LAPORAN MAGANG DI PT. SIDO MUNCUL BERGAS, (SISTEM SANITASI LINGKUNGAN)

Tugas Ini Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: Gandes Ayu Sekarini H 3106049

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

27 28

LAPORAN MAGANG DI PT. SIDO MUNCUL BERGAS, SEMARANG (SISTEM SANITASI LINGKUNGAN)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh Gandes Ayu Sekarini H 3106049

Telah dipertahankan dihadapan penguji Pada tanggal: 1 Juli 2009 Dan dinyatakan memenuhi syarat

Menyetujui,

Pembimbing / Penguji I Pembimbing / Penguji II

Ir. Windi Atmaka, MP Gusti Fauza, ST, MT NIP. 131 794 719 NIP. 132 327 438

Mengetahui,

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 131 124 609 29

MOTTO

Optimisme itu sama halnya dengan pesimisme, dapat menular. Ada juga

optimisme yang timbul karena pesimisme yang amat sangat. Kamu tak

dapat mengejar seseorang sesuatu, melainkan kamu hanya dapat

membantu kepadanya untuk mencari dalam dirinya sendiri. (Majalah Warnasari, 1993)

Orang biasa hanya percaya pada hal yang mungkin. Orang luar biasa

mampu menggambarkan dengan jelas banyak hal yang tidak mungkin,

kemudian mengubahnya menjadi mungkin. (Majalah Intisari, 2003)

30

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur alhamdullilah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Laporan Magang yang berjudul (Sistem Sanitasi Lingkungan) di PT. SidoMuncul Bergas, Semarang ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan gelar Ahli Madya. Di dalam penulisan Laporan Magang ini ternyata tidak dapat terlepas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin magang. 2. Ir. Heru Irianto, MM selaku Koordinator Program D III Fakultas Pertanian yang telah memberikan ijin melaksanakan magang. 3. Ir. Bambang Sigit A, MSi selaku Koordinator Magang, Ketua Prodi D III Teknologi Hasil Pertanian yang telah membantu dalam memberikan ijin pelaksanaan magang. 4. Ir. Windi Atmaka MP, selaku dosen pembimbing sekaligus dosen penguji I yang telah berkenan membimbing penulis dalam menyusun laporan ini. 5. Gusti Fauza ,ST, MT selaku dosen penguji II. 6. Dosen dan Staf D III Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret yang telah memberi petunjuk dan pengarahan dalam menyusun laporan ini hingga selesai. 7. Bapak Irwan Hidayat, selaku Dewan Komisaris PT. SidoMuncul beserta direksi PT. Sido Muncul. 8. Ir. Dian Risdianto, MT, IPP selaku Manajer Departemen Lingkungan dan Proses di PT. SidoMuncul sekaligus pembimbing lapangan yang telah memberikan kontribusi, inspirasi serta ilmunya terhadap penulis. 9. Musonef ST, selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan kontribusi, inspirasi serta ilmunya terhadap penulis 31

10. Bapak Aryo Pramono, Ibu Listina, Ibu Puji, Bapak Budi, Bapak Sutarno, Bapak Tri Nugroho yang telah banyak membantu penulis sepanjang perjalanan praktek lapang, juga kepada segenap karyawan PT. Sido Muncul. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan Laporan Magang ini. Namun demikian, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Magang ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang mengarah ketingkat yang lebih baik. Sebagai akhir kata, mudah-mudahan Laporan Magang ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2009

Penulis 32

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL...... i HALAMAN PENGESAHAN...... ii HALAMAN MOTTO...... iii KATA PENGANTAR...... iv DAFTAR ISI...... vi DAFTAR TABEL...... ix DAFTAR GAMBAR...... x BAB I. PENDAHULUAN...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Tujuan Kegiatan Praktek Magang ...... 4 C. Manfaat Kegiatan Praktek Magang ...... 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...... 5 A. Obat Tradisional ...... 5 B. Bahan Baku ...... 6 C. Limbah ...... 9 D. Minyak Atsiri ...... 21 BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ...... 25 A. Tempat dan Waktu Praktek Magang ...... 25 B. Waktu Pelaksanaan ...... 25 C. Metode Pelaksanaan ...... 25 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 27 A. Keadaan Umum Perusahaan ...... 27 a. Lokasi Pabrik ...... 27 b. Sejarah Singkat Berdisinya Pabrik ...... 27 c. Jenis Usaha yang Dijalankan ...... 29 d. Arti dan Logo PT.SidoMuncul ...... 30 e. Visi dan Misi Perusahaan...... 30

33

B. Manajemen Perusahaan ...... 30 1. Struktur Organisasi ...... 30 2. Ketenagakerjaan ...... 43 a. Perekrutan Karyawan ...... 43 b. Sistem Pengajian ...... 43 c. Sistem Pengembangan Tenaga Kerja ...... 44 d. Jam Kerja ...... 48 e. Fasilitas Perusahaan...... 49 C. Peralatan yang Digunakan ...... 50 1. Spesifikasi Peralatan yang Digunakan...... 50 2. Mekanisme Kerjanya Mesin ...... 53 D. Penyediaan Bahan Baku...... 60 1. Bahan Baku yang Dipergunakan...... 60 2. Cara / Sistem Pengadaan Bahan Baku ...... 64 E. Proses Pengolahan ...... 65 1. Tahap dan Proses yang Dikerjakan ...... 65 a. Proses Pembuatan ...... 65 b. Proses Pembuatan Minyak Atsiri ...... 67 2. Diagram Alir Proses ...... 70 3. Produk PT.SidoMuncul...... 71 F. Pengendalian Mutu...... 79 G. Pengepakan ...... 82 1. Bahan Pengemas ...... 82 2. Cara Pengemasan ...... 83 3. Cara Penyimpanan ...... 83 H. Pemasaran ...... 84 1. Cara Pemasaran...... 84 2. Cara Distribusi Produk ...... 85 3. Lokasi Pemasaran...... 85

34

I. Sistem Sanitasi Industri ...... 85 1. Sanitasi Bangunan, Peralatan dan Tenaga Kerja ...... 86 2. Sanitasi Selama Proses Produksi ...... 91 3. Sanitasi Lingkungan Disekitar Industri ...... 92 4. Penanganan Limbah Industri ...... 93 5. Unit Penanganan Limbah Industri...... 93 BAB V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN...... 113 A. Pembahasan ...... 113 B. Kesimpulan...... 121 C. Saran ...... 122 DAFTAR PUSTAKA ...... 123 LAMPIRAN

35

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Spesifikasi Persyaratan Umum Jahe ...... 9 Tabel 1.2 Spesifikasi Persyaratan Khusus Jahe ...... 9 Tabel 1.3 Persyaratan Baku Mutu Air Limbah ...... 16 Tabel 2.1 Kadar Minyak Atsiri ...... 64 Tabel 2.2 Jenis Limbah dan Rencana Pengembangannya ...... 86 Tabel 2.3 Syarat Teknis Minimal Pupuk Organik ...... 101

36

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Penyulingan Dengan Air ...... 23 Gambar 1.2 Penyulingan Dengan Air dan Uap...... 24 Gambar 2.1 Kehati Award...... 29 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.SidoMuncul...... 33 Gambar 2.3 Mesin Penyangrai...... 53 Gambar 2.4 Mesin Penggiling (Disc Mill) ...... 54 Gambar 2.5 Mesin Penghalus Vacum (Penggiling Raymond) ...... 55 Gambar 2.6 Mesin Pengayak ...... 55 Gambar 2.7 Mesin Pencampur (Mixer) ...... 56 Gambar 2.8 Mesin Pengering (Cabinet Dryer) ...... 57 Gambar 2.9 Mesin Pengisi Serbuk ...... 57 Gambar 2.10 Mesin Pengelas ...... 58 Gambar 2.11 Incenerator ...... 59 Gambar 2.12 Diagram Proses Pembuatan Jamu ...... 70 Gambar 2.13 Diagram Proses Destilasi Minyak Atsiri ...... 71 Gambar 2.14 Diagram Proses Sanitasi Limbah Cair ...... 99 Gambar 2.15 Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik ...... 102 Gambar 2.15 Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik di PT.SidoMuncul...... 106 Gambar 2.16 Diagram Proses Incenerasi...... 108

37

ABSTRAK

Jamu merupakan warisan nenek moyang yang dipercaya dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Khasiat obat tradisional ini telah meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya yaitu PT.SidoMuncul. PT. SidoMuncul merupakan salah satu perusahaan berskala besar yang bergerak dalam bidang herbal dan produknya pun menjadi salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar atau meningkatkan devisa negara. Produksi obat tradisional di secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkannya sangat rendah dan beragam, antara lain yaitu kurangnya kebersihan selama pemrosesan dan obat tradisional itu sendiri cenderung mempunyai rasa dan aroma khas tanaman herbal yang masih kuat. Hal tersebut tercermin dari banyaknya konsumen yang lebih memilih obat modern bila dibandingkan dengan obat tradisional dan harga obat tradisional relative lebih rendah bila dibandingkan dengan obat modern. Namun disisi lain obat tradisional juga mempunyai keunggulan yaitu harganya lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, tidak terlalu menyebabkan efek samping dan dapat digunakan sebagai obat alternative pengganti obat modern. Obat tradisional pun dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu jamu, obat ekstrak alam dan fitofarmaka. Jamu merupakan obat yang disediakan secara tradisional dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang terbuat dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak perlu membutuhkan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Ekstrak bahan alam merupakan obat tradisional yang disediakan dari ekstrak atau penyaringan bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang maupun mineral. Sedangkan fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan 38

dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia.

Kata Kunci : Sistem Sanitasi Lingkungan

39

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dewasa ini banyak produk – produk hasil pertanian yang telah menyita perhatian banyak masyarakat. Salah satunya adalah produk tanaman herbal. Hal ini dikarenakan tanaman herbal merupakan tanaman organik yang dapat digunakan sebagai obat tradisional tanpa menggunakan campuran bahan kimia. Disisi lain tanaman tersebut dapat diperoleh dengan mudah, dapat diolah secara tradisional dan harganya yang relatif terjangkau. Maka dari itu konsumsi obat – obatan tradisional sangat marak hingga sekarang dan menjadi salah satu aset tradisi negara yang dapat bertahan hingga sekarang. Begitu pula dengan PT.SidoMuncul yang merupakan industri berskala besar yang bergerak dalam bidang herbal, telah ikut andil dalam mempertahankan tradisi tersebut dengan cara mengolah hasil-hasil pertanian menjadi berbagai obat tradisional. Obat tradisional sendiri telah dikenal secara turun temurun dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya menjaga kesehatan (preventif) meskipun ada pula sebagai upaya pengobatan suatu penyakit (kuratif). Obat tradisional itu sendiri sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jamu, obat ekstrak alam dan fitofarmaka. Jamu adalah obat yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk, seduhan, pil dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang terbuat dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak perlu membutuhkan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun temurun selama berpuluh–puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara 40

langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. Ekstrak bahan alam adalah obat tradisional yang disediakan dari ekstrak atau penyaringan bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang maupun mineral. Proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga yang didukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian– penelitian pre-klinik seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis. Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia. Oleh karena itu, dalam pembuatanya memerlukan tenaga ahli dan biaya yang besar serta ditunjang dengan peralatan berteknologi modern. Khasiat obat tradisional telah meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Banyaknya pendirian berbagai industri jamu ini diharapkan dapat menggerakkan sektor pertanian, industri dan UKM, dengan cara meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya tanaman obat-obatan. PT.SidoMuncul merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mengolah komoditas tanaman obat-obatan. PT.SidoMuncul termasuk industri skala besar yang bergerak dalam bidang herbal. Jamu merupakan warisan nenek moyang yang dipercaya dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Selain itu kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan tradisional tersebut ialah tidak adanya efek sampingan yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi. Oleh karena itu pemanfaatan jamu harus tetap dilestarikan. Akhir-akhir ini jamu semakin diminati oleh kalangan masyarakat dimana masyarakat semakin sadar dalam memilih produk yang aman, murah, 41

mudah didapat dan bersifat natural atau sedikit mengandung bahan-bahan kimia sintetis. Selain itu masyarakat juga menginginkan pola konsumsi makan, minum dan pengobatan secara alami atau disebut juga dengan trend ”back to nature”. Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dewasa ini jamu diproduksi dalam bentuk misalnya pil, kapsul, parem dan dalam bentuk cair. Berbeda dengan dahulu dimana produk jamu hanya diproduksi dalam bentuk rajangan atau serbuk saja. Bentuk-bentuk jamu sekarang ini dibuat lebih praktis dibanding waktu dahulu, hal ini bertujuan agar konsumen lehih mudah mengkonsumsinya. Selain itu didalam kegiatan industri dan teknologi, sanitasi merupakan salah satu sarana yang mendukung jalannya proses produksi. Dimana proses sanitasi ini harus diolah hingga sedemikian rupa agar sisa produk akhir tidak mencemari lingkungan dan dapat digunakan lagi untuk pemprosesan berikutnya. Air limbah yang diolah terlebih dahulu, bertujuan agar air limbah mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan yang tidak bersifat toksik bagi organisme maupun bagi manusia yang memanfaatkannya. Seperti halnya sanitasi air (sanitasi cair), air limbah industri umumnya berasal dari pencucian bahan baku, pencucian alat-alat produksi, pembersihan ruangan produksi serta penggunaan kamar mandi. Limbah cair yang berasal dari pencucian bahan baku, pencucian alat, serta pencucian ruang produksi akan dialirkan melalui saluran untuk kemudian diolah didalam unit pengolahan air limbah. Efek dari air limbah banyak sekali antara lain dapat menyebabkan penyakit gangguan terhadap lingkungan biota sungai, gangguan terhadap pemandangan, dan lain-lain. Supaya air limbah tersebut tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, maka perlu dilakukan pengolahan secara benar dan sesuai dengan syarat baku mutu air limbah yang diperolehkan oleh pemerintah yang aman bagi lingkungan.

42

B. Tujuan Kegiatan Praktek Magang Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang (magang) di PT.SidoMuncul ini antara lain yaitu : 1. Membekali mahasiswa agar memahami proses produksi hasil pertanian dari bahan baku menjadi bahan olahan (siap pasar). 2. Membekali jiwa kewirausahaan bidang teknologi pengolahan hasil pertanian pada mahasiswa sebagai bekal terjun di masyarakat. 3. Mengetahui karakteristik bahan baku pembuatan jamu 4. Mempelajari proses pembuatan jamu serta pengendalian mutu produk di PT. SidoMuncul dari mulai bahan baku sampai siap untuk dipasarkan. 5. Untuk mengetahui dan memahami secara mendalam tentang bagaimana penanganan limbah di PT. SidoMuncul

C. Manfaat Kegiatan Praktek Magang Manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapang (magang) di PT.SidoMuncul ini antara lain : 1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses pengolahan jamu, penanganan limbah cair maupun penanganan limbah padat. 2. Dapat mengaplikasikan secara langsung bentuk aplikasi dari ilmu yang didapat dibangku kuliah. 3. Mahasiswa dapat mengevaluasi, membandingkan antara hasil pengamatan dengan teori yang telah diperoleh dibangku kuliah, sehingga diharapkan akan menjadikan bekal bagi mahasiswa terjun di masyarakat.

43

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional Ramuan tumbuhan obat, dikenal pula dengan sebutan jamu atau obat tradisional, pada saat ini tidak hanya dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan, melainkan sudah bergeser ke aspek pengembangan ekonomi keluarga, perusahaan, maupun pengembangan perekonomian negara. Pergeseran aspek ini menyebabkan terpolarisasinya beberapa jenis obat tradisional seperti berikut: 1. Obat tradisional di masyarakat 2. Obat tradisional skala industri 3. Obat tradisional untuk pelayanan kesehatan formal Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet (Anonim a, 2008) Obat tradisional sangat bermanfaat bagi pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit. Namun tentu saja, kita harus memerhatikan cara-cara mengkonsumsi yang benar dan tepat agar manfaat obat tradisional bisa dirasakan dengan optimal dan tidak membahayakan jiwa dan tubuh manusia. Kelebihan obat tradisional antara lain yaitu memiliki efek samping yang saling 44

mendukung jika berada dalam satu ramuan dengan komponen yang berbeda, memiliki efek samping yang relatif rendah, dan pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit yang diakibatkan pertukaran zat di dalam tubuh dan keturunan. Sedangkan kekurangannya antara lain yaitu takaran harus tepat. Jika tidak tepat, obat tradisional bisa tidak aman bagi tubuh dan kesehatan manusia dan harus tepat memilih jenis obat sesuai dengan riwayat kesehatan masing-masing, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa (Asian Brain, 2008)

B. Bahan Baku Pendapat nagara-negara maju tentang ”Back To Nature” mengisyaratkan bahwa tanaman obat semakin penting peranannya dalam pola konsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk obat ini jumlahnya sangat banyak. Bagian yang digunakan juga berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Akar, batang, daun, bunga dan biji, kadang-kadang mempunyai fungsi pengobatan yang berlainan. Tidak jarang, beberapa bagian digunakan bersama-sama. Malahan ramuan jamu jawa, berisi berbagai macam bagian yang berasal dari barbagai jenis. Ekstrak adalah bentuk kering, kental, atau cair yang dibuat dengan cara mengambil sari (menyari) simplesia menurut cara yang cocok, tanpa pengaruh cahaya matahari langsung. Tempat untuk menyaring, merendam atau merebus simplisia berupa panci, stainlees atau toples kaca dan pengaduk dari kayu (Sudewo, 2007) Kandungan enzim protease dan lipase yang terkandung dalam jahe berfungsi untuk memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga meningkatkan nafsu makan. Jahe yang melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton dan methanol pada jahe yang mampu menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan, manfaat nyeri lambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi jahe. Peradangan pada arthiris / radang sendi juga bisa 45

ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe, karena jahe menghambat produksi prostaglandin, hormon dalam tubuh yang dapat memacu peradangan (Sutomo, 2008) Adhas (Foeniculum vulgare mill) mempunyai kandungan zat yang terdiri dari minyak terbang (0,3-0,6%) dan mempunyai kadar ethanol yang tinggi. Daun adhas ini mempunyai kegunaan untuk memperbaiki rasa obat (corrigens) dan penggunaannya selalu bersama dengan pulosari. Salah satu jenisnya adalah adhas sowa (Peucedanum gravealus B dan N, Anethumgraveolens linn, Anethum Sowa DC) yang mempunyai kandungan 2- 3% minyak terbang “limoneen” dan “carvan” yang dinamakan “dill-apiol”, rumus bangunannya C12H14O4 (Hager). Adhas sowa ini mempunyai kegunaan untuk menghilangkan perut kembung (Sastroamidjojo, 2001) Daun sirih (Piper betle Linn) mempunyai kandungan zat pada turunan dari Chavica betel (betol) C6H3OH.OCH3CH2CH=CH (1-2-5) isomer eugenol allypyrocate chine, cineol methyl, eugenol dan caryophyllen (sesquiterpen). Tiap-tiap bagian dari tumbuhan ini mempunyai kegunaan tersendiri, seperti bagian daun biasanya digunakan untuk obat kumur, untuk membersihkan koreng yang kotor agar tidak terinfeksi, dan lain-lain. Bagian getahnya berguna untuk menghentikan hidung yang berdarah , obat sakit gigi, dan obat sakit gusi. Bagian buahnya berguna untuk obat sakit gigi, sedangkan bagian minyaknya berguna sebagai obat radang selaput lendir tenggorokan dan batang tenggorokan (sebagai desinfektan) bagian daunnya. Kandungan tersebut antara lain yaitu minyak terbang yang berwarna kuning atau sawo matang dengan berat jenis 0,958. Selain itu juga mengandung

Chavicolparaallyphenol (CH2.CH.CH2.C6H4COH) (Sastroamidjojo, 2001) Madu dihasilkan oleh lebah dari sari bunga yang biasa disebut nektar. Nektar tersebut bisa diolah oleh lebah menjadi madu setelah ditambahn enzim-enzim. Royal jelly mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan lengkap karena kaya akan berbagai macam protein, vitamin, asam amino esensial, mineral, enzim dan hormon yang mutlak diperlukan oleh tubuh manusia dan mempunyai kandungan lebih dari 30 jenis asam amino (termasuk 8 asam 46

amino esensial) yang semuanya diperlukan oleh tubuh manusia terutama untuk melawan sumber penyakit dari luar yang berbahaya dan mempercepat proses perbaikkan sel-sel tubuh yang rusak dan percepatan regenerasi sel-sel yang baru (Anonim b, 2008) Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingeberaceae dan digolongkan sebagai tanaman empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat dan konsentrat. Rimpang kencur mengandung pati (4,14%), mineral (13,73%) dan minyak atsiri (0,012) berupa seneol, asam metil kanil dan penta dekaanasam sinomic, ethil ester, asan sinamic, borneol, asam anisic, alkohol dan gom. Manfaatnya dapat digunakan untuk obat radang lambung. Radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, diare, memperlancar haid, dan lain-lain (Rukmana, 1994) Menurut SNI 01-7087-2005, jahe segar untuk bahan baku obat harus mempunyai rimpang / rhizoma dari tanaman jahe berbentuk utuh dan segar serta bersih. Kesegaran (kulit jahe tampak halus/tidak mengkerut, kaku dan mengkilat). Bentuk rimpang (rimpang jahe dinyatakan utuh apabila maksimal 2 anak rimpang patah pada pangkalnya). Rimpang bertunas (apabila salah satu / beberapa ujung dari rimpang telah bertunas). Kenampakan irisan melintang (apabila diiris melintang pada salah satu rimpannya dinyatakan cerah apabila penampangnya berwarna cerah khas jahe segar). Serangga hidup, hama, dan penyakit lain (Semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran). Rimpang yang terluka (rimpang yang terluka pada jaringan epidermis). Rimpang busuk (apabila terdapat bagian yang lebih lunak yang disebabkan jamur atau bakteri dari rimpang yang masih segar). Kadar ekstrak yang larut dalam air (presentase ekstrak yang larut dalam air dari bahan yang telah dikeringkan di udara), Kadar ekstrak yang larut dalam ethanol (presentase ekstrak yang larut dalam ethanol dari bahan yang telah dikeringkan di udara). Jumlah telur nematoda (jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering).

47

Spesifikasi Persyaratan Umum Tabel 1.1 Spesifikasi Persyaratan Umum Jahe No Jenis uji Persyaratan 1 Kesegaran jahe Segar 2 Rimpang bertunas Tidak ada 3 Kenampakan irisan Cerah 4 Bentuk rimpang Utuh 5 Serangga hidup,dan hama lain Bebas

Spesifikasi Persyaratan Khusus Tabel 1.2 Spesifikasi Persyaratan Khusus Jahe No Jenis uji Satuan Persyaratan 1 Rimpang yang terkelupas (R/jml R), max % 5 2 Rimapang busuk (R/jml R) % 0 3 Kadar abu, max % 5 4 Kadar ekstrak yang larut dalam air, max % 15,6 5 Kadar ekstrak yang larut dalam ethanol % 4,3 6 Benda asing,max % 2 7 Kadar minyak atsiri, min % 1,5 8 Kadar timbel, max mg/kg 1 9 Kadar arsen mg/kg - 10 Kadar tembaga mg/kg 30 11 Angka lempeng total koloni - 1 x 107 12 Telur nematoda butir/gr 0 13 Kapang dan khamir - 104 (Anonim c, 2008)

C. Limbah Pencemaran air menyebabkan penyimpanan sifat-sifat air dari keadaan normal. Air dapat tercemar karena masuknya beberapa komponen pencemaran air, komponen pencemaran air tersebut antara lain yaitu bahan buangan padatan, bahan buangan organik, bahan buangan anorganik, bahan buangan olahan pangan, bahan buangan cairan berminyak, bahan buangan zat kimia, dan bahan buangan berupa gas.

