PERENCANAAN ANGKUTAN PEMADU MODA DI STASIUN

ABRAHAM LUCKY G. OCKY S. PRIBADI NYIMAS ARNITA A. Taruna Program Studi Sarjana Dosen Program Studi Sarjana Dosen Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat Terapan Transportasi Darat Terapan Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat -STTD. Indonesia-STTD Indonesia-STTD Jl Raya Setu Km 3,5, Cibitung, Jl Raya Setu Km 3,5, Jl Raya Setu Km 3,5, Bekasi, Jawa Barat 17520 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat Cibitung, Bekasi, Jawa Barat [email protected] 17520 17520

ABSTRACT Madiun Station is one of the most important transportation nodes for the people of West East in particular, especially for Magetan and . However, until now, there is no transportation serving Madiun Station passenger requests from and to Ponorogo Regency and . This research was conducted to determine how much potential demand, operational concept, and investment feasibility of the mode integrated transportation at Madiun Station. From the results of the analysis that has been carried out, two transportation routes were determined, namely Madiun Station - Maospati Terminal with a fleet of two small buses which are subject to vehicle operating costs ranging from Rp. 310 - Rp. 328 so that the fare charged to passengers ranges from Rp. 8,000 - Rp. 8,500. Madiun Station - Seloaji Terminal with a fleet of four small buses which have vehicle operating costs ranging from Rp. 296 - Rp. 310 so that the fare charged to passengers ranges from Rp. 16,000 - Rp. 17,000. Based on the four criteria for the analysis of the feasibility of a modal integrated transportation investment at Madiun Station, the transportation business is feasible to operate because it shows that the investment made will be profitable for the operator. Keywords: Potential Demands, Vehicle Operating Cost, Fare, Feasibility Studies ABSTRAKSI Stasiun Madiun merupakan salah satu titik simpul transportasi yang sangat penting bagi masyarakat Jawa Timur bagian barat khususnya, terutama untuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo. Namun sampai saat ini tidak ada angkutan yang melayani permintaan penumpang Stasiun Madiun dari dan menuju Kabupaten Ponorogo serta Kabupaten Magetan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar permintaan potensial, konsep operasional, dan kelayakan investasi dari angkutan pemadu moda di Stasiun Madiun. Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka ditentukan dua rute angkutan pemadu moda, yaitu Stasiun Madiun – Terminal Maospati dengan armada dua bus kecil yang dikenakan biaya operasional kendaraan berkisar Rp310 – Rp328 sehingga tarif yang dibebankan kepada penumpang berkisar antara Rp8.000 – Rp8.500 dan Stasiun Madiun – Terminal Seloaji dengan armada empat bus kecil yang memiliki biaya operasional kendaraan berkisar antara Rp296 – Rp 310 sehingga tarif yang dibebankan kepada penumpang berkisar antara Rp16.000 – Rp.17.000. Berdasarkan empat kriteria analisis kelayakan investasi angkutan pemadu moda di Stasiun Madiun, maka usaha angkutan tersebut layak untuk dioperasikan karena menunjukan bahwa investasi yang dilakukan akan menguntungkan bagi pihak operator. Kata Kunci: Permintaan Potensial, Biaya Operasi Kendaraan, Tarif, Kelayakan Investasi

PENDAHULUAN Stasiun Madiun merupakan salah satu titik simpul transportasi yang sangat penting bagi masyarakat Jawa Timur bagian barat khususnya, terutama untuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo. Permintaan kebutuhan angkutan perkeretaapian dari dalam maupun dari luar Kota Madiun mencapai 4.043 penumpang/hari dengan rincian 2080 penumpang naik dan 1963. Dari survey yang dilaksanakan, untuk penumpang stasiun Madiun yang berasal dari dan/atau menuju ke Kabupaten Ponorogo sendiri sebesar 343 penumpang/hari dan Kabupaten Magetan 668 penumpang/hari. Namun para penumpang dari dan/atau ke Kabupaten Ponorogo serta dari dan/atau ke Kabupaten Magetan ini belum terlayani oleh angkutan yang melayani langsung dari dan/atau menuju stasiun Madiun..

