EFEKTIVITAS PESAN IKLAN WANA WISATA KAWAH PUTIH PADA WISATAWAN KOTA BANDUNG
PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh studi pada Program Diploma IV
Oleh:
BANGGA GUSTAMAN NIM: 201218112
JURUSAN KEPARIWISATAAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2017
Bandung, ...... 2017
Menyetujui :
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Dr. Anang Sutono, MM.Par., CHE NIP. 19650911 199203 1 001
ABSTRAK
Kawah putih merupakan daya tarik wisata alam yang berlokasi di Jl Raya
Soreang Ciwidey, Kabupaten Bandung. kawah putih Ciwidey kabupaten
Bandung, kini sudah menjadi icon wisata Bandung selatan. Dari 8 objek yang di miliki perhutani, kawasan ciwidey merupakan penyumbang pendapatan terbesar dan paling difavoritkan. Agar icon wisata bandung selatan ini menjadi wisata unggulan di jawa barat salah satu caranya yaitu pihak pengelola mampu menerapkan konsep pemasaran yang modern. Salah satu program pemasaran wana wisata periode 2016 yaitu periklanan(advertising) sebagai alat promosi.
Tujuan pemasaran Wana Wisata Kawah Putih adalah menarik kunjungan masyarakat khususnya wisatawan, mengkomunikasikan segala hal mengenai wana wisata kawah putih, menjaga hubungan baik dengan wisatawan dan memberikan edukasi terhadap pengunjung. Informasi ini harus tersampaikan secara efektif kepada masyarakat selaku audience sehingga Wana Wisata Kawah Putih mempunyai citra yang positif dimata masyarakat.
Diharapkan dengan dilakukanya penelitian ini dapat memeberikan arahan dalam kegiatan program periklanan tentang efektivitas pesan iklan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
i
ABSTRACT
Wana Wisata Kawah Putih is a natural tourism attraction located on Jl Raya
Soreang Ciwidey, Bandung regency. Wana Wisata Kawah Putih Ciwidey
Bandung, now has become a tourist icon of southern Bandung. Of the 8 objects that have perhutani, ciwidey area is the largest income contributor and most favored. In order to icon this southern tourist tour into a leading tourist in west
Java one way that the manager is able to apply the concept of modern marketing.
One of tourism marketing program of 2016 period is advertising (advertising) as a promotional tool.
The purpose of marketing Wana Wisata Kawah Putih is to attract the visit of the community especially the tourists, communicate everything about the Wana
Wisata Kawah Putih, maintain good relations with tourists and provide education to visitors. This information should be communicated effectively to the public as the audience so that the Wana Wisata Kawah Putih has a positive image in the eyes of the community.
Expected by this research can memeberikan direction in advertising program activities about the effectiveness of advertising messages in increasing the number of tourist visits
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir yang diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam akademik pada semester VIII Program
Studi Manajemen Destinasi Pariwisata Jurusan Kepariwisataan. Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.
Berjalannya proses penyusunan Proyek Akhir ini tidak terlepas dengan pihak- pihak yang telah membantu, pada kesempatan ini peneliti menghaturkan terima kasib yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas segala karunia yang diberikan sehingga Proyek Akhir ini
Penelitian ini dapat terselesaikan.
2. Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Bapak Drs. Anang Sutono
MM.Par., CHE.
3. Kepala Bagian Administrasi Akademik (ADAK), Bapak Drs. Alexander
Reyaan, MM.
4. Ibu Beta Budisetyorini A.Par., M.Sc selaku Ketua Jurusan Kepariwisataan.
5. Ketua Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP) Bapak Suge
ng Hermanto, S.Sos., MM.Par.
6. Bapak Dr. Haryadi Darmawan, MM selaku pembimbing pertama
7. Bapak Sugeng Hermanto, S.Sos., MM.Par selaku pembimbing kedua.
iii
8. Orang tua tercinta peneliti yang senantiasa mendukung baik secara moril
dan materil, dalam pengerjaan Laporan Proyek Akhir.
9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Kepariwisataan di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung yang membantu mendukung dalam pengerjaan
Proyek Akhir.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa Proyek Akhir ini masih banyak kekurangan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, untuk itu peneliti berterima kasih apabila ada saran dan kritik yang sifatnya membangun. Peneliti juga berharap semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat untuk lebih baik lagi kedepannya.
Bandung, 14 Juli 2017
Peneliti
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata di indonesia saat ini adalah salah satu sektor unggulan yang sedang di dukung penuh oleh pemerintah untuk menggerakan roda perekonomian daerah dan merupakangsalahhsatuupenyumbangidevisaOterbesarbbagiinegara9Indonesia.
Sekotr pariwisata merupakan industri padat karya yang mencipatakan berbagai peluang usaha serta berkontribusi langsung bagi kemajuan dalam perbaikan aksesbilitas dan pelestarian lingkungan hidupdlingkungan hidup yang dapat memberikan keuntungan baik kepada masyarakat setempat maupun_wisatawan, maka dari itu upaya dari pemerintah khususnya pemerintah provinsi Jawa Barat dalam pengembangan sektor pariwisata tersebut sangat beralasan.
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu destinasi tujuan wisata di
Indonesia yang sudah banyak dikenal oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara dikarenakan Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yaitu wisata alam, budaya dan buatan yang beragam dan menarik, salah satunya berada di
Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung memiliki delapan daya tarik wisata, salah satu daya tarik ung gulan dari Kabupaten Bandung adalah Kawah Putih.
Kawah putih merupakan daya tarik wisata alam yang berlokasi di Jl Raya Soreang
Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Wana Wisata wisata Kawah
Putih telah menjadi salah satu prioritas pengembangan pemerintah provonsi Jawa
Barat sebagaimana yang tercantum pada RIPARPROV JAWA BARAT Tahun
2015-20125 pasal 24 tentang Rencana Pembangunan KSPP untuk kawasan
1
2
pariwisata alam menetapkan Kawah Putih Sebagai daya tarik wisata primer serta dukungan dari pemerintah Kabupaten bandung yang mencantumkan RTRW 2008-
2028 dalam PERDA no 2/2008 menetapkan Kawah Putih sebagai community forest yang berbasis wana wisata. Wana wisata merupakan Pengelolaan Hutan
Bersama Masyarakat (PHBM) berbasis bukan lahan karena produk yang dikembangkan berupa jasa dengan memanfaatkan hutan untuk menjaga keletarian lingkungan serta dapat memberikan manfaat ekonomis. Wana wisata kawah putih merupakan daya tarik wisata dengan core product atau daya tarik utama yaitu kawah. Potensi wisata dari kawah putih selain memliki pemandangan dan udara yang sejuk karakteristik yang utama adalah kawah yang tidak berbau belerang sehingga wisatawan bisa berdekatan secara langsung dengan kawah. Potensi tersebut menjadikan daya tarik kawah putih menjadi unggulan di kabupaten bandung sebagaimana dikemukakan di website resmi Pemerintah provinsi Jawa
Barat menyatakan bahwa :
“kawah putih Ciwidey kabupaten Bandung, kini sudah menjadi icon wisata
Bandung selatan. Dari 8 objek yang di miliki perhutani, kawasan ciwidey merupakan penyumbang pendapatan terbesar dan paling difavoritkan hal itu di ungkapan manager kesatuan bisnis mandiri jasa Lingkungan dan Produk Lainya
(KBM-JLPL) perhutani unitt 3 Jawa Barat dan Banten Slamet Winarto”. http://jabarprov.go.id/index.php/news/7505/Kawah_Putih_Icon_BandungSelatan.
Lokasi daya tarik wisata Kawah Putih yang berada sekitar 40km dari Kota
Bandung mempunyai keuntungan tersendiri dimana Kota Bandung termasuk salah satu kawasan daya tarik wisata yang sudah dikenal wisatawan untuk berkunjung di provinsi Jawa Barat.
3
Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Provinsi Jawa Barat 2011-2015
Wisatawan Tahun Jumlah Total Manca Negara Domestik 2011 1.333.512 35.315.020 36.648.532 2012 1.905.378 42.758.063 44.663.441 2013 1.004.301 45.563.179 46.567.480 2014 1.962.639 47.992.088 49.954.727 2015 2.027.629 56.334.706 58.362.335 Sumber : DinasoPariwisata-dan_Kebudayaan-Provinsi_Jawa Barat, 2016 berdasarkan tabel tingkat kunjungan wisatawan di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah total wisatawan tahun 2015. Kota Bandung berhasil mendatangkan 10 % atau berjumlah 5.807.564 wisatawan dari total 29 kota dan kabupaten di provinsi
Jawa Barat sehingga kota Bandung menjadi salah satu destinasi yang paling diminiati oleh wisatawan. berikut merupakan rekapitulasi kunjungan wisawan ke
Kota Bandung
4
Tabel 2 Rekapitulasi_Kunjungan_Wisatawan_di Kota_Bandung Tahun 2017
N Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 satuan o Wisatawan_melalu 1 i pintu gerbang_ kedatanngan a wisman_ 228.449_ 225.585 176.855_ 176.432_ 180.143_ 183.932_ orang 4.951.439 5.080.584 b wisnus_ _ 6.487.239_ _ 5.388.292 5.627.421_ 5.877.162 orang
Jumlah_ 5.179.888 6.712.824 5.257.439 5.564.724 5.807.564 6.061.094 orang wisatawan 2 menginap a wisman_+ 180.603_ 194.062_ 158.848+ 170.982_ 176.487_ 130.039_ Orang 3.205.269 3.354.857 b wisnus_+ _ 3.882.010_ + 3.726.447 4.242.294 3.874.453 Orang Jumlah Tamu 3.205.269 3.513.705 Menginap _ 4.076.072_ _ 3.897.429 4.418.7811 4.004.492 Orang Jumlah Tamu 1.974.619 1.743.734 2.636.752_ 1.667.295 1.388.783 2.056.602 orang Tidak Menginap _ _ Rata-rata Lama Tinggal 2,25 hari Wisatawan Sumber : Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung, 2017
Catatan : Data Sudah Di sahkan Oleh BPS(Badan Pusat Statistik) Kota Bandung
Jumlah wisatawan dari tahun ke tahun dihKota_Bandung yang
terus_meningkat dan dukungan aksesibilitas dari Kota Bandung menuju wana
wisata Kawah Putih, seharusnya mampu dijadikan peluang manajemen Wana
Wisata Kawah Putih untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan salah
satunya dengan cara mengkomunikasikan keunggulan daya tarik wisata kawah
putih pada wisatawan Kota Bandung melalui pemasaran.
Wana wisata Kawah Putih menggunakan daya tarik utama kawah yang
termasuk dalam wisata alam. Dalam ruang lingkup regional bandung terdapat 2
icon wisata kawah yaitu Kawah Putih dan tangkuban perahu.
5
Tabel 3 Tingkat Kunjungan Wisata Kawah Dalam Kawasan RegionalBandung 2010-2015
Daya Tarik 2010 20 11 2012 2013 2014 2015 Wisata
Kawah Putih 163.712 206.733 241.218 301.936 272.535 296.637
Tangkuban 1.322.391 1.350.699 1.352.936 1.452.919 1.164.437 1.370.691 Perahu Sumber : KBM_WBU Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten 2016,
Statistika Balai Besar KSDA Jawa Barat 2016
Banyaknya destinasi wisata kawah dengan berbagai konsep harga, fasilitas dan layanan memicu terjadinya persaingan sehingga untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) salah satu cara yaitu pihak pengelola mampu menerapkan konsep pemasaran yang modern. Salahposatu kunci keberhasilan pemasaran adalah promosi. Alat alat promosi terdiri dari : Periklanan
(Advertising), Promosi_Penjulaanp (Sales Promotion), Program
Acara(EventLandLexperiences), Hubungan Masyarakat dan Publisitas
(PublicLRelationsLand Publicity), Pemasaran langsung (DirectLMarketing), pemasaran Interaktif (InteractiveLMarketing), Informasi dari mulut ke mulut(WordLOfMouth), dan penjualan personal (personal selling). Iklan merupakan salah satu media yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan media lainya, sebagaimanaLyang dikemukakan FandyLdll, byang berjudul
PemsaranLStrategik (2008:516), adalah “iklan mempunyaipbeberapa ciri khas danLkeunggulan yaitu : Presentasi publik (menyajikanLpesanPyangLsama kepadaLsemuaLorang), pervasivness (pmemungkinkan produsen untuk
6
mengulang berulang kali dan memeberikan kesempatan yang sama bagiktamupuntuklmenerima dan membandingkan dengan iklan lainya), amplified experessiveness(memberikan peluang-untukpmendramatisasijproduk ), dan impersonality (bersifat monolong ).
