JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 131-136, 2016 ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821

UJI AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH JENGKOL ( pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI

Submitted : 27 Juni 2016 Edited : 18 November 2016 Accepted : 30 November 2016

Mohamad Rizal1, Yusransyah2, Sofi Nurmay Stiani2

1Universitas Mathla`ul Anwar Pandeglang 2Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang Email : [email protected]

ABSTRACT that can be used as a medicinal one of which is Jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) IC.Nielsen.). , bark and leaves jengkol contains saponins, flavonoids and tannins. The purpose of this study was to test the antidiarrheal activity of 70% ethanol extract of the peel jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) ICNielsen) to male mice that includes a solution of distilled water as a control, loperamide as a comparison, the ethanol extract of the fruit peel jengkol as test material, and oleum ricini as inductors. Research method used laboratory experiments. Data were analyzed by ANOVA (Analysis of Variance) and continued with different test average - average Duncan using SPSS (Statistical Product and Service Solutions). The results of that study 70% ethanol extract of the fruit peel jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) IC Nielsen) provide nonspecific antidiarrheal activity. The content of the metabolites were present in 70% ethanol extract of the fruit peel jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) IC Nielsen) which provides non-specific activity as antidiarrheal are tannins, flavonoids and steroids. Ethanol Extract Fruit Leather Jengkol 1.2 mg / g has a stronger effect in reducing diarrhea and provide optimum activity as nonspecific antidiarrheal.

Keywords : lobatum Benth, antidiarrheal, Oleum ricini

PENDAHULUAN atau usus besar bagian atas, akan diekskresi Diare merupakan salah satu masalah feses dalam jumlah banyak dan mengandung kesehatan utama di negara berkembang, air dalam jumlah besar, penyakit pada kolon termasuk . Angka kematian akibat bagian distal menyebabkan diare dalam diare di Indonesia masih sekitar 7,4 %, jumlah sedikit(2). sedangkan angka kematian akibat diare Banyak tanaman obat yang digunakan persisten lebih tinggi yaitu 45%. Insiden secara empiris oleh masyarakat sebagai obat penyakit diare yang berkisar antara 200-374 diare. Adapun tanaman obat yang dapat dalam 1000 penduduk, dimana 60 - 70% digunakan untuk membantu mengatasi diare diantaranya anak-anak usia dibawah 5 diantaranya mempunyai efek sebagai tahun(1). astringen yaitu dapat mengerutkan selaput Diare adalah pengeluaran feses cair lendir usus sehingga mengurangi atau seperti bubur berulang kali (lebih dari pengeluaran cairan diare dan disentri, selain tiga kali sehari). Pada penyakit usus halus

131 AKADEMI FARMASI SAMARINDA JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 131-136, 2016 MOHAMAD RIZAL itu juga mempunyai efek sebagai antiradang aktivitas antidiare non spesifik ekstrak dan antibakteri. etanol 70% kulit buah jengkol. Salah satu tumbuhan obat yang berkhasiat obat adalah jengkol METODE PENELITIAN (Archidendron pauciflorum (Benth.) I.C. Alat Nielsen). Suku yang sudah sejak Alat yang digunakan adalah pisau, lama ditanam di Indonesia, di kebun atau tampah, nampan alumunium, kandang pekarangan(3). Buah jengkol mengandung mencit, timbangan, rotary evaporator, karbohidrat, , vitamin A, vitamin B, toples, corong kaca, gelas beaker, tabung fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, reaksi, kompor listrik, lumpang dan stamper, steroid, glikosida, tannin, dan saponin. Biji erlenmeyer, gelas ukur, kertas saring, wadah jengkol merupakan bagian tanaman yang plastik paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat(4). Kulit buah tanaman Bahan jengkol mengandung alkaloida, flavonoida, Bahan yang digunakan adalah kulit saponin, tanin, glikosida dan steroid atau buah jengkol (Archidendron pauciflorum triterpenoid(5). Senyawa yang mempunyai (Benth.) I.C Nielsen) dan oleum ricini. aktivitas antidiare adalah tanin, flavonoid dan steroid. Tanin memiliki efek antidiare Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah yang berkerja sebagai pembeku Jengkol (EEKBJ) protein/astrigen yaitu zat yang berikatan Pembuatan ekstrak dilakukan secara pada mukosa, kulit atau jaringan yang maserasi dengan menggunakan pelarut berfungsi membekukan protein, sehingga etanol 70%. Sebanyak 1000 g serbuk membran mukosa menjadi kering dan simplisia dimasukkan ke dalam bejana, membentuk pembatas (thight junction) dimaserasi dengan etanol 70% kemudian yang bersifat resisten terhadap inflamasi diaduk sesekali selama 6 jam. Didiamkan dari mikroorganisme, selain itu tanin dapat selama 24 jam lalu tampung maserat menghambat sekresi dari klorida melalui (maserat pertama). Diulangi sebanyak dua ikatan antara protein tannate yang berada di kali seperti di atas. Maserat yang diperoleh usus dengan tanin(6). Flavonoid juga dipekatkan dengan alat rotary evaporator memiliki efek sebagai antidiare dengan dengan suhu 500C dan 50 rpm. menghambat motilitas usus sehingga mengurangi sekresi cairan dan elektrolit(7). Uji Fitokimia Senyawa steroid dapat meningkatkan Uji fitokimia dilakukan terhadap absorpsi air dan elektrolit dalam usus, simplisia dan ekstrak kulit buah jengkol sehingga mengakibatkan absorbsi air dan yang memiliki aktivitas antidiare untuk elektolit dalam usus normal kembali(8). memeriksa adanya senyawa golongan Berdasarkan uraian di atas maka metabolit sekunder sesuai dengan cara dilakukan pengujian aktivitas antidiare dari Fransworth. Secara umum senyawa pada ekstrak etanol 70% kulit buah jengkol kulit buah jengkol meliputi alkaloid, terhadap hewan percobaan yaitu mencit flavonoid, tanin, triterpenoid, steroid, dan jantan yang dibuat diare dengan oleum ricini saponin. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antidiare terhadap zat pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, kandungan metobolit sekunder, dosis serta

