JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN PEMBANGUNAN Vol. 15 No. 1, Juni 2014 : 45 - 58

SIARAN BAHASA SUNDA DI RRI DAN UPAYA PELESTARIAN BUDAYA LOKAL

SUNDANESE PRESS IN BANDUNG RRI AND LOCAL CULTURAL PRESERVATION EFFORTS

Neti Sumiati Hasandinata Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika - Bandung Kementerian Komunikasi dan Informatika Jalan Padjajaran No. 88 Bandung (40173) e-mail: [email protected]

Diterima: 25 Februari 2014 Direvisi: 28 Mei 2014 Disetujui: 28 Juni 2014

ABSTRACT Sundanese people's love of the arts and culture are still quite high, It can be seen much attention from various circles, too many fans who pay attention to/watch when held Sundanese arts. Radio as a means of cultural conservationists have a chance to take the role. Although not all of the radio show pleasing events associated with Sundanese culture, London is still scheduled to RRI patterns of events associated with Sundanese culture. Because it's worth it for the research of how RRI Bandung develop and preserve Sundanese art, how the obstacles and how the audience response. The method used by qualitative descriptive approach, collecting data through in-depth interviews with key informants, the head of news, public relations, cultural broadcaster, and monitoring SMS listener. The results showed consistently implement broadcast RRI Bandung Sundanese culture through Programa 4 with various display event related to education, culture, traditional and non-traditional art, as well as art from other ethnic groups. Obstacles faced, the lack of human resources Broadcaster, screenwriter and limited mounting iklan.Tanggapan pretty good listener, proved to give a good response in the form of appreciation, suggestions and criticisms are delivered via SMS, telephone and letter. It is therefore recommended to the government to provide training facilities to improve the quality of human resources keradioan radio actors.

Keywords: Sundanese broadcast, RRI Bandung, the local culture.

ABSTRAK Kecintaan masyarakat Sunda terhadap seni budaya masih cukup tinggi, Hal ini dapat dilihat banyaknya perhatian dari berbagai kalangan, juga banyaknya penggemar yang memperhatikan/menonton apabila kesenian Sunda digelar. Radio sebagai sarana pelestari budaya daerah mempunyai kesempatan mengambil perannya. Walaupun tidak semua radio berkenan menampilkan acara yang berkaitan dengan kebudayaan Sunda, RRI Bandung masih mengagendakan pola acara yang berkaitan dengan kebudayaan Sunda. Karena itu layak untuk diadakan penelitian bagaimana RRI Bandung mengembangkan dan melestarikan kesenian Sunda, bagaimana kendalanya serta bagaimana respon pendengarnya. Metode yang digunakan dengan pendekatan deskriptif kualitatif, pengumpulan data melaui wawancara mendalam dengan informan kunci, yaitu kepala bidang pemberitaan, humas,penyiar budayawan,dan monitoring SMS pendengar. Hasil penelitian menunjukan RRI Bandung konsisten melaksanakan siaran budaya Sunda melalui Programa 4 dengan berbagai tampilan acara yang berkaitan dengan pendidikan, budaya, seni tradisional dan non tradisional, juga

45

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 15 No.1, Juni 2014 : 45 - 58 seni dari etnis lain. Kendala yang dihadapi, masih kurangnya sumber daya manusia Penyiar, penulis naskah dan terbatasnya pemasang iklan. Tanggapan pendengar cukup baik, terbukti memberikan respon baik berupa apresiasi, saran dan kritik yang disampaikan melalui sms, telepon dan surat. Karena itu disarankan kepada pemerintah agar memberikan fasilitas pelatihan tentang keradioan untuk meningkatkan kualitas SDM pelaku radio.

Kata Kunci: siaran bahasa Sunda, RRI Bandung, budaya lokal.

PENDAHULUAN tahun 1952 ahli budaya Sunda Tanggung Jawab RRI sebagai berkumpul di Bandung, melahirkan radio publik, tidak hanya secara yuridis Lembaga Basa dan Sastra Sunda, sesuai dengan bunyi dan kehendak mendirikan Beungkeutan Pangulik Undang-Undang Penyiaran No. 32 tahun Sunda (semacam studi klub), kemudian 2002, tetapi dalam merumuskan siaran secara periodik 3 (tiga) tahunan harus memperhatikan aspek persaingan dilaksanakan Kongres Bahasa Sunda, antar media di tengah pesatnya selama periode itu pula sudah banyak perkembangan teknologi komunikasi, lembaga, yayasan, badan yang didirikan agar tetap mendapat tempat dari oleh putra Sunda yang bermaksud dan pendengarnya. Demikian juga dalam bertujuan untuk membina dan siaran budaya, sesuai visi RRI, memperkembangkan kebudayaan dan mewujudkan Lembaga Penyiaran Publik kesenian Sunda (Rosidi. 2011). Berbagai sebagai radio jaringan terluas, upaya yang dilakukan para ahli dan pembangunan bangsa berkelas dunia. pihak-pihak yang mencintai bahasa Radio mempunyai peran strategis Sunda agar tetap hidup, berkembang dan dalam melestarikan kesenian daerah, digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana amanat Undang-Undang bermuara pada terbitnya Perda Provinsi Dasar 45 pasal 32 ayat 2: “Negara Jawa Barat pada tahun 2002, yang saat menghormati dan memelihara bahasa ini telah diubah, menjadi Perda No. 5 daerah sebagaimana kehidupan bahasa tahun 2003, sebagai payung hukum bagi nasional“. Undang-Undang tersebut masyarakat untuk memelihara, mengisyaratkan melestarikan budaya melestarikan dan mengembangkan daerah berarti turut mengawal bahasa Sunda. Bahkan diikuti oleh Perda pertumbuhan bahasa nasional. Demikian lainnya ditingkat kabupaten/kota di Jawa juga dalam melestarikan bahasa Sunda Barat. mengandung arti; menjaga, memupuk, Untuk mendukung Perda tersebut memelihara, mengembangkan mungkin menjadi kewajiban masyarakat, yang juga mentransfer untuk selanjutnya pada lebih spesifik lagi para ahli, dan generasi muda (orasi ilmiah untuk profesional yang berkaitan dengan memperoleh gelar DR Honoris Causa bahasa Sunda lain guru, ulama, Hj. Popong Otje Djundjunan tanggal 11 wartawan, programer TV/radio, penyiar, maret 2011 di UPI Bandung). kreator seni, termasuk politisi Untuk daerah Sunda, kesadaran (wawancara dengan H. Us Tiarsa R, akan peranan kebudayaan daerah itu Pemimpin Redaksi Bandung TV/Ketua telah dirumuskan sejak lama, misalnya

