maka ia harus lebih konsumen dalam menggunakan berbagai menyukai A dari pada C. Oleh karenanya barang dan jasa. Selanjutnya Kotler--- seseorang tidak dapat mengartikulasikan Fitriyani (2013) menjelaskan bahwa preferensinya yang saling bertentangan. c) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan Kontinuitas (Continuity), maksudnya jika konsumen dari berbagai pilihan produk yang seorang berkata lebih menyukai A dari pada ada. Dengan demikian preferensi merupakan B, maka segala kondisi dibawah A lebih syarat suatu produk dapat dikonsumsi disukai dari pada kondisi dibawah B. oleh konsumen, artinya bahwa suatu produk Preferensi setiap orang atau konsumen tidak akan dikonsumsi oleh konsumen karena diasumsikan mengikuti 3 sifat dasar di atas, tidak ada rasa suka terhadap produk tersebut sehingga selalu dapat menyusun urutan walaupun produk itu tersedia. Dalam hal ini (ranking) semua kondisi mulai dari yang dapat dikatakan bahwa produk tersebut tidak paling disukai hingga yang paling tidak ada preferensinya. Preferensi konsumen disukai dari berbagai produk yang ada. adalah pilihan kesukaan atau ketidaksukaan Seorang konsumen yang rasional pasti akan oleh seseorang terhadap suatu produk yang memilih produk yang paling disukainya dikonsumsi. Preferensi konsumen karena produk yang lebih disukai, akan menunjukkan kesukaan konsumen dari memberikan utilitas (nilai guna) yang lebih berbagai pilihan produk yang ada (Sumarwan besar dari pada barang yang kurang disukai. dkk---Fauziah, 2015). Hal ini selaras dengan pendekatan utilitas Berkenaan dengan pengertian- yang menjelaskan bahwa nilai suatu barang pengertian “preferensi konsumen”, dengan kepuasan (utilitas) yang diperoleh dari Samuelson---Fitriyani (2013) pengkonsumsian barang tersebut (Gilarso, memperkenalkan suatu teori preferensi 2007). konsumen yang dikenal dengan sebutan Suatu contoh dari pendekatan utilitas, Realed Preference. Dalam teori ini yaitu pada hasil penelitian Suryana, Nurhayati menjelaskan bahwa setiap konsumen pasti dan Junianto (2017) tentang Preferensi mempunyai preferensi yang akan Konsumen Dalam Membeli Produk Olahan menggiringnya kepada pembelian barang Ikan di Kota Bandung, Cimahi dan Kabupaten kebutuhannya, artinya bahwa pembeliannya Bandung, menjelaskan bahwa produk olahan merupakan preferensi yang nyata bagi ikan eksisting yang paling dominan menjadi konsumen tersebut. preferensi konsumen adalah ikan Kajian lebih lanjut, Nicholas (2002) --- tongkol dan ikan, sedangkan atribut Fauziyah (2015) menjelaskan bahwa produk yang paling dipertimbangkan adalah preferensi setiap orang atau konsumen rasa dan harga produk.

482 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

Penelitian lain yang selaras adalah hasil Terhadap Buah Salak (Salacca Edulis) Di penelitian Fitriana Dian Setyaningsih (2009) Pasar Tradisional Kota tentang Analisis Preferensi Konsumen

