REDAKSI Penasihat : Dr. Nur Afny Catur Andryani, S.Si, M.Sc Pemimpin Redaksi : Dipl.-Ing. Firmansyah Bachtiar, S.T. Dewan Redaksi : Astrid Hapsari Rahardjo, S.T, M.E.Des Hendrik Poltak, S.T, M.T. Randy Dwiyan Delyuzir, S.T., M.T. R. Moh. Wisnu Ibadi, S.T., M.T. Mitra Bestari : Prof. Tang Gim Lee, B.Arch, M.Arch, AAA (University of Calgary, Kanada) Prof. Dr. Ir. Titien Saraswati, M. Arch (Universitas Kristen Duta Wacana, ) Dr.Ing. Eka Sediadi Rasyad (American University of Ras Al Khaimah, Uni Emirat Arab) Dr. Nina Nurdiani, S.T., M.T. (Universitas Bina Nusantara, ) Dr. Maria Immaculata Ririk Winandari, S.T., M.T. (Universitas Trisakti, Jakarta) Dian Monica Erveline Basri, S.T., M.T. (Universitas Tanri Abeng) Alamat Redaksi : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng Jl. Swadarma Raya no.58, Ulujami – Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12250 Kontak : +62 21 5890 8888; +62 819 327 05 774 : [email protected] ISSN (online) : 2721-1177 ISSN (cetak) : 2684-8902

DAFTAR ISI

VOLUME 02 NO. 01 MEI 2020

1. Identifikasi Elemen Arsitektur pada Façade Bangunan South Quarter 1-9 Dian Monica Erveline Basri, Ilham Akbar, Dewi Meryana, Indrhie Kinanti Asaga

2. Kajian Semiotika Iklan Media Luar Ruang Sebagai District dan 10-18 Landmark Dalam Image of The City Raden Mohamad Wisnu Ibadi

3. Kajian Bentuk Masjid Tanpa Kubah : Studi Kasus Masjid Al Irsyad 19 - 31 Bandung Riki Suhendar, Titin Fatimah, Rudy Trisno

4. Rekalkulasi Kapasitas Ruang Kelas Universitas Tanri Abeng dalam 32 - 42 Lingkup Pembatasan Jarak Fisik Astrid Hapsari Rahardjo

5. Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Pada Area Sempadan 43 - 53 Bangunan : Studi Kasus Kawasan Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Firmansyah Bachtiar

KAJIAN BENTUK MASJID TANPA KUBAH STUDI KASUS MASJID AL-IRSYAD BANDUNG

A Study of ’s Form without dome, Case Study of Masjid Al-Irsyad Bandung

Diterima: 15 Januari 2020 Disetujui: 15 April 2020

| DOI http://dx.doi.org/10.18860/jia.v 4i1.3466

Riki Suhendar1, Titin Fatimah2, Rudy Trisno3

1,2,3 Magister Arsitektur, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Email : [email protected]

Abstrak Masjid pada umumnya merupakan tempat beribadah umat , tidak hanya masjid saja, bangunan lain seperti musholla, langgar juga menjadi tempat beribadah umat Islam. Di era saat ini banyak bermunculan bentuk-bentuk bangunan masjid yang beragam di Indonesia. Dari keragaman bentuk masjid tersebut tidak sedikit pula yang menimbulkan perdebatan dari sebagian masyarakat Indonesia yang sudah memiliki persepsi sendiri bahwa masjid harus memiliki kubah. Berdasarkan fenomena ini, penelitian ini bertujuan untuk membahas bentuk masjid tanpa kubah, studi kasus pada Masjid Al-Irsyad Kotabaru Parahyangan, Bandung Barat. Analisis penelitian ini menggunakan metode kualitatif, peneliti menganalisis dari beberapa sumber dan dijelaskan secara deskriptif. Hasil analisis dapat diketahui bahwa bentuk awal kubah berasal dari zaman Bizantium, sedangkan penggunaan kubah pada masjid tidak ada pernyataan khusus dari sumber dan literatur yang mengharuskan penggunaan kubah pada masjid. Oleh karena itu, masjid tanpa kubah bukanlah bentuk pelanggaran, karena tidak ada pengaturan khusus tentang bentuk masjid. Masjid memiliki syarat-syarat tertentu yang lebih berdasar kepada syariat ibadah.

