Annual Report 2002 Laporan Tahunan
Establishing the Right Moves
ASTRA international
enterprise at your service PHILOSOPHY 1 To be an asset to the nation. 2 To provide only the best service to our customers. 3 To respect individuals and promote teamwork. 4 To continually strive for excellence.
VISION 1 To be one of the best managed corporations in the Asia-Pacific region with an emphasis on building competence through human resources development, solid financial structures, customer satisfaction and efficiency. 2 To be a socially responsible corporation and to be environmentally friendly.
CATUR DHARMA 1 Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara. 2 Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. 3 Saling menghargai dan membina kerjasama. 4 Berusaha mencapai yang terbaik.
188
VISI 1 Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang manajemen di kawasan Asia Pasifik dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi. 2 Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 In today’s business world, it is important not only to maintain current market position but to establish a foundation for success in the future. This foundation for success involves the resources, the systems, the communities and the people that are part of the company today. 2002 was a year of achievement in which the Company accomplished financial restructuring and business reorganization, and a year of enhancement of its integrated business system and resources. By utilizing and optimizing its assets, the Company can become an asset to its employees, its customers, its partners and shareholders and to the nation. By “Establishing the Right Moves” today, the Company can look forward to an exciting and prosperous future.
Establishing the Right Moves
Dalam dunia usaha saat ini, adalah penting untuk tidak saja mempertahankan posisi pasar, namun sekaligus mempersiapkan landasan bagi sukses di masa mendatang. Upaya mencapai sukses di masa mendatang melibatkan sumber daya, sistem, komunitas sekitar, dan seluruh personil yang ada di lingkungan Perseroan saat ini. Tahun 2002 merupakan tahun prestasi dimana Perseroan berhasil melakukan restrukturisasi keuangan dan reorganisasi usaha, serta meningkatkan kinerja sumber daya dan sistem bisnis secara terpadu. Dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki, Perseroan dapat menjadi milik yang bermanfaat bagi karyawan, pelanggan, mitra kerja dan pemegang saham serta
bagi bangsa dan negara Indonesia. Dengan ASTRA INTERNATIONAL 2002 “Memantapkan Langkah yang Tepat”, Perseroan memiliki optimisme ke masa depan yang menjanjikan.
189 Contents
Corporate Profile 3 Business Segment Environmental, Health & Stock Highlights 4 Information 24 Safety Management 52 Financial Highlights 6 • Automotive Division 26 Social Responsibility 54 Audit Committee 8 • Financial Services Division 34 • Toyota Astra Foundation 55 Message from the • Heavy Equipment Division 38 • Dharma Bhakti Honorary Chairman 10 • Agribusiness Division 41 Astra Foundation 55 Message from the • Information Technology • Astra Mitra Ventura 56 President Commissioner 11 Division 44 • Astra Manufacturing Message from the • Infrastructure Division 46 Polytechnic 56 President Director 13 Human Resources • Community Development 57 Management Report 16 Development 48 Corporate Plan in 2003 58 Milestones in 2002 20 • AMDI 50 Financial Report 61 Corporate Governance 22 • Astra International Corporate Data Cooperative 50 • BOC & BOD ii • Astra Pension Fund 51 • Organization Structure vii • Corporate Information ix
Profil Perseroan 3 Informasi Segmen Bisnis 24 Manajemen Lingkungan Hidup, Ikhtisar Saham 4 • Divisi Otomotif 26 Kesehatan & Ikhtisar Keuangan 6 • Divisi Jasa Keuangan 34 Keselamatan Kerja 52 Komite Audit 8 • Divisi Alat Berat 38 Tanggung Jawab Sosial 54 Sambutan • Divisi Agribisnis 41 • Yayasan Toyota-Astra 55 Komisaris Kehormatan 10 • Divisi Teknologi Informasi 44 • Yayasan Dharma Bhakti Astra 55 Sambutan • Divisi Infrastruktur 46 • Astra Mitra Ventura 56 Presiden Komisaris 11 Pengembangan Sumber Daya • Politeknik Manufaktur Astra 56 Sambutan Manusia 48 • Pengembangan Masyarakat 57 Presiden Direktur 13 • AMDI 50 Rencana Perseroan Tahun 2003 58 Laporan Manajemen 16 • Koperasi Astra Laporan Keuangan 61 Jejak Langkah 2002 20 International 50 Data Perseroan
2 Tata Kelola Perusahaan 22 • Dana Pensiun Astra 51 • Dewan Komisaris dan Dewan Direksi ii • Struktur Organisasi vii • Informasi Perseroan ix
Daftar Isi
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Corporate Profile
Since starting as a trading company in 1957, Astra has continually widened its scope of business and investments, and today, PT Astra International Tbk (“Company”) is a public company with six business divisions: Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information
Technology, and Infrastructure. Over the course of its development, the Company has formed strategic alliances with reputable international corporations in its efforts to expand business opportunities. Listed on the Jakarta Stock Exchange (JSX) and Surabaya Stock Exchange (SSX) since
1990, the Company’s market capitalization as at 27 December 2002 stood at approximately
Rp 8.3 trillion, with 4,278 shareholders. The Astra Group employed approximately 90,000 people throughout Indonesia at year-end.
Bermula dari sebuah perusahaan dagang pada tahun 1957, Astra
telah mengembangkan bidang usaha dan investasinya. Kini
PT Astra International Tbk (“Perseroan”) adalah sebuah perusahaan
publik yang memiliki enam bidang usaha, yaitu Divisi Otomotif, Divisi
Jasa Keuangan, Divisi Alat Berat, Divisi Agribisnis, Divisi Teknologi
Informasi, dan Divisi Infrastruktur. Dalam pengembangan usahanya
selama ini, Perseroan banyak bermitra usaha dengan perusahaan-
perusahaan yang mempunyai reputasi internasional. Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sejak tahun 1990,
dengan nilai kapitalisasi pasar saham Perseroan per 27 Desember
2002 sekitar Rp 8,3 triliun dengan 4.278 pemegang saham.
Karyawan Grup Astra di seluruh Indonesia pada akhir Desember ASTRA INTERNATIONAL 2002
2002 berjumlah sekitar 90.000 orang.
Profil Perseroan
3 Stock Highlights
Numerical notations in all tables and graphs are in English. Angka-angka pada seluruh tabel & grafik menggunakan notasi Inggris.
Equity and Shares as at 31 Dec 2002 as at 28 Feb 2003 Modal dan Saham per 31 Des 2002 per 28 Feb 2003
Authorized Capital 6,000,000,000 6,000,000,000 Shares Modal Dasar Saham Issued and Paid-up Capital 2,608,088,910 4,013,783,116 Modal Ditempatkan dan Disetor
ASTRA Stock Price Harga Saham ASTRA
on Jakarta Stock Exchange in 2002 di Bursa Efek Jakarta tahun 2002 Rp / Share (Saham) 4,500
2,500
0 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Shareholding Composition of ASTRA ASTRA Distribution Network Komposisi Kepemilikan Saham ASTRA Jaringan Distribusi ASTRA as at 31 Dec 2002 as at 28 Feb 2003 per 31 Des 2002 per 28 Feb 2003
Toyota 112 Cycle & Carriage Daihatsu 110 31.15 (Mauritius) Limited Cycle & Carriage 34.31 (Mauritius) Limited Isuzu 104
BMW 7 Peugeot 24 Toyota Motor 7.36 Corporation JPMCB-US Resident Nissan Diesel 19 8.28 (Norbax Inc.) JPMCB-US Resident Honda (motorcycle) 282 8.06 (Norbax Inc.) Government of 5.29 Singapore Investment Government of Corporation Pte Ltd A/C “C” Heavy Equipment 36 5.29 Singapore Investment Parkmix Ltd * Corporation Pte Ltd A/C “C” 4.79 Astra Credit Company - ACC 28
Federal International Finance - FIF 136 Asuransi Astra Buana - AAB 21 Astra CMG Life 36
Others Astra Otoparts - AOP 24 4 47.33 48.14 Others
* Parkmix Ltd in custody for Toyota Motor Corporation. Perusahaan custody yang memegang saham Perseroan milik Toyota Motor Corporation sebanyak 192.000.000 saham. Ikhtisar Saham
ASTRA INTERNATIONAL 2002 “Astra achieved positive results in 2002 ... and laid the groundwork for success in the years to come ...”
“Astra meraih kinerja positif tahun 2002 ... dan meletakkan dasar yang kokoh untuk meraih sukses di masa mendatang ...”
From Left to Right / Dari Kiri ke Kanan
Board of Directors of PT Astra International Tbk Dewan Direksi PT Astra International Tbk Gunawan Geniusahardja, Michael Dharmawan Ruslim (Vice President Director), Kour Nam Tiang, Budi Setiadharma (President Director), Prijono Sugiarto, Danny Walla, John S. A. Slack
ASTRA INTERNATIONAL 2002
5 Financial Highlights
Numerical notations in the table are in English. Angka-angka pada tabel menggunakan notasi Inggris.
In billions of Rupiah, unless stated otherwise. Dalam miliar Rupiah, kecuali jika disebutkan lain.
DESCRIPTIONS 2002 2001 2000 1999 1998 DESKRIPSI TOTAL ASTRA (Consolidated) TOTAL ASTRA (Konsolidasian) Net Revenues 30,685 30,123 28,404 14,853 11,292 Penghasilan Bersih Gross Profit 6,625 5,657 5,119 3,298 2,967 * Laba Kotor Operating Profit 2,811 2,624 2,577 1,759 1,701 * Laba Usaha EBITDA 3,704 3,441 3,340 2,468 2,313 * EBITDA Net Income / (Loss) 3,637 845 (239) 1,487 (3,689) Laba Bersih / (Rugi)
Total Assets 26,186 26,574 26,863 22,204 24,026 Jumlah Aktiva Current Assets 10,469 10,173 8,930 7,577 8,009 * Aktiva Lancar Fixed Assets 6,680 7,816 7,664 7,431 7,743 * Aktiva Tetap Current Liabilities 7,983 10,355 10,100 7,396 7,438 * Kewajiban Lancar Total Borrowings 11,954 16,506 17,774 15,486 17,075 * Jumlah Pinjaman Total Equity 6,499 2,567 1,705 2,012 18 Jumlah Ekuitas Total Equity + Minority lnterest 8,921 4,550 3,455 3,634 1,477 Jumlah Ekuitas + Hak Pemilikan Minoritas
RATIO ANALYSIS & OTHERS ANALISIS RASIO & LAIN-LAIN Return on Assets 13% 3% -1% 6% -14% Laba terhadap Aktiva Return on Equity 74% 46% -18% 147% -225% Laba terhadap Ekuitas Gross Profit Margin 22% 19% 18% 22% 29% * Marjin Laba Kotor Operating Profit Margin 9% 9% 9% 12% 13% * Marjin Laba Usaha Current Ratio 1.3 1.0 0.9 1.0 1.1 * Rasio Lancar Issued Shares (in million) 2,608 2,538 2,507 2,472 2,326 Saham Terdaftar (dalam jutaan) Net Income (Loss) / share (Rp)** 1,024 244 (96) 624 (1,586) Laba Bersih (Rugi) / saham (Rp)** Cash Dividend per share 00000 Nilai Dividen per saham
* Only from Automotive & non Financial Service Divisions. * Hanya dari Divisi Otomotif & non Divisi Jasa Keuangan.
** Net Income (Loss) / share for year 2001 and 2002 is calculated based on ** Laba Bersih (Rugi) / saham untuk tahun 2001 dan 2002 dihitung berdasarkan weighted average of ordinary shares outstanding adjusted for rights issue. rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar setelah penyesuaian penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu.
6
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Net Revenues
98 11,292 99 14,853 00 28,404 01 30,123 02 30,685 0 10,000 20,000 30,000 40,000 Rp billion / miliar
Net Income (Loss)
98 (3,689) 99 1,487 00 (239) 01 845 02 3,637 -4,000 -3,000 -2,000 -1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 Rp billion / miliar
Net Income (Loss) per Share
98 (1,586) 99 624 00 (96) 01 244 02 1,024 -2,000 -1,500 -1,000 -500 0 500 1,000 1,500 2,000 Rp
Divisional Net Revenues
98 11,292 99 14,853 00 28,404 01 30,123 02 30,685 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 Rp billion / miliar
Automotive IT Agribusiness Woodbased Heavy Equipment Financial Services Others
Total Assets
98 24,026 99 22,204 00 26,863 01 26,574 02 26,186 0 10,000 20,000 30,000 Rp billion / miliar
Fixed Assets
98 7,743 99 7,431 00 7,664 01 7,816 02 6,680 0 2,000 4,000 6,000 8,000 Rp billion / miliar ASTRA INTERNATIONAL 2002
Ikhtisar Keuangan
7 Audit Committee
The Audit Committee (the “Committee”) is a committee appointed by the Board of Commissioners (BOC) and is responsible to the BOC. The Committee consists entirely of independent parties with the Chairman of the Committee being an Independent Commissioner. The Committee’s primary function is to assist the BOC in fulfilling its oversight responsibilities. In carrying out its responsibilities, the Committee relies on the information provided by the Board of Directors (BOD), management, Internal Auditors, the Risk Management Group, External Auditors and other Committees. The Committee’s functions are not intended to duplicate the roles and responsibilities of these parties. The BOD and Management bear primary responsibilities for financial reporting, establishing the system of internal control and compliance with laws and regulations, and the Auditors bear primary responsibility for the audit functions. The Audit Committee’s role is to oversee the adequacy of the overall internal control functions and the adequacy of Internal and External Audit activities. In carrying out its oversight function, the Committee : • Reviews financial statements and reports to be issued to external parties; • Reviews accounting policies to ensure compliance with current laws and regulations and accounting standards; and • Reviews the reports of the Internal Auditors and Risk Management Group.
The Committee carefully considers, independent of management and the External Auditor, the quality of information received and discusses with management and the External Auditor the conformity of the financial statements with accounting standards, statutory reporting, other mandatory reporting requirements and the quality of the accounting policies applied.
Komite Audit merupakan komite yang pembentukan sistem pengendalian • Melakukan kajian terhadap laporan ditunjuk dan bertanggung jawab internal serta memastikan kepatuhan dari Internal Audit dan Risk kepada Dewan Komisaris. Fungsi terhadap peraturan dan perundang- Management Group. utama Komite Audit adalah membantu undangan, sedangkan Internal Dewan Komisaris dalam pelaksanaan maupun Eksternal Audit merupakan Secara berkala, Komite Audit fungsi kepengawasan. Keanggotaan pelaksana utama tugas-tugas mempertimbangkan, tanpa kehadiran Komite Audit seluruhnya terdiri dari pemeriksaan. Adapun Komite Audit pihak manajemen dan Eksternal Audit, pihak yang independen, dengan memantau keberadaan fungsi kualitas dari informasi yang diterima seorang Komisaris independen pengendalian internal secara oleh Komite Audit dan selanjutnya sebagai ketua. Dalam melaksanakan keseluruhan serta fungsi Internal dan membahas bersama manajemen dan fungsinya tersebut, Komite Audit Eksternal Audit yang memadai. Dalam Eksternal Audit mengenai dipenuhinya mengacu pada informasi yang melaksanakan fungsinya tersebut, standar akuntansi, peraturan diperoleh dari Direksi, jajaran Komite Audit bertugas: pelaporan dan lain-lain kewajiban Manajemen, Internal Audit, Risk • Melakukan kajian terhadap laporan pelaporan dan juga kualitas kebijakan Management Group, auditor keuangan dan laporan lain yang akuntansi yang dipergunakan. independen, dan komite-komite lain. akan diberikan kepada pihak ketiga. Oleh karenanya, fungsi dari Komite • Melakukan kajian terhadap Direksi, Internal Audit dan Eksternal Audit tidak merupakan duplikasi dari kebijakan akuntansi untuk Audit dapat diundang untuk mengikuti fungsi dan tanggung jawab pihak- memastikan kepatuhan terhadap rapat-rapat Komite Audit. Komite Audit pihak tersebut. Pihak Direksi dan peraturan, perundangan dan melakukan pengkajian terhadap
8 manajemen Perseroan bertanggung standar akuntansi yang berlaku. lingkup dan rencana penugasan jawab atas laporan keuangan, pemeriksaan dari Internal Audit dan Eksternal Audit.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 The BOD, Internal Auditors and the External Auditor attend Committee meetings if requested. The Committee reviews the scope of the audit and the audit plan of the External and the Internal Auditors.
During the year, the Committee initiated, with the assistance of the Risk Management Group, a major re-assessment of Audit Committee Charter which sets out the Committee’s roles, responsibilities, authority, and organizational structure. This has resulted in the approval by the BOC of a substantially revised Charter that is tailored to the specific requirements of the Astra Group, and in compliance with Bapepam and Jakarta Stock Exchange regulations.
The Committee acknowledges that monitoring the activities of a large and complex Group such as Astra in accordance with its Charter requires continual re-evaluations of its own effectiveness. The Committee appreciates the initiative of the BOD in establishing the Risk Management Group in August 2002 as an independent internal risk management coordinating and monitoring function and believes that the Committee’s effectiveness will be substantially enhanced as programmes such as Control Self Assessment, Coordinating of Internal Audit Functions, Business Ethics Surveys and other risk management initiatives are implemented across the Astra Group. The Committee commends the BOD for its continual drive towards improvement of corporate governance and the control environment.
In addition, in September 2002 forums were initiated with the Audit Committees of the listed entities, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Astra Graphia Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, and PT United Tractors Tbk. These forums are being conducted quarterly to discuss issues involving the roles of the Audit Committees.
In November 2002, Bapepam imposed an administrative sanction in the form of a fine on the Company and management relating to the failure to disclose, in the correct time, information on corporate guarantees during the period 1996 to 1999 as referred to in note 27(a) of the Company’s Consolidated Financial Statements 31 December 2002.
The Committee’s review of the implementation of the total compensation packages for the BOD and BOC indicated that payment has been made in accordance with the approved budget and shareholders’ guidelines.
Pada tahun 2002 Komite Audit dengan fungsi pemantauan dan koordinasi berbagai permasalahan menyangkut bantuan Risk Management Group pengelolaan risiko internal yang fungsi dari Komite Audit. Selanjutnya telah melakukan revisi terhadap independen dan meyakini bahwa forum diskusi ini akan dilakukan tiap Piagam Komite Audit (Audit keefektifan Komite Audit akan 3 (tiga) bulan sekali. Committee Charter) yang mengatur mendorong penerapan program- fungsi, tanggung jawab, kewenangan program seperti Control Self Pada bulan November 2002 Bapepam dan struktur organisasi Komite Audit. Assessment, Koordinasi Fungsi Audit telah mengenakan sanksi administratif Dewan Komisaris selanjutnya telah Intern, Kuesioner Etika Bisnis serta berupa denda kepada Perseroan dan memberikan persetujuannya atas inisiatif pengelolaan risiko diseluruh manajemen sehubungan dengan keterlambatan dalam memberikan revisi tersebut, yang telah lebih perusahaan di Grup Astra. Komite informasi mengenai jaminan disesuaikan dengan kondisi spesifik di Audit menghargai upaya-upaya yang perusahaan selama periode 1996 Grup Astra, dan peraturan Bapepam terus menerus dilakukan oleh Direksi sampai 1999 sebagaimana maupun Bursa Efek Jakarta. Perseroan untuk meningkatkan tata disebutkan dalam catatan 27(a) atas kelola perusahaan dan pengendalian Laporan Keuangan Konsolidasian Komite Audit menyadari bahwa internal. Perseroan, 31 Desember 2002. melakukan pengawasan sesuai dengan Piagamnya atas kegiatan Selain itu, sejak bulan September Setelah melakukan kajian atas total Grup Astra yang sangat beragam 2002 telah diadakan forum diskusi paket remunerasi yang diterima membutuhkan upaya untuk senantiasa dengan Komite-komite Audit dari anggota Dewan Komisaris dan mengevaluasi efektivitas kerja yang perusahaan yang telah terdaftar di Direksi, Komite Audit berpendapat dilakukan. Komite Audit menyambut bursa saham seperti PT Astra Agro bahwa paket remunerasi tersebut ASTRA INTERNATIONAL 2002 baik langkah Direksi Perseroan dalam Lestari Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, telah dibayarkan sesuai anggaran membentuk Risk Management Group PT Astra Graphia Tbk, dan PT United yang disetujui dan mengikuti petunjuk pada bulan Agustus 2002 sebagai Tractors Tbk, dimana dibahas dari pemegang saham.
Komite Audit
9 Message from the Honorary Chairman
Let us give praise and thanks to almighty God, who provided us with His guidance and protection in 2002, allowing Astra Group to book positive results this year.
I would like to offer everyone at Astra my heartfelt congratulations on another positive year of growth and development. In a time of political and economic uncertainty, it is indeed impressive to see our company not only maintain its position in the market, but to make significant strides toward the future.
It has been my privilege and pleasure to work with so many dedicated and professional people over the past 8 years and I am proud of everything that we have accomplished in that time. I am also confident that Astra has laid the foundation for success in the future and will continue to be a leader and an asset to our great nation.
I would like to extend my thanks to the Board of Commissioners, the Board of Directors and to the employees of Astra Group for all of their hard work over the past year. May you continue to “establish the right moves” in the years to come. May almighty God always bless us.
Puji dan syukur kita panjatkan Merupakan suatu keistimewaan dan kita terus “memantapkan langkah ke hadirat Allah SWT atas lindungan kebanggaan bagi saya selama 8 yang tepat” di tahun-tahun serta tuntunan-Nya sehingga Astra tahun ini dapat bekerja meraih mendatang, dengan ridho Allah SWT. dan kelompok usahanya dapat keberhasilan bersama dengan para membukukan kinerja usaha yang baik profesional yang berdedikasi tinggi. pada tahun 2002. Saya yakin bahwa Astra memiliki landasan yang kokoh untuk meraih Perkenankanlah saya mengucapkan sukses di masa mendatang, serta Jakarta, April 2003 selamat kepada seluruh manajemen terus sebagai pemimpin dan milik dan karyawan Astra atas yang bermanfaat bagi negara dan keberhasilannya, sekali lagi, dalam bangsa Indonesia. mencapai pertumbuhan dan 10 pengembangan yang positif. Dalam kesempatan ini saya Di tengah ketidakpastian politik dan mengucapkan terima kasih kepada ekonomi, Astra telah berhasil Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh mempertahankan posisi di pasar- karyawan Grup Astra atas kerja Abdul Rachman Ramly pasarnya dan sekaligus memantapkan kerasnya di tahun yang lalu. Marilah Honorary Chairman / Komisaris Kehormatan langkah ke masa depan.
Sambutan Komisaris Kehormatan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Message from the President Commissioner
In a year of both domestic and global uncertainty, we are proud and thankful that Astra was able to achieve positive growth and made significant changes that will benefit the Company now and in the future.
2002 was a volatile year for Indonesia and the world. The threat of terror and the threat of war continued to act as a drag on world economies throughout the year until that threat became a reality. As the year came to a close, Indonesia was still recovering from a devastated tourism industry, the loss of foreign investment, and continued uncertainty over security issues. Despite these serious issues, the Indonesian economy is moving forward with indications of a stronger and more stable rupiah, a decline in interest rates and relatively stable inflation.
Astra’s 2002 performance figures were very positive considering the economic conditions in which they were achieved. The highlights include very strong growth in motorcycle sales, a strong performance in the Financial
Dewan Komisaris berbesar hati dan bergerak maju, seiring dengan Satu yang paling penting adalah sekaligus bersyukur bahwa, dalam indikasi rupiah yang mulai menguat penyelesaian restrukturisasi hutang tahun yang penuh ketidakpastian baik dan stabil, penurunan tingkat suku dan keuangan Perseroan sehingga di lingkup domestik maupun global, bunga serta tingkat inflasi yang relatif Astra dapat bergerak lebih leluasa di Astra mampu mencapai pertumbuhan stabil. tahun-tahun mendatang dan terbebas positif dan menjalankan langkah- dari tekanan ketatnya arus kas yang langkah perubahan yang akan Meskipun kondisi perekonomian telah menghambat langkah Perseroan bermanfaat bagi Perseroan, saat ini seperti yang telah saya uraikan diatas, selama ini. Kondisi kesehatan maupun di masa mendatang. kinerja Astra dalam tahun 2002 sangat keuangan Perseroan juga semakin positif. Pencapaian kinerja Perseroan membaik dengan masuknya dana dari Tahun 2002 merupakan tahun yang yang menonjol adalah peningkatan penerbitan saham baru di akhir tahun penuh gejolak bagi Indonesia dan yang sangat signifikan dalam 2002. dunia. Ancaman terorisme dan penjualan sepeda motor, kinerja yang peperangan terus menjadi kuat di Divisi Jasa Keuangan dan Secara umum Dewan Komisaris penghambat laju perekonomian di Divisi Agribisnis, serta kemampuan merasa sangat puas dengan kinerja sepanjang tahun sampai ancaman Perseroan untuk mempertahankan Perseroan secara keseluruhan selama tersebut telah menjadi kenyataan. posisi yang tetap kompetitif di tengah tahun 2002, dan kami mengharapkan ASTRA INTERNATIONAL 2002 Sampai di penghujung tahun 2002, persaingan yang semakin berat. bahwa hal tersebut akan menciptakan Indonesia masih belum pulih dari Kinerja yang mengesankan ini adalah suatu dampak positif yang bernilai kehancuran industri pariwisatanya, hasil dari kepemimpinan Dewan bagi roda perekonomian dan hilangnya investasi asing, dan Direksi serta kerja keras dan komitmen pembangunan Indonesia. Kami juga berlarut-larutnya ketidakpastian dari seluruh jajaran karyawan yakin bahwa Astra akan senantiasa masalah keamanan. Walaupun kelompok usaha Astra. demikian, perekonomian Indonesia
Sambutan Presiden Komisaris 11 Services and Agribusiness Divisions, and the Company’s ability to maintain its position in an increasingly competitive market. This strong performance is a testament to the leadership of the Board of Directors and the hard work and commitment of the employees of the Astra Group.
More significantly, Astra’s completion of its debt restructuring and financial restructuring allows the Company to be more flexible in the coming years and greatly relieves the cash flow pressure that had plagued us for some time. A subsequent equity raising program, which was completed early in 2003, has further enhanced the financial health of the Company.
Overall, the Board of Commissioners was pleased with the performance of the Company in 2002 and we expect that this positive performance may help create a trickle down effect that might be valuable to the development of the country. In addition, we are confident that the Company will always meet the expectations of our stakeholders and more importantly, our shareholders. We believe that with the remarkable results of this past year, Astra can move forward as a strong, productive Company and will play a significant role in the future of this nation.
