RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BAB II - PROFIL KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

2.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Kepulauan Meranti beribukota di Selatpanjang, yang berada di Pulau Tebing Tinggi, dipimpin oleh bupati dan wakil bupati sebagai kepala daerah yang terpilih melalui proses demokrasi. Saat ini, secara administratif, Kabupaten Kepulauan Meranti terbagi menjadi 9 kecamatan yang terdiri dari 101 desa/kelurahan. Kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah Kecamatan dan Tebing Tinggi Barat dengan 14 desa/kelurahan dan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terkecil adalah Kecamatan Tebing Tinggi dengan 9 desa/kelurahan. Secara geografis Kabupaten KepulauanMeranti berada pada koordinat antara sekitar 0°42’30”-1°28’0” LU, dan 102°12’0”- 103°10’0”BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah Negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) (IMS-GT) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) - Tj.Balai Karimun. Adapun batas wilayah administtrasi yaitu :

II-1

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Utara : Selat Malaka,Kabupaten Selatan : Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan Barat : Kabupaten Bengkalis Timur : Kabupaten Karimun

Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti adalah 3.714,19 km2 dengan wilayah kecamatan terbesar adalah Kecamatan Tebing Tinggi Timur dengan luas 768 km2 dan Kecamatan Tebing Tinggi sebagai kecamatan terkecil dengan luas 81 km2.

Tabel 2. 1 Luas Kabupaten Kepulauan Meranti Menurut Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2014 Luas Wilayah Jumlah desa/ Nama Kecamatan Administrasi Kelurahan (Ha) (%) thd Total

1. Tebing Tinggi Barat 14 Desa 58.734 15,81%

2. Tebing Tinggi 4 Kelurahan, 5 Desa 8.100 2,18%

3. Tebing Tinggi Timur 10 Desa 76.800 20,68%

4. Rangsang 14 Desa 41.112 11,07%

5. Rangsang Pesisir 11 Desa 37.114 9,99%

6. Rangsang Barat 12 Desa 12.820 3,45%

7. Merbau 1 Kelurahan, 9 Desa 43.600 11,74%

8. Pulau Merbau 11 Desa 38.040 10,24%

9. Putri Puyu 10 Desa 55.100 14,83%

Jumlah 5 Kelurahan, 96 Desa 371.420 100%

Sumber : Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka, 2016

II-2

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Meranti

II-3

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti Bagi Kabupaten Kepulauan Meranti, terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan dan akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah diantaranya adalah sektor agropolitan. Pengembangan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai salah satu sentra produksi tanaman pangan (agropolitan) bukan lah hal yang mustahil dilakukan. Bahkan hal ini sangat mungkin untuk dilaksanakan hal ini terkait komoditi tanaman yang dimiliki baik tanaman pangan, perkebunan, hortikulura dan tanaman kehutanan. 1) telah mempunyai pasar (selanjutnya disebut komoditi unggulan). 2) Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis khususnya pangan, seperti misalnya: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya. 3) Memiliki sumberdaya manusia yang mau dan berpotensi untuk mengembangkan kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) secara mandiri. 4) Konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup

Pentingnya pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Kepulauan Meranti diindikasikan oleh ketersediaan lahan pertanian, tenaga kerja, telah terbentuknya kemampuan (skills) dan pengetahuan (knowledge) di sebagian besar petani, jaringan (network) terhadap sektor hulu dan hilir yang sudah terjadi, Kondisi ini menjadikan suatu keuntungan kompetitif (competitive advantage) Kabupaten Kepulauan Meranti dibandingkan dengan daerah lain karena kondisi ini sangat sulit untuk ditiru (coping). Lebih jauh lagi, mengingat pengembangan kawasan agropolitan ini menggunakan potensi lokal, maka konsep ini sangat mendukung perlindungan dan pengembangan budaya sosial local (local social culture).

II-4

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

2.2.1.a Subsektor Tanaman Pangan Potensi pengembangan komoditi tanaman pangan tersebar di seluruh kecamatan. Komoditi tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti di antaranya Padi sawah, jagung, ketela rambat, ketela pohon, dan kacang tanah. Komoditas tanaman pangan yang beragam di Kabupaten Kepulauan Meranti berdampak terhadap tersebarnya komoditas unggunlan diberbagai daerah kecamatan yang ada. Dalam master plan kawasan agropolitan Kabupaten Kepulauan Meranti, komoditi pertanian tanaman pangan setelah di analisis menggunakan analisis Location Quotient (LQ) pada sub-sektor pertanian tanaman pangan yang menggunakan data luas areal panen dari komoditi pertanian tanaman pangan diketahui bahwa untuk komoditi tanaman padi sawah potensi pengembangan komoditas unggulan terdapat di Kecamatan Rangsang Barat. Hal ini terlihat dari hasil analisis nilai LQ > 1 yang menunjukan bahwa Kecamatan Rangsang Barat merupakan sektor basis untuk tanaman padi sawah,khususnya di Desa Sendaur dan Bina Maju. Sedangkan untuk komoditi tanaman jagung kecamatan yang menjadi sektor basis terletak pada empat kecamatan, yaitu Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Tebing Tinggi, Merbau dan Rangsang Barat. Hal ini terlihat dari hasil nilai LQ > 1. Dari empat kecamatan yang menjadi sektor basis tanaman jagung apabila dilihat nilai LQ nya maka Kecamatan Rangsang yang memiliki nilai LQ tertinggi, yang berada pada desa yang menjadi pengembangan adalah Desa Sungai Gayung Kiri. Untuk komoditi Ketela Rambat kecamatan yang menjadi basis adalah Kecamatan Tebing Tinggi, Rangsang dan Tebing Tinggi Barat. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Sedangkan pada komoditi ketela pohan kecamatan yang menjadi basis adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Tebing Tinggi, Rangsang dan Merbau. Nilai LQ tertinggi terlihat pada Kecamatan Merbau. Desa yang menjadi pengembangan adalah Desa Teluk Belitung dan Meranti Bunting.

II-5

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Tabel 2.2 Hasil Analisis LQ pada Sub-Sektor Pertanian Tanaman Pangan

Sumber : Profil Kabupaten Kepulauan Meranti 2015

Potensi pertanian tanaman pangan ini dibuktikan dengan dilakukannya kegiatan panen raya padi lading tadah hujan pada Maret 2015. Panen raya ini di hadiri oleh Mentri Pertanian RI Amran Sulaiman dan PLT Gubernur Arsyadjuliandi Rachman di Desa Bina Maju, Rangsang Barat.

