JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol.6, No.1, April 2021 c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM KESENIAN RAMPAK CIWASIAT KABUPATEN PANDEGLANG

Syamsul Rizal Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email : [email protected]

Abstract : The objectives of the research were to describe and analyze the character values at Rampak Bedug Ciwasiat in Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Regency. This research uses qualitative research type with ethnography approach. This research was conducted in studio of Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Regency Banten Province. The subjects in this research were players of Rampak Bedug Ciwasiat, owner ot coach of Rampak Bedug Ciwasiat, and humanists or Rampak Bedug Pandeglang artists. Data collection used participant observation, in-depth interviews, and documentation. The results of the study are as follows. Values of character in Rampak Bedug Ciwasiat are discipline values, religious, love of the homeland, responsibility, and hard work.

Keywords: character values, rampak bedug

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan dan mengnalisis nilai karakter dalam Rampak Bedug Ciwasiat di Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini dilaksanakan di sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Subjek dalam penelitian ini adalah pemain Rampak Bedug Ciwasiat, pemilik sanggar atau pelatih Rampak Bedug Ciwasiat, dan budayawan atau seniman Rampak Bedug Pandeglang. Pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Nilai karakter dalam Rampak Bedug Ciwasiat yaitu nilai kedisiplinan, religius, cinta tanah air, tanggung jawab, dan kerja keras.

Kata Kunci : nilai-nilai karakter, rampak bedug

70

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 71

PENDAHULUAN diadakan pada saat bulan puasa Rampak Bedug sendiri setelah yaitu setelah melaksanakan diambil dari kata “rampak” yaitu shalat tarawih sampai menjelang merujuk ke makna kompak, sahur dalam rangka memeriahkan serempak, dan harmonis. Sedangkan bulan suci ramadhan oleh masyarakat kata “bedug” adalah alat musik pukul Pandeglang. yang terbuat dari pohon kayu kelapa Rampak Bedug yang ada di yang sudah tua dengan menggunakan Kabupaten Pandeglang kemudian seperti stick set (namun diadopsi oleh sanggar Bale Seni ukurannya lebih besar) dalam Ciwsiat, maka dinamakanlah Rampak memukul bedug nya. Jadi Rampak Bedug Ciwasiat. Rampak Bedug Bedug adalah alat musik perkusi Ciwasiat adalah kesenian kelompok (pukul) yang dimainkan secara yang ada di Kabupaten Pandeglang serempak dan kompak oleh beberapa Provinsi Banten. Biasanya kesenian orang pemain dalam dan ini dimainkan oleh pemain laki-laki gerakan yang harmonis. Kesenian ini dan perempuan, baik usia dewasa memadukan antara gerak (tari) dan maupun usia remaja. Kesenian ini bunyi (musik). Biasanya kesenian ini menyebar luas ke seluruh kecamatan dimainkan oleh laki-laki dan yang ada di Kabupaten Pandeglang. perempuan. Rampak Bedug Ciwasiat awalnya Menurut Kuswandari dalam dari kebiasaan masyarakat Rizal, Syamsul (2019: 407) Kesenian Pandeglang pada malam bulan Rampak Bedug merupakan Ramadhan (mendekati hari raya Idul perkembangan dari seni ngabedug Fitri) yang sering memainkan atau atau ngadu bedug, yang biasa menabuh bedug di mushola atau dimainkan sebagai penyambut masjid. Sehingga kegiatan tersebut datangnya bulan suci ramadhan. menjadi ajang unjuk keterampilan Kesenian Rampak Bedug pada antara kampung yang satu dengan awalnya merupakan suatu kebiasaan kampung yang lain. Menurut Dinas ngadu bedug (perlombaan bedug Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi antar kedua belah kampung) yang Banten (2015: 4) Kesenian Rampak

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

72 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.6, No.1, April 2021 : 70 - 85