Kata kunci: bentuk masjid, kubah, sejarah masjid Yatsrib) menjadi rintisan peradaban umat PENDAHULUAN Islam. Bahkan tempat di mana masjid ini Masjid dalam sejarahnya mempunyai arti dibangun, benar-benar menjadi Madinah penting dalam kehidupan umat Islam, hal (seperti namanya) yang arti harfiahnya ini karena masjid sejak masa Rasulullah adalah “tempat peradaban” atau paling SAW, telah menjadi sentra utama seluruh tidak dari tempat tersebut telah lahir aktivitas umat Islam generasi awal. Bahkan, benih-benih peradaban. masjid kala itu menjadi fasilitas umat Islam Fungsi Masjid dalam sejarah dalam mencapai kemajuan peradaban. kemunculannya, memang tidak sekedar Sejarah masjid bermula sesaat setelah untuk “tempat sujud” sebagaimana makna Rasulullah SAW, hijrah di Madinah. harfiahnya, tetapi multifungsi. Pada masa Langkah pertama yang dilakukan di Rasulullah Saw, masjid berfungsi sebagai Madinah adalah mengajak pengikutnya sentra kegiatan-kegiatan pendidikan, yakni membangun masjid (Supardi dan Amirudin, tempat pembinaan dan pembentukan 2001). Masjid yang dibangun Rasulullah karakter umat. Bahkan lebih strategis pada SAW di Madinah (sebelumnya disebut masa Rasulullah SAW masjid menjadi

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 19

sentra kegiatan politik, ekonomi, sosial dan penelitian ini peneliti menggunakan budaya umat (Barliana, 2008). Hal ini beberapa teknik untuk mendapatkan/ karena di setiap harinya umat Islam mengumpulkan data, antara lain: berjumpa dan mendengar arahan-arahan 1. Sumber Literatur Rasulullah SAW. Fenomena sekarang ini Sumber literatur dapat diperoleh dari banyak sekali desain-desain bangunan beberapa sumber untuk penelitian Masjid masjid modern yang berbeda dari bentuk Al-Irsyad, yaitu: masjid pada umumnya. Hal ini terkait dengan perkembangan desain arsitektur  Buku-buku tentang sejarah masjid di yang mengadopsi dari berbagai desain di Indonesia dan di dunia. mancanegara. Banyak pro dan kontra  Jurnal-jurnal terkait sejarah bangunan terkait bentuk bangunan masjid modern masjid. yang tidak memiliki kubah dari berbagai 2. Wawancara kalangan. Oleh karena itu penelitian ingin Dalam teknik wawancara ini peneliti sudah mengkaji lebih mendalam bangunan masjid menentukan responden yang dapat yang tidak memiliki kubah dengan menjadi sumber data, antara lain: mengambil studi kasus masjid Al-Irsyad di  Tokoh agama yang paham dalam Parahyangan, Jawa Barat. sejarah bangunan masjid di Indonesia METODE  Ahli sejarah bangunan masjid. Penelitian ini menggunakan metode  Arsitek/ Konsultan perencana masjid Al- penelitian kualitatif dengan pendekatan Irsyad. deskriptif. Penentuan sumber data dan  Pengelola masjid informasi dalam penelitian ini peneliti akan  Pengguna (umat muslim) terlebih dahulu mengkaji teori dari sejarah 3. Observasi dan Dokumentasi awal masjid yang dapat menjadi sumber acuan dalam menentukan karakter Peneliti melakukan pengamatan di lokasi bangunan masjid pada masa awal studi kasus masjid Al-Irsyad untuk munculnya bangunan masjid, sehingga mendapatkan data lapangan seperti luasan dapat mempermudah dalam menganalisi bangunan, kondisi sekitar, dan bentuk bangunan masjid Al-Irsyad. Dalam dokumentasi.

Tabel 1 Sintesa Kajian Pustaka (Sumber: Analisis Peneliti, 2018)

Kurniawan, Syamsul. Jannah, Nur. Masjid Dalam Gazalba, Sidi. Mesjid, Revitalisasi peranan Hipotesa masjid menurut Kriteria masjid sesuai dengan Lintasan Sejarah Pusat Ibadat dan masjid di era modern. beberapa sumber yang sejarah dan syariat Islam Umat Islam. Jurnal. Kebudayaan Islam. Tesis. Universitas dipakai. Institut Agama Islam Pustaka Al Husna, Islam Negeri Sumatera Negeri (IAIN) 1994. Utara, 2016. Pontianak, 2014. . Tempat shalat . Pengakuan ibadah . Tempat bersujud . Masjid yaitu tempat di . Menghadap kiblat umat Islam . Pengabdian lahir . Tempat mana umat Muslim . Bersih/ suci . Rukun shalat. . Muslim sujud, dan menyembah Allah beribadah. . Memiliki Mihrab . Al Qur’an tidak kepada yang SWT . Masjid pertama kali . Memiliki batas-batas suci lain . Temat dibangun oleh Nabi . Tenang . Jasmani melaksanakan SAW di . Dapat menampung menyatakan shalat secara Madinah yang bernama banyak orang/ jamaah. gerak keyakinan berjama‟ah masjid Nabawi. dengan sujud . Tempat berkumpul. . Masjid sebagai tempat (dalam shalat) berkumpul . Meyakini iman . Masjid sebagai tempat berosialisasi . Masjid sebagai tempat menuntut ilmu agama Islam