46

Siaran Bahasa Sunda di RRI Bandung… Neti Sumiati Hasandinata

Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, 25 lembaga penyiaran yang dapat Januari 2014). berjaringan secara nasional dan dapat Sebagai media komunikasi yang bekerja sama dengan lembaga penyiaran bersifat auditif peran radio tidak terbatas asing. Undang-Undang Penyiaran sebagai sarana untuk menyampaikan mengamanatkan RRI sebagai radio informasi dan hiburan, akan tetapi bisa publik, sudah barang tentu harus lebih dijadikan media untuk melestarikan bermanfaat bagi kepentingan publik. budaya bangsa termasuk budaya Radio sebagai sarana pelestarian daerahnya, karena komunikasi dan seni budaya, mempunyai kesempatan besar mempunyai hubungan yang erat. Salah mengambil perannya, walaupun tidak satu fungsi komunikasi adalah fungsi semua radio berkenan menampilkan ekspresi, bisa berupa prosa, puisi, acara yang berkaitan dengan budaya lukisan dan karya seni lainnya. Sebab daerah (Sunda). Peran radio untuk Komunikasi melalui radio seolah-olah mengembangkan dan melestarikan mewakili komunikasi tatap muka (face kesenian Sunda tidak semudah to face communication), menyebarkan membalikkan telapak tangan, saat ini berita lebih cepat (Sunaryo dan harus berhadapan dengan hembusan Djonarsih, S Sunaryo. 2003). globalisasi yang dapat mengikis seni Sebenarnya radio lahir dari Sunda juga seni daerah lainnya. Karena kebutuhan informasi publik. Dalam hal itu untuk menarik pendengar, agar tetap ini radio memiliki beban tuntutan publik mencintai budaya Sunda kreativitas sebagai saluran informasi dalam dalam mengemas siaran agar lebih hubungan sosial, yang lebih variatif. berkecenderungan mengembangkan dan Dari data yang ada RRI Bandung memajukan kebudayaan. Radio siaran merupakan radio pemerintah yang ada di dikatakan sebagai medium sekunder dari kota Bandung sering menggelar, proses komunikasi dalam perkembangan menyiarkan dan melaksanakan kegiatan kebudayaan manusia. Perantara atau sejenisnya untuk melestarikan budaya medium ini dari perspektif yang luas Sunda, dengan menampilkan berbagai dapat dilihat sebagai perkembangan dari acara. Oleh karena itu layak untuk bentuk komunikasi manusia dimasa lalu, mengadakan penelitian, bagaimana RRI untuk menyebar luaskan gagasan, Bandung dalam melestarikan budaya melalui unsur bunyi atau suara Sunda, apa kendalanya serta bagaimana (Wibowo. 2012). tanggapan pendengarnya. Sejak diberlakukannya Undang- Kecintaan masyarakat Sunda Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002, pada seni dan budaya Sunda masih yang resmi berlaku tanggal 28 Desember cukup tinggi, hal ini ditangkap oleh RRI tahun 2004, serta PP No. 10 tahun 2002, Bandung dalam memformulasikan acara tentang lembaga Penyiaran Publik dan bahkan disiarkan dalam programa PP No. 12 tahun 2005 tentang Lembaga khusus, yaitu Programa 4 (wawancara Penyiaran Publik Radio Republik dengan Budi Suwarno, Humas RRI , RRI dikukuhkan sebagai Bandung, 21 Januari 2014, di RRI

47

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 15 No.1, Juni 2014 : 45 - 58

