Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Program Studi Ilmu Komunikasi Halaman 275-285 P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X

PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA DI KOMUNITAS KPOPERS BATAM

Ageng Rara Cindoswari, Dina Diana Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Putera Batam Jl. Uniba No. 5 Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau 29432 No. HP: 081272802200; 085274410709 e-mail: [email protected]; [email protected]

Naskah diterima tanggal 24 Agustus 2019, direvisi tanggal 15 September 2019, disetujui tanggal 29 September 2019

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran media massa terhadap perubahan perilaku yang terjadi pada remaja kpopers Batam dan peran media dalam proses komunikasi terkait dengan perubahan perilaku imitasi pada remaja kpopers Batam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis data Miles & Huberman, dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan informan yang terdiri dari anggota masyarakat mirip KPOP di Batam. Data primer dan data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara mendalam, dokumentasi, observasi non-partisipan, dan artikel dari internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang dipengaruhi oleh imitasi dari Korea Wave memberikan beberapa perubahan perilaku pada remaja yang menyukai kpop. Perubahan perilaku yang terjadi adalah meniru idola mereka, dari perilaku idola mereka seperti kebiasaan idola yang mereka lihat melalui video, mode, hingga belajar dan menggunakan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari, perubahan ini terjadi pada: (1) proses perhatian, ( 2) proses zikir, (3) proses reproduksi motorik dan (4) motivasi.

Kata kunci: K-Popers; Meniru; Remaja; Media Massa

Abstract

The purpose of this study was to determine the role of mass media on behavior change that occurred in Batam kpopers adolescents and the role of the media in the communication process related to changes in imitation behavior in Batam kpopers adolescents. This study uses a qualitative descriptive method using Miles & Huberman data analysis, in determining informants, researchers used purposive sampling technique and informants consisted of KPOP-like community members in Batam. Primary data and secondary data used by researchers are in-depth interviews, documentation, non-participant observation, and articles from the internet. The results showed that adolescents affected by the imitation of the Korean Wave gave some behavioral changes to adolescents who liked kpop. The behavioral changes that occur are imitating their idols, from the behavior of their idols such as the idol habits they see through video, fashion, to learning and using Korean in their daily lives, these changes occur in: (1) attention processes, (2 ) the process of remembrance, (3) the process of motor reproduction and (4) motivation.

Keywords: K-Popers; Imitate; Adolescents; Mass Media

www.journal.uniga.ac.id 275

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285

Pendahuluan berbagai hal lainnya. Kemunculan internet sebagai media interaksi sosial telah terjadi Perkembangan globalisasi yang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. sangat berkembang dengan pesat Perkembangan pengguna internet juga memberikan kemudahan dalam menjalin terus bertambah. Jumlah internet di interaksi antar kota maupun negara. Indonesia pun juga berkembang sangat Globalisasi di pengaruhi oleh pesat. Dalam waktu yang relatif singkat perkembangan teknologi, karena dengan jumlah internet di Indonesia meningkat ada nya teknologi mempermudah kita secara signifikan. Menurut data yang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dipublikasikan oleh Republika.co.id (26 (Kaparang, 2013: 1). Media massa dapat Agustus 2010), penggunaan internet di memberikan pengaruh yang sangat besar dunia mengalami kenaikan yang sangat terhadap perkembangan teknologi, signifikan (Alyusi, 2016:1). termasuk media massa internet. Media Media massa memberikan efek internet merupakan media yang banyak di terhadap perkembangan media sehingga manfaatkan oleh masyarakat. Media menghasilkan sebuah budaya populer. internet di manfaatkan oleh masyarakat Hingga akhirnya menciptakan fenomena untuk berkomunikasi dan internet juga khusus yang dilandasi oleh perkembangan mampu memberikan jenis interaksi sosial globalisasi kemudian terciptanya baru. Apabila pada zaman dulu orang- fenomena tersebut terus bergerak dalam orang berinteraksi melalui tatap muka, masyarakat global dan menjadikan bagian maka zaman sekarang orang dapat dari proses manusia global itu sendiri. berinteraksi hanya dengan menggunakan Globalisasi meleburkan budaya barat dan media massa internet, atau lebih di kenal timur menjadi satu dan tidak akan dengan interaksi dunia maya atau interaksi terpisahkan. Hal ini yang memudahkan secara online, jadi kita tidak perlu repot- Korean Wave sebagai budaya populer repot untuk bertemu secara langsung. lebih cepat masuk dan mudah menyebar Melalui kecanggihan teknologi pada saat keseluruh dunia (Soraya, 2013). ini, maka hal tersebut dimanfaatkan oleh Pada masa ini, situasi dan masyarakat untuk melakukan interaksi perkembangan musik K-pop sangat sosial (Alyusi, 2016: 1). berbeda dengan masa sebelumnya. Perkembangan media massa yang Internet dan media sosial telah sangat pesat membuat hal tersebut mendorong popularitas K-pop di dimanfaatkan oleh media massa untuk mancanegara. Melalui drama, penyebaran menyebarkan suatu budaya popular hingga K-pop sangat mengglobal dan mendunia, dapat tersebar ke penjuru belahan dunia selain drama ada pula musik dan fashion dengan sangat mudah (Alyusi, 2016: 5). yang selalu menjadi buah bibir untuk Hal tersebut menjadikan orang saat ini menarik perhatian masyarakat. Korean menghabiskan banyak waktu dengan pop atau Kpop sangat digemari oleh melakukan kegiatan yang memiliki kaitan remaja. Sudah banyak dari para remaja dengan media seperti televisi, yang menyukai dan menggemari boys mendengarkan radio, menggunakan band dan girls band dari negara Korea, internet, serta membaca majalah dan dan tidak lupa artis-artis yang www.journal.uniga.ac.id 276

