SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMETAKAN KANTOR PEMERINTAHAN KOTA BANDA ACEH BERBASIS ANDROID

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh:

YAUMIL HANITA 1008107020037

JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH NOVEMBER, 2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya. Shalawat bermahkotakan salam kita sampaikan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan Kantor Pemerintahan Kota Banda Aceh Berbasis Android”. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan Tugas Akhir di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, baik secara moril maupum materil. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Abdul Hamid dan Ibunda Onny Darlina yang sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan. 2. Dr. Ir. Marlina, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala. 3. Dr. Muhammad Subianto, M.Si selaku Ketua Jurusan Informatika yang telah memberikan arahan dan nasehat dalam pelaksanaan Tugas Akhir. 4. Bapak Nazaruddin, M.Eng.Sc selaku dosen pembimbing akademik atas perhatian yang telah diberikan. 5. Bapak Dr. Nizamuddin, M.Info.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Viska Mutiawani, M.Sc selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun Tugas Akhir. iii

6. Bapak Kurnia Saputra, M.Sc yang telah mencurahkan perhatian, bimbingan, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis. 7. Para Dosen penguji Tugas Akhir, Ibu Juwita, S.T, M.Kom, Bapak Muslim, S.Si, M.InfoTech, dan Bapak Muhammad Rusdi, SP, M.Si, yang telah menguji Tugas Akhir penulis dan memberikan masukkan untuk perbaikan laporan Tugas Akhir penulis. 8. Seluruh Dosen Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah, terima kasih untuk bimbingan dan pengajarannya. Semoga ilmu yang penulis terima kelak bermanfaat untuk penulis. 9. Keluarga yang selalu mengasihi dan selalu memberikan semangat kepada penulis. 10. Teman-teman seperjuangan Informatika 2010. Nawar Nabila Zi, Sri Azizah Nazhifah, Khariesa, Istia Mentari, Andriani Putri, Tiza Israriana, Fajarul Akbar, Ghassan Mohammad dan Ulfa Nadia, terima kasih atas inspirasi, semangat, kekompakan, kerjasama, dan kebersamaannya. Penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Banda Aceh, November 2014

Yaumil Hanita

iv

ABSTRAK

Kantor pemerintahan merupakan lokasi pegawai pemerintahan pada setiap instansi memberikan layanannya. Kantor pemerintahan Kota Banda Aceh tersebar di sudut-sudut kota, sehingga warga Kota Banda Aceh maupun luar kota kesulitan untuk mencari lokasi kantor pemerintahan Kota Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah membangun aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis Android untuk memetakan kantor pemerintahan Kota Banda Aceh. Tahap penelitian yang digunakan adalah mengidentifikasi masalah, studi literatur, mengumpulkan data, mendesain tampilan dan merancang aplikasi, membuat aplikasi dan melakukan pengujian terhadap aplikasi. Ada beberapa pengujian yang dilakukan pada aplikasi. Pertama, pengujian dengan memberikan kuisioner terhadap ±50 responden menggunakan metode System Usability Scale (SUS) untuk menguji kelayakan aplikasi tersebut. Kedua, pengujian terhadap kecepatan akses database SQLite pada memori internal 2GB dan eksternal 8GB Find Clover R815. Pengujian terakhir adalah pengujian terhadap kecepatan akses database SQLite pada memori internal 2GB pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Galaxy Chat B5330 dan Star GT-S5282. Dari pengujian pertama menggunakan SUS, dapat disimpulkan bahwa aplikasi layak digunakan dengan nilai usability yaitu 79%. Pengujian kedua dapat disimpulkan bahwa kecepatan akses database tidak terlalu signifikan ketika aplikasi dijalankan pada memori internal 2GB dan eksternal 8GB. Dari pengujian terakhir dapat disimpulkan bahwa database SQLite dapat diakses dengan cepat pada Samsung Galaxy Chat B5330 dibandingkan dengan GT-S5282 dan Oppo Find Clover R815.

Kata kunci: Kantor Pemerintahan, Sistem Informasi Geografis, Android, System Usability Scale (SUS).

v

ABSTRACT

Government office is a location where government officials provide services to public. Banda Aceh government offices are scattered around the city, therefore residents and non-residents of Banda Aceh find it difficult to locate Banda Aceh government offices. The purpose of this study is to develop a Geographic Information System Android-based application to map government offices in Banda Aceh. Some steps involved in this study are problem identification, literature reviewing, data collection, designing, implementing and testing. There were several tests conducted toward the application. The first test was conducted to see the feasibility of the application by giving questionnaires to 50 respondents using System Usability Scale (SUS). The second test was conducted to see the speed of SQLite database access on internal memory of 2GB and external 8GB Oppo Find Clover R815 smartphone. The last test was conducted to see the access speed of SQLite database in internal memory of 2GB of Oppo Find Clover R815 smartphone, Samsung Galaxy Chat B5330 and Samsung Galaxy Star GT-S5282. The first test using SUS, can be concluded that the application is feasible to use with the usability value of 79%. The second test, can be concluded that there is no significant difference of database access speed when running the application on 2GB internal and 8GB external memory. The final test, can be concluded that SQLite database access runs faster in Samsung Galaxy Chat B5330 compared to Samsung Galaxy Star GT-S5282 and Oppo Find Clover R815.

Keywords: Government Office, Geographic Information Systems, Android, System Usability Scale (SUS).

vi

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ...... i Halaman Pengesahan ...... ii Kata Pengantar ...... iii Abstrak ...... v Abstract ...... vi Daftar Isi...... vii Daftar Tabel ...... ix Daftar Gambar ...... x Daftar Lampiran ...... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2. Rumusan Masalah ...... 3 1.3. Tujuan Penelitian ...... 3 1.4. Manfaat Penelitian ...... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kantor Pemerintahan (Instansi Pemerintah) ...... 4 2.2. Sistem Informasi Geografis (SIG) ...... 5 2.3. Model Data Sistem Informasi Geografis (SIG) ...... 6 2.3.1. Model data spasial ...... 6 2.3.2. Model data non spasial...... 7 2.4. Pengenalan Android ...... 7 2.4.1. Arsitektur Android ...... 8 2.5. Maps ...... 9 2.6. Pemrograman Java...... 10 2.7. GPS (Global Positioning System)...... 11 2.8. Integrated Development Environment (IDE) Eclipse ...... 12 2.9. Database Management System (DBMS) SQLite ...... 13 2.10. System Usability Scale (SUS) ...... 14 2.11. Sistem yang Terkait dengan Penelitian...... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 20 3.2. Alat dan Data ...... 20 3.2.1. Alat ...... 20 3.2.2. Data ...... 20 3.3. Metode Kerja ...... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data...... 28 4.1.1. Data spasial...... 38 4.1.2. Data non spasial...... 28 4.2. Pengolahan Data GPS...... 29

vii

4.3. Pembuatan Aplikasi Berbasis Android ...... 30 4.3.1. Pembuatan database dan tabel kantor ...... 30 4.3.2. Pembuatan peta ...... 32 4.3.3. Tampilan antarmuka aplikasi ...... 35 4.3.4. Pengujian aplikasi ...... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...... 49 5.2. Saran ...... 50

DAFTAR PUSTAKA ...... 51 LAMPIRAN ...... 53

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Lima sistem operasi telepon pintar, pengiriman seluruh dunia, dan pangsa pasar, kuartal kedua tahun 2014 (jumlah dalam jutaan) ...... 1

Tabel 2.1. Nama kepala dinas / badan / instansi vertikal lain dan nomor telepon kantor dinas / badan / instansi di Kota Banda Aceh, 2012 ...... 4

Tabel 2.2. Percentile range pada SUS ...... 15

Tabel 3.1. Sumber dan jenis data ...... 22

Tabel 3.2. Spesifikasi telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Ga laxy Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282 ...... 26

Tabel 4.1. Tabel lokasi ...... 31

Tabel 4.2. Hasil perhitungan percentile range ...... 44

Tabel 4.3. Perbandingan kecepatan akses database pada memori internal 2GB dan memori eksternal 8GB telepon pintar Oppo Find clover R815 ...... 46

Tabel 4.4. Perbandingan memori internal 2GB pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282 ...... 47

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Format data vektor ...... 6 Gambar 2.2. Format data raster ...... 7 Gambar 2.3. Arsitektur Android ...... 9 Gambar 2.4. Aplikasi Google Maps ...... 10 Gambar 2.5. Jendela kerja Eclipse ...... 13 Gambar 2.6. Hasil perhitungan skor SUS ...... 16 Gambar 2.8. Menu kategori tempat...... 17 Gambar 2.9. Daftar nama hotel ...... 17 Gambar 2.10. Rute lokasi ...... 17 Gambar 2.11. Daftar peta ...... 18 Gambar 2.12. Tampilan peta TMII tampilan mode satelit ...... 18 Gambar 2.13. Tampilan peta TMII mode jalan ...... 18 Gambar 2.14. Peta rute objek wisata ...... 19 Gambar 2.15. Tampilan video TMII ...... 19 Gambar 3.1. Splash screen aplikasi ...... 23 Gambar 3.2. Halaman menu utama ...... 23 Gambar 3.3. Halaman peta Banda Aceh (tab 1)...... 24 Gambar 3.4. Halaman sekilas (tab 2) ...... 24 Gambar 3.5. Halaman menu kantor ...... 24 Gambar 3.6. Halaman deskripsi ...... 24 Gambar 3.7. Halaman menu peta ...... 25 Gambar 3.8. Halaman menu tentang ...... 25 Gambar 3.9. Halaman menu petunjuk...... 25 Gambar 3.10. Diagram metodelogi penelitian ...... 27 Gambar 4.1. GPS 60 ...... 28 Gambar 4.2. Konversi data GPS menggunakan website http://twcc.free.fr/ . 29 Gambar 4.3. Hasil konversi data GPS ...... 30 Gambar 4.4. Database kantor_db ...... 32 Gambar 4.5. Proses generate debug API key ...... 33 Gambar 4.6. Tampilan icon ...... 35 Gambar 4.7. Tampilan splash screen ...... 36 Gambar 4.8. Tampilan menu utama ...... 37 Gambar 4.9. Halaman tab Kota Banda Aceh ...... 38 Gambar 4.10. Halaman tab sekilas ...... 38 Gambar 4.11. Tampilan menu kantor ...... 39 Gambar 4.12. Tampilan detail ...... 39 Gambar 4.13. Tampilan menu peta ...... 40 Gambar 4.14. Peringatan untuk aktifasi jaringan internet ...... 40 Gambar 4.15. Tampilan info windows ...... 41 Gambar 4.16. Tampilan video ...... 41 Gambar 4.17. Tampilan menu tentang ...... 41 Gambar 4.18. Tampilan menu petunjuk ...... 42

x

Gambar 4.19. Tampilan menu keluar ...... 43 Gambar 4.20. Kurva SUS berdasarkan percentile rank ...... 45 Gambar 4.21. Kurva hasil perbandingan memori internal dan memori ekstern al pada Oppo Find Clover R815...... 47 Gambar 4.22. Hasil perbandingan memori internal 2GB pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282 ...... 48