48

1. Sanitasi Limbah Menurut Tuatulmahfudz (2008) sanitasi limbah atau bahan buangan adalah usaha untuk menjaga supaya semua bahan buangan tetap dalam keadaan yang bersih. Berbagai aktivitas manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya adalah dengan cara memproduksi barang dari sumber alam. Disamping menghasilkan barang yang akan dikonsumsi, juga menghasilkan bahan buangan yang tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. a. Sampah Sampah adalah bahan atau barang, selain zat cair dan gas, yang sudah dibuang, karena tidak terpakai, tidak berguna, atau tidak dikehendaki. Misalnya kertas, sisa-sisa makanan, botol, kaleng, peralatan rumah tangga, mobil bekas pakai, sampah dapur, serta sisa- sisa dari aktivitas pertanian, pertambangan, dan industri. 1. Sampah Organik Sampah organik adalah sampah yang mudah didegradasi oleh bakteri pengurai secara alami. Misalnya sampah dapur seperti sampah kulit buah, sayur, sisa bahan makanan, dan sisa makanan. 2. Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat didegradasi oleh bakteri penguarai dan alam membutuhkan waktu yang lama untuk mendegradasinya. Misalnya botol, plastic, kaleng, foam, dan sebagainya b. Penerapan Sanitasi Buangan Sampah 1. Pembakaran Metode ini dilakukan dengan cara memadatkan sampah, kemudian dibakar dalam incenerator (tempat pembakaran sampah), pada suhu 13000F atau 7000C. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakarannya berupa abu. Penurunan volume hasil pembakaran dapat mencapai 70% dari sampah 49

padat. Metode pembakaran sampah organic dalam suatu wadah yang disebut incenerator untuk mengurangi jumlah massa sampah organic tersebut dan membunuh mikroorganisme yang ada didalamnya disebut dengan incineration (insinerasi). Tidak semua bahan organic buangan yang menjalani proses insinerasi habis terbakar karena buangan itu sebagian berupa bahan tak terbakar yang akan tersisa sebagai abu. 2. Composting Composting adalah pengolahan sampah dengan prinsip dasar memurnikan atau mendegradasi bahan-bahan organic secara terkontrol dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme (bakteri, cacing, dan serangga). Sampah- sampah yang dapat diolah dengan metode composting ini biasanya berupa sampah daun-daun, sampah dapur, serta kotoran hewan. Hasil dari proses composting ini akan menghasilkan kompos. Dalam pembuatan kompos, diperlukan sebagian besar bahan organic, mikroorganisme, air dan oksigen. Serta zat-zat lain (jika dibutuhkan). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan antara lain yaitu kelembaban udara atau kadar air, aerasi atau kandungan udara, suhu, jumlah mikroorganisme perombak sampah, dan keasaman campuran kompos. Kelembaban kompos dapat disebabkan oleh kandungan air campuran bahan pembuat kompos. Kandungan air yang cukup akan mempercepat berkembangnya mikroorganisme serta membantu aktivitas jasad-jasad tersebut dalam membusukkan biomassa. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk membasahi campuran bahan kompos tersebut dengan air secara berkala. Udara juga mempengaruhi proses pengomposan yang bersifat aerobik. Makin banyak udara yang masuk ke dalam 50

celah-celah bahan yang akan dikomposkan, akan makin cepat pula proses pembusukan terjadi. Jadi, dengan adanya pemasukan udara akan memperpendek waktu pengomposan. Demikian juga suhu yang dibutuhkan pada proses pengomposan berpengaruh pada kecepatan proses pengomposan. Suhu yang baik dalam proses pengomposan ini adalah suhu optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme, yaitu 50-600C. 2. Limbah Cair Air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta pembuangan lainnya. Jumlah air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses produksi, derajad penggunaan air, derajad pengolahan air, derajad pengolahan air limbah yang ada. Air limbah industri obat tradisional mencirikan karakteristik organik yang mudah terurai. Oleh karena itu air limbah perlu diolah sebelum dibuang ke lingkungan (Ginting, 1992) Limbah cair pengolahan pangan umumnya mempunyai kandungan nitrogen yang rendah, Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan padatan tersuspensi tinggi dan berlangsung dengan proses dekomposisi cepat. Limbah pengolahan makanan dihasilkan dari pencucian, pemotongan, blanching, pasteurisasi, pembuatan jus bahan mentah, pembersihan peralatan pengolahan dan pendinginan produk akhir. Dalam kebanyakkan pabrik, air pendingin mempunyai tingkat kontaminasi rendah dan dapat digunakan kembali untuk pencucian dan pengangkutan bahan mentah. Kebanyakkan limbah pengolahan bahan makanan mempunyai pH tinggi, karena penggunaan kaustik seperti larutan alkali dalam pengupasan. Larutan kaustik ini dapat mempunyai pH sekitar 12-13 dan dibuang sewaktu-waktu. Limbah pikel dan sauerkraut bersifat asam dan 51

mengandung konsentrasi klorida yang tinggi dan juga bahan organik lainnya (Betty dan Winiati, 1993) Pertumbuhan tersuspensi merupakan campuran mikroorganisme dan limbah organik. Mikroorganisme mampu membentuk gumpalan menjadi massa flokulan dan mampu untuk bergerak dengan aliran cairan. Agitasi cairan akan menjaga padatan mikroba berada dalam suspensi. Proses pertumbuhan tersuspensi anaerobik dapat diagitasi dengan pengadukan secara mekanik dan difusi gas unit lumpur aktif, lagun aerasi, parit oksidasi dan digester anaerobik yang tercampur baik, merupakan proses pertumbuhan tersuspensi (Betty dan Winiati, 1993) Liquid Aeration Time (LAT) membutuhkan kadar oksigen terlarut (DO) yang tinggi agar bisa hidup nyaman serta damai. Selama ini banyak pertanyaan mengenai cara yang paling efektif meningkatkan DO. Kolam yang mengunakan power head (air di pompa) dan yang menggunakan aerator (perubahan pH resunesun 15 W dan aerator resun 8 titik) menghasilkan kadar DO 6,7 dan 4,3 (perbandingan isi dan lain-lain hampir sama). Sehingga dapat disimpulkan bahwa power head lebih baik dalam meningkatkan DO dibanding aerator. Walaupun pada malam hari air kolam / aquarium terlihat jernih (tidak ada tanda-tanda lumut / ganggang) tetapi terjadi penurunan DO yang signifikan di banding dengan siang hari, berarti memang dalam air yang jernih pun banyak terdapat fitoplankton yang juga membutuhkan oksigen di malam hari dan meningkatnya aktivitas LAT di malam hari juga sangat mengurangi level DO (Widyarso, 2006) 3. Sumber Air Limbah Menurut Betty dan Winiati (1993) air limbah mempunyai sifat yang dapat dibedakan menjadi 3, yaitu a. Sifat fisik Sifat fisik yang penting terdapat pada air limbah adalah kandungan zat padat, kejernihan, bau, dan juga temperatur. Jumlah endapan pada contoh air merupakan sisa penguapan dari contoh air 52

limbah pada suhu 103-1050C. Beberapa komposisi air limbah akan hilang apabila dilakukan pemanasan secara lambat. Dengan mengetahui besar kecilnya partikel yang terkandung di dalam air limbah, akan mempermudah untuk memilih teknik pengendapan yang akan diterapkan sesuai dengan padatan yang terdapat dalam air limbah. b. Sifat kimia Kandungan kimia yang ada pada air limbah dapat merugikan lingkungan. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan yang beracun. Adapun bahan kimia yang penting bila ada dalam air limbah pada umumnya dapat dikategorikan sebagai bahan organik, protein, karbohidrat, lemak, minyak, diterjen, fenol, bahan anorganik, pH, klorida, kebasaan, sulfur, zat beracun, logam berat, metan, nitrogen dan fosfor. c. Sifat biologis Pemeriksaan biologis dari dalam limbah untuk memisahkan apakah ada bakteri-bakteri patogen yang berada didalam air limbah. Keterangan biologis ini diperlukan untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang dipergunakan sebagai air minum serta untuk keperluan kolam renang. Selain itu untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah sebelum dibuang ke badan air. Mikroorganisme yang ada dalam air limbah dapat berupa bakteri, jamur, ganggang, protozoa, virus dan sebagainya. 4. Sifat Buruk Air Limbah Menurut Fuadi (2008) air limbah yang dihasilkan dari proses produksi mempunyai dampak negatif, baik bagi manusia maupun lingkungan. Adapun dampak dari air limbah, antara lain yaitu: a. Gangguan terhadap kesehatan 53

Air limbah berbahaya bagi kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang ditularkan melalui limbah. Air limbah yang berfungsi sebagai media pembawa, seperti penyakit kolera, radang usus, dan skhistomosrassis. Selain sebagai pembawa penyakit, didalam air limbah terdapat bakteri pathogen penyebab penyakit. b. Gangguan terhadap kegiatan biotik Dengan banyaknya zat pencemar yang terdapat dalam air limbah maka menyebabkan menurunan kadar oksigen yang terlarut dalam air limbah. Hal ini menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, yang mengakibatkan perkembangannya menjadi berkurang atau menurun. Selain kematian, kehidupan di dalam air disebabkan oleh berkurangnya oksigen dalam air yang disebabkan pula adanya zat beracun di dalam air limbah. c. Gangguan terhadap keindahan Air limbah yang masih baru hanya sedikit berwarna keruh tetapi kemudian menjadi semakin kelam dan tidak menyenangkan meskipun baunya agak tajam. Air limbah yang baru berisi sedikit oksigen terlarut dan kadang-kadang sejumlah kecil nitrit dan nitrat, khususnya setelah hujan. Air limbah yang baru mengandung sedikit alkali, dan air limbah yang basi umumnya akan berwarna kehitaman dan menyebabkan bau-bau yang memuakkan yang bersumber pada hydrogen sulfide dan gas-gas lainnya. Air limbah yang basi umumnya tidak mengandung oksigen yang terurai. Apabila air limbah membusuk, gelembung-gelembung gas dapat terlihat memancar keluar dari permukaan. Warna kehitaman dan bau busuk yang berasal dari limbah yang membusuk akan mengganggu pemandangan.

54

Tabel Persyaratan Baku Mutu Air Limbah Tabel 1.3 Persyaratan Baku Mutu Air Limbah No Parameter Gd.Baku Mutu Air Limbah I II III IV FISIKA 1 Temperatur 00C 35 38 40 45 2 Zat padat terlarut mg/l 1500 2000 4000 5000 3 Zat padat tersuspensi mg/l 100 200 400 500 KIMIA 1 pH mg/l 6-9 6-9 6-9 6-9 2 Besi terlarut (Fe) mg/l 1 5 10 20 3 Mangan terlarut (Mn) mg/l 0,5 2 5 10 4 Berium terlarut (Ba) mg/l 2 2 3 5 5 Tembaga terlarut (Cu) mg/l 1 2 3 5 6 Seng terlarut (Zn) mg/l 2 5 10 15 7 Krom mg/l 0,1 0,5 1 2 8 Krom total (Cr) mg/l 0,01 0,05 0,1 0,5 9 Cadmium (Cd) mg/l 0,001 0,002 0,005 0,01 10 Raksa (Hg) mg/l 0,3 0,1 1 2 11 Timbal (Pb) mg/l 1 2 3 5 12 Stanum mg/l 0,05 0,1 0,5 1 13 Arsen (As) mg/l 0,01 0,05 0,5 1 14 Selenium (Se) mg/l 0,1 0,2 0,5 1 15 Nikel (Ni) mg/l 0,2 0,4 0,6 1 16 Kobalt (Co) mg/l 0,002 0,05 0,5 1 17 Sianida (Cn) mg/l 0,01 0,05 0,1 1 18 Sulfida (HsC) mg/l 1,5 2 3 5 19 Fluorida (F) mg/l 0,5 1 2 5 20 Klorin bebas (Cl2) mg/l 0,02 1 5 20 21 Amoniak bebas (NH3-N) mg/l 10 20 30 50 22 Nitrat (NO3-N) mg/l 0,06 1 3 5 23 Nitrit (NO2-N) mg/l 20 50 150 300 24 BODs mg/l 40 1000 300 6000 25 COD mg/l 0,5 5 10 15 26 Senyawa aktif biru metilen mg/l 0,01 0,5 1 2 27 Fenal mg/l 1 5 1o 15 28 Minyak nabati mg/l 1 10 50 2 29 Mineral mg/l 30 Radio aktif mg/l 31 Pestisida mg/l Sumber: Keputusan menteri nomor: Kep-03 KlKh/II 9991 tanggal 1 Februari 1991.

55

5. Proses Pengolahan Air Limbah Menurut Betty dan Winiati (1993) proses pengolahan air limbah dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan, antara lain yaitu: a. Pengolahan pendahulu (Pre treatment) Sebelum mengalami proses pengolahan, perlu kiranya dilakukan pembersihan. Pembersihan diperlukan agar mempercepat dan memperlancar proses pengolahan selanjutnya. Adapun kegiatan tersebut berupa pengambilan benda terapung dan pengambilan benda-benda mengedap seperti pasir, lumpur, potongan kayu dan lain-lain. Pengolahan tingkat pretreatment berpengaruh pada hasil pengolahan tingkat primer. b. Pengolahan pertama (Premary treatment) Jika didalam pendahuluan bertujuan untuk mensortir kerikil, lumpur, menghilangkan zat padat, memisahkan lemak, maka pada pengolahan pertama bertujuan menghilangkan zat padat tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Pengendapan adalah kegiatan utama, dalam tahap ini dan pengendapan yang dihasilkan terjadi karena adanya kondisi yang sangat tenang. Bahan kimia dapat juga ditambahkan untuk menetralkan keadaan atau meningkatkan pengurangan partikel yang tercampur. Dengan pengendapan ini maka akan mengurangi kebutuhan oksigen pada pengolahan biologis berikutnya dan pengendapan yang terjadi adalah pengendapat secara gravitasi. Apabila tujuan pertama pengolahan untuk menghasilkan hasil buangan ke sungai dengan sedikit partikel zat tercampur maka peralatan yang digunakan dikenal dengan clarifier, sedangkan apabila penekanannya menghasilkan partikel padat yang jernih, maka dikenal dengan thickener. Kedua peralatan ini biasanya digunakan air limbah untuk melewati reaktor biologis.

56

c. Pengolahan kedua (Secondary treatment) Pengolahan kedua umumnya mencakup proses biologis untuk mengurangi bahan-bahan organik melalui mikroorganisme yang ada didalamnya. Pada proses ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor antara lain jumlahg air limbah, tingkat kekotoran yang ada, dan lain-lain. Reaktor pengolahan lumpur aktif dan saringan biasanya dipergunakan dalam tahap ini. Pada proses penggunaan lumpur aktif, maka air limbah yang lama ditambahkan secara cepat agar proses biologis dalam penguraian bahan organik dapat berjalan secara cepat. Lumpur aktif tersebut dikenal dengan Mixed Liquor Suspended Solit (MLSS). Terdapat dua hal yang penting dalam proses biologis ini yaitu proses penambahan oksigen dan pertumbuhan bakteri. d. Pengolahan ketiga (Terhary treatment) Pengolahan ini adalah kelanjutan dari pengolahan- pengolahan terdahulu, oleh karena itu pengolahan jenis ini baru akan dipergunakan apabila pada pengolahan pertama dan kedua masih terdapat zat-zat tertentu yang masih berbahaya bagi masyarakat pada umumnya. Pengolahan ketiga ini merupakan pengolahan yang khusus sesuai denagn kandungan zat terbanyak dalam air limbah, biasanya dilaksanakan pabrik yang menghasilkan air limbah khusus pula. Ada beberapa jenis pengolahan yang biasa digunakan antara lain saringan pasir, saringan multi media, precoal filter, mikrostaining, vacum filter, penyerapan, pengurangan besi dan mangan dan sebagainya. e. Pembunuhan kuman (Desinfektan) Pembunuhan bakteri bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme pathogen yang ada dalam air limbah. Mekanisme pembunuhan sangat dipengaruhi oleh kondisi dari zat kimia termasuk klorin dan komponennya yang mematikan dengan cara merusak atau mengaktifkan enzim utama, sehingga terjadi 57

kerusakan dinding sel. Mekanisme lain dari disinfektan adalah kerusakan langsung dinding sel seperti yang dilakukan pada penggunaan bahan radiasi atau panas. Penggunaan panas dan bahan radiasi atau panas meskipun sangat baik hasil yang dicapai akan kurang cocok diterapkan secara massal mengingat biayanya sangat mahal serta cukup sulit dalam penanganannya. Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan kimia bila akan dipergunakan sebagai bahan disinfektan antara lain yaitu daya racun zat kimia tersebut, waktu kontak yang dibutuhkan, efektivitasnya, rendahnya dosisi, tidak toksik terhadap manusia dan air, tetap tahan terhapad air, dan biaya murah untuk pemakaian yang bersifat f. Pembuangan lanjutan (Ultimate disposal) Dari setiap tahap pengolahan air limbah, maka hasilnya adalah berupa lumpur yang perlu diadakan pengolahan secara khusus agar lumpur tersebut dapat di manfaatkan kembali untuk keperluan kehidupan. Jumlah dan sifat lumpur dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain jenis air limbah itu sendiri, jenis pengolahan air yang diterapkan dan metode pelaksanaan pengolahan limbah. Pengolahan lumpur yang masih sedikit mengunakan bahan nitrogen dan untuk mempermudah proses pengangkatan maka diperlukan beberapa tahap antara lain proses pemekatan, proses penstabilan, proses pengaturan, proses pengurangan air, proses pengeringan , dan proses pembuangan. 6. Limbah Padat Incenerator sampah yaitu proses pembakaran sampah pada temperatur tinggi dengan mengatur kondisi dan persyaratan yang diperlukan, sehingga proses pembakaran berlangsung secara sempurna. Incenerasi sangat efisiendalam mengatasi masalah sampah, karena dapat mengurangi volumnya 80-90%, menurunkan berat 98-99%. Residu pembakaran merupakan bahan yang tidak terbakar atau tidak hancur 58

dengan proses pembakaran, biasanya terdiri dari bahan organik seperti logam, kaleng, abu, kaca dan keramik. Residu pembakaran ini masih dapat dimanfaatkan bila disalurkan. Pada incenerasi sebelum udara dibuang ke atmosfer bebas, udara itu disaring dan dibersihkan terlebih dahulu dengan perlakuan khusus. Sehingga konentrasi polutannya dapat diturunkan bahkan dihilangkan sama sekali (Bahar, 1986) 7. Pupuk Organik Menurut Isroi (2008) pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materia makhluk hidup. Sebagian besar pupuk organik berbentuk padat seperti pupuk kandang dan kompos. Namun dengan bantuan teknologi pupuk organik telah dibuat dalam bentuk cair Pada pembuatan kompos dalam skala besar merupakan hal yang paling penting diperhatikan adalah proses aerasi kompos tersebut, karena dengan aerasi yang sempurna akan mempercepat proses pengolahan kompos, selain itu juga telah mengurangi biaya cara, antara lain membalik-balik kompos pada periode waktu tertentu dalam skala besar pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan traktor, menambahkan bahan organik atau bahan yang cukup besar atau bahan yang dapat mengikat udara dengan membentuk rongga dalam kompos (bulking agent), seperti batu, batu bata, kayu besar-besar, sekam, serbuk gergaji atau kompos yang telah kering, dan menggunakan mesin pemompa udara untuk menghisap atau meniupkan udara ke dalam tumpukan sampah (Bahar, 1986) 8. Briket Arang Briket arang sampah ini biasanya hanya dapat dibuat dari sampah jenis rubbish. Itu pun yang tergolong ke dalam sampah tidak mudah lapuk yang bisa terbakar. Contohnya adalah sampah-sampah kertas, kardus, kayu. Sampah jenis garbage bisa pula diikut sertakan asalkan sudah kering, seperti bekas daun pembungkus. Tentu saja sampah gerbage yang basah dan tidak mungkin bisa dikeringkan tidak perlu dipaksakan untuk disertakan briket arang sampah ini. Karena selain tidak akan hangus dan 59

tidak akan bisa menjadi arang, nantinya jelas akan menurunkan mutu briket arang (Apriadji, 1990) Nilai kalor arang biomassa ini dapat mencapai 5000 kcal/kg. Briket biomassa ini bila dibakar tidak akan menimbulkan asap maupun bau, sebab setelah arang terbakar/menjadi bara, tidak perlu dilakukan pengipasan, sebab aliran bahang (heat) hanya ke atas sedangkan pinggiran briket tidak terbakar dan berfungsi sebagai isolator. Jumlah kalor pada briket anglo ini dapat mencapai 9000C. Dengan panas yang dihasilkan oleh briket arang relatif rendah bila dibandingkan dengan arang kayu biasa, ternyata lebih praktis untuk menyetrika kain-kain/tekstil produksi sekarang dan sebagainya (Soeyanto, 1982)

D. Minyak Atsiri Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, daun, bunga, buah atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi dan umumnya larut dalam pelarut organik. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minayk atsiri. Misalnya dalam bahasa Inggris disebut essential oils, ether/al oils dan volatile oil. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebutnya minyak terbang, bahkan ada pula yang menyebut minyak kabur. Disebut demikian tiada lain karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan terbuka. Di dalam perdagangan internasional, masing-masing minyak atsiri mempunyai nama dagang tersendiri. Hal ini tergantung pada jenis tanaman yang mengahasilkannya. Misalnya minyak atsiri dari tanaman alpukat bernama dagang avocado oils, minyak jahe ( oils), minyak akar wangi (vetiver oils), minyak cengkeh (clove oil), minyak adhas (funnel o/7), dan sebagainya. Bahkan kadang pengolompokkannya lebih spesifik lagi yakni sesuai dengan bagian tanaman yang menghasilkannya. Misalnya minyak atsiri 60

dan cengkeh, dapat dihasilkan dari bagian kuntum bunga (clove oil), dari bagian tangkai bunga (clove stern oil) dan bagian daun (clovelea/oil). Minyak atsiri yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu · Pengempaan (Expression) · Ekstraksi penggunaan pelarut (Solvent extraction) · Penyulingan (Destilation) Dari ketiga cara tersebut yang umumnya sering digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri adalah cara yang terakhir yaitu penyulingan (destilation). Penyulingan adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri dengan cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan kedalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan. Atau dengan cara mengalirkan uap jenuh (saturated atau superheated) dan ketel pendidih air ke dalam ketel penyulingan. Penyulingan ini bertujuan untuk memisahkan zat-zat bertitik didih tinggi dan zat-zat yang tidak dapat menguap. Dengan kata lain penyulingan adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap dari setiap komponen tersebut. Cara penyulingan minyak atsiri pertama-tama memasukkan bahan baku dan ampas yang mengandung minyak ke dalam ketel pendidih atau ke dalam ketel penyulingan dan dialiri oleh uap air. Air panas dan uap tentu akan mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel tersebut terdapat pula dua cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua cairan tersebut dididihkan perlahan-lahan hingga terbentuk campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran ini akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali mencair. Dari pipa pendingin, cairan tersebut akan dialirkan dengan alat pemisah (separator iol- liquid) yang akan memisahkan minyak atsiri dan air berdasarkan berat jenisnya. Penyulingan itu sendiri dibedakan menjadi tiga cara antara lain yaitu 61

penyulingan dengan air, penyulingan dengan air dan uap, dan penyulingan langsung dengan uap. 1. Penyulingan dengan air Penyulingan minyak atsiri dengan air merupakan cara yang tertua. Bangsa Mesir dan India kuno telah melakukan penyulingan minyak atsiri dengan air sampai sekarang pun masih dilakukan terutama oleh petani tradisional. Rangkaian alat penyulingan dengan air dapat dilihat pada gambar dibawah ini dan prinsip kerja penyulingan minyak adalah sebagai berikut. Ketel penyulingan diisi dengan air sampai volumenya hampir separuh lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih, bahan baku dimasukkan ke dalam ketel penyulingan. Dengan demikian penguapan air dan minyak atsiri berlangsung bersamaan. Cara penyulingan seperti ini disebut penyulingan langsung (direct distillation). Bahan baku yang digunakan biasanya ampas yang mudah bergerak di dalam air dan tidak mudah rusak oleh panas uap air. Penyulingan secara sederhana ini sangat mudah dilakukan dan tidak perlu modal banyak. Namun kualitas minyak atsiri yang dihasilkan cukup rendah, kadar minyak sedikit, terkadang terjadi proses hidrolisis ester, dan produk minyaknya bercampur dengan hasil sampingan.

Gambar 1.1 Penyulingan Dengan Air Meskipun dari proses pengerjaannya sangat mudah, tetapi penyulingan dengan cara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen minyak yang hilang (tidak tersuling) dan terjadi pula 62

penurunan mutu minyak yang diperoleh. Selama penyulingan berlangsung bisa mengakibatkan terjadinya pengemasan (oksidasi) serta persenyawaan zat ester yang terkandung dengan air dan timbulnya berbagai hasil sampingan yang tidak dikehendaki. 2. Penyulingan dengan air dan uap Penyulingan minyak atsiri dengan cara ini memang sedikit lebih maju dan produksi minyaknya pun relatif lebih baik. Rangkaian alat penyulingan dengan air dan uap dapat dilihat pada gambar dibawah ini dan prinsip kerja alat penyulingan ini adalah sebagai berikut. Bahan baku diletakkan di atas saringan sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih, tetapi akan berhubungan dengan uap air. Oleh karena itu, cara penyulingan semacam itu disebut penyulingan tidak langsung (indirect distilation). Air yang menguap akan membawa partikel-partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin, sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur dengan minyak atsiri tersebut akan mencair kembali. Selanjutnya uap air dan minyak atsiri yang dihasilkan akan dialirkan melalui alat pemisah untukdipisahkan antara minyak atsiri dengan air. Cara ini paling sering dilakukan oleh para petani atsiri dan alat- alatnya pun dapat dibuat sendiri oleh yang bersangkutan. Produk minyak atsiri ini yang dihasilkan cukup bagus, kalau memenuhi standar produk minyaknya dapat diekspor.

Gambar 1.2 Penyulingan Dengan Air Dan Uap 63

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Praktek Magang Kegiatan praktek magang ini dilaksanakan di PT. SidoMuncul yang beralamat Jl. Soekarno Hatta KM 28 Bergas Kab. Semarang 50552 Telp(0298)523509/10

B. Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (magang) ini dilaksanakan pada tanggal 2–28 Februari 2009.

C. Metode Pelaksanaan Untuk mendapatkan data selama Praktek Kerja Lapang (magang) ini kami menggunakan beberapa metode. Metode tersebut antara lain yaitu: 1. Observasi Mengadakan pengamatan secara langsung di PT.SidoMuncul sehingga diperoleh gambaran yang terperinci mengenai proses penyulingan minyak atsiri dan bagaimana penanganan limbah baik limbah organik maupun limbah anorganik. 2. Wawancara Wawancara dilaksanakan untuk menggali informasi tentang perusahaan dan topik yang berkaitan dengan proses penyulingan minyak atsiri dan penanganan limbah dengan menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang terkait. 3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mencari informasi atau referensi yang diperlukan guna melengkapi data. Studi pustaka ini biasanya dilaksanakan baik di perpustakaan sekolah atau kampus maupun perpustakaan di perusahaan tempat magang yaitu di perpustakaan PT.SidoMuncul 64

4. Pencatatan Mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan dan mendukung kegiatan praktek magang. Jenis data sekunder antara lain data mengenai kondisi umum PT.SidoMuncul, sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan data lainnya yang berkaitan dengan tujuan praktek magang.

