P-ISSN 2460-6383 Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN 2621-7058

0 Pengembangan Media Audio Visual Sejarah Islam Materi Masjid Agung Palembang Septia Puspita, Sukardi

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah dengan Doodle Art pada Materi Sejarah Lokal Semende Ahmad Robbin, Aan Suriadi

Perancangan Video Informasi Candi Kalasan Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor

Akulturasi Budaya Hindu-Budha dan Islam dalam Sejarah Kebudayaan Palembang Muhamad Idris, Eva Dina Chairunisa, Riki Andi Saputro

Sejarah Terbentuknya Kepulauan Bangka Belitung (Pangkal Pinang) sebagai Sumber Pembelaran Sejarah Yoga Abimayu, Dina Srinindiati

Kiprah Depati Amir (Pahlawan Nasional Bangka Belitung) Melawan Belanda dari Tahun 1830-1851 Masehi sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Lepar Pongok Jutria, Sukardi

Metafora dalam Kebudayaan Islam Melayu Sumatera Selatan Muhamad Idris

Pengembangan Media Peta Bentuk Puzzle dengan Memanfaatkan Plastik Kemasan Makanan Ringan pada Mata Pelajaran Sejarah Kalpataru Muhammad Rehan Pradana, Muhamad Idris

JURNAL SEJARAH DAN Pengembangan E-Modul Pembelajaran Sejarah Perjuangan Tokoh-Tokoh Militer PEMBELAJARAN SEJARAH Pejuang Kemerdekaan di Sumatera Selatan Devi Putrianata, Eva Dina Chairunisa

Program Studi Pendidikan Sejarah Buku Komik Lokal Sebagai Media Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pengenalan Kearifan Lokal Sumatera Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Selatan (Lahat) Pada Anak Sekolah Dasar Palembang Ummi Charlina, Riska Anggraini, Sapta Herawati

Kalpataru Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Volume 5, Nomor 2, Desember 2019

Penanggung Jawab Dr. Dessy Wardiah, M.Pd.

Ketua Dewan Redaksi Drs. Sukardi, MPd

Penyunting Pelaksana Dr. Muhamad Idris, MPd Eva Dina Chairunisa, MPd Jeki Sepriady, SPd

Penyunting Ahli Dr Tahrun, M.Pd. (Universitas PGRI Palembang) Drs. Supriyanto, MHum (Universitas Sriwijaya Palembang) Dra Retno Purwati, MHum (Balai Arkeologi Sumatera Selatan) Dr. Nor Huda Ali, M.Ag., M.A (Masyarakat Sejarawan Indonesia Sumsel) Dr. Budi Agung Sudarman, S.S, MPd (Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan) Dr. Purmansyah, MA (Universitas Muhammadiyah Palembang)

Alamat Redaksi Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang Telp 0711-510043 Email: jurnalkalpatarusejarah@gmailcom Website: https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/

Kalpataru DAFTAR ISI JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARAN SEJARAH Pengembangan Media Audio Visual Sejarah Islam Materi Masjid Agung Palembang Septia Puspita, Sukardi ...... 78-85

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah dengan Doodle Art pada Materi Sejarah Lokal Semende Terbit dua setahun pada Ahmad Robbin, Aan Suriadi ...... 86-94 Juli dan Desember Perancangan Video Informasi Candi Kalasan Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor ...... 95-102

Diterbitkan oleh: Akulturasi Budaya Hindu-Budha dan Islam dalam Program Studi Pendidikan Sejarah Sejarah Kebudayaan Palembang Jurusan Pendidikan IPS Muhamad Idris, Eva Dina Chairunisa, Riki Andi Saputro...... 103-111 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sejarah Terbentuknya Kepulauan Bangka Belitung Universitas PGRI Palembang (Pangkal Pinang) sebagai Sumber Pembelaran Sejarah Yoga Abimayu, Dina Srinindiati ...... 112-117

