BAB II PROFIL KABUPATEN TANAH DATAR

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu wilayah di Propinsi Sumatera Barat dengan ibukota Batusangkar yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo”. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada pada posisi 00° 17 “ LS - 00° 39 “ LS dan 100° 19’ BT - 100° 51 BT. Dengan luas wilayah 1.336 Km² atau 133.600 Ha yang terdiri dari 14 Kecamatan dengan 75 Nagari dan 395 Jorong. Adapaun batas-batas administrasinya adalah :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota dan Kabupaten Sijunjung.

Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada di sekitar kaki Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Sago dan diperkaya pula dengan 25 sungai. Danau Singakarak yang cukup luas sebagian diantaranya merupakan wilayah Kabupaten Tanah Datar yakni Kecamatan Batipuh Selatan dan Kecamatan Rambatan dengan luas + 6.660 Ha. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

II-1 Gambar. 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Tanah Datar

II-2 Diantara seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar, 3 Kecamatan diantaranya terletak pada ketinggian 750 meter sampai dengan 1.000 meter di atas permukaan laut, yakni Kecamatan X Koto, Kecamatan Salimpaung dan Kecamatan Tanjung Baru. Sementara itu 4 kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Padang Ganting, dan Kecamatan Sungai Tarab terletak pada ketinggian 450 meter sampai dengan 550 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 7 kecamatan lagi terletak pada ketinggian yeng bervariasi. Bila dilihat dari luas wilayah menurut wilayah Kecamatan, yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Lima Kaum dengan luas sekitar 50,00 Km², sedangkan Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lintau Buo Utara dengan luas sekitar 203,26 Km², selanjutnya diikuti oleh Kecamatan X Koto yang luas wilayahnya sekitar 152,02 Km².

2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR

Sesuai dengan kebijakan pengembangan ekonomi daerah Kabupaten Tanah Datar yang telah disusun dalam Master Plan Pengembangan Ekonomi Daerah (MP2ED) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 - 2025, potensi pengembangan wilayah Kabupaten Tanah Datar dibagi ke dalam 6 koridor pembangunan ekonomi. Pembagian koridor ini berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Datar.

2.2.1. Koridor I: “Sentra Tanaman Pangan dan aneka ragam pengolahannya”

Gambar 2.2 Peta Koridor

II-3 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.1

Data Potensi Komoditas Utama Koridor I

Komoditas Pusat Pertumbuhan Ruas Jalan Kecamatan Luas (ha) Produksi (ton) Utama

Kota Batusangkar Kota Batusang Lima Kaum, Padi Sawah*) 11.740 63.396 sebagai PKL (Pusat kar, Limo Kaum, Pariangan, Kegiatan Lokal) Pariangan, Bati Batipuh puh, batas Kota

Sumber: Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 - 2025

Selain komoditas utama tersebut, di Koridor ini terdapat beberapa komoditas/lapangan usaha pendukung sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.2 :

Tabel 2.2

Data Potensi Komoditas Pendukung Koridor I

No Komoditas Pendukung Volume Produksi 1. Ubi jalar 1.609 Ha 42.941 Ton

2. Kacang tanah 343 Ha 517 Ton

3. Itik Pitalah petelur 61.140 ekor 278,8 ton telur

4. Tanah Erpah di Sabu 300 ha

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2025

Selain potensi pendukung dalam bentuk komoditas sektor pertanian dan sub-sub sektornya, di koridor ini juga terdapat potensi wisata yang memiliki nilai ekonomi signifikan untuk dikembangkan. Potensi wisata itu dapat diperinci berdasarkan kecamatannya yaitu:

1. Kecamatan Lima Kaum a. Batu Batikam b. Kubu Rajo c. Rumah Datuak Bandaro Kuniang 2. Kecamatan Pariangan a. Balairong Sari b. Sawah Satampang Baniah c. Nagari Tuo Pariangan (Kuburan Panjang dan Aia Angek)

Hal lain yang akan mendukung pengembangan Koridor I ini adalah perluasan ruas jalan Batusangkar - Kubu Karambia. Koridor I secara geostrategis menjadi gerbang lalu lintas utama menuju dari dan ke pusat ibukota Kabupaten Tanah Datar (Kota Batusangkar) yang merupakan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) sebagaimana yang dinyatakan dalam RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031. Secara umum, Koridor I telah berkembang dengan baik di bidang ekonomi dan sosial

II-4 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

dengan kegiatan ekonomi utama seperti pertanian padi sawah, penamanan sawo, kopi, kacang tanah, industri makanan ringan khas daerah, wisata budaya (Pariangan), dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya namun dalam skala ekonomi dan jenis usaha yang masih kecil.

Berdasarkan perhitungan komoditas unggulan di koridor I dengan mempertimbangkan perbandingan antara luas lahan yang dihitung dalam hektar dengan jumlah produksi dalam hitungan tonase, maka didapatkan komoditas unggulan yaitu: padi sawah, dengan nilai produktivitas sebesar 63,396 ton per tahun.

Koridor I berfokus pada dua kegiatan ekonomi utama, yaitu pengembangan padi sawah dan ubi jalar yang memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi penggerak ekonomi koridor ini. Di samping itu diperlukan peningkatan area penanaman, hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi sawah adalah dengan pengembangan teknologi padi salibu dan penganekaragaman hasil pengolahan yang berasal dari beras dan ubi jalar.

Dari uraian di atas dapat dibuat rangkuman dalam Tabel 2.3 :

Tabel 2.3 Arah Pengembangan Koridor I

Koridor I dengan kota Tema pembangunan Pusat pertumbuhan Kegiatan Ekonomi Utama: Batu Sangkar sebagai “Sentra Tanaman ekonomi meliputi 1. Padi sawah PPL (Pusat Pangan dan aneka kecamatan: Lima Kaum, 2. Ubi jalar Pengembangan Lokal) ragam Pariangan, Batipuh pengolahannya”

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 – 2025

II-5 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.2.2. Koridor II: “Pengembangan Agribisnis Hortikultura Dataran Tinggi dan Industri Kerajinan”

Gambar 2.3 Peta Koridor II

Tabel 2.4 Potensi Komoditas Utama Koridor II

Komo- Luas tahoa Ruas Jalan Kecamatan ditas Produksi (ton) (ha) Utama

Koto baru sebagai Lembah Anai, X KOTO Cabe 1.300 6.402,9 PPL (Pusat Pela Batas Kota yanan Lingku ngan) Padang Panjang, Wortel 524 4.583 Panyala ian, Aia Angek, Koto Baru, dan Kubis 572 11.216,5 Pandai Sikek

Tomat 554 4.953,4

Jeruk 11,50 19,10

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

II-6 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Aktivitas ekonomi pendukung di koridor ini diantaranya adalah :

1) Kerajinan Songket Pandai Sikek dengan jumlah unit usaha kecil menengah sebanyak 450 dengan kemampuan produksi sebanyak 5.712 unit pertahun. 2) Industri gula semut, aktivitas ekonomi ini masih baru akan dikembangkan dimana potensi pasarnya cukup memadai 3) Perkebunan tebu dengan luas tanam 360 Ha dengan produktivitas sebesar 551, 585 ton pertahun 4) Pembuatan gula merah dengan kemampuan produksi 200-250 kg/hari 5) Potensi wisata alam : Air Mancur, view alam, minat khusus, hotel/cottage Aia Angek, rumah budaya, rumah puisi, pendakian Gunung Marapi dan Singgalang 6) Kawasan sayur segar yang merupakan kawasan KASO (Kawasan Sayur Organik) 7) Rencana pembangunan jalan tol oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota 8) Pengaktifan kembali rel Kereta Api

Koridor II berfokus pada kegiatan ekonomi utama, yaitu pengembangan kubis (Brassica oleracea var. otrytis L. subvar. cauliflora DC), pengembangan songket dan pengembangan pertanian sayuran holtikultura yaitu tomat dan wortel yang memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi penggerak ekonomi koridor ini. Di samping diperlukan peningkatan luas areal penanaman, hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan produksi kubis, tomat dan wortel adalah dengan penganekaragaman hasil pengolahannya.

Dari uraian di atas dapat dibuat rangkuman sebagaimana tabel 2.5 :

II-7 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.5 Arah Pengembangan Koridor II

Koto Baru sebagai Tema Pembangunan: Pusat pertumbuh an Kegiatan Ekonomi PPL (Pusat “Pengembangan ekonomi men cakup Utama: Pelayanan Ling agribisnis hortikultura wilayah: Lembah Anai, kungan) dataran tinggi dan Batas Kota Padang 1. Holtikultura industri kerajinan” Panjang, Panyalaian, Aia 2. Songket Angek, Pandai Sikek

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 – 2025

II-8 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.2.3. Koridor III : “Sentra Pengembangan Ternak Kecil Dan Budidaya Ik an”

Gambar 2.4 Peta Koridor III

Tabel 2.6 Data Potensi Komoditas Utama Koridor III

Produksi Pusat Komoditas Ruas Jalan Kecamatan Potensi Pertumbuhan Utama Per tahun

Tabek Patah sebagai Batusangkar Sungai Tanjuang Baru, Ternak 10.016 13,4 ton daging PPK (Pusat Tarab Salimpaung, Salim- paung, kambing ekor

Pelayanan Kawasan) Tanjung Baru Batas Sungai Tarab 15.400 liter Susu Kab. Lima Puluh Kota Perikanan 179,03 759,4 ton Darat ha

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Komoditas Pendukung yang terdapat di Koridor III adalah:

1. Padi sawah dengan luas panen 8,773 Ha dengan jumlah produksi sebesar 47,564 ton dengan produktivitas rata-rata sebesar 5,357 ton pertahun 2. Industri hasil pangan dibawah ASIPA (Asosiasi Industri Pangan) Tanah Datar memproduksi kawa daun, produk makanan pisang sale, keripik talas, keripik pisang, keripik ubi kayu, kopi

II-9 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.7 Potensi Komoditas Pendukung pada Koridor III

No Komoditas Luas (ha) Produksi (ton)

1. Padi sawah 8,773 47,564

2. Ubi Jalar 5210 323,77

3. Alpokat 253,28 324

4. Perikanan Darat 179,03 759,4

5. Pisang 258,07 438,5

6. Cassiavera 1.602 772,94

7. Kopi 724,5 ha 326

8. Sumber Air Ulakan Sungai Tarab Depan Masjid 1 lokasi Potensi pariwisata Minat Khusus

9. Panorama Tabek Patah 1 lokasi Wisata alam

10. Panorama Puncak Alai 1 lokasi Wisata alam

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Koridor III secara geostrategis menjadi gerbang lalu lintas utama menuju dari dan ke arah utara pusat ibukota Kabupaten Tanah Datar (Kota Batusangkar) dengan Tabek Patah sebagai PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) sebagaimana yang dinyatakan dalam RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031. Secara umum, Koridor III telah berkembang dengan baik di bidang ekonomi dan sosial dengan kegiatan ekonomi utama seperti pertanian ubi jalar, alpokat, perikanan darat, pisang, cassiavera dan ternak kambing, dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya namun dalam skala ekonomi dan jenis usaha yang masih berskala kecil.

