UNIVERSITAS

Rekonstruksi Kehidupan Keberagamaan Masyarakat Indonesia (Studi Sosiologi Film Tanda Tanya)

SKRIPSI

Nurul Mianti 0806317653

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER DEPARTEMEN SOSIOLOGI DEPOK JUNI, 2012

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

Rekonstruksi Kehidupan Keberagamaan Masyarakat Indonesia (Studi Sosiologi Film Tanda Tanya)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

NURUL MIANTI 0806317653

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER DEPARTEMEN SOSIOLOGI DEPOK JUNI, 2012

ii

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan hasil penelitian pada film sebagai suatu karya seni yang dapat merepresentasikan realita sosial. Salah satu film tersebut berjudul Tanda Tanya. Tanda Tanya merupakan film yang dirilis pada April 2011 dimana film ini menawarkan cerita yang berbeda di banding film-film pada umumnya. Film Tanda Tanya menceritakan tentang kehidupan keberagamaan masyarakat Indonesia dengan mengangkat tiga agama yaitu Islam, Katolik, dan Konghucu dimana ketiga agama tersebut diwakili oleh tiga keluarga yang berbeda dengan status sosial ekonomi yang berbeda pula. Ketiga kelompok agama tersebut saling berinteraksi satu sama lainnya dan membentuk suatu relasi. Namun terkadang karena perbedaan tersebut sering timbul konflik-konflik yang berujung pada tindakan kekerasan. Film merupakan media seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat dalam bentuk suara, dialog, lakon aktor yang bermain di dalamnya. Dengan kelebihan itu, film memiliki potensi untuk memotret peristiwa yang terjadi dalam realita sosial. Peristiwa kehidupan keberagamaan itulah yang didokumentasikan oleh sebagai Sutradara film Tanda Tanya ke dalam produk seni yaitu film. Kemampuan film untuk merepresentasikan realita sosial, dianalisis menggunakan kerangka pemikiran sosiologi dengan analisis konten film sebagai perbandingan dengan realita sosial. Akhirnya, peneliti berharap tulisan ini dapat menjadi sumbangan dalam ilmu pengetahuan dan tinjauan praktis. Namun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga dibutuhkan saran-saran yang membangun demi perbaikan pada penelitian lebih lanjut.

Depok, 03 Juni 2012 Penulis

v

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa sanjungan sholawat serta salam saya sampaikan ke hadirat Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sosial, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Penulisan skripsi ini membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan. Pada proses penyusunan, saya menemui berbagai kesulitan namun saya sangat bersyukur bersama kesulitan tersebut, Allah SWT juga memberikan berbagai nikmat yang secara tidak langsung saya rasakan melalui bantuan dan dukungan semangat dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada: 1) Semua dosen Sosiologi yang telah memberikan berbagai materi perkuliahan sehingga menambah sudut pandang baru bagi saya untuk melihat berbagai hal dalam kehidupan sosial. Secara khusus, saya mengucapkan terimakasih kepada Drs.M. Iqbal Djajadi, MSi, selaku pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu, tenaga, kesabaran, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan sripsi ini. Terimakasih pula kepada Raphaella Dwianto M.A, Ph.D sebagai pembimbing akademik selama masa studi saya di Sosiologi. Kepada Dr. Rosa Diniari M.S yang telah memberikan waktunya untuk menjadi ketua sidang skripsi saya. Selanjutkan kepada Drs. J.P. Hanneman Samuel M.Phil, Ph.D yang sudah memberikan banyak masukan dan kritik untuk menjadikan skripsi saya lebih baik dari sebelumnya. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Mas Riyanto dan Mba Ira sebagai staf jurusan Sosiologi FISIP, UI yang banyak membantu saya dalam mengurus administrasi akademik. 2) Kedua orang tua saya, Umar Saleh Parinduri dan Aan Wijayanti yang telah memberikan dukungan baik secara fisik, moral, dan materi dari saya lahir sampai penyusunan skripsi ini. Kedua orang tua saya yang menjadi motivator bagi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan kata-kata penyemangatnya “Kapan kita jahit kebaya?”. Juga kepada kakak-kakak saya Hadyan yang selalu bersedia untuk membuatkan saya bagan-bagan dan Rulyan vi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 yang selalu mendukung saya untuk mengerjakan skripsi dengan sebaik- baiknya. 3) Kepada Nenek dan Kakek saya, Alm. R. Etty Herawaty dan R. Atma Wijaya yang dengan tulus mendoakan dalam setiap langkah hidup saya untuk mencapai cita-cita. Skripsi ini juga merupakan pembuktian diri kepada nenek saya di akhir hidupnya yang mengatakan bahwa “Bisa gak yah eyang liat Mia wisuda?”. Skripsi ini merupakan keberhasilan bagi saya untuk mencapai gelar sarjana. 4) Kepada Reza Revianus yang turut aktif memberikan motivasi dan menemani mobilisasi dalam proses penulisan skripsi saya. 5) Kepada Rd. Mochammad Hady Arrasyid yang telah memberikan motivasi kepada saya untuk selalu sabar dan menjalani proses penulisan skripsi dengan kata-katanya “God only makes happy ending. If it`s not happy then its`s not the end.” 6) Dengan dibantu oleh teman-teman sekalian khususnya mahasiswa Sosiologi UI 2008, akhirnya saya membuktikan bahwa skripsi ini bukan hanya sekedar tanda tanya melainkan berupa jawaban atas keraguan teman-teman sosiologi 2008. Khususnya kepada Silvia Anggraini yang menjadi kawan setia saya selama masa perkuliahan dan membantu saya dengan menjadi kawan diskusi mengenai permasalahan dan membantu mencarikan jalan keluar dengan saran- sarannya yang luar biasa. Ari Putra yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pencerahan kepada saya dan meminjamkan buku-bukunya sebagai sarana pembelajaran. Dady H. Doa yang selalu memberikan semangat kepada saya dengan kata-katanya “Berlelah-lelahlah kamu, sungguh manisnya perjuangan hanya akan terasa saat kita telah lelah berjuang.” Ramadhina Achmad Yani yang menjadi kawan saya dalam menuangkan keluh kesah selama proses penulisan skripsi ini. Aulia Kusumawardhani yang bersedia membantu saya dengan memberikan solusi-solusi yang cemerlang. Donny Mason dengan celotehannya yang membuat saya tertawa ketika mengalami tekanan dalam menghadapi deadline skripsi. Tangkas Saputra yang sudah mengkritik dengan tindakan radikalnya meng-unfollow saya di twitter akibat saya selalu mempublikasikan progress penulisan skripsi sehingga membuatnya vii

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 tertekan. Ardi Harsoni dan Dufri Andreas yang menjadi kawan seperjuangan dalam bimbingan dan penulisan skripsi ini. Aji Prihatsono yang bersedia membantu membersihkan virus-virus dari laptop saya. Agni Rahayu, Kiki Amalia Tazkiyah dan Ambar Arbaatun yang menjadi teman setia saya dalam proses perkuliahan. 7) Teman-teman di lingkungan UI Kamal (Niaga 08) yang memberikan ramalannya mengenai hidup. Dana Agriawan (Politik 08) yang memberikan waktu dan saran untuk dan membantu untuk merevisi skripsi saya 8) Teman-teman di luar kampus Universitas Indonesia Nanza Tiara Hilman, Anita H. Octavia, Marina Ulfa, Fanny Taufanny yang sudah bersahabat selama hampir enam tahun ini dan melewati masa-masa suka dan duka baik dalam proses perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi.

Terakhir, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Depok, 03 Juli 2012

Nurul Mianti

viii

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 ABSTRAK

Nama : Nurul Mianti Program Studi : Sosiologi S1 Reguler Judul : Rekonstruksi Kehidupan Keagamaan Masyarakat Indonesia (Studi Sosiologi Film Tanda Tanya)

Penelitian ini berangkat dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana film sebagai salah satu produk kesenian dapat juga digunakan untuk merepresentasikan realita sosial yang ada di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengulas konten film Tanda Tanya sebagai salah satu film yang merepresentasikan kehidupan keberagamaan di Indonesia. Dalam konteks penelitian ini, aspek utama yang dinilai adalah konten film secara struktural yaitu aktor-aktor membentuk suatu relasi yang digambarkan melalui dialog, adegan, dan alur cerita dalam film. Relasi yang terjalin antar aktor menciptkan struktur sosial yang mendefinisikan diri mereka pada kelompok-kelompok tertentu. Misalnya dalam film Tanda Tanya ada kelompok- kelompok agama yang sifatnya puritan maupun sinkretis. Struktur sosial yang terbentuk dalam film mencerminkan realita yang ada di masyarakat. Selain aspek diatas beberapa aspek penting lainnya yang dianggap berpengaruh terhadap film sebagai representasi sosial adalah aspek kultural. Aspek kultural yang ditunjukan ke dalam bentuk penanaman nilai-nilai atau ideologi Sutradara ke dalam kreasi film. Penanaman nilai-nilai tersebut mempunyai motivasi untuk menggambarkan situasi ideal di masyarakat atau dapat juga digunakan sebagai ekspektasi Sutradara terhadap suatu konteks sosial masyarakat tertentu. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa film Tanda Tanya berhasil mengubah suatu produk seni menjadi karya ilmiah melalui kacamata sosiologi dengan memotret kehidupan keberagamaan yang ada di Indonesia. Kehidupan keberagamaan tersebut dicerminkan melalui sikap pluralisme antar anggota kelompok agama tertentu terhadap kelompok agama lainnya. Adegan interaksi antar anggota kelompok agama satu dengan yang lainnya diambil melalui beberapa kasus yang terjadi dalam realita sosial di masyarakat sehingga dengan begitu film Tanda Tanya adalah salah satu dari sedikit film di Indonesia yang menggambarkan proses kehidupan keberagamaan yang sebelumnya toleran namun karena adanya factor-faktor eksternal menciptkan konflik-konflik sesuai dengan realita sosial di masyarakat.

Kata Kunci : Film, Pluralisme, Agama

x

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 ABSTRACT

Name : Nurul Mianti Study Program : Sociology Title : Reconstruction of Indonesian Religious Life (a Sociological Study on the Movie “Tanda Tanya”)

This study aims to learn how far a movie, as an artistic product, is used to represent reality in the social world. This study employs qualitative approach to cover contents in “Tanda Tanya” as a movie representing religious life of the Indonesian people. In the context of this study, the main aspect considered is the structural contents, which is relations shaped by the actors through dialogues, scenes, and story plots of the movie. Bonded relations among actors create social structures that define themselves into certain groups. For instance, in the movie, there were several religious groups of puritan and syncretism. Social structures formed in the movie reflect reality in the society. Besides the aspects above, another relevant aspect also influenced the social representation in the movie, which is the cultural aspect. Culture is represented by the director’s values and ideologies incorporated into his creation. Such values motivated to illustrate the ideal situation in the society or could be used as the director’s expectations on a certain social context. The results to this study shows that the movie “Tanda Tanya” succeeded in shifting an artistic product into a scientific product, using sociological view to snap the religious life in Indonesia. The religious life is reflected through the state of pluralism between members of a certain religious group and other religious groups. The scene where interactions between one religious group to another was taken from many cases which happened in the social reality. Thus, the movie is one of many Indonesian movie illustrating the process of religious lives, which was previously tolerant but then various external factors created conflicts, just as in the social reality.

Keywords: movie, pluralism, religion.

xi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...... i HALAMAN JUDUL ...... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...... iii HALAMAN PENGESAHAN ...... iv KATA PENGANTAR ...... v UCAPAN TERIMAKASIH ...... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...... ix ABSTRAK ...... x ABSTRACT ...... xi DAFTAR ISI ...... xii DAFTAR TABEL ...... xv DAFTAR GAMBAR ...... xvi DAFTAR BAGAN ...... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Permasalahan ...... 3 1.3 Tujuan ...... 4 1.4 Signifikansi Penelitian ...... 4 1.5 Sistematika Penulisan ...... 5

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ...... 6 2.2 Definisi Konsep ...... 15 2.2.1 Pluralisme ...... 15 2.2.2 Multikulturalisme ...... 16

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian ...... 18 xii

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 3.2 Jenis Penelitian ...... 19 3.2.1 Berdasarkan Tujuan Penelitian ...... 19 3.2.2 Berdasarkan Manfaat Penelitian ...... 20 3.2.3 Berdasarkan Waktu Penelitian ...... 20 3.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data ...... 21 3.3 Peran Peneliti ...... 21 3.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 22 3.4.1 Data Primer ...... 22 3.4.2 Data Sekunder ...... 23 3.5 Teknik Pengolahan Data ...... 24 3.6 Hambatan Penelitian ...... 52

BAB 4 DESKRIPSI TEMUAN DATA : KARIR, KARYA, DAN KONTROVERSI 4.1 Sinopsis Film Tanda Tanya ...... 26 4.2 Kru & Tokoh Dalam Film Tanda Tanya ...... 40 4.2.1 Profil Hanung Bramantyo ...... 40 4.2.2 Profil Riyanto ...... 52 4.2.3 Profil Reza Rahadian ...... 53 4.3 Profil Film Tanda Tanya ...... 56 4.3.1 Judul Merupakan Strategi Pemasaran ...... 59 4.4 Proses Pembuatan Film Tanda Tanya ...... 61 4.5 Respon Masyarakat : Sikap Pro dan Kontra ...... 63 4.5.1 Sikap Pro Terhadap Film Tanda Tanya ...... 65 4.5.2 Sikap Kontra Terhadap Film Tanda Tanya ...... 66 4.5.3 Tanggapan Hanung Kepada Pihak Kontra ...... 70

BAB 5: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Film Tanda Tanya dan Representasi Sosial ...... 77 5.2 Relasi Antar Aktor Dalam Film Tanda Tanya ...... 98

xiii

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 5.3 Perbandingan Alur Cerita Yang Diangkat Dalam Film Tanda Tanya, Film Pada Umumnya dan Realita Sosial ...... 120 5.4 Perbandingan Adegan Dalam Film Tanda Tanya Yang Sesuai Dengan Realita ...... 125 5.5 Perbandingan Isu Yang Diangkat Dalam Film Tanda Tanya Dengan Realita Sosial ...... 127 5.6 Perbandingan Konflik, Integrasi, dan Mediasi Antara Film Tanda Tanya dan Realita Sosial ...... 152

BAB 6: PENUTUP 6.1 Kesimpulan Umum ...... 163 6.2 Saran (Rekomendasi) ...... 164

LAMPIRAN

xiv

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

DAFTAR TABEL

4.1 Perjalanan Karir Hanung di Orde Baru dan Reformasi ...... 40 4.2 Profil Film Tanda Tanya ...... 56 5.1 Presentase Penggunaan bahasa dan Atribut Kecinaan Dalam Film ...... 88 5.2 Presentase Sikap Tionghoa Kepada Pegawai Non- Tionghoa ...... 105 5.3 Presentase Penampilan Tata Cara Beribadah Umat Konghucu ...... 107 5.4 Presentase Sikap Rika Kepada Umat Beragama ...... 109 5.5 Presentase Sikap Keagamaan Rika ...... 113 5.6 Presentase Kegiataan Keagamaan Islam Dalam Film Tanda Tanya ... 114 5.7 Perbandingan Alur Cerita Yang Diangkat Dalam Film Tanda Tanya, Film Pada Umumnya dan Realitas Sosial ………………………………..120 5.8 Adegan Film Tanda Tanya Yang Sesuai Dengan Realita Sosial ...... 125 5.9 Perbandingan Isu Yang Diangkat Pada Film dan Realita ...... 127 5.10 Perbandingan Konflik, Integrasi dan Mediasi Yang Terjadi Dalam Film Tanda Tanya dan Realita Sosial ...... 152

xv

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pemain Film Tanda Tanya ...... 39 Gambar 4.2 Poster Film Tanda Tanya ...... 58 Gambar 4.3 Media Pemasaran Film Tanda Tanya ...... 61 Gambar 4.4 Sikap Protes FPI terhadap Film Tanda Tanya ...... 68 Gambar 5.1 Sikap Adaptasi dan Diskriminasi Tionghoa dan Pribumi ...... 86 Gambar 5.2 Penggunaan Nama dan Tulisan Kecinaan Setelah Orde Baru Dalam Film ...... 87 Gambar 5.3 Kebebasan Konghucu Untuk Beribadah Dalam Film ...... 88 Gambar 5.4 Relasi dan Gaya Hidup Ping Hen Dalam Film Tanda Tanya ...... 90 Gambar 5.5 Tempat Peribadatan Yang Biasa Digunakan Oleh Umat Konghucu ...... 96 Gambar 5.6 Sikap Kesetiaan Lim Giok Lie Pada Tan Kat Sun ...... 100 Gambar 5.7 Sikap Tidak Toleran Ping Hen Terhadap Pelaksanaan Ibadah Umat Islam ...... 102 Gambar 5.8 Sikap Tidak Toleran Ping Hen Kepada Para Pegawai ...... 104

xvi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

DAFTAR BAGAN

Bagan 5.1 Film sebagai Karya Seni dan Representasi Sosial ...... 77 Bagan 5.2 Relasi Antar Aktor Dalam Film Tanda Tanya ………………...98

xvii

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Film sebagai suatu bagian dari seni memiliki potensi untuk merepresentasikan realita sosial. Film tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan namun juga dapat digunakan sebagai media yang baik dalam penyampaian informasi karena dalam film terdapat proses kreasi berupa dialog dan adegan yang dengan mudah diserap oleh para penontonnya. Dalam suatu film ada kegiatan komunikasi antara aktor, komunikasi tersebut berbentuk dialog yang diucapkan sesama pemain dan menciptakan sebuah bentuk komunikasi. Komunikasi ini kemudian disiarkan ke masyarakat dalam bentuk adegan yang memiliki alur cerita untuk dinikmati penontonnya. Melalui hal tersebut maka film dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai kepada masyarakat. Film dapat menjangkau massa yang luas. Film dapat berperan pada kehidupan kita sehari-hari dan film juga dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku penontonnya, hal tersebut dapat dilihat melalui cara berpakaian, cara bicara, dialog, bahkan membeli apa yang dikonsumsi aktor dan aktris dalam film tersebut.1 Selain penanaman nilai-nilai di dalam film juga terdapat struktur berupa relasi antar aktor yang ditunjukan melalui adegan dalam film. Relasi yang dimainkan para aktor sedikit banyak mencerminkan realita sosial. Realita tersebut dapat berupa lapisan sosial yang melekat pada setiap diri individu sehingga membentuk struktur sosial di masyarakat. Lapisan sosial dapat dilihat melalui kepemilikan seperti perhiasan, jam tangan, mobil dan sebagainya. Struktur sosial tersebut yang dipotret menjadi potongan adegan dalam film. Perkembangan Film dari masa ke masa mengalami perubahan seiring perkembangan zaman dan teknologi. Begitupun dengan alur

1 Galician, Mary-Lou. 2006. Handbook of prodct Placement in The Mass Media. Mumbai : First Jaico Imperssion. Halaman 21

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 2

ceritapun semakin bervariasi mulai dari maraknya film-film bertemakan komedi, horror, cerita rakyat maupun realitas sosial yang ada di masyarakat dapat diangkat menjadi salah satu produk hiburan yang disimbolkan melalui film. Salah satu keunggulan film sebagai media komunikasi dijelaskan oleh Cabecairs yaitu :

“ada beberapa keunggulan unik yang dimiliki film (motion picture). Film dapat merekam, mendokumentasikan, dan mengabdikan suatu peristiwa dalam bentuk yang paling realistic yang disajikan dapat berupa kejadian sebenarnya atau dramatisasi sebuah peristiwa. Peristiwa yang direkam dapat merupakan hasil pementasan maupun difilmkan di lokasi yang sebenarnya. Dengan demikian masa lalu dapat hadir kembali dan masa depan dapat diprediksi.”2

Dengan penjelasan Cabecairs diatas maka bahasa, lakon aktor serta setting tempat atau penggunaan symbol-simbol di dalam film dapat dikategorikan sebagai bagian dari kebudayaan. Perfilman Nasional sekarang ini sudah mulai banyak mengangkat cerita melalui realitas sosial yang ada di Indonesia. Dimulai dari tema-tema umum seperti olahraga, bencana alam dan peristiwa- peristiwa yang terjadi di Indonesia hingga ke tema-tema sensitif seperti kehidupan keberagamaan. Kemampuan dan kekuatan film merepresentasikan realitas kehidupan yang terjadi di suatu wilayah tertentu dan pada masa tertentu sehingga diketahui oleh khalayak ramai membuat film menjadi media yang baik untuk kritik sosial dan bahkan adapula yang menjadikan film sebagai media pertarungan opini terhadap isu tertentu. Sebagai salah satu jenis media, tayangan sebuah film memang memiliki keampuhan dalam menanamkan nilai-nilai tertentu kepada penontonnya. Apalagi tayangan sebuah film telah dirancang sedemikian rupa, melalui sebuah proses yang panjang. Mulai dari perencanan skenario, shot-shot pengambilan gambar, pemilihan para pemain yang memikat sampai dengan proses editing yang baik agar menarik untuk ditonton. Oleh karena itu, sebagai sebuah media penyampai informasi,

2 Dina Isyanti, 1999, Pelestarian Film nasional studi awal dalam rangka pemberlakuan Undang-Undang noomor 4 tahun 2990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam dalam hal film. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Indonesia

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 3

media film memiliki kelebihan dibandingkan jenis media massa yang lain seperti majalah atau radio. Salah satunya adalah film Tanda Tanya film tersebut tidak hanya menggambarkan bagaimana kehidupan keberagamaan di Indonesia dengan berbagai macam kebudayaan yang dimilikinya tetapi juga sebagai kritik social bahwa kekayaan budaya,etnis dan agama menjadikan masyarakat Indonesia terpecah dan menimbulkan konflik sosial yang sering terjadi sekarang ini.

1.2 Permasalahan Film Tanda Tanya yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dirilis pada April 2011, menceritakan tentang kehidupan keberagamaan dan etnisitas yang ada di Indonesia. Isu tersebut diangkat ke dalam film yang mengangkat cerita tentang realitas sosial. Isu sosial yang diangkat dalam film Tanda Tanya adalah perbedaan etnis, agama, status, toleransi serta konflik yang hidup di dalam suatu masyarakat yang terletak di daerah Pasar Baru, Semarang. Perbedaan etnis, agama dan status tersebut ditampilkan melalui bagaimana lakon para aktor memainkan peran etnis tertentu dengan menggunakan simbol keagamaan yang tampilkan melalui berdirinya Mesjid, Gereja dan Klenteng secara berdekatan satu dengan yang lainnya. Dalam film tersebut juga menceritakan bagaimana masyarakat Indonesia sekarang ini hidup dalam perbedaan, bagaimana interaksi sosial antar individu yang berbeda latar belakang menciptakan segregasi pada yang lainnya. Konflik dalam film yang juga diambil oleh realitas sosial yang juga terjadi di beberapa kasus di wilayah Indonesia. Seperti dalam salah satu adegan di bagian awal terdapat penusukan terhadap pendeta. Kemudian di bagian akhir film tersebut ditampilkan peristiwa pengeboman Gereja. Kedua peristiwa tersebut juga marak terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Lewat film yang diilhami oleh kisah nyata ini, Hanung Bramantyo mencoba mengumandangkan pesan tentang tolerasi beragama yang dinilainya kian luntur belakangan ini. Film yang mengedukasi kaum muda

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 4

yang sudah tekontaminasi jalan pikirannya bahwa berbeda itu haram untuk kembali diluruskan sehingga dapat memaknai indahnya perbedaan dalam kasih. Seperti judulnya “Tanda Tanya” memiliki tag-line yang berisi :”masih pentingkah kita berbeda?” di negeri yang masa merebut kemerdekaan telah menumpahkan darah anak-anak bangsa yang tidak hanya dari satu agama maupun etnis3 Dengan begitu film mempunyai peran penting di masyarakat karena film dapat dijadikan arena pertarungan opini terhadap suatu isu yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian dalam permasalahan ini adalah Apakah Film tersebut mendeskripsikan cerita kehidupan keberagamaan sesuai dengan realitas sosial yang terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana Film Tanda Tanya tidak hanya merupakan karya seni namun juga dapat dikaji melalui karya ilmiah melalui pandangan sosiologi. Melalui film Tanda, peneliti ingin melihat sejauh mana film tersebut dapat menggambarkan relasi kehidupan keberagamaan yang sesuai dengan realita sosial yang ada di Indonesia dengan melihat melalui konteks sosial dan historis.

1.4 Signifikansi Penelitian

1.4.1 Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan data empiris bagi penelitian sosiologi, terutama bagi sosiologi Kebudayaan selain itu juga diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan Sosiologi Agama dan kajian sosiologi lainnya yang terkait. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan khasanah bagi pengembangan teori-teori sosiologi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai kerangka pemikiran. Serta dapat

3 Sinopsis Film Tanda Tanya : http://filmtandatanya.com/press/ Diunduh pada 20 Agustus 2011 pukul 13:53

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 5

juga digunakan sebagai sumbangan wacana dan dapat dijadikan kajian ilmiah untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait antara lain untuk menjadi bahan pertimbangan dan pemahaman bahwa di dalam film terdapat relasi antar aktor dimana peranan aktor dalam film mempunyai ideologi dan makna yang dipengaruhi oleh konteks sosial di masyarakat dan dikonstruksikan melalui adegan film. Sehingga dengan kata lain Film bukan hanya dilihat sebagai suatu seni tetapi juga representasi sosial karena dalam film tidak hanya menampilkan alur cerita yang menarik tetapi juga nilai, simbol-simbol, dan bahasa yang dikomodifikasikan ke dalam bentuk adegan dan alur cerita.

1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I, merupakan bagian pendahuluan yang berisi tentang uraian latar belakang permasalahan dan fokus permasalahan yang ingin dilihat. Pada bagian ini juga terdapat tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, merupakan bagian kerangka pemikiran yang berisi tinjauan pustaka, kerangka teoritik dan konseptual Bab III, merupakan bagian metodologi penelitian yang berisi pendekatan penelitian, tipe penelitian, dan teknik pengumpulan data. Bab IV merupakan bagian temuan data yang menguraikan Bab V merupakan analisis pengolahan data dari studi kasus yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. Bab VI merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 6

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian ini akan menjelaskan bahwa film dapat dijadikan sebagai sarana rekonstruksi realita sosial yang dibagi ke dalam dua bentuk yaitu film dilihat secara kultural dimana film mempunyai nilai-nilai di dalamnya termasuk ideologi sutradara yang dimasukan ke dalam adegan-adegan film dan dilihat secara struktural yaitu adanya relasi antar aktor yang mencerminkan realita sosial. Dengan begitu maka bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai film sebagai media hiburan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai atau ideologi dan mempunyai makna serta dapat digunakan untuk merubah situasi yang terjadi dalam realita sosial ke dalam alur cerita dalam film. Sehingga dengan kata lain film juga dapat mendramatisasi peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Selain itu film juga memiliki motivasi untuk mengkritik situasi yang terjadi di wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu. Film juga merupakan bagian dari produk yang dapat dikomersilkan serta merupakan bagian dari representasi sosial dengan mereplikasikan realitas sosial di masyarakat ke dalam bentuk kreasi film.

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Film nasional sebagai media hiburan antara kritik sosial dan apresiasi Seni Sudah banyak studi-studi yang menekankan bahwa film bukan hanya menjadi produk yang dapat menjual saja tetapi juga film mempunyai makna- makna tertentu di dalamnya yang dapat dijadikan pertarunagan opini ataupun kritik sosial. Hal ini juga ditulis oleh Muhammad Jufry mengenai isi perfilman nasional, dalam tesisnya ia menuliskan bahwa Kehadiran media baru penayangan film yang ada membawa dampak positif dan negative tergantung dari sisi mana melihatnya. Dari sisi pengguna media, tentu memiliki keuntungan atas keragaman pilihan bentuk tontotan dan kemudahan untuk menyaksikan jenis tontonan. Dari segi penilaian isi pesan, keberadaan media tersebut membuka peluang bagi penonton untuk mencari dan menyeleksi isi pesan yang sesuai dengan keinginan. Film Indonesia dewasa ini tidak mampu memenuhi tingkat daya kritis dan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 7

apresiasi khlayak yang semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya wawasan dan penetahuan penonton yang telah terbina oleh berbagai pertunjukan film-film Amerika. Penelitian Muhammad Jufry ini mengambil sample 100 orang mahasiswa. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini diketahui bahwa tingkat apresiasi mahasiswa terhadap isi pesan film mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan semakin tingginya selektifitas mereka dalam memilih isi pesan dan tema film yang akan disaksikan. Keseluruhan responden mensyaratkan pemuasan kebutuhan tontonan mereka harus memiliki kualitas penggarapan isi pesan dan kualitas penghayatan peran. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan menyaksikan film Indonesia adalah sekedar ingin tahu perkembangan film Indonesia dan ingin mengetahui akting aktris film Indonesia. Kelemahan utama film Indonesia adalah dari segi cerita, khusunya menyangkut penuangan gagasan, kedangkalan alur dramatis, polemik yang tidak beralasan, mengada-ada dan mudah di tebak. Tercata sebanyak 53% responden menulai cerita film Indonesia menyajikan seks yang berlebihan, 39% menilai konyol atau tidak mendidik dan 8% menyatakan alur certanya tidak mengajak penonton untuk berpikir. Berdasarkan tema cerita film Indonesia yang tidak disukai adalah tentang komedi/lawakan serta cerita legenda mistik atau horor. Alasannya adalah karena selalu disipi dengan adegan yang amoral dan tidak etis. Menurut responden sebanyak 71% responden merasa risih, tidak senang, atau jijik melihat adegan seks yang disajikan oleh film inonesia. Hanya 29% saja yang merasa melihat adegan panas tersebut biasa-biasa saja. Saat itu fungsi media film bagi mahasiswa telah bergeser. Media film saat ini bukan hanya hiburan semata, melainkan sebagai informasi tentang perkembangan lingkungan sekitarnya. Disamping itu media film juga merupakan tempat pelarian untuk melepaskan ketegangan dan kejenuhan dari masalah yang dihadapi serta pula sebagai sarana menunjukan kepribadian, meneliti realitas dan memperkuat identitas pribadi. Dalam konteks ini film Indonesia sering mengabaikan fungsi film diatas. Hal ini diakui oleh Chaerul Umam, masyarakat penonton film dewasa ini semakin

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 8

krrits, mereka tidak hanya mencari tontonan yang menghibur tetapi juga pengalaman batin. Akan tetapi, kenyataan ini belum disadari sepenuhnya oleh para produser. Umunya para pengusaha film Indonesia masih bernostalgia dengan kesuksesan film-film nasional masa lalu. Anggapan eksploitasi tubuh, sadisme, hedonisme dan sebagainya masih dinilai menjadi kebutuhan masyarakat, tercermin dari produk-produk film nasional yang beredar sekarang ini. Pengamatan senada juga diakui oleh Produser Film Nasional Hendrick Gozali tercatat dalam tahun 1994-1997 rata-rata 90% jumlah film nasional yang diproduksi diwarnai dengan tema “panas” dan eksploitasi, yang umumnya hanya di buat ala kadarnya dan di dukung artis itu dengan biaya yang ditekan semurah mungkin. Generalisasi lain pendapat diatas jelas bahwa tuntutan, harapan dan keinginan penonton seringkali diabaikan dalam bisnis film Indonesia. Konsep produksi yang diterapkan “Agenda Setting” atau media yang menentukan agenda khalayak sudah waktunya ditinggalkan. Selama ini tradisi menjajagi dan membaca selera penonton lewat penelitian masih tergolong langka dan barangkali dianggap kurang perlu. Umumnya para produser film indoensia membuat film bukan berdasarkan apa yang diinginkan publik melainkan berdasarkan apa yang dianggap oleh produsen.4 Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penonton sudah mulai jenuh terhadap perfilman nasional yang hanya mementingkan keuntungan tanpa konten yang bermanfaat. Perfilman Indonesia dibuat dengan biaya yang sekecil-kecilnya dengan menggunakan pemain-pemain baru untuk memperkecil biaya produksi dan menggunakan teknologi yang sederhana dilengkapi dengan cerita yang membosankan sehingga seringkali menjadikan film tersebut yang tidak berkualitas. Film Tanda Tanya mencoba keluar dari alur tersebut dengan pemain- pemain yang sudah berpengalaman, konteks cerita yang berbeda sehingga membawa suasana baru bagi perfilman nasional. Apresiasi dan kritik pun akhirnya melatar belakangi kesuksesan film ini. Kesuksesan film ini membuktikan

4 Jufry, Muhammad. 1997. Tesis Pengaruh Media Dan Penilaian Isi Pesan Film Oleh Khalayak Penonton ; Studi Tentang Tingkat Apresiasi Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Terhadap Film Indonesia dan Amerika. Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik. Universitas Indonesia

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 9

bahwa masyarakat Indonesia memerlukan film yang dapat menjadi bahan diskusi bagi setiap orang, sebagai pemahaman yang baru terhadap suatu hal yang dapat ditampilkan melalui adegan dan dialog film serta cerita yang tidak mengada-ada yaitu sesuai dengan realita yang ada di masyarakat. Menurut penelitian Heider yang dilaksanakan pada tahun 1988, Pada masa Orde Baru Film kurang lebih hanyalah refleksi yang pasif dari budaya (bukan pembentuk budaya). Oleh karena itu Film merupakan produk yang selesai sebelum mencapai penontonnya, penonton tidak bisa mempengaruhi dan mengubah film yang telah selesai ini. Film dibuat oleh orang dengan angan-angan budaya tertentu. Angan-angan budaya ini berbeda dan perlu dipelajari cara membedakannya (membandingkan).5 Menurut Heider budaya bangsa dapat ditemukan dalam struktur internal film, karena setiap struktur bersifat khas bagi masing-masing bangsa.

“ Film . . . dibuat dalam bahasa Indonesia oleh orang-orang dari seluruh penjuru negeri bertujuan agar dipahami dan dinikmati oleh khalayak di semua provinsi.”6

Hubungan suatu adegan dan dialog dalam film membentuk keutuhan yang saling terkait dan memberikan pemahaman tertentu kepada penontonnya. Adegan- adegan dalam film menggambarkan perjalanan alur dan konflik yang dihadapi tokoh. Dialog-dialog mencoba menyuarakan apa yang sedang dialami atau dipikirkan oleh tokoh tersebut. Penggabungan kedua unsur tersebut penting dalam film karena diharapkan dapat menyampaikan pesan dari pembuat film tersebut. Pemaknaan dalam film dapat terjadi ketika tuturan yang disampaikan oleh partisipan dipahami oleh penonton serta adanya pengetahuan bersama yang melatari dan konteks situasi yang terjadi dalam tuturan. Kesinambungan antar teks dalam film, dalam hal ini dialog juga adegan yang memvisualisasikan pesan menjadi penting ketika film itu sudah dipahami dengan melenceng oleh penontonnya. Ketika praanggapan terbentuk di benak penonton saat menonton awal suatu adegan, penonton memiliki asumsi awal yang kemungkinan berbeda

5 S.J, Budi Susanto. 2005.Penghibur(an) Masa Lalu dan Budaya Masa Kini. Kanisisus.Yogyakarta. Halaman 149 6 Ibid Budi Susanto,hal 150

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 10

dengan asumsi berikutnya. Saat mengaitkan kelanjutan cerita lengkap antara tuturan dengan visualisasi serta acting pemainnya, keutuhan dari isi adegan tersebut menjadi tercapai dan koheren dengan adegan berikut. Adegan dalam film ini merupakan bagian-bagian yang saling berkaitan dan akhirnya membentuk keutuhan film. Begitupula jika adegan dan dialog yang tercipta tidak sesuai dan menimbulkan “kekosongan” antar adegan bisa membuat pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas. Hal ini terkadang tidak menjadi masalah ketika seseorang pembuat film dengan idealisme atau unsur seni yang lebih ditonjolkan. Pembuat film tersebut tidak memaksa penonton untuk memaknai film dengan akhir yang eksplisit atau sesuai dengan keinginan pembuatnya. Pembuat film lebih banyak berimajinasi dengan pemikirannya. Saat ini film tidak hanya media yang berguna menghibur masyarakat namun juga menjadi alat propaganda dan juga pembelajaran bagi siapa yang menontonnya. Hal tersebut dapat kita temukan dan teliti berdasarkan dialog yang membantu adegan dari awal, sampai akhir film tersebut dan membekas di benak penontonnya. Makna yang disampaikan oleh film dapat dipahami berbeda bagi masing-masing orang, begitu pula dampak yang muncul bagi penonton tersebut. Makna mendalam tentang sebuah film belum tentu bermakna sama bagi orang lain.7 Begitu pula pada kasus dari film Tanda Tanya dimana dalam film berbagai adegan dan dialog yang ditampilkan memiliki makna tersendiri bagi para penontonnya. Hal ini ditunjukan dengan munculnya pro dan kontra dari kehadiran tersebut. Film ini bagi sebagian kelompok dianggap sebagai film yang menyebarkan tentang pemahaman kehidupan keberagamaan yang salah dan haram bagi umat Islam untuk melakukannya. Karena dalam film ini terdapat adegan- adegan dimana ketika seorang Islam yang bernama Rika memilih berpindah agama sebagai seorang Katolik ketika ia mengetahui suaminya berselingkuh dengan pria lain. Rika berpindah agama karena menyadari bahwa poligami yang diperbolehkan dalam agama yang ia anut sebelumnya menyebabkan sang suami begitu mudahnya mencintai wanita lain. Sehingga ia memutuskan untuk

7 Paramytha, Gayatri Nadya. 2009. Praanggapan dalam film janji Joni. Skripsi Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Indonesia

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 11

berpindah agama. Keputusan Rika di tentang oleh seluruh pihak dalam keluarganya sehingga Rika sempat diasingkan oleh keluarganya karena ia dianggap telah melakukan dosa yang besar. Sebagian kalangan film ini dianggap mengizinkan seseorang untuk bebas menjadi seorang murtad sehingga film ini dianggap sebagai film yang menyesatkan dan memberikan pengaruh buruk. Tetapi bagi sang sutradara yaitu Hanung Bramantyo yang dalam pembuatan film ini dia berusaha untuk membuat dirinya sebagai seseorang yang bebas nilai sehingga dia dapat mengambil sudut dari berbagai sisi tanpa terpengaruh nilai—nilai yang terinternalisasi dalam dirinya. Menurut Hanung adegan tersebut dimaksudkan untuk menampilkan sikap menghargai keputusan dimana sikap memusuhi orang-orang yang berpindah atau berbeda agama dianggap sebagai sesuatu yang kurang bijaksana. Oleh karena itu konflik agama sering terjadi karena sebagian kelompok tersebut tidak dapat menghargai perbedaan dan pilihan hidup seseorang. Hanung juga dalam film ini menampilkan kalimat perdamaian dalam suatu dialog yang berisi :

“kata pak ustadz orang Islam gak boleh marah lebih dari tiga hari.”

Pesan tersebut menunjukan bahwa marah saja dalam Islam tidak diizinkan terlebih lagi melakukan hal-hal yang lebih dari itu seperti membunuh, dendam, dan sebagainya. Sehingga menurut anggapan Hanung ia tidak menampilkan hal yang salah karena ia menampilkan film tersebut dari seluruh sudut pandang setiap umat beragama. Pada akhirnya film tersebut membiarkan para penonton memahami film tersebut dengan cara pandangnya masing-masing. Film dianggap sebagai suatu produk kebudayaan juga ditulis oleh Sedyawati (2002:210)8 dimana ia menulis bahwa film merupakan salah satu bentuk budaya popular adalah budaya pertarungan makna dimana segala macam makna bertarung memperebutkan hati masyarakat dan sekarang ini model praktis dan pemikiran pragmatis mulai berkembang dalam pertempuran makna itu. Petarungan makna tersebut dapat divisualisasikan melalui munculnya sebuah film yang juga dapat disebut sebagai seni popular sebagaimana Sedyawati menulis:

8 Ibid Budiman

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 12

“....Sebuah catatan akhir yang perlu disampaikan adalah bahwa seni populer tidak mengharuskan adanya sesuatu yang disebut sebagai kebudayaan populer. Kebudayaan adalah sebuah keutuhan yang di dalamnya terkandung unsur-unsur yang populer dan yang tidak. Yang tergolong tidak populer ini dapat disebabkan oleh peminatnya terbatas, sebagaimana yang diarahkan oleh kebudayaan yang bersangkutan. Dalam pada itu, muatan seni populer sendiri dapat berasal dari unsur- unsur kebudayaan yang tergolong tidak populer, namun kemudian dikomodikasi atau dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi populer. Seseorang dalam masyarakat tertentu dapat sekaligus suka akan seni populer tetapi pada saat yang sama juga dapat menghayati penyajian- penyajian seni yang bersifat khusus.”9

Popularitas sebuah produk seni, dengan demikian tidak bisa dijadikan satu- satunya ukuran untuk menetapkan kategori tinggi atau rendahnya kualitas seni tersebut, dan tidak pula bisa dijadikan patokan menetapkan posisinya dalam kebudayaan. Implikasi pandangan seperti ini tidak bisa berupa pemahaman bahwa kategori “tinggi” dan “rendah” dalam seni kebudayaan semata merupakan cultural judgment dengan latar belakang sosial bahkan ideologis tertentu. Artinya sebagai sebuah standard ia tidak lebih dari sekedar putusan-putusan kualitas yang sama sekali tidak netral.10 Popularitas seni populer misalnya, bukan hanya karena memang ia harus bisa diterima oleh kalangan yang sangat luas, melainkan bisa juga karena ada bermacam-macam proses sosial tertentu atau, dalam kalimat Sedyawati ada “upaya-upaya lain” yang membuatnya bisa diterima, sadar atau tidak, oleh sejumlah besar manusia.11 Dalam hal ini baik media cetak maupun elektronik menjadi salah satu ujung tombak untuk menerjemahkan seni yang tidak popular menjadi popular dan menjadi budaya populer seperti Film misalnya adalah media yang efisien dalam mengkomoditaskan segala sesuatu dan menjualnya dalam bentuk praktis agar dapat dengan mudah dicerna dan ditelan oleh masyarakat. Selain sebagai pemberi informasi .

9 Ibid Budiman Hal 211 10 Ibid Budiman 213 11 Ibid Budiman 214

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 13

Film juga mempunyai beberapa fungsi menurut Tanudjaja . Fungsi pertama dapat dijadikan sebagai model perilaku. Apakah itu model perilaku yang sama dengan yang dimiliki atau bahkan kontra dengan yang dimiliki. Fungsi Kedua, sebagai sarana untuk mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain. Manusia memiliki nilai-nilai hidupnya sendiri yang pada gilirannya akan ia gunakan untuk melihat dunia. Namun manusia juga perlu untuk melihat nilai-nilai yang diciptakan oleh media (Film). Seperti yang kita ketahui film membawa nilai- nilai dari seluruh penjuru dunia. Implikasinya adalah konsumen media dapat mengetahui nilai-nilai lain di luar nilainya. Fungsi Ketiga adalah sebagai hiburan. Berkaitan dengan hal tersebut Konten dalam film menjalankan fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam menjalankan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul. Di saat itulah Film menjadi alternatif membantu kita dalam melepaskan diri dari problem yang sedang dihadapi atau lari dari perasaan jenuh.12 Bangkitanya bentuk-bentuk komunikasi massa modern maupun pengembangbiakan budaya media film menjadi hal utama bagi arus komunikasi dan informasi di dalam maupun di antara masyarakat modern akibatnya budaya film yang mereka siarkan dan promosikan semakin banyak menerangkan dan memperantai kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Menurut Gramsci dalam Cultural Studies budaya popular (film) tidak hanya merupakan arena perjuangan ideologis tetapi melihat lebih jauh perjuangan ideologis dan konflik di dalam masyarakat sipil sebagai arena sentral dalam politik budaya.13 Dalam hal mempopulerkan suatu film, media baik cetak maupun elektronik berperan sebagai penyebar informasi sesuai fungsinya serta pembentuk opini publik yang kemudian berkembang menjadi penyeragaman opini dan selera. Akibatnya, apapun yang diproduksi oleh suatu media akan diterima oleh public.14 Elemen-elemen pemasaran ditunjukan untuk menjual produk. Pada kenyataannya bahwa orang membeli, sering kali bukan karena merespon elemen-elemen pemasaran tersebut, melainkan merespon apa yang mereka dengar dari sumber

12 Tanudjaja, Bing Bedjo.Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Popular Culture Dalam Kajian Budaya. Universitas Kristen Indonesia Halaman 96-97 13 Ibid, Tanudjaja Halaman 99 14 Ibid, Tanudjaja Halaman 100

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 14

yang independen. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa individu mengumpulkan informasi dari alat pemasaran seperti iklan, kemudian membicaraknnya dngan teman mereka. Membeli karena merespon apa yang dikatakan orang lain mengenai produk mereka.15 Film tanda Tanya juga melakukan promosi yang disebarkan melalui iklan di media elektronik maupun di media cetak. Kehebohan munculnya film ini dimulai dengan menampilkan judul “Tanda Tanya” sehingga masyarakat bertanya-tanya bahwa film tersebut bercerita tentang apa karena kebanyakan film Indonesia memiliki judul yang cukup jelas untuk menggambarkan isi film tersebut. Film ini diberikan judul sebagai Tanda Tanya karena hal ini diambil dari realitas social di Indonesia yang membuat “tanda tanya” besar bagi sebagian orang yaitu kenapa kita sulit menerima perbedaan?” Kehebohan lainnya adalah film ini berani menampilkan isu-isu mengenai SARA yang dianggap sebagai isu yang sensitive. Film ini muncul diantara kebosanan film-film Indonesia yang hanya berbau horror, cerita rakyat, komedi yang tidak mendidik, serta kehidupan anak remaja masa kini. Film ini mengusulkan tema dan konten yang berbeda. Isu-isu yang sensitif yang diangkat dalam film inilah yang akhirnya menyebabkan pro dan kontra antara setiap penonton atau pandangan yang berbeda antara si pembuat film dengan penonton. Dengan kehebohan munculnya film tersebut tersebut menjadi suatu produk yang laris yang ditunjukan melalui banyaknya masyarakat yang akhirnya menonton film ini. Tercatat dalam limah hari film Tanda Tanya disaksikan seratus ribu penonton. Kekurangan dari penelitian – penelitian sebelumnya adalah kurang menekankan aspek sosiologis. Penelitian sebelumnya hanya menekankan pada isi cerita yang sama, fungsi film dan bagaimana penyampaian film terhadap masyarakat tetapi sangat jarang penelitian yang melihat bahwa film bukan hanya produk yang bersifat komersil tetapi film juga merupakan representasi budaya yang dapat dijadikan pemahaman bersama. Film merupakan bagian dari sejarah kehidupan masyarakat yang di gambarkan melalui dialog dan peran pemainnya.

15 Aprilomanda, Tika.2004. Tesis Pengaruh Iklan dan Publisitas di Media Massa Terhadap word of mouth film “Ada Apa Dengan Cinta”.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 15

Sehingga film tidak hanya dikatakan sebagai produk tetapi film juga mempunyai kekuatan-kekuatan lainnya salah satunya adalah film dapat digunakan sebagai potret sejarah kehidupan masyarakat dalam kontek sosial tertentu dan dapat berpengaruh terhadap masyarakat. Hal inilah yang akan dijadikan sebagai dasar penelitian ini yang sebelumnya belum pernah dilakukan dan membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya.

2.2 Kerangka Konsep 2.2.1 Pluralisme Menurut Ibnu Dawam Aziz16, pluralisme berasal dari kata plural yaitu jamak, dalam konetks budaya di dalamnya terdapat ajaran dan kepercayaan. Dengan kata lain ajaran Plural mengajarkan agar semua ajaran saling menghormati dengan menyatukan kesamaan setiap ajaran dan menghilangkan perbedaan setiap ajaran menjadi satu ajaran baru. Sedangkan isme adalah paham atau ajaran. Pemaknaan “isme” dapat disimpulkan dengan ajaran saya adalah yang paling benar, maka ikutlah ajaran saya. Dengan begitu dapat disimpulkan Ajaran Plural ( Pluralisme ) berupaya mengubah tiap ajaran (agama) sesuai dengan pemikirannya, menjadi satu ajaran saja 17. Plural merupakan suatu realita yang ada dalam masyarakat Indonesia. Dengan begitu pluralisme merupakan suatu sikap yang berupaya untuk menghilangkan pergesekan dan perbedaan dalam “isme” sehingga menjadi satu paham kesetaraan. Dengan kata lain, pluralisme berupaya menyatukan masyarakat yang plural dengan menghilangkan atau membatasi kemungkinan perbedaan yang ada. Menyatukan kesamaan dalam tiap agama dan menghilangkan perbedaan

16 http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/17/pluralis-dan-pluralisme-ternyata-jauh-sekali- bedanya/ Diunduh pada 4 Juli 2012 pukul 11:34 17 Agama menurut Durkheim agama adalah system simbol yang dengannya masyarakat dapat menyadari dirinya. Menurut Durkheim syarat mutlak agama ada tiga pertama,kepercayaan dimana adanya hubungan yang mereka miliki kepada sesuatu yang sakral dan profan. Kedua, ritual agama yaitu aturan tingkah laku yang mengatur bagaimana seorang manusia mest bersikap terhadap hal-hal yang sakral. Ketiga, agama membutuhkan suatu komunitas (Gereja) yang melingkupi seluruh anggotanya. Dengan begitu Durkheim mendefinisikan agama adalah kesatuan system kepercayaan dan praktik yang menyatu dalam sebuah komunitas tunggal (Gereja) dan semua melekat padanya. (Ritzer, George and Douglas J.Goodman. 2004. Sociological Theory. McGraw Hill, New York. Halaman 104-105)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 16

dengan menghapuskan bagian dari ajaran yang bertentangan dengan ajaran lainnya. Menurut Ibnu Dawam Aziz, penganut paham pluralisme ini berstandar ganda. Di satu sisi mereka selalu bertindak kemanusiaan dengan yaitu mengakui bahwa dalam realita masyarakat terdapat perbedaan seperti budaya, agama dan etnis. Dengan begitu penganut ajaran pluralisme ini menampilkan sisi positifnya yaitu dengan cara mengusng tema yang sesuai dengan konteks sosial masyarakat yang berbeda dengan cara toleransi.18 namun disisi lain juga bersikap sangat tidak menghargai paham manusia yang bersebrangan dengan paham yang dianutnya. Pluralisme sesungguhnya merupakan penyatuan pemahaman dalam hal ini kepercayaan, agama atau budaya dimana di dalamnya tidak menerima kemajemukan (plural) sebagai suatu kenyataan. Pluralisme mengajarkan untuk menyatukan kemajemukan yang berarti meleburkan kemajemukan dan menghilangkan perbedaan yang berarti menghilangkan kemajemukan.

2.2.2 Multikulturalisme Multikulturalisme adalah pandangan bahwa setiap kebudayaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama dengan setiap kebudayaan lain, sehingga setiap kebudayaan berhak mendapatkan tempat sebagaimana kebudayaannya lain. Multikulturalisme adalah realitas yang nyata, karena berbagai kelompok manusia telah menciptakan kulturnya sendiri. Pemahaman multikulturalisme bersikap dengan kebudayaan yang beragam secara permanen hidup berdampingan satu dengan yang lainnya. Multikulturalisme menekankan pentingnya belajar mengenai kebudayaan-kebudayaan lain, mencoba memahami mereka secara penuh dan empatik. Multikulturalisme mengimplikasikan suatu keharusan untuk

18 John Morely (Barcklay,2008:374) menuliskan bahwa toleransi merupakan penghormatan terhadap semua kemungkinan kebenaran. Toleransi berarti menghormati kebebasan hati nurani untuk melawan bentuk-bentuk mekanis, konvensi-konvensi resmi, dan kekuatan sosial. Tidak memiliki toleransi adalah tanda dari sikap angkuh dan tidak peduli. Dikatakan demikian bahwa orang yang tidak memiliki toleransi adalah orang yang berpikir bahwa tidak ada kebenaran diluar kebenaran yang ia lihat. (Barcklay, William.2008. Pemahaman Alkitab Setiap Hari.PT BPK Gunung Mulia. Jakarta)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 17

mengapresiasi kebudayaan-kebudayaan lain, dengan kata lain menilai secara positif.19 Menurut NurSyam (2009: 79)20 Multikulturalisme adalah seperangkat ide atau gagasan yang menghasilkan aliran atau berpandangan bahwa terdapat variasi budaya di dalam kehidupan masyarakat. Yang terjadi adalah kesetaraan budaya, sehingga antara satu entitas budaya dengan budaya lainnya tidaklah berada dalam suatu suasana bertanding untuk memenangkan pertarungan. Konsep multikulturalisme merupakan hubungan antara etnik satu dengan yang lainnya misalnya kebebasan etnik lain mengespresikan atau menampilkan simbol etniknya.

19 Baidhawy, Zakiyuddin.Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. PT Gelora Aksara Pratama halaman 5 20 NurSyam.2009.Tantangan Multikulturalisme Indonesia : Dari Radikalisme Menuju Kebangsaan.Kanisius. Yogyakarta

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 18

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian Penjelasan mengenai film sebagai suatu produk seni yang dapat merepresentasikan realita sosial bukanlah fenomena yang cukup dilihat hanya melalui sudut pandang budaya. Dibutuhkan penelitian secara lebih mendalam untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung terjadinya fenomena tersebut. Setiap penelitian ilmiah pasti memiliki pendekatan atau metode dalam penyusunannya. Pendekatan penelitian atau strategi yang dipilih oleh peneliti untuk mengamati, mengumpulkan serta menyajikan analisis hasil penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.21 Alasan peneliti menggunakan pendekatan tersebut karena pendekatan kualitatif dapat memberikan keleluasaan dan kesempatan bagi peneliti untuk bisa menggali informasi secara lebih mendalam terhadap pemaknaan suatu realitas sosial. Dengan demikian, melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan dan menjawab secara mendalam terhadap pertanyaan penelitian yang diajukan dan mampu mengungkap realitas sosial yang tertutupi oleh realitas sosial yang umumnya dilihat oleh masyarakat secara kasat mata. Dalam penelitian ini mengkaji suatu Film Tanda Tanya yang menceritakan tentang kehidupan keberagamaan yang diambil melalui realitas sosial di Indonesia. Sehingga film ini menarik untuk lebih jauh diteliti karena film ini mencoba keluar dari pengaruh dominan perfilman nasional sekarang ini yang menampilkan tipe cerita yang sama. Penelitian kualitatif berusaha melihat melalui setting sosial yang terbangun tanpa instrumen apapun selain manusia itu sendiri sebagai peneliti dengan aspek- aspek non-teknis di dalamnya. Dengan demikian, pendekatan kualitatif ini dipilih agar memungkinkan peneliti memperoleh pemahaman yang sedekat mungkin dengan realitas yang sebenarnya sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

21 Data kualitatif dalam penelitian ini merupakan data yang dapat memberikan peneliti informasi yang kaya mengenai terjadinya suatu realita sosial secara spesifik. (Neuman W. Lawrence . Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches – 5th ed, (New York: Pearson Education, 2008), hlm. 329

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 19

Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan yaitu Sutradara dari film Tanda Tanya Hanung Bramantyo karena peneliti ingin melihat bagaimana sang pembuat film memaknai kehidupan keberagamaan yang terjadi di Indonesia. Peneliti juga menentukan informan melalui penonton film Tanda Tanya untuk mengetahui apakah film tersebut benar-benar menggambarkan kehidupan keberagamaan di Indonesia. Sehingga dengan begitu peneliti mendapatkan informasi yang kaya dengan menggunakan sudut pandang berbeda untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan dan apakah konten dari film tersebut dapat sesuai dengan realitas social yang terjadi di masyarakat.

3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian terbagi dalam empat dimensi, yaitu (1) penelitian berdasarkan tujuan penelitian, (2) penelitian berdasarkan manfaat penelitian, (3) penelitian berdasarkan dimensi waktu, dan (4) penelitian berdasarkan teknik pengumpulan data.

3.2.1 Berdasarkan tujuan penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini bersifat deskriptif atau description research. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang detail mengenai bagaimana proses pembuatan film tersebut, ide cerita, isi dari cerita dalam film, simbol-simbol yang digunakan di dalam film, tujuan pembuatan film, dan pesan yang ingin disampaikan. Penelitian deskriptif menjawab pertanyaan kenapa dan bagaimana dengan memberikan gambaran secara fokus, spesifik, dan detail bagaimana interaksi kehidupan keberagamaan yang ada dalam film Tanda Tanya dan membandingkannya dengan realita sosial yang terjadi di Indonesia. Dengan tujuan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk meringkaskan atau menggambarkan berbagai kondisi, situasi dan fenomena realita sosial dalam film dengan realita yang sesungguhnya. Sehingga fenomena tersebut menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas tersebut ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena kehidupan keberagamaan di Indonesia.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 20

3.2.2 Berdasarkan manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah penelitian murni atau basic research. Penelitian murni adalah sebuah penelitian yang menjelaskan pengetahuan yang amat mendasar mengenai dunia sosial yaitu apa yang menyebabkan sebuah peristiwa terjadi. Ini menjadikan penelitian murni sebagai sumber metode, teori dan gagasan, yang dapat diaplikasikan bagi penelitian selanjutnya. Penelitian murni merupakan usaha untuk menjelaskan pengetahuan yang amat mendasar mengenai dunia sosial, dimana dalam penelitian ini berusaha untuk dapat menjawab pertanyaan peneliti terkait dengan permasalahn penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian ini bersifat deskriptif atau menggambarkan bagaimana film bukan hanya produk saja tetapi dalam film terdapat nilai, ideologi dan struktur yang terkait dengan isi cerita, dialog dan adegan di dalamnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembuatan film tidak hanya untuk menampilkan kreatifitas aktor dan pembuat tetapi juga mempunyai tujuan lainnya yang dapat dilihat melalui dialog, isi, dan peran para pemain serta unsur – unsur di belakang pembuatan film tersebut. Dengan memanfaatkan kemampuan film untuk mengkombinasikan seni, kultur dan struktur ke dalam alur cerita maka penelitian ini dapat memberikan pandangan yang lebih luas bagaimana suatu film juga memiliki potensi untuk merepresentasikan konteks masyarakat tertentu dan dalam kurun waktu tertentu.

3.2.3 Berdasarkan waktu penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, dimana dalam penelitian ini membahas mengenai film Tanda Tanya yang dirilis pada 7 April 2011 dan mengambil setting cerita di daerah Pasar Baru Semarang pada Tahun 2010, dimana daerah tersebut merupakan pemukiman dengan penduduk yang beragam latar belakang etnis dan agama. lebaran dan Natal terjadi secara berdekatan. Kasus atau konflik tersebut dibahas secara mendetail dan menyeluruh dalam analisis penelitian yang dilihat melalui film. Peneliti memilih film Tanda Tanya sebagai objek

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 21

penelitian karena film ini merupakan salah satu dari sedikit film Indonesia yang menggambarkan kehidupan keberagamaan yang terjadi di Indonesia. Film ini juga merupakan sebuah cerminan bagaimana interaksi yang dilakukan oleh kelompok agama atau etnis satu dengan etnis lainnya yang berbeda. Selain itu konflik yang diangkat dalam film ini juga diambil melalui beberapa peristiwa yang benar-benar terjadi dalam realita sosial. Sehingga film ini menarik untuk dikaji lebih lanjut.

3.2.4 Berdasarkan teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dan teknik wawancara mendalam kepada Hanung Bramantyo Penelitian ini sudah mulai dilakukan pada Oktober 2011 dengan menganalisis dialog dan simbol-simbol digunakan dalam film. Teknik untuk menganalisis film yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menonton film Tanda Tanya sebanyak 9 kali dengan tujuan untuk melihat lebih dekat dan detail setiap makna yang terdapat dalam adegan film. Selain dengan menonton film, peneliti juga melakukan diskusi terbuka yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Sosiologi 2008 agar memperoleh pandangan yang lebih luas mengenai isi, pesan, dan makna adegan-adegan dalam film Tanda Tanya. Wawancara kepada informan dilakukan pada Mei – Juni 2012, waktu tersebut akan digunakan untuk melakukan proses pendekatan dan izin wawancara kepada Hanung Bramantyo sebagai Sutradara Film dan penonton.

3.3 Peran Peneliti Peran peneliti adalah bertindak sebagai instrument responsif sekaligus pengumpul data-data dan sebagai pengamat yang bertugas untuk menunjang proses penelitian ini dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan yaitu Sutradara film Tanda Tanya dan menunjukan respon masyarakat terhadap film tersebut. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah aktif mendengar, empatik, tanggap, merekam dan mencatat jawaban informan, menyiapkan panduan wawancara; lebih

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 22

mendengar dan sedikit berbicara, menindak-lanjuti jawaban informan, bertanya dengan pertanyaan yang jelas, bertanya dengan pertanyaan yang fokus (penjelasan lengkap), menghindari pertanyaan yang mengarahkan, bertanya dengan pertanyaan terbuka, menghindari pertanyaan “mengapa”; tidak menyela, menjaga perhatian informan dan bersikap sabar. Selain itu peneliti juga bersikap hati-hati dan melakukan pengecekan ulang dalam membuat transkrip dialog dan interpretasi yang ada dalam adegan film Tanda Tanya

3.4 Teknik pengumpulan data 3.4.1 Data Primer Penelitian ini pada akhirnya tidak hanya memberikan deskripsi belaka, tetapi juga di analisa lebih lanjut untuk menjawab permasalahan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data melalui observasi dilakukan untuk mengamati hal-hal yang terkait dengan pertanyaan penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini. Misalnya observasi dilakukan dengan mengamati isi dan latar belakang pembuatan film, isi dari film, symbol-simbol yang digunakan dalam film, tujuan pembuatan film dan bagaimana tanggapan masyarakat atas kemunculan film Tanda Tanya untuk menggambarkan dua sisi berbeda dari suatu masyarakat sehingga diharapkan penelitian ini mendapatkan pemahaman yang mendalam dan kaya akan informasi. Observasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan pemaknaan terhadap perubahan yang terjadi dalam realitas social khususnya di Indonesia sendiri. Namun, penelitian ini akan lebih memfokuskan pada teknik wawancara mendalam terhadap informan yang mewakili kriteria yang ditetapkan sebelumnya, karena diharapkan melalui teknik ini dapat lebih banyak memberikan informasi. Penulis menyadari bahwa penelitian ini dilakukan dengan metode yang sangat sederhana, sehingga temuan dari kasus yang yang hanya mengambil sampel dua orang ini tidak bisa digeneralisasikan, karena

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 23

mungkin saja penelitian yang sama dengan sampel dan metode yang berbeda akan menghasilkan temuan yang berbeda. Peneliti juga mengetahui keterbatasan data yang akan di dapat karena kesibukan dari Hanung Bramntyo sehingga peneliti akan menggunakan data-data sekunder lainnya untuk mendukung penelitian ini.

3.4.2 Data Sekunder Untuk melengkapi metode kualitatif, penulis juga menggunakan data sekunder dari dokumen atau teks seperti: lirik lagu, buku, internet, dan artikel sebagai sumber kepustakaan.

3.5 Teknik Pengolahan Data Ada beberapa tahapan yang dilalui dalam proses pengolahan data untuk kemudian dilakukan analisa diskusi dalam penelitian ini. Tahap pertama dalam proses pengolahan data adalah dengan mengorganisasikan atau menyusun data yang telah dikumpulkan, baik data primer maupun data sekunder untuk dianalisis. Kemudian penulis membuat transkrip dialog film Tanda Tanya dan wawancara informan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mempermudah penulis, agar tidak terlewatkan, dalam menemukan data-data yang diperlukan saat proses analisa diskusi. Dengan melakukan pencatatan akan mempermudah untuk mengingat atau menemukan data-data penting selama proses pengumpulan data. Tahap selanjutnya adalah penulis membaca ulang keseluruhan data yang telah terorganisasi dan mencoba untuk mengkategorikan atau membagi data ke dalam beberapa bagian (coding). Kemudian penulis mendeskripsikan objek penelitian secara umum. Hal ini dilakukan agar pembaca mendapatkan gambaran mengenai objek yang penulis teliti. Kemudian penulis menuliskan data temuan yang sudah dikategorisasikan sesuai dengan kebutuhan pada analisa diskusi. Dan tahap terakhir adalah melakukan analisa diskusi terhadap data temuan yang dikaitkan dengan konsep dan teori yang sesuai dengan topik penelitian, yaitu rekonstruksi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 24

kehidupan keberagamaan masyarakat Indonesia dikaitkan dengan studi sosiologi film Tanda Tanya.

3.6 Hambatan Penelitian Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mengalami beberapa hambatan yang memungkinkan adanya ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Adanya kekurangan dalam skripsi ini dikarenakan adanya hambatan, baik hambatan yang berasal dari luar diri penulis (eksternal) maupun hambatan yang berasal dari dalam diri penulis. Beberapa hambatan tersebut antara lain : - Adanya hambatan dalam proses permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada Sutradara Hanung Bramantyo. Sebagai contoh, peneliti diminta untuk memberikan surat permohonan resmi dari departemen Sosiologi untuk melakukan wawancara. Namun ketika surat tersebut sudah diberikan kepada pihak Dapur Film sebagai pihak ketiga yaitu penghubung antara peneliti dan informan tetapi tidak juga ditindaklanjuti. - Hambatan selanjutnya adalah lambatnya tanggapan dari pihak Dapur Film dalam memberikan kepastian izin melakukan wawancara. Hambatan ini sangat menghabiskan waktu dalam proses penelitian ini. Penulis harus menunggu kepastian hingga hampir dua bulan lamanya dikarenakan kesibukan Sutradara. - Sulitnya untuk mengajukan pertanyaan kepada informan. Peneliti harus melewati beberapa tahap sampai akhirnya dapat melakukan wawancara langsung kepada informan. Kesulitan yang dirasakan oleh peneliti adalah pertanyaan yang akan diajukan harus diseleksi dahulu oleh pihak Dapur Film. Setelah diseleksi maka pertanyaan tersebut akan diberikan kepada informan dan informan harus menyetujui terlebih untuk dapat melakukan wawancara dan menjawab pertanyaan peneliti. Dalam proses ini peneliti juga menghabiskan banyak waktu karena harus merevisi beberapa pertanyaan yang sesuai dengan keinginan Sutradara. - Keterbatasan waktu Sutradara untuk melakukan wawancara sehingga wawancara tidak dapat berlangsung lama dan berkali-kali.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 25

- Sulitnya untuk mendapatkan salinan film Tanda Tanya akibat film tersebut ditarik dari peredaran dan tidak dikeluarkan dalam bentuk kepingan CD. Peneliti harus mengikuti nonton bersama yang diadakan oleh pihak Dapur Film untuk menonton film tersebut. Selain itu kepingan DVD original baru dirilis pada bulan Februari 2012 sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal peneliti harus menunggu hampir enam bulan lamanya agar dapat mengkaji film lebih detail.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 26

BAB IV KARIR, KARYA DAN KONTROVERSI FILM TANDA TANYA :

TEMUAN DATA

Keberagaman dan toleransi merupakan dua hal yang saling terkait, terutama jika menyangkut masalah keagamaan dan suku bangsa. Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan berbagai macam etnis dan kebudayaan, memiliki banyak kisah perihal toleransi yang menarik untuk diangkat dalam tayangan layar lebar. Film ke 14 Hanung Bramantyo ini mengisahkan tentang konflik keluarga dan pertemanan yang terjadi di sebuah area dekat Pasar Baru, dimana terdapat Masjid, Gereja dan Klenteng yang letaknya tidak berjauhan, dan para penganutnya memiliki hubungan satu sama lain.

Dikisahkan bahwa terdapat 3 keluarga dengan latar belakang yang berbeda. Keluarga Tan Kat Sun (Hengky Sulaeman) memiliki restauran masakan Cina yang tidak halal. Keluarga Soleh (Reza Rahadian), dengan masalah Soleh sebagai kepala keluarga yang tidak bekerja namun memiliki istri Menuk (Revalina S Temat) yang cantik dan soleha. Keluarga Rika (Endhita), seorang janda dengan satu anak, yang berhubungan dengan Surya (Agus Kuncoro), pemuda yang belum pernah menikah. Hubungan antar keluarga ini dalam kaitannya dengan masalah perbedaan pandangan, status, agama dan suku, akan dipaparkan secara menarik dalam film Tanda Tanya. Konflik-konflik yang diciptakan dalam film ini diambil melalui realita sosial mengenai kehidupan keberagamaan yang terjadi di masyarakat Indonesia

4.1 Sinopsis Film Tanda Tanya : Kehidupan Keberagamaan

Film Tanda Tanya menawarkan suatu cerita yang beda dan berani dimana film ini menjadikan isu-isu sensitif seperti agama dan etnis yang sebelumnya jarang sekali film-film Indonesia mengangkat tema-tema tersebut menjadi konflik di dalam Film. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dirilis pada April 2011, bersetting di daerah Semarang, Jawa Tengah dengan menceritakan keadaan masyarakat di daerah Pasar Baru pada tahun 2010. Dimana dalam film ini

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 27

berkisahkan tentang tiga keluarga yang memiliki latar belakang yang berbeda dan dalam tiap keluarga tersebut memiliki konflik masing-masing. Semua konflik tersebut dirangkum dalam sebuah film yang bertajuk Tanda Tanya. Keluarga pertama adalah keluarga Tan Kat Sun (berumur sekitar 70 tahun). Tan Kat Sun memiliki restaurant Cina bernama Canton Chiness Food yang juga menjual Babi. Restaurant tersebut ia rintis dari awal karirnya. Tan Kat Sun juga memiliki sikap menghargai dan memghormati orang yang berbeda agama dengannya hal ini dapat dilihat dalam pengelolaannya restaurantnya, ia memisahkan peralatan masak dan makan untuk masakan yang menggunakan Babi dan tidak menggunakan Babi.. Tan Kat Sun memiliki seorang Istri bernama Lim Giok Lie yang juga sering membantunya di restaurant dengan menjadi kasir serta memiliki seorang anak laki-laki bernama Ping Hen. Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie beragama Konghucu dan beretnis Cina. Dalam kesehariannya Tan Kat Sun membebaskan pegawainya untuk melakukan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Tidak hanya itu terkadang Tan Kat Sun juga memberikan peringatan untuk melaksanakan sholat kepada para pegawainya apabila sudah waktunya dan menyediakan ruangan untuk pegawainya sholat. Begitupun dengan Lim Giok Lie, ia tidak pernah merendahkan atau berprilaku tidak baik kepada para pegawainya yang memiliki agama atau etnis berbeda dengannya. Apabila salah satu pegawainya mendapat masalah, Lim Giok Lie sering memberikan nasihat kepada pegawainya tersebut. Hubungan Lim Giok Lie dan Tan Kat Sun kepada para pegawainya sangat harmonis. Toleransi untuk menjalankan perintah agama yang diberikan Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie membuat para karyawan nyaman bekerja di restaurant tersebut. Terlihat kesediaan para pegawainya untuk terus bekerja dengan giat walaupun Tan Kat Sun sedang sakit. Dalam film ini diceritakan bahwa Tan Kat Sun memiliki penyakit yang cukup parah sehingga dalam aktivitas mengelola restaurant ia sering merasa kelelahan dan akhirnya pingsan. Karena keadaan kesehatan Tan Kat Sun tidak memungkinkannya untuk mengelola restaurant maka restaurant itu ditangani oleh anak laki-lakinya yaitu Ping Hen. Walaupun Ping Hen sebenarnya sangat berat hati untuk melanjutkan restaurant keluarganya karena perbedaan cara memasak

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 28

antara Ping Hen dan Tan Kat Sun. Tetapi Ping Hen terpaksa melanjutkan restaurant keluarganya karena melihat kondisi Tan Kat Sun yang sudah semakin parah. Sebelum Tan Kat Sakit parah, Tan Kat Sun selalu mensosialisasikan aturan-aturan yang terdapat di restaurant tersebut, mengajarkan caranya memasak dan penggunaan-penggunaan peralatan masak. Tetapi Ping Hen sering tidak mendengarkan ajaran yang diberikan oleh Tan Kat Sun. Dalam kehidupan keagamaannya Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie termasuk orang yang sering beribadah. Tan Kat Sun lebih sering berdoa di klenteng dan Lim Giok Lie lebih sering berdoa di dalam rumahnya dimana dalam rumahnya telah disediakan sebuah lemari dan di lemari tersebut terdapat foto leluhurnya serta beberapa dupa di depannya. Sikap toleransi yang dimiliki Lim Giok Lie dan Tan Kat Sun berbeda dengan anaknya yaitu Ping Hen. Sosok Lim Giok Lie (berumur sekitar 70 tahun) dalam film ini tidak terlalu sering di tampilkan. Walaupun begitu sosok Lim Giok Lie cukup jelas tergambar bahwa ia adalah sosok seorang Ibu dan majikan yang perhatian kepada para pekerjanya. Dalam keluarga Lim Giok Lie berperan sebagai penengah ketika Tan Kat Sun dan Ping Hen sama-sama memiliki sikap yang keras, dan ketika konflik antara ayah dan anak terjadi. Tan Kat Sun menginginkan Ping Hen belajar untuk mengelola dan melanjutkan bisnis restaurant yang sudah di rintis oleh Tan Kat Sun tetapi Ping Hen ingin membuat restaurantnya sendiri. Perbedaan pendapat inilah yang menyebabkan hubungan antara Ping Hen dan Tan Kat Sun menjadi dingin dan kaku. Disinilah Lim Giok Lie berperan untuk menenangkan kedua belah pihak. Tidak hanya itu Lim Giok Lie juga seorang Istri yang patuh kepada suaminya. Ia mengikuti semua aturan yang diperintahkan oleh Tan Kat Sun dan melayani suaminya dengan sabar. Ping Hen berumur sekitar 28 tahun merupakan anak satu-satunya dari Lim Giok Lie dan Tan Kat Sun. Ping Hen memiliki sikap yang keras dan emosional. Ia tidak suka apabila orang-orang memanggil dirinya dengan sebutan “Cino” atau “Koko”. Ketika orang memanggil dirinya dengan sebutan seperti itu maka ia akan langsung marah. Hubungan Ping Hen dengan masyarakat sekitar yang berbeda agama juga kurang baik. Ping Hen tidak pernah bersilaturahmi atau menyapa mereka. Begitupun dengan pemuda yang berbeda agama dengan Ping Hen,

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 29

mereka selalu melihat Ping Hen dengan sinis seolah-olah mereka bermusuhan namun tidak tahu apa yang dipermusuhkan. Kehidupan Ping Hen cendrung berhura-hura. Ia selalu pergi meninggalkan restaurant untuk berkumpul dan minum-minum dengan teman-temannya apabila sedang menghadapi masalah. Dalam kehidupan keagamaannya Ping Hen jarang terlihat berdoa atau beribadah. Ping Hen selalu menampilakan wajah yang penuh kemarahan dan acuh kepada sesama. Namun pada akhirnya Ping Hen berubah menjadi sosok yang lebih dapat menghargai perbedaan dan akhirnya ia memilih untuk berpindah agama menjadi Islam. Titik balik Ping Hen berubah untuk menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya ketika Ping Hen menggantikan posisi Tan Kat Sun di restaurant. Hubungan Ping Hen dan Tan Kat Sun sudah mulai mencair semenjak Tan Kat Sun jatuh sakit. Ping Hen mulai memperlihatkan sikap baktinya kepada keluarga dengan cara menyiapkan makanan untuk kedua orang tuanya dan membantu Tan Kat Sun mengelola restaurantnya. Tetapi semenjak Tan Kat Sun tidak dapat turun untuk membantu memasak atau kegiatan lainnya restaurant. Ping Hen bertugas untuk mengambil alih pekerjaan Tan Kat Sun. Pada saat itu Ping Hen adalah seorang majikan yang tidak memberikan waktu kepada pegawainya untuk beristirahat ataupun untuk sholat. Mereka dipaksa terus bekerja sampai restaurant itu tutup. Pada saat bulan Ramadhan ketika setiap restaurant menutup jendela restaurant mereka dengan tirai untuk menghormati orang-orang yang puasa. Ping Hen menawarkan sesautu yang berbeda, ia membuka tirai-tirai tersebut agar dapat menarik pelanggan untuk makan di restaurantnya. Tindakan Ping Hen tidak berhenti sampai disitu. Ping Hen hanya memberikan libur hanya dua hari setelah lebaran kepada para pegawainya. Ping Hen melakukan ini untuk menarik keuntungan yang sebesar-besarnya karena pada saat lebaran itulah para pembantu rumah tangga biasanya pulang kampung dan orang-orang lebih memilih untuk makan di luar rumah. Karena tidak melihat situasi di sekitar Ping Hen yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka tindakan selama ini yang dilakukan Ping Hen memicu kemarahan masyarakat sekitar. Dengan pimpinan bernama Soleh akhirnya penduduk yang merasa bahwa hari besar agama mereka tidak dihormati.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 30

Mereka berbondong-bondong datang dan merusak restaurant Ping Hen. Mereka menghancurkan seluruh fasilitas dan peralatan yang ada di restaurant itu. Ping Hen dikeroyok dan kepanikan terus terjadi. Menuk membawa Lim Giok Lie masuk ke dalam restaurant dan menyelamatkan Lim Giok Lie dari amukan massa. Tan Kat Sun terus menghalangi para pemuda itu untuk merusak restaurantnya sampai akhirnya Tan Kat Sun terkena pukulan kayu oleh Soleh di perutnya, lalu ia pun jatuh pingsan. Karena perusakan dan kerusuhan yang terjadi di dalam restaurant menyebabkan Tan Kat Sun semakin menurun kesehatannya dan akhirnya meninggal. Sebelum meninggal dunia Tan Kat Sun pernah berpesan bahwa Ping Hen harus berubah. Karena rasa bersalahnya Ping Hen menyanggupi permintaan terakhir Tan Kat Sun untuk berubah. Ping Hen dari situ mulai tertarik dengan Islam. Ketertarikan Ping Hen dilihat dari gerak geriknya yang selalu berhenti di depan mesjid dan memandang kearah mesjid itu. Lalu, Ping Hen memperhatikan seorang Ustadz yang mengajarkan anak-anak berumur sekitar 8- 12 tahun untuk mengaji dan berdakwah. Serta ia berkonsultasi dengan seorang Ustadz mempertanyakan apa itu Islam? Lalu Ustadz tersebut menjawab :

“Islam itu artinya penyerahan hati dan juga penyerahan jiwa. Pada saat hati kita serahkan semua kepada Allah SWT dan yang ada tinggal keikhlasan. Menjadi Islam adalah menjadi manusia yang terus berupaya untuk ikhlas memperkecil kekuarangan yang ada di dirinya, dan merubah kekurangan tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang-orang yang ada di sekelilingnya”.

Ping Hen juga membaca buku Asmaul Husna yang dulu pernah diberikannya kepada Menuk dan akhirnya Ping Hen memilih untuk menjadi seorang Islam dan merubah dan merenovasi restaurantnya menjadi Barokah Chiness Food Halal. Setelah menjadi Islam ia berubah tidak hanya secara sikap yang bersopan santun kepada orang tua dan sesama umat beragama tetapi juga dari cara berpakaiannya. Terlihat dari ketika perayaan tahun baru Ping Hen mengenakan pakaian koko dan peci. Keluarga kedua adalah Keluarga Soleh berumur sekitar 30 tahunan. Soleh adalah seorang pria beragama Islam yang sangat taat beribadah. Ia selalu menggunakan baju koko, celana panjang bahan berwarna hitam/sarung, dan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 31

menggunakan peci. Dalam kehidupan keagamaannya ia selalu sholat berjamaah di mesjid dan lebih senang untuk berdiskusi di dalam Mesjid. Soleh memiliki sikap yang emosional dan keras. Ia akan menjawab dengan ketus apabila orang menanyakan pekerjaannya karena Soleh adalah pengangguran. Keadaannya yang tidak memiliki pekerjaan dan Istrinya yang bekerja membuat Soleh menjadi minder. Sekali dalam film di tunjukan bahwa Soleh meminta Menuk untuk menceraikannya karena ia merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya. Sikap sinisnya tidak hanya ia lakukan ketika berinteraksi dengan Menuk tetapi saat ia berinteraksi dengan orang lain. Saat Soleh berinteraksi Ustadz ia selalu menampilkan nada bicara yang sinis ketika Ustadz tersebut memberikan nasihat kepada Soleh dan juga Soleh terlihar jarang berinteraksi dengan orang-orang disekelilingnya. Tetapi setelah terus berusaha akhirnya Soleh mendapat pekerjaan sebagai Banser NU. Pekerjaan itu di dapat Soleh ketika ia beberapa hari tidak pulang ke rumahnya karena ia frustasi akibat tidak dapat menafkahkan keluarganya. Lalu ia dan Surya bersama-sama menetap di Masjid. Disitulah Doa-nya terkabulkan, ia melihat para Banser turun dari mobil dan bersiap untuk Sholat Subuh di masjid itu. Lalu Soleh melihat mereka dan mulai bergabung dengan kelompok Banser tersebut. Setelah mendapatkan pekerjaan barulah Soleh memberanikan diri untuk menemui Menuk mengabarkan dengan gembira bahwa dirinya sudah memiliki pekerjaan dan pulang ke rumahnya. NU juga merupakan organisasi yang digemari oleh Ping Hen hal itu bisa dilihat dari banyaknya poster Abdul Rahman Wahid terpampang di tembok rumahnya. Menjadi Banser pun adalah cita-cita Soleh karena pekerjaan tersebut adalah pekerjaan di jalan Allah walaupun Menuk sebagai istrinya merasa khawatir terhadap pekerjaan Soleh. Karena tugas seorang Banser tidak dapat dikatakan sebagai tugas yang mudah dan aman. Perubahan Soleh tampak setelah ia mendapatkan pekerjaan, ia lebih hangat terhadap keluarganya dengan bercanda-canda sebelum ia berangkat kerja kepada Anak, Istri dan Adiknya. Soleh juga lebih perhatian terhadap Menuk. Hal itu ditunjukan pada saat Soleh datang untuk menemui Menuk dan menanyakan menu buka puasa yang Menuk inginkan. Setelah bekerja Solehpun terlihat lebih ramah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 32

dan berbaur dengan berkumpul bersama dengan para jemaah lainnya di mesjid dan berdiskusi dengan teman-temannya. Perubahan yang terjadi pada Soleh bukan hanya berdampak pada keluarganya namun juga terhadap cara ia bekerja. Sebelumnya Soleh mempunyai sikap yang anti untuk berinteraksi terhadap orang- orang yang berbeda agama dengannya. Pada awal ia bekerja ia enggan untuk menjaga Gereja di acara perayaan paskah. Soleh menganggap haramnya masuk gereja karena Allah sangat membenci pihak-pihak yang menyekutukannya. Oleh karena itu sebagai muslim yang taat sebaiknya tidak melakukan hal-hal yang di benci oleh Allah. Namun setelah dijelaskan oleh temannya bahwa kegiatan menjaga Gereja demi kerukunan umat beragama adalah sebuah jihad serta untuk memperbaiki citra agama Islam yang tercoreng akibat ulah para teroris. Seperti dialog yang dikatakan oleh teman sesame Bansernya yaitu :

“Kita sebagai umat Islam jadi jelek gara-gara berita itu. Ya? Kita sebagai ormas Islam terbesar menolak pandangan seperti itu, dengan menjaga gereja seperti ini, dan ini jihad. Tau ga?”

