ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya ISSN: 2252-9144 (Cetak) Volume 10, Nomor 2, Juni 2021: 183 - 197 ISSN: 2355-360X (Online) 10.33772/etnoreflika.v10i2.1090

INISIASI GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN PANGKALPINANG

THE INITIATION OF ENVIRONMENTAL CARE MOVEMENT IN THE PEOPLE OF KELURAHAN BUKIT SARI, PANGKAL PINANG SUB DISTRICT

Luna Febriani

Universitas Bangka Belitung Email korespondensi: [email protected]

Diterima: 9 Februari 2021; Direvisi: 22 Mei 2021; Disetujui: 18 Juni 2021

Copyright © 2021 The Author This is an open access article under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

How to cite (APA): Febriani, L. (2021). Inisiasi gerakan peduli lingkungan pada masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, 10(2), 183–196. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v10i2.1090

ABSTRACT

Environment and disaster are an integral and inseparable part. In other words, environment can influence a disaster incidence in an area. Environmental issues and disasters are also urgent in Indonesian society. Apart from territorial location and demographic problems, damage and indifference to environment often present such disasters as floods, landslides, earthquakes, abrasion and so on. Flood is one of the environmental problems often occurring in Kelurahan Bukit Sari (Bukit Sari Village). This is due to the geographical conditions of Bukit Sari, located on a fairly low plain at several points and the lack of public awareness of environmental concerns. To minimize this environmental problem, the people of Kelurahan Bukit Sari have taken some efforts and movements to take care of the environment. This research is aimed at studying the environmental movements carried out by the community in order to preserve the environment. The results showed that the environmental care community movement is an initiative carried out by the community itself, while the environmental care movement consists of: waste management and sales, urban framing program and weekly mutual help or cooperative movement.

Keywords: environmental movement, social movement, deep ecology

ABSTRAK

Lingkungan hidup dan bencana merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan atau dengan kata lain saling mempengaruhi. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mempengaruhihadirnya bencana pada suatu wilayah. Persoalan lingkungan hidup dan

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 183

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

bencana ini pula menjadi persoalan urgen yang sedang dihadapi masayarakat Indonesia. Selain karena persoalan letak wilayah dan demografi, kerusakan dan ketidakpedulian terhadap lingkungan acapkali menghadirkan bencana seperti banjir, longsor, gempa, abrasi dan lain sebagainya. Banjir menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang seringkali terjadi di Kelurahan Bukit Sari. Hal ini terjadi karena kondisi geografis Bukit Sari yang berada pada dataran cukup rendah di beberapa titik dan masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap kepedulian lingkungan. Untuk meminimalisir persoalan lingkun ini, masayarakat kelurahan Bukit Sari melakukan bebragai upaya dan gerakan peduli lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji gerakan lingkungan yang dilakukan masyarakat dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori Deep Ecology sebagai pisau analisanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan masyarakat peduli lingkungan merupakan inisiasi yang dilakukan oleh masayrakat itu sendiri, adapun gerakan peduli lingkungan tersebut terdiri dari: pengelolaan dan penjualan sampah, program urban framing dan gerakan gotong royong setiap bulan.

Kata kunci: gerakan lingkungan, gerakan sosial, deep ecology

PENDAHULUAN masyarakat Bangka Belitung. Sudah dari Provinsi Kepulauan Bangka Beli- sejak dulu, timah menjadi sektor andalan tung merupakan salah satu daerah yang masyarakat Bangka Belitung dalam me- memiliki resiko rentan akan kerusakan menuhi kehidupan ekonominya. Bahkan, lingkungan. Kerusakan lingkungan pada hingga saat ini timah menjadis sektor provinsi ini salah satunya disebabkan ekonomi andalan, yang kemudian men- oleh komoditas sumber daya alam yang jadikan masayrakat Bangka Belitung dimilikinya, yakni timah. Bangka memiliki ketergantungan akan timah itu Belitung merupakan salah satu provinsi sendiri. Sedangkan untuk dampak negatif dengan produsen timah yang menyuplai yang dirasakan adalah kerusakan ling- timah ke lingkup lokal, nasional hingga kungan akibat pertambangan timah, ter- internasional. Wilayah produksi timah utama pertambangan yang dilakukan se- membentang dari Cina bagian Selatan, cara inkonvensional. Thailand Selatan terus ke Semenanjung Sebagaimana yang diketahui, per- Melayu, masuk ke kawasan Sumatra dan tambangan timah di Provinsi Kepulauan pulau-pulau kecil, Bangka Belitung dan Bangka Belitung selain dilakukan oleh Singkep. Studi tentang pertambangan perusahaan-perusahaan, banyak pula dila- menunjukkan bahwa ekspoitasi timah kukan oleh kelompok atau individu ma- pertama berawal pada 1710 di Bangka. syarakat. Pertambangan yang dilakukan Namun penetapan tahun ini banyak dikri- oleh masyarkat ini acapkali tidak diiringi tik mengingat ada beberapa kekeliruan. dengan izin pertambangan, yang mana Timah Indonesia telah ditambanh jauh kemudian konsekuensinya adalah pada pada masa sebelum tahun tersebut, se- kerusakan lingkungan. Pertambangan ti- perti masa dikjayanya kerajaan Matirim mah yang dilakukan tanpa tanggung Nusantra Sriwijaya (Erman, 2009). jawab kemudian menghasilkan warisa- Tingginya produksi dan komoditas warisan nyata dan kasat mata, yakni timah yang ada di Bangka Belitung, lubang hasil pertambangan timah yang disatu sisi menjadi hal yang positif na- dalam masyarakat Bangka Belitung mun disisi lain justru melahirkan dampak dikenal dengan sebutan lubang camuy. negatif bagi masyarakat. Dampak positif Masifnya warisan lubang camuy yang yang dirasakan adalah timah menjadi dihasilkan dari pertambangan ini, selain salah satu penopang ekonomi kehidupan dapat menggangu estetika lingkungan