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285 membintangi drama dari negara Korea lagi yang menyebabkan perkembangan tersebut. Boys band dan girl band kembali seorang remaja dapat di pengaruhi oleh menjadi tren musik diberbagai dunia budaya sehingga mampu merubah dengan banyaknya bermunculan boys perilaku remaja. salah satu karakter yang band dan girl band dari berbagai negara dimiliki oleh seorang remaja adalah lain akibat penyebaran budaya Korea yang perilaku peniruan. Karena kepopuleran sangat pesat dan mendunia. Salah satu budaya Korea di Indonesia, akhirnya negara yang terkena penyebaran musik mampu menimbulkan dampak bagi Korea adalah negara Indonesia. Setelah penggemarnya, dan akibat dari adanya musik Korea masuk ke Indonesia tidak peranan sebuah media yang mampu sedikit bermunculan boys band dan girl menghasilkan suatu budaya massa yang band di Indonesia salah satu boys band populer, dan menyebabkan dan girl band yang terkenal di Indonesia terpengaruhnya pemikiran masyarakat, adalah boys band ”SMASH” dan girl band khususnya remaja kota Batam. Korean “” yang sangat popular pada Wave mampu mempengaruhi dan masa nya. menghipnotis remaja dengan drama, film, Perkembangan budaya Korean hingga musik yang disebut sebagai kpop. Wave, yang menjadi sasaran dalam Hingga mampu menggeser perilaku asli penyebaran Korean Wave adalah para remaja kota Batam, maka dari itu remaja remaja, baik itu remaja laki-laki maupun kota Batam tidak segan menjadikan artis remaja perempuan. Menurut Mappiare Korea terlebih idol grup menjadi seorang (Ali & Ansori, 2011: 9) menjelaskan idola bagi mereka terutama bagi para bahwa masa remaja berlangsung antara remaja. umur 12-21 tahun. Bagi remaja Kota Batam merupakan kota yang perempuan antara usia 12-21 tahun terletak di provinsi Kepulauan Riau sedangkan remaja laki-laki dari usia 13-22 menjadikan artis Korea terlebih idol grup tahun. Dikatakan sebagai remaja karena seorang idola bagi mereka terutama bagi dalam usia tersebut masih belum memiliki para remaja. Remaja Batam baik itu tempat yang jelas dan masih mencari jati remaja laki-laki maupun remaja diri mereka sendiri untuk menempatkan perempuan yang berusia 15-21 tahun dirinya ke golongan anak-anak atau orang menjadikan idol grup sebagai idola dewasa. Maka dari itu remaja disebut mereka, hal tersebut dapat dilihat dari sebagai fase “mencari jati diri”. Upton terbentuknya sebuah komunitas dari (2012: 206) menjelaskan bahwa remaja pecinta Korea atau yang dikenal dengan dengan rentang usia 12-21 tahun memiliki Korean Lovers dan mereka kemudian kecintaan secara berlebihan terhadap membentuk sebuah komunitas dan diberi fenomena yang tengah ramai di bicarakan. nama Komunitas Kpopers Batam. Sebenarnya, kpop sudah masuk ke Terbentuknya Komunitas Kpopers Batam Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu, ini semakin mempererat rasa kebersamaan namun fenomena kpop tidak pernah dari setiap anggota yang sesama fandom berhenti untuk tidak di bicarakan hingga (tingkat fans dengan keloyalan yang akhirnya menjadi viral dan menjadi tinggi), misalnya fandom ARMY (sebutan fenomena yang tidak dapat di bantahkan untuk fans dari BTS), dan akhirnya www.journal.uniga.ac.id 277