Bedug asli masyarakat Pandeglang. terlhat dari individu saat berbicara Kesenian ini awal mulanya tumbuh atau berprilaku dalam kehidupan dan berkembang di masyarakat sehari-hari. penanaman karakter Pandeglang. dapat dibangun secara langsung Kesenian Rampak Bedug maupun tidak langsung (Sujarno dkk, Ciwasiat sebagai musik kelompok dalam Herawati 2013: 13). Melalui tentunya memiliki nilai-nilai yang kesenian Rampak Bedug Ciwasiat, terkandung di dalamnya baik nilai nilai karakter dapat diberikan kepada sosial, budaya, maupun nilai karakter. pemain, misalnya nilai sportifitas, Nilai merujuk kepada sesuatu yang nilai kedisiplinan, nilai gotong baik dalam persfektif budaya dan royong, nilai pendidikan, dan nilai agama setempat. Sedangkan karakter moral. Karakter atau budi pekerti merujuk kepada sifat atau ciri-ciri diharapkan dapat membentuk watak yang menandai kepribadian yang dimiliki oleh setiap manusia dan seseorang dengan orang lain bersifat tetap. Oleh karena itu nilai (Karmini, 2020: 24). Menurut karakter atau budi pekerti menjadi Dewantara (1997 : 25) jika seseorang sangat penting dalam pembangunan sudah memiliki karakter maka bisa bangsa. Pendidikan adalah dibedakan orang satu dengan yang keseimbangan antara cipta, rasa, lain. Oleh sebab itu, setiap orang karsa dan karya tidak hanya sekedar dapat dikenal watak atau karakternya proses alih ilmu pengetahuan atau dengan pasti dan tetap karena, watak transfer of kowledge tetapi dengan atau karakter hanya satu-satunya yang pendidikan juga sekaligus merupakan dimiliki manusia. proses transformasi nilai. Nilai karakter sama dengan Menurut Rachmawati (2010: budi pekerti (Dewantara, 1997 :25). 61) sistem pendidikan nasional hanya Budi pekerti adalah bulatnya jiwa menekankan pada kecerdasan yang ada pada diri manusia. Jiwa kognitif saja, sedangkan kecerdasan berhubungan dengan roh atau batin afektif dan motoriknya kurang yang tidak bisa dilihat namun bisa diperhatikan. Sehingga pendidikan dirasakan. Karakter ialah sifat yang menjadi kurang maksimal. Dengan c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 73

kata lain pendidikan adalah proses sudah dijelaskan sebelumnya, nilai pembentukan karakter manusia. karakter sifatnya relatif. Nilai Dengan demikian pendidikan adalah karakter yang akan dicari dalam sebuah usaha dalam membentuk penelitian ini merujuk kepada Pusat karakter yang baik dalam sistem Kurikulum Balitbang Kemendiknas pendidikan (Agboola, Alex dan Tsai, yang telah dirumuskan 18 pilar Kaun Chen 2012: 163). karakter bangsa . Pada dasarnya menurut Muljono (2016: 22) seni khususnya METODE PENELITIAN musik (Rampak Bedug Ciwasiat) Penelitian ini menggunakan dalam konteks pendidikan dapat jenis penelitian kualitatif dengan berfungsi sebagai hiburan juga metode etnografi. Penelitian kualitatif berfungsi sebagai media pendidikan menurut Ghony, M. Junaidi & Fauzan etik, estetik, moral, kreatifitas, guna (2012: 89) adalah penelitian yang menanamkan nilai-nilai karakter yang mendeskripsiskan dan menganalisis terkandung di dalamnya. Nilai yang suatu gejala yang tampak dalam terkandung di dalmnya bisa nilai sebuah aktivitas sosial tertentu, kerjasama, disiplin, saling peristiwa atau fenomena, sikap menghargai satu sama lain, jujur tertentu, kepercayaan individu atau dalam memainkan alat musik kelompok, persepsi, dan pemikiran berdasrkan notasinya, dan lain-lain. orang secara individu maupun Sehingga nilai-nilai yang terkandung kelompok. Jenis penelitian kualitatif di dalamnya terinternalisasikan di biasanya diuraikan melalui uraikan dalam dirinya. kata demi kata bukan dalam bentuk Nilai karakter yang terdapat angka-angka. Jenis penelitian ini dalam kesenian Rampak Bedug untuk memperoleh fakta dan data Ciwasiat belum tentu memiliki nilai tentang (1) nilai karakter dalam yang sama dengan kesenian yang lain. Rampak Bedug Ciwasiat pada Hal ini sifatnya berlaku untuk sanggar Bale Seni Ciwasiat kesenian Rampak Bedug Ciwasiat di Kabupaten Pandeglang. Kabupaten Pandeglang. Seperti yang

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

74 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.6, No.1, April 2021 : 70 - 85