In adhering to its principles of Good Corporate Governance, Astra makes use of an Audit Committee whose duties are to assist the Board of Commissioners by providing independent, professional evaluations of the work of the Board of Directors. It has been a rewarding year to work with the dedicated and professional members of both the Audit Committee and the Board of Commissioners and we would like to thank them for their outstanding service to the Company.
On behalf of the Board of Commissioners, I would also like to thank my predecessor, Mr. A.R. Ramly for his service to the Company as President Commissioner and to congratulate him on his appointment as Honorary Chairman of PT Astra International Tbk. I would also like to congratulate my successor as President Director, Mr. Budi Setiadharma, and to convey my gratitude and appreciation to him, the Board of Directors and to all Astra employees for their efforts this past year. Through the dedication and concerted efforts of the management team and the employees and with the support of the shareholders, partners, suppliers and customers, Astra has achieved significant results in 2002 that lay the groundwork for a bright future.
“Astra can move forward as a strong and productive company ... and will play a significant role in the future of this nation ...”
“Astra terus bergerak sebagai perusahaan yang kokoh dan produktif … dan akan memainkan peran penting dalam kemajuan negara ini …”
mampu memenuhi harapan para maupun Dewan Komisaris Astra, dan dedikasi serta upaya bersama dari stakeholder dan, lebih penting lagi, dalam kesempatan ini saya manajemen dan jajaran karyawan para pemegang saham Perseroan. mengucapkan terima kasih atas jasa- Perseroan, serta dukungan para Dengan hasil-hasil mengesankan jasa mereka bagi Perseroan. pemegang saham, mitra kerja, yang telah dicapai pada tahun 2002, pemasok dan nasabah, Astra telah kami percaya Astra dapat melangkah Atas nama Dewan Komisaris, saya mencapai prestasi yang maju sebagai perusahaan yang kuat juga menyampaikan terima kasih mengesankan pada tahun 2002, yang dan produktif, serta memainkan peran kepada pendahulu saya akan menjadi landasan bagi masa yang tidak kecil bagi masa depan Bpk. A.R. Ramly atas jasa-jasanya depan yang cerah. Indonesia. kepada Perseroan sebagai Presiden Komisaris, sekaligus mengucapkan Sejalan dengan kepatuhan pada selamat atas pengangkatan beliau prinsip tata kelola perusahaan yang sebagai Komisaris Kehormatan Jakarta, April 2003 baik, Astra telah membentuk sebuah PT Astra International Tbk. Ucapan Komite Audit, yang berfungsi selamat juga saya sampaikan kepada membantu Dewan Komisaris dalam pengganti saya sebagai Presiden memberikan pendapat profesional Direktur Perseroan, Bpk. Budi
12 secara independen mengenai kinerja Setiadharma. Penghargaan yang tulus Direksi Perseroan. Saya merasa saya sampaikan kepada beliau, beruntung dapat bekerja bersama anggota Direksi serta seluruh individu-individu yang berdedikasi karyawan Astra atas segala upaya Theodore Permadi Rachmat dan profesional baik di Komite Audit yang diberikan selama ini. Melalui President Commissioner / Presiden Komisaris
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Message from the President Director
Despite continued domestic and global economic volatility in 2002, Astra was able to overcome these challenging conditions and achieve remarkable results overall and make changes that we feel will positively impact the future of the Company. Thanks to the support of our Board of Commissioners, our partners and shareholders, and to the efforts of our directors and employees, we have laid the groundwork for success in the years to come. I would like to express my deep appreciation to everyone who has contributed to our success this past year. Achievements Astra’s consolidated net profit soared 331% from Rp 845 billion to Rp 3.6 trillion, due mainly to improved profits from our two-wheel vehicles division, Financial Services Division, Agribusiness Division, and profits from business reorganization in the Infrastructure Division and foreign exchange book gains. Honda motorcycle sales increased 54% to 1.4 million units, a new record. Although the overall car market in Indonesia grew marginally in 2002, Astra’s market share and units sold declined as a result of increased competition in the market and lower demand for diesel engine vehicles, a result of diesel fuel price hikes in Indonesia. Overall however, 2002 was a year of positive results that reflects the skills, dedication and hard work of everyone in our organization.
Meskipun gejolak perekonomian menyampaikan penghargaan yang Honda tumbuh 54% mencapai tingkat domestik dan global terus berlanjut di tulus kepada seluruh pihak yang telah penjualan tertinggi yaitu sebanyak 1,4 tahun 2002, Astra mampu dan memberikan kontribusi sehingga juta unit, suatu catatan rekor yang berhasil mengatasi tantangan dan Perseroan mampu mencatat prestasi baru. Sekalipun pasar mobil di mencapai kinerja operasional yang gemilang di tahun lalu. Indonesia menunjukkan peningkatan mengesankan serta melakukan di tahun 2002, volume penjualan langkah-langkah yang kami percaya Pencapaian maupun pangsa pasar mobil Astra akan berdampak positif bagi masa mengalami penurunan disebabkan Laba bersih konsolidasi Astra depan Perseroan. Dengan dukungan oleh tajamnya persaingan dan meningkat 331% dari dari Dewan Komisaris Perseroan, melemahnya permintaan terhadap Rp 845 miliar menjadi Rp 3,6 triliun, ASTRA INTERNATIONAL 2002 mitra kerja dan para pemegang mobil bermesin disel akibat kenaikan terutama akibat peningkatan laba dari saham, serta kerja keras seluruh harga solar. Namun demikian, secara sektor sepeda motor, Divisi Jasa jajaran manajemen dan karyawan, keseluruhan Perseroan membukukan Keuangan dan Divisi Agribisnis, serta Perseroan telah berhasil membangun kinerja yang positif pada tahun 2002. dari hasil restrukturisasi organisasi di dasar yang kokoh untuk meraih Keberhasilan ini adalah buah dari Divisi Infrastruktur dan pendapatan keberhasilan di masa mendatang. keterampilan, dedikasi dan kerja keras selisih kurs. Penjualan sepeda motor Oleh sebab itu, saya ingin seluruh jajaran personil Perseroan.
Sambutan Presiden Direktur 13 In addition to the Company’s operational performance, our focus this past year has also centered on two main areas: financial restructuring and business reorganization. By restructuring our debt, we have relieved the pressure on the Company’s cash flow situation and allowed for more flexibility in the future. We were also able to pursue an equity raising with a Rights Issue which was completed in late January 2003. With the support of the shareholders, we managed to raise Rp 1.4 trillion in new equity, resulting in a stronger capital base. Overall, with the success of debt restructuring and the Rights Issue, Astra is in a much stronger financial position.
In 2002, Astra completed its main business reorganization involving the following transactions:
1. Astra, through PT Astratel Nusantara (a wholly owned subsidiary), was able to realize a good return on its investment in the telecommunications business by selling its stake in PT Pramindo Ikat Nusantara to PT Telkom Indonesia in three phases, starting in 2002 and continuing through 2004. 2. In order to increase Daihatsu’s competitive advantage in the open market, Daihatsu Motor Co., Ltd injected new capital into PT Astra Daihatsu Motor. As a result, Astra’s share was diluted from 50% to 31.87%. 3. Astra divested its entire wood based business interests, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk, to allow us to concentrate on our core businesses.
All of these achievements allow Astra to establish a strong platform to face more competitive business environments in the future. Preparation Leveraging core competence in distribution and related areas is a key for Astra in facing the free market. We have taken several initiatives to strengthen our infrastructure system and the quality of our human resources in order to continue as a major market player in the near future.
April 2002 marked the beginning of the AstraWorld program. AstraWorld is a major investment to cater to our customers’ wide range of needs in fulfilling their automotive lifestyle. It will provide customers with comprehensive automotive services including product selection, purchase, finance and insurance, 24-hour call service, Emergency Roadside Assistance, after-sales services, trade-in, and credit card services. We have also begun to maximize efficiency within our organization by consolidating all of our back office operations and we are confident that these changes will increase Astra’s competitive advantage as we approach more competitive markets, especially with the implementation of AFTA.
“2002 ... a year of achievements ... and preparation for the future.....” “2002 … adalah tahun keberhasilan ... dan persiapan untuk masa depan …”
Selain kinerja operasional, fokus Perseroan berhasil menyelesaikan dari penambahan modal ini maka Perseroan pada tahun 2002 adalah upaya reorganisasi usaha pada tahun kepemilikan Perseroan di Astra pada restrukturisasi keuangan dan 2002 yang mencakup transaksi- Daihatsu Motor terdilusi dari 50% reorganisasi usaha. Melalui transaksi berikut ini: menjadi 31,87%. restrukturisasi hutang, beban arus kas 3. Divestasi PT Sumalindo Lestari Perseroan menjadi lebih ringan dan 1. Astra, melalui PT Astratel Jaya Tbk di sektor usaha memungkinkan fleksibilitas gerak Nusantara, berhasil merealisasikan perkayuan agar Perseroan dapat Perseroan yang lebih leluasa, di masa pengembalian investasi yang baik lebih berkonsentrasi pada usaha mendatang kami juga dapat dalam bidang usaha intinya. memperoleh peningkatan modal telekomunikasi di PT Pramindo Ikat melalui penawaran saham terbatas Nusantara kepada PT Telkom Langkah-langkah reorganisasi bisnis yang kami selesaikan pada akhir Indonesia dalam tiga tahap tersebut menjadi suatu landasan yang Januari 2003. Dengan dukungan para dimulai pada tahun 2002 dan kokoh bagi Perseroan dalam pemegang saham, Perseroan berlanjut sampai 2004. Astratel menghadapi persaingan bisnis yang memperoleh dana Rp 1,4 triliun adalah anak perusahaan yang akan semakin ketat di masa melalui penerbitan saham baru untuk dimiliki sepenuhnya oleh mendatang. memperkuat struktur permodalan Perseroan dan bergerak di sektor
14 Perseroan. Secara keseluruhan, infrastruktur. Persiapan keberhasilan restrukturisasi hutang 2. Penyuntikan tambahan modal oleh Salah satu faktor kunci bagi Perseroan dan penerbitan saham baru tersebut Daihatsu Motor Co., Ltd di dalam menghadapi persaingan pasar telah menempatkan Perseroan pada PT Astra Daihatsu Motor untuk bebas adalah dengan meningkatkan posisi keuangan yang lebih kokoh. meningkatkan daya saing Daihatsu di pasar bebas. Akibat
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Astra has always sought to maintain standards of accountability, transparency, fairness and responsibility in compliance with good corporate governance principles. In addition to Astra’s existing Audit Committee, Executive Committee, and Remuneration and Nomination Committee, Astra has established a Risk Management Group to identify and evaluate any possible risks which might arise in all levels of the organization from corporate to business units, within divisions or in departments. I am pleased to report that our commitment to Good Corporate Governance continued in 2002.
In terms of community development within Indonesia, we continue to support the community through education programs, by creating job opportunities, and by helping small and medium enterprises, religious facilities and other programs as required by the community. Another important area that we are proud to highlight is the implementation of the principles of Green Company in the Astra Group. We ensure that each company operates its business in compliance with proper environment, safety and health conditions, as we are determined to have a positive influence on the communities in which we operate.
On behalf of the Board of Directors, I would like to express our gratitude to the Board of Commissioners and to the shareholders for their support and cooperation in 2002. The faith and trust that you have shown gives us confidence that the changes that have been made in the past year are positive and will benefit everyone in the Astra Group now and in the future. I would also like to thank all of the employees of Astra Group for their loyalty, dedication and hard work in 2002. May we continue on the road of achievement and success.
secara optimal kompetensi yang Perseroan terus mempertahankan kerja, sehingga mampu memberikan dimiliki di sektor distribusi dan bidang- standar yang tinggi dalam aspek dampak yang positif bagi masyarakat bidang terkait. Perseroan telah akuntabilitas, transparansi, kewajaran di lingkungan Perseroan. mengambil langkah-langkah untuk dan tanggung jawab sesuai dengan memperkuat jaringan infrastruktur prinsip tata kelola perusahaan yang Perkenankanlah saya mewakili Direksi serta kualitas sumber daya manusia baik. Selain melalui keberadaan Perseroan mengucapkan terima kasih agar dapat terus mempertahankan Komite Audit, Komite Eksekutif, dan kepada Dewan Komisaris dan seluruh posisinya sebagai pemimpin di Komite Remunerasi dan Nominasi, pemegang saham atas kerja sama pasarnya di tahun-tahun mendatang. Perseroan telah membentuk Risk dan dukungan yang diberikan selama Management Group untuk tahun 2002. Kepercayaan yang telah Perseroan meluncurkan program mengidentifikasi dan mengevaluasi diberikan tersebut mendukung AstraWorld pada bulan April 2002. seluruh faktor risiko yang mungkin keyakinan kami bahwa Perseroan AstraWorld merupakan investasi besar timbul di tiap lini organisasi mulai dari telah mengambil langkah-langkah Perseroan untuk dapat memenuhi tingkat korporasi, unit usaha, divisi yang tepat pada tahun lalu untuk beragam kebutuhan pelanggan dan departemen. Direksi Perseroan kepentingan semua pihak di otomotif Astra. Melalui AstraWorld, percaya bahwa komitmen pada tata lingkungan Grup Astra, saat ini dan di pelanggan Astra akan memperoleh kelola perusahaan terus berlanjut di masa mendatang. Direksi juga paket jasa layanan otomotif yang tahun 2002. mengucapkan terima kasih untuk komprehensif mencakup pilihan dan kesetiaan, dedikasi dan kerja keras pembelian produk, pembiayaan dan Di sisi pengembangan masyarakat, seluruh jajaran karyawan di Grup asuransi, layanan bengkel per telepon Perseroan terus memberikan Astra selama tahun 2002. Marilah kita 24-jam, ERA (Emergency Roadside kontribusinya melalui program- terus berkiprah bersama menuju Assistance), layanan purna-jual, program pendidikan, penciptaan prestasi dan kesuksesan dimasa pembelian dengan tukar-tambah, dan lapangan kerja, serta dukungan pada depan. layanan kartu kredit. Perseroan juga pengusaha sektor UKM, fasilitas telah mulai meningkatkan efisiensi keagamaan dan berbagai program Jakarta, April 2003 dengan cara mengkonsolidasikan sosial lainnya sesuai kebutuhan administrasi operasional. Perubahan- masyarakat di lingkungan kami. perubahan yang telah dilakukan Perseroan juga menggarisbawahi ASTRA INTERNATIONAL 2002 tersebut akan mampu meningkatkan prestasi yang dicapai dalam keunggulan daya saing Perseroan di implementasi konsep Green Company. pasar yang lebih kompetitif, termasuk Seluruh perusahaan di kelompok penerapan sistem pasar terbuka usaha Astra menjalankan operasional AFTA. yang memenuhi standar lingkungan Budi Setiadharma hidup, kesehatan dan keselamatan President Director / Presiden Direktur
15 Management Report
Financial Performance Indonesia underwent another year of slow growth in 2002, with the economy growing by only 3.4% Net Revenues amidst uncertainties over global economic recovery and the worsening investment climate. Economic Rp trillion growth in Indonesia was mainly led by consumer spending, with new investments continuing to suffer from declining investor confidence. On the other hand, efforts at structural reforms, sound 30 macro-economic policies and a more stable political environment under the Megawati administration 25.57 25.44 20 have had a positive impact on the rupiah, resulting in lower interest rates while at the same time
reducing inflation rates. The exchange rate for rupiah to the US dollar improved from around 10 Rp 10,400 in 2001 to Rp 8,940 in 2002 while the Certificate of Indonesian Central Bank (SBI) rate has 4.55 5.25 declined from 17.62% in 2001 to 12.99% in 2002. 0 01 02 Auto Non Auto The generally favorable conditions during 2002 contributed to improved performance by Astra, which booked net revenues of Rp 30.7 trillion in 2002, up Rp 0.6 trillion from net revenues of Rp 30.1 trillion in 2001, with most of the increase coming from the sales of motorcycles, in Financial Services and in the Agribusiness Division.
Net revenue from the Automotive Division in 2002 declined slightly to Rp 25.4 trillion, from Rp 25.6 Operating Results trillion in 2001, due to the decline in net revenue from the sale of automobiles and components. This Rp trillion was partly offset by the increase in the sale of motorcycles. Unit sales of motorcycles jumped 54.2% from 932,178 units in 2001 to 1,437,068 units in 2002. The Company was able to sell 28.6% through 4
its own dealership network. Sales of Honda motorcycles by PT Astra Honda Motor reached its highest 2.81 2 2.62 point ever in 2002, with a market share of 57.4% all motorcycle brands sold in the country, up from 1.67 0.88 51.6% in the previous year. 0 01 02 Equity Income Operating Profit Meanwhile, sales of automobiles by Astra Group declined from 138,192 units in 2001 to 135,740 units in 2002, with a corresponding decline in the Company’s domestic market share to 42.7%, from 46.1% in 2001. The decline in unit sales of automobiles by the Company can be attributed to the weaker demand for diesel-engine cars, following the significant hike in diesel fuel prices in 2002, and the increasing demand for mini-class vehicles, which are not a major part of the Company’s product line.
Kinerja Keuangan
Perekonomian Indonesia pada tahun tahun 2002, sementara suku bunga penjualan mobil dan komponen, yang 2002 kembali mencatat pertumbuhan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dikompensasi oleh peningkatan yang lamban, hanya sebesar 3,4%, di menurun dari 17,62% tahun 2001 penjualan sepeda motor. Volume tengah ketidakpastian pemulihan menjadi 12,99% tahun 2002. penjualan sepeda motor meningkat ekonomi global serta memburuknya 54,2% dari 932.178 unit di tahun 2001 iklim investasi. Sektor pembelanjaan Kondisi yang cukup baik tersebut menjadi 1.437.068 unit di tahun 2002. konsumen masih merupakan memberikan kontribusi terhadap Perseroan menjual sebanyak 28,6% penggerak utama pertumbuhan membaiknya kinerja Astra, yang dari total penjualan tersebut melalui perekonomian, sementara investasi berhasil membukukan penghasilan jaringan dealer Perseroan. Penjualan baru terus mengalami tekanan akibat bersih sebesar Rp 30,7 triliun pada sepeda motor Honda oleh PT Astra semakin berkurangnya kepercayaan tahun 2002, meningkat sebesar Rp 0,6 Honda Motor mencapai angka kalangan investor. Di lain pihak, upaya triliun dari penghasilan bersih sebesar tertinggi pada tahun 2002, dengan reformasi struktural, kebijakan Rp 30,1 triliun tahun 2001. Kenaikan peningkatan pangsa pasar dari 51,6% ekonomi makro yang sehat serta ini terutama diakibatkan oleh menjadi 57,4% dari seluruh merek kestabilan politik di bawah kontribusi dari sektor sepeda motor, sepeda motor yang dijual di pasar pemerintahan Presiden Megawati jasa keuangan dan agribisnis. domestik. telah berdampak positif terhadap 16 mata uang rupiah, menyebabkan Penghasilan bersih Divisi Otomotif Sementara itu, volume penjualan mobil penurunan suku bunga serta tingkat pada tahun 2002 sedikit menurun oleh Grup Astra menunjukkan sedikit inflasi. Kurs rupiah membaik dari menjadi Rp 25,4 triliun dari Rp 25,6 penurunan dari 138.192 unit di tahun kisaran Rp 10.400 per Dollar AS pada triliun tahun 2001, hal ini disebabkan 2001 menjadi 135.740 unit tahun tahun 2001 menjadi Rp 8.940 pada menurunnya pendapatan dari 2002, diikuti penurunan pangsa pasar
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Revenues from the component division also declined due to the divestment of PT Adiwira Presisi Industri in August 2002, as well as the sale of 1% ownership in PT GS Battery Inc. in 2001, reducing group ownership to 50%, so that the results are no longer consolidated into PT Astra Otopart’s 2002 financial statement.
Net revenues from the Financial Services Division rose in line with the increase in the sale of motorcycles. The number of motorcycles financed grew by 58% from 268,816 units in 2001 to 424,713 units in 2002, which compensated for the 13.1% decline in automobile financing to 56,194 units in 2002. Revenues from the Agribusiness Division benefited from an increase in sales volume as well as from higher Crude Palm Oil (CPO) prices during 2002. Sales volume of CPO grew 6.7% to 465,212 tonnes in 2002 compared to 436,087 tonnes in 2001, while the average sales price of CPO rose 40.4% from Rp 2,192/kg to Rp 3,077/kg in 2002.
Gross profit in 2002 amounted to Rp 6.6 trillion, representing an increase of 17.1% from a gross profit of Rp 5.7 trillion in 2001. Gross profit margin also improved to 21.6% in 2002, compared with 18.8% in the previous year. The improvement in gross profit margin was attributable to: a higher gross profit from the Automotive Division due to lower costs for materials as a result of the stronger rupiah exchange rates relative to the US dollar and Japanese yen; from the Agribusiness Division due to the higher CPO prices; and from the Financial Services Division due to lower costs of funding as well as the increase in joint financing.
Operating expenses in 2002 grew by approximately 25.8% to Rp 3.8 trillion, from Rp 3.0 trillion during the corresponding period in 2001. The increase in operating expenses largely reflected increases in advertising and promotion costs, sales commissions paid and other expenses related to marketing activities undertaken in line with increased market competition.
Operating profit in 2002 amounted to Rp 2.8 trillion, compared to Rp 2.6 trillion in 2001. The increase in operating profit reflects the increase in operating margin from 8.7% to 9.2%, due to stronger operating results from the Agribusiness and the Financial Services Division.
Equity in net income of affiliated companies rose to Rp 1.7 trillion in 2002, compared to Rp 875 billion in 2001, or an increase of approximately 91%. The increase reflects the improved performance by PT Astra Honda Motor, as well as the gain in foreign exchange translation at PT Astra Daihatsu Motor and PT United Tractors Tbk, compared to a foreign exchange translation loss recorded the previous year.
domestik dari 46,1% menjadi 42,7%. Penghasilan bersih Divisi Jasa Laba kotor tahun 2002 adalah sebesar Penurunan volume penjualan mobil Keuangan meningkat sejalan dengan Rp 6,6 triliun, meningkat 17,1% dari disebabkan oleh melemahnya peningkatan penjualan sepeda motor. Rp 5,7 triliun tahun 2001. Marjin laba permintaan akan kendaraan bermesin Jumlah transaksi pembiayaan kotor meningkat menjadi 21,6% pada diesel menyusul kenaikan harga solar pembelian sepeda motor meningkat tahun 2002 dibandingkan 18,8% pada yang cukup substansial, serta 58% dari 268.816 unit di tahun 2001 tahun sebelumnya. Kontribusi meningkatnya permintaan untuk menjadi 424.713 unit tahun 2002, peningkatan marjin laba kotor berasal kendaraan kecil yang bukan sementara transaksi pembiayaan dari Divisi Otomotif akibat penurunan merupakan produk utama Perseroan. pembelian mobil pada tahun 2002 biaya pembelian material produksi menurun 13,1% menjadi 56.194 unit. sejalan dengan menguatnya Rupiah Pendapatan dari Divisi Komponen Penghasilan Divisi Agribisnis terhadap Dollar AS maupun Yen mengalami penurunan akibat divestasi meningkat berkat kenaikan volume Jepang; dari Divisi Agribisnis akibat PT Adiwira Presisi Industri pada bulan produksi maupun harga jual CPO kenaikan harga jual CPO; serta dari Agustus 2002, serta penjualan 1% pada tahun 2002. Volume penjualan Divisi Jasa Keuangan akibat biaya kepemilikan saham di PT GS Battery CPO meningkat 6,7% menjadi 465.212 pendanaan yang lebih rendah dan Inc. di tahun 2001. Dengan ton tahun 2002, dibandingkan 436.087 peningkatan pada pola pembiayaan kepemilikan sebesar 50%, hasil-hasil ton tahun 2001, sementara harga rata- bersama. ASTRA INTERNATIONAL 2002 operasional PT GS Battery Inc. tidak rata CPO naik 40,4% dari Rp 2.192 lagi dikonsolidasikan ke dalam per kg menjadi Rp 3.077 per kg, pada Beban usaha pada tahun 2002 laporan keuangan PT Astra Otoparts tahun 2002. meningkat sebesar 25,8% menjadi Tbk tahun 2002. Rp 3,8 triliun, dari Rp 3,0 triliun tahun
Laporan Manajemen 17 Net other income in 2002 amounted to Rp 1.3 trillion, against net other expenses of Rp 1.5 Financing Charges trillion in 2001. The increase in other income is the result of lower interest expenses paid in Rp billion 2002 due to declining interest rates and lower debt liabilities, a gain in foreign exchange 1,500 1,277 translation due to the more favorable rupiah/dollar exchange rate in 2002 and extraordinary 1,000 985 892 gains on the Pramindo sale and the debt buyback in Surya Artha Nusantara Finance and Federal 500 Superior Chain Manufacturing. 0
Net income for Astra amounted to Rp 3.6 trillion in 2002, representing an increase of (500) approximately 331% compared with net income of Rp 845 billion booked in 2001. This was (1,000) (1,144) largely due to increases in operating profits, equity in net income of affiliated companies, (1,500) 01 02 foreign exchange translation gains and lower interest expense. Interest Expense Loss / (Gain) on Debt Restructuring Forex Terms and Conditions In December 2002, a comprehensive debt restructuring plan was negotiated and approved by Net Income the creditors. The terms and conditions of the plan are as follows: Rp billion
Maturity Date : Series II – 1 year extension 4,000 : Series III – no extension 3,637 Margin above SIBOR : 325 bps increasing by 25 bps per year 3,000 Creditor Control : monitoring remains with greater flexibility 2,000 Cost : restructuring cost – 25 bps 1,000 845 Schedule of Payment: quarterly 0 Asset Sales Proceeds : before release date –75% for debt installment 01 02 : after release date – 60% for debt installment
If it is unable to refinance the outstanding debt before 30 June 2006, the Company has the option to extend the due date for Series II and Series III until 30 June 2009. An additional fee of 112.5 bps will be paid to lenders for this extension.