Bandung jalan Diponegoro). Siaran Pro Peranan RRI dalam melestarikan 4 memiliki spesifikasi yang berbasis budaya lokal budaya lokal. fungsi Programa 4 secara Hasil penelitian Heri Bambang eksternal adalah media untuk Cahyono, staf pengajar Fakultas Sosial mengomunikasikan visi, misi LPP RRI dan Ilmu Politik Universitas adalah frase “pembangunan karakter Muhamadyah Jember tentang Peran bangsa”. Artinya, Pro 4 didesain untuk Radio Republik Indonesia Jember, membangun karakter bangsa dengan dalam melestarikan kesenian Jawa, cara menyiarkan acara-acara yang menunjukan ada kemauan keras dari memberi pencerahan, mendidik dan masyarakat Jawa di Jember untuk menanamkan nilai-nilai luhur, universal, melestarikan budaya Jawa, antara lain semangat kemandirian, kerja keras, pertunjukan wayang kulit dan ludruk di disiplin, melayani kepentingan publik, RRI Jember (Cahyono. 2012). tanggungjawab, jujur, adil dan teguh Penelitian yang dilaksanakan pendirian. Karena itu ketika penulis, tentang Siaran Bahasa Sunda di merumuskan di tingkat daerah perlu RRI Bandung dalam melestarikan diselaraskan dengan kepentingan bangsa Budaya Lokal, untuk mengetahui (Direktorat Program dan Produksi LPP bagaimana RRI Bandung melestarikan RRI, 2013). budaya Sunda, apa kendalanya serta Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana tanggapan pendengarnya. layak untuk mengadakan penelitian. Kebudayaan (culture), diartikan Fokus dalam penelitian ini, bagaimana sebagai keseluruhan sistem gagasan, RRI Bandung dalam melestarikan tindakan dan hasil karya manusia dalam budaya Sunda, apa kendalanya serta kehidupan masyarakat yang dijadikan bagaimana tanggapan pendengarnya. milik diri manusia dengan belajar Tujuan Penelitian untuk mengetahui (Koentjaraningrat. 2009). Pengertian itu siaran RRI Bandung dalam melestarikan menegaskan bahwa kebudayaan tidak budaya Sunda, untuk mengetahui lahir begitu saja dari langit, tetapi hasil kendala dalam melaksanakan siaran proses belajar manusia dalam berbahasa Sunda, serta untuk memecahkan permasalahan yang mengetahui tanggapan pendengarnya dihadapi. terhadap Siaran bahasa Sunda di RRI Dalam perspektif penyelenggara Bandung. Kegunaan penelitian sebagai siaran, format siaran merupakan strategi data awal bagi penentu kebijakan, yaitu untuk menjaring target khalayak tertentu Direksi LPP RRI Pemerintah Daerah, dengan cara memenuhi kebutuhan dan Kementerian Komunikasi dan (need), dan keinginan (want),yang Informatika dalam mengembangkan disusun secara taat azas, kontekstual dan industri penyiaran sebagai wahana memiliki karakter yang khas. Pro 4 RRI pelestari budaya daerah. sebagai saluran khusus budaya, target khalayak adalah mereka yang mempunyai keterikatan, ketertarikan, kepedulian dan apresiasi terhadap

48

Siaran Bahasa Sunda di RRI Bandung… Neti Sumiati Hasandinata budaya (Direktorat Program dan • Radio is the Now, ditinjau dari nilai Produksi LPP RRI. 2013). Sebagai aktualitas berita, mestinya radio media massa, radio memiliki ciri dan siaran dibandingkan dengan media sifat yang berbeda dengan media massa massa lainnya adalah yang paling lainnya. Untuk penyampaian pesan aktual. Selain hitungan waktu dalam melalui radio siaran dilakukan dengan detik, proses penyampaian pesan menggunakan bahasa lisan. Sifat yang lebih simpel. Radio siaran juga santai merupakan keuntungan bagi seringkali melakukan liputan komunikannya (Effendi. 1991). langsung dari tempat kejadian. Dalam Karena radio bersifat satu arah radio siaran, dikenal dengan istilah yaitu komunikasi hanya dari rewriting to update (Hall. 1974). komunikator kepada komunikan dan • Imajinatif, karena hanya indra tanpa komunikator tahu bagaimana pendengaran yang digunakan oleh tanggapan komunikan, maka daya pikat khalayak dan pesannnya pun selintas, untuk melancarkan pesan sangat penting maka radio siaran dapat mengajak di dalam komunikasi. Penyajian di komunikannya untuk berimajinasi. dalam radio siaran pun merupakan hal Dengan kata lain, pendengar radio yang menarik dalam rangka siaran bersifat imajinatif. penyampaian suatu pesan karena publik • Akrab, sifat radio siaran yang lainnya memiliki sifat yang selektif (Effendi adalah akrab atau intim. Dengan 1991). Mark W Hall dalam buku akrab dan cekatan seorang penyiar Broadcast Journalism, mengemukakan dapat menghidangkan acara-acara bahwa radio siaran adalah untuk yang bervariasi, mulai dari acara yang konsumsi telinga sehingga komunikan informatif sampai acara acara hiburan hanya mendengarkan (dalam Elvinaro yang mengembirakan. Ardianto. Dkk. 2007). • Gaya percakapan, penyampaian pesan Ada cara tersendiri untuk harus bergaya percakapan menyampaikan pesan melalui radio (conversational style). Karena itu, siaran yaitu dengan broadcast style atau menulis naskah radio siaran haruslah gaya radio siaran. Gaya Radio siaran ini sebagaimana kita berbicara kepada mencakup: khalayak sasaran (written the way you • Auditori, sifat auditori sebagai talk). konsekuensi dari radio siaran untuk • Menjaga mobilitas, mobilitas didengar. Karena manusia memiliki pendengar terjaga, karena pendengar kemampuan mendengar yang tidak meninggalkan pekerjaan ketika terbatas, maka pesan komunikasi mendengarkan radio (Elvinaro melalui radio siaran diterima dengan Ardianto. Dkk. 2007). selintas. Dengan demikian menurut Pendengar adalah sasaran Charnley (1965), mengatakan jika komunikasi massa melalui radio siaran. pesan radio siaran harus disusun Komunikasi dapat dikatakan efektif singkat dan jelas atau concise and apabila pendengar terpikat perhatiannya, clear. tertarik terus minatnya, mengerti

