KAMPURUI JURNAL Faktor-Faktor Yang KESEHATAN MASYARAKAT Berhubungan Dengan Kejadian Jurnal Hasil Penelitian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wajo Kota Baubau

Surnisyyah Nadir 1) https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/inde x.php/kesmas 1) Program Studi Kesehatan Masyarakat, e-ISSN: 2549-6654 Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Baubau, Keywords:P-ISSN: 2338Family-610x history, Smoking, Physical activity, Hypertension Dikirim: 1/11/2019 Direvisi: 16/11/2019 Kata kunci: ABSTRACTDisetujui: 18/11/2019 Riwayat keluarga, Merokok, Hypertension or high blood pressure is an Aktivitas Fisik, Hipertensi increase systolic blood more than 140 mmHg and diastolic blood pressure more than 90 mmHg. The purpose of this research is to Korespondensi Penulis: know factors related to the incidence of [email protected] hypertension in the workplace health centers Wajo City Baubau. The type of research used is quantitative with a cross sectional approach study. With a total sample of 78 people is a patient who routinely conducts blood pressure check every month at the health center of Wajo Baubau in the period January to May 2019. The samples in this study were taken using stratified random sampling. Data collection through primary data by using questionnaires and conducting observations directly and secondary data. Processing and analyzing data using SPSS PENERBIT program version 22 with data analysis of Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas univariate and bivariate. The results showed Dayanu Ikhsanuddin that there was a relationship between obesity (p value = 0.003) with hypertension. Alamat: Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, There is no relationship between family Baubau 93724 history (p value = 0780), physical activity (р value = 0.357), diet (p value = 0.746) and smoking habit (p value = 0.654) with the incidence of hypertension in the working area of Wajo City Baubau. Conclusion of this research is a family history factor, physical activity, diet and smoking habit are no relation with the incidence of hypertension in the work Area health centers Wajo Baubau. And there is a relationship between obesity factors with the incidence of hypertension in the work area of Wajo City Baubau.

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1, No. 1, Desember 2019 | 38 INTISARI