Kiprah Depati Amir (Pahlawan Nasional Bangka Belitung) Melawan Belanda dari Tahun 1830-1851 Masehi sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Lepar Pongok Jutria, Sukardi ...... 118-125

Gambar Cover: Metafora dalam Kebudayaan Islam Melayu Sumatera Selatan Pohon Kalpataru Muhamad Idris ...... 126-140 Candi Prambanan Pengembangan Media Peta Bentuk Puzzle dengan Memanfaatkan Plastik Kemasan Makanan Ringan pada Mata Pelajaran Sejarah Muhammad Rehan Pradana, Muhamad Idris ...... 141-151

Pengembangan E-Modul Pembelajaran Sejarah Perjuangan Tokoh-Tokoh Militer Pejuang Kemerdekaan di Sumatera Selatan Devi Putrianata, Eva Dina Chairunisa ...... 152-157 Koleksi: Muhamad Idris Buku Komik Lokal Sebagai Media Pengenalan Kearifan Lokal Sumatera Selatan (Lahat) Pada Anak Sekolah

Dasar Ummi Charlina, Riska Anggraini, Sapta Herawati ...... 158-162

Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102)

PERANCANGAN VIDEO INFORMASI CANDI KALASAN

Kevin Ronald Pattipawae Desain Komunikasi Visual, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Wacana Salatiga, Indonesia Email: [email protected]

Anthony Y.M. Tumimomor Desain Komunikasi Visual, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK

Candi Kalasan yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh candi-candi yang berada di sekitarnya. Candi ini didirikan dan bercirikan Hindu dan Budha, agama yang berkembang saat itu. Candi ini sangat indah dan memiliki ukiran Kala yang paling detail dan indah yang tidak dimiliki oleh candi lain. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan masih banyak masyarakat kurang mengetahui detail candi Kalasan, dan hal ini disebabkan karena minimnya media informasi mengenai candi Kalasan, oleh sebab itu perlu adanya media informasi berbentuk audio visual untuk menceritakan detail dan keunikan dari candi Kalasan kepada masyarakat. Pada proses perancangan video informasi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan strategi linier sehingga diharapkan melalui metode penelitian ini didapat hasil berupa video informasi yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan detail mengenai keunikan candi Kalasan kepada masyarakat dengan baik. Hasil dari perancangan ini dapat dimanfaatkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta dalam menginformasikan atau mensosialisasikan candi Kalasan kepada masyarakat.

Kata Kunci: Perancangan Video, Candi Kalasan.

A. PENDAHULUAN Istimewa Yogyakarta. Candi ini memiliki Candi merupakan bangunan kuno keindahan bangunan serta kehalusan yang dibuat dari batu, yang pada umumnya pahatannya. Ciri khas lain yang hanya akan berfungsi sebagai tempat beribadah ditemui pada candi ini ialah digunakannya maupun sebagai makam bagi para raja-raja vajralepa (bajralepa) untuk melapisi yang hidup di jaman Hindu-Budha ornamen-ornamen dan relief pada dinding (Soekmono, 2010). Candi akan selalu identik luarnya (Soekmono, 2010). Informasi seperti dengan sebuah kisah, dimana setiap candi inilah yang belum tersampaikan kepada pasti memiliki kisah ataupun latar belakang masyarakat, sehingga masyarakat kurang pembangunannya. Setiap candi memiliki ciri mengetahui keunikan yang dimiliki candi khas yang berbeda-beda karena setiap Kalasan. Hal ini disebabkan karena kerajaan pada zaman dahulu memiliki penyampaian informasi mengenai detail kepercayaan atau kebudayaan yang berbeda candi Kalasan yang ada sampai saat ini antara satu dan lainnya. Hal tersebut juga masih kurang walaupun materi mengenai akan mempengaruhi bentuk candi, ukiran candi Kalasan telah dibagikan. yang terdapat di dinding candi, atau bahkan Berdasarkan dengan observasi yang mengenai makna dan fungsi yang berada di dilakukan di lapangan, perlu adanya media candi itu sendiri. Salah satunya adalah candi yang tepat untuk dapat menyampaikan Kalasan yang terletak di Desa Kalibening, pesan dengan lebih menarik. Media ini dapat Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah berbentuk audio visual, dimana dapat

