MUHAMMADIYAH DALAM BINGKAI PENDIDIKAN HUMANIS ( Tinjauan Psikologi Humanistik)

Nadlifah

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Email: [email protected]

ABSTRACT

Muhammadiyahwas religious and social organization founded in 1912 and pioneered by KH. Dahlan in Yogyakarta. It was one of alternatives to answer multidimensional problems of Islam believers and Indonesian citizens at that time. The founding of was a part of Indonesian Islam believers’ creative power, therefore, the history of Muhammadyah development was the dynamic and mechanism of intelectual creative power relationship between moslems and various problems they face using Islam teaching norms. Muhamadyah renewal movement in education field was by using national education pattern which gave portrait as inclusive and progressive organization by not forgetting the intention, objective and principle identity in implementing Muhammadyah education. The core of Humanistic Psychology was acknowledgement and appreciation towards value and dignity of individuals as a whole. This belief recognized individuals’ existence that had potential, talent, creativity, independence and became the defender of other individuals. Individuals’ basic values would imply education. The implementation of education should be able to accomodate all the humanism values.

Keywords: Muhammadyah, Humanistic Education

ABSTRAK

Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagamaan yang lahir pada tahun 1912 dan dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan di Kauman Yogyakarta yang merupakan salah satu alternatif dalam menjawab persoalan multidimensi umat Islam dan bangsa pada waktu itu. Kelahiran Muhammadiyah merupakan bagian dari daya kreatif umat Islam Indonesia. Oleh karena itu, sejarah perkembangan Muhammadiyah adalah dinamika dan mekanisme hubungan daya kreatif intelek manusia muslim dan berbagai persoalan hidupnya dengan norma ajaran Islam.

AL-BIDAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2016; ISSN : 2085-0034 Nadlifah

Gerakan pembaruan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan adalah dengan menggunakan pola pendidikan nasional yang memberikan potret sebagai organisasi yang inklusif dan progresif dengan tidak melupakan maksud dan tujuan serta identitas yang prinsipil dalam pelaksanaan pendidikan Muhammadiyah. Inti dari Psikologi Humanistik adalah pengakuan dan penghargaan kepada harkat dan martabat manusia secara menyeluruh. Aliran ini mengakui eksistensi manusia yang memiliki potensi, bakat, kreativitas, kemerdekaan yang semuanya ini menjadi pembeda dengan makhluk lain. Nilai-nilai dasariyah manusia ini akan berimplikasi pada pendidikan. Pelaksanaan pendidikan setidaknya harus mampu mengakomodir segala nilai-nilai kemanusiaan tersebut.

Kata Kunci: Muhammadiyah, Pendidikan humanistik.

A. PENDAHULUAN ajaran Islam. Dan dapat pula dipastikan Muhammadiyah adalah organisasi yang bahwa, dibalik kelahiran dan perkembangan lahir sebagai alternatif berbagai persoalan yang Muhammadiyah terdapat suatu kerangka dihadapi umat Islam Indonesia sekitar abad 19 berfikir yang rasional dan metodologis. Suatu dan awal abad 20, Seperti persoalan-persoalan kerangka berfikir yang merupakan pola sikap dibidang pendidikan sosial keagamaan, dan tindakan para pendukung organisasi perilaku bid’ah, khuraat dan tahayul serta tersebut.1 adanya belenggu penjajahan kolonial Di Indonesia, hingga akhir abad ke-19 M, Belanda. Persoalan-persoalan tersebut telah pola pendidikan dualistik masih berkembang, membuat kondisi masyarakat pada waktu itu yaitu sistem pendidikan kolonial dan sistem kehilangan tongkat kehidupan yang membuat pendidikan Islam tradisional.2 Kedua sistem merosotnya peradaban umat Islam Indonesia. pendidikan tersebut memiliki banyak per- Muhammadiyah merupakan konsekuensi bedaan yang mendasar, bukan hanya metode, logis munculnya pertanyaan sederhana tetapi juga dari segi kurikulum dan tujuannya. seorang muslim kepada diri mereka dan Dengan bergulirnya kebijakan politik etis, masyarakatnya tentang bagaimana memahami lembaga pendidikan sekolah yang didirikan dan mengamalkan kebenaran Islam yang telah pemerintah kolonial Belanda tidak hanya diimani sehingga pesan global Islam yaitu yaitu dikhususkan untuk orang Belanda atau orang rahmatan lil ‘alamien atau kesejahtraan bagi Indonesia yang berasal dari kalangan seluruh kehidupan dapat diwujudkan dalam saja, tetapi juga diperuntukkan bagi seluruh kehidupan objektif umat manusia. masyarakat Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka, kelahiran Muhammadiyah merupakan bagian dari daya 1 Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran Haji kreatif umat Islam Indonesia. Oleh karena itu Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam maka, sejarah perkembangan Muhammadiyah Perspektif Perubahan social, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hal. 1. adalah dinamika dan mekanisme hubungan 2 Karel A. Steenbrink, Kawan dalam Pertikaian: daya kreatif intelek manusia muslim dan Kaum Kolonial Belanda dan Islam di Indonesia berbagai persoalan hidupnya dengan norma (1596-1942), (Terj), (Bandung: Mizan,1995), hal. 6-7.

140 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 Muhammadiyah dalam Bingkai Pendidikan Humanis

Kebijakan politik etis mengakibatkan Maraknya lembaga pendidikan yang bermunculan lembaga pendidikan sekolah, dikelola pemerintah kolonial Belanda dengan mulai dari sekolah rendah hingga menengah.3 sendirinya melemahkan eksistensi lembaga Pada tahun 1903, Pemerintah kolonial pendidikan tradisional, seperti . Belanda mulai mendirikan sekolah rendah Lembaga pendidikan Islam tradisional ini yang yang dinamakan Volkschool (Sekolah diharapan mampu mengimbangi pendidikan Rakyat) dengan masa belajar selama 3 tahun pemerintah yang sekuler justru tidak berdaya. yang kemudian dilanjutkan dengan program Kelemahan yang paling menonjol dalam Verlvolgshool (Sekolah Lanjutan) dengan masa pendidikan ini adalah sistem pendidikannya belajar selama 2 tahun.4 masih bersifat tradisional dan tidak teratur.8 Hal Permulaan sekolah semacam ini lalu ini masih dibarengi dengan sikap konfrontasi dilanjutan untuk tahun-tahun berikutnya, kaum pesantren terhadap pemerintah kolonial misalnya, yang dinamakan Meer Uitgebreid Belanda yang berakibat munculnya perilaku Leger Onderwijs (MULO), yakni sekolah eksklusif atau menutup diri dari pengaruh luar. yang jenjangnya setingkat dengan Sekolah Pada permulaan abad ke-20 M, dikalangan Menengah Pertama (SMP) pada zaman Muslim Indonesia terpelajar mulai muncul Belanda dan program Algemeene Middelbare kesadaran baru untuk mengatasi kondisi School (AMS) yang jenjangnya setingkat pendidikan Islam di Indonesia yang mengalami Sekolah Menengah Atas (SMA).5 keterbelakangan. Mereka sangat terbuka Sesuai dengan landasan politik yang terhadap ide-ide atau pemikiran yang membawa dijalankan, maka sekolah-sekolah tersebut juga perubahan dan kemajuan yang berupaya untuk mencerminkan arah politik pemerintah kolonial memberikan solusi terbaik.9 Di antara upaya Belanda, yaitu hanya sekedar memenuhi tersebut adalah dengan mendirikan lembaga kebutuhan tenaga atau pegawai terdidik6. pendidikan Islam yang bercorak modern. Karena itu, tidak aneh jika pendidikan yang Salah satu lembaga pendidikan Islam yang dikelola pemerintah hanya memfokuskan pada bercorak modern itu adalah lembaga pendidikan pengetahuan (knowledge). Bahkan Islam Muhammadiyah, Cikal bakal lembaga mengatakan bahwa sistem pendidikan kolonial pendidikan Islam Muhammadiyah dimulai sangat bersifat individualistik dan kurang pada 1 Desember 1911, ketika Ahmad Dahlan sekali memperhatikan asa-asas moral.7 mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah

3 S.Nasution, sejarah Pendidikan Indonesia, (Bandung: Jemmar,1983), hal. 50. 4 Karel A. Steenbrink,Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam kurun Modern, (Jakarta: 8 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia LP3ES,1986), hal.40. 1900-1942, (Jakarta: LP3ES,1996), hal.17. K.H.Ahmad Dahlan : Pemikiran 5 M.Yusron asrofi, 9 Yunan Yusuf, “Tauhid Ilmu: Solusi Untuk dan Kepemimpinannya, (Yogykarta: Yogyakarta Dikhotomi”. dalam Haedar Riyadi, (ed). Tauhid Offset,1983), hal.14. Ilmu dan Implementasinya dalam Pendidikan, 6 Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, (Jawa barat: Diterbitkan atas kerjasama Penerbit (Jakarta:LP3ES, tt), hal.19. Nuansa dengan Majlis Tarjih dan Pengembangan 7 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di pemikiran Islam PW Muhammadiyah Jawa Barat, Indonesia, (Jakarta: Nida, 1990), hal. 27. 2000), hal. 34.

AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 141 Nadlifah

Islamiyah.10 Untuk mengukuhkan gerakan adalah putri dari KH.Ibrahim seorang penghulu Ahmad Dahlan di bidang pendidikan Islam dari Kesultanan Yogyakarta. Dengan demikian, ini, kemudian mendirikan sebuah organisasi maka dalam diri Darwis mengalir gerakan sosial keagamaan di Yogyakarta pada darah ulama’ yang sangat kental karena bapak 1912 yang kemudian dikenal dengan nama ibunya keturunan ulama’.11 Muhammadiyah. Ketika menginjak usia sekolah, Bila kita menengok pada dunia psikologi, Muhammad Darwis tidak disekolahkan di setidaknya kita mengenal beberapa aliran, Sekolah Gubermen, karena ada anggapan di antaranya psikologi kognitif, psikologi di Masyarakat bahwa barang siapa yang behavioritik, psikologi humanistik, psikologi memasuki sekolah tersebut dianggap kafir atau transpersonal dan psikologi Islam. Namun Kristen. Oleh karenanya, ia diajari ilmu agama dalam pembahasan ini, hanya psikologi oleh bapaknya sendiri di rumah dengan dasar- humnanistiklah yang akan dipergunakan untuk dasar ilmu agama dan mengaji al-Qur’an. membaca dan memetakan penyelenggaraan Muhammad Darwis kecil termasuk anak yang pendidikan dalam Muhammadiyah. sangat cerdas, karena pada umur delapan tahun, ia sudah lancar membaca al-Qur’an bahkan B. PEMBAHASAN telah menghatamkannya dengan fasih. Setelah 1. Biografi Ahmad Dahlan fasih membaca al-Qur’an, maka ia kemudian Berdirinya Muhammadiyah tidak terlepas belajar ilmu fikih kepada KH.Muhammad dari jasa besar Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai Shaleh dan belajar nahwu kepada KH.Muhsin. tokoh sentral. Berkat pemikiran, ijtihad serta Keduanya adalah kakak ipar dari Muhammad kemauan kerasnya, maka Muhammadiyah Darwis sendiri. Setelah ia menguasai ilmu dapat berdiri tegak serta mampu mengabdikan pokok ajaran Islam, kemudian ia belajar dirinya pada umat Islam Indonesia pada dengan KH.Muhammad Nur dan KH.Abdul khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada Hamid dalam berbagai ilmu agama. Jadi, umumnya. Atas jasa besarnya tersebut, maka Muhammad Darwis kecil adalah orang yang setiap kajian tentang Muhammadiyah tidak tidak mengenyam pendidikan formal, karena pendidikan pada waktu itu adalah barang afdhal jika tidak mengungkap biografi Kyai Ahmad Dahlan tersebut. mahal yang tidak bisa dijangkau oleh semua orang.12 Kenyataan ketidakbisaan sekolah Ahmad Dahlan dilahirkan di Kampung formal ini membakar semangat KH.Ahmad Kauman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Dahlan untuk mendirikan sekolahan sendiri tahun 1868 M dengan nama kecil Muhammad agar semua orang tidak melihat status sosial, Darwis. Ia terlahir dari pasangan suami istri ekonomi maupun agama dapat sekolah karena Siti Aminah dan KH. Abu Bakar. Ayahnya pendidikan adalah hak semua orang. Lembaga adalah seorang khatib Masjid besar Kesultanan pendidikan yang didirikan ini juga menjadi Yogyakarta, yang jika dilacak silsilahnya embrio berdirinya organisasi Muhammadiyah. sampai kepada Maulana . Ibunya

10 Musthafa kemal Pasha dan Ahmad Adabi Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam: Dalam 11 Sujak, Muhammadiyah dan Pendirinya, (ttp, tp, Perspektif Historis dan Idiologi, (Yogyakarta: 1989), hal. 2. LPPI, 2003), hal. 23. 12 Ibid.

