BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku dari dua kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam Jateng.Tribunnews.com, periode 18–19 Juli 2016 dan 28-29 Juli 2016. Sebelum memasuki analisa penelitian, peneliti akan memberikan gambaran sekilas tentang Surat Kabar Jateng.Tribunnews.com 4.1.1. Sejarah Singkat Jateng.Tribunnews.com Jateng.Tribunnews.com merupakan salah satu anak perusahaan dari Kompas Gramedia (KG). Perusahaan Kompas Gramedia (KG) didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong dan Jakoeb Oetama pada tanggal 28 Juni 1965. Dengan seiring berkembangnya waktu, perusahaan ini mampu menghasilkan berbagai macam surat kabar. Kompas Gramedia mempunyai dua jenis surat kabar berdasarkan dari isi beritanya, yakni surat kabar Nasional dan surat kabar lokal. Surat kabar yang bersifat nasional adalah KOMPAS dan surat kabar yang berbasis lokal atau regional dan salah satunya adalah Jateng.TribunNews.com. merupakan Group of Newspaper Kompas Gramedia. Tribun Network sendiri memiliki surat kabar yang tersebar luas pada beberapa propinsi di , yaitu di Sumatera terdapat Serambi Indonesia (), Sriwijaya Pos (), Bangka Pos (Bangka Belitung), Tribun (Batam), Tribun (), Tribun (Jambi), dan Tribun (Lampung). Di Pulau Jawa terdapat Tribun Jabar (), Harian Surya (), Tribun Jateng () dan Tribun Jogja (). Di Kalimantan terdapat

31 Post (Kalimantan Selatan), Tribun Kaltim (Kalimantan Timur) dan Tribun (Kalimantan Barat). Di Sulawesi yaitu Tribun (Sulawesi Utara), dan yang terakhir adalah di Nusa Tenggara Timur yaitu Pos (Kupang) (Company Profile Tribun Jogja, 2012). PT. Media Tribun hadir di kota Semarang pada tahun 2012. Nama tribun dicetuskan pertama kali oleh para pemimpin di PT Indo Persada Prima Media yakni induk Tribun di seluruh daerah. PT inilah yang melahirkan nama Tribun di bawah naungan Kompas Gramedia. PT Indo Persada Prima Media Group ini yang mengelola usaha - usaha koran daerah tergantung posisi masing- masing. Filosofi nama Tribun diambil dari istilah lain dari panggung atau stadion. Pertama, Tribun itu selalu berada di posisi yang lebih tinggi daripada arena dan selalu bisa melihat ke semua arah, dari sini Tribun memberikan pandangan lebih luas karena posisinya yang diatas, dimana mereka bisa melihat segala sesuatu hal dengan jelas. Nama Tribun pertama kali digunakan tahun 2004 oleh Tribun Kaltim. Sedangkan Tribun Jateng merupakan unit pers daerah dengan urutan ke 11 yang memakai nama Tribun. Bagi Tribun Jateng masyarakat ditempatkan sebagai orang spesial di panggung kehormatan. Hal ini dikarenakan nama tribun yang diartikan panggung kehormatan dan menjadi tempat untuk memberitahu, memperlihatkan dan menunjukkan hal - hal spesial yang dilakukan oleh insan tersebut. Oleh karena itu, nama yang digunakan oleh Tribun Jateng bisa didefinisikan bahwa pembaca Harian Tribun Jateng ditempatkan sebagai orang yang terhormat dan menyajikan berita secara lengkap. Tribun Jateng versi surat kabar terbit pertama kali pada tanggal 29 April 2013 dengan tampilan sebanyak 24 halaman, Dan pada tanggal 1 November 2013 Tribun Jateng sudah mengeluarkan Koran digital terlebih dengan nama “Jateng.TribunNews.com.”

32 4.1.2. Visi - Misi Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang menjadi dasar dari pekerjaan mereka. Dengan visi menjadi kelompok usaha penerbitan surat kabar, media online dan percetakan daerah terbesar dan tersebar di Jawa Tengah, serta misi untuk menciptakan informasi yang terpercaya untuk memberikan spirit baru dan mendorong terciptanya demokratisasi di daerah dengan menjalankan bisnis yang beretika, efisien dan menguntungkan perusahaan haruslah berguna bagi perusahaan dan juga masyarakat. Jateng.TribunNews.com ingin memajukan daerah Jawa Tengah. Selain memiliki visi dan misi, Jateng.TribunNews.com memiliki Tag-line yang bertujuan mendampingi dan mengkritik pemerintah untuk mendorong terciptanya demokratisasi di wilayah Jawa Tengah yaitu “Spirit BARU Jawa Tengah” 4.1.3. Kategori Rubrik Di dalam setiap surat kabar pasti memiliki sajian berita yang berbeda-beda, salah satunya penyajian berita dalam Jateng.TribunNews.com, yang menyajikan teknik penyajian rubrik berita yang bermacam - macam. Berikut adalah rubrik-rubrik dalam Jateng.TribunNews.com : 1. Halaman Muka Tribun Jogja (Headline): Halaman ini berisi dengan berita - berita yang sedang terjadi atau hangat diperbincangkan baik secara nasional, lokal hingga internasional. Disajikan dengan gambar dan desain cover yang menarik hati pembaca. 2. Rubrik Internasional: Rubrik ini berisi berita - berita yang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk berita - berita tentang dalam negeri di mata dunia.

