1

PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA SIANG DI PT. SURYA CITRA TELEVISI (SCTV)

Oleh:

Arina Hidayatan Nafi’ah

D.1407042

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi

Persyaratan Guna Memperoleh Sebutan Ahli Madya

di Bidang Penyiaran Komunikasi Terapan

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI TERAPAN D III PENYIARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi merupakan media komunikasi yang mempunyai peranan

penting dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat. Hal ini

dikarenakan oleh pesatnya perkembangan jaringan televisi yang dapat

menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Budaya audio visual

yang dibawa televisi dengan sendirinya mulai tumbuh dan berkembang di

masyarakat. Unsur kebudayaan yang dimiliki televisi berupa penggunaan

bahasa verbal dan visual, sekaligus penyampaian pesan, informasi, ilmu

pengetahuan dan hiburan. 1

Dengan penampilan audiovisual, televisi mampu memberi alternatif

tontonan yang informatif. Dalam kondisi apapun, misalnya kondisi fisik

dan psikis khalayak yang tidak optimal, televisi mampu memberi suguhan

yang menyenangkan bagi para audiencenya dan juga mampu memberi

penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang ingin

disampaikan dengan meng-close-up objeknya.

Televisi memiliki daya tarik yang luar biasa bila sajian-sajian

programnya dapat menyesuaikan dengan karakter televisi. Media televisi

memiliki karakteristik atau sifat sebagai berikut:

1 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Phinus Book Publisher, 2007) hlm. 7

1

3

1. Audiovisual: Televisi mempunyai kelebihan yaitu dapat didengar

(audio) dan dapat dilihat (visual). Jadi, selain suara televisi juga

menampilkan informasi-informasi yang disertai gambar.

2. Berpikir dalam gambar: Pertama, visualisasi yaitu menterjemahkan

kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar.

Kedua, penggambaran (picturization) yaitu meramgkai gambar-

gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya

mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian/cara kerja televisi yang lebih kompleks dibanding radio

karena televisi lebih banyak melibatkan orang. 2

Sekarang ini informasi telah menjadi kebutuhan dan prioritas utama

dalam kehidupan masyarakat. Sifat ingin tahu yang pada dasarnya dimiliki

masyarakat membuat program informasi menjadi sajian yang memiliki

daya tarik yang luar biasa. Daya tarik program ini adalah informasi, dan

informasi itulah yang dijual kepada audience. 3 Dan untuk mendapatkan

informasi tersebut masyarakat lebih memilih televisi sebagai media

komunikasinya karena televisi dinilai sangat efektif dalam penyampaian

informasinya.

Melalui kuliah kerja media, penulis dapat sedikit banyak mengetahui

bagaimana sepak terjangnya dunia penyiaran televisi dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Selama kuliah kerja media, penulis lebih

2 Riswandi, Dasar-Dasar Penyiaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) hlm. 5-6 3 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 208

4

terfokus pada bidang news atau pemberitaan. Program acara berita dalam

sebuah stasiun penyiaran khususnya televisi, selalu dipandang sebagai

sajian utama atau menjadi program andalan dibanding program-program

acara lain.

SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat

dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan

mengekspresikannya melalui berbagai program berita dan feature produksi

Divisi Pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam),

Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. 4

Liputan 6 merupakan program berita harian di SCTV yang banyak di

minati oleh para audience. Dengan slogan “Aktual, Tajam dan

Terpercaya” menjadikan Liputan 6 mampu bersaing dan bertahan dari arus

globalisasi hingga sekarang. Liputan 6 juga menjadi andalan dan

nominator dalam salah satu ajang bergengsi stasiun televisi serta sering

mendapatkan penghargaan-penghargaan dari rekor MURI dalam bidang

jurnalistik televisi.

Proses produksi dan penyiaran suatu program berita di televisi akan

berjalan maksimal dan efisien dengan adanya campur tangan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkompeten dibidangnya, disertai dengan

kemajuan teknologi jurnalistik berbasis Information Technology (IT) yaitu

jurnalistik yang menerapkan teknologi mutakhir saat ini (perkembangan

dari teknologi analog ke teknologi digital). Semakin canggih peralatan

4 “Sejarah Perusahaan” http://www.sctv.co.id/company/pages.php?id=1. 8/6/2010. 11.32 AM.

5

yang digunakan untuk memproduksi suatu berita, maka berita yang

dihasilkan akan semakin bagus dan aktual.

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih ini,

kemungkinan untuk terjadinya penggabungan antara pekerjaan redaksi dan

pekerjaan di ruang produksi dapat terwujud dengan baik. Redaksi

pemberitaan SCTV menggunakan SCTV News Center yaitu dengan

menyatukan semua kegiatan pengumpulan berita, proses produksi berita,

hingga penayangannya secara terpadu alias satu atap. Hal ini dapat

meningkatkan produksi berita, menambah sumber penyediaan berita,

meningkatkan mutu berita dan membuat koordinasi antar outlet berita

SCTV menjadi lebih efektif. 5

Sementara itu, untuk mengantisipasi perkembangan teknologi

informasi yang kian mengarah pada konvergensi media, SCTV

mengembangkan potensi multimedianya dengan meluncurkan situs

http://www.liputan6.com. Melalui situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya

bersentuhan dengan masyarakat di wilayah Indonesia, tetapi juga

menggapai masyarakat seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya,

melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media Tbk (SCM), SCTV

mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus

batasan konsep siaran tradisional menuju konsep industri media baru. 6

5 “SCTV News Center, SCTV Luncurkan News Center Terpadu” http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/14068/SCTV-Luncurkan-News-Center-Terpadu. 2/6/2010. 1.54 PM. 6 “Sejarah perusahaan”. Loc. Cit.

6

Bagi masyarakat umum, program televisi bukan sesuatu yang asing.

Namun, bagaimana program itu dipersiapkan kemudian diproduksi belum

banyak yang memahami. Untuk itulah penulis akan membahas bagaimana

Program Berita Liputan 6 Siang diproduksi dan disiarkan hingga pada

akhirnya dapat dinikmati oleh audience atau pemirsa.

B. Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan penulis dalam melaksanakan Kuliah Kerja

Media (KKM) di SCTV adalah sebagai berikut:

1. Untuk mempelajari, mengikuti dan mengenal dengan dekat proses

kerja nyata dan profesional di bidang penyiaran televisi khususnya

bidang jurnalistik televisi.

2. Menekuni secara intensif terhadap keahlian siaran televisi khususnya

bidang jurnalistik televisi.

3. Mencari dan menambah wawasan ilmu penyiaran yang belum

diperoleh di masa perkuliahan.

4. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi Liputan 6 Siang di

SCTV.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Programa Siaran Televisi

Programa siaran merupakan materi yang mengisi siaran televisi.

Programa siaran atau yang lebih dikenal dengan sebutan acara televisi oleh

khalayak, sebenarnya sama artinya dengan program siaran.

Secara teknis penyiaran, program televisi ( programming)

diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke

hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical

programming) setiap harinya. 7

Dalam menentukan jadwal program acara sangatlah tidak mudah.

Terdapat beberapa langkah yang harus ditinjau berulang kali untuk

menghasilkan suatu bentuk acara siaran yang menarik dan sesuai dengan

selera audience. Sebelum membuat program siaran, seorang programmer

harus merencanakan pola siaran terlebih dahulu. Melalui pola siaran maka

dapat diketahui jenis program yang akan disiarkan dan untuk siapa

program acara tersebut disajikan. Kemudian akan menghasilkan suatu

bentuk program siaran dan unsur program siaran. 8

7 R.M. Soenarto, Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. (Jakarta: FFTV-IKJ, 2007) hlm. 1 8 Ibid. hlm. 13

6 8

B. Unsur Program Televisi

Berbagai macam unsur program siaran televisi yang didasarkan

pada ragam isi tayangan, diantaranya:

1. Program Siaran Berita

Ciri-ciri program siaran berita adalah aktual, disusun menurut

kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang dan disiarkan

dalam kesempatan pertama.

2. Program Siaran Infotainment

Program siaran infotainment (infotainment-gabungan antara

‘information’ dan ‘entertainment’) termasuk program siaran format

baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan, yang dibuat

sangat ringan, menghibur, dan menarik. Termasuk di dalamnya adalah

pengemasan yang menyertakan bahan animasi atau trik.

3. Program Siaran Dramatik

Program siaran drama berisi cerita fiksi atau disebut juga dengan

sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita

adalah format sinetron cerita terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron

drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi,

sinetron drama siaduran, dan sinetron drama yang dikembangkan dari

cerita atau buku novel, cerita pendek, dan sejarah.

