Jurnal Teknik PWK Volume 4 Nomor 3 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk ______ARAHAN PERANCANGAN RUANG PUBLIK DENGAN PENDEKATAN KONSEP RIVERFRONT DI SUNGAI TUNTANG KABUPATEN DEMAK

Ilman Naafi’aa1 dan Nurini2

1Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro email : [email protected]

Abstrak: Ruang publik pada dasarnya merupakan sarana bagi masyarakat untuk berinteraksi, kesempatan untuk meningkatkan ekonomi, serta menambah unsur estetika lingkungan. Kabupaten Demak sangat lekat sejarah karena terdapat Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, sehingga Pemerintah Daerah Demak membuat branding Demak Kota Wali agar dapat mengenang sejarah Kerajaan. Sungai Tuntang merubakan saksi bisu sejarah yang pernah terjadi di Demak, Sungai yang pernah menjadi jalur pelayaran dan sumber kehidupan tersebut kini menyempit hingga 7 meter dan sedang dibangun taman oleh pemerintah daerah di sempadan sungai tersebut. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan pada konsep taman yaitu legenda Baru Klinting, Jaka Tingkir, sebagai jalur perdagangan dan lainnya. Tujuan penelitian dan perencanaan ini adalah untuk menciptakan rencana desain ruang publik di Sungai Tuntang dengan konsep The LegendsRiverfront Public Space yang sesuai dengan peran ruang publik yaitu dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam menunjang peningkatan interaksi sosial, meningkatkan ekologi kawasan perencanaan, serta dapat menambah sebuah ikon sejarah Kerajaan Demak.dan menguatkan branding Demak Kota Wali. Metode penelitian menggunakan metode campuran, teknik sampling dalam pengumpulan data yaitu dengan purposif untuk mewawancarai stakeholder terkait secara mendalam, dan wawancara kepada pengunjung menggunakan sampling insidental, selain itu pengumpulan data lainnya dilakukan dengan telaah dokumen dan observasi lapangan. Dalam mencapai perancangan sesuai yang diharapkan maka dibutuhkan metode campuran dan pengolahan data secara deskriptif kualitatif pada penelitian aspek fisik dan non fisik, pada perancangan juga menggunakan deskriptif kualitatif pada analisis aktivitas dan kebutuhan ruang, tapak, perancangan kota, kriteria terukur, dan kriteria tak terukur yang menghasilkan tiga desain selanjutnya diproses dengan menggunakan metode kuantitatif AHP oleh para ahli. Produk yang dihasilkan adalah desain siteplan Taman Kali tuntang Lama yang telah mengakumulasi kebutuhan seluruh stakeholder dan paling aplikatif untuk di implementasikan serta dapat memperkuat branding Demak Kota Wali dengan konsep legenda yang terkait sejarah Kerajaan Demak. Kata Kunci : Ruang Publik, Riverfront, Legenda, Desain

Abstract:Fundamentally,public space is a public facility for citizen interaction, chance for increasing economy aspect, andmade environment aesthetic better. Demak district has related with the first Islamic Kingdom in Island, so the government give “Demak Kota Wali” as a branding of this city. Tuntang River is the deaf witness all the historical happened in Demak. In the past the river wide approximately 30 meters but nowadays only 7 meters and it developed as public space from the government. The potential things there are some legends like Baruklinting, Jakatingkir, harbor, and the waterways n the past. This public space needs a research and it will be redesigned to solve the problem and make a better public space so can strengthen Demak Kota Wali. brandingThe research method used mixed method approach. Collecting data technique that used along the paper are primary data from interview, observation, and secondary data from document data institution. To decide interviewee used purposive sampling to all concerned stakeholder and incidental sampling for visitors Taman Kali Tuntang Lama. Along research and some design analysis with analytic-qualitative descriptive that produce three alternative design and it will be input of analytical hierarchy process (AHP) that compared by three experts by quantitative methods. The best design is siteplan that had accumulated all stakeholder needs and the applicable design to be implementation and can strengthen “Demak Kota Wali” branding with the legends related Islamic Kingdom History. Keyword : Public Space, Riverfront, Legends, Design

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 373

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

PENDAHULUAN Jawa.Kerajaan Demak didirikan oleh Sultan Pengembangan Kota Hijau (Green City) Fatah yang merupakan keturunan dari sebagai pengembalian keseimbangan kota Kerajaan Majapahit yaitu Raja Brawijaya V akibat dampak perubahan iklim semakin (Kerajaan Hindu) dengan Putri Liang dari mendesak untuk diimplementasikan. Konsep Kerajaan Campa China (Kerajaan Kota Hijau mulai menjadi tren yang sedang Islam).Kerajaan Demak bersinar saat dipimpin marak dikembangkan di kota-kota di penjuru oleh Raden Fatah dengan dibantu Walisongo dunia. Konsep Kota Hijau mulai digerakkan di terbukti dengan terjalinnya hubungan baik melalui inisiasi dari Imam S. Ernawi dengan Kerajaan Majapahit, China, Gresik, karena permasalahan kota di Indonesia yang dan Palembang.Penerus Kesultanan setelah cenderung kumuh, macet, banjir, kesenjangan Sultan Fatah wafat yakni diteruskan oleh sosial, bencana dampak perubahan iklim dan putranya yakni Sultan Pati Unus kemudian lain sebagainya. Pencapaian Kota Hijau terdiri Sultan Trenggono. Setelah tiga masa dari delapan aspek yang harus dipenuhi agar kesultanan tersebut tidak ada lagi penerus tercapainya visi kota yang ramah lingkungan laki-laki yang menjadi Sultan, sehingga yaitu Green Planning and Design, Green Open diangkatlah putra menantu Sultan Trenggono Space, Green Water, Green Waste, Green yakni Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang Transportation, Green Community, Green ketika itu datang melamar menjadi prajurit Energy,dan Green Building. Salah satu Kerajaan Demak dari Desa Tingkir Salatiga perhatian kota-kota di Indonesia yang sedang melalui Sungai Tuntang. Kesultanan digencarkan oleh pemerintah yaitu green selanjutnya berdiri di Mataram, Kartasura, dan open space dengan membuat hutan kota dan Ngayogyakarta.Tujuan dari berdirinya taman-taman kota untuk memenuhi 30% luas Kerajaan Islam di Demak adalah untuk RTH. menyebarkan Agama Islam seluas-luasnya ke Berkembangnya sebuah perkotaan seluruh penjuru Nusantara.Selain itu Demak ditandai dengan bertambahnya kelengkapan yang menjadi pusat perdagangan yang paling serta kualitas sarana dan prasarana yang berpengaruh di Nusantara dengan komoditas dimiliki. Salah satu sarana yang mendukung pertanian dan rempah-rempah. Pelabuhan perkembangan sebuah kota terutama dalam Tuban, Gresik, Jepara, , Sedayu, meningkatkan aspek sosial yaitu ruang publik. Tegal, Cirebon, Sunda Kelapa, , Ruang publik adalah ruang yang dapat diakses Palembang dan Jambi merupakan wilayah oleh publik dan tempat dimana orang-orang kekuasaan Demak dan di Demak sendiri melakukan aktivitas secara individu maupun terdapat dermaga terbesar kedua setelah berkelompok.(Carr, 1992, p. 50). Dengan Jepara yang letaknya di hilir Sungai Tuntang adanya ruang publik maka interaksi sosial Demak yang didatangi pedagang Islam dari antar warga semakin aktif, dan memudahkan seluruh penjuru Dunia seperti China, Gujarat, pemerintah dalam menampung aspirasi dan Arab. Lokasi Kerajaan Demak sampai saat masyarakat.Ruang terbuka publik yang ini belum ditemukan dipercaya bahwa tersedia di perkotaan Kabupaten Demak Kerajaan terbuat dari kayu sehingga tidak sangat minim.Ruang Publik yang menjadi meninggalkan bekas, namun para arkeolog alternatif tempat interaksi masyarakat meyakini bahwa letak kerajaan tidak jauh dari eksisting yaitu alun-alun dan Stadion kawasan Sitinggil, Betengan, dan Pancasila. Saat ini sedang dikembangkan Kauman.Masjid Agung Demak merupakan taman di Sugai Tuntang dan taman bermain salah satu peninggalan Kerajaan Demak yang anak di Jl. Sultan Fatah. Kecamatan Demak dibuat oleh Raden Fatah dan walisongo dalam dengan luas 6.113 Ha hanya terdapat empat waktu sehari semalam dengan bantuan soko- pilihan ruang terbuka publik. soko dari Kerajaan majapahit yang dialirkan Kabupaten Demak sangat lekat dengan melalui Sungai Tuntang.(Herwanto, 2013) sejarah Kerajaan Islam pertama di Pulau

