RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK DAN PENGERING SAMBAL LINGKUNG DENGAN KAPASITAS 16 KG
PROYEK AKHIR
Laporan akhir ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
DisusunOleh: Ivan Zamorano NIRM : 0011515 Yanto NIRM : 0011528 Witiya NIRM : 0021530
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG 2018
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL PROYEK AKHIR RANCANG RANCANG BANGUN MESIN PEGADUK DAN PENGERING SAMBAL LINGKUNG KAPASITAS 16 KG
Ivan Zamorano /0011515 Yanto /0011528 Witiya /0021530
Laporan akhir ini telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu syarat kelulusan Program Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
Menyetujui, Pembimbing 1 Pembimbing 2
Zulfan Yus Andi, M.T. Yulianto, M.T
Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3
Fajar Aswin, M.Sc Adhe Anggry, M.T ZaldyKurniawan, M.T
ii
PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Ivan Zamorano NIRM : 0011515 Yanto NIRM : 0011528 Witiya NIRM : 0021530
Dengan Judul: RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK DAN PENGERING SAMBAL LINGKUNG BERKAPASITAS 16 KG
Menyatakan bahwa laporan akhir ini adalah hasil kerja kami sendiri dan bukan merupakan plagiat. Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan bila ternyata dikemudian hari ternyata melanggar pernyataan ini, kami bersedia menerima sanksi yang berlaku.
Sungailiat, Agustus 2018
Nama Mahasiswa Tanda Tangan
1. Ivan Zamorano ......
2. Yanto ......
3. Witiya ......
iii
ABSTRAK
Sambal lingkung adalah makanan sejenis tepung yang diberikan bumbu. Kandungan sambal lingkung bisa dijadikan lauk bagi orang yang mengkonsumsinya karena umumnya terbuat dari ikan segar( ikan yang direbus yang digiling menjadi tepung ). Berdasarkan data yang didapat melalui survey ke pembuat sambal lingkung, biasanya sambal lingkung di proses secara manual membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu dibutuhkan alat pengaduk dan pengering sambal lingkung, untuk mempermudah dalam pembuatan sambal lingkung. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membangun mesin pengaduk dan pengering sambal lingkung yang mampu mengeringkan sambal lingkung dengan kapasitas 16 kg, mampu mengeringkan sambal lingkung hingga mengurangi waktu pembuatan sebesar 70% dan warna sambal lingkung tidak berubah. Dalam proses pengaduk dan pengering sambal lingkung menggunakan 1 system pengadukan yaitu helical ribbon dan 2 metode pengeringan yaitu tray dan rotary drayer, dimana sistemnya berupa tabung yang diisi sambal lingkung, pengaduk dan tabung tersebut berputar dengan sistem pemanas menggunakan kompor dan suhunya bisa diatur secara manual. Berdasarkan hasil pengeringan sambal lingkung yang telah dilakukan suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan sambal lingkung yaitu suhu 100°-120° dengan tingkat kekeringan 100 % dan warna sambal lingkung berubah menjadi kekuningan atau kecoklatan.
Kata kunci: pengering, pengaduk sambal lingkung.
iv
ABSTRACT
Sambal lingkung is a flour-like food that is seasoned. The sambal lingkung can be used as a side dish for people who consume it because it is generally made from fresh fish (boiled fish which is ground into flour). Based on the data obtained through the survey to environmental sauce makers, usually the environmental sauce in the process manually requires a long time. Therefore, it is necessary to use an environmental chili mixer and dryer, to facilitate the making of environmental sambal. The purpose of this study was to design and construct an environmental chilli mixer and dryer machine that is capable of drying environmental chilli with a capacity of 16 kg, capable of drying the environment sauce to reduce manufacturing time by 70% and the color of the environment sauce does not change. In the environmental chili stirrer and dryer process using 1 stirring system namely helical ribbon and 2 drying methods namely tray and rotary drayer, where the system is a tube filled with environmental sauce, the stirrer and the tube rotate with a heating system using a stove and the temperature can be adjusted manually. Based on the results of the environmental chilli drying that has been carried out the temperature needed to dry the sambal kelungan is the temperature of 100 ° -120 ° with a dryness level of 100% and the color of the environmental chili sauce turns yellowish or brownish.
