AKULTURASI PADA KESENIAN REOG SINGO BAWONO DI LUMAJANG

Prasasti Ghea Dwi Djajanti Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Surabaya [email protected]

Dr. Anik Juwariyah, M. Si. Dosen Jurusan Sendratasik, Universitas Negeri Surabaya [email protected]

Abstrak Reog Singo Bawono merupakan kesenian Reog yang dipimpin oleh Gatot Basuki dan berdiri pada 15 Mei 1990 di Kabupaten Lumajang, lebih tepatnya berada pada Dusun Dompyong Rt. 08, Rw 03, Desa Madurejo, Pasirian, Lumajang. Reog Singo Bawono mengalami akulturasi dengan kesenian-kesenian daerah sekitar Kabupaten Lumajang untuk meningkatkan performa pertunjukannya. Penelitian ini memiliki rumusan masalah: 1) Bagaimana bentuk pertunjukan hasil akulturasi Reog Siswo Bawono di Lumajang, 2) Faktor- faktor apa yang dapat mempengaruhi akulturasi pada Reog Siswo Bawono di Lumajang. Penelitian ini menggunakan teori akulturasi dari Koentjaraningrat. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara. Hasil dari penelitian bentuk pertunjukan ini berupa rangkaian pertunjukan yang disajikan melalui tarian Dadak Merak, Jathilan, Ganongan, Kuda , Akrobatik, serta kesenian kreasi dari daerah sekitarnya, adapun bentuk pertunjukan itu di dukung oleh musik, tata rias dan busana. Berbeda dengan kesenian reog lainnya yang focus terhadap keindahan gerak, Reog Singo Bawono lebih mementingkan minat para penonton. Faktor yang mempengaruhi terjadinya akulturasi tersebut yaitu yang pertama merupakan minat pemain maupun penonton yang sangat mempengaruhi eksistensi dari Reog Singo Bawono, kedua yaitu letak geografis Kabupaten Lumajang serta lingkungan sekitarnya yang sangat strategis dan dekat dengan samudra hindia serta Gunung Semeru dan diapit oleh beberapa kota lain yang menjadikan banyak pendatang ke Kabupaten Lumajang, dan yang terakhir, yaitu ekonomi masyarakan Kabupaten Lumajang yang sebagian besar merupakan seorang petani dan nelayan. Kata Kunci : Akulturasi, Reog Singo Bawono Lumajang.

Abstract Reog Singo Bawono is a Reog art led by Gatot Basuki and was founded on May 15, 1990 in Lumajang Regency, more precisely in Dompyong Rt. 08, Rw 03, Madurejo Village, Pasirian, Lumajang. Reog Singo Bawono acculturates with local arts around Lumajang Regency to improve his performance. This research has problem formulations: 1) What is the form of the performance of Reog Siswo Bawono's acculturation in Lumajang, 2) What factors can influence the acculturation of Reog Siswo Bawono in Lumajang. This study uses

1

the theory of acculturation from Koentjaraningrat. The method in this study uses a qualitative approach, data collection by means of observation, interviews. The results of the research on this form of performance are in the form of a series of performances presented through the Dadak Merak dance, Jathilan, Ganongan, Kecak horse, acrobatic, lumping horse and art creations from the surrounding area, while the form of the show is supported by music, make- up and clothing. Unlike other Reog arts that focus on the beauty of motion, Reog Singo Bawono is more concerned with the interests of the audience. The factors that influence the acculturation are the first is the interest of the players and the audience which greatly affects the existence of Reog Singo Bawono, the second is the geographical location of Lumajang Regency and the surrounding environment which is very strategic and close to the Indian Ocean and Mount Semeru and is flanked by several other cities making many migrants to Lumajang Regency, and the last one is the community economy of Lumajang Regency, who are mostly farmers and fishermen.

Key words: Acculturation, Reog Singo Bawono Lumajang.

