Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

GAYA BAHASA K.H. ZAINUDDIN M.Z. DALAM CERAMAH ISRA MIKRAJ DI TANGERANG SELATAN

Eka Anjani STID Al-Hadid, Surabaya [email protected]

Abstrak: Studi gaya bahasa dikaji karena dalam menyampaikan ceramah seorang dai harus bisa membuat pesannya dipahami sekaligus menarik untuk didengarkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh penceramah adalah dengan menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa berfungsi untuk menciptakan pemahaman yang selaras antara hadirin dengan penceramah. K.H. Zainuddin M.Z. adalah salah seorang kiai yang mampu menyampaikan gaya bahasa dengan tepat dan selaras. Tujuan studi ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa yang disampaikan K.H. Zainuddin M.Z. pada struktur pembuka, isi, dan penutup pesan. Adanya studi ini diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagi dai baru dalam menentukan gaya bahasa agar lebih menarik perhatian para pendengar. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil studi ini didapatkan bahwa K.H. Zainuddin M.Z. dalam pembuka ceramah menggunakan gaya bahasa oksimoron untuk membangun krediblitas dan litotes untuk membangun rasa penasaran. Pada isi ceramah beliau menggunakan gaya bahasa yang lebih variatif seperti ellipsis, koreksio, metonimia, sedangkan untuk memperindah pesan menggunakan asonansi, apostrof, dan aliterasi. Pada penutup ceramah, digunakan gaya bahasa asonansi dan hiperbola untuk memberikan keindahan dan penekanan kesimpulan. Kata kunci: gaya bahasa, ceramah, K.H. Zainuddin M.Z.

The Figure of Speech in K.H. Zainuddin M.Z.’S Sermon of Isra Mikraj. Abstract: Study on Figure of speech is conducted in order that a da’i (proselytizer), in his sermon, must be able to make his messages understandable and at the same time interesting to listen. One way which a proselytizer can do about is by using figure of speech. Figure of speech functions to create harmonious understanding between audience and proselytizer. K.H. Zainuddin M.Z. is one of kiai/proselytizers who is able to convey appropriate and harmonious figure of speech. This study aims to describe the usage of figure of speech conveyed by K.H. Zainuddin M.Z. in the structure of opening, content, and ending of the message. This study existence is hoped to be a learning media for new dai/proselytizers to determine certain figures of speech in order to be more interesting for audience. This study uses descriptive qualitative method. This study results that KH Zainuddin M.Z. uses oxymoron to build the credibility and litotes to build the audience curiosity in the opening of sermon. In the content of sermon, he uses more varied figures of speech such as elliptical style, epanorthosis, metonymy and beautifies the message by using assonance, apostrophe and alliteration. He uses assonance and hyperbole to emphasize and beautifies the message in the end of sermon. Keywords: figure of speech, sermon, K.H. Zainuddin M.Z.

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 139 Eka Anjani

Pendahuluan dapat menimbulkan reaksi mad’uw berupa 3 Salah satu metode dakwah yang umum tanggapan, menimbulkan kesan yang kuat, 4 dilakukan oleh umat untuk hidup, dan merebut perhatian mad’uw. Gaya mendakwahkan ajarannya adalah dakwah bahasa memanfaatkan bahasa kias (bahasa bil lisan. Akan tetapi, tidak semua orang figuratif). Bahasa kias dipakai untuk mampu melakukan dakwah bil lisan. Hal ini mengungkapkan sesuatu dengan tidak dikarenakan, dakwah dilakukan secara menunjuk secara langsung objek yang langsung. Setiap kata perkata yang dituju. Penggunaan bahasa kias diucapkan oleh mubalig, bisa langsung dimaksudkan untuk menunjukkan efek direspons oleh mad’uw. Selain itu mubalig tertentu. Efek tersebut membuat isi yang juga harus tetap mempertahankan minat dikemukakan lebih menarik dan mad’uw untuk tetap tertarik menimbulkan keindahan bahasa. Bahasa mendengarkan. Agar bisa sukses kias bisa digunakan untuk membangkitkan melakukan dakwah bil lisan, mubalig harus suasana dan kesan tertentu, tanggapan benar-benar mempersiapkan pesan indera, memperindah penuturuan, dakwah dengan matang. Menurut Ali Aziz menimbulkan kesegaran, dan terutama 5 dalam bukunya ilmu pidato yang dikutip menimbulkan kejelasan gambaran angan. dari skripsi Siti Nur Sofiyatin menyebutkan Sebaliknya, penggunaan tidak tepat gaya bahwa sukses atau tidaknya pidato yang bahasa akan sia-sia belaka, bahkan 6 bisa meyakinkan dan menggerakkan mengganggu pembaca atau pendengar. mad’uw untuk bertindak, bergantung pada persiapan-persiapan yang dilakukan Dalam penyampaian pesan kepada sebelumnya. 1 Persiapan-persiapan tersebut mad’uw, pendakwah memiliki kekhasan. salah satunya adalah penyusunan pesan Salah satunya adalah dalam hal bahasa. yang di dalamnya terdapat penggunaan Ustaz K.H. Zainuddin M.Z. adalah ustaz gaya bahasa.2 yang dikenal dengan tata bahasa yang teratur, bermain logika, dan retorika, Gaya bahasa yang dipilih akan membentuk humor yang mengena, intonasi suara yang corak yang akan menjadi ciri khas dari khas, komunikatif dengan jemaah pendakwah. Oleh karena itu, selain sehingga ia pun mendapatkan julukan Dai 7 menghayati isi yang harus dikemukakan, Sejuta Umat. K.H. Zainuddin M.Z. adalah pendakwah juga harus peka terhadap gaya pendakwah yang sangat sering diminta bahasa yang dipilihnya. Gaya bahasa untuk mengisi ceramah baik itu off air seseorang baik secara lisan mupun tulisan maupun on air. Beliau pernah dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang

1 Nayla Zamzamy, “Teknik Pesiapan Dakwah Siti 5 Maya Agustina S, Gaya Bahasa Pengetahuan dan Maisaroh” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Penerapan (Klaten: Intan pariwara, 2018), iii Ampel Surabaya, 2018), 6 6 Ibid. 2 , Retorika Modern Pendekatan 7 Bangkatimes.com, “Hadir di Pangkalpinang, Ustaz Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), 50. H M Syauqi MZ Obati Kerinduan Umat Kepada KH. 3 Maya Gustina Sucipto, Ensiklopedia Bahasa dan Zainuddin MZ,” Bangkatimes.com, 23 Juli 2017, Sastra Gaya Bahasa, (Klaten: Intan http://bangkatimes.com/23/07/2017/hadir-di- Pariwara, 2018), 1. pangkalpinang-ustaz-h-m-syauqi-mz-obati- 4 Rakhmat, Retorika Modern., 50. kerinduan-umat-kepada-kh-zainuddin-mz/.

140 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

bekerjasama dengan televisi swasta, K.H. Zainuddin M.Z.; dan K.H. Zainuddin bersafari bersama artis ke berbagai daerah M.Z. - Memories. 9 Berdasarkan yang disebut "Nada dan Dakwah". Beliau pengamatan penulis saat mendengarkan juga mendapatkan gelar doktor honoris ceramah K.H. Zainuddin M.Z. ini, mad’uw causa dari Universitas Kebangsaan terlihat sangat tertarik dengan ceramah Malaysia. K.H. Zainuddin M.Z. yang lahir 2 tersebut. Hal ini dilihat dari respon Maret 1952 di Jakarta ini tentunya mad’uw ketika K.H. Zainuddin M.Z. memiliki daya tarik tersendiri dalam bertanya tentang batas waktu ceramah menyampaikan ceramah. Daya tarik “sampai jam berapa ini?” mad’uw tersebut tecermin dalam pemilihan gaya kemudian menjawab “sampai jam satu”, bahasa erotesis dengan menggunakan Maksudnya adalah sampai jam satu kata “betul?”. Gaya tersebut pernah ditiru malam, ini menunjukkan mad’uw ingin pelawak yang kini jadi pendakwah juga, mendengarkan ceramah lebih lama dari Kiwil. Karena kekhasan yang dimiliki, kiai jadwal yang telah ditentukan. Selain itu, lulusan S-1 IAIN Syarif Hidayatullah ketika ceramahnya diunggah di akun tersebut ceramahnya amat dinantikan “Ceramah K.H. Zainuddin M.Z.” umat muslim masa itu. Selain karena mendapatkan respon yang bagus dari materi yang sederhana, juga karena gaya masyarakat yang menonton. berceramahnya yang tak jarang mengundang tawa.8 Respon mad’uw ketika ditanya oleh K.H. Zainuddin M.Z.. “Marah nggak?,” mereka Ceramah K.H. Zainuddin M.Z. yang semua menjawab dengan kompak diangkat dalam studi ini adalah ceramah “marah”. Ketika diberikan humor oleh K.H. yang dilakukan di kampung Dongkal, Zainuddin M.Z. mereka tertawa, seperti, Serpong, Tangerang Selatan untuk “Hoey, kita kudu jaga gawang. bu, jaga memperingati Isra Mikraj pada tahun gawang. bu, gawang ibu jaga.” Diajak 2011. Ceramah ini terasa istimewa karena menyanyikan Tuhan Saya Satu dengan dihadiri oleh Sekretaris Daerah dan diliput nada lagu Topi Saya Bundar, juga diikuti oleh televisi lokal. Ceramah yang secara kompak oleh mad’uw. Hal ini mengangkat tema “Membangkitkan menunjukkan bahwa K.H. Zainuddin M.Z. Semangat Keimanan Dan Rasa Ukhuwah mampu menyampaikan pesan dengan Islamiah Sesama Muslim” ini juga diunggah baik, gaya bahasa yang dipilih juga mampu ulang di media youtube oleh tiga akun, membuat kesegaran terhadap hadirin yakni akun bang mu2 official; Ceramah terhadap ceramah yang diberikan. Ini

8 Petrik Matanasi, "Zainuddin MZ: Dai Sejuta Umat, Ketawa Terpingkal-pingkal Ngakak-Live KH. Politikus Sejuta Massa," tirto.id, 5 Juli 2011, Zainuddin MZ, MP4 Video, 00.00-01.09.45 https://tirto.id/zainuddin-mz-dai-sejuta-umat- (Dongkal, Serpong, Tanggerang Selatan, 2018); politikus-sejuta-massa-cCKz. https://www.youtube.com/watch?v=mftrf40MoOI 9 Link youtube antara lain: Bangmu2 Official, &t=21s.;KH ZAINUDDIN MZ - MEMORIES, CERAMAH ceramah KH Zainuddin MZ lucu,, "Isro Mikroj", MP4 TERAKHIR SEMINGGU SEBELUM MENINGGAL KH Video, 00.00-01.10.05 (Dongkal, Serpong, ZAINUDDIN MZ PART 1, MP4 Video, 00.00-14.49 Tanggerang Selatan, 2018), (Dongkal, Serpong, Tanggerang Selatan, 2018), https://www.youtube.com/watch?v=CULilzpoxN8& https://www.youtube.com/watch?v=Nw1hadoo6A t=15s; CERAMAH KH ZAINUDDIN MZ, Waduh Ibu-Ibu c.