TINJAUAN PUSTAKA Angkutan Pemadu Moda Berdasarkan PM 15/2019 pasal 17 ayat (3) disebutkan bahwa asal dan tujuan setiap Trayek yang berupa simpul transportasi (Bandar udara, Pelabuhan, atau Stasiun) berfungsi sebagai Trayek pemadu moda yang dilakukan dengan mempertimbangkan: a. Perkiraan permintaan angkutan dari dan ke simpul transportasi menuju kota di dalam wilayah provinsi paling singkat 5 (lima) tahun; dan b. Peran simpul transportasi sebagai simpul nasional atau simpul wilayah. Pada pasal 68 ayat (1) dan ayat (2) juga dijelaskan terkait perizinan pengoperasian angkutan pemadu moda, dimana pemohon izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek harus melakukan kerja sama dengan otoritas atau badan pengelola yang terdiri dari bandar udara, stasiun kereta api atau pelabuhan.

Angkutan Permintaan Angkutan Pemadu Moda Penentuan permintaan angkutan pemadu moda menggunakan metode statistika Regresi Logistik Biner. Regresi logistik biner merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencari hubungan antara variabel dependen yang bersifat dichotomous (berskala nominal atau ordinal dengan dua kategori) dengan satu atau lebih variabel independen yang bersifat kontinyu atau kategorik (Agresti, 1990).

Konsep Operasional 1. Penentuan Rute Menurut PM 15/2019, Penentuan trayek pemadu moda disusun berdasarkan jaringan jalan dan kebutuhan masyarakat atas Angkutan. Selain itu, trayek pemadu moda juga mempertimbangkan perkiraan permintaan Angkutan dari dan ke simpul transportasi menuju kota di dalam wilayah provinsi paling singkat 5 (lima) tahun dan peran simpul transportasi sebagai simpul nasional atau simpul wilayah.Kecepatan Operasi Kendaraan 2. Penentuan Jenis Armada Menurut PM 15/2019 Penentuan jumlah kebutuhan dan jenis kendaraan dilakukan dengan mempertimbangkan perkiran jumlah permintaan penumpang, panjang trayek dan waktu yang dibutuhkan, dan jenis kelas pelayanan 3. Penentuan Jumlah Armada Berdasarkan SK.DIRJEN HUBDAT NO.687/2002, rumus untuk menghitung kebutuhan jumlah armada adalah sebagai berikut: 퐶푇퐴퐵퐴 퐾 = 퐻 푥 퐹푎 Keterangan: K = Jumlah Kendaraan CTABA = Waktu sirkulasi H = Headway Fa = Faktor Ketersediaan Kendaraan (100%)

4. Penjadwalan Penjadwalan angkutan pemadu moda bersifat tetap teratur dan terintegrasi dengan operasional kereta api. Maka dari itu penjadwalan mempertimbangkan jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta, waktu operasi angkutan pemadu moda, headway, jumlah kendaraan, dan waktu perjalanan 5. Biaya Operasional Kendaraan Pada penelitian ini Biaya Operasional Kendaraan dihitung dengan menggunakan tiga metode, yaitu metode SK Dirjen Perhubungan Darat no. 687 tahun 2002, metode Perum DAMRI, dan metode PCI (Pacific Consultant International). 6. Penetapan Tarif Biaya pokok per penumpang dihitung setelah memasukkan besarnya keuntungan (margin) yang wajar bagi operator. Besarnya keuntungan yang wajar adalah sebesar 10 % dari biaya operasi yang dikeluarkan. Besarnya biaya pokok/penumpang adalah biaya pokok/kend/tahun dibandingkan dengan jumlah penumpang yang diangkut pertahun.

퐵푖푎푦푎 푃표푘표푘 푘푒푛푑./푡푎ℎ푢푛 푥 10% 퐵푖푎푦푎 푃표푘표푘/푃푒푛푢푚푝푎푛𝑔 = 푗푢푚푙푎ℎ 푝푒푛푢푚푝푎푛𝑔/푡푎ℎ푢푛 Analisis Kelayakan Investasi Dalam penelitian ini kriteria kelayakan investasi ditentukan berdasarkan nilai dari 4 (empat) kriteria yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Payback Period (PP).