49

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 15 No.1, Juni 2014 : 45 - 58 bergerak hatinya dan melakukan METODE PENELITIAN. kegiatan apa yang diinginkan penyiar. Adapun Penelitian ini bersifat Dalam Effendi (1990) sifat-sifat deskriptif kualitatif. Yaitu menggali pendengar radio siaran adalah heterogen, keterangan dari pejabat dan petugas pribadi, aktif, dan selektif. yang terkait dengan siaran bahasa Sunda Pesan yang baik tampaknya di RRI Bandung, meliputi siaran bahasa mampu memengaruhi perhatian Sunda, kendala serta tanggapan dari komunikan sehingga pesan yang pendengar RRI Bandung. Tehnik disampaikan komunikator (penyiar) pengumpulan data dilakukan melalui mampu menimbulkan efek atau umpan observasi, dimaksudkan untuk melihat balik. Bila pesan itu adalah kesenian kondisi di lapangan siaran RRI Bandung maka pesan tersebut dapat menimbulkan dalam melaksanakan siaran budaya efek semakin cinta dan menimbulkan Sunda, wawancara mendalam (dept minat akan pelestarian budaya atau interview) kepada informan kunci (key kesenian. person), yaitu kepala seksi pemberitaan, Penyiar merupakan orang yang humas, penyiar dan budayawan Sunda, menyajikan materi siaran kepada yang mengetahui tentang siaran budaya pendengar. Seorang penyiar hendaknya Sunda di RRI Bandung serta mempunyai mempunyai kemampuan terkait dengan kompetensi tentang budaya Sunda. kedudukan sebagai komunikator yang Sedangkan dengan khalayak pendengar harus menyampaikan pesan kepada dilakukan dengan cara monitoring komunikan sehingga dapat diterima melalui SMS dari pendengar seperti dengan baik oleh komunikannya. Selain yang tercantum dalam tabel 2. Studi itu seorang penyiar dituntut harus dokumentasi dan kepustakaan, untuk menguasai kemampuan dasar dalam melihat pelaksanaan kebijakan RRI pernapasan dan kecepatan dalam dalam melaksanakan siarannya. Data berbicara, artikulasi yaitu kejelasan kualitatif yang dikumpulkan melalui ucapan huruf maupun kata per kata agar observasi dan wawancara, untuk pendengar bisa menangkap dengan jelas melengkapi analisis (Mulyana. 2002). kata-kata yang diucapkan penyiar (Effendi, 1990). HASIL DAN PEMBAHASAN Seorang penyiar harus memiliki Tabel 1. Responden yang diwawancara artikulasi (ucapan kata), intonasi No. N a m a Jabatan (tekanan tekanan kata atau kalimat) dan Budi Setiawan 1 Humas RRI Bandung diksi (gaya atau logat bicara) yang baik. Ssos.Msi Iik Setiawan Ka.Sie.Program Pro 4 Apalagi radio menggunakan prinsip 2 sajian siaran kata dengan formula yang Skar RRI 3 Rina Penyiar Bahasa Sunda disebut Easy Listening Formula (ELF), Budayawan Ketua yaitu formula yang mudah didengar 4 H.Us Tiarsa R Lembaga Basa, Sastra (Wibowo. 2012). Sunda

50

Siaran Bahasa Sunda di RRI Bandung… Neti Sumiati Hasandinata

Profil LPP RRI Bandung: tersedia mobil OB Van, dilengkapi Nama Badan Usaha: Lembaga Penyiaran dengan studio equipment. Untuk Publik Radio Republik Indonesia keperluan acara-acara interaktif tersedia Bandung phone in program dilengkapi dengan Nama diudara: Pro 1, Pro 2, Pro 3, Pro 4 HOBRID telephone dan untuk siaran Motto: Sekali di udara tetap di udara langsung sentral menggunakan jasa unggul dan sejahtera satelit. Pemancar tersedia di tiga lokasi Berdiri: 11 September 1945 dengan kekuatan cukup besar, bahkan di Alamat: Jl. Diponegoro No. 61 Bandung Studio Jalan Diponegoro tersedia Telepon: (022) 7218073, 7207031 pemancar back up. Fax: (022) 7218075 E-mail: [email protected], Deskripsi Programa 4 RRI Bandung RRI Bandung menyelenggarakan Melalui Programa 4, RRI siaran dalam tiga (3) program, yaitu Pro Bandung memformat berbagai acara 1 dan Pro 4 melayani segmen yang berkaitan dengan budaya dan masyarakat yang lebih luas sampai ke pendidikan. Berdasarkan klasifikasi pedesaan, sedangkan untuk perkotaan acara, siaran kebudayaan menempati dilayani Pro 2. Namun jam siarnya Pro porsi terbanyak (30,66 %), disusul 1, Pro 4 juga Pro 2 sama mencapai 19 berita/informasi (20,96 %), selanjutnya jam. Untuk Pro 1 dan Pro 4 sasaran seni tradisional (18,18 %), seni non pendengarnya dari segmen usia balita tradisional (10 %), sedangkan iklan hingga 40 tahun ke-atas, sedangkan Pro penunjang (12,31 %). Gambaran acara di 2 untuk wilayah perkotaan relatif untuk Programa 4 RRI Bandung, menunjukan usia remaja dan dewasa. konsistensi terhadap seni dan budaya Sunda cukup tinggi, untuk Sarana dan Prasarana mengembangkan dan melestarikan Peralatan yang dimiliki oleh LPP budaya Sunda. RRI Bandung, didukung peralatan yang Adapun judul acara di RRI memadai yang dibiayai pemerintah. Bandung yang berbahasa Sunda, adalah: Peralatan ini menjadi tulang punggung Siaran Pedesaan pada majalah kegiatan siaran (Sumber: data bidang udara/buletin; Aspirasi Parahiangan Pemberitaan (News) RRI Bandung). (interaktif); Aspirasi Budaya (interaktif); Ketersediaan sarana dan prasarana untuk Ngamumule Basa Sunda (fragmen); melaksanakan siaran bagi stasiun dengan RRI Bandung (pergelaran); katagori B, termasuk memadai untuk Kandaga Sastra (paparan/obrolan); daya jangkau 2 (dua) provinsi, yaitu Carita Pondok; Tembang Sunda Provinsi Jawa Barat dan Provinsi (paparan); Bale Budaya Pasundan Banten, bahkan siarannya tertangkap (pagelaran); dan sisindiran sampai ke desa-desa. Pada studio (paparan/obrolan). continuity I digunakan untuk musik Bagian pemberitaan RRI rekaman, musik tradisional, dan siaran Bandung melalui Programa 4, juga telah radio. Untuk kepentingan siaran luar memformulasi mata acara yang

