Keanekaragaman dan Perbedaan Jenis Kupu-kupu (Ordo ) Berdasarkan Topografi pada Tiga Lokasi Hutan di Sulawesi Utara Diversity and Differences type of species (Order Lepidoptera) based on the topography of the three forest location in North Sulawesi.

Lidyana Maya Gosal1)*, Ventje Memah1), Jimmy Rimbing1) 1)Program Studi Entomologi Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado *Email korespondensi: [email protected]

Diterima 1 Agustus 2016, diterima untuk dipublikasikan 25 Agustus 2016

Abstrak

Kupu-kupu merupakan salah satu bagian dari ekosistem yang fungsinya mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis kekayaan, kelimpahan, keanekaragaman dan kemerataan spesies di hutan Danowudu, Masarang dan Kawatak, juga membandingkan jenis kupu-kupu berdasarkan topografi pada ketiga lokasi hutan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di hutan Danowudu, Masarang dan Kawatak dan dilanjutkan di laboratorium dari bulan Maret-Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode transek dan rute dibuat sepanjang 1000 m untuk setiap transek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan, kekayaan dan keanekaragaman spesies kupu-kupu tertinggi di hutan Danowudu. Kemerataan spesies tertinggi di hutan Masarang. Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di hutan Danowudu (200-240 mdpl) terdiri dari 13 spesies. Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di hutan kawatak (827-938 mdpl) terdiri dari 7 spesies. Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di hutan Masarang (1084-1194 mdpl) terdiri dari 3 spesies. Kata kunci: keanekaragaman, kupu-kupu, Lepidoptera, Sulawesi Utara

Abstract

Butterfly is part of an ecosystem and has function to maintain ecosystem stability and enrich biodiversity. This research aimed to analyze the richness, abundance, diversity and evenness of species in Danowudu, Masarang and Kawatak forest as well as to compare the species of based on the topography of the three locations of the forest. This research was conducted in Danowudu, Masarang and Kawatak forest and the continued in the laboratory from March to July 2016. This study used a transect method and the route was made as long as 1000 m for each transect. The results showed that the highest abundance, richness and diversity of butterfly species were in Danowudu forest. The highest evenness of species was in the Masarang forest. Butterfly species that was only found in Danowudu forest (200-240 masl) consisted of 13 species. Butterfly species that was only found in Kawatak forest (827- 938 masl) included 7 species. Butterfly species that was only found in Masarang forest (1084-1194 masl) comprised 3 species. Keywords: butterfly, diversity, Lepidoptera, North Sulawesi