33 3. Tribun Bizz: Rubrik ini menyajikan berita - berita terkait bisnis yang sedang berkembang atau teknologi terbaru baik dunia otomotif hingga elektronik. 4. Tribun Shopping: Rubrik Shopping menyajikan artikel yang ada kaitannya dengan dunia belanja, fashion hingga tips gaya berbusana yang sedang trend. 5. Rubrik Hotline Public Services: Sesuai dengan namanya, rubrik ini berisi pertanyaan ataupun keluhan dari masyarakat terkait dengan pelayanan publik baik pemerintahan ataupun swasta. 6. Rubrik Seleb Lifestyle: Rubrik ini merupakan kumpulan berita - berita mengenai dunia selebritis, terkait kehidupan personalnya, baik selebritis nasional hingga internasional. 7. Rubrik I-tribunners: Dalam rubrik ini ditampilkan komentar- komentar pembaca dari dunia maya mengenai sebuah berita atau isu yang sedang hangat diperbincangkan, seperti facebook dan twitter. Dalam Rubrik ini juga Kolom Citizen Journalism dimuat. 8. Rubrik Malioboro Blitz: Rubrik ini berisi berita dari wilayah Yogyakarta baik pendidikan, politik, kriminal, maupun budaya, serta berita - berita seputar kawasan Malioboro yang dianggap sebagai jantung kota Yogyakarta. 9. Rubrik Superball dan Soccerland: Rubrik ini berisi berita- berita mengenai seputar dunia sepakbola dan mengupas beberapa tokoh olahraga, baik dari internasional, nasional hingga regional. 10. Rubrik Smart Women: Rubrik ini berisi tentang dunia karir atau kehidupan sosok wanita inspiratif yang bertujuan untuk menginspirasi dan menggerakkan wanita untuk maju dalam karir atau kesehariannya.

34 11. Rubrik Culinary Guide: Rubrik ini berisi menu makanan atau minuman andalan dari sebuah kafe, resto yang ditujukan kepada pembaca Tribun Jogja. 12. Rubrik Art and Culture: Rubrik ini berisi terkait berita - berita dalam dunia kesenian atau kebudayaan yang ada dengan ulasan yang ringan dan santai. 13. Rubrik Community Life: Rubrik ini berkaitan tentang komunitas - komunitas yang ada dan berkembang di jogja. 14. Rubrik Music Zone: Rubrik ini berisi mengenai berita - berita seputar perkembangan dunia musik lokal, nasional hingga internasional. 15. Rubrik Home: Rubrik Home ini menampilkan artikel - artikel yang menyangkut hunian atau hotel hingga design interior di dalamnya. 4.2. Pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku dari dua kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam Jateng.Tribunnews.com, periode 18 – 19 Juli 2016. Pada bagian ini, penulis ingin menguraikan data hasil dari penelitian pada kasus pertama yang diberitakan oleh Jateng.Tribunnes.com, periode 18–19 Juli 2016. Hal yang akan dibahas disini mengacu permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Data yang didapatkan selama periode periode 18–19 Juli 2016, dipaparkan langsung dalam bentuk perangkat Framing model Gerald Pan M.Kosicki. 4.2.1. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Pemilik Studio Dalam Pemberitaan Jateng.Tribunnews.Com Periode 18 Juli 2016 Dengan Judul “Salatiga geger, penyewa studio musik bunuh pemilik gara–gara hal sepele”

35 36 Gambar 2

Dokumentasi Berita 18 – 19 Juli 2016

Tabel 4.2 Pembingkaian Berita Periode 18 Juli 2016

37 Periode Unit / Elemen Yang Diamati Berita 18 Juli Sintaksis Skrip Tematik Retoris

2016 Headline : Who : Joko Detail : Grafis : Bass Salatiga geger, *kondisi korban Adanya penyewa studio What : tewas terkapar dan gambar musik bunuh dibunuh oleh bersimbah dengan pemilik gara – gara penyewa darah. keterangan hal sepele. studio. bahwa * Korban Kasat Lead : When : mengalami luka Reskrim Senin 18-7- tusukan pada Warga jalan Polres 2016 pukul bagian cungkup Rt 03 / Rw Salatiga 22.00. punggung. 06 Salatiga Sedang Kecamatan Where : * pelaku sudah memegang Sidurejdjo Kota Salatiga – tiga kali barang Salatiga di Cungkup melakukan bukti gegerkan oleh aksi penyewaan Why : berupa pembunuhan. studio. ditusuk oleh pisau belati.

Latar : pelaku * kejadian Leksikon : (penyewa berlangsung Emanuel Joko *Bersimbah studio). saat pelaku Suyanto alias Joko darah Korban menyewa studio Bass tewas ditusuk tergeletak untuk ketiga * Tewas oleh pelaku. dan kalinya. * bersimbah * pelaku sudah Tersungkur darah Kutipan: membawa belati * Geger “Dia sudah tiga How: pelaku saat dating

38 kali. Pertama meminta menyewa sebulan lalu, kedua tambahan studio. dua hari yang lalu waktu untuk *penusukan dan terakhir tadi menyewa dilakukan atas malam. Semalam studio, dasar mereka menyewa namun ketersinggunga sekitar pukul 19.00 ditolak oleh pelaku karena dan semestinya korban. permintaannya berakhir pukul Karena tidak dipenuhi 22.oo tapi mereka merasa oleh korban. meminta tambahan tersinggung waktu, kata kedua pelaku *Korban sempat bintang” menusuk dilarikan ke korban di rumah sakit, bagian namun punggung nyawanya tidak hingga tertolong dan korban akhirnya tersungkur. meninggal Korban tidak dunia. menyangka Kata Ganti : kalau saat itu *Kata Korban – pelaku Merujuk pada membawa pemilik studio ( belati. Joko Bass)

*Kata “Dia”, “Mereka”, “Keduanya” dan kata “pelaku” –

39 merujuk pada penyewa studio.