2001. Peningkatan beban usaha PT Astra Daihatsu Motor dan bersih tahun 2001 sebesar Rp 845 terutama mencerminkan kenaikan PT United Tractors Tbk, dibandingkan miliar. Peningkatan ini terutama pada pos biaya iklan dan promosi, dengan kerugian selisih kurs pada disebabkan oleh peningkatan pada komisi penjualan dan biaya tahun sebelumnya. laba usaha, bagian laba bersih pemasaran lainnya seiring dengan perusahaan afiliasi, pendapatan persaingan pasar yang semakin ketat. Perseroan membukukan pendapatan selisih kurs serta akibat biaya bunga lain-lain bersih sebesar Rp 1,3 triliun yang lebih rendah. Laba usaha tahun 2002 adalah pada tahun 2002, dibandingkan sebesar Rp 2,8 triliun, dibandingkan beban lain-lain bersih sebesar Rp 1,5 Restrukturisasi Rp 2,6 triliun pada tahun 2001. triliun tahun 2001. Hal ini disebabkan Hutang Peningkatan laba usaha oleh beban keuangan yang lebih Kerangka Restrukturisasi mencerminkan peningkatan marjin rendah akibat tingkat suku bunga Pada bulan Desember 2002 usaha dari 8,7% menjadi 9,2%, maupun posisi hutang yang lebih Perseroan berhasil menyelesaikan disebabkan oleh kinerja yang rendah, pendapatan selisih kurs negosiasi penjadwalan hutang menguat dari Divisi Agribisnis dan akibat menguatnya Rupiah terhadap Perseroan, dan telah mendapatkan Jasa Keuangan. Dollar AS, dan pendapatan dari persetujuan kreditur. Persyaratan dan penjualan Pramindo serta pembelian
18 kondisi restrukturisasi hutang adalah Bagian laba bersih perusahaan afiliasi kembali hutang pada PT Surya Artha sebagai berikut: meningkat sekitar 91% menjadi Rp 1,7 Nusantara Finance dan PT Federal triliun tahun 2002, dari Rp 875 miliar Superior Chain Manufacturing. • Masa Jatuh Tempo : Seri II - satu tahun 2001. Peningkatan ini tahun perpanjangan disebabkan oleh meningkatnya kinerja Laba bersih Astra mencapai Rp 3,6 Seri III - tidak ada perpanjangan PT Astra Honda Motor serta triliun pada tahun 2002, yaitu dibukukannya laba selisih kurs pada meningkat 331% dibandingkan laba
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Debt Amortisation Monitoring by Creditors Schedule Series II & III Under the new debt restructuring plan, monitoring by creditors will occur as follows: • Cash Sweep mechanism Seri II Debt Restructurization (USD mio) • Formation of an operational account under the title Supplementary Account with funds from Year 1999 2002 the new equity issuance, as well as from the company’s portion of the proceeds of assets sale. 02 20% = 149 10% = 75 The use of this account is at the discretion of the Company. 03 25% = 186 13% = 97 • Formation of a Mandatory Prepayment Account for assets sale proceeds. All funds in this 04 25% = 186 13% = 97 account will be allocated to the debt payment of Series II and III. 05 25% = 186 13% = 97 Refinancing 06 11.3% = 84 cut off Capital Expenditure 07 11.3% = 84 Under the 1999 plan, the maximum annual capital expenditure limit was USD 15 million. The 08 11.3% = 84 new plan will allow for up to USD 20 million to be released annually, except for 2003 when 09 Remaining = 88 USD 42 million will be the maximum figure.
Seri III Debt Restructurization (USD mio) Debt Buyback Year 1999 2002 The 2002 debt restructuring plan also allows for flexibility in any Company buy-back of Series II 02 0 0 and III with a discount. The funding for this can be sourced from the Supplementary Account 03 0 0 and the existing sinking fund for Series III payment. Prior to 30 June 2006, the Company may 04 0 0 decide which series of debt it would like to purchase. The Company must provide a progress
05 0 0 Refinancing report regarding this debt buyback to Creditors. 06 100% = 180 12.24% = 22 cut off 07 28.91% = 53 08 28.91% = 53 09 Remaining = 55
Margins of Series II & III Seri II Seri III
5.0% 5.00% 5.00% 7.0% 7.0% 6.50% 6.50% Extension fee of 1.125% 4.75% 6.50% 6.50% 6.50% 6.0% 4.50% 6.0% 4.0% 4.25% 3.75% 4.75% 4.00% Extension fee of Restructuring fee of 5.0% 1.125% 0.25% 4.25% 3.75% 5.0% 2.75% 3.50% 4.0% 4.50% 3.0% 3.25% 4.00% 4.0% Restructuring fee of 1999 Series II Margins 2.75% Series III Fixed Rate 3.0% Series III Margin 0.25% 2002 Series II Margins 2.0% 3.0% 2.0% 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005
• Marjin diatas SIBOR : 325 bps Pengawasan Kreditur adalah US$ 15 juta, sedangkan di meningkat 25 bps per tahun Pengawasan oleh kreditur dilakukan bawah pola yang baru, diperbolehkan • Pengawasan Kreditur : Pengawasan melalui: pengeluaran barang modal maksimum tetap dilakukan namun dengan lebih • mekanisme cash sweep US$ 20 juta setiap tahun, kecuali banyak fleksibilitas • Pembentukan akun operasional untuk tahun 2003 dimana • Biaya : Biaya restrukturisasi - 25 bps dengan nama Supplementary diperbolehkan maksimum US$ 42 juta. • Jadwal Pembayaran : Secara Account dengan sumber dana dari triwulanan hasil bersih penerbitan saham baru Pembelian Kembali Hutang • Hasil Penjualan Aset : Sebelum dan bagian Perseroan dari hasil Restrukturisasi hutang tahun 2002 release date - 75% untuk pelunasan penjualan aset. Dana juga memberikan fleksibilitas kepada hutang Supplementary Account dapat Perseroan untuk melakukan Setelah release date - 60% untuk dipergunakan sesuai kebijaksanaan pembelian kembali hutang Seri II dan pelunasan hutang Perseroan. Seri III dengan diskon terhadap nilai • Pembentukan akun dengan nama nominalnya, sedangkan untuk sumber Apabila Perseroan tidak dapat Mandatory Prepayment Account pendanaan dapat diambil dari membiayai kembali hutangnya pada dengan sumber dana dari hasil Supplementary Account serta dari tanggal 30 Juni 2006, Perseroan bersih penjualan aset. Seluruh dana sinking fund Seri III yang telah ASTRA INTERNATIONAL 2002 memiliki opsi untuk memperpanjang jumlah dana dalam akun ini terbentuk. Sebelum 30 Juni 2006, masa jatuh tempo untuk hutang Seri II diperuntukkan bagi pelunasan Perseroan dapat menentukan hutang dan Seri III sampai dengan 30 Juni hutang Seri II dan Seri III. mana yang akan dibeli kembali. 2009, dengan biaya perpanjangan Pembelian kembali hutang ini harus sebesar 112,5 bps. Pengeluaran Barang Modal dilaporkan kepada kreditur Perseroan. Pada restrukturisasi tahun 1999, maksimum pengeluaran barang modal
19 Milestones in 2002
Launch of AstraWorld purchase of Astratel’s 35% shareholding Daihatsu Business in PT Pramindo Ikat Nusantara Restructuring On 8 February 2002, the Company (Pramindo). Telkom will purchase all the launched the AstraWorld program, shares (100% equity) in Pramindo with a On 5 August 2002, Daihatsu Motor Co., intended as a means of developing the transaction value of USD 381 million. Ltd (DMC) signed an agreement to make company-customer relationship. The share purchase will be conducted in a capital injection of Rp 427.5 billion in AstraWorld will be a support facility for three tranches, the first of which PT Astra Daihatsu Motor (ADM), which the company’s distribution networks, (involving 30% of Pramindo shares) was will be used to further develop providing more convenience to settled in August 2002. The second and Daihatsu’s Indonesian business activities customers at all stages of their third tranches of the transaction for 15% through ADM. Following the capital transaction, from choosing what to buy, and 55% will be settled in 2003 and 2004. injection, the Company shareholding in to arranging payment, to getting after- ADM was diluted from its present 50% to sales service. The establishment of Annual General Meeting of 31.87%, while DMC shareholding AstraWorld is part of the Company’s Shareholders increased from 40% to 61.75%. strategy to maintain its market leadership, cultivate customer loyalty, On 25 June 2002, the Company held its Divestment of Sumalindo and at the same time provide a potential Annual General Meeting of Shareholders, platform for increased revenues. Among which resulted in the following As part of its long-term strategy to focus some of the AstraWorld services resolutions: on its core businesses, on 19 August 2002 currently in operation are the Emergency • Approval of the annual report and the Company sold its entire 74.56% Roadside Assistance program, the ratification of the annual accounts for interest in PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk customer call center, credit card and other fiscal 2001. to PT Sumber Graha Sejahtera for an services. • Approval of the appointment of the aggregate sum of Rp 13.9 billion. members of the BOD and BOC of the Divestment of Pramindo Company as mentioned in Corporate Data section of this Annual Report. A Memorandum of Understanding was • Approval of the appointment of the signed between PT Astratel Nusantara public accounting firm of Drs. Hadi (a subsidiary of the Company) and Sutanto & Rekan to audit the financial PT Telkom Indonesia (Telkom) on statements for the year 2002. 20 February 2002, concerning Telkom’s
Peluncuran AstraWorld Nusantara oleh Telkom, dimana Telkom Restrukturisasi akan membeli seluruh kepemilikan saham Bisnis Daihatsu Pada tanggal 8 Februari 2002, Perseroan Pramindo (100% ekuitas) dengan nilai meluncurkan program AstraWorld sebagai transaksi keseluruhan sebesar US$ 381 Pada tanggal 5 Agustus 2002, Daihatsu sarana untuk lebih mendekatkan diri juta. Pembelian saham Astratel akan Motor Co., Ltd (DMC) telah kepada pelanggan. AstraWorld dirancang dilakukan dalam tiga tahap dimana tahap menandatangani perjanjian untuk untuk menjadi sarana pendukung bagi pertama (meliputi 30% saham Pramindo) melakukan penyuntikan modal senilai jaringan distribusi Perseroan, dengan telah diselesaikan pada bulan Agustus Rp 427,5 miliar kepada PT Astra Daihatsu pelayanan yang lebih memberikan 2002. Transaksi tahap kedua (15%) dan Motor (ADM), untuk lebih memperkuat ADM kenyamanan pada konsumen dan ketiga (55%) akan dilaksanakan masing- dalam mengembangkan bisnis Daihatsu di pelanggan di tiap tahap transaksi, mulai masing tahun 2003 dan 2004. Indonesia. Dengan penyuntikan modal dari pemilihan dan pembelian kendaraan tersebut, kepemilikan Perseroan di ADM sampai pada layanan purna-jual. Rapat Umum Pemegang terdilusi dari 50% menjadi 31,87%, AstraWorld merupakan bagian dari strategi Saham Tahunan sedangkan saham DMC meningkat dari Perseroan dalam rangka mempertahankan 40% menjadi 61,75%. posisi kepemimpinan pasar dan kesetiaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pelanggan serta menyediakan potensi tahunan Perseroan telah diselenggarakan Divestasi Sumalindo tambahan untuk peningkatan pendapatan. pada tanggal 25 Juni 2002, dengan Di antara bentuk pelayanan AstraWorld beberapa keputusan antara lain sebagai Sebagai bagian dari strategi jangka yang saat ini telah tersedia adalah berikut: panjang Perseroan untuk memfokuskan Emergency Roadside Assistance, Call • Menyetujui Laporan Tahunan dan pada bisnis utamanya, pada tanggal 19 Center, layanan kartu kredit dan beberapa mengesahkan Perhitungan Tahunan Agustus 2002 Perseroan mendivestasikan lainnya. seluruh sahamnya (74,56%) di
20 Perseroan untuk tahun buku 2001. • Menyetujui pengangkatan anggota PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk kepada Divestasi Pramindo Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan PT Sumber Graha Sejahtera senilai Rp 13,9 yang nama-namanya sebagaimana miliar. Pada tanggal 20 Februari 2002 telah disebutkan pada bagian Data Perseroan ditandatangani Nota Kesepahaman antara dalam laporan tahunan ini. PT Astratel Nusantara (anak perusahaan • Menunjuk Kantor Akuntan Publik Perseroan) dengan PT Telkom Indonesia Drs Hadi Sutanto & Rekan untuk (Telkom) berkaitan dengan pembelian 35% melakukan audit atas laporan keuangan saham Astratel di PT Pramindo Ikat Perseroan untuk tahun buku 2002.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Awards 2002
In 2002, Astra has demonstrated its achievement as one of the best managed corporations in Asia through several award winners.
Melalui beberapa penghargaan yang diterima di tahun 2002, Astra telah menunjukkan keberhasilannya menjadi salah satu perusahaan terbaik di Asia.
Debt Restructuring Rights Issue On 12 December 2002, the Company On 20 December 2002, the Extraordinary received the approval of its creditors General Meeting of Shareholders of the committee for its debt restructuring plan. Company approved the issue of new This restructuring resulted in: shares from the Company’s authorized • a more favorable debt amortization share portfolio. The Rights Issue was schedule completed in January 2003 and raised • a lower interest rate margin total proceeds of Rp 1.405 trillion or • increased flexibility in capital approximately USD 158 million (using an 200 Far Eastern Economic Review Trophy expenditure spending for operational exchange rate of Rp 8,871 to USD 1). Asia’s Leading Companies 2002-2003 and business development An additional 1,404,780,175 new shares • Rank 1 for High Quality Services / Products • increased flexibility in the use of have been issued, bringing the total • Rank 1 for Long Term Vision proceeds from asset disposal issued shares to 4,013,658,116 from • Rank 2 for Companies that Others Try to Emulate • allowance of the disbursement of 2,608,877,467. dividends before release date • increased flexibility in effecting a The Rights Issue proceeds after deduction discounted debt buy-back of its Series of costs will be allocated for the II and Series III debts. following purposes: • Approximately 40% of the net proceeds will be available to meet principal and interest payments. • 26% will be available for additional investment in United Tractors. • 34% will be available for working Finance Asia Award 2002 Asia’s Best Companies 2002 capital, capital expenditure and debt repurchases at a discount. • Rank 1 for Best Investor Relations • Rank 1 for Strongest Commitment to Enhancing Shareholder Value • Rank 1 for Company Most Committed to Corporate Governance • Rank 2 for Best Managed Company • Rank 2 for Best Financial Management
Restrukturisasi Dahulu (HMETD). Pelaksanaan PUT II Hutang Perseroan dilakukan pada bulan Januari 2003 dimana terkumpul dana sebesar Rp 1,405 triliun Pada tanggal 12 Desember 2002 Perseroan atau setara sekitar US$ 158 juta (dengan telah memperoleh persetujuan dari para kurs Rp 8.871/US$). Berdasarkan PUT II krediturnya untuk merestrukturisasi telah diterbitkan 1.404.780.175 saham hutangnya. Hasil dari restrukturisasi hutang biasa atas nama, sehingga jumlah saham e-Company Award 2002 Trophy ini adalah: yang dikeluarkan Perseroan bertambah The 2nd E-Business Implementation in • jadwal amortisasi hutang yang lebih dari semula sebanyak 2.608.877.467 Manufacturing Category terjangkau saham menjadi sebanyak 4.013.658.116 • suku bunga yang lebih rendah saham. • fleksibilitas pendanaan barang modal untuk pengembangan operasi dan usaha Seluruh dana yang diperoleh dalam PUT II Perseroan setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi • fleksibilitas dalam penggunaan dana akan digunakan untuk keperluan sebagai hasil penjualan aset berikut : • Memungkinkan pembayaran dividen • Sekitar 40% dari dana bersih (net sebelum tanggal ”Release Date” proceeds) dicadangkan untuk • fleksibilitas dalam melakukan pembelian membayar hutang pokok Perseroan kembali hutang Seri II dan Seri III beserta bunga; dengan diskon. • Sekitar 26% dari dana bersih
dicadangkan untuk penambahan Investor Awards 2002 ASTRA INTERNATIONAL 2002 Penawaran Umum Terbatas II penyertaan pada PT United Tractors Tbk The Best Listed Company in sesuai dengan peraturan pasar modal Various Industry Sector Pada tanggal 20 Desember 2002, Rapat yang berlaku. Umum Pemegang Saham Luar Biasa • Sekitar 34% akan tersedia untuk Perseroan telah menyetujui Penawaran kebutuhan modal kerja, pengeluaran Umum Terbatas II (“PUT II”) dalam rangka barang modal dan pembelian kembali penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih hutang dengan diskon.
IMAC Award 2002 Certificate
Jejak Langkah 2002 21 The Best Corporate Image in Automotive Category Corporate Governance
As part of the Company’s policy to improve performance and maximise corporate value, it has always endeavoured to implement good corporate governance principles in compliance with current standards and regulations. The Board of Directors and the Board of Commissioners are expected to perform their duties and functions professionally, transparently and responsibly with due consideration of the interests of the Company, its shareholders and stakeholders.
The Company has established several committees and organization functions which are charged with improving the effectiveness of corporate governance activities, including the Audit Committee, the Remuneration and Nomination Committee, the Executive Committee, the Risk Management Group and the Internal Audit Department.
As part of the focus on good corporate governance principles, in 2001 the Company revised the 1985 edition of its Guidelines on Business and Work Ethics. This book sets out the ethical principles to be followed by the Company and its employees, including in dealing with third parties. By implementing business and work ethics, the Company requires that all of its employees be professional and responsible in their support of the Company’s interaction with the public.
The Company conducted a survey at the end of 2002 to determine the effectiveness of controls, the extent of business and work ethics compliance, environment, health and safety regulations (“EHS”) compliance, and the fair treatment of employees in the Astra Group. The survey confirmed that all of these policies have been properly implemented, with a strong commitment throughout the Group . A number of business units have also received ISO certification confirming the quality of their operational procedures.
The focus on green company activities at Astra continued in 2002 with improvement programs and EHS training for Person and Executive-In-Charge. The Company also produced a Guide Book on Management of Green Companies, which is available to the public.
During 2002, the Board of Directors held regular weekly meetings, while the Board of Commissioners met 4 times, and 2 general meetings of shareholders (“GMOS”) were held. The Board of Directors and Board of Commissioners together made strategic decisions on corporate actions on such matters as debt restructuring, rights issues, business restructuring and divestment.
Sebagai bagian dari kebijakan 1985. Buku ini mengatur prinsip- Fokus pada kegiatan dalam rangka formal Perseroan dalam rangka prinsip etis bagi Perseroan dan “Green Company” terus berlanjut di meningkatkan kinerja serta seluruh karyawannya, termasuk dalam tahun 2002 melalui program-program memaksimalkan nilai perusahaan, berinteraksi dengan pihak ketiga. peningkatan kualitas dan pelatihan Perseroan senantiasa menerapkan Dengan menerapkan etika bisnis dan LH&K3 untuk Person-in-Charge dan prinsip tata kelola perusahaan sesuai kerja yang baik, diharapkan perilaku Executive-in-Charge. Perseroan juga dengan standar dan peraturan yang yang profesional dan bertanggung menerbitkan buku Panduan berlaku. Direksi dan Dewan Komisaris jawab dari seluruh karyawan Pengelolaan Green Companies, yang Perseroan melakukan tugas dan Perseroan dalam mendukung interaksi juga tersedia untuk umum. fungsinya secara profesional, terbuka Perseroan dengan masyarakat. dan bertanggung jawab, serta dengan Selama tahun 2002, rapat Direksi memperhatikan kepentingan Di penghujung tahun 2002, Perseroan diadakan setiap minggu secara Perseroan, pemegang saham dan mengadakan suatu survei untuk teratur, sementara rapat Dewan pihak-pihak yang berkepentingan meneliti efektivitas fungsi kontrol, Komisaris diadakan sebanyak empat lainnya (stakeholder). kepatuhan terhadap etika bisnis dan kali, dan Rapat Umum Pemegang etika kerja, kepatuhan terhadap Saham (RUPS) diadakan dua kali. Dalam rangka meningkatkan peraturan di bidang lingkungan hidup, Direksi Perseroan dan Dewan efektivitas tata kelola perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja Komisaris bersama-sama mengambil yang baik, Perseroan telah (LH&K3) serta perlakuan yang wajar keputusan yang bersifat strategis membentuk beberapa komite maupun terhadap karyawan di Grup Astra. mengenai tindakan korporasi seperti unit fungsional seperti Komite Audit, Hasil dari survei tersebut restrukturisasi hutang, penerbitan 22 Komite Remunerasi dan Nominasi, mengkonfirmasikan bahwa seluruh saham baru, restrukturisasi usaha dan Komite Eksekutif, Grup Manajemen kebijakan tersebut telah diterapkan divestasi usaha. Risiko dan Departemen Audit Internal. dengan penuh komitmen di lingkungan kelompok perusahaan Jumlah gaji dan remunerasi lain yang Pada tahun 2001, Perseroan telah Astra. Beberapa unit usaha juga telah diterima oleh anggota Direksi dan melakukan revisi atas buku Pedoman memperoleh sertifikasi ISO yang Dewan Komisaris Perseroan dan anak Etika Bisnis dan Etika Kerja yang mencerminkan kualitas operasional perusahaan pada tahun 2002 pertama kali dikeluarkan pada tahun mereka. mencapai Rp 155 miliar.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 In 2002, the Board of Directors and the Board of Commissioners of the Company and its subsidiaries received a total of Rp 155 billion in salaries and other forms of compensation.
At the Annual GMOS held on 25 June 2002, Mr. T.P. Rachmat, Mr. Benny Subianto, Ms. Sri Mulyani Indrawati, Mr. Benjamin Arman Suriadjaya and Mr. Juwono Sudarsono were appointed as Independent Commissioners.
The Board of Commissioners contains several committees:
1. Remuneration and Nomination Committee The Remuneration and Nomination Committee holds periodic meetings to set the remuneration policy, and determine the bonus formula and the distribution of duties among the members of the Board of Directors. It also reviews potential executives (excluding Directors) of the Company. The current Remuneration and Nomination Committee is chaired by Mr. Philip Eng and includes Mr. Anthony Nightingale, Ms. Vimala Menon, Mr. T.P. Rachmat, Mr. Budi Setiadharma and Mr. Michael D. Ruslim.
2. Executive Committee The Executive Committee holds monthly meetings to review major business decisions to be taken by the Company that require Board of Commissioners’ approval. It also reviews the operational and financial performance of the Company and Astra Group in general, and inspects the annual budget and quarterly outlook of the Company. The current Executive Committee is chaired by Mr. Philip Eng and includes Mr. Anthony Nightingale, Ms. Vimala Menon, Mr. Neville Venter, Mr. T.P. Rachmat, Mr. Budi Setiadharma, Mr. Michael D. Ruslim, Mr. Kour Nam Tiang and Mr. John Slack.
3. Audit Committee The current Audit Committee is chaired by Mr. Benny Subianto and includes Mr. Jusuf Halim and Mr. Patrick Alexander. The activities of the Audit Committee are set out separately in the section of Audit Committee.
The Company, during 2002, held an Analysts Gathering, a Public Exposé and a workshop with capital market journalists. The Company also participated in an investor forum held in Hong Kong in May 2002.
Information on the Company is available at www.astra.co.id. Previous annual reports, press releases and other important information about the Company are available at this site.
Dalam RUPS yang diadakan tanggal Ibu Vimala Menon, 3. Komite Audit 25 Juni 2002, telah diputuskan Bpk. T.P. Rachmat, Bpk. Budi Komite Audit saat ini diketuai oleh pengangkatan Bpk. T.P. Rachmat, Setiadharma dan Bpk. Michael D. Bpk. Benny Subianto dengan Bpk. Benny Subianto, Ibu Sri Mulyani Ruslim sebagai anggota. anggota Bpk. Jusuf Halim dan Indrawati, Bpk. Benjamin Arman Bpk. Patrick Alexander. Kegiatan Suriadjaya dan Bpk. Juwono 2. Komite Eksekutif Komite Audit diperinci tersendiri Sudarsono sebagai Komisaris Komite Eksekutif mengadakan dalam bab Komite Audit. Independen. pertemuan bulanan untuk mengkaji berbagai keputusan Selama tahun 2002, Perseroan Dewan Komisaris Perseroan bisnis utama yang harus diambil mengadakan masing-masing satu kali membawahi beberapa komite oleh Perseroan dan memerlukan acara Analyst Gathering, Paparan sebagai berikut: persetujuan Dewan Komisaris. Publik dan lokakarya dengan jurnalis Komite juga melakukan pengkajian peliput pasar modal. Perseroan juga 1. Komite Remunerasi dan terhadap kinerja keuangan dan ikut serta pada suatu forum investor Nominasi operasional dari Perseroan dan di Hong Kong pada bulan Mei 2002. Komite Remunerasi dan Nominasi Grup Astra secara umum, serta mengadakan pertemuan secara memeriksa anggaran tahunan dan Informasi mengenai Perseroan dapat berkala untuk menetapkan rencana usaha triwulanan diperoleh melalui situs web kebijakan mengenai remunerasi, Perseroan. Saat ini, Komite www.astra.co.id, termasuk laporan formulasi bonus dan pembagian Eksekutif diketuai oleh Bpk. Philip tahunan tahun-tahun sebelum ini, tugas di antara anggota Direksi. Eng, dengan Bpk. Anthony siaran pers dan lain-lain informasi ASTRA INTERNATIONAL 2002 Komite ini juga mengkaji pejabat Nightingale, Ibu Vimala Menon, penting mengenai Perseroan. eksekutif (selain Direksi) Perseroan Bpk. Neville Venter, yang memiliki potensi. Saat ini, Bpk. T.P. Rachmat, Bpk. Budi Komite Remunerasi dan Nominasi Setiadharma, Bpk. Michael D. diketuai oleh Bpk. Philip Eng, Ruslim, Bpk. Kour Nam Tiang dan dengan Bpk. Anthony Nightingale, Bpk. John Slack sebagai anggota.
Tata Kelola Perusahaan 23 Business Segment Information
Net Income for Each Division Laba Bersih per Divisi
10.0% Infrastructure Division & Others 1.5% IT Division 4.3% Agribusiness Division 4.3% Heavy Equipment Division 15.6% Financial Services Division 64.3% Automotive Division
The sales of motorcycle increased by Divisional Revenue 2002 The Company’s consolidated revenue (Rp trillion) achieved
0.30 (1.0%) 0.42 (1.4%) Heavy Equipment 54.2% Woodbased 1.65 (5.4%) Rp 30.7 trillion Financial Services 2.03 (6.6%) from total of 932,178 units sold in in 2002, or increase by Rp 0.6 trillion Agribusiness 0.02 (0.1%) 2001 to 1,437,068 units in 2002, which Others compare to last year, with main 0.83 (2.7%) was the highest achievement ever of Information contribution from motorcycle, Technology Astra motorcycle division. financial services, and agribusiness.
Penjualan sepeda motor mengalami Penjualan bersih konsolidasian Perseroan di kenaikan sebesar 54,2% dari 932.178 tahun 2002 mencapai Rp 30,7 triliun atau unit di tahun 2001, menjadi 1.437.068 mengalami kenaikan sebesar Rp 0,6 triliun ditahun 2002, yang merupakan angka dibanding tahun 2001, dengan kontribusi pencapaian tertinggi yang pernah dicapai utama dari sektor sepeda motor, jasa 25.44 (82.9%) grup sepeda motor selama ini. Automotive keuangan dan agribisnis.
Financial Services revenue increased The Company’s consolidated net profit Agribusiness revenue increased from Rp 1.23 trillion in 2001 to Rp 1.65 increased significantly by significantly by trillion in 2002, or an improvement of
24 331% 43.3% 34.5% from Rp 845 billion in 2001 to from Rp 1.42 trillion in 2001 to Rp 2.03 Rp 3.6 trillion in 2002. trillion in 2002.
Pendapatan Divisi Jasa Keuangan Laba bersih Grup Astra mencapai kenaikan Pendapatan Divisi Agribisnis meningkat meningkat dari Rp 1,23 triliun di tahun 2001 sebesar 331% dari Rp 845 miliar ditahun signifikan sebesar 43,3% dari Rp 1,42 menjadi Rp 1,65 triliun di tahun 2002, atau 2001 menjadi Rp 3,6 triliun di tahun 2002 triliun di tahun 2001 menjadi Rp 2,03 triliun peningkatan sebesar 34,5%. di tahun 2002.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Revenues / Penghasilan Bersih Automotive / Otomotif
98 7,090 99 11,015 00 24,737 01 25,567 02 25,435 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 Rp billion / miliar
Financial Services / Jasa Keuangan
98 1,080 99 537 00 815 01 1,228 02 1,651 0 500 1,000 1,500 2,000 Rp billion / miliar
Heavy Equipment / Alat Berat *
98 160 99 202 00 251 01 292 02 299 0 100 200 300 400 Rp billion / miliar
* PT Traktor Nusantara only
Agribusiness / Agribisnis
98 850 99 937 00 1,141 01 1,417 02 2,031 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 Rp billion / miliar
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Information Technology / Teknologi Informasi
98 1,298 99 1,340 00 635 01 714 02 829 0 250 500 750 1,0001,250 1,500 Rp billion / miliar
Informasi Segmen Bisnis 25 The Automotive Division represents the core Divisi Otomotif merupakan bisnis utama PT Astra business of PT Astra International Tbk, International Tbk, dengan kontribusi sekitar 83% dari contributing approximately 83% of Astra’s total total pendapatan konsolidasi Perseroan pada tahun consolidated revenue in 2002. The group is 2002. Bidang usaha Divisi Otomotif mencakup aktivitas engaged in the production, sales and manufaktur, penjualan dan distribusi kendaraan distribution of four and two-wheeled motor bermotor roda dua dan roda empat dan komponennya, vehicles and motor vehicle components, as well serta layanan purna-jual dan pemeliharaan bagi setiap as in providing after-sales service and produk yang ditangani. maintenance services for every product offered.
“Earnings increased by 40% ... mainly driven by excellent motorcycle performance”
“Penghasilan meningkat sebesar 40% … terutama melalui kontribusi dari grup sepeda motor”
26 Automotive 1 Division
ASTRA INTERNATIONAL 2002 The Automotive Division recorded net revenues of Rp 25.4 trillion, accounting for 83% of the company’s consolidated revenues in 2002, compared to net revenues of Rp 25.6 trillion in 2001. In terms of unit sales, the company registered a strong 54.2% growth in motorcycle sales to 1.4 million units, while automobile sales declined slightly to 135,740 units from 138,192 units in 2001, due to the drop in sales of diesel fueled vehicles, and increasing competition.
At year-end 2002, total network for automobiles and motorcycles stood at 376 and 282 respectively, of which the Company owned 147 and 40 branches.
The Company has also initiated the “AstraWorld” program, designed to enhance service quality and achieve greater customer satisfaction. By the end of 2002, over 46,000 customers have already enjoyed the benefits from the AstraWorld membership programs.
Pada tahun 2002, Divisi Otomotif pada tahun 2001, disebabkan oleh Perseroan juga telah meluncurkan membukukan pendapatan bersih menurunnya pasar mobil bermesin program “AstraWorld” guna lebih sebesar Rp 25,4 triliun, yang disel serta meningkatnya persaingan. meningkatkan kualitas layanan demi merupakan 83% dari pendapatan kepuasan pelanggan. Pada akhir konsolidasi Perseroan pada tahun Hingga akhir tahun 2002, jumlah tahun 2002, lebih dari 46.000 tersebut. Pendapatan bersih Otomotif kantor cabang untuk mobil dan konsumen produk Perseroan telah pada tahun 2001 adalah Rp 25,6 sepeda motor adalah masing-masing menikmati berbagai kemudahan triliun. Volume penjualan sepeda 376 dan 282, dimana Perseroan melalui keanggotaan program- motor meningkat pesat sebesar 54,2% memiliki 147 kantor cabang untuk program AstraWorld. menjadi 1,4 juta unit, sementara mobil dan 40 kantor cabang untuk penjualan mobil sedikit menurun sepeda motor. menjadi 135.740 unit dari 138.192 unit
ASTRA INTERNATIONAL 2002
27 Automobile Group The domestic market for automobiles in 2002 increased marginally to 317,761 units sold, compared to 299,629 units in 2001. Among the factors affecting market growth in 2002 were the fuel price hikes instituted by the government. In particular, the steep increases in diesel fuel from Rp 600 to Rp 1,550 per liter has affected demand for diesel-engine vehicles, of which the Company has a substantial market share.
Total unit sales by the company in 2002 were 135,740 units, slightly down compared to 138,192 units in the previous year. This led to a corresponding decline in net sales revenue from Rp 20.6 trillion in 2001 to Rp 19.7 trillion in 2002.
Sales of Toyota Kijang diesel-engines declined by 9,100 units. This was offset, however, by the increase in sales of gasoline-engine models of 12,260 units, resulting in an overall increase in Toyota sales to 84,313 units, from 80,144 units in 2001. PT Toyota-Astra Motor, Toyota’s manufacturing and sole distributor company, has achieved an outstanding performance in products and services. The Toyota Camry and Kijang were recognized as “Indonesian Car of the Year” and “Best MPV Car” respectively by Mobil Motor Magazine. Moreover, Toyota Kijang was also awarded as “Best Customer Satisfaction” in the non-sedan category by Indonesian Customer Satisfaction Award.
Isuzu, which sells only diesel-engine models, recorded a drop in sales from 31,299 units in 2001 to 26,335 units in 2002. Daihatsu sales were relatively stable at 20,288 units, compared to 20,587 units in 2001. Sales of BMW and Peugeot went down to 2,013 units and 1,691 units respectively, from 2,758 units and 2,204 units in the previous year, in line with the downward trend in market demand for passenger cars in 2002, combined with increased competition.
In 2002, the Company introduced several new models to its line of products, including a new Dyna truck, a new Camry, the new Peugeot 307 and BMW series 7, as well as making modifications to the Toyota Kijang models.
Grup Mobil Total volume penjualan mobil oleh keseluruhan penjualan Toyota Perseroan pada tahun 2002 adalah meningkat dari 80.144 unit pada tahun Pasar penjualan mobil domestik pada 135.740 unit, sedikit menurun 2001 menjadi 84.313 unit tahun 2002. tahun 2002 hanya meningkat sedikit dibandingkan 138.192 unit tahun PT Toyota Astra Motor sebagai menjadi 317.761 unit, dibandingkan sebelumnya. Hal ini berdampak pada perusahaan manufaktur dan 299,629 unit tahun sebelumnya. menurunnya penjualan bersih dari distributor tunggal merek Toyota telah Pertumbuhan pasar pada tahun 2002 Rp 20,6 triliun tahun 2001 menjadi mencapai prestasi yang dipengaruhi antara lain oleh kebijakan Rp 19,7 triliun tahun 2002. mengesankan di sisi produk maupun kenaikan harga BBM oleh pemerintah. layanan. Model Toyota Camry dan Kenaikan harga solar dari Rp 600 Penjualan mobil Toyota Kijang Kijang memperoleh penghargaan menjadi Rp 1.550 per liter terutama bermesin disel berkurang sebanyak masing-masing sebagai “Indonesian 28 telah berdampak pada penjualan 9.100 unit, tetapi dikompensasi oleh Car of the Year” dan “Best MPV Car” mobil bermesin disel, dimana peningkatan sebanyak 12.260 unit dari majalah Mobil Motor. Toyota Perseroan memiliki pangsa pasar pada penjualan Kijang berbahan Kijang juga memperoleh “Best yang cukup besar. bakar bensin, sehingga secara Customer Satisfaction” untuk kategori
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Sales Unit
Toyota maintained its leading market share of 26.5%. 01 80,144 TOYOTA 02 84,313 0 25,000 50,000 75,000 100,000
Isuzu’s market share decreased from 10.4% in 2001 to 01 31,299 ISUZU 8.3% in 2002. 02 26,335 0 8,000 16,000 24,000 32,000
Although Daihatsu Taruna sales volume decreased, 01 20,587 DAIHATSU it still dominated the SUV class. 02 20,288 0 8,000 16,000 24,000
Lower demand in passenger class resulted in a decline 01 2,758 BMW in BMW sales. 02 2,013 0 700 1,400 2,100 2,800
01 2,204 Lower demand in passenger class market resulted in PEUGEOT decline in Peugeot sales. 02 1,691 0 500 1,000 1,5002,000 2,500
Sales volume was relatively stable. 01 1,200 NISSAN DIESEL 02 1,100 0 350 700 1,050 1,400
“... diesel fuel cost hikes significantly affected Astra’s market share”
“... peningkatan harga bahan bakar solar mengakibatkan perubahan pangsa pasar Astra”
non-sedan pada penghargaan Peugeot menurun dari 2.204 menjadi Brand Branch & Dealer “Indonesian Customer Satisfaction 1.691 unit, seiring dengan Toyota 112 Isuzu 104 Award”. kecenderungan menurunnya Daihatsu 110 permintaan pasar untuk mobil BMW 7 Merek Isuzu, yang hanya menjual penumpang di tahun 2002, serta Peugeot 24 Nissan Diesel 19 model-model bermesin disel, persaingan pasar yang semakin ketat. mencatat penurunan penjualan dari Total 376 31.299 unit tahun 2001 menjadi Perseroan memperkenalkan beberapa
Honda 282 26.335 unit tahun 2002. Penjualan tambahan pada lini produknya di merek Daihatsu relatif stabil dengan tahun 2002, antara lain truk Dyna
ASTRA INTERNATIONAL 2002 20.288 unit tahun 2002 dibandingkan dan Toyota Camry model baru, 20.587 unit tahun 2001. Penjualan Peugeot 307 dan BMW Seri 7, merek BMW menurun dari 2.758 dan beberapa modifikasi pada menjadi 2.013 unit, sementara merek model-model Toyota Kijang.
29 Export Markets Export sales in 2002 increased to Rp 1.82 trillion, compared to Rp 1.54 trillion in 2001, and was driven primarily by the strong sales of Toyota cars and components to Malaysia, Taiwan and Vietnam. Exports of Toyota Kijang in CBU increased from 144 to 183 units and in CKD form declined from 38,185 to 35,970 units (excluding in component parts) in 2002. In addition, 19,557 units of Toyota’s 7K and 6,000 units of 5K engine blocks were shipped in 2002, compared to 20,300 units and 5,880 units in 2001.
In 2002, the Company also exported Rp 279 billion worth of Isuzu components to Philippines, and Rp 68 billion worth of Daihatsu components to Vietnam and Malaysia. Export sales of Isuzu and Daihatsu components were Rp 265 billion and Rp 64 billion in 2001.
Domestic Car Market
264,441 Units 2001 35,188 Units
291,080 Units 2002 26,714 Units
Passenger Car Commercial Car
Pasar Ekspor komponen) pada tahun 2002. Selain Market by Brand itu, sebanyak 19.557 unit mesin 7K Penjualan ekspor pada tahun 2002 dan 6.000 unit mesin 5K telah meningkat menjadi Rp 1,82 triliun, di ekspor pada tahun 2002, dibandingkan Rp 1,54 triliun pada 100% dibandingkan 20.300 dan 5.880 unit tahun 2001, terutama disebabkan oleh masing-masing pada tahun 2001. meningkatnya penjualan mobil dan 26.7% 26.5% Toyota komponen Toyota ke Malaysia, Taiwan Di tahun 2002 Perseroan juga dan Vietnam. Ekspor kendaraan melakukan ekspor komponen merek 75% Toyota Kijang dalam bentuk CBU Isuzu senilai Rp 279 miliar ke Filipina, (completely built up) meningkat dari dan komponen merek Daihatsu senilai 144 unit menjadi 183 unit, sementara 22.1% 23.7% Mitsubishi Rp 68 miliar ke Vietnam dan Malaysia. ekspor unit CKD (completely knocked Ekspor komponen Isuzu dan Daihatsu down) menurun dari 38.185 menjadi di tahun 2001 tercatat masing-masing 50% 35.970 unit (tidak termasuk bagian Rp 265 miliar dan Rp 64 miliar. 17.7% 20.0% Suzuki
30 10.4% 8.3% Isuzu 25%
7.2% 6.7% Others
6.9% 6.4% Daihatsu
3.8% 4.1% Honda 3.0% 2.6% Hyundai 0% 2.2% 1.7% KIA 2001 2002
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Motorcycle by Brand Motorcycle Group The strong growth in the domestic motorcycle market continued in 2002, with total sales of all 0.4 0.2 Kymco motorcycles reaching 2.5 million units, up 39% from 1.8 million units sold in 2001. Sales of Vespa 1.8 8.5 Honda motorcycles, the sole brand carried by Astra, were 1.4 million units in 2002, representing Kawasaki Others a 57% market share. (Non AISI)
The “Honda Supra Series” remained the most popular product in 2002 while two new models 17.6 in the 125 cc class - Honda “Karisma” and Honda “Kirana” - were introduced in August and Suzuki October, adding to the range of Honda motorcycle models sold in Indonesia. 57.4 Honda 14.1 Honda’s dominant market share in Indonesia reflects product quality and a successful pricing Yamaha strategy. In addition, Honda maintains an extensive service network throughout the country. At year-end 2002, these include some 959 sales outlets, 1,911 service stations and 3,121 spare part shops.
Astra Honda Motor maintained its reputation as an outstanding company by being recognized with the “2002 Indonesian Best Brand Award” (IBBA) from Market Research Specialist (MARS) and SWA magazine. “Gain in market share to 57% … highest ever sales volume”
“Pangsa pasar meningkat menjadi 57% … mencapai rekor volume penjualan tertinggi”
Grup Sepeda Motor Agustus dan Oktober 2002, Honda Sales menambah ragam produk sepeda Pertumbuhan yang pesat di pasar Units motor Honda di Indonesia. sepeda motor domestik terus berlanjut 1,600,000 di tahun 2002, dengan total volume Dominasi merek Honda di pasar penjualan sepeda motor dari semua sepeda motor di Indonesia merek mencapai 2,5 juta unit, mencerminkan kualitas produk yang 1,400,000 meningkat 39% dari 1,8 juta unit di baik dan strategi harga yang berhasil. tahun 2001. Penjualan merek Honda, Selain itu, Honda memiliki jaringan 1,200,000
satu-satunya merek sepeda motor 1,437,068 layanan yang luas di seluruh yang ditangani Perseroan, tercatat Indonesia, yang sampai dengan akhir sebesar 1,4 juta unit pada tahun 2002, tahun 2002 mencakup 959 outlet 1,000,000 atau 57% dari total pasar sepeda penjualan, 1.911 bengkel motor. pemeliharaan dan 3.121 toko suku 800,000 cadang. Seri produk Honda Supra masih 932,178 menjadi pilihan yang paling populer di PT Astra Honda Motor memperoleh 600,000 ASTRA INTERNATIONAL 2002 tahun 2002, sementara dua produk penghargaan “Indonesian Best Brand baru di kelas 125 cc yaitu Honda Award 2002” dari Market Research Karisma dan Honda Kirana 400,000 Specialist (MARS) dan majalah SWA. diluncurkan masing-masing bulan
200,000
0 2001 2002
31 Component Group PT Astra Otoparts Tbk (AOP), the flagship company of Astra’s component group, showed a relatively stable performance in 2002 with net sales of Rp 2,063 billion, compared to net sales of Rp 2,097 billion in 2001. Domestic sales of OEM (Original Equipment Manufacturer) parts and components grew 14.4% to Rp 633 billion, while sales of replacement parts in the domestic market increased by 5.8% to Rp 1,026 billion in 2002. Export sales on the other hand declined to Rp 403 billion in 2002, from Rp 575 billion in 2001, mainly due to the divestment of the company’s camera division in August.
In terms of business segments, sales from trading activities contributed Rp 1,091 billion or 52.9% of total sales in 2002 compared to Rp 1,207 billon or 57.6% of total sales in 2001. Manufacturing activities recorded sales of Rp 972 billion or 47.1% of total sales in 2002, compared to Rp 890 billion or 42.5% of sales in 2001.
“Further develop retail and independent manufacturing ...”
“Mengembangkan lebih jauh ritel dan manufaktur mandiri ...“
Grup Komponen Rp 633 miliar, sementara penjualan Dilihat dari segmen usaha, kontribusi komponen pengganti di pasar segmen perdagangan adalah sebesar Kinerja grup komponen di bawah domestik meningkat 5,8% menjadi Rp 1.091 miliar, atau 52,9% dari total PT Astra Otoparts Tbk (AOP) pada Rp 1.026 miliar, pada tahun 2002. penjualan pada tahun 2002, tahun 2002 relatif stabil dengan Penjualan ke pasar ekspor sementara dibandingkan Rp 1.207 miliar atau penjualan bersih sebesar Rp 2.063 itu menurun menjadi Rp 403 miliar 57,6% dari total penjualan di tahun miliar, dibandingkan Rp 2.097 miliar tahun 2002, dari Rp 575 miliar tahun 2001. Segmen manufaktur mencatat tahun 2001. Penjualan suku cadang 2001, terutama disebabkan oleh penjualan sebesar Rp 972 miliar atau dan komponen OEM (Original divestasi unit usaha kamera pada 47,1% dari total penjualan tahun 2002, 32 Equipment Manufacturer) di pasar bulan Agustus 2002. dibandingkan Rp 890 miliar atau domestik tumbuh 14,4% menjadi 42,5% dari total penjualan pada tahun 2001.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 AOP continued to pursue a business strategy that focuses on expanding its distribution network, developing products with proprietary brand, and manufacturing. At year-end 2002, a total of 33 “Shop and Drive” and 29 “Shop and Ride” retail outlets were in operation of which 23 “Shop and Drive” outlets and one “Shop and Ride” outlet were owned by AOP. AOP is developing regional depots and sub-depots in order to accelerate delivery of products to dealers and retailers. Efforts to develop an independent manufacturing capability started in 2002 with the manufacturing of motorcycle chains by PT Federal Superior Chain Manufacturing (FSCM), a subsidiary of AOP.
AOP Sales Breakdown
Rp billion
2,500
2,000 19% Export 27%
1,500
Replacement 50% Market 1,000 46%
500 27% 31% OEM
0 2001 2002
AOP tetap konsisten menjalankan outlet “Shop and Drive” serta satu PT Federal Superior Chain strategi usaha yang bertumpu pada outlet “Shop and Ride” dimiliki oleh Manufacturing (FSCM) dengan perluasan jaringan dan kemampuan AOP. AOP juga terus produksi rantai sepeda motor. distribusi, pengembangan produk- mengembangkan jaringan depo dan produk merek sendiri, dan sub-depo untuk mempercepat proses pengembangan kemampuan distribusi produk ke dealer dan pabrikasi. Sampai dengan akhir tahun pengecer. Upaya pengembangan 2002, tercatat 33 outlet “Shop and manufaktur mandiri dimulai pada
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Drive” dan 29 outlet “Shop and Ride” tahun 2002 melalui salah satu anak telah beroperasi, dimana sebanyak 23 perusahaan AOP yaitu
33 “11% growth yoy in amount financed with prudent asset management”
“Pertumbuhan jumlah pembiayaan meningkat 11% dengan pengelolaan aset secara hati-hati”
The Financial Services Division of Astra International provides consumer financing, general insurance and life insurance protection. These services enable Astra International to offer a comprehensive, one-stop solution to its customers, from financing a purchase to insuring a motor vehicle. 2 Divisi Jasa Keuangan Perseroan bergerak dalam bidang pembiayaan kredit konsumen, bidang asuransi umum dan asuransi jiwa. Melalui Divisi Jasa Keuangan, Perseroan menawarkan solusi satu-atap yang menyeluruh bagi pelanggan, mulai Financial dari pembelian kendaraan sampai asuransinya. 34 Services Division
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Automobile Financing Astra Credit Companies (ACC) maintains its position as the largest car financing company in Indonesia today, with 28 branch offices in 24 major cities across the country. In the face of increased competition and the slow growth of the domestic automobile market in 2002, ACC responded by focusing on providing quality service and innovative car financing products. Among these products is the C2C (Customer-to-Customer) program, designed to facilitate financing of used automobile transactions among individuals, instead of through a car dealership. Introduced in June 2002, a total of 869 used car transactions were facilitated under the C2C program by the end of the year.
In 2002, a total of Rp 4.7 trillion was disbursed in financing for the purchase of 36,279 new automobiles and 19,915 used automobiles. The amount of financing in 2002 represented a decline of 11.2% compared to the previous year, in which a total of Rp 5.3 trillion was disbursed for the purchase of 42,684 and 22,124 units of new and used automobiles. ACC market share in 2002 was 52% of total Astra car purchases by credit, and 27% of the total number of Astra automobiles sold.
Despite the decline in amount financed, ACC achieved a 12.87% increase in sales from Rp 756 billion in 2001 to Rp 853 billion in 2002. The delinquency rate of loan repayment was 1.04% in 2002, reflecting the Company’s commitment to the implementation of prudent asset management principles.
ACC continues to diversify its funding sources, comprised mainly of bank borrowings, debt instrument issuance and joint-financing schemes undertaken with Bank Permata, GE Capital, Bank Mega, Bank Bumiputera, Bank Danamon, and BCA, among others. In 2002, Astra Sedaya Finance, a member of the ACC group of companies, successfully issued Rp 400 billion worth of corporate bonds with 18.75% coupons due in 2005. The corporate bonds received an A (Single A) rating from Pefindo. Also, as part of this prudent asset management, all ACC foreign currency denominated debts have been fully hedged.
“Stronger profitability ... Delinquency rate around 1%” “Keuntungan lebih besar ... Tingkat tagihan tidak lancar sekitar 1%”
Pembiayaan Mobil Total pembiayaan yang disalurkan deliquency rate (tagihan tidak lancar) selama tahun 2002 adalah Rp 4,7 sebesar 1,04% pada tahun 2002. Astra Credit Company (ACC) triliun untuk pembelian 36.279 mobil merupakan perusahaan pembiayaan baru dan 19.915 unit mobil bekas. ACC terus mengupayakan diversifikasi kendaraan bermotor terbesar di Jumlah pembiayaan pada tahun 2002 sumber pendanaan, yang terutama Indonesia saat ini, dengan jaringan 28 menurun 11,2% dibandingkan tahun berupa pinjaman bank, penerbitan efek kantor cabang di 24 kota besar sebelumnya, dimana sejumlah Rp 5,3 obligasi, dan pola pembiayaan- Indonesia. Menghadapi persaingan triliun disalurkan untuk membiayai bersama dengan berbagai lembaga yang semakin ketat di tengah pembelian 42.684 unit mobil baru dan keuangan, antara lain Bank Permata, melemahnya pasar mobil domestik 22.124 unit mobil bekas. Pangsa pasar GE Capital, Bank Mega, Bank pada tahun 2002, ACC meningkatkan ACC pada tahun 2002 adalah 52% dari Bumiputera, Bank Danamon dan BCA. fokus pada kualitas layanan dan total pangsa kredit mobil Astra, dan Pada tahun 2002 salah satu produk-produk pembiayaan yang 27% dari total volume penjualan mobil perusahaan di kelompok ACC yaitu inovatif. Program C2C (Customer-to- Astra. Astra Sedaya Finance menerbitkan Customer), misalnya, dirancang untuk ASTRA INTERNATIONAL 2002 obligasi Amortisasi senilai Rp 400 memudahkan pembiayaan bagi Sekalipun jumlah pembiayaan miliar dengan bunga 18,75% dan masa transaksi jual-beli mobil bekas antar menurun, pendapatan ACC meningkat jatuh tempo tahun 2005. Obligasi individu, tanpa keterlibatan dealer 12,87% dari Rp 756 miliar tahun 2001 tersebut mendapat peringkat A dari mobil. Program yang diluncurkan pada menjadi Rp 853 miliar tahun 2002. Pefindo. ACC juga telah menerapkan bulan Juni 2002 ini telah digunakan Komitmen ACC pada penerapan kebijakan lindung-nilai atas seluruh untuk membiayai 869 transaksi prinsip pengelolaan aset secara pinjaman dalam mata uang asing. pembelian mobil bekas sampai berhati-hati tercermin dari tingkat dengan akhir tahun 2002.