Surakarta menjelaskan bahwa buah salak pembelinya berbeda-beda antara rumah yang menjadi preferensi konsumen di makan khas Empal Gentong yang ramai pasar tradisional Kota Surakarta adalah pembeli, namun ada juga yang sepi pembeli. buah salak yang mempunyai rasa manis, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - berukuran Juni 2016. sedang (15-19 buah/kg), mempunyai tekstur Dalam penelitian ini digunakan daging halus, dan mempunyai warna kulit metode penelitian deskriptif melalui coklat kehitaman, sedangkan atribut buah pendekatan survei. Metode ini dilakukan salak yang paling dipertimbangkan dalam untuk memperoleh data-data dari fenomena keputusan pembelian buah salak di pasar yang berlangsung dan mencari keterangan- tradisional Kota Surakarta adalah atribut keterangan secara faktual, baik tentang rasa. Urutan atribut dari yang paling institusi sosial dan ekonomi dari suatu dipertimbangkan sampai dengan yang kelompok atau daerah (Natsir, 1998). Untuk kurang dipertimbangkan adalah rasa buah, mengumpulkan data digunakan blangko ukuran buah, tekstur daging buah dan warna observasi yang dilakukan melalui wawancara kulit buah. (interview). Data yang dikumpulkan adalah Berdasarkan 2 (dua) contoh tentang data primer. aplikasi dari konsep preferensi konsumen Populasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rasa suka (preferensi) konsumen Empal Gentong yang berada di konsumen terhadap suatu produk tidak ada lokasi penelitian. Teknik pengambilan sampel ragu-ragu (konsisten) karena dikuatkan oleh dilakukan secara accidental sampling atribut-atribut yang melekat pada produk (spontanitas). Menurut Sugiyono (2003), tersebut sehingga penelitian tentang preferensi bahwa accidental sampling merupakan teknik sangat berguna khususnya bagi para pedagang pengambilan sampel berdasarkan factor atau pengusaha dalam rangka meningkatkan kebetulan yaitu seseorang dapat menjadi omset penjualan yang efektif melalui sampel jika dinilai cocok sebagai sumber data. perbaikkan-perbaikkan produk berdasarkan Jumlah sampel ditentukan sebesar 32 (tiga preferensi konsumen yang telah diketahuinya. puluh dua) konsumen. Berdasarkan tujuan penelitian, maka METODOLOGI PENELITIAN diperlukan batasan dalam operasionalisasi Lokasi penelitian ditentukan secara variabel, sebagai berikut: 1) Preferensi adalah sengaja (purposive) yaitu di Rumah Makan derajat kesukaan dari konsumen terhadap Khas Empal Gentong ”RM. AMARTA” yang produk makanan Empal Gentong. berada di Jalan Raya Battembat Tengah Tani 2) Konsumen adalah seorang individu atau Kabupaten Cirebon. Adapun dasar rumah tangga yang sedang melakukan pertimbangannya adalah bahwa RM. pembelian dan telah membeli empal gentong. AMARTA merupakan salah satu rumah 3) Penggolongan preferensi konsumen makan yang ramai pembeli dan berlokasi di mencakup 5 (lima) tingkatan, yaitu sangat sentra penjualan empal gentong. Selain itu suka, suka, ragu-ragu, tidak suka dan sangat pada lokasi tersebut tingkat keramaian tidak suka.

483| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Sub Variabel Indikator Skala 1. Rasa Ordinal 2. Aroma Ordinal Preferensi 3. Penampakan Ordinal Konsumen Karakteristik 4. Tekstur Ordinal Makanan 5. Bentuk Ordinal 6. Harga Ordinal 7. Merek Ordinal 8. Kemasan Ordinal 9. Pelayanan Ordinal

Data yang berupa preferensi konsumen dari sampel, kemudian 4) Nilai atau skor total dari variable dikumpulkan, diolah dan dilakukan analisis dihitung berdasarkan rumus: secara deskriptif berdasarkan kaidah perhitungan Skala Likert. Penggunaan skala Perolehan skor total Likert yakni menguraikan indikator menjadi Proporsi skor = x 100 % beberapa item pertanyaan yang telah disusun Skor tertinggi dalam bentuk questioner dan setiap pertanyaan diberi skor yang sesuai dengan pilihan sampel (Natsir, 1998). Adapun Kategori nilai atau skor yang diperoleh dapat perhitungan dimaksud adalah sebagai berikut: diinterprestasikan sebagai berikut: 1) Setiap item pernyataan dan jawaban dari sampel terdiri atas 5 jenis tingkatan, yaitu: 5, Pencapaian skor Kategori 4, 3, 2 dan 1. 2) Nilai atau skor tertinggi dari 0 - 20 % Sangat Tidak Suka (STS) setiap jawaban adalah 5 dan terendah adalah 21 – 40 % Tidak Suka (TS) 1. 3) Kategori nilai atau skor ditentukan 41 – 60 % Ragu-ragu (R) berdasarkan kelas-kelas interval yang dapat 61 – 80 % Suka (S) dihitung dengan rumus: 81 - 100 % Sangat Suka (SS)