65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 1. Lokasi Pabrik PT.SidoMuncul dibagi menjadi dua tempat, yaitu pabrik pembuatan jamu yang terletak di Jalan Soekarno Hatta KM 28 kec. Bergas Ungaran- Semarang 50552 Telp (6224) 580559, Fax (6224) 580332 dengan e-mail: [email protected] atau http://www.sidomuncul.com. Sedangkan kantor pusat pemasaran terletak di Jalan Cipete Raya No.81 Jakarta 12410, Indonesia Telp (6221) 7653535, Fax (6221) 7656522 dengan e-mail: [email protected]. Hanya saja kantor pusat pemasaran ini tidak memproduksi hasil jamu tetapi hanya memasarkan keluar pabrik. PT.SidoMuncul (factory/pabrik) mempunyai luas 27 ha dengan luas bangunan 5ha, sehingga pembagian ruang diatur sedemikian rupa sehingga dapat mencukupi untuk semua bidang usaha yang dijalankan, baik pabrik dan perkantoran. Ditinjau dari lokasinya, PT.SidoMuncul mempunyai letak yang strategis, karena terletak di jalan raya utama Solo-Semarang yang digunakan sebagai pusat produksi. Sehingga memungkinkan proses pemasarannya lebih cepat. Sebab baik wisatawan asing maupun domestik yang hendak bepergian pasti melewati pabrik jamu PT. SidoMuncul. Selain itu sarana transportasi juga memadahi, sebab jalur tersebut merupakan jalur utama. Selain keuntungan-keuntungan tersebut, lokasi tempat perusahaan merupakan lokasi sumber tenaga kerja, sehingga memudahkan perusahaan dalam mencari tenaga kerja baik untuk keperluan kantor, pabrik maupun bidang usaha lain yang dijalankan. 2. Sejarah Singkat Berdirinya Pabrik PT. SidoMuncul pada awalnya merupakan suatu industri rumah tangga yang bergerak di bidang penjualan ramuan bahan-bahan jamu yang dikelola oleh Ibu Rahmat Sulistyo pada tahun 1940 di Jalan Ketandan no.8 66

Yogyakarta. Ibu Rahmat Sulistyo pada saat itu hanya mempunyai karyawan sebanyak tiga orang. Pada tahun 1949 beliau dan keluarganya pindah ke Semarang karena suatu alasan politik. Pada tahun 1951, usaha pembuatan jamu racikan ini dipindahkan ke Jalan Bungangan no.25 yang mulai diberi nama Sido Muncul. Usaha jamu Ibu Rahmat Sulistyo ini kemudian pindah ke Jalan Trenggulun no.104 Semarang pada tahun 1956 dan pada tahun 1970 statusnya mulai berubah dari perusahaan perseoranggan manjadi perseroan terbatas dengan nama Industri Jamu dan Farmasi PT. SidoMuncul. Seiring dengan perkembangan usahanya, PT. SidoMuncul berpindah ke kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Tanah Makmur di Jalan Industri II A/19 Kaligawe Km 4 dengan luas tanah 20.000 m2dan luas bangunan 14.000m2. untuk pemenuhan permintaan konsumen atas produk dari PT. SidoMuncul yang kian meningkat, pabrik pun mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern dan semakin lama kapasitas produksinya semakin meningkat demikian pula dengan jumlah karyawannya, sehingga beberapa unit produksi ada yang dipindahkan ke lokasi lain yang berdekatan. Pada tanggal 21 Agustus 1997, Sri Sultan Hamengkubuwono X melakukan peletakkan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu dengan disaksikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Bapak Wisnu Katim. Pabrik baru tersebut dirancang dengan teknologi jamu modern yang dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang kegiatan produksi seperti laboratorium penelitian dan pengujian, kebun percobaan, budidaya tanaman obat, perpustakaan dan lain sebagainya. Dan beberapa aktivitas produksi mulai dipindahkan ke pabrik baru tersebut pada bulan Mei 1999 meskipun pembangunan pabrik belum dinyatakan selesai. Pada tanggal 4 Oktober 1999 diresmikan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan PT. SidoMuncul sekaligus panen perdana untuk bahan jamu dari bahan import yaitu jamu Lingzhi dan Echinacheae. Akhirnya pabrik seluas 27 hektar dengan total bangunan 5 hektar diresmikan pada tangga 11 67

November 2000 oleh Menteri Kesehatan Bapak Dr. Achmad Sujudi Sp.B.MHA sekaligus diterimanya sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Komitmen dari perusahaan akan pelestarian lingkungan untuk dunia usaha mengantar PT. SidoMuncul menerima penghargaan Kehati Award untuk kategori Peduli Lestari Kehati pada tanggal 8 Maret 2001.

Gambar 2.1 Kehati Award Sumber: PT.SidoMuncul, 2009 Pada tahun 2002, PT. SidoMuncul berhasil mengembangkan usahanya dengan memproduksi minyak atsiri dari bahan-bahan sisa proses ekstraksi (ampas). Setelah diambil minyak hasil pemprosesan minyak atsiri, ampasnya diambil kembali untuk diolah menjadi bahan baku pembuatan pupuk untuk pemenuhan kebutuhan pupuk perkebunan PT. SidoMuncul. 3. Jenis Usaha yang Dijalankan Dahulu PT. SidoMuncul merupakan perusahaan perseorangan, tetapi dalam perkembangannya perusahaan tersebut berubah menjadi perseroan terbatas (PT). PT. SidoMuncul merupakan perusahaan berskala besar yang bergerak dibidang herbal. Untuk itu jenis usaha yang dijalankan oleh PT.SidoMuncul adalah berskala industri dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT). Dimana bentuk usaha tersebut memiliki badan hukum dengan tanggung jawab kepemilikan hanya berlaku pada perusahaan dan tanpa melibatkan harta pribadi, atau sebesar saham yang dimiliki. Sedangkan pada PT.SidoMuncul, perusahaan tersebut merupakan perusahaan keluarga yang dikembangkan secara turun temurun. Pertanggung jawaban pada bentuk usaha seperti ini sangat terbatas hanya pada modal yang diinvestasikan ke 68

perusahaan. Jadi bila terjadi kerugian perusahaan, maka tidak berakibat kekayaan pribadi si investor terbawa. 4. Arti dan Logo PT. Sido Muncul Nama SidoMuncul diambil dari bahasa Jawa yang mempunyai arti impian yang terwujud yaitu terwujudnya cita-cita untuk melestarikan resep- resep yang dimiliki dengan mendirikan perusahaan pembuatan jamu. Logo perusahaan PT. SidoMuncul pada awalnya berupa foto Ibu Rahmat Sulistyo dan salah seorang cucunya yaitu Irwan Hidayat yang kini menjadi Presiden Direktur PT. SidoMuncul. Namun kemudian, pada tahun 1985, logo tersebut ditambahkan dengan gambar lumpang untuk memberikan kesan tradisional. 5. Visi dan Misi Perusahaan Ä Visi Menjadikan industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan. Ä Misi a. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional b. Mengembangkan research/penelitian yang berhubungan dengan pengembangan pengobatan menggunakan bahan-bahan alami. c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional. d. Ikut mendorong pemerintahan / intansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan pengobatan tradisional.

B. Manajemen Perusahaan 1. Struktur Organisasi Inti pengorganisasian adalah pengaturan segala sesuatu dalam rangka kerja sama menuju pada sasaran yang telah diterapkan, tidak pernah berhenti sekejap pun selama ada kegiatan. Meskipun organisasi itu sendiri sudah dianggap cukup tetap, tetapi dalam kegiatan-kegiatannya selalu ada hal-hal 69

yang memerlukan pengaturan baik pengaturan baru meupun penyempurnaan dari yang lama, pergantian alat dan perlengkapan, fasilitas, sarana dan lain- lain, mutasi, promosi, reorganisasi, yang semuanya itu menghendaki adanya aturan-aturan atau pengorganisasian. Jadi fungsi pengorganisasian lebih luas dari sekedar membentuk/membuat struktur, dan merinci pekerjaan. Pengorganisasian bertujuan untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis, efektif dan efisien, maka semua kegiatan akan bekerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Dalam sistem pembagian wewenang dan tanggung jawabnya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: a. Wewenang garis yaitu sistem hubungan wewenang dari pihak atasan membagikan sebagian wewenangnya kepada pihak bawahan dan pihak bawahan memberikan sebagian wewenangnya kepada pihak bawahannya lagi dan begitu seterusnya berdasarkan garis pada bagian atasnya dan bertanggung jawab langsung mengenai tugas yang diberikan pada atasan. b. Wewenang staf yaitu mempunyai tugas membantu petugas staf dalam mencapai tujuan. Petugas staf terdiri dari ahli yang mempunyai disiplin ilmu tertentu. Petugas staf tidak bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam saran dan ide yang diberikannya. c. Wewenang fungsional yaitu merupakan pendelegasian wewenang dari petugas lini atau staf yang dilakukan. Petugas yang mempunyai wewenang fungsional mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan atas tugas yang diberikan. Dalam struktur organisasi di PT. SidoMuncul kedudukan tertinggi adalah pemilik perusahaan atau dewan komisaris, tepat di bawahnya adalah presiden direktur. Berdasarkan struktur organisasi di atas maka PT. SidoMuncul menganut sistem organisasi garis. Penggunaan sistem ini dikarenakan adanya beberapa keuntungan, seperti yang dikatakan oleh (Terry dan Rue, 1985), antara lain bahwa kekuasaan tertinggi dipegang oleh pemimpin, 70

pelaksanaannya sederhana dan mudah dimengerti oleh bawahan, masing- masing pekerja bertanggung jawab hanya pada atasannya. Kelemahan dari sistem ini adalah beban yang berat dari pihak atasan, memberi inisiatif bawahan, adanya kecenderungan dari atasan untuk bertindak secara otoriter dan memerlukan adanya pengawasan dengan keahlian yang bermacam-macam karena pemimpin harus mengawasi semua bagian. Menyikapi kelemahan tersebut maka dibutuhkan keterbukaan sehingga tercipta hubungan kerja yang serasi diantara atasan dan bawahan untuk memperoleh hasil yang terbaik.

33

Dewan komisaris

Presiden direktur

Internal audit

Direktur pabrik Direktur umum Direktur keuangan

Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager umum Manager Manager Manag produksi PPC QA R&D lingkungan teknik budidaya Ka.Bag. keuangan akuntansi er pertanian Prwt&Pren Pembe Ka.Bag. Bangunan lian personalia Ka.Bagian Ka.Bag. Ka.Bag. Ka.Bag. Ka.Bag. Produksi Laborat environment teknik pembiayaan Ka.Bag. Jamu mekanik Atlas Ka.Bag. Ka.Bag. Logistik Akuntansi Ka.Bag. Ka.Bag. Ka.Bag. Keuangan Ka.Bagian QC proses Ka.Bag. Perpajakan Produksi teknik Ka.Bag. Biaya Ka.Bag. & Man&Min listrik Hub.Indu Akuntansi security stri Ka.Bag. Ka.Bag. Maintentance Anggaran Ka.Bagian Ka.Bag. Produksi utility CPOB Ka.Bag. Ka.Bag. Pengolahan Laborat Data

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Sido Muncul Sumber : PT.SidoMuncul, 2009

a. Dewan Komisaris Merupakan pemilik sekaligus pemimpin tertinggi dalam perusahaan yang bertugas memimpin, memberikan bimbingan, membuat dan menentukan kebijakan serta bertanggung jawab seutuhnya terhadap perusahaan yang dimilikinya. b. Presiden Direktur Merupakan pemilik sekaligus pemimpin dalam perusahaan yang bertugas - Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada di perusahaan baik ke dalam maupun ke luar. - Menentukan kebijaksanaan perusahaan, baik yang bersifat umum maupun khusus - Bertindak atas nama perusahaan dalam kegiatan perusahaan maupun luar perusahaan, baik berhubungan dengan instalasi lain maupun segala sesuatu yang menyangkut keperluan perusahaan. - Mendelegasikan sebagian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing bagian. Bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaan tugasnya, Presiden Direktur dibantu oleh Internal Audit yang mengawasi pelaksanaan administrasi dan menilai hasil laporan dan mengawasi job direction serta mendelegasikan karyawan untuk masing-masing bagian. Bertanggung jawab pada Presiden Direktur. c. Direktur Pabrik Tugasnya adalah mengkoordinasi semua kegiatan yang dilaksanakan di pabrik dari proses penerimaan bahan baku, pemprosesan hingga produk keluar dari gudang. Bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka direktur pabrik dibantu oleh manager produksi, manager PPC, manager QA,

27 xxxv

manager R&D, manager lingkungan, manager teknik dan manager budidaya pertanian. Kesemua bagian tersebut bertanggung jawab pada kepada Direktur Pabrik d. Direktur Umum Tugasnya adalah mengkoordinasi semua kegiatan yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan dan membuat peraturan bagi karyawan. Bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka direktur umum dibantu oleh manager umum, yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Umum. e. Direktur Keuangan Tugasnya adalah mengkoordinasi semua kegiatan keuangan, merencanakan anggaran perusahaan, membuat draf gaji, dan menentukan kebijakan pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka direktur keuangan dibantu oleh manager keuangan, manager akuntansi, dan manager pembelian. Ketiga bagian tersebut bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. f. Manager Produksi Tugasnya antara lain yaitu - Mengkoordinasikan semua kegiatan produksi termasuk memberikan bimbingan dan pengawasan secara langsung kepada bawahan (buruh pabrik termasuk bagian kemasan) agar proses produksi berjalan lancar, tepat waktu, tepat sasaran dengan harapan agar produktivitas dan efisien dapat ditingkatkan sehingga laba yang diperoleh perusahaan dapat dimaksimalkan. - Membuat rencana produksi sesuai dengan target pemasaran serta jadual produksi.

xxxv xxxvi

- Mengkoordinasi jalannya proses produksi meliputi kualitas dan jenis produksi yang dibuat serta produk baru maupun pengembangan produk yang ditetapkan oleh bagian laboratorium. - Bekerjasama dengan begian laboratorium dalam pelaksanaan proses produksi. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager produksi dibantu oleh Ø Ka. Bag. Produksi Jamu Tugasnya adalah membuat rencana sesuai dengan target pemasaran serta jadual produksi, mengkoordinasi jalannya proses produksi yang meliputi kualitas produk dan jenis produk yang dibuat serta produk baru maupun pengembangan produk yang ditetapkan bagian laboratorium. Serta bertanggung jawab atas seluruh jalannya proses produksi jamu. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Produksi. Ø Ka. Bag. Produksi Makanan dan Minuman Tugasnya adalah membuat rencana sesuai dengan target pemasaran serta jadual produksi, mengkoordinasi jalannya proses produksi yang meliputi kualitas produk dan jenis produk yang dibuat serta produk baru maupun pengembangan produk yang ditetapkan bagian laboratorium. Serta bertanggung jawab atas seluruh jalannya proses produksi makanan dan minuman. Sebab PT. SidoMuncul tidak hanya memproduksi jamu saja, tetapi juga memproduksi produk makanan. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Produksi. Ø Ka. Bag. Produksi CPOB Tugasnya adalah bertangung jawab atas jalannya proses pembuatan obat yang baik sesuai dengan aturan yang sudah

xxxvi xxxvii

ditetapkan baik dari perusahaan maupun dari menteri kesehatan. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Produksi. g. Manager PPC Tugasnya adalah membuat rencana sesuai dengan target pemasaran serta jadual produksi, mengkoordinasi jalannya proses produksi yang meliputi kualitas produk dan jenis produk yang dibuat serta produk baru maupun pengembangan produk yang ditetapkan bagian laboratorium. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Pabrik. h. Manager QA Tugasnya adalah mengkoordinasi, meneliti serta menetapkan standar produk mulai dari bahan baku hingga produk jadi, serta membuat dokumen dan laporan internal produk. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager QA dibantu oleh Ø Ka. Bag. Laboratorium Tugasnya antara lain - mengadakan penelitian dan pengembangan produk baru - mengawasi pelaksanaan teknis produksi - mengawasi kualitas produksi - menetapkan standar produksi - membuat dokumen produksi - membuat laporan internal produksi - menetapkan standar kadar air Bertanggung jawab langsung kepada Manager QA. Ø Ka. Bag. QC - mengawasi simplisia produksi (penyortiran, pemcucian, pengeringan) - menetapkan standar bahan baku dan standar produksi - melakukan penelitian pada bahan baku dan produk jadi Bertanggung jawab langsung kepada Manager QA.

xxxvii xxxviii

i. Manager R & D Tugasnya antara lain yaitu mengadakan penelitian dan pengembangan produk baru, mengawasi pelaksanaan teknis dan kualitas produksi, menetapkan standar bahan baku dan produk jadi, serta membuat laporan internal produksi. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik. j. Manager Lingkungan Tugasnya antara lain yaitu mengkoordinasi serta bertanggung jawab pada kebersihan lingkungan pabrik terutama ruang produksi, kebersihan peralatan serta proses sanitasi agar limbah tiak mengganggu lingkungan sekitar. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager lingkungan dibantu oleh Ø Ka. Bag. Environment Tugasnya adalah mengkoordinasi dan bertanggung jawab atas kebersihan alat-alat produksi agar tidak menimbulkan kontaminasi pada waktu pemprosesan, serta bertanggung jawab pada baik buruknya kerja mesin. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Lingkungan Ø Ka. Bag. Proses Tugasnya adalah mengkoordinasi serta bertanggung jawab atas kebersihan bahan pada waktu pemprosesan, sehingga tidak mudah terkontaminasi oleh benda-benda asing. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Lingkungan. Ø Ka. Bag. Maintenance & Control Bertanggung jawab langsung kepada Manager Lingkungan. Ø Ka. Bag. Public Relation & Human Resource Development Bertanggung jawab langsung kepada Manager Lingkungan. k. Manager Teknik Tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap kelancaran mesin atau peralatan produksi, dengan memelihara mesin-mesin, menyediakan

xxxviii xxxix

suku cadang, mengusulkan penambahan mesin-mesin baru. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager lingkungan dibantu oleh Ø Ka. Bag. Teknik Mekanik Tugasnya yaitu mengkoordinasi serta bertanggung jawab atas kerusakkan dan perbaikan peralatan mesin dalam pemprosesan. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Tenik. Ø Ka. Bag. Teknik Listrik Tugasnya adalah mengkoordinasi serta bertanggung jawab atas penyaluran aliran listrik atau sumber energi ke semua bagian, terutama bagian pemprosesan. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Teknik. Ø Ka. Bag. Utility Tugasnya adalah mengkoordinasi dan bertanggung jawab atas kerusakkan dan perbaikan peralatan selama pemprosesan berlangsung. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Teknik. l. Manager Budidaya Pertanian Tugasnya adalah bertanggung jawab dan menjaga serta melestarikan berbagai macam tanaman obat yang terdapat pada perkebunan obat PT.SidoMuncul. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik. m. Manager Umum Menangani semua kegiatan yang bersifat umum (semua bidang usaha yang dijalankan) terutama yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager umum dibantu oleh

xxxix xl

Ø Ka. Bag. Personalia Mengkoordinasi semua hal yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan meliputi perencanaan, pengelolaan, tenaga kerja di semua bidang usaha yang dijalankan perusahaan termasuk bagian administrasi. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Umum. Ø Ka. Bag. Logistik Bertangung jawab atas jumlah banyak sedikitnya bahan baku yang masuknya yang digunakan dalam proses produksi, serta bertanggung jawab atas keluar masuknya produk yang diproduksi. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Umum. Ø Ka. Bag. Security Bertanggung jawab atas keamanan lingkungan pabrik, mencatat keluar masuknya barang dari pemasok ke pabrik dan membuat surat pengantar bagi tamu. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Umum. Ø Ka. Bag. Perawatan dan Perencanaan bangunan Tugasnya adalah menjaga kebersihan dan merawat bangunan pabrik agar tetap bersih dan tidak mudah rusak, serta merencanakan pembangunan gedung (perluasan bangunan pabrik) sesuai dengan kebutuhan. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Umum. Ø Ka. Bag. Atlas Tugasnya adalah merencanakan tata letak bangunan yang hendak dibangun sesuai dengan alur produksinya. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Umum. Ø Ka. Bag. Hubungan Industri Bertanggung jawab atas kelancaran hubungan industri antara produsen dengan distributor maupun dengan konsumen, sehingga tercipta hubungan yang selaras dan seimbang yang

xl xli

saling menguntungkan. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Umum. n. Manager Keuangan Mengkoordinasi semua kegiatan di bagian keuangan, termasuk didalamnya membuat anggaran, diposisi transaksi keuangan, membuat laporan realisasi anggaran, membuat draf gaji, serta membuat laporan secara berkala untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan. Bertanggung jawab pada langsung kepada Direktur Keuanagan. Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager umum dibantu oleh Ø Ka. Bag. Pembiayaan Tugasnya membantu manager keuangan dalam menjalankan tugas-tugasnya seperti membuat laporan anggaran belanja untuk perusahaan. Bertanggung jawab langsung kepada manager keuangan. Ø Ka. Bag. Perpajakan dan Akuntanasi Mengkoordinasi semua kegiatan di bagian keuangan, termasuk didalamnya membuat anggaran, diposisi transaksi keuangan, membuat laporan realisasi anggaran, membuat draf gaji, serta membuat laporan secara berkala untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan, serta merinci biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran pajak. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Keuangan. o. Manager Akuntansi Tugasnya adalah membuat laporan secara berkala untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan membantu kepala bagian administrasi dalam membuat pembukuan baik dalam pembuatan faktur-faktur pembelian dan pemesanan barang dari perusahaan lain. Termasuk didalamnya membuat anggaran, diposisi transaksi keuangan, membuat laporan realisasi anggaran, membuat draf, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

xli xlii

Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager umum dibantu oleh Ø Ka. Bag. Akuntansi Keuangan Biaya Mengkoordinasi semua kegiatan di bagian keuangan, termasuk didalamnya membuat anggaran, diposisi transaksi keuangan, membuat laporan realisasi anggaran, membuat draf gaji, serta membuat laporan secara berkala untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Akuntansi. Ø Ka. Bag. Anggaran Membantu kepala bagian admistrasi dalam menjalankan tugas-tugasnya seperti membuat laporan anggaran untuk perusahaan. Bertanggung jawab langsung kepada Manager akuntansi. Ø Ka. Bag. Pengolahan Data Mengkoordinasi semua hal yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan meliputi perencanaan, pengelolaan, tenaga kerja di semua bidang usaha yang dijalankan perusahaan termasuk bagian administrasi seperti perencanaan anggaran produksi, pembuatan pembukuan dalan proses distribusi produk, dan lain- lain. Bertanggung jawab langsung kepada Manager Akuntansi. p. Manager Pembelian Menangani semua kegiatan pembelian untuk keperluan toko meliputi jumlah barang, dari produsen, pemasok/suplier, maupun dari gudang penyimpanan jika produk tersebut merupakan produk yang dihasilkan perusahaan sendiri. Untuk itu dalam menjalankan kegiatannya berhubungan langsung dengan dengan bagian produksi, penggudangan maupun penjualan. Bertanggung jawab pada langsung kepada Direktur Keuangan.

