nya sebelum 1965. sebelum nya dua- dicari sulit yang skala dalam komunal kekerasan dan kebencian militansi kobar ka gagap, atau ikut-ikutan kalap, ketika ber- mere- berkali-kali kebutaan, Dalam tinggi. ri, walau bersekolah ke hingga perguruan ta buta sejarah tentang masyarakat sendi- menderi- Mereka korbannya. menjadi 1965 pasca- generasi Dua bungkam. cenderung mata saksi dan korban, pelaku, generasi Mayoritas publik. diskusi dan sejarah teks buku dari lenyap itu peristiwa sendiri, nya negeri- Tapi,di modern. sejarah dalam biadab paling peristiwa satu salah sebagai kini. masa Indonesia sial so- kehidupan luka dan watak membentuk ikut yang mutakhir paling dan tor terkuat fak- merupakan 1965-1966 pembantaian ke masa kolonialusulnya bisa dilacak jauh ke masa lampau, an, pemerkosaan, dan penjarahan. atau Asal- sebelumnya.nipuan, fi pe- kejahatan: normalisasi dan kebencian Tapiterlihat pemiliknya itu bernama militansi tidak yang Racun beracun. air dalam hidup terakhir masyarakat Indonesia ibarat ikan sehat. hampir Masalahnya, setengah abad dainya semua ikan hidup di air bersih dan sean- masalah air. Bukan artinya apa tahu 1965-1966. pada Indonesia di saran mendengar adanya pembantaian besar-be- pernah belum hidup seumur mengaku nya yang diwawancarai- lah mahasiswa Jakarta Juni 2009). Lebih dari separuh dari sejum- listik Armando Siahaan ( Siahaan Armando listik jurna- laporan isi dengan absurdnya sama B DAN BANGSA LUKA FILM, TEROR NEGARA, 118 Dunia mencatat pembantaian 1965-1966 1965-1966 pembantaian mencatat Dunia Ada kiasan, ikan yang hidup di air tak | tnah, penyangkalan, pembantai-

Sukarno. Pengandaian itu itu Pengandaian Sukarno. atau Golkar nama mendengar pernah tidak bersumpah sia mahasiswa Indone-separuh AYANGKAN | 7OKTOBER 2012 ARIEL HERYANTO, Jakarta Globe Jakarta AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY seandainya seandainya , 30 , 30 ASSOCIATE PROFESSOR, sikan pemutaran awal fi awal pemutaran sikan menyak- Negara, Istana di Soeharto siden Pre- menemani negara tinggi pejabat lah oleh negara. palsukan atau di- sengaja dikubur dengan 1965 yang sejarah menggugat untuk neas pasca-1998 sebut. Juga akan dicatat beberapa upaya si- fi peran pentingnya sejarahli terorisme negara sejak 1965, dan disampaikan melalui fi melalui disampaikan itu serius pesan Mengapa diri? pembelaan dan sanggahan menyatakan perlu merasa Soeharto kemudian tahun 22 mengapa tapi 1966, pada Jakarta di terjadi yang apa ( olah militer pernah mengkup Bung Karno” ngan tujuan ”menghilangkan citra seolah- (Pusat Produksi negara lembaga Film diproduksi itu menit 20 Nasional, 3jam PPFN) sepanjang Film pemerintahan”. lam de- da- kekuasaan merebut untuk kup kukan mela- TNI terjadi akan tak dan pernah dak ti- sekali TNI.... Sama dilakukan bung yang wa Supersemar bukan ”kup militer terselu- hadirin, mungkin juga dirinya sendiri, bah- meyakinkan mencoba berkali-kali harto 1966 (Supersemar). pidatonya, Dalam Soe- tang lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Arifi mat, Brigjen A. Machmud, dan Brigjen M. M. Brigjen dan Machmud, A. Brigjen mat, an Mayjen M. Panggabean, Mayjen B. Rach- ri, di