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 374

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

Di pusat kota Demak yaitu di antara Kabupaten Demak merupakan Masjid Agung Demak, Alun-alun, Kadipaten wilayah yang harus di preservasi karena Demak, Kawasan Kauman, Pecinan, dan mengandung sejarah besar Kerajaan Demak. Sitinggil terdapat Sungai Tuntang berasal dari Pemerintah Demak berusaha membuat mata air Gunung Merbabu mengalir di sebelah branding Kota Wali sebagai slogan andalan selatan Gunung Ungaran menuju ke Demak Kabupaten Demak, selain itu pemerintah juga dan bermuara di Laut Jawa. Menurut ahli melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah (Suwagiyo, 2015) mengungkapkan Kerajaan Demak seperti Masjid Agung Demak bahwa legenda pada zaman kerajaan Islam dan Makam Sunan Kalijaga. Peningkatan Demak Sungai Tuntang berkaitan dengan identitas dan menciptakan sense of place di legenda Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang Kabupaten Demak sebagai Kota Wali telah ketika itu datang melamar menjadi prajurit dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Kerajaan Demak dari Desa Tingkir Salatiga Demak salah satunya dengan menambah melalui Sungai Tuntang. Selain itu street furniture berupa Asmaul Husna legendaBaruklinting yang singkat ceritanya disepanjang jalan menuju Masjid Agung Mbok Rondo dan Baruklinting naik lesung Demak. ketika terjadi banjir dari daerah Ambarawa Saat ini pemerintah daerah hingga Demak dan Mbok Rondo yang memiliki Kabupaten Demak sedang meningkatkan nama asli Nyai Ratu Lembah ketika meninggal ruang terbuka hijau, salah satunya taman aktif dimakamkan di kompleks pemakaman Masjid di sempadan Sungai Tuntang yang diberi nama Agung, namun belum ada dokumen yang “Taman Kali Tuntang Lama”. Pembangunan membenarkan legenda tersebut. taman tahun 2012 hingga saat ini yang Sungai Tuntang dahulu memiliki menghabiskan dana lebih dari 1 miliar lebar 30 meter yang dapat di lewati oleh (RadarSemarang, 2014). Taman Kali Tuntang kapal-kapal dagang besar dari seluruh penjuru Lama saat ini belum dapat menarik minat dunia. Pada zaman kolonial Sungai Tuntang masyarakat untuk berkunjung dikarenakan ini sering meluap dikala musim kemarau kondisi lingkungan yang masih buruk sehingga wilayah perkotaan Demak sering diperparah dengan banyaknya PKL dan kios terjadi Banjir, sehingga dibangunlah tanggul di yang terbangun di bantaran sungai dengan daerah Ploso Kecamatan Wonosalam sehingga kondisi kumuh, serta belum terdapat desain aliran Sungai Tuntang membelok ke yang menarik bagi pengunjung. Potensi Kecamatan Bonang kemudian dialirkan ke sejarah Kabupaten Demak khususnya Sungai laut. Dengan memindah aliran tersebut Tuntang harusnya dapat diangkat menjadi sekarang Kota Demak tidak pernah banjir lagi. suatu konsep yang tepat dalam Sungai Tuntang yang ada di sepanjang pengembangan taman disertai preservasi perkotaan Demak dinamakan “Kali Tuntang Sungai Tuntang. Lama” karena alirannya mati dan terjadi Kebutuhan masyarakat Demak akan sedimentasi yang akhirnya menjadi daratan ruang publik dan langkah pemerintah daerah dan hanya tersisa 6-7 meter yang saat ini Kabupaten Demak dalam membangun taman digunakan sebagai aliran drainase dari warga aktif di sempadan Sungai Tuntang menjadi sekitar. Cerita lainnya konon Sungai Tuntang salah satu urgenitas perbaikan perancangan Lama memiliki keajaiban yang dapat Taman Kali Tuntang Lama. Dengan pendanaan menyembuhkan penyakit, Saat yang cukup banyak seharusnya taman Pemberontakan G30S/PKI korban-korban tersebut dapat menjadi identitas yang pembantaian PKI sembuh lagi ketika mandi di menguatkan penelusuran sejarah Kerajaan Sungai Tuntang, dan sekitar tahun 2013 lalu Islam di Demak sehingga dapat terintegrasi terdapat orang yang terganggu jiwanya dengan objek wisata Masjid Agung Demak. sembuh setelah mandi dengan air Kali Permasalahan fisik yang dihadapi Tuntang Lama. dalam pengembangan ruang publik di tepi