Keywords: dryer, stirrer,sambal lingkung.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dengan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya jua lah sehingga penulis diberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam menyelesaikan seluruh kegiatan yang telah ditetapkan selama pelaksanaan Proyek Akhir dan dalam proses penyusunan Laporan Proyek Akhir. Laporan Proyek Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi semester VI (enam) di Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. Laporan Proyek Akhir ini merupakan pertanggungjawaban dari penulis terhadap tugas kerja yang telah diberikan oleh pihak kampus. Judul yang penulis angkat pada Proyek Akhir ini adalah Rancang Bangun Mesin Pengaduk dan Pengering Sambal Lingkung Berkapasitas 16kg. Dalam pembuatan proyek akhir ini penulis menyadari bahwa semua ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, baik secara moral, spiritual, ataupun material. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Keluarga tercinta yang selalu sabar membimbing, mendoakan, dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini. 2. Zulfan Yus Andi, M.T. selaku dosen pembimbing 1 yang selalu memberi masukan serta bimbingan dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini. 3. Yulianto M.T selaku dosen pembimbing 2 yang selalu memberi masukan serta bimbingan dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini. 4. Sugeng Ariyono, B.Eng., M.Eng., Ph.D selaku Direktur Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. 5. Somawardi, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. 6. Fajar Aswin M.Sc. selaku Ketua Prodi Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.
vi
7. Adhe Anggry selaku Ketua Prodi Teknik Perancangan Mekanik Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. 8. Dr. Parulian Silalahi, M.Pd. selaku Koordinator Proyek Akhir 2017 Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. 9. Seluruh staf pengajar atau Dosen dan karyawan Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. 10. Ibu Yuli, selaku pemilik usaha sambal lingkung yang telah mengizinkan penulis megambil sampel dan mempelajari tentang makanan sambal lingkung. 11. Teman-teman yang telah banyak membantu baik dalam bentuk ilmu, panduan serta masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis, terima kasih atas masukannya. 12. Serta untuk semua pihak yang namanya tidak tertulis dalam lembaran ini yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan Proyek Akhir ini di dalam kampus Politeknik Manufaktur Negeri BangkaBelitung maupun diluar kampus semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan kalian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Proyek Akhir ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sebagai bahan masukan untuk masa yang akan datang.Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Sungailiat, Agustus 2018
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ...... ii
PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT ...... iii
ABSTRAK ...... iv
ABSTRACT ...... v
KATA PENGANTAR ...... vi
DAFTAR ISI ...... viii
DAFTAR TABEL ...... xi
DAFTAR GAMBAR ...... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1
1.2 Rumusan Masalah ...... 3
1.3 Tujuan ...... 3
BAB II DASAR TEORI ...... 4
2.1 Sambal Lingkung ...... 4
2.1.1 Proses Pembuatan Sambal Lingkung ...... 4
2.2 Pengeringan ...... 5
2.2.1 Alat Pengering ...... 5
2.2.2 Metode Pengeringan Rotary Dryer ...... 6
2.3 Pengaduk ...... 7
2.3.1 Jenis – jenis pengaduk ...... 7
2.4 Proses Perancangan Produk ...... 9
viii
2.4.1 Merencanakan ...... 10
2.4.2 Mengkonsep ...... 10
2.4.3 Merancang ...... 11
2.4.4 Membuat Gambar Kerja ...... 13
2.4.5 Klasifikasi Material ...... 13
2.5 Motor Listrik ...... 15
2.6 E lemen Mesin…………………………………………………………….16
2.6.1 Elemen Pengikat ...... 16
2.6.2 Elemen Pendukung...... 17
2.6.3 Elemen Transmisi...... 18
2.6.4 Perawatan ...... 23
2.6.5 Operational Plan (OP) ...... 24
BAB III METODE PELAKSANAAN ...... 25
3.1 Pengumpulan data ...... 26
3.1.1 Percobaan ……………………………………………………...….26
3.2 Pembuatan Konsep dan Proses Perancangan ...... 26
3.2.1 Pembuatan Alat / Fabrikasi ...... 27
3.2.2 Perakitan (Assembling) ...... 27
3.2.3 Uji Coba ...... 27
3.2.4 Hasil ...... 28
3.2.5 Kesimpulan ...... 28
BAB IV PEMBAHASAN ...... 29
4.1 Pembuatan Konsep dan Perancangan Mesin………………..…………....27 4.2 Konsep ………………………………………………….………………..27 4.2.1 Daftar Tuntutan ...... 29
ix
4.2.2 Metode Penguraian Fungsi ...... 30
4.2.4 Alternatif Fungsi Bagian ...... 33
4.2.5 Penilaian Alternatif Fungsi Bagian ...... 37
4.2.6 Pembuatan Alternatif Keseluruhan (Varian Konsep) ...... 39
4.2.7 Varian konsep ...... 39
4.2.8 Keputusan ...... 42
4.3 Merancang ...... 42
4.3.1 Draft Rancangan ...... 42
4.3.2 Pembuatan Gambar Kerja ...... 42
4.3.3 Analisis Perhitungan ………………………….…………………..42
4.4 Pembuatan Mesin ...... 47
4.4.1 Proses Permesinan…………………………………………..……45 4.4.2 Perakitan ...... 49
4.5 Uji coba mesin ...... 50
4.6 Perawatan ………………………………………...……………………...51 BAB V PENUTUP ...... 52
