FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

PERBANDINGAN KEBIJAKAN , DAN TERHADAP POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF PADA MASA ORDE BARU

Oleh Fiky Arista, Suwirta dan Farida Sarimaya1

ABSTRAK Artikel ini berjudul “Perbandingan Kebijakan Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja dan Ali Alatas Terhadap Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia Pada Masa Orde Baru”. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah Orde Baru dalam mempertahankan politik luar negeri bebas aktif yang diambil oleh Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja dan Ali Alatas. Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Perbandingan Kebijakan Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja Dan Ali Alatas Terhadap Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia Pada Masa Orde Baru? Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode historis yang terdiri dari empat tahap yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Dalam mengkaji pertanyaan penelitian, penulis menggunakan pendekatan interdisipliner dengan menggunakan beberapa konsep dari ilmu politik. Hasil penelitian yang telah penulis dapatkan adalah Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja dan Ali Alatas memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda sehingga dalam mengemban jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri pun berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan fokus mereka dalam mengambil suatu kebijakan luar negeri. Adam Malik yang masih mengalami masa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru lebih berfokus kepada penyelesaian masalah-masalah yang terjadi dalam pemerintahan sebelumnya. Mochtar Kusumaatmadja fokus kebijakannya terletak kepada dan hukum internasional. Sedangkan Ali Alatas lebih terfokus kepada masalah HAM dan menjadikan Indonesia sebagai Ketua GNB. Selain itu, ketiga Menteri Luar Negeri lewat kebijakannya juga menjadikan Indonesia aktif dalam menyelesaikan masalah- masalah regional dan internasional, serta organisasi-organisasi non blok. Kata Kunci : kebijakan politik luar negeri, politik luar negeri bebas aktif, non blok.

ABSTRACT

This article entitled "The Comparison of Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja and Ali Alatas Policies Against Independent-Active Foreign Policy In Indonesia During The New Order". The writing is motivated by the author interest to determine the policies taken by the New Order government in maintaining a free

1 Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Drs. Suwirta, M.Hum sebagai Pembimbing I dan Farida Sarimaya, S.Pd, M.Si sebagai Pembimbing II. Penulis dapat dihubungi melalui nomor 081802172462 atau email [email protected]

70

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 and active foreign policy taken by Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja, and Ali Alatas. The main issues in this research is how is the Comparison of Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja And Ali Alatas Policies Against Independent-Active Foreign Policy In Indonesia During The New Order? The method used in the study is the historical method consists of four phases, which are; heuristic, criticism, interpretation and historiography. In reviewing the research question, the author uses an interdisciplinary approach by using some of the concepts from political science. Based on the research, authors knew that Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja, and Ali Alatas had different educational backgrounds so when they are assuming his post as Foreign Minister also can be different. The difference can be seen from their focus in taking a foreign policy. Adam Malik, who is still in transition from the Old Order to the New Order, his focus was to solve the problems that occurred in the previous government. Mochtar Kusumaatmadja focuses on Archipelago and international law. Ali Alatas focuses on human rights issues and to make Indonesia as Chairman of NAM. In addition, The Three Minister of Foreign Affairs through his policy also makes Indonesia active in solving regional and international issues, as well as the Non-Aligned Organizations. Keywords: foreign policy, independent and active foreign policy, non-aligned.

PENDAHULUAN internasional. Indonesia harus menjadi Perkembangan politik luar subjek yang memiliki hak untuk negeri Indonesia sangat menarik untuk menentukan pilihannya sendiri. diamati. Terutama politik luar negeri Selanjutnya pada tanggal 16 pada masa Orde Baru yang sangat September 1948, Hatta bertolak belakang dengan Orde Lama. mengemukakan bahwa politik luar Sejak Orde Lama, Indonesia negeri Indonesia harus ditentukan oleh berpegang teguh pada prinsip politik kepentingan negara yang dijalankan luar negeri bebas aktif yang pertama sesuai dengan situasi dan kenyataan kali dicetuskan oleh Moh. Hatta pada yang sedang dihadapi (Suryadinata, tanggal 2 September 1948 di depan 1998, hlm. 32-33). kelompok kerja KNIP. Dalam Pada era Orde Baru, terjadi pidatonya Hatta mengemukakan perubahan politik luar negeri yang bahwa Indonesia tidak perlu memilih diperkenalkan Orde Baru di bawah pro-Amerika atau pro-Soviet, kepemimpinan Soeharto namun pada sehingga Indonesia tidak menjadi dasarnya tidak menampilkan unsur- objek dalam perjuangan politik unsur yang baru. Angkatan Darat

71

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 mengemban puncak politik republik governmental Group on Indonesia) dan menjadi faktor utama sejak yang terdiri dari Amerika Serikat, revolusi nasional. Seperti halnya Australia, Belanda, Denmark, Belgia, Soekarno, Soeharto pun menggunakan Inggris, Italia, Jepang, Jerman Barat, struktur konstitusi yang sama dengan Kanada, Perancis, Selandia Baru dan Soekarno. Kekuasaan yang dijalankan Swiss (Malik, 1979c, hlm. 53). Soeharto berdasarkan konstitusi yang Pemerintah Orde Baru ditegaskan sebagai sumber keabsahan menjalankan politik luar negeri yang politik. Hal ini dikarenakan UUD 1945 low profile, yaitu suatu politik luar sejalan dengan tujuan politik Soeharto negeri yang berorientasi pada dan juga karena persepsinya mengenai pembangunan dan kesejahteraan kebutuhan utama negara Indonesia rakyat. Dalam melakukan upaya- (Leifer, 1989, hlm. 161-162). upaya stabilisasi ekonomi yang akan Kepentingan Indonesia pada berimbas pada kesejahteraan rakyat, masa Orde Baru adalah pembangunan Indonesia membutuhkan kerjasama ekonomi negara yang di masa Orde dengan negara lain, terutama untuk Lama kurang diperhatikan. Maka peminjaman modal dan penangguhan politik luar negeri Indonesia kala itu hutang. Maka ketika Adam Malik ditujukan untuk kepentingan bangsa menjabat sebagai Menteri Luar melalui pembangunan. Indonesia Negeri, ia menyatakan akan membuka menjalankan politik luar negeri hubungan seluas mungkin dengan bertetangga baik yang ditandai dengan dunia internasional (Bandoro, 1994, penyelesaian konfrontasi Indonesia- hlm. 1-2). Namun konotasi membuka Malaysia, turut serta dalam hubungan seluas mungkin dengan mendirikan organisasi regional dunia internasional sering disalah ASEAN dan kembali menjadi anggota artikan sebagai Indonesia yang mulai PBB. Hal tersebut membuat Indonesia condong ke Blok Barat. mendapatkan beberapa keuntungan, di Politik luar negeri bebas aktif antaranya dalah mendapatkan Indonesia pada masa Orde Baru pinjaman dari negara-negara yang menarik untuk dikaji. Ada banyak tergabung dalam IGGI (Inter- orang yang menganggap bahwa pada 72