2.2.1.b Subsektor Pertanian Tanaman Perkebunan Pada dasarnya seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah perkebunan. Untuk melihat potensi pengembangan komoditi unggulan perkebunan untuk setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 3 Hasil Analisis LQ pada Sub-Sektor Perkebunan

II-6

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Sumber : Profil Kabupaten Kepulauan Meranti 2015

Komoditi tanaman karet kecamatan yang menjadi basis adalah Kecamatan Tebing Tinggi, Pulau Merbau dan Rangsang Barat. Hal ini terlihat dari hasil nilai LQ > 1. Nilai LQ tertinggi terletak pada Kecamatan Rangsang Barat dan desa yang memiliki areal pengembangan perkebunan tanaman karet terluas di Kecamatan Rangsang Barat terletak di Desa Segomeng dan Desa Bokor. Sedangkan untuk komoditi kelapa kecamatan yang menjadi sektor basis terletak pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Tebing Tinggi, Rangsang dan Rangsang Barat, hal ini terlihat dari hasil nilai LQ > 1. Dari tiga kecamatan yang menjadi sektor basis tanaman kelapa jika dilihat nilai LQ nya maka Kecamatan Rangsang Barat yang memiliki nilai LQ tertinggi. Untuk desa yang menjadi pengembangan adalah Desa Kedabu Rapat dan Melai. Untuk komoditi Sagu, kecamatan yang menjadi basis adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Tebing Tinggi Timur, Merbau,dan Pulau Merbau. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Sedangkan pada komoditi kopi, kecamatan yang menjadi basis adalah kecamatan Rangsang Barat. Sentra pengembangan terletak di DesaKedabu Rapat. Pada komoditi pinang kecamatan yang menjadi basis adalah Rangsang, Rangsang Barat dan Pulau Merbau. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan Pulau Merbau. Kabupaten Kepulauan Meranti setidaknya memiliki 5 (lima) komoditas tanaman perkebunan unggulan antara lain: a) Sagu Salah satu julukan/ gelar dari Kabupaten Kepulauan Meranti adalah Meranti sebagai kota Sagu. Hal ini tidak berlebihan karena hampir di setiap kecamatan yang ada di Kabuputen ini memiliki areal perkebunan sagu. Sagu atau dalam bahasa ilmiahnya disebut Metroxylon sagu juga merupakan salah satu bahan baku produk olahan makanan yang di minati di Kabupaten Kepulauan Meranti.

II-7

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Terdapat tiga jenis varietas sagu yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti yakni :  Sagu Buni/ Sagu Duri : Tanaman sagu yang memiliki duri pada bagian pangkal tangkai pelepah daun (Petiola), jenis ini paling banyak dijumpai/ diusahakan oleh masyarakat.  Sagu Bemban : Tanaman sagu yagn tidak berduri, hanya sedikit di jumpai dilapangan.  Sagu Sangka : Tanaman Sagu yang merupakan persilangan antara Sagu Duri dan Sagu Bemban.

Potensi Sagu Kabupaten Kepulauan Meranti sangatlah tinggi dimana luas tanaman Sagu rakyat seluas 37.968 ha dan yang dikelola swasta (PT. NSP) seluas 21.620 ha tersebar diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan jumlah kilang pengolah sagu sebanyak 67 kilang dengan total produksi pertahun 198.162 ton/ tahun dengan jumlah masyarakat petani kebun sagu sebanyak 6766 Kepala keluarga. Berdasarkan data Kantor Karantina Pertanian Kelas II Seksi Selatpanjang Ekspor sagu mengalami fluktuasi jumlah pertahunnya, ekspor sagu tertinggi terjadi pada tahun 2014 dan 2011 dimana total ekspor mencapai 1.275.000 ton/tahun. b) Kelapa Kelapa merupakan komoditas tanaman perkebunan kedua yang memiliki luas area tanam terluas di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan total luas area seluas 30.015 ha pada tahun 2011. Perkebunan kelapa rakyat juga merata di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti, dengan kebun kelapa terluas terdapat di kecamatan Rangsang seluas 15.256 ha. Berdasarkan data Kantor Karantina Pertanian Kelas II Pekanbaru Seksi Selatpanjang Ekspor Kelapa mengalami fluktuasi jumlah pertahunnya, ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2013

II-8

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI sebanyak 31.327.000 ton/thn dan terendah tahun 2010 sebanyak 8.602.000 ton/thn. c) Karet Luas areal kebun karet di Kabupaten Kepulauan Meranti seluas 17.810 ha pada tahun 2011. Perkebunan karet terluas terletak di Kecamatan Merbau dengan total luasan kebun seluas 5.692 ha. Dengan nilai produksi 8.365 ton/thn, sudah selayaknya kalau di butuhkan industry perkaretan untuk menambah nilai tambahnya. Upaya-upaya peningkatan kualitas karet di Kabupaten Kepulauan Meranti terus dilakukan salah satunya telah dibentuknya penangkar-penangkar bibit karet di beberapa kecamatan. Permasalahan harga karet dunia yang berfluktuasi juga merupakan salah satu pemicu kurang produktifnya perkebunan karet yang sekarang ada. Padahal, Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan kabupaten yang potensial untuk menjadi pusat perkaretan di kawasan pesisir Provinsi Riau. Letaknya yang strategis di kawasan perlintasan dan transit baik lintas Kabupaten maupun lintas Provinsi dan beberapa kawasan Kabupaten tetangga lainnya yang mengembangkan tanaman karet. Beberapa peluang investasi menuju Pusat Industri karet diantaranya: 1. Pengembangan Crumb Rubber berbasis lateks 2. Pengembangan pabrikasi karet (industry menengah) seperti bahan baku volkanisir ban, sarung tangan, sol sepatu dan sejenisnya. Tantangan yang dihadapi perkebunan karet saat ini adalah mendominasinya perkebunan kelapa sawit, yang mengakibatkan perkebunan karet semakin ditinggalkan, padahal tanaman karet tidak kalah potensi ekonominya dibanding tanaman lain. Banyaknya lahan kosong dan tidak produkti di Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan peluang ekonomi kerakyatan untuk secara bersama-sama masyarakat setempat mengembangkan tanaman karet dari mulai pembibitan, penanaman, pengolahan, industri turunan dan

II-9

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

perdagangannya. Hal lain yang mesti dilakukan adalah peningkatan nilai tambah ekonomi dari perkebunan karet salah satunya dengan penanaman kebun karet dengan system agroforestry untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal yang vital yang harus segera dilaksanakan adalah manajemen usaha pada tingkat pengumpul lateks yang standard dan menjaga kualitas sehingga akan tercipta system perdagangan karet yang transparan dan saling menguntungkan.

d) Pinang Luas areal kebun pinang yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti seluas 520 ha dengan total produksi 148 ton/tahun. Kecamatan Rangsang Barat merupakan kecamatan yang memiliki kebun pinang terluas di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas 305 ha.

e) Kopi Luas areal kebun Kopi yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti seluas 1030 ha dengan total produksi 634 ton/tahun. Kecamatan Rangsang Barat merupakan kecamatan yang memiliki kebun Kopi terluas di Kabuaten Kepulauan Meranti dengan luas kebun 690 ha.