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kode XML menu utama ...... 53 Lampiran 2. Kode program peta ...... 56 Lampiran 3. Kode XML peta ...... 58 Lampiran 4. Pertanyaan kuisioner...... 59 Lampiran 5. Hasil kuisioner ...... 59

xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Saat ini teknologi informasi semakin berkembang begitu pesat. Para ahli telah menciptakan berbagai macam teknologi informasi untuk memudahkan manusia mendapatkan informasi. Salah satu teknologi yang berkembang saat ini adalah teknologi telepon pintar. Telepon pintar merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari jarak jauh maupun dekat. Teknologi ini sangat mudah digunakan dan sangat praktis. Sebelumnya, telepon pintar hanya dapat digunakan untuk komunikasi suara dan pengiriman pesan saja, namun dengan bertambahnya kebutuhan akan fitur-fitur baru untuk telepon pintar, maka para vendor mengembangkan teknologi-teknologi baru pada produk mereka (Rompas, 2012). Telepon pintar yang paling banyak dipakai orang saat ini adalah telepon pintar berbasis sistem operasi Android. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menampilkan data penelitian berkaitan dengan telepon pintar yang diteliti oleh perusahaan International Data Corporation (IDC).

Tabel 1.1. Lima sistem operasi telepon pintar, pengiriman seluruh dunia, dan pangsa pasar, kuartal kedua tahun 2014 (jumlah dalam jutaan)

Kuartal Kuartal Kuartal Kuartal Kuartal Kedua Kedua Kedua Sistem Kedua Kedua 2014 2013 2014/2013 Operasi 2014 2013 Pangsa Pangsa Perkembanga Pengiriman Pengiriman Pasar Pasar n Android 255.3 juta 84.7% 191.5 juta 79.6% 33.3% iOS 35.2 juta 11.7% 31.2 juta 13.0% 12.7% Windows 7.4 juta 2.5% 8.2 juta 3.4% -9.4% Phone BlackBerry 1.5 juta 0.5% 6.7 juta 2.8% -78.0% Others 1.9 juta 0.6% 2.9 juta 1.2% -32.2% Total 301.3 juta 100% 240.5 juta 100% 25.3% Sumber : IDC Worldwide Tracker, 14 Agustus 2014

1

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas terlihat bahwa telepon pintar berbasis Android sebagai pemimpin pasar pada tahun 2014 ini dengan total pengiriman 255.3 juta unit atau 84.7%. Angka ini naik 33.3% dari tahun ke tahun. Telepon pintar iPhone (iOS) menduduki posisi kedua dengan total pengiriman 35.2 juta unit (11.7%), sedangkan penjualan Windows Phone yang terus menerus turun dengan pengiriman 7.4 juta unit (2.5%), turun 9.4% dari tahun sebelumnya. Android merupakan sistem operasi mobile yang sedang populer. Android diciptakan oleh perusahaan Google Inc. Android menyediakan platform terbuka bagi pengguna untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan pada berbagai macam piranti bergerak. Android juga didukung oleh komunitas open source di dunia, sehingga Android berkembang pesat hingga saat ini, baik dari segi teknologi maupun dari segi jumlah perangkatnya. Aplikasi Android dapat dengan mudah dipasarkan di Google Play. Android memiliki aplikasi bawaan Google yang terintegrasi yaitu Google Maps. Google Maps merupakan layanan gratis yang diberikan oleh Google dan sangat populer. Google Maps adalah suatu peta dunia yang dapat diakses secara online dan sangat mudah digunakan. Dengan kemampuan telepon pintar berbasis Android dan jasa dari Google Maps, pengguna dapat dengan mudah mengetahui suatu informasi tentang lokasi seperti perkantoran, restoran, hotel dan lain-lain. Perkantoran secara umum dibagi dua yaitu perkantoran yang dimiliki oleh sektor swasta maupun yang dimiliki oleh pemerintahan. Kantor pemerintahan merupakan lokasi pegawai pemerintahan pada setiap instansi memberikan layanannya. Kantor pemerintahan Kota Banda Aceh tersebar di sudut-sudut kota, sehingga warga Kota Banda Aceh maupun luar kota kesulitan untuk mencari lokasi kantor pemerintahan Kota Banda Aceh. Lokasi kantor pemerintahan Kota Banda Aceh telah dimasukkan ke dalam suatu WebGIS oleh Bappeda Kota Banda Aceh. Namun, informasi yang diberikan kurang lengkap dan kurang interaktif. Untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah sebuah aplikasi telepon pintar berbasis Android yang akan memudahkan pengguna untuk mengetahui informasi dan lokasi perkantoran pemerintahan Kota Banda Aceh.

2

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka masalah yang ingin dikaji pada penelitian ini adalah : 1. WebGIS yang dibuat oleh Bappeda Kota Banda Aceh belum tersedia aplikasi dalam bentuk mobile. 2. Belum tersedia aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk memetakan kantor pemerintahan Kota Banda Aceh dalam bentuk mobile .

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah membangun aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis Android untuk memetakan kantor pemerintahan Kota Banda Aceh. Kemudian menguji kelayakan aplikasi dengan menggunakan System Usability Scale (SUS).

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah mempermudah pengguna untuk mengetahui informasi dan lokasi kantor pemerintahan Kota Banda Aceh dengan menggunakan telepon pintar berbasis Android sehingga mudah digunakan dan dapat diakses dimana saja.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kantor Pemerintahan (Instansi Pemerintah) Aktivitas pemerintah kota membutuhkan suatu tempat yang disebut kantor pemerintahan. Kantor pemerintahan merupakan tempat kegiatan pemerintahan kota dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat dan melayani kepentingan umum yang mempunyai berbagai macam tujuan. Kantor pemerintahan Kota Banda Aceh merupakan salah satu tempat terpenting bagi masyarakat Kota Banda Aceh maupun luar kota. Masyarakat Kota Banda Aceh maupun luar kota sangat membutuhkan pelayanan kantor untuk mendukung dan memperlancar aktivitas masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh tahun 2013, kantor pemerintahan Kota Banda Aceh terdiri dari 29 instansi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Nama kepala dinas/badan/instansi vertikal lain dan nomor telepon kantor dinas/badan/instansi Kota Banda Aceh, 2012

No. Instansi Nama No.Telepon Dinas Pendidikan, Pemuda, dan 7555136/53 1. Syaridin,S.Pd,M.Pd Olah Raga 598 2. Dinas Kesehatan Dr. Media Yuliza 41806 3. Dinas Pekerjaan Umum Ir. Zahruddin, M.Si 31688 Dinas Perhubungan, Komunikasi 4. Drs. Muzakir. M.Si 7551641 dan Informatika Dinas Kependudukan dan Drs. T. Samsuar, 21765/2829 5. Pencatatan Sipil M.Si 5 Dinas Perindustrian, 6. Ir. Sofyanuddin 21695 Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas Kelautan, Perikanan dan 7. Bachtiar, S.Sos 22441 Pertanian Drs. Reza Fahlevi, 8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 8052020 M.Si Dinas Kebersihan dan Keindahan 9. Jalaluddin, ST, MT 7410740 Kota Dinas Pengelolaan Keuangan dan Drs. Purnama Karya, 22888/2148 10. Aset Daerah MM 3 11. Dinas Syariat Islam Mairul Hazami, SE, - 4

M.Si Badan Perencanaan dan 12. Ir. Bahagia, Dipl,S.E 32398 Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian, Pendidikan Drs. M. Natsir Ilyas, 13. 33803 dan Pelatihan M.Hum 14. Badan Pemberdayaan Masyarakat Drs. M. Ridha, MM 31168 Badan Penanggulangan Bencana Ir. Samsul Bahri, 41830/4412 15. Daerah M.Si 3 Kantor Pelayanan Perizinan 16. Dra.Emilia Sofiana 32874 Terpadu Satu Pintu 17. Kantor Lingkungan Hidup Drs. Sunazar 44391 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 18. Edisah Putra, SH - dan Wilayatul Hisbah 19. Sekretariat DPRK Drs. Ansarullah 23246 20. Inspektorat Iskandar, S.Sos,M.Si - 43097/4857 21. BLUD RSU Meuraxa dr. Ridwan, Sp.PK 5 22. Majelis Permusyawaratan Ulama T. Hazensyah - 23. Sekretariat Baitul Mal Drs. Kardi - 24. PDAM Kota Banda Aceh Junaidi, S.Sos - Surya Adi Taufik, 25. Badan Pusat Statistik 7471216 S.Sos 26. Kejaksaan Negeri Soufnir Chibro, SH 22660 22141/3323 27. Pengadilan Negeri Kelas IA H. Taswir, SH, MH 0 28. PLN Cabang Banda Aceh Yusliansyah 23202 Kombes Pol.Moffan. 29. Resor Kota Banda Aceh 21636 MK, SH

2.2. Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang mampu memasukkan, mengelola, menggabungkan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan informasi geografis. SIG menawarkan informasi spasial yang menggunakan lokasi dalam sistem koordinat. SIG menyediakan sebuah platform yang fleksibel dan efisien untuk perencanaan dan analisa ketika menangani jumlah data spasial yang besar (Saleh dan Sadoun, 2006). SIG adalah sistem yang berkaitan dengan geografis yang menghubungkan data spasial dan data non spasial sehingga menghasilkan suatu informasi. Sistem ini menghubungkan data spasial dan non spasial, sehingga para pengguna atau user dapat membuat peta dan menganalisa informasinya. Dengan menggunakan aplikasi SIG, pengguna dapat membuka peta digital di komputer, membuat data 5 spasial baru untuk dimasukkan ke dalam peta, membuat peta tercetak yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan melakukan analisis spasial (Sutton et al, 2009).