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 masa Orde Baru politik luar negeri METODE PENELITIAN Indonesia cenderung ke Blok Barat. Penelitian ini menggunakan Anggapan ini salah satunya dapat metode sejarah, yakni seperangkat dilihat ketika Indonesia pernah gagal sarana atau sistem yang berisi asas- ketika mencalonkan diri menjadi ketua asas atau norma, aturan-aturan, GNB karena dianggap terlalu dekat prosedur, metode dan teknik yang dengan Blok Barat, serta Indonesia harus diikuti untuk mengumpulkan yang menerima bantuan dari IGGI. Di segala kemungkinan saksi mata balik semua itu, penulis ingin (witness) tentang suatu masa atau menyampaikan bahwa selain peristiwa, untuk mengevaluasi Indonesia menjalin kerjasama dan kesaksian (testimony) tentang saksi- hubungan yang baik dengan negara- saksi tersebut, untuk menyusun fakta- negara pendonor dana, Indonesia juga fakta yang telah diuji dalam melakukan banyak hal yang hubungan-hubungan kausalnya dan mencerminkan politik luar negeri akhirnya menyajikan pengetahuan bebas aktif. yang tersusun mengenai peristiwa- Penelitian ini diharapkan dapat peristiwa tersebut (Ismaun, 2005, hlm. menambah khasanah penulisan 28). mengenai sejarah politik luar negeri Menurut Ismaun (2005, hlm. 50) bebas aktif Indonesia dan sejarah ada empat langkah dalam nasional, terutama pada masa Orde mengembangkan metode historis, Baru. Penelitian ini menggunakan yaitu heuristik, kritik sumber, beberapa konsep yang diambil dari interpretasi dan historiografi. Tahap sister discipline yaitu ilmu politik di pertama yaitu heuristik adalah antaranya konsep politik luar negeri mengumpulkan sumber yang relevan dan hubungan internasional. konsep- dengan tema kajian. Sumber yang konsep tersebut digunakan agar lebih penulis gunakan berupa sumber memahami artikel ini. tertulis berupa buku, jurnal, makalah dan skripsi. Tahap kedua yaitu kritik terhadap sumber-sumber yang telah penulis peroleh pada tahap heuristik. 73

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Melalui kritik sumber setiap data-data oleh suatu sumber atau dokumen sejarah yang telah didapatkan diuji sejarah. dulu validitas dan reliabilitasnya, Tahap ketiga adalah interpretasi, sehingga semua data itu sesuai dengan yaitu penulis memberikan penafsiran fakta-fakta sejarah yang sesungguhnya terhadap fakta-fakta sejarah yang telah (Daliman, 2012, 64-66). Dalam didapatkan dan sudah melalui kritik metode sejarah dikenal dengan dua eksternal maupun internal. Pada tahap cara melakukan kritik, yakni kritik ini penulis melakukan pemberian eksternal dan kritik internal. Kritik makna terhadap data-data yang telah eksternal adalah suatu penelitian atas di dapatkan dari proses heuristik dan asal usul dari sumber, suatu kritik sumber. Penulis menyusun pemeriksaan atas catatan atau fakta-fakta yang telah ada kemudian peninggalan itu sendiri untuk menafsirkannya. Historiografi mendapatkan semua informasi yang merupakan tahap akhir dalam mungkin, dan untuk mengetahui penelitian sejarah. Dalam historiografi apakah pada suatu waktu sejak awal ini dapat dilakukan melalui penyajian mulanya sumber itu telah diubah oleh analitis-kritis sehingga pemaparan orang-orang tertentu atau tidak sejarah tidak hanya berupa narasi yang (Sjamsuddin, 2007, hlm. 133-134). menyajikan kumpulan fakta, tetapi di Sedangkan kritik internal dilakukan dalamnya terdapat teori-teori serta untuk menguji isi dokumen. Sehingga penafsiran menggunakan ilmu bantu dapat dikatakan bahwa kritik internal yang dapat menunjang sebuah menekankan pada aspek isi dari penulisan sejarah. sumber tersebut (Sjamsuddin, 2007, hlm. 143). Dalam melakukan kritik HASIL PENELITIAN DAN internal penulis melakukan uji PEMBAHASAN kredibilitas. Peneliti akan menentukan Dalam melihat suatu kebijakan sejauh mana suatu sumber dapat yang diambil oleh seorang pemimpin, dipercaya (credible) kebenarannya ada berbagai faktor yang dari isi informasi yang disampaikan mempengaruhinya, salah satunya adalah latar belakang kehidupan tokoh 74

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 tersebut. Adam Malik lahir di hari organisasi yang bernaung di bawah Minggu Pon, 22 Juli 1917 di Pematang Muhammadiyah. Lalu beliau juga Siantar, Sumatera Utara. Beliau anak mendirikan organisasi badminton ketiga dari sepuluh bersaudara yang bernama Indonesia Muda cabang (Santosa, 2009, hlm. 225). Beliau Pematang Siantar. Organisasi tersebut berasal dari keluarga yang merupakan sebuah batu loncatan berkecukupan, kalangan yang sangat dalam menambah berbagai jarang dijumpai pada masa penjajahan pengalaman menjalankan sebuah Belanda (Malik, 1978a, hlm. 9). organisasi. Kemudian beliau Agar menjadi seorang ulama mendirikan PARTINDO (Partai yang sesuai dengan keinginan Indonesia) cabang Siantar dan ayahnya, Adam Malik mendapatkan dipercaya sebagai ketua cabang. pendidikan dasar di Bukit Tinggi Setelah bergabung dengan Partindo, yakni Sekolah Agama Parabek. Adam Malik mulai mengenal dunia Setelah satu tahun bersekolah di sana pers. Beliau aktif dalam pers dengan beliau pindah ke sekolah agama di cara menerbitkan beberapa karangan Tanjung Pura yang bernama Al- dalam harian Pelita Andalas dan Masrullah. Akan tetapi, beliau tidak Majalah Partindo (Malik, 1978a, hlm. betah bersekolah di sana dan 17-19). membujuk ayahnya agar diizinkan Ketika menjadi Menteri Luar keluar dari sekolah tersebut. Beliau Negeri di tahun 1966-1978, Adam membujuk ayahnya selama dua tahun Malik mengalami masa transisi dari dan mengatakan lebih tertarik untuk Orde Lama ke Orde Baru. Sabir (1987, belajar berdagang agar dapat menjadi hlm. 197) mengemukakan bahwa pada seorang pedagang yang sukses seperti upacara memperkenalkan diri di depan ayahnya (Malik, 1978a, hlm. 13-16). karyawan Departemen Luar Negeri Sejak tahun 1930-an, Adam tanggal 23 Maret 1966, Adam Malik Malik telah ikut serta dalam dunia menyampaikan pidatonya yang berisi politik Indonesia. Pada tahun 1931, tugas Departemen Luar Negeri dalam Adam Malik menjadi anggota alam Orde Baru, antara lain bahwa kepanduan Hisbul Wathan, suatu Departemen Luar Negeri harus : 75

