KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK

Nomor B.a7AFslFtj10412011 Jakarta, 0SAPril 2011 Sifat Biasa Lampiran 1 (satu) berkas KEPADAYTH. Perihal Pemberitahuan tentang KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Pengoperasian Dt- Tindak Pengadilan SELURUH INDONESIA Pidana Korupsi.

Sehubungan dengan Surat Keputusan Mahkamah Agung R! Nomor: 02ZKMA/SWlll2Oll tanggal 7 Pebruari 2011 perihal tersebut pada pokok surat di atas (copy terlampir), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Sehubungan dengan dibentuknya Pengadilan Tipikor di wilayah masing-masing Kejaksaan Negeri di daerah hukum saudara, agar Kepala Kejaksaan Tinggi mengendalikan pelimpahan perkara tipikor ke Pengadilan Tipikor sesuai wilayah hukum masing-masing.

2. Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pesidangan di Pengadilan NegeriTipikor agar dilaporkan kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus.

3. Agar meneruskan surat ini kepada para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di wilayah hukum masing-masing. Demikian untuk dilaksanakan-

DIREKTUR PENUNTUTAN TIItilDf;rd Fftr*r{*r X([n EilJ.g. dil* fr^*,{r^* { Drs. ARNOLD BM. ANGKOUW SH Jaksa Utama Muda Nip. 19561227 1980021 OO1

Tembusan: 1. Yth. JaksaAgung RI; 2- Yth. JaksaAgung MudaTindak Pidana Khusus; (1 dan 2 sebagai laporan); 3. Arsip. Perlu kami sampaikan pula bahwa dalam rangka peres.mian tersebut diminta kepada masing-masing Lembaga terkalt untuk dapat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas pengoperasian Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tersebut. MAHKAMAH AGUNG RI Demikian atas perhatian dan kerjasarnanya diucapkan JL. MERDEKA UTARA NO. 9 - 13 Telp.3843348, 3843459, 3843541, 3843557, terima kasih. 3451173,3844302,3845793,3812347, 3457642,3457624 TROMOLPOS NO 1020 JAKARTA 1001 0 Nomor 16/Pansel/Ad Hoc TPKlIIV2011 Jakarta, 17 Maret 2011 Lampiran: 1 (satu) berkas KEPADAYTH. Perihal Pemberitahuan 1. Kepala Kepolisian RI. 2. Jaksa Agung RI. Menteri 3. Menteri Hukumdan HAMRI. 4. Pimpinan KPK di- Tembusan Kepada Yth. : Tempat 1. Ketua Mahkamah Agung RI. 2. Wakil Ketua MahkamahAgung RI Bidang Non Yudisial. 3. Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Yudisial. Dengan ini diberitahukan bahwa akan diresmikan 4. Kapolda Seluruh Indonesia. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di 14 (empat belas) propinsi 5. Kepala Kejaksaan Tinggi Seluruh Indonesia. pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri 6. Kanwil Depkumham Seluruh Indonesia. Medan, Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri , Pengadilan Negeri . Berkaitan dengan hal tersebut bersama ini kami kirimkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 022/KMAI SKlII/2011 tentang Pengoperasian Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tersebut di atas.

37 36 bertahap sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan dan ketersediaan HakimAd Hoc; c. bahwa berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 191/KMAlSKlXII/2010 tanggal 01 KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLlK INDONESIA Desember Tahun 2010 Tentang Pengoperasian Pengadilan lindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan KEPUTUSAN Negeri , Pengadilan Negeri dan KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLlK INDONESIA Pengadilan Negeri , pad a tanggal 17 Desember 2010 Pengadilan lindak Pidana Korupsi NOMOR : 022/KMAlSKlII/2011 pada Pengadilan Negeri Bandung, Pengadilan Negeri Semarang dan Pengadilan Negeri Surabaya telah TENTANG dinyatakan mulai beroperasi; PENGOPERASIAN PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA d. bahwa hasil seleksi Hakim Ad Hoc lindak Pidana PENGADILAN NEGERI MEDAN, PENGADILAN NEGERI PADANG, Korupsi Tahap Kedua Tahun2010 memungkinkan untuk PENGADILAN NEGERI PEKANBARU, PENGADILAN NEGERI mengoperasikan lagi beberapa Pengadilan lindak PALEMBANG, PENGADILAN NEGERI TANJUNG KARANG, Pidana Korupsi; PENGADILAN NEGERI SERANG, PENGADILAN NEGERI e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana YOGYAKARTA, PENGADILAN NEGERI BANJARMASIN, dimaksud pada huruf a, b, c, dan d tersebut di atas perlu PENGADILAN NEGERI PONTIANAK, PENGADILAN NEGERI menetapkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung SAMARINDA, PENGADILAN NEGERI MAKASSAR, PENGADILAN Republik Indonesia tentang Pengoperasian Pengadilan NEGERI MATARAM, PENGADILAN NEGERI KUPANG DAN lindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Medan, PENGADILAN NEGERI JAYAPURA. Pengadilan Negeri Padang, Pengadilan Negeri Pekanbaru, Pengadilan Negeri Palembang. Pengadilan KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLlK INDONESIA, Negeri Tanjung Karang, Pengadilan Negeri Serang, Pengadilan Negeri Yogyakarta, Pengadilan Negeri Menimbang : a. bahwa Undang-undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Banjarmasin, Pengadilan Negeri Pontianak, Pengadilan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menentukan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan Negeri Samarinda, Pengadilan Negeri Makassar, Pengadilan Khusus yang berada dilingkungan Peradilan Pengadilan Negeri Mataram, Pengadilan Negeri Kupang Umum, yang dalam Undang-Undang ini untuk pertama Dan Pengadilan Negeri Jayapura. kali dibentuk pada setiap Pengadilan Negeri di Ibukota Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Propinsi paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Undang-Undang ini diundangkan; Indonesia Tahun 2004 Nomor 8, Tambahan Lembaran b. bahwa pengoperasian Pengadilan Tindak Pidana Negara Republik Indonesia Nomor 4358) sebagaimana Korupsi di tiap Ibukota Propinsi, dilaksanakan secara telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun

38 39 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Pasal1 Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Mengoperasikan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang berada di Nomor 5076); lingkungan Peradilan Umum pada Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Padang, Pengadilan Negeri Pekanbaru, Pengadilan Negeri 2. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Palembang, Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Pengadilan Negeri Serang, Pengadilan lindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Pengadilan Negeri Yogyakarta, Pengadilan Negeri Banjarmasin, Pengadilan Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 155, Tambahan Negeri Pontianak, Pengadilan Negeri Samarinda, Pengadilan Negeri Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5074); Makassar, Pengadilan Negeri Mataram, Pengadilan Negeri Kupang Dan 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Negeri Jayapura. Peradilan Umum sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pasal2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagaimana telah diubah Pengadilan lindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dengan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus lindak Pidana Korupsi Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 tahun pada Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Padang, Pengadilan 1986 tentang Peradilan Umum (Lembaran Negara Negeri Pekanbaru, Pengadilan Negeri Palembang, Pengadilan Negeri Tajung Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 158, Tambahan Karang, Pengadilan Negeri Serang, Pengadilan Negeri Yogyakarta, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5077); Pengadilan Negeri Banjarmasin, Pengadilan Negeri Pontianak, Pengadilan Negeri Samarinda, Pengadilan Negeri Makassar, Pengadilan Negeri Mataram, Pengadilan Negeri Kupang, dan Pengadilan Negeri Jayapura. MEMUTUSKAN :

Pasal3 Menetapkan: KEPUTUSAN KETUAMAHKAMAHAGUNG REPUBLlK INDONESIA TENTANG PENGOPERASIAN 1. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan PENGADILAN NEGERI MEDAN, PENGADILAN NEGERI Negeri Medan meliputi Daerah Hukum Propinsi Sumatera Utara; PADANG, PENGADILAN NEGERI PEKANBARU, PENGADILAN NEGERI PALEMBANG, PENGADILAN 2. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Padang rneliputi Daerah Hukum Propinsi Sumatera Barat; NEGERI TANJUNG KARANG, PENGADILAN NEGERI SERANG, PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA, 3. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan PENGADILAN NEGERI BANJARMASIN, PENGADILAN Negeri Pekanbaru meliputi Daerah Hukum Propinsi dan Propinsi NEGERI PONTIANAK, PENGADILAN NEGERI Kepulauan Riau; SAMARINDA, PENGADILAN NEGERI MAKASSAR, 4. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan PENGADILAN NEGERI MATARAM, PENGADILAN Negeri Palembang meliputi Daerah Hukum Propinsi Sumatera Selatan; NEGERI KUPANG DAN PENGADILAN NEGERI 5. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan JAYAPURA. Negeri Tanjung Karang meliputi Daerah Hukum Propinsi ;

40 41 6. Oaerah Hukum Pengaditan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Pasal6 Negeri Serang meliputi Oaerah Hukum Propinsi ; 7. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pengoperasian Pengadilan Negeri Yogyakarta meliputi Daerah Hukum Propinsi Daerah Istimewa Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan, Pengadiian Negeri Yogyakarta; Padang, Pengadilan Negeri Pekanbaru, Pengadilan Negeri Palembang, Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Pengadilan Negeri Serang, Pengadilan 8. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Yogyakarta, Pengadilan Negeri Banjarmasin, Pengadilan Negeri Negeri Banjarmasin meliputi Daerah Hukum Propinsi Pontianak, Pengadilan Negeri Samarinda, Pengadilan Negeri Makassar, Selatan; Pengadilan Negeri Mataram, Pengadilan Negeri Kupang, Pengadilan Negeri 9. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Jayapura tersebut dibebankan pada anggaran Mahkamah Agung yang Negeri Pontianak meliputi Daerah Hukum Propinsi Kalimantan Barat; berasal dari anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 10. Daerah Hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda meliputi Daerah Hukum Propins; Kalirnantan limur, Pasal7 11. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Makassar meliputi Daerah Hukum Propinsi Sulawesi Selatan dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia ini mulai berlaku Sulawesi Barat; sejak tanggal ditetapkan. 12. Daerah Hukum Pengadilan Tindak. Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Mataram meliputi Daerah Hukum Propinsi Nusa lenggara Barat; Ditetapkan di : Jakarta, Pada tanggal : 07 Februari 2011 13.0aerah Hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Kupang meliputi Daerah Hukum Propinsi Nusa lenggara Timur; 14. Daerah Hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jayapura meliputi Daerah Hukum Propinsi Papua.

Pasal4

Pengadilan lindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berwenang memeriksa dan memutus Trndak Pidana Korupsi yang dilakukan di daerah hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

PasaI5

Perkara lindak: Pidana Korupsi yang sedang diperiksa 0 eh Pengadilan Negeri lain dalam daerah hukum Pengadilan lindak Pidana Korupsi tersebut pada Pasal1 afau yang sedang diperiksa pada setiap tingkat pemeriksaan, tetap diperiksa dan diadili sampai Perkara lindak Pidana Korupsi tersebut diputus sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

42 43