AKUN PUBLIK DALAM REALITAS VIRTUAL STUDI FILM KARYA

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh : Nadia Karimah NIM: 11140510000025

PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

ABSTRAK

NADIA KARIMAH Akun Publik Dalam Realitas Virtual Film Dokumenter Citizenfour Karya Laura Poitras

Film dokumenter Citizenfour merupakan dokumentasi dari perngungkapan program mata-mata pemerintah Amerika Serikat yang dilakukan oleh mantan pegawai (NSA) . Data dari akun publik dalam virtual maya dikumpulkan secara sengaja dan disimpan di pangkalan data milik NSA. Bebagai bukti yang muncul dari film ini memberikan aspek penanda makna akun publik dalam realitas virtual. Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana makna denotasi dan konotasi dalam realitas virtual yang dibentuk film dokumenter Citizenfour? Adakah Mitos akun publik dalam film dokumenter Citizenfour? Dalam hal ini, penulis menggunakan teori analisis semiotik model Roland Barthes dengan pemaknaan dua tahap, yaitu denotasi dan konotasi yang nantinya dapat menghasilkan mitos. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer, dengan data elektronik berupa film dan data skunder, yaitu literature yang berkaitan dengan film Citizenfour. Pada penelitian ini, penulis menggunakan paradigm konstruktivis yang menekankan pada suatu realita dari yang paling umum hingga yang paling khusus. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu merumuskan hipotesis. Penulis memperoleh hasil dari penelitian ini terkait akun publik dalam realitas virtual tidak aman. Tergambar dari berbagai aksi dan program yang pemerintah Amerika lakukan demi kepentingan negaranya. Makna denotasinya, Snowden tidak takut mengungkap program mata-mata pemerintah Amerika Serikat, karena ia merasa tindakannya benar. Makna konotasinya, aksi mata-mata yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat melanggar hak privasi dan kebebasan manusia. Terdapat pula Mitos, tindakan pemerintah Amerika Serikat telah melanggar hak kekayaan intelktual manusia untuk bebas bersosialisasi dan berdiskusi dalam akun publik. Amerika mencederai sistem negara demokratis yang mereka anut, yang seharusnya bebas.

Kata kunci: Film, Dokumenter, Realitas vitual, privasi, akun publik

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. pemilik alam semesta, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa pula shalwat beserta salam, semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa ummatnya dari zaman jahiliyyah menuju era digital seperti saat ini. Semoga kita semua menjadi ummatnya yang taat dan mendapatkan syafaatnya sampai akhir zaman. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Tahap demi tahap dengan selalu memohon ridho kepada Allah SWT, Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, tentunya dengan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonadh, M.A, selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Kholis Ridho, M.Si, selaku Ketua Jurusan Jurnalistik dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaili, M.A, selaku Sekretaris Jurusan yang membantu penulis dalam menyelesaikan persoalan akademis dan administrasi. 3. Ade Masturi, M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi masukan dalam persoalan akademis selama perkuliahan. 4. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar, meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan yang sangat baik kepada penulis.

ii

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis selama di bangku kuliah sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. 6. Segenap karyawan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Kedua orangtuaku tercinta, Papa Ahmad Zulkarnain Estu dan Mama Suci Zaedah Anwar yang sudah memberikan motivasi yang tak ada hentinya kepada penulis. Sehingga penulis mampu mengerjakan skripsi ini dengan baik. 8. Kepada kakak terbaik Amran Zainuri Rosadi dan adik tercinta Fadila Aisyah yang selalu memberikan doa dan kata-kata penyemangatan kepada penulis. 9. Seluruh keluarga besar Alm. Basthony dan Alm. Anwar Nuris yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis sehingga semangat menyelesaikan penelitian ini. 10. Kepada para sahabat saya di SMP Al-Ma‟arif Pekanbaru yang selalu menyempatkan waktu untuk silahturahmi dan memberi pesan-pesan motivasinya. 11. Sahabat SMA 5 Pekanbaru yang masih terus berhubungan baik dan sebagai penyemangat penulis, Elsa Ayu Lestari dan Maya Imelda. 12. LKS, Sahabat perkuliahan penulis yang selalu mewarnai hari-hari dengan canda, tawa, kebahagiaan, baik, buruk, doa, harapan dan dukungannya yang tak pernah berhenti diberikan selama penulisan skripsi ini, Sofie Medina Pasha, Arita Ambarani, Ikrimah Afifah dan Nur Isrojah Muniroh. 13. Pejuang skripsi seperbimbingan, Dede Uswatun Hasanah yang selalu bersama melalui proses bimbingan dan penulisan skripsi. 14. Teman-teman Jurnalistik A 2014, Wilda Hayatun Nufus, Siti Maulida Fatmawati, Amimatul Iklilah, Ma‟rifah Istiqomah, Nikmatul Fikriyah, Khairunisa dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan. 15. KKN HUGOS 2014, Mustika Diani Dewi, Nurlaela, Ulfa Mardiyah, Hafsah Mawarni, Rahmawati, Sri Intan E. Lestari, Riska Isnaeny,

iii

Ramadika, Amir Artha, Fathur Rahman, Idris Fitriyan, Indriansyah, M. Faried dan Dimas Permadi. 16. Teman-teman Jurnalistik 2014 yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Suatu anugerah bisa mengenal berbagai macam karakter. Kita

telah berjuang bersama menghadapi hari-hari selama perkuliahan.

Tentunya untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu dalam lembaran ini. Penulis berterima kasih atas kebaikan yang kalian berikan, semoga bantuan yan telah kalian berikan kepada penulis bisa dibalas suatu saat nanti oleh Allah SWT. Aamiin yarabbal alaamiin.

Ciputat, 21 November 2018

Nadia Karimah

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL...... vii BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Identifikasi Masalah ...... 4 C. Batasan Masalah ...... 4 D. Rumusan Masalah ...... 5 E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...... 5 F. Tinjauan Kajian Terdahulu ...... 5 G. Metode Penelitian ...... 6 H. Sistemaika Penulisan ...... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 10 A. Tinjauan Umum Tentang Film ...... 10 1. Sejarah dan Perkembangan Film Dokumenter ...... 10 2. Teknik Pengambilan Gambar ...... 11 B. Tinjauan Umum Tentang Semiotik ...... 16 1. Pengertian Umum Semiotik ...... 16 2. Model Semiotik Roland Barthes ...... 18 C. Tinjauan Tentang Media Siber dan Akun Publik ...... 21 1. Tinjauan Sejarah dan Perkembangan Internet...... 21 2. Tinjauan Realitas Virtual ...... 23 3. Tinjauan Akun Publik ...... 25 BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM CITIZENFOUR ...... 36 A. Sekilas tentang Film Citizenfour ...... 36 B. Sinopsis tentang Film Citizenfour ...... 37 C. Penghargaan Film ...... 38 D. Profil Laura Poitras sebagai Produser dan Sutradara Film Citizenfour ...... 40 E. Tokoh-tokoh pada Film Citizenfour ...... 43 1. Edward Joseph Snowden ...... 43 2. Glenn Edward Greenwald ...... 45 3. Ewen MacAskill ...... 47 BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...... 48 Scene 1 ...... 49 Scene 2 ...... 50

v

Scene 3 ...... 51 Scene 4 ...... 52 Scene 5 ...... 53 Scene 6 ...... 53 Scene 7 ...... 54 Scene 8 ...... 55

BAB V57 PEMBAHASAN ...... 57 A. Denotasi dan Konotasi dalam Film Citizenfour ...... 57 Scene 1 ...... 57 Scene 2 ...... 58 Scene 3 ...... 59 Scene 4 ...... 61 Scene 5 ...... 61 Scene 6 ...... 62 Scene 7 ...... 63 Scene 8 ...... 64 B. Mitos Dalam Film Citizenfour ...... 65 BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...... 67 A. Simpulan ...... 67 B. Implikasi ...... 68 C. Saran ...... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peta tanda Roland Barthes ...... 19 Tabel. 4.1 Scene 1 ...... 49 Tabel. 4.2 Scene 2 ...... 50 Tabel. 4.3 Scene 3 ...... 51 Tabel. 4.4 Scene 4 ...... 52 Tabel. 4.5 Scene 5 ...... 53 Tabel. 4.6 Scene 6 ...... 53 Tabel. 4.7 Scene 7 ...... 54 Tabel. 4.8 Scene 8 ...... 55

vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Film dokumenter yang berjudul “Citizenfour” merupakan kisah yang

terjadi pada tahun 2013 lalu. Citizenfour diambil dari nama pengirim pesan yang berisi kode-kode enkripsi yang diterima oleh Laura Poitras, sutradara dari film ini.

Film dokumenter yang merekam pengungkapan perbuatan illegal Amerika Serikat dan National Security Agency (NSA) dalam mengumpulkan data pribadi warga sipil. Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran hak privasi seseorang, organisasi dan negara. Citizenfour adalah nama samara yang digunakan oleh yang merupakan seorang mantan pegawai NSA yang merasa resah terhadap tindak yang dilakukan lembaga tempat ia bekerja, ia ingin bebas dari beban pikirannya tentang nasib masyarakat dunia. Untuk melakukan niatnya ia menghubungi Laura Poitras untuk bergabung dengannya untuk mengungkap tindakan NSA dan pemerintah Amerika Serikat. Atas permintaan Snowden, Laura mengajak , seorang wartawan dan kolumnis dan Ewan MacAskil, seorang wartawan investigasi surat kabar , London. Snowden membongkar program-program yang dirasa sangat berlebihan karena keleluasaan Amerika Serikat dalam mengakses privasi masyarakatnya. Cara NSA dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan yaitu bekerjasama dengan perusahaan IT terbesar di dunia dan mengambil segala informasi dari akun publik yang sudah pasti melanggar hak privasi publik.1 Program yang dibocorkan oleh Snowden adalah program rahasia yang bernama Pricavy in Mobile Information and Communication Sistems (PRISM) dan XKeyscore yang dilakukan oleh NSA. Kedua program rahasia

1 Adrian Adzanas, Skripsi: “Kepentingan Rusia Memberikan Suaka Politik Kepada Edward Snowden” (Yogyakarta: UMY, 2016), h.32

1

2

itu merupakan program yang berbahaya karena berisi program pemantauan data-data internet dari data publik yang menggunakan beberapa layanan internet seperti Yahoo, , Microsoft, Skype, YouTube, dan Facebook. 2

Dengan pembocoran Program PRISM dan XKeyscore berdampak

terhadap opini publik internasional yang mengecam tindakan Amerika Serikat yang memata-matai hingga ke negara-negara lain. Banyak korban dari negara lain akibat program rahasia yang dilakukan oleh NSA, karena banyak penduduk di negara lain yang menggunakan layanan seperti Google, Facebook, Apple, dan Yahoo.3

Pada film ini jelas terlihat dari pengungkapan yang dikemukan Snowden bahwa realitas virtual sudah tidak bisa dipercaya. Akun publik yang berisi kumpulan data pribadi yang seharusnya menjadi Hak privasi dan dilindungi. Dalam kata lain merupakan hak seseorang untuk tidak diganggu kehidupan pribadinya.4

Menurut Black’s Law Dictionary, merumuskan privacy rights sebagai beberapa hak menyangkut kebebasan dan kemerdekaan manusia yang patut dilindungi, termasuk terhadap gangguan atau intervensi pemerintah dalam hal yang bersifat pribadi, baik urusan keluarga maupun cara membina hubungannya dengan pihak lain.5

Sedangkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Indonesia diatur dalam UU Nomer 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik telah mengatur tentang hak perlindungan data pribadi dalam Pasal 26.

2 Adrian Adzanas, Skripsi: “Kepentingan Rusia Memberikan Suaka Politik Kepada Edward Snowden”. h. 32 3 Adrian Adzanas, Skripsi: “Kepentingan Rusia Memberikan Suaka Politik Kepada Edward Snowden”. h. 33 4 Rosmalinda Elisna, Aspek Hukum Perlindungan Data Pribadi di Dunia Maya”, Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3, No. 2, Desember 2014. h. 16-17 5 Sinta Dewi, Cyber Law: Perlindungan Privasi Atas Informasi Pribadi Dalam E- Commerce Menurut Hukum Internasional, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2006) h. 14 dikutip dari Black Henry Campbell, Black’s Law Dictionary, Fifth Edition, USA, 1979, hlm. 1075.

3

Dalam film ini memperlihatkan peran besar tiga jurnalis dalam mengungkap rahasia besar yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. NSA dengan sengaja menjalankan misi rahasia pemerintah Amerika Serikat untuk memata-matai pengguna internet di Amerika Serikat. Dalam film ini

jelas terlihat akibat dari pengungkapan rahasia tersebut. Para jurnalis mendapat tekanan dari berbagai pihak, namun mereka tetap bergerak mengungkap kebenaran secara independen. Sikap para jurnalis yang independen itulah yang akhirnya membuka rahasia besar pemerintah Amerika Serikat.

Peran media pada saat ini juga sangat berpengaruh dalam berbagai bidang. Media yang saat ini memiliki daya tarik kuat bagi masyarakat adalah media film. Tak dapat di pungkiri, film telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat sebagai sarana hiburan hingga menjadi sarana edukasi.6 Pada tingkat penanda, film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan kehidupan nyata. Pada tingkat pertanda, film merupakan cermin kehidupan metaforis.7

Pesan yang terdapat film ini dibentuk melalui keadaan, tanda dan dialognya. Film ini dapat menjadi inspiratory bagi penontonnya, jika benar- benar tenggelam dalam menontonnya pasti akan mendapat pelajaran yang berharga dari film ini dan dapat menjadi pengingat agar tidak tenggelam dalam cyberspace.

Film yang bagus berasal dari isi pesan yang bagus pula dan film ini memiliki segudang pesan yang dapat diambil. Semua orang harus menonton film ini, karena dapat membuka mata, bahwa selama ini berada dalam pengawasan Amerika dan NSA, serta kerja keras para jurnalis mengungkap hal tersebut.