5.1 Kesimpulan ...... 52
5.2 Saran ...... 52
DAFTAR PUSTAKA ...... 53
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 2.1 Sifat Mekanik Stainless ...... 15 Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian Bantalan Gelinding ...... 18 Tabel 2.3 Keuntungan dan Kerugian Puli dan Sabuk ...... 20 Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Pengeringan Sambal Lingkung ...... 27 Tabel 4.1 Daftar Tuntutan ...... 30 Tabel 4.2 Sub Fungsi Bagian ...... 32 Tabel 4.3 Alternatif Sistem Kerangka ...... 33 Tabel 4.4 Alternatif Sistem Penggerak ...... 34 Tabel 4.5 Alternatif Sistem Wadah ...... 35 Tabel 4.6 Alternatif Sistem Pengaduk ...... 36 Tabel 4.7 Alternatif System Cover ...... 37 Tabel 4.8 Skala Penilaian Alternatif Fungsi ...... 38 Tabel 4.9 Penilaian dari Aspek Teknis ...... 38 Tabel 4.10 Penilaian dari Aspek Ekonomi ...... 38 Tabel 4.11 Kotak Morfologi ...... 39 Tabel 4.12 Urutan Perakitan …...... 49 Tabel 4.13 Uji Coba Mesin...... 50
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman Gambar 1.1 Sambal Lingkung ...... 1 Gambar 2.1 Proses Pembuatan Sambal Lingkung...... 4 Gambar 2.2 Mesin Rotary Dryer ...... 6 Gambar 2.3. Pengaduk Jenis Baling-baling ...... 7 Gambar 2.4. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) Berdaun Dua ...... 8 Gambar 2.5. Pengaduk Turbin.……...... 9 Gambar 2.6 Motor Listrik ...... 16 Gambar 2.7 Pulli dan Sabuk ...... 20 Gambar 2.8 Jenis-jenis Perawatan...... 24 Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian ...... 25 Gambar 3.2 Pengujian Sambal Lingkung ...... 28 Gambar 4.1 Diagram Black Box/Diagram Fungsi...... 30 Gambar 4.2 Diagram Proses Fungsi Mesin ...... 31 Gambar 4.4 Diagram Alir Tahapan Perancangan ...... 32 Gambar 4.5 Varian Konsep 1 ...... 40 Gambar 4.6 Varian Konsep 2 ...... 41 Gambar 4.7 Varian Konsep 3 ...... 41 Gambar 4.8 Skema Analisa Perhitungan ...... 42 Gambar 4.9 Rangka Mesin ………………………………………. 48 Gambar 4.10 Wadah ...... 48 Gambar 4.11 Pengaduk ...... 48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Daftar Riwayat Hidup Lampiran II : Gambar Kerja Lampiran III : Standart Operasianal Prosedur (SOP) Pengoperasin Mesin Lampiran IV : Tabel Perawatan
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sambal Lingkung merupakan makanan olahan dari ikan laut yang dicampurkan dengan berbagai macam bumbu seperti. kunyit, laos, cabe, santan, serai dan lain-lain, sehingga memberikan rasa yang enak dan memiliki aroma yang sedap. Teknis pembuatan sambal lingkung ini dengan cara ikan yang sudah direbus dan digiling kemudian diberi santan beserta bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan dalam satu wadah (kuali), adonan yang sudah dicampur kemudian digoreng dan di sangrai secara manual menggunakan kompor. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di kediamanibu Yuliana mengenai pembuatan sambal lingkung pada tanggal 24 Januari 2018 yang berlokasi di simpang Cokro, Sungailiat, bahwa umumnya pembuatan sambal lingkung ini membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan tenaga yang besar. Adapun produk sambal lingkung ditunjukan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Sambal Lingkung
1
Produksi sambal lingkung semakin meningkat seiring banyaknya permintaan konsumen maka dibutuhkan alat pengering sambal lingkung untuk mempercepat produksi agar sambal lingkung bisa dipasarkan kepada konsumen. Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah menurunkan kadar air sehingga bahan menjadi lebih awet, mengurangi volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan. Prinsip utama proses pengeringan adalah pengeluaran air dari bahan akibat proses pindah panas yang berhubungan dengan adanya perbedaan suhu antara permukaan produk dengan permukaan air pada beberapa lokasi dalam produk. Ukuran bahan yang akan dikeringkan dapat mempengaruhi kecepatan waktu pengeringan. Semakin kecil ukuran bahan akan semakin cepat waktu pengeringannya. Hal ini disebabkan bahan yang berukuran kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar sehingga memudahkan proses penguapan air dari bahan[1]. Ada 2 metode dalam pengeringan, yaitu: 1. Pengeringan secara alami (dijemur di bawah terik matahari). 2. Pengeringan dengan alat pengering. Pada proses pengeringan sambal lingkung, membutuhkan sumber panas terus-menerus, dan tidak memungkinkan menggunakan sumber panas alam (matahari) dikarenakan membutuhkan waktu yang sangat lama. Dari banyak jenispengeringanmenggunakanalat, dalam tugas akhir ini pengeringan yang digunakan yaitu rotary dryer. Drum dryer atau rotary dryer merupakan alat pengering yang berbantuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan menggunakan tungku atau gasifier[2], dengan menggunakan metode pengeringan ini, maka kami menggambil judul proyek akhir “Rancang Bangun Sistem Pengering dan Pengaduk Sambal Lingkung Kapasitas 16 kg”, dengan harapan dapat membantu mengawetkan sambal lingkung agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat tanpa mengurangi kualitas sambal lingkung tersebut.
