DOI: https://doi.org/10.15548/tabuah.v23i1.212

GUGATAN TERHADAP KEPAHLAWANAN TUANKU IMAM BONJOL Kori Lilie Muslim IAIN email:[email protected] Abstract This paper aims to find out about the history of Tuanku Imam Bonjol, how his struggle in the and what kind of lawsuit he faced. Tuanku Imam Bonjol commonly called Peto Syarif who was born in 1772 in Alahan Panjang. He was given the title Malin Baso because he was assigned by Tuanku Nan Renceh to study war. The influence of Tuanku Imam Bonjol in the war of war in southern Tapanuli. This research is also a historical study that provides an explanation of social behavior in history. That approach can explain the struggle of Tuanku Imam Bonjol. This war became confusing because in time the Padri won and there was also a time for the Dutch to win. There was a time when the Dutch surrendered to the Padri and the Dutch asked for negotiations. Then the Padri asked for conditions and were approved by the Dutch. But this was only a Dutch strategy, they attacked again at the Padri. Tuanku Imam Bonjol continued to look for a hiding place until finally he received an invitation letter from the French Reciden. But Tuanku Imam Bonjol was even lied to, he was surrounded by the Dutch who would be ready to be arrested. Tuanku Imam Bonjol was taken prisoner, at first he was imprisoned in Bukittinggi, but because there was fear the Dutch moved him to Cianjur. Because of the fear felt by the Dutch government and finally he was transferred to on January 19, 1839. After being a Dutch prisoner for 27 years, he died on November 8, 1864 at the age of 92 years. He was buried in the Lutak or Minahasa in Manado.

Key Word: Lawsuit, Heroism, Tuanku Imam Bonjol

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tentang riwayat Tuanku Imam Bonjol, bagaimana perjuangannya dalam perang padri dan seperti apa gugatan yang beliau hadapi. Tuanku Imam Bonjol yang biasa dipanggil Peto Syarif yang lahir pada tahun1772 di Alahan Panjang. Ia diberi gelar Malin Baso karena ia ditugaskan oleh Tuanku Nan Renceh untuk belajar perang. Pengaruh Tuanku Imam Bonjol dalam perang paderi di Tapanuli selatan. Penelitian ini juga penelitian sejarah yang memberikan penjelasan terhadap perilaku sosial dalam sejarah. Pendekatan itu mampu menjelaskan tentang perjuangan Tuanku Imam Bonjol. Perang ini menjadi simpang siur karena pada saatnya kaum Padri yang menang dan ada juga saatnya pihak Belanda yang menang. Ada saatnya Belanda menyerah ke kaum Padri dan Belanda meminta perundingan. Lalu kaum Padri meminta persyaratan dan disetujui oleh pihak Belanda. Namun hal itu hanya siasat Belanda, mereka melakukan penyerangan kembali ke kaum Padri. Tuanku Imam Bonjol terus mencari tempat persembunyian sampai pada akhirya ia menerima sebuah surat undangan dari Reciden Prancis. Namun Tuanku Imam Bonjol malah dibohongi yang ada ia dikepung oleh pihak Belanda yang akan siap ditangkap. Tuanku Imam Bonjol ditawan, mula-mula beliau dipenjarakan di Bukittinggi, namun karena ada rasa takut pihak Belanda memindahkan beliau ke Cianjur. Karena rasa takut yang dirasakan pemerintah Belanda dan akhirnya ia dipindahkan ke Manado pada tanggal 19 Januari 1839. Setelah menjadi tawanan 17 18 Gugatan Terhadap Kepahlawanan... Belanda selama 27 tahun, beliau wafat pada tanggal 8 November 1864 dalam usia 92 tahun. Beliau dimakamkan di Lutak atau Minahasa di Manado. Kata Kunci: Gugatan, Kepahlawanan, Tuanku Imam Bonjol