142 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 Muhammadiyah dalam Bingkai Pendidikan Humanis

Setelah menginjak dewasa, Muhammad KH. Ahmad Dahlan kemudian menggantikan Darwis dinikahkan dengan Siti Walidah putri jabatan ayahnya sebagai khatib Masjid Kauman dari Muhammad Fadlil, kepala penghulu dengan nama khatib amin. KH. Ahmad Dahlan Kasultanan Yogyakarta pada tahun 1889. diberi tugas: Jadi, Siti Walidah tersebut masih saudara • Khutbah jum’at saling berganti dengan sepupu dengan Muhammad Darwis. Setelah delapan khatib lainnya. menikah Muhammad Darwis, atas saran dari • Piket serambi masjid dengan enam orang ibundanya kemudian menunaikan ibadah kawannya sekali seminggu. haji. Ia sampai di Makkah pada bulan rajab • Menjadi anggota raad agama Islam Hukum tahun 1308 H atau tahun 1890 M. Selain Keraton.14 menunaikan ibadah haji, kepergiannya ke Makkah juga mempunyai missi untuk Semua tugas tersebut dijalankan sebaik- memperdalam ilmu agama, karena Makkah baiknya oleh Ahmad Dahlan, termasuk pada waktu itu adalah sumber pengetahuan untuk memberikan penjelasan tentang ilmu Islam. Setelah selesai menunaikan ibadah agama Islam yang benar menurut perspektif haji dan Umrah, ia kemudian bersilaturrahim Ahmad Dahlan. Bahkan diceritakan, setiap ke beberapa ulama’, baik ulama’ Indonesia hari banyak sekali orang yang beristirahat maupun Arab seperti yang telah dipesankan di Serambi Masjid Besar yang kemudian oleh ayahnya. Kehausannya dalam mencari didakwahi tentang Islam oleh Ahmad Dahlan. ilmu pengetahuan, mengantarkan Muhammad Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk Darwis ke gerbang para alim seperti KH. perhatiannya terhadap situasi dan kondisi Mahfud Termas, KH. Nahrowi Banyumas umat Islam yang hanya menjadikan agama dan KH. Muhammad Nawawi Banten. Selain berdimensi ilahiyah dan melangit semata. belajar ilmu agama dengan ulama’Indonesia, Ahmad Dahlan memberikan pengetahuan Darwis juga belajar dengan ulama’ madzab agama yang aplikatif dan membumi sehingga syafi’I Bakri Syata’. Selain menuntut ilmu, sangat diminati oleh umat Islam yang shalat di Darwis juga mendapat ijazah nama Ahmad Masjid Kauman. Dahlan untuk menggantikan nama kecilnya.13 Salah satu bagian dari dakwah Islamiyahnya Setelah memperdalam ilmunya, adalah tentang pembenahan arah kiblat. Seperti Muhammad Darwis kemudian pulang ke diketahui bersama bahwa pembuatan masjid Yogyakarta pada minggu pertama bulan shafar dan pada masa sebelum kemerdekaan 1309 H atau tahun 1891 M. Bekal ilmu yang Indonesia belum mempergunakan peralatan ia dapatkan dari Makkah kemudian ditularkan yang canggih untuk menentukan arah kiblat pada para ayahnya terutama santri sehingga banyak Masjid dan Mushalla remaja. Karena kecerdasan serta penguasaan (surau) yang hanya menghadap ke barat tanpa ilmu agamanya yang tinggi, maka oleh memperhatikan arah kiblat sebenarnya. Kondisi ayahnya kemudian ia serahi mengajar para ini mengundang keprihatinan yang mendalam santri, baik remaja maupun dewasa. Bahkan bagi Ahmad Dahlan karena ketidaktepatan setelah kematian ayahnya pada tahun 1896, arah kiblat akan mempengaruhi kualitas shalat

14 Selamet Abdullah dan Muslich KS, Seabad 13 Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adabi darban, Muhammadiyah Dalam Pergumulan Budaya Muammadiyah Sebagai…,hal.109- 110. Nusantara,(Yogyakrta: CV. Berdikari,2010),hal.37.

AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 143 Nadlifah seseorang. Karena spiritnya yang kuat untuk kiblat Masjid besar. Karena Ahmad Dahlan amar makruf nahi mungkar, maka Ahmad merasa bahwa langkahnya adalah benar dan Dahlan kemudian mempunyai keinginan tidak bertentangan dengan syari’at, maka ia untuk membenarkan arah kiblat agar ibadah tidak mau menurut permintaan Kyai Penghulu shalat yang dilakukan oleh masyarakat dapat dan tetap melanjutkan proyek renovasinya. benar-benar sesuai dengan syari’at.15 Usaha Keteguhan sikap Ahmad Dahlan tersebut yang dilakukan Ahmad Dahlan adalah dengan membuat Kyai Penghulu marah karena ia memberikan penjelasan terhadap para ulama’ dianggap membangkang atasannya, hingga di sekitar Masjid Kauman.Untuk mendobrak kyai penghulu kemudian mengutus beberapa pola pemahaman dari para ulama’ tradisional orang untuk merobohkan suraunya. Setelah di sekitar Masjid Kauman, Ahmad Dahlan shalat tarawih, beberapa orang yang diutus oleh membutuhkan waktu kurang lebih setahun. Kyai Penghulu kemudian merobohkan surau Karena menganggap bahwa pembenaran arah milik Ahmad Dahlan hingga jam 01.30 WIB. kiblat mutlak dilakukan oleh umat Islam, maka Melihat kenyataaan ini, hati Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan kemudian berinisiatif untuk sangat sedih dan tersayat-sayat sehingga mengundang 17 ulama’ dari dalam dan luar membuatnya pergi dari rumahnya karena tidak kota Yogyakarta untuk melakukan musyawarah tega melihat Suraunya diobrak-abrik oleh para seputar pembenaran arah kiblat shalat tersebut. kuli. Niat hati ingin melawan, tetapi karena Musyawarah tersebut berjalan alot karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, masing-masing ingin mempertahankan maka ia memutuskan untuk pergi dari rumah. pendapatnya. Karena tidak menemukan jalan Ahmad Dahlan saat itu hatinya pilu, keluar, maka musyawarah ditutup. sehingga ia sempat ingin meninggalkan Meskipun tidak mendapat suatu keputusan, Yogyakarta karena menurutnya, perlakuan namun Ahmad Dahlan dengan keyakinan pihak kawedanan sudah menginjak-injak harkat yang kokoh tetap melakukan renovasi dan martabatnya sebagai manusia merdeka. Surau peninggalan ayahnya tersebut untuk Untung saja kakaknya yang bernama Kyai dan kemudian diluruskan menghadap ke kiblat. Nyai Haji Shaleh sangat perhatian dan selalu Niat mulia Ahmad Dahlan untuk mengubah memberi bimbingan dan hiburan terhadap suraunya sendiri ternyata tidak berjalan mulus, dirinya. Atas saran dari kakaknya tersebut, karena masih banyak ulama’ tradisonal yang maka surau yang telah luluh lantak tersebut menentangnya. Langkah yang ditempuh kemudian dibangun lagi tetap menghadap lurus Ahmad Dahlan ini dipandang tindakan ke barat tetapi diberi garis shaf mengarah ke nyeleneh, termasuk Kanjeng Kyai Penghulu Baitullah.17 H. Muhammad Khalil Kamaludiningrat.16 Di tengah himpitan situasi dan kondisi, Karena dipandang nyeleneh, maka Kyai Ahmad Dahlan tetap tegar dan masih bisa Penghulu kemudian mengutus beberapa utusan menjalankan rutinitasnya sehari-hari sebagai untuk memperingatkan Ahmad Dahlan agar khatib maupun mengajar murid-muridnya. tidak melanjutkan renovasi Mushollanya Walaupun secara lahiriyah terlihat tenang- karena arah kiblatnya berbeda dengan arah tenang saja, tetapi dalam hati kecilnya, ia sangat sedih karena menurutnya, umat islam 15 Ibid. 16 Ibid. hal. 38. 17 Ibid.