Periklanan merupakan salah satu program kegiatan Wana Wisata Kawah putih untuk mengenalkan dan mengkomunikasikan kepada wisatawan dalam proeses pemasaran. Periklanan yang baik menimbulkan merek dikenal lebihpbergengsi, lebih bergaya,LlebihPmenonjolLdariLproduk produk sebelumnya.. Menurut Kotler, Manajemen Pemasaran Milenium (2002:658)
Advertising (periklanan) adalah strategi perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengigngatkan tamu tentang produk dan merek jual. Tahap selanjutnya yaitu mengambilL5(lima) keputusanLutamaLdalamLprograma dvertising yaitu : (1)-Missionl(misi) menentukan tujuanPdariPperiklanan,
(2)pMoneyp(uang)Lyaitu besarnya anggaranLpengeluaran untukLperiklanan,
(3)Message (pesan) adalah pesan yang akan dikomunikasan (4) Media menentukn media yang akan digunakan, (5) Measurement yaitu mengukur dampak komunikasi dan dampak penjualan. Manajemen Wana Wisata
KawahpPutihLdanLKBMLWBU Perum Banten sebagai pengelola dayamtarik-wisata KawahPPutih telah menciptakan banyak program diantaranya pembangunan infrastruktur dan ekosistem pariwisata, peningkatan tatakelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat hingga pemasaran. program pemasaran yang dilakukan pada tahun 2016 salah satunya melalui iklan. Berikut merupakan program advertising (periklanan) wana wisata kawah putih 7 Tabel 4 Program Periklanan Wana Wisata Kawah Putih 2016 Bulan Kegiatan Media Frekuensi Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) Januari- Presentasi ke Komunikasi 1 kali SD dan SMP Pandu maret perusahaan langsung Bandung, SD dwi Satya, SD santa Maria, TK dan SD AL-Ghifari, SMA- SMA Negeri Tanggerang, SMA negeri Bekasi. SMA- SMA Negeri Jakarta Utara, Bank Mandiri, Bank BII, Bank Permata April & mengikuti event-event Majalah, Video CD, 3 kali malaysia, Gebyar Juni & Juli destinasi pariwisata Televisi, dll Nusantara dan Pekan Raya Jakarta (PRJ) April Penyebaran Majalah Majalah Rimba 250 buku Bandung, Jakata, Malaysia dll. Mei Pemasangan Baliho Baliho/Poster 1 kali Jln. Soreang Mei Penyebaran Leafplet Flyer 1000 lbr Kota Bandung Juni penyebaran brosur Brosur 1000 lbr Kota Bandung Juli Kerja sama dengan Komukasi langsung Gravity tour travel, biro perjalanan (tour travel) 8 (1) (2) (3) (4) (5) Agustus Pembuatan website Website 1 kali Indonesia.travel September Kerja sama dengan Televisi 3 kali Trans7, TV Bandung station televisi swasta Oktober Siaran Radio Radio 1 minggu MGT, Dahlia, Prambors & November Sumber : KBM WBU Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Kantor Pemasaran Wana Wisata Kawah Putih 2016 Dalam menciptakan suatu kegiatan periklanan yang baik, hendaknya dilakukan perencanaan dan pengendalian iklan dikarenakan menurut Durianto, Darmadi, dan Liana, (2003) menyatakan bahwa iklan efektiv adalah iklanpyang_dibuatpsedemikian rupapsehinggalpesankyanghdisampaikangmudahjdicerna_dan dimengerti oleh masyarakatkdankmengandungpinformasijyangabenarhsehinggajmekanisme pasar berhasil bekerja untuk) menjadikan pesan suatu iklan dapat tertanam secaraa mendalam dalam(benak konsumen dan skonsumen mencermatinya dengan sudut pandang yang benar. Definisi tersebut menjelaskan bahwa iklan yang baik bergantung pada pengukuran efektivitas pesan iklan Sebagaimana yang+dikemukakan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh BenyaminnmMolan(((2007:262)” efektivitas iklan adalah sejauh mana efek komunikasipsuatuLiklan yaitu dampak potensialLterhadapLkesadaran (awareness), mempertahankanLketertarikan (interest), memba gkiktkan keinginan- (desire), dan menggerakan tindakan (action). Dari kedua penjabaran 9 dizatas-dapat disimpulkanpbahwa efektivitas iklan memuatlpesan yanglmenimbulkan efek mulai dari perhatian, pemahaman, emosi, hingga tindakan nyata. Dalam pengukuran (measurement) efektivitas terdapat beberapa metode utama dalam pengujian iklan yaitu (1) umpan balik konsumen (2) pengujian portofolio (3) pengujian laboratourium. Dalam metode umpan balik pada konsumen terdapat beberapa model yaitu : aida, Model Hierarki effect, Model inovasi adopsi, Model Komunikasi KotlerL an Keller yang dialihLbahasakan olehLBenyaminLLMolan (2007:210). AsumsiLmodel ini ialah bahwa efekLyang ditimbulkan oleh iklan berlangsung bertahap dalam periode waktu tertentu, dan tidak bersifat langsung. Hierarchy-of-effects merupakan dasar pengembangan berbagai metode penelitian untuk mengukur efektivitas iklan, di antaranya ialah MediaLMixLPlanning, iCustomerKResponse LIndex (CRI), DirectLRatingMMethod (DRM), EPICLModel, dan Customer Decision Model (CDM) (Durianto et al, 2003: 15). Potensi pariwisata dan dukungan dari pemerintah daerah maupun provinsi seharusnya mampu menjadikan wana wisata kawah putih sebagai icon wisata di provinsi Jawa Barat akan tetapi banyaknya destinasi wisata kawah dengan berbagai konsep harga, fasilitas dan layanan memicu terjadinya persaingan sehingga untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) salah satu cara yaitu pihak pengelola mampu menerapkan konsep pemasaran yang modern. Salah satu kunci alat pemasaran adalah iklan akan tetapi dengan perkembangan dunia periklanan sekarang ini sudah banyak tersedia berbagai media dan jenis iklan yang beredar di media massa maka dari itu perlu adanya kajian atas iklan dengan cara mengkaji efektivitas sebuah iklan untuk mengetahui 10 dan membangun respons wisatawan sebagai audiens iklan, maka dari itu peneliti memustuskan mengambil judul “EFEKTIVITAS PESAN IKLAN WANA WISATA KAWAH PUTIH KEPADA WISATAWAN DI KOTA BANDUNG ”. B. Perumusan dan Pembatasan Masalah 1. Perumusan_Masalah BerdasarkanMuraian+_latarLbelakang Sebelumnya pelakasnaan periklanan pada tahun 2016 yang dilakukan wana wisata kawah putih kurang optimal maka dari itu perlu diadakanya penelitian tentang pengukuran dampak komunikasi suatu iklan terhadap audiensnya untuk mengetahui efektivitas iklan dalam meningkatkan awarness(kesadaran), comprehend(kepahaman), interest(ketertarika), intensions (niat) dan action(tindakan). Berdasarkan hal itu rumusan pada penelitian ini adalah mengukur efektivitas pesan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada wisatawan di kota bandung. 2. Batasan Masalah Dalam pengukuran (measurement) periklanan terdapat 2 hal yang di ukur yaitu dampak komunikasi dan dampak penjualan karena dampak penjualan berorientasikan pada biaya yang dikeluarkan maka pembatasan peneliti di batasi pengukuran komunikasi sedangkan alat ukur dari metode uji laboraturium berupa konsep kedokteran dan metode portofolio memerlukan waktu wawancara jangka panjang maka metode di batasi menggunakan metode umpan balik konsumen. Dalam metode umpan balik konsumen agar lebih terfokus dan dapat diukur maka model yang digunakan yaitu CRI(costumer respon index) yang merupakan pengembangan dari model hierarki efek (Hierarchy Of Effects). 11 C. Identikasi Masalah BerdasarkanM_penjabaran latarM_BelakangMsebelumnya, maka peneliti mengidentifikasikan+_permaslahan _sebagaiLberikut : 1. Bagaimana+_pelaksanaan advertising daya tarik wisata kawah putih pada tahun 2016? 2. Bagaimana koginitif iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada wisatawan dikKotakBandung ? 3. Bagaimana Afektif iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada wisatawan dikKotakBandung ? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Formal Tujuan formal peneliti membuat penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan programo studi Diploma IV Manajemen Destinasi Pariwisata di Sekolah)OTinggi_Pariwisata Bandung_)(STPB) 2. Tujuan Operasional Tujuan operasional dari penelitian ini diantaranya: a. Mengkaji pelaksanaan program advertising daya tarik wisata kawah putih pada tahun 2016 b. Mengetahui efektifitas pesan iklan daya tarik Wisata Kawah Putih pada Wisatawan di Kota Bandung 12 E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian mengenai EFEKTIVITAS PESAN IKLAN WANA WISATA KAWAH PUTIH KEPADA WISATAWAN DI KOTA BANDUNG” peneliti menggunakan metodologi kuantitatif, dimana penelitian ini mempunyai prinsip objectivist. Metode ini berangkat dengan proses menggambarakan atau menjelaskan+-suatu+_masalah. MPeriset lebih mementingkanLaspekLkeluasaanLdata sehinggaLdata atau hasil+_riset+- dianggapMrepresentasikdarikseluruh mpopulasi (Kriyanto, 2007:57). MetodemyangKdigunakan dalam penelitian ini adalah survey, yaitu meneliti populasi yang relatif luasLdenganLcaraKmenentukanLsampel yang mmewakili (representatif) dariMpopulasiMyang akan di teliti. Sedangkan jenis atau tipe penelitiannya adalah deskriptif, dimana penelitian ini diartikan menggambarkan variable demi variable. Variable efektivitas pada penelitian ini dapat diketahui dengan melihat indikator yaitu, awareness, comprehend, interest, intentions dan action terhadap wisatawan nusantara di Kota Bandung pada iklan daya tarik Kawah Putih tahun 2016. Komponen-komponen ini diukur menggunakan skala dikotomi/nominal. Jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang di tujukan pada responden akan diberi label sebagai+-berikut Ya = 1 Tidak = 0 13 2. TeknikpdanlAlatpKumpulpData a. TeknikpPengumpulanoData Pengumpulanardataarmerupakan prosedurmyang sistematis dan standar untuk mendapatkan segala data apabila diperlukan. DalamepenggunaanMteknik pengumpulanpldata, penelitimmemerlukan instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan dataamenjadiaalebih mudah. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah 1) Penyebaran Kuesioner/Angket Sebagaimana dinyatakan Nazir (2014:179), pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner adalah cara pengambilan data dengan menggunakanMdaftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap serta berhubungan dengan masalah yang diteliti. Menurut penjelasan diatas serta di hubungkan dengan kajian ini maka penyebaran kuesioner akan dilakukan pada wisatawan yang berada khusus di kota Bandung. 2) Wawancara Nazir (2014: 170) menyebutkan+-bahwa ”wawancaraasadalahasproses memeproleh keterangan untuk tujuan peneltian dengan bertanya dan responden menjawab dengan saling bertatap muka dengan menggunakan alatasyaituad“interview guideID(pedoman wawancara). Dihubungkan denganarpenjelasanassebelumnya sehingga wawancara pada penelitin ini akan dilakukan kepada instansi yang terkait yaitu pengelola daya tarik wisata Kawah Putih 14 b. Alat Kumpul Data Dalam penelitian ini alat kumpul data yang digunakan adalah kuesioner dan pedoman wawancara. 1) Kuesioner Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah setiap pertanyaan yang secara logistik berhubungan dengani masalah penelitianis dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mamempunyai makna. Kuesionar ini berisikan pertanyaan pertanyaan menyangkut Pesan, Media dan kelima tahap dari model CRI (Costumer Respons Index) yang merupakan pengembangan dari model hierarki 2) PedomankiWawancara Pedomaninwawancaraindalaminpenelitian ini terkait dengan program- program iklan yang telah di lakukan pengelola daya tarik wisata Kawah Putih pada tahun 2016. Pedoman wawancara ini berisikan pertanyaan pertanyaan tentang media, dam siklus hidup iklan yang digunakan 3. PopulasiidangTeknik PenarikankSampel a. Populasiok Populasi adalah nkumpulan dari individu dengan kualitas sertas iri-ciri yang sudah ditetapkan. Suatu populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan finit, sedangkan jika jumlah individu alam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap ataupun jumlahnya tidak terhingga disebutk populasik infinit (Nazir 2014:240). Populasi dalam penelitian ini termasuk pada golongan finit yang ditujukan kepada wisatawan di Kota Bandung. 15 Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan di kota bandung yang berjumlah 4.004.492 dengan jumlah wisatawan nusantara 3.874.453 dan wisatawan nusantara sebanyak 130.036. Jumlah populasi yang terlalu besar maka peneliti akan menetapkan sampel yang dianggap telah mewakili jumlah populasi yang lebih kecil dengan menggunakan rumus Slovin untuk menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini, rumus Slovin digunakan untuk penelitian yang jumlah populasinya sangat besar (umar, 1999, p.78). berikut merupakan rumus Slovin: N 푛 = 2 Perhitungan jumlah sampel : + n 푒 n =Lukuranksampel N = LukuranlPopulasi e = Opresentase ketidaktelitian atau tingkat kesalahan sampel Perhitungan Jumlah sampel : Populasi wisatawan kota bandung berdasarkan DinasasPariwisata dan KebudayaanoiProvinsiioJawaioBarat yang telah disahkan oleh BPS Kota Bandung tahun 2016 berjumlah 4.004.492 wisatawan dan persentase ketidak telitian yang digunakan sebesar 7%. 4. 4.49 푛 = 2 + 4. 4.49 7/ 4. 4.49 푛 = = 99,7 4 푛 = 16 b. Teknik Penarikan Sampel Sampelasadalahijbagianpdarikpopulasi Nazir (2014:240). Surveiassampel adalahassuatusaprosuder dimanaOhanyaiosebagianjidarihupopulasi yang dipergunakanasuntuk menentukan sifatoisertayucirijiyang dikehendaki dari populasi. Dalam penelitian ini sampel diambil menggunakan teknik incidental Menurut Sugiyono (2013:124), samplingjiinsidentaliadalahllteknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemuk dengan peneliti, dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data, dalam hal ini merupakan wisatawan di Kota Bandung. 17 4. Matriks OperasionaloVariabel Tabel 5 Matriks OperasionalkVariabel alat sub- kumpul sumber Variabel Dimensi dimensi Indikator Skala data data jenis media yang digunakan manajemen alokasi media Media wana wisata secara geogrfis Kawah Wawancara kualitas media Putih Iklan & yang Kuesioner digunakan wisatawan struktur pesan di kota daya tarik Bandung Pesan pesan sumber pesan efektivitas Tingkat advertising kesadaran (awareness) Nominal Kognitif Tingkat kepahaman (comprehend) Nominal Tingkat wisatawan Efektivitas ketertarikan Kuesioner di kota (interest) Nominal bandung Afektif Tingkat perhatian (attention) Nominal Tingkat Action tindakan Nominal (action) 5. Teknik Analisis Data Teknikokanalaisispoldata=-yngpoldigunakanpoldalam penelitian adalah analisi data deskriptif dan metode costumer response index (CRI). Data yang didapat dari hasil penyebaranaskuesioneroidijabarkanasecara deskriptif menggunakan model dan alat analisis sesuai=-dengan=-indikator=-efektivitas 18 pesan iklan, yaitu oiawareness, oicomprehend, uiinterest, intentions dan action Berikut ialah tahapan-tahapan tersebut beserta cara memperolehnya. Unawaress No_Comprehen =_ Awareness-X -NopoComprehend No Interest =as Awareness X Comprehend X No Interest No Intentions = riAwareness X Comprehend X Interest X No Intentions No action = Awareness X Comprehend X Interest X intentions X No Action Seperti yang telah tercantum diatas bahwa dalam penelitianini terdapat 100 responden yang menjadi sampel yang menjawab kuesioner, setiap pertanyaan yang diajukan akan mengarah langsung pada variable-variabel dalam metode pergitungan CRI. Responden akan menjawab pertanyaan seputar variable 19 variable efektivitas iklam dalam CRI yaitu awareness (kesadaran), comprehend (kepahaman) , interest (ketertarikan), atentions (niat), action (tindakan) terhadap iklan yang dilakukan daya tarik wisata Kaw ah Putih tahun 2016. Responden harus menjawab pertanyaan di kuesioner yang sifatnya bertingkat. Sebagai contoh, responden yang menjawab tidak interest terhadap iklan daya tarik wisata tidak perlu menjawab pertanyaan berikutnya mengenai intentions dan action. Selain itu, responden tersebut dapat mengemukakan alas an ketertarikanya terhadap Kawah Putih. Dengan demikian, pengolahan data yang dilakukan tidak terlalu rumit, mengarah langsung pada persoalan peneliti, relative akurat dan mudah di mengerti a. Definisi Operasional Definsi Operasional adalah suatupoldefinisipolyangokidiberikankiokepada suatujukvariabel ataukiokonstrakjijdengan_caraokmemberikan arti, atau menspesifikasikankiokegiatan,opataupun memberikanpolsuatu operasioanl yang diperlukankiountuk mengukurpolkonstrak atau variabelkoptersebut (Nazir, 2014:126). Untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan pengertian tahapan indokator tiap-tiap dimensi menurut konteks penelitian ini dibati secara jelas, yaitu sebagai berikut: 1) Awareness (kesadaran konsumen) Jika iklan gagal menciptakan kesadaran (awareness) sebagai tahapan awal CRI maka respons lanjutan lain tidak akan terjadi. Jika menjawab ya responden akan memberikan masukan tentang versi yg dikenal. 20 2) Comprehend (pemahaman konsumen) Untuk mengukur tingkat kepahaman responden tentang iklan pada daya tarik wisata Kawah Putih, pertanyaan diajukan kepada responden yang aware, apakah responden tersebut dapat memahami maksud dan pesan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada tahun 2015 3) Interest (ketertarikan konsumen) Untuk mengetahui responden merasa tertarik dengan pesan iklan daya tarik Wisata Kawah Putih. Jika menjawab tidak, responden akan memilih pilihan alasan yang akan disediakan atau memberi alasan sendiri mengapa iklan tersebut tidak membuat responden merasa tertarik. 4) Intentions (Niat) Diukur untuk mengetahui ketertarikan responden berlanjut pada tahapan niat untuk berkunjung ke daya tarik Kawah Putih. Jika responden menjawab tidak, responden akan memilih pilihan alasan yang disediakan atau memberi alas an sendiri. 5) Action (tindakan) Diukur untuk mengetahui apakah responden melakukan tindakan dengan cara menanyakan apakah responden setelah melihat atau mendengar iklan dari daya tatik Kawah Putih langsung berkunjung. 21 F. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di daya tarik wisata kawah Putih yang berlokasi di Jl. Raya Soreang Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat dan di Kota Bandung 2. Waktu Penelitian Tabel 6 Waktu Penelitian Bulan Tahap Prosedur Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul perumusan maslaah permohonan izin di lokus 1 penelitian persetujuan lokus penelitian Tahap Pelaksanaan penelitian data lapangan pengelolahan data penelitian lapangan pengelolahan data lapangan 2 penyusunan Proyek Akhir Kelengkapan administrasi proyek akhir Penyerahan proyek akhir Sumber : Olahan Peneliti, 2017 G. Sistematika Penulisan SistematikaApembahasanAdalamapenelitianainiasebagaiaberikut : BAB I : PENDAHULUAN PadasbabapendahuluanLakanodijelaskanoomengenaikilataropkbelak ang penelitian, perunusanasmasalah yang menjadi garis besaradari peneltian, pembatasanlmasalah,lmaksud danLtujuan, metode 22 penelitian, lokasi dan waktu penelitian,alokasi danaawaktu peneletian danassistematika pembahasan BAB II : LANDASAN TEORI Babaini berisiatelaahan mengenai konsep atau landasan teori yang menjadiapemikiranadasaradanopedoman penuli, terdiri dari : pemasaran, advertising, pesan, Media, efektivitas iklan dan Kerangka pemikiran BAB III : TINJAUAN OBJEK PENELITIAN DAN DATA Bab ini berisikan mengenai tinjuan imim Wana Wisata Kawah Putih sebagaiAobjekUpenelitianAdisertaiUdataOtemuanKdi lapanganIsebagai penunjang. Data-data yang dihasilkan mendukung penulis untuk menjawabApertanyaan dari identifikasiAmasalah BAB IV : ANALISIS PERMASALAHAN Bab IV menjelaskan atau mengurai hasilasanalisis analisis dalam menjawab permasalahan yang telah dirumuskan mengenai efektivitas pesan iklan wana wisata kawah putih pada wisatawan Kota Bandung. BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Padaasbab iniasmenjelaskanghasilaakhir dari penelitian yang merupakan jawabanadariLpertanyaan-pertanyaanoipada identifikasioimasalah, seta pemberianarekomendasibkepadauiobjek penelitian Wana Wisata Kawah Putih 23 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pariwisata dan Wana Wisata 1. Pariwisata Undang undang no 10 tahun 209 tentang kepariwisataan menjelaskan bahwa pariwisat=-adalah_berbagai=-macampokegiatanpowisata dan didukung fasilitas serta-0layananokyang90disediakankmmasyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah,_dan_pengusaha. Organisasi dunia yaitu WTO (World Tourism Organizaation) juga mengemukakan tentang definisi pariwisata yaitu pariwisata_adalah_kegiatan-manusia_yang-melakukan perjalanan ke dan tinggal di_daerah tujuan_di luar lingkungan keseharianya. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pariwisata adalh rangkaian seluruh_kegiatan wisatawan_di dalam_perjalanan dan_persinggahan sementarapldengan motivasi beranekaokragam yang dapat menimbulkan_permintaan akan barang atau jasa yang disajikan oleh pemerintah, pengusaha dan masyarakat sekitar objek wisata. Sehubungan dengan itu Gunn (1994) dalam nurjaman (2006) menyatakan bahwa komponen rekreasi yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan pariwisata antara lain : Attraction (kegiatan yang disuguhkan) Service (pelayanan) Transportation (transportasi) Information (informasi) Promotion (promosi) 23 24 Manfaat yang diberikan sektor pariwisata sangatlah besar akan tetapi juga mengandung resiko yang tidak kecil. Cara untuk menanggulangi resiko tersebut adalah dengan pengelolaan yang baik. Manfaat pariwisata dalam membangun masyarakat yang di kemukaan oleh Dinas pariwisata Daerah DT 1 jatim (1992) adalah sebagai berikut : Memperluas kesempatan usaha Mencipatkan lapangan kerja Meningkatkan pengahasilan masyarakat dan pemerintah Memelihara kelestarian budaya bangsa Memelihara lingkungan hidup Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat Manfaat yang sangatlah baik untuk perekonomian masayarkat sekitar objek wisata seharusnya digunakan juga oleh pengelola Wana Wisata Kawah Putih untuk membangun masyarakat yang sejahtera. 2. Wana wisata Kepariwisataan memiliki ragam jenis wisata salah satunya Wana Wisata. Wana_Wisata merupakan daya tarik wisata alam berlokasi di hutanalindung ataupun hutanlproduksi,oitermasukodi dalamnya kawasanohutaniyangodikelola Perum_Perhutani (Perum_Perhutani-1994). Berdasarkan surat Direksi Perum Perhutani No.0473/DIR tanggal 5 novembe 1980,otentang pedoman pengembanganlwanaOwisata. Wanagwisataiodidefiniskanuisebagai objek- objek wisata yang telah dikembangkan oleh pengelola khususnya perum 25 perhutani didalam kawasan hutan produksi atau lindung secara cermat dan tidak mengubah fungsi pokok. Wanaawisataamerupakan suatu kawasan hutan dikarenakan keindahan ataupun keunikan alamnya dapat dijadikan untuk kegiatan wisata yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, wisata alam dan olah raga tanpa mengubah fungsi kawasan tersebut (Perum Perhuatni 1994). Wana_wisata_dibedakan-sebagai_wanawisata harian, wana_wisata bermalam yang_dilengkapi-sarana-penginapanLberupa pondokKwsataLatau pesanggrahan danLbumi_perkemahan_(NadiarL1994). PerumLperhutani (1994),Pmentakan bahwaPwanaLwisataLyangKdikembangkan oleh_perum perhutani pada dasarnyaKdapatLdibagiLmenjadiP2 yaitu : Wana WisataOBermalam yangPdapat diartikanLsebagai bumi perkemahan WanaKwisataLtakLbermalam (dayLrecreation) yaitu lapangan terbukaLdenganKsekerdarLfasilitasKantara lainLbangku-shelter untuk beristirahat TerselenggaranyaLwisataLalam yangLbaik danLefektifLmaka harus ada penunjang- penungjangLuntuk beberapaLhal diantaranyaLsebagaiLberikut : AdanyaLperencanaanOdanLperancanganLyangLsekasama TersedianyaPprasaranaLdanLfasilitasLyangPmemadai SistemLpengelolaanLyangLbaikPdanLefektif MemasarkanLprodukLwisataLagar mudah dikenali TercipatanyaLsuasana sekitarLyang dapat-membangkitakan-kesadaran lingkungan padaLpengunjung sehingga-kelestarian hutan tersebut tetap_terjaga. (Perum Perhutani 1994) 26 B. Wisatawan MenurutLUndang-Undang No. 10 thn 2009 tentang kepariwisataan disebutkan wisatawanLadalahLorangKyangKmelakukanLwisata. Sedangkan shite (2000:49) pengertian-wisatawankdapatLdibagiKmenjadiL2 yaitu: 1. WisatawanLnusantaraKadalahLwisatawan dalam negeri atau-wisatawan- domestic 2. Wisatawan mancanegara adalah warga Negara suatu Negara yang mengadakan perjalanan wisata keluar lingkungan dari negaranya (memasuki negara lain) IUTO (International Union Of Official Travel Organization), dalam Gamal Suwantoro (2009:4) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum yaitu pengunjung(visitor) yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni: Wisatawan(tourist) adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-kurangnya 24jam disuatu negara. Pelancong(ekscursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal dalam suatu negara yangdikunjungi dalam waktu kutang dari 24 jam. (http://madebayu.blogspot.co.id/2009/10/pengertian-wisatawan.html). Berdasarkan urauian di atas yang dimaksud dengan wisatawan adalah wisatawan dalam negeri ataupun wisatawan mancanegara yang tinggal sementara kurang dari 24 jam di destinasi dalam negeri. 27 C. Pemasaran Untuk mencapai keunggulan kompetitif(competitive advantage) untuk mampu mengungguli persaingan maka pengelola khususnya pengelola Wana wisata Kawah Putih harus menerapkan konsep pemsaran modern yang berorientasikan pasar. Sebagaimana dikemukakan Alastair.M.Morrison dalam bukunya Hospitality and Travel Marketing (2003:4), “ Marketing is a continous, sequential process through which management in Hospitality and Travel Industry plans, research, implements, control, and evaluate activities designed to satisfy both customer needs and wants and their own organization objectives” Maksud dari pengenrtian diatas pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari perencanaan, peneltian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Evaluasi merup[akan tahap akhir dari kegiatan yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sekaligus tujuan dari organisasi itu sendiri. D. Bauran Promosi Menurut http://www.creighton.edu/~hutchens/nps_c_11.html promosi adalah sebagaiasberikut : “Promotion is nothing more than some form of communication through which you communicate the benefits of your offering to the target customer in such a way that he or she recognizes that your offering is uniquely qualified to meet his or her needs.” Maksud uraian diatas dapat disumpulkan bahawa sebenranya kegiatan promosi merupakan suatu kegiatan mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan dari penawaran yang telah dibuat, sehingga pasar(market) dapat melihat tawaran 28 yang telah dibuat sebagai suaut hal yang dapat menarik perhatian dan unik serta berguna untuk memenuhi kebutuhan pasar(market). Promosi memiliki tujuan seperti yang dikemukakan Buttle (1992:300) yaitu adalah ”.. is to obatain a level of demand which is favorable to the prmoter – to increase, descrease or mantain demand, and or influence the elasticity of demand by using channels of comuunication which allows acces to a defined target audience” kalimat diatas dapat diartikan tujuan utama dari semua jenis pemasaran adalah untuk meningkatkan, menurunkan atau bahkan mempertahankan permintaan atau juga mempengaruhi elastisitas permintaan yang akan dikon versikan menjadi keuntungan bagi penyelenggara kegiatan promosi tersebut. Dalam buku yang sama terdapat beberapa kegiatan promosi yang disebut bauran promosi atau promotion mix. Promotion Mix dapat diartikan sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk melancarkan kegiatan promosi itu sendiri. Dihalam berikutnya buku yang sama menyatakan bahwa “the promotion mix is to set of communication tools which a marketing manager can use in his attempt to influence demand. It includes advertising, selling, sales promotion direct mail, sponsorship, public realtion publicity.” Dari pertanyataan tersebut menggambarkan bahwa promotion mix bertujuan untuk menentukan suatu alat komunikasi sehingga seorang marketing manager menciptakan sesuatu hal untuk dapat mempengaruhi permintaan. Kotler dalam buku Manajemen Pemsaran Melenium (2002:626) menjelaskan terdapat unsur utama dalam promotion diantaranya sebagai berikut : 29 1. Advertising(perikalanan) Bentuk-bentuk penyajianadanapromosi non-personl ataspide, barangadanajasa yangidilakukan olehaperusahaan atau sponsor tertentu, Contoh :aIklanaCetak, Flyer,aBrosur,oDll. 2. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Berbagai macam insentif jangka pendek untuk mempengaruhi keinginan yang berdampak timbulnya keinginan mencob atau membeli suatua roduk/jasa Contoh : Kupon, Pameran, Kontes, Dll. 3. Public Realitions and publicity (HubunganaMasyarakatadanaPublisitas) Menciptakan berbagai macam programauntukamempromosikanadan atau melindungiaacitra perusahaanaatauaamasing-masingaaaproduknya, Contoh : Ceramah, Seminar, Kegiatan pers, Dll 4. Personal Selling (Penjual Pribadi) Persolnal selling merupakan bentuk interaksialangsung dengan konsumen, guna melakukanapresentasi,amenjawab pertanyaan dan menerima pesanan, Contoh : Pemberian Sample, Pekan Raya, Dll 5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung) Interaksi terjadi dengan menggunakan media seperti penggunaan surat, telepion, faksimili, surat elektronik dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi atau mendapat tanggapan secara langsung, baik dari pelanggan atau calon perlanggan tertentu, Contoh : katalog, Surat, E-mail, Dll. Proses kmunikasi akan dijelaskan menurut buku karangan Drs. Indriyo Gitosudarmo dalam judul Manajajemen pemasaran (1994:246) 30 Gambar 1 Proses Kominikasi Informasi/ Perumusan Pengiriman Penangkapan Ide / ide pesan pesan pesan informasi (encoding) (decoding) Sender Receiver - Media - Suasana - Gangguan Feedback Response Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa : Senderasadalahakelompoklyang0mengirimopesan.kSender iniojuga sering disebutkdenganasourcea atauokominkator Reciveraadalahbkelompokbyangymenerimasapesan,asdanjidisebutasfju ga sebagaidaudience atau ipendengar Massage adalahsdsuatu rangkaiansdsymbol atau kode yang dikirmkan Econding adalah suatu proses pengubahan gagasan atau pemikiran yang hendak dikirmkan menjadi rangkaian symbol Decodingasadalahoprosesgmenterjemahkankokembalilsymbol-symbol atau kodeokmenjadilsuatu pemahamanoyangldapatodimengertiooleh audience Response merupakan reaksi audience setelah menerima dan memahami pesan yang dikirim 31 Feed-back adalah sebagain atau seluruh reaksi perenrima yang dikirim kembali oleh penerima kepada pengirim Dalam pengeriman pesan yang efektif, proses econding harus berhunungan dengan decoding. Tujuanya adalah pesan yang baik disampaikan dengan berbagai macam tanda yang dikenali oleh audience. Apabila pengerimin pesan meiliki persepsi kepada penerima pesan, maka komunikasi yang dilakukan akan menjadi lebih efektif. Sebagaimana yang dijabarkan oleh R lupiyoadi sehubungna dengan komunikasi yang efektif dijelaskan dalam buku Manajemen pemasaran Jada (2001:111) menyangkut delapan langkah pengembangan program komunikasi yang efektif, yaitu : Mengidentifikasiatargetapasar Menetukan Visi dan Misi Komunikasi Merumuskan pesan Menyeleksiasaluranhkomunkasi Menetapkanhjumlahoanggaranopromosi Menentukanibauranopromosi Mengukurohasil hasil promosi Mengelolafdanfmengkoordinasisprosesakomunkasi E. Advertising (Periklanan) Periklanan merupakan salah satu promosi paling baik digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya dikarenakan banyak keunggulan- keunggulan dibandingkan dengan promosi lainya. Sebagaimana dikemukakan menrut Le dan Johnson yang dialih bahasakan oleh Munandar dan Priatna (2007:3). 32 “Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”. Teori ini menjabarkan bahwa periklanan adalah berbagai bentuk komunikasi atau presentasi dan promosi promosi dari ide-ide, barang atau jasa oleh pihak sponsor tertentu. Keunggulan periklanan dibanding jenis promosi lainya di jelaskan dalam buku C.W.L Hart dan D.A troy dalam buku Sales (1986:239) bahwa terdapat beberapa alasan bagi instansi atau perusahaan untuk melakukan kegiatan periklanan, yaitu : Periklanan bisa mencapai audience yang luas (Advertising reaches a vast audince) Iklan bisa menjangkaau ribuan calon pembeli atau pembeli potensial dengan pesan yang tidak berubah(terutama yang dimuat di media cetak dan elektronik) dapat menjangkau ribuan calon pembeli potensial atau bahkan lebih Periklanan relatif tidak mahal (Advertising is relatively unexpensive) Periklanan relatif tidak mahal karena dilihat dari dampak komukasi atau penjualan, dapat dikatakan bahwa iklan merupakan suatu bentuk promosu yang relatif tidak mahal. Periklanan bisa menciptakan response langsung (advertising can create a direc response) periklanan dapat menciptakan respons langsung pada konsumen yang sesuai dengan yang diharapkan peyedia kepada konsumen atas produk yang ditawarkan 33 Periklanan menunjukan terdapatnya daya saing (Advertisingademonstrates a property’sacompetitiveness) Terdapatnya beragam iklan di berbagai macam media, konsumenadapat membandingkanakelebihanayangaditawarkanaolehamasing-masingaproduk satuasamaalain. 1. Tujuan Iklan Tujuan/sasaran periklanan (advertising) adalah suatu bentuk tugas komunikasi yang spesifisik dan merupakan level keberhasilan yang harus dicapai oleh pasar sasaran tertentu pada waktut tertentu. Tujuan periklanan dijelaskan menurut Kotler dalam buku Manajemen Pemasaran (2003:258) mengemukakan bahwa tujuan perikalan dapat digolongkan berdasarkan sasaranya, yaitu: Periklanan informatif Periklanan ini dadakan secara besar-besaran karena merupakan tahap awal suatu jenis produk atau jasa dengan tujuan untuk membentuk permintaan awal Periklanan persuasif Periklanan persuasif penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan karena tujuan dari periklanan ini adalah membentuk selektif atas suatu merek tertentu. Iklan pengingat Sangat penting untuk produk yang sudah mapan.Bentuk iklan yang berhubungan dengan tujuan ini adalah penguat (reinforcement advertising), 34 yang bertujuan untuk meyakinkan pembelian yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Penjelasan mengenai masing masing tujuan periklanan akan di jelaskan secara spesifik dalam tabel berikut : Tabel 7 Tujuan Periklanan Sumber: Kotler dan Armstrong. Manajemen Pemasaran (1994:114) 2. Sifat Iklan Sifat iklan Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:229) terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut a. Daya sebar Iklanamemungkinkanopenjualimengulangi pesan berkali-kali. Iklankjuga memungkinkan paraopembeli menerima dan membandingkanIpesan-pesan 35 dari berbagai pesaing.iIklanoberskala besar menyatakan sesuatu yang positif tentang ukuran, kekuatan, dan keberhasilan penjualan tersebut. b. Daya ekpresi yang besar Iklan memberikan peluang untuk mendramatisir perusahaan tersebut dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang berseni. c. Impersonalitas Pendengar tidak merasa wajib memerhatikan atau menanggapi iklan. Iklan adalah suatu monolog di hadapan, dan bukan dialog dengan pendengar. F. (Message )Pesan 1. Pengertian Pesan Kegiatan periklanan yang baik hendaknya dimotori oleh tujuan komunikasi. untuk mencapai tujuan komunikasi yang dimaksud, dibutuhkan alat-alat komikasi utama. Sebagaimana yang dijabarkan Kotler dalam buku pemasaran milenium (2002:627) mengenai alat alat komunikasi mnegatakan bahwa “dua unsur utama yang merupakan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media”. Periklanan yang baik dan ideal mengenai suatu pesan, pesan yang diciptakan harus mampu menarik perhatian (attention), mempertahankan keputusan (decision) dan menggerakan tindakan (action) yang bertujuan untuk mencapai kepuasan (satisfaction) dari iklan itu sendiri. Ditambahkan oleh D. Jobber pada buku Princples and Practice of Marketing (2000:325) ”repetittion means that a brand positioning concept can effectevly communicated”. secara harfiah diartikan bahwa dengan adanya pengulangan dalam periklanan berarti konsep membangun dan mengkomunikasikan 36 manfaat pokok yang istimewa dari produk atau jasa dapat disampaikan dengan baik. Dalam memutuskan untuk menciptakan sebuah pesan terdapat berbagai macam pertimbangan sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Kotler berjudul Manajemen Pemasaran Melenium (2002:633) menjelaskan “dalam memformulasikan pesan memerlukan pemecahan atas empat masalah diantaranya : apa yang ingin disampaikan (isi), bagaimana mengatakan secara logis (struktur), bagaimana mengatakan secara simbolis(format) dan siapa yang segarusnya mengatakan (sumber) a. Isi Pesan Kotler dalam Manajemen pesamaran milenium (2002:635) menyatakan bahwa “dalam menentukan isi pesan yang baik, menajemen mencari daya tarik, tema, ide atau usulan penjualan yang unik” Dalam menciptakan pesan terdapat 3 jenis daya tarik yang dapat dikembangkan setelah calon pembeli melihat iklan, diantaranya : Daya tarik rasional Daya tarik rasional adalah membangkitkan minat seseorang, berhubungan dengan minat peribadi pemirsa dapat menunjukan bahwa produk akan memnberikan manfaar yang diingkan Daya tarik emosional Daya tarik emosional adalah mencoba untuk membangkitkan emosi positif atay negatif yang akan memotivasi pembelian mencakup rasa takut, rasa salah, dan rasa malu 37 Daya tarik moral Daya tarik moral adalah daya tarik yang diarahkan pada perasaan tentang apa yang benar dan tepat, sering digunaan untuk memicu dukungan bagi kegiatan sosial 2. Struktur pesan Struktut pesan penting untuk mempengaruhi persepsi konsumen. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen menurut Assael yang dikutip sutisna dalam buku Perilaku Konsumen dan Komunikasi pemasaran (2003:65) adalah : Ukuran Ukuran pada iklan cetak yang lebih besar, lebih memungkinkan untuk diperhatikan Posisi Perhatian akan tertuju lebih besar pada iklan dalam 10% halaman pertama sebuah media cetak. Melewato batas 10% posisi mempunyai pengaruh yang keil. Setengah halaman bagian bawah. Untuk memaksumalkan pemahaman terhadap iklan, sebaiknya syimulasi yang berupa gambar diletakkan pada sebelah kanan halaman media cetak dan iklan yang berupa kata-kata verbal pada sisi sebelah kiri. Warna Warna adlaah iklan cetak telah diteliti sebagai faktor struktural, secara umum iklan yang berwarna menghasilkan perhatian daripada iklan cetak hitam putih 38 Kontras Kontras memungkian untuk mendapatkan perhatian. Gambar sebuah produk diatas latar belakang yang putih mungkin akan dapat perhatian, tetapi tidak menjaman pemahaman dan ingatan 3. Format pesan Didalam buku yang sama yaitu Manajemen Pemasaran Melenium (2002:636) menjelaskan tentang format pesan yaitu “komunikator harus mengembangkan format pesan yang kuat. Dalam iklan tercertak, komunikator harus memutuskan judul, kata-kata ilustrasi dan warna. Jika disampaikan melalui radio, maka komunikator harus dengan teliti memilih kata, mutu suara dan vokalisasi. Jika penyampaian melalui produk atau kemasanya maka komunikator harus mempertahankan warna, tektur, aroma ukuran dan bentuk” Penjelasan diatas dapat dijabarkan dalam proses pebuatan format pesan harus mempertimbangkan banyak faktor sehingga dipahami oleh semua calon pembeli. 4. Sumber pesan Sumber pesan penting dalam salah satu pertimbangan dalam menciptakan pesan yang muah diingat sebagaiman dalamabuku yangasama (2002:637), Kotlerasmengemukakanabahwai“pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarikaatau0terkenal akan lebihomenarik perhatian danomudah diingat” ini 39 merupakanosalah satu alasan mengapa pengiklanasering menggunakan orang- orang aterkenala sebagaiujuru bicara/ sumberlargumentasi. G. Media (Media) Setelahamempertimba ngkanodan memutuskan pesanasiklan makaatugas dari komunikatoraselanjutnyaladalahumengenaigpemilihanfmediakyangotepat untuk pesaniyangotelahasdirumuskan. Tahapanasdalamsdmemilihasmedia-media seperti yangaedikemukakanioleh Kotlerudalamubuku Manajemen Pemasaran (2000:667), bahwa “Tahap-tahapnyaaadalah mengambil keputusan mengenai jangkauan, frekuensi dan dampak yang diinginkan;memilih diantaranya: Memilih media utama, Memilih sarana media tertentu, memilih sarana media tertentu, memutuskan waktunya serta memutuskan alokasi media sacara geografis” 1. MemutuskanaKeputusannuntukipemilihanujangkuan,ifrekuensi dan dampak yangadiinginkanoKotleradalam Manajemen pemasaran (2000:668) menjelaskan bahwa a. Jangkauana(Reach-R) Jumlahoiorangbatauarumahutanggaayangomelihatupaparanhmediaotertentu, setidaknya sekaliidalam suatu periode tertentu b. Frekuensi (Frequency-R) Rata-rataabanyaknyalorangaatau rumahbtanggafyangimelihat paparan pesan tersebutidalamassuatuaperiodeotertentu. 40 c. Dampak (Impact-R) Nilaiakualitatifadariasuatu 0paparanamelalui9mediaatertentu. 2. Memilih aberbagaiLjenisimediaoutamaadanumedia tertentu Untukamenyampaikanapesan, perencanaumediaomembuatapilihan dari berbagai kategoriAmediaadenganumempertimbangkanuvariabel-variabel berikut: Tabel 7 Jenis Media Periklanan Sumber: Kotler dalam Manajemen Pemasaran (2000:668) 41 3. Memutuskan Waktu serta alokasi media secara geografis Kotler menjelaskan dalam Manajemen pemasaran Milenium (2002:674) “Dalamamenentukan jenisamedia yangaakanadigunakan, pengiklan menghadapiamasladahapenjadwalanamakro danapenjadwalan mikro” Penjadwalanamakronmencakupapenjadwalaniiklanayangasesuai dengan musim dan siklusabisnis. sedangkannPenjadwalanaMikroamencakup pengalokasiannbiayaaiklan kerdalamgperiode waktuayang pendekasupaya diperolehadampakayangymaksimal” PerusahaanajugalharusamemutuskanAbagaimanaamengalokasikan media secaraugeografis.sebagaiucontoh: apabilaaperusahaanumemutuskanuuntuk melakukanapembelianu(media)anasional, makaksebaiknyaumenempatkan pesan di jaringanamediaAyangacakupanapasarnyaAdalamalingkupanasional. Pemilihan media bagi pemasang iklan hendaknya memustuskan sejauh mana ruang lingkup dan frekuensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan iklan. Jangkuan (reach) merupakan ukuran persetase orang dalam pasar sasaran yang melihat atau mendengar kampanye dalam jangka waktu tertentu. frekuensi adalah ukuran dari berapa kali rata-rata orang dalam pasar sasaran melihat atau mendengar pesan yang dimaksud. Pengiklan juga harus memutuskan dampak media yang diinginkan, nilai kuantitatif dari paparan media tertemtu, contoh pesan yang ditayangkan ditelevisi akan berdampak lebih besar ketimbang pesan di radio karena telivisi mempunyai keunggulan dengan menggunalan media gambar dan suara. Pemasang iklan baiknya mengetahui jangkuan, frekuensi dan dampak dari setiap tipe media utama. 42 Sekali lagi,aKotlerndalam bukuayang berjudulaManajemen Pemasaran Milenium (2002:658)amengatakan bahwaaterdapata5akeputusanautama atau 5Mayangaharusadiambiladalamapembuatanaprogramaperiklanan.5M itu terdiri dari:MissionA(misi),aMoneya(uang / anggaran ),aMessagea(pesan), Media (media),aMeasurementA( pengukuran ) Gambar 2 Lima”M” Dalam Periklanan PESAN (Message) Pembuatan pesan Evaluasi dan pembuatan pesan UANG (Money) Pelaksanaan produk Kajian ulang tanggung jawab Factor-faktor yang MISI (Mission) dipertimbangkan PENGUKURAN Tahap PLC (Measurement) Sasaran (siklus hidup Penjualan produk) Tujuan Pangsa pasar dan MEDIA Dampak Periklanan baris konsumen Komunikasi Persaingan dan Dampak,frkuensi,jan Dampak gkauan gangguan Penjualan Frekuensi Jenis media tertentu periklanan Penentuan waktu media Kemungkinan substitusi produk Alokasi media secara geografis Sumber : Kotler, Manajemen Pemasaran Milenium (2002:658) H. Efektivitas Iklan Iklan yang baik dan efektif mengandung pesan ideal yang dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata.” (Kotler & Keller, 2009:553). Ditambahkan pula oleh 43 Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:262) bahwa “Efektifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.” Di tambahkan menurut (Effendy, 2002:32) Perencanaan dan pengendalian iklan yang baik bergantung pada pengukuran efektivitas iklan. Kebanyakan pengiklan mencoba mengukur efek komunikasi suatu iklan, maksudnya dampak potensialnya terhadap : Kesadaran (awareness) pengetahuan (Knowledge) referensi (Preference) Ada tiga metode utama dalam mengukur dampak komunikasi, yaitu: 1. Metode umpan balik konsumen, yaitu menanyakan reaksi konsumen terhadap iklan yang diusulkan. 2. Pengujian portofolio, yaitu meminta konsumen melihat atau mendengarkan suatu portofolio iklan, dengan menggunakan waktu sebanyak yang mereka perlukan. Konsumen kemudian diminta mengingat kembali semua iklan tersebut dan isinya, dibantu atau tidak dibantu pewawancara. 3. Pengujian laboratorium, yaitu menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi fisiologis detak jantung, tekanan darah, pelebaran bola mata, tanggapan kulit mendadak, keluarnya keringat terhadap iklan. Dalam mengukur efektivitas terdapat model-model hierarki tanggapan (Response Hierarchy Model). dengan tahapan yang berbeda-beda yang 44 menunjukan beberapa perilaku konsumen, dapat dilihat dari tabel berikut Tabel 8 Model Hierarki tanggapan (Response Hierarchy Model) Tahapan Model Aida Model Model Model Hierarki Efek Inovasi-Adpsi Komunikasi Kesadaran Pemaparan Tahapan Perhatian Kesadaran Penerimaan Kesadaran Pengetahuan Tanggapan Kognitif Minat Kesukaan Minat Sikap Tahapan Pengetahuan Preferensi Keinginan Maksud Keyakinan Evaluasi Tahapan Pengujian Perilaku Referensi Tindakan Pembelian Penggunaan Sumber : Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:210) Kesadaran Jikaakebanyakannaudiensbsasaranatidakcsadaraakanvobjek,atugas komunikator adalahamembangunbkesadaran. 45 Pengetahuan Audiens sasarana mungkin memiliki kesadaran merek, tetapi tidak mengetahui lebih banyak. Kesukaan Jikaaanggotansasaranamengenalamerek. Kelebih sukaan atau preferensi Audiens sasaran mungkin menyukai produk tetapi tidak lebih menyukainya dibanding produk lain. Keyakinan Audiens sasaran mungkin lebih menyukai satu produk tertentu, tetapi tidak mengembangkan satuAkeyakinan untuk membelinya. Pembelian Akhirnya, beberapa anggota audiens sasaran mungkin membeli keyakinan, namun tidak cukup mampu untuk melakukan pembelian. Dalam mengkaji analisis efektivitas iklan terdapat beberapa model. Salah satunya model hierarki of efek hierarchy-of-effects yang mejadi dasar dalam pengembangan metode penelitian untuk mengukur efektivitas iklan. Efektivitas iklan tidak dapat dicapai oleh audiens tanpa melewati tahap respons yang paling dasar, yaitu awareness (kesadaran) kemudian dilanjutkan dengan pemahaman, penilaian, niat untuk membeli, dan pada akhirnya konsumen memutuskan untuk mencoba produk tersebut. Pada dasarnya tujuan akhir iklan adalah perubahan attitude dari target penerimanya. 46 Indikator indikator tersebut terangkum pada suatu dimensi sebagaimana diungkapakan pada oleh Solomon dalam buku Consumer Behavior :Buyung, Having dan Being (1999:147) yaitu : CognitiveaadalahbkepercayaanaseseorangAterhadapaprodukaatauAmerek. Affect adalahAmenyatakanaperasaan seseorang terhadap suatu produk atau merek Behaviouraadalahaadalahlkecendurunganaseseorangauntukbmelakukanatinda kan tertentuayang berkaitan dengan produk atau merek tertentu Gambar 3 Model Customer Response Index (CRI) Sumber : Durianto (2003:49) Customer Response Index (CRI) menghasilkan persentase efektivitas iklan dari berbagai tingkatan. Berbagai tingkatan efektivitas iklan diukur melalui tahap- tahap CRI. 47 Berikut ialah tahapan-tahapan tersebut beserta cara memperolehnya. Unawaress No Comprehend = Awareness X No Comprehend No Interest = Awareness X Comprehend X No Interest No Intentions = Awareness X Comprehend X Interest X No Intentions No Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X No Action Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X Action CRI (costumer response index) bisa menajdi kecil biasanya karena rendahnya respon konsumen terhadap suatu merek (poor response). Variasi rendahnya respon konsumen bisa bermacam-macam, antara lain : Low awareness, artinya kesadaran akan suatu merek sangat rendah. Hal ini disebabkan kesalahan strategi komunikasi pemasaran selain itu pemilihan media iklan yang kurang tepat, frekuensi penayang iklan dan eksekusi kreativitas iklan yang kurang sesuai dengan tujuan dan sasaran Poor Comprehension, artinya pemahaman konsumen pada suatu merek sangat rendah. Low interest, artinya ketertarikan konsumen pada suatu merek sangat rendah, penyebabnya : insufficient, benefits, high price, dan poor ad copy. Low Intentionsi, artinya niat konsumen untuk membeli masih sangat rendah. Factor penyebabnya meliputi : lemahnya nilai produk yang diterima konsumen, konsumen merasa bahwa resiko pemakaian produk tersebut terlalu tinggi Low action, artinya konsumen tingat kemampuan untuk merubah tindakan rendah 48 I. Kerangka Rekomendasi Gambar 4 Kerangka Rekomendasi Pengukuran (measurement) : Kotler, Manajemen Pemasaran(2002:658) Input : berbagai macam iklan yang digunakan daya tarik wisata Kawah Putih pada tahun 2015 (pesan dan media) Pengukuran Dampak Komunikasi Model Hierarki efek (hierarchy of effects) Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:210) Pengukuran efektivitas iklan daya tarik Wisata Kawah Putih Kognitif Afektif Perilaku interest awareness attentions action comperhend Wisatawan di Kota Bandung Teknik analisis CRI (costumer response index) OUT PUT Tingaktan CRI (Costumer response Index) 49 BAB III TINJAUAN OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Wana Wisata Kawah Putih 1. Sejarah Daya Tarik Wisata Kawah Putih Kawah Putih merupakan danau yang berasal dari Gunung Patuha. Letusan pada abad X dan XII secara bertahap membentuk sebuah kawah tersebut. Nama patuha sendiri berasal dari kata “PATUA” maka dari itu masyarkat sekitar yang berbudaya sunda sering menyebutnya dengan nama “SEPUH” dikarenakan arti “SEPUH” dalam bahasa sunda adalah TUA dalam bahasa indonesia. Ratusan tahun yang lalu, puncak Gunung Patuha oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai kawasan keramat yang dipenuhi oleh roh leluhur oleh sebab itu masyarakat sekitar tidak pernah masuk ke lokasi tersebut. Beberapa keterangan dan data menunjukan bahwa Gunung Patuha meletus pada abad x letusan tersebut mengakibatkan terbentuknya kawah (carter) pada puncak bagian barat dan pada abad ke XII gunug tersebut kembali meletus yang kemudian terbentuk sebuah danau yang mempunyai pemandangan indah. Kawasan Kawah Putih akhirnya di ungkap setelah orang Belanda yang bernama Dr. Franz Wilhemn Junghuhn pada tahun 1837. Ketika Dr franz datang ke kawasan tersebut yang dirasakanya adalah kesunyian dan sepi yang menyelimuti daerah itu bahkan tidak ada seekor binatang yang dapat melintasan kawasan tersebut. Rasa penasaran membawa dia menanyakan kawasan itu kepada 49 50 masyarakat setempat, menurut penduduk lokal disekitar Gunung Patuha lokasi tersebut merupakan daerah keramat tempat bersemayamnya semua leluhur mereka dan merupakan pusat kerjaan jin. Jangankan manusia seekor burung saja apabila lancang melewati kawasan tersebut jatuh dan mati. Informasi tersebut semakin membuat penasaran Dr Franz, akhirnya dokter tersebut memutuskan untuk melakukan ekspedisi ke Gunung Patuha. Diperjalanan menuju puncak Gunung Patuha ia berenti dan tertegun karena melihat keindahan alam dimana terhmapar sebuah danau dengan karakteristik air yang berwana putih dan lava serta bau belerang yang keluar dari danau maka terjawablah mengapa binatang termasuk burung enggan untuk melintasi kawasan tersebut. Ekpedisi Dr franz merupakan awal mula berdirinya pabrik belerang kawah putih dengan sebutan di jaman belanda yaitu Zwavel Ontgining Kawah Putih setelah jepang menduduki indonesia nama pabrik tersebut diganti menjadi Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey, dan langusng dibawah penguasaan militer. Indonesia merdeka pada tahun 1945 baru pada tahun 1992 wana wisata kawah putih ini diresmikan oleh KPH Bandung Selatan yang pada saat itu mejabat. Semenjak diresmikan hingga sekarang pemandangan dan keunikan kawah putih masih tetap terjaga. 51 Gambar 5 Wana Wisata Kawah Putih Sumber : http://ane katempatwisata.com/wp-content/uploads/2014/08/Kawah- Putih.jpg 2. Letak dan Luas Secara administrasi pemerintahan wilayah Wana Wisata kawah Putih berada pada wila yah Desa Alam Endah, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sedangkan menurut administrasi pihak pengelola kawasan tersebut berada dalam wilayah pengelolaan RPH Patuha, BKPH Ciwidey, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten Luas Kawasan Wana Wisata Kawah Putih sekitar 25 Ha. Berdasarkan letak geografisnya terletak pada 107º 24’ 48” BT - 107º 26’ 24” BT dan 07 º o7’ 12” LS 52 - 07 º 10’ 48”LS sedangkan batasa – batasan kawasan Wana Wisata Kawah putih antara lain : Utara : Desa Patengan Timur : Desa Alam Indah Selatan : Desa Patengan Barat : Desa Sugih Mukti Gambar 6 Lokasi Wana Wisata Kawah Putih Sumber : http//members.tripod.com/~wie_2/peta-kab-bdg.htm 53 3. Topografi dan Iklim Wana Wisata Kawah Putih merupakan tempat wisata dengan hawa udara yang sejuk dan memiliki tekanan udara rendah, kelembaban udara 90%, temperatur udara berkisar antara 8 º - 22 º C dengan curah hujan tahunan mencapai 3743 – 4043 mm/tahun. Pada umumnya kondisi topografi kawasan Wana Wisata Kawah Putih adalah kombinasi daratan landai berbukit dan curam dengan ketinggian 1500 – 2434 mdpl 4. Flora dan Fauna Wana Wisata Kawah Putih termasuk dalam kawasan lindung yang harus dilestarikan. Berbagai macam flora di kawasan Wana Kawah Putih WWKP semakin mempercantik pemandangan. Flora tersebut antara lain:, Lemo, huru (javanica Neolitsea), v Ganti (Quercus sp), jamuju (Podocarpus imbricatus), Kihujan (Engelhardia spicata), Rasamala (Altingia excelsa), Eucalyptus (Eucalyptus sp), Kibadak, Puspa (Schima walichii), gunung pinus (Casuarina junghuhniana) dan Damar (Agathis alba). Sedangkan potensi fauna yang ditemukan di Wana Kawah Putih, antara lain; Surili (Presbitis Comata), babi hutan (Sus scrofa), ular (molurus), merpati (Streptopelia chinensis), Cantingi (Vaccinum veringiaefolium), Jawa Eagles (Spizaetus bartelsii), Forest Cat (Felisbengalensis). 54 5. Aksesibilitas Kawasan Wana Wisata ini terletak sekitar 47 km di selatan Bandung. Terdapat tiga pintu gerbang tol yang mendukung Dari Bandung. Jalur yang bisa di tempuh yaitu melalui Buah Batu kemudian ke banjaran lalu menuju Soreang dan Ciwidey. Dari Bandung dapat juga melalui Kopo menuju soreang kemudian ke Ciwidey. Dari Ciwidey terdapat angkutan munuju langsung menuju Wana Wisata Kawah Putih yaitu angkutan yang berwarna kuning. Kondisi jalan dari Ciwidey menuju kawasan wanawisata masih banyak yang berlubang selain itu jalan yang terus nanjak dan berkelok-kelok menyebabkan tingkat kecelekaan wilayah ini cukup sering terjadi. Frekuensi angkutan umum menuju Wana Wisata Kawah Putih yaitu Bus dan Colt (minibus) sudah banyak dikarenakan jalan tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Bandung dan Cianjur. 6. Potensi dan Fasilitas Wisata Wana Wisata Kawah Putih yang berlokasi di Kabupaten bandung ini sudah banyak di ketahui wisatawan maka dari itu pada gerbang lokasi wana wisata ini terdapat plang lokasi yang besar. Wana Wisata Kawah Putih beroperasi setiap hari mulai pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB. Weekend atau hari Sabtu dan Minggu merupakan jadwal high season (padat wisatawan) untuk tempat wisata ini. Untuk memudahkan wisatawan pengelola membangun beberapa fasilitas diantaranya sirkulasi kendaraan internal, sirkulasi pejalan kaki, tracking hutan alam, lahan parkir, Galery Sundanese Cafe, kios warung area parkir bawah, bangunan loket 55 angkutan, mushola, area plaza, shelter ontang anting, kendaraan ontang anting, souvenir shop, tempat sampah, loket masuk kawasan, toilet, shelter pengunjung area plaza, gerbang masuk dan jalur alternatif antri masuk motor. Sedangkan fasilitas disekitar lokasi kawah antara lain lahan parkit, mushola, tempat sampah, toilet, shelter pengunjung, tugu sejarah Kawah Putih/landmark, shelter, ontang anting, pusat informasi dan sirkulasi pejalan kaki menuju kawah. Perjalanan dari gerbang utama pengunjung sudah dapat menikmati pemandangan hutan alam yang asri dan sejuk. Di sepanjang jalan terdapat pula shleter-shelter tempat istirahat bagi para pengunjung. Setelah menempu perjlanan selama 5,5 km, pengunjung dapat memakirkan kendaraan di lapangan parkir yang telah disediakan. Pengunjung harus berjalan kaki sejauh +- 150 meter untuk mencapai lokasi kawah dengan kondisi jalan menanjak dan menurun melalui jalan berupa tangga. Jalan tangga atau trap yang menghubungkan lapangan parjir menuju lokasi danau selebar dua meter telah di bangun dengan tembok dan dipagari sehingga pengunjung dapat berjalan santai dengan leluasa ‘’ 56 Tabel 8 Fasilitas Wana Wisata Kawah Putih No Jenis jumlah Satuan 1 pos tiket 4 Buah 2 Musholla 2 Buah 3 Toilet 2 Buah 4 Vila 2 Buah 5 Pesanggrahan 1 Buah 6 Shelter 10 Buah 7 tempat parkir 1,25 Ha 8 kios makanan 28 Buah 9 kios strawbery 27 Buah 10 kios souvenir 1 Buah 11 Jalan 5,6 Km 12 tempat sampah 50 Tong 13 bak sampah (TPS) 2 Buah 14 Gudang 1 Buah 15 kendaraan umum 29 Buah Sumber : Kantor pemasaran Wana Wisata Kawah Putih, 2014 Wana Wisata Kawah Putih mempunyai obyek wisata berupa kawah yang di tengahnya terdapat danau berwarna putih kehijauan-hijauan. Pemandangan alam di sekitar kawah yang cukup indah dengan air danau berwarna putih 57 kehijauan dan batu kapur putih yang mengitari danau tersebut. Di sebelah utara danau berdiri tegak tebing batu kapur berwarna kelabu yang ditumbuhi lumut dan berbagai tumbuhan lainya. Pengunjung Wana Wisata Kawah Putih dapat menyetuh air tersebut tidak panas dan berbau belerang. Bahkan masyarakat lokal sekitar wana wisata terkadang mengambil ampas dari air danau karena dipercaya dapat mengobati penyakit kulit. Di tengah danau air belerang mengeluarkan gas seperti air mendidih dan keadaan ini sangat berbahaya bagi pengunjung. Karena belum ada penelitian pengkuran kedalaman danau ini maka kedalamanya hingga saat ini belum dapat di ketahui. B. Manajemen Destinasi Wana Wisata Kawah Putih 1. Manajemen Tata kelola destinasi wisata Wana Wisata Kawah Putih semenjak tahun 1992 merupakan tempat wisata yang dimiliki oleh KBM WBU, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten. KBM WBU bertanggung jawab mengelola salah satu usahanya yaitu di bidang wana wisata. Wana wisata kawah putih merupakan tempat wisata yang berada padaDistrik Manajer II yaitu daerah bandung Selatan dan sekitarnya. Wana Wisata kawah putih memiliki 6 orang pekerja yang terdiri dari seorang manajer site, hubungan masyarakat (humas), koordinator lapangan, ticketing 1 dan 2, serta koordinator sarana dan prasarana. Selain karyawan yang berasal dari perusahaan, masyarakat sekitar wisatapun diikutsertakan sebagai mitra dalam menjalankan usaha wisata ini. Sepertinya halnya dalam mengelola kawasan hutan 58 produksi, masyarakat diikutsertakan dalam program PHBM atau kata lainya masyarakat ditunjuk sebagai mitra kerja Tabel 9 Sumber Daya Manusia Manajemen Wana Wisata Kawah Putih Tempat tahun bekerja di NO Nama Jabatan Pedidikan tinggal wwkp 1 Benny Kuswandi Pengelola SLTA Ciwidey 2004 2 Yanto Priatna Ticketing SLTA Banjaran 2006 3 Sumarsono Ticketing SLTA Kopo 2008 Sugih Wibawa Sarjana 4 Utama Humas Ekonomi Cimaung 2008 Cecep 5 Datasukmana Korlap SLTA Cibeber 2006 6 Hadianta M.A Prasarana D3 Datar Puspa 2008 Sumber : Kantor Pemasaran Wana Wisata Kawah Putih 2014 Mitra kerja berjumlah 15 orang. Tugas yang dilakukan para mitra kerja diantaranya yaitu jasa parkir, jasa kebersihan toilet, pelyanan pengunjung, jasa kebersihan kawasan wisata dan keamanan kawasan wisata. Selain mitra kerja ada pula minta usaha, mitra usaga ini merupakan pihak lain yang bekerja sama dengan Wana Wisata Kawah Putih yang memiliki modal sendiri untuk usaha di dalam kawasan Wana Wisata kawah Putih. Keuntungan dari mitra usaha tersebut adalah melakukan sharing terhadap hasil usahanya untuk pengembangan Wana Wisata Kawah Putih 59 Tabel 10 Mitra Kerja Wana Wisata Kawah Putih Tempat No Nama Pendidikan Umur Keterangan Tinggal 1 Roni Rusmana SLTP Datar Puspa 25 Ketua 2 Isak Maksum SD Sinapeul 48 Sekertaris 3 Entis SLTP Datar Puspa 45 Bendahara 4 Uus Ruswendi SLTP Datar Puspa 24 Anggota 5 Romli SLTP Datar Puspa 35 Anggota 6 Abdul Rosyid SLTP Sinapeul 33 Anggota 7 Adis SD 24 Anggota 8 Dadan SLTP Sinapeuk 25 Anggota 9 Erna SD Barutunggal 21 Anggota 10 Beni SLTP Cilastari 25 Anggota 11 Atep SLTP Cilastari 26 Anggota 12 Dudi SD Cikereo 35 Anggota 13 Wawan SD Datar Puspa 45 Anggota 14 Eko SLTP Panundaan 20 Anggota 15 Agus SD Sinapeul 33 Anggota Sumber : Kantor Pemasaran Wana Wisata Kawah Putih 2014 60 2. Manajemen Pemasaran Wana wisata kawah putih dalam menerapakan strategi pemasaranya mempunyai visi dan dan misi. Visi divisi pemasaran Wana Wisata Kawah Putih adlaah “ menarik kunjungan masyarakat khususnya wisatawan, mengkomunikasikan segala hal mengenai wana wisata kawah putih, menjaga hubungan baik dengan wisatawan dan memberikan edukasi terhadap pengunjung”. Adapun missinya adalah Menyampaikan informasi mengenai produk kepasar, menjelaskan cara kerja dan penggunaan produk serta membangun citra perusahaan Membujuk wisatawan, dengan cara mengubah persepsi tentang produk yang di iklankan Mengingatkan masyarakat bahwa Wana Wisata Kawah Putih akan dibutuhkan dalam waktu dekat serta menjaga pengunjung agar selalu ingat akan Wana Wisata Kawah Putih Penerapan missi tersebut dituangkan dalam bentuk-bentuk strategi pemasaran. Pemsaran yang dilakukan oleh Manajemen Wana wisata kawah Putih adalah dengan melakukan presentasi-presentasi secara langsung ke sekolah-sekolah baik Dasar, SMP, maupun SMA dan perusahaan lain. Pada tahun 2016 perusahaan telah melakukan di 20 sekolah berada di wilayah Bandung dan Jabotebek. Beberapa sekolah yang pernah dilakukan kunjungan sebagai pemasaran diantaranya adalah : SD dan SMP Pandu Bandung, SD dwi Satya, SD santa Maria, TK dan SD AL-Ghifari, SMA-SMA Negeri Tanggerang, SMA negeri 61 Bekasi. SMA-SMA Negeri Jakarta Utara. Presentasi diperusahaan perusahaan seperti : Bank Mandiri, Bank BII dan Bank Permata. Strategi pemasaran lainya adalah dengan ikut pameran-pameran wisata baik dalam negeri mauapun mancanegara seperi : malaysia, Gebyar Nusantara dan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Hal ini dilakukan agar mendapatkan pangsa pasar lebih besar selain wisatawan domestik yang berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih, diharapkan wisatawan mancanegarapun dapat berkunjung karena sebelumnya sebelumnya hanya mengincar pasar wisatan dalam negeri. Pengelola wana wisata sudah menjalin hubungan baik dengan beberapa biro perjlanan dan event organanizer. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah marketing fee ke tour travel sebesar 0% dari jumlah pendapatan yang diterima. Periklanan yang dilakukan oleh manajemen wana wisata kawah putih periode 2016 diantaranya adalah mebagikan-bagikan brosur, leaflet, pamplet sebanyak 3 kali dengan jumlah 1000 lembar pada bulan Mei dan Juni di kota bandung 62 Gambar 7 Brosur Wana Wisata Kawah Putih Sumber : perum pertuhani, google.com 2016 Brosur ini dihasilkan atas dasar hubungan kerja sama antara pihak pengelola dan tour and travel. Tour travel yang bekerja sama dengan manajemen tersebut diantarnaya adalah Gravity Tour, Java Wsata, Atjeh Melalah. 63 pemasangan papan atau baliho petunjuk arah ini dipasang dia rea Jl. Raya Soreang dan pintu gerbang wana wisata kawah putih ini bertujuan untuk menunjukan letak atau lokasi Wana Wisata Kawah Putih. Gambar 8 Baliho dan Penunjuk Arah Sumber : olahan peneliti, 2017 64 pemasangan iklan pada majalah Duta Rimba milik Perum Perhutani yang dicetak 250 buah dan sebarkan pada bulan juli 2016. Buku ini disebarkan pada event Gebyar malaysia, Gebyar Nusantara dan Pekan Raya Jakarta (PRJ) Gambar 9 Majalah Rimba Perum Perhutani Sumber : perum perhutani Jawa Barat dan Banten, 2016 pemasangan iklan pada radio yang dilakukan oleh manajemen wana wisata kawah putih yaitu melalui MGT, Dahlia, Prambors pada bulan Oktober dan November 2016. Masing masing station radio menyiarkan iklan tentang Wana Wisata Kawah Putih selama 1 minggu. Prambors menayangkan siaran tentang 65 Wana Wisata Kawah Putih pada acara sunset trip sekitar jam 17.00WIB – 19 .00 WIB. Sedangkan pada media cetak lain pernah dilakukan akan tetapi jarang, promosi melaui tv juga dilakukan apabila ada tawaran dari pihak lain diantaranya yaitu syuting video klip maupn FTV atau sinetron pendek begitu juga layar lebar dan website resmi wana wisata kawah putih, indonesia.travel dan para blogger yang mengupload Wana Wisata Kawah Putih di websitenya. C. Costumer Response Index Terhadap periklanan kawah Putih tahun 2016 1. Tanggapan Responden Mengenai Top Of Mind Pada tabel di bawah ini merupakan data menuju indikator awareness(kesadaran) mengenai top of mind(puncak pikiran) atau apa yang ada di benak wisatawan akan tujuan wisata dengan menggunakan objek wisata kawah di regional jawa barat, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti : Tabel 11 Tanggapan Responden Mengenai Top Of Mind No Question 1 Frequency Presentase 1 TANGKUBAN PERAHU 107 53,5% 2 KAWAH PUTIH 66 33% 3 KAWAH KAMOJANG 27 13,5% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Berdasarkan tabel data diatas, mayoritas responden menunjukan bahwa top of mind tertinggi responden adalah wisata tangkuban perahu dengan total 66 sebanyak 107 atau sebesar 53,5% pada posisi kedua yaitu Wana Wisata Kawah Putih dengan total responden 66 orang atau sebesar 33% dan terakhir pada posisi ketiga yaitu Kawah Kamojang dengan total responden 27 orang atau sebebsar 13,5%. 2. Tanggapan Responden Mengenai Brand recognition Pada tabel di bawah ini merupakan data menuju indikator awareness(kesadaran) mengenai Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal dari kesadaran suatu merek, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti Tabel 12 Tanggapan Responden Mengenai Brand Recognition No Question 2 frequency Presentase 1 YA 148 74% 2 TIDAK 52 26% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 148 responden atau 74% telah mengetahui daya tarik wisata Kawah putih. 52 responden atau sebesar 26% dari total responden menyatakan tidak mengetahui Kawah putih. 3. Tanggapan Responden Mengenai Awareness (Kesadaran) a. Tingkat kesadaran wisatawan Kota Bandung terhadap Periklanan Wisata Kawah Putih Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator awareness(kesadaran) mengenai kesadarannya akan berbagai macam versi 67 iklan dari daya tarik Wisata Kawah Putih, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti : Tabel 13 Tanggapan Responden Mengenai Awareness (Kesadaran) NO Question 3 Frequency Percent 1 1 127 65% 2 0 73 35% TOTAL 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 127 responden atau sebesar 65% menyatakan telah melihat dan mendengar iklan mengenai Kawah Putih. b. Variasi media periklanan wisata kawah putih yang disadari oleh wisatawan Pada tabel di bawah ini merupakan data media periklanan yang disadari oleh reponden yang telah menyadari iklan yang dilakukan oleh pihak manajemen kawah putih , berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti: Tabel 14 Tanggapan Responden Mengenai Variasi Media Periklanan No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Internet 37 29% 2 internet, tv 2 2% 3 baliho, brosur, presentasi 2 2% 4 brosur, baliho, tv 2 2% 5 brosur, majalah 2 2% 6 brosur, majalah, radio, tour travel 7 6% 7 Teman 6 5% 8 dari teman, internet, video di tv 7 6% 9 internet, brosur 3 2% 68 10 internet, brosur, tv, radio 4 3% 11 internet, majalah, tv 7 6% 12 internet, majalah,tv,brosur, radio 1 1% 13 internet, presentasi 2 2% 14 internet, presentasi,brosur 7 6% 15 internet, radio, tv 5 4% 16 internet, tour travel, 5 4% 17 internet, tv, baliho 1 1% 18 presentasi, internet, majalah, brosur 2 2% 19 tour travel, brosur 3 2% 20 tour travel, internet 7 6% 21 tv, majalah, brosur 6 5% 22 tv, majalah, brosur, internet 5 4% 23 tv, presentasi, tour travel 4 3% Total 127 100% Sumber: Data olahan peneliti, 2017 Dari data diatas, mayoritas responden menyadari adanya iklan melalui media internet dengan total jumlah 37orang atau sebesar 29% Kemudian disusul responden yang menyadarinya iklan kawah putih melalui internet, brosur majalah, tour dll di bawah 10%. 4. Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Media Periklanan Pada tabel di bawah ini merupakan data intesitas akan pengalaman responden dalam melihat atau mendengarkan iklan lebih dari 3 kali yang dipublikasikan oleh pihak manajemen Kawah Putih , berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti: 69 Tabel 15 Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Media Periklanan NO Question 4 Frequency Percent 1 1 101 50,5% 2 0 99 49,5% TOTAL 200 100% Sumber: Data olahan peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 101 responden atau sebesar 50,5% menyatakan telah melihat atau mendengar iklan kawah putih lebih dari tiga kali. 99 responden atau sebesar 49,5% menyatakan bahwa melihat atau mendengar iklan kawah putih kurang dari 3 kali 5. Tanggapan Responden Mengenai Comperhend(kepahaman) a. Tingkat Comperhend(kepahaman) wisatan Kota Bandung pada Periklanan wisata Kawah Putih Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator Comperhend(kepahaman) mengenai kepahaman dari isi pesan periklanan yang telah dilakukan manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti: Tabel 16 Tanggapan Responden Mengenai Comperhend(kepahaman) No Question 5 frequency Percent 1 Ya 82 41% 2 tidak 118 59% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 70 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 82 responden atau sebesar 41% menyatakan telah paham akan isi pesan dari periklananyang telah di publikasikan oleh pihak kawah putih. Namun 118 responden atau sebebsar 59% tidak paham akan iklan yang dipublikasikan olleh pihak kawah putih. b. no comperhend (ketidak Pahaman) wisatawan kota Bandung pada perikalanan wisata Kawah Putih Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator Comperhend(kepahaman) mengenai ketidak pahaman dari isi pesan periklanan yang telah dilakukan manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti Tabel 17 Tanggapan Responden Mengenai Kepahaman(comperhend) No Question 5 frequency Percent a. Karena jarang melihat atau mendengarkan 64 54% iklan dari daya tarik Kawah Putih b. pesan iklan yang sampaikan daya tarik 29 25% wisata Kawah Putih tidak jelas c. tidak memberikan alas an 25 21% Total 118 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Berdasarkan tabel diatas, sebannyak 64 responden yaitu 654% responden menyatakan tidak karena jarang melihat atau mendengarkan iklan dari daya tarik Kawah Putih. Kemudian 25% responden yaitu 29 orang responden menyatakan tidak karena pesan iklan yang sampaikan daya tarik wisata Kawah Putih tidak jelas. Sisanya sebanyak 25 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. 