Jumal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 9, Nomor 2, April 2015

Mythology Politik Jawa dalam Pidato Anas Urbaningrum (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Pidato Anas Urbaningrum Terkait Kasus Korupsi Hambalang)

Hani Yuniani Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Angkatan XIV

Abstract

Anas Urbaningrum received attention from the media lately because of his messages consisting multi-interpretation statements through the analogy of puppet story. Anas' speech, which is driven on semiotics review, becomes an interesting topic for a research due to its connection with national politics reality and dynamic within this political year. The result of this research shows that Anas's message indicated as the narrator/director of Hambalang case series. The Hambalang Project gratification case is a project prepared by SBY in order to overthrow Anas as the Chairman ofPartai Demokrat that was legally gained. KPK becomes SBYs assistant to smoothen the operation and to prepare the plot. Demokrat Party still has no democratic tradition because o f the strong feeling o f aristocracy in the party’s internal body.

Keywords: Hambalang case, Political Speech, Semiotics

1. Pendahuluan twitter, serta status update-nya di BBM Pernyataan politik dari seorang politisi (Blaeberry Messanger). Namun dalam sekelas Anas Urbaningrum menarik untuk penelitian ini, objek penelitian hanya menjadi bahan perbincangan dan kajian megambil dua pidato Anas ketika dalam komunikasi politik dan media. mengundurkan diri dari Ketua Umum Gaya bicara Anas Urbaningrum yang Partai Demokrat yang disampaikan di santun, tegas, dan pembawaannya yang kantor DPP Partai Demokrat dan saat tenang, dinilai sebagian pengamat sebagai dirinya ditahan KPK pada 14 Januari pribadi yang cerdas dan matang. Namun, 2014. setelah menampilkan diri sebagai sosok Anas sempat menuliskan status yang santun, banyak mengalah, dan atau personal message "Politik Para mengikuti kemauan SBY, belakangan AU Sengkuni" dalam BlackBerry-nya setelah sering melontarkan kalimat-kalimat dan muncul pengumuman hasil survei Saiful istilah yang menyerang lawan Mujani Research and ConsulLing (SMRC). politiknya,terutama setelah n am any a Survei SMRC itu menempatkan Demokrat disebut-disebut terlibat dalam kasus di posisi ketiga parpol yang dipilih gratiikasi proyek Hambalang. walaupun responden jika pemilu diadakan saat ini. masih samar, dengan simbol dan kode- Dalam survei itu, Demokrat meraih kode yang menggelitik untuk perolehan 8,3 persen suara.(Kompas.com, menelusurinya lebih dalam. Tidak saja di 3 Februari 2014) media massa, Anas kerap memunculkan statement di facebook, dan kicuan di

, 141 Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015

Kesemuanya merupakan pengeja- ciri khas nya. Anas bukan tipikal orang wentahan pemildrannya dalam gelombang yang hebat bicara, temperamental dan tsunami politik yang dialaminya. Anas terang benderang dalam kata dan menampilkan sebuah peristiwa simbolik kalimatnya. Pidato politik saat ia mundur ketika ia melepas jaket berwarna biru dari Ketum Partai Demokrat dan dalam peristiwa pengunduran dirinya dari pemyataannya sesaat sebelum masuk jabatan Ketua umum Partai Demokrat. ruang tahanan KPK, penuh dengan kode Ekspektasi masyarakat yang demikian dan tanda yang multitafsir. Ini adalah tingginya kepada upaya-upaya pemberan- tugas semiotika dalam mengupas, tasan korupsi membuat masyarakat memaknai dan meghubungkannya dengan mengidam-idamkan muncubiya sang realitas politik dan konteks sosio historis wistle blower yang berani mengungkap yang teijadi pada waktu peristiwa tersebut praktik-praktik korupsi yang terjadi di terjadi. dalam pemerintahan. Anas sebagai politisi yang dekat dengan lingkaran kekuasaan dianggap tahu banyak akan 2. Analisis Semiotika pengaturan berbagai macam proyek yang Semiotika pada dasarnya merugikan negara puluhan hingga ratusan mempelajari kemanusiaan (humanity) milyar. Kemunculan sang wistle blower memaknai hal (things). Semiotik atau memberi harapan sekaligus mejadi penyelidikan simbol-simbol membentuk santapan empuk lawan-lawan politik tradisi pemikiran yang penting dalam dalam partai Demokraf maupun di luar teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri partai. Anas memunculkan pesan-pesan atas sekumpulan teori teori tentang politik sebagai tanda yang sering bagaimana tanda-tanda mempresen- ditafsirkan media sebagai “perlawanan” tasikan benda, ide, keadaan, situasi, terhadap Susilo Bambang Yudhoyono. perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda Salah satu kimci kesuksesan itu sendiri (Littlejohn, 2009:5 3). Secara politisi adalah mampu berkomunikasi, etimologis istilah semiotika berasal dan baik terhadap kawan maupun lawan. bahasa Yunani “semeion” yang berarti Dalam istilah politik tak selamanya kawan tanda. Semiotika kemudian didefinisikan dijadikan kawan yang sejati, sebaliknya sebagai studi tentang tanda dan cara lawan pun dapat dijadikan kawan. tanda-tanda itu bekeija. Kuncinya adalah bagaimana politisi Pemikiran Barthes tentang mitos mengatur keseimbangan berkomunikasi di satu sisi masih melanjutkan antara kawan dan lawan. Pada saat-saat pengandaian Saussure tentang hubungan genting dimana Anas berada dalam posisi bahasa dan makna atau antara penanda teijepit, dia berusaha mengelola kesan di dan petanda. Semiotika yang dibangun hadap!an publik. Anas menyadari, bahwa Saussure cenderung mengatakan makna untuk menghadapi penguasa, diperlukan sebagai apa yang didenotasikan oleh stategi dan perhitungan yang matang. tanda. Maka tradisi semiotika pada awal Anas Urbaningrum yang lahir dan kemunculannya cenderung berhenti besar di tan ah Jawa sangat mem ah ami sebatas pada makna-makna denotatif alias semiotika denotasi. Sementara bagi bagaimana cara orang Jawa (njawani) Barthes, terdapat makna lain yang justru mengungkapkan perasaan dan ide, apalagi bermain pada level yang lebih mendalam, orang (yang berkonfik dengannya pun ■ adalah] orang Jawa, maka komunikasi yakni pada level konotasi. Pada tingkat dengari, gaya tingkat tinggu pun menjadi inilah warisan pemikiran Saussure i. I dikembangkan oleh Barthes dengan Hani Yuniani, Mythology Politik Jawa dalam Pidato Anas Urbaningrum (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Pidato Anas Urbaningrum Terkait Kasus Korupsi Hambalang)