6 Ricky Wirianto & Lasmery Girsang, “Representasi Rasisme Pada Film 12 Years A Slave”. Jurnal Semiotika, Vol. 10, No. 1, Juni 2016, h. 180 7 Marcel Danesi, Pengantar Memahami: Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) h. 134

4

Berdasarkan latar belakang film di atas, perlu adanya penelitian secara mendalam pada aspek cerita film ini. Peneliti ingin dijadikan ini sebagai bahan Skripsi dengan judul, “Akun Publik Dalam Realitas Virtual Studi Film Citizenfour Karya Laura Poitras”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang akan di jadikan bahan penelitian selanjutnya, yaitu:  Dalam film Citizenfour mengungkap program mata-mata pemerintah Amerika Serikat.  Dalam film Citizenfour pengawasan pada akun publik dalam realitas vitual sangat meresahkan.  Dalam film Citizenfour Kebebasan hak privasi yang makin menurun.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti sengaja membatasi pengambilan adegan-adegan dalam film Citizenfour yang dianggap memiliki makna simbol yang mewakili pertanyaan tentang apakah akun publik aman. Penelitian ini menggunakan analisis Semiotik model Roland Barthes untuk mengaji perangkat teori kebudayan manusia.

Barthes dalam karyanya (1957) menggunakan pengembangan teor tanda de Saussure (penanda dan petanda) sebagai upaya menejelaskan bagaimana kita dalam kehidupan didominasi oleh konotasi. Konotasi adalah pengembangan dari segi petanda oleh pemakai tanda. Konotasi yang yang sudah menguasai masyarakat adalah mitos.8

Dengan begitu menurut Roland semua objek kultural dapat diolah secara tekstual, dengan demikian, semiotik dapat meneliti berbagai macam teks dan film .9

8 Benny H. Hoed, Semiotik &Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2014), h. 17 9 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosada Karya,2006), h. 123

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana makna denotasi dan konotasi dalam realitas virtual yang dibentuk film dokumenter Citizenfour? 2. Adakah Mitos dalam film dokumenter Citizenfour?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos Roland Barthes dalam film Citizenfour. Sedangkan manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini ialah:

1. Manfaat Akademik, untuk menambah kajian ilmu komunikasi serta berguna sebagai refrensi bahan pustaka yang mengarah pada penelitian kajian film dan semiotik.

2. Manfaat Praktis, diharapkan hasil karya ilmiah ini dapat menarik peneliti lain, terutama di kalangan mahasiswa bisa melakukan penelitian dengan objek film. Serta penelitian ini dapat memberikan deskripsi dalam membaca makna yang ada dalam sebuah film melalui analisis semiotik.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Tinjauan pustaka yang menjadi rujukan penulisan, yaitu:

1. “Analisis Semiotik Film A Might Heart” oleh Rizky Akmalsyah, tahun 2010, Kosentrasi Jurnalistik,UIN Jakarta.

2. “Analisis Semiotik Nasionalisme pada Film HOPE” oleh Jeffri Kaharsyah, tahun 2014, Konsentrasi Jurnalistik, UIN Jakarta.

3. “Analisis Semiotik Film The Visitor” oleh Rita Kurniawati, tahun 2017, Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Jakarta.

6

4. “Kepentingan Rusia Memberikan Suaka Politik Kepada Edward Snowden” oleh Adrian Adzanas, tahun 2016, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ketiga skripsi di atas memiliki objek yang sama, yaitu menggunakan

objek film, namun terdapat perbedaan Jenis film yang diteliti. Dua skripsi teratas menggunakan objek film dokumenter dan satu skripsi terakhir menggunakan film fiksi. Masing-masing menggunakan teknik analisis Roland Barthes. Walau dalam penelitian ini merujuk pada skripsi di atas, namun tetap ada perbedaan. Objek penelitian ini menggunakan film dokumenter Internasional yang berkoalasi pada kerja wartawan dengan, menggunakan teori analisis Semiotik Roland Barthes. Sedangakan pada skripsi nomer empat objek yang diteliti memiliki kesamaan yaitu Edward Snowden, namun ditinjau dari segi Hubungan Internasional.

G. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme adalah realita sosial yang diamati seseorang yang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang.10 Dalam arti lain paradigma konstruktivisme adalah pembingkaian realitas dari yang paling umum hingga yang paling khusus.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).11 Pendekatan

10 Susaningtyas Nefo, Komunikasi dan Kinerja Intelejen Keamanan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013) h. 55 11 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) h. 4

7

kualitatif digunakan untuk mendapat data yang mendalam dari suatu data yang mengandung suatu makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.12

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis

deskriptif yang berfokus pada penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu merumuskan hipotesis.

3. Objek Penelitian dan Unit Analisis

Penulis telah meneliti Film Citizenfour besutan sutradara Laura Poitrasang dirilis pada tahun 2014. Sedangkan unit analisa penelitian adalah potongan gambar atau teks yang terdapat dalam film Citizenfour yang berkaitan dengan rumusan masalah dan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Data Primer, yaitu, data yang diperoleh dari dokumen elektronik, file berbentuk video film Citizenfour. Kemudian dipilih beberapa visual atau gambar dari adegan-adegan film yang diperlukan untuk bahan penelitian. 2) Data Skunder, yaitu, data yang diperoleh dari literatur. Literature yang mendukung data primer, seperti kamus, internet, artikel koran, buku- buku yang berhubungan dengan bahan penelitian, catatan kuliah dan sebagainya.

Adapun teknik penelitian ini dikumpulkan melalui:

a. Dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal dan juga video serta artikel yang didapat dengan mengunduh dari internet serta catatan lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

12Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 3

8

b. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung melalui media yang bersangkutan. Dalam hal ini, akan dilakukan pengamatan langsung dengan menonton film Citizenfour.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan skunder terkumpul, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah ditentukan, setelah data terklasifikasi, dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis semiotik Roland Barthes, Barthes mengembangkan semiotik menjadi dua tingkatan Pertanda, yaitu denotasi dan konotasi yang menghasilakn makna eksplit untuk memahami makna yang terkadung dalam film Citizenfour yang menjadi objek penelitian.

6. Pedoman Penulisan Penulisan karya ilmiah ini mengacu pada buku pedoman yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman tersebut dipakai penulis untuk mengikuti aturan tentang keseragaman penulisan karya ilmiah. Buku pedoman karya ilmiah ini di terbitkan berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomer 507 Tahun 2017.

H. Sistemaika Penulisan

Penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini terdiri dari lima Bab dan masing-masing Bab terdiri dari Sub Bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini berisikan tinjauan umum tentang film, seperti sejarah dan perkembangnnya, Jenis-jenis film, struktur film,

9

kemudian terdapat pula tinjauan umum tentang semiotik Roland Barthes, serta tinjauan media siber yang mencakup sejarah dan perkembanagn internet, Realitas virtual dan Akun Publik.

BAB III GAMBARAN UMUM FILM CITIZENFOUR Dalam bab ini pembahanasan khusus tentang di balik layar film CitizenFour, seperti profil sutradara, para pemain, dan synopsis film CitizenFour. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini beisi tentang data dan penelitian yang akan diteliti dari film CitizenFour. BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini pembahasan tentang temuan penelitian dalam film yang digarap oleh Laura Poitras, pesan yang disampaikan dalam film CitizenFour, dan tentang hasil penelitian Analisis Semiotik Roland Barthes mengenai makna denotasi, konotasi, dan mitos dalm film yang digarap oleh Laura Poitras, pesan yang disampaikan dalam film CitizenFour. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini Penulis mengakhiri skripsi ini dengan beberapa kesimpulan , implikasi dan saran atas permasalahan yang telah diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Film 1. Sejarah dan Perkembangan Film Dokumenter

Pendapat Marcel Danesi mengenai Film dokumenter menarik untuk dikutip, di dalam bukunya ia berpedapat:

“Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan langsung pada kamera atau pewawancara. Dokumenter seringkali diambil tanpa skrip dan jarang sekali ditampilkan di gedung bioskop yang menampilkan film-film fitur. Dokumenter dapat diambil pada lokasi pengambilan yang apa adanya atau disusun secara sederhana dari bahan yang sudah diarsipkan.”1

Struktur film dokumenter umumnya sederhana dengan tujuan agar para penontonnya dapat memahami dan mempercayai fakta-fakta yang terkandung di dalamnya. Film dokumenter bertujuan untuk beberapa hal, diantanya: sebagai informasi atau berita, biografi, pendidikan,sosial, pegetahuan, ekonomi, politik dan sebagainya. Durasi film dokumenter biasanya 30 menit hingga 180 menit.

Pada awal kemunculannya di akhir abad ke-19, film menjelma menjadi sebuah alat presentasi dan tradisi hiburan yang menawarkan cerita, panggung, music, drama humor dan trik teknis bagi konsumsi populer. Film juga hamper menjadi media massa yang dalam artiannya bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat. Terdapat tiga elemen penting dalam sejarah film sebagai bisnis pertunjukan. Pertama, penggunaan film untuk propaganda sangat

1 Marcel Danesi, Pengantar Memahami: Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) h. 134

10

11

signifikan, terutama jika diterapkan untuk tujuan nasional dan kebangsaan, berdasarkan jangkauanna yang luas, sifatnya yang riil, dampak emosional, dan popularitas.2 Dua elemen dalam sejarah film adalah munculnya beberapa sekolah seni film dan munculnya gerakan film dokumenter.

Sejarah film mengalami perubahan besar yang disebut dengan „Amerikanisasi‟. Perubahan ini terjadi setelah perang dunia I dengan munculnya televisi dan pemisahan film dari bioskop. Televisi mengambil sebagian besar khalayak film, terutama khalayak keluarga dan sedikit dari kalangan anak muda. Televisi juga mengalihkan dokumenter sosial dari perkembangan film dan memberikan kepada program yang biasanya bersifat jurnalistik atau berupa laporan khusus/berita, program tersebut dengan caranya dibentuk sebagaimanapun sehingga tidak memiliki efek yang sama dengan seni film atau nilai estetika film.

2. Teknik Pengambilan Gambar

Untuk mengetahui dan membedakan antara satu shot dengan shot lainnya, maka teknik pengembilan gambar ini dibedakan menjadi empat kategori, yaitu sudut pengembilan gambar, ukuran shot, kamera dan gerakan objek.3 1) Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) Seorang juru kamera yang akan melakukan pengambilan gambar terhadap suatu objek bias menggunakan lima cara, yakni bird eye view, high angle, low angle, eye level dan frog eye.4  Bird Eye View Teknik ini dilakukan dengan ketinggian kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan benda-benda lain yang tampak kecil tanpa mempunyai makna.

2 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Penerjemah Putri Iva Izzati, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.35 3 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung: Katarsis,2003), h. 32 4 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, h. 33-35

12

 High Angle Sudut pengambilan gambar dari atas objek sehingga terkesan objek jadi mengecil, selain itu teknik pengambilan gambar ini mempunyai kesan dramatis, yakni nilai “kerdil”.

 Low Angle Artinya, sudut pengambilan gambar dari arah bawah objek sehingga kesan objek jadi membesar, sama seperti high angle,low angle juga memberikan kesan dramatis yakni kesan prominence (keagungan).  Eye Level Sudut pengambilan gambar diambil sejajar degan objeknya. Eye level ini tidak memberikan kesan dramatis karena dalam kondisi shot yang biasa-biasa saja. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan objeknya.  Frog Eye Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau dengan ketubggian yang lebih rendah dari kedudukan objek. Teknik ini menghasilkan saty pandangan objek yang sangat besar, mengerikan dan penuh misteri. 2) Ukuran Gambar Menurut Naratama, ukuran gambar terbagi menjadi Sembilan bagian. Diantaranya extreme long shot, very long shot, long shot, medium long shot, medium shot, middle close up, close up, big close up dan extreme close up.5  Extreme Long Shot Shot ini digunakan ketika ingin mengambil gambar yang sangat- sangat jauh, panjang, luas, dan berdimensi lebar. Misalnya opening scene untuk sebuah adegan rumah ditengah hutan.

5 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Kamera, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), h. 73-78

13

 Very Long Shot kunci pertama dalam pengambilan gambar ini adalah one lacation. Teknik ini biasanya digunakan untuk pengambilan gambar yang panjang, jauh dan luas, namun masil lebih kecil dari extreme long

shot.  Long Shot Ukuran long shot digunakan untuk menggambarkan objek secara utuh, misalnya gambar manusia seutuhnya dari ujung rambut hingga ujung sepatu. Long shot dikenal sebagai landscape format yang mengantarkan mata penonton kepada keluasan suatu suasana dan objek.  Medium Long Shot Angle ini seringkali digunakan untuk memperkaya keindahan gambar. Terutama pada saat transisi gambar yang disambungkan dengan komposisi gambar yang lain.  Medium Shot Biasanya digunakan sebagai komposisi gambar terbaik untuk pengambilan gambar saat sedang wawancara. Dengan memperlihatkan subjek seorang dari kepala hingga bagian tangan orang tersebut, maka penonton dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi dari orang tersebut.  Middle Close Up Teknik ini digunakan untuk memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari objek yang direkam, misalnya seorang narasumber yang sedang berbicara kemudian teknik ini hanya focus kepada narasumber saja yang menampilkan profil, bahasa tubuh dan emosi narasumber yang bias terlihat dengan jelas.  Close Up Teknik digunakan sebagai komposisi gambar yang paling populer. Close up merekam gambar penuh dengan menampilkan leher hingga ke ujung batas kepala. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan reaksi atau emosi seseorang dari sebuah adegan.

14

 Big Close Up Teknik ini lebih tajam dari close up. Misalnya pada film drama horror yang menggunakan efek pantulan pada sudut mata objek. Maka

kedalaman pandangan mata, kebencian raut muka, kehinaan emosi hingga keharuan yang tiada bertepi adalah ungkapan-ungkapan yang terwujud dalam komposisi gambar ini.  Extreme Close Up. Kekuatan teknik ini terletak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya focus pada satu objek. Misalnya teknik ini digunakan untuk mengambil gambar gerak bibir saja.  Knee shot Tipe shot yang memperlihatkan sosok objek yakni dari atas kepala hingga lutut.  Two shot Tipe shot yang menampilkan dua orang dalam satu frame kamera, tipe shot ini digunakan untuk membangun hubungan antar subjek satu sama lainnya, masing-masing subjek dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam gerakan atahu tindakan dalam pengambilan gambar.  Three shot Tipe shot yang menampilkan tiga orang dalam satu frame kamera, tipe shot ini digunakan untuk membangun hubungan antar subjek satu sama lainnya, masing-masing subjek dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam gerakan atahu tindakan dalam pengambilan gambar.  Group shot Tipe shot yang menampilkan tiga orang dalam satu frame kamera, tipe shot ini digunakan untuk membangun hubungan antar subjek satu sama lainnya, masing-masing subjek dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam gerakan atahu tindakan dalam pengambilan gambar.