PENDAHULUAN Ulama besar, tokoh, pejuang dan juga Pembahasan topik ini adalah sebagai orang tua masyarakat, tempat untuk mengetahui bagaimana meminta nasehat, petunjuk dan penderitaan bangsa ketika mengadukan segala hal ikhwal, baik dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa. yang berkenaan dengan masalah agama Sehingga terjadi perlawanan- dan keagamaan, maupun masalah- perlawanan di berbagai daerah untuk masalah yang berhubungan dengan mengusir para penjajah, khususnya para dunia dan kedunian.1 penjajah belanda. Tindakan sewenang- Sebagai seorang Ulama besar, wenang dan penindasan yang dilakukan Syekh Muhammad Said Imam Bonjol oleh penguasa Eropa telah mempunyai beberapa keluarbiasaan menimbulkan kesengsaraan dan (Maziyyah) yang mungkin tidak kepedihan bangsa Indonesia. Hal itu dipunyai oleh ulama-ulama lain. Selain juga terjadi di daerah Sumatera Barat keluarbiasaan (Maziyyah), beliau juga yang dijajah juga oleh Belanda. Perang beberapa kebiasaan yang patut untuk paderi yang dipimpin oleh Tuanku diikuti dan dijadikan suri tauladan, baik Imam Bonjol. Pasukan Belanda yang dari segi kesederhanaannya maupun berusaha ingin mengambil alih dari sikap beliau terhadap sesama kekuasaan, maka terjadilah perang manusia. paderi. Berbagai peristiwa yang pernah Mengingat keluarbiasaan- dialami maupun berbagai peninggalan keluarbiasaan yang sangat yang masih tersisa merupakan saksi mengagumkan dan kebiasaan- yang masih banyak menyimpan rahasia kebiasaan yang beliau kerjakan selama yang mungkin belum mampu hidupnya cukup mencerminkan terungkap. ketauladan yang mulia dan sederhana, maka patutlah jikalau Badan Litbang PEMBAHASAN Agama memilih beliau untuk ditulis Sejarah Tentang Tuanku Imam biografinya, dengan harapan apa-apa Bonjol yang ada pada diri beliau itu dapat Bonjol merupakan suatu dijadikan pedoman hidup oleh generasi kampung yang terdapat di daerah selanjutnya.2 Sumatera Barat. Kampung Bonjol tersebut terkenal karena di tempat itu Biografi Syekh Muhammad Said dilahirkan seorang ulama besar pejuang Bonjol yang menentang penjajahan dan Syekh Muhammad Said Bonjol memperjuangkan kemerdekaan (Inyik Bonjol) adalah putra tunggal dari Indonesia “beliau adalah Tuanku Imam ayahnya Patoen (Penghulu Malim) dan Bonjol”. ibunya Hamimah. Beliau dilahirkan Di tempat itu beliau dilahirkan pada masa penjajahan Belanda, dan di tempat itu pula beliau berjuang tepatnya pada tahun 1771 di Balai bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat selama bertahun-tahun 1 Yulizal Yunus dkk “Beberapa Ulama yang sampai saat ini bekas benteng- Sumatera Barat II”, (: Museum Negeri- benteng, kubu-kubu pertahanan serta Pemda Sumbar,2012), h. 126 sebuah Meriam besar masih dapat 2 Rosehan Anwar dan Andi Bahrudin disaksikan. Malik, “Ulama dalam Penyebaran Pendidikan dan Khazanah Keagamaan”, (Jakarta: Proyek Syekh Muhmmad Said Bonjol Pengkajian dan Pengembangan Lektur atau Inyik Bonjol adalah seorang Pendidikan Agama, 2003),h. 361-362 Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora Kori Lilie Muslim 19 Lomo Kota Bonjol, seratus delapan 2. Beliau selalu mengenakan tahun yang lalu. Kakek beliau bernama (memakai) Jubah dan Sorban putih Syekh Muhammad Shaleh Amin yang 3. Beliau mengurangi waktu tidur di mengasuh dan mendidik beliau diwaktu waktu malam untuk ber-khalwat beliau masih kecil. pada Allah Beliau dilahirkan dikalangan 4. Beliau makan dengan makanan keluarga pedagang dan senang sederhana merantau, menyebabkan setelah beliau 5. Setiap orang yang datang pada agak besar di kirim ke Malaysia, beliau dilayani dengan baik, tanpa sehingga ia mendapat pendidikan membedakan siapa orangnya. formal di sana yaitu sekolah Rakyat Maziyyah (keistimewaan) Desa (1879 M) yang sekarang SD. yang pernah terjadi pada diri beliau Pada tahun 1909-1914 beliau belajar adalah sebagai berikut: Agama pada Syekh Ibrahim a. Terbuka (kasysyaf) pintu gaib pada Kumpulan di Bonjol. Pada tahun 1914 - diri beliau, sehingga beliau mampu 1946 M belajar mengaji dan mengetahui maksud orang yang memperdalam Agama Islam pada datang pada beliau. Kadang-kadang Syekh Maulana Ahmad Chatin di hanya memandang wajahnya saja. Masjidil Haram Mekah. Sekembalinya b. Pada waktu isterinya melahirkan dari Mekah antara tahun 1918 M beliau anaknya Harun al-Rasyid, beliau memperdalam ilmu Tarikat dapat hadir disisi isterinya dan Naqsabandiyah di Bonjol. selanjutnya memberikan nama pada Beliau tertarik pada budi bahasa anaknya yang baru lahir tersebut. yang luhur, tingkah laku yang Padahal pada waktu itu beliau sedang menyenangkan serta kearifan dan berada di Mekkah. keulamaan beliau, menyebabkan setiap c. Dari diri beliau sering terdengar kampung tempat beliau mendirikan bunyi ayat-ayat al-Qur’an diwaktu , Masjid dan , para beliau sedang tidur orang tua setempat mengharapkan d. Pada waktu beliau memperbaiki beliau bersedia menikahi putri-putri Masjid Air Angek, beliau berniat mereka untuk dijadikan isteri beliau untuk menjual kudanya karena dengan harapan agar mendapat kekurangan biaya, pada suatu malam, keturunan dari beliau. Beliau beliau kedatangan seorang tamu mempunyai beberapa orang isteri berpakaian haji dengan mengenakan namun demikian isteri yang selalu Jubah dan Sorban yang memberikan mendampingi beliau hingga wafatnya bantuan kepadanya yaitu berupa adalah Hajjah Solehah. Beliau bungkusan emas yaitu mas Turki dan mempunyai 10 orang anak yaitu 5 kemudian orang tersebutpun orang anak laki-laki dan 5 orang anak menghilang. perempuan yaitu Haji Hasan e. Buku kecil (berisi inti sari amalan (almarhum), Haji Hasyim, Harun al- beliau) yang beliau peroleh di Rasyid, Syahrudin, Djusnah, Ka’bah Masjidil Haram Mekah, Sawwadjir, Hasanah (almarhum), beberapa bulan sebelum beliau Rofiah, Haji Cholidi (almarhum) Nur wafat. Baiti. f. Setiap shalat beliau selalu Kebiasaan Syekh Muhammad berjama’ah, kadang-kadang beliau Said Bonjol yang patut untuk dicontoh terdiri dari orang-orang berpakaian adalah sebagai berikut: Jubah dan Sorban putih terutama 1. Kebiasaan beliau tidur di Masjid pada waktu shalat subuh hampir 2/3 dari waktunya beliau g. Setiap hari Jum’at beliau menjamu habiskan untuk beribadah dan Jama’ah dengan memotong kambing, mengajar.

Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019 20 Gugatan Terhadap Kepahlawanan... ayam dan beras yang dibawakan beliau kembali ke tanah air, tempat orang. tumpah darahnya (Bonjol). Pada h. Apabila beliau membangun masjid, tahun itu juga beliau mendirikan surau, atau pesantren sumbangan Surau, Masjid dan Pesantren di terus mengalir sampai bangunan sana. Dua tahun kemudian yaitu tersebut seleai tahun 1920 M beliau pindah ke i. Sewaktu beliau wafat, ketika dimn Desa Air Abu, lalu mendirikan j. Dingan zakarnya hidup dan ketika Masjid, Surau dan Pesantren di kain kafannya (7 lapis) dibuka untuk sana. dicimkan ke tanah ternyata mayat Tiga tahun kemudian yaitu beliau tidak ada (kosong) tahun 1923 beliau pundah ke Desa Syekh Muhammad Said Imam Air Angek Padang Baru, Bonjol mempunyai keahlian dibidang mendirikan Surau, Masjid, dan illmu pengetahuan yaitu dibidang ilmu Sekolah Tarbiyatul Islamiyah. Di agama ahli dalam Ilmu Tasawuf dan tempat ini beliau menetap lama dan Ilmu Fiqih. Selain itu beliau juga dari tempat ini pula pada tahun menguasai (ahli) dalam Ilmu Sejarah 1929 beliau mendirikan sebuah (silsilah) Minangkabau dan Masjid di Desa Sipisang Nan mungkin ilmu beliau kuasai secara Tujuh, Kecamatan Tilatang berlebihan. Jika seorang Minangkabau Kamang. datang kepada beliau asal namanya saja Tahun berikutnya yaitu beliau tau asal usulnya dari mana. tahun 1930 beliau mendirikan Beliau juga mempunyai keahlian Surau, Pesantren di Pangai Desa dibidang pengobatan secara tradisional, Batu Badinding. Setelah itu pada sehingga beliau terkenal dikalangan tahun-tahun berikutnya beliau masyarakat karana keahlian beliau mendirikan surau dan tempat- dalam mnembuhkan berbagai penyakit, tempat pengajian di Kampung penyakit misterius pun banyak beliau Penampungan. Terakhir yaitu tahun sembuhkan. Dalam menyembuhkan 1951 beliau pindah berkedudukan penyakit-penyakit misterius beliau di Sabar Padang Baru lakukan dengan cara beristiqharah dan Bonjol, di sana beliau mendirikan berdoa kepada Yang Maha Kuasa tempat pengajian dan sebuah sehingga sembuhnya pun seolah-olah Masjid yang sekarang bernama secara misterius juga. Masjid Raya. Beliau mempunyai nama 2. Sebagai guru panggilan yaitu: Syekh Muhammad Said 1. Sebagai penggerak pembangunan Bonjol mendidik dan mengajar di Profesi beliau sebagai setiap Surau, Masjid dan Pesantren penggerak pembangunan, memang yang ia bangun di setiap sudah merupakan naluriah beliau, perkampungan sekaligus beliau sehingga ketika kembali dari menjadi pengajar dan pemimpin Mekah pada tahun 1916 M menuju para jamaahnya. Setelah berjalan tanah air, beliau menagambil rute lancar lalu beliau serahkan kepada Jiddah melintasi Sungai Nil (Mesir) murid yang paling beliau percayai. di sini beliau mencuci muka- Pekerjaan tersebut Bagdad-Rudistan-India-Pakistan- merupakan salah satu hobi beliau Filipina-Malaysia, beliau sehingga beliau lakukan dengan mendirikan masjid (tahun 1916- penuh keikhlasan dan senang hati. 1917 M) perjalanaan ini beliau lakukan dengan kendaraan yang 3. Sebagai tokoh (orang tua) ada pada waktu itu. Setahun Sebagai tokoh (orang tua), kemudian yaitu tahun 1918 M beliau sangat dekat dengan