35 Motorcycle Financing Unit Financed In line with increased demand in the motorcycle market in Indonesia in 2002, financing for motorcycle purchases also ‘000 Units rose significantly. In 2002, PT Federal International Finance (FIF) provided financing facilities worth Rp 3.6 trillion for the 500 purchase of 424,713 motorcycle units. This amount represented a 71.4% increase over the Rp 2.1 trillion of financing 424,713 provided for the purchase of 268,816 units in 2001. In terms of market share, FIF accounted for 30% of the total 400 market for Honda motorcycles in 2002, up from 28% the previous year, and 55% of Honda’s total credit market. As a
result of increased financing, FIF posted significant increases in revenue in 2002, up 83.0% to Rp 679 billion. 300 268,816
Moreover, by adhering firmly to prudent asset management principles, FIF managed to maintain its delinquency rate 200 on loan repayment at a low level of 1.35%, notwithstanding the sharp increase in financing. Its strong performance in 2002 enabled FIF to expedite its debt repayment, originally scheduled for 2003. The remaining debts of USD 15.9 100 million and Rp 118 billion as at year-end 2001 have been settled through a refinancing loan facility from Bank Danamon. In May 2002, a portion of this refinancing loan was paid in cash while the remainder was converted into a joint- 0 financing facility. 01 02
With the settlement of its restructured debt liabilities, FIF is released from the terms of debt restructuring and is able to Amount Financed use the cash flows from its operation to disburse new financing. Aside from its own funds, the expansion in motorcycle Rp trillion financing is also funded through joint-financing schemes with several banks, which currently include Bank Mega, Bank 4.0
Danamon, Bank Permata, Bank Umum Tugu, Bank Mandiri, Bank Niaga and Bank NISP. An additional source of funding 3.6 in 2002 was from the issue of Rp 300 billion of corporate bonds with 18.5% coupons due in 2005. The corporate
bonds of FIF were rated A- (single A minus) by PEFINDO. 3.0
Currently, FIF remains the largest motorcycle financing company in Indonesia, supported by a network of 68 branch 2.1 offices and 157 points of service throughout the country. 2.0
1.0
0 01 02 “Amount financed jumped by 71% ... its entire restructured debt settled”
“Jumlah pembiayaan melonjak hingga 71% ... seluruh hutang yang direstrukturisasi telah dilunasi”
Pembiayaan berhati-hati, deliquency rate mampu Mega, Bank Danamon, Bank Permata, Sepeda Motor dipertahankan pada tingkat yang sehat Bank Umum Tugu, Bank Mandiri, sebesar 1,35%, sekalipun dengan Bank Niaga dan Bank NISP. Sumber Pembiayaan untuk pembelian sepeda adanya peningkatan jumlah pendanaan lainnya pada tahun 2002 motor meningkat secara signifikan pembiayaan. Kinerja usaha yang baik di adalah melalui penerbitan obligasi sejalan dengan peningkatan pasar tahun 2002 tersebut memungkinkan FIF senilai Rp 300 miliar dengan bunga sepeda motor di Indonesia pada tahun untuk mempercepat pembayaran 18,5% dan masa jatuh tempo tahun 2002. Pembiayaan yang disalurkan oleh hutangnya yang semula dijadwalkan 2005. Obligasi tersebut menerima PT Federal International Finance (FIF) jatuh tempo tahun 2003. Hutang yang peringkat A- (A minus) dari PEFINDO. pada tahun 2002 mencapai sebesar tersisa pada akhir tahun 2001 sebesar Rp 3,6 triliun untuk pembelian 424.713 US$ 15,9 juta dan Rp 118 miliar telah Saat ini, FIF merupakan perusahaan unit sepeda motor. Ini merupakan diselesaikan melalui fasilitas refinancing pembiayaan sepeda motor terbesar di peningkatan sebesar 71,4% dari Bank Danamon. Pada bulan Mei Indonesia dengan didukung oleh dibandingkan pembiayaan sebesar 2002, sebagian dari pinjaman jaringan 68 kantor cabang dan 157 Rp 2,1 triliun untuk 268.816 unit sepeda refinancing tersebut telah dibayar lunas service point di seluruh Indonesia. motor pada tahun 2001. Perolehan dan sebagian lagi dikonversikan menjadi pangsa pasar FIF untuk total pasar fasilitas pembiayaan-bersama. Asuransi Kerugian sepeda motor merek Honda meningkat dari 28% tahun 2001 menjadi 30%, dan PT Asuransi Astra Buana (AAB) Dengan selesainya pembayaran hutang 55% dari penjualan kredit sepeda motor membukukan peningkatan pendapatan restrukturisasi, FIF tidak lagi terikat pada Honda tahun 2002. premi sebesar 23,9% dari Rp 550,9 persyaratan restrukturisasi dan dapat
36 miliar tahun 2001 menjadi Rp 682,7 mempergunakan arus kas dari Dengan meningkatnya pembiayaan miliar tahun 2002, mencerminkan operasionalnya untuk mendanai yang disalurkan, FIF membukukan peningkatan sebesar 26,3% dan 20,7% penyaluran pembiayaan baru. Selain peningkatan pendapatan sebesar 83,0% masing-masing pada lini bisnis individu dari arus kas operasional, peningkatan menjadi Rp 679 miliar pada tahun 2002. dan lini bisnis korporasi. Sejalan dengan penyaluran pembiayaan juga didanai peningkatan pendapatan premi, total melalui pola pembiayaan-bersama Sementara itu, dengan memegang teguh aktiva meningkat 19,8% dari Rp 703,1 dengan beberapa bank yaitu Bank prinsip-prinsip pengelolaan aset yang miliar tahun 2001 menjadi Rp 842,1
ASTRA INTERNATIONAL 2002 General Insurance PT Asuransi Astra Buana (AAB) posted a 23.9% increase in gross premium from Rp 550.9 billion in 2001 to Rp 682.7 billion in 2002, reflecting 26.3% and 20.7% growth, respectively, of its individual and corporate lines of business. In line with the increase in gross premium, total assets also increased by 19.8% from Rp 703.1 billion in 2001 to Rp 842.1 billion in 2002, while total investments rose from Rp 521.3 billion to Rp 598.8 billion or 14.9% over the same period.
The excellent performance of AAB was also reflected in its Risk Based Capital (RBC) level of 147.25%, far above the minimum regulatory level of 75% as required by the Indonesian Ministry of Finance. The company’s RBC in 2001 was 132.43%.
During 2002, AAB received various awards in recognition of its achievements. They include: • “Indonesian Customer Satisfaction Award” from Frontier Marketing & Research Consultants and SWA magazine • The “Most Trusted” in the Motor Vehicle and Fire Insurance categories from Kapital magazine in cooperation with Marketing Research Specialist (MARS) • The “Most Valuable Brand” in the Motor Vehicle Insurance category given by SWA magazine together with Marketing Research Specialist (MARS) • The 2002 “Best Insurance Company” award from Investor magazine Life Insurance PT Astra CMG Life (“ACMGL”) booked a 22.3% increase in gross premium to Rp 216.5 billion in 2002, compared to Rp 177 billion in 2001. Total assets of ACMGL grew by 25.7% from Rp 365.3 billion in 2001 to Rp 459.4 billion at year-end 2002.
Total RBC as a measure of sound operations in the insurance industry was 160% in 2002, compared with 187.5% in 2001. These levels of RBC far exceeded the minimum regulatory level as required by the Indonesian Department of Finance of 40% and 75% for the year 2001 and 2002, respectively.
“Healthy capital profile with RBC of 147% ...”
“Tingkat permodalan yang sehat dengan pencapaian RBC sebesar 147% ...” miliar pada tahun 2002, sementara total Asuransi Jiwa dana investasi tumbuh dari Rp 521,3 PT Astra CMG Life (ACMGL) miliar menjadi Rp 598,8 miliar pada membukukan peningkatan pendapatan periode yang sama atau meningkat premi sebesar 22,3% menjadi Rp 216,5 sebesar 14,9%. miliar tahun 2002, dibandingkan Rp 177 miliar tahun 2001. Total aktiva ACMGL Kinerja yang baik tersebut juga tumbuh 25,7% dari Rp 365,3 miliar tahun tercermin pada pencapaian RBC (Risk- 2001 menjadi Rp 459,4 miliar pada akhir Based Capital) sebesar 147,25%, jauh di tahun 2002. atas tingkat minimum sesuai peraturan Departemen Keuangan RI sebesar 75%. Total RBC sebagai indikator kinerja Tingkat RBC pada tahun 2001 adalah operasional yang sehat bagi perusahaan 132,43%. asuransi adalah sebesar 160% pada tahun 2002, dibandingkan 187,5% tahun Pada tahun 2002 AAB memperoleh 2001. Angka-angka tersebut jauh di atas berbagai pengakuan dan penghargaan ketentuan Departemen Keuangan RI atas prestasinya, antara lain: mengenai tingkat RBC minimum yaitu • Penghargaan “Indonesia Customer 40% untuk tahun 2001 dan 75% Satisfaction Award” dari Frontier untuk tahun 2002. Marketing & Research Consultants bekerjasama dengan majalah SWA • Penghargaan “The Most Trusted” untuk Garda Oto di kategori Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor dari majalah Kapital bekerjasama
dengan Marketing Research Specialist ASTRA INTERNATIONAL 2002 (MARS) • Penghargaan “The Most Valuable Brand” untuk Garda Oto di kategori Asuransi Kendaraan Bermotor dari majalah SWA bekerjasama dengan MARS • Penghargaan “Perusahaan Asuransi Terbaik 2002” dari majalah Investor.
37 3 Heavy Equipment Division
During 2002, the Heavy Equipment Division Pada tahun 2002, Divisi Alat Berat tetap fokus pada remained focused on its proven competencies kompetensinya yang telah teruji dalam bidang distribusi in the distribution and after-sales service of dan layanan purna-jual mesin-mesin konstruksi, leading international brands of construction, pertambangan dan kehutanan dari merek-merek mining and logging equipment, as well as in terkenal di dunia, sekaligus meningkatkan kinerjanya di strengthening its business interests in coal bidang pertambangan batubara dan kontraktor mining and as a mining contractor. pertambangan. “Komatsu unit sales grew by 32% ...”
“Penjualan unit Komatsu meningkat sebesar 32% ...”
38
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Despite the general improvements in Indonesia’s economy during 2002, the Heavy Equipment Division under PT United Tractors Tbk and subsidiaries (“UT”) continued to experience somewhat unfavorable business conditions, mainly due to the appreciation of the rupiah against the US dollar as well as to the weak demand for heavy equipment, which has yet to recover to its pre-crisis levels. Despite higher sales volume in Construction Machinery, Mining Contracting and Coal Mining, the strengthening of the rupiah is the main reason for a drop in net consolidated revenues from Rp 7.1 trillion in 2001 to Rp 6.9 trillion in 2002.
UT was unable to meet its debt payment due in December 2002, and was forced to seek a rescheduling for USD 253.9 million and Rp 134.0 billion of its debts. Negotiations with creditors are continuing.
Construction Machinery Unit sales volume by the Construction Machinery division grew by 32% from 627 units in 2001 to 825 units in 2002. Unit sales growth in 2002 was driven by strong increases in the sales of Komatsu heavy equipment to the forestry sector, from 211 to 332 units, and to the construction sector, from 71 to 134 units. The agribusiness and mining sectors absorbed 72 and 287 units, compared to 51 and 294 units in 2001. Overall, Komatsu heavy equipment saw an increase in domestic market sales to 50%, compared with 43% in 2001.
Despite the increase in unit sales volume however, net sales value declined slightly to Rp 2.53 trillion, 3% lower compared to 2001. This was primarily due to the strengthening of the rupiah against the US dollar, as well as to an increase in smaller size units sold. Heavy equipment unit sales represented almost 67% of total sales, while the contributions of spare parts and services segments were 24% and 9%, respectively. “Komatsu maintains its leading position with 50% market share ...” “Komatsu berhasil mempertahankan posisinya dengan menguasai 50% pangsa pasar ...”
Construction Machinery Market Share 2002
7.7% OTHERS
15.9% HITACHI
49.7% KOMATSU
26.7% CATERPILLAR
Sekalipun perekonomian Indonesia hutang-hutangnya senilai Sekalipun volume penjualan pada tahun 2002 secara umum telah Rp 134,0 miliar dan US$ 253,9 juta. meningkat, nilai penjualan bersih lebih membaik, Divisi Alat Berat di Negosiasi restrukturisasi hutang sedikit menurun menjadi Rp 2,53 bawah kendali PT United Tractors Tbk dengan para kreditur saat ini masih triliun pada tahun 2002, atau 3% lebih dan anak perusahaan (“UT”) masih berlanjut. rendah dibandingkan penjualan bersih terus menghadapi kondisi usaha yang tahun 2001. Hal ini terutama cukup berat, terutama akibat Mesin Konstruksi disebabkan oleh menguatnya mata menguatnya mata uang rupiah uang rupiah terhadap Dollar AS, serta Volume penjualan divisi Mesin terhadap Dollar AS, serta masih lebih banyak terjualnya unit-unit alat Konstruksi meningkat 32% dari 627 lemahnya pasar alat berat jika berat yang berukuran lebih kecil. unit pada tahun 2001 menjadi 825 unit dibandingkan periode pra-krisis. Penjualan alat berat memberikan tahun 2002. Pertumbuhan penjualan Meskipun mencatat kenaikan volume kontribusi hampir 67% dari total tahun 2002 dipacu oleh peningkatan penjualan di sektor Mesin Konstruksi, penjualan, sementara kontribusi penjualan alat berat Komatsu ke Kontraktor Penambangan dan penjualan suku cadang dan jasa sektor kehutanan dari 211 menjadi Pertambangan batubara, penghasilan pemeliharaan adalah masing-masing 332 unit, dan ke sektor konstruksi dari bersih konsolidasi menurun dari 24% dan 9%. 71 menjadi 134 unit. Sementara itu, Rp 7,1 triliun pada tahun 2001 menjadi penjualan ke sektor agribisnis dan
Rp 6,9 triliun tahun 2002, terutama Kontraktor ASTRA INTERNATIONAL 2002 pertambangan adalah masing-masing disebabkan oleh menguatnya mata Penambangan 72 dan 287 unit, dibandingkan tahun uang rupiah. 2001 sebanyak masing-masing 51 Penghasilan bersih divisi Kontraktor dan 294 unit. Secara keseluruhan, Penambangan di bawah Disamping itu, UT belum dapat pangsa pasar alat berat Komatsu di PT Pamapersada Nusantara (Pama) memenuhi kewajiban pembayaran pasar domestik meningkat dari 43% menurun menjadi Rp 3,1 triliun pada cicilan hutang yang jatuh tempo bulan pada tahun 2001 menjadi 50% tahun tahun 2002, dibandingkan Rp 3,2 Desember 2002, dan harus 2002. triliun tahun 2001. Dengan sekitar 90% mengupayakan restrukturisasi untuk dari penghasilan Pama diperoleh
39 Sales by Business Mining Contractor Net revenues of the Mining Contractor division under PT Pamapersada Nusantara (“Pama”) declined to 2002 Rp 3.1 trillion in 2002, from Rp 3.2 trillion in 2001. As around 90% of Pama’s revenues were in 18.7% US dollars, the depreciation of the US dollar relative to the rupiah during 2002 resulted in the decline in Coal Mining total revenue. 36.8% Construction Machinery Pama derives its revenues mainly from coal mining contracts with domestic as well as international companies with mining concessions in Indonesia. Total production volume in 2002 was 28.7 million 44.5% Mining tonnes of coal with 138.3 million bcm of overburden, compared with 24.7 million tonnes of coal with Contracting 119.5 million bcm of overburden in 2001.
Coal Mining 2001 PT Berau Coal booked sales of USD 139.2 million (Rp 1.3 trillion) in 2002, representing an increase of 18.3% Coal 11% compared with USD 125.9 million (Rp 1.3 trillion) in 2001. The growth in coal mining revenues Mining 36.8% was the result of an increase in sales volume from 6.6 million tonnes in 2001 to 6.9 million tonnes in Construction 2002, as well as from the increase in the average coal price from USD 19.0/tonne in 2001 to USD 20.2/ Machinery tonne in 2002. 44.9% Mining Contracting Export sales increased 5% from 4.8 million tonnes in 2001 to 5.1 million tonnes in 2002, and accounted for 74% of total sales.
In March 2003, Berau Coal has obtained a principal approval of its debt restructuring for USD 29.2 million, after being unable to meet the debt payment due in December 2002. “13% increase in coal contracting volume ...”
“Volume kontrak batubara meningkat sebesar 13% …”
“5% increase in export sales ...” “Penjualan ekspor meningkat sebesar 5% ...”
dalam mata uang Dollar AS, Pertambangan Penjualan ekspor meningkat 5% dari melemahnya mata uang tersebut Batubara 4,8 juta ton tahun 2001 menjadi 5,1 relatif terhadap rupiah pada tahun juta ton, yang merupakan 74% dari PT Berau Coal membukukan 2002 berdampak pada menurunnya total volume penjualan tahun 2002. penjualan sebesar US$ 139,2 juta jumlah pendapatan. (Rp 1,3 triliun) pada tahun 2002, Di bulan Maret 2003, Berau Coal telah meningkat 11% dibandingkan tahun Penghasilan Pama terutama berasal mendapatkan persetujuan prinsip atas 2001 sebesar US$ 125,9 juta (Rp 1,3 dari kontrak-kontrak pertambangan restrukturisasi hutang senilai US$ 29,2 triliun). Peningkatan pendapatan dari batubara dengan berbagai juta, setelah gagal memenuhi 40 pertambangan batubara disebabkan perusahaan pertambangan besar. kewajiban pembayaran hutang yang oleh peningkatan volume penjualan Pada tahun 2002, total volume jatuh tempo bulan Desember 2002. dari 6,6 juta ton di tahun 2001 menjadi produksi adalah sebanyak 28,7 juta 6,9 juta ton tahun 2002, serta akibat ton batubara dengan overburden adanya kenaikan harga rata-rata 138,3 juta bcm, sedangkan produksi batubara dari US$ 19,0/ton tahun tahun 2001 sebanyak 24,7 juta ton 2001 menjadi US$ 20,2/ton tahun batubara dengan overburden 119,5 2002. juta bcm.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 4 Agribusiness Division
Spearheaded by PT Astra Agro Lestari Tbk Di bawah kendali PT Astra Agro Lestari Tbk, Divisi (AAL), the Agribusiness Division represents Agribisnis mewakili kiprah bisnis Astra di sektor industri Astra International’s business interests in the berbasis sumberdaya alam. Dengan kinerjanya yang natural resource-based industry sector. With a kuat pada tahun 2002, Divisi Agribisnis merupakan strong performance in 2002, the Agribusiness salah satu kontributor pendapatan terbesar di antara Division remains one of the major contributors perusahaan-perusahaan Grup Astra. within the Astra Group of companies.
“Higher CPO prices ... boosted total sales by 43%”
“Kenaikan harga CPO … mendorong total penjualan sebesar 43%”
ASTRA INTERNATIONAL 2002
41 The Agribusiness Division of Astra under PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) benefited from higher Crude Palm Oil (CPO) prices during 2002, as well as from increased CPO production, to post a significant 43.3% increase in revenue to Rp 2.03 trillion in 2002, compared to Rp 1.42 trillion in 2001.
The low growth in world CPO production in 2002 due to unfavorable weather in most CPO producing countries has driven the price of CPO higher in the international markets. AAL achieved an average sales price of Rp 3,077/kg of CPO in 2002, compared with Rp 2,192/kg in the previous year, in line with the marked increase of the average price for CPO in the international markets from USD 286/tonne to USD 390/tonne.
CPO sales volume in 2002 increased by 6.7% to 465,152 tonnes, compared with 436,087 tonnes in 2001. Export sales, mainly to the Netherlands, Malaysia, India and France amounted to 50,414 tonnes, up 511% compared to 8,248 tonnes exported in 2001. Sales volume increased in line with increased CPO production from 519,760 tonnes in 2001 to 543,634 tonnes in 2002, due to the expansion in matured plant area, the improved extraction rate of CPO and increased CPO milling capacity.
Total matured hectares increased from 177,760 ha in 2001 to 183,268 ha in 2002, with an average oil palm growth age of 8.5 years. Planted area for other commodities however remained relatively unchanged at 8,854 ha for rubber, 3,213 ha for tea and 2,882 ha for cocoa. With the continuing implementation of the “ER 15” program which aims at improving the CPO extraction rate by 1.5%, AAL succeeded in achieving a CPO extraction
Divisi Agribisnis Astra di bawah produk CPO oleh AAL mencapai 519.760 ton tahun 2001 menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) Rp 3.077 per kg, dibandingkan 543.634 ton tahun 2002, yang membukukan peningkatan Rp 2.192 per kg pada tahun disebabkan oleh perluasan area pendapatan yang signifikan sebesar sebelumnya, sejalan dengan tanaman produktif, peningkatan 43,3% dari Rp 1,42 triliun tahun 2001 peningkatan harga rata-rata CPO di tingkat rendemen CPO dan menjadi Rp 2,03 triliun tahun 2002, pasar internasional dari US$ 286 penambahan kapasitas pabrik terutama disebabkan oleh harga menjadi US$ 390 per ton. pengolahan CPO. minyak sawit mentah (CPO) yang lebih tinggi pada tahun 2002, serta adanya Volume penjualan CPO meningkat Areal tanaman kelapa sawit produktif peningkatan volume produksi CPO, 6,7% menjadi 465.152 ton pada tahun bertambah dari 177.760 ha pada pada tahun tersebut. 2002, dibandingkan 436.087 ton tahun tahun 2001 menjadi 183.268 ha tahun 2001. Penjualan ekspor, terutama ke 2002, dengan usia tanaman rata-rata Melambatnya pertumbuhan produksi negara tujuan Belanda, Malaysia, 8,5 tahun. Luas areal komoditi lainnya CPO pada tahun 2002 akibat kondisi India dan Perancis, mencapai 50.414 relatif tidak berubah, yaitu 8.854 ha
42 cuaca yang kurang menguntungkan di ton, meningkat 511% dibandingkan untuk tanaman karet, 3.213 ha untuk kebanyakan negara produsen CPO di penjualan ekspor tahun 2001 sebesar teh dan 2.882 ha untuk kakao. Dengan dunia telah mendorong kenaikan 8.248 ton. Peningkatan volume berlanjutnya penerapan program “ER harga CPO di pasar internasional. penjualan ini sejalan dengan 15” yang bertujuan meningkatkan Pada tahun 2002, harga jual rata-rata peningkatan produksi CPO dari rendemen dengan 1,5%, AAL berhasil
ASTRA INTERNATIONAL 2002 rate of 23.2% in 2002, compared to 22.2% in 2001. Meanwhile, the quality of CPO has also been improved by the reduction of free fatty acid (FFA) content from 3.3% in 2001 to 2.9% in 2002. Further reduction is expected as a result of the company’s “FFA 25” program, which aims at reducing FFA content to less than 2.5%.
Currently, AAL operates 15 CPO mills with a total milling capacity of 670 tonnes of fresh fruit bunch (FFB) per hour, compared with a total milling capacity of 560 tonnes of FFB in 2001. The increase in CPO milling capacity resulted from the addition of a new milling plant in Central Kalimantan, as well as from the expansion in the production capacity of some of the existing milling plants. AAL also operates a refinery plant in Medan, North Sumatera, to extract olein, stearin, PFAD and cooking oils from CPO. With a handling capacity of 300 tonnes of CPO per day, the refinery plant currently produces 220 tonnes of olein and 66 tonnes of stearin per day. AAL also produces and markets its own brand of cooking oil, “Sendok”, 7,828 tonnes of which were sold in 2002, compared to 1,738 tonnes in 2001.
In support of export sales, AAL has recently made use of a new CPO loading facility in Dumai capable of storing 7,500 tonnes of CPO with a pumping “throughput” of approximately 210 tonnes CPO/hour. In addition, AAL currently is restructuring its business portfolio to focus on its core competency in oil palm plantations by divesting its interests in the rubber, tea and cocoa plantation businesses.
CPO Production & CPO Sales Vol & Price Extraction Rate ‘000 tonnes ER (%) ‘000 tonnes ER/kg 560 23.40 23.2 460 3,077 3,200 23.00 440 480 2,800 22.2 22.60 420 400 22.20 2,400 400 380 2,192 21.80 2,000 520 544 360 436 465 320 21.40 2001 2002 340 1,600 2001 2002 CPO ‘000 tonnes Extraction Rate (%) CPO ‘000 tonnes Price - Rp / kg
mencapai tingkat rendemen CPO pengolahan adalah 560 ton TBS per mencapai 7.828 ton pada tahun 2002, 23,2% pada tahun 2002, jam. Peningkatan kapasitas dibandingkan 1.738 ton pada tahun dibandingkan 22,2% tahun 2001. pengolahan disebabkan oleh 2001. Kualitas CPO yang diproduksi juga penambahan satu pabrik pengolahan ditingkatkan melalui pengurangan CPO yang baru di Kalimantan Tengah, Untuk menunjang penjualan ekspor, kandungan FFA (free fatty acid) dari disamping akibat adanya peningkatan AAL baru-baru ini meresmikan 3,3% pada tahun 2001 menjadi 2,9% pada kapasitas pengolahan di pengoperasian dermaga CPO yang tahun 2002. Peningkatan kualitas lebih beberapa pabrik yang lain AAL juga baru di Dumai, dengan kapasitas lanjut diharapkan akan tercapai mengoperasikan fasilitas penyulingan penyimpanan 7.500 ton CPO dan melalui penerapan program “FFA 25”, di Medan, Sumatera Utara, untuk kapasitas pemompaan sekitar 210 ton yang bertujuan untuk memproduksi menyuling CPO menjadi olein, stearin, per jam. Selain itu, untuk lebih efektif CPO dengan kandungan FFA kurang PFAD dan minyak goreng. Dengan berkonsentrasi pada kompetensi dari 2,5%. kapasitas penyulingan sebesar 300 bisnisnya yang utama, AAL tengah ton CPO per hari, pabrik tersebut saat melakukan restrukturisasi usaha
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Saat ini, AAL mengoperasikan 15 ini memproduksi 220 ton olein dan 66 dengan mendivestasikan bisnisnya di pabrik pengolahan CPO dengan total ton stearin setiap hari. AAL juga perkebunan karet, teh dan kakao. kapasitas pengolahan sebesar 670 memproduksi dan memasarkan ton tandan buah segar (TBS) per jam. minyak goreng dengan merek dagang Pada tahun 2001, total kapasitas “Sendok”, dengan penjualan
43 Information 5 Technology Division
The business activities of PT Astra Graphia Tbk Aktivitas usaha PT Astra Graphia Tbk dan anak (AG) and its subsidiary companies continue to perusahaan di bidang Document Solution (melalui represent an important foothold for the Astra merek Xerox) dan Information Technology (IT) Solution group of companies in the Document Solution, merupakan landasan yang penting bagi kelompok through the Xerox brand, and Information perusahaan Astra untuk berkiprah di sektor undustri Technology (IT) solution, which is expected to yang akan semakin penting di masa mendatang, play a bigger role as various businesses dimana Teknologi Informasi akan semakin diandalkan increasingly depend on IT to deliver better oleh dunia usaha untuk meningkatkan kinerja. performance.
44 “16% increase in net sales ... and an accelerated debt payment” “Penjualan bersih meningkat 16% ... dan mampu mempercepat pembayaran hutang”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 PT Astra Graphia Tbk (“AG”), the company’s subsidiary in the Information Technology (IT) sector, posted a 16.2% increase in net sales to Rp 829 billion in 2002, compared to net sales of Rp 714 billion the previous year. With its two business units - Document Solutions and IT Solutions - AG ranks among the leading service providers in Indonesia’s IT industry today.
Total sales of Document Solution business in 2002 amounted to Rp 442 billion, up 10% from sales of Rp 401 billion in 2001, mainly on the strength of increased sales of Xerox photocopiers. This increase, from 45% in 2001 to 57% in 2002, reflects a continuing trend of replacing older analog copiers with newer digital models from the Xerox photocopier line of products.
At year-end 2002, AG had an extensive network of 19 branches and 47 service points throughout Indonesia.
The IT Solution business unit also recorded an increase of sales from Rp 312 billion in 2001 to Rp 388 billion in 2002. The total IT market in Indonesia was valued at USD 902.7 million in 2001 and USD 964.8 million in 2002 (source: International Data Corporation). AG’s market share increased from 3.42% in 2001 to 4.32% in 2002. Besides major local strategic projects, IT Solution also has access to the global market with projects such as infrastructure development for a cellular operator company in Vietnam.