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 184

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

dan mengancam kelestarian lingkungan, peduli lingkungan. Hal ini terlihat dari juga dapat membahayakan bagi kesela- masih terdapatnya sampah-sampah yang matan jiwa masyarakat. Hal ini dapat dibuang secara semabarangan sehingga dilihat dari terjadinya berbagai fenomena selain menyebabkan permasalahan keber- dimana banyak para penambang timah sihan juga menyebabkan masalah ling- yang tewas akibat tertimbun pasir pada kungan dan bencana. lubang tersebut. Kurangnya kesadaran masyarakat Berdasarkan data yang didapat dari tentang peduli lingkungan ini kemudian Walhi Bangka Belitung, kerusakan menjadikan bebrapa kelompok masya- lingkungan yang diakibatkan oleh per- rakat di Kelurahan Bukit Sari untuk tambangan timah di Provinsi Kepualauan menginisiasi kegiatan-kegiatan peduli Bangka Belitung menjadikan 60% hutan lingkungan. Kegiatan ini dilakukan dila- di Provinsi Kepualauan Bangka Belitung kukan dengan memanfaatkan kondisi berada pada posisi sangat kritis dan kritis, lingkungan dan potensi yang ada pada 12% dalam kondisi agak kritis dan 28% masyarakat. Keterlibatan masyarakat ini kondisi hutan dalam keadaan baik. didasri inisiatif mereka sendiri, agar Berikut gambaran kerusakan lahan yang lingkungan mereka tinggal dapat lebih terjadi di Provinsi Kepualauan Bangka aman dan nyaman. Rahman (2016) Belitung: melihat pelestarian lingkungan itu pen- ting dan menjadi tanggung jawab semua Tabel 1.1 Gambaran Kerusakan Lahan di pihak baik pemerintah maupun masya- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung rakat. Menurutnya, sudah seharusnya Lokasi/ Rusak Parah setiap anggota masyarakat berpartisipasi Kawasan atau Lahan % dan ikut andil secara aktif dalam Hutan Kritis (Ha) pengelolaan lingkungan hidup mengingat Pulau Bangka 810.059.87 76,91 Lahan Kritis 269.413 tanpa adanya partisipasi aktif dari ma- Pulau Belitung 243.193,32 23,9 syarakat maka mustahil lingkungan hidup Lahan Kritis 51.347,30 50 dapat dijaga kelestariannya. Disisi lain, Total lahan 1.053.253,19 64,12 pemerintah perlu melakukan sosialisasi Kritis Babel atau penyuluhan tentang pentingnya par- Total Luas 633.472 10 Babel tisipasi masyarakat dalam pengelolaan Sumber: WALHI Provinsi Kepulauan Bangka lingkungan hidup dan berbagai upaya- Belitung upaya lainnya, baik secara preventif mau- pun represif. Selain karena kehadiran komoditas Dalam perjalannya, gerakan ini sumber daya alam, kerusakan lingkungan mengalami pasang surut, baik dari keter- yang ada di Provinsi Kepulauan Bnagka libatan aktor yang berpartisipasi maupun Belitung juga tidak dapat dilepaskan dari kuantitas aktivitasnya. Maka, peneliti persoalan demografi dan kurangnya kesa- menjadikan ini sebagai fokus utama per- daran masyarakat tentang kesadaran ling- masalahan dalam penelitian ini, yakni kungan. Salah satu daerah di Provinsi Ke- bagaimana gerakan peduli lingkungan pulauan Bangka Belitung yang memiliki yang diinisiasi dan dilakukan masyarakat persoalan lingkungan adalah Kelurahan di Kelurahan Bukit Sari. Tujuan dari Bukit Sari. Kelurahan Bukit Sari selalu penelitian ini adalah mendeskripsikan menghadapi persoalan banjir ketika hujan tentang inisiasi dan upaya gerakan sosial deras melanda. Banjir yang terjadi selain lingkungan pada masyarakat Kelurahan disebabkan oleh persoalan demografi Bukit Tani. juga disebabkan karena kurangnya pema- haman dan kesadaran masyarakat tentang

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 185

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

Sisi kebaruan dari dari penelitian Kemudian peneliti juga mengambil ini adalah penelitian ini menemukan penelitian terdahulu dari abd. Rahman bahwa gerakan sosial tidak saja lahir dkk (2011) yang mengambil tema Gerak- dicetuskan dari kelompok organisasi atau an Sosial Masyarakat Peduli Lingkung- lembaga swadaya, karena selama ini an, hasil penelitian menunjukkan gerak- gerakan sosial identik dengan kelompok an sosial peduli lingkungan masyarakat lembaga swadaya masyarakat. Penelitian Awangpone yang dimulai pada tahun ini justru melihat masyatakat itu sendiri 2011 tidak berstruktur dan bersifat spon- mampu melakukan gerakan social ter- tan, tetapi berubah lebih ke arah maju utama untuk menyelamatkan lingkungan, dengan membuka jalur hukum dan mem- yang mana kemudian gerakan social ini bentuk sebuah organisasi. Penulis me- berkorelasi dengan hadirnya pember- nyimpulkan bahwa masyarakat telah me- dayaan dalam masyarakat. Dari beberapa nyadari pentingnya lingkungan yang penelitian terdahulu seperti penelitian sehat terutama di lingkungan masyarakat. Gerakan Kesadaran Lingkungan Masya- Adapun bentuk-bentuk gerakan sosial rakat Telulimpoe Kabupaten Sinjai peduli lingkungan yang ada di Keca- menunjukkan bahwa terdapat implikasi matan Awangpone yaitu: jamban sehat, dari kesadaran lingkungan dalam masya- memanfaatkan lingkungan pekarangan rakat yakni perlu adanya peningkatan rumah dan menjaga kebersihannya, dan kesadaran masyarakat, mengingat masa- menanam pohon. lah utama yang menonjol adalah hubung- Dalam mengkaji penelitian ini, an antara manusia dalam kehidupan dapat peneliti menggunakan konsep dan teori menimbulkan masalah kelestarian sumber tentang gerakan sosial baru mengalami daya yaitu kerusakan yang timbul akibat perkembangan yang cukup pesat pada de- ulah manusia. Selain itu penelitian yang kade 60-an dan semakin memiliki data dilakukan Laila (2014) yang mengambil yang kaya ketika memasuki abad 21. judul Gerakan Masyarakat Dalam Peles- Studi gerakan sosial dalam perkem- tarian Lingkungan Hidup (Studi Tentang bangannya tidak hanya dimonopoli oleh Upaya Menciptakan Kampung Hijau Di ilmu sosial namun juga psikologi sosial, Kelurahan Gundih Surabaya) melihat ilmu politik, sejarah dan lingkungan strategi yang dilakukan dalam gerakan ini hidup. Bahkan, sekarang muncul konsep adalah berkaitan dengan merubah kultur gerakan sosial baru yang ditandai dengan masyarakat untuk ramah lingkungan beragamnya pelaku dan isu dari gerakan dengan caraperubahan sosial kultural da- sosial, seperti isu hak asasi manusia, lam masyarakat. Gerakan tersebut ber- demokratisasi, perempuan dan lingkung- kaitan dengan gerakan lingkungan karena an hidup (Situmorang, 2013). strategi dan upaya mereka adalah sebagai Gerakan sosial menurut Macionis perwujudan opini publik dan nilai-nilai (dalam Sukmana, 2016) didefinisikan se- yang menyangkut lingkungan. Upaya bagai aktivitas yang diorganisir dengan yang dilakukan hingga saat ini antara lain tujuan untuk mendorong atau meng- dengan konsensus bersama membuat nota hambat suatu perubahan sosial. Dari defi- kesepakatan dengan maksud untuk me- nisi ini, Macionis menekankan ada hal nyamakan tujuan, pendaur ulangan sam- yang menjadi ciri utama gerakan sosial, pah, penghematan penggunaan air, men- yakni adanya aktivitas yang diorganisir jadikan kampung wisata tengah kota, dan adanya tujuan yang berkaitan dengan mensosialisasikan kepada masyarakat perubahan sosial. Oleh karena itu, gerak- luar untuk pelestarian lingkungan. an sosial erat sekali hubungannya dengan perubahan sosial. Gerakan sosial acapkali