Berdasarkan perhitungan komoditas unggulan di koridor III yang dilakukan dengan mempertimbangkan perbandingan antara luas lahan yang dihitung berdasarkan hektar dengan jumlah produksi dalam hitungan tonase, maka didapatkan komoditas unggulan yaitu:

1) Ternak kambing, 2) Perikanan darat dengan nilai produktivitas sebesar 4,241747193

II-10 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Dengan demikian koridor III berfokus pada dua kegiatan ekonomi utama, yaitu pengembangan ternak kambing dan perikanan darat yang memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi penggerak ekonomi koridor ini.

Tabel 2.8 Arah Pengembangan Koridor III

Tabek Patah sebagai Tema pembangunan: Pusat pertumbuhan Kegiatan Ekonomi PPK (Pusat ekonomi mencakup: Utama: “Sentra Pelayanan Kawasan) Barulak, Tabek Patah, Pengembangan 1. Ternak kambing Sungai Tarab-batas Kota Ternak Kecil Dan 2. Perikanan darat Batu Sangkar Budidaya Ikan”

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Untuk mendukung pengembangan usaha budi daya perikanan ini maka pemerintah daerah berserta kelompok pelaku usaha harus berupaya untuk mengembangkan BBI (Balai Benih Ikan) yang telah ada menjadi Pusat Alih Tekhnologi Perikanan Darat yang akan menjadi sentra bagi upaya pengembangan tekhnologi dan inovasi perikanan darat di wilayah ini pada umumnya dan Koridor ini khususnya. Di bagian inilah perbaikan tekhnologi budidaya, bibit dan keterampilan pelaku usaha dikembangkan. Dengan demikian, upaya pengembangan budidaya perikanan darat ini akan lebih terdorong baik secara kuantitas maupun kualitas produksinya.

II-11 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.2.4. Koridor IV : “Sentra Pengembangan dan Pengolahan Kakao”

Gambar 2.5 Peta Koridor IV

Tabel 2.9 Data Potensi Komoditas Utama Koridor IV

Produksi Pusat Komoditas Ruas Jalan Kecamatan Luas (ha) (ton/ Pertumbuhan Utama tahun)

Balai Tangah Batusangkar, Sungayang, Kakao 1.158 877,67 sebagai PKLp Sungayang, Lintau Buo, (Pusat Kegiatan Andaleh, Pato, Lintau Buo Lokal promosi) BalaiTangah, Utara Tanjuang Bonai, Buo, Tigo Jangko, Sitangkai Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

II-12 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Komoditas lain dan aktivitas pendukung di Koridor IV dapat dilihat pada Tabel 2.10 :

Tabel 2.10 Potensi Komoditas Pendukung di Koridor IV

No. Jenis Komoditas/Aktivitas Potensi Produksi (ton)

1. Durian (Sungayang dan Lintau Buo Utara) 133,89 Ha 3235,2 2. Karet 3.381,28 Ha 4.158,29 3. Tembakau 51,5 Ha 25,612 4. Tebu 2.398,03 Ha 3301,97 5. Aren 394,50 Ha 628,1 6. Padi Sawah 8,593 Ha 44,590 7. Ayam Ras Petelur (populasi) 806.000 Ha 59,88

8. Perikanan (Lintau Buo Utara) 103,7 Ha 322 9. Puncak Pato (Sumpah Sati Marapalam dan 2 Obyek Wisat Alam dan Budaya Obyek Alam) 10. Pemancar Radio Luak Nan Tuo milik Pemkab 1 unit

11. Ngalau Pangian 1 obyek Wisata Alam

12. PLTMH dan Irigasi Bendung Batang Sinamar 2 unit Potensi energi

13. Kawasan Jeruk di Tanjung Bonai (SK Mentan 200 ha Potensi Perkebunan dan 45/2015 untuk Kabupaten Tanah Datar) Agrowisata

14. Sarang Burung Wallet (Tigo Jangko dan 1 kawasan Agrowisata Lubuk Jantan) 15. Embung di Tigo Jangko (potensi untuk 1 obyek Wisata Alam (Air) wisata air) 16. Batuan Beku di Tanjung Bonai 5.000 ha 36.615 m3

17. Batu Angek Angkek di Tanjung Kec 1 obyek Wisata Budaya Sungayang 18. Ngalau Soda di Sungayang 1 obyek Wisata alam

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Koridor IV secara topografis, membujur di dataran tinggi Kabupaten Tanah Datar yang memiliki aksesibiltas jalan raya dengan tingkat kepadatan lalu lintas relatif rendah. Walaupun dalam RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031 dinyatakan bahwa Balai Tangah dipersiapkan sebagai PKLp (Pusat Kegiatan Lokal promosi) yang berarti adalah kota orde kedua setelah Kota Batusangkar, tetapi perkembangan Balai Tangah dan daerah sekitarnya masih perlu didorong lebih kuat lagi untuk mengimbangi perkembangan pembangunan perkotaan di sekitarnya.

Balai Tangah sebagai ibukota Kecamatan Lintau Buo Utara juga memiliki arti penting sebagai kawasan strategis Kabupaten Tanah Datar yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi bersama-sama dengan kawasan lainnya, yaitu: a. Kawasan Danau Singkarak meliputi Kecamatan Rambatan, dan Batipuh Selatan; b. Kawasan Koto Baru, di Kecamatan X Koto;

II-13 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021 c. Kawasan Tabek Patah, di Kecamatan Salimpaung; d. Kawasan Andaleh, di Kecamatan Batipuh.

Tabel 2.11 Arah Pengembangan Koridor IV

Balai Tangah sebagai PKLp Tema pembangunan Pusat partumbuhan Ekonomi Utama: (Pusat Kegiatan Lokal “Sentra ekonomi mencakup promosi) Pengembangan dan kecamatan: Sungayang, 1. Kakao Pengolahan Kakao ” Lintau Buo Utara dan 2. Tebu Lintau Buo 3. Gula Aren

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

II-14 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.2.5. Koridor V : “Sentra Produksi dan Pengolahan Jagung”

Gambar 2.6 Peta Koridor V

Tabel 2.12 Data Potensi Komoditas Utama Koridor V

Pusat Komoditas Luas Produksi Ruas Jalan Kecamatan Pertumbuhan Utama (ha) (ton)

Rambatan sebagai Pitalah, Ombilin-ba Batipuah Selatan Jagung 1.288 7.404 PPL (Pusat tas Kab. Solok, dan Rambatan Pelayanan Balimbiang, Lingkungan) Rambatan, Sumpur, Malalo - batas Solok

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

II-15 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Komoditas dan aktivitas ekonomi pendukung di kawasan ini dapat dilihat pada Tabel 2.13 :

Tabel 2.13 Data Potensi Komoditas Pendukung Koridor V

No Komoditas /Lapangan Usaha Potensi Produksi

1. Ubi Kayu 152 Ha 8.361 ton

2. Kakao 1.136,87 Ha 747,68 ton

3. Peternakan sapi potong 6170 Ha 179,6 ton

4. Ikan bilih 6.420 Ha 487,1 ton

5. Sawo 307 Ha 1440,6 ton

6. Rumah Tuo Kampai nan Panjang 1 Unit Wisata budaya

7. Periuk Tanah di Galogandang 1 Kawasan Periuk, belanga (balango)

8. Batu Bata 1 kawasan 4 lokasi

9. Bukik Siduali 1 lokasi Wisata alam

10 Perkampungan Tradisional di Sumpur 1 Kawasan Wisata budaya

11 Wisata Religi Malalo 1 kawasan Wisata religi

12 PLTA Singkarak 1 Kawasan Potensi energi

13 Batu Andesit di Balimbiang 10.000 Ha 29,200 ton

14 Talago di Simawang 1 lokasi Wisata Alam

15 Kapuk di Simawang 48,7 Ha 4,1 ton

16 Biji besi di Padang Lua Nagari III Koto 1241 Ha -

17 Potensi Danau Singkarak 6.600 ha Wisata Alam dan budidaya Ikan

18 Obyek Wisata Tanjung mutiara 1 OW Wisata Alam

II-16 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

No Komoditas /Lapangan Usaha Potensi Produksi

19 Puncak top 1 OW Wisata Alam

20 PLTMH Sumpur 9 Mega watt Potensi energi

21 PLTMH Batang Ombilin 9 Mega watt Potensi energi

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Koridor V sebagian besar terletak di Jalan Arteri, yaitu ruas jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, dan kecepatan rata-rata tinggi. Sedangkan bila ditinjau menurut statusnya, maka jalan di koridor V dapat dikelompokkan ke dalam jalan nasional yaitu jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional. Ruas jalan yang tidak termasuk ruas jalan arteri dan sesuai fungsinya sebagai jalan nasional/Negara adalah ruas jalan yang menghubungkan antara Sumpur, Malalo sampai dengan Batas Kabupaten Solok serta ruas jalan yang menghubungkan antara Ombilin, Padang Data dan Balimbiang.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031 dijelaskan bahwa kawasan Kecamatan Rambatan diperuntukkan untuk pertanian tanaman pangan selain Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Pariangan, Sungayang, Padang Ganting, Lintau Buo, Lintau Buo Utara, Tanjung Baru, Salimpaung, Sungai Tarab, Tanjung Emas, Lima Kaum, dan X Koto.