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

“Mengembalikan kewibawaan dan merupakan putera tertua dari R. pemerintah di mata rakyat, dan Taslim dan Sulmini (Sumardjo, 1999, mengembalikan kewibawaan Republik Indonesia di mata hlm. 3). Mochtar Kusumaatmadja dunia internasional setelah menempuh pendidikan dasar dan SMP mengalami kerusakan- kerusakan sebagai akibat di Kota . Mochtar kebijaksanaan politik luar negeri Kusumaatmadja bersekolah di taman di masa lalu. Selanjutnya dinyatakan bahwa dalam kanak-kanak Freubel School dan melaksanakan politik luar negeri Europeesche Lagere School (ELS), Indonesia, Departemen Luar Negeri berpangkal pada realitas sekolah yang diperuntukkan bagi kepentingan nasional, baik keturunan Eropa, Timur Asing, dan jangka pendek, maupun jangka panjang dan berusaha bumiputera dari tokoh terkemuka menghindarkan diri dari (Pane, 2015, hlm. 6). Ketika perang pemikiran yang penuh angan- angan (wishful thinking) dan kemerdekaan pada tahun 1944 terjadi, politik mercusuar yang dapat keluarga R. Taslim pindah ke Cirebon, merugikan negara”. sehingga Mochtar menyelesaikan Dapat dikatakan bahwa pendidikan SMP di kota Cirebon dan kebijakan luar negeri yang diambil masuk Tentara Pelajar cabang Cirebon oleh Adam Malik di masa awal (Sumardjo, 1999, hlm. 4). Ia kepemimpinannya adalah upaya- meneruskan pendidikan SMA di upaya untuk menyelesaikan masalah- sekolah yang dikelola oleh Sutan masalah yang terjadi pada Takdir Alisyahbana. Setamat dari pemerintahan sebelumnya. Contohnya SMA ia memasuki Perguruan Tinggi adalah menyelesaikan konfrontasi Hukum Indonesia (PTHI) jurusan Indonesia-Malaysia, kembali menjadi Hukum Internasional, tetapi baru anggota PBB dan mendirikan sekitar satu tahun PTHI bergabung organisasi regional yang bernama dengan Universitas Indonesia. Pada ASEAN. tahun 1962, beliau memperoleh gelar Menteri Luar Negeri kedua pada doktornya di Fakultas Hukum masa Orde Baru adalah Mochtar Universitas Padjajaran. Kusumaatmadja. Beliau lahir di Latar belakang pendidikannya Jakarta pada tanggal 17 Februari 1929 dalam bidang hukum menjadikan 76

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Mochtar Kusumaatmadja sangat masalah Timor Timur, memperbaiki memperhatikan kepentingan- hubungan Indonesia-Australia dan kepentingan hukum Indonesia di dunia mendukung kemerdekaan Palestina. internasional. Maka Mochtar Kementerian Luar Negeri yang Kusumaatmadja tetap secara khusus mengurusi masalah- memperjuangkan konsepsi Wawasan masalah internasional, menjadi ujung Nusantara yang sudah dirintisnya tombak dalam dunia diplomasi sejak Deklarasi Djuanda. Selain itu, Indonesia. Prinsip politik luar negeri Mochtar Kusumaatmadja juga turut Indonesia yang bebas aktif aktif dalam perumusan hukum menjadikan Adam Malik, Mochtar internasional di PBB. Kusumaatmadja dan Ali Alatas selalu Menteri Luar Negeri ketiga melakukan diplomasi dalam sekaligus sebagai pengganti Mochtar menghadapi berbagai persoalan di Kusumaatmadja adalah Ali Alatas dunia internasional. Ketiganya atau lebih dikenal dengan Alex Alatas. memiliki penafsiran yang hampir Ali Alatas lahir di Jakarta pada tanggal sama mengenai politik luar negeri 4 November 1932. Di tahun 1975- bebas aktif. Pada intinya, mereka 1976, Ali Alatas menjadi Staf Ahli dan memahami bahwa politik luar negeri Kepala Sekretaris Pribadi Menteri bebas aktif berbeda dengan netralitas. Luar Negeri Adam Malik pada masa Indonesia harus menempatkan dirinya Kabinet Pembangunan II dari tahun dalam posisi tidak memihak Blok 1975-1976. Selanjutnya beliau aktif Barat dan Blok Timur. Posisi menjadi Wakil Tetap RI di PBB dari Indonesia dalam politik bebas aktif tahun 1976-1978. Lalu beliau adalah selalu memiliki pendirian ditugaskan untuk menjadi Sekretaris sendiri dalam menyelesaikan masalah Wakil Presiden sampai tahun 1982 internasional. Salah satunya adalah (Nasoetion, 2009, hlm. 173-174). Ada dengan cara memelihara perdamaian beberapa hal yang dilakukan Ali di dunia. Ketiganya pun tentunya Alatas selama kepemimpinannya memiliki tujuan yang sama tentang sebagai Menteri Luar Negeri, di arah kebijakan politik luar negeri antaranya adalah menyelesaikan bebas aktif, yaitu menjaga perdamaian 77

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 kawasan dan dunia yang pada hlm. 599). Para pemimpin Indonesia akhirnya berimbas pada pertumbuhan pada masa Orde Baru memiliki dua ekonomi Indonesia. Maka, ketiga pandangan mengenai hubungan Menteri Luar Negeri di masa Orde Indonesia-RRC, kedua pandangan Baru tersebut menjalin hubungan baik tersebut yakni kelompok pro- dengan negara-negara maju, salah normalisasi dan kelompok anti- satunya dengan negara-negara yang normalisasi. Kelompok pro- tergabung dalam IGGI. normalisasi khususnya Adam Malik, Landasan Indonesia dalam Mochtar Kusumaatmadja dan Ali menerapkan politik luar negeri Alatas sebagai bagian dari Indonesia adalah alinea keempat dari Departemen Luar Negeri berpendapat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi bahwa jika normalisasi dilakukan akan “...ikut melaksanakan ketertiban meningkatkan citra Indonesia sebagai dunia yang berdasarkan perdamaian negara non blok. Sedangkan kelompok abadi dan keadilan sosial...”. Dari anti-normalisasi terdiri dari Presiden kalimat tersebut dapat diketahui dalam Soeharto, militer di HANKAM, dan politik luar negeri Indonesia, yaitu kelompok Islam (Suryadinata, 1998, menjaga ketertiban dan perdamaian hlm. 133). dunia. Maka pada masa Orde Baru, Adam Malik dalam sebuah Indonesia telah melakukan hal berikut, pertemuan dengan Menteri Luar berusaha menjalin kembali hubungan Negeri RRC memberikan keterangan dengan Republik Rakyat Cina (RRC), sebagai berikut : turut sertanya Indonesia dalam “RRC memerlukan waktu untuk memulihkan hubungan menangani masalah HAM dan diplomatiknya dengan kolonialisme serta peran Indonesia Indonesia” (Malik, 1979c, hlm. 180). dalam organisasi non-blok.