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 186

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

disamakan dengan perilaku kolektif, tentang lingkungan. Selain kepedulian namun pada dasarnya dua hal ini meru- yang diwujudkan dalam pembahasan isu pakan hal yang berbeda. Perbedaannya lingkungan dalam agenda dan seminar, dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni: muncul pula gerakan-gerakan dan orga- aspek pengorganisasian, aspek pertim- nisasi lingkungan yang memiliki variasi bangan dan aspek daya tahan. Pada aspek bentuk serta tindakan. Pada level global, pengorganisasian, gerakan sosial diorga- kemunculan organisasi lingkungan dida- nisir lebih baik daripada perilaku kolek- sari untuk mengawal aksi-aksi protes tif, seperti pada gerakan sosial terdapat terhadap okupasi industri terhadap area pembagian tugas yang jelas, adanya hutan yang dilindungi (Suharko, 2013: struktur yang jelas serta visi yang jelas 20). Kemudian, seiring perkembangan daripada perilaku kolektif. Untuk aspek waktu organisasi lingkungan ini meng- pertimbangan, pada gerakan sosial ke- alami perkembangan dan perubahan, terlibatan partisipan didasarkan pada dimana tidak semata-mata disasarkan aspek pertimbangan yang matang, semen- pada okupasi terhadap hutan lindung, tapi tara perlaku kolektif tidak. Dan terakhir, menjadi berkembang menjadi gerakan di aspek daya tahan, gerakan sosial politik hijau hingga berbentuk cognitive memiliki daya tahan yang lama diban- praxis yang berorientasi pada pengga- dingkan perilaku kolektif. bungan antara teknologis dan kosmo- Selain tiga aspek tersebut, gerakan logis. Di Indonesia, gerakan lingkungan sosial dapat dicirikan pula dari tahapn di Indonesia secara resmi ditetapkan kemunculannya. Secara umum, gerakan sejak 5 Juni 1972, ketika diselenggara- sosial muncul melalui beberapa tahapan, kannya Konferensi PBB tentang Ling- mulai dari tahap kemunculan, tahap kungan Global di Stockholm dimana penggabungan, tahap birokratisasi dan Indonesia mengirimkan delegasi resmi tahap kemunduran atau penurunan. Hal (Emil Salim) yang kemudian Menteri ini kemudian memperjelas perbedaan Lingkungan Indonesia pertama. Tetapi, antara gerakan sosial dan perilaku ko- environmentalisme yang terorganisir/ lektif. Pada penelitian ini gerakan sosial sukarela merupakan fenomena yang telah difokuskan pada gerakan lingkungan ma- lama muncul yang bermula dari kelom- syarakat di Kelurahan Bukit Sari. Tidak pok mahasiswa pencinta alam yang mun- dapat dipungkiri, gerakan lingkungan me- cul pada tahun 1970an (Aditjondro, rupakan bagian dari gerakan sosial yang 2003). muncul karena adanya kekhawatiran ter- Sementara itu, untuk membedah hadap lingkungan yang semakin hari penelitian ini, peneliti menggunakan teori semakin rusak. Kemunculan gerakan Deep Ecology dari Arne Naess sebagai lingkungan tidak dapat dilepaskan karena pisau analisisinya. Teori ini diawali dari adanya pengaruh revolusi industri yang spirit bahwa mengatasi persoalan ling- identik dengan masifnya penggunaan kungan itu harus berpusat pada seluruh mesin dan pabrik yang kemudian mahluk hidup, bukan manusia semata. menyumbang kerusakan-kerusakan Sederhananya, teori deep ecology lingkungan. mengembangkan prinsip moral berkenaan Gerakan lingkungan muncul terkait dengan kepentingan seluruh komunitas permasalahan lingkungan telah menjadi ekologis. Titik tolak teori ini berfokus perhatian dan kepedulian warga dunia, pada konsep ecosophy, yang berarti ke- hal ini dapat dilihat dari agenda-agenda, arifan mengatur hidup selaras dengan seminar, serta forum (baik tingkat lokal alam sebagai sebuah rumah tangga dalam maupun internasional) yang membahas arti luas. Sederhananya, lingkungan hi-

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 187

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

dup bukan hanya sekadar sebuah ilmu e. Perlunya perubahan dalam politik melainkan sebuah kearifan, melainkan menuju ecopolitics. Sasaran utama dari sebuah cara hidup dan pola hidup selaras politik ekologi yaitu mencapai suatu dengan alam pula. Konsep ecosophy ini keberlanjutan ekologi secara luas yang kemudian berkaitan dengan gerakan so- berjangkauan jauh ke depan. Hal ini sial yang mana ecosophy menjadi prinsip menjadi kriteria utama dari semua dalam melakukan gerakan dari semua kebijakan yang berwawasan lingkung- penghuni rumah tangga, penghuni alam an hidup baik di tingkat daerah, na- semesta untuk menjaga secara arif ling- sional maupun global. kungannya. Teori deep ecology dari Naees ini Pola hidup yang arif mengurus menjadi relevan melihat tentang gerakan dan menjaga alam sebagai rumah tangga lingkungan yang dilakukan oleh ma- ini bersumber dari pemahaman dan syarakat Kelurahan Bukit Sari, mengingat kearifan bahwa segala sesuatu di alam inisiasi gerakan tersebut tidak dapat semesta mempunyai nilai pada dirinya dilepaskan dari prinsip untuk menjaga sendiri, dan nilai ini jauh melampaui nilai lingkungan tempat mereka tinggal yang yang dimiliki oleh dan untuk manusia. mana gerakan tersebut mendayagunakan Kearifan ini terungkap dalam perilaku potensi yang ada dalam masyarakat dan dan tindakan konkret sebagai sebuah aksi melibatkan ekosistem lainnya selain dan gerakan nyata. Adapun yang men- manusia itu sendiri. jadi prinsip utama gerakan hidup dari teori ini adalah sebagai berikut (Keraf, METODE PENELITIAN 2010) : Pada penelitian ini, metode a. Biospheric egalitarianism, yaitu peng- penelitian yang digunakan adalah metode akuan bahwa semua organisme dan penelitian kualitatif. Metode penelitian makhluk hidup adalah anggota yang kualitatif merupakan metode penelitian sama statusnya dari suatu keseluruhan ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan yang tekait sehingga mempunyai mar- dan menganalisis data berupa kata-kata tabat yang sama. (lisan maupun tulisan) dan perbuatan b. Prinsip non-antroposentrisme, yaitu manusia serta peneliti tidak berusaha data manusia merupakan bagian dari alam, kualitatif yang telah diperoleh (Afrizal, bukan atas atau terpisah daru alam. 2014). Meskipun demikian, ini bukan Manusia tidak dilihat sebagai tuan dan berarti metode penelitian kualitatif tabu penguasa dari alam semesta, tetapi dengan angka-angka, melainkan pene- sama statusnya sebagai ciptaan Tuhan. litian kualitif dapat dan perlu meng- c. Prinsip realisasi diri, prinsip ini me- analisis angka-angka atau mengkuan- lihat bahwa manusia merealisasikan tifikasikan data jika diperlukan. Yang dirinya dengan mengembangkan po- menjadi fokus utama dari metode ini tensi diri. Hanya melalui itu ia bisa adalah kualitas data, atau singkatnya mempertahankan hidupnya. Artinya hakikat dari sesuatu atau data tersebut. manusia berkembang menjadi manusia Kualitas ini kemudian mengacu pada kata yang penuh dan utuh justru dalam re- ‘apa, siapa, bagaimana, kapan dan lasi dengan semua kenyataan hidup di dimana?’. Digunakannya metode pene- alam. litian kualitatif deskriptif ini menjadi d. Pengakuan dan penghargaan terhadap relevan, mengingat peneliti ingin men- keanekaragaman dan kompleksitas deskripsikan dan menggali secara men- ekologis dalam suatu hubungan sim- dalam tentang gerakan lingkungan yang biosis.