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora Kori Lilie Muslim 21 masyarakat, dan masyarakat sangat mengarahkan mereka kejalan yang dekat dengan beliau, sehingga diridhai Allah3. hubungan beliau dengan masyarakat seperti hubungan bapak Syekh Muhammad Said Bonjol dan dan anak-anaknya. Beliau sangat Perang Paderi memperhatikan prikehidupan Syekh Said Bonjol adalah masyarakatnya, baik kehidupan pahlawan Nasional perintis jasmaniah maupun kehidupan kemerdekaan, seorang ulama dan rohninya. pemimpin Perang Paderi yang Apabila beliau melihat menentang penjajahan Belanda di bumi seseorang anggota masyarakatnya Minangkabau yang terjadi abad ke-19. yang susah kehidupannya, beliau Gerakan Paderi muncul di Minangkabau bantu dan dianjurkan untuk mencari sepulangnya tiga orang haji dari Mekah atau pindah ke tempat lain yang di (1803) yaitu Haji Abdul Rahman dari mungkinkan akan lebih Piobang Luhak lima puluh kota, Haji menguntungkan. Miskin dari Pandai Sikat, dan Haji Muhammad Arif dari Sumanik Luhak 4. Sebagai pejuang Tanah Datar. Kepulangan mereka Sebagai putra bangsa sejak setelah memperdalam Agama Islam di zaman penjajahan Kolonial Mekkah. Belanda, beliau telah berniat Tuanku Muda datang ke Luhak berjuang melawan mereka melalui Agam dibawa oleh Datuk Bandaharo, media Agama Islam yang beliau beliau adalah seorang ulama yang juga kuasai dengan mendirikan PERTI kepala Adat di Alahan Panjang, untuk (Persatuan Tarbiyatul Islamiyah), mempelajari usaha pembaharuan kemudian mendirikan Tariqat Agama Islam di sana. Kembalinya ke Naqsabandiyah. Dengan kedua Alahan Panjang, Tuanku Muda bersama wadah tersebut beliau mengajarkan Datuk Bandaharo, memulai pula usaha pada murid-muridnya tentang siapa pembaharuan di kampung halamannya. dan apa sebenarnya negeri yang Namun usaha mereka di tentang oleh didiami ini dan pelajaran-pelajaran Datuk Sati, kepala Adat di sana. yang berhubungan dengan Sehingga mengakibatkan terjadinya penjajahan dan lain-lain. Perang saudara yang tidak bisa Selanjutnya pada waktu dihindari oleh para kelompok zaman Penjajahan Jepang pada pembaharu dengan kaum Adat. tahun 1924-1944, beliau menjadi Menghadapi perang tersebut, anggota Tjo Syuugun, ikut Peto Syarif dan Datuk Bandaharo memperjuangkan berdirinya mencari tempat untuk dijadikannya Departemen Agama yang pada Benteng. Namun tempat tersebutpun waktu didirikan bernama Jawatan tidak luput dari serangan. Setelah itu, Pendidikan agama. Tuanku Muda yang juga di panggil Syekh Muhammad Said Malin Basa, membawa pengikutnya ke Bonjol wafat pada tanggal 8 Lereng Bukit untuk menyusun lagi November 1864 dalam usia 92 kekuatan dan mencari tempat tahun, yang menyebabkan seluruh pertahanan. Bukit itu biasa digunakan masyarakat Bonjol dan sekitarnya oleh kaum penyamun untuk mengintai dan bahkan masyarakat Islam kuda beban-kuda beban yang membawa Sumatera Barat merasa kehilangan barang dari Minangkabau ke Tapanuli.4 seorang tokoh dan tempat