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285 terbentuk lah fandom ARMY Batam Mudahnya para penggemar untuk khusus untuk yang menyukai BTS, mendapatkan informasi tentang Kpop kemudian muncul lagi fandom EXO-L menjadi semakin mempermudah mereka Batam untuk yang menyukai EXO hingga untuk mengikuti serta mengimitasi apapun fandom-fandom lainnya. yang mereka lihat dan dinikmati dalam kehidupan nyata mereka sebagai gaya Komunitas Kpopers Batam sendiri hidup mereka. Berdasarkan uraian latar sering mengadakan kegiatan yang belakang diatas, maka peneliti dijadikan sebagai ajang untuk kumpul mengangkat judul “Peran Media Massa bersama sehingga lebih menguatkan rasa Terhadap Perubahan Perilaku Remaja Di kebersamaan dan bisa juga dijadikan Komunitas Kpopers Batam” . sebagai ajang untuk menambah teman. Berdasarkan latar belakang masalah Kegiatan yang sering dilakukan oleh yang telah diuraikan, timbul beberapa Komunitas Kpopers Batam adalah acara permasalahan yang menarik minat peneliti Gathering yang dilakukan setiap tahun, untuk melakukan sebuah penelitian. kegiatan tersebut tidak hanya digunakan Melalui penelitian ini, peneliti mencoba untuk kegiatan berkumpul saja tetapi juga untuk menjawab permasalahan digunakan sebagai tempat untuk diantaranya yaitu Bagaimana peran media menunjukkan bakat dengan menampilkan terhadap perubahan perilaku remaja di bakat mereka dalam bidang dance dan komunitas K-popers Batam. Penelitian ini menyanyi atau yang sering disebut dengan bertujuan untuk mengetahui bagaimana dance cover dan sing cover. media massa berperan terhadap perubahan Sama hal nya dengan Korean Wave perilaku remaja. Adapun manfaat dari yang membuat para remaja menjadi penelitian ini adalah secara teoritis, seorang penggemar yang fanatik sehingga penelitian ini diharapkan dapat berkeinginan seperti idolanya, mereka memberikan pembelajaran baru terkait tidak ragu-ragu untuk menunjukkan dengan perkembangan ilmu-ilmu sosial kecintaan mereka dengan cara meniru khususnya dalam teori pembelajaran sosial (imitasi) apa saja yang dilakukan oleh dalam ilmu komunikasi dan diharapkan idolanya. Imitasi merupakan perilaku dapat digunakan sebagai acuan bagi meniru sesuatu yang ada pada orang lain. peneliti-peneliti sejenisnya untuk tahap Imitasi muncul karena adanya minat, selanjutnya. Manfaat secara praktis. perhatian, dan adanya sikap mengagumi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi terhadap seseorang. Peneliti menganggap landasan dalam memahami fenomena bahwa fenomena ini menarik untuk diteliti merebaknya kegemaran masyarakat lebih lanjut, karena dilihat dari remaja khususnya remaja akan kebudayaan Korea yang terlalu menyukai budaya Korea dan diharapkan dapat menambah wawasan secara berlebihan hingga akhirnya tentang gaya hidup serta perubahan menimbulkan sikap fanatik terhadap perilaku yang terjadi terhadap penggemar budaya Korea. Dengan bantuan teknologi Korea. yang saat ini telah maju membuat budaya

Kpop ini sangat mudah untuk diakses oleh penggemarnya dari berbagai negara.