Berdasarkan perhitungan komoditas unggulan di Koridor V dengan mempertimbangkan perbandingan antara luas lahan yang dihitung berdasarkan hektar dengan jumlah produksi dalam hitungan tonase, maka didapatkan komoditas unggulan yaitu: jagung dengan nilai produktivitas sebesar 0,058643579.

Komoditas unggulan yang terdapat di Koridor V ini memiliki nilai produktivitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai produktivitas koridor-koridor lainnya. Beberapa komoditas lainnya yang juga berskala kecil yang berkembang di Koridor ini seperti pengolahan ikan bilih, dan ubi kayu.

II-17 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.14 Arah Pengembangan Koridor V

Rambatan sebagai Tema Pusat pertumbuhan Kegiatan Ekonomi PPL (Pusat ekonomi: Pitalah, Ombilin- Utama: pembangunan “Sentra Pelayanan Batas Solok, Balimbiang, Produksi dan 1. Jagung Lingkungan) Sumpur, Malalo-Batas Solok Pengolahan Jagung ” 2. Ikan Bilih

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 – 2025

II-18 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.2.6. Koridor VI : “Sentra Pengembangan Industri Pariwisata dan Budaya”

Gambar 2.7 Peta Koridor VI

Tabel 2.15 Data Potensi Koridor VI

Pusat Komoditas Ruas Jalan Kecamatan Potensi Keterangan Pertumbuhan Utama

Padang Gantiang Saruaso, Tanjuang Emas Industri 402.485 Obyek utama sebagai PPL dan Padang wisata pengunjung kawasan Istano (Pusat Pelayanan Tanjuang Barulak, Gantiang Basa Pagaruyung Lingkungan) Atar, Koto Alam, Sitangkai, Batas Sawah Lunto

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Sebagai kawasan wisata, koridor ini didukung oleh berbagai komoditas dan aktivitas ekonomi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.16 :

Tabel 2.16 Data Potensi Komoditas Pendukung Koridor VI

No Komoditas Luas (ha) Produksi (ton)

1. Karet 2.208,72 2.672,09

2. Perikanan Darat 688,70 711,90

II-19 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

No Komoditas Luas (ha) Produksi (ton)

3. Peternakan sapi 4.783 ekor 83.627 kg

4. Batuan Logam border area izin dari provinsi 391 ha dalam wilayah (Solok dan Tanah Datar) Tanah Datar

5. Getah pinus 2.100 ha 700 ton/ tahun

6. Air Panas Padang Gantiang 18.726 pengunjung Wisata minat khusus

7. Talago Biru di Atar 2 ha Wisata alam

8. Sumber Irigasi Batang Selo 1.112

9. Irigasi Padang Ganting 420

10. Batu Basurek 1 obyek Wisata budaya

11. Ustano Rajo 1 obyek Wisata budaya

12. Prasasti Saruaso 1 obyek Wisata budaya

13. Benteng Van der Cappelen 1 obyek Wisata sejarah

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031, Istano Basa Pagaruyung adalah sebuah istana di Kabupaten Tanah Datar yang merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat bahkan sampai ke mancanegara. Bangunan Istano Basa didirikan pada tahun 1451 oleh Raja Sutan Rajo Bakilap Alam atau Alif Khalifatullah di atas Bukit Batu Patah. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika, karena Istano Basa asli yang terletak di atas Bukit Batu Patah terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.

Mengingat kawasan Istano Basa Pagaruyung merupakan titik tolak dalam perkembangan sosial budaya masyarakat Minangkabau dan merupakan asset yang harus dilindungi dan dilestarikan agar dapat memberikan perlindungan terhadap peninggalan budaya, maka kawasan Istano Basa Pagaruyung dijadikan sebagai kawasan strategis dari sudut pandang sosial budaya.

Selain potensi pengembangan industri pariwisata di Pagaruyung Tanjung Emas di Koridor ini juga terdapat potensi pengembangan karet. Kawasan Padang Gantiang memiliki hutan lindung seluas ± 742,89 Ha dan hutan produksi seluas ± 96,96 Ha. Kondisi topografis di wilayah ini dinilai baik untuk pengembangan tanaman keras seperti karet.

II-20 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.17 Arah Pengembangan Koridor VI

Padang Gantiang Tema pembangunan Pusat pertumbuhan eko nomi Kegiatan Ekonomi sebagai PPL (Pusat “Sentra Pengembangan kecamatan: Tan jung Emas dan Utama: Pelayanan Industri Pariwisata Dan Padang Ganting dengan ruas jalan Wisata obyek utama Lingkungan) Budaya ” Batusangkar Saruaso, Tanjuang kawasan Istano Basa Barulak, Atar, Sitangkai,Koto Alam, Pagaruyuang batas Kota Sawahlunto

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI KABUPATEN TANAH DATAR

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tanah Datar Tahun 2015, jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah 362.759 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki 181.557 jiwa dan penduduk perempuan 181.202 jiwa; sex ratio 100,20. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,30%. Tabel 2.18 menggambarkan laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2015 :

Tabel 2.18 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010 – 2015

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015**)

1 Jumlah Penduduk 339.792*) 340.906*) 341.911*) 342.864 343.875 362.759

2 Pertumbuhan -0,66 0,47 0,29 0,28 0,31 0,30 (5,5) Penduduk (%) Sumber : diolah *) BPS, angka diperbaiki/revised **) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

II-21 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2015 adalah 272 jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Lima Kaum (754 jiwa/km 2) diikuti Kecamatan Sungai Tarab (441 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Batipuh Selatan (131 jiwa/km2). Kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 2.19. Tabel 2.19 Penduduk, Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar menurut Kecamatan Tahun 2015 Jumlah Penduduk Kepadatan No Kecamatan Luas (Ha) Penduduk per Laki-laki Perempuan Total Km2 1. X Koto 15,202 21,208 20,908 42,116 277 2. Batipuh 14,427 16,285 16,359 32,644 226 3. Batipuh Selatan 8,273 5,377 5,469 10,846 131 4. Pariangan 7,643 10,250 10,352 20,602 270 5. Rambatan 12,915 19,463 18,837 38,300 297 6. Lima Kaum 5,000 18,776 18,907 37,683 754 7. Tanjung Emas 11,205 11,783 11,790 23,573 210 8. Padang Ganting 8,350 7,186 7,475 14,661 176 9. Lintau Buo 6,022 9,580 9,485 19,065 317 10. Lintau Buo Utara 20,431 18,173 18,173 36,346 178 11. Sungayang 6,545 9,173 9,337 18,510 283 12 Sungai Tarab 7,185 15,992 15,718 31,710 441 13. Salimpaung 6,088 11,435 11,552 22,987 378 14. Tanjung Baru 4,314 6,876 6,840 13,716 318 Jumlah 133,600 181,557 181,202 362,759 272 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2015

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB didefinisikan sebagai nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik yang timbul sebagai akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki bersifat residen atau non-residen.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, yang dapat menggambarkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan suatu daerah, pergeseran dan struktur perekonomian daerah. Pada tahun 2015, PDRB-ADHB Kabupaten Tanah Datar nilainya 9,875 triliun.

II-22 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Dari tahun ke tahun, nilai tambah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan masih dominan bila dibandingkan dengan nilai tambah sektor lainnya. Tercatat pada tahun 2015 kontribusinya mencapai 33,88% dari total PDRB Kabupaten Tanah Datar. Sementara itu, sektor Industri Pengolahan merupakan sektor kedua terbesar dalam memberikan sumbangannya terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Tanah Datar. Selama tahun 2015 sektor Industri Pengolahan menghasilkan nilai tambah sebesar 1,14 triliun rupiah atau sekitar 11,59% terhadap total PDRB Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan sektor Pengadaan Listrik dan Gas merupakan sektor yang paling kecil memberikan sumbangan terhadap nilai PDRB Kabupaten Tanah Datar yang hanya menghasilkan nilai tambah sebesar 1,68 milyar rupiah atau sekitar 0,02 persen terhadap total PDRB Kabupaten Tanah Datar selama tahun 2015.

Tabel 2.20 PDRB Kabupaten Tanah Datar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2015

Tahun (dalam jutaan Rupiah) No Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

Pertanian, 1. Kehutanan dan 2,131,645.80 2.396.999,8 2.533.181,1 2.713.538,1 3.108.811,4 3.346.446,4 Perikanan Pertambangan dan 2. 169,490.40 189.519 211.632,4 243.599,8 307.029,3 438.263,38 Penggalian

3. Industri Pengolahan 799,318.50 901.811,4 990.882,2 1.048.553,8 1.128.220,5 1.144.518,3

Pengadaan Listrik 4. 1,252.60 1.214,5 1.288,8 1.332,9 1.551,1 1.680,69 dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan 5. 7,404.30 7.925 8.340,6 8.927,1 9.563,8 9.612,15 Sampah, Limbah dan Daur Ulang

6. Konstruksi 500,641.80 565.889,4 640.021,6 751.182,3 834.939 870.527,72

Perdagangan Besar dan Eceran, 7. 709,915.80 794.562,2 883.337,8 979.992,4 1.097.672,4 1.113.528,61 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan 8. 460,910.70 502.351,7 566.080,1 656.914,6 742.336,6 787.923,79 Pergudangan Penyediaan 9. Akomodasi dan 36,620.40 40.694,7 45.247,9 50.492,2 56.587,1 59.530,66 Makan Minum Informasi dan 10. 258,289.90 295.449 335.069,4 354.923,8 400.443,8 421.273,86 Komunikasi

Jasa Keuangan dan 11. 151,853.10 169.800,9 192.183,7 211.309,9 233.621,9 241.385,47 Asuransi