Pertama, Indonesia berusaha Memasuki periode kedua masa menjalin kembali hubungan dengan jabatan Mochtar Kusumaatmadja, RRC. Hubungan diplomatik dengan terutama sejak tahun 1984, Soeharto RRC resmi dibekukan oleh Jakarta membuat kebijakan yang lebih liberal pada 31 Oktober 1967 (Ricklefs, 2010, terhadap RRC karena tatanan ekonomi 78

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 dan juga keinginannya untuk 9/1985 tentang Pedoman memainkan peran utama dalam Penyelenggaraan Hubungan Dagang masalah-masalah luar negeri (Putri, Langsung Antara Indonesia dan Cina 2009, hlm. 3). Pada bulan November pada tanggal 23 Juli 1985 (Sukma, 1984, Mochtar Kusumaatmadja 1994, hlm. 70). mengumumkan keinginan Indonesia Hubungan Indonesia-RRC untuk membuka kembali perdagangan semakin membaik pada masa Ali langsung dengan RRC, meskipun Alatas menjabat sebagai Menteri Luar keinginan tersebut tidak termasuk Negeri. Pada saat itu, Indonesia tidak melakukan normalisasi (Suryadinata, menganggap RRC sebagai ancaman 1998, hlm. 136). lagi dan mulai membina hubungan Pemulihan hubungan diplomatik yang lebih praktis dan pragmatis. Indonesia-RRC tersebut pada masa Namun menurut Ali Alatas, Indonesia Mochtar Kusumaatmadja menjadi tidak perlu terlalu terburu-buru dalam Menteri Luar Negeri dilakukan secara memperbaiki hubungan dengan RRC, tidak resmi. Pada bulan April 1985, meskipun pada saat itu negara-negara Wu Xueqian selaku Menteri Luar anggota ASEAN telah terlebih dahulu Negeri RRC menunjukkan niat dengan melakukan normalisasi hubungan cara menghadiri HUT 30 Tahun KAA. dengan RRC. Ali Alatas Ketika menghadiri acara tersebut, mempersilahkan dan menyatakan Mochtar Kusumaatmadja dan Wu Indonesia tidak ingin membuat negara Xueqian menyetujui bahwa pada lain tergesa-gesa memperbaiki tahun 1985 Indonesia-RRC akan hubungan mereka hanya karena melakukan hubungan perdagangan Indonesia (Dewabrata, 2015, hlm. 64). langsung secara bertahap (Widjaja, Secara mengejutkan pada 1986, hlm. 55-56). Upaya dalam tanggal 23 Februari 1989 Indonesia memperbaiki hubungan dagang mengumumkan bahwa ada Indonesia-RRC mendapatkan kemungkinan bagi Jakarta dan RRC tanggapan yang baik dari pemerintah untuk membuka kembali hubungan Indonesia. Terbukti dengan diplomatik. (Liji, 2012, hlm. 523) dikeluarkannya Instruksi Presiden No. Pada bulan Juli 1989, atas undangan 79

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Menteri Luar Negeri Qian Qichen, Ali 1990-an memunculkan isu-isu baru Alatas melakukan kunjungan resmi ke dan aktor-aktor baru dalam dunia RRC (Putri, 2009, hlm. 4). Pada diplomasi. Upaya dalam diplomasi tanggal 1-3 Juli 1990, Menteri Luar HAM bertujuan untuk menciptakan Negeri Ali Alatas berkunjung ke lingkungan internasional yang Beijing untuk bertemu dengan Menteri kondusif bagi tercapainya tujuan- Luar Negeri guna membahas kapan tujuan nasional dalam pembangunan dan bagaimana hubungan diplomatik (Djelantik, 2006, hlm. 410-412). Indonesia-RRC akan dicairkan Era Orde Baru banyak diwarnai kembali (Santi, 2010, Th). Pada oleh isu-isu pelanggaran HAM. tanggal 6 Agustus 1990, atas undangan Pelanggaran seringkali terjadi Presiden Soeharto, Li Peng dengan kemudian dijadikan kepala berita di didampingi Qian Qichen secara resmi media massa internasional, terutama berkunjung ke Indonesia dan insiden Timor Timur. Hal tersebut mendapatkan sambutan yang meriah menjadi hambatan yang sangat besar (Liji, 2012, hlm. 523). Pada tanggal 8 dalam upaya diplomasi yang Agustus 1990, Ali Alatas dan Qian dilakukan Indonesia untuk Qichen menandatangani kesepakatan mempertahankan Timor Timur bernama Memorandum of (Djelantik, 2006, hlm. 416). Insiden Understanding Between the Dili bermula pada tanggal 28 Oktober Goverment of the Republic of 1991 bertepatan dengan Perayaan Hari Indonesia and the Goverment of the Sumpah Pemuda muncul demonstrasi People Republic of China on the di Dili yang menyulut bentrokan fisik. Resumption of Diplomatic Relations” Peristiwa tersebut dilatarbelakangi di Istana Negara (Sukma, 1994, hlm. oleh rencana kunjungan anggota 80). parlemen Portugis ke Timor Timur Kedua, turut sertanya Indonesia yang menyulut semangat kalangan dalam menangani masalah HAM dan muda di sana untuk berdemonstrasi kolonialisasi. Perubahan mendasar kepada Jakarta. Dari bentrokan fisik dalam politik internasional pasca tersebut, dua orang pengunjuk rasa berakhirnya Perang Dingin tahun terbunuh. Pada tanggal 12 November 80

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

1991, sekelompok besar masyarakat lebih dari 200 orang terbunuh, dan Timor Timur mengunjungi sejumlah besar orang terluka pemakaman kedua korban. Aparat (Suryadinata, 1998, hlm. 77). keamanan terperanjat. Dilaporkan Ketika peristiwa Dili terjadi, dalam hal ini militer menggunakan Presiden Soeharto sedang dalam kekerasan, sehingga mengakibatkan perjalanan keluar negeri. Tekanan dari banyak korban berjatuhan dunia internasional membuatnya (Suryadinata, 1998, hlm. 77). memenuhi tuntutan dari luar untuk Kejadian demonstrasi anti- membentuk Komisi Penyelidik Jakarta di Dili pada 12 November Nasional (KPN) dalam rangka 1991 mengakibatkan kematian lebih menyelidiki peristiwa tersebut. dari 100 orang. Hal tersebut seakan Komisi dikepalai oleh Hakim membuyarkan upaya-upaya Ali Alatas Pengadilan Tinggi, M. Djaelani untuk membuat dunia menerima dengan anggota dari kalangan sipil dan Timor Timur sebagai wilayah independen. Ketika hasil penemuan Indonesia. Berkat kejadian itu, awal diungkapkan, ternyata hasilnya Indonesia mendapatkan kecaman yang berbeda dengan versi militer. Laporan keras dari masyarakat internasional. versi KPN menyatakan bahwa 50 Konsekuensinya adalah Kanada, orang terbunuh dan 90 orang hilang. Belanda dan Denmark memutuskan Ali Alatas dikirim ke luar negeri untuk bantuan ekonomi terhadap Indonesia menjelaskan peristiwa tersebut kepada (Suryadinata, 1998, hlm. 74). para pemimpin negara-negara asing Setelah kejadian itu, Jenderal dan misinya berhasil (Suryadinata, Try Sutrisno mengeluarkan 1998, hlm. 78-79). Serta dalam rangka pernyataan bahwa militer telah antisipasi kritik lebih jauh dari dunia diserang oleh kerumunan dan ketika internaional, khususnya Amerika mereka bereaksi, 19 orang tertembak Serikat, Soeharto memerintahkan mati. Masyarakat Timor Timur pembentukan Komisi Nasional Hak memprotes bahwa militer menembak Asasi Manusia (Komnasham) pada mereka tanpa peringatan terlebih bulan Juli 1993 (Suryadinata, 1998, dahulu. Mereka mengatakan bahwa hlm. 182). 81