xlii xliii

2. Ketenagakerjaan a. Perekrutan Karyawan Pada umumnya sumber tenaga kerja dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu: a. Sumber dari dalam perusahaan, bila ada lowongan di perusahaan itu maka pegawai yang telah ada di pilih dan diangkat untuk mengisinya. b. Sumber dari luar perusahaan Temen-temen pegawai perusahaan, badan-badan tenaga kerja, lembaga-lembaga pendidikan, iklan, dan sumber-sumber lain. Di PT. SidoMuncul tenaga kerja yang diperoleh umumnya berasal dari luar perusahaan, sebab perusahaan secara langsung membuka lowongan pekerjaan. Sehingga bagi karyawan yang hendak mendaftarkan diri cukup mendatangi kantor secara langsung untuk menanyakan sendiri tentang adanya lowongan pekerjaan. Jika memang terdapat lowongan pekerjaan, maka pelamar dapat segera mengirim surat lamaran ke kepala bagian personalia dan yang akan memperhitungkan apabila tenaga kerja tersebut mempunyai kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan. Khusus untuk karyawan staf / kepala bagian, kriteria juga berdasarkan pada hasil tes tertulis maupun wawancara. Sedangkan untuk tenaga produksi, pada umumnya karyawan yang diterima melalui perantara dari karyawan yang sudah bekerja maupun mitra bisnis perusahaan tanpa melalui iklan lowongan kerja. Tenaga kerja yang diterima sebagai pegawai akan ditempatkan sesuai dengan jenis bagian yang dipilih saat melamar, jika tidak maka penempatan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Tenaga kerja dapat diterima sebagai pegawai tetap setelah bekerja selama 2 tahun, dan tenaganya masih dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan tenaga kontrak, mereka wajib memperbaharui kontrak tersebut setiap 2 tahun sekali. b. Sistem Penggajian Sistem penggajian di PT.SidoMuncul dibagi menjadi dua bagian

xliii xliv

a. Mingguan Sistem ini berlaku bagi karyawan harian (karyawan bagian produksi). Penggajian biasanya diberikan pada hari Jumat dan besarnya gaji yang diterima dalam satu bulan disesuaikan dengan UMK dari daerah setempat dan ditambah dengan uang makan per hari sebesar Rp12.000,-. Besarnya pendapatan tersebut, merupakan gaji pokok bagi karyawan. b. Bulanan Sistem ini berlaku bagi karyawan kantor atau setiap kepala bagian usaha dimana gaji ini diberikan di akhir bulan. c. Sistem Pengembangan Tenaga Kerja Ø PT. SidoMuncul tidak memberlakukan promosi dan mutasi. Kebijaksanaan tersebut sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Ø PT. SidoMuncul juga memberikan sanksi kepada karyawan interdispliner. Sebelumnya sering diadakan atau diberi pengarahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jika pun ada karyawan yang terkena PHK yang berhubungan dengan adanya pelanggaran peraturan, maka perusahaan tidak akan memberikan pesangon dan sebagai gantinya perusahaan hanya akan memberikan gaji yang menjadi jatahnya selama mereka bekerja di PT. SidoMuncul. Sedangkan apabila mereka mengundurkan diri, maka perusahaan akan memberikan pesangon. Ø Hak dan Kewajiban Karyawan Karyawan di PT. SidoMuncul mempunyai hak 1. Mendapatkan gaji sesuai dengan ketentuan Sistem penggajian pada PT. SidoMuncul dibagi menjadi dua yaitu mingguan dan bulanan. Untuk tenaga produksi akan diberikan setiap minggunya dengan gaji per bulan sebesar UMK dan ditambah dengan uang makan sebesar Rp 12.000,-. Sedangkan untuk karyawan staf atau

xliv xlv

kantor, gaji yang didapat akan diberikan setiap bulannya. Sedangkan ketentuan lembur terhitung jika karyawan bekerja melebihi jam kerja pada umumnya (08.00 – 16.30 WIB), dengan ketentuan setiap 1 jam pertama mendapatkan tambahan gaji sebesar Rp 10.000,- dan 1jam berikutnya akan diberikan tambahan beberapa persen lagi dari gaji 1 jam pertama. 2. Memperoleh kenyamanan saat bekerja Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal, maka kenyamanan saat bekerja harus diperhatikan. Contoh kenyamanan saat bekerja dengan adanya penggunaan peralatan yang memberikan kemudahan dalam bekerja, misalnya sepeda yang digunakan untuk menyalurkan sampel bahan-bahan dari tempat satu ke tempat yang lain yang jarak tiap tempatnya cukup jauh. Contoh lain adalah penggunaan pengaman saat bekerja seperti penggunaan masker, sarung tangan maupun penutup kepala pada karyawan yang bekerja dibagian pemprosesan dan pengepakkan produk. 3. Mendapatkan jatah uang makan Pemberian jatah uang makan kepada karyawan diberikan setiap harinya sebesar Rp 12.000,- 4. Mendapatkan uang pesangon Uang pesangon hanya akan diberikan untuk karyawab yang mengundurkan diri maupun yang di PHK atas dasar- dasar yang kuat. Besarnya uang pesangon ini biasanya disesuaikan dengan UU terbaru tahun 2004 tentang PHK yang dilakukan atas dasar alasan mendesak atau atas permintaan pekerja. Sedangkan untuk pekerja atau karyawan yang di PHK atas dasar penyelewengan peraturan, maka perusahaan tidak akan memberikan uang pesangon tetapi sebagai gantinya perusahaan hanya akan memberikan uang

xlv xlvi

gaji yang menjadi gaji pokoknya selama bekerja di PT.SidoMuncul. 5. Mendapatkan bonus pada akhir tahun Pada akhir tahun, perusahaan akan memberikan bonus kepada semua karyawannya baik karyawan produksi maupun staf kantor. Biasanya bonus ini diberikan dalam bentuk uang (THR) maupun dalam bentuk makanan ringan (seperti kue, sirup, dan lain-lainnya). 6. Mendapatkan pelayanan kesehatan Bagi karyawan PT.SidoMuncul, perusahaan akan memberikan pelayanan kesehatan untuk setiap pengaduan dari karyawan berupa tersedianya poliklinik. Dan apabila poliklinik tidak dapat mengatasi masalah karyawannya maka perusahaan akan merujuk karyawanya ke Rumah Sakit dan biaya ditanggung oleh perusahaan. Kewajiban karyawan secara keseluruhan sudah tertuang dalam peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Peraturan tersebut harus dipatuhi oleh semua karyawan tanpa ada perkecualian. Pada dasarnya peraturan yang menyangkut kewajiban karyawan di setiap bagian adalah sama. Peraturan tersebut antara lain yaitu 1. Kewajiaban untuk mematuhi dan melaksanakan semua perintah dan kebijaksanaan atasan dengan penuh tanggung jawab. 2. Selama bekerja karyawan tidak diperbolehkan meninggalkan tempat tugasnya tanpa ijin dari atasannya. 3. Selama jam kerja karyawan harus menggunakan pakaian yang telah diberikan oleh perusahaan (seragam sesuai dengan bagiannya) dan tidak diperkenankan memakai perhiasan yang mencolok serta memakai make up yang berlebihan. - Warna merah : Bagian Peracikan

xlvi xlvii

- Warna hijau : Bagian Giling - Warna biru : Bagian Sanitasi 4. Setiap karyawan harus ikut bertanggung jawab atas terpeliharanya keamanan barang perusahaan baik barang dagangan maupun perlengkapan perusahaan. Apabila diketahui ada gejala yang mengganggu terpeliharanya keamanan tersebut harus segera dilaporkan pada atasan. 5. Setiap karyawan tidak dibenarkan mengedarkan atau menempelkan selebaran / pamflet gambar, dan sebagainya yang dapat mengganggu ketertiban umum dan bertentangan dengan tata susila. 6. Setiap karyawan tiak diperkenankan makan atau minum serta merokok pada ruangan kerja karena dapat mengakibatkan kontaminasi produk. 7. Setiap karyawan yang bekerja di ruang produksi hanya diperkenankan untuk bekerja sesuai dengan bagiannya masing-masing. Setiap peraturan tersebut di semua bagian terdapat peraturan yang bersifat khusus. Biasanya peraturan tersebut dipasang / ditempel pada dinding tempat karyawan tersebut bekerja. Pada bagian produksi peraturan yang bersifat khusus di tempel pada papan sehingga terlihat jelas oleh semua karyawan bagian produksi. Contoh peraturan tersebut diantaranya adalah larangan makan di ruang produksi, ketentuan untuk mencuci tangan dan kaki setiap masuk ruang produksi, pemakaian alas kaki serta peraturan agar setiap karyawan memakai celemek dan penutup kepala. Peraturan tersebut harus dipatuhi dan dipertanggung jawabkan pada atasan. Jika peraturan tersebut dilanggar maka perusahaan akan mengenakan sanksi melalui teguran sampai pada tindakan pemecatan.

xlvii xlviii

d. Jam Kerja Jumlah karyawan PT. SidoMuncul secara keseluruhan adalah 3000 orang. PT. SidoMuncul beroperasi selama 300 hari per tahun dan per harinya selama 8 jam. Jam kerja efektif antara hari Senin sampai dengan hari Jumat, sedangkan hari Sabtu dan Minggu digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan peralatan. Berdasarkan waktu pembagian kerjanya, PT. SidoMuncul membagi dua kelompok kerja yaitu karyawan produksi dan karyawan staf. Pembagian jam kerja pun dibedakan berdasarkan kelompok kerja, antara lain: 1. Karyawan staf yaitu karyawan yang tidak menangani proses produksi secara langsung. Jam kerja karyawan staf dari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB. Disamping karyawan tetap, PT.SidoMuncul juga memiliki beberapa tenaga ahli sebagai konsultan misalnya saja untuk bidang riset, perpajakan, agronomi dan lain-lain. 2. Karyawan produksi, yakni karyawan yang menangani proses produksi secara langsung. Jam kerja karyawan produksi dibagi menjadi tiga shif dan bekerja secara bergantian dengan pengaturan sebagai berikut: - Shif I : pukul 06.30 – 14.30 WIB - Shif II : pukul 14.30 – 22.30 WIB - Shif III : pukul 22.30 – 06.30 WIB Jam di luar kerja tersebut dianggap sebagai jam lembur dengan sistem penggajian dihitung perjam kerja lembur. Untuk 1 jam pertama, karyawan mendapatkan tambahan gaji sebesar Rp 10.000,- sedangkan untuk 1 jam berikutnya akan mendapatkan tambahan beberapa persen dari besarnya pendapatan selama 1 jam pertama. Setiap hari karyawan memperoleh istirahat selama 1 jam pada jam 12.00 s/d 13.00 WIB bersamaan dengan waktu

xlviii xlix

makan siang dan sholat khusus untuk karyawan yang beragama islam. Dalam upaya untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara karyawan biasanya, PT. SidoMuncul mengadakan kegiatan bersama yang melibatkan seluruh karyawan PT.SidoMuncul. Misalnya saja kegiatan peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus yang diadakan secara rutin setiap tahunnya. e. Fasilitas Perusahaan Fasilitas yang diberikan oleh PT. SidoMuncul untuk memperlancar poses produksi antara lain yaitu 1. Jaminan Sosial - Kesehatan: kotak P3K, Asuransi Kesehatan (ASKES) - Mess sebagai tempat tinggal bagi karyawan yang berdomisili diluar kota. - Asuransi tenaga kerja atau Jamsostek dimana setiap karyawan tetap didaftarkan menjadi peserta termasuk didalamnya asuransi kematian dan asuransi keselamatan kerja. - Keselamatan kerja karyawan disediakan alat-alat berupa sepatu, masker,sarung tangan, dan penutup kepala. 2. Kehidupan Spiritual Karyawan Sarana ibadah berupa mushola yang berada di lingkungan perusahaan 3. Sarana Transportasi Perusahaan menyediakan beberapa bus sebagai sarana transportasi bagi karyawan yang jarak tempat tinggalnya jauh dari perusahaan. 4. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang yang diterima oleh karyawan adalah sarana penghubung yaitu telepon dan fax air phone.

xlix l

C. Peralatan yang Digunakan 1. Spesifikasi peralatan yang digunakan Faktor pendukung lancarnya proses produksi adalah tersedianya peralatan dan mesin yang baik, baik manual maupun otomatis. Pada dasarnya alat dan mesin yang digunakan mempunyai spesifikasi dan kapasitas tersendiri. Mesin dan peralatan yang digunakan ada yang berdiri sendiri tetapi ada juga komponen alat yang menyertai sebagai kesatuan unit dalam proses produksi. Mesin dan alat yang digunakan antara lain: a. Mesin Penyangrai g. Mesin Pengisi Serbuk b. Mesin Penggiling h. Mesin Pengelas c. Mesin Penghalus Vacum i. Incenerator (penggiling raymond) j. Traktor / bighoe d. Mesin Pengayak k. Power (boiler) e. Mesin Pencampur l. Ketel Bahan f. Mesin Pengering (cabinet m. Kondensator drier) n. Sparator Adapun spesifikasi dari mesin dan peralatan tersebut adalah sebagai berikut a. Nama alat : Mesin Penyangrai Ä Fungsi : Untuk menyangrai bahan baku tertentu, misal jahe, kunyit, kencur, dan lain sebagainya agar kadar air yang terkandung pada bahan dapat berkurang. Ä Spesifikasi - Kapasitas : 50 kg/tabung b. Nama alat : Mesin Penggiling Ä Fungsi : Untuk memecah bahan baku atau simplisia untuk menjadi pecahan-pecahan kasar (memperkecil volum bahan)

l li

c. Nama alat : Mesin Penghalus Vacum (Penggiling Raymond) Ä Fungsi : Untuk memecah bahan atau simplisia yang sudah berupa pecahan kasar menjadi serbuk halus yang lolos saring 80 mesh (tekstur lebih halus) Ä Spesifikasi - Kapasitas : 100 kg d. Nama alat : Masin pengayak Ä Fungsi : Untuk mengayak bahan yang sudah menjadi serbuk, sehingga dapat lolos dari saringan 80 mesh dan 100 mesh. Ä Spesifikasi - Kapasitas : 50 kg e. Nama alat : Mesin pencampur Ä Fungsi : Untuk mencampur bahan serbuk yang telah diayak sehingga menjadi homogen. Ä Spesifikasi - Kapasitas : ± 200 kg f. Nama alat : Mesin Pengering (cabinet drier) Ä Fungsi : Untuk mengeringkan bahan yang sudah jadi Ä Jumlah : 2 buah g. Nama alat : Mesin Pengisi Serbuk Ä Fungsi : Untuk menakar dan mengisikan jamu serbuk ke dalam kemasan dalam (kertas ersat) secara semi manual. Ä Spesifikasi - Kapasitas : 4 kg h. Nama alat : Mesin Pengelas Ä Fungsi : Untuk mengelas atau merekatkan kemasan yang terbuat dari kemasan metalize.

li lii

Ä Jumlah : 6 buah Ä Spesifikasi - Temperatur : 900C – 1000C i. Nama alat : Incenerator Ä Fungsi : Membakar sisa pembungkus yang terbuat dari alumunium yang sudah tidak terpakai, sehingga dapat didaur ulang. Ä Jumlah alat : 1 buah Ä Spesifikasi - Bahan bakar : Petrodisel - Temperatur : 1200 0C j. Nama alat : Traktor / bighoe Ä Fungsi : Untuk mengolah atau membalik tumpukkan sisa-sisa produsi jamu / ampas produksi yang dijadikan pupuk organik agar tumpukkan tersebut mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ä Jumlah alat : 3 buah Ä Spesifikasi - Bahan bakar : Solar k. Nama alat : Power (Boiler) Ä Fungsi : Sebagai sumber energi panas yang berupa uap air, yang digunakan untuk memanaskan ketel bahan sewaktu proses penyulingan berlangsung. Ä Jumlah : 1 buah Ä Spesifikasi - Temperatur : 1000C l. Nama alat : Ketel Bahan Ä Fungsi : Menampung bahan yang akan didestilasi Ä Jumlah : 12 buah

lii liii

Ä Spesifikasi - Kapasitas : 1200 kg/ hari m. Nama alat : Kondensator Ä Fungsi : Sebagai pendingin dan sebagai saluran tempat mengalirnya uap air yang masih bercampur dengan minyak atsiri. ÄJumlah : 12 buah n. Nama alat : Sparator Ä Fungsi : Sebagai tempat untuk memisahkan air dan minyak. Setelah terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas minyak dan lapisan bawah air, maka air akan dikeluarkan melalui keran dibagian bawah. Ä Jumlah : 7 buah 2. Mekanisme kerjanya mesin a. Mesin Penyangrai

Gambar 2.3 Mesin Penyangrai Keterangan: 1. Inlet 2. Silinder dalam (bak penampung bahan) 3. Kompor 4. Tabung minyak pompa

liii liv

Prinsip kerja alat ini adalah produk dimasukkan ke dalam silinder dalam, kemudian ditutup dan dipanasi dengan pemanas yang berupa kompor gas. Kemudian diradiasikan ke silinder dalam untuk mematangkan produk. Bersamaan pemanas diaktifkan, silinder dalam diputar diputar pula agar didapatkan pemanasan / pemasakkan produk yang merata, dengan menekan tombol motor listrik. Berputarnya silinder pemasak degerakkan oleh motor listrik melalui transmisi puly dan belt. Untuk mendapatkan kualitas produk masak yang baik perlu dikontrol setiap saat dengan interval waktu 5-10 menit. b. Mesin Penggiling

Gambar 2.4 Mesin Penggiling (Disc Mill) Keterangan: 1. Inlet 5. Ban pemutar 2. Penutup gigi penggiling 6. Dinamo pemutar 3. Kunci penguat 7. Tempat keluar bahan 4. Tuas penggiling

Prinsip kerja alat ini adalah menggiling simplisia dengan menggerakkan roda gigi penggilas dengan rotor sehingga bahan simplisia tertahan oleh gigi penggilas dan bahan menjadi hancur.

liv lv

c. Mesin Penghalus Vacum (Penggiling Raymond)

Gambar 2.5 Mesin Penghalus Vacum (Penggiling Raymond) Keterangan : 1. Inlet 6. Kipas penyedot (alat 2. Badan penggiling vacum) 3. penguat (pengeras) 7. Rotor penggerak kipas 4. Dinamo (motor 8. Tong penampung bahan pengerak) 9. Tabung 5. Slang ban penggerak 10. Penampung debu Prinsip kerja alat ini adalah menggunakan roda penggilas yang digerakkan melalui perputaran roda gandeng dari rotor. Hasil gilasan yang halus diserap oleh alat vakum ke tempat penampungan, sedangkan hasil gilasan yang kasar akan tergiling kembali. d. Mesin Pengayak

Gambar 2.6 Mesin Pengayak

lv lvi

Keterangan: 1. Penutup alat 5. Ayakan 2. Penahan ayakan 6. Tempat hasil ayakan 3. Roda penggerak 7. Motor penggerak 4. Ban penggerak Mesin ini bekerja dengan gerakan berulang-ulang, sehingga bahan yang lolos ayakan akan jatuh ke tempat penampungan di bawahnya. e. Mesin Pencampur (Mixer)

Gambar 2.7 Mesin Pencampur (Mixer) Keterangan: 1. Tempat bahan yang dicampur 2. Tuas pengaduk 3. Ban penggerak 4. Outlet 5. Dinamo (motor penggerak) Mesin ini bekerja dengan cara mengaduk bahan yang berada dalam wadah dengan menggunakan pengaduk yang berupa bahan anti karat (stainless steel) dan berbentuk tulang ikan yang disebut dengan agigator yang berputar pada porosnya. Sehingga bahan menjadi homogen.

lvi lvii

f. Mesin Pengering (Cabinet Drier)

Gambar 2.8 Mesin Pengering (Cabinet Drier) Keterangan: 1. Pengontrol alat 2. Badan pengering 3. Pintu penutup 4. Rak Mesin ini bekerja dengan cara menghembuskan udara dengan kipas melalui pemanas (biasanya berupa kumparan). Udara yang telah dipanasi akan melalui baki-baki yang berisi bahan yang dikeringkan di atasnya. Penghantaran panas ini dilakukan dengan cara konveksi. Air pada bahan akan diuapkan oleh udara panas sehingga bahan menjadi kering. g. Mesin Pengisi serbuk

Gambar 2.9 Mesin Pengisi Serbuk

lvii lviii

Keterangan: 1. Corong 2. Piringan berputar 3. Tempat keluarnya serbuk 4. Kemasan Mesin ini dirancang sedemikian rupa sehingga takaran berat serbuk yang dihasilkan sama antara lubang yang satu dengan lubang lainnya. Lubang-lubang ini terletak pada piringan yang berputar dengan takaran masing-masing ± 7 gram. Serbuk yang jatuh kemudian masuk ke dalam alat yang telah disiapkan secara manual. h. Mesin Pengelas

Gambar 2.10 Mesin Pengelas Keterangan: 1. Alat pengatur suhu 2. Tempat pengelas 3. Pijakan kaki Mesin pengelas digunakan untuk mengelas kemasan yang terbuat dari kemasan metalize. Apabila pegas yang menghubungkan antara kedua lempeng besi (tempat kemasan) pada mesin ini diinjak maka kemasan akan merekat dan apabila pegas dilepaskan maka proses pengelasan berakhir. Suhu yang digunakan yaitu antara 90 0C-100 0C. Bila terlalu panas, lempeng besi disikat dengan air.

lviii lix

i. Incenerator

Gambar 2.11 Incenerator Prinsip kerja alat ini adalah mesin dipanaskan terlebih dahulu dengan bahan bakar petrodisel, kemudian bahan dimasukkan ke dalam bak penampung bahan. Setelah mesin panas hingga mencapai suhu 12000C, maka sisa pembungkus yang telah dimasukkan ke dalam bak penampung bahan akan terbakar dengan sendirinya. Dalam proses pembuangan asap, alat tersebut menggunakan prinsip gaya gravitasi. Di mana asap yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut akan dikeluarkan menuju kebawah dan akan dibuang ke tanah. Sehingga diharapkan dapat menggurangi polusi udara. j. Bighoe/traktor Prinsip kerja alat ini adalah mesin dihidupkan dengan berbahan bakar solar, kemudian dikendalikan dengan satu pengendali dan beberapa tombol secara otomatis. Sehingga penggaruk dapat melakukan gerakkan sesuai dengan perintah kendali. k. Power (Boiler) Prinsip kerja alat ini adalah air dimasukkan terlebih dahulu bak penampung air yang berada didalam mesin tersebut. Kemudian mesin dihidupkan dengan disel sebagai sumber energi, sehingga air menjadi mendidih pada suhu 1000C. Setelah air mendidih, uap air yang terbentuk akan disalurkan ke ketel bahan melalui pipa yang terbuat dari besi.

lix lx

l. Ketel Bahan Prinsip kerja alat ini adalah bahan yang akan didestilasi dimasukkan ke dalam ketel bahan. Kapasitas ketel bahan per satu kali penyulingan adalah 120kg. Ketika bahan dimasukkan, ketel bahan harus dalam keadaan dingin, setelah itu bahan dimasukkan dan ditambah dengan air hingga semua bahan tercelup. Setelah itu ketel ditutup rapat dan bahan siap untuk didestilasi. m. Kondensator Prinsip kerja alat ini adalah sebagai pipa tempat mengalirnya uap air yang terbentuk yang masih bercampur dengan minyak atsiri dan sebagi pendingin selama proses destilasi berlangsung. n. Sparator Prinsip kerja alat ini adalah sebagi tempat penampung minyak atsiri yang terbentuk yang masih bercampur dengan uap air. Sehingga setelah didiamkan (didinginkan pada suhu ruang) selama beberapa jam maka akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas adalah minyak sedangkan lapisan bawah adalah air, sehingga air akan dikeluarkan melalui keran dan minyak atsiri hasil penyulingan dapat diambil. D. Penyediaan Bahan Baku 1. Bahan baku yang dipergunakan Bahan baku yang digunakan oleh PT.SidoMuncul pada saat ini terdapat 150 jenis bahan. Bahan tersebut meliputi akar, rimpang, daun, bunga, buah, dan biji. Beberapa macam bahan yang digunakan dalam pembuatan produk Tolak Angin antara lain yaitu a. Kayu Ules Kayu ules (Helicteres isora L) merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi sampai 4 meter, berbatang basah, kulit kayu berserat- serat. Bagian tanaman yang digunakan adalah akar, buah, kulit kayu. Kandungan kimianya meliputi pigmen kloroplas, pitosterol, saponin, gula, flobatanin, asam hidroksikarboksilat. Khasiatnya antara lain stomatik dan antipiretik (Anonim d, 2007)

lx lxi

b. Cengkeh Hasil penyulingan cengkeh berupa minyak atsiri atau terkenal dengan sebutan clove oil. Minyak cengkeh mengandung 70 – 90 % eugenol. Eugenol mampu menjadi zat anti jamur dan anti septik serta campuran obat gosok hangat, pereda nyeri. Sebenarnya semua bagian tanaman cengkeh mengandung minyak atsiri, mulai akar, kulit, bunga, daun maupun tangkainya. Hanya saja akar paling tinggi terdapat pada bunga, tangkai, dan daunnya. Pada bunga kandungan minyak atsirinya mencapai 20%, sementara itu kandungan minyak atsiri yang terdapat pada daun-daun cengkeh kering antara 1-3%. Banyak sedikitnya minyak atsiri yang dihasilkan dari proses penyulingan dipengaruhi oleh proses dan kondisi penyulingan serta waktu gugurnya daun. Proses penyulingan yang tidak tepat juga akan berpengaruh pada kualitas minyak. Demikian juga daun-daun yang gugur pada musim hujan, kandungan minyaknya sangat rendah. Sebaliknya daun-daun cengkeh yang gugur pada musim kemarau akan mempunyai kandungan minyak yang sangat tinggi (Junaedi,2008) c. Jahe Kandungan enzim protease dan lipase yang terkandung dalam jahe berfungsi untuk memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga meningkatkan nafsu makan. Jahe yang melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton dan methanol pada jahe yang mampu menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan, manfaat nyeri lambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi jahe. Peradangan pada arthiris / radang sendi juga bisa ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe, karena jahe menghambat produksi prostaglandin, hormon dalam tubuh yang dapat memacu peradangan (Sutomo, 2008)

lxi lxii

d. Madu Madu dihasilkan oleh lebah dari sari bunga yang biasa disebut nektar. Nektar tersebut bisa diolah oleh lebah menjadi madu setelah ditambah dengan enzim. Royal jelly mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan lengkap karena kaya akan berbagai macam protein, vitamin, asam amino esensial, mineral, enzimdan hormon yang mutlak diperlukan oleh tubuh manusia dan mempunyai kandungan lebih dari 30 jenis asam amino (termasuk 8 asam amino esensial) yang semuanya diperlukan oleh tubuh manusia terutama untuk melawan sumber penyakit dari luar yang berbahaya dan mempercepat proses perbaikkan sel-sel tubuh yang rusak dan percepatan regenerasi sel-sel yang baru (Anonim e, 2008) e. Daun Adhas Adhas (Foeniculum vulgare mill) mempunyai kandungan zat yang terdiri dari minyak terbang (0,3-0,6%) dan mempunyai kadar ethanol yang tinggi. Daun adhas ini mempunyai kegunaan untuk memperbaiki rasa obat (corrigens) dan penggunaannya selalu bersama dengan pulosari. Salah satu jenisnya adalah adhas sowa (Peucedanum gravealus B dan N, Anethumgraveolens linn, Anethum Sowa DC) yang mempunyai kandungan 2-3% minyak terbang “limoneen” dan “carvan” yang dinamakan “dill-apiol”, rumus

bangunannya C12H14O4 (Hager). Adhas sowa ini mempunyai kegunaan untuk menghilangkan perut kembung (Sastroamidjojo,2001) Adas atau adas pedas (Feniculum vulgare Miller), merupakan suku adas-adasan atau Apiaceae lebih lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan tradisional. Minyak adas yang dikandung bijinya menjadi salah satu komponen minyak telon. Tumbubuhan berbentuk herbal yang berbau harum, berwarna hijau terang, tegak dan dapat mencapai 2 meter tingginya. Daunnya tumbuh tinggi hingga 40 cm panjangnya., berbentuk pita dengan segmen terakhir

lxii lxiii

dalam bentuk rambut, kira-kira selebar 0,5 mm. Buahnya adalah biji kering dari 4-9mm panjangnya dengan lebar separuh panjangnya dan mempunyai alur. Bijinya yang dikeringkan dikenali sebagai biji adas. Daun adas digunakan sebagai makanan oleh larva bebebrapa spesies Lepidoptera, termasuk rama-rama (amphipyra tragopoginis) dan Anise swallowtail (Anonim f, 2008) Buah adas berbentuk lonjong berusuk, panjangnya 6 – 10 mm, lebar 3 – 4 mm, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna coklat agak hijau atau coklat agak kuning sampai sepenuhnya coklat. Namun, warna buahnya tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas atau yang merupakan hasil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada 2 macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu atau digunakan sebagai bahan yang dapat memperbaiki rasa dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersamaan dengan kulit batang pulosari. Adas mengandung minyak atsiri, antara lain yaitu · Oleum Foenicoli 1 – 6% · Anetol 50 – 60% · Fenkom, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat ± 20% · Minyak lemak 12% Kandungan Anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavical an anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang nafsu makan (Anonim g, 2008) Kandungan minyak atsiri adas bervariasi antara 0,6 – 6%. Buah yang terletak ditengah-tengah payung umumnya mengandung

lxiii lxiv

minyak atsiri yang lebih tinggi dan baunya lebih tajam dibandingkan dengan buah yang terletak di bagian lain. Iklim dan waktu panen sangat menentukan kandungan minyak atsiri. Tabel 2.1 Kadar Minyak Atsiri Asal daerah Kadar Anethol Fenchone Estragol (gr/100 ml) Jawa Barat 3,83 43,3 33,3 15,3 Jawa Tengah 4,39 44,5 16,9 22,7 Sumber: Risfaheri dan Makmun, 1999 Minyak atsiri yang paling utama dari varietas dulce mengandung etanol (50–80%), limunene (5%), fenchone (5%), estragol (methyl- chavicol), safrol, alphapinene, beta-myrcene dan pcymen (Anonim h, 2008) 2. Cara / sistem pengadaan bahan baku Bahan baku yang dipakai oleh PT. SidoMuncul pada saat ini terdapat 150 jenis bahan. Bagian bahan yang diambil meliputi akar, rimpang, daun, bunga, buah dan biji. Kesemua bahan baku tersebut diperoleh dengan cara menanam dan mengembangkan tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat dengan menanamnya sendiri di perkebunan dan kerjasama dengan para petani dalam bentuk kemitraan. Selain itu, PT.SidoMuncul memperoleh bahan baku dengan cara mengimpor bahan jamu yang tidak diperoleh di Indonesia. Disamping itu, sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu berasal dari daerah Tawangmangu - Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena kualitas dan kuantitas produk bahan baku dari daerah tersebut sangat baik dan sesuai dengan standar kualitas mutu di PT.SidoMuncul.