2

PENDAHULUAN masyarakat setempat tentang proses pendataan sanggar. Perkembangan Reog Singo Bawono kesenian yang semakin meningkat merupakan kesenian Reog yang dipimpin membawa pengaruh terhadap persaingan oleh Gatot Basuki dan berdiri pada 15 Mei para pelaku kesenian, karena banyaknya 1990 di Kabupaten Lumajang, lebih para seniman yang ada maka persaingan tepatnya berada pada Dusun Dompyong terjadi sangat ketat, tidak menyerah begitu Rt. 08, Rw 03, Desa Madurejo, Pasirian, saja dalam kondisi demikian Bapak Gatot Lumajang. Reog Singo Bawono ini berasal Basuki perlu melakukan strategi-strategi dari kesenian Reog Ponorogo. asal khusus untuk dapat bertahan dan Ponorogo, dikutip dari sebuah artikel berkembang. Dalam melestarikan dengan judul Pasang Surut Dominasi kesenian, Bapak Gatot Basuki melakukan Terhadap Kesenian Reog Ponorogo pada berbagai inovasi-inovasi baru salah tahun 2013 menyatakan bahwa “Reog satunya dengan cara penggabungan berasal dari bahasa Arab “Riyoqun” yang beberapa kesenian yang menghasilkan memiliki arti yaitu khusnul qotimah yang akulturasi budaya sehingga menjadi suatu merupakan yang bermakna walaupun sajian pertunjukan yang berbeda dan dapat sepanjang hidupnya bergelimang dosa, dinikmati masyarakat setempat. namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa Dalam kesenian Reog di kepada Allah, maka surga jaminannya”. Lumajang tentunya memiliki bentuk Secara historis kesenian ini telah berusia pertunjukan yang sedikit berbeda, lama dan tetap eksis hingga saat ini, Reog contohnya setelah adanya pertunjukan Ponorogo memiliki bentuk pertunjukan dadak merak, jatil, ganongan maka akan yang mendasarkan gerak tarinya pada ada pertunjukan tambahan, yaitu berupa unsur- unsur pantomime, akrobatik, adegan perpaduan dari kesenian-kesenian humoristis serta heroik, semua unsur- lainnya dijadikan satu dalam pertunjukan unsur itu terjadi dalam satu pertunjukan lalu diikuti dengan adanya pertunjukan yang total. Selain itu Reog tidak hanya debus maupun kesurupan. Dengan adanya sebagai arena berolah seni, namun fenomena akulturasi pada kesenian Reog kesenian ini juga bertujuan untuk tersebut, peneliti sangat tertarik ingin mempererat tali silaturahmi antar mengamati bentuk pertunjukan dari masyarakat dan seniman. beberapa kesenian yang telah menjadi Pada awalnya kesenian Reog sebuah pertunjukan yang akan di Ponorogo masuk Lumajang pada tahun tampilkan oleh para seniman setempat. 1925, sampai saat ini keberadaan Reog Karena hingga saat ini masih sedikit Ponorogo di Lumajang mengalami kesenian yang sudah mengalami akulturasi perkembangan. Data dari Dinas Pariwisata dan dengan seiring berkembangnya jaman dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang maka lebih banyak pula budaya yang menyatakan bahwa dalam satu kecamatan digabungkan dalam pertunjukan itu, bisa memiliki paling sedikit 25 sanggar sehingga hasil penelitian ini menjadi bukti Reog yang sudah terdata. Sedangkan bahwa segala bentuk kesenian dapat hidup masih banyak sanggar yang belum terdata secara harmonis dan berdampingan, karena kurangnya pengetahuan dari menjadi sebuah daya tarik yang berbeda.