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 141 Eka Anjani

menunjukkan respons yang disampaikan digunakan seperti ragam diksi ilmiah, oleh K.H. Zainuddin sesuai dengan yang jargon, konotasi, denotasi, populer, dan diharapkan dan menunjukkan percakapan sedangkan fungsi pemilihan keberhasilan penggunaan gaya bahasa diksi dalam komunikasi tidak menjadi yang digunakan oleh K.H. Zainuddin M.Z. fokus analisis. dalam ceramahnya. Tulisan ini bertujuan untuk Studi sebelumnya tentang gaya bahasa di mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa antaranya adalah “Studi Diksi dan Gaya K.H. Zainuddin M.Z. saat peringatan Isra Bahasa pada Pesan Dakwah Kiai Syafiul Mikraj di kampung Dongkal, Serpong, Anam dalam Acara Silaturrahim tanggal 17 Tangerang Selatan Tahun 2011. Fokusnya Juni 2018 di Desa Penidon, Plumpang, adalah analisis penggunaan gaya bahasa Tuban,” studi yang digunakan berdasarkan langsung tidaknya makna menggunakan metode deskriptif dalam penyampaian pesan dakwah kualitatif. 10 Studi lainnya adalah sehingga mampu menarik minat mad’uw. “Analisis Diksi dan Gaya Bahasa Ceramah Ustaz Abdul Shomad di Masjid Al-Jihad Metodologi studi ini adalah kualitatif Medan,” studi ini dilakukan oleh Viviana deskriptif, 13 hal ini dikarenakan Pratiwi Andriani. 11 Studi tentang gaya tujuannya mendeskripsikan secara bahasa juga dilakukan oleh Wisnu Ardana mendalam tentang penggunaan gaya A. Jiarianto dengan judul “Kajian Diksi dan Gaya bahasa yang digunakan K.H. Zainuddin Bahasa Ceramah Agama K.H. Abdullah M.Z. pada ceramah di Dongkal Tangerang Gymnastiar.”12 Berdasarkan data tersebut Selatan pada tahun 2011. Ceramah masih belum ada studi gaya bahasa yang tersebut berisi tiga topik besar yakni topik disampaikan oleh K.H. Zainuddin M.Z.. tentang “Isra Mikraj meningkatkan iman, Selain itu studi yang dilakukan penulis menjaga ukhuwah serta meningkatkan tidak hanya mengidentifikasi gaya bahasa ibadah kepada Allah SWT.” Akan tetapi saja akan tetapi dihubungkan dengan yang menjadi objek pengamatan adalah fungsi gaya bahasa terhadap orientasi per topik pertama, hal ini dikarenakan topik masing-masing bagian ceramah mulai dari tersebut menjadi tema utama dan bagian pembuka pesan, isi pesan dan menjadi topik yang paling lama dibahas penutup pesan. Sedangkan penelitian diksi dalam ceramah tersebut yakni kurang tidak dijadikan fokus penelitian karena lebih 30 menit. Sumber data yang dalam analisis pilihan diksi hanya digunakan adalah file video ceramah yang mengidentifikasi ragam diksi yang didapatkan dari akun youtube “Ceramah

10 Mohammad Niamulloh, “Diksi Pesan Dakwah Kiai 12 Wisnu Ardana A.Jiarianto, “Kajian Diksi dan Gaya Syafi’ul Anam dalam Acara Silaturrahim Tanggal 17 Bahasa Ceramah Agama KH. .” Juni 2018 di Desa Penidon-Plumpang-Tuban” (Skripsi, Universitas Airlangga Surabaya, 2016) (Skripsi, UIN Surabaya 2018), vi. diakses 27 April 2019 11 Viviana Pratiwi Andriani, “Analisis Diksi dan Gaya http://repository.unair.ac.id/48656/ Bahasa Ceramah Ust. di Masjid Al- 13 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Jihad Medan” (Skripsi, Universitas Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, diterjemahkan Sumatera Utara, Medan), Abstrak oleh Achmad Fawaid (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 276.

142 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

Zainuddin M.Z.”. Dalam penyampaian, ceramah K.H. Zainuddin M.Z. terdiri dari Susunan ceramah terdiri atas tiga hal tiga struktur yakni pembuka, isi, dan yakni pembukaan, isi, dan penutup. Ali penutup. Sedangkan pada inti pesan, Aziz menyatakan dalam buku ilmu terdiri dari tiga hal yakni Isra Mikraj dakwah, pembukaan memiliki orientasi adalah peristiwa iman; menjaga kesatuan, mengantarkan pikiran dan menambahkan persatuan, kerukunan; dan meningkatkan perhatian kepada pokok pembicaraan. 15 ibadah kepada Allah SWT. Pada studi ini Dan mengantarkan pesan yang baik akan dianalisis pembukaan yang dimulai terhadap komunikator. 16 Sedangkan isi pada 00.12-02.35, sedangkan untuk isi pesan adalah inti pesan yang disampaikan pesan hanya menyampaikan satu topik dalam ceramah, cara penyampaian pesan saja yakni Isra Mikraj adalah peristiwa ini bisa menggunakan cara deduktif dan iman karena isi pesan ini sesuai dengan cara induktif. Cara deduktif adalah cara tema acara yang diselenggarakan serta menjelaskan materi dimulai dengan alur pembahasannya menghabiskan waktu berpikir yang umum sedangkan induktif paling banyak dibandingkan dengan inti adalah cara menjelaskan dengan pesan yang lain yakni pada 02.35-32.02 menggunakan materi yang khusus. 17 sedangkan bagian penutup pada menit ke Cara yang digunakan untuk 56.25-01.09.43. Teknis analisis yang mengembangkan isi pesan adalah dengan digunakan adalah reduksi data, klasifikasi memberikan penjelasan seperti definisi data, dan analisis gaya bahasa. ahli, definisi etimologis; contoh, analogi, testimoni, statistik, dan perulangan. 18 Bagian penutup memiliki fungsi Konsepsi Ceramah memfokuskan pikiran dan gagasan 19 Metode ceramah atau muhadlarah atau pendengar kepada gagasan utamanya. pidato ini merupakan salah satu metode Oleh karena itu, penutup pidato harus dakwah yang dilakukan dengan dapat menjelaskan seluruh tujuan komunikasi searah di hadapan publik, komposisi, memperkuat daya persuasi, atau biasa dikatakan public speaking. mendorong pemikiran dan tindakan yang Meskipun lebih banyak satu arah, diharapkan, menciptakan klimaks dan komunikasi ceramah sering juga diselingi menimbulkan kesan terakhir yang 20 atau diakhiri dengan komunikasi dua arah positif. (dialog) dalam bentuk tanya jawab. Pesan yang disampaikan juga bersifat ringan, Ada beberapa cara yang biasa digunakan informatif, dan tidak mengundang yakni menyampaikan ikhtisar; perdebatan. Dialog yang dilakukan juga menyatakan kembali gagasan dengan terbatas pada pertanyaan, bukan menggunakan kalimat singkat; sanggahan.14 memberikan dorongan untuk bertindak;

14 Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi (Surabaya: 17 Aziz, Ilmu Dakwah, 363. Prenada Media Group, 2016), 359. 18 Rakhmat, Retorika Modern., 27-30 15 Ibid., 365. 19 Aziz, Ilmu Dakwah, 365. 16 Rakhmat, Retorika Modern., 53. 20 Rakhmat, Retorika Modern., 59.