www.journal.uniga.ac.id 278

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285

Kajian Pustaka digunakan oleh masyarakat adalah media Peran Media Massa cetak, elektronik dan media baru yaitu Seiring dengan perkembangan internet. Media massa berfungsi sebagai teknologi komunikasi dan informasi, media informasi, pendidikan serta hiburan. lahirlah sejumlah media massa seperti Audiens adalah masyarakat yang media cetak dan elektronik hingga media menerima informasi yang disebarkan oleh yang paling baru adalah media sosial. media massa. Mereka terdiri dari Hasil dari beberapa penelitian yang pendengar publik atau pemirsa sebuah mengatakan bahwa media cetak masih media massa. Umpan balik pada media sangat popular dikalangan masyarakat media massa berbeda dengan umpan balik dibandingkan dengan media cetak lainnya. komunikasi antarpribadi. Umpan balik Melihat pentingnya media massa dalam komunikasi massa umumnya tertunda kehidupan sosial masyarakat, berbagai sementara komunikasi tatap muka atau penelitian selalu berkembang terkait antar pribadi bersifat langsung. Massa dengan media massa itu sendiri, dapat memiliki unsur-unsur penting, yaitu dilihat dari efek media massa, pengaruh (Bungin, 2013:73): (1) jumlah masyarakat atau dampak media massa, pesan media yang terlalu besar, (2) dengan jumlah massa hingga kebijakan dari media massa massa yang terlalu besar sehingga serta pemasaran media massa itu sendiri masyarakat tidak dapat membedakan (Abidin et al., 2017:73). (Abidin et al., informasi satu dan yang lainnya, (3) 2017:73) mengatakan bahwa media massa orang-orang memiliki pandangan yang merupakan media yang memberikan buruk terhadap suatu pemberitaan di informasi terkait dengan masyarakat dan media massa, (4) sulit mengorganisasikan penyebaran informasi tersebut digunakan media massa karena jumlah terlalu besar. untuk berhubungan dengan masyarakat Sehubungan dengan makna komunikasi secara luas, yang dikelola secara terutama komunikasi massa, makna kata profesional dan bertujuan untuk mencaru massa mengacu pada kolektivitas tanpa keuntungan. Menurut Bungin (2008) bentuk, yang komponen-komponennya dalam (Abidin et al., 2017:73) media sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. massa merupakan institusi yang berperan Pada umumnya budaya massa sebagai agent of change (institusi pelopor dipengaruhi oleh budaya populer. Menurut perubahan). Secara harfiah, media massa William dalam Ardia (2014: 14) dapat diartikan sebagai alat komunikasi menyebutkan bahwa budaya popular yang mampu menyebarkan pesan secara merupakan budaya yang banyak di sukai serempak dan cepat kepada audiens dalam dan karya nya banyak di senangi oleh jumlah yang luas dan heterogen. orang lain. Budaya popular merupakan Uchjana (1986) dalam Wardani (2013: suatu konsep yang menghasilan suatu 15) mengungkapkan bahwa media massa produk yang banyak di gemari oleh orang merupakan media komunikasi dan banyak. Budaya popular sendiri muncul informasi yang dalam melakukan karena adanya perwujudan terhadap nilai- penyebaran informasi nya membutuhkan nilai budaya tinggi yaitu budaya yang masyarakat luas dan disebarkan secara dihasilkan oleh kaum-kaum intelektual. massal. Media massa yang sering Konsep budaya popular sangat beraneka www.journal.uniga.ac.id 279