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 95 Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102) menyajikan informasi, dan dapat menarik B. METODE PENELITIAN gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk Metode penelitian yang digunakan menyimak lebih dalam. Pada proses pada penelitian ini adalah kualitatif. Metode perancangan video juga perlu adanya unsur penelitian kualitatif merupakan sebuah cara sinematik yang berarti cara (gaya) untuk yang lebih menekankan pada aspek mengolah unsur naratif atau bisa dibilang pemahaman secara mendalam terhadap merupakan aspek-aspek teknik pembentuk suatu permasalahan (Saleh, 2018). film sehingga dengan ditambahkan unsur Penelitian kualitatif ialah penelitian riset yang sinematik, maka perancangan video bersifat deskriptif dan cenderung informasi candi Kalasan ini tidak akan terlihat menggunakan analisis serta lebih membosankan dan akan menambah daya menonjolkan proses dan makna. Tujuan dari tarik masyarakat luar untuk lebih mengetahui metode ini ialah pemahaman secara lebih betapa uniknya candi Kalasan. mendalam terhadap suatu permasalahan Media adalah (bentuk jamak dari kata yang dikaji salah satunya adalah mengenai medium), merupakan kata yang berasal dari banyaknya masyarakat yang kurang bahasa latin medius, yang secara harfiah mengetahui keunikan, serta keunggulan dan berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. menariknya candi Kalasan bila dibandingkan Oleh karena itu, media dapat diartikan dengan candi yang berada di sekitarnya. sebagai perantara atau pengantar pesan dari Dalam hal ini metode kualitatif dilakukan pengirim ke penerima pesan. Media dapat dengan cara wawancara kepada narasumber berupa sesuatu bahan (software) dan/ atau dalam hal ini pihak Balai Pelestarian Cagar alat (hardware) (Arsyad, 2013). Budaya Yogyakarta untuk mengumpulkan Video merupakan serangkaian gambar profil serta data-data yang berhubungan gerak yang disertai suara yang membentuk dengan sejarah mengenai candi Kalasan. suatu kesatuan yang dirangkai menjadi alur, Penelitian juga juga menerapkan dengan pesan-pesan di dalamnya untuk Linear Strategy atau strategi garis lurus ketercapaian tujuan pembelajaran yang untuk menetapkan urutan logis pada tahapan disimpan dengan proses penyimpanan pada perancangan yang sederhana dan relatif media pita atau disk (Rusman, 2011). sudah dipahami komponennya. Strategi ini Sinematografi adalah kata serapan dari sesuai untuk tipe perancangan yang telah bahasa Inggris Cinematography yang berulang kali dilaksanakan. Suatu tahap berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. dimulai setelah tahap sebelumnya Sinematografi sebagai ilmu terapan diselesaikan demikian seterusnya (Sarwono, merupakan bidang ilmu yang membahas 2007). Tahapan Linear Strategy tersebut tentang teknik menangkap gambar dan dapat dilihat pada Gambar 1. menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 dapat menyampaikan ide (dapat mengemban Identifikasi Pengum Peranca Pengujian masalah pulan ngan cerita) (Brown, 2013). Data Video Berdasarkan dengan permasalahan yang ada, bagaimana hal ini dirancang Gambar 1 Strategi Linear menjadi sebuah perancangan video sejarah candi Kalasan menggunakan tekhnik Identifikasi Masalah infografis. Melalui video ini, para penonton Proses identifikasi masalah di lakukan bisa mengenal candi Kalasan dengan lebih dengan pihak Balai Pelestarian Cagar baik serta melihat bahwa betapa uniknya Budaya Yogyakarta, beberapa masalah candi Kalasan. didapat salah satunya adalah tingkat pengetahuan masyarakat masa kini yang