METODOLOGI PENELITIAN Alur pikir penelitian diawali dengan survei wawancara penumpang di Stasiun Madiun sehingga didapatkan karakteristik penumpang. Dari karakteristik tersebut dilakukanlah regresi logistik biner sehingga mendapatkan prosentasi kemauan penumpang untuk beralih ke angkutan pemadu moda sehingga nanti didapatkan jumlah permintaan potensial angkutan pemadu moda. Dari jumlah permintaan potensial tersebut ditentukan lah konsep operasional angkutan pemadu moda, yaitu: rute, jumlah dan jenis kendaraan, jadwal, BOK, dan tarif yang nantinya akan dibebankan kepada penumpang, dari nilai tarif dan biaya operasional maka dapat ditentukan cashflow usaha angkutan pemadu moda. Selanjutnya dilakukan analisis kelayakan investasi dari cashflow yang ada.

ANALISIS DATA Analisis Permintaan Angkutan Pemadu Moda Dari hasil perhitungan probabilitas dari persamaan regresi logistik biner, maka dapat kita tentukan prosesntasi penumpang yang mau beralih ke angkutan pemadu moda, lalu dikalikan dengan jumlah populasi penumpang masing-masing asal/tujuan sehingga didapatkan jumlah permintaan potensial angkutan pemadu moda Tabel 1 Permintaan Potensial Angkutan Pemadu Moda PRESENTASI PENUMPANG PERMINTAAN ASAL/TUJUAN NO MAU BERPINDAH KE ANGKTAN PEMADU PENUMPANG ANGKUTAN PEMADU MODA MODA (PNP/HARI) 1 KAB. MAGETAN 86% 295 2 KAB. PONOROGO 57% 383 Sumber : Hasil Analisis Sehingga didapatkan permintaal potensial angkutan pemadu moda dengan asal dan/atau tujuan Kab. Magetan adalah 295 penumpang/hari dan untuk asal dan/atau tujuan Kab. Ponorogo adalah 383 penumpang/hari

KONSEP OPERASIONAL ANGKUTAN PEMADU MODA Berdasarkan kedua permintaan potensial ke Kab. Magetan dan Kab. Ponorogo, maka ditentukanlah rute angkutan pemadu moda dibawah ini:

Sumber : Hasil Analisis Sumber : Hasil Analisis Gambar 1 Rute Angkutan Pemadu Moda Gambar 2 Rute Angkutan Pemadu Moda

(Kab.Magetan) (Kab.Ponorogo)

Rute untuk Kab. Magetan adalah Stasiun Madiun – Terminal Maospati, sedangkan untuk permintaan penumpang dari dan menuju Kab. Ponorogo adalah Stasiun Madiun – Terminal Seloaji. Berdasarkan rute tersebut dapat dilakukan perhitungan jumlah armada bus kecil pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Perhitungan Jumlah Armada Jumlah Kapasitas Jumlah Trayek Demand RTT Headway Rit Bus Armada Stasiun Madiun – 295 54 30 menit 25 Rit 19 seat 2 unit Terminal pnp/hari menit Maospati Stasiun Madiun – 383 100 30 menit 14 Rit 19 seat 4 unit Terminal pnp/hari menit Seloaji Sumber : Hasil Analisis

Dari konsep operasional angkutan pemadu moda yang sudah ditetapkan dan dari data harga onderdil kendaraan, maka dapat dilakukan perhitungan BOK dan penentuan tarif dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3 Perbangindan Nilai BOK rute Stasiun Madiun – Terminal Maospati

kapasitas LF Km- Nilai BOK BOK/ BOK Tarif Tarif Metode (Org) (%) Tempuh/Rit Bus/Km Km 10% BEP Angkutan