12. Real Estat 95,087.00 105.220,7 113.626,1 128.657,5 146.885,2 157.285,14

13. Jasa Perusahaan 2,199.80 2.526 2.836,3 3.048,8 3.350,9 3.430,80

II-23 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tahun (dalam jutaan Rupiah) No Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

Administrasi Pemerintahan, 14. Pertahanan dan 397,323.40 440.374,1 479.479,4 536.659,7 583.866,9 592.301,07 Jaminan Sosial Wajib

15. Jasa Pendidikan 145,529.80 168.900 193.901,2 230.998,2 261.859,6 277.940,45

Jasa Kesehatan dan 16. 70,369.80 80.201,2 94.116,3 107.157,6 119.554 124.649,87 Kegiatan Sosial

17. Jasa lainnya 96,389.50 103.054,1 115.066,6 136.623,9 151.465,8 285.682,17

Total 6.766.493,8 7.406.291,3 8.163.912,6 9.187.759,4 9.875.980,50 Sumber : BPS, Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2015 *) Angka sementara

PDRB ADHB menurut lapangan usaha selalu menunjukkan trend yang positif, selalu meningkat setiap tahun. Perkembangan PDRB ADHB 2010 – 2015 tampak dalam Gambar 2.8 :

Gambar 2.8 Perkembangan PDRB ADHB Kabupaten Tanah Datar menurut Lapangan Usaha, 2010 – 2015

Capaian PDRB kabupaten merupakan agregat dari kontribusi dari masing-masing lapangan usaha. Peranan/kontribusi PDRB berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 2.21:

II-24 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.21 Peranan PDRB menurut Lapangan Usaha, 2010 – 2015

Kontribusi (%) No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pertanian, Kehutanan dan A 35.33 35.42 34.20 33.24 33.84 33.88 Perkebunan

B Pertambangan dan Penggalian 2.81 2.80 2.86 2.98 3.34 4.44

C Industri Pengolahan 13.25 13.33 13.38 12.84 12.28 11.59

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

Pengadaan Air, Pengelolaan E Sampah, Limbah dan Daur 0.12 0.12 0.11 0.11 0.10 0.10 Ulang

F Konstruksi 8.30 8.36 8.64 9.20 9.09 8.81

Perdagangan Besar dan G Eceran, Reparasi Mobil dan 11.76 11.74 11.93 12.00 11.95 11.28 Sepeda Motor

H Transportasi dan Pergudangan 7.64 7.42 7.64 8.05 8.08 7.98

Penyediaan Akomodasi dan I 0.61 0.60 0.61 0.62 0.62 0.60 Makan Minum

J Informasi dan Komunikasi 4.28 4.37 4.52 4.35 4.36 4.27

K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.52 2.51 2.59 2.59 2.54 2.44

L Real estat 1.58 1.56 1.53 1.58 1.60 1.59

M,N Jasa Perusahaan 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.03

Administrasi Pemerintahan, O Pertanahan dan Jaminan Sosial 6.58 6.51 6.47 6.57 6.35 6.00 Wajib

P Jasa Pendidikan 2.41 2.50 2.62 2.83 2.85 2.81

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Q 1.17 1.19 1.27 1.31 1.30 1.26 Sosial

II-25 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Kontribusi (%) No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

R,S,T,U Jasa Lainnya 1.60 1.52 1.55 1.67 1.65 2.89

JUMLAH 100 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar

*) Data diolah

Apabila dicermati lebih jauh, meskipun mendominasi perekonomian daerah, kontribusi/peranan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan justru menunjukkan kecenderungan menurun setiap tahunnya walaupun pada tahun 2014 – 2015 mengalami peningkatan namun nilainya masih dibawah tahun 2010 – 2012. Hal yang sama terjadi pada lapangan usaha Industri Pengolahan. Peranan lapangan usaha lainnya cenderung tidak mengalami perubahan (cenderung konstan). Walapaun secara umum, apabila dilihat dari nilainya, PDRB Kabupaten Tanah Datar cenderung menunjukkan peningkatan setiap tahun.

Berdasarkan data pada Tabel 2.25 dan Tabel 2.26 dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antar lapangan usaha dan daya dorong terhadap produktivitas masih lemah. Tingginya produksi pertanian belum diiringi dengan peningkatan industri pengolahan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masyarakat sebagian besar masih bergerak di sektor hulu, sehingga belum mampu meningkatkan nilai tambah dan mengakibatkan rendahnya daya saing ekonomi daerah. Tabel 2.22 menggambarkan posisi PDRB Kabupaten Tanah Datar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat dan PDB Nasional :

II-26 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.22 Perbandingan PDB, PDRB Sumatera Barat dan PDRB Kabupaten Tanah Datar Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2010 – 2015

Tahun No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. PDB (dalam 6.446.851,9 7.419.187,1 8.230.925,9 9.087.276,5*) 10.09. 928,9**) n/a milyar rupiah)1)

2. PDRB Provinsi Sumatera Barat 105.017.739,5 118.674.286,8 131.435.645,6 146.885.110,2 167.039.891,3 n/a (dalam juta rupiah)2)

3. PDRB Kabupaten Tanah Datar 6,034,242,70 6,766,493.76 7,406,291.32 8,163,912.58 9,187,759.39 9,875,980.50 (dalam juta rupiah)

Sumber :

1) Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2000 – 2014, BPS

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

2) Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, PDRB Sumbar 2010 - 2014

3) Angka sementara

Pertumbuhan Ekonomi

Dalam periode tahun 2010 – 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar menunjukkan fluktuasi. Secara umum pada periode tahun 2010 – 2015 terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, yaitu dari 5,87% pada tahun 2010 menjadi 5,31% pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas ekonomi Kabupaten Tanah Datar, khususnya aktivitas di bidang pertanian yang dari tahun ke tahun masih menjadi kegiatan ekonomi utama masyarakat Kabupaten Tanah Datar.

2.4.2. Pendapatan perkapita dan Kemiskinan

Pendapatan perkapita

Indikator lain yang sering digunakan sebagai tolok ukur kekuatan ekonomi suatu daerah adalah nilai PDRB perkapita. Secara konsepsional PDRB perkapita merupakan hasil bagi antara nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dengan demikian, PDRB perkapita merupakan gambaran

II-27 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021 nilai tambah yang bisa diciptakan dan diterima secara rata-rata oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB Perkapita Kabupaten Tanah Datar mencapai 28,64 juta rupiah.

Gambar 2.9 PDB dan PDRB Perkapita menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2010 – 2015

2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis

Topografi

Kabupaten Tanah Datar berada di suatu cekungan gunung dan perbukitan yang melingkar dengan ketinggian berkisar antara 100 – 2.891 meter dari permukaan laut. Bentuk bentang alam yang sekarang ini merupakan pencerminan dari proses alam yang bekerja yang bekerja di daerah Tanah Datar, dimana proses pembentukan bentang alam sangat dipengaruhi oleh jenis-jenis batuan, struktur geologi serta intesitas proses (erosi).

Berdasarkan prosentase (%) sudut lereng, secara umum Kabupaten Tanah Datar dapat dikelompokkan menjadi 4 satuan morfologi yaitu :

 Morfologi dataran dengan kemiringan 0-2%, dataran yang mempunyai satuan morfologi ini relatif kecil dan dengan ketinggian antara 226-274 meter di atas permukaan laut

 Morfologi dataran bergelombang dengan kemiringan 2-15%, umumnya terletak pada lembah diantara perbukitan atau pada lereng perbukitan dengan ketinggian antara 365-615 meter di atas permukaan laut.

II-28 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

 Morfologi perbukitan dengan kemiringan 15 –40% merupakan daerah peralihan antara satuan dataran bergelombang dengan satuan perbukitan terjal dan me punyai ketinggian antara 612- 952 meter diatas permukaan laut.

 Morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan >40%, merupakan daerah puncak-puncak perbukitan seperti yang terdapat pada Selatan Gunung Merapi. Tabel 2.23 Tingkat Kelerengan Lahan di Kabupaten Tanah Datar

Luas No Tingkat Kelerengan Ha %

1 Wilayah Datar (0-3%) 6.189 4,62

2 Wilayah Berombak (3-8%) 3.560 2,67

3 Wilayah Bergelombang (8-15%) 43.492 32,95

4 Wilayah Berbukit (> 15%) 79.859 59,77

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka 2015

Hidrologi

Kabupaten Tanah Datar dilalui oleh beberapa sungai yang bersumber dari lereng Gunung Merapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago dan gugusan Bukit Barisan. Beberapa sungai di bagian Barat bermuara dan menjadi sumber air Danau Singkarak. Sedangkan saluran keluar limpahan air Danau Singkarak adalah Sungai Batang Ombilin. Saat ini potensi air Danau Singkarak telah dimanfaatkan untuk kegiatan PLTA yang terdapat di Malalo dan di Ombilin.

Sumber-sumber air tersebut sangat membantu usaha pertanian tanaman pangan lahan basah khususnya pada Kecamatan Batipuh, Pariangan, Lima Kaum, Rambatan dan Sungai Tarab. Namun pada beberapa bagian wilayah Kabupaten Tanah Datar sesuai dengan morfologinya sulit mendapat pengairan. Wilayah tersebut meliputi bagian selatan dari Kecamatan Batipuh dan Rambatan serta wilayah bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Sungayang, Tanjung Emas dan Lintau Buo.

