PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ALIH WAHANA NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER KE BENTUK FILM BUMI MANUSIA KARYA SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO: KAJIAN EKRANISASI SASTRA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Hilarius Aryokusumo Nim: 161224005

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ALIH WAHANA NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER KE BENTUK FILM BUMI MANUSIA KARYA SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO: KAJIAN EKRANISASI SASTRA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Hilarius Aryokusumo Nim: 161224005

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2021

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Aryokusumo. Hilarius. 2021. Alih Wahana Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer ke Bentuk Film Bumi Manusia Karya Sutradara Hanung Bramantyo: Kajian Ekranisasi. Skripsi. : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian ekranisasi tokoh dan penokohan dalam kategori proses perubahan, penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi. Fokus penelitian ini terletak pada tokoh dan penokohan cerita. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses ekranisasi tokoh dan penokohan dari kedua karya tersebut . Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan film Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo. Data diperoleh dengan teknik membaca, teknik menyimak, dan teknik mencatat. Teknik analisis yang digunakan yakni, (1) menguraikan kutipan novel dan cuplikan film dan (2) mengidentifikasi terhadap perubahan tokoh dan penokohan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses ekranisasi yang terjadi pada tokoh dan penokohan berupa proses perubahan tokoh dan penokohan, penambahan tokoh, penciutan tokoh dan penokohan, dan perubahan bervariasi penokohan. Proses perubahan berbentuk perubahan kutipan novel menjadi dialog atau adegan film. Penambahan tokoh berbentuk bertambahnya tokoh dalam film. Penciutan tokoh berbentuk pengurangan tokoh dalam film. Penciutan penokohan berbentuk hilangnya karakter tokoh dalam film. Perubahan bervariasi penokohan terjadi dengan berubahnya karakter tokoh dalam novel ketika diangkat ke dalam film. Kata Kunci: Novel, Film, Ekranisasi, Proses Perubahan, Penambahan, Penciutan, Perubahan Bervariasi.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Aryokusumo. Hilarius. 2021. The Transformation of the Novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer into the film Bumi Manusia by director Hanung Bramantyo: Study of Ecranisation. Essay. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This study aims to describe the study of figures and characterizations in the various categories of change, addition, downsizing and change processes. The focuses of this research lie in the figures and characterizations of the story. The purpose of this research is to describe the process of figures and characterization of the two works.

The research method used was descriptive comparative method. The data sources for this research were the novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer and the film Bumi Manusia by director Hanung Bramantyo. The data was obtained by reading techniques, listening techniques, and note taking techniques. The analysis techniques used were (1) describing novel quotes and film clips and (2) identifying changes in characters and characterizations.

The results of this study showed that the process of ekranisation that occurs in characters and characterizations was in the form of character change and characterization, adding characters, character downsizing and characterizing, and changing characterizations. The changed process was in a form of changing a novel quote into a dialogue or film scene. The addition of characters was in a form of increasing characters in the film. The downsizing of a character was in a form of reducing characters in the film. The downsizing of characterization was in a form of the loss of the characters in the film. The changes of varied characterization was shown by the changing of a character in the film.

Keywords: Novel, Film, Ekranisation, Change Process, Addition, downizing, Varied Change.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...... v

ABSTRAK ...... vi

ABSTRACT ...... vii

DAFTAR ISI ...... viii

DAFTAR BAGAN ...... xi

DAFTAR TABEL ...... xi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 7 1.3 Tujuan Penelitian ...... 7 1.4 Manfaat Penelitian ...... 8 1.5 Batasan Istilah ...... 9 1.6 Sistematika Penulisan ...... 10

BAB II LANDASAN TEORI ...... 12 2.1 Penelitian yang Relevan ...... 12

2.2 Kajian Teori ...... 16

2.2.1 Novel ...... 16

2.2.2 Film ...... 18

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.3 Ekranisasi...... 20

2.2.4 Tokoh dan Penokohan ...... 26

2.3 Kerangka Berpikir ...... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 31

3.1 Jenis Penelitian ...... 31

3.2 Sumber Data dan Data ...... 32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...... 32

3.4 Instrumen Pengumpulan Data ...... 34

3.5 Teknik Analisis Data ...... 34

3.6 Triangulasi Data ...... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 37

4.1 Sinopsis Novel Bumi Manusia dan Film Bumi Manusia ...... 37

4.4.1 Sinopsis Novel Bumi Manusia ...... 37

4.4.2 Sinopsis Film Bumi Manusia ...... 38

4.2 Deskripsi Data Alih Wahana Tokoh Novel Bumi Manusia ke Bentuk Film

Bumi Manusia ...... 40

4.3 Hasil Penelitian ...... 41

4.3.1 Hasil Penelitian Tokoh ...... 42

4.3.2 Hasil Penelitian Penokohan ...... 76

4.4 Pembahasan ...... 157

4.4.1 Proses Ekranisasi Tokoh Novel Bumi Manusia ke dalam bentuk film

Bumi Manusia ...... 157

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.4.2 Proses Ekranisasi Penokohan Novel Bumi Manusia ke dalam bentuk

film Bumi Manusia ...... 170

BAB V PENUTUP ...... 188

5.1 Kesimpulan ...... 188

5.2 Saran ...... 188

5.3 Implikasi ...... 189

DAFTAR PUSTAKA ...... 190

LAMPIRAN ...... 192

BIOGRAFI PENULIS ...... 213

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Berpikir ...... 30

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Penelitian Tokoh ...... 41

Tabel 2 Hasil Penelitian Penokohan ...... 41

Tabel 3 Hasil proses perubahan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi

Manusia ...... 43

Tabel 4 Hasil penambahan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi

Manusia ...... 69

Tabel 5 Hasil Penciutan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi

Manusia ...... 72

Tabel 6 Hasil proses perubahan penokohan novel Bumi Manusia ke bentuk film

Bumi Manusia ...... 77

Tabel 7 Hasil penciutan penokohan novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi

Manusia ...... 144

Tabel 8 Hasil perubahan bervariasi tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film

Bumi Manusia ...... 155

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya karya sastra, hadir sebuah teori yang bernama resepsi sastra. Menurut Pradopo (2017:218), resepsi sastra merupakan ilmu keindahan berdasarkan tanggapan-tanggapan pembaca terhadap karya sastra.

Pendapat tersebut didukung oleh Sastriyani (2001:253) bahwa resepsi sastra mengkaji teks sastra dengan meninjau sambutan atau tanggapan pembaca yang dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, dan golongan sosial. Sebuah karya sastra, terutama karya sastra yang dipublikasikan ke masyarakat, perlu mempertimbangkan kepuasan dan makna yang hendak disampaikan kepada pembaca. Oleh karena itu, tanggapan-tanggapan pembaca menjadi sangat dibutuhkan.

Salah satu tanggapan pembaca terhadap karya sastra dapat berupa karya yang mempunyai wujud baru, contohnya seperti membuat film dari sebuah novel.

Novel merupakan bentuk karya sastra yang termasuk dalam karya fiksi.

Nurgiyantoro (2015:11) menyebutkan bahwa novel pada awalnya merupakan sebuah barang baru yang kecil, lalu dimaknai kembali sebagai cerita pendek berbentuk prosa. Novel dikemas secara kreatif sesuai dengan imajinatif penulis tentang persoalan kehidupan manusia secara kompleks dan berbagai konflik sehingga pembaca memperoleh pengalaman-pengalaman baru tentang kehidupan.

Berbeda dengan novel yang berupa tulisan, film merupakan gambar hidup.

Penonton mampu menikmati film secara audiovisual, tidak seperti novel yang

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

hanya berupa visual. Film menurut Eneste (1991:60) merupakan hasil sinkronisasi dari berbagai macam kesenian, seperti musik, seni rupa, drama, dan sastra ditambah dengan unsur fotografi. Artinya adalah, film adalah kombinasi penggambaran suatu teks atau naskah ke dalam bentuk penggambaran audiovisual. Sumber naskah untuk sebuah film dapat berasal dari apa saja, mulai dari naskah murni yang dibuat oleh penulis naskah, naskah yang sudah pernah digunakan oleh orang lain, atau dari novel.

Perubahan novel ke bentuk film dapat disebut sebagai alih wahana. Damono

(2018:9) mengatakan bahwa alih wahana adalah kegiatan mengubah dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Fokus alih wahana tidak hanya pada novel dan film saja. Ada banyak jenis alih wahana yang dilakukan, seperti menerjemahkan suatu buku, mengubah cerpen ke bentuk film, bahkan mengalihwahanakan novel menjadi film. Dalam mengaplikasikan teori alih wahana, kajian ekranisasi menjadi salah satu kajian khas dalam mengalihwahanakan satu karya menjadi karya yang baru. Ekranisasi merupakan pelayarputihan atau pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film

(Erneste, 1991:60). Erneste (1991:11) menambahkan bahwa ekranisasi lebih tajam dibandingkan dengan istilah adaptasi. Hal ini disebabkan adaptasi bisa bermakna hanya mengangkat cerita atau tokoh-tokoh novel, sedangkan ekranisasi berarti pemindahan novel ke layar putih atau memfilmkan novel.

Perubahan bentuk dari novel ke bentuk film sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Tidak jarang penikmat film dan novel memiliki pertanyaan kecocokan antara naskah film dan tulisan asli novel tersebut, misalnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

mungkinkah timbul perbedaan dari keduanya atau keseluruhan isi novel dapat difilmkan atau tidak. Akhirnya, banyak pembaca novel yang menonton film yang diangkat dari novel dan penikmat film yang membeli novel sebagai naskah asli sebelum difilmkan demi mencari kecocokan dan perbedaan antara dua karya tersebut. Berdasarkan hal tersebut, tentunya perbedaan antara novel dan film perlu diteliti lebih lanjut secara ilmiah.

Untuk meneliti salah satu contoh alih wahana, peneliti memilih novel Bumi

Manusia dan film Bumi Manusia. Daya tarik novel Bumi Manusia yang pertama kali dapat ditemukan adalah novel ini ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.

Sebagai seorang penulis yang berkali-kali menjadi kandidat peraih Nobel Sastra, karya Pramoedya Ananta Toer tentu menarik untuk dibaca. Selain menjadi kandidat peraih Nobel Sastra, Pramoedya Ananta Toer mendapatkan beberapa perhargaan internasional. Dalam novel Bumi Manusia halaman 536-537 telah disebutkan beberapa penghargaan tersebut, yaitu Freedom to Write Award dari

PEN American Center (1988), anugerah dari The Fund for Free Expression, New

York, Amerika Serikat (1989), UNESCO Madanjeet Singh Prize “In Recognition of His Outstanding Contribution to The Promotion of Tolerance and Non- violance, Paris, Prancis (1996), sampai Centenario Pablo Neruda, Chili, 2004.

Selain itu, Pramoedya Ananta Toer menulis karya-karyanya selama ia dipenjara di

Pulau Buru pada tanggal 13 Oktober 1965 sampai dengan Desember 1979 di penjara yang berbeda tanpa pernah diadili. Hal ini terjadi karena Pramoedya

Ananta Toer sempat dikabarkan terlibat dalam peristiwa G30S PKI. Meskipun beliau berada di penjara, beliau tetap melahirkan karya-karya yang terkenal di luar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Indonesia, bahkan diterjemahkan ke dalam 41 bahasa. Salah satu dari tetralog

Pulau Buru adalah novel Bumi Manusia yang diterbitkan pertama kali oleh Hasta

Mitra pada tahun 1980.

Hal menarik lainnya dalam novel Bumi Manusia adalah novelis Pramoedya

Ananta Toer memberikan kritik sosial terhadap kondisi Indonesia saat masa penjajahan kolonial Belanda. Hal ini menjadi sebuah kritik yang berani mengingat dominasi pemerintah kolonial pada masa itu terhadap penulis pribumi yang berani mengkritik pemerintah kolonial akan ditindak secara tegas. Pramoedya Ananta

Toer berhasil menulis cerita tentang perjuangan Minke, seorang priyayi keturunan pribumi yang bernama asli R.M. Tirto Adhi hendak membuat Indonesia yang saat itu masih dijajah Belanda menjadi sebuah negara yang bebas, tidak ada pribumi, tidak ada Indo, dan tidak ada perbedaan ras. Minke yang terbuka matanya berkat perjuangan Nyai Ontosoroh, seorang nyai yang berjuang dan berhasil sukses tanpa tuannya, harus mengalami pahitnya kenyataan bahwa statusnya sebagai pribumi hanya dipandang sebelah mata oleh kaum Eropa. Sebagai siswa HBS yang berprestasi, Minke berani melawan pemerintah sebagai penulis berita. Tentu saja

Minke menggunakan nama penanya demi keamanannya sendiri. Perjuangannya menciptakan keadilan harus sirna karena pahitnya realita. Kerja kerasnya untuk memperjuangkan istrinya, Annelies Mellema tak membuahkan hasil yang manis.

Annelies tetap pergi ke negara leluhurnya, yaitu Belanda. Minke pun bersedih karena hasil kerja kerasnya tidak sebanding dengan usaha yang telah ia berikan.

Novel Bumi Manusia tersebut berisi banyak budaya Indonesia dan berlatar di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Negara Indonesia pada masa kolonialisme Belanda sehingga menjadikan novel ini menarik untuk dibaca.

Selain kepopuleran pada novel, film Bumi Manusia juga memiliki kepopulerannya tersendiri. Salah satu kepopulerannya, yaitu memilih aktor yang popularitasnya cukup tinggi. Aktor tersebut adalah Iqbaal Ramadhan yang berperan sebagai tokoh utama cerita, yaitu Minke. Meskipun demikian, perdebatan di masyarakat sempat muncul karena Iqbaal Ramadhan dikabarkan tidak cocok berperan sebagai Minke. Selain dari segi aktor, sosok Hanung

Bramantyo selaku sutradara film menjadi faktor lain kepopuleran film Bumi

Manusia.

Melalui artikel dari Tribunnewswiki.com pada tanggal 30 Juli 2019, Hanung

Bramantyo memiliki pencapaian dalam karirnya. Beberapa penghargaan yang diraih adalah Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia lewat film Brownies

(2005), Sutradara Film Terbaik Festival Film Indonesia lewat film Get Married

(2007), Sutradara Terbaik Festival Film Bandung lewat film Ayat-Ayat Cinta

(2008), Sutradara Terpuji Festival Film Bandung lewat film

(2011), dan masih banyak lagi. Segi penonton menjadi faktor kepopuleran berikutnya. Film Bumi Manusia berhasil meraih 1.316.583 jumlah penonton dengan pendapatan kotor Rp52,7 miliar.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, terdapat beberapa perbedaan terhadap unsur tokoh dan penokohan pada novel dan film Bumi Manusia. Dalam novel di halaman 16, terdapat narasi “Tanpa mengetuk pintu kamar pemondokanku (Minke), Robert Suurhof–di sini tak kupergunakan nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

sebenarnya masuk.” Namun, dalam film Bumi Manusia menit 03.54 diceritakan bahwa Robert Suurhof mengetuk kamar pemondokan Minke. Selain itu, pada film Bumi Manusia, Robert Suurhof bersikap sombong dengan “Lafaard” pada menit 08.09 yang berarti pengecut. Namun, dalam novel Bumi Manusia halaman

17, Robert Suurhof menghina Minke dengan kalimat “Suurhof menghina Minke yang pengecut dalam narasi, "Kecut sebelum turun gelanggang."

Baik novel maupun film Bumi Manusia terdiri atas unsur-unsur pembangun yang meliputi tokoh dan penokohan, tema, alur, latar, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Akan tetapi, peneliti akan melakukan penelitian pada unsur tokoh dan penokohan. Sebagai salah satu unsur intrinsik karya sastra, tokoh dan penokohan memegang peran yang cukup penting. Penokohan berperan sebagai tulang punggung suatu novel (Erneste, 1991:11). Maksudnya adalah, tokoh selaku pembawa cerita tidak bisa dipandang sebelah mata. Pengarang cerita dalam menyusun sebuah karya prosa perlu mempertimbangkan dalam menyusun tokoh- tokoh dalam cerita tersebut. Tidak hanya berfokus pada wujud fisik tokoh, tetapi juga peran tokoh-tokoh tersebut di dalam cerita.

Dengan kehadiran sosok tokoh, unsur intrinsik yang lainnya akan menjadi lebih hidup. Unsur tokoh dapat dianalogikan sebagai berikut. Sebuah latar rumah megah, istana dengan segala isinya, ataupun sebuah perkampungan kumuh di sudut kota tidak akan menjadi hidup tanpa kehadiran tokoh di tempat tersebut.

Sebuah alur cerita yang bagus, tanpa cela, dan tersusun rapi hanya akan menjadi sebuah garis cerita kosong tanpa ada tokoh yang menjalankan peran sesuai alur tersebut. Sebuah naskah dengan tema yang sarat makna pun hanya akan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

tema belaka tanpa ada sosok tokoh yang hadir dan menjalankan cerita sesuai tema tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti dapat menarik simpulan bahwa unsur tokoh dan penokohan dalam proses alih wahana novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia perlu diteliti lebih lanjut. Novel dan film Bumi Manusia merupakan dua karya yang berbeda. Novel disusun menggunakan media tulisan, sedangkan film lebih mengutamakan dialog para aktor dan teknologi canggih sebagai unsur pendukungnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan perbedaan novel dan film Bumi Manusia berdasarkan tokoh dan penokohan.

Untuk meneliti perbedaan tersebut, peneliti akan menggunakan teori ekranisasi sebagai unsur analisis. Hal-hal penting yang akan dianalisis peneliti adalah proses perubahan, penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagaimana proses ekranisasi tokoh novel Bumi Manusia ke dalam bentuk

film Bumi Manusia?

b. Bagaimana proses ekranisasi penokohan novel Bumi Manusia ke dalam

bentuk film Bumi Manusia?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

a. Mendeskripsikan proses ekranisasi tokoh novel Bumi Manusia ke dalam

bentuk film Bumi Manusia.

b. Mendeskripsikan proses ekranisasi penokohan novel Bumi Manusia ke dalam

bentuk film Bumi Manusia.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat secara teoretis dan praktis sebagai berikut.

1.4.1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman baru pembaca terhadap kajian ekranisasi novel ke bentuk film.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi masyarakat, guru Bahasa Indonesia, dan bagi peneliti selanjutnya. Berikut ini adalah penjelasannya. a. Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat adalah penelitian ini diharapkan mampu mampu menumbuhkan apresiasi dan penghargaan masyarakat terhadap hasil dan bentuk karya seni, baik berupa novel maupun film. b. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi para guru khususnya guru bahasa Indonesia dalam dalam materi kelas XI yaitu menilai karya melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

resensi. Skripsi ini juga dapat dijadikan referensi guru dalam materi Bahasa

Indonesia kelas XII yaitu materi menyajikan gagasan melalui artikel. c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat praktis lainnya adalah penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi peneliti selanjutnya dalam memberi gambaran penelitian sastra, khususnya ekranisasi.

1.5. Batasan Istilah

Demi menghindari kesalahan dalam memaknai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini penjelasan istilah-istilah dalam penelitian tersebut.

1.5.1. Ekranisasi

Ekranisasi diartikan sebagai pelayarputihan atau pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film (Eneste, 1991:60).

1.5.2. Proses Perubahan

Proses perubahan diartikan sebagai proses mengubah dunia kata-kata menjadi dunia gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan (Eneste, 1991:60).

1.5.3. Penambahan

Penambahan diartikan sebagai penambahan pada cerita, alur, penokohan, atau suasana yang masih relevan dengan cerita secara keseluruhan atau pelbagai alasan yang lain (Erneste, 1991:64).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

1.5.4. Penciutan

Penciutan diartikan sebagai pemotongan sebagaian cerita, alur, tokoh-tokoh, latar ataupun suasana novel tidak akan dijumpai dalam film (Erneste, 1991:61).

1.5.5. Perubahan Bervariasi

Perubahan bervariasi berarti terjadinya variasi-variasi tertentu antara novel dan film (Erneste, 1991:65).

1.5.6. Novel

Secara leksikal, novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Nurgiyantoro,

2015:11).

1.5.7. Film

Film merupakan perpaduan dari berbagai macam kesenian, seperti musik, seni rupa, drama, dan sastra ditambah dengan unsur fotografi (Eneste, 1991:18).

1.5.8. Tokoh

Tokoh adalah pihak atau subjek tertentu yang mengalami cerita, sehingga lahir sebuah kisah dari awal hingga akhir (Eneste, 1991:24).

1.5.9. Penokohan

Penokohan merupakan sifat atau watak yang dimiliki tokoh-tokoh(Eneste,

1991:24).

1.6. Sistematika Penyajian

Peneliti menyusun sistematika penyajian sebagai kerangka, pedoman, dan kemudahan memahami penelitian ini. Sistematika penyajian dalam skripsi ini berupa bagian awal skripsi, bagian utama skripsi, dan bagian akhir skripsi. Bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

awal skripsi ini terdiri dari sampul, halaman depan, halaman judul, halaman persetujuan dosen pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, halaman daftar gambar, halaman daftar lampiran, arti lambang, dan singkatan dan abstraksi.

Selanjutnya, bagian utama skripsi terbagi dalam beberapa bab dan subbab.

Bab I yang merupakan pendahuluan Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II merupakan bab landasan teori yang berisi penelitian terdahulu mengenai kajian-kajian yang relevan dengan penelitian ini, landasan teori mengenai pengertian novel, film, ekranisasi, unsur intrinsik karya sastra prosa, dan kerangka berpikir yang berisi rancangan penelitian secara bertahap demi memudahkan penelitian. Bab III merupakan bab metodologi penelitian. Bab ini berisi metode yang dilakukan peneliti selama penelitian berlangsung. Subbab dalam bab ini berisi jenis penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian. Bab terakhir adalah Bab V yang merupakan bab penutup. Bab penutup berisi penjabaran simpulan objektif dan saran. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan daftar lampiran seperti tabel, grafik, dan lampiran lainnya selama penelitian berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menemukan penelitian- penelitian sejenis yang sejalan dengan penelitian ini, yaitu tentang ekranisasi, novel, dan film Bumi Manusia. Penelitian-penelitian terdahulu itulah yang menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian ini dengan variasi yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan menginspirasi peneliti.

Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian dari Yogi Wina Aruna

(2020) dengan judul “Ekranisasi Alur Cerita Novel Dilan 1990 Karya Pidi Baiq menjadi Film Dilan 1990 Karya Fajar Bustomi”. Penelitian tersebut dilakukan untuk mendeskripsikan penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi pada alur cerita novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq dengan alur cerita film Dilan 1990 yang disutradarai oleh Fajar Bustomi. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif komparatif. Sumber data dalam penelitian tersebut adalah novel Dilan “Dia adalah Dilanku Tahun 1990” karya Pidi Baiq yang diterbitkan oleh Patel Books, Mizan Media Utama Cetakan XII di Bandung pada tahun 2018 dengan tebal 346 halaman dan film Dilan “Dia adalah Dilanku Tahun

1990” produksi MAX Picture dengan durasi 105 menit. Hasil penelitian tersebut adalah alur novel Dilan “Dia adalah Dilanku Tahun 1990” karya Pidi Baiq menjadi film Dilan “Dia adalah Dilanku Tahun 1990” karya Fajar Bustomi mengalami perubahan alur berupa penambahan, penciutan, dan perubahan

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

bervariasi. Perubahan terjadi pada bagian perkenalan (exposition), permasalahan

(conflict), puncak permasalahan (climax), dan penyelesaian (denouement)

Penelitian relevan berikutnya adalah penelitian dari Novia Nur Afsani

(2020) dengan judul “Ekranisasi Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta

Toer ke dalam Film”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mendeskripsikan penciutan, penambahan, dan variasi tokoh, alur, dan latar terhadap novel Bumi

Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer ke film Bumi Manusia karya sutradara

Hanung Bramantyo. Penelitian itu termasuk dalam jenis penelitian kualitatif studi pustaka. Sumber data penelitian tersebut menggunakan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang diterbitkan oleh Lentera Dirpantara pada tahun 2005 dengan tebal 535 halaman. Selain novel, film Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo Falcon Pictures dengan durasi 3 jam 22 detik turut menjadi sumber data penelitian tersebut. Hasil dari penelitian itu adalah terdapat

15 perbedaan scene antara novel dan film Bumi Manusia yang terjadi pada alur, adegan, dan latar.

Penelitian relevan ketiga adalah penelitian dari Devita Wulansari (2015) dengan judul “Ekranisasi Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye dan

Film Bidadari-Bidadari Surga: Kajian Humaniora”. Penelitian itu dilakukan untuk mendeskripsikan unsur-unsur struktural, aspek-aspek humaniora, dan perbedaan antara novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dan Film

Bidadari-Bidadari Surga. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis struktural, humaniora, dan perbedaan antara novel dan film.

Analisis struktural novel dan film Bidadari-Bidadari Surga ini meliputi tokoh

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

dan penokohan, alur, latar, dan konflik. Hasil dari penelitian tersebut adalah ditemukan keterkaitan antara tokoh dan penokohan, alur, latar, dan konflik dalam novel dan film Bidadari-Bidadari Surga. Dengan adanya keterkaitan dari keempat aspek tersebut, cerita dalam novel maupun film menjadi lebih hidup dan lebih menarik untuk dinikmati.

Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian dari Nur Hastuti (2018) dengan judul “Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer Kajian

Sosiologi Sastra”. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran hubungan sosial masyarakat Jawa dan Eropa atau antara kelas atas (borjuis) dan kelas bawah (proletar). Penelitian yang termasuk dalam penelitian studi pustaka tersebut menggunakan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer sebagai sumber data primer dan sumber sekunder dari kepustakaan. Hasil penelitian tersebut adalah gambaran hubungan masyarakat Jawa dan Eropa atau antara kelas atas (borjuis) dan kelas bawah (proletar) jelas terlihat perlakuan sikap pada masa itu. Masyarakat Eropa yang diakui sebagai pemilik derajat paling tinggi mengharuskan masyarakat Jawa memercayai ucapan masyarakat Eropa. Di sisi lain, masyarakat Indo (campuran Eropa dan Indonesia) tetap rendah hati terhadap pribumi lainnya. Penelitian-penelitian tersebut merupakan penelitian yang memiliki topik serupa, tetapi berbeda variabel penelitiannya.

Kepopuleran novel Bumi Manusia bagi pada penikmat sastra Indonesia sungguh kuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa penelitian yang bersumber pada novel Bumi Manusia. Novel ini pernah diteliti dalam segi kajian sosiologi sastra dengan judul Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Toer Kajian Sosiologi Sastra yang ditulis oleh Nur Hastuti. Novel ini pun juga telah diteliti dalam kajian feminisme dengan judul Bias Gender Dalam Novel

Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer: Kajian Feminisme yang ditulis oleh Winda, Harris, Nurizzati.

Penelitian novel Bumi Manusia ternyata tidak hanya terfokus pada tokoh utama saja, melainkan bias pada sudut pandang tokoh pembantu. Hal ini terdapat pada penelitian yang berjudul Manusia dan Budaya Jawa dalam Roman Bumi

Manusia: Eksistensialisme Pemikiran Jean Paul Sartre yang ditulis oleh Puji

Retno Hardiningtyas. Studi pendidikan karakter pun tak luput diteliti dengan judul

Studi Pendidikan Karakter Dalam Media (Analisis Nilai-Nilai Karakter Dalam

Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer) yang ditulis oleh Rahmi.

Sebagai bentuk kebaruan dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus pada proses ekranisasi tokoh dan penokohan yang terjadi diantara novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dengan film Bumi Manusia karya sutradara

Hanung Bramantyo. Peneliti memiliki beberapa alasan kuat, yaitu belum ada penelitian yang berfokus pada proses ekranisasi tokoh dan penokohan antara novel dan film Bumi Manusia. Meskipun pada penelitian Novia Nur Afsani meneliti tentang ekranisasi novel dan film Bumi Manusia, hasil penelitian tersebut hanya seputar proses ekranisasi pada latar, alur, dan keterkaitan tokoh dalam novel dengan aktor yang bermain dalam film Bumi Manusia. Sebagai pertimbangan terakhir, film Bumi Manusia rilis pada tahun 2019 sehingga penelitian ini dapat diakui dalam segi aktualitas. Berdasarkan beberapa pertimbangan bentuk kebaruan tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

penelitian terhadap novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama, yaitu Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo.

2.2 Kajian Teori

Kajian teori digunakan sebagai pendukung keakuratan data dalam penelitian ini. Dalam penelitian Alih Wahana Novel Bumi Manusia karya Pramoedya

Ananta Toer ke Bentuk Film Bumi Manusia karya Sutradara Hanung Bramantyo:

Kajian Ekranisasi akan menguraikan teori novel, film, ekranisasi, dan tokoh dan penokohan. Teori-teori yang telah dipilih menjadi landasan penelitian ini.

2.2.1 Novel

Sebutan novel dalam bahasa Indonesia merupakan bentuk adaptasi dari bahasa Inggris novel. Banyak yang mengira bahwa kata “Novel” berasal dari bahasa Inggris. Namun, pendapat itu kurang tepat. Novel berasal dari bahasa Italia novella (dalam bahasa Jerman novelle). Secara leksikal, novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Nurgiyantoro, 2015:11). Novella dan novelle saat ini diadaptasi dan memiliki arti yang sama dengan istilah dalam bahasa Indonesia yaitu novel yang berarti sebuah karya sastra prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Hal ini sependapat dengan Damono

(2005:98), Novel bisa dibaca sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh si pembaca. Ditinjau dari segi jumlah kata, biasanya novel mengandung kata-kata yang berkisar antara 35.000 buah sampai tak terbatas. Tarigan (1991: 165)

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

menambahkan, novel yang paling pendek itu harus terdiri minimal 100 halaman dan rata-rata waktu yang dipergunakan untuk membaca novel minimal 2 jam.

Menurut genre karya sastra, novel termasuk dalam karya sastra berbentuk prosa. Cerita dalam novel relatif panjang dan umumnya terbentuk dalam ratusan halaman. Bahkan, satu pokok cerita bisa terbentuk dalam beberapa judul novel, seperti novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari yang terbit dalam dua jilid.

Seperti pada pembahasan sebelumnya, novel terwujud sebagai karya prosa fiksi yang cukup panjang dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang orang di sekitarnya. Cerita yang diangkat dalam novel dapat berupa realita kehidupan di zaman novel itu diciptakan. Sama seperti karya sastra prosa lainnya, cerita dalam novel memiliki dua unsur pembangun. Unsur tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Nurgiyantoro (2015:39) menjelaskan, unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun novel dari dalam novel tersebut.

Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur- unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik ini meliputi tema, latar, tokoh dan penokohan, alur, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

Berbeda halnya dengan unsur intrinsik, unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar novel itu sendiri. Meskipun tidak membangun dari dalam cerita, unsur ekstrinsik dapat berpengaruh dalam bagian pembangunan cerita, yaitu pandangan penulis terhadap novelnya, pengaruh latar belakang penulis terhadap gaya penulisannya. Bila disusun secara ringkas, unsur biografi pengarang mampu memengaruhi karya yang dihasilkannya. Oleh sebab itu,

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

perbedaan kedua unsur tersebut lebih bersifat teoritis di samping terlihat untuk

menyederhanakan masalah (Nurgiyantoro, 2015:31).

Sumber kekuatan dalam novel merupakan kata-kata yang tersusun rapi di

dalamnya. Kata-kata yang telah tersusun tersebut diharapkan mampu membangun

imajinasi pembaca seolah-olah pembaca sanggup melihat cerita tersebut di depan

mata mereka. Tantangan tersebut itulah yang harus dihadapi para penulis novel.

Semakin pembaca mampu memahami novel, maka novel tersebut dapat dikatakan

sukses.

Aminuddin (2009:62) memberikan sebuah pendapat bahwa pembaca sastra

(novel) dapat dilatarbelakangi oleh tujuan mendapatkan berbagai macam nilai

kehidupan. Dalam hal demikian, kegiatan membaca (1) dapat mengisi waktu

luang, (2) memperoleh hiburan, (3) mendapat informasi, (4) media pengembangan

dan pemerkaya pandangan kehidupan dan (5) memberikan pengetahuan nilai

sosiokultural dari zaman atau masa karya itu dilahirkan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa novel

merupakan salah satu karya prosa yang cukup panjang dan memiliki unsur

pembangun. Unsur pembangun novel adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Kehadiran kedua unsur tersebut menjadi penting karena mampu membangun

imajinasi dari pembaca novel.

2.2.2 Film

Dibandingkan dengan novel, film lebih menyuguhi gambar-gambar hidup,

konkret, dan visual, seakan penonton menyaksikan kejadian sesungguhnya

(Eneste, 1991:61). Film adalah jenis kesenian yang paling muda, sebelum adanya

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

televisi (Damono, 2018:110). Film merupakan perwujudan kejadian dalam bentuk gambar yang bergerak disertai iringan musik. Eneste (1991:18) menjelaskan, dalam pembentukan sebuah film, dapat dikatakan bahwa film merupakan perpaduan dari berbagai macam kesenian, seperti musik, seni rupa, drama, dan sastra ditambah dengan unsur fotografi. Apabila novel terbentuk melalui kumpulan kata-kata yang tersusun rapi, film terbentuk dari kumpulan gambar yang bergerak atau berjalan yang disertai unsur seni lainnya. Salah satu bentuk kekuatan film adalah penonton tidak perlu berimajinasi terlalu panjang karena penonton dapat melihat adegan-adegan secara langsung.

Gerak adalah salah satu esensi film. Gerak terebut bisa ditimbulkan oleh kamera, gerak objek-objeknya, penyusunan gambar (editing), maupun gerak akibat pergerakan dari sang tokoh dalam film (Eneste, 1991:18). Bahasa dalam film tergabung dalam dua bidang pula, yaitu bahasa gambar dan suara. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Pratista, yaitu bahasa film adalah kombinasi antara bahasa suara dan bahasa gambar (Pratista 2008:3).

Berdasarkan media pembuatan, film termasuk dalam media audio-visual.

Adegan-adegan yang telah direkam akan diperkuat dengan iringan suara, baik suara pemeran tersebut atau suara-suara tambahan. Hal ini perlu dilakukan supaya film tersebut dapat berjalan secara optimal. Selain diperkuat dengan audio, seni rupa ikut serta dalam pengoptimalan film. Hal ini dapat dilihat dengan penataan rupa, latar, dan lain-lain (Eneste, 1991:18).

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Peneliti menyimpulkan bahwa film bermakna sebagai sebuah karya audio

visual dengan menggabungkan berbagai macam kesenian yang ada. Dengan

adanya berbagai macam kesenian tersebut, film menjadi sebuah himpunan karya.

2.2.3 Ekranisasi

Karya sastra kini semakin berkembang. Seiring berjalannya waktu, karya

sastra prosa mulai diangkat ke layar lebar. Salah satu karya sastra prosa yang telah

diangkat ke layar lebar adalah novel. Beberapa contoh nyata dari novel dalam

negeri maupun luar negeri yang dilayarputihkan menjadi sebuah film adalah film

Harry Potter, Sherlock Holmes, IT, Fifty Shades of Gray, dan Pet Semetery yang

berasal dari novel dengan judul yang sama. Seniman tanah air pun ikut serta

dalam mengalihwahanakan novel ke bentuk film. Peneliti melihat film-film karya

Raditya Dika yang mengalihwahanakan novel ciptaannya sendiri, seperti Marmut

Merah Jambu, Cinta Brontosaurus, dan Manusia Setengah Salmon.

Contoh lain film hasil ekranisasi dari dalam negeri adalah film Perahu

Kertas yang berasal dari novel dengan judul yang sama. Namun, peneliti

menyadari bahwa proses ekranisasi sudah berlangsung di Indonesia sejak tahun

1970-an. Berikut ini kutipan Eneste (1991: 9-11) menyebutkan beberapa hasil

adaptasi karya sastra.

Film Atheis karya Achdiat K. Mihardja, Si Doel Anak Betawi (1932) karya yang diangkat dari novel Si Doel Anak Betawi (1972) karya Aman Dt. Madjoindo, film Salah Asuhan (1972) karya Asrul Sani yang diangkat berdasarkan novel Salah Asuhan (1928) karya Abdoel Moeis, film Darah dan Mahkota Ronggeng (1983) karya Ami Priyono yang diangkat dari novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982) karya Ahmad Tohari, film Jangan Ambil Nyawaku (1982) yang diangkat dari novel karya Titi Said, film Roro Mendut karya Ami Priyono (1984) yang diangkat dari novel Roro Mendut karya

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Y.B. Mangunwijaya, film Ca Bau Kan karya Nia Dinata yang diangkat dari novel Ca Bau Kan karya Remy Sylado (2002).

Ekranisasi merupakan proses pelayarputihan, pemindahan, atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film (Eneste, 1991:60). Selama proses pelayarputihan berlangsung, terdapat berbagai macam perubahan yang terjadi.

Salah satu penyebab perubahan adalah karena kedua karya tersebut berbeda jenis dan perlu disiapkan secara matang. Menurut Suseno (2011:1), film yang berangkat dari karya sastra keberadaannya di masyarakat menyisakan masalah keorisinalitas dan menganggap bahwa ketika suatu karya sastra tersebut dialihwahanakan akan merusak citra karya sastra tersebut. Meskipun demikian, ekranisasi itu sendiri memiliki hubungan dengan pendekatan pragmatik dan resepsi. Keindahan suatu karya sastra bukan sesuatu yang mutlak, abadi, dan tetap. Keindahan bergantung pada situasi dan latar belakang sosio-budaya si pembaca (Pradotokusumo, 2005: 80).

