PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS III SD NEGERI 268 TOWUTI KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh: ANA WIDIYA ASTUTI 10540941614

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jika pengalaman adalah salah satu guru terbaik

Maka menjadi seorang guru adalah salah satu pengalaman terbaik

Kupersembahkan karya ini buat kedua orang tuaku, saudara-

saudaraku, keluargaku, dan semua teman-temanku atas

keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulisan skripsi

ini, tanpa kalian saya tidak mungkin mampu sampai tahap ini.

ABSTRAK

Ana Widiya Astuti. 2018. Penggunaan Media Kartu Gambar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn di Kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nursalam dan Pembimbing II Syukur Hak. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu “apakah penggunaan media kartu gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu gambar terhadap hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design yang hanya menggunakan satu kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kabupaten Luwu Timur sebanyak 23 siswa yaitu 12 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang gunakan adalah data hasil belajar dengan menggunakan tes dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar siswa setelah menggunakan media kartu gambar lebih baik sebelum menggunakan media kartu gambar. Hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji-t dapat diketahui bahwa nilai t hitung = 42,81 dengan frekuensi (dk) = 23-1 = 22 dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,074 dengan taraf signifikan 0,05, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternative diterima yang berarti media kartu gambar pada mata pelajaran PKn mempengaruhi hasil belajar

Kata kunci : Media kartu gambar, hasil belajar

KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang sederhana ini dapat diselesaikan sebagai tugas dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekoah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Gambar

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas III SD

Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan motivasi. Oleh karena itu, disampaikan terima kasih kepada Dr. H. Nursalam,

M.Si dan Drs. H.M. Syukur Hak, M.M masing-masing pembimbing pertama dan kedua atas bimbingan dan motivasinya pada penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan pula kepada:

1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, S.Pd.,P.hd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar atas dukungannya dalam

perkuliahan.

3. Aliem Bahri, S.pd.,M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

5. Kedua orang tuaku tercinta dan keluarga besarku yang telah memberikan

motivasi, kasih sayang, disertai oleh doa yang tulus untuk mendukung

penulisan dalam penyelesaian studi.

6. Rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

khususnya kelas PGSD 14.K atas kerjasamanya dalam perkuliahan

maupun dalam penulisan skripsi ini.

Semoga bantuan, petunjuk, dorongan, dan penghargaan yang telah diberikan kepada penulis, bernilai ibadah dan memperoleh imbalan berlipat ganda di sisi Allah SWT. Amin.

Makassar, Agustus 2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PENGESAHAN ...... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... iii SURAT PERNYATAAN ...... iv SURAT PERJANJIAN ...... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...... vi ABSTRAK ...... vii KATA PENGANTAR ...... viii DAFTAR ISI ...... x DAFTAR TABEL ...... xiii DAFTAR GAMBAR ...... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 5 C. Tujuan Penelitian ...... 5 D. Manfaat Penelitian ...... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...... 8 A. Kajian Pustaka ...... 8 1. Hasil Penelitian yang Relevan ...... 8 2. Hasil Belajar ...... 9 3. Media Pembelajaran ...... 13 4. Media Kartu Gambar ...... 25 5. Pembelajaran PKn ...... 31 B. Kerangka Pikir ...... 35 C. Hipotesis ...... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 39 A. Jenis Penelitian ...... 39 B. Lokasi dan Subjek Penelitian ...... 39 C. Populasi dan Sampel ...... 40 1. Populasi ...... 40 2. Sampel ...... 40 D. Definisi Operasional Penelitian...... 41

1. Variabel Bebas (independent) ...... 41 2. Variabel Terikat (dependent) ...... 42 E. Desain Penelitian ...... 43 F. Teknik Pengumpulan Data ...... 43 1. Tes ...... 43 2. Observasi ...... 45 G. Teknik Analisis Data ...... 46 1. Analisis Data Statistik Deskriptif ...... 46 2. Analisis Data Statistik Inferensial ...... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 52 A. Hasil Penelitian ...... 52 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 51 2. Analisis Deskripsi Data Hasil penelitian ...... 55 B. Pembahasan ...... 70 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...... 73 A. Simpulan ...... 73 B. Saran ...... 74 DAFTAR PUSTAKA...... 75 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 populasi SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti ...... 40 Tabel 3.2 kategorisasi standar hasil belajar ...... 48 Tabel 4.1 skor nilai pretest ...... 55 Tabel 4.2 perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest ...... 56 Tabel 4.3 persentase hasil belajar siswa sebelum menggunakan media kartu gambar ...... 57 Tabel 4.4 deskripsi ketuntasan hasil belajar PKn setelah melakukan posttest ..... 58 Tabel 4.5 skor nilai posttest ...... 59 Tabel 4.6 perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest ...... 60 Tabel 4.7 persentase hasil belajar siswa setelah menggunakan media kartu gambar ...... 61 Tabel 4.8 deskripsi ketuntasan hasil belajar PKn setelah melakukan posttest ..... 63 Tabel 4.9 analisis nilai pretest dan posttest ...... 65 Tabel 4.10 analisis persentase hasil belajar sebelum dan setelah menggunakan media kartu gambar ...... 67 Tabel 4.11 analisis ketuntasan hasil belajar pretest dan posttest ...... 67 Tabel 4.12 analisis nilai pretest dan postest sebelum melakukan uji-t ...... 68

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir ...... 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan ,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2006:56).

Berdasarkan tujuan pendidikan di atas peran pendidikan sangat penting

untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, adil, jujur, terbuka, dan

demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan harus selalu dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Berbagai upaya telah

ditempuh untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, seperti: pembahasan

dalam kurikulum, pengembangan model pembelajaran, pengembangan media

pembelajaran, perubahan sistem penilaian, dan sebagainya.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang

digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestasikan nilai

luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan

dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa,

baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang dimaksud, adalah seperti yang tercantum di dalam penjelasan Undang-Undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 39 Ayat (2) yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam berkepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan.

Di samping itu PKn juga dimaksudkan membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan, dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Daryono

1998:262).

Pembelajaran di sekolah dasar adalah tahapan pembelajaran penting bagi seorang anak mengingat pentingnya tahapan tersebut maka dedikasi dan keahlian serta keterampilan mengajar guru-guru SD harus lebih ditingkatkan, lebih bervariasi dan berkualitas (Baso dan Hasan 2015:61)

Tujuan PKn di sekolah dasar untuk menjadikan warga negara yang baik, artinya warga negara yang tahu, mau, sadar akan hak dan kewajibannya.

Dengan demikian, diharapkan kelak menjadi bangsa terampil, cerdas serta bangsa yang baik sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.

Tahapan perkembangan dan karakteristik siswa dan kompetensi dasar yang hendak dicapai disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta tujuan setiap mata pelajaran hal itu sesuai dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No.41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses

Pendidikan menyatakan bahwa kegiatan inti pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, serta karakteristik dari setiap Indikator dan Kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Namun tujuan pembelajaran yang tercantum di kurikulum, biasanya belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan di lapangan. Pada umumnya guru masih ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan menjadikan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Salah satu penyebab kurang optimalnya pembelajaran PKn di kelas III

SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur, yaitu proses belajar mengajar di kelas tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang strategi mengajarnya lebih banyak diberikan melalui ceramah. Seperti dalam proses belajar mengajar, guru kurang melakukan variasi dalam pembelajaran dan guru kurang memanfaatkan media untuk menunjang pembelajaran serta guru kurang memperhatikan siswa yang berbicara di dalam kelas. Sehingga siswa menjadi kurang antusias, kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung pasif serta lebih memilih berbicara didalam kelas. Hal ini menyebabkan materi yang diberikan guru kurang dapat diterima siswa dengan baik, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.

Proses pembelajaran semacam ini masih didominasi oleh guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui

penemuan dalam proses berpikirnya serta pengalaman yang dimilikinya sehingga siswa menjadi pasif. Pembelajaran semacam ini terkesan monoton dan kurang menarik sehingga siswa mengalami kebosanan, mengantuk, bahkan frustasi dalam menghadapi pembelajaran yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

KKM mata pelajaran PKn di kelas III SD Negeri 268 Towuti adalah

70, namun rata-rata hasil belajar PKn yaitu 60. Ini berarti nilai hasil belajar masih di bawah rata-rata dan tergolong masih rendah. Dalam proses pembelajaran guru sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator sehingga guru dituntut untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa yakni menggunakan media kartu gambar.

Media kartu gambar digunakan agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan karena penggunaan media kartu gambar lebih menarik dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Dasar penggunaan media kartu gambar dalam pembelajaran PKn yaitu memperlihatkan contoh gambar yang dimodifikasi menjadi kartu sesuai dengan materi PKn yang diajarkan. Media kartu gambar merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran PKn di SD sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan demikian, penggunaan media kartu gambar dalam pembelajaran PKn sangatlah berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi melaksanakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Gambar

terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn di Kelas III SD

Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan media

kartu gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

PKn di kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu

Timur?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui pengaruh penggunaan

media kartu gambar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di

kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

berarti sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan

pembelajaran pada mata pelajaran PKn yaitu untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dan peran aktif siswa serta sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media kartu

gambar.

Manfaat bagi peneliti yaitu penelitian ini dapat digunakan bahan

referensi untuk memahami masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi

guru di sekolah yang akan sangat membantu peneliti dimasa mendatang

sebagai calon pendidik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru :

1) Memberikan dorongan kepada guru untuk meningkatkan

profesionalisme dalam kegiatan pembelajaran melalui krteativitas

dengan menerapkan media pembelajaran yang bervariasi.

2) Sebagai referensi bagi guru dalam melakukan inovasi pembelajaran

di dalam kelas.

b. Bagi Sekolah :

Penelitian ini akan memberikan bahan informasi untuk dapat

membenahi dan meningkatkan proses belajar mengajar. Sehingga para

pembaca, guru, atau pihak-pihak lain dapat menggunakan hasil

penelitian ini sebagai pertimbangan yang dapat diaplikasikan dalam

proses pembelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan

membahas permasalahan yang sesuai dengan permasalahan ini:

a. Ritna (2013) tentang “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV

dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Gambar di SD

Inpres III Tada”. Hasil menunjukkan peningkatan hasil belajar

pembelajaran IPS kelas IV SD Inpres III Tada. Pencapaian ketuntasan

klasikal siklus I 62,07 % dan siklus II 93,10% sedangkan daya serap

klasikal siklus I 69,24% dan siklus II 80,28 %

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh U Arsiyati (2013), dalam

penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas II SDN

Margorejo IV Surabaya”. Dengan hasil penelitian menyatakan bahwa:

permasalahan yang dihadapi adalah siswa kurang aktif dalam

mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis deskripsi.

