DAYA TARIK WISATA CANDI MUARA TAKUS KABUPATEN KAMPAR

Oleh : Putra Yuda Anggara Pembimbing : Andri Sulistyani, S.S, M.Sc Program Studi Usaha Perjalanan Wisata - Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277 Abstract Attraction is an important factor of a tourism area. There are 2 factors of tourist attraction, namely tangible and intangible. This study aims: (1) to know the tourist attraction of Muara Takus Temple, Kampar Regency, Riau; (2) to know the management efforts to maintain the Cultural Heritage of the Muara Takus Temple in Kampar Regency, Riau. This study uses a qualitative method with a descriptive approach which the research’s subjects are community leaders or traditional leaders, Village Heads, POKDARWIS, and Cultural Heritage Conservation Centers. Data collection was done by doing document study, observation, and interview while the data analysis used data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The result showed that the Muara Takus Temple has tangible and intangible tourist attraction. The tangible attraction consisted of the physical form of buildings including monuments, building groups and sites, while the itangible tourist attraction built by cultural values from the past including traditions, folklore and legends, mother tongue, and oral history of creativity (dance, songs, and performances). It can be concluded that the Muara Takus Temple has the potential to be developed as a tourist attraction by utilizing the existing tangible object and maintain the preservation of cultural heritage. Keyword: Tourism attraction, Muara Takus temple

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1

PENDAHULUAN lain dalam pengembangan pariwisata telah menyebabkan ilmu pariwisata 1.1 Latar Belakang menjadi sangat berkembang. Ilmu pariwisata kemudian berkembang Pariwisata berkembang sangat tidak hanya sekedar sebagai sebuah cepat dan telah menjadi stimulus ilmu yang belajar meracik masakan, pembanguna bangsa. Menurut menyediakan jasa akomodasi dan Hermanto (2011:11) menyatakan mengatur perjalanan saja, namun bahwa ilmu pariwisata adalah ilmu dapat melengkapi dirinya dengan pengetahuan yang memiliki banyak berbagai bidang keilmuan lainnya keterkaitan dengan disiplin ilmu seperti ekonomi, sosial, lingkungan, lainnya. Berdasarkan disiplin ilmu sejarah, dan bahkan ilmu geografi. Dalam pariwisata, budaya dapat pariwisata yang menawarkan dijadikan sebagai salah satu daya kebudayaan yang berupa atraksi tarik wisata budaya. Pariwisata budaya baik yang budaya pada intinya merupakan jenis bersifat tangible atau konkret benda peninggalan sejarah dan maupun intangible atau abstrak, juga purbakala, lanskap budaya, dan yang bersifat living culture (budaya sebagainya. yang masih berlanjut) dan cultural Warisan budaya adalah benda heritage (warisan budaya masa lalu), atau atribut tak berbenda yang sebagai daya Tarik utama untuk merupakan jati diri suatu masyarakat menarik kunjungan wisatawan. atau kaum yang diwariskan dari Dalam cultural heritage, daya tarik generasi-generasi yang ditawarkan dapat berupa benda- sebelumnya, yang dilestarikan untuk wisata yang bernuansa alam, Sejarah, generasi-generasi yang akan datang. Religi maupun Kuliener yang tak Warisan budaya dapat berupa benda, kalah dengan wisata kota besar seperti monumen, artefak, dan lainnya. Dengan keanekaragaman kawasan, atau tak benda, seperti objek wisata yang dimiliki Kabupaten tradisi, bahasa, dan ritual. Kampar mampu membawa Pariwisata di telah wisatawan domestik maupun kita ketahui bersama bahwa Indonesia mancanegara datang untuk memiliki beranekaragam wisata dan mengunjungi ke objek-objek tersebut. budaya yang terbentang dari sabang Tabel 1.1 hingga merauke, mulai dari tempat Objek Wisata unggulan di wisata dan objek wisata yang kaya Kabupaten Kampar akan keindahan wisata alam, wisata NO OBJEK LOKASI sejarah, taman wisata, taman budaya, WISATA dan kulinernya. 1 Candi Kecamatan Muara XIII Koto Kampar memiliki objek wisata Takus Kampar yang sangat menarik untuk 2 Masjid Kecamatan dikunjungi bagi wisatawan domestik Jami’ Air Kampar maupun internasional. Kabupaten Tiris Kampar menawarkan cukup banyak 3 Istana Kecamatan wisata pilihan untuk dikunjungi. Juga Gunung Kampar Kiri memiliki banyak tempat-tempat Sahilan