2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dalam proses pengaduk dan pengering sambal lingkung sangat bergantung pada sumber panas kompor dan tenaga manusia. Untuk mempermudah proses pengaduk dan pengeringan sambal lingkung, maka dirancanglah sebuah mesin pengaduk dan pengering sambal lingkung. Rumusan masalah yang diambil dalam mengatasi hal tersebut adalah: 1. Bagaimana merancang dan membuat mesin pengaduk dan pengering sambal lingkung dengan kapasitas 16 kg? 2. Bagaimana cara menghasilkan sambal lingkung sesuai yang di inginkan?
1.3 Tujuan Dengan mengacu pada rumusan masalah diatas, tugas akhir ini bertujuan untuk: 1. Merancang dan membuat mesin pengaduk dan pengering sambal lingkung berkapasitas 16 kg. 2. Menghasilkan sambal lingkung sesuai yang di inginkan oleh pembuat sambal lingkung.
3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Sambal Lingkung Sambal Lingkung merupakan produk yang memadukan cara pengawetan ikan dengan rebusan, penggilingan, penambahan bumbu-bumbu tertentu, penggorengan dan disangrai. Umumnya sambal lingkung di buat dari daging ikan hiu, ciu, tenggiri, pirang dll. Sambal lingkung Ini menghasikan tekstur yang lembut dan aroma khas. Sambal lingkung dapat digunakan untuk lauk makan nasi maupun roti. 2.1.1 Proses Pembuatan Sambal Lingkung Bahan pembuatan sambal lingkung merupakan campuran dari ikan 16 kg, bawang merah 400 gram, bawang putih 250 gram, laos 150 gram, kunyit 100 gram, lada secukupnya, garam secukupnya, ketubar secukupnya dan santen kelapa 1,5 liter. Cara pembuatan sambal lingkung, awalnya ikan direbus sampai matang (untuk memudahkan pengambilan daging dan memisahkan dari tulang) selanjutnya daging ikan digiling hingga menjadi halus. Bumbu-bumbu dihaluskan terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan daging yang telah halus aduk hingga merata. Daging ikan dicampurkan dengan bumbu kemudian di sangrai supaya tidak hangus. Sangrai dihentikan ketika sambal lingkung telah berwarna kuning kecoklatan. Adapun proses pembuatan sambal lingkung ditunjukan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Sambal Lingkung
4
2.2 Pengeringan Pengeringan merupakan suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih tahan lama disimpan dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, disisi lain pengeringan menyebabkan sifat ruang mengalami perubahan, penurunan mutu dan memerlukan penanganan tambahan sebelum digunakan yaitu dehidrasi[1]. 2.2.1 Alat Pengering Alat yang digunakan untuk menghasilkan Sambal Lingkung yang lebih tahan lama adalah dengan cara membuat alat pengering. Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah menurunkan kadar air bahan sehingga bahan menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan. Prinsip utama pengeringan adalah pengeluaran air dari bahan akibat proses pindah panas yang berhubungan dengan adanya perbedaan suhu antara permukaan produk dengan permukaan air pada beberapa lokasi dalam produk. Ukuran bahan yang akan dikeringkan dapat mempengaruhi kecepatan waktu pengeringan. Semakin kecil ukuran bahan akan semakin cepat waktu pengeringannya. Hal ini disebabkan bahan yang berukuran kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar sehingga memudahkan proses penguapan air dari bahan. Alat yang digunakan untuk mengering sambal lingkung adalah mesin pengering sambal lingkung secara fungsional dirancang terdiri dari sistem pengering, pengaduk, kompor gas ,motor listrik,dan transmisi. Sistem pengering merupakan sistem penting yang berfungsi untuk mengering sambal lingkung hingga sambal lingkung yang dikeringkan bisa bertahan lama. Pada sistem ini terdapat sebuah thermometer yang berfungsi alat untuk mengetahui suhu yang dipakai dalam proses pengeringan dan juga sebuah tabung yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung sambal lingkung yang ingin dikeringkan.berdasarkan literatur yang didapat untuk mengeringkan makanan
5 dengan warna tidak berubah dengan menggunakan suhu 80 °- 120 °. Pengeringan dengan suhu 100°C lebih baik. Kompor gas berfungsi sebagai alat pemanas atau pengering untuk sambal lingkung. Pengaduk berfungsi sebagai alat penyangai atau pengaduk yang dapat mengaduk sambal lingkung secara merata.