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 96 Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102) kurang mengetahui sejarah, dan pentingnya juga dilakukan dengan cara research data mengenal sejarah serta keunikan yang melalui buku, jurnal, dan internet. terdapat di candi Kalasan serta budaya yang ada. Berdasarkan dengan pengamatan Perancangan Media langsung di lapangan, juga di dapat Tahap ketiga merupakan perancangan penyampaian informasi mengenai sejarah video informasi. Dalam penyusunan konsep candi Kalasan yang ada masih kurang video informasi harus jelas, video harus lengkap dan detail, media informasi memberikan informasi serta ilustrasi yang mengenai candi ini juga sangat minim. tepat dan mendekati subyek, selain itu video Walaupun ada beberapa data sejarah dapat memberikan visualisasi yang jelas mengenai candi Kalasan ini telah dibagikan sehingga pesan/ informasi yang hendak dibeberapa media di internet namun masih disampaikan dapat diketahui oleh penonton. kurang menarik minat masyarakat untuk Pada video informasi ini juga memberikan mengunjungi dan menggali lebih dalam cerita narasi yang jelas baik dari pengucapan dan mengenai candi Kalasan. Sehingga keakuratan informasinya. Perancangan memungkinkan candi ini kalah dikenal bila dibagi ke dalam 3 bagian proses yaitu pra dibandingkan dengan candi dan produksi, produksi, dan paska produksi. Prambanan. Proses perancangan dapat dilihat pada Gambar 2. Pengumpulan Data Ide dan Konsep Berdasarkan dengan identifikasi masalah tersebut maka dilakukan Storyline pengumpulan data dengan 2 cara yaitu PRA PRODUKSI pengumpulan data primer dan sekunder. Threatment Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara kepada Bapak Marsudi dari Storyboard Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta Syuting dan Bapak Rohmad Porwadi sebagai Juru PRODUKSI Pelihara candi Kalasan. Hasil dari Voice Over pengumpulan data ini berupa sejarah, profil candi, denah candi, keunikan dan PASKA PRODUKSI Video Editing keunggulan candi bila dibandingkan dengan candi lainnya, dokumentasi candi pada masa Gambar 2. Perancangan video informasi lalu serta prosedur bagaimana cara pemeliharaan/ merevitalisasi candi. Ide dari perancangan video Informasi Selain data primer, pada penelitian ini candi Kalasan adalah menyampaikan juga dilakukan pengumpulan data sekunder, informasi mengenai sejarah candi Kalasan dimana sumber data penelitian yang dan keunikan yang dimiliki candi Kalasan. diperoleh melalui media perantara atau Konsep yang digunakan dalam video secara tidak langsung yang berupa buku, informasi ini memakai gaya sinematik catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik dimana gaya tersebut merupakan aspek- yang dipublikasikan maupun yang tidak aspek teknis pembentuk film atau gaya untuk dipublikasikan secara umum. Data sekunder mengolah unsur naratif dalam film sehingga diperoleh dari perpustakaan Balai diharapkan masyarakat mempunyai rasa Pelestarian Benda Cagar Budaya ingin tahu yang lebih mendalam mengenai Yogyakarta yang berupa laporan-laporan sejarah candi Kalasan. atau dokumen yang berhubungan dengan Tipografi yang digunakan yaitu bebas candi Kalasan. Pengumpulan data sekunder neue yang memiliki jenis sans serif yang