2. 2.1.b Sektor Minapolitan Perikanan dan Kelautan Minapolitan dapat diartikan sebagai kota berbasis perikanan atau perikanan di daerah kota. Dengan kata lain, minapolitan adalah kota berbasis perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik dan menghela kegiatan pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya. Kota perikanan dapat berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah disekitarnya

II-10

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

(hinterland) melalui pengembangan ekonomi. Minapolitan tidak hanya terbatas sebagai pusat pelayanan sektor perikanan, tetapi juga meliputi pembangunan sektor pendukung lainnya, seperti usaha pertanian, pariwisata, jasa pelayaran, industri kecil, perdagangan dan lain-lain. Dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER. 12/MEN/2010 tentang Minapolitan, bahwa minapolitan dilaksanakan dengan tujuan : a) Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk kelautan dan perikanan. b) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil dan merata. c) Megembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah

Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi untuk dikembang sebagai kawasan minapolitan. Hampir 1/3 luas kawasan Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan perairan dan pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan selat malaka dan terdiri dari 4 Pulau Besar (Merbau, Rangsang, Tebing Tinggi, dan Topang) yang kawasannya dikelilingi laut dan sungai. Rencana pengembangan perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti antara lain meliputi pengembangan perikanan budidaya dan tangkap. Kawasan peruntukan perikanan tangkap direncanakan meliputi Kecamatan Rangsang, Kecamatan Merbau, dan Kecamatan Pulau Merbau. Zona penangkapan ikan diarahkan diperairan Selat Malaka. Jenis ikan yang mendominasi diperairan Selat Malaka adalah kakap, kurau dan udang. Nelayan tempatan umumnya melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan kapal motor yang dilengkapi jaring ikan dengan kapasitas yang relatif terbatas. Kawasan perikanan budidaya yang direncanakan terdiri atas peruntukan kawasan budidaya air tawar, perikanan budidaya laut dan kawasan pengelolaan ikan.

II-11

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar berada di Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Kawasan peruntukan perikanan budidaya pesisir dan laut direncanakan meliputi, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kecamatan Rangsang Barat, dan Kecamatan Rangsang. Zona budidaya perikanan direncanakan di kecamatan Tebing Tinggi Barat, Rangsang Barat, Rangsang, Tebing Tinggi dan Merbau dengan pola budidaya keramba jaring apung dan tambak. Budidaya perikanan diwilayah daratan dialokasikan pada kawasan tasik/danau dan disekitar kawasan permukiman di usulkan di Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kecamatan Rangsang, dan Kecamatan Merbau. Jenis ikan yang potensial, adalah patin, nila, lele dan udang.Untuk meningkatkan hasil perikanan diperlukan pengelolaan, untuk itu diusulkan pada Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang, dan Kecamatan Rangsang Barat. Kawasan konservasi perairan di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat di arahkan pada konservasi jenis ikan kuro. Daerah penangkapan dan daerah pemijahan (fishing ground dan spawning ground) ikan kuro dapat direkomendasikan di lokasi sekitar ujung Pulau Bengkalis pada kedalaman 40 meter. Di lokasi ini dapat ditemukan ikan kuro dewasa yang bertelur, menetas dan larvanya turun kearah selatan dan masuk ke selat-selat antar pulau yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai ikan muda yang menjadi stok ikan dalam perikanan tangkap. Dari hasil percobaan pembesaran oleh Universitas Riau (UNRI) ditemukan ikan kuro muda di sekitar wilayah selat-selat tersebut sehingga direkomendasikan unntuk dilindungi atau di konservasi sebagian wilayahnya sebagai lumbung ikan kuro yang nantinya menjadi dewasa menuju ke arah laut yang lebih dalam sehingga akhirnya dapat dimanfaatkan oleh nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Produksi ikan laut pada tahun 2009 sebanyak 2.823,55 ton tahun 2010 sebanyak 2.334,7 ton dan tahun 2011 sebanyak 2.383 ton. Produksi ikan laut tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun

II-12

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

2009 menglami penurunan sebesar 18 %. Dari hasil tambak pada tahun 2009 sebanyak 4,29 ton tahun 2010 sebanyak 4,0 ton dan tahun 2011 sebanyak 1,5 ton yang dihasilkan dari Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan Kecamatan Tebing Tinggi. Sumbangan dari produksi tambak masih sedikit tentunya masih bisa dikembangkan di kecamatan lainnya. Dari budidaya air tawar pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3,20 ton (dari Kecamatan Rangsang, Rangsang Barat dan Merbau) dan pada tahun 2011 sebanyak 0,62 ton (dari Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Rangsang Barat). Tentunya produksi ikan air tawar masih bisa dikembangkan dengan adanya program minapolitan.

2.2.2 Pariwisata Tempat wisata tersebar di hampir seluruh kecamatan yagn ada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Tidak hanya wisata alam, wisata kuliner, wisata budaya dan wisata religi bisa kita temukan di Kepulauan Meranti. Sebagai kabupaten yang terletak di Pesisir selat Melaka pemandangan senja hari dan pagi hari sungguh menyejukkan mata. Ragam etnis yang ada dengan seni dan budaya menambah kaya khasanah potensi wisata budaya yang ada di Kepulauan Meranti.

2.2.2.a Wisata Alam Objek daya tarik wisata alam adalah kegiatan rekreasi, wisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang masih alami ataupun sudah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam. Potensi wisata alam yang dapat dikembangkan di Kepulauan Meranti diantaranya adalah Tasik/ Danau, Hamparan mangrove dan Pantai.

II-13

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

 Tasik Nambus dan Ritual Budaya Mandi Safar (Mandi Sapo)

Danau alam seluas lebih 800 meter yang terletak di tengah hutan desa Tanjung Kecamatan Tebing Tinggi Barat ini memang bernama Nambus. Lengkapnya Tasik Nambus. Sekilas dilihat dari udara, tasik ini berbentuk seperti buah labu air saat air di laut pasang. Anehnya, ketika laut (yang berjarak puluhan kilometer tanpa sungai/parit penghubung jalannya air), Tasik Nambus justru lebih mirip bentuk ikan raksasa air tawar, Si Ikan Tapah. Dengan bagian kepala, dada, dan ekor yang nampak nyaris sempurna.

 Tasik Air Putih dan Pulau Istana Putri Hijau

Tasik Air Putih merupakan salah satu tasik terbesar yang menjadi kebanggaan warga masyarakat Kecamatan Rangsang. Tasik air Putih berada sekitar 3 kilometer dari desa Teluk Samak Kecamatan Rangsang. Lahanya terhampar luas di tengah panorama rimbun pepohonan hutan meranti, punak, dan ramin. Menurut keterangan warga kecamatan Rangsang, air tasik ini dahulunya memang berwarna putih. Tetapi karena seorang perempuan yang sedang dalam keadaan haid turun mandi di tasik ini, maka berubahlah air tasik ini menjadi merah seperti saat ini. Itulah sebabnya, saat ini warga desa Teluk Samak selalu mengingatkan kepada seluruh pengunjung - khususnya kaum perempuan yang sedang haid untuk tidak turun mandi di tasik ini. Tasik ini punya keunikan tersendiri, di tengah hamparannya terdapat sebuah pulau kecil yang kerap berpindah-pindah tempat. itulah Pulau Istana Putri Hijau yang konon adalah pemilik ghaib dari tasik ini. Selain itu, di sekeliling tasik ini juga ditumbuhi ribuan pohon pinang merah/enau yang disebut warga setempat sebagai batang Linau.