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Di samping penyelesaian atas Barat Daya, bekas jajahan Jerman, masalah Timor Timur, buruh setelah Perang Dunia I oleh Liga Indonesia juga menjadi perhatian Bangsa-Bangsa diserahkan sebagai pemerintah Amerika yang mengancam daerah mandat kepada Afrika Selatan. untuk mengakhiri kemudahan- Setelah Perang Dunia II, Afrika kemudahan perdagangan jika catatan Selatan menolak untuk menyerahkan HAM di Indonesia tidak membaik. Namibia di bawah Perwakilan PBB. Indonesia diberi waktu sampai tanggal Pada tahun 1966 PBB memutuskan 15 Februari 1994 untuk memperbaiki berakhirnya mandat Afrika Selatan reputasi HAM-nya jika Indonesia atas Namibia dan diperkuat oleh tetap ingin menikmati tarif rendah keputusan Mahkamah Internasional untuk ekspor Indonesia ke Amerika di tahun 1971 (Widjaja, 1986, hlm. 69). bawah Generalized System of Indonesia bersikap tegas dan Preference (GSP). Ali Alatas mendukung sepenuhnya rakyat menyatakan secara terbuka bahwa Namibia dalam menentang politik Jakarta tidak dapat menerima kaitan apartheid, suatu sistem perbudakan antara GSP dengan hak asasi dan hak yang kejam dan tidak buruh. Tahun 1995, Human Rights berperikemanusiaan yang Watch/Asia Grup yang berbasis di bertentangan dengan HAM, Dasasila New York menuduh Indonesia tidak Bandung dan Piagam PBB. Rencana mengambil tindakan untuk menjamin rezim Afrika Selatan (Pretoria) untuk hak-hak buruh yang diakui secara membentuk Pemerintah Lokal internasional (Suryadinata, 1998, hlm. Namibia mendapat kecaman dari 183). berbagai negara. Rencana Afrika Indonesia sebagai negara yang Selatan ditentang karena bertentangan menjunjung tinggi politik luar negeri dengan Piagam PBB dan resolusi PBB bebas aktif juga ikut berperan salam tentang Namibia. Pembentukan menyelesaikan masalah-masalah pemerintahan ini tidak akan kolonialisasi dan dekolonialisasi, membantu dalam pemecahan masalah salah satunya di Namibia. Namibia Namibia, bahkan akan menambah sebelumnya disebut sebagai Afrika kekacauan dan tidak akan berdampak 82

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 pada kemerdekaan Namibia sendiri. Indonesia ingin agar Dewan Afrika Selatan jelas menolak resolusi Keamanan PBB mengutuk dan PBB untuk kemerdekaan Namibia. menyatakan bahwa pembentukan Masalah Namibia pun sebenarnya pemerintahan lokal Namibia tidak sah, cukup sensitif karena selain agar resolusi yang dihasilkan berhubungan dengan Afrika Selatan mengenai masalah Namibia juga erat kaitannya dengan tentara mengambil sikap yang tegas kepada Kuba di Angola (Widjaja, 1986, hlm. pembangkangan Afrika Selatan 70-71). terhadap resolusi tersebut. Sikap Seluruh negara di dunia Indonesia yang terbukti konsisten mendesak agar Afrika Selatan dalam mengecam Afrika Selatan atas melaksanakan resolusi PBB untuk pendudukan di Namibia dibuktikan kemerdekaan Namibia. Banyak pula dalam resolusi Majelis Umum PBB yang menginginkan pemberian sanksi No. 2248, telah dibentuk Dewan PBB terhadap Afrika Selatan jika terus untuk Namibia dan Indonesia menjadi menghalang-halangi rencana PBB. anggota ke-31. Tugas dari dewan Dalam sidang istimewa Dewan tersebut adalah mengelola wilayah Keamaanan PBB mengenai Namibia, Afrika Barat Daya sampai Mochtar Kusumaatmadja mengatakan kemerdekaannya dengan partisipasi bahwa situasi benar-benar semaksimal mungkin dari rakyat- mencerminkan ciri kolonialisme rakyat di wilayah tersebut (Widjaja, klasik yang menjijikan dan ini 1986, hlm. 72-73). merupakan tantangan yang unik Dalam pidato pada Konverensi terhadap rasa keadilan moralitas Internasional mengenai Sanksi (Widjaja, 1986, hlm. 72). terhadap Republik Afrika Selatan di Indonesia menginginkan Dewan Paris pada 22 Mei 1981, Mochtar Keamanan PBB mengambil keputusan Kusumaatmadja menyatakan hal yang menetapkan pelaksanaan segera berikut : serta tak bersyarat resolusi PBB No. “Konferensi Sanksi terhadap Afrika Selatan adalah wujud 435 tahun 1978, sebagai satu-satunya kepedulian bahwa kami serius jalan penyelesaian masalah Namibia. mengenai situasi yang 83