4. Program Siaran Nondramatik

Acara nondramatik adalah bentuk acara yang tidak disertai bumbu

cerita. Acara nondramatik diolah apa adanya. Program jenis

9

dokumenter termasuk program nondramatik ini. Bahan-bahannya bisa

diperoleh dari keadaan nyata, bisa tentang alam, budaya, manusia, ilmu

pengetahuan, dan kesenian.

Beberapa program yang masuk ke dalam program siaran

nondramatik, diantaranya adalah program siaran musik, reality show,

program siaran olahraga, dan program siaran penunjang atau Filter.

Salah satu program televisi nondramatik yang kini cukup diminati oleh

masyarakat yaitu acara reality show. Dimana program reality show

berusaha menampilkan suatu situasi atau kondisi seolah-olah seperti

keadaan sebenarnya. 9

Dari beberapa unsur program televisi tersebut, program siaran berita

merupakan program siaran yang paling penting dan menarik serta menjadi

sajian utama dalam sebuah stasiun televisi. Untuk menjadi suatu sajian

program siaran berita, maka harus dilakukan proses produksi terlebih

dahulu. Namun, sebelum menuju proses produksi program siaran berita,

perlu diketahui mengenai hal-hal yang berhubungan dengan berita.

9 Ibid. hlm. 62-64

10

C. Berita Televisi

1. Definisi Berita

Banyak pakar memberikan batasan mengenai berita, sehingga

banyak dijumpai definisi berita yang dibuat oleh para penulis,

diantaranya adalah:

a. Dean M. Lyle Spencer (dalam buku News Writing)

“Berita didefinisikan sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar

yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.”

b. Dr. Williard C. Bleyer (dalam buku Newspaper Writing and

Editing)

“Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan

untuk dimuat dalam surat kabar karena ia dapat menarik atau

mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat

menarik pembaca-pembaca tersebut.”

c. William S. Maulsby (dalam buku Getting the News)

“Berita didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan

tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti yang penting

dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat

kabar yang memuat berita tersebut.”

d. Eric C. Hepwood redaktur Cleveland Plain Dealer

“Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang

dapat menarik perhatian umum.”

11

Berdasarkan batasan atau definisi, berita dalam arti teknis

jurnalistik adalah “Laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang

dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat

menarik perhatian pembaca entah karena ia luar biasa, entah karena

pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi

human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.” 10

2. Nilai-Nilai Berita

Nilai berita merupakan unsur dan kriteria yang dijadikan sebagai

ukuran terhadap fakta atau pendapat yang layak dijadikan berita untuk

disebarluaskan kepada khalayak. Nilai-nilai berita tersebut diantaranya

adalah:

a. Penting (Important)

1. Orang Penting (Important People)

Kegiatan atau pernyataan orang penting dan orang ternama,

kejadian yang menyangkut orang terkenal pasti menarik

perhatian orang banyak.

2. Peristiwa Penting (Important Event)

Peristiwa yang menurut media dan khalayak penting,

misalnya pelantikan pejabat, penangkapan koruptor,

bencana alam dan lain-lain.

10 Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982) hlm. 23-24

12

b. Aktual (Actual)

1. Paling Aktual (The Most Actual)

Informasi yang disampaikan kepada khalayak, disiarkan

pada saat bersamaan dengan terjadinya peristiwa atau

penyampaian pendapat.

2. Cukup Aktual (Actual)

Informasi yang disampaikan kepada khalayak, disiarkan

pada hari yang sama dengan terjadinya peristiwa atau

penyampaian pendapat.

3. Kurang Aktual (Not So Actual)

Informasi yang disampaikan kepada khalayak merupakan

peristiwa yang terjadi sehari sebelumnya. c. Menarik (Interesting)

1. Conflic

Peristiwa yang mengandung pertentangan antara seseorang,

lembaga atau masyarakat.

2. Unusual

Kejadian yang biasanya tidak lazim terjadi atau aneh dan

merupakan pengecualian pengalaman sehari-hari.

3. Density

Suatu peristiwa yang menimbulkan ketegangan ketegangan

khalayak.

13

4. Development

Berita yang mengandung kemajuan/ perkembangan IPTEK,

pengobatan, pembangunan, penjelajahan angkasa dan

kemajuan lainnya yang memiliki unsur menarik sehingga

layak dijadikan berita.

5. Sex

Peristiwa yang berhubungan dengan kebutuhan biologis

manusia, pornografi, pemerkosaan dan sebagainya.

6. Humor

Kejadian yang bersifat lucu, jenaka dan kocak sehingga

menarik perhatian orang lain dan bisa membuat orang

tertawa.

7. Human Interest

Mengandung unsur yang menarik empati, simpati atau

menggugah perasaan khalayak.

8. Proximity

Peristiwa yang punya kedekatan dengan seseorang secara

geografis maupun emosional. d. Berdampak Luas (Impact)

Kejadian, keputusan/kebijakan atau pernyataan yang dapat

memberi dampak atau pengaruh bagi masyarakat luas.

14

e. Bencana Alam (Disaster) dan Kriminal (Crimes)

Berbagai macam bencana alam dan peristiwa kriminal menjadi

berita yang mempunyai nilai untuk disiarkan.

f. Cuaca (Weather)

Informasi tentang perkembangan cuaca.

g. Olahraga (Sport)

Pertandingan atau perlombaan olah raga merupakan peristiwa

yang mendapat perhatian masyarakat. 11

3. Jenis Berita

Pada dasarnya berita dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Berita Keras (hard news)

adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera

disiarkan karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat

diketahui khalayak secepatnya.

b. Berita Lunak (soft news)

adalah segala informasi yang penting dan menarik yang

disampaikan secara mendalam/indepth namun tidak bersifat segera

ditayangkan. 12

11 Jani Yosef, To Be A Journalist, Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar Yang Profesional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) hlm. 26-34 12 Morissan M.A, Op. Cit. hlm. 209-210

15

4. Sumber Berita

Sumber berita adalah asal mula terjadinya berita, yaitu peristiwa

dan pendapat yang pantas diangkat menjadi berita (memiliki nilai

berita). Sebuah stasiun televisi bisa mendapatkan berita yang akan

disiarkan dari sumber-sumber berikut:

a. Reporter

b. Pelayanan darurat

c. Kontak pribadi

d. Kontak publik

e. Kantor berita

f. Siaran pers

g. Jumpa pers

h. Pemirsa

i. Saksi mata

j. Media lainnya

k. Beberapa catatan 13

5. Format Berita Televisi

Dalam program berita televisi terdapat beberapa format berita,

yaitu cara menyajikan atau menampilkan suatu berita, diantaranya:

13 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004) hlm. 22-27

16

1. Reader (RDR)

Presenter di studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar

pendukung. Format berita ini digunakan ketika sebuah berita

penting terjadi saat program berita masih on air dan tentu belum

ada gambar karena tim liputan belum dikirim ke lokasi kejadian

namun informasi ini penting untuk segera dilaporkan.

2. Grafis

Untuk menggantikan gambar video yang belum ada misalnya

dengan peta lokasi dan foto, karena stasiun televisi belum dapat

akses untuk mengambil gambar dan karena berita ini penting dan

baru saja terjadi.

3. Voice Over (VO)

Video atau gambar pendek yang diiringi kata-kata penyiar. Format

ini digunakan untuk menceritakan dalam waktu singkat.

4. Paket

Laporan berita lengkap dengan narasi yang dibacakan oleh dubber

kemudian direkam dalam pita kaset.

5. Laporan Langsung (Live)

Presenter di studio berbicara langsung dengan reporter yang

melaporkan berita dari peristiwa yang masih berlangsung di tempat

kejadian, sementara program berita masih on air.

17

6. Live Studio

Wawancara langsung dengan narasumber di studio agar lebih

efektif untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak.

7. Klip

Cuplikan langsung pernyataan seseorang yang ditampilkan secara

berdiri sendiri pada program berita yang didahului dengan intro

yang dibacakan oleh presenter.

8. Soundbite on Tape (SOT)

Suara narasumber atau cuplikan dari wawancara untuk

memberikan efek dramatis dari berita yang dibacakan oleh

presenter sebelumnya.

9. Stand Up

Reporter berbicara menghadap kamera dari lokasi pemberitaan

dalam suatu siaran langsung atau sebagai salah satu bagian dalam

paket berita.