Bogor, Sukarno menerima kunjung- derita dan luar dalam tekanan dari nege- men- dan terasing keadaan Dalam Jakarta. di Istana terhadap militer serbuan caman an- dari menjauh untuk penasihatnya ran sa- mengikuti ia Bogor, di setelah Sukarno Kompas Jumat malam, 4 November 1988, sejum- Bukan Kudeta Terselubung? kemba- menengok berupaya ini Tulisan Yang layak bukan saja dipertanyakan: Supersemar ditandatangani Presiden n C. Noer, 1982). Film ini Noer,n C. 1982). Film , 6/11/1988). sejarahlm ter- dalam lm? lm Djakarta 1966

berkisah ten-

dinyatakan hilang ( dak bersalah ( (Agustus 2007), menyatakan Soekardjo ti- ber Agung 2006), Mahkamah dikuatkan Pengadilan Negeri Yogyakarta (Novem- Namun bohong. kabar menyebarkan an cat fi han selama 14 ca- hingga tahun dan disiksa dita- Soekardjo militer. petugas bersihkan rat militer, bukan kepresidenan. sebelumnya ditolaknya karena berkop su- yang surat menandatangani memilih siden Sukarno. Tapi Sukarno mencegahnya. Pre- but membela senjatanya berusaha sendiri, Ketika Sukarno ditodong senjata, ia menca- tamunya. empat menerima Sukarno pingi Bogor. mendam- Ia Istana jaga perwira dan mata itu Soekardjo Wilardjito, dua letnan Saksi B.Rachmat. Brigjen senjata dongan nandatangani Supersemar di bawah to- me- dipaksa Sukarno itu Bogor di temuan sendiri. badi Presiden Sukarno pri- keamanan menjaga serta Sukarno, den amanan, melaksanakan kebijakan Presi- ke- memulihkan Mayjen untuk Soeharto kepada wewenang memberi Isinya semar. Super- menghasilkan itu Kunjungan Yusuf. Hingga hari ini, naskah asli Supersemar Keesokan malamnya, Bogor Istana di- Menurut seorang saksi mata, dalam per- sik. Ia pernah diadili dengan tuduh- Koran Tempo Koran Kompas , 25/6/2008). , 11/3/2010).

REPRO/ DOK TEMPO PARA ALGOJO 1965 THE ACT OF KILLING

Salah satu adegan fi lm Pengkhianatan G30S/PKI.

yang berhasil menumpas komunis. Pada 30 September 1965, beberapa ge- lintir perwira militer menengah yang me- namakan diri Gerakan 30 September men- culik dan membunuh tujuh perwira ting- gi. Setelah pasukan Soeharto menumpas gerakan ini, disebarluaskan propaganda bahwa gerakan itu mewakili PKI. Pimpin- an dan anggota Gerakan Wanita Indone- sia (Gerwani), yang berafi liasi ke PKI, di- tahan, diperkosa, dan disiksa. Tapi, da- lam koran tentara, sejarah resmi, muse- um Lubang Buaya, dan fi lm Pengkhianat- an G30S/PKI, para korban itu digambarkan sebagai kaum tidak bermoral yang mencin- cang mayat tujuh jenderal. Hasil otopsi res- mi, oleh dokter yang diangkat Soeharto, di- nyatakan tidak ada mayat di Lubang Buaya yang disayat-sayat. Banyak orang secara tidak sengaja ikut terbunuh atau terpenjara bersama puluh- an ribu yang lain. Tidak penting apakah ada Terlepas sejauh mana kesaksian Soekar- ga hari ini, ibarat air beracun tempat jutaan atau tidak kaitan mereka dengan Gerakan djo lengkap dan benar, Soeharto meng- ikan bernama Indonesia berenang-renang. 