2.3. Model Data Sistem Informasi Geografis (SIG) Data Sistem Informasi Geografis ada dua model, yaitu model data spasial dan model data non spasial.

2.3.1. Model data spasial Menurut Barkey et al (2009), data spasial yaitu sebuah data yang berhubungan dengan geografis yang memiliki sistem koordinat tertentu. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:  Data vektor merupakan bentuk permukaan bumi yang direpresentasikan dalam bentuk garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik, dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Gambar 2.1. Format data vector

 Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) Pada data raster, bentuk permukaan bumi direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan . Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran pixelnya. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.

6

Gambar 2.2. Format data raster

2.3.2. Model data non spasial Data non spasial memberikan gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan bentuk peta. Data non spasial dapat disimpan dalam format angka (numbers) maupun karakter (characters).

2.4. Pengenalan Android Android Inc. didirikan di Silicon Valley, California, pada bulan Oktober 2003, dengan gagasan untuk menyediakan platform mobile yang sesuai dengan keinginan pengguna. Google mengakuisisi Android Inc. pada bulan 2005 sebagai bagian dari perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google Inc. Tujuan utama Google adalah untuk menyediakan platform terbuka penuh yang didukung oleh teknologi Google, baik untuk pengguna maupun pengembang aplikasi. Android adalah platform mobile pertama yang lengkap, terbuka dan gratis (Cinar, 2012). Android adalah suatu sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk telepon pintar. Android menyediakan platform yang terbuka sehingga para pengembang dapat menciptakan aplikasi mereka sendiri yang dapat digunakan diberbagai macam piranti bergerak. Awalnya Google Inc. membeli Android Inc. yang membuat software (perangkat lunak) untuk telepon genggam. Kemudian untuk mengembangkan Android dibentuklah Open Handset Alliance yang merupakan gabungan dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak dan telekomunikasi termasuk Google, HTC, , , Qualcomm, T-Mobile, 7 dan NVidia. Terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Service (GMS) dan kedua adalah yang benar-benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung dari Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD) (Ardiansyah, 2011).

2.4.1. Arsitektur Android Menurut Burnette (2009), secara garis besar arsitektur Android dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Application dan Widgets Layer tertinggi dalam arsitektur Android adalah Application dan Widgets. Application dan Widgets adalah layer yang menghubungkan pengguna dengan aplikasi. b. Application Frameworks Application Frameworks adalah layer dimana para pengembang membuat aplikasi yang akan dijalankan pada sistem operasi Android. c. Libraries Libraries adalah layer yang berisi fitur-fitur Android, biasanya para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya. d. Android Run Time Android Run Time adalah layer yang membuat aplikasi Android dapat dijalankan. e. Linux Kernel Android dibangun atas dasar linux kernel. Linux Kernel yang digunakan Android adalah Linux Kernel release 2.6. Linux menyediakan layer perangkat keras untuk Android. Secara internal, Android menggunakan Linux untuk manajemen memori, proses manajemen, jaringan, dan layanan sistem operasi lain.

8

Secara singkat, arsitektur Android dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3. Arsitektur Android

2.5. Google Maps Google Maps adalah sebuah layanan peta online yang disediakan secara gratis oleh Google dan sangat populer. Layanan ini menyediakan API (Application Programming Interface) sehingga pengembang dapat memanfaatkan aplikasi ini dalam aplikasi buatannya. Tampilan yang disediakan Google Maps dapat dipilih, berdasarkan foto asli atau peta gambar rute saja (Rompas, 2012). Google Maps merupakan suatu peta dunia yang dapat digunakan untuk melihat suatu daerah seperti pada Gambar 2.4. Dengan kata lain, Google Maps merupakan suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan suatu browser. (Rompas, 2012). Google Maps API adalah suatu library dalam bahasa JavaScript. Cara menampilkan Google Maps pada suatu web atau blog sangat mudah. Programer yang ingin memanfaatkan Google Maps API hanya membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta JavaScript, serta koneksi internet yang sangat stabil. Dengan menggunakan Google Maps API, programer dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga programer dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan. Programer

9 hanya menyediakan suatu data sedangkan peta yang akan ditampilkan adalah milik Google sehingga tidak perlu membuat peta suatu lokasi, bahkan dunia (Rompas, 2012).

Gambar 2.4. Aplikasi Google Maps

2.6. Pemrogaman Java Java dikembangkan oleh Sun Microsystems pada Agustus 1991, dengan nama semula Oak. Pada Januari 1995, karena nama Oak kurang terkenal maka diganti dengan nama Java. Java adalah bahasa pemrograman serbaguna. Sama halnya dengan bahasa yang lain, Java dapat digunakan untuk membuat suatu program. Java mendukung sumber daya internet yang saat ini sedang populer, yaitu World Wide Web. Java juga mendukung aplikasi klien/server, baik dalam jaringan lokal (LAN) walaupun jaringan berskala luas (WAN) (Kadir, 2005). Aplikasi Android dibuat dengan menggunakan pemrograman Java dan menggunakan berbagai aplikasi Application Program Interfaces (APIs) Java. Java adalah bahasa pemrograman yang bersifat lintas-platform. Artinya, bahasa ini dapat dipakai untuk membuat program pada berbagai sistem operasi (misalnya Linux, Windows, dan UNIX). Secara prinsip, program yang dibuat dengan Java dapat ditulis pada sistem operasi apapun dan kemudian dapat dikompilasi pada

10 sistem operasi lain dengan menggunakan penerjemah yang spesifik pada sistem operasi target (Kadir, 2011). Program Java dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu applet dan aplikasi. Applet adalah program yang dibuat dengan java yang diletakkan pada Web server yang diakses melalui Web browser. Aplikasi adalah program yang dibuat dengan Java yang dapat dijalankan secara langsung, tanpa perlu menggunakan Web browser (Kadir, 2005).

2.7. GPS ( Global Positioning System) GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi untuk penentuan posisi yang sedang popular saat ini. Di Indonesia, GPS sangat banyak digunakan terutama pada aplikasi-aplikasi yang menampilkan informasi tentang posisi. GPS (Global Positioning System) merupakan suatu sistem navigasi dan penentuan posisi dengan menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini terdiri dari 24 satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang dalam berbagai cuaca. GPS memberikan posisi yang teliti dan memberikan informasi mengenai waktu secara terus menerus di seluruh dunia (Abidin et al, 2002). Menurut Huda (2012), aplikasi Android dapat menampilkan posisi bisa dari GPS, Network Location Provider atau bisa juga keduanya. Cell-id (Simcard) dan wifi adalah contoh Network Location Provider. Semakin akurat suatu posisi yang didapat maka semakin boros juga baterainya. Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi kendala untuk menentukan posisi : 1. Multitude sumber lokasi GPS, simcard dan wifi dapat dikombinasikan untuk mendapatkan lokasi yang akurat, namun efeknya jatuh ke baterai. 2. Perpindahan pengguna Ketika seorang pengguna melakukan perpindahan, maka aplikasi juga akan merefresh lokasi secara berulang. 3. Akurasi Akurasi terhadap posisi suatu lokasi tidak konsisten. Posisi 10 menit yang lalu bisa jadi lebih akurat dibandingkan posisi yang terbaru.

11

2.8. Integrated Development Environment (IDE) Eclipse Eclipse merupakan Integrated Development Environment (IDE) (Gambar 2.5) yang dibuat oleh International Business Machines (IBM) yang banyak digunakan dan disukai oleh pengembang aplikasi Android. Eclipse adalah Integrated Development Environment (IDE) untuk mengembangkan perangkat lunak dalam bahasa apapun, bukan hanya bahasa java. Eclipse dikontrol oleh organisasi independen yang disebut Eclipse Foundation. Sejak tahun 2001, IDE Eclipse sudah diunduh lebih dari 50 juta kali dan saat ini sudah ribuan pengembang menggunakan IDE Eclipse. Eclipse dapat dijalankan pada sistem operasi yang sangat popular, termasuk Windows XP, Linux dan Mac OS X. Eclipse adalah aplikasi berbasis java dan membutuhkan Java Virtual Machine untuk menjalankannya (Burnette, 2005). Eclipse adalah sebuah IDE (Integrated Development Environment) untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platform. Berikut ini adalah sifat -sifat dari Eclipse antara lain (Arifin, 2012): 1. Multi-platform: Eclipse dapat digunakan di berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX dan Mac OS X. 2. Multi-language: Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, akan tetapi Eclipse mendukung pengembangan aplikasi berbasis bahasa pemrograman lainnya, seperti C/C++, Cobol, Python, Perl, PHP dan sebagainya. 3. Multi-role: Selain sebagai IDE untuk pengembangan aplikasi, Eclipse dapat digunakan untuk aktivitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak, seperti dokumentasi, uji perangkat lunak, pengembangan web dan sebagainya.

