Thamrin. Khairil Anwar. Mubarak 2007: (1) I

Pola Penyebaran Minyak di Perairan Selat Rupat ,

Thamrin Program Siudi Ilmu Lingkugan, PPS Universitas Riau Kampus Gobah Gedung I, Jl. Pattimura No. 9

Khairil Anwar Program Siudi Ilmu Lingkungan. PPS Universitas Riau Kampus Gobah Gedung I, Jl. Pattimura No.9 Pekanbaru

Mubarak Ilmu Kelautan, Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan Universiras Riau Kampus binawidya KM 12,5 Panam, Pekanbaru

Abstract

Observation of oil concentration was conducted to know pattern of oil distribution in Rupat Strait in front of Dumai City, Riau. Samples were collected on 19 sampling side on Rupat Strait in June 2007, and the samples transported to Chemistry Laboratoty, FMJPA, Riau University before data were analyzed by using software surfer. Highest concent ration of oil was detected around harbor of Duinai City and distribu ted to both northern and southern from around the Harbor. Concentration pattern of oil distribution decreased toward all directions from a round harbor, and may be controlled by tidal current which cause oil distribution occurred horizontally with the coast of Dumai City side was longer thami vertical distribution from Dumai side to Rupat Island.

Keywords : Patterns, oil distributions, Rupal Strait.

Pendahuluan lama terhadap mamalia laut berhubungan dengan bloakumulasi dalam rantal Kapal tangker Prestige membawa makanan yang terkontarninasi (Mazet et Iebih dan 77.000 ton minyak kasar at., 2001). sebelum pecah dan tenggelam 240 km di sebelah barat laut pantai Provinsi Galicia Minyak merupakan salah saw Spanyol pada tanggal 19 November 2002 sumber pencemar perairan laut, dan (serret et al., 2003). Bencana ml tumpahan minyak dan kecelakaani tanker mencemari ekosistem perai ran pantai merupakan salah satu peristiwa yang lebih dan 3.000 km garis pantai, dan sangat mernbahayakan biota laut baik yang membunuh burung antara 65.000 sampai berada di permukaan laut, di dalarn kolorn 130.000 ekor serta berpengaruh cukup laut, maupun yang berada di dasar laut pembuangan dan kapal tanker dan alat sendiri. Tumpahan miriyak di laut transportasi lainnya. Perairan selat, pesisir rnenyebar sangat cepat terutama dengan maupun laut mempunyai nilai sumberdaya bantuan angin dan arus, dan hanya hayati yang tinggi, namun demikian membutuhkan dalarn hitungan jam untuk perairan mi mempunyai resiko yang tin ggi menyebar sampal 40 mu (Tips, 2007). terhadap perubahan lingkungan yang Daerah pantai juga merupakan bagian disebabkan oleh aktivitas manusia, baik yang menjadi sasaran pengaruh tumpahan berasal dan daratan di sekitarnya maupun minyak dan kapal tanker yang mengalami yang dilakukan di perairan itu sendiri. keçelakaan karena dengan dorongan angin Pada masa sekarang mi perairan Selat dan ombak, tumpahan minyak yang berada Rupat semakin ramai dipadati oleh di permukaan laut didorong angin dan pelayaran, baik antar pulau maupun antar ombak ke arah pantai. Keadaan mi negara. Pelayaran tersebut dilakukan oleh menyebabkan tumpahan minyak tidak saja berbagai jeriis kapal termasuk kapal tanker membahayakan perairan pan tai yang minyak. Sedangakan dan daratan adanya berlimpah keanekaragaman hayati, aktivitas industri, pemukiman dan kegiatan termasuk juga merusak daerah intertidal perkotaaan. dan keindahan pantai berpasir. Letak Kota Dumai yang berdekatan Kecelakaan kapal tanker dengan cadangan minyak bumi merupakan salah satu bencana yang dapat menjadikan Kota Dumai sebagai lokasi merusak perairan, akan tetapi pencemaran dua Perusahaan minyak besar yaitu PT. disebabkan kecelakaan tersebut bukan Chevron Pasific dan Pertamina. merupakan sumber pencemaran utama Jasa pelabuhan dan keberadaan dua minyak di perairan laut. Sumber perusahaan tersebut mendorong juga percemaran laut oleh minyak terbesar pertumbuhan dan berkembangnya berasal dan proses pembongkaran dan kegiatan-kegiatan perekonomian Iainnya, pencucian kapal tangker (Lean dan sehingga semakin berpotensi mencemari Hinrichsen, 1992), dan ditambahkan, total lingkungan perairan Selat Rupat. pencemaran perairan oleh minyak dan Mengingat perairan mi termasuk sangat proses bongkar muat dan pencucian kapal sensitif terhadap pencemar minyak (Caltex tanker diperkirakan mencapal sekitar 45% Pacific Indonesia dan UNRI, 2002). Lean pencemaran lam oleb minyak keseluruhan. dan Hinrichsen (1992) memperkirakan Dumal’ sebagai salah satu kota pelabuhan sekitar 0,25% minyak dunia berakhir di penting di Provinsi Riau, dan memiliki laut, dan konstribusi utama polusi minyak kedekatan dengan cadangan minyak humi berasal dan aktifitas transportasi termasuk teiah menjadikan Kota Dumai’ sebagai operasi rutin kapal seperti pencucian lokasi dua perusahaan Minyak dan Gas tangki dan buangan air mesin. Untuk itu Negara (Pertamina). penulis tertarik mengamati lebih rinci, dan sebagai penelitian pendahuluan dimulai Menurut Supriharyono (2002), dan pola distribusi minyat di perairan pencemaran perairan pesisir paling senius tersebut. terhadap kualitas perairan pesisir termasuk tumpahan minyak lepas pesisir dan air Penelitian ini bertujuan untuk penyebaran minyak pada perairan Selat mengetahui konsentrasi dan pola Rupat, terutama pada sisi kota Dumai.