30 September, semuanya divonis bersalah gunakan Supersemar bertolak belakang dengan stigma ”terlibat G30S/PKI”. Yang dari niat Sukarno. Menurut Magnis-Suse- DUA GENERASI ABSURD lebih absurd, sanak keluarga dan anak- no, yang mengaku antikomunis, ”Super- Sejak itu, tersebar propaganda besar- cucu mereka yang belum lahir sudah diku- semar menjadi legitimasi pengambilalih- besaran bertema ”Pengkhianatan G30S/ tuk hukuman sipil dengan stempel stigma an kekuasaan oleh Soeharto…. Ia langsung PKI”. Kehidupan sosial diatur oleh sebuah ”terlibat G30S/PKI”. Yang menjadi korban melarang Partai Komunis Indonesia dan kerangka logika dan retorika absurd, yang absurditas ini bukan hanya PKI dan kelu- segera—tanpa menghiraukan protes Presi- dari saat ke saat menjungkir-balikkan nor- arganya, melainkan juga akal sehat dua ge- den Sukarno—menangkap sekitar 12 men- ma politik negara, sistem pendidikan dan nerasi warga bangsa pasca-1965. Selama 30 teri Kabinet 100 Menteri, lalu membentuk pengetahuan umum di sekolah dan media tahun mereka menjadi bulan-bulanan ban- kabinet baru. Sejak tanggal itu, kekuasaan massa, juga kehidupan sehari-hari. jir propaganda, indoktrinasi, fi tnah, peni- efektif di negara RI terletak di tangan Soe- Pembantaian terhadap PKI dikisahkan puan sejarah, pembodohan, dan teror ne- harto” (Kompas, 11/3/2011). sebagai penumpasan terhadap ”partai ter- gara. PKI dinyatakan terlarang mulai 12 Maret larang”, padahal mereka sudah dibantai 1966, sehari setelah Soeharto menerima setengah tahun sebelum dilarang. Sejum- FILM SEBAGAI PROPAGANDA Supersemar. Sehari sebelumnya, PKI ma- lah menteri kabinet negara dan para pen- Amburadulnya logika-retorika antiko- sih menjadi partai sah dan terbesar di In- dukung setia Sukarno ditahan dan diadili munisme dalam masyarakat direkayasa donesia, dan partai komunis terbesar keti- rezim Orde Baru dengan tuduhan absurd, negara dalam berbagai bentuk. Di tingkat ga di dunia. Tapi, pada tanggal itu, ratusan yakni memberontak terhadap pemerintah- dasar, dilancarkan berbagai kekerasan jas- ribu warga negara Indonesia sudah dibu- an yang mereka pimpin sendiri! Presiden maniah secara sistematik dan berkala. Di nuh dengan tuduhan mendukung PKI. Sukarno dikenai tahanan rumah, hingga wilayah mental, cuci otak berlangsung le- Berkat Supersemar, Soeharto menjadi meninggal dalam keadaan merana. wat penataran, pidato resmi, pelajaran se- diktator militer Indonesia selama 32 tahun. Kisah kejahatan tiada tara pada 1965- jarah, berita media massa, museum, dan Supersemar dijadikan alat pembenar bagi 1966 terhadap korban yang dituduh ”ko- monumen. Tapi yang terpenting adalah pembantaian PKI setengah tahun sebelum- munis” disebarluaskan secara terbalik se- fi lm. nya, dan pembantaian PKI dilanjutkan ber- bagai kisah kejahatan, pengkhianatan, dan Sejak awal berkuasa, militer mema- bulan-bulan selanjutnya. Kurang dari seta- pemberontakan oleh komunis. Para pem- hami kekuatan fi lm sebagai alat propagan- hun kemudian jumlah korban sekitar satu bunuhnya menampilkan diri sebagai kor- da. Pada 15 April 1969, Panglima Komando juta nyawa. Dampaknya melimpah hing- ban kejahatan komunis, atau pahlawan Operasi Pemulihan Keamanan dan Keter-