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 375

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

sungai (riverfront public space) adalah sebagai dengan peran ruang publik yaitu dapat berikut. mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam 1. Perlunya preservasi Sungai Tuntang yang menunjang peningkatan interaksi sosial, memiliki sejarah besar terkait dengan meningkatkan ekologi kawasan perencanaan, Kerajaan Islam dan berpotensi dalam serta dapat menambah sebuah ikon sejarah peningkatan sense of place Kabupaten Kerajaan Demak.dan menguatkan branding Demak sebagai Kota Wali. Demak Kota Wali. 2. Perlunya pelestarian legenda-legenda Tujuan penelitian dan perancangan rencana tentang Sungai Tuntang dalam konsep desain ruang publik di Sungai Tuntang dapat taman untuk menggambarkan sejarah tercapai melalui pencapaian sasaran-sasaran yang belum dibakukan. sebagai berikut: 3. Kondisi lingkungan Taman Kali Tuntang  Teridentifikasinya kondisi eksisting, Lama masih buruk, karena dalam legenda terkait, dan permasalahan yang perancangan dan pengelolaan tidak ada di Sungai Tuntang Lama. melibatkan seluruh stakeholder.  Teridentifikasinya kebutuhan ruang yang 4. Perancangan ruang publik di Taman Kali terdapat di kawasan perencanaan. Tuntang Lama belum mampu memenuhi  Tersusunnya konsep dan analisa yang aktivitas masyarakat karena belum tepat untuk menyelesaikan permasalahan terdapat atraksi yang menarik masyarakat dan mencapai desain untuk berkunjung dan menghabiskan  Terbentuknya siteplan dan arahan desain waktu di taman tersebut. kawasan perencanaan. Tujuan dari penelitian dan perancangan ini Ruang lingkup kawasan ini yang terbagi adalah terciptanya rencana desain ruang menjadi dua segmen. Segmen 1 dengan publik di Sungai Tuntang dengan konsep The panjang 436 m dan segmen dua memiliki LegendsRiverfront Public Space yang sesuai panjang 288 m yang seluruh luasnya 2 Ha.

Sumber: Analisis, 2015 Gambar 1 Wilayah Studi

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 376

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

KAJIAN LITERATUR beriteraksi sosial.Ruang publik Ruang Publik menghubungkan konteks fisik dan sosial. Ruang terbuka publik merupakan Menurut (Carr, 1992) ruang publik ruang yang dapat diakses oleh publik dan dalam suatu permukiman akan berperan tempat dimana orang-orang melakukan secara baik jika mengandung unsur antara aktivitas secara individu maupun lain: berkelompok.(Carr, 1992, p. 50). Didukung a. Comfort, dengan definisi menurut (Madanipour, 1996) b. Relaxation, menyebutkan bahwa ruang publik sebagai c. Passive engagement, ruang yang terbuka bagi semua orang untuk d. Active engagement mengaksesnya dan beraktivitas di dalamnya, e. Discovery yang mana ruang tersebut disediakan dan dikelola oleh pemerintah atau badan umum Konsep Waterfront sesuai kebutuhan umum. Fungsi dari bentuk Pengembangan kotawaterfront ruang publik menyediakan kebutuhan dasar dimulai sejak pengembangan kota di lahan masyarakat, menyediakan tempat untuk kosong bekas pelabuhan lama di Amerika yang aktivitas kelompok dan untuk kegiatan kemudian ditiru oleh kota-kota di Eropa dan bersama. Aktivitas di alun-alun cukup penting menyebar ke penjuru dunia. Pembangunan kebertahanannya untuk atraksi visual. Tujuan waterfront merupakan contoh konsep yang yang sering digunakan untuk memperbaiki baik dengan ketahanan suatu kota pada ruang publik adalah menyediakan udara yang kebutuhannya beradaptasi dengan lingkungan segar dan cahaya matahari sehingga dapat sekitar, untuk mengatur dampak dari beraktivitas bebas dan rileks (Crantz, 1982; teknologi baru, memanfaatkan peluang untuk Heckscher & Robinson,1977 dalam Carr,1992). menggambarkan tempat bekerja sebaik Dimasa abad ke 20 alasannya akan semakin menciptakan perubahan di lingkungan eksplisit dengan pembangunan taman dan masyarakat (Breen & Rigby, 1996). tempat bermain sebagai rekreasi. Menurut (Cliff M dalam Yang & Xu, Terdapat tiga nilai utama dalam 2012.) sungai merupakan tempat relaksasi, pembangunan ruang publik yaitu responsive, tempat bersantai, tempat merenung, dan juga demokratic, dan meaningful. tempat untuk rekreasi. Koridor hijau pada 1. Responsif tepian sungai dapat melindungi jenis spesies, Ruang yang responsif dirancang dan mengurangi kontaminasi air,menormalkan dikelola untuk menyediakan kebutuhan perubahan iklim di sekitar areanya (Xu et pengguna yang ingin merasa nyaman, dan al.,2010 dalam Yang & Xu, 2012). Manfaat rileks. lainnya yaitu meningkatkan kualitas hidup 2. Demokratis yang lebih baik, mengalihkan tekanan air pada Demokratis adalah nilai untuk melindungi pengontrol banjir, sebagai drainase dapat hak setiap pengguna.Ruang publik dapat bekerja dengan baik, dan berperan dalam diakses oleh semua kelompok dan pengembangan kota (Asakawa et al., 2004). menyediakan kebebasan untuk beraksi Riverfront seharusnya memiliki transportasi namun terkadang diklaim hak milik yang nyaman, dan faktor-faktor penting yang pribadi.Salah satunya aman dari tindakan mempengaruhi interaksi sosial dan kriminal. aksesbilitas di ruang publik (Geurs and van 3. Bermakna Wee, 2004 dalam Yang & Xu, 2012). Selain Ruang bermakna adalah yang faktor spasial dan visual, terdapat faktor memperbolehkan orang untuk penting yang terkait lingkungan spesifik dari memanfaatkan tempat secara leluasa riverfront, seperti aspek ekologi dan manfaat untuk mengekspresikan diri dan sosial. Lingkungan ekologi sepanjang riverfront merupakan hal yang menarik pengunjung,