51

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 15 No.1, Juni 2014 : 45 - 58 bernuansa Sunda, dengan katagori menunjukkan, sebagian besar acara Pendidikan, Kebudayaan, Hiburan budaya Sunda, mendapat respon tradisional dan Hiburan non tradisional, interaktif dari pendengarnya, terbanyak yang dikemas dalam bentuk program melalui SMS, kemudian telepon, hanya siaran Wicara, yaitu program yang sebagian kecil saja yang merespon mengetengahkan pembicaraan seseorang melalui surat. Ada satu mata acara yang atau lebih mengenai sesuatu yang belum pernah mendapat respon dari menarik, berupa mata acara uraian pendengar (Wayang catur/pakeliran), pendek, pernyataan, wawasan atau kemungkinan karena seni tersebut hanya mimbar (Wibowo. 2012), seperti dalam dikenal dikalangan akademisi. katagori Pendidikan (Rampak Pendengar yang melakukan dialog selain ngawangun, bahasa Arab, Tatakrama, dari kalangan masyarakat pencinta seni Ngamumule Basa Sunda, Tegar) pada tradisi, juga dari kalangan mahasiswa katagori Kebudayaan, program ini yang sedang menuntut ilmu pada bidang dilakukan oleh dua orang atau lebih, ada seni/budaya daerah Sunda. Sesuai interaktif, diskusi dipandu penyiar, dengan karakter radio, seni yang dengan bobot materi bernuansa budaya dimunculkan yang menggunakan faktor (Heuheuy deudeuh, Kemprung audio, yang bersifat tari hanya Padungdung, Istri Binangkit, Oleh-oleh diperdengarkan musiknya saja. Priangan dan lainnya). Program acara Untuk menunjang kebudayaan hiburan seni tradisi, diformulasikan pada nasional sebagaimana diamanatkan acara tradisional, dan non tradisional. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32, Berbagai seni tradisi yang ada di dari ke 39 mata acara yang ada di lingkungan masyarakat Sunda yang Programa 4, enam mata acara lainya masih hidup diangkat melalui siaran memakai pengantar bahasa Indonesia, Programa 4 RRI Bandung dan masih yaitu “Bahasa Arab“, “Tegar“ digemari. Bagian pemberitaan RRI (pendidikan), “Ritma Pro 4“ Bandung, setiap bulannya mengevaluasi (kebudayaan), “etnik nusantara“ respon pendengar, melalui interaktif (hiburan tradisional dari etnis lain), “ pendengar dengan media SMS, telepon Nostalgia Pro 4“, dan “Dendang dan surat. Diformat dalam raihan Nusantara” (hiburan non tradisional). pendengar, dijadikan target siaran bulan Khusus sandiwara Radio menggunakan berikutnya dan dievaluasi. Tabel diatas Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia.

52

Siaran Bahasa Sunda di RRI Bandung… Neti Sumiati Hasandinata

Tabel 2. Contoh Respon pendengar melaui SMS Tanggal/jam Nama/alamat pengirim, Acara yang Isi SMS kirim no handphone dituju 1/17/2014 Lesmana Sopyan, Genteng Siaran Ass bi Yani, mang Engkos, tawis 12:06:52 Sukasari Celempungan mikadeudeuh kana acara clmpngn Sumedang/+6285320224xxx ieu abi nuju manco.Teu kakantun 3 juru kawih nu haralimpu soantena. Salam ka klwrgi nu di Lembang.Teu hilap ka pun adi nu nuju damel di Puri Cipaganti Htr nhn bi Yani,mng Engkos, sakali kali abdi senggol.