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 143 Eka Anjani

mengakhiri dengan klimaks; menyatakan menggambarkan benda-benda mati atau kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau barang-barang yang tidak bernyawa ucapan-ucapan ahli; menceritakan seolah-olah memiliki sifat-sifat contoh-contoh; serta menjelaskan kemanusiaan. Contoh: Hujan maksud sebenarnya pribadi pembicara.21 memandikan tanaman; (d) alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Orientasinya adalah untuk Jenis Gaya Bahasa membuat pembaca semakin bergairah Gorys Keraf menyatakan bahwa gaya untuk menyingkap maksud dari cerita bahasa adalah cara mengungkapkan yang disampaikan, sehingga pikiran melalui bahasa secara khas yang menimbulkan rasa keingintahuan tinggi; memperlihatkan jiwa dan kepribadian (e) ironis adalah gaya bahasa yang penulis. 22 Berdasarkan pada definisi di menyatakan sesuatu hal yang nyata atas maka dapat dipastikan setiap orang berbeda, bahkan ada kalanya pasti memiliki gaya bahasa yang berbeda- bertentangan dengan fakta sebenarnya. beda. Gaya bahasa berdasarkan langsung Ironi ringan merupakan bentuk humor, tidaknya makna dibagi menjadi dua, yakni tetapi ironi berat termasuk sarkasme gaya bahasa retoris dan gaya bahasa contoh: “O, kamu cepat bangun, baru kiasan. Gaya bahasa kiasan, adalah gaya pukul sembilan pagi sekarang ini.” bahasa yang memiliki makna yang tidak langsung atau makna yang bukan (f) Pun atau paronomasia adalah kiasan sebenarnya. Berikut ini ragam dan contoh dengan mempergunakan kemiripan gaya bahasa kiasan: (a) persamaan atau bunyi. Tetapi sangat berbeda makna. simile adalah perbandingan dua hal yang Contoh: Oh, adinda sayang, akan pada hakikatnya berlainan dan yang kutanam bunga tanjung di Pantai Tanjung sengaja kita anggap sama. Perbandingan hatimu. (g) Satire adalah ungkapan yang itu eksplisit dijelaskan dengan kata menertawakan atau menolak sesuatu dan “seperti”, “sama”, “sebagai”, “bagaikan”, mengandung kritik tentang kelemahan “laksana” dsb. Contoh: Seperti air dengan manusia. Tujuannya adalah agar diadakan minyak; 23 (b) metafora adalah perbaikan secara etis maupun estetis; (h) pemakaian kata-kata bukan arti yang inuendo adalah sindiran dengan sebenarnya, melainkan sebagai lukisan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. yang berdasarkan persamaan atau Orientasinya adalah kritik dengan sugesti perbandingan. Metafora dapat menolong tidak langsung dan sering tampaknya seorang pembicara atau penulis tidak menyakitkan hati. Contoh: Abangku melukiskan suatu gambaran yang jelas sedikit gemuk karena terlalu kebanyakan melalui komparasi kontras, contoh: Nani makan daging berlemak; (i) anti frasis jinak-jinak merpati, Ali mata keranjang;24 adalah ironi yang berwujud penggunaan (c) personifikasi adalah kiasan yang sebuah kata dengan makna kebalikannya,

21 Aziz, Ilmu Dakwah, 365. 23 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa 22 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi (Bandung: Angkasa Bandung, 1985), 9-10. Lanjutan I. (Jakarta: Gramedia, 2009). 24 Ibid., 15-16.

144 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

yang bisa saja dianggap sebagai ironi sesuatu hal. Keterangan itu merupakan sendiri. Jika yang hadir kurus lalu suatu frasa deskriptif yang memerikan dikatakan gendut, maka hal itu atau menggantikan nama sesuatu benda bertentangan dengan makna yang atau nama seseorang. Contoh: lonceng sebenarnya; (j) hipalase adalah suatu pagi bersahut-sahutan di desa terpencil kebalikan dari suatu relasi alamiah antara ini menyongsong mentari bersinar dua komponen gagasan. Contoh: Aku menerangi alam. (lonceng pagi = ayam menaiki kendaraan yang resah. jantan); (r) antonomasia sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud (k) Sinisme adalah suatu sindiran yang penggunaan sebuah epiteta untuk berbentuk kesangsian yang mengandung menggantikan nama diri, atau gelar resmi, ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan atau jabatan untuk menggantikan nama hati, contoh: “Memang Andalah tokohnya diri. Contoh: Gubernur Sumatera Utara yang sanggup menghancurkan desa ini akan meresmikan pembukaan seminar dalam sekejap mata.” (l) Sarkasme adalah Karo di Kebanjahe bulan depan; (s) suatu acuan yang mengandung kepahitan erotesis adalah pertanyaan yang dan celaan yang getir, menyakiti hati, dan dipergunakan dalam tulisan atau pidato kurang enak didengar. Contohnya untuk mencapai efek yang lebih “Mulutmu harimaumu;” (m) metonimia mendalam dan penekanan yang wajar dan adalah menggunakan nama ciri atau nama sama sekali tidak menuntut jawaban. hal yang ditautkan dengan nama orang, Contoh: Soal ujian tidak sesuai dengan barang atau hal, sebagai penggantinya. bahan pelajaran. Herankan kita jika nilai Contoh: Para siswa di kelas kami senang pelajaran Bahasa Indonesia pada UN sekali membaca S.T. Alisyahbana; (n) tahun ini merosot? sinekdoke adalah bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian untuk Gaya bahasa retoris adalah gaya bahasa menyatakan keseluruhan atau sebaliknya. yang memiliki makna langsung. Jenisnya: Contoh: Setiap tahun semakin banyak (a) tautologi adalah menggunakan kata mulut yang harus diberi makan di Tanah yang memiliki makna yang sama dengan Air kita ini; (o) alusi adalah menyugestikan kata sebelumnya. Contohnya, Kami tiba di kesamaan antara orang, tempat atau rumah jam 04.00 subuh; (b) pleonasme peristiwa. Contoh: Tugu ini adalah pemakaian kata yang mubazir mengenangkan kita kembali ke peristiwa (berlebihan), yang sebenarnya tidak Bandung Selatan; perlu, indikasinya adalah apabila kata tersebut dihilangkan artinya tetap utuh. (p) Eponim adalah nama seseorang yang Contoh: Saya telah mencatat kejadian itu dihubungkan dengan sifat-sifat tertentu. dengan tangan saya sendiri; (c) perifrasis Contoh: Hercules yang mengacu pada adalah gaya yang mempergunakan kata kekuatan, Vera-vera yang mengacu pada lebih banyak dari yang diperlukan, kebenaran; (q) epitet adalah semacam indikasinya adalah kata-kata yang acuan yang menyatakan suatu sifat atau disampaikan itu sebenarnya bisa ciri yang khusus dari seseorang atau disampaikan dengan satu kata saja.

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 145 Eka Anjani

Contohnya: Anak saya telah adalah konstruksi yang digunakan secara menyelesaikan kuliahnya di Jurusan gramatikal benar akan tetapi secara Bahasa Indonesia FPBS-IKIP Bandung (= semantik salah. Contoh: Adalah wanita itu lulus dan berhasil); (d) antisipasi adalah kehilangan harta dan kehormatannya. penggunaan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau (k) Paradoks adalah gaya bahasa yang gagasan yang sebenarnya terjadi. Contoh mengandung pertentangan yang nyata ketika ada wanita yang dirampok, penulis dengan fakta-fakta yang ada. Contoh: Aku mengawali dengan kata: Wanita yang kesepian di tengah keramaian; (l) malang itu....; (e) koreksio adalah gaya Apostrof adalah semacam gaya yang yang berwujud mula-mula menegaskan berbentuk pengalihan amanat dari para sesuatu, tetapi kemudian hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. memperbaikinya. Contoh: Dia benar- Contoh: Wahai dewa-dewa yang berada benar mencintai Neng Tetty, eh bukan, di nirwana, segeralah datang dan Neng Terry. lepaskan kami dari cengkeraman yang durjana; (m) anastrof atau inversi adalah (f) hiperbol adalah gaya bahasa yang pembalikan susunan kata yang biasa mengandung suatu pernyataan yang dalam kalimat. Contoh: Diceraikannya berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya istrinya tanpa setahu sanak-saudaranya; atau sifatnya. Tujuannya adalah (n) apofasis adalah penulis atau memberikan penekanan pada suatu pengarang menegaskan sesuatu, tetapi pernyataan atau situasi untuk tampaknya menyangkal. Berpura-pura memperhebat, meningkatkan kesan dan membiarkan sesuatu berlalu, tetapi pengaruhnya. Contoh: “Sempurna sekali, sebenarnya ia menekankan hal itu. tiada kekurangan suatu apapun;” (g) Contoh: “Saya tidak ingin menyingkapkan litotes adalah gaya bahasa yang dalam rapat ini bahwa putrimu itu telah menyatakan hal positif dengan bentuk berbadan dua; (o) histeron proteron yang bertentangan untuk merendahkan adalah kebalikan dari suatu yang logis diri atau mengurangi atau melemahkan atau kebalikan dari sesuatu yang wajar. kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh: Pidato yang berapi-api pun Contoh: Anak itu sama sekali tidak bodoh; keluarlah dari mulut orang yang berbicara (h) oksimoron adalah gaya bahasa yang terbata-bata itu. mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang (p) Eufemismus adalah ungkapan- berlawanan dalam frasa yang sama. ungkapan yang halus untuk menggantikan Contoh: Olahraga mendaki gunung acuan-acuan yang mungkin dirasakan memang menarik hati walaupun sangat menghina, menyinggung perasaan atau berbahaya; (i) silepsis adalah gabungan menyugestikan sesuatu yang tidak gramatikal dua buah kata yang menyenangkan. Contoh: tunaaksara, mengandung ciri-ciri semantik yang tunarungu; (q) elipsis adalah bertentangan. Contoh: Anak itu memang menghilangkan suatu unsur kalimat yang rajin dan malas di sekolah; (j) zeugma dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan

146 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

sendiri oleh pembaca atau pendengar. itulah beliau sering diundang ke pengajian Contoh: Nenek saya besok pagi; (r) dari kampung ke kampung dan menjadi asidenton adalah berupa acuan, yang terkenal. bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa atau klausa yang Kiai yang wafat pada tanggal 5 Juli 2011 ini sederajat tidak dihubungkan dengan kata dalam setiap pidatonya diselipkan humor sambung. Contoh: ayah, ibu, anak, segar, sehingga membuat pendengar tidak merupakan inti suatu keluarga; (s) merasa bosan. 26 Termasuk dalam polisidenton adalah beberapa kata, frasa, ceramah di desa Dongkal Tangerang atau klausa yang berurutan dihubungkan Selatan tahun 2011. Ceramah yang satu sama lain dengan kata-kata mengangkat tema “Dengan Isra Mikraj sambung. Contoh: Harga padi, jagung, Membangkitkan Semangat Keimanan dan dan sayur mayur sangat Rasa Ukhuwah Islamiah Sesama Muslim” menggembirakan para petani tahun ini; ini berdurasi 1 jam 09 menit 44 detik. (t) aliterasi adalah perulangan konsonan Sedangkan studi gaya bahasa disini akan yang sama. Contoh: Biar bibir biduan mengkaji gaya bahasa yang ada di setiap berbicara; (u) asonansi adalah perulangan sesi, mulai dari pembukaan, isi, dan bunyi vokal yang sama. Contoh: Muka penutup ceramah. Dalam sesi isi, K.H. muda mudah muram; (v) kiasmus adalah Zainuddin M.Z. menyelipkan tiga pesan, berisikan perulangan dan sekaligus pula yakni Isra Mikraj adalah jaga iman baik- merupakan inversi hubungan antara dua baik dan turunkan akidah kepada anak kata dalam satu kalimat. Contoh: Yang cucu; menjaga ukhuwah, persatuan dan kaya merasa miskin, sedangkan yang kesatuan; serta ada hidup sesudah mati, miskin justru merasa dirinya kaya.25 sehingga tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam analisis gaya bahasa pada isi pesan, studi ini menganalisis hanya pada isi pesan “Jaga Iman Baik-Baik dan Turunkan Akidah Profil K.H. Zainuddin M.Z. Kepada Anak Cucu”. K.H. Zainuddin M.Z., nama beliau tidak hanya mentereng sebagai seorang ulama, beliau juga mentereng dikenal sebagai Analisis Gaya Bahasa K.H. politisi, juru kampanye, dan pendiri Partai Zainuddin M.Z. Bintang Reformasi. Penceramah yang 1. Pembukaan Ceramah K.H. Zainuddin gemar membanyol dan mendongeng ini M.Z. mengasah kemampuannya berpidato Bagian pembuka adalah bagian yang sejak belajar di Madrasah Aliyah Darul berfungsi untuk mengantarkan pikiran dan Ma’arif, Sekolah yang berafiliasi dengan menambatkan perhatian kepada pokok . Karena kemampuan

25 Keraf, Diksi dan Gaya., 130-145. https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-kh- 26 Desi Arditia Ningrum, Cerita KH Zainddin MZ dua zainuddin-mz-dua-minggu-sebelum-wafat- minggu sebelum wafat, 28 Mei 2017 ramadan-2017.html

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 147 Eka Anjani

pembicaraan.27 Pada bagian ceramah K.H. anak, anaknya jangan berkeliaran! tolong Zainuddin M.Z. yang mengantarkan pikiran dipegangin! yang megang balon, balonnya kepada topik inti ada di menit 00.12-02.35. turunin!. Pegang di bawah, orang kagak liat Pada menit tersebut beliau memberikan gue, liat balon!. taruh di bawah neng, taruh! jangan dipegangin. Hoey! balon turunin hoey! pengantar berupa permintaan maaf lo kagak turunin, gua yang turun nih, gua karena berbicara sambil duduk dan pulang. (tertawa). Ibu bapak hadirin, ada tema menyampaikan alasan, selain itu beliau di depan ini, dengan Isra’ dan Mi’raj, juga meminta hadirin untuk memegang meningkatkan keimanan dan ukhuwah anaknya serta menurunkan balon yang Islamiah, dua hal itu yang jadi pembicaraan dibawa dan menyampaikan topik yang saya.”28 akan dibahas pada pengajian peringatan Isra Mikraj pada saat itu. Gaya bahasa pada pembukaan ceramah K.H. Zainuddin M.Z., adalah, pertama, Permintaan maaf disampaikan kepada oksimoron. Gaya bahasa oksimoron hadirin karena beliau duduk di atas adalah gaya bahasa yang mengandung mimbar dengan menggunakan kursi, pertentangan dengan mempergunakan sedangkan para hadirin duduk lesehan di kata-kata yang berlawanan dalam satu bawah. Alasannya beliau merasa kurang kalimat. Pembukaan kalimat tersebut sehat karena tablig akbar di empat kota adalah “Bukan jalan-jalan, tablig akbar 4 selama dua hari. Setelah itu, beliau kota di Bali.”29 Di dalam kalimat tersebut menyebutkan tema pembahasan, “Dengan terdapat dua kata yang bertentangan Isra Mikraj Meningkatkan Keimanan Dan yakni “jalan-jalan” dan “tabligh akbar”. Ukhuwah Islamiah”. Penyebutan tema ini Jalan-jalan memiliki makna bersenang- disampaikan agar pendengar memahami senang dengan berjalan kaki (untuk topik utama pembahasan. Menurut melepas ketegangan otot, pikiran, dan Jalaluddin Rakhmat pokok pembicaraan ini sebagainya) sedangkan “tabligh akbar” akan menjadi pusat perhatian khalayak. memiliki makna penyampaian ceramah Berikut trankrip pembukaan ceramah K.H. agama. Dari makna tersebut dapat dilihat Zainuddin M.Z.. bahwa jalan-jalan merupakan aktivitas yang mengandung unsur hiburan dan “Saya mohon maaf bicaranya sambil duduk, cenderung menghabiskan uang, karena sedikit kurang sehat pulang dari Bali, sedangkan tablig akbar merupakan kemarin. Bukan jalan-jalan, tabligh akbar 4 bentuk pekerjaan yang berorientasi kota di Bali selama dua hari. Karena itu mohon mendapatkan uang. Oleh karena itu gaya maaf saya bicaranya duduk dan nggak lama, bahasa tersebut terdapat pertentangan. paling maksa 5 menit dah. Biarin gua yang ngomong kenapa emang? (tertawa). Terus, Dalam penyampaian, susunan kata saya mohon bantuan, bapak ibu yang bawa setelah jalan-jalan terdapat konjungsi

27 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Dakwah (Bandung: Serpong, Tanggerang Selatan, 2018), Remaja Rosdakarya, 1992), 53. https://www.youtube.com/watch?v=mftrf40MoOI 28 Ceramah K.H. Zainuddin M.Z., Waduh Ibu-Ibu &t=21s. Ketawa Terpingkal-pingkal Ngakak-Live KH. 29 Ibid., 01.30 Zainuddin MZ, MP4 Video, 01.19-02.34 (Dongkal,

148 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

pertentangan seperti tetapi, akan tetapi satu cara untuk humor. Terbukti setelah K.H. Zainuddin M.Z. melesapkan disampaikan gaya bahasa litotes respon konjungsi tersebut dan menggantinya hadirin mengatakan “yaaah” yang dengan jeda. Jika dihubungkan dengan menandakan keberatan, sedangkan kedudukan pembuka yang membuat respon K.H. Zainuddin pada kalimat orang menarik untuk mendengarkan, setelahnya adalah “biarin gua yang dengan menggunakan premis “bukan ngomong” dan K.H. Zainuddin M.Z. jalan-jalan” membuat hadirin selanjutnya tertawa. penasaran terhadap kegiatan yang dilakukan oleh K.H. Zainuddin M.Z., 2. Isi Pesan Ceramah K.H. Zainuddin apalagi dengan kata “Bali” yang selama ini M.Z. sebagai tempat wisata. Selain untuk Isi pesan adalah penjelasan topik meningkatkan rasa penasaran hadirin, pembicaraan, penjelasan topik ini diawali gaya bahasa ini juga sebagai cara untuk pada menit ke 02.36-56.25. Dalam meningkatkan kredibilitas pendakwah penjelasan topik pembicaraan ada tiga hal kepada hadirin. yang dibahas yakni Isra Mikraj adalah peristiwa iman; menjaga persatuan dan Kedua, litotes. Gaya bahasa litotes adalah kesatuan, serta menjalankan ibadah majas yang di dalam pengungkapannya kepada Allah. Menit topik tersebut adalah menyatakan sesuatu yang positif dengan 02.36-32.02. berdasarkan penjelasan menyatakan pernyataan yang dikecil- sebelumnya di bagian metode penelitian, kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang isi pesan yang akan dibahas adalah Isra sebenarnya. Ungkapan atau pernyataan Mikraj peristiwa tentang iman. Isi pesan yang dikecilkan terdapat pada akan dibahas sesuai dengan teknik pembukaan yakni “… paling maksa 5 pengembangan pesan yang digunakan menit dah….” 30 . Kata “paling” memiliki K.H. Zainuddin M.Z. untuk menerangkan arti “teramat” sedangkan “maksa” topik utamanya. memiliki arti “mau tidak mau harus”, “5 menit” adalah lama waktu yang Pesan dakwah yang pertama, K.H. dihabiskan untuk ceramah. Selama ini Zainuddin mengatakan bahwa Isra Mikraj tidak ada ceramah secara live dilakukan adalah peristiwa iman. Oleh karena itu, dalam waktu 5 menit dan kenyataanya umat Islam harus memercayainya karena ceramah yang disampaikan oleh K.H. akal tidak akan mampu menerima Zainuddin M.Z. berdurasi 1 jam 9 menit. kenyataan tersebut. Pesan dakwah ini K.H. Zainuddin telah mengecilkan rentang dijelaskan dengan mendetailkan alam waktu penyampaian. Litotes tersebut yang telah dilalui Nabi sepanjang digunakan untuk menurunkan ekspektasi perjalanan dan memberikan contoh atau hadirin yang ingin mendengarkan bukti tentang segala sesuatu yang tidak ceramah K.H. Zainuddin lebih lama. mungkin menjadi mungkin seperti Penurunan ekspektasi ini sebagai salah kemunculan Nabi Adam dan kehamilan