Perubahan-perubahan yang terjadi ketike novel dilayarputihkan menjadi sebuah film. Perubahan yang pertama adalah berkaitan dengan bentuk cerita.

Cerita dalam novel dibentuk melalui rangkaian kata-kata yang tersusun secara sistematis. Eneste (1991:60) menjelaskan, alat utama dalam novel adalah kata- kata. Maksudnya adalah segala isi dari novel dijelaskan dalam bentuk kata-kata.

Namun, film dibentuk melalui gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan disertai musik pendukung. Kesimpulannya adalah ekranisasi merubah rangkaian kata-kata tersebut ke dalam dunia gambar-gambar. Keseluruhan cerita, alur, penokohan, latar, dan gaya sebuah novel berubah menjadi sebuah tampilan gambar visual dengan adanya pemeran di dalamnya.

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Perubahan selanjutnya adalah perubahan proses pembuatannya. Novel merupakan hasil kreasi seorang atau gabungan penulis yang disebut novelis.

Seseorang yang memiliki pengalaman, pemikiran, ide, atau hal lain, bisa menciptakan sebuah buku dan dibaca oleh banyak orang (Eneste 1991:60).

Namun, film merupakan hasil kerja suatu kelompok. Kelompok tersebut meliputi produser, penulis skenario, sutradara, juru kamera, penata artistik, penata musik, pemain, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ekranisasi bisa dikatakan sebagai perubahan dari hasil kerja individu menjadi hasil kerja satu tim.

Eneste (1991:61) menambahkan, perubahan yang terakhir adalah perubahan pada proses penikmatan karya sastra tersebut. Sebuah novel bisa dinikmati dengan membaca di manapun, kapanpun, dan dapat dibaca secara berkala. Akan tetapi, film dinikmati dengan cara menontonnya di tempat tertentu dan dengan waktu tertentu. Oleh sebab itulah, ekranisasi juga bisa diartikan sebagai proses perubahan dari kesenian yang dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja menjadi kesenian yang hanya dapat dinikmati di tempat-tempat tertentu dan pada waktu-waktu tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas, proses ekranisasi memberikan dampak perubahan pada karya yang baru. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya adalah proses perubahan, penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi.

Berikut ini adalah penjabarannya.

1) Proses perubahan

Ketika sebuah karya sastra prosa diangkat ke dalam film, terdapat beberapa perubahan. Perubahan tersebut terjadi karena ekraniasi mengalami proses

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

mengubah dunia kata-kata menjadi dunia gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan (Eneste, 1991:60). Karya sastra prosa yang dinikmati secara visual melalui kata-katanya dirubah menjadi karya baru yang dapat dinikmati secara audiovisual.

Proses perubahan ini berdampak terhadap unsur intrinsik. Sebagai salah satu tulang punggung cerita, tokoh dan penokohan terpengaruh proses perubahan ketika diangkat ke dalam film. Kemunculan tokoh-tokoh dalam novel dihadirkan melalui kata-kata. Namun, ketika diangkat ke dalam film, kemunculan tokoh dihadirkan secara langsung di layar kaca dan bukan melalui kata-kata. Deskripsi fisik tokoh dalam novel dijelaskan melalui narasi novelis. Setiap pembaca bisa membayangkan wujud tokoh tersebut dan kemungkinan bayangan tokoh tersebut berbeda dengan pembaca yang lain. Namun, deskripsi fisik tokoh dalam film dapat dilihat secara langsung oleh penonton tanpa perlu ada narasi yang menjelaskan deskripsi fisik tokoh tersebut.

Penokohan juga mengalami proses perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan narasi novel yang menjelaskan karakter tokoh tersebut berubah ketika diangkat ke dalam film. Penonton film dapat memahami karakter tokoh melalui dialog-dialog, perbuatan tokoh, dan lingkungan hidup tokoh tersebut secara audiovisual. Hal ini berbeda dengan karakter dalam novel yang dijelaskan melalui narasi novelis.

2) Penciutan

Ekranisasi berarti juga apa yang bisa dinikmati berjam-jam atau berhari-hari harus diubah menjadi apa yang dinikmati atau ditonton selama sembilan puluh

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

atau seratus dua puluh menit saja (Eneste, 1991:61). Dengan kata lain, tidak seluruh isi dalam sebuah novel mampu ditampilkan ke dalam film. Novel-novel yang memiliki isi hingga beratus-ratus halaman harus mendapatkan pemotongan atau penciutan sehingga tidak menciptakan durasi yang terlalu panjang. Dalam proses ini, penulis skenario dan sutradara memilah sebagian alur, tokoh, latar ataupun unsur lainnya yang ada dalam novel. Mereka akan memilih bagian-bagian penting dalam novel untuk ditampilkan kembali ke dalam film. Jika ada peristiwa yang dirasa tidak penting untuk ditampilkan, sutradara dan penulis scenario akan menghilangkan peristiwa tersebut dalam film.

Eneste (1991:62) mengungkapkan bahwa tidak hanya penciutan dalam cerita, penciutan pada tokoh pun bisa saja terjadi. Ada beberapa tokoh dalam novel yang tidak ditampilkan dalam film. Film hanya menampilkan tokoh-tokoh yang dianggap penting saja. Karena keterbatasan teknis, tokoh yang memiliki pengaruh dalam jalannya cerita lebih dimungkinkan untuk ditampilkan dalam film.

Hal lain yang mengalami proses penciutan adalah latar. Tidak semua latar yang ada dalam novel akan ditampilkan dalam film .hal ini dikarenakan jika semua latar ditampilkan,film tersebut akan memiliki durasi yang panjang (Eneste,

1991:62). Latar yang ditampilkan dalam film berupa latar yang penting saja atau yang mempunyai pengaruh dalam cerita.

3) Penambahan

Sebelum sebuah novel akhirnya menjadi sebuah film, penulis skenario dan sutradara telah melakukan penafsiran pada novel terlebih dahulu (Eneste,

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

1991:64). Hal tersebut sanggup menimbulkan penambahan dalam film. Eneste

(1991:64) menambahkan, Penambahan misalnya terjadi pada alur, penokohan, latar atau suasana. Penambahan yang dilakukan dalam film dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan juga alasan. Salah satu penyebab sebuah penambahan terjadi adalah seorang sutradara memiliki pandangan lain mengenai salah satu bagian cerita sehingga film yang dibuat menjadi lebih hidup. Penambahan dalam film tentu diperbolehkan selama penambahan tersebut relevan dan sesuai dengan cerita yang ada dalam novel.

4) Perubahan Bervariasi

Dengan proses ekranisasi, Eneste (1991:66) menjabarkan bahwa novel bukanlah dalih atau alasan bagi pembuat film, tetapi novel betul-betul hendak dipindahkan ke media lain, yakni film. Perubahan bervariasi ini sanggup terjadi karena beberapa alasan tertentu. Salah satu alasannya adalah alat-alat yang terbatas menjadikan tim merubah beberapa bagian film. Selain itu, perubahan dalam proses ekranisasi dilakukan karena berkaitan dengan waktu. Waktu film yang panjang dapat membuat penonton bosan menonton sehingga tidak semua hal yang ada dalam novel dipindahkan ke dalam film tersebut.

Berdasarkan teori di atas, ekranisasi merupakan suatu studi memindahkan novel ke dalam bentuk film. Dalam proses ekranisasi, terdapat proses perubahan, penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi. Hal ini sesuai dengan Eneste

(1991:60), bahwa pemindahan novel ke layar putih mau tidak mau mengakibatkan timbulnya berbagai perubahan.

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Namun, perubahan-perubahan tersebut tidak harus semuanya terjadi. Hal ini

bisa disesuaikan dengan keperluan sutradara dan tim pembuat film ketika

mengangkat novel ke bentuk film. Eneste (1991:64) menjelaskan, bahwa ada

kemungkinan terjadi penambahan-penambahan di sana-sini. Selain adanya

penciutan dan penambahan, ekranisasi juga memungkinan terjadinya variasi-

variasi tertentu antara novel dan film (Eneste, 1991:65). Oleh sebab itu, proses

ekraniasi novel ke bentuk film tidak harus menampilkan seluruh aspek ekraniasi

dalam teori-teori yang ada.

2.2.4 Tokoh dan Penokohan

Dalam karya sastra genre prosa, tokoh menjadi salah satu unsur penting

pembangun cerita. Tokoh berperan sebagai subjek yang diceritakan dan juga yang

mengalami cerita (Eneste, 1991:24). Kehadiran tokoh mampu menciptakan

sebuah kisah dalam suatu karya sastra dari awal hingga akhir. Bila unsur tokoh

tidak ada, cerita tersebut menjadi tidak hidup. Dalam sebuah karya sastra, tokoh-

tokoh dalam cerita biasanya adalah manusia. Akan tetapi, tokoh dalam sebuah

cerita bisa berupa makhluk lain. Kutipan Eneste (1991:24) menjabarkan contoh

tokoh-tokoh dalam berbagai novel.

Biasanya tokoh-tokoh dalam novel adalah manusia. Tetapi kadang- kadang ada juga yang tokohnya binatang. Dalam novel Kappa (Ryunosuke Akutagawa) misalnya, tokohnya adalah sejenis hewan bernama kappa. Sedangkan dalam novel Perjanjian dengan Maut (Harijadi S. Hartowardjojo) dijumpai adanya tokoh roh halus, yaitu Nyai Roro Kidul.

Selain tokoh, penokohan juga berperan penting. Eneste (1991:24)

menjelaskan bahwa penokohan berfungsi sebagai watak yang dimiliki oleh para

tokoh. Penokohan dalam novel dapat diungkapkan dengan dua cara. Kedua cara

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

tersebut meliputi cara analitik atau langsung dan cara dramatik atau tidak langsung (Eneste 1991:25). Eneste menambahkan, penokohan diceritakan secara langsung oleh penulis pada cara analitik. Hal-hal yang diceritakan oleh penulis berupa sifat, tabiat, latar belakang, pikiran, dan juga perasaan dari tokoh. Para pembaca bisa dengan mudah menemukannya melalui tulisan-tulisan dalam cerita tersebut. Hal ini berbeda dengan cara dramatik, penokohan diceritakan oleh penulis melalui berbagai cara, seperti penggambaran lingkungan hidup tokoh, percakapan (dialog) antar tokoh mengenai tokoh tertentu, dan juga melalui sikap atau perbuatan dari tokoh tersebut.

Apabila tokoh dalam novel diceritakan melalui tulisan-tulisan penulis secara tersirat maupun tersurat, tokoh dalam film ditampilkan secara langsung melalui adegan dalam film tersebut. Perbedaan lainnya adalah tokoh dalam film tidak dihadirkan dalam bentuk kata-kata selayaknya novel, tetapi tokoh hadir secara langsung. Dengan cara penyampaian tersebut, penonton dapat memahami sifat tokoh dalam film. Seperti novel, tokoh dalam film juga dapat dijelaskan melalui benda atau lingkungan di sekitarnya.

Sesuai dengan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tokoh merupakan subjek yang menjalani sebuah cerita, sedangkan penokohan merupakan sifat atau watak yang dimiliki oleh tokoh. Dengan adanya tokoh, sebuah cerita dapat berjalan dengan lancer karena ada subjek yang menjalani cerita tersebut. Dengan adanya penokohan, para tokoh akan memiliki motivasi atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita.

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, hal terpenting yang peneliti lakukan adalah pemantapan terhadap kajian ekranisasi. Hal ini perlu dilakukan sehingga peneliti benar-benar memahami tentang kajian ekranisasi. Kajian ekranisasi menjadi landasan teori penelitian ini. Oleh karena itu, kajian ekranisasi perlu dipahami oleh peneliti sehingga tidak ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peneliti.

Selanjutnya, peneliti mencari film yang akan dianalisis. Film yang akan dianalisis adalah film yang menarik, belum ada judul penelitian tentang film tersebut, dan berasal dari adaptasi novel. Setelah melakukan pencarian, peneliti memutuskan untuk menganalisis film Bumi Manusia karya sutradara Hanung

Bramantyo. Film tersebut merupakan hasil adaptasi dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Peneliti memilih film tersebut karena menurut peneliti cerita dalam film tersebut menarik dan layak untuk diteliti. Selain menarik, film tersebut juga merupakan film yang populer. Kepopuleran film tersebut dibuktikan dari banyaknya penonton film tersebut, sekitar 1,29 Juta penonton. Kepopuleran Bumi Manusia tidak hanya dari segi film, tetapi juga dari segi novel. Hal tersebut dikarenakan novel tersebut ditulis oleh penulis ternama, yaitu Pramoedya Ananta Toer. Selain itu, film ini merupakan film yang masih tergolong baru karena baru rilis pada tanggal 15 Agustus 2019 di bioskop

Indonesia.Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menjadikan kajian ekranisasi tersebut sebagai bahan penelitian.

Setelah mendapatkan film Bumi Manusia dan novel Bumi Manusia, hal yang dilakukan peneliti adalah membaca novelnya terlebih dahulu. Setelah selesai

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

membaca novelnya, peneliti menonton film Bumi Manusia yang merupakan hasil adaptasi dari novel yang telah dibaca peneliti sebelumnya.

Kegiatan yang peneliti lakukan selanjutnya adalah mencatat data mengenai penciutan, penambahan, dan perubahan variasi yang terjadi pada novel Bumi

Manusia ke dalam film Bumi Manusia. Setelah itu, peneliti menganalisis bentuk- bentuk perubahan tersebut berdasarkan kajian ekranisasi. Perubahan yang dicatat dan dianalisis adalah perubahan yang berkaitan dengan tokoh, latar, serta alur.

Kegiatan terakhir yang peneliti lakukan adalah mendeskripsikan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi

Manusia.

Berdasarkan deskripsi tentang kerangka berpikir di atas, agar peneliti lebih fokus dalam melakukan penelitian ini, maka dibuatlah bagan kerangka berpikir sebagai berikut.

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Bagan 1 Kerangka Berpikir

Novel Bumi Manusia Film Bumi Manusia

Film dan novel memiliki karakteristik yang berbeda

Perwujudan tokoh dan penokohan berbeda

Tokoh menjadi salah satu Penokohan juga menjadi unsur penting pembangun salah satu unsur penting cerita karena berperan pembangun cerita karena sebagai subjek yang berperan sebagai watak diceritakan dan juga yang yang dimiliki oleh tokoh mengalami cerita

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait tokoh dan penokohan pada novel ke bentuk film

Teori ekranisasi Pamusuk Eneste menjadi kajian utama dalam penelitian ini

Pola Ekranisasi (Proses perubahan,

Penambahan, Penciutan, dan Perubahan bervariasi)

Hasil deskripsi proses perubahan,

penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi pada novel Bumi Manusia menjadi film Bumi Manusia

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul Alih Wahana Novel Bumi Manusia Karya

Pramoedya Ananta Toer ke Bentuk Film Bumi Manusia Karya Sutradara Hanung

Bramantyo: Kajian Ekranisasi ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif komparatif. Ratna (2012:53) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif komparatif merupakan penelitian yang menguraikan dan membandingkan. Maksudnya adalah peneliti pertama-tama akan menguraikan fakta-fakta yang terdapat dalam data.

Setelah itu, peneliti akan membandingkan dua data yang terlah dikumpulkan tersebut.

Data-data yang dikumpulkan dalam metode deskriptif adalah berupa kata- kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moelong, 2014:11). Oleh sebab itu, penyajian data penelitian ini berupa kata-kata yang didukung beberapa teori para ahli sehingga metode yang pantas digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Penelitian ini memaparkan dan membandingkan proses ekranisasi tokoh dan penokohan yang terjadi pada novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film yang berjudul Bumi Manusia.

Objek penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah novel

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang diterbitkan oleh PT Lentera

Dipantara cetakan XXX di Timur pada tahun 2018 dengan tebal 538 halaman. Objek penelitian yang kedua adalah film Bumi Manusia produksi Falcon

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Pictures dan disutradari oleh Hanung Bramantyo dengan durasi 181 menit. Kedua objek penelitian tersebut digunakan peneliti untuk menentukan perubahan tokoh dan penokohan cerita.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu novel dan film Bumi

Manusia. Novel yang menjadi sumber data adalah novel Bumi Manusia karya

Pramoedya Ananta Toer. Novel ini diterbitkan oleh PT Lentera Dipantara yang berada di Kota Jakarta Timur. Novel yang peneliti gunakan ini merupakan cetakan ketiga puluh pada tahun 2018. Novel ini memiliki isi sebanyak 538 halaman.

Selain novel, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah film Bumi

Manusia. Film ini berdurasi 3 jam 1 menit diproduksi oleh Falcon Pictures dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini rilis pada tanggal 15 Agustus 2019.

Data penelitian ini berupa kata, frasa, kalimat, paragraf yang teridentifikasi dalam tokoh dan penokohan. Data-data tersebut didukung dengan kutipan-kutipan narasi serta dialog yang diambil peneliti dalam novel dan film sebagai sebuah acuan atau penguat dalam fakta-fakta yang telah ditemukan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini ada tiga. Tiga teknik tersebut adalah teknik membaca, teknik menyimak, dan teknik mencatat. Untuk menjalani ketiga teknik tersebut, berikut ini adalah langkah- langkah yang dilakukan peneliti berdasarkan ketiga teknik tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

a. Teknik Membaca

Teknik membaca merupakan teknik pertama yang digunakan peneliti dalam proses penelitian. Teknik ini terdiri dari dua tahap yang akan dilakukan peneliti.

Berikut adalah penjabaran teknik membaca.

1) Peneliti membaca novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer secara

cermat sehingga dapat memahami tokoh dan penokohan yang ada dalam

novel tersebut.

2) Peneliti menafsirkan dan membuat deskripsi mengenai tokoh dan penokohan

dari data yang sudah didapat sebelumnya.

b. Teknik Menyimak

Teknik menyimak adalah teknik selanjutnya yang dilakukan peneliti dalam proses penelitian. Dua tahap akan dilakukan peneliti dalam melakukan teknik menyimak. Penjabaran tahap teknik menyimak adalah sebagai berikut.

1) Peneliti menonton film Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo

secara cermat untuk memperoleh pemahaman mengenai tokoh dan

penokohan yang digambarkan dalam film.

2) Peneliti menafsirkan dan membuat deskripsi mengenai tokoh dan penokohan

yang digambarkan dalam film.

c. Teknik Mencatat

Cara kerja teknik ini adalah mencatat semua data mengenai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Permasalahan yang dikaji yaitu tokoh dan penokohan dalam kedua karya tersebut. Data-data tersebut diperoleh dari sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

data yang berupa novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan film

Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri (human instrument). Salah satu alasan penggunaan istrumen pengumpulan data ini adalah tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri (Ghony & Almanshur,

2014:95). Peneliti dalam penelitian ini merupakan alat pengumpul data yang utama. Selain itu, peneliti juga merupakan pelaku seluruh kegiatan penelitian.

Peneliti sebagai instrumen penelitian memiliki kewajiban untuk memahami indikator-indikator yang dibutuhkan dalam penelitian. Makna dari indikator dalam penelitian adalah permasalahan dalam penelitian. Memahami indikator penelitian akan memudahkan peneliti dalam proses penelitian, khususnya dalam pengambilan, pemilihan, pengklasifikasikan, serta analisis data. Indikator dalam penelitian ini adalah tokoh dan penokohan dalam novel dan film yang diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Metode deskriptif komparatif merupakan penelitian yang menguraikan dan membandingkan. Maksudnya adalah peneliti pertama-tama akan menguraikan fakta-fakta yang terdapat dalam data. Setelah itu, peneliti akan membandingkan dua data yang terlah dikumpulkan tersebut. Berikut ini adalah tahap-tahap yang peneliti lakukan dalam menganalisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

a. Menelaah data dengan membaca novel Bumi Manusia. Pada saat membaca,

peneliti juga melakukan pemahaman mengenai tokoh dan penokohan cerita

dalam novel.

b. Peneliti kembali melakukan penelaahan data yaitu dengan menonton film

Bumi Manusia. Pada saat menonton film tersebut, peneliti juga harus

memahami tokoh dan penokohan cerita.

c. Menganalisis ekranisasi yang terjadi pada tokoh dan penokohan novel Bumi

Manusia dan film Bumi Manusia.

d. Mengklasifikasi data-data yang sudah terkumpul ke dalam tabel klasifikasi

Novel Film Aspek No Kode Tokoh Waktu Perubahan Ket Penokohan Halaman Deskripsi Deskripsi (menit)

e. Mendeskripsikan ekranisasi yang terjadi pada novel Bumi Manusia dan film

Bumi Manusia. Peneliti mendeskripsikan hasil analisis data yang telah

dilakukan sebelumnya secara lebih detail dan mendalam dalam bentuk

kalimat-kalimat.

f. Membandingkan ekranisasi yang terjadi pada novel Bumi Manusia dan film

Bumi Manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

3.6 Triangulasi Data

Triangulasi data berfungsi untuk mendapatkan keabsahan oleh triangulator dan dosen pembimbing. Moelong (2014:330) mengatakan, triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini, triangulasi data berbentuk tabel yang berisi transkrip novel dan dialog dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo. Peneliti meminta bantuan pakar bahasa dan sastra untuk mengecek keabsahan dalam penelitian ini. Peneliti akan menggunakan teknik triangulasi penyidik karena Moelong (2014:331) mengatakan, triangulasi penyidik merupakan teknik yang memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya guna mengecek kembali data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan meminta bantuan kepada Bapak F.X. Sinungharjo, S.S., M.A. untuk mengecek data penelitian dengan cara mencocokkan dengan teori yang sudah ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sinopsis Novel Bumi Manusia dan Film Bumi Manusia

Peneliti akan menguraikan sinopsis novel Bumi Manusia dan film Bumi

Manusia dalam subbab ini. Sinopsis adalah ringkasan yang paling efektif untuk menyajikan suatu karangan panjang ke dalam bentuk yang singkat. Berikut adalah sinopsis dari novel dan film Bumi Manusia.

4.1.1 Sinopsis Novel Bumi Manusia

Novel Bumi Manusia merupakan salah satu karya novelis Pramoedya

Ananta Toer. Novel tersebut diterbitkan oleh PT Lentera Dipantara cetakan ke tiga puluh pada tahun 2018. Novel tersebut memiliki tebal 538 halaman. Novel

Bumi Manusia yang merupakan buku pertama dari tetralogi Buru itu menceritakan tentang perjuangan seorang pria bernama Minke atau R.M. Djokomono Tirto

Adhi Soerjo untuk menghentikan penjajahan Belanda di Indonesia pada awal abad ke-20. Sebagai siswa H.B.S. di Surabaya, Minke merasa dirinya sudah bukan lagi sepenuhnya Jawa dan karena ilmu-ilmu Eropa mulai memasuki dirinya seiring dengan munculnya kata modern. Suatu hari, teman sekelasnya, Robert Suurhof, mengetuk pintu kamarnya dan mengajaknya ke sebuah rumah. Rumah tersebut adalah Boerderijg Buitenzorg, rumah yang dimiliki oleh Herman Mellema, seorang pengusaha pabrik yang terkenal akan produk susunya. Ketika sampai di

Buitenzorg, Minke disambut oleh Robert Mellema, anak tertua dari keluarga

Mellema. Di sela-sela perbincangan mereka, Annelies Mellema, anak kedua dari keluarga Mellema muncul. Minke terkagum akan kecantikan Annelies yang

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

menurutnya melebihi orang asli Eropa. Annelies dengan ramahnya membawa masuk Minke dan mengajaknya berkeliling. Ketika sedang melihat koleksi keluarga Mellema, Minke terkejut dengan kehadiran sosok Nyai Ontosoroh.

Minke tidak hanya terkejut akan sosok Nyai Ontosoroh atas sikapnya saja, melainkan juga atas kecerdasan Nyai Ontosoroh.

Seiring berjalannya waktu, kehidupan Minke berubah dari kesehariannya di Kranggan menjadi kesehariannya di Buitenzorg. Benih-benih cinta antara

Minke dan Annelies Mellema terus bermekaran. Selain benih cinta, konflik pun ikut hadir dalam kehidupan mereka. Mulai dari kematian Herman Mellema, kepala keluarga Mellema, di rumah plesiran Ah Tjong, Minke yang dikeluarkan dari H.B.S., hingga Annelies yang akan dibawa pergi ke Eropa berdasarkan tuntutan Maurits Mellema, anak dari Herman Mellema pada pernikahan sebelumnya, di pengadilan putih. Novel ini diakhiri dengan kepergian Annelies ke

Eropa beserta Minke yang bersedih karena dirinya sebagai pribumi kalah dari kejamnya kolonialisme Belanda.

4.1.2 Sinopsis Film Bumi Manusia

Film Bumi Manusia disutradarai oleh Hanung Bramantyo diproduksi oleh

Falcon Pictures dengan durasi 181 menit yang merupakan adaptasi dari novel

Bumi Manusia karya novelis Pramoedya Ananta Toer. Film ini menceritakan kisah cinta seorang Pribumi bernama Minke dan seorang Indo (Campuran

Belanda dan Indonesia) bernama Annelies Mellema pada awal abad ke-20.

Sebagai seorang pribumi yang memiliki kesempatan bersekolah di H.B.S.

Surabaya, Minke hendak menghentikan kolonialisme Belanda melalui tulisan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

tulisannya di koran-koran. Dengan menggunakan Max Tollenaar sebagai nama penanya, Minke berusaha mengungkapkan sisi gelap dari masa kolonialisme

Belanda. Kisah ini diawali dari Minke yang diajak Robert Suurhof, teman sekolahnya, untuk ikut berkunjung ke rumah Robert Mellema, anak pertama keluarga Mellema, di Borderij Buitenzorg. Minke yang tak ingin dicap sebagai seorang pengecut menuruti permintaan Suurhof tersebut. Sesampainya di

Buitenzorg, Minke mengalami pengalaman luar biasa yang mungkin tak dapat dilupakannya. Mulai dari kecantikan Annelies Mellema yang merupakan anak kedua dari keluarga Mellema, sosok Nyai Ontosoroh yang memiliki kecerdasan, sikap, dan kharisma seorang Nyai pada umumnya, hingga kejadian Herman

Mellema selaku kepala keluarga yang menolak mentah-mentah kehadiran Minke, seorang pribumi, dalam rumahnya. Keseharian Minke mulai berubah semenjak ia mulai tinggal secara tetap di Buitenzorg. Konflik yang terjadi pun terus berdatangan. Mulai dari penindasan yang dialaminya dari Robert Mellema, penindasan dari Robert Suurhof, stigma jelek karena Minke tinggal bersama seorang Nyai, hingga kematian Herman Mellema di rumah plesiran Ah Tjong.

Meskipun permasalahan terus berdatangan, benih cinta antara Minke dan Annelies justru semakin mekar. Berkat kecerdasan seorang Minke, kemampuan menulisnya sebagai Max Tollenaar (nama pena Minke), dan dukungan dari orang lain, Minke akhirnya menikah dengan Annelies.

Namun, kenyataan dirinya sebagai pribumi tidak dapat hilang. Minke harus berjuang mempertahankan istrinya karena Maurits Mellema, anak Herman

Mellema dari pernikahan sebelumnya, menuntut kekayaan Herman Mellema dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

membawa Annelies ke Eropa. Minke dan Nyai Ontosoroh berjuang sekuat- kuatnya untuk melawan dalam pengadilan putih. Meskipun tulisan Max Tollenaar akhirnya mampu mengajak pribumi lainnya dalam melawan kolonialisme

Belanda, Minke tetap kalah. Film diakhiri dengan scene Annelies yang dibawa pergi ke Belanda dan Minke berjanji untuk meneruskan cita-citanya dalam memberantas kolonialisme Belanda di Indonesia.

4.2 Deskripsi Data Alih Wahana Tokoh Novel Bumi Manusia ke Bentuk

Film Bumi Manusia

Peneliti akan mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan dalam subbab ini. Deskripsi data ini akan dianalisis pada subbab berikutnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data dalam penelitian ini adalah novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan film Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo. Data dalam penelian ini adalah kata, frasa, kalimat, paragraf yang teridentifikasi dalam tokoh dan penokohan. Data-data tersebut didukung dengan kutipan-kutipan narasi serta dialog yang diambil peneliti dalam novel dan film sebagai sebuah acuan atau penguat dalam fakta-fakta yang telah ditemukan.

Peneliti menemukan enam puluh empat data keseluruhan dalam penelitian ini. Data yang akan dianalisis tersebut dikategorikan menggunakan teori ekranisasi menurut Erneste (1991:60). Berdasarkan analisis terhadap enam puluh empat data yang telah dikumpulkan, peneliti menemukan dua puluh dua proses perubahan pada tokoh, dua penambahan pada tokoh, lima penciutan tokoh, dan tidak ada perubahan bervariasi tokoh. Selain data pada tokoh, peneliti juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

menemukan tiga puluh dua proses perubahan pada penokohan, tidak ada penambahan penokohan, empat data penciutan penokohan, dan satu perubahan bervariasi penokohan. Data hasil penelitian alih wahana tokoh dan penokohan novel ke bentuk film adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Hasil Penelitian Tokoh

No Ekranisasi Jumlah

1. Proses Perubahan 22

2. Penambahan 2

3. Penciutan 5

4. Perubahan Bervariasi 0

Tabel 2 Hasil Penelitian Penokohan

No Ekranisasi Jumlah

1. Proses Perubahan 32

2. Penambahan 0

3. Penciutan 4

4. Perubahan Bervariasi 1

4.3 Hasil Penelitian

Peneliti akan menjelaskan hasil analisis alih wahana tokoh dan penokohan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi

Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo pada subbab ini. Untuk menganalisis alih wahana yang terjadi, peneliti menggunakan kajian ekranisasi yang telah dikemukakan oleh Erneste pada tahun 1991. Ekranisasi merupakan proses pelayarputihan, pemindahan, atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film

(Eneste, 1991:60). Dengan adanya kajian ekranisasi ini, proses alih wahana pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

tokoh dan penokohan novel ke bentuk film yang merupakan objek penelitian ini akan dikaji berdasarkan teori ekranisasi.

Tokoh dan penokohan merupakan tulang punggung dalam sebuah cerita

(Erneste, 1991:11). Maksudnya adalah, tokoh selaku pembawa cerita tidak bisa

dipandang sebelah mata. Pengarang cerita dalam menyusun sebuah karya prosa

perlu mempertimbangkan dalam menyusun tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.

Tidak hanya berfokus pada wujud fisik tokoh, tetapi juga peran tokoh-tokoh

tersebut di dalam cerita. Oleh sebab itu, peneliti akan memaparkan perihal kata,

frasa, kalimat, paragraf yang teridentifikasi dalam tokoh dan penokohan pada

bagian hasil penelitian ini. Peneliti akan menampilkan bentuk ekranisasi yang

terjadi pada tokoh dan penokohan dari novel ke bentuk film.

4.3.1 Hasil Penelitian Tokoh

Dalam proses ekranisasi tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi

Manusia, peneliti menemukan dua puluh dua bentuk proses perubahan, dua bentuk penambahan, lima bentuk penciutan, dan tidak ada bentuk perubahan bervariasi. Berikut ini adalah penjelasan tujuh data tokoh beserta contoh analisisnya.

4.3.1.1 Hasil Proses Perubahan Tokoh Novel Bumi Manusia ke Bentuk film

Bumi Manusia

Peneliti menemukan dua puluh dua data yang menunjukkan proses perubahan tokoh dari novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia. Dalam subbab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk proses perubahan tokoh novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Proses perubahan tokoh merupakan akibat dari kajian ekranisasi. Kajian ekranisasi merupakan salah satu kajian pelayarputihan, pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke bentuk film (Eneste, 1991:60). Proses perubahan diartikan sebagai proses mengubah dunia kata-kata menjadi dunia gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan (Erneste, 1991:61). Maksudnya adalah proses perubahan berfokus pada berubahnya narasi dalam novel ketika diangkat ke dalam adegan atau dialog film. Peneliti menemukan dua puluh dua bentuk proses perubahan pada bagian tokoh dari data triangulasi yang sudah disetujui. Dua puluh dua bentuk proses perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil proses perubahan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia.

Tabel 3 Hasil proses perubahan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk

film Bumi Manusia

Film Novel No Kode Nama Tokoh Waktu (Menit) Hal. 1 PP/ TOKOH/ 1 Robert Suurhof 03.58 16 2 PP/ TOKOH/ 2 Minke 03.54 16 3 PP/ TOKOH/ 3 Jean Marais 36.22 19 4 PP/ TOKOH/ 4 Robert Mellema 12.52 25 5 PP/ TOKOH/ 5 Annelies Mellema 14.15 26 6 PP/ TOKOH/ 6 Nyai Ontosoroh 17.33 32 7 PP/ TOKOH/ 7 Darsam 11.45 68 8 PP/ TOKOH/ 8 Nyonya Telinga 34.36 70 9 PP/ TOKOH/ 9 Herman Mellema 29.25 62 10 PP/ TOKOH/ 10 Tuan Telinga 04.04 275-276 11 PP/ TOKOH/ 11 Juffrouw Magda Peters 35.28 312 12 PP/ TOKOH/ 12 Ayah Minke 58.30 182 13 PP/ TOKOH/ 13 Ibu Minke 60.33 188 14 PP/ TOKOH/ 14 Herbert de la Croix 65.03 199 15 PP/ TOKOH/ 15 Miriam de la Croix 65.22 205 16 PP/ TOKOH/ 16 Sarah de la Croix 65.22 205 17 PP/ TOKOH/ 17 Ah Tjong 49.54 241 18 PP/ TOKOH/ 18 Maiko 50.05 251 19 PP/ TOKOH/ 19 Dr. Martinet 76.35 239 20 PP/ TOKOH/ 20 Kommers 110.30 417 21 PP/ TOKOH/ 21 Maarten Nijman 105.03 368 22 PP/ TOKOH/ 22 Jan Dapperste 35.34 322

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Pada bagian tokoh novel Bumi Manusia karya novelis Pramoedya Ananta

Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ditemukan dua puluh tiga proses perubahan pada tokoh dalam Tabel 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo menambahkan memberikan perubahan ketika mewujudkan tokoh dalam film Bumi Manusia.

Hasil analisis proses perubahan tokoh akan dijelaskan sebagai berikut.

1) PP/TOKOH/1

Proses perubahan dalam kode ini mengenai kemunculan Robert Suurhof di awal cerita. Perubahan tersebut terlihat dalam novel halaman 16 berikut.

Tanpa mengetuk pintu kamar pemondokanku Robert Suurhof – di sini tak kupergunakan nama sebenarnya – masuk. (Novel Bumi Manusia halaman 16)

Kutipan di atas menceritakan Robert Suurhof mendatangi rumah pemondokan Minke. Dalam novel, Robert Suurhof langsung masuk ke kamar

Minke tanpa mengetuk. Namun, peneliti menemukan sebuah perubahan dalam film Bumi Manusia menit 03.54 berikut.

Robert mengetuk kamar Minke secara berulang kali sambil memanggil nama Minke. (Film Bumi Manusia menit 03.54)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Cuplikan adegan film di atas masih menceritakan Robert Suurhof yang mendatangi rumah pemondokan Minke. Namun, Robert Suurhof mengetuk kamar Minke berkali-kali sambil memanggil Minke. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi proses perubahan pada tokoh Robert Suurhof ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

2) PP/TOKOH/2

Proses perubahan selanjutnya dalam kode ini adalah proses perubahan pada kemunculan tokoh Minke. Peneliti menemukan sebuah kutipan dari novel Bumi

Manusia halaman 16 yang menjadi kemunculan pertama kali Minke dalam cerita berikut.

Didapatinya aku sedang mencangkungi gambar sang dara, kekasih para dewa itu. (Novel Bumi Manusia halaman 16)

Melalui kutipan novel di atas, Minke terlihat sedang mencangkungi gambar

Ratu Belanda ketika Robert Suurhof berkunjung ke kamarnya. Namun, peneliti menemukan sebuah perubahan dalam pemunculan tokoh Minke dalam film Bumi

Manusia menit 03.54 berikut.

Minke terlihat sedang tidur dan terbangun karena Robert Suurhof mengetuk pintu kamarnya. (Film Bumi Manusia menit 03.54)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Cuplikan film di atas menceritakan Minke yang terbangun dari tidurnya karena Robert Suurhof mengetuk pintu kamar Minke berkali-kali. Proses perubahan yang terjadi adalah Minke sedang mencangkungi gambar sang dara dalam novel. Namun, Minke sedang tertidur di kamarnya dalam film

3) PP/TOKOH/3

Proses perubahan selanjutnya dalam kode ini adalah proses perubahan dalam kemunculan tokoh Jean Marais ketika diangkat ke dalam film. Peneliti menemukan kutipan dari novel Bumi Manusia halaman 19 yang menjadi bukti kemunculan tokoh Jean Marais.

Jean menyapa Minke dalam bahasa Perancis, “Alleluya, Minke, apa kabar hari ini? (Novel Bumi Manusia halaman 19)

Kutipan novel di atas menceritakan kemunculan Jean Marais dalam novel

Bumi Manusia. Jean Marais menyapa Minke yang berkunjung. Namun, peneliti menemukan perubahan dalam kemunculan Jean Marais pada film Bumi Manusia.