Skor tertinggi – Skor terendah 5) Penentuan peringkat indicator (atribut) dari Interval = sub Jumlah kelas variable berdasarkan perhitungan angka indek, sebagai berikut: Kategori nilai atau skor dapat diinterprestasikan sebagai berikut: Index Value = ( (Frek. STS x 1) + (Frek. TS x 2) + Pencapaian skor Kategori (Frek. R x 3) + (Frek. S x 4) + (Frek. SS x 5) : 4,3 - 5 Sangat suka (SK) 5 3,5 - 4,2 Suka (S) (Rangkuti, 2005 ) 2,7 - 3,4 Ragu-ragu (R) 1,9 - 2,6 Tidak suka (TS) 1,0 - 1,8 Sangat tidak suka (STS)

484 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

Untuk menguji hipotesis yang diajukan Berdasarkan hasil survai terhadap 32 digunakan uji-t, dengan langkah-langkah responden (konsumen empal gentong) dan sebagai berikut: kaidah perhitungan Skala Likers terhadap 1) Menentukan model hipotesis secara verbal indikator (atribut) pada sub variable dan statistik, yaitu: (karakteristik makanan), yaitu rasa, aroma, Ha : Diduga preferensi konsumen terhadap penampakan, tekstur, bentuk, harga, merek, empal gentong di Desa Battembat Kecamatan kemasan dan pelayanan menunjukkan nilai Tengah Tani Kabupaten Cirebon paling rata-rata preferensi konsumen. Tabel 1 rendah 60 % dari rata-rata ideal (suka) menjelaskan bahwa preferensi konsumen Ho : Diduga preferensi konsumen terhadap terhadap empal gentong sebesar 1.115 dari empal gentong di Desa Battembat Kecamatan skor/nilai tertinggi 1.140 atau 79,93 % Tengah Tani Kabupaten Cirebon paling tinggi artinya dalam kategori suka. Untuk 60 % dari rata-rata ideal atau kategori ragu- mengetahui signifikasi skor preferensi ragu sampai sangat tidaksuka. tersebut maka dilakukan pengujian hipotesis Ha : µx > 60 % yang telah diajukan, sebagai berikut: Ho : µx ≤ 60 % a) Nilai atau skor tertinggi (ideal) adalah 1440 dan terendah 888 2) Menentukan nilai t-hitung (to) untuk b) Nilai atau skor rata-rata ideal adalah 45 hipotesis yang diajukan, melalui rumus: c) Nilai atau skor yang dihipotesiskan ( µo) = 60 % dari rata-rata skor ideal: t-hitung = ( X – µ0)/(S /√ n) = 60 % x 45 = 27 d) Total skor perolehan dari sampel = 1.151 3) Menentukan taraf signifikasi (α), misal: atau 79,93 % α = 0,05 e) Nilai atau skor rata-rata (x) = Total 4) Mencari nilai t-tabel dengan α = 0,05 skor perolehan : jumlah sampel = dan db = n – 1 (db = derajat bebas) 1.151 : 32 = 35,97 5) Menentukan kriteria pengujian hipotesis, f) Mencari nilai t-hitung : yaitu: t-hitung=( 35,97 - 27)/(2.66/√32) Jika ttabel < t-hitung , maka Ho ditolak 6) Membandingkan nilai antara ttabel t-hitung=( 35,97 - 27)/0,47 = 19,08 dengan t-hitung (to). 7) Buatlah kesimpulan. g) Mencari nilai t-tabel pada α = 0,05 Keterangan: derajat bebas (db) = 32 – 1 = 31. Diperoleh to = t-hitung, nilai yang dihitung nilai t-tabel = 1,69 berdasarkan data sampel. h) Kriteria pengujian hipotesis = Jika t-tabel ttabel = t α ; ( n – 1 ) = derajat bebas ≥ t-hitung , maka Ho diterima n = jumlah sampel penelitian i) Ternyata (hasil perbandingan) = 1,69 < (Sudjana, 1984). 19,08, maka Ho ditolak µ0 = nilai dasar preferensi yang Kesimpulan: Ho ditolak, artinya bahwa dihipotesiskan preferensi konsumen terhadap empal gentong X = nilai rata-rata preferensi di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon dalam kategori suka HASIL DAN PEMBAHASAN dapat diterima.

485| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

Tabel 1 Atribut dan Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong di Desa Battembat

Atribut Empal Gentong No Nama Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Trisunu 5 4 3 3 4 5 5 4 4 37 4.11 2 Nopi 3 3 3 4 4 5 2 4 5 33 3.67 3 Ibu Anisah 5 4 4 4 4 4 4 4 5 38 4.22 4 Daria 4 4 3 4 4 5 4 2 2 32 3.56 5 Muslih 5 4 4 4 4 5 4 3 2 35 3.89 6 Veri Fernando 5 4 3 4 4 5 5 4 4 38 4.22 7 Ito 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37 4.11 8 N. Rukmana 5 5 3 5 4 3 3 4 5 37 4.11 9 Hj.Maemunah 5 5 4 4 4 4 3 4 5 38 4.22 10 Ibu Harja 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 3.89 11 Edi 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38 4.22 12 Ramlan 5 5 4 4 4 4 4 4 5 39 4.33 13 Sucipto 4 4 4 5 4 3 3 4 5 36 4.00 14 Harya 4 4 5 4 3 4 3 4 4 35 3.89 15 Ria 4 3 4 4 4 4 4 4 3 34 3.78 16 Warso 5 4 5 4 4 4 1 4 1 32 3.56 17 Edi 4 3 4 4 4 4 4 4 3 34 3.78 18 Tuti 4 3 3 5 4 5 4 3 5 36 4.00 19 Yuyun 5 5 4 5 3 3 4 3 3 35 3.89 20 Rudi 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38 4.22 21 D. Rahman 5 5 4 5 4 5 4 5 5 42 4.67 22 Iman 5 5 4 4 4 4 5 4 4 39 4.33 23 Andreas 4 4 3 4 4 4 3 3 5 34 3.78 24 Yulia 5 4 4 4 4 3 3 4 5 36 4.00 25 Dhany 4 4 4 4 3 3 3 4 3 32 3.56 26 Maria 4 4 5 5 4 4 5 4 4 39 4.33 27 Rina 5 4 3 4 4 5 4 4 4 37 4.11 28 Tono 5 3 4 3 4 5 5 4 4 37 4.11 29 Wawan 5 4 3 4 4 5 5 4 4 38 4.22 30 Nono 5 3 4 4 4 5 5 3 4 37 4.11 31 Toni 4 3 4 3 2 5 2 2 4 29 3.22 32 Yana 4 3 3 3 4 5 5 3 4 34 3.78 Jumlah 143 126 121 132 123 137 122 119 128 1151 127.888 Rata-rata 4.47 3.94 3.78 4.13 3.84 4.28 3.81 3.72 4.00 4.00 Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Setelah dilakukan pengujian hipotesisnya yang menyukai empal gentong ini tidak asal ternyata Ho ditolak, artinya bahwa preferensi suka tetapi sudah mengkonsumsi sebelumnya konsumen terhadap empal gentong di Desa dan kemudian menilainya atau juga konsumen Battembat Kecamatan Tengah Tani tersebut telah melakukan perbandingan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat (komparasi) terhadap jenis-jenis masakan lain adalah dalam kategori suka (S). Konsumen kemudian menilainya. Pada akhir penilaian