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 20

PEMBAHASAN 2. Buku ‘Atlas of Islamic History’ (2014)

Penyebaran Islam di Asia Tenggara ANALISIS MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA harus dipahami dalam kaitannya 1. Menurut Buku Sejarah Kebudayaan dengan serangkaian perkembangan Islam Indonesia (2015) bertahap jangka panjang, yang dimulai perlahan-lahan dengan kedatangan Sejumlah ilmuwan, kebanyakan asal pedagang muslim di wilayah tersebut Belanda, memegang teori bahwa asal- pada abad kedelapan, bahkan muasal Islam di Nusantara adalah anak mungkin pendatang sebelumnya. Arab benua India, bukannya Persia atau dan Cina membuktikan Kehadiran Arabia. Sarjana pertama yang pedagang muslim di Cina Selatan pada mengemukakan teori ini adalah abad kesembilan. Dari abad ke-10 Pijnappel, ahli dari Universitas Leiden. hingga ke-12, pedagang muslim aktif Dia mengaitkan asal-muasal Islam di di tempat penyaluran barang di nusantara dengan wilayah Gujarat dan selatan kota Palembang, ibu kota Malabar. Sriwijaya (zabaj), dan di pelabuhan Teori ini kemudian dikembangkan Barus Barat (fansur). Perjalanan Snouck Hurgronje yang berhujah, masuknya agama Islam di Indonesia begitu Islam berpijak kokoh di sampai penyebarannya dapat beberapa kota pelabuhan Anak Benua dijelaskan melalui peta dibawah ini India, Muslim Deccan banyak di antara dari sumber buku ‘Atlas of Islamic mereka tinggal di sana sebagai History.’ pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan nusantara datang ke dunia Melayu- Indonesia sebagai para penyebar Islam pertama. Snouck Hurgronje tidak menyebut secara eksplisit dari wilayah mana di India Selatan yang ia pandang sebagai asal Islam di Nusantara. Tetapi ia menyebut abad ke-12 sebagai periode paling mungkin dari Gambar 1 Periode masuknya Islam di Indonesia Sumber: Analisis Peneliti (2018) diambil dari buku permulaan penyebaran Islam di Atlas of Islamic History (2014) Nusantara. Islam masuk di Indonesia melalui beberapa Moquette, seorang sarjana Belanda periode, yaitu: lainnya, berkesimpulan bahwa tempat asal Islam di Nusantara adalah Gujarat. Periode tahun <1400 Ia mendasarkan kesimpulan ini setelah Periode tahun <1500 mengamati bentuk batu nisan di Pasai, Periode tahun <1600 kawasan utara Sumatera, khususnya Dapat dilihat tabel di bawah berdasarkan yang bertanggal 17 Dzu Al-Hijjah 831 H/27 September 1428 M. tahun dan lokasi masuknya Islam di Indonesia:

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 21

Tabel 2: Timeline Masuknya Islam di Indonesia TAHUN KOTA KETERANGAN Sumber: Analisis Peneliti (2018) diambil dari buku 1527) dengan pendatang/ Atlas of Islamic History (2014) pengungsi dari Cina. 1588 Demak Melalui peperangan antara TAHUN KOTA KETERANGAN kerajaan Demak dengan 1211 Banda Melalui jalur perdagangan pendatang/ pengungsi dari Arab/ India 1250-1300 Cina. 1282 Samudra Melalui jalur perdagangan Pasai Arab/ India 1295 Perlak Melalui jalur perdagangan  Dalam periode awal (<1400) masuknya Arab/ India Islam terdapat di pulau Sumatera 1360 Barus/ Melalui jalur perdagangan Medan Arab/ India tepatnya di wilayah Banda Aceh sampai 1410 Gresik/ Giri Melalui jalur perdagangan ke wilayah Medan, Perlak, Samudra muslim Cina Pasai. 1450 Jepara/ Melalui jalur perdagangan  Untuk periode pertengahan (<1500) Ngampel, muslim Cina terdapat di beberapa wilayah mulai dari Surabaya 1450 Siak Melalui jalur perdagangan pulau Sumatera yang terdapat di Arab/ India wilayah Siak, , Palembang, 1460 Ambon Melalui jalur ekspansi wali Pariaman, , Sedangkan di songo pulau Jawa terdapat di wilayah Jawa 1470 Ternate Melalui jalur ekspansi wali Timur yang terletak di wilayah Gresik, songo 1500 Jambi Melalui jalur perdagangan Giri, Surabaya, Jepara, dan Demak Arab/ India sampai ke Cirebon Jawa Barat hingga ke 1520 Sunda Kemajuan Portugis melalui Ternate. Kelapa Selat Malaka 1552 Cirebon/ Melalui jalur perdagangan  Periode akhir (<1600) adalah periode Gunung muslim Cina penyebaran agama Islam yang terdapat Jati di wilayah Gowa, Banjarmasin, 1568 Trowulan Melalui peperangan antara kerajaan Majapahit (1293- Samarinda, hingga Bima