Selain sungai di Kabupaten Tanah Datar juga terdapat danau dan telaga. Danau yang ada yaitu Danau Singkarak terbagi menjadi dua wilayah administrasi kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Sedangkan telaga yang ada tersebar dalam 6 wilayah kecamatan. Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.24 dan Tabel 2.25

II-29 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.24 Jumlah Sungai di Kabupaten Tanah Datar

No Kecamatan Nama Sungai

1 X Koto - Batang Anai

- Batang Anai Tambang

- Batang Arau

- Muaro Sitanang

- Muaro Bulan Sabik

2 Batipuh - Batang sagu - Batang Gadis

- Batang Sumpu

- Batang Talang

3 Pariangan - Batang Bengkawas

4 Rambatan - Batang ombilin 5 Lima Kaum - Batang Kiambang

- Batang selo

- Batang Malana

6 Tanjung Emas - Batang Selo

7 Lintau Buo - Batang Tampo

- Batang Sinamar 8 Sungayang - Batang Selo Tengah

9 Sungai Tarab - Batang Bengkahan - Batang Sinandang

10 Salimpaung - Batang Baburai

- Batang Air Kampung Panjang - Batang Bona

- Batang Gadang

11 Padang Ganting - Batang Selo

Sumber : Tanah Datar dalam Angka Tahun 2015

II-30 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.25 Jumlah dan Nama-Nama Telaga di Kabupaten Tanah Datar

Luas No Kecamatan Nama Telaga (ha) 1. X Koto - Koto Baru 3,00 - Aie Angek 2 Rambatan - Bawang 3,5, - Bonta 1,00 - Pulau 2,00 - Janik 3,00 - Pantan 3. Lima Kaum - Tabek Ganggam 4,00 4. Padang Ganting - Atar 4,00 5. Lintau Buo - Sianok/ batu 7,00 - Bujur / danau 9,50 - Tanah Sirah 2,75 - Bandung 2,25 - Sijambar dan Angus 4,50 - Atas/ Bawah 3,45 - Baringin/pandan 5,00 - Bayiak 2,75 - Nan Panjang, Ranggung, Jambu 5,45 - Banto / pipit 4,00 - Sibonta dan Tembang 1,50 6. Salimpaung - Pakih dan Aie Tanang 3,00 Sumber : Tanah Datar dalam Angka Tahun 2015

Tanah

Pada umumnya jenis tanah di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh tanah Kambisol yang membentang mulai dari barat memanjang hingga bagian timur wilayah yang tersebar hampir diseluruh kecamatan yang ada di Tanah Datar.

Jenis tanah yang cukup dominan adalah tanah Andosol yang tersebar dibagian kaki gunung Merapi sebelah utara serta sebagian tersebar di sebelah selatan Kecamatan Batipuh Selatan.

Sebelah selatan bagian tengah wilayah Tanah Datar ditutupi oleh jenis tanah pedsolik yang memanjang ke arah utara. Sementara untuk jenis tanah gleisol, pedsolik dan regina hanya merupakan bagian terkecil dari penyebaran jenis tanah di Kabupaten Tanah Datar, seperti; jenis tanah Gleisol tersebar mengelilingi sepanjang Danau Singkarak atau tepatnya di Kecamatan Batipuh Selatan bagian timur dan sebelah barat Kecamatan Rambatan. Jenis Tanah Regosol tersebar di bagian wilayah Kecamatan Lintau Buo.

II-31 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Iklim

Iklim di Kabupaten Tanah Datar termasuk iklim tropis seperti pada umumnya di daerah-daerah di Indonesia yang memiliki 2 musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Suhu udara rata-rata di kabupaten Tanah Datar 230 C, ketinggian dari permukaan laut rata-rata 936 m.

Hasil dari analisa data curah hujan di Kabupaten Tanah Datar didapat melalui 8 stasiun pengamatan. Tingkat curah hujan tahunan di Kabupaten Tanah Datar cukup tinggi yaitu berkisar antara 1.750 – 4000. Adapun sebaran dari kelas curah hujan di Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut :

Wilayah dengan curah hujan 3.000 – 4.000 mm/th tanpa bulan kering berada di sekitar pinggang Gunung Merapi yang meliputi bagian Kecamatan Pariangan, Lima Kaum dan Lintau Buo.

Wilayah dengan curah hujan 2.500 – 3.000 mm/th dengan bulan kering (curah hujan <100 mm) rata- rata < 2 bulan. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Pariangan, Lima Kaum, Lintau Buo dan Batipuh. Wilayah dengan curah hujan 2.000 – 2.500 mm/th dengan bulan kering rata-rata 4–6 bulan berturut-turut. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Batipuh, Salimpaung, Sungai Tarab, Sungayang, dan bagian Utara Kecamatan Tanjung Emas. Wilayah dengan curah hujan 1.750 – 2.000 mm/th meliputi bagian Barat wilayah 12 Kabupaten Tanah Datar yaitu sebagian Kecamatan Batipuh dan Kecamatan X Koto. Jumlah hari hujan dan curah hujan di kabupaten Tanah Datar dari hasil pengamatan IPPTP Rambatan tahun 2009 tercatat sebanyak 269 hari hujan dengan curah hujan 4.761 mm, dengan rata-rata perbulan 17,70 mm/bulan.

Tabel 2.26Curah Hujan dan Hari Hujan (mm/bln) pada Stasiun Pencatat IPPTP Rambatan Tahun 2011

Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)

Januari 1936 131

Februari 1035 95

Maret 1106 94

April 1332 139 Mei 1636 12886

Juni 606 86

Juli 591 95

Agustus 1247 114

September 1509 105

Oktober 1845 152

November 3131 176

Desember 1653 160

Jumlah 17627 141

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka 2015

II-32 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Geologi

Kabupaten Tanah Datar ditutupi oleh beragam jenis batuan mulai dari endapan permukaan, batuan gunung, batuan sedimen, batuan malihan dan batuan intrusi. Susunan Stratigrafi daerah ini dari peta Geologi – Lembar Solok skala 1 : 250.000 (PH. Silitonga dan Kastowo, 1975) dan peta geologi lembar Padang (Kastono, Gerhard W. Leo, S. Gafoer dan T.C. Amin, 1996) adalah sebagai berikut:

- Endapan Permukaan

. Alluvium Sungai, Kwarter Resen, terdiri dari lempung, pasir, kerikil, dan bongkahan-bongkahan batuan beku, kwarsit dan macam-macam batuan lainnya.

- Batuan Gunung Api, Kwarter

. Tufa basalt berupa tufa abu-abu, lapili, tufa basalt berkaca an pecahan lava. Pecahan lava ini mengandung fenokris labradorit dan piroksen-klino dalam dasar berkaca gelap Tufa batuapung, khas terdiri dari batuapung putih sampai kekuning-kuningan bergaris tengah 0,5-10 cm dalam masa dasar kelaran berkomposisi riolit. Secara setempat-setempat bagian bawahnya mengandung lapisan kerikil dan lapilli.

. Andesit Gunung Melintang, berupa breksi andesit sampai basalt, pecahan lava berongga, endapan lahar dan lava.

. Andesit Gunung Marapi, berupa breksi andesit sampai basalt, bongkahan-bongkahan lava, lapili, tufa, agromerat dan endapan lahan

- Batuan Gunung Api, Karter – Tersier

. Batuan volkanik tak terpisahkan, berupa aliran lahar, konglomerat dan endapan kolvium lainnya, bersusunan anatara andesit sampai basalt

- Batuan Sedimen, Tersier

. Anggota bawah Formasi Ombilin, berupa batuan pasir kwarsa mengandung mika dalam lapisan- lapisan setebal + 2 m, dan setempat-setempat mengalami metamorfosa, mengandung sisipan arkosa, serpihan lempungan, abu-abu semu biru, konglomerat kwarsa dan lapisan batubara.

. Batu gamping karang, terdapat pada bagian bawah dari anggota bawah Formasi Telisa

. Formasi Sangkarewang, terdiri dari serpih napalan coklat tua sampai kehitaman disisipi oleh batu pasir arkosa dan setempat-setempat oleh breksi andesit kasar bersudut.

. Formasi Brani terdiri dari konglomerat kasar beraneka ragam dan beberapa sisipan batu pasir. Sebelah Timur Danau Singkarak, satuan ini terdiri dari konglomerat batu gamping dengan sedikit kerakal kwarsit dan granit dalam masa dasar atu gamping.

- Batuan Malihan, Trias

II-33 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

. Anggota batusabak dan serpih Formasi Tuhur, terdiri dari batusabak, serpihan napalan, berwarna abu-abu muda sampai tua dengan sisipan rijang coklat, radioralit, serpih hitam terkersikan dan lapisan tipis grewake termalihan.

- Batuan Malihan , Perem – Karbon

. Anggota filit dan serpih Formasi Kuantan, terutama terdiri dari serpih dan filit berwarna kemerah-merahan sampai coklat tua, kwarsit, batu lanau, rijang abu-bau dan aliran lava bersusunan andesit hingga basalt.

. Anggota batu gamping Formasi Kuantan, berupa batu gampign pejal, berongga, berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis batu sabak abu-abu tua, kwarsit, batu lanau, rijang abu-abu dan aliran lava bersusunan andesit hingga basalt.

. Anggota batu gamping Formasi Kuantang berupa batu gamping pejal, berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis batusabak, filit, serpihan terkersikan dan kwarsit umumnya berbentuk topografi kasar berpunggur tajam.

. Anggota bawah Formasi Kuantan, terutama terdiri dari kwarsit dan batu pasir kwarsa dengan sisipan filit, batusabak terkersikan, serpih, batuan gunungapi, tufa klorit konglomerat dan rijang coklat.

- Batuan Terobosan (intrusi), Trias

. Granit, susunan berkisar dari leoco-granit sampai monzonit kwarsa. Disebelah Timur Danau Singkarak singkapan granit genes yang berkekar dan tergeser jelas, yang ada hubugannya dengan jalur pergeseran dari patahan Semangko.

. Granodiorit, bertekstur porfitrik-feneritik berwarna abu-abu muda. Beberapa singkapan terlihat telah cukpu lapuk dan terkena proses kloritisasi.

. Kwarsa diorit, bertekstur butiran hipotomorfik holokristalin, berwarna abu-abu sampai abu-abu semu hijau. Kebanyakan terdiri dari oligoklas, kwarsa, hornblende dan biotit.

. Profir kwarsa, terdiri dari fenokris kwarsa, feldspar dan dalam massa dasar bebutir sedang, hampir bebas dan mineral mafik, mungkin hasil pemisahan granit.