Soleh mulai berpikiran terbuka dan pada akhirnya Soleh melakuka tindakan yang heroik yaitu dengan menyelamatkan jemaat yang sedang merayakan malam Natal dengan membawa bom keluar dari Gereja itu. Akhirnya konsekuensi dari pekerjaan yang dijalaninya membuat dirinya terbunuh karena ia rela mengorbankan dirinya membawa lari bom itu dari keramaian. Soleh memiliki seorang Istri bernama Menuk berumur sekitar 27 tahun dan anak perempuan bernama Mutia yang usianya kira-kira 3 tahun. Mereka tinggal dalam suatu rumah yang sangat sederhana dan sempit yang dihuni juga oleh adik Soleh bernama Rifka berumur sekitar 15 tahun. Menuk yang berperan sebagai seorang Istri dan Ibu juga harus bekerja untuk menafkahi keluarganya dengan menjadi pelayan di restaurant Tan Kat Sun. Ia bekerja dari siang hari hingga malam dan sepulang kerja ia selalu membawa rantang yang berisi makanan dari restaurant untuk di makan bersama keluarganya. Menuk juga seorang istri yang taat dan melayani suaminya dengan baik. Ia selalu menyiapkan makanan untuk suaminya, mencuci dan menyetrika baju untuk suaminya. Menuk

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 33

juga seorang Istri yang setia dan pemaaf. Ketika Soleh pergi berhari-hari meninggalkan rumahnya untuk mencari pekerjaan tanpa memberitahu Menuk kemana ia akan pergi. Menuk selalu setia menunggu soleh dan ketika Soleh kembali ia tidak pernah marah atau kesal kepada Soleh. Sampai pada satu saat ketika Menuk melihat suaminya memukul Tan Kat Sun hingga tak sadarkan diri. Dari kejadian itu Menuk berubah sikap kepada suaminya. Ia bersikap dingin kepada suaminya. Ia tidak pernah tersenyum lagi saat melayani suaminya untuk makan bahkan ia selalu menghindar ketika Soleh mengajaknya untuk berbicara. Hal yang dilakukan Soleh dengan cara mengumpulkan masa untuk menghancurkan restaurant keluarga Tan Kat Sun di dorong karena perasaan cemburunya akibat Menuk yang mempunyai pengalaman masa lalu bersama Ping Hen yaitu bos di restaurant tersebut serta sikap Menuk yang lebih memilih untuk bekerja di hari kedua lebaran di banding untuk bolos dan berkumpul bersama keluarganya. Kecemburuan dan adanya perasaan ingin dianggap lebih membuat Soleh menjadi tokoh antagonis dalam adegan ini. Soleh mengajak beberapa orang dengan isu mengatasnamakan agama untuk melegitimasi tindakannya yang dianggap membela hari besar keagamaannya berdampak pada turunnya nilai diri Soleh di mata Menuk dan Menuk tidak lagi memandang Soleh sebagai suami yang teladan tetapi Menuk lebih menghindarkan diri untuk berinteraksi dengan Soleh. Dalam kesehariannya Menuk seorang Islam yang juga taat kepada agamanya. Ia selalu melakukan sholat walaupun sedang bekerja. Dalam pekerjaannya ia memiliki loyalitas yang tinggi kepada restaurant Tan Kat Sun. Ia selalu giat bekerja dan semangat walaupun ia memiliki masalah dalam kehidupannya. Hubungan Menuk dengan orang yang bukan seagama juga harmonis. Menuk tidak pernah mencampuri urusan keagamaan mereka. Menuk adalah wanita yang dapat bersosialisasi dengan baik, ia selalu memberikan ucapan salam dan selamat pagi kepada sesama pegawai, majikan, suami dan kepada orang-orang lain di sekitarnya. Sebelum menikah dengan Soleh Menuk sempat berpacaran dengan Ping Hen namun hubungannya tidak berlangsung hingga jenjang pernikahan. Menuk lebih memilih Soleh daripada Ping Hen karena Soleh memiliki agama yang sama dengan dirinya yaitu Islam walaupun Soleh tidak

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 34

memiliki pekerjaan. Oleh karena itu Ping Hen memiliki kebencian terhadap Menuk dan Soleh karena Menuk lebih memilih Soleh hanya karena dia Islam walaupun Soleh adalah pengangguran. Kebencian yang diperlihatkan Ping Hen dapat dilihat dari tatapannya kepada Menuk yang sinis dan ia tidak pernah menyapa atau memberikan senyuman kepada Menuk. Selain itu Ping Hen juga berubah menjadi sosok pria yang acuh dan tidak menghargai agama lain karena pemikirannya yang sempit. Ia merasa bahwa hanya karena agama Menuk lebih memilih Soleh di banding dirinya. Sehingga ia menganggap musuh terhadap semua orang-orang yang beragama Islam, Tak jarang Ping Hen berkelahi dengan penduduk setempat yang beragama Islam. Perselisihan dengan Solehpun berlanjut ketika mereka berdua bertemu di acara Paskah di Gereja. Ping Hen yang tak sengaja melihat Soleh sedang berjaga memulai keributan dengan menghina pekerjaan Soleh, tak terima dengan hinaan tersebut Soleh pun membalas ejekan dari Ping Hen dan akhirnya keributan pun terus terjadi. Keluarga ketiga adalah Keluarga Rika. Rika adalah seorang wanita berumur 30 tahun yang bercerai dengan mantan suaminya bernama Panji karena Panji mencintai dan ingin menikahi wanita lain. Tidak terima dengan poligami maka Rika memilih untuk bercerai. Tak lama setelah ia bercerai ia pun berpindah agama dari Islam menjadi Katolik. Ketika Rika berpindah agama, banyak orang yang mengucilkan dirinya. Menganggap dirinya murtad dan tidak menghargai pilihan agamanya. Sampai kedua orang tuanya pun tidak mau berbicara atau bertemu dengan Rika karena pilihan agamanya. Pada awal ia mengikuti Gereja, seorang pastur memerintahkan untuk menulis “Arti Tuhan Dimatamu”. Rika yang tidak memiliki pengetahuan tentang Katolik, ia pun bingung harus menulis apa. Hingga akhirnya ia menulis dengan pengetahuan dasar yang ia miliki tentang Tuhan. Ia menulis :

“Tuhan itu Allah, Ia Ar-Rahman, Maha Pengasih. Ar-Rahim, Maha Penyayang. Al-Malik, Maha Memerintah. Al-Quddus, Maha Suci. Al-Mukmin, Maha Pemberi Keamanan. Al-Muhaimin, Maha Memelihara.”.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 35

Rika memiliki seorang anak laki-laki dari hasil perkawinannya bernama Rika tidak memaksakan pilihan agamanya kepada Abi. Hal ini dapat dilihat dari Rika mendukung Abi dalam melaksanakan kegiatan agamanya seperti mengaji. Rika selalu menjemput Abi mengaji dan menunggu Abi jika sedang sholat berjamaah. Ketika bulan puasa tiba Rika menemani Abi untuk sahur dan mengajarkan Abi cara membaca niat untuk berpuasa. Rika memiliki dan mengelola toko buku bernama Footnote. Ia lebih sering menghabiskan waktunya di toko buku tersebut. Rika memiliki sikap yang berani dan teguh pada prinsipnya. Ketika ia sudah memilih sesuatu ia akan menjalankannya meskipun hal tersebut ditentang oleh orang-orang sekelilingnya. Hal itu dapat dilihat dari pemilihan agama yang ia anut sekarang. Sikap ketidaksetujuan Orang tua Rika terlihat dari ketika Rika telah di Baptis dan mempunyai nama depan Theresia. Orang tuanyapun memperlihatkan ketidaksetujuannya yaitu saat Rika memberitahu orang tuanya melalui telepon bahwa ia telah di Baptis, orang tuanya langsung menutup telepon dari Rika. Orang tua Rika juga tidak menerima kedatangan Rika dan Abi pada saat lebaran untuk bersilaturahmi. Tetapi pada akhirnya orang tuanya pun menerima pilihan Rika. Perdamaian itu ditunjukan oleh orang tua Rika dengan menghadiri acara syukuran khatam Abi dan disitu Rika tetap bersikap sopan dengan mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya. Tidak hanya orang tua Rika yang tidak menyetujui pilihan Rika tetapi juga anaknya yaitu Abi yang juga tidak menyetujui pilihan Rika. Semenjak Rika berpindah agama, Rika sering telat menjemput Abi mengaji karena Rika juga harus mendalami agamanya yang baru dengan pergi ke gereja mengikuti kelas baptis. Karena perubahan Rika tersebut membuat Abi menjadi kesal dan marah. Protesnya dilakukan dengan cara tidak berbicara dengan Rika dan tidak menjawab atau membalas sapaan dari Rika. Abi juga tidak sarapan di depan Rika. Abi membawa segelas susunya dan minum di dalam kamar dan tidak menerima roti yang telah Rika siapkan untuknya. Namun karena ajaran agama Abi yang mengajarkan bahwa tidak boleh marahan lebih dari tiga hari maka Abi mencoba untuk menghargai pilihan Rika. Abi menghampiri Rika dan akhirnya merekapun berdamai.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 36

Hubungan Rika dengan teman seagamanya yang baru juga dibangun dengan baik. Rika selalu menolong teman-temannya yang membutuhkan bantuan. Tidak hanya teman seagamanya tetapi juga yang bukan seagam seperti Surya. Saat Rika menjalin pertemanan dengan teman Gerejanya bernama Doni. Doni menyukai pada Rika, namun tidak mendapat tanggapan dari Rika walaupun mereka seiman. Sementara dengan Surya justru Rika merasa nyaman. Rika sering menghabiskan waktu lebih banyak dengan Surya. Doni merasa terganggu adanya hubungan antara Rika dan Surya maka saat Surya mementaskan tokoh Yesus di gerejanya Doni selalu berusaha menjatuhkan Surya pada pementasan gereja. Walaupun seorang Muslim, Surya berhasil memerankan dengan baik peran utama pertamanya, menjadi Yesus. Rika mempunyai seorang teman dekat laki-laki bernama Surya berumur sekitar 28 tahun. Surya adalah seorang Islam yang juga berteman dengan Soleh dan mantan suami Rika yaitu Panji. Surya berasal dari kalangan ekonomi yang rendah. Hal ini bisa dilihat bahwa Surya tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan pekerjaan yang tetap bahkan untuk makan sehari-haripun sulit. Setelah ia diusir dari kosan karena sudah menunggak empat bulan, Surya menetap di dalam mesjid. Surya bekerja di bidang entertainment. Ia sering berperan sebagai figuran antagonis misalnya berperan sebagai preman di film-film. Ketika tidak ada syuting Surya sering membantu untuk membersihkan mesjid. Hubungan Surya dan Rika cukup dekat. Rika sering memberikan pekerjaan kepada Surya dan mentraktir Surya untuk makan. Salah satu pertolongan Rika adalah Rika menawarkan pekerjaan berperan sebagai Yesus di gerejanya dalam perayaan Paskah. Surya sempat bingung menentukan apakah ia harus terima tawaran tersebut atau tidak. Namun akhirnya tawaran tersebut diterima oleh Surya setelah berkonsultasi dengan Ustadz. Ustadz tersebut menyarankan apabila hatinya tetap kepada Allah SWT dan tidak goyah maka hal tersebut tidak apa-apa. Seperti pada dialognya yaitu :

“Itu kan cuma fisikmu, hanya tubuhmu, walaupun kamu ada di negeri yang dzalim sekalipun, tapi kalau kamu yakin, kamu bisa jaga hatimu, keimananmu hanya untuk Allah SWT. Insya Allah aku yakin ndak ada apa-apa.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 37

Tetapi setelah melakukan adegan tersebut Surya tetap menangis sambil mengaji surat Al-Ikhlas. Rika tidak hanya berhubungan baik dengan Surya namun juga Menuk. Ia selalu ada apabila Menuk sedang sedih. Rika juga memberikan nasihat kepada Menuk atas persoalan pernikahannya dengan Soleh. Pekerjaan lain yang ditawarkan oleh Rika adalah ketika Rika meminta Surya untuk berperan sebagai Santa Claus dengan tujuan menghibur anak dari teman Rika yang sedang kritis. Tawaran tersebut kemudian di terima kembali oleh Surya. Pada saat itu ia juga menyadari bahwa di dunia ini masih banyak orang yang lebih menderita daripadanya. Ia menyadari bahwa di dunia ini ia ternyata memiliki nilai dan berguna untuk orang lain yaitu dengan cara berperan sebagai Santa Claus agar dapat menyenangkan orang lain dan bukan sekedar jadi figuran semata. Sebelumnya Surya menghadapi suatu titik dimana ia mulai mengalami kejenuhan karena tidak mengalami peningkatan dalam pekerjaannya sekalipun usaha yang diberikannya cukup maksimal. Adegan tersebut terlihat pada dialog Surya dan Rika di Toko Buku yaitu :

”Sepuluh tahun saya jadi actor mbak, cuma jadi figuran doang. Malah kadang-kadang saya berpikir dalam hidup saya, saya di dunia ini cuma numpang lewat doang.”

Oleh karena itu ia menganggap bahwa dirinya tidak cukup bernilai hidup di dunia ini. Setelah kejadian itu Surya mulai menghargai hidup dan dirinya sendiri. Surya kemudian terus diterima bermain di Gereja Rika bahkan pada malam Natal Surya juga memerankan Daud sebagai ayah dari sang Juru Slamat yaitu Yesus. Surya menerima tawaran tersebut selain karena memerlukan pekerjaan, alasan lainnya adalah sudah sepuluh tahun ia berperan hanya sebagai figuran antagonis. Sehingga saat ia berperan sebagai orang yang baik ia mencoba untuk menerima tawaran tersebut. Saat pekerjaannya hanya menjadi figuran, banyak orang yang tidak mengenal Surya dan terkadang Surya sering direndahkan oleh masyarakat sekitar karena keadaan ekonominya yang rendah. Tetapi setelah usaha yang ia lakukan akhirnya ia mendapatkan peran dalam film sebagai polisi dan dari situlah orang-orang mulai mengenal Surya dan memujinya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 38

Surya tidak hanya dekat dengan Rika tetapi juga ia dekat dengan Abi. Ia selalu menemani Abi ketika Abi belum dijemput oleh Rika sepulang mengaji. Surya, Rika, dan Abi juga pernah jalan-jalan bersama di daerah Pasar Baru. Kedekatan mereka ditunjukan dengan Surya menggendong Abi yang ingin memegang lampion di pasar itu karena tubuh Abi belum sampai. Ketika Idul Fitri, Surya bersilaturahmi ke rumah Rika dan Abi saat melihat Surya ia langsung memeluk tubuh Surya. Surya juga merayakan ulang tahun ke 30-nya bersama Rika dan Abi. Rika juga memberikan sebuah buku yang berjudul “Every Path Leads to God”. Dalam buku itu tertulis bahwa :

“manusia tidak hidup sendirian di dunia, tapi dalam setapaknya masing-masing. Tiap manusia berjalan sendirian. Berjalan, berlari dan sesekali berhenti. Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama. Mencari suatu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, hingga semakin dengan ke tujuan manusia semakin menyadari. Bahwa di sepanjang jalan setapak yang telah dilewati, dia takan pernah benar-benar sendiri. Manusia akan selalu bersama apa yang dia cari, bersama tujuannya yaitu Tuhan.”

Ustadz dan Romo dalam film ini berperan sebagai penetral suasana. Ketika terjadi konflik antar sesama manusia atau pertentangan batin yang dialami oleh umatnya. Para pemuka agama bertugas sebagai penengah. Memberikan pemahaman terhadap apa yang belum umatnya ketahui. Menunjukan cara yang damai untuk menyelesaikan masalah dan menampilkan tindakan yang terpuji agar dapat diikuti oleh orang banyak. Seperti Ustadz yang bersedia membantu dalam memberikan nasihat tidak hanya anak muda tetapi juga orang tua dengan membawakan belanja dan memayungi orang tua tersebut pada hari hujan. Romo yang selalu membantu tidak hanya kepada yang seiman tetapi juga yang tidak seiman dengan memberikan pekerjaan dan berusaha memberikan pemahaman kepada umatnya yang seiman untuk tidak bertindak bodoh, karena kebodohan itulah yang dapat merusak iman. Cerita mengenai agama, relasi, dan kehidupan social masyarakat digambarkan dalam film berdurasi 100 menit. Film ini menarik karena mempunyai pesan moral yaitu apabila sikap toleransi dapat diterapkan dalam

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 39

kehidupan sehari-hari maka akan terjadi harmonisasi kehidupan keberagamaan. Terlebih film ini menampilkan hari besar keagamaan yang dirayakan secara berdekatan yaitu paskah, lebaran dan Natal. Dimana sikap saling menghormati dan menghargai sangat di perlukan untuk menghadapi persoalan social yang terjadi di masyarakat. Tetapi jika setiap orang tidak dapat menghargai orang lain maka akan timbul berbagai macam konflik yang digambarkan dalam film ini. Penggunaan symbol-simbol keagamaan yang ditampilkan dalam film ini memperkuat cerita film tersebut dengan penggunaan pakaian muslimm penampilan dewa-dewa pada agama konghucu dan salib yang ditampilkan mempunyai makna tersendiri yang mendukung cerita film ini. Permainan symbol yang lainnya adalah digambarkan dengan baik dimana dalam pasar tersebut terlihat toko yang berjualan lampion dan kaligrafi berdiri secara berdampingan hal ini memiliki makna sebenarnya setiap etnis atau suku dapat hidup berdampingan tanpa adanya persepsi yang negative.

Gambar 4.1 Pemain Film Tanda Tanya (Sumber : http://mencoba-sukes.blogspot.com)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 40

4.2 Kru dan Tokoh dalam Film Tanda Tanya

4.2.1 Perjalanan Karir Hanung Bramantyo di Orde Baru dan Reformasi Vs Organisasi Keagamaan yang Radikal

Tabel 4.1 Perjalanan Karir Hanung di Orde Baru dan Reformasi Orde Baru Reformasi Berorientasi pada Pembangunan negara pembangunan diserahkan ekonomi pada pasar Kegiatan seni diawasi Kegiatan seni dibebaskan Magang di Tempat Teguh Bersekolah di sekolah Karya Muhammadiyah Kuliah di Jurusan Perfilman Kuliah di Jurusan Ekonomi (IKJ) Pendirian Ormas dilarang Pendirian Ormas dibebaskan

Perjalanan karir Hanung terdapat dalam dua masa yaitu diantara Orde Baru dan Reformasi. Di saat Orde Baru dimana orientasi hanya tertuju pada pembangunan Negara dari segi ekonomi sehingga pada saat itu kesenian bukan suatu hal yang utama. Hal itu juga mempengaruhi perjalanan karir Hanung Bramantyo dimana ketertarikannya pada dunia kesenian khusunya teater tidak mendapat dukungan yang cukup baik itu dari pihak keluarga maupun sekolah. Selain itu pada masa ini nilai-nilai keluarga Hanung yaitu berasal dari keluarga Muhammadiyah juga masih menghamabat pencapaian cita-citanya. Sutradara film Tanda Tanya ini bernama Setiawan Hanung Bramantyo yang lahir di Yogyakarta, 1 Oktober 1975. Putra pertama dari empat bersaudara H.M Salim Purnomo dan Mulayani ini menempuh pendidikan di kota kelahirannya, Yogyakarta. Ayah Hanung adalah seorang Ketua Majelis Ekonomi Muhammadiyah dan importer pengrajin kulit di Yogyakarta. Sedang Ibunya adalah seorang mualaf, keturunan Cina. Dalam perekonomian Hanung termasuk dalam keluarga yang mencukupi di Yogyakarta. Dengan ekonomi keluarga yang mencukupi sebenarnya Hanung dapat memenuhi hasratnya untuk mencapai cita- citanya selama ini. Namun, karena keluarga Hanung yang menganut paham

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 41

Muhammadiyah yang puritan maka cita-cita Hanung harus diredam untuk memenuhi aturan keluarganya. Saat bersekolah di TK Aisyah Bustanul Athfal Kauman, ia telah memiliki ketertarikan pada bidang seni khususnya pelajaran menggambar. Karena ketertarikannya pada pelajaran menggambar seluruh buku pelajarannya ia penuhi dengan gambar-gambar hasil karyanya. Kemudian Hanung melanjutkan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Ngupasan. Saat duduk di bangku kelas 4 SD, Hanung mulai menunjukkan bakat lainnya di bidang seni yaitu teater. Kala itu Hanung sempat bermain sebagai figuran di sebuah kelompok teater dan memainkan drama Laura Sabuk Inten, yang mengisahkan tentang anak orang kaya yang sering membantu anak-anak yang miskin. Tapi ketika Hanung bermain drama, ia tak mendapat restu dari Ibunya karena pementasan teater tersebut dilakukan dengan berkeliling. 22 Selain gemar berteater, ia juga senang menonton ketoprak yang rutin digelar setiap peringatan tujuh belasan dan Maulud Nabi. Ketertarikan Hanung dimulai dari kegemarannya memperhatikan efek-efek yang dibuat pada teater tersebut. Seperti ketika adegan Nabi Musa membelah lautan, efeknya dari plastik dan kain yang digoyang-goyangkan. Meski ia tahu bahwa itu terbuat dari plastik dan kain, tapi menjadi luar biasa ketika di atas panggung digerak-gerakan menyerupai laut yang terbelah. Kelas 5 SD, ia membentuk grup drama yang akan pentas untuk acara perpisahan. Hanung membuat ide ceritanya yang terinspirasi dari film koboi yang kala itu tengah digemari. Tapi sayangnya, pertunjukan teater yang digagas Hanung gagal dipentaskan karena dilarang oleh Pak Suwardi, salah seorang gurunya, tanpa alasan yang jelas.23 Selain menggambar dan teater, Hanung juga senang seni musik. Untuk menyalurkan bakat bermusiknya, ia pun aktif di marching band sekolah. Hanya satu mata pelajaran yang tidak disukainya, yakni matematika. Akan tetapi ibunya selalu mengkondisikan supaya Hanung menjadi suka dan bisa. Sedemikian pentingnya matematika, sampai pelajaran lain seolah-olah tidak penting. Matematika dan IPA seperti pelajaran yang mulia.

22 http://www.suara-islam.com/news/tabloid/suara-utama/2429-hanung-bramantyo-sosok- sineas-liberal 23 http://www.tokohindonesia.com/index2.php?option=com_resource&controller=article&Ite mid=272&category_id=347&article=3055

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 42

Sehingga ketika Hanung mendapat nilai 10 pada pelajaran gambar, itu tidak membanggakan ibunya.24 Setelah tamat SD, Hanung meneruskan sekolahnya ke SMP III Muhammadiyah. Di sekolah itu, bakat kepemimpinannya mulai terlihat saat terpilih sebagai ketua kelas dan ketua OSIS dan ia mempunyai kewenangan untuk membuat program kegiatan di sekolahnya. Hingga ia pun lebih terfokus untuk membuat teater sampe akhirnya Hanung di tegur karena melalaikan program yang lain. Di bangku SMP, Hanung aktif dalam Teater Thrutuk.25 Saat tergabung dalam kelompok teater tersebut, ia menjalin persahabatan dengan seniman Kusen Ali P. Kusen mempunyai paman yang juga aktif di teater. Dari situ Hanung mulai mengenal Teater Gandrik, teater SK IAIN, teaternya M.H Ainun Najib yang tersohor dengan kesederhanaannya. Dalam setiap pementasannya, Teater Gandrik cuma mengisi panggung dengan kotak-kotak, tapi bisa menyajikan pertunjukan yang isinya bagus dan selalu menyindir pemerintah. Sesudah lulus SMP, ia harus berpisah dengan sahabat karibnya, Kusen. Kegiatan berkesenian pun sempat terhenti karena Hanung sibuk mempersiapkan ujian. 26 Akhirnya Kusen masuk SMUN 1 yang ada teaternya. Sementara, Hanung meneruskan ke SMU Muhammadiyah yang tidak ada teaternya karena dilarang. Hanung sempat iri pada Kusen yang masih bisa berteater sedangkan ia tidak. Di sekolah Muhammadiyah pihak sekolah menurut Hanung tidak menghargai seni teater, bahkan untuk SMA, teater dianggap sebagai sesuatu yang haram. Saat Hanung dan kawan-kawan menang mengikuti festival teater di Yogyakarta dan menyodorkan piala ke Kepala Sekolah beliau tidak beraksi apapun dengan piala itu dan dapat dikatan tidak bangga sama sekali27 Hanung sejak kecil dididik untuk dekat dengan agama Islam. Selain di sekolahkan di Sekolah Muhammadiyah dari SD sampai SMU, sejak kecil Hanung ternyata sudah dikenalkan dengan bahasa Arab dan Mengaji Al-Qur`an. Menurutnya :

24 Ibid 25 Haryadi, Rohmat.2008.Saat Bioskop Menjadi Majelis Taklim.Hikmah (PT Mizan Publika. Jakarta) Halaman 77 26 Ibid Tokohindonesia 27 Ibid

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 43

“Keluarga saya keluarga Muslim, keluarga Muhammadiyah. Bapal saya bahkan ketua Majelis Ekonomi Muhammadiyah. Ayah sayapun suka bergaul dengan ulama, kiai dan pemimpin Islam. Itu sedikit banyak mempengaruhi saya. Sejak kecil saya sudah disuruh mengaji dan dikenalkan dengan bahasa Arab. Bapak saya tidak ingin anak-anaknya tidak bisa mengaji.”28

Di SMA I Muhammadiyah dahulu memang terdapat kegiatan teater namun pada saat Hanung masuk, teater sudah dibubarkan oleh kepala sekolah karena dianggap tidak ada kegiatannya. Menurut Hanung pada waktu itu teater dianggap kegiatan yang islami. Saat SMA Hanung meminta keluar dari sekolahnya karena lebih memilih sekolah yang ada teaternya. Namun niatnya diurungkan ketika mendengar ucapan sang Ayah yang mengatakan :

"Lho, bukannya kamu yang biasanya menciptakan teater itu? Seorang pemimpin itu harus bisa menciptakan." 29

Akhirnya ia berjuang membuat teater lagi dan mengikuti festival teater remaja. Karena masih sepi peminat, Hanung pun memainkan peran ganda, selain menjadi pemain, ia juga merangkap sebagai penulis sekaligus sutradara. Semasa SMA Hanung pernah ingin mementaskan teater mengenai komunitas pelacur di bawah jembatan Kali Code. Namun menurutnya sangat tidak lucu apabila seorang pelacur memakai kerudung dan itu bisa mencoreng nama Islam. Kemudian ia mengganti tema mengenai preman yang sudah berpisah dengan Ibunya semenjak lima belas tahun. Setelah ia bertemu anaknya ternyata anaknya sudah menjadi seorang preman dan disitu terdapat adegan dimana anak preman itu bertobat dan mencium tangan orang tua dan memeluknya. Namun adegan tersebut tidak diizinkan juga oleh Kepala Sekolah dengan alasan karena adegan tersebut ada interaksi terhadap yang bukan muhrimnya. Kemudian perdebatan itupun terjadi :

“Akhirnya saya ngomong dengan mazhab seni, dia ngomongnya dengan mazhab syafi’i. Dia keluarkan ayat ini dan itu bahwa

28 Ibid 29 http://www.tabloidnova.com/Nova/Selebriti/Profil-Selebriti/Hanung-Bramantyo-Rajin- Dirikan-Teater-Sekolah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 44

perzinaan itu tidak hanya zina tubuh, tapi juga zina mata, zina begitu. Saking sengitnya berdebat, saya marah sekali. Karena saya nakal dan ngaco, sempat kepala sekolah saya itu bilang bahwa darah kamu itu halal untuk saya tumpahkan.”

Ajaran muhammadiyah yang puritan mengajarkan Hanung untuk lebih mendalami pemahaman agama dan Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-harinya. Ajaran Muhammadiyah yang tertutup dengan unsur-unsur lokal dan tradisi membuat kegemaran Hanung dalam berteater terkendala Dukungan juga tidak diberikan dari pihak sekolah Hanung semasa SMP maupun SMA. Ketertarikannya pada seni semenjak kecil mendorong Hanung untuk melanjutkan kuliah ke ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta setelah lulus SMU. Tetapi, orangtua Hanung tidak menyetujuinya. Orientasi Orde Baru yang terfokus pada pembangunan ekonomi juga menghalangi Hanung untuk melanjutkan kuliah di bidang kesenian. Awalnya ia ingin kuliah di Institus Seni Indonesia di Yogyakarta namun hal tersebut tidak diizinkan oleh orang tuanya. Orang tua Hanung menyarankan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi di Universitas Islam Indonesia dengan jurusan ekonomi. Karena pada saat itu ekonomi merupakan jurusan cukup menjanjikan yang nantinya dapat digunakan untuk bekerja. Nilai-nilai yang berorientasi kekuasaan Orde Baru membuat karir dan kreatifitas Hanung terkendala. Walaupun pada masa Orde Baru teater bukanlah suatu hal yang dilarang oleh Negara namun konten teater tersebut diawasi oleh pihak keamanan pemerintahan dengan tujuan untuk menjaga kestabilan Negara. Sehingga teater-teater yang bertemakan kritik social tidak diizinkan. Dengan pengawasan pemerintah itulah maka jarang sekali ada sekolah yang memfasilitasi kegiatan ekstrakulikuler teater Hal itu yang membuat kreatifitas seniman tidak berkembang dengan baik dan semua orang pada masa itu hanya tertuju kepada pembangunan Negara dari segi ekonomi. Hal ini juga membuat setiap produk dijadikan sebagai barang komersial. Akhirnya, Hanung terpaksa kuliah di jurusan Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Di jurusan Ekonomi itu Hanung tidak menyelesaikannya dan kemudian lebih memilih mengembangkan ketertarikannya kepada seni sehingga ia pindah kuliah di

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 45

Jurusan Seni Rupa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Negeri Yogya. Namun di IKIP Negeri Yogyapun ia tidak menyelesaikan kuliahnya. 30 Kemudian ia berhenti dari kuliahnya di Yogyakarta dan sempat menjadi pengangguran beberapa bulam lalu ia diajak seorang teman yaitu Djaduk Ferianto ke Jakarta untuk magang. Hanung akhirnya ikut ke Jakarta bersama temannya yang kebetulan mereka dapat kesempatan magang bersama Teguh Karya yang sedang membuat film Siti Zubaidah. Selama Hanung magang, orientasinya mulai beralih. Semula ia ingin menjadi aktor, tetapi kemudian ia berambisi untuk menjadi sutradara. Sayangnya selama magang itu ia hanya boleh melihat-lihat, tidak diizinkan untuk memegang kamera, ikut mengurusi kostum dan properti juga tidak diizinkan. Karena Hanung seorang yang aktif, ia berinisiatif untuk membuatkan minum bagi semua kru. Setelah itu ia mengutarakan niatnya kepada Teguh Karya bahwa ia ingin menjadi seorang sutradara dan Teguh Karya menyarankan Hanung untuk kuliah ke IKJ (Institut Kesenian Jakarta) untuk mempelajari jurusan Film pada fakultas Film dan Televisi. Pilihan Hanung untuk kuliah di IKJ membuat Ibunya khawatir,

“Mungkin di mata ibu perilaku saya tidak mencerminkan Islam. Saat masih SMA dan kuliah memang saya masih labil. Maka ketika saya memutuskan untuk kuliah di IKJ dan di terima disana, ibu saya mungkin khawatir tentang perilaku saya yang tidak mencerminkan Islam ditambah pergaulan saya dengan seniman. Sehingga Ibu takut saya semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Karena itu, ibu saya berpesan `kalau nanti kamu sudah bisa membuat film, buatlah film tentang agamamu.`”31

Akhirnya Hanung kuliah di IKJ dan sekaligus belajar langsung pada Teguh Karya. Pada waktu itu, sebenarnya Hanung tidak percaya bahwa institusi bisa membentuk orang menjadi seniman. Hanung menganggap bahwa seorang seniman lahir karena dirinya sendiri, bukan dibentuk oleh institusi apalagi sekolah. Setelah belajar di IKJ, Hanung seperti mengerti dua hal. Dari IKJ itu

30 Ibid 31 http://nm-hidayah.blogspot.com/2008/04/hanung-bramantyo-film-islam-itu-media.html Diunduh pada 20 April 2012 pukul 21:14

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 46

Hanung mendapatkan teori tentang film dan saat ia magang di tempat Teguh Karya ia mendapatkan olah rasa dan pengalaman nyata di lapangan.32

“Di tempat teguh Karya saya belajar rasa dan belajar berkomunikasi karena di teater popular itu sebuah sanggar bukan sebuah pena. Sementara di IKJ, saya belajar teori bagaimana membuat film, bagaimana sejarah film, dan teknologi film. Saya belajar banyak di IKJ, tetapi IKJ hanya membberikan ruang buat saya untuk melakukan olah secara teknik dan keilmuan tapi secara rasa saya bangun sendiri dari Teguh Karya.”33

Di mata Hanung Teguh Karya selalu menekankan kepada dirinya bahwa gurumu adalah dirimu sendiri. Pesan dari Teguh Karya membuat Hanung yakin bajwa seorang manusia bisa lahir menjadi manusia besar bukan karena orang lain tetapi karena dirinya sendiri. Kadi di mata Hanung, seniman itu lahir bukan karena institusi melainkan dirinya sendiri. Ketika itu juga Teguh Karya berpesan bahwa :

“Jika kamu tidak berbuat apa-apa sekarang ini, maka jangan harap kamu akan menjadi sesuatu.”34

Ucapan Teguh Karya membuat Hanung bekerja keras dan akhirnya lahirlah film- film Hanung yang cukup sukses di industri film Indonesia seperti Brownies (2004), Catatan Akhir Sekolah (2005), Jomblo (2006), Lentera Merah (2006), Kamulah Satu-Satunya (2007), Legenda Sundel Bolong (2007), dan Get Married (2007). Pada tahun-tahun awal karirnya Hanung berkutat dengan film bergenre percintaan, horo dan komedi. Setelah pemnuatan film Ayat-Ayat Cinta perubahan pun terjadi.35 Hanung memang sejak lama ingin memenuhi permintaan Ibunya untuk membuat film mengenai Islam, tetapi kesempatan itu belum datang sampai akhirnya ia mendapat tawaran untuk membuat film Ayat-Ayat Cinta yang diadaptasi oleh Novel berjudul sama dengan tebal 300 halaman harus diringkas

32 http://hanungbramantyo.multiply.com/journal/item/13 Diunduh pada 20 April 2012 pukul 21:27 33 Ibid 34 Ibid 35 http://id.wikipedia.org/wiki/Hanung_Bramantyo

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 47

menjadi sebuah cerita yang berdurasi hanya 2 jam. Hanung mempersiapkan dengan matang. Ia membaca Novel, riset ke Mesir, membaca buku-buku fiqih dan Sunnah. Saat membaca Novel ayat-ayat Cinta membuat Hanung menjadi muak. Ia tidak tahan melihat karakter Fahri yang too good to be true. Ganteng, pintar, alim dan dicintai perempuan-perempuan cantik secara bersamaan. Hanung tidak menyelesaikan membaca novel itu sampai kemudian Jamal Hasan (Publish MD Entertainment) meneleponnya dan memperkenalkan Hanyng ke Manoj Punjabi (Producer Ayat-Ayat Cinta) yang kemudian menawari Hanung untuk memfilmkan Novel tersebut.36 Hanung sempat bingung menerima tawaran tersebut. Akhirnya ia membaca novel itu sampai selesai. Setelah selesai membaca Hanung menemukan hal yang menurutnya cukup penyong bahwa novel itu tidak hanya bercerita tentang cinta tetapi juga keikhlasan, kesabaran, sikap toleransi. Kemudian Hanung teringat saat ia menjadi santri di tempat Kyai Syirat, Klanten.

“Ketika aku membaca novel itu, mendadak ingatanku dibawa ke masa dimana aku nyatri di tempat kuai Syirat, Klaten. Mbah Kyai tidak pernah menyuruh aku sholat, ngaji atau puasa. Padahal kyai Syirat dikenal sebagai pribadi yang keras,tidak kompromi jika menyangkut soal Syariah Islam. Mbah Kyai hanya menyuruh aku tidur. Awalnya aku aku bingung. Niatku nyantri untuk belajar agama. Tapi yang disuruhkan ke aku cuma tidur. Ternyata kyai ingin berbicara denganku tentang keikhlasan. Berbuatlah sesuatu dengan ikhlas seperti layaknya orang tidur.”37

Menurutnya dalam novel itu mengajarkan tentang ilmu Ikhlas dan sabar yang merupakan ajaran agama Islam. Ikhlas dan sabar menurutnya bukan hanya sikap menerima tetapi juga didalamnya ada kerelaan untuk mengerti. Setelah membaca Novel Ayat-Ayat Cinta, Hanung menyanggupi menyutradariai film ini walaupun pada saat pengambilan adegan Hanung dan beberapa kru lainnya mengalami kesulitan namun tidak membuat Hanung menjadi putus asa. Kesulitan yang dihadapi Hanung membuatnya berpikir bahwa sebenarnya Allah ingin berbicara kepadanya tentang Ikhlas. Ikhlas menerima keadaan yang diberikan.

36 Ibid hanungbramantyo 37 Ibid

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 48

Menurutnya sebenarnya ia bisa saja mundur dari project ini karena banyaknya kompromi namun ia tetap melanjutkannya.38 Cobaan yang dialami Hanung tidak hanya saat pembuatan film saja ia mengatakan bahwa

“Pada saat Gala Premiere Ayay-Ayat Cinta, pacar yang tadinya akan aku nikahi, memutuskan hubungan denganku dan menikah dengan orang lain.”

Namun peristiwa tersebut mempunyai hikmah bahwa ia berhasil menarik penonton film Ayat-Ayat Cinta menjadi sekitar tiga juta penonton. Di tengah- tengah situasi itu Hanung teringat bagaimana semasa SMA dan kuliah Ibunya sering menangis ketika melihat dirinya yang nakal seperti mabuk, tidak pernah sholat, berganti-ganti pacar dan melukai hati perempuan yang sebenarnya harus ia sayangi. Ia juga teringat mantan istrinya yang ia tinggalkan untuk mengejar karir dan memaksa mantan istrinya untuk mengerti dirinya tanpa sedikitpun Hanung mengerti perasaannya. Menurutnya film Ayat-Ayat Cinta menyadarkannya tentang arti hidup, karir, agama dan perempuan. Setelah pembuatan film Ayat- Ayat Cinta kemudian Hanung lebih terfokus pada film-film religi seperti Perempuan Berkalung Sorban, Sang Pencerah dan Tanda Tanya.39 Menjelang Orde Baru berakhir inilah Hanung mulai serius di dunia perfilam. Sampai akhirnya ia menamatkan pendidikan di IKJ. Pada Tahun 2000 dimana tahun-tahun tersebut adalah tahun awal industri perfilman Indonesia menjadi tuan rumahnya sendiri. Banyak sineas dalam negeri yang menghasilkan karya-karyanya dengan berbagai tema sudah mulai diusungkan menjadi karya seni. Terlebih di Era Reformasi terdapat kebebasan seniman dan sineas untuk mengekspresikan karyanya. Pada era ini tema-tema yang sedang popular dijadikan sebuah film bergenre drama dan horor. Dalam hal ini film-film percintaan dan horor menjadi sesuatu yang komersial untuk dijual di industri perfilman. Pada tahun-tahuun ini juga banyak film percintaan yang menjual mimpi dan tidak menggambarkan konteks masyarakat Indonesia pada umumnya. Film-film pada tahun ini masih banyak yang menampilkan kekayaan baik itu terlihat dari

38 Ibid 39 Ibid

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 49

kepemilikan maupun gaya hidup. Sehingga film tersebut hanya mewakili kalangan kelompok tertentu di Indonesia Hanung Bramantyo pada awal karirnya mengikuti perkembangan selera pasar dimana film layar lebar pertamanya adalah Brownies di tahun 2004 yang bercerita tentang kisah percintaan wanita yang sukses dan cantik namun kisah cintanya tidak sesukses karir di pekerjaannya. Sampai akhirnya wanita tersebut menemukan pria yang tepat yang berbeda jauh dengan pribadi mantan pacarnya yang dahulu. Dengan hubungannya yang baru dengan seorang pria bernama Ari, ia memiliki kesamaan dalam berbagai hal salah satunya adalah mereka berdua sama-sama menyukai brownies dan brownies dijadikan pelarian apabila mereka sedang banyak pikiran. Pada tahun-tahun ini juga banyak film percintaan yang menjual mimpi dan tidak menggambarkan konteks masyarakat Indonesia pada umumnya. Film-film pada tahun ini masih banyak yang menampilkan kekayaan baik itu terlihat dari kepemilikan maupun gaya hidup. Sehingga film tersebut hanya mewakili kalangan kelompok tertentu di Indonesia Kemudian film selanjutnya adalah Catatan Akhir Sekolah pada tahun 2005. Dimana film ini menceritakan kisah masa SMA yang memiliki banyak kenangan baik itu kenakalan maupun prestasi siswa-siswi SMA. Lagi-lagi film ini juga menampilkan sisi percintaan remaja SMA dengan berbagai konfliknya. Hanung bermain-main tidak hanya dengan tema-tema percintaan namun ia juga pernah membuat film horor pada tahun 2007 yang berjudul Legenda Sundel Bolong. Kemudian perubahan terjadi di tahun 2008 seiring dengan makin melonggarnya kebebasan untuk berekspresi dan mengeluarkan pendapat. Film pun mempunyai peranan sendiri dalam memberikan kontribusinya mengeluarkan pendapat. Dimulai pada tahun-tahun 2008 mulai bermunculan tema-tema sensitive seperti perbedaan agama seperti Ayat-Ayat Cinta, 3 hati, 2 dunia, 1 cinta, cin(T)a yang menceritakan tentang agama yang sebelumnya tema tersebut tidak pernah diangkat dalam suatu film. Karena tema-tema sensitive dianggap kurang menjual untuk dapat bersaing di industri film. Kemudian pada tahun 2009 muncul film- film yang menjelaskan konteks keadaan masyarakat di daerah pedalaman atau pinggiran Indonesia seperti Laskar Pelangi dan Garuda di Dadaku. Tahun-tahun

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 50

selanjutnya perfilman Indonesia semakin berani mengangkat tema-tema sensitive seperti agama, etnis dan mengkritik masyarakat Indonesia di masa sekarang ini, walaupun tidak dapat dipungkiri tema-tema komersil seperti percintaan dan horor masih membanjiri bioskop-bioskop tanah air. Salah satu isu sensitive yang berani diangkat oleh Hanung Bramantyo adalah Tanda Tanya. Tanda Tanya juga merupakan respon dari yaitu Hanung Bramantyo yang muak terhadap dominasi film berbau seks dan horor di tanah air. Dengan membuat film Tanda Tanya ini Hanung ingin menunjukan bahwa film yang bertema selain horor dan percintaan juga digemari masyarakat Indonesia. Kemuakan Hanung dilatarbelakangi keadaan produser Indonesia yang enggan menginvestasikan dana-nya terhadap film-film yang temanya tidak populis dan tidak menjual. Ia membuktikan kekeliruan para produser tersebut dengan berhasil membuat film yang temanya tidak populis namun digemari masyarakat. Kreatifitas para seniman untuk memasarkan produknya semakin beragam. Kebebasan di masa Reformasi memberikan kemajuan di dalam dunia perfilman baik itu dari segi cerita yang semakin variatif maupun dari segi pemasaran. Pemasaran film ini tidak hanya terletak dari judul film namun juga Hanung terus berupaya untuk membuat produknya menjadi sesuatu yang menguntungkan. Cara Hanung untuk terus menghasilkan pundi-pundi uang adalah dengan membuat film tersebut dalam bentuk DVD dan Novel. Peluncuran DVD dan Novel tersebut dilaksanakan sekitar satu tahun setelah perilisan film. Di Era reformasi gerakan kemasyarakatan seperti Ormas dan LSM mulai mendapat peluang untuk bergerak. Suasana politik yang semakin longgar kelompok ini semakin leluasa dalam menyuarakan aspirasi dan mengekspresikan gerakannya. Dengan adanya kebebasan tersebut munculah gerakan-gerakan kemasyarakat salah satu yang belakangan ini menjadi sorotan adalah gerakan Islam dimana gerakan tersebut menuntut agar ajaran Islam diberlakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih respon yang diberikan oleh kelompok Islam radikal yang terkadang mereka sulit sekali untuk berkompromi, bersikap eksklusif, dan mengesahkan cara-cara kekerasan untuk mengaktualisasikan ideologinya. Munculnya gerakan Islam tersebut juga mewarnai dinamika perfilman Indonesia.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 51

Kelompok-kelompok garis keras tersebut tidak segan-segan untuk melakukan aksi demonstrasi dan sweeping (penangkapan) terhadap produk- produk yang menurut kelompok mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam tindakannya kelompok ini tidak segan-segan untuk melakukan tindakan kekerasan atas nama agama. Mencuatnya berbagai organisasi kemasyarakatan setelah Orde Baru yang menjamin kebebasan individu berdampak pada tingginya partisipasi masyarakat untuk mengawasi atau mengontrol kegiatan ekonomi, social dan politik di Indonesia. Tetapi sangat disayangkan partisipasi masyarakat sipil tersebut terkadang menghambat pembangunan nasional. Salah satunya adalah Front Pembela Islam (FPI) yang sering melakukan aksi-aski kekerasan terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya yakni Laskar Pembela Islam. Misalnya mereka merazia klub malam, minuman keras, pelacuran bahkan film juga dapat menjadi target sasaran mereka. Dengan melihat pola hubungan idealisme yang mereka sosialisasikan tampak jelas bahwa kelompok ini telah menjadikan nilai-nilai agama sebagai dasar dalam membentuk pola hubungan social, ekonomi dan politik. Demokrasi memberikan kebebasan individu termasuk memberikan celah terciptanya anarkisme gerakan fundamentalis berbasiskan agama yang justru menjadi pertentangan bagi konteks social dan budaya masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak mengenal gerakan keagamaan yang bersifat ideologis dan eksklusif. Sebaliknya, masyarakat Indonesia justru lebih suka keterbukaan, toleransi, tidak suka konflik termasuk beragama. Oleh karena itu, agama apapun bisa masuk dan terserap dalam kehidupan masyarakat secara damai, tanpa konflik dan gejolak social yang berarti. Sikap seperti itulah yang menjadikan negara Indonesia mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda namun tetap satu jua. Kelompok ini juga melakukan aksinya terhadap film Tanda Tanya yang menuntut agar film karya Sutradara Hanung Bramantyo untuk tidak ditonton dan disiarkan karena film ini dianggap sesat. Mereka menganggap sesat film ini dikarenakan tema pluralisme yang ada dalam film ini tidak sesuai dengan ajaran agama kelompok Islam radikal ini. Beberapa adegan dalam film ini menuai protes berbagai ormas Islam seperti FPI dan Suara Islam. Mereka menganggap bahwa film Tanda Tanya dapat merusak aqidah umat Islam sehingga mereka

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 52

mengharamkan film tersebut untuk ditonton masyarakat Indonesia. Mereka melakukan sweeping (penangkapan) terhadap bioskok-bioskop yang masih menayangkan film tersebut. Oleh karena itu film tersebut tidak bertahan lama, hanya sekitar 2 sampai 3 minggu beredar di bioskop Indonesia. Tidak hanya itu saja mereka juga melakukan aksi demo di depan kantor SCTV yang berniat menayangkan film Tanda Tanya pada malam lebaran. Sikap anarkis inilah yang sering menyebabkan terjadinya konflik dan bentrokan antara kepentingan organisasi tertentu di masyarakat.

4.2.2 Riyanto : Pahlawan di Malam Natal Riyanto adalah salah satu tokoh yang diangkat dan diperankan oleh Reza Rahardian sebagai Soleh dalam film Tanda Tanya. Riyanto adalah anggota Banser dari pengurus cabang Nahdatul Ulama (NU) di Mojokerto, Jawa Timur. Riyanto lahir di Kediri pada tanggal 23 November 1975 merupakan putra sulung dari enam bersaudara Sukarmin dan Katinem. Pria lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini selain menjadi Banser ia juga bekerja di sebuah bengkel dan menjual tahu dan tempe di koperasi Maja Sejahtera. Walaupun ia lelah bekerja namun Riyanto selalu menyempatkan diri untuk berkumpul bersama tema-teman Bansernya baik itu untuk berjaga maupun hanya berbincang-bincang. Pada tahun 2000 sebagai anggota Banser ia dan kawan-kawan yang lain mendapatkan tugas untuk membantu polisi menjaga keamanan perayaan Natal di Gereja Eben Haezer, Mojokerto.40 Suasana yang aman pada malam Natal di Gereja Eben Haezer itu tampak seperti Natal di tahun-tahun sebelumnya. Namun keadaan tersebut berubah sekitar pukul 20.30 WIB seorang jemaat Gereja mencurigai sebuah bingkisan yang tergeletak di trotoar jalan persis di depan Gereja. Saat itu Riyanto yang sedang berjaga tak jauh dari tempat bingkisan itu berada memberanikan diri membuka bingkisan berwarna hitam tersebut di depan petgas pengaman Gereja Eben Haezer dan juga ada seorang polisi Polsek Prajurit Kulon yang menyaksikannya. Setelah membuka bingkisan plastik tersebut ternyata ada sepasang kabel yang menjulur dan mengeluarkan percikan api. Saat melihat percikan api tersebut Riyanto

40 http://gp-ansor.org/26496-11042011.html DIunduh pada 19 Mei 2012 pukul 12:23

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 53

meminta semua orang yang ada disikatarnya untuk tiarap dan kemudian Riyanto melemparkan bingkisan tersebut ke tempat sampah namun ternyata lemparan Riyanto tidak mengenai tempat sampah tersebut. Riyanto kemudian berinisiatif untuk mengamankan bom tersebut dengan memungut kembali dan melemparkannya ke tempat yang jauh dari Gereja tersebut. Namun sayangnya bom meledak dalam pelukan Riyanto sebelum bom itu dilempar. Tubuh Riyanto terlempar oleh ledakan tersebut dan setelah tiga jam kemudian, sisa-sisa tubuh Riyanto baru ditemukan di sebelah utara komplek Gereja tersebut atau sekitar 100 meter dari pusat ledakan. Jari tangan dan wajah Riyanto pun hancur.41 Keluarga Riyanto saat kejadian itu mendapatkan kabar sekitar tengah malam bahwa ada bom yang meledak dan Riyanto menjadi korban. Mendengar berita tersebut keluarga Riyanto segera datang ke lokasi untuk memastikan. Menurut pihak keluarga beberapa hari sebelum kejadian pengeboman tersebut Riyanto mengatakan bahwa dirinya ingin mati demi Negara asal dapat mati dengan syahid. Kakak Riyanto bernama Bintoro mengatakan bahwa kisah yang dapat dijadikan pelajaran atas kematian adiknya adalah bukan agama yang sama tetapi setiap agama mengajarkan kedamaian, itulah mungkin yang menjadi alasan Riyanto melakukan tindakan heroik tersebut.42

4.2.3 Reza Rahadian : Replikasi tokoh Riyanto dalam Film Tanda Tanya

Reza Rahadian lahir pada 5 Maret 1987 memulai karirnya di dunia hiburan dengan menjadi seorang model. Ia berhasil menjurarai Favorite Top Guest majalah Aneka Yess! Pada tahun 2004. Menjadi aktor sudah menjadi cita-cita Reza Rahadian sejak ia masih kecil. Makanya tak heran bila ia lantas aktif berkegiatan teater, pada saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sejak itu Ia sangat suka acting dan merasa tenar. Drama, Hanoman, adalah pengalaman pertamanya beracting dan membuatnya sadar kalau Ia memiliki bakat di dunia ini. Selain itu, anak pertama dari dua bersaudara ini juga rajin

41 http://www.indonesiamedia.com/2010/09/29/dosa-kita-pada-riyanto-pahlawan-bom- malam-natal/ Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 12:20 42 Ibid gp-ansor

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 54

mendaftarkan diri di berbagai ajang pemilihan model yang diadakan oleh sejumlah majalah remaja tingkat nasional. Jerih payahnya tidak sia-sia. Reza berhasil menyabet juara Favorit Top Guest majalah Aneka Yess!! Tahun 2004. Kemenangannya tersebut semakin membulatkan tekadnya untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya. Ia sering mendatangi berbagai casting sinetron serta film. Namun, jalan yang harus ditempuh Reza sangatlah tidak mudah. Reza harus menunggu selama satu tahun sebelum akhirnya mendapat sebuah peran pertamanya di sinetron produksi Rapi Film yang berjudul “Culunnya Pacarku” ditahun 2005. Kesempatan yang datang tersebut dimanfaatkan Reza dengan sebaik-baiknya. Ia berusaha mengerahkan seluruh kemampuan akting yang ia miliki. Terbukti, ia kembali dipercaya pihak Rapi Film untuk bermain dalam sinetron produksi mereka. Sebut saja sinetron Inikah Rasanya, Mutiara Hati, Cinta SMU 2, ABG dan Aku Hamil.

Aktor Pengagum ini mengaku senang karena akhirnya cita- cita masa kecil bisa terwujud. Apalagi karena honor yang diperolehnya, ia dapat menghidupi mama dan adik perempuan semata wayangnya sebagai tulang punggung keluarga. Kini, usaha keras Reza menjadi yang terbaik di dunia hiburan mulai membuahkan hasil. Setidaknya bisa diliat sejumlah judul film dan sinetron yang ia bintangi. Bahkan dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) yang sudah diadakan beberapa kali, nama Reza Rahardian masuk dalam deretan nominasi sebagai aktor dan pemeran pembantu terbaik berkat akingnya dalam berbagai judul film seperti; "Emak Naik Haji” Pada Tahun 2009, “Perempuan Berkalung Sorban” Tahun 2009. Dan baru bisa mewujudkan menjadi juara FFI di tahun 2010 sebagai aktor pemeran utama terbaik dengan sebuah film berjudul “3 Hati 2 dunia, 1 cinta”. Setelah mengungguli nominasi terbanyak sebagai aktor pemeran utama terbaik dengan judul film lainnya yakni “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)”.43

Ketertarikannya dalam dunia film juga terlihat melalui hobbynya yang sering menonton film Prancis mengatakan bahwa film Perancis lebih banyak menampilkan romantika dalam film dan joke-nya. Menurutnya dialog-dialog

43 http://ceritamu.com/Info/Individu/Reza-Rahadian Diunduh pada 21 Mei 2012 pukul 13:35

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 55

dalam film Perancis berbeda dengan film Hollywood. Film Perancis elbih dekat dengan kehidupan sehari-hari, walaupun dialog dalam film tampak agak absurd namun menurutnya dialog film Perancis sanggat kritis.44

Ia bekerjasama dengan Hanung Bramantyo tidak hanya pada film Tanda Tanya saja tetapi juga sudah bermain lebih dahulu dalam film Queen Bee dan Perempuan Berkalung Sorban yang juga disutradari oleh Hanung.45 Beberapa judul sinetron pun dijajalnya. Abg, Habibi dan Habibah, Cinta SMU 2, Idolam Culunnya Pacarku dan Inikah Rasanya adalah beberapa judul sinetron yang pernah ia lakoni.46 Kesuksesannya dalam dunia Film membuatnya berhasil mendapatkan Piala Citra tahun 2009 sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam film “Perempuan Berkalung Sorban” dan Aktor terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 2010 sebagai “Tiga Hati, Dua Dunia, Satu Cinta.”

Dengan pencapaian tersebut Reza Rahadian merasa belum puas karena keinginannya untuk memerankan karakter psikopat. Ia merasa bahwa peran tersebut lebih menantang dan sangat bagus untuk diangkat menjadi sebuah film.47 Reza Rahadian terlibat dalam film Tanda Tanya sebagai Soleh setelah dihubungi Hanung untuk mengikuti casting testing. Hanung sendiri awalnya bingung untuk menentukan tokoh apa yang cocok untuk Reza, pilihannya antara Soleh dan Hendra. Setelah mengikuti casting diputuskan bahwa Reza akan memerankan tokoh sebagai Soleh. Sutradara Hanung Bramantyo sendiri memberikan kebebasan sepenuhnya untuk mendalami tokoh Soleh tersebut. Menurut Reza sendiri kesulitan dalam memerankan kepada Soleh memerlukan pemahaman psikologis dan emosional. Hanung juga membantu Reza dengan memberikan

44 http://www.slidegossip.com/2011/03/hobi-nonton-film-perancis-reza-rahadian.html Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 13:28 45 http://id.wikipedia.org/wiki/Reza_Rahadian Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 12:57 46 http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/r/reza_rahadian/ Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 13:02 47 http://forum.detik.com/semua-hal-tentang-reza-rahadian-t258745.html?langid=1 Diunduh pada 19 Mei 2012 13:07

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 56

referensi melalui tokoh Ritanto dengan mengambil latar belakang peristiwa Riyanto meninggal.48

4.2 Profil Film Tabel 4.1 Profil Film

Tanda Tanya Informasi Informasi umum Judul Film Tanda Tanya Durasi 100 menit Genre Drama Lokasi Film Semarang - Jawa Tengah Setting Tahun dalam Film 2010 Liris Film 4 April 2011 Mahaka Pictures dan Dapur Distributor Film Agama yang ditampilkan dalam Film Islam, Katolik, Konghucu Jawa dan Tionghoa Etnis yang ditampilkan dalam Film Pasti ku Bisa – Sheila On 7 Lagu pada film Yang terlewatkan – Sheila On 7 Kita – Sheila On 7 Pada Suatu Ketika – Sujiwo Tejo

Kru Film Sutradara Hanung Bramantyo Penulis Titien Wattimenna Produser Celerina Judisar Hanung Bramantyo Produser Eksekutif Erick Thohir Produser Pelaksana Talita Amalia Penyunting Cessa David Luckmansyah Sinematografi Yadi Sugandi Penata Musik Tya Subiakto Penata Suara Satrio Budiono Penata Kostum Retno Ratih Damayanti Penata Artistik Fauzi Pemilih Peran Zaskia Adya Mecca

Pemain

48 http://areamagz.com/article/read/2011/05/18/tanda-tanya- Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 13:21

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 57

Pemeran Utama : Agus Kuncoro Sebagai Surya Endhita Sebagai Rika Henky Solaiman Sebagai Tan Kat Sun Revalina S. Temat Sebagai Menuk Reza Rahardian Sebagai Soleh Rio Dewanto Sebagai Ping Hen (Hendra) Pemeran Pembantu : Baim Sebagai Abi David Chalik Sebagai Ustadz Deddy Sutomo Sebagai Romo Edmay Solaiman Sebagai Lim Giok Lie Glenn Fredly Sebagai Doni

Film karya Hanung Bramantyo bertajuk tanda Tanya ini dirilis pada 4 April 2011 ditayangkan sekitar 144 bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Film yang menelan biaya sebesar 5 miliar rupiah mengambil setting di daerah Semarang Utara, kawasan Kota Lama yang berpadu dengan kawasan pecinaan. Para kru dan pemain film TandaTanya melakukan syuting selama dua minggu di daerah tersebut. Cerita film ditulis oleh Titien Wattimen, tetapi Hanung Bramantyo sendiri ikut juga terlibat dalam membuat dialog-dialog dalam film. Film ini menghadirkan aktor dan aktris pendatang baru maupun senior. Penggambaran setiap karakter dalam film sangat kuat. Misalnya Hengky Solaiman yang berhasil memerankan seorang Tionghoa yang sakit-sakitan namun tetap bersemangat dalam menjalankan usahanya. Rio Dewanto yaitu aktor pendatang baru namun sukses memainkan emosi-emosinya dalam film ini. Revalina S. Temat yang juga ikut terlibat dalam film ini berperan sebagai Menuk, berhasil mencerminkan sosok seorang istri yang lembut dan pekerja keras. Agus Kuncoro yang berperan sebagai Surya memberikan warna berbeda dalam film ini, ia menampilkan sikap kepolosannya yang membuat penonton tergelitik dengan tingkahnya. Lalu sikap kejawaan yang dimainkan dengan baik oleh Reza Rahardian. Serta karakter Endhita yang berperan sebagai Rika mempunyai sikap ceria melengkapi keanekaragaman karakter dalam film ini. Film berdurasi 100 menit diproduksi Mahaka Pictures dan Dapur Film pada pekan pertama pemutaran film berhasil menembus jumlah penonton sekitar

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 58

100 ribu penonton. Pada pekan terakhirnya sebelum film ini dihentikan penayangannya akibat aksi protes yang dilakukan beberapa pihak, film ini berhasil menembus angka sekitar 552.612 penonton.49 Sehingga film ini termasuk 10 film terlaris pada tahun 2011 dan berhasil mendapatkan piala FFI 2011 dengan kategori sinematografi terbaik dan berhasil merauk keuntungan kira-kira sebesar Rp. 6.052.240.00050 memiliki tagline “Masih Pentingkah Kita Berbeda” mengajak para penontonnya

Gambar 4.2 Poster Film Tanda Tanya (Sumber : http://dapurfilm.com )

49 http://filmindonesia.or.id/movie/viewers#.T5JuJdnTiAN Diunduh pada tanggal 21 April 2012 pukul 15:37 50 Asumsi yang digunakan adalah dengan menghitung jumlah penonton film dengan rata- rata harga tiket bioskop pada tahun 2011 sebesar Rp.20.000,-/ penonton.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 59

untuk melihat Indahnya perbedaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Film ini juga didukung oleh musisi ternama seperti Sheila On 7 dan Sujiwo Tejo yang membuat adegan dalam film ini semakin menarik dengan iringan lagu mereka. Pemilihan lagu dalam film dilakukan sendiri oleh Sutradara Hanung Bramantyo saat ia membuat video klip lagu Sheila On 7 yang berjudul Pasti Ku Bisa. Hanung tertarik dengan lagu tersebut kemudian Hanung mendengarkan semua lagu Sheila on 7 pada album Berlayar dan memilih lagu yang sesuai untuk menggambarkan film tersebut. Kemudian ada pula lagu Sujiwo Tejo yang berjudul Pada Suatu Ketika lagu tersebut berbahasa Jawa yang menceritakan tentang harapan seseorang untuk mengakhiri permusuhan yang mengakibatkan korban jiwa maupun raga. Hanung juga dibantu oleh Tya Subiyakto dalam menata music untuk film ini.

4.3.1 Judul yang merupakan strategi pemasaran film Protes, ancaman dan hujatan bisa juga mendongkrak jumlah penonton suatu film. Selama dekade terakhir, terlihat semacam pola bahwa film-film Indonesia yang diprotes atau menimbulkan kontroversi seputar bintangnya atau temanya menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi di kalangan penonton film. Artinya, keberatan suatu pihak yang menimbulkan pertentangan telah meningkatkan nilai jual suatu film. Media massa kita pun, tampaknya lebih tertarik meliput kontroversi seputar bintang film atau tema film, ketimbang menyajikan kritik yang dapat memandu penonton mencari film yang cocok. Hasilnya, film-film kontroversial mendapat banyak iklan gratis di media massa. Pemasaran film tidak harus dilakukan dengan roadshow, iklan atau launching secara resmi. Pemasaran untuk film juga dapat dilakukan melalui judul dan produk-produk lainnya yang dapat mendukung kesuksesan film tersebut.

Dalam film yang bertajuk TandaTanya ini orang-orang akan penasaran aka isi film tersebut. Ketidakjelasan judul pada film dan desas-desus yang menyertai isi film ini mengundang masyarakat untuk menonton film ini. Hanung memberikan film ini bertajuk Tanda Tanya karena ia merasa kebingungan untuk

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 60

menjelaskan isi film yang kompleks ke dalam sebuah judul. Seperti yang dikatakanya :

“Saya sendiri menamakan film ini Tanda Tanya karena saya merasa kebingungan mencari judul yang pas untuk menggambarkan kondisi di Indonesia yang tergambar di film ini. Ya saya akui ini semacam strategi marketing juga.”

Dengan ketidakjelasan judul tersebut maka pihak Dapur Film dan Mahaka Pictures membuat semacam sayembara kepada masyarakat untuk memberikan judul yang tepat pada film ini. Judul tersebut akan dipilih dan dicantumkan dalam bentuk novel dan DVD. Sayembara yang bernilai Rp. 100.000.000 itu dimenangkan oleh wanita bernama Heti yang berasal dari Cirebon. Heti memberikan judul “Harmoni Dalam ?”.

Perilisan Novel dan DVD pada Februari 2012 dipicu oleh tingginya animo masyarakat untuk menonton, maka film Tanda Tanya pun dihadirkan dalam bentuk kepingan DVD, yang diproduksi dan didistribusikan JIVE. Film ini pun dihadirkan dalam bentuk Novel yang diterbitkan oleh Mahaka Pictures bekerja sama dengan Mahaka Penerbit. Ada sekitar Ada sekitar 3.000 keping DVD Tanda Tanya yang diproduksi oleh Jive. Menurut Hanung ia menggunakan DVD dan novel untuk memasarkan filmnya karena Film dan Novel adalah medium yang berbeda. Novel memiliki kemampuan untuk mejabarkan suatu kondisi dengan lebih tepat lewat metafora, alegori dan kata-kata puitis yang tidak bisa dijangkau medium film. Novel Tanda Tanya ini menyentuh ruang yang lebih dalam, yang tidak dimiliki oleh filmnya. Menurut Iqbal yaitu staff Mahaka Publishing novel ini memberikan latar belakang yang lengkap dari masing-masing karakter, sehingga pembaca bisa menyimpulkan sendiri dengan sudut pandang yang berbeda.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 61

Gambar 4.3 : Media Pemasaran Film Tanda Tanya

(Sumber http://m.boleh.com)

4.4 Proses pembuatan Film Tanda Tanya : Keluar Dari Selera Pasar Titien Wattimena pertama kali bertemu dengan Hanung pada September 2010 dimana pada waktu itu Titien diberikan waktu satu bulan untuk menyelesaikan cerita tentang empat kisah nyata yang diaplikasikan ke tokoh- tokoh yang ada di film itu. Tokoh Hengky Soelaiman terinsiprasi dari produser India yang sangat religius. Produser tersebut beragama Hindu tapi ia sangat toleran dengan mereka yang muslim bahkan mengingatkan untuk Sholat. Mulanya, pemilik toko akan diperankan oleh orang India. Tapi, karena alasan budget akhirnya dibatalkan. Kemudian tokoh Reza Rahardian yang terinspirasi dari tokoh banser Riyanto di Mojokerto yang menyelamatkan Gereja di malam Natal. Tokoh Rika yang diperankan oleh Endhita yaitu seorang wanita yang berpindah keyakinan itu dialami sendiri oleh seorang teman baik Hanung. Lalu Agus Kuncoro yang berperan sebagai Surya dimana ia bekerja sebagai figuran yang selalu bermain cerita antagonis dan mendapatkan peran menjadi Yesus dan SantaClaus. Cerita tokoh tersebut Hanung ketahui saat ia bekerjasamanya dengan seseorang bernama Dobleh pada film Sang Pencerah. Dari keempat cerita itu Hanung memberikan kepercayaan terhadap Titien

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 62

Wattimena untuk mengolahnya menjadi multiplot. Setelah membuat naskah film tersebut, Hanung membuat revisi dari naskah Titien kemudian setelah mendapatkan revisi Titien mengedit naskah yang telah direvisi Hanung. Ide pembuatan film Tanda Tanya ini menurut Hanung sudah datang ketika ia menggarap film Perempuan Berkalung Sobran. Ia lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga yang majemuk dan ia masih keturunan Cina. Di keluarga besar Hanung juga ada yang berbeda agama. Jadi ia sudah akrab dengan kondisi ini. Selanjutnya ia terinspirasi dari beberapa tokoh yang benar-benar ada dalam kehidupan nyata. Disitu kemudian Hanung Bramantyo merangkum dan meletakannya dalam satu lokasi di Semarang. Hanung memilih lokasi semarang karena menurutnya kota Semarang sangat artistic dan cocok untuk dijadikan studio film. Selain itu tujuannya memilih Semarang adalah Hanung ingin lepas dari kota Jakarta yang tidak efektif untuk syuting film karena dalam satu hari ia bisa kehilangan satu atau dua jam hanya untuk di jalanan. Semarang menurutnya kota yang aman dan jarang ada konflik. Di film Tanda Tanya ini yang bercerita tentang multi etnik, Semarang sendiri mewakili karakteristik tersebut. Di Semarang ada lima agama tetapi dalam kehidupan sehari-harinya tidak ada penusukan terhadap sesama umat beragama. Tujuan Hanung mengangkat film tentang kehidupan keberagamaan karena ia ingin menyampaikan pesan apa itu Islam yang sesungguhnya. Menurutnya kebanyakan orang sekarang cendrung mengonotasikan Islam adalah agama yang radikal, agama bom, terroris, tidak toleran. Padahal sesungguhnya dalam kitab suci umat Islam pun ayat tentang jihad porsinya jauh lebih sedikit dibanding dengan ayat-ayat yang mengingatkan untuk sabar dan ikhlas. Hanung ingin orang membaca Islam yang sebenarnya. Sehingga di dalam film juga Hanung terus menerus menampilkan tentang kebaikanm ikhlas, dan bermanfaat untuk orang- orang disekelilingnya. Tantangan yang didapatkan Hanung dalam pembuatan film ini adalah pendanaan. Film ini sempat tidak berjalan beberapa saat akibat tidak ada produser yang berminat untuk membiayai film ini karena dianggap tidak menjual dan menyajikan tema yang tidak populis. Hanung kecewa dengan produser film Indonesia yang hanya memikirkan keuntungan secara financial. Ia mengatakan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 63

bahwa semua orang ketakutan karena dalam film ini mengangkat banyak agama. Satu hal yang membuatnya heran adalah ketika ia menawarkan film ini kepada produser yang beragama Kristen, produser tersebut menolak dengan alasan dalam film ini ada tokoh yang pindah agama menjadi Katolik. Hanung merasa bahwa kebanyakan orang Indonesia terlalu takut akan hal-hal nyata dan mereka mencoba menutupinya, padahal hal-hal tersebut benar-benar terjadi. Menurut Hanung ketakutan tersebut yang membuat mereka menjadi tidak bijak dan menjadi penjara bagi diri Mereka sendir. Akhirnya Hanung bertemu dengan pihak Mahaka Pictures dan pihak Mahaka mau bekerjasama dengan Dapur Film yaitu rumah produksi milik Hanung untuk melanjutkan film tersebut.

4.5 Respon Masyarakat : Sikap Pro dan Kontra Pada bulan April Lembaga Sensor Indonesia telah meloloskan film Tanda Tanya yang menceritakan tentang kehidupan keberagamaan di suatu daerah di Semarang. Munculnya film Tanda Tanya memunculkan sikap pro dan kontra menanggapi film ini. Pada pemutaran filmnya di bioskop-bioskop seluruh Indonesia beberapa pihak merasa terganggu dengan beberapa adegan yang menurut mereka tidak sesuai dengan akidah Islam. Pihak-pihak yang merasa terganggu tersebut melakukan tindakan protes baik itu melalui media elektronik, media massa, ataupun secara radikal. Beberapa pihak bahkan turun langsung untuk melakukan protes dengan meminta para pemilik bioskop untuk tidak menayangkan film yang dianggap oleh kelompok tersebut sebagai film sesat. Dengan protes yang dilakukan secara besar-besaran tersebut maka akhirnya film Tanda Tanya hanya bertahan 2-3 minggu di bioskop-bioskop Indonesia. Tidak hanya itu setelah penarikan film tersebut, kepingan DVD yang biasa diproduksi setelah film beredar juga sulit untuk di dapatkan. Untuk memproduksi DVD film Tanda Tanya dibutuhkan waktu selama kurang lebih satu tahun yaitu pada februari 2012. Penetapan waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memproduksi dan mengedarkan DVD Tanda Tanya karena suasana yang sudah mulai tenang. Sebelum keluarnya DVD Tanda Tanya orang-orang yang ingin menyaksikan film tersebut harus menunggu kesempatan- kesempatan seperti talkshow, nonton bareng atau seminar yang resmi bekerjasama

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 64

dengan rumah produksi film tersebut yaitu Mahaka Pictures dan Dapur Film. Kelangkaan kesempatan untuk menampilkan film tersebut serta minimnya waktu penayangan film Tanda Tanya di bioskop membuat bajakan filmnya pun tidak beredar di pasaran. Pasar Glodok yang terkenal dengan tempat penjualan DVD, VCD, maupun kaset bajakan juga sulit untuk mendapatkan film tersebut. Kesulitan untuk mendapatkan film itu tidak hanya dari pelaku ekonomi tetapi juga dari pembuat film tersebut. Film itu tidak diizinkan untuk dicopy walaupun dengan tujuan akademis. Jika ingin menonton film itu seperti yang telah disebutkan diatas yaitu menunggu ada acara-acara tertentu saja.

2.6.1 Sikap Pro terhadap film : Pelajaran yang baik tentang keberagaman Berbagai respon diterima setelah pemutaran film di bioskop-bioskop di Indonesia. Film yang bercerita tentang kehidupan sosial antar umat beragama menuai pro dan kontra dari masyarakat Indonesia. Komentar dari masyarakat tersebut menjadikan film ini sebagai 10 film terlaris pada tahun 2011 dan juga mendapatkan penghargaan sinematografi terbaik di ajang Festival Film Indonesia pada tahun 2011. Lebih lanjut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata yaitu Jero Wacik sangat mengapresiasi film berjudul Tanda Tanya menurutnya :

“Saya mendukung film dengan tema-tema yang mampu memperkuat Bhineka Tunggal Ika, sehingga dapat membantu karakter bangsa. Film ini cocok untuk dilihat masyarakat kita.”

Menbudpar mengatakan, film garapan Hanung Bramantyo ini mengangkat nilai persatuan, kerukunan, dan toleransi antar umat beragama. Sehingga menyadarkan masyarakat bahwa bangsa Indonesia diikat oleh sebuah konsep Bhineka Tunggal Ika. Apresiasipun tidak hanya datang dari kalangan pejabat Negara saja tetapi juga dari kelompok-kelompok masyarakat seperti Pecinta Film Pluralis Indonesia (KPFPLI) yang mengadakan nonton bareng dan diskusi film Tanda Tanya ini. Menurut ketua Panitia Alexander Jerru Widjaja:

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 65

’’Kami melihat film ini (Tanda Tanya) bisa memberikan pembelajaran yang baik tentang sebuah keberagaman. Bahwa Indonesia adalah negara dengan beraneka suku, agama, dan golongan, yang seharusnya saling toleran dan saling menghormati. Sehingga di kemudian hari, tidak perlu ada lagi gesekan-gesekan sosial seperti yang marak belakangan ini,’’.

Sebuah situs internet yaitu http://filmindonesia.or.id melakukan jajak pendapat mengenai “Perlukah ada film tentang persoalan keagamaan atau etnis di Indonesia?”. Hasil jajak pendapat tersebut terlihat sebanyak 85.71% menyatakan perlu akan film tersebut dan sebanyak 14.29% tidak menyetujuinya. Sikap pro dan Kontra juga terjadi dalam tubuh Nahdatull Ulama yang salah satu gerakannya di pakai menjadi bagian dari cerita dalam film Tanda Tanya. Gerakan pemuda Ansor (Banser) diwakili oleh Nusron juga menyarankan agar semua pihak tidak cepat menilai film ini menyebarkan pemahaman yang salah. Nusron menilai film tanda Tanya mencerminkan semangat Bhineka Tunggal Ika dan keberagaman umat beragama di Indonesia. Selain itu Mantan Ketua Umum PP GP Ansor yaitu Saifullah Yusuf juga mengapresiasi film Tanda Tanya. Ia mengatakan bahwa :

”Ini sebuah karya film yang bagus, kreatif, dan mengungkapkan fakta di masyarakat kita, sebuah pluralisme yang benar-benar ada”

Oleh karena itu Saifullah Yusuf yang biasa disebut dengan Gus Ipul mengatakan bahwa film Tanda Tanya bisa menjadi inspirasi untuk bangsa Indonesia agar dapat membangun kebersamaan. Gus Ipul yang juga merupakan Wakil Gubernur Jawa Timur ini menimta generasi muda untuk menonton film ini karena sarat pesan tentang arti perbedaan. Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini juga mengajak isteri, anak, dan beberapa pengurus banser dan Ansor Jatim dan Surabaya.51

Antusiasme tidak hanya datang dari masyarakat dalam negeri saja tetapi juga masyarakat Indonesia di luar negeri. Permintaan Mahasiswa Indonesia di Ohio untuk menyaksikan film Tanda Tanya ini direalisasikan pada tanggal 20 Januari 2012 dimana film Tanda Tanya diputar di Ohio State University,

51 http://emka.web.id/special/2011/gus-ipul-apresiasi-film-%E2%80%9C%E2%80%9D- tanda-tanya/ Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 21:02

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 66

Colombus, Amerika Serikat. Film ini juga menjadi bahan diskusi dari berbagai kalangan tidak hanya dari pengamat film tetapi mahasiswa dan LSM yang dapat dilihat dari berbagai resensi dan komentar mengenai cerita dalam film ini.

2.6.2 Sikap kontra film : Dianggap sebagai film yang tidak mendidik Film Tanda Tanya tidak hanya mendapatkan respon yang positif tetapi juga mendapatkan pertentangan dari berbagai pihak terutama Front Pembela Islam (FPI) dan Suara Islam (SI) dan Nahdatull Ulama (NU) yang menentang keras penayangan film ini. Pada tubuh NU sendiri ketua Umum Ansor NU yaitu Nusron Wahid mengatakan bahwa film Tanda Tanya menggambarkan bahwa Banser merapakan pekerjaan yang provokatif. Ia menyatakan bahwa film yang memiliki gagasan bagus mengenai pluralisme ini justru dinodai dengan isu yang menyinggung Banser sehingga gagasan yang besar itu tidak tepat sasaran. Permasalahan tersebut diungkapkan dalam film dimana ada adegan seorang Banser yang ikut merusak restaurant Tionghoa saat lebaran dan tidak sesuai dengan sikap toleransi yang ditanamkan kepada anggota Banser. Tetapi pihak MUI masih memberikan toleransi dengan tidak melakukan penarikan film ini karena Indonesia merupakan negara demokrasi dan setiap orang berhak mengekspresikan pendapatnya.52 Penentangan keras dilakukan oleh seorang wartawan Suara Islam yang mengirimkan pesan langsung kepada Hanung Bramantyo melalui salah satu jejaring social. Dalam pesannya ia menyampaikan bentuk protes yang terdapat di beberapa adegan film tersebut. Dalam pesannya ia mengatakan bahwa film yang disutradari oleh Hanung Bramantyo mengandung ajaran sesat pluralisme yang juga saudara kandung atheisme dan kemusyrikan.

“Film `?` yang anda sutradarai penuh dengan fitnah, kebencian dan merendahkan martabat Islam dan umat Islam. Film anda penuh dengan ajaran sesat pluralisme yang menjadi saudara kandung atheisme dan kemusyrikan. ketika pembukaan sudah menampilkan

52 http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,27610-lang,id-c,warta- t,Nusron+Anggap+Hanung+Tak+Tahu+Banser-.phpx Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 20:51

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 67

adegan penusukan terhadap pendeta, kemudian bagian akhir pengeboman terhadap Gereja. Jelas secara tersirat dan tersurat, anda menuduh pelakunya orang yang beragama Islam dan umat Islam identik dengan kekerasan dan teroris.“

Wartawan Suara Islam tersebut juga mengatakan bahwa Hanung mendukung sikap seseorang menjadi Murtad karena dalam adegan tersebut terdapat tokoh Rika yang diperankan oleh Endhita yang pindah agama dari Islam menjadi Katolik merupakan suatu pilihan hidup. Menurut waratawan Suara Islam yang berinitial BH ini dalam Islam murtad adalah suatu perkara yang besar dimana hukumannya adalah hukuman mati atau sama dengan zina yang dirajam. Protes yang ia lakukan juga ada dalam adegan dimana seorang muslim berjilbab bernama Menuk merasa nyaman bekerja di restaurant Cina dan restaurant tersebut menjual masakan Babi. Menurutnya adegan ini ingin menunjukan seolah-olah Babi itu halal. Wartawan Suara Islam juga mempertanyakan kewarasan Hanung menampilkan adegan dimana seorang Islam yang menerima tawaran untuk berperan sebagai Yesus di perayaan paskah dan penyerbuan terhadap restaurant Cina pada saat lebaran. Menurutnya :

“seorang takmir masjid yang diperankan Surya (Agus Kuncoro) setelah dibujuk si murtadin Rika, akhirnya bersedia berperan sebagai Yesus di Gereja pada perayaan Paskah. Apalagi itu dijalaninya setelah dia berkonsultasi dengan ustad muda yang berfikiran sesat menyesatkan pluralisme seperti anda yang diperakan David Chalik. Namun anehnya, setelah berperan menjadi Yesus demi mengejar bayaran tinggi, langsung membaca Surat Al Ikhlas di Masjid. Padahal Surat Al Ikhlas dengan tegas menolak konsep Allah mempunyai anak dan mengajarkan Tauhid. Apa anda ini kurang waras wahai si Hanung. Semoga pembalasan dari Allah atas diri anda. Tampaknya anda memang sudah gila, masak pada hari raya Idul Fitri yang pebuh dengan silaturahmi dan maaf memaafkan, umat Islam melakukan penyerbuan dengan tindakan anarkhis terhadap restoran Cina yang tetap buka sehari setelah Lebaran. Bahkan sebagai akibat dari penyerbuan itu, akhirnya si pemilik Tan Kat Sun meninggal dunia. Setelah itu anaknya Ping Hen (Rio Dewanto) sadar dan masuk Islam demi menikahi Menuk setelah menjadi janda karena ditinggal mati suaminya Soleh (Reza Rahadian), seorang Banser yang tewas terkena bom setelah menjaga Gereja pada hari Natal. Jadi orang menjadi muslim niatnya untuk menikahi gadis cantik. Sebagaimana anda menjadi sutradara

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 68

berfaham Sepilis dengan kejam menceraikan istri yang telah melahirkan satu anak demi untuk menikahi gadis cantik yang jadi pesinetron. Film ini kok seperti kehidupan anda sendiri ya ?”

Wartawan tersebut juga mempertanyakan adegan Endhita yang meminta cerai karena suaminya berpoligami. Wartawan Suara Islam tersebut menyatakan bahwa dalam Islam diperbolehkan poligami dan membatasi hingga empat Istri. Dialog-Dialog protes tersebut juga tidak hanya berasal dari wartawan Suara Islam namun juga dari FPI.

Gambar 4.4 : Sikap Protes FPI Terhadap Film Tanda Tanya (Sumber : http://celebrity.okezone.com/ )

Menurut FPI film ini merusak akidah umat Islam karena menampilkan adegan yang mencritakan orang Islam sebagai kelompok yang bengis dan jahat karena dalam film itu terdapat adegan dimana adanya penusukan pendeta dan pengeboman Gereja yang tidak jelas pelaku dan motifnya, namun mengarahkan kesan kepada umat Islam. Kemudian adanya adegan yang menunjukan umat Islam berpindah agama menjadi Katolik akibat perceraian dengan suaminya yang menginginkan Poligami. Dalam film itu juga ada cerita tentang Surya yang bermain drama pada Hari Raya Paskah di gereja dengan peran menjadi Yesus. Sebelum pentas, Surya latihan Yesus disalib di dalam masjid, lalu direstui oleh ustadz yang mengajar di masjid tersebut. FPI berpendapat banyak adegan yang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 69

menuai kontroversi dan patut untuk diperangi karena sudah menyalahi akidah islam. Menurut FPI melalui Habib Selon Assegaf sebagai juru bicara mengatakan bahwa film Tanda Tanya merupakan salah satu film perusak aqidah karena disinyalir telah mempropagandakan pluralisme ataupun liberalisme. Menurut Habib Selon Assegaf juga mengatakan bahwa :

"Masyarakat awam adalah tingkatan kelompok orang yang lugu dan polos dengan pola pikir yang sangat sederhana. Mereka hanya memahami dari apa yang mereka dengar, lihat dan saksikan dari film tersebut. Kami menghimbau semua anggota masyarakat untuk tidak membeli, menyewa, memutar, menonton dan mensponsori film apapun yang merusak aqidah dan akhlak umat Islam termasuk film Tanda Tanya"

Penolakan FPI mencuat setelah dua minggu penayangan film Tanda Tanya di bioskop-bioskop Indonesia. FPI mengancam akan mendatangi bioskop-bioskop yang masih memutarkan film tersebut. Setelah penayangan film Tanda Tanya di bioskop, pihak SCTV berencana akan menayangkan film tersebut di televisi pada 27 Agustus 2011. Namun rencana tersebut gagal akibat ancaman FPI yang melakukan tindakan tegas bagi siapa saja yang mendukung film tersebut. Habib Alatas mengatakan bahwa :

”Kita sangat menyesalkan kenapa film itu bisa ditayangkan. Jangan salahkan kalau kita bertindak. Makanya kita akan segera konsolidasi bersama Forum Umat Islam (FUI) menyerbu kantor SCTV. Secepatnya kita akan datangi mereka. Bisa hari Senin atau besoknya. Tapi yang pasti ribuan orang bang akan datang.”