II-14

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

 Tasik Anak Penyagun (Tasik Air Hitam)

Tasik Anak Penyagun adalah sebuah tasik yang terbentang memanjang dan terletak di desa Penyagun kecamatan Rangsang. Dikenal juga dengan nama Tasik Air Hitam. Meski banyak masyarakat mengakui bahwa di Tasik Anak Penyagun ini pada masa dahulu dihuni oleh sejenis buaya air tawar dari jenis Alligator yang hampir punah, namun masyarakat setempat masih sering mengunjungi tasik ini sekedar untuk mencari ikan, karena meraka percaya bahwa buaya-buaya di tempat itu hanya akan memangsa orang-orang yang tidak menghormati alam dan keseimbangannya. Selain itu, tasik ini juga dipercayai memiliki aliran dari bawah air yang menuju langsung ke arah laut. Tasik ini akan dikembangkan sebagai taman wisata danau yang dikelola khusus sebagai habitat satwa liar dari jenis air tawar.

 Pantai Teluk

Pantai ini berada di desa Anak Setatah (Teluk Bantar) yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Sebelum abrasi seperti sekarang, pantai ini merupakan pilihan utama masyarakat desa Sialang Pasung, desa Anak Setatah, desa Pecah Buyung untuk berekreasi.

 Pantai Beting Beras

Menurut keterangan warga setempat, pantai ini terjadi karena tumpahan beras dari periuk nasi yang sedang menggelegak (mendidih) di atas tungku saat pertarungan antara Panglima Ali dengan Panglima Abas di tepian pantai Kuala Merbau. Pantai Beting Beras di kecamatan Pulau Merbau dianggap sebagai salah satu tempat yang dikeramatkan warga sampai saat ini. Hal ini dikarenakan khabar yang berkembang di masyarakat tentang asal usul terjadinya pantai ini. Warga tempat ini percaya bahwa pantai Beting Beras ini terjadi karena

II-15

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

tumpahan beras yang sedang menggelegak/mendidih yang tumpah akibat perkelahian antara dua orang panglima di masa lalu. Saat ini, kondisi pantai Beting Beras sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi kawasan objek wisata pantai. Selain pantainya dihampari pasir halus yang luas, panjang pantai ini pun tak kurang dari 4 km. Rencana Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti akan Mengembangkan lokasi pantai Beting Beras ini sebagai destinasi objek wisata dengan membangun gazebo-gazebo dan jembatan terapung serta menyiapkan kapal pesiar dan perahu- perahu nelayan khas wilayah ini.

 Tasik Putri Pepuyu

Tasik Puteri Pepuyu terletak di Desa Tanjung Padang / Pulau Padang Kecamatan Merbau. Lokasi tasik ini merupakan daerah di tengah hutan lindung yang belum banyak tersentuh oleh manusia, sehingga belum ada kerusakan dan perubahan berarti. Tasik Putri Pepuyu terkenal dengan legenda tentang “Cinta Raja Terubuk dan Putri Pepuyu” yang tidak kesampaian. Selain sangat indah dan penuh nuansa mistik, Tasik Putri Pepuyu juga menjanjikan potensi wisata danau alam yang menantang seperti diving, berperahu maupun berkemah dan lain-lain. Sementara itu, tasik legenda ini pun dipercayai menjadi habitat tempat hidup dan berkembang biaknya berbagai jenis ikan hias, termasuk golden arwana dan salamander yang sangat langka. Namun, ketika melihat adanya perusahan kayu yang beroperasi tak jauh dari lokasi tasik indah ini, maka diharapkan pemerintah daerah maupun nasional egera menyelamatkan areal tasik ini dari rambahan dan penebangan liar, serta segera melakukan pemetaan wilayah antara hutan lindung dan batas HTI perusahan yang semakin dekat ke arah lokasi tasik.

II-16

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

 Pantai Dorak

Dorak menurut bahasa setempat berarti wadah atau tempat penampungan air. Dinamai demikian konon katanya tempat ini pernah ditemukan tempat air yang terbuat dari emas oleh penduduk setempat. Selain dorak, menurut cerita yang ada dimasyarakat tempat ini sebenarnya masih tersimpan barang- barang lain yang terbuat dari emas. Namun tidak sembarang orang mampu melihatnya, konon selain dijaga ular raksasa berwarna kuning, hanya orang-orang yang mempunyai kekuatan gaib yang bisa melihat benda-benda tersebut. Terletak diujung jalan dorak, Selatpanjang pantai ini mudah diakses karena pemerintah setempat sudah menyediakan akses yang memadai menuju lokasi ini. Tak heran karena tempat ini di proyeksi menjadi kawasan wisata dan bisnis yang dilengkapi sarana pelabuhan ferry. Berada dipersimpangan Sungai Suir dan Selat Air Hitam pantai ini juga menjadi lokasi bongkar muat barang terutama bahan bangunan seperti kayu bakau, pasir dan batu yang didatangkan dari . Tidak berpasir putih seperti kebanyakan pantai lainnya, pantai ini menawarkan keindahan kawasan hutan bakau alami dengan ekosistem yang benar-benar terjaga. Selain bisa menikmati keanekaragaman hayati hutan bakau, berbagai fauna juga akan bisa dijumpai seperti burung, monyet, ular, biawak hingga buaya.

2.2.3 Pertambangan Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi tambang minyak dan gas. Potensi tambang minyak dan gas Meranti ini tidak hanya tersebar di daratan, tapi juga berada dikawasan lepas pantai. Berdasarkan data peta sebaran tambang migas Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Riau, potensi tambang migas Meranti menyebar