Penelitian ini menggunakan primer dalam penelitian ini yaitu metode etnografi. Etnografi pemain Rampak Bedug Ciwasiat, merupakan cara untuk pendiri sanggar Rampak Bedug mendeskripsikan suatu kebudayaan Ciwasiat, dan tokoh masyarakat atau tertentu (Spradley, 2007:3). praktisi Rampak Bedug Pandeglang. Tujuannya untuk memahami suatu Data sekunder Pada penelitian ini kebudayaan setempat, peneliti diperoleh lewat pihak lain, yaitu berbaur dan berinteraksi secara melalui penelitian terdahulu mendalam bersama peribumi atau (terpublikasi dan tidak terpublikasi), penduduk asli dari suatu kebudayaan. buku-buku yang terkait dengan Dari interaksi tersebut dalam kurun penelitian, atau arsip dari dinas terkait waktu tertentu akan mendapatkan untuk mendapatkan tambahan data pandangan tentang kebudayaannya. yang akurat untuk menunjang data Penelitian ini mengugunakan etografi primer. dari Spredley dengan beberapa Teknik dalam pengumpulan tahapan. Tahapan pertama, data yaitu observasi, wawancara menentukan subjek penelitian. secara mendalam, studi dokumentasi, Tahapan kedua, adalah dan data divalidasi dengan teknik mewawancarai subjek penelitian. triangulasi. Kemudian analisis data Tahapan ketiga, adalah dengan pada penelitian ini mengacu pada mengobservasi secara kesenian nilai karakter yang dirumuskan oleh Rampak Bedug Ciwasiat. Tahapan Pusat Kurikulum Balitbang keempat membuat suatu catatan Kemendiknas. Setelah data diperoleh etografi. Tahapan kelima, melakukan maka selanjutnya menganalisis sebuah analisis dari hasil wawancara berdasarkan teori yang akan dipakai. dan observasi. Tahapan terakhir yaitu Setelah itu langkah selanjutunya menuliskan hasil etnografi. adalah melaporkan hasil temuan dari Data penelitian ini diperoleh analisis tersebut berdasarkan acuan dari data primer dan data sekunder. teori yang dipakainnya. Kesenian Data primer diperoleh secara Rampak Bedug Ciwasiat teridiri dari langsung dari subjek penelitian. Data beberapa nilai karakter, sehingga c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 75

kesenian Rampak Bedug Ciwasiat yang ada di Kabupaten Pandeglang yang dimainkan oleh pemain Rampak pada bulan ramadhan sampai hari Bedug Ciwasiat memiliki nilai-nilai raya idul fitri (), yang yang terkandung di dalamnya. bertujuan untuk memeriahkan bulan puasa ramadhan dan hari raya idul HASIL DAN PEMBAHASAN fitri yang dilakukan setahun sekali. Perkembangan Rampak Bedug di Dalam kegiatan ngadu bedug, dua Kabupaten Pandeglang kampung yang sedang bertanding Penelitian ini dilakukan di membuat kesepakatan terlebih dahulu Kabupaten Pandeglang tepatnya di bahwa pada hari ke-25 bulan sanggar Bale Seni Ciwasiat yang ramadhan akan dilakukan ngadu beralamat di jalan Ciwasiat RT. 01/02 bedug antar dua kampung sampai Kelurahan Pandeglang Kecamatan tujuh hari setelah hari raya idul fitri. Padeglang. Kabupaten Pandeglang Ngadu bedug biasanya digelar adalah satu kabupaten di di tempat terbuka, masyarakat Provinsi Banten yang letaknya berada Pandeglang kebanyakan yang di ujung paling barat Pulau Jawa. melakukan aktifitas ngadu bedug di Menurut Badan Perpustakaan dan kebun yang posisinya terbuka atau Arsip Daerah Provinsi Banten (2014: lapangan yang menghadap ke 136) kesenian yang ada di Provinsi kampung lawan ngadu bedug Di Banten sebanyak 37 kesenian, salah tempat tesebut kedua kampung saling satunya kesenian Rampak Bedug. berlomba untuk memenangkan siapa Rampak bedug Ciwasiat yang layak dianggap sebagai awalnya dari seni ngabedug atau pemenangnya. Materi yang ngadu bedug pada hari ke lima belas dipertandingkan adalah tabuhan lagu- di bulan puasa sampai hari ketujuh lagu atau pola tabuh yang sudah ada, idul fitri. Ngadu bedug biasanya seperti lagu Pingping Cakcak, dimainkan setelah sholat tarawih Nangtang, Anting Sela, Kalapa sampai waktu sahur. kegiatan Samanggar, dan lain-lain. Para menabuh bedug dilakukan atau pemain yang sedang ngadu bedug diselenggarakan oleh dua kampung biasanya mengawalinya dengan lagu

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

76 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.6, No.1, April 2021 : 70 - 85