Ancaman tersebut akhirnya membatalkan rencana SCTV untuk menayangkan film Tanda Tanya di televise dengan berbagai pertimbangan karena tindakan FPI ditakutkan akan menurunkan rating dan berbagai alasan lainnya terkait dengan aksi penyerangan yang akan dilakukan FPI ke kantor SCTV. Tindakan FPI tersebut juga dipicu oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI yang menurut kelompok FPI telah mengharamkan film tersebut. Tetapi saat dikonfirmasi kepada pihak MUI dikatakan bahwa film tersebut tidak diharamkan tetapi sebaiknya direvisi di beberapa adegan.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 70

Dalam websitenya yaitu http://fpi.or.id terdapat seruan yang menyatakan bahwa : 1. Bahwa Film "?" adalah FILM LIBERAL yang sesat dan menyesatkan, sehingga haram ditonton oleh umat Islam dan harus dilarang pemutarannya oleh pemerintah RI. 2. Bahwa Erick Tohir dengan Mahaka Picture dan Mahaka Media serta Republikanya harus menarik film "?" dari peredaran, dan meminta maaf kepada umat Islam, serta berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahannya. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk memboikot Erick Tohir dan semua medianya. 3. Bahwa Hanung Barmantyo harus menghentikan peredaran film "?", dan bertaubat kepada Allah SWT, serta menyudahi sikap Liberalnya selama ini yang selalu menyerang Islam. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk menjadikannya sebagai musuh Islam. 4. Bahwa Lembaga Sensor Film (LSF) tidak boleh meloloskan film apa pun yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film "?", serta wajib melakukan reformasi kepengurusan agar tidak disusupi atau ditunggangi oleh unsur-unsur Liberal dari kelompok mana pun. Jika tidak, maka bubarkan LSF dan kembalikan wewenang perfilman kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi atau kementerian lain yang berkompeten. 5. Bahwa semua anggota masyarakat diserukan untuk tidak membeli / menyewa / memutar / menonton / mensponsori film apa pun yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film "?", dan diserukan pula kepada segenap anggota masyarakat untuk memboikot semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan peredaran film yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film Tanda Tanya. Akhirnya, Front Pembela Islam menyatakan perang terhadap semua film yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam.

4.6 Tanggapan Hanung terhadap pihak yang kontra : Kembali kepada interpretasi penonton Menanggapi hasil protes yang dilakukan beberapa pihak, Hanung menanggapi dengan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 71

memberikan kritik terhadap karyanya. Dalam menanggapi pihak-pihak yang melakukan protes terhadap filmnya Hanung mengatakan bahwa:

“Film saya adalah sebuah statement. Masalah mendidik atau tidak, masyarakat saja yang menilai. Saya melihat film "?" Sebagai sebuah kebebasan ekspresi yang bertanggung jawab. Kita sama sekali tidak bertujuan merusak akidah. Sampai saat ini belum ada laporan setelah menonton film ini, ada yang murtad.”

Hanung juga menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh waratawan Suara Indonesia itu. Ia menyatakan bahwa adanya adegan penusukan pastur dan pengeboman yang menurut wartawan Suara Islam, tindakan tersebut menuduh umat Islam sebagai pelakunya. Hanung mempunyai jawaban tersendiri, ia menyatakan bahwa dalam adegan tersebut dia tidak sama sekali menampilkan atribut keislaman seperti bersorban dan berpeci. Ia hanya menampilkan seorang laki-laki berjaket coklat dan memegang pisau. Jadi tidak ada pesan apapun yang menyatakan bahwa pelaku penusukan atau pengeboman adalah umat Islam.

Dalam adegan Rika yang berpindah agama menurut Hanung ia tidak sama sekali mendukung seseorang menjadi murtad, justru ia sengaja menampilkan adegan protes yang dilakukan oleh anak Rika yaitu Abi dan orang tua Rika dengan cara enggan berbicara. Dalam adegan tersebut juga dia menampilkan sahabat Rika bernama Surya yang berdialog bahwa

“Kamu mengkhianati 2 hal sekaligus: perkawinan dan Allah!“.

Hanung menyatakan bahwa tidak ada sedikitpun dialog yang menyatakan dukungan terhadap kemurtadan Rika. Menurut Hanung walaupun pada akhirnya mereka menerima pilihan agama Rika, Hanung dalam film ini ingin menunjukan interpretasinya terhadap firman Allah yaitu:

‘Engkau (Muhammad) tidak diutus dengan mandat memaksa mereka beragama, tapi mengutus engkau untuk member kabar gembira yang orang mengakui kebenaran Islam dan kabar buruk dan ancaman bagi yang mengingkarinya.’

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 72

Hanung juga menjelaskan jawaban atas pertanyaan mengenai Menuk yang nyaman bekerja direstaurant Cina yang menjual babi seolah-olah Hanung ingin menyampaikan bahwa Babi itu halal. Hanung menyatakan bahwa Menuk nyaman bekerja di tempat pak Tan karena pak Tan adalah orang yang baik. Selalu mengingatkan karyawan muslimnya sholat. Hanung justru menggambarkan lebih dari satu kali adegan yang membedakan babi Babi dan bukan Babi dalam mengelola masakan di restaurant tersebut. Seperti yang tertera dalam pernyataannya :

“Jika saya menghalalkan Babi, tentunya saya tidak akan menggambarkan pemisahan yang tegas antara sodet, panci, pisau, dsb tersebut. “

Hanung juga memberikan penjelasan bahwa pilihan Surya menjadi Yesus karena Surya frustasi selama 10 tahun hanya menjadi aktor figuran saja. Dari pekerjaannya menjadi figuran ia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seperti tidak dapat membeli sarapan dan tidak dapat membayar uang kos. Kemudian Rika menawari Surya menjadi Yesus dengan biaya yang besar. Sebelumnya ia berkonsultasi dulu dengan Ustadz dan Ustadz tersebut menyarankan bahwa

”itu tergantung dari hatimu, maka jagalah hatimu`”

Menurut Hanung tidak ada yang menyarankan atau mendorong Surya menjalani pilihan pekerjaannya. Ustadz memberikan kebebasan Surya untuk memilih. Setelah adegan tersebut, Surya kembali memantapkan hatinya denga bertafakur dimasjid. Hanung juga menjelaskan bahwa drama Paskah bukan ibadah. Tapi sebuah pertunjukan drama biasa. Ibadah Misa Jumat Agung dilaksanakan setelah pertunjukan Drama. Dalam hal ini Surya tidak melakukan ibadah bersama jemaah Kristiani di gereja. Namun oleh karena pesan Ustadz untuk senantiasa menguatkan hati, maka setelah memerankan drama Jesus, Surya membaca Surat Al-Ikhlas berulang-ulang sambil menangis. Sehingga menurutnya dalam adegan tersebut tidak ada yang adegan yang melecehkan Islam, bahkan seorang ustadz sudah melakukan tugasnya untuk mengingatkan Surya sejak awal.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 73

Menanggapi kasus penyerbuan restaurant pada hari lebaran tesebut Hanung menunjukan sikap Soleh yang didasari rasa dendam dan cemburu karena Menuk lebih memilih bekerja di hari raya kedua lebaran dibanding menemani Soleh dan keluarganya untuk jalan-jalan. Dalam adegan tersebut Hanung sengaja menampilkan sikap bodoh, membabi buta dan tergesa-gesa pada diri Soleh yang mengakibatkan Tan Kat Sun pemilik restaurant meninggal dunia. Sikap tersebut membuat Soleh menjadi rendah di mata Menuk yang ditunjukan dengan sikap Menuk yang tidak lagi hangat kepada Soleh. Penolakan Penolakan Menuk itu yang membuat Soleh akhirnya memutuskan untuk memeluk BOM dan menghancurkan dirinya. Tujuannya agar dia menjadi berarti dimata Istrinya. Tidak ada adegan dimana Menuk bahagia atas kematian Soleh sehingga ia akhirnya dapat menikah dengan Ping Hen yang masuk Islam karena ingin menikahi Menuk.

Tanggapan Hanung terhadap pernyataan waratwan Suara Islam bahwa Hanung sengaja mengajak penonton untuk menentang poligami padahal dalam Islam diperbolehkan poligami dengan syarat hanya boleh memiliki empat Istri. Hanung menjawab :

“Saya laki-laki yang tidak setuju dengan Poligami. Dalam pandangan saya, banyak umat Islam sudah menyelewengkan surat An Nisa sebagai sebuah legitimasi pelampiasan nafsu lelaki. Padahal sudah jelas didalam surat tersebut dikatakan : Wa inkhiftum alaa takdilu fa wakhidatan aumalakat aimanukum. Jika engkau takut berlaku adil maka nikahilah seorang saja. Jadi dalam melakukan poligami, syaratnya utamanya harus berlaku adil. Pertanyaan saya, bisakah manusia berlaku adil? Apakah lelaki bisa menjamin hati seorang wanita bisa ikhlas ketika dirinya di madu? Bukankah ketika kita menyakiti hati perempuan, maka itu sudah termasuk aniyaya? Apakah hanya karena syariat, maka keputusan saya menolak poligami adalah suatu sikap menentang syariat? Jika memang saya kemudian berpoligami, apakah saya juga akan mendapatkan jaminan sebagai manusia bersyariat?”

Dalam memberikan penjelasannya Hanung juga tidak menayangkan adanya sikap seorang Romo yang sinis ketika membaca Arti Tuhan dimata Rika dan Rika menyebutkannya dengan menggunakan Asamul Husna. Ketika seorang Romo meminta Rika untuk menuliskan kesaksiannya, Rika kesulitan. Sebagai

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 74

seorang penganut agama baru, Rika tidak memiliki pengetahuan terhadap Tuhan barunya, maka dia menuliskan asmaul Husna karena dalam tiap-tiap namaNya (Ar Rahman : Maha Pengasih, Ar Rahiim : Maha Penyayang, dst) memiliki arti yang Universal. Jadi menurut Hanung anggapan bahwa saya melalui film ini sedang mencampur adukkan agama, sangat tidak relevan. Hanung menyatakan tidak ada dalam adegan di film ini seorang Islam yang sembahyang di Gereja atau seorang Kristen yang sembahyang di Mesjid. Kalaupun ada adegan ketika Rika membaca novel dan dalam novel tersebut terdapat kalimat :

“… Setiap manusia berjalan dalam setapaknya masing-masing. Mereka berjalan sendirian. Mereka bersama-sama berjalan kepada satu tujuan, yaitu Tuhan.”

Jika direnungkan kata-kata Rika yang mengutip dari novel setiap agama menyembah satu Tuhan. Umat Nasrani di Gereja, Kaum Budha, Hindu, Yahudi berdoa di rumah ibadahnya masing-masing dan menyembah Tuhannya masing- masing. Mereka tidak melakukan pemujaan terhadap setan. Dalam film ini juga Hanung tidak menyebutkan bahwa Allah Subhana wata`ala sebagai Tuhan kaum Nasrani, Budha, Hindu, Yahudi ataupun agama lain diluar Islam. Hanung sendiri pun bingung di bagian mana orang menafsirkan bahwa dirinya sedang melakukan penyamarataan agama.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 75

BAB V

ANALISIS

Film dapat dipahami sebagai representasi budaya. Film digunakan sebagai cerminan untuk mengaca atau untuk melihat bagaimana budaya bekerja atau hidup di dalam suatu masyarakat. Representasi tidak hanya melibatkan bagaimana identitas budaya disajikan (atau lebih tepatnya dikonstruksikan) di dalam sebuah teks tapi juga dikonstruksikan di dalam proses produksi dan resepsi oleh masyakarat yang mengkonsumsi nilai-nilai budaya yang direpresentasikan tadi. Representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau film. 53 Dengan begitu film memiliki dua pandangan dimana film dapat dijadikan sebagai produk yang bersifat komersil karena dikonsumsi secara masal dan terdapat aktor-aktor bisnis yang melakukan komodifikasi terhadap produk tersebut sehingga menjadikan produk film menjadi suatu karya yang sifatnya komersil. Di sisi lain film juga bersifat simbolik dimana terdapat nilai-nilai dan representasi budaya yang ditampilkan melalui alur cerita, symbol, dialog dan adegan dalam film mengenai persepsi dan pengelaman terhadap dunia social. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa film merupakan salah satu produk kebudayaan yang dikomodifikasikan dan dapat merujuk pada realitas sosial yang terjadi di masyarakat Pada tahun 2009 perfilman Indonesia mulai mencoba untuk memproduksi film dengan tema-tema yang berbeda di tahun-tahun sebelumnya. Dimulai dengan Laskar Pelangi yang bersetting di daerah Belitung yang menceritakan kehidupan pertemanan beberapa anak-anak yang mempunyai berbagai mimpi dan pendidikan di daerah tersebut. Dengan munculnya tema-tema social tersebut mendorong sineas perfilman mengangkat cerita yang berasal dari kisah nyata. Pada tahun ini perfilman nasional juga diramaikan dengan film-film bertemakan religi dan akhirnya mendorong kreativitas sineas perfilman untuk mengangkat cerita film tentang pluralitas keagamaan yang juga diangkat melalui realitas social yang

53 Yearry. Artikel : Film dan Representasi Budaya. 3 Januari 2009

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 76

terjadi di Indonesia. Salah satu film yang menampilkan cerita tentang pluralitas keagamaan adalah cin(T)a. Film ini bercerita tentang dua etnis berbeda dengan agama yang berbeda. Dimana agama tersebut pada akhirnya membuat perbedaan diantara keduanya dank arena perbedaan tersebut mereka tidak dapat bersama- sama dan memilih untuk menaati perintah agamanya masing-masing. Kemudian semakin banyak muncul film yang bertema pluaralisme dan multikulturalisme masyarakat Indonesia di tahun 2010 sampai 2011 seperti dalam film 3hati, 2 dunia, 1 cinta dan Tanda Tanya. Dengan mengangkat cerita melalui realitas social dalam suatu film terdapat suatu symbol yang memiliki makna- makna tertentu dan disajikan kepada masyarakat dengan berbagai kepentingan yang terkait di dalamnya. Dari penjelasan diatas pola yang terlihat jelas ditunjukan melalui kreatifitas para pembuat film Indonesia tentu sudah semakin berkembang dan terasah semenjak reformasi. Di era ini sekolah-sekolah film dan workshop didirikan oleh para penulis atau sutradara senior seperti Reload film yang didirak pada tahun 2006 oleh Rudi Soedjarwo dan Monty Tiwa, Seringnya Dapur film milik Hanung Bramanty bekerjasama dengan Titien Wattimena, dan Cesa David Luckmansyah membuat workshop, dan masih banyak lagi baik baik itu organisasi maupun rumah produksi yang membanjiri industri film Indonesia semenjak reformasi. Pendistribusian film juga lebih meluas tidak hanya melalui selebaran atau spanduk tetapi juga sudah melalui iklan di televise, majalah, DVD, novel dan bahkan roadshow dilakukan di kota-kota besar di Indonesia. Beragam cara untuk menarik penonton yang lebih luas dilakukan. Tidak hanya itu terkadang untuk membuat film itu menjadi perhatian tidak jarang para actor dalam film tersebut membuat semacam sensasi yang dapat mendongkrak rating film tersebut. Kebebasan seperti itu hanya bisa diekspresikan semenjak reformasi dimana setiap orang berhak menampilkan gagasan dan pendapatnya. Dengan begitu bab ini akan menunjukan bagaimana film Tanda Tanya bukan hanya sebagai karya seni yang menjual tetapi juga mempunyai makna dari pencipta dalam hal ini Sutradara dalam mengekspresikan persepsi tentang pengalamannya mengenai realitas social dan bagaimana film tersebut digunakan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 77

oleh Sutradara sebagai medium untuk menggambarkan konteks social di Indonesia.

5.1 Film Tanda Tanya dan Representasi Sosial 5.1 Film sebagai Karya Seni dan Representasi Sosial

Film adalah suatu produk yang berhasil menggambungkan beberapa jenis kesenian yaitu teater, rupa, suara dan musik menjadi satu kesatuan melalui alur cerita yang diciptkan oleh Sutradara dan Penulis. Film selain sebagai karya seni yang dikomersilkan juga memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi di masyarakat. Kontribusi yang dapat diberikan film kepada masyarakat adalah film dapat berfungsi sebagai cerminan dunia dimana kemampuan film untuk memotret realitas sosial kemudian dikomodifikasikan menjadi suatu produk yang dapat dinikmati oleh khalayak ramai. Sehingga dengan potensi film untuk merepresentasikan dunia sosial penonton dapat melihat atau membayangkan suatu peristiwa yang terjadi dalam konteks masyarakat tertentu dan dalam kurun waktu tertentu melalui penggambaran dalam film. Film bukan hanya dapat dilihat sebagai suatu karya seni namun film juga merupakan karya ilmiah yang diciptakan oleh aktor yaitu sutradara untuk merepresentasikan realita sosial atau juga untuk menggambarkan dunia yang ideal sesuai dengan ideologi Sutradara. Realita sosial yang ada dalam film dibagi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 78

menjadi dua bagian Pertama, yang sifatnya kultural merujuk pada nilai-nilai yang sengaja di tanamkan untuk mempengaruhi penonton atau digunakan sebagai harapan bagaimana bentuk dunia yang ideal. Kedua, adalah sifatnya structural dimana film menggambarkan konteks realita masyarakat yang sesungguhnya dimana potret realita tersebut digambarkan melalui lakon para aktor yang dimainkan dalam suatu alur cerita film. Bagian ini akan menjelaskan bahwa dalam film Tanda menceritakan kehidupan pluralisme dan multikulrualisme. Pluralisme dalam film mencerminkan realita sosial masyarakat Indonesia dimana Indonesia memiliki keragama budaya, etnis dan agama namun keragaman tersebut tidak dapat dijadikan menjadi satu pemahaman yang sama. Mereka tetap berdiri pada kepercayaannya masing-masing. Hal inilah yang sering menimbulkan konflik dalam masyarakat karena setiap kelompok merasa bahwa budaya, etnis, atau agamanya yang paling benar dan paling cocok untu di terapkan dalam sistem sosial di Indonesia. Potret masyarakat Indonesia yang pluralis ini digambarkan melalui adegan-adegan film. Sedangkan multikulturalisme dalam film mencerminkan nilai-nilai ideal di masyarakat. Nilai-nilai ideal tersebut digambarkan dengan sikap apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan lain yang berbeda dengan dirinya. Sikap apresiasi tersebut dapat digambarkan melalui penerimaan kebudayaan lain dengan tidak mengagung-agungkan kebduayaan sendiri. Dalam hal ini perbedaan tersebut tidak menjadi suatu masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Kehidupan ideal tersebut yang diharapkan terjadi di masyarakat Indonesia sehingga menciptakan suasan yang harmonis. Dalam hal ini potensi film untuk menanamkan nilai- nilainya membentuk masyarakat yang ideal yang diharapkan. Kedua hal ini ditunjukan ke dalam adegan-adegan dalam film Tanda Tanya. Misalnya dalam film ini digambarkan pola hubungan antara pribumi dan Tionghoa. Interaksi antara pribumi dan Tionghoa54 yang terdapat dalam film ini

54 Penggunaan kata Tionghoa merujuk pada kalimat asli yang digunakan oleh Sutradara di dalam filmnya. Selain itu perbedaan kalimat China, Cina dan Tionghoa adalah Cina merupakan tulisan resmi yang merujuk kepada negara Republik Rakyat China. Cina adalah panggilan kepada orang yang keturunan Cina berwarga neagar Asing seperti Cina Singapura, Cina Taiwan, Cina Hongkong. Sedangkan Tionghoa merujuk pada keturunan Cina yang ada di Indonesia.. Misal Cina Bangka, Cina Palembang, dan sebagainya. Selain itu terdapat pasal 26 Ayat 1 dan 2 UUD 1945 menyebutkan : Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 79

juga masih sering terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia di Era Reformasi. Sindiran-sindiran kecinaan yang membuatnya menjadi berbeda dengan pribumi masih sering dirasakan oleh orang-orang keturunan Tionghoa di Indonesia. Stereotipe negatif mengenai Tionghoa yang terjadi di Orde Baru juga masih melekat di kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita analisis melalui perkembangan sejarah hubungan antara negara, pribumi dan Tionghoa di Indonesia. Film ini mencoba menampilkan interaksi baik itu yang positif maupun negatif terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara pribumi dan Tionghoa. Dalam film ini beberapa adegan menggambarkan konflik antara pribumi dan Tionghoa yang sudah terjadi selama berpuluh-puluh tahun. Misalnya dalam film ini ada seorang pria keturunan Tionghoa bernama Ping Hen yaitu anak pemilik restaurant Cina. Ping Hen mempunyai sikap yang cepat emosi, terlebih jika ada orang-orang yang memanggil dirinya dengan sebutan cino, sipit, atau koko. Ketika orang-orang memanggil dengan sebutan seperti Sipit atau Cina tokoh yang bernama Ping Hen ini menjadi emosi dan berusaha untuk membalas sindiran kecinaan yang ia dapatkan. Sikap ketidaksukaannya dikategorikan berbeda dengan pribumi juga terlihat jika seseorang memanggil Ia dengan sebutan koko, maka Ping Hen berusaha tidak menghiraukan panggilan orang tersebut. Peristiwa yang digambarkan dalam film ini dapat dipahami dengan melihat konteks sejarah hubungan antara pribumi dan Tionghoa seperti yang sudah dijelaskan oleh Setiono bahwa di masa Orde Baru sebutan Cina atau orang- orang Jawa memakainya dengan sebutan Cino merupakan kata yang berkonotasi negative dan sangat merendahkan. Seseorang hanya menggunakan kata tersebut apabila ingin mengejek dan menghina orang Indonesia keturunan Tionghoa. Sikap tersebut masih ditunjukan melalui film ini. Adegan-adegan di bawah ini mencoba menggambarkan kondisi masyarakat yang dijelaskan oleh Setiono :

lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia Dalam penjelasan ayat diatas disebutkan Yang dimaksud orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda, peranakan Tionghoa (bukan peranakan Cina) dan peranakan Arab, yang bertempat tinggal di Indonesia dan mengakui sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada negara Republik Indonesia, dapat menjadi warga negara.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 80

Adegan 22 ( 00:07:20 – 00: 07:55) Ping Hen berjalan di sekitar Pasar Baru tersebut yang pada siang itu cukup ramai dengan aktivitas orang-orang yang ada di sekitarnya. Saat sedang berjalan Ping Hen melihat 4 orang laki –laki sebaya yang berumur sekitar 23 tahunan berjalan bersamaan sambil sedang berbicara satu sama lainnya. Laki-laki pertama bertubuh kurus mengenakan baju koko berwarna hijau, mengenakan peci dan celana berwarna hitam. Laki- laki kedua bertubuh kurus, mengenakan baju koko berwarna kuning, memakai peci coklat dan celana panjang hitam. Laki-laki ketiga memakai baju koko berwarna abu-abu bertubuh gemuk, pendek dan mengenakan celana pajang hitam serta peci hitam. Laki-laki keempat bertubuh kurus mengenakan baju koko brewarna cream, sarung dan peci. Pria Pertama : “Opo kowe ndelok-ndelok?” Ping Hen :” Yo ben toh.” Pria Pertama : “Aah, Sipit !” Ping Hen : “Ngomong apa koe? Teroris, Asu !

Adegan 121 ( 01:10:49 – 01 :12:54 )

Menuk : “Ko, (Ping Hen terus berjalan tanpa menghirakan sapaan Menuk, dan Menuk terus mengejar Ping Hen) Ko Hendra, Ko !” Setelah nada suara Menuk dinaikan Ping Hen pun berhenti berjalan tanpa menatap Menuk yang ada di belakangnya. Ping Hen : “Kamu tahu toh dari dulu aku ndak suka di panggil koko.”

Dari adegan 22 memperlihatkan diskriminasi yang dilakukan oleh pribumi kepada Tionghoa melalui sindiran-sindiran kecinaan. Sindiran tersebut membuat mereka tampak berbeda dengan pribumi walaupun sebenarnya kelompok Tionghoa ini sudah menjadi Warga Negara Indonesia. Sikap yang membedakan tersebut dapat ditunjukan melalui sikap dan sindiran fisik kepada Tionghoa. Oleh karena itu sindiran-sindiran tersebut dirasakan sangat mengganggu oleh tokoh yang bernama Ping Hen. Diskriminasi kelompok Tionghoa sudah terjadi sejak Orde Baru dimana selama 32 tahun mantan presiden Soeharto berkuasa, kelompok Tionghoa di diskriminasikan akibat adanya tuduhan bahwa etnis Tionghoa terlibat dalam gerakan Partai Komunis Islam (PKI). Pada Orde Baru, pemerintah melarang dan memberantas semua hal yang berhubungn dengan partai tersebut. Tidak hanya itu pelarangan atribut kecinaan juga dilarang seperti tulisan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 81

Cina, bahasa Cina, dan kegiatan keagamaan Konghucu tidak diizinkan beredar di Indonesia. Dampaknya juga dirasakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa hingga saat ini. Stereotipe negatif mengenai Tionghoa yang sudah di sosialisasikan semenjak Orde Baru masih tertanam dalam kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini. Peristiwa ini lah yang dipotret oleh sutradara Hanung Bramantyo untuk dijadikan sebuah karya melalui film. Yang unik dari film ini adalah hubungan antara pribumi dan keturunan Tionghoa yang tergambar melalui dua sisi yang berbeda. Satu sisi menggambarkan hubungan antara Tionghoa dan Pribumi akibat diskriminasi di rezim Orde Baru. Di sisi yang lainnya hubungan tersebut digambarkan melalui hasil reformasi dimana setiap orang dilindungi hak-haknya sebagai warga negara. Hasil dari reformasi itu adalah munculnya sikap-sikap toleransi dan pluralisme. Peristiwa itu juga digambarkan melalui dialog dan adegan film. Pertama, tergambar hubungan pribumi dan Tionghoa yang tidak begitu harmonis yaitu terdapat kecemburuan-kecemburuan status social ekonomi yang digambarkan pada saat dialog Ping Hen kepada Soleh pada saat Ping Hen mengetahui bahwa Soleh yang tadinya pengangguran sudah mendapat pekerjaan sebagai banser.

“Jadi kayak gini ada hasilnya opo cuma keliatan aja biar ada kerjaan?”

Juga Soleh kepada Ping Hen untuk membalas ejekan Ping Hen :

“Aah, Cino kalau gak ada Restaurant bapakmu, gak bisa hidup. Tau?

Dialog tersebut sangat jelas menggambarkan hubungan yang tidak harmonis akibat kecemburuan status social-ekonomi. Dilihat dari peran yang dimainkan oleh Soleh merupakan pengangguran, sedangkan istrinya yaitu Menuk bekerja sebagai pelayan di Restaurant orang tua Ping Hen. Dengan pekerjaan sebagai pelayan Menuk dapat menafkahi kebutuhan rumah tangganya. Melihat bahwa Soleh tidak dapat bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga maka

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 82

munculah pandangan yang meremehkan terutama dari Ping Hen yang memiliki sumber daya yang lebih di bandingkan Soleh. Kemudian Pandangan Soleh yang menganggap bahwa Ping Hen hanya dapat mengandalkan Restaurant orang tuanya yang sudah berdiri sekian lama. Hal ini melihat sejarah bahwa masyarakat Tionghoa. Semenjak zaman VOC, Tionghoa merupakan pedagang yang tangguh. Sehingga VOC menempatkan mereka lebih tinggi di banding pribumi namun lebih rendah di banding pemerintah kolonial yaitu sebagai rekan kerja negara dalam bidang ekonomi. Pada masa Orde Baru terjadi diskriminasi masyarakat Tiongho akibat kasus G 30 S PKI. Diskriminasi tersebut mengakibatkan terbatasnya akses dalam bidang ekonomi yang dialami oleh masyarakat keturuan Tionghoa di Indonesia. Pada masa Orde Baru, keturunan Tionghoa hanya diizinkan untuk melakukan pekerjaan di bidang perekonomian seperti berdagang. Keturuan Tionghoa tidak diizinkan untuk bekerja sebagai aparat negara, pegawai negeri sipil dan militer. Strategi tersebut diterapkan di masa Orde Baru dengan tujuan untuk melanggengkan kekuasaan pemerintah Orde Baru saat itu. Pemerintah menyerahkan perekonomian kepada Tionghoa karena kelompok ini adalah kelompok minoritas dan terdiskriminasi sehingga sangat kecil kemungkinannya apabila kelompok ini dapat menggeser kekuasaan Soeharto. Perekonomian tidak diberikan kepada pribumi karena ditakutkan apabila kelompok mayoritas memegang perekonomian maka mereka dengan mudah menggeser kekuasaan Soeharto. Kelompok mayoritas tersebut mempunyai massa yang dapat dijadikan alat untuk merebut kekuasaan. Di masa Orde Baru pribumi dijadikan sebagai kaki tangan pemerintah untuk mengontrol dinamika social, ekonomi, dan politik di Indonesia. Prasangka mengenai orang-orang Tionghoa yang tidak sepenuhnya berlandaskan fakta. Misalnya anggapan bahwa orang Tionghoa cendrung hidup eksklusif, tak dapat melepaskan budaya dia, termasuk diantara tidak bisa melepaskan tanah leluhur, tidak memiliki kesetiaan kepada Indonesia, bersifat oportunistik, mendominasi perekonomian Indonesua, dan merupakan golongan yang paling banyak memperloeh keuntungan semasa penjajahan belanda. Prasangka-prasangka ini berkembang dari waktu ke waktu dan merasuk ke dalam

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 83

berbagai lapisan masyarakat melalui berbagai media informasi.55 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah diskriminasi dan prasangka anti Tionghoa di Indonesia, pertama, baik prasangka maupun diskriminasi itu tidak hanya terjadi dalam proses satu arah, yaitu kepada orang- orang non Tionghoa kepada orang-orang Tionghoa saja. Prasangka dan diskriminasi juga dilakukan dengan arah yang dilakukan dengan arah yang sebaliknya, meskipun dalam bentuk yang berbeda.56 Sebagai contoh, di kalangan orang Tionghoa beredar prasangka bahwa orang-orang `pribumi` bersifat pemalas, memiliki kebiasaan mengambil lebih dari satu istri, bodoh, tidak bisa mengatur keuangan dan sebagainya. Prasangka-prasangka ini berkembang menjadi suatu praktik diskriminasi ketika ia dijadikan dalih untuk menerapkan perlakuan- perlakuan yang berbeda pada orang-orang pribumi sebagaimana kadang kala terjadi sebuah perusahaan yang dipimpin dan dimiliki oleh orang Tionghoa.57 Kedua, karena parasangka-prasangka yang berkembang di kedua kalangan ini biasanya didasarkan pada kategori-kategori yang bersifat umum dan dapat ditemukan pada orang-orang dari berbagai kalangan, maka sangat memungkinkan bahwa sifat-sifat tersebut pun melekat pada sebagian orang dari kelompok yang diprasangkai itu. Pemahaman serupa juga sering terungkap ketika orang-orang Tionghoa menceritakan berbagai pengalaman mereka dalam kehidupan sehari- hari. Misalnya cerita tenang umpatan-umpatan `kecinaan` yang sering mereka terima, khususnya bila terjadi konflik dengan orang-orang non-Tionghoa. Sikap Orde Baru yang menyerahkan perekonomian pada Tionghoa masih dirasakan hingga era reformasi. Seperti yang kita ketahui bahwa kelompok Tionghoa ini memegang perekonomian di Indonesia dengan cara berbisnis atau berdagang. Melihat kondisi tersebut film ini juga mengkategorikan kelompok Tionghoa bekerja di bidang bisnis kuliner yaitu dengan membuka restaurant. Hal ini juga digambarkan dalam film Tanda Tanya mengapa Pak Tan bermata pencaharian sebagai pemilik Restaurant dan Ping Hen pun memiliki minat yang

55 Stanley A. Prasetyo, “politik rasial dan pemberitaan media”, Kupas, Jurnal Media Watch vol 3 no.4, 2002, hal 39 -44 56 Herlijanto, Johanes.2002. Tesis : berjuang melawan diskriminasi : studi kasus pada gerakan social orang Indonesia keturunan Tionghoa. Pasca Sarjana Sosiologi.Fakultasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Halaman 41 57 Ibid

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 84

sama dengan orang tuanya dengan berbisnis di bidang kuliner tersebut karena pada masa lalu mereka tidak diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas di sector lainnya sehingga secara turun temurun dan terinternalisasi kedalam diri masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa maka kebanyakan dari mereka berwiraswasta seperti berdagang. Keturunan Tionghoa biasanya mewariskan bisnis mereka kepada anak- anaknya sehingga kebanyak keturunan Tionghoa mempunyai pekerjaan yang sejenis dengan orang tuanya. Dengan melihat konteks sejarah tersebut maka Soleh berpendapat bahwa apabila bukan karena restaurant orang tuanya yang sukses maka Ping Hen tidak akan bisa hidup seperti sekarang. Kalimat tersebut juga menggambarkan bahwa Ping Hen tidak memiliki keahlian apapun yang bisa Ping Hen lakukan hanyalah meneruskan Restaurant orangtuanya agar dapat bertahan hidup. Stereotipe yang saling curiga antara pribumi dan keturunan Tionghoa ini yang sering memicu terjadinya konflik etnis di Indonesia. Adegan lain yang menunjukan stereotype-stereotip negative antara pribumi dan Tionghoa yang melekat, digambarkan dalam adegan 108. Dalam adegan ini sikap tersebut ditunjukan melalui dialog antara Menuk dan Soleh. Adegan tersebut muncul ketika Bulan Ramadhan restaurant milik Tionghoa tersebut sepi pelanggan. Oleh karena itu kebanyakan pegawai yang ada di restaurant bersantai-santai seperti tidur dan mengobrol di waktu kerja. Sikap yang bermalas-malasan tersebut membuat Ping Hen marah dan akhirnya ia mengetatkan peraturan yang ada di restaurant.

Adegan 108 ( 01:02:59 – 01:03:18 ) Menuk : “Bukan Cuma tirai aja yang di copot mas, tapi kita juga gak di kasih waktu untuk break sholat. Jadi mesti nyolong-nyolong waktu sendiri deh.” Soleh : “Dasar Cina !” Menuk : “Eh, aku tuh bukan ngomongin Cina,ini lagi ngomongin Hendra.”

Dialog diatas terlihat bahwa kalimat “Dasar Cina” mempunyai konotasi negatif atas apa yang terjadi di restaurant hari itu. Penggunaan kalimat kecinaan seolah-olah menggambarkan bahwa sikap dan sifat tersebut memang dimiliki oleh

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 85

semua orang keturunan Tionghoa. Mereka memiliki sikap yang sama seperti tidak toleran terhadap pegawai yang mayoritas adalah pribumi beragama Islam dan sangat opportunistik dan sangat mementingkan keuntungan. Nilai-nilai diskriminasi yang diterapkan pada Orde Baru terlihat pada karakter Ping Hen. Tokoh Ping Hen ini juga mempunyai dua nama yaitu nama Indonesia dan nama Tionghoanya. Nama Indonesia Ping Hen sendiri adalah Hendra, perubahan nama tersebut dilakukan oleh masyarakat Tionghoa keturunan Indonesia pada masa Orde Baru karena peraturan pemerintah untuk mengganti nama dengan alasan agar masyarakat Tionghoa mudah berbaur dengan Pribumi sehingga tidak adanya ciri kelompok Tionghoa yang khas selain dari bentuk fisik mereka. Kebiasaan-kebiasaan masyarakat Tionghoa yang tidak begitu di terima oleh penduduk pribumi yang mayoritas adalah muslim juga menghambat hubungan baik antara pribumi dan Tionghoa. Kebiasaan tersebut seperti penggunaan minyak babi dalam makanan atau restaurant-restaurant milik Tionghoa. Sikap seperti ini juga dituangkan melalui adegan 25 di film Tanda Tanya :

Adegan 25 ( 00:08:37 – 00:09:13) Pada siang itu datang seorang Ibu berumur 35 Tahunan berserta anak perempuannya yang berumur sekitar 10 tahun dan melihat keadaan di dapur. Ibu (Pelanggan) : “Disini babi semua ya?” Menuk : “Ga kok bu, disini ada ayam juga.” Ibu (Pelanggan) : “ Tapi pancinya sama kan sama yang buat masak babi?” Menuk : “ Ga bu, disini panci, penggorengan, pisau,talenan sampe sendok garpu semuanya di pisah bu, ga jadi satu. Disini peraturannya memang begitu” Ibu (Pelanggan) : “Ga deh, disini babi semua.” (Kemudian meninggalkan restaurant tersebut.) Anak ibu pelanggan : “Ma, aku mau makan disini.” Ibu (Pelanggan) : “Nanti aja, diluar aja. Disini babi semua.”

Dalam adegan itu menjelaskan seorang Ibu beragama Islam melarang anaknya untuk makan di Restaurant Pak Tan karena takut memakan makanan yang haram walaupun di Restaurant pelayan (Menuk) sudah menjelaskan bahwa

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 86

alat masak yang digunakan untuk memasak Babi berbeda dengan alat masak untu memasak ayam dan yang lainnya. Biarpun sudah dijelaskan dan alat-alat untuk memasak tersebut juga terpampang di dapur restaurant tetapi tetap saja hal tersebut kurang dapat diterima atau dipercaya oleh masyarakat pribumi terutama kelompok agama Islam yang mempunyai larangan untuk memakan daging Babi.

Gambar 5.1 Sikap Adaptasi dan Diskriminasi Tionghoa dan Pribumi (Sumber : Film Tanda Tanya )

Selain itu adanya bentuk kebebasan di era reformasi dalam film ini terlihat berdirinya restaurant Cina milik Pak Tan yang tidak dipermasalahkan oleh masyarakat pribumi. Pada Orde Baru pelarangan segala bentuk penerbitan dan percetakan tulisan/iklan beraksara dan berbahasa Cina dan adat istiadat Cina di depan umum. Tetapi dengan berdirinya restaurant Pak Tan tersebut sudah menggambarkan ciri masyarakat seteleh reformasi semenjak mantan Presiden Presiden Abdurahman Wahin mengeluarkan Kepres No 6/2000 yang berisi tentang pencabutan Instruksi Presiden No.14/1967 yaitu melarang segala kegiatan keagamaan, kepercayaan dan adat istiadat Cina dilakukan di Indonesia.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 87

Gambar 5.2 Penggunaan Nama dan Tulisan Kecinaan Setelah Orde Baru Dalam Film (Sumber : Film Tanda Tanya)

Gambar diatas memperlihatkan kelompok keturunan Tionghoa yang sudah berani untuk menampilkan symbol-simbol kecinaan penggunaan huruf cina pada nama restaurant serta gambar poster yang menunjukan etnis mereka sebagai keturunan Tionghoa semenjak Orde Baru. Konteks waktu dalam film ini adalah tahun 2010 dimana pada tahun tersebut reformasi sudah berjalan dua belas tahun semenjak lengsernya Soeharto. Longgarnya aturan negara mengenai kebebasan untuk beragama dan berekspresi juga memicu munculnya kegiatan-kegiatan kecinaan yang sebelumnya di larang. Misalnya perayaan hari Imlek, bangunan rumah Ibadah Klenteng, dan kegiatan keagamaan umat Konghucu dan penggunaan bahasa Cina dalam menjadi bahasa yang sekarang ini sering digunakan oleh umay Konghucu.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 88

Gambar 5.3 Kebebasan Konghucu Untuk Beribadah Dalam Film (Sumber : Film Tanda Tanya)

Dalam film ini muncul beberapa kali adegan tentang kecinaan sebagai respon masyarakat Indonesia mengenai kebebasan umat beragama untuk melaksanakan kegiatan agamanya atau kebebasan masyarakat Indonesia untuk menonjolkan keetnisannya yang sebelumnya diatur oleh pemerintah Orde Baru. Kebebasan ini sangat dirasakan oleh kelompok warga negara Indonesia keturunan Tionghoa yang menjadi didiskriminasi kebebasannya oleh pemerintah Orde Baru.

Tabel 5.1 Presentase Penggunaan bahasa dan Atribut Kecinaan Dalam Film Jumlah Penggunaan bahasa dan Atribut Adegan Keterangan Penggunaan nama panggil bagi etnis cina 4.6 % Ci, Engkoh, koko, Penggunaan bahasa cina 0.5 % kamsiah papan tulisan berhuruf Penggunaan atribut kecinaan 4.6 % Cina, nama restaurant, sumpit, sempoa poster wanita Cina. Tampilan dewa-dewa konghucu 1.7 % Setting adegan di Klenteng 4,0 % Penggunaan dupa saat berdoa umat konghucu 4.0 %

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 89

Adanya jeruk dan apel di sekitar tempat berdoa 1.7 % Jumlah 21.1 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari keseluruhan film sebanyak 21.1 % adegan dalam film menampilkan atribut seperti kegiatan keagamaan maupun bahasa yang biasa digunakan dan dilakukan oleh masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa. Penggunaan panggilan yang khas untuk kelompok Tionghoa seperti Enci, Engkoh, Koko digunakan dalam film ini sebanyak 4.6 % dimana panggilan tersebut biasanya diberikan oleh pribumi kepada orang Tionghoa. Penggunaan panggilan tersebut sebagai bukti bahwa walaupun Indonesia sudah berada di era reformasi namun perbedaan antara pribumi dan non-pribumi tetap masih melekat. Setiap orang yang memiliki ciri fisik yang khas dengan masyarakat Tionghoa seperti bermata sipit, pribumi akan memanggilnya menggunakan bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa masyarakat Tionghoa belum sepenuhnya berasimilasi dengan pribumi. Mereka selalu tampak berbeda dengan berbagai stereotipenya walaupun kelompok ini sudah turun temurun mendiami Indonesia atau masyarakat Indonesia biasa mengkategorikan mereka sebagai Cina baba.58 Walaupun kelompok Tionghoa ini terlihat berbeda dengan pribumi namun dalam kesehariannya mereka dapat bekerjasama dalam hal perekonomian namun jarang sekali mereka bergaul dengan pribumi. Dalam film ini bentuk kerjasama antara pribumi dan Tionghoa adalah pribumi bekerja di restaurant sebagai pelayan dan Tionghoa menjadi pemilik restaurantnya. Bentuk hubungan antara pribumi dan Tionghoa hanya sebatas hubungan kerjasama di bidang ekonomi tetapi tidak dalam pergaulan kesehariannya. Kebanyakan Tionghoa akan bergaul dengan sesama Tionghoa karena mereka memiliki kesamaan baik itu dari ciri fisik, kebiasaan, sikap dan keturunan. Sehingga solidaritas yang dibentuk akan lebih kuat dibanding dengan apabila mereka bergaul dengan pribumi. Dalam film ini Ping Hen berteman

58 Cina Baba adalah kategori masyarakat peranakan Tionghoa yang sudah turun temurun tinggal di Indonesia. Sedangkan Cina Totok adalah kategori masyarakat Asli Tionghoa, dalam artian orang tua masih asli berasal dari Cina.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 90

dengan sesama Tionghoa, Terlihat melalui gambar di bawah ini kesamaan bentuk fisik dan kebiasaan yang mereka lakukan membuat mereka lebih akrab.

Gambar 5.4 Relasi dan Gaya Hidup Ping Hen Dalam Film Tanda Tanya (Sumber : Film Tanda Tanya)

Semenjak Reformasi penggunaan bahasa Cina juga sudah dibebaskan dalam film ini sebanyak 0.5 % terdapat adegan dengan menggunakan bahasa Cina yaitu kamsiah. Setelah rezim Orde Baru berakhir dimana masyarakat Tionghoa terbebas dari belenggu yang selama ini dirasakan, maka mulailah bermunculan atribut kecinaan tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari melainkan dalam media massa. Misalnya, metro TV menyiarkan acara berita yang khusus menggunakan bahasa Cina, produk-produk Cina sudah mulai masuk dan diterima di Indonesia bahkan beberapa sekolah mengajarkan bahasa Mandarin sebagai tambahan mata pelajaran bahasa asing. Peristiwa ini menandakan bahwa kelompok tersebut sudah mulai diterima keberadaannya di Indonesia sehingga mereka tidak perlu menutupi identitas dirinya seperti yang terjadi di Orde Baru misalnya mengganti nama Tionghoa menjadi nama Indonesia atau memberikan SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia). Penggunaan atribut kecinaan untuk menunjukan identitas kelompok tertentu juga ada dalam film ini yaitu sebanyak 4.6% ditampilkan dalam bentuk papan iklan bertuliskan huruf cina, poster wanita

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 91

cina, penggunaan sempoa dan nama restaurant yang khas dengan identitas keluarga Tan Kat Sun. Dalam sistem kekerabatannya masyarakat Tionghoa mengenal sistem kekeluargaan patrilineal, yaitu penentuan garis keturunan dari ayah. Keluarga ayah, terdiri atas semua saudara laki-lakinya dengan keluarga anak laki-lakinya, keluarga kakek, dan saudara laki-lakinya. Semua keluarga inti setelah ayah meninggal berada di bawah pimpinan anak laki-laki tertua. Setiap sistem kekerabatan mempunyai peraturan yang harus ditaati dan dijunjung tinggi oleh anggotanya karena hal ini menyangkut nama baik keluarga. Kekuatan sistem kekerabatan tersebut biasanya dilihat dari kepemilikan harta atau kekayaan. Oleh karena itu, telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat Tionghoa, harta keluarga dimiliki dan diusahakan bersama oleh anak laki-laki. Kadang-kadang harta keluarga atau harta pusaka dibagikan kepada anak laki-laki dengan salah seorang dari mereka mendapat bagian yang lebih banyak jika ia mempunyai tanggungjawab untuk memelihara orang tua mereka yang sudah tua. Tanggungjawab itu selalu diberikan kepada anak laki-laki yang tertua. Melalui film Tanda Tanya beberapa adegan menunjukan sistem kekerabatan keluarga Tionghoa dimana anak laki-laki pertama memegang tanggung jawab untuk melanjutkan bisnis keluarga atau menjaga nama baik keluarga. Hugh D. Baker mencatat bahwa reciprocity begitu jelas dalam relasi kekeluargaam Tionghoa terutama mutual responsibility antara orang tua dan anak, terutama anak laki-laki. Tanggung jawab dan timbal balik orang tua. Setelah orang tua berusia lanjut, gantian tugas anak untuk merawat orang tuanya.59 Dalam film ini beberapa adegan menunjukan bahwa Ping Hen disiapkan oleh Tan Kat Sun untuk melanjutkan bisnis keluarganya. Walaupun Ping Hen sendiri tidak menginginkan hal tersebut namun melihat garis keturunan keluarga Tionghoa terlebih Ping Hen merupakan anak satu-satunya maka ia memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan usaha keluarganya dan mematuhi perintah orang tua. Pada awalnya Ping Hen mengacuhkan permintaan orang tuanya dengan tidak

59 M.Zaenal Abidin Ekoputro. Tesisi Imlek public: membca proses indigenisasi kultur Tionghoa pasaca reformasi : Studi kasus perayaan Tahun Baru Imlek di Jakarta. 2008. Pascasarjana UI

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 92

mendengarkan ajaran-ajaran Tan Kat Sun dalam mengelola restaurant. Terlihat dalam adegan 39 dan 47:

Adegan 39 ( 00:19:25 – 00:20:10) Tan Kat Sun dan Ping Hen berada di dapur Restaurant. Tan Kat Sun menunjukan bagaimana cara memasak sedangkan Ping Hen duduk sambil memainkan handphone blackberry-nya di belakang Tan Kat Sun.

Tan Kat Sun: “Ini pisau yang ada tandanya buat motong babi. (Terilahat pisau, penggorengan, dan alat-alat masak yang lain diberi tanda berwarna merah) Yang ini bukan babi. (Pisau yang tidak di beri tanda digunakan bukan untuk memasak Babi)

Ping Hen terus memainkan handphonenya dan berkomunikasi melalui blackberry messanger (BBM) kepada temannya bernama Louise Wijaya

Louise Wijaya : “PING !!! Dimana lo?”

Ping Hen : “Bentar lagi dikurung bokap”

Kemudian Tan Kat Sun tetap menjelaskan kepada Ping Hen tanpa menyadari Ping Hen tidak memperhatikan apa yang Tan Kat Sun ajarkan.

Tan Kat Sun : Codet? Codet nah kalau mau goreng juga harus beda, nih ada yang merah ya, nah ini buat babi, ini yang bukan babi Kalau masak babi ga perlu banyak bumbu. Babi udah gurih dagingnya. Beda sama kita masak cumi, ikan, ayam, harus galak sama bumbu.”

Dari depan Restaurant Lim Giok Lie hanya memperhatikan dan mendengarkan Tan Kat Sun mengajari Ping Hen tentang peraturan masak di restaurant itu sambil melipat kotak box nasi berwarna merah. Saat sedang menjelaskan Ping Hen tetap memainkan handphonenya lalu tak lama kemudian Ping Hen mengambil kunci mobil yang ada di atas meja di depannya dan pergi sebelum Tan Kat Sun selesai mengajarinya.

Ping Hen : “Pamit Pi.”

Tan Kat Sun : “Hen !”

Ping Hen : (Sambil terus berjalan keluar dari dapur dan melihat Ibunya sedang duduk) “Pamit Mi.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 93

Lim Giok Lie: “Mau kemana Hen?”

Ping Hen terus berjalan tanpa menjawab pertanyaan Ibunya

Adegan 47 ( 00:31:39 – 00:33:03 ) Di rumah Tan Kat Sun, Lim Giok Lie terlihat sedang menyemprotkan tanaman bunga yang ada di dalam rumahnya. Lalu kemudian Ping Hen keluar dari sebuah ruangan dengan pakaian yang cukup rapi yaitu mengenakan kemeja dan celana panjang bahan berwarna hitam. Lalu ia berjalan menuju kamarnya tanpa menyapa Ibunya yang sedang menyemprotkan tanaman. Lim Giok Lie pun hanya memperhatikan Ping Hen berjalan tanpa menyapanya.

Saat ia masuk ke kamarnya, ia melihat Tan Kat Sun sudah berada di kamarnya dan menghadapkan pandangannya ke jendela. Lalu langkah Ping Hen berhenti. Ia kaget karena kehadiran Tan Kat Sun disitu.

Ping Hen : “Ono opo Pi?”

Tan Kat Sun : “Mau sampe kapan kamu gini terus?” ( Terus memandang ke arah luar jendela tanpa melihat wajah Ping Hen)

Ping Hen : “Gini opo toh?”

Tan Kat Sun : “Kapan kowe belajar?” (Lalu Tan Kat Sun mulai memalingkan wajahnya dan menatap Ping Hen)

Ping Hen : “Belajar opo?’ (Ping Hen menjawab tanpa melihat wajah Tan Kat Sun)

Tan Kat Sun: “Belajar Hidup! Belajar jadi wong anak sing ngerti keluarga, ngerti kowe?”

Kemudian Lim Giok Lie mulai menghampiri ruangan dimana Ping Hen dan Tan Kat Sun berada tanpa berani masuk ke dalamnya. Lim Giok Lie hanya berdiri di depan pintu kamar dan memperhatikan percakapan mereka berdua.

Ping Hen : “Ndak ngerti aku. Harusnya Papi yang belajar ngertiin anak. Pernah toh Papi nanya aku maunya opo? Tapi Papi selalu nuntut saya ngertiin maunya Papi.” (Dengan wajah yang menantang kepada Tan Kat Sun)

Lalu Tan Kat Sun berjalan mendekati Ping Hen berdiri dan berbicara sambil menunjukan telunjuknya ke depan wajah Ping Hen.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 94

Tan Kat Sun : “Kamu denger ya, Denger ! Papi tuh gak pernah ditanya maunya apa sama leluhur papi. Tapi papi berhasil.”

Pin Hen : “ Restaurant sekecil itu tuh belum bisa disebut berhasil Pi.”

Kemudian geram mendengar Ping Hen yang terus melawan Tan Kat Sun menjadi marah dan memukul-mukul Pin Hen. Ping Hen hanya diam tanpa melawan sambil melindungi tubuhnya dari pukulan Tan Kat Sun. Lim Giok Lie yang sebelumnya hanya memperhatikan percakapan mereka dari luar ikut terlibat memisahkan antara ayah dan anak yang sedang bertengkar tersebut. Lim Giok Lie : “Pi ! Pi ! Pi” (Sambil berusaha menarik Tan Kat Sun agar tidak memukul Ping Hen lagi)

Tan Kat Sun: “Setidaknya restaurant ini sudah berhasil sekolahin kamu , sampe kamu jadi pinter ngelawan Papi.” ( Dengan wajah geramnya yang masih ingin memukul Ping Hen namun terhalang oleh Lim Giok Lie)

Lim Giok Lie : “Udah pi. Papi, udah, udah Pi.”

Akhirnya Tan Kat Sun menghentikan usahanya untuk memukul Ping Hen dengan nafasnya yang terengah-engah.

Tan Kat Sun : “Kowe pasti gak pernah ada disini.”

Dari adegan diatas terlihat bahwa Ping Hen tidak berniat untuk melanjutkan usaha orang tuanya. Alasan Ping Hen tidak dapat melanjutkan restaurant keluarganya karena ia tidak bisa memasak tanpa minyak Babi. Restaurant keluarganya beberapa masakan diolah tanpa minyak Babi bahkan alat masak pun dipisahkan. Oleh karena itu Ping Hen berniat untuk membuat bisnis restaurant yang baru bersama teman-temannya sesama Tionghoa. Dengan melihat keadaan itu terlihat Ping Hen tidak mencerminkan pola kekerabatan yang seharusnya ada dalam keluarga Tionghoa yang mana anak laki-laki memegang peranan penting untuk menggantikan posisi ayah dalam keluarga. Sebaliknya ia ingin meninggalkan perannya sebagai seorang anak untuk membuat pilihannya yang baru tanpa mengikuti tradisi. Sikap Ping Hen yang acuh akhirnya luluh ketika ia mengetahui bahwa Tan Kat Sun jatuh pingsan karena kondisi kesehatannya yang sudah semakin parah. Sejak itu Ping Hen menyadari perannya sebagai anak walaupun keinginannya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 95

harus ia redam untuk memenuhi keinginan Tan Kat Sun yang kondisinya sudah semakin parah. Hal ini terlihat saat Ping Hen membantu Tan Kat Sun di acara paskah dan malam Natal. Saat itu Ping Hen membantu menyiapkan makanan untuk para pemain drama di Gereja. Bakti Ping Hen juga terlihat ketika ia menyiapkan makan malam untuk kedua orang tuanya dan menyediakan nasi untuk Tan Kat Sun makan. Selain itu ia menggantikan posisi Tan Kat Sun saat bulan Ramadhan karena Tan Kat Sun sudah tinggal kuat lagi untuk mengurus restaurant. Sikap Ping Hen tersebut menunjukan baktinya kepada orang tua. Dalam kehidupan keberagamaan kebanyakan Tionghoa menganut agama Konghucu. Namun saat rezim Orde Baru, kelompok Tionghoa dituduh terlibat sebagai anggota Partai Komunis Indonesia. Sehingga ruang gerak mereka terbatas termasuk dalam beragama. Pada pemerintahan Soeharto tahun 1967 dikeluarkan Peraturan Pemerintah yang berisi larangan kegiatan keagamaan, kepercayaan dan adat istiadat Cina di Indonesia. Dengan adanya peraturan tersebut hanya ada lima agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Katolik, Kristen, Budha dan Hindu. Sebagian besar masyarakat Cina atau disebut juga Tionghoa mengubah identitas agamanya menjadi Hindu, Budha atau Katolik agar keberadaan mereka tetap diakui di Indonesia. Sehingga saat Orde Baru sangat sedikit masyarakat Tionghoa yang masih mempertahankan agama asal mereka. Jika ada mereka harus melakukan upacara keagamaan secara sembunyi-sembunyi. Setelah Orde Baru berakhir dimana Abdurahman Wahid mencabut peraturan pemerintah tahun 1967 yang berisi larangan kegiatan keagamaan, kepercayaan dan adat istiadat Cina di Indonesia menandakan bahwa umat Konghucu dan orang-orang Tionghoa non-Khonghucu bisa bebas berekspresi tanpa dibatasi. Hal ini juga melatarbelakangi berdirinya rumah ibadah seperti Klenteng dan kebebasan mereka merayakan hari keagamaannya.60 Dalam film ini kebebasan beragama di era Reformasi tersebut ditunjukan melalui keluarga Tan Kat Sun yang rajin beribadah ke Klenteng yaitu sebanyak 4.0% adegan dalam film menampilkan kegiatan umat Konghucu beribadah di Klenteng.

60 Klenteng di Indonesia umumnya bangunannya didominasi oleh warna merah, dengan ukiran- ukiran huruf cina dan arsitektur oriental. Warna Merah bagi melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 96

Gambar 5.5 Tempat Peribadatan Yang Biasa Digunakan Oleh Umat Konghucu (Sumber : Film Tanda Tanya)

Dalam ritual peribadatan agama konghucu ini ada dua tempat peribadatan yang biasanya digunakan oleh umat Konghucu yaitu rumah dan Klenteng. Tidak ada yang mendasar antara proses pelaksanaan peribadatan di rumah dan di Klenteng keduanya sama-sama beribadah pada arwah leluhur, dewa-dewa dan Tuhan. Dalam film Tanda Tanya ini beberapa adegan menampilkan dewa-dewa Konghucu yaitu sebanyak 1.7 % adegan. Pada saat beribadah biasanya umat Konghucu menggunakan dupa. Penggunaan dupa tersebut selalu tampak dalam film ini ketika Lim Giok Lie atau Tan Kat Sun berdoa yaitu sebanyak 4.0%.61 Sedangkan kebiasaan umat Konghucu beribadah di dalam rumah adalah untuk mendoakan leluhurnya seperti yang dilakukan Lim Giok Lie pada gambar diatas. Kematian tidak membebaskan anak dari tugasnya kepada orang tua, hanya mengganti saja bentuk tugas itu. Semasa hidup member layanan dan hormat kepada orang tua, ketika orang tua meninggal ia dilayani dan dipuja (worshipped). Imbalan yang didapat dari pemujaan kepada leluhur itu bahwa

61 Dupa yang digunakan umat Konghucu untuk berdoa mempunyai makna yaitu jalan suci dimana kesucian tersebut berasal dari kesatuan hati yang dibawa melalui harumnya dupa dan dipercayai dapat mengusir roh jahat. Lilin yang digunakan dalam berdoa umat Konghucu juga memiliki makna yaitu sebagai lambang bentuk naiknya doa kepada Tuhan. Ritual beribadah tersebut biasanya dilakukan di Klenteng seperti yang terlihat pada gambar diatas.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 97

leluhur akan memberkati keturunannya dan membantunya dalam bentuk kekuatan supranatural62 Pada waktu melakukan pengorbanan kepada leluhur, seorlah-olah para leluhur itu hadir. Disinilah konfusius menekankan kelangsungan dan pentingnya posisi keluarga. Jika orangtua ketika hidup menghendaki makanan,pakaian,rumah dan uang, dank arena kehidupan setelah mati dipercaya menyerupai kehidupan saat ini, maka ketika meninggal orang tua juga terus menginginkan makanan, pakaian, rumah dan uang dan karena kehidupan setelah mati dipercaya menyerupai kehidupan saat ini. Menyuplai kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut merupakan salah satu tujuan mendasar dari pemujaan leluhur (ancestor worship). Pemindahan benda-benda kebutuhan tersebut dari kehidupan dunia ke kehidupan selanjutnya sebagian besar diyakini akan sampai dengan cara dibakar. Pakaian- pakaian kertas, rumah-rumah kertas, kereta dan kuda kertas, uang kertas dan lain- lain acapkali dikirimkan kepada leluhur dengan cara di bakar. Sajian menu makanan dirasakan lebih realistik yang jumlah dan jenisnya berlimpah, juga disajikan kepada leluhur. Jika kebutuhan-kebutuhan hidupa lainnya di bakar, maka makanan itu tidak dibakar, melainkan dipersembahkan saja, sampai dirasa leluhur sudah mengecap saripati makanan tersebut63. Dalam film Tanda Tanya ini buah-buahan yang sering dilihat dalam peribadatan umat Konghucu adalah Apel dan Jeruk yaitu sebanyak 1.7% adegan.64 Keyakinann yang berbunyi : “segala sesuatu berasal dari Tuhan, dan manusia berasal dari para leluhur” merupakan inti doktrin konfusian dan konfusianisme memberkati persembahan kepada nenek moyang dalam arti tidak melupakan asal usulnya.65 Dari beberapa adegan diatas mencerminkan kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang plural dimana Indonesia memiliki berbagai agama yang diakui dan dilindungi oleh pemerintah serta beratus-ratus aliran kepercayaan. Selain itu Indonesia juga memiliki keanekaragaman etnis dan Budaya yang tersebar dari

62 Ibid M.Zaenal Abidin Ekoputro. 63 Baker, hugh David Roberts. Chinese Fami;I and kinship. London: The macmillan Press Ltd 1979 hal 83 64 Bagi agama Konghucu Jeruk mengartikan kerukunan dalam keluarga dan apel mengartikan penghematan dalam hidup. 65 Ibid zainal

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 98

sabang sampai merauke. Dengan tingkat pluralitas yang tinggi Indonesia sering mengalami konflik-konflik keagamaan maupun etnis. Hal ini dikarenakan setiap kelompok etnis atau agama cendrung bersifat ekslusif yaitu dengan mengagungkan agama atau etnis yang dianutnya dan menganggap bahwa agama atau etnis mereka melebihi agama atau etnis lainnya. Sikap ekslusif itu dapat menumbuhkan benih-benih sikap untuk anti pada agama atau etnis dianut oleh orang lain yang berbeda. Apabila adanya sedikit perbedaan antar umat beragama yang berbeda maka dengan mudah menimbulkan kondisi konflik. Kelebihan- kelebihan yang ada pada agama atau etnis yang dianutnya diyakini akan dapat menyelesaikan segala persoalan hidup dan kehidupan dunia. Karena itu semua orang harus mengikuti agama atau etnis yang dianutnya. Dengan adanya sikap pluralisme tersebut maka tercipta struktur sosial di masyarakat dimana adanya kelompok-kelompok yang mendominasi dan didominasi. Dengan kondisi masyarakat Indonesia tersebut maka film yang memiliki potensi untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat memotret kondisi Indonesia yang plural dan ditunjukan melalui relasi-relasi yang terjalin dan dibentuk dalam film. Hubungan relasi antar aktor dalam film utu yang mencerminkan kondisi realita sosial di Indonesia.

5.2 Relasi Antar Aktor Dalam Film Tanda Tanya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 99

Bagan diatas menampilkan bagaimana relasi social berdampak pada terbentuknya stratifikasi social dapat dilihat melalui kepemilikan pekerjaan dan kekayaan dalam film Tanda Tanya. Stratifikasi di lapisan atas dilihat melalui kekayaan dan kepemilikan diduduki oleh keluarga keturunan Tionghoa yaitu keluarga Tan Kat Sun. Tan Kat Sun merupakan pemilik restaurant yang cukup besar dan laris di daerah pasar Baru. Ia mempekerjakan beberapa pegawai pribumi untuk membantunya di restaurant sebagai pelayan atau juru masak. Dalam mengelola restaurantnya Tan Kat Sun dibantu oleh keluarganya yaitu Lim Giok Lie dan Ping Hen. Lim Giok Lie terlibat dalam restaurant itu di bagian keuangan yaitu sebagai kasir. Sedangkan Ping Hen, baru mulai ikut terlibat untuk mengelola restaurant ketika keadaan kesehatan Tan Kat Sun sudah semakin parah. Oleh karena itu tugas Tan Kat Sun sebagai kepala restaurant dan kadang membantu pegawainya untuk memasak di gantikan oleh Ping Hen. Ketika Ping Hen menggantikan Tan Kat Sun untuk mengelola restaurant, Pin Hen memiliki kekuasaan dan wewenang terhadap restaurant tersebut. Dalam sistem kekerabatan Tionghoa anak laki-laki pertama memiliki tanggung jawab untuk menggantikan posisi Ayah dalam melanjutkan usaha dan menjaga nama baik keluarga. Dalam sistem kekerabatan Tionghoa terdapat batasan yang tegas antara perempuan dan laki-laki dan perempuan. Menurut (Karlina, 2008) supaya dapat bersikap sesuai dengan status dimiliki maka setiap perempuan memiliki empat kebajikan yang terdiri dari pertama De, yaitu seorang perempuan harus tahu dan dapat menempatkan diri. Kedua, Yan yaitu seorang perempuan tidak diperkenankan banyak bicara dan banyak keinginan. Ketiga Rong, perempuan harus berkelakukan baik dan bersikap menerima. Keempat Gong yaitu perempuan harus rajin dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Selain itu perempuan harus patuh kepada laki-laki. Semenjak kecil perempuan keturunan Tionghoa diwajibkan untuk patuh kepada orang tua terlebih ayah.66 Setelah perempuan itu menikah maka perempuan wajib untuk tunduk kepada suami. Bahkan setelah suami perempuan itupun meninggal dan yang tersisa hanya anak

66 Karlina.2008. Skripsi : Kedudukan perempuan Cina dalam keluarga : peran nenek dalam novel Hong Lou Meng. Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 100

laki-lakinya, perempuan juga harus tunduk kepada anak laki-lakinya terlebih apabila anak tersebut menjadi kepala keluarga. Penggambaran sistem kekerabatan Tionghoa tersebut digambarkan film ini dimana Lim Giok Lie mencerminkan wanita keturunan Tionghoa yang tidak banyak berbicara dan rajin membantu Tan Kat Sun mengurus restaurant maupun merawat Tan Kat Sun saat sedang sakit seperti menyiapkan obat Tan Kat Sun, menyuapi Tan Kat Sun untuk makan, memijit-mijit tangan Tan Kat Sun dan menyediakan wadah ketika Tan Kat Sun muntah-muntah.

Gambar 5.6 Sikap Kesetiaan Lim Giok Lie Pada Tan Kat Sun (Sumber : Film Tanda Tanya)

Gambar diatas merupakan salah satu adegan yang memperlihatkan bakti Lim Giok Lie kepada Tan kat Sun yaitu dengan teratur menyiapkan obat untuk Tan Kat Sun yang sedang sakit. Selain itu Lim Giok Lie selalu setia mematuhi perintah Tan Kat Sun. Ia tidak pernah menampilkan sikap melawan atau berbicara kasar kepada Tan Kat Sun. Saat Tan Kat Sun menyerahkan restaurant kepada Ping Hen Lim Giok Lie pun tak kuasa untuk melawan Ping Hen walaupun Lim Giok Lie adalah ibu yang melahirkan Ping Hen. Beberapa adegan menampilkan sikap Lim Giok Lie yang lemah dalam keluarga yaitu :

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 101

Adegan 100 ( 01:00:24 – 01:00:55 )

Lim Giok Lie turun dari atas rumahnya menuju restaurant yang berada di lantai bawah rumahnya diikuti dengan Ping Hen di belakangnya.

Ping Hen : “Mi, Bulan Puasa kok ribet banget sih. Banyak aturan, kan bukan kita yang puasa.”

Lim Giok Lie : “Udah kamu ikutin aja.”

Adegan ini menjelaskan bahwa kepatuhan Lim Giok Lie kepada suaminya. Ketika Tan Kat Sun memerintahkan tidak menjual Babi selama bulan Ramadhan dan menutup jendela restaurant dengan tirai-tirai untuk menghormati umat Islam yang berpuasa, sikap Lim Giok Lie menaati perintah Tan Kat Sun terlihat pada sikapnya yang tidak mempertanyakan alasan Tan Kat Sun membuat peraturan tersebut. Perbedaan sikap itu terlihat pada Ping Hen yang mempertanyaan alasan kepada Lim Giok Lie mengenai sikap toleran Tan Kat Sun.

Adegan 107 ( 01:02: 20 – 01:02:58 ) Ping Hen menghampiri Lim Giok Lie yang sedang duduk sambil membaca buku.

Ping Hen : “Mami tahu gak apa yang bikin restaurant kita ini sepi?, hah?”

Kemudian Ping Hen berjalan kearah luar restaurant.

Lim Giok Lie: “Hen ! Ngapain?”

Ping Hen membuka paksa salah satu tiraiyang terpasang di pintu masuk restaurantnya dan membawanya masuk ke dalam restaurant untuk ditunjukan kepada Lim Giok Lie.

Ping Hen : “Ini, ini gara-garanya. Ini yang bikin restaurant kita sepi“

Lim Giok Lie, Menuk, dan dua orang pegawai laki-laki dan perempuannya hanya berdiri melihat kekesalan Ping Hen tanpa bisa berbuat banyak. Ping Hen kemudian membanting tirai tersebut ke atas meja dan kembali. berjalan keluar halaman restaurant. Di luar

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 102

restaurant Ping Hen mulai membuka paksa tirai-tirai yang menutupi restaurantnya itu.

Lim Giok Lie : “Hen, jangan hen ! Jangan !”

Gambar 5.7 Sikap Tidak Toleran Ping Hen Terhadap Pelaksanaan Ibadah Umat Islam (Sumber : Film Tanda Tanya)

Semua pegawai keluar melihat keributan tersebut. Setelah Ping Hen mencopotkan beberapa tirai yang menutupi restaurantnya lalu tirai tersebut diberikan dengan kasar kepada Menuk.

Ping Hen : “Copot kabeh ! Copot ! Copot ! Copot !” (sambil menunjuk ke tirai tirai yang belum sempat tercopot)

Dengan wajah yang ketakutan para pegawai menaati perintah Ping Hen dan mereka mulai mencopotkan tirai-tirai tersebut.

Lim Giok Lie : “Hen !”

Ping Hen : “Udah mami diem aja.”

Lim Giok Lie kemudian hanya terdiam.

Dalam adegan 107 memperlihatkan sikap Lim Giok Lie yang tidak bisa melawan sikap Ping Hen mengubah peraturan restaurantnya dengan cara membuka paksa

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 103

tirai-tirai yang menutupi restaurant. Status Lim Giok Lie sebagai perempuan keturunan Tionghoa harus mematuhi perintah dan tunduk kepada anak laki- lakinya yaitu Ping Hen karena Ping Hen telah diberikan amanat untuk mengelola restaurant menggantikan Tan Kat Sun.

Adegan 110 ( 01:03:26 – 01:04:14 )

Ping Hen dari dalam rumah berjalan ke area restaurant dengan membawa selembar kertas berwarnac cokelat. Ping Hen menghampiri meja kasir tempat Lim Giok Lie duduk sambil mengambil lem yang terletak di meja kasir itu dan mulai mengoleskan lem tersebut pada selembar kertas yang ia bawa.

Lim Giok Lie : “Apa tuh Hen?”

Lim Giok Lie mencoba melihat kertas yang di bawa Ping Hen namun Ping Hen menahan tangan Lim Giok Lie

Hendra : “Udah mami diem aja.”

Setelah selesai mengelem kertas itu Ping Hen berjalan ke depan restaurant diikuti dengan Lim Giok Lie yang ikut beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti Ping Hen berjalan

Istri Pak Tan : “Hen apa-apaan tuh?”

Ping Hen menempelkan secarik kertas yang ia bawa ke pintu masuk restaurantnya, papan tersebut berisikan pengumuman bahwa “Tutup pada hari lebaran pertama. Buka lagi pada hari lebaran kedua”. Lim Giok Lie kemudian membaca pengumuman yang dibuat Ping Hen dan ia pun terkejut. Menuk yang mengintip dari jendela restaurant hanya bisa terdiam tanpa memprotes.

Lim Giok Lie : “Kita buka lima hari sesudah lebaran.”

Ping Hen : “Yang kaya gitu tuh restaurant kita gak akan gede-gede Mi. Sekarang udah ndak lagi.”

Lim Giok Lie “Kita harus menghargai yang lebaran.”

Ping Hen : “Apa mereka ngehargain kita Mi?”

Lim Giok Lie : “Papimu pasti marah.”

Ping Hen : “Papi, Papi. Papi mau saya terusin bisnis dia, ini caranya,

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 104

Gambar 5.8 Sikap Tidak Toleran Ping Hen Kepada Para Pegawai (Sumber : Film Tanda Tanya

Adegan 110 kembali menampilkan peran dan status perempuan dalam keluarga Tionghoa yang harus tunduk dan patuh kepada perintah laki-laki. Hal ini terkait dengan peran wanita sebagai Yan dan Rong yaitu perempuan harus bersikap menerima dan tidak terlalu banyak berbicara dan berkeinginan. Sikap- sikap yang ditampilkan Lim Giok Lie dalam film ini hanya sebatas menasehati dan mengingatkan namun ia tidak pernah bersikap tegas kepada Ping Hen saat ia mengganti peraturan restaurant tersebut. Lim Giok Lie hanya bisa berdiam diri dan mematuhi aturan baru yang diciptakan oleh Ping Hen. Konsep-konsep mengenai bagaimana wanita bersikap dalam keluarga Tionghoa menempatkan laki-laki menjadi pihak yang superior dan perempuan merupakan inferior yang terkekang oleh norma-norma dan tradisi yang membatasi dirinya untuk berkembang. Hal ini menyebabkan sikap wanita Tionghoa yang lebih pasif dibanding laki-laki. Posisi keluarga Tan Kat Sun yang terdapat dalam lapisan teratas dibanding tokoh-tokoh yang lain tidak hanya terlihat melalui kepemilikan harta yaitu restaurant tetapi juga keadaan restaurant tersebut yang mampu mempekerjakan beberapa pegawai untuk membantu usaha restaurant yang cukup ramai di daerah Pasar Baru. Selain kepemilikan restaurant terlihat bahwa hanya keluarga Tan Kat Sun yang memiliki mobil dan telepon genggam. Tokoh-tokoh yang lain tidak

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 105

terlihat memiliki dua hal tersebut. Mereka lebih sering terlihat berjalan atau menggunakan sepeda apabila ingin berpergian atau masyarakat sekitar tidak pernah menggunakan alat komunikasi telepon genggam seperti yang dimiliki oleh Ping Hen. Dalam sikap keberagamaan keluarga ini memiliki sikap yang berbeda antara orang tua dan anak. Keduanya memang berorientasi pada bisnis restaurant dan diperlukan landasan ekonomi dan perhitungan rasional. Perbedaan ini terlihat pada usia Tan Kat Sun yang sudah tua sehingga memiliki sikap yang sudah terbentuk dan stabil. Sedangkan Ping Hen masih mencari keseimbangan yang ideal. Dalam hal berbisnispun tampak bahwa Tan Kat Sun merintis karir di bidang kuliner dari awal berbeda dengan Ping Hen yang sudah memiliki dasar dari orang tuanya untuk mengolah makanan dan mengetahui seluk beluk bisnis di restaurant. Seperti yang tercantum pada adegan 47 ( lihat halaman : Melalui dialog diatas terlihat bahwa Tan Kat Sun berhasil mengelola restaurant dari kecil hingga dapat menghidupi dan mencukupi kehidupan keluarganya. Menurut Weber yang mempelajari agama dengan cara yang berlaku pada umumnya. Golongan pedagang kecil suka menerima pandangan hidup yang mencakup etika pembalasan. Mereka menaati kaidah-kaidah moral dan pola sopan santun serta percaya bahwa pekerjaan yang baik apabila dilakukan dengan tekun dan teliti akan membawa balasa jasa yang setimpal. Hal itu sesuai dengan sikap Tan Kat Sun yang penuh sopan santun dan mematuhi nila-nilai yang berlaku di masyarakat.

Tabel 5.2 Presentase Sikap Tionghoa Kepada Pegawai Non- Tionghoa

Sikap Tionghoa kepada pegawai non- Jumlah Tionghoa Adegan Keterangan 28,25,30,37,41,42,54,100, Sikap toleransi antara Tionghoa dan muslim 6.9% 101, 110, 135, 142

Jawaban Waalaikumsalam dari Tan Kat Sun kepada Pegawai 3.1 % Jumlah 10 %

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 106

Dari tabel diatas sebanyak 10 % adegan di film ini menggambarkan sikap Tan Kat Sun yang penuh sopan santun dan menghargai pegawainya. Bentuk sopan santn yang ditunjukan Tan Kat Sun adalah dengan menjawab salam yang diberikan kepada pegawainya atau terkadang Tan Kat Sun mengucapkan selamat pagi terlebih dahulu kepada para pegawainya. Tampilan tersebut ditunjukan dalam 3.1% dialog dalam film ini. Selain itu Tan Kat Sun juga mempunyai sikap toleransi kepada sesama umat beragama. Dalam film ini terdapat 6.9% adegan yang menampilkan sikap toleran Tan Kat Sun. Sikap toleransi yang ia berikan kepada para pegawainya adalah dengan memberikan tempat dan waktu bagi pegawainya untuk melaksanakan ibadah sholat. Bahkan terkadang Tan Kat Sun sendiri yang mengingatkan pegawainya untuk sholat. Bentuk sikap toleransi lain yang ditampilkan Tan Kat Sun adalah dengan memberikan waktu libur lebaran selama lima hari dan kebiasaan menutupi jendela menggunakan tirai-tirai dan tidak menjual Babi selama bulan Ramadhan. Selain bulan Ramadhan Tan Kat Sun mengelola restaurant dengan cara yang unik yaitu ia memisahkan peralatan makan dan masak untuk makanan halal dan tidak halal. Sikap Tan Kat Sun tersebut. Sikap toleransi dan sopan santun yang ditunjukan Tan Kat Sun kepada pegawainya nyaman untuk bekerja di restaurant tersebut. Kenyamanan tersebut ditunjukan mereka dengan memberikan loyalitasnya kepada Tan Kat Sun dan restaurant misalnya, ketika Tan Kat Sun jatuh Pingsan di dapur, beberapa pegawai membantu Tan Kat Sun mengangkat ke kamarnya dan menemani Tan Kat Sun hingga sadar. Selain itu walaupun restaurant tersebut dikelola oleh Ping Hen yang memiliki aturan lebih ketat di banding Tan Kat Sun tetapi mereka bersedia bekerja di hari yang seharusnya diliburkan oleh Tan Kat Sun. Seperti pada diaolog 130 :

Adegan 130 ( 01:15:28 – 01:16:12 ) Rifka : “Jadi besok mbak udah masuk?” Menuk : “Iya Rif.” Rifka : “Biasanya libur sampe lima hari mbak.” Menuk : “Ya makannya kita jalan-jalannya hari ini aja yah?” Soleh : “Kenapa gak bolos aja toh? Gampang kok.” Menuk : “Gak enak sama engko.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 107

Dialog diatas berlangsung pada hari raya Idul Fitri dimana Ping Hen hanya memberikan waktu libur satu hari kepada pegawainya. Namun biar pun begitu para pegawai tetap mengikuti aturan yang baru tanpa sedikitpun menentang peraturan tersebut. Kalimat yang menyatakan “Gak enak sama engko” mempunyai arti bahwa saat mereka melakukan pekerjaan tersebut dikarenakan rasa hormat mereka pada pemilik restaurant Tan Kat Sun yang sudah bersikap bijak kepada para pegawai. Dilihat melalui sikap keberagamaan Tan Kat Sun, dijelaskan melalui tabel berikut :

Tabel 5.3 Presentasi Penampilan Tata Cara Beribadah Umatt Konghucu Dalam Film Tanda Tanya

Jumlah Sikap keberagamaan adegan Keterangan Menampilkan cara beribadah umat Konghucu 5.5%

Dilihat melalui factor usia menyatakan bahwa usia menentukan sikap keberagamaan seseorang. Golongan seseorang yang sudah dewasa pada umumnya mempunyai sikap iman yang sudah terbentuk, stabil dan sulit diubah. Golongan ini akan menanggapi arus pembaharuan agama dengan sikap tak acuh karena sudah merasa puas dengan cara-cara lama yang telah menjadi tradisi. Dari tabel diatas terlihat bahwa dalam film ini terdapat 5.5% adegan yang menampilkan Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie beribadah. Mereka melakukan ibadah tidak hanya di Klenteng tetapi juga mereka menyiapkan tempat ibadah kepada leluhurnya di dalam rumah. Sikap keluarga Konghucu dalam intensitasnya beribadah lebih terlihat pada golongan dewasa dimana Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie sudah merasa stabil dengan kepercayaannya. Sehingga walaupun masyarakat di daerah tersebut di dominasi oleh Muslim tetapi tidak menggoyahkan iman Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie untuk berpindah agama.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 108

Hal ini berbeda yang ditampilkan oleh Ping Hen dimana Ping Hen ada setelah Tan Kat Sun memiliki restaurant yang sukses dan laris di wilayahnya. Hal ini juga mempengaruhi cara pandang mengenai agama. Pada umumnya masyarakat yang sudah mapan dalam hal perekonomian mempunyai jiwa yang jauh dari gagasan tentang imbalan moral, tidak seperti pada tingkat pedagang yang masih kecil atau orang-orang yang masih merintis usaha. Masyarakat dalam golongan ini dikuasai oleh orientasi keduniawian yang menutup kepada agama yang profetis dan etis. Latar belakang inilah yang menyebabkan Ping Hen berorientasi hanya kepada keuntungan restaurant dan dalam film ini tidak nampak Ping Hen yang sedang beribadah. Ketika diajak untuk beribadahpun Ping Hen menolaknya. Seperti pada dialog 101 :

Adegan 101 (01:00:56 – 01:01:18 ) Sebelum menuju restaurant Lim Giok Lie berhenti di ruang makan dimana di ruang makan tersebut terdapat lemari. Lemari tersebut terlihat foto leluhurnya laki-laki berwajah sipit dan beberapa batang dupa serta buah-buahan. Lim Giok Lie : “Sini sembahyang dulu.” Ping Hen : ““Ah, udah Mami aja.” Lalu Ping Hen berjalan menuju arah restaurant meninggalkan Lim Giok Lie yang akan berdoa.

Dari dialog diatas mencerminkan bahwa Ping Hen sebagai kelompok muda memiliki identitas yang belum terbentuk dan masih perlu dicari. Kelompok ini berada dalam masa rekonstruksi. Akibatnya kurangnya pengalaman dan belum tercapainya kematangan berpikir, maka mereka belum berhasil mencapai keseimbangan yang ideal. Di satu pihak kelompok ini masih memerlukan bimbingan dari angkatan tua, tetapi di pihak lain mereka tidak mau diikat oleh tradisi-tradisi dari angkatan sebelumnya. Hal inilah yang membuat Ping Hen tidak melaksanakan perintah agamanya. Sikap tersebut sangat jauh berbeda dengan sikap orang tua Ping Hen yang memiliki etika pembalasan dan stabil dalam keagamaan. Stratifikasi sosial kedua adalah Rika. Rika adalah seorang janda beranak satu dan memiliki sebuah toko buku. Dalam toko buku tersebut Rika tidak hanya berperan sebagai pemilik namun juga ia bertugas sebagai kasir dan mengecek

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 109

persediaan buku. Rika tidak mempekerjakan orang lain selain dirinya dalam toko buku tersebut. Dalam kepemilikan Rika memiliki rumah yang terpisah dengan toko bukunya berada. Rumah Rika cukup luas untuk dihuni bersama seorang anak dan pembantunya. Rika tidak memiliki mobil ataupun telepon genggam seperti Ping Hen namun di dalam rumah Rika terdapat telepon rumah. Rika juga memiliki beberapa alat elektronik seperti televisi yang ada di toko bukunya dan sering ia gunakan untuk mengakses informasi. Melihat kepemilikan benda yang ada pada Rika terlihat bahwa dalam pekerjaannya Rika belum bisa mempekerjakan banyak orang. Tidak seperti Tan Kat Sun yang memiliki banyak pegawai dalam usahanya. Sehingga dalam hal ini Rika digolongkan sebagai pedagang kecil. Golongan ini seperti yang sudah disebutkan diatas adalah golongan yang suka menerima pandangan hidup etika pembalasan. Sikap Rika tidak jauh berbeda dengan Tan Kat Sun. Rika memiliki sikap toleran dan saling tolong menolong kepada setiap orang walaupun orang tersebut tidak seagama dengan dirinya.