mengakibatkan peningkatan angka Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kesakitan dan angka kematian. Tekanan peningkatan darah sistolik lebih dari 140 darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase 90 mmHg. Tujuan penelitian ini adalah sistolik 140 menunjukan fase darah yang untuk mengetahui faktor-faktor yang sedang dipompa oleh jantung dan fase berhubungan dengan kejadian hipertensi di diastolikWorld 90 menunjukan Health Organization fase darah yang wilayah kerja puskesmas Wajo kota Baubacrossu. kembali ke jantung (Sumiati, 2018). sectionalJenis penelitian study yang digunakan adalah (WHO) kuantitatif dengan pendekatan menyebutkan jumlah penderita hipertensi . Jumlah sampel sebanyak 78 akan terus meningkat seiring dengan jumlah orang yaitu pasien yang rutin melakukan penduduk yang bertambah pada 2025 cek tekanan darah setiap bulan di mendatang diperkirakan sekitar 29% warga Puskesmas Wajo periode Januari sampai dunia terkena hipertensi. WHO Stratifdenganied MeiRandom 2019. Sampel Sampling dalam penelitian menyebutkan negara ekonomi berkembang ini diambil dengan menggunakan teknik memiliki penderita hipertensi sebesar 40% . Pengumpulan sedangkan negara maju hanya 35%, data melalui data primer dengan kawasan Afrika memegang posisi puncak menggunakan kuesioner dan melakukan penderita hipertensi, yaitu sebesar 40%. pengamatan secara langsung dan data Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia sekunder. Pengolahan dan analisis data Tenggara 36%. Di kawasan Asia penyakit ini dengan menggunakan program SPSS versi telah membunuh 1,5 juta orang setiap 22 dengan analisis data univariat dan tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga bivariat. Hasil penelitian menunjukkan orang menderita hipertensi. Sedangkan di bahwa ada hubungan antara obesitas (p Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai value = 0,003) dengan kejadian hipertensi. 32% dari total jumlah penduduk (Tarigan Tidak ada hubungan antara riwayat dkk, 2018) keluarga (p value = 0.780), aktivitas fisik (р Berdasarkan data dari Riskesdas value = 0,357), pola makan (p value = 0,746) tahun 2013, hipertensi di Indonesia dan kebiasaan merokok (p value = 0,654) merupakan masalah kesehatan dengan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja prevalensi yang tinggi yaitu sebesar 25,8%. puskesmas Wajo kota Baubau. Kesimpulan Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung dari penelitian ini yaitu faktor riwayat (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan keluarga, aktivitas fisik, pola makan dan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa kebiasaan merokok tidak berhubungan Barat (29,4%), dan Gorontalo (29,4%). Dan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja yang terendah di Papua (16,8%) Sementara Puskesmas Wajo Kota Baubau. Dan ada itu, data Survei Indikator Kesehatan hubungan antara obesitas dengan kejadian Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wajo menunjukkan peningkatan prevalensi 1.KotaPENDAHULUAN Baubau. hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke hipertensi) atas sebesar 32,4% (Sundari, 2019). Jumlah kasus hipertensi di Provinsi Tekanan. darah tinggi ( Tenggara tahun 2016 sebanyak adalah suatu peningkatan tekanan darah di 18.054. Pada tahun 2017 sebanyak 11. 265 dalam arteri Secara umum, hipertensi kasus (Dinkes Kota Baubau, 2017; 2018). merupakan suatu keadaan tanpa gejala, di Di Kota Baubau, jumlah penderita mana tekanan yang abnormal tinggi di hipertensi pada tahun 2017 terdapat 5.215 dalam arteri menyebabkan peningkatan kasus, pada tahun 2018 mengalami risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal penurunan menjadi 3.606 kasus (Dinkes jantung, serangan jantung dan kerusakan Kota Baubau, 2017). ginjal. Hipertensi adalah suatu keadaan di Pada tahun 2018, jumlah penderita mana seseorang mengalami peningkatan Hipertensi berdasarkan data dari Dinas tekanan darah di atas normal Kampurui yang Jurnal KesehatanKesehatan Masyarakat Kota Vol. Baubau 1, No. 1, yangDesembe tertinggir 2019 | 39 di Puskesmas Wajo dan Puskesmas 2019 ternyata kejadian Hipertensi masih Betoambari. Di Puskesmas Wajo jumlah meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk penduduk ≥18 tahun berdasarkan jenis mengetahui faktor-faktor yang kelamin laki-laki sebanyak 164 kasus dan berhubungan dengan kejadian hipertensi di perempuan sebanyak 255 kasus. Sedangkan wilayah kerja puskesmas Wajo. Ada 5 di Puskesmas Betoambari jumlah penduduk variabel yang diteliti yaitu riwayat keluarga, ≥18 tahun berdasarkan jenis kelamin laki- aktivitas fisik, pola makan, obesitas dan