Perubahan tersebut terlihat dalam film menit 36.22. Cuplikan dialog film dapat dilihat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Jean bertanya kepada Minke degan bahasa Indonesia, “Hei Minke. Biasanya kau banyak omong. Kenapa kamu jadi pendiam?” (Film Bumi Manusia 36.22)

Cuplikan dialog di atas menceritakan Jean Marais yang menyapa Minke.

Peneliti menemukan perubahan tersebut pada dialog Jean Marais tersebut. Dalam novel, Jean Marais menanyakan kabar pekerjaan untuknya. Namun, Jean Marais menegur Minke yang terdiam dalam film.

4) Kode PP/TOKOH/4

Kode ini mengenai proses perubahan pada tokoh Robert Mellema. Peneliti menemukan sebuah perubahan ketika Robert Mellema dimunculkan ke dalam film

Bumi Manusia. Kutipan novel halaman 25 dapat dilihat berikut ini.

Robert Mellema dimunculkan dalam narasi, “Seorang pemuda Indo- Eropa membuka pintu kaca, menuruni anak tangga, menyambut Suurhof. Nampaknya ia seumur denganku. Ia berwajah Eropa, berkulit Pribumi, jangkung, tegap, kukuh.” (Novel Bumi Manusia halaman 25)

Kutipan di atas mendeskripsikan kemunculan Robert Mellema ketika Minke dan Robert Suurhof berkunjung ke Buitenzorg. Namun, deskripsi di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia pada menit

12.52. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Robert Mellema muncul dan membuka pintu rumahnya yang terbuat dari kayu untuk mengintip tamu yang datang. Setelah melihat bahwa Robert Suurhof yang datang, Robert Mellema membuka pintu dan berjabat tangan

dengan Robert Suurhof. (Film Bumi Manusia menit 12.52)

Cuplikan adegan film di atas menceritakan kemunculan Robert Mellema dalam film Bumi Manusia. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi proses perubahan dari deskripsi novel Bumi Manusia menjadi adegan ke dalam film

Bumi Manusia.

5) Kode PP/TOKOH/5

Kode ini berisi proses perubahan tokoh dari novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia. Tokoh yang dianalisis dalam kode ini adalah Annelies

Mellema. Kemunculan Annelies Mellema terlihat dalam novel halaman 26 sebagai berikut.

Sosok Annelies dijelaskan dalam narasi, “Di depan kami berdiri seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah Eropa, berambut dan bermata Pribumi. Dan mata itu, mata berkilauan itu seperti sepasang kejora; dan bibirnya tersenyum meruntuhkan iman.” (Novel Bumi Manusia halaman 26)

Kutipan novel di atas berisi deskripsi tokoh Annelies ketika muncul pertama kali dalam novel Bumi Manusia. Deskripsi tersebut mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan adegan film berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Sesosok perempuan berpakaian putih, berambut hitam, dan membawa setangkai mawar berjalan menuju teras. Annelies muncul dan pembicaraan antara kedua Robert terhenti. (Film Bumi Manusia menit 14.15)

Cuplikan adegan di atas tentang kemunculan Annelies Mellema dalam film

Bumi Manusia. Perubahan tersebut terlihat dengan perwujudan kata-kata dalam kutipan novel menjadi sebuah adegan dalam film. Peneliti menyimpulkan terjadinya perubahan dari kutipan novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

6) Kode PP/TOKOH/6

Proses perubahan tokoh selanjutnya adalah proses perubahan pada Nyai

Ontosoroh. Proses perubahan tersebut terlihat dari kutipan novel Bumi Manusia halaman 32. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Nyai Ontosoroh terlihat pertama kali ketika dirinya dipanggil Annelies dalam narasi, “Dan segera kemudian muncul seorang wanita Pribumi, berkain, berkebaya putih dihiasi renda-renda mahal, mungkin bikinan Naarden seperti diajarkan di E.L.S. dulu. Ia mengenakan kasut beledu hitam bersulam benang perak. Permunculannya begitu mengesani karena dandanannya yang rapih wajahnya yang jernih, senyumnya yang keibuan, dan riasnya yang terlalu sederhana. Ia kelihatan manis dan muda, berkulit langsat. Dan yang mengagetkan aku adalah Belandanya yang baik, dengan tekanan sekolah yang benar. (Novel Bumi Manusia halaman 32)

Kutipan di atas menceritakan kemunculan Nyai Ontosoroh dalam novel

Bumi Manusia. Kutipan tersebut berisi deskripsi fisik Nyai Ontosoroh. Namun, kemunculan Nyai Ontosoroh mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Bumi Manusia. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan dialog film menit

17.33 berikut ini.

Nyai Ontosoroh tiba-tiba muncul dan bertanya kepada Minke dalam bahasa Belanda, "Waar ben je nog meer? Sam Pek Eng Tay? De Legende de van de Princes Huang Zu (Apa lagi yang kamu pahami? Sam Pek Eng Tay? Legenda Putri Chang e Huang Zu)?" (Film Bumi Manusia menit 17.33)

Cuplikan dialog di atas menceritakan Nyai Ontosoroh yang tiba-tiba datang ke ruang tamu ketika Annelies dan Minke sedang berada di ruang tamu dan melihat isi dari ruang tamu tersebut. Peneliti Membuat kesimpulan bahwa terjadi perubahan dalam kemunculan Nyai Ontosoroh tersebut. Perubahan itu terlihat dengan mengubah kata-kata dalam novel menjadi sebuah dialog dan tampilan fisik Nyai Ontosoroh yang mewakili deskripsi dalam novel.

7) Kode PP/TOKOH/7

Darsam adalah tokoh yang mengalami proses perubahan berikutnya.

Perubahan tersebut terlihat pada kutipan novel halaman 68 yang berisi deskripsi fisik Darsam. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Kemunculan Darsam terlihat dalam narasi, “Kemunculan Darsam terlihat dalam narasi, “Seorang lelaki Madura datang. Ia tak dapat dikatakan muda, tinggi lebih-kurang satu meter enam puluh, umur mendekati empat puluh, berbaju dan bercelana serba hitam, juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

destar pada kepalanya. Sebilah parang pendek terselit pada pinggang. Kumisnya bapang, hitam kelam dan tebal. (Novel Bumi Manusia halaman 68)

Kutipan di atas menceritakan deskripsi Minke terhadap sosok Darsam ketika

Darsam terlihat pertaam kali dalam novel Bumi Manusia. Namun, peneliti menemukan perubahan dalam film Bumi Manusia menit 11.45. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Darsam terlihat sedang membuka pintu gerbang Buitenzorg dan mengawasi tamu yang datang, Robert Suurhof dan Minke. (Film Bumi Manusia menit 11.45)

Cuplikan film di atas menceritakan Darsam yang berjaga di gerbang

Buitenzorg. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan perwujudan dari deskripsi dalam novel ke dalam film. Selain itu, terjadi perubahan waktu ketika Darsam muncul dalam novel ke dalam film. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan bahwa terjadi perubahan ketika tokoh Darsam diangkat dari novel menuju ke dalam film.

8) Kode/PP/TOKOH/8

Kode ini berisi proses perubahan tokoh Nyonya Telinga ketika muncul

pertama kali dari novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

perubahan tersebut terlihat dalam novel halaman 70. Kutipan novel tersebut dapat

dilihat berikut ini.

Nyonya Telinga menyambut kedatangan Minke dalam narasi, “Jadi Tuanmuda tak makan di rumah lagi? Tadi sudah kutaruh surat pos di dalam kamarmu. Aku lihat surat-surat sebelum itu juga belum kau baca. Sampulnya belum lagi terbuka. Ingat-ingat Tuanmuda, surat- surat itu ditulis, diprangkoi, dikirimkan untuk dibaca. Siapa tahu ada urusan penting? Nampaknya semua datang dari kota B. Eh, Tuanmuda, bagaimana ini? Besok sudah tak ada uang belanja nih.” (Novel Bumi Manusia halaman 70)

Kutipan di atas menceritakan kemunculan Nyonya Telinga dalam novel

Bumi Manusia. Nyonya Telinga berbicara dengan Minke yang baru pulang dari

Buitenzorg. Namun, peneliti menemukan adanya perubahan pada tokoh Nyonya

Telinga ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 34.36. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan dialog film berikut ini.

Nyonya Telinga bertanya kepada Robert Suurhof, “Wat doe je hier (Apa yang kau lakukan di sini)?” (Film Bumi Manusia menit 04.10)

Cuplikan dialog di atas menceritakan Nyonya Telinga pada pagi hari saat

Robert Suurhof mengetuk kamar Minke dan membuat keributan. Cuplikan tersebut merupakan dampak proses perubahan dari tokoh Nyonya Telinga. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa Nyonya Telinga mengalami proses perubahan ketika diangkat ke dalam film.

9) Kode PP/TOKOH/9

Proses perubahan dalam kode ini terjadi pada tokoh Herman Mellema.

Perubahan tersebut terlihat pada saat kemunculan Herman Mellema pertama kali dari novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia. Kemunculan Herman

Mellmema tersebut dapat dilihat dalam kutipan novel berikut.

Kedatangan Herman Mellema tertulis dalam narasi, “Nyai mengangkat kepala. Memang ada terdengar pintu depan dibuka tanpa ketukan tanpa pemberitahuan. Kuangkat pandang melihat pada Nyai. Matanya memancarkan kewaspadaan ke arah ruang depan.” (Novel Bumi Manusia halaman 62)

Kutipan di atas menceritakan kedatangan Herman Mellema. Deskripsi kedatangan Herman Mellema terlihat pada Nyai Ontosoroh yang berhenti makan dan suasananya menjadi tegang. Ketika diangkat ke dalam film, proses kedatangan Herman Mellema mengalami perubahan. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan adegan film berikut ini.

Terlihat seorang Pria menunggangi kuda dan berhenti di depan Buitenzorg. Pria tersebut masuk ke dalam rumah dengan berjalan sempoyongan. (Film Bumi Manusia menit 29.25)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Cuplikan film di atas menceritakan kedatangan Herman Mellema. Peneliti menemukan perubahan dalam kemunculan Herman Mellema dari novel ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat pada pengungkapan kedatangan tokoh. Menurut novel, kedatangan Herman Mellema terlihat ketika

Nyai yang berhenti makan karena ada seseorang masuk. Namun, film Bumi

Manusia menyajikan hal tersebut dengan memperlihatkan sesosok pria yang datang dengan kuda dan berjalan sempoyongan.

10) PP/TOKOH/10

Kode ini berisi proses perubahan pada tokoh Tuan Telinga. Peneliti menemukan adanya perubahan pada kemunculan Tuan Telinga dari Novel Bumi

Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Kemunculan Tuan Telinga terlihat dalam kutipan novel berikut.

Kemunculan Tuan Telinga pertama kali tercantum dalam narasi, “Tepat pada waktu itu Tuan Telinga datang entah dari mana. Pada tangan satu ia menjinjing keranjang entah apa isinya. Pada yangan lain ia membawa satu meter pipa besi, entah habis dipungutnya dari mana.” (Novel Bumi Manusia halaman 275-276)

Kutipan di atas menceritakan Tuan Telinga yang muncul pertama kali.

Kemunculan tersebut terjadi saat Minke dan Jean Marais sedang memperhatikan tokoh Si Gendut di Kranggan. Namun, peneliti menemukan perubahan dalam kemunculan Tuan Telinga yang pertama kali dalam film Bumi Manusia menit

04.04 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Tuan Telinga keluar karena Robert Suurhof menggedor pintu Minke sehingga menimbulkan keributan. (Film Bumi Manusia menit 04.04)

Cuplikan adegan di atas menceritakan Tuan Telinga yang keluar saat Robert

Suurhof mengetuk kamar Minke berkali-kali. Tuan Telinga keluar karena Robert

Suurhof membuat keributan di rumahnya pada pagi hari. Peneliti melihat bahwa film Bumi Manusia memiliki cara tersendiri dalam memunculkan tokoh Tuan

Telinga. Oleh sebab itu, Tuan Telinga mengalami proses perubahan ketika tokoh tersebut diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

11) Kode PP/TOKOH/11

Kode ini berisi proses perubahan terhadap tokoh Juffrouw Magda Peters.

Peneliti menemukan perubahan dalam kemunculan tokoh ini. Kutipan novel berikut berisi kemunculan pertama kali Juffrouw Magda Peters.

Juffrouw Magda Peters baru terlihat pertama kali dalam narasi yang berupa flashback dirinya saat pertama kali mengajar di H.B.S., “Selamat siang, para siswa H.B.S. Surabaya. Namaku Magda Peters, guru baru kalian untuk bahasa dan sastra Belanda. Acungkan tangan barang siapa tidak suka pada sastra.” (Novel Bumi Manusia halaman 312)

Kutipan di atas menceritakan flashback ketika Juffrouw Magda Peters pertama kali mengajar di H.B.S. Dirinya memberi pertanyaan kepada para siswa untuk mengetahui jumlah siswa yang tidak menyukai sastra. Ketika tokoh ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan saat pertama kali tokoh tersebut muncul. Berikut ini adalah cuplikan film menit 35.28.

Juffrouw Magda Peters terlihat sedang mengajar di kelas, “Vandaag gaan we de volgende vraag. wat toe gaan in 1648 (Hari ini, kita akan membahas pertanyaan selanjutnya. Apa yang terjadi pada tahun 1648)?” (Film Bumi Manusia menit 35.28)

Cuplikan di atas menceritakan proses pembelajaran di H.B.S. Proses perubahan yang terjadi adalah film Bumi Manusia memberikan perubahan kemunculan tokoh tersebut yaitu perubahan pada topik pelajaran saat itu. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan bahwa terjadi perubahan dalam kemunculan tokoh Juffrouw Magda Peters.

12) Kode PP/TOKOH/12

Proses perubahan yang terjadi dalam kode ini adalah perubahan pada tokoh Ayah Minke. Peneliti menemukan kutipan novel halaman 182 ketika

Minke pulang ke Kota B. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Kedatangan Ayah Minke terlihat dalam narasi, “Orang itu, Bupati B., mendeham. Kemudian lambat-lambat duduk di kursi goyang melepas selop di belakang bangku kaki dan meletakkan kakinya yang mulia di atas bantal beledu. Kursi mulai bergoyang-goyang sedikit. Keparat! Betapa lambat waktu berjalan. Sebuah benda yang kuperkirakan agak panjang telajh dipukul-pukulkan lembut pada kepalaku yang tak bertopi. Betapa kurangajarnya makhluk yang harus kumuliakan ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Setiap pukulan lembut harus kusambut dengan sembah terima kasih pula, Keparat! (Novel Bumi Manusia halaman 182)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang pulang ke Kota B. Dalam kutipan di atas, diceritakan Ayah Minke mendeham, lalu duduk di kursi goyang. Penelti menemukan perubahan tersebut dalam film Bumi Manusia menit 58.30.

Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Tokoh Ayah Minke berdiri di depan Minke dan memukulkan dengan perlahan ujung pecutnya ke kepala Minke. (Film Bumi Manusia menit 58.30)

Cuplikan di atas masih menceritakan saat Minke pulang ke Kota B. Proses perubahan pada tokoh Ayah Minke dapat dilihat pada perbedaan sikap tubuhnya.

Dalam novel, Ayah Minke diceritakan duduk di kursi goyang. Namun, Ayah

Minke terlihat berdiri dalam film. Peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa perbedaan sikap tubuh Ayah Minke termasuk dalam proses perubahan tokoh.

13) Kode PP/TOKOH/13 Proses perubahan selanjutnya terlihat pada tokoh Ibu Minke. Perubahan tersebut terlihat dalam novel Bumi Manusia halaman 188. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Kemunculan Ibu Minke terlihat pada narasi, “Pintu kuketuk pelan. Aku tak tahu kamar siapa, membukanya dan masuk. Bunda sedang duduk bersisir di depan cermin. Sebuah lampu minyak berkaki tinggi berdiri di atas sebuah kenap di sampingnya.” (Novel Bumi Manusia halaman 188)

Kutipan novel di atas menceritakan awal kemunculan tokoh Ibu Minke dalam novel Bumi Manusia. Ketika tokoh Ibu Minke diangkat ke dalam film Bumi

Manusia, peneliti menemukan perubahan kemunculan tokoh Ibu Minke dalam menit 60.33. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Ibu Minke datang dan melerai kedua anaknya yang sedang bertengkar, “Cukup!” (Film Bumi Manusia menit 60.33)

Proses Perubahan Tokoh Ibu Minke dapat dilihat pada proses kemunculan tokoh tersebut. Ibu Minke tertulis berada di dalam kamar dan sedang bersisir.

Namun, Ibu Minke terlihat melerai kedua anaknya yang sedang berkelahi dalam film.

14) Kode PP/TOKOH/14

Kode ini berisi proses perubahan tokoh Herbert de la Croix. Peneliti menemukan sebuah perubahan pada tokoh ini dalam novel halaman 199. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Herbert de la Croix terlihat dalam narasi, “Begitu memasuki ruang resepsi di pendopo, datang Tuan Asisten Residen B., karena begitu menurut acara. (Novel Bumi Manusia halaman 199)

Kutipan di atas menceritakan saat upacara pelantikan Ayah Minke berlangsung. Herbert de la Croix selaku Asisten Residen B. terlihat menghadiri acara tersebut. Namun, peneliti menemukan perubahan ketika tokoh tersebut diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Herbert de la Croix terlihat sedang duduk di Pesta pengangkatan Ayah Minke menjadi Bupati B. (Film Bumi Manusia menit 65.03)

Cuplikan film di atas masih menceritakan pacara pelantikan Ayah Minke.

Proses perubahan tokoh Herbert de la Croix terlihat pada kemunculan tokoh tersebut. Dalam novel, Herbert diceritakan sedang berjalan menuju ruang resepsi.

Namun, film Bumi Manusia merubahnya menjadi tokoh Herbert de la Croix sudah duduk di tempatnya.

15) Kode PP/TOKOH/15

Kode ini berisi proses perubahan pada tokoh Miriam de la Croix. Peneliti menemukan sebuah perubahan ketika tokoh tersebut diangkat ke dalam film Bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Manusia. Kutipan novel berikut ini berisi kemunculan pertama kali Miriam de la

Croix.

Miriam de la Croix diperlihatkan pertama kali ketika Herbert de la Croix memperkenalkan dua anaknya, “Ini sulungku, Sarah. Ini bungsuku, Miriam. Dua-duanya lulusan H.B.S. Yang bungsu satu sekolahan dengan kau, sebelum kau masuk tentu.” (Novel Bumi Manusia halaman 205)

Kutipan di atas menceritakan saat Minke mengunjungi rumah Herbert de la

Croix. Miriam de la Croix akhirnya muncul saat ayahnya memperkenalkan kedua anak perempuannya. Namun, peneliti menemukan perubahan ketika Miriam de la

Croix diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Miriam de la Croix terlihat pada film ketika Sarah mengajaknya berbicara. (Film Bumi Manusia menit 65.22)

Cuplikan di atas menceritakan saat pesta pengangkatan Ayah Minke sebagai

Bupati B. Proses Perubahan tokoh terlihat pada momen kemunculan pertama kali tokoh tersebut. Miriam pertama kali diperlihatkan ketika Minke menyanggupi undangan untuk datang ke rumah Herbert de la Croix. Namun, film Bumi Manusia memperlihatkan Miriam pertama kali saat pesta pengangkatan Bupati B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

16) Kode PP/TOKOH/16

Sarah de la Croix adalah tokoh selanjutnya yang mengalami proses perubahan tokoh. Peneliti menemukan sebuah perubahan dalam kutipan novel halaman 205. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Sarah de la Croix diperlihatkan pertama kali ketika Herbert de la Croix memperkenalkan dua anaknya, “Ini sulungku, Sarah. Ini bungsuku, Miriam. Dua-duanya lulusan H.B.S. Yang bungsu satu sekolahan dengan kau, sebelum kau masuk tentu.” (Novel Bumi Manusia halaman 205)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang mengunjungi rumah Herbert de la

Croix. Sarah akhirnya muncul saat diperkenalkan oleh ayahnya. Namun, peneliti menemukan perubahan ketika Sarah de la Croix diangkat ke dalam film.

Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Sarah berbicara kepada adiknya, Miriam, “Miriam, kijk, Minke. hij denkt dat hij boven hen staat omdat hij naar H.B.S. gaat (Miriam, lihat. Itu Minke. Dia pikir dia lebih baik karena bersekolah di H.B.S.). (Film Bumi Manusia menit 65.22)

Proses Perubahan tokoh terlihat pada momen kemunculan pertama kali tokoh tersebut. Sarah pertama kali diperlihatkan ketika Minke menyanggupi undangan untuk datang ke rumah Herbert de la Croix. Namun, film Bumi Manusia memperlihatkan Sarah pertama kali saat pesta pengangkatan Bupati B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

17) Kode PP/TOKOH/17

Kode ini berisi proses perubahan pada tokoh Ah Tjong. Peneliti menemukan perubahan pada kemunculan pertama kali Ah Tjong dari novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Tokoh Ah Tjong pertama kali terlihat dalam kutipan novel berikut ini.

Ah Tjong pertama kali terlihat dalam novel pada ia menyapa Robert Mellema, “Tabik, Sinyo Lobelllllll.” (Novel Bumi Manusia halaman 241)

Kutipan di atas menceritakan Ah Tjong menyapa Robert Mellema ketika

Robert diminta untuk pergi meminta keterangan ke Kantor Polisi. Peneliti menemukan perubahan ketika Ah Tjong diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Ah Tjong terlihat pertama kali saat cerita flashback Herman Mellema yang sedang mengunjungi rumah plesiran Ah Tjong, “(Keluar kamar dan lihat kanan-kiri) Maiko! (Memberi kode).” (Film Bumi Manusia menit 49.54)

Cuplikan film di atas menceritakan adegan flashback keluarga Mellema.

Tokoh Ah Tjong memiliki perubahan pada saat pertama kali muncul. Dalam novel, Ah Tjong terlihat pertama kali saat dirinya menyapa Robert Mellema yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

disuruh Nyai Ontosoroh ke kantor polisi. Namun, Ah Tjong baru terlihat pertama kali saat dirinya melayani Herman Mellema dalam adegan flashback.

18) Kode PP/TOKOH/18

Proses perubahan tokoh selanjutnya terjadi pada tokoh Maiko. Peneliti menemukan perubahan saat kemunculan pertama kali tokoh Maiko dalam novel

Bumi Manusia dan film Bumi Manusia. Maiko terlihat pertama kali dalam kutipan novel berikut.

Maiko pertama kali diceritakan pada narasi flashback masa lalu Maiko, “Aku datang dan berasal dari Nagoya, Jepang, ke Hongkong sebagai pelacur.” (Novel Bumi Manusia halaman 251)

Kutipan di atas menceritakan masa lalu Maiko saat pertama kali bekerja sebagai pelacur. Namun, peneliti menemukan perubahan pada kemunculan pertama kali tokoh tersebut dalam film Bumi Manusia menit 50.05. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Maiko terlihat pertama kali saat adegan flashback dirinya hendak melayani Herman Mellema. (Film Bumi Manusia menit 50.05)

Proses Perubahan dalam kode ini terjadi pada tokoh Maiko ketika Maiko pertama kali muncul. Dalam novel, Maiko diceritakan pertama kali dalam kisah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

flashback Maiko. Dalam film, Maiko terlihat pertama kali saat dirinya hendah melayani Herman Mellema di rumah plesiran Ah Tjong.

19) Kode PP/TOKOH/19

Proses perubahan selanjutnya terjadi pada tokoh Dr. Martinet. Peneliti menemukan perubahan deskripsi tokoh tersebut dari novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Dr. Martinet terlihat pertama kali dalam kutipan novel berikut ini.

Dr. Martinet pertama kali terlihat dalam narasi, “Dokter Martinet datang, memeriksa sebentar, kemudian merawatnya. Ia berumur empat puluhan, sopan, tenang, dan ramah. Ia berpakaian serba putih kecuali topinya yang dari laken kelabu. Matanya yang sebelah kanan menggunakan kaca monokel, yang terikat pada rantai mas pada lubang kancing baju sebelah atas.” (Novel Bumi Manusia halaman 239)

Kutipan di atas Dr. Martinet yang datang untuk mengobati Annelies.

Minke mendeskripsikan tampilan fisik Dr. Martinet. Ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia, peneliti menemukan perubahan pada menit

76.35. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Dr. Martinet terlihat pertama kali saat dirinya hendak merawat Annelies yang terbaring sakit. “(Dr. Martinet Meletakkan tas di kasur dekat kaki Annelies. Lalu, Dr. Martinet duduk di kasur.) (Film Bumi Manusia menit 76.35)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Proses Perubahan tokoh Dr. Martinet terlihat dalam kode ini. Dalam novel,

Dr. Martinet diceritakan menggunakan kaca mata monokel. Namun, dalam film,

Dr. Martinet menggunakan kacamata biasa dengan dua lensa. Selain itu, kedatangan sosok Dr. Martinet dalam novel terjadi pada Annelies sakit di teras rumah. Namun, dalam film kedatangan Dr. Martinet karena Annelies pingsan saat bekerja di kebun.

20) Kode PP/TOKOH/20

Proses perubahan tokoh selanjutnya terjadi pada tokoh Kommers. Peneliti menemukan kutipan novel halaman 417 ketika Kommers pertama kali terlihat.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Kommers terlihat pertama kali saat Kommers membela Minke yang ditunjukkan pada narasi, "Tidak diduga dalam sebuah koran Melayu milik orang Eropa muncul tulisan yang membela diriku ditulis seorang yang mengaku bernama: Kommers." (Novel Bumi Manusia halaman 417)

Ketika Kommers diangkat ke dalam film Bumi Manusia, peneliti menemukan perubahan pada saat kemunculan tokoh tersebut. Peneliti menemukan perubahan kemunculan tokoh pada film menit 110.30. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Kommers pertama kali terlihat saat Maarten Nijman memperkenalkannya kepada Minke, “Ah, daar hij hier.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Mijn freelanceshrijver, haar naam is Kommers. Hij is erg getalnteerd (Ah. itu dia disini. Penulis lepas saya, namanya Kommers. Dia sangat berbakat)." (Film Bumi Manusia menit 110.30)

Proses Perubahan tokoh Kommers terjadi dalam kode ini. Perubahan tersebut terjadi pada momen pertama kali Kommers muncul. Dalam novel,

Kommers terlihat saat dirinya menulis sebuah artikel yang membela Minke.

Namun, dalam film, Kommers pertama kali terlihat saat Maarten Nijman memperkenalkannya kepada Minke.

21) Kode PP/TOKOH/21

Kode ini berisi proses perubahan pada tokoh Maarteen Nijman. Peneliti menemukan kutipan novel saat Maarteen Nijman muncul pertama kali.

Kemunculan Maarteen Nijman dapat dilihat dalam kutipan novel berikut ini.

Maarten Nijman terlihat pertama kali dalam narasi, “Tuan Maarten Nijman menerima kami berdua dan menyodorkan padaku surat pembaca. Tepat seperti telah disampaikan Jan: Max Tollenaar hanya Pribumi saja. Aku dan Jan mengenal tulisan itu. Ia malah mengangguk mengiakan.” (Novel Bumi Manusia halaman 368)

Kutipan di atas menceritakan Minke dan Jan Dapperste menemui Marteen

Nijman pertama kalinya. Namun, terjadi perubahan ketika Maarteen Nijman diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Marteen Nijman pertama kali terlihat saat dirinya mencoba menolong Minke dan berkata, "Mijn krant, S.N.v/d D. Zal zeker helpen bij het laden van uw schrijven (Koranku, S.N. v/d D. pasti akan membantu memuat tulisanmu)." (Film Bumi Manusia menit 105.03)

Maarten Nijman adalah tokoh selanjutnya yang mengalami Proses

Perubahan pada saat pertama kali tokoh tersebut muncul. Perubahan yang terjadi adalah dalam novel Maarten Nijman bertemu dengan Minke dan Jan Dapperste.

Namun, Maarten Nijman pertama kali terlihat saat dirinya bertemu dengan Minke,

Annelies, dan Nyai Ontosoroh.

22) Kode PP/TOKOH/22

Proses perubahan tokoh dalam kode ini terjadi pada tokoh Jan Dapperste.

Proses perubahan tersebut terdapat pada kutipan novel halaman 322. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Jan Dapperste pertama kali terlihat dalam novel pada narasi, “Jan Dapperste, anak yang permunculannya lebih banyak Pribumi itu, berdiri pada pagar mengikuti aku dengan pandangnya. Ia selalu mengaku Indo. Hanya padaku ia pernah mengaku Pribumi. Dengan kepercayaan seorang sahabat pernah ia mengaku padaku, ia hanya seorang anak pungut pendeta Dapperste. Anak pungut! Ia sendiri Pribumi tulen. Ia bersimpati padaku. Setelah aku punya bendi ia biasa minta gonceng. Sekarang pun ia nampak menjauh.” (Novel Bumi Manusia halaman 322)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Kutipan di atas menceritakan kemunculan pertama kali Jan Dapperste dalam novel Bumi Manusia. Ketika diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan dalam kemunculan pertama kali tokoh Jan Dapperste. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Jan Dapperste terlihat pertama kali saat dirinya masuk ke kelas H.B.S. saat proses pembelajaran berlangsung. (Film Bumi Manusia menit 35.34)

Jan Dapperste mengalami Proses Perubahan ketika diangkat ke dalam film.

Dalam novel, Jan Dapperste terlihat pertama kali saat diskusi H.B.S. selesai.

Namun, dalam film, Jan Dapperste terlihat pertama kali saat proses pembelajaran berlangsung.

4.3.1.2 Hasil Penambahan Tokoh Novel Bumi Manusia ke Bentuk film Bumi

Manusia

Sesuai dengan hasil penelitian, terdapat dua buah penambahan tokoh dari novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia. Dalam bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk penambahan tokoh novel Bumi

Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Penambahan tokoh merupakan akibat dari kajian ekranisasi. Kajian ekranisasi merupakan salah satu kajian pelayarputihan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke bentuk film (Eneste, 1991:60).

Sebagai salah satu bentuk perubahan, penambahan berarti penambahan pada cerita, alur, penokohan, atau suasana yang masih relevan dengan cerita secara keseluruhan atau pelbagai alasan yang lain (Erneste, 1991:64). Peneliti menemukan dua bentuk penambahan pada bagian tokoh dari data triangulasi yang sudah disetujui. Dua bentuk penambahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Hasil penambahan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia.

Tabel 4 Hasil penambahan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi

Manusia

Film Novel No Kode Nama Tokoh Waktu (Menit) Halaman 1 PNB/TOKOH/1 Parjiah 21.24 Tidak ada dalam novel 2 PNB/TOKOH/2 Iyem 85.45 Tidak ada dalam novel

Pada bagian tokoh novel Bumi Manusia karya novelis Pramoedya Ananta

Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ditemukan dua penambahan adegan pada tokoh dalam Tabel 4. Hal tersebut menunjukkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo menambahkan tokoh dalam film Bumi Manusia. Penambahan yang terjadi adalah jenis penambahan yang tidak ada dalam novel.

Penambahan yang tidak ada dalam novel berarti tidak ada cerita tersebut di dalam novel. Hal tersebut dapat berarti kemunculan tokoh-tokoh dalam adegan tersebut berdiri sendiri tanpa ada keterkaitan dalam novel. Penambahan yang tidak ada dalam novel terjadi pada menit: 21.24 dan 85.45. Hasil analisis dari penambahan tokoh antara lain sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

1) Kode PNB/TOKOH/1

Penambahan tokoh terjadi pada kode PNB/TOKOH/1. Penambahan tersebut terjadi pada menit 21.24 berupa, Nyai Ontosoroh memanggil salah seorang pembantunya. Penambahan tokoh tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Nyai Ontosoroh memanggil salah satu pembantunya, “Parjiah! (hening sejenak) Parjiah!” (Film Bumi Manusia menit 21.24)

Cuplikan film tersebut menunjukkan adanya tokoh Parjiah dalam film Bumi

Manusia. Isi novel Bumi Manusia tidak menyebutkan adanya nama seorang pembantu di rumah Nyai Ontosoroh. Peneliti mengidentifikasi penambahan karena dalam novel Bumi Manusia tidak ada satupun nama Parjiah.

2) Kode PNB/TOKOH/2

Penambahan tokoh terjadi pada kode PNB/TOKOH/2. Penambahan tersebut dapat dilihat pada film Bumi Manusia menit 85.45. Minke memanggil salah seorang pembantu di Buitenzorg. Penambahan tokoh terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Minke memanggil seorang pembantu di Buitenzorg. “Iyem?” Mendengar namanya dipanggil, Iyem berkata “Dalem?” Lalu, Minke meminta Iyem untuk mempersiapkan tasnya. “Tasku tolong dibawa ke bawah.” (Film Bumi Manusia menit 85.45)

Cuplikan film di atas menunjukkan bahwa adanya tokoh Iyem dalam film

Bumi Manusia. Tokoh Iyem memiliki kesamaan dengan tokoh Parjiah, yaitu kedua tokoh tersebut adalah pembantu di Buitenzorg. Dalam novel Bumi Manusia, para pembantu di Buitenzorg tidak disebutkan memiliki nama. Peneliti mengidentifikasi hal tersebut menjadi penambahan karena dalam novel Bumi

Manusia tidak ada satupun tokoh Iyem.

4.3.1.3 Hasil Penciutan tokoh novel Bumi Manusia ke

bentuk film Bumi Manusia

Peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk penciutan tokoh novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo pada bagian ini. Sesuai dengan hasil penelitian, peneliti menemukan lima penciutan tokoh. Penciutan tokoh merupakan akibat dari kajian ekranisasi. Sebagai salah satu bentuk perubahan, penciutan diartikan sebagai pemotongan sebagaian cerita, alur, tokoh-tokoh, latar ataupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

suasana novel tidak akan dijumpai dalam film (Erneste, 1991:61). Peneliti menemukan lima bentuk penciutan pada tokoh dari data triangulasi yang sudah disetujui. lima bentuk penciutan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil penciutan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia.

Tabel 5 Hasil Penciutan tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi

Manusia

Film Novel No Kode Nama Tokoh Waktu (Menit) Hal. 1 PNC/TOKOH/1 Yu Minem - 47 - 275 2 PNC/TOKOH/2 Tuan Telinga 276 3 PNC/TOKOH/3 Deradera Lelliobuttockx - 491 4 PNC/TOKOH/4 Marjuki - 436 5 PNC/TOKOH/5 Min Hwa - 244

Pada bagian tokoh novel Bumi Manusia karya novelis Pramoedya Ananta

Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ditemukan lima penciutan adegan pada tokoh yang dapat ditunjukan pada Tabel

5. Hal tersebut menunjukkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo mengurangi sebagian tokoh dari novel asli. Penciutan yang terjadi adalah jenis penciutan yang ada dalam novel.

Penciutan yang ada dalam novel berarti cerita tersebut ada di dalam novel.

Hal tersebut dapat berarti pengurangan tokoh-tokoh memiliki keterkaitan dalam novel. Penciutan yang ada dalam novel terjadi pada halaman: 47, 275, 276, 491,

436, dan 244. Hasil analisis dari penambahan tokoh antara lain sebagai berikut;

1) Kode PNC/TOKOH/1

Penciutan terjadi pada kode PNC/TOKOH/1. Penciutan terjadi dalam novel halaman 47. Penciutan tersebut berupa dialog Annelies yang berkata kepada salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

satu pemerah susu bernama Yu Minem. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Annelies berbicara pada seorang pemerah susu, “Ya, Yu Minem. Sudah berapa ember perahanmu sehari?” (Novel Bumi Manusia halaman 47)

Kutipan novel di atas terlihat dalam novel Bumi Manusia. Namun, Kutipan tersebut tidak ditemukan dalam film. Oleh sebab itu, tokoh Yu Minem tidak nampak dalam film Bumi Manusia.

2) Kode PNC/TOKOH/2

Penciutan terjadi pada kode PNC/TOKOH/2. Penciutan tersebut terdapat dalam novel halaman 275 berupa narasi Minke yang menjelaskan Tuan Telinga muncul. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

“Tepat pada waktu itu Tuan Telinga datang entah dari mana.” (Novel Bumi Manusia halaman 275)

Kehadiran tokoh Tuan Telinga juga mendapatkan penciutan secara berulang. Hal ini dibuktikan dalam kutipan berikut.

Tuan Telinga mendekati Si Gendut dalam narasi, “Telinga mendekatinya dengan sikap mengancam.” (Novel Bumi Manusia halaman 276)

Kemunculan Tuan Telinga dalam dua kutipan novel tersebut tidak ditampilkan dalam film. Oleh sebab itu, peneliti mengidentifikasikan hal tersebut menjadi penciutan tokoh Bumi Manusia.

3) Kode PNC/TOKOH/3

Penciutan terjadi pada kode PNC/TOKOH/3. Penciutan tersebut terdapat

dalam novel halaman 491 berupa narasi Minke yang menjelaskan sosok Deradera

Lelliobuttockx. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Minke menjelaskan sosok Deradera Lelliobuttockx ketika ia sedang ke kantor Nyai Ontosoroh, “Di kantor Mama sedang berhadapan dengan seorang lelaki Eropa, bertubuh kecil seperti kelingking, mungkin hanya setinggi pundakku, kurus, dan gepeng. Kepalanya botak licin, matanya agak sipit. Ia berkacamata kodok. Mama memperhatikannya membacai surat-surat dari Pengadilan Amsetdam untuk Annelies. Jelas ia bukan sebangsa jin. Dan dialah ahli hukum Mama selama ini.” (Novel Bumi Manusia halaman 491)

Kutipan di atas menceritakan Minke sedang menarasikan sosok Deradera

Lelliobuttockx, seorang ahli hukum, ketika sedang mendatangi kantor Nyai

Ontosoroh. Namun, sutradara Hanung Bramantyo tidak menampilkan sosok

Deradera Lelliobuttockx dalam film Bumi Manusia. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan kutipan di atas sebagai bukti penciutan tokoh.