1. Analisis Elemen Sintaksis.

Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode 18/7/2016 ini mencoba untuk menarik perhatian pembaca sekaligus menonjolkan inti berita dengan judul yang menarik. “Salatiga Geger, Penyewa Studio Musik Bunuh Pemilik Gara - gara Hal Sepeleh” daya Tarik terhadap pembaca dari judul tersebut ditonjolkan melalui kata “geger”. Pemilihan kata ini menggiring opini pembaca bahwa kejadian yang diangkat dalam pemberitaan ini merupakan kejadian luar biasa yang memang membutuhkan perhatian khusus untuk disimak oleh pembaca. Kata “geger “dalam hal ini memberi pesan pada pembaca bahwa kejadian tersebut merupakan kejadian yang langkah atau jarang sekali terjadi atau bahkan juga merupakan suatu kejadian yang baru dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat Salatiga. Hal ini tentunya membuat pembaca menarik kesimpulan bahwa ruang lingkup kehidupan masyarakat Salatiga jauh dari hal-hal yang bersifat kriminalitas, sehingga kekejian ini membuat warga Salatiga geger.

Hal kedua yang menjadi daya tarik, ditampilkan melalui kalimat “hal- hal sepele” pada judul berita oleh pembuat teks. Diawali dengan “geger” dan di tutup dengan “Hal-hal sepele”. Penempatan judul seperti ini tentunya merangsang daya tarik pembaca untuk mengetahui hal sepele

40 seperti apa yang akhirnya berujung pada pembunuhan dan menggegerkan warga kota Salatiga?. Dengan demikian penulis menilai dan menyimpulkan bahwa kedua hal tersebut merupakan letak awal pembentukan kekuatan framing yang dibuat oleh pembuat teks agar mempengaruhi pembaca untuk memahami makna tertentu dari realita yang diangkat dalam pemberitaan ini.

Selanjutnya melalui elemen sintaksis pembuat teks dengan perlahan menggiring serta mengantar opini pembaca untuk melihat kejadian ini melalui sudut pandang tertentu, dalam hal ini pembuat teks memulainya dengan sebuah pengantar yang menjelaskan identitas serta keadaan yang dialami korban pembunuhan sebagai pembuka dari teks berita. Selain dengan menggambarkan hal tersebut, pada awal pemberitaan pembuat teks juga mencantumkan kutipan keterangan yang diberikan oleh narasumber atau saksi mata dalam kejadian yang diangkat sebagai berita. Cara ini dilakukan oleh pembuat teks menonjolkan bahwa teks berita yang ada bukan pendapat pribadi semata melainkan adanya opini dari pihak lain yang tentunya memiliki hak untuk memberikan opininya dalam kasus ini. Pengutipan ini juga bertujuan sebagai data penguat fakta yang ada dalam pemberitaan oleh pembuat teks berita.

2. Analisis Elemen Skript

Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa ini dikisahkan dengan menonjolkan secara detail tentang siapa yang menjadi korban, waktu dan tempat kejadian yang dapat dilihat pada paragraf pertama dari teks berita diatas. Akar masalah serta bagaimana kejadian itu terjadi dapat dilihat pada paragraf ketiga sampai paragraf keenam dari teks berita, sedangkan keadaan yang dialami oleh korban digambarkan pembuat teks pada awal paragraf kedua dan bagian akhir dari

41 paragraf keenam. Dari keseluruhan teks berita ini penulis melihat minimnya informasi mengenai pelaku dari peristiwa yang diberitakan.

Atas apa yang ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa penonjolan yang dilakukan lebih ditekankan pada pihak korban. Dengan melihat penekanan mendetail terhadap korban dalam pemberitaan ini, secara tidak langsung pemberitaan ini menggiring opini pembaca untuk cenderung menilai kejadian ini dari sisi korban, sehingga menutup ruang bagi pembaca berita untuk melihat kejadian ini dari sudut pandang pelaku, karena keberadan pelaku dari apa yang dikisahkan pembuat teks dalam berita ini sangat minim.

3. Analisis Elemen Tematik

Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Dengan demikian maka hal yang dimaksud dari elemen ini terlihat melalui kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk kalimat yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah peristiwa. Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan yang ditonjolkan, dilakukan pembuat teks dengan menggambarkan secara menyeluruh awal kejadian dan menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian sebelum terjadi pembunuhan terhadap pemilik studio, sebagaimana yang diberitakan oleh pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks menginformasikan tentang awal mula peristiwa terjadi. Informasi mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan pemicu terjadinya penusukan oleh pelaku.

Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat yang menunjukan bahwa pelaku telah membawa belatik saat menyewa studio. Atas penonjolan informasi pada pihak pelaku dalam pemberitaan ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut pada akhirnya

42 menggiring opini pembaca bahwa kejadian ini telah direncanakan sebelumnya oleh para pelaku. Penulis berkesimpulan demikian karena dari hasil pengamatan terhadap teks berita ini penulis menemukan adanya penggambaran secara jelas tentang hal-hal yang memicu terjadinya penikaman serta penggambaran yang sangat jelas mengenai kondisi korban. Hal tersebut secara tidak langsung menancapkan dalam benak pembaca bahwa pelaku melakukan aksinya dengan sadis, membabi buta dan kejam tanpa prikemanusiaan.

4. Analisis Elemen Retoris

Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak mimiliki jiwa kemanusiaan.