144 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 Muhammadiyah dalam Bingkai Pendidikan Humanis di Yogyakarta tidak mau beranjak untuk maju membawa semangat Islam yang diilhami oleh dengan melakukan perubahan pemahaman gerakan Wahabi yang puritan. keagamaan, termasuk pelurusan arah kiblat, Sementara di daerah Luhak Agam, para meskipun terhalang oleh ortodoksi ulama’ tuanku mengadakan kebulatan tekad untuk tradisionalis serta oleh tebalnya tembok memperjuangkan tegaknya syara’ dan sekaligus kekuasaan kawedanan dan kungkungan tradisi memberantas segala macam kemaksiatan yang yang ada dalam masyarakat Yogyakarta, tetapi sudah mulai marak dikerjakan oleh kaum api pembaharuan tidak pernah padam dalam . Mereka terdiri dari atas Tuanku nan nan diri Ahmad Dahlan. Semangat membarauntuk Renceh, Tuanku Bansah, Tuanku Galung, melakukan perubahan itulah yang kemudian Tuanku Lubuk Aur, Tuanku Padang Lawas, tidak bisa diterima oleh kaum tradisionalis, Tuanku Padang Luar, Tuanku Kubu Ambelan, khusunya pejabat Islam yang kolot, sehingga dan Tuanku Kubu Sanang. Kedelapan orang terjadi ketegangan antara kaum tradisionalis inilah yang terkenal dengan julukan “ Harimau dan pembaharu (khatib amin atau Ahmad nan Selapan”(delapan harimau yang berani Dahlan). menantang berbagai kemaksiatan).18 Untuk menghilangkan ketegangan antara Selain kedelapan tokoh tersebut, muncul kaum tradisionalis dengan Ahmad Dahlan pula tokoh Muhammad Syahab yang tersebut, maka pihak kesultanan kemudian membangun benteng di Bonjol atau disebut juga meminta agar Ahmad Dahlan disingkirkan. kaum Paderi.Mereka mengadakan perombakan Alhasil, Ahmad Dahlan kemudian dibiayai oleh masyarakat secara radikal dan dalam banyak pemerintah Kesultanan untuk berangkat ke hal mereka menggunakan kekerasan.Karena Makkah selama dua tahun untuk menetralisir itu, terjadilah konflik antara kaum Paderi keadaan. Dibalik berkecamuknya keadaan, dengan sebagian kaum adat yang diakhiri Ahmad Dahlan kemudian menunaikan ibadah dengan timbulnya perang terbuka.Karena haji yang kedua serta menetap selama dua dalam berbagai pertempuran pihak kaum adat tahun di Jazirah Arab tersebut. Pengasingan selalu dikalahkan, mereka meminta bantuan tersebut digunakan oleh Ahmad Dahlan untuk kepada pihak Belanda. Perang babakan baru lebih memperdalam ilmu agamanya dengan dimulai setelah Belanda mendatangkan bala belajar pada beberapa syaikh yang dianggap bantuannya untuk memerangi kaum Paderi.19 mumpuni dalam keilmuannya. Sementara itu, pada awal abad ke-20 M di pulau Jawa, perjuangan menegakkan ajaran 2. Muhammadiyah dan Pendidikan. Islam memasuki babak baru.Umat Islam kala Gelombang reformasi pemikiran Islam itu menyadari bahwa cita-cita yang demikian tidak hanya terjadi di Mesir, Semenanjung besar hanya akan dapat diperjuangkan lebih Arabiah, dan anak Benua India/Pakistan, efektif dan efisien manakala menggunakan tetapi juga telah meramba ke Nusantara, alat perjuangan melalui organisasi. Maka khususnya di Minangkabau. Sekitar tahun 1803, bersamaan dengan kepulangan Haji Miskin, Haji Sumantik, dan Haji Piobang dari 18 , Jaringan Ulama’Timur tengah menunaikan ibadah haji dan untuk sementara dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII: Melacak Akar Pembauran Pemikiran Islam di waktu bermukim, mereka pulang kembali ke Indonesia, (Bandung: Mizan, 1995), hal. 88. kampung halamannya di Minangkabau dengan 19 Ibid.

AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 145 Nadlifah bermunculanlah berbagai organisasi gerakan Ahmad Dahlan yang hobi membaca untuk pembaharuan, baik yang bergerak di bidang bergabung.21 politik kenegaraan seperti Partai Syarikat Kemantapan Ahmad Dahlan untuk Islam, Partai Islam Indonesia (PII), Partai Islam masuk ke dalam organisasi Jami’at Khair Masyumi, Partai Muslimin Indonesia, maupun juga disebabkan karena organisasi ini adalah yang bergerak di bidang sosial keagamaan organisasi Islam modern pertama yang sudah dan pendidikan Islam, Seperti Al-Islah Wal- mempunyai AD/ART, daftar anggota sekolahan Irsyad (Al-Irsyad), Persatuan Islam (Persis), dengan manajemen yang modern sehingga dan Muhamadiyah.20 di mata Ahmad dahlan organisasi ini sangat Salah satu organisasi Sosial keagamaan menakjubkan22. Kondisi ini menghipnotis dan pendidikan yang berdiri pada awal abad ke- Ahmad Dahlan yang berfikir maju dan 20 M adalah Muhammadiyah yang didirikan ingin memajukan Islam melalui sistem serta oleh Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Dzulhijjah manajemen yang baik dan professional. Keikut 1330 H atau bertepatan dengan tanggal 18 sertaan Ahmad Dahlan dalam organisasi Desember 1912. Keuletan dan keinginannya Jami’at Khair adalah sebagai usaha untuk yang kuat untuk mengajarkan pemahaman mempelajari manajemen organisasi agar ketika agama Islam yang dimiliki serta semangatnya ia mempunyai organiasasi sendiri, maka dapat untuk memperbarui pola pemahaman Islam termenej dengan baik. tradisional telah menyulut keberaniannya Setelah Ahmad Dahlan mempelajari untuk mendirikan suatu organisasi sendiri seluk- beluk dua organisasi besar tersebut, yang otonom. Semangatnya mendirikan suatu timbullah pemikiran bahwa usaha perbaikan organisasi juga disebabkan karena Ahmad tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus Dahlan sejak kecil sangat hobi berorganisasi. bekerjasama dengan orang lain. Kemauannya Sebelum mendirikan organisasi sendiri, Ahmad yang kuat untuk menularkan pola pemahaman Dahlan pernah bergabung dengan Boedi agamanya terhadap umat Islam di Yogyakarta Oetomo pada tahun 1909. Pada tahun 1910 ia mendapat angin segar ketika ia diserahi tugas menjadi anggota ke 770 perkumpulan Jami’at untuk mengisi ceramah keagamaan dan Khair Jakarta. Ahmad Dahlan masuk organisasi mengajar di Kweekschool Gubernamen Jetis Jami’at Khair karena organisasi ini dianggap yang dikepalai oleh R.Boedihardjo yang juga sangat menjanjikan bagi perkembangan Islam, menjadi anggota Boedi Oetomo. Kecerdasan karena organisasi ini berhasil membangun serta kecanggihannya dalam merumuskan sekolah-sekolah agama dan bahasa Arab, dan menggunakan metode pengajaran sangat bergerak dalam bidang sosila serta berhasil disukai oleh para muridnya sehingga ia membangun hubungan baik dengan pemimpin- menjadi salah satu guru terfavorit. Ia selalu pemimpin Islam di negara-negara yang sudah menggunakan metode induktif, ilmiah, maju. Organisasi ini banyak mendapat majalah naqliyah dan tanya jawab sehingga muridnya dari sana sehingga semakin menarik minat

21 Djarnawi Hadikusumo, Kristologi, (Yogyakarta: 20 Hamdan, paradigma baru Pendidikan Penerbit Persatuan, tt), hal. 72-73. Muhammadiyah, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 22 Deliar Noer, Gerakan Islam Modern…, hal. 136- 2009), hal. 45. 137.