7 OKTOBER 2012 | | 119 Film 40 Years of Silence. visi setiap 30 September. Film Film The Year of Living Dangerously. ini berdurasi empat setengah jam, melibatkan lebih dari 10 ribu pemain, memakan bia- tiban (Kopkamtib) mengeluarkan keputus- ya terbesar, dan, menurut J.B. an tentang dibentuknya ”Projek Film Kop- Kristanto (Kompas, 21/10/1984), kamtib” untuk memproduksi fi lm doku- mendatangkan keuntungan menter sebagai ”media psywar”. Menurut raksasa bagi para pengedar Laporan Komnas HAM 2012, Kopkamtib fi lm di berbagai daerah untuk merupakan lembaga yang paling bertang- ukuran zamannya. Para siswa gung jawab atas kejahatan berat kemanu- harus membeli karcis untuk siaan dalam kurun 1965-1966. menonton fi lm wajib ini. Jauh sebelum fi lm Djakarta 1966 diedar- Karena bertujuan mendra- kan, rezim Orde Baru telah membuat se- matisasi kekejaman komu- jumlah fi lm propaganda. Selain Janur Ku- nis, dan menciptakan keben- ning (Alam Surawidjaja, 1979) dan Serang- cian terhadap mereka, fi lm ini an Fajar (Arifi n C. Noer, 1981) yang membe- penuh adegan kekerasan. Se- sar-besarkan jasa Soeharto dalam perang buah berita koran berjudul di Yogyakarta 1945, ada dua fi lm lain ber- ”Demam dan Menjerit ketika tema gejolak politik 1965: Pengkhianatan Nonton Film G30S/PKI” mela- G30S/PKI (1984) dan Penumpasan Sisa-sisa porkan trauma para siswa yang PKI Blitar Selatan (1986). pernah menyaksikan fi lm wa- Film Operasi X (, jib ini (Yogya Post, 30/9/1990). 1968) bertema mirip, dengan intelijen mili- Padahal, sewaktu diputar awal ter sebagai pahlawan. Sementara itu, ber- di Istana, ada yang berkomen- edar sebuah fi lm drama produksi swasta tar beberapa adegan di fi lm ini hampir bersamaan waktu dengan Djakar- ”kurang sadis”. ta 1966, yakni Gema Kampus 66 (Asrul Sani, Setahun setelah Pengkhia- 1988). natan G30S/PKI beredar, maja- Di televisi, Pengkhianatan G30S/PKI (Ari- lah Tempo pada 1985 mengada- fi n C. Noer, 1984) bukan satu-satunya fi lm kan survei. Kepada 900 res- propaganda yang wajib disiarkan. Menu- ponden di Jawa dan Sumatera, rut Dirjen Kebudayaan Departemen Pendi- ditanyakan apa ancaman pa- dikan dan Kebudayaan Edi Sedyawati, se- ling berbahaya terhadap Indo- jak 1996, selalu ada fi lm penunjang yang nesia. Jawaban terbesar ada- juga ditayangkan pada 30 September. Pada lah bahaya bangkitnya kemba- 1996 ditayangkan sinetron Terjebak, dan li komunisme (33,65 persen), pada 1997 Nyanyian Dua Bersaudara de- jauh melampaui korupsi yang ngan sutradara Dedi Setiadi dan penulis dianggap bahaya kedua (18,42 skenario Arswendo Atmowiloto. persen). Pada awal abad ini, ha- Pada 1998, Wakil Presiden Habibie di- rian Kompas mengadakan ja- angkat sebagai presiden pengganti Soehar- jak pendapat serupa pada 2002 to. Untuk memberi kesan pemerintahan- serta 2003, dan hasilnya mirip nya berbeda dengan Orde Baru, kewajib- misinformasi) yang tersedia, tentang apa temuan Tempo. an tayang fi lm Pengkhianatan G30S/PKI di- yang mungkin terjadi di Jakarta 1965. Sega- Pada 2000, Tempo mengadakan survei hentikan pada September 1998. Namun se- la bentuk diskusi dan terbitan yang mera- lagi terhadap lebih dari 1.000 responden mua televisi diwajibkan menayangkan tri- gukan, apalagi berbeda dengan propagan- dari tiga kota terbesar di Indonesia. Dita- logi sinetron antikomunis baru, Bukan Se- da