Tabel 5.4 Presentase Sikap Rika Kepada Umat Beragama Sikap Rika kepada umat Jumlah beragama adegan Keterangan Sikap Rika yang suka tolong menolong 3.4 % Adegan 42,61,71,114,153,168 Adegan 30,37, 114, 116, 126, Sikap toleransi yang Rika berikan 4.0 % 131, 144, Jumlah 7.4 %

Dari data diatas terlihat sikap Rika yang memiliki rasa toleran kepada umat beragama lainnya termasuk kepada anaknya yaitu Abi. Walaupun Rika berbeda agama dengan Abi namun sikap toleransinya ditunjukan dengan selalu mendukung Abi dalam setiap kegiatan keagamaannya seperti menunggu dan menjemput Abi mengaji, menemani Abi untuk Sahur dan mengajarkan Abi untuk niat berpuasa. Rika memang sebelumnya beragama Islam namun setelah ia bercerai dengan Panji karena Panji akhirnya Rika berpindah agama menjadi Katolik. Namun walaupun Rika sudah berpindah agama, ia tidak memaksakan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 110

pilihan agamanya kepada anaknya. Justru ia tetap mendukung Abi dalam kegiatan apapun seperti setelah Abi khatam Al-Qur`an, Rika membuat syukuran dengan membagikan sedekah berupa makanan kepada anak-anak. Selain sikap toleransinya kepada kehidupan keberagamaan anaknya, Rika juga mempunyai sikap saling tolong menolong. Rika tidak membeda- bedakan dalam berteman, walaupun dapat dikatakan Rika dalam perekonomian cukup mampu namun ia bersedia untuk berteman dengan siapa saja dan membantu apabila teman Rika mendapat suatu masalah. Misalnya, ketika Menuk mendapatkan suatu masalah karena suaminya Soleh meminta cerai. Rika segera datang ke tempat Menuk bekerja dan menenangkan Menuk yang dalam keadaan sedih walaupun Menuk hanya seorang pelayan. Rika juga membantu Surya yang tidak memiliki pekerjaan tetap dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok dan pekerjaan. Rika sering menawarkan pekerjaan kepada Surya sebagai Yesus dalam acara paskah dan menjadi Santaclauss. Selain itu Rika sering membayari Surya untuk makan karena Rika tahu bahwa Surya tidak memiliki cukup uang untuk makan. Sikap-sikap Rika yang mencerminkan rasa cinta dan kasih sayang sesama umat beragama tercermin dalam ajaran agamanya yang mengajarkan cinta kasih kepada sesama umat. Proses Rika berpindah agama dari Islam menjadi Katolik menurut H. Carrier disebut sebagai pertobatan batin (endogenos origin). Pertobatan batin ini timbul dalam diri seseorang karena kesadaran subyek atau kelompok yang bersangkutan. Rika berpindah agama bukan karena pengaruh orang lain melainkan dari kesadaran diri sendiri. Hal ini bermula dari perceraian yang dialami oleh Rika. Mantan suami Rika bernama Panji berniat untuk berpoligami, namun niat tersebut tidak disetujui oleh Rika sehingga akhirnya mereka bercerai. Dalam Islam poligami diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu seperti yang tertera dalam al-Qur`an surat An-nisa ayat 3 yang berbunyi :

” Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita- wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak- budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 111

Dialog mengenai keinginan Panji untuk bersama wanita lain terdapat dalam adegan 45 :

Adegan 45 ( 00:28:41 – 00: 29: 16) Panji : “Aku gak bisa.” Rika : “Jadi kamu belum mutusin dia?” Panji : “Aku cinta sama dia, sama seperti aku cinta sama kamu.” Rika : “Aku gak bisa Mas.”

Dialog diatas menunjukan bagaimana Panji tidak bisa meninggalkan wanita lain tersebut dan Rika juga tidak dapat menerima keputusan Panji untuk berpoligami. Sehingga pada akhirnya mereka bercerai. Aturan dalam Islam yang memperbolehkan seorang suami untuk memiliki istri lebih dari satu membuat kenyamanan Rika sebagai seorang muslim terganggu sehingga ia mencari ketenangan melalui agamanya yang baru. Keputusan Rika untuk pindah agama menjadi Katolik di dorong oleh keinginan untuk mencari komunitas keagamaan yang dianggap sanggup memberikan jawaban atau meredakan batinnya. Agama Rika yang baru menawarkan tempat untuk membangun hidup baru dimana tersedia peran-peran baru yang sesuai dengan keinginannya, maka dari situ ia menemukan sesuatu cara hidup yang diyakini sebagai panggilan baru. Sesuai dengan ajaran agama Katolik yang menentang seseorang untuk berpoligami. Nilai-nilai agamanya yang baru itu kemudian ia yakini dapat memberikan rasa aman dan tentram pada batinnya. Seperti pada dialog 46 :

Adegan 46 ( 00:29:17 – 00:31:38)

Rika duduk sendiri di dalam gereja itu mengepalkan kedua tangannya dan menutup kedua matanya. Kemudian secara tidak sadar Doni sudah duduk 3 bangku di belakangnya dan melihat Rika yang sedang berdoa.

Doni :“Wajah yang menanggung derita itu, menanggung juga derita ribuan umatnya.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 112

Lalu saat Rika mendengar suara Doni ia menghentikan berdoa dan melihat ke belakang yaitu kearah Doni duduk. Kemudian Doni berpindah posisinya dan duduk 1 bangku di belakang Rika.

Doni : “Kadang saya berpikir, kenapa Dia mau menderita seperti itu? Dia kan Putra Allah, Dia anak Allah, sudah selayaknya Dia mendapat kemuliaan, daripada penderitaan. Tapi sekarang saya mengerti, mengapa Dia mau menanggung semua derita itu. Dia mau mengajarkan kepada umatnya, dan kepada saya supaya lebih kuat yah lebih kuat. Kamu kenapa mau di baptis?”

Rika : “Saya, saya baru pindah Katolik.”

Doni : “Sejak saya kecil sampai saya besar, kalau ditanya saya agamanya apa? Saya bilang Katolik. Tapi saya tidak pernah masuk gereja, malas saya. Bahkan kedua orang tua saya, lupa membatiskan anaknya sejak kecil karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka.” Rika : “Nah, terus kenapa sekarang.. ?”

Doni : “Mmm, tahun lalu saya mengalami kecelakaan, parah sekali. Saya koma dua bulan, dan dokter mengatakan sudah tidak ada harapan lagi. Tapi Yesus menyembuhkan saya. Kamu ?”

Rika : “Dia juga janji mau nyembuhin saya.”

Dari dialog diatas menunjukan bahwa Yesus sebagai Tuhan menjanjikan suatu keamanan yang memberikan kedamaian bagi umatnya. Tuhan dipercayai dapat memberikan mukzizat kepada umatnya yang membutuhkan. Hal itu juga yang dipercayai oleh Rika dan Doni dimana Yesus dapat menyembuhkan setiap luka yang ada pada manusia, baik itu luka yang terlihat secara fisik maupun secara mental yang dialami oleh Rika akibat perceraian. Rasa aman inilah yang membuat Rika menghayati nila-nilai baru agamanya. Rika rajin mengikuti kelas baptis, apabila ia mengalami kegundahan ia akan pergi ke Gereja untuk berdoa dan Rika juga menampilkan simbol-simbol seperti salib di sekitar rumahnya. Dalam hal ini menurut Weber kaum wanita cendrung untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan religious dengan keterlibatan emosional yang besar. Wanita pada umumnya menunjukan kesetiaan lebih besar terhadap praktek hidup keagamaannya terlebih apabila ia sudah merasa nyaman untuk berada dalam kelompok keagamaan tersebut

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 113

Tabel 5.5 Presentasi Sikap Keagamaan Rika

Jumlah Sikap Keberagamaan Rika Adegan Keterangan Kelas baptis, paskah, Kegiatan Rika di Gereja 2.3% dan malam natal Adegan Rika berdoa 0.5% Penggunaan atribut Katolik 9.3 % Al-Kitab, lukisan Yesus, gambar salib, salib Setting adegan di Gereja 11.6% Jumlah 23.7 %

Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 23.7 % adegan dalam film ini menampilkan kegiatan umat di Gereja dan juga simbol-simbol yang biasa digunakan oleh pemeluk agama tersebut. Dalam keseluruhan adegan terdapat 2.3 % kegiatan umat di Gereja dimana Rika juga ikut terlibat dalam kegiatan tersebut misalnya kelas baptis yang beberapa kali diikuti Rika sebelum ia di baptis dan juga acara-acara keagamaan lainnya misalnya malam paskah dan Natal. Disamping itu bentuk sikap keagamaan yang ditunjukan Rika dalam film ini adalah dimana Rika berdoa untuk mencari ketenangan dirinya yang ditampilkan sebanyak 0.5% adegan dalam film. Penggunaan atribut yang menunjukan kelompok agama tertentu juga ditunjukan sebanyak 9.3% adegan dalam film dengan menampilkan bentuk salib, lukisan Yesus di salib, dan Al-Kitab yang selalu Rika bawa ketika mengikuti kelas pembaptisan. Soleh yang sebelumnya pengangguran kemudian mendapat pekerjaan sebagai anggota Banser. Soleh juga memiliki istri bernama Menuk yang hanya bekerja sebagai pelayan restaurant Tan Kat Sun. Sebelum Soleh mendapatk pekerjaan kehidupan perekonomian keluarga Soleh cukup sulit. Soleh tinggal bersama dengan adiknya dan seorang anak perempuannya. Keadaan perekonomian keluarga Soleh dan Menuk yang cukup sulit itu membuatnya tidak dapat membayar uang sekolah adiknya bernama Rifka selama tiga bulan. Tidak hanya itu dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok berupa makan, mereka harus

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 114

mengandalkan Menuk yang selalu membawa makanan di rantangnya. Makanan itu Menuk dapatkan dari restaurant tempat ia bekerja. Dalam hal kepemilikan harta benda, Menuk dan Soleh memiliki rumah yang sangat sederhana yang tidak begitu luas untuk dihuni oleh empat orang. Dalam rumah itu terdapat poster Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang merupakan salah satu tokoh NU. Dengan berbagai poster Gusdur di rumahnya Nampak jelas bahwa mereka sangat menyenangi ajaran NU, hal itu di dukung juga oleh profesi Soleh sebagai Banser NU. Di rumah Soleh dan Menuk tidak begitu banyak perabotan elektronik hanya ada sebuah televisi yang terletak di lantai dua rumahnya dan digunakan bersama anggota keluarganya untuk menyaksikan program hiburan. Dalam sikap keagamaan Golongan ini cendrung melihat agama sebagai sebuah pembebasan dimana adanya pandangan hidup yang memberikan kepastian akan adanya pembalasan, walaupun tidak sekarang tapi sekurang-kurangnya ada pembalsan di dunia lain. Pengalaman mereka sendiri menyadari bahwa manusia hanya makhluk yang serba terbatas kemampuannya, tidak sanggup mengatasi segala rintangan. Maka jika ada agama atau ideologi yang menawarkan kepadanya pembebasan dari penderitaan ini, mereka tidak akan menolaknya. Hal ini yang menyebabkan keluarga ini cendrung lebih religius di banding aktor-aktor yang lain dalam film ini.

Tabel 5.6 Presentase Kegiataan Keagamaan Islam Dalam Film Tanda Tanya

Jumlah Kegiatan Keagamaan Islam adegan Keterangan Setting adegan di Mesjid Soleh menggunakan pakaian 12.7 % Muslim 19.1 % Menuk menggunakan pakaian muslim 17.4 % Kerja bhakti, tempat mengaji, Kegiatan umat di Mesjid 5.2 % berdakwah berdiskusi Adegan Menuk dan Soleh sholat 1.7 %

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 115

Jumlah 43.4 %

Dari tabel diatas terlihat sebanyak 43.4 % menampilkan kegiatan keagamaan umat Islam diantaranya 12.7 % adegan dalam film bersetting di Mesjid. Mesjid tidak hanya digunakan untuk tempat ritual keagamaan semata tetapi juga sebagai tempat pendidikan informal seperti mengaji dan berdakwah terkadang Mesjid juga bisa dijadikan tempat untuk berdiskusi antar sesama umat Islam. Fungsi mesjid tersebut juga terdapat dalam film ini sebanyak 5.2 % adegan. Soleh tampak lebih sering melakukan sholat berjamaah di Mesjid dibanding Menuk. Tetapi Soleh dan Menuk selalu menjalankan perintah agamanya hal ini ditunjukan dengan data dalam film terdapat 1.7 % adegan yang menampilkan kegiatan sholat Menuk dan Soleh. Selain itu mereka juga selalu menaati anjuran agama Islam untuk menutup aurat bagi perempuan maupun laki-laki. Pakaian sehari-hari yang mereka kenakan adalah pakaian muslim. Bagi perempuan mereka mengenakan jilbab, baju tangan panjang dan rok panjang yang ditampilkan dalam film ini sebesar 17.4% adegan. Sedangkan bagi laki-laki mereka sering menggunakan baju koko, celana panjang bahan dan mengenakan peci. Hal itu juga ditampilkan dalam adegan film ini sebanyak 19.1 %. Adegan. Dengan melihat tingkat religius mereka maka mereka menganggap bahwa agama dapat menyelamatkan mereka dari kesusahan hidup, maka semakin mereka sering beribadah semakin kuat agama itu menjamin kehidupan mereka. Kelas bawah juga diwakili oleh tokoh yang bernama Surya. Surya mempunyai pekerjaan di bidang entertainment sebagai figuran dalam film. Tetapi pekerjaannya yang tak menentu dan bayaran yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya membuat Surya mengalami kesulitan perekonomian. Ia harus pindah dari tempat kosnya karena sudah empat bulan tidak membayar uang bulanan. Ia juga terpaksa harus tinggal di mesjid karena tidak mampu untuk menyewa kontrakan atau kosan. Selain itu dalam kebutuhan pokok seperti makan, Surya terkadang sering merasa kelaparan karena tidak mampu membeli makanan. Sehingga Rika sebagai teman Surya sering menolong Surya dengan membelikannya makanan.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 116

Keadaan perekonomian sudah terlihat membaik walaupun ia masih tinggal di Mesjid semenjak Rika menawarinya kerja untuk berperan sebagai Yesus dalam acara malam paskah di Gerejanya. Bayaran yang di dapatkan dari peran tersebut. Setelah ia menerima tawaran tersebut, Surya mulai mendapat berbagai tawaran lagi dalam acara-acara keagamaan di Gereja sehingga dari situ ia mulai merintis karirinya bukan hanya menjadi peran figuran lagi. Selama ia bekerja menjadi figuran, beberapa orang memandang Surya hanya sebelah mata. Pekerjaannya sebagai figuran tidak terlalu diperhatikan oleh Sutradara ataupun masyarakat sekitar. Fasilitas yang ia dapatkan juga berbeda dengan pemeran utama. Seperti terlihat dalam adegan 27 :

Adegan 27 ( 00:10: 08 – 00:11:14) Terdapat seorang laki-laki memakai kaos putih sobek-sobek kemudian ia berlari meloncati tanaman yang kecil dan di belakangnya ada segerombolan laki-laki yang mengejarnya. Seorang laki-laki yang mengenakan baju putih sobek-sobek itu tertangkap oleh gerombolan laki-laki yang mengejarnya, lalu segera gerombolan laki-laki itu memukuli pria berbaju putih .

Sutradara : “Cut, cut, cut. Ri, Riri, sini, sini kamu !” (sambil melambaikan tangannya memanggil seorang wanita berkulit hitam dan dikuncir rambutnya. Wanita itu mengenakan celana panjang jeans hitam dan kaos coklat berumur sekitar 28 tahunan yang bertugas mengamati adegan tersebut)

Riri : “Iya pak ?”(berlari menghampiri sutradara yang duduk sambil memperhatikan monitor kecil yang ada di depannya. Sutradara itu berumur sekitar 50 tahunan, mengenakan kacamata yang berantai di lehernya, berjenggot putih, mengenakan topi bergaris-garis berwarna hitam dan putih dengan rambutnya yang berantakan)

Sutradara :”Kamu bisa kerja ga kamu, hah? Aku punya pemain utama jangan ditutupin. Kamu mesti turut ngawasin itu pemain ! Kapan jadinya film kalau begini terus. Sana ulang !”

Di depan Sutradara yang sedang mengomel tersebut pemeran utama yang mengenakan baju putih sedang dibersihkan keringatnya oleh seorang wanita menggunakan handuk putih dan di payungi oleh seorang laki-laki. Sedangan pemain yang lain yang mengejarnya di biarkan saja tanpa diberikan fasilitas seperti pemeran utama.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 117

Kemudian Riri berjalan menuju aktor-aktor tersebut dan memberikan instruksi kepada para pemain.

Riri : “Ulangi lagi ya semuanya. (Kemudian Riri menghampiri Surya yang ikut bermain di dalam film tersebut sebagai geremobolan laki- laki yang mengejar pemeran utamanya) Mas,itu ada kamera. Masnya jangan disitu, masnya disini aja.” (sambil membenarkan posisi Surya ke samping pemain utama)

Pemeran utama : “Ketutupan ya?” Kemudian Surya mengulurkan tangannya meminta maaf kepada pemeran utama itu, tetapi pemeran utama mengacuhkan permintaan maaf Surya.

Riri : “Siap, sekali lagi yah semuanya? Standby ….. action !”

Kemudian mereka mengulangi adegan tersebut sekali lagi sesuai dengan permintaan Sutradara.

Sutradara : “ Cut ! Wohoo..” (terdengar tepuk tangan dari beberapa kru yang memperhatikan adegan itu berlangsung)

Setelah itu pemain utama dan Sutradara sama-sama melihat adegan yang telah dilakukan di sebuah layar monitor.

Sutradara : “Kowe punya permainan bagus hah. Berbakat itu. Owe nanti akan ambil lo lagi.” ( kemudian diakhiri dengan tawa puas)

Surya hanya melihat dengan wajah sedih dari belakang tempat duduk sutradara dan pemain utama tersebut. Kemudian Surya memukul pohon yang ada di sebelahnya berdiri.

Dari adegan diatas terlihat bahwa Surya yang bekerja sebagai pemain figuran tidak terlalu dilihat permainannya di banding dengan pemain utama walaupun Surya sudah memberikan usaha yang maksimal tetapi hal tersebut tidak dapat mencukupi dirinya untuk mendapatkan peran-peran utama. Pujian dan fasilitas yang istimewa juga hanya di dapatkan oleh pemeran utama di bandingkan dengan pemain-pemain figuran. Hal tersebut tidak hanya ia rasakan di lokasi syuting tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika ia bekerja menjadi figuran banyak orang yang tidak menganggap dirinya. Kata-kata seperti “selebritis kurang terkenal” atau “ngapain dialog yang gak berguna.” Dilontarkan sebagai bentuk ejekan atau sindiran. Hal tersebut berbeda setelah akhirnya ia

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 118

mendapatkan peran utama atau jagoan dalam film. Orang-orang mulai memujinya seperti pada adegan 10 dan 170 :

Adegan 10 (00:03:00 – 00:03:37) Surya sedang berjalan mengenakan jaket berwarna biru dan merokok. Di jalanan tersebut ada sebuah bangunan tua yang catnya sudah berkelupas serta beberapa bagian tembok hancur hingga terlihat batu batanya. Di sebuah jendela bangunan tua itu tergambar tanda Tanya(?) yang menghiasi jendela luarnya. Surya berjalan sambil merokok dan pandangannya menunduk ke jalan, tanpa ia sadari di depannya ada seorang laki-laki berjenggot dan berjambang putih yang berumur sekitar 55 tahunan sedang mengelus-elus ayam di tangannya. Sehingga antara Surya dan orang yang memegang ayam tersebut saling bertabrakan.

Orang yang memegang ayam : “Hei, matanya, matanya.”

Surya : “Maaf.”

Orang yang memegang ayam : “Goblok! Maaf maaf.”

Adegan 170 ( 01:36:34 – 01:36:47 )

Surya berjalan di sekitar area Pasar Baru dengan jaket birunya dan sambil merokok. Kemudian ia berpapasan dengan orang separuh baya dan membawa ayam. Orang tersebut kemudian menyapa Surya.

Bapak : “Sur, tadi malam di tv main jadi polisi ya toh? Sinetron. Top ! Hebat Sur”

Surya hanya tersenyum dengan bangganya dan kemudian ia kembali berjalan lagi.

Dari dialog diatas terlihat dua apresiasi yang berbeda yang dilontarkan oleh orang yang sama kepada Surya. Dialog 10 menunjukan ketika Surya belum memiliki peran-peran yang khusus dalam film dan keadaan perekonomiannya sulit, ia rendah oleh orang-orang sekitar. Lontaran kalimat-kalimat kasarpun ditujukan kepada dirinya. Berbeda ketika ia sudah memiliki peran yang lebih

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 119

menonjol dalam film. Orang-orang disekitarnya lebih menghormati dan memuji peran-peran yang ia mainkan. Dalam sikap keberagamaan Surya termasuk kelompok orang yang taat beragama. Terlebih setelah ia tinggal di dalam Mesjid. Ia tidak pernah kelewatan untuk sholat berjamaah. Selain itu apabila ia memiliki waktu luang, ia sering membantu masyarakat sekitar untuk melaksanakan kerja bhakti di Mesjid. Tidak jauh berbeda dengan kehidupan Menuk dan Soleh serta sikap keberagamaan mereka bahwa dalam kehidupan mereka mempercayai agama dan Tuhan untuk dapat menghilangkan kesengsaraan hidup. Dalam melakukan kegiatan juga mereka harus selalu ingat dengan Tuhan agar kegiatan yang mereka lakukan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini juga dirasakan oleh Surya, ketika ia mendapatkan tawaran untuk memerankan Yesus dalam acara paskah, ia tidak begitu saja menerima tawaran tersebut. Surya melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada pemuka agama yaitu Ustadz seperti pada adegan 68 :

Adegan 68 ( 00:43:58 – 00:44:34) Surya dan Pak Ustadz sedang duduk di teras rumah pak Ustadz. Surya dan Pak Ustadz sedang berdiskusi membahas pekerjaan yang ditawarkan oleh Rika

Pak Ustadz : “Ga ada salahnya sih kamu coba, Sur.”

Surya : “Berarti saya harus masuk gereja?”

Pak Ustadz :”Itu kan cuma fisikmu, hanya tubuhmu, walaupun kamu ada di negeri yang dzalim sekalipun, tapi kalau kamu yakin, kamu bisa jaga hatimu, keimananmu hanya untuk Allah SWT. Insya Allah aku yakin ndak ada apa-apa. Wes, Tanya se hatimu.”

Dalam adegan diatas terlihat semua pekerjaan yang Surya lakukan terlebih pekerjaan tersebut diluar ajaran agama yang ia percayai membuat Surya menjadi ragu. Keraguan Surya ia konsultasikan kepada pemuka agama yang bertugas memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada umatnya tentang agama. Tidak

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 120

hanya itu Surya juga melakukan tafakur67 di Mesjid sebelum ia menerima pekerjaan dari Rika

5.3 Perbandingan Alur Cerita Yang Diangkat Dalam Film Tanda Tanya, Film Pada Umumnya dan Realitas Sosial

Tabel 5.7 Perbandingan Alur Cerita Yang Diangkat Dalam Film Tanda Tanya, Film Pada Umumnya dan Realitas Sosial

Film Tanda Film pada Tanya umumnya Realitas Beberapa Ada berbagai Pendidikan Tidak jelas menunjukan tingkatan dan identitas jurusan yang berbeda pendidikannya dalam namun tidak spesifik bidang akademis Ada diferensiasi Seragam dan Adanya diferensiasi Pekerjaan dan menunjukan dan stratifikasi kelas sosial pekerjaan tertentu stratifikasi pekerjaan Jumlah Hanya memiliki Hanya memiliki Banyak yang Keluarga satu satu anak memiliki anak anak lebih dari satu Terdapat Tidak Terdapat berbagai Agama diferensiasi mendeskripsikan agama dan agama agama tertentu aliran kepercayaan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan menjelaskan menjelaskan menjelaskan status atas, status menengah menengah ke atas status ekonomi atas, dan bawah menengah dan bawah

Film memiliki kekuatan yang signifikan untuk mengkonstruksi realitas sosial berdasarkan alur cerita, dialog dan simbol yang dimainkan. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingan melalui film Tanda Tanya yang menjadi studi kasus dengan film pada umumnya dan realitas yang terjadi di masyarakat.

67 Bertafakur berarti melakukan perenungan atau berserah diri.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 121

Dilihat melalui latar belakang pendidikannya dalam film Tanda Tanya tidak mendeskripsikan pendidikan aktor yang bermain dalam film tersebut. Dalam film Tanda Tanya hanya satu tokoh bernama Abi yang menjelaskan latar belakang pendidikannya yaitu di sekolah dasar. Hal itu dapat dilihat melalui atribut seragam yang selalu ia kenakan, namun tidak menjelaskan tingkatan pendidikan Abi di Sekolah Dasar tersebut dan bagaimana ia bersosialisasi dalam dunia pendidikan. Dalam film Tanda Tanya latar belakang pendidikan seakan bukan menjadi faktor utama dalam mencari pekerjaan padahal di dalam film ini sedikit banyak menjelaskan bagaimana tokoh Soleh yang sulit mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dalam cerita tidak menyinggung apa latar belakang pendidikan Soleh sehingga ia sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu film ini juga tidak menjelaskan proses bagaimana Tan Kat Sun dan Ping Hen dapat keahlian memasak sedangkan Lim Giok Lie tidak tampak ahli dalam bidang kuliner dan latar belakang pendidikan Ping Hen yang tidak digambarkan secara jelas namun Ping Hen berani membuka usaha restaurant bersama teman- temannya. Hanya sedikit film Indonesia yang menjelaskan latar belakang aktor yang bermain dalam film tersebut secara terperinci. Para Sutradara hanya menonjolkan cerita film melalui konflik-konflik yang sedang populer di masyarakat misalnya percintaan. Namun ada juga film-film yang menceritakan latar belakang pendidikan dan bagaimana mereka bersosialisasi di dunia pendidikan tersebut seperti Catatan Akhir Sekolah, Laskar Pelangi. Sang Pemimpi dan sebagainya. Film-film tersebut menceritakan bagaimana kehidupan anak-anak atau remaja di sekolah beserta sosialisasi mereka dengan teman-teman dan lingkungan di luar sekolah. Namun ada beberapa film yang tidak memiliki kejelasan latar belakang pendidikan mereka seperti film Virgin, 18+, Hari Untuk Amanda, Garuda di Dadaku dan sebagainya. Film-film tersebut menjadikan pendidikan hanya sebagai tempelan saja dan tidak memberikan kejelasan tingakat pendidikan mereka, bagaimana prestasi mereka di sekolah atau bahkan bagaimana lingkungan sekolah mereka yang akhirnya menciptkan konflik-konflik yang sangat ditonjolkan dalam film. Misalnya dalam film Virgin yang menceritakan bagaimana kehidupan remaja SMA yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas namun dalam film itu

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 122

sang Sutradara tidak menjelaskan bagaimana latar belakang pendidikan mereka, lingkungan sekolah dan teman-teman yang sedikit banyak hal tersebut sangat berpengaruh menentukan tindakan remaja. Dilihat melalui relaitas sosial bahwa latar belakang pendidikan berperan untuk menentukan masa depan dan pergaulan seorang anak. Apakah anak tersebut dapat berlaku baik atau tidak di masyarakat dapat dilihat melalui sosialisasi mereka tidak hanya dalam lingkungan keluarga melainkan dengan lingkungan di sekolahnya. Dalam realitas terdapat berbagai tingkatan pendidikan mulai dari SD,SMP,SMA hingga ke Universitas. Tidak hanya itu dalam realitas juga terdapat spesialisasi dalam dunia pendidikan misalnya di bidang otomotif, kuliner, teknik, fotografi dan sebagainya. Namun dalam film detai-detail pendidikan seperti itu seakan tidak terlalu diperhitungkan untuk mendukung alur cerita dalam film. Dalam hal pekerjaan dalam film Tanda Tanya menunjukan diferensiasi pekerjaan yang akhirnya menciptakan stratifikasi di masyarakat. Misalnya dalam film Tanda Tanya terdapat pekerjaan sebagai koki, pengelola restaurant, pengelola toko buku, banser, pelayan, pemain figuran dan sebagainya. Dari diferensiasi pekerjaan tersebut menciptkan stratifikasi ekonomi di masyarakat dalam hal ini dapat dilihat bahwa pengelola restaurant merupakan kelompok kelas atas dimana mereka memiliki modal yang lebih banyak dibandingkan dengan aktor lainnya. Dalam hal ini pemilik restaurant memiliki kapasitas ruang restaurant yang cukup besar sehingga dapat menampung beberapa pelanggan dan memiliki banyak pegawai yang menandakan bahwa usaha milik Tan Kat Sun sudah cukup stabil dalam perekonomian karena sanggup mempekerjakan lebih dari satu pegawai. Sedangkan pengelola toko buku dilihat dari stratifikasi ekonominya berada di kelas menengah. Pembagian stratifikasi itu dapat dilihat bahwa pengelola toko buku belum memiliki pegawai selain dirinya sehingga pengelola toko buku tidak hanya bertugas mengelola saja namun juga mengecek persediaan buku, melakukan transaksi dengan para pelanggan, merapikan toko bukunya dan sebagainya. Dalam keadaan seperti itu dapat dikatakan bahwa pengelola toko buku belum memiliki dana lebih untuk dapat mempekerjakan orang lain dalam usahanya. Sedangkan pelayan, Banser dan pemain figuran dapat dikatakan bahwa mereka berada di dalam kelas bawah. Hal ini dapat dilihat bahwa pekerjaan yang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 123

mereka miliki belum dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari baik yang bersifat pokok maupun yang sekunder. Seperti dalam kasus pemain figuran dalam film ini, dengan pekerjaannya yang tidak menentu dan bayaran yang hanya sedikit sebagai tokoh figuran dalam film ia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan kadang ia sering merasa kelaparan. Selain kebutuhan pokoknya yang tidak terpenuhi, ia juga terpaksa harus pergi meninggalkan tempat kosannya karena tidak sanggup membayar uang bulanannya. Dilihat melalui film pada umumnya, kebanyakan film Indonesia menunjukan pekerjaan dengan gaya hidup masyarakat kelas menengah keatas. Mereka cendrung menampilkan gaya hidup yang mewah dengan ditampilkannya penggunaan mobil-mobil populer, gaya hidup yang hura-hura, cara berpakaian dan makanan yang dimakan dalam film. Dalam berbagai kasus film pada umumnya justru tidak memperlihatkan kalangan kelas bawah dimana pekerjaan mereka tidak bisa dijadikan sebagai pegangan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan yang ditunjukan pada film umumnya adalah pekerjaan-pekerjaan berkerah putih dimana mereka mengenakan kemeja dan dasi dalam menjalani pekerjaannya atau dalam film dijadikan seorang pengusaha terkenal yang kaya raya sehingga anak-anaknya dapat hidup dalam kemewahan. Dilihat melalui konteks realita sosial dapaat dilihat bahwa adanya diferensiasi pada pekerjaan yang menciptakan stratifikasi ekonomi yang berjarak antara kelas atas dan menengah. Kelas atas biasanya dikategorikan dengan pekerjaan-pekerjaan kantoran seperti pengusaha, administrasi, pegawai negeri dan sebagainya. Sedangkan kelas bawah biasanya dikategorikan dengan pekerjaan- pekerjaan di lapangan yang menggunakan tenaga besar untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Perbedaan pekerjaan yang dilakukan oleh kelas atas dan bawah dalam realita sosial mempunyai dampak adanya stratifikasi sosial dilihat melalui kepemilikan barang-barang mewah seperti mobil, jam tangan, gaya hidup yang tampak jauh berbeda antara kelas atas dan bawah. Dilihat melalui jumlah keluarga film Tanda Tanya dan film pada umumnya hanya menampilkan keluarga kecil dimana mereka hanya memiliki satu orang anak dalam kehidupan keluarga. Namun jika dilihat melalui realita sosial yang ada di masyarakat bahwa penggambaran dalam film sangat jauh berbeda

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 124

dengan kenyataan. Dalam realitasnya kebanyakan masyarakat Indoneia memiliki anak lebih dari satu. Terlebih apabila mereka tinggal di daerah pedesaan atau daerah terpencil yang sangat mengutamakan sifat-sifat patriarki dimana mereka akan terus melahirkan anak sampai mereka mendapatkan anak laki-laki. Walaupun di Indonesia sendiri sudah ada program Keluarga Berencana namun masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak menjalankan program tersebut. Dalam hal agama film Tanda Tanya menawarkan detail yang berbeda dibanding dengan film-film Indonesia pada umumnya. Film-film Indonesia pada umunya tidak banyak menampilkan atribut-atribut keagamaan tertentu. Film-film Indonesia tidak menyertakan atribut-atribut keagamaan karena sifatnya yang masih sensitif untuk di bahas. Hanya ada beberapa film seperti Ayat-Ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban, Cin(T)a yang menampilkan agama-agama para aktornya. Hal itu juga dikarenakan tema utama pada cerita mereka adalah tentang agama. Namun kebanyakan film Indonesia yang menampilkan atribut keagamaan hanya menampilkan satu agama mayoritas saja yaitu Islam. Dalam film Tanda Tanya mereka menampilkan tiga agama yang berbeda yaitu Islam, Katolik, dan Konghucu. Agama dalam film Tanda Tanya bukan sekedar menjadi pelengkap saja namun juga menjadi sesuatu yang penting yang mendasari konflik dalam film tersebut. Dalam film Tanda Tanya agama-agama setiap aktor ditunjukan tidak hanya melalui atribut yang mereka kenakan namun juga dari ritual keagamaan yang mereka lakukan. Sehingga melalui atribut dan ritual keagamaan tersebut penonton sudah dapat menganalisis bahwa aktor-aktor tersebut dapat digolongkan melalui kelompok agama tertentu. Misalnya aktor yang beragama Islam dalam film Tanda Tanya selalu mengenakan pakaian muslim baik itu laki-laki maupun perempuan, sedangkan tokoh Konghucu dan Katolik dapat dilihat melalui ritual keagamaan dan rumah ibadah yang ditampilkan dalam film. Agama dalam realitas sosial merupakan suatu identitas seseorang dan sangat melekat dalam diri individu. Di masyarakat Indonesia agama merupakan pedoman hidup dan aturan mengenai baik dan buruknya perilaku manusia. Sehingga agama menjadi sesuatu yang penting dan terikat dalam diri individu. Agama yang diakui di Indonesia tidak hanya Islam walaupun memang Islam adalah agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Indonesia, melainkan ada

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 125

Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.68 Selain agama-agama resmi juga terdapat aliran-aliran kepercayaan yang ada di Indonesia seperti kejawen,Buhun,Samawi, Cigugur dan sebagainya.

5.4 Perbandingan Adegan Dalam Film Tanda Tanya Yang Sesuai Dengan Realita Sosial

Tabel 5.8 Adegan Film Tanda Tanya Yang Sesuai Dengan Realita Sosial

Film Realita

Penusukan Pastur

Penusukan Pastur HKBP

Ciketing, Bekasi

Pengeboman Gereja Pengeboman Gereja

Penyelamatan Jemaat Penyelamatan Jemaat

Gereja di Malam Natal Gereja di Malam Natal

Oleh Soleh Oleh Riyanto

Pada Tabel Diatas dapat dilihat bahwa film tidak hanya menyajikan cerita fiksi saja tapi juga film dapat mengangkat realita sosial yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah adegan penusukan Pastur dalam Film. Pada Film adegan penusukan tersebut diceritakan pada saat Pastur sedang berdiri di depan halaman Gereja dan menyalami jemaat-jemaat yang akan beribadah. Kemudian ada seorang laki-laki tidak dikenal berjalan tergesa-gesa mendekati Pastur tersebut. Laki-laki tidak dikenal itu membawa sebilah pisau dan menusuk Pastur yang sedang menyalami jemaat Gereja. Setelah menusuk Pastur, pelaku tersebut kemudian melarikan diri. Beberapa jemaat yang sedang berada di sekitar Gereja

68 http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia#cite_note-CIA-1 Diunudh pada 15 Juni 2012 pukul 18:17

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 126

tersebut mencoba menolong pastur dan beberapa yang lain mengejar pelaku penusukan. Namun sayang pelaku tersebut tidak tertangkap karena pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor bersama seorang temannya. Dari adegan penusukan Pastur tersebut, dalam realita sosial juga terjadi diantaranya adalah penusukan Pastur HKBP Ciketing, Bekasi. Penusukan pendeta HKBP di Ciketing,Bekasi terjadi pada September 2010. Pada saat itu Pendeta Hasean Lombantoruan dan jemaat lainnya berjalan ke Ciketing Asem menuju tempat ibadah. Namum tiba-tiba dari arah berlawanan ada sekitar empat motor yang dikemudikan dan saling berboncengan melintas. Selanjutnya salah satu dari delapan orang yang berada di motor tersebut turun dan langsung menusuk pendeta Hasean.69 Kemudian dalam adegan film juga ditampilkan adanya bom di bawah tempat duduk jemaat Gereja yang sedang merayakan Malam Natal. Kasus pengeboman Gereja juga beberapa kali terjadi di wilayah Indonesia. Salah satunya terjadi pada 24 Desember tahun 2000. Pada saat itu terdapat enam bom yang meledak di enam Gereja yang berbeda di wilayah Jakarta. Gereja yang terkena ledakan bom pada saat Malam Natal itu adalah Gereja Katedral di Sawah Besar dan Gereja Kanisius di Menteng. Bom di dua Gereja itu diletakan di bawah kolong mobil yang tengah parkir di depan Gereja, bom tersebut berhasil meledak. Selain itu, bom juga diledakkan di Gereja Oikumene, Jalan Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur dan Gereja Santo Yosep di Matraman Raya, jakarta Timur. Pada gereja santo Yosep, diletakkan satu bom kecil dan satu bom besar. Bom-bom itu pun berhasil meledak. Bom juga diledakkan di Gereja Koinonia, Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur. Gereja ini diledakkan dengan menggunakan dua bom, bom kecil dan bom besar. Kedua bom itu juga berhasil meledak. Gereja terakhir yang akan diledakkan adalah Gereja Anglikan Jalan Arif Rahman Hakim, Jakarta Pusat. Dalam gereja itu, diletakkan satu bom kecil, namun tidak berhasil meledak.70

69 Penusukan Pendeta HKBP Bekasi, http://kuansing.com/2010/09/12/penusukan- pendeta-hkbp-bekasi-31.aspx Diunduh pada 21 Agustus 2011 pukul 21:54 70 http://nasional.vivanews.com/news/read/287763-kronologi-umar-bom-6-gereja-di- malam-natal Diunduh pada 19 Juni 2012 pukul 21:54

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 127

Adegan lainnya adalah dalam film tokoh yang bernama Soleh merupakan refleksi dari tokoh Riyanto dalam realita sosial. Tokoh Soleh yaitu salah satu anggota Banser dalam film berhasil menyelamatkan jemaat Gereja di perayaan Malam Natal dengan membawa bom yang ada di dalam Gereja keluar. Namun bom saat berlari membawa bom tersebut, Soleh terjatuh dan bom yang ia bawapun meledak hingga menewaskan dirinya. Kejadian tersebut juga dialami oleh Riyanto yang juga merupakan seorang anggota Banser. Peristiwa itu terjadi pada malam Natal tahun 2000, pada saat itu Riyanto bertugas untuk membantu polisi menjaga Gereja Eben Haezer, Mojokerto. Tidak jauh dari tempat Riyanto berjaga ia menemukan sebuah bingkisan yang tergeletak di trotoar jalan depan Gereja. Mencurigai bingkisan tersebut Riyanto memberanikan diri membuka bingkisan tersebut dan ditemukan adanya bom dalam bingkisan itu. Saat menyadari bahwa isi bingkisan itu adalah bom maka Riyanto memerintah semua orang untuk tiarap dan membuang bingkisan tersebut ke tempat sampah. Namun lemparan Riyanto meleset. Kemudian Riyanto berinisiatif untuk mengamankan bom yang belum meledak itu dan memungut bom tersebut untuk memindahkannya ke tempat yang lebih jauh. Namun sayangnya bom tersebut meledak dalam pelukan Riyanto sebelum bom itu sempat di lempar kembali.71 Dalam hal ini adegan dalam film juga dapat diilhami melalui realita sosial yang terjadi di masyarakat atau melalui isu-isu tertentu yang sedang hangat di perbincangkan.

5.5 Perbandingan Isu Yang Diangkat Dalam Film Tanda Tanya dan Realita Sosial Tabel 5.10 Perbandingan Isu Yang Diangkat Pada Film dan Realita

Film dan Realita

Sangat Dekat dengan Strartifikasi Realita

71 Ibid http://www.indonesiamedia.com/2010/09/29/dosa-kita-pada-riyanto-pahlawan-bom- malam-natal/ Diunduh pada 19 Mei 2012 pukul 12:20

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 128

Kurang Dekat Dengan Diferensiasi agama Realita

Kurang Dekat Dengan Suku Realita Cukup Dekat Dengan Pekerjaan Realita Cukup Dekat Dengan Stratifikasi dan Realita diferensiasi agama Sangar Dekat Dengan Stratifikasi dan suku Realita Stratifikasi dan pekerjaan Kurang Dekat Dengan Realita

Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan antara Film Tanda Tanya dan realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam film Tanda Tanya ada stratifikasi yang dapat dilihat melalui dua aspek yaitu ekonomi dan jenis kelamin. Dalam hal ekonomi film Tanda Tanya juga memperlihatkan struktur lapisan ekonomi yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas atas yang diwakili oleh pengusaha restaurant yang cukup laris di wilayah sekitarnya. Keberhasilan keluarga Tan Kat Sun di bidang kuliner ini terlihat dari pelanggan yang cukup banyak datang ke restaurant yang dinamakan Canton Chiness Food ini. Kemudian Tan Kat Sun dapat mempekerjakan beberapa pegawai yang menandakan bahwa bisnisnya sudah dalam tingkatan yang stabil. Selain itu area restaurant yang cukup luas dan dapat menampung pelanggan lebih banyak dan perelatan dapur yang cukup lengkap hingga dapat menghasilkan berbagai menu. Ekonomi kelas atas yang diwakili oleh Tan Kat Sun beretnis Tionghoa dilihat melalui kepemilikannya bahwa keluarga ini tidak hanya memiliki usaha bisnis di bidang kuliner namun juga memiliki harta benda seperti rumah pribadi yang juga menjadi tempat usaha, ponsel blackberry, mobil, radio, dan televisi. Gaya hidup keluarga ini juga membedakan kelas sosialnya dimana gaya hidup tersebut ditunjukan melalui kebiasaan Ping Hen yang senang berhura-hura dengan pergi minum-minum hingga mabuk, berpergian dengan menggunakan mobil, dan mencoba untuk bekerjasama di bidang bisnis kuliner bersama keluarganya. Sedangkan kelas menengah yang diwakili oleh pengusaha toko buku yaitu Rika dilihat melalui kepemilikannya bahwa ia juga memiliki usaha bisnis dengan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 129

membuka toko buku namun usahanya belum setingkat dengan keluarga Tan Kat Sun. Rika tidak mempekerjakan pegawai lain selain dirinya dalam bisnis tersebut. Dengan melihat hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa bisnis yang dikelola Rika belum bisa dikatakan stabil. Kepemilikan harta benda yang terlihat dari Rika adalah rumah pribadi dan televisi. Terakhir kelas bawah yang diwakili oleh keluarga Menuk dan Soleh yang bekerja sebagai Banser dan Pelayan. dilihat dari kepemilikan usaha mereka tidak memiliki usaha apapun dan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka suami dan istri ini harus sama-sama bekerja. Menuk bekerja sebagai pelayan di restaurant Tan Kat Sun dan Soleh bekerja sebagai Banser. Kehidupan mereka juga kadang- kadang tidak mencukupi untuk pendidikan adik Soleh bernama Rifka. Rifka dalam film ini sudah menunggak bayaran sekolah hingga tiga bulan dan dalam memenuhi kebutuhan pokok yaitu makanan sehari-hari, Menuk harus membawa makanan sisa dari restaurant yang ia simpan dalam rantangnya untuk dijadikan sebagai santapan makan malam keluarganya. Dari kepemilikan harta benda Menuk dan Soleh memiliki rumah pribadi yang sempit untuk dihuni empat orang anggota keluarganya dan sebuah televisi yang sering digunakan anggota keluarganya untuk mendapatkan hiburan. Kelas bawah juga diwakili oleh Surya yang dalam film ini digambarkan tokoh yang sulit dalam medapatkan berbagai modal untuk bertahan hidup. Dalam kepemilikan usaha Surya tidak memiliki apapun. Ia hanya bekerja serabutan menjadi aktor figuran dalam film. Dengan pekerjaannya sebagai aktor ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok maupun sekundernya. Dalam kebutuhan pokoknya yaitu makan, Surya sering merasa kelaparan dan kebutuhan pokoknya sering dibantu oleh Rika dengan mentraktir Surya makan dan menawarkan lowongan pekerjaan kepada Surya. Selain kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder berupa tempat tinggal pun tidak ada. Surya terpaksa harus pergi dari tempat kosnya karena tidak mampu membayar uang bulanan yang sudah menunggak empat bulan lamanya dan ia harus tinggal di dalam Mesjid karena tidak dapat menyewa tempat kos atau kontrakan yang baru. Stratifikasi ekonomi yang tampak dalam film dilihat melalui realitas sosial yang ada di masyarakat bahwa adanya pengelompokan kelas berdasarkan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 130

ekonomi yang dilihat melalui pembagian kelas namun pembagian kelas yang dikelompokan dalam realitas tidak terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas atas, menengah dan bawah. Pengelompokan ini dibagi berdasarkan pemetaan dengan menentukan seberapa besar pasokan barang-barang mewah yang terserap ke dalam pasar dan gaya hidup. Sehingga pengelompokan dalam realitas sosial di bagi menjadi lima kelas yaitu kelas atas, kelas menengah atas, kelas menengah, kelas bawah, dan kelas sangat bawah. Kelompok golongan atas mencakup keluarga-keluarga kaya lama, yang telah lama berpengaruh dalam masyarakat dan sudah memiliki kekayaan bagitu lama, sehingga orang-orang tidak lagi bisa mengingat kapan dan bagaimana cara keluarga-keluarga itu memperoleh kekayaannya. Kelompok menengah atas mungkin saja mempunyai jumlah uang yang sama tapi mereka belum terlalu lama memilikinya Kelompok menengah mencakup kebanyakan pengusaha dan orang- orang profesional yang berhasil, yang umumnya berlatar belakang keluarga ‘baik” dengan penghasilan yangn menyenangkan. Kelompok golongan kelas bawah meliputi para juru tulis, pegawai kantor, pengrajin terkemuka. Kelompok golongan sangat bawah meliputi para pekerja tidak tetap, penganggur, buruh musiman, dan orang yang hampir terus menerus bergantung pada tunjangan pengangguran.72 Dengan begitu berdasarkan hasil survei Litbang kompas yang dilakukan Maret-April 2012 di enam kota besar di Indonesia (Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar) yang menunjukan kisaran jumlah yaitu kelas atas berjumlah 1%, kelas menegah atas berjumlah 3,6%, Kelas menengah berjumlah 50,3%, kelas bawah berjumlah 39,6% dan kelas sangat bawah atau yang benar-benar miskin berjumlah 5,6%. Dengan dominasi jumlah kelas menengah yang besar, wajah Indonesia tecermin di kelas ini. Kelompok kelas menengah atas ini menjadi kelompok paling antusias membeli barang mewah. Hanya sekitar 2 persen dari kelompok muda kaya itu yang tidak memiliki gadget pintar (smartphone) sekelas Blackberry, iPhone, atau Samsung Galaxy, selebihnya

72 Karsidi, Dr. Ravik (2005) SOSIOLOGI PENDIDIKAN. UNS Press dan LP UNS halaman 88

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 131

memiliki satu, dua, atau tiga ponsel cerdas dan mahal ini.73 Dengan data diatas bawah dapat dilihat ternyata dalam realitas pengelompokan juga terbentuk namun yang berbeda adalah pengelompokan kelas ekonomi yang terbentuk dalam film dapat dilihat melalui kepemilikan sedangkan pada realitas pengelompokan didasarkan pada gaya hidup dan pasokan barang-barang mewah ke dalam pasar. Sedangkan stratifikasi juga terlihat melalui jenis kelamin dimana laki-laki dalam film mempunyai posisi yang dominan dan perempuan merupakan aktor yang didominasi. Dalam film beberapa keluarga Tan Kat Sun dan Keluarga Soleh menunjukan posisi yang demikian. Dalam keluarga Tan Kat Sun, Lim Giok Lie yang merupakan istri Tan Kat Sun menjadi sosok yang taat kepada suaminya. Ketaatan tersebut dilihat melalui bagaimana Lim Giok Lie yang selalu setia menemani Tan Kat Sun dalam keadaan sakit dan menaati perintah Tan Kat Sun. Tidak hanya dengan Tan Kat Sun ketaatan Lim Giok Lie namun juga kepada anak laki-lakinya yaitu Ping Hen. Lim Giok Lie walaupun mempunyai posisi sebagai orang tua Ping Hen, namun tidak menentukan bahwa posisi itu dapat mendominasi Ping Hen anaknya. Sebaliknya Ping Hen yang bertindak sebagai pengganti Tan Kat Sun dalam keluarga justru membuat Lim Giok Lie pun harus menaati aturan Ping Hen dalam pengelolaan restaurant. Hal itu dapat dilihat melalui adegan 107 dan 110.74 Dalam adegan tersebut tampak bahwa Lim Giok Lie tidak berdaya menahan Ping Hen yang mengubah peraturan restaurant agar lebih ketat sehingga para pegawai tidak memiliki waktu luang untuk istirahat dan liburan hari Raya Idul Fitri yang cukup panjang. Dengan adanya adegan tersebut dapat dikatakan bahwa laki-laki sebagai aktor dominan yang mengatur jalannya rumah tangga dan bisnis. Begitupun yang nampak dalam keluarga Menuk dan Soleh. Walaupun mereka berasal dari keluarga kelas bawah namun sikap dominan dan dominasi juga tampak dalam stratifikasi berdasarkan jenis kelamin. Menuk sebagai seorang istri selalu melayani Soleh baik itu dalam menyediakan makan, pakaian, dan kebutuhan seksual. Sikap dominan Soleh pun terlihat ketika Soleh meninggalkan

73 http://nasional.kompas.com/read/2012/06/08/03204285/Wajah.Baru.Kelas.Menengah.Ind onesia Diunduh pada 16 Juni 2012 pukul 17:04 74 lihat pada lampiran transkrip dialog film

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 132

rumah, Menuk menunjukan sikap setianya dengan menanti Soleh untuk pulang kerumah dan tidak pernah berbicara kasar terhadap Soleh. Dengan sikap yang ditunjukan Menuk maka Soleh menjadi aktor yang dihormati dalam keluarga sehingga dengan posisinya yang dominan maka Menuk harus bersedia melayani segala kebutuhan Soleh. Dilihat melalui realitas sosial yang terjadi di masyarakat Jawa dapat dikatakan bahwa sistem kekerabatan yang dianut dalam masyarakat tersebut pada umumnya adalah masyarakat parental.75 Namun dalam film ini menunjukan bahwa Laki-laki menajdi aktor yang dihormati dan mendominasi di bandingkan dengan perempuan. Sikap seperti itu juga sering terjadi dalam realitas sosial yang ada di Indonesia terutama pada masyarakat Jawa. Adanya stratifikasi jenis kelamin perempuan dan laki-laki dapat dilihat berdasarkan stereotipe yang menganggap bahwa perempuan dikenal dengan lemahlembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri- ciri dari sifat itu menjadikan pembagian kerja bahwa laki-laki merupakan pemimpin keluarga yang bekerja di ranah publik sedangkan perempuan merupakan ibu rumah tangga yang mendampingi laki-laki dan menaati perintah seorang suami, bekerja di ranah domestik. Pembagian peran seperti itu masih terjadi dalam realitas sosial yang ada pada masyarakat Jawa. Selain itu adanya aturan agama yang melegitimasi posisi dominan laki-laki yaitu laki-laki dijadikan sebagai pemimpin dalam keluarga dan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya aturan agama yang mengikat masyarakat Indonesia ke dalamnya maka posisi laki-laki semakin di hormati dalam tatanan sosial. Nilai patriaki dalam agama menjadi referensi masalah relasi kekuasaan antara laki-laki dan perempuan. Dalam nilai patriaki, kedudukan laki-laki ditempatkan lebih tinggi dari perempuan dalam aspek kehidupan. Perempuan dianggap sebagai sub-ordinat laki-laki dan masih dimarginalkan. Kedudukan seperti ini menyebabkan otoritas mengambil keputusan berada di tangan laki-laki. Nilai budaya yang menganut bahwa perempuan harus tunduk kepada suami maupun saudara laki-laki, kurangnya peran serta perempuan dalam

75 Parental adalah masyarakat yang garis keturunanya mengikuti garis keturunan kedua orang tua secara bersama-sama (Bapak dan Ibu)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 133

pengambilan keputusan dan perempuan mengutamakan urusan domestik merupakan suatu bukti dari rendahnya kedudukan perempuan. Kebudayaan yang telah dianut dan di implementasikan dalam kehidupan masyarakat tersebut sampai saat ini, antara lain adalah bahwa hanya anak laki-laki saja yang dapat meneruskan marga ayahnya dan hanya anak laki-laki jugalah yang menjadi ahli waris. Sehingga kehadiran anak laki-laki dianggap memiliki nilai sosial yang sangat tinggi, terutama sebagai penerus marga atau silsilah orang tuanya.76 Nilai budaya tersebut masih dianut salah satunya oleh etnis Batak. Tetapi di sisi lain jika dilihat melalui konteks masyarakat Indonesia secara keseluruhan bahwa sekarang ini posisi perempuan sudah tidak termarginalkan lagi. Mereka sudah dapat berkontribusi dalam bidang pekerjaan yang dianggap maskulin. Beberapa contoh kasus justru wanita yang menjadi tulang punggung keluarga dan melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh seorang laki-laki misalnya menjadi supir Transjakarta, Tukang Tambal Ban, dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa pekerjaan sudah tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis kelamin bahwa perempuan bekerja di ranah domestik dan laki-laki di ranah publik. Dalam hal keagamaan film Tanda Tanya sedikit banyak mengangkat pluralisme keagamaan yang ada di Indonesia dengan menampilkan tiga agama yang berbeda dalam tiga keluarga yaitu Islam, Katolik dan Konghucu. Kecerdasan Hanung mengangkat tiga agama yang memiliki karakteristik yang cendrung sinkretis untuk mencoba mendukung adegan-adegan dalam film agar tampak sesuai dengan realitas sosial. Islam yang ditampilkan dalam film ini adalah Islam yang beraliran NU (Nahdatull Ulama). NU lahir salah satu didorong oleh semangat untuk mempertahankan prakterk-praktek (kultur) setempat, atau sering disebut sebagai upaya untuk mempertahankan budaya keagamaan kaum tradisionalis, yang tidak menyimpang dari ajaran Islam. Meski berbeda cara pandang kedua gerakan ini kembali kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah maupun prins Aswaja. Sebenarnya sama-sama menginginkan menerapkan ajaran agama yang bersumber kepada Al-Qur`an dan Sunnah Nabi. Selain itu munculnya NU

76 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31456/5/Chapter%20I.pdf Diunduh pada 16 Juni 2012 pukul 18:21

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 134

dimaksudkan pada mulanya sebagai media tempat berhimpunnya kalangan tradisionalis dalam menyuarakan aspirasi menentang kaum Wahabi di Mekkah membokar paksa temapt-tempat yang dinilai sering dijadikan media bagi prakterk-praktek Bid`ah. Dengan menggunakan organisasi NU ini, kalangan Islam tradisionalis memiliki kendaraan resmi dalam menyampaikan aspirasi.77 Sedangkan Katolik dikenal sebagai agama yang cendrung sinkretis sejak konsili Vatikan II. Menurut Setyoningrum78 pada Konsili Vatikan II para uskup- uskup sedunia berkumpul dan menghasilkan suatu keputusan agar Gereja lebih bermasyarakat antara lain dengan cara inkulturasi dengan budaya dan tradisi masyarakat setempat dimana Gereja berada. Inkulturasi ini berarti menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kebiasaan dan kepercayaan lama yang telah berakar pada suatu masyarakat, yang diterapkan dalam cara pewartaan injil melalui pengembangan kebudayaan setempat. Kemudian, Konghucu merupakan agama yang sinkretis dimana Konghucu dapat menyerap berbagai unsur-unsur keagamaan seperti Budha, Taonisme dan sebagainya. Dengan kata lain bahwa sikap sinkretis itu memudahkan Konghucu untuk berbaur dengan masyarakat daerah setempat. Agama-agama ditampilkan dalam bentuk simbol keagamaan misalnya rumah ibadah, pakaian kebesaran, gambar-gambar, patung dan sebagainya. Selain menampilkan secara simbolik dalam film ini juga menampilkan ritual keagamaan misalnya umat Islam pergi ke Mesjid untuk sholat, merayakan Idul Fitri, dan berpuasa. Sedangkan umat Katolik terlihat dalam perayaan hari Paskah dan Natal dan dalam tata cara berdoanya. Sedangkan Konghucu dilihat melalui tata cara berdoa. Namun kejelasan ritual dan simbolik dalam film ini menjadi sangat timpang dimana detail penggambaran mengenai ketiga agama tersebut hanya terpusat pada agama Islam dan Katolik. Sedangkan Konghucu tidak terlalu banyak di tampilkan dalam adegan-adegan dalam film. Ketimpangan tersebut

77 Somantri, Kholik. Dinamika hubungan Muhammadiyah dengan NU pasca orde baru (1998-2003).Pasca Sarjana. Universitas Indonesia halaman 47 78 Setyoningrum, Yunita. Analisa Citra Estetik Arsitektur sebagai Media Inkulturasi Budaya pada Gereja Katolik (Studi Kasus : Gereja Maria Assumpta di Klaten karya Y.B. Mangunwijaya). Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha halaman 2

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 135

dapat dilihat melalui Islam dan Katolik menampilkan tokoh-tokoh pemuka agama sedangkan Konghucu tidak ada. Selain itu Katolik dan Islam menampilkan beberapa hari raya kebesarannya sedangkan Konghucu tidak. Dilihat melalui realitas sosial yang terjadi di Indonesia bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki pluralisme keagamaan. Dalam hal keagamaan Indonesia tidak hanya mempunyai agama-agama resmi namun juga agama-agama tradisional. Agama-agama resmi adalah agama-agama yang diakui dan dilindungi oleh pemerintah yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Sedangkan agama-agama daerah merupakan suatu aliran kepercayaan penduduk suatu tempat. Agama ini mengikuti cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Agama-agama tradisional itu adalah Agama Bali atau sering disebut dengan Hindu Bali atau Hindu Dharma, Agama Sunda Wiwitan yang terdapat di Kanekes Banten, Agama Djawa Sunda yang ada di Kuningan, Jawa Barat, Agama Kejawen yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan sebagainya. Data Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2003 mengungkapkan, dari 245 aliran kepercayaan yang terdaftar, sementara keseluruhan penghayat mencapai 400 ribu jiwa lebih.79 Dalam film Tanda Tanya juga mencoba menujukan bahwa Indonesia adalah negara yang multikulturalisme. Dimulai dengan konteks social masyarakat Indonesia yang multikulturalisme dan berkembang secara turun temurun antar satu generasi ke generasi lainnya selama berabad-abad sehingga etnis, dan budaya tersebut terinternalisasi dalam diri individu yang mendefinisikan dirinya sebagai kelomok etnis budaya tertentu. Setiap lapisan dari struktur social membangun pola dan gaya hidup yang berbeda sesuai dengan latar belakang mereka masing- masing. Film Tanda Tanya menampilkan setidaknya dua etnis yang paling menonjol yaitu Jawa dan Tionghoa. Kelompok etnis tersebut dapat dilihat melalui cara bicara dan penggunaan bahasa yang digunakan. Perbedaan kelompok etnis ini tidak hanya didasarkan pada bentuk fisik yang tampak tetapi juga pada sifatnya. Misalnya pada kelompok etnis Jawa, masyarakat Jawa menganggap hidup sebagai rangkaian peristiwa yang penuh

79 http://elangnusantara.wordpress.com/2011/01/14/agama-asli-nusantara/ Diunuduh pada 16 Juni 2012 pukul 19:01

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 136

kesengsaraan dan harus dijalankan dengan tabah dan pasrah. Dalam konteks ini tergambar dalam sikap Surya dan Menuk dimana pekerjaan mereka adalah pekerjaan dengan upah yang rendah. Namun dalam menjalankan pekerjaan tersebut mereka memiliki keseriusan dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya. Upah yang rendah tidak membuat mereka menjadi pribadi yang malas bekerja melainkan pekerjaan tersebut mereka jalankan dengan tabah dan pasrah. Yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana dengan upah yang rendah itu mereka masih dapat memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya. Dengan konsep sifat masyarakat Jawa yang tabah dan Pasrah tersebut terwakili oleh tokoh Menuk dan Surya. Melalui hubungan dengan sesama etnis Jawa, masyarakat Jawa pada umumnya mempunyai tingkah laku dan adat sopan santun orang Jawa terhadap sesamanya yang sangat berorientasi secara kultural. Mereka di dunia ini hidup saling tolong menolong. Mereka juga mengembangkan sikap tegang rasa dan menginfestasikan solidaritas antara anggota suatu kelompok atau kerabat. Dalam kasus tersebut juga digambarkan melalui adegan-adegan dalam film dimana masyarakat Jawa dalam film tampak saling tolong menolong dalam hal kerja bhakti, mengingatkan untuk beribadah, mengucapkan salam dan sebagainya. Sikap-sikap tolong menolong dan tegang rasa itu yang mencerminkan sikap masyarakat Jawa. Sedangkan pada etnis Tionghoa mengajarkan orang untuk hidup dengan rajin, tanpa mengenal lelah dalam mencari kekayaan dan kesetiaan keluarga membuat orang Tionghoa mempunyai sikap suka bekerja keras untuk mencari kekayaan bagi kebahagiaan keluarganya. Sikap Tionghoa yang rajin bekerja keras juga ditunjukan oleh keluarga Tan Kat Sun dimana sikap Tan Kat Sun yang tetap bekerja keras dalam mengelola restaurantnya walaupun keadaan kesehatannya semakin lama semakin menurun tidak menghalanginya untuk mengelola restaurant dalam urusan memasak. Begitu juga dengan Ping Hen yang rajin mecari kekayaan dengan cara memperpendek libur pegawai pada hari raya Idul Fitri karena biasanya pada saat itu pembantu rumah Tangga kebanyakan akan pulang kampung dan tuan rumah akan memilih makan di restaurant karena tidak ada yang memasak. Dengan begitu mereka akan mendapat keuntungan lebih

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 137

banyak di banding hari biasa. Sikap yang berorientasi pada kerja keras dan keuntungan digambarkan dalam suatu keluarga Tionghoa dengan aktor yang berbeda. Dalam realitas sosial yang terjadi di masyarakat bahwa Indonesia merupakan negara yang multikulturalisme. Hal itu dapat ditunjukan melalui Indonesia memiliki 300 lebih etnis dengan presentasi terbesar pada tahun 2000 adalah etnis Jawa yaitu sebanyak 41,7% yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung, Sunda yaitu 15,4% yang tersebar di Jawa Barat dan Tionghoa sebesar 3,7% yang tersebar di Jakarta, Kalimantan Barat dan Jawa Timur.80 Dengan berbagai etnis tersebut maka Indonesia memiliki beragama budaya dan adat istiadat yang kurang tergambar dalam film ini. Dalam sikap masyarakat Jawa yang dikenal memiliki prinsip toleransi, hormat dan kerukunan juga tidak tergambar dalam film ini dimana konflik-konflik kecil sering kali terjadi antara kelompok etnis Jawa dan Tionghoa. Konflik- konflik tersebut berawal dari sindiran-sindiran hingga timbul perkelahian. Sehingga dalam hal ini prinsip toleransi masyarakat Jawa yang dimaksudkan agar dapat menempatkan diri dalam posisi yang tidak ekstrim, selalu fleksibel mengikuti gerak dan perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan adegan-adegan dalam film Selain itu sikap etnis Tionghoa yang menjunjung kedambaan dan kewajiban hidup yang hanya bisa ditempa dalam perjalanan usia. Usia memberikan nilai, martabat dan keutamaan kepada semua hal, baik itu suatu objek, lembaga maupun kehidupan pribado. Sebagai akibatnya, penghormatan harus mengarah ke atas, terhadap mereka yang ada di depan kita. Kepatuhan kepada orang yang lebih tua menjamin kelangsungan nilai-nilai sosial budaya yang ditanamkan kepada anak dari generasi ke generasi. Sehingga terciptalah tradisi yang kuat kepada orang Tionghoa yang memang sengaja diciptakan dan dicita-citakan oleh Konfusius. Terciptanya tradisi ini dengan sendirinya akan berpengaruh pada pola pikir, tingkah laku dan interaksi dengan orang lain. Dengan prinsip Tionghoa tersebut juga tidak tergambarkan dalam adegan-adegan

80 http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia Diunduh pada 16 Juni 2012 pukul 19:51

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 138

dalam film dimana tokoh Ping Hen yang mempunyai sifat yang keras dan selalu membantah perintah orang tuanya dan terkadang tampak tidak menghormati orang tuanya dalam tutur kata dan sikap kepada Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie. Salah satunya adalah tercermin pada adegan 2581. Dalam adegan tersebut tampak bahwa Ping Hen tidak menghormati orang tuanya pada saat Tan Kat Sun sedang mengajarkan Ping Hen bagaimana cara mengelola restaurant. Ping Hen menunjukan sikap acuhnya dengan pergi meninggalkan Tan Kat Sun pada saat Tan Kat Sun belum selesai menerangkan tentang cara memasak di restaurant, selain itu Ping Hen terus memainkan handphonenya pada saat Tan kat Sun sedang mengajarinya. Dengan sikap Ping Hen yang acuh tersebut maka sikap Tionghoa pada umumnya tidak tergambar dalam adegan-adegan dalam film. Dalam hal pekerjaan dalam film Tanda Tanya menunjukan berbagai jenis pekerjaan mulai dari pemilik restaurant, pengelola toko buku, pelayan, pemain figuran, banser dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan kesuksesan mereka memenuhi kebutuhan hidup dan bagaimana relasi yang terbentuk berdasarkan pekerjaan itu. Pekerjaan merupakan aspek kelas sosial yang penting karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, teman- teman, jam kerja dan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari orang tersebut. Dalam realitanya Indonesia pada umumnya masyarakatnya sudah kompleks dimana jenis pekerjaan sudah beragam. Dalam hal ini jenis pekerjaan yang tersedia di masyarakat tidak hanya terkait di bidang usaha, entertaiment dan bidang jasa namun juga jenis pekerjaan yang bersifat militer, investor, jurnalis dan sebagainya. Beragam jenis pekerjaan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berlomba-lomba bersaing dan bersikap kreatif. Sehingga dalam realitasnya pekerjaan yang ada di masyarakat menciptkan suatu persaingan ekonomi yang menghasilkan kedudukan tertentu dalam masyarakat. Seseorang yang memiliki pekerjaan yang baik maka posisinya akan lebih dihormati di masyarakat. Dihubungkan dengan stratifikasi dengan diferensiasi agama dalam film nampak bahwa Islam sebagai agama yang mayoritas memiliki posisi yang lebih

81 Lihat pada lampiran

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 139

tinggi di banding agama lainnya. Posisi Islam sebagai mayoritas menjadikan pemeluknya memperoleh hak istimewa di banding agama Katolik dan Konghucu dalam film. Beberapa adegan menunjukan hal tersebut misalnya dalam hal perayaan hari kebesaran Islam yaitu pada saat Bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan seluruh umat muslim melaksanakan puasa. Bagi agama minoritas seperti Konghucu, mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan hari kebesaran agama Islam sebagai agama mayoritas. Cara penyesuaian diri yang mereka lakukan adalah dengan menutup jendela-jendela restaurant dengan tirai-tirai dan memberikan libur Idul Fitri yang cukup panjang kepada para pegawai agar dapat berkumpul bersama keluarga. Selain itu penyesuaian yang kepada agama Islam dalam film ini ditunjukan oleh sikap Tan Kat Sun yang memberikan waktu kepada pegawainya untuk sholat dan menjawab salam secara Islam yaitu “Waalaikumsalam” apabila pegawainya memberikan salam “Assalamualaikum”. Penyesuaian dilakukan agar kelompok minoritas dapat diterima dengan baik oleh kalangan mayoritas. Selain tu kesadaran struktur dalam masyarakat yang memaksa salah satu pihak untuk menghormati pihak lain yang lebih dominan. Kesadaran aktor dalam posisinya di masyarakat menciptakan suatu praktik sosial berupa sikap toleran kepada agama Islam. Sikap ini diharapkan dapat berasimilasi antara etnis Tionghoa dan pribumi. Disisi pandangan keagamaan dari kelompok minoritas membuat sebagian besar orang keluar dari kelompok agamanya dan bergabung dengan kelompok agama yang baru agar lebih diterima di masyarakat. Hal ini juga terjadi dalam film dimana . Hubungan keagamaan sesama Konghucu juga terdapat hal yang negative yaitu kepada anak Tan Kat Sun bernama Ping Hen. Ketika ibunya menyruhnya beribadah, Ping Hen menolaknya dan Ibunya tidak dapat bertindak apa-apa kepada anaknya. Pada masyarakat Tionghoa perempuan adalah sebagai makhluk pasif dimana laki-laki memegang kendali dalam keluarga. Hal ini yang menyebabkan ketidaktegasan Lim Giok Lie dalam memberikan pengajaran tentang agama terhadap Ping Hen. Berbeda dengan Islam, agama Islam sudah disosialisasikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Doktrin yang terkandung dalam Islam mengajarkan bahwa seseorang harus bisa menghormati kedua orang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 140

tuanya. Hal ini yang menyebabkan orang tua menjadi kelompok yang sangat dihormati dalam Islam. Keengganan Ping Hen untuk mendalami ajaran agamanya membuat doktrin agama lain dengan mudah masuk dalam dirinya. Hal inilah yang membuat Ping Hen memilih untuk berpindah agama menjadi Islam yang ia lakukan setelah perusakan restaurant milik keluarganya oleh kelompok Islam tersebut. Ia juga mengganti sistem dagangnya dengan tidak lagi menjual makanan Babi di restaurantnya. Tindakan tersebut dapat dilihat bahwa kebudayaan minoritaslah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan menyesuaikan diri dengan kebudayaan mayoritas, sehingga lambat laun kebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. Eklusivisme agama mayoritas inilah yang menyebabkan kekerasan simbolis terhadap agama lain. Setiap agama menyatakan bahwa agamanya merupakan doktrin yang paling benar sedangkan agama lain adalah doktrin yang sesat. Kelompok sosial dominan yang biasanya menerapkan persepsi tesebut. Persepsi tersebut dapat memicu kekerasan empirik dan kecurigaan terhadap agama di luar kelompok mereka. Hal ini juga terkait mengenai keyakinan kelompok mayoritas akan nilai-nilai kepercayaannya tanpa melalui proses pemikiran dan dianggap sebagai nilai-nilai yang dianggap benar dan diinginkan secara universal. Dalam kasus tersebut ditunjukan melalui adegan dalam film ini dimana adanya adegan kelompok Islam menyerang restaurant Cina milik Tan Kat Sun karena buka sehari setelah lebaran. Bukanya restaurant tersebut memicu kemarahan kelompok Islam yang menganggap bahwa kelompok Cina tersebut tidak menghormati hari raya agama Islam. Terlebih Islam merupakan agama yang mayoritas sedangkan kelompok Cina dalam film ini memiliki agama Konghucu yang merupakan kelompok minoritas di Indonesia. Sehingga dalam kasus ini kelompok Islam sebagai agama mayoritas memiliki jangkauan masa yang luas. Jaringan keagamaan ini membentuk suatu sistem interaksi antar aktor. Sehingga jaringan keagamaan ini dapat digunakan sebagai modal atau sumber daya untuk mengukuhkan suatu kekuasaan dan mereproduksi kedudukan social. Dengan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 141

kasus diatas dapat dikatakan bahwa jaringan keagamaan merupakan sarana dominasi bagi kelompok Islam tertentu untuk mengokohkan kekuasaan dan kewibawaan agensinya di wilayah-wilayah Indonesia dan hal ini dapat memicu tindakan anarkis kelompok tersebut untuk mengatasnamakan agama. Hasil dari sikap ekslusivisme ini menimbulkan konflik dalam kelompok agama mereka sendiri. Hal ini dilihat melalui adegan dimana saat kelompok Islam sedang menghancurkan restaurant Cina milik Tan Kat Sun, seorang Islam bernama Surya mencoba untuk meredakan amarah dan menahan orang-orang yang melakukan perusakan. Namun sayangnya Surya menjadi korban dalam perusakan restaurant tersebut. Ia terkena pukulan orang-orang yang merasa marah ketika Surya menghalangi tindakan mereka. Tindakan tersebut muncul dari praktik sosial keagamaan Islam yang menyatakan perang terhadap semua kelompok yang mencoba menodai agama tersebut. Begitupun dalam kasus ini walaupun Surya termasuk dalam kelompok Islam namun tindakannya dianggap sebagai sesuatu yang pengkhianatan terhadap agamanya karena Surya tidak membela kelompok agamanya. Tindakan Surya dipandang sebagai sesuatu yang harus diperangi. Selain itu ajaran Islam yang mengizinkan seseorang untuk berjihad bagi agamanya melegitimasi kelompok ini untuk melakukan serangan. Sedangkan Konghucu adalah kelompok agama minoritas yang biasanya dianut dari non- pribumi (Cina) tidak mempunyai masa yang cukup banyak untuk mendukung tindakan mereka. Sehingga posisi mereka dalam negara sangat lemah, lemahnya posisi mereka di Negara ini membuat kelompok lain dengan leluasa melakukan tindakan diskriminasi atau bahkan kekerasan kepada kelompok ini. Latar Belakang tersebut bermain di sistem sosial. Kekerasan empiric maupun simbolik tersebut memperlihatkan berbagai konflik berkembang diantara komponen-komponen bangsa tidak mampu diselesaikan secara kultural. Hal ini merefleksikan semakin lemahnya apresiasi masyarakat terhadap kebebasan beragama dan pluralitas. Hal ini berdampak pada bentuk konflik vertikal maupun horizontal yang tidak produktif seperti pada kasus-kasus terorisme yang terjadi di Indonesia. Secara ideal kondisi masyarakat yang aman hanya dapat diciptakan jika segenap komponen masyarakat bersikap

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 142

aktif dalam partisipasi kemanaan termasuk mencegah aksi terorisme. Menurut Kiki (Kiki Syahnakri, 2008)82 masyarakat Indonesia belum cukup solid dan matang untuk diajak memerangi terorisme. Masalahnya karena dililit masalah ekonomi dan ideologis yang mengakibatkan rendahnya kewaspadaan. Sementara tidak ada aparat pemerintahan yang cukup kuat sehingga tidak dapat memancarkan efek/daya tangkal terhadap terorisme sehingga terorisme yang terjadi di Indonesia dapat meneruskan jaringan-jaringannya dengan penanganan yang lambat dari pemerintah. Sedangkan Rika yang baru berpindah agama dari Islam menjadi Katolik. Usaha Rika untuk diterima dalam lingkungan sosialnya ditunjukan melalui sikap toleransinya. Sikap tersebut terlihat dilakukan kepada Abi. Dalam salah satu adegan dukungan Rika terhadap agama Abi dengan mengajarkan Abi untuk membaca niat puasa. Dengan pengalaman Rika berupa Ilmu pengetahuan mengenai agama Islam yang sebelumnya dianut Rika, maka pengetahuan dan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk mempererat hubungan antara Ibu dan Anak yang berbeda agama dengan saling mendukung dalam praktik keagamaan. Dukungan moral yang diberikan Rika juga tidak hanya di bulan Ramadhan namun dalam kesehariannya Rika bersedia menunggu dan menjemput Abi ketika Abi sedang mengaji di Mesjid. Dukungan keagamaan yang diberikan Rika untuk Abi juga terlihat dalam bentuk materil yaitu memberikan sedekah kepada anak-anak yang kurang mampu di acara syukuran khatam Al-Qur`an Abi. Begitu juga dengan Abi yang mempunyai sikap toleran kepada agama baru Rika, dalam salah satu adegan menunjukan dimana Abi membantu Rika untuk menghias pohon natal. Sikap toleransi Rika dapat dilihat melalui latar belakangnya bahwa Rika sebelumnya beragama Islam, namun setelah perceraiannya akibat keinginan mantan suami Rika untuk berpoligami maka Rika berpindah keyakinan menjadi Katolik. Latar belakang Rika mengenai Islam membuat sikapnya lebih toleran terhadap agama tersebut. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Islam yang dianut Rika selama ini telah terinternalisasi ke dalam dirinya sehingga menciptakan kesadaran untuk memahami dan mengapresiasi praktik keagamaan yang dilakukan oleh Abi.