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285 ragam, Ben Agger (1992:24) dalam membentuk perilaku itu sesuai dengan Bungin (2013:100) menyimpulkan bahwa yang di harapkan (Walgito, 2010:14). budaya populer dapat dikelompokkan 1. Cara pembentukan perilaku dengan pada empat aliran (1) budaya dibangun kodisioning atau kebiasaan. berdasarkan kesenangan namun tidak Dengan cara membiasakan diri untuk substanstial dan hanya untuk kesenangan berperilaku seperti yang diharapkan, bagi orang yang ingin melepaskan akhirnya akan terbentuklah perilaku kejenuhan akibat bekerja sepanjang hari; tersebut. (2) budaya popular menghancurkan nilai- 2. Pembentukan perilaku dengan nilai budaya tradisional; (3) budaya adalah pengertian. masalah utama dari sudut pandang Selain pembentukan perilaku dengan ekonomi kapitalis Marx, (4) budaya kondisioning atau kebiasaan, popular adalah budaya yang menetes dari pembentukan perilaku dapat ditempuh atas. Budaya popular banyak berkaitan dengan pengertian atau insight. Dengan dengan masalaha sehari-hari yang dapat di memperhatikan sebab dan akibat maka nikmati oleh siapa saja atau orang tertentu. perilaku tersebut terbentuk dengan sendiri nya. Perubahan Perilaku dan Imitasi 3. Pembentukan perilaku dengan Menurut Skinner (1976) oleh Walgito menggunakan model. (2008: 17), perilaku dibagi menjadi dua Pembentukan perilaku yang dapat jenis yaitu perilaku alami dan perilaku ditempuh dengan menggunakan model operasional. Perilaku alami adalah atau contoh. Kalau menjadikan orang perilaku yang dilakukan oleh manusia saat tersebut sebagai model sehingga lahir, misalnya. Naluri refleksif atau menciptakan suatu perilaku yang tertentu, dan perilaku operan adalah mampu untuk kita tiru atau imitasikan. perilaku yang terjadi atau berkembang Perilaku imitasi terjadi karena adanya selama terjadinya proses pembelajaran. proses pembelajaran. Pada tahun 1941, Perilaku refleks terjadi karena adanya Neil Miller dan John Dollard mengatakan rangsangan stimulus secara spontan tanpa bahwa imitasi adalah hasil dari proses di buat-buat yang terjadi mengenai pembelajaran dengan cara meniru perilaku organisme yang bersangkutan. Sedangkan orang lain. Proses pembelajaran tersebut perilaku oprean terjadi karena perilaku dinamakan sebagai “social learning” atau manusia yang dikendalikan dan diatur pembelajaran sosial. Perilaku peniruan oleh otak yang kemudian di terima oleh manusia terjadi karena manusia merasa reseptor kemudian di teruskan ke otak telah memperoleh tambahan ketika kita sebagai pusat susunan syaraf yang meniru orang lain, dan memperoleh berperan sebagai pusat kesadaran, hukuman ketika kita tidak menirunya. kemudian terjadi lah suatu gerakan. Menurut Bandura, sebagian besar tingkah Perilaku manusia sebagian terbesar laku manusia dipelajari melalui peniruan merupakan perilaku yang dibentuk, maupun penyajian, contoh tingkah laku perilaku yang dipelajari. Maka salah satu peniruan (modeling). Dalam hal ini orang persoalan ialah bagaimana cara tua,guru dan lingkungan memainkan peran penting sebagai model dan tokoh bagi www.journal.uniga.ac.id 280

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285 anak-anak untuk menirukan tingkah laku mendominasi Korea pada tahun 1920, (Winarto, 2015). sebelum Korea terbagi menjadi dua negara Korean Wave seperti sekarang. Musik pop yang muncul Kim Chang Nim dalam Yulius (2013:9) pertama kali pada masa kolonialisme seorang profesor dari departemen Media berkembang pada tahun 1990-an dimana dan Komunikasi di Universitas fenomenda industri musik menciptakan Sungkonghoe menyimpulkan bahwa K- pemuda sebagai target pasar dengan pop merupakan singkatan dari “Korean mengembangkan berbagai grup idola yang Populer Pop” atau musik populer Korea. dimulai dengan kemunculan Seo Tai Ji Sebutan ini mulai digunakan di Jepang and Boys pada tahun 1992 dan pada awal tahun 2000-an saat K-pop mulai berkembang hingga sekarang. (Yulius, merambah di Asia Timur. Sebenarnya, 2013:11). istilah ini belum digunakan dan populer di negara aslinya, meski ia sudah menjamur Metode Penelitian dimana-mana, termasuk Asia dan Eropa. Metode penelitian ini menggunakan Oleh karena itu K-pop merupakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomena transnasional lintas budaya penelitian deskriptif dengan aliran post yang terkait dengan fenomena budaya. K- positivisme, analisis data yang digunakan pop dinikmati tak hanya dalam batas lokal adalah analisis reduksi data, penyajian negara penghasilnya, tetapi juga dunia data serta penarikan kesimpulan dan internasional seiring dengan globalisasi verifikasi. Dalam penentuan informan dan arus teknologi internet. Korean Wave digunakan teknik purposive sampling mengacu pada penyebaran budaya Korea dimana informan dipilih dengan Selatan di seluruh dunia atau kecintaan pertimbangan dan tujuan tertentu, dalam terhadap ekspor budaya Korea Selatan. penelitian ini yang menjadi informan Korean Wave merujuk pada peningkatan adalah anggota dari komunitas k-popers secara signifikan popularitas budaya Batam yang mengikuti perkembangan Korea Selatan di seluruh dunia sejak abad budaya Korea dan mengimitasi perilaku ke-21, terutama dikalangan Generasi Net. idola ke dalam gaya hidup mereka sehari- Dalam buku K-POP: A New Force in hari. Data yang digunakan menggunakan Pop Music dalam Yulius (2013:10) yang data primer dan data sekunder melalui diterbitkan oleh Layanan Informasi dan wawancara mendalam, dokumen, Budaya Korea (Korean Culture and observasi nonpartisipan serta beberapa Information Service), K-pop merupakan artikel yang diperoleh dari media internet. singkatan dari “Korean Pop”. Istilah ini Data dianalisis menggunakan analisis mulai digunakan saat popularitas musik reduksi data, penyadian data dan korea mulai terkenal di negara lain, yakni penarikan kesimpulan serta verifikasi. saat pertengahan tahun 1990-an yang Hasil Penelitian dan Pembahasan ditandai dengan kemunculan idol group, Media massa yang berperan sebagai alias boyband dan girlband. Kpop pemberi informasi terhadap masyarakat bukanlah sesuatu hal yang baru. Musik mampu memberikan suatu perubahan kpop sebenarnya dikembangkan karena perilaku terhadap remaja penggemar kpop. adanya kolonialisme yang masih www.journal.uniga.ac.id 281