laki sebanyak 163 kasus sedangkan 2.kebiasaanMETODE merokok. PENELITIAN perempuan sebanyak 256 kasus. Dan jumlah penderita yang terendah yaitu di survei Puskesmas Bukit Wolio Indah dengan analitikJenis penelitian ini adalah penelitian jumlah penduduk ≥18 tahun berdasarkan crosskuantitatifsectional denganstudy desain. penelitian jenis kelamin laki-laki sebanyak 26 kasus . Rancangan penelitian ini adalah sedangkan perempuan sebanyak 68 kasus Penelitian dilakukan (Dinkes Kota Baubau,, 2018). pada bulan Juli-Agustus 2019. Lokasi Jumlah kasus hipertensi di Puskesmas penelitian di wilayah kerja Puskesmas Wajo. Wajo Kota Baubau pada tahun 2017 Populasi penelitian adalah seluruh pasien sebanyak 10.533 kasus, menurun pada yang rutin melakukan cek tekanan darah tahun 2018 sebanyak 419 dan sejak bulan setiap bulan di Puskesmas Wajo dalam Januari sampai dengan bulan Mei 2019 periode Januari sampai Mei 2019 sebanyak berjumlah 435 kasus (Laporan Bulanan Stratified362 orang.RandomSampelSamplingsebanyak 78 responden. PTM Puskesmas Wajo). Teknik sampling yang digunakan adalah Banyak faktor risiko sebagai . penyebab penyakit hipertensi. Adapun Data primer penelitian adalah data faktor risiko terjadinya kejadian hipertensi yang diperoleh langsung dari responden dapat dibedakan atas faktor risiko yang melalui lembar kuesioner yang meliputi tidak dapat diubah (seperti keturunan atau data tentang riwayat keluarga, aktivitas genetik, jenis kelamin, dan umur) dan faktor fisik, pola makan, obesitas, dan kebiasaan risiko yang dapat diubah (seperti merokok. Data sekunder diperoleh dari kegemukan atau obesitas, kurang olahraga instansi kesehatan seperti Puskesmas Wajo atau aktivitas fisik, merokok, stres, dan website dari instansi-instansi terkait konsumsi alkohol dan konsumsi garam) guna memperoleh informasi tambahan (Erna Krisnawati Sarumaha dan Vivi Eulis berkaitan dengan penelitian yang akan Diana, 2018). dilakukan. Analisis data menggunakan Dampak dari hipertensi apabila tidak perangkat software chi SPSS-square. untuk analisis segera diatasi dapat mengakibatkan univariat dan bivariate. Jenis uji yang kelainan yang fatal. Kelainan itu misalnya, 3.digunakanHASIL PENELITIAN adalah uji kelainan pembuluh darah, jantung (kardiovaskuler) dan gangguan ginjal, bahkan pecahnya pembuluh darah kapiler Distribusi karakteristik responden dan di otak atau lebih biasa disebut dengan variable yang diteliti dapat dilihat pada stroke dan berakhir dengan kematian table 1 di bawah. Berdasarkan table (Sarumaha dan Vivi, 2018). tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah Upaya-upaya yang dilakukan responden yang memiliki riwayat keluarga Puskesmas Wajo yaitu Posyandu Lansia, sebanyak 32 responden (41%), dan yang Posbindu, dan Prolanis. Posyandu Lansia berisiko hipertensi sebanyak 22 responden dan Posbindu bertujuan untuk memantau (43,1%) serta yang tidak berisiko hipertensi tekanan darah penderita, sementara sebanyak 10 responden (37%). Sedangkan Prolanis untuk meningkatkan aktivitas fisik jumlah responden yang tidak ada riwayat lansia dengan cara olahraga. keluarga sebanyak 46 responden (59%), Berbagai macam upaya di Puskesmas dengan yang berisiko hipertensi sebanyak Wajo telah dilaksanakan. Namun data di 29 responden (56,9%) dan yang tidak lapangan dari bulan Januari hinggaKampurui Mei Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1, No. 1, Desember 2019 | 40 Tabel 2. Hubungan antara Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi berisiko hipertensi sebanyak 17 responden Hipertensi Riwayat Tidak P (63%).Tabel 1. Karakteristik Responden Berisiko Karakteristik n % Keluarga Berisiko value Responden n % n % Umur Ada 22 43,1 10 37 Remaja Akhir 1 1,3 Sumber:Tidak ada Data Primer,29 56,9 2019 17 63 0,780 (17-25 tahun) Jumlah 51 100 27 100 Dewasa Awal 3 3,8 (26-35 tahun) Chi Square Dewasa Akhir 10 12,8 Berdasarkan uji statistik p denganvalue (36-45 tahun) menggunakan uji dengan tingkat Lansia Awal 16 20,5 signifikan 95%, maka didapat nilai = (46-55 tahun) 0,780 (p > 0,05), maka dapat disimpulkan Lansia Akhir 19 24,4 bahwa tidak ada hubungan antara riwayat (56-65 tahun) keluarga dengan kejadian hipertensi di JenisManula Kelamin 29 37,2 (>65 tahun) wilayahTabel 3.kerjaHubungan PuskesmasAntara WajoAktivitas. Fisik dengan Kejadian Hipertensi Hipertensi PendidikanPerempuan 60 76,9 P Aktivitas Tidak Laki-Laki 18 23,1 Berisiko value Fisik Berisiko Tidak Sekolah 4 5.1 n % N % Tidak tamat SD 5 6.4 Tamat SD 13 16.7 Tamat SLTP 14 17.9 Kurang 29 56,9 19 70,4 Cukup 22 43,1 8 29,6 0,357 PekerjaanTamat SLTA 29 37.2 Sumber: Data Primer, 2019 Tamat PT 13 16.7 Jumlah 51 100 27 100