1/13/2014 Mang Teuleum, Jatisari Siaran Ass mang Wawan, abdi mah 22:22:18 Krawang/+628579504xxx jentrengjambret manghanjakalkeun ka rombongan jentreng jambret the naon hanjakalna ngan saminggon sakali, teu tiasa saminggon dua kali ? Sumber: Data seksie siaran Programa 4 RRI Bandung

Contoh dua buah SMS yang Wawacan, juga harus fasih menyajikan dikirimkan pendengar, menunjukkan tembang pupuh. Para penyiar seluruhnya siaran acara yang bernuansa budaya di berlatar belakang pendidikan seni, baik RRI Bandung banyak mendapat respon karawitan, tari dan para penggiat seni pendengar, sebagian besar memberi didaerahnya, sebagian besar PNS, respon pada acara seni tradisional, lainnya berstatus pegawai LPP. Sebagai alamat pengirim menunjukan pendengar penyiar yang bekerja mengandalkan siaran Budaya RRI Bandung, mendapat suara dan kemampuan berbahasa Sunda, respon dari berbagai kota di Jawa perlu dilengkapi keterampilan dalam Barat.Dari pendekatan geografis, membawakan acara, karena itu selain pendengar Sumedang mewakili daerah menjaga suara, juga kemampuan pegunungan, pendengar dari Krawang berbahasa Sunda perlu terjaga. Karena mewakili daerah pantai. jumlah mata acara tidak seimbang dengan jumlah penyiar yang kompeten Sumber Daya Penyiar Berbahasa di bidangnya, maka bertugas diatur Sunda secara bergiliran, dikenal dengan penyiar Jumlah penyiar di Programa 4, dinas, yang setiap bulannya terjadwal untuk siaran budaya Sunda, yang dalam jadwal petugas siaran Programa 4 berjumlah 37 mata acara tersedia 21 RRI Bandung (wawancara dengan Iik orang penyiar dengan kualifikasi Setiawan, Kasie Siaran Programa 4 dan memahami dan fasih bahasa, seni dan Rina, 21 Januari di RRI Bandung), yaitu budaya dan sastra Sunda, mempunyai melaksanakan tugas penyiar sesuai wawasan tentang musik, juga perintah dinas, sesuai dengan katagori mempunyai karakteristik suara yang tugas, ada yang bertugas sebagai khas, cerdas dan memiliki talenta. Untuk Pengarah siaran, Penyiar mata acara tertentu seperti Tembang kesinambungan, Penyiar musik,

53

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 15 No.1, Juni 2014 : 45 - 58

Presenter dan Pembaca Berita. Pada Sambas, karena hubungan emosional umumnya semua personil yang dengan pendengar saat itu periode tahun melaksanakan tugas wicara program 1960 s.d. 1970-an ada acara terkenal siaran Radio, harus mampu Baskara Saba Desa. melaksanakan tugas secara bergiliran Saat ini RRI Bandung sebagai dari semua katagori. Lembaga Penyiaran Publik, yang ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Dinamika budaya Sunda pada siaran No. 11 dan No. 12 tahun 2005, sebagai di RRI Bandung. penjabaran dari Undang-Undang No. 32 Sebelum terbitnya Undang- tahun 2002, melaksanakan penyiaran Undang No. 32 tahun 2002, tentang publik, tidak hanya memberikan Penyiaran, RRI Bandung sebelumnya informasi aktual, tepat dan terpercaya, sebagai Unit Pelaksana Teknis namun juga memberikan nilai-nilai Departemen Penerangan. Seiring dengan edukatif seperti memberi porsi pada lahirnya Orde Baru, RRI berubah fungsi siaran pendidikan dan kebudayaan. dari radio perjuangan milik bangsa, Tidak ketinggalan RRI Bandung juga menjadi radio pemerintahan sebagai menyajikan siaran bernilai seni budaya “corong pemerintah“. Walaupun saat itu Sunda dan budaya bangsa yang dikemas selalu mengumandangkan pesan-pesan dalam sajian menarik. pemerintah, dalam upaya mengarahkan perjuangan dengan pembangunan di Pelestarian Budaya Sunda di RRI segala bidang yang menjadi landasan Bandung. Orde Baru saat itu, namun pendekatan Berkaitan dengan kebudayaan, yang dilakukan dalam siaran visi dan misi RRI, berbeda dengan radio mengunakan kebudayaan Sunda. Saat itu swasta pada umumnya. Salah satu banyak format acara Sunda yang misinya yang keempat berbunyi digemari pendengar, seperti siaran “Perekat sosial dari keberagaman wayang golek semalam suntuk, budaya bangsa”, yang mengandung arti menampilkan dalang kenamaan saat itu, bahwa program kebudayaan dalam sehingga dalang Sunarya, Dede Amung siaran RRI, menjadi perekat sosial dan Sutarya dan lain-lain, menjadi terkenal keberagaman budaya Indonesia guna di masyarakat karena sering siaran di memajukan kebudayaan nasional dan RRI Bandung, kesenian karawitan mang menumbuh kembangkan unsur budaya Koko dengan Ganda Mekarnya, dan lokal di tengah arus budaya global. Cangkurileung seni Sunda untuk anak Artinya tampilan budaya dan pendidikan sekolah, sangat akrab ditelinga pada Programa 4 RRI Bandung, pendengarnya. Pesinden terkenal seperti menjalankan fungsi untuk melestarikan Titim Patimah, Upit Sarimanah, Iyar budaya Sunda, dan etnis lainnya di Wiarsih dan lain-lain, dengan pengiring nusantara. Pedoman Penyelenggaraan gamelan RRI Bandung sangat akrab di Siaran Programa 4, Direktorat Program masyarakat, juga penyiar yang fasih dan Produksi LPP RRI, bahwa bagi berbahasa Sunda, seperti Baskara dan setiap Pro 4 di daerah, dominasi