82 Syahnakri, Kiki.2008.Aku hanya tentara. Kompas Media Nusantara. Jakarta. Halaman 198

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 143

Keberhasilan Rika berbaur dengan masyarakat dalam film juga ditunjukan dengan hubungan pertemanannya dengan Surya yang didasari dengan kepercayaan. Hubungan pertemanan tersebut mendasari Rika sebagai pihak yang informatif dengan memberikan tawaran-tawaran pekerjaan kepada Surya. Hubungan timbal balik tersebut juga dilakukan oleh Surya. Surya bersedia menjaga toko buku Rika dengan sukarela apabila Rika sedang mempunyai urusan lain. Dilihat dari hubungan tersebut juga adanya sikap percaya terhadap Surya dengan menyerahkan urusan pekerjaan mengelola toko bukunya kepada Surya. Dan sikap kepercayaan Surya kepada tawaran pekerjaan Rika yang murni bermaksud untuk menolong bukan mensosialisasikan ajaran keagamaannya yang baru. Sehingga dengan modal social yang dimiliki setiap lapisan kelompok dapat menjadi suatu bentuk interaksi untuk mengintegrasikan masyarakat ke dalam suatu system social yang harmonis. Dilihat melalui realitas yang terjadi di masyarakat bahwa hubungan antara stratifikasi dan diferensiasi agama bahwa memang benar Islam adalah agama mayoritas yang ada di Indonesia dan pemeluknya memiliki hak-hak istimewa di banding dengan agama lain. Salah satu contohnya adalah pada saat Idul Fitri biasanya perusahaan-perusahaan memberikan waktu libur yang lebih panjang dan tunjangan hari raya. Namun pada hari raya agama lainnya perusahaan-perusahaan biasanya hanya memberikan waktu libur satu hari tanpa adanya tunjangan. Selain itu dalam hal pembangunan rumah ibadah. Rumah ibadah agama Islam yaitu Mesjid ataupun Mushola lebih dapat diterima tanpa syarat tertentu apabila di bangun dalam suatu lingkungan masyarakat di banding membangun rumah ibadah lain seperti Gereja atau Pura. Banyak masyarakat yang merasa keberatan dan melakukan protes apabila di lingkungan tempat tinggalnya akan di bangun rumah ibadah agama-agama minoritas. Salah satu contohnya adalah eksekusi pembangunan Gereja Katolik di Riau pada tanggal 21 Maret 2012 dengan alasan tidak ada surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sehingga para aparat keamanan yaitu Satpol PP menutup jalan masuk ke rumah ibadah itu. Namun para jemaat Gereja melakukan perlawanan yaitu dengan cara menghadang Satpol PP tersebut. Bahkan saat Satpol PP memaksa untuk membongkar pagar Gereja, umat pun tak terima dan terjadilah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 144

saling dorong mendorong antara Satpol PP dengan ratusan umat yang sudah berjaga-jaga. Kejadian tersebut berujung pada kericuhan dan bentrokan antara Satpol PP dan para jemaat.83 Dari kasus tersebut dapat dinilai bahwa mendiringan sebuah rumah ibadah harus menyesuaikan dengan kultur setempat. Mereka tidak dapat begitu saja mendirikan rumah ibadah tanpa adanya izin dari penduduk atau pemerintah setempat. Selain itu dilihat melalui penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Islam terhadap restaurant yang buka sehari setelah lebaran. Dalam realitasnya penulis belum menemukan ada data-data yang terkait dengan kasus tersebut. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa adegan dalam film tersebut tidak sesuai dengan realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam realitasnya banyak rumah makan cepat saji yang tetap buka pada saat hari raya Idul Fitri dan hal tersebut tetap dapat diterima oleh umat muslim di Indonesia. Dalam kasus Ping Hen yang berpindah agama menjadi muslim dalam hal ini dapat dikatakan bahwa beberapa umat Konghucu banyak yang berpindah agama karena pada masa Orde Baru budaya dan agama yang berhubungan dengan Konghucu sangat dilarang bahkan tidak diizinkan untuk beredar di Indonesia. Hal ini terkait bahwa Tionghoa selalu diidentikan dengan kasus G30S/PKI sehingga orang-orang Tionghoa sangat dipinggirkan pada saat itu. Bahkan dari penggunaan namapun harus menyesuaikan dengan masyarakat Indonesia. Sehingga diizinkan penggunaan nama-nama Cina pada masa Orde Baru. Oleh karena itu, banyak kelompok agama Konghucu beralih menjadi pemeluk agama Katolik, Kristen atau Budha atau bahkan Islam. Namun sampai saat ini belum ada data statistik yang menyatakan secara rinci berapa persen umat Konghucu yang berpindah agama menjadi agama-agama resmi di Indonesia. Dalam kaitannya dengan film bahwa tidak selalu agama Konghucu berasimilasi dengan cara mengikuti agama mayoritas agar dapat diterima. Melihat kasus Rika yang berpindah agama menjadi Katolik karena tidak setuju dengan poligami dalam realitas sosial di Indonesia tidak ada data yang mendukung adegan tersebut. Penulis menemukan data-data kekerasan yang terjadi

83 http://riaupesisirnews.com/2012/03/22/diwarnai-ricuh-pol-pp-rohul-eksekusi-sebuah- gereja/ Diunduh pada 16 Juni 2012 pukul 22:37

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 145

setelah seorang suami melakukan poligami adalah seperti kasus di Pennsylvania, Amerika Serikat dimana seorang Istri menembak kepala sang suami dua kali pada saat sedang tidur karena merasa marah akibat sang suami melakukan poligami dan berencana untuk mempunyai anak dari pernikahan keduanya. Banyak kasus-kasus kekerasan yang terjadi akibat poligami namun peristiwa tersebut tidak terjadi di Indonesia. Dalam hal ini tidak ada yang mendukung adegan bahwa seseorang keluar dari Islam karena masalah poligami. Adegan dalam film tersebut tidak terjadi dalam realitas sosial di masyarakat. Dilihat melalui stratifikasi dengan etnis bahwa dalam film dijelaskan Etnis Tionghoa dalam perekonomian lebih tinggi di banding dengan pribumi (Jawa). Hal ini terkait dengan modal yang dimiliki oleh etnis Tionghoa dimana modal tersebut diwujudkan dalam bentuk bisnis yang sukses, pengetahuan dan jaringan yang mereka bentuk sejak turun temurun. Latar belakang bahwa etnis Tionghoa memang sudah bergulat di bidang dagang sehingga keahlian dan informasi berdagang dikuasai oleh kelompok etnis ini, maka alasan tersebutlah etnis Tionghoa berhasil dalam bidang perdagangan termasuk yang dilakukan oleh Tan Kat Sun. Keberhasilan jaringan yang dibentuk oleh keluarga Tionghia terlihat melalui relasi yang mereka bentuk dengan produsen yang menjual bahan makanan sehingga dengan membeli langsung dari produsen restaurant tersebut dapat memperkecil biaya produksi karena mendapatkan harga yang lebih murah dari pasar. Praktik tersebut terlihat dalam adegan dimana Ping Hen memesan daging ayam untuk restaurantnya yang sudah buka sehari setelah lebaran. Jaringan ekonomi ini juga menghasilkan bentuk kerjasama dimana produsen tersebut rela bekerja untuk mengantar daging ayam ke restaurant Tan kat Sun di hari kedua libur lebaran. Selain itu jaringan bisnis juga dibentuk oleh Ping Hen dimana ia bersama teman-teman sesama Tionghoa akan bekerjasama untuk membuat bisnis di bidang kuliner. Dalam hal perekonomian dalam film, pribumi dijadikan sebagai pekerja sedangkan keluarga Tionghoa adalah pengusaha. Ketimpangan hubungan perekonomian antara Pribumi dan Tionghoa juga digambarkan dalam film ini dimana Tionghoa memiliki capital untuk mempekerjakan pribumi sebagai

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 146

pegawainya. Dalam film ini terlihat bahwa Tan Kat Sun sebagai pemilik restaurant mempekerjakan Menuk dan pegawai lainnya sebagai pelayan dan juru masak. Dilihat dari pekerjaan yang dilakukan bahwa pribumi diberikan pekerjaan yang menguras tenaga seperti mengantarkan makanan kepada pelanggan, mencatat menu makanan yang dipesan oleh pelanggan, membereskan alat-alat makan, merapikan meja makan dan memasak makanan yang dipesan. Sedangkan Tan Kat Sun hanya sesekali membantu pegawainya untuk memasak. Begitu juga dengan istri Tan Kat Sun yaitu Lim Giok Lie yang hanya duduk untuk mengawasi pekerja dan bertugas untuk mengelola keuangan yaitu sebagai kasir. Dengan struktur posisi ekonomi pribumi di bawah Tionghoa maka Tionghoa memiliki otoritas untuk memerintah pribumi dan mempunyai kekuasaan untuk mengatur segala sesuatunya. Stratifikasi dan etnis ini dapat dilihat melalui relasi antara pribumi dan Tionghoa dimana etnis Tionghoa yang diwakili oleh peran keluarga Tan Kat Sun memiliki kekuasaan dan jabatan. Dalam film Tanda Tanya bentuk stratifikasi yang ditampilkan adalah pemilik restaurant yaitu Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie berkuasa untuk memerintah pegawainya seperti memerintah untuk membuang sampah, mengambilkan minum, dan berbelanja. Dalam posisi ini Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie merupakan aktor yang mendominasi dan dimkanai oleh para pegawainya sebagai sesuatu yang sah yang juga dapat berujung pada kekerasan simbolik. Kekerasan simbolik ditunjukan antara anak pemilik restaurant yaitu Ping Hen kepada para pegawainya. Ping Hen dengan posisinya sebagai aktor yang mendominasi dengan mudah melakukan perubahan regulasi. Posisi Ping Hen untuk mengelola restaurant dilakukan semenjak keadaan kesehatan Tan Kat Sun yang semakin parah. Dalam tradisi Tionghoa ketika seorang ayah tidak dapat melanjutkan bisnis keluarganya maka ia akan menurunkannya kepada anak laki- lakinya yang juga akan berperan sebagai kepala keluarga. Dengan latar belakang tradisi tersebut maka Ping Hen mempunyai kekuasaan untuk mengatur praktik dagang di restaurantnya. Praktik dagang yang direvisi oleh Ping Hen adalah dengan mempersempit hari libur lebaran yang biasanya diberikan selama lima hari menjadi satu hari lebaran. Alasan mempersempit hari libur tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal karena momentum lebaran dijadikan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 147

sebagai praktik dagang yang menguntungkan. Hal ini terlihat dari kebanyakan saat lebaran pembantu rumah tangga mudik ke kampung halamannya dan para majikan biasanya memilih untuk makan di luar rumah. Dengan begitu maka diharapkan bahwa restaurant merekapun akan mendapatkan untung yang besar. Selain itu Ping Hen memaksimalkan waktu kerja para pegawai dengan tidak memberikan waktu kepada pegawainya untuk melakukan kegiatan keagamaan seperti sholat. Dalam kasus tersebut maka dilihat bahwa pegawai mengalami kekerasan simbolik yang pada dasarnya merupakan pemaksaan dari pemikiran dan persepsi aktor yang dominan. Kemudian aktor yang didominasi menganggap tatanan sosial itu sebagai sesuatu yang adil dan benar akibat kesadaran struktur dalam tatanan sosial tersebut. Dalam realitas di Indonesia keterbatasan akses etnis Tionghoa kecuali di bidang ekonomi membuat Tionghoa membuka usahanya dengan meminjam modal kepada kerabat mereka yang rata-rata berada di Hongkong dan Singapura. Terlebih pada masa Orde Baru adanya kemudahan dari peraturan mengenai penanaman modal pada tahun 1967 yang mengijinkan pengusha meminjam 75% dari modalnya dan hanya perlu menyetor 25%-nya saja. Hal itu membuat terbukanya jaringan bisnis Tionghoa di Asia Timur dan Asia Tenggara. Tak heran dalam perkembangannya muncul perusahaan konglomerasi yang dimiliki oleh etnis Tionghoa seperti Sampoerna Group, Salim Group, Barito Group dan lainnya. Kenyataan ini menimbulkan ketimpangan ekonomi antara pribumi dan Tionghoa. Dalam realitas sosial di masyarakat beberapa kasus juga ditemukan ketimpangan posisi pribumi dan Tionghoa di dalam perusahaan-perusahaan milik Tionghoa. Dalam hal ini perusahaan Tionghoa akan lebih mengutamakan karyawan-karyawan yang beretnis Tionghoa, kalaupun ada pribumi maka jabatan yang akan mereka terima tidak akan melampaui jabatan-jabatan karyawan Tionghoa. Pribumi hanya memiliki posisi yang penting apabila hal tersebut terkait dengan pemerintahan misalnya departement pembuatan STNK, departemen faktur yang pemimpin dan staffnya adalah pribumi. Namun jika di bagian marketing,keuangan, IT, akuntan semua anggotanya adalah orang-orang Tionghoa. Bahkan dalam sistem penggajian pendapatan Tionghoa dan pribumi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 148

sangat berbeda jauh.84 Dilihat melalui jaringan bisnis yang terbentuk oleh kelompok Tionghoa serta stratifikasi Tionghoa dengan pribumi sedikit banyak tergambar dalam adegan-adegan dalam film Tanda Tanya. Dilihat melalui stratifikasi dan pekerjaan dalam film Tanda Tanya selain menentukan struktur kelas di masyarakat yang seperti sudah di jelaskan diatas. Pekerjaann lain yang dihormati dalam film ini adalah sebagai pemuka agama. Dimana pemuka agama memiliki peran yang cukup penting untuk mempengaruhi umatnya dalam bersikap di masyarakat. Dengan pola seperti ini kita dapat melihat bahwa dalam agama kekuasaan tertinggi terletak pada “roh” yang dipercayai memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu yang terjadi di langit dan dibumi atau disebut juga dengan Tuhan. Tuhan memberikan aturan, dogma, moral dan cara peribadatan (penanaman nilai-nilai agama) kepada manusia yang disampaikan melalui wakil Tuhan di dunia disebut dengan Nabi. Ajaran Nabi yang berasal langsung dari komunikasinya dengan Tuhan dan diabadikan di dalam bentuk kitab suci. Ajaran dari kitab suci tersebut diinternalisasikan dari generasi ke generasi sehingga agama bagi setiap individu dianggap sebagai `doctrin of the truth`. Sehingga Nabi merupakan aktor yang dapat mendominasi umatnya dalam setiap aspek kehidupan. Keberadaan Nabi sebagai wakil Tuhan di dunia digantikan oleh pemuka- pemuka agama yang sering disebut sebagai Pendeta, Romo, Kiyai, Ustadz dan sebagainya. Sikap pemuka agama tersebut meniru sikap Nabi sebelumnya dimana tugas seorang pemuka agama adalah memberikan pemahaman kepada umatnya dan menyebarkan agama. Nilai-nilai yang disosialisasikan kepada umat merupakan penanaman aturan, doktrin, moral dan cara beribadat yang sudah diberikan oleh para Nabi melalui kitab sucinya Di dalam masyarakat status pemuka agama yang mereka sandang berdampak pada posisinya yang lebih tinggi karena mereka memiliki modal berupa ilmu pengetahuan mengenai agama. Struktur sosial diperlukan untuk menentukan status, hak dan kewajiban setiap aktor dalam masyarakat. Hal ini berdampak pada kekuasaan pemuka agama dalam menentukan perilaku manusia yang dianggap baik dan buruk. Struktur

84 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19229/5/Chapter%20I.pdf Diunduh pada 17 Juni 2012 pukul 12:12

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 149

tersebut juga mendorong setiap aktor melakukan praktik sosial sesuai dengan ajaran agama yang sudah mereka ketahui dari nenek moyang. Sehingga secara berkelanjutan pemuka agama memiliki posisi yang terhormat dan dianggap sebagai suatu pekerjaan yang mulia. Posisi pemuka agama yang dapat mendominasi setiap segi kehidupan manusia juga berpengaruh di Indonesia yang juga digambarkan dalam film Tanda Tanya. Seorang Ustadz dapat meredam perkelahian antar Ping Hen dengan kelompok muslim tersebut dengan cara memerintahkan kelompok muslim untuk melakukan sholat disbanding untuk bertengkar. Posisi seorang Ustadz yang dapat mendominasi umatnya menyebabkan umatnya menaati perintah seorang Ustadz tersebut. Selain itu Ustadz memberikan saran kepada umatnya yang sedang mengalami kebimbangan dalam mengambil keputusan. Surya yaitu seorang yang beragama Islam namun status sosial ekonominya yang rendah mendapatkan tawaran pekerjaan dengan bayaran yang mahal untuk berperan sebagai Yesus dalam acara Paskah. Kebimbangan tersebut dialami oleh Surya. Di satu sisi Surya memiliki perasaan takut untuk mengkhianati kesucian agamanya dan disisi lain ia membutuhkan pekerjaan tersebut untuk membiayai kebutuhan hidupnya. Sebelum Surya menerima pekerjaan tersebut. Ia berkonsultasi terlebih dahulu dengan seorang Ustadz. Fungsi peran Ustadz dalam film ini adalah memberikan jalan keluar bagi umatnya yang memiliki masalah sesuai dengan ajaran agama yang diberikan Tuhan. Dengan memberikan saran bahwa :

“Itu kan cuma fisikmu, hanya tubuhmu, walaupun kamu ada di negeri yang dzalim sekalipun, tapi kalau kamu yakin, kamu bisa jaga hatimu, keimananmu hanya untuk Allah SWT. Insya Allah aku yakin ndak ada apa-apa.”

Dalam kasus diatas bahwa actor-aktor social dominan menerapkan nilai suatu makna sosial dan represntasi dari realitas yang diinternalisasikan sebagai sesuatu yang alami dan abasah. Dengan kata lain Ustadz dianggap memiliki posisi dominan yang dapat melegalkan tindakan umatnya yang didasarkan pada modal yang ia miliki yaitu pengetahuan kegamaannya yang dipercayai sebagai suatu ajaran yang benar. Dengan melihat hal tersebut bahwa Ustadz yang merupakn

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 150

actor menduduki posisi tertentu yang diatur oleh struktur sosial dan perannya juga terkait dengan posisi yang ia sandang. Peran pemuka agama dalam film ini menunjukan bahwa mereka memanfaatkan modal yang berasal dari pengalaman pendidikan mereka mengenai keagamaan. Kemudian modal tersebut dimainkan dalam suatu kehidupan sosial yaitu dalam film ini arena tersebut terdapat dalam kehidupan social mengenai cara berinteraksi dengan sesama manusia, pekerjaan dan kehidupan. Di kehidupan sosial tersebut modal yang dimiliki ustadz dimainkan untuk mencapai tujuannya. Pemuka agama sebagai seorang aktor dapat merubah situasi dengan cara memberikan pemahaman mengenai ajaran keagamaan agar setiap umatnya tidak memiliki keraguan terhadap ajaran tersebut. Dengan begitu pemuka agama dapat terus menempati posisinya sebagai aktor yang mendominasi karena setiap umat selalu mengikuti ajaran yang disosialisasikan oleh pemuka agama untuk dipraktekan dalam kehidupan social. Praktik yang dilakukan seorang pemuka agama juga ditunjukan melalui film ini missal, seorang Ustadz memberikan dakwah dan mengajarkan anak-anak untuk mengaji dan mempelajari agama. Seorang Romo menasehati jemaatnya untuk tidak bersikap diskriminatif terhadap agama lain ketika kelompok umat Katolik memprotes pemeran Yesus adalah seorang Islam dan ingin membatalkan acara Paskah tersebut. Seorang Romo memberikan pemahaman kepda umatnya bahwa yang terpenting bukan siapa yang memerankannya tetapi makna Paskah itu sendiri bagi umat Katolik. Dengan pemahaman tersebut maka konflik yang timbul dalam adegan di film itu dapat diredam. Ucapan dari pihak yang berkuasa itu dimaknai oleh sebagai oleh pihak yang di dominasi sesuatu yang absah. Dengan perannya pemuka agama menjadi saluran komunikasi antara umatnya dalam interaksi kehidupan keagamaan dalam suatu masyarakat dapat menjadi peredam dan mendamaikan kelompok yang terlibat dalam konflik. Dalam realitas sosial di masyarakat Indonesia dalam hal pekerjaan dapat dilihat melalui klasifikasi pekerjaan yang menentukan posisi mereka di masyarakat. Dengan posisi tersebut maka mereka mempunyai kekuatan untuk mengatur dan mengubah sesuatu yang ada di bawahnya atau dengan kata lain dengan pekerjaan tersebut maka mereka akan dijadikan sebagai aktor yang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 151

mendominasi. Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang dapat dijadikan sebagai dasar pembedaan dalam masyarakat. Seseorang yang bekerja di kantor dianggap lebih tinggi statusnya daripada bekerja kasar, walaupun mereka mempunyai gaji yang sama. Dalam realitas sosial kelompok pekerjaan di bagi menjadi beberapa bagian yaitu pertama, kelompok elite yang merupakan orang- orang kaya dan menempati kedudukan atau pekerjaan yang dinilai tinggi oleh masyarakat. Kedua, kelompok profesional yaitu orang yang berijazah dan bergelar sarjana serta orang dari dunia perdagangan yang berhasil. Ketiga, kelompok semiprofesional adalah para pegawai kantor, teknisi berpendidikan menengah, mereka yang tidak berhasil mencapai gelar, para pedagang buku, dan sebagainya. Keempat, tenaga terampil mereka adalah orang-orang yang mempunyai keterampilan teknik mekanik seperti pemotong rambut, pekerja pabrik, sekretaris, dan stenografer. Kelima, tenaga tidak terdidik, misalnya pembantu rumah tangga dan tukang kebun.85 Stratifikasi dan pekerjaan yang ada dalam beberapa adegan film tidak terlalu menggambarkan dengan realitas yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia pekerjaan yang masih diagungkan adalah pekerjaan-pekerjaan kantoran dengan pakian berdasi dan sikap orang-orang yang berpendidikan di bandingkan dengan para pengelola restaurant ataupun pemuka agama. Sealin itu peran pemuka agama yang tidak terjun langsung di masyarakat membuat konflik-konflik di Indonesia sulit diredam. Peran pemuka agama sekarang ini hanya sebagai bahan entertaiment dimana banyak stasiun televisi swasta menayangkan ceramah-ceramah agama dengan mengundang pemuka agama yang tersohor namun dalam praktik sosialnya para pemuka agama cendrung tidak memberikan pengarahan langsung di daerah-daerah yang berpotensi konflik. Inilah yang menyebabkan Indonesia masih diliputi konflik- konflik agama ataupun etnis. Pemuka agama yang digambarkan dengan baik dalam film Tanda Tanya sebagai filter terhadap konflik yang terjadi dalam kehidupan sosial tidak menjalankan perannya dengan baik dalam realitasnya.

85 http://texbuk.blogspot.com/2012/02/bentuk-bentuk-stratifikasi-sosial.html Diunduh pada 17 Juni 2012 pukul 12:35

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 152

5.6 Perbandingan Konflik, Integrasi dan Mediasi antara Film Tanda Tanya dan Realita Sosial

Tabel 5.10 Perbandingan Konflik, Integrasi dan Mediasi Yang Terjadi Dalam Film Tanda Tanya dan Realita Sosial

Film Realita Evaluasi Konflik individu Beberapa konflik Konflik Sindiran, sikap tidak berujung yang pada konflik terjadi dalam film toleran, acuh. kelompok, tidak sesuai dengan perbutan sumber daya, konflik yang sering Provokasi. terjadi di masyarakat Indonesia Toleransi, tolong Adaptasi dengan Integrasi dalam Integrasi menolong lingkungan film dan realita sama- Kerjasama, setempat, tata krama sama membutuhkan kesadaran individu untuk meredam konflik Membuat perjanjian Penyelesaian Mediasi Peran pemuka agama damai, yang untuk mendamaikan ada dalam film konflik peran Elit lokal untuk terlihat membuat perdamaian lebih membumi di banding dengan penyelesaikan konflik dalam realita sosial

Konflik yang terjadi dalam film diawali dengan sebuah peristiwa penusukan pastur di halaman depan Gereja yang dilakukan oleh kelompok orang tidak dikenal. Kasus penusukan Pastur tersebut menyebar ke penjuru daerah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 153

karena disiarkan melalui media sosial seperti berita di televisi. Dengan semakin majunya teknologi, maka informasi dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Akibat adanya kasus tersebut maka pada umumnya masyarakat mengidentifikasikan pelaku kriminal dengan kelompok agama tertentu yang mempunyai latar belakang perselisah dengan agama yang menjadi korban. Dalam hal ini terciptanya sikap permusuhan antara Barat dan Timur juga sudah nampak tergambar dengan terjadinya perang antara Palestina dan Amerika. Sikap permusuhan tidak hanya terjadi diantara Negara Barat dan Timur tetapi juga berimbas kepada masyarakat muslim di Indonesia. Indonesia dalam rentang waktu 2000 sampai 2010 marak terjadi serangan terorisme yang mengatasnamakan kelompok tertentu untuk kepentingan tertentu. Tindakan terorisme dinilai dilakukan oleh kelompok agama Islam garis keras yang bertujuan untuk menghancurkan negara-negara Barat dengan membantai masyarakat Barat di Indonesia yang dianggap sebagai kelompok “kafir.” Dengan label “kafir” yang ditujukan kepada masyarakat Barat, maka dengan begitu kelompok agama garis keras mempunyai legitimasi untuk melakukan kekerasan secara empiric dengan cara berjihad bagi agamanya. Maka kekerasan empirik yang sering dilakukan adalah dengan pengeboman, perusakan dan penyerangan usaha-usaha milik Barat. Bagi kelompok agama di luar Islam tindakan radikal segelintir orang tersebut akhirnya melabeli seluruh kelompok agama Islam yang menganggap bahwa agama Islam cendrung melakukan kekerasan, agama Islam mengizinkan umatnya untuk melakukan tindakan penyerangan atau agama Islam identik dengan terorisme. Dengan anggapan tersebut maka sering terjadi kekerasan simbolik antar kelompok di luar Islam dengan kelompok Islam. Kekerasan simbolik tersebut dapat berupa sindiran dan diskriminasi terhadap kelompok Islam. Kekerasan secara simbolik dan empiric akibat pengaruh dari luar juga digambarkan dalam beberapa adegan film ini. Pada awal film terdapat adegan kekerasan empiric dengan menampilkan penusukan seorang Pastur yang sedang menyalami jemaat Gereja oleh kelompok orang tidak dikenal. Akibat adegan tersebut dan menyebarkan tindakan penusukan pastur melalui media elektronik maka munculah anggapan bahwa kelompok Islam adalah kelompok teroris seperti

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 154

adegan ke 2286 dimana saat itu terjadi pertengkaran mulut antara Ping Hen dan kelompok Islam. Kelompok Islam menyindir Ping Hen dengan etnisnya dan Ping Hen kemudian membalas sindiran tersebut dengan menyebut kelompok Islam sebagai teroris. Pada bagian akhir film juga menampilkan kekerasan empirik yang dilakukan oleh kelompok atau individu yang tidak dikenal dengan sengaja menempatkan bom di dalam Gereja pada saat perayaan malam Natal. Melihat kasus diatas dapat dikatakan bahwa kekerasan simbolis tidak hanya dapat dilakukan oleh kelompok mayoritas kepada kelompok minoritas tetapi juga kelompok minoritas kepada kelompok mayoritas. Salah satu kekerasan simbolis yang dilakukan oleh aktor yang berkuasa (mayoritas) kepada aktor lemah (minoritas). Dalam film ini tergambar bahwa aktor yang berkuasa dapat dilihat yaitu kelompok Islam yang merupakan agama yang mayoritas dianut oleh penduduk di Indonesia menerapkan suatu makna social dan representasi dari realitas mengenai Rika berpindah agama menjadi Katolik sebagai suatu dosa besar dan dikucilkan dari kelompok agama lamanya. Kemudian makna tersebut diinternalisasikan aktor lain sebagai sesuatu yang abash atau alami. Sehingga ketika ada seseorang yang keluar dari kelompok dominan tersebut maka orang tersebut dianggap sebagai kafir atau murtad. Bahasa yang ditampilkan dalam kasus ini dalam bentuk sindiran merupakan simbol yang ditampilkan oleh kelompok penguasa untuk menciptakan suatu relitas yang bersifat absah. Dengan sikap kegamaannya yang baru, Rika mendapatkan kekerasan simbolis dari lingkungan sekitarnya dimana adanya sindiran murtad dan Kafir melabeli diri Rika yang keluar dari ajaran Islam sehingga dalam satu adegan dimana Abi mengatakan kepada Rika bahwa :

“kata orang-orang Ibu gak boleh masuk mesjid lagi.”

Menandakan bahwa Rika dianggap sebagai kelompok luar (outsider) dimana kelompok tersebut tidak lazim memasuki tempat Ibadah agama Islam. Tempat Ibadah seperti Mesjid dijadikan sesuatu yang sakral sehingga hanya kelompok dalam saja yang memiliki akses untuk keluar masuk Mesjid. Keabsahan tersebut

86 Lihat lampiran transkrip adegan film

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 155

dapat dilihat dalam film ini yaitu tidak adanya perlawanan dari diri Rika untuk mengkoreksi label yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Selain kekerasan simbolis yang berupa sindiran, konflik dalam film juga dapat terjadi dalam bentuk sikap tidak toleran. Sikap tidak toleran ditunjukan oleh perilaku Ping Hen pada saat ia diberikan kekuasaan untuk menggantikan posisi Tan Kat Sun karena Tan Kat Sun sudah tidak dapat mengelola restaurantnya akibat semakin menurunya kesehatan Tan Kat Sun. Ketika Ping Hen berkuasa mengelola restaurant maka ia menunjukan sikap tidak tolerannya dengan cara tidak memberikan waktu kepada pegawainya untuk melakukan istirahar sholat dan memperpendek waktu liburan Idul Fitri yang biasa diberikan lima hari menjadi satu hari dimana hari kedua setelah Idul Fitri, para pegawai harus kembali masuk bekerja. Tidak hanya itu sikap kerasnya dalam mengelola restaurant juga ditunjukan dengan menurunkan tirai-tirai putih yang menutupi jendela restaurantnya, karena Ping Hen menganggap bahwa dengan dipasangnya tirai-tirai tersebut menjadi alasan utama mengapa restaurantnya sepi pelanggan pada bulan Ramadhan. Dengan begitu ia sengaja menurunkan tirai-tirai tersebut agar menarik pelanggan untuk makan di restaurantnya. Sikap-sikap tidak tolerannya memicu kemarahan masyarakat sekitar. Dengan isu melecehkan agama Islam maka kelompok masyarakat mudah terprovokasi dengan isu yang disebarkan oleh Soleh. Kelompok Islam tersebut beramai-ramai menghancurkan fasilitas-fasilitas di restaurant dan melakukan pemukulan terhadap anak pemilik restaurant yaitu Ping Hen yang dianggap tidak toleran. Tindakan penyerangan tersebut dilandasi isu agama bahwa restaurant Ping Hen tidak menghormati hari raya kebesaran agama Islam dengan membuka restaurant di hari kedua setelah lebaran dan memaksa para pekerja untuk bekerja di hari mereka berkumpul bersama keluarga. Sikap tidak toleran tersebutlah yang memicu tindakan radikal oleh kelompok agama yang merasa di rugikan atau dilecehkan. Selain konflik yang terjadi antar kelompok etnis dan agama, konflik juga terjadi dalam suatu rumah tangga. Konflik tersebut dipicu oleh sikap acuh Ping Hen terhadap keberlanjutan usaha restaurant keluarganya. Keacuhannya ditunjukan dengan sikapnya yang tidak mendengarkan Tan Kat Sun ketika sedang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 156

memberikan pelajaran bagaimana cara mengelola restaurant dan memisahkan peralatan memasak untuk makanan halal dan tidak halal. Ping Hen mengacuhkan Tan Kat Sun dengan cara memainkan handphonenya dan tidak lama kemudian, ia meninggalkan Tan Kat Sun yang belum saja selesai memberikan pelajaran kepada Ping Hen. Sikap acuh tersebut dikarenakan Ping Hen tidak ingin melanjutkan restaurant keluarganya karena ia tidak dapat memasak tanpa menggunakan minyak babi. Oleh karena itu ia bersama teman-temannya berencana untuk membuka restaurant yang sesuai dengan keahliannya memasak. Sikap acuh Ping Hen ini menimbulkan kemarahan oleh Tan Kat Sun yang terlihat dalam adegan 4787 dimana adegan tersebut memperlihatkan ketegasan Tan Kat Sun kepada Ping Hen yang bersikap acuh untuk melanjutkan restaurant keluargnya. Pada adegan tersebut juga adanya pertengkaran dalam dialog yang berujung pada memuncaknya kekesalan Tan Kat Sun kepada Ping Hen hingga Tan Kat Sun memukul Ping Hen karena terus membantah Tan Kat Sun. Dengan sikap tidak toleran, sindiran-sindiran kepada kelompok etnis atau agama tertentu dan sikap acuh membuat dinamika dalam film menjadi bergejolak. Sikap-sikap pertentangan yang bermula dengan konflik-konflik kecil menjadi besar akibat adanya pihak ketiga ketiga yang menjadi provokator dan juga tidak adanya titik temu antara kepentingan individu satu dengan yang lainnya sehingga dibutuhkannya pihak ketiga yang berperan sebagai mediasi untuk perdamaian. Dilihat melalui penyelesaian konflik yang ada di film bahwa dalam diri setiap individu juga memiliki potensi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Salah satunya adalah dengan sikap toleransi. Sikap toleransi yang ada dalam film ini ditunjukan oleh tokoh minoritas bernama Tan Kat Sun yang beretnis Tionghoa. Sikap tolerannya dapat dilihat melalui bagaimana ia berinteraksi dengan para pegawainya dengan sikap yang rendah hati. Ia selalu memberikan waktu dan tempat bagi para pegawainya yang mayoritas adalah Islam untuk melaksanakan sholat, tidak hanya itu bahkan ia sendiri juga sering mengingatkan para pegawainya untuk sholat. Sikap tolerannya juga ditunjukan melalui peraturan restaurant dalam memasak dan menyajikan makanan. Ia memisahkan peralatan makan dan masak untuk makanan halal dan tidak halal sehingga semua kelompok

87 Liat lampiran transkrip dialog film

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 157

masyarakat dapat menikmati hidangan di restaurantnya tanpa adanya pemisahan antara agama satu dengan yang lainnya. Sikap Tan Kat Sun yang membaur dengan para pegawainya juga ditunjukan dengan cara Tan Kat Sun memberikan bantuan untuk terjun langsung memasak di restaurantnya walaupun ia telah memiliki pegawai untuk memasak. Ia juga sering mengucapkan selamat pagi kepada para pegawainya yang baru saja tiba di restaurant dan menjawab salam secara Islam yaitu “Waalaikumsalam” apabila pegawai muslimnya mengucapkan salam. Sikap toleran Tan Kat Sun tersebut menyebabkan konflik perbedaan etnis dan agama tidak mencuat ke permukaan karena sikap Tan Kat Sun yang mencoba untuk membaur dengan adat istiadat setempat sehingga keberadaan restaurant Tan Kat Sun dapat diterima oleh masyarakat setempat. Penyelesaian konflik yang dapat dilakukan dalam diri individu sendiri adalah kesadaran untuk saling tolong menolong tanpa melihat pembedaan antara agama yang satu dengan yang lainnya. Sikap tolong menolong tersebut ditunjukan melalui hubungan Rika dan Soleh. Hubungan Rika dan Soleh adalah hubungan persahabatan yang cukup dekat sehingga menimbulkan rasa kepercayaan satu sama lainnya. Dalam hal ekonomi, Surya termasuk kelompok ekonomi kelas bawah dimana ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya yaitu makan dan terpaksa harus tinggal di dalam Mesjid karena tidak sanggup membayar uang bulanan kos-kosannya. Melihat kesulitan ekonomi yang dihadapi Surya, Rika sering memberikan bantuannya berupa tawaran pekerjaan dengan bayaran yang cukup mahal. Rika juga sering membelikan Surya makanan ketika Surya tampak kelaparan. Timbal balik atas kebaikan yang diberikan Rika kepada Surya adalah Surya membantu Rika untuk menjaga toko bukunya ketika Rika mempunyai urusan di luar dan Surya juga membantu Rika untuk menemani anaknya Abi apabila Abi belum dijemput Rika setelah pulang mengaji. Hubungan persahabatan yang dijalin oleh Rika dan Surya tidak melihat agama apa yang mereka anut atau etnis apa yang mereka sandang namun hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik akibat tidak adanya batas-batas yang membedakan antara individu satu dengan yang lainnya. Sehingga setiap orang harus saling mengerti dan bersikap toleran untuk dapat menciptakan integrasi dalam masyarakat.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 158

Selain sikap dari kesadaran individu untuk meredam egonya masing- masing juga diperlukan peran pemuka agama untuk meredam konflik yang terjadi dalam masyarakat. Dalam hal ini pemuka agama mempunyai peran penting dalam penyelesaian konflik karena pemuka agama dalam film ini mempunyai posisi yang kuat untuk menentukan bagaimana umatnya harus bersikap dan menentukan baik dan buruknya tindakan manusia. Salah satu contohnya adalah ketika seorang Ustadz memberikan dakwah dan mengajarkan anak-anak untuk mengaji dan mempelajari agama. Seorang Romo menasehati jemaatnya untuk tidak bersikap diskriminatif terhadap agama lain ketika kelompok umat Katolik memprotes pemeran Yesus adalah seorang Islam dan ingin membatalkan acara Paskah tersebut. Seorang Romo memberikan pemahaman kepda umatnya bahwa yang terpenting bukan siapa yang memerankannya tetapi makna Paskah itu sendiri bagi umat Katolik. Dengan pemahaman tersebut maka konflik yang timbul dalam adegan di film itu dapat diredam. Ucapan dari pihak yang berkuasa itu dimaknai oleh sebagai oleh pihak yang di dominasi sesuatu yang absah. Dengan perannya pemuka agama menjadi saluran komunikasi antara umatnya dalam interaksi kehidupan keagamaan dalam suatu masyarakat dapat menjadi peredam dan mendamaikan kelompok yang terlibat dalam konflik. Dilihat melalui realitas sosial yang terjadi di masyarakat konflik dapat terjadi salah satunya akibat rasisme etnisitas atau agama tertentu yang dapat berkembang menjadi sebuah ideologi dimana masing-masing etnik atau agama berupaya memperjuangkan kepentingannya. Salah satu contoh kasus di Indonesia sendiri dengan pluralitasnya setidaknya tercatat terdapat 5 atau bahkan lebih konflik etnis yang mencuat ke permukaan yaitu konflik di Poso,Ambon, Ternate,Sampit,Sambas dll. Hal ini biasanya dipicu karena isu-isu SARA ataupun ketidakadilan pendistribusian sumber kekayaan alam atau lapangan kerja. Salah satu konflik yang bermula melalui konflik antar individu. Meruncingnya konflik antar individu menjadi konflik kelompok dikarenaka setiap kelompok merasa memiliki persamaan sejarah, pengalaman hidup dan relasi yang kuat yang terjalin semenjak lama sehingga konflik yang dialami oleh individu kemudian berubah menjadi konflik kelompok atas dasar persamaan senasib dan sepenanggungan. Salah satu contoh konflik tersebut adalah konflik di Poso yang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 159

berawal pada tahun 1998 dimana pada saat itu pmerintah B.J Habibie diharapkan dapat menata sistem politik yang tidak stabil setelah rezim Orde Baru berakhir. Pada waktu itu indonesia sangat rentan dengan perpecahan, terjadi berbagai gejolak konflik di berbagai daerah, salah satunya konflik yang terjadi di poso yang di sinyalir oleh banyak kalangan adalah konflik bernuansa SARA. Adalah pertikaian suku dan pemeluk agama islam dan kristen. Peristiwa kerusuhan diawali dengan pertikaian antardua pemuda yang berbeda agama sehingga belarut dan berhujung dengan terjadinya kerusuhan. Konflik tersebut terkait uang sewa angkutan kota pada Idul Fitri. Konflik tersebut terus menerus terjadi dan tidak ada penyelesaiannya yang cepat sehingga isu agama menjadi lebih menonjol. Kedua komunitas merasa terancam, oleh karena itu mereka menggunakan isu agama untuk menggalang solidaritas keagamaan dari komunitasnya88. Laskar Jihad dari Jawa melibatkan diri dalam konflik ini. Implikasi dari konflik tersebut adalah korban jiwa dan perusakan fasilitas umum yang merugikan negara. Selain itu konflik yang mencuat kepermukaan juga dikarenakan karena perebutan sumber daya yang juga terjadi di daerah kalimantan. Dari berbagai sumber yang didapatkan konflik yang terjadi di Kalimantan Barat antara suku Dayak dan Madura terjadi karena beberapa sebab antara lain adalah Ketaksukaan orang Dayak terhadap orang Madura karena telah meminggirkan ekonomi orang- orang Dayak. Orang-orang Madura yang ulet berhasil mencetak sawah di tanah subur yang dulu milik nenek moyang orang Dayak. Orang-orang Madura yang jadi pedagang memiliki banyak tanah, rumah dan truk. Mereka memang menguasai jalur perdagangan hingga ke pedalaman Kalbar. Penguasaan ini tentu membuat tak enak orang Dayak dan Melayu tak kuat bersaing dengan orang- orang Madura. Peluang lapangan kerja untuk tingkat menengah ke atas pada perusahaan swasta nasional sulit ditembus putra daerah. Sementara itu, peluang di tingkat menengah ke bawah yakni sektor informal telah diisi perantau Madura, Bugis-Makassar, Batak, Ambon, maupun keturunan Cina. Orang Dayak sendiri juga terasing dari struktur pemerintah daerah.89

88 http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/opini/artikel_cetak.php?aid=53312 Diunduh pada 17 Juni 2012 pukul 08:59 89 http://www.lsaf.org/content/view/173/150/ Diunduh pada 22 Mei 2010 pukul 08:52

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 160

Interaksi sosial yang intens antara etnik Dayak-Madura membangun pencitraan kolektif oleh masing-masing etnik terhadap etnik lainnya. Penciraan kolektif inilah yang mempengaruhi individu Dayak dan Madura dalam mencitrakan etnik yang lain. Baik orang Dayak maupun Madura sama-sama memelihara dan mempertahankan identitas kultural etnik mereka. Orang Madura sebagai penganut Islam yang taat mencitrakan Dayak yang non-Muslim sebagai orang kafir. Selain itu, pencitraan umum yang terbangun terhadap Dayak sebagai masyarakat primitif yang tidak beradab dan tidak kenal aturan ikut mempengaruhi pencitraan orang Madura terhadap Dayak. Sebaliknya, orang Dayak berdasarkan persentuhan pengalamannya dengan orang Madura, mencitrakan orang Madura sebagai etnik yang berkarakter keras. Pencitraan ini terbangun dari budaya carok yang menggambarkan budaya kekerasan orang Madura. Orang Dayak yang merasa dirinya ramah dan bersikap terbuka kepada semua pendatang, mempersepsikan orang Madura sebagai kelompok yang tertutup dan emosional. Beberapa tindakan yang tidak disukai etnis Dayak terhadap orang-orang Madura adalah Retribusi pasar dipungut dan dikuasi pengaturannya oleh warga Madura juga pajak pemotongan hewan, Pedagang Madura selalu mengusir pedagang lain di pasar dengan kekerasan dan ancaman clurit sehingga mereka menguasai perdagangan di pasar-pasar. Kalau pedagang lain menjual lebih murah, langsung di obrak abrik, dan Orang Madura pada umumnya tidak menerima pengaturan pemerintah dimana mereka mencari penghidupan. Kebanyakan apabila ditanyakan KTP, mereka mengatakan mereka penduduk pulau Madura, mempunyai Bupati, Camat, RT, RW Madura dan tokoh masyarakat mereka di pulau Madura. Adanya mata rantai yang kuat, kaum pendatang dengan daerah asalnya, menyebabkan mereka tidak mengindahkan pengaturan pemerintah dimana mereka datang. Untuk membangun sekolah pun mereka meminta persetujuan dari pemerintah di pulau Madura, pemerintah di daerah baru hanya dianggap sepi bahkan ditantang kalau berupaya mengatur mereka. Beberapa orang Madura bercerita bahwa mereka secara kolektif tetap menyetor upeti kepada pulau asal mereka dan terikat secara total.90

90 http://www.topix.com/forum/world/malaysia/T2ODMB3C085A44M2O Diunduh pada 22 Mei 2010 pukul 09:38

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 161

Berdasarkan deskripsi kasus diatas tampak sangat jelas bahwa konflik yang terjadi di Kalimantan Barat anatara etnis Madura dan Dayak disebabkan karena perebutan sumber daya alam atau alokasi perekonomian di Kalimantan itu sendiri. Etnis Dayak menganggap bahwa tanah, sumber daya alam, maupun perkebunan yang berada pada tanah nenek moyang mereka telah dirampas oleh masyarakat pendatang seperti Madura sehingga masyarakat pribumi tidak mendapatkan alokasi pembagian di sektor ekonomi yang adil. Disamping itu adanya perbedaan stereotipe antara kedua belah pihak yang menyebabkan arogansi terhadap suatu etnik. Perebedaan stereotipe itu terkadang memicu konflik yang disebabkan karena merendahkan etnis yang lain. Sehingga etnis yang direndahkan merasa tidak terima. Kelompok etnis tersebut akhirnya mempunyai dendam kepada kelompok etnis yang merendahkan mereka. Pada awalnya mungkin konflik tersebut hanya berasal antar individu yang berbeda suku tetapi karena mereka merasa memiliki keterkaitan antar sesama etnisnya sehingga menimbulkan rasa kebersamaan di antara mereka dan adanya Adanya kecendrungan menggolongkan diri kedalam kelompok asli terutama dalam menghadapi kelompok lain dalam berbagai kejadian sosial kebudayaan sehingga apabila salah satu mendapatkan masalah maka yang lain harus ikut membantu. Hal inilah yang menyebabkan konflik semakin menyulut ke luar dan merembet kepada konflik yang lainnya. Berbagai keburukan anggota etnik lain dicatat, disimpan, dan digunakan sebagai dasar dalam bergaul dengan etnik tersebut sehingga apabila salah satu etnis berperilaku negatif maka perilaku negatif tersebut akan dinilai sebagai perilaku kelompoknya etnisnya yang memiliki tradisi kebudayaan, identitas, dan bahasa atau dialek yang sama. Pencitraan yang dibentuk dan telah tertanam dari generasi ke generasi inilah yang menyebabkan sulitnya etnis Dayak dan Madura untuk melakukan perdamaian. Salah satu penyelesaian konflik yang dilakukan dalam realitas sosial adalah dengan cara mediasi dimana diperlukannya pihak pengubung dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak. Misalnya dalam konflik di Poso dan Kalimantan, untuk menciptakan perdamaian yang permanen di Poso, mediasi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 162

kedua pihak yang berkonflik yakni masyarakat Poso beragama Islam dengan yang beragama Kristen perlu dilakukan. Sebab mediasi bisa menjembatani kepentingan-kepentingan kedua pihak untuk diwujudkan tanpa mencederai kepentingan manapun. Dengan mediasi maka akan ditemukan jalan bersama bagi kedua pihak yang bertikai sehingga kesenjangan sosial dan ketidakadilan, terutama terjadinya marjinalisasi politik antara penduduk asli dan para pendatang tidak terjadi lagi di masa mendatang.91 Melalui dua deskripsi kasus diatas dapat dikatakan bahwa penyelesaian konflik yang terjadi di film dan dalam realitas sosial tidak jauh berbeda. Penyelesaian konflik tersebut dapat dilakukan dengan cara meredam ego masing- masing untuk meminimalisasi konflik. Salah satu cara yang sangat efektif untuk meredam konflik adalah dengan adaptasi oleh pendatang baru terhadap lingkungan setempat. Adaptasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mencoba memahami budaya setempat, perilaku masyarakatnya dan dengan menampilkan tata krama yang baik. Dengan sikap adaptasi dan tata krama yang baik maka kelompok pendatang baru akan lebih mudah diterima dalam lingkungannya yang baru pula karena sikap yang mereka tampilkan tidak mengancam keberadaan masyarakat lokal yang berujung pada konflik dan kekerasan. Sikap adaptasi dan tatakrama juga ditampilkan dalam film yang diwakili oleh sikap Tan Kat Sun yang dihormati di lingkungannya karena sikapnya yang rendah hati dan bersedia untuk membaur dengan masyarakat setempat tanpa melihat adanya perbedaan di antara individu-individu tertentu.

91 http://akupunmenulis.wordpress.com/2009/07/22/pendekatan-budaya-sebagai-sarana- penyelesaian-konflik-di-poso/ Diunduh pada 17 Juni 2012 pukul 09:27

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 163

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan Film merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk merepresentasikan realita sosial di masyarakat. Melalui film peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat diabadikan, direkam, atau didokumentasikan melalui adegan- adegan para aktor. Film erat kaitannya sebagai produk kesenian namun disisi lain film juga merupakan karya ilmiah yang di dalamnya terdapat potret kehidupan masyarakat tertentu di waktu tertentu. Secara sosiologi film dapat digunakan sebagai jendela cerminan budaya masyarakat yang dapat dilihat secara kultural dan struktural. Secara kultural film dapat menanamkan nilai-nilai kepada masyarakat sedangan secara structural film dapat merepresentasi realita sosial melalui relasi yang diciptkan aktor dalam film. Hal tersebut yang digambarkan melalui film Tanda Tanya dimana film ini merupakan sedikit film yang berhasil merepresentasikan kehidupan keberagamaan di Indonesia. Di tengah-tengah film Indonesia yang menceritakan kisah-kisah yang menjual mimpi dan mendramatisir. Film Tanda Tanya menawarkan konten yang berbeda dengan film lainnya. Film ini mengisahkan kehidupan keberagamaan yang ditunjukan melalui tiga agama yang berbeda yaitu Islam, Konghucu, dan Katolik. Perbedaan tersebut dalam realitanya menciptkan struktur sosial yang ada di masyarakat dengan adanya pihak yang mendominasi dan didomonasi atau pihak minoritas dan mayoritas. Dengan struktur sosial yang terbentuk di dalam suatu sistem sosial maka sering kali terjadi konflik untuk memperebutkan posisi tertentu dalam masyarakat. Konflik tersebut biasanya dipengaruhi ketidakseimbangan sumber daya atau diskriminasi. Dengan menampilkan isu pluralisme dan multikulturalisme, film Tanda Tanya mencoba untuk merepresentasikan bagaimana agama sekarang ini dijadikan sebagai alat propaganda di masyarakat sehingga terbentuklah segregasi antar kelompok agama atau etnis di masyarakat. Segregasi yang terbentuk di masyarakat dapat menimbulkan konflik yang berujung pada kekerasan baik secara simbolik maupun empirik. Penggambaran konflik dalam film Tanda Tanya juga

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 164

mengambil beberapa kasus yang memang benar terjadi di Indonesia seperti pengeboman Gereja, Penusukan Pastur dan Penyelamatan Gereja oleh anggota Banser. Film ini secara kultural menyajikan suatu pertarungan opini terhadap isu kehidupan keberagamaan di Indonesia dengan menawarkan jalan perdamaian yaitu terlibat aktifnya peran pemuka agama dalam memberikan pemahaman mengenai toleransi kehidupan keberagamaan. Dalam realita sosial minimnya peran pemuka agama untuk turun langsung ke daerah-daerah konflik merupakan salah satu permasalah mengapa konflik di Indonesia tidak terselesaikan. Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama, tentu akan menjunjung tinggi nilai- nilai keagamaannya yang dapat difasilitasi oleh pemuka agama. Dengan penanaman nilai-nilai keagamaan mengenai pentingnya toleransi dimungkinkan ego setiap individu atau kelompok dapat diminimalisasi sehingga konflik tidak mudah mencuat ke permukaan. Dengan begitu maka terciptalah suatu masyarakat yang kondusif dimana perbedaan tersebut tidak lagi menjadi konflik melainkan masyarakat yang hidup dalam perbedaan dapat saling melengkapi dan menciptakan kehidupan yang harmonis. Melalui Film Tanda Tanya tidak hanya memotret konteks masyarakat Indonesia di daerah Semarang namun juga beberpa konflik yang terjadi dalam film juga banyak terjadi di dalam realita sosial. Dengan kata lain film Tanda Tanya adalah suatu film yang menggmbarkan konteks masyarakat Semarang dengan keberagaman etnis dan agama dan memotret konflik-konflik yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Konflik tersebutlah yang dijadikan dinamika alur cerita dalam film mengenai kehidupan keberagamaan. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa film bukan hanya merupakan suatu produk kebudayaan tetapi juga produk komersialisasi sehingga beberapa adegan dalam film terkesan di lebih-lebihkan agar menarik perhatian penonton dengan alur cerita yang kompleks.

6.2 Saran Film berpotensi untuk menanamkan nilai-nilai kepada masyarakat melalui alur cerita, gambardan dialog yang ditampilkan. Dengan potensinya untuk mempengaruhi masyarakat maka film dapat meningkatkan kesadaran dalam

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 165

memandang realita sosial melalui pola pikir penontonnya. Dengan begitu film bukan hanya sebagai produk yang komersl tetapi juga dapat berperan sebagai kritik sosial tehadap isu-isu terkini yang terjadi dalam masyarakat. Melihat potensi ini maka peneliti berpendapat bahwa potensi ini perlu dikembangkan dan dipertahankan dengan memanfaakt film bukan hanya sebagai media hiburan melainkan dapat juga menjadi media perdamaian dengan penanaman nilai- nilainya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 166

DAFTAR REFERENSI

Buku

Baker, hugh David Roberts. Chinese Fami;I and kinship. London: The macmillan Press Ltd 1979

Baidhawy, Zakiyuddin.Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. PT Gelora Aksara Pratama

Barcklay, William.2008. Pemahaman Alkitab Setiap Hari.PT BPK Gunung Mulia. Jakarta

Budiman, Hikmat.2002.Lubang Hitam Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta

C. D. Hendropuspito,O. 1983. Sosiologi Agama.Kanisius. Yogyakarta

Effendi, Djohan.2009. Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai menyambut 70 Tahun Djohan Effendi. Indonesian Conference on Religion and Peace. Jakarta

Galician, Mary-Lou. 2006. Handbook of prodct Placement in The Mass Media. Mumbai : First Jaico Imperssion.

Haryadi, Rohmat.2008.Saat Bioskop Menjadi Majelis Taklim.Hikmah (PT Mizan Publika. Jakarta)

J.B Kristanti, Katalog Film Indonesia 1926-2007 (Jakarta: Nalar 2007)

Karsidi, Dr. Ravik (2005) SOSIOLOGI PENDIDIKAN. UNS Press dan LP UNS

Liliweri. Alo. 2005. Prasangka dan Konflik : Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. LKiS Yogyakarta

Misrawi, Zuhairi.2010.Pandangan Muslim Moderat. PT Kompas Media Nusantara.Jakarta

NurSyam.2009.Tantangan Multikulturalisme Indonesia : Dari Radikalisme Menuju Kebangsaan.Kanisius. Yogyakarta

Neuman W. Lawrence . Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches – 5th ed, (New York: Pearson Education, 2008)

Ryadi Gunawan, “Sejarah Perfilman Indonesia”, dalam Majalah Prisma No.5, Thaun XIX 1990

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 167

Ritzer, George and Douglas J.Goodman. 2004. Sociological Theory. McGraw Hill, New York. Halaman 104-105

Salim Said, Profil Dunia Film Indonesia (Jakarta:Grafiti Press,1982)

Schumann, Olaf Herbert.2003.Agama dalam dialog: pendamaian dan masa depan. Gunung Mulia.

Siregar, Aminuddin TH. 2007. Instalasi Sunaryo (1998-2003) : Saksi tragedy kemanusiaan. PT Jayakarta Agung Offiset. Jakarta

S.J, Budi Susanto. 2005.Penghibur(an) Masa Lalu dan Budaya Masa Kini. Kanisisus.Yogyakarta

Susanto, Budi. 2003. Politik dan postkonialitas di Indonesia.Kanisius. Yogyakarta

Syahnakri, Kiki.2008.Aku hanya tentara. Kompas Media Nusantara. Jakarta

Tanudjaja, Bing Bedjo.Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Popular Culture Dalam Kajian Budaya. Universitas Kristen Indonesia

Artikel :

Yearry. Artikel : Film dan Representasi Budaya. 3 Januari 2009

Internet :

4825072313 http://www.scribd.com/doc/33850445/Tugas-Uas-Sosiologi-Kebudayaan Dinduh pada 16 Desmber 2010. Pukul 23.17 http://filmtandatanya.com/press/ Diunduh pada 20 Agustus 2011 pukul 13:53 http://www.suara-islam.com/news/tabloid/suara-utama/2429-hanung-bramantyo-sosok- sineas-liberal http://www.tabloidnova.com/Nova/Selebriti/Profil-Selebriti/Hanung-Bramantyo-Rajin- Dirikan-Teater-Sekolah http://www.tokohindonesia.com/index2.php?option=com_resource&controller=article&It emid=272&category_id=347&article=3055 http://islamlib.com/id/artikel/hanung-bramantyo-agama-hanyalah-medium http://nm-hidayah.blogspot.com/2008/04/hanung-bramantyo-film-islam-itu-media.html

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 168 http://hanungbramantyo.multiply.com/journal/item/13 http://id.wikipedia.org/wiki/Hanung_Bramantyo http://gp-ansor.org/26496-11042011.html http://www.indonesiamedia.com/2010/09/29/dosa-kita-pada-riyanto-pahlawan-bom- malam-natal/ http://ceritamu.com/Info/Individu/Reza-Rahadian http://www.slidegossip.com/2011/03/hobi-nonton-film-perancis-reza-rahadian.html http://id.wikipedia.org/wiki/Reza_Rahadian http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/r/reza_rahadian/ http://forum.detik.com/semua-hal-tentang-reza-rahadian-t258745.html?langid=1 http://areamagz.com/article/read/2011/05/18/tanda-tanya- http://filmindonesia.or.id/movie/viewers#.T5JuJdnTiAN http://m.boleh.com http://emka.web.id/special/2011/gus-ipul-apresiasi-film-%E2%80%9C%E2%80%9D- tanda-tanya/ http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,27610-lang,id-c,warta- t,Nusron+Anggap+Hanung+Tak+Tahu+Banser-.phpx http://berbagimedia.blogspot.com/2011/04/85-tahun-perjalanan-film-indonesia.htm http://celebrity.okezone.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia#cite_note-CIA-1 http://kuansing.com/2010/09/12/penusukan-pendeta-hkbp-bekasi-31.asp http://nasional.vivanews.com/news/read/287763-kronologi-umar-bom-6-gereja-di- malam-natal http://www.indonesiamedia.com/2010/09/29/dosa-kita-pada-riyanto-pahlawan-bom- malam-natal/ http://nasional.kompas.com/read/2012/06/08/03204285/Wajah.Baru.Kelas.Menengah.Ind onesia

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 169

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31456/5/Chapter%20I.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19229/5/Chapter%20I.pdf http://elangnusantara.wordpress.com/2011/01/14/agama-asli-nusantara/ http://riaupesisirnews.com/2012/03/22/diwarnai-ricuh-pol-pp-rohul-eksekusi-sebuah- gereja/ http://texbuk.blogspot.com/2012/02/bentuk-bentuk-stratifikasi-sosial.html http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/opini/artikel_cetak.php?aid=53312 http://www.lsaf.org/content/view/173/150/ http://www.topix.com/forum/world/malaysia/T2ODMB3C085A44M2O http://akupunmenulis.wordpress.com/2009/07/22/pendekatan-budaya-sebagai-sarana- penyelesaian-konflik-di-poso/

http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/17/pluralis-dan-pluralisme-ternyata-jauh-sekali- bedanya/\

Tesis dan Skripsi :

Aprilomanda, Tika.2004. Tesis Pengaruh Iklan dan Publisitas di Media Massa Terhadap word of mouth film “Ada Apa Dengan Cinta”.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia

Biyanto.2008. Tesis Pluralisme Keagamaan dalam Perspektif Kaum Muda Muhammadiyah (Suatu Tinjauan Sosiologi Pengetahuan). Institut Agama Islam Negeri. Sunan Ampel

Dina Isyanti, 1999, Pelestarian Film nasional studi awal dalam rangka pemberlakuan Undang-Undang noomor 4 tahun 2990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam dalam hal film. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Indonesia

Herlijanto, Johanes.2002. Tesis : berjuang melawan diskriminasi : studi kasus pada gerakan social orang Indonesia keturunan Tionghoa. Pasca Sarjana Sosiologi.Fakultasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia

Jufry, Muhammad. 1997. Tesis Pengaruh Media Dan Penilaian Isi Pesan Film Oleh Khalayak Penonton ; Studi Tentang Tingkat Apresiasi Mahasiswa Universitas 17 Agustus

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 170

1945 Jakarta Terhadap Film Indonesia dan Amerika. Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik. Universitas Indonesia

Karlina.2008. Skripsi : Kedudukan perempuan Cina dalam keluarga : peran nenek dalam novel Hong Lou Meng. Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Paramytha, Gayatri Nadya. 2009. Praanggapan dalam film janji Joni. Skripsi Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Indonesia

Setyoningrum, Yunita. Analisa Citra Estetik Arsitektur sebagai Media Inkulturasi Budaya pada Gereja Katolik (Studi Kasus : Gereja Maria Assumpta di Klaten karya Y.B. Mangunwijaya). Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha

Somantri, Kholik. Dinamika hubungan Muhammadiyah dengan NU pasca orde baru (1998-2003).Pasca Sarjana. Universitas Indonesia

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hanung Bramantyo (Sutradara Film Tanda Tanya) Minggu, 13 Mei 2012 Lokasi : Dapur Film (Jl. Ampera No.17b Jakarta Selatan)

Beberapa pendahuluan tidak sempat direkam oleh peneliti

M : Iya Mas, makasih. Saya Mia yang kemarin ngetweet. Maaf yaa Mas harus lewat twitter, soalnya deadline saya udah mepet tapi belum dapet kesempatan juga buat wawancara.

H : (tertawa kecil) Oh iya tidak apa-apa. Kamu dari mana? Saya lupa.

M : Saya dari UI Mas.

H : Oh, jadi gimana nih ?

M : Iya mas, saya lagi dalam proses penulisan skripsi dan tema saya itu tentang kehidupan keberagamaan yang digambarkan dalam film Tanda Tanya. Nah saya pengen tahu latar belakang Mas Hanung buat film itu apa dan makna agama buat Mas Hanung sendiri itu gimana?

H : Oh gitu, kamu emang jurusan apa?

M : Saya Sosiologi Mas.

H : Jadi apa nih yang ingin digali buat skripsi kamu?

M : Iya Mas pertama saya mau nanya gimana sih prosesnya Mas Hanung bisa dapet ide untuk membuat film Tanda Tanya ini?

H : Sebenernya saya udah lama punya ide buat film tentang pluralisme keagamaan. Dari tahun 2009 ketika itu saya lagi proses penggarapan film Perempuan Berkalung Sorban. Buat saya tema itu menarik. Ide film Tanda Tanya sedikit banyak diilhami oleh kehidupan pribadi saya. Saya tumbuh di lingkungan keluarga yang majemuk. Saya juga masih keturunan Cina dan beberapa anggota keluarga ada yang berbeda agama. Jadi saya sudah akrab dengan kondisi seperti itu. Selain dari pengalaman pribadi saya, saya juga terinspirasi oleh tokoh Riyanto. Tahu kamu?

M: Gak Mas.

H : Riyanto itu salah satu anggota banser, dia tinggal di daerah Mojokerto. Buat saya tindakan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 dia sangat heroik karena saat malam natal dia menyelamatkan gereja dari bom dan bom meledak saat dibawa keluar gereja. Nah, dari situ saya terinspirasi untuk menceritakan kisah Riyanto yang diperankan oleh Reza Rahardian. Kemudian ada juga tokoh Surya yang saya juga terinspirasi dari kehidupan orang-orang disekeliling saya. Tokoh Surya itu sama seperti orang yang saya kenal , namanya Dobleh, dia dulu pernah bekerjasama dengan saya di film Sang Pencerah. Hal yang terjadi dengan karakter Surya juga benar-benar terjadi di kehidupan Dobleh. Ya jadi bisa dibilang kalau ide cerita film Tanda Tanya berasal dari pengalaman pribadi saya dan orang-orang di sekeliling saya.

M : Oh, menarik yaa mas bisa dapet ide seperti itu. Tapi kalau boleh tahu saat Mas Hanung buat film Tanda Tanya, ada pesan tersendiri gak sih buat para penonton ?

H : Sebenernya saya ingin memberikan pemahaman kepada penonton apa itu Islam. Karena, saya lihat sekarang in ini banyak orang yang cenderung mengonotasikan Islam adalah agama yang radikal. Agama bom. Teroris. Tidak toleran. Padahal dalam kitab suci, ayat tentang jihad porsinya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ayat-ayat yang mengingatkan untuk ikhlas dan sabar. Lebih banyak yang mengingatkan tentang ikhlas dan sabar. Nah, saya harus mengabarkan itu. Di dalam film ini, saya ingin orang 'membaca' apa itu Islam. Makanya dijelaskan di bagian akhir film itu bahwa Islam adalah sebuah agama yang meminta orang- pemeluknya untuk terus-menerus mengabarkan tentang kebaikan, ikhlas, dan bermanfaat untuk umat di sekelilingnya. Inti persoalannya jika kita kerucutkan ada pada pertanyaan tokoh Hendra atau Ping Hen (diperankan Nirwan Dewanto) kepada si Ustadz, “Apa itu Islam?”. Tapi, film, kan tidak mungkin diambil di bagian akhirnya saja. Harus ada peristiwa demi peristiwa, dari awal hingga sampai akhirnya muncul pertanyaan itu. Film yang sebenarnya berisi statement- statement sosial yang muncul di lingkungan keseharian kita. Statement-statement itu akhirnya mengerucut pada sebuah pertanyaan, apa sih sebenarnya ini semua? Itu sebenarnya.Jadi, tujuan dari pembuatan film ini adalah di akhir film ini, menjawab pertanyaan tentang apa itu sebenarnya Islam.

M : Kalau buat Mas Hanung sendiri agama itu apa sih ?

H : Sebenarnya, menurut saya, agama adalah medium sebagaimana kalau saya mau makan yang saya makan itu bukan piringnya, tapi vitamin yang ada di dalam makanannya. Piring itu mau pakai porselen, pakai plastik atau pakai daun pisang, itu adalah medium. Nah, buat saya agama hanyalah medium. Substansinya saya bisa berdialog dengan Tuhan dan menghayati makna dari kata-kata Tuhan itu. Sebenarnya Tuhan itu ingin apa? Tuhan ingin berbuat apa? Pada waktu pembuatan film Ayat-Ayat Cinta saya selalu minta, gue mau ini, gue ingin itu. Tapi, apakah ini yang terbaik buat saya? Ternyata tidak. Jadi Tuhan memberikan sesuatu yang tidak saya minta, tapi itu yang terbaik buat saya. Dan buat saya.

M : Kalau Mas Hanung menilai pluralisme yang ada di Negara kita tuh gimana ?

H : Saya tida ingin menilai tapi yang saya mau bilang adalah Belajar! Belajar memahami

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 bagaimana menjadi manusia, menjadi orang yang ada di lingkungan yang berbeda. Jangan buru-buru melakukan justifikasi. Misalnya diundang acara Natal, terus yang Islam langsung bilang “kan engga boleh, kok datang ke situ sih?! Kan bukan agama gua”. Jangan buru-buru melakukan itu, tapi kita belajar, bertanya jangan ke satu orang dan bertanya tidak hanya pada satu golongan, tapi ke komunitas yang lain. Yang kedua, kita harus selalu berpikiran positif. Neraka dan surga itu milik Tuhan. Jadi kita tidak bisa melakukan justifikasi hanya semata-mata ada surga dan neraka.

M : Terkait dengan film ini mas, kenapa sih memilih judul Tanda Tanya ? Kenapa gak memberikan judul yang jelas kayak film-film Mas Hanung sebelumnya.

H : Beberapa wartawan juga sering menanyakan itu sama saya. Saya sendiri menamakan film ini Tanda Tanya, karena saya kebingungan mencari judul yang pas untuk menggambarkan kondisi di Indonesia yang tergambar di film ini. Filmnya sendiri akan tetap Tanda Tanya. Yah, saya akui ini semacam strategi marketing juga.

M : Terus kenapa bisa kepikiran untuk ngambil konteks masyarakat Semarang? Kenapa gak Jakarta yang lebih keliatan pluralismenya?

H : Saya memang suka Semarang. Kota itu sangat artistik. Dan, Semarang sangat layak untuk dijadikan studio film. Makanya saya memilih kota Semarang. Utamanya saya kepingin lepas dari Jakarta. Jakarta sekarang menjadi kota yang tidak efektif untuk syuting film. Lihat saja, dalam satu hari kita bisa kehilangan dua atau tiga jam hanya untuk di jalanan. Makanya saya pikir saya harus 'cabut' dari Jakarta. Nah, saya pilih Semarang. Kota yang buat saya aman dan jarang ada konflik apa-apa di sana. Dan film ini tentang multi-etnik. Nuansa multi-etnik di Semarang sendiri sangat kental. Di Semarang juga ada lima agama, tapi tidak pernah terjadi penusukan terhadap orang-orang agama. Ini sebuah film yang menceritakan kegelisahan saya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, Saya pribadi dan temen-temen yang ada di sini ingin berstatmen dalam bentuk film. Sebenarnya bisa saja kami pilih Yogyakarta. Hanya saja waktu itu Yogyakarta sedang dalam bencana Merapi. Kenapa tidak Bandung? Sama saja dengan Jakarta.

M : Kan pas buat film ini kita tahu bahwa banyak sekali pertentangan dari beberapa pihak. Terus gimana strategi Mas Hanung buat memasarkan film ini setelah film ini di tarik?

H : Proses pemasarannya sekarang sih kita udah ngeluarin dalam bentuk dvd sama buku ya. Sebenarnya novel dan DVD ini direncanakan rilis bulan Desember 2011, karena setelah dipikir-pikir waktu setahun adalah hal yang tepat. Karena kalau dalam waktu 4 bulan DVD-nya udah rilis, orang akan malas ke bioskop dengan alasan akan menunggu DVD-nya saja. Dengan jeda setahun, orang-orang menyaksikan filmnya lebih dulu. Tapi waktu rencana rilis awal malah mundur ke mundur ke Januari karena sebuah penentangan yang kita tahu bersamalah, maka ada penyesuaian waktu rilis. Kita jadi nunggu momentum yang tepat supaya perilisannya juga tidak mendapat penentangan lagi dan akhirnya sekarang fixed bulan Februari 2012. Terus

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 ada lagi sayembara untuk judul film ini, judul yang terpilih kan dimasukan jadi judul novel. Rencana sayembara ini juga karena ada dukungan dari salah satu provider selular. Saya pikir selama ini bagus, kenapa tidak?

M : Kenapa memilih novel dan buku sebagai media pemasarannya?

H : Film dan buku adalah medium yang beda. Novel memiliki kemampuan untuk menjabarkan suatu kondisi dengan lebih tepat lewat metafora, alegori dan kata-kata puitis yang tidak bisa dijangkau medium film. Novel ini menyentuh ruang yang lebih dalam, yang tidak dimiliki oleh filmnya.

M : Ada rasa penasaran saya kenapa sih Mas Hanung berani buat film mengenai SARA yang keluar dari market film di Indonesia, kan kebanyakan film itu tentang horror, percintaan, terus kenapa Mas Hanung berani buat film dengan tema sensitive seperti ini?

H : Saya kalau buat film itu sudah direncanakan, yang mana yang memang khusus dibuat untuk hiburan dan yang mana yang ditujukan untuk festival. Tanda Tanya salah satu film yang saya buat untuk festival. Karena kalau buat film untuk festival itu harus ngalah. Kita harus melupakan market Indonesia. Karena segmentasinya beda. Kalau untuk festival luar, jenis filmnya, pilihan tematiknya, dan eksekusinya berbeda untuk film yang kontennya lokal

M : Saya ada yang gak mengerti beberapa adegan dalam film. Kalau boleh tahu, alasan mengapa Rifka dan Soleh diam-diaman?

H : Maksud dari dialog itu bukan diam-diaman ga pernah ngobrol. Diam-diaman maksud Menuk adalah keengganan adiknya untuk meminta uang bayaran kepada kakaknya. Kenapa enggan? Karena soleh tidak punya pekerjaan. Udah tahu ga punya kerjaan masa masih minta? Itu juga alasan kenapa Soleh menjadi pria yang sensitive. Kelihatan kan perbedaannya setelah Soleh mendapat pekerjaan sama Soleh belum dapat kerja? Dia tergambar lebih cepet tersinggung, gampang emosi.

M : Sebenernya di akhir film itu, apa sih yang dibisikan Tan Kat Sun sebelum meninggal dunia?

H : Itu bisa kamu liat di adegan akhir film, liat kata-kata isteri Pak Tan “Pi, hari ini Hendra melakukan perubahan besar dalam hidupnya seperti yang papi minta.” Dari pesan papinya itu akhirnya mendorong Ping Hen untuk menjadi mualaf dan merubah restaurantnya menjadi halal.

M : Kenapa akhirnya Surya mau memerankan sebagai Yesus? Padahal kan dia sempat bimbang?

H : Sebagai aktor yang selalui hanya jadi figuran, dia frustasi. Sampai menganggap bahwa

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 hidupnya cuma sekedar numpang lewat. Dia diusir dari kontrakan karena menunggak bayar. Lalu, Rika membantunya dengan menawari pekerjaan sebagai Yesus dengan biaya Mahal, liat adegan yang di warung soto. Semula Surya menolak. Tapi dia menerima hanya karena selama hidupnya dia tidak pernah mendapatkan peran Jagoan. Buat saya itu hal yang manusiawi, Surya melakukan tugasnya sebagai aktor karena dia harus hidup. Bahkan untuk beli soto untuk sarapan saja dia tidak sanggup. Tapi dia gak begitu aja melegitimasi pilihannya. Dia konsultasi terlebih dahulu dengan Ustadz, Dia juga melakukan tafakur di masjid dengan melihat asma Allah yang tertempel diatas dinding Mihrab. Lagi-lagi dia meyakinkan hatinya untuk menerima tugas itu.

Seseorang masuk untuk memberikan kode kepada Hanung.

H: Kamu bisa gak nanti buat janji lagi. Soalnya saya sudah ada janji juga sama orang. Nanti kamu hubungin dia aja kalau mau lanjutin diskusi kita.

M : Oh iya Mas, gak apa-apa nanti saya atur waktunya lagi Mas. Makasih yaa Mas buat waktunya.

H: Iya sama-sama. Semoga berhasil yaa skripsinya. Menarik itu.

M: Iya Mas, makasih yaa. Hati-hati Mas.

H: Iya, saya duluan yaa.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Hasil Transkrip Dialog Film Keterangan

Judul Film : Tanda Tanya Sutradara : Hanung Bramantyo Penulis : Titien Watimenna Durasi : 100 menit

Adegan 1-4 : menampilkan 3 agama- Adegan 1 ( 00:00:36 – 00:0059) dan ritual keagamaannya yang akan di bahas dalam film ini Pada bagian awal Film ini terdengar lantunan nyanyian gereja yang berjudul

“Gita Surga Bergema” Adegan ini menunjukan bahwa film ini akan mengulas tentang agama Katolik “ Gita Surga bergema Lahir raja mulia, damai dan sejahtera turun yang ditunjukan dengan dalam dunia, dan bangsa bangsa bangkitlah, dan bersoraklah serta.” penggambaran gereja katolik. (terlihat dari pemasangan salib yang ada diiringi dengan dentingan bel di sebuah gereja. Terlihat seorang laki-laki gambar Yesus di salib). berumur sekitar 24 tahun mengenakan baju terusan berwarna putih sedang menarik sebuah tali yang terhubung langsung dengan bel yang berada di atas Lonceng itu sebagai pertanda bahwa gereja. Kemudian terlihat sebuah salib dimana pada salib tersebut terdapat ibadah akan segera di mulai. patung Yesus yang di salib dan di pajang di altar gereja.

Adegan 2 ( 00:00:60 – 00:01:22) Arti tulisan arab : “Sesungguhnya Berdiri sebuah masjid dimana pada mesjid tersebut tampak jelas huruf arab shalat itu kewajiban yang ditentukan yang menghiasi gerbang depannya. Tulisan arab itu terbaca: waktunya atas orang-orang beriman, Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Innas sholata kanat 'alal mu'minina kitaban mauquta, la ilaha illallah “ Muhammad adalah Utusan Allah, muhammadur rasulullah, innasholata tanha fahsa i` wal munkar” Sesungguhnya sholat mencegah perbuatan keji dan munkar.”

Mesjid pada film ini menggambarkan mesjid NU dimana bangunannya lebih lekat dengan kejawaan (terlihat dari bentuk jendela pada mesjid) dan adanya beduk yang menandakan bahwa mesjid tersebut lebih terbuka pada tradisi seperti aliran NU

Berjalan seorang laki-laki yang mengenakan sarung, baju koko dan celana Kebiasaan yang dilakukan umat Islam panjang memasuki mesjid. Sebelum ia memasuki halaman mesjid, ia apabila bertemu dengan sesama menyapa seorang laki-laki yang mengenakan celana selutut dan memakai muslim adalah mengucapakan salam yaitu Assalamualaikum yang artinya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 kaos berkerah warna coklat yang sedang menyiram halaman. “semoga Allah menyelamatkan dan memberikan kesejahteraan atas Lelaki yang memakai baju koko : “Assalamualaikum” kamu” dan di jawab dengan waalaikum salam yang artinya ”begitu Lelaki yang memakai baju coklat : “Waalaikumsalam.” juga bagi anda.” Di halaman mesjid itu terdapat aktifitas beberapa orang laki-laki yang sama- sama mengenakan sarung, baju koko dan peci dan mereka sedang Di adegan ini juga menunjukan bahwa membersihkan mesjid. Ada yang menyapu halaman, menyiram tanaman, masjid tidak hanya digunakan sebagai mengepel lantai, membersihkan kaca dan menyusun buku-buku agama serta tempat kegiatan keagamaan tetapi Al-qur`an di rak yang sudah disediakan. juga tempat kegiatan untuk meningkatkan kerjasama atau Adegan 3 ( 00:01:23 – 00:01:26) berkumpul umat islam. Salah satunya Dalam suatu ruangan terlihat banyak lilin-lilin yang menyala dan ada seorang dengan mengadakan kerja bhakti perempuan berambut panjang sedang berdoa tanda salib dengan menutup membersihkan mesjid matanya dan menundukan kepalanya Lilin-lilin yang dalam gereja dulu berfungsi untuk memberikan penerangan pada saat pembacaan Kitab Suci. Sekarang, pada masa gereja-gereja telah mempunyai Adegan 4 ( 00:01:27 – 00:01:37) penerangan listrik, lilin lebih memainkan peran simbolis yaitu untuk membangkitkan semangat.

membakar dupa dalam peribadatan umat konghucu mengandung makna Jalan suci itu berasal dari kesatuan hati dan hati itu dibawa melalui keharuman dupa. Selain itu fungsi dupa dipercayai dapat mengusir hawa atau hal hal yang bersifat jahat.

Lilin, mempunyai makna menerangi Di dalam sebuah Klenteng terdapat seorang laki-laki tua yang berumur sekitar dan berdiri tegak, sedangkan asap 60 tahun dan seorang pria dewasa sekitar 40 tahun sedang mengayun-ayunkan dari pada lilin itu sendiri beberapa dupa. Seorang wanita yang berumur sekitar 50 tahun sedang dilambangkan sebagai bentuk naiknya bersujud kemudian bangkit dan bersujud lagi yang di depannya terdapat beberapa buah patung dewa-dewa konghucu. do’a keperaduan Tuhan.

Dupa yang berisi 9 batang atau lebih digunakan untuk bersembahyang Adegan 5 ( 00:01:38 – 00:01:57) kepada tuhan yang maha esa, para nabi dan para suci1 Dalam sebuah rumah sederhana dimana dalam rumah tersebut terpampang poster-poster AbdulRahman Wahid (Gusdur). Rifka (berusia sekitar 15 tahun) Menunjukan keluarga ini menganut sedang menyiapkan makanan. Di depan Rifka terdapat sebuah jendela yang paham NU yang ditunjukan dengan

1 http://thoriqs.blogspot.com/2011/03/studi-tentang-sembahyang-umat-konghucu.html Diunduh pada 28 Maret 2012. Pukul 14:19

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 jerujinya terbuat dari bambu sehingga terlihat ruangan di sebelahnya yaitu adanya poster AbdulRahman Wahid sebuah kamar dan di kamar tersebut terlihat Soleh sedang sholat dengan menghiasi dinding rumah. mengenakan peci putih, kaos putih dan sarung. Saat Soleh sedang Sholat anak perempuannya bernama Mutia (berusia kira-kira 3 tahun) sedang bermain di Adegan ini juga menampilkan tata atas tempat tidur cara beribadah dan berpakaian dalam ajaran agama islam (sholat) dan Di depan kamar tersebut ada sebuah cermin, Menuk sedang mengenakan menutup aurat bagi wanitanya kerudungnya di depan cermin tersebut. (mengenakan kerudung)

Adegan 6 ( 00:01:58 – 00:02:06) Ayunan pada upacara beribadah Konghucu memiliki arti yaitu berdoa Di sebuah Klenteng Pak Tan Kat Sun yang berusia sekitar 65 tahun dan Istrinya Lim Giok Lie berusia sekitar 50 tahun sedang beribadah di depan kepada Tuhan, Nabi atau para arwah 2 sebuah patung yang pada pinggirannya terdapat ukiran tulisan cina beserta Suci sebanyak tiga kali angkatan. buah-buahan. Mereka berdiri sambil memegang 3 batang dupa dan (?) Sampai di akhir cerita setting mengayun-ayunkannya juga sebanyak 3 kali. adegan di Klenteng sangat berbeda dengan setting adegan di mesjid dan di Gereja. Pada setting adegan di Gereja atau Mesjid kebanyakan yang aktif adalah kelompok usia muda atau usia produktif. Sedangkan setting adegan di Klenteng menampilkan kelompok usia tua. Apakah penggambaran dalam film sesuai dengan realitas ? Dimana dan bagaimana kelompok muda beragama Adegan 7 ( 00:02:07 – 00:02:15) konghucu dalam memandang agama?

Lonceng memiliki dua pengertian, pertama lonceng adalah semacam bel yang dibunyikan untuk menentukan waktu ataumemberitahukan sesuatu, sedangkan pengertian yang kedua,lonceng adalah jam besar atau arloji. Dalam adegan ini juga lonceng tersebut digunakan untuk mempersiapkan umat untuk menjalankan ibadah.3 Di halaman depan sebuah Gereja terdengar dentingan lonceng. Ada beberapa orang berjalan memasuki Gereja. Di depan Gereja tersebut berdiri seseorang Alba biasanya digunakan oleh Pastur pria yang berumur sekitar 40 tahunan berkacamata dan mengenakan baju atau romo yang melambangkan

2 Ibid 3 http://www.scribd.com/doc/45301625/Macam-Macam-Alat-Komunikasi-Tradisional-Dan-Modern Diunduh pada 26 Maret 2012 pukul 18:38

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 putih panjang dan berlengan panjang (alba) . Setiap orang yang akan masuk kesucian dan keselamatan.4 ke dalam Gereja terlebih dahulu menyalami pria tersebut. Makna bersalaman tersebut adalah Adegan 8 ( 00:02:16 – 00:02:18) sebagai wujud kasih dan persaudaraan Dalam sebuah mesjid ada tiga orang pemuda (sekitar umur 28-32 tahun) dan ketiganya sama-sama mengenakan peci serta baju koko. Mereka bertiga Kegiatan kerja bhakti membersihkan sedang menggulung sajadah yang tersedia dalam mesjid itu. Pada Mesjid masjid (Idem adegan 2) tersebut juga tertulis papan pengumuman “ Dilarang Tidur di Masjid”

Adegan 9 ( 00:02:19 0 00:03:00)

Kembali ke adegan Gereja dimana pria yang mengenakan pakaian panjang dan berlengan panjang berwarna putih (alba) sedang menyalami jemaat yang Dalam film kebanyakan pemeran akan masuk ke dalam gereja. Kemudian ada seorang laki-laki berjalan antagonis menggunakan warna-warna mengenakan jaket cokelat dan celana coklat muda membawa sebilah pisau gelap. Sedangkan pemain protagonist dan menghampiri pria yang mengenakan pakaian alba tersebut. Dengan menggunakan warna terang seperti berjalan tergesa-gesa pria tersebut langsung menikam perut pria yang warna putih. Penggunaan warna mengenakan baju alba. tersebut secara tidak langsung untuk Setelah menikam lalu ia berlari menjauhi kerumunan orang-orang yang menyampaikan karakteristik pemain. menolong korban. Kemudian saat pelaku penusukan tersebut berlari ada seorang laki-laki yang menjemputnya dengan mengendarai motor. Beberapa (?) Sampai di akhir film tidak orang yang berada di sekitar gereja mencoba mengejar kedua pelaku tersebut memberikan penjelasan mengapa namun tidak berhasil. pastur itu ditikam? Apakah ada kaitannya dengan ajaran agama Tampak di depan gereja terdapat patung yang sangat besar dan dihinggapi tertentu ataukah dendam semata? beberapa burung.

Adegan 10 (00:03:00 – 00:03:37)

Surya sedang berjalan mengenakan jaket berwarna biru dan merokok. Di jalanan tersebut ada sebuah bangunan tua yang catnya sudah berkelupas serta

4 Gunawan, Pidyarto.2001. Umat bertanya, Romo Pid Menjawab.Kanisius;Yogyakarta. Halaman 9

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 beberapa bagian tembok hancur hingga terlihat batu batanya. Di sebuah jendela bangunan tua itu tergambar tanda Tanya(?) yang menghiasi jendela luarnya.

Kemudian Surya terus berjalan sampai pada suatu pasar yang cukup ramai dimana di lingkungan tersebut ada tempat servis jam tangan yang penjualnya adalah seorang laki-laki berumur 50 tahun dan berwajah oriental, rumah makan, penjual lukisan, beberapa tukang becak, barber shop, penjual bunga dan lampion yang ikut meramaikan pasar tersebut . Memperlihatkan kegiatan jual beli yang biasanya dilakukan di pasar.

Adanya penjual lampion dan pedagang berwajahkan oriental serta adanya poster-poster dengan memakai huruf cina mungkin adegan ini ingin menggambarkan bahwa di daerah tersebut cukup banyak orang- orang keturunan Tionghoa.

Terlihat perbedaan masyarakat kelas bawah melalui bahasa dan gaya bicara Surya berjalan sambil merokok dan pandangannya menunduk ke jalan, tanpa (konteks masyarakat pasar) umumnya ia sadari di depannya ada seorang laki-laki berjenggot dan berjambang putih ketika berbicara tidak terlalu yang berumur sekitar 55 tahunan sedang mengelus-elus ayam di tangannya. mempertimbangkan etika dan Sehingga antara Surya dan orang yang memegang ayam tersebut saling bertabrakan. biasanya mereka juga tidak segan- segan mengungkapkan kata-kata Orang yang memegang ayam : “Hei, matanya, matanya.” kasar.

Surya : “Maaf.” Bentuk sopan santun surya kepada orang yang lebih tua yaitu dengan Orang yang memegang ayam : “Goblok! Maaf maaf.” meminta maaf. Kemudian Surya terus berjalan meninggalkan orang tersebut yang memarahinya dan melintasi pasar itu. Pada gapura pasar terlihat tulisan yang besar yaitu “Pasar Baru”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 11 ( 00:03:38- 00:03:46) kerudung sendiri merupakan bagian dari pakaian kebesaran sebagian Dalam sebuah acara berita, seorang pembawa acara bernama Rahma Sari besar agama, terutama agama-agama mengabarkan suatu peristiwa. Dalam penampilannya ia mengenakan besar di dunia tidak hanya Islam. kerudung yang tidak menutupi semua rambutnya dan baju blus berwarna abu- abu (?) Tidak jelas mengapa pembawa berita harus mengenakan kerudung Rahma : “Pemirsa sampai saat ini pelaku penusukan pastur Albertus belum yang bahkan tidak semua rambutnya berhasil di tangkap, hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan atas tertutup. Biasanya pembawa berita insiden yang cukup meresahkan masyarakat ini.” jarang sekali yang menggunakan Adegan 12 ( 00:03:46 – 00:03:49) kerudung kecuali dalam memasuki bulan tertentu (co:bulan ramadhan) Di TKP tersebut masih tampak darah yang berceceran di atas jalan dan di pasang garis kuning polisi disekitarnya. Terdapat beberapa warga yang Banyaknya adegan dalam film ini yang sedang melihat TKP tersebut serta seorang laki-laki yang membawa kamera menampilkan atribut tertentu untuk dan mepotret TKP. mendefinisikan seseorang dengan kelompok agama tertentu. Misal Adegan 13 ( 00:03:50 – 00:03:59) penggunaan kerudung, peci, cara Seorang Walikota Semarang bernama Drs.H. Soemarmo HS Msi sedang di berdoa dsb. wawancarai oleh beberapa wartawan dan di belakang Walikota tersebut berjaga dua orang polisi yang mengenakan seragam lengkapnya. Adegan ini juga menunjukan adanya kemajuan teknologi bahwa informasi Soemarmo : “Kejadian ini adalah murni kriminalitas, tidak ada unsur dapat dengan mudah tersebar melalui sedikitpun tentang agama dan pelaku harus di tindak tegas,dan saya sudah pengaruh media massa. perintahkan kepada Kapolrestabes untuk melakukan penyelidikan hingga tuntas.” (?) Walikota sudah melakukan penilaian terhadap kasus penusukan Adegan 14 (00:04:00 – 00:04:11) padahal penyelidikanpun belum Di dalam toko buku milik Rika, Rika sedang duduk di meja kerjanya sambil dilakukan sesuai pada kalimatnya memegang sebuah bingkai foto pernikahannya kemudian ia mengganti foto yaitu : “ saya sudah perintahkan itu dengan foto Abi anaknya.. Di depan Rika terlihat rak buku yang buku- kepada Kapolrestabes untuk bukunya sudah tersusun rapi. Dalam ruang kerjanya juga ada televise yang melakukan penyelidikan” menayangkan acara berita penusukan Pastur. Di atas meja kerja Rika juga (?) Polisi tidak melakukan tugas yang terlihat foto Rika bersama Abi. sesuai. Walikota tidak bisa Adegan 15 ( 00:04:12 – 00:04:16) memerintahkan polisi

Surya berjalan menghampiri toko buku milik Rika dan di depan pintu masuk Adegan ini hendak menggambarkan tertulis sebuah nama toko bukunya yaitu Footnote. Saat akan memasuki adanya hubungan yang sudah Footnote, Surya mengambil selembar koran yang berceceran di halaman berubah antara Rika, Suaminya, dan depan toko buku tersebut kemudian Surya membaca sambil berjalan kearah Abi. Ditunjukan melalui Rika tidak lagi pintu toko buku, setelah beberapa saat membacanya kemudian ia membuang memajang foto pernikahannya yang kembali lembaran Koran tersebut dan terus berjalan masuk ke dalam toko kemudian ia ganti dengan foto Abi buku. anaknya.