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2

4 Rumah Kecamtan Candi Bungsu terletak disebelah Lontiok Kuok Barat Candi Mahligai, bangunan ini 5 Sungai Kecamatan terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu Hijau Bangkinang pasir (tuff) yang terdapat pada bagian Kota depan, sedangkan batu bata terdapat 6 Ulu Kasok Kecamatan pada bagian belakang. Pemugaran XIII Koto candi dilakukan pada tahun 1988 dan Kampar selesai dikerjakan pada tahun 1990. 7 Air Terjun Kecamatan Candi Tua, merupakan candi terbesar Panisan XIII Koto diantara candi-candi yang ada, Kampar terletak disebelah Utara Candi 8 Rumah Kecamatan Bungsu. Pada sisi sebelah Timur dan Adat Kampar Barat terdapat tangga, yang menurut Kenegarian perkiraan dihiasi , sedangkan Bendang pada bagian bawah dihiasi patung 9 Museum Kecamatan singa dalam posisi duduk. Bangunan Kendil Kuok ini terdiri dari batu bata yang dicetak Kemilau dan batu pasir, mulai dipugar pada Emas tahun 1990 dan selesai tahun 1993. Sumber : “Dinas Pariwisata Candi Muara Takus Mempunyai dan Ekonomi Kreatif Kampar Tahun Daya Tarik sebagai objek wisata 2017” budaya antara lain: a. Dengan keindahan dan Keunikan dari candi muara keunikan bangunan- takus dilihat dari bangunan dan bangunan dan arsitektur arsitektusnya. Candi Muara Takus Candi Muara Takus sebagai memiliki 4 bangunan utama, sebagai objek wisata sejarah. berikut: Candi Mahligai, Bangunan b. memberi ilmu pengetahuan, ini berbentuk bujur sangkar dengan pengalaman sejarah dan ukuran 10,44 M X 10,60 M, Tinggi budaya sehingga dapat sampa ke puncak sekitar 14,30 meter meningkatkan apresiasi berdiri diatas fundamen segi delapan kecintaan pengunjung (Astakoma) dengan bersisikan terhadap warisan sejarah dan sebanyak 28 buah, pada alasnya Wisata budaya bangsa. terdapat teratai berganda. Dipuncak Berikut tabel kunjungan menara diperkirakan ada makarel. wisatawan ke objek wisata candi Candi Mahligai mulai dipugar pada muara takus Desa Muara Takus, tahun 1978 dan selesai tahun 1983. Kecamatan XIII Koto Kampar, Candi Palangka, Bangunan ini terdiri Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. dari batu bata merah yang dicetak, Candi ini merupakan Candi yang terkecil, relung-relung penyusunan batu tidak sama dengan dinding Candi Mahligai, sebelum dipugar, bagian kaki Candi terbenam sekitar satu meter. Candi terkecil ini mulai dipugar pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1989. Candi Bungsu, Tabel 1.2

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3

Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke penulis hanya membatas pada “Daya Objek Candi Muara Takus Tarik Wisata Candi Muara Takus dan No Tahun Jumlah upaya pengelolaan dalam 1 2010 13.668 Orang meningkatkan daya Tarik di 2 2011 22.037 Orang Kabupaten Kampar”. Agar peneliti 3 2012 24.241 Orang lebih fokus dan lebih spesifik dalam 4 2013 35.434 Orang penelitiannya. 5 2014 35.822 Orang Jumlah 143.022 Orang 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengambarkan Sumber : Dinas Pariwisata Daya Tarik Wisata yang dan Ekonomi Kreatif Kampar Tahun berada di Candi Muara 2017 Takus di Kabupaten Dari tabel 1.2 dapat dilihat Kampar. bahwa kenaikan jumlah kunjungan 2. Untuk mendeskripsikan dari tahun ke tahun mengalami pengelolaan cagar budaya peningkatan yang signifikan, hal ini candi muara takus. menunjukkan bahwasannya potensi wisata Candi Muara Takus sangat 1.5 Manfaat Penelitian besar. Maka dari latar belakang diatas 1.5.1 Manfaat Teoritis penulis dapat menarik suatu a. Bagi pihak program studi kesimpulan untuk mengambil Usaha Perjalanan Wisata, maupun mengangkat judul: “DAYA penelitian ini diharapkan TARIK WISATA CANDI MUARA mampu memberikan TAKUS KABUPATEN KAMPAR kontribusi pada PROVINSI RIAU” pengembangan penelitian di bidang pariwisata. 1.2 Rumusan Masalah b. Bagi pihak lain, di Dari beberapa permasalahan harapkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di latar ini sebagai acuan atau belakang, maka dapat dirumuskan rujukan untuk penelitian masalah penelitian ini sebagai sejenis atau penelitian berikut: lanjutan. 1. Apa saja Daya Tarik Wisata di Candi Muara Takus di Desa Muara Takus Kabupaten 1.5.2 Manfaat Praktis Kampar Provinsi Riau? a. Sebagai gambaran oleh 2. Bagaimana upaya pengelola pemerintah Kabupaten untuk menjaga cagar budaya Kampar untuk dijadikan Candi Muara Takus di Desa referensi dalam Muara Takus Kabupaten melakukan Kampar Provinsi Riau? pengembangan desa Muara Takus dan 1.3 Batasan Masalah pengelolaan yang lebih Berdasarkan judul penelitian di baik. atas agar penelitian ini lebih terarah, b. Bagi pihak pengelolaan maka penulis membatasi Candi Muara Takus permasalahan yang akan diteliti oleh sebagai bahan masukan