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 188

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

ada dalam masyarakat Kelurahan Bukit Miles dan Huberman. Metode analsisis Sari. data Miles dan Huberman dikenal dengan Dalam melakukan penelitian ini, metode interaktif yang mana metode ana- peneliti melakukan penelitian langsung lisis ini memperkenankan peneliti untuk ke lapangan untuk memperoleh dan terus mengambil atau mengumpulkan mengumpulkan data. Adapun teknik data ketika data yang dianalisis dianggap pengumpulan data yang digunakan pada kutang. Adapun tahapan dari teknik penelitian ini dilakukan dengan beberapa analisa ini diawali dari tahapan pengum- cara, yakni: Pertama, observasi yang pulan data kemudian penyajian data merupakan pengamatan terhadap suatu dilanjutkan dengan reduksi atau pemi- obyek dan fokus yang akan diteliti. lahan data yang diakhiri dengan tahap Observasi yang dilakukan pada pengum- verifikasi data dan penarikan kesimpulan. pulan data ini adalah observasi secara Tentunya tahapan penarikan kesimpulan langsung, adapun obyek yang diobservasi ini akan disempurnakan dengan aktivitas adalah kegiatan-kegiatan masyarakat mengaitkan data dengan teori yang rele- yang berkenaan dengan kegiatan dan van atau yang telah ditentukan sebelum- aktivitas masyarakat yang berhubungan nya. Sehingga, dari kegiatan ini dapat dengan gerakan tersebut. ditarik benang merah temuan utama dari Teknik pengumpulan data kedua penelitian ini secara ilmiah. Analisis ini adalah dengan cara wawancara yang me- memudahkan peneliti dalam menginter- rupakan teknik mengumpulkan data pretasi data tentang gerakan lingkungan dengan bertanya langsung kepada infor- pada masayrakat Kelurahan Bukit Sari. man yang mengetahui dan terlibat dalam kegiatan ini. Wawancara yang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN dalam penelitian ini adalah wawancara Gerakan Peduli Lingkungan pada Ma- tidak terstruktur, dengan kata lain wa- syarakat Bukit Sari wancara dilakukan dengan merancang Kelurahan Bukit Sari merupakan pedoman wawancara sebelumnya namun penggabungan dari 2 Kelurahan yaitu dapat melakukan improvisasi dari pedo- Kelurahan Bukit Tani dan Kelurahan man tersebut. Yang menjadi informan Bukit Lama, kemudian disatukan menjadi dalam wawancara mendalam ini tentu Kelurahan Bukit Sari. Kelurahan Bukit pihak yang memahami dan terlibat lang- Sari menjadi bagian unit kerja organisasi sung pada gerakan masayarkat tersebut, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkal- yakni: pihak kelurahan, PKK, dan ibu-ibu pinang. Wilayah Kelurahan Bukit Sari atau perempuan pada lingkungan ter- memiliki dengan luas wilayah sebesar sebut. Selain itu, pengumpulan data juga 108,3 Ha yang terdiri atas 3 Rukun dilakukan dengan cara observasi dan wa- Warga (RW) dan 9 Rukun Tetangga. wancara, pengumpulan data juga dilaku- Jumlah pendudukan pada Kelurahan kan dengan pengumpulan-pengumpulan Bukit Sari sebanyak 5.487 jiwa, dengan dokumen yang berkaitan dengan konteks rincian laki-laki sebanyak 2.813 orang penelitian, seperti jurnal penelitian dan dan perempuan sebanyak 2.674 orang. dokumen tentang kelurahan Bukit Sari Adapun etnis mayoritas pada Kelurahan untuk melengkapi data-data yang telah Bukit Sari ini adalah Etnis Melayu deng- ada sebelumnya. an jumlah 3.620 orang dan diikuti dengan Setelah data dikumpulkan dari la- etnis Jawa sebesar 1.687 orang. pangan, maka tahapan selanjutnya adalah Secara geografis, terdapat bebe- analisis data, pada proses ini penelitian rapa daerah di Kelurahan Bukit Sari yang menggunakan metode analsisis data dari berada pada dataran cukup rendah di