Adegan 16 (00:04:17 – 00:05:31) Di dalam toko buku terlihat banyak rak-rak dan dalam rak-rak tersebut ada buku-buku baik dari dalam negeri maupun buku-buku luar negeri tersusun

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 berantakan kemudian Rika merapikan buku-buku itu. Dan ada juga beberapa tumpukan buku yang masih tergeletak di lantai belum tersusun di tempatnya.

Rika : “Ini lagi ah kenapa ada disini.” (sambil mengambil buku yang tidak sesuai dengan rak yang disediakan)

Saat Rika sedang sibuk merapikan buku pada tempatnya, Surya muncul dari arah pintu masuk dan Rika menyadari kedatangan Surya.

Rika : “Eh, ada selebritis. Liat nih, liat nih ada buku resep di rak novel, ada buku novel di rak komik, dan yang paling parah ada ini (sambil menunjukan buku dewasa ke Surya) ini di buku anak-anak. Huh, tau gitu aku dari dulu ngurus toko.”

Surya : (Tanpa menanggapi pembicaraan Rika mengenai buku dengan wajahnya yang serius) “Udah pindah ya mbak?”

Rika : (sambil terus merapikan buku-buku sesuai tempatnya) “Belum resmi.

Kata siapa sih? Pagi-pagi udah gossip?”

Surya: “Ibu kos.”

Rika : “Bu Novi?”

Surya : “Ya bu kos saya kan cuma dia doang. Siapa lagi?”

Rika: “Ngomong apa lagi dia?” Persepsi orang lain mengenai alasan Rika untuk pindah agama. Surya : “Katanya mbak itu pindah karena pelarian dan perceraian, pengen Adegan ini ingin menggambarkan menghilangkan perasaan-perasaan galau karena perasaan itu, ya?” sikap Rika yang tidak peduli dengan perkataan orang lain mengenai Rika : “Daripada ngomong yang ga bener, mendingan bantuin aku.” keputusan yang ia buat. Sikap ini juga Surya : (sambil berjalan keluar tanpa menuruti permintaan Rika) “Saya ada

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 syuting.” di tampilkan Rika pada adegan 61

Rika : (Dengan wajah yang kesal dan geram) “Ya kalau ada syuting, syuting Dalam adegan ini menunjukan pekerjaan surya di bidang aja sana. Ngapain dialog yang gak berguna? Dasar selebritis kurang entertaiment. terkenal.” Adanya anggapan bahwa pemain Kemudian Surya meninggalkan toko buku Rika sambil melambaikan figuran hanya memiliki peran yang tangannya kepada Rika. sangat sedikit dalam film dan dialog- dialognya hanya pelengkap saja. Adegan 17 (00:05:32 – 00:05:56) Sehingga tidak banyak orang yang mengenal pemain-pemain figuran Di Pasar Baru terlihat seorang laki-laki setengah baya sedang mengayuhkan karena keberadaannya terhalang oleh becaknya yang berpenumpang dua anak perempuan berumur sekitar 15 tahun. sosok pemeran utama.

Mennggambarkan aktivitas di pasar baru pada siang hari.

Menjelaskan bahwa restaurant yang akan di tampilkan dalam film ini adalah restaurant Cina yang Becak tersebut kemudian melintas di depan sebuah Restaurant bernama ditunjukan dengan penggunaan nama Canton Chiness Food. Dalam Restaurant tersebut ada seseorang koki dengan Cina di restaurant maupun pemilik gerakan cepatnya sedang memotong-motong sayuran. Kemudian seorang restaurant tersebut. pegawai perempuan merapikan meja untuk pelanggan dengan menaruh Mungkin setting restaurant seperti itu sambal dan alat makan pada meja tersebut. Lim Giok Lie (Istri pemilik ingin menggambarkan bahwa unsure- restaurant) sedang duduk di sebuah meja sambil membaca buku dan di diatas unsur kecinaan sangat lekat dengan meja tersebut terdapat sempoa, telepon, beberapa buku dan gelas minum. Di keluarga pemilik restaurant itu. sekitar Lim Giok Lie juga terlihat adanya poster wanita cina dan menjual Mereka masih menggunakan sempoa dan poster-poster perempuan cina. rokok tradisional. Atau juga sutradara sengaja menampilkan atribut-atribut tersebut Kemudian Lim Giok Lie memanggil wanita yang sedang merapikan meja. agar penonton mengetahui karakteristik tokoh-tokoh yang ada Lim Giok Lie : “Yin,yin tolong buangkan ini sekalian ambilkan air” (Sambil dalam film ini. memberikan gumpalan sampah kertas yang ada di atas mejanya kepada pelayan perempuan tersebut)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 18 ( 00:05:57 – 00:06:07)

Dalam sebuah kamar dimana kamar tersebut terdapat beberpa poster, botol beer dan gelas berisi beer serta figura yang berisi foto Ping Hen (Hendra) dan Mungkin adegan ini mencoba Tan Kat Sun tepampang di tembok kamar. Pada foto tersebut terlihat Ping memperlihatkan gaya hidup tertentu Hen berdiri di dekat Tan Kat Sun sambil tersenyum. atau kebiasaan Ping Hen. Dengan menampilkan gelas berisi beer. Adegan 19 ( 00:06:08- 00:06:22) Adegan ini juga ingin mencoba menjelaskan secara tidak langsung Di dapur restaurant terlihat ada beberapa orang laki-laki yang sedang sibuk hubungan kedekatan antara Ping Hen memasak dan menyajikan makanan. dan Papinya yaitu Tan Kat Sun dengan memperlihatkan foto yang terpajang Di dalam dapur tersebut juga tergantung beberapa ayam yang sudah di bersihkan bulu-bulunya dan seekor babi yang juga sudah dibersihkan. Dapur tersebut dikelilingi oleh kaca-kaca sehingga pelanggan yang datang bisa Adanya pembagian kerja yang terlihat langsung melihat isi dan kegiatan di dapur tersebut. pada restaurant ini yaitu wanita menyiapkan meja dan melayani para pelanggan sedangkan laki-laki bekerja memasak di dapur. (Adegan pembagian kerja juga terlihat pada adegan 17)

Menunjukan bahwa menu yang disediakan di restaurant ini tidak hanya menu-menu yang halal tetapi juga yang tidak halal (daging babi).

Mungkin dalam adegan ini juga mencoba menampilkan bahwa Tan Kat Sun membantu pegawainya yang memasak di dapur dengan restaurant cina tersebut memiliki memotong bawang putih. Kemudian Menuk datang dengan mengenakan sikap keterbukaan antara penjual Kerudung berwarna putih dan kemeja longgar putihnya ke dalam Restaurant makanan dan pembelinya. Yaitu dengan design dapur yang dikelilingi di temani oleh adik Iparnya yaitu Rifka sambil membawa belanjaan. kaca sehingga setiap pelanggan yang datang dapat mengetahui apa saja Menuk : “Assalamualaikum” yang dijual dalam restaurant itu dan bagaimana cara mengolah Tan Kat Sun : “Waalaikumsalam” makanannya.

Adegan 20 ( 00:06:23 – 00:06 :28) Adegan ini juga mencoba menggambarkan karakteristik Menuk Dari atas Restaurant Ping Hen (Hendra) mengintip ke bawah dan melihat yaitu ia adalah seorang yang Menuk yang baru saja datang dengan membawa belanjaannya beragama Islam dan menggunakan nilai-nilai keislamannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 21 ( 00:06:29 – 00:07:20) menggunakan pakaian yang tertutup dan mengucapkan salam. Setelah Menuk memberikan sebagian belanjaan yang ia bawa kepada pegawai

lainnya kemudian Menuk berjalan bersama Rifka dan melewati dapur. Di dapur,Tan Kat Sun sedang memasak. Kemudian Menuk melihat Tan Kat Sun dan menyapanya dengan senyuman.

Menuk : “Pagi ko.” Menggambarkan hubungan antara pegawai dan pemilik restaurant. Tan Kat Sun : “Pagi Nuk.” Pegawai memberikan bentuk penghormatan berupa salam dan Lalu Menuk terus berjalan masuk ke ruangan lain di dalam Restaurant itu pemilik juga memperlihatkan sikap diikuti dengan Rifkayang membawa dua kantong kerupuk di tangannya. menghargai dengan menjawab salam dari pegawai Menuk : “Nih, taro sih aja .”(sambil menunjuk kearah meja di depannya kemudian Menuk menggantungkan tasnya di tembok)

Rifka kemudian menaruh dua kantong kerupuk di atas meja sesuai dengan perintah Menuk

Menuk : “Makasih ya.” (Sambil memegang pundak Rifka dan berjalan ke Bentuk sikap sopan santun yang apabila di tolong mengucapkan depan Restaurant) terimakasih

Saat berjalan ke arah luar Restaurant, Rifka berhenti sejenak dan berbicara kepada Menuk.

Rifka : “Mbak, Rifka harus bayar uang SPP, udah nunggak tiga bulan.” Adegan ini juga mencoba menjelaskan kehidupan ekonomi keluarga Menuk Kemudian Menuk memegang pundak Rifka sambil mengantarnya berjalan yang kekurangan sehingga tidak bisa lagi ke luar Restaurant. membayar biaya pendidikan Rifka

Menuk :” Ya, kamu bilang dong sama masmu, kan kamu adiknya.” Dalam adegan ini juga memperlihatkan hubungan yang Rifka : “Takut mbak.” canggung antara kakak kandung dan adik kandung. Menuk : “Yaudah nanti aku sampein, kamu pulang yah temenin masmu. Kakak sama adik kok diem-dieman.” Mungkin hubungan yang canggung ini dikarenakan Soleh tidak memiliki Rifka : (sambil mencium tangan Menuk) “Iya mbak, assalamualaikum.” pekerjaan sehingga tidak mungkin bagi Rifka untuk meminta bayaran Menuk : “Waalaikumsalam, hati-hati Rif.” sekolah kepada Soleh.

Menuk memperhatikan langkah Rifka keluar dari Restaurant. Di belakang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Menuk terlihat Ping Hen yang berjalan terburu-buru.

Ping Hen : “Mi pamit” (melirik ke arah Lim Giok Lie yang sedang duduk di Dalam adegan ini juga memperlihatkan hubungan antara kursi kasir), “Pi” (melirik juga ke arah dapur dan terus berjalan.) Ping Hen dan kedua orang tuanya yang kaku. Berbeda dengan yang Menuk kemudian menengok ke belakang dan dilihatnya Ping Hen sedang nampak di foto pada adegan 18. berpamitan kepada kedua orang tuanya. Kemudian saat berjalan Ping Hen Kekakuan ini diperlihatkan dari cara berpapasan dengan Menuk lalu mereka berdua bertatapan sesaat, kemudian Ping Hen mengucapkan salam dan Menuk memberikan senyuman kecil sambil menundukan kepalanya tetapi mengacuhkan pertanyaan Ibunya. Ping Hen terus berjalan tanpa menyapa Menuk. Lalu Menuk melihat Ping Adegan ini juga memperlihatkan Hen yang berjalan melewatinya. hubungan antara Ping Hen dan Menuk yang digambarkan melalui Lim Giok Lie : “Hen, makan siang nanti mampir kesini lagi?” sikap keengganan Ping Hen memberikan sapaan atau senyuman Ping Hen terus berjalan meninggalkan restaurant tanpa menjawab pertanyaan kepada Menuk. Ibunya.

Tan Kat Sun : “Buat apa tanya seperti itu sama dia Mi? Tidak ada bedanya,

pikirannya udah ga disini.”

Adegan 22 ( 00:07:20 – 00: 07:55)

Ping Hen berjalan di sekitar Pasar Baru tersebut yang pada siang itu cukup

ramai dengan aktivitas orang-orang yang ada di sekitarnya. Saat sedang berjalan Ping Hen melihat 4 orang laki –laki sebaya yang berumur sekitar 23

tahunan berjalan bersamaan sambil sedang berbicara satu sama lainnya. Laki- laki pertama bertubuh kurus mengenakan baju koko berwarna hijau,

mengenakan peci dan celana berwarna hitam.

Laki-laki kedua bertubuh kurus, mengenakan baju koko berwarna kuning, memakai peci coklat dan celana panjang hitam.

Laki-laki ketiga memakai baju koko berwarna abu-abu bertubuh gemuk, pendek dan mengenakan celana pajang hitam serta peci hitam.

Laki-laki keempat bertubuh kurus mengenakan baju koko brewarna cream, Keributan ini diawali dengan ketidaksukaan segerombolan umat sarung dan peci. muslim yang dipandangi oleh Ping

14 Hen. Pria Pertama : “Opo kowe ndelok-ndelok?”

14 Apa kamu lihat-lihat?

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Ping Hen :” Yo ben toh.”15 (?) Tidak jelas apa yang mendasari permusuhan itu sebenarnya. Terlihat Pria Pertama : “Aah, Sipit !” dari kegiatan ini mereka tidak suka dilihat oleh Ping Hen tanpa Ping Hen : “Ngomong apa koe? Teroris, Asu !”16 memberikan kejelasan alasan ketidaksukaannya. Saat mendengar Ping Hen berbicara kalimat tersebut, serentak keempat orang Penggunaan kata-kata kecinaan dan itu naik pitam dan bersamaan memukuli Ping Hen. Ping Hen yang hanya teroris menggambarkan persepsi seorang diri hanya melindungi dirinya dengan tangan tanpa bisa melawan orang lain menilai karakteristik mereka. kelompok tertentu.

Pria ketiga : “Mati kowe” (Sambil memukuli Ping Hen) Adegan ini juga menggambarkan karakteristik bahwa seseorang yang menggunakan atribut keagamaannya (missal peci, kerudung dsb) atau sering melakukan ritual keagamaan (seperti sholat dan berdoa) tidak menjamin perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam adegan ini adalah gampang tersulut emosi dan bertengkar.

Dalam adegan ini juga mungkin ingin memperlihatkan masyarakat daerah tersebut masih tradisional terlihat Kemudian datang Ustadz laki-laki berumur sekitar 30 tahunan mengendarai dari penggunaan kendaraan seperti sepeda dan melihat mereka sedang berkelahi, kemudian Ustadz tersebut becak, sepeda, atau kebanyakan segera turun dari sepeda dan memisahkan mereka. hanya berjalan kaki.

Ustadz : “Hei, hei, hei ono opo iki ? ono opo iki? Ojo tawuran meneh, Astaghfirullahaladzim, ono opo? ”17 (sambil berusaha memisahkan mereka?) Adegan ini menunjukan bahwa peran seorang ustadz adalah bukan hanya Kemudian akhirnya Ustadz tersebut berhasil memisahkan mereka menyiarkan dan menyebarkan ajaran agama tetapi juga sebagai penengah Ustadz : Ono opo iki? Ono opo? bagi umatnya yang bermasalah dengan cara damai. Pria keempat :” Kowe dise”18(sambil menunjuk kearah Ping Hen) Astaghfirullahaladzim berarti : “Aku memohon ampunan kepada-Mu Ya

15 Biarin aja 16 Ngomong apa kamu? Teroris, Anjing ! 17 Ada apa ini ? Ada apa ini? Jangan berkelahi, astaghfirullahaladzim, ada apa ini?” 18 Dia duluan Ustadz

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Pria Ketiga : “Dia duluan ustadz.” Allah”

Ping Hen : “Heh, jaga bacotmu”19

20 (?) Kejanggalan dalam adegan ini Ustadz : “Tenang kowe, tenang ! Kono neng masjid ! Wes” (sambil berdiri adalah Ustadz hanya meleraikan saja. merentangkan tangan di antara Ping Hen dan gerombolan laki-laki Tanpa memberikan pengertian atau tersebut.)21 berusaha memperdamaikan kedua belah pihak agar nantinya tidak timbul Setelah diperintah oleh Pak Ustadz kemudian keempat laki-laki tersebut masalah seperti ini lagi

berjalan ke arah mesjid dengan wajah yang masih kesal.

22 Pria kedua : “Awas kowe !”

Pria Keempat : “Cino edan.”23

Adegan 23 ( 00:07: 56 – 00:08:04) Di Indonesia sebuah bedug biasa Seorang pemuda menabuh beduk menandakan waktu sholat telah tiba. dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu shalat. Fungsi alat itu juga meluas sebagai ikon perayaan takbiran atau cara untuk membangunkan sahur.

Fungsi adzan juga untuk memanggil umat Islam sebagai tanda masuknya waktu sholat

Terlihat mesjid menyerukan adzan yang terdengar di sekeliling daerah

tersebut. Kemudian terdapat keterangan dalam film ini yaitu Semarang, awal 2010.

Adegan 24 ( 00:08:05 – 00:08:36)

Dalam mesjid Ustadz yang melerai pemuda berkelahi itu memimpin sholat Menggmbarkan tata cara beribadah (sholat) yang biasa dilakukan umat berjamaah dan dibelakangnya terdapat 6 orang lelaki separuh baya berumur

19 Heh, jaga mulutmu ! 20 Tenang kalian, tenang. 21 Ayo sana ke mesjid 22 Awas kamu 23 Cina Gila

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 sekitar 40 – 55 tahun menjadi makmumnya. Muslim di dalam mesjid.

Ustadz : “Allahu Akbar” (mengankat kedua tangannya sebahu lalu kemudian melipat kedua tangannya di bawah dada) Dalam adegan ini juga mencoba menggambarkan karakteristik Soleh Kemudian para makmumnya mengikuti gerakan ustadz tersebut. merupakan pribadi Islam yang taat. Karakteristik tersebut ditunjukan Keempat orang yang habis berkelahi duduk di depan mesjid tersebut. melalui perilaku Soleh yang tidak ingin Kemudian Soleh datang dengan terburu-buru dengan menggunakan peci putih ketinggalan dalam melakukan sholat dan baju kokonya berwarna cream serta celana hitamnya yang masih berjamaah. tergulung selutut akan masuk ke dalam mesjid. (?) Sampai pada bagian akhir film. Setting adegan sholat baik itu Saat Soleh sedang merapikan celananya dan membuka sandalnya ia melihat berjamaah atau sendiri hanya keempat orang yang duduk di tangga di depan mesjid. dilakukan oleh laki-laki. Bahkan dalam adegan sholat dan kerja bhakti tidak terlihat dalam masjid itu seorang wanita pun.

Para wanita yang muncul di adegan ini hanya dalam acara dakwah ataupun pada saat setting bulan Ramadhan yaitu hanya saat tarawih. Tapi dalam kesehariannya tidak ada.

(?) Adanya kalimat “ eh malah Pak Ustadz nuduh kita yang cari gara-

gara.” Padahal dalam adegan Soleh : “Ga sholat berjamaah?” sebelumnya tidak ada adegan yang menuduh seperti yang ditampilkan dalam adegan ini. Pria pertama : “Males berjamaah.”

Soleh : “Kenapa toh?”

Pria ketiga : “Tadi kita barusan rebut sama Cino edan, eh malah Pak Ustadz nuduh kita yang cari gara-gara. Mangkel toh?”

Soleh hanya mendengarkan pria tersebut bercerita kekesalannya tanpa menanggapinya. Kemudian Soleh bergegas masuk ke dalam mesjid dan mengikuti Sholat berjamaah yang sudah dimulai beberapa saat sebelumnya.

Adegan 25 ( 00:08:37 – 00:09:13)

Di dapur Restaurant Tan Kat Sun dan para pegawai laki-lakinya sibuk memasak dan menyiapkan makanan. Terlihat tangan seseorang sedang Seperti pada adegan 15, adegan ini

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 memotong Babi menjadi beberapa bagian. Keadaan di restaurant tersebut juga menggambarkan restaurant yang sangat ramai dengan para pelanggan. Di depan dapur Menuk melayani tidak hanya mengolah makanan halal namun juga yang tidak halal. pelanggan yang datang ke Restaurant. Pada siang itu datang seorang Ibu berumur 35 Tahunan berserta anak perempuannya yang berumur sekitar 10 Adegan ini juga menampilkan tahun dan melihat keadaan di dapur. restaurant yang cukup laris dalam penjualannya. Ibu (Pelanggan) : “Disini babi semua ya?” Dalam adegan ini menunjukan adanya pandangani bahwa restaurant Cina Menuk : “Ga kok bu, disini ada ayam juga.” selalu menjual makanan yang haram. Sehingga haram juga bagi umat Ibu (Pelanggan) : “ Tapi pancinya sama kan sama yang buat masak babi?” muslim untuk makan, makanan Menuk : “ Ga bu, disini panci, penggorengan, pisau,talenan sampe sendok restaurant tersebut.

garpu semuanya di pisah bu, ga jadi satu. Disini peraturannya memang Adanya ketidakpercayaan bagi umat begitu” muslim terhadap restaurant Cina. Walaupun sudah di jelaskan secara Ibu (Pelanggan) : “Ga deh, disini babi semua.” (Kemudian meninggalkan detail bagaimana masakan itu diolah restaurant tersebut.) namun tetap saja adanya sikap kecurigaan. Anak ibu pelanggan : “Ma, aku mau makan disini.”

Ibu (Pelanggan) : “Nanti aja, diluar aja. Disini babi semua.” Dalam adegan ini mencoba menggambarkan rasa saling Tan Kat Sun dari dapur mendengarkan percakapan tersebut, saat Ibu menghargai antar umat beragama pelanggan itu pergi Tan Kat Sun tersenyum kepada Menuk yang wajahnya dari pemilik restaurant kepada kecewa karena tidak berhasil meyakinkan Ibu pelanggan tadi. pekerja. Hal ini ditunjukan dengan pemilik restaurant mengingatkan dan Tan Kat Sun : “Ga apa-apa Nuk. Eh, yang lain udah pada sholat tuh. Kamu memberikan waktu kepada sholat gih !” pegawainya untuk beribadah.

Menuk menganggukan kepalanya dan berjalan ke dalam restaurant untuk sholat.

Adegan 26 ( 00:09: 14 – 00:10:07)

Adegan ini juga menunjukan bahwa Soleh sedang duduk di Tangga depan mesjid sambil memakai kaos kakinya peran Ustadz selalu menyambung dan sepatu, kemudian pak Ustadz datang menghampiri Soleh dan duduk di Silaturahmi antara umat beragama. sebelahnya. Terlihat dari seorang Ustadz yang menghampiri Soleh dan menanyakan kabar atau rencana untuk Tahun Baru.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Pak Ustadz : “Assalamualaikum.”

Soleh : “Waalaikumsalam.”

Pak Ustadz : “Tahun Baruan arep ning endi leh?”24

25 Soleh : “Ndek omah tadz.Turu”

Pak Ustadz : “Oh, Bojo karo adekmu ?”26

Soleh : “Nonton tv sampe subuh.”

Kemudian Pak Ustadz mengambil sebuah berkas yang berada di samping Soleh dan melihat berkas yang tertutup dengan map berwana kuning.

Pak Ustadz : “ Udah dapet kerja kamu, leh ?”

Soleh : “Lagi ikhtiar tadz.” (sambil mengambil berkas di tangan Pak Ustadz dan menaruhnya di samping tempat duduknya) Ikhtiar merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Pak Ustadz : “Sekarang ikhtiar aja ga cukup, tapi juga harus dibarengi

dengan kecerdikan.”

Soleh : “Maksudnya opo?”27 Mungkin adegan ini juga mencoba Pak Ustadz :”Gini leh, ibaratnya lebah, selalu keluar sarang lebih pagi untuk melihat keadaan perekonomian mendapatkan serbuk bunga yang banyak.” Indonesia yang sulit dan mengakibatkan sedikitnya akses untuk Soleh : “Serbuk bunga yang banyak lebih gampang daripada uang lima mendapat lahan pekerjaan.

24 Tahun baruan mau kemana leh? 25 Di rumah. Tidur 26 Istri dan adikmu? 27 Maksudnya apa?

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 ribu.”

Kemudian Soleh bangun dan membawa map kuning dan tas di sebelahnya

lalu berjalan meninggalkan Pak Ustadz yang masih duduk di tangga depan mesjid tersebut. Pak Ustadz hanya duduk dan melihat Soleh pergi.

Adegan 27 ( 00:10: 08 – 00:11:14)

Terdapat seorang laki-laki memakai kaos putih sobek-sobek kemudian ia berlari meloncati tanaman yang kecil dan di belakangnya ada segerombolan

laki-laki yang mengejarnya. Seorang laki-laki yang mengenakan baju putih sobek-sobek itu tertangkap oleh gerombolan laki-laki yang mengejarnya, lalu segera gerombolan laki0laki itu memukuli pria berbaju putih .

Adegan 16 pada saat Rika mengatakan :” Ngapain dialog yang gak berguna? Dasar selebritis kurang terkenal.” Didukung oleh adegan di bagian ini. Bahwa pemain figuran hanya memiliki peran yang kecil dan bahjkan tak terlihat karena perhatian

hanya tertuju pada pemeran utama. Sutradara : “Cut, cut, cut. Ri, Riri, sini, sini kamu !” (sambil melambaikan Sehingga jarang sekali orang yang mengenali pemain figuran seperti tangannya memanggil seorang wanita berkulit hitam dan dikuncir rambutnya. pada adegan 11. Orang menghina Wanita itu mengenakan celana panjang jeans hitam dan kaos coklat berumur Surya dengan kata-kata “goblok” tidak sekitar 28 tahunan yang bertugas mengamati adegan tersebut) seperti pada adegan 167. Ketika Surya sudah mendapat peran penting ia Riri : “Iya pak ?”(berlari menghampiri sutradara yang duduk sambil lebih dihormati. memperhatikan monitor kecil yang ada di depannya. Sutradara itu berumur Obsesi Surya untuk medapatkan sekitar 50 tahunan, mengenakan kacamata yang berantai di lehernya, peran utama berdampak pada hasil berjenggot putih, mengenakan topi bergaris-garis berwarna hitam dan putih kinerjanya. Ia selalu ingin tampil di dengan rambutnya yang berantakan) depan kamera, selalu ingin disorot agar dikenal. Tetapi kenyataannya Sutradara :”Kamu bisa kerja ga kamu, hah? Aku punya pemain utama jangan sang sutradara hanya ingin pemain ditutupin. Kamu mesti turut ngawasin itu pemain ! Kapan jadinya film kalau utama yang menjadi sorotan, pemain lain hanya dianggap sebagai begini terus. Sana ulang !” pelengkap saja Di depan Sutradara yang sedang mengomel tersebut pemeran utama yang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 mengenakan baju putih sedang dibersihkan keringatnya oleh seorang wanita menggunakan handuk putih dan di payungi oleh seorang laki-laki. Sedangan Perbedaan fasilitas yang di dapatkan pemain yang lain yang mengejarnya di biarkan saja tanpa diberikan fasilitas antara pemain utama dan figuran. seperti pemeran utama.

Kemudian Riri berjalan menuju aktor-aktor tersebut dan memberikan

instruksi kepada para pemain.

Riri : “Ulangi lagi ya semuanya. (Kemudian Riri menghampiri Surya yang Sikap pemeran utama yang angkuh ikut bermain di dalam film tersebut sebagai geremobolan laki-laki yang kepada pemian figuran. mengejar pemeran utamanya) Mas,itu ada kamera. Masnya jangan disitu, masnya disini aja.” (sambil membenarkan posisi Surya ke samping pemain

utama)

Pemeran utama : “Ketutupan ya?”

Kemudian Surya mengulurkan tangannya meminta maaf kepada pemeran

utama itu, tetapi pemeran utama mengacuhkan permintaan maaf Surya.

Riri : “Siap, sekali lagi yah semuanya? Standby ….. action !”

Kemudian mereka mengulangi adegan tersebut sekali lagi sesuai dengan

permintaan Sutradara.

Sutradara : “ Cut ! Wohoo..” (terdengar tepuk tangan dari beberapa kru yang Penghargaan dan pujian yang hanya memperhatikan adegan itu berlangsung) di berikan kepada pemain utama saja. Pemain figuran tidak diberikan Setelah itu pemain utama dan Sutradara sama-sama melihat adegan yang telah perhatian apapun dilakukan di sebuah layar monitor. (?) Sutradara mengakatkan bahwa permainan bagus dan berbakat. Sutradara : “Kowe punya permainan bagus hah. Berbakat itu. Owe nanti Tetapi dalam adegan ini tidak akan ambil lo lagi.” ( kemudian diakhiri dengan tawa puas) diberikan penjelasan secara jelas bagian yang bagus dan berbakat itu. Surya hanya melihat dengan wajah sedih dari belakang tempat duduk sutradara dan pemain utama tersebut. Kemudian Surya memukul pohon yang Bentuk sikap emosi Surya yang tidak mendapat perhatian walaupun sudah ada di sebelahnya berdiri. bekerja maksimal

Adegan 28 ( 00:11:15 – 00:11:42)

Di Restauran terdapat ruangan di sebelah dapur. Ruangan tersebut terlihat sebuah lemari dimana lemari itu dipajang foto leluhurnya (laki-laki) dan di Bagi agama Konghucu pengorbanan depannya foto itu ada beberapa dupa yang menyala. Di depan lemari tersebut kepada leluhur sangat penting karena

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 juga terlihat meja yang diatasnya ada 3 buah apel dan beberapa jeruk. Lim dapat memberikan berkah kepada Giok Lie sedang berdoa di depannya sambil mengayun ayunkan dupa. keturunannya. Keyakinann yang berbunyi “segala sesuatu berasal dari Tuhan, dan manusia berasal dari para leluhur” merupakan inti konfusian dan konfusianisme memberkati persembahan kepada nenek moyang dalam arti tidak melupakan asal usulnya.5

Bakti anak kepada orang tua juga pada agama konghucu masih tampak terlihat tidak hanya saat orang tua masih hidup tetapi juga saat orang tua

sudah meninggal. Bentuk bakti pada saat orang tua sudah meninggal Di sebelah Lim Giok Lie, Menuk baru saja menyelesaikan sholatnya dan adalah dengan cara pemujaan kemudian merapikan mukena yang dikenakannya. Setelah selesai berdoa Lim (worshipped). Giok Lie melihat kearah Menuk yang sedang merapikan alat sholatnya, lalu kemudian menghampiri Menuk. Adegan ini juga menunjukan Sikap saling menghargai juga ditunjukan Lim Giok Lie : “Nuk, bawa pesenan engko ga? Ditanyain terus tuh.” pemilik restaurant dengan memberikan ruang kepada Menuk : “Astaghfirullahalazim, lupa ci. Besok yah?” (Sambil melipat pegawainya yang muslim untuk melaksanakan sholat. mukenanya) Menuk selalu menampilkan identitas Ibu Lim : “Ah kamu ini. Lain kali jangan lupa lagi yah?” keislamannya. Misalnya dalam pengucapan salam (Assalamualaikum) Menuk :” Iya, iya.” dan Astaghfirullahaladzim

Adegan 29 ( 00: 11: 43 – 00:11:54)

Di depan toko buku, Rika sedang memperhatikan papan yang bertuliskan Footnote akan di pasang di pintu masuk toko buku tersebut oleh dua orang

pemuda yang membantunya.

Rika : “Naikan lagi, dikit lagi. Yang sebelah sana juga dinaikin. Kurang

sejajar.” (memberikan instruksi kepada kedua orang pemuda tersebut)

Saat sedang memberikan iinstruksi kemudian Abi datang mengenakan serangam SD-nya menghampiri Rika dan langsung memeluk Rika. Memperlihatkan kedekatan hubungan Rika dan Abi. Setiap bertemu Rika Abi selalu memeluk Rika begitupun

5 Ibid zainal

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 sebaliknya.

Rika : “Eh Abi, udah pulang sekolah. Laper deh pasti.”

Adegan 30 ( 00: 11: 55 – 00 :13:07)

Di Restaurant Canton Chines Food Rika sedang melihat Menu yang di dalam Menu tersebut ada beberapa masakan yaitu Babi Lada Hitam, Babi Ca jamur, Menunjukan menu yang tersedia dalam restaurant tersebut tidak hanya Babi Ca SayurAsin, Babi Rica-Rica, Babi asam manis, Babi Ca Cabai Hijau, menu-menu yang halal bagi umat Babi Kailan Polos. Rika terus menuruni telunjuknya memilih makanan yang Islam tetapi juga yang tidak halal ada di Restaurant Tan Kat Sun. Kemudian ada dalam menu tersebut yang seperti Babi. terbuat dari Sapi, Udang, Ayam , Kakap, Kepiting, Brokoli. Penggunaan sumpit juga semakin menguatkan bahwa restaurant ini adalah restaurant Cina.

Rika : “Nuk, pesen mie ayam yah dua.”

Menuk sudah siap menulis pesanan Rika, saat Rika menyebutkan pesanannya Menuk hanya melihat Rika dengan wajahnya yang kaget setelah mendengar pesanan Rika.

Rika : “Eh, kok bengong?”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Menuk : “Ga, aku pikir mbak mau pesen ……”

Rika : “Pesen apa?”

Adegan ini menunjukan bahwa Menuk : “Ga, minumnya?” adanya anggapan bahwa orang non- muslim yang datang ke restaurant Rika : “Minumnya es teh manis dua.” Cina biasanya memesan makanan yang tidak halal. Kemudian Menuk mengambil menu makanan tersebut sambil memesankan pesanan Rika.

Menuk : “Ko, mie ayam tanpa babinya dua”

Kemudian berjalan agak belakang dapur terdapat ruangan untuk membuatkan minuman.

Menuk : “Es teh manisnya dua yah.”

Rika terus menatap Abi memainkan dua batang sumpit di atas meja.

Rika : “Abi, jangan dimainin dong. Kotor.”

Abi menuruti perintah Rika dan dengan wajah menunduk ke bawah dengan mata menatap Rika

Abi : “Bu, abis maghrib Abi les ngaji.”

Rika : “Iya, terus?”

Abi : “Boleh?” Sikap Rika menunjukan bentuk menghargai bahwa setiap orang Rika : “Ya biasanya juga boleh lah bi. Aneh banget pertanyaan kamu.” berhak untuk menganut agama yang ia yakini dan memberikan kebebasan Abi : “Kan kata orang-orang Ibu ga boleh masuk mesjid lagi.” untuk beribadah

Menuk kemudian membawa dua Mie Ayam pesanan Rika dan Abi. Dalam adegan ini mencoba menggambarkan suatu masyarakat di Rika : “Kata siapa? Kata Menuk?” daerah tersebut belum terbuka dengan perbedaan. Masyarakat Menuk kaget mendengar namanya di sebut sambil menaruh pesenan Rika dan tersebut menganggap bahwa masjid Abi adalah suatu hal yang sakral sehingga kesakralan tersebut tidak boleh Menuk : “ Ih boong tuh mbak. Abi boong ih. Aku ga ngomong apa-apa kok.” ternodai oleh kehadiran orang-orang di luar kelompoknya. Seperti pada (Kemudian Menuk duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat duduk Rika kalimat “ kata orang-orang Ibu ga

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 dan Abi sambil merapikan tissue) boleh masuk mesjid lagi”

Abi : “Banyak kok yang bilang. Kata mamanya Ali, kata mamanya Mirda. Banyak Bu.”

Rika : “Jangan di dengerin yah.”

Menuk : “Bener tuh bi, jangan suka dengerin gossip.”

Rika : (tertawa kecil) “Yuk makan yuk.”

Adegan 31 ( 00:13:08 - 00: 13:14)

Di dalam masjid Pak Ustadz sedang mengajarkan ngaji anak-anak kecil seumuran Abi yaitu sekitar umur 6-10 tahun mengaji. Masjid juga berfungsi sebagai tempat pendidikan informal seperti mengaji.

(?) Sampai pada akhir film yang sering melakukan pengajian hanya kelompok anak-anak. Tidak ada kelompok mengajdi Ibu-Ibu dan Bapak-bapak.

(?) Pemuka Agama baik itu Katolik maupun Islam dalam film ini semuanya adalah laki-laki.

Pak Ustadz : “Qul yaa ayyuhaal kaafiruun. La a` budu maa ta` buduun” Artinya : “ Katakanlah," Hai orang- orang kafir ! Aku tidak menyembah Kemudian anak-anak kecil yaitu lima orang laki-laki dan dua orang apa yang kamu sembah. “ perempuan mengikuti perkataan pak Ustadz sambil membaca al quraan yang mereka pegang.

Adegan 32 ( 00:13:13 – 00:14:19)

Di Malam hari Rika menemai Surya yang sedang duduk di bangku sambil makan sate di daerah Pasar Baru.

Rika : “Aku tuh gak mau kalau Abi punya pikiran kalau Ibunya tuh salah.”

Surya : “Emangnya seorang Ibu gak boleh salah?”

Dalam adegan ini mencoba Rika : “Loh aku emang salah apa toh?” (Dengan nada bicaranya yang lebih menjelaskan perbedaan pandangan tinggi daripada sebelumnya) yang dimiliki Surya dan Rika mengenai keputusan Rika untuk pindah agama. Surya : “Mungkin aja kamu udah mengkhianati dua hal yang dianggap baik.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Pernikahan dan Allah.” Mungkin Surya mencoba menyampaikan pesan bahwa Kemudian dengan wajah kesalnya Rika berdiri dari tempat duduknya dan perceraian dan pindah agama yang meninggalkan Surya yang masih menghabiskan makanannya. Saat sedang dilakukan oleh Rika adalah suatu hal kurang baik. berjalan menjauhi Surya kemudian sesaat Rika membalikan badannya lagi dan berjalan mendekati Surya yang masih duduk di tempatnya. .

Rika :“Aku cerai dengan mas Panji bukan karena aku mengkhianati kesucian Perkiraan saya mengenai maksud Rika tidak mengkhianti Tuhan adalah perkawinan dan aku pindah agama bukan karena aku mengkhianati Tuhan.” setiap agama mempunyai jalan yang berbeda-beda tetapi menuju satu alasan yang sama yaitu Tuhan.

Perkiraan saya kalimat Rika mengatakan bahwa ia tidak mengkhianati kesucian perkawinan juga dikarenakan bahwa dia tidak pernah melanggar kesetiaan terhadap suaminya atau peran seorang istri. Justru suami Rika lah yang mencintai wanita lain dan mengkhianati perkawinan mereka. Seperti dijelaskan pada adegan 45. Lalu Rika kembali berjalan meninggalkan Surya. Wajah Surya terlihat kaget setelah mendengar ucapan Rika.

Kemudian datang seorang ibu-ibu paruh baya berusia sekitar 55 tahunan menggunakan dalaman kerudung dan menghampiri serta memarahi Surya

yang masih duduk di tempatnya. Ibu tersebut adalah Ibu Novi yaitu Ibu kos Surya

Ibu Novi : Surya cepet bayar,kapan bayar? saiki bayar, cepet bayar. Emang Adegan ini menunjukan keadaan perekonomian Surya. Surya tidak kowe pikir awa`ku ora perlu duwe opo? Wis petang bulan kowe nunggak dapat membayar uang kosannya 28 mbayar kos. Gemes awa`ku karo kowe. Tak cokot kowe.Bayar, kapan?ayo. mungkin karena gaji yang ia peroleh dari pemain figuran hanya sedikit dan Surya hanya diam saja saat dimarahi oleh Ibu Novi tanpa melawannya. pekerjaan yang di dapat juga hanya sewaktu-waktu. Adegan 33 ( 00:14:20 – 00:14:42)

Rika datang agak terlambat ke Gereja dengan membawa Alkitabnya. Di

dalam Gereja sudah ada beberapa jemaat sekitar umur 28 – 35 tahun yang

28 Surya cepet bayar, kapan bayar? Sekarang bayar, cepet bayar. Memang kamu pikir aku tidak butuh uang. Sudah empat bulan kamu menunggak kost, Gemes aku, aku gigit loh kamu. Bayar ! ayo kapan?

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 duduk di tempatnya duduknya masing –masing dan seorang Romo berusia sekitar 60 Tahunan memimpin jalannya peribadatan di Gereja itu. Doa bapa Kami adalah doa yang sering diucapkan di awal atau di akhir Romo : “Marilah kita berdiri semua. Kita buka kelas baptis ini dengan doa, kebaktian. Doa ini ditampilkan dalam seperti yang telah diajarkan Tuhan Yesus Kristus. Atas nama Bapa, Putra, film menunjukan kelompok agama dan Roh Kudus. Amin. Bapak kami yang di surge, dimuliakanlah namamu. tertentu yang di bahas dalam film

Adegan 34 ( 00:14:43 – 00:16:25)

Pada malam hari Soleh sedang merokok di teras atas rumahnya dengan menggunakan sarung. Soleh melihat ke bawah dan nampak Menuk baru saja pulang kerja dengan membawa rantang di tangannya. Lalu Menuk masuk Adegan ini mencoba menjelaskan ke dalam rumah dan memanggil adik Iparnya yang sedang menonton televisi bahwa dalam keluarga, Menuk adalah dan menemani Mutia bermain boneka di lantai dua rumahnya. tulang punggung. Menuk bekerja dari pagi hingga malam. Menuk : “Rifka.” Keadaan perekonomian Menuk juga Rifka : “Iya mbak.” ditunjukan dalam film ini yaitu Menuk selalu membawa makanan dari Menuk : “Tolong bantuin siapin makan malam dong.” (Sambil membuka restaurant lalu ia simpan di dalam rantang yang berisikan makanan) rantang yang selalu dibawa setiap hari untuk makan keluarganya. Kemudian Rifka turun ke bawah untuk membantu Menuk menyiapkan makan Memperlihatkan bahwa Menuk harus malam. menanggung 4 orang di dalam keluarganya. Menuk : “Mutia sama siapa?” Peran Menuk tidak hanya menjadi Rifka : “Sendiri mbak.” Istri, Ibu, dan kakak ipar. Menuk juga menjadi tulang punggung keluarga Menuk : “Aku naik dulu yah?” dan menggantikan tugas suaminya untuk bekerja. Perubahan peran itu Lalu menuk naik ke atas untuk menemani Mutia yang sedang bermain diakibatkan keadaan ekonomi sedangkan Rifka menyiapkan makan malam yang sudah di bawa Menuk. keluarga Menuk. Pembagian kerja terlihat antara Menuk dan Adik Menuk :”Eh Mutia, lagi apa? lagi main apa ini? Main bedak gitu. Iparnya. Menuk bekerja sedang Berantakan yah.” (Sambil mencium pipi mutia yang sedang bermain Adiknya menjaga anak Menuk dan menyiapkan makanan. Belum terlihat kemudian membuka kerudungnya sehingga yang terlihat hanya dalaman disini pembagian kerja antara Menuk kerudungnya saja) dan Soleh

Kemudian Menuk melihat kearah luar, dilihatnya Soleh sedang duduk Peran Menuk sebagai Ibu adalah sendirian sambil merokok di teras. Lalu Menuk menghampiri Surya dan memberikan afeksi yang ditunjukan duduk di sebelahnya. dalam bentuk mencium anaknya dan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Menuk : “Mas, adekmu udah ngomong?” memberikan pengawasan.

Soleh : “Mau bayar pake opo? Ora nduwe gawean29 Adegan ini mencoba menjelaskan Menuk : “Aku masih ada sisa simpenan kok Mas, emang ga bisa buat tiga adanya sikap patriarki yang masih bulan sih. Tapi paling ga...” sangat kental dan mungkin secara tidak langsung ingin menjelaskan Soleh : “Ora, ora, bukan itu.” peran suami dalam agama Islam yang dianut Menuk dan Soleh. Laki-laki merupakan pemimpin dan menjadi tulang punggung keluarga yang mewajibkan menafkahkan istrinya. Tetapi keadaan keluarga Menuk adalah cerminan sebaliknya dari ajaran Islam. Ketika Menuk menggantikan peran Soleh dalam keluarga muncul ketidakpercayaan diri (minder) pada Soleh dan hal tersebut memicu sikap Soleh yang sensitif dan gampang marah. Soleh

juga tidak bersedia untuk diberikan Menuk : “Udahlah mas, aku ngerti kok.” bantuan oleh Menuk yang menawarkan untuk membayar uang Soleh : “kamu ga ngerti Nuk, kamu tuh ga ngerti. Wes toh” (sambil berjalan bayaran Adiknya. Sikap Soleh ini mungkin mencoba menunjukan meninggalkan Menuk yang sendirian duduk di luar rumah) bahwa Soleh ingin memiliki kendali dan dianggap bagi keluarganya. Kemudian Soleh Tiduran di atas kasur tak lama kemudian Rifka naik ke atas (Pernyataan ingin dianggap juga sambil membawa makanan yang telah ia siapkan. dilontarkan Soleh pada adegan 133)

Rifka : “Mas, makan mas.” Dalam adegan ini juga memperlihatkan kehidupan ekonomi Soleh : “Ga laper.” Menuk dan Soleh. Mereka tinggal di rumah sangat sederhana dan memiliki Kemudian Menuk masuk ke dalam rumah dengan wajahnya yang kesal dan perabotan rumah tangga yang juga menghampiri Rifka. sederhana

Adegan 35 (00:16:26 – 00:16:38)

Pada malam hari Surya turun dari tangga sebuah bangunan dengan membawa dua buah tas di tangannya. Di depan bangunan tersebut tampak seorang laki- laki berumur 50 tahunan sedang membereskan barang jualannya yaitu ukiran

29 Maubayar pake apa kalau gak punya kerjaan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 kaligrafi yang terbuat dari kayu.

Penjual : Sur, arep ning endi? 30 Adegan ini menunjukan bahwa walaupun Surya memiliki pekerjaan Surya : Pindah ! ( Sambil terus berjalan meninggalkan bangunan tersebut) sebagai figuran dalam film tetapi pekerjaan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari terutama tempat tinggal. Sehingga ia harus pindah dari kosannya karena tidak sanggup membayar uang bulanan.

Di bawah kosan Surya terlihat penjual lampion dan kaligrafi arab yang terbuat dari kayu berjualan secara berdampingan. Film ini mungkin ingin menunjukan bahwa kebudayaan Cina dan Islam dapat hidup berdampingkan tanpa harus membeda-bedakan etnis tertentu.

31 Penjual : Wes Gila

Adegan 36 ( 00:16:39 – 00:17:12)

Di dalam gereja di mana terdapat beberapa orang termasuk Rika sedang duduk dan menuliskan sesuatu di atas kertas kecil. Di atas kertas tersebut terdapat suatu judul yaitu “Arti Tuhan Di Hatimu”. Dalam adegan ini interpretasi saya Romo : “Waktunya tiga menit lagi, setelah itu kita bisa pulang, dan hasilnya mungkin Rika tidak memiliki kita akan membahas dalam pertemuan mendatang.” pengetahuan dasar mengenai Katolik karena sebelumnya Rika adalah Kemudian beberapa orang mulai maju untuk mengumpulkan kertas tersebut. seorang Islam. Sehingga dalam Tetapi Rika tetap di tempat duduknya dengan memainkan sebuah pulpen adegan ini Rika merasa bingung untuk menggambarkan sosok Tuhan dalam tanpa menuliskan sesuatu di kertasnya. Kemudian seorang teman laki-laki agamanya yang baru. yang duduk di belakang Rika bernama Doni melihat Rika belum menuliskan apapun. Doni berkulit hitam, mengenakan kacamata, dan memiliki rambut Tidak seperti kebanyakan jemaat yang lain yang dengan mudahnya yang botak berumur sekitar 28 tahunan. menuliskan arti Tuhan karena mereka sudah terbiasa dengan ajaran-ajaran Doni : “Kamu belum nulis?” agama tersebut sehingga konsep Tuhan secara Katolik sudah tertanam Rika hanya menggelengkan kepala kemudian wajahnya melihat lagi pada

30 Sur, Mau kemana? 31 Dasar gila

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 kertas tersebut. dalam dirinya masing-masing

Adegan 37 (00:17:13 – 00: 17:46 )

Pada malam hari suasana di luar mesjid cukup sepi dimana di depan mesjid hanya ada seorang laki-laki yang berjualan mie ayam dan becak yang Adegan ini juga menampilkan suasana melintas di depan mesjid tersebut. masyarakat di daerah tersebut. Bahwa masyarakat sekitar masih Rika kemudian muncul sambil berlari masuk ke halaman mesjid. Di halaman banyak yang menggunakan kendaraan mesjid hanya ada Abi dan Surya sedang duduk di bangku halaman depan tardsional becak (seperti juga pada adegan 10,17, dan 22) di banding mesjid. Abi mengenakan baju koko, peci,sarung dan memegang Al-Qura`an dengan Jakarta yang kebanyakan sedang surya hanya menggunakan sweeter biru dan celana jeans abu-abu menggunakan Taksi atau ojek. dengan 2 buah tas di sebelahnya. Dalam film ini mencoba menunjukan bahwa peran ibu adalah memberikan motivasi dan perhatian kepada anaknya. Perhatian yang diberikan Rika adalah dengan menjemput Abi sepulang mengaji dan memberikan motivasi dan untuk membebaskan Abi menjalankan kegiatan keagamaannya.

Dalam adegan ini mencoba menggambarkan sosok Rika yang mencerminkan seorang Ibu penuh kasih sayang, pengertian dan

melindungi anaknya. Ia tidak Rika : “Bi, maaf bi Ibu telat.” membiarkan Abi pulang sendiri pada malam. Abi : “Besok-besok Abi juga bisa kok sendiri.” (Sambil berjalan Surya yang telah diusir dari tempat meninggalkan Surya dan Rika yang baru saja sampai ) kosan memilih untuk tinggal di masjid. Fungsi masjid disini dapat dijadikan Rika : “Terimakasih ya.” (Sambil melirik ke arah Surya sesaat dan kemudian sebagai tempat berlindung. berlari menyusul Abi yang terus berjalan) “Bi, tunggu Ibu dong. Abi !” Abi dalam adegan ini juga Setelah Rika dan Abi pergi kemudian Surya berdiri dan membawa dua tasnya menunjukan sikap protesnya karena masuk ke dalam mesjid. Rika berpindah agama. Setelah Rika pindah agama, Rika mulai sibuk untuk Adegan 38 ( 00:17: 48 – 00:19:25) memperdalam keimanannya dan mungkin Abi menganggap bahwa Rika Lim Giok Lie sedang menyemprot bunga kamboja yang ada di pot keramik di tidak memiliki waktu yang lebih untuk dirinya. depan kamar Tan Kat Sun. Kemudian Lim Giok Lie membawa masuk tanaman tersebut dan menaruhnya di meja sebelah tempat tidur.Terlihat di

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 dalam kamar tersebut Tan Kat Sun sedang tidur terlentang dengan menggunakan sanggahan di lehernya. Kemudian Lim Giok Lie melihat Tan Hanya bunga Kamboja yang selalu di Kat Sun tak bergerak sedikitpun saat ia datang. tampilkan pada adegan Tan Kat Sun, Ping Hen, Lim Giok Lie sampai akhir film.

Lim Giok Lie: “pi ? pi ?” (kemudian telunjuknya bergerak kearah hidung Pak

Tan untuk mengetahui apakah Pak Tan masih bernafas atau tidak.)

Tan Kat Sun: “Aku masih nafas Mi.”

Lim Giok Lie kemudian kaget saat mendengar Tan Kat Sun menjawab sapaannya. Lalu Lim Giok Lie pun bernafas lega sambil membereskan obat- obatan yang terletak di meja sebelah tempat tidur.

Tan Kat Sun : “Menurut Dokter saya masih punya berapabulan Mi?”

Lim Giok Lie: “Ngomong apaan sih pi?” Menjelaskan keadaan kesehatan Tan Kat Sun yang sudah parah. Kemudian Tan Kat Sun bangun dan duduk di kasurnya dengan susah payah (?) Ketidakjelasan yang diberikan dan dibantu istrinya Lim Giok Lie sampai akhir film penyakit apa yang di derita oleh Tan Kat Sun. Tan Kat Sun : “Ini tahun terakhir kan?”

Lim Giok Lie : “Maksudnya apa Pi?”

Tan Kat Sun: “Papi mau jadi orang sehat Mi, (Sambil membuka sanggahan leher dan korset yang ia pake) Itu buang obat-obatanku, timbangan badan. Buang, buang !”

Lim Giok Lie: “Tapi dokter masih minta laporan perkembangannya tiap minggu.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Tan Kat Sun: “Perkembangan apa penurunan ?”

Kemudian terdengar suara langkah kaki yang menaiki tangga. Lim Giok Lie Adegan ini juga mencoba menggambarkan karakter Ping Hen mengintip dari tirai yang ada di kamarnya dan melihat ternyata Ping Hen baru dan hubungannya dengan orang tua. saja tiba di rumah. Pandangan saya Ping Hen merupakan sosok pria yang individulis dan Tan Kat Sun : “Ping Hen? Kerja apa dia?” memberikan jarak hubungan antara dirinya dan keluarganya berdampak Lim Giok Lie : “Ga tau, ga punya cerita.” ketidaktahuan orang tuanya terhadap apa yang dikerjakan Ping Hen di luar Adegan 39 ( 00:19:25 – 00:20:10) rumah.

Tan Kat Sun dan Ping Hen berada di dapur Restaurant. Tan Kat Sun Dalam adegan ini juga menjelaskan menunjukan bagaimana cara memasak sedangkan Ping Hen duduk sambil bahwa Ping Hen adalah sosok pria memainkan handphone blackberry-nya di belakang Tan Kat Sun. yang acuh. Ia tidak ingin bergabung untuk melanjutkan usaha Tan Kat Sun: “Ini pisau yang ada tandanya buat motong babi. (Terilahat keluarganya. (akan dijelaskan alasannya pada adegan 97). pisau, penggorengan, dan alat-alat masak yang lain diberi tanda berwarna Keengganan Ping Hen juga ditunjukan merah) Yang ini bukan babi. (Pisau yang tidak di beri tanda digunakan bukan memlalui sikapnya saat orang tuanya untuk memasak Babi) menjelaskan ia sibuk memainkan handphone.

Adegan ini juga menunjukan bahwa restaurant tersebut mempunyai aturan untuk memisahkan peralatan masak untuk babi dan yang bukan Babi peralatan masak tersebut diberikan Tanda agar tidak terrtukar. (seperti pada penjelasan Menuk di adegan 25)

Dalam adagan ini juga memberikan

pengetahuan dan aturan bagaimana Ping Hen terus memainkan handphonenya dan berkomunikasi melalui cara memasak Babi dan yang Bukan Babi. blackberry messanger (BBM) kepada temannya bernama Louise Wijaya Memperlihatkan perkembangan Louise Wijaya : “PING !!! Dimana lo?” komunikasi yang sudah maju

Ping Hen : “Bentar lagi dikurung bokap” (?) Dalam film ini hanya Ping Hen yang memiliki alat komunikasi seperti Kemudian Tan Kat Sun tetap menjelaskan kepada Ping Hen tanpa menyadari handphone dan menggunakan mobil. Ping Hen tidak memperhatikan apa yang Tan Kat Sun ajarkan. Pemeran yang lain tidak mewakili kemajuan teknologi tersebut kecuali Tan Kat Sun : Codet? Codet nah kalau mau goreng juga harus beda, nih ada televise.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 yang merah ya, nah ini buat babi, ini yang bukan babi Kalau masak babi ga perlu banyak bumbu. Babi udah gurih dagingnya. Beda sama kita masak

cumi, ikan, ayam, harus galak sama bumbu.”

Dari depan Restaurant Lim Giok Lie hanya memperhatikan dan mendengarkan Tan Kat Sun mengajari Ping Hen tentang peraturan masak di Pembagian kerja juga terlihat pada adegan ini ( seperti yang telah di restaurant itu sambil melipat kotak box nasi berwarna merah. Saat sedang jelaskan di adegan 17 dan 19). menjelaskan Ping Hen tetap memainkan handphonenya lalu tak lama Mungkin dalam adegan ini mencoba kemudian Ping Hen mengambil kunci mobil yang ada di atas meja di menggambarkan bahwa perempuan depannya dan pergi sebelum Tan Kat Sun selesai mengajarinya. dianggap rajin, teliti, dan rapi. Sehingga sering kali mereka diberikan Ping Hen : “Pamit Pi.” pekerjaan melipat kotak nasi, menjadi kasir, dan pelayan. Tan Kat Sun : “Hen !” Hubungan yang berjarak ini juga Ping Hen : (Sambil terus berjalan keluar dari dapur dan melihat Ibunya diperlihatkan Ping Hen dalam pengucapan salam kepada kedua sedang duduk) “Pamit Mi.” orang tuanya. (seperti pada adegan 21) Lim Giok Lie: “Mau kemana Hen?” Adanya hubungan yang kaku antara Sebelum sempat menjawan pertanyaan Lim Giok Lie tiba-tiba Menuk masuk Ping Hen dan Menuk (alasan ke dalam restaurant dengan membawa belanjaan sayuran dan berpapasan kekakuan ini akan dijelaskan pada dengan Ping Hen yang akan pergi. Lalu mereka menjadi canggung kemudian adegan 118) Ping Hen berjalan lagi keluar dan Menuk hanya menundukan kepalanya saja. Sapaan yang diberikan Menuk tertuju Setelah Ping Hen keluar Menuk baru kembali berjalan memasuki restaurant untuk semua orang yang ada di dan menyapa Tan Kat Sun. restaurant tersebut termasuk pemilik restaurant. Menuk : “Assalamualaikum” Jawaban waalaikumsalam yang Tan Kat Sun : “Waalaikumsalam.” diberikan oleh Tan Kat Sun berupa bentuk sikap menghargai. Kemudian ia menyapa Lim Giok Lie yang masih duduk di tempatnya sambil melipat kotak nasi.

Menuk : Pagi ci.”

Lim Giok Lie hanya menganggukan kepala sambil tersenyum kepada Menuk.

Adegan 40 ( 00:20:09 – 00:22:21)

Dua orang perempuan berumur sekitar 18 tahun keluar dari Footnote sambil membawa tumpukan buku di tangannya. Rika mengantarkan pelanggannya Dalam mengelola toko bukunya Rika

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 itu keluar pintu. mencerminkan sikap yang dekat dengan pera pelanggannya. Hal ini Rika : “Terimakasih ya.” ditunjukan dengan perilaku Rika yang melayani pembelinya sampai ke pintu Setelah mengantarkan kedua pelanggannya ke depan pintu kemudian Rika keluar. menutup pintu tersebut lalu Rika mengecek kembali buku-buku yang tersedia di tokonya. Saat Rika sedang mengecek persediaan buku-bukunya Soleh kemudian muncul di toko buku Rika sambil melihat-lihat buku yang ada di Rika juga adalah sosok pemilik buku yang teliti karena ia selalu mengecek toko tersebut. setiap buku yang ada.

Rika : “ Eh, sangkain siapa?”

Soleh terus melihat lihat tanpa menjawab pertanyaan Rika. Rika terheran- heran alasan kedatangan Soleh ke toko bukunya tersebut. Dalam adegan ini mungkin Rika Rika : “Mau ngapain kamu? Mau ikutan ngehakimin aku?” mengira bahwa setiap orang Muslim akan menghakimi dirinya dan Soleh : “Oh ndak. Saya butuh pekerjaan dulu mas Panji pernah nawarin menganggapnya murtad karena telah untuk menjaga toko ini.” berpindah agama dan adanya pandangan-pandangan negative yang Rika : “Maaf, mas Panji udah pergi.” diberikan orang kepada dirinya.

Cara meminta pekerjaan yang Soleh : “Iya, saya tahu. Terus?” (Kemudian Soleh mulai menatap Rika diperlihatkan oleh nada bicara Soleh setelah hanya melihat-lihat buku) yang coba menjelaskan bahwa Soleh mempunyai sikap yang sombong ia Rika : “Terus?” tidak mau menunjukan kebutuhannya dan ketidakberdayaannya karena Soleh : “Ya, terus saya bisa ndak kerja disini?” tidak memiliki pekerjaan. Sehingga orang-orang tidak menganggap Rika : “Mm..Saya masih banyak belajar mengelola toko ini, jadi saya enggak dirinya pria yang lemah. mau menambah pegawai.” Cara halus Rika untuk menolak Soleh : (Kemudian Soleh mulai berjalan keluar toko sambil menggerutu) permintaan Soleh “Kalau mas Panji masih ada pasti enggak kaya gini.” Adegan ini juga mencoba menjelaskan bahwa hubungan yang dimiliki Soleh Rika : (Geram mendengar perkataan Soleh kemudian mulai berbicara dengan dan mantan suami Rika cukup baik nada yang meninggi) “Mas Panji emang masih ada. Dia belum mati. Kalau karena mantan suami Rika sempat kamu mau cari kerjaan, cari aja dia. Jangan sama aku.” menawarkan pekerjaan kepada Soleh.

Soleh : (Kemudian ia membalikan badannya saat Rika berbicara kepadanya Mungkin maksud dari kalimat ini dan menatapnya sesaat) “Heran saya kok Menuk mau temenan sama kamu?” adalah Menuk seorang wanita yang taat beragama dan menurut Soleh (Dan kembali lagi berjalan meninggalkan toko tersebut) seseorang yang taat beragama tidak pantas bergaul dengan wanita yang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Melihat perilaku Soleh membuat Rika jadi naik pitam lalu Rika membanting dianggap murtad. kertas yang ada di tangannya ke lantai dengan wajahnya yang kesal. Lalu ia

menyeka rambutnya. Tak lama setelah Soleh pergi kemudian Surya datang ke toko buku Rika. Rika menyadari langkah kaki seseorang dari belakang dan Rika kemudian menoleh ke belakang menyadari kehadiran Surya dengan

perasaannya yang masih kesal.

Rika : “Apa? Hah, apa?”

Soleh : (Dengan gagap karena kaget tiba-tiba di bentak oleh Rika) “Saya.. Adegan ini juga mencerminkan sikap Saya..” kecurigaan Rika terhadap orang Muslim yang selalu menganggap Rika : “Mau ngatain aku murtad? Mau ngatain aku kafir? Hah, apa ??” dirinya adalah seseorang yang berdosa karena agama yang ia pilih. Soleh : (Akhirnya ikut kesal karena di bentak oleh Rika) “Ya elah barusan di luar saya dimarahin sama Bu Novi, sekarang di marahin sama mbak. Gila Mungkin ini juga berupa respon sikap yah?” Rika karena sempat berargumen dengan Surya tentang alasannya Kemudian Surya pergi meninggalkan Rika yang masih geram dan Rika hanya berpindah agama pada adegan 32 menarik nafasnya untuk menenangkan dirinya lalu ia mulai menyandarkan dirinya ke rak-rak buku. Tak lama Surya kembali lagi menghampiri Rika.

Surya : “Eh mbak, sebenernya saya bangga loh sama mbak. Mbak berani Adegan ini mencoba menunjukan ngambil langkah besar dalam hidup mbak,Ga kaya saya, saya ga pernah kejenuhan Surya yang tidak kemana-mana Mbak. (Sambil membantingkan jaket kulit hitam yang ia bawa) mengalami peningkatan dalam Sepuluh tahun saya jadi actor mbak, cuma jadi figuran doang. Malah pekerjaannya sekalipun usaha yang kadang-kadang saya berpikir dalam hidup saya, saya di dunia ini cuma diberikannya cukup maksimal. Oleh karena itu ia menganggap bahwa numpang lewat doang.” dirinya tidak cukup bernilai hidup di Rika hanya terdiam dan wajahnya merasa bersalah setelah Surya dunia ini. membicarakan hal tersebut.

Adegan 41 ( 00:22:22 – 00:24:06)

Siang hari di restaurant dimana para pegawai sedang sibuk memasak dan melayani pelanggan yang cukup ramai pada saat itu. Menuk berjalan Menuk adalah pegawai yang giat melayani pesanan dua orang pelanggan laki-laki berumur sekitar 40 tahun bekerja. Ia tidak hanya melayani berwajah sipit, berkulit putih dan berbadan gemuk dan mengenakan kemeja pelanggan yang datang kadang kala ia kerja. juga bersedia membelikan bahan makanan seperti sayuran dan Menuk : “Mau pesen apa pak?” kerupuk. (terlihat pada adegan 21 dan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Pelanggan: “Ini sapi lada hitam satu, nasi putih satu, minumannya satu.” 39)

Sebelum menyelesaikan tugasnya Menuk melihat ke luar restaurant lalu

Menuk meminta pegawai lainnya untuk menggantikan tugasnya.

Menuk : “Sebentar yaa Pak.”

Pelanggan : “Iya.”

Menuk : “Mbak Diah, Mbak Diah, tolongin yah?” (Sambil memberikan pulpen dan catatan kecil kepada pegawai yang lainnya)

Kemudian Menuk berjalan keluar halaman restaurant dan menemui Soleh yang melihatnya bekerja.

Menuk : “Kamu ngapain disini Mas?”

Soleh : “Aku neng kene wae, ndelok kowe kerja.”32 Sikap Soleh yang merasa tidak Lalu Menuk hanya diam terheran-heran melihat perilaku Soleh. Kemudian berguna menjadi kepala rumah tangga ditunjukan dalam adegan ini. Soleh mengintip ke dalam restaurant. Soleh yang merasa bahwa ia adalah laki-laki yang seharusnya menjadi Soleh : “Kowe hebat. Hebat. Kowe Istri, Ibu yang hebat.” tulang punggung keluarga tetapi di gantikan pernannya oleh Menuk. Dari dapur Pak Tan melihat Menuk sedang berbicara serius dengan Soleh Keadaan Soleh yang frustasi akibat sambil terus memasak. tidak mendapatkan juga pekerjaan membuatnya lebih baik untuk Soleh : “Aku ini, Bojo, Bapak, Mas sing payah.” bercerai saja dengan Menuk karena mungkin dengan bercerai ia tidak Menuk : “Mas !” perlu menanggung beban atau peran sebagai sosok kepala keluarga yang Soleh : “Iya toh?” ideal. Selain itu sikapnya yang minder membuatnya merasa tidak pantas Menuk : “Mas.” untuk menjadi seorang suami.

Soleh : “Ora pantas jadi suamimu. Ndak pantas jadi Masnya Rifka.” Sedangkan Menuk adalah mencerminkan sosok istri yang patuh Menuk : “Kamu ngomong apa sih Mas?” terhadap suaminya. Ia tidak pernah melawan atau marah kepada Wajah Menuk sudah mulai terlihat sedih dan berkaca-kaca. suaminya. Cara bicaranya lemah lembut. Soleh :”Iya toh? Ndak isa opo-opo”

32 Aku disini aja melihat kamu kerja

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Dari dalam restaurant pun Lim Giok Lie duduk di kursi kasir dan mendengar percakapan antara Soleh dan Menuk.

Soleh : “Aku ora isa opo-opo Nuk. Mending kamu ceraiin aku Nuk. Cari bojo

sing sehebat kamu.”

Menuk kaget mendengar ucapan Soleh yang tiba-tiba meminta cerai dengan wajahnya yang kemudian sedih.

Menuk : “Mas, kamu jangan ngaco kalau ngomong.”

Soleh : “Ya memang ngaco. Ndak ada guna ne toh” (Dengan nada bicaranya yang tinggi)

Kemudian Lim Giok Lie mulai berdiri dari tempat duduknya menderngar perdebatan yang semakin memanas tersebut dan mulai menghampiri Menuk.

Soleh melihat Lim Giok Lie mulai menghampiri mereka berdua.

Soleh : “Mending ceraiin aku.”

Kemudian Soleh pergi meninggalkan restaurant itu dan Menuk hanya berdiri Sikap kepedulian yang diberikan dari terpaku kaget mendengar ucapan Soleh. Di depan restaurant itu tak sengaja pemilik restaurant kepada Surya melintas dan mendengar ucapan Soleh. Pak Tan yang juga mendengar pegawainya percakapan mereka menyuruh Lim Giok Lie untuk menenangkan Menuk.

Tan Kat Sun : “Mi.” (Sambil memberikan isyarat untuk menghampiri Menuk)

Adegan 42 ( 00:24:07 – 00:25:25) Pandangan saya mengenai dialog tersebut mungkin pernikahan Menuk dan Ibu Lim duduk di ruangan meja makan keluarga Tan Kat Sun dan dianggap sebagai suatu bahtera. Menuk hanya menangis setelah kejadian tersebut. Suami diibaratkan sebagai nakhoda kapal. Jadi suami adalah seorang Lim Giok Lie: “Itu hal yang biasa dalam pernikahan. Kamu harus ngerti satu pemimpin bagi keluarganya hal, pernikahan itu ibarat naik kapal, yang satu ngedayung, yang satu .Sedangkan istri diibaratkan sebagai nunjukin arah. Meski ga bisa dua-duanya, tapi kan bisa gantian.” kompas, petunjuk arah untuk mengingatkan nahkoda kemana arah Menuk terus menangis terisak-isak sambil mendengarkan nasihat dari Lim berlayar. Sehingga suami dan istri Giok Lie. Tak Lama kemudian Rika datang ke restaurant tersebut dan harus bekerja sama untuk mencapai tujuan pernikahannya. menghampiri Menuk lalu duduk di sebelah Menuk yang masih menangis. Terlihat adanya hubungan yang Rika : “Aku tau dari Surya tentang Soleh.” terjalin antar pemeluk agama. Mereka saling bantu membantu, Ibu Lim Giok Lie terus mengusap-usap pundak Menuk untuk memperingatkan dan menasihati

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 menenangkannya. Kemudian Rika menggeserkan kursinya agar lebih dekat sesama walaupun mereka memiliki kepada Menuk lalu menggenggam tangan Menuk serta mengusap-usap juga keyakinan yang berbeda-beda pundak menuk.

Menuk : “Dia minta cerai mbak.”

Rika : “Tolong jangan masukan kata-kata itu dalam hidup kamu dan Soleh. Please kamu harus kuat, biar Soleh juga kuat. Ya?”

Dengan terus menangis dan mengelap air matanya dengan tissue lalu menuk menyandarkan kepalanya ke badan Rika dan Rika menggapai Menuk dan mengusap-usap kepala Menuk.

Adegan 43 ( 00:25:26 – 00:27:52)

Surya sedang duduk sendirian dilantai sambil membaca sebuah buku di toko buku Rika. Kemudian Abi datang dengan mengenakan seragam SD dan topi SD-nya. Abi melihat sekeliling ruangan dan hanya menemukan Surya yang sedang duduk sendirian membaca buku. Lalu Abi berjalan menghampiri Surya

Abi : “Ibu mana?” Protes yang dilakukan Abi terjadi Surya : “Ke restaurantnya Pak Tan sebentar.” sampai hari berikutnya. Abi menganggap perubahan Rika Lalu kemudian Abi duduk di depan Suryadan membuka topinya dengan disebabkan karena Rika berpindah wajah yang kesal. Kemudian Abi menopang dagunya dengan tangannya agama. (Sikap protes Abi dimulai di sambil memperhatikan Surya yang serius membaca. Lalu Surya melihat Abi adegan 37) yang memperhatikannya dan Abi pun mengalihkan pandangannya. Walaupun Abi tidak berbicara kepada Rika tetapi ia selalu mengunjungi Rika Surya : “Masih ngambek sama Ibu?” di toko bukunya.

Abi : “Ibu berubah.”

Surya : “Ibu berubah apa sih?”

Abi hanya mengangkat kedua bahunya tanpa menjawab pertanyaan Surya.

Surya : “Ibu kamu tuh masih perempuan yang paling baik sedunia.” (sambil menyubit-cubit pipi Abi)

Abi hanya diam dan memainkan mulutnya ke samping dengan wajahnya yang masih nampak kesal. Lalu Surya kembali membaca buku yang dipegangnya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Saat sedang membaca tiba-tiba Ibu Novi datang ke toko buku Rika dengan menggunakan gamis berwaran merah muda dan kerudung berwarna ungu.

Ibu Novi : “Mm.. Disini toh!”

Surya yang sedang asik membaca kaget mendengar sapaan Ibu Novi. Lalu kemudian Ibu Novi melihat-lihat buku-buku yang tersedia di toko buku.

Surya : “Eh, Bu kos. Eh, Bu Novi.”

Ibu Novi : (hanya tertawa kecil) “Bi, mana ibumu?”

Abi kemudian melirik kearah Surya tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan Ibu Novi. Terlihat adanya hubungan yang semakin lama semakin membaik Surya : “Lagi keluar sebentar, kalau ada keperluan bisa disampein sama saya terjalin di bandingkan di bagian awal nanti saya sampein.” film (Adegan 16 dan 40). Rika sudah mempercayakan urusan toko bukunya kepada Surya.

Ibu Novi : “Loh sekarang kamu tuh kerja toh disini? Kenapa enggak dulu- dulu sih kamu kerja disini? Takut yah kamu sama suaminya Rika? Ga enak yah?” Adegan ini menggambarkan Surya : “Saya enggak kerja disini kok.” kedekatan Surya dan Rika membuat orang lain berpikir bahwa Rika dan Abi hanya mendengarkan percakapan mereka berdua tanpa ikut campur Surya menjalin suatu hubungan yang dalam pembicaraan tersebut. lebih dari sekedar teman. Mungkin penilaian Ibu Novi terlihat dari Ibu Novi : “Tapi pacaran toh kamu sama Rika?” intensitas Surya dan Rika yang sering bersama-sama. Surya : “Astaghfirullah.”

Ibu Novi : “Yowes, sakarepmu. Oh iya Surya, kamarmu sekarang sudah diisi

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 sama orang. Ya itulah kalau orang itu lagi bejet yang namanya rezeki ga akan lari kemana-mana. (Kemudian tertawa kecil.). Oh iya, saya mau pesen Adegan ini mungkin mencoba sama kamu, nanti kalau pacar kamu itu pulang. Bilang ya, kalau mau toko menjelaskan bahwa sebagian besar bukunya ini laris, mbok menjual buku-buku agama Islam pasti laris. Nanti tak penduduk Indonesia beragama Islam hubungkan sama penerbitnya. Kebetulan suamiku itu menerbitkan buku-buku jadi dalam adegan ini Ibu Novi mungkin mengira bahwa dengan agama Islam. Nah untuk kamu Bi, banyak loh komik-komik Islam yang bagus berjualan buku-buku Islam maka toko – bagus. Mau kan kamu membacanya? Biar pinter, ga kaya … (sambil bukunya akan lebih laris. Sehingga menunjuk kearah Surya)” agama dapat dibuat menjadi suatu produk yang komersil. Kemudian Abi berdiri dan langsung berlari meninggalkan toko buku itu tanpa Menunjukan penilaian Ibu Novi menunggu Rika pulang. Surya mencoba mengejar Abi tetapi Abi terus berlari terhadap Surya yang dianggap sebagai Surya : “Bi, Abi !” seorang yang bodoh. Karena kebodohannya ia tidak mendapatkan Adegan 44 (00:27:53- 00:28:40) pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Di halaman rumah yang bangunannya cukup tua dan bercat putih terlihat Menjelaskan kehidupan ekonomi seorang wanita berumur sekitar 35 tahun sedang menyapu halaman. keluarga Rika adalah kelas menengah. Ia memiliki pembantu Rumah Tangga, Di dalam rumah tersebut, Rika mengetuk-ngetuk pintu kamar Abi yang rumah yang cukup luas walaupun terkunci rapat. perabotan di dalamnya tidak mewah.

Rika : “Abi, Abi buka dong pintunya. Abi kenapa sih sama Ibu?” Menjelaskan dalam rumah tersebut memiliki dua agama yang berbeda Abi hanya duduk menghadap tembok di atas kasurnya tanpa menjawab yaitu Katolik dan Islam (terlihat dari panggilan Rika. Rika merasa putus asa karena Abi tidak juga menjawab pemasangan salib dan gambar- gamabar Allah). Walaupun memiliki sapaannya lalu kemudian Rika bersandar di tembok sebelah kamar Abi. agama yang berbeda hubungan antara anak dan Ibu tidak dapat terpisahkan (terlihat dari gambar- gambar Abi yang menggambarkan seorang Ibu dan Abi). Tidak terlihat gambar sosok seorang Ayah dalam kamar Abi

Ini juga menunjukan bahwa dulunya Rika adalah seorang Islam yang menutup auratnya terlihat dari pemasangan foto Rika yang mengenakan kerudung bersama suaminya dan Abi

Terlihat pintu kamar Abi dihiasi dengan gambar. Gambar tersebut seperti gambar yang dibuat oleh Abi, gambar-gambar tersebut melukiskan seorang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 anak laki-laki yang di beri nama Abi dan perempuan yang memegang tangan anak laki-laki itu kemudian di beri nama mama, ada pula gambar pemandangan , masjid yang diatasnya terdapat kaligrafi arab yang tertulis “Allahu Akbar” dan kaligrafi bertuliskan Allah. Lalu di sebelah pintu kamar Abi yaitu di tembok Rika berdiri terlihat Salib Yesus menghiasi tembok

tersebut.

Adegan 45 ( 00:28:41 – 00: 29: 16)

Pada adegan ini adalah adegan flashback yang menunjukan alasan mengapa Rika dan suaminya akhirnya bercerai. Pada adegan ini terlihat Rika sedang menidurkan Abi di sebuah kamar. Dalam kamar tersebut terpajang banyak Menjelaskan mengapa akhirnya Rika foto pernikahan antara Rika dan Panji dan foto antara Rika, Panji dan Abi. bercerai dengan Suaminya. Lalu kemudian Panji berdiri di depan kamar tersebut yang pintunya terbuka Sebelum bercerai tampak hubungan dengan mengenakan baju koko berwarna putih dengan corak hitam di antara Rika, Abi dan Panji adalah tengahnya serta mengenakan pecinya yang juga berwarna putih.. keluarga yang tampak bahagia. Hal itu dapat ditunjukan dengan fot-foto mereka saat masih bersama. Tampak wajah yang berseri-seri dan keintiman yang diabadikan dalam suatu foto.

Terlihat bahwa sebelum pindah agama menjadi Katolik Rika mengenakan kerudung dalam kesehariannya. (Digambarkan dalam foto-foto yang di pajang di kamar itu seperti pada adegan 44)

Panji : “Aku gak bisa.”

Rika : “Jadi kamu belum mutusin dia?” (Sambil berbaring mengusap-usap kepala Abi yang sudah tidur terlelap dan membelakangi suaminya)

Panji : “Aku cinta sama dia, sama seperti aku cinta sama kamu.”

Lalu Rika mulai meneteskan air mata dan menutup kuping Abi dengan telinganya walaupun Rika tahu bahwa Abi sudah terlelap dalam tidurnya.

Rika : “Aku gak bisa Mas.”

Lalu kemudian rika berusaha tegar dengan menahan tangisannya. Penggunaan atribut keagamaan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 46 ( 00:29:17 – 00:31:38) seperti salib adalah untuk menggambarkan agama yang muncul Di dalam gereja terlihat patung Yesus yang tersalib besar di depan altar gereja dalam film ini tersebut. Di bawah patung salib Yesus itu terlihat sebuah salib kecil yang Alfa"(A), adalah abjad pertama dari diujung salibnya terdapat gambar timbangan dan di bagian horizontal salib alfabet Yunani. Sedangkan "Omega" tertulis “tertium” lalu di bagian vertical salibnya tertulis “Millennium” Di (W) merupakan huruf terakhir. bagian kanan dan kiri dari tulisan tertium terdapat lambang alpha dan omega. Maksud dari Alfa dan Omega adalah tertulis dalam kitab injil adalah Tuhan merupakan Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.

Salib dalam agama katolik terdapat ikon Yesus karena dalam katolik ditekankan pada penderitaan Yesus yang menanggung dosa-dosa umat manusia di dunia ini. Sedangkan tidak ada symbol Yesus karena Protestan menekankan pada kemenangan atas maut. Yesus sudah bangkit maka salibnya menjadi kosong.6

Cara berdoa juga menunjukan agama Lalu Rika duduk sendiri di dalam gereja itu mengepalkan kedua tangannya tertentu yang akan dimainkan dalam dan menutup kedua matanya. Kemudian secara tidak sadar Doni sudah duduk film ini 3 bangku di belakangnya dan melihat Rika yang sedang berdoa.

Doni :“Wajah yang menanggung derita itu, menanggung juga derita ribuan umatnya.”

Lalu saat Rika mendengar suara Doni ia menghentikan berdoa dan melihat ke belakang yaitu kearah Doni duduk. Kemudian Doni berpindah posisinya dan

6 http://groups.yahoo.com/group/debat-alkitab/message/29540 Diunduh pada 27 Maret 2012 pukul 17:27

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 duduk 1 bangku di belakang Rika.

Doni : “Kadang saya berpikir, kenapa Dia mau menderita seperti itu? Dia kan Putra Allah, Dia anak Allah, sudah selayaknya Dia mendapat kemuliaan,

daripada penderitaan. Tapi sekarang saya mengerti, mengapa Dia mau menanggung semua derita itu. Dia mau mengajarkan kepada umatnya, dan

kepada saya supaya lebih kuat yah lebih kuat. Kamu kenapa mau di baptis?” Salah satu cirri gereja Katolik adalah terdapat berbagai macam ikon dan Dalam gereja terlihatb beberapa lukisan Yesus mengangkat salibnya dan symbol yang bertujuan untuk bagaimana proses Yesus di salib yang dituangkan dalam sebuah lukisan. mencerminkan sifat keagungan Tuhan

Rika : “Saya, saya baru pindah Katolik.”

Lalu Doni menarik nafas dan menganggukan kepalanya seakan mengerti

alasan Rika.

Doni : “Sejak saya kecil sampai saya besar, kalau ditanya saya agamanya apa? Saya bilang Katolik. Tapi saya tidak pernah masuk gereja, malas saya.

Bahkan kedua orang tua saya, lupa membatiskan anaknya sejak kecil karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka.”

Lalu Rika mengerutkan keningnya dengan wajah yang bingung dan penasaran. Adegan ini mencoba menggambarkan bahwa beberapa orang hanya Rika : “Nah, terus kenapa sekarang.. ?” menganggap agama sebagai status tetapi mereka tidak menjalankan Doni : “Mmm, tahun lalu saya mengalami kecelakaan, parah sekali. Saya status yang mereka miliki. koma dua bulan, dan dokter mengatakan sudah tidak ada harapan lagi. Tapi

Yesus menyembuhkan saya. Kamu ?”

Rika : “Dia juga janji mau nyembuhin saya.”

Lalu Rika menatap patung salib Yesus tersebut sambil tersenyum kecil.

Adegan 47 ( 00:31:39 – 00:33:03 )

Di rumah Tan Kat Sun, Lim Giok Lie terlihat sedang menyemprotkan tanaman bunga yang ada di dalam rumahnya. Lalu kemudian Ping Hen keluar dari sebuah ruangan dengan pakaian yang cukup rapi yaitu mengenakan kemeja dan celana panjang bahan berwarna hitam. Lalu ia berjalan menuju kamarnya tanpa menyapa Ibunya yang sedang menyemprotkan tanaman. Lim

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Giok Lie pun hanya memperhatikan Ping Hen berjalan tanpa menyapanya. Adegan ini juga menggambarkan hubungan Ping Hen dengan orang Saat ia masuk ke kamarnya, ia melihat Tan Kat Sun sudah berada di tuanya yang kaku. ( Terlihat juga pada kamarnya dan menghadapkan pandangannya ke jendela. Lalu langkah Ping adegan 21,38 dan 39)

Hen berhenti. Ia kaget karena kehadiran Tan Kat Sun disitu.

Ping Hen : “Ono opo Pi?”