146 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 Muhammadiyah dalam Bingkai Pendidikan Humanis menjadi benar-benar mengetahui apa yang diri Ahmad Dahlan untuk memiliki sekolah disampaikannya.23 sendiri yang tidak bergantung pada pemerintah Metode ini jelas berbeda dengan metode Belanda sebagai usaha untuk mencerdaskan lama yang lebih mengutamakan hafalan dengan bangsa-khususnya masyarakat Yogyakarta. menggunakan metode weton atau bandongan. Dengan modal 2 meja dan dua bangku yang Metode weton atau bandongan adalah sebuah ditata di ruang tamu Ahmad Dahlan berukuran model pengajian, di mana seorang kyai atau 2,5x6, maka Ahmad Dahlan mempunyai ustadz membacakan atau menjabarkan isi lembaga pendidikan yang diberi nama Sekolah kandungan sementara murid Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang kemudian atau santri mendengarkan dan memberi diresmikan pada tanggal 1 Desember 1911. makna. Sorogan berlaku sebaliknya, yaitu Sekolah inilah yang kemudian menjadi embrio santri atau murid membaca sedangkan kyai terbentuknya Persyarikatan Muhammadiyah.25 atau ustadz mendengarkan sambil memberikan Ide-ide pembaharuan Ahmad Dahlan pembetulan-pembetulan, komentar atau dalam gerakan organisasi Muhammadiyah ini bimbingan yang diperlukan. Kedua metode mempunyai karakter tersendiri sebagai gerakan ini sama-sama mempunyai nilai yang penting sosial keagaman. Titik tekan perjuangannya dengan ciri penekanan pada pemahaman mula-mula adalah pemurnian ajaran Islam sebuah disiplin ilmu, keduanya melengkapi dan bidang pendidikan. Muhammadiyah satu sama lain. Sistem pendidikan klasikal mempunyai pengaruh yang berakar kuat dalam di atas telah membuat stagnasi pemikiran upaya pemberantasan bid’ah, khurafat dan karena ajaran agama tidak pernah dikritisi tahayyul dengan tidak mendasarkan dirinya serta tidak diijtihadi ulang agar nilainya pada madzab atau pemikiran tertentu. Artinya, mampu bermanfaat bagi umat manusia. Sistem organisasi Muhammadiyah bersifat inklusif pendidikan ini menurut Ahmad Dahlan harus dan progresif.26 diubah dengan sistem baru yang lebih kritis, Sifat inklusif dan progresif Muhammadiyah transformatif dan demokratis agar mampu tidak terlepas dari sejarah yang melatar menghasilkan para mujtahid handal yang dapat belakangi pendiriannya, di antaranya: 1) mengijtihadi hukum sesuai dengan perubahan Umat Islam tidak lagi memegang tuntunan zaman dan perkembangan peradaban manusia.24 Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW, sehingga Metode pendidikan yang tidak hanya menyebabkan penyakit bid’ah khurafat dan mengutamakan ranah kognitif telah membuat tahayul semakin merajalela serta mencemarkan mayoritas murid Kweekschool jatuh hati pada kemurnian ajaran Islam 2) Keadaan umat Islam sosok Ahmad Dahlan. Di luar jam sekolah, yang sangat menyedihkan akibat penjajahan banyak sekali murid yang datang ke rumahnya 3) Kegagalan institusi Pendidikan Islam untuk untuk lebih memperdalam pengetahuan memenuhi tuntutan zaman merupakan akibat agama. Setelah banyak murid yang datang dari mengisolasi diri 4) Persatuan dan kesatuan secara intens, maka terbersit keinginan dalam umat Islam menurun sebagai akibat lemahnya

23 Musthafa Kamal pasha dan Ahmad Adabi darban, 25 Ibid.,hal.43. Muhammadiyah sebagai gerakan …, hal. 114. 26 Ahmad Tafsir dkk., Sejarah Pemikiran dan Tokoh 24 Selamet Abdullah dan Muslich KS, Seabad Modernisme Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Muhammadiyah…, hal. 42-43. Perkasa, 2005), hal. 123.

AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 147 Nadlifah organisas Islam yang ada 5) Munculnya buah); (2) SD (1.134 buah); (3) MTs (535 tantangan dari kegiatan zending yang dianggap buah); (4) MA (172 buah); (5) SMP (1.181 mengancam masa depan Umat Islam.27 buah); (6) SMA (512 buah); (7) SMK (250 Diskursus penyelengaraan pendidikan buah); (8) Pondok Pesantren (57 buah); (9) Muhammadiyah tidak terlepas dari Mu’allimin/Mu’allimat (25 buah); (10) SLB pembaruan pemikiran Islam di Indonesia (71 buah); (11) Universitas (36 buah); (12) yang bersifat organisatoris, yang mulai Sekolah Tinggi (66 buah); (13) Akademi (61 tampak perwujudannya pada pendirian buah); dan (14) Politeknik (3 buah).30 Muhammadiyah tahun 1912. Gerakan Rumusan filsafat pendidikan pembaruan Muhammadiyah dalam bidang Muhammadiyah berdasarkan pemahaman pendidikan yang menggunakan pola pendidikan terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadits serta nasional memberikan potret sebagai organisasi Pancasila. Dengan demikian secara umum yang inklusif dan progresif dengan tidak dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud melupakan maksud dan tujuan serta identitas dengan perumusan filsafatnya adalah suatu yang prinsipil dalam pelaksanaan pendidikan keniscayaan ruhani Muhammadiyah untuk Muhammadiyah antara lain: mampu mengintegrasikan antara tuntutan • Prinsip berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist otak dan tuntutan hati yang menggabungkan • Prinsip Amar Ma’ruf nahi Mungkar antara fikir dan dzikir. Filsafat Pendidikan Muhammadiyah tersebut tidak dapat di- • Prinsip integrasi ilmu pengetahuan pisahkan dari filsafat warga Muhammadiyah. • Prinsip keberpihakan pada kaum dhu’afa Dengan demikian, pemahaman terhadap filsafat • Prinsip semangat pengabdian pendidikan Muhammadiyah implikasinya • Prinsip tajdid dapat dilihat sebagai berikut: • Prinsip demokrasi.28 a. Lembaga pendidikan Muhammadiyah Sebagai organisasi pembaruan keagamaan, pada awal berdirinya berdasarkan filsafat Muhammadiyah berpandangan bahwa kunci idealisme kemajuan kaum Muslimin terletak pada b. Pendidikan Muhammadiyah dalam perbaikan pendidikan.29 Karena itu sejak pelaksanaannya berdasarkan landasan berdiri hingga saat ini bidang pendidikan Pragmatisme dengan tidak meninggalkan merupakan salah satu prioritas amal usaha landasan idiologis yang merupakan ciri organisasi Muhammadiyah. khasnya. Hingga tahun 2004, berdasarkan data c. Pendidikan Muhammadiyah harus dikelola pimpinan Pusat Muhammadiyah, sumbangan dengan berorientasi pada pengelolaan Muhammadiyah bagi dunia pendidikan yang professional dengan mengurangi nasional sungguh sangat signifikan. Berkat keterkaitan historis dan kepeloporannya keuletan para kader, kini di sektor pendidikan d. Kurikulum pendidikan Muhammadiyah Muhammadiyah telah memiliki: (1) TK (3.370 harus dihubungkan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya. 27 Hamdan, Paradigma baru…, hal. 92. 28 Ibid., hal. 93-120. 29 M.Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung :Mizan,1992), hal. 105. 30 Hamdan, Paradigma Baru …., hal. 13.