15

3) Gerakan Kamera Untuk membuat suatu tampilan gambar yang menarik, perlu adanya teknik menggeraka kamera. Dibawah ini ada beberapa gerakan 6 yang menghasilkan gambar yang berbeda , sebagai berikut:  Zoom In/Zoom Out Pada kamera video terdapat lensa zoom yang berguna untuk mendekatkan atau menjauhkan gambar/objek tanpa harus mendekati atau menjauhi objek tersebut. Biasanya tombol berbentuk pipih dan jika ditekn ke bagian depan, efeknya zoom in atau mendekatkan dan jika di tekan ke belakang, efeknya zoom out atau menjauh.  Panning Untuk menampilkan gambar mendatar secara berurutan dan halus. Kamera dapat digerakan secara panning dengan kamera tetap berada di tempat, namun digerakan menggunakan tripod. Alat ini memiliki tongkat yang dapat digerakan ke kanan dan kiri. Jika kamera digerakan kekiri disebut dengan pan left, jika kamera digerakan ke kanan disebut pan right.  Tilting Teknik ini adalah untuk memperlihatkan gambar dari atas ke bawah atau dari bawah keatas dengan menggerakan kamera. Gerakan kamera dari atas ke bawah disebut Tilt Down, sedangkan gerakan kamera dari bawah ke atas disebut Tilt Up. Sama seperti Panning, untuk bias mendapat hasil gambar yang halus, kamera lebih baik diletakan di atas tripod.  Dolly Dolly adalah kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan roda (dolly) sehingga kamera bias digerakan kearah mana saja. Jika tripod diatas dolly tersebut digerakan ke depan, maka gerakan seperti itu disebut Dolly In. Sebaliknya, jika kamera dan tripod di atas dolly digerakan ke belakang, maka gerakan tersebut disebut DollyOut.

6 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, h. 42-46

16

 Follow Gerakan Kamera mengikuti objek yang bergerak secara searah.  Crane shot Gerakan kamera yang dipasang di atas mesin beroda (crane) dan

bergerak sendiri bersama juru kamera, baik mendekat maupun menjauh objek.  Fading Pergantian gambar secara perlahan-lahan. Jika gambar baru muncul secara perlahan dan menggantikan gambar yang ada pada layar disebut Fade In. sebaliknya, jika gambar yang ada pada layar perlahan-lahan menghilang dan digantikan oleh gambar baru maka disebut Fade Out.  Framing Gerakan objek yang memasuki framing shot. Jika objek keluar bingkai (frame), disebut Frame Out. Sebaliknya, jika objek masuk kedalam bingkai shot, disebut dengan Frame In. 4) Gerakan Objek Ada juga gerkan objek tanpa harus menggerakan kamera. Ada tiga macam gerakan objek7, diantaranya:  Objek bias bergerak sejajar dengan kamera, baik kekiri maupun ke kanan.  Objek juga bias bergerak mendekati kamera yang disebut dengan Walk-In.  Objek juga bias bergerak menjauhi kamera, disebut dengan Walk- Away.

B. Tinjauan Umum Tentang Semiotik 1. Pengertian Umum Semiotik

Semiotik adalah ilmu yang mengakaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan dilihat sebagai

7 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, h. 46

17

tanda, yakni Sesutu yang harus diberi makna.8 Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeicon yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili Sesutu yang lain atas dasar konvensi sosial.9

Dalam pengertian sebagai fakta historis, seorang pendiri ilmu kedokteran modern bernama Hippocrates (430-377 SM) yang mengusulkan istilah „semiotika‟ dan mendefinisikannya sebagai cabang ilmu kedokteran untuk mempelajari gejala-gejala. Gejala sebagai semeion berarti „ciri atau tanda‟ yang menunjukan sesuatu di luar dirinya. Hippocrates mengklaim bahwa tugas utama seorang dokter adalah menyingkapkan hal-hal yang ditunjukkan oleh gejala-gejala ini dalam kaitannya dengan tubuh manusia.10 Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda mempunyai dua aspek dengan istilah signifier (penanda) dan signified (petanda)11 Pengertian paling sederhana mengenai semiotika dapat diuraikan sebagai studi mengenai tanda dan bagaimana tanda-tanda itu bekerja.12 Semiotika pada perkembangannya menjadi perangkat teori yang digunakan untuk mengkaji kebudayaan manusia. Barthes dalam karyanya (1957) menggunakan pengembangan teori tanda de Saussure (penanda dan petanda) sebagai upaya menejelaskan bagaimana kita dalam kehidupan didominasi oleh konotasi. Konotasi adalah pengembangan dari segi petanda oleh pemakai tanda. Konotasi yang yang sudah menguasai masyarakat adalah mitos.13 Semiotik itu sendiri mengkaji tentang makna-makna atau symbol- simbol, baik yang berupa bahasa (linguistik) dan tanda disik. Istilah makna

8 Benny H. Hoed, Semiotik &Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2014), h. 15 9 Akhmad Muzakki, Konstribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama, (Malang, UIN Malang Press, 2007), h. 9 10 Marcel Danesi, Pengantar Memahami: Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) h. 34 11 Sarjinah Zamzamah, Semiotika dalam Berhala, dalam Tonil-Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol.1 No. 1 November 2000, (Yogyakarta: Tonil Press, 2000) h. 2 12 Andy Masri, Strategi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 166 13 Benny H. Hoed, Semiotik &Dinamika Sosial Budaya, h. 17

18

dan symbol itu sendiri memiliki makna yang spesifik, seperti yang dikemukakan oleh Raymond Firth (1973), tanda merupakan bagian dari bahasa tersendiri yang, “…sangat penting bagi pengoperasian yang efisien sehingga pembuat (fabricator) dan penafsir menggunakan kode yang 14 sama.” Mengacu pada pendapat ahli diatas, dapat dipahami bahwa semiotik merupakan suatu ilmu atau metode analisis yang mengkaji tentang tanda-tanda. Tanda-tanda tersebut dimaknai sebagi wujud dalam memahami kehidupan yang digunakan oleh manusia. Jadi, semiotik melihat kebudayan sebagai sistem tanda yang oleh masyarakatnya diberi makna sesuai dengan konvesi yang berlaku.

2. Model Semiotik Roland Barthes

Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi Saussurean. Ia lahir pada tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis.15

Semasa hidupnya, Bathes telah banyak menulis buku, di antaranya, telah menjadi bahan rujukan penting untuk studi semiotika di Indonesia. Karya-karya pokok Barthes, antara lain: Le degree zero de I’ecriture atau “Nol Derajat di Bidang Menulis” (1953, diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, Writing Degree Zero, 1977). Buku Barthes lain yang banyak mendapat sorotan adalah Mythologies (mitologi-mitologi)16

Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara panjang lebar mengulas apa yang sering disebut

14 Susann Vihma & Seppo Vakena, Semiotika Visual dan Semantika Produk, (Yogyakarta: Jalasutra: 2009), h. 14 15 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 63 16 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h 64

19

sebagai sistem pemaknaan tataran ke-dua, yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya.

Sastra merupakan contoh paling jelas sistem pemaknaan tataran ke- dua yang dibangun di atas bahasa sebagai sistem yang pertama. Sistem ke-

dua ini oleh Barthes disebut dengan konotatif, yang di dalam Mythologies- nya secara tegas ia bedakan dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama.

Melanjutkan studi Hjelmsev, Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja:

1. Signifier 2.Signified (penanda) (petanda) 1. Denotative sign (tanda denotatif) 4.CONNOTATIVE SIGNIFIER 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED (PENANDA KONOTATIF) (PETANDA KONOTATIF) 6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

Tabel 2.1 Peta tanda Roland Barthes

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.

Konsep Barthes terdapat tanda konotatif yang bukan hanya sekadar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif.

20

1. Denotasi

Dilihat segi bahasa, denotasi ialah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan arti yang bersifat faktual.

Semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya mengungkapkan bahwa, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan, dengan demikian sensor atau represi politis. Sebagai reaksi yang paling ekstrem melawan keharfiahan denotasi, Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya. Baginya, yang ada hanyalah konotasi semata-mata.17

Contoh denotasi yang terdapat dalam film Citizenfour adalah ketika snowden menjelaskan program mata-mata yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat. Pesan yang disampaikan jelas sesuai makna asli dari suatu informasi.

2. Konotasi

Konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Konotasi merupakan pengembangan segi petanda oleh pemakai tanda sesuai sudut pandangnya. Makna konotasi akan sedikit berbeda dengan makna denotasi. Konotasi merupakan mode operatif penandaan dalam konstruksi dan interpretasi semua teks kreatif, seperti puisi, novel, film, komposisi musik. Benda seni dan semacamnya18

Dijelaskan pula dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, dari suatu pemikiran menjadi gagasan dengan makna tambahan. Contoh konotasi yang ada dalam penelitian ini adalah Amerika

17 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 70 18 Marcel Danesi, Pesan,Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar mengenali Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), cet. 1, h. 19

21

Serikat merupakan negara terkuat yang memegang control di dunia. Walaupun Amerika mengaku negara demokratis yang bebas, namun pada kenayataannya Amerika melakukan pengumpulan data telekomunikasi warganya.

3. Mitos

Pada mitos terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda. Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau dengan kata lain, mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran ke-dua. Di dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda.19 Nilai ideologis dari mitos untuk mengungkap dan membenarkan nilai-nilai dominan yang ada dalam masyarakat.

Barthes juga menyatakan bahwa mitos merupakan sistem komunikasi, karena mitos ini merupakan sebuah pesan. Ia menyatakan mitos sebagai “modus pertandaan, sebuah bentuk, sebuah “tipe wicara” yang dibawa melalui wacana. Mitos tidaklah dapat digambarkan melalui obyek pesannya, melainkan melalui cara pesan tersebut disampaikan.20

C. Tinjauan Tentang Media Siber dan Akun Publik

1. Tinjauan Sejarah dan Perkembangan Internet

Internet yang berasal dari kata interconnection dan network21 merupakan jaringan yang dibentuk dari kerja sama jaringan-jaringan komputer yang saling terhubung. Internet merupakan hasil konvergensi teknologi telekomunikasi, komputer, dan informasi yang terhubung melalui jaringan secara global.22

19 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 71 20 “Mitos dan bahasa media, mengenal semiotika roland barthes” , Diakses dari https://abunavis.wordpress.com/2007/12/31/mitos-dan-bahasa-media-mengenal-semiotika-roland- barthes/, Pada tanggal 27 Agustus 2018, pukul 18.53. 21 Glee Harrah Cady dan PatMcGregor, Mastering The Internet, (California: Sybex, 1995), h. 5 22 Sigid Suseno, Yurisdiksi Tindak Pidana Siber, (Bandung: Refika Aditama, 2012) h. 81

22

Sejarah perkembangan internet tidak dapat dipisahkan dari terjadinya perang dingin antar Uni Soviet dengan Amerika Serikat sesuai Perang Dunia II. Perang dngin tersebut berimplikasi dengan semakin giatnya kedua negara mengembangkan teknologi, dan Amerika ikut

kemudian mengembangkan teknologinya dengan peruntukan militer. Dalam hal ini,dibentuklah Advanced Research Project Agency (ARPA). Tugas pertama yang diemban oleh ARPA adalah mengamankan dan melindungi data-data dan sistem komunikasi yang telah dibangun dan tidak dapat dihancurkan.23

Upaya pengamanan informasi dan sistem komunikasi telah megantarkan terjalinnya kerja sama antara kalangan militer dengan berbagai universitas di Amerika. Departemen pertahanan Amerika Serikat dalam upaya untuk membuat jaringan komputer yang bias saling berhubungan anata satu dan lainnya telah melakukan suatu eksperimen 20 tahun yang lalu, eksperimen itu disebut ARPAnet yang diharapkan tetap berfungsi, meskipun terjadi gangguan pada sebagian jaringan tersbut.

Pada saat yang hamper bersamaan, LAN berbasis Ethernet mulai dikembangkan. Pada umumnya, LAN tersebut menggunakan UNIX yang dilengkapi perangkat lunak jaringan IP. Pada saat itu banyak organisasi yang membangun jaringannya sendiri dengan menggunakan protokol komunikasi seoerti yang disebut oleh ARPAnet sebagai IP. Hal tersbut memungkinkan komputer pada suatu LAN dapat mengakses fasilitas ARPAnet. Jaringan tersebut makin banyak dan disempurnakan, sehingga terbentuk Internet seperti yang ada sekarang ini.24

Pertubuhan komputer kemudian mengantar kita pada zaman information superhighway, ketika internet makin berhasil mewujudkan impian-impian orang untuk mengatasi berbagai hambatan tradisonal dalam komunikasi dan pertukaran informasi. Internet bukan hanya medium untuk

23 Agus Raharjo,Cyber Crime: Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahtan Berteknologi, (Bandung: Citra Aditya, 2002), h. 61 24 Maskun, Kejahatan Siber (Cyber Crime): Suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 88-89

23

berbagai informasi dan berkomunikasi dalam cara-cara inkonvensional, melainkan menjadi titik temu antara berbagai jenis media tradional. Sekarang bukan hanya pengiriman surat elektronik (e-mail) atau menjelajahi lautan data digital dalam World Wide Web..25

2. Tinjauan Realitas Virtual

Saat ini merupakan zaman yang dikuasai oleh Teknologi, bahkan Teknologi itu sendiri telah mampu menciptakan dunia baru yang menawarkan banyak hal secara instan, Cyber world atau lebih populer dengan sebutan Internet. Cyber world menawarkan kesenangan dan kenyamanan yang tidak dapat ditemukan di kehidupan nyata sehingga tidak heran apabila banyak orang cenderung menghabiskan waktu di depan laptop, gadget dll hanya untuk menjelajah dunia baru tersebut, akibatnya banyak orang secara tidak sadar telah menjauhkan diri dari society yang ada dalam realita kehidupan dan masuk dalam realitas virtual.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), realitas adalah kenyataan. Dalam pengertian lain realitas adalah hal-hal yang benar-benar nyata terjadi.26 Realitas terbentuk dari hasil sebuah konstruksi kesadaran dalam diri manusia. Sedangkan virtual adalah (secara) nyata, namun berbeda dalam pengertian lain, virtual adalah ketiadaan atau sesuatu yang semu dan maya.