Gosal dkk., Pengaruh …. 43

PENDAHULUAN dilakukan, antara lain penelitian yang Kupu-kupu merupakan salah dilakukan oleh Koneri dan Saroyo satu jenis serangga yang paling (2012) di gunung Manado tua, banyak diketahui karena terdapat kawasan taman nasional laut Bunaken dimana-mana dengan bentuk dan yang menemukan 4 famili kupu-kupu warna yang menarik. Serangga ini yaitu dari famili Nymphalidae, dapat dengan mudah dibedakan Papilionidae, dan Satyridae. dengan serangga lain dilihat dari Di pulau mantehage oleh Lamatoa et bagian tubuh yang ditutupi oleh sisik al. (2013) yang menemukan 4 famili (scales) (Sembel 2012). kupu-kupu yang terdiri dari 19 spesies Kupu-kupu adalah bagian dari dengan kelimpahan spesies yaitu dari ekosistem yang fungsinya famili Nymphalidae. mempertahankan keseimbangan Penelitian keanekaragaman ekosistem dan memperkaya kupu-kupu di hutan Danowudu, keanekaragaman hayati, dilihat dari Masarang dan Kawatak belum pernah perannya sebagai penyerbuk yang diteliti dan dilaporkan. Padahal, memungkinkan terjadinya regenerasi penelitian ini sangat penting karena tumbuhan. Selain itu juga, kupu-kupu melihat adanya ahli fungsi lahan dan peka terhadap perubahan lingkungan, penebangan pohon pada beberapa baik itu dari segi vegetasi maupun dari kawasan hutan tersebut yang dapat tingkat pencemaran yang terjadi di berdampak pada penurunan jenis lingkungan. Secara ekologis, kupu- kupu-kupu terutama kupu-kupu yang kupu dapat dijadikan bioindikator langka dan dilindungi. Penelitian ini kesehatan suatu lingkungan. Populasi bertujuan untuk Menganalisis kupu-kupu yang banyak pada suatu kekayaan, kelimpahan, keanekaraga- tempat mencerminkan lingkungan man, dan kemerataan spesies kupu- tersebut masih baik (Shalihah et al. kupu di hutan Danowudu, Masarang 2012). dan Kawatak, Sulawesi Utara juga Hutan merupakan habitat dari membandingkan jenis kupu-kupu kupu-kupu, karena merupakan tempat berdasarkan topografi pada ketiga 44 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2016, VOL. 6 NOMOR 2 untuk berlindung dan juga tempat lokasi hutan tersebut. mencari makanan baik untuk serangga muda maupun serangga dewasa METODOLOGI PENELITIAN (Bodang 2002). Kupu-kupu seperti Penelitian ini dilaksanakan di satwa lainnya yang menghadapi Kawasan Hutan Danowudu, Masarang ancaman kepunahan dan kelangkaan, dan Kawatak pada Bulan Maret - Juli yang terutama disebabkan oleh alih 2016. Alat dan bahan yang digunakan fungsi hutan juga habitatnya. Sebagian dalam penelitian yaitu alkohol 70 %, jenis kupu-kupu sangat tergantung peta, GPS (Global Positioning pada satu atau dua jenis tumbuhan System), altimeter, termometer, yang merupakan tumbuhan inangnya higrometer, jaring (sweep net), kertas (Peggie 2008). Penebangan hutan dan minyak, styrofoam, kotak koleksi, penangkapan kupu-kupu secara liar jarum pentul, jarum suntik, buku dapat mengakibatkan punahnya salah identifikasi, kamera dan alat tulis satu spesies, terutama spesies yang menulis. Penelitian ini menggunakan dilindungi atau langka (Bodang 2002). metode transek. Rute yang dibuat Penelitian tentang spesies kupu- sepanjang 1000 m untuk setiap kupu di Sulawesi cukup banyak transek. Pengaturan stasiun pengambilan sampel dilakukan secara HASIL DAN PEMBAHASAN purposive random sampling. Prosedur Kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian yang digunakan meliputi tiga lokasi penelitian yaitu sebanyak 56 pengambilan sampel dan pengukuran spesies dengan 1285 individu, yang faktor lingkungan, identifikasi sampel terdiri dari famili nymphalidae, dengan menggunakan buku kunci papilionidae, pieridae, lycaenidae dan identifikasi dan pembuatan spesimen hesperiidae. Famili nymphalidae kering. merupakan famili yang paling banyak Analisis data yang dibahas yaitu diperoleh yaitu 767 individu (60 %), meliputi kelimpahan (N), kekayaan pieridae sebanyak 316 individu (25 %), spesies (S) indeks keanekaragaman papilionidae sebanyak 155 individu (12 spesies (H’), dan indeks kemerataan %), lycaenidae berjumlah 32 individu (2 spesies (E). %) sedangkan yang paling sedikit Mengukur Keanekaragaman diperoleh dari famili hesperiidae yaitu spesies menggunakan Indeks 15 individu (1 %) (Gambar 1). Famili keanekaragaman spesies Shannon- nymphalidae ditemukan melimpah Wiener (Syahputra 2015) sebagai dikarenakan pada ketiga lokasi berikut: penelitian ini tersedia sumber pakan