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285

Hal ini terjadi karena ada nya pengaruh Hangul, hingga playlist lagu yang ada di media massa yang menyebarkan suatu handphone hampir 90% berisikan lagu- budaya yang banyak disukai oleh orang lagu Korea. lain sehingga terjadi nya suatu konsep Media sosial seperti instagram, twitter, yang bernama budaya populer. Budaya dan youtube gunakan oleh para populer terjadi karena banyak nya budaya penggemar kpop tersebut untuk mencari yang di senangi oleh masyarakat luas. informasi terbaru terkait dengan idolanya, Salah satu budaya yang di gemari dan di karena kecepatan internet dalam senangi oleh masyarakat untuk saat ini menyebarkan informasi tersebut sehingga adalah budaya Korea. Peminat budaya dimanfaat kan oleh para penggemar untuk Korea lebih banyak di minati oleh para selalu mencari tau informasi terbaru apa remaja, namun untuk para remaja rata-rata saja yang sedang terjadi. Efek pesan dari mereka lebih menyukai musik korea yang media massa terdiri dari tiga efek yaitu sering disebut sebagai musik Kpop. efek kognitif, efek afektif dan efek Dalam penelitian ini, fenomena Korean behavioral. Wave masuk ke kota Batam ditandai dengan adanya komunitas Kpopers Batam 1. Efek kognitif yang diterima adalah yang di bentuk oleh para remaja pecinta bahwa media massa mampu Kpop hal ini terbukti dengan ada nya menyebarkan kebudayaan Korea dan komunitas Kpopers Batam serta banyak menyebarkan Kpop ke seluruh dunia nya fandom-fandom yang di bentuk oleh hingga menciptakan suatu ketertarikan remaja kpopers Batam seperti fandom terhadap apa yang dilihat melalui Army Batam, Wannable Batam, Exo-L media massa. Media massa mampu Batam dan lain-lain. Remaja kpopers memberikan efek secara kognitif Batam dalam mengategorikan dirinya kepada penggemar Kpop karena media kedalam budaya populer adalah lebih massa mampu menyebarkan informasi kepada masalah keseharian yang dapat tentang benda, orang, ataupun tempat mereka nikmati oleh semua orang seperti yang belum pernah kita lihat mereka mengapresiasikan apa yang ingin sebelumnya. mereka tunjukkan kepada orang lain, 2. Efek afektif, Remaja k-popers ini budaya popular sendiri banyak dikaitkan menempatkan posisi nya sebagai dengan masalah yang dapat di nikmati komunikan yang memiliki faktor oleh barang seperti music, film, tata rias, predisposisi sosial, faktor yang fashion dan lain-lain. Dalam kasuk menunjukkan sejauh mana komunikan kpopers Batam mereka ingin merasa terlibat dengan tokoh yang menunjukkan bahwa mereka menyukai ditampilkan dalam media massa, kpop dan mereka mengidentifikasikan diri karena mereka ikut merasakan apa mereka sebagai seorang kpopers. Hal yang yang idola mereka rasakan. Ketika paling menonjol adalah dari segi fashion, idola nya memenangkan suatu acara perawatan wajah, hingga mempelajari musik untuk pertama kali nya mereka budaya Korea seperti bagaimana cara turut ikut bergembira dan sedih berbicara menggunakan bahasa Korea dan dikarenakan mereka merasakan emosi bagaimana cara menulis huruf Korea atau dari idola yang mereka sampaikan. www.journal.uniga.ac.id 282