Internet yang mampu mengatasi hambatan jarak, waktu dan ruang memiliki sifat interactivity. Internet sebagai media baru dengan keunggulan interaktif dan membangun hubungan secara personal, kelompok maupun massa. Internet memberi kemudahan bagi penggunanya untuk berinteraksi secara personal maupun kelompok sehingga terbentuklah komunitas virtual (virtual community) dalam internet.

25 Hikmat Budiman, Lubang Hitam Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanius, 2002) h.79 26 Arti kata realitas, diakses dari https://kbbi.web.id/realitas , pada tanggal 8 November 2018 Pukul 08.28 WIB

24

Realitas virtual adalah sebuah teknologi yang mampu mengemulasi dan menciptakan perbagai realitas27. Realitas virtual terbentuk dari dunia yang bersifat satu dimensi, karena ia dibangun oleh mekanisme teknologi yang berdimensi satu, yaitu dimensi digital dunia yang hanya mengenal 28 pilihan ganda (yes/no) .

Pada dasarnya, media realitas virtual merupakan perpanjangan tangan dari media yang mengantar (mengkomunikasikan) manusia dalam proses penjelajahan ke dalam realitas maya cyberspace.29

Internet menyediakan ruang dan waktu untuk memilih alternatif cara hidup yang berbeda, termasuk alternatif untuk menghancurkan hidup. Di dalamnya orang bisa merasa begitu bebas untuk bereksperimen, mengeksplorasi hal-hal yang sama sekai baru, atau bahkan untuk bergulat dalam permainan identitas (to engage in identity play). Dalam kata lain, bisa dengan aman memainkan aspek-aspek diluar dari diri yang sangat mustahil dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Realitas virtual saat ini telah menjadi sebuah aspek dari realitas aktual dalam kehidupan sehari- hari yang harus diperhitungkan30.

Daya tarik yang dimiliki oleh internet yang membuatnya sangat populer sebagai media komunikasi, hiburan dan bisnis adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan keunggulan internet, diantaranya dalam hal kenyamanan (bisa diakses kapanpun oleh siapapun dan dimanapun), konektivitas dan jangkauan global, efisiensi interaktivitas, fleksibilitas, alternatif ruang maupun pilihan yang relatif tak terbatas, personalisasi sumber informasi potensial (asal tahu bagaimana dan dimana mendapatkannya) dan lain-lain. Namun, mungkin faktor yang paling berkontribusi pada maraknya penggunaan internet secara global, termasuk

27 Hikmat Budiman, Lubang Hitam Kebudayaan, h. 83 28 Setiawan Sabana; Hawe Setiawan, Legenda Kertas: Menelusuri Jalan Sebuah Peradaban, (Bandung: Kiblat, 2005), h. 238 29 Astar Hadi, Matinya Dunia Maya: Kritik Humanis Mark Slouka Terhadap Jagat Maya, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2005), h. 18 30 Hikmat Budiman, Op.cid, h. 89

25

Indonesia adalah 4C (Chatting/Communication, Career, Cyberporn dan Commerce).31

Disamping itu, teknologi internet mampu menciptakan realitas virtual atau pengaaman ruang yang di hasilkan oleh teknologi komputer.

Sebetulnya pengalaman semacam itu ada dalam televise, telepon atau film. Tetapi karena virtualitas yang ditampilkan internet agak berbeda, maka control atau kendali komunikasi terletak pada pencipta atau medium komunikasi. Sifat yang senantiasa online mempunyai konsekuensi sifat yang interaktif. Internet memungkinkan semua pihak saling berhubungan dan berinteraksi setiap saat. Internet menyajikan partisipasi tinggi yang begitu komplet.32

3. Tinjauan Akun Publik

Akun Publik ialah kumpulan data pribadi pengguna internet yang tersimpan secara sistematis di dalam pangkalan data/ basis data (database). Bila hendak didefinisikan, maka yang dimaksud dengan “data pribadi” adalah data yang berupa identitas, kode, simbol, huruf atau angka penanda personal seseorang yang bersifat pribadi. Pembahasan dalam tulisan ini dibatasi pada data pribadi yang berkaitan langsung dengan data elektronik.

Informasi telah melahirkan suatu etika baru bahwa setiap pihak yang mempunyai informasi memiliki naluri yang senantiasa mendistribusikan kepada pihak lain. Dalam perkembangan ekonomi yang modern seperti sekarang ini, informasi, termasuk juga data pribadi merupakan asset yang sangat berharga, karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga banyak dimanfaatkan oleh kalangan bisnis.33

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang melaju pesat saat ini telah menimbulkan berbagai peluang dan tantangan. Salah

31 Tjiptono, E-Bussiness. (Jakarta: Penerbit Erlangga,2003) h. 19 32 Astar Hadi, Matinya Dunia Maya: Kritik Humanis Mark Slouka Terhadap Jagat Maya, h. 25 33 Sinta Dewi, “Konsep Perlindungan Hukum Atas Privasi dan Data Pribadi Dikaitkan Dengan Penggunaan Cloud Computing di Indonesia”, Yustisia Edisi 94 , April 2016, h. 23

26

satunya adalah terjadinya interaksi yang aktif antara individu dengan pihak penyedia informasi.

Berbagai sektor kehidupan telah memanfaatkan sistem informasi, seperti bidang perdagangan (e-commerce), transportasi, industry,

pariwisata, bidang pemerintahan (e-government) dan industry keuangan (e- peyment). Cakupan dan sistem teknologi informasi meliputi pengumpulan (collect), penyimpanan (store), pemroses, produksi dan pengiriman dari gudang ke industri atau masyarakat secara cepat dan efektif.34

Kemajuan sistem informasi memiliki banyak keuntungan dalam kehidupan manusia. Namun memiliki aspek negatifnya, antara lain kejahatan komputer, yang meliputi pencurian, penipuan, pemerasan, kompetitif, dan lain sebagainya. Jatuhnya informasi ke tangan pihak lain bisa menimbulkan kerugian bagi pemilik informasi.35

Pemanfaatan teknologi internet melahirkan tantangan baru dalam perlindungan atas privasi dan data pribadi, terutama dengan semakin meningkatnya praktik pengumpulan, pemanfaatan dan penyebaran data pribadi seseorang. Ketertinggalan regulasi menjadi salah satu pemicu lemahnya mekanisme proteksi terhadap privasi dan data pribadi.

Aktivitas penyimpanan data pribadi yang saat ini disediakan oleh berbagai platform internet meliputi data-data yang berkaitan dengan kegiatan pelanggan (activity account) sehingga identitas setiap pelanggan yang melakukan akses dan informasi penting lainnya yang sangat potensial untuk disalahgunakan. Berakibat pada pelanggaran privasi dan data pribadi.36

Istilah perlindungan data pertama kali digunakan di Jerman dan Swedia pada tahun 1970-an yang mengatur perlindungan data pribadi melalui undang-undang. Alasan dibuatnya perlindungan karena pada

34 Sinta Dewi, “Privasi Atas Data Pribadi: Perlindungan Hukum dan Bentuk Pengaturan di Indonesia” , Jurnal De Jure, Vol. 15 Nomer 2, Juni 2015, h. 165 35 Dony Ariyus, Keamanan Multimedia, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2009), h. 10 36 Sinta Dewi, Ibid. h. 24

27

waktu itu mulai dipergunakan komputer sebagai alat untuk menyimpan data penduduk, terutama untuk keperluan sensus penduduk. Ternyata dalam prakteknya, telah terjadi banyak pelanggaran yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Karena itu agar penggunaan data 37 pribadi tidak disalahgunakan maka diperlukan pengaturan.

Menurut Black’s Law Dictionary, merumuskan privacy rights sebagai beberapa hak menyangkut kebebasan dan kemerdekaan manusia yang patut dilindungi, termasuk terhadap gangguan atau intervensi pemerintah dalam hal yang bersifat pribadi, baik urusan keluarga maupun cara membina hubungannya dengan pihak lain.38

Perlindungan data pribadi dalam sebuah sistem elektronik dalam UU ITE meliputi perlindungan dari penggunaan tanpa izin, perlindungan oleh penyelenggara sistem elektronik, dan perlindungan dari akses dan interferensi ilegal.

Terkait perlindungan data pribadi dari penggunaan tanpa izin, Pasal 26 UU ITE mengisyaratkan bahwa penggunaan setiap data pribadi dalam sebuah media elektronik harus mendapat persetujuan pemilik data bersangkutan. Setiap orang yang melanggar ketentuan inidapat digugat atas kerugian yang ditimbulkan.

Bunyi Pasal 26 UU ITE adalah sebagai berikut:39

1) Penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan.

37 Sinta Dewi, Cyber Law: Perlindungan Privasi Atas Informasi Pribadi Dalam E- Commerce Menurut Hukum Internasional, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2006) , h. 37 38 Sinta Dewi, Cyber Law: Perlindungan Privasi Atas Informasi Pribadi Dalam E- Commerce Menurut Hukum Internasional, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2006) h. 14 dikutip dari Black Henry Campbell, Black’s Law Dictionary, Fifth Edition, USA, 1979, hlm. 1075. 39 “Undang-undang ITE terbaru”, Diakses dari https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tahun%202016.pdf, Pada tanggal 27 Agustus 2018 pukul 20.15.

28

2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini

Dalam penjelasannya, Pasal 26 UU ITE menyatakan bahwa data

pribadi merupakan salah satu bagian dari hak pribadi seseorang. Sedangkan, definisi data pribadi dapat dilihat dalam Pasal 1 PP PSTE yaitu data perorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaan.

Informasi yang dikirim pada jaringan luas ini, akan melewati berbagai macam sistem berbeda yang dapat memantau, menangkap dan menyimpan setiap pertukaran informasi yang melewatinya.

Pelacakan web yang terjadi pada situs web dan halaman web yang dikunjungi. Konten online yang sudah diakses seseorang dan item yang telah dibeli seseorang melalui internet. Pengawasan dan pelacakan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pengunjung. Hal tersebut dilakukan bukan hanya oleh situs web perorangan, namun juga jaringan perusahaan periklanan yang dapat melacak perilaku seseorang dalam beraktivitas didalam dunia maya pada ribuan situs web.

Cookies adalah teks kecil yang tersimpan pada harddisk ketika pengguna mengunjungi suatu situs web. Cookies mengidentifikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pengunjung dalam melakukan browsing internet dan memantau kunjungan pada situs web.

Cracking dimaknai sebagai peretasan dengan cara merusak sebuah sistem elektronik. Akibat cracking selain merusak, dapat juga berupa hilang, berubah, atau dibajaknya data pribadi maupun account pribadi seseorang untuk kemudian digunakan tanpa persetujuan pemilik data pribadi.

Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan hokum yang nyata. Secara yurisdis dalam

35

hal ruang cyber sudah tidak pada tempatnya lagi untuk mengkategorikan sesuatu dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvesional untuk dapat dijadikan objek dan perbuatan, sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal-hal yang lolos dari jeratan hukum.1

Menurut Hans Kelsen bahwa tidak ada hukum bagi seseorang tanpa kewajiban hukum bagi orang lain. Isi dari hak seseorang pada saranya merupakan pemenuhan kewajiban dari orang lain. Sehingga ketik seseorang melaksanakan suatu kewajiban hukum, maka otomatis ia telah melaksanakan hak hukum dari orang lain dan masyarakat.2 Dengan demikian, pranata undang-undang dan ketentuan itu mengatur pola hubungan, hak, dan kewajiban, serta conflict resolution sesame anggota masyarakat.3

Jika hal ini berjalan dengan baik dalam masyarakat, maka terwujudlah keadilan dalam masyarakat. Karena keadilan adalah adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban.4 Dalam kerangka Hukum siber, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) memiliki kedudukan yang sangat khusus mengingat kegiatan siber sangat lekat dengan pemanfaatan teknologi informasi.5

1 Ahmad M. Ramli, Cyber Law & HAKI – Dalam Sistem Hukum Indonesia, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2006), h. 3 2 A. Ridwan Halim, Sikap Tindak Dihadapan Hukum Negara Dan Hukum Karma (Suatu Tinjauan Filsafat Hukum), (Jakarta: Pradnya Paramita, 1987), h. 1 3 Muhammad Syafi’I Antonio, Muhammad SAW Super Leader Super Manager, (Jakarta: Pro LM, 2007), h. 217 4 Anthony F. Susanto, Semiotika Hukukm (Dari Deskontruksi Menuju Progresivitas Makna), (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 185 5 Ahmad M. Ramli, Cyber Law & HAKI – Dalam Sistem Hukum Indonesia, h. 5

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM CITIZENFOUR

A. Sekilas tentang Film Citizenfour Citizenfour adalah film thriller kehidupan nyata, yang dari menit ke

menit memperlihatkan kepada penonton yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada sang pembuat film, Laura Poitras dan pertemuannya dengan wartawan investigasi, Glenn Greenwald di Hongkong untuk menemui Edward Snowden, Snowden adalah mantan pekerja NSA yang memiliki dokumen rahasia serta bukti adanya penyalahgunaan privasi secara sembarangan dan ilegal oleh National Security Agency (NSA).

Poitras sudah mengerjakan film tentang pengawasan selama dua tahun. Pada Januari 2013, Snowden menghubunginya menggunakan nama "Citizenfour". Snowden menghubungi Poitras karena ia tahu Poitras telah lama menjadi target pengawasan pemerintah, berkali-kali tertahan di bandara dan telah menolak untuk diancam. Ketika Snowden mengungkapkan bahwa ia adalah seorang analis tingkat tinggi yang didorong untuk mengekspos pengawasan data pengguna internet besar- besaran warga Amerika oleh NSA, Poitras membujuknya untuk mendokumentasikan semuanya.