H’ = -∑ 푝푖 ln 푝푖 larva maupun imago dari famili ini. Famili nymphalidae sering Keterangan : ditemukan melimpah pada berbagai pi = ni/N (rasio jumlah individu suatu lokasi penelitian seperti penelitian yang jenis terhadap keseluruhan jenis) dilakukan oleh Lestari et al. (2015) di ni = Jumlah individu spesies ke-i Wana Wisata Alas Bromo, Priyono dan N = Total individu Abdullah (2013) di Taman Kehati Mengukur kemerataan jenis Unnes, Rahayu dan Basukriadi (2012) dalam setiap komunitas digunakan di Hutan Kota Muhammad Sabki dan Indeks Kemerataan Evenness (Odum Febrita et al. (2014) di Kawasan Wisata 1996), dengan rumus: Hapanasan Rokan Hulu. Hal ini E = H’/ln S dikarenakan, famili ini bersifat polifag Keterangan: yaitu memakan banyak spesies E = indeks kemerataan tumbuhan dari berbagai famili dan H’ = keanekaragaman jenis serangga bersifat kosmopolit yang artinya Ln = logaritma natural memiliki distribusi tersebar di berbagai S = jumlah jenis wilayah di dunia (Chahyadi dan Bibas 2016; Lestari et al. 2015).

2 % 1 % Nymphalidae

25 % Papilionidae Pieridae 60 % 12 % Lycaenidae Hesperiidae

Gambar 1. Famili kupu-kupu yang ditemukan pada tiga lokasi penelitian. Gosal dkk., Pengaruh …. 45

Tabel 1. Jumlah familia dan spesies kupu-kupu yang ditemukan di hutan Danowudu, Kawatak dan Masarang.

Danowudu Kawatak Masarang Total No Famili/Spesies Jml % Jml % Jml % Jml % I Nymphalidae 1 Athyma libnites libnites 0 0.00 7 0.54 2 0.16 9 0.70 2 Amathusia phidippus celebensis 3 0.23 0 0.00 0 0.00 3 0.23 3 Cethosia myrina 0 0.00 0 0.00 2 0.16 2 0.16 4 Cyrestis cocles 6 0.47 0 0.00 0 0.00 6 0.47 5 Cyrestis strigata 4 0.31 8 0.62 5 0.39 17 1.32 6 Danaus genutia leucoglene 0 0.00 11 0.86 0 0.00 11 0.86 7 Danaus ismare 7 0.54 14 1.09 0 0.00 21 1.63 8 Doleschallia polibete celebensis 0 0.00 2 0.16 0 0.00 2 0.16 9 Dophla evelina dermoides 1 0.08 0 0.00 0 0.00 1 0.08 10 Elymnias cumaea 2 0.16 0 0.00 0 0.00 2 0.16 11 Euploea algae 9 0.70 10 0.78 0 0.00 19 1.48 12 Euploea eupator 0 0.00 2 0.16 0 0.00 2 0.16 13 Euploea hewitsonii 10 0.78 2 0.16 0 0.00 12 0.93 14 Euploea leucostictos westwoodi 