pemerintah, dilarang dengan ancaman nya dari mana mereka belajar tentang se- kedar Kenangan, Melacak Jejak Berkabut, hukum pidana bagi pelanggarnya. Kerang- jarah 1965. Hasilnya, 90 persen respon- dan Sumpah Kesetiaan. ka bertutur dalam fi lm ini membentuk ke- den menjawab dari fi lm. Ketika ditanya be- Puncak dari semua fi lm propaganda an- rangka utama logika-retorika masyarakat rapa kali mereka menonton Pengkhianat- tikomunis adalah Pengkhianatan G30S/ puluhan tahun berikutnya, hingga kini. an G30S/PKI, sebagian terbesar menonton PKI tadi. Bagi sebagian besar masyarakat, Pengkhianatan G30S/PKI wajib ditonton dengan jumlah paling sering. Hanya 13 per- fi lm ini menjadi satu-satunya sumber in- ratusan ribu siswa sekolah pada jam pela- sen yang menonton sekali; 29 persen dua formasi resmi (sekaligus disinformasi dan jaran, selain wajib ditayangkan semua tele- kali; 20 persen tiga kali, dan persentase ter-

120 | | 7 OKTOBER 2012 PARA ALGOJO 1965 THE ACT OF KILLING

besar (38 persen) sudah menonton fi lm itu di masa demokratisasi teknologi media se- of a Nation (2004), dan 40 Years of Silence: lebih dari tiga kali. karang ini. Saya temukan belasan judul de- An Indonesian Tragedy (2009). Kerangka berpikir Pengkhianatan G30S/ ngan berbagai latar belakang pembuat, kua- Beberapa fi lm cerita berlatar belakang PKI masuk ke sumsum tulang sebagian be- litas teknis, dan lingkup peredaran. sejarah politik 1965 diproduksi dalam ne- sar masyarakat. Orang swasta yang tertu- Lembaga Kreativitas Kemanusiaan pim- geri: Gie (, 2005), Lentera Merah lar kemudian ikut menebar kuman bertu- pinan Putu Oka Sukanta, penyair, mantan (, 2006), dan Sang Pe- tur seperti fi lm propaganda itu. Dengan be- pegiat Lekra, dan korban politik 1965, men- nari (Ifa Isfansyah, 2011), selain fi lm asing berapa perkecualian kecil, hampir semua jadi salah satu produser paling rajin. Film The Year of Living Dangerously (Peter Weir, karya sastra berlatar sejarah politik 1965- mereka antara lain berjudul Menyemai Te- 1983). Pada November 2008, 1966 menggambarkan tokoh kiri/komunis rang dalam Kelam (2006), Perempuan yang batal melanjutkan syuting fi lm Lastri, se- sebagai tokoh jahat, penghasut licik yang Tertuduh (2007), Tumbuh dalam Badai buah fi lm drama romantik berlatar bela- menjerumuskan orang baik, atau orang ju- (2007), Seni Ditating Jaman (2008), Tjiduri- kang 1965, karena pengambilan gambar jur tapi lugu sehingga tersesat oleh ajaran an 19 (2009), dan Plantungan: Potret Derita yang sudah mendapat izin petugas lokal komunisme. Pembaca mendapat pesan se- dan Kekuatan Perempuan (2011). di Colomadu, Jawa Tengah, diserbu Front ragam: bila tokoh-tokoh ini kemudian di- Film bertema 1965 juga diproduksi orga- Pembela Islam dan Hizbullah Bulan Bin- bunuh, itu karena nasib buruk, atau salah mereka sendiri. Ada banyak contoh novel yang mereproduksi propaganda anti- SEJAK AWAL BERKUASA, MILITER MEMAHAMI komunisme ala Orde Baru, misal- KEKUATAN FILM SEBAGAI ALAT PROPAGANDA. nya Anak Tanahair: Secercah Ki- sah (1985) oleh Ajip Rosidi, Jalan PADA 15 APRIL 1969, PANGLIMA KOMANDO Bandungan (1989) oleh Nh. Dini, OPERASI PEMULIHAN KEAMANAN DAN