10. In-House Package

Paket yang ditulis oleh penulis berita kemudian diedit oleh

redaktur.

11. Promo

Informasi tentang suatu acara, misalnya wawancara khusus yang

menarik dengan tokoh terkenal atau informasi rencana penayangan

liputan khusus. 14

14 Riswandi. Op. Cit. hlm. 53-56

18

D. Program Berita Televisi

Program berita merupakan suatu sajian laporan berupa fakta dan

kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan

disiarkan melalui media secara periodik.

Program berita memiliki berbagai cara dan corak penyajian berita,

diantaranya:

1. Berita Harian

Berita harian merupakan berita yang harus segera disampaikan

kepada khalayak. Jenis berita ini sangat terikat waktu aktual yang

singkat.

Berita hangat bersifat langsung (straight news) dan mendalam (indepth

news).

a. Straight news atau berita langsung

Artinya suatu berita yang singkat (tidak detail) dan hanya

menyajikan informasi penting yang mencakup 5 W 1 H (who,

what, where, when, why and how) terhadap suatu peristiwa yg

diberitakan. Sangat terikat waktu atau deadline karena

informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan ke

audience. 15

Berdasarkan sifat dan kekuatan materi beritanya, straight news

berupa soft news dan hard news.

15 Morissan M.A. Loc.Cit.

19

b. Indepth news atau berita mendalam

Menyajikan berita secara lebih lengkap ditinjau dari

berbagai aspek, latar belakang dan dalam konteks yang lebih luas

serta mengaitkannya dengan kemungkinan peristiwa lain.

Berita investigative merupakan berita mendalam yang

mencoba mengandaikan adanya perkembangan laporan mengenai

menyelidiki fakta-fakta yang tersembunyi. Berita ini bertolak dari

fakta yang diduga memiliki latar belakang yang tidak beres. Berita

investigative peristiwa itu dalam setiap siaran berita sampai

peristiwa itu selesai tuntas.

2. Berita Berkala

Berita berkala bersifat timeless (tidak terikat waktu) mempunyai

kemungkinan menyajikan secara lengkap, mendalam dan diolah lebih

artistik. Berita berkala biasanya merupakan karya jurnalistik yang

artistik, misalnya program dokumenter, feature, magazine dan lain-

lain. 16

E. Organisasi Bagian Pemberitaan

Stasiun televisi memiliki redaksi berita dan tim liputan sebagai

bagian dari struktur organisasi bagian pemberitaan yang semuanya bekerja

sebagai suatu tim. Bagian pemberitaan memiliki struktur dan sifat yang

16 Fred Wibowo. Op. Cit. hlm. 132-141

20

berbeda dengan unit lainnya. Perbedaan terletak pada pola kerja bagian

pemberitaan yang tidak sama dengan bagian lainnya. Organisasi bagian

pemberitaan, diantaranya adalah:

1. Direktur Pemberitaan

Direktur pemberitaan harus seseorang yang independent bahkan ia

harus independent dari pemilik stasiun TV itu sendiri. 17 Karena untuk

melaporkan berita secara akurat dan adil, staf pemberitaan dan direktur

pemberitaan harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi. Direktur

pemberitaan membutuhkan akses langsung dengan pimpinan stasiun

televisi karena suatu berita besar dapat terjadi setiap saat dan butuh

keputusan cepat untuk menayangkannya.

2. Produser Eksekutif

Bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu

program secara keseluruhan. Produser Eksekutif melakukan

pengawasan terhadap kerja reporter dan produser dan memastikan staf

redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan konsisten dengan

ketetapan itu. Ia bertanggung jawab terhadap beberapa program

informasi dan juga memegang keputusan akhir mengenai berita apa

yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan.

3. Produser

Produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Produser

akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan, berapa

17 Pernyataan Peter Herford seperti dikutip oleh Morissan M.A. Op.Cit. hlm. 43

21

durasinya, format berita apa yang digunakan, menyusun urutan

beritanya atau dapat dikatakan produser membentuk program

beritanya.

4. Produser Acara

Bertanggung jawab untuk mempersiapkan penayangan suatu program

berita. Produser acara harus memutuskan berita apa yang akan

disiarkan dan mempersiapkan segala sesuatu agar berita itu tayang,

mempersiapkan rundown atau susunan berita yang berisi format berita

dan juga durasinya. Tugas produser acara diawasi oleh produser

eksekutif dan direktur pemberitaan. Produser acara mendapat

dukungan dari koordinator liputan dan reporter dalam menjalankan

tugasnya.

5. Produser Lapangan

Bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan di lapangan.

Produser lapangan membantu reporter melakukan riset guna

mendapatkan informasi bagi suatu liputan.

6. Asisten Produser

Tugasnya adalah membantu reporter mempersiapkan paket berita jika

reporter berada dalam waktu yang mendesak karena ia harus berangkat

lagi untuk liputan berikutnya. Atau dengan kata lain asisten produser

mengambil alih tugas reporter dalam hal reporter tidak mungkin

mengerjakannya sendiri.

22

7. Koordinator Liputan

Bertanggung jawab terhadap kegiatan liputan yang dilakukan oleh

reporter, mengkoordinasi liputan di lapangan.

8. Presenter

Pembawa acara (host), pembaca berita (presenter) atau anchor,

menjadi citra suatu stasiun televisi. Kredibilitas presenter dapat

menjadi aset penting suatu stasiun televisi.

9. Reporter

Reporter bekerja mengumpulkan informasi, menulis naskah dan

melaporkan fakta-fakta yang diperoleh dari suatu peristiwa. Reporter

bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan.

10. Juru Kamera

Bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan dan

perekaman gambar. Kameramen dituntut untuk mengambil

gambarbdengan baik dan juga harus memahami gambar apa saja yang

diperlukan suatu berita televisi. 18

Organisasi divisi pemberitaan bekerja sama secara team work dan saling mendukung perannya masing-masing untuk mewujudkan suatu program siarannya. Setelah program siaran berita, deskripsi berita dan organisasi pemberitaan ditentukan maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan proses produksi untuk menghasilkan suatu sajian program berita televisi.

18 Morissan M.A. Op. Cit. hlm. 281-286

23

F. Proses Produksi Program Berita Televisi

Proses produksi berita sangat mengutamakan kecepatan dalam

kegiatan produksi maupun penyajian hasil karyanya kepada audience.

Informasi atau pesan yang disampaikan harus faktual dan mengandung

nilai penting serta menarik untuk dikonsumsi khalayak.

Dalam proses produksi yang bersifat timeconcern (terikat dengan

waktu), proses perencanaan, proses produksi dan proses editingnya harus

dilakukan secara cepat karena produksi berita seperti ini mengejar nilai

aktualitas berita. 19

Setiap produksi acara televisi memerlukan tahapan pelaksanaan

produksi yang jelas dan efisien. Tahapan produksi terdiri dari 3 bagian

yang sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP). Karena berita

terikat dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya yang tinggi, maka perlu

melewati tahapan tersebut.

1. Pra Produksi (Perencanaan)

Tahap ini sangat penting, karena tahap ini merupakan tahap

perencanaan dari serangkaian kegiatan produksi yang akan

dilaksanakan. Jika tahap ini dilakukan dengan rinci dan baik, hasilnya

pun akan sesuai dengan apa yang direncanakan.

2. Produksi (Peliputan)

Merupakan seluruh kegiatan liputan berita baik di studio maupun

di lapangan.

19 J. B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 143

24

3. Pasca Produksi (Penyuntingan)

Adalah segala kegiatan usai peliputan, penulisan naskah,

editing/penyuntingan, pengisian suara sampai materi itu dinyatakan

selesai dan siap disiarkan. 20

Selanjutnya, tahapan-tahapan produksi berita seperti yang

dikemukakan oleh J.B. Wahyudi tersebut, dapat diuraikan dalam rincian

sebagai berikut:

1. Ide peliputan

Ide peliputan muncul dalam sebuah rapat redaksi. Rapat yang

terdiri dari produser program, koordinator liputan, koordinator

kamerawan, presenter dan produser eksekutif membicarakan sebuah

ide liputan dan menimbangnya dari segala sisi. Pembicaraan termasuk

informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam dan

narasumber yang harus diwawancarai

2. Peliputan

Ide yang telah disepakati oleh rapat redaksi dikerjakan oleh

reporter dan kamerawan untuk menggali fakta dari lapangan maupun

narasumber, melalui koordinator liputan. Perkembangan di lapangan

akan terus dipantau, untuk memastikan ketersediaan materi saat siaran.