With strong sales and collections in 2001 and 2002, AG was able to achieve a considerable improvement in its cash flow, enabling it in turn to accelerate its debt payment. In September and December 2002, AG made payments, originally scheduled to become due in December 2002 and March 2003, of USD 4.63 million and USD 7.77 million respectively. As a result, AG has achieved its release date with lenders by year-end 2002.
Revenues Rp billion
1,000
829 800 714 IT 47% 600 Solution 44%
400
Documentation 53% 200 56% Solution
0 2001 2002
PT Astra Graphia Tbk (AG), anak dengan model-model baru mesin infrastruktur bagi sebuah perusahaan perusahaan Perseroan di sektor fotocopy digital Xerox. operator telekomunikasi selular di Teknologi Informasi (TI), membukukan Vietnam. peningkatan penjualan bersih sebesar Per akhir tahun 2002, AG memiliki 16,2% menjadi Rp 829 miliar pada jaringan kerja yang luas meliputi 19 Didukung oleh kinerja yang kuat tahun 2002, dibandingkan Rp 714 kantor cabang dan 47 service point dalam penjualan maupun penagihan miliar pada tahun sebelumnya. di seluruh Indonesia. pada tahun 2001 dan 2002, AG dapat Dengan dua buah unit usaha - meningkatkan kemampuan arus kas Document Solution dan IT Solution - Unit usaha IT Solution juga mencatat sehingga mampu mempercepat AG saat ini merupakan salah satu peningkatan penjualan dari Rp 312 jadwal pembayaran hutang perusahaan penyedia jasa TI yang miliar tahun 2001 menjadi Rp 388 perusahaan. Pada bulan September terkemuka di Indonesia. miliar tahun 2002. Dari total pasar jasa 2002 AG melakukan pembayaran TI di Indonesia senilai US$ 902,7 juta cicilan hutang sebesar US$ 4,63 juta Total penjualan Document Solution pada tahun 2001 dan US$ 964,8 juta yang seharusnya jatuh tempo bulan pada tahun 2002 adalah Rp 442 miliar, pada tahun 2002 (sumber data dari Desember 2002, sementara pada meningkat 10% dari penjualan tahun International Data Corporation), bulan Desember 2002 dilakukan ASTRA INTERNATIONAL 2002 2001 sebesar Rp 401 miliar, terutama perolehan pangsa pasar AG pembayaran cicilan hutang yang dikarenakan menguatnya penjualan meningkat dari 3,42% tahun 2001 seharusnya jatuh tempo pada Maret mesin fotocopy Xerox. Peningkatan menjadi 4,32% pada tahun 2002. 2003 sebesar US$ 7,77 juta. dari 45% pada tahun 2001 menjadi Selain keterlibatannya dalam Akibatnya, AG berhasil mencapai 57% tahun 2002 tersebut beberapa proyek strategis berskala release date dengan para kreditur mencerminkan kecenderungan pasar besar di tingkat lokal, IT Solution juga pada akhir tahun 2002. melakukan penggantian mesin berkiprah di pasar internasional antara fotocopy model analog yang lama lain melalui proyek pembangunan
45 6 Infrastructure Division
The Infrastructure Division is represented by PT Intertel Nusaperdana (Intertel) and PT Astratel Nusantara (Astratel), both wholly-owned subsidiaries of PT Astra International Tbk. Intertel and Astratel have been involved in several project undertakings, mostly in the telecommunications sector in Indonesia.
46
Divisi Infrastruktur diwakili oleh PT Intertel Nusaperdana dan PT Astratel Nusantara, sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan. Intertel dan Astratel saat ini menjalankan beberapa kegiatan terutama di sektor industri telekomunikasi di Indonesia.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Activities of the Infrastructure Division are carried out under PT Astratel Nusantara (Astratel) and PT Intertel Nusaperdana (Intertel) as wholly-owned subsidiaries of PT Astra International Tbk.
In 2002, Astratel and the other shareholders of PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo), the KSO operator for the Sumatera region, entered into a sale and purchase agreement with PT Telkom Indonesia for the proposed acquisition of all Pramindo shares for an aggregate consideration of USD 381 million. At the time of the sale transaction, it was agreed that Astratel’s 35% stake in Pramindo would be transferred to Telkom in three tranches of 30% in 2002, 15% in 2003 and 55% in 2004. In August 2002, the first tranche transaction was settled. Besides the revenue from the sale of Pramindo, the other major income of the Infrastructure Division is currently provided by the Intertel Astratel Consortium (KIA) which receives a fixed payment under a Revenue Sharing Program with Telkom in the operation of certain telecommunication facilities in Jakarta and the surrounding area (known as PBH-2 Package I project). Intertel and Astratel have a 100% equity interest in KIA.
“Successful divestment of Pramindo ... KSO in Sumatera...” “Keberhasilan divestasi saham Pramindo ... KSO di Sumatera ...”
Kegiatan usaha Divisi Infrastruktur menandatangani perjanjian penjualan diselesaikan. Selain pendapatan dari Perseroan dilakukan melalui dan pembelian saham dengan divestasi saham Pramindo, sumber PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Telkom Indonesia, untuk rencana pendapatan utama Divisi Infrastruktur PT Intertel Nusaperdana (Intertel), akuisisi 100% saham Pramindo oleh saat ini berasal dari Konsorsium keduanya merupakan anak Telkom dengan total nilai jual sebesar Intertel-Astratel (KIA), yang menerima perusahaan yang dimiliki sepenuhnya USD 381 juta. Pada saat transaksi jumlah pembayaran yang tetap di oleh PT Astra International Tbk. penjualan, disetujui bahwa Astratel bawah Kontrak Bagi Hasil dengan akan mengalihkan 35% kepemilikan Telkom untuk pengoperasian Pada tahun 2002, Astratel bersama sahamnya di Pramindo kepada Telkom beberapa fasilitas telekomunikasi di pemegang saham lain di PT Pramindo dalam tiga tahap, masing-masing 30% Jakarta dan sekitarnya (proyek PBH-2- Ikat Nusantara (Pramindo) sebagai tahun 2002, 15% tahun 2003 dan 55% Paket-I). Bersama-sama, Intertel dan perusahaan operator KSO untuk tahun 2004. Pada bulan Agustus Astratel menguasai 100% kepemilikan wilayah Sumatera telah 2002, tahap pertama transaksi telah saham di KIA. ASTRA INTERNATIONAL 2002
47 Human Resources Development
To achieve the Company’s goals, Astra has continually improved the overall skill and professionalism of the employees in order to have qualified human resources at all level of the organization.
“Improve the overall skill and professionalism of people ...”
“Meningkatkan keterampilan dan profesionalisme karyawan ...”
Astra secara terus menerus meningkatkan keterampilan dan profesionalisme karyawannya pada semua tingkat dalam organisasi perusahaan.
48
ASTRA INTERNATIONAL 2002 In today’s increasingly competitive global economy, companies must often take strategic and innovative steps to increase product quality and customer service in order to maintain its market position. In order to be able to deliver high quality products and services, the Company believes that it has to continuously improve its business processes to meet world class standards. To achieve the goals, the Company needs to have qualified people in senior management and throughout the organization.
In order to improve the overall skill and professionalism of the workforce, the Company has made significant improvements in areas such as the recruitment system, job assignment procedures, performance appraisals, reward systems and in industrial relations. The HRD Department held occasional discussion forums and training sessions in industrial relations in order to train HRD officers in Astra Group to be able to resolve labour issues.
HRD also held communication forums between senior Board of Directors and employees in Astra Group in major cities of Indonesia. This forum aims to build mutual understanding, goodwill, creativity and productivity atmosphere. It is expected that through this forum, the Company’s policy and goals will be achieved.
Dalam era perekonomian global yang rekrutmen, prosedur penugasan, semakin kompetitif, perusahaan sering penilaian kinerja pegawai, sistem dituntut untuk mengambil langkah imbalan, dan hubungan industrial. strategis dan inovatif dalam HRD Perseroan secara berkala meningkatkan kualitas produk dan mengadakan forum diskusi dan sesi layanan untuk mempertahankan posisi pelatihan dalam lingkup hubungan pasar. Perseroan meyakini bahwa untuk industrial untuk melengkapi personil memberikan produk dan layanan yang HRD di lingkungan kelompok berkualitas sesuai standar internasional perusahaan Astra dengan pengetahuan terbaik, diperlukan perbaikan terus- mengenai masalah ketenagakerjaan dan menerus di berbagai proses bisnis. pemecahannya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, perusahaan perlu memiliki orang-orang HRD Perseroan juga menyelenggarakan yang berkualitas di dalam organisasinya forum diskusi antara direksi dan dari manajemen puncak sampai pada karyawan di beberapa kota besar di tingkat terendah. Indonesia. Melalui forum-forum diskusi tersebut diharapkan tercipta suasana Untuk meningkatkan keterampilan dan saling pengertian, itikad baik, kreatifitas profesionalisme karyawan, Perseroan dan produktifitas, yang pada akhirnya telah melakukan berbagai langkah diharapkan dapat tercapainya kebijakan perbaikan meliputi aspek-aspek sistem dan tujuan usaha Perseroan.
Total Employees Total Employees by Business Units by Age As at Dec 31, 2002 As at Dec 31, 2002
60,000
54,303
50,000
18-25 years old 40,000 33.24% 26-35 years old 45.15%
30,000 <18 years old 0.12%
>55 years old ASTRA INTERNATIONAL 2002
20,000 18,788 0.16% 36-45 years old 16.67%
10,000 9,654 46-55 years old 4.67%
5,461
1,739 0
Automotive System & Others Agribussines Heavy Equipment Financial Services
Pengembangan Sumber Daya Manusia 49 AMDI In order to promote human resource development, the company has utilized the Astra Management Development Institute (AMDI) to conduct internal training seminars and forums that cover major topics of concern.
To increase return on investment on training, AMDI has been continuously improving our education process by implementing the Action Learning Concept. Each participant is required to make a project that results in improvements in productivity, market share, revenue and efficiency. These programs are divided into three categories: leadership competence, functional competence and basic competence.
Leadership Competence In 2002, AMDI held 13 Astra Basic Management Program (ABMP) sessions for 341 employees; 18 Astra Supervisory Training Program (ASTP) sessions for 498 employees; 9 Astra Middle Management Program (AMMP) sessions for 245 employees; and 2 Astra General Management Program (AGMP) sessions for 57 employees.
Functional Competence Programs include: Astra Production Management for Foremen (APMF); Astra Production Management for Supervisors (APMS); Branch Manager Development Program (BMDP); Service Head Development Program (SHDP); Administration Head Development Program (AHDP); Human Resource Officer Development Program (HRODP); and the Human Resource Manager Development Program (HRMDP).
Basic Competence Man Management Astra (MMA); Astra Management Systems (AMS) and Six Sigma-Green Belt.
Astra International Cooperative With 46,680 members representing 50% of the Astra Group workforce, the cooperative focuses on providing funding and deposit protection for its members. Cooperative programs include programs in education, housing
AMDI Kompetensi Kepemimpinan Human Resource Officer Development Pada tahun 2002, AMDI Program (HRODP), serta Human Untuk mendukung upaya menyelenggarakan sebanyak 13 sesi Resource manager Development pengembangan SDM, lembaga Astra pelatihan Astra Basic Management Program (HRMDP). Management Development Institute Program (ABMP) bagi 341 karyawan; (AMDI) Perseroan menyelenggarakan 18 sesi Astra Supervisory Training Kompetensi Dasar forum serta lokakarya pelatihan Program (ASTP) bagi 498 karyawan; Jenis pelatihan untuk kompetensi internal mengenai berbagai topik yang 9 sesi Astra Middle Management dasar meliputi Man Management Astra relevan. Program (AMMP) bagi 245 karyawan; (MMA), Astra Management System serta 2 sesi pelatihan Astra General (AMS) dan program Six Sigma - Green Dalam rangka memaksimalkan hasil Management Program (AGMP) bagi Belt. yang diperoleh dalam pelatihan, AMDI 57 karyawan. terus-menerus memperbaiki proses Koperasi Astra pelatihan dengan menerapkan Action Kompetensi Fungsional International Learning Concepts. Melalui metode ini Program pelatihan kompetensi setiap peserta pelatihan diharuskan Koperasi Astra International fungsional mencakup Astra Production
50 mempresentasikan program yang menyelenggarakan berbagai aktivitas management for Foremen (APMF), dapat meningkatkan produktifitas, simpan-pinjam bagi kepentingan Astra Production Management for pangsa pasar, penjualan ataupun karyawan anggota, yang berjumlah Supervisors (APMS), Branch Manager efisiensi kerja. Terdapat tiga kategori 46.680 orang, atau 50% dari total Development Program (BMDP), utama program pelatihan, yaitu karyawan Astra, melalui berbagai Service Head Development Program kompetensi kepemimpinan, program di bidang pendidikan, (SHDP), Administration Head kompetensi fungsional, dan perumahan dan transportasi. Pada Development Program (AHDP), kompetensi dasar. tahun 2002, Koperasi Astra
ASTRA INTERNATIONAL 2002 and transportation. In 2002, the cooperative allocated Rp 30.44 billion to 3,634 employees. Compared to 2001, this year’s figures represent a 189% increase in funds and a 176% increase in the number of members served.
Astra International Cooperative continues to work with government and private banks to improve the welfare of its members and to guarantee and enhance the investment that they have made. In order to develop the cooperative further, a joint venture with Corporate Security Center resulted in the establishment of PT Sigap Prima Astra. The new company is a management consultant and security training organizer and by the end of the year, 1,032 security members were working in both Astra Group companies and in outside companies. Another cooperative business is Patron Tour & Travel with sales Rp 4.04 billion in 2002 compared to Rp 3.36 billion in 2001.
Astra International Cooperative also provided educational scholarships totaling Rp 16.82 million to the dependents of 173 members in 2002. This represents an increase of over 200% from the previous year.
A number of training programs were also carried out in 2002. These included management cooperative training for cooperative units (Kopnit) and branch cooperatives (Kopcab) as well as supervisory and social programs.
Astra Pension Fund Established in 1986, the Astra Pension Fund provides a pension to retired Astra employees or their beneficiaries. Currently with 48,740 members from 111 companies, the fund is supported with fees of 3.2% collected from employee salaries combined with company contributions. In 2002, Rp 670 billion, an increase of 16% over 2001, was raised and reinvested according to Indonesian Finance Ministry guidelines that call for prudent, flexible investments. The Astra Pension Fund portfolio in 2002 consisted of: long-term deposits (41%), bonds (42%), shares and mutual funds (14%) and direct investment (3%). Total Employees by Education
As at Dec 31, 2002
Elementary / Junior High Master Degree 21.35% 0.37%
Bachelor 9.62% Senior High 62.54%
Diploma 6.12%
International menyalurkan dana Astra maupun di luar Grup Astra. Unit Dana Pensiun Astra sebesar Rp 30,44 miliar kepada 3.634 usaha Koperasi Astra International Dibentuk pada tahun 1986, yayasan anggota koperasi, yang merupakan yang lain adalah Patron Tour & Travel, Dana Pensiun Astra menyediakan peningkatan sebesar 189% dan 176% yang pada tahun 2002 membukukan dana pensiun bagi pensiunan masing-masing, dibandingkan tahun penjualan senilai Rp 4,04 miliar, karyawan Astra ataupun ahli warisnya, 2001. dibandingkan Rp 3,36 miliar tahun dimana program tersebut saat ini 2001. diikuti oleh 48.740 orang peserta dari Dalam rangka meningkatkan 111 perusahaan. Sumber dana yang kesejahteraan anggota dan Koperasi juga menyediakan program dikelola berasal dari potongan gaji mengoptimalkan dana milik anggota, beasiswa bagi anak-anak karyawan karyawan 3,2% dan kontribusi Koperasi Astra International bekerja anggota. Pada tahun 2002, sebanyak perusahaan. Pada tahun 2002, sama dengan pihak pemerintah dan 173 anggota memperoleh dana yayasan mengelola dana total bank-bank umum swasta nasional. beasiswa sejumlah Rp 16,82 juta, sejumlah Rp 670 miliar, meningkat Untuk lebih memajukan usahanya, meningkat lebih dari 200% dari tahun 16% dari tahun 2001. Sesuai dengan Koperasi bekerja sama dengan sebelumnya.
peraturan Departemen Keuangan, ASTRA INTERNATIONAL 2002 Corporate Security Center mendirikan dana tersebut dikelola secara berhati- PT Sigap Prima Astra, sebuah Program-program Koperasi Astra hati dan fleksibel dalam portepel perusahaan konsultan manajemen International yang lain mencakup investasi yang pada tahun 2002 dan pelatihan satuan pengamanana. program pelatihan manajemen komposisinya terdiri dari deposito Pada akhir tahun 2002, sebanyak koperasi bagi Koperasi Unit dan berjangka (41%), obligasi (42%), 1.032 anggota Satuan Pengamanan Koperasi Cabang, program pelatihan saham dan unit penyertaan (Satpam) telah berhasil ditempatkan di penyelia serta berbagai program reksa dana (14%) serta investasi berbagai perusahaan dalam Grup sosial kemasyarakatan. langsung (3%).
51 Environmental, Health & Safety Management
Astra Group’s commitment to environmental protection and preservation has been part of formal corporate policy since 1999, when a “Green Company” philosophy was implemented throughout the Group. This philosophy serves as the basis for Environment, Health and Safety (EHS) Management in all company activities. On November 5, 2002, Astra Group officially released a book entitled “Astra Green Company” to the public. With a foreword by Dr. Emil Salim, the book examines the main principles of this philosophy and sets out the 4 pillars of “Green Company”: green strategy, green process, green product, and green employee.
Green Strategy involves the integration of EHS policies with the corporate operations of every company within the Astra Group. Green Process dictates that each company’s procedures and processes must be efficient, systematic, environmentally sustainable and adhere to international standards. In 2002, 5 companies (PT GS Battery Sunter Plant, PT GS Battery Karawang Plant, PT EDS Indonesia, PT Astra Sedaya Finance, and PT Pantja Motor) received ISO 14001 certification, bringing the total number of companies within the Group that have achieved this standard to 26. In addition, PT GS Battery Sunter Plant and PT GS Battery Karawang Plant received national health and safety management system certification (SMK3) while PT Astra Sedaya Finance and PT Indokarlo Perkasa received OHSAS 18001 certification. In all, 9 companies have now received SMK3 and OHSAS 18001 recognition.
Green Product refers to the production of environmental-friendly products and practices such as non-CFC air conditioning units, minimal packaging and the design of products that do not require excessive maintenance.
Komitmen Astra terhadap perlindungan “Green Strategy” berkaitan dengan Karawang juga memperoleh sertifikasi dan pelestarian lingkungan telah integrasi kebijakan LH&K3 ke dalam nasional di bidang manajemen merupakan bagian dari kebijakan formal seluruh kegiatan operasional kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan sejak tahun 1999, tatkala perusahaan di lingkungan kelompok (SMK3), sedangkan PT Astra Sedaya filosofi “Green Company” mulai usaha Astra. Sedangkan melalui “Green Finance dan PT Indokarto Perkasa diterapkan dan menjadi dasar bagi Process”, diharapkan berbagai kegiatan menerima sertifikasi OHSAS 18001. aktivitas manajemen Lingkungan Hidup, operasional tersebut dapat Total jumlah perusahaan yang telah Kesehatan dan Keselamatan Kerja terselenggara dengan efisien, sistematis memperoleh sertifikasi SMK3 dan (LH&K3) di seluruh jajaran perusahaan dan berkelanjutan secara lingkungan, OHSAS 18001 adalah 9. grup Astra. Pada tanggal 5 November sesuai dengan standar internasional 2002, Astra meresmikan peluncuran terbaik. Pada tahun 2002, sebanyak Pilar “Green Product” menyangkut buku “Astra Green Company” untuk 5 unit usaha (PT GS Battery - Pabrik pembuatan produk-produk yang ramah kalangan umum. Dengan kata Sunter, PT GS Battery - Pabrik lingkungan seperti AC non-CFC, pendahuluan yang ditulis oleh Dr. Emil Karawang, PT EDS Indonesia, PT Astra meminimalkan penggunaan kemasan, Salim, buku tersebut menjabarkan Sedaya Finance dan PT Panca Motor) serta desain produk yang menghemat prinsip utama filosofi “Green Company” telah menerima sertifikasi ISO 14001, biaya pemeliharaan. 52 yang diwujudkan melalui empat pilar sehingga total jumlah perusahaan di dasar yaitu “Green Strategy”, “Green Grup Astra yang telah memiliki Pilar “Green Employee” bertujuan untuk Process”, “Green Product” dan “Green sertiifikasi tersebut menjadi 26. menumbuhkan kesadaran serta Employee”. Disamping itu, PT GS Battery - Pabrik keterlibatan aktif tiap karyawan Astra Sunter dan PT GS Battery - Pabrik dalam operasional dan manajemen
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Finally, the Green Employee policy strives to make all employees aware of and involved in EHS management and operations. This is done through extensive and varied EHS training programs. Additionally, Astra Group now has 351 Environment Officers, while the ranks of certified Safety Specialists have swelled to 90 and Health Officers now total 112.
Internally, Astra’s Green Company management uses a system based on Frequency Rate (FR) and Severity Rate (SR) of Lost Time Injuries (LTI) and utilizes color indicators: black (0-249), red (250-509), blue (510-774), green (775-899) and gold (900-1000). The percentage of companies within the group that had green and gold ratings climbed from 23% (environment) and 16% (health & safety) in 2001 to 43.4% (environment) and 38.l5% (health & safety) in 2002. This increase is in line with the corporate EHS target of having 90% of Astra companies achieve the gold rating by 2004.
Another program that confirms Astra Group’s commitment to the environment and to local communities began in 2001 as the Sunter Nusa Dua Project. This program has expanded in 2002 to include: Hardware Management, Software Management and Brainware Management.
Hardware Management involves developing the industrial area of Sunter II and making it safe, pleasant and free of devastating floods. The focus has been on revamping drainage infrastructure, installing street lights and more greenery in the area and creating a rescue system that can handle emergency situations quickly and efficiently. In conjunction with the Hardware Management program, Software Management is a program to develop guidelines to anticipate and handle floods as well as procedures to manage emergency situations.
The Brainware Management program has 2 main goals: to develop a “Green Village” in Sungai Bambu, in cooperation with UNESCO, the University of Indonesia and the Institute of Technology of Indonesia, and to improve the socialization of Astra’s EHS policies and practices within the surrounding communities.
“90% of companies within Astra Group will achieve Astra Green Company standard by 2004 ...”
“90% perusahaan dalam Grup Astra akan meraih standar sebagai Green Company pada tahun 2004 …”
LH&K3, melalui berbagai program 2002. Peningkatan ini mendukung target pemasangan lampu penerang jalan, pelatihan di bidang tersebut. Sampai Perseroan di bidang LH&K3 yaitu penghijauan serta pengembangan saat ini, terdapat sebanyak 351 peringkat emas bagi 90% perusahaan di sistem bantuan untuk menangani Environment Officer, 90 Safety Specialist Grup Astra pada tahun 2004. keadaan darurat dengan cepat dan dan 112 Health Officer di Grup Astra. efisien. Sejalan dengan program Kegiatan lain yang mencerminkan “Hardware Management”, program Dalam mengupayakan status “Green komitmen Perseroan terhadap “Software Management” dikembangkan Company”, Perseroan menggunakan lingkungan dan masyarakat sekitar untuk memformulasikan kebijakan sistem yang berdasarkan pada adalah Proyek Sunter Nusa Dua yang standar guna mengantisipasi dan parameter Frequency Rate (FR) dan dimulai di tahun 2001. Pada tahun 2002, menangani bencana banjir, termasuk Severity Rate (SR) untuk Lost Time Injury program ini telah dikembangkan lebih prosedur penanganan keadaan darurat. (LTI), dengan kode warna untuk lanjut melalui “Hardware Management”, Sementara itu, program “Brainware peringkat penilaian yaitu hitam (0-249), “Software Management” dan “Brainware Management” memiliki dua tujuan yaitu merah (250-509), biru (510-774), hijau Management”. pengembangan sebuah “Green Village” (775-889) dan emas (900-1000). Secara di daerah Sungai Bambu bekerja sama persentase, jumlah perusahaan di Aspek “Hardware Management” dengan pihak UNESCO, Universitas ASTRA INTERNATIONAL 2002 lingkungan Astra yang telah mencakup upaya pengembangan Indonesia dan Institut Teknologi memperoleh peringkat hijau dan emas kawasan industri Sunter II menjadi Indonesia, serta untuk lebih telah meningkat dari 23% (lingkungan) daerah yang aman, nyaman dan bebas mensosialisasikan kebijakan dan praktek dan 16% (K3) masing-masing di tahun banjir. Hal ini dilakukan melalui LH&K3 Astra kepada masyarakat di 2001, menjadi 43,4% (lingkungan) dan perombakan sistem drainase, lingkungan sekitar. 38,15% (K3) masing-masing di tahun
Manajemen Lingkungan Hidup, Kesehatan & Keselamatan Kerja 53 Social Responsibility
In line with its vision of “Prospering Together with the Nation,” the Astra Group initiated a number of community development programs serving not only the local communities surrounding the Head Offices in Sunter but also the local communities surrounding our subsidiary companies throughout Indonesia.
Sesuai dengan cita-cita Perseroan “Sejahtera Bersama Bangsa”, Perseroan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan masyarakat, program-program ini ditujukan tidak saja bagi masyarakat dilingkungan kantor pusat Perseroan di Sunter, namun juga bagi komunitas lokal di sekitar operasional anak perusahaan Perseroan di seluruh Indonesia.
54
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Toyota-Astra Foundation The Toyota-Astra Foundation (YTA) continued its support of education and culture in the community in 2002 with programs and activities whose funding exceeded Rp 3.68 billion. The majority of this funding was used for a scholarship program for children of poor families. Scholarships were granted at all levels of education from elementary school to university amounting to Rp 3.47 billion, and included 10 scholarships for bachelor’s degree students who were considered to be the 10 best students in Indonesia.
The Foundation also made substantial contributions to various universities throughout the country. These contributions were made in the form of research grants, technology project research aid and were also used to support student science events such as seminars, symposiums and expositions.