7 0.54 0 0.00 16 1.25 23 1.79 15 Euthalia amanda 2 0.16 0 0.00 0 0.00 2 0.16 16 Faunis menado 0 0.00 0 0.00 9 0.70 9 0.70 17 Hypolimnas bolina 1 0.08 1 0.08 0 0.00 2 0.16 18 Hypolimnas salmacis 0 0.00 0 0.00 17 1.32 17 1.32 19 Idea blanchardii 11 0.86 36 2.80 18 1.40 65 5.06 20 Ideopsis vitrea vitrea 24 1.87 27 2.10 11 0.86 62 4.82 21 Junonia hedonia 3 0.23 152 11.83 1 0.08 156 12.14 22 Lassipa neriphus 4 0.31 0 0.00 0 0.00 4 0.31 23 Lohora ophthalmica 0 0.00 0 0.00 3 0.23 3 0.23 24 Melanitis leda 1 0.08 0 0.00 4 0.31 5 0.39 25 Melanitis phedima 1 0.08 0 0.00 12 0.93 13 1.01 26 Melanitis pyrrha 91 7.08 21 1.63 7 0.54 119 9.26 27 Mycalesis itys 0 0.00 10 0.78 2 0.16 12 0.93 28 Orsotriaena jopas jopas 1 0.08 0 0.00 1 0.08 2 0.16 29 cleona luciplena 6 0.47 8 0.62 12 0.93 26 2.02 30 Parasarpa lymire 4 0.31 0 0.00 0 0.00 4 0.31 31 Parthenos sylvia salentia 76 5.91 3 0.23 0 0.00 79 6.15 32 Tacola eulimene hegelochus 8 0.62 0 0.00 0 0.00 8 0.62 33 Tirumala ishmoides ishmoides 4 0.31 3 0.23 0 0.00 7 0.54 34 Vindula dejone celebensis 0 0.00 3 0.23 0 0.00 3 0.23 35 Ypthima kalelonda 0 0.00 25 1.95 14 1.09 39 3.04 II Papilionidae 36 Graphium agamemnon 4 0.31 2 0.16 4 0.31 10 0.78 37 Graphium milon 0 0.00 0 0.00 11 0.86 11 0.86 38 Pachliopta polyphontes polyphontes 37 2.88 0 0.00 3 0.23 40 3.11 39 Papilio ascalaphus 4 0.31 1 0.08 0 0.00 5 0.39 40 Papilio blumei 0 0.00 12 0.93 0 0.00 12 0.93 41 Papilio gigon 22 1.71 8 0.62 3 0.23 33 2.57 42 Papilio sataspes 8 0.62 5 0.39 5 0.39 18 1.40 43 Troides helena 26 2.02 0 0.00 0 0.00 26 2.02 III Pieridae 44 Catopsilia scylla asema 0 0.00 15 1.17 33 2.57 48 3.74 45 Cepora timnatha 1 0.08 0 0.00 0 0.00 1 0.08 46 Delias rosenbergi 0 0.00 6 0.47 0 0.00 6 0.47 47 Delias zebuda 0 0.00 7 0.54 49 3.81 56 4.36 48 Elodina sota 4 0.31 0 0.00 0 0.00 4 0.31 49 Eurema tominia 19 1.48 66 5.14 38 2.96 123 9.57 50 Hebomoia glaucippe celebensis 16 1.25 0 0.00 0 0.00 16 1.25 51 Pareronia tritaea 62 4.82 0 0.00 0 0.00 62 4.82 IV Lycaenidae 52 Nacaduba hermus 0 0.00 14 1.09 0 0.00 14 1.09 53 Pithecops phoenix 1 0.08 0 0.00 17 1.32 18 1.40 lanjutan………