4.2.2. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Pemilik Studio Dalam Pemberitaan Jateng.TribunNews.Com Periode 19 Juli 2016 Dengan Judul “Dua orang mahasiswa aniaya pemilik studio hingga tewas di Salatiga”

43 44 Gambar 3. Dokumentasi Berita 19 Juli 2016

45 Tabel 4.3. Pembingkaian Berita Periode 19 Juli 2016

Periode Unit / Elemen Yang Diamati Berita

19 Juli Sintaksis Skrip Tematik Retoris

2016 Headline : Who : Joko Bass Detail : Grafis : ( Korban). Andi Dua orang *studio Adanya Achyar Abdullah mahasiswa didatangai gambar dan Radikal aniaya pemilik para pelaku, dengan Suneb ( Pelaku ). studio hingga dimananya keterangan tewas di What : keduanya terlihat foto Salatiga penganiayaan beretnis salah satu dan pembunuhan Ambon. pelaku yang Lead : terhadap pemilik tertangkap * para pelaku Dua orang studio serta gambar datang dengan mahasiswa , belati sebagai When : Senin membawa Andi Achyar ilustrasi 18-7-2016 pukul sangkur yang Abdullah Kuba barang bunkti 22.00. sebelumnya (24) Radikal telah Metafora : Suneb (25) Where : Salatiga dipersiapkan. melakukan – Cungkup *Mahasiswa penganiayaan * para pelaku Why : pelaku * Tewas dan menyewa sakit hati kepada pembunuhan studio hingga * Aniaya pada korban. terhdap pukul 22.00 * Bunuh pemilik studio How: pelaku * pelaku * Tusuk music JB gang sudah meminta cungkupa no 5 mempersiapkan korban untuk RT 03/06 dan membawa

46 kelurahan sangkur. Mereka menyalakan Sideredjo dating menyewa bass, namun Salatiga pada studio hingga ditolak senin 18/7 pukul 22.00. sehingga sekitar pukul setelah itu pelaku merasa 22.00 wib meminta korban sakit hati karena sakit menyalakan * kedua pelaku hati. Bass tapi korban mengambil menolak dengan Latar : peran masing- alasan sudah masing dan Emanuel Joko malam dan ingin pelaku R ( Suyanto alias menutup studio. Radilkal ) Joko Bass Karena sakit hati bertindak tewas ditusuk permintaan sebagai oleh pelaku. mereka ditolak, eksekutor. pelaku A (Andi ) menjaga pintu *Korban masuk untk mengalami menghalangi luka tusuk saksi sedangkan sedalam 16cm pelaku Radika ) pada bagian menganiaya punggung dan korban. Setelah 14cm pada menusuk korban bagian pelaku R pinggang. menyuruh *Korban pelaku A sempat menyampaikan dilarikan ke pada penjaga rumah sakit, studio lainnya namun bahwa ada yang

47 terseterum dalam nyawanya studio sehingga tidak tertolong meterean listrik dan akhirnya dimatikan, meninggal seteleh itu dunia. keduanya Kata Ganti : melarikan diri. *Kata Korban – Merujuk pada pemilik studio ( Joko Bass)

*Kata “Dia”, “Mereka”, “Keduanya” dan kata “pelaku” – merujuk pada Andi Achyar Abdullah dan Radikal

1. Analisis Elemen Sintaksis

Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode 19- 7/2016 ini merupakan berita lanjutan atas kasus yang sama, yakni tentang pembunuhan pemilik studio musik di Salatiga. Pemberitaan pertama dilakukan oleh Jateng.TribunNews.com pada 18-7/2016. Pada pemberitaan pertama keseluruhan elemen sintaksis berita belum menggambarkan secara luas atau secara detail tentang identitas pelaku, namun pada

48 pemberitaan yang kedua, informasi mengenai pelaku pembunuhan terhadap pemilik studio digambarkan dengan jelas, bahkan pada pemberitaan kedua ini informasi mengenai asal kedaerahan para pelakupun ditonjolkan dalam elemen sintaksis sehingga diketahui bahwa kedua pelaku berasal dari Ambonn - Maluku.

Selain kejelasan informasi mengenasi identitas pelaku, hal menarik lainnya yang penulis dapatkan dari elemen ini adalah status dari kedua pelaku. Kata “Mahasiswa“ pada judul berita, yang secara langsung mengantar pemahaman pembaca bahwa para pelaku berasal dari kalangan terpelajar. Dengan penanaman paham yang demikian tentunya menciptakan suatu pandangan bahwa peristiwa ini tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang berasal dari kalangan terpelajar. Atas dasar tersebut penulis menyimpulkan bahwa hal ini langsung membawa pandangan baru dalam benak masyarakat bahwa dengan status sebagai mahasiswa tidak menjamin baik buruknya tindakan yang dilakukan, dan secara khusus menciptakan pandangan negatif bagi masyarakat Salatiga terhadap warga Maluku, khususnya pada kalangan pelajar atau mahasiswa asal Ambon – Maluku yang menempuh pendidikan tinggi dan berdomisili di Salatiga.

2. Analisis Elemen Skript

Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa ini tidak saja menonjolkan secara detail tentang pihak korban (pada paragraf kedua), sebagaimana pada pemberitaan pertama (edisi 18-07- 2016). Pada pemberitaan kedua, pembuat teks mulai menonjolkan secara detail tentang siapa identias para pelaku waktu dan tempat kejadian, yang dapat dilihat pada paragraf pertama dari teks berita diatas. Atas apa yang ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa penonjolan yang dilakukan lebih secara eksplisit pada pihak pelaku. Dengan melihat

49 penekanan mendetail terhadap pihak pelaku dalam pemberitaan ini, secara tidak langsung pemberitaan ini menggiring opini pembaca untuk cenderung menilai kejadian ini dari sudut pandang pelaku serta tindakan yang dilakukan, sehingga menutup membuka ruang terciptanya penilaian buruk.

3. Analisis Elemen Tematik

Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Dengan demikian maka hal yang dimaksud dari elemen ini terlihat melalui kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk kalimat yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah peristiwa. Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan yang ditonjolkan, dilakukan pembuat teks dengan menggambarkan secara menyeluruh awal kejadian dan menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian sebelum terjadi pembunuhan terhadap pemilik studio, sebagaimana yang diberitakan oleh pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks menginformasikan tentangn awal mula peristiwa terjadi. Informasi mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan hal pemicu terjadinya penusukan oleh pelaku.

Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat yang menunjukan bahwa pelaku telah mempersiapkan membawa senjata tajam berupa sangkur saat akan pergi menyewa studio. Atas penonjolan informasi pada pihak pelaku dalam pemberitaan ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut pada akhirnya menggiring opini pembaca bahwa kejadian ini telah direncanakan sebelumnya oleh para pelaku. Penulis berkesimpulan demikian karena dari hasil pengamatan terhadap teks berita ini penulis menemukan adanya penggambaran secara jelas tentang hal-hal yang memicu terjadinya penganiayaan yang berlanjut dengan penikaman serta penggambaran yang sangat jelas mengenai

50 kondisi korban, dengan cara mencantumkan posisi serta ukuran dari luka tusukan pada tubuh korban oleh pembuat teks. Hal tersebut secara tidak langsung menancapkan dalam benak pembaca bahwa pelaku melakukan aksinya dengan sadis, dan kejam.

4. Analisis Elemen Retoris

Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak mimiliki jiwa kemanusiaan.

51 4.3. Pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku dari dua kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam Jateng.Tribunnews.com, periode 28–29 Juli 2016. Pada bagian ini, penulis ingin menguraikan data hasil dari penelitian pada kasus kedua yang diberitakan oleh Jateng.Tribunnes.com, periode 28–29 Juli 2016. Hal yang akan dibahas disini mengacu pada menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Data yang didapatkan selama periode periode 28– 29 Juli 2016, dipaparkan langsung dalam bentuk perangkat Framing model Gerald Pan M. Kosicki. 4.3.1. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Di Happy Puppy Salatiga Dalam Pemberitaan Jateng.TribunNews.Com Periode 28 Juli 2016 Dengan Judul “Gara-Gara Wanita, Mahasiswa Tewas Dianiaya Di Tempat Karoke Di Salatiga”

52 Gambar 4. Dokumentasi Berita Periode 28 Juli 2016

Tabel 4.4. Pembingkaian Berita Periode 28 Juli 2016

53 Periode Unit / Elemen Yang Diamati Berita

28 Juli Sintaksis Skrip Tematik Retoris

2016 Headline : Who Deo Detail : Grafis : Gara-Gara Hany ( * Korban dan Adanya gambar Wanita, Korban). Frli beberapa ilustrasi yang Mahasiswa Rivaldi Rizki ( temannya (3 menampilkan Tewas Pelaku ). diantaranya sosok wanita Dianiaya Di What : wanita ) sedang bersama Tempat penganiayaan sedang beberapa pria di Karoke Di yang mencari sebuah ruangan. Salatiga menyebabkan hiburan di Komposisi warna Lead : Daltas meninggalnya tempat karoke gambar tidak Deo Hany (26) Deo Hany tersebut. begitu terang, Warga Desa When : Kamis, * tiba- tiba dimana Pabelan 28-7-2016 kedua pelaku merepresentasikan RT06/RW01, pukul 22.00. masuk dan tempat kejadian. kecamatan Where : meminta Metafora : Pabelan, Salatiga – nomor telepon *Mahasiswa Kabupaten Happy Puppy dari teman * Diseret Semarang, Karoke wanita yang * Dianianya meninggal Why : pelaku datang * Dikeroyok dunia, kamis tidak terima bersama * Berdendang 28/7 pukul karena diusir korban * Pemuda 06.00. oleh korban. * Karena * Luka Serius sebelumnya ia How: Saat merasa * Bulan-bulanan mengalami sedang terganggu, * Tangan Kosong perawatan berkaroke korban intensif di dengan ngan megusir para RSUD beberapa pelaku, namun

54 Salatiga. temannya ( 3 karena tidak Latar : diantaranya terima para Deo menjadi wanita ), tiba- pelaku korban tiba kedua menganiaya pengeroyokan pelaku masuk korban. saat asik dan meminta * Korban mencari nomor telepon dianianya hibutan dari teman tanpa bersama wanita yang menggunakan beberapa datang alat ( tangan temannya di bersama kosong ) tempat karoke korban. hingga Heppy Puppy Karena merasa mengalami Salatiga. terganggu, lebam pada Kutipan : korban bagian wajah. “Karena megusir para Kata Ganti : merasa pelaku, namun *Kata Korban terganggu, karena tidak – Merujuk korban terima para pada ( Deo mengusir pelaku Hany) kedua pemuda menganiaya *Kata “Dia”, itu (pelaku). korban. “Mereka”, Merasa tak “Keduanya” terima, dan kata keduanya lalu “pelaku” – menyeret merujuk pada korban ke Frli Rivaldi lorong Happy Rizki Puppy. Disitulah korban di

55 keroyok sampai wajah dan kepalanya mengalami luka serius, terang Zasid”

1. Analisis Elemen Sintaksis

Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode 28/7/2016 ini mencoba untuk menarik perhatian pembaca sekaligus menonjolkan inti berita dengan judul yang menarik. “Gara-Gara Wanita, Mahasiswa Tewas Dianiaya Di Tempat Karoke Di Salatiga” penulis katakan menarik karena dengan judul ini pembuat teks kembali menggiring opini pembaca bahwa tempat hiburan malas seperti karoke dan lainnya memang identik dengan hal-hal yang bersifat kriminal, terutama dengan perkelahian yang tak jarang berakhir dengan meninggalnya pengunjung hiburan malam yang saling bertikai. Hal kedua yang di tanamkan dalam benak pembaca bahwa sebagian besar pertikaian yang terjadi pada tempat hiburan malam seperti karoke dipicu oleh sosok wanita.