Nangtang (mengajak bertanding) Nama Rampak Bedug kepada lawan, kemudian dilanjutkan sebetulnya tidak ada bedanya dengan dengan pola tabuh berikutnya seperti ngadu bedug. Dalam ngadu bedug Pingping Cakcak, Kalapa hanya memainkan pola tabuh yang Samanggar, Anting Sela,dan lai-lain. baku tanpa adanya variasi, sedangkan Pada tahun 1980-an H. Ilen dalam Rampak Bedug (setelah era bersama rekannya mengemas seni H.Ilen sekitar tahun 2000-an) ngadu bedug menjadi seni Rampak menambahkan variasi pada lagu yang Bedug yang sekarang dikenal oleh sudah ada dengan menambahkan masyarakat luas. Rampak Bedug tarian dalam lagu tersebut. Dalam dikenal oleh masyarakat luar tradisi ngadu bedug hanya dimainkan Pandeglang ketika H. Ilen beserta setahun sekali yaitu pada bulan rombongan tim keseniannya ramadhan sedangkan dalam Rampak mengikuti festival kesenian di kota Bedug bisa dimainkan kapan saja pada tahun 1980-an dalam tergantung ada undangan untuk acara pembukaan konferensi Asia pentas dalam acara tertentu. Busana Afrika (wawancara Endang, 15 Maret yang digunakan dalam nagdu bedug 2018). Dari masukan seniman Jawa sangat sederhana sedangkan busana Barat (karena pada waktu itu yang dipakai dalam pertunjukan Pandeglang masih Provinsi Jawa Rampak Bedug sangat dinamis, yaitu Barat) pada waktu itu, untuk menyesuaikan perkembangan busana menamakan ngadu bedug menjadi masa kini dengan tambahan Rampak Bedug atau tarian Rampak aksesoris, namun busana yang Bedug seperti halnya nama kesenian dipakai harus bernafaskan islami. rampak yang ada di Jawa Satu garapan Rampak Bedug Barat. Dari nama itulah kesenian yang terdiri dari beberapa lagu yang sudah dibawakan rombongan H. Ilen ada seperti lagu Pingpng Cakcak, dikenal oleh masyarakat luas dengan Nangtang, Celementre, dan lai-lain. nama Rampak Bedug bukan lagi Dalam satu garapan Rampak Bedug ngadu bedug. bisa terdiri dari tiga pola tabuh atau lebih. Pola tabuh atau lagu dalam c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 77

Rampak Bedug yang dimainkan Rampak Bedug Ciwasiat, nilai adalah pola tabuh yang sudah ada, karakter dapat diberikan kepada seperti pola tabuh pada ngadu bedug. pemain, seperti nilai kedisiplinan, Pada waktu ngadu bedug hanya nilai gotong royong, nilai tanggung memainkan pola tabuh yang baku jawab, nilai moral, dan nilai tanpa ada variasi beserta tariannya pendidikan. Sehingga nilai-nilai namun pada Rampak Bedug pola tersebut dapat membimbing perilaku tabuh yang dimainkan saat ini sudah seseorang tentang kebaikan. divariasikan beserta gerakannya. Nilai karakter yang terkandung Seperti halnya Rampak Bedug dalam Rampak Bedug Ciwasiat, ciwasiat, memainkan pola tabuh yang bedasarkan observasi langsung ketika sudah ada dengan tambahan variasi Rampak Bedug Ciwasiat dipentaskan, dan memberikan gerak tarian dalam dokumen terkait, dan wawancara setiap pola tabuhnya. Sehingga dengan pemain Rampak Bedug Rampak Bedug yang ada di Ciwasiat dan pemilik sanggar atau Kabupaten Pandeglang saat ini adalah pelatih Rampak Bedug Ciwasiat kesenian tradisi dengan kemasan bahwa nilai karakter yang terkandung yang sudah modern. dalam kesenian tersebut adalah; Nilai Disiplin, Religius, Cinta Tanah Air, PEMBAHASAN Tanggung Jawab dan Kerja Keras. Karakter merupakan watak Nilai karakter tersebut terinternalisasi atau sifat yang terlihat dari seorang dalam kehidupan sehari-hari pemain individu pada saat bertingkah laku Rampak Bedug Ciwasiat, sehingga dalam kehidupannya sehari-hari. nilai tersebut tidak hanya diterapkan Menurut Niza (3: 2013) Nilai karakter pada saat proses kesenian membimbing perilaku seseorang berlangsung tetapi nilai tersebut tentang nilai-nilai yang baik. Karakter diterapkan dalam kehidupannya juga dapat dibangun melalui sehari-hari. penanaman baik langsung maupun tidak langsung (Sujarno dalam Herawati 2013: 13). Melalui kesenian

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

78 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.6, No.1, April 2021 : 70 - 85