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 132 JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 131-136, 2016 MOHAMAD RIZAL

Penyiapan Bahan Uji, Kontrol, dan Obat menit setelah pemberian Oleum ricini, Pembanding masing - masing kelompok diberi perlakuan, Penyiapan bahan-bahan meliputi yaitu kelompok 1 diberikan larutan aquades sebagai kontrol, kelompok II diberikan aquades sebagai kontrol negatif, Loperamid larutan loperamid HCL sebagai pembanding HCl sebagai kontrol positif, dan ekstrak dan tiga kelompok masing- masing etanol kulit buah jengkol sebagai bahan uji diberikan secara oral ekstrak etanol kulit dan oleum ricini sebagai induktor. buah jengkol dosis 0,3 mg/gBB, 0,6 mg/gBB Pembuatan Larutan Loperamid HCl dan 1,2 mg/gBB. Dilakukan pengamatan Dosis 1 mg/kg BB (Kontrol Positif). Dosis setiap 30 menit selama 8 jam meliputi saat manusia = 2-8 mg/ hari tergantung beratnya mulai terjadinya diare, konsistensi feses (berlendir/ berair, lembek, dan normal), diare dan respon penderita. Dosis Loperamid diameter serapan air, berat feses, frekuensi tidak boleh > 16 mg/hari. diare dan lama terjadinya diare. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol (Bahan Uji). Pemanfaatan kulit Analisa Data buah jengkol secara empiris untuk Data hasil pengamatan konsistensi pengobatan antidiare di masyarakat adalah feses dianalisis secara statistic dengan 20 belah kulit jengkol atau 20 gram kulit metode (analisis variansi) pada tingkat buah jengkol kering. Faktor konversi dosis kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji untuk manusia (70 kg) pada mencit dengan duncan untuk melihat perbedaan nyata antar kelompok perlakuan. Analisis statistik ini berat badan 20 g adalah 0,0026 . menggunakan program SPSS (statistical product and service solution) versi 21. Penyiapan Mencit Mencit yang digunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian adalah mencit putih (mus Metode ekstraksi yang digunakan musculus) jantan sehat berumur 2-3 bulan dalam penelitian ini adalah maserasi, hal ini dengan berat badan 20-30 gram. Satu dikarenakan metode ekstraksi dengan cara minggu sebelum penelitian mencit maserasi dalam pelaksanaan dan peralatan yang digunakan sederhana walaupun dalam diadaptasikan dengan lingkungan percobaan. proses pengerjaanya membutuhkan waktu yang relatif lama. Dari proses maserasi Pengujian Antidiare didapatkan rendemen 8,5%. Dosis ekstrak etanol kulit buah Hasil skrining fitokimia kulit buah jengkol ditentukan berdasarkan orientasi jengkol diketahui bahwa kulit buah jengkol pada hewan percobaan terhadap mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, parameternya. Parameter yang diamati yaitu steroid, triterpenoid dan saponin. saat mulai terjadinya diare, konsistensi feses, Tabel 1. Hasil Skrining fitokimia kulit buah frekuensi diare dan lama terjadinya diare. Jengkol Dosis yang digunakan yaitu 0,3 mg/gBB, 0,6 mg/gBB dan 1,2 mg/gBB. Sebagai Kandungan Kimia Keterangan pembanding larutan loperamid HCL 0,001 Alkaloid Positif mg/gBB dan kontrol aquades . Flavonoid Positif Mencit diadaptasikan dengan Tanin Positif lingkungan penelitian selama satu minggu. Steroid dan Triterpenoid Positif Tiga puluh menit sebelum penelitian, mencit Saponin Positif dipuasakan, selanjutnya dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing 5 ekor. Semua mencit diberikan Oleum ricini 0,5 Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Jengkol ml/ ekor mencit secara oral. Tiga puluh Terhadap Aktivitas Diare Mencit Pada

133 AKADEMI FARMASI SAMARINDA JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 131-136, 2016 MOHAMAD RIZAL penelitian ini digunakan Oleum ricini antidiare(9).Tanin bekerja sebagai astringens, (Minyak jarak) sebagai penginduksi diare. yaitu senyawa yang dapat menciutkan Di dalam usus halus Oleum ricini selaput lendir usus sehingga dapat menekan dihidrolisis oleh enzim lipase menjadi terjadinya diare dan meringankan keadaan gliserol dan asam risinoleat. Asam risinoleat diare yang non spesifik pada mencit(6,9). inilah yang merupakan bahan aktif sebagai Flavonoid juga memiliki efek sebagai pencahar. Diare adalah suatu kondisi yang antidiare dengan menghambat motilitas usus menunjukkan frekuensi dan konsistensi sehingga mengurangi sekresi cairan dan buang air besar yang meningkat elektrolit(7). Senyawa steroid dapat dibandingkan dengan individu dalam meningkatkan absorpsi air dan elektrolit kondisi pencernaan yang normal(8). Pada dalam usus, sehingga mengakibatkan penelitian ini frekuensi dan konsistensi absorbsi air dan elektolit dalam usus normal merupakan parameter pengamatan terjadinya kembali(8). diare, parameter lain adalah bobot total feses Hasil penentuan saat mulai terjadinya mencit. Berdasarkan pengamatan kejadian diare (table 1), diperoleh nilai rata-rata dari diare menunjukkan adanya peningkatan masing-masing kelompok perlakuan yaitu: frekuensi defekasi, konsistensi feses dan Kelompok I (Aquades) mulai terjadinya bobot feses setelah diberikan perlakuan diare pada menit ke-64,4; Kelompok II ekstrak etanol kulit buah jengkol. (Loperamid HCL 0,001 mg/gBB) mulai Pengobatan non spesifik, dilakukan terjadinya diare pada menit ke-125,2; dengan mengurangi peristaltik otot polos Kelompok III (EEKBJ 0,3 mg/g BB) mulai usus (antimotilitas), menciutkan selaput terjadinya diare pada menit ke- 90,2; lender usus (astringensia), menyerap racun Kelompok IV (EEKBJ 0,6 mg/g BB) mulai dan toksin (adsorbensia) dan memberikan terjadinya diare pada menit ke-107,8 dan cairan elektrolit. Dalam penelitan Kelompok V (EEKBJ 1,2 mg/g BB) mulai digunakan Loperamid sebagai obat terjadinya diare pada menit ke-130,6. pembanding (kontrol positif). Loperamid Hasil yang diperoleh menunjukkan adalah opioid (Analgetika narkotika) yang Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,3 paling tepat untuk efek lokal pada usus mg/gBB dan Ekstrak Etanol Kulit Buah karena tidak menembus ke dalam sawar Jengkol 0,6 mg/gBB mempunyai efek yang otak. Oleh karena itu Loperamid tidak dapat lebih rendah dalam menekan diare menyebabkan ketergantungan. Obat dibandingkan Loperamid HCL 0,001 antimotilitas secara luas digunakan sebagai mg/gBB dan Ekstrak Etanol Kulit Buah terapi simtomatis pada diare akut ringan Jengkol 1,2 mg/g BB mempunyai efek yang sampai sedang. Opioid seperti morfin, lebih kuat dalam menekan diare difenoksilat dan kodein menstimulasi dibandingkan dengan Loperamid HCL 0,001 aktivitas reseptor µ pada neuron mienterikus mg/gBB. dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan Hal ini disebabkan karena jumlah meningkatkan konduktasi kaliumnya. Hal dosis yang diberikan berbeda-beda sehingga tersebut menghambat pelepasan asetilkolin mempengaruhi kekuatan bahan uji dalam dari pleksus mienterikus dan menurunkan menekan diare. Semakin tinggi dosis yang motilitas usus(8). diberikan maka semakin besar efek antidiare Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang dihasilkan oleh dosis obat tersebut. sampel yang digunakan mengandung tanin, Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak flavonoid dan steroid. Tanin di dalam etanol kulit buah jengkol dapat memberikan sampel inilah yang memberikan aktifitas aktivitas terhadap diare, dikarenakan kulit

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 134 JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 131-136, 2016 MOHAMAD RIZAL buah jengkol mengandung senyawa tanin, selaput lendir pada usus sehingga dapat flavonoid dan steroid yang dapat menciutkan menghentikan diare.