30 Ibid., 01.41.

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 149 Eka Anjani

Siti Maryam.31 Pesan dakwah selanjutnya pada kata “bapak”, “kagak”, “emak”, adalah segala yang dimiliki oleh manusia “enggak”. Gaya bahasa ini ada di dalam hanyalah titipan. Oleh karena itu manusia pengembangan gagasan, digunakan tidak boleh sombong dan harus menjaga untuk memperindah penyampaian. titipan dengan baik. Akibatnya jika tidak Dalam pengembangan isi pesan gaya menjaga titipan, maka Allah akan marah bahasa ini digunakan untuk penekanan dan akan menegur manusia melalui penjelasan dengan menggunakan bukti makhluknya yang lain. dari premis inti yakni Isra Mikraj adalah peristiwa iman. Kemudian K.H. Zainuddin M.Z. juga menyampaikan ajakan untuk menjaga Gaya bahasa asonansi juga digunakan akidah. Ajakan ini diawali dengan pada teks “Nabi Isa, emak ada, bapak penyampaian realitas banyaknya dukun enggak ada”. Gaya bahasa ini adalah gaya yang memakai atribut kiai, kemudian bahasa yang menggunakan pengulangan banyak nabi-nabi palsu yang mengaku huruf vokal. Pengulangan tersebut nabi palsu. Oleh karena itu manusia perlu terdapat pada vokal “a” pada kata “Isa”, disiplin, disiplin dalam menjaga “ada”. Penggunaan gaya bahasa aliterasi akidahnya, disiplin waktu dengan salat dan asonansi digunakan untuk dan disiplin hawa nafsu dengan puasa. memperindah sehingga tidak membuat Jika tidak menjaga akidah maka agama hadirin merasa bosan. Hal ini dikarenakan Islam akan tergerus dengan agama-agama premis yang disampaikan menguatkan yang lain. Cara untuk menjaga akidah gagasan inti sebelumnya. Oleh karena itu adalah dengan memakmurkan majelis penggunaan gaya bahasa ini selaras taklim, tidak jauh-jauh dari ustaz dan dengan penyampaian gagasan inti dan ulama, serta menghidupkan pengajian. berkedudukan sebagai pemberian bukti. Gaya bahasa erotesis juga digunakan K.H. a) Gaya Bahasa Pada Pesan Dakwah Zainuddin M.Z., seperti “Jadi nggak?.” “Isra Mikraj Adalah Peristiwa Iman” pertanyaan ini tidak membutuhkan Penggunaan penjelasan ini digunakan jawaban karena jawabannya hanya satu untuk memberikan gambaran kepada yakni “jadi”. Pertanyaan ini digunakan hadirin tentang peristiwa Isra Mikraj, untuk memberikan penegasan kepada sedangkan contoh atau bukti digunakan hadirin mengenai bukti-bukti yang untuk menguatkan premis, “Peristiwa ini disampaikan K.H. Zainuddin M.Z.. (Isra Mikraj) bukan ndak masuk akal. Pertanyaan ini sudah tepat karena Bukan ndak masuk otak. Otak kedudukannya untuk menekankan kekecilan….” Gaya bahasa Aliterasi kembali bukti-bukti yang sudah terdapat pada teks “Nabi adam, bapak disampaikan sebelumnya. kagak, emak kagak, Allah mau, jadi enggak?”. Gaya bahasa ini berupa perulangan konsonan yang sama yakni “k”

31 Ibid., 04.58-05.04

150 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

b) Gaya Bahasa Pada Pesan Dakwah juga digunakan untuk memperindah gaya “Segala yang dimiliki oleh manusia bahasa karena jika langsung disampaikan hanyalah titipan” subjek yang memberi titipan, maka Untuk mengawali topik, K.H. Zainuddin ceramah akan terasa datar dan M.Z. menggunakan pengibaratan hidup mengulang sesuatu yang sudah jelas seperti tukang parkir. Ini termasuk ke jawabannya. dalam gaya bahasa perumpamaan (simile). Gaya bahasa ini biasanya Eponim juga digunakan K.H. Zainuddin ditunjukkan dengan kata seperti atau M.Z. untuk menjelaskan pejabat yang kayak dan lain-lain, akan tetapi dalam sombong. Gaya bahasa eponim adalah penyampaian K.H. Zainuddin tidak gaya bahasa yang mengandung nama eksplisit menyampaikan hal tersebut. seseorang yang begitu sering Pada teks K.H. Zainuddin M.Z., terdapat dihubungkan dengan sifat tertentu persamaan dua hal yakni pekerjaan sehingga nama itu dipakai untuk tukang parkir disamakan dengan manusia menyatakan sifat tertentu. Nama yang sama-sama diberikan titipan. seseorang yang dimaksud adalah Fir’aun, Perumpamaan digunakan oleh K.H. dalam ceramah K.H. Zainuddin M.Z., tidak Zainuddin M.Z. untuk mempermudah dihubungkan dengan Fir’aun secara sebuah penjelasan tentang konsep langsung akan tetapi ditambahkan kata tasawuf. Perumpamaan ini menurut “anak” yang berarti keturunan dari penulis sudah tepat, karena pengambilan Fir’aun. Keturunan biasanya mewarisi perumpamaan memiliki kemiripan dan sifat-sifat yang dimiliki oleh kedua orang sesuai dengan kesimpulan akhirnya yakni tuanya, oleh karena itu anak Fir’aun semua yang dimiliki manusia adalah berarti pejabat tersebut memiliki sifat titipan dan tidak boleh sombong. yang sama dengan Fir’aun, “tuh, pejabat sombong anak Firaun tuh”.33 Eponim ini Gaya bahasa erotesis juga disampaikan ditunjukkan dengan penyebutan nama oleh K.H. Zainuddin M.Z. untuk seseorang yang dihubungkan dengan sifat mempertegas subjek yang memberikan tertentu. K.H. Zainuddin M.Z. titipan. Gaya erotesis adalah sejenis gaya menyampaikan nama Fir’aun untuk bahasa yang berupa pertanyaan yang menunjukkan penguasa yang memiliki dipergunakan dalam tulisan atau pidato sifat sombong. Orientasi penggunaan yang bertujuan untuk mencapai efek yang gaya bahasa ini untuk memberikan lebih mendalam dan penekanan yang sindiran terhadap pejabat-pejabat yang wajar. Gaya bahasa ini diindikasikan sombong karena teks tersebut dengan kalimat pertanyaan dengan satu menyatakan bahwa pejabat yang kemungkinan jawaban. Kalimat sombong anak Fir’aun. Sindiran ini pertanyaan tersebut adalah “siapa yang termasuk sindiran halus. nitip?” 32 jawaban yang ada hanya satu yakni “Allah”. Selain untuk mempertegas

32 Ibid., 08.22. 33 Ibid., 09.17

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 151 Eka Anjani

Selain itu gaya bahasa paradoks juga menggunakan kata sambung “dan” tetapi digunakan K.H. Zainuddin M.Z. untuk dipisahkan dengan jeda pendek. Oleh mengejek orang yang sombong, dengan karena itu pada teks tersebut disebut gaya kalimat “mentang-mentang kaya jalan bahasa asidenton. Gaya bahasa tersebut nggak nginjek tanah” 34 . Gaya bahasa juga terdapat pada pernyataan K.H. paradoks adalah gaya bahasa yang Zainuddin untuk merincikan pekerjaan mengandung pertentangan yang nyata anak yang menjadi titipan bagi manusia dengan fakta-fakta yang ada. K.H. seperti “nyatu mabok, nyatu nyolong, Zainuddin M.Z. mempertentangkan orang nyatu ngerampok”.36 Tujuan penggunaan kaya yang jalannya tidak menginjak tanah. gaya bahasa ini untuk memperindah Padahal kenyataannya setiap manusia penyebutan rincian. Penggunaan kalau jalan pasti menginjak tanah, asidenton menunjukkan kesetaraan sehingga pernyataan tersebut merupakan dengan tingkat kepentingan yang sama, hal yang bertentangan. Selain digunakan selain itu juga membuat suasana menjadi untuk menyindir, gaya bahasa paradoks santai, karena tanpa kata sambung ini digunakan K.H. Zainuddin untuk menjadi salah satu ciri bahasa membuat humor hadirin terbukti dengan percakapan, yang cocok untuk suasana setelah beliau menyebutkan paradoks santai. tersebut hadirin tertawa. Humor dalam penyampaian pesan dakwah diperlukan Gaya bahasa erotesis juga digunakan pada agar penjelasan tidak monoton dan kalimat pertanyaan “yang nitip?” 37 terkesan menimbulkan suasana santai. Jawaban “marah” adalah jawaban satu- satunya, tidak ada jawaban lain selain c) Gaya bahasa pesan dakwah “Manusia kata tersebut. Penggunaan erotesis ini yang tidak menjaga titipan, akan ditegur digunakan untuk memberikan efek yang oleh Allah melaui makhluk-Nya yang lain” lebih mendalam dan penekanan yang Gaya bahasa asidenton adalah gaya wajar. Dalam penyampaian pesan gaya bahasa yang berupa acuan padat dan bahasa erotesis ini bisa membuat ruang mampat, dimana beberapa kata, frasa hadirin memberikan feedback, meskipun atau klausa yang sederajat tidak jawabannya sudah memiliki kepastian. dihubungkan dengan kata sambung. Gaya bahasa ini sudah tepat karena bisa Penjelasan gagasan tentang titipan tidak menunjukkan penekanan pada gagasan dijaga dengan baik akan membuat pihak inti yakni kalau titipan tidak dijaga, orang yang nitip marah menggunakan ilustrasi yang nitip marah. Gaya bahasa hiperbola seseorang yang menitipkan motornya. Di juga digunakan dalam penyampaian dalamnya terdapat perincian tentang gagasan “titipan harus dijaga dengan hasil penjagaan yang tidak baik seperti baik”. Teks gaya bahasa tersebut adalah “kaca spion pecah, knalpot ilang, bemper ”pelitnya tujuh belas syaithan”.38 Dalam penyok”. 35 Perincian tersebut tidak teks tersebut terdapat pernyataan yang