Karena guru tidak menggunakan media yang mendukung. Hal ini

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka perlu adanya

pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan media pembelajaran

yang efektif dan mudah didapat seperti media kartu bergambar.

Selama menggunakan media kartu bergambar, keterlaksanaan

pembelajaran mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai siklus I

adalah 90,62 % dan siklus II meningkat menjadi 93,57%. Nilai

ketercapaian siswa juga mengalami peningkatan dengan nilai

ketuntasan klasikal 77,5% pada siklus I dan pada siklus II meningkat

menjadi 92,5%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media

kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar menulis deskripsi

siswa kelas II SDN Margorejo IV Surabaya.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar menurut Sardiman (2011:20), “perubahan tingkah laku

atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dsb”. Sementara

menurut Susanto (2014:4) “belajar adalah aktivitas yang dilakukan

seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh

suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru yang relatif tetap

baik dalam berfikir, merasa maupun bertindak”.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, dapat

disimpulkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

seseorang yang dilakukan secara sadar sebagai hasil dari

pengalamannya sendiri. Perubahan tingkah laku tersebut bukan hanya

perubahan pengetahuan saja, melainkan perubahan perilaku dan

kepribadian pada diri sendiri. b. Prinsip Belajar

Abd Haling,dkk (2007:5-6) mengemukakan beberapa prinsip-

prinsip belajar, yaitu :

1) Belajar suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling

mempengaruhi secara dinamis antara pelajar dan lingkungannya.

2) Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi pelajar.

Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-

harapannya.

3) Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu

pembelajar harus sanggup mengatasinya secara tepat.

4) Belajar itu memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari

pembelajar atau tuntunan dari buku pelajaran sendiri.

5) Jenis belajar yang paling utama ialah belajar berpikir kritis, lebih

baik dari pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

6) Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan

masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut

telah disadari bersama dalam suatu kelompok tertentu.

7) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari

sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

8) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah

dipelajari dapat dikuasai.

9) Belajar harus disertai kemauan yang kuat untuk mencapai

tujuan/hasil.

10) Belajar dianggap berhasil bila dapat dipraktekkan. c. Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Belajar

Secara fundamental Dollar dan Miller (Makmun 2007:164)

menegaskan bahwa kefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh

empat hal, yaitu :

1) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu.

2) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus

memperhatikan sesuatu.

3) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu.

4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement), siswa

harus memperoleh sesuatu. d. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2014:5) hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan-keterampilan. Sedangkan menurut Gegne (Suprijono

2014:5) hasil balajar berupa :

1) Informasi herbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan

konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan

mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah

4) Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam usaha, sehingga terwujud

otomatis gerakan jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Bloom (Suprijono 2014:6) hasil belajar mencakup: kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan dan ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre- routine,and rountinized.

Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

satu aspek potensi kemanusiaan saja.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara

harfiah berarti „tengah‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Menurut Gerlach & Ely (arsyad 2016:4) “media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,

buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis atau elektronik untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.

Acapkali media pendidikan digunakan secara bergantian

dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang

dikemukakan oleh Hamalik (Arsyad 2016:4), dimana ia melihat

bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang

maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media

komunikasi. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar

atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional dan lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dilain pihak, National Education Association memberikan defenisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efesien yang meskipun sederhana dan bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakanannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran (Arsyad 2016:2).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar

sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. b. Jenis- Jenis Media Pembelajaran

Menurut Hamdani (2011:248) media pembelajaran

dikelompokkan menjadi tiga, diantaranya :

1) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat

menggunakan indera penglihatan. Media visual terdiri atas media

yang tidak dapat diproyeksikan dan media yang dapat

diproyeksikan. Media yang dapat diproyeksikan berupa gambar

diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures).

Adapun media yang tidak dapat diproyeksikan adalah

gambar yang disajikan secara fotografik, misalnya gambar tentang

manusia, binatang atau objek lain yang ada kaitannya dengan

pelajaran, yang disampaikan kepada siswa. Media yang

diproyeksikan adalah media yang menggunakan alat proyeksi

sehingga gambar atau tulisan nampak pada layar.

2) Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam

bentuk auditif (hanya dapat didengar) untuk merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan siswa dalam mempelajari

bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk

media audio. Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada

umunya untuk menyampaikan materi pelajaran tentang

mendengarkan.

3) Media Audio Visual

Media audio visual merupakan kombinasi audio dan visual.

Media ini dalam batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas

guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru

bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan

kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audio

visual, diantaranya program video atau televisi dan program slide

bersuara.

Berdasarkan ulasan di atas disimpulkan media

pembelajaran adalah perantara untuk menyampaikan pesan berupa

materi pelajaran dari guru kepada siswa untuk meningkatkan

motivasi belajar sehingga menjadikan siswa aktif. c. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media dalam Pembelajaran

Sanjaya (2016:75-77) mengemukakan sejumlah prinsip yang

harus diperhatikan dalam penggunaan media. Prinsip-prinsip tersebut

diuraikan di bawah ini :

1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa

belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan

demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut

kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru.

2) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan

sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk

mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-

benar membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai.

3) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan.

Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas

materi pelajaran. Contohnya untuk mengajarkan siswa memahami

pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, maka guru perlu

mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan

pertumbuhan penduduk.

4) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan

kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar

kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan

media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya, siswa yang

memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit

menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media

visual.

5) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan

efisiensi. Media yang akan memerlukan peralatan yang mahal

belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga

media yang sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap

media yang dirancang guru perlu memperhatikan efektivitas

penggunaannya.

6) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru

dalam mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama

media-media mutakhir seperti media komputer, LCD, dan media

elektronik lainnya memerlukan kemampuan dalam

mengoperasikannya. d. Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana & Rivai (Arsyad 2016:28) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan

lain-lain.

Encyclopedia Educational Research dalam Hamalik ( Arsyad

2016: 28-29) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut :

1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir, oleh karena

itu mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan

belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur, terutama melalui gambar

hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu

perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan

cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih

banyak belajar.

Dari uraian dan pendapat para ahli di atas (Arsyad 2016:29-30), dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dalam memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa untuk belajar sendiri-

sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,

serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata. e. Kriteria Pemilihan Media

Ahmad (2007:23-24) mengemukakan beberapa kriteria

pemilihan media, yaitu sebagai berikut :

1) Media yang dipilih hendaknya selalu menunjang tercapainya

tujuan pengajaran. Dengan kata lain, media yang digunakan untuk

menyajikan materi pelajaran harus mengarah pada tujuan, baik

tujuan mengandung aspek kognitif maupun tujuan yang

mengandung aspek afektif dan psikomotorik.

2) Media yang dipilih hendaknya selalu disesuaikan dengan

kemampuan siswa. Kesesuaian yang dimaksudkan disini meliputi

aspek visualitasnya, kata/kalimatnya dan pokok masalah yang

disajikan makin rendah tingkat kemampuan daya serap siswa,

semakin sederhana media yang digunakan. Tentu saja disesuaikan

dengan ketersediaan media dan biaya serta kemampuan guru.

3) Media yang digunakan, hendaknya tepat guna, dalam arti bahwa

media tersebut benar benar diamati, didengar, dirasakan atau

dihayati oleh siswa. Jadi untuk memperbaiki ucapan dalam Bahasa

Inggris dapat digunakan rekaman tape recorder, sedangkan untuk

memperlihatkan proses terjadinya erosi dapat digunakan rekaman

video. Selain itu, guru harus mengenal betul cara penggunaan dan

manfaat media yang digunakan itu.

4) Media yang dipilih hendaknya memang tersedia, artinya tersedia

alat/bahannya atau tersedia waktu untuk mempersiapkan dan

mempergunakannya. Jadi kalau ada tujuan pengajaran yang lebih

tepat dicapai dengan mempergunakan rekaman film tetapi

rekaman film tersebut tersedia, guru (pemakai) dapat

mempergunakan media lain yang tersedia, misalnya slide, gambar

dan sebagainya. Disinilah pentingnya proses pengambilan

keputusan dalam memilih media.

5) Media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru maupun siswa.

Jika satu pihak (guru atau siswa) kurang atau tidak menyenangi

media yang digunakan, tentu hasil belajar dan pencapaian tujuan

kurang bermakna.

6) Persiapan penggunaan media hendaknya disesuaikan dengan biaya

yang tersedia dan diusahakan agar dapat diperoleh hasil yang

memuaskan. Jadi kalau guru ingin agar siswa dapat menyebutkan

bagian-bagian dari organ tubuh manusia dan fungsinya ada

beberapa jenis media yang dapat digunakan, antara lain slide,

gambar, model dan buku teks. Jenis media yang dapat digunakan,

pilihlah media yang tersedia dan murah biayanya tetapi dapat

diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Kondisi fisik lingkungan, turut mempengaruhi media. Oleh karena

itu perhatikan baik-baik kondisi lingkungan pada saat

merencanakan penggunaan media. Film projektor kurang cocok

dengan ruang yang terang dan kurang sesuai bagi kelompok media

tertentu. Termasuk kedalam kondisi lingkungan adalah pihak

pemakai. Perlu dipertimbangkan apakah media yang dipakai

sesuai untuk kelompok kecil, kelompok besar atau perorangan. f. Alasan dalam Proses Pembelajaran Diperlukan Media

Dalam proses pembelajaran, pesan berupa materi pelajaran, sumber

diperankan oleh guru, saluran berupa media, penerima adalah siswa,

sedangkan hasil berupa bertambahnya pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi

terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan

informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan

mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali

informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui panca indera, yaitu indera pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, dan pengecapan.

Alasan guru yang enggan menggunakan media pembelajaran: pertama menggunakan media itu repot, kedua media itu canggih dan mahal, ketiga guru tidak terampil menggunakan media , keempat media itu hiburan sedangkan belajar itu serius, kelima tidak tersedia di sekolah, keenam kebiasaan menikmati ceramah/bicara, ketujuh kurangnya penghargaan dari atasan (Nursalam 2018: 11).

Hal ini dapat membuat siswa mersa bosan yang akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. Namun idealnya dalam proses pembelajaran, guru memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada siswa. Namun karena keadaan tidak selamanya guru dapat memberikan pengalaman secara langsung dan nyata. Berdasarkan alasan bahwa tidak semua pengalaman dapat diberikan secara langsung, maka diperlukan media. Dengan menggunakan media, diharapkan masalah-masalah komunikasi dan masalah pembelajaran dapat diatasi (Gafur 2012:106-107).

g. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Sanjaya (2016:29) menjelaskan beberapa kelebihan media gambar

yaitu :

1) Sifatnya konkrit; gambar lebih realistis menunjukkan pokok

masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu

anak-anak bisa dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar atau

foto dapat mengatasi hal tersebut. Air Terjun Niagara atau Danau

Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-

peristiwa yang terjadi di masa lampau kemarin, atau bahkan

semenit yang lalu kadang-kadang tak dapat kita lihat seperti apa

adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.