“Gara – Gara wanita” merupakan pemilihan kata yang unik oleh pembuat teks untuk mengatarkan pembaca memandang kejadian ini pada makna yang ini di tekankan. Melalui elemen ini penulis melihat bahwa pembuat teks menggiring pembaca untuk memahami bawa yang terjadi bukanlah perebutan terhadap wanita – wanita pemandu karoke atau pekerja pada sebuah tempat hiburan, melainkan adanya upaya untuk mengganggu kesenangan pengunjung lain yang membawa teman wanita untuk bersenang-senang. melalui hal tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pada bagian tersebutlah pembuat teks membawa opini publik untuk melihat kejadian ini dari posisi serta tindakan-tindakan yang dilakukan

56 oleh pelaku. Hal ini dapat penulis amati melalui latar dari teks berita yang secara eksplisit menonjolkan sisi para pelaku, sedangkan penonjolan terhadap korban hanya berupa sepenggal tindakan korban atas perbuatan awal pelaku. Selebihnya penonjolan informasi tentang korban berupa keadaan setelah korban dianiaya oleh para pelaku.

Pembuat teks juga mencantumkan kutipan keterangan yang diberikan oleh narasumber atau saksi mata dalam kejadian yang diangkat sebagai berita. Cara ini dilakukan oleh pembuat teks menonjolkan bahwa teks berita yang ada bukan pendapat pribadi semata melainkan adanya opini dari pihak lain yang tentunya memiliki hak untuk memberikan opininya dalam kasus ini. Pengutipan ini juga bertujuan sebagai data penguat fakta yang ada dalam pemberitaan oleh pembuat teks berita. Dengan adanya dukungan fakta ini maka opini pembaca akan digiring untuk memberi penilaian yang negatif terhadap pelaku.

2. Analisis Elemen Skript

Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa ini dikisahkan dengan menonjolkan secara detail tentang siapa yang menjadi korban, waktu dan tempat kejadian, yang digambarkan pembuat teks pada paragraf awal dari teks berita diatas. Pembuat teks juga menggambarkan akar masalah serta bagaimana kejadian itu terjadi, yang dapat dilihat pada paragraf keempat sampai dengan paragraf keenam dari teks berita ini, sedangkan keadaan yang dialami oleh korban secara jelas digambarkan oleh pembuat teks pada awal paragraf kedua dan selanjutnya dijelaskan pada paragraf keenam.

Atas apa yang ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa penonjolan yang dilakukan lebih ditekankan pada pihak pelaku. Hal ini dibuat pembuat teks agar pembaca menikmati segala tindakan pelaku

57 dalam peristiwa yang diangkat menjadi berita. Semakin pembaca menikmati penonjolan yang dibuat pembuat teks, maka semakin kuat pula respon serta dukungan opini yang seragam antara pembaca dengan maksud yang dikehendaki oleh pembuat teks dalam peristiwa ini.

3. Analisis Elemen Tematik

Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Dengan demikian maka hal yang di maksud dari elemen ini terlihat melalui kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk kalimat yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah peristiwa. Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan pembuat teks dengan menggambarkan secara menyeluruh awal kejadian dan menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian sebelum terjadi pembunuhan terhadap Deo, sebagaimana yang diberitakan oleh pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks menginformasikan tentang awal mula peristiwa terjadi. Informasi mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan pemicu terjadinya penusukan oleh pelaku.

Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat yang menunjukan bahwa pelaku menjadi pengganggu dalam aktifitas yang dilakukan korban dan teman-temannya. Atas penonjolan informasi pada pihak pelaku dalam pemberitaan ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut pada akhirnya menggiring opini pembaca bahwa kejadian ini adalah tindakan yang murni dipicu oleh kelakuan para pelaku dan lewat hal tersebut secara tidak langsung menonjolkan bahwa apa yang dilakukan korban merupakan tindakan pembelaan diri dan perlawanan terhadap tindakan tidak menyenangkan para pelaku. Penulis berkesimpulan demikian karena dari hasil pengamatan terhadap teks berita ini penulis menemukan adanya penggambaran secara jelas tentang hal-hal

58 yang memicu terjadinya penganianyaan, serta penggambaran yang sangat jelas mengenai kondisi korban. Hal tersebut secara tidak langsung menancapkan dalam benak pembaca bahwa para pelaku merupakan sosok pengganggu kesenangan orang lain dan sadis dalam melakukan aksi kekerasan.

4. Analisis Elemen Retoris

Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak mimiliki jiwa kemanusiaan.

4.3.2. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Di Happy Puppy Salatiga Dalam Pemberitaan Jateng.Tribunnews.Com Periode 29 Juli 2016 Dengan Judul “Tiba-Tiba Dua Pemuda Masuk Ke Ruang Karoke, Deo Pun Tewas karena Persoalan Ini”.

59 60 Gambar 5. Dokumentasi Berita Periode 29 Juli 2016

Tabel 4. 5 Pembingkaian Berita Periode 29 Juli 2016

61 Periode Unit / Elemen Yang Diamati Berita

29 Juli Sintaksis Skrip Tematik Retoris

2016 Headline: Who Deo Detail: Grafis: Hany Tiba-Tiba * Korban dan Adanya gambar (Korban). Frli Dua Pemuda beberapa ilustrasi yang Rivaldi Rizki Masuk Ke temannya (3 menampilkan (Pelaku). Ruang diantaranya sosok wanita Karoke, Deo What: wanita) sedang bersama Pun Tewas penganiayaan sedang beberapa pria di karena yang mencari sebuah ruangan. Persoalan Ini menyebabkan hiburan di Komposisi warna Lead: Daltas meninggalnya tempat karoke gambar tidak Deo Hany Deo Hany tersebut. begitu terang, (26) Warga dimana When: Kamis, * tiba- tiba Desa Pabelan merepresentasikan 28-7-2016 kedua pelaku RT06/RW01, tempat kejadian. pukul 22.00. masuk dan kecamatan meminta Metafora: Pabelan, Where: nomor telepon Kabupaten Salatiga – *Tewas dari teman Semarang, Happy Puppy wanita yang * Dikeroyok meninggal Karoke datang * Refreshing dunia, kamis Why: pelaku bersama 28/7 pukul * Diusir tidak terima korban 06.00. karena diusir * Luka Serius * Karena sebelumnya ia oleh korban. mengalami merasa How: Saat perawatan terganggu, sedang intensif oleh korban berkaroke tim dokter megusir para