34 Ibid., 09.48 37 Ibid., 11.15 35 Ibid., 10.28 38 Ibid., 11.41 36 Ibid., 11.12

152 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

berlebih-lebihan jumlahnya seperti “tujuh abstrak adalah Allah yang berpesan atau belas syaitan”. Satu orang setan dianggap berbicara selayaknya manusia dengan pelit apalagi ada tujuh belas setan. Gaya memberikan titipan berupa Negara. bahasa hiperbola yang lain adalah “bu, Dalam kalimat tersebut melekatkan seratus tahun kita bangun, selesai oleh karakteristik insani yakni berbicara gempa 5 menit”. 39 Bentuk berlebihan terhadap sesuatu yang abstrak (Allah). dalam teks tersebut adalah “seratus Orientasi penggunaan gaya bahasa ini tahun” menunjukkan betapa lamanya adalah agar memudahkan hadirin dalam pembangunan di Jepang dan “selesai oleh mengilustrasikan maksud dari K.H. gempa 5 menit” menunjukkan betapa Zainuddin M.Z. jika bentuk titipannya singkatnya bencana tersebut. Tujuan berupa Negara. penggunaan gaya bahasa ini untuk menunjukkan kehebatan sekaligus Gaya bahasa epitet terdapat pada kata penekanan contoh yang disampaikan K.H. “ditebus dengan keringat, air mata, darah, Zainuddin M.Z.. Menurut penulis dan nyawa”. Epitet adalah semacam penggunaan hiperbola tepat karena acuan yang menyatakan suatu sifat atau menekankan pesan begitu dasyatnya ciri yang khusus dari seseorang atau dampak orang yang tidak menjaga titipan sesuatu hal. Keterangan itu merupakan dengan baik. suatu frasa deskriptif yang memerikan atau menggantikan nama sesuatu benda Selain memberikan ilustrasi, beliau juga atau nama seseorang. Ciri khusus suatu memberikan contoh titipan yang lain, hal terdapat pada kata “keringat, air mata, yakni Negara. “hai rakyat, ini Indonesia darah dan nyawa” yang menggantikan aku titip kata Allah, titipan ini ditebus kata “perjuangan yang menguras tenaga dengan keringat, air mata, darah, dan dan psikologis serta dapat menimbulkan nyawa. ini Negara besar dan kaya. Besar resiko terluka, cacat bahkan kehilangan dan kaya. Kekayaannya dikuasai oleh nyawa”. Penggunaan gaya epitet ini Negara. Tetapi harus digunakan bagi digunakan dalam rangka untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. menggambarkan perjuangan yang luar Disalahgunakan, dikorupsi, yang nitip?”40 biasa rakyat Indonesia agar bisa merdeka Untuk menjelaskan itu beliau menggunakan drama seolah-olah Allah Dalam teks tersebut, K.H. Zainuddin M.Z. mengatakan pesan kepada rakyat juga berusaha menghadirkan Allah dan Indonesia secara langsung. Gaya bahasa seluruh rakyat Indonesia berada dalam yang digunakan ini adalah gaya satu lokasi, akan tetapi peristiwa tersebut personifikasi. Personifikasi adalah jenis tidak ada, hanya khayalan yang diciptakan gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat oleh beliau untuk menggambarkan situasi insani kepada barang yang tidak Allah yang menitipkan Negara Indonesia bernyawa dan ide yang abstrak. Dalam kepada seluruh rakyat Indonesia. Dalam teks tersebut yang dimaksud sesuatu yang penyampaiannya K.H. Zainuddin M.Z.

39 Ibid., 14.00 40 Ibid., 11.37

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 153 Eka Anjani

menggunakan gaya bahasa sinekdoke yang disampaikan bisa lebih variatif dan totem pro parte yakni gaya bahasa tidak terkesan membosankan. hadirin figurative yang mempergunakan juga bebas untuk menggambarkan kondisi keseluruhan untuk menyatakan sebagian gunung yang sedang muntah dan (totem pro parte). Objek perkataan adalah meriang. Kata tersebut jika dihubungkan seluruh rakyat Indonesia yang seolah-olah dengan gagasan inti, kedudukannya hadir dalam acara tersebut, padahal sebagai contoh, dan penggunaan contoh kenyataannya hanya sebagian kecil saja. tersebut sudah tepat karena mampu Gaya bahasa ini digunakan untuk menggambarkan bentuk dampak yang menunjukkan keindahan penyampaian akan terjadi jika tidak menjaga titipan serta menunjukkan keluhuran karena dengan baik. yang menitipkan adalah Allah. d) Gaya Bahasa pada Pesan “Manusia Gaya bahasa personifikasi terdapat pada Perlu Allah dan Isra Mikraj Adalah kata “Merapi, meletup. Bromo, muntah. Kemauan Allah” Anak Krakatau meriang”, “Merapi tuh Gaya bahasa hiperbola terdapat pada teks demo tuh, demo”. Gaya personifikasi “salat malam sampai kakinya bengkak”.41 adalah jenis majas yang melekatkan sifat- Kata “bengkak” menunjukkan Nabi rajin sifat insani kepada barang yang tidak sujud. Sedangkan salat malam sampai kaki bernyawa dan ide yang abstrak. bengkak adalah sesuatu hal yang tidak Penyamaan sifat-sifat manusia pada mungkin dan itu termasuk ke dalam benda mati yakni “muntah” berarti keluar penggunaan kata berlebihan. Orientasi kembali makanan dan minuman yang K.H. Zainuddin M.Z. menggunakan gaya masuk ke dalam perut dan “meriang” bahasa tersebut untuk menunjukkan berarti berasa tidak enak badan karena kehebatan Rasulullah dalam menjalankan kurang sehat misalnya masuk angina atau ibadah. Penyampaian gaya bahasa karena influenza. Kedua kata tersebut tersebut dalam kesatuan pesan gagasan digunakan untuk manusia. Kata-kata berkedudukan sebagai penjelas yang tersebut digunakan pada kata “krakatau”, mengantarkan pada inti pesan yakni “kita “Merapi”, “Bromo” yang merupakan perlu Allah”, dengan gaya bahasa benda mati. Orientasi Gaya tersebut hiperbola membuat suasana sebelum inti digunakan untuk mempermudah pesan kesannya semakin meningkat. abstraksi hadirin dalam menggambarkan Menurut penulis hal itu sudah selaras kemarahan alam. Hal ini dikarenakan tiga karena menimbulkan kesan yang semakin contoh yang disampaikan adalah sama- lama semakin meninggi. sama gunung, perilaku gunung bisa beragam ada yang mengeluarkan awan e) Gaya Bahasa Pada Pesan “Islam panas atau lava. Agar tidak terkesan mengajarkan disiplin, yakni disiplin monoton pengucapannya K.H. Zainuddin akidah, disiplin waktu dengan salat dan M.Z. menggunakan personifikasi agar kata disiplin hawa nafsu dengan puasa”

41 Ibid., 15.28

154 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

Gaya bahasa yang digunakan K.H. unta” sebagai simbol halal. Dalam Zainuddin M.Z., adalah gaya bahasa pemberian gaya bahasa metonimia ini erotesis yakni gaya bahasa yang digunakan untuk memudahkan mengandung pertanyaan retoris, kalimat penggambaran hadirin terhadap maksud pertanyaan yang mengandung satu “jaman entertain”. Pemilihan metonimia kemungkinan jawaban. Gaya bahasa “serban”, “babi”, “unta” untuk tersebut terdapat pada teks “apa semua penggambaran penjabaran terhadap yang kuning pasti emas?” 42 , dalam sesuatu yang berkebalikan menurut pertanyaan tersebut hanya terdapat satu penulis sudah tepat, karena premis jawaban yakni “tidak”. Fungsi yang ingin sebelumnya sudah menunjukkan contoh dicapai dalam teks tersebut adalah konkret penggunaan simbol-simbol yang penegasan pernyataan karena kalimat tidak sesuai dengan kedudukannya. sebelumnya beliau menyampaikan pemburu hantu yang menggunakan Gaya bahasa perumpamaan terlihat di atribut kiai (serban) dampak jika atribut awal penjelasan yakni pada teks kiai dipakai oleh pemburu hantu adalah “serbannya kayak batman”. kata kedudukan pemburu hantu yang akan “kayak” sama halnya dengan kata disamakan dengan kiai padahal secara “seperti”, perumpamaan ini digunakan substansi sudah berbeda. oleh karena itu karena batman juga memiliki kain panjang untuk menunjukkan perbedaan tersebut dipunggungnya untuk terbang. Dalam hal menggunakan pertanyaan erotesis. Selain ini beliau mengandaikan jika serbannya fungsi penegasan, pertanyaan erotesis yang dipakai panjangnya sama dengan juga untuk humor dengan hadirin. batman. Sebagaimana diketahui bahwa Terbukti setelah beliau menggunakan serban diletakkan di kepala, sedangkan kalimat erotesis tersebut hadirin tertawa. Batman berada dipunggungnya, Warna kuning merupakan warna yang kesamaan yang ada antara serban dengan diasosiasikan dengan apa saja. batman adalah serbannya menjulur panjang seperti serbannya batman. Gaya metonimia juga digunakan oleh K.H. Penggunaan perumpamaan ini untuk Zainuddin M.Z.. Gaya bahasa ini adalah menggambarkan atribut yang digunakan gaya bahasa yang memakai nama ciri atau oleh pemburu hantu sangat panjang, akan nama hal yang ditautkan dengan nama tetapi pilihan kata “batman” yang orang, barang, atau hal, sebagai merupakan tokoh film fiksi membuat penggantinya. Indikasinya adalah kata hadirin tertawa. Perumpamaan dengan “serban” yang memiliki makna penutup batman untuk kemudahan pemahaman kepala yang digunakan oleh kiai, dan sekaligus sebagai humor. menyimbolkan sesuatu yang agamis. “serban” mengandung gaya bahasa Gaya bahasa paradoks terdapat pada teks metonimia, selain itu kata “minyak babi” “polisi kita hebat, Jibril saja ditangkap”. sebagai simbol haram sedangkan “cap Gaya bahasa paradoks adalah gaya