3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata

telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau

foto.

4) Gambar/foto dapat me

5) mperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat

usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalah pahaman.

6) Gambar/foto harganya murah dan gampang didapat serta

digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai

beberapa kelemahan yaitu:

1) Gambar/ foto hanya menekankan indera mata

2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran

3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar

4. Media Kartu Gambar

a. Pengertian Media Kartu Gambar

Menurut Arsyad (2016:2) media adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan

pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada

khususnya. Secara garis besar media terbagi menjadi tiga, yaitu media

audio, media visual dan media audio visual. Media visual merupakan

yang hanya dilihat dan tidak mengandung suara, seperti gambar, foto,

dsb.

Media gambar yang satu saja dan monoton serta hanya dipasang

di dinding kurang menarik perhatian siswa. Maka untuk

mengantisipasi hal tersebut, media gambar dimodifikasi menjadi

media kartu bergambar agar lebih jelas, menarik, dengan tema

bervariasi terkait dengan kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam

kombinasi warna yang menarik dan mencolok.

Menurut Surachman (Suharti 2009:28 ) menyatakan bahwa

“media kartu gambar dapat meningkatkan perhatian, minat,

meningkatkan daya kreasi, membuat isi pelajaran tidak mudah

terlupakan, dan membuat proses belajar atau komunikasi belajar

lancar”. Selain membangkitkan kreasi dan perhatian anak, Surachman

(1996: 28) menyatakan bahwa media kartu bergambar mampu

meningkatkan perhatian, minat, meningkatkan daya kreasi, membuat

isi pelajaran tidak mudah terlupakan, dan membuat proses belajar atau

komunikasi berjalan lancar .

Dengan demikian media kartu gambar merupakan media visual

gambar yang dimodifikasi menjadi kartu bergambar untuk

meningkatkan minat belajar siswa sehingga materi yang diberikan

mudah dipahami.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu

bergambar sangat baik untuk membangkitkan semangat belajar siswa,

melatih kepekaan siswa terhadap suatu objek dan merangsang daya

imajinasi sehingga siswa mudah mengenali objek-objek yang ada

disekitarnya. b. Peran Media Kartu Gambar

Zulkifli, dalam buku Ronald H. Anderson (1997: 56-57)

menegaskan bahwa media gambar banyak memberikan sumbangan

terutama dalam mempercepat perkembangan kognitif dan menemukan

diri mereka sendiri. Peran kartu bergambar menurut Zulkifli adalah:

1) Sarana membawa anak ke dalam masyarakat

2) Mampu mengenal kekuatan sendiri

3) Mendapat kesempatan mengembangkan fantasi dan menyalurkan

kecenderungan pembawaannya.

4) Berlatih menempa perasaannya

5) Memperoleh kegembiraan, kesenangan, dan kepuasan

6) Melatih diri untuk menaati peraturan yang berlaku. c. Alasan Penggunaan Media Kartu Gambar

Alasan utama pemakaian media gambar dalam proses belajar

mengajar adalah karena media gambar mampu menarik perhatian,

merangsang respon siswa, memperjelas konsep yang abstrak menjadi

kongkrit mengatasi batas ruang, waktu, tempat, merangsang anak

untuk menemukan arti suatu kata dan kejadian/kegiatan sehingga

tujuan proses mengajar bisa tercapai. Alasan tersebut diperkuat oleh

Amir Hamzah Sulaiman (1995:27) yaitu “gambar merupakan alat

visual yang penting dan mudah didapat”. Lebih lanjut Amir Hamzah

A menjelaskan bahwa media gambar penting sekali sebab dapat

memberikan penggambaran visual yang konkrit tentang masalah yang

digambarkan.

Gambar memungkinkan orang menangkap informasi lebih jelas

dari pada yang hanya disampaikan dengan kata-kata atau tulisan saja.

Terkait dengan proses belajar, kurang lebih 90% hasil belajar

seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 5%

diperoleh melalui indera pendengaran dan 5% lagi dengan indera yang

lainnya (Baugh Dimachsin,1996). Sementara itu Dale (1999)

memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera

penglihatan berkisar 75%, melalui indera pendengaran sekitar 13%

dan melalui indera lainnya sekitar 12%. d. Kriteria Pemilihan Media Kartu Gambar

Pemilihan media gambar merupakan tahap penting dalam

rangka penggunaan media gambar. Oleh Amir Hamzah Sulaiman

(1995:32-34) dinyatakan adanya tujuan, sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa, mengarahkan minat, dan hendaknya

merangsang partisipasi siswa supaya siswa suka bicara akan gambar

yang dilihatnya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam memilih media gambar

adalah (Amir Hamzah Sulaiman, 1995: 29):

1) Gambar harus jelas, bagus, menarik, mudah dimengerti, dan

cukup

besar untuk memperlihatkan detail.

2) Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal

yang

sedang dipelajari dan hal yang dihadapi.

3) Gambar harus benar atau autentik, artinya menggambarkan situasi

yang serupa jika dilihat dalam keadaan yang sebenarnya

4) Kesederhanaan penting sekali

5) Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya

6) Warna tidak mutlak dapat meninggikan nilai sebuah gambar,

menjadikannya lebih realistik dan merangsang minat untuk

melihatnya

7) Ukuran perbandingan penting pula

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka kriteria yang digunakan dalam pemilihan kartu bergambar untuk penelitian ini adalah:

1) Memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan

2) Sesuai dengan perkembangan, kematangan, dan tingkat

keterbatasan siswa

3) Sederhana

4) Praktis dan luwes

5) Kemurahan dan kemudahan bahan untuk membuat kartu

bergambar

6) Kemampuan untuk meningkatkan prestasi belajar moral/perilaku

pada anak

7) Gambar dibuat dengan warna kongkrit dan mencolok untuk

menarik perhatian siswa.

Selain itu, Sudjana dan Rivai (2010:21) juga mengemukakan beberapa kriteria pemilihan kartu bergambar untuk pembelajaran yaitu:

1) Mendukung tujuan pencapaian pembelajaran,

2) Kualitas artistik

3) Kejelasan dan ukuran yang memadai,

4) Validitas dan menarik. e. Kelebihan dan Kekurangan Media Kartu Gambar

Arief S. Sadiman (2003: 29-31) mengemukakan kelebihan

media gambar sebagai berikut:

1) Sifatnya kongkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media

verbal semata

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu

3) Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas,

dan tidak selalu anak-anak dapat diajak ke luar untuk melihat

objek langsung.

4) Dapat memperjelas suatu masalah dalam berbagai bidang,

berbagai tingkat usia, sehingga dapat memecah kesalah pahaman.

5) Harga terjangkau dan lebih mudah didapat.

Pendapat Arief dilengkapi oleh Amir Hamzah Sulaiman

(1995:29) bahwa kelebihan media gambar yaitu:

1) Gambar mudah diperoleh, bisa diambil dari majalah atau media

visual lain, atau bahkan membuatnya sendiri.

2) Penggunaan gambar mudah dan wajar

3) Koleksi gambar dapat diperoleh terus

4) Mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran

Di samping keunggulan yang ada, media gambar juga memilki

beberapa kelemahan seperti terbukanya kemungkinan penafsiran

gambar yang berbeda karena sudut pandang yang tidak sama, gambar

hanya menampilkan persepsi indera mata serta gambar yang kecil dan

tidak jelas akan mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan efektif.

Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam media gambar dapat

ditransfer dalam media kartu bergambar.

5. Pembelajaran PKn

a. Landasan PKn SD

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat

diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari (Baso

dan Hasan 2015:4)

b. Hakikat PKn SD

Hakikat atau intisan atau dasar PKn seperti halnya PMP adalah

juga pendidikan nilai dan moral. Sebagai pendidikan nilai BS PKn

akan membantu siswa dalam mengembangkan pertimbangan-

pertimbangannya kearah objek tertentu (moral maupun yang non-

moral) termasuk estetika dan etika. Tujuan adalah membantu siswa

menjajaki nilai-nilai yang ada, melalui pengujian secara kritis agar

para siswa dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir

dan perasaannya.

Sebagai pendidikan nilai dan pendidikan moral mata pelajaran

PKn di SD diharapkan dapat meletakkan dasar-dasar kepribadian

Indonesia yang didasari oleh nilai moral Pancasila dan secara khusus

(1) mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari; (2) mengembangkan dan membina siswa

yang sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang

berlaku, serta berbudi pekerti luhur; (3) membina siswa agar

memahami dan menyadari hubungan antara sesama anggota keluarga,

sekolah dan masyarakat, serta dalm kehidupan berbangsa dan

bernegara (Baso dan Hasan 2015:11-13) c. Tujuan PKn SD

Baso dan Hasan (2015:14-15) mengemukakan tujuan PKn SD

menurut Kurikulum Tahun 1994. Tujuannya adalah “meningkatkan

pengetahuan dan pengembangan kemampuan memahami, menghayati

dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi

warga negara yang bertanggung jawab dapat diandalkan serta

memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut”. Guna

mencapai tujuan-tujuan di atas maka kemampuan yang harus

dikembangkan selama program pendidikan pada sekolah dasar.

Beberapa rumusan yang hendak dicapai , yaitu :

1) Mengemukakan berbagai contoh perilaku

2) Mengikuti/mencontoh berbagai perilaku

3) Menjelaskan dan melaksanakan perbuatan baku dalam kehidupan

sehari-hari

4) Melakukan berbagai hal yang dituntut oleh kepatuhan nilai moral.

5) Menjelaskan, mencoba, dan berupaya menyesuaikan perilaku

dengan mendasarkan pada nilai-nilai moral bangsa (lingkungan)

6) Meyakinkan dan dapat berperilaku sesuai tuntutan aturan lembaga

pemerintah. d. Fungsi PKn SD

Baso dan Hasan (2015:15) menjelaskan bahwa khususnya

tentang Pasal 39 Ayat (2) mengenai Pendidikan Pancasila dan

Pendidikan Kewarganegaraan tersebut menyimpulkan bahwa fungsi

PKn sebagaimana digariskan di dalam kurikulum PKn SD tahun 1994

adalah sebagai berikut :

1) Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai dan moral Pancasila

secara dinamis dan terbuka. Dinamis dan terbuka dalam arti

bahwa nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab

tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat tanpa

kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang merdeka

bersatu dan berdaulat.

2) Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seutuhnya

yang sadar politik dan konstitusi Negara Kesatuan Republik

Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

3) Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antar

warga negara dengan negara, antara warga negara dengan sesama

warga negara, dan pendidikan pendahuluan bela negara agar

mengetahui dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan

kewajibannya sebagai warga negara. e. Ruang Lingkup PKn SD

Ruang lingkup materi pelajaran PKn meliputi nilai moral

Pancasila, UUD 1945, nilai-nilai moral luhur budaya Indonesia serta

nilai-nilai moral agama seperti yang diakui peraturan perundang-

udangan negara RI. Ruang lingkupnya adalah nilai moral dan norma

Pancasila yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ruang lingkup itu meliputi juga kehidupan ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan Negara Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ruang lingkup

PKn tersebut mencakup spektrum yang luas dalam kerangka

pengalaman nilai-nilai moral Pancasila dalam berbagai segi kehidupan

baik sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan warga

negara. Walaupun hal itu mencakup spektrum, kehidupan yang luas

namun pada prinsipnya PKn diarahkan membentuk warga negara yang

baik yaitu warga negara yang patuh terhadap negara dan pemerintah

memahami dengan baik hak-hak dan kewajiban-kewajibannya serta

senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa (Baso dan

Hasan 2015:17)

B. Kerangka Pikir

Kekurangan dari keterampilan guru ketika melakukan proses

pembelajaran ialah guru kurang melakukan variasi, kurang memanfaatkan

media dalam menjelaskan materi, kurang memperhatikan siswa yang

berbicara sendiri di kelas. Selain itu dari aktivitas siswa yaitu siswa kurang

antusias, kurang tertarik dalam pembelajaran dan cenderung pasif, siswa

berbicara sendiri dengan temannya, serta siswa mengalami kesulitan dan

memahami materi.

Proses pembelajaran berkualitas dipandang berkualitas jika berlangsung

efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang baik. Proses

pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan efektif ditinjau dari ketuntasan

belajar siswa, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap

pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab

merencanakan dan mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk dapat mencapai hasil belajar

yang telah ditargetkan tentunya guru harus bisa menfasilitasi siswa, supaya

siswa lebih mudah menerima dan mengelola materi pembelajaran PKn yang disampaikan.

Menggunakan media kartu gambar pada pembelajaran PKn, membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran, serta dapat memberi pengalaman yang nyata dalam kehidupan, dan dapat menarik motivasi belajar peserta didik.

Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Medi Kartu Gambar

Pretest Posttest

Analisis

Hasil Belajar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil kajian teori dari surachman dan kerangka pemikiran tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar PKn dengan menggunakan kartu gambar, penelitian akan melakukan uji tes yang disebut pretest dan posttest yang akan diberikan sebelum menggunakan

media kartu gambar dalam mengajarkan PKn dan setelah menggunakan

media kartu gambar dalam pembelajaran PKn.

C. Hipotesis

Hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “di

bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian

cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi

hipotesa, dan berkembang manjadi hipotesis.

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya

dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu

teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran).

Inilah hipotesis peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji.

Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis ini. Peneliti

mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.

Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis

yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang

sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.

Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan

hubungan dua variabel akibat. Namun demikian, ada hipotesis yang

menggambarkan perbandingan satu variabel dari dua sampel. Hipotesis

merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian.

Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk

merumuskan hipotesis ini dengan jelas (Arikunto 2014:110-112).

Arikunto (2014:112) menjelaskan ada dua jenis hipotesis yang

digunakan dalam penelitian, yaitu :

1. Hipotesis Kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, di singkat Ha.

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,

atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga

disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang

bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol

menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya

pengaruh variabel X terhadapt variabel Y. Pemberian nama “hipotesis nol”

atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada

perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama

dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.

Sebagai dasar landasan dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan hipotesis berikut :

1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)

Adanya pengaruh Penggunaan media kartu gambar terhadap hasil belajar

siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten

Luwu Timur

2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (Ho)

Tidak adanya pengaruh Penggunaan media kartu gambar terhadap hasil

belajar siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, yang

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan

(Sugiyono 2017:72). Bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah Pre-

Experiment Design yaitu desain yang belum merupakan eksperimen

sesungguhnya. Karena masih terdapat varibel luar yang ikut berpengaruh

terhadap terbentuknya variabel dependent itu bukan semata-semata

dipengaruhi oleh variabel independent. Hal ini terjadi karena tidak adanya

variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti,

dengan responden penelitian adalah siswa kelas III yang terdiri dari 23 siswa

yaitu 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Alasan memilih lokasi ini

sebagai lokasi penelitian, karena peneliti menemukan permasalahan pada

proses belajar mengajar guru tidak menggunakan media, hanya menggunakan

model pembelajaran yang lebih banyak ceramah sehingga siswa kurang

antusias dalam pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono 2017:80)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 268

Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur sebanyak 159 orang.

Tabel. 3.1.Populasi SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Jenis Kelamin No Kelas Jumlah Katerangan Laki-Laki Perempuan

1 I 12 13 25 Aktif

2 II 10 16 26 Aktif

3 III 11 12 23 Aktif

4 IV 10 12 22 Aktif

5 V 11 17 28 Aktif

6 VI 16 19 35 Aktif

Sumber: data siswa kelas I-VI SD Negeri 268 Towuti tahun 2018

2. Sampel

Dalam penelitian diperlukan adanya yang dinamakan sampel penelitian

atau miniatur dari populasi yang dijadikan sebagai contoh. Dalam hal ini

(Sugiyono 2017:81) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan sampling purposive, seperti yang

dikemukakan oleh sugiyono (2017:85) sampling purposive teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dalam penentuan ukuran sampel, jumlah sampel yang diharapkan

100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu

sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan,

maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut

yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka

peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil

jumlah sampel menjahui populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi

(diberlakukan umum) (Sugiyono 2017:86).

Jadi, sampel pada penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD

Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti yang berjumlah 23 siswa yang terdiri

dari 11 laki-laki dan 12 perempuan.

D. Defenisi Operasional Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Ada dua macam

variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent atau

terikat (Sugiyono 2017:39)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah media

kartu gambar yang diberi simbol (X) , Berdasarkan aspek-aspek yang

dapat diteliti melalui proses pembelajaran di kelas, maka dapat ditarik

Indikator yaitu guru melakukan pembelajaran menggunakan media kartu

gambar sehingga dapat lebih menarik perhatian, minat dan daya kreasi

siswa. Hal ini dapat membantu siswa agar lebih mudah memahami materi

yang diberikan serta membuat proses pembelajaran lebih lancar, aktif , dan

menyenangkan.

2. Variabel Terikat (dependent).

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2017:39)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil

belajar. Berdasarkan paparan diatas variabel penelitian ini adalah tingkat

ketercapaian hasil belajar PKn siswa setelah melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan media kartu gambar. Hasil belajar

merupakan perubahan pada pengetahuan, perilaku, dan kepribadian siswa

yang dilakukan secara sadar sebagai hasil dari pengalamannya.

E. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design,

yang dalam desainnya terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan yang dapat

diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum

diberi perlakuan. Desain ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Keterangan:

O1 : Nilai Pretest ( Hasil belajar sebelum menggunakan media kartu gambar)

O2 : Nilai Posttest ( Hasil belajar sesudah menggunakan media kartu gambar)

X : Perlakuan (treatment)

Tingkat kefektifan belajar = O1– O2

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto 2014:193).

Jenis instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa

kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu

Timur dengan jenis tes pretest dan posttest. Dalam penelitian ini untuk

mendapatkan data tentang hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Adapun tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan suatu tahap persiapan untuk malakukan suatu

tahap perlakuan, pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan

peneliti adalah sebagai berikut:

1) Menelaah materi pembelajaran untuk kelas III SD 268 Towuti

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

2) Membuat skenario pembelajaran di kelas dalam hal ini pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi

yang akan diajarkan

3) Membuat alat bantu atau media pengajaran.

4) Membuat lembar observasi untuk mengamati bagaimana kondisi

belajar mengajar ketika pelaksanaan berlangsung.

5) Membuat soal hasil belajar

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh kepada

siswa kelas III SD 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten

Luwu Timur, sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

2) Memberikan tes awal dengan menggunakan instrument tes (pretest)

untuk mengetahui hasil belajar sebelum menerapkan media kartu

gambar.

3) Memberikan perlakuan dengan menggunakan media kartu gambar.

4) Memberikan tes akhir dengan menggunakan instrumen tes yang di

berikan pada tes awal

c. Menganalisis Data Hasil Penelitian

Setelah melakukan serangkain kegiatan penelitian, selanjutnya

peneliti akan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk

menganalisis data sesuai dengan prosedur

2. Observasi

Didalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula

dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi

dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,

dan pengecap (Arikunto 2014:199).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi

aktivitas siswa yang digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas

siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu

gambar dalam pembelajaran PKn.

Observasi awal dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan

Januari dan observasi selanjutnya dilaksanakan pada semester ganjil pada

bulan Juli tahun ajaran 2018/2019.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan

digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul

berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan.

Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan

“apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest

dengan nilai Posttest?. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap

rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang

disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data

eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest Design

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data

hasil belajar PKn, aktivitas dan respon siswa pada setiap kelompok yang

dipilih. Adapun langkah-langkah dalam menyusun analisis ini adalah

sebagai berikut :

a. Rata- rata (Mean)

Guna memperoleh gambaran umum tentang rendahnya hasil

belajar PKn siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur, sebelum dan sesudah diberikan penggunaan

media kartu gambar, maka untuk keperluan tersebut dilakukan

perhitungan rata-rata skor perubah dengan rumus:

Xi Me   N

Keterangan:

Me = Mean (rata-rata)

Xi = Nilai X ke i sampai ke n

N = Banyaknya siswa b. Persentase (%) atau nilai rata rata

f P  x100% N

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyaknya sampel responden

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori

kemampuan siswa pada pelajaran PKn di SD Negeri 268 Towuti

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur, yaitu :

Tabel 3.2 Kategorisasi Standar Hasil Belajar

No Nilai Kategori Hasil Belajar

1 36 – 47 Sangat Rendah

2 48 – 59 Rendah

3 60 – 71 Sedang

4 72 – 83 Tinggi

5 84 – 95 Sangat Tinggi

Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

2. Teknik Analisis Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan

teknik statistik t (uji-t), dengan tahapan sebagai berikut :

𝑀푑 t= ∑ 2 √ 푋 푑 푁(푁−1)

(Arikunto 2014:349)

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest (posttest – Pretest)

Xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

d.b. = Ditentukan dengan N-1

∑ 푋2푑 = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

∑ 푑 Md=

(Arikunto 2014:350)

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.

b. Mencari harga “ ∑ 푋2푑” dengan menggunakan rumus:

(∑ 푑)2 ∑ 푋2푑 = ∑ 푑

(Arikunto 2014:351)

Keterangan :

∑ 푋2푑= Jumlah kuadrat deviasi

= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel c. Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

𝑀푑 t = 2 √ ∑ 푋 푑 푁(푁−1)

(Arikunto 2014:349)

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest (posttest –Pretest)

Xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

d.b. = Ditentukan dengan N-1

∑ 푋2푑 = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang

signifikan. Kaidah pengujian signifikan :

1) Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, penggunaan

media kartu gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata

pelajaran PKn siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu Timur

2) Jika tHitung< tTabel maka Ho diterima, penggunaan media kartu

gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran

PKn siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur.

3) Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan 푑 .

4) Membuat kesimpulan apakah penggunaan media kartu gambar

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran PKn siswa

kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti Kabupaten

Luwu Timur.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi sekolah cukup

strategis karena berada di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau oleh

masyarakat.

a. Profil sekolah

1) Nama Sekolah : SD Negeri 268 Towuti

2) NPSN/NSS : 40310072 / 101192780005

3) Satuan Sekolah : Negeri

4) Status Kepemilikan : Hak Pakai

5) Sekolah dibuka Tahun : 1975

6) Waktu Penyelenggaraan : Pagi

7) Alamat : Jl. Jendral Sudirman No.40

Desa : Timampu

Kecamatan : Towuti

Kabupaten : Luwu Timur

Provinsi : Sulawesi Selatan

8) Email : [email protected]

9) Web : http://sdntowuti.blogspot.com

10) Luas Lahan Sekolah : 2.150 m2

11) Akreditasi/ Tahun/No.Sk : B 106/SK/BAP-SM/X2015 b. Visi misi sekolah

VISI

“Terciptanya Peserta didik yang cerdas berkualitas, terampil,

ramah lingkungan, kompetitif, dan berbudi pekerti luhur berlandaskan

IPTEK dan IMTAK”.

MISI

1) Melaksanakan pembelajaran dan pendidikan secara aktif, kreatif dan

menyenangkan.

2) Melaksanakan pembelajaran dan pendidikan yang dapat

mengeksplor talenta (bakat) peserta didik

3) Melaksanakan pembelajaran dan pendidikan yang demokratis,

berakhlakul karimah, cerdas, sehat, disiplin, berwawasan lingkungan

dengan penuh tanggungjawab

4) Menciptakan dan mengembangkan sumber daya insani yang

berkualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ c. Profil tenaga kerja

No Nama Guru/ Pegawai keterangan 1 ZAM ZAM, S.Ag PNS 2 Dra. NARMI PNS 3 JUM'ATI, S.Pd.I PNS 4 RATNA, S.Pd.I PNS 5 HARMAWATI, S.Pd.I PNS 6 PITRIANI T.A, S.Pd Honorer 7 MARYAM, S.Pd Honorer

8 NURLIAH, S.Pd Honorer 9 RUDI HARTONO, S.Pd Honorer 10 NASIRA, S.Pd Honorer 11 HERLINA RUDDING Honorer 12 NURMIANI, S.Pd Honorer 13 YUSRIANI, S.Pd Honorer Sumber : data tenaga kerja SD Negeri 268 Towuti tahun 2018

Kegiatan proses belajar mengajar di SD 268 Towuti sama seperti sekolah pada umumnya yang ada di Kabupaten Luwu Timur. Proses belajar mengajar mulai di lakukan di pagi hari, pukul 07:15 – 07:30 dilaksanakan apel pagi yang berlaku untuk semua siswa SD Negeri 268

Towuti. Kemudian dilanjutkan dengan proses belajar mengajar di kelas I yaitu pukul 07:30 – 10:30 WITA, kelas II-III yaitu pukul 07:30 – 11:00

WITA, karena sekolah dalam masa renovasi jadi untuk siswa kelas V-VI proses pemblajaran dimulai pukul 11:00-17:00 WITA. Adapun kurikulum yang digunakan di SD Negeri 268 Towuti, digunakan kurikulum 2013 pada kelas I dan kelas IV sedangkan di kelas II,III,V, dan VI masih menggunakan kurikulum KTSP. Adapun keadaan fisik SD 268 Towuti cukup memadai namun dalam proses renovasi jadi sebagian siswa memulai proses pembelajaran pada pukul 11:00 WITA. Kelas yang mengalami renovasi yaitu kelas I,II, III dan perpustakaan, jadi ruang kelas yang digunakan hanya 3 ruang kelas. Di sekolah SD 268 Towuti terdapat 1 ruangan yang didalamnya terdapat ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, dan ruang untuk menerima tamu sekolah.

2. Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian

a. Deskripsi data hasil penelitian pretest menggunakan tes

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri

268 Towuti Kecamatan Towuti, maka diperoleh data-data yang

dikumpulkan melalui tes sehingga dapat diketahui hasil belajar.

Data hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti

Kecamatan Towuti dapat diketahui sebagai berikut

Tabel 4.1 Skor Nilai Pretest

No Nama Siswa Nilai 1 Adelia Ramdani 60 2 Aidil Fitra Syam 65 3 Anindita Zulfiani 85 4 Anugrah 40 5 As‟syifa Aulia Akbar 80 6 Azzahra Mulhaerani Jafar 85 7 Bayu 55 8 Eka Puspita 85 9 Fairus Farika Herman 80 10 Faqri 50 11 Ghina Mufidah Aliasman 55 12 Herdiansyah 80 13 Insan Kamil 35 14 Ivwan Haprianza 40 15 Keisya Sasa Putri S. 35 16 Laela Destriansyah 85 17 Lutfhi Hermawan 55 18 M. Al-Qifhari 63

19 M. Rizky Safa‟at S. 50 20 Mirsya Maulida 45 21 Muh. Adrian Tri Saputra 45 22 Muh. AL Farabi 85 23 Muh. Aswat 40 Sumber: data siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti tahun 2018

Berdasarkan skor nilai pretest untuk mencari mean (rata-rata) nilai

pretest dari siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai

pretest

X I X.i 35 2 70 40 3 120 45 2 90 50 2 100 55 3 165 60 1 60 65 2 130 80 3 240 85 5 425 Jumlah 23 1.400 Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ 푋푖=

1.400, sedangkan nilai N adalah 23 oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut :

Xi Me   N

= 1.400 23

= 60,86

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas III SD Negeri 268

Towuti Kecamatan Towuti sebelum menggunakan media kartu gambar yaitu 60,86. Adapun persentase hasil belajar siswa sebelum menggunakan media kartu gambar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 persentase hasil belajar siswa sebelum menggunakan media kartu gambar No Kategori hasil Interval Frekuensi Persentase belajar (%) 1 Sangat Rendah 36 – 47 7 30,43 % 2 Rendah 48 – 59 5 21,73 % 3 Sedang 60 – 71 3 13,04 % 4 Tinggi 72 – 83 2 8,69 % 5 Sangat Tinggi 84 -95 6 26,08 % Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel 4.3 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa pada tahap pretest dengan menggunakan tes dikategorisasikan sangat rendah yaitu 30,43% , rendah 21,73 %, sedang 13,04 %, tinggi 8,69 %, dan sangat tinggi 26,08

%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn sebelum

menggunakan media kartu gambar tergolong rendah karena pada saat

proses belajar mengajar guru tidak menggunakan strategi pembelajaran

yang bervariasi dan menggunakan media sehingga siswa tidak

berantusias untuk mengikuti pembelajaran yang berdampak pada hasil

belajar.

Tabel 4.4 deskripsi ketuntasan hasil belajar PKn setelah

melakukan posttest

Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase (%) 36 ≤ x ≤59 Tidak Tuntas 12 52, 17 % 60 ≤ x ≤ 95 Tuntas 11 47,82 % Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Apabila tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan

hasil belajar siswa yang telah ditentukan yaitu siswa yang mencapai

ketuntasan hanya 47,82% dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan yaitu

52,17%.

b. Deskripsi data hasil penelitian posttest menggunakan tes

Perubahan terjadi terhadap kelas setelah diberikan perlakuan

selama penelitian berlangsung. Perubahan tersebut berupa hasil belajar

yang datanya diperoleh setelah diberikan posttest. Perubahan tersebut

dapat dilihat dari data hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 268

Towuti Kecamatan Towuti setelah menggunakan media kartu gambar.

Tabel 4.5 Skor nilai posttest

No Nama Siswa Nilai 1 Adelia Ramdani 70 2 Aidil Fitra Syam 80 3 Anindita Zulfiani 90 4 Anugrah 80 5 As‟syifa Aulia Akbar 90 6 Azzahra Mulhaerani Jafar 90 7 Bayu 90 8 Eka Puspita 90 9 Fairus Farika Herman 90 10 Faqri 70 11 Ghina Mufidah Aliasman 70 12 Herdiansyah 85 13 Insan Kamil 80 14 Ivwan Haprianza 90 15 Keisya Sasa Putri S. 60 16 Laela Destriansyah 90 17 Lutfhi Hermawan 50 18 M. Al-Qifhari 90 19 M. Rizky Safa‟at S. 70 20 Mirsya Maulida 60 21 Muh. Adrian Tri Saputra 50 22 Muh. AL Farabi 90 23 Muh. Aswat 90 Sumber: data siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti tahun 2018

Berdasarkan skor nilai posttest untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest dari siswa kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 4.6 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai

pretest

X I X.i 50 2 100 60 2 120 70 4 280 80 3 240 85 1 85 90 11 990 Jumlah 23 1.815 Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ 푋푖=

1.815, sedangkan nilai N adalah 23 oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut :

Xi Me   N

= 1.815 23

= 78,91

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas III SD Negeri 268

Towuti Kecamatan Towuti setelah menggunakan media kartu gambar yaitu 78,91. Adapun persentase hasil belajar siswa sebelum menggunakan media kartu gambar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 persentase hasil belajar siswa setelah menggunakan

media kartu gambar

No Kategori hasil Interval Frekuensi Persentase belajar (%) 1 Sangat Rendah 36 – 47 0 0 % 2 Rendah 48 – 59 2 8,69 % 3 Sedang 60 – 71 6 26,08 % 4 Tinggi 72 – 83 3 13,04 % 5 Sangat Tinggi 84 -95 12 52,17 % Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel 4.7 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa pada tahap posttest dengan menggunakan tes dikategorisasikan sangat tinggi yaitu 52,17% , tinggi

13,04 %, sedang 26,08 %, rendah 8,69 %, dan sangat rendah 0%.

Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn setelah menggunakan media kartu gambar tergolong tinggi. Karena pada saat proses belajar mengajar guru menggunakan media sehingga siswa sangat berantusias untuk mengikuti pembelajaran yang membuat hasil belajar tergolong tinggi.