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 97 Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102) memberi kesan modern dan efisien. Sebelum mengambil peran untuk merenovasi atap memasuki tahap produksi, cerita yang ada candi Kalasan agar tetap utuh sehingga pada video dituangkan ke dalam bentuk candi Kalasan akan tetap menjadi salah satu storyline. Berikut merupakan contoh warisan dunia yang tetap berdiri dan storyline. Jenis tipografi dapat dilihat pada menceritakan banyak kisah kepada setiap gambar 3. pengunjung yang datang untuk mengetahui seluk beluk dari candi Kalasan. Setelah merancang storyline, maka dirancang juga storyboard yang gunakan untuk membantu pengambilan gambar Gambar 3. Jenis tipografi dimana sebuah storyboard yang bertujuan untuk memberikan bayangan, patokan, dan Storyline atau plot atau alur dari video pengingat kepada Director dan DOP informasi candi Kalasan dengan adalah (Director of Photography), agar tidak sebagai berikut: melewatkan adegan penting saat syuting. Video diawali dengan menampilkan Storyboard juga bertujuan untuk lapse dari candi Borobudur, Tugu mempercepat proses syuting agar waktu Yogyakarta, dan candi Kalasan. Selanjutnya yang ada tidak terbuang dan biaya syuting memperlihatkan beberapa bangunan candi lebih efisien. Beberapa potongan dari untuk menunjukkan keindahan peninggalan storyboard dapat dilihat pada gambar 4. bersejarah di Indonesia. Kemudian memperlihatkan keunikan dari beberapa candi, karena Indonesia memiliki banyak candi yang dikenal sampai ke mancanegara. Candi Borobudur dan Prambanan adalah dua dari banyak candi yang dikenal. Tidak hanya itu, ada salah satu candi yang tidak kalah dari kedua candi tersebut yaitu candi Kalasan. Di saat yang bersamaan juga berdiri candi yang letaknya tidak jauh dari candi Kalasan yaitu candi Sari. Candi Sari berfungsi sebagai tempat berdo’a para biksu setelah berkunjung dari candi Kalasan. Setelah itu menuju ke candi Kalasan yang merupakan candi berlatar agama paling tua dibandingkan dengan warisan budaya lain. Gambar 4. Storyboard Perancangan Video Candi Kalasan memiliki keunikan tersendiri Informasi Candi Kalasan yang tidak dimiliki oleh candi-candi lain karena candi ini dibangun oleh dua raja Produksi merupakan sebuah tahapan berlainan agama, selain itu bentuk serta eksekusi dari perencanaan yang telah dibuat ukiran candi Kalasan sangatlah unik karena pada proses pra produksi. Di tahap produksi memiliki 52 , ditambah dengan kepala dilakukan kegiatan pengambilan gambar. Kala raksasa atau yang disebut Banaspati Pengambilan gambar dilakukan berdasarkan atau raja hutan. Namun saat ini candi storyboard dan shotlist yang sudah Kalasan sedang dalam masa pemugaran ditentukan. Tidak menutup kemungkinan karena bagian atap candi yang runtuh akibat sudut pengambilan gambar berubah sesuai gempa hebat, sehingga dari pihak Balai kondisi yang ada pada saat proses syuting. Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta Hasil dari pengambilan gambar dipilah dan

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 98 Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102) dikelompokan sesuai dengan scene yang sudah ditentukan. Hasil pengambilan gambar dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Proses penambahan grafis teks dan gambar