mengadukan segala ikhwal mereka 3 Rosehan Anwar dan Andi Bahrudin selama berpuluh-puluh tahun telah Malik memimpin, membimbing dan 4 Sutrisno Kutojo dan Mardanas Safwan, (Tuanku Imam Bonjol Riwayat Hidup Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019 22 Gugatan Terhadap Kepahlawanan... Akhirnya daerah tersebut dapat Imam Bonjol dari pihak Paderi dan dikuasai oleh Malin Basa bekerjasama Letnan Kolonel Raff dipihak Belanda. dengan . Selanjutnya Isinya mengakhiri permusuhan kedua persawahan yang subur dijadikan belah pihak dengan mengakui daerah benteng serta membangun tempat kekuasaan dan kebebasan berdagang tersebut menjadi sebuah perkampungan. dari daerah masing-masing. Di sekelilingnya dibuat parit besar yang Namun, kelicikan Belanda tetap dipagari dinding tanah yang tingginya tercermin dalam perjanjian ini, karena empat meter dan tebalnya enam meter. di sana tercantum kalimat bahwa kaum Di atas dinding itu ditanam aur berduri. Paderi akan membantu Belanda Dalam benteng yang berwujud melawan paderi lainnya yang perkampungan terdapat mesjid, rumah mengganggu Belanda. Ini berarti kalau penduduk, kandang-kandang kuda dan hal itu terjadi, maka akan terjadi perang rangkiang (lumbung padi) benteng itu saudara antar sesama Paderi. Sehingga dikelilingi pula oleh sembilan puluh perangpun kembali berkecamuk. Kini buah kubu pertahanan dan menara yang menjadi sasaran utama pihak pengintai. Belanda adalah Bonjol (1833), sehingga Malin Basa bersama keluarga benteng Bonjollah yang menjadi incaran dan pengikutnya tinggal dalam benteng. Belanda yang letaknya terpisah dari Beliau diangkat menjadi pemimpin di yang lain. daerah tersebut (1808) dengan gelar Belanda melakukan Tuanku Imam Bonjol. Selain benteng penyerangan terhadap Bonjol dari Bonjol kaum paderi di Pasaman dan berbagai penjuru (10 September 1833 ) sekitarnya juga terdapat Benteng Rao yaitu dari Bukittinggi, Pariaman, dan yang dipimpin oleh tuanku Rao dan Tapanuli Selatan. Serangan dari benteng Dalu-dalu yang dipimpin oleh Bukittinggi melalui Matur dan Pantar . terus ke Bonjol dibawah pimpinan Van Pada masa Belanda, setelah Den Bosch; dari Pariaman ke Inggris pergi, Belanda mulai melakukan Manggopoh dibawah pimpinan Letnan intervensi militer ke jantung Sumatera Kolonel Elout: dan dari Tapanuli Barat dengan dalih ingin menolong Selatan Tuanku Rao di bawah pimpinan penguasa minangkabau yang sah, yaitu Mayor Eilers. keluarga raja di Pagaruyung dan para Serangan besar-besaran itu penghulu adat “Perang Paderi” melawan menyebabkan benteng Bonjol jatuh. Belandapun terjadi. Belanda mula-mula Belanda pun menduduki daerah itu. melakukan penyerangan ke daerah Jendral Van Den Bosch mengeluarkan Tanah Datar, di sekitar pusat kerajaan “plakat panjang” (25 Oktober 1833), Minangkabau, dan berhasil dan menyatakan bahwa masyarakat mengalahkan tuanku Halaban di Luhak Minangkabau akan tetap diperintah oleh Lima Puluh Kota dan dilanjutkan Luhak para penghulu adat dan Belanda tidak Agam. akan membebankan pajak kepada Namun untuk terus masuk ke rakyat. Namun rakyat menanam kopi jantung Minangkabau, tidaklah mudah dan menjualnya hanya boleh kepada bagi Belanda. Karena kaum Paderi tetap kompeni (Belanda). tegar dalam perjuangan dan semangat Akibat perbuatan semena-mena mereka, Belanda mengubah taktik tersebut akhirnya menyebabkan rakyat dengan tawaran berdamai. Perjanjian melakukan pemberontakan terhadap damai pertama kali terjadi pada 22 Belanda. Seluruh Minangkabau Januari 1824, dikenal dengan perjanjian bergerak dengan penggerak pertama Masang, yang didatangkan oleh tuanku yang di lakukan oleh Bonjol dan segera diikuti