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

memburuk di Afrika Selatan dan negara di Asia dan Pasifik, Eropa, wilayah yang berada di sekitar Kanada dan Amerika Latin melalui Afrika Selatan sebagai akibat dari kebijakan dan tindakan jaringan diplomatik mengupayakan rezim Pretoria dalam kemerdekaan Namibia. Hubungan mengkonsolidasikan sistem apartheid mereka secara terus Indonesia-Namibia yang baik dapat menerus dan pendudukan dilihat dari kunjungan Jaksa Agung terhadap Namibia. Represi brutal terhadap lawan apartheid, Namibia yang berkunjung pada itu merupakan langkah baru dari Februari 1997. Selanjutnya Presiden agresi terhadap negara-negara tetangga dan salah satu tindakan Namibia Dr. Sam Nujoma pada pencaplokan terhadap Namibia. tanggal 31 Juli-4 Agustus 1997 Hal tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian dan (http://www.kemlu.go.id/windhoek/id keamanan, tidak hanya ke /Pages/Namibia1.aspx). Afrika Selatan tetapi untuk seluruh dunia” Ketiga, peran Indonesia dalam (Kusumaatmadja, 1982, hlm. organisasi non blok. Sepanjang 76). eksistensi Indonesia semenjak Pada tanggal 21 Maret 1990 kemerdekaannya di tahun 1945, Namibia merdeka dan Indonesia Indonesia telah aktif dalam beberapa membuka kantor perwakilannya di organisasi non blok, yaitu ASEAN, Windhoek pada tahun 1994. Pada PBB, dan GNB. Organisasi regional masa Ali Alatas sebagai Menteri Luar ASEAN (Association of South East Negeri, Indonesia dan Namibia Asian Nations) menjadi landasan memiliki hubungan yang solid yang regional Indonesia dalam mengambil ditandai dengan kerjasama yang kebijakan politik luar negeri (Ricklefs, dilakukan demi kepentingan bersama. 2010, hlm. 612). Indonesia bersimpati terhadap Menurut Adam Malik, latar perjuangan rakyat Namibia untuk belakang berdirinya ASEAN tidak memperjuangkan kemerdekaannya terlepas dari kondisi pada Perang dari rezim apartheid. Dalam rangka Dunia II. Semenjak akhir Perang membantu Namibia dalam Dunia II, perkembangan politik memperjuangkan kemerdekaannya, mengalami pengkotak-kotakan, dan Indonesia bersama dengan negara- perkembangan ekonomi dunia 84

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 mengalami kecenderungan ke arah pengaruh besar Jepang dan Amerika pemusatan. Di Afrika masyarakat terhadap Indonesia (Ricklefs, 2010, yang hidup di daerah-daerah terjajah hlm. 612). berupaya membebaskan wilayahnya Menurut Ali Alatas, selama dua dari penjajahan. Di sisi lain, pasca periode kiprah Mochtar Perang Dunia II memberikan dampak Kusumaatmadja menjadi Menteri Luar bagi perkembangan teknologi yang Negeri menorehkan catatan tersendiri telah dicapai oleh negara-negara Barat bagi Indonesia. Semasa jabatannya dan memaksa negara-negara bekas beliau menjabarkan kepentingan jajahan yang masih berada di luar arus nasional Indonesia dalam pelaksanaan perekonomian dunia untuk politik luar negeri melalui mempercepat proses industrialisasi, “pendekatan lingkaran konsentris”. dan masuk ke dalam jaringan ekonomi Dalam hal ini, ASEAN ditetapkan internasional. Alasan itu mendorong sebagai sokoguru politik luar negeri pemikiran untuk membentuk suatu Indonesia (Pane, 2015, hlm. 346). badan regional bagi negara-negara di Pada masa Mochtar Asia Tenggara yang dapat Kusumaatmadja menjadi Menteri Luar menampung dan menyerap kedua Negeri, dilakukan suatu Pertemuan perkembangan tersebut. Maka lahirlah Tingkat Tinggi ASEAN III yang ASEAN di Bangkok pada tanggal 8 diselenggarakan pada 14-15 Desember Agustus 1967. Pendiri ASEAN adalah 1987 di Manila. Pada kesempatan perwakilan dari lima negara di Asia tersebut dilakukan penilaian terhadap Tenggara, yaitu Indonesia diwakili keseluruhan kinerja ASEAN selama oleh Adam Malik, Narciso Ramos dari 20 tahun, dan tanggapan ASEAN Filipina, Tun Abdul Razak dari terhadap perubahan situasi Malaysia, Thanat Khoman dari internasional, terutama situasi dan Rajaratnan dari ekonomi internasional dan Singapura (Malik, 1979c, hlm. 80). menghasilkan Manila Declaration of Adam Malik berharap bahwa 1987 (Declaration of ASEAN Resolve) kerjasama regional ini bisa berfungsi (Kansil, 1989, hlm. 366-367). sebagai penyeimbang terhadap 85

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Pada masa Ali Alatas menjadi semakin tampak di sementara kalangan untuk menganggap Menteri Luar Negeri, ada hal yang PBB sebagai lembaga yang penting yang telah terbentuk dalam sudah tidak relevan lagi. Pada bidang-bidang tertentu organisasi ASEAN, yakni anggapan seperti itu memang menyepakati pembentukan AFTA ada dasarnya. Saya melihat bahwa dalam menghadapi (ASEAN Free Trade Area). Suatu persoalan yang eksplosif antara kawasan perdagangan bebas, idealnya dua negara yang bersengketa, PBB memang tidak mempunyai didasarkan pada pertumbuhan kekuasaan penuh atau tidak ekonomi kawasan yang kokoh diberi gerak bebas untuk langsung menentukan (Syahperi, 1999, hlm. 78). Di masa Ali kebijaksanaannya demi Alatas menjadi Menteri Luar Negeri, penyelesaian persoalan yang cepat. Lagi pula, negara-negara ASEAN tidak lagi menjadi organisasi biasanya cenderung untuk utama yang diikuti Indonesia. Hal mencari penyelesaian di luar pagar PBB” (Malik, 1979c, hlm. tersebut tidak terlepas dari keinginan 168). Soeharto untuk menjadi Ketua GNB, sehingga peran Indonesia di ASEAN Adam Malik menganggap PBB mengalami penurunan. seringkali tidak mampu Indonesia juga aktif dalam menyelesaikan pertikaian-pertikaian, organnisasi PBB (Perserikatan terutama perselisihan politik, Bangsa-Bangsa). Adam Malik termasuk soal keanggotaan PBB. Cara memiliki pandangan tersendiri pengambilan keputusan oleh Dewan terhadap PBB, karena beliau pernah Keamanan dengan hak veto oleh mendapat kepercayaan sebagai Ketua anggota tetap sering kali berbeda Sidang Umum PBB ke-26 untuk masa dengan keputusan mayoritas dalam jabatan 1971-1972. Beliau telah Sidang Umum. Keefektifan dan banyak mempelajari masalah-masalah wibawa PBB terganggu oleh hak veto dalam tubuh PBB dan menyatakan Dewan Keamanan, dan akan lebih baik kesannya di masa awal menduduki jika badan tersebut mengambil jabatan Sidang Umum PBB : keputusan-keputusan sesuai dengan “Kesan yang pertama saya kesepakatan dari mayoritas di General peroleh pada waktu itu ialah Assembly (Malik, 1976, hlm. 34). adanya kecenderungan yang 86