12

Gambar 2.5 Jendela kerja Eclipse

2.9. Database Management System (DBMS) SQLite SQLite adalah suatu perangkat lunak yang menyediakan Relational Database Management System (RDBMS) atau Sistem Manajemen Basisdata Relasional. Sistem manajemen basisdata relasional digunakan untuk menyimpan data yang dibuat oleh pengguna. Selain tempat penyimpanan data dan manajemen, SQLite dapat memproses perintah query yang kompleks yang menggabungkan data dari beberapa tabel untuk menghasilkan laporan dan ringkasan data. Produk RDBMS yang popular lainnya adalah Oracle Database, IBM DB2, Microsoft SQL Server dan lain-lain. Tidak seperti produk RDBMS lainnya, SQLite tidak memiliki arsitektur klien/server (Kreibich, 2010). SQLite adalah sebuah database open source yang terdapat pada Android yang ditulis dengan menggunakan bahasa C. SQLite hampir sama dengan SQL pada desktop hanya saja SQLite membutuhkan memori yang sedikit, sehingga sangat cocok untuk diimplementasikan pada perangkat mobile yang mempunyai kapasitas ruang penyimpanan yang terbatas. SQLite terdapat pada semua perangkat Android. SQLite mendefinisikan perintah SQL untuk meng-create atau meng-update database, selanjutnya sistem pada Android akan menangani hal-hal yang berhubungan dengan database. Database SQLite otomatis akan tersimpan

13 didalam path data/data/nama _ package/database/nama_database. Salah satu kelebihan database SQLite adalah ringan dan cepat dalam menjalankan aplikasi untuk data yang sederhana (Huda, 2012). Mulyadi (2010) dalam Parno et al (2011), SQLite dikenal sebagai database yang open source, stand alone SQLite database, berukuran kecil, tidak membutuhkan administrasi, tanpa server, tanpa file konfigurasi, dan juga telah digunakan banyak aplikasi terkenal. Misal, Mozilla Firefox menggunakan SQLite untuk menyimpan konfigurasi data, kemudian IPhone yang juga menggunakan SQLite sebagai tempat penyimpanan data. Namun ada satu hal yang masih menjadi kekurangan di dalam database SQLite yaitu masalah keamanan data karena database tersebut masih bersifat plain, dalam arti tidak terlindungi oleh enkripsi. Database SQLite tidak memiliki mekanisme untuk memproteksi data seperti password atau enkripsi. Siapapun yang memiliki akses ke fisik file database, maka yang bersangkutan akan bisa membukanya dan melihat isi data di dalamnya (Djuandi, 2012).

2.10. System Usability Scale (SUS) System Usability Scale (SUS) merupakan metode yang handal untuk mengukur kegunaan aplikasi atau sistem. Awalnya dibuat oleh John Brooke pada tahun 1986, yang memungkinkan untuk mengevaluasi berbagai macam produk dan jasa, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, perangkat mobile, situs web dan aplikasi. Beberapa manfaat dari System Usability Scale (SUS) adalah metode ini sangat mudah digunakan oleh penggunanya, dapat digunakan pada ukuran sampel yang kecil dengan hasil yang memuaskan, dan secara efektif dapat membedakan antara sistem yang dapat digunakan dan tidak dapat digunakan (Usability.gov, 2014). Menurut Sauro (2011), metode SUS terdiri dari 10 pertanyaan dengan lima pilihan jawaban untuk responden dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Terdapat 5 pertanyaan yang bernilai positif dan 5 pertanyaan yang bernilai negatif. Cara menghitung skor pada SUS terdiri dari beberapa ketentuan yaitu: 1. Untuk setiap nomor ganjil maka pilihan responden akan dikurangi 1.

14

2. Untuk setiap nomor genap maka angka 5 akan dikurangkan dengan pilihan responden. 3. Akan diperoleh nilai berskala 0 ~ 4 (4 berarti respon yang paling baik). 4. Totalkan nilai yang diperoleh, maka akan menghasilkan skala 0~40. 5. Untuk mengubah ke skala 0~100, total nilai dikalikan 2.5. Kemudian dilakukan Interpreting SUS Score dengan menggunakan tabel berikut ini :

Tabel 2.2. Percentile range pada SUS

SUS Score Percentile Range Grade Range (%) 84.1-100 A+ 96-100 80.8-84 A 90-95 78.9-80.7 A- 85-89 77.2-78.8 B+ 80-84 74.1-77.1 B 70-79 72.6-74 B- 65-69 71.1-72.5 C+ 60-64 65-71 C 41-59 62.7-64.9 C- 35-40 51.7-62.6 D 15-34 0-51.7 F 0-34

Skor SUS yang dihasilkan akan menggambarkan kelayakan sistem atau aplikasi. Skor SUS yang diterima berkisar dari nilai 0-100. Skor 0-50 menggambarkan “not acceptable” yang berarti sistem atau aplikasi tidak layak digunakan, skor 50-70 menggambarkan “marginal” yang berarti suatu sistem atau aplikasi sedikit layak digunakan, dan skor 70-100 menggambarkan “acceptable” yang berarti suatu sistem atau aplikasi sudah cukup layak digunakan oleh pengguna. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.6 yang menggambarkan kelayakan sistem atau aplikasi dengan menggunakan SUS.

15

Gambar 2.6. Hasil perhitungan skor SUS

Cara menghitung untuk mendapatkan percentile range adalah sebagai berikut:

2.11. Sistem yang Terkait dengan Penelitian Ada beberapa sistem yang terkait dengan penelitian, dapat dilihat sebagai berikut : 1. Aplikasi Location Based Service Pencarian Tempat di Kota Manado Berbasis Android

Rompas (2012) telah membuat sebuah aplikasi Location Based Service pencarian tempat di Kota Manado berbasis Android. Aplikasi Android yang dibangun menggunakan bahasa Java, server Apache 2.2.8, DBMS MySQL 5.0.51b, dan Eclipse Galileo sebagai Integrated Development Environment (IDE) pemrograman Java. Aplikasi ini memberikan informasi tentang lokasi hotel, restoran, SPBU, sekolah, rumah sakit dan keluarga. Tampilan aplikasi Location Based Service (LBS) pencarian tempat di Kota Manado berbasis Android dapat dilihat pada Gambar 2.8, Gambar 2.9 dan Gambar 2.10.

16

Gambar 2.8. Menu kategori Gambar 2.9. Daftar nama hotel tempat

Gambar 2.10. Rute lokasi

2. Aplikasi Location Based Service (LBS) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Berbasis Android

Kusuma et al (2013) telah membuat aplikasi Location Based Service (LBS) taman Mini Indonesia Indah (TMII) berbasis Android. Aplikasi peta TMII ini dibuat dengan menggunakan Android Development Tools, SQLite dan Eclipse IDE Java sebagai frameworknya. Bahasa pemrograman yang

17

digunakan adalah bahasa pemrograman Java. Aplikasi ini dibuat dengan tujuan menampilkan peta digital dan informasi dari objek wisata TMII pada sistem operasi Android. Tampilan aplikasi Location Based Service (LBS) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berbasis Android dapat dilihat pada Gambar 2.11, Gambar 2.12, Gambar 2.13, Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.

Gambar 2.11. Daftar peta

Gambar 2.12. Tampilan peta TMII tampilan Gambar 2.13. Tampilan peta TMII mode satelit mode jalan 18

Gambar 2.14. Peta rute objek wisata Gambar 2.15. Tampilan video TMII

19

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian di Kota Banda Aceh. Waktu penelitian antara Desember 2013 hingga November 2014.

3.2. Alat dan Data 3.2.1. Alat 1. Perangkat keras (hardware), yang terdiri dari : a. Laptop dengan spesifikasi minimal Axioo dengan spesifikasi Sistem Operasi Windows 7 Professional 32-bit; Processor Intel® Celeron® M CPU @ 2.00GHz 2.00GHz; Memory 2.50 GB RAM. b. Smartphone OPPO R815 dengan spesifikasi Android Version 4.2.1-Jelly Bean; Processor Quad-Core 1.2GHz; Memory 1GB RAM. c. GPS GARMIN 60 2. Perangkat Lunak (software), yang terdiri dari : a. Integrated Developmnet Environment (IDE) Eclipse Juno b. SQLite Database Browser 3 c. Java Development Kits (JDK) versi 7 d. Android Software Development Kits (SDK)

3.2.2. Data a. Data spasial - Batas wilayah kecamatan Kota Banda Aceh - Lokasi Kantor pemerintahan Kota Banda Aceh - Serta juga ditambahkan lokasi kantor camat Kota Banda Aceh dan kantor pemerintahan Provinsi Aceh.

20

b. Data non spasial Data non spasial berupa nama pimpinan kantor, alamat kantor, nomor telepon kantor, foto kantor, dan informasi terkait lainnya. Informasi kantor pemerintahan diperoleh dari survei lapangan dan beberapa website kantor pemerintahan yang ada di Kota Banda Aceh.