148 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 Muhammadiyah dalam Bingkai Pendidikan Humanis e. Peranan guru tidak secara langsung penelitian yang akan digunakan, serta melainkan sebagai penasihat.31 menentang penekanan yang berlebihan pada obyektivitas. 3. Konsep Dasar Psikologi Humanistik. d. Memberikan perhatian dan meletakkan Psikologi humanistik adalah aliran ke tiga nilai yang tinggi pada kemuliaan dan dalam belantara psikologi modern, ia lahir martabat manusia serta terarik pada sebagai reaksi terhadap psikologi kognitif perkembangan potensi yang inhern dan psikologi behavioristik yang memandang pada setiap individu. Memang individu manusia secara parsial, bukan dalam kebutuhan sebagaimana dia menemukan dirinya pribadi manusia. sendiri serta dalam hubungannya individu Konsep dasar yang dibangun oleh psi- lain dan dengan kelompok- kelompok kologi humanistik adalah bahwa tingkah sosial.33 laku individu pada mulanya ditentukan oleh Ajaran-ajaran dasar psikologi Humanistik bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri adalah sebagai berikut: dan dunia sekitarnya. Di samping itu, individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan a. Individu sebagai keseluruhan yang integral. mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori Salah satu aspek yang fundamental dari tingkah laku, melainkan langsung dari dalam psikologi humanistik adalah ajarannya diri (internal), bebas memilih, dimotivasi bahwa manusia atau individu harus oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self dipelajari sebagai keseluruhan yang actualization) atau memenuhi potensi keunikan integral, khas, dan terorganisasi. mereka sebagai manusia.32 b. Ketidak relevanan penyelidikan dengan Perhimpunan Psikologi Humanistik men- hewan. Maslow dan para teoris kepribadian catat ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik umumnya memandang humanistik, yaitu: manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan hewan apapun. a. Memusatkan perhatian pada person yang mengalami dan karenanya berfokus pada c. Pembawaan baik manusia. Psikologi pengalaman sebagai fenomena primer humanistik memiliki anggapan, bahwa dalam mempelajari manusia. manusia itu pada dasarnya adalah baik, atau tepatnya netral. Menurut perspektif b. Menekankan pada kualitas-kualitas yang humanistik, kekuatan jahat atau merusak khas manusia, seperti memilih, kreativitas, yang ada pada manusia itu adalah hasil menilai, dan realisasi diri, sebagai lawan dari lingkungan yang buruk, dan bukan dari pemikiran tentang manusia yang merupakan bawaan. mekanistik dan reduksionistik. d. Potensi kreatif manusia. Potensi kreatif c. Menyandarkan diri pada kebermaknaan manusia merupakan potensi yang dalam memilik masalah-masalah yang umum pada manusia, jika setiap orang akan dipelajari dan prosedur- prosedur

33 Henryk Misiak dan Virginia Staudt Sexton, 31 Yunan Yusuf, Tauhid Ilmu…,hal.31. Psikologi Fenomenologi, Eksistensial dan 32 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Humanistik Suatu Survei Historis, alih bahasa E. Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo, 2008), hal. Koesworo, (Bandung: PT. Refika Saditama, 2009), 181. hal. 1300 - 131.

AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 149 Nadlifah

memiliki kesempatan atau menghuni f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa lingkungan yang menunjang, setiap dengan melakukannya. orang dengan kreatifitasnya itu akan g. Belajar diperlancar bilamana siswa mampu mengungkapkan segenap potensi dilibatkan dalam proses belajar dan ikut yang dimilikinya. Maslow mengingatkan bertanggung jawab terhadap proses belajar bahwa, untuk menjadi kreatif seseorang itu. itu tidak perlu memiliki bakat atau ke- h. Belajar atas inisiatif sendiri yang me- mampuan khusus. Kreativitas itu tidak libatkan pribadi siswa seutuhnya, baik lain adalah kekuatan yang mengrahkan perasaan maupun intelek, merupakan 34 manusia kepada pengekspresian dirinya. cara yang dapat memberikan hasil yang Psikologi humanistik memandang self- mendalam dan lestari. fullfillmentsebagai tema yang utama dalam i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, ke- hidup manusia, suatu tema yang tidak akan merdekaan, kreativitas, lebih mudah ditemukan pada teori- teori lain yang ber- dicapai terutama jika siswa dibiasakan landaskan studi atas individu- individu yang untuk mawas diri dari mengkritik diri 35 mengalami gangguan. sendiri dan penilaian dari orang lain Dalam bukunya Maslow yang berjudul merupakan cara kedua yang penting. Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah j. Belajar yang paling berguna secara prinsip- prinsip dasar humanistik yang penting sosial di dalam dunia modern itu adalah di antaranya ialah: belajar mengenai proses belajar, suatu a. Manusia itu mempunyai kemampuan keterbukaan yang terus menerus terhadap belajar secara alami pengalaman dan penyatuan ke dalam diri b. Belajar yang signifikan terjadi apabila sendiri mengenai proses perubahan itu.36 materi pelajaran dirasakan murid mem- Humanistik sebagai paradigma pikiran punyai relevansi dengan maksud- maksud memperjuangkan manusia dengan harkat sendiri. dan martabatnya serta penempatan manusia c. Belajar yang menyangkut perubahan di sebagai sentral perjuangan pembudayaan dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dan peradaban. Humanistik merupakan tahap dianggap mengancam dan cenderung dimulainya paradigma pusat manusia setelah untuk ditolaknya beranjak dalam tahap evolusi kosmosentris. d. Tugas-tugas belajar yang mengancam Setelah itu penghayatan hidup dan paradigma diri ialah lebih mudah dirasakan dan pikirannya dengan memusatkan diri pada diasimilasikan apabila ancaman- ancaman Ilahi atau teosentris pada abad pertengahan. dari luar itu semakin kecil. Ketika kesadaran budi manusia semakin e. Apabila ancaman terhadap diri siswa menyadari posisi sentralnya di pusat jagat rendah, pengalaman dapat diperoleh raya ini, maka ditemukan kembali dirinya yang dengan berbagai cara yang berbeda-beda mampu merangkum pengalaman dan kreatif dan terjadilah proses belajar. menemukan ilmu dan teknologi. Inilah tahap

34 Ibid. 36 Sugihartono dkk., Psikologi Pendidikan, 35 Ibid. (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hal. 121.