1. Nilai Kedisiplinan Pemilik sanggar mendidik anak Hasil penelitan Wuryandani didiknya agar lebih menghargai (2014: 289) Di SD waktu jika sudah ditetapkan waktu Sapen memiliki dua dan tempat dalam latihan aturan kedisiplinan yaitu aturan berkesenian. Tujuannya adalah agar sekolah dan aturan kelas. Menurutnya pemain sanggar Bale Seni Ciwasiat keduanya memiliki peran yang cukup lebih disiplin dalam menghargai penting dalam mendisiplinkan waktu. Menurut pemilik sanggar jika seluruh siswa di sekolah tersebut. dalam mengahrgai waktu saja tidak Aturan sekolah maupun aturan kelas disiplin, apalagi dengan hasil latihan berisi tentang berbagai hal terkait dalam berkesenian. Mungkin akan dengan tuntunan siswa di sekolah berantakan dan tidak sesuai dengan dalam berperilaku sehari-hari. harapan. Dengan adanya aturan sekolah Nilai kedisiplinan terlihat ketika maupun aturan kelas siswa akan para pemain Rampak Bedug Ciwasiat memiliki pandangan yang jelas sedang berlatih di Bale Seni Ciwasiat tentang apa saja yang harus dilakukan sesuai waktu yang ditentukan oleh dan tidak boleh dilakukan, serta pelatih. Menurut pelatih, para pemain konsekuensi/sanksi terhadap Rampak Bedug Ciwasiat selalu pelanggaran aturan yang ada. datang sebelum latihan dimulai. Begitupun juga dengan pelatih Menurut Arifin (wawancara 11 Maret atau pemilik sanggar Bale Seni 2018) hal ini selalu dilakukan oleh Ciwasiat menerapkan metode disiplin pemain agar proses latihan berjalan terhadap para anggota atau dengan baik tanpa mengorbankan pemainnya. Agar proses latihan waktu. dalam berkesenian tidak Menurut Andes (wawancara 13 mengorbankan waktu dan tenaga Maret 2018) para pemain Rampak yang lain. Waktu yang ditetapkan Bedug Ciwasiat selalu datang tepat oleh pemilik sanggar dalam jadwal waktu jika sudah ditetapkan waktu latihan rutin yaitu seminggu sekali untuk berkumpul pukul berapa dan di pada hari sabtu pukul I5.00 WIB. mana. Ketika akan pentas tanggal 22 c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 79

maret 2018 di Royal Hotel Krakatau tanggal 22 Maret 2018 berjalan Cilegon para pemain sudah dengan baik sesuai harapan. berkumpul di sanggar Ciwasiat sesuai Kebiasaan ini selalu dilakukan waktu yang sudah ditetapkan untuk seblum pertunjukan berlangsung berangkat ke tempat tujuan secara (observasi 22 Maret 2018). bersama-sama, mengingat perjalanan Kemudian nilai religius dalam yang ditempuh ke tempat tujuan Rampak Bedug ciwasiat adalah para sekitar satu jam. Hal ini telah menjadi pemain khususnya perempuan kebiasaan para pemain Rampak menggunakan pakaian muslimah. Bedug Ciwasiat akan pentingnya Para pemain perempuan sebuah waktu. menggunakan pakaian tertutup layaknya seorang muslimah yang 2. Nilai Religius menutup auratnya. Pakaian muslimah Nilai religius dalam hasil yang digunakan oleh pemain penelitian Normalita (2016: 5) ialah perempuan dikreasikan sesuai para siswa SD Budi Mulia Dua kebutuhan pertununjukan. Dalam Yogyakarta sebelum memulai pertunjukan Rampak Bedug Ciwasiat pelajaran yang akan disampaikan oleh para pemain perempuan guru, para siswa diajak untuk berdoa menggunakan kerudung yang bersama terlebih dahulu. Kegiatan dipakainya. berdoa ini dipimpin langsung oleh Nilai religius selanjutnya adalah guru yang bersangkutan. Setelah mengucapkan sholawat di tengah- berdoa selesai guru tersebut akan tengah pertunjukan berlangsung memulai pelajaran. Begitupun nilai (observasi 22 Maret 2018). Hal ini religius dalam Rampak Bedug menandakan bahwa unsur religi yang Ciwasiat terlihat sebelum pertunjukan dipertunjukan oleh Rampak Bedug dimulai para pemain selalu Ciwasiat sangat kental akan nuansa melakukan kegiatan berdoa bersama islami. Para pemain bersolawatan di belakang panggung. Tujuannya sambil mengajak penonton yang agar pentas yang di selenggarakan di sedang menyaksikan pertunjukan Royal Hotel Krakatau Cilegon pada tersebut dengan diiringi oleh

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

80 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.6, No.1, April 2021 : 70 - 85