Gambar 5. Hasil pengambilan dan pemilihan Grafis teks serta gambar sangat gambar diperlukan untuk menunjang informasi yang disampaikan. Teknik motion yang dipakai Tahap berikutnya adalah paska pada grafis teks dan gambar adalah tracking produksi. Pada tahap paska produksi yang dan masking. Font yang digunakan adalah dilakukan adalah editing. Pada proses editing bebas neue dengan jenis fontsans serif. yang pertama kali dilakukan yaitu Setelah penataan gambar dan grafis teks penyuntingan semua bahan yang telah telah sesuai, peneliti melakukan proses dihasilkan dari tahap produksi kemudian pewarnaan dan rendering. Rendering adalah diolah melewati proses sunting atau proses pembentukan gambar dengan format pemotongan gambar, pembuangan gambar dan resolusi yang telah ditentukan. yang tidak diperlukan dan penyambungan potongan-potongan gambar yang C. HASIL DAN PEMBAHASAN dibutuhkan. Hasil akhir dari video informasi ini Pada proses ini dilakukan proses berisi mengenai informasi sejarah, profil editing yang sesuai dengan storyline yang serta keunikan serta keunggulan candi telah dibuat sebelumnya. Audio dalam Kalasan yang tidak dimiliki oleh candi-candi proses ini berupa voice over, sound effect, lain yang berada di sekitarnya. Pada awal dan instrument musik yang kemudian dalam video ini akan menampilkan video timelapse proses editing dilakukan penyelarasan irama dari candi Kalasan, candi Borobudur, dan berdasarkan footage gambar yang tugu Yogyakarta untuk menunjukan dimana digunakan. Background musik yang dipakai lokasi candi Kalasan ini berada. Footage merupakan instrument music yaitu Gamelan video ini menggunakan teknik pengambilan Jawa yang memiliki nuansa musik etnik agar gambar medium shot, low angle, dan long dapat membangun suasana etnik dalam shot. Tampilan dapat dilihat pada gambar 7. menonton video, sehingga informasi dapat tersampaikan dengan jelas. Hasil dari proses editing akan diolah kembali dengan menambahkan grafis teks sebagai efek visual yang informatif. Proses penambahan grafis teks dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 7. Timelapse candi Kalasan, candi Borobudur, dan tugu Yogyakarta.

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 99 Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102)

Scene video berikutnya akan menceritakan pengantar umum candi Kalasan dengan membahas keunikan setiap candi dan kisah yang berbeda disetiap candi yang ada di Indonesia serta mengenalkan Gambar 10. Proses pembahasan sejarah sekilas candi di Indonesia yang sudah candi Kalasan terkenal sampai ke mancanegara.

Pengambilan footage ini menggunakan Scene berikutnya memuat teknik low angle, close up, dan long shot. pembahasan mengenai salah satu keunikan Tampilan dapat dilihat pada gambar 8. candi Kalasan yang memiliki 52 stupa serta

memiliki pahatan kala paling indah bila

dibandingkan dengan candi lainnya, untuk

memperjelas informasi yang hendak

ditampilkan maka ditampilkan secara Gambar 8. Scene pengantar candi Kalasan infografis. Pengambilan footage ini menggunakan teknik Steady, Long shot. Scene berikutnya menginformasikan Tampilan dapat dilihat pada gambar 11. bahwa ada banyak candi yang memiliki keunikan serta kisah yang menarik dan berbeda dari tiap-tiap kerajaan, serta Indonesia memiliki candi yang terkenal sampai ke mancanegara. Tampilan dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 11. Memperlihatkan salah satu keunikan candi Kalasan

Scene berikutnya memuat informasi mengenai kepala Kala raksasa atau yang disebut Banaspati atau raja hutan. Pengambilan footage ini menggunakan teknik Till up, Steady, Close up, Medium shot, Long shot, Frog eye, Pan left. Tampilan dapat dilihat pada gambar 12. Gambar 9. Candi yang terkenal sampai ke mancanegara

Scene berikutnya memuat pembahasan mengenai sejarah candi Kalasan serta warisan budaya berlatar Gambar 12. Shot kepala kala raksasa agama Budha paling tua bila dibandingkan dengan warisan budaya lain dari masa Scene berikutnya berisi mengenai Mataram Kuno. Pengambilan footage ini peran pemerintah terhadap kelestarian candi menggunakan teknik Close up, Till up, Kalasan karena hancurnya atap candi Steady,Time Lapse, Pan Right, Pan left, Kalasan membuat pihak Badan Pelestarian Medium shot, Long shot. Tampilan dapat Cagar Budaya Yogyakarta memutuskan dilihat pada gambar 10. untuk melakukan pemugaran di candi Kalasan serta wawancara terhadap Bapak Marsudi. Pengambilan footage ini menggunakan teknik Steady, Long shot,