Gambar 2 Peta Masuknya Islam di Indonesia Sumber: Analisis Peneliti (2018) diambil dari buku Atlas of Islamic History (2014)

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 22

selama ratusan tahun oleh banyak Dilihat dari peta diatas dapat dijelaskan kelompok masyarakat di berbagai belahan bahwa Islam masuk di Indonesia pertama dunia. Sejarah mengenai perkembangan kali di pulau Sumatera pada tahun 1211 di dari bentuk kubah beserta fungsinya Banda Aceh melalui jalur perdagangan sangat luas dan kaya akan makna bahkan Arab/ India (Gujarat), lalu penyebaran dari telah menjadi simbol semiotik yang khas Banda Aceh menuju ke Barus/ Medan pada bagi berbagai agama, budaya dan tahun 1360. Kemudian dari Samudra Pasai peradaban tertentu. pada tahun 1282 menuju ke Perlak pada Menurut Sopandi (2013) dalam buku tahun 1295. Di pulau Sumatera terdapat 2 sejarah arsitektur, perkembangan jalur penyebaran Islam, pertama berasal arsitektur di Eropa Timur dan di Timur dari Banda Aceh – Medan- Pariaman- Tengah banyak mewarisi berbagai inovasi Lampung, dan dari Samudra Pasai - Perlak- yang dikembangkan pada masa kejayaan Siak – Jambi - Palembang melalui jalur Romawi. Selain karena perkembangan perdagangan Selat Malaka. Dapat teknologi membangunnya, bangsa Romawi dipetakan bahwa pusat Islam di pulau sangat berpengaruh karena kekuasaan Sumatera berada di kota Banda Aceh, lalu politiknya yang luas, mencakup daratan pusat Islam kedua di pulau Jawa berada di yang mengelilingi laut Mediterania. kota Gresik Jawa Timur. Persebaran Islam Sopandi (2013) mengatakan bahwa di pulau Jawa tidak terlepas dari pengaruh perkembangan arsitektur Islam juga tidak pelayar besar yang bernama Laksamana lepas dari berbagai pengaruh arsitektur Cheng Ho. Nama Muslim Cheng Ho adalah peradaban - peradaban yang Haji Mahmud Shams atau Muhammad Ma mendahuluinya. Islam berkembang Ho. Laksamana Cheng Ho merupakan menjadi sebuah kekuatan politik yang orang kepercayaan Kaisar Yongle cukup penting dan peradaban besar sejak (berkuasa dari tahun 1430-1424), kaisar abad ke-7. ketiga dari Dinasti Ming. Menurut Huthudi dan Subekti (2004) perkembangan kubah berkaitan erat KUBAH DAN SEJARAHNYA dengan perkembangan bahan ataupun Menurut Gusty (2014) kubah adalah material. Pada abad ke-19 terjadi suatu “Suatu elemen struktural dari arsitektur revolusi industri yang memberikan hasil yang berbentuk atap tetapi memiliki yang luar biasa, khususnya untuk bidang rongga dan membentuk seperti sebuah pembangunan. Revolusi industri terjadi bola, tepatnya setengah lingkaran. karena perkembangan ilmu pengetahuan Struktur atau kerangka kubah masjid, dan teknologi maju. Hasil revolusi industri umumnya terbuat dari berbagai bahan ini membawa serta perkembangan ilmu material dan memiliki garis kesamaan pengetahuan dan teknologi berupa bahan terhadap arsitektur lama maupun bangunan. merujuk ke masa prasejarah.” Menurut Fithri (2016) Al Quran dan Hadist tidak menyatakan dan menekankan pemilihan kubah sebagai simbol untuk bangunan masjid. Pemilihan kubah pada masjid adalah berdasarkan rasional untuk kebutuhan akan identitas yang mudah dikenal. Indraswara (2008) mengatakan bahwa bentuk kubah telah dikembangkan

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 23

berbentuk atap pelana, perisai, atap tajuk tumpang susun, dan berbentuk atap kubah. Bentuk yang beraneka ragam ini tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan setempat. Kebanyakkan bentuk-bentuk tersebut di adopsi dari daerah asal/ bangunan adat setempat.