seperangkat alat musik Bale Seni Ciwasiat menampilkan tilingtit/tingtit, Bedug Besar, terbang kesenian Rampak Bedug di hadapan gede, Rudat yang dinamakan masyarakat Belanda pada tahun 2009 Rampak Bedug Ciwasiat Kabupaten (wawancara Rohaendi, 5 April 2018). Pandeglang. Namun di era milenia sekarang, pemuda pemudi khususnya di 3. Nilai Cinta Tanah Air Kabupaten Pandeglang terkesan lebih Cinta tanah air merupakan suatu menyukai alat musik atau tarian yang hal utama dalam membentuk karakter modern. Data yang ditemukan di bangsa. Dengan rasa memiliki, rasa lapangan didukung oleh hasil menjaga, rasa melestarikan, rasa penelitan Niza (2014: 527) bahwa memajukan akan tumbuh sikap rasa generasi muda lebih tertarik dengan mencintai bangsanya. Dengan sikap budaya barat. Seperti menyukai alat cinta tersebut keadaan negara akan musik gitar, drum, , dan lain- menjadi baik. Sebagai warga negara lain dibandingkan alat musik tradisi wajib menumbuhkan rasa cinta tanah seperti kesenian Rampak Bedug air tersebut (Wisnarni, 2017:57). Ciwasiat yaitu Tilingtit/Tingtit, Kesenian Rampak Bedug Bedug Besar, Terbang Gede, Rebana Ciwasiat adalah kesenian khas Rudat. Tidak jarang pemuda pemudi Kabupaten Pandeglang yang era milenia mengatakan bahwa dimainkan oleh pemuda pemudi memainkan alat musik atau kesenian masyarakat Pandeglang. Kesenian ini tradisi adalah alat musik yang “kuno tumbuh dan berkembang di atau kolot” sehingga pemuda pemudi Kabupaten Pandeglang khsusunya kurang begitu tertarik terhadap Kecamatan Pandeglang, kesenian tradisi yang ada di Karangtanjung, dan Cadasari. Kabupaten Pandeglang. Sehingga kesenian tradisi khas Namun berbeda halnya dengan Kabupaten Pandeglang menyebar pemuda pemudi atau pemain Rampak luas ke luar kota Pandeglang, baik di Bedug Ciwasiat. Para pemain sangat skala nasional mupun skala mencintai kesenian tradisional yang internasional. Hal ini terlihat ketika ada di Kabupaten Pandeglang c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 81

khususnya kesenian Rampak Bedug kesadaran akan kewajibannya. Ciwasiat yang ada di sanggar Bale Berdasrkan jenisnya, tanggung jawab Seni Ciwasiat (wawancara Rohaendi, yang dipaparkan oleh Anwar dalam 5 April 2018). Para pemain hasil penelitiannya ialah terdiri dari bergabung dalam kesenian tradisi di dua jenis. Yaitu tanggung jawab sanggar Bale Seni Ciwasiat kepada tugas dan tanggung jawab berdasarkan keinginan sendiri tanpa kepada diri sendiri. adanya paksaan dari siapapun. a. Tanggung Jawab Kepada Tugas Sehingga dalam proses berkesenian, Tugas adalah amanah yang wajib para pemain sangat mencintai dikerjakan atau yang ditentukan kesenian daerah di mana mereka untuk dilakukan atau suatu pekerjaan tinggal. Hal ini terlihat ketika para yg menjadi tanggung jawab seseorang pemain sangat total dalam menjaga atau dapat juga diartikan dengan dan melestarikan kesenian tradisi suatu perintah yang harus yang ada di Kabupaten Pandeglang. dilaksanakan dengan baik dan benar. Kecintaan dalam kesenian tradisi Setiap pemain Rampak Bedug khas Kabupaten Pandeglang Ciwasiat memiliki tugasnya masing- merepresentasikan kecintaannya masing sesuai dengan perannya. terhadap tanah air Republik Pemilik sanggar Ciwasiat Indonesia. Dengan mencintai memberikan tanggung jawab kepada kesenian dan kebudayaannya, maka semua pemain yaitu berupa tugas para pelaku seni akan selalu menjaga untuk memainkan alatnya msing- dan mencintai sampai akhir hayat. masing sesuai dengan keahliannya di bidang tertentu (observasi 22 Maret 4. Nilai Tanggung Jawab 2018). Semua pemain Rampak Bedug Tanggung jawab menurut Anwar Ciwasiat memiliki tanggung jawab (2014: 13) adalah kesadaran manusia masing-masing, seperti pemain akan tingkah laku atau perbuatan tilingtit yang bertugas untuk yang disengaja maupun yang tidak di memainkan atau menabuh alatnya sengaja. Tanggung jawab juga berarti sesuai pola tabuh atau notasi yang berbuat sebagai perwujudan sudah disepakati oleh semua pemain

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

82 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.6, No.1, April 2021 : 70 - 85