SK.687/AJ.206/DRJ 19 70% 26 Km Rp 4.361 Rp328 Rp32,8 Rp8.558 D/2002 Rp8.526

Perum DAMRI 19 70% 26 Km Rp 4.242 Rp319 Rp31,9 Rp8.325 Rp8.293

Pacific Consultant 19 70% 26 Km Rp 4.124 Rp310 Rp31 Rp8.061 Rp8.092 International (PCI)

Untuk rute Stasiun Madiun – Terminal Maospati nilai BOK berkisar antara Rp4.124 sampai Rp.4.361 dan untuk tarifnya berkisar antara Rp. 8.000 sampai Rp. 8.500, sedangkan untuk rute Stasiun Madiun – Terminal Seloaji dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4 Perbangingan Nilai BOK rute Stasiun Madiun – Terminal Seloaji

kapasitas LF Km- Nilai BOK BOK/K BOK Tarif Tarif Metode (Org) (%) Tempuh/Rit Bus/Km m 10% BEP Angkutan

SK.687/AJ.206/DRJ 19 70% 54 Km Rp 4.021 Rp302 Rp30,2 Rp16.327 Rp16.358 D/2002

Perum DAMRI 19 70% 54 Km Rp 3.936 Rp296 Rp29,6 Rp15.979 Rp16.008

Pacific Consultant 19 70% 54 Km Rp 4.124 Rp310 Rp31,00 Rp16.742 Rp16.773 International (PCI)

Sumber : Hasil Analisis

Untuk rute Stasiun Madiun – Terminal Seloaji nilai BOK berkisar antara Rp3.936 sampai Rp.4.124 dan untuk tarifnya berkisar antara Rp.16.000 sampai Rp. 17.000.

Analisis Kelayakan Investasi Berdasarkan perhitungan BOK dan tarif , maka dilakukan analisis kelayakan investasi dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5 Hasil Perhitungan Kelayakan Investasi dari beberapa metode rute Stasiun Madiun – Terminal Maospati KRITERIA INDIKATOR SK.687/AJ.206/ KELAYAKAN PROYEK Perum DAMRI PCI KETERANGAN DRJD/2002 INVESTASI DITERIMA

Net Present Value NPV > 0 Rp. 74,134,949.3 Rp25,480,276.9 Rp 32,335,251.5 LAYAK (NPV)

Benefit Cost Ratio BCR > 1 1.0731 1.0251 1.0127 LAYAK (BC Ratio)

Internal Rate of Return IRR > 12% 14% 13% 12% LAYAK

Payback Period PP <5 2.5 2.6 2.7 LAYAK

Sumber : Hasil Analisis

Untuk rute Stasiun Madiun – Terminal Maospati berdasarkan empat kriteria kelayakan investasi dan dari masing-masing metode perhitungan BOK, secara keseluruhan layak untuk dilakukan investasi.

Tabel 6 Hasil Perhitungan Kelayakan Investasi dari beberapa metode rute Stasiun Madiun – Terminal Seloaji KRITERIA INDIKATOR SK.687/AJ.206/ KELAYAKAN PROYEK Perum DAMRI PCI KETERANGAN DRJD/2002 INVESTASI DITERIMA

Net Present Value NPV > 0 Rp17.786.137 Rp 63.209.711 Rp 79,996,025 LAYAK (NPV)

Benefit Cost Ratio BCR > 1 1,006 1,020 1.0789 LAYAK (BC Ratio)

Internal Rate of Return IRR > 12% 12,145% 13% 14% LAYAK

Payback Period PP <5 2,695 2,655 2.5058 LAYAK

Sumber : Hasil Analisis

Untuk rute Stasiun Madiun – Terminal Seloaji berdasarkan empat kriteria kelayakan investasi dan dari masing-masing metode perhitungan BOK, secara keseluruhan layak untuk dilakukan investasi.