Tabel 4.8 deskripsi ketuntasan hasil belajar PKn setelah

melakukan posttest

Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase (%) 36 ≤ x ≤59 Tidak Tuntas 2 8,69 % 60 ≤ x ≤ 95 Tuntas 21 90,30 % Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Apabila tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan

hasil belajar siswa yang telah ditentukan yaitu siswa yang mencapai

ketuntasan mencapai 90,30% sedangkan siswa yang tidak mencapai

ketuntasan hanya 8,69%. c. Deskripsi data hasil penelitian aktivitas siswa melalui observasi

Hasil pengamatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

dengan menerapkan media kartu gambar di kelas III SD Negeri 268

towuti:

Jumlah Siswa yang Aktif pada Rata Kate- No Aktivitas siswa % Pertemuan – gori 1 2 3 4 rata

1 Siswa yang hadir 23 23 23 23 23 100 % Aktif

pada saat proses

pembelajaran

berlangsung

2 Siswa yang 5 9 8 10 8 34,78% Tidak

bertanya tentang Aktif

materi

pembelajaran

yang belum

dimengerti

3 Siswa yang 8 9 11 16 11 47,82% Tidak

menjawab Aktif

pertanyaan yang

diajukan oleh

guru

4 Siswa yang 10 12 15 15 13 56,52% Tidak

mengerjakan soal Aktif

di papan tulis

5 Siswa yang aktif 23 23 23 23 23 100% Aktif

dalam

mengerjakan soal

yang telah

dibagikan dengan

melihat media

kartu gambar

yang dibagikan

Rata – rata 67,82%

Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan IV menunjukkan bahwa:

1) Persentase siswa yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung

100%

2) Persentase siswa yang bertanya tentang materi pembelajaran yang

belum dimengerti 34,78%

3) Persentase siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru 47,82%

4) Persentase siswa yang aktif dalam mengerjakan soal di papan tulis

56,52%

5) Persentase siswa yang aktif dalam mengerjakan soal yang telah

dibagikan dengan melihat media kartu gambar yang dibagikan

100%.

Berdasarkan kriteria aktivitas siswa yang telah ditentukan peneliti

yaitu siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah

siswa yang aktif >50% baik untuk aktivitas siswa perindikator. Dari

hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif

melakukan aktivitas diharapkan yaitu mencapai 67,82% sehingga dapat

disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn

menggunakan media kartu gambar mencapai kriteria aktif. d. Pengaruh penggunaan media kartu gambar terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PKn di kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan

Towuti.

Setelah melakukan posttest dan pretest tedapat perbandingan yang

signifikan, hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9 analisis nilai pretest dan posttest

No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest 1 Adelia Ramdani 60 70 2 Aidil Fitra Syam 65 80 3 Anindita Zulfiani 85 90

4 Anugrah 40 80 5 As‟syifa Aulia Akbar 80 90 6 Azzahra Mulhaerani Jafar 85 90 7 Bayu 55 90 8 Eka Puspita 85 90 9 Fairus Farika Herman 80 90 10 Faqri 50 70 11 Ghina Mufidah Aliasman 55 70 12 Herdiansyah 80 85 13 Insan Kamil 35 80 14 Ivwan Haprianza 40 90 15 Keisya Sasa Putri S. 35 60 16 Laela Destriansyah 85 90 17 Lutfhi Hermawan 55 50 18 M. Al-Qifhari 63 90 19 M. Rizky Safa‟at S. 50 70 20 Mirsya Maulida 45 60 21 Muh. Adrian Tri Saputra 45 50 22 Muh. AL Farabi 85 90 23 Muh. Aswat 40 90 Sumber: hasil olahan data primer 2018

Tabel 4.10 anlisis persentase hasil belajar siswa sebelum dan

menggunakan media kartu gambar

No Kategori Pretest Posttest Hasil Interval Fre- Persentase Fre- Belajar kuensi (%) kuensi Persen tase (%) 1 Sangat 36 - 47 7 30,43 % 0 0 %

Rendah 2 Rendah 48 - 59 5 21,73 % 2 8,69 % 3 Sedang 60 - 71 3 13,04 % 6 26,08 % 4 Tinggi 72 - 83 2 8,69 % 3 13,04 % 5 Sangat 84 – 95 6 26,08 % 12 52,17 Tinggi % Sumber: hasil olahan data primer 2018

Tabel 4.11 analisis kentuntasan hasil belajar pretest dan posttest

Pretest Posttest Skor Kategorisasi Fre- Persentase Fre- kuensi (%) kuensi Persent ase (%) 36 ≤ x ≤59 Tidak 12 52, 17 % 2 8,69 Tuntas % 60 ≤ x ≤ 95 Tuntas 11 47,82 % 21 90,30 % Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.12 analisis nilai pretest dan posttest sebelum melakukan uji-t

Perolehan Nilai Gain (d) d2 Subjek Pretest Posttest Posttest-Pretest

1. 60 70 10 100 2. 65 80 15 225 3. 85 90 5 25 4. 40 80 40 1600 5. 80 90 10 100 6. 85 90 5 25 7. 55 90 35 1225 8. 85 90 5 25 9. 80 90 10 100 10. 50 70 20 400 11. 55 70 15 225 12. 80 85 5 25 13. 35 80 45 2025 14. 40 90 50 2500 15. 35 60 25 625 16. 80 90 10 100 17. 55 50 -5 -25

18. 65 90 25 625 19. 50 70 20 400 20. 45 60 15 225 21. 45 50 5 25 22. 85 90 5 25 23. 40 90 50 2500 n= 23 1395 1815 ∑d = 420 ∑d2 =13100

Sumber: hasil olahan data primer tahun 2018

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Mencari harga “Md” :

∑ Md=

= 420 23

= 140

2) Mencari harga “ ∑ 푋2푑” :

∑ 푋2푑 = ∑d2 - (∑d)2 N

= 13.100 – (420)2 23

= 13.100 - 176.400 23

= 13.100 – 7669,56

= 5. 430,44

3) Menentukan harga thitung :

𝑀푑 t = 2 √ ∑ 푋 푑 푁(푁−1)

140 = 5.430 44 √ 23(23−1)

140 = 5.430 44 √ 23 푥 22

140 = 5.430 44 √ 506

140 = √10 73

140 = 3 27

= 42,81

Berdasarkan data diatas, untuk mencari tHitung peneliti

menggunakan tabel distribusi t signifikan 푑

= 23 – 1 = 22 maka diperoleh t 0,05 = 2,074. Setelah diperoleh t hitung

= 42,81 dan t tabel = 2,074 maka dapat diperolah t hitung > t tabel atau

42,81 > 2,074. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima dan berpengaruhpengaruhi terhadap hasil belajar.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pretest, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah

60,86 dengan kategori sangat rendah 30,43%, rendah 21,73 %, sedang 13,04

%, tinggi 8,69 %, dan sangat tinggi 26,08%. Melihat dari hasil persentase

yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa pada mata

pelajaran PKn sebelum menggunakan media kartu gambar tergolong rendah.

Nilai rata-rata hasil posttest adalah 78,91. Jadi hasil belajar siswa pada

mata pelajaran PKn setelah menggunakan media kartu gambar mempunyai

hasil yang lebih baik dibanding sebelum menggunakan media kartu gambar

dengan kategori persentase sangat tinggi yaitu 52,17% , tinggi 13,04 %, sedang 26,08 %, rendah 8,69 %, dan sangat rendah 0%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn setelah menggunakan media kartu gambar tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji-t dapat diketahui bahwa nilai t hitung = 42,81 dengan frekuensi (dk) = 23-1

= 22 dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,074 dengan taraf signifikan 0,05, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternative diterima yang berarti media kartu gambar mempengaruhi hasil belajar.

Dari hasil observasi pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, persentase siswa yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung yaitu 100%. Di sini dapat di lihat antusias untuk mengikuti pembelajaran sangatlah besar, namun pada saat proses pembelajaran berlangsung persentase siswa yang bertanya tentang materi pembelajaran yang belum dimengerti hanya 34,78% dan persentase siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru hanya 47,82% karena kadang mereka merasa malu untuk berbicara sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk bertanya padahal mereka mempunyai keingininan untuk bertanya. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan mereka merasa tidak percaya diri dengan jawaban mereka dan mereka juga merasa malu untuk berbiacara di depan teman-temannya. Persentase siswa yang aktif dalam mengerjakan soal yang telah dibagikan dengan melihat media kartu gambar yang dibagikan yaitu

100% dan persentase siswa yang aktif dalam mengerjakan soal di papan tulis yaitu 56,52% , hal ini dapat dilihat jika siswa hanya merasa malu untuk berbicara namun untuk mengerjakan langsung mereka sangat percaya diri.

Berdasarkan kriteria aktivitas siswa yang telah ditentukan peneliti yaitu siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah siswa yang aktif >50% baik untuk aktivitas siswa perindikator. Dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan aktivitas diharapkan yaitu mencapai 67,82% sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn menggunakan media kartu gambar mencapai kriteria aktif.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar PKn siswa pada tahap pretest dengan menggunakan tes nilai rata-rata

hasil belajar siswa adalah 60,86 dengan kategori sangat rendah yaitu 30,43% ,

rendah 21,73 %, sedang 13,04 %, tinggi 8,69 %, dan sangat tinggi 26,08 %.

Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat

kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn sebelum menggunakan media

kartu gambar tergolong rendah.

Berdasarkan data yang setelah melakukan posttest dapat disimpulkan

bahwa nilai rata-rara hasil belajar PKn siswa pada tahap posttest dengan

menggunakan tes yaitu 78,91 dikategorisasikan sangat tinggi yaitu 52,17% ,

tinggi 13,04 %, sedang 26,08 %, rendah 8,69 %, dan sangat rendah 0%.

Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat

kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn setelah menggunakan media

kartu gambar tergolong tinggi.

Berdasarkan uji hipotesis, untuk mencari tHitung peneliti menggunakan

tabel distribusi t signifikan 푑 = 23 – 1 = 22 maka

diperoleh t 0,05 = 2,074. Setelah diperoleh t hitung = 42,81 dan t tabel = 2,074

maka dapat d t hitung > t tabel atau 42,81 > 2,074. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima dan dipengaruhi terhadap hasil belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang diperoleh dari

penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Kepada guru kelas, agar dapat menerapkan media kartu gambar pada mata

pelajaran PKn sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada sekolah, sekiranya dapat melengkapkan media dalam setiap mata

pelajaran agar siswa lebih berantusias untuk mengikuti proses

pembelajaran.