2.2.2 Metode Pengeringan Rotary Dryer Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk bubuk, granula,gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan pengeluaranbahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis. Adapun mesin rotary dryer ditunjukan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Mesin Rotary Dryer
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas
6 yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.
2.3 Pengaduk Pengadukan adalah operasi yang di ciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk. Tujuaan operasi pengaduk yang utama adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan kondisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi pengaduk hanyalah satu cara untuk operasi pencampuran. Alat pengaduk yang dijalankan oleh motor universal melalui transmisi roda gigi atau V-belt dengan kecepatan yang dapat disesuaikan melalui salar pengatur yang berfungsi sebagai pengatur tegangan yang masuk pada motor. Tujuan pengaduk : 1. Mencampur dua sifat bahan yang berbeda. 2. Melarutkan padatan dalam cairan. 3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung. 4. Untuk mempercepat perpindaan panas antara fluida dengan koil pemanas jacket pada dinding bejana.
2.3.1 Jenis – jenis pengaduk 2.3.1.1 Pengaduk jenis baling-baling (propeller) Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-baling berdaun tiga. Ada pun pengaduk jenis baling-baling di tunjukan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Pengaduk jenis Baling-baling
7
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
2.3.1.2 Pengaduk Dayung (Paddle) Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya. Ada pun pengaduk jenis dayung di tunjukan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.
2.3.1.3 Pengaduk Turbin Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
8 cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.
Gambar 2.5. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensepadatan.Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling- balling helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk[3].
2.4 Proses Perancangan Produk Membantu dalam merumuskan permasalahan dan menemukan solusi dari kendala-kendala yang muncul, maka direncanakan proses-proses perancangan terhadap proyek sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan[4].
9
2.4.1 Merencanakan Pada tahap merencanakan, setiap proses perencanaan diawali dengan permasalahan yang datang sebagai pekerjaan yang harus diselesaikan atau dikerjakan, yang diciptakan atau dipilih sendiri oleh perancang.
2.4.2 Mengkonsep Mengkonsep adalah tahap perancangandimana dalam tahap ini diuraikan masalah tentang produk, tuntutan yang akan dicapai dari produk, pembagian fungsi, pemilihan alternatif fungsi dan kombinasi alternatif hingga didapat keputusan akhir tahapan-tahapan mengkonsep: 1. Penjelasan Masalah Tahapan ini diuraikan masalah-masalah yang berkenaan dengan produk yang akan dibuat, misalnya dimana produk itu akan digunakan, siapa penggunanya, jumlah operatornya, dan lain sebagainya. 2. Daftar Tuntutan Tahapan ini diuraikan tuntutan yang ingin dicapai dari produk yang akan dibuat misalnya: Kapasitas Dimensi Kemudahan dalam produksi Tingkat pengeringan minimum Tingkat pengadukan minimal 3. Analisa Fungsi Bagian Merancang sebuah alat terlebih dahulu diketahui sistem utama yang digunakan pada produk tersebut. Ada beberapa sistem block yang terdapat pada alat yang direncanakan, diantaranya: Sistem rangka Sistem transmisi Sistem penggerak Sistem pemanas Sistem input dan output
10
4. Alternatif Fungsi Bagian Tahapan ini sub-sistem akan dijelaskan alternatif-alternatif dari fungsi bagian, kemudian dipilih berdasarkan aspek yang ingin dicapai hasil dari pemilihan alternatif tersebut. 5. Kombinasi Fungsi Bagian Suatu konstruksi yang kokoh ditentukan oleh kombinasi fungsi bagian mesin yang saling mendukung. 6. Konsep Menentukan ukuran-ukuran utama dengan perhitungan kasar dan penggambaran dengan skala yang disesuaikan. 7. Variasi Konsep Penggabungan dari konsep yang variatifakan menambah keunggulan suatu konstruksi. 8. Keputusan Akhir Tahapan ini berisi alternatif yang telah dipilih dan akan digunakan pada sistem yang akan dibuat.