daerah lain. Perang Paderi itulah dan Perjuangannya 1979), (Jakarta: Mutiara, yang terjadi. Peristiwa ini terjadi pada 1979) Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora Kori Lilie Muslim 23 bulan Januari 1834. Peperangan ini dihujani meriam sehingga terbakar. adalah perang terhadap penjajahan. Pada tanggal 3 Desember 1836, kira- Sultan Bagagarsyah, Raja kira pukul 03.00 dinihari, pasukan Minangkabau, dibuang ke Batavia. Belanda masuk kedalam benteng Banyak penghulu adat serta ulama melalui dinding yang rusak karena digantung. Karena dicurigai telah ikut meriam dan langsung menuju rumah dalam barisan paderi. Sementara Tuanku Imam Bonjol. Kaum wanita Tuanku Imam Bonjol melanjutkan yang ada di rumah itu diseret ke luar. perjuangan dengan penuh semangat. Mahmut, putra bungsu Tuanku Imam Belanda mendatangkan bala Bonjol gugur. Tuanku Imam Bonjol, bantuan militer dari Jawa. Pasukan malam itu sedang tidak berada di rumah perang dulu dipakai melawan Pangeran segera datang sehingga terjadilah dikirim ke Minangkabau, perkelahian yang sangat hebat. Dengan Belanda menyerang Bonjol dan berhasil pedang terhunus Tuanku Imam Bonjol menduduki Mathur dan Pantar pada mengejar tentara Belanda yang akhirnya tanggal 3 dan 4 Juni 1834. Pada tanggal mundur. Sehingga mereka gagal 30 April 1835. Dalam peperangan ini kembali untuk merebut benteng Bonjol. menimbulkan banyak korban dari kedua Karena sulitnya Belanda untuk belah pihak. Belanda melakukan menduduki Bonjol, pada tanggal 9 penyerangan dari Mathur dan Maret 1837. Panglima tentara Hindia- Palembayan serta ke Tapanuli Selatan. Belanda, Mayor Jendral Cochius, Bonjol terkepung sehingga datang ke Padang dan terus ke Bonjol. mengakibatkan pasukan Tuanku Imam Panglima mengajak Tuanku Imam Bonjol terjepit. Bonjol untuk berunding, namun Kembali Belanda melakukan ternyata tidak berhasil. Peperangan penyerangan secara besar-besaran ke terjadi kembali dan benteng Bonjol Bonjol. Mereka membangun sebuah dihujani tembakan yang bertubi-tubi. kubu yang tidak jauh dari benteng Akibatnya benteng itu mengalami Bonjol. Setelah 10 bulan Bonjol kerusakan berat dan ini terjadi pada dikepung oleh Belanda, akhirnya bulan Agustus 1837. Sampai akhirnya mereka berhasil menguasai daerah barat Benteng Bonjol jatuh ke tangan daya Bonjol namun Tuanku Imam Belanda. Bonjol sendiri masih jauh dari Tuanku Imam Bonjol dapat jangkauan Belanda yang hendak meloloskan diri dan menyingkir ke menangkapnya. Koto Marapak, lalu bersembunyi di Karena sulitnya menaklukkan Bukit Gadang bersama pasukannya. Bonjol, resident Belanda di Padang Beliau kemudian memimpin perang mengirim surat kepada Tuanku Imam gerilya dari hutan-hutan. Beberapa kali Bonjol yang berisikan ajakan untuk tempat persembunyian Tuanku Imam berunding. Tawaran itu diterima Imam Bonjol dikepung Belanda, namun beliau Bonjol dengan beberapa syarat: bisa meloloskan diri ke daerah Tujuh 1. Jalan dari Bukittinggi ke Rao tidak Lurah. Sebulan kemudian, datang boleh melewati Bonjol. undangan dari resident Sumatera Barat 2. Rakyat Minangkabau tidak boleh untuk berunding di Padang (28 Oktober dipaksa untuk ikut rodi. 1837). Undangan itu dikabulkannya. 3. Belanda harus menghentikan Tetapi ternyata beliau dikhianati. campur tangannya di Minangkabau. Sesampai di Padang, pasukan resident Dengan syarat-syarat tersebut, yang beliau temui, tetapi tentara terjadi gencatan senjata antara kedua Belanda yang sudah siap untuk belah pihak. Namun secara tiba-tiba, menangkapnya. diakhir November 1836 Bonjol diserang Mula-mula Tuannku Imam kembali oleh Belanda. Benteng Bonjol Bonjol dipenjarakan di Bukittinggi.

Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019 24 Gugatan Terhadap Kepahlawanan... Khawatir akan pengaruh ulama pejuang Pagaruyuang, sejarah tanah Sumatera, ini, Belanda pun memindahkannya ke dan sejarah Republik Indonesia. Alasan Padang. Nampaknya Belanda masih gugatan ini umumnya bertitik tolak dari cemas pengaruh dan semangat akan argumentasi bahwa Tuanku Imam terus berkobar di kalangan pengikutnya, Bonjol berkhianat kepada kerajaan beliau kemudian dibuang ke Cianjur Islam Minangkabau Pagaruyuang, (Jawa Barat) pada tanggal 23 Januari membantai keluarga kerajaan, 1838. Setahun kemudian, pembuangan memimpin infasi ke tanah yang Tuanku Imam Bonjol diperjauh lagi, menewaskan lebih satu juta jiwa, sehingga pada tanggal 19 Januari 1839 menyerang kerajaan batak Bakkara dan beliau dipindahkan ke Ambon. menewaskan Sisingamangaraja X.6 Dua tahun di Ambon, pada Naskah-naskah kajian tasawuf yang tahun 1841, beliau dipindahkan lagi ke dikaji Syekh Muhammad Said Bonjol Manado. Di tempat inilah, pada tanggal dalam bentuk nazham (syair) 5 halaman 8 November 1864 beliau meninggal pertamanya yaitu berisi: dalam usia 92 tahun, sesudah 27 tahun 1. Berisi catatan hari baik mendirikan lamanya menjadi tawanan. Tuanku rumah Imam Bonjol dimakamkan di Kampung 2. Berisi tentang zikir tarekat Lotak, Minahasa Utara. naqsabandiyah Atas jasa-jasa dan 3. Berisi tabel menentukan awal bulan perjuangannya, Tuanku Imam Bonjol hijriah telah ditetapkan pemerintah sebagai 4. Berisi syair tasawuf sampai satu salah seorang pahlawan perintis halaman sebelum akhir kemerdekaan. Namanya diabadikan 5. Berisi catatan mengenai syarat- sebagai nama jalan di Jakarta dan syarat membuat azimat dan kaifiyah sejumlah kota besar di Indonesia, juga mendirikan rumah. pada Institut Agama Islam Negeri Secara umum naskah berisi (IAIN) Imam Bonjol di Padang, serta tentang uraian amalan dalam tarekat pada sebuah taman di pusat Kota naksabandiyah, mengenai kaifiyah zikir, Padang (RTH Imam Bonjol).5 Rabithah, Nafi Istbat dan pejelasan yang الله هللا mengenai kalimat Gugatan terhadap Kepahlawanan merupakan Zikir pada Salik dalam Tuanku Imam Bonjol tarekat naksabandiyah. Sebagai Seperti yang disebutkan dalam diketahui bahwa tarekat merupakan buku ”Beberapa lama di Sumatera salah satu kearifan ilmu tasawuf, maka Barat” oleh tim penulis Bapak Yulizal di dalam naskah tarekat naksabandiyah Yunus dkk, bahwa: “Dalam berbagai ini banyak ditemui ungkapan-ungkapan media masa belakangan ini- setidaknya Tasawuf sebagai upaya membangun bulan Oktober dan November 2007 ini argumen zikir dalam Tarekat masyarakat Minangkabau dihentakkan Naksabandiyyah. 7 oleh adanya gugatan dalam bentuk petisi terhadap “posisi histeris” Pendapat Sejarawan tentang Tuanku kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol. Imam Bonjol Secara umum, petisi ini Sebagian tokoh sejarawan tidak mendesak pemerintah Republik sepakat kalau nama Tuanku Imam Indonesia untuk membatalkan Bonjol dimasukkan ke dalam Museum pengangkatan Tuanku Imam Bonjol sebagai pahlawan perjuangan 6 kemerdekaan, dan meluruskan sejarah Yulizal Yunus dkk, Beberapa Ulama di Sumatra Barat I”, (Padang: Tp, 2008), h. 2- kerajaan Islam Minangkabau 13 7 Yulizal Yunus dkk, “Beberapa 5 Mestika Zed, (Padang: Yayasan Citra Ulama Sumatera Barat II”, (Padang: Museum Budaya Indonesia, 2010), h. 322-327 Negeri- Pemda Sumbar, 2012), h. 127-129 Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora Kori Lilie Muslim 25 sejarah tugu nasional yang kelak akan keagamaan yang terjadi di berdampingan dengan Pangeran Minangkabau. Setelah mencapai Diponegoro, Hasanuddin dan pahlawan keberhasilan dan menegakkan syari’at lainnya. Penolakan itu menurut buya Islam di Minangkabau Tuanku Imam karena Imam Bonjol dituduh Bonjol memperluas Gerakan Paderi. bukan sebagai pemersatu diranah Faktor yang mempengaruhi gerakan minang sebuah alasan dibuat-buat yang Paderi ini adalah kondisi keagamaan tidak ada nilai ilmiah atau fakta sejarah masyarakat yang jauh dari syari’at oleh ahli sejarah amatiran.8 Islam dan adanya kekhawatiran Nugroho Notosusanto, kala itu misioritas dari yang akan dilakukan menghubungi mantan Wakil Presiden oleh Kolonel Belanda, faktor ekonomi untuk membuka juga berpengaruh pada gerakan ini. Dan lembaran sejarah Tuanku Imam karena beliau sudah mampu menbangun Bonjol. Tidak satupun di antara mereka perekonomian yaitu membangun mampu mendebat sang buya, perdagangan yang maju di wilayah berdasarkan kedisiplinan ilmu yang Bonjol, dan khawatir Belanda akan mereka miliki. datang dan menguasainya Tanah Batak, Tuanku Imam Bonjol, diakui Tuanku Imam Bonjol mengambil jalan memiliki peran sentral dalam Perang pintas untuk mendirikan jalur Paderi di Minangkabau. Dialah pucuk perdagangan di tanah Batak. Perjuangan pimpinan, sekaligus panglima perang. Tuanku Imam Bonjol di bantu oleh Perang Paderi adalah perang umat Islam Tuanku Rao dan Tuanku Tanbusai dan dengan Belanda, walau sebelumnya tokoh-tokoh lainnya. Mereka sempat diadu domba oleh Belanda, yang melakukan pembaruan agama Islam berujung pecahnya perang saudara terhadap masyarakat, dan kemudian antara ulama dengan pihak Kerajaan membentuk desa-desa Paderi dan Pagaruyung, yang kemudian sama-sama mengajarkan ajaran Paderi. Gerakan mereka insyafi, bahwa mereka adalah Paderi memberikan dampak positif di masih saudara seagama. Selanjutnya daerah Tapanuli Selatan, gerakan Paderi merekapun menyatukan tekat untuk juga merubah kehidupan sosial dan melawan Belanda secara bersama-sama. politis masyarakat. Agama Islam Sebelum terjadi peperangan menjadi agama yang mayoritas dan besar dengan Belanda, dikala kebudayaan berkembang seperti di kepulangan tiga orang Haji dari Minangkabau. Bisa dilihat Mekah (1803), telah membawa suasana kenyataannya, bahwa cita-cita Tuanku baru dalam gerakan pembaharuan Imam Bonjol dalam gerakan Paderi Islam. Sebagaimana diketahui, dalam terealisasi di Minangkabau dan daerah- perjalanannya ulama itu membentuk daerah lainnya. jaringan guna memperkuat sendi penyebaran dakwah di alam Minangkabau dengan nama jaringan Harimau Nan Salapan.9