lxiv lxv

E. Proses Pengolahan 1. Tahap dan proses yang dikerjakan ÄProses Pembuatan Jamu Secara umum proses produksi yang dilakukan oleh PT.SidoMuncul melalui beberapa tahap yang mengikuti prinsip FIFO (First In First Out). Setiap langkah produksi yang dilakukan oleh PT.SidoMuncul mengikuti standar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Adapun proses produksi jamu di PT.SidoMuncul adalah sebagai berikut: a. Tahap persiapan bahan baku Bahan baku yang diperoleh dari suplier disortir terlebih dahulu untuk dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya, hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan jamu mayoritas pada umumnya bentuk dan warna kulitnya hampir sama. Selain itu hal tersebut juga bertujuan untuk memilah-milah bahan yang dipakai atau layak dipakai b.Tahap pencucian bahan Bahan baku yang sudah dipilah-pilah, maka untuk selanjutnya akan dicuci hingga bersih. c. Tahap pengovenan Setelah bahan baku dicuci bersih, maka bahan tersebut segera dioven untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalam bahan. Sehingga diharapkan bahan tersebut mempunyai daya tahan yang panjang. Setelah proses pengovenan selesai maka sebagian bahan yang dihasilkan dari proses pengovenan akan disimpan didalam gudang bahan baku, sedangkan sebagian lagi dapat segera diproses. d.Tahap penggilingan I Setelah bahan dioven, maka bahan tersebut akan menjadi kering sebab kandungan air yang terkandung didalam bahan sudah berkurang, sehingga sifat bahan menjadi kering dan mudah untuk digiling.

lxv lxvi

e. Tahap penggilingan II Pada tahap penggilingan II ini, bahan yang digunakan dalam pembuatan obat cair dan serbuk dibedakan. Untuk memproduksi jamu serbuk, maka setelah bahan di giling pada tahap I maka bahan tersebut akan diperhalus lagi melalui tahap ke-II. f. Tahap pengayakan Proses pengayakkan ini hanya digunakan untuk memproduksi jamu serbuk saja. Setelah bahan digiling, maka bahan akan diayak dengan ayakan yang berukuran 30 mesh. g.Tahap pembuatan jamu Ada beberapa cara pembuatan jamu di PT. Sido Muncul, tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan dan jenis fisik jamu yang akan dibuat. Bentuk proses pembuatan jamu antara lain sebagai berikut: 1. Proses pembuatan jamu serbuk 2. Proses pembuatan jamu cair 3. Proses pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran 4. Proses pembuatan jamu instan dari empon-empon 5. Proses pembuatan jamu pil 6. Proses pembuatan jamu kapsul 7. Proses Pembuatan jamu tablet Proses pembuatan jamu di PT.SidoMuncul ini terkenal dengan sebutan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). h.Tahap pengemasan Tahap Jamu yang sudah dibut kemudian di kemas kedalam pengemas yang sudah tersedia. Biasanya pengemasan jamu ini memiliki ruang tersendiri, sebab jamu merupakan produk yang rentan terhadap kontaminasi. i. Tahap pengepakan Setelah produk jamu dikemas, maka produk tersebut dimasukkan ke dalam kardus yang disesuaikan sesuai jenis produk

lxvi lxvii

jamunya. Kemudian kardus ditutup rapat dan diberi kode dan dicantumkan tanggal kadaluwarsa. Untuk selanjutnya produk jamu tersebut disimpan di dalam gudang penyimpanan produk. Ä Proses Pembuatan Minyak Atsiri Selain memproduksi jamu cair dan jamu serbuk, PT.SidoMuncul juga memproduksi minyak atsiri yang memanfaatkan ampas sisa produksi ekstraksi yang menggunakan prinsip penyulingan dengan uap. 1. Bagian-bagian Unit Pembuatan Minyak Atsiri Beberapa mesin yang digunakan dalam penyulingan minyak atsiri, antara lain : · 1 buah ketel uap Kapasitasnya: 729 L, biasanya hanya diisi 300 L air dengan tekanan 0-6 bar, suhu 1030C · 2 buah ketel bahan, kapasitas 1200 kg pada suhu 900C · 1 buah kondensor udara berbentuk seperti shell dan tube · 1 buah kondensor air berbentuk spiral (coil) Suhu air pendingin masuk 28 – 290C. Suhu air pendingin keluar 32 – 330C · 1 separator oil-water · 1 tangki penampung minyak atsiri · 1 tangki penampung kondensat · 1 tangki penampung kondensat 2. Daur Proses Bahan baku yang digunakan berasal dari ampas sisa ekstraksi pembuatan jamu Tolak Angin, dengan jumlah bahan baku optimal 120kg per satu kali proses. Waktu pengoperasian 10 – 12 jam, tergantung dari pengadaan ampas sisa ekstraksi, apabila ampas sisa ekstraksi banyak maka waktu penyulingan antara 10 – 12 jam, sedangkan bila ampas sisa ekstraksi sedikit maka waktu penyulingan diperlama hingga ±20jam.

lxvii lxviii

Dahulu bahan bakar ketel uap adalah minyak tanah dengan jumlah kebutuhan total 60 L / hari yang disesuaikan dengan pengaturan pengapian pada blower dan tekanan pada tangki bahan bakar. Tetapi seiring perkembangan teknologi, bahan bakar ketel uap tidak lagi menggunakan minyak tanah melainkan menggunakan uap panas secara otomatis. Hasil minyak atsiri yang diperoleh tergantung dari jenis bahan baku dan randemen yang digunakan, biasanya minyak atsiri yang dihasilkan sebanyak ± 800 ml. 3. Uraian Proses Air dimasukkan kedalam ketel uap dan dipanaskan, sementara itu bahan dan air secukupnya dimasukan ke dalam ketel bahan. Setelah ±1,5 jam uap mulai dialirkan dan proses ekstraksi dapat berlangsung. Karena adanya panas dari uap air tersebut, maka minyak atsiri yang terkandung dalam bahan menguap bersama dengan uap air. Capuran uap air dan minyak dialirkan melalui kondensator udara yang berbentuk shell dan tube, dilanjutkan dengan kondensor air berbentuk spiral hingga terbentuk cairan campuran air dan minyak yang ditampung dalam separator oil-water. Karena berat jenis minyak lebih ringan dari pada air, maka akan terbentuk dua lapisan. Dimana lapisan tersebut di bagian bawah berupa air sedangkan bagian atasnya berupa minyak atsiri. Selanjutnya air dan minyak atsiri tersebut dipisahkan dengan cara, membuka keran bagian bawah sehingga air akan keluar dan yang tertinggal hanyalah minyak atsiri. Penyulingan minyak atsiri di PT.SidoMuncul sendiri berlangsung secara bergantian dan setiap bahan mempunyai wadah (ketel bahan) sendiri untuk penyulingannya. Sebab apabila penyulingan dilaksanakan secara bersama-sama dengan bermacam- macam bahan, maka hasil penyulingannya pun akan bercampur. Maka dari itu PT.SidoMuncul mempunyai alat destilasi sebanyak 7

lxviii lxix

buah dengan masing-masing alatnya mempunyai 2 buah ketel bahan yang bekerja secara bergantian. Dalam sekali penyulingan, hanya terdapat satu jenis bahan yang didestilasi, misalnya dalam satu ketel bahan yang diproses adalah ampas jahe. Maka yang terdapat dalam ketel bahan tersebut hanyalah ampas jahe. Pada umumnya dalam satu kali penyulingan, ketel bahan mampu menampung 120 kg bahan dan hasil minyak atsirinya ±800 ml / bahan yang didestilasi. Sehingga dalam waktu 1 bulan, minyak atsiri yang diperoleh ±8 L / bulan untuk setiap bahan yang didestilasi. Dari semua bahan yang didestilasi, kebanyakkan ampas sisa produk Tolak Angin-lah yang paling banyak diambil minyak atsirinya. Ampas sisa proses produksi lainnya yang sering didestilasi antara lain yaitu ampas jahe, ampas kunyit, ampas daun sirih, ampas daun adas dan beberapa jenis simplisia lainnya.

lxix lxx

2. Diagram alir proses Ä Diagram Proses Pembuatan Jamu

Bahan Baku Mentah

Disortasi

Pencucian

Pengovenan

Bahan baku matang Disimpang di gudang bahan baku Perajangan I

Ampas Diekstrak Perajangan II

Pembuatan jamu Pengayakkan berdasarkan standar CPOB Pembuatan jamu berdasarkan standar Pengemasan CPOB

Jamu Cair Pengemasan

Jamu Serbuk

Gambar 2.12 Diagram Proses Pembuatan Jamu Sumber: PT. SidoMuncul

lxx lxxi

Ä Diagram Proses Penyulingan Minyak Atsiri

Bahan Baku Mentah

Disortasi

Pencucian

Pengovenan

Bahan baku matang

Perajangan

Diekstrak

Air bersih Ampas 120 kg Pembuatan jamu berdasarkan standar

0 CPOB Uap panas 100 C Proses destilasi

Pengemasan Pendinginan

Jamu “Tolak Angin” Terbentuk 2 Air lapisan (minyak dan air)

Minyak atsiri

Gambar 2.13 Diagram Proses Destilasi Minyak Atsiri Sumber: PT. SidoMuncul

3. Produk PT. SidoMuncul PT. SidoMuncul memproduksi empat jenis produk yaitu: 1. Jamu Tradisional (Traditional Jamu) Produk Jamu Tradisional meliputi:

lxxi lxxii

a. Jamu Kesehatan Wanita, diantaranya: · Pasutri: untuk menambah daya tarik wanita · Sehat Wanita · Galian Delima Putih · Galian Montok · Sari Ratih: untuk vitality dan kecantikan · Pewangi Bulan: pewangi higienik untuk wanita · Galian Wanita · Galian Singset: untuk melangsingkan · Cocok Bulan: untuk membuat menstruasi lebih teratur · Bancar Darah b. Jamu Kesehatan Pria, diantaranya : · Kuku Bima Untuk menambah kekuatan pria dan menambah stamina. Komposisinya terdiri dari Eurycoma Radix, Zingiberis, Rhizoma, Zingiberis aromatic rhizoma, Phyllanti herba. Produk ini tersedia dalam bentuk kapsul dan serbuk. · Kuku Bima Gingseng : Penambahan ginseng berguna untuk menambah kekuatan pria. Orang-orang timur percaya bahwa gingseng dapat mengembangkan aktivitas metabolisme pada sistem nervous terpusat, menambah kesehatan fisik dan mengurangi kelelahan. Komposisinya terdiri daari Panax gingseng, Eurycomae radix dan Zingiberis rhizoma. Produk ini tersedia dalam bentuk kapsil, serbuk, dan cair. · Kuku Bima TL Produk ini banyak digunakan untuk mengatasi masalah pria, seperti ejakulasi dini dan impotensi.

lxxii lxxiii

Komposisinya terdiri dari Panax ginseng, Eurycomae radix dan Zingiberis rhizoma, dan Hippocampus. · Kuku Bima TL Tribulus Merupakan formula baru dengan menambahan tribulus. Uji laboratorium menunjukkan manfaat untuk meningkatkan generasi hormonal dan jumlah sperma. Komposisinya dari Panax ginseng, Eurycomae radix dan Zingiberis rhizoma, Hippocampus, dan Tribulus terrestris. · Sehat Pria · Pria Perkasa · Sari Kuat · Klingsir : untuk hernia c. Jamu Kesehatan Umum, diantaranya : · Tolak Angin Merupakan ramuan tumbuhan yang dapat menanggulangi kedinginan, yang sering disertai dengan gejala pusing, mual, kembung, flu, kelelahan setelah bekerja sepanjang malam dan selain itu untuk menambah ketahanan tubuh. Komposisinya antara lain Foeniculi fructus, Isorae fructus, coryophylli folium, Zingiberis rhizoma, Mel diporatum, Menthae arvencitis, dan Herba in extrac. Produk ini tersedia dalam bentuk serbuk, cair, dan tablet. · Opelet Ginseng Produk ini digunakan untuk menghilangkan pegal dan sakit syaraf. · Segar Bugar : produk ini digunakan untuk menyegarkan dan membuat tubuh sehat · Pegel Linu : untuk nyeri otot · Kolesom

lxxiii lxxiv

· Pegel Linu Ginseng · Pa’Tani · Gemuk Sehat : untuk menyehatkan dan menggemukkan tubuh · Batu · Jerawat · Komplit Pegel Linu : terdiri dari jamu pegel linu, beras kencur, pil ginseng, madu kembang, dan jahe bubuk. 2. Kosmetik dan lain-lain, diantaranya : · Mangir Adeline : berguna untuk memperhalus kulit dan menghilangkan flek di wajah. · Bedak Dingin : merupakan bedak wajah tradisional untuk mendinginkan kulit dan memperhalus kulit wajah. · Minyak Kayu Putih · Balsem Tolak Angin 3. Minuman Kesehatan · Turmeric Plus Merupakan minuman yang terbuat dari ekstrak Tumeric. Produk ini merupakan minuman tradisional Indonesia yang dipercaya dapat menghilangkan bau badan dan menjaga tubuh agar tetap langsing dan sehat. Masyarakat Jawa biasa meminum Tumeric Plus dan biasa dikonsumsi oleh wanita untuk mengurangi rasa sakit selama menstruasi. Bagi orang Indonesia, Tumeric Plus lebih dikenal dengan nama Kunyit Asam. Tumeric juga terbukti untuk melawan bakteri, efektif untuk melawan bakteri E. Coli dan Pseudomonas aerunosa. Tamarin mengandung asam sitrat dan asam tartat yang berguna untuk menyembuhkan penyakit disentri. Tumeric Plus

lxxiv lxxv

terdiri dari ekstrak Curcumae domesticae dan ekstrak Tamarind pulp. · Alang Tea Produk ini terkenal efektif untuk mengurangi panas tubuh, mencegah sariawan dan meringankan susah buang air besar. Alang Tea tidak mengandung gula. · Ginger Milk Di Indonesia terkenal dengan nama ESTE-EMJE, berguna untuk mengembalikan energi dan menambah stamina. Ginger Milk ini terdiri dari macam-macam bahan yang berguna untuk kesehatan seperti susu, telur, madu dan ginseng. Susu mengandung protein, kalsium, pospor, besi, dan vitamin A. Komposisi Ginger Milk adalah ekstrak Zingiberis rhizoma,ekstrak Panax radix, bubuk madu, susu bubuk full cream dan sukrosa. · Ginger Tea Jahe atau Zingiberis officinale, hangat dan menyegarkan bagi tubuh. Ginger Tea terdiri dari ekstrak jahe, Cymbopogonis folium, Melaluecea fructus dan Caryophylli flos. · Red Ginger Tea Sesuai dengan namanya, maka produk ini dibuat dari jahe merah atau Zingiber offinale van Rubra. Jahe merah mengandung gingerol yang lebih aktif dari pada jahe biasanya. Produk ini membantu menyembuhkan peradangan dan rematik. Tidak ada gula yang ditambahkan pada kemasan. · Anak Sehat Merupakan suplemen untuk meningkatkan nafsu makan anak-anak dan tersedia dalam berbagai rasa seperti

lxxv lxxvi

stawberri, jeruk, dan coklat. Produk ini terbuat dari ekstrak temulawak, jahe dan ekstrak wortel yang diproses dengan teknologi modern dan higienis. · Jehe Wangi Jahe yang terkandung di dalamnya akan menghangatkan dan menyegarkan bagi tubuh. Produk ini terbuat dari ekstrak jahe ditambah dengan gula. · Kunyit Asam Komposisinya terdiri dari ekstrak Curcumae domesticae rhizoma, Tamarind pulp dan gula. Produk ini baik untuk kulit, menghilangkan bau badan dan membuat nafsu menjadi segar. · ESTE-EMJE Ginseng Merupakan minuman kesehatan yang terbuat dari susu, putih telur, madu, jahe dan ginseng. Produk tersebut kaya akan vitamin dan mineral yang berguna untuk menjaga stamina dan kesehatan. · ESTE-EMJE Low Fat Bahan yang dicampur mengandung susu tanpa lemak, non-diary creamer, ditambah dengan serat sehingga ESTE- EMJE Low Fat ginseng loe fat adalah produk dengan kandungan lemak rendah. · Alang Sari Efektif dalam mengurangi panas tubuh, menghilangkan sariawan dan memudahkan buang air. Alang sari terdiri dari ekstrak Imperatae rhizoma dan gula. · Alang Sari + Fiber 4. Suplemen atau penambah stamina, antara lain a. Makanan Suplemen · Allus: berguna untuk menyembuhkan jerawat dan menghaluskan kulit.

lxxvi lxxvii

· Bilberry + Carrot: berguna untuk menyembuhkan mata · Calery: berguna untuk merendahkan tekanan darah · Data: berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh · Echinacea: berguna untuk meningkatkan ketahanan tubuh · Filantra: berguna untuk meningkatkan fungsi liver. · Garlic: berguna untuk menurunkan kolesterol · Hermoroa: berguna untuk menanggulangi hermoroid · Kuku Bima TL Forte Berguna untuk membantu menambah kekuatan pria. Setiap kapsul terdiri dari buah Tribullus terestis, akar panax, ginseng, akar eurichoma dan ekstrak hippocampus. · Libidione: berguna untuk mengatasi masalah pria, terdiri dari gingko biloba. · Memory Berguna untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, terdiri dari ekstrak gingko biloba dan ekstrak panax ginseng. · Pelangi Plus Chitosan: melangsingkan dan menghilangkan bau badan · Pewangi Bulan · Prostressa: berguna untuk mengurangi keresahan dan imsomia. Prostressa terdiri dari ekstrak valerianae · Red Ginseng: berguna untuk menambah stamina dan energi. · Remago: menghilangkan rasa sakit · SM-Prosta: berguna untuk mencegah pembesaran kelenjar prostat. Produk ini dibuat dari ekstrak buah serenoa repens. · Suprasi: berguna untuk menambah kelenjar susu · Temulawak: untuk meningkatkan fungsi liver · Ultra Lingzhi: merupakan jamur obat

lxxvii lxxviii

· Daun Dewa: produk ini merupakan anti oksidan · Biogenesis: berguna untuk meningkatkan stamina dan kesehatan pria. · Kuku Bima TL Formula Baru. b. Jamu Instan · Kuku Bima Ginseng Merupakan ekstrak tumbuhan yang baik untuk mengembalikan stamina pria, memperlancar sirkulasi darah dan menambah gairah. · Kuku Bima TL New Formula + Tribullus Produk ini telah teruji dapat meningkatkan kekuatan, meningkatkan kekuatan dan semangat · Pelangsing Perut Merupakan herbal essense yang baik untuk mengurangi berat badan dengan tambahan serat dapat membantu sistem pencernaan dan memperlancar buang air besar. · Sehat Pria · Sehat Wanita · Galian Putri · Gemuk Sehat · Pegel Linu · Sariawan

F. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan mutu pada tingkat yang masih dapat diterima oleh konsumen, tetapi dengan biaya produksi seminimal mungkin. Pengendalian mutu sangat penting dalm proses produksi untuk melindungi dan menjaga mutu produk sehingga produk yang dihasilkan mempunyai mutu yang baik, dan memiliki harga jual yang masih dapat dijangkau oleh konsumen. Dengan

lxxviii lxxix

demikian antara konsumen dan produsen sama-sama mendapatkan keuntungan. Standar bahan baku yang dipersyaratkan Tindakan seperti ini juga diterapkan oleh PT. SidoMuncul yang mana dalam produksi perusahaan menerapkan pengendalian mutu terhadap bahan mentah atau bahan dasar. Adapun pengendalian terhadap setiap bahan dasar untuk memproduksi jamu antara lain yaitu a. Jahe Menurut SNI 01-7087-2005, jahe segar untuk bahan baku obat harus mempunyai rimpang / rhizoma dari tanaman jahe berbentuk utuh dan segar serta bersih. Kesegaran (kulit jahe tampak halus/tidak mengkerut, kaku dan mengkilat). Bentuk rimpang (rimpang jahe dinyatakan utuh apabila maksimal 2 anak rimpang patah pada pangkalnya). Rimpang bertunas (apabila salah satu / beberapa ujung dari rimpang telah bertunas). Kenampakan irisan melintang (apabila diiris melintang pada salah satu rimpannya dinyatakan cerah apabila penampangnya berwarna cerah khas jahe segar). Serangga hidup, hama, dan penyakit lain (semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran). Rimpang yang terluka (rimpang yang terluka pada jaringan epidermis). Rimpang busuk (apabila terdapat bagian yang lebih lunak yang disebabkan jamur atau bakteri dari rimpang yang masih segar). Kadar ekstrak yang larut dalam air (presentase ekstrak yang larut dalam air dari bahan yang telah dikeringkan di udara). Kadar ekstrak yang larut dalam ethanol (presentase ekstrak yang larut dalam ethanol dari bahan yang telah dikeringkan di udara). Jumlah telur nematoda (jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering).

lxxix lxxx

Spesifikasi Persyaratan Umum No Jenis uji Persyaratan 1 Kesegaran jahe Segar 2 Rimpang bertunas Tidak ada 3 Kenampakan irisan Cerah 4 Bentuk rimpang Utuh 5 Serangga hidup,dan hama lain Bebas

Spesifikasi Persyaratan Khusus No Jenis uji Satuan Persyaratan 1 Rimpang yang terkelupas (R/jml R), max % 5 2 Rimapang busuk (R/jml R) % 0 3 Kadar abu, max % 5 4 Kadar ekstrak yang larut dalam air, max % 15,6 5 Kadar ekstrak yang larut dalam ethanol % 4,3 6 Benda asing,max % 2 7 Kadar minyak atsiri, min % 1,5 8 Kadar timbel, max mg/kg 1 9 Kadar arsen mg/kg - 10 Kadar tembaga mg/kg 30 11 Angka lempeng total koloni - 1 x 107 12 Telur nematoda butir/gr 0 13 Kapang dan khamir - 104 b. Kencur Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingeberaceae dan digolongkan sebagai tanaman empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat dan konsentrat. Rimpang kencur mengandung pati (4,14%), mineral (13,73%) dan minyak atsiri (0,012) berupa seneol, asam metil kanil dan penta dekanasam sinomic, ethil ester, asan sinamic,borneol, asam anisic, alkohol dan gom. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Manfaatnya dapat digunakan untuk obat radang lambung. Radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, diare, memperlancar haid, dan lain-lain

lxxx lxxxi

c. Temulawak Kandungan zat yang terdapat pada rimpang temulawak terdiri atas pati, abu, serat dan minyak atsiri. Rimpang yang dihasilkan dari dataran tinggi lebih banyak kandungan minyak atsirinya bila dibandingkan dengan rimpang dari dataran rendah. Kelebihan rimpang yang dihasilkan dari dataran rendah antara lain kandungan patinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan rimpang dari dataran tinggi. Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut “kurkumin” dan juga protein, pati serta zat-zat minyak atsiri. Minyak atsiri temulawak mengandung phelandre, kamfer, borneol, xanthorrhizol, turmerol, dan sineol. Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar antara 1,6%-2,22% dihitung berdasarkan berat kering. Berat kandungan kurkumin dan zat-zat minyak atsiri tadi, diduga merupakan penyebab berkhasiatnya temulawak. Kegunaan temulawak cukup banyak dan beragam bagi pengobatan berbagai penyakit. Diantaranya adalah obat sakit gangguan hati, demam, sakit kuning, pegal-pegal, sembelit, ;obat kuat (tonikum), perangsang air susu (laktogaga) dan obat peluruh haid (emmenagogum). Pemakaian rimpang temulawak sebagai obat, ternyata secara farmakologis memberikan pengaruh positif terhadap kandungan empedu, hati, dan pankreas. Pengaruhnya terhadap empedu antara lain dapat mencegah pembentukan batu empedu dan kolesistisis. Sementara pengaruh terhadap hati, diantaranya adalah berpengaruh baik terhadap pengobatan penyakit hati menahun. Pengaruh positif terhadap pankreas cukup banyak, diantaranya dapat merangsang sekresi berikut fungsi pankreas, menambah selera (nafsu) makan, mempengaruhi kontraksi dan tonus usus halus, bersifat bakterisid dan bakteriostatik, membantu kerja sistem hormonal metabolisme dan fisiologi organ tubuh. Disamping itu kandungan zat dalam rimpang temulawak bersifat diuretik dan tidak bersifat serogenik.