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 377

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

penanaman vegetasi di koridor sungai dapat 4. Penyediaan untuk akses publik, berkontribusi untuk memperbaiki iklim, hubungan, dan penggunaan rekreasi. tutupan vegetasi memberikan ruang yang 5. Menyelenggarakan lingkungan sungai teduh, pelindung dari angin, dan menyejukkan dan sejarah budaya melalui program (Baschak dan Brown, 1995 dalam Yang & Xu, edukasi publik, pertandaan tepian 2012). Konsep dari Public Accessibility of sungai, dan acara. Riverfront (PAR) mengembangkan ruang  Prinsip Desain Tepian Sungai publik dan akses yang nyaman ke tepi sungai 1. Pemeliharaan fitur dan fungsi alam di dan memanfaatkan alam dan sumber daya sungai sosial, dalam hal ini seperti ruang 2. Membuat batas (buffer) untuk terbuka,koridor visual, ekologi yang terus melindungi alam menerus dan mempertimbangkan keramahan 3. Mengembalikan fungsi bantaran di lingkungan. (Yang & Xu, 2012). habitat sungai Menurut (Otto, McCormick, & Leccese, 4. Menggunakan alternatif nonstruktural 2004) dalam pembangunan tepian sungai untuk mengelola sumber daya air perlu memperhatikan prinsip utama, prinsip 5. Mengurangi lahan terbangun perencanaan hingga prinsip pembangunan (hardscape) kawasan di tepian sungai. 6. Mengelola buangan sanitasi (stormwater) pada kawasan dan  Prinsip Umum Tepian Sungai menggunakan pendekatan Prinsip umum ini dibuat untuk nonstructural merencanakan yang baik karena 7. Menyeimbangkan rekreasi dan akses transformasi pada reklamasi sungai publik dengan perlindungan sungai. tentunya menimbulkan polusi, 8. Menggabungkan informasi tentang mengancam kondisi ekologi, dan bahkan sumber daya alam sungai dan sejarah tidak ada upaya untuk memperbaiki budaya ke perancangan fitur tepi kawasan tepian sungai. Terdapat lima sungai. prinsip umum yaitu 1. Tujuan pengembangan ekologi dan METODE PENELITIAN ekonomi harus saling Pendekatan yang digunakan dalam menguntungkan. penelitian adalah metode campuran. 2. Pemeliharaan dan mengembalikan Pendekatan campuran merupakan fitur dan fungsi alami dari sungai. pendekatan yang mengkombinasikan 3. Regenerasi tepian sungai sebagai pendekatan kualitatif dan kuantitatif.Metode ruang alami bagi manusia. campuran ini memuat metode kuantitatif 4. Kompromi yang diperlukan untuk yang berfungsi untuk menguji teori tertentu mencapai banyak tujuan. dengan meneliti hubungan antar variable. 5. Membuat proses perencanaan dan Sedangkan metode kualitatif untuk perancangan tepi sungai berbasis memahami makna yang dianggap berasal dari partisipatif. masalah sosial kemanusiaan. Penelitian  Prinsip Perencanaan Tepian Sungai kualitatif digunakan dalam pengumpulan data 1. Demonstrasi karakteristik keunikan dan analisis penelitian untuk mengidentifikasi kota dengan perancangan tepian kondisi fisik mengenai fungsi dan tipologi, nilai sungai. lingkungan, prinsip utama, perencanaan, dan 2. Mengetahui ekosistem sungai dan perancangan riverfront, serta mengidentifikasi rencana untuk skala yang lebih besar nilai sosial, nilai utama, dan peran ruang daripada tepian sungai. publik. Pada analisis perancangan yang terdiri 3. Karena sungai dinamis perlu dari analisis aktivitas dan kebutuhan ruang, pengembangan untuk meminimalisir analisis tapak, analisis perancangan kota, kawasan banjir baru. analisis kriteria tak terukur aakan dianalisis

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 378

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

secara kualitatif sedangkan analisis terukur pengunjung Taman Kali Tuntang Lama akan dan Analytical Hierarchy Process (AHP) dihasilkan sampling dengan teknik insidental menggunakan analisis kuantitatif. sampling yaitu pengambilan sample tidak Teknik pengumpulan data dalam ditetapkan lebih dahulu, namun sample ini penelitian dan perancangan yang akan adalah orang dewasa yang ditemui peneliti di dilakukan terdiri dari telaah dokumen, lokasi perancangan yang merepresentasikan observasi, wawancara, perekaman gambar populasi dengan skenario penentuan titik dan pemetaan mengenai objek penelitian lokasi dan waktu pengamatan. (Zuriah, 2006) Taman Kali Tuntang Lama Kabupaten Demak. Teknik sampling yang digunakan adalah HASIL PEMBAHASAN sampling purposive yaitu penentuan sampel Hasil penelitian yang terbagi atas dengan pertimbangan keahlian dalam bidang kondisi fisik dan non fisik menghasilkan tertentu. Melalui teknik sampling ini maka identiifkasi potensi dan kebutuhan ruang sampel yang diambil adalah Dinas publik di Taman Kali Tuntang Lama. Pertamanan, Kantor Lingkungan Hidup, Bappeda, Warga sekitar Taman Kali Tuntang Fisik Lingkungan Lama, Paguyuban kelompok sadar wisata Fungsi dan Tipologi Masjid Agung Demak atau pemilik kios Kebutuhan pada indicator lokasi yaitu dibantaran sungai. Sedangkan untuk PKL di Pembangunan berdasarkan konsep trotoar Taman Kali Tuntang Lama, dan riverfront. Sedangkan pada indikator aktivitas dapat menyerap air, sehingga dalam eksisting Perlu adanya penambahan atraksi di percepatan penyerapan perlu ditambah taman aktif yaitu pembagian pusat aktivitas biopori di sisi sungai . Sedangkan indikator yaitu pusat olahraga, pusat kesejarahan, Pelibatan pihak-pihak terkait dalam tempat pemancingan, pusat acara, wisata air, perencanaan dan pembangunan dan pusat kuliner. membutuhkan Peran masyarakat dan seluruh pihak terkait tidak boleh diabaikan dalam Nilai Lingkungan perencanaan pembangunan taman tersebut. Kebutuhan pada ndikator kebersihan sungai adalah Normalisasi sungai dan Prinsip Perencanaan Riverfront penjernihan air sungai. Kebutuhan pada Kebutuhan pada indikator terdapat indikator kebersihan taman yaitu perlu karakteristik yang unik seperti sejarah, diadakan kegiatan perawatan oleh pengelola edukasi, pertandaan, atau acara yang Taman Kali Tuntang. Dan pada indikator diadakan di riverfront areaadalahFaktor Ketersediaan tempat sampah membutuhkan kesejarahan Kali Tuntang Lama yang melekat penyediaan tempat sampah setiap 15 m. seharusnya dapat diaplikasikan menjadi konsep perencanaan dan perancangan, Prinsip Utama Riverfront dengan penyediaan papan informasi sejarah, Kebutuhan pada indikator Keseimbangan atau perabot lainnya pada indikator ekonomi dan ekologi adalah Dalam ekosistem sungai tetap terjaga membutuhkan menyeimbangkan ekonomi dan ekologi perlu penjagaan kelestarian sungai dengan disediakan pujasera khusus PKL dan membersihkan sungai tentu tidak lepas untuk penyediaan tempat sampah khusus PKL. Pada menjaga ekosistem sungai, sehingga perlu indikator sungai sebagai fungsi drainase disediakan tempat pemancingan sehingga kebutuhannya Aliran drainase dan sanitasi menarik masyarakat untuk memancing dan yang dialirkan menuju Sungai Tuntang Lama perlu ditambahkan himbauan kepada seharusnya disediakan pengolah air kotor. pengunjung untuk tidak merusak lingkungan Pada indikator terdapat ruang di tepi sungai sungai. Sedangkan pada indikator dapat Sempadan sungai yang terbuka harus tetap diakses pengunjung semua kalangan termasuk