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 100 Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102)

Medium shot, Close up. Tampilan dapat Pengujian dilihat pada gambar 13. Perancangan Video Informasi Candi Kalasan ini telah melewati proses pengujian guna mengetahui kelayakan isi video apakah sudah menyampaikan tujuan dari perancangan. Pengujian pertama dilakukan

kepada pihak Balai Pelestarian Cagar Gambar 13. Proses pemugaran atap candi Budaya Yogyakarta. Pihak Balai Pelestarian Kalasan Cagar Budaya menilai bahwa informasi yang

disampaikan dalam video sudah tepat dan Scene pada bagian akhir video ini jelas baik dari segi gambar yang ditampilkan berisi mengenai himbauan kepada maupun suara narator yang menjelaskannya. masyarakat untuk menjaga peninggalan Pihak terkait juga menilai video yang telah bersejarah demi kelestarian candi Kalasan dirancang, telah merepresentasikan sejarah untuk warisan Indonesia. Pengambilan serta seluk-beluk candi Kalasan walaupun footage ini menggunakan teknik Medium belum membahas lebih detail mengenai shot, Close up, Till up, Time lapse closing. kisah di setiap relifnya, namun media ini Tampilan dapat dilihat pada gambar 14. telah layak digunakan sebagai perwakilan

pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya

Yogyakarta sebagai media informasi

mengenai video informasi candi Kalasan.

Proses pengujian bisa dilihat pada gambar

16. Gambar 14. Closing video

Hasil perancangan dari Video

Informasi candi Kalasan ini dapat diimplementasikan secara offline dalam bentuk video CD (Video Compact Disc) yang akan diberikan kepada pihak Balai

Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. Dan supaya penyebaran informasi ini dapat lebih meluas, maka juga dilakukan penyebaran Gambar 16. Proses pengujian secara online melalui media sosial video youtube agar bisa di akses bagi masyarakat Pengujian kedua dilakukan kepada yang ingin mengetahui informasi mengenai Yohanes Angga Widhya Pranata, S.Ds. sejarah serta seluk beluk candi Kalasan. selaku praktisi videographer, beliau menilai Tampilan implementasi dari perancangan ini bahwa Perancangan Video Informasi Candi dapat dilihat pada gambar 15. Kalasan secara cinematography mengenai

teknik komposisi dan angle sudah dapat

disajikan dengan baik melalui scene demi

scene, namun perlu adanya perbaikan dalam

proses editing untuk menghaluskan

pergerakan kamera atau memperbaiki

gambar yang shake. Kemudian mengurangi

penggunaan transisi, mungkin bisa Gambar 15. Contoh implementasi pada CD digunakan pada saat pembukaan dan akhir dan youtube sebuah scene, perbaikian pada editing offline

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 101 Kalpataru, Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 (95-102)

(proses grading) serta perlu adanya proses keberadaan dan profil dari candi Kalasan balancing sehingga bisa didengar dengan kepada masyarakat luas. baik. Proses pengujian bisa dilihat pada gambar 17. DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Anzhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Brown, Blain. Sinematografi: Theory and Gambar 17. Proses pengujian practice 2013. (Di akses pada tanggal 15 Januari 2019). D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang Rusman, Kurniawan, D., & Riyana, C. 2011. telah dilakukan didapat hasil pada Pembelajaran Berbasis Teknologi Perancangan Video Informasi Candi Kalasan Informasi dan Komunikasi. Jakarta: telah dapat memberikan informasi yang PT. Rajagrafindo Persada. lengkap dan detail mengenai candi Kalasan kepada masyarakat. Konten yang Saleh, Salmilah. Penelitian Kualitatif, diinformasikan sudah sesuai dengan sejarah Kuantitatif dan Riset Metode. dan data yang didapat dari hasil pengolahan Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. 2007. data primer maupun sekunder. Narasi yang Metode Riset untuk Desain dibangun juga telah dapat memberikan Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi informasi yang terdengar dengan jelas, dan Offset. memiliki sinkronisasi yang sesuai dengan visual candi yang tampilkan. Hasil dari Soekmono. 2015. Candi, Fungsi dan Artinya. perancangan ini dapat di gunakan oleh Balai Yogyakarta: Penerbit Ombak. Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta dalam menginformasikan atau mensosialisasikan