KESIMPULAN Tuanku Imam Bonjol adalah Pahlawan Nasional sekaligus panglima Gerakan Perang Paderi. Gerakan ini merupakan gerakan pembaharuan

8 Buya Hamka, “Dari Perbendaharaan Lama”, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994) 9 Yudi Andoni, “Ulama Minangkabau dari Masa ke Masa”, (Singgalang: 2004) Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019 26 Gugatan Terhadap Kepahlawanan... DAFTAR PUSTAKA

Andoni, Yudi, Ulama Minangkabau dari Masa ke Masa, Singgalang, 2004

Anwar, Rosehan dan Andi Bahrudin Malik, Ulama dalam Penyebaran Pendidikan dan Khazanah Keagamaan, Jakarta: Proyek Pengkjian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, 2003

Hamka, Buya, Dari Perbendaharaan Lama, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994.

Kutojo, Sutrisno, Mardanas Safwan, Tuanku Imam Bonjol Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Jakarta: Mutiara, 1979. Yunus, Yulizal dkk, Beberapa Ulama Sumatera Barat II, Padang: Museum Negeri-Pemda Sumbar, 2012.

______, Beberapa Ulama di Sumatra Barat I, Padang: Museum Negeri-Pemda Sumbar, 2008

Zed, Mestika, 101 Orang Minang di Pentas Sejarah, Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia, 2010

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora