EFEKTIVITAS PESAN IKLAN WANA WISATA PADA WISATAWAN KOTA

PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh studi pada Program Diploma IV

Oleh:

BANGGA GUSTAMAN NIM: 201218112

JURUSAN KEPARIWISATAAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2017

Bandung, ...... 2017

Menyetujui :

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Dr. Anang Sutono, MM.Par., CHE NIP. 19650911 199203 1 001

ABSTRAK

Kawah putih merupakan daya tarik wisata alam yang berlokasi di Jl Raya

Soreang Ciwidey, Kabupaten Bandung. kawah putih Ciwidey kabupaten

Bandung, kini sudah menjadi icon wisata Bandung selatan. Dari 8 objek yang di miliki perhutani, kawasan ciwidey merupakan penyumbang pendapatan terbesar dan paling difavoritkan. Agar icon wisata bandung selatan ini menjadi wisata unggulan di jawa barat salah satu caranya yaitu pihak pengelola mampu menerapkan konsep pemasaran yang modern. Salah satu program pemasaran wana wisata periode 2016 yaitu periklanan(advertising) sebagai alat promosi.

Tujuan pemasaran Wana Wisata Kawah Putih adalah menarik kunjungan masyarakat khususnya wisatawan, mengkomunikasikan segala hal mengenai wana wisata kawah putih, menjaga hubungan baik dengan wisatawan dan memberikan edukasi terhadap pengunjung. Informasi ini harus tersampaikan secara efektif kepada masyarakat selaku audience sehingga Wana Wisata Kawah Putih mempunyai citra yang positif dimata masyarakat.

Diharapkan dengan dilakukanya penelitian ini dapat memeberikan arahan dalam kegiatan program periklanan tentang efektivitas pesan iklan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

i

ABSTRACT

Wana Wisata Kawah Putih is a natural tourism attraction located on Jl Raya

Soreang Ciwidey, . Wana Wisata Kawah Putih Ciwidey

Bandung, now has become a tourist icon of southern Bandung. Of the 8 objects that have perhutani, ciwidey area is the largest income contributor and most favored. In order to icon this southern tourist tour into a leading tourist in west

Java one way that the manager is able to apply the concept of modern marketing.

One of tourism marketing program of 2016 period is advertising (advertising) as a promotional tool.

The purpose of marketing Wana Wisata Kawah Putih is to attract the visit of the community especially the tourists, communicate everything about the Wana

Wisata Kawah Putih, maintain good relations with tourists and provide education to visitors. This information should be communicated effectively to the public as the audience so that the Wana Wisata Kawah Putih has a positive image in the eyes of the community.

Expected by this research can memeberikan direction in advertising program activities about the effectiveness of advertising messages in increasing the number of tourist visits

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir yang diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam akademik pada semester VIII Program

Studi Manajemen Destinasi Pariwisata Jurusan Kepariwisataan. Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.

Berjalannya proses penyusunan Proyek Akhir ini tidak terlepas dengan pihak- pihak yang telah membantu, pada kesempatan ini peneliti menghaturkan terima kasib yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas segala karunia yang diberikan sehingga Proyek Akhir ini

Penelitian ini dapat terselesaikan.

2. Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Bapak Drs. Anang Sutono

MM.Par., CHE.

3. Kepala Bagian Administrasi Akademik (ADAK), Bapak Drs. Alexander

Reyaan, MM.

4. Ibu Beta Budisetyorini A.Par., M.Sc selaku Ketua Jurusan Kepariwisataan.

5. Ketua Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP) Bapak Suge

ng Hermanto, S.Sos., MM.Par.

6. Bapak Dr. Haryadi Darmawan, MM selaku pembimbing pertama

7. Bapak Sugeng Hermanto, S.Sos., MM.Par selaku pembimbing kedua.

iii

8. Orang tua tercinta peneliti yang senantiasa mendukung baik secara moril

dan materil, dalam pengerjaan Laporan Proyek Akhir.

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Kepariwisataan di Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung yang membantu mendukung dalam pengerjaan

Proyek Akhir.

Akhir kata peneliti menyadari bahwa Proyek Akhir ini masih banyak kekurangan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, untuk itu peneliti berterima kasih apabila ada saran dan kritik yang sifatnya membangun. Peneliti juga berharap semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat untuk lebih baik lagi kedepannya.

Bandung, 14 Juli 2017

Peneliti

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata di saat ini adalah salah satu sektor unggulan yang sedang di dukung penuh oleh pemerintah untuk menggerakan roda perekonomian daerah dan merupakangsalahhsatuupenyumbangidevisaOterbesarbbagiinegara9Indonesia.

Sekotr pariwisata merupakan industri padat karya yang mencipatakan berbagai peluang usaha serta berkontribusi langsung bagi kemajuan dalam perbaikan aksesbilitas dan pelestarian lingkungan hidupdlingkungan hidup yang dapat memberikan keuntungan baik kepada masyarakat setempat maupun_wisatawan, maka dari itu upaya dari pemerintah khususnya pemerintah provinsi Jawa Barat dalam pengembangan sektor pariwisata tersebut sangat beralasan.

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu destinasi tujuan wisata di

Indonesia yang sudah banyak dikenal oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara dikarenakan Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yaitu wisata alam, budaya dan buatan yang beragam dan menarik, salah satunya berada di

Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung memiliki delapan daya tarik wisata, salah satu daya tarik ung gulan dari Kabupaten Bandung adalah Kawah Putih.

Kawah putih merupakan daya tarik wisata alam yang berlokasi di Jl Raya Soreang

Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Wana Wisata wisata Kawah

Putih telah menjadi salah satu prioritas pengembangan pemerintah provonsi Jawa

Barat sebagaimana yang tercantum pada RIPARPROV JAWA BARAT Tahun

2015-20125 pasal 24 tentang Rencana Pembangunan KSPP untuk kawasan

1

2

pariwisata alam menetapkan Kawah Putih Sebagai daya tarik wisata primer serta dukungan dari pemerintah Kabupaten bandung yang mencantumkan RTRW 2008-

2028 dalam PERDA no 2/2008 menetapkan Kawah Putih sebagai community forest yang berbasis wana wisata. Wana wisata merupakan Pengelolaan Hutan

Bersama Masyarakat (PHBM) berbasis bukan lahan karena produk yang dikembangkan berupa jasa dengan memanfaatkan hutan untuk menjaga keletarian lingkungan serta dapat memberikan manfaat ekonomis. Wana wisata kawah putih merupakan daya tarik wisata dengan core product atau daya tarik utama yaitu kawah. Potensi wisata dari kawah putih selain memliki pemandangan dan udara yang sejuk karakteristik yang utama adalah kawah yang tidak berbau belerang sehingga wisatawan bisa berdekatan secara langsung dengan kawah. Potensi tersebut menjadikan daya tarik kawah putih menjadi unggulan di kabupaten bandung sebagaimana dikemukakan di website resmi Pemerintah provinsi Jawa

Barat menyatakan bahwa :

“kawah putih Ciwidey kabupaten Bandung, kini sudah menjadi icon wisata

Bandung selatan. Dari 8 objek yang di miliki perhutani, kawasan ciwidey merupakan penyumbang pendapatan terbesar dan paling difavoritkan hal itu di ungkapan manager kesatuan bisnis mandiri jasa Lingkungan dan Produk Lainya

(KBM-JLPL) perhutani unitt 3 Jawa Barat dan Slamet Winarto”. http://jabarprov.go.id/index.php/news/7505/Kawah_Putih_Icon_BandungSelatan.

Lokasi daya tarik wisata Kawah Putih yang berada sekitar 40km dari Kota

Bandung mempunyai keuntungan tersendiri dimana Kota Bandung termasuk salah satu kawasan daya tarik wisata yang sudah dikenal wisatawan untuk berkunjung di provinsi Jawa Barat.

3

Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Provinsi Jawa Barat 2011-2015

Wisatawan Tahun Jumlah Total Manca Negara Domestik 2011 1.333.512 35.315.020 36.648.532 2012 1.905.378 42.758.063 44.663.441 2013 1.004.301 45.563.179 46.567.480 2014 1.962.639 47.992.088 49.954.727 2015 2.027.629 56.334.706 58.362.335 Sumber : DinasoPariwisata-dan_Kebudayaan-Provinsi_Jawa Barat, 2016 berdasarkan tabel tingkat kunjungan wisatawan di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah total wisatawan tahun 2015. Kota Bandung berhasil mendatangkan 10 % atau berjumlah 5.807.564 wisatawan dari total 29 kota dan kabupaten di provinsi

Jawa Barat sehingga kota Bandung menjadi salah satu destinasi yang paling diminiati oleh wisatawan. berikut merupakan rekapitulasi kunjungan wisawan ke

Kota Bandung

4

Tabel 2 Rekapitulasi_Kunjungan_Wisatawan_di Kota_Bandung Tahun 2017

N Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 satuan o Wisatawan_melalu 1 i pintu gerbang_ kedatanngan a wisman_ 228.449_ 225.585 176.855_ 176.432_ 180.143_ 183.932_ orang 4.951.439 5.080.584 b wisnus_ _ 6.487.239_ _ 5.388.292 5.627.421_ 5.877.162 orang

Jumlah_ 5.179.888 6.712.824 5.257.439 5.564.724 5.807.564 6.061.094 orang wisatawan 2 menginap a wisman_+ 180.603_ 194.062_ 158.848+ 170.982_ 176.487_ 130.039_ Orang 3.205.269 3.354.857 b wisnus_+ _ 3.882.010_ + 3.726.447 4.242.294 3.874.453 Orang Jumlah Tamu 3.205.269 3.513.705 Menginap _ 4.076.072_ _ 3.897.429 4.418.7811 4.004.492 Orang Jumlah Tamu 1.974.619 1.743.734 2.636.752_ 1.667.295 1.388.783 2.056.602 orang Tidak Menginap _ _ Rata-rata Lama Tinggal 2,25 hari Wisatawan Sumber : Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung, 2017

Catatan : Data Sudah Di sahkan Oleh BPS(Badan Pusat Statistik) Kota Bandung

Jumlah wisatawan dari tahun ke tahun dihKota_Bandung yang

terus_meningkat dan dukungan aksesibilitas dari Kota Bandung menuju wana

wisata Kawah Putih, seharusnya mampu dijadikan peluang manajemen Wana

Wisata Kawah Putih untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan salah

satunya dengan cara mengkomunikasikan keunggulan daya tarik wisata kawah

putih pada wisatawan Kota Bandung melalui pemasaran.

Wana wisata Kawah Putih menggunakan daya tarik utama kawah yang

termasuk dalam wisata alam. Dalam ruang lingkup regional bandung terdapat 2

icon wisata kawah yaitu Kawah Putih dan .

5

Tabel 3 Tingkat Kunjungan Wisata Kawah Dalam Kawasan RegionalBandung 2010-2015

Daya Tarik 2010 20 11 2012 2013 2014 2015 Wisata

Kawah Putih 163.712 206.733 241.218 301.936 272.535 296.637

Tangkuban 1.322.391 1.350.699 1.352.936 1.452.919 1.164.437 1.370.691 Perahu Sumber : KBM_WBU Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten 2016,

Statistika Balai Besar KSDA Jawa Barat 2016

Banyaknya destinasi wisata kawah dengan berbagai konsep harga, fasilitas dan layanan memicu terjadinya persaingan sehingga untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) salah satu cara yaitu pihak pengelola mampu menerapkan konsep pemasaran yang modern. Salahposatu kunci keberhasilan pemasaran adalah promosi. Alat alat promosi terdiri dari : Periklanan

(Advertising), Promosi_Penjulaanp (Sales Promotion), Program

Acara(EventLandLexperiences), Hubungan Masyarakat dan Publisitas

(PublicLRelationsLand Publicity), Pemasaran langsung (DirectLMarketing), pemasaran Interaktif (InteractiveLMarketing), Informasi dari mulut ke mulut(WordLOfMouth), dan penjualan personal (personal selling). Iklan merupakan salah satu media yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan media lainya, sebagaimanaLyang dikemukakan FandyLdll, byang berjudul

PemsaranLStrategik (2008:516), adalah “iklan mempunyaipbeberapa ciri khas danLkeunggulan yaitu : Presentasi publik (menyajikanLpesanPyangLsama kepadaLsemuaLorang), pervasivness (pmemungkinkan produsen untuk

6

mengulang berulang kali dan memeberikan kesempatan yang sama bagiktamupuntuklmenerima dan membandingkan dengan iklan lainya), amplified experessiveness(memberikan peluang-untukpmendramatisasijproduk ), dan impersonality (bersifat monolong ).

Periklanan merupakan salah satu program kegiatan Wana Wisata Kawah putih untuk mengenalkan dan mengkomunikasikan kepada wisatawan dalam proeses pemasaran. Periklanan yang baik menimbulkan merek dikenal lebihpbergengsi, lebih bergaya,LlebihPmenonjolLdariLproduk produk sebelumnya.. Menurut Kotler, Manajemen Pemasaran Milenium (2002:658)

Advertising (periklanan) adalah strategi perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengigngatkan tamu tentang produk dan merek jual. Tahap selanjutnya yaitu mengambilL5(lima) keputusanLutamaLdalamLprograma dvertising yaitu : (1)-Missionl(misi) menentukan tujuanPdariPperiklanan,

(2)pMoneyp(uang)Lyaitu besarnya anggaranLpengeluaran untukLperiklanan,

(3)Message (pesan) adalah pesan yang akan dikomunikasan (4) Media menentukn media yang akan digunakan, (5) Measurement yaitu mengukur dampak komunikasi dan dampak penjualan. Manajemen Wana Wisata

KawahpPutihLdanLKBMLWBU Perum

Banten sebagai pengelola dayamtarik-wisata KawahPPutih telah menciptakan banyak program diantaranya pembangunan infrastruktur dan ekosistem pariwisata, peningkatan tatakelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat hingga pemasaran. program pemasaran yang dilakukan pada tahun 2016 salah satunya melalui iklan. Berikut merupakan program advertising (periklanan) wana wisata kawah putih

7

Tabel 4 Program Periklanan Wana Wisata Kawah Putih 2016

Bulan Kegiatan Media Frekuensi Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari- Presentasi ke Komunikasi 1 kali SD dan SMP Pandu maret perusahaan langsung Bandung, SD dwi Satya,

SD santa Maria, TK dan

SD AL-Ghifari, SMA-

SMA Negeri Tanggerang,

SMA negeri Bekasi. SMA-

SMA Negeri Utara,

Bank Mandiri, Bank BII,

Bank Permata

April & mengikuti event-event Majalah, Video CD, 3 kali malaysia, Gebyar

Juni & Juli destinasi pariwisata Televisi, dll Nusantara dan Pekan Raya

Jakarta (PRJ)

April Penyebaran Majalah Majalah Rimba 250 buku Bandung, Jakata, Malaysia

dll.

Mei Pemasangan Baliho Baliho/Poster 1 kali Jln. Soreang

Mei Penyebaran Leafplet Flyer 1000 lbr Kota Bandung

Juni penyebaran brosur Brosur 1000 lbr Kota Bandung

Juli Kerja sama dengan Komukasi langsung Gravity tour travel,

biro perjalanan (tour

travel)

8

(1) (2) (3) (4) (5)

Agustus Pembuatan website Website 1 kali Indonesia.travel

September Kerja sama dengan Televisi 3 kali Trans7, TV Bandung

station televisi swasta

Oktober Siaran Radio Radio 1 minggu MGT, Dahlia, Prambors

&

November

Sumber : KBM WBU Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten,

Kantor Pemasaran Wana Wisata Kawah Putih 2016

Dalam menciptakan suatu kegiatan periklanan yang baik, hendaknya

dilakukan perencanaan dan pengendalian iklan dikarenakan menurut Durianto,

Darmadi, dan Liana, (2003) menyatakan bahwa iklan efektiv adalah

iklanpyang_dibuatpsedemikian

rupapsehinggalpesankyanghdisampaikangmudahjdicerna_dan dimengerti oleh

masyarakatkdankmengandungpinformasijyangabenarhsehinggajmekanisme pasar

berhasil bekerja untuk) menjadikan pesan suatu iklan dapat tertanam secaraa

mendalam dalam(benak konsumen dan skonsumen mencermatinya dengan sudut

pandang yang benar. Definisi tersebut menjelaskan bahwa iklan yang baik

bergantung pada pengukuran efektivitas pesan iklan Sebagaimana

yang+dikemukakan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh

BenyaminnmMolan(((2007:262)” efektivitas iklan adalah sejauh mana efek

komunikasipsuatuLiklan yaitu dampak potensialLterhadapLkesadaran

(awareness), mempertahankanLketertarikan (interest), memba gkiktkan

keinginan- (desire), dan menggerakan tindakan (action). Dari kedua penjabaran

9

dizatas-dapat disimpulkanpbahwa efektivitas iklan memuatlpesan yanglmenimbulkan efek mulai dari perhatian, pemahaman, emosi, hingga tindakan nyata.

Dalam pengukuran (measurement) efektivitas terdapat beberapa metode utama dalam pengujian iklan yaitu (1) umpan balik konsumen (2) pengujian portofolio

(3) pengujian laboratourium. Dalam metode umpan balik pada konsumen terdapat beberapa model yaitu : aida, Model Hierarki effect, Model inovasi adopsi, Model

Komunikasi KotlerL an Keller yang dialihLbahasakan olehLBenyaminLLMolan

(2007:210). AsumsiLmodel ini ialah bahwa efekLyang ditimbulkan oleh iklan berlangsung bertahap dalam periode waktu tertentu, dan tidak bersifat langsung.

Hierarchy-of-effects merupakan dasar pengembangan berbagai metode penelitian untuk mengukur efektivitas iklan, di antaranya ialah MediaLMixLPlanning, iCustomerKResponse LIndex (CRI), DirectLRatingMMethod (DRM),

EPICLModel, dan Customer Decision Model (CDM) (Durianto et al, 2003: 15).