150 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 Muhammadiyah dalam Bingkai Pendidikan Humanis antroposentris yaitu sebuah paradigma yang pembaharuan karena mampu mengintegrasikan menitiktolakkan pemikiran, pengembangan aspek “iman” dan “kemajuan”, sehingga di- ilmu dan peradaban pada manusia sebagai hasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang pusatnya.37 mampu hidup di zaman modern tanpa pecah Psikologi Humanistik mengakui ke- kepribadiannya.38 Hal ini dapat dilihat variasi beradaan manusia secara totalitas. Totalitas lembaga pendidikan yang bernaung di bawah manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani Muhammadiyah. Lembaga pendidikan Islam yang keduanya merupakan satu kesatuan “modern” menjadi ciri khas bagi perkembangan yang tidak dapat dipisahkan. Adanya satu Muhammadiyah, yang menjadi pembeda bagi kesatuan diri manusia mengandung nilai-nilai lembaga Pondok Pesantren waktu itu. kemanusiaan yang tidak pernah dimiliki oleh Langkah konkrit yang ditempuh Ahmad makhluk lain di dunia. Nilai-nilai kemanusiaan Dahlan yang merupakan wujud dari learning tersebut berupa potensi, fitrah, bakat, kreativitas by doing adalah pemahaman dan pengamalan dan kemerdekaan. Surat Al-Ma’un. Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-Ma’un, merupakan karya monumental 4. Implikasi Psikologi Humanistik dalam dari pendidikan ala Ahmad Dahlan yang Pendidikan di Muhammadiyah. bersifat sosial-keagamaan, yang kemudian Dengan berpijak pada paparan di atas, melahirkan panti asuhan dan penolong bahwa inti dari Psikologi Humanistik adalah kesejahteraan umum (PKU). Demikian juga pengakuan dan penghargaan kepada harkat dan pemberdayaan bagi pendidikan kaum wanita martabat manusia secara menyeluruh. Aliran yang kala itu masih terpinggirkan. ini mengakui eksistensi manusia yang memiliki Untuk memperkuat uraian tersebut dapat potensi, fitrah, bakat, kreativitas, kemerdekaan juga kiranya mengkaji kembali tentang maksud yang semuanya ini menjadi pembeda dengan dan tujuan serta identitas yang prinsipil dalam makhluk lain. Nilai-nilai dasariyah manusia pelaksanaan pendidikan Muhammadiyah, yaitu ini akan berimplikasi pada pendidikan. Pe- prinsip berdasarkan al-Qur’an dan Hadits, laksanaan pendidikan setidaknya harus mampu prinsip amar ma,ruf nahi mungkar, integrasi mengakomodir segala nilai-nilai kemanusiaan ilmu pengetahuan, keberpihakan pada kaum tersebut. dhu’afa, semangat pengabdian, tajdid dan Bila kita coba mendialogkan penjelasan di demokrasi.39 atas dengan psikologi humanistik, maka dapat Humanisasi pendidikan berakar dari kita temukan hal-hal yang menandakan nuansa keunikan personalitas anak manusia. Ke- psikologi humanistik dalam konsep dan praktik bijakan yang sentralistik, yang mengabaikan pendidikan di Muhammadiyah. Sebagaimana personalitas kemanusiaan dan bentuk pendapat Kuntowijoyo, gagasan pendidikan penyeragaman, serta metode pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan yang tidak memberikan peluang terhadap

37 M. Syarifuddin,”Konsep Humanisme 38 Kuntowijoyo, Muhammadiyah dalam Perspektif Religius dalam Pendidikan Islam ( Telaah Sejarah:, dalam M. Amin Rais, dkk., Pendidikan Atas Pemikiran Abdurrahman Mas’ud dalam Muhammadiyah dan Perubahan Sosial : Sarasehan buku Menggagas Format Pendidikan Isam Non Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Dikotomik)” dalam http://digilib.uin-suka. (Yogyakarta: PLP2M, 1985), hal. 36. ac.id/936/ diakses tanggal 8 Maret 2013 39 Hamdan, Paradigma Baru..., hal. 92.

AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 151 Nadlifah tumbuh dan berkembangnya potensi manusia figur pemimpin dan pendidik umat yang merupakan akar dari dehumanisasi. Humanisasi terbuka. Hal ini terwujud juga dalam amal pendidikan dapat dijalankan dengan bentuk usaha Muhammadiyah yang juga terbuka demokratisasi pendidikan.40 terhadap umat non muslim termasuk juga Sebagai cerminan pendidikan pendidikannya. Muhammadiyah yang humanis, maka Karakteristik Pendidikan Muhammadiyah mun cullah variasi lembaga pendidikan yaitu beridentitas Islam. Pada dasarnya Muhammadiyah berikut pelaksanaannya, ialah Islam yang bersumber pada al-Qur’an kepemimpinan yang kolegial dan pola dan Sunnah Rosul, dan tujuannya adalah hubungan pimpinan dan yang dipimpin, membentuk manusia muslim, berakhlak mulia, hubungan guru dan murid yang bersifat percaya pada diri sendiri, dan berguna bagi egaliter, bukan otoriter. masyarakat. Tujuan pendidikan ini merupakan Kebebasan sebagai nilai humanisme formulasi dari ide pembaharuan pendidikan ditujukan untuk menjamin hak manusia. KH. Ahmad Dahlan, yang secara sederhana Asumsi dari nilai humanisme ini adalah bahwa merumuskan tujuan pendidikan itu berdasarkan manusia merupakan makhluk mulia, berfikir, konsep kyai intelek dan intelek kyai.Kepada sadar akan dirinya sendiri berkehendak murid-muridnya, beliau menegaskan tujuan bebas, bercita- cita dan merindukan ideal dan itu dengan kata-kata:”Jadilah Ulama’ yang bermoral.41 berfikir maju, dan jangan berhenti bekerja 43 Berkaitan dengan hal tersebut, dengan untuk kepentingan muhammadiyah”. pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan Muhammadiyah mengharapkan agar antara al-Qur’an sebagai kitab suci umat sekolah Muhammadiyah mencerminkan Islam dengan kitab-kitab suci sebelumnya, komponen pendidikan Islam sebagaimana Ahmad Dahlan menganjurkan atau mendorong yang dicita-citakan oleh pendirinya, yaitu “Umat Islam untuk mengkaji semua agama melaksanakan komponen pendidikan Islam secara rasional untuk menemukan kebenaran yang mantap dan terpadu. Guru dan murid yang inheren dalam ajaran-ajarannya”, menghayati dan mengamalkan cara hidup, sehingga tersebut misalnya cara bergaul, cara belajar yang sesuai dengan beranggapan bahwa diskusi-diskusi tentang nilai-nilai Islam, baik di sekolah maupun di Kristen boleh dilakukan di Masjid.42 Sungguh luar sekolah.Yang membedakan Sekolah terlihat nyata bahwa Ahmad Dahlan adalah Muhammadiyah dengan Sekolah yang bukan Muhammadiyah adalah bahwa sekolah Muahmmadiyah melaksanakan pendidikan 40 Khilmi Arif,”Humanisasi Pendidikan dalam agama Islam yang luas dan mendalam meliputi Perspektif Islam (Telaah atas pemikiran Abdul Munir Mulkhan)” dalam http://digilib.itb.ac.id/ gdl.php?broewse&cop=read&id=jiptumm:gdl-sl- 2002khilmi-5025-perspektif diakses tgl 8 maret 2013. 43 Muhammad djazman, Pondok Muhammadiyah 41 Nurcholis Madjid, Islam Kemoderenan dan Ke- sebagai Sistem Pendidikan untuk Menyiapkan Indonesiaan, (Bandung: Mizan, 1999), hl. 132 Kader-kader Muhammadiyah, dalam tim Pembina 42 Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformif: Melacak al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Pandangan Keagamaan Muhammadiyah Periode Muhammadiyah Malang, Muhammadiyah Awal, (Surabaya: LPAM, 2003), hal. 78. Sejarah, Pemikiran dan amal Usaha, hal 189.