 Periode Awal (1200an)

Tabel 3: Timeline Periode Awal Bentuk Masjid Gambar 3 Diagram timeline Kemunculan Kubah di Sumber: Analisis Peneliti (2018) Dunia No Tahun Lokasi Masjid Sumber: Analisis Peneliti (2018) dari buku 1 1282 Blangkejeren Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim Kabupaten Gayo (2000). Lues

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa awal mula Masjid Asal keberadaan kubah terdapat pada kuil 2 1288 Cikakak kecamatan Wangon, Pantheon di Roma pada tahun 120 SM, Kabupaten Banyumas. Jawa kemudian muncul kembali bangunan yang Tengah, memiliki kubah berada di Turki pada tahun Masjid Saka Tunggal 523 M yaitu pada bangunan Gereja St. 3 1414 Kaitetu, Maluku Sophia yang berubah fungsi menjadi masjid Hagia Sophia. Pada tahun 688 M muncul bangunan yang disebut Dome of the Rock atau Kubah Shakhrah di Masjid Wapauwe Jarusalem. 4 1421 Kelurahan Ampel, Kecamatan Bentuk kubah bukanlah semata-mata Simokerto, Kotamadya berasal dari bangunan Islam, tetapi ada Surabaya, Provinsi Jawa Timur. jauh sebelum Islam muncul. Adanya masjid Masjid Ampel berkubah pada awalnya terdapat pada 5 1474 Demak bangunan gereja St. Sophia yang beralih fungsi menjadi Masjid melalui peristiwa peperangan pada masa itu.

Masjid Agung Demak ANALISIS BENTUK MASJID DI INDONESIA 6 1479 Kelurahan Penyebaran agama Islam di Indonesia Kasepuhan, Kecamatan sangat berpengaruh terhadap arsitektur Wungkuk, bangunan di Indonesia. Setiap daerah Kotamadya Cirebon, Provinsi Masjid Agung Sang Cipta mempunyai ciri khasnya masing-masing. Jawa Barat. Rasa Masjid sendiri sebagai tempat berbadah 7 1526 Kecamatan Kesehatan, umat Islam pada dasarnya tidak memiliki Banjarmasin Utara, aturan khusus dalam desain bentuk Banjarmasin. bangunannya. Bentuk-bentuk masjid di Indonesia sangat beragam, ada yang

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 24

Masjid Sultan Suriansyah 3 1899 Pulau 8 1549 Desa Kauman, Penyengat, Kecamatan Kota, Tanjung Pinang, Kabupaten Kudus, Kepulauan Jawa Tengah.

Masjid Penyengat 4 1906 Medan

Masjid Menara Kudus Masjid Al Mashun/ Masjid 9 1552 Lama, Agung Medan Banten Berdasarkan tabel diatas, perkembangan bentuk masjid di Indonesia mengalami perubahan bentuk, terutama bentuk atap.

Masjid Agungn Banten Pada periode pertengahan abad ke-18 ini 10 1559 Desa Mantingan, Kecamatan ada beberapa bangunan masjid yang Tahunan, Jepara, menggunakan bentuk atap kubah. Jawa Tengah. Penggunaan kubah ini tidak terlepas dari pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia melalui berbagai macam cara. Masjid Mantingan Kubah berbentuk Dome/ setengah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada lingkaran ini banyak digunakan di pulau periode awal rata-rata bentuk masjid di Sumatera pada periode 1800an. Indonesia mengikuti bentuk vernakular Salah satu contoh dari implementasi rumah adat setempat. Hal ini menjadi ciri bentuk kubah di Indonesia yaitu pada khas bentuk masjid pada daerah masing- masjid Baiturrahman Banda Aceh, bentuk masing pada periode tahun 1200an. kubah tersebut di adopsi dari berbagai unsur bentuk bangunan di dunia. Arsitek  Periode pertengahan (1800an) masjid Baiturrahman ini yaitu seorang Kapten Zeni Angkatan darat (Genie Tabel 4 Timeline Periode Pertengahan Bentuk Masjid di Indonesia Marechausse) de Bruijn. Hasil rancangan Sumber: Analisis Peneliti (2018) Kapten Zeni Angakatan Darat de Bruijn berupa sebuah masjid bercorak eklektisme No Tahun Lokasi Masjid atau percampuran dari berbagai unsur 1 1870 Kelurahan Pekan Labuhan, yang dianggap terbaik, di padukan dalam Kecamatan satu bentuk. Bentuk kubah bawang yang di Medan Labuhan, pakai merupakan khas India (Sumalyo, Medan 2000). Masjid Al Osmani 2 1881 Banda Aceh Bentuk kubah di Indonesia bukanlah bentuk yang menjadikan identitas dari bangunan masjid di Indonesia. Terbukti