2.4.4. Resiko Bencana Alam

Kabupaten Tanah Datar memiliki bentang alam yang bervariasi, yaitu posisinya berada di antara 2 (dua) gunung yang masih aktif yaitu Gunung Marapi dan Gunung Singgalang, memiliki morfologi bergelombang, banyak dilalui sungai-sungai besar serta dilalui jalur sesar besar Sumatera (Sesar Semangko) sehingga menyebabkan Kabupaten Tanah Datar rentan terhadap bencana. Potensi bencana yang ada di Kabupaten Tanah Datar diantaranya adalah:

II-34 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

A. Gempa Bumi Gempa bumi di Kabupaten Tanah Datar disebabkan oleh adanya jalur sesar aktif yang melalui wilayah Tanah Datar yang memanjang mulai dari Teluk Semangko di tenggara hingga Banda Aceh. Nagari yang berpotensi rawan bencana gempa yaitu Nagari Gunung Rajo dan Nagari Pitalah karena kedua nagari tersebut berada tepat di jalur sesar. Sedangkan daerah yang harus diwaspadai dengan gempa tektonik adalah Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Salimpaung dan Kecamatan X Koto bagian Timur.

B. Gerakan Tanah (Longsoran) Wilayah Kabupaten Tanah Datar yang merupakan bagian dari jajaran Pegunungan Bukit Barisan secara geologi memiliki potensi terjadinya gerakan tanah. Beberapa penyebab terjadinya gerakan tanah, antara lain: a. Faktor keairan (curah hujan) yang tinggi dan geologi yang kompleks pada wilayah ini. b. Faktor aktivitas manusia merupakan faktor yang paling dominan sebagai penyebab terjadinya bencana gerakan tanah, misalnya tataguna lahan yang tidak sesuai dengan topografi dan struktur geologi setempat, pemotongan kaki bukit untuk wilayah pemukiman dan pelebaran jalan. c. Kondisi morfologi yang bergelombang.

Jenis gerakan tanah yang sering terjadi adalah jenis longsoran bahan rombakan (debris slide) dan aliran bahan rombakan (debris avalanche). Berdasarkan hasil studi pemetaan mengenai gerakan tanah di Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya, jenis gerakan tanah yang dijumpai berupa longsoran bahan rombakan dan nendatan, selain itu dijumpai juga beberapa gawir gerakan tanah lama. Di bawah ini akan diuraikan mengenai kondisi lahan yang memiliki potensi bencana gerakan tanah, serta lokasi penyebarannya, sebagai berikut: a. Breksi, lapuk, bersifat berai - mudah tererosi, fragmen andesit dan material vulkanik lainnya dengan ukuran fragmen kerikil-bongkah berada di zona patahan sehingga sangat labil terhadap gerakan tanah terdapat di sekitar Jalan Padang Panjang - Singkarak, Nagari Subang Anak Kecamatan Batipuh. b. Pengamatan lapangan dari formasi endapan Kuarter Marapi yang relatif labil terhadap gerakan tanah, terdapat di Jalan Padang Panjang - Batusangkar, Bukit Tampang Biaro, Sikaladi, Kecamatan Pariangan c. Pemaprasan tebing yang tidak mengikuti kaidah kestabilan lereng sangat berbahaya bagi pengguna fasilitas jalan, terdapat di Desa Baruah Bukik Kecamatan Sungayang. d. Granit, coklat-putih, tergerus kuat, bidang gerusan terisi oleh lempung, lapukan granit berukuran pasir kasar - kerikil kasar, mineral lapuk: kuarsa, feldspar, biotit (inset: kontak antara granit lapuk dan masif yang dibatasi oleh bidang patahan).

II-35 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021 e. Gerakan tanah bersifat rayapan terdiri dari material halus (klastik) berupa lahar, abu-abu, fragmen rempah-rempah vulkanik terdiri dari andesit dan material gunung api lainnya. Lokasi terdapat di perbatasan Kota Padang Panjang – Kabupaten Tanah Datar

Gambar 2.10 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor

C. Gunung Marapi Selain gempa bumi dan gerakan tanah, potensi bencana lainnya adalah letusan gunung api aktif, yaitu Gunung Marapi. Bahaya yang ditimbulkan letusan gunung api adalah terjadinya aliran lava, awan panas, gas beracun, lahar primer pada letusan gunung api yang mempunyai danau kawah, lahar sekunder atau sering disebut lahar hujan dan gelombang pasang. Daerah rawan letusan gunung api terdapat pada daerah sekitar lembah sungai yang berhulu di lereng atas Gunung Marapi memanjang hingga ke lereng bawah. Daerah-daerah yang perlu diwaspadai jika aktifitas Gunung Marapi kembali aktif diantaranya: Bulan Sarik, Guguk, Labuatan dan Batur (Kecamatan Pariangan); Lumbung Bapereng, Tanjung Lado Ateh Bukik, Pasir Laweh dan Talang Tangah (Kecamatan Sungai Tarab); serta Koto Baru, Kayu Tanduak, Marapi, Hilia Balai (Kecamatan X Koto); Andaleh dan Sabu (Kecamatan Batipuh); daerah- daerah tersebut diindikasikan sebagai jalur lahar jika terjadi letusan. Pengamanan daerah rawan letusan gunung api dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Kawasan Bahaya I dengan radius 0 – 2 Km dari puncak gunung. b. Kawasan Bahaya II dengan radius 3 – 7 Km dari puncak gunung. c. Kawasan bahaya III dengan radius 8 – 14 Km dari puncak gunung.

Dari pembahasan mengenai potensi bencana di atas, berdasarkan kriteria kawasan lindung untuk kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi

II-36 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021 mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir, maka kawasan-kawasan yang berada pada jalur atau radius bencana diarahkan menjadi kawasan berfungsi lindung.

Gambar 2.8 Peta Rawan Bencana Gunung Api

2.5. ISU STRATEGIS TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

2.5.1. Sub Bidang Air Minum

Kondisi alam yang bergelombang dan berbukit serta kondisi batuan yang kedap air di Kabupaten Tanah Datar mengakibatkan mata air banyak dijumpai kaki perbukitan atau lembah. Mata air dapat dimanfaatkan sebagai cadangan sumber air bersih. Secara keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Tanah Datar dimanfaatkan dan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Datar dan PDAM Kota Padang Panjang. Berdasarkan statistik tahun 2013 PDAM Kabupaten Tanah Datar hanya menjangkau 10 kecamatan dengan kapasitas sumber sebesar 1.478,72 liter/detik dan panjang sambungan pipa 384.762 m. Sedangkan Tiga kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Lintau BUo Utara dan Kecamatan Tanjung Baru belum terlayani oleh sambungan pipa PDAM. Kebutuhan air bersih masyarakat di empat kecamatan ini dilayani oleh air sumur dan sambungan pipa yag dikelola langsung oleh masyarakat setempat. Untuk lebih jelas mengenai sumber air PDAM dapat dilhat pada tabel 2.27

II-37 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.27 Unit PDAM, Sumber Air, Sistem dan Kapasitas SumberDirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011

Kapasitas Panjang Hidran No. Kecamatan Unit PDAM Sumber Air Sistem Sambungan Liter/detik Jaringan (m) Umum 1 X Koto Jaho Pincuran Bungo Garvitasi 8.20 12,680 2 710 Sungai Maruok Garvitasi 125.0 2 Batipuh ------3 Batipuh Selatan Malalo Muaro Ambius Garvitasi 8.0 21,239 3 195 Tanjung Sawah Garvitasi 2.5 4 Pariangan ------5 Rambatan Simawang Kubang Cancang Garvitasi 17.0 19,244 3 200 Jambu Aia Garvitasi 2.5 Rambatan Tumanggung Garvitasi 8.6 17,360 408 Kiambang Pompanisasi 6 Lima Kaum Batusangkar Kiambang Garvitasi 424 89,586 5 4,632 Sitakuk Garvitasi 5.0 Saruni Garvitasi 304 Lima Kaum Surau Gadang Garvitasi 51,013 1 1,577 Tabek Tinggi Garvitasi 6.6 Sitakuk Garvitasi Kiambang Pompanisasi 7 Tanjung Emas Tanjung Emas Kiambang Garvitasi 51,063 4 2,075 Saruni Garvitasi 8 Padang Ganting Padang Ganting Saruni Garvitasi 21,934 566 9 Lintau Buo Lintau Buo Aia Tabik I Garvitasi 80.16 38,261 2 1,329 Aia Tabik II Garvitasi 86.16 Bar-Bar Garvitasi 5.0 Aia Janih Pompanisasi 10.0

10 Lintau Buo Utara ------11 Sungayang Sungayang Minang Garvitasi 16.0 34,060 2 1,075 Baburai Garvitasi 65.0 12 Sungai Tarab Koto Hiliang Sungai Jambu Garvitasi 6.6 11,928 289 Sitakuk Pompanisasi 272. 13 Salimpaung Tabek Patah Gunung Kacik Garvitasi 18.7 20,663 1 648 Pincuran Dalimo Garvitasi 5 14 Tanjung Baru ------Jumlah 1478.72 389,031 23 13,704

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2014

Jumlah pelanggan air minum pada tahun 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah pelanggan mencapai 13.225 pelanggan, maka pada tahun 2008 naik menjadi 13.704 Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 479 pelanggan. Kemudian kalau dilihat jumlah pelanggan non niaga atau rumah tangga pada tahun 2008 tercatat 12.603 pelanggan. Jumlah pelanggan ini diiringi dengan kenaikan jumlah pemakaian air bersih. Volume air bersih yang terjual pada tahun 2008 mencapai 2.930.910 M³. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.28

II-38 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.28 Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Air di Kabupaten Tanah Datar

No Jenis Pelanggan Banyaknya Jumlah Pemakaian Air (M³) 1 Rumah Tangga 12,603.00 2,384,778.00

2 Perkantoran 264.00 223,378.00

3 Niaga 577.00 165,883.00

4 Kran Umum 23.00 10,078.00

5 Badan Sosial 228.00 138,849.00

6 Hotel/Penginapan 9.00 7,944.00

7 Hilang 0.00 0.00

Jumlah 2008 13,704.00 2,930,910.00 2007 13,255.00 2,751,308.00 2006 12,966.00 2,723,131.00 2005 12,148.00 2,435,012.00 2004 11,906.00 1,494,383.00 Sumber : Kabupaten Tanah Datar Dalam Angka

Disamping air bersih yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Tanah Datar, ketersediaan air bersih juga dilaksanakan melalui :

- Sistem perpipaan oleh Badan Pengelola Air Nagari Batipuah Baruah Kecamatan Batipuh. Penyediaan air bersih Sistem pompanisasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Pembangunan Air Bersih Nagari Gurun dan Pemerintahan Nagari Rao-rao di Kecamatan Sungai Tarab. - Program Nasional Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat (Pamsimas) pada 35 lokasi, yang mana pada saat ini pengelolaan air bersih pada lokasi tersebut masih dilaksanakan oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), yang selanjutnya akan dioperasionalkan oleh Badan Pengelola Sarana (BPS).