Citizenfour membawa Anda di ruangan dengan Poitras, Greenwald, dan Snowden. Mereka berusaha mengatasi badai media yang “mengamuk” di luar, mereka terpaksa membuat keputusan cepat yang akan memengaruhi kehidupan mereka dan semua orang di sekitar mereka.

Citizenfour tidak hanya menunjukkan kepada Anda bahaya dari pengawasan pemerintah. Setelah menonton film ini, Anda tidak akan pernah memikirkan hal yang sama tentang ponsel, email, kartu kredit, browser web, atau profil Anda, sekali lagi.

36

37

B. Sinopsis tentang Film Citizenfour

Pada bulan Januari 2013, Laura Poitras, seorang sutradara film dokumenter/produser film Amerika yang telah bekerja selama beberapa tahun di sebuah film tentang program pemantauan di Amerika Serikat yang

merupakan hasil dari serangan 11 September, menerima e-mail terenkripsi dari orang asing yang menyebut dirinya, "Citizenfour."

Dalam email itu ia menawarkan informasi dalam dirinya tentang praktik penyadapan ilegal dari Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan badan intelijen lainnya.

Pada Juni 2013, didampingi oleh wartawan investigasi Glenn Greenwald dan reporter intelijen The Guardian Ewen MacAskill, ia melakukan perjalanan ke Hong Kong dengan kameranya untuk pertemuan pertama dengan orang asing di sebuah hotel, yang mengungkapkan dirinya sebagai Edward Snowden.

Adegan pertemuan mereka berlangsung di kamar hotel Snowden, tempat ia mempertahankan privasinya. Potret Snowden di tempat tidurnya, di depan cermin dan hotelnya dari kejauhan membentuk karakter Snowden sebagai agen politik yang terperangkap.

Setelah empat hari wawancara, pada tanggal 9 Juni, identitas Snowden dipublikasikan kepada publik atas permintaannya. Ketika media mulai menemukan lokasinya di Hotel The Mira Hong Kong, Snowden pindah ke kamar Poitras dalam upaya untuk menghindari panggilan telepon yang dilakukan ke kamarnya.

Menghadapi potensi ekstradisi dan penuntutan di Amerika Serikat, Snowden menjadwalkan pertemuan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi dan berlaku untuk status pengungsi. Setelah Poitras yakin dia sedang diikuti, dia meninggalkan Hong Kong menuju Berlin.

38

Pada 21 Juni, pemerintah AS meminta pemerintah Hong Kong mengekstradisi Snowden. Snowden berhasil berangkat dari Hong Kong, tetapi paspor AS-nya dibatalkan sebelum ia dapat terhubung ke Havana, yang membuatnya terdampar di Bandara Internasional Sheremetyevo di

Moskow.

Pada 1 Agustus 2013, pemerintah Rusia memberi Snowden suaka sementara untuk jangka waktu satu tahun. Sementara itu, Greenwald kembali ke rumahnya di Rio de Janeiro dan berbicara secara terbuka tentang penggunaan program NSA Amerika Serikat untuk pengawasan asing. Greenwald dan Poitras mempertahankan korespondensi di mana mereka berdua mengekspresikan keengganan untuk kembali ke Amerika Serikat.

Sepanjang, film ini menawarkan sketsa kecil yang mendahului dan mengikuti wawancara Snowden di Hong Kong, termasuk William Binney berbicara tentang program NSA, dan akhirnya bersaksi di hadapan Parlemen Jerman tentang memata-matai NSA di Jerman.

Film ini ditutup dengan pertemuan Greenwald, Snowden dan Poitras sekali lagi, kali ini di Rusia. Greenwald dan Snowden membahas rincian baru yang muncul pada program intelijen Amerika Serikat, berhati-hati untuk hanya menulis dan tidak berbicara potongan informasi penting. Greenwald mencabik-cabik dokumen-dokumen ini dengan membuat tumpukan sisa, sebelum perlahan membuangnya dari meja.1

C. Penghargaan Film

Citizenfour berhasil menyabet satu piala Oscar pada kategori Best Documentary, 32 penghargaan lainnya, 19 nominasi penghargaan yang diperoleh dari berbagai ajang penganugrahan diberbagai negara dan masuk

1 “Citizenfour Sinopsis”, diakses dari https://filmbor.com/citizenfour/synopsis/, pada tanggal 13 Agustus 2018 pukul. 19.42

39

dalam Top 10 film yang direkomendasikan di 26 media Internasional terkemuka.2 Film Citizenfour memperoleh 32 penghargaan pada berbagai ajang penganugrahan film di berbagai negara, di antaranya sebagai berikut:

1) Academy Award - Best Documentary Feature 2) Alliance of Women Film Journalists - Best Documentary Feature Film, Female Icon of the Year 3) American Cinema Editors - Best Edited Documentary Feature (Mathilde Bonnefoy) 4) Austin Film Critics Association – Best Documentary 5) BAFTA Awards – Best Documentary 6) Boston Society of Film Critics – Best Documentary 7) Cinema Eye Honors Awards - Outstanding Achievement in Nonfiction Feature, in Direction, in Editing & in Production 8) Dallas-Fort Worth Film Critics Association Awards - Best Documentary 9) Denver Film Critics Society - Best Documentary Film 10) Detroit Film Critics Society – Best Documentary 11) Directors Guild Award – Outstanding Directorial Achievement in Documentary 12) Gotham Independent Film Awards – Best Documentary 13) Hollywood Reel Independent Film Festival - Best Documentary Film 14) Houston Film Critics Society Awards - Best Documentary Feature 15) Independent Spirit Awards – Best Documentary 16) International Documentary Association – Best Feature 17) Iowa Film Critics Awards - Best Documentary 18) Kansas City Film Critics Circle – Best Documentary 19) Las Vegas Film Critics Society Awards - Best Documentary

2 “Citizenfour (Penghargaan)” , diakses dari http://www.imdb.com/title/tt4044364/awards?ref_=tt_awd, pada tanggal 13 Maret 2018 pukul. 22.22

40

20) London Critics Circle Film Awards - Documentary of the Year 21) Los Angles Film Critics Association – Best Documentary/Non- Fiction Film 22) New York Film Critics Circle – Best Non-Fiction Film

(Documentary) 23) National Society of Film Critics Awards - Best Non-Fiction Film 24) Palm Springs International Film Festival - Filmmakers Who Make a Difference Award 25) San Diego Film Critics Society Awards - Best Documentary 26) San Francisco Film Critics Circle - Best Documentary 27) Santa Barbara International Film Festival - Outstanding Director Award 28) Satellite Awards – Best Documentary Film 29) St. Louis Film Critics Association – Best Documentary Feature Film 30) Utah Film Critics Association Awards - Best Documentary Feature Film 31) Village Voice Film Poll - Best Documentary Feature Film 32) Women Film Critics Circle Awards - Courage in Filmmaking Award & Best Documentary by or About Women

D. Profil Laura Poitras sebagai Produser dan Sutradara Film Citizenfour

Laura Poitras lahir pada 2 Februari, 1964 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat adalah sutradara Amerika dan produser film

41

dokumenter. Laura Poitras adalah putri tengah Patricia "Pat" dan James "Jim" Poitras, yang pada tahun 2007 menyumbangkan $ 20 juta untuk penemukan The Poitras Centre for Affective Disorders Research di McGovern Institute for Brain Research , bagian dari Massachusetts

Institute of Technology.

Tumbuh dewasa, Laura berencana untuk menjadi koki, dan menghabiskan beberapa tahun sebagai juru masak di L'Espalier, sebuah restoran Prancis yang terletak di lingkungan Back Bay Boston .

Namun, setelah menyelesaikan stidinya di Sudbury Valley School , ia kehabisan bangku untuk sekolah memasakia pindah ke San Francisco dan kehilangan minat untuk menjadi koki. Di sana Laura melanjutkan kuliah di San Francisco Art Institute dengan pembuat film eksperimental Ernie Gehr dan Janis Crystal Lipzin.

Pada tahun 1992, Poitras pindah ke New York untuk mengejar pembuatan film. Pada tahun 1996, ia lulus dari The New Schooluntuk Keterlibatan Publik dengan gelar sarjana.

Poitras ikut menyutradarai, memproduksi, dan merekam film dokumenter 2003, Flag Wars , tentang gentrifikasi di Columbus, Ohio . Ia memperoleh Penghargaan Peabody , Dokumenter Terbaik di kedua festival film South South South 2003 (SXSW), dan berbagai pengharga di ajang penghargaan lain.

Filmnya, My Country, My Country (2006) tentang kehidupan warga Irak di bawah penguasaan Amerika Serikat, film ini dinominasikan pada Academy Award . Filmnya, The Oath , tentang dua pria Yaman yang tertangkap dalam Perang teror Amerika, memenangkan Penghargaan Excellence dalam Sinematografi kategori Dokumenter Amerika Serikat di Sundance Film Festival tahun 2010.

Kedua film di atas adalah bagian dari trilogi. Bagian ketiga adalah film Citizenfour pada tahun 2014, film ini merinci bagaimana Perang

42

Melawan Teror yang semakin berfokus pada warga Amerika melalui pengawasan, kegiatan rahasia, dan serangan terhadap pelapor .

Pada 22 Agustus 2012, dalam sebuah forum film dokumenter pendek yang diproduksi oleh pembuat film independen, The New York

Times merilis "Op-doc" yang diproduksi oleh Poitras yang berjudul The Program. Ini adalah karya awal yang akan dimasukkan dalam dokumenter yang direncanakan untuk dirilis sebagai bagian akhir dari trilogi. Film dokumenter ini didasarkan pada wawancara dengan William Binney , seorang veteran 32 tahun dari National Security Agency , yang menjadi seorang pengungkap fakta dan menggambarkan detail dari Stellar Wind Project, ia termasuk salah satu perancang proyek tersebut.

Dia menyatakan bahwa program yang dia kerjakan telah dirancang untuk memata-matai pihak asing, tetapi dikonversi pada tahun 2001 untuk memata-matai warga di Amerika Serikat. Hal itu menimbulkan kekhawatirannya bahwa tindakan itu ilegal dan inkonstitusional dan dapat menyebabkan pengungkapan mereka.

Program ini menyiratkan bahwa fasilitas yang dibangun di Bluffdale, Utah adalah bagian dari pengawasan domestik, yang dimaksudkan untuk menyimpan sejumlah data besar yang dikumpulkan dari berbagai macam komunikasi yang telah disadap. Pada 29 Oktober 2012, Poitras melaporkan kepada Mahkamah Agung Amerika Serikat akan mendengar argumen mengenai konstitusionalitas amandemen Undang - undang Pengawasan Intelijen Asing yang digunakan untuk mengesahkan pembuatan fasilitas tersebut dan membenarkan tindakan tersebut.

Pada 2013 Poitras adalah salah satu dari tiga wartawan awal yang bertemu Edward Snowden di Hong Kong dan menerima salinan dokumen NSA yang bocor. Poitras dan jurnalis Glenn Greenwald adalah satu-satunya

43

dua orang dengan arsip lengkap dokumen milik NSA yang dibocorkan oleh Snowden3.

E. Tokoh-tokoh pada Film Citizenfour

1. Edward Joseph Snowden

Edward Joseph Snowden adalah mantan pekerja NSA yang sekarang ini menjadi buronan oleh Amerika Serikat. Snowden lahir pada 21 Juni 1983 di Wilmington, North Carolina Amerika Serikat.

Snowden awalnya hanyalah orang biasa yang bersekolah di Croton, Anne Arundel County Public Schools di Grambills. Ia bersekolah di sana hingga tingkatan sekolah atas, Snowden bertemu dengan gadis benama Lindsay Mills. Gadis penari balet ini merupakan lulusan Maryland College of Art. Gadis ini kemudian menjadi pendamping hidup Snowden.

Snowden pernah ikut pelatihan tentara Amerika Serikat sebagai Special Forces. Namun ia tidak betahan lama. Ia dikeluarkan pada tanggal 28 September 2005. Artinya dia hanya menjalani masa pelatihan sekitar 17 bulan karena Snowden masuk pelatihan ini pada 7 Mei 2004. Kegagalan pelatihan ini membuat dia tidak menerima penghargaan apapun.

Kehidupan Snowden mulai berubah ketika dia menjadi satpam di Badan Kemanan Nasional Amerika (National Security Agency) atau

3 “Biografi Laura Poitras”, di akses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Laura_Poitras, pada tanggal 13 Agustus 2018 pukul 19.42

44

NSA. Ia betugas di sebuah fasilitas rahasia di Universitas Maryland. Karena ia pernah belajar program komputer, Edward Snowden kemudian tertarik ikut tes pegawai Central Intelagent America (CIA). Potensi dan bakatnya yang luar biasa membuat dia menjadi seorang

spesialis keamanan Teknologi Informasi di CIA.

Edward Snowden kemudian keluar dari CIA pada tahun 2009. Ia kemudian berhubungan kembali dengan NSA. Kali ini ia menjadi seorang kontraktor swasta untuk NSA. Tugasnya ini membuat dia harus berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, termasuk fasilitas militer Amerika yang berada di Jepang dan perusahaan komputer Dell.4

Kehidupan Edward Snowden menjadi fenomenal pada pertengahan Juli 2013 ini. Snowden menjadi perbincangan setelah ia mengungkapkan bahwa NSA mencuri data para pengguna internet dan telepon. Ia pun mengungkapkan bahwa pemerintah Amerika Serikat memiliki berbagai data pribadi yang diaksesnya berdasarkan Google, Yahoo. Facebook, PalkTalk, YouTube, Skype, dan AOL.

Edward Snowden membocorkan informasi rahasia seputar program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada The Guardian dan pada bulan Juni 2013. Snowden mengatakan bahwa pembocoran PRISM dan perintah FISA terkait dengan aksi pengambilan data oleh NSA bertujuan mengungkapkan apa yang ia yakini sebagai tindakan berlebihan oleh pemerintah untuk memantau aktivitas warga Amerika Serikat.

Edward Snowden dinyatakan sebagai terdakwa oleh Pengadilan Federal Amerika Serikat setelah membocorkan program rahasia NSA. Edward Snowden membongkar program-program yang dirasa sangat berlebihan karena keleluasan Amerika Serikat dalam mengakses privasi orang lain.