Potensi pariwisata dan dukungan dari pemerintah daerah maupun provinsi seharusnya mampu menjadikan wana wisata kawah putih sebagai icon wisata di provinsi Jawa Barat akan tetapi banyaknya destinasi wisata kawah dengan berbagai konsep harga, fasilitas dan layanan memicu terjadinya persaingan sehingga untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) salah satu cara yaitu pihak pengelola mampu menerapkan konsep pemasaran yang modern. Salah satu kunci alat pemasaran adalah iklan akan tetapi dengan perkembangan dunia periklanan sekarang ini sudah banyak tersedia berbagai media dan jenis iklan yang beredar di media massa maka dari itu perlu adanya kajian atas iklan dengan cara mengkaji efektivitas sebuah iklan untuk mengetahui

10

dan membangun respons wisatawan sebagai audiens iklan, maka dari itu peneliti memustuskan mengambil judul “EFEKTIVITAS PESAN IKLAN WANA

WISATA KAWAH PUTIH KEPADA WISATAWAN DI KOTA BANDUNG

”.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. Perumusan_Masalah

BerdasarkanMuraian+_latarLbelakang Sebelumnya pelakasnaan periklanan pada tahun 2016 yang dilakukan wana wisata kawah putih kurang optimal maka dari itu perlu diadakanya penelitian tentang pengukuran dampak komunikasi suatu iklan terhadap audiensnya untuk mengetahui efektivitas iklan dalam meningkatkan awarness(kesadaran), comprehend(kepahaman), interest(ketertarika), intensions (niat) dan action(tindakan). Berdasarkan hal itu rumusan pada penelitian ini adalah mengukur efektivitas pesan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada wisatawan di kota bandung.

2. Batasan Masalah

Dalam pengukuran (measurement) periklanan terdapat 2 hal yang di ukur yaitu dampak komunikasi dan dampak penjualan karena dampak penjualan berorientasikan pada biaya yang dikeluarkan maka pembatasan peneliti di batasi pengukuran komunikasi sedangkan alat ukur dari metode uji laboraturium berupa konsep kedokteran dan metode portofolio memerlukan waktu wawancara jangka panjang maka metode di batasi menggunakan metode umpan balik konsumen.

Dalam metode umpan balik konsumen agar lebih terfokus dan dapat diukur maka model yang digunakan yaitu CRI(costumer respon index) yang merupakan pengembangan dari model hierarki efek (Hierarchy Of Effects).

11

C. Identikasi Masalah

BerdasarkanM_penjabaran latarM_BelakangMsebelumnya, maka peneliti mengidentifikasikan+_permaslahan _sebagaiLberikut :

1. Bagaimana+_pelaksanaan advertising daya tarik wisata kawah putih pada

tahun 2016?

2. Bagaimana koginitif iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada wisatawan

dikKotakBandung ?

3. Bagaimana Afektif iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada wisatawan

dikKotakBandung ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Formal

Tujuan formal peneliti membuat penelitian ini adalah untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan programo studi Diploma IV

Manajemen Destinasi Pariwisata di Sekolah)OTinggi_Pariwisata

Bandung_)(STPB)

2. Tujuan Operasional

Tujuan operasional dari penelitian ini diantaranya:

a. Mengkaji pelaksanaan program advertising daya tarik wisata kawah

putih pada tahun 2016

b. Mengetahui efektifitas pesan iklan daya tarik Wisata Kawah Putih

pada Wisatawan di Kota Bandung

12

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian mengenai EFEKTIVITAS PESAN IKLAN WANA

WISATA KAWAH PUTIH KEPADA WISATAWAN DI KOTA

BANDUNG” peneliti menggunakan metodologi kuantitatif, dimana

penelitian ini mempunyai prinsip objectivist. Metode ini berangkat dengan

proses menggambarakan atau menjelaskan+-suatu+_masalah. MPeriset lebih

mementingkanLaspekLkeluasaanLdata sehinggaLdata atau hasil+_riset+-

dianggapMrepresentasikdarikseluruh mpopulasi (Kriyanto, 2007:57).

MetodemyangKdigunakan dalam penelitian ini adalah survey, yaitu

meneliti populasi yang relatif luasLdenganLcaraKmenentukanLsampel yang

mmewakili (representatif) dariMpopulasiMyang akan di teliti. Sedangkan

jenis atau tipe penelitiannya adalah deskriptif, dimana penelitian ini diartikan

menggambarkan variable demi variable. Variable efektivitas pada penelitian

ini dapat diketahui dengan melihat indikator yaitu, awareness, comprehend,

interest, intentions dan action terhadap wisatawan nusantara di Kota Bandung

pada iklan daya tarik Kawah Putih tahun 2016. Komponen-komponen ini

diukur menggunakan skala dikotomi/nominal. Jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang di tujukan pada responden akan diberi label sebagai+-berikut

 Ya = 1

 Tidak = 0

13

2. TeknikpdanlAlatpKumpulpData

a. TeknikpPengumpulanoData

Pengumpulanardataarmerupakan prosedurmyang sistematis dan standar

untuk mendapatkan segala data apabila diperlukan.

DalamepenggunaanMteknik pengumpulanpldata, penelitimmemerlukan

instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan

dataamenjadiaalebih mudah. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan

data yang akan digunakan adalah

1) Penyebaran Kuesioner/Angket

Sebagaimana dinyatakan Nazir (2014:179), pengumpulan data dengan

penyebaran kuesioner adalah cara pengambilan data dengan

menggunakanMdaftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap

serta berhubungan dengan masalah yang diteliti. Menurut penjelasan

diatas serta di hubungkan dengan kajian ini maka penyebaran

kuesioner akan dilakukan pada wisatawan yang berada khusus di kota

Bandung.

2) Wawancara

Nazir (2014: 170) menyebutkan+-bahwa ”wawancaraasadalahasproses

memeproleh keterangan untuk tujuan peneltian dengan bertanya dan

responden menjawab dengan saling bertatap muka dengan

menggunakan alatasyaituad“interview guideID(pedoman wawancara).

Dihubungkan denganarpenjelasanassebelumnya sehingga wawancara

pada penelitin ini akan dilakukan kepada instansi yang terkait yaitu

pengelola daya tarik wisata Kawah Putih

14

b. Alat Kumpul Data

Dalam penelitian ini alat kumpul data yang digunakan adalah kuesioner

dan pedoman wawancara.

1) Kuesioner

Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah setiap pertanyaan yang

secara logistik berhubungan dengani masalah penelitianis dan tiap

pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mamempunyai makna.

Kuesionar ini berisikan pertanyaan pertanyaan menyangkut Pesan,

Media dan kelima tahap dari model CRI (Costumer Respons Index)

yang merupakan pengembangan dari model hierarki

2) PedomankiWawancara

Pedomaninwawancaraindalaminpenelitian ini terkait dengan program-

program iklan yang telah di lakukan pengelola daya tarik wisata

Kawah Putih pada tahun 2016. Pedoman wawancara ini berisikan

pertanyaan pertanyaan tentang media, dam siklus hidup iklan yang

digunakan

3. PopulasiidangTeknik PenarikankSampel

a. Populasiok

Populasi adalah nkumpulan dari individu dengan kualitas sertas iri-ciri

yang sudah ditetapkan. Suatu populasi dengan jumlah individu tertentu

dinamakan finit, sedangkan jika jumlah individu alam kelompok tidak

mempunyai jumlah yang tetap ataupun jumlahnya tidak terhingga disebutk

populasik infinit (Nazir 2014:240). Populasi dalam penelitian ini termasuk

pada golongan finit yang ditujukan kepada wisatawan di Kota Bandung.

15

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan di kota bandung yang berjumlah 4.004.492 dengan jumlah wisatawan nusantara 3.874.453 dan wisatawan nusantara sebanyak 130.036. Jumlah populasi yang terlalu besar maka peneliti akan menetapkan sampel yang dianggap telah mewakili jumlah populasi yang lebih kecil dengan menggunakan rumus

Slovin untuk menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini, rumus

Slovin digunakan untuk penelitian yang jumlah populasinya sangat besar

(umar, 1999, p.78). berikut merupakan rumus Slovin:

N 푛 = 2 Perhitungan jumlah sampel : + n 푒 n =Lukuranksampel

N = LukuranlPopulasi e = Opresentase ketidaktelitian atau tingkat kesalahan sampel

Perhitungan Jumlah sampel :

Populasi wisatawan kota bandung berdasarkan DinasasPariwisata dan KebudayaanoiProvinsiioJawaioBarat yang telah disahkan oleh BPS

Kota Bandung tahun 2016 berjumlah 4.004.492 wisatawan dan persentase ketidak telitian yang digunakan sebesar 7%.

4.4.49 푛 = 2 + 4.4.49 7/

4.4.49 푛 = = 99,7 4

푛 =

16

b. Teknik Penarikan Sampel

Sampelasadalahijbagianpdarikpopulasi Nazir (2014:240). Surveiassampel

adalahassuatusaprosuder dimanaOhanyaiosebagianjidarihupopulasi yang

dipergunakanasuntuk menentukan sifatoisertayucirijiyang dikehendaki dari

populasi. Dalam penelitian ini sampel diambil menggunakan teknik

incidental

Menurut Sugiyono (2013:124), samplingjiinsidentaliadalahllteknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/insidental bertemuk dengan peneliti, dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data, dalam hal ini merupakan wisatawan di Kota Bandung.

17

4. Matriks OperasionaloVariabel

Tabel 5 Matriks OperasionalkVariabel

alat sub- kumpul sumber Variabel Dimensi dimensi Indikator Skala data data jenis media yang digunakan manajemen alokasi media Media wana wisata secara geogrfis Kawah Wawancara kualitas media Putih Iklan & yang Kuesioner digunakan wisatawan struktur pesan di kota daya tarik Bandung Pesan pesan sumber pesan efektivitas Tingkat advertising kesadaran (awareness) Nominal Kognitif Tingkat kepahaman (comprehend) Nominal Tingkat wisatawan Efektivitas ketertarikan Kuesioner di kota (interest) Nominal bandung Afektif Tingkat perhatian (attention) Nominal Tingkat Action tindakan Nominal (action)

5. Teknik Analisis Data

Teknikokanalaisispoldata=-yngpoldigunakanpoldalam penelitian adalah

analisi data deskriptif dan metode costumer response index (CRI). Data yang

didapat dari hasil penyebaranaskuesioneroidijabarkanasecara deskriptif

menggunakan model dan alat analisis sesuai=-dengan=-indikator=-efektivitas

18

pesan iklan, yaitu oiawareness, oicomprehend, uiinterest, intentions dan action

Berikut ialah tahapan-tahapan tersebut beserta cara memperolehnya.

 Unawaress

 No_Comprehen =_ Awareness-X -NopoComprehend

 No Interest =as Awareness X Comprehend X No Interest

 No Intentions = riAwareness X Comprehend X Interest X No Intentions

 No action = Awareness X Comprehend X Interest X intentions X No

Action

Seperti yang telah tercantum diatas bahwa dalam penelitianini terdapat 100 responden yang menjadi sampel yang menjawab kuesioner, setiap pertanyaan yang diajukan akan mengarah langsung pada variable-variabel dalam metode pergitungan CRI. Responden akan menjawab pertanyaan seputar variable

19

variable efektivitas iklam dalam CRI yaitu awareness (kesadaran), comprehend (kepahaman) , interest (ketertarikan), atentions (niat), action

(tindakan) terhadap iklan yang dilakukan daya tarik wisata Kaw ah Putih tahun 2016.

Responden harus menjawab pertanyaan di kuesioner yang sifatnya bertingkat. Sebagai contoh, responden yang menjawab tidak interest terhadap iklan daya tarik wisata tidak perlu menjawab pertanyaan berikutnya mengenai intentions dan action. Selain itu, responden tersebut dapat mengemukakan alas an ketertarikanya terhadap Kawah Putih. Dengan demikian, pengolahan data yang dilakukan tidak terlalu rumit, mengarah langsung pada persoalan peneliti, relative akurat dan mudah di mengerti a. Definisi Operasional

Definsi Operasional adalah suatupoldefinisipolyangokidiberikankiokepada

suatujukvariabel ataukiokonstrakjijdengan_caraokmemberikan arti, atau

menspesifikasikankiokegiatan,opataupun memberikanpolsuatu operasioanl

yang diperlukankiountuk mengukurpolkonstrak atau variabelkoptersebut

(Nazir, 2014:126).

Untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi dalam

menginterpretasikan pengertian tahapan indokator tiap-tiap dimensi

menurut konteks penelitian ini dibati secara jelas, yaitu sebagai berikut:

1) Awareness (kesadaran konsumen)

Jika iklan gagal menciptakan kesadaran (awareness) sebagai tahapan

awal CRI maka respons lanjutan lain tidak akan terjadi. Jika menjawab

ya responden akan memberikan masukan tentang versi yg dikenal.

20

2) Comprehend (pemahaman konsumen)

Untuk mengukur tingkat kepahaman responden tentang iklan pada daya

tarik wisata Kawah Putih, pertanyaan diajukan kepada responden yang

aware, apakah responden tersebut dapat memahami maksud dan pesan

iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada tahun 2015

3) Interest (ketertarikan konsumen)

Untuk mengetahui responden merasa tertarik dengan pesan iklan daya

tarik Wisata Kawah Putih. Jika menjawab tidak, responden akan

memilih pilihan alasan yang akan disediakan atau memberi alasan

sendiri mengapa iklan tersebut tidak membuat responden merasa

tertarik.

4) Intentions (Niat)

Diukur untuk mengetahui ketertarikan responden berlanjut pada

tahapan niat untuk berkunjung ke daya tarik Kawah Putih. Jika

responden menjawab tidak, responden akan memilih pilihan alasan

yang disediakan atau memberi alas an sendiri.

5) Action (tindakan)

Diukur untuk mengetahui apakah responden melakukan tindakan

dengan cara menanyakan apakah responden setelah melihat atau

mendengar iklan dari daya tatik Kawah Putih langsung berkunjung.

21

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daya tarik wisata kawah Putih yang berlokasi di

Jl. Raya Soreang Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat dan

di Kota Bandung

2. Waktu Penelitian

Tabel 6 Waktu Penelitian

Bulan Tahap Prosedur Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul perumusan maslaah permohonan izin di lokus 1 penelitian persetujuan lokus penelitian Tahap Pelaksanaan penelitian data lapangan pengelolahan data penelitian lapangan pengelolahan data lapangan 2 penyusunan Proyek Akhir Kelengkapan administrasi proyek akhir Penyerahan proyek akhir Sumber : Olahan Peneliti, 2017

G. Sistematika Penulisan

SistematikaApembahasanAdalamapenelitianainiasebagaiaberikut :

BAB I : PENDAHULUAN

PadasbabapendahuluanLakanodijelaskanoomengenaikilataropkbelak

ang penelitian, perunusanasmasalah yang menjadi garis besaradari

peneltian, pembatasanlmasalah,lmaksud danLtujuan, metode

22

penelitian, lokasi dan waktu penelitian,alokasi danaawaktu

peneletian danassistematika pembahasan

BAB II : LANDASAN TEORI

Babaini berisiatelaahan mengenai konsep atau landasan teori yang

menjadiapemikiranadasaradanopedoman penuli, terdiri dari :

pemasaran, advertising, pesan, Media, efektivitas iklan dan

Kerangka pemikiran

BAB III : TINJAUAN OBJEK PENELITIAN DAN DATA

Bab ini berisikan mengenai tinjuan imim Wana Wisata Kawah

Putih sebagaiAobjekUpenelitianAdisertaiUdataOtemuanKdi

lapanganIsebagai penunjang. Data-data yang dihasilkan mendukung

penulis untuk menjawabApertanyaan dari identifikasiAmasalah

BAB IV : ANALISIS PERMASALAHAN

Bab IV menjelaskan atau mengurai hasilasanalisis analisis dalam

menjawab permasalahan yang telah dirumuskan mengenai

efektivitas pesan iklan wana wisata kawah putih pada wisatawan

Kota Bandung.

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Padaasbab iniasmenjelaskanghasilaakhir dari penelitian yang

merupakan jawabanadariLpertanyaan-pertanyaanoipada

identifikasioimasalah, seta pemberianarekomendasibkepadauiobjek

penelitian Wana Wisata Kawah Putih

23

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pariwisata dan Wana Wisata

1. Pariwisata

Undang undang no 10 tahun 209 tentang kepariwisataan menjelaskan

bahwa pariwisat=-adalah_berbagai=-macampokegiatanpowisata dan didukung

fasilitas serta-0layananokyang90disediakankmmasyarakat setempat, sesama

wisatawan, pemerintah,_dan_pengusaha. Organisasi dunia yaitu WTO (World

Tourism Organizaation) juga mengemukakan tentang definisi pariwisata yaitu

pariwisata_adalah_kegiatan-manusia_yang-melakukan perjalanan ke dan

tinggal di_daerah tujuan_di luar lingkungan keseharianya. Dari penjelasan di

atas dapat dikatakan bahwa pariwisata adalh rangkaian seluruh_kegiatan

wisatawan_di dalam_perjalanan dan_persinggahan sementarapldengan

motivasi beranekaokragam yang dapat menimbulkan_permintaan akan barang

atau jasa yang disajikan oleh pemerintah, pengusaha dan masyarakat sekitar

objek wisata. Sehubungan dengan itu Gunn (1994) dalam nurjaman (2006)

menyatakan bahwa komponen rekreasi yang perlu di perhatikan dalam

pengelolaan pariwisata antara lain :

 Attraction (kegiatan yang disuguhkan)

 Service (pelayanan)

 Transportation (transportasi)

 Information (informasi)

 Promotion (promosi)

23

24

Manfaat yang diberikan sektor pariwisata sangatlah besar akan tetapi juga

mengandung resiko yang tidak kecil. Cara untuk menanggulangi resiko

tersebut adalah dengan pengelolaan yang baik. Manfaat pariwisata dalam

membangun masyarakat yang di kemukaan oleh Dinas pariwisata Daerah DT 1

jatim (1992) adalah sebagai berikut :

 Memperluas kesempatan usaha

 Mencipatkan lapangan kerja

 Meningkatkan pengahasilan masyarakat dan pemerintah

 Memelihara kelestarian budaya bangsa

 Memelihara lingkungan hidup

 Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa

 Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat

Manfaat yang sangatlah baik untuk perekonomian masayarkat sekitar objek

wisata seharusnya digunakan juga oleh pengelola Wana Wisata Kawah

Putih untuk membangun masyarakat yang sejahtera.

2. Wana wisata

Kepariwisataan memiliki ragam jenis wisata salah satunya Wana Wisata.