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4

dalam meningkatkan untuk mengunjungi suatu daerah pengembangan sebagai tertentu. Dalam Ilmu Kepariwisataan, destinansi wisata. Objek Wisata atau lazim disebut Atraksi merupakan segala sesuatu LANDASAN TEORI yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Daya Tarik Sebagai kerangka pemikiran wisata menurut ahli yaitu: dalam penulisan proposal ini, maka 1. Menurut A. Yoeti dalam perlu adanya landasan teori yang ada bukunya “Pengantar Ilmu mendukung penulisan tersebut. Pariwisata” (1985) Berikut ini penulis akan menyatakan bahwa daya mengemukakan beberapa teori yang tarik wisata atau “tourist ada hubungannya dengan masalah attraction”, istilah yang yang dihadapi. lebih sering digunakan, 2.1 Daya Tarik Wisata yaitu segala sesuatu yang a. Pengertian menjadi daya tarik bagi Objek Wisata atau “tourist orang untuk mengunjungi atracction” adalah segala sesuatu suatu daerah tertentu. yang menjadi daya tarik bagi orang 2. Nyoman S. Pendit dalam Syarat-syarat Daya Tarik bukunya “ Ilmu Wisata menurut Ismayanti (2010) Pariwisata” (1994) Daya Tarik Wisata adalah segala mendefiniskan daya tarik sesuatu yang memiliki: wisata sebagai segala 1. Keunikan sesuatu yang menarik dan Sesuatu yang berbeda bernilai untuk dikunjungi dengan yang lainya, dan dan dilihat. memiliki unsur unsur 3. Marpaung (2002) suatu berikut : keunikan bentuk dari segala fasilitas pertunjukan dan kuliner. maupun aktivitas yang 2. Keindahan dapat menarik Sesutau yang memberi pengunjung dan kita rasa senang bila wisatawan untuk datang melihatnya, dan ke tempat tertentu. memiliki unsur-unsur 4. Dari beberapa pengertian berikut: keindahan diatas maka dapat ditarik lingkungan, budaya, dan kesimpulan bahwa Daya sosial. tarik wisata adalah segala 3. Nilai sesuatu yang mempunyai Sesu atu realitas abstrak daya tarik, keunikan dan dan ada dalam nilai yang tinggi, yang kehidupan manusia menjadi tujuan wisatawan memiliki unsur berikut: datang ke suatu daerah Nilai pendidikan dan tertentu. sejarah.

Dalam piagam pelestarian pusaka Indonesia dideklarasikan di

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5

Ciloto 13 Desember 2003, heritage disepakati sebagai pusaka. Pusaka 3.1 Desain Penelitian (Heritage) Indonesia meliputi : a. Pusaka Alam Desain penelitian secara luas Pusaka alam adalah bentukan adalah semua proses yang diperlukan alam yang istimewa, misalnya, dalam perencanaan dan pelaksanaan Taman Nasional Komodo, penelitian. Dalam konteks ini Taman Nasional Ujunng Kulon, komponen desain dapat mencakup Taman Nasional Lorentz, dan semua struktur penelitian yang Cluster Tropikal Heritage of diawali sejak ditemukannya ide . sampai diperoleh hasil penelitian b. Pusaka Budaya Sukardi (2004:183). Sedangkan Pusaka Budaya, dan pusaka dalam arti sempit desain penelitian Saujana. Pusaka Alam adalah merupakan penggambaran secara pusaka alam yang istimewa. jelas tentang hubungan anatar Pusaka Budaya adalah hasil variabel, yang dimaksud cipta, rasa, karsa, dan karya pengumpulan data, dan analisis data, yang istimewa dari lebih 500 sehingga dengan desain yag baik suku bangsa di tanah air peneliti maupun orang lain yang Indonesia Pusaka Budaya berkepentingan mempunyao mencakup pusaka berwujud gambaran tentang bagaimana (tangible) dan pusaka tidak keterkaitan antara variabel, berwujud (itangible). Pusaka bagaimana mengukurnya Sukardi budaya yang berwujud (2004:184). (tangible) misalnya bangunan Metode yang digunakan dalam kuno dan . Pusaka penelitian ini adalah metode budaya yang tidak berwujud Deskriptif Kualitatif. Penulis (itangible) meliputi flokore menggunakan metode deskriptif dalam bentuk cerita rakyat, dengan data kualitatif karena tarian, kulinari, dan musil penelitian dilakukan dengan tradisional. pendekatan terhadap objek kajian c. Pusaka Saujana yang diteliti serta sesuai dengan Pusaka saujana adalah masalah dan tujuan yang ingin gabungan pusaka alam dan dicapai, serta memberikan Pusaka Budaya dalam kesatuan kemudahan peneliti dalam meneliti. ruang dan waktu. Pusaka saujana dikenal dengan 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian pemahaman baru yaitu cultural Adapun lokasi penelitian ini landscape (Saujana Budaya), dilakukan di Desa Candi Muara takus yakni menitik beratkan pada Kecamatan XIII Koto Kampar keterkaitannya budaya dan Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. alam. Dan ini merupakan Berjarak kurang lebih 2 jam dari kota fenomena kompleks dengan Pekanbaru, menggunakan kendaraan identitas yang berwujud dan roda dua atau roda empat. Waktu tidak berwujud. Penelitian yang dilakukan dari Metode Penelitian obsevasi, Proses pengumpula,