lxxxi lxxxii

G. Pengepakan 1. Bahan Pengemas Produk jamu yang diproduksi oleh PT.SidoMuncul pada umumnya dikemas dengan menggunakan plastik metalize (plastik tipis yang berlapis laminates dengan logam atau alumunium). Sehingga pengemas bagian dalam terlihat lebih mengkilap. Palstik metalize ini lebih sulit menyerap air, minyak dan udara bila dibandingkan dengan kertas ersat (perkamen) sehingga dapat meningkatkan mutu produk, memperbaiki penampilan, dan menarik minat konsumen, tanpa meningkatkan harga jual karena biaya produksinya dibuat tetap. Keuntungan lain dari penggunaan kertas plastik metalize antara lain kertas plastik tersebut dapat langsung diberi label, sehingga tidak memerlukan kemasan luar. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pengemasan sendiri sebagai media iklan dimana kemasan yang menarik mendorong konsumen agar mengkonsumsi produk tersebut. Disamping itu kemasan tersebut didesain dengan warna dan gambar yang meriah sehingga warna dan gambar tersebut mencerminkan keberadaan perusahaan yang memproduksinya. Kemasan juga memberikan sejumlah informasi pada konsumen mengenai bahan baku, tanggal kadaluarsa, status halal atau tidaknya yang disesuaikan dengan syarat Depkes RI. Keterangan tersebut harus dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya dengan menjamin konsumen akan mutu dari produk yang dihasilkan. Sedangkan penutupan kertas plastik tersebut dengan menggunakan nesin pengelas. 2. Cara Pengemasan Proses pengemasan pada produk jamu di PT.SidoMuncul biasanya berdekatan dengan ruang pengemasan. Kedua proses ini biasanya berada pada ruang tertutup dan ruangan ini bersuhu 260C dengan kelembaban ruangan 78%. Hal ini dikarenakan agar mikroba yang terdapat pada ruangan tersebut dapat dinonaktifkan, sehingga produk tidak akan mudah terkontaminasi. Produk jamu yang sudah jadi dan hendak dikemas, biasanya dimasukkan terlebih dahulu ke mesin pengisi serbuk yang mempunyai kapasitas ± 4 kg. Begitu pula dengan kemasannya yaitu kertas pastik

lxxxii lxxxiii

metalize juga dimasukkan ke dalam mesin pengisi serbuk. Setelah ini mesin akan bergerak secara otomatis dan produk yang keluar dari mesin per kantong atau per kemasan sudah mempunyai berat yang sama. Penutupan kertas plastik metalize umumnya menggunakan mesin pengelas. Biasanya temperatur yang digunakan untuk menutup plastik ini berkisar 900C – 1000C, karena bila lempeng besi terlalu panas maka plastik tersebut dapat leleh dengan sendirinya. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, maka apabila lempeng besi sudah terlalu panas maka lempeng besi akan disikat dengan air. Untuk itu pada mesin pengelas harus diatur agar proses penutupan yang berdasarkan daya leleh plastik dapat maksimal. Disamping itu, perekatan dengan waktu yang lebih lama dari prosebur membuat kemasan hancur dan menghilangkan fungsi dari kemasan tersebut. Setelah proses pengemasan selesai, biasanya para karyawan menyimpan produk-produk jamu tersebut ke dalam kardus dan siap untuk disimpan di dalam gudang. Pada proses pengepakan ini dilakukan secara manual oleh para pekerja. 3. Cara Penyimpanan Selanjutnya produk jamu yang sudah dikemas di dalam kardus disimpan ke dalam gudang, karena mutunya dapat berkurang. Hal ini disebabkan oleh penyimpanan yang tidak tepat. Penyimpanan/penggudangan dilakukan di ruangan tertutup namun pencahayaan masih cukup terhadap serangan serangga serta suhu yang sesuai dengan suhu kamar. Pada umumnya gudang tempat penyimpanan produk dibuat berpetak-petang dimana setiap petaknya diberi alas kayu. Hal ini bertujuan agar produk tidak bersentuhan secara langsung dengan lantai, sehingga hal tersebut dapat mengurangi kerusakan pada produk yang diakibatkan oleh bakteri maupun jamur. Sebab suhu ruang didaerah tersebut terhitung rendah bila dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Disamping itu hal tersebut juga mempermudah pengambilan produk dengan traktor. Selain itu, produk yang disimpan didalam gudang akan diberi penutup agar produk yang disimpan tidak rusak apabila terjadi kebocoran pada ruang penyimpanan.

lxxxiii lxxxiv

H. Pemasaran 1. Cara Pemasaran Proses pemasaran produk jamu di PT.SidoMuncul antara lain yaitu melalui beberapa cara, seperti penjualan di toko yang berada di lokasi perusahaan maupun di outlet-outlat yang sengaja dibuka untuk memasarkan berbagai produk dari PT.SidoMuncul. Selain itu dalam acara-acara / kegiatan yang diadakan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta, PT.SidoMuncul juga selalu berperan serta melaului pendirian stan / outlet yang menjual berbagai produk dari perusahaan dan menjadi sponsor berlangsungnya acara tersebut. Disamping itu, pemasaran produk dari PT.SidoMuncul ini juga dilaksanakan di berbagai supermarket baik dengan membuka outlet-outlet maupun menitipkan produknya ke supermarket tersebut. Pemasaran produk ini juga dilakukan oleh karyawan yang bertugas sebagai sales yang bertugas mempromosikan produk jamu pada konsumen secara langsung maupun pada toko maupun agen/distributor makanan seperti toko dan warung kelontong. Selain itu strategi pemasaran dijalankan melalui iklan diberbagai media massa dan media elektronik seperti surat kabar, radio dan televisi. 2. Cara Distribusi Produk Distribusi produk dari PT.SidoMuncul sudah dilaksanakan berdasarkan metode FIFO (First In First Out). Distribusi produk ini biasanya dipasarkan melalui agen-agen dan selesmen. Seperti dilaksanakan dengan menitipkan produk-produk tersebut ke supermarket. Selain itu, Pemasaran produk ini juga dilakukan oleh karyawan yang bertugas sebagai sales yang bertugas mempromosikan produk jamu pada konsumen secara langsung maupun pada toko maupun agen / distributor makanan seperti toko dan warung kelontong. 3. Lokasi Pemasaran Pemasaran produk jamu PT.SidoMuncul sangatlah luas. Mulai dari kota tempat pabrik atau perusahaan beroperasi hingga seluruh indonesia,

lxxxiv lxxxv

bahkan produk dari PT.SidoMuncul ini sudah diekspor ke luar negeri, misalnya Cina, dan Singapura dan lain lainnya. Sehingga produk PT.SidoMuncul ini sudah mampu bersaing dengan produk-produk jamu lainnya.

I. Sistem Sanitasi Industri Sanitasi perusahaan adalah suatu usaha yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan-bahan, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olahan, mencegah terlanggarnya nilai estetika konsumen serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman. Sanitasi mempunyai arti penting dalam perusahaan karena dengan sanitasi yang baik akan memperoleh produk yang tidak membahayakan konsumen, pemenuhan syarat sesuai dengan Peraturan dan Undang-Undang, mengurangi kerusakan hasil produksi pengolahan dan memperpanjang daya simpan, melindungi kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan, dan memperkuat perusahaan dengan meningkatkan kepercayaan berbagai pihak yang menjalin hubungan dengan perusahaan. 1. Sanitasi Bangunan, Peralatan dan Tenaga Kerja Sanitasi bangunan dalam perusahaan mempunyai fungsi untuk melindungi karyawan / pekerja serta peralatan yang ada dari faktor lingkungan seperti panas, hujan serta untuk pengaman.

lxxxv lxxxvi

Tabel Jenis Limbah dan Rencana Pengembangannya Tabel 2.2 Jenis Limbah dan Rencana Pengembangannya No Kegiatan yang menghasilkan Jenis limbah Rencana penanganan limbah/cemaran lain limbah 1. Pencucian bahan Cair Pengolahan limbah Menggunakan larutan KMnO4 2. Pencucian alat Cair Pengolahan limbah Menggunakan air sabun dan pembilasan dengan alkohol 3. Pencucian ruang produksi Cair Pengolahan limbah dengan air dan lisol 4. Kamar mandi dan sisa air Cair Sumur resapan produksi 5. Sortasi sabun Padat, cair Dibuang / dibakar 6. Kegiatan laboratorium/sisa bahan Cair, gas Ditempatkan di kimia lemari asam 7. Reject kemasan yang tidak Padat/kertas/plastik Diragang/dibuang di standar TPA 8. Recall obat tradisional sub Padat/kertas/serbuk Diragang/dibuang di standar /plastik/cair TPA 9. Penggilingan dan pencampuran debu Dust collector serbuk 10. Proses produksi Uap/gas -Alkohol direcovery menjadi solvent kembali - Air diuapkan (Sumber: PT. Sido Muncul, 1999) a. Sanitasi Bangunan Bangunan yang sesuai dengan pengertian sanitasi adalah banguanan yang memenuhi persyaratan teknis, higienis sesuai dengan produk yang dihasilkan, mudah dibersihkan dan mudah dilakukan tindakan sanitasi. Berdasarkan fungsi tersebut, bangunan pada PT.SidoMuncul sudah memberikan perlindungan baik bagi karyawan maupun perlindungan terhadap sarana dan prasarana dalam perusahaan karena terbuat dari bahan yang kuat dan kokoh. Bangunan gedung tersebut selalu terlihat bersih seperti bangunan baru. Hal ini disebabkan setiap tahun sekali, dinding-dindingnya selalu dicat ulang agar terlihat lebih bersih.

lxxxvi lxxxvii

Bangunan tersebut dibagi menjadi beberapa ruang yang dibagi menurut fungsinya. Setiap ruang mempunyai luas yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kegiatan yang dijalankan sehingga memberikan keluasan dan kenyamanan saat kerja. Bagian-bagian dari banguanan perusahaan yang berkaitan dengan sanitasi meliputi: › Dinding dan atap Dinding bangunan terbuat dari batako dengan tinggi 10 m. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan batako adalah sifatnya yang kuat dan kokoh sehingga mampu memberikan perlindungan yang maksimal. Selain itu juga mempunyai daya tahan yang lebih lama jika dibandingkan dengan kayu, triplek dan sejenisnya. Dinding bersifat rata dan halus sehingga mudah dibersihkan. Selain itu dinding yang tidak rata merupakan sarang tumbuhnya mikroorganisme patogen karena tempat tersebut umumnya lembab. Disamping itu, dinding tempat produksi juga dicat ulang secara rutin setiap satu tahun sekali. Sebab hal ini diharapkan dapat memberikan kesan yang lebih bersih dan dapat meningkatkan semangat kerja para karyawannya. Sedangkan atap terbuat dari seng dengan susunan bertingkat, yang juga berfungsi sebagai ventilasi. Keuntungan dari penggunaan bahan tersebut adalah ringan, tahan lama. Namun penggunaan bahan tersebut menimbulkan panas dalam ruangan karena bahan tersebut tidak memantulkan panas dari udara luar secara maksimal. Selain itu pada saat hujan menimbulkan bunyi berisik sehingga mengganggu suasana bekerja. › Lantai bangunan Lantai bangunan berbeda-beda di tiap ruangan. Untuk ruang kantor terbuat dari keramik sedangkan pada

lxxxvii lxxxviii

pabrik/produksi terbuat dari teraso. Untuk bangunan lantai antar ruang produksi pun juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu lantai antar ruang produksi pada umumnya dibuat miring seperti punggung sapi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi, sehingga kotoran-kotoran atau benda asing yang terjadi selama proses produksi dapat terbuang dengan sendirinya. Sedangkan lantai pada ruang produksi pada umumnya dibuat datar, sebab pembangunan lantai di PT.SidoMuncul disesuaikan dengan bentuk topografi tanahnya. Pada umumnya sanitasi lantai di PT.SidoMuncul dilakukan setiap hari dan setiap saat, seperti pembersihan lantai baik disapu maupun dipel. Sedangkan lantai pada ruang produksi, akan dibersihkan setiap hari pada jam istirahat. Sehingga pada jam istirahat tidak ada seorang pun karyawan yang boleh masuk ke ruang produksi kecuali tenaga / karyawan pembersih (cleaning service). Selain itu kebersihan taman pun juga diperhatikan, baik disapu maupun di siram setiap harinya. Lantai antar ruang produksi dipisahkan dengan jalan setapak yang tidak terlalu lebar dan cukup untuk lewatnya traktor penggangkut barang, dan jalan ini ditutup dengan kanopi sehingga terasa lebih teduh. Lantai di ruang produksi biasanya dibuat lebih tinggi dari pada lantai antar ruang produksi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi. › Ventilasi Ventilasi berguna untuk mengatur sirkulasi udara, uap air, dan panas. Di PT.SidoMuncul, ventilasi berasal dari atap yang bertingkat sehingga memudahkan hembusan udara dari luar. Ventilasi yang berupa jendela tidak memungkinkan karena dengan adanya jendela, maka akan memakan banyak tempat.

lxxxviii lxxxix

Ventilasi berupa jendela terdapat pada gudang / ruang penyimpanan produk jadi siap pasar. Pada umumnya jendela diberi jala dengan tujuan agar serangga tidak masuk. › Penerangan Penerangan merupakan faktor yang cukup penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Penerangan yang kurang baik memungkinkan pekerjaan kurang sempurna dalam melihat obyek yang sedang dikerjakan sehingga dapat mengganggu pekerjaan. Bila pekerja kurang optimal dalam melakukan pekerjaan, pekerja akan mudah mengalami lelah fisik terutama organ mata. Hal ini memungkinkan pekerja menjadi kurang hati-hati dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat berakibat terjadinya kecelakaan. Pada siang hari penerangan perusahaan berasal dari sinar matahari yang masuk melalui penggunaan atap yang bertingkat. Sedangkan penerangan dengan menggunakan lampu listrik berwarna putih hanya digunakan untuk penerangan di malam hari saja. Penerangan juga dipengaruhi oleh warna cat yang digunakan pada ruang produksi. Pada PT.SidoMuncul cat pada dinding berwarna kuning, sehingga memberikan kesan terang dan bersih. b. Sanitasi Mesin dan Peralatan Sanitasi peralatan dan mesin adalah kebersihan dari alat dan mesin yang digunakan agar tidak mencemari produk yang dihasilkan dan tetap terjaga kualitasnya. Usaha untuk menjaga kebersihan alat dan mesin dilakukan sebelum dan sesudah alat tersebut digunakan. Sebelum alat digunakan harus dicuci dengan menggunakan air, hal ini dimungkinkan alat sewaktu tidak digunakan terkena kontaminasi seperti debu atau bekas kotoran sebelumnya.

lxxxix xc

Sanitasi pada peralatan dan mesin di PT.SidoMuncul ini pada umumnya dilaksanakan pada setiap satu minggu sekali. Biasanya pembersihan peralatan dan mesin ini bersamaan dengan perbaikan mesin yang dilakukan setiap sabtu dan minggu. Hal tersebut bertujuan untuk menanggulangi terjadinya kerusakan yang mendadak, sehingga tidak membuat omset produksi menjadi menurun. Selain itu, dengan adanya sanitasi pada peralatan dan mesin ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi selama proses produksi berlangsung. Sebab produk jamu merupakan produk yang rentan terhadap kontaminasi. c. Sanitasi Pekerja Kebersihan pekerja dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, karena pekerja dapat menjadi sumber cemaran terhadap produk. Sumber cemaran itu antara lain rambut pekerja yang rontok, kebersihan pekerja misalnya kebersihan tangan dan kaki, pakaian, dan kebiasaan jelek meludah sembarangan, kebiasaan merokok saat bekerja. Sanitasi pada pekerja dapat dilakukan dengan pemberian sarana sanitasi yaitu seragam, celemek, sarung tangan dan penutup kepala. Setiap seragam dikenakan satu kali setiap minggunya, hal tersebut karena jam kerja selama sehari cukup lama sehingga tidak memungkinkan seragam dipakai 2 kali karena sudah terlalu kotor. Selain hal tersebut, seragam dari setiap bagian produksi pun juga berbeda seperti warna merah pada bagian peracikkan, warna hijau pada bagian penggilingan dan warna biru pada bagian sanitasi lingkungan. Selain pemakaian seragam, para karyawan juga diberikan kebebasan untuk mengenakan pakaian bebas. Khusus untuk pemakaian penutup kepala, sejumlah pekerja bagian produksi dan pengemasan biasanya kurang menyadari akan pentingnya pemakaian penutup kepala yang dapat dilihat dari cara pemakaiannya, dimana rambut tidak benar-benar ditutup.

xc xci

Selain sarana tersebut perusahaan juga memberlakukan peraturan yang berkaitan dengan tindakan sanitasi misalnya peraturan bagi karyawan produksi untuk mencuci tangan dan kaki sebelum masuk ke ruang produksi dan pengemasan. Namun tidak menutup kemungkinan, karyawan yang bekerja di ruang produksi dan pengemasan harus mengenakan alas kaki. Hanya saja alas kaki yang digunakan sewaktu di luar pabrik harus diganti dengan alas kaki yang digunakan khusus untuk bekerja di ruang produksi. Untuk mempermudah proses sanitasi seharusnya perusahaan juga menempatkan sejumlah peralatan untuk mencuci tangan yang dilengkapi sabun dan pengering / lap, karena tindakan di atas tidak menjamin produk maupun proses bebas kontaminasi. Usaha lain yang bisa dijalankan perusahaan adalah pemberian sarung tangan bagi pekerja karena pencucian tangan dinilai kurang efektif. 2. Sanitasi Selama Proses Produksi Sanitasi selama proses produksi meliputi keseluruhan proses mulai saat penerimaan maupun tahap produksi sampai penyimpanan dan pemasaran. Pada saat penerimaan bahan baku, dilakukan tindakan sortasi sehingga bahan yang tidak masuk kriteria/standar dapat langsung dibuang dan masuk sebagai limbah padat. Pada tahap produksi sanitasi harus dilakukan secara menyeluruh yaitu dengan menjaga agar setiap tahap berjalan sesuai dengan syarat sanitasi dan higienis contohnya adalah pencucian bahan baku harus benar-benar bersih, karena hal ini bertujuan untuk mengurangi kotoran dan benda asing yang dapat mempengaruhi hasil akhir produk. Sedangkan sanitasi yang berkaitan dengan penyimpanan adalah menjaga agar ruang penyimpanan/gudang selalu bersih, baik dari kontaminasi mikrobia patogen maupun adanya serangga dan insectisida lainnya.

xci xcii

3. Sanitasi Lingkungan Disekitar Industri Sanitasi lingkungan adalah sanitasi yang menyangkut lokasi pendirian bangunan. Lokasi pendirian bangunan untuk industri yang berhubungan dengan makanan tidak boleh berada pada sumber pencemaran. Macam- macam lingkungan yang merupakan daerah sumber pencemaran antara lain yaitu : 1. Rawa-rawa / daerah genangan air karena menghasilkan gas rawa yang menimbulkan bau yang tidak sedap yang dapat berkontaminasi dengan produk. 2. Daerah pembuangan kotoran/sampah yang merupakan sumber kuman penyakit, sumber tikus dan lalat. 3. Daerah padat penduduk yang merupakan daerah penimbunan barang buangan dan pencemaran air lewat permukaan. 4. Daerah penumpukan barang bekas yang merupakan sumber / sarang tikus, ular dan lain-lain. 5. Daerah yang tercemar pabrik lain. Jika ditinjau dari lokasi bangunan maka PT.SidoMuncul berada di daerah padat penduduk sehingga kemungkinan besar merupakan sumber penimbunan barang buangan serta pencemaran air melalui permukaan. Selain itu sumber kontaminasi berasal dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitarnya, sebab wilayah tersebut merupakan kawasan industri. Sebagai upaya untuk mengatasi kemungkinan kontaminasi adalah pendirian dinding bangunan dengan tinggi 10 meter sehingga membendung sumber kontaminasi baik yang berupa udara (yang merupakan sumber bau dan mikroorganisme patogen) maupun serangga. Selain itu upaya yang dilakukan adalah menjaga ruang produksi maupun ruang pengemasan dari pengaruh lingkungan yaitu dengan diberlakukannya peraturan bagi karyawan agar selalu menutup pintu ketika masuk atau keluar ruangan produksi. Hal tersebut dikarenakan ruang produksi dan ruang pengemasan dan gudang dibatasi oleh jalan beraspal yang sering digunakan untuk bongkar muatan truk pengangkut bahan baku.

xcii xciii

Sedangkan sumber kontaminan yang berupa saluran air dapat diatasi dengan penggunaan air dari sumber yang terpercaya yaitu dari saluran pipa yang telah disterilkan. 4. Penanganan Limbah Industri Secara umum buangan yang berasal dari PT.SidoMuncul dibagi menjadi limbah padat, limbah organik dan limbah anorganik. Ketiga limbah tersebut dalam taraf normal dan tidak membahayakan lingkungan sekitar pabrik. Hal tersebut dikarenakan, saat menjalankan proses produksi jumlah zat kimia yang digunakan relatif kecil begitu pula dengan peralatan yang digunakan. Peralatan yang digunakan bersifat sederhana sehingga gas atau uap yang terbuang tidak menimbulkan cemaran lingkungan. Limbah padat dari sisa produksi jamu pada umumnya berupa kantong- kantong pembungkus yang sudah tidak terpakai. Biasanya limbah padat ini akan dibakar dengan mesin incenerator, sebab hanya dengan mesin inilah kantong-kantong pembungkus tersebut dapat terbakar. Hal ini dikarenakan kantong pembungkus produk tersebut dilapisi oleh lapisan alumunium, sehingga untuk menghancurkannya diperlukan temperatur yang tinggi. Pada alat ini, temperatur yang digunakan adalah 12000C. Sedangkan limbah organik biasanya berasal dari sortasi bahan baku dan potongan-potongan bahan yang digunakan dalam pembuatan jamu. Pada umumnya, limbah organik ini oleh PT.SidoMuncul dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Sedangkan limbah cair (anorganik) biasanya berasal dari sisa-sisa pencucian mesin-mesin dan peralatan pabrik, sisa-sisa pembersihan lantai dan sisa pembersihan bahan baku. Biasanya limbah cair ini oleh PT.SidoMuncul akan dinetralisir kembali sehingga dapat digunakan untuk proses produksi kembali tetapi tidak untuk dikonsumsi. 5. Unit Penanganan Limbah Industri Limbah yang dihasilkan di PT. SidoMuncul berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat tersebut biasanya merupakan ampas bahan baku yang telah diekstraksi dan ampas dari unit minyak atsiri. Ampas ini akan difermentasikan dan digunakan sebagai pupuk kompos. Sedangkan limbah

xciii xciv

cair berasal dari air sisa cucian bahan. Limbah ini dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk diendapkan sisa-sisa lumpur atau tanahnya. Air yang sudah memenuhi syarat dialirkan ke sungai dan juga dipakai untuk air perkebunan yang ada di pabrik. Pengolahan limbah tersebut ditangani secara langsung ileh Divisi Lingkungan dan Proses. a. Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) Mula-mula air limbah ditampung dalam sump tank dimana di dalamnya terjadi proses pencampuran agar homogen. Setelah mencapai ketinggian atau level tertentu, air limbah dialirkan menuju ke bak ekualisasi dengan menggunakan sump pump. Pada bak ekualisasi, ke dalam aliran limbah ditambahkan zat-zat kimia seperti:

· Alumunium Sulfat (AlSO4) yang berfungsi untuk membentuk bibit flugulan (fluk) · Polimer yang berfungsi untuk memperbesar ukuran flok yang terbentuk sehingga lebih mudah mengendap an mudah diikat.