membongkar praktik pertandaan di mitos ini mempunyai konotasi terhadap tingkat konotasi tanda. Konotasi bagi ideologi tertentu. Skema pemaknaan Barthes justru mendenotasikan sesuatu mitos itu oleh Barthes digambarkan hal yang ia nyatakan sebagai mitos, dan sebagai berikut:

1. Penanda 2. Petanda 3. Tanda

I. PENANDA H. PETANDA HI. TANDA

Gambar 1. Peta Tanda Roland Barthes Sumber: Roland Barthes (dalam Storey: 1994: 110)

Tanda konotatif tidak hanya dianggap sebagai sebuah lingkaran memiliki makna tambahan, namun juga linguistik. mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Tambahan ini mempakan sumbangan 3. Makna Denotasi dan Konotasi Barthes yang amat berharga atas Roland barthes menggunakan istilah penyempumaannya terhadap semiologi denotasi dan konotasi unuk menunjukkan Sausure, yang hanya berhenti pada tingkatan-tingkatan makna. Makna penandaan pada lapis pertama atau pada denotasi adalah yang menunjukan arti tataran denotatif semata. Dengan harfiah atau yang eksplisit dari kata-kata membuka wilayah pemaknaan konotatif dan suatu fenomena. Makna konotasi ini, ‘pembaca’ teks dapat memahami merupakan makna tingkatan pertama penggnnaan gaya bahasa kiasan dan (primaiy) yang bersifat objektif yang metafora yang itu tidak mungkin dapat dapat diberikan terhadap lambang- dilakukan pada level denotatif (Manneke lambang yakni dengan engkaitkan secara Budiman, dalam Christomy dan Yuwono, langsung antara lambang dengan realitas 2004: 255). Bagi Barthes, semiotika atau gejala yang ditunjuk. Makna konotasi bertujuan untuk memahami sistem tanda, adalah makna-makna budaya yang apapun substansi dan limitnya, sehingga terpisah atau berbeda dengan kata dan seluruh fenomena sosial yang ada dapat bentuk-bentuk lain dari komunikasi. ditafsirkan sebagai ‘tanda5 ahas layak (Berger, 1998513 dalam Barthes; 1994 : 474)* Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015

First order Second order

Reality signs culture

Gambar 2. Model Signifikansi Barthes Sumber: Fiske, introduction to communication studies, 1990:88