2.4.3 Merancang Perancangan merupakan kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses pembuatan produk. Perancangan produk yaitu sebuah proses yang berawal pada ditemukannya kebutuhan manusia akan suatu produk sampai diselesaikannya gambar dan dokumen hasil rancangan yang dipakai sebagai dasar pembuatan produk. 1. Faktor-Faktor yang harus diperhatikan dalam merancang, yaitu : Standarisasi Merancang suatu produk sebaiknya menggunakan elemen-elemen standar. Elemen mesin Merancang suatu produk sebaiknya menggunakan elemen-elemen yang umum digunakan serta seragam, baik jenis maupun ukurannya. Mekanika teknik dan pengetahuan bahan
11
Produk yang dirancang sesuai dengan trend, norma, estetika dan hindari bentuk-bentuk kontur khusus. Dalam merancang produk harus diperhatikan jenis bahan yang akan digunakan. Bahan Pemilihan bahan disesuaikan dengan fungsi, tinjau sistem yang bersesuaian dan buat bahan yang lebih kuat dari yang lain . Permesinan Merancang suatu produk sebaiknya memahami pengetahuan tentang mesin- mesin produksi (milling, turning, grinding, welding, drilling, dan lainnya) agar mudah dalam pembuatannya. Perawatan Perencanaan pembuatan suatu produk harus dipertimbangkan, agar usia pakai bisa bertahan lama dan mudah diperbaiki jika terjadi kerusakan pada suatu elemen didalamnya, serta identifikasi bagian-bagian yang memerlukan perawatan khusus. Ergonomi. Merupakan ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya (anatomi tubuh manusia). Dalam merancang suatu produk harus diperhatikan jenis bahan yang akan digunakan. Ekonomi Mencakup semua hal yang telah disebutkan diatas, mulai dari standarisasi, elemen mesin, pengetahuan bahan, ergonomi, bentuk, pembuatan hingga perawatannya. 2. Fase-Fase Perancangan Setiap kegiatan perancangan terdapat fase-fase yang direncanakan untuk membatasi setiap kegiatan sehingga menjadi lebih fokus dan terarah, adapun fase-fase dalam perancangan, yaitu: Fase definisi proyek, perencanaan proyek, analisa masalah, dan penyusunanspesifikasi teknis proyek Fase perancangan konsep produk Fase perancangan produk
12
Fase penyusunan dokumen berupa gambar produk hasil rancangan dan spesifikasi pembuatan produk. 3. Metode Perancangan Metode perancangan adalah suatu metode untuk menciptakan rancangan dengan berbagai alternatif dan variasi untuk menghasilkan sesuatu secara optimal, baik dalam bentuk, fungsi, maupun proses pembuatannya sesuai dengan tuntutan masyarakat.
2.4.4 Membuat Gambar Kerja Proses akhir dari mulai pengumpulan Data dari berbagai sumber, membuat gambar kerja rancangan mesin, pemilihan alternatif Rancangan Mesin, proses pembuatan Mesin dan pengecatan pada Mesin.
2.4.5 Klasifikasi Material Pertimbangan dalam pemilihan material harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan, selain itu juga harus memperhatikan faktor biaya yang ekonomis, karena material merupakan bagian yang penting dalam suatu mesin. Menentukan material yang tepat untuk suatu bagian mesin, pemahaman akan sifat-sifat material sangat diperlukan. Sifat-sifat material yang penting adalah sifat fisik, sifat teknik dan sifat kimia. Selain itu masih diperlukan pertimbangan- pertimbangan ekonomis dan dampak lingkungan.Sifat fisik material meliputi : Kekuatan, kekerasan, elastisitas, pemuluran, berat jenis, kemampuan menghantarkan panas dan listrik. Sifat fisik suatu material bisa dengan baik diukur besarnya dan dinyatakan dengan satuan. Kekuatan suatu material pada umumnya berpedoman pada kekuatan tariknya. Kekuatan tarik, batas elastisitas dan pemuluran maksimal biasa didapat dari pengujian tarik [5]. Klasifikasi Material yang digunakan adalah : 1. Stainless
13
Baja stainless[6] merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus baja stainless adalah pembentukan lapisan film kronium oksida (Cr2O3). Lapisan ini berkarakter kuat, tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium oksidasi dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi, pabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja stainless dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi pitting dan korosi celah.Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil karbida(titanium atau niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang yang mengalami proses sensitasi. Penambahan kromium (Cr) bertujuan meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksidasi (Cr2O3) dan ketahan terhadap oksidasi temperatur tinggi.Penambahan nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu bentuk logam. Penambahan nikel meningkatkan ketahanan korosi tegangan. Unsur aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksidasi pada temperatur tinggi. Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi menjadi lima kategori, lima kategori tersebut yaitu : 1. Baja stainlessmartensitik 2. Baja stainlessferritik 3. Baja stainlessaustenitik 4. Baja stainlessdupleks 5. Baja stainless pengerasan endapan Untuk sifat mekanik stainless, sifat mekanik stainless bisa dilihat pada Tabel 2.1.