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 379

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

difable membutuhkan perencanaan desain peziarah atau wisatawan dapat mempelajari khusus difable dengan kursi roda seperti ram, sejarah peranan Kali Tuntang Lama pada masa jalur khusus tuna netra , serta disisi sungai di Kerajaan Islam Demak. beri pagar sehingga tidak membahayakan anak-anak. Non Fisik Nilai Sosial Prinsip Perancangan Riverfront Kebutuhan pada indikator interaksi Pada indikator terdapat pembatas sebagai pengunjung adalah upaya meningkatkan pelindung alam.Tidak membutuhkan interaksi pengunjung. Pada indikator kegiatan perbaikan karena pada eksisting kondisinya pengunjung membutuhkan perlu atraksi- sudah baik. Pada indikator tidak banyak atraksi pengunjung untuk semua usia. hardscapekebutuhannya adalah perancangan Penambahan atraksi taman bermain untuk taman di sepanjang sungai maka hardscape balita dan anak-anak, atraksi fasilitas olahraga, yang terbangun tidak boleh melebihi 25%. wisata air, sitting group, terapi rematik, pusat (Otto, McCormick, & Leccese, kuliner, teater terbuka dll sehingga semua 2004).Kebutuhan indikator terdapat anggota keluarga dapat menikmati atraksi dan pengelolaan sumber daya air dan pengelolaan beraktivitas di taman. sanitasi yaitu menciptakan pengelolaan air sanitasi untuk dijernihkan kembali. Pada Nilai Utama indikator Hubungan dengan rekreasi Kebutuhan pada indikator responsif sekitarnya membutuhkan peningkatan daya (menyediakan kebutuhan pengguna ruang tarik ruang publik ini perlu adanya integrasi publik) adalah perlu disediakan pagar wisata dengan Masjid Agung Demak sehingga pembatas sungai agar aman, dan fasilitas atau atraksi yang konsep CPTED dengan menambah menarik. Pada indikator demokrasi (dapat penerangan. Dan indikator bermakna diakses semua kelompok dan terjaga (Interaksi sosial) dibutuhkan pengadaan keamanannya) diperlukan penambahan teater terbuka sebagai tempat masyarakat penerangan untuk menciptakan ruang dengan untuk mengaktualisasikan diri.

Sumber: Analisis, 2015 Gambar 2 Wilayah Perancangan

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 380

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

Peran Ruang Publik Active Engangement Peran ruang publik terdiri dari 5 Indikator ruang dan unsur interaksi elemen yaitu comfort, relaxation, passive antar pengunjung membutuhkan ruang untuk engagement, active engagement, dan interaksi masyarakat sebaiknya disediakan discovery. sitting group, wisata air, pusat kuliner, dll.

Comfort Discovery Indikator sirkulasi jelas membutuhkan Kebutuhan indikator pengelolaan penunjuk arah lebih diperlukan untuk ruang public membutuhkan pengelolaan menunjukkan siteplan kawasan.Indikator ruang publik yang baik disertai partisipasi peneduh membutuhkan penambahan masyarakat, sehingga hasil pembangunannya peneduh disisi selatan.Indikator aroma dapat dinikmati bersama.Sedangkan pada membutuhkan adanya pengolahan air limbah indikator inovasi ruang publik dari semua dan drainase maka diharapkan air yang pihak dibutuhkan inovasi ruang publik juga mengalir sudah tidak menimbulkan bau. butuh melibatkan seluruh stakeholder. Indikator kebersihanmembutuhkan Pada analiais perancangan dengan kebersihan dan perawatan taman perlu menggunakan analisis aktivitas dan kebutuhan dilaksanakan secara internsif. Dan indikator ruang, analisis tapak, analisis perancnagan keindahan membutuhkan pengembangan kota, analisis kriteria tak terukur dan analisis atraksi sehingga dapat memperindah taman. kriteria tak terukur akan menghasilkan tiga desain alternative yang akan nilai Relaxation menggunakan proses hierarki analitik yang Kebutuhan indikator vegetasi adalah menghasilkan satu keputusan untuk Peneduh di sisi selatan masih kurang. Perlu menentukan desain yang paling aplikatif untuk perawatan sehingga mengurangi tanaman diimplementasikan. liar.Sedangkan pada barrier kebisingan membutuhkan pohon besar disisi Jalan Kyai Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Singkil telah mengurangi kebisingan Analisis ini menghasilkan tabel kebutuhan kendaraan yang ditimbulkan. Lebih baik lagi ruang yang berisi fungsi dan luasan yang akan apabila terdapat suara gemercik air yang lebih dirancang pada siteplan. Kerangka menenangkan konsep yang akan diterapkan pada perancangan adalah konsep “The Legends Pasive Engagement Riverfront Public Space” dengan rencana Pada indikator ruang untuk kegiatan delineasi lokasi perancangan sepanjang 273 individu (menyendiri) membutuhkan ruang meter dan luas 5.457 m2. untuk kegiatan individu perlu disediakan gazebo untuk menyendiri. Sedangkan pada indikator street furniture membutuhkan penyediaan perabot yang unik sehingga pengunjung tidak bosan berada di taman. Tabel 1 Kebutuhan Ruang