46 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2016, VOL. 6 NOMOR 2

Danowudu Kawatak Masarang Total No Famili/Spesies Jml % Jml % Jml % Jml % V Hesperiidae 54 Notocrypta clavata 0 0.00 3 0.23 0 0.00 3 0.23 55 Prusiana kuehni 0 0.00 1 0.08 2 0.16 3 0.23 56 Tagiades trebellius trebellius 7 0.54 2 0.16 0 0.00 9 0.70 N 497 38.68 487 37.90 301 23.42 1285 100.00

Spesies kupu-kupu yang 50 dan PP Nomor 7 Tahun 1999 yang umumnya terdapat pada ketiga lokasi keberadaannya sangat sedikit di hutan penelitian adalah Junonia hedonia Masarang. Hal ini sesuai pernyataan (12.14 %) berjumlah 156 individu yang dari Schulze et al. (2004) bahwa paling banyak ditemukan di hutan kekayaan spesies endemik dapat kawatak (tabel 1). Dophla evelina berkurang dengan tingginya gangguan dermoides dan Cepora timnatha dan penggunaan lahan. merupakan yang paling sedikit Pada ketiga lokasi penelitian ditemukan dengan perolehan masing- ditemukan Cyrestis strigata, Eurema masing 0.08 %. Hal ini dapat tominia, Idea blanchardii, Ideopsis disebabkan oleh kurangnya tanaman vitrea vitrea, Junonia hedonia, inang maupun sumber nektar yang Melanitis pyrrha Papilio gigon, Papilio dibutuhkan oleh larva dan kupu-kupu sataspes, Parantica cleona luciplena tersebut. Junonia hedonia adalah Ini menandakan spesies-spesies ini spesies yang paling banyak ditemukan mampu beradaptasi pada ketiga karena larva bersifat polifag (Lamatoa lingkungan tersebut juga tersedianya et al. 2013) beberapa sumber makanan yang sama Hutan Danowudu merupakan pada ketiga lokasi hutan tersebut. Hal lokasi penelitian dengan jumlah ini sesuai dengan pernyataan Yustisia presentasi yang lebih tinggi (2012) yang menyatakan kupu-kupu dibandingkan dengan hutan lainnya merupakan serangga kosmopolitan Gosal dkk., Pengaruh …. 47 dengan jumlah 497 individu (38.68 %), yang dapat hidup pada berbagai tipe diikuti oleh hutan Kawatak yang habitat yang berbeda. berjumlah 487 individu (37.90 %) dan Spesies kupu-kupu yang hanya terakhir hutan Masarang dengan 301 dapat ditemukan di hutan Danowudu individu (23.42 %). Melimpahnya dan tidak ditemukan di hutan lainnya spesies kupu-kupu di hutan Danowudu yaitu Amathusia phidippus celebensis, dikarenakan hutan tersebut masih Cepora timnatha, Cyrestis cocles, alami, memiliki beragam jenis Dophla evelina dermoides, Elodina tumbuhan dan tersedianya sumber sota, Elymnias cumaea, Euthalia mata air yang cukup untuk mendukung Amanda, Hebomoia glaucippe perkembangan dan pertumbuhan celebensis, Lassipa neriphus, kupu-kupu. Hutan Masarang memiliki Parasarpa lymire, Pareronia tritaea, lebih sedikit individu karena Tacola eulimene hegelochus dan disebabkan oleh adanya alih fungsi Troides Helena. Spesies kupu-kupu lahan baik di sekitar maupun bagian yang hanya dapat ditemukan di hutan oleh masyarakat setempat. kawatak yaitu Danaus genutia Di lokasi hutan Masarang leucoglene, Doleschallia polibete ditemukan spesies Cethosia myrina celebensis, Euploea eupator, yang merupakan spesies yang Nacaduba hermus, Notocrypta clavata, dilindungi berdasarkan UU No 41 Papilio blumei dan Vindula dejone Tahun 1999 tentang Kehutanan pasal celebensis. Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di hutan kupu-kupu lebih tinggi dibandingkan Masarang berjumlah 3 spesies yaitu lokasi hutan lainnya. Cethosia myrina, Hypolimnas salmacis dan Lohora ophthalmica. 300 248.5 Spesies-spesies yang hanya 250 243.5 dapat ditemukan di hutan tertentu 200 dapat disebabkan oleh adanya 150.5 150 perbedaan jenis vegetasi tumbuhan