Gambar ini menjelaskan signifikasi suatu teknik yang menarik dan tahap pertama merupakan hubungan memberikan hasil yang baik untuk masuk antara signifier dan signified di dalam kedalam titik tolak berfikir ideologis sebuah tanda terhadap realitas ekstemal. adalah mempelajari mitos. Mitos dalam Barthes menyebutnya sebagai denotasi, pandangan Susilo adalah suatu wacana yaitu makna paling nyata dari tanda. dimana suatu ideologi bewujud. Mitos Konotasi adalah istilah yang digunakan dapat berangkai menjadi mitiologi yang oleh barthes untuk enunjukan signifikasi memainkan peranan penting dalam )jang kedua. Hal ini menggambarkan kesatuan budaya. interaksi yang teijadi ketika tanda betemu Kita bisa menemukan ideologi denan perasaan dan emosi dari pembaca dalam teks dengan jalan meneliti serta nilai-nilai dari kebudayaannya. konotasi-konotasi yang terdapa Konotasi mempunya makna subjektif atau didalamnya (Vanzoezt, 1991:70, dalam intersubjektif. Pemilihan kata-kata kadang Sobur ; 2001:129). Salah satu cara adalah meupakan pilihan terhadap konotasi. mencari mitologi dalam teks itu. Ideologi Bengan kata lain denotasi adalah apa adalah sesuatu yang abstrak. Mitologi yjangg diggambarkan tanda terhadap (kesatuan mitos yang kehoren) sjebuah objek, sedanggkan konotasi adalah menyajikan inkarnasi makna yang bagaiana caya menggambarkannya. mempunyai wadah dalam ideologi. Konotasi bekeija dalam tingkat subjektif, Ideologi harus dapat diceritakan. Cerita sehingga kehadirannya tidak disadari. itulah mitos. Pada signifikasi yang tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekeija melaui mitos (myth). Mitos adalah 4. Pembahasan bagaimana kebudayaan menjelaskan atau Dilihat dari daerah asalnya, Anas memang memahami beberap aspek tentan realitas memiliki kultur Budaya Jawa yang kental. atau gejala alam. Mitos merupakan Ini terlihat dari gaya bicaranya yang produk kelas sosial yang sudah santun, hati-hati dan piawai memilih kata mempunyai satu dominasi. Menurut dan cermat dalam mengkolaborasi pesan. Susilo, (2000, dalam Sobur ; 2001:128) Sesekali, Anas mengulang kalimatnya, 144 Hani Yuniani, Mythology Politik Jawa dalam Pidato Anas Urbaningrum (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Pidato Anas Urbaningrum Terkait Kasus Korupsi Hambalang) dengan tujuan penekanan pada aksen Pembawaannya kalem, bemada datar, dan tertentu seperti pada kata “tekanan sangat santun. Barulah ketika ia kekuasaan”. Gaya komunikasi Anas bergabung dengan Partai Demokrat dan sebetulnya, tidak jauh berbeda dari mulai disebut-sebut Nazaruddin terlibat gurunya di Partai Demokrat yaitu Susilo kasus suap proyek Hambalang, maka Bambang Yudhoyono. Konteks babasanya pernyataan-pernyataannya di televisi tinggi, Selalu berusaha berkomunikasi mulai sedikit “memanas”. dengan bahasa tubuh dan verbal dengan Aspek penting dalam penelitian ini sempuma.Sama halnya dengan tokoh adalah tiga poin utama Barthes (pesan seniornya di Partai Demokrat, Susilo hnguistik, pesan ikonik terkodekan , dan Bambang Yudhoyono, Anas pun jarang pesan ikonik tak terkodekan) dalam tersenyum apalagi tertawa terbahak- mencari mitologi (kesatuan mitos) yang bahak di hadapan pers. Anas sangat tersirat dalam pidato mundurnya Anas cermat dalam memilih kata, dan memiliki urbaningrum dari Ketua umum Partai daya ingat yang sangat baik, ia jarang Demokrat. Pidato yang berdurasi kurang memberikan pidato dengan menggunakan lebih 15 menit itu mengungkapkan teks. beberapa pesan sebagai berikut: Anas selama ini dikenal sebagai sosok intelektual ketimbang politisi. „ Tab el 1. Pesan Ikonik Terkodekan

Tanda Makna lama Makna bam Ekspesiwajah (serius, datar) Tanda keseriusan seseorang Mimik wajah serius Banyak orang memberikan menandakan anas informasi kepada orang lain sebetulnya menjaga susana melalui ekspresi emosi hati agar tetap terlihat wajahnya.Wajah yang tenang didepan publik. Anas berbeda satu sama lain. Anas sangat pandai Urbaningrum mempunyai menyembunyikan wajah yang kurang ekspresif, perasaannya dimana emosi dingin, dan datar. Wajah sangat teijaga dan diatur. seperti ini sebetulnya sulit Anas tipe orang yang dibedakan antara perasaan menyerap banyak ilmu dari bahagia dan sedih. orang-orang di sekitarnya. Dia Bibir mengatup Enggan bicara banyak. Bibir yang mengatup Bibir merupakan satu dari menandakan Anas sangat elemen penting ekspresi hati-hati dalam berbicara wajah. Bibir yang mengatup yang didahului proses menggambarkan fungsi berpikir yang cermat. kontrol tubuh atas Kacamata Alat bantu melihat identitas, kaca mata dapat Merupakan artefak atau dan sarana tampil gaya. mempengaruhi persepsi benda-benda yang melekat orang lain terhadap pada diri seseorang yang pemakainya.Kaca mata dapat melengkapi informasi merupakan identitas khas tentang karakter orang Anas sebagai seseorang tersebut. intelektual. Kacamata juga mengesankan penggunanya sebagai seorang pemikir.