20 Ibid. hlm. 75

25

3. Pembuatan rundown

Beberapa jam menjelang siaran, redaksi sekali lagi berkumpul

dalam sebuah rapat bernama ‘budgeting’. Korlip menyampaikan

perolehan berita kepada produser program, yang kemudian

menyusunnya dalam sebuah rundown acara. Rapat sekali lagi

mengevaluasi urgensi berita yang akan ditayangkan. Selain melihat

kesesuaian dengan perintah rapat redaksi di awal juga

menyinkronkannya dengan situasi terkini.

4. Pembuatan naskah

Setelah rundown disetujui, reporter yang beritanya akan

ditayangkan segera menyiapkan naskah. Dalam proses ini, reporter

harus mempertimbangkan ketersediaan gambar yang akan mendukung

laporannya. Selain itu reporter perlu memastikan cuplikan

wawancaranya agar sesuai dengan naskahnya.

Setelah naskah selesai, produser akan memeriksanya, baik dari segi

isi maupun bahasa. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dasar

penulisan naskah. Penggunaan tata bahasa atau istilah yang keliru

dapat menyebabkan perbedaan arti.

5. Penyuntingan gambar

Naskah yang telah melewati proses editing kemudian berlanjut ke

ruang penyuntingan gambar. Editor adalah penanggung jawab proses

26

pemaduan naskah dan gambar. Dalam tahap ini, segala aspek teknis

gambar yang akan hadir ke depan penonton harus diperhitungkan.

Kondisi yang tidak sesuai standar seperti gambar biru (bluish), tidak

, sebaiknya tidak dipakai pada hasil berita.

Dalam tahap ini editor seharusnya bekerja sama dengan reporter

dan kamerawan peliput untuk memadukan gambar terbaik. Produser

program adalah penyelia tahap ini untuk memastikan segala aspek

telah sesuai dengan yang diinginkan.

6. Proses siaran/penayangan

Inilah proses akhir dari rangkaian persiapan penayangan program.

Hasil liputan yang telah diedit atau dalam bentuk siap tayang akan

disusun sesuai daftar rundown. Para awak master control menyiapkan

peralatan pendukung untuk menayangkan program ini. Sementara

presenter mempersiapkan diri untuk membawakan program itu.

Dalam sebuah sistem konvensional, awak master control

berjumlah relatif banyak. Mereka dikomandani oleh seorang pengarah

program atau program director (PD). Produser yang notabene pemilik

program berada di belakang, karena ia dianggap tidak mengetahui

masalah teknis penyiaran. Jika ada perubahan alur program baru sang

produser memerintahkan PD untuk melakukan penyesuaian.

27

Awak master control dan tugasnya:

1. Program Director (PD)

adalah pemimpin jalannya siaran. Ia berkoordinasi dengan

produser program untuk menentukan pola siaran yang paling baik

dan lancar.

2. Pengelola tampilan (Switcher)

adalah orang yang bertugas menampilkan perpaduan gambar dari

beberapa sumber gambar ke dalam satu tampilan visual program

televisi, sehingga program tersebut mempunyai nilai estetika. Ia

mengatur sebuah alat bernama switcher atau pengendali tampilan

atas perintah PD.

3. Pengendali suara (Audioman)

Tampilan suara presenter ataupun program berada di bawah

kendalinya. Ia harus memiliki kapasitas baik untuk mengerti suara

seperti apa yang paling baik di telinga penonton. Bertanggung

jawab terhadap seluruh aspek perekaman suara. Pada produksi

program di studio TV, teknisi audio berada di ruang master control

di mana dia mengontrol suara yang berasal dari berbagai sumber

suara.

4. Pengendali pemutar kaset atau VTRman

Tugasnya adalah mempersiapkan kaset yang berisi laporan dan

memutarnya atas perintah PD.

28

5. Pengendali Grafis

Setiap tayangan membutuhkan penjelasan berupa tulisan. Inilah

bagian yang memastikan penonton mengetahui siapa yang tengah

berbicara dan gambar apa yang tengah terjadi. 21

21 Triyanto Hapsoro, “Sekilas Tentang Produksi Program Televisi” http://media.kompasiana.com/group/mainstream-media/2010/05/15/sekilas-tentang-produksi- berita-televisi-bagian 1 dan 2. 22/06/2010. 7.09 PM

29

BAB III

DESKRIPSI INSTANSI ATAU PERUSAHAAN

A. Sejarah SCTV

PT. Surya Citra Televisi Indonesia berawal di Jl. Darmo Permai,

Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk

wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,

Sidoarjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan

No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun

kemudian, yaitu pada tahun 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai

Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya.

Kemudian pada tahun 1993 dengan bermodal SK Menteri

Penerangan No. 111/1992, SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh

Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga

dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun

ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV

memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta

dengan misi untuk memberikan informasi, pendidikan sekaligus hiburan

bagi masyarakat.

SCTV tumbuh dengan pesat dan memantapkan dirinya sebagai

sebuah stasiun TV yang paling dikenal di Indonesia. Hal ini terbukti

melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan

28 30

menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya.

SCTV memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai dengan ketentuan UU

Penyiaran No: 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO

(Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakter programnya.

PT Surya Citra Televisi Indonesia adalah stasiun no. 1 di Indonesia dalam perolehan pangsa pemirsa tertinggi pada tahun 2008. Seiring dengan berkembangnya konvergensi teknologi media, SCTV terus mengembangkan dirinya ke tingkat yang lebih luas, dimana ditunjang dengan kreatifitas, kemandirian, konsistensi manajemennya yang selalu menjadi trend setter di dunia industri dan menjadi salah satu perintis dalam pengembangan new media yang direalisasikan dalam bentuk

Konsorsium Televisi Digital Indonesia untuk mendukung program uji coba siaran dan migrasi siaran digital di Indonesia.

SCTV telah mendapat pengakuan yang luas baik internasional maupun nasional atas program-programnya yang kreatif dan berkualitas dengan dukungan pemilihan program dan susunan siaran yang terseleksi

31

dan disukai pemirsa, liputan investigasinya yang bermutu tinggi, konsep- konsep produksi in house yang kreatif dan menarik, yang menjadi andalan strategi SCTV serta komitmen SCTV dalam memberikan tayangan bermutu dan terbaik bagi pemirsanya. Pelaksanaan siarannya yang unggul, teruji dan efisien hingga ke tingkat pelaksanaan operasionalnya, terutama dalam mendukung serta memuaskan permintaan seluruh pelanggan serta tidak lupa pemirsanya menjadi salah satu dasar diberikannya apresiasi yang tinggi kepada SCTV baik dari dalam dan luar negeri.

Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari dalam dan luar negeri diantaranya adalah: Asian Television

Awards (2004 untuk program kemanusian Titian Kasih (Pijar), 1996 program berita anak-anak Krucil), Majalah Far Eastern Economic Review

(3 kali berturut-turut sebagai satu dari 200 perusahaan terkemuka di Asia

Pasifik), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita dan program current affair pilihan pemirsa) dan sebagainya. Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis, yaitu: “ Satu Untuk Semua. ”

Dengan slogan yang tegas dan dinamis yaitu “Satu Untuk Semua”,

SCTV bersama dengan induk perusahaannya SCM serta grup Elang

Mahkota Teknologi (EMTEK), terus melakukan evaluasi dan persiapan yang matang dalam mengembangkan usahanya, terutama dengan

32

memanfaatkan teknologi terkini, dimana hal ini diwujudkan dalam layanan

informasi portal video streaming berita terkemuka di Indonesia. Liputan 6

siaran pada platform mobile selluler bekerjasama dengan operator

telekomunikasi, serta layanan penyedia konten bagi operator TV

berlangganan untuk 3 kanal siarannya yaitu Liputan 6 24 jam (Surya Citra

News), Surya Citra Entertainment Channel dan Surya Citra Musik.

Ini adalah evolusi nyata SCTV dalam mengimplementasikan

konsep siaran dan operasional berbasis digital yang merupakan bagian dari

kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi

dalam meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional. Dalam semangat

yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada

pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam

basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreatifitas dan inisiatif. Inilah

kunci bagi SCTV untuk memperkokoh posisinya sebagai perusahaan

media terkemuka di Indonesia.

B. Filosofi Perusahaan

Nilai-nilai utama yang dianut SCTV dan Induk Perusahaan SCM

tercermin dalam setiap tindakan. Perseroan dalam komitmen SCTV untuk

menjunjung tinggi standar integritas dan pencapaian korporasi maupun

pribadi. Nilai-nilai utama itu terangkum dalam slogan “5 TOP”.