3. Kepada peneliti selanjutnya, sekiranya dapat mengembangkan penggunaan

media kartu gambar ini karena siswa cenderung tertarik mencoba hal-hal

baru dan sangat tertarik menerima pelajaran dengan menggunakan media

kartu gambar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Abdul Karim H.2007.Media Pembelajaran. Makassar:Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

Arikunto,Suharsimi.2014.Prosedur Penelitian.: Rineka Cipta

Arsyad,Azhar.2016. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Baso,Andi dan Nasrun,Hasan.2014.Konsep Dasar PKn SD. Makassar: Media Sembilan Sembilan

Daryono,dkk.1998.Pengangantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Depdiknas,2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Gafur,Abdul.2012.Desain Pembelajaran:Konsep, Model dan Aplikasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran. : Ombak Dua

HalingAbd,dkk.2007.Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar. :Pustaka Setia.

Makmun,Abin Syamsuddin.2007.Psikologi Pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Nusalam dan suardi.2018.Perbandingan Pretest dan Posttest Melalui Penggunaan Media Power Point. Makassar: jurnal produktif 2(1)

Sadiman,Arief s .dkk.2014.Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman.2011.Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Sanjaya,Wina.2016.Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta : Prenamedia

Group.

Sudjana,N dan Rivai,A. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono.2017.Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,Bandung: Alfabeta

Suharti.2009.Media Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Anak Tunagrahita Sedang Pada kelas C1 SDLB Negeri Purworejo.Universitas Sebelas Maret Surakarta Suharti.2009.Penggunaan Media Kartu Gambar Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Anak di TK angkasa 1 Malang. Malang: Universitas Negeri Malang

Susanto,Ahmad.2014.Teori Belajar dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Undang-Undang Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Suprijono, Ahmad.2014.Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

RIWAYAT HIDUP

Ana Widiya Astuti. Dilahirkan di Timampu

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur pada tanggal

08 November 1996, dari pasangan ayahanda Sulkifli dan

Ramliah. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Penulis masuk taman kanak-kanak pada tahun 2000 di TK

Aisiyah Timampu, kemudian masuk Sekolah Dasar pada tahun 2002 di SD Negeri 268 Towuti dan tamat tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Malili dan tamat tahun 2011, masuk ke SMK Negeri

1 Malili dan tamat tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di Kelas III SD Negeri 268

Towuti Kecamatan Towuti

No Hari/ Tanggal Alokasi Waktu Materi

1 Rabu, 18 Juli 2018 3 x 35 Menit Pretest

2 Kamis, 19 Juli 2018 3 x 35 Menit Peristiwa sumpah pemuda

3 Jumat, 20 Juli 2018 3 x 35 Menit Tokoh sumpah pemuda

4 Sabtu, 21 Julis 2018 3 x 35 Menit Postest

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembalajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 268 TOWUTI Tema : Sejarah Kelas / Semester : III/I Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi 1. Mengamalkan makna sumpah pemuda

B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa

C. Indikator 1. Menjelaskan peristiwa sumpah pemuda 2. Mengetahui naskah sumpah pemuda

D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan peristiwa sumpah pemuda 2. Siswa mengetahui naskah sumpah pemuda

E. Materi Pembelajaran Peristiwa sumpah pemuda

F. Metode Pembelajaran Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan

G. Sumber Pembelajaran Sumber : Buku pembelajaran PKn kelas III

H. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

1 Kegiatan Awal 1. Guru memberi salam dan 10 Menit mengajak siswa berdoa 2. Guru mengecek keadaan siswa ( menanyakan kabar dan mengabsen ) 3. Guru menyampaiakn tujuan pembelajaran 2 Kegiatan Inti 1. Siswa mendengarkan 85 Menit penjelasan guru mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari. 2. Siswa diajak untuk membaca teks peristiwa sumpah pemuda yang telah di bagikan oleh guru. 3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang teks bacaan peristiwa sumpah pemuda yang sudah dibaca. 4. Salah satu siswa naik di atas untuk membaca teks sumpah pemuda yang ada di dalam tek peristiwa seumpah pemuda. 5. Guru membagikan lembar

kerja per indivu dan menjelaskan cara kerjanya 6. Siswa diminta untuk mengerjakan 7. Setelah mengerjakan siswa mengumpulkan hasil kerjanya 8. Guru dan siswa bersama sama menjawab soal yang telah di kerjakan. 9. Siswa bersama sama menyanyikan lagu 3 Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa bersama sama 10 Menit menyimpulkan pelajaran 2. Berdoa

I. Penilaian Teknik Penilaian : Penilaian pengetahuan (tulisan dan lisan) Bentuk Penilaian : Uraian

Timampu , Juli 2018 Mengetahui, Guru Kelas III Kepala Sekolah

( ZAM ZAM,S.Ag) (NASIRA, S.Pd) NIP. 197608052007012023 NIP.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama : Kelas : Kerjakanlah soal berikut ! 1. Dimanakah letak museum sumpah pemuda ? 2. Jelaskan arti peristiwa sumpah pemuda ! 3. Pada tanggal berapa kongres pemuda ke II dilaksanakan ? 4. Sebutkan beberapa perkumpulan pemuda yang mengikuti kongres ! 5. Dimana sumpah pemuda di ikrarkan ? 6. Tuliskan contoh benda- benda koleksi yang berhubungan dengan peristiwa sumpah pemuda !

Alternatif Jawaban : 1. Museum sumpah pemuda terletak di jalan kramat Raya Nomor 106, jakarta pusat. 2. Peristiwa sumpah pemuda merupakan peristiwa penting dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia. 3. 27-28 oktober 4. Jong botaks bon, pemuda kaum betawi, jong minahasa, jong java. 5. Sumpah pemuda diikrarkan di gedung indonesische clubgebow 6. Biola milik WR Supratman

MATERI PEMBELAJARAN

PERISTIWA SUMPAH PEMUDA

Museum sumpah pemuda adalah gedung bersejarah tempat terjadinya sumpah pemuda. Sumpah pemuda di ikrarkan pada kongres pemuda. Sumpah pemuda di ikrarkan pada kongres pemuda II tahun 1928. Museum sumpah pemuda terletak d jalan kramat Raya Nomor 106, Jakarta pusat. Hari sumpah pemuda di peringati setiap tanggal 28 oktober. Di museum ini, terdapat benda- benda koleksi yang berhubungan dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Misalnya, biola milik WR Supratman yang digunakan untuk mengiringi lagu pada saat ikrar Sumpah Pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda merupakan peristiwa penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda lahir dari pemikiran dan keinginan para pemuda Indonesia. Pada masa itu, semua wilayah Indonesia dijajah oleh Belanda. Banyak rakyat Indonesia terus bekerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda. Rakyat Indonesiajuga dipaksa untuk bercocok tanamdan hasilnya di beli oleh Belanda dengan harga yang sangat murah. Pemuda Indonesia tidak tahan melihat rakyat Indonesia berusaha melawan Belanda. Akan tetapi, mereka kalah karena jumlah pejuang dan kelengkapan senjata Pemuda Indonesia lebih sedikit daripada Belanda.Tujuan kongres pemuda adalah mempersatukan para pemuda Indonesia untuk bersatu melawan penjajah. Kongres pemuda di hadiri oleh pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jong Java, Jong Celebes,

Jong Minahasa, Jong Borneo, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Sekar Rukun Bond . Jong artinya pemuda. Jong Java adalah perkumpulan pemuda jawa. Jong Celebes adalah merupakan perkumpulan pemuda sulawesi. Jong Ambon adalah perkumpulan pemuda ambon. Jong Minahasa adalah perkumpulan pemuda minahasa. Jong Islamieten Bond adalah perkumpulan pemuda islam. Pemuda kaum betawi adalah perkumpulan pemuda betawi. Sekar Rukun adalah perkumpulan pemuda sunda. Jong Borneo adalah perkupulan pemuda Kalimantan. Jong Sumatranen Bond adalah perkumpulan pemda sumatera. Jong Bataks adalah perkumpulan pemuda Batak. Pemuda-pemuda yang dikirim sebagai perwakilan merupakan pemuda pilihan dari setiap daerah. Pemuda-pemuda tersebut memiliki semangat juang yang tinggi dan rela berkorban untuk melawan penjajah. Kongres Pemuda dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda dari berbagai organisasi pemuda dari berbagai daerah. Kongres Pemuda dilakukan sebanyak dua kali. Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 dan diketuai oleh M. Tabrani. Kongres Pemuda II dilaksanakan dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II diketahui oleh soegondo Djojopoespito. Kongres Pemuda I dan Pemuda II berlangsung dengan khidmat. Pada Kongres Pemuda II, seluruh peserta yang hadir menyepakati suatu keputusan. Keputusan tersebut berupa sumpah atau disebut Sumpah Pemuda. Berikut penggalan Sumpah Pemuda. Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia Sumpah Pemuda diikrarkan di Gedung Indonesische Clubgebouw. Kini, gedung tersebut menjadi Museum Sumpah Pemuda yang terletak di Jalan Kramat Raya 106 Jakarta. Peristiwa sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 dianggap sebagai hari brsatunya para pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda

meningkatkan semangat juang para pemuda Indonesia untuk berjuang bersama meraih kemerdekaan.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Nama : Kelas : Kerjakanlah soal berikut ! 1. Dimanakah letak museum sumpah pemuda ? 2. Jelaskan arti peristiwa sumpah pemuda ! 3. Pada tanggal berapa kongres pemuda ke II dilaksanakan ? 4. Sebutkan beberapa perkumpulan pemuda yang mengikuti kongres ! 5. Dimana sumpah pemuda di ikrarkan ? 6. Tuliskan contoh benda- benda koleksi yang berhubungan dengan peristiwa sumpah pemuda !

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 268 TOWUTI Tema : Sejarah Kelas / Semester : III/I Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi 1. Mengamalkan makna sumpah pemuda

B. Kompetensi Dasar 1.2 Mengenal makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa

C. Indikator 1. Mengetahui tokoh sumpah pemuda

D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mengetahui tokoh sumpah pemuda

E. Materi Pembelajaran Tokoh sumpah pemuda

F. Model dan Metode Pembelajaran Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan Model : Picture and picture

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media : Media kartu gambar Sumber : Buku pembelajaran PKn kelas III

H. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

1 Kegiatan Awal 1. Guru memberi salam dan 10 Menit mengajak siswa berdoa 2. Guru mengecek keadaan siswa ( menanyakan kabar dan mengabsen ) 3. Guru menyampaiakn tujuan pembelajaran 2 Kegiatan Inti 1. Siswa mendengarkan 85 Menit penjelasan guru mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari. 2. Siswa diajak untuk membaca teks yang telah di bagikan oleh guru tentang tokoh sumpah pemuda. 3. Siswa memperhatikan media kartu gambar yang berisi gambar dari masing-masing tokoh sumpah pemuda yang telah di bagikan. 4. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang teks tokoh sumpah pemuda yang sudah dibaca. 5. Guru membagikan lembar

kerja per indivu dan menjelaskan cara kerjanya 6. Siswa diminta untuk mengerjakan 7. Setelah mengerjakan siswa mengumpulkan hasil kerjanya 8. Guru dan siswa bersama sama menjawab soal yang telah di kerjakan. 9. Siswa bersama sama menyanyikan lagu

3 Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa bersama sama 10 Menit menyimpulkan pelajaran 2. Berdoa

I. Penilaian Teknik Penilaian : Penilaian pengetahuan (tulisan dan lisan) Bentuk Penilaian : Uraian

Timampu , Juli 2018 Mengetahui, Guru Kelas III Kepala Sekolah

( ZAM ZAM,S.Ag ) ( NASIRA,S.Pd ) NIP. 197608052007012023 NIP.