4) Kode PNC/TOKOH/4

Penciutan dalam kode ini terjadi pada tokoh Marjuki. Marjuki adalah seorang kusir delman dalam cerita novel Bumi Manusia. Peneliti menemukan penciutan dalam novel Bumi Manusia halaman 436. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Setelah urusannya selesai di H.B.S., Minke memberi perintah kepada Marjuki dalam bahasa Jawa, “Jalan lambat-lambat. Langsung ke kantor koran.” (Novel Bumi Manusia halaman 436)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang telah menyelesaikan keperluannya di H.B.S. Setelah itu, ia hendak pergi ke kantor koran. Minke terlihat memberi perintah kepada kusir delman yang bernama Marjuki. Namun, tokoh Marjuki tidak terlihat atau disebutkan dalam film Bumi Manusia. Peneliti membuat kesimpulan bahwa tokoh Marjuki mengalami penciutan ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

5) Kode PNC/TOKOH/5

Peneliti menemukan penciutan pada tokoh dalam kode PNC/TOKOH/5.

Tokoh yang mengalami penciutan tersebut adalah Min Hwa. Min Hwa merupakan seorang pelacur di rumah plesiran Ah Tjong yang terlihat dalam novel halaman

244.. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Ah Tjong memperkenalkan Min Hwa kepada Robert Mellema, “Ini si Min Hwa. Tak suka Sinyo padanya?” Ia mendeham. “Bali datang dali Hongkong.” Min Hwa membungkuk, meletakkan talam ke atas meja dan duduk di kursi dekat Robert. “Sayang sekali, Nyo. Min Hwa tak bisa Melayu, Belanda tidak, Jawa juga tidak. Hanya Tionghoa saja.” (Novel Bumi Manusia halaman 244)

Kutipan novel di atas menceritakan Robert Mellema yang termakan bujuk rayu Ah Tjong. Robert Mellema akhirnya mampir ke rumah plesiran Ah Tjong.

Dalam kunjungannya tersebut, Ah Tjong menawari seorang pelacurnya, yaitu Min

Hwa. Namun, Min Hwa tidak terlihat dalam film Bumi Manusia. Peneliti akhirnya membuat kesimpulan bahwa tokoh Min Hwa mengalami penciutan karena tidak diperlihatkan dalam film Bumi Manusia.

4.3.1.4 Hasil perubahan bervariasi tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film

Bumi Manusia

Bagian ini merupakan bagian yang terakhir dalam bentuk ekranisasi pada tokoh. peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk perubahan bervariasi tokoh novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Perubahan bervariasi tokoh merupakan akibat dari kajian ekranisasi. Perubahan bervariasi berarti terjadinya variasi-variasi tertentu antara novel dan film (Erneste, 1991:65).

Nurgiyantoro (2015:260), membagikan gradasi tokoh berdasarkan keutamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

tokoh dalam cerita menjadi tokoh utama yang utama, tokoh utama tambahan, tokoh tambahan periferal utama, dan tokoh tambahan yang memang tambahan.

Selama proses penelitian, peneliti tidak menemukan perubahan dalam tokoh. hal ini artinya adalah peran-peran para tokoh dari novel Bumi Manusia tidak mengalami perubahan fungsi ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

Selain peran para tokoh, latar belakang tokoh pun tidak mengalami perubahan.

Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa para tokoh dari novel Bumi

Manusia tidak mengalami proses ekranisasi perubahan bervariasi.

4.3.2 Hasil Penelitian Penokohan

Subbab ini akan membahas proses ekraniasi pada penokohan novel Bumi

Manusia ke bentuk film Bumi Manusia. Proses ekranisasi penokohan akan dibagi menjadi empat, yaitu proses perubahan, penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi. Selama proses penelitian, peneliti menemukan tiga puluh dua bentuk proses perubahan penokohan, tidak ada bentuk penambahan penokohan, empat bentuk penciutan penokohan, dan satu bentuk perubahan bervariasi penokohan.

Berikut ini adalah penjelasan tiga puluh dua lima data proses ekraniasi penokohan beserta analisisnya.

4.3.2.1 Hasil Proses Perubahan Penokohan Novel Bumi Manusia ke Bentuk

film Bumi Manusia

Peneliti menemukan tiga puluh dua data yang menunjukkan proses perubahan penokohan dari novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia.

Dalam subbab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk proses perubahan penokohan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Proses perubahan tokoh merupakan akibat dari kajian ekranisasi. Kajian ekranisasi merupakan salah satu kajian pelayarputihan, pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke bentuk film (Eneste, 1991:60). Proses perubahan diartikan sebagai pengubahan dunia kata-kata dalam novel ketika diangkat menjadi dunia gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan(Erneste, 1991:60). Maksudnya adalah proses perubahan berfokus pada berubahnya narasi dalam novel ketika diangkat ke dalam adegan atau dialog film. Peneliti menemukan dua puluh dua bentuk proses perubahan pada bagian tokoh dari data triangulasi yang sudah disetujui. Dua puluh dua bentuk proses perubahan tersebut dapat dilihat pada

Tabel 6. Hasil proses perubahan penokohan novel Bumi Manusia ke bentuk film

Bumi Manusia.

Tabel 6 Hasil proses perubahan penokohan novel Bumi Manusia ke bentuk

film Bumi Manusia

Aspek Film Novel No Kode Nama Tokoh Penokohan Waktu (Menit) Hal. PP/ 125.30 446 1 PENOKOHAN Minke Cerdas 123.41 310 /1 08.06 17 PP/ 58 2 PENOKOHAN/ Minke Pekerja Keras 27.58 59 2 143.58 509 PP/ 19.50 36 3 PENOKOHAN/ Minke Romantis 20.05 36 3 26.12 55 PP/ 32.11 69 4 PENOKOHAN/ Minke Sopan 30.05 64 4 5 PP/ Robert Suurhof Sombong 04.16 16 PENOKOHAN/ 09.59 21 5

6 PP/ Robert Suurhof Suka Menghina 04.35 16 PENOKOHAN/ 08.09 17 6 74.11 319

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

7 PP/ Nyai Ontosoroh Cerdas 17.33 38 PENOKOHAN/ 7 8 PP/ Nyai Ontosoroh Rendah hati 17.59 33 PENOKOHAN/ 18.38 34 8 9 PP/ Nyai Ontosoroh Sopan 19.24 34 PENOKOHAN/ 20.46 37 9 10 PP/ Nyai Ontosoroh Penyayang 20.22 37 PENOKOHAN/ 10 11 PP/ Nyai Ontosoroh Pekerja Keras 18.52 25 PENOKOHAN/ 23.32 45 10 12 PP/ Nyai Ontosoroh Tegas 30.35 65 PENOKOHAN/ 65 11 65 30.43 65 107.06 426 13 PP/ Robert Mellema Suka menghina 52.48 160 PENOKOHAN 52.53 159 /12 14 PP/ Robert Mellema Angkuh 15.24 30 PENOKOHAN/ 21.12 71 13 56.30 236 57.07 236 15 PP/ Annelies Rendah hati 15.16 30 PENOKOHAN/ Mellema 30 14 15.27 30 15.46 30 20.51 37 16 PP/ Annelies Manja 20.30 37 PENOKOHAN/ Mellema 72.49 229 15 72.59 17 PP/ Herman Mellema Angkuh 30.15 64 PENOKOHAN/ 16 18 PP/ Herman Mellema Rendah hati 46.59 124 PENOKOHAN/ 17 19 PP/ Ayah Minke Tegas (Novel) → 58.48 184 PENOKOHAN/ Tangan besi (film) 59.00 185 18 20 PP/ Ibu Minke Bijaksana 61.00 192 PENOKOHAN/ 61.31 193 19 21 PP/ Herbert de la Rendah hati 68.34 201 PENOKOHAN/ Croix 142.07 502 20 22 PP/ Jean Marais Bijaksana 36.56 77 PENOKOHAN/ 39.24 81 21 117.18 429 23 PP/ Nyonya Telinga Cerewet 34.49 75 PENOKOHAN/ 35.05 22 24 PP/ Ah Tjong Cerdik 104.16 422 PENOKOHAN/ 23 25 PP/ Maarteen Nijman Penolong 105.03 503

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

PENOKOHAN/ 24 26 PP/ Kommers Rendah hati 110.36 417 PENOKOHAN/ 25 27 PP/ Maurits Mellema Angkuh 49.01 144 PENOKOHAN/ 26 28 PP/ Darsam Berhati-hati 72.01 225-226 PENOKOHAN/ 26 29 PP/ Darsam Loyal 94.47 401 PENOKOHAN/ 27 30 PP/ Juffrouw Magda Cerdas 73.54 315 PENOKOHAN/ Peters 28 21 PP/ Jan Dapperste Nasionalis 128.02 453 PENOKOHAN/ 453 29 32 PP/ Dr. Martinet Bijaksana 78.39 370 PENOKOHAN/ 79.43 304 30

Pada bagian penokohan novel Bumi Manusia karya novelis Pramoedya

Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung

Bramantyo ditemukan tiga puluh dua proses perubahan pada penokohan dalam

Tabel 6. Hal tersebut menunjukkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo memberikan perubahan ketika mewujudkan penokohan atau karakter tokoh-tokoh dalam film Bumi Manusia. Hasil analisis proses perubahan tokoh akan dijelaskan sebagai berikut.

1) PP/PENOKOHAN/1

Proses perubahan penokohan dalam kode ini terjadi pada tokoh Minke.

Peneliti menemukan dua kutipan dalam novel yang menunjukkan kecerdasan

Minke. Dua kutipan tersebut mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film

Bumi Manusia. Kutipan-kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Tuan Direktur H.B.S. berkata, "Pelulus nomor dua untuk seluruh Hindia, nomor satu untuk Surabaya, siswa bernama …. Min-ke." (Novel Bumi Manusia halaman 446)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Kutipan di atas menceritakan pesta kelulusan para siswa H.B.S. Tuan

Direktur menyebut pelulus terbaik di H.B.S. Surabaya sekaligus nomor dua untuk seluruh Hindia adalah Minke saat pesta tersebut tengah berlangsung. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film Bumi

Manusia yang ditunjukkan dalam menit 125.30. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Juffrouw Magda Peters mengucapkan selamat kepada Minke atas prestasinya, "Minke, Je bent nummer een gepasserd in Surabaya. En nummer twee in heel Europe Indie (Kamu lulus nomor satu se-Surabaya. Nomor dua di seluruh Hindia Belanda)." (Film Bumi Manusia menit 125.30)

Cuplikan di atas menceritakan hari pengumuman kelulusan siswa H.B.S.

Peneliti menemukan adanya proses perubahan dalam pengungkapan karakter

Minke yang cerdas. Dalam novel, Tuan Direktur H.B.S. yang mengungkapkan bahwa Minke adalah pelulus terbaik. Namun, Juffrouw Magda Peters adalah orang yang mengungkapkan hal tersebut dalam film.

Kutipan yang kedua adalah kutipan novel halaman 310. Kutipan tersebut mengungkapkan karakter Minke yang cerdas. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Minke menunjukkan kecerdasan dirinya dalam narasi, "Dalam beberapa hari aku kejar ketinggalanku. Tak ada sesuatu kesulitan." (Novel Bumi Manusia halaman 310)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang akhirnya kembali ke H.B.S.

Minke tidak merasa kesulitan dalam mengejar ketertinggalannya dalam pelajaran.

Namun, peneliti menemukan perubahan dalam kutipan tersebut ketika diangkat ke dalam film menit 123.41. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Minke bernarasi sembari memperlihatkan prosesnya mengejar ketertinggalan di H.B.S., “Dari seluruh manusia di bumi moyangku ini, selain Ibunda dan Mama, Asisten Residen de la Croix dan putri-putrinya, telah membuktikan masih ada orang beradab tanpa perlu menunjukkan dari mana dia berasal, berwarna kulit apa, berbahasa apa.”(Film Bumi Manusia menit 123.41)

Cuplikan di atas masih menceritakan proses Minke mengejar ketertinggalan pelajarannya di H.B.S. Proses perubahan yang terlihat adalah terdapat narasi pada film yang tidak ada dalam novel. Peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa terjadi proses perubahan dalam pengungkapan karakter Minke yang cerdas.

2) PP/PENOKOHAN/2

Proses perubahan selanjutnya adalah perubahan dalam pengungkapan karakter Minke yang pekerja keras. Peneliti menemukan tiga bentuk perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Berikut adalah kutipan pertama dari novel halaman 17.

Minke menolak ajakan Suurhof dengan berkata, "Aku masih banyak pekerjaan." (Novel Bumi Manusia halaman 17)

Kutipan di atas menceritakan Robert Suurhof yang mengajak Minke untuk ikut dengannya ke Buitenzorg. Minke menolak dengan alasan dirinya masih banyak pekerjaan. Ketika diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan kutipan di atas pada menit 08.06berikut.

Minke menolak ajakan Robert Suurhof dengan berkata, "Nee. Ik ben overspoeld met werk. Ga zoek iemand anders (Tidak. Kerjaanku sedang banyak. Cari saja orang lain.” (Film Bumi Manusia menit 08.06)

Proses perubahan dalam kode ini tentang karakter Minke yang pekerja keras. Perubahan tersebut terlihat dalam penggunaan bahasa Minke dalam film yang menggunakan bahasa Belanda, sedangkan dalam novel tidak disebutkan

Minke menjawab dengan bahasa Belanda.

Kutipan selanjutnya terlihat dalam novel halaman 58 dan 59. Dua kutipan ini menceritakan Minke menjelaskan pekerjaannya terhadap Nyai Ontosoroh.

Berikut ini adalah kutipan novel tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Minke menjawab pertanyaan dari Nyai, "Mebel dari kelas teratas, Mama, Aku mulai berpropaganda. Dari gaya dan model terakhir Eropa. Biasa aku tawarkan di kapal pada pendatang baru, juga di rumah-rumah orang tua teman sekolah." (Novel Bumi Manusia halaman 58)

Minke menjawab pertanyaan dari Nyai, "Mebel dari kelas teratas, Mama, Aku mulai berpropaganda. Dari gaya dan model terakhir Eropa. Biasa aku tawarkan di kapal pada pendatang baru, juga di rumah-rumah orang tua teman sekolah." (Novel Bumi Manusia halaman 59)

Dua kutipan di atas menceritakan Minke menjawab pertanyaan Nyai

Ontosoroh mengenai pekerjaannya. Ketika dua kutipan di atas diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan tersebut pada menit 27.58. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Minke menjawab pertanyaan Nyai Ontosoroh dengan penuh semangat, "Mebel. Dari kelas atas, Ma. Mungkin mama sering liat di kerajaan Inggris, Austria, Perancis. Dari mulai Renaissance, Baroque, Rococo, sampai Victorian saya kebetulan ada." (Film Bumi Manusia menit 27.58)

Proses perubahan selanjutnya membuktikan bahwa terjadi perubahan dalam pengungkapan karakter Minke yang pekerja keras. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam diringkasnya dua kutipan novel menjadi satu dialog dalam film.

Meskipun diringkas, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Bentuk perubahan berikutnya adalah bentuk perubahan terakhir dalam pengungkapan penokohan Minke yang pekerja keras. Peneliti menemukan sebuah kutipan dalam novel halaman 509. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Minke menunjukkan kerja kerasnya dalam dialog, "Baik, Mama, yang tertinggal hanya pena." (Novel Bumi Manusia halaman 509)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang akhirnya memutuskan untuk berjuang melalui pena atau tulisannya. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Berikut adalah cuplikan film menit

143.58.

Minke mengucapkan kekesalannya terhadap pengadilan Belanda dengan berkata, "Sekarang. Tinggal pena yang tersisa. Dan aku akan mengisinya dengan darah." (Film Bumi Manusia menit 143.58)

Cuplikan di atas menceritakan Minke yang akhirnya mengambil jalan terakhir dalam melawan Pemerintahan Belanda. Minke akhirnya melakukan perlawanan dengan menggunakan pena atau tulisannya. Proses perubahan dalam kode ini terlihat dengan terjadi penambahan pada dialog, yaitu, “Dan aku akan mengisinya dengan darah.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

3) PP/PENOKOHAN/3

Kode ini berisi proses perubahan pada tokoh Minke yang berkarakter romantis. Peneliti menemukan tiga bentuk perubahan dalam pengungkapan karakter Minke yang romantis. Berikut adalah kutipan novel halaman 36.

Minke mengungkapkan kata romantis kepada Annelies, "Karena tak pernah menyangka akan bisa berhadapan dengan seorang dewi secantik ini." (Novel Bumi Manusia halaman 36)

Kutipan di atas menceritakan Minke memberikan kata romantis kepada

Annelies Mellema. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Minke menjawab pertanyaan dari Annelies Mellema dengan berkata, "Gak nyangka bisa berhadapan dengan dewi secantik ini." (Film Bumi Manusia menit 19.50)

Karakter Romantis dalam diri Minke mengalami perubahan ketika proses ekranisasi berlangsung. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan kutipan novel yang dipersingkat ketika menjadi dialog film. Meskipun dipersingkat, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

Kutipan novel berikutnya merupakan bentuk kedua dalam proses perubahan karakter Minke yang romantis. Peneliti menemukan kutipan novel halaman 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

yang menunjukkan sisi romantis Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Minke semakin berani mengungkapkan kata romantis kepada Annelies,"Aku menjadi lebih berani lagi, menegaskan: tanpa tandingan." (Novel Bumi Manusia halaman 36)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang memberikan kata romantis terhadap Annelies. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Berikut ini adalah cuplikan film menit 20.05.

Minke mendekati Annelies dan menjawab pertanyaannya dengan membisikkan, "Tanpa tanding." (Film Bumi Manusia menit 20.05)

Proses perubahan selanjutnya terlihat dengan perubahan kutipan dari novel yang menjelaskan bahwa Minke menjadi lebih berani dengan dialog film. Minke menegaskan dirinya semakin berani mengungkapkan kata romantis kepada

Annelies Mellema. Hal tersebut dilakukan dengan cara berbisik kepada Annelies.

Proses perubahan selanjutnya adalah bentuk terakhir dalam pengungkapan karakter Minke yang romantis. Peneliti menemukan kutipan novel halaman 55 yang menunjukkan karakter romantis Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Minke menjelaskan sisi romantisnya dalam narasi,"Aku tangkap tangannya. Aku dekap dan ku cium pada pipinya." (Novel Bumi Manusia halamn 55)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang menangkap, mendekap, dan mencium pipi Annelies. Kutipan di atas ternyata mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Minke memegang tangan Annelies, menatap mukanya sejenak, lalu mencium pipinya. (Film Bumi Manusia menit 26.12)

Proses perubahan terlihat pada kutipan novel bahwa Minke mendekap

Annelies sebelum mencium pipinya. Namun, terjadi perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut adalah Minke menatap muka Annelies, lalu mencium pipinya

4) PP/PENOKOHAN/4

Proses perubahan selanjutnya mengenai karakter Minke yang sopan. Peneliti menemukan dua bentuk perubahan yang menunjukkan kesopanan Minke. Berikut ini adalah kutipan novel halaman 69.

Minke pamit kepada keluarga Mellema dengan berkata, "Selamat malam semua, dan terima kasih banyak, Mama, Ann, Rob." (Novel Bumi Manusia halaman 69)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Kutipan di atas menceritakan Minke berpamitan kepada keluarga Mellema.

Namun, kutipan novel di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Sebelum naik ke dokar, Minke pamit kepada Nyai dan Annelies dengan membungkukkan diri dan berkata, "Saya pamit dulu." (Film Bumi Manusia menit 32.11)

Proses perubahan dalam kode ini mengenai karakter Minke yang sopan.

Dalam novel, Minke berpamitan sembari menyapa keluarga Mellema. Namun, dalam film, Minke hanya berpamitan tanpa menyebut nama-nama keluarga

Mellema.

Bentuk perubahan berikutnya adalah bentuk terakhir dalam proses perubahan Minke yang sopan. Hal tersebut ditunjukkan dalam novel Bumi

Manusia halaman 64. Berikut ini adalah kutipan novel halaman 64.

Minke menyapa Herman Mellema dengan berkata dalam Belanda dan dengan nada yang cukup sopan, "Selamat petang, Tuan Mellema!" (Novel Bumi Manusia halaman 64)

Minke menyapa kepada Herman Mellema yang pulang. Namun, peneliti menemukan perubahan ketika kutipan di atas diangkat ke dalam film. Berikut ini adalah cuplikan adegan film menit 30.05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Melihat Herman Mellema datang ke ruang makan, Minke berdiri dari kursinya. (Film Bumi Manusia menit 30.05)

Proses perubahan yang terakhir terlihat pada tidak adanya dialog sesuai kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Minke hanya berdiri dari kursinya dalam film dan tidak berkata apa-apa. Peneliti akhirnya menyimpulkan terjadi perubahan dalam penokohan Minke yang sopan.

5) PP/PENOKOHAN/5

Proses perubahan selanjutnya terjadi pada tokoh Robert Suurhof. Aspek penokohan yang diteliti adalah aspek sombong. Peneliti menemukan dua kutipan novel yang mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Kutipan novel yang pertama terlihat dalam novel Bumi Manusia halaman 16.

Minke menjelaskan kesombongan Suurhof dalam narasi, "Tanpa mengetuk pintu kamar permondokanku Robert Suurhof − di sini tak kugunakan nama sebenarnya − masuk." (Novel Bumi Manusia halaman 16)

Kutipan di atas menceritakan Robert Suurhof langsung masuk ke kamar

Minke tanpa mengetuk pintu. Namun, terjadi perubahan ketika kutipan di atas diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Robert Suurhof menjawab Nyonya Telinga dengan nada sombong, “Ik ben alleen zijn vriend (Temannya hanya aku).” (Film Bumi Manusia menit 04.16)

Proses perubahan terlihat pada cara pengungkapan karakter sombong Robert

Suurhof. Dalam novel, Robert Suurhof masuk begitu saja ke kamar Minke tanpa mengetuk pintu. Namun, dalam film, Robert Suurhof mengetuk pintu kamar

Minke dan berkata kepada Nyonya Telinga bahwa Minke hanya memiliki satu teman, yaitu Robert Suurhof.

Proses perubahan selanjutnya adalah bentuk perubahan terakhir dalam karakter Robert Suurhof yang sombong. Peneliti menemukan kutipan novel halaman 21 yang mengungkapkan kesombongan Robert Suurhof. Berikut ini adalah kutipan novelnya.

Suurhof menjawab pertanyaan Minke, "Aku?Ha-ha. Untukku-hanya dewi berdarah Eropa tulen!" (Novel Bumi Manusia halaman 21)

Kutipan di atas menceritakan Robert Suurhof yang berkata bahwa dirinya hanya menyukai wanita Eropa. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Suurhof berkata dengan nada sombong, "Ook al is ze zo mooi als een roos, ze is halfbloed. En ik ga alleen voor puur Nederlands, Minke. Purebred European. (Biar cantik seperti mawar, dia tetap seorang Indo. Seleraku hanya Belanda asli. 100 persen Eropa)." (Film Bumi Manusia menit 09.59)

Proses perubahan dalam kode ini mengenai karakter Robert Suurhof yang sombong. Perbedaan tersebut adalah dalam film, Robert Suurhof menggunakan bahasa Belanda. Selain itu, terjadi penambahan pada dialog Robert Suurhof dibandingkan dengan kutipan novel.

6) Kode PP/PENOKOHAN/6

Kode ini mengenai proses perubahan Robert Suurhof. Aspek penokohan yang diteliti adalah karakter suka menghina. Peneliti menemukan dua bentuk proses perubahan selama proses penelitian berlangsung. Berikut ini adalah hasil penelitiannya.

Bentuk proses perubahan yang pertama terdapat dalam kutipan novel halaman 16. Robert Suurhof terlihat menghina Minke. Kutipan berikut dapat dilihat berikut ini.

Suurhof mengejek Minke karena melihat Minke mencakungi gambar sang dara, "Ia terbahak, diri menggerabak dan tersipu. Lebih kurangajar lagi justru serunya: Ahoi, si philogynik, mata keranjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

kita, buaya kita! Bulan mana sedang kau rindukan?" (Novel Bumi Manusia halaman 16)

Kutipan di atas menceritakan Robert Suurhof menghina Minke yang sedang mencangkungi gambar sang dara. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Suurhof menghina Minke yang melihat gambar sang dara, “Hahahaha Je voelt je zo ellendig (Kau adalah pria yang menyedihkan). (Film Bumi Manusia menit 04.35)

Proses perubahan dalam kode ini mengenai karakter Robert Suurhof yang suka menghina. Perubahan tersebut terlihat dengan berbedanya kutipan dalam novel dengan dialog dalam film. Meskipun demikian, Robert Suurhof tetap sedang menghina Minke.

Bentuk proses perubahan yang kedua ini merupakan bukti selanjutnya dalam pengungkapan karakter Robert Suurhof yang suka menghina. Peneliti menemukan kutipan halaman 17 ketika Robert Suurhof kembali menghina Minke.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Suurhof menghina Minke yang pengecut dengan berkata, "Kecut sebelum turun gelanggang." (Novel Bumi Manusia halaman 17)

Kutipan di atas menceritakan Robert Suurhof yang menghina Minke karena menolak ajakannya. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Suurhof mengejek Minke karena menolak ajakannya, "lafaard (pengecut).” (Film Bumi Manusia menit 08.09)

Cuplikan di atas termasuk dalam proses perubahan penokohan Robert

Suurhof yang suka menghina. Proses perubahan tersebut terlihat dalam berbedanya kutipan dalam novel dengan dialog dalam film. Meskipun demikian,

Robert Suurhof tetap sedang menghina Minke.

7) Kode PP/PENOKOHAN/7

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Nyai Ontosoroh. Aspek penokohan yang diteliti adalah kecerdasan Nyai Ontosoroh. Kutipan novel halaman 38 berikut menunjukkan kecerdasan Nyai Ontosoroh.

Minke memuji kecerdasan Nyai dengan berkata, "Dan tak dapat aku katakan dia bodoh. Bahasa Belandanya cukup fasih, baik dan beradab; sikapnya pada anaknya halus dan bijaksana, dan terbuka, tidak seperti ibu-ibu pribumi; tingkah lakunya tak beda dengan wanita Eropa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

terpelajar." (Novel Bumi Manusia halaman 38)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang mendeskripsikan Nyai Ontosoroh.

Deskripsi tersebut menjelaskan bahwa Nyai Ontosoroh bukanlah Nyai pada umumnya karena Nyai Ontosoroh termasuk orang yang cerdas. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Nyai Ontosoroh datang dan berkata, "Waar ben je nog meer? Sam Pek Eng Tay? De Legende de van de Princes Huang Zu (Apa lagi yang kamu pahami? Sam Pek Eng Tay? Legenda Putri Chang e Huang Zu)?" (Film Bumi Manusia menit 17.33)

Proses perubahan dalam kode ini tentang Nyai Ontosoroh yang berkarakter cerdas. Dalam novel, Minke mendeskripsikan kecerdasan Nyai Ontosoroh dalam sebuah narasi. Namun, karakter cerdas Nyai Ontosoroh langsung terlihat melalui dialognya dalam film tanpa perlu ada narasi yang menjelaskan kecerdasannya.

8) Kode PP/PENOKOHAN/8

Proses perubahan selanjutnya mengenai Nyai Ontosoroh. Aspek penokohan yang diteliti adalah aspek rendah hati. Peneliti menemukan dua bukti proses perubahan selama penelitian berlangsung. Berikut adalah hasil penelitiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Proses perubahan yang pertama terlihat dalam novel halaman 33. Nyai

Ontosoroh menunjukkan karakter rendah hati terhadap Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Nyai berkata kepada Minke, "Orang memanggil aku Nyai Ontosoroh. Mereka tidak bisa menyebut Buitenzorg. Nampaknya Sinyo ragu menyebutku demikian. Semua memanggilku begitu. Jangan segan." (Novel Bumi Manusia halaman 33)

Kutipan di atas menceritakan Nyai Ontosoroh memahami Minke yang masih ragu memanggil Nyai Ontosoroh seperti panggilan pada umumnya. Namun, peneliti menemukan perubahan ketika kutipan di atas diangkat ke dalam film.

Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Nyai berjabat tangan dengan Minke sembari berkata, "Lidah orang sini memanggilku Ontosoroh. Mereka susah menyebut Buitenzorg. Kau bisa memanggilku Nyai (Gundik)." (Film Bumi Manusia menit 17.59)

Cuplikan film di atas menjelaskan proses perubahan karakter Nyai

Ontosoroh yang rendah hati. Perubahan tersebut terlihat dengan variasi dialog film dengan kutipan novel. Meskipun demikian, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Proses perubahan penokohan yang kedua terlihat dalam novel halaman 34.

Nyai Ontosoroh kembali menunjukkan kerendahan hatinya terhadap Minke.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Nyai berkata kepada Minke yang sedang kikuk, "Begitu segannya Sinyo menyebut aku. Kalau ragu tak menghinakan diri Sinyo, panggil saja Mama, seperti Annelies juga." (Novel Bumi Manusia halaman 34)

Kutipan di atas menceritakan Nyai Ontosoroh meminta Minke untuk memanggilnya dengan sebutan “Mama” dibandingkan dengan sebutan “Nyai

Ontosoroh”. Hal tersebut ia lakukan karena melihat Minke yang begitu ragu.

Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Melihat Minke yang masih terdiam, Nyai berkata,"Kalau kau merasa segan, kau bisa memanggilku 'Mama'. Sama seperti Annelies." (Film Bumi Manusia menit 18.38)

Kutipan novel dan cuplikan di atas menunjukkan bahwa Nyai Ontosoroh berkarakter rendah hati. Proses perubahan tersebut dapat dilihat dengan variasi dialog film dengan kutipan novel. Meskipun demikian, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

9) PP/PENOKOHAN/9

Kode ini berisi proses perubahan terhadap tokoh Nyai Ontosoroh. Peneliti menemukan aspek kesopanan dalam tokoh Nyai Ontosoroh. Peneliti menemukan dua bentuk perubahan selama penelitian berlangsung. Berikut adalah hasil penelitiannya.

Proses perubahan penokohan yang pertama terjadi ketika Nyai tidak ingin memaksa Minke untuk menjelaskan identitas aslinya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan novel halaman 34. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Melihat Minke yang masih menyembunyikan identitas aslinya, Nyai berkata, "Terserahlah. Setidak-tidaknya senang juga ada teman Annelies datang berkunjung. Hei, Ann, yang benar layani tamumu." (Novel Bumi Manusia halaman 34)

Kutipan di atas menceritakan Nyai Ontosoroh menunjukkan kesopanan kepada Minke. Ia tidak ingin memaksa Minke untuk menjelaskan identitas aslinya. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Nyai berkata kepada Annelies, "Ya wis sak kararepmu (Ya sudah terserah kamu). Ann, Kau layani tamu kita dengan baik. Mama masih banyak pekerjaan di kantor." (Film Bumi Manusia menit 19.22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Proses perubahan dalam kode ini tentang karakter Nyai Ontosoroh yang sopan. Perubahan terlihat pada terjadi variasi dalam kutipan novel ketika menjadi sebuah dialog. Meskipun demikian, inti kalimat tetap sama, yaitu Nyai Ontosoroh meminta Annelies untuk melayani Minke.

Proses perubahan selanjutnya terlihat dalam novel halaman 37. Nyai kembali menunjukkan kesopanannya terhadap Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Nyai menunjukkan kesopanannya karena Minke sudah datang bertamu dengan berkata, “Karena itu aku senang kau datang, Nyo. Kan nama Sinyo Minke? Dia tak pernah bergaul wajar seperti anak- anak Indo lain. Dia tidak menjadi Indo, Nyo.” (Novel Bumi Manusia halaman 37)

Kutipan di atas menceritakan Nyai Ontosoroh berterima kasih atas kedatangan Minke ke Buitenzorg. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Hal tersebut dibuktikan dengan cuplikan film menit 20.46 berikut.

Setelah mendengar rajukan Annelies, Nyai berkata, "Maafkan Annelies ya, Nyo. Dia memang jarang sekali bergaul dengan H.B.S. dan Indo." (Film Bumi Manusia menit 20.46)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Cuplikan di atas merupakan hasil proses perubahan penokohan Nyai

Ontosoroh yang sopan. Perubahan penokohan tersebut terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Meskipun demikian, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

10) PP/PENOKOHAN/10

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Nyai Ontosoroh. Peneliti mengidentifikasikan aspek penokohan dalam kode ini adalah aspek penyayang.

Kutipan novel halaman 37 berikut ini menunjukkan Nyai Ontosoroh yang penyayang.

Nyai datang bersama Annelies dan mulai bertanya apa yang menyebabkan Annelies berpekik, “Ada apa lagi, Ann? Apa dia mengajak bertengkar, Nyo?” (Novel Bumi Manusia halaman 37)

Kutipan di atas menceritakan Nyai Ontosoroh yang menunjukkan rasa sayangnya terhadap Annelies. Nyai Ontosoroh ingin mengetahui alasan anaknya berpekik. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Nyai berlari menghampiri Annelies yang berteriak, "Kenapa, Kenapa, Nak? Kenapa (Kenapa? Ada apa, Nak? Kenapa)?" (Film Bumi Manusia menit 20.22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Cuplikan di atas merupakan hasil perubahan dari kutipan novel menjadi dialog film. Proses perubahan terlihat dengan terjadinya variasi kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Namun, kutipan dan dialog tersebut menjadi bukti bahwa Nyai Ontosoroh sayang terhadap Annelies.

11) PP/PENOKOHAN/11

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Nyai Ontosoroh. Aspek penokohan yang diteliti adalah aspek pekerja keras. Peneliti menemukan dua proses perubahan penokohan dalam kode ini. Berikut adalah hasil penelitiannya.

Proses perubahan penokohan yang pertama terlihat dalam novel halaman

25. Minke mengungkapkan sisi Nyai Ontosoroh yang pekerja keras. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Minke mengungkapkan sisi pekerja keras Nyai Ontosoroh dengan narasi, "Nyai Ontosoroh-gunduk yang banyak dikagumi orang, rupawan, berumur tiga puluh duaan, pengendali seluruh perusahaan pertanian besar itu." (Novel Bumi Manusia halaman 25)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang mengungkapkan Nyai Ontosoroh adalah seorang pekerja keras. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Nyai berkata kepada salah satu pekerjanya, "Wis mari? Nah. Iki kudu mbok periksa maneh. Delok en, iki salah, kurung seimbang (Sudah selesai? Nah. Ini harus diperiksa lagi. Ini juga masih salah, belum seimbang)." (Film Bumi Manusia menit 18.52)

Cuplikan film di atas menceritakan Nyai Ontosoroh yang sedang memeriksa hasil pekerjaan pegawainya. Kutipan novel dan cuplikan film di atas membuktikan bahwa Nyai Ontosoroh adalah seorang pekerja keras. Dalam novel,

Minke mendeskripsikan karakter Nyai Ontosoroh yang pekerja keras. Namun,

Nyai Ontosoroh sendirilah yang berperilaku layaknya seorang pekerja keras tanpa harus dideskripsikan.

Proses perubahan yang kedua terlihat dalam kutipan novel halaman 45.

Annelies menceritakan pekerjaan Nyai Ontosoroh. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Annelies mengungkapkan seluruh pekerjaan Nyai dengan berkata, "Semua. Buku, dagang, surat-menyurat, bank …." (Novel Bumi Manusia halaman 45)

Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film.

Peneliti menemukan cuplikan dialog yang menjadi bukti tersebut. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Annelies berjalan sembari berkata kepada Minke, "Semuanya Mama yang mengelola, termasuk masalah keuangan dan segala urusan di bank." (Film Bumi Manusia menit 23.32)

Kutipan novel dan cuplikan di atas menceritakan pekerjaan Nyai Ontosoroh.

Proses perubahan penokohan terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

12) PP/PENOKOHAN/12

Proses perubahan penokohan Nyai Ontosoroh terjadi dalam kode ini.

Peneliti menemukan aspek ketegasan dalam Nyai Ontosoroh yang mengalami perubahan. Hal tersebut terdapat pada novel Bumi Manusia halaman 65 berikut.

Nyai membentak hinaan Herman Mellema dalam bahasa Belanda dengan suara berat dan kukuh, "Tutup mulut!" (Novel Bumi Manusia halaman 65)

Nyai pun menegaskan kehadiran Minke dengan berkata, " Ia tamuku." (Novel Bumi Manusia halaman 65)

Nyai menyembur kepada Herman Mellema dalam bahasa Belanda, "Eropa gila sama dengan pribumi gila," (Novel Bumi Manusia halaman 65)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Tiga kutipan di atas terjadi ketika Herman Mellema yang menghina Minke.

Ketika diangkat ke dalam film, tiga kutipan di atas mengalami perubahan.

Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Nyai membalas ucapan Herman Mellema yang memaki Minke, "Hou je mond! (Tutup mulutmu!) Eropa gila sama saja dengan pribumi gila." (Film Bumi Manusia menit 30.35)

Tiga kutipan novel dan satu dialog film di atas merupakan proses perubahan selanjutnya tentang karakter Nyai Ontosoroh yang tegas.