4 “Biografi Edward Snowden”, diakses dari https://www.plimbi.com/article/147922/edward- snowden, Pada 13 Agustus 2018 pukul 20.00

45

Pengadilan Federal Amerika Serikat percaya bahwa Edward Snowden telah melakukan pencurian properti pemerintah, secara tidak sah mengungkap informasi pertahanan nasional, dan memiliki keinginan untuk mengungkap informasi intelijen kepada pihak-pihak yang tidak

berwenang.

Pembocoran yang dilakukan oleh Edward Snowden pada akhirnya mengejutkan publik internasional karena faktanya Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran hak privasi seseorang, organisasi, dan negara. Alasan Edward Snowden berani untuk membocorkan program rahasia tersebut karena kekecewaannya dengan agen informasi Amerika Serikat yang mengumpulkan semua informasi dari pengguna layanan komunikasi internet yang bersifat sangat privat.

Edward Snowden juga membeberkan kepada publik melalui media tentang bagaimana cara NSA dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan yaitu bekerjasama dengan perusahaan IT terbesar di dunia dan mengambil segala informasi dari user global yang sudah pasti melanggar hak privasi publik.

2. Glenn Edward Greenwald

Lahir di New York, Amerika Serikat pada 6 Maret 1967, ia adalah seorang pengacara, jurnalis, dan penulis Amerika, yang terkenal karena perannya dalam serangkaian laporan yang diterbitkan oleh surat kabar The Guardian yang dimulai pada Juni 2013 yang menjelaskan

46

tentang program pengawasan global Amerika Serikat dan Inggris , dan berdasarkan dokumen rahasia yang diungkapkan oleh Edward Snowden Greenwald dan tim tempatnya bekerja dengan memenangkan Penghargaan George Polk dan Pulitzer Prize untuk

laporan-laporan yang mereka berikan. Greenwald telah menulis beberapa buku terlaris, termasuk, No Place to Hide .

Karya Greenwald pada cerita Snowden ditampilkan dalam film dokumenter, Citizenfour , yang memenangkan kategori Best Documentary Feature pada penganugrahan Academy Award tahun 2014. Greenwald tampil di panggung dengan sutradara Laura Poitras dan pacar Snowden, Lindsey Mills, ketika Oscar diberikan.

Sebelum pengungkapan file Snowden, Greenwald dianggap sebagai salah satu kolumnis opini yang paling berpengaruh di Amerika Serikat. Greenwald telah ditempatkan dalam daftar kolumnis top 50 dan top 25 di Amerika Serikat. Pada Juni 2012 majalah Newsweek memasukkan namanya dalam daftar salah satu dari Sepuluh Besar Opinionis Amerika. Setelah bekerja sebagai pengacara konstitusional selama sepuluh tahun, ia mulai menulis blog tentang masalah keamanan nasional sebelumnya ia menjadi kontributor Salon, yang merupakan situs berita dan opini yang berfokus pada politik di Amerika Serikat hingga tahun 2007, Greenwald kemudian pindah ke The Guardian pada tahun 2012. Saat ini ia menulis untuk dan editor yang ia dirikan pada 2013 bersama Laura Poitras dan Jeremy Scahill.5

5 “Biografi Gelnn Greenwald”, diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Glenn_Greenwald, pada 13 Agustus 2018 pukul 21.14

47

3. Ewen MacAskill

Ewen MacAskill merupakan wartawan senior.ia lahir di Glasgow, Skotlandia. Ewen lulus dengan gelar MA Honors ilmu Sejarah Modern dan Politik di Universitas Glasgow. Usianya saat ini sudah 62 Tahun.

Sebelum bergabung dengan Guardian, Ewen bekerja di berbagai publikasi: Glasgow Herald, Komisi Penyiaran Nasional Papua New Guinea, Reuters, China Daily dan the Scotsman. Dia tinggal di London.6

Selain menjadi bagian dari tim pemenang Pulitzer, Ewen MacAskill memenangkan penghargaan Polk, Scripps Howard dan Investigative Reporters and Editors untuk publikasi berita Snowden. Ewen sebelumnya memenangkan penghargaan di Inggris.

Ewen merupakan rekan lama Larry Sterne saat ia masih bekerja untuk di Washington Post pada 1986.

Ewen bekerja untuk The Guardian sejak tahun 1996 dan telah menjadi koresponden pertahanan dan keamanan Guardian sejak Januari 2018. Sebelum itu, Dia adalah kepala biro Washington, editor diplomatik dan koresponden politik utama Guardian.

6 “Biografi Ewen MacAskil”, diakses dari http://ppww.hkbu.edu.hk/eng/BIO/2014speakers/EwenMacAskill.html, pada tanggal 14 Agustus 2018 pukul 18.15

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Film ini dimulai dengan penjelasan Laura Poitras tentang dirinya yang masuk dalam daftar pengawasan pemerintah Amerika Serikat tahun 2006 setelah ia membuat film pertamanya tentang perang Irak. Film keduanya ia mengakat tentang Guantanamo1 dan sebuah terror perang dan film Citizenfour adalah film ketiga dari sebuah trilogi tentang tragedi Amerika 9/11. Laura menerima pesan enskripsi dari seseorang yang menyebut dirinya sebagai “Citizenfour”. Ia mengaku seorang pegawai pemerintah senior dibagian intelejen, isi dari pesan tersebut adalah menawarkan informasi rahasia yang ia miliki kepada Poitras. Glenm Greenwald juga mendapatkan pesan tanpa nama, namun karena mereka tak bisa menjalankan metode komunikasi yang aman, maka komunikasi mereka terhenti. Poitras tak henti-hentinya mendapat pesan enskripsi dari sumber yang tidak diketahui yang lama kelamaan menjelaskan maksud dan tujuannya menghubungi dan memberikan sedikit demi sedikit informasi tentang keamanan bertelekomunikasi yang tidak aman. Poitras merasa diawasi dan diperingati untuk meningkatkan pengamanan, lalu ia pindah ke Berlin untuk melindungi filmnya dari sitaan di perbatasan Amerika. Bukti-bukti tentang keamanan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemrintah Amerika diungkap oleh William Binney, seorang mantan Pegawai National Security Agency (NSA) yang sudah pension. Ia menjelaskan dalam Hope Confrence pada Juli 2012 bahwa awal mula pemerintah memulai aksi memata- matai semua orang tidak lama setelah tragedi 9/11 yamg terjadi pada tahun 2001. Aksi memata-matai itu terus dikembangkan sampai saat ini. Namun Keith Alexander, salah satu petinggi NSA dalam kongres tidak mengakui intansinya melakukan pengintaian pada jaringan telekomunikasi.

1 Kamp Tahanan Teluk Guantánamo atahu Penjara Guantanamo adalah kompleks penjara militer di bawah Joint Task Force Guantanamo (JTF-GTMO) dan menempati sebagian dari pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Teluk Guantanamo, Kuba sejak 2002. Penjara ini menahan tokoh yang oleh pemerintah Amerika Serikat dianggap sebagai anggota dari al-Qaeda dan Taliban.

48

49

Edward Snowden yang menyebut dirinya sebagai Citizenfour dan Poitras mulai merencanakan pertemukan untuk membagi informasi dan investigasi langsung yang dilakukan bersama Glenn Greenwald dan Ewen MacAskill di Hongkong.

Berikut tujuh scne data dan temuan yang akan penulis teliti: Scene 1 Tabel. 4.1 Scene 1

Visual & Durasi

Durasi: 18:24

Durasi: 18:33 Dialog Ketua kongres: Jadi, apa benar NSA mengumpulkan berbagai macam data dari jutaan atahu ratusan warga Negara Amerika? James Clapper: Tidak. Ketua kongres: Tidak? James Clapper: Tidak secara sengaja, ada beberapa kasus mereka secara tidak sengaja mengumpulkan. Tapi, tidak.. tidak secara sengaja.

50

Type of Shot Long Shot Long shot dikenal sebagai landscape format yang mengantarkan mata penonton kepada keluasan suatu suasana dan objek yang terbingkai dalam satu frame. Tipe shot ini biasa digunakan untuk memperlihatkan keramaian suatu tempat dan menjelaskan keadaan tempat tersebut. Middle Close Up Teknik ini digunakan untuk memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari objek yang direkam, misalnya seorang narasumber yang sedang berbicara kemudian teknik ini hanya focus kepada narasumber saja yang menampilkan profil, bahasa tubuh dan emosi narasumber yang bias terlihat dengan jelas. Scene 2 Tabel. 4.2 Scene 2

Visual & Durasi

Durasi: 24:52 Dialog Glenn Greenwald: Jadi aku ingin tahu mengenai, kenapa kau memutuskan untuk melakukan ini? Snowden: untuk ku.. kekuatan negara melawan kemampuan masyarakat yang berarti menentang kekuatan itu. Dan aku duduk disana setiap hari, dibayar untuk mendesain metode untuk memperkuat negara dan aku menyadari jika perubahan kebijakan adalah satu-satunya hal yang mengekang negara ini telah berubah dan kau tidak bisa menentang hal ini. Maksudku, kau bisa menjadi aktor yang terlibat secara teknis. Aku tidak yakin ada orang lain, tidak peduli seberapa berbakatnya dirimu yang bisa menentang semua kantor pemerintahan dan semua orang-orang cerdas.. bahkan semua orang-orang biasa diluar sana dengan semua perlengkapannya dan semua kemampuan mereka. Selama aku melihat janji pemerintah Obama mengkhianati dan berjalan makin jauh, pada kenyataannya sebenarnya memajukan. Hal-hal yang telah dijanjikan menjadi semacam

51

dibatasi dan dikekang. Dan sebenarnya makin memburuk, terutama serangan-serangan drone, yang ku pelajari di NSA, kita bisa melihat video drone dari komputer kita dan dari yang ku lihat.. benar-benar membuatlku ingin bertindak. Laura: secara langsung? Snowden: ya, secara langsung. Itu bisa diputar sebagai video dengan kualitas rendah di komputermu. Biasanya kau akan melihat drone mengawasi lawan seperti.. drone pembunuh, digunakan untuk mengebom seseorang. Tapi drone yang kau miliki hanya bisa membuntuti rumah seseorang dari jam ke jam dan kau tidak tahu siapa dia. Karene kau tidak punya urusan untuk itu. Tapi di halaman mu terdapat daftar-daftar dari berbagai drone di semua negara yang berbeda dengan kode yang berbeda-beda, dan kau hanya perlu mengklik yang mana yang ingin kau lihat. Type of Shot Close Up Teknik ini digunakan sebagai komposisi gambar yang paling populer. Close up merekam gambar penuh dengan menampilkan leher hingga ke ujung batas kepala. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan reaksi atahu emosi seseorang dari sebuah adegan. Scene 3 Tabel. 4.3 Scene 3

Visual & Durasi

Durasi: 28:20 Dialog Ewan MacAskill: Bisa kau menguraikannya? Snowden: aku tidak tahu berapa banyak program dan kapasitas teknis yang sebenarnya orang-orang bicarakan padamu, namun terdapat insfrastruktur yang ditempatkan di Amerika Serikat dan seluruh Dunia yang dibangun NSA dalam kerjasama pemerintah luar negeri tentunya.. yang menyadap, pada dasarnya setiap Komunikasi digital, setiap komunikasi radio, setiap komunikasi komunikasi analog yang memiliki sensor ditempat itu yang bisa terdeteksi.

52

Dengan kemampuan ini pada dasarnya, sebagian besar adalah manusia dan komunikasi antar komputer, komunikasi berbasis perangkat, yang menginformasikan hubungan antar manusia, secara otomatis terterlan tanpa menarget. Dan itu memungkinkan seseorang untuk mencari komunikasi kalian yang berbasis pada informasi diri. Jadi contohnya, aku ingin melihat isi dari emailmu, panggilan telfon istrimu atahu semacamnya yang harus ku lakukan adalah sesuatu yang dinamankan “selector”, semacam komunikasi merantai secara unik untuk mengidentifikasi dirimu. Aku berbicara tentang sesuatu seperti alamat email, alamat IP, nomer telefon, kartu kredit, bahkan kata sandi yang menurutmu rumit yang tidak digunakan orang lain. Aku dapat memasukannya kedalam sistem dan itu tidak Cuma melalui basis data dan menjadi sesuatu yang pernahku lihat sebelumnya. Type of Shot Three Shot Three shot merupakan tipe shot yang menampilkan tiga orang dalam satu frame kamera, tipe shot ini digunakan untuk membangun hubungan antar subjek satu sama lainnya, masing-masing subjek dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam gerakan atahu tindakan dalam pengambilan gambar. Scene 4 Tabel. 4.4 Scene 4

Visual & Durasi

Durasi: 1:08:50 Dialog (Tidak ada dialog) Long Shot Type of Shot Long shot dikenal sebagai landscape format yang mengantarkan mata penonton kepada keluasan suatu suasana dan objek yang terbingkai dalam satu frame. Tipe shot digunakan untuk memperlihatkan keramaian suatu tempat dan menjelaskan keadaan suatu tempat.

53

Scene 5 Tabel. 4.5 Scene 5

Visual & Durasi

Durasi: 1:20:01 Dialog/Tulisan Snowden mengajukan status mengungsi kepada PBB dan melanjutkannya melalui bawah tanah. Aku (Laura Poitras) tinggal di Hong Kong, berharap melanjutkan film tapi aku menyadari aku telah dibuntuti. Enam hari kemudian, aku kembali ke Berlin. Type of Shot Caption Tulisan grafis berupa penjelasan. Scene 6 Tabel. 4.6 Scene 6

Visual & Durasi

Durasi: 1:33:10 Dialog/Tulisan Snowden: Jadi aku punya berita yang mungkin tidak membuatmu kaget Laura: oke, aku disini Snowden: FBI telah mengotorisasi untuk bekerja dengan CIA dan beberapa rekan asing termasuk Inggris untuk bekerja sama mengetahui langkahku dan lokasi orang-orang

54

yang berhubungan denganku di seluruh dunia. Laura: darimana itu berasal? Snowden: Semua yang kukatakan berdasarkan sumber yang terpercaya. Mereka telah ditugaskan untuk memakai "semua cara yang tepat" termasuk tekanan pemerintah "dimana itu tepat" - untuk membujuk media menolak publikasi. Type of Shot Caption Tulisan grafis berupa penjelasan. Scene 7 Tabel. 4.7 Scene 7

Visual & Durasi

Durasi: 1:33:10 Dialog/Tulisan Jay Carney: Tn. Snowden telah didakwa dengan kejahatan yang serius dan harus dikembalikan ke Amerika Serikat,dimana dia akan diberikan proses hukum penuh dan setiap hak tersedia untuknya sebagai waga negara Amerika, menghadapi sistem peradilan kita dibawah konstitusi. Type of Shot Middle Close Up Teknik ini digunakan untuk memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari objek yang direkam, misalnya seorang narasumber yang sedang berbicara kemudian teknik ini hanya focus kepada narasumber saja yang menampilkan profil, bahasa tubuh dan emosi narasumber yang bias terlihat dengan jelas.