Jenis Luas Total Fungsi Ruang Jenis Aktivitas Luas (m2) Jumlah Bangunan Terbangun Terbuka 1,5 m x 47 m Jogging Jogging track 129 m2 129 m2 - 1,5 m x 39m Fitness Fitness centre 64 m2 64 m2 64 m2 - Fungsi Utama Ayunan dan Bermain anak 9 m2 x 3 27 m2 27 m2 - Segmen 1 Perosotan Tempat Gazebo 2.4 x 2 m2 x 3 14,4 m2 14,4 m2 - Pemancingan Pemancingan Taman Pasif 351.8 m2 351.8 m2 - 551.8 m2 Total 234.4 m2 551.8 m2

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 381

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

1,5 m x 101 m Jogging Jogging track 265 m2 265 m2 - 1,5 m x 75.6 m Pagelaran Open theater 109 m2 109 m2 109 m2 - atau Outdoor 53 m2 53 m2 53 m2 - pertunjukan Stage Belajar Sitting group 70.5 m2 x 2 141 m2 141 m2 - sejarah kesejarahan Fungsi Utama Sitting group Segmen 2 Tempat duduk untukterapi 31.6 m2 x 4 94,68 m2 126.4 m2 - rematik landmark Landmark 118 m2 118 m2 118 m2 - perahu Identitas dan Identitas 60 m2 60 m2 60 m2 air mancur Taman Pasif 1232 m2 1232 m2 - 1.555 m2 Total 872. m2 1.555 m2

Fungsi Jual beli Pendopo 134 m2 134 m2 134 m2 - Penunjang kuliner Foodcourt

Jalur Pejalan Trotoar 1.5 x 56.9 m2 85.35 m2 85,35 m2 - Kaki Segmen I Jalur Pejalan Trotoar 1.5 x 150.4 m2 225.67 m2 225,67 m2 - Kaki Segmen I Fungsi Parkir Pelayanan kendaraan Lahan datar 275.46 m2 275.46 m2 275,46 m2 - Mobil Parkir kendaraan Lahan datar 100 m2 100 m2 100 m2 - Motor Entrance Tangga 84 m2 84 m2 84 m2 - Total 1.776.3 m2 2.106 m2 Luas Daratan 1.776.3 m2 2.106 m2 Luas Perairan 1.030 m2 Luas Sirkulasi (10%) 545 m2 Luas Total 5.457 m2 Sumber :Analisis Penyusun, 2015

Analisis Tapak

Analisis yang dilakukan pada analisis tapak adalah analisis konstelasi wilayah, lingkungan, topografi, kebisingan, aksesibilitas, view, vegetasi, lintasan matahari dan arah angin, dan drainase sehingga menghasilkan zoning seperti gambar berikut.

Sumber: Analisis Penyusun, 2015 Gambar 3 Zonasi Kawasan Perancangan

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 382

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

Analisis perancangan sejarah Kali Tuntang Lama.Penyediaan tempat Perancangan kota memiliki delapan untuk banner di lampu jalan sehingga dapat elemen utama menurut Hamid Shirvani (1985) mencegah penempelan poster di pohon- dalam“The Urban Design Process”, terdapat pohon jalur hijau. delapan macam elemen yang membentuk sebuah kota (terutama pusat kota), yakni Tata Aktivitas Pendukung Guna Lahan (Land Use), Bentuk dan Kelompok Aktivitas pendukung pada kondisi Bangunan (Building and Mass Building), Ruang eksisting yaitu PKL akan dipindahkan di Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi foodcourt, selain itu akan diciptakan aktivitas (Parking and Circulation), Tanda-tanda komunitas dengan penyediaan teater terbuka. (Signages), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways), Pendukung Kegiatan (Activity Support), Jalur Pejalan Kaki dan Preservasi (Preservation). Pada rencananya trotoar dan jogging trackakan dipertahankan dan diperbaiki fungsi Tata Guna Lahan maupun desainnya juga akan ditambah Arahan Kecamatan Demak pada RTRW jembatan untuk menghubungkan jogging Kabupaten Demak sebagai Ibukota Kabupaten track sisi selatan dan utara. Demak. Fungsi utama Kelurahan Bintoro adalah sebagai fasilitas pelayanan, Ruang terbuka perkantoran, permukiman, dan sempadan Ruang terbuka yang telah ada akan sungai. Luas sempadan sungai di BWP II seluas dipertahankan dan diperbaiki fungsi dan 17 hektar, karena di BWP II ini banyak dilalui desainnya. Serta perlu diambah penghijauan sungai. sebagai peneduh atau sebagai estetika.

Bentuk dan Massa Bangunan Preservasi Bangunan yang akan direncanakan Pada sungai akan dimanfaatkan yaitu pendopo foodcourt sebagai relokasi PKL sebagai wisata air sehingga diharapkan di sepanjang JL. Kyai Singkil. Bangunan lainnya terdapat pengelolaan drainase sehingga air adalah teater terbuka sebagai pusat yang ada di sungai menjadi jernih. Selain itu pagelaran.Selain itu juga direncanakan perawatan kebersihan sungai juga harus terdapat pembangunan gazebo pemancingan diperhatikan agar tidak menjadi bencana di untuk pemancingan dan wisata air. hari kemudian. Untuk keamanan akan di desain sungai yang Sirkulasi dan Parkir berpagar agar anak-anak yang berkunjung Sirkulasi untuk mengakses taman tetap aman. Pembangunan disempadan direncanakan dapat dari Jl. Kyai Singkil sungai harus patuh pada peraturan intensitas maupun Jl. Pecinan. Perparkiran direncanakan pemanfaatan lahan dengan meminimalisir tetap onstreet namun dengan penataan hardscape sehingga tidak merusak lingkungan. pembagian antara parkir mobil dan motor.Serta memindahkan PKL ke foodcourt, sehingga lebih teratur. Pada hari-hari libur Analisis Kriteria Tak Terukur tempat parkir akan di tambah tempat parkir Analisis kriteria tak terukur adalah kriteria offstreet pada halaman Kantor Bupati. yang tidak dapat diukur secara kuantitatif,

lebih menekankan pada aspek kualitatif di Pertandaan lapangan. Dengan adanya analisis ini dapat Pertandaan yang direncanakan digunakan untuk mengukur kualitas struktur meliputi himbauan dan larangan seperti kota. kondisi eksisting, serta penambahan papan informasi kesejarahan yang menceritakan