145 Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015

1 Tanda Makna lama Makna barn Ipakaian Pakaian juga dapat Jaket biru - jenis pakaian Idenurut Malcolm Barnard mengungkapkan identitas yang menunjukan (1996). fungsi pakaian kelompok, karena di dalam pemakainya menjadi bagian Ldalah melindungi Mta dari suatu kelompok pasti dari komunitas politik partai lJerbagai situasi dan kondisi terdapat pakaian khusus demokrat. (lontohnya: melindungi kita kelompok (atribut) agar Setelah selesai pidato Anas ciari cuaca yang buruk, masyarakat mengetahui melepas jaket partai, yang sengatan serangga, bahwa orang tersebut menandakan ini adalah hari l:emungkinan cedera ketika merupakan bagian perpisahan dimana hari itu l lerolahraga. Fungsi paling kelompok. dirinya, sudah tidak lagi 1itama adalah Warna biru sebagai warna menjadi bagian dari partai rnenyembunyikan bagian- yang dominan pada Partai Demokrat. l)agian tertentu dari tubuh Demokrat seperti halnya Ketika Anas melepas Jaket dta yang tidak boleb samudera yang membentang Partai, Anas melepaskan <]iiperlihatkan kepada orang luas sebagai terminal bagi segala nflai yang selama ini 1ain. Fungsi pakaian di atas aliran dan muara dari menyatu dalam dirinya. raerupakan fungsi umum berbagi sungai yang Dengan melepas simbol <3ari pakaian saja membawa segala macam identitas itu, Anas menjadi limbah, membaur dan manusia menyatu mnejadi jemih, merdeka.Keputusannya namun terlihat berwama untuk tidak lagi mennjadi kebiruan, tenang, damai. bagian diri partai biru itu Partai Demokrat tampil semata-mata karena tekanan sebagai partai politik yang dari pihak-pihak yang tidak mampu menhimpun segera menginginkan dirinya warga negara sebagai pemimpin partai untuk bidup bersama dan yang mempunyai kuasa berdampingan secara damai penuh atas kendali partai. dan saling menghormati Kekecewaannya pada partai antar sesama anak bangs a juga membuktikan baba yang emmiliki nilai-nilai demokratis keanekaragaman suku, ras, temyata jauh sekali dengan agama dan golongan. fakta dan peristiwa yang ia alami. Dalam setiap pengambilan keputusan ternyata restu SBY sebagai patron tunggal masih sangat kuat, dengan demikian tradisi keterbukaan dan kesamaan hak dianggapnya sebagai hal yang belum dapat diwuiudkan.

146 Hani Yuniani, Mythology Politik Jawa dalam Pidato Anas Urbaningrum (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Pidato Anas Urbaningrum Terkait Kasus Korupsi Hambalang)

Tabel 2. Makna Pidato Politik Anas Urbaningrum

Aspek Kata/kalimat/artefak/ Makna gerak tubuh Pesan ‘Kekuatan yang besar ‘ Kemampuan fisik yang luar biasa sehingga Linguistik mampu melakukan hal-hal di luar kemampuan orang biasa ‘Faktor non hukum’ Non berarti bukan/ tidak. Pemisahan secara mutlak. Bukan faktor hukum seperti yang tersebar luas di media. ‘Bayi yang lahir tidak Anak haram, anak yang kelahirannya terlalu diharapkan’ cepat, atau anak yang lahir bukan dari garis keturunan sang raja ‘Halaman Pertama’ Halaman Pertama identik dengan sebuah buku. Biasanya berisi pengantar dan latar belakang peristiwa ‘Terima Kasih’ Ucapan yang umumnya disampaikan kepada orang yang telah memberikan bantuan baik jasa maupun material. ‘Di atas segalanya’ Umumnya orang menggunakan kata di atas untuk menggambarkan keberadaan Tuhan. Pihak yang sangat berkuasa ‘Politik keras dan p anas’ Keras lawan kata dari lembut. Panas lawan kata dari dingin dan sejuk ‘Bebas dan Merdeka’ Bebas: a. Lepas sama sekali, ( tidak terhalang, terganggu, sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan sebagainya). b. Lepas dari (kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan sebagainya) c. Tidak terikat atau terbebas dari aturan. Sedangkan kata “merdeka” dapat dimaknai sebagai tidak dijajah, diperintah, dan lain- lain) ‘Bekeija dengan Keija keras yaitu mengerahkan segala kesungguhan’ kemampuan dan tenaga agar pekeijaan dapat terselesaikan dengan baik Pesan Ikonik Jaket Biru Jaket biru adalah simbol identitas Partai Terkodekan Demokrat. Anas dan SBY senantiasa mengenakan jaket biru ini dalam berbagai kesempatan terutama event-event besar partai Rompi orange merupakan identitas personal mempeijelas status Anas sebagai tersangka kasus korupsi yang akan ditahan di Rutan KPK. Tangan mengepal Tangan yang mengepal berarti mengumpulkan dan memperkuat konsentrasi, juga isyarat penggunanya sedang menahan emosi. Senyum yang ditarik sedikit Senyum yang menyiratkan sindiran, ke arah kiri mencemooh.