14
Tabel 2.1 Sifat mekanik stainless
Poison Tensile Yield Elong Hard Mod Density
0,27- 0,30 515 205 40 88 193 8
Keterangan: Poison: Rasio Poison Tensile : Tensile Strength (MPa) Yield : Yield Strength (MPa) Elong : Elongation % Hard :Kekerasan (HVN) Mod :Modulus Elastisitas (Gpa) Density:Berat Jenis (Kg/m3 )
2.5 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap. Contoh motor listrik dapat dilihat dari Gambar 2.6.
15
Gambar 2.6 Motor listrik
2.6 Elemen Pengikat Secara garis besar pengklasifikasian elemen pengikat ada dua macam : 1. Elemen yang dapat dilepas, contoh baut-mur, pena, dan pasak 2. Elemen yang tidak dapat dilepas, contoh keling, perekat, solder dan las. Dibawah merupakan contoh elemen mesin pengikat yang bisa dilepas dan tidak bisa dilepas ( permanen ): a. Baut dan mur Baut digunakan untuk mengikat dua buah komponen atau lebih dengan menahan gaya. Kelompok baut ini adalah elemen yang paling bagus, sederhana, dan ekonomis bila digunakan pada konstruksi yang diinginkan karena mudah untuk dilepas pasang. Baut ini berfungsi sebagai pemegang, penutup, penyetel, penyambung, dan lain-lain. b. Pena Pena adalah elemen mesin penghubung yang sifatnya semi permanen. Pena juga merupakan bagian dari konstruksi mesin yang paling tua dan yang paling sederhana. Pena berfungsi untuk menghubungkan sesuatu akan tetapi sifatnya tidak permanen, dalam artian masih bisa dibuka. c. Las Pengelasan yaitu suatu penyambungan logam-logam setempat secara melebur. Pengelasan yang dilakukan antara dua bagian (logam) terbentuk suatu zona leburan kecil yang dinamakan “rendaman“ lebur. Mengingat pengelasan dan pemotongan merupakan pekerjaan yang amat penting dalam teknologi konstruksi dengan bahan baku logam, sehingga boleh dikatakan hampir tidak
16
ada logam yang tidak dapat dipotong dan dilas dengan cara-cara yang sudah ada sekarang ini.Penggunaan pengelasan : Menggantikan konstruksi sambungan paku keling dan konstruksi tuangan atau tempa Menyambung bagian yang retak atau patah (reparasi) Menambal bagian yang aus (buil-up welding) Memotong dan menghancurkan bagian konstruksi
2.7 Elemen Pendukung Bantalan (bearing) adalah suatu komponen yang mendukung poros atau spindle atau pengarah sebuah komponen yang saling meluncur dengan yang lainnya. Untuk menambah fungsi pendukungnya, bantalan dirancang untuk diizinkan bergerak diantara dua komponen yang saling terpisah dengan tahanan gesek sekecil mungkin. Pada suatu bearing terdapat kode-kode yang menunjukan ukuran diameter dalam, tipe atau jenis bearing, seri bearing dan jenis bahan penutup bearing. Untuk lebih memahami dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini. Contoh : Kode bantalan 6004ZZ Keterangan: 6 = kode pertama melambangkan tipe / jenis bearing 0 = kode kedua melambangkan seri bearing 04 = kode ketiga dan keempat melambangkan diameter bore (lubang bearing) Zz = kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing. Untuk lebih jelas mengenai jenis-jenis bearing dan kode bearing dapat dilihat pada Lampiran 5. Bantalan gelinding adalah nama lain dari pendukung poros yang mempunyai elemen yang berputar. Elemen yang berputar tersebut terletak antara poros dengan rumah bantalan. Pendukung poros dengan tanpa elemen berputar disebut dengan bantalan luncur[6]. Adapun untuk melihat keuntungan dan kerugian dari bantalan Gelinding, dapat dilihat pada Tabel 2.2.