Rampak Bedug Ciwasiat (wawancara memainkan tugasnya dengan baik. Rohaendi, 5 April 2018). Pemilik Tanggung jawab kepada diri sendiri sanggar dalam hal ini diibaratkan mirip dengan tanggung jawab kepada berperan seperti pelatih sepak bola, tugas, namun yang membedakannya memberi arahan kepada pemainnya, adalah tanggung jawab kepada diri melatih, dan memotivasi agar sendiri mempunya motivasi dalam pertandingan berjalan sesaui harapan. dirinya untuk menjalankan tugasnya Begitupun juga dengan pemain dengan baik. Sedangkan tanggung Rampak Bedug Ciwasiat, yaitu para jawab kepada tugas belum memasuki pemain diberi tanggung jawab berupa motivasi dalam dirinya melainkan tugas sesuai bidangnya masing- hanya anjuran atau perintah dari yang masing agar ketika pertunjukan meberi tugas. Pemain Rampak Bedug berlangsung tugas yang diberikan Ciwasiat selalu mempunya motivasi oleh pemilk sanggar kepada pemain untuk dirinya sendiri dalam berjalan dengan lancar sesuai memainkan alat musiknya masing- harapan. Jika tanggung jawab masing sehingga apa yang mereka tersebut tidak dipatuhi maka mainkan dalam pertunjukan di Royal berdampak negatif untuk semuanya, Hotel Krakatau Cilegon Provinsi yaitu pertunjukan Rampak Bedug Banten pada tanggal 22 Maret 2018 Ciwasiat yang dimainkan di Royal berjalan dengan baik dan lancar. Hotel Krakatau Cilegon Provinsi c. Tanggung Jawab Sosial Banten tanggal 22 Maret 2018 akan Manusia adalah makhluk sosial berantakan ketika tanggung jawab yang tidak bisa hidup tanpa bantuan yang diberikan tidak dipatuhi. manusia lain. Karena membutuhkan b. Tanggung Jawab Kepada Diri manusia lain maka ia harus Sendiri berkomunikasi dengan manusia lain. Tanggung jawab kepada diri Rampak Bedug Ciwasiat adalah sendiri merupakan tanggung jawab kesenian kelompok yang syarat akan personal yang menuntut motivasi dari nilai-nilai sosial, seperti saling dalam diri sendiri. Para pemain membantu jika ada temannya yang mempunya motivasi untuk belum bisa memainkan alat musik c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 83

tertentu, saling bekerja sama satu adalah perpaduan seni musik dan tari, sama lain, dan saling berkomunikasi di mana para pemain harus sungguh- agar Rampak Bedug yang mereka sungguh dan kerja keras untuk mainkan berjalan dengan baik. menselaraskan antara kedua jenis Dengan demikian para pemain tersebut. Rampak Bedug Ciwasiat sebagai Para pemain dalam memainkan mahluk sosial tentunya mempunyai alat musik dan tarian Rampak Bedug tanggung jawab seperti mahluk sosial Ciwasiat selalu berusaha seoptimal yang lainnya, agar dapat mungkin. Menurut Arifin melangsungkan hidupnya sebagai (wawancara, 24 Februari 2018), manusia yang bermasyarakat. pemain Rampak bedug Ciwasiat tidak pernah mengeluh meski waktu latihan 5. Nilai Kerja Keras sampai larut malam (observasi 28 Kerja keras adalah kunci Januari 2018). Tujuannya agar para keberhasilan. Menurut pimpinan pemain Rampak Bedug Ciwasiat sanggar Bale Seni Ciwasiat tanpa mempunyai jiwa yang kuat dan keras kerja keras dan sungguh-sungguh dalam segala hal, misalnya dalam satu keberhasilan akan susah dicapai. Para garapan Rampak Bedug Ciwasiat pemain Rampak Bedug Ciwasiat para pemain harus bisa dan mampu selalu ditanamkan jiwa berjuang dan memainkan alat musik dan tariannya bekerja keras dalam segala hal. Mulai sesuai kesepakatan. Dari kerja keras dari latihan memainkan alat musik itulah Rampak Bedug Ciwasiat tilingtit/tingtit, Bedug Besar, Terbang dikenal oleh masyarakat luas baik di Gede, Rebana Rudat dan juga pada Kabupaten Pandeglang maupun di gerakan masing-masing pemain luar Kabupaten Pandeglang. (wawancara Rohaendi, 5 April 2018). Agar apa yang dimainkan dalam alat KESIMPULAN musik dan gerakannya menjadi Rampak Bedug adalah harmonis dan enak didengar dan kesenian yang berasal dari Kabupaten dilihat ketika dimainkan bersama- Pandeglang Provinsi Banten. Rampak sama. Rampak Bedug Ciwasiat Bedug Ciwasiat awalnya merupakan

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

84 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.6, No.1, April 2021 : 70 - 85