LEMBAR PENILAIAN No Nama Pengetahuan Sikap Jumlah Skor Nilai Akhir 1 Adelia Ramadani

2 Aidil Fitra Syam

3 Anindita Zulfiani

4 Anugrah

5 As'syifa Aulia Akbar

6 Azzahra Mulhaerani

7 Bayu

8 Eka Puspita

9 Fairus Farika H.

10 Faqri

11 Ghina Mufidah A.

12 Herdiansyah

13 Insan Kamil

14 Ivwan Haprianza

15 Keisya Sasa Putri S.

16 Laela Destiransya

17 Lutfhi Hermawan

18 M. Al – Qifhari

19 M. Rizky Safa'at S.

20 Mirsya Maulida

21 Muh. Adrian Tri S.

22 Muh. Al Farabi

23 Muh. Aswat

PENILAIAN PENGETAHUAN No Nama Siswa Semua Sebagian Semua Jumlah Benar Besar Salah Skor Nilai Benar

1 Adelia Ramadani

2 Aidil Fitra Syam

3 Anindita Zulfiani

4 Anugrah

5 As'syifa Aulia Akbar

6 Azzahra Mulhaerani

7 Bayu

8 Eka Puspita

9 Fairus Farika H.

10 Faqri

11 Ghina Mufidah A.

12 Herdiansyah

13 Insan Kamil

14 Ivwan Haprianza

15 Keisya Sasa Putri S.

16 Laela Destiransya

17 Lutfhi Hermawan

18 M. Al – Qifhari

19 M. Rizky Safa'at S.

20 Mirsya Maulida

21 Muh. Adrian Tri S.

22 Muh. Al Farabi

23 Muh. Aswat

Keterangan : No Aspek Kriteria Skor

1 Konsep Semua Benar 3

Sebagian Benar 2

Semua salah 1

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kerjakanlah soal berikut ! 1. Siapakah nama tokoh yang memiliki biola yang digunakan untuk mengiringi lagu Indonesia raya ? 2. Siapakah nama tokoh yang pernah ditunjuk sebagai menteri luar negeri ? 3. Siapakah nama tokoh yang memperkenalkan lagu Indonesia raya untuk pertama kalinya ? 4. Siapakah nama tokoh yang merupakan tokoh pemuda dari Jong Sumatranen Bond? 5. Siapakah nama tokoh yang mengusulkan agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan ? 6. Siapakah nama tokoh yang berperan sebagai ketua panitia kongres pemuda II ? 7. Siapakah nama tokoh yang menyampaikan pidato tentang persatuan sumpah pemuda pada kongres ? 8. Siapakah nama tokoh yang berperan sebagai sekretaris pada saat Kongres Pemuda II?

Alternatif Jawaban : 1. 2. Sunario Sastrawardoyo 3. Wage Rudolf Supratman 4. 5. Mohammad Yamin 6. Soegondo Djojopoespito 7. Sunario Sastrawardoyo 8. Mohammad Yamin

MATERI PEMBELAJARAN Tokoh Sumpah Pemuda Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 melibatkan beberapa tokoh penting berikut. 1. Wage Rudolf Supratman

Wage Rudolf Supratman memperkenalkan lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya pada Kongres Pemuda II. Beliau memperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptanaanya menggunakan biola. Lagu tersebut menjadi lagu kebangsaan Indonesia. 2. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin berperan sebagai sekretaris pada saat Kongres Pemuda II sekaligus tokoh penggagas rumusan teks Sumpah Pemuda. Beliau

merupakan tokoh pemuda dari Jong Sumatranen Bond. Beliau juga mengusulkan agar bahasa persatuan bangsa Indonesia. 3. Soegondo Djojopoespito

Soegondo Djojopoespitoberperan sebagai ketua panitia Kongres Pemuda II. Beliau pun aktif menjalin hubungan dengan para pemuda perwakilan daerah. 4. Sunario Sastrowardoyo

Dalam Kongres Pemuda II, Sunario Sastrowardoyo mewakili Jong Java. Beliau menyampaikan pidatonya tentang persatuan pemuda pada kongres tersebut. Setelah Indonesia merdeka, beliau ditunjuk sebagai menteri luar negri.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama : Kelas : Kerjakanlah soal berikut ! 1. Siapakah nama tokoh yang memiliki biola yang digunakan untuk mengiringi lagu Indonesia raya ? 2. Siapakah nama tokoh yang pernah ditunjuk sebagai menteri luar negeri ? 3. Siapakah nama tokoh yang memperkenalkan lagu Indonesia raya untuk pertama kalinya ? 4. Siapakah nama tokoh yang merupakan tokoh pemuda dari Jong Sumatranen Bond? 5. Siapakah nama tokoh yang mengusulkan agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan ? 6. Siapakah nama tokoh yang berperan sebagai ketua panitia kongres pemuda II? 7. Siapakah nama tokoh yang menyampaikan pidato tentang persatuan sumpah pemuda pada kongres ? 8. Siapakah nama tokoh yang berperan sebagai sekretaris pada saat Kongres Pemuda II?

Jawaban : 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... 6. ... 7. ... 8. ...

MEDIA PEMBELAJARAN

WAGE RUDOLF SUPRATMAN MOHAMMAD YAMIN

SOEGONDO DJOJOPOESPITO SUNARIO SASTROWARDOYO

Lampiran 3. Daftar Nilai Pretest Kelas III SD Negeri 268 Towuti

No Nama Siswa Nilai

1 Adelia Ramdani 60

2 Aidil Fitra Syam 65

3 Anindita Zulfiani 85

4 Anugrah 40

5 As‟syifa Aulia Akbar 80

6 Azzahra Mulhaerani Jafar 85

7 Bayu 55

8 Eka Puspita 85

9 Fairus Farika Herman 80

10 Faqri 50

11 Ghina Mufidah Aliasman 55

12 Herdiansyah 80

13 Insan Kamil 35

14 Ivwan Haprianza 40

15 Keisya Sasa Putri S. 35

16 Laela Destriansyah 85

17 Lutfhi Hermawan 55

18 M. Al-Qifhari 63

19 M. Rizky Safa‟at S. 50

20 Mirsya Maulida 45

21 Muh. Adrian Tri Saputra 45

22 Muh. AL Farabi 85

23 Muh. Aswat 40

Lampiran 4. Daftar Nilai Posttest Kelas III SD Negeri 268 Towuti

No Nama Siswa Nilai

1 Adelia Ramdani 70

2 Aidil Fitra Syam 80

3 Anindita Zulfiani 90

4 Anugrah 80

5 As‟syifa Aulia Akbar 90

6 Azzahra Mulhaerani Jafar 90

7 Bayu 90

8 Eka Puspita 90

9 Fairus Farika Herman 90

10 Faqri 70

11 Ghina Mufidah Aliasman 70

12 Herdiansyah 85

13 Insan Kamil 80

14 Ivwan Haprianza 90

15 Keisya Sasa Putri S. 60

16 Laela Destriansyah 90

17 Lutfhi Hermawan 50

18 M. Al-Qifhari 90

19 M. Rizky Safa‟at S. 70

20 Mirsya Maulida 60

21 Muh. Adrian Tri Saputra 50

22 Muh. AL Farabi 90

23 Muh. Aswat 90

Lampiran 5. Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Mengetahui Hasil Belajar

Siswa Kelas III SD Negeri 268 Towuti Kecamatan Towuti

Perolehan Nilai Gain (d) d2 Subjek Pretest Posttest Posttest-Pretest

1. 60 70 10 100

2. 65 80 15 225

3. 85 90 5 25

4. 40 80 40 1600

5. 80 90 10 100

6. 85 90 5 25

7. 55 90 35 1225

8. 85 90 5 25

9. 80 90 10 100

10. 50 70 20 400

11. 55 70 15 225

12. 80 85 5 25

13. 35 80 45 2025

14. 40 90 50 2500

15. 35 60 25 625

16. 80 90 10 100

17. 55 50 -5 -25

18. 65 90 25 625

19. 50 70 20 400

20. 45 60 15 225

21. 45 50 5 25

22. 85 90 5 25

23. 40 90 50 2500 n= 23 1395 1815 ∑d = 420 ∑d2 =13100

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Nama Sekolah : SD Negeri 268 Towuti Mata Pelajaran : PKn

Nama peneliti : ...... Kelas : III

Tanggal/Pukul : ...... Pokok Bahasan : ......

Pertemuan ke-: ......

Petunjuk Pengisian :

Amatilah hal-hal yang menyangkut aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, kemudian isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamatan dilakukan kepada siswa sejak guru memilih pembelajaran.

2. Pengamat menghitung siswa yang melakukan aktivitas yang diharapkan

kemudian menuliskan di kolom jumlah murid yang aktif setiap pertemuan.

3. Kategori keaktifan siswa dikatakan aktif jika jumlah siswa yang melakukan

kegiatan yang diharapakan >50%

4. Kategori pengamatan keaktifan siswa ditulis di kolom kategori yang tersedia

Jumlah Siswa yang Aktif pada Rata - Kate No Aktivitas siswa % Pertemuan rata -gori 1 2 3 4

1 Siswa yang hadir pada

saat proses pembelajaran

berlangsung

2 Siswa yang bertanya

tentang materi

pembelajaran yang

belum dimengerti

3 Siswa yang menjawab

pertanyaan yang diajukan

oleh guru

4 Siswa yang mengerjakan

soal di papan tulis

5 Siswa yang aktif dalam

mengerjakan soal yang

telah dibagikan dengan

melihat media kartu

gambar yang dibagikan

Rata-rata

Lampiran 7. Dokumentasi

Gambar 1. Apel Pagi Sebelum Memulai Pembelajaran

Gambar 2. Situasi pada saat Pretest

Gambar 3. Contoh Media Kartu Gambar

Gambar 4. Situasi Pada Saat Melakukan Posttest