KESIMPULAN 1. Berdasarkan metode perhitungan Regresi Logistik Biner, didapatkan permintaan potensial angkutan pemadu moda sebesar 295 penumpang/hari dari dan/atau menuju Kabupaten Magetan dan 383 penumpang/hari dari dan/atau menuju Kabupaten Ponorogo 2. Konsep operasional angkutan pemadu moda di Stasiun Madiun terbagi menjadi dua trayek berdasarkan zona yang memiliki jumlah permintaan tertinggi, yaitu Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo. Untuk trayek menuju Kabupaten Magetan, tujuan akhir yang dipilih adalah Terminal Maospati. Sedangkan untuk trayek menuju Kabupaten Ponorogo tujuan akhir yang dipilih adalah Terminal Seloaji. 3. Untuk rute Stasiun Madiun – Terminal Maospati, jumlah armada yang diusulkan adalah 2 bis kecil dengan kapasitas 19 penumpang, terjadwal secara tetap, teratur, dan terintegrasi dengan jadwal kereta api yang dikenakan biaya operasional kendaraan berkisar Rp310 – Rp328 sehingga tarif yang dibebankan kepada penumpang berkisar antara Rp8.000 – Rp8.500 dengan rute perjalanan yang diusulkan adalah Stasiun Madiun – Jl. Pahlawan – Jl. Cokroaminoto – Jl. Mayjen Sungkono – Jl. Hayam Wuruk – Jl Jenderal Urip Sumoharjo – Jl. Raya Solo – Terminal Maospati. 4. Untuk rute Stasiun Madiun – Terminal Seloaji, jumlah armada yang disusulkan adalah 4 bis kecil dengan kapasitas 19 penumpang, terjadwal secara tetap teratur dan terintegrasi dengan jadwal kereta api, yang memiliki biaya operasional kendaraan berkisar antara Rp296 – Rp 310 sehingga tarif yang dibebankan kepada penumpang berkisar antara Rp16.000 – Rp.17.000 dengan rute perjalanan yang diusulkan adalah Stasiun Madiun – Jl. Pahlawan – Jl Cokroaminoto – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Raya Geger-Madiun – Jl. Raya Ponorogo-Madiun – Terminal Seloaji.

DAFTAR PUSTAKA , Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Lembaran Negara Nomor 96 Tahun 2009. , Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan, Lembaran Negara Nomor 260 Tahun 2014.

, Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan 2019. ,Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRDJ/2002 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur

Arafat, M. Y. (2014). Analisis Biaya Operasional dan Waktu Perjalanan (Studi Kasus : Penutupan Median Bundaran Lamnyong dan Pemilihan Rute Melalui Jalan Inoeng Bale Darussalam). Banda Aceh: Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Basuki, I., Setiadi, A., & Susanto, B. (2019). Kajian Tarif Pemadu Moda Yogyakarta International Airport. Jurnal Transportasi Vol.19 No.2 Agustus 2019 111-120. Budhiarta, I. N., Anggraini, P. A., Agistini, E. T., Arishandi, N. G., & Lestari, D. A. (2014). Analisis Kelayakan Finansial Pengoperasian Bus Trans Sarbagita Koridor VI. The 17th FSTPT International Symposium, Jember University, August 23, 2014. Fajar, C. (2019). Perencanaan Pengoperasian Angkutan Pemadu Moda di Stasiun Kejaksan Kota Cirebon. Bekasi: Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Madiun, B. K. (2020). Kota Madiun Dalam Angka 2020. Madiun. Marwan, T. A. (2018). Perencanaan Angkutan Terintegrasi Bandara Rendani di Kabupaten Manokwari. Bekasi: Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Ortuzar, J. D., & Willumsen, L. G. (1990). Modelling Transport Second Edition. John Wiley & Sons, UK. Sani, Z. (2006). Analisa Ekonomi dan Finansial Transportasi. Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta. Soehendro, & Permatasari, A. (2017). Perencanaan Angkutan Pemadu Moda New Yogyakarta International Airport. UAJY. Subandriyo, E., Marpaung, R. R., Ismiyati, & Kusharjoko, W. (2014). Analisis Perbandingan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Jalan Lingkar Ambarawa dan Eksisting. Jurnal Karya Teknik Sipil, 356-366. Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB. Tamnge, N. R. (2016). Regresi Logistik Biner Dalam Menentukan Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah . Journal of Mathematics Education, Science, and Technology, 222-233.