Metode Penelitian - 1 L sampel yang telah diasamkan dengan HC1 sehingga pH sampel <2 Penelitian mi dilakukan di Selat Rupat pada bulan Juni 2007. Sampel air - Sample dimasukkan ke dalam corong diambil pada 20 titik dimanajarak diantara pisah, lalu ditambah 30 mL titik sampling sekitar antara 1000 sampai Trichiorotrifluoroethane 1500 m dan analisis sampel diiaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumentasi - Larutan yang ada di corong pisah diaduk Fakultas MIPA Universitas Riau. selama 30 detik, diamkan sampai lapisan memisah. Alat yang digunakan adaiah corong pisah, labu destilasi, penangas air, magnet - Lapisan bawah ditampung dengan labu seteril dan kertas saring whatman No. 40. destilasi yang telah diketahui beratnya Bahan yang digunakana antara lain HCI, dengan menggunakn corong yang ada Trichiorotrifluoroethan, Natriurn sulfat dan kertas sanirignya (Whatman No.40). silika gel ukuran 100-200 mesh. - Ekstraksi diulangi sampai 3 kali

Metode yang digunakan dalam - Hasil ekstrak ditambah 3 g selika gel penelitian mi, menggunakan metode ukuran 100-200 mesh, lalu di tutup survei. Pengambilan sampel dilakukan kemudian di goyang dengan secara acak di perairan Selat Rupat. rnenggunkan magnet stirer selama 5 menit Pengambilan sampel dilakukan pada 19 titik sampling pada saat waktu pasang dan - Larutan disaring pada waktu surut yang ditentukan di - Destilasi Trichlorotrifluoroethane dalam lapangan dengan menggunakan GPS penangas air pada suhu 70°C sampai Garmin. kering Dalam penelitian ini, prosedur - Labu destilasi dimasukkan ke desikator kerja yang dipakai menggunakan standard selama 30 menit dan timbang. methods for the examination of water and waslewater edisi 19 yang diterbitkan mg/L minyak = (A — B)xl 000 o1ehAPHA AWWA (APHA, 1980). mLsampel Dimana: A = berat total Penentuan konsentrasi minyak dilakukan menggunakan metoda B = berat labu destilasi gravimetri, dengan prosedur kerja sebagai Untuk memproleh pola penyebaran berikut: minyak, data yang diperoleh dianalisis menggunakan software surfer.