3.3. Metode Kerja

Metode kerja yang dilakukan pada pembuatan aplikasi ini adalah : 1. Identifikasi masalah merupakan salah satu proses penulisan yang sangat penting. Masalah penulisan akan menentukan kualitas dari penulisan, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penulisan atau tidak. Identifikasi masalah diperlukan agar penulis dapat memahami ruang lingkup penulisan yang akan dilakukan. 2. Studi literatur. Penulis mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan pemograman Android serta mencari gambaran tentang apa yang sudah diteliti orang lain, bagaimana pengerjaannya dan seberapa berbeda penulisan yang dilakukan. 3. Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, kemudian penulis mencari software-software pendukung untuk membuat aplikasi Android ini. Penulis menggunakan Eclipse sebagai Integrated Developmnet Environment (IDE) dengan menggunakan pemrograman Java, Android Software Development Kit (SDK) supaya Android dapat berjalan pada Eclipse, Android Development Tool (ADT) plugin sebagai penghubung antara Eclipse dengan Android SDK, dan RDBMS SQLite sebagai database aplikasi. Sebelumnya, penulis harus mendownload IDE Eclipse dan SDK pada http://developer.android.com/sdk/ index.html, RDBMS SQLite pada http://www.sqlite.org dan JDK (Java Devel opment Kit) pada http://www.oracle.com/tectnetwork/java/javase/downloads/index-jsp-1383 63.html. 4. Pengumpulan data. Dalam tahapan ini berbagai data yang dibutuhkan dalam penulisan ini berasal dari berbagai sumber (Tabel 3.1). Proses awal

21

yang dilakukan adalah mengambil data spasial dari Bappeda Kota Banda Aceh. 5. Penulis juga melakukan survei ke berbagai kantor pemerintahan di Kota Banda Aceh untuk melengkapi data spasial kantor dengan menggunakan GPS serta foto kantor menggunakan kamera HP. Data spasial yang diperoleh dari GPS tersebut nantinya akan dikonversikan.

Tabel 3.1 Sumber dan jenis data

Jenis Data Deskripsi Sumber Data 1. Data Spasial Batas wilayah kecamatan Bappeda Kota Banda Kota Banda Aceh Aceh Titik Koordinat kantor - Bappeda Kota pemerintahan (20 kantor Banda Aceh pemerintahan dan 9 - Survei lapangan kantor camat Kota Banda Aceh diperoleh dari Bappeda Kota Banda Aceh) 2. Data Non Spasial Data informasi kantor - Survei lapangan - Website kantor Data foto kantor Survei lapangan

6. Mendesain tampilan dan merancang aplikasi Perancangan antar muka (User Interface) merupakan perancangan halaman aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk memetakan kantor pemerintahan Kota Banda Aceh berbasis Android yang berinteraksi langsung dengan user. Saat pertama kali membuka aplikasi Android ini, akan muncul splash screen aplikasi (Gambar 3.1) dan user akan diberikan beberapa menu pilihan yang dapat dipilih (Gambar 3.2). User dapat memilih salah satu menu dari enam menu yang telah disediakan, yaitu menu Kota Banda

22

Aceh, menu kantor, menu peta, menu tentang, menu petunjuk dan menu keluar.

TextView

ImageView

Progress Bar

Gambar 3.1. Splash screen aplikasi

ImageButton ImageButton

TextView TextView

ImageButton ImageButton

TextView TextView

ImageButton ImageButton

TextView TextView

Gambar 3.2. Halaman menu utama

Menu Kota Banda Aceh berisi informasi tentang Kota Banda Aceh, dimana terdapat 2 menu tab, yaitu menu tab Kota Banda Aceh dan menu tab sekilas dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 dibawah ini

23

Tab 1 Tab 2 Tab 1 Tab 2

Spinner TextView

ImageView ImageView

TextView

Gambar 3.3. Halaman peta Banda Gambar 3.4. Halaman sekilas Aceh (tab 1) (tab 2)

Selanjutnya terdapat menu kantor dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6, dimana menu yang digunakan oleh user untuk melihat informasi detail tentang kantor pemerintahan dan kantor camat Kota Banda Aceh dan juga kantor pemerintahan Provinsi Aceh seperti informasi tentang nama kantor, alamat kantor dan informasi lainnya.

Tab 1 Tab 2 Tab 3 ImageView

EditText Button

ListView

TextView

TextView

TextView

TextView

Gambar 3.5. Halaman menu kantor Gambar 3.6. Halaman deskripsi

24

Menu peta lokasi kantor (Gambar 3.7) yang terhubung dengan Google Maps beserta posisi kantor dalam latitude dan longitude. Menu ini terdapat 3 menu tab yaitu menu tab kantor camat, menu tab pemkot BNA dan menu tab pemprov Aceh. Menu tentang merupakan deskripsi tentang aplikasi dan pembuat (Gambar 3.8) dan Gambar 3.9 merupakan menu petunjuk yang dapat digunakan oleh user untuk melihat informasi mengenai fungsi dari masing-masing menu utama.

Tab 1 Tab 2 Tab 3 TextView Autocomplete Button TextView Fragment

Gambar 3.7. Halaman menu peta Gambar 3.8. Halaman menu tentang

TextView

TextView

Gambar 3.9. Halaman menu petunjuk 25

7. Pembuatan aplikasi. Pada tahap ini, hasil perancangan yang telah dibuat diimplementasikan dengan menggunakan software Eclipse. 8. Pengujian pada aplikasi. Pada tahap ini dilakukan beberapa pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat, yaitu 1. Pengujian dengan memberikan kuisioner terhadap ±50 responden menggunakan metode SUS (System Usability Scale) untuk menguji kelayakan aplikasi tersebut. 2. Pengujian terhadap kecepatan akses database SQLite pada memori internal 2GB dan eksternal 8GB smartphone Oppo Find Clover R815. 3. Pengujian terhadap kecepatan akses database SQLite pada memori internal 2GB pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT- S5282. Berikut Tabel 3.2 yang merupakan spesifikasi dari ketiga telepon pintar yang akan diuji

Tabel 3.2. Spesifikasi telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282

No. Telepon Pintar Spesifikasi 1. Oppo Find Clover R815 - Android OS 4.2.1, Jelly Bean - Prosesor 1.2GHz - RAM 1GB - Memori Internal 2GB - Memori Eksternal V-Gen 8GB 2. Samsung Galaxy Chat B5330 - Android OS 4.0, Ice Cream Sandwich - Prosesor ARMv7 850 MHz - RAM 512MB - Memori Internal 2GB 3. Samsung Galaxy Star GT-S5282 - Android OS 4.1, Jelly Bean

26

- Prosesor A5 1GHz - RAM 512MB - Memori Internal 2GB

Secara ringkas, dapat dilihat pada diagram berikut, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.10.

Identifikasi Masalah Data Spasial

Studi Literatur - Batas kecamatan Kota Banda Aceh - Titik koordinat lokasi Pengumpulan Data kantor

Data Non Spasial

Perancangan Aplikasi - Data informasi kantor - Data foto kantor

Pembuatan Aplikasi

Pengujian

Hasil Akhir

Gambar 3.10. Diagram metodelogi penelitian

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data spasial Data spasial terdiri dari batas wilayah kecamatan Kota Banda Aceh, kantor pemerintahan Kota Banda Aceh dan Provinsi Aceh serta kantor camat Kota Banda Aceh. Data Spasial kantor pemerintahan Kota Banda Aceh sebanyak 20 kantor dan kantor camat Kota Banda Aceh sebanyak 9 kantor diperoleh dari Bappeda Kota Banda Aceh. Selanjutnya, data hasil survei lapangan dengan menggunakan GPS Garmin 60 (Gambar 4.1).

Gambar 4.1. GPS Garmin 60

4.1.2. Data non spasial Pada penelitian ini, data non spasial terdiri dari data informasi kantor yaitu berupa nama kepala kantor, alamat kantor, nomor telepon kantor dan informasi terkait lainnya serta foto kantor yang diperoleh dari survei langsung ke lapangan.

28

4.2. Pengolahan Data GPS Data spasial hasil survei lapangan yang diperoleh dari GPS perlu dilakukan pengolahan data karena data tersebut masih dalam format degree minute second sehingga harus dikonversikan ke dalam format decimal degree agar dapat terintegrasi dengan Google Maps. Konversi data GPS dapat dilakukan dengan menggunakan konversi secara online yaitu pada website http://twcc.free.fr/. Beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu : Buka website http://twcc.free.fr/, pilih GPS (WGS84) (deg) pada pilihan yang tersedia dan memilih Deg.min.sec, kemudian lakukan konversi ke decimal degree dengan memilih Dec.Degrees. Maka hasil konversi dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini

Gambar 4.2. Konversi Data GPS Menggunakan website http://twcc.free.fr/

29

Gambar 4.3. Hasil konversi data GPS

4.3. Pembuatan Aplikasi Berbasis Android

4.3.1. Pembuatan database dan tabel kantor Aplikasi ini membutuhkan database untuk menyimpan data spasial dan data non spasial aplikasi. Database merupakan sekumpulan file-file yang berkaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data (Kristanto, 2004). Pembuatan aplikasi Android ini membutuhkan database untuk menampung atau menyimpan data kantor. Database yang digunakan dalam aplikasi ini adalah database SQLite dengan nama database kantor_db (Gambar 4.4). Untuk memanfaatkan database SQLite, maka diperlukan sebuah class yang menurunkan extends (object) SQLiteOpenHelper. Penulis membuat class dengan nama DBHelper. Class ini berfungsi untuk menangani operasi-operasi database seperti pembuatan database, pemanggilan data, pengisian data, perubahan data dan penghapusan data. Adapun kode programnya adalah sebagai berikut : public class DBHelper extends SQLiteOpenHelper{ //Deklarasi variabel final static String DB_NAME = "kantor_db"; //Constructor DBHelper public DBHelper(Context context) { 30 super(context, DB_NAME, null, 3); // TODO Auto-generated constructor stub }