Other Foundation activities included entrepreneurial development through an automotive training program and through Astra Auto Repair Shops, as well as the publication of books, manuals and other materials. Dharma Bhakti Astra Foundation The Dharma Bhakti Astra Foundation (YDBA) focuses on assisting in the development of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia. In 2002, the Foundation sponsored 70 training programs with partners like Bank Mandiri, PT Sucofindo (Persero), PT Bank Ekspor Indonesia, and PT Surveyor Indonesia (Persero). These programs were followed by 1,532 SMEs, representing a significant increase in the number of participants compared to last year. Automotive mechanics was the most sought after training material and in order to meet this growing demand, discussions with our partners are currently underway to develop such materials and to develop 2 new training facilities: the Pusat Otomotif Modern in Batam and PPOM in Cibitung (Bekasi).
Another way of supporting SMEs is through capital funding and the Foundation was quite active in 2002, providing 90 SMEs with funds worth Rp 10.3 billion. This funding occurred through financial institutions and BUMNs and from the total, Rp 4 billion was given in the form of soft loans from PUKK-BUMN with yearly interest of only 6%.
Yayasan Toyota-Astra Yayasan Dharma Bhakti Astra Yayasan Toyota-Astra (YTA) menyelenggarakan berbagai kegiatan di Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) bidang pendidikan dan kebudayaan pada berkiprah dalam mendukung tahun 2002, dengan pendanaan pengembangan sektor usaha kecil dan keseluruhannya melebihi Rp 3,68 miliar. menengah (UKM) di Indonesia. Pada tahun Sebagian besar dari dana tersebut 2002, YDBA mensponsori 70 program dipergunakan dalam program beasiswa pelatihan bekerja sama dengan mitra untuk anak-anak dari keluarga yang kurang seperti Bank Mandiri, PT Sucofindo mampu. Sebanyak Rp 3,47 miliar dana (Persero), PT Bank Ekspor Indonesia dan beasiswa dibagikan kepada penerima PT Surveyor Indonesia (Persero). Sebanyak mulai dari pelajar Sekolah Dasar sampai 1.532 pengusaha UKM, meningkat cukup mahasiswa di perguruan tinggi, termasuk banyak dibandingkan tahun sebelumnya, 10 beasiswa bagi mahasiswa S1 yang mengikuti program-program pelatihan ini. termasuk 10 mahasiswa berprestasi di Salah satu materi pelatihan yang paling Indonesia. diminati adalah mekanik otomotif, dan untuk itu, YDBA sedang menjajaki YTA juga memberikan bantuan dana kemungkinan kerja sama dengan para kepada berbagai perguruan tinggi di mitra kerja untuk lebih mengembangkan seluruh Indonesia, yang digunakan untuk program tersebut, termasuk pembangunan pembiayaan riset, bantuan bagi proyek dua fasilitas Pusat Pelatihan Otomotif riset teknik dan dukungan bagi Modern (PPOM) di Batam dan Cibitung penyelenggaraan lokakarya, simposium (Bekasi). ataupun pameran ilmiah yang diadakan oleh mahasiswa. YDBA juga aktif menyalurkan pendanaan untuk mendukung sektor UKM, dimana Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh YTA pada tahun 2002 sebanyak 90 pengusaha adalah dukungan pengembangan UKM telah menerima bantuan modal ASTRA INTERNATIONAL 2002 wirausaha melalui pengadaan program senilai Rp 10,3 miliar, yang disalurkan pelatihan di bidang otomotif dan bengkel- melalui berbagai mitra lembaga keuangan bengkel Astra Auto Repair Shop, serta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). penerbitan berbagai buku, buku panduan Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 4 miliar dan materi cetak lain di bidang tersebut. diberikan dalam bentuk pinjaman lunak melalui skema PUKK-BUMN dengan suku bunga hanya 6% per tahun.
Tanggung Jawab Sosial 55 The Dharma Bhakti Foundation Gallery at Jl. Majapahit No. 16 in Central Jakarta serves as the main venue for marketing potential SME products, such as furniture and handy crafts. Sales for domestic markets increased from Rp 10.8 billion in 2001 to Rp 18.5 billion in 2002. The export market almost doubled from US$ 1.2 million last year to US$ 2.4 million this year.
Additionally, the Foundation was involved in expositions and seminars throughout the year including an “Exposition of Clustered Commodities” co-sponsored by Bappenas, and an exposition at the end of the year titled, “Bali Economic Recovery through SMEs”. This particular exposition was a coordinated effort with PUKK-BUMN and SMEs and reflected everyone’s concern and sympathy for the people of Bali after the tragedy in October. Astra Mitra Ventura The venture capital company PT Astra Mitra Ventura (AMV) invested in 45 partner companies in 2002 with a total investment of Rp 14.7 billion. These partners started to show some positive growth this past year due in large part to overall economic stabilization but also as a result of increased operational activities and better revenues. In 2002, AMV reinvested capital funds in 3 potential partner companies amounting to Rp 5.2 billion. In the coming year, AMV plans to continue to support partner companies growth by providing optimal capital funding, exploring new business opportunities for partner companies, restructuring unhealthy partner companies, being selective about investments and cooperating with YBDA and Astra subsidiaries. Astra Manufacturing Polytechnic Established in 1995, Astra Manufacturing Polytechnic (“Polman Astra”) is an educational institution that provides opportunities to an average of 200 students per year in four areas at study: 1. Production Equipment and Tool Making Program (P4) - established in 1995 in cooperation with ATMI Solo. 2. Technique and Processes of Manufacturing Program (TPM) - established in 1996 in cooperation with the Department of Mechanical Engineering of the Bandung Institute of Technology (ITB). 3. Information System Program (SI) - established in 1999 in cooperation with the Department of Information Technology of the Bandung Institute of Technology. 4. Mechatronic Program. Currently in development.
Jalur pemasaran utama bagi produk- memiliki 45 mitra binaan dengan total 1. Program Pembuatan Peralatan dan produk UKM seperti perabotan rumah dana investasi sebesar Rp 14,7 miliar. Perlengkapan Produksi (P4) yang tangga dan kerajinan adalah Galeri Para mitra binaan tersebut telah mulai dimulai tahun 1995 bekerja sama Yayasan Dharma Bhakti di Jl. Majapahit menunjukkan kinerja yang positif di dengan ATMI Solo. No. 16, Jakarta Pusat. Penjualan ke tahun 2002, terutama akibat semakin 2. Program Teknik Proses Manufaktur pasar domestik meningkat dari Rp 10,8 stabilnya perekonomian secara umum, (TPM) yang mulai diselenggarakan miliar tahun 2001 menjadi Rp 18,5 miliar selain akibat peningkatan aktivitas tahun 1996 bekerja sama dengan tahun 2002, sementara penjualan ekspor operasional dan arus pendapatan. Pada Departemen Teknik Industri ITB. meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2002, AMV melakukan investasi 3. Program Sistem Informasi (SI) yang sekitar US$ 1,2 juta menjadi US$ 2,4 modal sebesar Rp 5,2 miliar di tiga didirikan tahun 1999 bekerja sama juta, pada periode yang sama. perusahaan mitra binaan yang potensial. dengan Departemen Teknologi Untuk tahun-tahun mendatang, AMV Informasi ITB. Selain itu, YDBA juga aktif dalam akan terus mendukung pengembangan 4. Program Mekatronik yang saat ini berbagai kegiatan lokakarya dan mitra binaan melalui pendanaan modal sedang dalam tahap pameran selama tahun 2002, termasuk yang optimal, mencermati berbagai pengembangan. acara “Exposition of Clustered peluang usaha baru bagi mitra binaan, Commodities” yang disponsori bersama melakukan restrukturisasi neraca untuk Rata-rata tiap tahun Polman Astra oleh Bappenas, dan pameran bertema mitra binaan yang kurang sehat, menampung sekitar 200 mahasiswa. “Pemulihan Perekonomian Bali melalui disamping terus melakukan investasi Hingga akhir tahun 2000, institusi ini UKM” yang diadakan di penghujung secara selektif bekerja sama dengan telah meluluskan 268 orang yang tahun tersebut. Acara tersebut YDBA dan perusahaan-perusahaan di seluruhnya terserap di industri grup merupakan hasil kerja sama dengan lingkungan kelompok usaha Astra. Astra sekitar 60%, sedangkan 40% di
56 PUKK-BUMN dan pengusaha sektor luar grup. UKM, dan mencerminkan keprihatinan Politeknik serta kepedulian kita semua terhadap Manufaktur Astra Polman Astra terus berupaya masyarakat Bali menyusul tragedi di mempertahankan standar profesional Didirikan pada tahun 1995, Politeknik bulan Oktober. dan meningkatkan kualitas program- Manufaktur (Polman) Astra merupakan program pendidikannya, dan telah lembaga pendidikan yang menyediakan Astra Mitra Ventura memperoleh akreditasi dari Badan kesempatan belajar bagi sekitar 200 Akreditasi Nasional pada tahun 2002. Pada tahun 2002, perusahaan modal orang pelajar tiap tahunnya dalam Dengan sekitar 62% para lulusannya ventura PT Astra Mitra Ventura (AMV) empat bidang studi: saat ini bekerja di berbagai perusahaan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Polman Astra accepts approximately 200 students every year. By the end of 2000, this institution had graduated 268 students. Of the total graduates, 60% were employed in Astra Group and 40% were absorbed by non-Astra companies.
Astra Manufacturing Polytechnic continuously strives to improve the quality of its programs and to maintain its professional standards and in 2001, received its accreditation from the national accreditation bureau. With an average of 62% of its graduates joining the Astra Group, Astra Manufacturing Polytechnic reflects the Company’s commitment to the development of dedicated and skilled professionals and to the future of its workforce as well as to the future of the nation as a whole. Community Development In line with its policy of contributing to local communities and its vision of “Prosper with the Nation”, the Astra Group initiated a number of community development programs in 2002. These programs served not only the local communities surrounding the Head Offices in Sunter but also the local communities surrounding our subsidiary companies throughout Indonesia.
The Company worked closely with local communities and local leaders to develop a neighborhood contest. This annual contest is sponsored by the Company and contributes to the overall cleanliness of local neighborhoods as well as to a sense of pride and community spirit in the areas. This contest is in line with our commitment to office and facility Runner up Office Landscape in DKI Jakarta, 2002 cleanliness and aesthetics. Also in 2002 in a local government - sponsored contest for facility cleanliness, Astra Juara 2 Lomba Taman International was ranked number 1 in North Jakarta and runner-up in Metropolitan Jakarta. Kantor Swasta DKI Jakarta Tahun 2002 A total of Rp 1 billion donations were made to flood victims also attest to Astra’s commitment to local communities. This commitment was evident throughout the year as the Group made Idul Fitri and Idul Adha packages for the people in Sunter I and Sunter II and continued to maintain good relations with the community through the 3000 capacity Astra Mosque, which was built by the Astra Amaliah Foundation.
In 2002, the Company gave scholarships to 400 students from the Sunter area, ranging from elementary school age students to high school students. Meanwhile, PT Astra Agro Lestari and PT Astra Honda Motor also provided scholarships to 800 and 400 students respectively. The Company provided rehabilitation aid for schools and mosques and gave demonstration models of motorcycle and car engines and technical guide books to Technical Schools (STM). The company also donated 2 Isuzu Elf buses to Indonesia’s National Sports Committee (KONI) for the use of Indonesian athletes.
Best Office Landscape in North Jakarta, 2002 Juara 1 Lomba Taman Kantor Swasta Kotamadya Jakarta Utara Tahun 2002
dalam Grup Astra, keberadaan Polman juara kebersihan dan keindahan Menengah (STM). Selain itu, Perseroan Astra mencerminkan komitmen perkantoran se-Jakarta Utara, dan juara juga menyumbangkan dua unit Perseroan dalam mengembangkan 2 se-DKI Jakarta tahun 2002, disamping kendaraan bus Isuzu Elf kepada KONI tenaga kerja profesional yang terampil, mengembangkan kebanggaan dan untuk dipergunakan bagi kepentingan dalam meningkatkan kesejahteraan semangat gotong-royong di lingkungan para olahragawan Indonesia. karyawan Astra dan masa depan masyarakat yang terlibat. Disamping itu bangsa dan negara Indonesia. Astra memberikan sumbangan kepada korban banjir DKI Jakarta senilai Pengembangan Rp 1 miliar, mencerminkan komitmen Masyarakat Astra pada kepedulian masyarakat di lingkungannya. Komitmen tersebut juga Sesuai dengan cita-cita Perseroan untuk diwujudkan dalam bentuk pembagian “Sejahtera Bersama Bangsa”, Perseroan paket Hari Raya Lebaran dan Idul Adha aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kepada masyarakat di Sunter I dan pengembangan masyarakat pada tahun Sunter II, serta hubungan baik yang 2002. Program-program ini ditujukan terus dibina antara lain melalui aktivitas tidak saja bagi masyarakat di lingkungan Masjid Astra yang berkapasitas 3000 Kantor Pusat Perseroan di Sunter, orang, yang dibangun oleh Yayasan Jakarta, namun juga bagi komunitas Amaliah Astra (YAA). lokal di sekitar operasional anak perusahaan Perseroan di seluruh Pada tahun 2002, Perseroan Indonesia. memberikan beasiswa kepada 400 ASTRA INTERNATIONAL 2002 pelajar sekolah dasar dan sekolah Bekerja sama dengan pemuka dan menengah di kawasan Sunter. anggota masyarakat setempat, Beasiswa juga diberikan oleh PT Astra Perseroan mengembangkan dan Agro Lestari dan PT Astra Honda Motor, mensponsori suatu lomba kebersihan kepada masing-masing 800 dan 400 lingkungan. Acara yang diadakan setiap pelajar. Perseroan menyumbangkan tahun ini merupakan salah satu upaya dana bagi perbaikan sekolah dan untuk meningkatkan kebersihan, masjid, serta mesin sepeda motor dan kesehatan dan keindahan lingkungan mobil untuk praktikum dan buku-buku sejalan dengan komitmen Astra sebagai teknik kepada beberapa Sekolah Teknik
57 Corporate Plan in 2003
In 2003, the Company will face several challenges with the implementation of the ASEAN Free Trade Area, but will continue to strive to maintain its position as the automotive market leader and will work to be the best in its other fields of operations in the coming year.
Winning Concept The Company will leverage its core competence, increase productivity and develop synergy among its business units. In support of this strategy, an integrated automotive network, consistent after- sales service and skilled human resources will be developed to improve productivity and customer satisfaction. The Company has already implemented its cross-selling program and an automotive financing, insurance and integrated purchase program and will implement its share service program in the coming year. All of these changes will make Astra more efficient, more productive and more customer-friendly.
Winning Team In support of the winning concept, the Company will continue to maintain the highest standards of recruitment, personnel tracking, development, and performance management. The future of the Company is in the hands of the people that work in it and by demanding the highest levels of performance and achievement, the Company will continue to grow and will be able to realize its greatest expectations.
Pada tahun 2003 Perseroan yang terpadu, layanan purna-jual dalam melakukan proses rekrutmen, diperkirakan akan menghadapi yang konsisten dan peningkatan pengembangan SDM, manajemen beberapa tantangan dengan keterampilan SDM agar dapat kinerja SDM dan system people dibukanya perdagangan bebas meningkatkan produktifitas dan tracking. Masa depan Perseroan ASEAN (AFTA), namun Perseroan sekaligus kepuasan pelanggan. terletak di tangan para karyawan yang akan terus berupaya untuk Perseroan telah menerapkan program terus berupaya mencapai yang mempertahankan posisinya sebagai penjualan-silang , pembiayaan terbaik, untuk memungkinkan pemimpin pasar otomotif serta untuk otomotif dan asuransi, serta program pertumbuhan dan pencapaian lebih menjadi yang terbaik di bidang usaha pembelian secara terpadu, sementara besar lagi. lain yang ditekuni di masa mendatang. program pelayanan bersama (shared service) akan diterapkan dalam waktu Winning Systems Winning Concept dekat. Kesemuanya ini akan membuat Upaya karyawan Perseroan untuk pelayanan Astra lebih efisien, Perseroan akan meningkatkan mencapai yang terbaik didukung produktif dan bersahabat. kompetensi inti yang dimiliki, melalui penyempurnaan dan menaikkan produktifitas dan Winning Team pengembangan sistem dan 58 mengembangkan sinergi antar unit infrastruktur melalui pemanfaatan usaha. Untuk mendukung strategi ini, Untuk mendukung Winning Concept, yang efektif dari teknologi informasi Perseroan akan terus Perseroan akan terus terkini. Untuk mengadopsi budaya mengembangkan jaringan otomotif mempertahankan standar yang tinggi Perseroan yang didasarkan pada
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Winning Systems In order for employees to reach these lofty goals, it is necessary to support them with systems and infrastructure and the Company is committed to improving and developing its infrastructure with the most effective, up-to- date information technology available. In order to help everyone within the Group adopt the corporate culture of the Company, the core of which consists of the Astra Corporate Philosophy, Catur Dharma, and Business and Work Ethics, the Company has established the Astra Management System (AMS) and the Astra Human Resources Management System (AHRM). The Company will also continue to develop its Enterprise Resource Planning (ERP) program to increase operational and administrative efficiency and to lay the foundation for the launch of our Customer Relationship Management (CRM) program.
Winning Principle The emphasis on good corporate governance practices in all business operations is one of the Company’s main goals, as it is essential to Astra’s reputation in the business world and in the community. The Board of Directors within the Astra Group will always strive to carry out their responsibilities in a professional, transparent and accountable manner. The Company will always strive to maintain the international standards of good corporate governance and will continue to integrate these standards throughout the business units within the Group to enhance the company’s image internally and externally.
Winning Relations In 2003, the Company will remain committed to the environment, and to health and safety standards (EHS) in all of its facilities and for the benefit of all of its employees. In addition, the Company will continue to implement community development programs according to these principles and will strive to develop synergy and maintain positive relations among its customers, joint venture principals, creditors, suppliers, investors and the community.
Catur Dharma dan pedoman Kode menjadi salah satu tujuan utama Winning Relations Etik Perusahaan, Perseroan telah dalam rangka mempertahankan Di tahun 2003 Perseroan tetap menerapkan Astra Management reputasi Perseroan di kalangan dunia memegang teguh komitmennya pada System (AMS) dan Astra Human usaha dan masyarakat umum. Seluruh peningkatan standar lingkungan Resources Management System jajaran Direksi di unit-unit usaha Grup hidup, kesehatan dan keselamatan (AHRM). Perseroan juga terus Astra akan melakukan tugas dan kerja (LH&K3) di tiap aspek mengembangkan penggunaan sistem fungsinya secara profesional, operasional yang bermanfaat bagi Enterprise Resource Planning (ERP) transparan dan bertanggung jawab. seluruh karyawan. Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi Perseroan senantiasa berupaya Perseroan terus melakukan operasional dan administrasi, serta mempertahankan prinsip-prinsip tata kontribusinya pada berbagai program sebagai landasan untuk pelaksanaan kelola perusahaan berdasarkan pengembangan masyarakat sejalan program Customer Relationship standar internasional yang terbaik dan dengan prinsip-prinsip LH&K3, serta Management (CRM). akan terus mengintegrasikan prinsip- mengembangkan sinergi dari prinsip tersebut pada setiap unit hubungan yang harmonis dengan Winning Principle usaha dalam lingkungan Grup Astra para pelanggan, mitra usaha, kreditur, ASTRA INTERNATIONAL 2002 agar citra Perseroan dapat Penekanan pada penerapan prinsip pemasok, pemodal dan masyarakat. ditingkatkan baik internal maupun tata kelola perusahaan yang baik di eksternal. semua lingkup bisnis Perseroan tetap
Rencana Perseroan Tahun 2003 59 This Annual Report has been signed by the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT Astra International Tbk in April 2003. Laporan Tahunan ini telah ditandatangani oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Astra International Tbk pada bulan April 2003.
Board of Commissioners Dewan Komisaris
Theodore Permadi Rachmat Benny Subianto (President Commissioner / Presiden Komisaris) (Vice President Commissioner / Wakil Presiden Komisaris)
Sri Mulyani Indrawati Benjamin Arman Suriadjaya Juwono Sudarsono (Commissioner / Komisaris) (Commissioner / Komisaris) (Commissioner / Komisaris)
Motonobu Takemoto Anthony John Liddell Nightingale Vimala Menon (Commissioner / Komisaris) (Commissioner / Komisaris) (Commissioner / Komisaris)
Philip Eng Heng Nee Neville Barry Venter (Commissioner / Komisaris) (Commissioner / Komisaris)
Board of Directors Dewan Direksi
Budi Setiadharma Michael Dharmawan Ruslim (President Director / Presiden Direktur) (Vice President Director / Wakil Presiden Direktur)
Danny Walla Kour Nam Tiang John S. A. Slack (Director / Direktur) (Director / Direktur) (Director / Direktur)
60
Prijono Sugiarto Gunawan Geniusahardja (Director / Direktur) (Director / Direktur)
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Financial Report Laporan Keuangan
PT Astra International Tbk and Subsidiaries / dan Anak Perusahaan
Consolidated Financial Statements / Laporan Keuangan Konsolidasian
31 December 2002 and 2001 31 Desember 2002 dan 2001
ASTRA INTERNATIONAL 2002
61 DIREKSI PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk ASTRA international Jl. Gaya Motor Raya No. 8 enterprise at your service Sunter II, Jakarta 14330, Indonesia Tel. : (62-21) 652 2555 Fax. : (62-21) 651 2058, 651 2059
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES / DAN ANAK PERUSAHAAN
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DECEMBER 2002 AND 2001 31 DESEMBER 2002 DAN 2001
Directors’ Statement Pernyataan Direksi
In accordance with a resolution of the Directors of Sesuai dengan keputusan Direksi PT Astra International PT Astra International Tbk in the opinion of the Directors: Tbk kami menyatakan bahwa:
a) the consolidated financial statements of PT Astra a) laporan keuangan konsolidasian PT Astra International Tbk and subsidiaries are drawn up so International Tbk dan anak perusahaan menyajikan as to present fairly the consolidated financial position secara wajar posisi keuangan konsolidasian PT Astra of PT Astra International Tbk and subsidiaries for the International Tbk dan anak perusahaan untuk tahun years ended 31 December 2002 and 2001, and the yang berakhir 31 Desember 2002 dan 2001, dan consolidated operating results, changes in equity, and laporan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus cash flows for the years ended 31 December 2002 kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir and 2001; 31 Desember 2002 dan 2001;
b) the consolidated financial statements have been b) penyajian laporan keuangan konsolidasian telah prepared in accordance with accounting principles dibuat sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku generally accepted in Indonesia. umum di Indonesia.
Jakarta, 19 March / Maret 2003
Board of Directors / Dewan Direksi PT Astra International Tbk
Budi Setiadharma
62 President Director / Presiden Direktur
John S. A. Slack Director / Direktur
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Corporate Data Data Perseroan
ASTRA INTERNATIONAL 2002
179 Board of Commissioners
Theodore Permadi Rachmat (President Commissioner / Presiden Komisaris)
An Indonesian citizen, he has been the President Warga Negara Indonesia, menjabat sebagai Presiden Commissioner of PT Astra International Tbk Komisaris PT Astra International Tbk sejak Juni 2002. since June 2002. A former President Director of Sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden Direktur the company (1984 - 1998) before being Perseroan (1984 - 1998), kemudian diangkat menjadi appointed as a commissioner of the company Komisaris Perseroan (1998 - 2000) dan untuk kedua (1998 - 2000), he served as President Director of kalinya menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan the company for the second time from 2000 - (2000 - 2002). Bergabung dengan PT Astra International 2002. He joined PT Astra International Tbk in Tbk tahun 1969. Beliau adalah juga Komisaris 1969. Mr. Rachmat is also a commissioner of PT Unilever Indonesia Tbk (1999 - sekarang), dan PT Unilever Indonesia Tbk (1999 - present), and is pernah menjabat Komisaris PT Bank Universal Tbk a former commissioner of PT Bank Universal Tbk (1995 - 2001). Pernah menjabat sebagai Presiden (1995 - 2001). He has also served as the President Komisaris (1994 - 1998), Komisaris (1984 - 1991), Commissioner (1994 - 1998), Commissioner (1984 Presiden Direktur (1979 - 1983) dan Direktur (1972 - - 1991), President Director (1979 - 1983) and 1978) di PT United Tractors Tbk. Menyelesaikan Director (1972 - 1978) of PT United Tractors Tbk. pendidikan di Institut Teknologi Bandung tahun 1968. He graduated from Bandung Institute of Technology in 1968.
Benny Subianto (Vice President Commissioner / Wakil Presiden Komisaris)
An Indonesian citizen, he has been the Vice Warga Negara Indonesia, menjabat sebagai Wakil President Commissioner of PT Astra Presiden Komisaris PT Astra International Tbk sejak International Tbk since February 2000 and has Februari 2000, dan sebelumnya sebagai Komisaris been a commissioner since 1998. He started his Perseroan sejak 1998. Memulai karir di PT Astra career at PT Astra International Tbk in 1969 and International Tbk pada tahun 1969 dan menjabat Wakil served as the Vice President Director from 1990 - Presiden Direktur (1990 - 1998). Pernah menjabat 1998. He has served as the President Director of sebagai Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (1984 - PT United Tractors Tbk (1984 - 1997), President 1997), Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (1989 Director of PT Astra Agro Lestari Tbk (1989 - - 1999), Presiden Komisaris PT Berau Coal (1995 - 2001) 1999), President Commissioner of PT United dan Presiden Komisaris PT Komatsu Indonesia Tbk Tractors Tbk (1997 - 1999), President (1993 - 1999). Menyelesaikan pendidikan di Institut Commissioner of PT Berau Coal (1995 - 2001) and Teknologi Bandung tahun 1969. President Commissioner of PT Komatsu Indonesia Tbk (1993 - 1999). He graduated from Bandung Institute of Technology in 1969.
Sri Mulyani Indrawati (Commissioner / Komisaris)
An Indonesian citizen, she has been a Warga Negara Indonesia, menjabat Komisaris PT Astra commissioner of PT Astra International Tbk since International Tbk sejak Februari 2000. Beliau diangkat February 2000. She was appointed as the sebagai Sekretaris di Dewan Ekonomi Nasional pada Secretary of the National Economy Board in 1999 tahun 1999 dan anggota Tim Asisten Menteri Keuangan and has been a member of the Ministry of bidang Moneter dan Keuangan sejak tahun 1998. Finance as an Assistant for Monetary Fund and Menduduki berbagai jabatan akademis di Fakultas Finance since 1998. She has held positions in the Ekonomi, Universitas Indonesia sejak 1985. Faculty of Economics at the University of Menyelesaikan program doktoral bidang Ekonomi di Indonesia since 1985. She received a doctorate in University of Illinois, AS, tahun 1992. Mengundurkan diri economics from the University of Illinois, USA, in sebagai komisaris pada tanggal 11 Januari 2003. 1992. She resigned as commissioner effective 11 January 2003.