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 189

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

beberapa titik, terutama wilayah RW 02. menginisiassi gerakan peduli lingkungan Hal ini kemudian menjadi masalah ling- untuk menjaga kelestarian lingkungan kungan rutin yang dihadapi masayrakat, mereka. Gerakan ini diinisiasi oleh be- yakni banjir. Karena rendahnya dataran berapa masayarakat terutama perempuan di beberapa RW di Kelurahan Bukit Sari, atau ibu-ibu PKK Kelurahan Bukit Sari maka ketika hujan deras mengguyur dan pihak Kelurahan Bukit Sari. Adapun acapkali aliran air hanya terbendung pada gerakan yang dilakukan oleh mayarakat bandar atau selokan di wilayah RW 02 PKK Kelurahan Bukit Sari, yakni: saja, selokan ini pun tidak mampu me- nampung debet air yang cukup besar Program Pengumpulan dan Penjualan terlebih ketika intensitas hujan yang Sampah ke Bank Sampah tinggi. Maka, tidak dapat terelakkan, Berdasarkan Peraturan Menteri ketika hujan deras mengguyur bencana Lingkungan Hidup Republik Indonesia banjir menjadi langganan bagi masya- Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman rakat daerah sini. Pelaksanaan Reduce, Reuse, Dan Recycle Selain persoalan geografis, bencana Pemerintah Kota Pangkalpinang menge- banjir yang terjadi juga disebabkan oleh luarkan Peraturan Daerah Kota Pangkal- persoalan lainnya, yakni masih minimnya pinang Nomor 6 Tahun 2013 Tentang kesadaran masyarakat terhadap kepedu- Pengelolaan Sampah. Salah satu bentuk lian lingkungan. Hal ini dapat terlihat dari konkret dari peraturan ini adalah terdapat beberapa wilayah di Kelurahan dibentuknya bank sampah yaitu “Bank tersebut yang masih terlihat kumuh ka- Sampah Pang-kalpinang (Bank Papin)” rena banyaknya sampah dan tanaman liar yang berdiri pada tanggal 24 November yang merambat sehingga saluran air ter- 2012. Motto dari Bank Sampah Papin ini hambat oleh rumput dan tidak mampu adalah “Gesit Bedepor” artinya lincah menampung volume air yang berlebihan. dan menghasilkan hasil yang tepat. Untuk Ditambah lagi dengan kondisi pandemi Bank Sampah yang beroperasi di akibat hadirnya Covid-19 saat ini yang Kelurahan Bukit Sari mulai dilaksanakan mana mengharuskan masyarakat melaku- sejak tahun lalu. kan aktivitas sehari-harinya lebih banyak Kelurahan Bukit Sari merupakan dirumah. Kondisi seperti ini yang menja- salah satu kelurahan yang berpartisipasi dikan masyarakat memilih tidak mau aktif dan dinilai mampu menjadi pilot repot untuk membuang sampah ke tempat project Bank Sampah ini. Hal ini pembuangan sampah dan mengakibatkan dikarenakan ke-kompakan warganya mereka membuang sampah di daerah untuk menggiatkan kepedulian terhadap perairan dekat rumah yang justru menye- lingkungan dengan cara mengumpulkan babkan daerah tersebut menjadi kumuh sampah-sampah yang kemu-dian dan terjadi penyumbatan di dalam selo- diserahkan ke Bank Sampah. Ma- kan ataupun aliran air sungai di daerah syarakat Kelurahan Bukit Sari menjadi tersebut. Di samping itu, kurangnya kesa- na-sabah penyumbang sampah rutin daran terhadap pengelolaan sampah di dalam ke-giatan bank sampah ini. lingkungan sekitar mereka juga menjadi Sampah-sampah yang ada ini diserahkan persoalan lingkungan yang dihadapi atau dijual kepada Bank Sampah, yang masyarkat ini. mana kemudian hasil dari penjualan Mengingat persoalan lingkungan diterima sepenuhnya oleh ma-syarakat, ini menjadi masalah rutin yang dihadapi terutama pihak PKK yang ke-mudian masayarakat Kelurahan Bukit Sari ini, digunakan untuk kepentingan ber-sama. maka masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pengumpulan sampah-sampah ini lebih

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 190

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

tepatnya dilakukan di wilayah RT 03/RW banyak berkembang di wilayah perkotaan 01 sebagai pelopor utama. sebab semakin tergusurnya ruang terbuka Hubungan kerjasama dalam di perkotaan yang digantikan dengan penge-lolaan dan penjualan sampah pem-bangunan gedung-gedung antara pihak Kelurahan Bukit Sari dan bertingkat. Pemerintah Kota sudah berjalan selama Hilangnya ruang terbuka hijau ini satu tahun hingga saat ini. Namun, karena cukup berdampak serius bagi kesehatan adanya pandemi, maka program Bank ma-syarakat kota dikarenakan semakin Sampah harus terhenti peng-operasiannya tingginya polusi. Oleh karena itu, konsep dikarenakan pandemi. Hal ini urban far-ming muncul sebagai salah satu dikarenakan untuk mencegah adanya solusi untuk tetap bisa hidup sehat penye-baran virus saat dalam proses sekaligus dapat me-melihara wilayah pemi-lahan sampah-sampah. Meski perkotaan yang tercemar. Berbagai sistem demikian, masya-rakat setempat tetap penanaman urban farming seperti mengusahakan untuk mengembangkan vertikultur, hidroponik, dan akua-ponik gerakan Bank Sampah ini agar bisa dapat dengan mudah diterapkan di area menjadi nilai tambah untuk terbatas. Misalnya, di halaman depan perekonomian mereka yang diharapkan rumah yang disulap menjadi taman dapat berjalan dengan semestinya usai vertikal hidro-ponik. pandemi. Penerapan hidroponik dinilai Terbentuknya kepedulian untuk sangat bermanfaat untuk meningkatkan menjaga lingkungan sekitar oleh warga hidup yang sehat dan terjaga dari Kelurahan Bukit Sari ini tidak terlepas derasnya polusi. Ke-lurahan Bukit Sari dari modal sosial yang terbangun, antara merupakan wilayah per-kotaan dimana lain ker-jasama, rasa kepercayaan, norma masyarakatnya cukup banyak dalam rukun tetangga/warga, dan menerapkan penanaman hidroponik. networking antara pihak Kelurahan Salah satunya dapat dijumpai pada dengan masyarakat. Dengan demikian, wilayah Bukit Tani, tepatnya di RT/RW sampah-sampah tersebut bisa men-jadi 3. Beberapa warga disana sudah nilai tambah untuk dijual, selain itu ke- melakukan penanaman hidro-ponik giatan kerajinan tersebut setidaknya bisa berupa kangkung dan sawi selama satu membangun kesadaran masyarakat untuk tahun. Tentunya penanaman hidroponik bisa memanfaatkan sampah-sampah yang ini dilakukan dengan memanfaatkan area bisa didaur ulang menjadi lebih ekonomis ter-batas sekitar rumah. Selain daripada senantiasa membuang sampah memanfaatkan area yang terbatas, hasil ke selokan. tanaman hidroponik ini juga dinilai lebih menyehatkan dan dapat mengurangi arus Program Urban Farming polusi di lingkungan sekitar. Urban Farming merupakan Potensi lainnya adalah penanaman kegiatan bercocok tanam di lingkungan tanaman obat keluarga (TOGA), tepatnya rumah per-kotaan yang dianggap di wilayah RT 03/RW 01 Kelurahan beriringan dengan keinginan masyarakat Bukit Sari. Penanaman TOGA ini juga kota untuk menjalani gaya hidup sehat. memanfaatkan area terbatas sekitar Hasil panen dari urban farming ini lebih rumah warga dimana kultur tanahnya menyehatkan lantaran sepenuhnya masih bisa dimanfaatkan untuk menerapkan sistem penanaman organik, penanaman tanaman obat. Untuk pena- yang tidak menggunakan pupuk kimia naman TOGA sudah berjalan setidaknya dan pestisida sintesis. Urban farming selama kurang lebih tiga tahun. Adapun