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 42

pengelolahan dan penyuntingan data langsung dengan menggunakan dilakuan pada Bulan Juni 2018 – indtrumen-instrumen yang telah September 2018. ditetapkan Purhantara (2010). 3.3 Informan Penelitian Jadi dalam penelitian ini, data Penelitian kualitatif tidak primer yang didapatkan adalah hasil dimaksudkan untuk membuat dari data-data pada saat peneliti generalisasi dari hasil penelitianya, melakukan observasi, wawancara dan subjek penelitian menjadi informan dokumentasi di Desa Candi Muara yang akan memberikan berbagai takus Kabupaten Kampar Riau. informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah 3.4.2 Data Sekunder seorang atau kelompok orang yang Data sekunder merupakan data menjadi sumber data dalam penelitian atau informasi yang diperoleh secara atau orang yang memberikan tidak langsung dari objek penilitian keterangan kepada peneliti. Menurut yang bersifat publik, yang terdiri atas Bagong Suyanto (2005:172) : sturuktur organisasi data kearsipan, informan penelitian meliputi dokument, laporan-laporan serta beberapa macam, yaitu: buku-buku dan lain sebagainya yang 1. Informan Kunci (Key berkenaan dengan penenelitian Informan) merupakan mereka Purhantara (2010). yang mengetahui dan memiliki Peneliti menggunakan data berbagai informasi pokok yang sekunder ini untuk memperkuat diperlukan dalam penelitian. penemuan dan melengkapi informasi Yaitu : 1 orang BPCB yang telah dikumpulkan melalui 2. Informan Utama merupakan wawancara langsung. Data sekunder mereka yang terlibat langsung yang digunakan dalam penelitian ini dalam interaksi sosial yang adalah data yang didapat dari arsip diteliti. Yaitu : 1 orang Tokoh Dinas Kebudayaan Pariwisata Masyarakat dan 1 orang Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pokdarwis. Kampar 3. Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat 3.5 Teknik Pengumpulan Data memberikan informasi 3.5.1 Observasi walaupun tidak langsung Observasi langsung adalah cara terlibat dalam interaksi sosial pengambilan data dengan yang diteliti.Yaitu : 1 orang menggunakan mata tanpa ada masyarakat/Pedagang. pertolongan alat standar lain untuk Jadi, jumlah dari subjek keperluan tersebut. Observasi atau penelitian adalah 4 orang yang terdiri pengamatan merupakan salah satu dari, 1 orang BPCB, 1 orang tokoh teknik penelitian yang sangat penting. masyarakat, 1 orang Ketua Pokdarwis Pengamatan itu digunakan karena dan 1 orang masyarakat/pedagang. berbagai alasan Moleong (2010: 242). 3.4 Jenis dan Sumber Data Observasi ini digunakan untuk 3.4.1 Data Primer penelitian yang telah direncanakan Data primer yaitu data yang secara sistematik Daya Tarik Wisata diperoleh langsung dari subjek Candi Muara takus Kecamatan XIII penelitian, dalam hal ini peneliti koto Kampar Kabupaten Kampar. memperoleh data atau informasi