Masjid Baiturrahman bahwa kemunculan kubah di Indonesia bukan berasal dari daerah asli di Indonesia, melainkan dari perpaduan unsur bangunan

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 25

di dunia yang di bawa oleh pendatang dari seorang karya arsitek ternama Indonesia luar. yaitu Achmad Noe’man. Karya-karya arsitektur Achmad Noe’man,  Periode Akhir (1950an-saat ini) terutama pada periode awal, yaitu sekitar tahun 1950 –1980, menghasilkan desain Tabel 5 Timeline Periode Akhir Bentuk Masjid di Indonesia yang memperlihatkan idealisme dan Sumber: Analisis Peneliti (2018) prinsip-prinsip dasar bagi karya arsitektur masjidnya, yaitu memperlihatkan prinsip- No Tahun Lokasi Masjid 1 1958 Rawamangun, prinsip kesederhanaan, penggunaan Jakarta bentuk-bentuk geometris, dan penggunaan warna-warna monokromatik. Kesederhanaan ini terwujud dalam

Masjid Rawamangun penggunaan ornamen yang seminimal 2 1964 Bandung, Jawa mungkin (Utami 2004). Barat Setelah era Achmad Noe’man mulai banyak bermunculan karya-karya bangunan masjid modern yang dirancang

Masjid Salman oleh beberapa arsitek Indonesia seperti 3 1978 DKI Jakarta Ridwan Kamil. Karya-karya Ridwan Kamil juga tidak kalah menarik dengan mengutamakan ide gagasan dari pemikiran dan juga filosofi dalam desainnya. Bentuk Masjid Istiqlal 4 2002 Surabaya arsitektur masjid tanpa kubah secara umum telah dikembangkan oleh arsitek dan kaum akademisi yang mempengaruhi karakteristik bentuk bangunan masjid. Masjid Cheng Ho 5 2010 Parahyangan, Bandung ANALISIS BENTUK MASJID AL-IRSYAD Masjid Al-Irsyad merupakan sebuah masjid Masjid Al-Irsyad 6 2012 Jakarta yang terletak di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2010. Bentuk masjid

Masjid Darussalam sekilas hanya seperti kubus besar laiknya 7 2014 Sumatera Barat bentuk bangunan Kubah di Arab Saudi. Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis- garis hitam di sekujur dinding masjid. Masjid Al-Irsyad diresmikan pada 17 Masjid Raya Sumatera Barat Ramadan 1431 Hijriah tepatnya 27 Agustus 2010 silam. Bangunannya unik, megah, dan Pada periode akhir (1950an) ini merupakan kokoh. Beberapa bulan setelah dibangun, awal mula kemunculan bangunan masjid masjid yang memiliki arsitektur memukau yang modern. Awal kemunculan bangunan ini langsung menyabet penghargaan masjid tanpa kubah ini dimulai dari bergengsi tingkat dunia.

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 26

Gambar 6 Filosofi Lanskap Masjid Al-Irsyad Sumber: Analisis Pribadi (2018)

 Denah Denah dasar bangunan Masjid Al Irsyad

ini berbentuk bujur sangkar berukuran Gambar 4 Peta Lokasi Masjid Al-Irsyad 28, 47 x 28, 5 m dengan pintu masuk di Sumber: Diolah dari Google Maps (2018) sisi utara dan timurnya.

Gambar 7 Denah Masjid Al-Irsyad Gambar 5 Masjid Al-Irsyad Sumber: Archdaily.com (2018) Sumber: Dokumentasi Peneliti (2018) Pada area sirkulasi di sekitar bangunan Konsep desain dari masjid ini cukup unik, utama mengambil konsep filosofi dari hal ini terlihat pada beberapa aplikasi kegiatan mengelilingi Ka'bah, atau yang desain yang ada pada bangunan tersebut, biasa disebut tawaf. Lanskap dan ruang diantaranya: terbuka, sengaja dirancang berbentuk  Filosofi Bentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi Konsep bentuk keseluruhan dari Masjid bangunan masjid. Lingkaran-lingkaran Al Irsyad ini diambil dari bentuk Ka'bah yang mengelilingi masjid itu terinspirasi yang berada di Masjidil Haram. Sang dari konsep tawaf yang mengelilingi arsitek, Ridwan Kamil, menghilangkan Ka’bah. bentuk kubah yang biasanya terlihat di masjid-masjid pada umumnya. Dengan desain bangunan yang berbentuk kubus ini menjadikan masjid ini terlihat modern dan simpel, berkarakter.