maupun faktor fisik lainnya seperti 100 Kelimpahan Sp. Kelimpahan suhu, kelembapan dan topografi. Suhu 50 pada ketiga lokasi hutan ini masih pada 0 batas toleransi suhu yang dibutuhkan Danowudu Kawatak Masarang oleh kupu-kupu. Hutan Danowudu Lokasi memiliki suhu 29-31 0C, hutan Kawatak Gambar 2. Kelimpahan spesies kupu- dengan suhu 27-29 0C dan hutan kupu Masarang dengan suhu 25-28 0C. Kisaran suhu yang dibutuhkan oleh Keanekaragaman spesies kupu- kupu-kupu, yaitu suhu minimum 150C, kupu tertinggi yaitu di hutan Danowudu suhu optimum 250C dan suhu dengan nilai keanekaragaman 2.75, maksimum 450C (Handayani et al. Masarang dengan nilai 2012). Kelembapan yang paling baik keanekaragaman yaitu 2.71 dan yang terdapat di hutan Danowudu dengan paling sedikit Kawatak dengan nilai 70-86 %. Kupu-kupu membutuhkan keanekaragaman yaitu 2.51 (Gambar kelembaban sebesar 84-92 % untuk 3). berkembang biak (Handayani et al. 2012). 2.80 2.75 2.71 Topografi berpengaruh pada 2.70 jumlah dari spesies kupu-kupu. Spesies kupu-kupu dapat ditemukan 2.60 2.51 dengan jumlah yang banyak pada 2.50 ketinggian 400-1000 m dpl (Handayani 2.40 et al. 2012). Kawatak cocok dengan Sp. Keanekaragaman 2.30 kriteria ini yaitu memiliki ketinggian Danowudu Kawatak Masarang 827-938 m tapi dengan adanya Lokasi penebangan dan pembukaan lahan menyebabkan kawatak mengalami 48 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2016, VOL. 6 NOMOR 2 penurunan spesies kupu-kupu. Gambar 3. Keanekaragaman spesies Kelimpahan dan kehadiran kupu- kupu-kupu kupu bergantung dari jenis tumbuhan yang terdapat di habitatnya (Putri dan Keanekaragaman pada ketiga Mutiara 2014). Kelimpahan spesies lokasi ini termasuk dalam kategori kupu-kupu yang tertinggi terdapat di keanekaragaman sedang. Keaneka- hutan Danowudu dengan jumlah ragaman sedang dapat disebabkan 248.5, hutan kawatak dengan 243.5 oleh adanya kelimpahan dan dan paling sedikit pada hutan kemerataan yang rendah dilihat dari Masarang yang berumlah 150.5 adanya dominasi beberapa jenis kupu- (Gambar 2). Kondisi hutan Danowudu kupu. Hutan Danowudu memiliki yang masih baik membuat kelimpahan dominasi kupu-kupu Melanitis pyrrha (91 individu), Parthenos sylvia salentia (76 individu), Pareronia tritaea (62 0.86 0.84 individu). Hutan Kawatak memiliki 0.84 0.81 dominasi kupu-kupu Junonia hedonia 0.82 (152 individu), Eurema tominia (66 0.80 individu) dan hutan Masarang dengan 0.78 0.76 dominasi kupu-kupu Delias zebuda (49 0.76 individu). Sp. Kemerataan 0.74 Kekayaan spesies yang tertinggi 0.72 Danowudu Kawatak Masarang terdapat di hutan Danowudu dengan Lokasi jumlah 30 spesies, diikuti oleh hutan Kawatak dengan jumlah 27 spesies, dan yang paling sedikit yaitu di hutan Gambar 5. Kemerataan spesies kupu- Masarang dengan 25 spesies (Gambar kupu 4).

Kemerataan spesies yang 31 30 rendah menunjukkan adanya dominasi 30 29 spesies tertentu pada habitat (Priyono 28 27 dan Abdullah, 2013). Kawatak memiliki 27 kemerataan spesies terendah karena 26 25 25 didominasi oleh spesies Junonia

Kekayaan Sp. Kekayaan 24 23 hedonia. Kemerataan spesies tertinggi 22 yang terdapat di hutan Masarang Danowudu Kawatak Masarang menunjukkan jumlah individu tiap Lokasi spesies di hutan tersebut hampir sama dan tidak ada yang mendominasi.

Gambar 4. Kekayaan spesies kupu- KESIMPULAN kupu Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa kelimpahan dan Tingginya kekayaan spesies di kekayaan spesies tertinggi di hutan hutan Danowudu karena banyaknya Danowudu (248.5, 30), diikuti oleh ragam tumbuhan yang menjadi hutan Kawatak (243.5, 27) dan makanan dan tempat bernaung bagi terendah di hutan Masarang (150.5, kupu-kupu. Sedangkan pada hutan 25). Keanekaragaman spesies kawatak dan Masarang terlihat adanya tertinggi di hutan Danowudu (2.75), penebangan pohon dan pembukaan diikuti oleh hutan Masarang (2.71) dan lahan pada bagian hutan yang terendah di hutan Kawatak (2.51). berimbas pada terjadinya penurunan Kemerataan tertinggi di hutan kekayaan spesies di hutan tersebut. Masarang (0.84) dan terendah di hutan Kemerataan spesies tertinggi Kawatak (0.76). terdapat di hutan Masarang dengan Spesies kupu-kupu yang hanya nilai 0.84, kemudian hutan Danowudu dapat ditemukan di hutan Danowudu dengan nilai 0.81 dan terakhir hutan (200-240 mdpl) terdiri dari 13 spesies. Kawatak dengan nilai 0.76 (gambar 5). Spesies kupu-kupu yang hanya dapat ditemukan di kawatak (827-938 mdpl) terdiri dari 7 spesies. Spesies kupu- kupu yang hanya dapat ditemukan di Gosal dkk., Pengaruh …. 49