atau Kubah (1995), dan Rong- KETERTIBAN (KOPKAMTIB) MENGELUARKAN geng Dukuh Paruk (2003) oleh Ahmad Tohari. Juga novel Atheis KEPUTUSAN TENTANG DIBENTUKNYA ”PROJEK (1949) yang ditulis Achdiat Kar- FILM KOPKAMTIB” UNTUK MEMPRODUKSI FILM ta Mihardja sebelum masa Orde DOKUMENTER SEBAGAI ”MEDIA PSYWAR”. Baru, tapi di masa Orde Baru di- jadikan bacaan wajib sekolah, di- cetak ulang lebih dari 30 kali dan difi lmkan. Pesan serupa hadir dalam fi lm nisasi nonpemerintah dalam bidang hak tang dengan tuduhan fi lm itu menyebar- pasca-Orde Baru, termasuk yang dinobat- asasi manusia: Bunga-tembok (2003), Ka- kan komunisme. kan FFI sebagai fi lm terbaik, misalnya Gie wan Tiba Senja: Bali seputar 1965 (2004), Kini peluncuran fi lm dokumenter The (2005) dan Sang Penari (2011). Kado untuk Ibu (2004), Putih Abu-abu: Masa Act of Killing (Jagal) (2012) membuka bab lalu Perempuan (2006), dan Sinengker: Se- baru sejarah fi lm dan sejarah 1965. Ini- GUGATAN PASCA-1998 suatu yang Dirahasiakan (2007). Karya- lah fi lm dokumenter tentang 1965 terbaru Indonesia sudah berganti empat pre- karya di atas (kecuali Tjidurian 19) mene- dan terdahsyat. Semoga fi lm ini dapat sege- siden sejak Soeharto turun, tapi sema- kankan advokasi gugatan keadilan. Lain ra disaksikan sebanyak mungkin generasi ngat antikomunisme nyaris tak berubah. lagi karya seniman fi lm yang menonjol da- muda Indonesia. Pada 7 Agustus 2003, DPR malah mening- lam kualitas teknik, aspek jurnalisme, atau Banyak orang mengkampanyekan slo- katkan status beberapa aturan antikomu- estetika: Puisi tak Terkuburkan (Garin Nu- gan ”menolak lupa” terhadap kejahatan nisme dan anti-Sukarno dari masa daru- groho, 1999), Djedjak Darah: Surat teruntuk 1965. Memang telah terjadi amnesia seja- rat 1966 yang berstatus ”sementara”. Pada Adinda (2004), dan Mass Grave (2002). Da- rah dalam lingkup bangsa-negara Indone- awal abad ke-21, kaum muda menemukan lam hal estetika, Tjidurian 19 ditempatkan sia. Tapi, bagi sebagian besar anggota ma- keasyikan baru membuat fi lm dokumenter di sini juga. syarakat, khususnya generasi muda, yang dan fi lm pendek. Agus Mediarta, Lulu Rat- Semua karya itu berjasa membongkar perlu dilawan adalah ketidaktahuan. Bu- na, dan Kantika van Heeren pernah mem- kejahatan terhadap kemanusiaan dan luka kan lupa. Bagaimana bisa lupa jika tidak bahas topik ini secara terpisah. bangsa yang selama ini ditabukan nega- tahu sejarah sama sekali? ● Dengan semangat menggebu, modal pas- ra. Berbagai fi lm itu juga memberikan sua- pasan, dan bantuan minim dari penderma, ra dan simpati bagi para korban yang sela- para sineas fi lm indie mendirikan jaringan. ma ini dibungkam. Karya sineas Indone- CATATAN: Bahan untuk tulisan ini dicuplik dari penelitian lebih Saya pernah mengikuti kegiatan mereka un- sia ini melengkapi beberapa fi lm dokumen- besar yang sedang dikerjakan penulis, dengan tuk meneliti sejauh mana tema pembantai- ter karya sineas asing dengan tema serupa: dukungan dari The Australian National University an 1965-1966 tampil dalam karya mereka The Shadow Play (2001), Terlena: Breaking dan Australian Research Council.

7 OKTOBER 2012 | | 121