Wana_Wisata merupakan daya tarik wisata alam berlokasi di hutanalindung

ataupun hutanlproduksi,oitermasukodi dalamnya kawasanohutaniyangodikelola

Perum_Perhutani (Perum_Perhutani-1994). Berdasarkan surat Direksi Perum

Perhutani No.0473/DIR tanggal 5 novembe 1980,otentang pedoman

pengembanganlwanaOwisata. Wanagwisataiodidefiniskanuisebagai objek-

objek wisata yang telah dikembangkan oleh pengelola khususnya perum

25

perhutani didalam kawasan hutan produksi atau lindung secara cermat dan tidak mengubah fungsi pokok.

Wanaawisataamerupakan suatu kawasan hutan dikarenakan keindahan ataupun keunikan alamnya dapat dijadikan untuk kegiatan wisata yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, wisata alam dan olah raga tanpa mengubah fungsi kawasan tersebut (Perum Perhuatni 1994).

Wana_wisata_dibedakan-sebagai_wanawisata harian, wana_wisata bermalam yang_dilengkapi-sarana-penginapanLberupa pondokKwsataLatau pesanggrahan danLbumi_perkemahan_(NadiarL1994). PerumLperhutani

(1994),Pmentakan bahwaPwanaLwisataLyangKdikembangkan oleh_perum perhutani pada dasarnyaKdapatLdibagiLmenjadiP2 yaitu :

 Wana WisataOBermalam yangPdapat diartikanLsebagai bumi perkemahan

 WanaKwisataLtakLbermalam (dayLrecreation) yaitu lapangan

terbukaLdenganKsekerdarLfasilitasKantara lainLbangku-shelter untuk

beristirahat

TerselenggaranyaLwisataLalam yangLbaik danLefektifLmaka harus ada penunjang- penungjangLuntuk beberapaLhal diantaranyaLsebagaiLberikut :

 AdanyaLperencanaanOdanLperancanganLyangLsekasama

 TersedianyaPprasaranaLdanLfasilitasLyangPmemadai

 SistemLpengelolaanLyangLbaikPdanLefektif

 MemasarkanLprodukLwisataLagar mudah dikenali

 TercipatanyaLsuasana sekitarLyang dapat-membangkitakan-kesadaran

lingkungan padaLpengunjung sehingga-kelestarian hutan tersebut

tetap_terjaga. (Perum Perhutani 1994)

26

B. Wisatawan

MenurutLUndang-Undang No. 10 thn 2009 tentang kepariwisataan disebutkan wisatawanLadalahLorangKyangKmelakukanLwisata. Sedangkan shite (2000:49) pengertian-wisatawankdapatLdibagiKmenjadiL2 yaitu:

1. WisatawanLnusantaraKadalahLwisatawan dalam negeri atau-wisatawan-

domestic

2. Wisatawan mancanegara adalah warga Negara suatu Negara yang mengadakan

perjalanan wisata keluar lingkungan dari negaranya (memasuki negara lain)

IUTO (International Union Of Official Travel Organization), dalam Gamal

Suwantoro (2009:4) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum

yaitu pengunjung(visitor) yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau

tempat lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan

pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan

pengunjung, yakni:

 Wisatawan(tourist) adalah pengunjung yang tinggal sementara,

sekurang-kurangnya 24jam disuatu negara.

 Pelancong(ekscursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal

dalam suatu negara yangdikunjungi dalam waktu kutang dari 24 jam.

(http://madebayu.blogspot.co.id/2009/10/pengertian-wisatawan.html).

Berdasarkan urauian di atas yang dimaksud dengan wisatawan adalah wisatawan dalam negeri ataupun wisatawan mancanegara yang tinggal sementara kurang dari 24 jam di destinasi dalam negeri.

27

C. Pemasaran

Untuk mencapai keunggulan kompetitif(competitive advantage) untuk mampu mengungguli persaingan maka pengelola khususnya pengelola Wana wisata Kawah Putih harus menerapkan konsep pemsaran modern yang berorientasikan pasar. Sebagaimana dikemukakan Alastair.M.Morrison dalam bukunya Hospitality and Travel Marketing (2003:4),

“ Marketing is a continous, sequential process through which management in

Hospitality and Travel Industry plans, research, implements, control, and evaluate activities designed to satisfy both customer needs and wants and their own organization objectives”

Maksud dari pengenrtian diatas pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari perencanaan, peneltian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.

Evaluasi merup[akan tahap akhir dari kegiatan yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sekaligus tujuan dari organisasi itu sendiri.

D. Bauran Promosi

Menurut http://www.creighton.edu/~hutchens/nps_c_11.html promosi adalah sebagaiasberikut :

“Promotion is nothing more than some form of communication through which

you communicate the benefits of your offering to the target customer in such a way

that he or she recognizes that your offering is uniquely qualified to meet his or her

needs.”

Maksud uraian diatas dapat disumpulkan bahawa sebenranya kegiatan promosi merupakan suatu kegiatan mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan dari penawaran yang telah dibuat, sehingga pasar(market) dapat melihat tawaran

28

yang telah dibuat sebagai suaut hal yang dapat menarik perhatian dan unik serta berguna untuk memenuhi kebutuhan pasar(market).

Promosi memiliki tujuan seperti yang dikemukakan Buttle (1992:300) yaitu adalah ”.. is to obatain a level of demand which is favorable to the prmoter – to increase, descrease or mantain demand, and or influence the elasticity of demand by using channels of comuunication which allows acces to a defined target audience” kalimat diatas dapat diartikan tujuan utama dari semua jenis pemasaran adalah untuk meningkatkan, menurunkan atau bahkan mempertahankan permintaan atau juga mempengaruhi elastisitas permintaan yang akan dikon versikan menjadi keuntungan bagi penyelenggara kegiatan promosi tersebut.

Dalam buku yang sama terdapat beberapa kegiatan promosi yang disebut bauran promosi atau promotion mix. Promotion Mix dapat diartikan sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk melancarkan kegiatan promosi itu sendiri. Dihalam berikutnya buku yang sama menyatakan bahwa “the promotion mix is to set of communication tools which a marketing manager can use in his attempt to influence demand. It includes advertising, selling, sales promotion direct mail, sponsorship, public realtion publicity.” Dari pertanyataan tersebut menggambarkan bahwa promotion mix bertujuan untuk menentukan suatu alat komunikasi sehingga seorang marketing manager menciptakan sesuatu hal untuk dapat mempengaruhi permintaan.

Kotler dalam buku Manajemen Pemsaran Melenium (2002:626) menjelaskan terdapat unsur utama dalam promotion diantaranya sebagai berikut :

29

1. Advertising(perikalanan)

Bentuk-bentuk penyajianadanapromosi non-personl ataspide, barangadanajasa

yangidilakukan olehaperusahaan atau sponsor tertentu, Contoh :aIklanaCetak,

Flyer,aBrosur,oDll.

2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Berbagai macam insentif jangka pendek untuk mempengaruhi keinginan yang

berdampak timbulnya keinginan mencob atau membeli suatua roduk/jasa

Contoh : Kupon, Pameran, Kontes, Dll.

3. Public Realitions and publicity (HubunganaMasyarakatadanaPublisitas)

Menciptakan berbagai macam programauntukamempromosikanadan atau

melindungiaacitra perusahaanaatauaamasing-masingaaaproduknya, Contoh :

Ceramah, Seminar, Kegiatan pers, Dll

4. Personal Selling (Penjual Pribadi)

Persolnal selling merupakan bentuk interaksialangsung dengan konsumen,

guna melakukanapresentasi,amenjawab pertanyaan dan menerima pesanan,

Contoh : Pemberian Sample, Pekan Raya, Dll

5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)

Interaksi terjadi dengan menggunakan media seperti penggunaan surat,

telepion, faksimili, surat elektronik dan alat penghubung non personal lain

untuk berkomunikasi atau mendapat tanggapan secara langsung, baik dari

pelanggan atau calon perlanggan tertentu, Contoh : katalog, Surat, E-mail, Dll.

Proses kmunikasi akan dijelaskan menurut buku karangan Drs. Indriyo

Gitosudarmo dalam judul Manajajemen pemasaran (1994:246)

30

Gambar 1 Proses Kominikasi

Informasi/ Perumusan Pengiriman Penangkapan Ide / ide pesan pesan pesan informasi (encoding) (decoding)

Sender Receiver - Media - Suasana - Gangguan

Feedback Response

Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa :

 Senderasadalahakelompoklyang0mengirimopesan.kSender iniojuga

sering disebutkdenganasourcea atauokominkator

 Reciveraadalahbkelompokbyangymenerimasapesan,asdanjidisebutasfju

ga sebagaidaudience atau ipendengar

 Massage adalahsdsuatu rangkaiansdsymbol atau kode yang dikirmkan

 Econding adalah suatu proses pengubahan gagasan atau pemikiran yang

hendak dikirmkan menjadi rangkaian symbol

 Decodingasadalahoprosesgmenterjemahkankokembalilsymbol-symbol

atau kodeokmenjadilsuatu pemahamanoyangldapatodimengertiooleh

audience

 Response merupakan reaksi audience setelah menerima dan memahami

pesan yang dikirim

31

 Feed-back adalah sebagain atau seluruh reaksi perenrima yang dikirim

kembali oleh penerima kepada pengirim

Dalam pengeriman pesan yang efektif, proses econding harus berhunungan

dengan decoding. Tujuanya adalah pesan yang baik disampaikan dengan

berbagai macam tanda yang dikenali oleh audience. Apabila pengerimin pesan

meiliki persepsi kepada penerima pesan, maka komunikasi yang dilakukan

akan menjadi lebih efektif. Sebagaimana yang dijabarkan oleh R lupiyoadi

sehubungna dengan komunikasi yang efektif dijelaskan dalam buku

Manajemen pemasaran Jada (2001:111) menyangkut delapan langkah

pengembangan program komunikasi yang efektif, yaitu :

 Mengidentifikasiatargetapasar

 Menetukan Visi dan Misi Komunikasi

 Merumuskan pesan

 Menyeleksiasaluranhkomunkasi

 Menetapkanhjumlahoanggaranopromosi

 Menentukanibauranopromosi

 Mengukurohasil hasil promosi

 Mengelolafdanfmengkoordinasisprosesakomunkasi

E. Advertising (Periklanan)

Periklanan merupakan salah satu promosi paling baik digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya dikarenakan banyak keunggulan- keunggulan dibandingkan dengan promosi lainya. Sebagaimana dikemukakan menrut Le dan Johnson yang dialih bahasakan oleh Munandar dan Priatna

(2007:3).

32

“Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail

(pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”.

Teori ini menjabarkan bahwa periklanan adalah berbagai bentuk komunikasi atau presentasi dan promosi promosi dari ide-ide, barang atau jasa oleh pihak sponsor tertentu. Keunggulan periklanan dibanding jenis promosi lainya di jelaskan dalam buku C.W.L Hart dan D.A troy dalam buku Sales (1986:239) bahwa terdapat beberapa alasan bagi instansi atau perusahaan untuk melakukan kegiatan periklanan, yaitu :

 Periklanan bisa mencapai audience yang luas (Advertising reaches a vast

audince)

Iklan bisa menjangkaau ribuan calon pembeli atau pembeli potensial dengan

pesan yang tidak berubah(terutama yang dimuat di media cetak dan elektronik)

dapat menjangkau ribuan calon pembeli potensial atau bahkan lebih

 Periklanan relatif tidak mahal (Advertising is relatively unexpensive)

Periklanan relatif tidak mahal karena dilihat dari dampak komukasi atau

penjualan, dapat dikatakan bahwa iklan merupakan suatu bentuk promosu yang

relatif tidak mahal.

 Periklanan bisa menciptakan response langsung (advertising can create a direc

response)

periklanan dapat menciptakan respons langsung pada konsumen yang sesuai

dengan yang diharapkan peyedia kepada konsumen atas produk yang

ditawarkan

33

 Periklanan menunjukan terdapatnya daya saing (Advertisingademonstrates a

property’sacompetitiveness)

Terdapatnya beragam iklan di berbagai macam media, konsumenadapat

membandingkanakelebihanayangaditawarkanaolehamasing-masingaproduk

satuasamaalain.

1. Tujuan Iklan

Tujuan/sasaran periklanan (advertising) adalah suatu bentuk tugas komunikasi

yang spesifisik dan merupakan level keberhasilan yang harus dicapai oleh

pasar sasaran tertentu pada waktut tertentu. Tujuan periklanan dijelaskan

menurut Kotler dalam buku Manajemen Pemasaran (2003:258)

mengemukakan bahwa tujuan perikalan dapat digolongkan berdasarkan

sasaranya, yaitu:

 Periklanan informatif

Periklanan ini dadakan secara besar-besaran karena merupakan tahap awal

suatu jenis produk atau jasa dengan tujuan untuk membentuk permintaan

awal

 Periklanan persuasif

Periklanan persuasif penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan karena

tujuan dari periklanan ini adalah membentuk selektif atas suatu merek

tertentu.

 Iklan pengingat

Sangat penting untuk produk yang sudah mapan.Bentuk iklan yang

berhubungan dengan tujuan ini adalah penguat (reinforcement advertising),

34

yang bertujuan untuk meyakinkan pembelian yang sudah ada bahwa mereka

telah melakukan pilihan yang benar.

Penjelasan mengenai masing masing tujuan periklanan akan di jelaskan

secara spesifik dalam tabel berikut :

Tabel 7 Tujuan Periklanan

Sumber: Kotler dan Armstrong. Manajemen Pemasaran (1994:114)

2. Sifat Iklan

Sifat iklan Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin

Molan (2007:229) terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut

a. Daya sebar

Iklanamemungkinkanopenjualimengulangi pesan berkali-kali. Iklankjuga

memungkinkan paraopembeli menerima dan membandingkanIpesan-pesan

35

dari berbagai pesaing.iIklanoberskala besar menyatakan sesuatu yang positif

tentang ukuran, kekuatan, dan keberhasilan penjualan tersebut.

b. Daya ekpresi yang besar

Iklan memberikan peluang untuk mendramatisir perusahaan tersebut dan

produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang berseni.

c. Impersonalitas

Pendengar tidak merasa wajib memerhatikan atau menanggapi iklan. Iklan

adalah suatu monolog di hadapan, dan bukan dialog dengan pendengar.

F. (Message )Pesan

1. Pengertian Pesan

Kegiatan periklanan yang baik hendaknya dimotori oleh tujuan komunikasi.

untuk mencapai tujuan komunikasi yang dimaksud, dibutuhkan alat-alat

komikasi utama. Sebagaimana yang dijabarkan Kotler dalam buku pemasaran

milenium (2002:627) mengenai alat alat komunikasi mnegatakan bahwa “dua

unsur utama yang merupakan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media”.

Periklanan yang baik dan ideal mengenai suatu pesan, pesan yang diciptakan

harus mampu menarik perhatian (attention), mempertahankan keputusan

(decision) dan menggerakan tindakan (action) yang bertujuan untuk mencapai

kepuasan (satisfaction) dari iklan itu sendiri. Ditambahkan oleh D. Jobber

pada buku Princples and Practice of Marketing (2000:325)

”repetittion means that a brand positioning concept can effectevly

communicated”. secara harfiah diartikan bahwa dengan adanya pengulangan

dalam periklanan berarti konsep membangun dan mengkomunikasikan

36

manfaat pokok yang istimewa dari produk atau jasa dapat disampaikan dengan baik.

Dalam memutuskan untuk menciptakan sebuah pesan terdapat berbagai macam pertimbangan sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Kotler berjudul Manajemen Pemasaran Melenium (2002:633) menjelaskan “dalam memformulasikan pesan memerlukan pemecahan atas empat masalah diantaranya : apa yang ingin disampaikan (isi), bagaimana mengatakan secara logis (struktur), bagaimana mengatakan secara simbolis(format) dan siapa yang segarusnya mengatakan (sumber) a. Isi Pesan

Kotler dalam Manajemen pesamaran milenium (2002:635) menyatakan

bahwa “dalam menentukan isi pesan yang baik, menajemen mencari daya

tarik, tema, ide atau usulan penjualan yang unik”

Dalam menciptakan pesan terdapat 3 jenis daya tarik yang dapat

dikembangkan setelah calon pembeli melihat iklan, diantaranya :

 Daya tarik rasional

Daya tarik rasional adalah membangkitkan minat seseorang,

berhubungan dengan minat peribadi pemirsa dapat menunjukan bahwa

produk akan memnberikan manfaar yang diingkan

 Daya tarik emosional

Daya tarik emosional adalah mencoba untuk membangkitkan emosi

positif atay negatif yang akan memotivasi pembelian mencakup rasa

takut, rasa salah, dan rasa malu

37

 Daya tarik moral

Daya tarik moral adalah daya tarik yang diarahkan pada perasaan

tentang apa yang benar dan tepat, sering digunaan untuk memicu

dukungan bagi kegiatan sosial

2. Struktur pesan

Struktut pesan penting untuk mempengaruhi persepsi konsumen. Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen menurut Assael yang

dikutip sutisna dalam buku Perilaku Konsumen dan Komunikasi pemasaran

(2003:65) adalah :

 Ukuran

Ukuran pada iklan cetak yang lebih besar, lebih memungkinkan untuk

diperhatikan

 Posisi

Perhatian akan tertuju lebih besar pada iklan dalam 10% halaman pertama

sebuah media cetak. Melewato batas 10% posisi mempunyai pengaruh

yang keil. Setengah halaman bagian bawah. Untuk memaksumalkan

pemahaman terhadap iklan, sebaiknya syimulasi yang berupa gambar

diletakkan pada sebelah kanan halaman media cetak dan iklan yang berupa

kata-kata verbal pada sisi sebelah kiri.

 Warna

Warna adlaah iklan cetak telah diteliti sebagai faktor struktural,

secara umum iklan yang berwarna menghasilkan perhatian daripada iklan

cetak hitam putih

38

 Kontras

Kontras memungkian untuk mendapatkan perhatian. Gambar sebuah

produk diatas latar belakang yang putih mungkin akan dapat perhatian,

tetapi tidak menjaman pemahaman dan ingatan

3. Format pesan

Didalam buku yang sama yaitu Manajemen Pemasaran Melenium (2002:636)

menjelaskan tentang format pesan yaitu

“komunikator harus mengembangkan format pesan yang kuat. Dalam

iklan tercertak, komunikator harus memutuskan judul, kata-kata

ilustrasi dan warna. Jika disampaikan melalui radio, maka

komunikator harus dengan teliti memilih kata, mutu suara dan

vokalisasi. Jika penyampaian melalui produk atau kemasanya maka

komunikator harus mempertahankan warna, tektur, aroma ukuran dan

bentuk”

Penjelasan diatas dapat dijabarkan dalam proses pebuatan format pesan harus

mempertimbangkan banyak faktor sehingga dipahami oleh semua calon

pembeli.

4. Sumber pesan

Sumber pesan penting dalam salah satu pertimbangan dalam menciptakan

pesan yang muah diingat sebagaiman dalamabuku yangasama (2002:637),

Kotlerasmengemukakanabahwai“pesan yang disampaikan oleh sumber yang

menarikaatau0terkenal akan lebihomenarik perhatian danomudah diingat” ini

39

merupakanosalah satu alasan mengapa pengiklanasering menggunakan orang-

orang aterkenala sebagaiujuru bicara/ sumberlargumentasi.

G. Media (Media)

Setelahamempertimba ngkanodan memutuskan pesanasiklan makaatugas dari komunikatoraselanjutnyaladalahumengenaigpemilihanfmediakyangotepat untuk pesaniyangotelahasdirumuskan. Tahapanasdalamsdmemilihasmedia-media seperti yangaedikemukakanioleh Kotlerudalamubuku Manajemen Pemasaran

(2000:667), bahwa

“Tahap-tahapnyaaadalah mengambil keputusan mengenai jangkauan,

frekuensi dan dampak yang diinginkan;memilih diantaranya:

Memilih media utama, Memilih sarana media tertentu, memilih sarana media

tertentu, memutuskan waktunya serta memutuskan alokasi media sacara

geografis”

1. MemutuskanaKeputusannuntukipemilihanujangkuan,ifrekuensi dan dampak

yangadiinginkanoKotleradalam Manajemen pemasaran (2000:668)

menjelaskan bahwa

a. Jangkauana(Reach-R)

Jumlahoiorangbatauarumahutanggaayangomelihatupaparanhmediaotertentu,

setidaknya sekaliidalam suatu periode tertentu

b. Frekuensi (Frequency-R)

Rata-rataabanyaknyalorangaatau rumahbtanggafyangimelihat paparan pesan

tersebutidalamassuatuaperiodeotertentu.

40

c. Dampak (Impact-R)

Nilaiakualitatifadariasuatu 0paparanamelalui9mediaatertentu.

2. Memilih aberbagaiLjenisimediaoutamaadanumedia tertentu

Untukamenyampaikanapesan, perencanaumediaomembuatapilihan dari

berbagai kategoriAmediaadenganumempertimbangkanuvariabel-variabel

berikut:

Tabel 7 Jenis Media Periklanan

Sumber: Kotler dalam Manajemen Pemasaran (2000:668)

41

3. Memutuskan Waktu serta alokasi media secara geografis

Kotler menjelaskan dalam Manajemen pemasaran Milenium (2002:674)

“Dalamamenentukan jenisamedia yangaakanadigunakan, pengiklan

menghadapiamasladahapenjadwalanamakro danapenjadwalan mikro”

Penjadwalanamakronmencakupapenjadwalaniiklanayangasesuai dengan

musim dan siklusabisnis. sedangkannPenjadwalanaMikroamencakup

pengalokasiannbiayaaiklan kerdalamgperiode waktuayang pendekasupaya

diperolehadampakayangymaksimal”

PerusahaanajugalharusamemutuskanAbagaimanaamengalokasikan media

secaraugeografis.sebagaiucontoh: apabilaaperusahaanumemutuskanuuntuk

melakukanapembelianu(media)anasional, makaksebaiknyaumenempatkan

pesan di jaringanamediaAyangacakupanapasarnyaAdalamalingkupanasional.

Pemilihan media bagi pemasang iklan hendaknya memustuskan sejauh

mana ruang lingkup dan frekuensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan

iklan. Jangkuan (reach) merupakan ukuran persetase orang dalam pasar sasaran

yang melihat atau mendengar kampanye dalam jangka waktu tertentu.

frekuensi adalah ukuran dari berapa kali rata-rata orang dalam pasar sasaran

melihat atau mendengar pesan yang dimaksud. Pengiklan juga harus

memutuskan dampak media yang diinginkan, nilai kuantitatif dari paparan

media tertemtu, contoh pesan yang ditayangkan ditelevisi akan berdampak

lebih besar ketimbang pesan di radio karena telivisi mempunyai keunggulan

dengan menggunalan media gambar dan suara. Pemasang iklan baiknya

mengetahui jangkuan, frekuensi dan dampak dari setiap tipe media utama.

42

Sekali lagi,aKotlerndalam bukuayang berjudulaManajemen Pemasaran

Milenium (2002:658)amengatakan bahwaaterdapata5akeputusanautama atau

5Mayangaharusadiambiladalamapembuatanaprogramaperiklanan.5M itu terdiri

dari:MissionA(misi),aMoneya(uang / anggaran ),aMessagea(pesan), Media

(media),aMeasurementA( pengukuran )

Gambar 2

Lima”M” Dalam Periklanan

PESAN (Message)

 Pembuatan pesan  Evaluasi dan pembuatan pesan UANG (Money)  Pelaksanaan produk  Kajian ulang tanggung jawab Factor-faktor yang MISI (Mission) dipertimbangkan PENGUKURAN

 Tahap PLC (Measurement)  Sasaran (siklus hidup Penjualan produk)  Tujuan  Pangsa pasar dan MEDIA  Dampak Periklanan baris konsumen Komunikasi  Persaingan dan  Dampak,frkuensi,jan  Dampak gkauan gangguan Penjualan  Frekuensi  Jenis media tertentu periklanan  Penentuan waktu media  Kemungkinan  substitusi produk  Alokasi media secara geografis 

Sumber : Kotler, Manajemen Pemasaran Milenium (2002:658)

H. Efektivitas Iklan

Iklan yang baik dan efektif mengandung pesan ideal yang dapat menarik

perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan

merangsang tindakan nyata.” (Kotler & Keller, 2009:553). Ditambahkan pula oleh

43

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan

(2007:262) bahwa “Efektifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.” Di tambahkan menurut (Effendy, 2002:32)

Perencanaan dan pengendalian iklan yang baik bergantung pada pengukuran efektivitas iklan. Kebanyakan pengiklan mencoba mengukur efek komunikasi suatu iklan, maksudnya dampak potensialnya terhadap :

 Kesadaran (awareness)

 pengetahuan (Knowledge)

 referensi (Preference)

Ada tiga metode utama dalam mengukur dampak komunikasi, yaitu:

1. Metode umpan balik konsumen, yaitu menanyakan reaksi konsumen

terhadap iklan yang diusulkan.

2. Pengujian portofolio, yaitu meminta konsumen melihat atau mendengarkan

suatu portofolio iklan, dengan menggunakan waktu sebanyak yang mereka

perlukan. Konsumen kemudian diminta mengingat kembali semua iklan

tersebut dan isinya, dibantu atau tidak dibantu pewawancara.

3. Pengujian laboratorium, yaitu menggunakan peralatan untuk mengukur

reaksi fisiologis detak jantung, tekanan darah, pelebaran bola mata,

tanggapan kulit mendadak, keluarnya keringat terhadap iklan.

Dalam mengukur efektivitas terdapat model-model hierarki tanggapan

(Response Hierarchy Model). dengan tahapan yang berbeda-beda yang

44

menunjukan beberapa perilaku konsumen, dapat dilihat dari tabel berikut

Tabel 8

Model Hierarki tanggapan (Response Hierarchy Model)

Tahapan Model Aida Model Model Model Hierarki Efek Inovasi-Adpsi Komunikasi

Kesadaran Pemaparan

Tahapan Perhatian Kesadaran Penerimaan Kesadaran Pengetahuan Tanggapan Kognitif

Minat Kesukaan Minat Sikap Tahapan Pengetahuan Preferensi Keinginan Maksud Keyakinan Evaluasi

Tahapan Pengujian Perilaku Referensi Tindakan Pembelian Penggunaan

Sumber : Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan

(2007:210)

 Kesadaran

Jikaakebanyakannaudiensbsasaranatidakcsadaraakanvobjek,atugas

komunikator adalahamembangunbkesadaran.

45

 Pengetahuan

Audiens sasarana mungkin memiliki kesadaran merek, tetapi tidak mengetahui

lebih banyak.

 Kesukaan

Jikaaanggotansasaranamengenalamerek.

 Kelebih sukaan atau preferensi

Audiens sasaran mungkin menyukai produk tetapi tidak lebih menyukainya

dibanding produk lain.

 Keyakinan

Audiens sasaran mungkin lebih menyukai satu produk tertentu, tetapi tidak

mengembangkan satuAkeyakinan untuk membelinya.

 Pembelian

Akhirnya, beberapa anggota audiens sasaran mungkin membeli keyakinan,

namun tidak cukup mampu untuk melakukan pembelian.

Dalam mengkaji analisis efektivitas iklan terdapat beberapa model. Salah satunya model hierarki of efek hierarchy-of-effects yang mejadi dasar dalam pengembangan metode penelitian untuk mengukur efektivitas iklan. Efektivitas iklan tidak dapat dicapai oleh audiens tanpa melewati tahap respons yang paling dasar, yaitu awareness (kesadaran) kemudian dilanjutkan dengan pemahaman, penilaian, niat untuk membeli, dan pada akhirnya konsumen memutuskan untuk mencoba produk tersebut. Pada dasarnya tujuan akhir iklan adalah perubahan attitude dari target penerimanya.

46

Indikator indikator tersebut terangkum pada suatu dimensi sebagaimana diungkapakan pada oleh Solomon dalam buku Consumer Behavior :Buyung,

Having dan Being (1999:147) yaitu :

 CognitiveaadalahbkepercayaanaseseorangAterhadapaprodukaatauAmerek.

 Affect adalahAmenyatakanaperasaan seseorang terhadap suatu produk atau

merek

 Behaviouraadalahaadalahlkecendurunganaseseorangauntukbmelakukanatinda

kan tertentuayang berkaitan dengan produk atau merek tertentu

Gambar 3 Model Customer Response Index (CRI)

Sumber : Durianto (2003:49)

Customer Response Index (CRI) menghasilkan persentase efektivitas iklan dari berbagai tingkatan. Berbagai tingkatan efektivitas iklan diukur melalui tahap- tahap CRI.

47

Berikut ialah tahapan-tahapan tersebut beserta cara memperolehnya.

 Unawaress

 No Comprehend = Awareness X No Comprehend

 No Interest = Awareness X Comprehend X No Interest

 No Intentions = Awareness X Comprehend X Interest X No Intentions

 No Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X No Action

 Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X Action

CRI (costumer response index) bisa menajdi kecil biasanya karena rendahnya respon konsumen terhadap suatu merek (poor response). Variasi rendahnya respon konsumen bisa bermacam-macam, antara lain :

 Low awareness, artinya kesadaran akan suatu merek sangat rendah. Hal ini

disebabkan kesalahan strategi komunikasi pemasaran selain itu pemilihan

media iklan yang kurang tepat, frekuensi penayang iklan dan eksekusi

kreativitas iklan yang kurang sesuai dengan tujuan dan sasaran

 Poor Comprehension, artinya pemahaman konsumen pada suatu merek sangat

rendah.

 Low interest, artinya ketertarikan konsumen pada suatu merek sangat rendah,

penyebabnya : insufficient, benefits, high price, dan poor ad copy.

 Low Intentionsi, artinya niat konsumen untuk membeli masih sangat rendah.

Factor penyebabnya meliputi : lemahnya nilai produk yang diterima

konsumen, konsumen merasa bahwa resiko pemakaian produk tersebut terlalu

tinggi

 Low action, artinya konsumen tingat kemampuan untuk merubah tindakan

rendah

48

I. Kerangka Rekomendasi

Gambar 4 Kerangka Rekomendasi

Pengukuran (measurement) : Kotler, Manajemen Pemasaran(2002:658)

 Input : berbagai macam iklan yang digunakan daya tarik wisata Kawah Putih pada tahun 2015 (pesan dan media)  Pengukuran Dampak Komunikasi Model Hierarki efek (hierarchy of effects) Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:210)

Pengukuran efektivitas iklan daya tarik Wisata Kawah Putih

Kognitif Afektif Perilaku

 interest  awareness  attentions  action  comperhend

Wisatawan di Kota Bandung

Teknik analisis CRI (costumer response index)

OUT PUT Tingaktan CRI (Costumer response Index) 49

BAB III

TINJAUAN OBJEK PENELITIAN

A. Kondisi Umum Wana Wisata Kawah Putih

1. Sejarah Daya Tarik Wisata Kawah Putih

Kawah Putih merupakan danau yang berasal dari Gunung Patuha. Letusan

pada abad X dan XII secara bertahap membentuk sebuah kawah tersebut. Nama

patuha sendiri berasal dari kata “PATUA” maka dari itu masyarkat sekitar yang

berbudaya sunda sering menyebutnya dengan nama “SEPUH” dikarenakan arti

“SEPUH” dalam bahasa sunda adalah TUA dalam bahasa indonesia. Ratusan

tahun yang lalu, Gunung Patuha oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai

kawasan keramat yang dipenuhi oleh roh leluhur oleh sebab itu masyarakat sekitar

tidak pernah masuk ke lokasi tersebut. Beberapa keterangan dan data menunjukan

bahwa Gunung Patuha meletus pada abad x letusan tersebut mengakibatkan

terbentuknya kawah (carter) pada puncak bagian barat dan pada abad ke XII

gunug tersebut kembali meletus yang kemudian terbentuk sebuah danau yang

mempunyai pemandangan indah.

Kawasan Kawah Putih akhirnya di ungkap setelah orang Belanda yang

bernama Dr. Franz Wilhemn Junghuhn pada tahun 1837. Ketika Dr franz datang

ke kawasan tersebut yang dirasakanya adalah kesunyian dan sepi yang

menyelimuti daerah itu bahkan tidak ada seekor binatang yang dapat melintasan

kawasan tersebut. Rasa penasaran membawa dia menanyakan kawasan itu kepada

49

50

masyarakat setempat, menurut penduduk lokal disekitar Gunung Patuha lokasi tersebut merupakan daerah keramat tempat bersemayamnya semua leluhur mereka dan merupakan pusat kerjaan jin. Jangankan manusia seekor burung saja apabila lancang melewati kawasan tersebut jatuh dan mati. Informasi tersebut semakin membuat penasaran Dr Franz, akhirnya dokter tersebut memutuskan untuk melakukan ekspedisi ke Gunung Patuha. Diperjalanan menuju puncak Gunung

Patuha ia berenti dan tertegun karena melihat keindahan alam dimana terhmapar sebuah danau dengan karakteristik air yang berwana putih dan lava serta bau belerang yang keluar dari danau maka terjawablah mengapa binatang termasuk burung enggan untuk melintasi kawasan tersebut. Ekpedisi Dr franz merupakan awal mula berdirinya pabrik belerang kawah putih dengan sebutan di jaman belanda yaitu Zwavel Ontgining Kawah Putih setelah jepang menduduki indonesia nama pabrik tersebut diganti menjadi Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey, dan langusng dibawah penguasaan militer.

Indonesia merdeka pada tahun 1945 baru pada tahun 1992 wana wisata kawah putih ini diresmikan oleh KPH Bandung Selatan yang pada saat itu mejabat.

Semenjak diresmikan hingga sekarang pemandangan dan keunikan kawah putih masih tetap terjaga.

51

Gambar 5 Wana Wisata Kawah Putih

Sumber : http://ane katempatwisata.com/wp-content/uploads/2014/08/Kawah-

Putih.jpg

2. Letak dan Luas

Secara administrasi pemerintahan wilayah Wana Wisata kawah Putih berada

pada wila yah Desa Alam Endah, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung,

Jawa Barat. Sedangkan menurut administrasi pihak pengelola kawasan tersebut

berada dalam wilayah pengelolaan RPH Patuha, BKPH Ciwidey, KPH Bandung

Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten

Luas Kawasan Wana Wisata Kawah Putih sekitar 25 Ha. Berdasarkan letak

geografisnya terletak pada 107º 24’ 48” BT - 107º 26’ 24” BT dan 07 º o7’ 12” LS

52

- 07 º 10’ 48”LS sedangkan batasa – batasan kawasan Wana Wisata Kawah putih antara lain :

 Utara : Desa Patengan

 Timur : Desa Alam Indah

 Selatan : Desa Patengan

 Barat : Desa Sugih Mukti

Gambar 6 Lokasi Wana Wisata Kawah Putih

Sumber : http//members.tripod.com/~wie_2/peta-kab-bdg.htm

53

3. Topografi dan Iklim

Wana Wisata Kawah Putih merupakan tempat wisata dengan hawa udara yang

sejuk dan memiliki tekanan udara rendah, kelembaban udara 90%, temperatur

udara berkisar antara 8 º - 22 º C dengan curah hujan tahunan mencapai 3743 –

4043 mm/tahun. Pada umumnya kondisi topografi kawasan Wana Wisata Kawah

Putih adalah kombinasi daratan landai berbukit dan curam dengan ketinggian 1500

– 2434 mdpl

4. Flora dan Fauna

Wana Wisata Kawah Putih termasuk dalam kawasan lindung yang harus

dilestarikan. Berbagai macam flora di kawasan Wana Kawah Putih WWKP

semakin mempercantik pemandangan. Flora tersebut antara lain:, Lemo, huru

(javanica Neolitsea), v Ganti (Quercus sp), jamuju (Podocarpus imbricatus),

Kihujan (Engelhardia spicata), Rasamala (Altingia excelsa), Eucalyptus

(Eucalyptus sp), Kibadak, Puspa (Schima walichii), gunung pinus (Casuarina

junghuhniana) dan Damar (Agathis alba). Sedangkan potensi fauna yang

ditemukan di Wana Kawah Putih, antara lain; Surili (Presbitis Comata), babi hutan

(Sus scrofa), ular (molurus), merpati (Streptopelia chinensis), Cantingi (Vaccinum

veringiaefolium), Jawa Eagles (Spizaetus bartelsii), Forest Cat (Felisbengalensis).

54

5. Aksesibilitas

Kawasan Wana Wisata ini terletak sekitar 47 km di selatan Bandung.