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7

Tujuan menggunakan metode karya fikir Satori & Komariah ini untuk mencatat hal-hal, untuk (2009:148). Teknik pengumpulan mengetahui tangible (berwujud) dan data ini dengan mengembil data Intangibel (tak berwujud) sebagai menegenai objek dan subjek Daya Tarik Wisata Candi Muara penelitian serta dokumen-dokumen takus Kabupaten Kampar Riau. yang diperoleh dari pihak yang terkait. 3.5.2. Wawancara Wawancara adalah percakapan 3.6 Metode dan Analisis Data dengan maksud tertentu. Percakapan Teknis analisis data yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu digunakan dalam penelitian ini adalah pewawancara (interviewer) yang analisis data kualitatif dengan cara mengajukan pertanyaan dan deskriptif. Aktivitas dalam analisis pewawancara (interviewee) yang data kualitatif dilakukan secara memberikan jawaban atas pertanyaan interaktif dan berlangsung secara itu Moleong (2010: 186). Penelitian terus menerus hingga tuntas dan menggunakan wawancara dengan datanya sampai jenuh. tujuan mendapatkan informasi yang Menurut Miles dan Huberman dibutuhkan sebanyak-banyaknya Dalam Moleong (2010:308), pada terkait dengan potensi Daya Tarik dasarnya analisis data ini didasarkan wisata Candi Muara takus Kabupaten pada pandangan paradigmanya yang Kampar Riau. positivisme. Analisis data itu Peneliti menggunakan dilakukan dengan mendasarkan diri wawancara semi terstruktur (indepth pada penelitian lapangan apakah : interview) dengan menggunakan satu atau lebih dari satu situs. Jadi interview guide yang pokok seorang analis hendak mengadakan kemudian pertanyaan dikembangkan analisis data harus menelaah terlebih seiring atau sambil bertanya setelah dahulu apakah pengumpulan data informan tersebut menjawab yang telah dilakukannya satu situs sehingga terjadi wawancara yang atau lebih. Langkah –langkah yang interaktif antara peneliti dengan harus ditempuh dalam menganalisis informan. Wawancara dilakukan data : sambil direkam sehingga data yang diperoleh dapat dikonfirmasi 3.6.1 Reduksi Data kembali. Setelah peneliti mendapatkan data berupa catatan lapangsan, lalu 3.5.3. Dokumentasi peneliti memilah hal-hal yang pokok Dokumentasi adalah yang berhubungan dengan pengumpulan data melalui sumber- permasalahan penelitian, rangkuman sumber tertulis atau dokumen yang catatan-catatan lapangan itu ada pada informan dalam bentuk kemudian peneliti susun secara peninggalan budaya, karya seni dan sistematis sehingga 3.6.2 Penyajian data / Analisis memberikan gambaranyang lebih Data tajam serta mempermudah pelacakan Penyajian data diarahkan agar kembali apabila sewaktu-waktu data data hasil reduksi terorganisirkan, diperlukan kembali. tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8

merencanakan kerja penelitian Langkah verifikasi yang selanjutnya. Pada langkah ini peneliti dilakukan peneliti sebaiknya masih berusaha menyusun data yang yang tetap terbuka untuk menerima relevan sehingga menjadi informasi masukan data, walaupun data tersebut yang dapat disimpulkan dan memiliki adalah data yang tergolong tidak makna tertentu. Prosesnya dapat bermakna. Namun demikian peneliti dilakukan dengan cara menampilkan pada tahap ini sebaiknya telah data, membuat hubungan antar memutuskan anara data yang fenomena untuk memaknai apa yang mempunyai makna dengan data yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu tidak diperlukan atau tidak bermakna. ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan Data yang dapat diproses dalam penelitian. Penyajian data yang baik analisis lebih lanjut seperti absah, merupakan satu langkah penting berbobot, dan kuat sedang data lain menuju tercapainya analisis kualitatif yang tidak menunjang, lemah, dan yang valid dan handal. menyimpang jauh dari kebiasaan harus dipisahkan. 3.6.3 Kesimpulan / Verifikasi HASIL PENELITIAN DAN Km. dimana Desa Muara Takus PEMBAHASAN memiliki batas-batas wilayah yaitu sebagai berikut: 4.1 Gambaran Demografis Desa a. Sebelah Utara berbatasan Candi Muara Takus dengan Sumatera Barat Pada bab ini peneliti akan Kabupaten Lima Puluh Kota menceritakan mengenai gambaran b. Sebelah Selatan berbatasan umum lokasi penelitian penulis yang dengan Kabupaten Rokan Hulu berada di Desa Muara Takus, c. Sebelah Barat berbatasan Kecamatan XIII Koto Kampar, dengan Desa Gunung Bungsu Kabupaten Kampar, Sebagian besar d. Sebelah Timur Desa Koto Tuo penduduk di Desa Muara Takus, Topografis Desa Muara Takus adalah Melayu. merupakan dataran rendah dan Desa Muara Takus adlah salah berbukit-bukit dengan ketinggian satu Desa yang berada di Kecamaan tanah dari permukaan laut sekitar 51 XIII Koto Kampar Kabupaten meter dan banyaknya curah hujan Kampar. Secara geografis Desa sekitar 2000-3000 mm/tahun. Muara Takus memiliki luas wilayah Desa Muara Takus berdasarkan 981 Ha, dan jarak dari Desa Muara jarak antara desa dengan pusat Takus ke Kota Kabupaten yaitu 60 pemerintahan adalah sebagai berikut: a. Jarak dari pusat pemerintahan kelamin laki-laki berjumlah 629 jiwa Kecamatan adalah 14 Km dan jenis kelamin perempuan b. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten berjumlah 652 jiwa. Jika dilihat darin adlah 60 Km latar belakang penduduknya bersifat c. Jarak dari Ibuk Kota Provinsi homogeny dan memiliki ikatan yang 120 Km kuat antara satu dengan yang lainnya, dapat kita lihat dari tabel dibawah ini 4.1.1 Jumlah Penduduk jumlah penduduk menurut jenis Penduduk Desa Muara Takus kelamin di Desa Muara Takus adalah berjumlah 1281 Jiwa dimana jenis sebagai berikut: Tabel 4.1