55

Scene 8 Tabel. 4.8 Scene 8 Visual & Durasi

Durasi: 1:48:14

Durasi: 1:48:38

Durasi: 1:48:51

56

Dialog Glenm: Ini... bagian ini menakjubkan. Itu... Snowden: Itu benar-benar konyol. Glenn: itu... itu... Itu benar-benar mengejutkan. Snowden: Itu... tidak, aku tahu. Glenn: Itu adalah seluruh populasi sebuah negara.

Snowden: Aku tahu.

((Ada 1,2 Juta orang dari tingkat yang bervariasi dalam daftar pengawasan mereka))

Type of Shot Two Shot Three shot merupakan tipe shot yang menampilkan dua orang dalam satu frame kamera, tipe shot ini digunakan untuk membangun hubungan antar subjek satu sama lainnya, masing-masing subjek dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam gerakan atahu tindakan dalam pengambilan gambar. Extreme Close Up Kekuatan teknik ini terletak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya focus pada satu objek. Misalnya teknik ini digunakan untuk mengambil gambar kertas yang berisi tulisan saja.

BAB V PEMBAHASAN

A. Denotasi dan Konotasi dalam Film Citizenfour Film Ctizenfour berdurasi 113, film Citizenfour adalah film ketiga dari sebuah trilogi tentang tragedi Amerika 9/11. Sesuai dengan rumusan masalah pertama, peneliti akan mengidentifikasi tujuh scene yang dianalisis sesuai dengan model semiotik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu semiotik Roland Barthes, sebagai berikut: Scene 1 Denotasi

Dua scene ini diambil saat Kongres yang diadakan di United State Senate membahas tentang tuduhan yang dilayangkan kepada pemerintah Amerika Serikat tentang pengumpulan data elektronik masyarakatnya dengan cara illegal.

Dialog antara Kongres dengan James Clapper secara jelas mengatakan bahwa NSA mengumpukan data dari jutaan atahu ratusan warga Negara Amerika meskipun dia mengatakan hal tersebut merupakan ketidak sengajaan.

Konotasi

Pada scene ini tampak dari ekspresi dan cara menjawab yang dilakuakan Clapper tidak merasa nyaman dengan pertanyaan yang diberikan. Tampak ia dalam keadaan yang gugup dan tertekan. Jawaban yang diberikan Clapper pada awalnya hanya mengatakan “tidak”. Setelah ditekankan kembali oleh ketua kongres barulah Clapper menjawab dengan ekspresi yang masih terlihat sama, ia pun membenarkan tindakan yang dilakukan institusinya,namun dengan alasan “ketidak sengajaan”

Walaupun dari pengakuan Clapper pengumpulan data yang dilakukan merupakan ketidak sengajaan, namun hal tersebut telah melanggar hak privasi dalam lingkung transaksi elektronik.

57

58

Scene 2 Denotasi

Pada scene diatas diambil saat pertama kali Laura Poitras dan Glenn Greenwald bertemu dengan Snowden di Hotel Mira Hongkong, setelah

serangkaian pesan enskripsi yang diterima oleh Laura, enam bulan belakangan. Snowden memilih melakukan pertemuan di Hongkong untuk menghindari pengawasan yang mungkin terjadi. Snowden tidak lagi masuk kerja dengan alasan sakit dan pergi ke Hongkong untuk melakukan pertemuan ini.

Scene di atas memperlihatkan Snowden sedang menjelaskan kepada Laura Poitras dan Glenn Greenwald alasannya melakukan pembongkaran rahasia besar pemerintah Amerika, terutama rahasia yang dilakukan NSA yang merupakan tempatnya bekerja. Ia merasa apa yang dilakukannya selama ini tidak benar dan menyimpang, bahkan ia tidak tahu tujuan pengintaian yang dilakukan dan tidak bisa membantah apapun perintah yang harus dilakukannya.

Snowden juga mengatakan “selama aku melihat janji pemerintah Obama mengkhianati dan berjalan makin jauh, pada kenyataannya sebenarnya memajukan. Hal-hal yang telah dijanjikan menjadi semacam dibatasi dan dikekang. Dan sebenarnya makin memburuk, terutama serangan-serangan drone, yang ku pelajari di NSA, kita bisa melihat video drone dari komputer kita dan dari yang ku lihat.. benar-benar membuatlku ingin bertindak”.

Hal tersebutlah yang mendorong Snowden ingin mengungkap tindak kejahatan pemerintah Amerika Serikat itu. Snowden tak ingin tinggal diam melihat apa yang dilakukan oleh lembaga tempat ia bekerja. pengawasan drone tersebut tidak hanya mencakup Amerika saja, namun tersebar di bergabai negara dan dengan komputer di meja kerjanya, ia bisa melihat berbagai video dari drone pengintai tersebut.

59

Konotasi

Amerika telah membatasi ruang gerak warganya dengan program mata- mata yang mereka buat demi kepentingan negara, namun melanggar hak kemanusiaan.

Amerika Serikat merupakan negara terkuat yang memegang kontrol di dunia. Walaupun Amerika mengaku negara demokratis yang bebas, namun pada kenayataannya Amerika melakukan pengumpulan data telekomunikasi dan aksi memata-matai warganya.

Pengungkapan yang dilakukan Snowden merupakan aksi atas kekecewaannya terhadap pemerintah Amerika dan lembaga tempatnya bekerja. Aksi mata-mata yang dilakukan NSA merupakan tindakan yang menyalahi norma sosial dan melanggar hak kebebasan yang telah di muat dalam Universal Declaration Of Human Rights pasal 3 yang berbunyi “Everyone has the right to life, liberty and the security of person”.

Serangan mata-mata drone ini menjadi salah satu cara Amerika mengawasi warganya dan orang-orang yang dicurigai berbahaya bagi mereka Tindakan yang ini merusak hak kebebasan data pribadi warga Amerika. Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran hak privasi terhadap seseorang, organisasi dan negara. Hal ini membuat kepercayaan kepada pemerintah Amerika memudar. Scene 3 Denotasi

Pada scene diatas Ewan MacAskill yang merupakan wartawan investigasi Koran The Guardian di datangkan oleh Glenn Greenwald untuk membantu menginvestigasi lebih dalam. Pernyataan yang diberikan oleh Snowden kali ini lebih medalam terkait sejauh mana tidakan yang dilakukan oleh NSA.

Terlihat Snowden sedang di wawancara oleh Ewen MacAskill dan tampak di sana Glenn yang sedang merangkai tulisan pertamanya untuk di terbitkan ke media.

60

Penjelasan yang diungkap oleh Snowden kali ini tentang pembangunan besar-besaran infrastuktur penyadapan yang tersebar di wilayah Amerika hingga negara-negara lain yang dilakukan mengatasnamakan kerjasama luar negeri.

Snowden menjelaskan “..pada dasarnya setiap Komunikasi digital,

setiap komunikasi radio, setiap komunikasi komunikasi analog yang memiliki sensor ditempat itu yang bisa terdeteksi. Dengan kemampuan ini pada dasarnya, sebagian besar adalah manusia dan komunikasi antar komputer, komunikasi berbasis perangakat, yang menginformasikan hubungan antar manusia, secara otomatis terterlan tanpa menarget.

Konotasi

Pengumpulan data secara acak yang dilakukan sudah sangat melanggar hak privasi dalam dunia virtual. Dengan satu alat yang dimiliki NSA itu dapat mengumpulkan berbagai macam data secara acak dan tidak menarget. Dengan begitu taka da lagi kebebasan dalam dunia virtual.

Informasi diri dengan mudah diakses oleh NSA. Dari pernyataan yang diberikan Snowden tak dapat dipungkiri lagi tindakan penyadapan yang dilakukan sangat menyimpang dan melanggar hak data pribadi.

Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran hak privasi seseorang, organisasi dan negara. Menurut Black’s Law Dictionary, merumuskan privacy rights sebagai beberapa hak menyangkut kebebasan dan kemerdekaan manusia yang patut dilindungi, termasuk terhadap gangguan atahu intervensi pemerintah dalam hal yang bersifat pribadi, baik urusan keluarga maupun cara membina hubungannya dengan pihak lain.1

Di Indonesia hal ini diatur dalam pasal 26 ayat 1 UU ITE yang berbunyi Penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan.

1 Sinta Dewi, Cyber Law: Perlindungan Privasi Atas Informasi Pribadi Dalam E- Commerce Menurut Hukum Internasional, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2006) h. 14 dikutip dari Black Henry Campbell, Black’s Law Dictionary, Fifth Edition, USA, 1979, hlm. 1075.

61

Meluasnya pembangunan infratruktur di berbagai negara yang dibangun oleh pemerintah Amerika membuktikan, proyek mata-mata ini sudah meluas dan memperkuat kinerja dengan kerjasama luar negeri. Hal ini makin menjelaskan realitas virtual makin jauh dari keamanan bersosial.

Scene 4 Denotasi

Untuk pertama kalinya Snowden tampil di hadapan umum melalui video wawancara eksklusif yang telah dipublikasikan pertama kali di situs berita The Guardian. Video tersebut langsung menyebar luas secara cepat, hingga tayang di berbagai stasiun televisi dan LED billboard di pusat kota.

Konotasi

Snowden melawan negaranya sendiri dengan mengakui bahwa ialah orang dibalik bocornya informasi rahasia NSA dan tindakan pemerintah Amerika Serikat yang telah mengumpulkan data pribadi masyarakat Amerika, bahkan data pribadi dari negara lain.

Keberanian Snowden untuk mengakui tindakan yang dilakukannya menuai apreisasi. Ia sudah tahu dampak yang akan ditimbulkan dan siap menerima konsekuensinya dari tindakannya. Pengungakapan yang dilakukannya merupakan tindakan yang benar untuk kebaikan bersama, sehingga hak privasi pribadi dapay ditegakkan kembali. Scene 5 Denotasi

Scene ini menggunakan latar belakang hitam dan diisi tulisan yang menjelaskan keadaan yang dihadapi oleh Snowden setelah muncul ke publik. Snowden mengajukan status pengungsi kepada PBB dan untuk sementara tinggal di tempat lain. Laura berharap dapat melanjutkan pembuatan filmnya, nmaun ia sadar telah dibuntuti, ia pun kembali ke berlin untuk mengamankan filmnya.

62

Konotasi

Snowden membutuhkan perlindungan dari tekanan yang diberikan oleh pemerintah Amerika serikat. Hak Snowden untuk merasa aman memang menjadi suatu kewajiban.

Akibat dari Snowden tampil ke publik menimbulkan banyak kehebohan. Snowden menjadi orang paling dicari oleh pemerintah Amerika, sehingga ia mengajukan status sebagai pengungsi. Penggunaan kata bawah tanah untuk mengisyaratkan tempat snoden tinggal bermakna bawah tanah itu gelap atahu tempat rahasia (tentang gerakan dan sebagainya)2.

Selama menunggu pengajuannya Snowden disetujui oleh PBB tinggal di distrik tempat para pengungsi asing yang tidak dapat kembali ke negara asalnya.

Laura poitras melindungi filmnya dari orang-orang yang ingin mencuri dan merusaknya. Ia merasa ada yang mengikuti dan mengawasi gerak geriknya selama ia masih tinggal di Hongkong. Scene 6 Denotasi

Scene diatas merupakan percakapan Snowden dan Laura melalui email. Snowden mendapat informasi dari sumber yang dapat dipercaya, ia pun langsung mengabari Laura dan memberitahukan infromasi tersebut.

Snowden menghubungi Laura untuk memberitahu bahwa Federal Bureau of Investigation (FBI) dan CIA mencari tahu langkah yang akan dilakukan Snowden dan mencari lokasi semua orang yang berhubungan dengannya dari seluruh dunia. Tindakan tersebut adalah perintah dari Pemerintah Amerika Serikat untuk membujuk media menolak publikasi berita medatang.

2 Arti kata bawah tanah, diakses dari https://kbbi.kata.web.id/bawah-tanah/, pada tanggal 8 November 2018 Pukul 08.28 WIB.

63

Konotasi

FBI telah melanggar hak Snowden sebagai warga Negara Amerika untuk bebas. Amerika memutuskan ruang gerak snowden untuk berhubungan dengan orang lain. Dengan begitu berita tentang tindakan Amerika tidak makin bocor ke

masyarakat.

Tindakan Amerika mengawasi dan melacak lokasi orang-orang yang berhubungan dengan snowden merupakan cara agar tidak ada lagi berita mengenai aksi mata-mata yang mereka lakukan.

Perintah yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada FBI adalah untuk menutup rapat pemberitaan yang menyangkut dengan pengungkapan aksi mata-mata yang dilakukannya. Pemerintah Amerika menggunakan berbagai cara demi membuat media diam dan berhenti mempublikasi berita tentang mereka.