Terdapat tiga pintu gerbang tol yang mendukung Dari Bandung. Jalur yang bisa di

tempuh yaitu melalui Buah Batu kemudian ke banjaran lalu menuju Soreang dan

Ciwidey. Dari Bandung dapat juga melalui Kopo menuju soreang kemudian ke

Ciwidey. Dari Ciwidey terdapat angkutan munuju langsung menuju Wana Wisata

Kawah Putih yaitu angkutan yang berwarna kuning. Kondisi jalan dari Ciwidey

menuju kawasan wanawisata masih banyak yang berlubang selain itu jalan yang

terus nanjak dan berkelok-kelok menyebabkan tingkat kecelekaan wilayah ini

cukup sering terjadi. Frekuensi angkutan umum menuju Wana Wisata Kawah

Putih yaitu Bus dan Colt (minibus) sudah banyak dikarenakan jalan tersebut

merupakan jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Bandung dan Cianjur.

6. Potensi dan Fasilitas Wisata

Wana Wisata Kawah Putih yang berlokasi di Kabupaten bandung ini sudah

banyak di ketahui wisatawan maka dari itu pada gerbang lokasi wana wisata ini

terdapat plang lokasi yang besar. Wana Wisata Kawah Putih beroperasi setiap hari

mulai pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB. Weekend atau hari Sabtu dan Minggu

merupakan jadwal high season (padat wisatawan) untuk tempat wisata ini. Untuk

memudahkan wisatawan pengelola membangun beberapa fasilitas diantaranya

sirkulasi kendaraan internal, sirkulasi pejalan kaki, tracking hutan alam, lahan

parkir, Galery Sundanese Cafe, kios warung area parkir bawah, bangunan loket

55

angkutan, mushola, area plaza, shelter ontang anting, kendaraan ontang anting, souvenir shop, tempat sampah, loket masuk kawasan, toilet, shelter pengunjung area plaza, gerbang masuk dan jalur alternatif antri masuk motor. Sedangkan fasilitas disekitar lokasi kawah antara lain lahan parkit, mushola, tempat sampah, toilet, shelter pengunjung, tugu sejarah Kawah Putih/landmark, shelter, ontang anting, pusat informasi dan sirkulasi pejalan kaki menuju kawah.

Perjalanan dari gerbang utama pengunjung sudah dapat menikmati pemandangan hutan alam yang asri dan sejuk. Di sepanjang jalan terdapat pula shleter-shelter tempat istirahat bagi para pengunjung. Setelah menempu perjlanan selama 5,5 km, pengunjung dapat memakirkan kendaraan di lapangan parkir yang telah disediakan. Pengunjung harus berjalan kaki sejauh +- 150 meter untuk mencapai lokasi kawah dengan kondisi jalan menanjak dan menurun melalui jalan berupa tangga. Jalan tangga atau trap yang menghubungkan lapangan parjir menuju lokasi danau selebar dua meter telah di bangun dengan tembok dan dipagari sehingga pengunjung dapat berjalan santai dengan leluasa

‘’

56

Tabel 8

Fasilitas Wana Wisata Kawah Putih

No Jenis jumlah Satuan

1 pos tiket 4 Buah

2 Musholla 2 Buah

3 Toilet 2 Buah

4 Vila 2 Buah

5 Pesanggrahan 1 Buah

6 Shelter 10 Buah

7 tempat parkir 1,25 Ha

8 kios makanan 28 Buah

9 kios strawbery 27 Buah

10 kios souvenir 1 Buah

11 Jalan 5,6 Km

12 tempat sampah 50 Tong

13 bak sampah (TPS) 2 Buah

14 Gudang 1 Buah

15 kendaraan umum 29 Buah

Sumber : Kantor pemasaran Wana Wisata Kawah Putih, 2014

Wana Wisata Kawah Putih mempunyai obyek wisata berupa kawah yang di

tengahnya terdapat danau berwarna putih kehijauan-hijauan. Pemandangan

alam di sekitar kawah yang cukup indah dengan air danau berwarna putih

57

kehijauan dan batu kapur putih yang mengitari danau tersebut. Di sebelah utara

danau berdiri tegak tebing batu kapur berwarna kelabu yang ditumbuhi lumut

dan berbagai tumbuhan lainya. Pengunjung Wana Wisata Kawah Putih dapat

menyetuh air tersebut tidak panas dan berbau belerang. Bahkan masyarakat

lokal sekitar wana wisata terkadang mengambil ampas dari air danau karena

dipercaya dapat mengobati penyakit kulit. Di tengah danau air belerang

mengeluarkan gas seperti air mendidih dan keadaan ini sangat berbahaya bagi

pengunjung. Karena belum ada penelitian pengkuran kedalaman danau ini maka

kedalamanya hingga saat ini belum dapat di ketahui.

B. Manajemen Destinasi Wana Wisata Kawah Putih

1. Manajemen Tata kelola destinasi wisata

Wana Wisata Kawah Putih semenjak tahun 1992 merupakan tempat wisata

yang dimiliki oleh KBM WBU, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten.

KBM WBU bertanggung jawab mengelola salah satu usahanya yaitu di bidang

wana wisata. Wana wisata kawah putih merupakan tempat wisata yang berada

padaDistrik Manajer II yaitu daerah bandung Selatan dan sekitarnya.

Wana Wisata kawah putih memiliki 6 orang pekerja yang terdiri dari seorang

manajer site, hubungan masyarakat (humas), koordinator lapangan, ticketing 1 dan

2, serta koordinator sarana dan prasarana. Selain karyawan yang berasal dari

perusahaan, masyarakat sekitar wisatapun diikutsertakan sebagai mitra dalam

menjalankan usaha wisata ini. Sepertinya halnya dalam mengelola kawasan hutan

58

produksi, masyarakat diikutsertakan dalam program PHBM atau kata lainya

masyarakat ditunjuk sebagai mitra kerja

Tabel 9 Sumber Daya Manusia Manajemen Wana Wisata Kawah Putih

Tempat tahun bekerja di NO Nama Jabatan Pedidikan tinggal wwkp

1 Benny Kuswandi Pengelola SLTA Ciwidey 2004

2 Yanto Priatna Ticketing SLTA Banjaran 2006

3 Sumarsono Ticketing SLTA Kopo 2008

Sugih Wibawa Sarjana

4 Utama Humas Ekonomi Cimaung 2008

Cecep

5 Datasukmana Korlap SLTA Cibeber 2006

6 Hadianta M.A Prasarana D3 Datar Puspa 2008

Sumber : Kantor Pemasaran Wana Wisata Kawah Putih 2014

Mitra kerja berjumlah 15 orang. Tugas yang dilakukan para mitra kerja

diantaranya yaitu jasa parkir, jasa kebersihan toilet, pelyanan pengunjung, jasa

kebersihan kawasan wisata dan keamanan kawasan wisata. Selain mitra kerja ada

pula minta usaha, mitra usaga ini merupakan pihak lain yang bekerja sama dengan

Wana Wisata Kawah Putih yang memiliki modal sendiri untuk usaha di dalam

kawasan Wana Wisata kawah Putih. Keuntungan dari mitra usaha tersebut adalah

melakukan sharing terhadap hasil usahanya untuk pengembangan Wana Wisata

Kawah Putih

59

Tabel 10 Mitra Kerja Wana Wisata Kawah Putih

Tempat No Nama Pendidikan Umur Keterangan Tinggal

1 Roni Rusmana SLTP Datar Puspa 25 Ketua

2 Isak Maksum SD Sinapeul 48 Sekertaris

3 Entis SLTP Datar Puspa 45 Bendahara

4 Uus Ruswendi SLTP Datar Puspa 24 Anggota

5 Romli SLTP Datar Puspa 35 Anggota

6 Abdul Rosyid SLTP Sinapeul 33 Anggota

7 Adis SD 24 Anggota

8 Dadan SLTP Sinapeuk 25 Anggota

9 Erna SD Barutunggal 21 Anggota

10 Beni SLTP Cilastari 25 Anggota

11 Atep SLTP Cilastari 26 Anggota

12 Dudi SD Cikereo 35 Anggota

13 Wawan SD Datar Puspa 45 Anggota

14 Eko SLTP Panundaan 20 Anggota

15 Agus SD Sinapeul 33 Anggota

Sumber : Kantor Pemasaran Wana Wisata Kawah Putih 2014

60

2. Manajemen Pemasaran

Wana wisata kawah putih dalam menerapakan strategi pemasaranya

mempunyai visi dan dan misi. Visi divisi pemasaran Wana Wisata Kawah Putih

adlaah “ menarik kunjungan masyarakat khususnya wisatawan,

mengkomunikasikan segala hal mengenai wana wisata kawah putih, menjaga

hubungan baik dengan wisatawan dan memberikan edukasi terhadap

pengunjung”. Adapun missinya adalah

 Menyampaikan informasi mengenai produk kepasar, menjelaskan cara

kerja dan penggunaan produk serta membangun citra perusahaan

 Membujuk wisatawan, dengan cara mengubah persepsi tentang produk

yang di iklankan

 Mengingatkan masyarakat bahwa Wana Wisata Kawah Putih akan

dibutuhkan dalam waktu dekat serta menjaga pengunjung agar selalu ingat

akan Wana Wisata Kawah Putih

Penerapan missi tersebut dituangkan dalam bentuk-bentuk strategi pemasaran.

Pemsaran yang dilakukan oleh Manajemen Wana wisata kawah Putih adalah

dengan melakukan presentasi-presentasi secara langsung ke sekolah-sekolah baik

Dasar, SMP, maupun SMA dan perusahaan lain. Pada tahun 2016 perusahaan

telah melakukan di 20 sekolah berada di wilayah Bandung dan Jabotebek.

Beberapa sekolah yang pernah dilakukan kunjungan sebagai pemasaran

diantaranya adalah : SD dan SMP Pandu Bandung, SD dwi Satya, SD santa

Maria, TK dan SD AL-Ghifari, SMA-SMA Negeri Tanggerang, SMA negeri

61

Bekasi. SMA-SMA Negeri Jakarta Utara. Presentasi diperusahaan perusahaan seperti : Bank Mandiri, Bank BII dan Bank Permata.

Strategi pemasaran lainya adalah dengan ikut pameran-pameran wisata baik dalam negeri mauapun mancanegara seperi : malaysia, Gebyar Nusantara dan

Pekan Raya Jakarta (PRJ). Hal ini dilakukan agar mendapatkan pangsa pasar lebih besar selain wisatawan domestik yang berkunjung ke Wana Wisata Kawah

Putih, diharapkan wisatawan mancanegarapun dapat berkunjung karena sebelumnya sebelumnya hanya mengincar pasar wisatan dalam negeri. Pengelola wana wisata sudah menjalin hubungan baik dengan beberapa biro perjlanan dan event organanizer. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah marketing fee ke tour travel sebesar 0% dari jumlah pendapatan yang diterima.

Periklanan yang dilakukan oleh manajemen wana wisata kawah putih periode

2016 diantaranya adalah mebagikan-bagikan brosur, leaflet, pamplet sebanyak 3 kali dengan jumlah 1000 lembar pada bulan Mei dan Juni di kota bandung

62

Gambar 7 Brosur Wana Wisata Kawah Putih

Sumber : perum pertuhani, google.com 2016

Brosur ini dihasilkan atas dasar hubungan kerja sama antara pihak pengelola dan tour and travel. Tour travel yang bekerja sama dengan manajemen tersebut diantarnaya adalah Gravity Tour, Wsata, Atjeh Melalah.

63

pemasangan papan atau baliho petunjuk arah ini dipasang dia rea Jl. Raya

Soreang dan pintu gerbang wana wisata kawah putih ini bertujuan untuk menunjukan letak atau lokasi Wana Wisata Kawah Putih.

Gambar 8 Baliho dan Penunjuk Arah

Sumber : olahan peneliti, 2017

64

pemasangan iklan pada majalah Duta Rimba milik Perum Perhutani yang dicetak 250 buah dan sebarkan pada bulan juli 2016. Buku ini disebarkan pada event Gebyar malaysia, Gebyar Nusantara dan Pekan Raya Jakarta (PRJ)

Gambar 9 Majalah Rimba Perum Perhutani

Sumber : perum perhutani Jawa Barat dan Banten, 2016 pemasangan iklan pada radio yang dilakukan oleh manajemen wana wisata kawah putih yaitu melalui MGT, Dahlia, Prambors pada bulan Oktober dan

November 2016. Masing masing station radio menyiarkan iklan tentang Wana

Wisata Kawah Putih selama 1 minggu. Prambors menayangkan siaran tentang

65

Wana Wisata Kawah Putih pada acara sunset trip sekitar jam 17.00WIB – 19

.00 WIB. Sedangkan pada media cetak lain pernah dilakukan akan tetapi jarang,

promosi melaui tv juga dilakukan apabila ada tawaran dari pihak lain

diantaranya yaitu syuting video klip maupn FTV atau sinetron pendek begitu

juga layar lebar dan website resmi wana wisata kawah putih, indonesia.travel

dan para blogger yang mengupload Wana Wisata Kawah Putih di websitenya.

C. Costumer Response Index Terhadap periklanan kawah Putih tahun

2016

1. Tanggapan Responden Mengenai Top Of Mind

Pada tabel di bawah ini merupakan data menuju indikator

awareness(kesadaran) mengenai top of mind(puncak pikiran) atau apa yang

ada di benak wisatawan akan tujuan wisata dengan menggunakan objek wisata

kawah di regional jawa barat, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti

:

Tabel 11 Tanggapan Responden Mengenai Top Of Mind

No Question 1 Frequency Presentase 1 TANGKUBAN PERAHU 107 53,5% 2 KAWAH PUTIH 66 33% 3 KAWAH KAMOJANG 27 13,5% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Berdasarkan tabel data diatas, mayoritas responden menunjukan bahwa top of

mind tertinggi responden adalah wisata tangkuban perahu dengan total

66

sebanyak 107 atau sebesar 53,5% pada posisi kedua yaitu Wana Wisata Kawah

Putih dengan total responden 66 orang atau sebesar 33% dan terakhir pada

posisi ketiga yaitu Kawah Kamojang dengan total responden 27 orang atau

sebebsar 13,5%.

2. Tanggapan Responden Mengenai Brand recognition

Pada tabel di bawah ini merupakan data menuju indikator awareness(kesadaran)

mengenai Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal dari

kesadaran suatu merek, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti

Tabel 12 Tanggapan Responden Mengenai Brand Recognition

No Question 2 frequency Presentase 1 YA 148 74% 2 TIDAK 52 26% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 148 responden atau 74% telah

mengetahui daya tarik wisata Kawah putih. 52 responden atau sebesar 26% dari

total responden menyatakan tidak mengetahui Kawah putih.

3. Tanggapan Responden Mengenai Awareness (Kesadaran)

a. Tingkat kesadaran wisatawan Kota Bandung terhadap Periklanan Wisata

Kawah Putih

Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator

awareness(kesadaran) mengenai kesadarannya akan berbagai macam versi

67

iklan dari daya tarik Wisata Kawah Putih, berikut ini adalah hasil yang

didapat oleh peneliti :

Tabel 13 Tanggapan Responden Mengenai Awareness (Kesadaran)

NO Question 3 Frequency Percent 1 1 127 65% 2 0 73 35% TOTAL 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 127 responden

atau sebesar 65% menyatakan telah melihat dan mendengar iklan mengenai

Kawah Putih. b. Variasi media periklanan wisata kawah putih yang disadari oleh wisatawan

Pada tabel di bawah ini merupakan data media periklanan yang

disadari oleh reponden yang telah menyadari iklan yang dilakukan oleh

pihak manajemen kawah putih , berikut ini adalah hasil yang didapat oleh

peneliti:

Tabel 14 Tanggapan Responden Mengenai Variasi Media Periklanan

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Internet 37 29% 2 internet, tv 2 2% 3 baliho, brosur, presentasi 2 2% 4 brosur, baliho, tv 2 2% 5 brosur, majalah 2 2% 6 brosur, majalah, radio, tour travel 7 6% 7 Teman 6 5% 8 dari teman, internet, video di tv 7 6% 9 internet, brosur 3 2%

68

10 internet, brosur, tv, radio 4 3% 11 internet, majalah, tv 7 6% 12 internet, majalah,tv,brosur, radio 1 1% 13 internet, presentasi 2 2% 14 internet, presentasi,brosur 7 6% 15 internet, radio, tv 5 4% 16 internet, tour travel, 5 4% 17 internet, tv, baliho 1 1% 18 presentasi, internet, majalah, brosur 2 2% 19 tour travel, brosur 3 2% 20 tour travel, internet 7 6% 21 tv, majalah, brosur 6 5% 22 tv, majalah, brosur, internet 5 4% 23 tv, presentasi, tour travel 4 3% Total 127 100% Sumber: Data olahan peneliti, 2017

Dari data diatas, mayoritas responden menyadari adanya iklan melalui

media internet dengan total jumlah 37orang atau sebesar 29% Kemudian

disusul responden yang menyadarinya iklan kawah putih melalui internet,

brosur majalah, tour dll di bawah 10%.

4. Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Media Periklanan

Pada tabel di bawah ini merupakan data intesitas akan pengalaman responden

dalam melihat atau mendengarkan iklan lebih dari 3 kali yang dipublikasikan

oleh pihak manajemen Kawah Putih , berikut ini adalah hasil yang didapat oleh

peneliti:

69

Tabel 15

Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Media Periklanan NO Question 4 Frequency Percent 1 1 101 50,5% 2 0 99 49,5% TOTAL 200 100% Sumber: Data olahan peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 101 responden atau

sebesar 50,5% menyatakan telah melihat atau mendengar iklan kawah putih

lebih dari tiga kali. 99 responden atau sebesar 49,5% menyatakan bahwa melihat

atau mendengar iklan kawah putih kurang dari 3 kali

5. Tanggapan Responden Mengenai Comperhend(kepahaman)

a. Tingkat Comperhend(kepahaman) wisatan Kota Bandung pada Periklanan

wisata Kawah Putih

Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator

Comperhend(kepahaman) mengenai kepahaman dari isi pesan periklanan

yang telah dilakukan manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang

didapat oleh peneliti:

Tabel 16

Tanggapan Responden Mengenai Comperhend(kepahaman)

No Question 5 frequency Percent 1 Ya 82 41% 2 tidak 118 59% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

70

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 82 responden atau

sebesar 41% menyatakan telah paham akan isi pesan dari periklananyang telah

di publikasikan oleh pihak kawah putih. Namun 118 responden atau sebebsar

59% tidak paham akan iklan yang dipublikasikan olleh pihak kawah putih.

b. no comperhend (ketidak Pahaman) wisatawan kota Bandung pada perikalanan

wisata Kawah Putih

Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator Comperhend(kepahaman)

mengenai ketidak pahaman dari isi pesan periklanan yang telah dilakukan

manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti

Tabel 17 Tanggapan Responden Mengenai Kepahaman(comperhend)

No Question 5 frequency Percent a. Karena jarang melihat atau mendengarkan 64 54% iklan dari daya tarik Kawah Putih b. pesan iklan yang sampaikan daya tarik 29 25% wisata Kawah Putih tidak jelas c. tidak memberikan alas an 25 21% Total 118 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Berdasarkan tabel diatas, sebannyak 64 responden yaitu 654%

responden menyatakan tidak karena jarang melihat atau mendengarkan iklan

dari daya tarik Kawah Putih. Kemudian 25% responden yaitu 29 orang

responden menyatakan tidak karena pesan iklan yang sampaikan daya tarik

wisata Kawah Putih tidak jelas. Sisanya sebanyak 25 orang responden

menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan.