II-17

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI dibeberapa titik. Diantaranya di Pulau Padang, laut Lalang (berbatasan dengan Siak), pulau Rangsang, Pulau Tebing Tebing Tinggi dan Pulau Topang. Potensi migas Meranti ini belum semuanyatergarap, dan menjadi bahan cadangan tambang migas masa depan Meranti yang akan menjadi sektor andalan Pendapatan Asli Daerah. Dari beberapa titik potensi pertambangan migas Meranti, sebagian telah dieksplorasi, misalnya pertambangan minyak bumi oleh Kondur Petroleum SA (sekarang EMP Malacca Strait) di Pulau Padang. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Meranti, terjadi peningkatan jumlah lifting minyak yang dioperasikan oleh EMP Malacca Strait / Kondur Petroleum SA yang mampu produksi 8500 barel/hari. Selain minyak bumi, juga ada gas bumi sebesar 12 MMSCFD (juta kubik kaki per hari) yang direncanakan penggunaannya dimulai 2011–2020. Sampai saat ini EMP Malcca Strait masih terus berupaya melakukan eksplorasi, untuk mencari sumur-sumur minyak baru di wilayah kerjanya di Kabupaten Kepualaun Meranti. Selain memusatkan pencarian sumur-sumur baru di Pulau Padang, yang menjadi sentral eksploitasi tambang migas, EMP dalam tahun 2013 ini juga akan melakukan eksplorasi di wilayah kerjanya di luar Pulau Padang, diantaranya di Pulau Tebing Tinggi tepatnya di blok Sungai Suir. Meskipun belum ada data pasti berapa potensi tambang minyak di kawasan ini, berdasarkan data Distamben Meranti potensi tambang minyak di Blok Suir Mahakam ini sangat besar. Dengan demikian, kedepan Meranti akan menambah produksi tambang minyak dan gasnya. Kabupaten Kepulauan Meranti masih memiliki banyak potensi pertambangan yang belum digarap. Untuk sektor pertambangan minyak dan gas, Meranti masih menyimpan sejumlah titik lokasi migas yang sangat potensial. Ini akan menjadi sektor andalan Meranti dimasa datang. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti berupaya agar potensi-potensi tambang migas ini bisa dikelola dengan baik sehingga benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.

II-18

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Sebagaimana yang terlihat pada peta migas tersebut, bahwa masih terdapat beberapa spot kawasan prospek minyak bumi yang masih bisa dieksploitasi lebih luas baik oleh operator migas yang telah beroperasi saat ini maupun oleh calon-calon investor migas lain yang memiliki minat mengeksplorasi cadangan migas yang terkandung di Kabupaten Kepulauan Meranti. Bedasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2013. Dari dua perusahaan tambang bijih timas yang beroprasi secara resmi di Meranti, yakni PT Perkit Jaya dan PT Meranti Intan Mulias, baru PT Perkit Jaya yang sudah berhasil melakukkan eksploitasi pada tahun 2013. Berdasarkan data resmi laporan pihak perusahaan terkait ke pada Distamben Meranti, pada tahun 2013 setidaknya PT Perkit sudah berhasil mengangkat 5000 kampit bijih timas atau sekitar 250 ton bijih timah. Kedepan, dengan beroperasinya kedua perusahaan penambang bijih timah ini, diperhitungkan produksi tambang bijih timah Meranti seiring dengan upaya ekplorasi dan eksploitasi potensi tambang biji timah oleh kedua perusahaan terkait.

2.3. Demografi dan Urbanisasi Bagian ini berisikan pembahasan mengenai karakteristik penduduk kabupaten/kota berdasarkan: i. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan ii. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk iii. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan iv. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi

Penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kab. Kepulauan Meranti pada tahun 2015 tercatat sebanyak 181.095 jiwa yang terdiri 93.017 jiwa laki-laki dan 88.078 jiwa perempuan. Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah kecamatan Tebing Tinggi yaitu 55.870 jiwa dan kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah kecamatan Tebing Tinggi Timur yaitu 11.661 jiwa. Dilihat

II-19

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI komposisinya, penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Penduduk laki-laki berjumlah 93.017 jiwa dan perempuan berjumlah 88.078 jiwa. Rasio jenis kelamin 106. Rasio jenis kelamin yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan Kecamatan Rangsang 113 dan rasio jenis kelamin yang paling rendah terdapat di Kecamatan Rangsang Barat dan Tasik Putri Puyu sebesar 101.

Tabel 2. 4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti Berdasarkan Kecamatan tahun 2015

Jumlah Kepadatan Jumlah Rumah No Nama Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Penduduk Tangga (KK) (jiwa) (jiwa/km2)

1 Tebing Tinggi Barat 587,34 15.712 27 3.460

2 Tebing Tinggi 81 55.870 690 12.170

3 Tebing Tinggi Timur 768 11.661 15 2.607

4 Rangsang 411,12 18.409 45 4.274

5 Rangsang Pesisir 371,14 16.875 45 4.088

6 Rangsang Barat 128,2 17.353 135 4.572

7 Merbau 436 14.091 32 3.333

8 Pulau Merbau 380,4 14.889 39 3.148

9 Putri Puyu 551 16.235 29 3.647 Jumlah 3714,2 181.095 48 41.299 Sumber : Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka 2016

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan

II-20

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

(GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.

Tabel 2.5 Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Penduduk Tahun (Rupiah) Miskin (%)

2010 339.327 42,56

2011 358.617 34,53

2012 371.169 35,88

2013 375.063 35,75

2014 397.937 33,85 Sumber : Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka 2016 (Data Diolah)

Dari Tabel di atas diketahui bahwa penurunan tingkat penduduk miskin terjadi signifikan pada tahun 2011 yaitu dari 42,56% menjadi 34,53%. Untuk data proyeksi penduduk merupakan data BPS yang dihitung berdasarkan data rasio penduduk yang dihitung dari tahun 2013, 2014 dan 2015. Berdasarkan hitungan tersebut, terdapat rasio pertumbuhan 0,006288 sehingga diperoleh proyeksi penduduk utnuk tahun 2016 s/d tahun 2010 di Kabupaten Kepulauan Meranti. Berikut adalah data proyeksi penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Tabel 2. 6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti

Tahun 2016-2020 Tahun (Jiwa) Proyeksi Penduduk Rasio 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

178.839 179.894 181.095 0,006288 182.234 183.379 184.532 185.693 186.860 Sumber : Hasil Analisis

Untuk penduduk perkotaan, diambil dari jumlah penduduk di Kecamatan Tebing Tinggi sebagai pusat Kota dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Proyeksi diperoelh dari angka rasio yang dihitung dari tahun 2013 s/d tahun 2015 sehingga diperoleh rasio -0,00554. Hal ini dikarenakan terjadi

II-21

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI penurunan jumlah penduduk yang tinggi pada tahun 2014 di Ibu kota Kepulauan Meranti tersebut.

Tabel 2. 7 Proyeksi Penduduk Perkotaan (Tebing Tinggi) di Kabupaten Kepulauan Meranti 2016-2020 Tahun (Jiwa) Proyeksi Penduduk Rasio 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

56.494 55.504 55.870 -0,00554 55.561 55.253 54.947 54.643 54.340 Sumber : Analisis

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

2.4.1 Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi Pendapatan Regional dapat digunakan antara lain untuk mengetahui besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi suatu wilayah. Dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti dapat diketahui besarnya laju pertumbuhan dan struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Meranti.

Bersarkan hasil perhitungan PDRB tahun 2015, angka PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 15,14 triliun rupiah dengan konstribusi dari kategori A (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) masih menjadi penyumbang terbesar dengan sumbangan sebesar 34,6%. Jika dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, kabupaten kepulauan meranti memiliki pertumbuhan ekonomi sebersar 2,68% dimana angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam publikasi ini dilakukan beberapa revisi angka yang sebelumnya pernah dirilis di publikasi sebelumnya karena digunakan nya angka sangat sementara.