147 Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015

Tabel 3. Pesan Linguistik Anas Urbamngrum

PARTS

OBJEK « Saya sadar betul bahwa politik kadang-kadang keras dan kasar. Dalam politik, Tidak sulit menemukan intrik, fitnah dan serangan-serangan itu. saya sadari sejak awal dan karena tahu saya tahu persis konsekuensinya.” No Penanda Petanda 1I Politik keras dan kasar: Kalimat ini mengungkakan kekecewaan Kasar dapat berarti tidak rata, tidak Anas akan cara-cara inkonstitusional yang seimbang, kurang kontrol sendiri, tidak dilakukan Kawanbin dalam mendepak selaras, jelek, kotor. Dalam konteks ini, dirinya. Dengan kata lain ia merasa penuh dengan problema dalam dikriminalisasi. Jika slogan PD bersih- persaingan merebut kekuasaan. bersih partai bukan basa-basi, maka Dorongan agar Anas mundur sudah lama seharusnya banyak kader yang harus disuarakan berbagai pihak setelah diproses kasus hukumnya, namun, sampai terseret dalam kasus dugaan korupsi. saat ini, masih banyak Ketua DPC yang Politisi Demokrat Ruhut Sitompul bermasalah tapi tak tesentuh hukum sama konsisten dan gamblang mendesak Anas sekali. Anas merasa diperlakukan tidak mundur. Ketidakjelasan status Anas adil. ketika itu dinilai nienyandera partai. Sikap kasar dinilai rendah oleh orang Jawa Akibatnya, partai terancam "karam" di , sebagai kurang berbudaya, kurang konrol Pemilu 2014 setelah elektabilitas partai diri dan kelemahan batin,. Bersikap kasar terus merosot. dan emosional selalu memperlemah kedudukan seorang atasan. 2 Resiko berpolitik adalah akibat yang Pemyataan Anas pada awal mula kasus kurang menyenangkan dapat dijelaskan Hambalang ditanyakan padanya dijawa sebagai sesuatu yang merugikan, dengan penuh keyakinan, saya sama sekali membahayakan dari suatu perbuatan tidak terkait kasus Hambalang. Namun, atau tindakan dalam berpolitik Difitnah setiap hari pemberitaan Anas (yang dan diserang merupakan resiko disimplifikasi sebagai fitnah) menjadi berpolitik. headline terutama di TVOne dan MetroTV. Anas terus dijaga agar tetap berada pada “zona serangan” yang akan menguntungkan lawan-lawan politiknya. r t konsekuensi-konsekuensinya (diulang sebanyak dua kali), frasa ini 1., Akibat (dari suatu perbuatan, bermakna bahwa jika seseorang telah pendirian, dsb) berani memasuki dunia politik, resikonya - 2. Persesuaian dengan yang dahulu pasti ada pihak yang pro dan kontra terhadap pemikiran-pemikiran politik yang disampaikan. Pasti akan ada orang yang menyukai tetapi banyak pula yang akan tidak menyukainya. Pihak yang tidak suka akan melakukan berbagai cara agar lawan dapat kalah, takluk dan lenyap dari panggung politik sehingga diri sendiri bisa selamat, bahkan dapat mengambil keuntungan dengan menjabat posisi penting dalam partai.