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 629 49

2 Perempuan 652 51

Jumlah 1281 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Muara Takus, Tahun 2018

Dari tabel 4.1 diatas dapat pendapatan untuk kelangsungan kita lihat bahwa penduduk di Desa hidup mereka. Muara Takus lebih banyak penduduk perempuan yang berjumlah 652 jiwa 4.2.1 Pekerjaan Penduduk dibandingkan jumlah penduduk laki- Dalam memenuhi kebutuhan laki berjumlah 629 jiwa. hidupnya manusia akan 4.1.2 Jumlah Kepala Keluarga mempertahankan kelangsungan Jumlah kepala keluarga yang hidupnya, dimana manusia senantiasa terletak di Desa Muara Takus adalah untuk berusaha memenuhi segala 358 Kepala keluarga macam kebutuhannya, salah satu caranya adalah dengan memiliki 4.1.3 Rata-Rata Anggota Rumah pekerjaan atau mata pencaharian, Tangga Desa Muara Takus yang mempunyai Anggota rata-rata rumah tangga luas wilayah 981 Ha di gunakan untuk berjumlah 4-5 orang per kepala pemukiman seluas 244 Ha, keluaga yang masing-masing jarak perkebunan rakyaat 488 Ha Desa umur mereka 2-4 tahun. Muara Takus mayoritas Penduduknya bekerja di sektor pertanian kelapa 4.2 Gambaran Kehidupan sawit dan perkebunan karet serta Ekonomi nelayan. Sejarah Penemuan Candi Kehidupan ekonomi Muara Takus masyarakat Desa Muara Takus Desa Muara Takus terkenal tergantung pada sector pertanian yaitu baik didalam negeri maupun di luar karet dan kelapa sawit dan juga negeri khususnya di Asia karena nelayan, dari hasil pertanian itulah adanya Gugusan Candi Muara Takus. masyarakat melangsungkan Menurut pengembara china I- kehidupan mereka. Hampir 60% Tsing Candi Muara Takus tidak masyarakat Muara Takus memiliki terlepas dari Sriwijaya dan ia kebun Karet, mereka memotongnya menyebutkan bahwa ibukota (penyadapan) settiap hari ketika Sriwijaya berada disuatu tempat cuaca bagus, dan ketika hujan mereka dimana pada tengah hari tidak terlihat tidak bias melakukan pemotongan bayangan seseorang yang berdiri. (penyadapan) karena basah dan ini Candi Muara Takus ditemukan menyebabkan akan berkurangnya pada tahun 1860 oleh Cornet De Groot, hasil penemuannya dituangkan

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11

dalam sebuah tulisan yang berjudul Verhandelingen van Hat bat "KOTO CANDI", tulisan tersebut Genootschap dan dalam tulisan dimuat dalam "Tijdschrift voor tersebut juga ada sebuah gambar. Indische Taal, Land en Pada tahun 1889 J.W. Volkenkunde". Kemudian G DU YZERMAN melakukan pengukuran RUY VAN BEST HOLLE menulis dibantu oleh Ir. TH.A.F.Delprat dan dengan judul "beschrijving Van de Opziter (sinder) H.L Leijdie Melville Hindoe,cudheden te Muara Takus" yang bertugas sebagai juru photo. yang jika diterjemahkan ke dalam Ekspedisini ni mendapat bantuan dari Bahasa Indonesia berarti Lukisan Kontelir J. Van Zon yng Bangunan Purbakala dari Zaman berkedudukan di Payakumbuh untuk Hindu di Muara Takus, dan tulisan ini mengangkut beban sampai ke tempat dipublikasikan dalam Tijdschrift oor tujuan. Namun demiian perjalanan Indische Taal Land en Volkenkunde, ekspedisi J.W Yzerman tidak sehingga Candi Muara Takus mulai menempuh perjalanan seperti dikenal orang dan mulai saat itu ekspedisi-ekspedisi sebelumnya yaitu banyak dilakukan penelitian dan dari Lubuk Limpatu melewati lembah ekspedisi untuk mencari Candi Muara batu karang harau, tetapi dari sari Takus. lamak terus ke lembah air putih yang Pada tahun 1880 seorang memiliki pemandangn yang indah berkebangsaan Belanda yang sampai ke Lubuk bangkuang. Dahulu bernama W.P. GRONEVELD perjalanan ke Muara Takus sangat mengadakan penelitian terhadap sulit, dari Koto Baru ke Batu Bersurat gugusan candi Muara Takus dan hasil dengan menaiki kuda beban. Menurut penelitiannya mengatakan bahwa J.W. Yzerman di Bagian Hilir Batang candi Muara Takus bangunan Kampar terdapat bangunn purbakala purbakala Budha yang terdiri dari diantaranya di Bangkinang,Muara beberapa biara dan candi, dan hasil Mahat dan di Durian Tinggi. Candi di penelitian ini dijadikan rujukan dan Bangkinang diperkirakan berada di referensi oleh R.D.M VERBEEK dan Lima Koto, sedangkan di Durian E.TH. VAN DELDEN untuk Tinggi berada di dekat Kapur Gadang melakukan penelitian lebih lanjut, tetapi hingga saat ini tidak dapat dan Pada tahun 1880 R.D.M dijumpai lagi. J.W. YZERMAN dan VERBEEK dan E.TH. VAN Ir. TH.A.F.Delprat menulis dan DELDEN melakukan ekspedisi ke membuat kesimpulan sebagai berikut Muara Takus, dan ia mereka : "Muara Takus terletak pada belokan membuat jalan dari payakumbuh ke Batang Kampar Kanan arealnya Muara Takus yang terletak disebelah mencapai 1,25km2, dibagian tengah barat Sungai Kampar Kanan, mereka terdapat jalan setapak dari Muara menemukan sebuah tembok keliling Takus ke Tanjung, dekat jalan yang mengelilingi Komplek tersebut terdapat puni-puing Percandian Muara Takus dan pada bangunan . Gugusan Candi tahun 1881 Verbeek dan Van Delden Muara Takus dilingkari oleh dinding menulis pendapatnya tentang tembok empat persegi berukuran 74 x keberadaan Candi Muara Takus 74meter yang terbuat dari batu pasir dengan judul " De Hindow Ruinen Bij (tuff) yang tingginya 1 meter. Semula Moeara Takoes aan De Kampar Yzerman menyangka terbuat dari Rivier" dan dimuat dalam tanah,tetapi setelah dikupas ternyata

