LAPORAN PENELITIAN

PEMAKNAAN SUMPAH PEMUDA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA DI KALANGAN GENERASI MUDA MASA KINI

TIM PENELITI :

PROF. DR. TJOK ISTRI PUTRA ASTITI, SH.,MS

DR. I GUSTI AYU PUTRI KARTIKA, SH.,MH

I NENGAH SUANTRA, SH.,MH

MADE NURMAWATI, SH.,MH

I GUSTI NGURAH DHARMA LAKSANA, SH.,MKn

DIBIAYAI DARI DANA DIPA BLU

Nomor : 858 A/UN14.1.11/KU/2014 Tanggal 12 Mei 2014

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA 2014

i

K A T A P E N G A N T A R

Puji dan syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan

Yang Maha Esa, karena atas tuntunan Beliau penelitian ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang dijadualkan.

Penelitian ini dapat diselenggarakan atas bantuan dana DIPA PNPB BLU

Fakultas Hukum Universitasw Udayana, tahun 2014.

Keberhasilan penelitian ini dilaksanakan juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak terutama para responden yang telah berkenan berpartisipasi dalam pengisian kuesioner, yaitu para mahasiswa di Universitas Udayana, Universitas

Maha Saraswati, Universitas Dwijendra, Universitas Warmadewa, Universitas

Pendidikan Nasional (Undiknas) dan Politeknik Negeri Denpasar.

Kerjasama yang baik antara anggota Tim Peneliti dalam menyelesaikan tugas masing-masing juga memberi kontribusi yang sangat berharga dalam proses penyelesaian penelitian ini.

Terhadap semua bantuan, baik finasial, tenaga, dan dukungan moril yang telah kami terima, melalui laporan ini kami selaku Tim Peneliti mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.

Denpasar, 1 Oktober 2014

Ketua Tim Peneliti

ii

A B S T R A K

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggali pemahaman dan pemaknaan generasi muda terhadap isi Sumpah Pemuda, menganlisis melemahnya semangat persatuan di kalangan generasi muda, dan menemukan strategi untuk membangkitkan semangat sumpah pemuda pada generasi muda Metode pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner yang ditujukan kepada generasi muda (mahasiswa) di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman dan pemaknaan isi Sumpah Pemuda sebagai alat persatuan pada umumnya masih rendah. Hal tersebut dapat diukur antara lain dari banyaknya mahasiswa yang tidak tahu menyebutkan rumusannya secara lengkap dan benar. Selain itu, sumpah pemuda lebih banyak dimaknai sebagai ritual yang diperingati setiap tahun dan nilai persatuan yang terkandung di dalamnya lebih banyak dimaknai sebagai historis saja. Pengetahuan, pemahaman dan pemaknaan yang tidak sesuai dengan semangat perastuan tersebut merupakan faktor penyebab melunturnya semangat persatuan di kalangan generasi muda saat ini. Strategi ke depan untuk membangkitkan semangat itu kembali perlu dilakukan sosialisasi secara berkelanjutan, dan mengaktipkan kegiatan-kegiatan bersama seperti kegiatan kepramukaan di kalangan generasai muda.

Kata Kunci : Pemaknaan, Sumpah Pemuda, Generasai Muda, Masa Kini.