3

Hal ini juga dapat menjadi suatu budaya kebudayaan itu sendiri”. Dapat ditarik baru para seniman dan dapat menjadi kesimpulan bahwa akulturasi merupakan sarana mencari wawasan dalam kesenian hasil dari proses interaksi antar budaya lainnya. Selain itu penelitian ini juga secara langsung tanpa menghilangkan ciri sebagai bukti nyata bahwa para seniman khas kebudayaan maupun kesenian Reog di Lumajang terutama para seniman tersebut.. Reog Singo Bawono mengakui bahwa mereka tidak menclaim kesenian lain METODE sebagai kesenian milik Kabupaten Metode penelitian yang Lumajang. Berdasarkan latar belakang digunakan adalah penelitian kualitatif. diatas maka dapat diidentifikasi rumusan- Dalam penelitian kualitatif data-data yang rumusan masalah yang dibahas lebih diperoleh yaitu berupa informasi kata-kata lanjut, antara lain : dari para pendukung, tulisan dan foto-foto. Adapun tujuan dari penelitian Metode kualitatif merupakan prosedur ini untuk mendeskripsikan bentuk penelitian yang menghasilkan data-data pertunjukan dan faktor-faktor yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau mempengaruhi adanya akulturasi pada lisan dari orang-orang dan perilaku yang kesenian Reog Singo Bawono diamati dan dirasakan pada latar belakang diLumajang, serta manfaat yang diperoleh secara utuh (Moleong, 1998 : 22). Dengan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan pendekatan ini peneliti diharapkan informasi tentang akulturasi yang terjadi memperoleh gambaran yang lengkap dari pada kesenian Reog Ponorogo di permasalahan yang dirumuskan dengan Lumajang, diharapkan adanya penelitian memfokuskan pada proses dan pencarian ini dapat menambah apresiasi seni untuk makna dibalik fenomena yang muncul mengembangkan hasil penciptaan karya dalam penelitian. Lokasi penelitian ini seni dan menjadi nilai yang positif serta berada di Kabupaten Lumajang, lokasi sebuah kebanggaan tersendiri bagi para ditentukan karena akulturasi kesenian pelaku kesenian. Reog Singo Bawono terjadi dan Akulturasi merupakan salah berkembang di wilayah Kabupaten satu dari sekian konsep yang dikenal di Lumajang dengan memfokuskan pada saat seseorang memperbincangkan tentang bentuk pertunjukan dan faktor yang relasi antar etnik atau interaksi dan mempengaruhi kesenian Reog Singo komunikasi antara dua komunitas atau Bawono, tentunya juga ditujukan kepada individu yang berbeda budaya. Menurut pemain kesenian Reog Ponorogo. Koentjaraningrat (2009: 202) “proses Pengumpulan data penelitian akulturasi adalah sebuah proses sosial ini juga menggunakan metode trianggulasi yang timbul bila suatu klompok manusia untuk memperoleh data tentang akulturasi dengan suatu kebudayaan tertentu pada kesenian Reog Ponorogo di dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu Lumajang, dengan menggunakan sistem kebudayaan asing dengan sedemikian multi mode yaitu berupa observasi, rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian 2

wawancara, dan studi dokumentasi. khusus walaupun seiring berjalannya waktu Lumajang mengalami perkembangan dan perubahan mulai dari segi bahasa, seni, dan budaya. Kehadiran sebuah karya seni yang memiliki jiwa kreatif serta dinamis juga tidak lepas dari keikutsertaan masyarakatnya dalam melestarikan seni tersebut. Latar belakang seorang seniman

juga memiliki peranan yang sangat penting Wawancara dengan Gatot Basuki dalam memberikan andil yang besar dalam Dalam penelitian ini peneliti proses sebuah akulturasi karya seni. menggunakan teknik reduksi data Dengan berkembangnya tekhnologi serta kategorisasi data, display data dan zaman maka semakin luaslah wawasan pengambilan kesimpulan. masyarakat, dengan adanya tekhnologi

yang canggih dapat membantu HASIL PENELITIAN DAN perkembangan kesenian tersebut semakin PEMBAHASAN dikenal luas oleh masyarakat, dengan Kesenian Reog merupakan berprinsip Bhineka Tunggal Ika yang sebuah warisan budaya yang terus memiliki arti berbeda beda tetapi tetap satu mengalami perkembangan serta beberapa jua. Menurut Gatot Basuki jika Reog perubahan maupun kemajuan. Dalam dalam fungsi ritual saja maka kesenian ini Kesenian tradisional, Reog tetap eksis cenderung kaku tidak sesuai dengan selera hingga sekarang. Perubahan terjadi baik masyarakat setempat . oleh karena itu dari segi bentuk pertunjukan serta Gatot Basuki membuat inovasi baru fungsinya, bentuk fisiknya juga mengalami dengan cara menggabungkan kesenian dari perubahan. Reog memiliki fungsi bagi daerah lain tanpa menghilangkan sifat asli kehidupan masyarakat setempat, salah satu kesenian tersebut. Kesenian disajikan fungsinya ialah sebagai sarana ritual. karena unsur-unsur di dalamnya, dengan Awal mula muncul kesenian Reog di deikian bentuk pertunjukan yang dimaksud Lumajang pada tahun 1908 dirintis oleh adalah keseluruhan dari kesenian yang ada seorang imigran asal Ponorogo di Desa baik itu unsur tari, musik, rupa maupun Tempursari dengan tujuan untuk pendukung lainnya. mengobati rasa rindu kepada daerah Pada mula terjadinya proses asalnya, selain itu ReogR juga digunakan Akulturasi berawal dari meredupnya sebagai sarana ritual bersih desa. Dulu kesenian Reog di Lumajang dan Reog dan Jaran Kecak dipercaya dikalahkan oleh kesenian Jaran Kecak masyarakat setempat sebagai media untuk yang semakin di minati pada saat itu, mengusir penyakit, biasanya Reog serta dalam Kesenian ReogHSingo Bawono jaran kecak di arak mengelilingi desa, proses akulturasi diawali dengan karena kepercayaan tersebut maka masuknya kesenian Singo Wulung dari sebelum melakukan arak-arakan dilakukan Bondowo, awal mulanya Gatot Basuki ritual khusus dahulu, maka tidak heran melakukan uji cobaTdengan menampilkan hingga saat ini masih dilakukan ritual kesenian tersebut bersama dengan 3