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12

terbuat dari batu pasir putih yang memang berada di daerah sekitar disusun, Di tengah lapangan terdapat lintasan dan permainan gajah. tumpukan batu dan kayu bekas Pada tahun 1973 Ben Bronson bangunan tempat biksu. Di Kompleks dan Lembaga Purbakala dan percandian Yzerman melihat : Stupa Peninggalan Nasional Jakarta (Candi Mahligai), Teras Tinggi melakukan penggalian pagar keliling disebelah Timur Stupa (Candi gugusan candi muara takus, dari hasil Palangka), Candi Bungsu dengan penggalian tersebut ditemukan teras yang mempunyai batas antara keramik yang umurnya lebih tua dari batu bata dan batu pasir, Candi Tua". masa Dinasti Yuan Ming dan Ching Pada tahun 1935 DR. F.M. yaitu antara abad XIII dan XIX. SCHNITGER melakukan penggalian kemudian juga ditemukan fragmen terhadap pintu gerbang didinding yang terbuat dari perunggu dengan utara, pondasi bangunan Candi. Pada tulisan nagaru yang berasal dari abad Bangunan Candi Bungsu ditemukan VII dan XII yang dapat dihubungkan Batu bata yang berbentuk Lotus dan dengan Raja Karta nagara dengan didalamnya terdapat abu dan ekpedisi Pamalayunya. lempengan emas yang bercampur Hingga kini sejarah dan misteri tanah, dilempengan emas tersebut candi muara Takus belum terdapat gambar trisula dan tulisan terpecahkan, walau sudah banyak yang berbentuk huruf nagari. dilakukan ekspedisi dan penelitian Menurut Schnitger teras Candi mengenai Candi Muara Takus. bungsu, Cani tua Bagian dalam Namun keberadaan Candi Muara berasal dari abad XI dan Candi Takus selalu dihubungkan dengan mahligai dan Candi Tua bagian luar keberadaan Kerajaan Sriwijaya dan diperkirakan direkonstruksi pada kerajaan Melayu. Dan hingga kini abad XII. Di bagian puncak menara keberadaan Candi Muara Takus Candi mahligai dihiasi empat ekor menjadi debat kusir para ahli sejarah arca singa pada tiap sudutnya, dan peneliti, ada yang berpendapat sedangkan pada teras Candi bungsu bahwa Candi Muara Takus adalah terdapat 20 buah stupa kecil dan pusat Kerajaan Sriwijaya dan bahkan wajra-wajra yang bertuliskan tiga beberapa ahli dan peneliti hingga sembilan huruf. Pada saat itu, mengatakan keberatan jika Kedatuan ia sempat heran melihat kedatangan Sriwijaya berada di Sumatera segerombolan gajah ke candi tersebut Selatan. Namun tentunya ini semua yang terjadi pada malam bulan masih memerlukan kajian dan purnama. Segerombolan gajah penelitian yang lebih lanjut lagi untuk tersebut seperti hendak melakukan membuktikan sejarah,asal usul dan ziarah. Ada pihak-pihak yang keberadaan Candi Muara Takus serta menghubungkan kejadian ini dengan hubungannya dengan sejarah dan aspek mistik candi yang fenomenal tugas kita saat ini adalah bagaimana ini. Namun sebenarnya, hal ini tak caranya agar Candi Muara Takus lebih dari fakta bahwa posisi dan letak awet dan tetap ada hingga mampu dari Candi Muara Takus tersebut menjadi daya tarik Wisata Riau.