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 191

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

kelompok PKK yang menjadi pelopor memanfaatkan alam yang dapat diguna- dalam penanaman TOGA tersebut. Hasil kan untuk hal yang bermanfaat serta TOGA berupa jahe, kunyit, lengkuas, proses pengembangan diri masyarakat. jeruk kunci, bidara, pepaya, dan lainnya Prinsi pini sesuai dengan prinsip yang sangat ber-manfaat bagi kesehatan ada pada spirit deep ecology yang diga- masyarakat setempat. Biasanya hasil gas oleh Naees. Prinsip deep ekologi tanaman ini ketika panen akan dibagikan yang ada pada gerakan lingkungan di ke beberapa warga sebagai tam-bahan Kelurahan Bukit Sari adalah prinsip non- bumbu dapur dan siapapun warga bisa antrophosentrisme dan prinsip realisasi mengambil Langsung tanaman obat di diri. kebun untuk kemudian dimanfaatkan Prinsip non-antroposentrisme me- sebagai obat tradisional. Selain rupakan prinsip yang meyadari bahwa menjajikan kesehatan, adanya kebun manusia merupakan bagian dari alam, bu- TOGA tersebut berhasil mem-bawa RT kan atas atau terpisah dari alam. Manusia 03 Kelurahan Bukit Sari sebagai tidak dilihat sebagai tuan dan penguasa pemenang utama dalam lomba kreatifitas dari alam semesta, tetapi sama statusnya penanaman TOGA yang diselenggarakan sebagai ciptaan Tuhan. Prinsip ini dapat oleh pihak Provinsi. Kemenangan ditunjukkan dari bagaimana masyarakat tersebut berhasil diraih berkat di Kelurahan tersebut berupaya menjaga kekompakan dan ker-jasama yang baik kelestarian lingkungan dengan melaku- oleh tim PKK dan warga setempat. kan gerakan peduli lingkungan berupa gotong royong, pemanfaatan lahan untuk Kegiatan Gotong Royong penanaman serta pembersihan lingkungan Selain program pengumpulan dan dari sampah. penjualan sampah ini, gerakan lain yang Untuk prinsip realisasi diri yang dilakukan masyarakat Kelurahan Bukit merupakan prinsip bahwa manusia me- Sari untuk menjaga lingkungan adalah realisasikan dirinya dengan mengem- dengan program gotong royong. Gotong bangkan potensi diri. Hanya melalui itu ia Royong ini sudah mulai diselenggarakan bisa mempertahankan hidupnya. Artinya sejak pandemi, dan rencanaya akan manusia berkembang menjadi manusia menjadi agaenda rutin pihak Kelurahan yang penuh dan utuh justru dalam relasi setiap bulannya. Kegiatan gotong royong dengan semua kenyataan hidup di alam. dilakukan secara bergantian di beberapa Ini terlihat dari bagaimana masyarakat RT dan RW di Kelurahan Bukit Sari. dapat mengembangkan potensi diri me- Adapun kegiatan yang dilakukan saat reka melalui penanaman toga dan gotong royong adalah membersihkan pengelolaan sampah menjadi sesuatu rumah masing-masing, membersihkan yang lebih berguna manfaatnya. sampah yang berserakkan, serta membersihkan selokan atau bandar yang Kendala-kendala yang dihadapi ada. Untuk menumbuhkan semangat Gerakan Lingkungan gotong-royong ini, maka dilakukan pula kerjasama antara pihak kelurahan dengan Dalam pelaksanaannya dilapang- RT atau RW. an, memang terdapat kendala untuk Inisiasi gerakan peduli lingkungan menggerakan perilaku gerakan ling- ini tidak dapat dilepaskan dari persoalan kungan pada Kelurahan Bukit Sari. Pe- keberadaan lingkungan yang meng- laksanaan gerakan lingkungan ini me- khawatirkan. Selain itu, pertimbangan mang sejatinya sudah diisiasi oleh ma- lainnya adalah bagaimana masayarakat syarakat Bukit Sari itu sendiri, namun

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 192

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

kemudian mengalami kendala dalam rintah, sementara mereka hanya bertang- implementasinya. Adapun kendala ter- gungjawab terhadap lingkungan di rumah besar yang dihadapi adalah minimnya mereka sendiri. Hal ini kemudian men- partisipasi masyarakat pada kegiatan- jadikan mereka kurang peduli dengan kegiatan tersebut. Keterlibatan masayrkat persoalan sampah yang menyebar di dalam pelaksaanaan gerakan lingkungan sekitar wilayah tempat tinggal mereka. memang masih minim. Hal ini terlihat Ketika musibah akibat lingkungan seperti dari aktor-aktor yang melakukan gerakan banjir dating, baru masyrakat akan peka tersebut hanya itu-itu saja, yakni ibu atau sadar akan pentingnya kelestarian PKK, pihak Kelurahan dan pengurus RT lingkungan. Jadi mereka akan peduli dan RW. Seperti ketika dilaksanakannya dengan lingkungan ketika musibah da- gotong royong kegiatan gotong royong tang, padahal ini sudah terlambat meng- hanya beberapa orang saja yang ber- ingat sudah terjadi kerusakan lingkungan. partisipasi dan yang hadir adalah orang- Budaya ‘dak kawa nyusah’ meru- orang itu saja. Ini menunjukkan bahwa pakan hal yang cukup terkenal dalam gerakan lingkungan masyarakat ini belum masyarkat Bangka Belitung. Dak kawah mampu mengakomodir atau menarik nyusah yang memiliki artian ‘tidak mau orang-orang diluar agen untuk terlibat repot’. Dengan budaya ini, masyarakat atau berpartisipasi. Bangka Belitung lebih memih untuk tidak Minimnya partisipasi masayarakat melakukan pekerjaan yang dianggap ini disebabkan oleh beberapa hal seperti dapat menyusahkan diri sendiri. Peneliti kesibukan aktivitas mereka, belum ada- melihat, budaya ini memiliki kaitan nya kesadaran mereka untuk menjaga dengan kondisi geografis masyarakat lingkungan serta adanya sebuah budaya Bangka Belitung itu sendiri, yang mana dalam masyarakat Bangka yakni budaya Bangka Belitung merupakan produsen ‘dak kawa nyusah’. Kesibukan akan akti- timah terbesar di Indonesia yang ke- vitas dan pekerjaan masyarakat di kantor mudian menjadikan masyarakatnya ma- maupun di tempat kerja masing-masing yoritas bekerja sebagai penambang timah. yang cukup menyita waktu menjadikan Penambang timah memiliki tipe yang mereka tidak dapat bergabung dalam ke- berbeda dengan petani, salah satunya giatan-kegiatan yang diselenggarakan adalah jika petani membutuhkan waktu untuk menjaga lingkungan. Seperti ke- yang lama dalam melakukan pekerjaan giatan gotong royong yang acapkali di mulai dari menanam hingga memanen selenggarakan di desa ini biasanya hasil produksinya, penambang justru dilakuak pada setiap hari Jumat pagi, akan dengan mudah mendapatkan hasil sementara ini hari Jumat pagi adalah hari produksi. Selian itu pendapatan yang kerja bagi masyarakat. Ini menjadi salah diperoleh dari penambang ini juga cukup satu penyebab mengapa aktivitas dan besar dibandingkan dengan petani se- gerakan ini masih minim diikuti oleh hingga menjadikan mereka lebih berpikir masyarakat. akan melakukan kegiatan jika meng- Selain itu, minimnya kesadaran hasilkan dana. Kebiasaan ini kemudian masyarakat tentang kelestarian lingkung- memiliki korelasi dengan tipe masyarakat an kemudian menambah penyebab dari penambang, yang mana mereka tidak minimnya keterlibatan masyarakat pada mau repot dalam melakukan hal-hal yang gerakan ini. Persepsi yang ada dalam dianggap tidak menghasilkan benefit. benak kebanyakan masyarakat di desa ini Budaya ini kemudian lekat bahwa ma- adalah permasalahan atau persoalan ling- syarakat Bangka Belitung tidak mau kungan adalah tanggungjawab peme- terlibat dalam hal-hal membuat mereka