II-39 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.29 Lokasi Pamsimas Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 s/d 2010

NO. KECAMATAN 2008 2009 2010

1 X Koto Nagari Aie Angek Koto Subarang Jorong Kandang Sampie Nagari Panyalaian

Nagari Paninjauan Pagu-Pagu Nagari Pandai Sikek

Nagari Koto Baru

2 Batipuh Selatan Nagari Batu Taba Nagari Guguak Malalo Tibalau Jorong Galanggang Baringin Jorong Guguk Nagari Batu Taba

Duo Koto Nagari Guguak Malalo

3. Batipuh Nagari Gunung Rajo Nagari Andaleh Jambu Nagari Batipuh Ateh

Nagari Tanjung Barulak Jorong Palembaian 4 Pariangan Nagari Simabur Padang Panjang Jorong Koto Tuo Nagari Pariangan 5 Rambatan Nagari III Koto Nagari Padang Magek Ladang Laweh Jorong Galo Gandang Jorong Bulakan Nagari Rambatan

Sawah Kareh Nagari Balimbing Padang Data Nagari Simawang

6 Lima Kaum Nagari Cubadak

Nagari Parambahan

7 Sungai Tarab Nagari Pasie Laweh Nagari Sungai Tarab Sarasah Jorong Ampang Dusun Ladang Koto Nagari Koto Baru

8 Sungayang Nagari Sungai Patai Balai Bungo Nagari Tanjung

9 Salimpaung Nagari Supayang Nagari Tabek Patah Jorong Koto Alam

10 Tanjung Baru Nagari Tanjung Alam Duo Baleh Koto Jorong Koto Sibauak Nagari Tanjung Alam

11 Lintau Buo Nagari Pangian

Nagari Buo

12 Lintau Buo Utara Nagari Tanjung Bonai Nagari Lubuak Jantan Jorong Koto Jorong Mawar

II-40 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.5.2. Sub Bidang Sampah

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar saat ini belum terkoordinasi dengan baik oleh kelompok masyarakat maupun pemerintah. Memang saat ini persoalan sampah belum menjadi sebuah persoalan yang serius dan kompleks karena pola kehidupan masyarakat yang relatif belum banyak memproduksi sampah, tetapi jika dari sekarang tidak direncanakan, maka pesoalan sampah akan membesar seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan perkotaan

Guna mengatasi peningkatan produksi sampah, diperlukan organisasi yang melibatkan penduduk dengan pemerintah dalam menangani perkembangan produksi sampah. Selain diperlukan adanya organisasi pengelola, juga fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan dalam penanganan sampah harus tersedia, program penyadaran masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan perlu ditingkatkan.

Dalam upaya peningkatan pengelolaan persampahan, saat ini pemerintah sudah menyediakan sarana TPA baru yang berlokasi di Bukit Sangkiang (Kecamatan Rambatan) dengan luas areal seluas 3 Ha. Daerah yang dilayani untuk fasilitas TPA baru adalah melayani penduduk di wilayah Kota Batusangkar.

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar yang saat ini dilakukan terdiri dari 3 (tiga) cara pengelolaan, diantaranya yaitu :

 Kegiatan Pengumpulan . Pengelolaan sampah masih dilakukan secara individu yaitu dengan melakukan penumpukan di halaman rumah yang kemudian dilakukan pembakaran. Selain itu kegiatan pengumpulan sampah juga dilakukan dengan memasukkan sampah ke kantong/karung atau langsung membawanya ke tempat pengumpulan sampah sementara. . Pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah terutama di sepanjang jalan - jalan utama pusat kota, fasilitas sosial dan pasar. Untuk mendukung kegiatan pengumpulan sampah, saat ini di Kabupaten Tanah Datar terdapat 10 unit TPS (bak sampah) dan 6 unit kontainer.  Kegiatan Pengangkutan

Kegiatan pengangkutan sampah dari tempat pengumpulan sampah sementara/kontainer ke tempat pembuang akhir menggunakan mobil sampah atau kendaraan lainnya. Saat ini armada sampah sebanyak 1 unit kendaraan kijang, 1 unit arm roll truck, 2 unit dump truck dan 1 unit alat berat.

 Pembuangan Sampah Akhir

Pembuangan akhir dari TPS/kontainer dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pada saat ini fasilitas TPA yang berlokasi di Bukit Sangkiang (Kecamatan Lima Kaum) dengan luas areal seluas 3Ha. Daerah yang dilayani untuk fasilitas TPA adalah penduduk Kota Batusangkar.

II-41 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Produksi sampah di kota Batusangkar rata-rata 50m3 /hari, dimana jumlah sampah terangkut adalah 45 m3/hari atau 90% dari total sampah dengan intensitas pengangkutan 4 kali sehari oleh 1unit arm roll truk, 2 unit dump truck 1 unit mobil kijang. Uraian timbulan dan jumlah sampah yang terangkut serta peralatan yang tersedia dapat dilihat pada tabel 2.30 dibawah ini.

Tabel 2.30 Timbulan dan Jumlah Sampah yang terangkut/hari (m3/hari)

Timbulan Sampah Terangkut No Lokasi Jumlah Lokasi (m3/hari) (m3/hari)

1 Jalan Arteri dan Kolektor 2 15 14.5

2 Pasar/Pertokoan 3 11 10

3 Perkantoran 5 3 2

4 Sekolah 11 5 4

5 Terminal 2 5 4

6 Rumah Sakit/Puskesmas 3 2 2

7 Taman Kota 1 2 2

8 Perumahan 9 7 6.5

JUMLAH 36 50 45

Sumber: KLH Kabupaten Tanah Datar tahun 2012

Pengelolaan sampah didasarkan pada konsep dasar kesehatan masyarakat (public health), estetika dan dampak yang mungkin timbul karena pengelolaan yang kurang baik. Dimana pada pengolahan sistem persampahan pada lokasi TPA diarahkan pada “Jenis Landfill dengan Sisitem Open Dumping” Agar pengelolaan sampah dapat berjalan benar dan baik, beberapa pertimbangan harus diperhatikan, yaitu :

1. Perkiraan volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Tanah Datar tahun 2013 adalah 1.073 m3/hari.

2. Proses pengelolaan sampah, yaitu dimulai dari produksi sampah sampai sampah tersebut diolah. Sampah yang di olah semua dari jumlah sampah yang dihasilkan, sedapat mungkin dikurangi penumpahan-penumpahan selama pengangkutan dari sumbernya ke lokasi pembuangan akhir.

3. Agar sistim pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik, terutama dari segi pengangkutannya, dibutuhkan beberapa fasilitas penunjang pengelolaan sampah, yaitu sebagai berikut :

a. Alat pengangkut mulai dari sumber penghasil sampah hingga ke lokasi penampungan akhir, seperti gerobak sampah dan truk-truk sampah.

II-42 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

b. Peralatan mekanis untuk di lokasi penampungan akhir, seperti hidraulic excavator, dump truck dan wheel loader.

c. Tersedianya lokasi-lokasi penampungan sementara didalam kota dan lokasi penampungan akhir di pinggiran kota yang cukup luas.

Sistim pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar, mulai dari sampah rumah tangga dan dari fungsional sampai ke pembuangan akhir secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Setiap rumah tinggal dan bangunan-bangunan non rumah tinggal diharuskan memiliki bak sampah,

2. Sampah dari rumah dan bangunan-bangunan tersebut selanjutnya diangkut ke tempat penampungan sampah lingkungan, sehingga di setiap lingkungan perlu disediakan tempat sampah dengan volume yang cukup besar, yang dapat menampung sampah selama 12 jam,

3. Dari penampungan sampah tersebut diangkut ke penampungan sementara, sebelum dibuang ke penampungan akhir, dengan frekwensi pengangkutan 2 kali dalam sehari. Dari bak penampungan sementara tersebut, selanjutnya sampah diangkut ke lokasi penampungan akhir.

Peta Sebaran Infrastruktur Kabupaten Tanah Datar

Peta Sebaran TPS dan TPA Kabupaten Tanah Datar

II-43 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.5.3. Sub Bidang Air Limbah

Air limbah yang diproduksi di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari air limbah rumah tangga yaitu air bekas dapur, kamar mandi dan pembuangan air kotor lainnya serta air limbah industri, jenis industri yang ada berupa kerajinan rakyat tidak menghasilkan air limbah yang berbahaya dan digolongkan pada, air limbah domestik rumah tangga.

Pengolahan air limbah rumah tangga dikelola sendiri oleh masyarakat dengan menggunakan sistem setempat (on site system) dan sistem komunal yaitu membangun jamban dan septik-tank di setiap rumah yang digunakan sebagai salah satu syarat dalam pernberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) oleh Pemerintah. Sedangkan untuk fasilitas umum menggunakan sistem komunal berupa MCK dan jamban umum.

Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water. Ada pula yang berasal dari kamar mandi, tempat mencuci pakaian, tempat mencuci piring dan peralatan dapur yang disebut juga grey water.

Sistem pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Tanah Datar masih menggunakan sistem pengelolaan air limbah setempat (on site System) baik itu secara individu maupun komunal. Sistem sanitasi komunal menjadi salah satu alternatif untuk lokasi-lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau pada kawasan kumuh.