KESIMPULAN DAN SARAN

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13

5.1 Kesimpulan mengunjungi objek wisata Candi Berdasarkan hasil penelitian tersebut, fungsi dari candi dapat yang telah penulis jabarkan terkait dilihat dari bangunan Stupa dengan Daya Tarik Wisata Candi Candi Muara Takus, bangunan Muara Takus Kabupaten Kampar agama umat Budha. -Daya Tarik Riau, maka dapat diambil kesimpulan Wisata Tidak Berwujud dari hasil penelitSian tersebut antara (Itangible) meliputi flokore lain sebagai berikut: dalam bentuk cerita rakyat, 1. Daya tarik wisata Candi Muara tarian, kulinar, dan musik Takus Kabupaten Kampar Riau tradisional. sebagai berikut: -Daya Tarik 2. Upaya pengelola menjaga cagar Wisata Wujud (Tangible) beupa budaya Candi Muara Takus di bentuk fisik bangunan yang nyata Kabupaten Kampar, membuat dan berserta fungsi dan makna kelender wisata yang mana seperti bangunan kuno, rumah pelaksanaannya dalam sekali adat dan Cagar Budaya seperti dalam 1 tahun, Pemda Kampar Candi Muara Takus. Candi dan Pemerintah telah Muara Takus merupakan salah memberikan mesin kerajinan, satu bangunan suci agama mesin printing dan boat, tetapi Buddha yang berada di Riau. masyarakat tidak mengerti cara Candi Muara Takus memiliki untuk mengoperasikan alat bentuk, fungsi dan Makna yang tersebut. dapat menarik wisatawan untuk 5.2 Saran pariwisata bagi masyarakat dan Saran yang dapat dirumuskan mengoptimalkan Kelompok dan hasil penelitian adalah Sadar wisata untuk masyarakat sebagai berikut: setempat. 1. Pihak Pemerintah Kabupaten 3. Kepada masyarakat untuk Kampar agar serius untuk melakukan sebuah kreatifitas dan menyelesaikan persoalan mendukung program pemerintah pembebasan ganti rugi tanah, dan dalam pengembangan Objek melakukan komunikasi langsung Wisata Candi Muara Takus. dengan masyarakat untuk bisa diselesaikan dengan cepat. Untuk DAFTAR PUSTAKA bisa menerapkan Zonasi pada Ardika, I Wayan. 2007. Pusaka Candi Muara Takus yang Budaya dan Pariwisata. Pustaka dikuatkan UU No.10 Tahun Larasan, Denpasar. Hlm. 19 2010. Bagong, Suyantoo. 2005. Metode 2. Pihak Pemerintah harus Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana memperdayakan masyarkat Prenada Media Group. setempat untuk bisa Damanik, janianton dan Weber, mendapatkan income dari Helmut. 2006. Perencanaan kunjungan wisatawan dan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. mesosialisaikan kepentingan Yogyakarta: PUSPAR UGM dan keselamatan dan kelestarian Andi. cagar budaya yang satu-satunya Damardjati. R.S. 1989. Wisata berada di Riau. Perlu juga dibuat Budaya. Jakarta. Gramedia semacam pelatihan tentang

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 75

Davison, G. dan C Mc Conville. Soekmono. 1977. Candi, Fungsi dan 1991. A Heritage Handbook. St. Pengertiannya: semarang. IKIP Leonard, NSW: Allen & semarang. Semarang press Unwin. Sukardi. 2004. Metodologi penelitian Frankel, D. 1984. “Who Owns the pendidikan. Yogyakarta: Past?” Australian Society, 3 (9). Sinar Grafika Offset Galla, A. 2001. Guidebook for the Darsoprajitno, H Soewarno. 2002. Participation of Young People in Ekologi Pariwisata. Heritage. Conservation. Bandung: Angkasa Brisbane: Hall and jones Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Advertising. Pariwisata. Andi. Ismayanti. 2010. Pengantar Yogyakarta. Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Widisarana Indonesia. Pariwisata. Bandung : Maryani. 1991. Pengantar Geografi Angkasa Pariwisata, Bandung: Jurusan. Yudoseputro. 1993. Kebudayaan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP. Indonesia. Jakarta: Daniel Agus Maryanto. (2007). Seri Departement P&K Fakta dan Rahasia di Balik Candi: Mengenal Candi. Yogyakarta: SUMBER LAIN Citra Aji Parama. Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Hermanto. 2011. Remaja Rosda Karya Piagam Pendit, I Nyoman, S. 1994. Ilmu http://kasturi82.blogspot.com/2011/1 Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya 2/konsep-minat.html. Paramita. Pitana, I Gede. dan Surya Diarta, I pada tanggal 18 Januari 2019. Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta: jam 16:30 WI Penerbit Andi. Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu Satori, Djam’an da Komariah, Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta:Kencana Preneda Media Group Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya Indonesia. Yogyakarta. Gava Media.

JOM Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 14