//onCreate() dijalankan jika sebelumnya belum ada database @Override public void onCreate(SQLiteDatabase db) { String sql = "CREATE TABLE IF NOT EXISTS lokasi(_id INTEGER PRIMARY KEY AUTOINCREMENT, nama TEXT, kategori TEXT,nama_kepala TEXT, alamat TEXT, no_tlp TEXT, deskripsi TEXT, longitude TEXT, latitude TEXT, website TEXT, img BLOB, video INT, vplay TEXT, n_wisata TEXT, deskripsi1 TEXT)"; //execSQL() untuk mengeksekusi sintak SQL db.execSQL(sql); } //onUpgrade() dijalankan jika sebelumnya sudah ditemukan database yang sama namun beda versi @Override public void onUpgrade(SQLiteDatabase db, int oldVersion, int newVersion) { db.execSQL("DROP TABLE IF EXISTS lokasi"); onCreate(db); } }

Pada program diatas, terdapat constructor pada subkelas DBHelper yang didalamnya terdapat method super(). Method ini memanggil constructor pada superkelas yaitu kelas SQLiteOpenHelper. Method ini digunakan untuk mengidentifikasi nama dan versi database. Pada subkelas ini juga terdapat method onCreate() untuk men-generate database jika sebelumnya tidak ada database yang sama dan juga method onUpgrade() yang akan dieksekusi jika dijumpai database dengan versi lebih baru (Huda, 2012). Pada database terdapat satu tabel (Tabel 4.1) yang diberi nama tabel lokasi. Tabel lokasi berisi beberapa field seperti “_id”, “nama”, “kategori”, “nama_kepala”, “alamat”, “no_tlp”, “deskripsi”, “longitude”, “latitude”, “website” , “img”, “video”, “vplay”, “n_wisata”, dan “deskripsi1”.

Tabel 4.1. Tabel lokasi

Nama Field Tipe Data Keterangan _Id INT Id kantor Nama TEXT Nama kantor Kategori TEXT Kategori kantor Nama_kepala TEXT Nama kepala kantor

31

Alamat TEXT Alamat kantor No_tlp TEXT Nomor telepon kantor Deskripsi TEXT Deskripsi informasi kantor Longitude TEXT Titik koordinat longitude Latitude TEXT Titik koordinat latitude kantor Website TEXT Website kantor Img BLOB Foto kantor Video INT Video objek wisata V_play TEXT Id video objek wisata N_wisata TEXT Nama objek wisata Deskripsi informasi objek Deskripsi1 TEXT wisata

Gambar 4.4. Database kantor_db

4.3.2. Pembuatan peta Dalam pembuatan peta, penulis memanfaatkan fasilitas API Google Maps, untuk itu dalam menjalankannya membutuhkan koneksi internet. Sebelum membuat peta pada aplikasi ini, diperlukan pendaftaran sebuah kunci yang dikenal dengan API Key, hal ini diperlukan agar dapat mengakses Google Maps. API Key didapat dari proses generate debug API Key dengan menggunakan command

32 prompt. Selanjutnya daftarkan Key yang didapat melalui Google API Console (https://code. google.com/apis/console/?pli=1).

Gambar 4.5. Proses generate debug API key

Pada setiap project aplikasi Android terdapat file AndroidManifest.xml, file ini merupakan file yang sangat penting dalam pembuatan aplikasi Android. File AndroidManifest.xml menyajikan informasi penting tentang sistem aplikasi agar platform Android dapat menjalankan kode aplikasi dengan benar dan memberikan hak-hak istimewa yang diperlukan selama instalasi (Cinar, 2012). Key yang didapat dari proses generate debug API key diatas, dimasukkan kedalam file AndroidManifest.xml, dimana kodenya adalah sebagai berikut

Pada file AndroidManifest.xml juga perlu ditambahkan permission dimana berfungsi untuk mendapatkan hak akses peta. Dapat dilihat pada kode berikut

33

Google Maps diimplementasikan menggunakan SupportMapFragments. SupportMapFragments merupakan sebuah komponen peta pada aplikasi. Fragment ini merupakan cara yang paling sederhana untuk menempatkan peta didalam aplikasi, untuk itu harus ditambahkan sebuah fragment pada file xml (Android Developers, 2014 ). Berikut ini merupakan kode program pada file xml

Google Maps hanya dapat ditampilkan dengan menggunakan method getMap(). Method ini dipanggil pada kelas Java yang berfungsi untuk menampilkan dan menginisialisasi peta secara otomatis (Android Developers, 2014). Berikut ini kode program untuk menampilkan peta

SupportMapFragment fm = (SupportMapFragment) getSupportFragmentManager().findFragmentBy Id(R.id.map); GoogleMap googleMap = fm.getMap();

Marker merupakan identifikasi lokasi-lokasi pada peta. Marker didesain dengan interaktif, dimana marker dapat diklik secara default dan sering digunakan untuk menampilkan info windows (Android Developers, 2014). Untuk menampilkan marker pada peta, maka dibutuhkan method GoogleMap.addMarker (markerOptions). Berikut ini merupakan kode program untuk menampilkan marker. googleMap.addMarker( new MarkerOptions().position (newLatLng(Double.parseDouble(latitude),Double.parseDouble(longitu de))));

Info windows merupakan tampilan yang memberikan informasi kepada user ketika user menyentuh pada marker. Informasi yang diberikan dapat berupa teks maupun gambar. Cara yang mudah untuk menampilkan info windows adalah dengan menggunakan method title() dan method snippet(). Berikut ini merupakan kode program untuk menampilkan info windows.

34 googleMap.addMarker( new MarkerOptions() .position(new LatLng(Double.parseDouble(latitude), Double.parseDouble(longitude))) .icon(BitmapDescriptorFactory.defaultMarker (BitmapDescriptorFactory.HUE_VIOLET)) .title(nama) .snippet(alamat));

4.3.3. Tampilan antarmuka aplikasi

1. Tampilan Icon Sebelum masuk ke aplikasi, tampilan icon merupakan tampilan awal yang akan muncul. Tampilan icon ini akan muncul pada saat aplikasi diinstal pada mobile. Dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini

Tampilan Icon

Gambar 4.6. Tampilan icon

2. Tampilan Splash Screen Pada saat aplikasi dijalankan, maka tampilan ini akan muncul sebelum masuk ke menu utama aplikasi. Dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini

35

Gambar 4.7. Tampilan splash screen

3. Tampilan Menu Utama Pembuatan halaman menu utama pada aplikasi Android diimplementasikan dalam bentuk XML. Setiap menu pilihan yang ada dalam halaman menu utama perlu ditambahkan atribut pengenal (id), sehingga memudahkan untuk digunakan pada kelas yang memerlukan. Pada tampilan ini terdapat beberapa menu pilihan, yaitu menu Kota Banda Aceh, menu kantor, menu peta, menu tentang, menu petunjuk dan menu keluar. Berikut tampilan halaman menu utama aplikasi Android dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini

36

Gambar 4.8. Tampilan menu utama

4. Tampilan Menu Kota Banda Aceh Menu Kota Banda Aceh menampilkan informasi tentang Kota Banda Aceh, dimana terdapat 2 menu tab yang dapat dipilih oleh user. Tab 1 dengan judul Kota Banda Aceh (Gambar 4.9) menampilkan peta administrasi Kota Banda Aceh. Apabila user menyentuh pada salah satu peta kecamatan maka akan muncul pop up yang berisi informasi jumlah penduduk kecamatan tersebut. Kemudian pada tab 2 dengan judul Sekilas (Gambar 4.10) menampilkan informasi lambang Kota Banda Aceh.

37

Gambar 4.9. Halaman tab Kota Gambar 4.10. Halaman tab sekilas Banda Aceh

5. Tampilan Menu Kantor Pada halaman menu kantor ini menampilkan daftar kantor pemerintahan dan informasi yang terkait dengan kantor-kantor tersebut, dimana terdapat 3 menu tab (Gambar 4.11), yaitu menu tab kantor camat, menu tab pemkot Banda Aceh dan menu tab pemprov Aceh. Pada menu kantor terdapat menu pencarian untuk memudahkan user mencari kantor yang diinginkan. Apabila user memilih kantor yang diinginkan, maka akan muncul tampilan detail (Gambar 4.12) yang menampilkan informasi yang terkait dari kantor tersebut.

38

Gambar 4.11. Tampilan menu kantor Gambar 4.12. tampilan detail

6. Tampilan Menu Peta Menu peta terdapat 3 menu tab (Gambar 4.13), yaitu kantor camat, pemkot Banda Aceh dan pemprov Aceh. Masing-masing dari menu tab tersebut mempunyai fungsi menampilkan informasi lokasi kantor pemerintahan yang terintegrasi dengan Google Maps. Google Maps hanya dapat diakses apabila terkoneksi dengan internet. Apabila user tidak mengaktifkan jaringan internet maka aplikasi akan memberikan pemberitahuan untuk mengaktifkan jaringan internet (Gambar 4.14). Pada pojok kiri atas peta terdapat icon GPS. Fungsi GPS disini adalah untuk mengetahui posisi user berada sehingga user akan lebih mudah mengetahui jarak antara user terhadap kantor yang ingin dituju. Pada pojok kiri bawah peta terdapat icon zoom in dan zoom out. Fungsi zoom in dan zoom out untuk memperbesar dan memperkecil ukuran skala peta. Pada peta juga terdapat info windows (Gambar 4.15), dimana info windows ini menampilkan informasi kantor seperti nama kantor, alamat kantor, foto kantor dan informasi lainnya. Penulis juga menambahkan video objek wisata Kota Banda Aceh pada peta (Gambar 4.16). Apabila pada info windows terdapat icon video maka video objek wisata yang terdapat pada lokasi tersebut dapat ditampilkan.