152 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 Muhammadiyah dalam Bingkai Pendidikan Humanis tauhid, ibadah, akhlak dan ilmu bantu dalam Azyumardi Azra, Jaringan Ulama’ Timur pendidikan Islam, serta kemuhammadiyahan.44 Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII: Melacak Akar Pembauran C. KESIMPULAN Pemikiran Islam di Indonesia, Bandung: Setelah mencermati paparan di atas, maka Mizan, 1995. dapat disimpulkan, antara lain: Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di 1. Muhammadiyah adalah organisasi Indonesia 1900- 1942, Jakarta: LP3ES, sosial keagamaan yang didirikan oleh 1996. KH. Ahmad dahlan pada tahun 1912 di Djamaluddin Kanton, Muhammadiyah dan Yogyakarta sebagai jawaban tuntutan Pendidikan dalam Tim Pembina al- sejarah atas persoalan multi dimensi yang Islam dan Kemuhammadiyahan UMM, dihadapi oleh umat Islam dan Bangsa Muhammadiyah, Sejarah, Pemikiran dan Indonesia. Amal Usaha, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2. Lahirnya lembaga Pendidikan dalam 1990. Muhammadiyah adalah alat mencapai Djarnawi Hadikusumo, Kristologi, Yogyakarta: tujuan Muhammadiyah. Penerbit Persatuan,tt. 3. Penyelenggaraan lembaga pendidikan Hamdan, Paradigma Baru Pendidikan Muhammadiyah secara konseptual Muhammadiyah, Yogyakarta: Ar-ruz dan maupun praktik bersinergi dengan Media, 2009. ajaran psikologi humanistik bahkan telah Henryk Misiak dan Virginia Staudt Sexton, melampauinya dan masuk pada ajaran Psikologi Fenomeologi, Eksistensial dan humanis–religius. Humanistik Suatu Survei Historis, alih D. DAFTAR PUSTAKA bahasa E. Koesworo, Bandung: PT. Fefika S Aditama, 2009. Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Karel A. Steenbrink, Kawan dam Pertikaian: Perspketif Perubahan Sosial, Jakarta: Kaum kolonial Belanda dan Islam di Bumi Aksara, 1990. Indonesia (1596-1942), (Terj), Bandung: Mizan, 1995. Ahmad Tafsir dkk., Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam, Jakarta: Raja ______, Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Grafindo Perkasa, 2005. Modern, Jakarta: LP3ES, 1986. Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta: LP3ES,tt. Kuntowijoyo,”Muhammadiyah dalam Perspektif Sejarah”, dalam M. , Arif Subhan, Lembaga Pendidikan di Indonesia dkk., Pendidikan Muhammadiyah dan Abad ke- 20, Jakarta: Kencana,2012. Perubahan Sosial: Sarasehan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Yogyakarta: PLP2M, 1985. 44 Djamluddin Kanton, Muhmmadiyah dan M. Imam Syarifuddin,: Konsep Humanisme pendidikan, dalam Tim Pembina al-Islam dan Kemuhammadiyahan UMM, Muhammadiyah, Religius dalam Pendidikan Islam ((Telaah sejarah, pemikiran danamal usaha(Yogyakrta: atas Pemikiran Abdurrahman Mas’ud Tiara Wacana,1990), hal. 134.

AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016 153 Nadlifah

dalam buku menggagas Format Pendidikan S. Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, Non Dikotomik)” dalam http://digilib.uin- Bandung: Jemmar, 1983. suka.ac.id/936/ diakses tanggal 8 Maret Selamet Abdullah dan Muslich KS., Seabad 2013. Muhammadiyah Dalam Pergumulan M. Quraish Shihab, Membumikan al- Qur’an, Budaya Nusantara, Yogyakrta: CV, Bandung: Mizan, 1992. Berdikari, 2010. M. Yusron asrofi, K.H. Ahmad dahlan: Sujak, Muhammadiyah dan pendirinya, ttp: Pemikiran dan Kepemimpinannya, tp, 1989. Yogyakarta: Yogyakarta Offset, 1983. Sugihartono. dkk., Psikologi Pendidikan, Muhammad Djazman, Pondok Muhammadiyah Yogyakarta: UNY Press, 2007. sebagai Sistem Pendidikan untuk Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi menyiapkan Kader-kader Muhammadiyah, Pendidikan, Jakarta: PT. Grasindo, 2008. dalam tim Pembina al-Islam dan Yunan Yusuf, “Tauhid Ilmu: Solusi Untuk Kemuhammadiyahan Universitas Dikhotomi: dalam Haedar Riyadi, (ed), Muhammadiyah Malang, Muhammadiyah Tauhid Ilmu dan Implementasinya dalam Sejarah, Pemikiran dan amal Usaha. Pendidikan, Jawa Barat: Diterbitkan atas Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di kerjasama Penerbit Nuansa dengan Majlis Indonesia, Jakarta: Nida, 1990. Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Musthafa Kemal Pasha dan Ahmad Adabi PW Muhammadiyah Jawa Barat, 2000. Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam: Dalam Perspektif Historis dan Idiologis, Yogyakarta: LPPI, 2003.

154 AL-BIDAYAH, Volume 8, Nomor 2, Desember 2016