PNS 2 2.6 chi Square Swasta 11 14.1 Tabel 3 menunjukkan bahwa Pensiunan 13 16.7 berdasarkan uji statistik dengan Buruh 5 6.4 tingkat signifikan 95%, maka didapatkan HipertensiTidak Bekerja 34 43.6 nilai p = 0,357 (p > 0,05), maka tidak ada Lainnya 13 16.7 hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Hipertensi≥140/90 51 65.4 <140/90 27 34.6 PuskesmasTabel 4. Wajo.Hubungan Antara Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi P RiwayatBerisiko Keluarga 51 65.4 Hipertensi value Tidak Berisiko 27 34.6 Pola Tidak Makan Berisiko AktivitasTerdapat riwayatFisik 32 41.0 Berisiko Tidak terdapat riwayat 46 59.0 n % N %

PolaKurang Makan 48 61.5 Tidak Cukup 30 38.5 5 9,8 2 7,4 teratur 0,746 Teratur 46 90,2 25 92,6 ObesitasTidak teratur 7 9.0 Sumber: Data Primer, 2019 Teratur 71 91.0 Total 51 100 27 100

KebiasaanObesitas Merokok 45 57.7 chi-square Normal 33 42.3 Tabel 4 menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik dengan Sumber:Merokok Data Primer, 2019 33 42.3 tingkat signifikan 95%, maka diperoleh nilai Tidak merokok 45 57.7 p = 0,746 (p > 0,05). Maka dapat Kampurui Jurnal Kesehatandisimpulkan Masyarakat bahwa Vol. 1, No.tidak 1, Desembeada rhubungan 2019 | 41 antara pola makan dengan kejadian meningkat. Jadi, meskipun tanpa riwayat hipertensiTabel 5 Hubungan di wilayahAntara kerja ObesitasPuskesmas dengan Wajo. keluarga responden memiliki peluang lebih Kejadian Hipertensi besar berisiko hipertensi akibat faktor usia. Hipertensi P Hal ini sejalan dengan penelitian yang Tidak Obesitas Berisiko value dilakukan oleh Andini, dkk (2018) yang Berisiko menyatakan bahwa genetik tidak n % n % berhubungan dengan kejadian hipertensi. Namun berbeda dengan hasil penelitian Obesitas 36 70,6 9 33,3 Nugroho, dkk (2019) yang menyatakan Sumber:Normal Data Primer,15 29,4 201918 66,7 0,003 bahwa subjek yang mempunyai riwayat Total 51 100 27 100 hipertensi pada keluarganya lebih berisiko terjadinya hipertensi dibandingkan subjek Chi Square b.yangHubungan tidak mempunyaiAntara riwayatAktivitas hipertensi Fisik di Tabel 5 menunjukan bahwa keluarganyadengan Kejadian. Hipertensi Berdasarkan uji statistik dengan tingkat signifikan 95%, maka didapat nilai p = 0,003 ( p < 0,05), maka disimpulkan Aktivitas fisik pada penelitian ini bahwa ada hubungan antara obesitas dikategorikan cukup apabila responden dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja melakukan aktivitas fisik ≥30 menit/3-4 kali PuskesmasTabel 6. Wajo.Hubungan Antara Kebiasaan seminggu dan kurang apabila responden Merokok dengan Kejadian Hipertensi melakukan aktivitas fisik ≤30 menit/3-4 kali Hipertensi seminggu. Namun, pada penelitian ini P Kebiasaan Tidak Berisiko value banyak responden yang memiliki kategori Merokok Berisiko aktivitas fisik yang kurang berolahraga. n % n % Orang dengan aktivitas fisik yang kurang cenderung memiliki frekuensi Merokok 22 43,1 11 40,7 denyut nadi yang lebih tinggi, sehingga otot Tidak jantung memompa darah lebih keras dan 29 56,9 16 59,3 0,654 Sumber:merokok Data Primer, 2019 akan menyebabkan tekanan pada dinding Total 51 100 27 100 arteri semakin besar. Jadi, responden dapat mengalami kegemukan yang menjadi salah Chi Square satu faktor risiko hipertensi dan penyakit Tabel 6 menunjukan bahwa degeneratif lainnya. Selain itu, sebagian berdasarkan uji statistik dengan besar responden dalam penelitian ini tidak tingkat signifikan 95%, maka didapatkan memiliki pekerjaan, sehingga tidak nilai p = 0,654 (p> 0,05), maka tidak ada membutuhkan aktivitas fisik atau hubungan antara kebiasaan merokok pergerakan tubuh yang banyak. dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Hasil penelitian ini sejalan dengan 4.PuskesmasPEMBAHASAN Wajo. Situmorang (2015), menyatakan bahwa a. Hubungan antara Riwayat Keluarga tidak terdapat hubungan antara aktivitas dengan Kejadian Hipertensi fisik dengan kejadian hipertensi. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Karim, dkk (2018), yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukan bahwa responden yang keluarga yang tidak memiliki riwayat mempunyai aktivitas fisik sedang keluarga namun berisiko untuk hipertensi cenderung lebih besar beresiko terkena sebanyak 29 orang. Berdasarkan hasil hipertensi tetapi begitu sebaliknya observasi dan wawancara terkait dengan responden yang memiliki aktivitas fisik hal ini disebutkan sebagian besar responden berat cenderung lebih sedikit berisiko yaitu lansia akhir dan manula. Pada usia itu terkena hipertensi. seseorang lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi, seiring dengan bertambahnya usia, tekanan darah akan cenderungKampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1, No. 1, Desember 2019 | 42 c. Hubungan Antara Pola Makan dengan e. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Kejadian Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi

Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa tidak ada hubungan antara pola tidak terdapat hubungan antara kebiasaan makan dengan kejadian hipertensi di merokok dengan kejadian hipertensi. Wilayah Kerja Puskesmas Wajo. Hasil Berdasarkan hasil observasi dan hasil penelitian pada responden yang memiliki wawancara terkait dengan hal ini pola makan teratur namun berisiko untuk disebutkan bahwa jumlah responden dari hipertensi sebanyak 46 orang. Hasil penelitian ini sebagian besar berjenis observasi dilapangan dan hasil wawancara kelamin perempuan, dimana responden terkait dengan hal ini disebabkan oleh perempuan dalam penelitian ini tidak faktor lain yaitu stres dan kebiasaan memiliki kebiasaan merokok. mengonsumsi kafein (untuk responden laki- Hasil penelitian ini sejalan dengan laki). Responden mengalami stres karena penelitian yang dilakukan oleh Sarasaty memikirkan tuntutan hidup yang banyak (2011), yang menyatakan bahwa tidak sementara responden tidak memiliki terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan. Hal itu dapat memicu kebiasaan merokok dengan kejadian meningkatnya tekanan darah. hipertensi pada lanjut usia. Namun berbeda Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dengan hasil penelitian Oroh dkk (2013) Wijaya (2011), bahwa tidak ada hubungan yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan tingkat kejadian antara kebiasaan merokok dan konsumsi hipertensi pada lansia. Akan tetapi, hasil alkohol dengan tingkat hipertensi. Konsep penelitian ini bertentangan dengan ini berarti bahwa semakin banyak kadar penelitian yang dilakukan oleh Elvira dan zat-zat beracun maka semakin berpeluan Novi (2019), yang menyatakan bahwa ada terjadinya hipertensi. Kadar zat- zat kimia d.hubunganHubungan antaraAntara polaObesitas makan dengan dengan rokok dalam darah secara langsung kejadianKejadian hipertensi Hipertensi. ditentukan banyak sedikitnya konsumsi 5.rokokKESIMPULAN (Sutomo, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kejadian hipertensi. Obesitas terjadi karena ada hubungan antara obesitas dengan ketidakseimbangan jumlah kalori yang kejadian hipertensi dan tidak ada hubungan masuk lewat makanan dan minuman lebih antara riwayat keluarga, aktivitas fisik, pola besar daripada jumlah kalori yang makan dan kebiasaan merokok dengan dikeluarkan untuk tumbuh kembang, kejadian hipertensi di Puskesmas Wajo Kota metabolisme maupun beraktifitas. Baubau. Ketidakseimbangan itu dipengaruhi oleh Perlu dilakukan peningkatan promosi berbagai faktor antara lain faktor perilaku kesehatan/penyuluhan dan sosialisasi (Budianto, 2019). Pada orang yang obesitas tentang faktor risiko hipertensi sebagai tahanan perifer berkurang atau normal bentuk upaya pencegahan. Hasil penelitian sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi ini diharapkan dapat digunakan sebagai dengan aktivitas renim plasma yang rendah acuan bagi penelitian lanjut pada bidang (Arijatmo dan Hendra, 2001). DAFTARkajian yang PUSTAKA sama. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Simamora, dkk. (2019) yang Faktor-Faktor yang menyatakan bahwa variabel yang paling Andini,Berhubungan R, Ichayuen denganAvianty Kejadian dan Andreanda Hipertensi dominan adalah obesitas maka orang yang padaNasution. Ibu Rumah(2018) . Tangga di Puskesmas obesitas 2,952 kali lebih besar berpeluang Gang Aut Kelurahan Paledang Kecamatan menderita hipertensi dibanding dengan Tengah Kota Bogor Tahun 2018 yang tidak obesitas. . Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1, No. 1, Desember 2019 | 43 Pengaruh Promotor Jurnal Mahasiswa KesehatanIlmu Simamora,Riwayat L Keluarga,asria, Ninsah Obesitas Putri Dan Sembiring Stress PenyakitMasyarakat Dalam, 2 (1) Psikosialdan Marlina Terhadap Simbolon. Kejadian(2019 ). Hipertensi Aritmojo T dan Hendra U. (2001). Pada Ibu Pasangan Usia Subur Di Wilayah . JakartaHubungan : Balai Penerbit Obesitas Kerja Puskesmas Simalingkar danFKUI Umur Pasien terhadap Kejadian Budianto,Hipertensi Yudi. (2019). . Faktor Jurna-l FaktorMutiara Ners yang, 2 (1) Berhubungan: 188-194 dengan . Jurnal ‘Aisyiyah Medika, Profil3 (2) Situmorang,Kejadian Paskah Hipertensi Rina. pada(2015). Penderita Kesehatan: 183-190 Kota Baubau Tahun 2016 Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Sari Dinkes Kota Baubau. (2017). Profil Mutiara Tahun 2014. Kesehatan Kota Baubau Tahun 2017. Dinkes Kota Baubau. (2018). KetidakpatuhanJurnal IlmiahPola Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan MakanKeperawatan, pada Pasien1 (1) : 67Hipertensi-72 di Kota Elvira,Kejadian M danHipertensi Novi Anggraini. (2019). Sumiati, Nita. (2018). .