Kevin Ronald Pattipawae, Anthony Y.M. Tumimomor | 102

KETENTUAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL KALPATARU

1. Naskah berbahasa Indonesia yang disempurnakan bertemakan kesejarah yang meliputi hasil penelitian sejarah, pengajaran sejarah dan penelitian kebudayaan. 2. Naskah harus asli dan belum pernah dimuat dalam media lain. Naskah dapat berupa hasil penelitian/artikel kajian konseptual yang ditulis oleh perorangan dan atau kelompok. 3. Naskah ditulis dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan penulisan artikel ilmiah menggunakan bahasa Indonesia yang baku, berupa ketikan, beserta soft file dalam CD-RW atau dengan mengirimkan email pada redaksi jurnal Kalpataru dengan alamat [email protected], spasi tunggal, jenis huruf arial narrow ukuran 12, dengan panjang naskah antara 8-15 halaman pada kertas A4.

4. Artikel hasil penelitian memuat: JUDUL : XXX (HURUF KAPITAL) Nama Penulis : (disertai jabatan, institusi, dan email) Abstrak : (Bahasa Indonesia yang memuat 100-200 kata diikuti kata kunci, dengan jenis huruf arrial narrow dan ukuran huruf 11 serta dicetak miring). A. PENDAHULUAN : (memuat latar belakang masalah, tinjauan pustaka secara ringkas, masalah penelitian, dan tujuan penelitian). B. METODE PENELITIAN C. HASIL DAN PEMBAHASAN D. SIMPULAN : (berisi simpulan). DAFTAR PUSTAKA : (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian naskah).

5. Artikel Kajian Konseptual memuat: JUDUL : XXX (HURUF KAPITAL) Nama Penulis : (disertai jabatan, institusi, dan email) Abstrak : (Bahasa Indonesia yang memuat 100-200 kata diikuti kata kunci, dengan jenis huruf arrial narrow dan ukuran huruf 11 serta dicetak miring. PENDAHULUAN : (memuat latar belakang masalah, tinjauan pustaka secara ringkas, masalah penelitian, dan tujuan penelitian). Sub Judul : Sesuai dengan kebutuhan (tanpa numbering). Simpulan : (berisi simpulan dan saran). DAFTAR PUSTAKA

6. Referensi sumber dalam teks artikel ditulis dengan menggunakan side note, contoh (Jalaludin, 1991:79); sementara penulisan daftar pustaka disusun dengan ketentuan. Nama pengarang. Tahun terbit. Judul (dicetak miring). Kota terbit: Nama Penerbit. Contoh: Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Daftar pustaka hanya memuat pustaka/sumber yang dirujuk dalam uraian dan disusun menurut abjad tanpa nomor urut. 7. Naskah yang dimuat akan disunting kembali oleh redaksi tanpa mengubah isinya. 8. Naskah yang ditolak (tidak bisa dimuat) akan dikirim kembali ke penulis dengan pemberitahuan tertulis dari redaksi atau melalui email. 9. Penulis yang naskahnya dimuat akan mendapat 1 (satu) majalah nomor yang bersangkutan. 10. Kontak person: Muhamad Idris (081271498618); Eva Dina Chairunisa (082281267851); Jeki Sepriady (085269261780).