ReogJSingo Bawono, namun hasil yang memiliki cirri khas tersendiri, di daerah didapatkan sangat menakjubkan. Para Lumajang seringkali jathilan disebut penonton sangat antusias menyambut baik sebagai kembang jatilan, alasan disebutnya pertunjukan yang di tampilkan oleh Reog kembang jatilan yaitu bentuk tariannya Singo Bawono,Gdengan respon penonton bermacam-macam, dari tubuh bagian atas tersebut membuat Reog Singo Bawono hingga bawah bergerak semua tanpa terkenal lagi melebihi sanggar reog yang terkecuali. Tidak jarang mereka lainnya, hal itu menjadi sebuah motivasi menggunakan gerakan seperti sedang untuk para seniman lainnya dalam bermain. Tarian 3 : ganongan mempromosikan Reognya agar semakin Ganongan merupakan sebuah menarik. Setelah itu Gatot Basuki tarian yang sering dibawakan oleh anak membuat inovasi-inovasi baru dalam kecil dengan memakai topeng berwarna pertunjukanya, yaitu dengan cara merah, dalam tarian ganongan ini diawali menggabungkan beberapa kesenian oleh gerak kreasi sebagai penghormatan lainnya dalam satu pertunjukan Reog serta sebagai simbol permintaan ijin untuk Singo Bawono dan semakin mengikuti melakukan atraksi Salto dan gerak perkembangan zaman agar tidak kalah akrobatik lainnya, untuk musik pengiring saing dengan kesenian Reog lainnya yang ganongan ini berupa Srompet serta semakin berkembang. Kendang saja. Bentuk pertunjukan memiliki Tarian 4 : kreasi aspek-aspek yang berkaitan dengan suatu Dalam adegan ini berisi tampilan kesenian. Berikut beberapa aspek tentang akulturasi dimana berbagai macam yang terdapat dalam kesenian Reog Singo kesenian yang telah diambil dari berbagai Bawono di Lumajang. daerah disekitarnya. Berupa kesenian 1. Gerak : singo wulung dari Bondowoso, singa- Secara rinci gerak dalam singaan dari Jawa Barat, Kuda Kecak dari kesenian Reog Singo Bawono terdiri dari Lumajang, Kuda Lumping, Banteng- beberapa tarian. Yaitu : bantengan dari Malang, Kepruk Tarian 1: Dadak merak dari Malang, bahkan Barongan atau Leak Sama halnya dengan dari Bali pun dapat digabungkan jadi satu kesenian Reog di daerah lain maka pertunjukan. kesenian Reog Singo Bawono juga dibuka Pada mulanya pokok dari dengan tarian dadak merak. Dadak merak kesenian Reog dulu yang di tampilkan, merupakan salah satu tokoh utama yang mendekati puncak acara baru kesenian- berupa kepala macan dan terdapat bulu kesenian lainnya ditampilkan dengan merak di atasnya. bergantian. Kesenian-kesenian tersebut di Tarian 2 : jathil / kembang tampilkan sesuai dengan permintaan tuan jathil rumah hingga mendekati akhir acara Jathil atau jathilan semua kesenian berkumpul menjadi satu merupakan sebuah arian yang biasa dan bergerak bersama dengan diiringi dibawakan oleh beberapa orang penari sebuah musik penutup. dengan menunggangi kuda yang terbuat Musik dari anyaman bambu. Sama halnya dengan Musik dalam kesenian Reog Singo diLumajang, namun setiap daerah Bawono merupakan unsur pendukung 4