seni ngadu bedug yang dilakukan informasi tentang nilai karakter yang oleh masyarakat Pandeglang pada diungkap terbatas pada sanggar pertengahan bulan puasa dan awal tersebut, sehingga informasi tentang Idul Fitri di masjid atau mushola. nilai karakter dalam Rampak Bedug Kemudian Rampak Bedug Ciwasiat di sanggar yang lain belum dapat mengkemas kesenian Rampak bedug terungkap dalam penelitian ini.(3) menjadi kesenian yang lebih modern. Hasil penelitian ini mengungkap nilai Nilai-nilai karakter yang karakter dalam Rampak Bedug terdapat dalam Rampak Bedug Ciwasiat di sanggar Bale Seni Ciwasiat trdiri enam nilai karakter Ciwasiat Kabupaten Pandeglang yaitu: 1) nilai kedisiplinan, 2), nilai sehingga hasil penelitian ini tidak religius 3) nilai cinta tanah air, 4), dapat digeneralisasikan pada sanggar nilai tanggung jawab 5) nilai kerja seni yang lain di Kabupaten keras, dan 6) nilai kejujuran. Pandeglang, namun hasil temuan Hasil penelitian ini belum penelitian ini dapat dijadikan bahan sepenuhnya bisa mengungkapkan referensi dan informasi bagi semua secara keseluruhan tentang nilai pihak terutama bagi peneliti lain karakter dalam Rampak Bedug untuk melakukan studi lebih lanjut Ciwasiat di sanggar seni lain tentang nilai karakter dalam kesenian disebabkan beberapa keterbatasan. rampak bedug di Kabupaten Oleh karena itu, beberapa Pandeglang keterbatasan penelitian yang bisa diungkap sebagai berikut: (1) DAFTAR PUSTAKA Penelitian ini berfokus pada nilai Agboola, Alex dan Tsai, Kaun Chen. karakter dalam Rampak Bedug (2012). Bring Character Education into Classroom. Ciwasiat di Bale Seni Ciwasiat dalam jurnal European Journal Kabupaten Pandeglang sedangkan of Educational Research. 1(2). 163-170. Eurasian Society of nilai karakter yang ada sanggar yang Education Research, USA. lain tidak difokuskan. (2) Penelitian Anwar, Shabri Shaleh. (2014). Tanggung Jawab Pendidikan ini dilaksanakan pada satu sanggar Dalam Perspektif Psikologi yaitu Bale Seni Ciwasiat sehingga Agama. dalam jurnal c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

Nilai-Nilai Karakter dalam Kesenian Rampak Bedug (Syamsul Rizal) 85

Psympathic. Jurnal Ilmiah Indonesia (ICAAE). di Fakultas Psikologi. 1(1). 11-21. UIN Bahasa dan Seni UNY. Bandung. ______. (26-30 June 2013). Dewantara, Ki Hadjar. (1977). Moral Values In The Song of Pemikiran, Konsepsi, Cublak-Cublak Suweng, dalam Keteladanan, sikap Merdeka I The APNME 8th Annual (Pendidikan). Majelis Luhur Conference. di Fakultas Teknik Persatuan Taman Siswa. UNY. Yogyakarta. Rachmawati, Yeni. (2010). The Role Hartono dan Normalita, Adityas. of Music in Character Building. (2016). Proses penanaman nilai- dalam jurnal The International nilai karakter dalam Journal of Learning. 17(9). 61- pembelajaran biola di SD Budi 76. Mulia Dua. dalam jurnal Rizal, Syamsul. (2019). Struktur Catharsis: Jurnal of Arts Pola Tabuh Rampak Bedug pada Education. 5(1). 1-8. Unnes Sanggar Bale Seni Ciwasiat Semarang Kabupaten Pandeglang. Dala Herawati, Enis Niken. (2015). Nilai- Jurnal Panggung. 29 (4). 407- Nilai Karakter yang Terkandung 408. ISBI Bandung. dalam Dolanan Anak pada Rohbiah, Tatu Siti. (2013). Telaah Festival Dolanan Anak Se-DIY Seni Rampak Bedug Sebagai 2013. Dalam Jurnal Imaji. Media Dakwah di Banten. 13(1), 13-27, UNY Yogyakarta. Jurnal Bimas Islam. 6(3). 455- Ghony, M,. Junaidi, & Almanshur, 576. Kemenag . Fauzan. (2012). Metodologi Spradley, James P. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Etnografi. Yogyakarta: Tiara Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Wacana. Karmini, Ni Nyoman. (2020). Wisnarni. (2017). Pendidikan Karakter dalam Menumbuhkembangkan Cerita Rajapala. dalam Mudra. Karakter Cinta Tanah Air 35(1). 22-29. ISI Denpasar. Melalui Kegiatan Muljono, Untung. (2016). Tari Anak Ekstrakurikuler Berbasis Untuk Pendidikan Karakter. Kebiasaan pada Sdn No 119/III dalam Proceding Seminar Koto Majidin Hilir. dalam jurnal Nasional Pendidikan Seni. di Tarbawi. 13(1). 51-63. UIN Jurusan Pendidikan Seni Tari Jambi. Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Wuryandani, Wuri. (2014). Niza, Ayu Machfauzia. (5-6 march Pendidikan Karakter Disiplin di 2014). The Art of Gejog Lesung Sekolah Dasar. dalam jurnal in Modern Times: A Dedication Cakrrawala Pendidikan. 33(2). for Local Wisdom. dalam The 1st 286-295. UNY Yogyakarta. International Conference for Arts and Arts Education on

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387