Tan Kat Sun : “Mau sampe kapan kamu gini terus?” ( Terus memandang ke arah luar jendela tanpa melihat wajah Ping Hen)

Ping Hen : “Gini opo toh?”

Tan Kat Sun : “Kapan kowe belajar?” (Lalu Tan Kat Sun mulai memalingkan

wajahnya dan menatap Ping Hen) Mungkin dalam adegan ini mencoba menggambarkan bahwa biasanya ada Ping Hen : “Belajar opo?’ (Ping Hen menjawab tanpa melihat wajah Tan Kat hubungan timbal balik jelas terlihat Sun) dalam hubungan keluarga Tionghoa. Adanya tanggung jawab bersama Tan Kat Sun\ : “Belajar Hidup! Belajar jadi wong anak sing ngerti keluarga, antara orang tua dan anak. Jadi ngerti kowe?” setelah orang tua berusia lanjut, anak menggantikan tugas orang tuanya. Kemudian Lim Giok Lie mulai menghampiri ruangan dimana Ping Hen dan Oleh karena itu mengapa kebanyakan Tan Kat Sun berada tanpa berani masuk ke dalamnya. Lim Giok Lie hanya bisnis Tionghoa turun temurun dari leluhur ke generasi berikutnya. berdiri di depan pintu kamar dan memperhatikan percakapan mereka berdua.

Ping Hen : “Ndak ngerti aku. Harusnya Papi yang belajar ngertiin anak. Pernah toh Papi nanya aku maunya opo? Tapi Papi selalu nuntut saya

ngertiin maunya Papi.” (Dengan wajah yang menantang kepada Tan Kat Sun)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Lalu Tan Kat Sun berjalan mendekati Ping Hen berdiri dan berbicara sambil menunjukan telunjuknya ke depan wajah Ping Hen.

Tan Kat Sun : “Kamu denger ya, Denger ! Papi tuh gak pernah ditanya maunya apa sama leluhur papi. Tapi papi berhasil.” Cara pandang yang berbeda untuk Pin Hen : “ Restaurant sekecil itu tuh belum bisa disebut berhasil Pi.” mengukur tingkat keberhasilan.

Kemudian geram mendengar Ping Hen yang terus melawan Tan Kat Sun menjadi marah dan memukul-mukul Pin Hen. Ping Hen hanya diam tanpa melawan sambil melindungi tubuhnya dari pukulan Tan Kat Sun. Lim Giok

Lie yang sebelumnya hanya memperhatikan percakapan mereka dari luar ikut terlibat memisahkan antara ayah dan anak yang sedang bertengkar tersebut.

Lim Giok Lie : “Pi ! Pi ! Pi” (Sambil berusaha menarik Tan Kat Sun agar tidak memukul Ping Hen lagi) Adegan ini menunjukan bahwa output yang dihasilkan dalam instiitusi Tan Kat Sun: “Setidaknya restaurant ini sudah berhasil sekolahin kamu , pendidikan adalah mampu sampe kamu jadi pinter ngelawan Papi.” ( Dengan wajah geramnya yang mengemukakan pendapat baik itu masih ingin memukul Ping Hen namun terhalang oleh Lim Giok Lie) berupa persetujuan, sanggahan ataupun penolakan. Lim Giok Lie : “Udah pi. Papi, udah, udah Pi.”

Akhirnya Tan Kat Sun menghentikan usahanya untuk memukul Ping Hen dengan nafasnya yang terengah-engah. Lim Giok Lie digambarkan dalam film Tan Kat Sun : “Kowe pasti gak pernah ada disini.” ini adalah sosok seorang Ibu yang memberikan kedamaian bagi Lalu Tan Kat Sun pergi meninggalkan ruangan tersebut. Ping Hen hanya keluarga. Ketika Ping Hen dan Tan Kat berdiri diam tanpa dapat berkata-kata lalu Lim Giok Lie juga berusaha Sun bersikap keras, Lim Giok Lie menenangkan Ping Hen dengan mengusap-usap dada Ping Hen agar tenang. menjadi penengah dan juga bersikap bijak tidak hanya bagi keluarganya Lim Giok Lie : “Udah, udah, udah” melainkan juga bagi para pegawainya seperti pada adegan 42 Adegan 48 (00:33:04 – 00:33:13)

Di sebuah bar Ping Hen merangkul seorang wanita dan di sebelah wanita Adegan ini memperlihatkan cara Ping tersebut duduk pula laki-laki bermata sipit di temani pula oleh seorang Hen bergaul dalam komunitasnya. wanita. Lalu mereka berempat memesan beer dan melakukan tos Menunjukan pula gaya hidup yang menggunakan gelas mereka masing-masing. Lalu mereka meminum beer dimiliki Ping Hen dan teman- tersebut sampai gelas yang terisi penuh itu habis kemudian setelah itu mereka temannya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 semua tertawa.

Menggambarkan Lim Giok Lie adalah Adegan 49 ( 00:33:14 – 00:33:26) seorang Ibu yang perhatian. Ia menanti anaknya yang belum pulang. Di depan restaurant pada pagi hari tampak hujan yang turun dengan derasnya. Memperlihatkan kekhawatiran Lim Giok Lie sedang mengintip dari luar jendela kamar Ping Hen yang seorang ibu kepada anaknya walaupun anaknya sudah beranjak kosong berantakan. dewasa.

Adegan 50 ( 00:33:27 – 00:33:34) Ustadz merupakan sosok panutan. Sehingga biasanya menampilkan sikap Orang-orang di sekitar Pasar Baru sibuk menutupi barang jualan mereka agar yang baik agar orang-orang bisa tidak terkena hujan. Para pembelipun berlalu lalang dengan menggunakan menirunya dengan melakukan hal payung. Dalam adegan ini terlihat Pak Ustadz juga sedang membantu yang baik pula. Dalam adegan ini sikap membawa belanjaan dan memayungi wanita yang sudah tua kira-kira Ustadz tersebut adalah rendah hati dan suka tolong menolong. Perilaku berumur 65 tahun seperti itu ditunjukan dengan membantu dan memayungi orang tua.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Pada adegan 49 – 53 ditemani dengan lagu dari Sujiwo Tejo yang berjudul

Pada suatu ketika dan berlirik : Artinya :

Wong takon wosing dur angkoro Orang orang bertanya kapan angkara Antarane riko aku iki murka berakhir Diantara kau dan aku Sumebar ron ronaning koro Tersebar daun daun kara Janji sabar, sabar sak wetoro wektu Bersabarlah untuk sementara waktu

Kolo mangsane, ni mas Suatu ketika, dinda Titi kolo mongso Pada suatu ketika

Doaku semoga Pamujiku dibiso

Semakin berkurang korban jiwa raga Sinudo kurban jiwanggo Pengakhir angkara murka Pamungkase kang dur angkoro Waktu Titi kolo mongso

Adegan 51 ( 00:33:35 – 00:33:48) Bentuk frustasi yang dialami Soleh akibat tidak juga mendapatkan Pada pagi hari yang hujan Soleh sedang duduk melamun dan merokok di atas pekerjaan ditunjukan melalui teras rumahnya dengan berpakaian kemeja , peci, dan celana bahan hitamnya. seringnya ia melamun dan emosinya Dari dalam rumah Menuk hanya melihat Soleh yang duduk melamun sambil yang gampang meledak-ledak. menemani Mutia bermain di atas kasur. Tak lama kemudian Rifka datang dan Bentuk penanganan terhadap sikap mencium tangan Menuk. Saat Rifka ingin berpamitan untuk berangkat Soleh ditunjukan oleh Menuk dan adik sekolah kepada Soleh ,Menuk menahannya. Iparnya yaitu tidak mengganggu Soleh. Karena Soleh mempunyai Menuk : “Ga usah, ga usah, kamu langsung pergi aja yah? Jangan ganggu perasaan yang sensitive sehingga Masmu.” mereka menghindarkan diri dari amarah Soleh dengan tidak banyak

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Lalu Rifka menuruti apa yang dikatakan Menuk dan Rifka pun pergi sambil melakukan interaksi dengannya. mengucapkan salam. Pakaian yang selalu dikenakan Soleh sehari-hari adalah baju koko, peci dan Rifka : “Assalamualaikum” celana panjang bahan

Adegan 52 ( 00:33:49 – 00:34:00) Menguatkan dugaannya Ibu Novi bahwa Surya dan Rika memiliki Surya berlari dengan menggunakan sweeter birunya dan berteduh di teras hubungan khusus dengan melihat depan toko buku Rika. Kemudian Ibu Novi lewat menggunakan payung dan interaksi mereka yang sering melihat Surya yang sedang berteduh dengan wajahnya yang sinis. bersama-sama

Adegan 53 ( 00:34:01 – 00:34:29) Bentuk protes Abi adalah tidak Di rumah Rika sedang mengoleskan mentega di atas rotinya.Di atas meja berbicara kepada Rika dan tersebut terdapat segelas susu, beberapa helai roti dan tiga buah apel. mengacuhkan Rika seperti pada adegan 43 Kemudian Abi keluar dari kamarnya lalu mengambil segelas susu yang berada di atas meja dan membawanya ke kamar. Rika hanya memperhatikan Mencerminkan sikap Rika adalah orang yang penyabar dan pengertian. perilaku Abi sambil terus mengoleskan mentega di atas Roti. Diperlihatkan dengan Rika tidak memarahi Abi yang mengacuhkan Tak lama kemudian Abi keluar lagi dari kamarnya dengan membawa gelas dirinya. susu kosong yang sudah diminumnya tadi, lalu ia meletakan gelas tersebut di atas meja. Rika memberikan roti yang sudah ia buatkan kepada Abi namun Abi tidak menerima roti dari Rika, lalu kemudian Abi kembali berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.

Rika hanya menarik nafas melihat kelakuan Abi.

Adegan 54 ( 00:34:30 - 00:35:03) Menunjukan bahwa Tan Kat Sun Di restaurant Tan Kat Sun masuk ke dalam dapur. Lalu ia menarik nafasnya mempunyai rasa saling menghargai dan menghormati antar umat dalam-dalam kemudian mengambil sebuah timun dan mulai membantu beragama. Ia selalu mengingatkan dan pegawainya memasak. Di depan Dapur terlihat Menuk dan pegawai lainnya memberikan waktu pegawainya untuk sedang sibuk melayani pelanggan. menjalankan ibadah.

Pak Tan : “Sini biar saya gantikan. Kamu sholat, udah waktunya.” (berbicara kepada pegawainya yang sedang memasak)

Kemudian pegawai Tan Kat Sun yang bekerja memasak di dapur menyerahkan pekerjaannya tersebut kepada Tan Kat Sun .

Pegawai :”Iya Pak”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Belum sampai pegawainya berjalan ke luar dapur, tiba-tiba Tan Kat Sun terkulai pingsan di atas lantai. Melihat Tan Kat Sun pingsan pegawainya

itupun segera berlari kembali menolong Tan Kat Sun

Pegawai : “Tolong, tolong, tolong.”

Mendengar teriakan dari pegawai yang berada di dapur. Lim Giok Lie yang sedang duduk di meja kasur kemudian segera beranjak menghampiri suara minta tolong itu berasal, begitu juga dengan pegawai yang lainnya. Mereka semua berlari kearah dapur termasuk Menuk dan melihat Pak Tan yang terkulai lemas di lantai

Menuk : “Astaghfirullah. Ayo angkat-angkat.”

Lalu Menuk dan para pegawaipun menolong untuk mengangkat Tan Kat Sun dari dapur.

Adegan 55 ( 00:35:04 – 00:35:46)

Menunjukan bahwa Arti restaurant Tan Kat Sun berbaring terlentang di atas kasurnya tanpa mengenakan bantal. bagi Tan Kat Sun sangat penting. Lalu perlahan ia membuka kedua matanya dengan wajahnya yang lemas. Saat Terlihat saat sadar ia hal yang ia ia membuka mata ia melihat Lim Giok Lie berdiri di sampingnya. tanyakan adalah bagaimana berjalannya restaurant. Tan Kat Sun : “Aku gak di rumah sakit toh?”

Lim Giok Lie : “Kan Papi gak suka rumah sakit.”

Tan Kat Sun : “Restaurant?” Sikap Tan Kat Sun yang selalu baik kepada para pegawainya Lalu Lim Giok Lie melirik ke arah Menuk yang berdiri di samping tempat mendapatkan timbal balik yaitu tidur Tan Kat Sun . Terlihat dua orang pegawai laki-laki dan perempuannya loyalitas yang diberikan kepada Tan yang juga melihat keadaan Tan Kat Sun dari luar jendela. Kat Sun dari para pegawainya

Menuk : “Restaurant baik-baik aja kok, Engko istirahat aja biar restaurant Meskipun ia sudah bertengkar dengan Ping Hen namun sebagai orang tua ia urusan anak-anak.” tetap memikirkan kehidupan Ping Tan Kat Sun : “Ping Hen?” Hen. Mungkin di adegan ini mencoba menunjukan juga bahwa Tan Kat Sun Kemudian Menuk balik menatap Lim Giok Lie tanpa menjawab pertanyaan sosok yang pemaaf, rendah hati dan penyayang. Tan Kat Sun begitupun dengan Lim Giok Lie yang juga tidak menjawab pertanyaan suaminya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 56 (00:35:47 – 00:36:47)

Di dalam gereja seorang Romo sedang berdiri dan berjalan di sekitar jemaat gereja kemudian Romo tersebut membacakan beberapa tumpukan kertas kecil yang berada di tangannya. Dalam gereja tersebut sudah terdapat beberapa orang jemaat usia 28-35 tahun termasuk Rika.

Menjelaskan sifat Tuhan yang maha Romo : “Tuhan hadir di setiap detik hidup saya. Bahkan di saat-saat saya Penyayang dan Pemaaf dan Penolong melupakannya. Keberadaannya yang membuat saya bisa menjadi seperti kepada setiap umatnya walaupun sekarang ini. Pribadi Tuhan di mata Sisil, Betul? (sambil menoleh kearah sebagai umat sering melupakanNya perempuan yang berambut sebahu dan duduk di sebelah ia berdiri )

Perempuan itu hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada Romo.

Romo : “Terimakasih. Dan sekarang giliran Tuhan di mata Rika. Mana Rika?” Pengetahuan Rika mengenai Tuhan Rika yang duduk di kursi paling depan kemudian mengangkat tangannya saat masih terkait dengan keislamannya karena itu ia menuliskan arti Tuhan di ditanya oleh Romo. Kemudian Romo tersebut berjalan ke depan mendekati matanya memlalui pengetahuan posisi Rika duduk. dasarnya yaitu Tuhan bagi agama Islam. (kebingungan Rika ditunjukan Romo : “Tuhan itu Allah, Ia Ar-Rahman, Maha Pengasih. Ar-Rahim, Maha juga dalam adegan 36) Penyayang. Al-Malik, Maha Memerintah. Al-Quddus, Maha Suci. Al- Tuhan yang disebutkan Rika termasuk Mukmin, Maha Pemberi Keamanan. Al-Muhaimin, Maha Memelihara.” ke dalam Asmaul Husna (Sifat-Sifat Beberapa jemaat lainnya menggeleng-gelengkan kepala dan berbisik satu Allah) yang dipelajari dalam Islam. sama lainnya saat mendengarkan arti Tuhan di mata Rika. Rika hanya duduk terdiam sambil menundukan kepalanya tanpa berani menatap sekitarnya.

Adegan 57 ( 00:36:48 – 00:37:43)

Soleh duduk bersandar di dalam mesjid sambil memainkan peci putih di Dalam adegan ini juga menunjukan tangannya. Di sebelah Soleh ada Surya yang sedang terbaring tidur rasa minder yang dimiliki oleh Soleh membelakangi Soleh dengan menggunakan alas bantal yang berasal dari tas- sehingga ia tidak berani untuk pulang tasnya.Kemudian Surya bangun dan duduk, dengan mata yang masih ke rumahnya dan memilih untuk berdiam diri di mesjid sambil mengantuk ia melihat ke arah sebelah kananya dan Surya kaget menyadari merenung. ada Soleh yang dari tadi duduk di sebelahnya.

Surya : “Astaghfirullahaladzim. Tidur sini Mas?”

Soleh : “Kowe ngopo?”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Surya : “Ya, saya abis diusir sama ibu kos. Yaa jadi tidur disini. Kalau saya Menjelaskan keadaan kehidupan punya rumah sih Mas saya mending tidur di rumah.” (Sambil menguap) Surya setelah pindah dari kosan ia menetap di Masjid karena ia tidak Soleh hanya diam sambil terus memainkan peci yang ada di tangannya. Tak mempunyai uang untuk sewa kos atau kontrakan. lama terdengar suara beduk dan adzan. Lalu Surya berdiri dari tempat duduknya. (?) Pada adegan 8 terdapat tulisan di Masjid yaitu “Dilarang tidur di Masjid” Surya : “Subuh Mas” Mengapa pada akhirnya Surya boleh tidur dan menetap di masjid? Soleh hanya menganggukan kepalanya saja lalu Surya bangkit dari tempatnya.

Adegan 58 ( 00:37:44 – 00:38:12) GP Ansor adalah gerakan Saat Adzan masih terdengar sebuah mobil berwarna hijau yang di samping kemasyarakatan pemuda yang mobilnya bertuliskan “Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah” Parkir di berhubungan dengan organisasi depan mesjid. Beberapa orang Banser berpakaian seragam loreng berwarna Nahdatull Ulama. Aliran atau geraka NU memang sudah ditunjukan di hijau dan topi berwarna hijau turun dari mobil tersebut dan memasuki bagian awal film ini yaitu pada adegan halaman mesjid. 5

Para Banser tersebut duduk di tangga-tangga mesjid dan mereka membuka sepatunya sambil berbicara dan tertawa satu sama lainnya.

Soleh keluar dari dalam mesjid dan melihat rombongan Banser tersebut, kemudian Soleh tersenyum saat melihat mereka.

Adegan 59 ( 00:38:13 – 00:38:48) Salah satu tugas seorang istri dalam Menuk sedang menggosok pakaian di dalam rumahnya. Saat itu rumahnya rumah tangga adalah Melayani suami tampak berantakan dengan tumpukan pakaian dan jemuran yang juga dengan baik. Bentuk pelayanan menggantung di dalam rumah tersebut. Rifka juga turut membantu Menuk tersebut terlihat dari pekerjaan mengatur rumah dan segala isinya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 dengan menjemur beberapa pakaian. Disini juga terlihat bahwa ciri pekerjaan seorang wanita adalah di Rifka : “Mas Soleh gak pulang lagi mbak?” ranah domestic yang dicontohkan juga oleh Menuk dan Rifka. Menuk hanya menatap Rifka sambil tersenyum tanpa menjawab pertanyaan

Rifka dan terus menggosok pakaian.

Rifka : “Semua ini gara-gara Rifka kan mbak?”

Menuk : “Gak ada yang salah Rif, Masmu tuh cuma lagi bingung aja. Kita ga boleh ikut-ikutan bingung, nanti semuanya malah berantakan lagi.”

Adegan 60 ( 00:38:49 – 00:38:59)

Di luar halaman luar gereja terlihat beberapa orang sedang berlalu lalang dan terdengar bunyi dentingan bel pada siang hari yang cerah itu. Di mading gereja tertulis suatu pengumuman yaitu “Menyambut masa pra paskah bagi yang ingin berpartisipasi dalam drama penyaliban Yesus harap menghubungi sekertariat Paroki.”

Adegan 61 ( 00:39:00 – 00:40:50) Menunjukan keadaan ekonomi Surya Surya sedang duduk di depan mesjid sambil memainkan kumisnya dan dengan pekerjaan yang tidak tetapnya memandangi pedagang soto ayam yang ada di depannya. Kemudian Rika membuat ia kehabisan uang dan datang dan melihat Surya yang terus memandangi soto ayam tersebut. Lalu kelaparan.

Rika kemudian dengan inisatif memesan dua porsi soto ayam.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Adegan ini menggambarkan sikap Rika adalah seorang sahabat yang perhatian dan suka menolong serta inisiatif membantu sesama. Hal ini terlihat dari Rika berinisiatif untuk memesan makanan karena melihat Surya yang kelaparan. Ia juga berinisiatif untuk menolong Surya dengan menawarkan pekerjaan.

Dalam adegan ini mungkin mencoba Rika : “Pak, Soto dua yah?” menyampaikan pesan bahwa walaupun seseorang mempunyai Menyadari kedatangan Rika Surya berpura – pura tidak melihat ke arah soto keyakinan yang berbeda dengan ayam itu lagi dan mengalihkan pandangannya kearah lain. orang lain namun jika mereka hidup secara berdampingan maka masalah Rika : ‘Sur, ayo makan.” apapun dapat diselesaikan secara tolong menolong. (Misal ketika Surya berpura-pura tidak mendengar ajakan makan Rika. seseorang tidak mempunyai pekerjaan tetap orang lain Rika : “Ah, udahlah Yuk?” mencarikan pekerjaan untuknya)

Rika kemudian menghampiri Suryadan menarik tangan Surya untuk makan Soto ayam karena Surya berpura-pura tidak mau makan.

Rika : ‘Ayo.” (Menarik tangan Surya)

Kemudian mereka berdua duduk bangku di samping pedagang soto tersebut.

Rika : ‘Enak toh anget-anget. ” (Sambil tersenyum)

Surya melihat pedagang tersebut sedang menyiapkan makanan untuk mereka

dan kemudian pedagang soto tmenaruh nasi di atas piring. Memperlihatkan keadaan Surya yang sangat kelaparan Surya : “Eh mas, lagi, dikit.” (mengisyarakatkan kepada tukang soto itu untuk menambah nasinya) Menurut penilaian saya Gereja adalah rumah ibadah bagi agama Kristen Rika hanya tersenyum saat melihat perilaku Surya tersebut. atau katolik biasanya bagi orang Islam untuk masuk ke dalam Gereja adalah Rika : “Ikut aku ke gereja yuk?” hal yang tabu. Hal ini yang menyebabkan ekspresi Surya menjadi Surya kaget mendengar ajakan Rika tersebut tanpa bisa berkata-kata. kaget saat Rika mengajaknya ke gereja. Rika :”Jangan negatif dulu. Dikit lagi kan paskah, biasanya di hari jumat itu

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 agung ada pementasan drama Yesus di salib. Terus aku udah ngomong sama Bentuk kejenuhannya selalu panitianya, terus nawarin kamu casting.” mendapat peran-peran kecil seperti percakapan yang dilontarkan dalam Surya : (sambil tersenyum) “ Casting jadi penjahat lagi? adegan 16

Rika : “Jangan negative ah, bayarannya mahal loh.”

Lalu Surya diam sejenak sambil menyilangkan kakinya dan memain-mainkan sandal yang ia pakai.

Surya : “Ga ah mbak, takut.” Adegan ini menunjukan bahwa Surya sangat mementingkan penilaian orang Rika : “Takut apa?” lain mengenai dirinya.

Surya : “Apa kata orang-orang?” Menunjukan bentuk pengabaian Rika terhadap nilai dan norma yang Rika : “Kamu tuh yah seneng banget dengerin kata orang-orang. Liat aja berkembang di masyarakat. (Keacuhannya juga ditunjukan pada aku, aku akhir-akhir ini banyak ngelakuin hal-hal yang diluar batas, di luar adegan16 dan 30) Rika tidak norma, gak wajar. Tapi setidaknya itu jujur dari hatiku sendiri.” memperdulikan perkataan orang lain.

Surya hanya diam seperti sedang berpikir mendengar Rika berbicara tersebut. Memperlihatkan dua sisi sifat dan Kemudian Soto ayam yang dipesan Rika telah siap dan pedagang tersebut sikap yang berbeda dari dua jenis kelamin yang bebeda dan dua memberikan makanan yang sudah di pesan itu kepada Surya dan Rika yang keyakinan yang berbeda. wajahnya masih nampak kesal.

Rika : “Soto tuh!”

Adegan 62 ( 00: 40:51 – 00:41:17) Adegan ini mungkin mencoba Lim Giok Lie seperti biasa sedang duduk di meja kasir. Di meja yang ditutupi menjelaskan bahwa pada saat masih anak-anak Ping Hen memiliki dengan kaca tersebut di dalamnya ada foto semasa kecil antara Ping Hen dan hubungan yang cukup dekat dengan Tat Kat Sun, foto Ping Hen sewaktu bayi dan foto Tan Kat Sun beserta Lim Tan Kat Sun terlihat melalui gambaran Giok Lie semasa mudanya serta beberapa buah kartu nama yang tersusun di foto yang terlihat di adegan ini atas meja tersebut. Lim Giok Lie terus memandangi foto tersebut. Restaurant begitupun di adegan sebelu,nya pada hari itu sangat sepi tidak ada satupun pelanggan maupun pegawai yang Perilaku Lim Giok Lie yang terus terlihat sibuk. Kemudian Ping Hen datang dengan badan sempoyongan, baju menatap foto masa lalu itu mungkin yang berantakan dengan beberapa kancing baju yang terubuka dan membawa menunjukan rasa kerinduannya rokok di tangannya. Kemudian Lim Giok Lie melihat keadaan tersebut tanpa terhadap hubungan yang harmonis tersebut. berkata-kata.

Adegan 63 ( 00:41:18 – 00:41:25)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Di ruang makan rumah TanKat Sun. Terlihat Lim Giok Lie dan Ping Hen duduk bersama di kursi meja makan itu dan tampak Lim Giok Lie sedang

menyampaikan sesuatu kepada Ping Hen.

Setelah itu Ping Hen beranjak dari tempat duduknya.

Lim Giok Lie :’Mau kemana Hen?”

Ping Hen : “Ketemu Papi.”

Ibu Lim : “Papimu ndak ada di rumah.”

Lalu Ping Hen menghentikan langkahnya.

Adegan 64 ( 00:41:26 – 00:41:45)

Tan Kat Sun berada di Klenteng dan sedang memegang tiga buah dupa di Membakar Hio atau Dupa sebanyak 3 tangannya sambil mengayun-ayunkan dupa tersebut ke atas dan kebawah. Di atau 9 batang yang melambangkan Tuhan, Manusia dan Bumi. depan Tan Kat Sun terdapat beberapa patung dewa-dewa agama konghucu. Di meja depan Tan Kat Sun juga terdapat aneka buah-buahan apel dan jeruk Buah jeruk memiliki makna kerukunan yang tersaji dengan tatanan rapi. dan buah apel sebagai symbol keselamatan. Sesaji buah-buahan harus yang manis dan tidak boleh kecut atau berduri karena kita akan memohon sesuatu yang manis- manis.7

7 http://www.harianjoglosemar.com/berita/pantang-sesaji-daging-persembahkan-buah-buahan-manis-26529.html Diunduh pada 28 Mart 2012

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Adegan 65 (00:41:46 – 00:41:51) Tampak ada symbol naga di atas atap Datang sebuah mobil tua berwarna merah ke halaman Klenteng yang sepi itu. Klenteng. Naga atau liong merupakan Hanya tampak seorang wanita tua sekitar 60 tahun berambut putih mahluk sakral dalam agama mengenakan kaos berwarna merah muda dan celana berwarna hitam berjalan Konghucu. Naga adalah simbol keluar dari Klenteng. Lalu kemudian Ping Hen turun dari mobil tersebut dan sebagai binatang yang paling kuat. Di setiap kelenteng biasanya selalu ada memasuki Klenteng. patung naga fungsinya mengusir roh jahat dan mahluk penjaga.

Warna merah selalu di tampilkan dalam kehidupan keluarga Tan Kat Sun misalnya kotak nasi berwarna merah dan mobil Ping Hen pun berwarna merah.

Dalam Etnis Tionghoa warna merah melambangkan keberuntungan.

Adegan 66 (00:41:52 – 00:42:28)

Di dalam Klenteng Tan Kat Sun tampak sedang beribadah dengan serius.

Lalu kemudian Ping Hen melihat Tan Kat Sun di dalam Klenteng itu dan memandanginya yang sedang beribadah dengan wajahnya yang merasa bersalah . Tan Kat Sun pun tak menyadari kehadiran Ping Hen. Beberapa saat kemudian Ping Hen menerima pesan dari handphonenya yang berbunyi :

“ PING !! Hen gw udh dpt investor buat restaurant kita nih!”

Lalu Ping Hen kembali menatap Tan Kat Sun yang sedang menaruh dupa di depan nya lalu mengepalkan tangannya dan menggoyang-goyangkannya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 (seperti ucapan terimakasih orang-orang Tionghoa).

Bentuk gerakan doa seperti itu dinamakan Pat Tik yang mempunyai arti “Aku selalu ingat bahwa dengan perantara Tuhan telah berkenan menjadikan manusia, maka manusia wajib melakukan kebajikan.8

Adegan 67 ( 00:42:29 – 00:43:57 )

Pada malam hari di tengah kusen pintu restaurant Menuk sedang duduk sambil menyenderkan kepalanya pada kusen pintu masuk restaurant tersebut. Tampak wajah Menuk yang sedih.

Di dalam restaurant terlihat seorang pegawai laki-laki sedang membersihkan meja makan. Keadaan diluar restaurant tersebut dalam keadaan basah dan becek yang sepertinya baru saja turun hujan. Mencoba menggambarkan Saat sedang termenung Menuk melihat seseorang laki-laki yang tiba-tiba karakteristik Menuk yang merupakan datang di depannya. Laki-laki tersebut ternyata adalah Soleh kemudian wajah sosok istri setia dan giat bekerja. Kesetiaannya ditunjukan dengan berseri Menuk pun terlihat di wajahnya. Soleh yang datang dengan pakaian menanti suaminya untuk. Selain itu kemeja putih dan peci yang berwarna putih itu pun memberikan senyuman Menuk adalah sosok yang kepada Menuk. Menuk kemudian berdiri dari tempat ia duduk dan bertanggung jawab yang ditunjukan menghampiri Soleh. melalui ia terus bekerja untuk memenuhi dan menanggung Menuk : “Mas/” kehidupan anak serta adik iparnya.

Soleh : “Maafin aku Nuk.”

Lalu kemudian Menuk menggapai tangan Soleh dan mencium tangannya.

Menuk : “Kamu kemana aja sih Mas?” Mencium tangan suami dalam adegan Soleh : “Aku dapet kerjaan Nuk.” (Sambil memegang kedua tangan Menuk ini mungkin dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian

8 Ibid thoriqs

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 erat-erat) seorang istri kepada suami.

Menuk : (Dengan wajah berbinar-binar) “Alhamdulillah, kerja dimana?” Sikap Menuk yang rendah hati dan pemaaf walaupun suaminya sudah Soleh : “Aku diterima jadi anggota Banser, Banser NU, NU. Nahdlatul meninggalkan dirinya dan anaknya selama beberapa hari. Ulama.”

Wajah Menuk yang tadinya berbinar-binar kemudian berubah menjadi wajah kekhawatiran. Kekhawatiran Menuk terhadap resiko pekerjaan Soleh Menuk : “Tapi bukannya itu bahaya yah mas?”

Soleh : “Gak bahaya Nuk, itu pekerjaan di jalan Allah dan itu cita-cita aku Menunjukan pekerjaan yang ideal Nuk. Kamu percaya sama aku Nuk?” bagi Soleh adalah bekerja di Jalan Allah dan menjadi Banser adalah Dengan wajah yang masih penuh dengan kekhawatiran Menuk tetap pilihan pekerjaannya terlebih menganggukan kepalanya. memang Soleh sudah menganut aliran NU yang ditunjukan dengan berbagai Menuk : “Aku selalu percaya sama kamu Mas” (sambil tersenyum) macam poster tokoh NU (Gusdur) di rumahnya. Lalu Soleh mencium tangan Menuk untuk beberapa saat.

Soleh : “Tak tunggu di rumah ya.” Perubahan sikap Soleh mulai terlihat dalam adegan ini. Ia menjadi pribadi Kemudian Soleh berjalan mundur sambil tetap memandangi Menuk. yang lebih hangat yang ditunjukan Soleh : “Kerja Nuk, Kerja” ! dengan senyumannya dan mencium tangan Menuk. Mungkin adegan itu Kemudian Soleh pergi meninggalkan Menuk dengan wajah Menuk yang mencoba menunjukan bentuk kasih sayang yang diberikan suami kepada tersenyum. istrinya.

Adegan 68 ( 00:43:58 – 00:44:34)

Surya dan Pak Ustadz sedang duduk di teras rumah pak Ustadz. Di halaman depan rumah tersebut ada dua anak laki-laki berumur 10 tahun sedang bermain bola dan dua orang anak perempuan sekitar umur 8 tahun sedang main masak-masakan. Surya dan Pak Ustadz sedang berdiskusi membahas pekerjaan yang ditawarkan oleh Rika

Pak Ustadz : “Ga ada salahnya sih kamu coba, Sur.” Dalam adegan ini diperlihatkan bahwa tugas seorang ustadz ialah Surya : “Berarti saya harus masuk gereja?” memberikan pemahaman atas segala hal yang belum difahami dan Pak Ustadz :”Itu kan cuma fisikmu, hanya tubuhmu, walaupun kamu ada di

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 negeri yang dzalim sekalipun, tapi kalau kamu yakin, kamu bisa jaga hatimu, diketahui oleh umatnya. keimananmu hanya untuk Allah SWT. Insya Allah aku yakin ndak ada apa- apa. Wes, Tanya se hatimu.”33 Sikap Ustadz disini juga tidak Seorang wanita berjilbab, berkulit putih dan mengenakan pakaian terusan memaksakan pemikirannya dan panjang keluar dari rumah tersebut dengan menggendong bayi. Lalu, setelah pendapatnya kepada Surya. Ia membebaskan Surya memilih setelah berdiskusi dengan Surya akhirnya Pak Ustadz pergi dan meninggalkan Surya memberikan penjelasannya. yang tetap duduk di teras rumah bersama wanita itu.

Adegan 69 ( 00:44:35 – 00:45:46)

Di toko buku, ada Doni yang sedang berdiri sambil berjalan-jalan sambil Memperlihatkan sikap Doni yang memegang sebuah buku di sekitar ruang kerja Rika. Sedangkan Rika hanya perhatian terhadap Rika yang juga duduk sambil membaca majalah. terlihat pada adegan 36

Doni: “Oh iya Rik, kamu udah dapet nama baptis?”

Rika : “Belum.” (sambil terus membaca )

Penggunaan nama Baptis adalah agar Kemudian Doni mengambil sebuah kursi yang terletak tidak jauh darinya dan kita meneladani orang kudus yang di menaruh kursi tersebut di depan meja Rika. pakai namanya.

Doni : “Loh, kita kan sudah masuk minggu pra Paskah dan kita di Baptis hari (?) Rika tampak tidak antusias dalam Minggu.” menjalani pembaptisan.

Rika : “Ya, aku tahu.”

Abi datang ke toko buku Rika dengan seragam SD-nya dan mengintip di depan pintu kaca sebelum masuk ke dalamnya. Abi melihat Rika dan Doni sedang berbicara.

Doni: “Ya terus kenapa belum nyari nama Baptis?” Pakaian putih para baptisan sebagai simbol, bahwa mereka terbebas dari Rika :”Don, Baju putihnya aja belum aku cari.” dosa9

Lalu Rika menutup majalahnya dan beranjak dari tempat duduknya. Doni hanya diam dan memandangi Rika. Lalu saat Rika berdiri dan akan berjalan ke sisi lain ruangan di toko bukunya, Abi menampakan diri dari pintu masuk, kemudian Rika melihat Abi yang mendatanginya dengan wajah tersenyum.

33 Tanya dulu hatimu 9 http://kasihmu-tuhan.blogspot.com/2009/03/hari-raya-paskah.html Diunduh pada 28 Maret 2012. Pukul 18:20

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Rika : “Abi ! (Sambil menghampiri Abi dan memeluk Abi), Sangkain Abi selalu mengunjungi Rika walaupun langsung pulang? Ga langsung kesini.” Abi sedang marah seperti juga pada adegan 43 Doni : “Hai Abi.”

Abi hanya diam berdiri di hadapan Rika tanpa memberikan sapaan kepada

Doni ataupun Rika

Rika : “Jangan marah terus sama Ibu dong Bi.”

Rika mengulurkan kelingkingnya kepada Abi dan Abi pun memberikan

kelingkingnya dan menggapai kelingking Rika. Dalam adegan ini menunjukan Mesjid Abi : “Udah enggak kok. Kata Pak Ustadz kalau marah gak boleh malah dijadikan sebagai tempat pendidikan lebih dari tiga hari, dosa.” dan ustadz sebagai fasilitator mengajarkan kebaikan kepada Rika : “Abi kenapa marah sama Ibu?” umatnya. Salah satu bentuk pengajaran agama di dalam mesjid Abi : “Ibu berubah !” yang diterima oleh Abi adalah tidak boleh marah lebih dari tiga hari. Doni yang membaca buku kemudian menengokan kepalanya melihat

percakapan antara Abi dan Rika.

Rika : “Setiap orang pasti berubah Abi, asal berubah ke arah yang lebih baik, nanti Abi juga berubah.”

Abi : “Ibu berubah jadi baik gak?” Memperlihatkan sikap Rika yang Rika : “Ibu berusaha berubah lebih baik buat Abi setiap waktunya.” (Lalu setelah perceraiannya hanya fokus Rika mencium kedua tangan kecil Abi yang dipegangnya) untuk membahagiakan anaknya.

Lalu kemudian Abi memeluk Rika dengan erat dan Rika pun membalas pelukan Abi. Saat mereka sedang berpelukan Abi melihat pria yang tadi berbicara dengan ibunya.

Abi : “Bu,bu itu siapa? (sambil berbisik)

Rika : “Bukan siapa-siapa.” (Sambil tertawa kecil kepada Abi.)

Adegan 70 ( 00:45:47 – 00:46:47) Salah satu bentuk tugas seorang Di dalam mesjid Pak Ustadz sedang duduk di depan mimbar dan di depannya pemuka agama adalah berdakwah. Memberikan pengetahuan- terdapat beberapa jemaah berpakaian muslim laki-laki dan perempuan baik pengetahuan sesuai dengan ajaran- ajaran Islam mengenai bagaimana kita

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 yang berusia muda maupun tua ikut duduk mendengarkan ceramahnya. dapat menjalani kehidupan di jalan Tuhan.

(?) Kenapa perempuan duduk di luar dan laki-laki di dalam. Biasanya laki- laki dan perempuan sama-sama duduk di suatu ruangan tetapi ada pembatas.

Pak Ustadz : “Pakaian melindungi kita dari debu, panas dan dingin. Sama seperti pasangan suami istri ibu dan Bapak ya. Satu sama lain harus saling menutupi. Pakaian juga menutupi cacat yang ada di dalam tubuh kita. Suami dan Istri saling tahu kelemahan pasangannya masing-masing dan harus saling menutupi. Pakaian juga dapat memperindah dan menambah daya tarik orang yang memakainya. Seperti juga dengan Suami Istri dan saling memperindah dan juga harus memperkuat daya tarik masing-masing, dan yang ndak kalah penting harus juga mau memperindah sifat dan kelakuannya untuk menyenangkan pasangannya masing-masing.”

Adegan 71 ( 00:46:46 – 00:47:09)

Pada malam hari yang hujan Rika berdiri di trotoar dengan menggunakan payung berwarna merah dan dress selututnya. Ia terus memandangi pintu

masuk gereja tersebut. Tak lama sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan Rika. Doni yang ada di dalam mobil tersebut menyapa Rika.

Doni : “Rika ! Belum pulang? Bareng yuk? Ujan, daripada jalan kaki.”

Rika : “Makasih, lagian aku nunggu temen. Perhatian yang selalu diberikan Doni Doni : “Temen?” kepada Rika terlihat dari adegan 36,69,45 dan 68. Rika : “Tuh” (Sambil menunjuk ke arah Surya yang baru saja keluar dari gereja)

Lalu Rika melambaikan tangan ke arah Surya agar Surya tau Rika menunggunya di trotoar tersebut. Surya kemudian menghampiri Rika dan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Doni melihat ke arah arah Surya yang berjalan melintas di depan mobilnya tersebut.

Rika : “Duluan ya Don.”

Kemudian Rika pergi meninggalkan Doni dan diikuti dengan Surya di belakangnya lalu Doni melambaikan tangannya kepada Rika dan Surya. Bentuk rasa sopan santun Surya Surya : “Mas” (Sambil membukukan badannya dan tersenyum menyapa Doni kepada orang lain dengan menyapanya. Seperti pa.da adegan 11 yang ada di dalam mobil )

Adegan 72 ( 00:47:09 – 00:48:36)

Rika berjalan diantara pertokoan tua di daerah Pasar Baru dan melewati tempat kos Surya dulu. Surya memegang payung Rika dan menutupi badan mereka berdua agar tidak kehujanan.

Rika : “Gimana?”

Surya : “Percaya gak mbak saya diterima?”

Rika : “Sebagai?”

Surya : “Peran utama.”

Rika : (Kaget dan gembira mendengar kabar dari Surya) “Yesus?”

Sikap surya yang tidak ingin diketahui Surya : “Ssssttttt” (Sambil berusaha menghentikan teriakan Rika yang orang lain bahwa dirinya akan gembira mendengar kabar dari Surya sambil menengok ke kanan dank e kiri berperan sebagai Yesus. dengan wajah takut di dengar orang lain )

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Lalu mereka berdua menghentikan langkahnya dan berbicara beberapa saat.

Rika : “Kamu gak apa-apa?”

Alasan Surya menerima pekerjaan Surya : “Ya biasanya kan selama ini kalau dapet peran, kalau gak jadi sebagai yang ditawarkan RIka. penjahat atau jadi figuran. Sekali-kalinya dapet peran jagoan jadi gak ada salahnya saya terima.”

Rika kemudian mengekspresikan wajah kegembiaraannya. Lalu Rika

mengambil payung yang berada di tangan Surya sambil berteriak “Yeeeee” lalu berputar-putar dan kembali memayungi Surya.

Rika : (Sambil terus tertawa) “Makasih ya?”

Surya : “Saya yang makasih, mbak.”

Rika : (terus tertawa sambil berbicara) “Apa sih? Bisa minta tolong gak” Terlihat hubungan yang lebih akrab antara mereka berdua dengan Surya : “Minta tolong apa?” menggunakan panggilan nama agar tidak terlihat tingkatan yang berbeda. Rika : “Jangan panggil saya Mbak.”

Surya : (sambil berpikir-pikir) “Saya manggil Mbak, biar saya jauh kelihatan lebih muda dari Mbak.”

Rika : “Nyebelin kamu ih” (Sambil berusaha menyubit lengan Surya)

Mereka berdua pun tertawa dan kembali berjalan dan melintasi pengamen Hubungan yang semakin dekat dari adegan ke adegan antara Surya dan jalanan. Rika

Kemudian setelah beberapa langkah melewati pengamen jalanan itu. Surya menarik tangan Rika dan mereka berdua melihat pengamen jalan itu bernyanyi.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Lagu yang dinyanyikan oleh pengamen jalanan itu adalah lagu Sheila on 7

yang berjudul Kita dengan lirik :

“ Di saat kita bersama, di waktu kita tertawa menangis merenung oleh cinta,

kau coba hapuskan rasa, rasa dimana engkau melayang jauh dari jiwaku juga mimpiku,

biarlah biarlah, hariku dan harimu terbelenggu satu lewat ucapan janjimu

reff: dan kau bisikkan kata cinta engkau telah percikkan rasa sayang Keakraban yang mereka jalani dalam pastikan kita seirama hubungan pertemanan itu walau terikat rasa hina menimbulkan rasa kenyamanan sehingga secara tidak sadar sekilas kau tampak layu kenyamanan tersebut ditunjukan jika kau rindukan gelak tawa yang warnai lembar jalan kita dengan cara mereka berpegangan reguk dan teguklah mimpiku dan mimpimu terbelenggu satu lewat ucapan janjimu” tangan. Namun ketika mereka sadari bahwa Secara tidak sadar tangan mereka berpegangan lalu kemudian dengan status mereka adalah berteman maka canggung Surya melepaskan tangan Rika dan dengan wajah yang canggung akhirnya berpegangan tangan pula Rika kembali memegang payngnya. Lalu mereka berdua akhirnya tersebut menjadi interaksi yang tertawa kembali sambil menikmati aksi pengamen jalanan tersebut. membuat mereka menjadi canggung.

Adegan 73 ( 00:48:37 – 00:48:49 ) Kedekatan Surya dengan Rika juga Rika,Surya, dan Abi berjalan di daerah Pasar Baru. Surya menggendong Abi terlihat pada Abi. Abi juga memiliki di punggungnyadan Rika berjalan bersama di sebelah Surya. kedekatan dengan Surya terlihat dari bagaimana hubungan Rika dan Abi kepada Surya saat mereka berjalan- jalan bersama. Abi pun tidak merasa canggung saat di gendong Surya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Lalu Abi turun dari punggungnya dan menarik-narik baju Surya menunjuk ke arah pedagang lampion, lalu Abi langsung berlari ke pedangan tersebut.

Sedangkan Rika melihat-lihat ukiran kaligrafi yang terdunat dari kayu.

Adegan 74 ( 00:48:50 – 00:48:53) Hubungan Ping Hen dan Tan Kat Sun Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie duduk bersama di meja makan dengan sudah mulai mencair semenjak Tan Kat Sun jatuh sakit. Ping Hen mulai beberapa makanan sudah tersedia dia atas meja tersebut. Kemudian Ping Hen memperlihatkan sikap baktinya mengenakan celemeknya membawa sebuah mangkuk besar dan kepada keluarga dengan cara menyajikannya di atas meja tersbut. Ping Hen kemudian ikut duduk bersama menyiapkan makanan untuk kedua dengan kedua orang tuanya. orang tuanya.

Adegan 75 ( 00:48:54 – 00:49:02) Mungkin sikap yang ditunjukan oleh Surya dan Abi berada di toko lampion. Surya menggendong Abi untuk Ibu Novi dikarenakan penyangkalan menggapai lampion-lampion tersebut. Lalu kemudian Rika datang Surya mengenai kedekatannya menghampiri mereka berdua. dengan Rika namun pada kesehariannya mereka menampilkan Rika: “iih, manja banget.” (Sambil menggelitik perut Abi yang di gendong kedekatan hubungan yang disangkal Surya) itu.

Lalu Ibu Novi melihat kemesraan antara Surya, Abi, dan Rika dengan wajahnya yang ketus

Adegan 76 ( 00:49:03 – 00:49:10)

Di meja makan Ping Hen menuangkan nasi ke atas mangkuk Tan Kat Sun.

Tan Kat Sun : “Cukup jangan banyak-banyak”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 77 ( 00:49:11- 00:49:46)

Pada malam hari dimana keadaan restaurant sudah mulai sepi karena akan tutup, Tan Kat Sun sedang duduk santai di teras restaurant. Menuk kemudian datang menghampiri Tan Kat Sun.

Menuk : “Ko, maaf ko ini buku yang engko mau pinjem. Kemarin saya lupa, baru inget sekarang.” (sambil menyerahkan sebuah buku yang diambil dari tasnya kepada Pak Tan)

Ping Hen yang duduk di dalam restaurant penasaran melihat buku apa yang diberikan Menuk kepada Tan Kat Sun.

Tan Kat Sun : “Oh iya, makasih ya Nuk.”

Menuk : “Saya pulang ya Ko.”

Keadaan kehidupan Menuk yang Tan Kat Sun : “Ayo, mari” selalu membawa rantang berisi Kemudian Menuk berjalan membawa rantangnya melintas di depan Ping Hen makanan dari restaurant untuk di bawa pulang dan makan bersama dan berhenti sejenak di depannya tetapi Ping Hen pura-pura tidak melihat keluarganya. Menuk sambil meneguk segelas air yang ada di sampingnya. Lalu kemudian melihat Ping Hen yang tak mau menatapnya, Menuk kembali berjalan keluar Bentuk keengganan Ping Hen menyapa Menuk seperti pada adegan restaurant untuk pulang. 21 dan 39.

Pak Tan : “Hen, hen, hen, besok kamu bantu Papi ya. Ada acara paskahan di Gereja.”

Ping Hen : “Paskah? Ngapain Pi?” Hubungan yang sudah mulai mencair juga ditunjukan dengan Ping Hen Tan Kat Sun : “Ya, kamu ikut aja dah. Ini penting juga buat kamu belajar. sudah mau membantu restaurant Mi, mi simpenin dulu nih mi.” (sambil memberikan buku tersebut kepada keluarganya. Istrinya yang juga sedang membantu membereskan meja-meja di restaurant tersebut.)

Adegan 78 ( 00:49:47 – 00:51:30 ) Sikap Ping Hen yang selalu Surya berdiri di depan cermin kecil yang tergantung di tembok mushola menghindar interaksi dengan Menuk dengan wajahnya yang serius tanpa mengenakan baju melainkan hanya ada yang ditunjukan pula di adegan- selembar handuk yang menutupi setengah badanya. Lalu ia menatap cermin adegan sebelumnya yaitu 21.39, dan 77 tersebut dan menjulurkan tangannya dengan wajahnya yang sendu untuk

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 berlatih acting di depan cermin itu.

Surya : “Wahai domba-dombaku “ Keseriusan Surya dalam menjalankan pekerjaannya terlihat dalam adegan Kemudian Surya mengambil tongkat kain pel yang berada di sebelahnya dan ini. Ia berlatih drama di dalam masjid. mengangkat tongkat kain pel tersebut kepundaknya. Seoalah-olah ia sedang (?) Di masjid ini Sutradara mungkin mengangkat salib di pundaknya. Lalu Surya mulai berjalan tertatih-taih sengaja menampilkan dua agama membawa tongkat kain pel tersebut di pundaknya. Lalu ia menampilkan yang mayoritas ada di Indonesia yaitu wajah kesakitannya dengan punggung yang menggeliat seakan-akan habis di Islam dan Kristen atau Katolik. Islam dalam adegan diwakili melalui tempat cambuk. Surya berlatih dan Kristen diwakili Surya dalam berlatih adegan.

Tanpa ia sadari Pak Ustadz melihat Surya sedang berlatih.

Pak Ustadz : “Sudah, sudah mirip Yesus.” Sikap ustadz yang bebas nilai. Dalam Surya kaget mendengar suara Pak Ustadz lalu segera ia melepaskan tongkat film ini ustadz tersebut tidak pernah menyalah-nyalahkan atau kain pel tersebut dan membalikan badanya ke arah Pak Ustadz berdiri dengan mengagung-agungkan agamanya wajahnya yang malu-malu sambil buru-buru memakai bajunya. sendiri. Ustadz membebaskan umatnya untuk memilih jalannya Surya : “Aduh jangan gitu dong tadz, jadi gak Pede.” masing-masing.

Pak Ustadz pun tertawa. Mungkin Film ini juga menunjukan kerukunan antar umat beragama. Pak Ustadz : “Pie Sur, wes mantap hatimu?”

Surya : “Insya Allah. Saya tetep istiqomah tadz”

Pak Ustadz : (Sambil mengangkat kedua tangannya) “Amin.” Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus Kemudian Pak Ustadz berjalan meninggalkan Surya dan belum sempat (benar). berjalan jauh Surya memanggil Pak Ustadz. Pak Ustadzpun menengok dan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 kembali mendekati posisi Surya

Surya : “Tadz, Ustadz, gimana caranya biar dihormatin ya tadz ya?”

Adegan ini mencoba mengajarkan Pak Ustadz : (berpikir sejenak sambil melipatkan kedua tangannya di depan bahwa yang membuat diri kita dadanya) “Caranya, ya jangan pernah berpikir ingin dihormati. Tapi kamu dihormati adalah sifat rendah hati dan harus berpikir bahwa kamu ada Sur, ndak cuma sekedar ada Sur. Melainkan dengan kita suka saling tolong kamu harus bisa menjadikan dirimu bermanfaat untuk orang yang ada di menolong maka dengan sendirinya sekelilingmu. Ya? Paham?” orang lain juga akan menghormati kita. Surya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Lalu kemudian Ustadz mulai membalikan badannya sambil berbicara kepada Surya

Pak Ustadz : “ Oh iya, itu bajumu terbalik.”

Surya melihat bajunya yang terbalik lalu segera membenarkan pakaiannya.

Adegan 79 ( 00:51:31 – 00:51:36)

Di gereja Tan Kat Sun membagi-bagikan kotak nasi berwarna merah dan memberikannya kepada seorang wanita yang berumur sekitar 25 tahunan.

Pada adegan tersebut tertulis “Malam Jumaat Agung Paskah”

Tan Kat Sun: “Ini bawa ke paduan suara ya.”

Wanita : “Iya”

Lalu kemudian ia memanggil Ping Hen yang tidak jauh berdiri dari posisinya. Sikap Ping Hen yang sudah mau membantu langsung restaurant Tan Kat Sun : “Hen” (sambil melambaikan tangannya) keluarganya.

Kemudian Ping Hen menghampiri Tan Kat Sun

Adegan 80 ( 00:51:37 – 00:51:46)

Menuk datang ke ruang persiapan drama dan membagikan kotak nasi kepada para pemain drama tersebut.

Menuk : “Mbak, Mas Ini buat setelah selesai drama ya.”

Lalu Surya yang bersiap-siap make up untuk adegan pementasan Yesus Puasa dilakukan oleh umat Katolik disalib itu, segera memisahkan satu kota nasi untuknya. pada saat Jumat Agung. Puasa yang biasa dilakukan adalah puasa putih, yaitu hanya makan nasi dan air putih,

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Menuk : “Eh, mas mas puasa.” tidak makan makanan bernyawa seperti hewani. Surya : “Saya kan enggak.”(sambil berbicara dengan suara pelan kepada Adegan ini juga mencoba Menuk) memperlihatkan sikap saling menghargai antar sesama umat Lalu Menuk melambaikan tangannya tanda tidak setuju dan pergi beragama yang ditunjukan dengan meninggalkan ruangan persiapan tersebut. tanda ketidaksetujuan Menuk mengisyaratkan bahwa kita sebagai Adegan 81 ( 00:51:47 – 00:52:07 ) Muslim juga harus menghormati orang-orang Non-Muslim dengan Pada malam hari di halaman depan gereja sudah mulai banyak jemaat yang tidak makan di depan mereka saat berdatangan memasuki gereja. Di halaman gereja tersebut juga sudah banyak mereka sedang berpuasa. polisi yang berjaga-jaga. Lalu kemudian sebuah mobil jeep berwarna hijau

datang dan menurunkan beberapa orang banser termasuk Soleh untuk turut menjaga gereja tersebut. Tugas Banser adalah sebagai penggerak, pengemban, dan pengaman program-program sosial kemasyarakatan, pengaman lingkungan, dan menjaga serta menjamin keutuhan bangsa dari segala ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan.10

Walaupun paham agama yang dianut oleh para Banser ini berbeda dengan orang-orang yang ada di Gereja namun demi menjaga keutuhan Bangsa mereka harus saling bekerjasama untuk bantu membantu Pimpinan Banser : “Ayo cepet cepet.” (Menyuruh beberapa orang temannya sehingga menciptakan perdamaian. untuk segera turun) Dalam adegan ini juga mungkin ingin menampilkan kehidupan saling Lalu mereka segera mengatur posisi untuk berjaga-jaga. menghormati dan menjaga antar umat beragama. Adegan 82 ( 00:52:08 – 00:52:44)

Di dalam ruang persiapan drama beberapa orang pemain sudah siap mengenakan pakaian dan riasannya.

Rika sedang duduk bersama seorang teman perempuannya sambil berbincang di depan ruang persiapan itu.

10 http://gp-ansor.org/ Diunduh pada 28 Maret 2012. Pukul 12:39

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Doni dan dua orang teman laki-lakinya berjalan mendekati ruangan persiapan tersebut.

Kemudian seorang panitia laki-laki bertugas untuk memastikan kelancaran

drama tersebut.

Panitia : “Oke teman-teman di Absen dulu ya. Bunda Maria udah datang?”

Seorang pemain lain menjawab pertanyaan panitia tersebut.

Wanita : “Udah tadi kayaknya ada di depan.”

Pemeran Bunda Maria : “Eh, ada ada disini.”

Panitia : “Oh itu. Wanita menangis?”

Seorang wanita mengangkat tangannya menyatakan bahwa dirinya hadir. Pada saat pengabsenan sedang berlangsung Doni dan dua orang teman laki- lakinya yang satu berbadan tinggi dan memakai kaos merah berkerah dan satu lagi memakai kemeja berwarna putih bertubuh agak gemuk dan lebih pendek di banding Doni dan seorang temannya.

Laki-laki berbaju merah : “Eh, To To gini, kita minta acara drama penyaliban

Yesus ini dibatalkan.”

Rika dan beberapa jemaat lainnya langsung berdiri dan melihat aksi protes yang dilakukan oleh Doni beserta teman-temannya. Panitia tersebut hanya menarik nafas dan bingung. Kemudian Doni menarik tubuh panitia tersebut agak menjauhi ruangan persiapan

Doni : “Sini,sini.”

Panitia : “Ada apa ini, ada apa?” Mungkin dalam adegan ini mencoba menggambarkan kelompok yang Doni : “Kamu tau gak yang memerankan Yesus itu orang Islam.” mempunyai pandangan bahwa Tuhan Laki-laki berkemeja putih : “Iya To.” dianggap sebagai suatu yang sakral sehingga bagi kelompok-kelompok Doni : “Itu bisa mencemarkan kebesaran Tuhan kita, To” tertentu kesakralan tersebut tidak dapat dinodai dengan masuknya Menuk dan Tan Kat Sun juga menyaksikan protes tersebut tanpa ikut campur pihak-pihak di luar kelompok tersebut yang tidak mengakui keyakinan di dalamnya. Seorang pemain wanita menyanggah pernyataan Doni tersebut. mereka.

Dalam adegan ini adanya dua

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Pemain Wanita : “Apaan sih? Lebay deh.” pandangan yang tidak setuju pemeran Yesus dimainkan oleh seorang Islam Doni : “Diem kamu.” (Sambil menunjuk ke arah wanita tersebut.). “Pokoknya dan adapula yang mentolerir hal saya minta ini dibatalkan. dibatalkan” tersebut.

Panitia : “Pertunjukan kurang dua jam lagi….”

Doni : : “Gak bisa To, harus dibatalkan. Gak bisa.”

Adegan 83 ( 00:52:45 – 00:53:31)

Di depan Gereja para jemaat semakin banyak berdatangan dan masuk ke

dalam gereja tersebut. Surya terus memandangi gereja tersebut. Kemudian seorang teman sesama Banser Surya yang bertubuh pendek dan agak gemuk menghampiri Surya.

Teman Banser : “Tegang banget, kenapa kamu?” Mungkin Soleh menganggap haramnya masuk gereja karena Allah Surya : “Kita sebagai orang Islam kok menjaga gereja? Kan gak boleh masuk sangat membenci pihak-pihak yang ke dalam gereja. Haram.” menyekutukannya. Oleh karena itu sebagai muslim yang taat sebaiknya tidak melakukan hal-hal yang di benci oleh Tuhan.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Teman Banser : “Yang bilang gak boleh tuh siapa?”

Soleh : “Loh ya haram toh Mas.”

Teman Banser : “Ga ada yang haram,leh. Kamu denger gak rangkaian berita

bom yang dilakukan oleh teroris itu?” Adegan ini mencoba menggambarkan penanaman nilai-nilai mengenai Islam Soleh : “Denger, denger.” dengan mencoba memperbaiki citra umat Islam dan mencerminkan bahwa Teman Banser : ”Kita sebagai umat Islam jadi jelek gara-gara berita itu. Ya? islam bukan agama yang keras tetapi Kita sebagai ormas Islam terbesar menolak pandangan seperti itu, dengan agama yang damai. Oleh karena itu menjaga gereja seperti ini, dan ini jihad. Tau ga?” cara yang mereka tunjukan adalah menjaga gereja agar Muslim dan Soleh : “Berarti harus siap kalau ngadepin bom?” Kristen dapat hidup secara berdampingan. Teman Banser : “Iyalah, berani gak?”

Soleh : (Dengan wajah yang takut tetapi memberanikan diri) “Insya Allah.”

Teman Soleh : “Wani tak?”34

Soleh : “Insya Allah, Mas.”

Teman Banser : “Yaudah jaga situ.”

Adegan 84 ( 00:53:32 –00:54:32 )

Di ruang persiapan mereka terus melakukan perdebatan pementasan drama Sikap Romo dalam setiap adegan Yesus di salib. tidak berbeda jauh dengan sikap Ustadz. Pemuka agama tersebut tidak Doni : “Gak bisa To, harus dibatalkan. Gak bisa.” menyalah-nyalahkan agama dan cendrung untuk menampilkan sikap Saat mereka sedang berdebat kemudian Romo datang menengahi perdebatan saling menghormati dan menghargai. mereka dengan menggunakan pakaian panjang berwarna putih. Mungkin maksud dari Romo adalah jangan gara-gara kita Romo : “Hei, hei, hei, kenapa mesti mempersoalkan hal yang kecil dan mempertahankan perkara yang kecil mengorbankan hal yang besar?” (mempermasalahkan siapa yang memerankan Yesus dan asul usulnya) Laki-laki berbaju merah “Romo, Romo, menurut Romo tokoh Yesus , maka kita akan kehilangan hal yang diperankan oleh seorang Islam itu hal yang kecil? Saya tidak setuju Romo” lain yang lebih besar (makna paskah tersebut) Doni : “Iya Romo, ini mencemarkan agama kita.”

34 Berani gak?

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Romo : “Pernahkah kalian mendengar kehancuran iman karena sebuah adegan drama?” Mungkin maksud dari perkataan Romo adalah kehancuran iman bukan Saat mendengar pernyataan Romo, Rika dan beberapa teman dan pemain disebabkan karena pementasan drama tersebut tersenyum puas. Ketiga Pria yang menentang acara drama itu sebuah adegan drama tetapi karena hanya terdiam dan menundukan kepalanya. kebodohan.

Romo : “Sejarah telah membuktikan kehancuran iman dan agama karena Kebodohan tersebut ditunjukan kebodohan. Jangan sekali-kali berbuat bodoh ya.” melalui mempersoalkan hal yang kecil dan mengorbankan hal yang besar. Kemudian Romo pergi meninggalkan mereka yang berdebat. Lalu panita itu Kebodohan tersebut adalah tidak mengertinya makna bagi orang-orang hanya menepuk-nepuk pundak Doni dan kembali melanjutkan tugasnya. tersebut. Sehingga banyak orang yang tidak tenang hidupnya karena Panita : “Oke teman-teman siap semua ya? Jangan lupa main maksimal. persoalan-persoalan yang kecil-kecil. Serius ya. Total. Oke?”

Doni dan teman-temannya pergi meninggalkan ruangan persiapan tersebut dan melintasi Rika yang sedang duduk bersama dengan temannya. Rika hanya melirik Doni dan teman-temannya dengan senyuman puasdi wajahnya.

Panitia : “Mas Surya santai aja ya, Mas” Beberapa orang menerima asal usul Surya sebagai umat Islam yang Surya hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. memerankan Yesus dengan.

Adegan 85 ( 00:54:33 – 00:55:28 )

Pada saat pementasan Drama Yesus dimulai dengan paduan suara, pendeta dan para jemaat sudah siap berada di posisinya masing-masing. Kemudian Surya berjalan dengan membawa salib di tengah-tengah para jemaat. Di belakang Surya terdapat 4 orang prajurit yang berpura-pura mencambuk punggung Surya

Prajurit : “Jalan terus ! Jalan”

Surya terus berjalan tertatih-tatih membawa salibnya sendiri.

Prajurit : “Jalan !” (Sambil berpura-pura menggunakan cambuknya kepada Memperlihatkan bahwa Surya memiliki pemahaman agama yang Surya) berbeda tetapi ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ini juga Surya merintih dengan wajah kesakitan namun ia tetap berusaha berjalan memperlihatkan bahwa sangat total dengan beban yang berat. Surya tak kuat memegang salib itu sendiri dan ia dalam mengerjakan pekerjaannya. terjatuh. Kemudian beberapa wanita mengenakan selendang di kepalanya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 mengahampirin Surya sambil menangis untuk membantunya berdiri. Para penonton menyaksikan drama itu dengan serius dan adapula penonton yang menangis terharu..

Prajurit : “Jalan” (Sambil berpura-pura menendang)

Prajurit : “Bangun Yesus !”

Lalu Surya bangun kembali dan mulai berjalan.

Prajurit : “Cepat Jalan !” (Kembali berpura-pura mencambuk Surya)

“Minggir kalian.” (Mengatakan kepada para wanita yang menangis di sekitar Surya)

Prajurit : “Cambuk dia”

Surya terus berjalan sampai akhirnya di depan altar gereja lalu ia terjatuh kembali dan ada seorang laki-laki datang menolong Surya.

Adegan 86 (00:55:29 – 00:56:16 )

Saat pementasan drama itu berlangsung, Ping Hen keluar dari dalam Gerejadan berjalan ke halaman depan karena ia menerima telepon dari temannya.

Ping Hen : “Hallo, hallo. Sorry, sorry tadi hp-nya tak silent. Pie pie? He eh, he eh. (mendengarkan pembicaraan di telepon) Gede juga dia mau invest ya.

Tapi sekarang aku lagi bantuin restaurant Papiku dulu eh.”

Soleh yang sedang berjaga di luar mendengar suara Ping Hen yang sedang berbicara di teleponnya dan menoleh ke arah Ping Hen. Kemudian

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 membalikan wajahnya lagi dan melanjutkan berjaga. Disamping membantu orang tuanya menjalankan restaurant Ping Hen Ping Hen : (melanjutkan percakapan di ponselnya) “Ndak, ndak, ndak lama tetap melanjutkan rencananya untuk kok. Seengaknya sampe Papiku dapet penggantinya. Yowes gini, nanti tak membuka restaurant bersama dengan teman-temannya. hubungi kowe lagi. Soalnya sekarang aku lagi bantuin Papiku dulu. Ya? Oke

Soleh sesekali melirik ke arah Ping Hen mendengarkan pembicaraannya tetapi tetap berjaga. Saat Ping Hen mematikan teleponnya dan memasukannya ke dalam kantong celana kemudian ia melihat Soleh yang sedang berjaga.

Lalu Ping Hen berjalan beberapa langkah untuk menyapa Soleh.

Ping Hen : “Satpam koe sekarang?” Adanya kebanggaan yang ditunjukan Kemudian Soleh menatap Ping Hen dengan bangganya. Soleh yang mendapat pekerjaan menjadi Banser. Soleh : “Banser.”

Adegan 87 ( 00:56:17 – 00:56:25 ) Menampilkan symbol-simbol Surya terjatuh di atas salib yang ia bawa. Lalu para prajurit tersebut keagamaan tertentu. mengangkat badan Surya dan menaruhnya di atas salib yang tadi Surya bawa dengan wajah kesakitannya.

Adegan 88 ( 00:56:26 – 00:56:45 ) Adegan ini menunjukan bahwa Ping Hen memiliki kecurigaan dan Di luar Gereja percakapan antara Soleh dan Ping Hen berlangsung memandang rendah apa yang telah menegangkan. diusahakan oleh Soleh dalam hal mencari pekerjaan. Ping Hen : “Jadi kayak gini ada hasilnya opo cuma kemaki35 aja biar ada

35 sombong, besar kepala

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 kerjaan?”

Soleh : “hah, opo kata kowe?” Adegan ini mungkin ingin menunjukan sikap Ping Hen yang Ping Hen : “Heran aku kenapa Menuk lebih milih kamu.” mempertanyakan kenapa Menuk lebih memilih Soleh yang tidak Kemudian Ping Hen berjalan menuju ke dalam gereja dan meninggalkan memiliki pekerjaan di banding dirinya. Karena dulu Menuk dan Ping Hen Soleh yang masih berjaga di halaman gereja tersebut. Mendengar sindiran memiliki hubungan yang dekat (akan Ping Hen Solehpun membalasnya. di jelaskan pada adegan 118)

Soleh : “Aah, Cino! Kalau gak ada Restaurant bapakmu, gak bisa hidup. Sindiran kecinaan menunjukan Tau? Ngaca toh” identitas kelompok tertentu.

Mendengar ucapan Soleh, Ping Hen tidak dapat mengendalikan dirinya. Ia Adegan ini juga menunjukan reaksi Soleh yang tidak terima di lecehkan langsung berlari dan memukul Soleh. oleh Ping Hen dan ia kembali melecehkan Ping Hen. Adegan 89 ( 00:56:46 – 00:56:49 )

Drama pementasaan tersebut tetap berlangsung. Kali ini Surya sudah di baringkan dan diikat dengan tali di atas salibnya. Kemudian dua orang prajurit memegang kedua tangan surya dan berpura-pura menempelkan paku

di tengah telapak tangan Surya, Surya pun menjerit kesakitan.

Surya : “Aaaaahhh”

Penonton sudah mulai terbawa oleh suasana drama yang khyusuk tersebut

Adegan 90 ( 00:56:50 – 00:57:15 )

Di halaman gereja terjadi baku hantam antara Soleh dan Ping Hen mereka Sikap permusuhan yang ada pada diri berdua saling memukul satu sama lainnya tanpa ada yang mau mengalah. Saat Ping Hen dan Soleh berdampak pada perkelahian sedang berlangsung kemudian datanglah Tan Kat Sun dan Lim mudah terpancingnya emosi mereka Giok Lie serta dua orang Banser membantu melerai perkelahian mereka. Lim berdua apabila berinteraksi.

Giok Lie dan Tan Kat Sun menahan Ping Hen dan menjauhkan Ping Hen dari Surya begitupun dengan kedua Banser itu menahan tubuh Surya agar tidak berkelahi lagi. Soleh mengucapkan kata kasar Asu yang berarti anjing. Soleh : (berteriak) “Asuuu !”

Ping Hen dan kedua orangtuanya beranjak pergi meninggalkan Soleh yang masih emosi.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 91 ( 00:57:16 – 00:57:30 )

Surya telah di salib, kemudian salib tersebut dinaikan tinggi di depan altar gereja oleh para prajurit. Wajah Surya nampak menahan sakitnya di salib.

Badan Surya pun penuh dengan darah.

Adegan ini menunjukan alasan Menuk Adegan 92 ( 00:57:31 – 00:57:59 ) memilih menikah dengan Soleh hanya karena mereka mempunyai agama Ping Hen duduk di kursi di dalam kamarnya dan Lim Giok Lie duduk di atas yang sama. Menuk lebih memilih kasur di depan Ping Hen. Terlihat di kamarnya terdapat poster Colliers orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi taat beragama. Ping Hen : “Mi, Menuk lebih milih nikah sama Soleh hanya karena dia taat Pilihan itu dianggap Ping Hen sebagai beragama. Taat tok, Mi. Bayangin toh, bayangin,picik toh? Goblok toh?” suatu kebodohan atau tidak rasional.

Lim Giok Lie memberikan nasihat Lim Giok Lie: “Setidaknya, Menuk udah berani memilih, juga Soleh. Kamu, tentang kehidupan bukan hanya apa? Apa yang kamu sudah pilih, Hen? Apa kamu sudah sepenuhnya memilih kepada Menuk tapi juga Ping Hen. berada di restaurant Papimu?”

Ping Hen hanya diam mendengarkan nasihat dari Lim Giok Lie tanpa berbicara lagi.

Adegan 93 ( 00:58:00 – 00:58:14 ) Menunjukan emosi kekesalan Soleh Soleh sudah berada di rumahnya sedang duduk . Menuk mengkompres luka di terhadap Ping Hen yang masih dahi Surya. Wajah Surya masih terlihat kesal akibat pertengkaran tadi. terbawa sampai Soleh di rumah.

Saat Menuk akan mengompres lukanya, tiba-tiba Soleh memukul lemari yang Adegan ini kembali menunjukan sikap Menuk yang lemah lembut dan setia ada di sebelahnya sehingga beberapa barang terjatuh dari lemari tersebut dan melayani suaminya. Menuk hanya mengusap-usap pundak Soleh untuk menennangkannya. Lalu Menuk kembali mengompres luka surya dengan kain.

Adegan 94 ( 00:58:15 – 00:58:35 )

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Tanpa terganggu oleh pertengakaran Soleh dan Ping Hen drama pementasan Yesus di salib tetap berlangsung. Surya sudah terangkat di salibnya. Penonton

memandanginya dengan wajah Iba dan ada pula yang menangis terisak isak.

Surya : “Allah, Allah, kenapa engkau meninggalkan aku?”

Lalu setelah perkataan itu Surya menutupkan kedua matanya dan di bawah Surya beberapa orang wanita menangis tersedu-sedu. Wajah Rika tampak lega karena Surya telah mementaskan drama dengan baik. Wajah Rika pun tersenyum saat pementasan drama itu berakhir.

Dalam adegan 92 – 97 juga diiringi dengan lagu Iwan Fals yang berjudul

Kesaksian dengan lirik : aku mendengar suara. Jerit makhluk terluka luka, luka. Hidupnya luka

orang memanah rembulan. Burung sirna sarangnya sirna, sirna. Hidup redup alam semesta luka

banyak orang, hilang nafkahnya

aku bernyanyi menjadi saksi

banyak orang, dirampas haknya

aku bernyanyi menjadi saksi

mereka, dihinakan

tanpa daya ya, tanpa daya. terbiasa hidup

sangsi

orang-orang, harus dibangunkan aku bernyanyi menjadi saksi

kenyataan, harus dikabarkan aku bernyanyi menjadi saksi

Adegan 95 ( 00:58:36 – 00:59:07 )

Rika yang sedang ada di rumahnya memegang gagang telepon dan menekan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 sebuah nomor,iya menunggu sesaat jawaban dari teleponnya. Adegan ini juga menunjukan ketidaksetujuan atau sikap tidak Rika : “Ibu? Waalaikumsalam Bu. Bu, tadi malam Rika di Baptis. Nama mendukung pilihan agama Rika yang depan Rika ditambah jadi Theresia. Ibu, Bu?” baru. Bentuk protes tersebut ditunjukan dengan langsung menutup Kemudian dengan wajah sedih Rika menutup teleponnya tanpa ada akhir dari telepon Rika ketika Rika memberikan kabar bahwa dirinya telah di Baptis percakapan tersebut kemudian Rika menarik nafasnya. Terlihat di sebelah telepon Rika memajang foto kedua orang tuanya

Adegan 96 ( 00:59:08 – 00:59:23 )

Surya duduk bersila di dalam masjid dengan menggunakan sarung, baju koko Artinya : dan di depannya terdapat al-quraan. Surya kemudian mengaji dan Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha melantunkan ayat Al- Ikhlas yang berbunyi : Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala “ Qul huwallahu ahad. Allahushshamad. Lam yalid walam yuulad. Wallam sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak yakullahuu. Kufuwan ahad” pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." semakin lama suara Surya semakin lirih. Lalu Surya berhenti membaca al- (?) Mengapa Surya menangis setelah quraan dan menangis. adegan drama Yesus tersebut?

Adegan 97 ( 00:59:24 – 00:59:35 )

Di halaman depan mesjid beberapa orang laki-laki sibuk mengangkat spanduk Dalam adegan ini menunjukan bahwa mesjid dijadikan sebagai tempat besar bertuliskan Marhaban Ya Ramadhan dan di spanduk tersebut juga kegiataan umat Islam seperti pada terdapat jadwal sholat tarawih. Beberapa orang laki-laki lainnya kerja bakti adegan 2 yaitu kerja bhakti membersihkan halaman sekitar mesjid. Ada yang membersihkan karpet mesjid, dan menyiram tanaman di halaman mesjid.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 98 ( 00:59:36 – 00:59:40)

Ibu Novi dan suaminya membagikan makanan kepada anak-anak perempuan Pada bulan Ramadhan Ibu Novi menampilkan kegiatan bersedekah dan laki-laki berumur sekitar 9– 13 tahun yang semuanya mengenakan sesuai dengan anjuran Islam. pakaian muslim di halaman depan rumahnya.

Adegan 99 ( 00:59:41 – 01:00:23 )

Ping Hen dan dua orang teman laki-lakinya sedang minum beer di suatu tempat. Satu temannya memakai baju hijau, berkerah merokok dan berwajah sipit dan temanya yang lain juga memakai baju coklat berkerah dan juga bermatasipit.

Adegan ini menjelaskan bisnis yang akan Ping Hen jalani bersama dengan temannya adalah membuka restaurant. Sehingga jika Ping Hen memilih dua-duanya ia tidak bisa fokus atau total bekerja memajukan

restaurant tersebut. Adanya Teman Ping Hen berbaju hijau : “Kowe harus milih Hen. Ndak isa kowe milih persaingan makanan dan bisnis yang bekerja di satu bidang yang sama dua-duanya, ndak isa. Lagian kowe ngerti toh, bisnisnya kita, podo-podo di membuat Ping Hen harus memilih 36 restaurant. salah satunya.

Ping Hen : “Tapi, aku ndak isa di restaurant Papiku.”

Teman Ping Hen berbaju coklat : “Kenapa emangnya?”

Kemudian Ping Hen menarik nafasnya dan menggaruk-garuk kepalanya. Alasan Ping Hen enggan melanjutkan Ping Hen : “Aku ndak isa masak ndak pake minyak Babi. Masak tuh soal rasa restaurant keluarganya adalah dan rasaku kesana.” perbedaan prinsip dan cara memasak.

Teman Ping Hen yang pertama menertawakan alasan Ping Hen dan teman

Ping Hen yang kedua hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

36 Sama-sama di restaurant

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Temang Ping Hen berbaju hijau : “Aku ngerti, Aku ngerti. Tapi kan koe dewe gak bisa toh ninggalin restaurant keluargamu gitu aja? Ndak iso, Hen”

Ping Hen menahan kesalnya dengan mematah-matahkan tusuk gigi yang ada di depannya.

Adegan 100 ( 01:00:24 – 01:00:55 )

Lim Giok Lie sedang menyuapi Tan Kat Sun makan di dalam kamarnya. Tan Adegan ini mencoba menampilkan Kat Sun duduk di atas kasur sambil menasehati Ping Hen cara mengelola fungsi tirai tersebut menunjukan restaurant yang juga duduk di hadapannya. Tan Kat Sun tidak ikut mengelola bahwa restaurant tersebut menghormati ajaran agama lain yaitu restaurant lagi karena masalah kesehatannya. Islam. Dengan menutup dengan tirai maka seseorang yang berpuasa tidak Tan Kat Sun : “Inget ya Hen, ini Bulan Puasa. Ya, pasang tirai, barangkali akan tergoda untuk makan di siang anak-anak juga udah pada tahu.” hari atau tidak akan tergoda jika melihat orang lain makan di Ping Hen : “Iya, Pi.” restaurant tersebut. Penutupan tirai tersebut sebagai suatu tradisi dalam Tan Kat Sun : “Mungkin Nanti kalau kamu turun tirainya udah di pasang. restaurant-restaurant di Bulan Satu hal lagi, jangan jualan Babi bulan ini. Kita harus hormatin orang Islam. Ramadhan dan bentuk penghormatan Inget, jangan jualan Babi sebulan ! Ngerti kowe?” terhadap masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim. Ping Hen : “Iya, Hen ngerti Pi.”

Adegan 101 (01:00:56 – 01:01:18 )

Lim Giok Lie turun dari atas rumahnya menuju restaurant yang berada di Adegan ini menunjukan sikap yang lantai bawah rumahnya diikuti dengan Ping Hen di belakangnya. tidak tanggap atau tidak peka terhadap lingkungan sekitar membuat Ping Hen : “Mi, Bulan Puasa kok ribet banget sih. Banyak aturan, kan bukan Ping Hen tidak mengerti makna dari kita yang puasa.” peraturan yang dibuat oleh Tan Kat Sun. Lim Giok Lie : “Udah kamu ikutin aja.” Mencerminkan bahwa Lim Giok Lioe Sebelum menuju restaurant Lim Giok Lie berhenti di ruang makan dimana di juga seorang istri yang taat kepada perintah suaminya. ruang makan tersebut terdapat lemari. Lemari tersebut terlihat foto leluhurnya laki-laki berwajah sipit dan beberapa batang dupa serta buah-buahan. (?) Kenapa Lim Giok Lie tidak memberikan pemahaman terhadap Lim Giok Lie : “Sini sembahyang dulu.” kebingungan Ping Hen ?

Ping Hen : ““Ah, udah Mami aja.” Memperlihatkan bahwa Ping Hen bukan seorang Konghucu yang taat Lalu Ping Hen berjalan menuju arah restaurant meninggalkan Lim Giok Lie kepada agamanya atau tidak melakukan ritual penghormatan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 yang akan berdoa. terhadap leluhurnya.

Di restaurant Menuk dan pegawai yang lain sedang sibuk menutupi jendela-

jendela restaurant dengan tirai putih.

Adegan 102 ( 01:01:19 –01:01:25 )

Di toko buku, Rika sedang melihat-lihat rak yang berisikan jejeran buku luar

negeri yang tersusun rapi. Kemudian Rika mengambil sebuah buku tebal Rika langsung tertarik dari judul buku bersampul coklat dan buku tersebut berjudul “Every Path Leads to God”. tersebut maka itu ia mencoba Rika membuka buku itu dan mulai membaca halaman demi halaman. membaca buku itu.

Adegan 103 ( 01:01:26 – 01:01:33 )

Di depan restaurant yang sudah tertutup oleh tirai-tirai putih terdapat dua Terlihat biasanya pada saat Bulan orang tukang becak yang sedang mencari pelanggang. Siang itu suasana Puasa biasanya suasana di siang hari memang sangat sepi. sepi karena biasanya orang-orang memilih untuk berdiam diri di rumah Tukang becak : “Becak mbak becak?” untuk menjaga puasanya agar tetap lancar. Ditujukan kepada seorang wanita yang berjalan di sekitar daerah tersebut.

Adegan 104 ( 01:01:34 – 01:01:47 ) Adegan ini mungkin menerangkan Ping Hen duduk dan kemudian berdiri mondar mandir lalu duduk kembali di bahwa kebanyakan orang yang menjadi pelanggan di restaurant satu meja ke meja yang lain di dalam restaurant yang sepi itu. Tak satupun tersebut adalah Muslim. Terbukti ada pelanggan yang datang ke restaurant. Lim Giok Lie hanya duduk di meja pada saat bulan puasa restaurant kasir dan memperhatikan tingkah laku Ping Hen. tersebut sepi

Lim Giok Lie : “Kalau Bulan Puasa gini memang sepi. Gak usah dipikirin,

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Hen”

Wajah Ping Hen terlihat sedikit kesal karena sudah siang pelanggan tak juga

datang ke restaurantnya.

Adegan 105 ( 01:01:48 – 01:02:14 )

Ping Hen berjalan keluar dari dalam restaurant ke teras depan restaurantnya Pada saat Puasa orang menahan haus dan lapar. Hal tersebut membuat lalu ia melihat salah satu pegawai laki-lakinya sedang tidur terlelap di meja orang cendrung malas bekerja karena pelanggan. konsentrasinya menurun atau menjadi lemas dan akhirnya Ping Hen mendengar suara Menuk dan Soleh berbicara di halaman depan mengantuk. restaurant lalu kemudian Ping Hen mengintip dari balik tirai. Terlihat Soleh Karena tidak ada pelanggan maka dengan pakaian Bansernya dan Menuk yang berbicara dengan Soleh sambil waktu banyak waktu luang untuk bisa memain-mainkan topi Bansernya. beristirahat atau berleha-leha di waktu kerja. Hal itu juga di lakukan Soleh : “Kamu mau buka puasa pake apa?” oleh Menuk yang mengobrol dengan Soleh di waktu kerja. Menuk : “Apa ajalah Mas, baru juga jam segini kok udah ngomongin buka.”

Soleh : “Mas pulang cepet.”

Menuk : “Ya kalau gitu terserah Mutia sama Rifka aja.”

Kemudian Menuk melihat Ping Hen yang mengintip dari tirai lalu Menuk segera menyudahi pembicaraan dengan Soleh.

Menuk : “Mas aku balik lagi ya ke restaurant gak enak samayang lain.” Sopan santun Menuk kepada Surya Kemudian menuk mencium tangan Soleh untuk berpamitan adalah dengan mencium tangan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Menuk : “Assalamualaikum.” ketika berpamitan.

Soleh : “Waalaikumsalam.”

Lalu Menuk kemudian berjalan kembali ke dalam restaurant.

Adegan 106 ( 01:02:15 ) Disamping pegawai yang tertidur ada Di dapur Hendra melihat dua orang pegawai laki-laki dan perempuannya pula pegawai yang mengobrol pada sedang duduk berdekatan dan tertawa sambil mengobrol. Lalu Ping Hen saat bulan puasa. Mereka tidak mengerjakan tugas yang seharusnya mengagetkan mereka berdua dengan memukul pintu. mereka kerjakan karena tidak ada pelanggan yang datang. (seperti pada Ping Hen : “Woi” adegan 103 menunjukan restaurant Kedua pegawainya pun kaget sampai-sampai pegawai laki-lakinya yang sepi padabulan puasa) melemparkan bawang Bombay yang ada di tangannya. Lalu pegawai laki-laki Adegan ini memperlihatkan sikap Ping kemudian mulai bekerja mengelap peralatan dapur sedang pegawai wanitanya Hen adalah majikan yang tidak memotong bahan makanan. Ping Hen hanya memperhatikan dengan wajah menyukai orang yang malas terlebih tidak ada pelanggan sehingga kesal dan kemudian meninggalkan dapur. pemasukan yang di dapat tidak terlalu banyak dan ia harus membayar gaji Adegan 107 ( 01:02: 20 – 01:02:58 ) orang-orang yang tidak produktif. (Ping Hen sangat mementingkan Menuk berjalan masuk ke dalam restaurant, lalu ia berpapasan dengan Ping untung dalam menjalankan Hen yang baru saja keluar dari arah dapur. Ping Hen menghampiri Lim Giok restauranntnya yang terlihat juga Lie yang sedang duduk sambil membaca buku. pada adegan 108 dan 130)

Ping Hen : “Mami tahu gak apa yang bikin restaurant kita ini sepi?, hah?”

Untuk beberapa detik ia memandang kearah Menuk yang berdiri tidak jauh Adegan ini juga menunjukan demi mencapai keuntungan yang banyak darinya kemudian ia berjalan kearah luar restaurant. Ping Hen mengorbankan tradisi untuk menutup restaurant dengan tirai agar Lim Giok Lie: “Hen ! Ngapain?” tampak lebih menarik perhatian.

Lim Giok Lie mengikuti langkah kaki Ping Hen. Ping Hen membuka paksa Bentuk kekesalan Ping Hen salah satu tiraiyang terpasang di pintu masuk restaurantnya dan membawanya dilontarkan berupa protesnya masuk ke dalam restaurant untuk ditunjukan kepada Lim Giok Lie. terhadap aturan-aturan yang diterapkan selama bulan puasa. Ping Hen : “Ini, ini gara-garanya. Ini yang bikin restaurant kita sepi“ Selain dari kekesalan Ping Hen karena Lim Giok Lie, Menuk, dan dua orang pegawai laki-laki dan perempuannya tidak ada pelanggan. Mungkin Ping Hen juga cemburu melihat Menuk hanya berdiri melihat kekesalan Ping Hen tanpa bisa berbuat banyak. (mantan kekasihnya) dan Soleh yang sempat berkelahi dengannya Ping Hen kemudian membanting tirai tersebut ke atas meja dan kembali

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 berjalan keluar halaman restaurant. Di luar restaurant Ping Hen mulai mengobrol di jam kerja. membuka paksa tirai-tirai yang menutupi restaurantnya itu.

(?) Mengapa Lim Giok Lie tidak Lim Giok Lie : “Hen, jangan hen ! Jangan !” memiliki ketegasan terhadap perilaku Ping Hen? Semua pegawai keluar melihat keributan tersebut. Setelah Ping Hen

mencopotkan beberapa tirai yang menutupi restaurantnya lalu tirai tersebut diberikan dengan kasar kepada Menuk.

Adanya prasangka tirai yang menutup Ping Hen : “Copot kabeh ! Copot ! Copot ! Copot !” (sambil menunjuk ke restaurant tersebut membuat tirai tirai yang belum sempat tercopot) restaurantnya menjadi tidak laku karena tertutup. Dengan dilepasnya Dengan wajah yang ketakutan para pegawai menaati perintah Ping Hen dan tirai maka akan lebih menarik mereka mulai mencopotkan tirai-tirai tersebut. Menuk hanya berdiri kaget perhatian pelanggan untuk makan di melihat perilaku Ping Hen. restaurantnya.

Lim Giok Lie : “Hen !”

Ping Hen : “Udah mami diem aja.” Memperlihatkan posisi kekuasaan di Lim Giok Lie kemudian hanya terdiam dan Ping Hen kemudian menatap dalam restaurant dikendalikan oleh menuk sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam restaurant. Ping Hen

Ping Hen : “Ayo kerja lagi, kerja, kerja. Semua kerja !”

Adegan 108 ( 01:02:59 – 01:03:18 ) Hubungan Menuk dan Soleh terlihat Di dalam kamar Menuk sedang melipat sarung ditemani Soleh yang berbaring lebih dekat dari sebelumnya. Soleh isitirahat di atas kasurnya. Kemudian Menuk menceritakan kepada Soleh apa sudah mau mendengarkan cerita yang terjadi di restaurant hari ini. Terlihat di kamar tersebut catnya yang Menuk dan tidak marah-marah.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 berwarna putih sudah mulai kecoklatan, bangunannya sudah tua, dan terlihat foto pernikahan Soleh dan Menuk. Tempat tidur yang mereka gunakan adalah

tempat tidur kecil bertingkat.

Sikap Ping Hen yang berbeda dengan orang tuanya. Ping Hen tidak mentoleriri waktu untuk beribadah sedangkan orang tuanya memberikan kebebasan bahkan mengingatkan pegawainya untuk beribadah. Menuk : “Bukan Cuma tirai aja yang di copot mas, tapi kita juga gak di kasih Penggunaan kata kecinaan yang waktu untuk break sholat. Jadi mesti nyolong-nyolong waktu sendiri deh.” menunjukan identitas seseorang dalam film ini juga dutunjukan pada Soleh : “Dasar Cina !” adegan 22 dan 86) Menuk : “Eh, aku tuh bukan ngomongin Cina,ini lagi ngomongin Hendra.” Menunjukan sikap Soleh yang masih kesal terhadap Ping Hen. Menuk kemudian mulai naik ke pojok kasur untuk tidur di samping Soleh

Soleh : “Ah, bodo we lah.”

Adegan 109 ( 01:03:19 – 01:03:25) Memperlihatkan kesehatan Tan Kat Di kamar tidur Tan Kat Sun, Lim Giok Lie sedang menadahkan baskom Sun sudah semakin parah dan hanya Lim Giok Lie setia merawatnya kepada Tan Kat Sun yang sedang muntah-muntah.

Lim Giok Lie : “Pi, udah Pi.” (Sambil mengusap-usap pundak Tan Kat Sun)

Adegan 110 ( 01:03:26 – 01:04:14 )

Di restaurant pada siang itu terlihat ada satu orang pelanggan wanita berambut panjang dan berwajah sipit berumur sekitar 26 tahun .

Ping Hen dari dalam rumah berjalan ke area restaurant dengan membawa selembar kertas berwarnac cokelat. Ping Hen menghampiri meja kasir tempat Lim Giok Lie duduk sambil mengambil lem yang terletak di meja kasir itu

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 dan mulai mengoleskan lem tersebut pada selembar kertas yang ia bawa.

Lim Giok Lie : “Apa tuh Hen?”

Lim Giok Lie mencoba melihat kertas yang di bawa Ping Hen namun Ping Hen menahan tangan Lim Giok Lie Sikap yang kurang sopan juga di tampilkan Ping Hen dalam adegan ini. Hendra : “Udah mami diem aja.” Ketika restaurant sudah dipercayakan Setelah selesai mengelem kertas itu Ping Hen berjalan ke depan restaurant kepada Ping Hen maka orang lain walaupun Ibunya tidak bisa ikut diikuti dengan Lim Giok Lie yang ikut beranjak dari tempat duduknya dan campur mengelola restaurant mengikuti Ping Hen berjalan tersebut karena restaurant tersebut sudah menjadi tanggung jawab Ping Istri Pak Tan : “Hen apa-apaan tuh?” Hen.

Pelanggan restaurant yang sedang makan ikut juga melihat gerak-gerik Ping Hen. Adegan ini menggambarkan bahwa Ping Hen menempelkan secarik kertas yang ia bawa ke pintu masuk Ping Hen memutuskan untuk memberikan libur lebaran lebih restaurantnya, papan tersebut berisikan pengumuman bahwa “Tutup pada sedikit dari biasanya agar restaurant hari lebaran pertama. Buka lagi pada hari lebaran kedua”. Lim Giok Lie tersebut mendapatkan keuntungan kemudian membaca pengumuman yang dibuat Ping Hen dan ia pun terkejut. dengan memanfaatkan moment Menuk yang mengintip dari jendela restaurant hanya bisa terdiam tanpa lebaran. Karena pada saat lebaran orang banyak yang memilih untuk memprotes. makan bersama keluarganya di luar dan pada saat lebaran orang mempunyai uang yang lebih yang mereka dapat dari THR. Sehingga konsumsi masyarakat saat lebaran lebih tinggi. (Alasan tersebut ada pada adegan 130 )

Lim Giok Lie : “Kita buka lima hari sesudah lebaran.”

Ping Hen : “Yang kaya gitu tuh restaurant kita gak akan gede-gede Mi. Sekarang udah ndak lagi.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Lalu Ping Hen berjalan ke halaman depan restaurant setelah memasang pengumuman tersebut untuk memasang lembaran pengumuman tersebut di kaca luar restaurant. Lim Giok Lie terus berteriak menasehati Ping Hen. Mungkin Ping Hen menganggap orang Lim Giok Lie “Kita harus menghargai yang lebaran.” Islam tidak menghargainya karena bentuk ejekan kecinaan yang sering ia Ping Hen : “Apa mereka ngehargain kita Mi?” terima dari orang-orang muslim. Atau prasangka-prasangka negative yang Ping Hen mencopot pengumuman sebelumnya yaitu “Tetap Buka Pada Bulan diberikan orang muslim kepada Puasa” dan mengganti pengumuman tersebut dengan pengumuman yang ia orang-orang Tionghoa. buat.

Lim Giok Lie : “Papimu pasti marah.”

Ping Hen : “Papi, Papi. Papi mau saya terusin bisnis dia, ini caranya.”

Lalu Ping Hen masuk kembali ke dalam restaurant.

Adegan 111 ( 01:04:15 – 01:04:24 ) Adegan ini menunjukan perubahan Ping Hen masuk ke dalam restaurant dan melihat Menuk sedang bekerja sikap yang diterima para pegawai merapihkan meja restaurant kemudian mereka saling bertatapan lalu Ping Hen setelah restaurant dikendalikan oleh berjalan dan melihat para pegawainya yang menatap perilaku Ping Hen Ping Hen. Tidak ada kebebasan bagi para pegawai untuk mendapatkan sehabis mengumumkan pengumuman tersebut. haknya atau menyuarakan haknya. Misal waktu untuk sholat dan Ping Hen : “Ayo kerja lagi, kerja lagi ! Gak usah protes ? ” pendapat mengenai aturan yang Lalu para pegawainya pun kembali bekerja sesuai tugas mereka masing- dibuat. masing.

Adegan 112 ( 01:04:25 – 01:04:46 )

Lim Giok Lie sedang beribadah di dalam rumahnya, dikelilingi oleh lilin-lilin Memperlihatkan ritual keagamaan tertentu. merah di sekitarnya. Di luar restaurant Menuk hanya duduk termenung.

Adegan 113 (01:04:47 – 01:05:03 )

Pada malam hari tampak beberapa orang sedang berjalan keluar dari mesjid tersebut dengan menggunakan pakaian muslim dan membawa sejadah serta sarung. Marhaban Ya Ramadhan berarti Selamat datang hai Bulan Suci Bagi perempuan mereka membawa mukena dan sejadah di tangannya. Di atas Ramadhan. pintu masuk mesjid tersebut tertulis Marhaban Ya Ramadhan. Lalu ada

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 beberapa orang saling bercakapan sesudah pulang sholat tersebut

Perempuan : “Aku mau pulang dulu ya.”

Laki-laki : “Sampai besok ya?”

Adegan 114 ( 01:05:04 – 01:06:54 )

Pada Malam hari suasana sangat ramai di depan masjid, orang-orang baru saja selesai menunaikan sholat tarawih dan terdengar alunan seseorang yang sedang mengaji setelah sholat usai.

Di luar masjid Rika menunggu Abi dan Surya selesai Sholat tarawih di pedangang mie ayam yang berjualan tak jauh dari masjid tersebut. Setelah Sholat tarawih selesai Abi dan Surya segera menemui Rika yang sudah Bentuk motivasi Rika kepada Abi menunggunya dan duduk bersama-sama Rika di tukang mie ayam tersebut. adalah ia selalu mendukung kegiatan keagamaannya Abi dengan menunggu Rika : “Mau mie ayam gak? ” dan menjemputnya sehabis mengaji Lalu Surya memesan mie ayam sedangkan Abi langsung duduk di sebelah atau sholat. Rika. Setelah memesan Mie ayam kemudian Surya ikut duduk bergabung bersama Rika dan Abi.

Surya : “Kata Abi ada perlu. Ada yang mau diomongin yah?”

Rika : “Iya aku mau minta tolong.”

Surya : “Jadi Yesus lagi?”

Rika : “Ketagihan deh, gak (Rika yang saat berbicara sambil memegang mangkuk mie ayamnya kemudian mangkuk tersebut di rebut oleh Abi yang meminta makanan Rika)

Abi : “Bu, minta bu.”

Rika : “Iya sayang. (sambil memberikan mangkuk mie ayamnya kepada Abi kemudian melanjutkan pembicaraan yang terpotong) Bukan anaknya temenku itu lagi sakit,kritis, laki-laki.”

Surya : “Terus?”

Rika : “Tau gak tokoh idolanya siapa?”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Surya : “Mandala Siluman Sungai Uler. Mana saya tahu lah.”

Rika : (tertawa mendengar jawaban Surya) “Serius ah. Bukan.

Surya :”mana saya tau?”

Rika : “Santa Claus”

Surya : “Ini santa claus apa sinterklas?”

Rika : “Loh apa bedanya sih?”

Surya : “Yah kalau sinterklas itu, dia itu seorang Santo atau pendeta yah Adegan ini menunjukan bahwa pendeta di Spanyol. Nama aslinya tuh Santo Nicholas. Orangnya Kayaaaaa pengetahuan Surya yang seorang banget, dia punya orang item sebagai budak peliharaannya juga banyak. Islam melebihi pengetahuan Rika yang seorang Katolik. Nah, dia itu punya kebiasaan setiap hari kelahirannya tanggal 5 Desember, dia merayakannya dengan membagikan hadiah sama anak-anak miskin. Nah, Adegan ini juga menunjukan pakaiannya juga kaya santo pake jubah putih panjang, pake topi panjang, penghayatan Surya terhadap peran- peran yang di dapatkan selama ini. pake tongkat terus ujungnya ada bandul.” Sehingga ia mengetahui asal usul Rika : “Oh jadi gak pake jeenggot putih terus gendut?” peran yang di dapatkan untuk memaksimalkan pekerjaannya. Surya “Itu bisa-bisanya orang Amerika aja karena mereka gak punya hero, ga punya jagoan. Makanya mereka ga mau sama kaya orang Spanyol. Nah ini juga di gambarin ada yang tinggal di Kutub Utara, terus naik apa namanya? Kereta yang ada rusanya, bisa terbang, masuk ke cerobong asap, pakaian yang gendut, jenaka.”

Rika : “Ih, pinter yah kamu.”

Surya : “Dulu pernah memerankan sebagai Santa Claus”

Rika : “Nah itu bisa jadi orang baik?”

Surya : “Rampok yang menyamar menjadi Santa Claus”

Rika : (Rika tertawa mendengar cerita Surya) “Oke,oke, oke Mr.Antagonis, mau gak nolongin aku jadi Santa Claus?”

Lalu Surya hanya tersenyum sambil berpikir tawaran dari Rika.

Adegan 115 ( 01:06:54 – 01:07:30 )

Di ruang tunggu rumah Sakit Rika dan Surya duduk menunggu teman Rika.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Surya sudah siap dengan pakaian Santa Clausnya memakai jenggot putih dan topi panjang berwarna merah serta perutnya yang gendut.Surya menunggu

teman Rika dengan wajah yang grogi dan sambil mengumamkan lagu jingle bell dan menggoyang-goyangkan kakinya. Tak lama kemudian teman Rika( suami dan istri) datang sambil membawa kado dan meminta Surya untuk Adegan ini memperlihatkan bentuk memberikan hadiah tersebut kepada anaknya. saling tolong menolong antar sesama umat beragama menunjukan bahwa Teman perempuan Rika : “Maaf yaa nunggu lama.” kita sebenarnya dapat hidup berdampingan dengan menghilangkan Rika : “Gak apa-apa kok.” status-status yang menjadi pembatas dan penghambat bentuk perdamaian. Teman Rika (Suami) : “Maaf sudah menunggu.”

Teman Rika (istri) : “Terimakasih sudah menunggu, bisa minta tolong

berikan ke Abi?” (Sambil memberikan kado yang telah mereka siapkan)

Surya bingung karena harus memberikan hadiah tersebut kepada Abi. Abi adalah nama yang sama dengan nama anak Rika. Sehingga Surya menatap Rika dengan wajah penuh tanda Tanya sebelum menerima kado tersebut.

Rika : “Namanya Abi, sama kaya nama anak aku.”

Teman Rika ( Suami) : “Iya namanya Abi.”

Kemudian Surya tersenyum dan menerima kado tersebut untuk diberikan kepada Abi.

Teman perempuan Rika : “Terimakasih ya sebelumnya.” Identitas keislaman Surya tetap Surya : “Insya Allah, Insya Allah.” ditonjolkan dalam adegan ini dengan mengucapkan Insya Allah yang Teman perempuan Rika : “Mari” (Mengajak Surya dan Rika untuk menuju artinya adalah Jika Allah mengizinkan. kamar Abi)

Adegan 116 ( 01:07:32 – 01:09:31 )

Teman perempuan Rika membuka pintu kamar perawatan anaknya, diikuti

dengan suaminya dan Rika. Abi yang saat itu sedang menggambar dengan menggunakan oksigen dan penutup kepala tak menghiraukan kedatangan Artinya :

mereka sampai ia mendengar suara Santa Claus datang. “Bel berbunyi sepanjang jalan, sangatlah menyenangkan naik diatas Surya : “Hohohoho, jingle bells, jingle bells, Jingle all the way, Oh what fun kereta luncur yang dibawa oleh it is to ride, In a one-horse open sleigh, hei, Hohohoho, jingle bells, jingle

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 bells, Jingle all the way, Oh what fun it is to ride, In a one-horse open sleigh. seekor kuda”

Rika dan orang tua Abi juga ikut menyanyikan lagu jingle bells. Abi yang

tadinya sedang mewarnai berhenti untuk melihat tokoh favoritenya tersebut. Surya terus joget berputar-putar sambil menyanyikan lagu itu dan menghampiri Abi dengan membawa hadiah di tangannya. Bentuk Sifat Santa Claus yang Surya : “Abi Santa bawa hadiah untuk kamu. Karena kamu adalah laki-laki memberikan hadiah kepada anak- yang kuat. Maka Santa memberikan kamu…..” anak yang baik

Lalu Surya mengeluarkan hadiah robot-robotan yang sebelumnya sudah di berikan oleh orang tua Abi kepada Surya. Abi melihat robot-robotan tersebut tersenyum senang.

Surya : “Hohohohoho”

Surya menggoyang-goyangkan badannya seperti robot yang ia pegang. Lalu Bentuk sifat Santa Claus yang Jenaka. kemudian Surya memberikan robot-robotan itu kepada Abi.

Abi memainkan robot-robotan itu dan menekan tombol pada robot-robotan tersebut sehingga robot itu mengeluarkan suara dan lampu yang menyala di badan robot tersebut.

Surya : “Hohohoho, Abi, Apa yang Abi minta Santa akan penuhi. Hohohoho,

Abi minta apa? Abi minta apa?”

Abi menatap Surya sejenak lalu melambaikan tangannya kepada Surya agar Surya lebih mendekat kepadanya. Surya dengan wajahnya yang bingung kemudian melirik kearah Rika dan orang tua Abi. Lalu Surya melangkah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 mendekati Abi.

Abi membuka kertas gambarnya, lalu memberikan sebuah kertas yang sudah

dilipat kepada Surya. Surya menerima secarik kertas yang diberikan oleh Abi, lalu ia membuka kertas tersebut.

Dalam kertas tersebut terdapat gambar seorang malaikat menggunakan Adegan ini mungkin ingin menunjukan jenggot pendek berwarna coklat sedang bergandengan tangan dengan seorang sikap anak yang lebih ikhlas menerima anak kecil lalu di sebelah gamabar tersebut terdapat suatu kalimat “Abi ingin keadaannya di banding dengan orang pergi agar tidak menyusahkan Bapak – Ibu.” dewasa.

Setelah itu adegan ini diiringi dengan lagu yang berjudul Kumbaya dengan

lirik : Artinya : Datanglah Tuhan, datanglah. Kumbayah my Lord, kumbayah Datanglah Tuhan, datanglah. Kumbayah my Lord, kumbayah Datanglah Tuhan, datanglah. Kumbayah my Lord, kumbayah Oh Tuhan, datanglah. Oh Lord, kumbayah

Rika dan orang tua Abi penasaran isi kertas tersebut. Surya saat membaca Menunjukan bahwa karena kertas itu kemudian menatap Abi dengan wajah yang kaget bercampur sedih. penyakitnya maka aktivitas Abi Abi melanjutkan kegiatan mewarnainya tanpa melihat ekspresi wajah Surya. menjadi terbatas. Ia hanya bisa menggambar. Kebanyakan gambarnya Di dalam kamar perawatan Abi terlihat banyak kado di meja sebelah tempat adalah gambaran malaikat yang tidurnya. Lalu di sekeliling tembok kamarnya terdapat beberapa gambar yang menemani seorang anak kecil. Hubungan Abi dan Tuhannya terlihat Abi gambar sendiri. Gambar tersebut ada seorang laki-laki berambut sebahu pada banyaknya gambar yang memakai jenggot pendek berwarna coklat sedang memegang salib di tangan menerangkan tentang ketuhanan kanannya dan menggandeng seorang anak kecil di tangan kirinya. Ada pula berada di sekeliling kamarnya. gambar tiga orang yang sedang menaiki sebuah perahu dan diatas gambar

orang itu tertulis “Abi,Ibu,Bapak.”, Lalu di sebelah gambar itu ada seorang

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 laki-laki berambut cokelat sebahu dan berjenggot pendek yang juga berwarna coklat sedang memegang tongkat di tangan kanannya dan memegang tangan

anak kecil di sampingnya, di samping anak kecil tersebut terdapat sebuah gereja.

Surya hanya bisa berusaha menampilkan wajahnya yang menahan haru

Surya : “Hohohohohoho” (dengan nada lirih menahan tangis)

Adegan 117 (01:09:31 – 01:09:46) Bentuk rasa terharu Surya diluapkan Surya dengan pakaian Santa Clausnya duduk di trotoar jalanan dan menangis dalam tangisannya. Sikap terharu yang ditunjukan Surya mungkin dengan kencang sambil memegang robot yang dijadikan hadiah untuk Abi. karena ia menyadari di Dunia ini Seorang pengendara sepedapun aneh melihat tingkah laku Surya di pinggir masih banyak orang yang lebih jalan tersebut. menderita daripadanya. Ia menyadari bahwa di dunia ini ia ternyata memiliki nilai dan berguna untuk orang lain (berperan sebagai santa Claus agar dapat menyenangkan orang lain) dan bukan sekedar jadi figuran semata.

Adegan 118 ( 01:09:47 – 01:09:57 ) Mungkin adegan ini mencoba menggambarkan bentuk intropeksi Di depan mesjid Surya dengan pakaian Santa Clausnya sedang makan, lalu ia yang ia lakukan adalah duduk kemudian berhenti makan dan duduk termenung di kursi pedagang makanan melamun. tersebut.

Di sebelah Surya ada seorang anak kecil perempuan menggunakan pakaian muslimnya hanya menatap Surya yang sedang termenung sambil menyantap makanannya.

Adegan 119 ( 01:09:58 – 01:10:24 ) (?) Kenapa Robot yang seharusnya di Di dalam mesjid Surya sedang duduk di atas sajadah di depan surya diletakan berikan kepada Abi berada di tangan sebuah robot dengan tangannya ke atas seakan-akan robot itu sedang berdoa. Surya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Surya terus memandangi robot tersebut. (?) Maksud dari Surya membawa bawa robot tersebut ?

Saat Surya sedang memandangi robot itu datanglah Soleh dengan menggunakan sarung,baju koko dan peci. Soleh melihat Surya yang termenung memandangi robot tersebut.

Soleh : “Heh, Sur.”

Surya menoleh kea rah Soleh (?) Apakah benar fungsi tasbih untuk berdoa ? Soleh : “Berdoa tuh pake tasbih bukan pake robot.” Fungsi masjid sebagai sebagai tempat kegiatan masyarakat. Yaitu dengan Lalu Surya mengambil robot tersebut dari hadapannya. Di dalam mesjid itu memanfaatkan mesjid sebagai tempat juga tampak Soleh yang sedang duduk berkumpul dan berbincang-bincang sharing soal keagamaan dan dan bersama teman-teman jamaah yang lainnya. tempat kumpul umat islam

Adegan 120 ( 01:10:25 – 01:10:48 )

Pada malam hari di depan mesjid ada seorang laki-laki bertubuh gemuk, memakai pakaian koko, sarung dan peci sedang makan. Lalu ada seorang temannya bertubuh kurus yang juga memakai sarung,peci dan baju koko berlari menghampirinya.

Teman kurus : “Ayo bangun.”

Teman gendut : “Belum abis.”

Teman kurus : “Ayo nanti ketinggalan.”

Teman gendut : “Aaah, Y owes se se .”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Lalu ia memberikan mangkuk tersebut kepada pedangan makanan yang berjaga di gerobaknya.

Teman gendut : “Eh, titip yo.”

Pedagang : “Iya mas.”

Lalu kedua pria tersebut berlari menuju ke dalam mesjid.

Tak jauh mereka yang sedang berlari, Ping Hen melintas di depan mesjid itu dan Ping Hen melihat orang yang sedang terburu-buru itu masuk ke dalam mesjid.

Di depan pintu halaman mesjid Menuk dan Rifka baru saja datang dengan membawa mukena dan sajadah di tangannya. Ping Hen melihat menuk yang akan masuk ke dalam mesjid lalu kemudian Menuk juga tak sengaja melihat Ping Hen yang berdiri menatapnya.

Menuk : “Rif, kamu duluan aja ya nanti mbak nyusul.”

Rifka : “Iya mbak.” Keengganan Ping Hen untuk menyapa Ping Hen segera pergi menjauhi mesjid setelah melihat Menuk. Kemudian Menuk. Menuk menyusul Ping Hen

Adegan 121 ( 01:10:49 – 01 :12:54 )

Mereka terus berjalan. Ping Hen berjalan dengan cepat untuk menjauhi Adegan ini juga memperlihatkan Menuk, tetapi Menuk terus mengejar Ping Hen sampai akhirnya mereka bahwa Ping Hen menghindarkan berada di satu jalanan yang sepi dan gelap, tidak terlalu lebar sertadi kanan dirinya untuk berinteraksi dengan kirinya terdapat rumah dan beberapa gerobak dagangan . Menuk. Seperti pada adegan-adegan sebelumnya. Menuk : “Ko, (Ping Hen terus berjalan tanpa menghirakan sapaan Menuk, dan Menuk terus mengejar Ping Hen) Ko Hendra, Ko !”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Setelah nada suara Menuk dinaikan Ping Hen pun berhenti berjalan tanpa menatap Menuk yang ada di belakangnya. Menunjukan bahwa Ping Hen yang Ping Hen : “Kamu tahu toh dari dulu aku ndak suka di panggil koko.” keturunan Tionghoa pun tidak suka apabila orang-orang menyebutkan Menuk : “Maaf Mas.” dirinya dengan ciri khas etnisnya.

(?) Mengapa Ping Hen tidak suka di Ping Hen mulai membalikan badannya menatap Menuk dan Menuk panggil koko? memajukan langkahnya untuk berbicara lebih dekat dengan Ping Hen. Ping Hen terus menatap Menuk dan Menuk akhirnya berbicara dengan menahan tangisnya kepada Ping Hen tanpa melihat wajahnya.

Menuk : “Maaf kalau saya pernah menyakiti mas Hendra. Saya tahu dulu kita pernah.... pernah punya cerita yang mungkin menurut Mas Hendra gak Alasan mengapa Ping Hen sering enak. ( Perlahan Menuk mulai menatap wajah Ping Hen) Tapi buat saya itu bersikap sinis dan kerasa kepada anugrah, karena Tuhan ngajarin cinta dalam agama yang berbeda. Saya orang lain. Mungkin Sikap tersebut minta, Mas jangan lampiasin rasa marah Mas Hendra ke suami saya atau ke adalah bentuk kekecewaanya karena merasa dikhianati. orang tua Mas Hendra. Itu aja mas. Assalamualaikum.” Menjelaskan bahwa kasih sayang Ping Hen hanya menundukan kepala dan diam, kemudian Menuk pergi dapat diberikan kepada siapa saja meninggalkan Ping Hen yang berdiri terpaku di tempatnya. Setelah Menuk tanpa memandang perbedaan agama pergi, Ping Hen mengangkat kepalanya dan melihat Menuk berjalan menjauh. yang mereka anut.

Ping Hen : “Waalaikumsalam” Bentuk sikap menghargai Ping Hen kepada Menuk adalah dengan Di adegan 120 – 125 diiringi dengan lagu Sheila on 7 berjudul “Yang menjawab salam.

Terlewatkan” dengan lirik :

Kemana kau s’lama ini Bidadari yang kunanti

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Kenapa baru sekarang Kita dipertemukan

Sesal tak ‘kan ada arti Karna semua t’lah terjdi Kini kau t'lah menjalani Sisa hidup dengannya

Mungkin salahku… Melewatkanmu… Tak mencarimu… Sepenuh hati… Maafkan aku…

Kesalahanku… Melewatkanmu… Hingga kau kini… Dengan yang lain… Maafkan aku…

Jika berulang kembali Kau tak akan terlewati Segenap hati kucari Di mana kau berada

Walau ku terlambat Kau tetap yang terhebat Melihatmu… Mendengarmu… Kaulah yang terhebat

Adegan 122 ( 01 :12:54 – 01:13:15 ) Setting tempat adalah di daerah Pasar Ping Hen berjalan dengan tatapan kosong di suatu pertokoan di daerah Pasar Baru Baru. Hujanpun turun namun Ping Hen tetap berjalan tanpa berteduh lebih dahulu. Ping Hen berjalan melewati temapt kos Surya dulu dan pedagang Kegalauan yang dirasakan Ping Hen membuatnya tidak peduli akan hujan kaligrafi yang terbuat dari kayu, serta melewati pengamen jalanan yang yang membasahi dirinya. mengamen di depan barber shop.

Adegan 123 ( 01:13:16 – 01:13:42 )

Ping Hen mengambil sebuah kotak yang berada di lemari buku kamarnya, Adegan ini menunjukan bahwa dahulu lalu ia duduk di atas tempat tidurnya dan membuka kotak tersebut. mereka mempunyai hubungan yang dekat dengan penggambaran foto dalam adegan ini.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Di dalam kotak tersebut terlihat foto antara Menuk yang sedang menggandeng tangan Ping Hen di depan restaurant .

Lalu Ping Hen membuka kembali lembaran foto yang lain, foto itu juga adalah foto Ping Hen yang duduk sambil merangkul bahu Menuk.

Adegan 124 ( 01:13:43 – 01:13:52 ) Mungkin adegan ini ingin menjelaskan Pada siang hari, Ping Hen membuang kotak yang berisikan kenangan antara bahwa Ping Hen membuang kenangan bersama Menuk mencerminkan sikap dirinya dan Menuk ke sungai yang arusnya mengalir cukup deras. Setelah bahwa ia telah ikhlas Menuk bersama membuat kotak itu kemudian Ping Hen pergi. dengan orang lain dan memulai hidupnya yang baru. Adegan 125 ( 01:13:53 – 01 :14:03)

Ping Hen melintas di depan mesjid dimana pada saat itu sedang

berkumandang adzan. Ping Hen berhenti sejenak dan melirik kearah mesjid itu lalu berjalan kembali.

Adegan 126 ( 01:14:04 – 01:14:21 )

Bentuk motivasi yang diberikan Rika Rika dan Abi sedang duduk bersama di meja makan. Mereka sedang kepada Abi terhadap kepercayaannya mengucapkan doa niat puasa sama-sama dengan sama-sama mengangkat adalah dengan menemani Abi untuk tangan mereka untuk berdoa. Rika mengajarkan Abi mengucapkan doa niat sahur dan mengajarkan Abi membaca puasa dan Abi mengikuti apa yang Rika katakan. niat puasa.

Rika: “Nawaitu shouma ghodin” Arti Niat Puasa :

Niat saya puasa di Bulan Ramadhan Abi : “Nawaitu shouma ghodin” karena Allah.

Rika : “an adaa-I”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Abi : “an adaa-I” Walaupun berbeda agama Rika juga memberikan pemahaman agama Rika : “fardhi syahri” kepada Abi sesuai dengan ajara agama Abi. Abi : “fardhi syahri”

Rika : “romadhoona”

Abi : “romadhoona”

Rika : “haadzihis sanati”

Abi : “haadzihis sanati”

Rika : “lillaahi ta 'aala.”

Abi : “lillaahi ta 'aala.”

Abi dan Rika : “Amin”

Adegan 127 ( 01:14:22 – 01:14:45 ) Persiapan menjelang malam takbiran. Di halaman mesjid beberapa pemudia sedang menggotong beduk untuk Para pemuda menyiapkan beduk dan beberapa lainnya membuat obor dinaikan ke atas becak. Seorang pemuda yang lainnya sedang menyapu untuk memeriahkan malam takbiran halaman mesjid. itu.

Surya dan seorang pemuda bersama-sama sedang menggergaji bambu. Mesjid di jadikan sarana kegiatan Seorang pemuda lagi memasukan minyak tanah ke dalam bambu yang sudah kelompok agama Islam untuk mempersiapkan perayaan hari terpotong-potong itu. keagamaannya. Pemuda yang satu lagi sedang menyumbat ujung bambu tersebut dengan kain.

Adegan 128 ( 01:14:46 – 01:15:21 )

Para Bapak-bapak, Ibu-ibu, Anak-anak, Remaja putri maupun putra berjalan Perayaan takbiran adalah sebagai bersama-sama dengan mengenakan pakian muslimnya masing-masing dan bentuk rasa suka cita yang dirasakan oleh umat Muslim karena tekah menyuarakan takbir serta beberapa orang lainnya membawa obor dan berhasil melawan hawa nafsu pada kelompok yang lain memainkan rebana. saat berpuasa.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Dua orang bapak-bapak memukul beduk yang didorong oleh becak. Dalam adegan ini tertulis HARI RAYA IEDUL FITRI.

Surya, Menuk, Soleh, dan Rifka turut juga dalam barisan tersebut. Tampak wajah mereka yang bahagia di suasana perayaan hari raya Idul Fitri yang cukup meriah walaupun keadaan malam itu diguyur dengan rintikan hujan.

Adegan 129 ( 01:15:22 – 01:15:27 ) Kebiasaan yang dilakukan sesama umat muslim pada hari raya Idul Fitri Pada siang itu telihat beberapa orang sedang berjalan di sebuah gang dan adalah saling memaafkan yang merka saling bersalaman ketika bertemu dengan orang-orang sesama muslim ditunjukan dengan bersalaman satu (mengenakan pakaian muslim) dengan yang lainnya

Adegan 130 ( 01:15:28 – 01:16:12 ) Simbol ketupat mencerminkan Di dalam rumah Menuk dan Rifka menyiapkan ketupat dan opor ayam. Soleh kebersamaan dan saling berbagi menemani Mutia yang sedang bermain. Kemudian mereka duduk bersama di tercermin pada saat membuka lantai dua rumah menuk untuk menikmati hidangan lebaran tersebut. ketupat dan membagikan ketupat tersebut kepada orang-orang. Selain itu, struktur ketupat pun sarat makna. Bungkusnya yang terbuat dari janur kuning yang rumit melambangkan berbagai macam dosa yang telah diperbuat oleh manusia. Namun, setelah dibelah, muncullah warna putih yang melambangkan kesucian.11

11 http://benudoang.blogspot.com/2009/09/sejarah-dan-makna-ketupat-lebaran_25.html Diunduh pada 29 Maery 2012 pukul 02:19

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Memakan ketupat dan opor ayam pada saat lebaran adalah sebuah tradisi umat muslim pada saat lebaran

Menuk : “Nih opornya, nih.”

Menuk menyiapkan piring untuk Soleh makan. Bentuk pelayanan istri kepada suami adalah menyiapkan makanan untuk Menuk : “Nih Mas.” suaminya.

Rifka : “Jadi besok mbak udah masuk?”

Menuk : “Iya Rif.” Momen lebaran di jadikan umat Rifka : “Biasanya libur sampe lima hari mbak.” muslim untuk berkumpul bersama keluarga dan merekatkan tali Surya menunjukan wajahnya yang kaget mendengar hal tersebut lalu ia kekeluargan. menampilkan wajah yang kesal sambil menuangkan nasi ke dalam piringnya.

Menuk : “Ya makannya kita jalan-jalannya hari ini aja yah?”

Soleh : “Kenapa gak bolos aja toh? Gampang kok.” Dalam adegan ini mungkin menggambarkan kecurigaan Soleh Menuk : “Gak enak sama engko.” kepada Menuk karena Soleh mengetahui bahwa Menuk memiliki Soleh : “Engkoh opo Hendra? Hah? Engkoh opo Hendra? masa lalu.

Menuk hanya menatap Soleh tanpa menjawab pertanyaanya.

Adegan 131 ( 01:16:13 – 01:17:14 )

Surya dengan menggunakan baju koko,sarung, dan peci berjalan di suatu Tradisi bersalaman dan mengunjungi kerabat pada saat lebaran merupakan daerah perumahan lalu ia kemudian menyalami orang-orang yang berpapasan bentuk rasa saling memaafkan. di sekitarnya. Soleh berjalan memasuki pekarangan rumah Rika. Idul Fitri mempunyai arti kembali Surya : “Assalamualaikum.” kepada kesucian.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Rika keluar dari dalam rumahnya dan menyambut Surya dengan senyuman. Rika mengenakan pakaian kemeja bercorak bunga-bunga dan rok selutut Bentuk rasa saling menghormati yang berwarna merah muda. ditunjukan Rika adalah dengan mengucapkan selamat Idul Fitri Rika : “ Waalaikumsalam, Selamat Idul Fitri”

Rika dan Surya kemudian bersalaman.

Surya : “Selamat Idul Fitri juga.”

Rika : “Masuk yuk”

Lalu Surya masuk ke rumah Rika dan kemudian Abi muncul dengan pakaian koko,sarung dan juga pecinya sambil berlari memeluk Surya.

Abi : “Om Surya.” Hubungan Surya dan Abi yang terlihat semakin dekat setiap harinya. Surya : “Waduh” (Sambil memeluk Abi juga)

Lalu Abi mencium tangan Surya dan kemudian mereka bertiga duduk di ruang tamu rumah Rika.

Surya : “Lagi ngapain kamu? Ke rumah Yanti dong?” Adegan ini menggambarkan bentuk Abi : “Tadinya sih mau ke rumah Yanti sama Ibu. Eh, tapi kata Ibu gak jadi.” ketidaksetujuan orang tua Rika atas pilihan agamanya. (Bentuk protes itu Abi berbicara sambil membuka kue lebaran yang ada di hadapannya. Setelah juga terlihat pada adegan 93) mendengar penjelasan Abi lalu Surya melihat ke arah Rika. Tindakan yang dilakukan adalah antara anak dan orang tua tidak saling Rika : “Ibu melarang saya, katanya menjaga perasaan Bapak.” bertemu

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Surya : “Emang Eyang Yanti belum tahu kalau kamu…?”

Rika menggelengkan kepalanya sebelum Surya selesai menyelesaikan kalimat

pertanyaannya. Adegan ini juga menjelaskan bahwa keputusan yang dibuat Rika untuk Surya : “ Sampai kapan?” berpindah agama tidak melalui diskusi dengan orang tuanya. Adanya salah Rika : “Aku gak berani berharap.” satu pihak dari orang tua yang tidak mengetahui keputusan Rika tersebut Kemudian Surya memakan kue lebaran yang ada sudah di buka oleh Abi. karena keputusan tersebut mungkin masih dianggap sebagai sesuatu hal Surya : “Minta ya?” yang wajar.

Rika : “Oh iya, Silahkan.”

Lalu Rika membukakan kue-kue lebaran yang lainnya yang terdapat diatas meja ruang tamunya.

Adegan 132 ( 01:17:15 – 01:17:44 )

Di dalam Restaurant Ping Hen menelepon melalui ponselnya sambil berjalan mondar mandir lalu akhirnya Ping Hen duduk diatas meja kasir.

Ping Hen : “Pokoknya aku gak mau tahu. Besok koe kirimin dagingnya kesini yo? Besok restaurant ini buka. Ya udah kaya gini gak isa ngomongin kebiasaan. Ndak isa, aku tuh udah ubah aturan kalau restaurant ini buka. Jadi kowe kirimin dagingnya kesini yo?”

Kemudian Ping Hen menutup telepon genggamnya itu dan meletakannya di atas meja. Saat ia meletakan handphonenya tersebut ia melihat foto dirinya sewaktu kecil, Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie bersama yang tertempel di atas meja itu.

Ping Hen kemudian melihat ke rah tumpukan buku yang ada di atas meja dan ia melihat buku yang dipinjam Tan Kat Sun dari menuk lalu ia mengambil buku tersebut dan melihat judul dari buku itu adalah “Rahasia dan Khasiat 99 Asmaul Husna” Lalu segera Ping Hen meletakan kembali buku itu diatas meja.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Adegan 133 ( 01:17:45 – 01:18:07 )

Pak Tan diatas kasurnya dengan menggunakan penyanggah lehernya sedang Adegan ini menunjukan keengganan menyemprotkan bunga yang dirawat oleh dirinya dan Lim Giok Lie sejak Ping Hen untuk berkata yang sebenarnya kepada Papinya karena awal film ini. Lim Giok Lie sedang membereskan selimut disampingnya. Lalu untuk menjaga kesehatan Papinya. Tan Kat Sun melihat Ping Hen berjalan di depan kamarnya.

Tan Kat Sun : “Mau kemana Hen?”

Ping Hen : “Kebawah Pi.”

Lalu Hendra berjalan kembali dan Pak Tan melanjutkan menyemprotkan tanamannya.

Tan Kat Sun: “Anak-anak diliburkan berapa hari Mi?”

Mungkin Lim Giok Lie tidak menjawab pertanyaan Tan Kat Sun karena bingung karena takut mengganggu kesehatan Tan Kat Sun.

Lim Giok Lie tidak menjawab pertanyaan Tan Kat Sun, ia terus membereskan selimut dan tidak berani menatap wajah Tan Kat Sun. Tan Kat Sun

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 menghentikan kegiatan menyemprot tanamannya dan menanyakan kembali pertanyaan yang sama.

Tan Kat Sun : “Mi? Anak-anak berapa hari libur?”

Lim Giok Lie tetap diam tanpa menjawab pertanyaan Tan Kat Sun.

Adegan 134 ( 01:18:08 – 01:18:13 )

Di halaman depan restaurant tampak para pegawai sudah mulai sibuk bekerja. Ada yang mengelap kaca restaurant dan ada yang sedang membawa bahan makanan yang di pesan ke dalam restaurant. Kemudian Menuk datang dengan membawa rantang masuk ke dalam restaurant.

Adegan 135 ( 01:18:14 – 01:18:44 )

Menuk masuk menuju dapur dan ia melihat Ping Hen sedang bertransaksi dengan penjual daging. ayam

Ping Hen : “Piro iki mas?”

Tukang daging : “Biasa, 200 ribu.”

Ping Hen : “Besok kirim lagi dagingnya aku buka seperti biasa.”

Tukang daging : “Iya.”

Ping Hen : “Kamsiah”

Kemudian Ping Hen memanggil salah satu karyawannya untuk membawa potongan ayam tersebut ke dapur.

Ping Hen : “Mas !” Dalam adegan mungkin ingin menjelaskan bahwa Tan Kat Sun Tanpa ia sadari Tan Kat Sun turun dari atas rumahnya dan memarahi Ping mempunyai pengalaman bagaimana Hen karena buka lebih cepat dari biasanya. mengelola restaurant sehingga Tan Kat Sun mengetahui kebiasaan umat Tan Kat Sun : “Ping Hen ! apa-apaan ini? Apa-apaan ini?” Muslim pada hari raya lebaran adalah berkumpul bersama keluarga. Ping Hen : “Pi, Papi ngapain disini?” Sehingga ketika Tan Kat Sun mengetahui bahwa Ping Hen Tan Kat Sun: “Pulang semua, sana pulang, pulang. (mengusir para membuka restaurant lebih awal dari pegawainya dari restaurant tersebut, dan para pegawaipun pergi untuk pulang) biasanya memunculkan sikap keras dari Tan Kat Sun. Ini masih hari kedua lebaran.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Para pegawai pun berlarian keluar kecuali Menuk yang tetap berada dalam Tan Kat Sun memaksa para pegawai restaurant tersebut. untuk pulang. Bentuk sikap tersebut adalah bentuk saling menghargai dan Ping Hen : “Pi, aku cuma ngejalanin seperti biasa kok Pi.” (Sambil menghormati terhadap hari kebesaran umat-umat beragama. menghalangi Pak Tan yang mengusir para pegawainya dan berusaha menutup pintu restaurant). Pi tunggu pi. Pi, denger dulu, denger. Saat lebaran itu Alasan logis Ping Hen mengapa tetap orang-orang pada makan di luar karena pembantunya pada mudik. Kalau ingin berjualan pada saat lebaran adalah untuk mendapatkan unung restaurant kita tutup kita ndak dapet untung pi.” yang besar.

Mungkin maksud dari bukan Cuma untung doang adalah kita harus melihat keadaan sekeliling kita dan Tan Kat Sun: “Denger kamu ya, denger ! Ngejalanin Bisnis itu tuh bukan harus beradaptasi dengan masyarakat cuma untung doang. Ngerti kowe? Tutup, tutup !” sekitar agar restaurant tersebut dapat diterima dan dinilai dengan baik. Ping Hen terus menahan tan Kat Sun yang akan menutup pintu restaurant.

Adegan 136 ( 01:18:45 – 01:19:15 )

Adegan penyerbuan ini didasarkan pada dendam Soleh yang memiliki konflik dengan Ping Hen dan juga kecemburuan Soleh karena Menuk lebih memilih kerja di bandingkan dengan berkumpul bersama keluarganya. 12

Akibat adanya kecemburuan dan sikap yang bodoh menimbulkan konflik di masyarakat. Pembukaan restaurant pada saat lebaran di Soleh dan beberapa rombongan temannya berjalan menuju restaurant Tan Kat jadikan kambing hitam atas kekesalan Sun dengan membawa sepotong kayu. Mereka berjalan dengan cepat dan Soleh kepada Ping Hen.

12 http://dapurfilm.com/2011/04/dialog-terbuka-film-tanda-tanya/ Diunduh pada 29 Maret 2012 pukul 08:58

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 menampilkan wajahnya yang marah sebelum restaurant itu tutup sepenuhnya. Ping Hen masih berdebat dengan Tan Kat Sun tentang penutupan restaurant.

Saat mereka sedang berdebat rombongan tersebut datang. Allahu Akbar berarti Allah Maha Besar Romobongan : ““Allahhu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar ”

Lalu kemudian rombongan tersebut mulai memecahkan kaca dan merusak (?) Isu apa yang disebarkan Ping Hen meja-meja yang ada di dalam restaurant, dan apapun yang ada di restaurant sehingga orang-orang mau tersebut hancur oleh amukan romobongan itu. membantunya untuk menghancurkan restaurant Tan Kat Sun Soleh dengan wajah marahnya memukuli Ping Hen dengan kayu dan Bentuk bahwa sebenarnya kekesalan beberapa orang lainnya menghancurkan kaca dan bahan makanan restaurant, yang dituju oleh Soleh adalah Ping Tan Kat Sun menghalangi mereka untuk tidak merusaknya. Hen terlihat Ping Hen yang pertama kali dan terus menerus dipukul oleh Soleh

Tan Kat Sun melihat Ping Hen yang terus dipukuli oleh Soleh dan Tan Kat

Sun berusaha melindungi Ping Hen dari pukulan Soleh.

Menuk menarik Lim Giok Lie untuk masuk ke dalam ruangan lain yang ada di restaurant itu dan bersembunyi sementara kegaduhan di luar tetap terjadi.

Adegan 137 ( 01:19:16 – 01:19:23) Menunjukan bahwa kemarahan Surya dan Rika yang sedang menaiki becak melintas di depan Restaurant Tan berakibat kepada butanya mata dan Kat Sun dan mereka melihat sedang terjadi kerusuhan. Lalu segera Surya hati kita terhadap sifat-sifat turun dari becak untuk menghalangi salah seorang pemuda yang sedang kemanusiaan.. menghancurkan kaca restaurant tersebut. Namun Naas Surya juga mengalami pukulan dari rombongan pemuda yang marah tersebut

Adegan 138 ( 01:19:24 – 01:20:14 )

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Menuk dan Lim Giok Lie berhasil menyelamatkan diri ke dalam restaurant begitupun dengan Ping Hen ia berhasil bersembunyi dari amukan pemuda Adegan ini memperlihatkan rasa cinta tersebut. Tan Kat Sun kepada restaurant yang sudah ia bangun. Walaupun Tetapi Tan Kat Sun masih berada di luar untuk menghadang rombongan keadaannya sedang sakit dan ia hanya tersebut lebih lanjut menghancurkan restaurant yang ia bangun. Kemudian melindungi restaurantnya seorang diri Tan Kat Sun terkena pukulan kayu dari soleh tepat di bagian perutnya. Lalu namun tetap ia lakukan.

Tan Kat Sun jatuh terkulai lemas.

Menuk yang berencana kembali ke restaurant setelah mengamankan Lim Loyalitas Menuk kepada restaurant Giok Lie melihat kejadian tersebut. Lalu berlari untuk menolong Tan Kat tersebut adalah ia tidak melarikan diri saat kerusuhan itu terjadi justru Sun Menuk menyelamatkan Lim Giok Lie Menuk : “Ko !” dari amukan massa.

Soleh hanya diam dan kaget melihat Tan Kat Sun yang terkulai jatuh ke lantai. Ping Hen hanya mengintip dari tempat persembunyiannya tanpa berani keluar dan sambil menangis.

Saat sedang berusaha menyadarkan Tan Kat Sun, Menuk kemudian melihat kearah Soleh dengan tatapan yang masih kaget.

Adegan 139 ( 01:20:15 – 01:20:36 ) Adegan ini menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan Soleh Menuk setelah kejadian tersebut menangis dan mengurung diri di kamar. semata—mata ingin dianggap dan Soleh yang mencoba memberi penjelasan kepada Menuk hanya dapat bernilai di mata Menuk dan berteriak dari luar kamar tanpa dibukakan pintu ataupun dijawab oleh Menuk. keluarganya. Niat untuk membela Menuk dari aturan Ping Hen yang memotong hari libur lebaran berdampak pada kurangnya rasa hormat dan nilai Soleh di mata Menuk.

Hal ini terlihat dari Menuk yang tidak membukakan pintu dan menjawab perkataan suaminya. Sebagai seorang istri seharusnya melayani suami dalam keadaan apapun. Karena pandangan Menuk kepada Soleh telah berubah maka Menuk bersikap seperti itu. 13

13 Idem dapur film

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Surya : “Nuk kamu jangan pikir macem-macem dulu dong, Aku tuh ga ada maksud apa-apa Nuk. Aku cuma pengen punya arti, Nuk. Biar aku dianggap, dimata kamu, keluargaku, anakku, agamaku. Dianggap laki-laki.”

Adegan 140 ( 01:20:37 – 01:20:51) Adegan ini menunjukan bentuk kasih Lim Giok Lie duduk sambil memijat-mijat lengan Tan Kat Sun di samping sayang yang diberikan Istri kepada suaminya dan memperlihatkan tempat tidurnya. Tan Kat Sun terkulai lemas dan Ping Hen mengintip dari karakter Lim Giok Lie yang setia pintu kamar Tan Kat Sun. Ping Hen mengusapkan wajahnya dengan kedua menemani Tan Kat Sun. tangannya lalu Ping Hen pergi ke bawah restaurant.

Adegan 141 ( 01:20:52 – 01:22:53)

Ping Hen berada di bawah restaurant yang sudah hancur berantakan. Pecahan kaca tersebar di lantai dan di sekitar ruangan tersebut, meja dan kursi sudah

tidak tersusun lagi bentuknya. Kemudian Ping Hen melihat buku Rahasia dan Khasiat 99 Asmaul Husna tertutup oleh tumpukan kayu. Lalu ia mengambil buku tersebut dan mulai membacanya. Ping Hen membuka lembar demi

lembar dan dalam lembaran pertama yang ia baca adalah :

Allah

“Hanya milik Allah asmaulhuzna maka bermohonlah kepadanya dengan

menyebut asmaulhuzna itu dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan

mendapat dari apa yang mereka kerjakan.”

Ya Allah

“Berdzikir dengan ( nama) ini sebanyak 1000 kali setiap hari, akan

menyembuhkan penyakit hati yang ragu-ragu dengan keyakinan terhadap Allah (Insya Allah)”

Lalu Ping Hen membuka lembara berikutnya dan disitu tertulis :

Al – Hafizh ( Maha Memelihara)

“Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan

akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memeihara segala sesuatu .”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Lembaran berikutnya adalah :

Al – Aliyy ( Maha Tinggi )

“Tatkala Allah memberimu kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

Lalu Ping Hen terus membaca buku itu dengan serius, lembar demi lembar ia

baca secara perlahan

Al – Kabir ( Maha Besar )

“Demikianlah karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan

sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Al – Muqit ( Maha Menjaga )

“Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (Peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Al – Baits ( Maha Membangkitkan )

“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, tak ada keraguan padanya, dan bahwasannya Allah membangikitkan semua orang di dalam kubur.”

Al Hayy ( Maha Hidup )

“Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.”

Al – Akhir ( Maha Akhir )

“Dialah yang awal dan yang akhir, yang lahir dan yang batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Kemudian di dia akhir buku tersebut Ping Hen membuka lembaran

selanjutnya, lembaran itu adalah lembara terakhir yang berisikan kertas putih

dan di atasnya tertulis Buat Menukku (dari Hen)

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Adegan 142 ( 01:22:54 –01:25:12 )

Lim Giok Lie duduk di samping tempat tidur Tan Kat Sun yang sedang tidur terlentang. Kemudian Ping Hen datang dan masuk ke dalam kamar Tan Kat

Sun sambil membawa buku Rahasia dan Khasiat 99 Asmaul Husna. Lim Giok Lie melihat kedatangan Ping Hen.

Lim Giok Lie : “Pi, Hen Pi.”

Pak Tan tanpa menggerak hanya menjawab pernyataan Lim Giok Lie dangan menggumam.

Tan Kat Sun : “mmm..” Adegan ini menunjukan Ping Hen Ping Hen kemudian berjalan mendekati tempat tidur Tan Kat Sun. berubah sikapnya dalam menanggapi sikap saling menghormati dan Ping Hen : “Maafin Ping Hen Pi, sekarang aku ngerti kenapa Papi selalu menghargai antar sesama umat baik sama orang yang bukan seagama, sekalipun mereka ndak baik sama beragama setelah membaca buku Papi.” asmaul husna itu.

(?) Tapi adegan ini tidak memberikan Ping Hen berkata seperti itu sambil memegang buku tersebut dengan kedua kejelasan di bagian mana Ping Hen tangannya. Tan Kat Sun diam sesaat, lalu kemudian ia memanggil Ping Hen mengerti hal tersebut. dengan suara perlahan.

Tan Kat Sun : “Sini Hen.”

Ping Hen berjalan lebih dekat dengan Tan Kat Sun, kemudian Tan Kat Sun mengangkat tangannya menggapai badan Ping Hen agar lebih mendekat dan kemudian Tan Kat Sun membisikan sesuatu kepada Ping Hen. Setelah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 membisikan sesuatu tersebut Ping Hen tampak diam dan termenung.

Pak Tan : “Kamu, Kamu janji Hen?” (sambil memegang lengan Ping Hen)

Ping Hen : “Iya Pi, Hen janji.”

Setelah mendengar janji Ping Hen kemudian tangan Tan Kat Sun terkulai lemas jatuh dan ia sudah tak sadarkan diri lagi.

Ping Hen : “Pi? Papi?”

Tak ada jawaban dari Tan Kat Sun kemudian Ping Hen dan Lim Giok Lie menyadari bahwa Tan Kat Sun sudah meninggal dunia. Lalu mereka menangis di sebelah tempat tidur Tan Kat Sun. Ping Hen menggenggam tangan Tan Kat Sun dengan erat lalu ia mencium tangannya sambil menangis.

Adegan 143 ( 01:25:13 – 01:25:22 )

Pak Tan meninggal dengan keadaan restaurant yang masih berantakan dan belum ada perbaikan atau pembersihan di restaurant yang habis terkena kerusuhan.

Tampak gambar klenteng dengan awan mendung di atasnya. Kemudian di dalam kleneteng tersebut terdapat tia buah patung cina yang besar dan tiga dupa yang menyala.

Adegan 144 (01:25:23 – 01:25:40 )

Hari itu hari raya natal hampeir tiba. Rika dan Abi sedang bersama-sama Adegan ini mencoba memperlihatkan menghias pohon natal di toko buku Rika. interaksi antar umat yang beragama untuk saling menghargai dan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Adegan 145 ( 01:25:41 – 01:25:47 ) menghormati serta dukungan satu sama lainnya. Surya sedang meniupkan lilin di atas kue ulang tahunnya yang ke 30 tahun.

Abi dan Rika duduk di sebelahnya. Setelah Surya meniup lilin itu sampai mati mereka bertepuk tangan merayakannya. Di sebelah meja makan tempat Bentuk kedekatan anatara Abi, Surya Surya meniupkan lilin ulang tahunnya terlihat pula pohon natal yang sudah dan Rika dalah dengan merayakan dan mengingat hari penting yaitu terhias dengan cantiknya. ulang tahun Surya.

Adegan 146 ( 01:25:48 – 01:27:11 )

Ping Hen sedang berdiri di depan restaurantnya yang sedang dalam perbaikan. Ia melihat para pekerja yang sedang memperbaiki restaurantnya

tersebut. Menuk melintas di depan restaurant itu dan melihat Ping Hen yang sedang mengamati para pekerja, kemudian Menuk berdiri di samping Ping Hen.

Menuk : “Mas saya belum sempet minta maaf dan ngucapin turut berduka cita.”

Ping Hen : “Makasih Nuk.”

Kemudian Ping Hen kembali menatap restaurantnya kembali begitupun juga menuk yang melihat restaurant itu sedang diperbaiki. Keraguan akibat tindakan di masa Ping Hen : “ Kira-kira kalau saya bangun restaurant lagi masih ada ndak ya lalunya yang mempunyai sifat keras dan tidak menghargai pegawai yang mau kerja buat saya ?” membuat Ping Hen ragu apakah Menuk : “Saya akan ajak semua temen-temen untuk balik lagi kesini Mas.” pegawainya tersebut memiliki loyalitas terhadap dirinya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Ping Hen : “Makasih”

Ping Hen tersenyum kepada Menuk. Lalu saat Menuk ingin pergi berjalan,

Ping Hen menyapa Menuk lagi.

Ping Hen : “Saya isa ndak ketemu sama Soleh? Saya janji akan ngomong baik-baik sama dia.”

Menuk untuk sesaat berpikir sejenak. Perubahan yang Ping Hen lakukan terlihat dari nada bicaranya yang Menuk : “Nanti saya sampein salamnya Mas Hendra, tapi dia belum bisa halus dan pelan dan sikapnya yang ketemu sama mas sekarang.” tidak menampilkan kemarahan.

Ping Hen : “Kamu percaya Nuk kalau manusia itu bisa berubah?” (Sambil kembali menatap restaurantnya)

Menuk : “Percaya Mas.”

Adegan 147 ( 01:27:12 – 01:28:24 )

Surya dan Abi duduk di sofa panjang dan Rika duduk di sofa kecil di depannya sambil membawa sebuah buku yang berjudul Every Path Leads to God dan membacakannya untuk mereka berdua. Abi tampak sedang Memperlihatkan hubungan yang memainkan boneka santa claus di tangannya. semakin dekat antara Rika, Abi dan Surya seperti pada adegan-adegan Rika : “Ini ada novel bagus banget, disini ada kata-kata yang aku suka. Ini sebelumnya. juga kado buat kamu. Aku bacain yah?”

Surya kemudian tersenyum kepada Rika. Lalu Rika membuka halaman yang sudah ditandainya dengan pembatas buku.

Rika : “Manusia tidak hidup sendirian di dunia, tapi dalam setapaknya masing-masing. Tiap manusia berjalan sendirian. Berjalan, berlari dan sesekali berhenti. Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama. Mencari suatu hal yang sama dengan satu tujuan yang Menunjukan bahwa setiap agama sama, hingga semakin dengan ke tujuan manusia semakin menyadari. Bahwa mengajarkan kebaikan dari Tuhannya di sepanjang jalan setapak yang telah dilewati, dia takan pernah benar-benar hanya dengan cara yang berbeda- sendiri. Manusia akan selalu bersama apa yang dia cari, bersama tujuannya beda. yaitu Tuhan.”

Surya hanya duduk dengan menundukan kepalanya sambil mendengarkan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Rika dengan seksama.

Adegan 148 ( 01:27:38 – 01:27:53 )

Menuk menjalankan tugasnya sebagai istri. Ia menyiapkan makanan untuk anak,suami dan adik iparnya. Kemudian ia menyetrika baju kerja soleh. Bentuk perubahan Sikap Menuk Tetapi semua kegiatan yang ia lakukan tanpa menyapa Soleh. Ia bergerak setelah kejadian penyerangan di restaurant Tan Kat Sun dengan wajah yang marah dan diam. Soleh hanya melihat Menuk yang tampak masih marah kepada dirinya.

Adegan 149 ( 01:27:54 – 01:28:18 )

Pak Ustadz sedang mengajarkan mengaji pada anak-anak seusia Abi. Dari celah-celah mesjid itu Ping Hen memandangi Pak Ustadz yang sedang Mungkin adegan ini mencoba mengajar. memperlihatkan bahwa Ping hen yang mulai tertarik dengan Islam ditunjukan dengan sikapnya yang selalu memandang kearah Masjid dan memperhatikan ustadz mengaji dan memberikan ceramah kepada anak- anak.

. Lalu Pak Ustadz melihat Ping Hen yang sedang memperhatikan kegiatan mengaji yang ada di dalam mesjid dan kemudian Pak Ustadz memberikan senyuman kepada Ping Hen. Ping Hen pun membalas senyuman Pak Ustadz.

Adegan 150 ( 01:28:25 – 01:28:37)

Adegan ini menampilkan Mesjid, Klenteng, dan Gereja yang ditutupi dengan awan mendung diatasnya.

Adegan 151 ( 01:28:38 – 01:29:35 )

Di dalam ruang persiapan tampak Surya dan beberapa pemain sedang bersiap- siap. Saat itu Surya berpakaian jubah panjang dan memakai tutup kepala Karena keseriusannya dalam seperti kerudung. Di depan ruang persiapan terlihat Menuk yang sedang menjalani peran yang dimainkan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 menghitung jumlah pemain dan kemudian ia berjalan menuju suatu meja yang Surya terus mendapatkan tawaran di penuhi kotak nasi. untuk bermain drama. Walaupun peran yang ia mainkan tidak sesuai Menuk : “Mbak Diah, ini di ruang drama ada 10 orang. Coba-coba itung” dengan ajaran agamanya.

Di luar pagar di depan ruang persiapan itu datanglah Soleh yang menghampiri Menuk.

Soleh : “Nuk, aku mau minta maaf, aku minta maaf.”

Adegan ini juga menampilkan perilaku Menuk kemudian berhenti sejenak dan berbicara kepada Soleh. Menuk yang sudah tidak seperti dulu lagi kepada Soleh Menuk : “Mas, jangan sekarang yah? Saya lagi ribet.”

Lalu Menuk kembali merapikan kotak nasi yang ada di atas meja tersebut.

Etnis Tionghoa identik dengan warna merah karena merah melambangkan keberuntungan.

Soleh : “Nuk,aku minta maaf karena aku udah selalu ngerepotin kamu, Nuk.

Selalu bikin kamu kesel, aku selalu…”

Kemudian Menuk melihat Soleh kembali lalu ia berjalan mendekati Soleh. Ping Hen berjalan ke area Menuk bekerja dan ia melihat Menuk sedang berbicara dengan Soleh Menuk menghindari berinteraksi Menuk : “Mas saya mohon banget, nanti aja ya kalau kita udah di rumah.” dengan Soleh semenjak kejadian penyerangan Soleh : “Di rumah kamu selalu sibuk sama Mutia, Nuk”

Menuk : “Yaudah dimana aja asal jangan disini ya Mas.”

Lalu Menuk kembali melanjutkan pekerjaannya. Ping Hen yang terus memperhatikannya pembicaraan tersebut, lalu kemudian Surya pun berjalan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 dan berhenti di samping Ping Hen untuk mendengar percakapan Menuk dn Soleh.

Soleh : “Aku cuma mau berarti buat kamu,Nuk. Berarti buat kamu.”

Menuk tidak menghiraukan perkataan Soleh dan ia terus bekerja. Surya kemudian melirik kea rah Ping Hen lalu kemudian ia kembali berjalan untuk

memasuki ruang pentasnya.

Adegan 152 ( 01:29:36 – 01:30:13 )

Di dalam gereja Surya sedang bermain drama dengan pemain yang lain. Di gereja tampak jemaat memenuhi ruangan tersebut dan mereka menyaksikan drama tersebut dengan serius. Surya ditemani dengan seorang perempuan yang sedang hamil. Lalu ia mengetuk setiap pintu rumah untuk meminta izin agar wanita tersebut dapat melahirkan di tempat yang layak.

Pemilik rumah : “Maaf, tidak ada tempat. Pergi. Pergi.”

Lalu Surya dan wanita yang sedang hamil itu berjalan menuju rumah yang

lainnya dan mengetuk pintu rumah yang lainnya.

Surya : “Nyonya Istri saya sedang….”

Pemilik rumah : “Maaf rumah kami penuh, tidak ada tempat untuk itu.”

Saat drama sedang berlangsung, tiba-tiba Soleh masuk ke dalam gereja.

Pada adegan ini juga diiringin dengan lagu “Malam Kudus” yang berlirik :

Malam kudus, sunyi senyap,

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 bintang-Mu gemerlap Jurus'lamat manusia, ada datang di dunia Kristus Anak Daud, Kristus Anak Daud.

Anak kecil, Anak kudus, Tuhanku Penebus Tent'ra surga menyanyi merdu, bawa kabar kedatangan-Mu Kristus Anak Daud, Kristus Anak Daud.

Malam kudus, sunyi senyap, bitang-Mu gemerlap Aku datang ya Tuhanku, bersembahyang di kandang-Mu Dan mengucap syukur, dan mengucap syukur.

Adegan 153 ( 01:30:14 – 01:30:21 )

Seorang teman Banser Soleh sedang mencari keberadaan Soleh yang tidak berjaga di luar halaman gereja.

Teman Banser : “Leh, Soleh, ?”

Teman Bansernya berkeliling namun tidak juga menemukan kehadiran Soleh.

Adegan 154 ( 01:30:22 – 01:30:39 )

Di dalam gereja drama Yesus dilahirkan terus dilanjutkan. Surya terus menerus berusaha mengetuk satu pintu rumah ke rumah yang lain agar istrinya dapat melahirkan.

Pemilik rumah : “Ah tidak, tidak, pergi, pergi !”

Soleh terus menyaksikan drama tersebut dari belakang. Lalu ia melihat ke sekeliling gereja, ia melihat jemaat gereja yang juga sedang memperhatikan drama tersebut.

(?) Apa yang menyebabkan Surya

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 masuk dan menyaksikan adegan drama di dalam gereja.

Adegan 155 ( 01:30:40 – 01:30:50)

Di luar halaman luar gereja terlihat beberapa Banser sedang berjaga. Teman Soleh yang sedang mencari dirinya menanyakan keberadaan Soleh kepada

teman-teman Banser yang lainnya.

Teman Banser : “Liat Soleh ga? Liat Soleh ga?”

Banser 1 : “Tadi di dalem.”

Teman Banser : “Ngapain lagi di dalem? Suruh keluar.”

Banser1 : “Siap.. Siap.”

Lalu teman banser soleh segera berjalan menyusul Soleh.

Teman Banser : “Suruh jaga samping ya.”

Banser 1 : “Siap”

Adegan 156 (01:30:51 – 01:32:52 )

Di dalam gereja Surya terus memainkan perannya bersama pemain yang lain. Memperlihatkan pandangan Soleh yang sudah berubah. Dahulu ia sangat Kali ini wanita tersebut sudah melahrikan seorang bayi laki-laki dan akhirnya anti terhadap non-muslim namun wanita tersebut melahrikan di sebuah kandang domba. Rika terus sekarang ia mempertimbangkan memperhatikan adegan tersebut di bangku gereja sedangkan Soleh berdiri di kepentingan kelompok umat belakang dan menyaksikan adegan itu. Tak lama kemudian seorang teman beragama walaupun mereka memiliki Soleh datang menghampiriny dan memukul pundaknya. paham yang berbeda,

Banser1 :”Heh, ngapain disini. Ayo jaga.”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Soleh kemudian hanya menganggukan kepala dan mengikuti langkah temannya keluar tetapi kepalanya terus tertuju pada adegan drama tersebut.

Saat Soleh sedang berjalan keluar ia tertabrak oleh pintu karena wajahnya yang memperhatikan kearah drama tersebut dan tak sengaja soleh melihat kotak kardus berwarna coklat yang tersimpan di bawah bangku jemaat gereja.

Soleh penasaran dengan isi kotak tersebut lalu ia menghampiri letak kotak tersebut Saat Soleh berjongkok, perlahan ia membuka kotak itu dan isi dalam kotak itu adalah sebuah bom yang sudah siap untuk meledak. Spontan Soleh pun kaget.

Soleh : “Astaghfirullahaladzim.”

Mendengar suara Soleh yang cukup keras beberapa jemaat mengalihkan pandangannya dan menatap tempat Soleh berada. Adegan ini memperlihatkan bahwa Surya berusaha memberikan Soleh : “Maaf Pak, Maaf Pak.” ketenangan terhadap mereka yang sedang merayakan hari Soleh tidak mengatakan bahwa di dalam gereja tersebut terdapat sebuah bom. keagamaannya. Soleh berdiri dengan kaki yang gemetaran dan wajahnya tampak bingung apa yang harus ia lakukan. Kemudian Soleh kembali berjongkok di dekat bom tersebut dan kemudian ia mengingat kejadian-kejadian sebelumnnya seperti kejadiaan saat ia diterima jadi anggota Banser.

#flashback

Soleh : “Aku diterima jadi anggota Banser, Banser NU.” Mengingat kejadian yang pernah dialaminya menjadi dasar Menuk : “Tapi bukannya itu bahaya yah mas?” pertimbangan Soleh menentukan pilihan tindakan yang akan ia lakukan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Soleh : “Gak bahaya Nuk, itu pekerjaan di jalan Allah dan itu cita-cita aku untuk mengatasi bom tersebut. Nuk. Kamu percaya sama aku Nuk?”

#flashback

Teman Banser : “Kita sebagai umat Islam jadi jelek gara-gara berita itu. Kita sebagai ormas Islam terbesar menolak pandangan seperti itu, dengan menjaga gereja seperti ini, dan ini jihad.”

#flashback

Soleh : Aku cuma pengen punya arti, Nuk. Biar aku dianggap, dimata kamu, keluargaku, anakku, agamaku. Dianggap laki-laki

#Flashback

Soleh : “Nuk,aku minta maaf karena aku udah selalu ngerepotin kamu, Nuk. Selalu bikin kamu kesel”

Dengan wajahnya yang bingung soleh terus bersikap gelisah. Lalu kemudian

Soleh secara tiba-tiba mengambil kotak tersebut dan membawanya lari keluar gereja. \ Adegan 157 ( 01:32:53 – 01:33:08 )

Soleh terus berlari terus menjauhi gereja sambil berteriak sehingga ia menabrak beberapa polisi yang juga ikut berjaga. Soleh memutuskan untuk membawa Soleh : “Minggir, awas minggir.” bom itu keluar demi menyelamatkan orang banyak walaupun ia harus mengorbankan dirinya sendiri.

Perubahan sikap Soleh juga karena nilai-nilai yang ditanamkan pada aliran NU kepada dirinya untuk menjaga kerukunan umat beragama seperti pada adegan 82

Soleh terus berlari dan beberapa polisi serta banser melihat Soleh yang berlari Respon yang dilakukan kebanyakan dengan wajah kebingungan. orang apabila mendengar bom adalah Soleh : “Awas bom.” menyelamatkan diri masing-masing. Adegan ini juga memperlihatkan

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Polisi dan Banser tidak ada yang menolong Soleh, mereka berlari bahwa petugas keamanan tidak menyelamatkan diri masing-masing. Kemudian Soleh terjatuh dan bompun menjalankan tugasnya dengan baik. meledak. Mereka memilih untuk berlari menyelamatkan diri dibanding Adegan 158 ( 01:33:09 – 01:33:16 ) mengatasi masalah bom itu bersama. Mendengar bom yang meledak itu, Menuk sedang memegang beberapa kotak nasi, lalu berlari dan menjatuhkan kotak nasi tersebut. Ping Hen dan beberapa orang lainnya juga berlari ke luar gereja.

Adegan 159 ( 01:33:17 – 01:33:28 ) Di dalam gereja, seluruh jemaat gereja pada malam itu pun panik dan berlarian sambil berteriak ke luar gereja untuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Surya dan Rika pun sama paniknya. Surya menarik tangan Rika dan berusaha untuk keluar gereja.

Adegan 160 ( 01:33:29 – 01:33:32 )

Menuk sudah berada di luar gereja dimana di sekelilingnya terlihat mobil- mobil yang terbakar di belakang Menuk ada Ping Hen yang mengikuti dirinya.

Adegan 161 ( 01:33:33 – 01:33:37 )

Para jemaat berlarian keluar gereja hingga para polisi dan banserpun tak kuasa untuk menenangkan mereka yang dalam keadaan panic tersebut.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Adegan 162 ( 01:33:38 – 01:33:43 )

Menuk terus berlari mencari keberadaan Soleh diikuti dengan Ping Hen

dibelakangnya. Kemudian Menuk melihat sepotong baju Soleh tercecer di halaman gereja tersebut.

Menuk : “Mas Soleh ! Maaass ”

Menukpun berteriak dan menangis dan ingin menghampiri lokasi kejadian

tersebut namun Menuk dihalangi oleh seorang Banser dan Ping Hen pun ikut menarik tubuh Menuk.

Adegan 163 ( 01:33:44 – 01:33:46 ) Rika dan Surya juga berhasil keluar dari gereja. Mereka mendengar teriakan

Menuk yang memanggil-manggil nama Soleh. Rika dan Menukpun terhenti dan kaget melihat kejadian tersebut. Rika kemudian menangis dan menutupkan matanya lalu memeluk Surya

Adegan 164 ( 01:33:47 – 01:34:46 )

Menuk terlihat sedang menangis dan memaksa untuk mendekati lokasi kejadian namun tubuhnya terus di tahan oleh seorang Banser dan Ping Hen.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Kerena kegigihan Menuk akhirnya Menuk melepaskan diri dari genggaman

Ping Hen dan Banser tersebut lalu ia berlari menuju lokasi kejadian.

Ping Hen : “Nuk !”

Menuk memegang sepotong seragam Soleh yang tertulis nama Soleh di baju itu dan di bawahnya terlihat darah yang berceceran.

Ping Hen hanya mampu memperhatikan Menuk yang menangis dari belakang. Menuk terus menangis tersedu-sedu diantara orang-orang yang juga panic.

Adegan 165 ( 01:34:47 – 01:35:15 )

Di dalam restaurant Lim Giok Lie duduk di atas tempat tidur Tan Kat Sun sambil memegang tangkai bunga kamboja yang batangnya sudah layu. Memperlihatkan bahwa keadaan pada Bunga itu adalah bunga yang ia rawat bersama Tan Kat Sun sambil saat itu sedang marak-maraknya isu- mendengarkan siaran berita di televise isu pengeboman dan terorisme. Pembawa Berita : “Pemirsa di duga peristiwa bom malam Natal semalam merupakan rangkaian bom gereja yang dialakukan oleh aksi teroris. Seturut dengan peristiwa bom Bali dan aksi-aksi teroris lainnya. Namun hingga saat

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 ini. Namun hingga saat ini pihak kepolisian masih mengusut keterlibatan jaringan teroris.”

Lim Giok Lie berbicara dalam hatinya sambil memegang tangkai bunga tersebut.

Lim Giok Lie : “Pi hari ini Ping Hen melakukan perubahan besar dalam Pesan terakhir Tan Kat Sun yang hidupnya seperti yang Papi minta sebelum pergi. Dia sudah menepati dibiskan pada Ping Hen agar Ping Hen janjinya. Untuk berubah, untuk memilih.” berjanji untuk berubah dan memilih. Adegan 166 ( 01:35:16 – 01:36:19 )

Pak Ustadz sedang mengaji, setelah mengaji ia menutup Al-Qur`annya dan di depannya Ping Hen sedang duduk memperhatikan Pak Ustadz mengaji. Lalu Ping Hen menanyakan sebuah pertanyaan. Ping Hen belajar lebih jauh mengenai Ping Hen : “Apa itu Islam, Pak Ustadz?” Islam.

Pak Ustadz : “Islam itu artinya penyerahan hati dan juga penyerahan jiwa. Peran Ustadz memberikan penjelasan Pada saat hati kita serahkan semua kepada Allah SWT dan yang ada tinggal kepada umatnya yang sedang keikhlasan. Menjadi Islam adalah menjadi manusia yang terus berupaya mengalami kebingungan. untuk ikhlas memperkecil kekuarangan yang ada di dirinya, dan merubah kekurangan tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang-orang yang ada di sekelilingnya”

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012

Adegan 167 ( 01:35:38 – 01:35:48)

Ping Hen meresmikan restaurantnya yang baru dan menamainya dengan nama Barokah Chiness Food Halal. Seluruh pegawai pun bertepuk tangan lalu kemudian Ping Hen memeluk Lim Giok Lie. Perubahan Ping Hen juga terlihat dari bentuk restaurant yang ia bangun kembali. Restaurant tersebut sudah menjadi restaurant yang menjual makanan halal terlihat dari merek yang di pasang di restaurant tersebut

Adegan 168 ( 01:35:49 – 01:36:19 )

Abi memakai baju koko, peci dan sarung bersama Rika sedang membagi- bagikan makanan kepada anak-anak kecil yang berbari rapi di depan toko buku Rika untuk acara Syukuran Khatam Al-qur`an Abi. Anak-anak kecil itu dikoordinir oleh Ibu Novi. Tak lama kemudian sebuah becak lewat di depan toko buku Rika. Kedua orang tua Rika turun dari Becak tersebut. Abi melihat neneknya yang baru saja turun dari Becak.

Abi : “Yanti”

Abi berlari dan memeluk neneknya. Rika agak terkejut melihat kedatangan orang tuanya, lalu ia berjalan dengan wajah tersenyum menghampiri mereka.

Abi setelah memeluk neneknya lalu ia memeluk kakeknya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Rika : “Ibu?”

Rika kemudian mencium tangan Ibunya dan memeluknya dengan wajah yang terharu.

Adegan ini memperlihatkan sikap perdamaian antara Rika dan Orang Tuanya. Orang Tua Rika sudah bisa menerima perbedaan tersebut,

Perdamaian itu dapat dilihat melalui datangnya orang tua Rika menghadiri acara syukuran Khatan Qur`an Abi.

Walaupun Rika memiliki agama yang berbeda namun Rika tetap menunjukan rasa sopan santun

kepada orang tuanya. Adegan 169 ( 01:36:20 – 01:36:33 )

Di dalam mesjid terdapat beberapa orang dan Ping Hen memakai pakaian koko berwarna putih, mengenakan sarung dan Peci. Ping Hen kemudian berjabata tangan dengan Ustadz yang ada di depannya. Lalu Ping Hen melakukan pembacaan kedua syahadat dengan mengikuti ucapan Pak Ustadz Ping Hen memutuskan untuk pindah di dalam Mesjid. agama menjadi Islam.

Pak Ustadz :” asyhadu an-laa ilaaha illallaah” Artinya :

Ping Hen : “:” asyhadu an-laa ilaaha illallaah” “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah” Pak Ustadz : “wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah” Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Ping Hen : “wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah”

Segala Puji bagi Allah Tuhan alam Pak Ustadz : “Alhamdulillahirabilalamin” semesta

Lalu Pak Ustadz mengangkat kedua tangannya untuk berdoa diikuti oelhe beberapa orang yang menjadi saksi Ping Hen.

Adegan 170 ( 01:36:34 – 01:36:47 )

Surya berjalan di sekitar area Pasar Baru dengan jaket birunya dan sambil merokok. Kemudian ia berpapasan dengan orang separuh baya dan membawa Surya mulai dikenal dan dihormati ayam. Orang tersebut kemudian menyapa Surya. oleh orang-orang di sekitarnya.

Bapak : “Sur, tadi malam di tv main jadi polisi ya toh? Sinetron. Top ! Hebat

Sur”

Surya hanya tersenyum dengan bangganya dan kemudian ia kembali berjalan lagi.

Adegan 171 ( 01:36:48 – 01:37:35 )

Tahun Baru di daerah Pasar Baru di rayakan sangat meriah dengan kembang api dan petasan yang menghiasi langit. Untuk menghargai pengorbanan Soleh maka pasar tersebut dirubah Beberapa Banser dan penduduk sekitar ikut pula merayakan Tahun Baru di namanya menjadi pasar Soleh. Karena daerah tersebut. Pasar Baru dimana tempat restaurant tersebut berdiri dan kejadian pengeboman tersebut juga daerah yang tak jauh dari tempat meninggal Soleh berubah nama menjadi terletak di sekitar pasar Baru Pasar Soleh.

Perubahan Ping Hen tidak hanya dilihat dari sikapnya dan cara bicaranya tetapi juga dalam hal berpakaian. Ping Hen sekarang mengenakan peci dan baju koko untuk menunjukan identitas agamanya.

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012 Perayaan Tahun Baru tersebut adalah peresmian nama baru pasar tersebut, semua orang bersuka cita dan Menuk pun ikut bersuka cita walaupun

wajahnya masih sedikit sedih atas kepergian Soleh. Disitupun terlihat Ping Hen yang sudah mengenakan peci mengikuti acara peresmian Pasar tersebut

Adegan 172 ( 01:37:36 – 01:37:51 )

Dalam hal ini adalah kutipan dari beberapa agama mengenai toleransi antar

umat beragama seperti.

“Allah tidak melarang kamu berbuat adil kepada orang kafir yang tidak memusuhimu” – (Qur`an Surat Al-Mumtahanah ayat 8)

“Kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.” – (Matius 22 :36 - 40 )

“Cinta sejati tidak pilih kasih, tidak bersyarat, tidak melekat, dan selalu ingin berbagi pada sesame” – ( Budhist )

Rekonstruksi kehidupan..., Nurul Mianti, FISIP UI, 2012