54

Siaran Bahasa Sunda di RRI Bandung… Neti Sumiati Hasandinata acaranya adalah budaya setempat, yakni elektronik saat ini radio juga televisi mencakup semua sub kultur yang ada di sudah nampak berupaya mengangkat dalam wilayah provinsi yang kesenian rakyat dalam format acaranya. bersangkutan; sedangkan budaya Karena itu RRI yang masih dekat nusantara lainnya diposisikan sebagai dengan lingkungannya menyumbangkan pendukung (wawancara dengan Iik suatu perkembangan kesenian tradisional Setiawan S.Kar., Kasie Program Siaran supaya bangkit lagi dari keterpurukan RRI Bandung). Menyadari bahwa arus globalisasi. penduduk yang ada di Jawa Barat ini terdiri dari berbagai etnis yang ada di Kendala dalam melaksanakan siaran nusantara, baik di kota kabupaten/kota budaya Sunda lainnya, juga di Bandung sebagai ibu Siaran berbasis budaya yang ada kota provinsi, adanya mata acara etnis pada Pro 4, artinya semua program yang nusantara di Programa 4, perlu disiarkan, baik berupa informasi, diapresiasi. Berbagai acara secara pendidikan dan hiburan harus berbasis langsung atau tidak langsung budaya. Di sisi lain adanya keharusan berhubungan dengan upaya pelestarian relay, dari Programa 3 , sebagai budaya Sunda, tertuang dalam format saluran berita dan informasi yang acara dengan katagori; kelompok nuansanya isu politik berkarakter panas Pendidikan, kelompok kebudayaan, (hot) dan cenderung keras (hard issue), kelompok hiburan tradisional serta tidak sesuai dengan karakter Pro 4 yang kelompok hiburan non-tradisioanl. lembut. Selain itu masih banyaknya Demikian juga pelestarian budaya etnis anggapan bahwa pengertian budaya lainnya, walaupun porsinya sedikit, sering diidentikan dengan seni namun diberi ruang untuk ditampilkan, tradisional, lagu-lagu daerah, adat menunjukan RRI Bandung selain istiadat, petatah-petitih kedaerahan, agak konsisten melestarikan dan sulit memformat siaran budaya menjadi mengembangkan budaya Sunda, program siaran yang dinamis. Sementara penyusun acara menyadari bahwa para seniman dan budayawan yang penduduk yang tinggal di Jawa Barat dijadikan narasumber, banyak yang juga banyak dari etnis lainnya. menyatakan kesediaan untuk bersiaran Menanggapi hal ini seorang budayawan di RRI Bandung, seperti Prof. DR.Yus di Bandung H.Us Tiarsa R, yang juga Rusyana (wawancara dengan Iik Pemimpin Redaksi Bandung TV, Setiawan S.Kar, Kasie Program Pro 4, menyatakan bahwa saat ini perlu 25 Januari 2014). menanamkan kesadaran nasional, Beberapa waktu yang lalu, tentang nilai-nilai kebudayaan nasional berbagai jenis siaran budaya, sempat ada dan tradisi daerah lainnya yang mungkin ketidak seimbangan ketersediaan belum berakar dalam hati masyarakat penyiar, namun Kasie Programa 4 Iik terutama generasi mudanya. Nilai-nilai Setiawan S.Kar, mengupayakan tradisional yang perlu dimanifestasikan terobosan dengan pendekatan kepada 14 dalam kehidupan sehari-hari. Media group kesenian. Personil-personil grup

55

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 15 No.1, Juni 2014 : 45 - 58 kesenian adalah mereka yang terbiasa pendengar Radio, tidak hanya menikmati berhadapan dengan masyarakat dalam acara untuk pemuasan dirinya, aksi panggungnya, karena itu saat melainkan mereka pro aktif memberikan berhadapan dengan mikrofon, mereka saran dan kritik atau apresiasi terhadap tidak canggung, namun karena para acara yang didengarnya, bahkan kepada seniman yang direkrut tidak punya dasar penyiar atau presenter yang keradioan, untuk mengatasinya diadakan membawakannya. Data tabel workshop mengenai keradioan. sebelumnya menunjukan, banyak respon Melaksanakan workshop memerlukan dari pendengar siaran budaya RRI anggaran yang tidak sedikit, apalagi Bandung, yang disampaikan, terbanyak jumlah personil juga tidak sedikit. melalui SMS, lainnya melalui telepon Mengusung acara kebudayaan Sunda, langsung, bahkan ada yang langsung dalam upaya pembinaan dan datang ke studio. Respon yang diberikan pemeliharaan kebudayaan tradisional pendengar, terbanyak disampaikan pada daerah tidak hanya dapat terus-menerus seni tradisional, kebanyakan dikerjakan secara amaturitis atau disampaikan dalam bahasa Sunda, improvisatoris. Sekarang harus dihadapi sebagian menggunakan bahasa Sunda secara serius oleh tenaga ahli yang yang benar undak usuk-nya (tata profesional (Rosidi. 2011). Menurut Iik bahasa), sebagian lainnya disampaikan Setiawan masalahnya, tenaga-tenaga dalam bahasa Sunda apa adanya. Respon yang punya keahlian sering tak yang diberikan baik melalui SMS, dimanfaatkan atau tidak mendapat telepon, maupun surat menunjukkan kesempatan dalam menyumbangkan pendengar merasa terhibur dengan sajian keahliannya karena tak ada fasilitas dan acara, kelompok ini memanfatkan siaran dana untuk mereka menyumbangkan untuk menyampaikan pesan pada keahliannya. Padahal dalam mengusung kerabatnya, penyiarnya, ada yang siaran budaya Sunda diperlukan penulis mengapresiasi, memberi kritik dan naskah yang berbasis akademik. Di saran, baik penambahan jam tayang, Universitas Padjadjaran tersedia alumni- maupun frekuensi siaran. Sedangkan alumni jurusan budaya Sunda. dalam acara yang bernuansa budaya Kendalanya dalam rekruitmen pegawai heuheuy deudeuh dan kemprung tidak tersedia formasi untuk jurusan itu. padungdung juga mendapat banyak respon pendengar. Acara yang bernuansa Tanggapan pendengar terhadap budaya, tanggapan terbanyak dari siaran budaya RRI Bandung. kalangan akademisi, budayawan, Dalam penyelenggaraan siaran biasanya sebagai sarana memperoleh radio, khalayak pendengar mempunyai pengetahuan, atau sumbang saran ide posisi penting sebab mereka tujuan dari pakar. Dalam acara format utama untuk dilayani. Karena itu kebudayaan ini ada yang bersifat sebagus apapun format acara tingkat penyampaian pengetahuan budaya, efektivitasnya dapat dilihat dari apresiasi dan pergelaran. Data respon banyaknya pendengar. Khalayak dari pendengar menunjukan banyak