II-22

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Tabel 2. 6 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2012 (%)

Sumber : PDRB Meranti Menurut Lapangan Usaha, 2016

Sektor industri merupakan sektor yang berhubungan erat dengan sektor pertanian dan sektor perdagangan. Selama 3 tahun terakhir tidak ada perkembangan signifikan jumlah perusahan yang ada di Kepulauan Meranti. Dari tahun 2013 sampai 2015, Kepulauan Meranti memiliki 1.385 perusahaan. Jika dilihat dari tenaga kerja yang menopang perusahaan tersebut pada tahun 2015 terjadi kenaikan cukup pesat sebesar 1.633 orang dari tahun 2014. Untuk memenuhi kegiatan di Kabupaten Kepulauan Meranti Terdapat beberapa sarana perdagangan antara lain 8 pasar, toko, kios dan warung. Sarana penunjang kegiatan ekonomi lain yang ada di kabupaten kepulauan meranti adalah berdirinya 501 koperasi diseluruh wilayah yang memiliki simpanan koperasi mencapai 17 triliun rupiah pada tahun 2015.

II-23

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

2.4.2 Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin Pendapatan per kapita dihitung dengan pendekatan nilai PDRB dibagi jumlah penduduk, meskipun pendekatan tersebut memiliki kelemahan namun telah dianggap dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah dari waktu kewaktu atau perbandingannya dengan daerah lain. Nilai PDRB per kapita Kabupaten Kepulauan Meranti dihitung berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Data PDRB per kapita Kabupaten Kepulauan Meranti Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013 disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.8 PDRB Perkapita Kabupaten Kepulauan Meranti (%) No. PDRB 2010 2011 2012 2013 1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 59,1 - Dengan Migas 45,04 51,07 69,3 4 47,5 57,6 - Tanpa Migas 34,04 40,29 4 7 2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 12,9 13,6 - Dengan Migas 12,11 12,38 7 5 10,0 - Tanpa Migas 8,05 8,43 9,09 8 Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti 2015

Selama empat tahun nilai PDRB per kapita ADHB pada Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami peningkatan cukup tinggi dengan trend yang selalu positif. Tahun 2010 nilainya sebesar 45,04%dan meningkat 6,03% pada tahun 2011 yang nilainya menjadi 51,07%, lalu tahun 2012 meningkat kembali sebesar 8,07% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi 59,14%, kemudian pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 10,16% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti Menjadi 69,3%. Jika komponen migas dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka besarnya PDRB per kapita ADHB Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 34,04% pada tahun 2010,

II-24

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI lalu tahun 2011 meningkat 6,25% sehingga nilai PDRB Per Per Kapita ADHB non migas menjadi 40,29%, kemudian tahun 2012 meningkat kembali sebesar 7,25% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi 47,54%, berikutnya pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 10,13% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti non migas Menjadi 57,67%.

Peningkatan PDRB per kapita ADHB belum menggambarkan peningkatan secara riil, karena masih adanya pengaruh kenaikan harga atau tingkat inflasi yang terjadi di wilayah tersebut. Adapun PDRB per kapita atas dasar harga konstan (ADHK) memberi gambaran pendapatan per kapita penduduk yang riil tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga dan menunjukan perubahan tingkat kesejahteraan penduduk.

Pada tahun 2010 PDRB per kapita riil (jika migas dimasukkan dalam penghitungan PDRB) sebesar 12,11% dan meningkat 0,27% pada tahun 2011 yang nilainya menjadi 12,38%, lalu tahun 2012 meningkat kembali sebesar 0,59% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi 12,97%, kemudian pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 0,68% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti Menjadi 13,65%. Hal tersebut memberi arti bahwa selama periode tahun 2010 – 2013 secara riil daya beli masyarakat terus meningkat walaupun tidak besar nilai peningkatannya.

Jika migas dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka dalam kurun waktu empat tahun ini PDRB riil perkapita masyarakat Kabupaten Kepualauan Meranti juga terus meningkat dengan ditunjukkan angka yang menunjukkan trend yang positif. Pada tahun 2010 PDRB per kapita riil sebesar 8,05% dan meningkat 0,38% pada tahun 2011 yang nilainya menjadi 8,43%, lalu tahun 2012 meningkat kembali sebesar 0,66% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi 9,09%, kemudian pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 0,99% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti Menjadi 10,08%.

II-25

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu kabupaten yang tidak terlepas dari permasalahan kemiskinan. Namun, sebagaimana dapat dilihat dari tabel 2.8, bahwa jumlah penduduk miskin berdasarkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) tidak terlalu signifikan. Dari jumlah total penduduk tahun 2014 yang berjumlah 179.894 jiwa, terdapat 9.841 jiwa penduduk miskin atau 5,3% dari jumlah total penduduk. Adapun jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi yang merupakan Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan yangterendah adalah Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Tabel 2. 9 Proporsi Keluarga Miskin per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2014

Jumlah Keluarga No Nama Kecamatan Miskin (Jiwa)

1 Tebing Tinggi Barat 1.090

2 Tebing Tinggi 3.694

3 Tebing Tinggi Timur 310

4 Rangsang 392 5 Rangsang Pesisir 431 6 Rangsang Barat 887 7 Merbau 722 8 Pulau Merbau 1.002 9 Putri Puyu 953 Jumlah 9.481 Sumber : Kecamatan di Kab. Kep. Meranti Dalam Angka 2015

2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.a Topografi Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan wilayah di Pesisir Timur Pulau Sumatera yang merupakan dataran rendah dengan kondisi topografi yang sebagian besar relatif datar dengan kemiringan lereng rata-rata (2 - 6,1) meter yang seluruhnya

II-26

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI berkisar antara 0-2% dan memiliki ketinggian 5-7 meter diatas permukaan laut. Wilayah datar ini sebagian besar terdiri dari rawa gambut dan rawa lebak sedangkan sebagian lagi upland dengan lereng berkisar 0-25. Untuk jenis tanah berdasarkan bentuk dan ukuran butirannya, jenis tanah di Kabupaten Kepulauan Meranti dibedakan atas 3 (tiga) bagian, yaitu tekstur halus yang dapat dijumpai pada hampir semua kecamatan, tekstur sedang (lumpur) dan tekstur kasar (pasir). Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti pada umumnya merupakan dataran rendah di pesisir Timur Pulau Sumatera dengan ketinggian rata-rata sekitar 1-10 m di atas permukaan laut. Wilayah Kota, Sungai Tohor, Alai, Tanjung Samak, Tanjung Kedabu, Bantar, Teluk Belitung, Putri Puyu, dan Renak Rungun berada pada rata-rata ketinggian antara 5-7 meter di atas permukaan laut. Dikarenakan berada pada ketinggian yang relatif rendah dari permukaan laut, maka bentuk lahan atau topografi daerah ini adalah datar (0-3%).