Benjamin Arman Suriadjaya (Commissioner / Komisaris)
An Indonesian citizen, he was re-appointed as a Warga negara Indonesia. Sejak Rapat Umum Pemegang commissioner of PT Astra International Tbk at Saham tahun 2002 diangkat kembali sebagai Komisaris the General Annual Meeting of Stockholders in PT Astra International Tbk. Bergabung dengan PT Astra 2000. He joined PT Astra International Tbk in International Tbk pada tahun 1970 dan pernah menjabat 1970 and served as Director (1970 - 1973), Vice sebagai Direktur (1970 - 1973), Wakil Presiden Direktur President Director (1973 - 1979), President (1973 - 1979), Presiden Direktur (1979 - 1984), Wakil
180 ii Director (1979 - 1984), Vice President Presiden Komisaris (1984 - 1993) dan berbagai jabatan Commissioner (1984 - 1993) and various di anak perusahaan. Komisaris sejak 1993 hingga positions in subsidiaries. He has been a sekarang. Menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi commissioner in the Company since 1993. Bandung pada tahun 1959. He graduated from Bandung Institute of Technology in 1959.
TIONAL 2002
ASTRA INTERNAINTERNATIONAL 2002 Juwono Sudarsono (Commissioner / Komisaris)
An Indonesian citizen, he has been a Warga Negara Indonesia, menjabat Komisaris PT Astra commissioner of PT Astra International Tbk since International Tbk sejak Juni 2002, dan Komisaris June 2002 and a commissioner of PT Unilever PT Unilever sejak Juni 2001. Memegang berbagai gelar since June 2001. He holds degrees from the akademis dari Universitas Indonesia, Universitas University of Indonesia, the University of California Berkeley, AS, dan London School of California Berkeley, USA, and the London School Economics (1978). Pernah mendapatkan gelar Profesor of Economics (1978). He was a professor at di Georgetown University, Washington DC dan di Georgetown University, Washington DC, and Columbia University, New York (1986 - 1987) serta Columbia University, New York from 1986 - 1987, Dekan di Universitas Indonesia (1988 - 1994). Beliau and Dean of the University of Indonesia from adalah Wakil Gubernur pada Lembaga Pertahanan 1988 - 1994. He was Vice Governor of the Nasional, dan pernah menjabat sebagai Menteri National Defense Council, and has served as Lingkungan Hidup, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Minister of the Environment, Minister of serta Menteri Pertahanan. Saat ini beliau aktif sebagai Education and Culture and Minister of Defense. Profesor di Universitas Indonesia dan sejak tahun 2002 Currently, he is active as a professor at the sebagai penasehat ahli pada Konsorsium Internasional University of Indonesia and since 2002, as an untuk Reformasi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. International Consortium Advisor for the Reform of the Indonesian House of Representatives.
Motonobu Takemoto (Commissioner / Komisaris)
A Japanese citizen, he became a commissioner of Warga Negara Jepang, menjabat sebagai Komisaris PT Astra International Tbk in May 2001. He joined PT Astra International Tbk sejak Mei 2001. Bergabung Toyota Motor Sales Co., Ltd., in 1969. He has been dengan Toyota Motor Sales Co. Ltd. Pada tahun 1969. appointed as Managing Director of Toyota Motor Menjabat sebagai Direktur Pelaksana, Toyota Motor Asia Asia Pacific Pte., Ltd. (formerly known as Toyota Pacific Pte. Ltd. (Toyota Motor Management Services Motor Management Services Singapore., Pte.Ltd.) Singapore Pte. Ltd.) sejak tahun 2001, dan sebagai since 2001, and served as Executive Vice President of Executive Vice President Toyota Motor Thailand Co. Ltd. Toyota Motor Thailand Co.Ltd. in 1994. He graduated Pada tahun 1994. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas from the Faculty of Business Administration at Kobe Administrasi Niaga, Universitas Kobe, Jepang, tahun University, Japan in 1969. 1969.
Anthony John Liddell Nightingale (Commissioner / Komisaris)
A British citizen, he has been a commissioner of the Warga Negara Inggris, menjabat Komisaris PT Astra company since 2000. Currently, he serves as International Tbk sejak tahun 2000. Saat ini menjabat Chairman of Jardine Pacific, Jardine Motor Group, juga sebagai Chairman di Jardine Pacific, Jardine Motor Cycle & Carriage and MCL Land and as a director of Group, Cycle & Carriage dan MCL Land, serta sebagai public listed companies including Jardine Matheson Direktur di beberapa perusahaan publik antara lain Holdings, Edaran Otomobil Nasional, Hap Seng Jardine Matheson Holdings, Edaran Otomobil Nasional, Consolidated and Cycle & Carriage Bintang. He is Hap Seng Consolidated dan Cycle & Carriage Bintang. also Deputy Chairman of the Hong Kong General Beliau adalah juga Deputy Chairman di Hong Kong Chamber of Commerce and a member of the Hong General Chamber of Commerce dan anggota Hong Kong Trade Development Council. He became a Kong Trade Development Council. Bergabung dengan Board member of Jardine Matheson Holdings in Jardine Matheson Group pada tahun 1969 dan menjadi 1994, after initially joining Jardine Matheson Group anggota Board di Jardine Matheson Holdings tahun in 1969. He obtained an honours degree in classics 1994. Meraih gelar sarjana (Honours) bidang Classics from Peterhouse, Cambridge, in 1969. dari Peterhouse, Cambridge, tahun 1969.
Vimala Menon (Commissioner / Komisaris)
A Malaysian citizen, she has been a member of the Warga Negara Malaysia, menjabat Komisaris PT Astra Board of Commissioners of PT Astra International International Tbk sejak tahun 2000. Saat ini menjabat Tbk since 2000. Currently she is the Executive juga sebagai Direktur Eksekutif, Finance & Corporate Director for Finance & Corporate Services of Edaran Services di Edaran Otomobil Nasional Bhd, Malaysia,
Otomobil Nasional Bhd, Malaysia, and sits on the dan anggota Board di beberapa perusahaan di dalam ASTRA INTERNATIONAL 2002 Group Edaran Otomobil Nasional. Menjabat sebagai board of several companies in the Edaran Otomobil ASTRA INTERNATIONAL 2002 Nasional Group. She is also a director of Cycle & Direktur di Cycle & Carriage Limited, Singapore, dan di Carriage Limited, Singapore, and MCL Land Limited, MCL Land Limited, Singapore. Terdaftar sebagai Singapore. Ms. Menon is an associate member of associate member dari Institute of Chartered the Institute of Chartered Accountants in England Accountants di Inggris dan Wales serta anggota dari and Wales and also a member of the Malaysian Malaysian Institute of Accountants. Institute of Accountants.
Dewan Komisaris 181
iii Board of Commissioners
Philip Eng Heng Nee (Commissioner / Komisaris)
A citizen of Singapore, he has been a commissioner Warga Negara Singapura, menjabat Komisaris PT Astra of the Company since 2000. He has served with the International Tbk sejak tahun 2000. Menjabat berbagai Cycle & Carriage Group in various positions since posisi di Cycle & Carriage Group sejak tahun 1982 dan 1982 and is currently the Group Managing Director saat ini adalah Group Managing Director yang with overall responsibility for the Group’s bertanggung jawab atas operasional Grup. Anggota operations. He sits on the boards of the Cycle & Board di berbagai anak perusahaan dan perusahaan Carriage Group‘s major subsidiaries and associates afiliasi Cycle & Carriage Group di Malaysia, Australia, in Malaysia, Australia, New Zealand, Thailand and New Zealand, Thailand dan Vietnam, serta Direktur di Vietnam, and is a director of MCL Land and MCL Land dan Metalock, Singapore dan di Cycle & Metalock, Singapore, and of Cycle & Carriage Carriage Bintang, Malaysia. Pernah menjabat Presiden Bintang, Malaysia. He is a past president of the dari Singapore Motor Traders Association (1988 - 1991) Singapore Motor Traders Association (1988 to 1991) dan saat ini menjabat Deputy Chairman dari Singapore - and is currently Deputy Chairman of the Singapore - Australia Business Alliance Forum (SABAF). Australia Business Alliance Forum (SABAF).
Neville Barry Venter (Commissioner / Komisaris)
A South African citizen, he has been a commissioner Warga Negara Afrika Selatan, menjabat Komisaris of PT Astra International Tbk since 2000. At present, PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Saat ini he is the Group Finance Director of Cycle & Carriage menjabat sebagai Group Finance Director di Cycle & Group. He was previously the Finance Director of Carriage Group. Sebelumnya menjabat Finance Director Jardine Pacific and prior to joining the Jardine di Jardine Pacific dan sebelum bergabung dengan Group, he was the Group Finance Director of Jardine Group beliau adalah Group Finance Director dari Rennies Group Limited in South Africa. Rennies Group Limited, Afrika Selatan.
182
iv
TIONAL 2002
Dewan Komisaris
ASTRA INTERNAINTERNATIONAL 2002 Board of Directors
Budi Setiadharma (President Director / Presiden Direktur)
An Indonesian citizen, Mr. Setiadharma was Warga Negara Indonesia, menjabat Presiden Direktur appointed President Director of PT Astra PT Astra International Tbk sejak Juni 2002. Saat ini juga International Tbk in July 2002. He joined the menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Astra Honda Company in 1970 and currently serves as President Motor, Komisaris di PT Toyota Astra Motor, PT Astra Commissioner of PT Astra Honda Motor, Daihatsu Motor dan PT Astra Otoparts Tbk. Bergabung Commissioner of PT Toyota Astra Motor, PT Astra dengan Perseroan sejak tahun 1970 dan pernah Daihatsu Motor and PT Astra Otoparts Tbk. He is a menjabat Wakil Presiden Direktur PT Astra International former Vice President Director of PT Astra Tbk (1998 - 2002), Presiden Direktur PT Federal Motor International Tbk (1998 - 2002), and has served as (1978 - 2000) dan General Manager Honda Division, President Director (1978 - 2000) of PT Federal Motor, PT Astra International Tbk (1975 - 1978). Menyelesaikan and General Manager of the Honda Division of pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan, PT Astra International Tbk (1975 - 1978). He Bandung, 1970. graduated from Parahyangan Catholic University, Bandung, in 1970.
Michael Dharmawan Ruslim (Vice President Director / Wakil Presiden Direktur)
An Indonesian citizen, he has been Vice President Warga Negara Indonesia, menjabat Wakil Presiden Director of PT Astra International Tbk since 2002. Direktur PT Astra International Tbk sejak Juni 2002. He is responsible for coordinating all of the Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh company’s non-automotive businesses and bisnis non-otomotif Perseroan, strategi perusahaan serta corporate strategy and handles several corporate beberapa fungsi eksekutif perusahaan lainnya, termasuk functions, as well as acting as the Group Director for sebagai Direktur Grup Divisi Infrastruktur. Pernah the Infrastructure Division. He joined the Company menjabat sebagai Direktur PT Astra International Tbk in 1983 and was a director of PT Astra International (1991 - 2002). Sebelum bergabung dengan Perseroan Tbk (1991 - 2002). Prior to joining the company, he pada tahun 1983 menjabat Assitant Vice President di was Assistant Vice President of Citibank N.A, Citibank N.A., Jakarta. Menyelesaikan pendidikan di Jakarta. He graduated from the University of University of Wisconsin, Madison, AS, tahun 1978. Wisconsin-Madison, USA, in 1978.
Danny Walla (Director / Direktur)
An Indonesian citizen, he has been a director of Warga Negara Indonesia, menjabat Direktur PT Astra PT Astra International Tbk since 1990 and is International Tbk sejak tahun 1990, bertanggungjawab responsible for Automotive Division I and IV atas Divisi Otomotif I dan IV (sepeda motor dan (motorcycle and component). He joined the komponen). Bergabung dengan Perseroan pada tahun company in 1971 and currently serves as President 1971 dan saat ini menjabat juga sebagai Presiden Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk, Komisaris di PT Astra Otoparts Tbk dan Komisaris di Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk. He is a PT Astra Agro Lestari. Pernah menjabat sebagai former commissioner of PT Astra Honda Motor (1993 Komisaris di PT Astra Honda Motor (1993 - 2000), - 2000), President Commissioner of PT GS Battery, Presiden Komisaris di PT GS Battery, PT Kayaba PT Kayaba Indonesia and PT Denso Indonesia Corp. Indonesia dan PT Denso Indonesia Corp (1990 - 2000) (1990 - 2000), and President Director of PT Gemala serta Presiden Direktur PT Gemala Kempa Daya (1989 - Kempa Daya (1989 - 1999). He graduated from 1999). Menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung Institute of Technology in 1971. Bandung tahun 1971.
Kour Nam Tiang (Director / Direktur)
A Malaysian citizen, he has been a director of Warga Negara Malaysia, menjabat Direktur PT Astra PT Astra International Tbk since 2000. He is International Tbk sejak tahun 2000. Bertanggungjawab responsible for the Heavy Equipment and atas Divisi Alat Berat dan Agribisnis serta Sistem Agribusiness Divisions as well as corporate Informasi Teknologi Perusahaan. Saat ini menjabat juga
Information Systems and Technology. Currently, he sebagai Presiden Komisaris di PT United Tractors Tbk ASTRA INTERNATIONAL 2002 also serves as the President Commissioner of dan PT Astra Agro Lestari Tbk, serta Komisaris di PT United Tractors Tbk, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Astra Otoparts Tbk. Sebelumnya menjabat sebagai ASTRA INTERNA and Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk. He is a General Manager dan Head of Business Development di former General Manager and Head of Business Cycle & Carriage Limited (1997 - 2000) dan pernah Development of Cycle & Carriage Limited (1997 - bekerja di bidang investment banking dan konsultan di 2000) and has worked in investment banking and Cina, Singapura dan Australia. Memperoleh CPA dari consulting in China, Singapore, and Australia. He Australian Society of Certified Practising Accountant obtained his CPA from the Australian Society of pada tahun 1998, gelar master di bidang Commerce
Certified Practising Accountant (CPA) in 1988, after dari University of New South Wales, Australia, tahun TIONAL 2002 receiving a Master of Commerce from the University 1986 dan gelar bachelor di bidang Ekonomi dari of New South Wales in 1986, and a Bachelor of University of Sidney, Australia, tahun 1984. Economics degree from the University of Sydney in 1984.
Dewan Direksi 183
v Board of Directors
Prijono Sugiarto (Director / Direktur)
An Indonesia citizen, he has been a director of Warga Negara Indonesia, menjabat Direktur PT Astra PT Astra International Tbk since May 2001 and is International Tbk sejak Mei 2001. Bertanggung jawab responsible for Automotive Division III (BMW, atas Divisi Otomotif III (BMW, Daihatsu, Isuzu, Nissan Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel and Peugeot). He Diesel dan Peugeot). Bergabung dengan Perseroan joined the Company in 1990 and currently serves as sejak tahun 1990 dan saat ini menjabat juga sebagai President Commissioner of PT Pantja Motor, Presiden Komisaris di PT Panca Motor, PT Astra Nissan PT Astra Nissan Diesel Indonesia, PT Gaya Motor, Diesel Indonesia, PT Gaya Motor dan PT Pulogadung PT Pulogadung Pawitra Laksana, and as the Vice Pawitra Laksana, sebagai Wakil Presiden Komisaris di President Commissioner of PT Astra Daihatsu Motor, PT Astra Daihatsu Motor, dan sebagai Komisaris di and Commissioner of PT Astra Sedaya Finance and PT Astra Sedaya Finance dan PT Serasi Auto Raya. PT Serasi Auto Raya. He is also Vice Chairman of Beliau juga adalah Wakil Ketua Gaikindo. Sebelum Gaikindo (The Indonesian Automotive Industry bergabung dengan Perseroan menjabat sebagai Sales Association). Prior to joining the company, he was Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Sales Engineering Manager at Daimler-Benz Memperoleh gelar Dipl-Ing bidang Automotive Indonesia. He obtained his Dipl-Ing in Automotive Engineering dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman, Engineering from the University of A. Sc. Konstanz, tahun 1984 serta gelar Dipl-Wirtschaftsing bidang Germany, in 1984, and Dipl-Wirtschaftsing in Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Business Administration from the University of Jerman, tahun 1986. A. Sc. Bochum, Germany, in 1986.
Gunawan Geniusahardja (Director / Direktur)
An Indonesia citizen, he became a director of Warga Negara Indonesia, menjabat Direktur PT Astra PT Astra International Tbk in May 2001. He is Group International Tbk sejak Mei 2001. Bertanggung jawab Director for Astra System I Division - Information sebagai Direktur Grup untuk Divisi Tekonologi Informasi Technology and Financial Service Division. He joined dan Divisi Jasa Keuangan Astra. Bergabung dengan the Company in 1981 and currently serves as Perseroan pada tahun 1981 dan saat ini menjabat juga President Commissioner of PT Astra Graphia Tbk, sebagai Presiden Komisaris di PT Astra Graphia Tbk, PT Astra Multi Finance, PT Federal International PT Astra Multi Finance, PT Federal International Finance Finance, and PT Astra CMG Life. He is President dan PT Astra CMG Life, dan sebagai Presiden Direktur Director of PT Astra Sedaya Finance (1997 - present) di PT Astra Sedaya Finance. Sebelumnya pernah and was Chief Executive of PT Astra International menjabat sebagai Chief Executive - Sales Operations di Tbk - Sales Operations (1990 - 1997). He graduated PT Astra International Tbk (1990 - 1997). Menyelesaikan from Indonesian Christian University, Jakarta, in pendidikannya di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, 1981. tahun 1981.
John S. A. Slack (Director / Direktur)
A British citizen, he has been a director of PT Astra Warga Negara Inggris, menjabat Direktur PT Astra International Tbk since May 2001 and is responsible International Tbk sejak Mei 2001 dan bertanggung for Corporate Finance & Corporate Governance. He jawab dalam Keuangan Perseroan dan Tata Kelola has served in senior financial positions with Perusahaan. Sebelumnya menjabat berbagai posisi multinational corporations including Price senior dalam bidang keuangan di beberapa perusahaan Waterhouse, Standard Chartered Bank, El Paso multinasional seperti Price Waterhouse, Standard Energy, and KPMG in London, Sydney, Jakarta, Chartered Bank, El Paso Energy, dan KPMG di London, Melbourne and Manila. He graduated from the Sidney, Jakarta, Melbourne dan Manila. Memperoleh University of Manchester Institute of Science and gelar bachelor di bidang Teknik Kimia dari University of Technology in 1972 (BSc Chemical Engineering) and Manchester, Institute of Science and Technology tahun was elected as a Fellow of the Institute of Chartered 1972 dan terpilih sebagai Fellow of the Institute of Accountants in England and Wales in 1975. Chartered Accountants di Inggris dan Wales tahun 1975.
Corporate Secretary / Sekretaris Perusahaan
Aminuddin (Corporate Secretary / Sekretaris Perusahaan)
An Indonesian citizen, he started his career at Warga Negara Indonesia, menjabat sebagai Sekretaris PT Astra International Tbk in 1975. He has served as Perusahaan PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Corporate Secretary of the Company since 2000. Memulai karirnya bersama Perseroan pada tahun 1975. Currently, he also serves as Chief of Corporate Saat ini menjabat juga sebagai Chief Corporate Communications, Chairman of Astra Amaliah Communications, Ketua Badan Pengurus Yayasan Foundation and a board member of Toyota - Astra Amaliah Astra, dan anggota Dewan Pengurus Yayasan
184 vi Foundation. He is a former Senior General Manager Toyota - Astra. Pernah menjabat sebagai Senior General of Public Relations Division (1988-1996), Deputy Manager, Divisi Public Relations (1988 - 1996), Deputy Chief of Corporate Public Affairs (1996-1998), Chief Chief, Corporate Public Affairs (1996 - 1998), Chief of Corporate Public Affairs (1998-2000), Deputy of Corporate Public Affairs (1998 - 2000), Wakil Ketua Perhumas (1996-2000) and Deputy of ISKI (1996- Perhumas (1996 - 2000) dan Wakil Ketua ISKI (Ikatan 2000). He graduated from Padjadjaran University, Sarjana Komunikasi Indonesia) (1996 - 2000). Bandung in 1971. Menyelesaikan pendidikannya di Universitas Pajajaran, TIONAL 2002 Bandung, tahun 1971.
Dewan Direksi
ASTRA INTERNAINTERNATIONAL 2002 Organization Structure
Board of Commissioners Executive Committee President Commissioner : Theodore Permadi Rachmat Chairman : Philip Eng Heng Nee Vice President Commissioner : Benny Subianto Secretary : Gidion Hasan Commissioner : Sri Mulyani Indrawati* Members : Anthony J. L. Nightingale Benjamin Arman Suriadjaya Vimala Menon Juwono Sudarsono Neville Barry Venter Motonobu Takemoto T. P. Rachmat Anthony John Liddell Nightingale Budi Setiadharma Vimala Menon Michael D. Ruslim Philip Eng Heng Nee Kour Nam Tiang Neville Barry Venter John S. A. Slack
Board of Directors Audit Committee President Director : Budi Setiadharma Chairman : Benny Subianto Vice President Director : Michael D. Ruslim Members : Patrick Alexander Director : Danny Walla Jusuf Halim Kour Nam Tiang John S. A. Slack Remuneration and Prijono Sugiarto Nomination Committee Gunawan Geniusahardja Chairman : Philip Eng Heng Nee Secretary : Julius Aslan Chief Executive Officer Members : Anthony J. L. Nightingale Vimala Menon Budi Setiadharma T. P. Rachmat Budi Setiadharma Michael D. Ruslim
Director In Charge Corporate Functions
Corporate Secretary Chief : Aminuddin
Corporate Finance Chief : Endang Indriati John S. A. Slack Corporate Governance & Internal Audit Chief : Kurniawan Tedjo
Corporate Strategic Planning and Business Development Chief : Endang Indriati
Corporate Environment, Health, Safety, Security and Community Development Chief : Arief Istanto Michael D. Ruslim Corporate Legal Chief : Robby Sani
Corporate Human Resources Development Chief : Julius Aslan
Corporate Communications Chief : Aminuddin Budi Setiadharma Corporate Business Process Chief : Yusnani T. Winarto
Kour Nam Tiang Corporate Information Systems & Technology Chief : Ganda Kusuma Business Divisions
Toyota Sales Operation Chief Executive : M. A. Imanto Michael D. Ruslim AstraWorld Chief Executive : M. A. Imanto
Isuzu Sales Operation Chief Executive : Suparno Jasmin
Daihatsu Sales Operation Chief Executive : Johanes Loman
Peugeot Sales Operation Chief Executive : J. Indratjuatja Prijono Sugiarto BMW Sales Operation Chief Executive : J. Indratjuatja
Nissan Diesel Sales Operation Chief Executive : Djony Bunarto
Honda Sales Operation Chief Executive : Harry Siswanto
Astra Foundations ASTRA INTERNATIONAL 2002
ASTRA INTERNATIONAL 2002
Yayasan Dharma Bhakti Astra Chief : Krisni Murti Michael D. Ruslim Koperasi Astra International Chief : Krisni Murti
Dana Pensiun Astra Chief : Mamat Ma’mun Danny Walla Politeknik Manufaktur Astra Chief : Siswanto P.
* Resigned effective 11 January 2003
185
Struktur Organisasi vii Organization Structure
Board of Commissioners Executive Committee
Audit Committee
Board of Directors Remuneration and Nomination Committee Chief Executive Officer
Budi Setiadharma
Coordinating Group Director
Automotive Business Budi Setiadharma
Coordinating Group Director
Michael D. Ruslim Non Automotive Business
Group Director
Danny Walla Astra Motor I - Honda
Group Director
Astra Motor II - Toyota Michael D. Ruslim
Group Director
Astra Motor III - Non Toyota Prijono Sugiarto
Group Director
Astra Motor IV - Component Danny Walla
Group Director
Astra Heavy Equipment Kour Nam Tiang
Group Director
Astra Resources - Agribusiness Kour Nam Tiang
Group Director
Astra System I - Information Technology Gunawan Geniusahardja
Group Director
186 viii Astra Finance Gunawan Geniusahardja
Group Director
TIONAL 2002 Astra System II - Infrastructure Michael D. Ruslim
Struktur Organisasi
ASTRA INTERNAINTERNATIONAL 2002 Corporate Information / Informasi Perseroan
Board of Commissioners / Dewan Komisaris
President Commissioner / Presiden Komisaris Theodore Permadi Rachmat Vice President Commissioner / Wakil Presiden Komisaris Benny Subianto Commissioner / Komisaris Sri Mulyani Indrawati Commissioner / Komisaris Benjamin Arman Suriadjaya Commissioner / Komisaris Juwono Sudarsono Commissioner / Komisaris Motonobu Takemoto Commissioner / Komisaris Anthony John Liddell Nightingale Commissioner / Komisaris Vimala Menon Commissioner / Komisaris Philip Eng Heng Nee Commissioner / Komisaris Neville Barry Venter
Board of Directors / Dewan Direksi
President Director / Presiden Direktur Budi Setiadharma Vice President Director / Wakil Presiden Direktur Michael Dharmawan Ruslim Director / Direktur Danny Walla Director / Direktur Kour Nam Tiang Director / Direktur John S.A. Slack Director / Direktur Prijono Sugiarto Director / Direktur Gunawan Geniusahardja
Audit Committee Auditor Shares Listed Komite Audit Kantor Akuntan Publik Saham Tercatat Benny Subianto, Chairman / Ketua Drs. Hadi Sutanto & Rekan Jakarta Stock Exchange Patrick Alexander PricewaterhouseCoopers Building, Surabaya Stock Exchange Jusuf Halim 6th Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. C-3 Registered Office Kuningan Corporate Secretary Alamat Perusahaan Jakarta Selatan 12920 Sekretaris Perusahaan Astra International Building Tel. (62-21) 521-2901-6 Aminuddin Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Fax. (62-21) 521-2911/12 E-mail: [email protected] Sunter II Jakarta 14330 Tel. (62-21) 652-2555 Investor Relations Share Registrar Fax. (62-21) 651-2058/59 Hubungan Perusahaan Biro Administrasi Efek Homepage: www.astra.co.id Lukas Iwan, Gidion Hasan PT Raya Saham Registra E-mail: [email protected] E-mail: [email protected] Plaza Sentral Building, Floor 2 E-mail: [email protected] Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930 Tel. (62-21) 252-5666
ASTRA INTERNATIONAL 2002 Fax. (62-21) 525-5028
187
©2003. Copyright PT Astra International Tbk Printed on recycle paper PT ASTRA International Tbk Head Office: Jalan Gaya Motor Raya No. 8. Sunter II, Jakarta 14330, Indonesia • Tel: (62-21) 652 2555 Fax: (62-21) 651 2058, 651 2059