iii

R I N G K A S A N

Sumpah Pemuda yang merupakan hasil Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 pada intinya mengandung semangat persatuan dan kesatuan di kalangan pemuda pelajar pada waktu itu. Saat ini, hari lahirnya Sumpah Pemuda masih diperingati setiap tahun, akan tetapi semangat yang terkandung di dalamnya tampaknya tidak tercermin lagi pada generasi muda masa kini. Hal tersebut dengan jelas dapat dilihat dari adanya kenyataan bahwa generasi pemuda (pelajar/ mahasiswa) terpecah belah, sering berkonflik, lebih menonjolkan solidaritas dan panatisme kelompok. Penomena ini menarik untuk dikaji dengan tujuan untuk menggali bagaimana generasi muda sekarang memahami dan memaknai isi Sumpah Pemuda, Faktor apa yang menyebabkan semangat persatuan di kalangan generasi muda semakin lemah, dan apakah gagasan generasi muda untuk membangkitkan kembali semangat Sumpah Pemuda agar NKRI tetap utuh. Penelitian ini dilakukan di beberapa perguruan tinggi meliputi, Universitas Udayana, Universitas Mahasaraswati, Universitas Dwi Jendra, Universitas Warmadewa, Universitas Pendidikan Nasional, dan Politeknik Negeri di Denpasar. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ; 1) Pemahaman dan pemaknaan Generasi muda saat ini terhadap isi Sumpah Pemuda dapat dikatakan belum begitu baik, karena kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa Sumpah Pemuda tersebut hanyalah sebagai kegiatan ritual setiap tahun dengan membacakan isi sumpah pemuda. Selain itu, sumpah pemuda hanya dianggap secara historis saja mempersatukan bangsa . 2) Pemaknaan seperti tersebut di atas dapat menjadi faktor penyebab semakin lunturnya semangat persatuan di kalangan generasi muda. 3) Sebagian besar responden masih menganggap perlu semangat sumpah pemuda itu dibangkitkan kembali untuk mengantisipasi perpecahan di kalangan generasi muda. Cara mereka membangkitkan semangat tersebut antara lain dengan membuat organisasi pemuda lintas SARA, melakukan kegiatan-kegiatan bersama dengan berbagai golongan pemuda, dan pentingnya menghidupkan dan menguatkan lembaga kepramukaan.

iv

D A F T A R I S I

HALAMAN PENGESAHAN ...... i KATA PENGANTAR ...... ii ABSTRAK ...... iii RINGKASAN ...... iv DAFTAR ISI ...... v BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ...... 2 1.2. Rumusan Permasalahan ...... 2 1.3. Tujuan Penelitian ...... 2 1.4. Manfaat Penelitian ...... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 3 BAB III METODE PENELITIAN ...... 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 8 4.1. Pemahaman dan Pemaknaan Generasi Muda Masa Kini Terhadap Isi Sumpah Pemuda ...... 8 4.2. Melemahnya Semangat Persatuan di Kalangan Generasi Muda Masa Kini ...... 10 4.3. Upaya Membangkitkan Kembali Semangat Sumpah Pemuda Guna Menjaga Persatuan dan Kesatuan NKRI ...... 11 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...... 13 5.1. Simpulan ...... 13 5.2. Saran ...... 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

v

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang Masalah

Seperti diketahui, tanggal 28 Oktober 1928, yang lalu para pemuda di seluruh pelosok tanah air yang menyebut dirinya Yong Java, Yong Selebes, Yong Sumatra, dan lain senagainya bertemu untuk mengadakan kongres di Yogyakarta. Kongres tersebut berhasil memutuskan bahwa mereka (para pemuda) mengaku bertanah air satu, yakni tanah air Indonesia, berbangsa satu, yakni bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Hasil kongres tersebut sampai saat ini setiap tahun diperingati sebagai hari “sumpah pemuda” Dalam setiap perayaan hari sumpah pemuda tersebut, jelas para pemuda Indonesia (putra dan putri) mengucapkan tiga butir sumpah hasil kongres 1928.