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 193

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

susah atau sederhananya tidak mau keluar dapat menjadikan lingkungan terlihat dari zona nyaman. lebih asri dan rapi serta dapat diman- Kendala-kendala yang dihadapi faatkan untuk tanaman obat dapat oleh gerakan lingkungan ini menjadikan digunakan masyakrat untuk keperluan perlu usaha lebih keras dari para aktor sehari-hari. atau partisipan yang terlibat, termasuk Selain itu, gerakan lingkungan pihak kelurahan, RT dan RW untuk dengan mengumpulkan sampah untuk mengajak masyarakat dalam kegiatan dikelola dan dijual serta melakukan go- gotong royong dan memelihara ling- tong royong ini dapat membersihkan kungan mereka. lingkungan masyarakat dari keberadaan sampah yang menumpuk. Dengan tidak Fungsi Gerakan Lingkungan adanya sampah yang menumpuk, maka Masyarakat Bukit Sari bagi meminimalisir terjadinya bencana banjir Masyarakat dan dapat memberikan manfaat kesehatan Terkait gerakan peduli lingkungan jika lingkungan tempat tinggal masya- yang digagas oleh kelompok masyarakat rakat bersih dari sampah. Sehingga, di Kelurahan Bukit Sari, terdapat be- fungsi ekologis ini akan berkaitan erat berapa manfaat yang mulai dirasakan dengan fungsi kesehatan lingkungan dan oleh masyarakat setempat. Manfaat yang kesehatan masyarakat juga, dimana ling- dirasakan bukan sekedar persoalan ling- kungan yang bersih dan sehat dapat kungan semata, namun juga beberapa hal, membentuk masyatrakat yang sehat dan yakni manfaat sosial maupun ekonomi. kuat. Dengan demikian, keberadaan gerakan lingkungan telah memberikan fungsi bagi Fungsi Ekonomi masyarakatnya, antara lain: Fungsi ekonomi juga dapat dira- sakan oleh masyarkat dengan keber- Fungsi Ekologis adaaan gerakan ini. Namun, fungsi eko- Fungsi ekologis merupakan fungsi nomi disini baru sebatas fungsi ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari ke- subsisten, yang mana ekonomi subsisten hadiran gerakan peduli lingkungan ini. hanya sekedar mencukupi kebutuhan Fungsi ekologis ini berkaitan dengan untuk sehari-hari saja. Dengan kata lain, kelestarian lingkungan tempat tinggal fungsi ekonomi subsisten dalam hal ini manusia. Secara ekologis, keberadaan ge- hasil yang diperoleh dari penanaman rakan lingkungan dengan memanfaatkan hidroponik dan toga masyarakat hanya lahan-lahan kosong, terutama lahan digunakan oleh mereka yang mengelolah halaman rumah masyarakat dapat mem- untuk memenuhi kebutuhan hidup ke- buat rumah dan perkarangan menjadi luarga sehari-hari. Ini dapat membantu lebih tertata, hijau dan indah. Fungsi masyarakat dalam meminimalisir penge- ekologis lainnya yang dihasilkan adalah luaran sehari-hari mereka, terutama da- dapat menjaga kesuburan tanah dan lam hal mencukupi kebutuhan pangan. menjaga kelestarian lingkungan serta Masyarakat yang menanam sayur ekosistem tanaman dan hewan tanah. di halaman rumahnya, dapat meman- Fungsi ekologis ini dapat dilihat faatkan sayur tersebut untuk menyuplai dari pemanfaatan lahan terutama lahan kebutuhan makan sehari-hari mereka. Hal depan rumah mereka yang kemudian ini fungsi ekonomi subsisten juga ber- ditanami dengan tanaman hias maupun korelasi dengan fungsi kesehatan masya- tanaman obat oleh masyarakat. Tanaman rakat, yang mana dengan menanam ini kemudian berfungsi ganda, disatu sisi sendiri masyarakat tidak perlu khawatir