71

6. Tanggapan Responden Mengenai Interest (Ketertarikan)

a. Tingkat interest(ketertarikan) wisatawan kota Bandung pada perikalan wisata

Kawah Putih

Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator interest(ketertarikan)

mengenai ketertarikan responden terhadap isi pesan periklanan yang telah

dilakukan manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh

peneliti:

Tabel 18 Tanggapan Responden Mengenai interest (Ketertarika)

No Question 6 Frequency Percent 1 Ya 80 40% 2 Tidak 120 60% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden atau

sebesar 40% menyatakan ketertarikanya terhadap isi pesan dari periklanan

yang telah di publikasikan oleh pihak kawah putih. Namun 120 responden

atau sebesar 60% tidak tertarik terhadap pesan iklan yang telah di

publikasikan.

b. No interest(tidak tertarik) wisatawan kota bandung pada periklanan wisata

Kawah Putih

Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator Comp

erhend(kepahaman) mengenai ketidak pahaman dari isi pesan periklanan

72

yang telah dilakukan manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang

didapat oleh peneliti

Tabel 19 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan (interest)

No Question 6 Frequency Percent a. Isi pesan 33 42% b. Media 7 8% c. Isi pesan dan media yang digunakan 35 44% d. Lainya, 5 6% Total 80 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 33 responden atau sebesar 42%

responden menyatakan tidak tertarik dikarenakan isi pesan mengenai iklan

Kawah Putih. Sebanyak 7 responden atau sebesar 8% menyatakan tidak

tertarik dikarenakan media yang digunakan ole iklan dari daya tarik Kawah

Putih. Sebanyak 35 responden atau sebesar 44% menyatakan tidak tertarik

dikarekanakn sedangkan 5 responden atau sebesar 6% memilih lainya.

7. Tanggapan Responden Mengenai Kreativitas Pesan

Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung

mengenai kreativitas pesan iklan wisata kawah putih yang didapat oleh peneliti

Tabel 20 Tanggapan Responden Mengenai Kreativitas Pesan

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 55 28% 2 tidak 145 73% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

73

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 55 orang responden yaitu 28%

responden menyatakan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih lebih baik

dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya. Sedangkan 145 responden

yaitu mencpai 73% responden menyatakan kreativitas iklan Kawah tidak lebih

baik dibandingkan iklan yang lain

8. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mengingat Pesan Iklan

Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung

mengenai kemudahan wisatawan kota bandung dalam mengingat informasi iklan

kawah putih yang didapat oleh peneliti :

Tabel 21 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mengingat Pesan

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 63 31,5% 2 tidak 137 68,5% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 63 orang atau sebanyak 31,5

responden menyatakan bahwa mudah mengingat informasi yang tercantum

dalam iklan Kawah Putih. Namun, 68,5% responden yaitu 137 orang responden

menyatakan tidak mudah untuk mengingat informasi yang tercantum dalam iklan

Kawah Putih.

74

9. Tanggapan Responden Mengenai Intentions (Niat)

Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung

mengenai intention(niat) berkunjung setelah mendengar atau meliat iklan wana

wisata akwah putih yang didapat oleh peneliti :

Tabel 22 Tanggapan Responden Mengenai Intentions

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 62 31% 2 tidak 138 69% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 31% responden yaitu sebanyak 62

orang responden menyatakan memiliki niat untuk mengunjungi Kawah Putih

setelah melihat iklan mengenai Kawah Putih. Namun sebanyak 138 orang

responden yaitu 69% responden menyatakan tidak memiliki niat untuk

mengunjungi Kawah Putih

10. Tanggapan Responden Mengenai Action (Tindakan)

a. Action (action) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata Kawah Putih

Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung

mengenai berkunjungnya wisatawan setelah mendengar atau meliat iklan

wana wisata akwah putih yang didapat oleh peneliti

75

Tabel 23

Tanggapan Responden Mengenai Action (Tindakan) No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 53 26,5% 2 Tidak 147 73,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak563 orang atau sebanyak

26,5% responden menyatakan bahwa wisatawan berkunjung langsung setelah

meilhat iklan wana wisata kawah putih. Namun, 73,5% responden yaitu 147

orang responden menyatakan tidak langsung berkunjung stelah melihat ayau

mendengar iklan dari pihak manajemen wana wisata kawah putih. b. No action (tidak bertindak) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata

Kawah Putih

Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota

bandung mengenai berkunjungnya wisatawan setelah mendengar atau meliat

iklan wana wisata akwah putih yang didapat oleh peneliti

76

Tabel 24 No action (tidak bertindak) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata Kawah Putih

No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. tidak karena sudah nyaman dengan destinasi 4 3% lain b. tidak, karena saya tidak suka traveling 9 6% c. tidak, karena dipengaruhi teman untuk tidak 24 16% mengunjungi Kawah putih d. tidak, kurang menyukai objek wisata kawah 51 35% e. tidak, terkendala dengan akses menuju ke 28 19% kawah putih f. alasan lain 31 21% Total 147 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 27% responden yaitu

sebanyak 53 orang responden menyatakan pernah langsung mengunjungi

Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih

tersebut. Namun sebanyak 147 orang responden yaitu 73% responden

menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat

dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dengan berbagai

alasan.

Sebanyak 35% responden yaitu 51 orang responden menyatakan tidak

pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan

daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan kurang menyukai objek

wisata kawah. Sebanyak 19% responden yaitu 28 orang responden

menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat

dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan

77

terkendala dengan akses menuju ke kawah putih. Kemudian 16% responden yaitu 24 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi

Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan pengaruh teman yang menyatakan untuk tidak mengunjungi Kawah putih. Sebanyak 6% responden yaitu 9 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan responden tidak suka traveling. Kemudian Sebanyak 3% responden yaitu 4 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah

Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan sudah nyaman dengan destinasi lain. Sisanya sebanyak

31 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan.

78

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Pelaksanaan Program Advertising di Wana Wisata Kawah Putih

Berdasarkan konsep untuk memutuskan prgoram Advertising dalam bab II, periklanan memiliki 5 elemen yaitu mission, Massage, Media, Money dan

Measurement dihubunngkan dengan rumusan yang ditetapkan untuk program periklanan oleh divisi pemasaran manajemen wana wisata kawah putih ditemukan kenyataan sebagai berikut :

1. Mission

Visi yang dibentuk dalam program periklanan wana wisata kawah putih yang

sesuai dengan tujuan divisi pemasaran adalah menarik kunjungan masyarakat

khususnya wisatawan, mengkomunikasikan segala hal mengenai wana wisata

kawah putih, menjaga hubungan baik dengan wisatawan dan memberikan edukasi

terhadap pengunjung.

Misi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan dan merupakan sasaran umum

dari periklanan Wana Wisata Kawah Putih

 Menyampaikan informasi mengenai produk kepasar, menjelaskan cara

kerja dan penggunaan produk serta membangun citra perusahaan

 Membujuk wisatawan, dengan cara mengubah persepsi tentang produk

yang di iklankan

78

79

 Mengingatkan masyarakat bahwa Wana Wisata Kawah Putih akan

dibutuhkan dalam waktu dekat serta menjaga pengunjung agar selalu ingat

akan Wana Wisata Kawah Putih

 Pemantapan, berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah

mengambil pilihan yang tepat.

Menurut Kotler dalam Manajemen Pemasaran (2000:668) Dalam menetapkan

mission periklanan Manajemen Wana Wisata Kawah Putih belum sesuai dengan

elemen mission. Terdapat tahapan yang belum terlaksanakan yaitu sebelum iklan

disampaikan perlu adanya identifikasi pasar dan menentukan tujuan sasaran guna

untuk mengoptimalkan hasil dari penyebaran informasi mengenai Kawah Putih.

2. Massage

a. Isi pesan

Berdasarkan data pada bab III dapat dilihat bahwa 59 responden menyatakan

tidak paham mengenai iklan Kawah Putih, dengan berbagai alasan. Sebannyak

54% responden yaitu 64 responden menyatakan tidak karena jarang melihat

atau mendengarkan iklan dari daya tarik Kawah Putih. Kemudian 25%

responden yaitu 29 orang responden menyatakan tidak karena pesan iklan yang

sampaikan daya tarik wisata Kawah Putih tidak jelas. Sisanya sebanyak 25

orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum memahami isi

pesan iklan Kawah Putih. Kotler berjudul Manajemen Pemasaran Melenium

(2002:633) menyatakan dalam memformulasikan pesan memerlukan

80

pemecahan atas empat masalah diantaranya : apa yang ingin disampaikan (isi),

bagaimana mengatakan secara logis (struktur), bagaimana mengatakan secara

simbolis(format) dan siapa yang segarusnya mengatakan (sumber). dalam

menentukan isi pesan yang, menajemen mencari daya tarik, tema, ide atau

usulan penjualan yang unik sehingga menimbulkan daya tarik rasional yaitu

membangkitkan minat seseorang dan dapat menunjukan bahwa produk akan

memnberikan manfaat yang diingkan. b. Kreativitas Pesan

Dari data yang didapat sebanyak 55 orang responden yaitu 28% responden

menyatakan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih lebih baik dibandingkan

dengan iklan daya tarik Kawah lainnya. Sedangkan 145 responden yaitu

mencapai 73% responden menyatakan kreativitas iklan Kawah Putih kurang

menarik dalam aspek struktur pesan contoh yang berisikan pemilihan kata,

warna, posisi, ukuran dan kontras iklan. Dengan nilai tersebut maka dapat

diketahui kreativitas pesan wana wisata kawah putih kurang menarik c. Kemudahan Mengigat Informasi

Dari data yang di dapat bahwa sebanyak 63 orang atau sebesar 31,5%

responden menyatakan bahwa mudah mengingat informasi yang tercantum

dalam iklan Kawah Putih. Namun, 68,5% responden yaitu 137 orang responden

menyatakan tidak mudah untuk mengingat informasi yang tercantum dalam

iklan Kawah Putih. Dengan nilai tersebut dapat diketahui informasi yang

disampaikan sudah mudah diingat oleh wisatawan

81

3. Media

1. Jenis media

Dari data yang didapat responden mengatakan bahwa mereka sering

menggunakan media internet, dari total responden 127 yang menyatakan

bahwa mereka menyadari iklan kawah putih sebanyak 37 reponden atau

29% mengetahui iklan kawah putih melalui internet. Kemudian disusul

responden yang menyadarinya iklan kawah putih melalui internet, brosur

majalah, tour dll di bawah 10%. Sehingga dapat diketahui media internet

menjadi media yang paling banyak digunakan wisatawan untuk

mengetahuhi tempat wisata.

2. Waktu dan Alokasi Media Secara Geografis

Berdasarkan tinjauan objek penelitian pada bab III, manajemen wana

wisata kawah putih merumuskan program periklanan dengan menggunakan

penjadwalan makro dan mikro. Penjadwalan makro yang sesuai dengan

siklus anggaran pertahun dan penjadwalan mikro merupakan

mengalokasikan biaya dalam bentuk pembelian media periode pendek

dalam jangka waktu pertahun. Mengalokasi media secara geografis dengan

media yang digunakan manajemen pemasaran wana wisata kawah putih

mencakup lingkup nasional karena menggunakan media tv swasta nasional

dan internet. Sasaran pasar yang lebih khususkan oleh manajemen wana

wisata kawah putih yaitu Bandung, Jakarta, Bogor Tanggerang dan Bekasi

82

3. Frekuensi penanyangan pesan

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 101 responden atau

sebesar 50,5% menyatakan telah melihat iklan kawah putih lebih dari tiga

kali. Namun sebanyak 99 responden atau sebesar 49,5% menyatakan

melihat iklan kawah putih kurang dari 3 kali. Dengan nilai tersebut maka

dapat diketahui frekuensi penayangan masih harus ditingkatkan. Dengan

seringnya penayangan iklan dalam periode jangka pendek maka akan

sering diingat wisatawan

B. Analisis Efektivitas Pesan Iklan Pada Wisatawan Kota Bandung

Dalam penelitian ini digunakan teknis analisis deskriptif dan tabulasi silang

(crosstabs) mengenai elemen Measurement. Data yang didapat dari hasil penyebaran kuisioner dijabarkan secara deskriptif menggunakan model dan alat analisis sesuai dengan indikator efektivitas pesan iklan, yaitu awarness, comperhend, interest, intentions, dan action dalam Costumer Response Index (CRI). Manajemen Kawah

Putih menetapkan adanya nilai kritis di masing masing tingkatan respons yaitu 50% untuk menganalisa efektivitas iklanya berdasarkan objektivitas Divisi Pemasaran

Wana Wisata Kawah Putih tersebut, peneliti membandingkan nilai kritis dengan nilai tingkatan respons dari hasil penelitian yang didapat. Selanjutnya, tibulasi silang

(crosstabs) digunakan untuk melihat keterkaitan data dan menjelaskan temuan data yang ada.

83

1. Deskripsi Efektivitas Pesan Iklan Daya Tarik Wisata Kawah Putih pada

Wisatawan di Kota Bandung

1. Tingkat Awarness Wisatawan Kota Bandung Pada Wisata Kawah Putih

Awareness, yaitu seberapa audiens menyadari akan keberadaan suatu iklan.

Menurut David A Aaker (1996:90) kesadaran merek (brand awareness) adalah

kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat

kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

(Rangkuti, 2009:39).

Dalam penelitian ini untuk mengetahui awareness responden, digunakan

beberapa pertanyaan dalam kuesioner, mengenai top of mind, dan brand

recognition responden mengenai wisata Kawah Putih di Kota Bandung.

1) Top of Mind Wisatawan Kota Bandung pada Wisatan Kawah Putih

Dalam indikator awareness mengenai objek wisata kawah regional

Bandung, responden ditanya mengenai top of mind yaitu nama tujuan

wisata paling diingat dengan menggunakan objek kawah yang berada di

jawa barat. Maka didapatkan hasil pada tabel berikut :

Tabel 25 Analisis Top Of Mind

No Nama Tempat Jumlah Responden Presentase 1 TANGKUBAN PERAHU 107 54% 2 KAWAH PUTIH 66 33% 3 KAWAH KAMOJANG 27 14% Sumber:Olahan Peneliti, 2017

84

Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukan bahwa top of mind

tertinggi dalam pikiran responden adalah wisata Tangkuban Perahu.

Menurut penjelasan di atas nama objek wisata yang paling diingat

dengan menggunakan objek kawah yang berada di Jawa Barat yaitu

Tangkuban Perahu dengan total responden 107 orang, mencapai 54%.

Kemudian diposisi ke dua yaitu Kawah Putih sebanyak 66 orang,

mencapai 33%. Urutan ke tiga yaitu Kawah Kamojang sebanyak 22

orang, mencapai 14%. Hal ini menunjukkan bahwa Kawah Putih sudah

ada di ingatan responden, meskipun bukan benar benar berada di urutan

pertama.

2) Brand Recognition Wisatawan Kota Bandung pada Wisata Kawah Putih

Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal dari

kesadaran suatu merek. Hal ini penting ketika seorang pembeli memilih

suatu merek pada saat melakukan pembelian. Berkaitan dengan

indikator awereness untuk mengetahui seberapa besar responden

mengetahui objek wisata kawah putih maka pertanyaan yang diajukan

pada responden adalah apakah responden mengetahui daya tarik wisata

Kawah Putih

Tabel 26 Analisis Brand Recognition

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 YA 148 74% 2 TIDAK 52 26% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

85

Dari pertanyaan di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 148

responden telah mengetahui daya tarik wisata Kawah putih atau sebesar

74% dari total responden menyatakan mengetahui Kawah putih.

Meskipun tidak berada di top of Mind responden, namun nyatanya

Kawah Putih masih dikenal dan diakui daya tariknya oleh responden.

Tabel 27 Analisis Tingkat Kesadaran (Awareness) Wisatawan Kota Bandung pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih

No Ket Presentase 1 Ya 127 63,5% 2 Tidak 73 36,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 127 responden

menyatakan telah melihat dan mendengar iklan mengenai Kawah Putih dari

beberapa media iklan yang digunakan oleh pihak manajemen kawah putih

seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dari hasil data tersebut sebanyak

63,5% responden yang menyatakan keberadaan iklan Kawah Putih, hal ini

menunjukkan bahwa iklan mengenai Kawah Putih telah berhasil menjangkau

sebagian besar responden. Kemudian responden kembali ditanya mengenai

intesitas akan pengalamannya dalam melihat atau mendengarkan iklan lebih

dari 3 kali yang dipublikasikan oleh pihak manajemen Kawah Putih.

86

Tabel 28 Analisis Frekuensi Wisatawan Kota Bandung Pada PeriklananmWana Wisata Kawah Putih

No Ket jumlah responden Presentase 1 Ya 101 50,5% 2 Tidak 73 49,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 101 responden atau

sebesar 50,5% menyatakan telah melihat iklan kawah putih lebih dari tiga kali.