62 RSUD dengan ngan pelaku, namun Salatiga. beberapa karena tidak temannya (3 terima para Latar: diantaranya pelaku Deo dilarikan wanita), tiba- menganiaya ke rumah tiba kedua korban. sakit dan pelaku masuk * Korban harus dan meminta dianianya menjalani nomor telepon tanpa perawatan dari teman menggunakan intensif wanita yang alat (tangan karena datang kosomng) mengalami bersama hingga luka parah korban. mengalami dibagian Karena merasa lebam pada wajah dan terganggu, bagian wajah. kepala karena korban dikeroyok di Kata Ganti: megusir para tempat pelaku, namun *Kata Korban hiburan karena tidak – Merujuk malam Happy terima para pada (Deo Puppy pelaku Hany) Salatiga. menganiaya *Kata “Dia”, Kutipan: korban. “Mereka”, “disana dia “Keduanya” ditemani tiga dan kata wanita yang “pelaku” – merupakan merujuk pada karyawan Frli Rivaldi swasta. Saat Rizki

63 sedang karoke tiba-tiba didatangi dua pemuda. Keduanya meminta nomor ponsel dari salah satu wanita. Setelah mendapatkan nomor dan pergi, selang beberapa lama kemudian keduanya datang ke room itu, terang Zasid”

1. Analisis Elemen Sintaksis

Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode 29/7/2016 ini merupakan berita lanjutan atas kasus yang sama, yakni tentang kasus di Happy Puppy di Salatiga. Pemberitaan pertama dilakukan oleh Jateng.TribunNews.Com pada 28-7/2016. Secara umum isi dan pemberitaan pertama dan kedua memiliki kesamaan. Namun setelah dilakukan pengamatan elemen ini, penulis melihat bahwa judul berita pada pemberitaan kedua kembali dibuat sekreatif mungkin oleh pembuat teks untuk tetap menarik perhatian pembaca. “Tiba-Tiba Dua Pemuda Masuk Ke Ruang Karoke, Deo Pun Tewas karena Persoalan Ini”. Melalui judul

64 ini, pembuat teks menggugah rasa penasaran dalam diri pembaca untuk menaruh perhatian pada pembertaan ini.

Sekalipun isi berita pada periode sebelumnya dengan periode ini secara garis besar sama, namun judul ini pembuat teks seolah-olah ingin memberi informasi berupa fakta baru yang menjadi akar masalah dari kasus yang diberitakan, atau dengan kata lain adanya hal baru yang tidak terungkap pada pemberitaan sebelumnya. Melalui hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa hal ini merupakan strategi pembuat teks untuk menyampaikan pada pembaca bahwa peristiwa ini merupakan peristiwa yang membutuhkan perhatian khusus dari pembaca, terutama warga Kota Salatiga. dengan demikian secara tidak langsung pembuat teks mendorong pembaca untuk memaknai peristiwa ini sebagaimana yang ia harapkan.

Pembuat teks juga mencantumkan kutipan keterangan yang diberikan oleh narasumber atau saksi mata dalam kejadian yang diangkat sebagai berita. Cara ini dilakukan oleh pembuat teks menonjolkan bahwa teks berita yang ada bukan pendapat pribadi semata melainkan adanya opini dari pihak lain yang tentunya memiliki hak untuk memberikan opininya dalam kasus ini. Pengutipan ini juga bertujuan sebagai data penguat fakta yang ada dalam pemberitaan oleh pembuat teks berita. Dengan adanya dukungan fakta ini maka opini pembaca akan digiring untuk memberi penilaian yang negatif terpa pelaku.

2. Analisis Elemen Skript

Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa ini dikisahkan dengan menonjolkan secara detail tentang siapa yang menjadi korban, waktu dan tempat kejadian yang ditunjukan pembuat teks dalam paragraf pertama dan kedua. Faktor utama penyebab kejadian serta bagaimana kejadian itu terjadi sampai dengan keadaan yang dialami oleh

65 korban di gambarkan pada paragraf ketiga sampai paragraf ketujuh dari teks berita diatas. Dari teks berita ini penulis melihat minimnya informasi mengenai pelaku dari peristiwa yang diberitakan.

Atas apa yang ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa penonjolan yang dilakukan lebih ditekankan pada pihak pelaku. Hal ini dibuat pembuat teks agar pembaca menikmati segala tindakan pelaku dalam peristiwa yang diangkat menjadi berita. Semakin pembaca menikmati penonjolan yang dibuat pembuat teks, maka semakin kuat pula respon serta dukungan opini yang seragam antara pembaca dengan maksud yang dikehendaki oleh pembuat teks dalam peristiwa ini.

3. Analisis Elemen Tematik

Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Dengan demikian maka hal yang dimaksud dari elemen ini terlihat melalui kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk kalimat yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah peristiwa. Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan pembuat teks dengan menggambarkan secara menyeluruh awal kejadian dan menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian sebelum terjadi pembunuhan terhadap Deo, sebagaimana yang diberitakan oleh pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks menginformasikan tentangn awal mula peristiwa terjadi. Informasi mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan pemicu terjadinya peristiwa ini.

Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat yang menunjukan bahwa pelaku menjadi pengganggu dalam aktifitas yang dilakukan korban dan teman-temannya. Atas penonjolan informasi pada pihak pelaku dalam pemberitaan ini, penulis mengambil kesimpulan

66 bahwa hal tersebut pada akhirnya menggiring opini pembaca bahwa kejadian ini adalah tindakan yang murni dipicu oleh kelakuan para pelaku dan lewat hal tersebut secara tidak langsung menonjolkan bahwa apa yang dilakukan korban merupakan tindakan pembelaan diri dan perlawanan terhadap tindakan tidak menyenangkan para pelaku. Pada pemberitaan kedua ini, pembuat teks juga menambahkan beberapa hal yang dialami sebagai control informasi terhadap korban. Jika pada pemberitaan pertama diberitakan bahwa korban hanya mengalami luka lebam pada wajah, maka pada pemberitaan kedua disampaikan bahwa korban juga mengalami luka yang serius pada bagian kepala sehingga mendapatkan intensif. Hal tersebut secara tidak langsung menancapkan dalam benak pembaca bahwa para pelaku merupakan sosok pengganggu kesenangan orang lain dan sadis dalam melakukan aksi kekerasan.

4. Analisis Elemen Retoris

Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan.

67 4.4. Pembingkaian Berita Terhadap Warga Asal Maluku Sebagai Pelaku Dari Dua Kasus Pembunuhan Berbeda Di Salatiga Dalam Jateng.Tribunnews.com Periode 18-19 Juli 2016 Dan 28-29 Juli2016. Dari beberapa pemberitaan yang penulis amati pada periode 18-19 Juli 2016 dan periode 28-29 Juli 2016 pada Jateng.Tribunnews.com, maka yang penulis dapatkan adalah; arah pemberitaan yang ditunjukkan cenderung mengarahkan pandangan pembaca berita pada hal-hal negatif terhadap orang Maluku, khususnya yang berdomisli di Kota Salatiga. Hal ini dapat dilihat melalui komentar yang di berikan oleh warga Salatiga pada halaman facebook Polres Salatiga ketika kedua berita ini diposting pada halaman facebook tersebut;

“Wong luar Jawa seng kuliah neng Salatiga njaluk diusir iki, adoh-adoh seko daerah golek masalah wae” Tanggapan lainnya menyebutkan bahwa pendatang harus diberi pelajaran karena dirasa merusak ketenangan di Salatiga, sebagaimana yang diungkapkan oleh Heru Purwanto;

“Rasa toleransi yang tinggi dari warga Salatiga sudah disalahartikan kalau kita takut sama mereka. Sudah saatnya kita tunjukkan ke mereka siapa tuan rumah sesungguhnya” Ada yang menyatakan secara langsung bahwa orang Ambon yang ada di Jawa sangat mengerikan sebagaimana yang diungkapkan oleh pemilik akun facebook Aditya Permana;

“Begitu Angkernya Orang Ambon di Jawa. Dari cenglu ga pakai helem sampai pembunuhan”

Selain beberapa komentar di atas, komentar yang menyebutkan suku secara langsung juga diungkapkan oleh Sigit Aditya;

“Wong Ambon meneh biang resek” Ada pula komentar yang menghubungkan antara kasus penusukan pemilik studio dengan kasus kedua ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Gunawan Bahana;

“Salatiga semakin menyeramkan, yang lalu penusukan hingga korban meninggal, sekarang penganiayaan hingga korban meninggal, yang pelakunya semua itu dari luar Salatiga, yang sudah mengotori Salatiga.”

68 Komentar-komentar di atas merupakan contoh bahwa adanya respon dari khalayak ketika mengkonsumsi pemberitaan terhadap sebuah peristiwa yang disajikan oleh media. Pembingkaian yang berbeda-beda oleh media-media di atas terhadap dua kasus ini pada akhirnya memberikan asumsi khususnya masyarakat Salatiga bahwa orang luar Jawa terutama Ambon-Maluku merupakan perusak kerukunan di Salatiga. Komentar demikian dan pandangan negatif warga terhadap orang luar, khususnya Maluku. Pandangan seperti ini memberikan dampak tersendiri bagi warga asal Maluku yang ada di Salatiga, khususnya para mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal.

Peristiwa yang diangkat dalam dua periode pemberitaan ini dikemas sebagai peristiwa yang penting dan membutuhkan perhatian khusus dari pembaca, terutama warga Kota Salatiga. Dengan demikian maka secara tidak langsung Framing dari kedua pemberitaan ini menggirig opini negatif masyarakat untuk menjadikan orang Maluku, terutama yang berdomisili di kota Salatiga sebagai perhatian khusus setiap lapisan masyarakat yang ada di Salatiga.

Arah dari pemberitaan menyoroti posisi korban dari kedua peristiwa tersebut secara implisit, mulai dari identitas, perlakuan yang diterima, sampai dengan kodisi yang dialami oleh para korban, sedangkan kontrol informasi dalam pemberitaan menyeroti sisi pelaku dari kedua pemberitaan ini secara eksplisit, dimana pemberitaan hanya menggambarkan identias para pelaku dan perlakuan pelaku terhadap korban sehingga Framing yang dihasilkan adalah penyudutan terhadap posisi pelaku. Pada akhirnya, melalui framing seperti ini menanamkan kesan pada masyarakat, khususnya di Kota Salatiga bahwa ruang lingkup orang Maluku selalu bersentuhan dengan kekerasan, kriminalitas, serta berbagi tindak kejahatan tanpa adanya rasa kemanusian.

Melihat rentang waktu antar kedua peristiwa ini sangatlah dekat (10 hari), maka posisi orang Maluku pada kasus pertama semakin diperkuat dengan munculnya pemberitaan pada kasus kedua. Framing negatif secara beruntun dalam rentang waktu yang dekat memberikan keyakinan bagi masyarakat bahwa orang Maluku memang benar adanya sebagaimana yang mereka ketahui melalui

69 pemberitaan yang dilakukan oleh Jateng.Tribunnews.com. Keyakinan seperti ini akan semakin kokoh dalam benak masyarakat, khususnya masyarakat Kota Salatiga jika mereka membandingkan kedua peristiwa ini dengan beberapa peristiwa kriminal maupun kekerasan lainnya yang pernah terjadi sebelumnya di Salatiga, yang melibatkan warga asal Maluku di Salatiga.

70