V- Hard Yuniani, Mythology Politik Jawa dalam Pidato Anas Urbaningrum (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Pidato Anas Urbaningrum Terkait Kasus Korupsi Hambalang)

Tabel 4. Proses Semiosis Pidato Politik Anas Urbaningrum

Tanda Makna Lama Makna Baru ‘Kekuatan yang besar Kemampuan fisik - yang ‘Kekuatan’ mengalami perubahan € luar bias a sehingga makna menjadi kekuasaan. Di mampu melakukan hal­ republik ini, hanya seorang presiden ii al di luar kemampuan yang memiliki kekuasaan penuh di orang bias a lembaga eksekutif. Presiden melalui perangkat negara mampu menekan dan mengintervensi hukum. Presiden dapat memberikan instruksi siapa yang hams diperiksa, ditahan dan dalam waktu yang bersamaan pula seorang presiden dapat melindungi seorang koruptor. ‘Faktor non hukum’ Non berarti bukan/ tidak. Non-hukum yang dimaksud Anas jelas Pemisahan secara mutlak. faktor politis. Hampir dalam setiap Bukan faktor hukum kesempatan, ia selalu menolak seperti yang tersebar luas (menghindar) dari pertanyaan di media. wartawan yang menanyakan perihal detail kasus Hambalang, ia selalu melempar pertandaan yang muaranya mengarah pada kubu SBY. Tak seperti rekannya Andi Mallarangeng yang tak pern ah ancam-mengancam, Anas berusaha melawan dengan sekuat tenaga. Yang ia miliki memang retorika politik yang mumpuni sehingga masyarakat pun dapat tersihir dengan kata-katanya, sehingga stigma negatif yang ia terima dapat ditembakkan kembali kepada Kawanbin PD. Non hukum berarti kasus suap P3SON sama sekali tidak ada kitannya dengan dirinya. Semuanya fitnah dan rekayasa maha besar. ‘Bayi yang lahir tidak Anak haram, anak yang Kalimat bayi yang tidak diharapkan diharapkan’ kelahirannya terlalu cep at, lahir mengalami perubahan makna atau anak yang lahir dalam konteks kehidupan Anas di bukan dari garis partai politik, dari awal yang menjabat keturunan sang raja bidang politik partai, kemudian memberanikan diri maju menjadi calon Ketua Umum walau tanpa restu SBY. SBY yang marah karena ‘settingannya’ tidak berhasil, membombardir Anas dengan berbagai cara dan yang paling ampuh yang paling kuat melalui kasus hukum.

‘Halaman Pertama’ Halaman Pertama identik Anas menganalogikan dirinya seperti dengan sebuah buku. sebuah buku. Ia meminta agar Biasanya berisi pengantar masyarakat dapat ‘membaca’ dirinya. l ■ 9 Jumal konranikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015

Tanda Makna Lama Makna Baru dan latar belakang Membaca semua peristiwa tentang peristiwa dirinya. Anas berusaha menarik simpati masyarakat. [alaman selanjutnya Jika diibaratkan sebuah Halaman selanjutnya memiliki makna 1(;bih bermakna buku cerita, semakin konotasi sebagai ancaman. Sebuali memasuki halaman warning bagi pihak-pihak yang selanjutnya semakin seru berseteru dengannya. Halaman buku dan menegangkan yang Anas janjikan ia harap menimbulkan rasa keirigintahuan yang tinggi dai masyarakat, syukur- syukur mendapat dukungan sebagai wistle blower atau justice collaborator. Ia juga berharap bis a menjadi simbol perlawanan penguasa zalim. ir erima Kashi’ Ucapan yang umumnya Makna terima kasih megalami disampaikan kepada orang perubahan menjadi sindiran yang yang telah memberikan tajam kepada penyidik KPK SBY. bantuan baik jasa maupun Terima kasih karena ditahan, terima material. kasih karena harus mengahdapi proses hukum yang berbelit-belit, terima kasih karena pemah membesarkan dirinya di karir politiknya sampai menjadi orang yang sangat terkenal dengan tuduhan koruptor. 1 )i atas segalanya’ Umumnya orang Kata ‘diatas’ mengalami perubahan menggunakan kata di atas makna menjadi ‘sutradara’, orang untuk menggambarkan yang memesan kasus, orang yang keberadaan Tuhan. Pihak mendalangi peristiwa yang sangat yang sangat berkuasa gaduh sehingga menjadi isu nasional >olitik keras dan Keras lawan kata dari Kata '‘keras’ dan ‘panas’ yang panas’ lembut. Panas lawan kata disandingkan dengan kata politik dari dingin dan sejuk menguatkan anggapan umum masyarakat bahwa politik selamanya tidak akan pernah santun dan damai. Slogan Partai Demokrat yang bersih dan santun menjadi luntur. Jika sudah masuk dalam dunia politik, maka harus siap dengan segala intrik, fitnah dan serangan. Dinamika politik hanya bisa dinikmati bagi orang yang bermental ‘petarung sejati’. ‘IJebas dan Merdeka’ Bebas : Kata bebas sangat kontradiksi dengan a. Lepas sama sekali, statusnya sebagai tersangka. Ia ( tidak terhalang, menggunakan logika terbalik. Jika terganggu, sehingga dapat seorang dinyatakan tersangka, jelas bergerak, berbicara, secara yuridis ia akan kehilangan hak- berbuat, dan sebagainya). haknya, ia akan terbelenggu di dalam b. Lepas dari penjara, ia tak mempunyai kebebasan (kewajiban, tuntutan, beraktivitas seperti warga masyarakat perasaan takut, dan lainnya, tetapi dengan memilih diksi sebagainya) bebas dan merdeka ini, ia ngin c. Tidak terikat atau mengungkapkan bahwa selama ia Hani Yuniani, Mythology Politik Jawa dalam Pidato Anas Urbaningrum (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Pidato Anas Urbaningrum Terkait Kasus Korupsi Hambalang)