17
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugiaan Bantalan Gelinding Keuntungan Kerugiaan
- Keausan kurang - Untuk beban kejut (getaran karena - Panas yang ditimbulkan kurang ketidak seimbangan komponen - Gesekan konstan pada setiap mesin) bantalan akan lebih cepat putaran rusak. - Pemakaian pelumas minimum - Lebih sensitif terhadap debu dan - Ukuran lebarnya kecil kelembaban. - Mudah untuk mengganti - Lebih mahal - Elemen standart dapat didapat dimana-mana
Menentukan jenis logam apakah yang dapat dipakai untuk bantalan, faktor yang perlu diperhatikan dari logam tersebut antara lain : Harus tahan aus Tahan karat Mempunyai koefisien gesek yang kecil Mampu bekerja pada temperatur ynag tinggi Beban yang diterima Putaran Jenis peralatan
2.8 Elemen Transmisi Dibawah ini merupakan salah satu elemen mesin yang selalu sering digunakan dalam pembuatan mesin : 2.8.1 Poros Poros merupakan elemen utama pada transmisi putar yang dapat berfungsi sebagai pembawa,pendukung putaran dan beban, dan pengatur gerak putar menjadi gerak lurus dan umumnya ditumpu oleh dua tumpuan. Gaya-gaya yang
18 timbul dari penggerak melalui elemen-elemen transmisi seperti roda gigi, pullley dan sabuk, serta rantai dan sprocket. Mencari gaya reaksi yang ada pada tumpuan dapat menggunakan hukum Newton III tentang kesetimbangan gaya dimana ∑Fx = 0, ∑Fy = 0 dan ∑M = 0, sedangkan untuk menentukan diameter poros, biasanya dihitung dibagian yang menerima momen maksimum. Tegangan bengkok terbesar terjadi pada penampang yang menerima momen bengkok maksimum. Sehingga momen gabungan (MR) antara momen bengkok dan momen puntir adalah. 2 2 MR = √(MP + 0,75(α0 . MB) (2.1) Keterangan: MR = Momen Gabungan MP = Momen Puntir MB = Momen Bengkok Untuk mencari momen puntir : Untuk mencari diameter poros : d = (mm) (2.2) 푀푅 Keterangan:√ , 휎 = Tegangan bengkok izin d = Diameter 휎 MR = Momen gabungan
2.8.2 Puli dan sabuk (pulley & belt ) Sistem transmisi putaran dan daya untuk jarak poros yang cukup panjang bekerja berdasarkan jenis muatan gesekan sabuk yang mempunyai bahan yang fleksibel. Pulli dan sabuk ditunjukkan Gambar 2.7. Pada sistem transmisi ini, kecuali untuk “Timing Belt” selalu mempunyai slip, dimana putaran paling tinggi maka kondisi slip makin besar. Oleh karena itu, pemilihan bahan antara puli dan sabuk harus mempunyai koefesien gesek yang besar. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian puli dan sabuk ditunjukkan pada Tabel 2.4
19
Gambar 2.7 Pulli dan Sabuk Keuntungan dan kerugian puli dan sabuk dapat dilihat dari Tabel 2.3 Tabel 2.3 Keuntungan dan Kerugian Puli dan Sabuk No Keuntungan Kerugian
1 Pemasangan jarak sumbu relatif Suhu kerja terbatas (±80º C) panjang 2 Mampu meredam kejutan dan Hanya untuk Rpm dengan putaran hentakan normal 3 Kontruksi relatif sederhana Tidak cocok untuk beban berat 4 Tidak perlu sistem pelumasan Selain “Timing Belt” pada pemindahan putaran terjadi slip 5 Tidak berisik Harus sering mengatur tegangan sabuk 6 Mudah dalam penanganan dan pengadaan
Langkah-langkah untuk mencari perhitungan pulli dan sabukyaitu sebagai berikut. 1. Daya rencana (Pd) Langkah awal perhitungan pulli dan sabuk yaitu mencari daya rencana. Dimana daya sudah dihitung pada persamaan (2.3).
(2.3)
푃 Keterangan = 푥: 푃 fc : Faktor koreksi
20
P : Daya [ Kw ]
2. Momen Puntir (Mp) Langkah selanjutnya yaitu menghitung momen puntir. Dimana momen ini akan mempengaruhi poros ketika motor dihidupkan.
(2.4) . 푃 푝 = , 푥 푥 Keterangan : Pd : Daya rencana [ Kw ] n : Putaran [ rpm ] 3. Diameter poros (d) Setelah momen puntir diketahui barulah bisa mencari diameter poros. Rumus perhitungan poros sebagai berikut.
(2.5) , = √휎 푥 푥 푥 푝 Keterangan : Kt : Faktor koreksi tumbukan Cb : Faktor lenturan Mp : Momen Puntir [ kgmm ]
4. Diameter lingkaran jarak (Dp) Diameter lingkaran jarak dipengaruhi oleh rasio pulli dan diameter minimal pulli seperti ditunjukkan pada persamaan berikut.
(2.6)