Gambar 8 Konsep Bentuk Masjid Al-Irsyad

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 27

Sumber: Syahid, Mushab (2015) dan di prioritaskan oleh pihak Jika dilihat dari gambar di atas, terlihat pengelola/ DKM masjid Al-Irsyad. bahwa masjid Al-Irsyad ini memiliki bentuk Terbukti tidak hanya di dalam ruangan yang menyerupai Ka’bah, berbentuk tetapi juga di area sekitar masjid Al- persegi dan tidak memiliki kubah pada Irsyad. bagian atapnya. Dalam menyikapi fenomena saat ini di mana masyarakat Indonesia khususnya melihat bentuk atau identitas masjid pada satu bagian saja yaitu kubah bisa dikatakan sebagai hal yang

tidak bisa dipertanggung jawabkan dalam menilai suatu bangunan masjid. Jika dilihat Gambar 10 Kondisi interior ruangan dan area sekitar Masjid Al-Irsyad dari arsitektur masjid sendiri tidak ada Sumber: Dokumentasi Peneliti (2018) yang menyebutkan bahwa kubah adalah simbol utama atau bentuk yang wajib di 3. Memiliki Mihrab buat dalam desain masjid, karena jika kita Masjid Al-Irsyad memiliki mihrab yang mengacu kepada sejarah agama Islam dibatasi oleh kolam kecil di area depan bentuk Ka’bah pun tidak memiliki kubah. mihrab. Hal ini dapat dikaitkan dengan kriteria masjid berdasarkan sintesa kajian pustaka sebagai berikut:

1. Menghadap Kiblat Orientasi arah bangunan masjid Al- Irsyad dalam siteplan sudah

menunjukan arah hadap shalat menghadap Kiblat. Hal ini dapat dilihat Gambar 11 Mihrab Masjid Al-Irsyad Sumber: Dokumentasi Peneliti (2018) pada gambar dibawah ini: 4. Memiliki Batas Suci Barat/ Kiblat Masjid Al-Irsyad memiliki batas antara ruang luar dan ruang dalam yang terdapat pada pintu masuk masjid. Batas-batas tersebut sudah diberi keterangan dari pihak pengelola masjid agar jamaah dapat mentaati peraturan tersebut dan dapat menjaga kebersihan dan kesucian tempat ibadah di dalam Gambar 9 Orientasi Bangunan Masjid Al-Irsyad ruangan. Sumber: Analisis Pribadi (2018)

2. Bersih/ Suci

Kebersihan dan perawatan didalam

ruangan masjid Al-Irsyad sangat dijaga

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 28

Tabel 6: Beberapa kondisi Batas Suci Masjid Al- 6. Dapat Menampung Banyak Orang/ Irsyad Jamaah Sumber: Analisis Pribadi (2018) Fungsi masjid selain tempat untuk Foto Keterangan beribadah umat Muslim, masjid juga harus memiliki kapasitas jamaah yang Batas suci antara ruang dalam dengan ruang cukup banyak. Pada masjid Al-Irsyad ini luar/ teras masjid. kapasitas untuk jamaah sesuai

keterangan dari hasil wawancara

Batas pinggir dari shaf peneliti kepada salah satu pengurus shalat yang berbeda level masjid DKM Al-Irsyad mengatakan ketinggian dan juga terdapat batu kerikil yang bahwa masjid ini dapat menampung berfungsi juga sebagai peredam air tampias 1500 jamaah. hujan agar tidak masuk ke area shalat. Tabel 7: Analisis Kriteria Masjid Al-Irsyad Sumber: Analisis Pribadi (2018)

Kriteria masjid sesuai dengan sejarah Masjid Al-Isyad dan syariat Islam Sesuai Tidak sesuai Batas shaf shalat antara . Menghadap kiblat √ jamaah laki-laki dengan jamaah perempuan. . Bersih/ suci √

. Memiliki batas-batas suci √

. Memiliki Mihrab √

. Tenang √ 5. Tenang . Dapat menampung banyak orang/ √ Salah satu kriteria berdasarkan sintesa jamaah. kajian pustaka yaitu memiliki suasana tenang di dalam ruangan. Suasana Dari hasil analisis di atas menunjukkan tenang sangat penting dalam menjaga bahwa masjid Al-Irsyad jika dikaitkan kekhusu’an beribadah shalat. Pada dengan kriteria masjid yang sesuai dengan masjid Al-Irsyad ini peneliti merasakan sejarah dan syariat Islam sesuai dengan suasana tenang di dalamnya, dan beberapa poin tersebut. Hal ini mewawancarai beberapa pengguna menunjukkan bahwa masjid Al-Irsyad yang berpendapat sama bahwa masjid sudah mencapai nilai-nilai dari kriteria ini memiliki suasana tenang di masjid yang baik. dalamnya. HASIL DAN KESIMPULAN Dari hasil analisis penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Sejarah bangunan masjid di Indonesia berawal dari percampuran antara budaya setempat dengan masuknya ajaran Islam yang dibawa oleh pendatang dari Arab, Gujarat, dan China. Penyebaran agama Islam di nusantara berpengaruh dalam bentuk Gambar 12 Suasana di dalam ruangan Masjid Sumber: shutterstock (2020) bangunan ibadah di masing-masing