71 6. Tanggapan Responden Mengenai Interest (Ketertarikan) a. Tingkat interest(ketertarikan) wisatawan kota Bandung pada perikalan wisata Kawah Putih Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator interest(ketertarikan) mengenai ketertarikan responden terhadap isi pesan periklanan yang telah dilakukan manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti: Tabel 18 Tanggapan Responden Mengenai interest (Ketertarika) No Question 6 Frequency Percent 1 Ya 80 40% 2 Tidak 120 60% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden atau sebesar 40% menyatakan ketertarikanya terhadap isi pesan dari periklanan yang telah di publikasikan oleh pihak kawah putih. Namun 120 responden atau sebesar 60% tidak tertarik terhadap pesan iklan yang telah di publikasikan. b. No interest(tidak tertarik) wisatawan kota bandung pada periklanan wisata Kawah Putih Pada tabel di bawah ini merupakan data indikator Comp erhend(kepahaman) mengenai ketidak pahaman dari isi pesan periklanan 72 yang telah dilakukan manajemen kawah putih, berikut ini adalah hasil yang didapat oleh peneliti Tabel 19 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan (interest) No Question 6 Frequency Percent a. Isi pesan 33 42% b. Media 7 8% c. Isi pesan dan media yang digunakan 35 44% d. Lainya, 5 6% Total 80 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 33 responden atau sebesar 42% responden menyatakan tidak tertarik dikarenakan isi pesan mengenai iklan Kawah Putih. Sebanyak 7 responden atau sebesar 8% menyatakan tidak tertarik dikarenakan media yang digunakan ole iklan dari daya tarik Kawah Putih. Sebanyak 35 responden atau sebesar 44% menyatakan tidak tertarik dikarekanakn sedangkan 5 responden atau sebesar 6% memilih lainya. 7. Tanggapan Responden Mengenai Kreativitas Pesan Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung mengenai kreativitas pesan iklan wisata kawah putih yang didapat oleh peneliti Tabel 20 Tanggapan Responden Mengenai Kreativitas Pesan No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 55 28% 2 tidak 145 73% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 73 Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 55 orang responden yaitu 28% responden menyatakan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih lebih baik dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya. Sedangkan 145 responden yaitu mencpai 73% responden menyatakan kreativitas iklan Kawah tidak lebih baik dibandingkan iklan yang lain 8. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mengingat Pesan Iklan Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung mengenai kemudahan wisatawan kota bandung dalam mengingat informasi iklan kawah putih yang didapat oleh peneliti : Tabel 21 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mengingat Pesan No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 63 31,5% 2 tidak 137 68,5% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 63 orang atau sebanyak 31,5 responden menyatakan bahwa mudah mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih. Namun, 68,5% responden yaitu 137 orang responden menyatakan tidak mudah untuk mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih. 74 9. Tanggapan Responden Mengenai Intentions (Niat) Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung mengenai intention(niat) berkunjung setelah mendengar atau meliat iklan wana wisata akwah putih yang didapat oleh peneliti : Tabel 22 Tanggapan Responden Mengenai Intentions No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 62 31% 2 tidak 138 69% Total 200 100% Sumber : Data olahan peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 31% responden yaitu sebanyak 62 orang responden menyatakan memiliki niat untuk mengunjungi Kawah Putih setelah melihat iklan mengenai Kawah Putih. Namun sebanyak 138 orang responden yaitu 69% responden menyatakan tidak memiliki niat untuk mengunjungi Kawah Putih 10. Tanggapan Responden Mengenai Action (Tindakan) a. Action (action) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata Kawah Putih Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung mengenai berkunjungnya wisatawan setelah mendengar atau meliat iklan wana wisata akwah putih yang didapat oleh peneliti 75 Tabel 23 Tanggapan Responden Mengenai Action (Tindakan) No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 53 26,5% 2 Tidak 147 73,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak563 orang atau sebanyak 26,5% responden menyatakan bahwa wisatawan berkunjung langsung setelah meilhat iklan wana wisata kawah putih. Namun, 73,5% responden yaitu 147 orang responden menyatakan tidak langsung berkunjung stelah melihat ayau mendengar iklan dari pihak manajemen wana wisata kawah putih. b. No action (tidak bertindak) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata Kawah Putih Pada tabel di bawah ini merupakan tanggapan wisatawan kota bandung mengenai berkunjungnya wisatawan setelah mendengar atau meliat iklan wana wisata akwah putih yang didapat oleh peneliti 76 Tabel 24 No action (tidak bertindak) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata Kawah Putih No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. tidak karena sudah nyaman dengan destinasi 4 3% lain b. tidak, karena saya tidak suka traveling 9 6% c. tidak, karena dipengaruhi teman untuk tidak 24 16% mengunjungi Kawah putih d. tidak, kurang menyukai objek wisata kawah 51 35% e. tidak, terkendala dengan akses menuju ke 28 19% kawah putih f. alasan lain 31 21% Total 147 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 27% responden yaitu sebanyak 53 orang responden menyatakan pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut. Namun sebanyak 147 orang responden yaitu 73% responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dengan berbagai alasan. Sebanyak 35% responden yaitu 51 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan kurang menyukai objek wisata kawah. Sebanyak 19% responden yaitu 28 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan 77 terkendala dengan akses menuju ke kawah putih. Kemudian 16% responden yaitu 24 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan pengaruh teman yang menyatakan untuk tidak mengunjungi Kawah putih. Sebanyak 6% responden yaitu 9 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan responden tidak suka traveling. Kemudian Sebanyak 3% responden yaitu 4 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan sudah nyaman dengan destinasi lain. Sisanya sebanyak 31 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. 78 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Program Advertising di Wana Wisata Kawah Putih Berdasarkan konsep untuk memutuskan prgoram Advertising dalam bab II, periklanan memiliki 5 elemen yaitu mission, Massage, Media, Money dan Measurement dihubunngkan dengan rumusan yang ditetapkan untuk program periklanan oleh divisi pemasaran manajemen wana wisata kawah putih ditemukan kenyataan sebagai berikut : 1. Mission Visi yang dibentuk dalam program periklanan wana wisata kawah putih yang sesuai dengan tujuan divisi pemasaran adalah menarik kunjungan masyarakat khususnya wisatawan, mengkomunikasikan segala hal mengenai wana wisata kawah putih, menjaga hubungan baik dengan wisatawan dan memberikan edukasi terhadap pengunjung. Misi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan dan merupakan sasaran umum dari periklanan Wana Wisata Kawah Putih Menyampaikan informasi mengenai produk kepasar, menjelaskan cara kerja dan penggunaan produk serta membangun citra perusahaan Membujuk wisatawan, dengan cara mengubah persepsi tentang produk yang di iklankan 78 79 Mengingatkan masyarakat bahwa Wana Wisata Kawah Putih akan dibutuhkan dalam waktu dekat serta menjaga pengunjung agar selalu ingat akan Wana Wisata Kawah Putih Pemantapan, berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Menurut Kotler dalam Manajemen Pemasaran (2000:668) Dalam menetapkan mission periklanan Manajemen Wana Wisata Kawah Putih belum sesuai dengan elemen mission. Terdapat tahapan yang belum terlaksanakan yaitu sebelum iklan disampaikan perlu adanya identifikasi pasar dan menentukan tujuan sasaran guna untuk mengoptimalkan hasil dari penyebaran informasi mengenai Kawah Putih. 2. Massage a. Isi pesan Berdasarkan data pada bab III dapat dilihat bahwa 59 responden menyatakan tidak paham mengenai iklan Kawah Putih, dengan berbagai alasan. Sebannyak 54% responden yaitu 64 responden menyatakan tidak karena jarang melihat atau mendengarkan iklan dari daya tarik Kawah Putih. Kemudian 25% responden yaitu 29 orang responden menyatakan tidak karena pesan iklan yang sampaikan daya tarik wisata Kawah Putih tidak jelas. Sisanya sebanyak 25 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum memahami isi pesan iklan Kawah Putih. Kotler berjudul Manajemen Pemasaran Melenium (2002:633) menyatakan dalam memformulasikan pesan memerlukan 80 pemecahan atas empat masalah diantaranya : apa yang ingin disampaikan (isi), bagaimana mengatakan secara logis (struktur), bagaimana mengatakan secara simbolis(format) dan siapa yang segarusnya mengatakan (sumber). dalam menentukan isi pesan yang, menajemen mencari daya tarik, tema, ide atau usulan penjualan yang unik sehingga menimbulkan daya tarik rasional yaitu membangkitkan minat seseorang dan dapat menunjukan bahwa produk akan memnberikan manfaat yang diingkan. b. Kreativitas Pesan Dari data yang didapat sebanyak 55 orang responden yaitu 28% responden menyatakan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih lebih baik dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya. Sedangkan 145 responden yaitu mencapai 73% responden menyatakan kreativitas iklan Kawah Putih kurang menarik dalam aspek struktur pesan contoh yang berisikan pemilihan kata, warna, posisi, ukuran dan kontras iklan. Dengan nilai tersebut maka dapat diketahui kreativitas pesan wana wisata kawah putih kurang menarik c. Kemudahan Mengigat Informasi Dari data yang di dapat bahwa sebanyak 63 orang atau sebesar 31,5% responden menyatakan bahwa mudah mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih. Namun, 68,5% responden yaitu 137 orang responden menyatakan tidak mudah untuk mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih. Dengan nilai tersebut dapat diketahui informasi yang disampaikan sudah mudah diingat oleh wisatawan 81 3. Media 1. Jenis media Dari data yang didapat responden mengatakan bahwa mereka sering menggunakan media internet, dari total responden 127 yang menyatakan bahwa mereka menyadari iklan kawah putih sebanyak 37 reponden atau 29% mengetahui iklan kawah putih melalui internet. Kemudian disusul responden yang menyadarinya iklan kawah putih melalui internet, brosur majalah, tour dll di bawah 10%. Sehingga dapat diketahui media internet menjadi media yang paling banyak digunakan wisatawan untuk mengetahuhi tempat wisata. 2. Waktu dan Alokasi Media Secara Geografis Berdasarkan tinjauan objek penelitian pada bab III, manajemen wana wisata kawah putih merumuskan program periklanan dengan menggunakan penjadwalan makro dan mikro. Penjadwalan makro yang sesuai dengan siklus anggaran pertahun dan penjadwalan mikro merupakan mengalokasikan biaya dalam bentuk pembelian media periode pendek dalam jangka waktu pertahun. Mengalokasi media secara geografis dengan media yang digunakan manajemen pemasaran wana wisata kawah putih mencakup lingkup nasional karena menggunakan media tv swasta nasional dan internet. Sasaran pasar yang lebih khususkan oleh manajemen wana wisata kawah putih yaitu Bandung, Jakarta, Bogor Tanggerang dan Bekasi 82 3. Frekuensi penanyangan pesan Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 101 responden atau sebesar 50,5% menyatakan telah melihat iklan kawah putih lebih dari tiga kali. Namun sebanyak 99 responden atau sebesar 49,5% menyatakan melihat iklan kawah putih kurang dari 3 kali. Dengan nilai tersebut maka dapat diketahui frekuensi penayangan masih harus ditingkatkan. Dengan seringnya penayangan iklan dalam periode jangka pendek maka akan sering diingat wisatawan B. Analisis Efektivitas Pesan Iklan Pada Wisatawan Kota Bandung Dalam penelitian ini digunakan teknis analisis deskriptif dan tabulasi silang (crosstabs) mengenai elemen Measurement. Data yang didapat dari hasil penyebaran kuisioner dijabarkan secara deskriptif menggunakan model dan alat analisis sesuai dengan indikator efektivitas pesan iklan, yaitu awarness, comperhend, interest, intentions, dan action dalam Costumer Response Index (CRI). Manajemen Kawah Putih menetapkan adanya nilai kritis di masing masing tingkatan respons yaitu 50% untuk menganalisa efektivitas iklanya berdasarkan objektivitas Divisi Pemasaran Wana Wisata Kawah Putih tersebut, peneliti membandingkan nilai kritis dengan nilai tingkatan respons dari hasil penelitian yang didapat. Selanjutnya, tibulasi silang (crosstabs) digunakan untuk melihat keterkaitan data dan menjelaskan temuan data yang ada. 83 1. Deskripsi Efektivitas Pesan Iklan Daya Tarik Wisata Kawah Putih pada Wisatawan di Kota Bandung 1. Tingkat Awarness Wisatawan Kota Bandung Pada Wisata Kawah Putih Awareness, yaitu seberapa audiens menyadari akan keberadaan suatu iklan. Menurut David A Aaker (1996:90) kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Rangkuti, 2009:39). Dalam penelitian ini untuk mengetahui awareness responden, digunakan beberapa pertanyaan dalam kuesioner, mengenai top of mind, dan brand recognition responden mengenai wisata Kawah Putih di Kota Bandung. 1) Top of Mind Wisatawan Kota Bandung pada Wisatan Kawah Putih Dalam indikator awareness mengenai objek wisata kawah regional Bandung, responden ditanya mengenai top of mind yaitu nama tujuan wisata paling diingat dengan menggunakan objek kawah yang berada di jawa barat. Maka didapatkan hasil pada tabel berikut : Tabel 25 Analisis Top Of Mind No Nama Tempat Jumlah Responden Presentase 1 TANGKUBAN PERAHU 107 54% 2 KAWAH PUTIH 66 33% 3 KAWAH KAMOJANG 27 14% Sumber:Olahan Peneliti, 2017 84 Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukan bahwa top of mind tertinggi dalam pikiran responden adalah wisata Tangkuban Perahu. Menurut penjelasan di atas nama objek wisata yang paling diingat dengan menggunakan objek kawah yang berada di Jawa Barat yaitu Tangkuban Perahu dengan total responden 107 orang, mencapai 54%. Kemudian diposisi ke dua yaitu Kawah Putih sebanyak 66 orang, mencapai 33%. Urutan ke tiga yaitu Kawah Kamojang sebanyak 22 orang, mencapai 14%. Hal ini menunjukkan bahwa Kawah Putih sudah ada di ingatan responden, meskipun bukan benar benar berada di urutan pertama. 2) Brand Recognition Wisatawan Kota Bandung pada Wisata Kawah Putih Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal dari kesadaran suatu merek. Hal ini penting ketika seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. Berkaitan dengan indikator awereness untuk mengetahui seberapa besar responden mengetahui objek wisata kawah putih maka pertanyaan yang diajukan pada responden adalah apakah responden mengetahui daya tarik wisata Kawah Putih Tabel 26 Analisis Brand Recognition No Ket Jumlah Responden Presentase 1 YA 148 74% 2 TIDAK 52 26% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 85 Dari pertanyaan di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 148 responden telah mengetahui daya tarik wisata Kawah putih atau sebesar 74% dari total responden menyatakan mengetahui Kawah putih. Meskipun tidak berada di top of Mind responden, namun nyatanya Kawah Putih masih dikenal dan diakui daya tariknya oleh responden. Tabel 27 Analisis Tingkat Kesadaran (Awareness) Wisatawan Kota Bandung pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih No Ket Presentase 1 Ya 127 63,5% 2 Tidak 73 36,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 127 responden menyatakan telah melihat dan mendengar iklan mengenai Kawah Putih dari beberapa media iklan yang digunakan oleh pihak manajemen kawah putih seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dari hasil data tersebut sebanyak 63,5% responden yang menyatakan keberadaan iklan Kawah Putih, hal ini menunjukkan bahwa iklan mengenai Kawah Putih telah berhasil menjangkau sebagian besar responden. Kemudian responden kembali ditanya mengenai intesitas akan pengalamannya dalam melihat atau mendengarkan iklan lebih dari 3 kali yang dipublikasikan oleh pihak manajemen Kawah Putih. 86 Tabel 28 Analisis Frekuensi Wisatawan Kota Bandung Pada PeriklananmWana Wisata Kawah Putih No Ket jumlah responden Presentase 1 Ya 101 50,5% 2 Tidak 73 49,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 101 responden atau sebesar 50,5% menyatakan telah melihat iklan kawah putih lebih dari tiga kali. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas iklan dari manajemen kawah putih sudah baik dikarenakan program advertising yang telah di publikasikan sudah di ketahui oleh lebih dari setengah total responden mengetahui iklan tersebut lebih dari 3 kali. Hasil data tersebut menunjukan bahwa intensitas program iklan harus lebih di optimalkan 2. Tingkat Comprehend Wisatawan Kota Bandung pada periklanan Wisata Kawah Putih Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai Comprehend, melalui beberapa pertanyaan; Apakah responden paham/mengerti maksud dari pesan iklan yang pernah dilihat ataupun didengar oleh responden mengenai Kawah Putih 87 Tabel 29 Analisis Tingkat Kepahaman (Comp erhend) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 82 41% 2 tidak 118 59% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. Karena jarang melihat atau mendengarkan 64 54% iklan dari daya tarik Kawah Putih b. pesan iklan yang sampaikan daya tarik 29 25% wisata Kawah Putih tidak jelas c. tidak memberikan alas an 25 21% Total 118 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 59% responden menyatakan tidak paham mengenai iklan Kawah Putih, dengan berbagai alasan. Sebannyak 54% responden yaitu 64 responden menyatakan tidak karena jarang melihat atau mendengarkan iklan dari daya tarik Kawah Putih. Kemudian 25% responden yaitu 29 orang responden menyatakan tidak karena pesan iklan yang sampaikan daya tarik wisata Kawah Putih tidak jelas. Sisanya sebanyak 25 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum memahami isi pesan iklan Kawah Putih. Namun berdasarkan hasil dari responden yang aware, sebagian besar telah memahami iklan mengenai wisata Kawah Putih. 88 Kemudian responden kembali diberikan pertanyaan mengenai mudah tidaknya mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih, yang dapat dilihat pada tabel berikut: No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 63 31,5% 2 tidak 137 68,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 63 orang responden atau 31,5% menyatakan bahwa mudah mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih. Namun, 68,5% responden yaitu 137 orang responden menyatakan tidak mudah untuk mengingat informasi yang tercantum dalam iklan Kawah Putih. 3. Tingkat Interest Wisatawan Kota Bandung pada Wisata Kawah Putih Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai Interest, responden diberikan pertanyaan mengenai ketertarikannaya dalam melihat maupun mendengar iklan dari daya tarik Wisata Kawah putih merasa tertarik, dan hal apa yang membuat responden merasa tertarik. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 30 Tingkat Ketertarikan (Interest) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 80 40% 2 Tidak 120 60% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 89 No Ket Jawaban Ya Jumlah Responden Presentase a. Isi pesan 33 42% b. Media yang digunakan 7 8% c. Isi pesan dan media yang digunakan 35 44% d. Lainya, 5 6% Total 80 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden menyatakan tertarik pada iklan dari daya tarik Wisata Kawah putih, dengan berbagai alasan. Sebanyak 44% responden yaitu 35 orang responden menyatakan tertarik pada iklan Kawah Putih karena Isi pesan dan media yang digunakannya. Sebannyak 33 orang responden, yaitu 42% menyatakan tertarik pada iklan Kawah Putih karena isi pesannya. Kemudian 7 orang responden, yaitu 8% responden menyatakan tertarik karena media yang digunakannya, sisanya tidak memberikan alasan jelas.Namun sebanyak 120 orang responden, yaitu 60% responden menyatakan tidak tertarik mengenai iklan Kawah Putih. Kemudian responden kembali diberikan pertanyaan mengenai kreativitas iklan Kawah Putih dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya, yang dapat dilihat pada tabel berikut: No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 55 27,5% 2 tidak 145 72,5% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 55 orang responden yaitu 27,5% responden menyatakan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih lebih baik dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya. Sedangkan 90 145 responden yaitu mencpai 72,5% responden menyatakan kreativitas iklan Kawah Putih dibandingkan dengan iklan daya tarik Kawah lainnya masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas iklan Kawah Putih masih kurang, karena dianggap kurang menarik oleh responden. Namun berdasarkan hasil responden yang paham mengenai iklan wisata Kawah Putih sebagian besar merasa tertarik dengan iklan wisata Kawah Putih tersebut. 4. Tingkat Intentions Wisatawan Kota Bandung pada Wisatawan Kawah Putih Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai Intentions, responden diberikan pertanyaan mengenai niat responden untuk mengunjungi Kawah Putih setelah melihat iklan mengenai Kawah Putih tersebut. Tabel 31 Tingkat intention(niat) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata kawah putih No Ket Jumlah Responden Presentase 1 ya 62 31% 2 tidak 138 69% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. Sudah setia pada destinasi kawah lain 28 20% b. Pengaruh dari orang lain untuk tidak 3 2% berkunjung c. Masih belum paham seluk beluk daya tarik 79 58% Kawah Putih d. Lainya 28 20% Total 138 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 91 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 31% responden yaitu sebanyak 62 orang responden menyatakan memiliki niat untuk mengunjungi Kawah Putih setelah melihat iklan mengenai Kawah Putih. Namun sebanyak 138 orang responden yaitu 69% responden menyatakan tidak memiliki niat untuk mengunjungi Kawah Putih setelah melihat iklan mengenai Kawah Putih, dengan berbagai alasan. Sebannyak 58% responden yaitu 79 orang responden menyatakan tidak karena masih belum paham seluk beluk daya tarik Kawah Putih. Kemudian 20% responden yaitu 28 orang responden menyatakan tidak karena sudah setia pada destinasi kawah lain. 2% responden yaitu 3 orang responden menyatakan tidak karena pengaruh dari orang lain untuk tidak berkunjung. Sisanya sebanyak 28 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum memiliki niat mengunjungi Kawah Putih berdasarkan iklan Kawah Putih. Namun, berdasrkan jumlah responden yang interest, maka sebagian besar responden menyatakan telah memiliki niat mengunjungi Kawah Putih berdasarkan iklan Kawah Putih. 5. Tingkat action (tindakan) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata kawah putih Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai Actions, responden diberikan pertanyaan mengenai kondisi responden yang langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut. 92 Tabel 32 Tingkat action (tindakan) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata kawah putih No Ket Jumlah Responden Presentase 1 Ya 53 27% 2 Tidak 147 73% Total 200 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 No Ket Jawaban Tidak Jumlah Responden Presentase a. tidak karena sudah nyaman dengan 4 3% destinasi lain b. tidak, karena saya tidak suka traveling 9 6% c. tidak, karena dipengaruhi teman untuk 24 16% tidak mengunjungi Kawah putih d. tidak, kurang menyukai objek wisata 51 35% kawah e. tidak, terkendala dengan akses menuju ke 28 19% kawah putih f. alasan lain 31 21% Total 147 100% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 27% responden yaitu sebanyak 53 orang responden menyatakan pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut. Namun sebanyak 147 orang responden yaitu 73% responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dengan berbagai alasan. Sebanyak 35% responden yaitu 51 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan kurang menyukai objek 93 wisata kawah. Sebanyak 19% responden yaitu 28 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan terkendala dengan akses menuju ke kawah putih. Kemudian 16% responden yaitu 24 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan pengaruh teman yang menyatakan untuk tidak mengunjungi Kawah putih. Sebanyak 6% responden yaitu 9 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan responden tidak suka traveling. Kemudian Sebanyak 3% responden yaitu 4 orang responden menyatakan tidak pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut, dikarenakan sudah nyaman dengan destinasi lain. Sisanya sebanyak 31 orang responden menyatakan tidak, dan tidak memberikan alasan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum memiliki tindakan mengunjungi Kawah Putih berdasarkan iklan Kawah Putih. Namun, berdasrkan jumlah responden yang intentions, maka sebagian besar responden menyatakan pernah langsung mengunjungi Kawah Putih saat melihat dan mendengar iklan daya tarik wisata Kawah Putih tersebut. 94 2. Analisis CRI Efektivitas Iklan Daya Tarik Wisata Kawah Putih pada Wisatawan di Kota Bandung a. Analisis dan Interpretasi Berdasarkan data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner kepada 200 responden, berikut hasil model CRI yang didapat. Gambar 10 Hasil Costumer Respons Index (CRI) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Dari model CRI di atas, dapat dilihat bahwa perolehan masing-masing persentase responden di tiap tingkatan respons nilainya cukup beragam. Di tingkat awareness, sebanyak 64% responden menyatakan sadar akan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada Kota Bandung, sedangkan sisanya, yaitu 36% 95 responden tidak sadar akan keberadaan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada Kota Bandung. Dalam tingkat comprehend, sebanyak 64% dari responden yang sadar atau aware menyatakan paham dengan pesan iklan daya tarik wisata Kawah Putih pada Kota Bandung, sedangkan sisanya, yaitu 36% tidak paham. Dalam tingkat interest, sebanyak 98% dari responden yang paham atau comprehend menyatakan tertarik dengan daya tarik wisata Kawah Putih pada Kota Bandung yang ditawarkan dalam iklan, sedangkan sisanya, yaitu 2% tidak tertarik. Dalam tingkat intentions, sebanyak 78% dari responden yang tertarik atau interest menyatakan berminat untuk mengunjungi wisata Kawah Putih pada Kota Bandung, sedangkan sisanya 22% tidak berminat. Dalam tingkat action, sebanyak 85% dari responden yang berminat atau memiliki intentions menyatakan telah mengunjungi wisata Kawah Putih pada Kota Bandung, sedangkan sisanya, yaitu 15% menyatakan tidak mengunjungi. Dari angka-angka persentase di tiap tingkatan tersebut, diperolehlah nilai-nilai CRI yang didapat berdasarkan rumus berikut (Best, 2012,p.247): Unawaress = Persentase responden yang unaware = 36% No Comprehend = Awareness X No Comprehend = 64% X 36% = 23% No Interest = Awareness X Comprehend X No Interest = 64% X 64% X 2% = 1% 96 No Intentions = Awareness X Comprehend X Interest X No Intentions = 64% X 64% X 98% X 22% = 9% No Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X No Action = 64% X 64% X 98% % X 78% X 15% = 5% Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X Action = 64% X 64% X 98% % X 78% X 85% = 26% Untuk menganalisa efektivitas iklannya berdasarkan objektivitas wisata tersebut, peneliti membandingkan nilai kritis dengan nilai tingkatan respons dari hasil penelitian yang didapat. Dimana nilai kritis yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 50%, sesuai dengan nilai kritis yang telah ditetapkan setiap tahapanya oleh Manajemen Wana Wisata Kawah Putih. b. Perbandingan Nilai Customer Response Kritis dengan Nilai Customer Response Hasil Penelitian Tabel 33 Perbandingan Nilai Customer Response Kritis dengan Nilai Customer Response Hasil Penelitian NO Customer Response Nilai Customer Nilai Customer Response Kritis Response yang Didapat 1 Aware 50% 64% 2 Comprehend 50% 64% 3 Interest 50% 98% 4 Intentions 50% 78% 5 Action 50% 85% Sumber: Olahan Peneliti, 2017 97 Berdasarkan tabel diatas, tingkatan respons aware memiliki nilai sebesar 64% tingkat respons comprehend memiliki nilai 64%. Tingkat repons interset memiliki nilai 98%. Sedangkan tingkat respons intentions memiliki nilai 78%, dan tingkat respons action meiliki nilai 85%. Dapat dilihat bahwa nilai hasil tingkatan respons yang didapat berada jauh diatas dari nilai kritis, dan sifatnya positif. Ditambahan pula oleh Effendy (2002, p.32-33), bahwa efektitifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakan sasaranya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Melihat hasil kesuluruhan Costumer Response Index (CRI) yang didapat dari hasil penilitian ini, tampak adanya pemenuhan respons responden sebagai audiens di berbagai tingkatan, yaitu awareness, comprehend, interest, intentions dan action. Dikaitkan dengan teori, repons-respons ini juga mengandung unsur efektivitas pesan iklan yang dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata dari audiensnya. 98 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada BAB V berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan kepada manajemen wana wisata kawah putih mengenai Efektivtas Pesan Iklan Wana Wisata Kawah Putih Pada Wisatawan Kota Bandung maka dapat ditarik kesimplan serta rekomendasi berupa : A. Kesimpulan 1. Perencanaan dan Pelaksanaan Program Advertising(periklanan) Wana Wisata Kawah Putih a. Perencanaan Periklanan berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Manajemen Wana Wisata Kawah Putih merencanakan program periklanan bertujuan untuk membangun sudut pandang yang positif sudah baik dimana di dalamnya informasi yang diberikan pada audience jelas, penjadwalan secara makro dan mikro dalam jangka waktu satu tahun dan pemilihan media yang tepat sesuai dengan penggunaan pasar namun masih perlu dioptimlakan khususnya mengenai aspek isi pesan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya sumber daya yang konsen atau expert tentang graphic Designer. 98 99 b. Pelaksanaan Periklanan Secara umum program periklanan sudah dilaksanakan namun masih terdapat kendala dan kelemahan diantaranya dalam melaksanakan keseluruhan program iklan, manajemen wana wisata kawah putih belum melakukan tahap pengukuran dampak penjualan dan dampak komunikasi. Hal tersebut penting dikarekanan pengukuran dampak penjualan dan dampak komunkasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat efektivitas atas program iklan yang sudah direncakan sebelumnya sehingga memberikan hasil yang lebih maksimal untuk perencanaan program periklanan periode selanjutnya. 2. Efektivitas pesan iklan Wana Wisata Kawah Putih Kepada wisatawan dikota bandung Berdasarkan penelitian atas efektivitas pesan iklan wana wisata kawah putih mengguakan model Costumer respons Index (CRI) kepada wisatawan di kota bandung dapat ditarik kesimpulan, tampak adanya pemenuhan kriteria dari responden sebagai audiens di berbagai tingkatan, yaitu awareness, comperhend, interest, intentions dan action. Pesan iklan ini juga telah mencapai standart, bahkan melebihi ekspektasi atau objetivitas dari pengiklan sehingga dapat dinyatakan bahwa pesan iklan wana wisata kawah putih telah mampu menimbulkan kesadaran, menimbulkan rasa ingin tahu, menimbulkan keinginan dan merangsang tindakan nyata. Wana Wisata Kawah Putih belum berada di top of mind(puncak pikiran) dalam benak wisatawan di Kota Bandung meskipun angka repons 100 wisatawan di kota bandung sebagai audieance dalam penelitian ini telah melebihi objektivitas oleh karena itu tantangan bagi manajemen Wana Wisata Kawah Putih mendorong daya tarik wisata tersebut agar dapat menarik perhatian masyarakat luas dan bersaing dengan daya tarik wisata lainya yang sudah terlebih dahulu terkenal. Manajemen Kawah Putih tidak boleh cepat merasa targetnya tercapai hanya disebabkan respons wisatawan yang baik karena bisa jadi respons tersebut merupakan euforia sementara yang dapat turun tergantung pada waktu dan persaingan sehingga untuk dapat menjadi top of mind dalam benak wisatawan, manajemen kawah putih divisi pemasaran harus terus-menerus mengusahakan pemasaran melalui Advertising(Periklanan) demi tercapainya posisi yang pasti dalam benak wisatawan. 101 B. Rekomendasi Berdasarkan pada analisis dan diatas, diberikan rekomendasi yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak manajemen wana wisata Kawah Putih khususnya divisi pemasaran dalam mengupaya kegiatan periklanan yang efektif. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Arahan Rekomendasi Perencanaan Program Advertising Wana Wisara Kawah Putih Gambar 11 Rekomenasi Perencanaan Program Advertisi ng Wana Wisata Kawah Putih DIVISI PEMSARAN Masyarakat ADVERTISING Awareness Comperhend VISI PERUMUSAN Pengiriman (kesadaran) (Kepahaman) & PESAN & PESAN MISI MEDIA Interest (Ketertarika ANGGARAN KETERLIBAT MEDIA /MONEY AN INSTANSI Intentions Action (Niat) (tindakan) Ssensd[af PENGUKURAN RESPONSE Dampak Komunikasi EVALUASI Dampak Penjualan Sumber : Hasil Modifikasi Drs. Indriyo Gitosudarmo, Kotler, 2017 Dari rangkaian diatas peneliti merekomendasikan sebagai berikut : 102 a. Pihak Manajemen Wana Wisata Kawah Putih khusunya bidang pemasaran sebaiknya membuat suatu perencanaan program periklanan yang baik, seperti lebih melihat segmentasi pasar, khususnya secara demografis, serta memiliki memiliki sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya agar terlihat keefektifan dari kegiatan tersebut. b. Menjalin hubungan simbiosis mutualisme dengan pihak pihak pengusaha disekitar wana wisata kawah putih yaitu penambahan anggaran dibidang pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang akan berdampak baik pula bagi para pengusaha-pengusaha disekitar Wana Wisata Kawah Putih c. Lebih memperhatikan aspek-aspek dari kegiatan periklanan itu sendiri. Yang dimaksud aspek dalam hal ini adalah pesan dan media dari kegiatan periklanan tersebut. Sebuah pesan haruslah mendapat perhatian, menimbulkan ketertarikan dan minat yang dapat merangsang audience untuk berkunjung . Untuk hal tersebut dapat digunakan berbagai saran yaitu, menampilkan suatu bentuk pesan yang baru dan lain daripada yang lain, headline dan gambar yang menarik, ukuran posisi, warna dan format yang atraktif dan kreatif. d. Menjalin kerja sama dengan instansi-instansi yang dibutuhkan sehingga kualitas maupun kuantitas iklan yang dikomunikasikan mendapatkan hasil yang maksimal e. Lebih memperhatikan response masyarakat selaku audieance iklan dikarenakan pada dasarnya kegiatan promosi ini adalah suatu bentuk 103 komunikasi pemasaran, yang terdiri dari komunikasi dua arah baik dari perusahaan maupun audience yang akan menilai seberapa efektif kegiatan promosi tersebut. f. Melakukan eveluasi secara kesuluran kegiatan adverising sehingga pihak manajemen pemasaran mengetahui segala kendala, gangguan dan kekurangan dalam prgoram periklnan sehingga dapat diperbaiki untuk program periklanan periode selanjutnya. 