Hal ini menunjukkan bahwa intensitas iklan dari manajemen kawah putih sudah

baik dikarenakan program advertising yang telah di publikasikan sudah di

ketahui oleh lebih dari setengah total responden mengetahui iklan tersebut

lebih dari 3 kali. Hasil data tersebut menunjukan bahwa intensitas program

iklan harus lebih di optimalkan

2. Tingkat Comprehend Wisatawan Kota Bandung pada periklanan Wisata Kawah

Putih

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai Comprehend,

melalui beberapa pertanyaan; Apakah responden paham/mengerti maksud dari

pesan iklan yang pernah dilihat ataupun didengar oleh responden mengenai

Kawah Putih

87

Tabel 29 Analisis Tingkat Kepahaman (Comp erhend) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 82 41% 2 tidak 118 59% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. Karena jarang melihat atau mendengarkan 64 54% iklan dari daya tarik Kawah Putih b. pesan iklan yang sampaikan daya tarik 29 25% wisata Kawah Putih tidak jelas c. tidak memberikan alas an 25 21% Total 118 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 59% responden menyatakan tidak

paham mengenai iklan Kawah Putih, dengan berbagai alasan. Sebannyak 54%

responden yaitu 64 responden menyatakan tidak karena jarang melihat atau

mendengarkan iklan dari daya tarik Kawah Putih. Kemudian 25% responden

yaitu 29 orang responden menyatakan tidak karena pesan iklan yang sampaikan

daya tarik wisata Kawah Putih tidak jelas. Sisanya sebanyak 25 orang

responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum memahami isi

pesan iklan Kawah Putih. Namun berdasarkan hasil dari responden yang aware,

sebagian besar telah memahami iklan mengenai wisata Kawah Putih.

88

Kemudian responden kembali diberikan pertanyaan mengenai mudah tidaknya

mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih, yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 63 31,5% 2 tidak 137 68,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 63 orang responden

atau 31,5% menyatakan bahwa mudah mengingat informasi yang tercantum

dalam iklan Kawah Putih. Namun, 68,5% responden yaitu 137 orang

responden menyatakan tidak mudah untuk mengingat informasi yang

tercantum dalam iklan Kawah Putih.

3. Tingkat Interest Wisatawan Kota Bandung pada Wisata Kawah Putih

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai Interest,

responden diberikan pertanyaan mengenai ketertarikannaya dalam melihat

maupun mendengar iklan dari daya tarik Wisata Kawah putih merasa tertarik,

dan hal apa yang membuat responden merasa tertarik. Hasilnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 30 Tingkat Ketertarikan (Interest) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 80 40% 2 Tidak 120 60% Total 200 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

89

No Ket Jawaban Ya Jumlah Responden Presentase a. Isi pesan 33 42% b. Media yang digunakan 7 8% c. Isi pesan dan media yang digunakan 35 44% d. Lainya, 5 6% Total 80 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden

menyatakan tertarik pada iklan dari daya tarik Wisata Kawah putih, dengan

berbagai alasan. Sebanyak 44% responden yaitu 35 orang responden

menyatakan tertarik pada iklan Kawah Putih karena Isi pesan dan media yang

digunakannya. Sebannyak 33 orang responden, yaitu 42% menyatakan tertarik

pada iklan Kawah Putih karena isi pesannya. Kemudian 7 orang responden,

yaitu 8% responden menyatakan tertarik karena media yang digunakannya,

sisanya tidak memberikan alasan jelas.Namun sebanyak 120 orang responden,

yaitu 60% responden menyatakan tidak tertarik mengenai iklan Kawah Putih.

Kemudian responden kembali diberikan pertanyaan mengenai kreativitas iklan

Kawah Putih dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya, yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 55 27,5% 2 tidak 145 72,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 55 orang responden

yaitu 27,5% responden menyatakan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih

lebih baik dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya. Sedangkan

90

145 responden yaitu mencpai 72,5% responden menyatakan kreativitas iklan

Kawah Putih dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya masih

kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih masih

kurang, karena dianggap kurang menarik oleh responden. Namun berdasarkan

hasil responden yang paham mengenai iklan wisata Kawah Putih sebagian

besar merasa tertarik dengan iklan wisata Kawah Putih tersebut.

4. Tingkat Intentions Wisatawan Kota Bandung pada Wisatawan Kawah Putih

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai

Intentions, responden diberikan pertanyaan mengenai niat responden untuk

mengunjungi Kawah Putih setelah melihat iklan mengenai Kawah Putih

tersebut.

Tabel 31 Tingkat intention(niat) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata kawah putih

No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 62 31% 2 tidak 138 69% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. Sudah setia pada destinasi kawah lain 28 20% b. Pengaruh dari orang lain untuk tidak 3 2% berkunjung c. Masih belum paham seluk beluk daya tarik 79 58% Kawah Putih d. Lainya 28 20% Total 138 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

91

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 31% responden yaitu

sebanyak 62 orang responden menyatakan memiliki niat untuk mengunjungi

Kawah Putih setelah melihat iklan mengenai Kawah Putih. Namun sebanyak

138 orang responden yaitu 69% responden menyatakan tidak memiliki niat

untuk mengunjungi Kawah Putih setelah melihat iklan mengenai Kawah

Putih, dengan berbagai alasan. Sebannyak 58% responden yaitu 79 orang

responden menyatakan tidak karena masih belum paham seluk beluk daya

tarik Kawah Putih. Kemudian 20% responden yaitu 28 orang responden

menyatakan tidak karena sudah setia pada destinasi kawah lain. 2% responden

yaitu 3 orang responden menyatakan tidak karena pengaruh dari orang lain

untuk tidak berkunjung. Sisanya sebanyak 28 orang responden menyatakan

tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden masih belum memiliki niat mengunjungi Kawah Putih

berdasarkan iklan Kawah Putih. Namun, berdasrkan jumlah responden yang

interest, maka sebagian besar responden menyatakan telah memiliki niat

mengunjungi Kawah Putih berdasarkan iklan Kawah Putih.

5. Tingkat action (tindakan) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata

kawah putih

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai

Actions, responden diberikan pertanyaan mengenai kondisi responden yang

langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya

tarik wisata Kawah Putih tersebut.

92

Tabel 32 Tingkat action (tindakan) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata kawah putih No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 53 27% 2 Tidak 147 73% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. tidak karena sudah nyaman dengan 4 3% destinasi lain b. tidak, karena saya tidak suka traveling 9 6% c. tidak, karena dipengaruhi teman untuk 24 16% tidak mengunjungi Kawah putih d. tidak, kurang menyukai objek wisata 51 35% kawah e. tidak, terkendala dengan akses menuju ke 28 19% kawah putih f. alasan lain 31 21% Total 147 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 27% responden yaitu

sebanyak 53 orang responden menyatakan pernah langsung mengunjungi

Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih

tersebut. Namun sebanyak 147 orang responden yaitu 73% responden

menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat

dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dengan berbagai

alasan.

Sebanyak 35% responden yaitu 51 orang responden menyatakan tidak

pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan

daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan kurang menyukai objek

93

wisata kawah. Sebanyak 19% responden yaitu 28 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan terkendala dengan akses menuju ke kawah putih. Kemudian 16% responden yaitu 24 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi

Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan pengaruh teman yang menyatakan untuk tidak mengunjungi Kawah putih. Sebanyak 6% responden yaitu 9 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan responden tidak suka traveling. Kemudian Sebanyak 3% responden yaitu 4 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah

Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan sudah nyaman dengan destinasi lain. Sisanya sebanyak

31 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum memiliki tindakan mengunjungi Kawah Putih berdasarkan iklan Kawah Putih. Namun, berdasrkan jumlah responden yang intentions, maka sebagian besar responden menyatakan pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut.

94

2. Analisis CRI Efektivitas Iklan Daya Tarik Wisata Kawah Putih pada

Wisatawan di Kota Bandung

a. Analisis dan Interpretasi

Berdasarkan data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner kepada 200

responden, berikut hasil model CRI yang didapat.

Gambar 10 Hasil Costumer Respons Index (CRI) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Dari model CRI di atas, dapat dilihat bahwa perolehan masing-masing

persentase responden di tiap tingkatan respons nilainya cukup beragam. Di

tingkat awareness, sebanyak 64% responden menyatakan sadar akan iklan daya

tarik wisata Kawah Putih pada Kota Bandung, sedangkan sisanya, yaitu 36%

95

responden tidak sadar akan keberadaan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada Kota Bandung.

Dalam tingkat comprehend, sebanyak 64% dari responden yang sadar atau aware menyatakan paham dengan pesan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada Kota Bandung, sedangkan sisanya, yaitu 36% tidak paham.

Dalam tingkat interest, sebanyak 98% dari responden yang paham atau comprehend menyatakan tertarik dengan daya tarik wisata Kawah Putih pada

Kota Bandung yang ditawarkan dalam iklan, sedangkan sisanya, yaitu 2% tidak tertarik.

Dalam tingkat intentions, sebanyak 78% dari responden yang tertarik atau interest menyatakan berminat untuk mengunjungi wisata Kawah Putih pada

Kota Bandung, sedangkan sisanya 22% tidak berminat.

Dalam tingkat action, sebanyak 85% dari responden yang berminat atau memiliki intentions menyatakan telah mengunjungi wisata Kawah Putih pada

Kota Bandung, sedangkan sisanya, yaitu 15% menyatakan tidak mengunjungi.

Dari angka-angka persentase di tiap tingkatan tersebut, diperolehlah nilai-nilai

CRI yang didapat berdasarkan rumus berikut (Best, 2012,p.247):

 Unawaress = Persentase responden yang unaware = 36%

 No Comprehend = Awareness X No Comprehend = 64% X 36% = 23%

 No Interest = Awareness X Comprehend X No Interest = 64% X 64% X 2%

= 1%

96

 No Intentions = Awareness X Comprehend X Interest X No Intentions = 64%

X 64% X 98% X 22% = 9%

 No Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X No Action

= 64% X 64% X 98% % X 78% X 15% = 5%

 Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X Action = 64%

X 64% X 98% % X 78% X 85% = 26%

Untuk menganalisa efektivitas iklannya berdasarkan objektivitas wisata

tersebut, peneliti membandingkan nilai kritis dengan nilai tingkatan respons

dari hasil penelitian yang didapat. Dimana nilai kritis yang ditetapkan dalam

penelitian ini yaitu 50%, sesuai dengan nilai kritis yang telah ditetapkan setiap

tahapanya oleh Manajemen Wana Wisata Kawah Putih. b. Perbandingan Nilai Customer Response Kritis dengan Nilai Customer

Response Hasil Penelitian

Tabel 33 Perbandingan Nilai Customer Response Kritis dengan Nilai Customer Response Hasil Penelitian

NO Customer Response Nilai Customer Nilai Customer Response Kritis Response yang Didapat 1 Aware 50% 64% 2 Comprehend 50% 64% 3 Interest 50% 98% 4 Intentions 50% 78% 5 Action 50% 85% Sumber: Olahan Peneliti, 2017

97

Berdasarkan tabel diatas, tingkatan respons aware memiliki nilai sebesar 64% tingkat respons comprehend memiliki nilai 64%. Tingkat repons interset memiliki nilai 98%. Sedangkan tingkat respons intentions memiliki nilai 78%, dan tingkat respons action meiliki nilai 85%. Dapat dilihat bahwa nilai hasil tingkatan respons yang didapat berada jauh diatas dari nilai kritis, dan sifatnya positif.

Ditambahan pula oleh Effendy (2002, p.32-33), bahwa efektitifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakan sasaranya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Melihat hasil kesuluruhan Costumer Response Index (CRI) yang didapat dari hasil penilitian ini, tampak adanya pemenuhan respons responden sebagai audiens di berbagai tingkatan, yaitu awareness, comprehend, interest, intentions dan action. Dikaitkan dengan teori, repons-respons ini juga mengandung unsur efektivitas pesan iklan yang dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata dari audiensnya.

98

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada BAB V berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan kepada manajemen wana wisata kawah putih mengenai Efektivtas Pesan Iklan Wana Wisata Kawah Putih

Pada Wisatawan Kota Bandung maka dapat ditarik kesimplan serta rekomendasi berupa :

A. Kesimpulan

1. Perencanaan dan Pelaksanaan Program Advertising(periklanan) Wana Wisata

Kawah Putih

a. Perencanaan Periklanan

berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Manajemen Wana Wisata

Kawah Putih merencanakan program periklanan bertujuan untuk

membangun sudut pandang yang positif sudah baik dimana di dalamnya

informasi yang diberikan pada audience jelas, penjadwalan secara makro

dan mikro dalam jangka waktu satu tahun dan pemilihan media yang tepat

sesuai dengan penggunaan pasar namun masih perlu dioptimlakan

khususnya mengenai aspek isi pesan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya

sumber daya yang konsen atau expert tentang graphic Designer.

98 99

b. Pelaksanaan Periklanan

Secara umum program periklanan sudah dilaksanakan namun masih

terdapat kendala dan kelemahan diantaranya dalam melaksanakan

keseluruhan program iklan, manajemen wana wisata kawah putih belum

melakukan tahap pengukuran dampak penjualan dan dampak komunikasi.

Hal tersebut penting dikarekanan pengukuran dampak penjualan dan dampak

komunkasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat efektivitas

atas program iklan yang sudah direncakan sebelumnya sehingga

memberikan hasil yang lebih maksimal untuk perencanaan program

periklanan periode selanjutnya.

2. Efektivitas pesan iklan Wana Wisata Kawah Putih Kepada wisatawan dikota

bandung

Berdasarkan penelitian atas efektivitas pesan iklan wana wisata kawah

putih mengguakan model Costumer respons Index (CRI) kepada wisatawan di

kota bandung dapat ditarik kesimpulan, tampak adanya pemenuhan kriteria

dari responden sebagai audiens di berbagai tingkatan, yaitu awareness,

comperhend, interest, intentions dan action. Pesan iklan ini juga telah

mencapai standart, bahkan melebihi ekspektasi atau objetivitas dari pengiklan

sehingga dapat dinyatakan bahwa pesan iklan wana wisata kawah putih telah

mampu menimbulkan kesadaran, menimbulkan rasa ingin tahu, menimbulkan

keinginan dan merangsang tindakan nyata.

Wana Wisata Kawah Putih belum berada di top of mind(puncak

pikiran) dalam benak wisatawan di Kota Bandung meskipun angka repons

100

wisatawan di kota bandung sebagai audieance dalam penelitian ini telah melebihi objektivitas oleh karena itu tantangan bagi manajemen Wana Wisata

Kawah Putih mendorong daya tarik wisata tersebut agar dapat menarik perhatian masyarakat luas dan bersaing dengan daya tarik wisata lainya yang sudah terlebih dahulu terkenal. Manajemen Kawah Putih tidak boleh cepat merasa targetnya tercapai hanya disebabkan respons wisatawan yang baik karena bisa jadi respons tersebut merupakan euforia sementara yang dapat turun tergantung pada waktu dan persaingan sehingga untuk dapat menjadi top of mind dalam benak wisatawan, manajemen kawah putih divisi pemasaran harus terus-menerus mengusahakan pemasaran melalui

Advertising(Periklanan) demi tercapainya posisi yang pasti dalam benak wisatawan.

101

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada analisis dan diatas, diberikan rekomendasi yang diharapkan

dapat digunakan oleh pihak manajemen wana wisata Kawah Putih khususnya

divisi pemasaran dalam mengupaya kegiatan periklanan yang efektif. Adapun

rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Arahan Rekomendasi Perencanaan Program Advertising Wana Wisara Kawah

Putih

Gambar 11 Rekomenasi Perencanaan Program Advertisi ng Wana Wisata Kawah Putih

DIVISI PEMSARAN Masyarakat

ADVERTISING Awareness Comperhend VISI PERUMUSAN Pengiriman (kesadaran) (Kepahaman) & PESAN & PESAN MISI MEDIA Interest (Ketertarika ANGGARAN KETERLIBAT MEDIA /MONEY AN

INSTANSI Intentions Action (Niat) (tindakan) Ssensd[af

PENGUKURAN RESPONSE

 Dampak Komunikasi EVALUASI  Dampak Penjualan

Sumber : Hasil Modifikasi Drs. Indriyo Gitosudarmo, Kotler, 2017

Dari rangkaian diatas peneliti merekomendasikan sebagai berikut :

102

a. Pihak Manajemen Wana Wisata Kawah Putih khusunya bidang pemasaran

sebaiknya membuat suatu perencanaan program periklanan yang baik,

seperti lebih melihat segmentasi pasar, khususnya secara demografis, serta

memiliki memiliki sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

agar terlihat keefektifan dari kegiatan tersebut. b. Menjalin hubungan simbiosis mutualisme dengan pihak pihak pengusaha

disekitar wana wisata kawah putih yaitu penambahan anggaran dibidang

pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang

akan berdampak baik pula bagi para pengusaha-pengusaha disekitar Wana

Wisata Kawah Putih c. Lebih memperhatikan aspek-aspek dari kegiatan periklanan itu sendiri. Yang

dimaksud aspek dalam hal ini adalah pesan dan media dari kegiatan

periklanan tersebut. Sebuah pesan haruslah mendapat perhatian,

menimbulkan ketertarikan dan minat yang dapat merangsang audience untuk

berkunjung . Untuk hal tersebut dapat digunakan berbagai saran yaitu,

menampilkan suatu bentuk pesan yang baru dan lain daripada yang lain,

headline dan gambar yang menarik, ukuran posisi, warna dan format yang

atraktif dan kreatif. d. Menjalin kerja sama dengan instansi-instansi yang dibutuhkan sehingga

kualitas maupun kuantitas iklan yang dikomunikasikan mendapatkan hasil

yang maksimal e. Lebih memperhatikan response masyarakat selaku audieance iklan

dikarenakan pada dasarnya kegiatan promosi ini adalah suatu bentuk

103

komunikasi pemasaran, yang terdiri dari komunikasi dua arah baik dari

perusahaan maupun audience yang akan menilai seberapa efektif kegiatan

promosi tersebut.

f. Melakukan eveluasi secara kesuluran kegiatan adverising sehingga pihak

manajemen pemasaran mengetahui segala kendala, gangguan dan

kekurangan dalam prgoram periklnan sehingga dapat diperbaiki untuk

program periklanan periode selanjutnya.