39

GPS

Zoom In dan Zoon Out

Gambar 4.13. Tampilan menu peta

Gambar 4.14. Peringatan untuk aktifasi jaringan internet

40

Gambar 4.15. Tampilan info windows Gambar 4.16. Tampilan video

7. Tampilan Menu Tentang Halaman menu tentang menampilkan deskripsi tentang aplikasi dan pembuat aplikasi. Dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut

Gambar 4.17. Tampilan menu tentang

41

8. Tampilan Menu Petunjuk Menu petunjuk (Gambar 4.18) berfungsi untuk menampilkan fungsi dari masing-masing menu pilihan yang disediakan, sehingga user akan lebih mudah dalam menggunakan aplikasi Android ini.

Gambar 4.18. Tampilan menu petunjuk

9. Tampilan Menu Keluar Pada saat user memilih menu keluar maka akan muncul notifikasi keluar dari aplikasi. User dapat memilih 2 opsi yang diberikan yaitu “Ya” dan “Tidak”. Jika user memilih opsi “Ya” maka aplikasi akan berhenti dijalankan dan jika memilih “Tidak” maka aplikasi akan tetap berjalan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.19 sebagai berikut

42

Gambar 4.19. Tampilan menu keluar

4.3.4. Pengujian aplikasi Aplikasi dapat dijalankan pada minimal Android 2.2 – 2.2.3 Froyo (API level 8) sampai Android 4.4 KitKat (API level 19). Aplikasi ini memiliki ukuran 9,65MB. Pengujian aplikasi dilakukan dengan memberikan kuisioner terhadap ±50 responden dengan menggunakan metode System Usability Scale (SUS). Metode ini berfungsi untuk melihat persentase kegunaan dari aplikasi yang telah dibuat. Metode SUS terdiri dari 10 pertanyaan yang memiliki skala 5 poin berkisar dari “sangat tidak setuju” sampai “sangat setuju”. Terdapat 5 pertanyaan yang bernilai positif dan 5 pertanyaan yang bernilai negatif. Responden yang didapat setelah melakukan survei adalah sebanyak 58 responden dengan latar belakang yang berbeda terdiri dari mahasiswa, umum dan pegawai/swasta. Pada kuisioner juga terdapat kotak saran yang dapat diisi oleh responden untuk memberikan masukan kepada pembuat aplikasi agar aplikasi dapat dikembangkan jauh lebih baik. Setelah melakukan survei sebanyak 58 responden, dilakukan perhitungan skor menggunakan metode System Usability Scale (SUS), yang telah dijelaskan pada subbab 2.10. Hasil skor perhitungan yang didapat dari melakukan tahap-tahap SUS adalah 74.1. Kemudian dilakukan perhitungan percentile range berdasarkan interprenting SUS dengan menggunakan tabel sebagai berikut: 43

Tabel 4.2. Hasil perhitungan percentile range

Percentile SUS Score Range Grade Range (%) 84.1-100 A+ 96-100 80.8-84 A 90-95 78.9-80.7 A- 85-89 77.2-78.8 B+ 80-84 74.1-77.1 B 70-79 72.6-74 B- 65-69 71.1-72.5 C+ 60-64 65-71 C 41-59 62.7-64.9 C- 35-40 51.7-62.6 D 15-34 0-51.7 F 0-34

Pada Tabel 4.2 di atas, terlihat nilai 74.1 memiliki percentile range antara 70-79 dengan grade B. Untuk mendapatkan nilai percentile range, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus dibawah ini

.1 .1 .1 .1 = (3 0) + 79 = 79 %

44

Hasil pengujian aplikasi menggunakan System Usability Scale

Gambar 4.20. Kurva SUS berdasarkan percentile rank

Berdasarkan perhitungan dengan metode SUS di atas, hasil percentile range yang didapat adalah 79% dengan grade B dimana dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode System Usability Scale (SUS) aplikasi yang telah dibuat dapat dikatakan cukup baik secara fungsional, dimana aplikasi SIG berbasis Android ini dapat digunakan oleh pengguna untuk mengetahui informasi dan lokasi kantor pemerintahan Kota Banda Aceh. Namun, pada aplikasi masih memiliki kekurangan, dimana ada beberapa saran yang diberikan oleh responden, yaitu dari segi desain interface dan informasi aplikasi yang harus dikembangkan. Pada penelitian ini, juga dilakukan beberapa analisa pada aplikasi yaitu perbandingan kecepatan akses database pada memori internal 2GB dan memori eksternal 8GB telepon pintar Oppo Find Clover R815 dan perbandingan kecepatan akses database memori internal 2GB pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330, dan Samsung Galaxy Star GT- S5282. Analisa pada beberapa telepon pintar dilakukan uji coba pada jumlah data yang berbeda yaitu 10 data, 20 data, 40 data, 60 data, 80 data dan 100 data. Pada masing-masing jumlah data tersebut dilakukan uji coba sebanyak 5 kali. Hal ini

45 dilakukan untuk melihat sejauh mana perbedaan kecepatan akses database pada setiap jumlah data. Data yang digunakan pada uji coba ini adalah data yang sama pada database kantor_db yang sudah dijelaskan pada subsubbab 4.3.1. Perhitungan kecepatan akses database dilakukan dengan menggunakan sebuah method pada Java yaitu System.currentTimeMillis(). Method ini digunakan untuk menghitung waktu proses dalam detik. Kode programnya dapat dilihat sebagai berikut long start = System.currentTimeMillis(); long end = System.currentTimeMillis(); System.out.println("\nWaktu yang diperlukan selama proses adalah" + ((end - start) / 1000.0) + " detik");

Dengan menggunakan method Java diatas, maka didapatkan hasil analisa perbandingan kecepatan akses database pada memori internal 2GB dan memori eksternal 8GB telepon pintar Oppo Find Clover R815. Dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini

Tabel 4.3. Perbandingan kecepatan akses database pada memori internal 2GB dan memori eksternal 8GB telepon pintar Oppo Find Clover R815

Jumlah Data Internal Eksternal 10 0.681 detik 0.622 detik 20 0.837 detik 1.011 detik 40 1.465 detik 1.768 detik 60 1.997 detik 2.286 detik 80 2.441 detik 2.49 detik 100 3.081 detik 3.142 detik

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan akses database dengan jumlah data 10, memori eksternal memiliki kecepatan sedikit lebih cepat yaitu 0.622 detik dibandingkan memori internal sebesar 0.681 detik. Namun pada uji coba dengan jumlah data 20, 40, 60, 80 dan 100, perbandingan kecepatan pada memori internal dan eksternal tidak terlalu signifikan atau tidak jauh berbeda. Jadi, aplikasi ini dapat dijalankan pada memori internal maupun memori eksternal. Berikut kurva hasil perbandingan kecepatan akses database

46 pada memori internal 2GB dan eksternal 8GB telepon pintar Oppo Find Clover R815.

Perbandingan Oppo Find Clover R815 Memori Internal 2GB dan Eksternal 8 GB 3.5 3 2.5

2

Detik 1.5 Internal 1 Eksternal 0.5 0 10 20 40 60 80 100 Jumlah Data

Gambar 4.21. Kurva hasil perbandingan memori internal dan memori ekternal pada Oppo Find Clover R815.

Hasil perbandingan kecepatan akses database pada memori internal 2GB telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330, dan Samsung Galaxy Star GT-S5282. Dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini

Tabel 4.4. Perbandingan kecepatan akses database pada memori internal 2GB telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330, dan Samsung Galaxy Star GT-S5282

Jumlah Samsung Galaxy Samsung Galaxy Oppo Find Data Chat B5330 Star GT-S5282 Clover R815 10 0.399 detik 0.581 detik 0.681 detik 20 0.632 detik 0.726 detik 0.837 detik 40 1.108 detik 1.215 detik 1.465 detik 60 1.398 detik 1.489 detik 1.997 detik 80 1.656 detik 1.692 detik 2.441 detik 100 1.853 detik 1.981 detik 3.81 Detik

Pada Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa telepon pintar Samsung Galaxy Chat B5330 lebih cepat mengakses database dibandingkan dengan Samsung Galaxy Star GT-S5282 dan Oppo Find Clover R815. Hal ini dibuktikan dengan 47 uji coba terhadap jumlah data yang berbeda. Dimana pada uji coba jumlah data 10, Samsung Chat B5330 memiliki nilai kecepatan sebesar 0.399 detik, Samsung Galaxy Star GT-S5282 sebesar 0.581 detik dan Oppo Find Clover R815 sebesar 0.681 detik. Kemudian pada jumlah data 100, Samsung Galaxy Chat B5330 masih unggul dalam hal kecepatan akses database dengan kecepatan 1.853 detik sedangkan Oppo Find Clover R815 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282 memiliki kecepatan lebih lama yaitu 3.081 detik dan 1.981 detik. Namun, kecepatan akses database pada memori internal Samsung Galaxy Star GT-S5282 lebih cepat dibandingkan Oppo Find Clover R815. Semakin besar data yang diuji maka semakin lama pula waktu kecepatan akses database. Berikut ini kurva hasil perbandingan kecepatan akses database pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282.

Perbandingan Memori Internal 2GB Pada Telepon Pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282 3.5 3 2.5 2 Oppo Find Clover 2 GB

Detik 1.5 1 Samsung Chat 2 GB 0.5 Samsung Galaxy Star 2 GB 0 10 20 40 60 80 100 Jumlah Data

Gambar 4.22. Kurva hasil perbandingan memori internal 2GB pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330 dan Samsung Galaxy Star GT-S5282.