Tabel 2. Penentuan Saat Mulai Terjadinya Diare

Waktu Mulai terjadinya Diare rata-rata masing- Kelompok masing kelompok perlakuan (menit ke-) Kelompok I (Aquades) 64,4 Kelompok II (Loperamid HCL 0,001 mg/gBB ) 125,2

Kelompok III (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,3 mg/g BB) 90,2 Kelompok IV (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,6 mg/g BB) 107,8 Kelompok V (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 1,2 mg/g BB) 130,6

Tabel 3. Penentuan Frekuansi Diare Nilai rata-rata frekuensi Kelompok (kali) Kelompok I (Aquades) 7,6 Kelompok II (Loperamid HCL 0,001 mg/gBB ) 3,4 Kelompok III (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,3 mg/g BB) 6,4 Kelompok IV (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,6 mg/g BB) 5,4 Kelompok V (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 1,2 mg/g BB) 3,6

Tabel 4. Penentuan Lama Terjadinya Diare Lama terjadinya Diare Kelompok (Menit) Kelompok I (Aquades) 271,8 Kelompok II (Loperamid HCL 0,001 mg/gBB ) 125,8 Kelompok III (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,3 mg/g BB) 216,4 Kelompok IV (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,6 mg/g BB) 172,4 Kelompok V (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 1,2 mg/g BB) 119,2

Tabel 5. Efek Antidiare

Kelompok Aktivitas anti diare

Kelompok II (Loperamid HCL 0,001 mg/gBB ) Aktivitas kuat (++) Kelompok III (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,3 mg/g BB) Aktivitas lemah (+) Kelompok IV (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 0,6 mg/g BB) Aktivitas lemah (+) Kelompok V (Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 1,2 mg/g BB) Aktivitas kuat (+++)

135 AKADEMI FARMASI SAMARINDA JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 131-136, 2016 MOHAMAD RIZAL

SIMPULAN 5. Hutauruk, Joko, E. 2010. Isolasi Berdasarkan hasil penelitian dan Senyawa Flavonoida Dari Kulit Buah pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan Tumbuhan Jengkol (Pithecollobium antara lain. Ekstrak etanol 70% kulit buah lobatum Benth.) Skripsi. Universitas jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) Sumatera Utara. Medan. I.C. Nielsen) memberikan aktivitas antidiare 6. Kumar, R. 1983. Chemical and non spesifik. Kandungan senyawa metabolit Biochemical Nature of Fodder yang memberikan aktivitas sebagai antidiare Tannins. Journal of Agricultural and non spesifik adalah tanin, flavonoid dan food chemistry. 31 : 1364-1366 steroid. Ekstrak Etanol Kulit Buah Jengkol 7. Di Carlo, G., Autore, G., Izzo, A.A., 1,2 mg/g BB mempunyai efek yang lebih Maiolino, P., Mascolo, N., Viola, P., kuat dalam menekan diare dan memberikan Diurno, M.V., & Capasso, F.1993. aktivitas optimum sebagai antidiare non Inhibition of Intestinal Motility and spesifik. Secretory by Flavonoids in Mice and Rats: Structure Activity Relationships, DAFTAR PUSTAKA Journal of Pharmacy and Pharmacology, 1. Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan 45 (12) : 1054-1059. Anak Dalam Kebidanan. Edisi ke- 1. 8. Goodman, S.L., & Gilman, A. 1996. The Trans Info Media. Jakarta. Pharmacological Basis of Therapeutics, 2. Mutschler, E. 1999. Dinamika Obat, edisi 9th edition, 927, McGraw-Hill, USA. ke 5. Terjemahan Widianto, Mathilda B. 9. Nurrussakinah. 2010. Skrining Fitokimia Penerbit IT. Bandung. dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak 3. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Kulit Buah Tanaman Jengkol Indonesia. Jilid II. Penerjemah: Badan (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain) Litbang Kehutanan. Yayasan Sarana terhadap Bakteri Streptococcus mutans, Wana Jaya, Jakarta. Staphylococcus aureus, dan Esherichia 4. Hutapea, J.R. 1994. Inventaris Tanaman coli. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Obat Indonesia. Edisi III. Depkes RI. Medan. Jakarta.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 136