Lebih dari 8 dasa warsa telah berlalu, beberapa jaman telah lewat silih berganti dari penjajahan, jaman kemerdekaan, jaman orda lama, jaman orda baru, jaman reformasi. Sejalan dengan bergantinya jaman, tentu saja para pemuda juga telah banyak mengalami perubahan dan berganti dari generasi ke generasi. Perubahan tersebut di satu sisi dapat dilihat antara lain dari segi pendidikannya yang jauh lebih maju, pengetahuan dan wawasannya jauh lebih luas, penguasaan teknologinya jauh lebih mantap, akan tetapi di sisi lain, tampak juga bahwa rasa kebersamaannya/ persaudaraannya semakin luntur, rasa persatuan dan kesatuannya semakin berkurang, hal mana dapat dilihat dari adanya tawuran dan konflik di sana sini yang berlangsung antar mahasiswa/siswa, konflik antara mahasiswa dan para petugas, antara mahasiswa dengan masyarakat, demikian juga antara mahasiswa dengan seniornya. Dengan adanya sikap mental generasi muda masa kini sebagaimana digambarkan di atas patut dipertanyakan apakah terjadi pergeseran dalam hal pemahaman dan pemaknaan sumpah pemuda pada generasi muda saat ini dibandingkan dengan pemahaman pemuda di era lahirnya sumpah pemuda tahun 1928.

1

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan gambaran masalah seperti tersebut di atas, permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana generasai muda masa kini memahami dan memaknai “sumpah pemuda” sebagai alat pemersatu bangsa ? 2) Mengapa nilai-nilai persatuan dan kesatuan di kalangan generasai muda masa kini semakin luntur? 3) Apa yang akan dilakukan generasi muda masa kini untuk membangkitkan kembali semangat sumpah pemuda guna menjaga persatuan dan kesatuan NKRI

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali pergeseran nilai di kalangan generasi muda masa kini terkait dengan masalah sumpah pemuda sebagai dasar pemersatu bangsa. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan pemaknaan generasi muda masa kini terhadap sumpah pemuda. Selain itu, juga untuk mendapatkan jawaban tentang melemahnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan di kalangan generasi muda masa kini. Selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk menggali gagasan-gagasan generasi muda masa kini tentang upaya-upaya mengangkat kembali semangat sumpah pemuda untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan bermanfaat sebagai masukan bagi pemerintah daerah maupun pusat dalam rangka merumusakan kebijakan-kebijakan ataupun pengambilan keputusan terkait dengan upaya menjaga persatuan dan kesatuan di kalangan generasi muda dengan menanamkan pemahaman dan pemaknaan terhadap sumpah pemuda.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam upaya mempersatukan wadah organisasi pemuda dalam satu wadah, diadakanlah Kongres Pemuda Pertama tahun 1926, kemudian tanggal 20 Febroari 1927 diadakan pertemuan lanjutan, namun belum berhasil. Selanjutnya 3 Mei 1928 dan tanggal 12 Agustus 1928, diadakan pertemuan yang dihadiri oleh semua organisasi pemuda dari seluruh Indonesia. Dalam pertemuan tersebut diputuskan untuk mengadakan Kongres Pemuda yang ke-2 pada bulan Oktober 1928. Gagasan penyelenggaraan. Kongres berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia yang anggotanya terdiri dari seluruh pelajar di Indonesia. Adapun sususnan panitia Kongres adalah sebagai berikut: (http://id.wikipedia.org/wiki/jong_Java, diakses 13 Agustus 2014)

1. Ketua : Sugondo Djoyopuspito (PPPI) 2. Wakil Ketua : R.M. Joko Marsaid (Jong Java) 3. Sekretaris : Muhamad Yamin (Jong Soematranen Bond) 4. Bendahara : Amir Syarifudin (Jong Bataks Bond) 5. Pembanti I : Johan Mohamad Cai (Jong Islamicten Bond) 6. Pembantu II : R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia) 7. Pembantu III : R.C.I. Sendoek (Jong Celebes) 8. Pembantu IV : (Jong Ambon) 9. Pembantu V : Mohamad Rohjani Su’ud (Pemuda Kaum Betawi).

Dalam rapat tanggal 27 Oktober 1928, Ketua (Sugondo) berharap kongres dapat memperkuat semangat persatuan para pemuda, sedangkan Mohamad Yamin berbicara tentang arti dan hubungan antara persatuan dan pemuda. Menurutnya ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu : 1) sejarah, 2) bahasa, 3) Hukum Adat, 4) pendidikan, dan 5) kemauan.