486 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

menyimpulkan bahwa konsumen menyukai yang menjadi pedoman dalam penilaian empal gentong yang merupakan masakan khas konsumen, antara lain: rasa, aroma, Cirebon. penampakan, tekstur, bentuk, harga, merek, Kesukaan konsumen terhadap empal gentong kemasan dan pelayanan. Berdasarkan hasil dapat disebabkan oleh bermacam factor. Pada penelitian menunjukkan bahwa konsumen umumnya kesukaan konsumen dewasa ini menyukai atribut tersebut dalam kategori di kepada produk makanan lebih disebabkan atas sedang, yaitu suka (S) dan sangat suka oleh atribut yang melekat pada produk (SS). Untuk melihat tingkat kesukaan tersebut. Hal ini dikarenakan melalui atribut konsumen terhadap atribut dimaksud dapat tersebut, maka karakteristik makanannya dilihat pada tabel 2. dapat diketahui yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman dalam penilaian suka atau tidak suka. Terkait dengan kesukaan konsumen terhadap empal gentong di Desa Battembat, maka diantara atribut makanan

Tabel 2 Nilai Atribut Pada Karakteristi Empal Gentong

Nilai Atribut Kategori Observasi Tertinggi 1. Rasa 143 (92,3 %) 160 Sangat suka 2. Aroma 126 (81,3 %) 160 Sangat suka 3. Penampakan 121 (78,1 %) 160 Suka 4. Tekstur 132 (85,2 %) 160 Sangat Suka 5. Bentuk 123 (79,4 %) 160 Suka 6. Harga 137 (88,4 %) 160 Sangat Suka 7. Merek 122 (78,7 %) 160 Suka 8. Kemasan 119 (76,8 % ) 160 Suka 9. Pelayanan 128 ( 82,6 % ) 160 Sangat Suka Sumber: Data Primer Diolah (2016) Konsumen sangat menyukai atribut rasa, perbaikkan pada item-item atributnya jelas aroma, tekstur, harga dan pelayanan. Adapun berimplikasi pada biaya, maka diperlukan untuk atribut penampakan dan bentuk dalam upaya bijak untuk menentukan peringkat kategori suka. Namun demikian kesemua atribut yang mana harus lebih diperhatikan atribut itu disukai konsumen sehingga dapat atau didahulukan. Tindakan ini akan dapat menjadi pedoman bagi produsen (pedagang) mengefektifkan upaya pencapaian tujuan untuk senantiasa memperhatikan atribut sehingga item-item yang berperingkat lebih tersebut jika berkeinginan agar penjualan rendah dapat ditunda pelaksanaannya. empal gentong laku dan laba (untung) untuk Adapun untuk mengetahui peringkat atribut sepanjang masa serta dapat diturunkan kepada makanan empal gentong di Battembat dapat anak-cucu. dilihat pada tabel 3. Namun mengingat bahwa atributnya cukup banyak (ada 9) dan setiap melakukan

487| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

Tabel 3 Peringkat Nilai Atribut Empal Gentong di Desa Battembat

Karakeristik Frekuensi Angka Jumlah Makanan (Atribut) 1 2 3 4 5 Indek 1. Rasa 0 0 1 15 16 32 28.6 2. Aroma 0 0 8 18 6 32 25.2 3. Penampakan 0 0 10 19 3 32 24.2 4. Tekstur 0 0 4 20 8 32 26.4 5. Bentuk 0 1 3 28 0 32 24.6 6. Harga 0 0 5 13 14 32 27.4 7. Merek 1 2 8 12 9 32 24.4 8. Kemasan 0 2 6 23 1 32 23.8 9. Pelayanan 1 2 4 14 11 32 25.6 Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Penentuan peringkat atribut atribut kemasan jangan dilaksanakan tetapi berdasarkan pada besaran angka indek lebih baik dana perbaikkan atribut tersebut sehingga atribut rasa memiliki angka indek dialihkan pada item atribut yang memiliki tertinggi (28,6) artinya bahwa atribut rasa angka indek yang lebih tinggi, misal: rasa inilah yang menjadi lebih diperhatikan dahulu (28,6), harga (27,4) tekstur (26,4), pelayanan jika empal gentong akan tetap dikunjungi (25,6) dan aroma (25,2). konsumen yang lebih banyak. Untuk Dengan diketahuinya preferensi konsumen mempertahankan rasa memang bukan hal terhadap empal gentong di Desa Battembat yang mudah, terutama jika terjadi kenaikkan dalam kategori suka (S) dan atribut yang harga-harga bumbu dapur. Hal ini berkaitan paling disukai adalah rasa, maka dapat bahwa cita rasa yang baik bermutu menjadi bahan masukan (pertimbngan) memperlukan takaran atau formula bumbu kepada para penjual empal gentong dan yang paten sehingga berbiaya tinggi karena pemerintah daerah bahwa kondisi yang dalam menaikkan cita rasa bukan sembarang demikian sangat berpeluang untuk menjadi bumbu dapat digunakan (bumbu bermutu daerah tujuan wisata (destinasi) kuliner rendah). dengan cita rasa yang khas dan berkualitas. Dengan diketahui nilai peringkat Menjadi daerah tujuan wisata ini sangat atribut melalui anghka indek ini maka untuk digalakkan oleh pemerintah di seluruh tanah nilai atribut yang lebih rendah dapat ditunda air karena multifier effect yang ditimbulkan dulu pelaksanaannya, misal untuk atribut akan dapat menjadi pusat pertumbuhan kemasan dengan angka indek 23,8 (terendah). ekonomi baru yang sangat berperan dalam Jika ada upaya perbaikkan atribut, maka