2. Arahan Rekomendasi Pelaksanaan Program Periklanan a. Flyer Pihak manajemen wana wisata sebaiknya lebih memperhatikan design brosur. Selain menarik dan aktraktif desaign brosur sebaiknya memuat informasi penting sebanyak mungkin. Dalam brosur disini terdapat berbagai informasi yang penting seperti bagaimana untuk menuju ke wana wisata kawah putih, aktivitas yang dapat dilakukan, akomodasi yang tersedia dan kesesuai dengan brand yaitu mengedukasi pengunjung sehingga membuat kesan pertama yang postif dimata wisatawan. Berikut merupakan contoh brosur hasil peneliti 104 Gambar 12 Rekomandi Brosur Wana Wisata Kawah Putih Sumber: Olahan Peneliti, 2017 b. Majalah Dalam pembuatan majalah Faktor yang harus diperhatikan adalah memadupadankan konten (kata/kalimat, jenis huruf gambar) agar dapat membangun rasa ingin tahu. Visual yang menarik dan mudah dibaca akan mempengaruhi secara psikografis pembaca. Berikut adalah contoh majalah hasil peneliti 105 Gambar 13 Rekomendasi Majalah Wana Wisata Kawah Putih Sumber: Olahan Peneliti, 2017 c. Baliho Gambar dibawah merupakan contoh baliho yang dibuat untuk digunakan pada pintu gerbang tol buah batu, pasir koja dan koppo dikarenakan pintu gerbang tersebut merupakan akses utama menuju bandung selatan atau kabupaten bandung. Baliho ini bertujuan untuk mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke wana wisata kawah putih semenjak kedatangan pertamanya. Ukuran yang disarankan adalah Panjang 3 meter dan lebar 2 meter. 106 Gambar 14 Rekomendasi Baliho Wana Wisata Kawah Putih Sumber: Olahan Peneliti, 2017 107 d. Website Gambar 15 Rekomendasi Website Wana Wisata Kawah Putih Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Gambar diatas merupakan contoh home atau halaman utama pada website. Pada website ini berisikan tentang semua infomasi tentang wana wisata kawah putih, website ini berisikan mengenai aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung, bagaimana cara menuju wana wisata kawah putih dari Kota 108 Bandung, kalender event dari wana wisata kawah putih, informasi tentang wana wisata kawah putih dan contact person agar komunikasi terjalin 2 arah. e. media internet harus dijadikan media utama untuk mengkomunikasikan informasi daya tarik wisata kawah putih dikarenakan selain terjangkau media ini sering digunakan oleh wisatawan dan komunikasi yang terhubung menjadi 2 arah. f. Penambahan jenis media didalam kegiatan periklanan, diutamakan media yang berkualitas dan mempunyai daya jangkau yang cukup luas. g. Frekuensi dari kegiatan periklanan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Sebaiknya lebih memperhatikan frekuensi dari kegiatan periklanan disesuaikan dengan pemilihan media yang sesuai. Karena iklan sifatnya harus diulang-ulang agar tidak terjadi putus hubungan. h. Penambahan aktivitas kegiatan periklanan baik dalam lingkup kuantitas maupun kualitas, diantarnya i. Membuat semua account media sosial dianatanya : FaceBook, Twitter, Instagram dikarenakan aplikasi pada media internet ini dapat menghubungkan komunikasi secara 2 arah 3. Arahan Rekomndasi Efektivitas Pesan Iklan a. Awareness (kesadaran) wisatawan terhadap daya tarik wisata kawah putih dapat ditingkatkan dengan menggunakan cara-cara, diantaranya : Mengundang pihak perusahan televisi yang mempunyai program tentang pembahasan destinasi wisata untuk membahas Destinasi Wisata Kawah 109 Putih, seperti : My trip My Adventure di trans tv, Weekend List di Net TV, Indonesia Bagus di Net TV, Jalan-Jalan Men di Global TV Menjalim Hubungan dengan pihak Hotel-Hotel di bandung untuk membagikan flyer bagi wisatawan yang menginap Membuat baliho disetiap pintu gerbang tol Buah Batu, Pasir Koja, Kopo dikarenakan ketiga tol tersbut merupakan akses menuju Wana Wisata Kawah Putih Mengunggah semua informasi tentang Wana Wisata Kawah Putih pada media internet b. Comperhend (kepahaman) terhadap pesan iklan daya tarik wisata kawah putih dapat ditingkatkan dengan mengumpulkan semua data yang berisikan keunggulan wana wisata kawah putih untuk ditayangkan dalam pesan iklan c. Interest (ketertarika) terhadap iklan daya tarik wisata kawah putih dapat ditingkat dengan menggunakan berbagai cara, diantaranya : Menambah staff dibagian marketing dengan latar belakang memiliki skill design graphics Menggunakan jasa photographer professional agar mendapat gambar dengan kualitas yang baik untuk di unggah dalam iklan 110 DAFTAR PUSTAKA Buku : Durianto, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang efektif. Jakarta. PT Gramedia Pusataka Utama Kencana Predana Media Group Kotler, P. (2003). Marketing Management Eleventh Edition . USA: Prentice Hall. Kotler, P., Bowen, J., & Makens, J. (2002). Pemasaran Perhotelan dan Pariwisata. Jakarta: Kotler, P.,(2002). Manajemen Pemasaran Milenium. Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip dan Amstrong, G. (2004). Principle of Marketing, Eleventh Edition. New Jersey: Prentice Hall Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran edisi 13. Erlangga Kotler, Philip, Alih Bahasa Benyamin Molan, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas,Jilid 1, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis riset Komunikasi (Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Realitions, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunkasi Pemasaran). Jakarta. 111 Morison, A. M. (1996). Hospitality and Travel Marketing. Singapore: Delmar Publisher. Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Peneletian Survei. Jakarta. LP3ES. Solomon (1999), buku Consumer Behavior :Buyung, Having dan Being Sugiyono, 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabet Website : http://jabarprov.go.id/index.php/news/7505/Kawah_Putih_Icon_Bandung_Selatan. (http://madebayu.blogspot.co.id/2009/10/pengertian-wisatawan.html). Journal : Felicia Noviani. 2013. “Efektivitas Iklan Midtown Hotel Surabaya Di Harian Jawa Pos”. Jurnal Universitas Kristen Petra Surabaya http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/viewFile/923/813 112 DAFTAR ISI ABSTRAK ...... i ABSTRACT...... ii KATA PENGANTAR...... iii DAFTAR ISI...... v DAFTAR TABEL...... vii DAFTAR GAMBAR...... ix BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ...... 10 C. Identikasi Masalah ...... 11 D. Tujuan Penelitian ...... 11 E. Metodologi Penelitian ...... 12 BAB II TINJAUAN TEORI ...... 23 A. Pariwisata dan Wana Wisata ...... 23 B. Wisatawan ...... 26 C. Pemasaran ...... 27 D. Bauran Promosi ...... 27 E. Advertising (Periklanan) ...... 31 v 113 F. Pesan(Massage) ...... 35 G. Media (Media) ...... 39 H. Efektivitas Iklan ...... 42 I. Kerangka Rekomendasi ...... 48 BAB III TINJAUAN OBJEK PENELITIAN ...... 49 A. Kondisi Umum Wana Wisata Kawah Putih...... 49 B. Manajemen Destinasi Wana Wisata Kawah Putih...... 57 C. Costumer Response Index Terhadap periklanan kawah Putih tahun 2016 .. 65 BAB IV PEMBAHASAN ...... 78 A. Analisis Pelaksanaan Program Advertising di Wana Wisata Kawah Putih .. 78 B. Analisis Efektivitas Pesan Iklan Pada Wisatawan Kota Bandung ...... 82 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...... 98 A. Kesimpulan ...... 98 B. Rekomendasi ...... 101 LAMPIRAN vi 114 DAFTAR TABEL Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Provinsi Jawa Barat 2011-2015 ...... 3 Tabel 2 Rekapitulasi_Kunjungan_Wisatawan_di Kota_Bandung Tahun 2017...... 4 Tabel 3 Tingkat Kunjungan Wisata Kawah Dalam Kawasan Regional ...... 5 Tabel 4 Program Periklanan Wana Wisata Kawah Putih 2016 ...... 7 Tabel 5 Matriks OperasionalkVariabel ...... 17 Tabel 6 Waktu Penelitian ...... 21 Tabel 7 Jenis Media Periklanan ...... 40 Tabel 8 Fasilitas Wana Wisata Kawah Putih ...... 56 Tabel 9 Sumber Daya Manusia Manajemen Wana Wisata Kawah Putih ...... 58 Tabel 10 Mitra Kerja Wana Wisata Kawah Putih ...... 59 Tabel 11 Tanggapan Responden Mengenai Top Of Mind ...... 65 Tabel 12 Tanggapan Responden Mengenai Brand Recognition ...... 66 Tabel 13 Tanggapan Responden Mengenai Awareness (Kesadaran) ...... 67 Tabel 14 Tanggapan Responden Mengenai Variasi Media Periklanan ...... 67 Tabel 15 Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Media Periklanan ...... 69 Tabel 16 Tanggapan Responden Mengenai Comperhend(kepahaman)...... 69 Tabel 17 Tanggapan Responden Mengenai Kepahaman(comperhend) ...... 70 Tabel 18 Tanggapan Responden Mengenai interest (Ketertarika) ...... 71 Tabel 19 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan (interest) ...... 72 Tabel 20 Tanggapan Responden Mengenai Kreativitas Pesan ...... 72 vii 115 Tabel 21 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mengingat Pesan ...... 73 Tabel 22 Tanggapan Responden Mengenai Intentions ...... 74 Tabel 23 Tanggapan Responden Mengenai Action (Tindakan) ...... 75 Tabel 24 No action (tidak bertindak) Wisatawan Kota Bandung Pada Wana Wisata Kawah Putih ...... 76 Tabel 25 Analisis Top Of Mind ...... 83 Tabel 26 Analisis Brand Recognition ...... 84 Tabel 27 Analisis Tingkat Kesadaran (Awareness) Wisatawan Kota Bandung pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih ...... 85 Tabel 28 Analisis Frekuensi Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan ...... 86 Tabel 29 Analisis Tingkat Kepahaman (Comp erhend) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih ...... 87 Tabel 30 Tingkat Ketertarikan (Interest) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih ...... 88 Tabel 31 Tingkat intention(niat) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata kawah putih ...... 90 Tabel 32 Tingkat action (tindakan) wisatawan Kota Bandung berkunjung pada wisata kawah putih ...... 92 viii 116 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Proses Kominikasi ...... 30 Gambar 2 Lima”M” Dalam Periklanan...... 42 Gambar 3 Model Customer Response Index (CRI) ...... 46 Gambar 4 Kerangka Rekomendasi...... 48 Gambar 5 Wana Wisata Kawah Putih ...... 51 Gambar 6 Lokasi Wana Wisata Kawah Putih ...... 52 Gambar 7 Brosur Wana Wisata Kawah Putih ...... 62 Gambar 8 Baliho dan Penunjuk Arah ...... 63 Gambar 9 Majalah Rimba Perum Perhutani ...... 64 Gambar 10 Hasil Costumer Respons Index (CRI) Wisatawan Kota Bandung Pada Periklanan Wana Wisata Kawah Putih ...... 94 Gambar 11 Rekomenasi Perencanaan Program Advertisi ng Wana Wisata Kawah Putih ...... 101 Gambar 12 Rekomandi Brosur Wana Wisata Kawah Putih ...... 104 Gambar 13 Rekomendasi Majalah Wana Wisata Kawah Putih ...... 105 Gambar 14 Rekomendasi Baliho Wana Wisata Kawah Putih ...... 106 Gambar 15 Rekomendasi Website Wana Wisata Kawah Putih ...... 107 ix LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA JURUSAN KEPARIWISATAAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG KUISIONER PENELITIAN Kepada Yth. Bapak/ibu, Saudara/i Responden Di tempat Dengan Hormat, Bersama ini saya sampaikan daftar pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Sdr/I, dengan permohonan agar kiranya berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang berkenaan dengan tanggapan anda terhadap “EEFEKTIVITAS PESAN IKLAN DAYA TARIK WISATA KAWAH PUTIH PADA WISATAWAN NUSANTARA”.Mohon kerja sama Bapak/Ibu/Sdr/I dalam mengisi kuesioner ini sesuai dengan kesungguhan keadaan yang sebenarnya yang sangat kami hargai. Kerahasiaan informasi yang di sampaikan dalam kuesioner ini pun sangat kami jaga dan tidak akan kami ekspos ke media masa. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu dan mencurahkan tenaga serta fikiran untuk mengisi kuesioner ini, kami ucapkan sekian dan terima kasih Bandung, Maret 2016 Hormat saya, Peneliti LAMA MENGINAP : JENIS KELAMIN : PRIA / WANITA 1. sebutkan nama tujuan wisata yang paling anda ingat dengan menggunakan objek kawah yang berada di jawa barat? (top of mind) ------ 2. Apakah anda mengetahui daya tarik wisata Kawah Putih ?(Brand recognition) a. Ya, dan saya telah mencantumkanya dalam jawaban diatas b. Ya, tetapi saya lupa mencantumkanya dalam jawaban diatas c. Tidak 3. Apakah anda sadar akan berbagai macam versi iklan dari daya tarik Wisata Kawah Putih (awareness) a. Ya b. Tidak (Jika menjawab Ya sebutkan berbagai macam media yang anda lihat atau dengar) media periklanan daya tarik wisata kawah putih yang telah dipublikasikan diantaranya : . presentasi ke perusahaan . kerja sama dengan biro . penyebaran majalah perjalanan . pemasangan baliho . website . penyebaran leafplet . kerja sama dengan tv swasta . penyebaran brosur . radio 1)………………………………………………………………………………… 2)……………………………………………………………………………….. 3)……………………………………………………………………………….. 4)………………………………………………………………………………… 4. Apakah dalam pengalaman anda pernah mengalami melihat atau mendengarkan iklan dari daya tarik wisata Kawah Putih lebih dari 3 kali ? (frekuensi) a. Ya b. Tidak 5. Apakah anda paham/mengerti maksud dari pesan iklan yang pernah anda dengar atau lihat ? (comprehend) a. Ya b. Tidak (Apabila menjawab tidak, mengapa anda tidak mengerti?) 1) Karena jarang melihat atau mendengarkan iklan dari daya tarik Kawah Putih 2) pesan iklan yang sampaikan daya tarik wisata Kawah Putih tidak jelas 3) Lainya,……………………………………………………………… 6. Apakah anda merasa tertarik ketika melihat atau mendengar iklan dari daya tarik Wisata Kawah putih merasa tertarik ? (interested) a. Ya b. Tidak (jika menjawab Ya, kenapa anda tertarik ?) 1) Isi pesan 2) Media yang digunakan 3) Isi pesan dan media yang digunakan 4) Lainya,………………………………………………………… 7. Apakah salah satu iklan daya tarik wisata Kawah Putih dibuat dengan kreatifitas yang melebihi iklan daya tarik Kawah lainya ? a. Ya b. Tidak 8. Apakah informasi yang tercantum pada iklan daya tarik wisata mudah diingat ? a. Ya b. Tidak 9. Setelah melihat iklan dari daya tarik wisata Kawah Putih apakah anda pernah berniat untuk berkunjuhng ke lokasi daya tarik wisata ? (intentions) a. Ya b. Tidak Apabila menjawab tidak, mengapa anda tidak pernah berniat mengunjungi daya tarik wisata Kawah Putih 1) Sudah setia pada destinasi kawah lain 2) Pengaruh dari orang lain untuk tidak berkunjung 3) Masih belum paham seluk beluk daya tarik Kawah Putih 4) Lainya,………………………………………………………………………………. 10. Apakah anda pernah mengalami pengalaman dimana saat anda melihat atau mendengar iklan dari daya tarik wisata Kawah Putih langsung berkunjung ke daya tarik tersebut ? a. Ya b. Tidak Kalau tidak, apakah alasan anda ? 1) Kurang menyukai objek wisata kawah 2) Terkendala dengan akses menuju kawah putih 3) Pengaruh dari teman untuk tidak mengunjungi kawah putih 4) Lainya...... PEDOMAN WAWANCARA (Pihak Pengelola/Manajemen Wana Wisata Kawah Putih) 1. apa visi misi yang ditetapkan dalam prgoram pemasaran periode 2016 ? 2. jenis media yang digunakan dalam periode 2016 ? 3. Jangkuan secara Geografis penyebaran iklan ? 4. Bagaimana pesan yang digunakan dalam setiap media yang digunakan ? 5. Kapan penyebaran iklan dilakukan dalam periode 2016 ? 6. Bagai mana hambatan, kendala dan gangguan dalam penyebaran iklan ? 7. Bagaimana tujuan dan sasaran iklan ? 8. Bagaimana pengaturan waktu penayangan program periklanan ? 9. Bagaimana kulaitas media yang dilakasanakan ? 10. Sumber pesan yang digunakan ? 11. Apa saja isi konten dari setiap media yang digunakan ? dan bagaimana cara menentukanya ? 12. Bagaimana cara mengukur dampak komunkasi dari program iklan yang telah dilaksanakan ? CURRICULUM VITAE Persona Detail Name : Bangga Gustaman Place/Date of Birth : Bandung, 5 july 1992 Gender : Male Religion : Islam Marial Status : Single Height/Weight : 170/60kg Adress : Jln. Meteor Raya Blok A-II no : 300 RT/RW 05/05 Kelurahan sekejati Kecamtan Buah Batu, Kota Bandung Phone : 082137717000 E-mail : [email protected] Formal Education 2012-Now : D IV Jurusan Kepariwisataan, Program Studi Manajemem Destinasi Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung/ Management of Tourism Destination, Bandung Institute of Tourism 2008-2012 : SMK Negeri 4 Bandung/ Senior High School 2005-2008 : SMP Negeri 2 Bandung/ Junior High Shool 1999-2005 : SD Negeri Karang Pawulang/Elemntary School Reserch and Organization Experiences 2014 : Field Project Study 2014 as coordinator Liaision Officer Managament of Tourism Destination 2013 : Event Staff of Zumba Concert Asia 2012 : Seminar Wisata Belanja di Kota bandung as liaison Officer Working Experiences Setember 2016 – Febuary 2017 : PT. GILMAN as Field Project Manager July 2015 – January : Kementrian Pariwisata as Planning and Finance Staff Skills Language : - Bahasa Indonesia is the mother tongue - Good English both written and Oral Software : Mcrisoft Office (Word, Excel, Power Point) Profil : Good attitude, kind, communicative, friendly, teamplayer and responsible