Tanda Makna Lama Makna Baru terbebas dari aturan. berada di internal partai, terutama Sedangkan kata sejak terpilih menjadi Ketua Umum, “merdeka” dapat dlmaknai justru ia merasa tidak bebas, ia kerap sebagai tidak dijajah, diikuti oleh intelijen utusan SBY. Anas diperintah, dan lain-lain) hams menjaga loyalitasnya terhadap Ketua Dewan Pembina. Anas pun menjaga jarak dengan orang-orang yang tidak disukai SBY. Dia lebih tertutup dan menutup rapat komunikasi dengan sahabatnya di HMI. h>ekeija dengan Kerja keras yaitu Anas bekeija membangun dan kesungguhan' mengerahkan segala membesarkan partai, ia menjaga kemampuan dan tenaga soliditas ke DPD dan DPC di 33 agar pekeijaan dapat propinsi. Ia cukup dekat dengan terselesaikan dengan baik kader-kader di daerah. Ia menegaskan bahwa ia benar-benar bekeija, bukan menjilat dan membisik-bisiki SBY sehingga cepat naik jabatan. Jika ia memang manusia serakah, ia pasti akan membawa gerbong HMI nya untuk menduduiki jabatan strategis di partai, tapi kenyataanya tidak, ia membagi kekuasaan bahkan ia melepas jabatannya sebagai Ketua fraksi Demokrat di DPR. Hadiah Tahun Barn Hadiah : pemberian ; Makna “hadiah” menjadi sindiran 2014 tanda mata ; bingkisan. yang cukup sadis yang dikatakan Biasanya berupa barang, Anas, ia coba memenangkan opini uang atau fasilitas publik dengan mengatakan SBY lah tertentu. yang menginginkan penahanannya. SBY lah yang sangat berkepentingan. Rencana SBY berjalan mulus dan lancar, tentu hatinya akan senang menerima hadiah karena Anas berhasil disingkirkan dari partai dan berhasil dijebloskan ke dalam sel tahanan. Anas mengesankan SBY akan tertawa dan bahagia dengan keadaan Anas ini. Kebenaran dan Sesuatu yang sungguh- Makna kebenaran menjadi sempit keadilan akan sungguh benar ada. karena klaim Anas pada kalimat ini. menang Keadilan dapat diartikan Kebenaran yang sebelumnya sama berat, tidak berat bermakna sesuatu yang sakral dan sebelah, tidak memihak. suci menjadi ambigu karena publik dihadapkan pada kebenaran versi Anas. Pernyataan Anas mencari keadilan membuat publik bertanya masih adakah lembaga hukum yang dapat dipercaya, bahkan KPK pun temyata rawan dipolitisasi. Jiimal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015