488 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Natsir (1998). Metode Penelitian. Jakarta: masyarakat. Ghalia Indonesia.

SIMPULAN Rangkuti, Freddy. (2005). Riset Pemasaran. Preferensi konsumen terhadap empal Jakarta:.PT. Gramedia Pustaka Utama gentong di Desa Battembat Kecamatan Bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Tengah tani Kabupaten Cirebon Provinsi Ekonomi IBII. Jawa Barat dalam katagori suka (S) sehingga sangat berpeluang untuk dikembangkan Setyaningsih, Fitriana Dian. (2009). Analisis menjadi daerah tujuan wisata Preferensi Konsumen Terhadap Buah kuliner/agribisnis kreatif pada melalui Salak (Salacca Edulis) Di Pasar UMKM-UMKM. Adapun atribut pada empal Tradisional Kota Surakarta. Skripsi pada gentong yang sangat disukai konsumen adalah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas rasa. Oleh karenanya dalam upaya Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan. meningkatkan jumlah pembeli melalui perbaikkan atribut empal gentong, maka Sugiyono. (2003). Statistik Untuk Penelitian, kepada para penjual disarankan untuk Bandung: Alfabeta. memperhatikan atribut rasa terlebih dahulu dan untuk menjadikan sebagai Daerah Sudjana.(1984). Metode Statistik Edisi 6. Tujuan Wisata Kuliner, maka diupayakan Bandung: Tarsito. adanya sosialisasi dan sekaligus pembinaan dari Pemerintah Daerah kepada para penjual Suryana, Asep Agus Handaka, Hurhayati, empal gentong dan masyarakat di sekitarnya Junianto. (2017). Peningkatan untuk saling sinergi mewujudkan daerah Produktivitas dan Daya Saing Komoditas tujuan wisata tersebut. Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Agribisnis I. Ciamis: DAFTAR PUSTAKA Program Studi Agribisnis Fakultas Abimanyu, Yoopi. (2004). Ekonomi Pertanian Universitas Galuh. Manajerial. Bogor: Ghalia Indonesia. Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya. (2007). Fauziah, Eva. (2015). Hubungan Antara Kamus Besar Ekonomi. Bandung: Persepsi dan Preferensi Konsumen Pustaka Grafika. Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Buah Lokal (Studi Kasus di Indonesia (2008). Undang-Undang Nomor 20 Pasar Harjamukti, Pasar Pagi dan Pasar Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Kanoman Kota Cirebon, Skripsi pada Menengah. Jakarta. Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon.

Tidak dipublikasikan.

Fitriyani, Dwi Hesti. (2013). Preferensi Konsumen Terhadap Hasil Olahan Daging Ayam Beku (Kasus di Pasar Modern Giant Ekstra Kota Cirebon),

Skripsi pada Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon. Tidak dipublikasikan

Gilarso, T. (2007). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta:

Kanisius.

489| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

490 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017