Perubahan tersebut terlihat dengan tiga kutipan dalam novel yang dirangkum menjadi satu dialog film.

Proses perubahan penokohan selanjutnya terlihat dalam novel halaman 65. Nyai Ontosoroh menyuruh Herman Mellema untuk pergi ke kamar. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Nyai menyuruh Herman Mellema untuk pergi ke kamar tidur dengan berkata, "Tak ada hak apa-apa kau di rumah ini. Kau tahu mana kamarmu sendiri!" (Novel Bumi Manusia halaman 65)

Kutipan novel menceritakan Nyai Ontosoroh bersikap tegas kepada Herman

Mellema, meskipun Herman Mellema merupakan tuannya. Kutipan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Nyai menyuruh Herman Mellema untuk pergi ke kamar tidur, "Ga Naar je kamer (Pergi ke kamarmu!)" (Film Bumi Manusia menit 30.43)

Proses perubahan penokohan selanjutnya merupakan bentuk kedua dalam kode ini. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dengan terjadi variasi dari kutipan novel ketika diangkat menjadi film. Meskipun demikian, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

Proses perubahan penokohan yang terakhir dalam kode ini terlihat dalam novel halaman 426. Nyai menunjukkan ketegasannya ketika Hakim pengadilan berusaha menyudutkan dirinya. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Nyai menjawab pertanyaan hakim dengan suara lantang, "Tuan hakim yang terhormat, Tuan Jaksa yang terhormat, karena toh telah dimulai membongkar keadaan rumah tanggaku …. (totokan palu: diperingatkan agar menjawab langsung). Aku, Nyai Ontosoroh alias Sanikem, gundik mendiang Tuan Mellema, mempunyai pertimbangan lain dalam hubungan antaraku dengan tamuku. Sanikem hanya seorang gundik. Dari kegundikanku lahir Annelies. Tak ada yang menggugat hubunganku dengan mendiang Tuan Mellema, hanya karena dia Eropa totok. Mengapa hubungan antara anakku dengan Tuan Minke dipersoalkan? Hanya karena Tuan Minke pribumi? Mengapa tidak disinggung hampir semua orang tua golongan Indo? Antara aku dengan Tuan Mellema ada ikatan perbudakan yang tidak pernah digugat oleh hukum. Antara anakku dengan Tuan Minke ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

cinta-mencintai yang sama-sama tulus. Memang belum ada ikatan hukum. Tanpa ikatan itupun anak-anakku lahir, dan tak ada seorangpun yang berkeberatan. Orang Eropa dapat membeli perempuan pribumi seperti diriku ini. Apa pembelian ini lebih benar daripada percintaan tulus? Kalau orang Eropa boleh berbuat karena, keunggulan uang dan kekuasaannya, mengapa kalau primbumi jadi ejekan, justru karena cinta tulus?" (Novel Bumi Manusia halaman 426)

Kutipan di atas menjelaskan Nyai yang menunjukkan ketegasannya terhadao ketidakadilan Eropa terhadap pribumi. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan tersebut mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Nyai berkata kepada Tuan Hakim yang menyudutkan Minke, "Tuan hakim yang terhormat. Karena toh telah dibongkar rahasia rumah tanggaku, maka aku harus bicara, Tuan. Herman Mellema, Tuan. Eropa totok itu, memintaku menjadi gundik. Tidak ada satu pun di antara kalian yang mempermasalahkan, Tuan. Duduk, Nyo (Meminta Minke untuk kembali duduk). Antara aku dan Tuan Mellema ada ikatan perbudakan dan tidak pernah sedikitpun diganggu gugat oleh hukum. Antara anakku dan Tuan Minke ada ikatan cinta yang tulus. Apakah perbudakan Eropa jauh lebih benar daripada ikatan cinta yang tulus?" (Film Bumi Manusia menit 107.06)

Cuplikan film di atas merupakan proses perubahan penokohan yang terakhir dalam kode ini. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan terjadi variasi dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

kutipan novel ketika diangkat menjadi film. Meskipun demikian, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

13) PP/PENOKOHAN/13

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Robert Mellema. Peneliti menemukan aspek penokohan dalam kode ini adalah aspek suka menghina.

Peneliti menemukan dua proses perubahan penokohan dalam kode ini. Hasil penelitian akan dijelaskan sebagai berikut.

Proses perubahan yang pertama terlihat dalam novel halaman 160. Robert

Mellema menghina Minnke karena statusnya sebagai pribumi. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Robert menghina Minke dengan berkata, "Dan jangan kau lupa, kau hanya seorang Pribumi." (Novel Bumi Manusia halaman 160)

Kutipan di atas menceritakan Robert Mellema yang menghina Minke bahwa dirinya hanyalah seorang pribumi. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan di atas mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Melihat Minke yang tak menjawab pertanyaannya, Robert berkata, "Dasar mental pribumi!" (Film Bumi Manusia menit 52.48)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Cuplikan di atas menceritakan Robert Mellema menghina Minke karena

Minke tak menjawab pertanyaannya. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan terjadinya variasi kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Namun, kedua hal tersebut tetap menjadi bukti bahwa Robert Mellema memiliki karakter yang suka menghina.

Proses perubahan penokohan berikutnya merupakan bukti kedua terjadinya proses perubahan penokohan Robert Mellema. Robert Mellema menghina Minke yang menginap di Buitenzorg. Kutipan novel berikut berisi Robert Mellema yang menghina Minke.

Robert menghina Minke yang menginap di Buitenzorg, “Lihat, aku tak pernah mengimpi untuk menginap di tempat lain karena wanita. Biar pun memang banyak yang mengundang. (Novel Bumi Manusia halaman 159)

Kutipan di atas menceritakan Robert Mellema dan Minke. Robert menghina

Minke karena Minke menginap di Buitenzorg. Ketika kutipan tersebut diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Sembari menunjuk muka Minke, Robert berkata, "Inlanders koyo kowe (Pribumi seperti kamu) selalu berusaha mendekati gadis-gadis Eropa biar derajatmu naik kelas." (Film Bumi Manusia menit 52.53)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Kutipan novel dan cuplikan film di atas merupakan proses perubahan terakhir dalam kode ini. Proses perubahan dapat dilihat dengan terjadinya variasi kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Namun, kedua hal tersebut tetap menjadi bukti bahwa Robert Mellema memiliki karakter yang suka menghina.

14) PP/PENOKOHAN/14

Proses perubahan penokohan yang terjadi dalam kode ini adalah proses perubahan terhadap Robert Mellema. Aspek penokohan yang diteliti adalah aspek angkuh. Peneliti menemukan empat bukti proses perubahan penokohan dalam kode ini. Berikut adalah hasil penelitiannya.

Proses perubahan penokohan yang pertama terjadi ketika Annelies menceritakan bahwa ibunya juga seorang Pribumi. Peneliti menemukan karakter angkuh Robert Mellema dalam novel halaman 30. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Karakter Angkuh Robert terlihat setelah Annelies berkata bahwa pribumi juga baik dalam narasi, “Pandang Robert Mellema sekarang tertuju pada adiknya, dan Annelies menantangnya dengan pandang terbuka. Sang abang menghindari. (Novel Bumi Manusia halaman 30)

Kutipan di atas menceritakan Robert Mellema seakan tidak terima dengan pernyataan adiknya, Annelies. Namun, peneliti menemukan perubahan kutipan di atas ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Melihat adiknya bangga bahwa ibunya pribumi, Robert berkata dengan bahasa Belanda yang berarti, "Waarom zou je daar trots op zijn, Annelies (Buat apa dibanggakan itu, Annelies)?" (Film Bumi Manusia menit 15.24)

Proses perubahan yang pertama terlihat dengan terjadinya variasi kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Perubahan itu terletak dengan adanya dialog film, sedangkan Robert tidak mengucapkan apa-apa dalam novel.

Meskipun demikian, dua hal tersebut membuktikan bahwa Robert Mellema berkarakter angkuh.

Proses perubahan yang kedua terlihat dalam novel halaman 71. Robert

Mellema bersikap angkuh terhadap ibunya. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Karakter angkuh Robert diungkap Minke dalam narasi, "Robert Mellema dengan lirikannya. Yang tajam, tak peduli segala-gala kecuali sepakbola, bahkan juga tidak pada ibunya sendiri." (Novel Bumi Manusia halaman 71)

Kutipan di atas menceritakan Robert yang berikap angkuh terhadap apapun, termasuk Nyai Ontosoroh. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Robert tidak menghiraukan Nyai Ontosoroh yang memintanya untuk menjaga sikap dan langsung pergi tanpa pamit. (Film Bumi Manusia menit 21.22)

Proses perubahan selanjutnya masih tentang karakter Robert Mellema yang angkuh. Dalam novel, Minke menarasikan karakter Robert Mellema. Namun,

Robert Mellema menunjukkan karakternya melalui tingkah lakunya dalam film tanpa perlu ada narasi yang menjelaskan karakternya.

Proses perubahan penokohan selanjutnya terlihat dalam novel halaman 236.

Robert Mellema bersikap angkuh ketika ditanya oleh Nyai Ontosoroh. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Robert menjawab pertanyaan Nyai dengan berkata, "Tak ada urusan dengan Minke. Dia hanya pribumi." (Novel Bumi Manusia halaman 236)

Kutipan di atas menceritakan suasana Buitenzorg setelah Minke ditangkap oleh petugas kepolisian. Robert bersikap angkuh kepadanya ibunya bahwa dia tidak berurusan dengan pribumi, seperti Minke. Ketika diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan dalam kutipan di atas. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Robert tertawa mendengar pertanyaan Nyai lalu berkata, "Ik heb niets met Inlanders (Aku tidak ada urusan dengan pribumi) (Film Bumi Manusia menit 56.30)

Proses perubahan selanjutnya masih dengan Robert Mellema yang angkuh.

Perubahan penokohan terlihat dengan terjadinya variasi kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Meskipun demikian, dua hal tersebut membuktikan bahwa Robert Mellema berkarakter angkuh.

Proses perubahan penokohan yang terakhir terlihat dalam novel halaman

236. Robert Mellema tidak terima ketika Nyai Ontosoroh meminta darah pribumi dalam dirinya untuk menolong Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Robert tidak terima pernyataan Nyai lalu berkata, "Lantas, apa guna darah Eropa?" (Novel Bumi Manusia halaman 236)

Kutipan di atas masih menceritakan Robert Mellema yang berkarakter angkuh. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan di atas mengalami perubahan.

Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Robert meludah ke tanah setelah mendengar pernyataan Nyai. (Film Bumi Manusia menit 57.07)

Proses perubahan yang terakhir dalam kode ini terlihat dengan terjadinya variasi kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Robert Mellema meludah ke tanah setelah mendengar pernyataan Nyai Ontosoroh. Meskipun demikian, dua hal tersebut membuktikan bahwa Robert Mellema berkarakter angkuh.

15) PP/PENOKOHAN/15

Kode ini berisi proses perubahan terhadap tokoh Annelies Mellema. Peneliti menemukan karakter rendah hati dalam Annelies Mellema. Empat buah bukti telah ditemukan peneliti dalam kode ini yang akan dibahas sebagai berikut.

Proses perubahan yang pertama terlihat dalam novel halaman 30. Annelies menunjukkan karakter rendah hati kepada Minke. Perhatikan dua kutipan novel berikut.

Annelies mencoba berbicara kepada Minke dengan berkata, "Mengapa pucat?' tanya Annelies seperti sedang memberi ampun. 'Pribumi juga baik,' katanya masih tertawa." (Novel Bumi Manusia halaman 30)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Annelies menegaskan bahwa pribumi juga baik dengan berkata,"Ibuku juga pribumi-pribumi asal Jawa. Kau tamuku, Minke." (Novel Bumi Manusia halaman 30)

Dua kutipan di atas menceritakan Annelies yang sedang berbicara kepada

Minke. Ia tidak merasa keberatan dengan status Minke sebagai pribumi. Ketika diangkat ke dalam film, dua kutipan di atas mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Annelies mencoba untuk mengajak bicara Minke dengan berkata, "Kenapa dengan Pribumi? Ibuku pribumi. Jawa (Jawa)" dengan senyum di akhir perkataannya. (Film Bumi Manusia menit 15.16)

Proses perubahan dalam kode ini tentang Annelies yang berkarakter Rendah hati. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan adanya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Meskipun demikian, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

Proses perubahan penokohan yang kedua terlihat dalam novel halaman 30.

Annelies menantang kakaknya yang menolak mengakui ibunya yang pribumi.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Annelies bersikap rendah hati dengan melawan kakaknya, Robert Mellema yang membenci pribumi, “Pandang Robert Mellema sekarang tertuju pada adiknya, dan Annelies menantangnya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

pandang terbuka. Sang abang menghindari.” (Novel Bumi Manusia halaman 30)

Kutipan di atas terjadi setelah Annelies berkata bahwa ibunya juga seorang pribumi. Annelies berusaha melawan kakaknya yang seolah tidak terima kalau ibunya juga pribumi. Perubahan terjadi ketika kutipan di atas diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Annelies menjawab pertanyaan kakaknya dengan berkata, "Ik zeg alleen het feit.Is die fout (Aku Cuma bilang yang sebenarnya. Apakah itu salah)?" (Film Bumi Manusia menit 15.27)

Perubahan selanjutnya adalah terjadi variasi kutipan novel menjadi dialog film. Annelies hanya memandang Robert Mellema tanpa berucap satu kata pun dalam novel. Namun, Annelies melawan kakaknya dengan mengucapkan dialog dalam film.

Proses perubahan yang ketiga terlihat dalam novel halaman 30. Karena

Minke seolah tidak dianggap oleh kakaknya, Annelies mengajak Minke untuk masuk ke dalam rumah. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Annelies mengajak Minke untuk berbicara di tempat lain, "Nampaknya kau tak suka pada sepakbola. Aku pun tidak. Mari duduk di tempat lain," (Novel Bumi Manusia halaman 30)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Kutipan di atas menceritakan Annelies yang mengajak Minke ke dalam rumah. Ia mengetahui jika kakaknya, Robert Mellema, tidak ingin berbicara dengan Minke. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Mengetahui Minke tidak dianggap tamu oleh kakaknya, Annelies mengajak Minke untuk masuk ke rumah dengan berkata, "Ayo kita masuk, Minke." (Film Bumi Manusia menit 15.46)

Cuplikan di atas menceritakan Annelies yang bersikap rendah hati dengan mengajak Minke untuk masuk ke dalam. Proses perubahan dapat dilihat dengan adanya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

Proses perubahan yang terakhir terlihat dalam novel halaman 37. Annelies menyanggah ibunya yang mengatakan dirinya sebagai Indo. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Annelies menyanggah Nyai tentang statusnya sebagai Indo, "Aku bukan Indo,' bantah si gadis. 'Tak mau jadi Indo. Aku mau hanya seperti Mama." (Novel Bumi Manusia halaman 37)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Kutipan di atas menceritakan Annelies yang tidak ingin dianggap Indo. Ia hanya ingin menjadi pribumi seperti Nyai Ontosoroh. Ketika kutipan di atas diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan. Perhatikan cuplikan film menit 20.51. Perubahan tersebut terlihat dalam cuplikan film berikut ini.

Mendengar Nyai Ontosoroh membicarakan statusnya sebagai Indo, Annelies menyanggahnya, " Aku gak gelem (mau) jadi Indo. Aku kepingin kaya Mama. Pribumi." (Film Bumi Manusia menit 20.51)

Cuplikan film di atas merupakan bentuk terakhir dalam proses perubahan penokohan dalam kode ini. Proses perubahan tersebut dapat dilihat dengan adanya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

16) PP/PENOKOHAN/16

Proses perubahan dalam kode ini terdapat pada tokoh Annelies Mellema.

Aspek penokohan yang ditemukan peneliti adalah aspek manja. Peneliti menemukan dua bukti proses perubahan dalam kode ini. Berikut adalah hasil penelitiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Proses perubahan penokohan yang pertama terlihat dalam novel halaman 37.

Annelies mengadu kepada Nyai Ontosoroh setelah Minke memujinya dengan kata cantik. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Annelies bersikap manja kepada Nyai dengan berkata, "Tidak, tidak bertengkar,' sambar gadis itu, kemudian mengadu dengan manjanya, 'Mama,' tangannya menunjuk padaku. 'Coba, Mama, masa Minke bilang aku cantik?" (Novel Bumi Manusia halaman 37)

Kutipan di atas menceritakan Annelies yang bersikap manja kepada Nyai.

Karakter manja Annelies tertulis dalam novel tersebut. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan novel di atas mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Annelies mengadu kepada Nyai, “Dia bilang aku cantik. Tanpa tanding.” (Film Bumi Manusia menit 20.30)

Proses perubahan dalam kode ini tentang Annelies yang berkarakter manja.

Perubahan tersebut dapat dilihat dengan adanya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Meskipun demikian, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Proses perubahan penokohan yang kedua terlihat dalam novel halaman 229.

Annelies bersikap manja kepada Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Annelies bersikap manja ketika Minke harus ke Kranggan dulu dibandingkan pulang bersamanya ke Buitenzorg, “Benar-benar tak bisa dihindari. Ia menangis. Menangis seperti anak kecil.” (Novel Bumi Manusia halaman 229)

Kutipan di atas menceritakan Annelies yang bersikap manja kepada Minke.

Annelies bersikap manja karena Minke harus pulang ke Kranggan terlebih dahulu.

Ketika diangkat ke dalam film, kutipan di atas mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 72.49 dan 72.59 berikut.

Annelies ingin ikut dengan Minke ke Kranggan, "Aku ikut kamu. Kenapa? Kenapa, Mas?” (Film Bumi Manusia menit 72.49)

Annelies merajuk kepada Minke yang menolaknya ikut ke Kranggan, "Kalau gitu aku ikut, Mas." (Film Bumi Manusia menit 72.59)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Proses perubahan selanjutnya terlihat dalam terjadinya variasi kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Satu kutipan novel tersebut dirubah menjadi dua dialog dalam film. Meskipun demikian, bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa

Annelies memiliki karakter manja.

17) PP/PENOKOHAN/17

Proses perubahan penokohan dalam kode ini terjadi pada tokoh Herman

Mellema. Aspek penokohan yang diteliti adalah karakter angkuh. Peneliti menemukan kutipan novel halaman 64 yang menunjukkan karakter angkuh

Herman Mellema sebagai berikut.

Melihat reaksi Minke yang diam saja, Herman melanjutkan, "Kowe kira, kalau sudah pake pakean Eropa, bersama orang Eropa, bisa sedikit bicara Belanda, lantas jadi Eropa? Tetap Monyet!" (Novel Bumi Manusia halaman 64)

Kutipan di atas menceritakan Herman Mellema yang berkarakter angkuh terhadap Minke. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan tersebut mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 30.15 berikut.

Melihat Minke yang diam saja, Herman berkata, "U denkt door Eurepese kleding te dragen. Je bent met Europeanen en Nederlands sprekt en word je een Europees? Nee… Nee… Je bent een aap (Kamu pikir dengan memakai pakaian Eropa. Kamu bersama orang Eropa dan berbicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

bahasa Belanda lalu kamu menjadi orang Eropa? Tidak… Tidak… Kamu tetap seekor monyet)!" (Film Bumi Manusia menit 30.15)

Cuplikan film di atas menceritakan Herman Mellema yang bersikap angkuh kepada Minke. Ia lakukan hal tersebut karena Minke adalah Pribumi. Perubahan penokohan terlihat dengan terjadinya perbedaan variasi bahasa dalam novel dengan film.

18) PP/ PENOKOHAN/18

Proses penokohan dalam kode ini terjadi pada tokoh Herman Mellema.

Peneliti menemukan karakter rendah hati dalam tokoh Herman Mellema dalam kisah flashback. Kutipan novel berikut menunjukkan Herman Mellema yang rendah hati.

Herman mencoba menenangkan Sanikem dengan bahasa Melayu, "Jangan takut," (Novel Bumi Manusia halaman 124)

Kutipan di atas menceritakan Herman Mellema yang berkarakter rendah hati terhadap Nyai Ontosoroh. Hal ini terjadi dalam kisah flashback saat Nyai

Ontosoroh dijual oleh ayahnya kepada Herman Mellema. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 46.59 berikut.

Herman mencoba menenangkan Sanikem, "Relax. You'll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

be fine (Tenang. Kau akan baik-baik saja)." (Film Bumi Manusia menit 46.59)

Proses perubahan selanjutnya tentang Herman Mellema yang berkarakter rendah hati. Perubahan tersebut terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

19) PP/PENOKOHAN/19

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Ayah Minke. Peneliti menemukan perubahan penokohan pada Ayah Minke. Dalam novel, Ayah Minke memiliki karakter tegas. Namun, karakter ayah Minke berubah menjadi tangan besi ketika diangkat ke dalam film. Peneliti menemukan dua bukti proses perubahan dalam kode ini yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Proses perubahan penokohan yang pertama terlihat dalam novel halaman

184. Ayah Minke bersikap tegas kepada Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Ayah Minke geram dengan jawaban Minke lalu berkata, "Buaya! Ku keluarkan kau dari E.L.S di T. dulu juga karena perkara yang sama. Semua itu! Makin tinggi sekolah makin jadi buaya bangkong! Bosan main-main dengan gadis-gadis sebaya sekarang mengeram di sarang Nyai, mau jadi apa kau ini?" (Novel Bumi Manusia halaman 184)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang pulang ke Kota B. Lalu, Ayah

Minke memarahi Minke karena Minke dikabarkan tinggal di rumah seorang Nyai.

Ketika diangkat ke dalam film, kutipan di atas mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 58.48 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Ayah Minke melanjutkan dialog dengan berkata, "Kamu nyaris mangkrak di sekolah ELS gara-gara perempuan. Sekarang di H.B.S. sama saja. Malah luwih edan (lebih gila)!" (Memecut Minke sekali lagi) (Film Bumi Manusia menit 58.48)

Proses perubahan selanjutnya tentang Ayah Minke yang berkarakter tegas dalam novel menjadi tangan besi ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

Proses perubahan penokohan yang kedua terlihat dalam novel halaman 185.

Ayah Minke kembali bersikap tegas terhadap Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Ayah Minke menegaskan maksud kepulangan Minke dengan berkata, "Apa tidak kau baca di koran-koran, besok malam ini ayahmu akan mengadakan pesta pengangkatan jadi bupati? Bupati B? Tuan Asisten Residen B? Tuan Residen Surabaya, Tuan Kontrolir dan semua bupati akan hadir. Apa mungkin seorang siswa H.B.S tidak membaca koran? Kalau tidak, apa mungkin tak ada orang lain memberitakan? Nyaimu itu, apa dia tidak bisa membacakan untukmu?" (Novel Bumi Manusia halaman 185)

Kutipan di atas masih menceritakan Minke yang pulang ke Kota B. Peneliti menemukan perubahan ketika kutipan tersebut diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 59.00 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Ayah Minke melanjutkan dialog dengan berkata, "Apa sudah dengan Nyai mu lalu kamu lupa? Sampai bapakmu ini diangkat jadi bupati, pindah ke rumah ini kowe gak ngerti (kamu tidak tahu)? Dasar cah gemblung (anak bodoh)!Nyai mu ora tau maca koran po (Apa Nyaimu tidak pernah baca koran)?" (Memecut Minke sekali lagi) (Film Bumi Manusia menit 59.00)

Cuplikan film di atas merupakan hasil perubahan dari kutipan novel halaman 185. Perubahan tersebut terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

20) PP/PENOKOHAN/20

Proses perubahan penokohan dalam kode ini terjadi pada tokoh Ibu Minke.

Peneliti menemukan aspek penokohan dalam kode ini adalah aspek bijaksana.

Dua proses perubahan telah ditemukan peneliti yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Proses perubahan yang pertama terlihat dalam novel halaman 192. Ibu

Minke bersikap bijak ketika kakak Minke hendak mengadu kepada ayahnya.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Ibu Minke berkata kepada kakak Minke, "Kau belum lagi Ambtenar yang berhak menjual adikmu untuk sekedar dapat pujian. Kau sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

belum tentu lebih baik dari adik." (Novel Bumi Manusia halaman 192)

Kutipan novel di atas menceritakan Ibu Minke yang bersikap bijaksana. Ia menasihati anak pertamanya yang hendak mengadu buku catatan Minke kepada ayahnya. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film.

Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 61.00 berikut.

Ibu Minke mendengarkan perkataan kakak Minke lalu berkata, "Kowe durung dadi bupati, wis sinau ngedol adikmu, meh arep golek alem?Kene bukune(Kamu belum jadi bupati, sudah menjual adikmu hanya untuk mendapat pujian? Kemarikan bukunya)!" (Film Bumi Manusia menit 61.00)

Kutipan novel dan cuplikan film di atas merupakan bukti terjadinya proses perubahan terhadap Ibu Minke dalam aspek penokohan bijaksana. Perubahan tersebut terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

Proses perubahan penokohan yang terakhir terlihat dalam novel halaman

193. Ibu Minke menasihati Minke yang menurutnya sudah bukan orang Jawa lagi.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Ibu Minke menasihati Minke dengan berkata, "Itu tanda kau bukan Jawa lagi, tak mengindahkan siapa lebih tua, lebih berhak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

kehormatan, siapa yang lebih berkuasa." (Novel Bumi Manusia halaman 193)

Kutipan di atas menceritakan Ibu Minke yang menasihati Minke. Ia berkata bahwa Minke sudah bukan orang Jawa lagi karena dirinya telah terpengaruh budaya Eropa. Peneliti menemukan cuplikan film yang merupakan hasil proses perubahan kutipan di atas. Berikut ini adalah cuplikan film menit 61.31.

Ibu Minke menasihati Minke dengan berkata, "Kowe dudu Jawa maneh. Wis dadi landa cokelat (Kamu sudah bukan Jawa lagi. Sudah jadi Belanda cokelat). Apakah seperti ini yang disebut priyayi terpelajar?" (Film Bumi Manusia menit 61.31)

Kutipan novel dan cuplikan film di atas merupakan bukti terakhir dalam proses perubahan terhadap Kebijaksanaan Ibu Minke. Perubahan tersebut terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam dialog film.

Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

21) PP/PENOKOHAN/21

Kode ini berisi proses perubahan Herbert de la Croix. Aspek penokohan yang ditemukan peneliti adalah aspek rendah hati. Sebanyak dua bukti proses perubahan telah ditemukan peneliti selama proses penelitian berlangsung. Berikut adalah hasil penelitiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Proses perubahan yang pertama terdapat dalam novel halaman 201. Herbert de la Croix memuji kecerdasan Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Herbert memuji kecerdasan Minke dengan berkata, "Tuan Bupati, berbahagia Tuan berputerakan pemuda ini. Bukan hanya Belandanya, terutama sikapnya." (Novel Bumi Manusia halaman 201)

Kutipan di atas menceritakan Herbert de la Croix yang memuji kecerdasan

Minke saat upacara pelantikan Ayah Minke sebagai Bupati B. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 68.34 berikut.

Herbert memuji Ayah Minke dengan berkata, "Je hebt je zoon heel goed geleerd (Kau mendidik anakmu dengan benar). (Film Bumi Manusia menit 68.34)

Proses perubahan yang pertama ini mengenai Herbert de la Croix yang berkarakter rendah hati. Perubahan itu terlihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Proses perubahan penokohan yang kedua terdapat dalam novel halaman

502. Herbert de la Croix membantu Minke yang sedang mengalami masalah.

Berikut ini adalah kutipan novelnya.

Herbert dan Miriam mengirim telegram kepada Minke, "Minke, akan datang juris kenamaan dari Semarang. Lusa. Percayalah padanya. Jemput di stasiun. Kereta express. Salam pada Nyai dan Annelies. Miriam dan Herbert." (Novel Bumi Manusia halaman 502)

Kutipan di atas menceritakan Herbert de la Croix mengirimkan advokat terkenal dari Semarang. Hal tersebut ia lakukan demi menolong Minke. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan di atas mengalami perubahan sebagai berikut.

Herbert membantu Minke melalui dialog Minke, "Tuan Asisten Residen mengirim advokat terkenal dari Semarang, Ma. Akan diantar Miriam dan aku diminta menjemput mereka di stasiun." (Film Bumi Manusia menit 142.07)

Proses perubahan di atas merupakan bukti terakhir dalam kode ini.

Perubahan tersebut dapat dilihat dengan terjadinya variasi dari kutipan novel ketika diangkat ke dalam dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

22) Kode PP/PENOKOHAN/22

Proses perubahan dalam kode ini terjadi pada tokoh Jean Marais. Aspek penokohan yang diteliti adalah aspek bijaksana. Peneliti menemukan tiga proses perubahan penokohan dalam kode ini. Berikut adalah hasil penelitiannya.

Proses perubahan penokohan yang pertama terdapat dalam kutipan novel halaman 77. Jean menasihati Minke yang merasa diguna-guna oleh Nyai

Ontosoroh. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Jean melanjutkan nasihatnya kepada Minke setelah tertawa perlahan, "Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, mengapa dihormati dan diindahkan? Kau terpelajar, Minke, seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu. Datanglah kau padanya barang dua-tiga kali lagi, nanti kau dapat lebih mengetahui benar-tidaknya pendapat umum itu." (Novel Bumi Manusia halaman 77)

Kutipan novel di atas menjelaskan bahwa Jean menasihati Minke untuk berpikir layaknya seorang terpelajar. Kutipan novel di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 36.56 berikut.

Jean menasihati Minke yang merasa diguna-guna oleh Nyai, "Seorang yang terpelajar harus berlaku adil sudah sejak dalam pikiran. Apalagi dalam perbuatan." (Film Bumi Manusia menit 36.56)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Cuplikan di atas merupakan hasil perubahan dari kutipan novel halaman 77.

Peneliti menemukan perubahan tersebut dengan dipersingkatnya kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog dalam film. Namun, perubahan tersebut masih dengan inti kalimat yang sama.

Proses perubahan yang kedua terlihat dalam kutipan novel halaman 81. Jean kembali menasihati Minke mengenai arti cinta. Berikut ini adalah kutipan novelnya.

Jean berkata kepada Minke, "Cinta itu indah, Minke, juga kebinasaan yang mungkin membuntutinya. Orang harus berani menghadapi akibatnya.” (Novel Bumi Manusia halaman 81)

Jean menasihati Minke bahwa cinta itu indah, tetapi juga ada risikonya dalam kutipan novel di atas. Peneliti menemukan perubahan dalam kutipan di atas ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 39.24 berikut.

Jean menjawab pertanyaan Minke mengenai cinta sejati, "Cinta itu indah. Juga kebinasaan yang membuntutinya. Jadi, harus berani menghadapi akibatnya." (Film Bumi Manusia menit 39.24)

Cuplikan film di atas merupakan hasil perubahan dari kutipan novel halaman 81. Proses perubahan yang terlihat adalah terjadinya variasi dari kutipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

novel ketika diangkat ke dalam film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

Proses perubahan yang terakhir dalam kode ini terdapat dalam novel halaman 429. Jean berusaha membangkitkan Minke yang sedang terpuruk karena dikeluarkan dari H.B.S. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Jean mencoba menenangkan Minke dengan berkata, "Sekolahmu itu sudah terlalu kecil untukmu Minke. Kalau seorang Minke sudah patah begini, kan masih ada seorang Max Tollenaar?" (Novel Bumi Manusia halaman 429)

Kutipan di atas menceritakan Jean yang menasihati Minke bahwa dirinya masih memiliki sosok Max Tollenaar. Kutipan tersebut mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 117.18 berikut.

Melihat Minke yang sedang bersedih, Jean berkata, "Minke. HBS terlalu kecil buat kamu. Saatnya kamu menunjukkan kepada dunia kalau kamu bukan pengecut dan nikahi Annelies.” (Film Bumi Manusia menit 117.18)

Cuplikan film di atas merupakan hasil perubahan dari kutipan novel halaman 429. Proses perubahan yang terlihat adalah terjadinya variasi dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

kutipan novel ketika diangkat ke dalam film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

23) PP/PENOKOHAN/23

Proses perubahan penokohan selanjutnya terjadi pada tokoh Nyonya

Telinga. Peneliti menemukan aspek penokohan dalam kode ini adalah aspek cerewet. Kutipan novel halaman 75 berikut menunjukkan Nyonya Telinga yang cerewet.

Nyonya Telinga berkata kepada Minke, "Tuan muda, tuan muda, tentu tuan muda menghendaki anaknya; tapi ibunya juga yang lebih bernafsu! Semua orang memang memuji-muji kecantikan anaknya. Tak ada yang berani datang ke sana. Beruntung benar tuan muda ini. Tapi ingat-ingat, salah-salah tuan muda diterkam oleh si Nyai!" (Novel Bumi Manusia halaman 75) Kutipan novel di atas menceritakan Nyonya Telinga mengomel kepada

Minke karena Minke berkunjung ke Buitenzorg. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan di atas mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 34.49 dan menit 35.05 berikut.

Sembari menata rak meja, Nyonya Telinga berkata, "Hati- hati! Reputasi seorang Nyai itu bukan omong kosong! Mereka itu memang erotis, tapi juga mistis!" (Film Bumi Manusia menit 34.49)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Seakan belum puas menasihati Minke, Nyonya Telinga kembali berkata, "Kamu boleh saja mengincar anak gadisnya. Tetapi, janda kesepian itu mengincar kamu! Jangan keras kepala! (Film Bumi Manusia menit 35.05)

Proses perubahan dalam kode ini mengenai Nyonya Telinga yang cerewet.

Perubahan tersebut dibuktikan dengan adanya variasi dalam kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

24) Kode PP/PENOKOHAN/24

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Ah Tjong. Aspek penelitian yang ditemukan peneliti adalah aspek cerdik. kutipan novel halaman 422 berikut menunjukkan kecerdikan Ah Tjong.

Kecerdikan Ah Tjong selama persidangan berlangsung terlihat dalam narasi, “Dua minggu lamanya sidang berlangsung. Motif pembunuhan tetap tidak diperoleh dari Ah Tjong.” (Novel Bumi Manusia halaman 422)

Kutipan di atas menunjukkan kecerdikan Ah Tjong yang menyembunyikan motif pembunuhan Herman Mellema. Ia berhasil memperlama proses sidang hingga dua minggu lamanya. Ketika diangkat ke dalam film, kutipan di atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit

104.16 berikut.

Ah Tjong membela dirinya di pengadilan dengan berkata, "Bapak Hakim, Herman Mellema lebih sering ada di rumah saya yang itu dibanding saya sendiri. Maka, mana bisa saya membunuh pelanggan terbaik saya?" (Film Bumi Manusia menit 104.16) Proses perubahan berikutnya tentang Ah Tjong yang berkarakter cerdik.

Peneliti menemukan variasi dari sebuah kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Meskipun demikian, bukti di atas menunjukkan bahwa Ah Tjong adalah orang yang cerdik.

25) PP/PENOKOHAN/25

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Maarteen Nijman. Aspek penokohan yang diteliti adalah aspek penolong dari tokoh tersebut. Kutipan novel halaman 503 berikut menunjukkan Maarteen Nijman yang bersifat penolong.

Maarten Nijman membantu Minke dengan berkata, "Selama ini tuan telah membantu kami dengan baik. Sekarang giliran kami membantu dengan sebaik mungkin." (Novel Bumi Manusia halaman 503) Kutipan di atas menceritakan Maarteen Nijman yang berusaha menolong

Minke. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk balas budi atas bantuan Minke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

sebelumnya. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film.

Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 105.03 berikut.

Marteen mencoba menolong Minke dengan berkata, "Mijn krant, S.N.v/d D. Zal zeker helpen bij het laden van uw schrijven (Koranku, S.N. v/d D. pasti akan membantu memuat tulisanmu)." (Film Bumi Manusia menit 105.03)

Proses perubahan dalam kode ini mengenai Maarteen Nijman yang berkarakter penolong. Peneliti menemukan variasi dari sebuah kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Meskipun demikian, bukti tersebut menunjukkan bahwa Maarteen Nijman adalah tokoh dengan karakter penolong.

26) PP/PENOKOHAN/26

Kode ini berisi proses perubahan terhadap Kommers. Peneliti menemukan bahwa Kommers memiliki karakter rendah hati selama proses penelitian berlangsung. Kutipan novel halaman 417 berikut berisi Kommers yang rendah hati.

Kommers membela Minke yang ditunjukkan pada narasi, "Tidak diduga dalam sebuah koran Melayu milik orang Eropa muncul tulisan yang membela diriku ditulis seorang yang mengaku bernama: Kommers." (Novel Bumi Manusia halaman 417)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Kutipan di atas menceritakan Kommers yang membela Minke melalui tulisannya dalam koran Melayu milik orang Eropa. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 110.36 berikut.

Melalui dialog Marteen Nijman, Kommers bersimpati dengan permasalahan Minke, "Hij sympathiseert met je (Dia bersimpati dengan kalian)." (Film Bumi Manusia menit 110.36)

Proses perubahan berikutnya tentang Kommers yang berkarakter rendah hati. Peneliti menemukan variasi dari sebuah kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Meskipun demikian, bukti tersebut menunjukkan bahwa

Kommers adalah orang dengan karakter rendah hati.

27) PP/PENOKOHAN/27

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Maurits Mellema. Aspek penokohan yang ditemukan peneliti adalah aspek angkuh. Kutipan novel halaman

144 menunjukkan karakter Maurits Mellema yang angkuh.