Pada tanggal 28-10-1928, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoen Sartono berpendapat mengenai pentingnya diberikan pendidikan kebangsaan kepada anak. Pada rapat penutup, Sunario menekankan pentingnya nasionalisme dan demokrasi

3

serta gerakan kepanduan. Menurut Ramelan, Gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. Kongres ke II akhirnya menghasilkan rumusan sebagai berikut:

POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia diadakan oleh perkoempoelan- perkoempoelan pemoeda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan dengan namanya: Jong Java, Jong Soematra, Pemoeda Indonesia, seka Roekoen, Jong Islamitien Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaum Betawi, dan Perhimpoenan Pelajar-pelajar Indonesia. Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahoen 1928 di Negeri Jakarta: Sesoedahnya mendengar pidato-pidato dan pembitjacaraan ini: Kerapatan laloe mengambil potoesan: PERTAMA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA KEDOEA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA KETIGA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENJOEN-JOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Setelah mendengar kepoetoesan ini, kerapatan mengeloearkan keyakinan, azas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoepoelan indonesia: Mengeloearkan keyakinan Persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasa persatoeannja : Kemaoean Sedjarah Bahasa Hoekoem adat Pendidikan dan kepandoean Dan mengeloearkan pengharapan soepaya poetoesan ini disisarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan dimoeka rapat perkoempoelan- perkoempoelan kita (Dikutip H. Siti Soendari,SH dan Agni Udayati (ed), 1996)

4

Rumusan pertama, kedua, dan ketiga, selanjutnya dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang kemudian diperingati setiap tahun. Sumpah pemuda yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 dapat dikatakan sebagai tonggak persatuan Indonesia. Sebenarnya secara de facto, pada saat itu merupakan hari lahirnya bangsa Indonesia, dan 17 tahun kemudian yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 barulah secara de jura bangsa Indonesia lahir pada saat Soekarno-Hatta memperoklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Rumusan isi sumpah yang pertama dan kedua, kemudian diabadikan dalam lagu kebangsaan sebagai berikut : “ Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku, Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu Hiduplah, tanahku, hiduplah negeriku Bangsaku, rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya, Indonesia Raya, merdeka, merdeka, Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya, merdeka,meredka’ Hiduplah Indonesia Raya”. yang dikarang oleh Wage Rudolf Supratman, yang kemudian dinyanyikan setiap tahun pada perayaan hari kemerdekaan dan perayaan hari nasional penting lainnya.

Selain dalam lagu Indonesia Raya, isi sumpah pemuda juga diabadikan dalam lagu-lagu kebangsaan lainnya seperti “Satu Nusa Satu Bangsa” yang cuplikannya sebagai berikut: Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita,…….” Mengenai lagu kebangsaan, lambang negara, bendera, dan bahasa telah diatur secara hukum dalam Undang-Undang No.24 tahun 2009 (Undang-undang tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan). Khusus mengenai bahasa

5

persatuan yang terkait dengan rumusan ke-3 sumpah pemuda diatur dalam pasal 25 s/d 45. Pasal 25 (1) menyebutkan sebagai berikut : (Metonomia.blogspot.com /2012/08/dasar-hukum.html), diakses 11/9-2014.

Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam pasal 36 UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dinamika peradaban bangsa

Untuk memperkuat lembaga kepemudaan, telah pula ditetapkan Undang- Undang No. 40/2009 tentang Kepemudaan dan dengan dikeluarkannya PP No 60 tahun 2013 tentang Pembentukan Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP) diharapkan dapat memperkuat upaya-upaya pemerintah dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan pemuda Indonesia.