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Majelis Umum PBB hanya berfungsi kekurangan dan kelemahan- kelemahannya, menurut kita sebagai Penasehat Dewan Keamanan masih merupakan wahana yang hanya bisa memberi terbaik dalam menangani masalah-masalah umat manusia recommendations with respect to the dan mendesak” (Sabir, 1987, maintenance of international peace hlm. 98). and security (memberi anjuran yang Dalam pidatonya di depan bertalian dengan usaha menjamin Majelis Umum PBB, Mochtar perdamaian dan keamanan Kusumaatmadja menyerukan pula : internasional) (Malik, 1979c, hlm. “Agar dalam melihat peran PBB 172). untuk masa depan, negara- negara hendaknya tidak Di masa awal jabatan Mochtar menangisi nasib ataupun Kusumaatmadja menjadi Menteri Luar menepuk dada, melainkan berusaha menarik pelajaran Negeri menggantikan Adam Malik, yang positif dari pengalaman. pada tahun 1979 beliau ke New York Mereka harus mengakui, bahwa tantangan yang dihadapi dan untuk mengikuti Sidang Majelis kemajuan yang dicapai PBB Umum PBB. Dalam sidang-sidang selama ini mengharuskan mereka untuk memperkuat Majelis Umum PBB, Indonesia tidak kerjasama multilateral. pernah absen dan selalu aktif dalam Indonesia sendiri tetap yakin, bahwa multilateralisme mengikuti pembahasan-pembahasan merupakan satu-satunya aktual yang terjadi di dunia (Pane, pendekatan untuk menghadapi realitas dunia dewasa ini, dan 2015, hlm. 371-372). Mochtar PBB sebagai perwujudan dari Kusumaatmadja memiliki pandangan kerajasama multilateral ini perlu didukung dan diperkuat, sendiri mengenai PBB. Menurutnya, bukannya dicemoohkan dan PBB masih relevan dan sangat penting dikesampingkan” (Sabir, 1987, hlm. 98). dalam membantu penyelesaian masalah di dunia. Dalam wawancara Berakhirnya Perang Dingin terhadap stastiun TVRI tanggal 12 membuat peran PBB semakin penting Oktober 1985, Mochtar dan menonjol di dunia internasional. Kusumaatmadja mengatakan : PBB dihadapkan pada tantangan tugas “PBB sebagai tempat yang kian banyak. Kurangnya pelaksanaan dari pengalaman dalam menyelesaikan multirateralisme dengan 87

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 berbagai krisis yang terjadi di dunia yang lebih serasi dan berimbang antara internasional, serta keuangan PBB badan-badan utamanya yakni Majelis yang mengalami krisis membuat Umum, Dewan Keamanan, Dewan beban-beban tugas PBB semakin sulit. Ekonomi dan Sosial (ECOSOC/ Hal tersebut mengakibatkan Economic and Sosial Council) dan kedudukan dan peran PBB, termasuk Sekretariat Jenderal. Hubungan yang peranan dan tata cara operasional berimbang diharapkan akan Dewan Keamanan dipertanyakan. menciptakan prinsip demokrasi, Ali Alatas memiliki pemikiran semangat kebersamaan dan yang sama dengan Adam Malik dalam partisipasti semua anggota, maupun menyikapi berbagai tantangan yang efektifitas badan-badan tersebut agar ada dalam PBB. Indonesia tetap lebih terjamin. Indonesia berpendirian perlu diadakannya berkeyakinan bahwa sudah tiba restrukturisasi, revitalisasi dan waktunya melakukan reformasi demokratisasi dalam kelembagaan terhadap Dewan Keamanan karena PBB. Beliau mengatakan bahwa hal konstelasi dunia sudah berubah secara itu sebenarnya telah disadari oleh fundamental. Reformasi itu meliputi masyarakat internasional. Setiap perluasan keanggotaan anggota tetap, sistem pengelolaan global (global fungsi, lingkup agenda dan tata cara governance) dan setiap usaha menuju prosedurnya (Sejarah Diplomasi suatu ketertiban dunia baru, hanya bisa Indonesia dari Masa ke Masa Jilid IV efektif dan diterima oleh semua pihak, B, 2005, hlm. 801). jika berakar pada PBB sebagai satu- Ali Alatas dalam Pidato satunya lembaga universal yang dapat Penerimaan Gelar Dr. HC dalam Ilmu dijadikan mekanisme utama dan Hukum dari Universitas Diponegoro sumber keabsahan (Sejarah Diplomasi pada tahun 1976 menyatakan : Indonesia dari Masa ke Masa Jilid IV “Indonesia telah menyatakan pendiriannya bahwa calon-calon B, 2005, hlm. 800). pilihan anggota tetap baru Salah satu alasan pentingnya Dewan Keamanan seyogyanya tidak hanya didasarkan atas revitalisasi PBB adalah untuk prinsip-prinsip perimbangan menciptakan hubungan dan interaksi geografis (equitable geographic 88

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

representation) semata-mata, adalah ditandatanganinya Konvensi tapi lebih didasarkan pada Hukum Laut Internasional yang serangkaian kriteria objektif. Kriteria-kriteria itu secara tepat berakar dari Deklarasi Djuanda (13 mencerminkan bobot politik, Desember 1957). Ali Alatas ekonomi dan kependudukan negara calon, kemampuan serta menggantikan Mochtar jasa-jasa nyata negara tersebut Kusumaatmadja menjadi Menteri Luar dalam rangka menyumbang pada perdamaian, keamanan dan Negeri pada periode 1988-1998. kesejahteraan, baik di tingkat Selama masa kepemimpinannya, regional maupun global, dan keterikatannya untuk memikul Indonesia sangat aktif dalam tanggung jawab yang mengalir melakukan misi-misi kemanusiaan dari kedudukan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan” dan HAM. Misalnya pada upaya- (Sejarah Diplomasi Indonesia upaya yang dilakukan oleh pemerintah dari Masa ke Masa Jilid IV B, 2005, hlm. 801). Indonesia dalam membantu Namibia.

Usaha Indonesia dalam SIMPULAN memperbaiki hubungan dengan RRC Adam Malik merupakan menjadi bukti tersendiri bahwa Menteri Luar Negeri pertama pada Indonesia telah menerapkan politik masa Orde Baru dalam periode 1966- luar negeri bebas aktif. RRC yang 1978. Beliau merubah politik Orde identik dengan Blok Timur memiliki Lama yang cenderung konfrontatif peran tersendiri dalam dunia ekonomi menjadi politik bertetangga baik. di Asia. Berlandaskan kepentingan Upaya Adam Malik tampaknya ekonomi dan sosial, Indonesia berhasil dan dapat dilihat dari tugas berusaha memperbaiki hubungan pertama yang diembannya dalam Indonesia-RRC yang telah dirintis menyelesaikan Konfrontasi Indonesia- semenjak Adam Malik dan baru Malaysia yang dimulai pada masa terealisasi ketika Ali Alatas menjadi Orde Lama. Mochtar Kusumaatmadja Menteri Luar Negeri. Pada masa menggantikan Adam Malik menjadi Adam Malik, Indonesia masih sangat Menteri Luar Negeri Indonesia pada sensitif terhadap isu-isu komunisme, periode 1978-1988. Produk nyata pada terutama setelah tuduhan bahwa RRC masa Mochtar Kusumaatmadja ada di balik peristiwa G30S. menjabat sebagai Menteri Luar Negeri 89