2.4.3.b Geologi Semua wilayah terdiri atas formasi geologi muda, yaitu aluvium muda (Qh) dan alluvium tua. Formasi ini merupakan daerah belakang pantai yang berawa dan alur-alur pasang surut dengan litologi lempung, lanau, dan sisa tumbuhan di rawa gambut. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa seluruh wilayah didominasi oleh endapan rawa yang berupa lumpur, liat, dan bahan organik. Endapan lumpur dan liat umumnya dijumpai di daerah pantai. Bagian yang jauh dari pantai terbentuk tanah dengan bahan induk organik yang merupakan sisa vegetasi rawa. Bahan endapan rawa merupakan proses akumulasi atas aktifitas laut/marin dan sungai. Akibat keadaan tata air yang kurang baik maka terjadilah penumpukkan bahan organik karena proses pelapukan terhambat. Akhirnya terbentuk tanah-tanah organik

II-27

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

(gambut). Sebahagian besar lahan gambut ini telah diusahakan oleh masyarakat untuk pertanian. Menurut sistem taksonomi tanah, Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai tiga ordo tanah utama yang dapat diklasifikasikan menjadi Histosol, Entisol, dan Inseptisol (Soil Survey Staff, 1998). Histosol pada kategori greatgroup diuraikan menjadi Haplofibrists, Haplohemists, Haplosaprists, dan Sulfohemists; Entisol menjadi Hydraquents dan Sulfaquents; Podsolik Coklat dan Regosol menjadi Dystrudepts dan Udipsamments. Histosol (Organosol) merupakan jenis tanah yang mempunyai penyebaran paling luas. Jenis ini dijumpai pada daerah yang lebih jauh dari pantai yaitu pada daerah cekungan atau depresi, dimana gerakan naik turunnya air tanah dipengaruhi pasang surut harian air laut. Pada bagian pantai atau tanggul sungai dijumpai Entisol (Aluvial dan Regosol) dan Inceptisol (Podsolik Coklat) dengan kondisi drainase tanah jelek dan luasan yang sedikit. Salah satu sifat gambut yang terpenting adalah kemampuan menahan air yang besar. Selain daya menahan air, gambut juga mempunyai daya lepas air (yaitu jumlah air yang dilepaskan jika permukaan air diturunkan per satuan kedalaman) yang juga besar. Dalam kaitan ini, keberadaan lahan gambut yang sangat dalam (>4 m) sangat penting untuk dipertahankan sebagai daerah konservasi air. Peran ini semakin penting karena di bagian pesisir Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat kota-kota pantai seperti Selat Panjang Kota. Di wilayah pesisir, intrusi air laut menyebabkan kualitas air tanah di wilayah ini bersifat asin/payau dengan salinitas tinggi, sehingga tidak baik untuk air pengairan lahan-lahan pertanian dan sebagian masyarakat terpaksa memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan air bersih.

II-28

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

2.4.3.c Klimatologi Iklim di Kabupaten Kepulauan Meranti pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 250 s/d 32oC dengan curah hujan pada 2015 berkisar antara 0,35 – 48,80 mm per tahun.

Tabel 2. 10 Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2012-2015 (mm)

Sumber : Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka, 2016

2.4.3.d Hidrologi Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki banyak sungai, baik besar maupun kecil, yaitu terdapat 13 buah sungai diantaranya terdapat di Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang, Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Merbau, Sungai Selat Akar, Sungai Pinang Rapat, Sungai Simpang Kiri, Sungai Mengkopot, Sungai Melibur, II-29

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Sungai Batang Hari, Sungai Suir Kiri, Sungai Tohor, Sungai Perumbi, Sungai Suir Kanan, dan Sungai Jabi. Selain itu terdapat sungai yang terdapat tasik diantaranya Tasik Putri Puyu, Tasik Tanjung Padang, Tasik Air Putih, Tasik Ular, Tasik Penyagun, Tasik Meskil, Tasik Nambus dan Tasik Perekat di Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Tebing Tinggi. Kualitas air tanah di daerah wilayah pesisir bersifat asam atau payau dengan salinitas tinggi, sehingga untuk kebutuhan air sehari-hari, sebagian besar penduduk memanfaatkan air hujan. Kualitas air di perairan pesisir pada umumnya dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat di sepanjang sungai yang bermuara ke perairan tersebut, kegiatan wilayah pesisir itu sendiri, dan kegiatan laut lepas yang berbatasan dengan perairan pesisir dimaksud. Selat Bengkalis menjadi lalu lintas pelayaran. Sungai-sungai ini banyak dilayari oleh kapal-kapal dan kegiatan penduduk seperti perkebunan, perikanan, perkayuan, dan lain-lain. Keadaan drainase wilayah sebagian besar dicirikan oleh adanya tanah gambut yang tersebar di Kecamatan Tebing Tinggi dan Rangsang. Hampir seluruh wilayah pesisir kadang-kadang terjadi genangan. Keberadaan gambut yang mendominasi lahan Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan kantong-kantong penyimpanan air yang sangat besar. Berdasarkan penelitian menunjukkan 1 m³ lahan gambut menyimpan 850 liter air (Muhammad M. Noor 2001). Adanya potensi sumberdaya air tersebut perlu dipertimbangkan upaya pemanfaatannya sebagai alternatif sumber air bersih setempat. Bahan tanah gambut memegang peranan penting dalam sistem hidrologi suatu lahan rawa. Salah satu sifat gambut yang berperan dalam sistem hidrologi adalah daya menahan air yang dimilikinya. Gambut memiliki daya menahan air yang besar hingga 300 – 800 % dari bobotnya. Selain daya menahan air, gambut juga memiliki daya melepas air (yaitu jumlah air yang dilepaskan jika permukaan air diturunkan per satuan kedalaman) yang juga besar.

II-30

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Dalam kaitan ini, keberadaan lahan gambut yang sangat dalam (>4 meter) sangat penting untuk dipertahankan sebagai daerah konservasi air. Peran ini semakin penting jika dibagian hilir terdapat kota – kota seperti Kota Selat Panjang dan Alai. Di wilayah pesisir, instrusi air laut menyebabkan kualitas air tanah di Kabupaten Kepulauan Meranti ini bersifat asin/payau dengan salinitas tinggi, sebagaian masyarakat memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan air bersih. Kualitas perairan Kabupaten Kepulauan Meranti tergolong dalam kualitas sedang, kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu tergolong tinggi dan melebihi baku mutu. Perairan Selat Kepulauan Meranti mempunyai kualitas air yang dapat dikatakan baik, dengan catatan kandungan ketiga logam berat (Pb, Cd dan Cu) melebihi baku mutu bagi biota laut baik untuk keperluan budidaya perikanan maupun untuk keperluan taman laut konservasi. Kedalaman laut dibedakan atas laut dangkal dan laut dalam. Laut dangkal memiliki kedalaman berkisar 3 – 20 meter. Pada lokasi tertentu kedalam laut berkisar 20 – 30 meter, yang merupakan kedalaman efektif sebagai lokasi pelabuhan. Sedangkan yang termasuk laut dalam adalah perairan Selat Malaka dengan kedalaman berkisar 20 – 40 meter. Perairan ini telah dimanfaatkan sebagai jalur pelayaran kapal. Perairan di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti menimbulkan arus dan gelombang laut yang cukup besar secara periodik, khusus di perairan Selat Malaka. Arah arus dan gelombang laut cenderung terjadi satu arah, yakni Barat – Timur dan Timur – Barat.