Roy Suryo, Menteri Pemuda dan Olah raga dalam pidato sambutan pada hari sumpah Pemuda ke 85, 28 Oktober 2013 antar lain menyatakan :

“Praktek pelaksanaan Undang-Undang Kepemudaan sangat berarti karena diharapkan menjadi “aturan main bersama” dalam peri kehidupan berpolitik, bersosial, berkomunikasi dan berbudaya dan sebagai bagian dari satu landasan hukum dan etik dalam kehidupan berbangsa…”

6

BAB III

METODA PENELITIAN

Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, penelitian ini memerlukan data empirik. Penelitian dilakukan di lembaga pendidikan tinggi negeri maupun swasta yang ada di kota Denpasar, yaitu : Universitas Udayana, Universitas Maha Saraswati, Universitas Dwijendra, Universitas Warmadewa, Universitas Pendidikan Nasional dan Politeknik.

Data empirik digali dari generasai muda dalam hal ini kalangan mahasiswa sebanyak 120 mahasiswa sebagai responden. Penggalian data menggunakan kuesioner tertutup yang dilengkapi pula dengan beberapa pertanyaan terbuka. Data yang digali meliputi data tentang pengetahuan dan pemahaman serta pemaknaan responden tentang isi Sumpah Pemuda, kegiatan-kegiatan mahasiswa di kampus maupun di luar kampus, penjabaran semangat persatuan dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan lingkungan kampus, dan pandangannya tentang perlunya semangat sumpah pemuda dibangkitkan di kalangan generasi muda masa kini.

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Hasil analisis data disajikan secara naratif, dilengkapi dengan penyajian data secara kuantitatif dalam bentuk tabel

7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemahaman dan Pemaknaan Generasi Muda Masa Kini terhadap Isi Sumpah Pemuda

Ditinjau dari pengetahuan responden tentang isi Sumpah Pemuda dapat dikatakan lebih dari 75 % responden (generasi muda) menyatakan tahu isi Sumpah Pemuda, akan tetapi hanya 33,3 % yang tahu menyebutkannya secara lengkap dan benar. Kebanyakan dari mereka menyebutkan urutannya terbalik, ataupun kurang lengkap, bahkan ada yang kata-katanya banyak yang salah. Ini menunjukkan bahwa generasi muda tidak menghayati isi sumpah pemuda tersebut dengan baik. Bahkan ada sebanyak 20,8 % yang jelas-jelas mengatakan tidak tahu isi sumpah pemudatersebut. Informasi tentang hal tersebut dapat diketahui dari angka-angka dalam tabel 1 di bawah ini Tabel 1 : Pengetahuan Responden tentang Isi Sumpah Pemuda

Jawaban Variasi Jawaban Jumlah Presentase a. Tahu 1. Rumusannya benar dan lengkap 40 33,3 2. Rumusannya kurang lengkap 3 2,5 3. Susunannya terbalik 12 10 4. Rumusannya tidak lengkap 4 3,3 5. Kata-katanya salah 25 20,8 6. Tidak bisa menyebutkan 4 3,3 7. Tidak memberi jawaban 4 3,3 b. Tidak tahu 25 20,8 Tidak mengembalikan kuesioner 3 2,5 Total 120 99,8 Sumber : Data Primer

Jika dilihat dari partisipasi mereka dalam apel dalam rangka perayaan Hari Sumpah Pemuda dapat dikatakan bahwa cukup banyak (45,8%) responden menyatakan mereka hadir setiap tahun, dan sebanyak 25 % menyatakan pernah

8

tetapi jarang, dan cukup banyak pula yaitu 25 % menyatakan tidak pernah berpartisipasi dalam apel perayaan Hari Sumpah Pemuda. Informasi tersebut dapat dibaca dalam tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 : Partisipasi Responden dalam Mengikuti Apel Hari Sumpah Pemuda

Jawaban Jumlah Presentase %) Tidak pernah 30 25 Jarang 30 25 Setiap tahun 55 45,8 Lain-lain 5 4,2 Total 120 100 Sumber : Data Primer