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Memasuki masa Mochtar kemerdekaannya dengan partisipasi Kusumaatmadja menjadi Menteri Luar semaksimal mungkin dari rakyat- Negeri, telah ada kemajuan yang rakyat di wilayah tersebut. signifikan mengenai hubungan kedua Peran Indonesia dalam negara yang tampak pada terjalinnya organisasi regional dan internasional hubungan perdagangan langsung. juga meningkat dari waktu ke waktu. Ketika Ali Alatas menjadi Menteri Ketika Adam Malik menjabat sebagai Luar Negeri, Indonesia-RRC berhasil Menteri Luar Negeri, beliau terlibat menandatangani MOU tentang dalam pembentukan ASEAN. Maka pencairan hubungan diplomatik kedua tak heran jika Indonesia selama Orde negara. peristiwa itu terjadi pada Baru sangat aktif dalam organisasi tanggal 8 Agustus 1990. tersebut. Memasuki Mochtar Prinsip kedua adalah senantiasa Kusumaatmadja dalam jabatannya mendukung gerakan kemerdekaan. sebagai Menteri Luar Negeri Dalam hal ini Indonesia berjuang menggantikan Adam Malik, beliau untuk kemerdekaan Namibia. menjadikan ASEAN sebagai sokoguru Kemerdekaan Namibia menjadi salah politik luar negeri Indonesia. Namun satu isu HAM yang paling santer dalam kepemimpinan Ali Alatas, terdengar di tahun 1970-an. ASEAN tidak menjadi fokus utama Pendudukan yang dilakukan oleh dalam kebijakan luar negeri. Selain Afrika Selatan serta isu apartheid ASEAN, Indonesia juga aktif dalam menjadi fokus utama dalam kebijakan PBB. Adam Malik dan Ali Alatas ini. secara umum dapat dikatakan menghendaki adanya revitalisasi dan bahwa Indonesia mendukung resolusi restrukturisasi dalam PBB. Sedangkan PBB untuk mencanangkan opsi Mochtar Kusumaatmadja berpendapat kemerdekaan bagi Namibia. Indonesia bahwa mencemooh PBB bukanlah hal sebagai negara yang menentang yang patut dilakukan dan alangkah kolonialisme menjadi salah satu lebih baiknya jika dunia menjalin anggota dalam Dewan PBB untuk kerjasama multilateral. Namibia yang bertugas mengelola wilayah Afrika Barat Daya sampai 90

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

DAFTAR PUSTAKA Panitia Penulisan Buku Sejarah Diplomasi Republik Indonesia. Bandoro, B. (1994). Hubungan Luar (2005b). Sejarah Diplomasi Negeri Indonesia Selama Orde Republik Indonesia Dari Masa Baru. Jakarta : CSIS. ke Masa (Periode 1966-1995). Daliman. (2012). Metode Penelitian Jakarta : Departemen Luar Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Negeri Republik Indonesia.Poesponegoro, M.D Djelantik, S. (2006). Diplomasi dan Notosusanto, N. (1993). Antara Teori dan Praktik. Sejarah Nasional Indonesia Yogyakarta : Graha Ilmu. Jilid VI. Jakarta : Balai Pustaka.

Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Ricklefs, M.C. (2010). Sejarah Sejarah. Bandung: FPIPS IKIP Indonesia Modern. Jakarta : PT. Bandung. Serambi Ilmu Semesta.

Kansil, C.S.T. (1989). Hubungan Sabir, M. (1987). Politik Bebas Aktif. Diplomatik Republik Indonesia. Jakarta : CV. Haji Mas Agung. Jakarta : Balai Pustaka. Santosa, K.O. (2009). Perjalanan Kusumaatmadja, M. (1982b). Politik Sang Kenderal Soeharto (1921- Luar Negeri Indonesia dan 2008). Bandung : Sega Arsy. Pelaksanaannya Dewasa Ini : Kumpulan Karangan dan Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Pidato. Jakarta : Alumni. Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Liji, L. (2012). Dari Relasi Upeti ke Sumardjo, J. (1999). Biografi Prof. Dr. Mitra Strategis : 2.000 Tahun Mochtar Kusumaatmadja, S.H., Perjalanan Hubungan Cina- LL. M. Dalam Komar, Mieke, Indonesia. Jakarta : Kompas. Ety R. Agoes dan Eddy Damian (Penyunting), Mochtar Leifer, M. (1989). Politik Luar Negeri Kusumaatmadja: Pendidik & Indonesia. jakarta : PT. Negarawan : Kumpulan Karya Gramedia. Tulis Menghormati 70 Tahun Prof. Dr. Mochtar Malik, A. (1978a). Mengabdi Republik Kusumaatmadja, S.H., LL.M. Jilid 1 : Adam dari Andalas. (hlm. 3-28). Bandung : Alumni. Jakarta : PT. Gunung Agung. Sukma, R. (1994). Hubungan- Malik, A. (1979c). Mengabdi Republik Indonesia-Republik Rakyat Jilid III : Angkatan Cina: Jalan Panjang Menuju Pembangunan. Jakarta : PT. Normalisasi. Dalam Bandoro, B Gunung Agung. (Penyunting), Hubungan Luar Negeri Indonesia Selama Orde Pane, N. (2015). Rekam Jejak Baru (hlm. 51-92). Jakarta : Kebangsaan Mochtar Kusuma- CSIS. Atmadja. Jakarta : Kompas. 91

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017

Suryadinata, L. (1998). Politik Luar http://print.kompas.com/baca/2 Negeri Indonesia di Bawah 015/06/26/Pencairan-Kembali- Soeharto. Jakarta : LP3ES. Hubungan%2c-Kemenangan- Diplomasi-I. Syahperi, J. (1999). Dinamika Hubungan Internasional Pasca Kedutaan Besar Republik Indonesia Perang Dingin dan Relevansi Di Windhoek Republik Namibia Pendekatan Lingkaran Merangkap Konsentris Kebijakan Luar Negeri Indonesia. Dalam Republik Angola. (Tanpa Tahun). Komar, Mieke, Ety R. Agoes [Online]. Diakses dari : dan Eddy Damian (Penyunting), http://www.kemlu.go.id/windho Mochtar Kusumaatmadja: ek/id/Pages/Namibia1.aspx. Pendidik & Negarawan : Kumpulan Karya Tulis Nasoetion, I.A. (2009). Ali Alatas : Menghormati 70 Tahun Prof. Pengabdian Tiada Henti. Jurnal Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Diplomasi,No. 1. Vol. 1, hlm. S.H., LL.M. (hlm. 776-797). 173-177. Bandung : Alumni. Putri, F.T. (2009). Kebijakan Ekonomi Widjaja, A.W. (1986). Indonesia Asia Indonesia-RRC Masa Soeharto. Afrika Non Blok : Politik Bebas [Online]. Diakses dari Aktif. Jakarta : Bina Aksara. https://www.academia.edu/5859 314/Jurnal_Fany_Triana_Putri_ Dewabrata, W. (2015). Pencairan 0911240054. Kembali Hubungan, Kemenangan Diplomasi Santi, J. T. (2010, 22 April). 60 Tahun Indonesia. [Online]. Diakses Hubungan RI-RRC. Kompas. dari Tanpa Halaman.

92