33

1. “5” T yang menggambarkan nilai individual

a. Teachable (terbuka)

Terbuka dan mengembangkan diri terhadap ide-ide serta inovasi

yang dapat menjadikan kami terdepan pada bidangnya.

b. Thoughful (bijaksana)

Mempertimbangkan setiap langkah secara cermat, bertanggung

jawab, positif, bijak dan hati-hati.

c. Thankful (bersyukur)

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berterima kasih satas

dukungan para stakeholder terhadap keberhasilan kami.

d. Trustworthy (dipercaya)

Integritas merupakan kunci kepercayaan segenap stakeholder.

e. Triumphant (unggul)

Bekerja keras guna memuaskan pelanggan serta mengungguli

persaingan pasar.

2. “5” O yang menggambarkan nilai kerja kami

a. Organized (teratur)

Sistematis dan teratur dalam bekerja sehingga sumber daya kami

dapat digunakan secara efektif maupun kreatif.

b. Obedient (taat)

Patuh dan tunduk pada seluruh undang-undang dan peraturan yang

berlaku, termasuk prosedur pelaksanaan kerja.

34

c. Obliging (bertanggung jawab)

Bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang

diambil atas nama perusahaan.

d. Optimistic (optimis)

Bersikap dan berperilaku optimis.

e. Occupied (berdedikasi)

Bekerja dengan produktif, efektif dan efisien.

3. “5” P yang menggambarkan nilai keberhasilan kami

a. Perform (berprestasi)

Kinerja terbaik individu maupun perusahaan dilandasi oleh visi,

kreatifitas dan inovasi.

b. Professional (professional)

Menyelesaikan seluruh tugas dengan penuh integritas, komitmen

serta tanggung jawab.

c. Perfect (sempurna)

Berupaya mencapai kesempurnaan

d. Prestigious (terpandang)

Bertekad menjadi perusahaan yang terpandang dan dikenal secara

luas.

e. Preferred (terpilih)

Menjadi perusahaan media pilihan bagi pelanggan maupun para

stakeholder lainnya.

35

C. Lokasi SCTV

Kantor Pusat PT. Surya Citra Televisi terletak di SCTV Tower

Senayan City Jl. Asia Afrika Lot 19 Jakarta 10270 Indonesia

Telepon : 62-21-2793 5555

Faximile : 62-21-2793 4444

Website : http://www.sctv.co.id/

http://www.liputan6.com/

D. Visi dan Misi SCTV

Keberhasilan PT. Surya Citra Televisi Indonesia menjadi televisi

unggulan adalah buah kerja keras, kecermatan dan ketekunan menyusun

strategi dipadu dengan komitmen manajemen yang mengutamakan prinsip

pengelolaan yang prudent dan hati-hati. Keberhasilan SCTV ini

merupakan moment penting mengukir keberhasilan besar lainnya di masa

depan.

SCTV memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi

terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa.

2. Misi

Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka

di Indonesia dengan:

36

1. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan

berkualitas yang membangun bangsa.

2. Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance).

3. Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder.

E. Motto SCTV

SCTV memiliki motto “SATU UNTUK SEMUA” yang

mengandung makna, sebagai berikut:

1. SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi swasta pilihan untuk

semua kalangan,

2. SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi swasta pilihan yang begitu

inovatif menayangkan berbagai jenis program acara yang sangat

beragam variatif,

3. SCTV memiliki cita-cita luhur untuk menjadi nomor satu dalam benak

pemirsanya.

F. Logo SCTV

37

Filosofi Logo SCTV

Logo SCTV menampilkan wujud Sun-Matahari (orange) dalam bulat

utuh yang mengandung makna SCTV kini berusia matang dan dalam

wujudnya yang terbaik. Matahari ini menyinari teks SCTV yang

melambangkan Sky-Langit (biru), mengandung makna SCTV selalu cerah,

cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif, sekaligus menghibur di setiap

programnya.

Teks SCTV berkesan dinamis-modern menyiratkan kemauan untuk

terus berkembang sejalan dengan selera pemirsa dan kemajuan zaman.

Teks SCTV berkesinambungan mengandung makna adanya ikatan yang

kuat, baik di dalam lingkungan SCTV maupun antara SCTV dan

pemirsanya.

G. Tinjauan Tahun Berjalan SCTV

1. Liputan 6 dan SIGI 30 Menit SCTV Raih Penghargaan PJI

Program liputan 6 SCTV dan SIGI 30 Menit meraih penghargaan

dari Perhimpunan Jurnalistik Indonesia (PJI) karena dinilai

memberikan pencerahan kepada publik tentang pemberantasan korupsi

dan demokrasi di Indonesia. Penghargaan ini diperoleh pada bulan

Januari 2008.

38

2. Peluncuran Studio dan Logo Baru Liputan 6

Bertepatan dengan Ulang Tahun SCTV yang ke-18, SCTV

meluncurkan Studio dan Logo Baru Liputan 6. Studio dirancang

terintegrasi dengan system News Room. Pola integrasi antara studio

dan News Room yang dibuat ini merupakan terobosan Liputan 6,

dimana dengan adanya perubahan ini memperlihatkan tekad Liputan 6

untuk melanjutkan konvergensi antara Tradisional Media dengan

studio baru New Media.

3. Siaran Langsung SCTV Dari Udara Mendapatkan Penghargaan MURI

Dalam menyambut ulang tahun ke-18, Liputan 6 SCTV melakukan

siaran langsung dari udara dengan menggunakan paralayang di

kawasan Pantai Timbis, Nusa Dua, Bali pada tanggal 18 Agustus 2008.

SCTV adalah televisi pertama di Indonesia dan dunia yang melakukan

siaran langsung dari udara. Kegiatan ini merupakan penghargaan

MURI 2008 kepada liputan 6 SCTV yang ke-5.

4. Pendirian PT. Konsorsium Televisi Digital Indonesia (PT. KTDI)

Dalam rangka turut mensukseskan program Departemen

Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) melalui Peraturan

Menkominfo RI Nomor 27/P/M.KOMINFO/8/2008 tentang Uji Coba

Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital, maka pada tanggal

2 September 2008 SCTV bersama-sama dengan stasiun Televisi

Swasta Nasional Indonesia antara lain Metro TV, Trans TV, Trans 7,

ANTV dan TVONE telah membentuk PT. Konsorsium Televisi

39

Digital Indonesia (PT. KTDI). PT KTDI direncanakan akan mulai

melakukan uji coba siaran digital televisi pada bulan Februari 2009.

5. Liputan 6 Meraih Kategori Jurnalistik Televisi Terbaik

Liputan 6 SCTV mendapatkan anugerah Adiwarta Sampoerna

2008. Penghargaan diberikan kepada 2 kru liputan 6 SCTV, Anastasya

Putri dan Yanto Sukma yang meliput tentang profil Salumina seorang

gadis Papua yang berjuang demi pendidikan. Liputan ini dinobatkan

menjadi karya jurnalistik televisi terbaik dalam penghargaan tersebut.

40

H.

. Bagan SCTV Struktur Organisasi H

Bagan 1. Struktur Organisasi SCTV

41

I. Program-program News SCTV

Dalam bidang news, SCTV mempunyai beberapa program yang

bersifat informatif, yaitu:

1. Liputan 6 Pagi

2. Liputan 6 Terkini

3. Liputan 6 Siang

4. Liputan 6 Petang

5. Liputan 6 Malam

6. Liputan 6 Bandung

7. Liputan 6 Surabaya

8. Liputan 6 Yogyakarta

9. Barometer

10. Potret Menembus Batas

11. Buser

12. Sigi Investigasi

J. Sejarah Liputan 6 SCTV

Liputan 6 SCTV merupakan salah satu program acara news di

SCTV. Dengan slogan ‘AKTUAL, TAJAM dan TERPERCAYA’ mereka

mampu bersaing dengan arus jaman dan terpaan media lainnya. Ketika

SCTV terlahir di Surabaya, SCTV sepakat menggandeng RCTI untuk

membentuk lembaga produksi informasi. PT. SINDO ()

42

disebut sebagai lembaga infromasi karena pada masa tersebut televisi swasta dilarang produksi berita, kecuali TVRI.

Sekitar tahun 1989/1990, PT. Sindo merekrut reporter dan kameramen. Mereka ditempatkan di 2 tempat, yaitu Jakarta (kompleks stasiun RCTI) dan Surabaya (kompleks Studio Surabaya). Dalam melakukan liputan sehari-hari mereka menggunakan identitas “RCTI-

SCTV”. “Seputar Indonesia” ditayangkan pada pukul 18.30-19.00 WIB dari studio 5 RCTI Kebon Jeruk, dan wajib me-relay di RCTI dan SCTV.