Dalam memaknai isi Sumpah Pemuda, ada sebanyak 53,3 % responden memaknai isi Sumpah Pemuda itu hanya sebagai historis (sejarah) dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Itu berarti bahwa di era generasi muda sekarang, isi sumpah pemuda secara implisit tidak dimaknai sebagai alat pemersatu. Namun demikian, ada sebanyak 35,8 % pemuda memandang isi sumpah pemuda tersebut perlu dihayati oleh generasi muda masa kini. Pemaknaan Isi sumpah Pemuda tertera pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 : Pemaknaan terhadap Isi Sumpah Pemuda

Jawaban Jumlah Presentase (%) Hanya untuk dibaca setiap tahun dalam 3 2.5 perayaan Hari Sumpah Pemuda Secara historis Sumpah Pemuda sebagai 64 53,3 alat pemersatu bangsa Isi Sumpah Pemuda perlu dihayati oleh 43 35,8 generasi muda saat ini Isi Sumpah Pemuda tidak mempunyai 3 2.5 makna apa-apa, karena generasi muda

9

saat ini terpecah belah Lainnya…. 4 3,3 Tidak mengembalikan kuesioner 3 2,5 Total 12 0 99,9 Sumber: Data primer

4 2. Melemahnya Semangat Persatuan di Kalangan Generasai Muda Masa Kini

Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa generasi muda saat ini kurang memaknai isi sumpah pemuda sebagai pemersatu. Mereka tampaknya kurang memahami bahwa isi sumpah pemuda itu sebenarnya adalah semangat persatuan (kebangsaan). Itu sebabnya, penjabaran Semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan kampus banyak yang tidak sesuai dengan semangat tersebut. Berdasarkan jawaban-jawaban dalam tabel-tabel terdahulu, dapat diketahui bahwa pemuda masa kini belum memahami dengan baik bahwa inti semangat Sumpah Pemuda itu adalah semangat persatuan (kebangsaan), ataupun pemaknaan terhadap isi Sumpah Pemuda masih banyak yang menganggap hanya sebagai ritual yang harus dibaca dalam setiap perayaan Hari Sumpah Pemuda, bahkan lebih dari 50% responden memaknai hanya merupakan historis sebagai alat pemersatu. Pemaknaan yang masih dangkal, disertai munculnya sifat-sifat individual yang lebih menonjol serta solidaritas dan panastisme kelompok yang lebih dominan di kalangan generasi muda masa kini menyebabkan penjabaran semangat persatuan dalam kehidupannya sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, maupun kampus menjadi kurang tercermin. Hal tersebut dapat dilihat dari variasi jawaban antara lain sebagai berikut: 1. Di dalam Keluarga: - Menjaga kerukunan - Menggunakan bahasa Indonesia - Berbuat baik kepada orang tua - Mentaati peraturan keluarg 2. Di masyarakat - Menghargai keberagaman

10

- Ikut dalam organisasi pemuda (teruna-teruni) - Menjadi warga negara yang baik - Ikut bergotong royong - Berbahasa Indonesia yang baik

3. Di Kampus - Tidak membeda-bedakan teman dari segi SARA - Mentaati peraturan kampus - Membantu teman yang kesulitan - Menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi - Mengikuti kegiatan sosial

4.3. Upaya Membangkitkan Kembali Semangat Sumpah Pemuda Guna Menjaga Persatuan dan Kesatuan NKRI

Berdasarkan jawaban terbuka pada pertanyaan no 5 kuesioner, dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan responden mengatakan perlunya semangat Sumpah Pemuda tetap dibangkitkan, dengan alasan yang bervariasi, antara lain: karena saat ini moral generasi muda semakin merosot, generasi muda terpecah belah, rasa persatuan semakin terancam, untuk menjaga tidak terjadi konflik, karena secara historis sumpah pemuda merupakan cikal bakal persatuan Indonesia, dan sejumlah jawaban lain-lain yang kurang relevan.