hutan Masarang (1084-1194 mdpl) Lestari DF, Putri RDA, Ridwan M, terdiri dari 3 spesies. Purwaningsih AW (2015) Keanekaragaman Kupu-kupu DAFTAR PUSTAKA (Insekta: Lepidoptera) di Wana Bodang Y (2002) Beberapa Aspek Wisata Alas Bromo, BKPH Biologi dan Tingkah laku Kupu- Lawu Utara, Karanganyar, kupu Troides helena Jawa Tengah. Pros Sem Nas hephaestus Felder Masy Biodiv Indon. 1 (6): 1284- (Papilionidae) pada Tumbuhan 1288 1288 Aristolochia tagala Cham. Odum EP (1996) Dasar-Dasar Ekologi. Tesis. Universitas Sam Edisi ke-3. Gadjah Mada Ratulangi. Manado. University Press. Yogyakarta Chahyadi E dan Bibas E (2016) Jenis- Peggie D (2008) Kupu-kupu, Keunikan jenis Kupu-kupu (Sub Ordo Tiada Tara. http://www.biologi Rhopalocera) yang Terdapat di .lipi.go.id/bio_indonesia/mTem Kawasan Hapanasan, plate.php?h=3&id_berita=32. Kabupaten Rokan Hulu, (11Februari 2016) Provinsi Riau. Jurnal Riau Priyono B dan Abdullah M (2013) Biologia. 1(8): 50-56 Keanekaragaman Jenis Kupu- Febrita E, Yustina, Dahmania (2014) kupu di Taman Kehati Unnes. Keanekaragaman jenis kupu- Biosaintifika. 5(2) : 100-105 kupu (Subordo Rhopalocera) di Putri R dan Mutiara D (2014) Kawasan Wisata Hapanasan Keanekaragaman Kupu-kupu Rokan Hulu sebagai Sumber di Kecamatan Sukarame Kota Belajar pada Konsep Palembang Provinsi Sumatera Keanekaragaman Hayati. Selatan. Sainmatika. 11 (2): Jurnal biogenesis. 10 (2): 48-59 38-4 Handayani V, Sugiyanta I, Zulkarnain Rahayu SE dan Basukriadi A (2012) (2012) Deskripsi Habitat Kupu- Kelimpahan dan Keaneka- kupu di Taman Kupu-kupu Gita ragaman Spesies Kupu-kupu Persada Kelurahan Kedaung (Lepidoptera; Rhopalocera) Kecamatan Kemiling Kota Pada Berbagai Tipe Habitat di Bandar Lampung. Hutan Kota Muhammad Sabki http://jurnal.fkip.unila.ac.id/ind Kota Jambi. Biospecies, 5 (2) : ex.php/JPG/article/download/6 40 - 48 57/377. (20 Feb-ruari 2016) Schulze CH, Dewenter IS, Tscharntke Koneri R dan Saroyo (2012) Distribusi T (2004) Effects of Land Use on dan Keanekaragaman Kupu- Butterfly Communities at the kupu (Lepidoptera) di Gunung Rain Forest Margin. Spinger. Manado Tua, Kawasan Taman 50 JURNALNew Y BIOSLOGOS,ork AGUSTUS 2016, VOL. 6 NOMOR 2 Nasional Laut Bunaken, Sembel D (2012) Dasar-dasar Sulawesi Utara. Jurnal bumi Perlindungan Tanaman. ANDI. lestari. 12(2) : 357-365 Yogyakarta Lamatoa DC, Koneri R, Siahaan R.; Shalihah A, Pamula G, Cindy R, Maabuat PV (2013) Populasi Rizkawati V, Anwar ZI Kupu-kupu (Lepidoptera) di (2012) Kupu-kupu di kampus Pulau Mantehage, Sulawesi Universitas Padjajaran Utara. Jurnal Ilmiah Sains. Jatinangor. UNPAD Sumedang 13(1) : 52-56 Syahputra M (2015) Pengukuran Kebun Botani Upi Bandung. Keanekaragaman Kupu-kupu Universitas Pendididikan. (Lepidoptera dengan Indonesia menggunakan Metode: Time Search. Media Bina Ilmiah. 9(4): 68-72

Yustitia S (2012) Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di