Pertama kali SCTV mendapat peran besar untuk siaran sendiri dengan nama program ‘Buletin Siang’ yang mengudara setiap pukul 06.00-07.00

WIB.

Tahun 1994, ketentuan pemerintah mewajibkan produksi dan program berita harus dilakukan stasiun televisi itu sendiri. Ketentuan tersebut membuat PT. Sindo harus menentukan sikap masuk ke tubuh

RCTI, dengan pertimbangan pada saat itu posisi RCTI berada dalam posisi yang lebih baik, presentase kepemilikan, serta tenaga dan citra ‘Seputar

Indonesia’ yang sudah melekat di RCTI. Namun, 30 kru PT. Sindo yang berada di Surabaya kemudian memilih menetap di Surabaya dan bergabung dengan cikal bakal divisi pemberitaan SCTV.

Di Jakarta, SCTV mempersiapkan sebuah tim pemberitaan dibawah kendali Dr. Sumita Tobing dengan jumlah awak sebanyak 12 orang. Sekitar Juli 1994, lahirlah ‘Liputan 6 SCTV’ di Jakarta, sementara

43

itu tim pemberitaan yang berada di Surabaya masuk dalam divisi pemberitaan Liputan 6 SCTV.

Program berita liputan 6 adalah sebuah program berita yang melekat erat dengan citra SCTV. Sertifikasi ISO 9001:2000 yang diperoleh SCTV membuktikan kualifikasinya sesuai dengan praktek internasional terbaik dalam peliputan berita, dan masih menjadi satu- satunya stasiun televisi swasta di Asia yang meraih penghargaan tersebut.

Terkait dengan Prosedur Standar Operasi Perseroan, spesifikasi ISO

9001:2000 mendukung kegiatan penyiaran berita SCTV, merinci kriteria dan indikator yang ketat untuk verifikasi, transparasi dan akuntabilitas serta obyektifitas dan kejujuran, dalam pengumpulan dan penyajian berita.

Sertifikasi 9001:2000 diperoleh SCTV dari SGS Yarsley International

Certification Service tanggal 12 Juni 2002.

Mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang mengarah pada konvergensi media, Liputan 6 juga memiliki situs Liputan6.com.

Semua tayangan program berita Liputan 6 dapat dibaca lengkap dengan video streaming-nya.

Adapun presenter yang bertugas dalam penayangan Liputan 6, diantaranya adalah Anastasya Putri, Ariyo Ardi, David Silahooij, Duma

Riris Silalahi, Jeremy Teti, Joy Astro, Louisa Kusnandar, Mochamad

Achir, Nova Rini, Rike Amru, Zivanna Letisha Siregar dan Senandung

Nacita.

44

K. Logo Liputan 6 SCTV

45

I.

Bagan Liputan Divisi Struktur 6 SCTV Organisasi Pemberitaan

L.

Bagan 2. Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan Liputan 6 SCTV

46

BAB IV

PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

A. Kegiatan Kuliah Kerja Media di SCTV

Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) pada

divisi news atau bagian pemberitaan di PT. Surya Citra Televisi (SCTV)

Jakarta. Kegiatan dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai tanggal 1 Maret

2010 sampai dengan tanggal 1 April 2010. Selain penulis, kegiatan KKM

ini juga diikuti oleh dua mahasiswa D III Penyiaran UNS, yaitu Melati dan

Hanung. Untuk mempermudah jalannya pelaksanaan KKM, penulis

bersama dua teman lainnya didampingi oleh seorang pembimbing yaitu,

Bapak Raymond Kaya selaku Kepala Departemen Peliputan News Center

SCTV sebagai pembimbing KKM.

Divisi News di SCTV terletak di lantai 7, 8 dan 9 di SCTV

TOWER Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19. Lantai 9 adalah News

Center, di sini terdapat ingest room, ruang redaksi, ruang editing, ruang

grafis, studio Liputan 6, ruang master control, ruang rapat redaksi,

sekretaris redaksi dan perpustakaan. Lantai 8 adalah tempat logistik, yaitu

tempat tersedianya alat-alat liputan, diantaranya: kamera, tripod, baterai,

microphone dan alat-alat yang dibutuhkan oleh reporter atau kameramen.

Selain itu, di sini juga terdapat server untuk bagian divisi Broadcast

Engineering. Ruang make up artist juga berada di lantai 8, ruangan ini

45 47

digunakan untuk tata rias tamu atau presenter yang akan on air. Sedangkan lantai 7 adalah lantai basement atau tempat parkir mobil SCTV.

Dalam kegiatan KKM setiap harinya, penulis memiliki jam kerja pada pukul 08.30 – 17.30 WIB setiap hari Senin sampai dengan Jumat.

Penulis datang pukul 08.30 untuk memulai aktifitas KKM, kemudian langsung mengisi absensi kehadiran di lantai R (HRD). Pada 2 minggu pertama kegiatan rutin penulis adalah liputan. Maka setelah absen, penulis langsung menuju lantai 9 untuk melihat plottingan atau jadwal pembagian tugas tim liputan (reporter dan kameramen). Setelah mengetahui plottingan tersebut, penulis boleh menentukan sendiri akan ikut tim liputan yang mana untuk liputan berita. Kemudian penulis langsung menuju lantai 8 untuk menunggu tim liputannya, di sini penulis juga membantu persiapan peralatan atau kelengkapan untuk liputan. Setelah semua siap, penulis bersama tim liputan langsung menuju ke lantai 7 untuk berangkat bersama supir.

Pada 2 minggu terakhir, penulis melaksanakan kegiatan KKM di kantor. Penulis mengikuti proses live Liputan 6 Siang, Liputan 6 Terkini dan Liputan 6 Petang di master control maupun di studio. Penulis juga mengamati proses kerja tim produksi Liputan 6 di ruang redaksi, editing, grafis dan master control.

48

a. Kegiatan yang dilakukan selama KKM

Berikut adalah rincian kegiatan yang dilakukan penulis selama

KKM di SCTV:

1. Melakukan liputan berita di lapangan.

2. Mengikuti dan mempelajari teknik .

3. Mengikuti dan mempelajari liputan live di lapangan.

4. Mempelajari proses penayangan Liputan 6 live di studio dan

master control.

5. Mempelajari tugas-tugas produser, PD, switcherman, audioman,

lightingman yang berada di master control.

6. Mempelajari kamera PD 170 dan teknik multi kamera di studio. b. Kesulitan/kendala yang dihadapi saat KKM

1. Pada awalnya, penulis belum mengenali ruang lingkup SCTV

secara baik, sehingga belum bisa beradaptasi.

2. Belum paham apa yang harus dilakukan sebelum ikut liputan.

3. Masih bingung menentukan sikap ketika liputan yang harus

menunggu narasumber terlalu lama, ketika liputan live.

4. Penulis banyak menganggur ketika berada di master control karena

tim master control bertugas hanya saat live Liputan 6.

5. Penulis belum mendapatkan kepercayaan untuk terlibat langsung

dalam proses produksi Liputan 6.

49

c. Cara mengatasi kesulitan/kendala

1. Mulai beradaptasi, mengakrabkan diri dengan tim produksi dan

ruang lingkup SCTV supaya tidak sungkan lagi.

2. Mulai berani bertanya-tanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan

proses produksi Liputan 6.

d. Kemajuan yang telah dicapai

Meskipun penulis belum terlibat langsung dalam proses produksi

Liputan 6, tetapi penulis sedikit banyak dapat mengetahui apa dan

bagaimana suatu Program Berita Liputan 6 diproduksi mulai dari pra-

produksi sampai pasca produksi. Penulis juga merasakan bagaimana

kerja di bidang jurnalistik televisi secara langsung dan bagaimana kerja

dengan orang-orang baru di dunia pertelevisian.

B. FOCUS OF INTEREST

Dalam melaksanakan kegiatan KKM, penulis berkesempatan

magang pada divisi pemberitaan SCTV, yaitu Liputan 6. Di sini penulis

memilih program acara berita Liputan 6 Siang yang jam tayangnya setiap

hari dari Senin – Minggu pada pukul 12.00-12.30 WIB.