42 Ibid., 16.55

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 155 Eka Anjani

bahasa yang mengandung pertentangan mengandung idiom yang mengandung yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. makna berlebihan terhadap kata giat “Jibril” adalah malaikat (makhluk bekerja. imateriel) yang bertugas menyampaikan wahyu. Sedangkan “Jibril” yang Gaya bahasa ellipsis adalah penghilangan disampaikan oleh K.H. Zainuddin M.Z. salah satu atau beberapa unsur penting adalah “Jibril” yang bisa ditangkap oleh dalam konstruksi sintaksis yang lengkap. polisi. Faktanya malaikat tidak akan bisa Gaya bahasa ini juga digunakan oleh K.H. ditangkap oleh polisi. Oleh karena itu teks Zainuddin M.Z. pada saat menyebutkan tersebut mengandung pertentangan yang “keong racun”. Keong racun yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Gaya dimaksud adalah lagu, K.H. Zainuddin M.Z. bahasa paradoks tersebut digunakan menghilangkan kata lagu, karena dianggap untuk humor, terbukti hadirin juga masyarakat sudah mengetahui makna memberikan respons dengan tertawa. “keong racun” yang mengacu pada lagu. Penggunaan paradoks ini tepat Karena sebelumnya beliau menjelaskan penggunaannya karena sebelum- bahwa bayi yang baru lahir pertama kali sebelumnya K.H. Zainuddin M.Z. yang didengarkan adalah azan. Sehingga membahas hal yang serius yakni pembahasan sebelumnya adalah menyampaikan bukti banyak munculnya pembahasan tentang sesuatu yang nabi dan malaikat palsu, dengan adanya didengar. Dalam bahasa percakapan, paradoks ini membuat suasana lebih cair. ellipsis ini digunakan karena dianggap antara pendengar dan pembicara sudah f) Gaya Bahasa pada Pesan “Anjuran sama-sama mengetahui konteks Orang Tua Untuk Menurunkan Akidah pembicaraan. Gaya ellipsis tersebut Kepada Anak” membuat suasana menjadi lebih cair. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang Selain itu juga gaya bahasa ellipsis juga berlebih-lebihan, jumlahnya, ukurannya digunakan yakni “jadi petani, petani atau sifatnya, dengan maksud memberi beriman, jadi artis artis beriman, jadi penekanan pada suatu pernyataan atau maling (diam)”. Kata yang hilang adalah situasi untuk memperhebat, “maling beriman”. Hal ini bisa dilihat dari meningkatkan kesan dan pengaruhnya. struktur sebelumnya yang menggunakan Gaya bahasa tersebut terdapat pada teks gaya bahasa repetisi anadiposis yakni gaya “biarin Mak lu Bapak lu kepala jadi kaki, bahasa yang mengulang kata “beriman”. kaki jadi kepala”. Teks tersebut melebih- Elipsis ini mampu membuat hadirin lebihkan perilaku orang tua yang berupaya tertawa, oleh karena itu fungsi gaya untuk menyekolahkan anaknya. “Kepala bahasa ini untuk membuat humor hadirin, menjadi kaki” itu adalah sesuatu hal yang selain itu juga digunakan untuk tidak mungkin, dan sebaliknya. Selain itu memberikan kesempatan hadirin dalam teks sebelumnya “kerja keras” dan memberikan feedback. “peras keringat”. Gaya bahasa tersebut termasuk hiperbola karena di dalamnya

156 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

g) Gaya Bahasa pada Pesan “Manusia Muhammad secara detail sebelum setiap hari menemukan halal haram, meminum dua minuman yang diajukan benar, salah, hak dan batil” oleh Jibril. Penyampaian pesan dakwah tersebut, K.H. Zainuddin M.Z. menggunakan gaya h) Gaya bahasa pada Pesan “Anjuran bahasa asidenton, hal itu terdapat pada Untuk Tidak Jauh-Jauh Dari Ulama Atau kalimat “kamu pilih, kamu ambil, kamu Ustaz” minum”. Asidenton adalah gaya bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam bagian yang berupa acuan padat dan mampat, akhir isi pesan adalah paronomasia, hal itu dimana beberapa kata, frasa, klausa tidak terdapat pada teks “buk, ibu kalau ada dihubungkan dengan kata sambung. Pada racun ada madu, ibu pilih diracun apa teks tersebut terdapat tiga klausa yang dimadu?.” Paronomasia adalah terdiri dari “kamu pilih”, “kamu ambil”, penggunaan kata yang berbunyi sama akan “kamu minum”. Ketiga klausa tersebut tetapi bermakna lain. Pada kata “madu” tidak dihubungkan kata hubung sama terdapat dua makna, yakni cairan yang sekali. Selain itu ketiga klausa tersebut dihasilkan oleh lebah dan bermakna istri merupakan urutan perilaku sebelum kedua dari suami berdasarkan sudut meminum yakni memilih, mengambil, pandang istri pertama. Kata tersebut kemudian meminum. Dalam susunan termasuk polisemi dan digunakan oleh tersebut kata “ambil” secara komponen K.H. Zainuddin M.Z. untuk membuat makna sudah tercakup dalam kata humor, terbukti setelahnya hadirin “minum”, sehingga menurut penulis tidak tertawa. Gaya bahasa asidenton juga perlu disebutkan kata “ambil” tidak akan terdapat pada teks ” … kurang teliti, cepet mengurangi maksud dari pembicara. Akan heran gampang kagum, mudah terpesona, tetapi untuk menekankan prosesnya K.H. mudah terbuai”. Teks tersebut terdapat 5 Zainuddin M.Z. lebih memilih untuk klausa yakni “kurang teliti”, “cepet heran”, mendetailkan urutan perilakunya. Kata “gampang kagum”, “mudah terpesona”, yang sebenarnya tidak perlu ada, “mudah terbuai”. Kelima klausa tersebut kemudian dimunculkan oleh K.H. tidak dihubungkan dengan kata sambung. Zainuddin M.Z. disebut gaya bahasa Kata-kata tersebut merupakan sinonim perifrasis. satu dengan yang lain. penggunaan kata tersebut prinsipnya hanya satu yakni Fungsi dari kedua gaya bahasa tersebut mudah kagum, akan tetapi oleh K.H. adalah untuk menunjukkan kesetaraan Zainuddin M.Z. digunakan untuk sehingga menunjukkan tingkat memberikan penekanan pesan, sekaligus kepentingan yang sama, selain itu juga untuk membuat keindahan dalam digunakan untuk menekankan ucapan. berceramah. Sehingga menimbulkan Jika dihubungkan dengan kalimat kesan yang berbeda di setiap penyebutan sebelumnya kedudukannya sebagai sinonim yang selainnya. penjelas, bagi hadirin penggunaan kata khusus tersebut akan lebih memudahkan Gaya metonimia juga muncul lagi di akhir membayangkan perilaku Nabi penjelasan, dengan kata “madu” yang

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 157 Eka Anjani

merujuk pada sesuatu yang baik Gaya bahasa yang digunakan pada sedangkan “racun” merujuk pada sesuatu penutup ceramah, di antaranya adalah yang buruk. Hal ini digunakan untuk gaya bahasa asonansi, digunakan oleh memahamkan hadirin. Gaya bahasa yang dalam teks “Zaman berobah, akidah jangan disebutkan di atas sudah tepat, karena goyah, boleh masa berganti keyakinan pengembangan pesan ini merupakan jangan mati.” Teks tersebut terdapat pengulangan dari pesan sebelumnya, pengulangan huruf vokal “a” dalam setiap dengan menggunakan gaya bahasa yang kata. Fungsi dari gaya bahasa ini adalah mengandung humor menunjukkan kesan membuat indah kalimat dan menekankan yang berbeda dibandingkan sebelumnya. pesan. Gaya bahasa tersebut tepat dan selaras dengan kedudukan kalimat yang Penutup Ceramah berada pada bagian penutup. Gaya Penutup merupakan bagian akhir dari bahasa metonimia juga digunakan untuk ceramah, penutup ini berada pada menit menjelaskan persatuan, kesatuan, ke 1.06.00–1.09.45, indikasi penutup kerukunan dengan “lidi”. Lidi memiliki adalah beliau menyebutkan rangkuman kesamaan dengan persatuan, karena lidi yang merupakan hasil ikhtisar dari terdiri dari kumpulan ijuk yang diikat, keseluruhan pembahasan. Indikasi sedangkan kesatuan merupakan rangkuman adalah dengan merincikan kumpulan orang-orang bersatu. Lidi “pertama, kedua ketiga dan seterusnya.” memiliki kesamaan sifat dengan Rangkuman ini disampaikan agar hadirin kesatuan. perumpamaan tersebut mudah tidak melupakan pesan yang telah dipahami karena perumpamaan itu sudah disampaikan oleh K.H. Zainuddin M.Z. umum di masyarakat. Meskipun sudah sebelumnya. Selain itu juga berfungsi umum, beliau kemudian menambahkan untuk menekankan pesan kembali agar penjelasan perumpamaan tersebut hadirin senantiasa mengingat pesan dengan hiperbola yakni “jangan laler tersebut. Berikut transkrip penutup pesan anjing juga gempor”. Laler memiliki K.H. Zainuddin M.Z. makna hewan yang kecil sedangkan anjing merupakan hewan yang besar, gempor “Pertama, rangkuman, pertama, jaga iman menunjukkan bahwa anjingnya babak baik-baik wariskan kepada anak-anak kita. belur kesakitan. Hiperbola menunjukkan Biarin zaman berobah, akidah jangan goyah penekanan terhadap pesan ajakan untuk boleh masa berganti keyakinan jangan mati. Karena iman kita hidup, untuk iman kita menjaga kesatuan dan persatuan dan berjuang, Dalam iman kita ingin kembali dampaknya jika bersatu. Gaya bahasa ini menghadap Allah SWT, satu. Yang kedua Jaga sudah tepat karena menjelaskan kesatuan persatuan, kerukunan, ibu tau ringkasan dari pesan-pesan sebelumnya. lidi?,lidi biar gede banget, kalau sendirian laler kagak mati, biar lidi kecil digabung ama lidi Dari pemaparan di atas dapat dilihat yang lain, diiket jadi satu, sapu namanya, bahwa K.H. Zainuddin M.Z. menggunakan 43 jangan laler anjing juga gempor.” variasi gaya bahasa dalam menyampaikan