Maurits Mellema menjawab pernyataan Herman dengan angkuh, “Dahulu ibuku belum mampu menyewa pengacara. Sekarang anaknya sanggup, bahkan yang semahal-mahalnya. Tuan bisa buka perkara. Tuan juga cukup kaya untuk menyewa, juga cukup berada untuk membayar alimentasi.” (Novel Bumi Manusia halaman 144)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Kutipan di atas menceritakan kisah flashback saat Maurits Mellema datang ke Buitenzorg. Maurits bersikap angkuh kepada ayahnya, Herman Mellema.

Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 49.01 berikut.

Maurits memecahkan botol susu di hadapan Herman Mellema setelah mendengar alasan Herman yang tak menceraikan ibunya. (Film Bumi Manusia menit 49.01)

Proses perubahan dalam kode ini mengenai Maurits Mellema yang berkarakter angkuh. Peneliti menemukan variasi dari sebuah kutipan novel ketika diangkat menjadi dialog film. Meskipun demikian, dua bukti tersebut menunjukkan bahwa Maurits Mellema adalah orang dengan karakter angkuh.

28) Kode PP/PENOKOHAN/28

Proses perubahan dalam kode ini mengenai tokoh Darsam. Peneliti menemukan aspek penokohan berhati-hati pada tokoh Darsam. Kutipan novel halaman 225-226 menunjukkan karakter Darsam yang berhati-hati.

Darsam menunjukkan kehati-hatian dalam menghadapi situasi dengan berkata, "Tuan muda, sesuatu telah terjadi di rumah. Hanya aku yang tahu. Noni dan nyai tidak. Begini, Tuan muda, jangan terkejut. Sementara ini jangan tuan muda tinggal di Wonokromo. Berbahaya." (Novel Bumi Manusia halaman 225-226)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Kutipan di atas menceritakan Darsam yang meminta Minke untuk pulang ke

Kranggan dahulu karena ada masalah di Buitenzorg. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 72.01 berikut.

Darsam secara perlahan berkata kepada Minke, "Nyo. Nyo mending mulih Kranggan, sik. Arek gendut sedari tadi ngikutin Nyo dari stasiun itu (Tuan. Tuan lebih baik pulang ke Kranggan dulu. Si gendut dari tadi mengikuti Tuan dari stasiun itu)." (Film Bumi Manusia menit 72.01) Proses perubahan dalam kode ini mengenai karakter Darsam yang berhati- hati. Perubahan tersebut terlihat dengan adanya variasi kutipan ketika diangkat ke dalam film. Namun, inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

29) Kode PP/PENOKOHAN/29

Kode ini masih mengenai tokoh Darsam. Namun, aspek penokohan dalam kode ini adalah aspek loyal. Darsam menunjukkan keloyalannya kepada Minke dalam novel halaman 401 berikut ini.

Darsam berusaha mencegah Minke masuk dalam narasi, "Kedua belah lengannya terkembang menahan aku agar tak maju lebih ke depan." (Novel Bumi Manusia halaman 401)

Kutipan di atas menceritakan aksi pengejaran Si Gendut yang berlari ke dalam rumah plesiran Ah Tjong. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 94.47 berikut.

Darsam meminta Minke untuk tidak mengikutinya, "Nyo, Mundur. Mole (Tuan, mundur. Pulang)!" (Film Bumi Manusia menit 94.47) Proses perubahan dalam kode ini mengenai karakter Darsam yang loyal.

Perubahan tersebut terlihat dengan adanya variasi kutipan ketika diangkat ke dalam film. Namun, Inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

30) Kode PP/PENOKOHAN/30

Proses perubahan penokohan dalam kode ini terjadi pada tokoh Juffrouw

Magda Peters. Peneliti menemukan aspek penokohan cerdas pada tokoh ini.

Proses perubahan penokohan terdapat dalam novel halaman 315. Juffrouw Magda

Peters yang ingin memperkenalkan tulisan Max Tollenaar kepada siswanya.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Juffrouw Magda Peters mencoba mengganti topik diskusi H.B.S., “Baru-baru ini aku temukan sebuah tulisan tentang kehidupan di Hindia. Terlalu sedikit orang menulis tentang ini. Karena itu justru menarik perhatianku. Boleh jadi penulisnya seorang Indo-Eropa. Barangkali, kataku. Ada di antara para siswa pernah membacanya? Judulnya: Uit bet schooner Leven van een mooie Boerin (Dari kehidupan indah seorang Wanita Petani cantik). Pengarangnya bernama: Max Tollenaar. (Novel Bumi Manusia halaman 315)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Kutipan di atas menceritakan Juffrouw Magda Peters menunjukkan kecerdasannya dalam memilih topik pembelajaran, yaitu dengan memperkenalkan sebuah tulisan milik Max Tollenaar kepada para siswanya. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Hal tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 73.54 berikut.

Magda Peters menyanggah pendapat Suurhof dengan berkata, "No. Ik vond een artikel over leven in Indie. Zeld dit schrift (Aku menemukan sebuah tulisan tentang kehidupan di Hindia. Jarang sekali ada yang menulis ini)." (Film Bumi Manusia menit 73.54)

Proses perubahan berikutnya mengenai karakter Juffrouw Magda Peters yang cerdas. Perubahan tersebut terlihat dengan adanya variasi kutipan ketika diangkat ke dalam film. Namun, Inti kalimat yang ingin disampaikan tetap sama.

31) Kode PP/PENOKOHAN/31

Kode ini berisi proses perubahan penokohan Jan Dapperste. Selama proses penelitian, peneliti menemukan aspek penokohan nasionalis dalam tokoh Jan

Dapperste. Dua kutipan novel pada halaman 453 berikut menunjukkan karakter nasionalis pada Jan Dapperste.

Jan menjelaskan maksud kedatangannya, "Kau tidak keliru aku telah lari dari papa dan mama. Waktu kapal berangkat menuju ke Eropa,

aku melompat, berenang ke darat."

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

(Novel Bumi Manusia halaman 453)

Jan menunjukkan sikap nasionalisnya dalam penggalan kutipan, "Aku tak ingin keluar dari Jawa. Aku bukan Belanda, bukan Indo." (Novel Bumi Manusia halaman 453)

Kutipan di atas menceritakan Jan Dapperste yang datang ke Buitenzorg. Ia ingin meminta tolong kepada Minke supaya dirinya bisa tetap di Indonesia sebagai pribumi, bukan Indo. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 128.02 berikut.

Jan menjelaskan kepada Minke maksud kedatangannya, "Orang tuaku ingin ke Eropa. Mereka ingin membawaku. Tidak akan, Minke. Darahku di sini. Jan Dapperste harus menjadi Panji Darman." (Film Bumi Manusia menit 128.02)

Proses perubahan dalam kode ini mengenai tokoh Jan Dapperste dengan karakter nasionalis. Peneliti menemukan variasi kutipan novel dari tokoh ini ketika diangkat ke dalam film. Namun, variasi tersebut masih dengan inti kalimat yang sama.

32) Kode PP/PENOKOHAN/32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Kode ini merupakan kode terakhir proses perubahan penokohan. Tokoh yang mengalami perubahan penokohan terakhir ini adalah Dr. Martinet. Peneliti menemukan aspek penokohan bijaksana pada tokoh ini. Sebanyak dua proses perubahan telah peneliti temukan selama proses penelitian berlangsung. Berikut adalah hasil penelitiannya.

Proses perubahan penokohan yang pertama ini terdapat dalam kutipan novel halaman 370. Dr. Martinet menjelaskan ketakutan Annelies setelah ia periksa.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Dr. Martinet menjelaskan alasan ia menyerahkan Annelies untuk dirawat Minke, "Setelah aku mengenal tuan, baru aku tahu, dia tak bergidik karena tampangku. Rupa-rupanya dia bergidik karena kulitku. Kulit putih." (Novel Bumi Manusia halaman 370)

Kutipan di atas menceritakan Dr. Martinet sedang berbincang dengan Minke mengenai penyakit Annelies. Kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 78.39 berikut.

Dr. Martinet menjawab pertanyaan Minke, "Kau lihat tadi bagaimana dia menolak saat saya sentuh tangannya? Dia menolak tangan Eropa ini. Padahal tangan ini sudah selamatkan keluarganya. Tapi ia pegang erat tanganmu." (Film Bumi Manusia menit 78.39)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Proses perubahan dalam kode ini mengenai tokoh Dr. Martinet dengan karakter bijaksana. Peneliti menemukan perubahan dalam pengungkapan karakter dari tokoh ini ketika diangkat ke dalam film. Namun, perubahan tersebut masih dengan inti kalimat yang sama.

Proses perubahan yang terakhir ini terlihat dalam novel halaman 304. Dr.

Martinet menyerahkan Annelies kepada Minke untuk selanjutnya diurus oleh

Minke. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Dr. Martinet menerahkan Annelies untuk diurus Minke, “Ya, tuan. Beberapa menit lagi dia akan menjadi Annelies sebagaimana tuan kenal. Semoga dia akan sehat tak kurang suatu apa dengan kehadiran tuan. Sejak detik ini, tuan, gadis ini bukan pasienku, tapi pasien tuan. Semua sudah kusampaikan pada tuan secara pribadi. Selamat siang." (Novel Bumi Manusia halaman 304)

Kutipan di atas menceritakan Dr. Martinet yang menugaskan Minke sebagai dokter pribadi Annelies Mellema. Ketika kutipan di atas diangkat ke dalam film, peneliti menemukan perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 79.43 berikut.

Dr. Martinet menyerahkan Annelies untuk diurus Minke, "Kini, Annelies bukan lagi pasien saya. Tapi pasienmu. Ben je klaar voor? Jij bent dokter (Kamu siap? Kamu yang jadi dokternya)." (Film Bumi Manusia menit 79.43)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Proses perubahan dalam selanjutnya masih mengenai tokoh Dr. Martinet dengan karakter bijaksana. Peneliti menemukan perubahan dalam pengungkapan karakter dari tokoh ini ketika diangkat ke dalam film. Namun, perubahan tersebut masih dengan inti kalimat yang sama.

4.3.2.2 Hasil Penambahan Penokohan Novel Bumi Manusia ke Bentuk film

Bumi Manusia

Penambahan penokohan merupakan akibat dari kajian ekranisasi. Kajian ekranisasi adalah salah satu kajian pelayarputihan, pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke bentuk film (Eneste, 1991:60). Sebagai salah satu bentuk perubahan, penambahan berarti penambahan pada cerita, alur, penokohan, atau suasana yang masih relevan dengan cerita secara keseluruhan atau pelbagai alasan yang lain (Erneste, 1991:64).

Sesuai dengan hasil penelitian, tidak ada penambahan penokohan dari novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia. Peneliti tidak menemukan adanya penambahan pada karakter para tokoh dari novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Peneliti membuat kesimpulan bahwa karakter-karakter dalam novel Bumi Manusia memiliki kesamaan dengan film

Bumi Manusia.

4.3.2.3 Hasil Penciutan Penokohan Novel Bumi Manusia ke Bentuk film Bumi

Manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Dalam bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk penciutan penokohan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Penciutan penokohan merupakan akibat dari kajian ekranisasi. Kajian ekranisasi merupakan salah satu kajian pelayarputihan, pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke bentuk film (Eneste, 1991:60). Penciutan diartikan sebagai pemotongan sebagaian cerita, alur, tokoh-tokoh, latar ataupun suasana novel tidak akan dijumpai dalam film (Erneste, 1991:61). Peneliti menemukan empat penciutan pada bagian penokohan dari data triangulasi yang sudah disetujui. Bentuk penciutan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil penciutan penokohan novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia.

Tabel 7 Hasil penciutan penokohan novel Bumi Manusia ke bentuk film

Bumi Manusia

Film Novel Aspek Aspek No Kode Nama Tokoh Waktu (Menit) Penokohan Hal. Penokohan

205 PNC/ Kurang 205 1 PENOKOHAN/ Sarah de la Croix 122.09 Suka Mengejek Jelas 1 206

PNC/ 206 Kurang 2 PENOKOHAN/ Miriam de La Croix 122.28 Suka Mengejek Jelas 207 2

- 255 PNC/ - 255 3 PENOKOHAN/ Ah Tjong Kejam - 255 3 - 419 PNC/ Rendah Hati 4 PENOKOHAN/ Maiko - 257 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Pada bagian penokohan novel Bumi Manusia karya novelis Pramoedya

Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung

Bramantyo ditemukan empat bentuk penciutan penokohan pada Tabel 5.

Penciutan penokohan tersebut menunjukkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo memotong beberapa karakter tokoh dari novel Bumi Manusia. Hasil analisis dari penambahan tokoh antara lain sebagai berikut.

1) Kode PNC/PENOKOHAN/1

Kode ini berisi penciutan penokohan Sarah de la Croix. Sarah merupakan anak sulung dari Herbert de la Croix. Peneliti menemukan tiga bentuk penciutan penokohan Sarah dengan aspek suka mengejek. Bentuk-bentuk penciutan penokohan tersebut akan peneliti jabarkan sebagai berikut.

Bentuk penciutan yang pertama ini terlihat dalam novel halaman 205.

Ketika dirinya membuka perbincangannya bersama Minke, Sarah mengejek mantan gurunya di H.B.S. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Sarah mengejek mantan gurunya di H.B.S. dengan berkata, "Guru Bahasa dan Sastra Belanda Miriam itu, Meneer Mahler, apa masih mengajar? Si bawel sinting itu." (Novel Bumi Manusia halaman 205)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang diundang Herbert de la Croix ke rumahnya. Kunjungan Minke tersebut bertujuan untuk berbincang-bincang dengan kedua anak Herbert de la Croix. Sarah, anak sulung Herbert de la Croix, membuka perbincangan dengan pertanyaan menghina. Ia mengejek mantan gurunya dengan sebutan „si bawel sinting‟. Peneliti membuat kesimpulan bahwa

Sarah de la Croix adalah tokoh yang suka mengejek berdasarkan kutipan di atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Kutipan tersebut juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam film.

Bentuk penciutan berikutnya ini merupakan kelanjutan dari bentuk sebelumnya. Peneliti menemukan sebuah kutipan dalam novel halaman 205 yang membuktikan bahwa Sarah de la Croix senang menghina. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Sarah kembali mengejek saat mendengar jawaban Minke, "Tentunya lebih bawel dan Cuma pandai tentang istilah dapur." (Novel Bumi Manusia halaman 205)

Kutipan di atas masih menceritakan perbincangan Minke dengan Sarah dan

Miriam de la Croix. Setelah Sarah mendapat jawaban dari pertanyaannya, ia justru mengejek Juffrouw Magda Peters yang mengganti gurunya. Meskipun Sarah tidak memahami sosok Juffrouw Magda Peters, ia tetap mengejeknya. Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sarah de la Croix adalah tokoh yang suka mengejek berdasarkan kutipan di atas. Kutipan tersebut juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam film.

Bentuk penciutan yang terakhir dalam kode ini terlihat dalam novel halaman

208. Sarah sekali lagi mengejek Juffrouw Magda Peters. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Sarah kembali mengejek Minke, "Gurumu itu memang kembung, kau hanya muridnya." (Novel Bumi Manusia halaman 208)

Kutipan di atas masih menceritakan perbincangan Minke dengan Sarah dan

Miriam de la Croix. Sarah kembali mengejek Juffrouw Magda Peters yang menyoroti Multatuli. Ejekan tersebut menjadi bukti yang terakhir bahwa Sarah de

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

la Croix adalah tokoh yang suka mengejek berdasarkan kutipan di atas. Kutipan tersebut juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam film.

Ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia, karakter yang dimiliki Sarah de la Croix terlihat kurang jelas. Hal ini dikarenakan tokoh tersebut tidak mendapatkan porsi kemunculan yang cukup. Peneliti hanya menemukan satu kalimat yang diucapkan oleh Sarah de la Croix. Berikut adalah cuplikan dari film

Bumi Manusia.

Ketika Minke sedang membaca surat dari Miriam de la Croix, adegan berpindah menjadi flashback. Sarah terlihat berkata kepada Minke, “We herkennen een new word. Modern. wat is de betekenis volgens uw meesterleraar van modern (Kami mengenal kata baru. Modern. Apa arti modern menurut gurumu yang jagoan itu)?” (Film Bumi Manusia menit 122.09)

Berdasarkan cuplikan film di atas, terlihat Sarah berkata kepada Minke makna kata modern berdasarkan sudut pandang Juffrouw Magda Peters. Peneliti tidak menemukan bukti dari karakter Miriam yang suka mengejek berdasarkan cuplikan film di atas. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan bahwa terjadi penciutan penokohan pada tokoh Sarah de la Croix ketika di angkat dari novel

Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia.

2) Kode PNC/PENOKOHAN/2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Kode ini berisi penciutan penokohan Sarah de la Croix. Miriam adalah anak kedua dari Herbert de la Croix. Peneliti menemukan dua kutipan yang membuktikan bahwa Miriam adalah tokoh yang suka mengejek. Berikut adalah penjelasannya.

Bentuk penciutan yang pertama dapat dilihat dalam novel halaman 206.

Miriam mengejek Minke yang berkata bahwa dirinya menyayangi gurunya.

Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Miriam meledek Minke yang menyayangi gurunya, "Menyayangi guru? Tak pernah ada guru Bahasa dan Sastra Belanda disayangi orang. Tukang obat dia. Dapat apa kau dari dia?" (Novel Bumi Manusia halaman 206)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang berbincang-bincang dengan

Sarah dan Miriam. Setelah mendengar pernyataan dari Minke bahwa dirinya menyayangi gurunya yaitu Juffrouw Magda Peters, Sarah dan Miriam tertawa cekikikan. Lalu, Miriam mengejek Minke karena dirinya yang menyayangi guru.

Peneliti menyimpulkan bahwa Miriam merupakan tokoh yang suka mengejek melalui kutipan di atas. Kutipan di atas juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam novel.

Bentuk penciutan berikutnya dapat dilihat dalam novel halaman 207.

Miriam kembali menghina Juffrouw Magda Peters. Hinaan tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Miriam kembali mengejek kehebatan Magda Peters, "Masa ya, ada guru Bahasa dan Sastra Belanda bicara tentang latar belakang Psikologi dan Sosial? Kedengaran kembung! Mau jadi apa dia, Juffrouw Magda Peters? Paling-paling dia mampu mengedepankan pujangga-pujangga Angkatan Delapan puluh yang menggonggong- gonggong meratapi langitnya yang dirusak asap pabrik, ladang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

ladangnya yang dibisingi lalu lintas, kena terjang jalanan dan rel kereta api." (Novel Bumi Manusia halaman 207)

Kutipan di atas masih menceritakan perbincangan Minke dengan Sarah dan

Miriam de la Croix. Miriam menghina Juffrouw Magda Peters yang membahas latar belakang prikologi dan sosial. Ia pun menyebut pendapat Juffrouw Magda

Peters dengan kata kembung. Peneliti menyimpulkan bahwa Miriam merupakan tokoh yang suka mengejek melalui kutipan di atas. Kutipan di atas juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam novel.

Tokoh Miriam de La Croix tidak terlihat memiliki karakter suka mengejek ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. peneliti menemukan satu bukti yang menjelaskan bahwa Miriam bukanlah tokoh dengan karakter suka mengejek. Bukti tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film menit 122.28 berikut.

Miriam terlihat sedang dalam perbincangan dengan Minke dan Sarah. Miriam berkata kepada Minke, “Weet jij wie Doktor Snouck Hurgronje is? hij is een man zoals jij. Een Javaans, maar met een moderne manier van denken. Zal een oplossing uw natie voor (Apakah kau mengenal Doktor Snouck Hurgonje? Orang sepertimu. Jawa, tapi berpikiran modern adalah jawaban atas negerimu). (Film Bumi Manusia menit 122.28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Cuplikan film di atas merupakan kelanjutan dari Kode

PNC/PENOKOHAN/1. Miriam de la Croix melanjutkan bertanya kepada Minke mengenai Doktor Snouck Hurgonje. Menurut Miriam, doktor tersebut adalah solusi bagi permasalahan di Hindia Belanda saat itu. Peneliti menyimpulkan cuplikan di atas tidak menunjukkan karakter suka mengejek dari tokoh Miriam de la Croix. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan bahwa terjadi penciutan penokohan Miriam de la Croix yang suka mengejek ketika diangkat ke dalam film

Bumi Manusia.

3) Kode PNC/PENOKOHAN/3

Bentuk penciutan penokohan dalam kode ini terjadi pada tokoh Ah Tjong.

Peneliti menemukan empat kutipan yang menjadi bukti bahwa Ah Tjong adalah tokoh yang kejam. Berikut adalah hasil analisisnya.

Bentuk penciutan yang pertama dapat dilihat dalam novel halaman 255. Ah

Tjong bersikap kejam dalam narasi Maiko. Kutipan novel berikut menunjukkan sifat kejam Ah Tjong.

Ah Tjong bersikap kejam dalam cerita Maiko, "Pada tangan kanannya ia membawa cambuk tali kulit dan tangan kiri mengukur suhu yang mencurigakan yang keluar dari kelamin para wanita celaka itu. (Novel Bumi Manusia halaman 255)

Kutipan di atas menceritakan flashback dari Maiko. Ah Tjong yang mengetahui dirinya terkena penyakit sipilis langsung mengumpulkan para pelacurnya. Ah Tjong pun memeriksa suhu dari kelamin para pelacur sambil membawa cambuk kulit. Tindakannya tersebut menjadi bukti bahwa dirinya adalah pria yang kejam. Kutipan di atas juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam novel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Bentuk penciutan penokohan berikutnya dapat dilihat dalam novel halaman

255. Ah Tjong kembali bersikap kejam terhadap wanita pelacurnya. Kutipan berikut adalah kelanjutan dari bentuk sebelumnya.

Maiko melanjutkan kekejaman Ah Tjong, "Ah Tjong memerintahkan pada para perempuan sialnya, kecuali aku, untuk mengikat mereka dengan tali." (Novel Bumi Manusia halaman 255)

Kutipan di atas menceritakan kelanjutan aspek kejam Ah Tjong terhadap wanita plesirannya. Ah Tjong akhirnya mendapatkan tiga orang wanita yang berpotensi memiliki penyakit kelamin. Ia lalu menyuruh para wanita lainnya untuk mengikat ketiga wanita sial tersebut. Tindakannya tersebut menjadi bukti bahwa dirinya adalah pria yang kejam. Kutipan di atas juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam novel.

Bentuk penciutan yang ketiga terlihat dalam novel halaman 255. Ah Tjong kembali bertindak kejam terhadap wanita pekerjanya. Berikut adalah kutipan novel yang menunjukkan kekejaman Ah Tjong.

Kekejaman Ah Tjong berlanjut dalam cerita Maiko, "Ah Tjong sendiri yang menghajar tubuh mereka dengan cambuk kulit, tanpa mengeluarkan suara dari mulut mereka yang tersumbat dengan selendang." (Novel Bumi Manusia halaman 255)

Kutipan di atas menceritakan kelanjutan dari kekejaman Ah Tjong. Setelah ketiga wanita yang dituduh memiliki penyakit kelamin tersebut selesai diikat, Ah

Tjong mencambuki ketiga wanita itu. Tidak hanya dicambuki, mulut ketiga wanita itu telah disumbat dengan selendang. Kutipan di atas juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam novel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Bentuk penciutan penokohan Ah Tjong yang terakhir ini terlihat dalam novel halaman 419. Kekejaman Ah Tjong yang terakhir terbukti dalam pengadilan

Pembunuhan Mellema. Berikut adalah kutipan novel yang menunjukkan kekejaman Ah Tjong.

Kekejaman Ah Tjong terlihat pada narasi, "Pada akhirnya ia mengakui telah melakukan peracunan itu dengan ramuan Tionghoa yang tidak dikenal oleh dunia kedokteran." (Novel Bumi Manusia halaman 419)

Kutipan di atas menceritakan hasil sidang Pembunuhan Mellema. Ah Tjong akhirnya mengakui bahwa dirinya melakukan pelaku pembunuhan tersebut. Ia membunuh Herman Mellema dengan cara meracuninya. Tindakannya tersebut menjadi bukti bahwa dirinya adalah pria yang kejam. Kutipan di atas juga membuktikan penciutan penokohan karena tidak terlihat dalam novel.

Ketika tokoh Ah Tjong diangkat ke dalam film Bumi Manusia, peneliti tidak menemukan adanya karakter kejam dalam tokoh Ah Tjong. Peneliti menemukan satu bukti yang tidak menunjukkan karakter kejam dalam Ah Tjong padacuplikan film Bumi Manusia. Berikut adalah cuplikan film yang membuktikan Ah Tjong bukan tokoh dengan karakter kejam.

Ah Tjong membela dirinya di pengadilan dengan berkata, "Bapak Hakim, Herman Mellema lebih sering ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

rumah saya yang itu dibanding saya sendiri. Maka, mana bisa saya membunuh pelanggan terbaik saya?" (Film Bumi Manusia menit 104.16)

Kutipan film di atas merupakan cuplikan dialog Ah Tjong dalam sidang

Pembunuhan Mellema. Ah Tjong membela dirinya ketika ia dituduh sebagai pelaku pembunuhan tersebut. Peneliti tidak menemukan adanya bukti bahwa Ah

Tjong merupakan tokoh dengan karakter kejam dalam film Bumi Manusia. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan terjadi penciutan dalam karakter tokoh Ah

Tjong.

4) Kode PNC/PENOKOHAN/4

Kode ini berisi penciutan penokohan Maiko. Maiko terlihat memiliki

karakter yang rendah hati. Kutipan novel tersebut dapat dilihat berikut ini.

Maiko yang memahami dirinya hina karena memiliki penyakit sipilis, merasa iba dengan Robert Mellema, “Ternyata memang ia perintahkan aku melayani tamunya: seorang anak muda jangkung bertubuh besar, kuat dan ganteng, sehat dan menarik - seorang keturunan Eropa. Namanya: Robert. Sebenarnya iba hatiku melihat kemudian harinya.” (Novel Bumi Manusia halaman 257)

Kutipan di atas merupakan sebagian cerita dalam novel Bumi Manusia. kutipan tersebut berisi kisah masa lalu Maiko ketika bekerja sebagai pelacur.

Setelah masuk ke dalam dunia pelacuran, Maiko menderita penyakit sipilis. Ia menunjukkan rasa iba kepada Robert Mellema karena dirinya akan menulari penyakit sipilis kepada Robert Mellema. Namun, kutipan di atas tidak terlihat dalam film sehingga peneliti menyimpulkan kutipan di atas termasuk dalam penciutan penokohan.

Ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia, karakter rendah hati dari

Maiko tidak terlihat. Peneliti menemukan satu bukti dalam film Bumi Manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

yang menunjukkan bahwa tokoh Maiko tidak memiliki karakter rendah hati.

Berikut adalah cuplikan filmnya.

Maiko menjawab pertanyaan hakim, "Bukan Cuma sipilis yang aku berikan kepada anaknya. Bapaknya pun aku beri racun (tertawa)." (Film Bumi Manusia menit 112.03)

Cuplikan film di atas menceritakan proses sidang Pembunuhan Mellema.

Maiko menjawab pertanyaan hakim mengenai dirinya yang menularkan penyakit sipilis kepada pelanggan. Jawaban dari Maiko tidak menunjukkan kerendahan hati. Peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa Maiko mengalami penciutan penokohan, yaitu karakter rendah hati.

4.3.2.4 Hasil Perubahan Bervariasi Penokohan Novel Bumi Manusia ke

Bentuk film Bumi Manusia

Peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk perubahan bervariasi penokohan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo pada bagian ini. Perubahan bervariasi penokohan terjadi berdasarkan kajian ekranisasi. Kajian ekranisasi merupakan salah satu kajian pelayarputihan, pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke bentuk film (Eneste, 1991:60). Perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

bervariasi berarti terjadinya variasi-variasi tertentu antara novel dan film (Erneste,

1991:65). Perubahan tersebut adalah berubahnya watak tokoh dari novel ketika diangkat ke dalam film. Dalam subbab ini, peneliti menemukan satu perubahan bervariasi pada bagian penokohan dari data triangulasi yang sudah disetujui.

Bentuk perubahan bervariasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil perubahan bervariasi tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia.

Tabel 8 Hasil perubahan bervariasi tokoh novel Bumi Manusia ke bentuk

film Bumi Manusia.

Film Novel Nama Aspek Aspek No Kode Waktu Tokoh Penokohan Halaman Penokohan (Menit) PB/ Ayah 1 PENOKOHAN 58.48 Tangan besi 184 Tegas Minke /1

Pada bagian penokohan novel Bumi Manusia karya novelis Pramoedya

Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung

Bramantyo ditemukan satu perubahan bervariasi pada penokohan yang tersaji dalam Tabel 8. Perubahan tersebut terlihat dengan berubahnya watak ayah Minke dari tegas menjadi tangan besi ketika diangkat ke dalam film. Perubahan bervariasi penokohan tersebut menunjukkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo memberikan tidak memberikan banyak variasi terhadap penokohan dari novel

Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Hasil analisis dari perubahan bervariasi tokoh adalah sebagai berikut.

1) Kode PB/ PENOKOHAN/ 1

Kode ini berisi perubahan bervariasi tokoh Ayah Minke. Peneliti menemukan perubahan penokohan dari tegas menjadi tangan besi ketika diangkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

ke dalam novel. Berikut adalah kutipan novel yang membuktikan Ayah Minke merupakan tokoh yang tegas.

Ayah Minke geram dengan jawaban Minke lalu berkata, "Buaya! Kukeluarkan kau dari E.L.S di T. dulu juga karena perkara yang sama. Semua itu! Makin tinggi sekolah makin jadi buaya bangkong! Bosan main-main dengan gadis-gadis sebaya sekarang mengeram di sarang Nyai, mau jadi apa kau ini?" (Novel Bumi Manusia halaman 184)

Kutipan di atas menceritakan Minke yang pulang ke rumahnya di Kota B.

Ketika ia sampai di rumah, Minke dimarahi oleh ayahnya dengan tegas. Namun, kutipan di atas mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film Bumi

Manusia. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cuplikan film berikut.

Ayah Minke melanjutkan dialog dengan berkata, "Kamu nyaris mangkrak di sekolah ELS gara-gara perempuan. Sekarang di HBS sama saja. Malah luwih edan (lebih gila)!" (Memecut Minke sekali lagi) (Film Bumi Manusia menit 58.48)

Cuplikan film di atas adalah Ayah Minke yang memarahi Minke. Peneliti menemukan perubahan penokohan Ayah Minke dari tegas ke tangan besi. Bukti perubahan tersebut adalah Ayah Minke memecut Minke dalam film Bumi

Manusia. Hal tersebut berbeda dalam novel Bumi Manusia. Ayah Minke hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

memegang pecut tersebut dalam novel. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan terjadi perubahan penokohan Ayah Minke dari tegas menjadi tangan besi.

4.4 Pembahasan

Penelitian “Alih Wahana Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta

Toer ke Bentuk Film Bumi Manusia Karya Sutradara Hanung Bramantyo: Kajian

Ekranisasi” ini memiliki dua tujuan yang ingin dicapai. Dua tujuan tersebut ialah mendeskripsikan proses ekranisasi tokoh novel Bumi Manusia ke dalam bentuk film Bumi Manusia dan mendeskripsikan proses ekranisasi penokohan novel Bumi

Manusia ke dalam bentuk film Bumi Manusia. Berikut adalah pembahasannya.

4.4.1 Proses Ekranisasi Tokoh Novel Bumi Manusia ke dalam

bentuk film Bumi Manusia

Tokoh merupakan subjek yang diceritakan dan juga yang mengalami cerita

(Eneste, 1991:24). Tokoh dikatakan sebagai salah satu unsur yang penting dalam sebuah cerita. Tokoh merupakan unsur yang penting karena kehadiran tokoh mampu menciptakan sebuah kisah dalam suatu karya sastra dari awal hingga akhir. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas proses ekranisasi yang terjadi pada tokoh novel Bumi Manusia ke dalam bentuk film Bumi Manusia. Selama proses penelitian, peneliti menemukan proses perubahan, penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi. Perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan teori

Eneste (1991:60-65). Pembahasan proses ekranisasi pada tokoh akan dijabarkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

4.4.1.1 Proses Perubahan Tokoh

Proses pembahasan tokoh akan dibahas dalam subbab ini. Peneliti menemukan sebanyak dua puluh dua proses perubahan tokoh selama proses penelitian berlangsung. Proses perubahan sesuai dengan teori Eneste (1991:60), bahwa proses perubahan diartikan sebagai pengubahan dunia kata-kata dalam novel ketika diangkat menjadi dunia gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan.

Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menemukan dua puluh dua tokoh yang mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut berarti sutradara Hanung Bramantyo beserta tim merubah kutipan-kutipan novel yang menandakan suatu tokoh ketika akan diangkat ke dalam film.

Melalui proses penelitian, peneliti menyimpulkan beberapa faktor terjadinya proses perubahan tokoh. faktor-faktor tersebut adalah faktor budaya penonton, faktor berubahnya dunia kata-kata menjadi dunia gambar, dan faktor mempersingkat durasi. faktor-faktor tersebut akan peneliti bahas berikut ini.

1) Faktor Budaya Penonton

Faktor yang pertama adalah faktor budaya penonton. Hasil penelitian dalam

faktor ini dapat dilihat dalam kode PP/TOKOH/1. Film Bumi Manusia tayang

pertama kali di Indonesia. Seperti dalam novelnya, latar film Bumi Manusia

berada di Indonesia. Menurut peneliti, sutradara Hanung Bramantyo merubah

beberapa kutipan dalam novel menjadi adegan dalam film karena

memperhitungkan budaya penonton. Penduduk Indonesia memiliki budaya

mengetuk pintu sebelum masuk ke sebuah ruangan. Oleh sebab itu, Robert

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Suurhof diperlihatkan sedang mengetuk pintu kamar Minke dalam film Bumi

Manusia.

2) Faktor berubahnya dunia kata-kata menjadi dunia gambar

Faktor selanjutnya adalah faktor berubahnya dunia kata-kata menjadi dunia gambar. Maksudnya adalah unsur intrinsik dalam sebuah novel diceritakan melalui kata-kata, sedangkan unsur intrinsik dalam film diungkapkan dengan gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan (Eneste, 1991:60). Ketika mengangkat novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia, sutradara Hanung

Bramantyo mewujudkan tokoh melalui tampilan visual. Hal ini sesuai dengan

Eneste (1991:29), bahwa film menampilkan tokoh-tokohnya secara langsung dan secara visual.

Deskripsi fisik seorang tokoh yang terdapat dalam novel diubah menjadi tampilan tokoh tanpa ada yang menjelaskan sosok tokoh tersebut. Penonton bisa langsung memahami wujud tokoh tersebut ketika melihatnya dalam film. Hasil penelitian yang terjadi karena faktor ini adalah kode PP/TOKOH/2,

PP/TOKOH/4, PP/TOKOH/5, PP/TOKOH/6, PP/TOKOH/7, PP/TOKOH/9,

PP/TOKOH/12, PP/TOKOH/13, dan PP/TOKOH/19.

Perubahan yang terjadi dalam PP/TOKOH/2 terlihat dengan berubahnya kemunculan pertama kali tokoh Robert Suurhof. Dalam novel Bumi Manusia halaman 16, Robert Suurhof langsung masuk ke kamar permondokan Minke tanpa mengetuk pintu. Namun, Robert Suurhof terlihat mengetuk pintu kamar Minke berulang kali dalam film Bumi Manusia menit 03.54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Perubahan dalam kode PP/TOKOH/4, PP/TOKOH/5, PP/TOKOH/6, dan

PP/TOKOH/7 memiliki kesamaan yang sama, yaitu tidak adanya deskripsi fisik tokoh ketika diangkat ke dalam novel. Kode PP/TOKOH/4 memperlihatkan perubahan kutipan novel Bumi Manusia halaman 25 tentang deskripsi fisik

Robert Suurhof ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 12.52. Dalam film Bumi Manusia, Robert Mellema langsung hadir tanpa adanya deskripsi fisik tokoh tersebut.

Perubahan selanjutnya dalam kode PP/TOKOH/5 ditampilkan dengan tidak adanya deskripsi fisik Annelies Mellema dari kutipan novel Bumi Manusia halaman 26 ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 14.15. kode

PP/TOKOH/6 memperlihatkan perubahan dalam deskripsi fisik tokoh Nyai

Ontosoroh. Deskripsi fisik Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Manusia halaman

32 tidak ditampilkan ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 17.33.

Dialog Nyai Ontosoroh yang menggunakan bahasa Belanda menggantikan kutipan novel Bumi Manusia halaman 32, “Dan yang mengagetkan aku adalah

Belandanya yang baik, dengan tekanan sekolah yang benar.”

Kode PP/TOKOH 7 menampilkan perubahan dari kutipan novel Bumi

Manusia halaman 68 ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 11.45.

Deskripsi fisik tokoh Darsam dalam kutipan novel tidak diperlihatkan dalam film.