Hasil dan Pembahasan Jika diperhatikan pada gambar 9 bahwa konsentrasi minyak yang terdeteksi Minyak pada permukaan perairan hanya berada pada titik sampling tertentu, Selat Rupat Dumai secara visual di yang boleh dikatakan bahwa lapangan terlihat dengan jelas pada titik penyebarannya tidak merata. Kondisi mi di sampling tertentu, tetapi penyebarannya dukung dengan sifat dan minyak yang tidak merata. Sejalan dengan analisis tidak larut dengan air. laboratorium dimana minyak di Perairan Dumai terdeteksi tidak pada semua titik Minyak yang terdeksi pengambilan sampel. Pada 3 titik sampling kemungkinan berasal dan kegiatan memiliki konsentrasi antara 4,5 — 5,5 trasportasi, industri pengolahan minyak, mg/I pada saat pasang, dan antara 5,5 — buangan air kapal yang berlabuh dan 7,4 mg/I pada saat surut. Sampel yang kegiatan perbengkelan. diambil pada titik sampling 8 juga terdeteksi, akan tetapi konsentrasinya Minyak masuk ke perairan laut hanya sekitar I mg/I pada saat pasang dan melalui 4 sumber yang berbeda sekitar 2 mg/I pada saat surut. Sementara diantaranya; pertama kecelakaan dan konsentrasi minyak tertinggi baik pada tumpahan selama prbses produksi, saat pasang maupun pada surut ditemukan transportasi dan penggunaan, kedua melalu pada stasiun 10, yaitu 5,42 mgfL pada limbah domestik dan industri, ketiga pasang dan 7,12 mg/L pada saat surut. presipitasi dan atmosfer dan keempat Namun pada titik sampling 11, 13 dan 18 adalah rembesan alamiah dan dasar laut hanya terdeteksi pada saat pasang, (Gesarnps,1977). Disamping itu sebaliknya pada saat surut tidak terdeteksi. diperkirakan sekitar 0,25% minyak dunia Hal mi bisa difahami disebahkan arah arus berakhir di but. Konstnibusi utama polusi pasang telah berubah menjadi berlawanan minyak berasal dan aktifitas transportasi arah. Sedangkan pada stasiun lain nya masih berasal tidak dan kecelakaan kapal tidak terdeteksi sama sekali pada kedua tangker, akan tetapi dun dan operasi rutin waktu pengambilan sampel, baik saat air kapal seperti pencucian tangki dan air pasang maupun saat surut (Gambar I). pendingin mesin yang yang dibuang keperairan (Lean dan Hinrichsen, 1992). Dari hasil di atas terlihat bahwa sumber pencemar minyak kemungkinan Pola penyebaran yang besar sekitar tiga titik pengambilan diperlihatkan pada gambar 2 dan 3 yang sampel, yaitu titik sampling 4,7 dan 10 diperoleh dan hash pengukuran pada dimana k’onsentrasi minyak ditemukan masing-masing stasiun terlihat dengan cukup tinggi. Konsentrasi minyak yang jelas bahwa pola penyebaran minyak di cukup tinggi di diperairan mi bisa berasal perairan Selat Rupat berasal dan pesisir dan berbagai sumber seperti bongkar muat Kota Dumai terutarna pada stasiun 4, 7 dan minyak, buangan dan pabnik, transportasi 10. Hal mi kemungkinan disebabkan pada perairan dan lain-lain. stasiun 4, 7 dan 10 terdapat banyak kegiatan industri, transportasi dan domestik yang memungkinkan terjadinya pemasukan minyak