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285

3. Efek behavioral memberikan efek penggemar kpop tersebut untuk mencari terhadap bentuk perilaku seperti meniru informasi terbaru terkait dengan idolanya, perilaku idola nya, fashion idolanya, karena kecepatan internet dalam hingga mempelajari bahasa Korea. menyebarkan informasi tersebut sehingga Akibat peran media massa terhadap dimanfaat kan oleh para penggemar untuk perubahan perilaku imitasi, sehingga selalu mencari tau informasi terbaru apa memberikan dampak terhadap saja yang sedang terjadi, seperti yang penggunanya, khususnya kepada para diungkapkan oleh narasumber bahwa penggemar yang menyukai kpop. mereka mencari informasi melalui media Dampak yang diberikan tidak hanya sosial tersebut. efek dari pesan media massa saja, melainkan dapat memberikan dampak Simpulan positif dan dampak negatif. Media massa memberikan efek Remaja kpopers Batam menggunakan pesan terhadap komunikan nya. Efek yang media massa baru atau media internet di berikan adalah efek kognitif, efek untuk Perilaku imitasi yang dilakukan afektif, dan efek behavioral. Efek kognitif oleh para penggemar kpop. Media yang diterima adalah bahwa media massa berperan sangat penting terhadap mampu menyebarkan kebudayaan Korea perubahan perilaku para penggemar dan menyebarkan Kpop ke seluruh dunia tersebut, khususnya media internet. Zaman hingga munciptakan suatu ketertarikan sekarang tidak ada orang yang tidak terhadap apa yang dilihat melalui media menggunakan internet, baik remaja massa. Efek afektif, Remaja k-popers ini maupun orang dewasa. Namun dalam menempatkan posisi nya sebagai penelitian ini media internet sangat komunikan yang memiliki faktor berpangaruh besar terhadap perubahan predisposisi sosial, faktor yang perilaku remaja sehingga sangat mudah menunjukkan sejauh mana komunikan dalam menciptakan perubahan perilaku merasa terlibat dengan tokoh yang remaja. Remaja dapat mengimitasi atau ditampilkan dalam media massa, karena meniru apa yang mereka lihat melalui mereka ikut merasakan apa yang idola internet, tidak terkecuali terhadap budaya mereka rasakan. Efek behavioral Korea hingga Kpop. Internet dapat dengan memberikan efek terhadap bentuk perilaku mudah menyiarkan apapun yang seperti meniru perilaku idola nya, fashion berhubungan dengan Kpop, apalagi di idolanya, hingga mempelajari bahasa zaman sekarang sudah banyak sekali Korea. Akibat peran media massa media sosial yang terhubung dengan terhadap perubahan perilaku imitasi, internet seperti instagram, twitter, hingga sehingga memberikan dampak terhadap youtube yang dapat dengan mudah penggunanya, khususnya kepada para mengubah perilaku karena adanya penggemar yang menyukai kpop. ketertarikan untuk mengikuti apa yang mereka lihat dari media. Daftar Pustaka Abidin, S., Cindoswari, A. R., & Gea, S. Media sosial seperti instagram, twitter, (2017). "Kredibilitas Media Dalam dan youtube gunakan oleh para Pemberitaan Implementasi Kawasan www.journal.uniga.ac.id 283