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 383

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

Accesibility seperti taman bermain untuk anak, pusat Dalam mengakses Taman Kali Tuntang pagelaran, dan wisata air sehingga dapat akan dirancang entrance melalui Jl. Pecinan menambah kenyamanan dan mengurangi rasa dan Jl. Kauman. bosan saat mengunjungi taman. Compatibility Keberadaan taman ini menjadi lokasi Analisis Kriteria Terukur yang cocok untuk bersantai setelah lelah Hasil dari analisis kriteria terukur yaitu pada melakukan aktivitas bekerja dan sekolah. koefisien dasar bangunan yaitu dibagi dua View zona, pada zona perdaganagn KDB 90% dan View yang telah ada akan pada zona terbka KDB 70%. Ketinggian dipertahankan dan ditambah dengan Bangunan maksimal pada zona perdagangan keindahan wisata air yang berkonsep sejarah maupun zona terbuka adalah 6 lantai atau 24 Kali Tuntang. m. Jarak antar bangunan yang digunakan Identity hanya 0,5 meter karena lahanyang sangat Identitas tersebut akan di sempit tidak memungkinkan untuk kembangkan dengan konsep sejarah Sungai menggunakan JAB 6 m. sedangkan pada Garis Tuntang yaitu untuk menjelaskan bahwa Sempadan Bangunan yang digunakan adalah terdapat bekas dermaga akan disajikan 0,5 meter karena jarak dari sungai maupun landmark berupa perahu. jalan sangat tidak memungkinkan Sense menggunakan GSB 5,5 m. Sense of place yang akan diterapkan di ruang public tersebut adalah ruang terbuka Proses Hirarki Analitik alami disisi sungai yang akan mengangkat Proses hirarki analitik atau yang biasa sejarah sungai, sehingga pengunjung dapat dikenal dengan AHP yaitu cara mengambil bersantai, dan mendapatkan edukasi sejarah. keputusan melalui kriteria-kriteria yang telah Livability ditetapkan sebelumnya (Saaty, 1991). Pada Kenyamanan di Taman Kali Tuntang perancangan yang telah dilakukan akan di nilai Lama akan ditingkatkan dengan cara oleh para ahli dengan metode AHP, sehingga perawatan dalam menjaga kebersihan dan dari tiga desain yang telah dibuat akan dinilai pengolahan air sungai sehingga tidak keruh melalui empat kriteria dengan skema sebagai dan bau. Selain itu penambahan atraksi berikut.

Desain 1 Desain 2 Desain 3

Sumber: Analisis Penyusun, 2015 Gambar 4 Skema AHP

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 384

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

Penilaian AHP ini akan dilakukan bagian pertamanan DPU PPE Kabupaten dengan tiga ahli landscape yaitu Ir. Rina Demak, dan Arso Budiyatmo, ST sebagai ahli Kurniati, MT sebagai akademisi ahli landscape, dari bagian Amdal KLH Kabupaten Demak. Andi Erwin Prasetyo, ST sebagai ahli dari Tabel 2 Hasil Penilaian Ahli dengan Metode AHP Nilai VP Responden Nilai Inkonsistensi Desain 1 Desain 2 Desain 3

Ir. Rina Kurniati, MT 0.086 0.717 0.198 0.082

Andi Erwin Prasetyo, ST 0.092 0.325 0.582 0.052

Arso Budiyatno, ST 0.210 0.074 0.715 0.10

Rata-rata 0.129 0.372 0.498 0.078

Sumber : Analisis Penyusun, 2015

Menurut tabel diatas, dapat dilihat KESIMPULAN DAN REKOMENDASI bahwa nilai inkonsistensi 0,078 yakni valid Kesimpulan karena masih dibawah 0,1. Berdasarkan nilai Taman Kali Tuntang Lama yang vektor prioritas tertinggi adalah desain 3 diperuntukkan sebagai ruang publik bagi dengan pertimbangan empat kriteria dan masyarakat Demak saat ini kondisi penilaian dari tiga ahli.Sehingga desain 3 lingkungannya masih buruk dan belum dapat menjadi desain yang paling aplikatif mampu memenuhi kebutuhan aktivitas untuk di rancang pada Taman Kali Tuntang pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian yang Lama. Pada desain 3 ini akan dilakukan menggunakan analisis deskriptif didapatkan penyempurnaan berdasarkan saran dari para kesimpulan bahwa secara umum Taman Kali ahli. Pada penanganan banjir akan dibuatkan tuntang belum memenuhi fungsinya sebagai kantilever dan untuk pengolahan air perlu ruang publik yang menarik, nilai lingkungan water treatment sehingga air yang mengalir taman masih buruk, belum memenuhi kaidah sudah bersih. prinsip utama, perencanaan, dan perancangan pada pembangunan riverfront area. Dalam Perancangan Siteplan Ruang Publik Taman kondisi non fisik Taman Kali Tuntang Lama ini Kali Tuntang Lama sudah mendukung adanya interaksi sosial Perancangan siteplan ini merupakan namun kegiatan pengunjung yang hasil dari analisis permasalahan, aktivitas dan menunjukkan masih monoton dan pasif, dari kebutuhan pengunjung sehingga tercipta nilai utama taman ini belum menyediakan konsep The Legend Riverfront Public Space. kebutuhan pengguna namun kawasan ini Dengan konsep tersebut di detailkan aman dari tindak kriminalitas. Peran taman ini menggunakan analisis tapak untuk sudah cukup baik dari segi kenyamanan menentukan zoning, analisis perancangan, namun untuk kebersihannya masih buruk, dari analisis kriteria terukur dan tak terukur segi relaksasi sudah baik dalam pengadaan sehingga tercipta tiga desain yang kemudian vegetasi dan barrier kebisingan, dari segi dinilai menggunakan proses hirarki analisis keterlibatan pasif dan aktif sudah cukup baik, oleh Ahli dan mendapat masukan dari para dan pengelolaan ruang publik masih belum Ahli sehingga dilakukan penyempurnaan hasil dilaksanakan secara maksimal. Sungai Tuntang akhir siteplan perancangan Taman Kali Lama memiliki potensi untuk memperkuat Tuntang Lama adalah seperti pada gambar branding Demak Kota Wali namun Taman Kali berikut. Tuntang Lama belum menerapkan konsep legenda sama sekali.