yang memiliki sifat-sifat yang kuat dan 3. Ketepatan pemakaian desain rias. lemah yang selalu berulang kembali silih berganti secara beraturan hingga Sedangkan fungsi busana tari menimbulkan kesan atau mengakibatkan adalah untuk mendukung tema atau isi rasa senang bagi si pengamatnya, hal ini tarian, busana juga bukan untuk sekedar sering diumpakan sebagai jiwa atau yang menutup tubuh melainkan juga harus meemberikan sifat hidupnya selain dari mendukung desain ruang penari saat para pemain sendiri. Adapun alat-alat sedang menari serta mempertegas karakter musik yang digunakan sebagai pemain. pengiringnya berupa: kendang, kempul, Seiring berkembangnya kethuk, kenong, terompet, ketipung, waktu tatarias dan busana pun melalui angklung, drum, elekton. proses akulturasi dimana sebelumnya mereka menggunakan pakaian seadanya yaitu kaos dan celana panjang, kemudia setelah adanya akulturasi mereka mulaimengikuti jaman yaitu berupa rias karakter ataupun fantasi, lalu baju juga semakin menyamakan dengan kesenian aslinya serta para penyanyi juga menggunakan gaun-gaun modern. Foto para pemain musik Tata Rias dan Busana Faktor-Faktor Faktor yang sering terjadi Tata rias dan busana dalam sebuah pertunjukan kesenian yaitu merupakan unsur penting dalam suatu mengikuti permintaan orang, pementasan karya se3ni, tanpa tat arias salahnsatunya berupa penambahan suatu pertunjukan akan terasa hambar campursari, dan kesenian lainnya karena disamping itu juga memiliki fungsi untuk tidak semua orang memiliki selera yang menghidupkan pertunjukan, selain untuk sama jadi menyesuaikan permintaan orang mempercantik wajah juga dapat yang mempunyai hajatan. membentuk karakter, mengundang rasa Secara geografis Lumajang estetis dan lain-lain. Tata rias adalah terletak pada 112’53’ – 113’23’ bujur segala peralatan make up yang digunakan timur dan 7’54’ - 8’23’ lintang selatan. untuk merias wajah dan menutupi Luas wilayah keseluruhan adalah 1790,90 kekurangannya, serta membentuk karakter km, terdiri dari 21 kecamatan dengan penari dalam mewujudkan ekspresi yang batas-batas wilayah yaitu sebelah utara diinginkan. Agar tata rias tetap konsisten probolinggo, sebelah timur jember selatan terhadap kaidah-kaidah yang diperlukan merupakan samudera hindia, dan sebelah dalam sebuah pertunjukan, maka perlu barat Kabupaten malang sehingga diperhatikan prinsip prinsip penataan rias Lumajang sering kali dijuluki sebagai tapal antara lain : kuda, Lumajang memiliki potensi 1. Rias hendaknya mencerminkan diantaranya sector pertanian dengan karakter tokoh atau peran komoditas andalan padi, pisang, pada 2. Kerapian dan kebersihan rias sector peternakan ada Kambing PE dan