56

Siaran Bahasa Sunda di RRI Bandung… Neti Sumiati Hasandinata pendengar yang loyal pada acara-acara RRI, karena itu walaupun materi siaran tertentu, dan sering memberi respon berbasis budaya, adanya kewajiban me- pada saat siaran. rellay acara berita dan informasi yang kurang sesuai dengan karakter budaya, Simpulan. perlu pembenahan dalam RRI Bandung sebagai Lembaga menyeimbangkannya. Sulitnya Penyiaran Publik milik pemerintah, mendapat tenaga profesional yang bisa dalam melaksanakan kegiatan siaranya mensinergikan kebudayaan dan dalam Programa 4 mengacu pada jurnalistik, karena tidak dialokasi Pedoman Penyelenggaraan Siaran recruitment tenaga yang kompeten di Programa 4 LPP RRI, Direktorat bidangnya. Walaupun perkembangan Program dan Produksi RRI tahun 2013, teknologi menyebabkan persaingan antar melalui penjelasan pengetahuan tentang media, RRI ternyata masih tetap dicintai aspek kebudayaan dan pendidikan, yang dan diminati penggemarnya, acara diterjemahkan dalam Panduan budaya mendapat respon positif dari Operasional di RRI Bandung, pendengarnya. disesuaikan dengan konteks masyarakat Sunda. Sebagai media elektronik RRI Saran. Bandung melalui programa 4, Pemerintah, melalui LPP RRI, melaksanakan fungsinya dalam Kemkominfo dan Pemerintah Daerah melestarikan budaya Sunda dalam agar mempertimbangkan perekrutan format acara Pendidikan, Kebudayaan, tenaga yang mempunyai kualifikasi Seni tradisional dan non-tradional pendidikan budaya daerah dan dikemas dalam bentuk program siaran kualifikasi pendidikan keradioan untuk wicara, mengetengahkan pembicaraan tenaga pelaksana baik sebagai seseorang atau lebih. Hal tersebut juga programer, penyiar, penulis naskah, sebagai sarana untuk mengukur reporter, agar mendapat tenaga yang kemampuan dan pengetahuan memiliki kompetensi di bidangnya. masyarakat termasuk pelaksana siaran tentang budaya Sunda, melalui sajian DAFTAR PUSTAKA siaran, naskah yang disiapkan redaksi, Cahyono, Hery Bambang. (2012). Peran interaktif SMS/surat/telepon yang Radio Republik Indonesia (RRI) dikirim pendengar. Dari keseluruhan Jember Dalam Melestarikan acara yang disiarkan programa 4 yang Kesenian Jawa. berbasis budaya, keterbatasan pola (http://fisipol.unmuhjember.ac.id/ siaran belum dapat mengakomodir artikel/43.aspx, diakses 17 Juli seluruh budaya yang tersebar diberbagai 2014 pukul 7:20). daerah di Jawa Barat. Pelaksanaan siaran budaya pada Effendi, O.Uchyana. (1991). Radio Pro 4 RRI Bandung mengacu pada Siaran, Teori dan Praktek. Pedoman Penyelenggaraan siaran dari Bandung: Mandar Maju. Direktorat Program dan Produksi LPP

57

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 15 No.1, Juni 2014 : 45 - 58

Elfinaro Ardianto. Dkk. (2007). Wibowo, Fred. (2012). Teknik Produksi Komunikasi Suatu Pengantar. Program Siaran Radio. Bandung: Simbiosa Rekatama : Rona Pancaran Media. Ilmu. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Undang – Undang Dasar, 1945 Ilmu Anthropologi (edisi revisi). Undang- Undang Penyiaran No. 32 Jakarta: Rineka Citra. tahun 2012 Mulyana, Dedi. (2002). Metode PP 10 tahun 2002 tentang Lembaga Penelitian Kualitatif. Bandung: Penyiaran Publik PT. Remaja Rosda Karya. PP 12 tahun 2005 tentang Lembaga Rosidi, Ajip. (2011). Kearifan Lokal Penyiaran Publik Dalam Persfektif Budaya Sunda, Pedoman Penyelenggaraan Siaran Bandung: Kiblat Buku Utama. Programa 4, Direktorat Program Sunaryo dan Djoenasih, Sunardjo. dan Produksi Lembaga Penyiaran (2003). Himpunan istilah Publik tahun 2013 Komuni-kasi. Yogyakarta: Liberty.

58