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 385

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

Berdasarkan penelitian tersebut kepentingan pemerintah, hasil analisis tapak menjadi input dalam menciptakan konsep membagi taman menjadi tiga zoning yaitu “The Legend Riverfront Public Space” serta zona perdagangan, zona pusat keramaian dan input pada analisis aktivitas dan kebutuhan zona tenang. Analisis perancangan kota ruang yang menyediakan atraksi sesuai menghasilkan pembagian aktivitas pada dengan kebutuhan pengunjung dan masing-masing zona yaitu pusat olahraga di Kabupaten Demak maka ada beberapa zona tenang yang terdiri atas jogging track, rekomendasi yang dapat fitness centre, playground, dan gazebo disampaikan.Rekomendasi tersebut berupa pemancingan. Perancangan pusat pagelaran di rekomendasi praktis dan rekomendasi zona pusat keramaian yang terdiri atas penelitian. outdoor stage, open theater, sitting group Rekomendasi Praktis untuk rematik, sitting group untuk Rekomendasi praktis bagi stakeholder pengetahuan sejarah, landmark, dan dalam merancang ruang publik seharusnya identitas.Serta foodcourt di zona merujuk pada kebutuhan dan tren masyarakat perdagangan. Analisis tak terukur dalam mewadahi aktivitas masyarakat dalam menghasilkan kondisi rencana yang interaksi sosial dan kegiatan pendukung diharapkan yaitu dengan menambah entrance lainnya yang dilakukan secara untuk memudahkan aksesibilitas, penyesuaian partisipatif.Dalam merancang ruang publik di dengan bangunan disekitarnya, pemandangan tepi sungai harus memperhatikan keamanan ke dalam maupun keluar diperindah, identitas lingkungan sungai dengan perhitungan kriteria yang ada disempurnakan, sense of place terukur.Pada perancangan pembangunan diangkat dengan sejarah yang ada, dan sebaiknya mengangkat potensi sejarah Kali livability ditingkatkan dengan menambah Tuntang sehingga pengunjung umumnya dan atraksi. Amplop bangunan dari analisis terukur masyarakat Demak pada khususnya dapat menghasilkan bahwa KDB zona perdagangan mengetahui sejarah tersebut.Perlunya 90% dan zona terbuka 70%. Ketinggian stakeholder dalam mengelola Taman Kali maksimal adalah 24 meter, jarak antar Tuntang Lama secara bersama-sama sehingga bangunan dengan pertimbangan lokasi yang seluruh stakeholder terlibat dalam menjaga sempit sehingga hanya 0,5 meter dan garis keindahan dan kelestarian alam sungai. sempadan hanya 0,5 meter. Rekomendasi Penelitian Berdasarkan hasil perancangan Penelitian dan Perancangan ini tersebut dihasilkan tiga desain yang dinilai Ahli merupakan sebuah penelitian terhadap suatu menggunakan proses hirarki analitik, sehingga permasalahan dan merancang solusi terhadap hasil akhir yang dipilih adalahdesain 3 yang permasalahan tersebut. Penelitian ini masih disempurnakan dengan masukan Ahli. Desain dapat diperdalam lagi dengan tema sebagai tersebut dipilih karena berdasarkan empat berikut, kriteria yaitu keterpaduan konsep “The a. Perencanaan konsepsi pengelolaan dan Legends Riverfront Public Space” dengan pembiayaan Taman Kali Tuntang Lama desain, hardscape di sempadan sungai kurang yaitu untuk mengetahui konsep dari 70% dan keamanan terhadap lingkungan, pengelolaan manajemen yang tepat. kemenarikan dan kesesuaian desain terhadap b. Perencanaan kelembagaan atau tata tren masyarakat, dan yang terakhir kelola dari stakeholder dalam mengelola keterpaduan tata letak dan.organisasi ruang Taman Kali Tuntang lama. dengan fungsi bangunan disekitarnya. c. Perancangan wilayah perluasan Taman Kali Tuntang Lama Kabupaten Demak Rekomendasi untuk mensinkronkan desain dan Setelah melakukan penelitian dan aktivitas antar segmen. perancangan di Taman Kali Tuntang Lama

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 386

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

A’ A

Penampang kantilever

A’ A

SITEPLAN TAMAN KALI 1. Gazebo Pemancingan 9. Ruang santai dan piknik

TUNTANG LAMA 2. Playground 10. Sitting group terapi rematik 3. Fitness Centre 11. Green Canopy 4. Entrance 12. Wisata Air 5. Jembatan penghubung jogging 13. Pendopo Foodcourt

track 14. Air mancur 6. Jogging track 15. Open Theater

7. Badan air sungai 16. Landmark dan panggung 8. Taman Kesejarahan 17. Identitas

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 387

Arahan Perancangan Ruang Publik dengan Pendekatan Konsep Riverfront Ilman Naafi’aa dan Nurini

DAFTAR PUSTAKA www.googleearth.com (Website Foto Udara Resmi Seluruh Dunia). Diakses 14 Breen, A., & Rigby, D. (1996). The New November 2014. Waterfront. New York : McGraw-Hill. Saaty, T. L., Ed. (1991). Pengambilan Carr, S. (1992). Public Space. Cambridge: Keputusan Bagi Para Pemimpin. , Cambride University Press. Pustaka Binaman Pressiondo. Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. Herwanto (Director). (2013). Mercusuar Islam New York: Van Nostrand Reinhold di Tanah Jawa [Motion Picture]. Company. Madanipour, A. (1996). Design of Urban Yang, Y. C., & Xu, T. C. (2012). Assessing a Space, An Inquiry Into a Socio-spatial riverfront rehabilitation project using th Process. England: John Willey & Sons comprehensive index of public LTD. accesibility. Science Direct , 81. Otto, B., McCormick, K., & Leccese, M. (2004). Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ecological Riverfront Design : Restoring dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Rivers, Connecting Communities. Chicago: American Planning Association.

RadarSemarang. (2014, Desember 11). Radar Semarang. Retrieved Februari 20, 2015, from Radar Semarang: http://radarsemarang.com

Teknik PWK; Vol. 4; No. 3; 2015; hal. 373-388 | 388