ke dalam perairan. Titik ampling 10 oleh PT. Chevron Pacific Indonesia sendiri berdekatan dengan Pelabuhan disamping juga terdapat kegiatanjasa Pertamina dan PT. Chevron. PT. CPI dan pemeliharaan kapal dan penimbunan UNRI (2002) menyimpulkan bahwa barang. Namun dalam penelitian mi lingkungan daerah pesisir dumai penekanannya hanya tentang tingkah laku dikatogorikan sangat sensitif. Kondisi mi penyeberan minyak, khususnya disebabkan oleh intensifnya kegiatan berhubungan dengan pola distribusi pelabuhan (bongkar muat, transportasi minyak. laut, dan kegiatan jasa pelabuhan Iainnya). Berdekatan dengan pelabuhan Pelindo juga terdapat pelabuhan khusus yang dimiliki Pola penyebaran minyak sejajar yang mempengaruhi yang menyebabkan dengan pantai Dumai berkisar antara konsentrasi minyak lebih cepat Stasiun pertengahan antara titik sapling 1 menghilang melalui proses pengendapan, dan 4 disebelah utara menyebar ke selatan emulsi dan penguapan. Mengingat Selat melewati titik pengambilan sampel Rupar lebih terbuka ke arah utara terakhir di selatan padasaat pasang. dibandingkan ke arah selatan. Sedangkan penyebaran minyak tertinggi berkisar titik sampli 10. Sementara pada Pola penyebaran secara melebar saat pasang menyebar lebih dan 7000 m. pada Selat Rupat terjadi antara dan tepi Dilihat dan kecepatan arus hanya sekitar Kota Dumai sampai sekitar 2500 m ke 720 rn/jam, dan periode pasang dan saat arah laut tegak lurus dengan pantai kota tenang saat surut menjelang tenang Dumai mengarah ke Pulau Rupat pada saat kembali pada pasang tertinggi air laut pasang. Sementara pada saat surut memutuhkan waktu sekitar 6 jam, maka pola distribusi tegak lurus dengan pantai pergerakan arus maksimal akan mencapai Dumai menuju ke Pulau Rupat mencapai 5220 m. Pada saat pasang memiliki jarak sekitar 3000 m. Perbedaan jauh penyebaran melewati titik sampling penyebaran minyak mi kemungkinan pada terakhir ke arah selatan, danjaraknya Iebih saat air laut tenang menjelang surut terjadi dan 5220 m ke arah selatan dan perkiraan distribusi secara tegak lurus dengan Pantai asal titik sumber minyak. Hal mi Dumai mengarah ke Pulau Rupat, sehingga diperkirakan disebabkan pada saat surut terlihat distribusi secara tegak lurus pola penyebaran minyak juga telah dengan kota Dumai mengarah ke Pulau melewati perkiraan titik sumber ke arah Rupat lebih jauh pada saat surut selatan disebabkan minyak telah bergerak dibandingkan pada saat pasang. Berbeda bolak balik di perairan Selat Rupat ke arah dengan penyebaran yang sejajar dengan selatan dan utara dan han kehani. Pada saat pantai pada sisi Kota Dumai dimana pada surut dimana anus menuju utara tidak saat pasang sejajar dengan pantai pada pernah mengalami pola penyebaran hanya daratan Sumatera (kota Dumai) lebih jauh ke arah utara dan perkiraan titik sumber pada saut pasang dibandingkan pada saat minyak dihasilkan. air taut surut. Akan tetapi tidak sarnpai menutupi selat rupa dan sisi kota Dumai Pola penyebaran pada saat surut sampal ke sisi Pulau Rupat. Walaupun kelihatan Iebih sempit dibandingkan minyak hanya bolak batik ke utara dan dengan saat pasang. Seharusnya jarak dan selatan di perairan disepanjang sisi kota pola penyebaran minyak ke arah utara Dumai, tetapi tidak pernah menutupi selat dirnana arah arus air taut saat surut Iebih mi disebabkan karena belurn sempat jauh dan yang seharusnya. Namun pada rnencapai sisi Puiau Rupat diperkirakan kenyataannya hanya merniliki perbedaan minyak telah sepenuhnya terurai melalul jarak sedikit Iebih jauh dibandingkan penguapan, teremulsi dan proses dengan saat air pasang dirnana arus pengendapan (Samhudi, 1987; Sugirawan, menuju ke arah berlawanan. Sedikit 1992). perbeduan jaruk dan pola distribusi ke arab utara mi antara saat pasang dan surut kemungkinan disebabkan banyak faktor Daftar Pustaka Supriharyono, 2002. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Espedal H.A. and O.M. Johannessen. Wilayah Pesisir Tropis. PT. 2000. Detection of oil spills near Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. offshore installations using synthetic aperture radar (SAR). Tips G. L. 2007. Effects of oil spills. ocean Tnt. J. Remote Sens., 21: 2141- world.tamu.edu/resources/oceanogr 2144. aphy-book) I oilspills.htm

Caltex Pacific Indonesia dan UNRI. 2002. Wetzel, R.G.; B. Gopel, R.E. Tuner1 dan Studi Sensitivitas Pesisir Dumai D.F. Whitham, 1980. dan Sekitarnya. PPLH-UNRI. EcologycaiJaifur and International Pekanbaru. Scientific Publisher, Bombay 89 p.

Mazet J.A., l.A. Gardner, D.A. Jessup, and L.J. Lowenstine. 2001. Effect of petroleum on mink applied as a model for reproductive success in sea otters. J. Wildi. Dis. Oct; 37(4): 686-692.

Patin S. Oil spills in the sea. www.offshoreenvironrnent.com/oil . html

Samhudi, H. 1987. Pen garuh Lanjutan Minyak Bumi Kewenangan Dispersant BP JOOx dan C’ainpurannya Pada Konsen,’rasi Sub Lethal Terhadap Pertumbuhan Than Mujahir. Makalah Khusus Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.

Serret P., X.A. Alvarez-Delgado, A. Bode and 419 others scientists from 32 universities and 6researchinstitutions. 2003. Spain’s earth scientists and the oil spill. Science. 299: 511.

Surigawan, 1.B.K. 1992. Kondisi Ekologi Perairan Muara Sun gai Bandung di Teluk Benoa Ditinjau dan Paraineter Fisika Kirnia dan Biologi. Makalah Khusus Fakultas Perikanan IPB. Bogor.