· Soda kaustik (NaOH2) berfungsi untuk menetralkan pH limbah. Dengan demikian terjadi penetralan pH, pembentukan flok serta pembesaran ukuran flok selama aliran limbah mengalir dari bak ekualisasi menuju ke bak sedimentasi I. Air limbah dialirkan ke bak sedimentasi I dengan debit sebesar 14m3/jam dan harus dalam keadaan netral. Aliran tersebut kemudian dimasukkan ke bak sedimentasi I dengan sistem outlet pipa pada kanal I dibuat memanjang dengan lubang-lubang sepanjang pipa, tujuannya agar aliran yang keluar lebih merata (tidak terjadi pemusatan aliran). Flok-flok pada kanal I akan saling berkaitan berkembang membentuk flok yang lebih besar menuju kanal ke II dari sebelah bawah. Pada kanal kedua dipasang lamela untuk menghambat flok-flok naik ke atas, flok-flok yang berat akan turun pada pengumpul sludge dan sludge dibuang secara berkala dengan motorize valve yang diatur oleh timer.

xciv xcv

Air yang sudah terpisah oleh flok-flok akan naik ke permukaan melewati kanal kecil dan secara gravitasi masuk ke dalam Gravity Stand Filter. Untuk proses penyaringan dan hasilnya menuju Aeration Tangk. Untuk flok-flok halus yang masih terbawa aliran air ke permukaan akan tersaring dalam Gravity Stand Filter I secara berkala harus dilakukan pencucian agar tidak terjadi akumulasi kotoran sehingga dapat mengakibatkan penyumbatan. Air yang telah disaring yang masih mengandung BOD dan COD yang belum memenuhi syarat, diproses dalam Aeration Tangk dengan cara pemgembangbiakkan mikroba pengurai BOD dan COD. Air limbah yang dimasukkan sebagai bahan makanan dan oksigen sebagai sumber energi dan respirasi dengan penghembusan udara dari blower. Dua buah blower yang dipasang secara bergantian diatur oleh timer akan hidup untuk suplai udara selama 24 jam non stop. Suplai udara didistribusikan lewat Aerator Spirotorub yang akan disebar secara merata dan menimbulkan efek pengadukan yang sangat diperlukan dalam proses ini, agar kontak antara bakteri pengurai, oksigen dan sumber makanannya dapat terjadi dengan baik, sehingga proses pengembangbiakkan bakteri dan penguraian bahan organik berjalan secara optimal. Air limbah yang bercampur lumpur aktif (bakteri, kotoran atau endapan bakteri yang mengikat endapan) dari Aeration Tangk secara gravitasi mengalir ke Bak Sedimentasi II (Clarifier II) untuk pengendapan atau pemisahan lumpur aktif dengan air jernihnya. Lumpur aktif yang mengendap di dasar tangki sebagian besar dikembalikan ke Aeration Tangk untuk menjamin keberadaan bakteri pengurai tangki tersebut dan sisanya dibuang ke Sand Drying Bed. Air yang sudah terpisah dari lumpur aktif akan naik ke permukaan melewati kanal kecil dansecara gravitasi masuk ke dalam Gravity Stand Filter II untuk proses penyaringan dan air hasil yang sudah jernih dan sudah memenuhi syarat baku mutu air limbah dialirkan

xcv xcvi

menuju ke kolam indikator kehidupan. Kolam ini berisi tanaman enceng gondok dan ikan mas. Tanda kehidupan yang ditunjukkan oleh enceng gondok dan ikan mas tersebut dapat diartikan bahwa air limbah yang telah diolah mempunyai kandungan BOD dan COD yang memenuhi syarat. Selanjutnya air dari kolam indikator kehidupan dipompa menuju ke Tower Storage Tank. Untuk lumpur halus yang terbawa aliran air ke permukaan akan tersaring dalam media Gravity Stand Filter II. Gravity Stand Filter II secara berkala dilakukan pencucian agar tidak terjadi akumulasi kotoran sehingga tidak terjadi penyumbatan. Mekanisme proses pengolahan Proses pengolahan limbah cair di PT.SidoMuncul adalah sebagai berikut : 1. Bak Ekualisasi Dalam bak ekualisasi ini limbah cair sudah tercampur secara homogen. Pencampuran secara homogen terjadi dalam sump tank. Pada bak ekualisasi ini ke dalam aliran limbah ditambahkan zat-zat kimia yaitu : v Alumunium yang berfungsi sebagai pembentuk flok (20-50 ppm/m3) v Polimer yang berfungsi untuk memperbesar ukuran flok yang terbentuk (0,5-2 ppm/m3)

v Soda kaustik (NaOH2) yang berfungsi untuk menetralkan pH (20-70 ppm/m3 air limbah dengan debit air limbah 14 m3/jam) Ketika larutan diatas dirancang untuk dibuat lagi tiap 30 jam sekali. Dengan adanya penambahan zat-zat kimia diatas maka kotoran-kotoran yang telah berbentuk flok yang mengikat partikel koloid dalam air limbah sehingga membentuk flok yang lebih besar agar mudah diendapkan dan disaring.

xcvi xcvii

2. Bak Sedimentasi I / Clarifier I Aliran limbah dari bak ekualisasi yang telah netral masuk ke dalam bak sedimentasi I dengan sistem outlet pipa pada kanal I dibuat memanjang dengan lubang-lubang sepanjang pipa. Flok- flok yang terbentuk akan segera berkaitan dan berkembang membentuk flok yang lebih besar menuju ke kanal II. Pada kanal II dipasang lamela yang berfungsi untuk menghalangi flok-flok yang terbentuk supaya tidak naik ke atas. Flok-flok yang berat akan turun pada pengumpul sludge yang dibuang secara berkala. Pada bak sedimentasi ini diharapkan partikel mengendap dengan kecepatan yang sama. Aliran yang ada di daerah ini dibuat horisoztal bergerak dengan kecepatan aliran yang sama dan konstan pada setiap titik, sehingga memungkinkan partikel bergerak secara horizontal dengan arah kebawah sebagai akibat adanya gaya gravitasi 3. Gravity Sand Filter I Air yang telah dijernihkan (terpisah dari flok-floknya) dikumpulkan secara serempak naik ke permukaan melewati Gravity Sand Filter I untuk proses penyaringan. Kecepatan penyaringan didalam saringan pasir I adalah 0,2-0,5 m3/jam. Diameter efektif antara 0,15 - 0,35 mm. Kecepatan penyaringan sangat kecil sehingga periode pembersihan saringan dapat berlamgsung dalam waktu minggu atau bulan. Pembersihan saringan dapat dilakukan dengan cara mengeruk lapisan atas yang telah kotor dan menggantikanya dengan lapisan pasir yang baru. 4. Aeration Tank Merupakan air hasil Gravity Sand Filter I yang umumnya sudah jernih. Air yang telah disaring yang mengandung BOD dan COD. Air limbah sebagai makanan dan oksigen sebagai energi dan respiration dengan penghembusan udara ke blower.

xcvii xcviii

Penambahan oksigen adalah salah satu usaha dari pengembalian zat pencemar tersebut, sehingga konsentrasi zat pencemar akan berkurang atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali. Suplai udara didistribusikan lewat aerator sparotor yang tersebar merata, akibat adanya pengadukan. Maka air limbah akan mengadakan kontak langsung dengan udara diperlukan untuk menguraikan 1 kg BOD atau 0,7-0,9kg oksigen /jam untuk dimasukkan dalam lumpur aktif. 5. Bak Sedimentasi II / Clafier II Air limbah yang bercampur lumpur aktif (bakteri, kotoran/endapan dan bakteri yang mengikat endapan ) dari aeration tank secara gravitasi akan masuk ke dalam clafier II untuk diproses untuk terjadi pemisahan antara endapan dengan air jernihnya. Pengendapan disini dengan gaya flok sendiri (gravitasi). Lumpur aktif yang mengendap didasar tangki akan dimasukkan dalam kolam aerasi sebagai makanan bagi mikroba. 6. Gravity Sand Filter II Air yang sudah terpisah dari lumpur aktifnya dengan sendirinya akan naik ke permukaan melewati kanal kecil dan secara gravitasi akan masuk ke dalam Gravity Sand Filter II untuk proses penyaringan. Air yang telah jernih akan keluar dan menuju ke kolam indikator kehidupan. Kecepatan penyaringan dari saringan pasir ini adalah 5,7 m3/m2/ jam. Dengan indikator efektif media pasirnya adalah 0,6- 1,0 mm dari bak pengendap mengalir ke filter. 7. Kolam Indikator Kehidupan Air jernih yang telah memenuhi syarat baku mutu air limbah dari Gravity Sand Filter II akan masuk ke dalam kolam indikator kehidupan. Dalam kolam ini terdapat tanaman enceng gondok dan juga terdapat ikan mas, ikan nila sebagai indikator yang

xcviii xcix

menunjukkan bahwa air limbah tersebut sudah layak untuk dibuang ke lingkungan badan penerimaan sungai.

Diagram Proses Sanitasi Limbah Cair

Pencucian bahan baku Pembersihan peralatan Pembersihan lantai pabrik

Air limbah

Alumunium, Polimer, dan Bak ekualisasi Soda Kaustik (NaOH2)

Bak sedimentasi I

Gravity sand filter I

Aeration tank

Bak sedimentasi II

Gravity sand filter II

Kolam indicator kehidupan

Air bersih (pH = 7)

Gambar 2.14 Diagram Proses Sanitasi Limbah Cair Sumber: PT.SidoMuncul

b. Pengolahan Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan oleh PT.SidoMuncul ada dua macam yaitu limbah padat organik dan limbah padat anorganik.

xcix c

Masing-masing limbah ini diolah dengan cara sebagaimana tersebut di bawah ini: 1. Limbah Organik Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari hasil sortasi bahan baku, ampas hasil ekstraksi maupun ampas hasil penyulingan minyak atsiri, serta obat tradisional yang kadaluarsa dan recall obat tradisional sub standart. Limbah padat yang berasal dari sortasi bahan baku diperkirakan sebanyak 200 kg perbulan. Limbah padat yang berupa ampas diperkirakan sebanyak 10-12 ton perbulan. Limbah padat organik ini harus dikelola agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan dengan cara composting. Pengolahan limbah organik menjadi kompos itu bisa mengatasi masalah lingkungan yang semula kotor, berbau dan dikerumuni lalat menjadi bersih. Adapun tujuan pengolahan limbah padat organik di PT. SidoMuncul antara lain yaitu mengurangi pencemaran lingkungan, mendapatkan nilai tambah bagi perusahaan, dan mempermudah petani untuk mendapatkan pupuk kompos. Limbah –limbah ditampung dalam suatu lahan dan didiamkan selama kurang lebih dua minggu. Proses penguraian/pengomposan dibantu dengan mikroorganisme yang dikembangkan sendiri yaitu cacing atau dengan penambahan EM 4 (effective microorganism) sebagai aktivator untuk mempercepat proses tersebut. Setelah 3 – 4 minggu, limbah langsung dapat digunakan sebagi pupuk tanaman obat di sekitar pabrik dimana dalam penggunaannya ditambah dengan jenis pupuk lain seperti pupuk urea.

c ci

Tabel Syarat Teknis Minimal Pupuk Organik Tabel 2.3 Syarat Teknis Minimal Pupuk Organik

No Parameter Kandungan

Padat Cair

1. C-organik (%) >12 ³ 4,5 2. C/N ratio 10 – 25 -

3. Bahan ikutan (%) maks 2 -

(krikil, beling, plastik) 4-12 - 4. Kadar air (%): 13-20 - - granul - curah

5. Kadar llogam berat £ 10 £ 10 As (ppm) £ 1 £ 1 Hg (ppm) £ 50 £ 50 Pb (ppm) £ 50 £ 50 Cd (ppm) £ 10 £ 10

6. pH 4 - 8 4 - 8

7. Kadar total (%) < 5 < 5

- P2O5 < 5 < 5 2 5 - K2O

8. Mikroba patogen Dicantumkan Dicantumkan (E.Coli, Salmonella)

9. Kadar unsur mikro (%)

Zn Maks 0,500 Maks 0,2500

Cu Maks 0,500 Maks 0,2500

Mn Maks 0,500 Maks 0,2500 Co Maks 0,002 Maks 0,0005 B Maks 0,20 Maks 0,1250 Mo Maks 0,001 Maks 0,0010 Fe Maks 0,400 Maks 0,0400

(Sumber: PT. Sido Muncul, 1999)

ci cii

Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik

Sampah

Grinding

Sortasi I

Pencampuran

Proses Windrow Intermediate kompos

Sortasi II

Pengeringan

Kompos Gambar 2.15 Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik Sumber: (Bahar, 1986) Berdasarkan materi, pada proses pembuatan pupuk organik, setelah proses pencampuran sampah ditumpuk ditanah dan penumpukan dapat dilakukan pada ruangan khusus atau pada tempat yang terbuka. Penumpukkan sampah dibuat berbentuk piramid dengan lebar 4-6 m dan panjang 10-15m. Dan setiap minggunya kompos harus dibalik-balik dengan memindahkannya dan membuat tumpukkan yang baru disebelahnya, sedangkan pembalikan dilakukan dengan traktor khusus. Setelah penumpukkan selama beberapa minggu sampah ini akan menjadi kompos namun masih ada bagian sampah yang belum terfermentasi secara sempurna. Untuk itu perlu dilakukan proses

cii ciii

sortasi. Sampah yang terdekomposisi secara sempurna membentuk bongkahan-bongkahan kecil seperti tanah, sedangkan sampah yang belum terdekomposisi sempurna masih tetap utuh. Kemudian sampah diayak untuk memisahkan sampah yang telah didekomposisi sempurna dan tidak. Hal ini bertujuan agar kompos lewat hancur oleh gerakkan ayakan. Sampah yang belum terdekomposisi akan dipisahkan dan dimasukan kembali pada proses penumpukkan. Sampah yang sudah menjadi kompos, kemudian dapat langsung dikeringkan dengan tunel dryer selanjutnya pupuk organik sudah bisa digunakan dan dipasarkan. Dalam pembuatan pupuk organik ini juga dihasilkan panas. Hal ini terlihat dari adanya sedikit asap yang keluar ketika proses pengadukkan berlangsung. Dan panas yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah oleh mikroorganisme ini cukup besar, sehingga dapat mencapai temperatur 700C. Sedangkan dalam pembuatan pupuk organik di PT.SidoMuncul sendiri tidaklah begitu berbeda jauh dari materi yang telah dikemukakan di atas. Pada umumnya pupuk organik yang di buat di PT.SidoMuncul ini berasal dari ampas sisa produksi yang terdiri dari umbi-umbian seperti: kunyit, jahe, dan temulawak; daun-daunan seperti daun adas, daun dewa dan daun sirih; buah-buahan seperti buah mahkota dewa dan lain sebagainya. Ampas-ampas ini biasanya terdiri dari sisa-sisa penggilingan dan ampas sisa pengekstrakan. Ampas yang baru datang biasanya akan langsung ditampung disuatu lahan dibagian belakang pabrik untuk dihamparkan di atas tanah dan siap untuk diproses menjadi pupuk organik. Didalam materi telah dipaparkan bahwa tumpukan- tumpukan sampah tersebut akan ditumpuk membentuk suatu piramid dengan lebar 4-6 m dan panjang 10-15 m. Tetapi dalam pembuatan pupuk organik di PT.SidoMuncul,ampas-ampas sisa produksi tersebut dihamparkan di atas tanah untuk selanjutnya

ciii civ

akan diratakan dengan traktor (bighoe). Pada umumnya sebelum proses pengadukkan ampas-ampas yang baru datang tersebut masih bercampur dengan bahan-bahan atau sisa ampas yang basah dan yang kering. Sehingga setelah dicampur, bahan – bahan ini menjadi agak basah dan kurang air. Sehingga ampas-ampas tersebut akan ditambah dengan disiram air hingga semua bagiannya basah, sehingga ampas-ampas tersebut mempunyai tingkat kelembaban yang relatif tinggi. Sebab kelembaban kompos dapat disebabkan oleh kandungan air campuran bahan pembuat kompos. Kandungan air yang cukup akan mempercepat berkembangnya mikroorganisme serta membantu aktivitas jasad- jasad tersebut dalam membusukkan biomassa. Selain itu proses pengadukkan sampah-sampah pun juga berpengaruh pada baik buruknya produk pupuk organik yang dihasilkan, sebab dengan adanya pembalikkan sampah maka sirkulasi udara pun juga akan berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan karena udara juga mempengaruhi proses pengomposan yang bersifat aerobik. Makin banyak udara yang masuk ke dalam celah-celah bahan yang akan dikomposkan, akan makin cepat pula proses pembusukan terjadi. Sehingga tumpukan-tumpukan ampas tersebut untuk selanjutnya akan diaduk setiap harinya dengan menggunakan traktor (bighoe). Selain itu hal tersebut juga bertujuan untuk mendapatkan udara secara merata, sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Maka dari itu proses pembalikkan sampah pupuk organik di PT.SidoMuncul dilakukan setiap hari tanpa memindahkan atau membuat tumpukkan sampah yang baru seperti yang telah diterapkan dalam teori. Jadi, dengan adanya pemasukan udara akan memperpendek waktu pengomposan atau pelapukkan. Demikian juga suhu yang dibutuhkan pada proses pengomposan berpengaruh pada kecepatan proses pengomposan. Suhu yang baik dalam proses pengomposan ini adalah suhu optimum untuk pertumbuhan

civ cv

mikroorganisme, yaitu 50-600C. Pada suhu ini pupuk organik akan terasa hangat bila disentuh atau diaduk. Hal ini terlihat dengan adanya asap yang keluar dari sampah pupuk organik yang baru dibalik. Disamping itu, hal ini dilakukan agar pupuk yang dihasilkan dapat mengalami pelapukan secara merata. Setelah tumpukkan ampas diratakan, maka ampas tersebut diberi campuran EM 4 dan untuk seterusnya akan dibalik-balik hingga tercampur secara homogen. Proses pengomposan pada pembuatan pupuk organik di PT.SidoMuncul ini berbeda dengan proses pembuatan pupuk organik lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada penambahan bahan yang digunakan pada saat terjadi pencampuran dan pengomposan. Proses pengomposan pada pembuatan pupuk organik pada umumnya mengalami proses pembusukan. Tetapi didalam proses pembuatan pupuk organik di PT.SidoMuncul menggunakan proses pelapukkan. Biasanya pada pembuatan pupuk organik ini, dari sisa-sisa sampah atau ampas yang terbuang akan menimbulkan bau yang tak sedap. Tetapi pada proses pelapukan dalam pembuatan pupuk organik di PT.SidoMuncul ini menimbulkan bau yang khas jamu. Hal ini biasanya disebabkan oleh jenis bahan sampah yang akan di komposkan dan jenis starter yang digunakan dalam pembusukkan. Setelah pupuk organik tersebut dibolak-balik selama 3-4 minggu, maka pupuk tersebut sudah siap digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di kebun obat milik PT.SidoMuncul dan sebagian akan disalurkan ke petani- petani binaan PT.SidoMuncul. Didalam teori pupuk yang telah dikomposkan sebelum digunakan akan diayak terlebih dahulu untuk memisahkan sampah kompos yang sudah sempurna menjadi pupuk dan sampah yang belum sempurna atau masih utuh. Sebab sampah-sampah yang sudah sempurna menjadi pupuk organik tidak akan menimbulkan pencemaran tanah.Tetapi di PT.SidoMuncul, sampah-sampah organik yang telah dikomposkan

cv cvi

sebelum penggunaannya, pupuk organik tersebut akan diayak terlebih dahulu untuk meremukkan kompos tersebut yang masih menggumpal. Sebab sampah kompos yang sempurna, biasanya akan berbentuk seperti tanah yang menggumpal. Sehingga dengan adanya pengayakkan ini, maka gumpalan-gumpalan tersebut akan pecah akibat adanya getaran-getaran dari ayakkan tersebut. Sampah organik yang sudah menjadi kompos biasanya bisa langsung digunakan untuk proses pemupukan tanaman. Dalam hal ini pupuk organik bisa langsung digunakan tanpa melalui proses pengeringan dengan tunel dryer. Tetapi untuk produk pupuk organik yang akan disalurkan ke petani-petani binaan PT.SidoMuncul yang berada di luar kota, biasanya pupuk organik tersebut dikeringkan terlebih dahulu dengan tunel dryer. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya pembusukkan sampah yang berlebihan. Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik di PT.SidoMuncul

Sampah

+ EM 4 Pencampuran

Pelapukkan

Pengeringan

Kompos

Gambar 2.16 Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik di PT.SidoMuncul Sumber: PT. SidoMuncul, 2009 Selain pupuk organik, PT.SidoMuncul juga baru mengembangkan pembuatan briket dari sisa pembakaran sampah. Sampah-sampah hasil pembakaran ini akan dicampur dengan daun-

cvi cvii

daun yang sudah ditumbuk halus sebagai bahan perekat untuk dijadikan briket. Tetapi usaha pembuatan briket ini masih sangat minim, sebab sebagian besar ampas sisa produksi sudah digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. 2. Limbah Anorganik Merupakan limbah padat yang berupa kemasan-kemasan yang tidak terpakai, dos-dos, plastik dan sebagainya yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Pengolahan dengan cara membakar limbah padat tersebut ke dalam suatu Incenerator. PT. SidoMuncul saat ini memiliki instalaasi Incenerator yang memakai cerobang asap cyclon dan pembilasan asap dengan air sehingga proses pembakaran yang terjadi tidak menimbulkan asap dan bau. Selain itu, Incenerator di PT.SidoMuncul dilengkapi dengan burner yang memiliki suhu tinggi sehingga waktu relatif singkat. Incenerator mampu membakar habis semua sampah. Karena dapat menurunkan volum sebesar 80-90% dan menurunkan berat sebesar 98-99%. Residu pembakarannya merupakan bahan yang tidak terbakar atau tidak hancur dengan proses pembakaran, biasanya terdiri dari bahan organik, antara lain yaitu abu. Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak berhamburan kemana- mana karena adanya fasilitas pembilasan asap dengan air, per hari rata-rata incenerator PT. Sido Muncul memproses kurang lebih 7,2 m3 dengan hasil abu sekitar 2% dari total proses atau sekitar 0,14m3. Panas yang dihasilkan dari pembakaran digunakan secara langsung pada unit penggorengan, sedangkan abu sisa pembakaran jelaga yang ditampung digunakan sebagi bahan pelengkap dalam pembuatan pupuk kompos. Incenerator tersebut memiliki dua ruang pembakaran dengan kapasitas masing-masing: · Ruang bakar 1 memiliki kapasitas 12 ton

cvii cviii

· Ruang bakar 2 memiliki kapasitas 8 ton Bahan bakar yang digunakan adalah petrodisel. Suhu operasi Incenerator untuk tiap bahan yang dimasukkan berbeda-beda tergantung jenisnya. Bahan yang berupa aluminium foil pada umumnya dibakar pada suhu 12000C, sedangkan bahan-bahan lainnya dibakar pada suhu berkisar 500-800 0C dalam proses pengolahan obat. Industri bahan baku obat adalah industri yang memproduksi bahan baku untuk obat. Diagram Proses Incenerasi

Sampah

Penampungan

Udara Incenerasi Residu

Aging (udara Sortasi

pembakaran)

Pendinginan Abu Usable Un-usable residu residu Precipitation

Debu Udara bersih

Gambar 2.17 Diagram Proses Incenerasi Sumber : (Bahar, 1986) Berdasarkan teori, proses incenerasi ini harus dilakukan pada suatu ruangann dengan mesin-mesin dan peralatan yang sangat komplek. Pada incenerasi, sampah dibakar pada temperature tinggi, yaitu pada suhu 16000C dengan menggunakan panas pembakaran sampah itu sendiri. Proses pembakaran tersebut harus diperhatikan dan dikontrol dengan cermat, sehingga dapat berlangsung sempurna. Udara hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfir

cviii cix

bebas akan diberi perlakuan khusus. Sehingga tidak akan menimbulkan polusi udara, yaitu dengan cara pendinginan dan pengembunan terlebih dahulu. Sehingga partikel-partikel yang ada di udara akan mengendap sebagai debu / abu, dan pembuangan udaranya melalui suatu menara yang cukup tinggi disamping perlakuan lainnya. Sampah yang dibawa oleh armada pengangkut sampah, pada tempat incenerasi terlebih dahulu ditumpuk pada ruang khusus (storage). Hal ini diperlukan untuk memudahkan pengangkutan sampah oleh alat khusus (crane) ke ruangan incenerasi dan untuk menjaga kontinuitas proses incenerasi. Pada ruangan incenerasi sampah dijatuhkan ke tempat pembakaran, dengan penjatuhan ini sampah akan mudah mejadi kering oleh udara panas, akhirnya sampah akan menyala dan terjadi pembakaran secara cepat. Proses pembakaran yang cepat, sempurna dan temperature yang tinggi didapat dengan cara mengatur perbandingan antara udara dan sampah yang masuk, pencampuran udara dan sampah dengan baik (sempurna), ruangan pembakaran yang memadahi serta disain alat yang baik. Pada awal proses pembakaran yang mendapat temperature tinggi perlu penambahan bahan bakar minyak dan bila temperature ruangan sudah tinggi penambahan bahan bakar minyak ini tidak diperlukan lagi, proses pembakaran selanjutnya dapat dilakukan terus menerus. Sampah plastic dan karet pada incenerasi ini juga merupakan bahan bakar yang cukup baik untuk menghasilkan panas. Sedangkan residu pembakaran berupa bahan anorganik akan dibawa oleh konveyor rantai melalui saluran khusus untuk dibuang atau disortasi. Kemudian udara sisa pembakaran dialirkan ke ruangan pengendapan debu dengan system siklon, selanjutnya udara ini didinginkan oleh aliran air dalam boiler, pendinginan udara ini juga bertujuan untuk membantu pengendapan debu, debu

cix cx

kasar dikelompokkan ke tempat penampungan residu. Udara pembakaran selanjutnya dibawa ke ruangan penyaringan debu, bau dan asap serta gas buangan lainnya oleh alat “elektrostatik precipitor”, disini dilakukan penyaringan udara secara sempurna dan udara yang telah bersih dikeluarkan ke atmosfir bebas dengan menggunakan kipas angin (exhaust fan) melalui menara yang cukup tinggi. Penggunaan menara ini diperlukan karena udara yang dikeluarkan masih cukup panas yaitu sekitar 3000C, sehingga dengan membuangannya pada tempat ketinggian tidak akan mengganggu mahkluk hidup. Pada proses incenerasi ini dihasilkan energi panas yang cukup besar yaitu pada suhu 9000C – 16000C. energi panas ini dapat dipergunakan untuk menguapkan air dengan mengunakan ketel uap (incinerator boiler plant), uap yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan PLTU, mencuci kendaraan bermotor, alat-alat berat dan keperluan lainnya. Energi panas dari proses incenerasi ini dapat pula dipergunakan untuk keperluan industrial, seperti industri peleburan logam, pemakaran batu bara, genting dan masih banyak lagi. Residu pembakaran pada incenerasi sampah terdiri dari sisa logam, kaleng, kaca, keramik, abu dan bahan anorganik lainnya yang tidak hancur dengan proses pembakaran pada suhu tinggi. Residu incenerasi ini sebagian masih dapat digunakan sebagai bahan baku pada industri pengolahan sampah lainnya. Sebelum residu ini dikirim ke industri pengolahan sampah lainnya, pada industri incenerasi perlu dilakukan sortasi berdasarkan jenisnya terlebih dulu. Dengan menggunakan ayakan goyang, abu incenerasi dapat dipisahkan dari residu lainnya, ukuran abu yang dihasilkan lebih seragam sesuai dengan ukuran ayakannya. Abu ini dapat dikeluarkan bersamaan dengan debu yang telah diendapkan dari udara hasil pembakaran (precipitor). Logam dipisahkan dari

cx cxi

residu dengan menggunakan konveyor atau roda berputar yang diberi magnet (magnetic separator), benda berat lainnya dipisahkan dari residu dengan menggunakan kipas angin (air separator), selanjutnya pada benda berat dapat pula dipisahkan sampah kaca dari yang lainnya secara manual. Hasil sortasi residu incenerasi sampah ini sebelum disalurkan ke industri penggolahan sampah jenis lainnya, terlebih dahulu dipadatkan dan dibungkus (balling). Sedangkan residu yang tidak dapat dimanfaatkan dibuang ketempat penimbunan sampah. Proses incenerasi pada dasarnya hampir sama, begitu pula proses incnerasi yang dilaksanakan di PT.SidoMuncul dengan proses incenerasi yang diterapkan dalam teori. Hanya saja dalam proses incenerasi ini suhu pembakaran yang digunakan berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena tinggi rendahnya suhu pembakaran dipengaruhi oleh jenis bahan yang akan dibakar, misalnya pembakaran sisa pengemas yang terbuat dari alumunium foil seperti yang digunakan pada PT.SidoMuncul biayasanya akan dibakar dengan menggunakan temperature 12000C. Sedangkan pada teori telah dijabarkan pada umumnya bahwa proses incenerasi akan berlangsung pada suhu 9000C – 16000C. Sedangkan penambahan bahan bakar biayasanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya temperature yang digunakan dalam pembakaran dan suhu ruang mesin selama proses pembakaran berlangsung. Jadi semakin tinggi suhu atau temperature yang digunakan maka bahan bakar yang digunakan akan semakin bertambah, tetapi hal ini terjadi pada awal proses pembakaan. Setelah proses pembakaran berlangsung dan temperature ruang mesin menjadi panas, maka penambahan bahan bakar pun akan menurun. Tetapi didalam penerapannya di PT.SidoMuncul, penambahan bahan bakar jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembakaran, bahan-bahan yang akan dibakar selalu dicampur dengan plastic

cxi cxii

ataupun karet. Sehingga akan dihasilkan panas yang cepat dengan temperature yang tinggi. Maka dari itu dengan adanya penambahan plastic maupun karet diharapkan dapat mengurangi biaya pemprosesan. Hasil pembakaran yang berupa abu, debu, bau, asap dan residu yang masih dapat digunakan atau didaur ulang terlebih dahulu biasanya akan dijual ke pedagang patri untuk didaur ulang kembali menjadi panci, dandang, atau peralatan yang terbuat dari alumunium foil.