5

susu segar, pada sector perindustrian dan fisiknya. Begitupun dengan faktor-faktor perdagangan ada kerajinan perak, dan pada yang berpengaruh tidak bisa lepas dari sector perhutanan ada kayu olahan yang kebiasaan masyarakat setempat. masih menjadi andalan, Dari data tersebut Lumajang memiliki wilayah yang strategis, dan sering Saran bersosialisasi dengan orang diluar daerah Diharapkan para seniman Lumajang. Secara ekonomi, Lumajang Reog terutama Reog Singo Bawono memiliki sector sector yang dapat semakin berkembang dalam berkarya dan mendukung perekonomian Lumajang, pelestarian budaya serta menghasilkan ciri namun harga di Lumajang tidak bisa khasnya sendiri sebagai nilai tambah dibandingkan dengan harga-harga di kaerifan lokal, sehingga membawa nama perkotaan sehingga disana harga bahan baik bagi Kabupaten Lumajang. Dengan pokok relative murah, hal ini juga dapat demikian sikap tersebut mampu mempengaruhi pendapatan masyarakat diimplementasikan dalam lingkup yang sekitar terlebih masih banyak perbukitan lebih luas dan menjadi sikap cinta kepada yang membuat masyarakat setempat tanah air. terbiasa bergantung dengan alam, hal ini berpengaruh dalam segi tampilan kesenian DAFTAR PUSTAKA Reog Singo Bawono, karena persaingan Achmadi, Asmoro. 2013. Pasang bisnis yang sangat ketat bahkan rela Surut Dominasi Islam menjatuhkan harga pasaran pertunjukkan Terhadap Kesenian Reog Reog membuat para seniman berfikir keras Ponorogo. Semarang : untuk melakukan pertunjukan yang terbaik Analisis, volume XIII. dengan melakukan akulturasi sebagai media promosi sehingga membuat tuan Arifin, Zaenal. 2011. Akulturasi rumah merasa lebih senang serta para Islam dan Budaya Lokal Pada penonton merasa lebih terhibur dan lebih Tradisi Kesenian Jathilan Di tertarik dengan Reog tersebut. Dusun Tegalsari, Desa Semin, Kecamatan Semin, Gunung PENUTUP Kidul, Yogyakarta. Yogyakarta Kesimpulan : UIN Sunan Kalijaga Dari hasil pembahasan diatas Yogyakarta. dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Akulturasi Kesenian Reog Singo Bawono Fitriah, Laily. 2015. Potret Literatur tidak lepas dari ciri khas daerah dalam Kesenian Dalam Karya kesenian tersebut, keadaan lingkungan Penelitian Mahasiswa Jawa sekitarnya juga dapat berpengaruh besar Timur. Dewan Kesenian Jwa dalam pelestarian serta perkembangan Timur . kesenian daerah yang ada. Semua jenis pertunjukan yang terdapat dalam Kesenian Fitri, Maghfirah. 2015. Bentuk Reog Singo Bawono merujuk pada satu Penyajian Tari Inen Mayak simpulan yaitu Kesenian Reog Singo Pukes Pada Masyarakat Gayo Bawono lebih unggul pada kekuatan 6

Aceh Tengah. Gesture : E- Jurnal Setyoningsih, Heti. 2014. Akulturasi Budaya Dalam Kesenian Kristanto, Anggoro. 2013. Kajian Jathilan Nedyo Budaya Sentoso Bentuk Pertunjukan Kesenian Dusun Blabak Desa Mungkid Tradisional Emprak Sido Mukti Kabupaten Magelang. Desa Kepuk Kecamatan Yogyakarta : UNY. Bangsri Kabupaten Jepara. Universitas Negeri Semarang : Suhartono Wiryopranoto, Nina Skripsi. Herlina, dll. 2017. Perjuangan Ki Hajar Dewantara : Dari Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Politik Ke Pendidikan. Ilmu Antropologi. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Rineka Cipta. Tim Penyusun. 2014. Buku Panduan M.A, Lexy J. Moleong. 2014. Skripsi Fakultas Bahasa dan Metodologi Penelitian Seni. Surabaya : Fakultas Kualitatif. Bandung : PT bahasa dan seni, UNESA. Remaja Rosdakarya. Zulfahmi. 2017. Pola Komunikasi Puspita, Birgitta Cynthia Dwi. 2016. Dalam Upaya Pelestarian Reog “Akulturasi Dalam Ponorogo Pada Orang Jawa di Pertunjukkan Potehi Desa Percut Sei Tuan. Di ”. Depok : Sumatera Utara : Jurnal Makalah non-seminar. Interaksi.

Putri, Vivin Wulandari Eka. 2017. Daftar Pustaka Maya Dinamika Kesenian Tradisional Reog Ponorogo Di Kecamatan http://www.haruspintar.com/pengerti Yosowilangun Kabupaten an-akulturasi/ diakses pada 9 Lumajang Thaun 1990-2015. Oktober 2019 Universitas Jember: Skripsi. https://www.kompasiana.com/tiarari Romli, H. Khomsahrial. 2015. sadamayanti/56c195e9dc22bd Akulturasi dan Asimilasi dalam 3e058b4587/cerita-ulang-reog- Konteks Interaksi Antar Etnik. ponorogo? Diakses pada 8 Lampung : Ijtimaiyya. November 2019

Salfini. 2016. Perubahan Fungsi https://www.maxmanroe.com/vid/so Kesenian Rarak Mamoti Tobo sial/pengertian-akulturasi./ Dan Bentuk Komposisinya Di diakses pada 9 Oktober 2019 desa Seberang Pantai Kuantan Mudik. Suara Guru : http://www.serbaserbihindubali.blog Humaniora. spot.com/2012/07/teori- 7

perubahan/ diakses pada 11 menurut-para -ahli/ diakses Oktober 2019 pada 9 Oktober 2019 http://woocara.blogspot.com/2015/1 1/pengertian-kesenian-dan- .

8