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 29

daerah. Yang menjadi ciri khas awal Barliana, M. Syaom. (2008) Perkembangan bangunan ibadah/ masjid di Indonesia arsitektur masjid: Suatu transformasi yaitu bangunan adat setempat bentuk dan ruang. Universitas Pendidikan (vernakular) yang dialihfungsikan Indonesia. Bandung. menjadi tempat ibadah/ masjid. 2. Pada umumnya bangunan masjid di Fithri, dkk. (2016) Alternatif Kubah sebagai Indonesia memiliki bentuk atap Simbol Mesjid dan Pengaruhnya pada menyerupai bangunan adat setempat, Desain Mesjid-Mesjid di Indonesia. Jurnal. contoh bangunan masjid di Jawa yang Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh khas dengan atap tajuk tumpang susun tiga sepeninggal Walisongo. Gazalba, Sidi. (1994) Mesjid, Pusat Ibadat 3. Awal kemunculan bentuk masjid tanpa dan Kebudayaan Islam. Pustaka Al Husna kubah di Indonesia pada tahun 1950 hingga saat ini. Perkembangan Gusty, Fathoni Tamara. (2014) Analisis arsitektur masjid tanpa kubah ini tidak Perbandingan Perhitungan Struktur terlepas dari peranan arsitek Indonesia. Cangkang Kubah (Dome) Material Beton 4. Jika dikaitkan dengan kriteria masjid dan Material Baja dengan Program. berdasarkan syariat Islam dan sejarah Program Studi Teknik Sipil Universitas masjid, bentuk bangunan masjid Al- Sumatera Utara Irsyad sudah sesuai dengan kriteria. Kriteria tersebut antara lain: Hasan, Hasan Ibrahim. (2009) Sejarah dan  Menghadap Kiblat Kebudayaan Islam. Kalam Mulia  Bersih/ suci  Memiliki Mihrab Huthudi & Subekti, B. (2004) Pandangan  Memiliki batas-batas suci Teoritik Rancangan Kubah Geodesik  Tenang dengan Metoda dua Dimensional. Jurnal  Dapat menampung banyak orang/ Dimensi Teknik Arsitktur, Vol 33, No.2, Hal jamaah. 131-137 5. Bentuk tanpa kubah pada bangunan masjid Al-Irsyad sebenarnya tidak Indraswara, M. Sahid. (2008) Kajian menyalahi aturan tentang penggunaan Arsitektur Mediterania dan kubah, karena pada dasarnya masjid Perkembangannya di Indonesia. Jurnal tidak memiliki aturan tertentu dalam Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman desain (dengan kata lain, kubah ENCLOSURE, Vol 7, No.2, Hal 80-88 bukanlah hal yang wajib ada sebagai elemen bentuk masjid). Jannah, Nur. (2016) Revitalisasi peranan masjid di era modern. Tesis. Universitas DAFTAR PUSTAKA Islam Negeri Sumatera Utara,

Abdullah dan Endjat Djaenuderadjat. Kurniawan, Syamsul. (2014) Masjid Dalam (2015) Sejarah Kebudayaan Islam Lintasan Sejarah Umat Islam. Jurnal. Indonesia. Direktorat Sejarah dan Nilai Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Pontianak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Sopandi, Setiadi. (2013) Sejarah Arsitektur Sebuah Pengantar. PT Gramedia Pustaka Utama,

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 30

Sluglett dan Andrew Currie. (2014) Atlas of Islamic History. Routledge. London and New York

Sumalyo, Yulianto. (2000) Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim. Gadjah Mada University Press,

Supardi dan Teuku Amirudin. (2001). Manajemen Masjid dalam Pembangunan Masyarakat. UII Press, Cet.1, 2001.

Syahid, M. A. A. Aspek-Aspek Simplicity & Minimality Pada Arsitektur Masjid Modern di Indonesia, Studi Kasus: Masjid Al-Irsyad Satya Kota Baru Parahyangan. Tugas Akhir Skripsi, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. 2015.

Utami. (2004) Integrasi Konsep Islami dan Konsep Arsitektur Modern pada Perancangan Arsitektur Masjid (Studi Kasus Pada Karya Arsitektur Masjid Achmad Noe’man). Jurnal Arsitektur, 2, 6- 11

VOLUME 02 NO 01 : MEI 2020 31