cxii cxiii

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan Obat tradisional telah dikenal secara turun temurun dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya menjaga kesehatan (preventif) meskipun ada pula sebagai upaya pangobatan suatu penyakit (kuratif). Obat tradisional itu sendiri merupakan obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Selain itu kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan tradisional tersebut ialah tidak adanya efek samping yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi. Khasiat obat tradisional telah meningkatkan popularitas obat tradisional itu sendiri. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Banyaknya pendirian bebagai industi jamu ini diharapkan dapat menggerakan sektor pertanian, industri dan UKM, dengan cara meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya tanaman obat-obatan. PT.SidoMuncul merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mengolah komoditas tanaman obat-obatan. PT.SidoMuncul termasuk industri skala besar yang bergerak dalam bidang herbal. Seiring berkembangnya perusahaan dan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan produk jamu, maka semakin banyaknya juga limbah yang dihasilkan. Untuk itu proses sanitasi dan pengolahan produk sisa hasil produksi sangatlah dibutuhkan. Sebab proses sanitasi ini harus diolah hingga sedemikian rupa agar sisa produk akhir tidak mencemari lingkungan dan dapat digunakan lagi untuk pemprosesan berikutnya. Air limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar air limbah mempunyai

cxiii cxiv

kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan yang tidak bersifat toksik bagi organisme maupun bagi manusia yang memanfaatkannya. Seperti halnya sanitasi air (sanitasi cair), air limbah industri umumnya berasal dari pencucian bahan baku, pencucian alat-alat produksi, pembersihan ruangan produksi serta penggunaan kamar mandi. Pada umumnya komponen pencemaran air ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain yaitu pencemaran bahan buangan padat, bahan buangan organik, bahan buangan anorganik, bahan buangan olahan pangan, bahan buangan cairan minyak, bahan buangan zat kimia, dan bahan buangan berupa gas. PT. SidoMuncul merupakan salah satu perusahaan berskala besar yang bergerak dalam bidang herbal, salah satu produk andalannya adalah produk jamu disamping produk makanan dan minuman seperti mie instan dan kecap. Maka dari itu, proses sanitasi limbahnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian yaitu limbah padat, limbah organik dan limbah anorganik. Limbah padat, umumnya berasal dari sisa-sisa atau ampas pembuatan jamu. Ampas ini biasanya sebelum dibuang akan dikumpulkan kembali untuk diolah kembali. Sebab ampas bahan-bahan tersebut masih mempunyai kandungan minyak atsiri yang tinggi, misalnya ampas produk Tolak Angin yang terdiri dari ampas jahe, ampas kencur, ampas daun adhas, ampas daun sirih dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan pengolahan lebih lanjut untuk mendapatkan minyak atsiri yang masih terkandung dalam bahan-bahan tersebut. Proses tersebut biasanya disebut dengan proses penyulingan. Proses penyulingan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu pengempaan (expression), ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan penyulingan (destilation). Dari ketiga cara tersebut, yang umumnya sering digunakan oleh PT.SidoMuncul untuk mendapatkan minyak atsiri adalah cara ketiga atau yang terakhir, yaitu penyulingan (destilation). Penyulingan itu sendiri salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri dengan cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan kedalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan. Atau dengan cara mengalirkan uap air jenuh (saturated atau superheated) dan ketel pendidih air ke dalam ketel penyulingan. Penyulingan ini bertujuan untuk

cxiv cxv

memisahkan zat-zat yang tidak mudah menguap. Dengan kata lain, penyulingan adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dengan dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap dari setiap komponen tersebut. Sedangkan media penambahan bahan yang digunakan untuk mempercepat dalam proses penyulingan antara lain yaitu air, uap, dan air dan uap. Tetapi umumnya penyulingan yang biasa digunakan di PT.SidoMuncul adalah penyulingan dengan menggunakan air dan uap. Penyulingan minyak atsiri di PT.Sido Muncul sudah sangat modern yaitu dengan menggunakan tenaga uap, sehingga semua peralatan yang digunakan bekerja secara otomatis. Sebelumnya proses penyulingan minyak dengan uap, PT.SidoMuncul menggunakan bahan bakar minyak tanah dan solar. Tetapi semakin berkembangnya teknologi, maka penggunaan bahan bakar minyak tanah dan solar diganti dengan mesin uap. Hal ini dikarenakan panas yang dihasilkan dari mesin uap lebih cepat dari pada pemanasan dengan minyak tanah maupun dengan solar. Sehingga hal ini dapat mempersingkat waktu penyulingan. Tetapi dalam penggunaan mesin uap ini terkadang sering terjadi kelebihan uap panas, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut, uap panas akan dikeluarkan melalui pipa besi dan uap tersebut akan dikeluarkan di selokan, dimana selokan tersebut mempunyai kedalaman sekitar ± 2 meter. PT.Sido Muncul mempunyai 7 buah alat penyulingan dan umumnya tiap-tiap alat distilasi yang digunakan oleh PT.SidoMuncul mempunyai dua ketel bahan, tetapi cara kerjanya secara bergantian. Hal ini disebabkan setelah pemprosesan ketel bahan tidak boleh langsung dibuka tutupnya, sebab tekanan udara didalam ruang tersebut masih cukup tinggi. Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti uap air akan menyembur keluar, maka setelah pemprosesan biasanya ketel bahan didiamkan selama beberapa jam dan setelah itu baru dibuka penutupnya. Pada umumnya bahan-bahan yang diambil minyak atsirinya berupa bahan simplisia, seperti jahe, kunyit, daun adas, daun sirih, dan lain-lain. Dalam sekali proses penyulingan biasanya dalam satu ketel bahan dapat memuat 120 kg bahan dengan penambahan air sekitar ± 10 L. Sehingga dari penyulingan bahan

cxv cxvi

sebanyak 1200kg per bulan akan dihasilkan minyak atsiri sebanyak ± 8 L. Dan dalam sekali penyulingan dapat memakan waktu selama ± 10 jam. Maka dari itu proses penyulingan di PT.SidoMuncul dibagi menjadi dua shif yaitu shif pagi antara jam 06.00 – 14.30 WIB dan shif siang antara jam 09.00 – 17.30 WIB. Dalam proses penyulingan minyak atsiri, penambahan air tidak terlalu dipentingkan seberapa banyaknya air yang digunakan. Biasanya air yang digunakan tergantung dari banyak sedikitnya bahan yang akan disuling. Sehingga air yang digunakan diharapkan dapat merendam semua bahan yang hendak disuling. Hal ini bertujuan agar proses menguapan bahan dapat berjalan dengan cepat. Minyak atsiri yang dihasilkan akan terbawa bersama dengan uap air yang dihasilkan, sehingga minyak atsiri dan uap air yang dihasilkan akan bercampur dan membentuk dua lapisan. Dimana lapisan atas merupakan minyak atsiri yang dihasilkan dan lapisan bawah merupakan air. Lapisan yang terbentuk akan dipisahkan dengan mesin sparator, sehingga air akan dikeluarkan akan dialirkan secaara langsung ke kolam limbah untuk diolah dan minyak atsiri yang dihasilkan dapat diambil. Pada umumnya minyak atsiri yang dihasilkan biasanya digunakan untuk campuran pembuatan jamu dan beberapa produk lainnya, seperti sabun aroma terapi. Sedangkan penanganan limbah pada PT.SidoMuncul dibagi menjadi yaitu limbah padat, limbah organik dan limbah anorganik. Limbah padat yang dihasilkan di PT.SidoMuncul umumnya berupa sisa-sisa tempat atau wadah pengemas jamu yang sudah tidak terpakai maupun yang sudah off grade atau sudah melebihi tanggal kadaluarsa. Pada umumnya sisa wadah pengemas ini terbuat dari plastik metalize yang dilapisi oleh alumunium foil yang sangat sulit dibakar. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut PT.SidoMuncul menggunakan sebuah alat pembakaran yang disebut dengan incenerator. Sebelumnya pada tahun-tahun silam, sisa wadah pengemas hanya bisa dijual ke pedagang rosok saja. Tetapi dengan adanya mesin incenerator maka pembakaran sisa-sisa wadah jamu dapat dibakar dengan sendirinya. Disamping itu dengan adanya alat tersebut maka pendapatan perusahaan pun juga ikut meningkat. Hal ini disebabkan karena sisa-sisa pembakaran tersebut

cxvi cxvii

dapat didaur ulang kembali untuk dijadikan wadah pengemas jamu. Selain itu sisa pembakaran yang dihasilkan juga dapat dijual ke tukang patri untuk dibuat berbagai macam peralatan memasak, seperti wajan, panci, dandang, dan lain sebagainya. Cara kerja mesin incenerator ini sangatlah rumit, dimana bahan bakar yang digunakan adalah petrodisel. Pertama-tama bahan yang hendak dibakar akan dimasukkan terlebih dahulu ke kotak atau bak bahan kemudian bahan tersebut akan dibakar dengan uap panas yang bersuhu sekitar 12000C. Hasil pembakaran dari mesin incenerator ini adalah gas dan residu pembakarannya berupa abu. Penurunan volume hasil pembakaran dapat mencapai 70% dari sampah padat. Metode pembakaran sampah organic dalam suatu wadah yang disebut incinerator untuk mengurangi jumlah massa sampah organic tersebut dan membunuh mikroorganisme yang ada didalamnya disebut dengan incineration (insinerasi). Tidak semua bahan organic buangan yang menjalani proses insenerasi habis terbakar karena buangan itu sebagian berupa bahan tak terbakar yang akan tersisa sebagai abu. Pada waktu proses pembakaran, proses tersebut tidak mengeluarkan asap sehingga dengan adanya mesin tersebut dapat mengurangi polusi udara. Hal ini dikarenakan cara kerja mesin tersebut menggunakan gaya gravitasi. Sehingga asap hitam yang dihasilkan sewaktu pembakaran yang seharusnya dikeluarkan dari cerobong asap akan diserap atau tertarik ke bawah dan akan dikeluarkan dibawah tanah. Memang sekilas dari penggunaan mesin ini tidak menyebabkan pencemaran udara, tetapi dengan adanya mesin ini dapat mengakibatkan pencemaran tanah. Hal ini dapat terlihat dengan adanya pohon pisang yang tumbuh di sekitar area pembakaran mempunyai daun yang berwarna hijau pekat yang berbeda dengan daun pisang pada umumnya. Sebab daun pisang yang tumbuh di sekitar area perusahaan sudah terkontaminasi dan mengandung karbon, sehingga warnanya cenderung hitam. Limbah organik yang dihasilkan oleh PT.SidoMuncul, umumnya berasal dari sisa proses produksi atau ampas yang sudah tidak terpakai. Ampas tersebut dikumpulkan untuk diolah lebih lanjut menjadi pupuk organik dan briket, sehingga limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali. Proses

cxvii cxviii

pembuatan pupuk ini tidaklah seperti proses pembuatan pupuk pada umumnya. Dimana proses pembuatan pupuk di PT.SidoMuncul ini menggunakan EM4 (effective microorganisme) sebagai starter yang dapat menghasilkan bakteri. Bakteri yang tumbuh dan berkembang pada proses pelapukkan ini antara lain yaitu Pseudomonas flurencent sp, dimana bakteri ini berfungsi untuk melarutkan fosfat dari bentuk yang tidak bisa diserap (terikat dalam mineral liat tanah) menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman, selain itu dapat membantu proses dekomposisi. Pseudomonas dapat menghasilkan enzim pengurai yang disebut lignin dan berfungsi juga untuk memecah mata rantai dari pada zat-zat kimia yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya. Pada umumnya proses pembuatan pupuk organik lebih cenderung menggunakan proses pembusukkan secara alami tanpa penambahan setarter atau bahan organik tambahan, sedangkan proses pembuatan pupuk organik di PT.SidoMuncul sendiri menggunakan EM 4 sebagai bahan campuran dalam pembuatan pupuk tersebut. Hal ini disebabkan karena dengan penambahan EM 4 maka pupuk organik yang dihasilkan akan berkualitas baik, dimana kandungan unsur hara seperti nitrogen, phospor, dan kalium yang dibutuhkan oleh tanah akan tersedia dalam jumlah yang cukup. Selain itu dengan adanya penambahan EM 4, maka proses pengomposannya pun juga akan berlangsung cepat. Sebab dalam EM 4 terkandung bakteri (Strepthomyces, ragi (yeast), Lactobacillus, dan bakteri fotosintetik) yang dapat mempercepat proses fermentasi. Selain itu dengan adanya penambahan EM 4 tersebut dapat memperbaiki dan mempertahankan mutu tanah. Proses pengomposan ini berlangsung selama 3 - 4 minggu sebelum pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan. Selama proses pelapukan ini, bahan atau sisa ampas produk yang di gunakan harus diaduk / dibalik secara rutin setiap minggunya untuk mendapatkan udara secara merata, sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Selain itu dalam pembuatan pupuk organik ini juga membutuhkan tingkat kelembaban yang tinggi. Sebab kelembaban kompos dapat disebabkan oleh kandungan air campuran bahan pembuat kompos. Kandungan air yang cukup akan mempercepat

cxviii cxix

berkembangnya mikroorganisme serta membantu aktivitas jasad-jasad tersebut dalam membusukkan biomassa. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk membasahi campuran bahan kompos tersebut dengan air secara berkala. Selain itu, udara juga mempengaruhi proses pengomposan yang bersifat aerobik. Makin banyak udara yang masuk ke dalam celah-celah bahan yang akan dikomposkan, akan makin cepat pula proses pembusukan terjadi. Jadi, dengan adanya pemasukan udara akan memperpendek waktu pengomposan atau pelapukkan. Demikian juga suhu yang dibutuhkan pada proses pengomposan berpengaruh pada kecepatan proses pengomposan. Suhu yang baik dalam proses pengomposan ini adalah suhu optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme, yaitu 50-600C. Disamping itu, hal ini dilakukan agar pupuk yang dihasilkan dapat mengalami pelapukan secara merata. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kelembaban udara atau kadar air, aerasi atau kandungan udara, suhu, jumlah mikroorganisme perombak sampah, dan keasaman campuran kompos merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengomposan. Proses pengadukan ini biasanya menggunakan bighoe (traktor yang besar). Biasanya pada waktu proses pengadukan, sisa ampas bahan yang diaduk / yang dibalik akan mengeluarkan gas yang baunya khas jamu dan biasanya gas tersebut terasa lebih hangat. Pupuk organik yang dihasilkan pada umumnya sebagian akan diberikan kepada para petani binaan PT.SidoMuncul, seperti para petani tanaman obat di daerah Tawangmangu. Hal ini dikarenakan daerah Tawangmangu merupakan daerah pemasok bahan baku jamu terbesar di PT.SidoMuncul, sebab berbagai jenis tanaman obat di daerah tersebut sudah sesuai dengan standar bahan baku yang telah ditetapkan oleh PT.SidoMuncul. Selain itu, sebagian besar pupuk organik yang diproduksi digunakan sendiri untuk kebun obat di PT.SidoMuncul. Tetapi penggunaan pupuk organik tersebut baru dilaksanakan beberapa tahun belakang ini. Sebab dahulu PT.SidoMuncul bekerjasama dengan Bapak Suharto untuk mendistribusikan pupuk organik yang diproduksi. Selain itu, PT.SidoMuncul juga mendistribusikan pupuk organik yang diproduksinya ke Lembah Hijau Multifarm. Tetapi karena lahan perusahaan yang cukup luas

cxix cxx

dan cukup memadahi untuk dibukanya lahan pertanian yang ditumbuhi berbagai macam tanaman obat, maka sejak saat itu pupuk organik yang diproduksi oleh PT.SidoMuncul tidak diperjual belikan. Selain dibuat pupuk organik, ampas sisa .produksi di PT.SidoMuncul ini juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket (bahan bakar). Produk ini merupakan produk terobosan terbaru dari PT.SidoMuncul yang baru diuji coba. Briket yang dihasilkan biasanya berbentuk seperti batu bara yaitu berwarna hitam dan berbentuk bulat. Sedangkan dalam penanganan limbah cair, PT.SidoMuncul mengunakan penambahan beberapa polimer-polimer yang dapat berfungsi untuk menetralisir limbah. Limbah cair dari PT.SidoMuncul ini berasal dari sisa-sisa pencucian bahan baku, pencucian peralatan dan mesin, pencucian lantai produksi, dan lain sebagainya. Air limbah yang dihasilkan dari berbagai proses tersebut akan dialirkan melalui pipa besi yang mempunyai kecepatan 14 L/jam dan limbah tersebut akan ditampung dalam bak atau kolam yang mempunyai kedalaman 7 meter. Di dalam bak tersebut, air akan disaring untuk pertama kalinya. Hal ini bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang berukuran besar agar tidak ikut diproses lebih lanjut. Setelah air limbah tersebut disaring, maka air limbah tersebut akan dialirkan ke bak ekualisasi untuk dinetralisir dengan penambahan tiga komponen zat kimia yang dapat menggumpalkan kotoran-kotoran yang terkandung didalamnya.

Komponen tersebut antara lain yaitu alumunium sulfat (AlSO4) yang berfungsi untuk membentuk flok, polimer yang berfungsi untuk memperbesar ukuran flok yang terbentuk sehingga lebih mudah mengandap, dan soda kaustik (NaOH2) yang berfungsi untuk menetralkan pH. Dari sini, air limbah akan dialirkan lagi ke bak selanjutnya akan diaduk atau diaerasi agar semua komponennya dapat bercampur merata. Tetapi pada proses netralisasi dengan mesin aerator ini, kadar DO air sangat sulit untuk dinaikkan. Sehingga pada tahap ini pada umumnya hanya didapatkan kadar DO dengan pH4,3. Sehingga dengan menggunakan alat ini, maka dibutuhkan pemprosesan lebih lanjut yang lebih signifikan. Hal ini sangat berbeda jika digunakan pompa air (power

cxx cxxi

head), sebab dengan alat tersebut kadar DO dapat naik dengan cepat dan pH air sudah mendekati netral yaitu 6,3. Setelah itu air tersebut akan disaring kembali untuk memisahkan kotoran-kotoran yang menggumpal dan mengendap setelah dicampur dengan ke tiga zat kimia tersebut. Pada tingkat akhir, air limbah tersebut akan dialirkan ke tower untuk dinetralkan pH-nya. Setelah pH 7 (air netral), maka air tersebut akan diuji cobakan terlebih dahulu dengan mengalirkan air ke kolam indikator kehidupan yang diberi ikan dan keong. Apabila ikan dan keong tersebut tidak mati, maka air tersebut sudah tidak tercemar dan dapat digunakan kembali untuk proses produksi berikutnya, dengan catatan air yang sudah dinetralisir tersebut tidak untuk dikonsumsi.

B. Kesimpulan Kesimpulan dari praktik lapang yang kami laksanakan di PT.SidoMuncul ini antara lain yaitu: 1. Metode penyulingan minyak atsiri di PT.SidoMuncul menggunakan metode destilasi dengan sumber energinya berupa uap panas / boiler. 2. Sisa ampas produksi di PT.SidoMuncul dapat digunakan untuk pembuatan minyak atsiri, pupuk organik dan briket. 3. Proses pengomposan pada pembuatan pupuk organik menggunakan penambahan EM4 (effective microorganisme 4) sebagai bahan yang dapat mempercepat proses pengomposan. 4. Proses pengolahan limbah padat diolah melalui proses pembakaran dengan mesin incenerasi pada suhu 1.2000C dan residu pembakaran dapat diolah menjadi perkakas rumah tangga (panci, dandang, dan lain-lain). 5. Proses pengolahan limbah cair dinetralisir dengan penambahan tiga

komponen kimia yaitu alumunium sulfat (AlSO4), polimer dan soda

kaustik (NaOH2)

cxxi cxxii

C. Saran 1. Tempat atau bagian penyulingan minyak atsiri yang terlalu dekat dengan bagian pengolahan limbah dan pengolahan pupuk organik dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada produk minyak atsiri yang dihasilkan. Sebaiknya letak bagian sanitasi di jauhkan dari letak bagian- bagian produksi. 2. Masih kurang disiplinnya karyawan di pabrik yang tidak mengenakan penutup rambut dan sarung tangan selama proses produksi berlangsung. Sebaiknya diberikan sanksi atau teguran bagi kariyawan yang melanggar peraturan tersebut. 3. Kebersihan di pos penerimaan tamu kurang diperhatikan sehingga para tamu merasa kurang nyaman. Selain itu, pelayanan penerimaan tamu yang kurang cepat, sehingga membuat para tamu menunggu terlalu lama.

cxxii cxxiii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a.2008.Obat Tradisional.http://id.wikipedia.org/wiki/obat_tradisional. diunduh 14 Maret 2009

Anonim b.2008.Madu. http://id.wikipedia.org/wiki/madu.diunduh 22 Januari 2009

Anonim c.2008.Jahe Untuk Bahan Baku Obat.http://pertanian.uns.ac.id/- agronomi/dasho/jahe_obat.diunduh 22 Januari 2009

Anonimd.2007.KayuUles.http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12_kayu_ules . diunduh 22 Januari 2009

Anonim e.2008.Madu. http://id.wikipedia.org/wiki/madu.diunduh 22 Januari 2009

Anonim f.2008.Adas.http://id.wikipedia.org/wiki/adas.diunduh 22 Januari 2009

Anonim g.2008.Sentra Informasi Iptek_Adas.http://iptek.net.id/view.php/adas. diunduh 22 Januari 2009

Anonim h.2008.Balai Tanaman Obat dan Aromatik. http://balittro.litbang.deptan.go.id/index.diunduh 22 Januari 2009

AsianBrain .2008.Obat Tradisional.http://www.anneahira.com/pencegahan- penyakit/obat-tradisional.htm.diunduh 14 Maret 2009

Bambang Sudewo.2007.Tanaman Obat Populer Penggempur Aneka Penyakit. PT.Agromedia Pustaka.Jakarta

Betty Sri Laksmi Jenie dan Winati Pudji Rahayu.1993.Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius.

Budi Sutomo.2008.Jahe Sembuhkan Radang Sendi dan Nyeri Lambung.http//:budiboga.blogspot.com/2008_06_01/gizi_dan_kuliner. diunduh 22 Januari 2009

Fuadi .2008.Sifat Fisik dari Air Limbah Rumah Tangga.http://lets- belajar.blogspot.com/2008/07/sifat-fisik-dari-air-limbah-rumah.html. diunduh 14 Maret 2009

Ginting S, Perdana.1992.Mencegah dan MengendalikanPencemaran Industri.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Isroi.2008.Pupuk Organik.http://isroi.wordpress.com/2008/02/26/pupuk-organik- pupuk-hayati-dan-pupuk-kimia/. diunduh 14 Maret 2009

cxxiii cxxiv

Junaedi.2008.Menyapu Sampah, Mendulang Rupiah. http://pencangkul.blogspot.com/2008/05/menyapu sampah_mendulang rupiah. diunduh 22 Januari 2009

Rahmat Rukmana.1994.Kencur.Kanisius.Yogyakarta

Seno Sastroamidjojo.2001.Obat Asli Indonesia.Dian Rakyat.Jakarta

Tim PT. Sido Muncul.1999.Laporan Akhir Upaya Pengolahan Lingkungan dan Pemanfaatan Lingkungan

T. Soeyanto.1982.Cara Pembuatan Sampah Jadi Arang dan Kompos.Yudhistira.Jakarta

Tuatulmahfudz. 2008. Sanitasi Limbah Part I (untuk muridku). http://tuatulmahfudz.multiply.com/journal/item/21/Sanitasi_Limbah_p art_I_untuk_muridku.diunduh 14 Maret 2009

Widyarso .2006. Meningkatkan Kadar DO. http://forum.o- fish.com/viewtopic.php?f=57&t=16253.diunduh 14 Maret 2009

Wied Harry Apriadji.1990.Memproses Sampah.Penebar Swadaya.Jakarta

Yul H. Bahar.1986.Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah.PT.Waca Utama Pramesti.Jakarta

cxxiv cxxv

a B C D

A E N G I

F J

H1 Keterangan K a : Pos Satpam 1 K : CPOB H3 H2 b : Pos Satpam 2 L : Raw Material A : Lab.Budidaya Storage Tanaman M : Ruang Washing B : Agrowisata N : Ruang Pompa V C : Alkohol Storage Hydrant D : Workshop O : Gudang Ayak E : Raw Water P : Gudang Giling Processing Q : Incenerator F : Tower R : IPAL G : QC dan R&D S : Destilasi H1 : Ekstraksi T : Unit Pengolahan H2 : Boiler Limbah Padat H3 : Aquademin & U : Gudang Gula Tata Letak PT. Sido Muncul Water Softening V : Taman I : Gudang Jadi W : Kantin J : Pengoplosan K : CPOB

cxxv