II-44 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Berdasarkan hasil Study EHRA dengan metode sampling pada 5 kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, menemukan fasilitas BAB di Kabupaten Tanah Datar yang paling umum dilaporkan oleh rumah tangga adalah jamban siram/leher angsa yang disalurkan ke tangki septic, proporsinya adalah sekitar 43,1% (siram) dan yang membuang tinja langsung ke ruang terbuka (parit, kolam, lobang galian) sebesar 28,6 %, sementara untuk jamban non siram ke septik tank sebesar 2,1 % dan keruang terbuka sebesar 26,2 %.

Dari hasil wawancara Study EHRA diperoleh sekitar 45,2 % rumah tangga di Kabupaten Tanah Datar menggunakan tangki septik, yang mana lokasi septik pada umumnya terletak pada perkarangan belakang rumah.

Kader-kader juga mengamati keberadaan saluran air disekitar rumah terpilih, saluran yang dimaksud adalah saluran yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur, bekas cuci piring/bahan makanan. Air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa sekitar 42,49 % memiliki akses pada saluran air disekitar rumahnya. Sementara sekitar 57,51 % rumah tangga tidak memiliki akses pada saluran air limbah.

Pada umumnya pengelolaan air limbah di Kabupaten Tanah Datar masih bersifat alamiah yaitu dilakukan secara individu oleh masyarakat, kecuali pada kawasan perumahan, perkantoran dan kawasan strategis lainnya sudah dilaksanakan dengan sistem setengah teknis.

Untuk pelayanan air limbah di Kabupaten Tanah Datar saat ini telah dibangun 12 MCK Komunal berbasis masyarakat, yang dapat melayani 6000 Jiwa.

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan yang sehat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat beberapa data tentang penyakit yang disebabkan oleh lingkungan di bawah ini.

II-45 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Tabel 2.31 Penyakit yang Dipengaruhi Lingkungan Tahun 2008 – 2011

NO PENYAKIT 2008 2009 2010 2011

1. Malaria 17 33 43 43

2. TBC 126 174 174 141

3. DBD 71 385 385 177

4. Diare 15.274 14.712 13.884 15.058

5. ISPA 1695 1278 1258 928

Sumber data : Profil Kesehatan Kab. Tanah Datar 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat, penyakit yang disebabkan oleh lingkungan seperti malaria, TBC, DBD dan diare terus mengalami kenaikan sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hal ini disebabkan karena masih adanya perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan hygiene dan sanitasi serta lingkungan. Sedangkan ISPA mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, hal ini karena masyarakat telah menyadari perlunya melakukan pengelolaan sampah seperti pembuatan kompos.

Dalam hal penurunan kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih melalui pembangunan dan pengelolaan air limbah yang berbasiskan lingkungan, seperti melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dan Program Promosi Kesehatan.

Dengan adanya tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam pemberian pelayanan kesehatan dasar, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Disamping itu upaya yang perlu dilakukan adalah pergerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam penurunan kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

2.5.4. Sub Bidang Drainase

Keberadaan jaringan drainase di Kabupaten Tanah Datar secara umum belum terkelola dengan baik, hal ini masih terlihat untuk sistem pengaliran air masih memanfaatkan saluran alami dan kurang perawatan, hanya di pusat-pusat perkotaan (pusat kabupaten dan kecamatan) yang umumnya sudah menggunakan jaringan drainase buatan (terbangun) itupun kebanyakan dengan menggunakan sistem drainase terbuka yang seringkali dimanfaatkan untuk pembuangan sampah.

II-46 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

Secara umum, drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras atau mengalirkan air. Drainase juga adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat dalam rangka menuju kehidupan yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Prasarana drainase berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Fungsi saluran drainase antara lain :

1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

3. Mengendalikan air hujan berlebihan sehingga tidak terjadi banjir.

Saluran drainase di Kabupaten Tanah Datar pada umumnya menggunakan sistem saluran terbuka, sedangkan untuk saluran tertutup ditemui disepanjang jalan utama kota yang difungsikan juga sebagai trotoar.

Kondisi saluran drainase pada saat ini belum berfungsi dengan baik, hal ini dapat dilihat pada titik-titik tertentu seperti pada kawasan pasar Batusangkar, bila terjadi hujan yang cukup lama maka akan terjadi genangan pada badan jalan bahkan melimpah sampai kerumah penduduk.

Selain sistem drainase teknis, pada umumnya drainase yang dipergunakan masih bersifat alami atau sederhana.

Secara teknis operasional pengelolaan (pembangunan dan pemeliharaan) jaringan drainase dilakukan oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar, namun dalam pengelolaan secara utuh dan menyeluruh tetap diperlukan kontribusi dan peran serta masyarakat secara partisipatif.

2.5.5. Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan

Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Tanah Datar. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas dan kecenderungan warga masyarakat yang ingin tinggal di pusat-pusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak mampu lagi menampung aktifitas warganya yang berdampak pada sistem pelayanan perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.

Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar akan menata lingkungan kumuh berbasis komunitas dengan menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara lingkungan permukimannya menjadi tertata, bersih dan layak huni.

II-47 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021

2.5.6. Sub Pengembangan Permukiman

Perencanaan pembangunan Sub Bidang Pengembangan Permukiman di Kabupaten Tanah Datar ditekankan pada pembangunan desa-desa yang dinilai mempunyai potensi / sumber daya sebagai Desa Pusat Pengembangan (DPP) dengan didukung potensi-potensi / sumber daya yang ada di desa sekitarnya (hinterland-nya) dan perbaikan lingkungan permukiman menuju lingkungan permukiman yang sehat dan layak huni (liveble), aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Pelayanan jaringan drainase perkotaan di Kawasan Pusat Kota Batusangkar terdiri atas unit saluran drainase utama dan saluran drainase sekunder. Keberadaan saluran drainase ini dapat meningkatkan fungsi kualitas lingkungan perkotaan secara holistik. Pada saat terjadi musim hujan, buangan air dapat dialirkan ke saluran drainase ini, namun pada beberapa kawasan perkotaan, masih terdapat area genangan yang menimbulkan dampak banjir dan menimbulkan degradasi lingkungan.

Sistim saluran teknis drainase yang telah berfungsi dengan baik sangat terbatas, cakupan pelayanan drainase hanya mampu melayani sebagian kawasan Kota Batusangkar, perumahan, perkantoran dan sebagian pasar-pasar nagari yang ada di Kecamatan.

Di dalam pengembangan kawasan permukiman secara garis besar pola pengembangan permukiman yang akan dikembangkan tidak jauh berbeda dengan pola yang sudah ada, yaitu :

1. Mengarahkan perkembangan permukiman ke arah jalan-jalan yang ada, untuk pengembangan sarana dan prasarana diarahkan pada jalan utama kawasan, kecuali pada jaringan jalan arteri. Sedangkan untuk sarana hunian (perumahan) diarahkan pada jalan-jalan lingkungan untuk meningkatkan aksesibilitas.

2. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman serta meningkatkan akses antara satu lokasi dengan lokasi lain terutama antara kawasan perdesaan sebagai sentra produksi dengan perkotaan sebagai koleksi dan distribusi hasil produksi.

3. Dalam upaya mengembangan permukiman baru harus didasarkan pada pembentukan Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) sesuai dengan peraturan perundangan yang ditetapkan pemerintah.

4. Menetapkan hirarki pada setiap kawasan permukiman dengan mengikuti kaidah jaringan hirarkhi desa – kota. Setiap kawasan permukiman harus terangkai dari satu jaringan kawasan yang menghubungkan antara kawasan dengan strata lebih rendah (kawasan produksi) dengan kawasan dengan strata lebih tinggi (kawasan distribusi dan konsumsi).

Berdasarkan peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar sampai akhir tahun rencana, maka luas lahan permukiman yang dibutuhkan adalah 6.002,88 Ha atau 4,49 % dari luas Kabupaten Tanah Datar. Arahan pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Tanah Datar lebih dititik beratkan

II-48 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017- 2021 pada Kecamatan Rambatan dan Kecamatan Lintau Buo Utara dengan alasan untuk mendukung perkembangan PKLp Lintau Buo. Dan mengurangi beban Kecamatan Lima Kaum sebagai Pusat Kegiatan Lokal Batusangkar. Rencana kawasan permukiman di Kecamatan Lintau Buo Utara adalah 995,45 Ha atau 16,58 % dari rencana kawasan permukiman sedangkan di Kecamatan Rambatan adalah 746,95 Ha atau 12,44 % dari rencana kawasan permukiman.

Luas rencana kawasan permukiman pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.32 tahun 2011 – 2031.

Tabel 2.32 Luas Rencana Kawasan Permukiman

di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

No Kecamatan Luas (Ha) (%) 1 Kec. Batipuh 348.39 5.80 2 Kec. Batipuh Selatan 220.44 3.67 3 Kec. Lintau Buo 995.45 16.58 4 Kec. Lintau Buo Utara 394.48 6.57 5 Kec. Padang Ganting 250.43 4.17 6 Kec. Pariangan 269.30 4.49 7 Kec. Rambatan 746.95 12.44 8 Kec. Salimpaung 276.60 4.61 9 Kec. Sungai Tarab 460.89 7.68 10 Kec. Sungayang 265.98 4.43 11 Kec. Tanjung Baru 186.59 3.11 12 Kec. Tanjung Emas 467.55 7.79 13 Kec. V Kaum 756.98 12.61 14 Kec. X Koto 362.84 6.04 Total 6,002.88 100.00

Sumber : Hasil Analisis

Rencana pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Tanah Datar dibagi menjadi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.

Sistem permukiman dapat dibentuk sesuai dengan geomorfologi wilayahnya, seperti:

1. Memusat, untuk permukiman yang berlokasi di pusat kegiatan desa

2. Memanjang/linier mengikuti jaringan jalan, untuk permukiman yang ada di sepanjang jalan utama

3. Menyebar, perkembangan permukiman yang berorientasi pada tempat kegiatan/tempat bekerja (daerah pertanian) yang tersebar di seluruh wilayah, sehingga bentuk permukiman perdesaan dapat menyebar.

II-49