43 Ibid., 56.25

158 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

gagasannya. Gagasan yang dianggap sulit kehebatan atau keluarbiasaan sesuatu beliau menggunakan perumpamaan K.H. Zainuddin M.Z. menggunakan gaya selain itu juga menggunakan metonimia bahasa hiperbola. Untuk menyindir untuk menjelaskan. Sedangkan untuk sesuatu K.H. Zainuddin lebih cenderung humor, K.H. Zainuddin M.Z. memiliki menggunakan gaya paradoks dan eponim banyak variasi yakni oksimoron, litotes, yang berisi sindiran secara halus. Tidak perumpamaan, ellipsis, paronomasia dan jarang beliau menggunakan satu gaya metonimia. Sedangkan untuk bahasa untuk dua tujuan atau lebih memperindah pesan, K.H. Zainuddin M.Z. seperti oksimoron, aliterasi, erotesis, menggunakan asonansi, sinekdoke totem asidenton, metonimia, asonansi dan pro parte, erotesis, dan aliterasi. hiperbola. Sedangkan untuk menunjukkan

Tabel 1 - Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna K.H. Zainuddin M.Z.. Struktur Gaya Bahasa Fungsi Gaya Bahasa Ceramah Pembukaan Oksimoron Digunakan untuk meningkatkan rasa penasaran hadirin serta meningkatkan kredibilitas pendakwah dihadapan hadirin. Litotes Untuk menurunkan ekspektasi hadirin, penurunan itu digunakan untuk humor dengan hadirin Isi pesan Aliterasi Digunakan untuk memperindah penyampaian sehingga membuat pesan lebih menarik serta digunakan untuk menekankan sesuatu. Asonansi Untuk memperindah sehingga tidak membuat hadirin merasa bosan. Erotesis • Untuk memberikan penegasan kepada hadirin mengenai bukti-bukti yang disampaikan K.H. Zainuddin M.Z.. • Memperindah gagasan untuk menghindari efek datar dalam penyampaian ceramah. • Digunakan untuk mencapai efek mendalam dan penekanan yang wajar. Simile Humor dan kemudahan memahami pembahasan terhadap konsep yang dianggap sulit. Eponim Memberikan sindiran halus terhadap orang lain. Paradoks Mengejek secara halus dan digunakan untuk humor agar penjelasan tidak terkesan monoton. Asidenton Digunakan untuk menunjukkan penekanan yang sama dalam suatu rincian serta membuat suasana lebih santai. Hiperbola Untuk menunjukkan keluarbiasaan sesuatu.

Personifikasi Digunakan untuk memudahkan hadirin membayangkan ilustrasi yang disampaikan K.H. Zainuddin M.Z.. Epitet Digunakan untuk keluarbiasaan perjuangan rakyat Indonesia.

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 159 Eka Anjani

Struktur Gaya Bahasa Fungsi Gaya Bahasa Ceramah Sinekdoke totem pro Untuk memperindah suatu pernyataan dan keluhuran. parte Metonimia Digunakan untuk memudahkan pemahaman terhadap realitas sekaligus sebagai humor. Elipsis Digunakan untuk menghindari pengucapan yang sama sehingga membuat hadirin tidak merasa bosan, selain itu juga digunakan untuk membuat suasana lebih cair. Fungsi lainnya adalah untuk humor. Perifasis Untuk menunjukkan tingkat kepentingan yang sama serta memudahkan hadirin dalam membayangkan pesan yang disampaikan oleh K.H. Zainuddin M.Z.. Paronomasia Digunakan untuk humor.

Asonansi Untuk keindahan penyampaian dan digunakan untuk menekan isi pesan. Metonimia Digunakan untuk memudahkan pemahaman terhadap Penutup konsep yang lebih abstrak. Hiperbola Untuk penekanan dan menunjukkan keluarbiasaan sesuatu.

Kesimpulan metonimia dan perumpamaan. Berdasarkan pada analisis di atas Sedangkan untuk humor, beliau didapatkan bahwa K.H. Zainuddin M.Z. menggunakan gaya bahasa oksimoron, menggunakan gaya bahasa litotes dan litotes, perumpamaan, ellipsis, oksimoron pada bagian pembukaan paronomasia dan metonimia. Selain itu pesan. Gaya bahasa litotes digunakan gaya bahasa yang berorientasi untuk untuk meningkatkan rasa penasaran membuat menarik penyampaian ceramah dengan hadirin. Gaya bahasa oksimoron adalah asonansi, sinekdoke totem pro digunakan untuk meningkatkan parte, erotesis, dan aliterasi. Untuk kredibilitas pendakwah di hadapan menyindir secara halus beliau juga hadirin. Hal ini telah sesuai dengan tujuan menggunakan paradoks dan eponim. pesan pembukaan yaitu meningkatkan Penggunaan keseluruhan gaya bahasa kredibilitas dan membangun selaras dengan pengembangan pesan kemenarikan. Sedangkan pada bagian isi tersebut. Pada bagian penutup pesan K.H. pesan, K.H. Zainuddin M.Z. Zainuddin M.Z. menggunakan cara pengembangan pesan dengan mengulang kembali prinsip-prinsip yang menggunakan contoh dan ilustrasi serta telah dijelaskan sebelumnya dan menyampaikan bukti-bukti. Beliau menyampaikan ikhtisar dengan menggunakan gaya bahasa yang lebih menggunakan pengurutan dalam variatif yang digunakan untuk penutupan beliau menggunakan gaya memberikan pemahaman seperti bahasa asonansi dan hiperbola untuk keindahan dan penekanan penutup.

160 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

yang berisi inti pesan atau penekanan. Gaya bahasa yang digunakan tersebut Harapannya bagi studi selanjutnya, sudah tepat, karena sesuai dengan dengan pemahaman tentang gaya bahasa maksud yang disampaikan dan ini bisa dijadikan sebagai salah satu mendukung kemenarikan dari ceramah, referensi untuk melakukan kajian lanjutan kemenarikan itu dengan menunjukkan terhadap komunikasi ceramah, atau kehebatan dan humor yang digunakan sebagai pijakan mempelajari sisi untuk penyegaran pada bagian isi pesan komunikasi di luar sisi kebahasaan. atau pengembangan pesan sebelumnya

Bibliografi Andriani, Viviana Pratiwi. “Analisis Diksi dan Gaya Bahasa Ceramah Ust. Abdul Somad di Masjid Al-Jihad Medan.” Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan. t.t. Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2016. bangkatimes.com. “Hadir di Pangkalpinang, Ustadz H M Syauqi MZ Obati Kerinduan Umat Kepada KH Zainuddin M.Z..” Bangkatimes.com, 23 Juli 2017. http://bangkatimes.com/23/07/2017/hadir-di-pangkalpinang-ustadz-h-m-syauqi- mz-obati-kerinduan-umat-kepada-kh-zainuddin-mz/. Bangmu2 Official. Ceramah KH Zainuddin M.Z. lucu,, "Isro Miroj". MP4 Video. Dongkal, Serpong, Tanggerang Selatan, 2018. https://www.youtube.com/watch?v=CULilzpoxN8&t=15s. Ceramah K.H. Zainuddin M.Z. Waduh Ibu-Ibu Ketawa Terpingkal-pingkal Ngakak-Live K.H. Zainuddin M.Z.. MP4 Video. Dongkal, Serpong, Tanggerang Selatan, 2018. https://www.youtube.com/watch?v=mftrf40MoOI&t=21s. Ceramah lucu K.H. Zainuddin M.Z.. MP4 Video, t.t. Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Disunting oleh Saifuddin Zuhri Qudsy. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014. Jiarianto, Wisnu Ardana A. “Kajian Diksi dan Gaya Bahasa Ceramah Agama K.H. Abdullah Gymnastiar.” Skripsi, Universitas Airlangga Surabaya, 2016. Kementerian pendidikan dan kebudayaan. “KBBI Daring,” t.t. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sekarat. Keraf, Gorys. Diksi dan gaya bahasa: komposisi lanjutan I. Jakarta, Indonesia: Gramedia, 2009. KH ZAINUDDIN M.Z. - MEMORIES, CERAMAH TERAKHIR SEMINGGU SEBELUM MENINGGAL KH ZAINUDDIN M.Z. PART 1. MP4 Video. Dongkal, Serpong, Tanggerang Selatan, 2018. https://www.youtube.com/watch?v=Nw1hadoo6Ac. Matanasi, Petrik. "Zainuddin M.Z.: Dai Sejuta Umat, Politikus Sejuta Massa," tirto.id, 5 Juli 2011. https://tirto.id/zainuddin-mz-dai-sejuta-umat-politikus-sejuta-massa-cCKz. Niamulloh, Mohammad. “Diksi Pesan Dakwah Kiai Syafi’ul Anam dalam Acara Silaturrahim Tanggal 17 Juni 2018 di Desa Penidon-Plumpang-Tuban.” Skripsi, UIN sunan Ampel Surabaya, 2018.

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 161 Eka Anjani

Ningrum, Desi Arditia. "Cerita KH Zainuddin M.Z. dua minggu sebelum wafat." 28 Mei 2017. https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-kh-zainuddin-mz-dua-minggu- sebelum-wafat-ramadan-2017.html Rakhmat, Jalaluddin. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya, t.t. Sucipto, Maya Agustina. Ensiklopedia Bahasa dan Sastra Indonesia Gaya Bahasa. Klaten: Intan Pariwara, 2018 ______. Gaya bahasa Pengetahuan dan Penerapan. Klaten: Intan Pariwara, 2018 Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa, 1985. Zamzamy, Naila. “Teknik Pesiapan Dakwah Siti Maisaroh”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018.

162 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Gaya Bahasa K.H. Zainuddin M.Z. dalam Ceramah Isra Mikraj di Tengerang Selatan

Volume 01 - No. 01 Agustus 2019 163