Adapun gagasan-gagasan para generasi muda saat ini untuk mewujudkan persatuan bangsa, antara lain dengan membentuk oragnisasi pemuda (teruna-teruni) di desa sampai ke jenjang nasional, mengadakan kegiatan-kegiatan bersama, menggalang komunikasi antara pemuda secara lintas SARA. Menghidupkan kembali budaya gotong royong menghidupkan lembaga kepanduan.

Selain itu, pernyataan yang cukup menarik dari generasi muda masa kini, ternyata masih memandang bahwa hukum adat masih cocok dan diyakini sebagai dasar persatuan Indonesia karena hukum adat merupakan hukum asli rakyat

11

Indonesia. Hal tersebut dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan no.7 kuesiner yang secara rinci adalah sebagai berikut:

Pandangan generasi muda masa kini tentang Hukum Adat sebagai salah satu yang diyakini sebagai dasar persatuan Indonesia dapat dilihat dari jawaban-jawaban yang telah diolah dalam table 4 di bawah ini.

Tabel 4. Upaya-Upaya yang dianggap penting dilakukan oleh Generasi Muda untuk membangkitkan kembali Semangat Sumpah Pemuda

Presentase Jawaban Jumlah (%) 1. Cocok dijaman terbentuknya 2 1,7 sumpah pemuda 1928 2. Sekarang tidak cocok lagi 4 3,3 karena jaman telah berubah 3. Hukum adat tetap cocok 100 83,3 sebagai dasar persatuan, karena hukum adat adalah hukum asli rakyat Indonesia 4. Lainnya 7 5,8 Hukum adat perlu dipertahankan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum nasional, H.A perlu diperbarui, dan perlu dikaji terlebih dahulu. Tidak menjawab 4 3,3 Tidak mengembalikan kuesioner 3 2,5 Total 120 99,9 Sumber : Data Primer

Memperhatikan angka-angka dalam tabel tersebut di atas, di mana sebanyak 83,3 % menyatakan bahwa hukum adat masih cocok menjadi dasar perastuan Indonesia, disatu sisi menunjukkan bahwa generasi muda masih mempunyai perhatian terhadap hukum adat, tetapi di sisi lain, dalam kenyataannya generasi muda justru lebih bersikap mengabaikan hukum adat.

12

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1) Generasi muda masa kini kurang memahami inti dari sumpah pemuda itu adalah semangat persatuan/kebangsaan. Dan mereka cenderung memaknai hal tersebut hanya sebagai sejarah. 2) Kurangnya pemahaman dan pemaknaan seperti itu menjadi faktor penting yang menyebabkan semangat persatuan generasi muda semakin luntur. 3) Umumnya generasi muda sadar bahwa semangat sumpah pemuda itu perlu dibangkitkan dengan upaya-upaya antara lain : membentuk organisasi pemuda lintas SARA, Melakukan kegiatan-kegiatan bersama, dan menguatkan kembali lembaga kepanduan/kepramukaan.

5.2. Saran

Generasi muda sekarang perlu berusaha menghayati semangat persatuan yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, sebagai sumber kekuatan untuk bersatu padu dalam berjuang mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari ancaman dari dalam (bangsa sendiri) maupun ancaman dari luar (bangsas lain).

13

D A F T A R P U S T A K A

(http://id.wikipedia.org/wiki/jong_Java, diakses 13 Agustus 2014)

Metonomia.blogspot.com/2012/08/dasar-hukum.html diakses 11/9-2014.

Undang-Undang No.24 tahun 2009 (Undang-undang tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan).

PP No 60 tahun 2013 tentang Pembentukan Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP)

Undang-Undang No. 40/2009 tentang Kepemudaan

Siti Soendari dan Agni Udayati, (ed), 1996, Hukum Adat (Dalam Alam Kemerdekaan Nasional dan Persoalannya Menghadapi Era Globalisasi, Kumpulan Lima Makalah dari Prof.Dr.H.Moh. Koesnoe,SH, Ubhara Press, .

14