5. Kesimpulaii sering didengungkan para kader partai, justru teijadi praktik perebutan kekuasaan melalui serangkaian fitnah dan l1. Penanda dan petanda yang bisikan para sengkuni di sekitar SBY. miincul1 dalam pidato Anas Analogi-analogi dan sindiran dari Anas Urbaningum yaitu: kepada SBY merupakan cara orang • ‘Kekuatan yang besar ‘ merupakan njawani mengekspresikan kemarahan dan penanda yang memiliki referen kekecewaannya. (rujukan/petanda) yaitu kekuasaan SBY sebagai kepala b. Mitologi Patrimonial negara, presiden, Dewan Pembina Partai sekaligus Ketua Majlis tinggi Budaya daerah Jawa yang bersifat partai yang piemiliki pengaruh dan kratonik sangat kentara dalam tubuh dominasi yang kuat. partai. Kader-kader yang dianggap £‘tidak • ‘Faktor non hukum’ merupakan loyal” kepada SBY, akan segera langsung petanda yang merujuk pada faktor dikeluarkan, apalagi jika tercium dekat politis internal Partai Demokrat. dengan Anas Urbaningrum. Budaya • ‘Bayi yang tidak diharapkan lahir’ kratonik semacam ini, sering merupakan penanda yang merujuk dianggap‘anti kritik’ dan ABS (asal Bapak pada jkemunculan Anas sebagai Senang) dan jilatisme. Implementasi pemenang kongres Partai budaya Jawa yang kratonik itu dan terlalu Demokrat yang tidak diharapkan hirarkis, menghendaki bawahan harus oleh “kubu Cikeas”. selalu patuh. Oleh karenanya, tradisi • ‘Politik keras dan panas’ politik modern yang diinginkan Anas sulit . merupakan penanda yang merujuk terwujud jika partai dikelola dengan pada intrik dan fitnah yang kejam amarah dan bend. Anas dianggap tidak yang ditujukan pada Anas semata- loyal dan harus ‘dibuang’ dari partai. mata untuk menurunkan Anas dari kursi Ketua Umum Partai c. Mitologi Watak N rim a dan Demokrat. R a sa R u m a n g sa . Sosok Anas di televisi menjadi 2. Mitos yang dimunculkan Anas menarik manakala melihat politisi Jawa dalam pidatonya terkait dengan mengalami kezaliman penguasa. Nrima beberapa pibak yang masuk dalam dalam pengertian falsafah hidup Jawa lingkaan pertandaan ini, yaitu: bukan berarti mandeg, tanpa upaya gigih. a. Mitologi Politik ‘Alus’ Nrima hanya sandaran psikologis. Antitesa dari politik santun yang Namun, di balik itu, orang Jawa selalu menjadi simbol SBY berwujud pada percaya ada banyak jalan menuju mencari Ungkapan Anas dalam kalimat politik rejeki (kebebasan dari kasus hukum keras dan kasar. Alus (halus) yang dalam konteks Anas). Melalui nrima dan menjadi falsafah hidup orang Jawa usaha, maka keberutungan akan datang. ternyata lebih menyalatkan karena ada operasi-operasi yang beijalan begitu 6. Saran sistematis dalam upaya kudeta atas Anas dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat. Ambiguitas pada beberapa kata dan Di balik kesantunan dan kelembutan yang kalimat yang sengaja dilempar Anas ke Hani Yuniani, Mythology Politik Jawa dalam Pidato Anas Urbaningrum (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Pidato Anas Urbaningrum Terkait Kasus Kompsi Hambalang) publik merupakan strategi komunkasi teijadinya pergantian kepemimpinan SBY polititisi yang cukup ampuh sehingga kepada presiden terpilih akan menimbulkan wacana dan membentuk memunculkan politisi baru dengan opini publik yang sedikit lebih objektif berbagai macam gaya komunikasi yang ketimbang opini media massa yang tentunya mempunyai tujuan tertentu. cenderung “memancing di air keruh” agar Pemikiran kritis dan skeptis sangat mendapat pundi-pundi rupiah. Bagi diperlukan agar khalayak penonton tak kalangan akademisi maupun awam yng hanya menerima pesan politisi tetapi tertarik dengan dunia pertandaan, analisis dapat cermat mengenali motif dan tujuan terhadap berbagai tipe retorika politisi komuniaksinya. menarik untuk dicermati mengingat

Daftar Pustaka

A1 Barbassy, Ma’mun Murod, Anas Griffin, Em, A First Look at Tumbal Cikeas, 2013, Pt. Gramedia Communicaton Theory, 2012, USA, Pustaka Utama Me Graw Hill

Barthes, Roland, 2012, Eleemen-elemen Haryanto, Sindung, 2013, Dunia Simbol Semiologi, , Jalasutra. Orang Jawa, IKAPI, Yogyakarta

Bungin, Burhan, 2012, Metode Penelitian Sobur, Alex, 2004, Semiotika komunikasi, Kualitatif, Edisi Kedua, Kencana , PT. Remaja Rosdakarya Predana Media Grup. Suseno, Frans Magnis, 1988, etika Jawa, Danesi, Michael, 2008, Pesan, Tanda, dan Sebuah Analisa Falsafi tentang Makna, , Jalasutra kebijaksanan Hidup Jawa, Jakarta, PT. Gramedia Denzin, Norman and Lincoln, 2009, Handbook of Qualitative Research, www.metrotvnews.com/videoprogram/vi Jakarta, Pustaka Pelajar deos/.../Anas.../Primetime%2oNew s diunduh tanggal 15 Mei 2014 Endraswara, Suwardi, 2013, Falsafah hidup Jawa, Yogyakarta, Cakrawala. http://news.metrotvnews.com/read/2014 /05/13/241418/anas-bantah-semua- Fiske, John, 2002, Introduction tuduhan-nazaruddin toCcommunication Studies, New York,Taylor and Francis Library http://www.herdi.web.id/j ej ak-budaya- korupsi-di-indonesia/ Fiske, John Pengantar Ilmu komunikasi, 2012, Jakarta, rajawali Pers

153