. Jurnal Akademika . Karya). Faktor Tulis Yang Ilmiah BerhubunganMalang : BaiturrahimHubunganJambi . Aktivitas8 (1) : 78 - Fisik89 dengan denganUniversitas Kejadian Muhammadiyah Hipertensi Malang. Pada Karim,Derajat N.A, Franly Hipertensi Onibala pada dan Pasien Vandri Rawat Kallo. Sundari.Kelompok (2019 Usia Lanjut di Posyandu Lansia Jalan(2018 ). di Wilayah Kerja Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun Tagulandang Kabupaten Sitaro 2019.

. e-journal Skripsi. :Cara Universitas-Cara TepatHalu Keperawatan (e-Kp), 6 (1) : 1-6 DalamOleo Menghadapi Hipertensi Laporan Bulanan PTM (Penyakit Tidak Sutomo, Budi. (2009). Menular) Puskesmas Wajo Tahun 2019. Pengaruh Pengetahuan,. . Sikap Nugroho, FaktorKristiawan Risiko PA., Penyebab Theresia Kejadian P.E. Tarigan,dan Dukungan A.R., Zulhaida Keluarga Lubis terhadap dan Syarifah. Diet HipertensiSanubari dan di Wilayah Jein Mayasari Kerja Rumondor. Puskesmas Hipertensi(2018). Di Desa Hulu Kecamatan Sidorejo(2019). Lor Kota Salatiga. Pancur Batu Tahun 2016

Jurnal . Jurnal Kesehatan Kusuma Husada,Hubungan 1 (1) : Antara32-42 kesehatan, 11 (1) : Hubungan9-17 Pola Makan Oroh,Kebiasaan Diyan N., Merokok Grace D. dan Kandou., Konsumsi Nancy Alkohol S.H. Wijaya,dengan SonyTingkat ArdhiKejadianand HipertensiSugiyanto, pada denganMalonda. Kejadian (2013). Hipertensi Pada Pasien LansiaSugiyanto di Dusun. (2011) 14. Sungapan Tirtorahayu Poliklinik Umum di Puskesmas Tumaratas Galur Kulon Progo . Kec. Langowa Barat Kabupaten Minahasa Skripsi. . Yogyakarta : STIKES 'Aisyiyah Skripsi. : Universitas Sam Yogyakarta. Ratulangi Faktor Risiko Kejadian SarumahaHipertensi, Erna pada Krisnawati Usia Dewasa dan Vivi Muda Eulis di PuskesmasDiana. (2018 Perawatan). Plus Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan

. Jurnal KesehatanFaktor- FaktorGlobal, 1 (2) Yang: 70 -77 Berhubungan Dengan Sarasaty,Hipertensi Rinawang Pada Kelompok Frilyan. (2011). Lanjut Usia Di Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat, Kota Selatan Tahun 2011

. Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1, No. 1, Desember 2019 | 44