48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Aplikasi SIG berbasis Android ini berformat .apk yang memiliki ukuran 9,65MB yang dapat dijalankan pada minimal Android 2.2 – 2.2.3 Froyo (API level 8) sampai Android 4.4 KitKat (API level 19). 2. Menu Peta pada aplikasi hanya bisa dijalankan apabila terkoneksi dengan internet. 3. Database yang digunakan terletak didalam aplikasi sehingga dapat diakses dengan cepat tanpa menggunakan koneksi internet. 4. Hasil pengujian dengan menggunakan metode System Usability Scale (SUS) memperoleh nilai yang cukup baik yaitu 79%. Hal ini dapat dikatakan aplikasi sistem informasi geografis kantor pemerintahan Kota Banda Aceh berbasis Android ini dapat membantu masyarakat untuk mengetahui informasi dan lokasi kantor pemerintahan Kota Banda Aceh. 5. Hasil perbandingan kecepatan akses database pada memori internal 2GB dan memori eksternal 8GB telepon pintar Oppo Find Clover R815 dapat disimpulkan bahwa perbandingan memori internal 2GB dan memori eksternal 8GB tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak terlalu jauh berbeda sehingga aplikasi SIG berbasis Android ini dapat dijalankan pada memori internal maupun memori eksternal. 6. Hasil perbandingan kecepatan akses database memori internal 2GB pada telepon pintar Oppo Find Clover R815, Samsung Galaxy Chat B5330, dan Samsung Galaxy Star GT-S5282, dapat disimpulkan bahwa Samsung Galaxy Chat B5330 lebih cepat dibandingkan dengan Samsung Galaxy Star GT-S5282 dan Oppo Find Clover R815.

49

5.2. Saran Saran yang dapat penulis berikan untuk perkembangan aplikasi adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi dapat dikembangkan multi-platform agar dapat diinstal diberbagai sistem operasi tidak hanya pada sistem operasi Android. 2. Aplikasi ini dapat dibangun untuk cakupan yang lebih luas, tidak hanya pada Kota Banda Aceh. 3. Tampilan aplikasi dapat dikembangkan lagi agar kelihatan lebih menarik. 4. Aplikasi dapat dikembangkan dengan menampilkan rute/jarak posisi user terhadap lokasi kantor yang dituju.

50

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hasanuddin Z., Andrew Jones., dan Joenil Kahar. 2002. Survei dengan GPS. PT.Pratnya Paramita, Jakarta.

Android Developers. 2014. SupportMapFragment. http://www.developer.androi d.com/reference/com/google/android/gms/maps/SupportMapFragment.ht ml. Tanggal akses 20 Oktober 2014.

Ardiansyah, F. 2011. Pengenalan Dasar Android Programming. BIRAYNARA, Depok.

Arifin, Muhahmmad Zainal. Sistem Informasi Geografis untuk Fasilitas Perguruan Tinggi Berbasis Android di Kota Surabaya. Skripsi. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institute Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Barkey, R.A., Achmad,A., Rizal, S., Soma, A.S., dan Talebe, A.B. 2009. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis. Universitas Hasanuddin, Makassar.

BPS. 2013. Banda Aceh Dalam Angka 2013. BPS, Banda Aceh.

Burnette, E. 2005. Eclipse IDE Pocket Guide. O’Reilly Media, Inc, Amerika.

Burnette, E. 2009. Hello Android 2nd Edition. Pragmatic Bookshelf, North Carolina.

Cinar, Onur. 2012. Android Apps with Eclipse. Springer Science+Business Media, New York.

Huda, A.A. 2012. 24 Jam!! Pintar Pemrograman Android. Andi, Yogyakarta.

IDC Worldwide Mobile Phone Tracker. 2014. Worldwide Smartphone Shipments Edge Past 300 Million Units in the Second Quarter; Android and iOS Devices Account for 96% of the Global Market, According to IDC. http:// www.idc.com/ getdoc.jsp? containerId= prUS25037214. Tanggal akses 7 September 2014.

Jduandi, Fery. 2012. Enkripsi Database SQLite. http://www.tobuku.com/Index.php? option=com_content&view=article&id=107:enkripsi-databasesqlite&catid=5:a ndroid&ite mid=55. Tanggal akses 18 November 2014.

Kadir, Abdul. 2011. Mudah Menjadi Programmer Java. Andi, Yogyakarta.

Kadir, Abdul. 2005. Dasar Pemrograman Java 2. Andi, Yogyakarta.

51

Krebich, J.A. 2010. Using SQLite. O’Reilly Media, Inc, Amerika.

Kristanto, Harianto. 2004. Konsep dan Perancangan Database. Andi, Yogyakarta.

Kusuma, Wahyu., Yapie, Any K., dan Mulyani, Eriza Siti. 2013. Aplikasi Location Based Service (LBS) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Berbasis Android. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). 2(3):16-17.

Parno., Dharmayanti., Rahmansyah Nandang., 2011. Aplikasi Mobile Kamus Istilah Psikologi Berbasis Android 2.2. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur, dan Sipil). 4(3): 123.

Rompas, B.R. 2012. Aplikasi Location-Based Service Pencarian Tempat Di Kota Manado Berbasis Android. e-journal Teknik Elektro dan Komputer. 1(2): 1-3.

Saleh, B., and Sadoun, B. 2006. Design and implementation of a GIS system for planning. International Journal on Digital Libraries. 6(2): 210.

Sutton, T., Dassau, O., and Sutton, M., 2009. A Gentle Introduction to GIS. Chief Directorate: Spatial Planning & Information, Department of Land Affairs, Eastern Cape.

Sauro, J. 2011. Measuring Usability with the System Usability Scale (SUS). http://www.measuringu.com/sus.php. Tanggal akses 20 Oktober 2014.

Usability.gov. 2014. System Usability Scale (SUS). http://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/system-usability- scale.html. Tanggal akses 20 Oktober 2014.

52

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kode XML menu utama

android:layout_marginRight="40dp" android:background="@drawable/selector" android:src="@drawable/pemda" />

53

android:layout_marginLeft="80dp" android:layout_marginRight="30dp" android:text="Tentang" android:textColor="#FFFFFF" android:textSize="18sp" android:typeface="serif" />

android:typeface="serif" />

Lampiran 2. Kode program peta import com.google.android.gms.common.ConnectionResult; import com.google.android.gms.common.GooglePlayServicesUtil; import com.google.android.gms.maps.CameraUpdateFactory; import com.google.android.gms.maps.GoogleMap; import com.google.android.gms.maps.GoogleMap.InfoWindowAdapter; import com.google.android.gms.maps.SupportMapFragment; import com.google.android.gms.maps.model.BitmapDescriptorFactory; import com.google.android.gms.maps.model.LatLng; import com.google.android.gms.maps.model.Marker; import com.google.android.gms.maps.model.MarkerOptions; public class KantorBanda extends FragmentActivity implements LocationListener { protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState); setContentView(R.layout.activity_kantor_banda); final Button Send = (Button) findViewById(R.id.cari); input = (AutoCompleteTextView) findViewById(R.id.AutoCompleteTextView); adapter = new ArrayAdapter(this,android.R.layout.simple_list_item_1 , results); input.setAdapter(adapter); Send.setOnClickListener(BtnAction(input));

SupportMapFragment fm = (SupportMapFragment) getSupportFragmentManager().findFragmentById(R.id.map); googleMap = fm.getMap(); googleMap.setMyLocationEnabled(true); final SQLiteDatabase db = dbHelper.getReadableDatabase();

Cursor cursor = db.rawQuery("SELECT * FROM lokasi WHERE kategori LIKE '2'" +"ORDER BY nama ASC",null); cursor.moveToFirst(); for(int i=0; i<=cursor.getCount();i++){ cursor.moveToPosition(i); String nama = cursor.getString(cursor.getColumnIndex("nama")); String latitude = cursor.getString(cursor.getColumnIndex("latitude")); String longitude = cursor.getString(cursor.getColumnIndex("longitude")); String alamat =cursor.getString(cursor.getColumnIndex("alamat")); googleMap.addMarker( new MarkerOptions()

56

.position(new LatLng(Double.parseDouble(latitude), Double.parseDouble(longitude))).icon(BitmapDescript orFactory.defaultMarker(BitmapDescriptorFactory.HUE _VIOLET)).title(nama).snippet(alamat));

} } input.addTextChangedListener(new TextWatcher() { public void onTextChanged(CharSequence cs, int start, int before, int count) { // TODO Auto-generated method stub KantorCamat.this.adapter.getFilter().filter(cs); } public void beforeTextChanged(CharSequence s, int start, int count, int after) { // TODO Auto-generated method stub } public void afterTextChanged(Editable s) { // TODO Auto-generated method stub } }); } private OnClickListener BtnAction(View v) { return new OnClickListener() { public void onClick(View v) {

String nama = input.getText().toString();

if (adapter.getCount() == 0) { Toast.makeText(getBaseContext(), "Tidak ditemukan lokasi "+ nama,Toast.LENGTH_SHORT).show(); } else if (input.length() == 0 ) { Toast.makeText(getBaseContext(), "Mohon pilih lokasi",Toast.LENGTH_SHORT).show(); } else { SQLiteDatabase db = dbHelper.getReadableDatabase(); Cursor cursor2 = db.rawquery("SELECT * FROM lokasi WHERE kategori LIKE '1' AND nama LIKE ? " + "ORDER BY nama ASC",new String[] { "%" + nama + "%" });

cursor2.moveToNext(); String latitude = cursor2.getString(cursor2. getColumnIndex ("latitude")); String longitude = cursor2.getString(cursor2 .getColumnIndex("longitude"));

googleMap.addMarker( new MarkerOptions() .position(new LatLng (Double .parseDouble (latitude), 57

Double.parseDouble(longitude)))

.icon(BitmapDescriptorFactory.defaultMarke r(BitmapDescriptorFactory.HUE_VIOLET)));

googleMap.moveCamera(CameraUpdateFactory.newLatLngZoom(new LatLng (Double.parseDouble(latitude),Double.parseDouble (longitude)), 15)); googleMap.animateCamera(CameraUpdateFactory.zoomTo(20), 2000, null); } } }; } }

Lampiran 3. Kode XML peta