1. Redaksi Liputan 6 SCTV

a. Ketua Dewan Redaksi

Fofo Sariaatmadja

50

b. Kepala Liputan 6 News Center

Don Bosco Selamun c. Kepala Departemen Liputan6.com

Marthin Budi Laksono d. Kepala Departemen Pemberitaan

Rahmat A.M e. Kepala Peliputan

Raymond Kaya f. Produser Eksekutif Daerah

Abbas Yahya, Edi Priyono g. Produser Eksekutif Jakarta

Mauludin Anwar h. Produser

Lita Hariani, Ariyo Ardi i. Redaktur Eksekutif

Aribowo Suprayogi, MI Stephen Vincent j. Redaktur

Arfan Yap Bano, Yus Arianto, Anri Syaiful, Agung Binarko,

Syaiful Halim k. Penulis

Bogi Triyadi, Zumrotul Muslimin, Ahmad Yani Yustiawan,

Rinaldo, Ahmad Salman l. Grafis dan Visual

51

Wawan Isab R, Budi Iswara, Y. Arie Wicaksono, Rio Pangkerego,

Rio Husnady H.

m. Penata cahaya

Aji

n. Penata gambar

Mus, Agung, Jaka

o. Pemadu gambar

Agung

p. Penata Suara

Momon Suratman

q. Pengarah Teknik

M. Istanto

r. Reporter

Anastasia Putri, Carlos Pardede, David Silahooij, Riko Anggara,

Fira Isrofillah, Nova Rini, Indah Dian Novita, Mochammad Achir,

Rahmat Supana, Sufiani Tanjung, Zwasty Andria, Hardjuno

Pramundito, Rachmalia Zuamitha, Raditiyo Wicaksono, Winny

Arfiani.

2. Dekripsi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

Liputan 6 Siang SCTV pertama kali hadir pada 2 Juli 1997.

Program berita yang berdurasi 30 menit ini disiarkan secara live di

52

studio Liputan 6 SCTV lantai 9 Gedung SCTV Tower Senayan City

setiap hari Senin sampai Minggu pada pukul 12.00-12.30 WIB.

Program berita ini menyajikan informasi-informasi aktual yang

terjadi di Jakarta pada khususnya dan juga seluruh Indonesia pada

umumnya serta informasi dari mancanegara. Dalam format sajiannya,

Liputan 6 memuat berita yang meliputi bidang Ekonomi Bisnis,

Politik, Hukum, Keamanan, Sosial dan Masyarakat yang diperoleh dari

tim liputan, kontributor dan koresponden Liputan 6 SCTV di seluruh

Indonesia.

3. Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

53

1. Pra Produksi

a. Rapat redaksi

Rapat redaksi dilaksanakan secara rutin setiap hari, yang

dihadiri oleh kepala departemen pemberitaaan, kepala

departemen peliputan, produser dan koordinator liputan. Rapat

redaksi ini membahas tentang penentuan berita yang akan

diliput oleh tim liputan, angle berita apa yang harus diangkat,

durasi setiap berita dan format berita yang akan dibuat oleh

reporter untuk kemudian ditayangkan.

b. Plotting

Dari hasil rapat redaksi tersebut, maka dapat diperoleh

plotting, yaitu daftar pembagian tugas tim liputan yang berisi

materi berita dan lokasinya. Tim liputan akan bertugas dan

ditempatkan berdasarkan kredibilitas reporter, yakni reporter

bidang Ekbis (Ekonomi dan bisnis), reporter non ekbis, reporter

polkam (wartawan RI 1 dan RI 2 yang khusus meliput di Istana

Kepresidenan), reporter sosmas (sosial dan masyarakat).

2. Produksi (liputan)

Setelah reporter dan kameramen melihat plottingan di meja

redaksi dan mengambil acuan pertanyaan serta nomor telepon

pihak terkait. Kemudian mereka segera mempersiapkan

peralatan untuk liputan ke lapangan, yaitu pengambilan

54

kamera, tripod, kaset dan baterai di ruangan logistik. Setelah itu mereka memesan sopir di lantai 7/basement dengan cara menelpon untuk mengantarkan ke lokasi liputan.

Untuk materi berita yang pelaksanaan wawancaranya membutuhkan janji terlebih dulu, maka sebelum berangkat ke lokasi liputan, reporter Liputan 6 harus menghubungi narasumber untuk memastikan keberadaan lokasi dan waktunya

Kemudian setelah sampai di lokasi, reporter dan kameramen segera menemui narasumber untuk melakukan wawancara dan pengambilan gambar, untuk menggali lebih dalam tentang suatu fakta atau pernyataan dari suatu moment atau peristiwa.

Sedangkan untuk liputan yang sifatnya harus menunggui suatu moment penting atau menunggu seorang narasumber, maka tim liputan harus rela menunggu sampai berita diperoleh.

Namun bila jam kerja tim liputan regular sudah habis, sementara berita belum berhasil dihimpun, maka tim liputan reguler tersebut boleh pulang dan liputan akan dilanjutkan oleh reporter continuity atau akan ada kontributor yang datang.

Setelah reporter dan kameramen mendapatkan fakta-fakta atau informasi yang cukup, yang artinya liputan sudah selesai, maka mereka langsung menuju ke kantor. Namun, jika berita yang diperoleh tersebut harus segera disiarkan dan terdesak oleh waktu, kantor akan mengirim seorang messenger untuk

55

mengambil kaset tersebut untuk dibawa ke redaksi Liputan 6.

Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pengiriman kaset

dan data-data untuk sampai ke redaksi, karena seorang

messenger mengendarai sepeda motor sehingga lebih cepat

sampai ke kantor. Selain alasan waktu tersebut, biasanya tim

liputan ini juga mendapatkan tugas liputan ke lokasi lain lagi,

sehingga data atau fakta yang diperoleh dari hasil liputan

pertama tadi bisa segera diproses di redaksi.

3. Pasca Produksi

a. Memasukkan rekaman hasil liputan (Ingest)

Setelah tim Liputan 6 sampai di kantor, reporter atau

kameramen menyerahkan kaset pada editor untuk di Ingest

(mentransfer rekaman hasil liputan dari kaset ke komputer

utama). Kaset kemudian diberi tanggal dan keterangan time

code-nya. Setelah data ditransfer, kaset dimasukkan ke ruang

library untuk dijadikan arsip perusahaan. Data yang telah

sudah ditransfer langsung bisa diambil secara online oleh editor

dan reporter untuk diproses. Untuk mengakses secara online

hasil berita, seluruh tim produksi Liputan 6 diberi hak akses

berupa login ID.

56

b. Penulisan Naskah

Tim liputan berkoordinasi dengan koordinator liputan,

produser dan editor tentang hasil liputan untuk pembuatan

naskah apakah didubbing atau dibaca oleh presenter, gambar

mana yang dipakai dan menentukan format beritanya seperti

apa agar bisa disesuaikan dengan penulisan naskah serta

penentuan durasi dan waktu tayangnya.

Selanjutnya, reporter menulis naskah berita sesuai dengan

format berita yang akan disajikan dan tentu juga menyesuaikan

dengan gambarnya. Dalam penulisan naskah berita, reporter

menggunakan software INews, yaitu software yang didesain

untuk penggunaan secara online.

c. Editing

Naskah kemudian dilihat oleh editor, koordinator liputan

dan produser untuk proses pengeditan naskah, kelengkapan

data dan mempertimbangkan angle berita yang lebih menarik

dan dilanjutkan untuk proses pendubbingan bila perlu

didubbing, untuk kemudian dipadukan dengan gambar oleh

editor.

Editing gambar dilakukan dengan menggunakan software

Avid News Cutter. SCTV sudah memiliki lisensi dari

perusahaan Avid untuk penggunaan softwarenya. Lisensi

57

software ini cukup mahal dan hanya bisa digunakan bila sudah membeli ijin dari perusahaan Avid News Cutter sehingga tidak sembarang orang bisa menggunakan software ini.

Format penyajian berita Liputan 6 SCTV, diantaranya adalah:

1. Reader (RDR) adalah berita pendek yang dibacakan oleh

presenter di studio tanpa dilengkapi visual maupun grafik

ketika program berita masih live.

2. Voice Over (VO) adalah video atau gambar pendek diiringi

naskah yang dibacakan penyiar berita.

3. VO-Grafik adalah format berita televisi yang naskah berita

seluruhnya dibacakan oleh penyiar. Namun, gambar

pendukungnya hanya berupa tulisan dan grafik.

4. Sound of Tape (SOT) adalah kutipan pernyataan dari

narasumber yang ditayangkan setelah penyiar memberikan

pengantar atau membacakan kepala berita (lead-in).