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285

Ekonomi Khusus Kota Batam Survei https://celebrity.okezone.com/read/20 Koran Harian Batam Pos, Tribun 17/09/22/205/1781162/okezone- Batam, Sindo Batam, Haluan Kepri, week-end-drama-korea-pintu-masuk- Dan Pos Metro". Jurnal Komunikasi, k-pop-ke-indonesia Vol.3 No. 1: 72–89. Kaparang, O. M. (2013). Analisa Gaya Aini, N. L. (2017). Proses Komunikasi Hidup Remaja Dalam Mengimitasi Dalam Sosialisasi Pemanfaatan Budaya Pop Korea Melalui Televisi Taman Obat Keluarga (Toga). (Studi Pada Siswa Sma Negeri 9, ). Journal, II(2). Ali, M., & Ansori, M. (2011). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis (7th ed.). : Bumi Perkasa. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Alyusi, S. D. (2016). Media Sosial Interaksi, Identitas, Dan Modal Moleong, J. L. (2011). Metode Penelitian Sosial (1st ed.). Jakarta: KUalitatif Edisi Revisi. : PT. PRENADAMEDIA GROUP. Remaja Rosdakary Offset. Ardia, V. (2014). Drama Korea Dan Puspitasari, D. R. (2017). Pengaruh Budaya Popular. Jurnal Komunikasi, Budaya K-Wave (Korean Wave) 2. Terhadap Perubahan Perilaku Remaja Penyuka Budaya Korean Di Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. Bandarlampung. (2010). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (R. Karyanti, Ed.) (3rd Samovar, L. A., Porter, R. E., & ed.). Bandung: Simbiosa Rekatama McDaniel, E. R. (2014). Komunikasi Media. Lintas Budaya (7th ed.). Jakarta: Salemba Humanika. batam.go.id. (2016). Geografis Kota Batam. Retrieved January 2, 2018, Sarwono, S. W. (2010). Teori-Teori from Psikologi Sosial (14th ed.). Jakarta: https://batam.go.id/profil/geografis Rajawali Pers. Bungin, B. (2013). Sosiologi Komunikasi Soraya, V. A. (2013). Pengaruh Budaya Teori, Paradigma, dan Diskursus K-Pop Terhadap Sikap Remaja Teknologi Komunikasi di Masyarakat Surabaya (Studi Deskriptif (6th ed.). Jakarta: Kencana Prenada Kuantitatif Tentang Pengaruh Media Group. Budaya K-Pop di Televisi Terhadap Sikap Remaja di Kota Surabaya). Chaubet, F. (2015). Globalisasi Budaya. (F. I. Mokoginta, Ed.). : Storey, J. (2010). Cultural Studies dan Jalasutra. Kajian Budaya Pop. (A. Adlin, Ed.) (4th ed.). Yogyakarta: Jalasutra. Hamka, A. (2015). Efek Video Tutorial Online Dalam Kegiatan Suciati. (2017). Teori Komunikasi dalam Ekstrakurikuler Animasi Di SMKN 7 Multi Perspektif (1st ed.). Samarinda. EJournal Llmu Yogyakarta: Buku Litera. Komunikasi, 3(3). Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Hidayati, L. (2017). Okezone Week-End: Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D. Drama Korea, Pintu Masuk K-Pop ke Bandung: Alfabeta. Indonesia. Retrieved January 29, 2018, from Suprapto, T. (2011). Pengantar Ilmu www.journal.uniga.ac.id 284

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 Halaman 275-285

Komunikasi (1st ed.). Yogyakarta: Yulius, H. (2013). All About K-Pop. (A. CAPS. Noverina, Ed.). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Tarsono. (2010). Implikasi Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) Dari Albert Bandura Dalam Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Ilmiah Psikologi, iii. Tribun Batam. (2017). Penggemar K-Pop di Batam Gabung Komunitas Ini, Yuk! Senin, 18 Desember 2017 21:02. Retrieved from http://batam.tribunnews.com/2017/12 /18/penggemar-k-pop-di-batam- wajib-gabung-komunitas-ini?

Upton, P. (2012). Psikologi

Perkembangan. (R. Rachmat & A. Maulana, Eds.). Jakarta: Erlangga. Walgito, B. (2008). Psikologi Sosial Suatu Pengantar (IV). Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta. Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum (5th ed.). Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Wardani, A. D. K. (2013). Kontribusi Media Massa Dalam Perubahan Perilaku Remaja Di Dusun Bawang, Kaloran, Temanggung. Eprints@uny.

Winarto, J. (2015). Teori Belajar Sosial Albert Bandura. Retrieved January 4, 2018, from

https://www.kompasiana.com/jokowi narto/teori-belajar-sosial-albert- bandura_550094558133119a17fa79f d Yudi. (2016). Analisis Perilaku Imitasi Di Komunitas White Family Samarinda Setelah Menonton Tayangan Boyband/Girlband Korea Di Kbs Channel. EJournal Ilmu Komunikasi, 4.

www.journal.uniga.ac.id 285