2. Arahan Rekomendasi Pelaksanaan Program Periklanan

a. Flyer

Pihak manajemen wana wisata sebaiknya lebih memperhatikan design

brosur. Selain menarik dan aktraktif desaign brosur sebaiknya memuat

informasi penting sebanyak mungkin. Dalam brosur disini terdapat

berbagai informasi yang penting seperti bagaimana untuk menuju ke wana

wisata kawah putih, aktivitas yang dapat dilakukan, akomodasi yang

tersedia dan kesesuai dengan brand yaitu mengedukasi pengunjung

sehingga membuat kesan pertama yang postif dimata wisatawan. Berikut

merupakan contoh brosur hasil peneliti

104

Gambar 12 Rekomandi Brosur Wana Wisata Kawah Putih

Sumber: Olahan Peneliti, 2017 b. Majalah

Dalam pembuatan majalah Faktor yang harus diperhatikan adalah

memadupadankan konten (kata/kalimat, jenis huruf gambar) agar dapat

membangun rasa ingin tahu. Visual yang menarik dan mudah dibaca akan

mempengaruhi secara psikografis pembaca. Berikut adalah contoh majalah

hasil peneliti

105

Gambar 13 Rekomendasi Majalah Wana Wisata Kawah Putih

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

c. Baliho

Gambar dibawah merupakan contoh baliho yang dibuat untuk digunakan

pada pintu gerbang tol buah batu, pasir koja dan koppo dikarenakan pintu

gerbang tersebut merupakan akses utama menuju bandung selatan atau

kabupaten bandung. Baliho ini bertujuan untuk mempengaruhi wisatawan

untuk berkunjung ke wana wisata kawah putih semenjak kedatangan

pertamanya. Ukuran yang disarankan adalah Panjang 3 meter dan lebar 2

meter.

106

Gambar 14 Rekomendasi Baliho Wana Wisata Kawah Putih

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

107

d. Website

Gambar 15 Rekomendasi Website Wana Wisata Kawah Putih

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Gambar diatas merupakan contoh home atau halaman utama pada website.

Pada website ini berisikan tentang semua infomasi tentang wana wisata

kawah putih, website ini berisikan mengenai aktivitas yang dapat dilakukan

pengunjung, bagaimana cara menuju wana wisata kawah putih dari Kota

108

Bandung, kalender event dari wana wisata kawah putih, informasi tentang

wana wisata kawah putih dan contact person agar komunikasi terjalin 2

arah.

e. media internet harus dijadikan media utama untuk mengkomunikasikan

informasi daya tarik wisata kawah putih dikarenakan selain terjangkau

media ini sering digunakan oleh wisatawan dan komunikasi yang

terhubung menjadi 2 arah.

f. Penambahan jenis media didalam kegiatan periklanan, diutamakan media

yang berkualitas dan mempunyai daya jangkau yang cukup luas.

g. Frekuensi dari kegiatan periklanan juga merupakan hal penting yang harus

diperhatikan. Sebaiknya lebih memperhatikan frekuensi dari kegiatan

periklanan disesuaikan dengan pemilihan media yang sesuai. Karena iklan

sifatnya harus diulang-ulang agar tidak terjadi putus hubungan.

h. Penambahan aktivitas kegiatan periklanan baik dalam lingkup kuantitas

maupun kualitas, diantarnya

i. Membuat semua account media sosial dianatanya : FaceBook, Twitter,

Instagram dikarenakan aplikasi pada media internet ini dapat

menghubungkan komunikasi secara 2 arah

3. Arahan Rekomndasi Efektivitas Pesan Iklan

a. Awareness (kesadaran) wisatawan terhadap daya tarik wisata kawah putih

dapat ditingkatkan dengan menggunakan cara-cara, diantaranya :

 Mengundang pihak perusahan televisi yang mempunyai program tentang

pembahasan destinasi wisata untuk membahas Destinasi Wisata Kawah

109

Putih, seperti : My trip My Adventure di trans tv, Weekend List di Net

TV, Indonesia Bagus di Net TV, Jalan-Jalan Men di Global TV

 Menjalim Hubungan dengan pihak Hotel-Hotel di bandung untuk

membagikan flyer bagi wisatawan yang menginap

 Membuat baliho disetiap pintu gerbang tol Buah Batu, Pasir Koja, Kopo

dikarenakan ketiga tol tersbut merupakan akses menuju Wana Wisata

Kawah Putih

 Mengunggah semua informasi tentang Wana Wisata Kawah Putih pada

media internet b. Comperhend (kepahaman) terhadap pesan iklan daya tarik wisata kawah

putih dapat ditingkatkan dengan mengumpulkan semua data yang berisikan

keunggulan wana wisata kawah putih untuk ditayangkan dalam pesan iklan c. Interest (ketertarika) terhadap iklan daya tarik wisata kawah putih dapat

ditingkat dengan menggunakan berbagai cara, diantaranya :

 Menambah staff dibagian marketing dengan latar belakang memiliki

skill design graphics

 Menggunakan jasa photographer professional agar mendapat gambar

dengan kualitas yang baik untuk di unggah dalam iklan

110

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Durianto, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang efektif. Jakarta. PT Gramedia

Pusataka Utama Kencana Predana Media Group

Kotler, P. (2003). Marketing Management Eleventh Edition . USA: Prentice Hall.

Kotler, P., Bowen, J., & Makens, J. (2002). Pemasaran Perhotelan dan Pariwisata.

Jakarta:

Kotler, P.,(2002). Manajemen Pemasaran Milenium. Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, Philip dan Amstrong, G. (2004). Principle of Marketing, Eleventh Edition.

New Jersey: Prentice Hall

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran edisi 13.

Erlangga

Kotler, Philip, Alih Bahasa Benyamin Molan, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi

Kesebelas,Jilid 1, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis riset Komunikasi (Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Realitions, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunkasi Pemasaran). Jakarta.

111

Morison, A. M. (1996). Hospitality and Travel Marketing. Singapore: Delmar

Publisher.

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Peneletian Survei. Jakarta.

LP3ES.

Solomon (1999), buku Consumer Behavior :Buyung, Having dan Being

Sugiyono, 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabet

Website : http://jabarprov.go.id/index.php/news/7505/Kawah_Putih_Icon_Bandung_Selatan.

(http://madebayu.blogspot.co.id/2009/10/pengertian-wisatawan.html).

Journal :

Felicia Noviani. 2013. “Efektivitas Iklan Midtown Hotel Surabaya Di Harian Jawa

Pos”. Jurnal Universitas Kristen Petra Surabaya http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/viewFile/923/813

112

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

ABSTRACT...... ii

KATA PENGANTAR...... iii

DAFTAR ISI...... v

DAFTAR TABEL...... vii

DAFTAR GAMBAR...... ix

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ...... 10

C. Identikasi Masalah ...... 11

D. Tujuan Penelitian ...... 11

E. Metodologi Penelitian ...... 12

BAB II TINJAUAN TEORI ...... 23

A. Pariwisata dan Wana Wisata ...... 23

B. Wisatawan ...... 26

C. Pemasaran ...... 27

D. Bauran Promosi ...... 27

E. Advertising (Periklanan) ...... 31

v

113

F. Pesan(Massage) ...... 35

G. Media (Media) ...... 39

H. Efektivitas Iklan ...... 42

I. Kerangka Rekomendasi ...... 48

BAB III TINJAUAN OBJEK PENELITIAN ...... 49

A. Kondisi Umum Wana Wisata Kawah Putih...... 49

B. Manajemen Destinasi Wana Wisata Kawah Putih...... 57

C. Costumer Response Index Terhadap periklanan kawah Putih tahun 2016 .. 65

BAB IV PEMBAHASAN ...... 78

A. Analisis Pelaksanaan Program Advertising di Wana Wisata Kawah Putih .. 78

B. Analisis Efektivitas Pesan Iklan Pada Wisatawan Kota Bandung ...... 82

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...... 98

A. Kesimpulan ...... 98

B. Rekomendasi ...... 101

LAMPIRAN

vi

114

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Provinsi Jawa Barat 2011-2015 ...... 3

Tabel 2 Rekapitulasi_Kunjungan_Wisatawan_di Kota_Bandung Tahun 2017...... 4

Tabel 3 Tingkat Kunjungan Wisata Kawah Dalam Kawasan Regional ...... 5

Tabel 4 Program Periklanan Wana Wisata Kawah Putih 2016 ...... 7

Tabel 5 Matriks OperasionalkVariabel ...... 17

Tabel 6 Waktu Penelitian ...... 21

Tabel 7 Jenis Media Periklanan ...... 40

Tabel 8 Fasilitas Wana Wisata Kawah Putih ...... 56

Tabel 9 Sumber Daya Manusia Manajemen Wana Wisata Kawah Putih ...... 58

Tabel 10 Mitra Kerja Wana Wisata Kawah Putih ...... 59

Tabel 11 Tanggapan Responden Mengenai Top Of Mind ...... 65

Tabel 12 Tanggapan Responden Mengenai Brand Recognition ...... 66

Tabel 13 Tanggapan Responden Mengenai Awareness (Kesadaran) ...... 67

Tabel 14 Tanggapan Responden Mengenai Variasi Media Periklanan ...... 67

Tabel 15 Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Media Periklanan ...... 69

Tabel 16 Tanggapan Responden Mengenai Comperhend(kepahaman)...... 69

Tabel 17 Tanggapan Responden Mengenai Kepahaman(comperhend) ...... 70

Tabel 18 Tanggapan Responden Mengenai interest (Ketertarika) ...... 71

Tabel 19 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan (interest) ...... 72

Tabel 20 Tanggapan Responden Mengenai Kreativitas Pesan ...... 72

vii

115

Tabel 21 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mengingat Pesan ...... 73

Tabel 22 Tanggapan Responden Mengenai Intentions ...... 74

Tabel 23 Tanggapan Responden Mengenai Action (Tindakan) ...... 75

Tabel 24 No action (tidak bertindak) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata

Kawah Putih ...... 76

Tabel 25 Analisis Top Of Mind ...... 83

Tabel 26 Analisis Brand Recognition ...... 84

Tabel 27 Analisis Tingkat Kesadaran (Awareness) Wisatawan Kota Bandung pada

Periklanan Wana Wisata Kawah Putih ...... 85

Tabel 28 Analisis Frekuensi Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan ...... 86

Tabel 29 Analisis Tingkat Kepahaman (Comp erhend) Wisatawan Kota Bandung

Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih ...... 87

Tabel 30 Tingkat Ketertarikan (Interest) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan

Wana Wisata Kawah Putih ...... 88

Tabel 31 Tingkat intention(niat) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata

kawah putih ...... 90

Tabel 32 Tingkat action (tindakan) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata

kawah putih ...... 92

viii

116

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses Kominikasi ...... 30

Gambar 2 Lima”M” Dalam Periklanan...... 42

Gambar 3 Model Customer Response Index (CRI) ...... 46

Gambar 4 Kerangka Rekomendasi...... 48

Gambar 5 Wana Wisata Kawah Putih ...... 51

Gambar 6 Lokasi Wana Wisata Kawah Putih ...... 52

Gambar 7 Brosur Wana Wisata Kawah Putih ...... 62

Gambar 8 Baliho dan Penunjuk Arah ...... 63

Gambar 9 Majalah Rimba Perum Perhutani ...... 64

Gambar 10 Hasil Costumer Respons Index (CRI) Wisatawan Kota Bandung Pada

Periklanan Wana Wisata Kawah Putih ...... 94

Gambar 11 Rekomenasi Perencanaan Program Advertisi ng Wana Wisata Kawah

Putih ...... 101

Gambar 12 Rekomandi Brosur Wana Wisata Kawah Putih ...... 104

Gambar 13 Rekomendasi Majalah Wana Wisata Kawah Putih ...... 105

Gambar 14 Rekomendasi Baliho Wana Wisata Kawah Putih ...... 106

Gambar 15 Rekomendasi Website Wana Wisata Kawah Putih ...... 107

ix

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA

JURUSAN KEPARIWISATAAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

KUISIONER PENELITIAN

Kepada Yth. Bapak/ibu, Saudara/i Responden Di tempat

Dengan Hormat, Bersama ini saya sampaikan daftar pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Sdr/I, dengan permohonan agar kiranya berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang berkenaan dengan tanggapan anda terhadap “EEFEKTIVITAS PESAN IKLAN DAYA TARIK WISATA KAWAH PUTIH PADA WISATAWAN NUSANTARA”.Mohon kerja sama Bapak/Ibu/Sdr/I dalam mengisi kuesioner ini sesuai dengan kesungguhan keadaan yang sebenarnya yang sangat kami hargai. Kerahasiaan informasi yang di sampaikan dalam kuesioner ini pun sangat kami jaga dan tidak akan kami ekspos ke media masa. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu dan mencurahkan tenaga serta fikiran untuk mengisi kuesioner ini, kami ucapkan sekian dan terima kasih Bandung, Maret 2016 Hormat saya,

Peneliti

LAMA MENGINAP :

JENIS KELAMIN : PRIA / WANITA

1. sebutkan nama tujuan wisata yang paling anda ingat dengan menggunakan objek kawah

yang berada di jawa barat? (top of mind)

------

2. Apakah anda mengetahui daya tarik wisata Kawah Putih ?(Brand recognition)

a. Ya, dan saya telah mencantumkanya dalam jawaban diatas

b. Ya, tetapi saya lupa mencantumkanya dalam jawaban diatas

c. Tidak

3. Apakah anda sadar akan berbagai macam versi iklan dari daya tarik Wisata Kawah Putih

(awareness)

a. Ya

b. Tidak

(Jika menjawab Ya sebutkan berbagai macam media yang anda lihat atau dengar)

media periklanan daya tarik wisata kawah putih yang telah dipublikasikan diantaranya :

. presentasi ke perusahaan . kerja sama dengan biro

. penyebaran majalah perjalanan

. pemasangan baliho . website

. penyebaran leafplet . kerja sama dengan tv swasta

. penyebaran brosur . radio

1)…………………………………………………………………………………

2)………………………………………………………………………………..

3)………………………………………………………………………………..

4)………………………………………………………………………………… 4. Apakah dalam pengalaman anda pernah mengalami melihat atau mendengarkan iklan

dari daya tarik wisata Kawah Putih lebih dari 3 kali ? (frekuensi)

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah anda paham/mengerti maksud dari pesan iklan yang pernah anda dengar atau

lihat ? (comprehend)

a. Ya

b. Tidak

(Apabila menjawab tidak, mengapa anda tidak mengerti?)

1) Karena jarang melihat atau mendengarkan iklan dari daya tarik Kawah Putih

2) pesan iklan yang sampaikan daya tarik wisata Kawah Putih tidak jelas

3) Lainya,………………………………………………………………

6. Apakah anda merasa tertarik ketika melihat atau mendengar iklan dari daya tarik Wisata

Kawah putih merasa tertarik ? (interested)

a. Ya

b. Tidak

(jika menjawab Ya, kenapa anda tertarik ?)

1) Isi pesan

2) Media yang digunakan

3) Isi pesan dan media yang digunakan

4) Lainya,…………………………………………………………

7. Apakah salah satu iklan daya tarik wisata Kawah Putih dibuat dengan kreatifitas yang

melebihi iklan daya tarik Kawah lainya ?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah informasi yang tercantum pada iklan daya tarik wisata mudah diingat ?

a. Ya

b. Tidak

9. Setelah melihat iklan dari daya tarik wisata Kawah Putih apakah anda pernah berniat

untuk berkunjuhng ke lokasi daya tarik wisata ? (intentions)

a. Ya

b. Tidak

Apabila menjawab tidak, mengapa anda tidak pernah berniat mengunjungi daya tarik

wisata Kawah Putih

1) Sudah setia pada destinasi kawah lain

2) Pengaruh dari orang lain untuk tidak berkunjung

3) Masih belum paham seluk beluk daya tarik Kawah Putih

4) Lainya,……………………………………………………………………………….

10. Apakah anda pernah mengalami pengalaman dimana saat anda melihat atau mendengar

iklan dari daya tarik wisata Kawah Putih langsung berkunjung ke daya tarik tersebut ?

a. Ya

b. Tidak

Kalau tidak, apakah alasan anda ?

1) Kurang menyukai objek wisata kawah

2) Terkendala dengan akses menuju kawah putih

3) Pengaruh dari teman untuk tidak mengunjungi kawah putih

4) Lainya......

PEDOMAN WAWANCARA

(Pihak Pengelola/Manajemen Wana Wisata Kawah Putih)

1. apa visi misi yang ditetapkan dalam prgoram pemasaran periode 2016 ?

2. jenis media yang digunakan dalam periode 2016 ?

3. Jangkuan secara Geografis penyebaran iklan ?

4. Bagaimana pesan yang digunakan dalam setiap media yang digunakan ?

5. Kapan penyebaran iklan dilakukan dalam periode 2016 ?

6. Bagai mana hambatan, kendala dan gangguan dalam penyebaran iklan ?

7. Bagaimana tujuan dan sasaran iklan ?

8. Bagaimana pengaturan waktu penayangan program periklanan ?

9. Bagaimana kulaitas media yang dilakasanakan ?

10. Sumber pesan yang digunakan ?

11. Apa saja isi konten dari setiap media yang digunakan ? dan bagaimana cara

menentukanya ?

12. Bagaimana cara mengukur dampak komunkasi dari program iklan yang telah

dilaksanakan ?

CURRICULUM VITAE

Persona Detail Name : Bangga Gustaman Place/Date of Birth : Bandung, 5 july 1992 Gender : Male Religion : Islam Marial Status : Single Height/Weight : 170/60kg Adress : Jln. Meteor Raya Blok A-II no : 300 RT/RW 05/05 Kelurahan sekejati Kecamtan Buah Batu, Kota Bandung Phone : 082137717000 E-mail : [email protected]

Formal Education 2012-Now : D IV Jurusan Kepariwisataan, Program Studi Manajemem Destinasi Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung/ Management of Tourism Destination, Bandung Institute of Tourism 2008-2012 : SMK Negeri 4 Bandung/ Senior High School 2005-2008 : SMP Negeri 2 Bandung/ Junior High Shool 1999-2005 : SD Negeri Karang Pawulang/Elemntary School

Reserch and Organization Experiences

2014 : Field Project Study 2014 as coordinator Liaision Officer Managament of Tourism Destination 2013 : Event Staff of Zumba Concert Asia 2012 : Seminar Wisata Belanja di Kota bandung as liaison Officer

Working Experiences Setember 2016 – Febuary 2017 : PT. GILMAN as Field Project Manager July 2015 – January : Kementrian Pariwisata as Planning and Finance Staff

Skills Language : - Bahasa Indonesia is the mother tongue - Good English both written and Oral Software : Mcrisoft Office (Word, Excel, Power Point)

Profil : Good attitude, kind, communicative, friendly, teamplayer and responsible