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 194

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

akan penggunaan bahan-bahan kimia atau memiliki taman tersendiri yang terawatt pengawet dalam mengonsumsi sayuran. dan berisi tanaman obat maupun tanaman Sehingga, fungsi ekonomi subsisten ini keluarga. Ini menunjukkan bahwa fungsi memiliki dampak ganda selain sebagai social dari gerakan ini tidaklah sisa, penopang kebutuhan hidup masyarkat karena waktu luang diisi aktor yang juga berfungsi sebagai kesehatan. terlibat dapat disii dengan kegiatan- Fungsi ekonomi lainnya adalah kegiatan yang bermanfaat, baik secara masyarakat memiliki pendapatan dari social, ekonomi hingga pemberdayaan program atau gerakan yang dilakuakan masayarakat. yakni gerakan mengumpulkan dan men- jual sampah. Fungsi ekonomi ini secara KESIMPULAN tidak langsung dapat memberdayakan Hasil dari penelitian ini menun- para aktor atau partisipan gerakan ter- jukkan bahwa Kelurahan Bukit Sari Kota sebut, juga dapat memberdayakan secara Pangkalpinang merupakan salah satu ekologis. Karena dengan mengumpulkan kelurahan yang rawan dan rutin terjadi sampah, selain dapat dijual maka dapat bencana banjir. Bencana banjir ini selain pula menjaga kelestarian lingkungan disebabkan beberapa hal, seperti per- tempat tinggal mereka. soalan georafis dan lingkungan serta persoalan kesadaran masayarakat yang Fungsi Sosial minim tentang lingkungan. Persoalan Fungsi sosial pun tak lepas dari geo-grafis disebabkan karena yang mana manfaat keberadaan gerakan ini. Fungsi terdapat beberapa daerah di kelurahan sosial dapat dirasakan oleh aktor-aktor Sari yangtermasuk dalam katergori datar- yang terlibat dalam gerakan, terutama an rendah, selain itu bandar atau selokan ibu-ibu PKK. Fungsi sosial terjadi di- untuk menampung air curah hujan juga mana ketika melakukan gerakan tersebut belum memadai. Disisi lain, kesadaran terjadi proses dan interaksi sosial yang masyarakat terhadap kepedulian ling- melibatkan aktor-aktor di dalamnya. kungan juga menjadi penyebab dimana Fungsi sosial di sini adalah dapat meng- masih minimnya masayarakat yang akrabkan komunikasi dan memperkuat membuang sampah yang menyebabkan solidaritas antar individu yang terlibat beberapa wilayah terlihat kumuh karena dalam gerakan tersebut. Selain fungsi sampah dan banyaknya tanaman liar yang tersebut, kehadiran gerakan ini dapat merambat sehingga saluran air terhambat memberikan informasi dan keterampilan oleh rumput dan tidak mampu baru bagi masyakarat untuk meman- menampung volume air yang berlebihan. faatkan keberadaaan lahan kosong di Maka dari itu, meminimalisir depan rumah mereka. Keterampilan se- bencana ini, masyarakat melalui PKK perti memahami manfaat toga yang Kelurahan dan pihak Kelurahan Sari itu ditanam serta proses dari penanaman toga sendiri menginisiasi gerakan peduli ling- dan sayur hidroponik. kungan dengan memanfaatkan potensi- Selain itu, keberadaan gerakan potensi yang ada dalam masyarakat. lingkungan ini mampu meningkatkan so- Gerakan penyelamatan lingkungan ling- lidaritas yang ada dalam kelompok ma- kungan tersebut dilakukan dengan cara: syarakat di Bukit Sari. Sebagaimana Pengumpulan dan penjualan sampah ke diketahui kelompok masyarakat ini Bank Sampah, Program Urban Framing pernah menjadi juara terkait pengelolaan dan Gotong Royong. Meskipun dalam tanaman atau kebun masyarakat di realitanya program tersebut memiliki tingkat kota. Maka tak heran, desa ini kendala, partisipasi masyarakat masih

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 195

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

minim, namun masyarakat terutama ibu- Agustika, S. (2020). Profil dan program ibu PKK dan pihak Kelurahan berupaya unggulan Kelurahan Bukit Sari. terus menggalakkan gerakan tersebut. Diperoleh dari: https://bangka.tribun Gerakan yang dilakukan oleh masyarakat news.com/2020/08/03/profil-dan- Kelurahan Bukit Sari ini berlandaskan program-unggulan-kelurahan-bukit- prinsip ecosophy, yang berarti kearifan sari (diakses pada 02 September mengatur hidup selaras dengan alam 2020) sebagai sebuah rumah tangga dalam arti Atang, A. (2018). Gerakan sosial dan luas. Gerakan ini melihat lingkungan kebudayaan, teori dan strategi per- hidup bukan hanya sekadar sebuah ilmu lawanan masyarakat adat atas ser- melainkan sebuah kearifan, melainkan buan investasi dan tambang. Malang: sebuah cara hidup dan pola hidup selaras Intrans Publishing. dengan alam pula. Cresswell. J. W. (2013). Penelitian Gerakan kesadaran lingkungan kualitatif dan desain riset memilih dalam masyrakat ini memiliki fungsi diantara lima pendekatan. Yogya- dalam masyarakat ini tidak saja memiliki karta: Pustaka Pelajar. fungsi ekologis, namur hadir pula fungsi Erwan, E. (2009). Dari pembentukkan lain yang menyertainya, yakni fungsi kampung ke perkara gelap: menguak ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi eko- sejarah timah Bangka-Belitung. Yog- nomi juga berkaitan dengan fungsi pem- yakarta: Ombak. berdayaan, yang mana dengan adanya Kania. (2019). Mengenal urban farming, gerakan ini membantu pendapatan ma- konsep pertanian kota untuk masa syarakat seperti penghasilan dari depan. Diperoleh dari: https://www. pengumpulan dan penjualan sampah dekoruma.com/artikel/82123/urban- bekan yang dilakukan. Selain itum fungsi farming-konsep-pertanian-kota ekonomi subsisten juga hadir terlihat dari (diakses pada 02 September 2020) tanaman yang ditanam masyarakat dapat Keraf, S. (2010). Etika lingkungan hidup. dikonsumsi oleh masyarakat itu sendiri. Jakarta: Penerbit Buku KOMPAS Sementara itu, fungsi sosialnya adalah Lailia, A. N. (2014). Gerakan masyarakat dapat mengeratkan tali silahturahmi dan dalam pelestarian lingkungan hidup solidaritas dalam masyarakat, serta (studi tentang upaya menciptakan mengisi waktu luang masayrakat dengan kampung hijau di Kelurahan Gundih hal yang bermanfaat. Oleh karena itu, Surabaya). Jurnal Politik Muda, keberadaan gerakan ini tentunya mem- 3(3), Agustus-Desember 2014, hal: bawa perubahan yang baik bagi masya- 283-302. rakat setempat. Rahman, B., et al (2011). Menyoal pertimahan di Babel (beberapa cerita DAFTAR PUSTAKA dan gagasan). Yogyakarta: Penerbit Abdoellah, O. (2016). Pembangunan ber- Khomza. kelanjutan di Indonesia: di persim- Rahman, A., Syaribulan, Akhir, M. pangan jalan. Jakarta: PT. Gramedia (2016). Gerakan sosial masyarakat Pustaka Utama peduli lingkungan. Jurnal Equili- Abdoellah, O. (2017). Ekologi manusia & brium 3(2), 175-184. https://media. pembangunan berkelanjutan. Jakarta: neliti.com/media/publications/60637 PT. Gramedia Pustaka Utama -ID-gerakan-sosial-masyarakat- Afrizal. (2014). Metode penelitian kua- peduli-lingkungan.pdf litatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 196

Luna Febriani: Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan pada Masyarakat Kelurahan Bukit Sari Pangkalpinang

Satria, A. (2014). Pengantar sosiologi masyarakat pesisir. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor. Situmorang, A. W. (2013). Gerakan sosial: teori dan praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharko, 2015. Organisasi pemuda lingkungan di Indonesia pasca orde baru. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni- versity Press Sukmana, O. (2016). Konsep dan teori gerakan sosial. Malang: Intrans Pub- lishing

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 183 – 197 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 197