FBI dan CIA mengancam Pemerintah Inggris untuk memaksa Koran The Guardian London yang memiliki data asli dari program-program NSA yang didapat oleh Ewen MacAskill dari Snowden saat di Hongkong untuk dihancurkan

Email yang digunakan oleh Snowden dan Laura bernama Lavabit. Lavabit adalah layanan surat web terenkripsi yang dibuat pada tahun 2004 yang dioperasikan oleh Ladar Levison.. Layanan ini dihentikan pada Agustus 2013 setelah pemerintah Amerika Serikat memaksa Lavabit menyerahkan kunci pribadi Secure Sockets Layer-nya (SSL) untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan Snowden. Scene 7 Denotasi

Jay Carney merupakan Juru Bicara White House pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama. Ia memberi tanggapan tentang pengungkapan yang dilakukan oleh Snowden. Pemerintah Amerika melalui dirinya menyampaikan

64

bahwa Snowden telah dijatuhi hukuman atas tindakan yang dilakukankannya. Snwoden diminta kembali ke Amerika untuk menjalani proses hukum.

Konotasi

Pemerintah Amerika mengancam snowden dengan langsung menjatuhi hukuman kepada snowden. Dengan kata lain amerika ingin membuat snowden takut dan kembali tunduk kepada negara asalnya. Namun dengan pernyataan seperti di atas bukan menjadikan Snowden akan kembali ke Amerika.

Pemerintah Amerika merasa pengungkapan yang dilakukan Snowden mencoreng Amerika pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama. Amerika merasa dengan membuat pernyataan dengan meminta Snowden kembali ke Amerika dan menjaani hukumannya akan membuat itu terjadi. Nyatanya, Snowden mendapat suaka dari pemerintah Rusia untuk tinggal selama satu tahun. Scene 8 Denotasi

Glenn dan Laura bertemu kembali dengan Snowden di Moskow setelah suaka politik dari pemerintah Rusia kepada Snowden. Pemerintah Rusia memberikan satu tahun izin tinggal kepada Snowden.

Scene pertama, Glenn menulis informasi dan fakta yang ia dapat di atas kertas untuk dibaca oleh Snowden. Pada scene kedua menampilkan ekspresi Snowden setalh membaca kertas yang berikan Glenn. Scene ketiga menampilkan isi kertas dari tulisan Glenn tentang “Ada 1,2 Juta orang dari tingkat yang bervariasi dalam daftar pengawasan mereka”. Snowden menganggap aksi yang dilakukan Pemerintah Amerika makin konyol.

Konotasi

Komunikasi yang dilakukan Glenn dan Snowden memperlihatkan tidak ada lagi ruang kebebasan untuk berdiskusi dan bertukar informasi. Percakapan melalui secarik kertas merupakan cara Gleen dan Snowden menghindari ada

65

penyadap suara yang ada di sekitar mereka, sehingga informasi yang mereka miliki dapat terjaga dan tidak bocor.

Ekspresi yang ditunjukan snowden saat mengetahui fakta Amerika Serikat makin berani dan memperluas pengumpulan data. 1,2 juta orang yang diawasi

dari berbagai tingkat bukan tindakan yang baru didengar. Dia tahu sebelumnya selama ia masih bekerja di NSA.

Meluasnya tindakan pengawasan yang dilakukan Amerika sudah tidak masuk akal. Realitas yang terjadi pada akun publik tersebut memperburuk nilai privasi dan hak kebebasan manusia yang sudah tidak bernilai lagi.

B. Mitos Dalam Film Citizenfour

Meningkatnya pemanfaatan teknologi internet melahirkan tantangan baru dalam perlindungan atas privasi dan data pribadi, terutama dengan semakin meningkatnya praktik pengumpulan, pemanfaatan dan penyebaran data pribadi seseorang. Ketertinggalan regulasi menjadi salah satu pemicu lemahnya mekanisme proteksi terhadap privasi dan data pribadi.

Amerika Serikat merupakan salah satu Negara demokratis dan memiliki kebebasan ternyata berusaha untuk memata-matai aktivitas penduduknya sendiri.. Tindakan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat tersebut mencoreng hak kebebasan data warga Amerika.

Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran hak privasi seseorang, organisasi dan negara. Data yang dipercayakan oleh pengguna pada platform jejaring sosial dengan mudahnya dapat dikumpulkan.

Efek mengerikan pada suatu negara yang tidak memilki hak privasi. Kemerdekaan dan kebebasan merupakan sebuah privasi, namun pada kenyataannya privasi itu telah mati. Ketika seseorang kehilangan privasi, ia kehilangan lembaga dan kehilangan kemerdekaan itu sendiri. Sekarang tidak ada lagi kebebasan untuk mengekspresikan sebuah pemikiran.

66

Menurut Black’s Law Dictionary, merumuskan privacy rights sebagai beberapa hak menyangkut kebebasan dan kemerdekaan manusia yang patut dilindungi, termasuk terhadap gangguan atahu intervensi pemerintah dalam hal yang bersifat pribadi, baik urusan keluarga maupun cara membina hubungannya dengan pihak lain.

Hal ini melanggar hak kekayaan intelektual banyak orang. program penyadapan yang telah meluas hingga negara-negara lain yang dilakukan oleh Amerika dengan kerjasama luar negeri.

Snowden mengundang Glenn Greenwald, Laura Poitras dan Ewen MacAskill untuk membagikan ceritanya melalui media. Ia percaya efek publikasi oleh media dapat cepat tersebar luas, sehingga warga dunia tahu aksi mata-mata ini.

NSA menyerang secara aktif penduduk Eropa, penduduk Amerika, dan pada kenyataannya, siapapun yang mereka mau jika ada keuntungan untuk mereka. Walaupun sudah dibantah oleh Presiden Barack Obama bahwa tindakan yang dilakukannya itu merupakan program untuk mengintai aktivitas teroris tetapi tetap saja penduduk Amerika Serikat merasa kecewa karena telah diperlakukan tidak semestinya oleh pemerintah mereka sendiri.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan oleh penulis pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Tanda-tanda yang tergambar melalui karakter, dialog dan gerak isyarat yang menggambarkan akun publik dalam realitas virtual a) Denotasi Makna denotasi dalam film ini ialah tindakan mata-mata pemerintah Amerika Serikat benar-benar terjadi. Akun publik yang berisi kumpulan data pribadi masyarakat di kumpulkan secara acak tanpa tujuan yang jelas. Tindakan yang dilakukan dalam realitas virtual ini menjelaskan sudah tidak ada lagi perlindungan data untuk para pengguna yang melanggar hak kebebasan manusia berkomunikasi. Aksi heroik Snowden mengungkap hal ini didasari rasa tidak nyaman karena merasa tindaknya menyalahi aturan dan demi kebaikan bersama. b) Konotasi Makna konotasi dalam film ini adalah pemerintah Amerika Serikat melanggar hak privasi dan kebebasan manusia dalam realitas dunia virtual yang sehurnya menjadi tempat bebas berdiskusi dan bertukar pikiran. Akun publik yang seharusnya aman ternyata diolah oleh NSA demi keuntungan mereka. Akun publik dalam realitas virtual yang dijelaskan dalam film ini telah melampaui batasan yang ada.

Dari dua makna diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa akun publik dalam realitas virtual dalam film ini tidak aman. Tergambar dari berbagai aksi dan program yang pemerintah Amerika lakukan demi kepentingan negara tanpa memikirkan akibat dari tindakannya tersebut.

2. Berdasarkan rumusan masalah kedua, penulis menyimpulkan bahwa mitos dari keseluruhan film ini adalah tindakan pemerintah Amerika Serikat telah melanggar hak kekayaan intelktual manusia untuk bebas bersosialisasi dan

67

68

berdiskusi dalam akun publik. Amerika membatasi ruang gerak masyarakat dunia karena diawasi mereka. Amerika mencederai sistem negara demokratis yang mereka anut, yang seharusnya bebas.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi dari penelitian ini bahwa Akun publik tidak aman. Amerika Serikat telah mencoreng hak privasi yang ada dalam realitas virtual. Bagi setiap orang yang sudah terjun dan menyimpan data dalam dunia vitual sebaiknya untuk berhati-hati dalam membagikan informasi dan gagasan dalam ruang virtual maya. Saring terlebih dahulu suatu informasi atau data yang akan disimpan dalam ruang publik virtual.

C. Saran

Saran yang ingin penulis berikan setelah menganalisis film dokumeter Citizenfor, ialah: 1. Penulis menyayangkan program mata-mata yang dilakukan Amerika Serikat, namun ada beberapa cerita yang tidak ada rekaman gambar dan hanya diisi oleh tulisan saja. Mungkin apabila frame tulisan diisi dengan kejadian yang ada, maknanya bisa lebih terasa 2. Pengambilan gambar di beberapa adegan terlihat tidak perlu, namun tetap masuk menjadi footage dibeberapa adegan. 3. Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam penelitiannya. Diharapkan untuk penelitian selajutnya memerlukan kajian lebih lanjut tentang akun publik dalam realitas virtual pada film documenter ataupun film fiksi agar mendpatkan penelitian yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER DARI BUKU: Ariyus, Dony. Keamanan Multimedia. Yogyakarta: CV Andi Offset. 2009. Baskin, Askurifai. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis. 2003.

Budiman, Hikmat. Lubang Hitam Kebudayaan. Yogyakarta: Kanius. 2002 Danesi, Marcel. Pengantar Memahami: Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra. 2010. ------. Pesan.Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar mengenali Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra. 2010. Dewi, Sinta. Cyber Law: Perlindungan Privasi Atas Informasi Pribadi Dalam E- Commerce Menurut Hukum Internasional. Bandung: Widya Padjadjaran, 2006. F. Susanto, Anthony. Semiotika Hukukm (Dari Deskontruksi Menuju Progresivitas Makna). Bandung: Refika Aditama. 2005. Glee, Harrah,dkk. Mastering The Internet. California: Sybex. 1995. H. Hoed, Benny. Semiotik &Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu, 2014. Hadi, Astar. Matinya Dunia Maya: Kritik Humanis Mark Slouka Terhadap Jagat Maya. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta. 2005. Halim, A. Ridwan. Sikap Tindak Dihadapan Hukum Negara Dan Hukum Karma (Suatu Tinjauan Filsafat Hukum). Jakarta: Pradnya Paramita. 1987. J. Maleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. M. Ramli, Ahmad. Cyber Law & HAKI – Dalam Sistem Hukum Indonesia. Bandung: PT. Rafika Aditama. 2006. Maskun. Kejahatan Siber Cyber Crime: Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana, 2003. Masri, Andy. Strategi Visual. Yogyakarta. Jalasutra. 2010. McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Diterjemahkan oleh Putri Iva Izzati. Jakarta: Salemba Humanika. 2012. Muzakki, Akhmad. Konstribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama. Malang. UIN Malang Press, 2007.

Naratama. Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Kamera. Jakarta: PT. Grasindo, 2004. Nefo, Susaningtyas. Komunikasi dan Kinerja Intelejen Keamanan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Raharjo, Agus. Cyber Crime: Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahtan Berteknologi. Bandung: Citra Aditya. 2002. Sabana, Setiawan. Setiawan, Hawe. Legenda Kertas: Menelusuri Jalan Sebuah Peradaban. Bandung: Kiblat. 2005. Sigid Suseno. Yurisdiksi Tindak Pidana Siber. Bandung: Refika Aditama, 2012 Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosada Karya, 2006. ------. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010. Syafi‟I Antonio, Muhammad. Muhammad SAW Super Leader Super Manager. Jakarta: Pro LM. 2007. Vihma, Susann. Vakena, Seppo. Semiotika Visual dan Semantika Produk, (Yogyakarta: Jalasutra: 2009)

SUMBER DARI JURNAL: Adrian Adzana. 2016. “Kepentingan Rusia Memberikan Suaka Politik Kepada Edward Snowden”. Skripsi. Tidak di terbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta Ricky Wirianto serta Lasmery Girsang. 2016. “Representasi Rasisme Pada Film 12 Years A Slave”. Jakarta: Jurnal Semiotika. Vol. 10, No. 1. Rosmalinda Elisna. 2014. Aspek Hukum Perlindungan Data Pribadi di Dunia Maya”. Surabaya: Jurnal GEMA AKTUALITA. Vol. 3, No. 2. Sinta Dewi. 2015. “Privasi Atas Data Pribadi: Perlindungan Hukum dan Bentuk Pengaturan di Indonesia” . Jurnal De Jure. Vol. 15 Nomer 2. ------. 2016. “Konsep Perlindungan Hukum Atas Privasi dan Data Pribadi Dikaitkan Dengan Penggunaan Cloud Computing di Indonesia”. Jurnal Yustisia Edisi 94.

Tonil. 2000. Jurnal Kajian Sastra. Teater dan Sinema Vol.1 No. 1.

SUMBER DARI WEBSITE: “Arti kata bawah tanah”,

https://kbbi.kata.web.id/bawah-tanah/, Diakses pada tanggal 8 November 2018 Pukul 08.28 WIB. “Arti kata realitas”, https://kbbi.web.id/realitas , Diakses pada tanggal 8 November 2018 Pukul 08.28 WIB “Biografi Edward Snowden”, https://www.plimbi.com/article/147922/edward-snowden, Pada 13 Agustus 2018 pukul 20.00 “Biografi Ewen MacAskil” http://ppww.hkbu.edu.hk/eng/BIO/2014speakers/EwenMacAskill.html, Diakses pada tanggal 14 Agustus 2018 pukul 18.15 “Biografi Gelnn Greenwald”, https://en.wikipedia.org/wiki/Glenn_Greenwald, Diakses pada 13 Agustus 2018 pukul 21.14 “Biografi Laura Poitras”, https://en.wikipedia.org/wiki/Laura_Poitras, pada tanggal 13 Agustus 2018 pukul 19.42 “Citizenfour Sinopsis” https://filmbor.com/citizenfour/synopsis/, Diakses pada tanggal 13 Agustus 2018 pukul. 19.42 “Citizenfour (Penghargaan)”, http://www.imdb.com/title/tt4044364/awards?ref_=tt_awd, pada tanggal 13 Maret 2018 pukul. 22.22 “Mitos dan bahasa media, mengenal semiotika roland barthes” , https://abunavis.wordpress.com/2007/12/31/mitos-dan-bahasa-media- mengenal-semiotika-roland-barthes/, Diakses pada tanggal 27 Agustus 2018, pukul 18.53. “Undang-undang ITE terbaru”,

https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tah un%202016.pdf, Diakses pada tanggal 27 Agustus 2018.

LAMPIRAN

Cover Film CITIZENFOUR

Surat Bimbingan Skripsi