Perubahan kutipan novel Bumi Manusia halaman 62 ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 29.25 merupakan isi dari kode PP/TOKOH/9. Kutipan novel yang berisi awal kemunculan tokoh Herman Mellema dirubah menjadi tampilan Herman Mellema yang sedang mengendarai kuda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Kode PP/TOKOH/12 berisi tentang perubahan kemunculan tokoh ayah

Minke. Novel Bumi Manusia halaman 182 menjelaskan Ayah Minke duduk di kursi goyang. Namun, Ayah Minke terlihat berdiri di depan Minke dalam film

Bumi Manusia menit 58.30. Kode PP/TOKOH/13 berisi juga tentang perubahan kemunculan tokoh. Ibu Minke dalam novel Bumi Manusia halaman 118 diceritakan sedang bersisir di kamarnya. Namun, Ibu Minke terlihat pertama kali ketika melerai anaknya dalam film Bumi Manusia menit 60.33. Kode

PP/TOKOH/19 merupakan kode terakhir dalam faktor kedua ini. Perubahan tersebut terlihat dengan tidak adanya deskripsi fisik Dr. Martinet dari novel Bumi

Manusia halaman 239 ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 76.35.

3) Faktor mempersingkat durasi

Faktor yang ketiga adalah faktor mempersingkat durasi. Proses ekranisasi merubah karya yang dinikmati berjam-jam atau berhari-hari menjadi karya yang dinikmati selama sembilan puluh sampai seratus dua puluh menit (Eneste,

1991:61). Maksud dari pernyataan di atas adalah film memiliki keterbatasan dalam durasi.

Film Bumi Manusia memiliki durasi 181 menit atau 3 jam 1 menit.

Meskipun film ini memiliki durasi lebih panjang dibandingkan dengan film pada umumnya, peneliti menemukan beberapa perubahan dalam kemunculan tokoh karena sutradara Hanung Bramntyo ingin mempersingkat durasi. Hasil penelitian yang terjadi karena faktor mempersingkat durasi adalah kode PP/TOKOH/3,

PP/TOKOH/11, PP/TOKOH/14, PP/TOKOH/15, PP/TOKOH/16,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

PP/TOKOH/17, PP/TOKOH/18, PP/TOKOH/20, PP/TOKOH/21, dan

PP/TOKOH/22.

Kode PP/TOKOH/3 berisi perubahan kalimat Jean Marais saat pertama kali muncul. Novel Bumi Manusia halaman 19 menceritakan Jean Marais yang menanyakan kabar orderan pekerjaan kepada Minke. Namun, film Bumi Manusia menit 36.22 berisi dialog Jean yang bertanya kepada Minke yang sedang terdiam karena gossip guna-guna seorang Nyai. Hal ini terjadi karena kutipan novel Bumi

Manusia halaman 19 tersebut tidak dimasukkan ke dalam film Bumi Manusia.

Perubahan kemunculan tokoh juga terjadi pada tokoh Juffrouw Magda

Peters dalam kode PP/TOKOH/11. Novel Bumi Manusia halaman 312 menceritakan kemunculan pertama kali Juffrouw Magda Peters dalam kisah flashback. Namun, kemunculan tersebut berubah dalam film Bumi Manusia menit

35.28 yang sedang mengajar di kelas. Perubahan tersebut terjadi karena kutipan novel Bumi Manusia halaman 312 tidak dimasukkan ke dalam film Bumi

Manusia.

Faktor mempersingkat durasi terlihat dalam kode PP/TOKOH/14. Peneliti melihat adanya perubahan dari kutipan novel Bumi Manusia halaman 199 tentang

Herbert de la Croix memasuki ruang resepsi acara. Namun, kemunculan Herbert de la Croix berubah dalam film Bumi Manusia menit 65.03. Herbert de la Croix diperlihatkan sudah berada di ruangan resepsi dan sedang duduk.

Melalui kode PP/TOKOH/15 dan PP/TOKOH/16, kedua anak dari

Herbert de la Croix, Sarah dan Miriam de la Croix mengalami perubahan. Novel

Bumi Manusia halaman 205 menceritakan Herbert de la Croix memperkenalkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

kedua anaknya kepada Minke saat Minke datang ke rumah Herbert de la Croix.

Namun, film Bumi Manusia memberikan perubahan dalam menit 65.22. Sarah dan Miriam terlihat sedang berbincang saat pesta pengangkatan Bupati B. sedang berlangsung. Hal ini dikarenakan kunjungan Minke ke rumah Herbert de la Croix tidak ditampilkan seluruhnya ke dalam film Bumi Manusia.

PP/TOKOH/17 menjelaskan perubahan kemunculan pertama kali tokoh Ah

Tjong. Dalam novel Bumi Manusia halaman 241, Ah Tjong terlihat pertama kali saat menyapa Robert Mellema. Namun, film Bumi Manusia dalam menit 49.54. menceritakan flashback saat Ah Tjong sedang melayani Herman Mellema di rumah plesirannya. Hal ini disebabkan karena cerita Ah Tjong menyapa Robert

Mellema tidak dimasukkan ke dalam film Bumi Manusia.

Kemunculan pertama kali tokoh Maiko juga mengalami perubahan karena faktor mempersingkat durasi. Kemunculan Maiko terlihat dalam novel Bumi

Manusia halaman 251 ketika menceritakan flashback Maiko. Namun, film Bumi

Manusia tidak memasukkan kisah flashback itu dan merubahnya dengan memperlihatkan kisah flashback Maiko hendak melayani Herman Mellema dalam film Bumi Manusia menit 50.50. Perubahan ini terlihat dalam kode

PP/TOKOH/18.

Perubahan dalam kode PP/TOKOH/20 terjadi dalam kemunculan pertama kali Kommers. Kemunculan Kommers yang menulis artikel untuk membela

Minke dalam novel Bumi Manusia halaman 417 dirubah menjadi adegan film

Bumi Manusia menit 110.30 saat Maarteen Nijman memperkenalkan Kommers kepada Minke, Annelies, dan Nyai Ontosoroh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Kemunculan Maarteen Nijman merupakan bentuk perubahan selanjutnya karena faktor durasi. Peneliti menemukan dalam kode PP/TOKOH/21 bahwa terjadi perubahan dalam novel Bumi Manusia halaman 368 saat Maarteen Nijman memanggil Minke ke kantor koran miliknya. Kemunculan ini mengalami perubahan yang terlihat dalam film Bumi Manusia menit 105.03. Perubahan ini terjadi karena sutradara Hanung Bramantyo ingin mempersingkat pertemuan antara Minke dan Maarteen Nijman.

Kode PP/TOKOH/22 merupakan kode terakhir yang terjadi karena faktor mempersingkat durasi. Sutradara Hanung Bramantyo mempersingkat penjelasan

Minke mengenai Jan Dapperste dalam novel Bumi Manusia halaman 322 menjadi adegan film Bumi Manusia menit 35.34.

Meskipun sutradara Hanung Bramantyo melakukan perubahan dalam kemunculan tokoh demi menyingkat durasi, peneliti berasumsi bahwa perubahan tersebut tidak mempengaruhi inti cerita dalam film Bumi Manusia. Selain itu, perubahan demi menyingkat durasi ini terjadi pada tokoh tambahan. Sesuai dengan Nurgiyantoro (2015:258), tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita. Peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa proses perubahan demi menyingkat durasi ini terjadi karena sutradara Hanung Bramantyo tidak terlalu berfokus pada tokoh tambahan yang tidak berhubungan dengan inti cerita.

4.4.1.2 Penambahan Tokoh

Subbab ini akan penambahan yang terjadi pada tokoh. Peneliti menemukan terjadinya penambahan tokoh berdasarkan film Bumi Manusia. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

menemukan penambahan yang terjadi adalah penambahan tokoh dalam film Bumi

Manusia yang tidak ditemukan dalam novel Bumi Manusia. Penambahan dalam film Bumi Manusia ini senada dengan Eneste (1991:64), yang mengatakan bahwa penambahan diartikan sebagai penambahan pada cerita, alur, penokohan, atau suasana yang masih relevan dengan cerita secara keseluruhan atau pelbagai alasan yang lain. Oleh sebab itu, penambahan tokoh ini murni dari sutradara Hanung

Bramantyo beserta kru film lainnya.

Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti bahas sebelumnya, peneliti menemukan dua tokoh yang termasuk dalam proses ekranisasi penambahan.

Tokoh tersebut adalah Parjiah dan Iyem. Melalui data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo tidak terlalu banyak menambahkan tokoh-tokoh dalam film Bumi Manusia.

Tokoh Parjiah bukanlah tokoh asli dari novel Bumi Manusia. Nama Parjiah baru terlihat dalam film Bumi Manusia. Kehadiran tokoh Parjiah dapat dilihat dalam hasil penelitian dengan kode PNB/TOKOH/1.

Selain pada tokoh Parjiah, Iyem termasuk dalam tokoh tambahan dalam film

Bumi Manusia. Iyem juga bukan tokoh asli dari novel Bumi Manusia. Tokoh Iyem muncul dalam film Bumi Manusia. Hasil penelitian pada kode PNB/TOKOH/2 menjadi bukti bahwa Iyem termasuk dalam penambahan tokoh dalam film Bumi

Manusia.

Dua penambahan tokoh tersebut menandakan bahwa sutradara Hanung

Bramantyo memiliki sudut pandangnya tersendiri ketika mengalihwahanakan novel Bumi Manusia ke dalam bentuk film Bumi Manusia. Penggunaan nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Parjiah dalam film Bumi Manusia sesuai dengan Damono (2018:117), bahwa ada beberapa bagian yang diubah dan ditambah untuk memenuhi kebutuhan film. Hal tersebut sesuai dalam novel Bumi Manusia halaman 35 sebagai berikut.

Seorang pelayan wanita menghidangkan susu coklat dan kue. Dan pelayan itu tidak datang merangkak-rangkak seperti pada majikan Pribumi. Malah dia melihat padaku seperti menyatakan keheranan. (Novel Bumi Manusia halaman 35)

Berdasarkan analisis peneliti, kehadiran tokoh Parjiah tidak mengubah inti cerita dalam film Bumi Manusia. Peran dari kedua pembantu tersebut pun bukanlah peran yang penting. Peneliti menyimpulkan bahwa dengan adanya nama pembantu, para aktris dan aktor akan lebih mudah ketika sedang melakukan dialog dengan pemeran pembantu di Buitenzorg.

4.4.1.3 Penciutan Tokoh

Proses ekranisasi berikutnya yang terjadi pada tokoh adalah penciutan.

Eneste (1991:61), menyebutkan bahwa penciutan diartikan sebagai pemotongan sebagaian cerita, alur, tokoh-tokoh, latar ataupun suasana novel tidak akan dijumpai dalam film. Peneliti menemukan dua bentuk penciutan tokoh novel Bumi

Manusia ke dalam bentuk film Bumi Manusia.

Penciutan pada tokoh novel Bumi Manusia yang dipotong atau tidak ditampilkan sama sekali dalam film Bumi Manusia merupakan salah satu keperluan sutradara Hanung Bramantyo beserta kru film. Peneliti menemukan bahwa tokoh-tokoh yang mengalami penciutan merupakan tokoh-tokoh tambahan atau tokoh sampingan. Nurgiyantoro (2015:258), menjelaskan bahwa tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

dalam cerita. Oleh sebab itu, tokoh tambahan kurang mendapat perhatian dalam sebuah cerita.

Sebagai contoh, Yu Minem hanya diceritakan sekali dalam novel Bumi

Manusia halaman 47 atau dalam hasil penelitian dengan kode PNC/TOKOH/1.

Peneliti menyimpulkan bahwa percakapan tersebut tidak perlu ditampilkan dalam film menurut sutradara Hanung Bramantyo. Hal tersebut senada dengan

Nurgiyantoro (2015: 259), yang menyebutkan bahwa tokoh tambahan biasanya diabaikan.

Alasan penciutan tokoh lainnya adalah karena sutradara Hanung Bramantyo tidak memasukkan seluruh isi cerita novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi

Manusia. Alasan tersebut terlihat dalam penciutan tokoh Tuan Telinga. Tuan

Telinga terlihat memiliki dialog dalam novel Bumi Manusia halaman 275-276 dan dapat dilihat pada kode PNC/TOKOH/2. Namun, sutradara Hanung Bramantyo tidak memasukkan cerita dalam halaman tersebut ke dalam film Bumi Manusia.

Oleh sebab itu, Tuan Telinga hanya diperlihatkan dalam film Bumi Manusia menit

118.13 ketika Tuan Telinga memberi ucapan selamat kepada Minke yang hendak melamar Annelies Mellema dan menit 134.51 Tuan Telinga hanya diperlihatkan sekilas ketika pesta pernikahan Minke dan Annelies.

Penciutan tokoh juga terjadi pada Mr. Deradera Lelliobuttockx. Mr.

Deradera Lelliobuttockx adalah seorang advokat yang bekerja pada Nyai

Ontosoroh. Penciutan pada tokoh Deradera Lelliobuttockx ini terlihat pada tidak adanya tokoh tersebut dalam film Bumi Manusia dan telah peneliti bahas pada kode PNC/TOKOH/3. Peneliti menyimpulkan bahwa penciutan ini terjadi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

sutradara Hanung Bramantyo merasa tokoh ini tidak berperan banyak dalam inti cerita sehingga tokoh ini tidak perlu ditampilkan dalam film.

Penciutan tokoh selanjutnya terjadi pada tokoh Marjuki. Marjuki adalah seorang kusir delman. Tokoh Marjuki sempat terlihat dalam novel Bumi Manusia halaman 436. Namun, tokoh ini tidak ditampilkan dalam film Bumi Manusia.

Hasil penciutan pada tokoh Marjuki dapat dilihat pada kode PNC/TOKOH/4.

Peneliti membuat kesimpulan bahwa sutradara Hanung Bramantyo tidak memasukkan seluruh tokoh dalam novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

Tokoh Min Hwa adalah tokoh selanjutnya yang mengalami penciutan. Min

Hwa adalah seorang pelacur yang bekerja di rumah plesiran Ah Tjong. Penciutan yang terjadi pada tokoh Min Hwa dapat dilihat dalam hasil penelitian dengan kode

PNC/TOKOH/5. Penciutan yang terjadi pada tokoh ini menjadi sebuah kesimpulan bahwa sutradara Hanung Bramantyo tidak memasukkan seluruh tokoh pada film Bumi Manusia.

Penciutan dalam film Bumi Manusia sesuai dengan Eneste (1991:61), bahwa tidak semua hal yang diungkapkan dalam novel akan dijumpai pula dalam film. Berdasarkan hasil penelitian tersebu, penciutan pada tokoh terjadi pada tokoh tambahan dan tokoh utama tidak mengalami penciutan. Meskipun film

Bumi Manusia melakukan penciutan terhadap para tokoh tambahan, inti cerita dalam film Bumi Manusia tetap tersampaikan kepada penonton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

4.4.1.4 Perubahan Bervariasi Tokoh

Proses ekranisasi pada tokoh yang terakhir adalah perubahan bervariasi.

Peneliti akan membahas perubahan bervariasi pada tokoh novel Bumi Manusia ke dalam bentuk film Bumi Manusia. Perubahan bervariasi merupakan variasi-variasi tertentu antara novel dan film (Erneste, 1991:65). Nurgiyantoro (2015:260), membagikan gradasi tokoh berdasarkan keutamaan tokoh dalam cerita menjadi tokoh utama yang utama, tokoh utama tambahan, tokoh tambahan periferal utama, dan tokoh tambahan yang memang tambahan. Selama proses penelitian, peneliti tidak menemukan perubahan dalam tokoh.

Minke masih berperan sebagai tokoh utama baik dalam novel Bumi

Manusia maupun dalam film Bumi Manusia. Selain Minke, Annelies dan Nyai

Ontosoroh dapat disebutkan sebagai tokoh utama tambahan. Tokoh-tokoh tambahan lainnya pun masih berperan sama dan tidak ada perubahan peran para tokoh ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia.

Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sutradara

Hanung Bramantyo tidak merubah peran para tokoh ketika diangkat ke dalam film

Bumi Manusia. Meskipun demikian, film Bumi Manusia tetap menarik untuk ditonton. Hal tersebut disebabkan novel dan film memiliki tiga perbedaan, yaitu asal-usulnya, benda itu sendiri, dan khalayak yang dihadapinya (Damono,

2015:123).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

4.4.2 Proses Ekranisasi Penokohan Novel Bumi Manusia ke dalam

bentuk film Bumi Manusia

Subbab ini berisi proses ekranisasi yang terjadi pada penokohan novel Bumi

Manusia ke dalam bentuk film Bumi Manusia. Selama proses penelitian, peneliti menemukan proses perubahan, penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi.

Perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan teori Eneste (1991:60-65).

Penokohan bisa diartikan sebagai karakter atau watak yang dimiliki tokoh-tokoh

(Eneste, 1991:24). Dengan adanya penokohan, seorang tokoh memiliki alasan dirinya melakukan sesuatu dalam sebuah cerita. Hal tersebut senada dengan pendapat Eneste (1991:25), bahwa penokohan berfungsi sebagai penunjang cerita dan alur.

Penokohan dapat diungkapkan dengan dua cara, yaitu analitik dan dramatik.

Perbedaanya adalah cara analitik berarti pengungkapan watak secara langsung dari seorang pengarang, sedangkan cara dramatik berarti dilihat dengan lingkungan hidup tokoh, dialog antar tokoh, perbuatan tokoh, dan lain-lain

(Eneste, 1991:27). Selama proses penelitian, peneliti menemukan bahwa novelis

Pramoedya Ananta Toer lebih menggunakan cara analitik untuk menggambarkan penokohan dalam novel Bumi Manusia. Kutipan novel halaman 71 menunjukkan penokohan dengan cara analitik berikut ini.

Robert Mellema dengan lirikannya. Yang tajam, tak peduli segala-gala kecuali sepakbola, bahkan juga tidak pada ibunya sendiri. (Novel Bumi Manusia halaman 71)

Kutipan di atas menceritakan karakter angkuh Robert Mellema yang nampak dalam narasi tersebut. Pengungkapan penokohan ini berbeda dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

sutradara Hanung Bramantyo. Ia lebih mengungkapkan watak para tokoh dengan cara dramatik. Dialog film Bumi Manusia berikut menunjukkan sutradara Hanung

Bramantyo menggunakan cara dramatik dalam pengungkapan penokohan.

Inlanders kaya kowe (Pribumi seperti kamu) selalu berusaha mendekati gadis-gadis Eropa biar derajatmu naik kelas. (Film Bumi Manusia menit 52.53)

Cuplikan dialog diatas menceritakan Robert Mellema yang menghina

Minke. Robert menghina Minke yang berusaha mendekati Annelies demi menaikkan derajatnya. Pembahasan proses ekranisasi penokohan akan dijabarkan sebagai berikut.

4.4.2.1 Proses Perubahan Penokohan

Proses pembahasan penokohan akan dibahas dalam subbab ini. Peneliti menemukan sebanyak dua puluh dua proses perubahan tokoh selama proses penelitian berlangsung. Proses perubahan sesuai dengan teori Eneste (1991:60), bahwa proses perubahan diartikan sebagai pengubahan dunia kata-kata dalam novel ketika diangkat menjadi dunia gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan.

Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menemukan tiga puluh dua tokoh yang mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film. Perubahan tersebut berarti sutradara Hanung Bramantyo beserta tim merubah kutipan-kutipan novel yang menandakan penokohan atau karakter tokoh ketika akan diangkat ke dalam film.

Melalui proses penelitian, peneliti menyimpulkan beberapa faktor terjadinya proses perubahan tokoh. faktor-faktor tersebut adalah faktor berubahnya dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

kata-kata menjadi dunia gambar, dan faktor durasi, dan faktor latar belakang tokoh. faktor-faktor tersebut akan peneliti bahas berikut ini.

1) Faktor berubahnya dunia kata-kata menjadi dunia gambar

Faktor yang pertama adalah faktor berubahnya dunia kata-kata menjadi dunia gambar. Eneste (1991:29) menjelaskan, bahwa penokohan cara analitik

(langsung) yang dikenal dalam novel, tidak dikenal dalam film. Ketika seorang tokoh diangkat ke dalam film, penonton dapat melihat karakter dari tokoh tersebut melalui perbuatan tokoh, dialog tokoh, atau dialog tokoh lain sehingga tidak ada keterangan dalam film yang menjelaskan karakter tokoh tersebut. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menemukan proses perubahan penokohan yang disebabkan oleh faktor berubahnya dunia kata-kata menjadi dunia gambar yaitu pada kode PP/PENOKOHAN/6, PP/PENOKOHAN/7, PP/PENOKOHAN/11

PP/PENOKOHAN/14, PP/PENOKOHAN/16, PP/PENOKOHAN/24,

PP/PENOKOHAN/26, PP/PENOKOHAN/27, dan PP/PENOKOHAN/29.

Peneliti menemukan perubahan pengungkapan karakter Robert Suurhof yang suka menghina dalam kode PP/PENOKOHAN/6. Perubahan tersebut terlihat dengan berubahnya kutipan novel Bumi Manusia halaman 16 dan 17 menjadi dialog film Bumi Manusia menit 04.35 dan 08.09. Meskipun mengalami perubahan, Robert Suurhof terlihat sedang menghina Minke.

Kode PP/PENOKOHAN/7 berisi perubahan kutipan novel Bumi Manusia halaman 38 menjadi dialog film Bumi Manusia menit 17.35. Perubahan tersebut terlihat dengan berubahnya narasi Minke tentang kemampuan berbahasa Nyai

Ontosoroh menjadi dialog Nyai Ontosoroh yang menggunakan bahasa Belanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

dalam film Bumi Manusia. Hal ini menjadi penanda bahwa pengungkapan karakter dalam film tidak memerlukan deskripsi atau narasi, melainkan dengan dialog tokoh.

Perubahan dalam kode PP/PENOKOHAN/11 dapat dilihat dengan berubahnya kutipan novel Bumi Manusia halaman 25 menjadi dialog film Bumi

Manusia menit 18.52. Kode ini memiliki kesamaan dengan kode

PP/PENOKOHAN/7. Kesamaan itu adalah berubahnya narasi Minke mengenai

Nyai Ontosoroh. Namun, aspek penokohan dalam kode ini adalah aspek pekerja keras Nyai Ontosoroh. Selain itu, peneliti menemukan berubahnya narasi

Annelies dalam novel Bumi Manusia halaman 45 menjadi dialog Annelies dalam film Bumi Manusia menit 23.32.

Kode PP/PENOKOHAN/14 merupakan perubahan dari kutipan novel

Bumi Manusia halaman 30, 71, 236, dan 236 ketika diangkat ke dalam film Bumi

Manusia menit 15.24, 21.12, 56.30, dan 57.07. Menurut peneliti, perubahan- perubahan yang terjadi ini karena faktor ekranisasi mengubah dunia kata-kata menjadi dunia gambar-gambar yang berkelanjutan. Keseluruhan perubahan dalam kode ini terjadi pada Robert Mellema yang berkarakter angkuh.

Karakter Annelies Mellema yang manja mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Peneliti menemukan dua bentuk perubahan tersebut dalam kode PP/PENOKOHAN/16. Perubahan yang pertama terjadi pada kutipan novel Bumi Manusia halaman 37 menjadi dialog film Bumi

Manusia menit 20.30. Perubahan yang kedua terjadi pada kutipan novel Bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Manusia halaman 229 menjadi dua dialog film Bumi Manusia menit 72.49 dan

72.59.

Karakter Ah Tjong yang cerdik mengalami perubahan yang tercatat dalam kode PP/PENOKOHAN/24. Perubahan ini terlihat dari kutipan novel Bumi

Manusia halaman 422 yang berisi narasi Minke tentang Persidangan Pembunuhan

Mellema yang tak kunjung usai meski sudah dua minggu berjalan. Hal ini dikarenakan motif pembunuhan belum didapat dari tersangka Ah Tjong. Narasi tersebut mengalami perubahan dalam dialog film Bumi Manusia menit 104.16 yang menceritakan Ah Tjong sedang membela dirinya di ruang sidang.

Kode PP/PENOKOHAN/26 berisi perubahan pengungkapan karakter

Kommers yang rendah hati. Kutipan novel Bumi Manusia halaman 417 menjelaskan Kommers menulis sebuah artikel yang sedang membela Minke.

Namun, Kommers memiliki karakter rendah hati karena penjelasan Maarteen

Nijman dalam film Bumi Manusia menit 110.36.

Maurits memiliki karakter angkuh yang tercatat dalam kode

PP/PENOKOHAN/27. Pengungkapan karakter Maurits tersebut terlihat dalam novel Bumi Manusia halaman 144 ketika Maurits menjawab pertanyaan Herman

Mellema secara angkuh. Namun, film Bumi Manusia merubah pengungkapan karakter Maurits Mellema dengan cara memberikan adegan Maurits memecahkan botol susu milik perusahaan Mellema di hadapan Herman Mellema. Adegan tersebut dapat dilihat dalam film Bumi Manusia menit 49.01.

Proses perubahan penokohan yang terjadi dalam faktor yang pertama ini terlihat dalam kode PP/PENOKOHAN/29. Peneliti menemukan perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

kutipan novel Bumi Manusia halaman 401 saat Darsam hendak mencegah Minke supaya Minke tidak masuk ke rumah plesiran Ah Tjong. Kutipan tersebut berubah menjadi dialog Darsam yang meminta Minke untuk pulang dalam film Bumi

Manusia menit 94.47.

Perubahan-perubahan penokohan yang terjadi dalam faktor tersebut menjelaskan bahwa sutradara Hanung Bramantyo merubah pengungkapan karakter tokoh dari analitik menjadi dramatik. Menurut peneliti, perubahan dalam pengungkapan karakter tokoh tersebut bertujuan untuk memudahkan penonton.

Maksudnya adalah, film memiliki keterbatasan durasi. Oleh sebab itu, pengungkapan karakter secara dramatik diperlukan supaya penonton langsung paham mengenai karakter tokoh tersebut. Selain memudahkan penonton, film tidaklah membangun karakter melalui kata-kata, melainkan dengan gambar- gambar yang bergerak berkelanjutan di depan layar dan langsung hadir di hadapan penonton film (Eneste, 1911:29). Oleh sebab itu, pengungkapan karakter tokoh ditampilkan secara dramatik.

2) Faktor mempersingkat durasi

Faktor yang kedua adalah faktor mempersingkat durasi. Seperti pembahasan sebelumnya, proses ekranisasi merubah karya yang dinikmati berjam-jam atau berhari-hari menjadi karya yang dinikmati selama sembilan puluh sampai seratus dua puluh menit (Eneste, 1991:61). Maksud dari pernyataan di atas adalah film memiliki keterbatasan dalam durasi.

Film Bumi Manusia memiliki durasi 181 menit atau 3 jam 1 menit.

Meskipun film ini memiliki durasi lebih panjang dibandingkan dengan film pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

umumnya, peneliti menemukan beberapa perubahan dalam kemunculan karakter tokoh karena sutradara Hanung Bramntyo ingin mempersingkat durasi. Hasil penelitian yang terjadi karena faktor mempersingkat durasi adalah kode

PP/PENOKOHAN/2, PP/PENOKOHAN/4, PP/PENOKOHAN/8,

PP/PENOKOHAN/9, PP/PENOKOHAN/12, PP/PENOKOHAN/16,

PP/PENOKOHAN/19, PP/PENOKOHAN/22, PP/PENOKOHAN/30, dan

PP/PENOKOHAN/31.

Kode PP/PENOKOHAN/2 merupakan bentuk proses perubahan penokohan yang pertama. Peneliti menemukan perubahan dalam dua kutipan novel Bumi Manusia halaman 58 dan 59 menjadi satu dialog film Bumi Manusia menit 21.22. Perubahan ini terjadi dengan digabungkannya dua narasi Minke yang sedang menjelaskan pekerjaannya kepada Nyai Ontosoroh. Peneliti membuat kesimpulan bahwa penggabungan dua kutipan ini termasuk dalam faktor mempersingkat durasi.

Perubahan narasi Minke dalam novel Bumi Manusia halaman 69 mengalami perubahan ketika diangkat menjadi dialog film Bumi Manusia menit 32.11.

Perubahan tersebut terlihat karena Minke tidak meyebut nama-nama anggota keluarga Mellema saat berpamitan. Perubahan ini dapat dilihat dalam kode

PP/PENOKOHAN/4.

Kode PP/PENOKOAN/8 berisi perubahan kutipan novel Bumi Manusia halaman 33 ketika diangkat menjadi dialog Nyai Ontosoroh dalam film Bumi

Manusia menit 17.59. Menurut peneliti, perubahan dari kutipan novel ke dialog film tersebut untuk mempersingkat durasi. Kutipan novel yang disingkat terlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

dalam narasi, “Nampaknya Sinyo ragu menyebutku demikian. Semua memanggilku begitu. Jangan segan." Selain itu, kutipan novel Bumi Manusia halaman 34 mengalami perubahan pula. Hal ini terlihat dalam dialog film Bumi

Manusia menit 18.38. Kutipan novel yang dipotong adalah narasi, “Kalau ragu tak menghinakan diri Sinyo.”

Perubahan kutipan novel Bumi Manusia halaman 37 mengalami perubahan ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 20.46. Narasi yang dipotong adalah narasi Nyai Ontosoroh, “Karena itu aku senang kau datang, Nyo.”

Perubahan ini terlihat dalam kode PP/PENOKOHAN/9.

PP/PENOKOHAN/10 merupakan bentuk perubahan selanjutnya yang dilakukan untuk mempersingkat durasi. Peneliti menemukan tiga kutipan novel

Bumi Manusia halaman 65 yang disingkat menjadi satu dialog film Bumi Manusia menit 30.55. Selain itu, peneliti menemukan dipersingkatnya kutipan novel Bumi

Manusia halaman 426 ketika diangkat menjadi dialog Nyai Ontosoroh dalam film

Bumi Manusia menit 107.06.

Kode selanjutnya adalah PP/PENOKOHAN/16. Kode ini berisi kutipan

Annelies Mellema dalam novel Bumi Manusia halaman 37 ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 20.30. Bagian narasi Annelies Mellema yang tidak diangkat ke dalam film adalah narasi, “Tidak, tidak bertengkar.” Menurut peneliti, hal ini terjadi untuk mempersingkat durasi.

Bentuk perubahan selanjutnya adalah dipersingkatnya dua narasi Ayah

Minke dalam novel Bumi Manusia halaman 184 dan 185. Dua kutipan tersebut dipersingkat ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 58.48 dan menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

59.00. Narasi halaman 184 yang dihilangkan adalah narasi, “Semua itu! Makin tinggi sekolah makin jadi buaya bangkong! Bosan main-main dengan gadis-gadis sebaya sekarang mengeram di sarang Nyai, mau jadi apa kau ini?” sedangkan narasi halaman 185 yang dihilangkan adalah narasi “Bupati B? Tuan Asisten

Residen B? Tuan Residen Surabaya, Tuan Kontrolir dan semua bupati akan hadir.

Apa mungkin seorang siswa H.B.S tidak membaca koran? Kalau tidak, apa mungkin tak ada orang lain memberitakan?” Bentuk perubahan ini dapat dilihat dalam kode PP/PENOKOHAN/19.

Kutipan Jean Marais dalam novel Bumi Manusia halaman 77 mengalami perubahan yang terlihat dalam dialog film Bumi Manusia 36.56. Bentuk perubahan ini tercantum dalam kode PP/PENOKOHAN/22. Kutipan novel yang dipersingkat demi menjaga durasi adalah awal narasi “Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, mengapa dihormati dan diindahkan?” selain awal narasi, akhir dari narasi Jean ikut dipersingkat. Narasi tersebut adalah “Itulah memang arti terpelajar itu. Datanglah kau padanya barang dua-tiga kali lagi, nanti kau dapat lebihh mengetahui benar-tidaknya pendapat umum itu."

Kode PP/PENOKOHAN/30 berisi perubahan dari kutipan novel Bumi

Manusia halaman 315 ketika diangkat menjadi dialog film menit 73.54. Kutipan novel yang tidak diangkat ke dalam film tersebut adalah narasi Juffrouw Magda

Peters yang sedang mengajar di kelas H.B.S. “Karena itu justru menarik perhatianku. Boleh jadi penulisnya seorang Indo-Eropa. Barangkali, kataku. Ada di antara para siswa pernah membacanya? Judulnya: Uit bet schooner Leven van

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

een mooie Boerin (Dari kehidupan indah seorang Wanita Petani cantik).

Pengarangnya bernama: Max Tollenaar.”

Kode PP/PENOKOHAN/31 adalah kode proses perubahan terakhir yang terjadi karena faktor mempersingkat durasi. Dua kutipan Jan Dapperste dalam novel Bumi Manusia halaman 453 dipersingkat menjadi satu dialog film Bumi

Manusia menit 128.02. Peneliti menyimpulkan bahwa sutradara Hanung

Bramantyo ingin mempersingkat durasi film dengan menggabungkan dua kutipan novel tersebut menjadi satu dialog utuh.

Faktor durasi di atas terjadi dengan dipersingkatnya dialog dalam film dibandingkan kutipan dalam novel. Seperti pembahasan sebelumnya, dialog- dialog film tersebut merupakan salah satu cara mengetahui karakter tokoh dengan cara dramatik. Faktor durasi dalam sebuah film menjadi hal yang penting. Hal tersebut menjadi penting karena dalam waktu yang terbatas, sutradara beserta tim harus menampilkan hal-hal yang gampang dikenali dan mudah diingat penonton

(Eneste, 1991:30). Oleh sebab itu, perubahan-perubahan penokohan terjadi karena dialog-dialog tersebut mengalami penyingkatan demi menjaga durasi film.

3) Faktor latar belakang tokoh

Faktor perubahan penokohan yang terakhir adalah pengaruh latar belakang tokoh. Setiap tokoh dalam sebuah cerita memiliki latar belakang tersendiri, baik itu status kewarganegaraan, pendidikan, sosial, dan lain sebagainya. Selama proses penelitian, peneliti menemukan perubahan penokohan yang disebabkan oleh faktor latar belakang tokoh dalam kode PP/PENOKOHAN/2,

PP/PENOKOHAN/5, PP/PENOKOHAN/6, PP/PENOKOHAN/9,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

PP/PENOKOHAN/10, PP/PENOKOHAN/14, PP/PENOKOHAN/15,

PP/PENOKOHAN/17, PP/PENOKOHAN/18, PP/PENOKOHAN/20,

PP/PENOKOHAN/21, PP/PENOKOHAN/25, PP/PENOKOHAN/28,

PP/PENOKOHAN/29, PP/PENOKOHAN/30, dan PP/PENOKOHAN/32.

Kode PP/PENOKOHAN/2 berisi narasi Minke dalam novel Bumi Manusia halaman 17 yang diangkat ke dalam film Bumi Manusia menit 27.58. Perubahan tersebut terlihat dengan dialog Minke yang menggunakan bahasa Belanda dalam dialog film tersebut. Menurut peneliti, Minke menggunakan bahasa Belanda untuk menjelaskan latar belakangnya yang seorang siswa H.B.S.

Proses perubahan yang terjadi dalam kode PP/PENOKOHAN/5 dan

PP/PENOKOHAN/6 terjadi pada tokoh Robert Suurhof. Peneliti menemukan perubahan dalam kutipan novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam dialog film Bumi Manusia. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan Robert Suurhof yang menggunakan bahasa Belanda dalam dialog film Bumi Manusia. Peneliti membuat kesimpulan bahwa penggunaan bahasa Belanda tersebut untuk menunjukkan latar belakang Robert Suurhof yang merupakan seorang Indo dan siswa H.B.S.

Nyai Ontosoroh terlihat menggunakan bahasa Belanda dalam dialog film

Bumi Manusia menit 19.22. Selain bahasa Belanda, Nyai Ontosoroh terlihat menggunakan bahasa Jawa dalam dialog film Bumi Manusia menit 20.22.

Menurut peneliti, penggunaan bahasa Belanda tersebut terjadi karena Nyai

Ontosoroh pernah diajari bahasa Belanda oleh Herman Mellema dalam adegan flashback. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa diperlukan karena latar belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Nyai Ontosoroh yang merupakan pribumi asal Jawa. Proses perubahan penokohan ini terlihat dalam kode PP/PENOKOHAN/9 dan PP/PENOKOHAN/10.

Kode PP/PENOKOHAN/14 berisi proses perubahan penokohan Robert

Mellema yang angkuh. Peneliti melihat Robert Mellema menggunakan bahasa

Belanda dalam dialog film Bumi Manusia menit 15.24 dan menit 56.30.

Berdasarkan hasil analisis peneliti, penggunaan bahasa Belanda tersebut untuk menjelaskan latar belakang Robert Mellema yang merupakan seorang Indo.

Annelies Mellema terlihat menggunakan bahasa Jawa dalam film Bumi

Manusia menit 15.16 dan bahasa Belanda dalam menit 15.27. Penggunaan bahasa

Jawa dan Belanda tersebut dapat dilihat dalam kode PP/PENOKOHAN/15.

Menurut peneliti, penggunaan bahasa Belanda dalam dialog film Bumi Manusia adalah untuk menjelaskan latar belakang Annelies Mellema yang merupakan seorang Indo. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa tersebut dilakukan karena

Annelies ingin menjadi pribumi seperti ibunya, Nyai Ontosoroh. Peneliti menyimpulkan bahwa Annelies mempelajari bahasa Jawa dari Nyai Ontosoroh karena Nyai Ontosoroh merupakan seorang pribumi asal Jawa.

Kode PP/PENOKOHAN/17 dan PP/PENOKOHAN/18 merupakan kode proses perubahan pada tokoh Herman Mellema. Peneliti menemukan Herman

Mellema menggunakan bahasa Belanda dalam dan bahasa Inggris dalam dua kode tersebut. Menurut peneliti, penggunaan bahasa Belanda untuk menjelaskan latar belakang Herman Mellema yang merupakan seorang Eropa tulen. Selain menggunakan bahasa Belanda, peneliti melihat Herman Mellema yang menggunakan bahasa Inggris dalam film Bumi Manusia menit 46.59. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

peneliti, Herman Mellema menggunakan bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan bahasa universal di daerah Eropa.

Ibu Minke terlihat menggunakan bahasa Jawa dalam film Bumi Manusia menit 61.00 dan menit 61.31. Penggunaan bahasa Jawa tersebut dapat dilihat dalam kode PP/PENOKOHAN/20. Peneliti menyimpulkan bahwa Ibu Minke berdialog dengan menggunakan bahasa Jawa untuk menunjukkan latar belakang tokoh yang merupakan seorang Pribumi asal Jawa.

Kode PP/PENOKOHAN/21 berisi proses perubahan Herbert de la Croix yang berkarakter rendah hati. Peneliti menemukan dialog dalam film Bumi

Manusia menit 68.34 yang menunjukkan Herbert de la Croix menggunakan bahasa Belanda. Penggunaan bahasa Belanda tersebut disimpulkan peneliti untuk menunjukkan latar belakang tokoh Herbert de la Croix yang merupakan seorang

Eropa tulen.

Maarteen Nijman terlihat menggunakan bahasa Belanda dalam dialog film

Bumi Manusia menit 105.03. Penggunaan bahasa Belanda ini tercantum dalam kode PP/PENOKOHAN/25. Maarteen Nijman menggunakan bahasa Belanda ketika hendak membantu Minke, "Mijn krant, S.N.v/d D. Zal zeker helpen bij het laden van uw schrijven (Koranku, S.N. v/d D. pasti akan membantu memuat tulisanmu)." Peneliti berkesimpulan bahwa penggunaan bahasa Belanda ini untuk menunjukkan latar belakang Maarteen Nijman yang seorang Eropa tulen.

Kode PP/PENOKOHAN/28 dan kode PP/PENOKOHAN/29 berisi tentang proses perubahan Darsam. Darsam menggunakan bahasa Madura dalam film Bumi Manusia menit 72.01 ketika berbicara kepada Minke, "Nyo. Nyo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

mending mulih Kranggan, sik. Arek gendut sedari tadi ngikutin Nyo dari stasiun itu (Tuan. Tuan lebih baik pulang ke Kranggan dulu. Si gendut dari tadi mengikuti

Tuan dari stasiun itu)." Selain pada menit 72.01, Darsam terlihat menggunakan bahasa Belanda dalam menit 94.47 ketika Darsam meminta Minke untuk tidak mengikutinya, "Nyo, Mundur. Mole (Tuan, mundur. Pulang)!" Menurut peneliti, penggunaan bahasa Madura dalam dialog Darsam tersebut untuk menunjukkan latar belakang Darsam yang merupakan seorang pribumi asal Madura.

Jiuffrouw Magda Peters terlihat menggunakan bahasa Belanda dalam kode

PP/PENOKOHAN/30. Penggunaan bahasa Belanda tersebut dapat dilihat dalam film Bumi Manusia menit 73.54 ketika Juffrouw Magda Peters menyanggah pendapat Suurhof dengan berkata, "No. Ik vond een artikel over leven in Indie.

Zeld dit schrift (Aku menemukan sebuah tulisan tentang kehidupan di Hindia.

Jarang sekali ada yang menulis ini)." Penggunaan tersebut diperlukan untuk menunjukkan latar belakang tokoh yang merupakan seorang Eropa tulen menurut peneliti.

Kode PP/PENOKOHAN/32 merupakan proses perubahan terakhir dalam faktor ini. Dr. Martinet terlihat menggunakan bahasa Belanda dalam film Bumi

Manusia menit 79.43 ketika Dr. Martinet sedang berbincang dengan Minke, “Ben je klaar voor? Jij bent dokter (Kamu siap? Kamu yang jadi dokternya)." Menurut peneliti, penggunaan bahasa Belanda tersebut untuk menunjukkan latar belakang tokoh yang merupakan seorang Eropa tulen.

Perubahan-perubahan penokohan yang terjadi dalam kode di atas terlihat dengan berubahnya kutipan-kutipan novel dalam bahasa Indonesia menjadi dialog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

film dengan bahasa yang dikuasai masing-masing tokoh. Menurut peneliti, penggunaan dialog untuk menunjukkan latar belakang tokoh tersebut berhubungan dengan durasi. Sutradara Hanung Bramantyo tidak perlu menampilkan scene yang berhubungan latar belakang tokoh. Penonton dapat memahami latar belakang tokoh tersebut melalui dialog-dialog tokoh tersebut.

Oleh sebab itu, durasi sebuah film menjadi lebih singkat.

4.4.2.2 Penambahan Penokohan

Peneliti akan membahas penambahan penokohan dalam subbab ini. Sama halnya dengan tokoh, penokohan atau karakter yang dimiliki oleh para tokoh bisa mengalami penambahan. Penambahan penokohan dapat diartikan sebagai bertambahnya karakter dari seorang tokoh ketika diangkat ke dalam film.

Selama proses penelitian, peneliti tidak menemukan penambahan penokohan. Hal tersebut berarti para tokoh dalam film Bumi Manusia tidak mendapatkan tambahan dalam karakternya. Karakter-karakter para tokoh film

Bumi Manusia dapat ditemukan dalam novel Bumi Manusia.

Meskipun para tokoh film Bumi Manusia tidak mendapatkan tambahan karakternya, peneliti menyimpulkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo sudah membagi watak para tokoh secara pas. Meskipun demikian, film Bumi Manusia bukanlah karya yang seasli novel Bumi Manusia. Proses ekranisasi lainnya menjadi bukti bahwa film Bumi Manusia memiliki ciri khasnya tersendiri yang tetap menarik untuk ditonton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

4.4.2.3 Penciutan Penokohan

Peneliti memaparkan pembahasan penciutan penokohan dalam subbab ini.

Proses ekranisasi yang kedua ini adalah hasil analisis dari bentuk penciutan penokohan novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia. Sebanyak tiga penciutan penokohan -ditemukan peneliti setelah melakukan analisis tersebut.

Jumlah ini membuktikan bahwa sutradara Hanung Bramantyo tidak memasukkan seluruh isi novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia. Penciutan yang dilakukan sutradara Hanung Bramantyo ini terlihat pada tokoh tambahan..

Selama proses penelitian berlangsung, Sarah de La Croix dan Miriam de

La Croix mendapatkan penciutan watak mereka yang suka mengejek. Penciutan itu terbukti dengan kutipan-kutipan novel Bumi Manusia halaman 205-208 yang menceritakan diskusi antara mereka berdua dan Minke. Penciutan yang terjadi pada Sarah dan Miriam de La Croix dapat dilihat dalam hasil penelitian dengan kode PNC/PENOKOHAN/1 dan kode PNC/PENOKOHAN/2.

Tokoh tambahan yang mendapatkan penciutan lainnya adalah Ah Tjong.

Kutipan novel Bumi Manusia halaman 255 menceritakan kekejaman Ah Tjong dalam kisah masa lalu Maiko tidak diperlihatkan. Penciutan yang terjadi pada tokoh Ah Tjong dapat dilihat dalam hasil penelitian dengan kode Kode

PNC/PENOKOHAN/3.

Maiko juga merupakan tokoh tambahan yang mengalami penciutan penokohannya. Peneliti menemukan bahwa Maiko memiliki karakter rendah hati dalam novel Bumi Manusia halaman 252-260 dan dapat dilihat pada hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

penelitian PNC/PENOKOHAN/4. Hal tersebut terjadi karena sutradara Hanung

Bramantyo tidak memasukkan keseluruhan isi novel Bumi Manusia.

Proses penciutan yang terjadi dalam subbab ini membuktikan bahwa sutradara Hanung Bramantyo lebih banyak melakukan penciutan penokohan terhadap tokoh tambahan. Selain itu, penciutan yang terjadi pada tokoh tambahan membuktikan bahwa sutradara Hanung Bramantyo lebih mementingkan inti cerita dan memotong cerita-cerita yang tidak berhubungan banyak dengan inti cerita.

Oleh sebab itu, inti cerita dari novel Bumi Manusia tetap tersampaikan dalam film

Bumi Manusia meskipun sutradara Hanung Bramantyo melakukan penciutan penokohan.

4.4.2.4 Perubahan Bervarasi Penokohan

Dalam subbab ini, peneliti akan membahas perubahan bervariasi penokohan dari novel Bumi Manusia ke bentuk film Bumi Manusia. Perubahan bervariasi yang terjadi pada penokohan adalah perubahan watak tokoh dalam novel Bumi Manusia ketika diangkat ke dalam film Bumi Manusia. Peneliti menemukan satu bentuk perubahan bervariasi penokohan. Berikut adalah pembahasannya.

Ayah Minke adalah tokoh tambahan yang mendapatkan perubahan bervariasi. Dalam novel Bumi Manusia¸ Ayah Minke atau Bupati B. adalah tokoh yang memiliki karakter tegas. Hal tersebut terlihat dalam kutipan novel Bumi

Manusia halaman 184 atau dalam hasil penelitian dengan kode

PB/PENOKOHAN/1. Dalam novel Bumi Manusia, Ayah Minke hanya memegang pecut di tangannya. Namun, sutradara Hanung Bramantyo merubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

karakter Ayah Minke menjadi seorang yang tangan besi. Berdasarkan hasil penelitian, Ayah Minke adalah seorang tangan besi karena Ayah Minke memecut

Minke. Peneliti menyimpulkan bahwa sutradara Hanung Bramantyo ingin memberikan totalitas pada Ayah Minke dengan menggunakan pecut tersebut kepada Minke.

Selain ingin memberikan totalitas pada tokoh ayah, perubahan bervariasi pada tokoh ayah terjadi karena film Bumi Manusia menggunakan cara dramatik dalam pengungkapan karakter para tokoh. Cara dramatik dapat dilihat dengan dialog antar tokoh, lingkungan hidup tokoh, perbuatan tokoh, dan lain-lain

(Eneste 1991:26). Oleh sebab itu, pengungkapan karakter Ayah Minke dilakukan dengan dialog disertai adegan memecut Minke.

Berdasarkan hasil analisis, peneliti mendapat kesimpulan bahwa perubahan bervariasi penokohan memiliki berbagai alasan tersendiri. Perubahan bervariasi yang terjadi adalah berubahnya kutipan asli novel Bumi Manusia ketika diangkat menjadi dialog film Bumi Manusia. Meskipun demikian, perubahan- perubahan bervariasi yang terjadi tidak mengubah inti cerita dari novel Bumi

Manusia. perubahan ini menjadikan film Bumi Manusia menarik untuk ditonton dan memiliki ciri khas tersendiri walaupun inti cerita film tersebut berasal dari novel Bumi Manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

5.1 Keismpulan

Melalui penelitian yang berjudul “Alih Wahana Novel Bumi Manusia Karya

Pramoedya Ananta Toer ke Bentuk Film Bumi Manusia Karya Sutradara Hanung

Bramantyo: Kajian Ekranisasi” ini, peneliti menemukan dua hal yang akhirnya menjadi tujuan penelitian ini. Kedua hal tersebut adalah proses ekranisasi pada tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel dan film Bumi Manusia. Peneliti menganalisis dan memaparkan kedua hal itu berdasarkan kajian ekranisasi.

Melalui hasil penelitian, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut.

a. Proses ekranisasi tokoh dalam Alih Wahana Novel Bumi Manusia

Karya Pramoedya Ananta Toer ke Bentuk Film Bumi Manusia

Karya Sutradara Hanung Bramantyo mencakup dua puluh dua

proses perubahan tokoh, dua penambahan tokoh, dan lima penciutan

tokoh.

b. Proses ekranisasi penokohan dalam Alih Wahana Novel Bumi

Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer ke Bentuk Film Bumi

Manusia Karya Sutradara Hanung Bramantyo mencakup tiga puluh

dua proses perubahan penokohan, empat penciutan penokohan, dan

satu perubahan bervariasi penokohan.

5.2 Saran

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti akan menyampaikan beberapa saran. Berikut adalah saran-sarannya.

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

a. Penelitian ini mengkaji perubahan tokoh dan penokohan novel Bumi

Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke dalam bentuk film Bumi

Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo. Peneliti berharap kepada

peneliti berikutnya supaya mampu meneliti perubahan novel ke bentuk

film lainnya.

b. Peneliti berharap penelitian ini mampu berguna dalam pembelajaran di

sekolah khususnya dalam apresiasi karya sastra Indonesia.

c. Penelitian ini diaharapkan mampu membantu pembaca dalam kajian alih

wahana. Peneliti juga berharap penelitian ini mampu menjadikan wawasan

tambahan para pembaca dalam pengembangan karya sastra di Indonesia.

5.3 Implikasi

Skripsi yang berjudul Alih Wahana Novel Bumi Manusia karya Pramoedya

Ananta Toer ke dalam Bentuk Film Bumi Manusia karya Sutradara Hanung

Bramantyo: Kajian Ekranisasi Sastra ini dapat menjadi referensi guru dalam materi bermain drama. Selain itu, novel Bumi Manusia dapat dijadikan referensi dalam materi kelas XI yaitu menilai karya melalui resensi. Skripsi ini juga dapat dijadikan referensi guru dalam materi Bahasa Indonesia kelas XII yaitu materi menyajikan gagasan melalui artikel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Afsani, Novia Nur. 2020. Ekranisasi Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya

Ananta Toer ke dalam Film. https://osf.io/preprints/inarxiv/36zde/.

Diakses tanggal 1 Juni 2020.

Aminudin, 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Aruna, Yogi, Wina. 2020. Ekranisasi Alur Cerita Novel Dilan 1990 Karya Pidi

Baiq menjadi Film Dilan 1990 Karya Fajar Bustomi. Skripsi Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta :

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

______. 2018. Alih Wahana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Eneste, Pamusuk. 1991. Novel dan Film. Yogyakarta: Percetakan Kanisius

Yogyakarta.

Ghony, D. dan Almanshur. F. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar-. Ruzz

Media:Yogyakarta.

Hastuti, Nur. 2018. Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer Kajian

Sosiologi Sastra. HUMANIKA, 25(1), 64-74.

https://doi.org/10.14710/humanika.v25i1.18128.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Nurgiyantoro, B. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2017. Teori Kritik dan Penerapannya dalam Sastra

Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pradotokusumo, Partini Sardjono. 2005. Pengkajian Sastra. Jakarta: PT Gramedia.

Pustaka Utama.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sastriyani, Siti Hariti. 2001. Karya Sastra Perancis Abad ke-19 Madame Bovary

dan Resepsinya di Indonesia. Dalam Jurnal Humaniora, volume XIII, No.

3/2001, hlm 252. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suseno, W. S. 2011. Filmisasi Karya Sastra Indonesia: Kajian Ekranisasi Pada

Cerpen dan Film “Tentang Dia”. Artikel. Semarang: Program Studi

Bahasa Sastra Indonesia, FBS Universitas Negeri Semarang.

Toer, Pramoedya Ananta. 2018. Bumi Manusia. Jakarta: PT Lentera Dipantara. www. Tribunnewswiki.com. (30 Juli 2019). Hanung Bramantyo. Diakses pada 17

Juli 2020, dari https://www.tribunnewswiki.com/2019/07/30/hanung

bramantyo.

Wulansari, Devita. 2015. Ekranisasi Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere

Liye dan Film Bidadari-Bidadari Surga: Kajian Humaniora. Skripsi

Jurusan Sastra Indonesia Universitas Jember.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

Triangulasi Data Penelitian Skripsi

Berjudul:

Alih Wahana Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer Ke Bentuk

Film Bumi Manusia Karya Sutradara Hanung Bramantyo: Kajian Ekranisasi Sastra

Hilarius Aryokusumo

161224005

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Triangulasi Data

Berikut ini adalah hasil dari penelitian Ekranisasi tokoh dan penokohan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ke bentuk film Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo yang perlu divalidasi oleh pakar. Beri tanda (√) pada kolom “S yang berarti setuju” atau kolom “TS yang berarti tidak setuju”. Tanda tersebut menggambarkan penilaian pakar terhadap data penelitian. Selain itu, kolom “Keterangan” perlu diisi karena dapat membuat kebenaran hasil analisis tersebut.

TABEL EKRANISASI PROSES PERUBAHAN TOKOH NOVEL DAN FILM BUMI MANUSIA

Film Novel Nama No Kode Waktu Proses Perubahan S TS Keterangan Tokoh Deskripsi Hal. Deskripsi (Menit) Tanpa mengetuk Dalam novel, tokoh pintu kamar Robert tidak Robert mengetuk pemondokanku mengetuk kamar PP/ kamar Minke secara Robert Suurhof Robert Minke. Namun, 1 TOKOH/ 03.54 berulang kali sambil 16 – di sini tak √ Suurhof Robert terlihat 1 memanggil nama kupergunakan mengetuk kamar Minke. nama Minke berulang sebenarnya – kali. masuk. PP/ Minke terlihat Didapatinya aku Terjadi perubahan 2 TOKOH/ Minke 03.54 sedang tidur dan 16 sedang dalam pemunculan √ 2 terbangun karena mencangkungi sosok Minke.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Robert Suurhof gambar sang Perubahan tersebut mengetuk pintu dara, kekasih adalah sosok Minke kamarnya. para dewa itu. yang sedang mencangkungi gambar Ratu Belanda. Namun, film Bumi Manusia memberikan perubahan pada kemunculan Minke yang sedang tertidur. Perubahan kembali terjadi pada pemunculan tokoh Jean Marais. Dalam Jean bertanya novel, Jean Marais kepada Minke degan Jean menyapa muncul ketika bahasa Indonesia, Minke dalam Minke memberikan PP/ Jean “Hei Minke. bahasa Perancis, pekerjaan 3 TOKOH/ 36.22 19 √ Marais Biasanya kau “Alleluya, kepadanya. Namun, 3 banyak omong. Minke, apa film Bumi Manusia Kenapa kamu jadi kabar hari ini? memberikan pendiam?” perubahan dengan kemunculan Jean Marais ketika Minke sedang ada masalah dengan gossip guna-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

guna seorang Nyai. Selain itu, perubahan juga terjadi pada bahasa yang digunakan tokoh. Robert Mellema dimunculkan Robert Mellema dalam narasi, muncul dan “Seorang membuka pintu Perubahan terjadi pemuda Indo- rumahnya yang pada kemunculan Eropa membuka terbuat dari kayu Robert Mellema. pintu kaca, untuk mengintip Dalam novel, menuruni anak PP/ tamu yang datang. tertulis deskripsi Robert tangga, 4 TOKOH/ 12.52 Setelah melihat 25 fisik Robert √ Mellema menyambut 4 bahwa Robert Mellema. Namun, Suurhof. Suurhof yang Robert Mellema Nampaknya ia datang, Robert langsung hadir tanpa seumur Mellema membuka ada deskripsi pada denganku. Ia pintu dan berjabat dirinya. berwajah Eropa, tangan dengan berkulit Pribumi, Robert Suurhof. jangkung, tegap, kukuh.” Sesosok perempuan Sosok Annelies Perubahan PP/ Annelies berpakaian putih, dijelaskan dalam kemunculan tokoh 5 TOKOH/ 14.15 26 √ Mellema berambut hitam, dan narasi, “Di kembali berubah. 5 membawa setangkai depan kami Kemunculan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

mawar berjalan berdiri seorang Annelies dalam film menuju teras. gadis berkulit mengalami Annelies muncul putih, halus, perubahan yaitu dan pembicaraan berwajah Eropa, tidak adanya antara kedua Robert berambut dan deskripsi tentangnya terhenti. bermata dan dirinya yang Pribumi. Dan membawa setangkai mata itu, mata mawar. berkilauan itu seperti sepasang kejora; dan bibirnya tersenyum meruntuhkan iman.”

TABEL EKRANISASI PENAMBAHAN TOKOH NOVEL DAN FILM BUMI MANUSIA

No Kode Nama Film Novel Penambahan Tokoh Waktu Deskripsi Hal. Deskripsi S TS Keterangan (Menit) 1 PNB/TOKOH/1 Parjiah 21.24 Nyai Ontosoroh - - Penambahan memanggil salah film Bumi seorang Manusia pembantunya, nampak √ “Parjiah!” dalam penyebutan nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

pembantu karena dalam novel tidak satu pun nama pembantu disebutkan. 2 PNB/TOKOH/2 Iyem 174.145.45 Minke - - Penambahan memanggil film Bumi seorang Manusia pembantu di nampak Buitenzorg. dalam “Iyem?” penyebutan nama Mendengar pembantu namanya karena dalam dipanggil, Iyem novel tidak berkata satu pun √ “Dalem?” nama pembantu Lalu, Minke disebutkan. meminta Iyem untuk mempersiapkan tasnya. “Tasku tolong dibawa ke bawah.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

TABEL EKRANISASI PENCIUTAN TOKOH NOVEL DAN FILM BUMI MANUSIA

No Kode Nama Tokoh Film Novel Penciutan S TS Keterangan Waktu Deskripsi Hal. Deskripsi (Menit) 1 PNC/TOKOH/1 Yu Minem - - 47 Annelies berbicara Tokoh Yu √ pada seorang Minem tidak pemerah susu, terlihat dalam “Ya, Yu Minem. film Bumi Sudah berapa Manusia. Oleh ember perahanmu sebab itu, sehari?” terjadi penciutan pada tokoh Yu Minem. 2 PNC/TOKOH/2 Tuan Telinga - - 275- Minke Kehadiran √ 276 menarasikan Tuan tokoh Tuan Telinga dalam Telinga dalam novel Bumi kedua kutipan Manusia sebagai novel tersebut berikut. tidak “Tepat pada dimunculkan waktu itu Tuan dalam film. Telinga datang Peneliti entah dari mana.” menyimpulkan (halaman 275) terjadinya “Telinga penciutan mendekatinya pada tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

dengan sikap Tuan Telinga. mengancam.” (halaman 276) 3 PNC/TOKOH/3 Deradera - - 491 Minke Tokoh √ Lelliobuttockx menjelaskan sosok Deradera Deradera Lelliobuttockx Lelliobuttockx tidak terlihat ketika ia sedang ke dalam film kantor Nyai Bumi Ontosoroh, “Di Manusia. kantor Mama Peneliti sedang berhadapan membuat dengan seorang kesimpulan lelaki Eropa, bahwa tokoh bertubuh kecil ini mengalami seperti kelingking, penciutan. mungkin hanya setinggi pundakku, kurus, dan gepeng. Kepalanya botak licin, matanya agak sipit. Ia berkacamata kodok. Mama memperhatikannya membacai surat- surat dari Pengadilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

Amsetdam untuk Annelies. Jelas ia bukan sebangsa jin. Dan dialah ahli hukum Mama selama ini.”

TABEL EKRANISASI PROSES PERUBAHAN PENOKOHAN NOVEL DAN FILM BUMI MANUSIA

Film Novel Nama Aspek No Kode Waktu Penciutan S TS Keterangan Tokoh Penokohan Deskripsi Hal. Deskripsi (Menit) Juffrouw Magda Peneliti √ Peters menemukan mengucapkan adanya proses selamat kepada perubahan Minke atas Tuan Direktur H.B.S. dalam prestasinya, berkata, "Pelulus pengungkapan "Minke, Je bent nomor dua untuk karakter Minke PP/ nummer een seluruh Hindia, nomor yang cerdas. 1 PENOKOHAN Minke Cerdas 125.30 446 gepasserd in satu untuk Surabaya, Dalam novel, /1 Surabaya. En siswa bernama …. Tuan Direktur nummer twee in Min-ke." H.B.S. yang heel Europe Indie mengungkapkan (Kamu lulus nomor bahwa Minke satu se-Surabaya. adalah pelulus Nomor dua di terbaik. Namun, seluruh Hindia Juffrouw Magda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

Belanda)." Peters adalah orang yang mengungkapkan hal tersebut dalam film. Minke bernarasi √ sembari memperlihatkan Proses prosesnya mengejar perubahan ketertinggalan di selanjutnya H.B.S., “Dari masih tentang seluruh manusia di Minke menunjukkan pengungkapan bumi moyangku ini, kecerdasan dirinya karakter Minke selain Ibunda dan dalam narasi, "Dalam yang cerdas. 123.41 Mama, Asisten 310 beberapa hari aku Perubahan Residen de la Croix kejar ketinggalanku. tersebut terlihat dan putri-putrinya, Tak ada sesuatu dalam telah membuktikan kesulitan." perbedaan narasi masih ada orang dalam novel beradab tanpa perlu dengan narasi menunjukkan dari dalam film. mana dia berasal, berwarna kulit apa, berbahasa apa.” Minke menolak Minke menolak ajakan Proses √ PP/ Pekerja ajakan Robert Suurhof dengan perubahan 2 PENOKOHAN/ Minke 27.58 17 Keras Suurhof dengan berkata, "Aku masih dalam kode ini 2 berkata, "Nee. Ik banyak pekerjaan." tentang karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

ben overspoeld met Minke yang werk. Ga zoek pekerja keras. iemand anders Perubahan (Tidak. Kerjaanku tersebut terlihat sedang banyak. Cari dalam saja orang lain.” penggunaan bahasa Minke dalam film yang menggunakan bahasa Belanda, sedangkan dalam novel tidak disebutkan Minke menjawab dengan bahasa Belanda. Minke menjawab Minke menjawab Proses √ pertanyaan Nyai pertanyaan dari Nyai, perubahan Ontosoroh dengan "Mebel dari kelas selanjutnya penuh semangat, teratas, Mama, Aku membuktikan "Mebel. Dari kelas mulai berpropaganda. bahwa terjadi 21.22 atas, Ma. Mungkin 58 Dari gaya dan model perubahan mama sering liat di terakhir Eropa. Biasa dalam kerajaan Inggris, aku tawarkan di kapal pengungkapan Austria, Perancis. pada pendatang baru, karakter Minke Dari mulai juga di rumah-rumah yang pekerja Renaissance, orang tua teman keras.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

Baroque, Rococo, sekolah." Perubahan sampai Victorian Minke menjawab tersebut dapat √ saya kebetulan pertanyaan dari Nyai, dilihat dalam ada." "Mebel dari kelas diringkasnya teratas, Mama, Aku dua kutipan mulai berpropaganda. novel menjadi Dari gaya dan model satu dialog 59 terakhir Eropa. Biasa dalam film. aku tawarkan di kapal pada pendatang baru, juga di rumah-rumah orang tua teman sekolah." Minke Proses √ mengucapkan perubahan kekesalannya dalam kode ini Minke menunjukkan terhadap pengadilan terlihat dengan kerja kerasnya dalam Belanda dengan terjadi 143.58 509 dialog, "Baik, Mama, berkata, "Sekarang. penambahan yang tertinggal hanya Tinggal pena yang pada dialog, pena." tersisa. Dan aku yaitu, “Dan aku akan mengisinya akan mengisinya dengan darah." dengan darah.” Minke menjawab Minke Sifat Romantis √ PP/ pertanyaan dari mengungkapkan kata dalam diri 3 PENOKOHAN/ Minke Romantis 19.50 Annelies Mellema 36 romantis kepada Minke ternyata 3 dengan berkata, Annelies, "Karena tak mengalami "Gak nyangka bisa pernah menyangka perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

berhadapan dengan akan bisa berhadapan ketika proses dewi secantik ini." dengan seorang dewi ekranisasi secantik ini." berlangsung. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan kutipan novel yang dipersingkat ketika menjadi dialog film. Proses √ perubahan selanjutnya terlihat dengan perubahan Minke mendekati Minke semakin berani kutipan dari Annelies dan mengungkapkan kata novel yang menjawab romantis kepada menjelaskan 20.05 pertanyaannya 36 Annelies,"Aku menjadi bahwa Minke dengan lebih berani lagi, menjadi lebih membisikkan, menegaskan: tanpa berani dengan "Tanpa tanding." tandingan." dialog film. Minke menegaskan bahwa dirinya semakin berani dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

berbisik kepada Annelies dalam film. Proses √ perubahan selanjutnya terlihat pada kutipan novel Minke menjelaskan sisi Minke memegang bahwa Minke romantisnya dalam tangan Annelies, mendekap narasi,"Aku tangkap 26.12 menatap mukanya 55 Annelies tangannya. Aku dekap sejenak, lalu sebelum dan ku cium pada mencium pipinya mencium pipinya." pipinya. Namun, Minke menatap muka Annelies, lalu mencium pipinya. Proses √ Sebelum naik ke perubahan dokar, Minke pamit Minke pamit kepada dalam kode ini kepada Nyai dan keluarga Mellema mengenai PP/ Annelies dengan dengan berkata, karakter Minke 4 PENOKOHAN/ Minke Sopan 32.11 69 membungkukkan diri "Selamat malam semua, yang sopan. 4 dan berkata, "Saya dan terima kasih banyak, Dalam novel, pamit dulu." Mama, Ann, Rob." Minke berpamitan sembari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

menyapa keluarga Mellema. Namun, dalam film, Minke hanya berpamitan tanpa menyebut nama-nama keluarga Mellema. Proses √ perubahan berikutnya Minke menyapa terlihat pada Herman Mellema tidak adanya Melihat Herman dengan berkata dalam kutipan novel Mellema datang ke Belanda dan dengan tersebut ketika 30.05 64 ruang makan, Minke nada yang cukup diangkat ke berdiri dari kursinya sopan, "Selamat dalam film. petang, Tuan Minke hanya Mellema!" berdiri dari kursinya dalam film dan tidak berkata apa-apa. 5 PP/ Robert Sombong 04.16 Robert Suurhof 16 Minke menjelaskan Proses √ PENOKOHAN/ Suurhof menjawab Nyonya kesombongan Suurhof perubahan 5 Telinga dengan nada dalam narasi, "Tanpa terlihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

sombong, “Ik ben mengetuk pintu kamar cara alleen zijn vriend permondokanku Robert pengungkapan (Temannya hanya Suurhof − di sini tak sifat sombong aku).” kugunakan nama Robert Suurhof. sebenarnya − masuk." Dalam novel, Robert Suurhof masuk begitu saja ke kamar Minke tanpa mengetuk pintu. Namun, dalam film, Robert Suurhof mengetuk pintu kamar Minke dan berkata kepada Nyonya Telinga bahwa Minke hanya memiliki satu teman, yaitu Robert Suurhof. 09.59 Suurhof berkata 21 Suurhof menjawab Proses √ dengan nada pertanyaan Minke, perubahan sombong, "Ook al is "Aku?Ha-ha. Untukku- dalam kode ini ze zo mooi als een hanya dewi berdarah mengenai sifat roos, ze is halfbloed. Eropa tulen!" Robert Suurhof En ik ga alleen voor yang sombong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

puur Nederlands, Perbedaan Minke. Purebred tersebut adalah European. (Biar dalam film, cantik seperti mawar, Robert Suurhof dia tetap seorang menggunakan Indo. Seleraku hanya bahasa Belanda. Belanda asli. 100 Selain itu, persen Eropa)." terjadi penambahan pada dialog Robert Suurhof dibandingkan dengan kutipan novel.

TABEL EKRANISASI PENCIUTAN PENOKOHAN NOVEL DAN FILM BUMI MANUSIA

No Kode Nama Aspek Film Novel Penciutan S TS Keterangan Tokoh Penokohan Waktu Deskripsi Hal. Deskripsi (Menit) 1 PNC/ Sarah de Suka 122.09 Ketika Minke 205 Sarah mengejek Dalam novel √ PENOKOHAN la Croix Mengejek sedang membaca mantan gurunya di Bumi Manusia, /1 surat dari Miriam de H.B.S. dengan Sarah de la la Croix, adegan berkata, "Guru Croix terlihat berpindah menjadi Bahasa dan Sastra beberapa kali flashback. Sarah Belanda Miriam itu, mengejek terlihat berkata Meneer Mahler, apa mantan gurunya kepada Minke, “We masih mengajar? Si , Meneer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

herkennen een new bawel sinting itu." Mahler, dan word. Modern. wat Juffrouw Magda is de betekenis 205 Sarah kembali Peters. Namun, √ volgens uw mengejek saat ketika diangkat meesterleraar van mendengar jawaban ke dalam film modern (Kami Minke, "Tentunya Bumi Manusia, mengenal kata baru. lebih bawel dan Cuma sifat suka Modern. Apa arti pandai tentang istilah mengejek dari modern menurut dapur." tokoh ini tidak gurumu yang jagoan tampak jelas. itu)?” 446 Sarah kembali Peneliti √ mengejek Minke, akhirnya "Gurumu itu memang menyimpulkan kembung, kau hanya bahwa terjadi muridnya." penciutan terhadap sifat Sarah de la Croix. 2 PNC/ Miriam de Suka 122.28 Miriam terlihat 206 Miriam meledek Dalam novel √ PENOKOHAN/ la Croix Mengejek sedang dalam Minke yang Bumi Manusia, 2 perbincangan menyayangi gurunya, Miriam de la dengan Minke dan "Menyayangi guru? Croix terlihat Sarah. Miriam Tak pernah ada guru mengejek berkata kepada Bahasa dan Sastra Minke dan Minke, “Weet jij Belanda disayangi Juffrouw Magda wie Doktor Snouck orang. Tukang obat Peters. Namun, Hurgronje is? hij is dia. Dapat apa kau dari ketika diangkat een man zoals jij. dia?" ke dalam film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Een Javaans, maar Bumi Manusia, met een moderne 207 Miriam kembali sifat suka √ manier van denken. mengejek kehebatan mengejek dari Zal een oplossing Magda Peters, "Masa ya, tokoh ini tidak uw natie voor ada guru Bahasa dan tampak jelas. (Apakah kau Sastra Belanda bicara Peneliti mengenal Doktor tentang latar belakang akhirnya Snouck Hurgonje? Psikologi dan Sosial? menyimpulkan Orang sepertimu. Kedengaran kembung! bahwa terjadi Jawa, tapi Mau jadi apa dia, penciutan berpikiran modern Juffrouw Magda Peters? terhadap sifat adalah jawaban atas Paling-paling dia Sarah de la negerimu). mampu mengedepankan Croix. pujangga-pujangga Angkatan Delapan puluh yang menggonggong- gonggong meratapi langitnya yang dirusak asap pabrik, ladang- ladangnya yang dibisingi lalu lintas, kena terjang jalanan dan rel kereta api."

3 PNC/ Ah Tjong Sombong 104.16 Ah Tjong membela 255 Ah Tjong bersikap Sifat kejam dari √ PENOKOHAN/ dirinya di pengadilan kejam dalam cerita Ah Tjong yang 3 dengan berkata, Maiko, "Pada tangan terlihat dalam "Bapak Hakim, kanannya ia membawa novel Bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

Herman Mellema cambuk tali kulit dan Manusia lebih sering ada di tangan kiri mengukur ternyata tidak rumah saya yang itu suhu yang terlihat dalam dibanding saya mencurigakan yang film Bumi sendiri. Maka, mana keluar dari kelamin para Manusia. bisa saya membunuh wanita celaka itu. Peneliti pelanggan terbaik 255 Maiko melanjutkan akhirnya √ saya?" kekejaman Ah Tjong, membuat "Ah Tjong kesimpulan memerintahkan pada bahwa terjadi para perempuan sialnya, penciutan sifat kecuali aku, untuk Ah Tjong yang mengikat mereka dengan kejam ketika tali." proses ekranisasi 255 Kekejaman Ah Tjong berlangsung. √ berlanjut dalam cerita Maiko, "Ah Tjong sendiri yang menghajar tubuh mereka dengan cambuk kulit, tanpa mengeluarkan suara dari mulut mereka yang tersumbat dengan selendang." 419 Kekejaman Ah Tjong √ terlihat pada narasi, "Pada akhirnya ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

mengakui telah melakukan peracunan itu dengan ramuan Tionghoa yang tidak dikenal oleh dunia kedokteran."

TABEL EKRANISASI PERUBAHAN BERVARIASI PENOKOHAN NOVEL DAN FILM BUMI MANUSIA

No Kode Nama Aspek Film Novel Penciutan S TS Keterangan Tokoh Penokohan Waktu Deskripsi Hal. Deskripsi (Menit) 1 PB/ Ayah Tegas 58.48 Ayah Minke 184 Ayah Minke geram Ayah Minke √ PENOKOHAN Minke (Novel) → melanjutkan dialog dengan jawaban Minke tidak memecut /1 Ringan dengan berkata, lalu berkata, "Buaya! Minke dalam Tangan "Kamu nyaris Kukeluarkan kau dari novel, tetapi (Film) mangkrak di E.L.S di T. dulu juga Ayah Minke sekolah ELS gara- karena perkara yang terlihat gara perempuan. sama. Semua itu! memecut Sekarang di HBS Makin tinggi sekolah Minke. Selain sama saja. Malah makin jadi buaya itu, terjadi luwih edan (lebih bangkong! Bosan perubahan gila)!" (Memecut main-main dengan dialog dari Minke sekali lagi) gadis-gadis sebaya novel ke film. sekarang mengeram di Hal ini sarang Nyai, mau jadi merupakan apa kau ini?" salah satu bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

perubahan bervariasi film Bumi Manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

Triangulasi Data

Alih Wahana Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer Ke Bentuk Film Bumi Manusia Karya Sutradara Hanung Bramantyo: Kajian Ekranisasi Sastra

Oleh: Hilarius Aryokusumo Nim: 161224005 Telah disetujui oleh:

Yogyakarta, 11 Januari 2021 Triangulator

F.X. Sinungharjo, S.S., M.A