5. Voice Over-Sound on Tape (VO-SOT) adalah berita televisi

yang memadukan antara voice over dengan sound of tape.

6. Package (PKG) adalah format berita yang lead-in nya

dibacakan penyiar, tetapi isi berita dibacakan oleh dubber

kemudian direkam dalam pita kaset.

58

7. Live on Cam (LOC) adalah presenter di studio berbicara

langsung dengan reporter yang melaporkan dari tempat

kejadian, sementara program berita masih on air.

8. Live on Tape (LOT) adalah format berita yang direkam

secara langsung di tempat kejadian, namun siaran beritanya

ditunda.

9. Live by Phone adalah format berita televisi yang disiarkan

secara langsung dari tempat kejadian menggunakan telepon

ke studio.

10. Phone Record adalah format berita yang direkam secara

langsung dari lokasi liputan tetapi disiarkannya ditunda.

Format ini hanya digunakan bila sebelumnya sudah

diperkirakan akan ada gangguan teknis pada saat dilaporkan

secara langsung.

11. Visual News adalah format berita yang hanya menyajikan

gambar-gambar menarik dan dramatis. Presenter hanya

mengantarkan lead berita, kemudian VTR-man segera

memutarkan video gambar yang disisipkan redaksi.

12. Vox Pop merupakan kependekan dari Vox Populi (bahasa

Latin) yang berarti suara rakyat. Ini bukan format berita,

tetapi biasa dgunakan untuk melengkapi format berita yang

ada. Biasanya berupa komentar atau harapan masyarakat

atas berita tertentu.

59

d. Penyusunan Rundown Berita

Setelah proses pengeditan selesai, maka hasilnya segera

bisa diambil secara online oleh tim produksi Liputan 6.

Produser segera membuat rundown berita yang akan

ditayangkan dan memperhitungkan waktu tayangnya (durasi).

Penyusunan rundown berdasarkan bobot berita yaitu dari yang

paling penting ke berita yang ringan, dari hard news ke soft

news.

Penyusunan rundown mengarah kepada playlist yang akan

di putar oleh seorang Program Director (PD) yang bertugas di

Master Control Room sehingga akan tersinkronisasi untuk

penayangan Liputan 6 Siang.

Setelah rundown selesai dibuat, maka PD (Program

Director) yang bertugas pada saat itu, segera mendownload

hasil berita yang akan ditayangkan, melihat rundown kemudian

mengedit berita yang dipakai untuk scoring atau cuplikan berita

utama.

60

e. Proses Presenting (Penayangan) Program Berita Liputan 6

Siang SCTV

1. Persiapan di studio

Studio yang digunakan untuk penayangan live Liputan

6 Siang adalah di depan ruang redaksi Liputan 6 lantai 9.

Tim produksi yang bertugas di studio adalah 3 orang

kameramen yang mengambil gambar presenter di studio.

Kameramen mendapatkan instruksi dari PD melalui

headphone yang tersambung dengan master control.

Peralatan produksi yang berada di studio, antara lain:

a. 3 Kamera, kamera utama dilengkapi teleprompter

b. 2 Layar monitor TV

c. 1 LCD TV

d. Lampu (lighting)

Tim produksi yang bertugas di studio:

a. 3 kameramen

b. Presenter

2. Persiapan di master control

Peralatan produksi di master control Liputan 6 SCTV:

a. Layar monitor

b. Audio mixer

c. Komputer

61

d. Switcher

e. Teleprompter

f. Microphone

Seluruh kru master control yang bertugas sesuai

jadwal bersiap-siap dengan pekerjaannya masing-

masing. Berikut ini tim produksi Liputan 6 yang

bertugas di ruang master control:

a. Produser

b. Program Director

c. Switcher

d. Audioman

e. Penata Cahaya

f. Grafis

3. Persiapan presenter

Presenter atau pembaca berita Liputan 6 yang akan

on air harus bersiap-siap, misalnya make up, kostum harus

serasi dan rapi serta harus menguasai materi berita yang

akan dibacakan. Presenter sebelum on air biasanya

melakukan pemanasan sedikit terlebih dahulu, yaitu dengan

latihan membaca naskah berita.

62

4. Penayangan

Setelah proses persiapan matang dan master control

pusat memberitahu bahwa live Liputan 6 sudah waktunya

tayang, maka proses penayangan berita dimulai. Semua tim

produksi Liputan 6 Siang bekerja sesuai tugasnya masing-

masing.

f. Evaluasi

Setelah live Liputan 6 Siang selesai, seluruh tim produksi

yang bertugas berkumpul di ruang rapat redaksi untuk

melakukan evaluasi hasil kerja on air Liputan 6 tersebut.

Selanjutnya, hasil dari live Liputan 6 Siang yang telah direkam

akan disimpan di library sebagai arsip, bila suatu saat nanti

akan dibutuhkan lagi.

63

g. Skema Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

Rapat Redaksi

penentuan plotting

Liputan

Hasil liputan ditransfer ke komputer

utama (ruang ingest)

Reporter membuat naskah Editor mengedit gambar

Naskah dan gambar diedit lagi oleh

produser, editor dan korlip

Penyusunan Rundown

Live

Evaluasi

Bagan 3. Skema Proses produksi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Proses Produksi Program Berita Liputan 6

Siang merupakan bentuk kerja sama tim (team work). Semua bagian

pemberitaan di SCTV saling mendukung dan menjalin hubungan yang

baik demi tercapainya siaran berita yang maksimal.

Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang berawal dari pra

produksi yang terdiri dari rapat redaksi dan plotting. Kemudian tahapan

produksi yaitu proses penggalian berita dan pengambilan gambar di

lapangan (liputan). Tahapan pasca produksi dimulai dari memasukkan

rekaman hasil liputan ke ruang ingest, penulisan naskah, editing,

penyusunan rundown berita, proses presenting (penayangan) berita

Liputan 6 Siang yang terdiri dari persiapan di studio, persiapan di master

control, persiapan presenter dan penayangan, kemudian tahap terakhir dari

pasca produksi yaitu tahap evaluasi.

63

65

B. Saran

1. Untuk SCTV

Penulis menyarankan kepada tim Liputan 6 SCTV sebaiknya tidak

sering melakukan keterlambatan untuk datang ke lokasi. Tim Liputan 6

sebaiknya memiliki rencana cadangan dalam proses perencanaan

wawancara dalam peliputan, tim liputan harus selalu mengecek

peralatan yang akan digunakan serta menyimpan data-data

narasumber, reporter jangan ragu untuk belajar dari naskah reporter

lain dan tim liputan mendapatkan pengajaran tentang mengisi suara

untuk naskah berita televisi.

Dalam menuliskan hasil wawancara (naskah) reporter

berkoordinasi dengan Koordinator Liputan agar tahu ingin dibuat

format berita apa hasil liputannya sehingga dapat disesuaikan naskah

dengan gambarnya. Harus ada koordinasi yang baik antara Koordinator

Liputan, Produser, dan Editor di dalam penyuntingan hasil liputan.

2. Untuk Instansi Pendidikan

a. Menambah dan memperbaiki fasilitas yang diperlukan untuk

program Broadcasting sehingga dapat mendukung tercapainya

proses belajar mengajar yang lebih baik.

b. Lebih meningkatkan mutu pendidikan yang ada supaya mampu

bersaing dengan yang lain.

66

c. Pihak fakultas sebaiknya menjalin kerja sama yang baik dengan

instansi terkait, sehingga memudahkan dan membantu

mahasiswa dalam memperoleh tempat KKM.

67

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Assegaf, Djafar. H. 1985. Jurnalistik Masa Kini. Pengantar Ke Praktek Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia

M. A, Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Strategi Mengelola Radio dan TV. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Ghalia Indonesia

Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soenarto R.M. 2007. Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ

Wahyudi J.B. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

Yosef, Jani. 2009. To Be A Journalist. Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar yang Profesional. Yogyakarta: Graha Ilmu

Situs Internet :

68

“Sejarah Perusahaan” http://www.sctv.co.id/company/pages.php?id=1. 8/6/2010/11.32 PM

“News Center SCTV, SCTV Luncurkan News Center Terpadu” http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/14068/SCTV-Luncurkan- News-Center-Terpadu. 2/6/2010/1.54 PM

Triyanto Hapsoro. “Sekilas Tentang Produksi Program Televisi” http://media.kompasiana.com/group/mainstream- media/2010/05/15/Sekilas-Tentang-Produksi-Berita-Televisi-Bagian 1 dan 2. 22/06/2010/7.09 PM