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam Data Risiko Bencana Alam di Kabupaten Kepulauan Meranti berdasarkan karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang berisiko bencana alam, yakni meliputi resiko bencana gelombang pasang

II-31

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI yang menyebabkan terjadinya abrasi sangat kuat diwilayah Kepulauan Meranti. Pulau - pulau di Kabupaten Kepulauan Meranti yang menghadap ke Perairan Selat Malaka, umumnya berpotensi bencana abrasi. Pulau Rangsang sebagai salah satu kawasan yang menunjukkan terjadinya abrasi yang sangat besar terutama pada Kecamatan Rangsang dan kecamatan Rangsang Barat. Abrasi yang terjadi, nampaknya telah menimbulkan persoalan-persoalan yang menghambat pelaksanaan pembangunan dermaga/pelabuhan, mengurangi lahan produksi pertanian, secara bertahap luas Pulau Rangsang semakin berkurang dan mempengaruhi kerusakan ekosistem kawasan pesisir di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti juga termasuk kawasan rawan banjir. Kawasan tersebut antara lain berada pada seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.

2.4.4.1 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Terdapat beberapa isu strategis terkait pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang termuat didalam RPJMD 2016 Kabupaten Kepualaun Meranti.

2.4.4.1.a Isu Strategis Daerah Penelaahan RPJPD merupakan langkah utama dalam perumusan RPJMD mengingat RPJMD merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode 5 (lima) tahunan berkenaan dalam RPJPD. Pelaksanaan dan pencapaian RPJM ke-2 ditujukan untuk mewujudkan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai Kawasan Niaga melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang salah satunya adalah Bidang Cipta Karya yang dalam hal ini adalah percepatan pembangunan infrastruktur wilayah. Antara lain :

II-32

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

1) Pengembangan infrastruktur transportasi jalan dan laut pada tahap ini ditandai dengan peningkatan kuantitas, kemantapan infrastruktur yang telah ada serta melanjutkan pembangunan infrastruktur strategis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. 2) Pembangunan infrastruktur transportasi terutama jalan sebagai aksesibilitas masyarakat diarahkan pada peningkatan kualitas jalan dengan pola penanganan yang terpadu antara lain dengan memperhatikan saluran dan kondisi drainase di sekitarnya. 3) Pengembangan seluruh sistem jaringan utilitas kota diarahkan pada sistem terpadu dengan konstruksi ducting system. Sistem ini akan meningkatkan keamanan jaringan utilitas serta meningkatkan kualitas estetika kota. 4) Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan pada sarana prasana air minum dan sanitasi, listrik, gas serta sarana prasana telekomunikasi terus ditingkatkan guna meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat. 5) Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten akan selalu memprioritaskan kawasan-kawasan yang harus diselamatkan seperti kawasan lindung serta kawasan- kawasan yang secara alami rentan terhadap bencana. Kawasan-kawasan tersebut tetap dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang tidak terbangun. Selain itu kawasan budaya peninggalan masa lalu (Cagar budaya) baik berupa bangunan maupun situs perlu dilestarikan. 6) Dalam upaya pencegahan degradasi lingkungan, dilakukan peningkatan kuantitas resapan limpahan air permukaan dalam upaya mengembalikan kandungan air tanah dan mengendalikan daya tampung sungai seiring dengan meningkatnya luas lahan terbangun.

II-33

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Mengembalikan fungsi konservasi kawasan bantaran sungai, perlindungan mata air, sumur resapan dan pengalokasian ruang terbuka hijau (RTH) dilakukan secara bertahap dengan pendekatan partisipatif.

2.4.4.2 Isu Strategis Bidang Cipta Karya

2.4.4.2.a. Penyediaan Air Minum Pada sistem perpipaan saat ini, sistem penyediaan air minum Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami berbagai permasalahan baik dalam hal teknis maupun maupun non teknis. Di antara permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Aset dari PDAM Bengkalis tidak operasional lagi. 2) Tingkat pelayanan sistem perpipaan untuk seluruh Kabupaten Kepulauan Meranti belum ada. 3) Banyak aset SPAM yang rusak dan hilang, sehingga harus dilakukan revitalisasi, terutama bagian intake dan IPA. 4) Diperlukan bantuan teknis untuk pengelolaan air minum di Kabupaten Kepulauan Meranti. 5) Kelembagaan yang menangani SPAM kabupaten Kepulauan Meranti berupa UPT, di bawah Dinas Pekerjaan Umum.

Sedangkan untuk sistem non perpipaan, saat ini pelayanan air bersih di Kabupaten Kepulauan Meranti belum optimal. Sistem non perpipaan umumnya dikelola sendiri oleh masyarakat. Adapun permasalahan yang ada pada sistem non perpipaan ini adalah : 1) Kualitas air tanah yang kurang bagus; 2) Banyak masyarakat yang belum melindungi sumur gali dengan baik;

II-34

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

3) Belum ada pengolahan tersendiri untuk kualitas air tanah dangkal yang kualitas kurang bagus; 4) Kedalaman sumur umumnya dangkal (12 – 16 meter); 5) Bantuan yang diberikan secara bergulir untuk pembangunan sumur-sumur gali, PAH maupun sumur bor sering macet dan tidak berjalan dengan baik. 6) Kondisi sistem pelayanan air minum non perpipaan yang mengunakan PAH yang secara kualitas dan kuantitas tidak memenuhi syarat, sehingga saat musim kemarau pada umumnya masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti sulit mendapatkan air bersih.

2.4.4.2.b Penyehatan Lingkungan Permukiman Terdapat beberapa isu strategis bidang penyehatan ligkungan permukiman di Kabupaten Kepulauan Meranti diantaranya adalah : 1) Frekuansi genangan secara rutin sekitar 17 % genangan selama 1 -3 jam, 7,5 % air tergenang selama kurang dari 1 jam, 26,4 % air tergenang lebih dari 1 hari dengan luas area pemukiman rawan genangan/banjir 9683 (ha). 2) Cakupan wilayah pelayanan tidak menjangkau seluruh kecamatan yang ada dikarenakan akses dan geografis daerah yang merupakan kepulauan serta jumlah armada dan petugas yang belum memadai. 3) Sudah dibangun IPAL Komunal dibeberapa desa namun belum bisa beroperasi.

2.4.4.2.b. Penataan Bangunan dan Lingkungan 1) Belum optimalnya peran serta masyarkat dalam pentaan bangunan dan lingkungan 2) Masih terbatasnya pendanaan dalam penyediaan dokumen perencanaan dan prasarana dasar.

II-35

RPIJM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

3) Masih banyaknya pembangunan tanpa izin. 4) Masih minimnya sosialisasi Perda Bangunan Gedung.

II-36