Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN MINABISNIS DI KABUPATEN MUSI RAWAS

Endra Saputra1 Heni Fitriani2,3 Ika Juliantina3 1) Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Dirjen Cipta Karya, Jl. Taman Kenten – 2,3) Jurusan Teknik Sipil FT UNSRI, Jl. Raya – Indralaya Km 32, Ogan Ilir, Sumsel

Abstract

Musi Rawas Regency is the best fish producing district in South Sumatera. This area needs a place for fish trade and processing. This study aims to determine the location of development of minapolitan areas, as a center of sales and fish processing. There are 3 districts that can be used as an alternative location of minabisnis area development in Kab Mura, namely Tugumulyo, Purwodadi, and Muara Beliti Subdistricts. The AHP method is used to determine which location is best as minapolitan. The result of survey shows that the choice of minabisnis development area in Tugumulyo sub district has a value of 125.37, the location in Muara Beliti sub-district has a value of 44,36, and location in Purwodadi has a value of 31,30. The mapping survey in Tugumulyo sub-district also shows that this area is appropriate to de developed as a minapolitan location.

Key Words: AHP, location selection, minabisnis, Musi Rawas

Paper 1 1. PENDAHULUAN Lingkup penelitian adalah Penelitian dilakukan Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu dengan menggunakan metode AHP yang ditekankan kabupaten penghasil ikan terbaik di Sumatera dengan melihat faktor – faktor penentu pemilihan Selatan. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan lokasi terdiri atas zoning, hukum, faktor teknis, yang baik dan tepat untuk tempat pengolahannya. utilitas,tansportasi, lingkungan sekitar, pelayanan Pengembangan kawasan perikanan (minabisnis) kota, masyarakat setempat, demand dan suplay, Kabupaten Musi Rawas telah ditetapkan pemerintah pengembangan kawasan dan ekonomi. Pemilihan Kabupaten dalam RTRW dan SK penetapan kawasan lokasi yang terbaik dilakukan dengan menggunakan perikanan. metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini Pemetaan Wilayah. adalah dari tiga kecamatan yang menjadi alternatif pilihan lokasi untuk pengembangan kawasan 2. METODOLOGI minabisnis di Kabupaten Musi Rawas (Kecamatan Penelitian dilakukan dengan menyebarkan Muara Beliti, Kecamatan Tugumulyo dan Kecamatan kuisioner Petambak dan responden ahli. Tujuan Purwodadi), lokasi mana yang paling sesuai untuk pembangian kuisioner petambak adalah agar dapat pengembangan kawasan minabisnis. lebih mendalami kesiapan terhadap pengadaan atau Tujuan dari penelitian ini adalah untuk produsen ikan, jenis produksi perikanan dan mengidentifikasi variabel - variabel yang ketersediaan petambak untuk pembangunan dan berpengaruh dalam rencana pemilihan lokasi pengembangan kawasan minabisnis di lokasi pengembangan minabisnis dan menentukan Kabupaten Musi Rawas. pemilihan lokasi terbaik dari 3 pilihan lokasi di Selanjutnya penyebaran responden ahli yang Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan Tugumulyo dan dianggap berkompeten terhadap rencana Kecamatan Purwodadi untuk rencana pengembangan pembangunan kawasan minabisnis di Kabupaten kawasan minabisnis. Musi Rawas. Penyebaran kuisioner untuk para Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat responden ahli yang gunanya untuk mengetahui membantu pemerintah daerah Kabupaten Musi penilaian dan pembobotan rencana lokasi Rawas, pihak swasta dan investor dalam memilih pengembangan kawasan minabisnis. Kuisioner ini kawasan minabisnis yang paling tepat berdasarkan akan diolah dengan menggunakan metode AHP, metode AHP dan pemetaan wilayah. sehingga bentuk kuisionernya dipersiapkan dalam bentuk penilaian. Responden ahli dalam penelitian

*) Corresponding Author : [email protected] 21 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil Endra Saputra, dkk | Analisis Pemilihan Lokasi Pengembangan Kawasan Minabisnis Di Kabupaten Musi Rawas Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | Hal. 21-28 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id ini ditentukan dari instansi pemerintah kabupaten dampak negatif karena udara kotor, air bau bauan dan Musi Rawas dan juga perwakilan dari masing masing tingkat kebisingan (X19), jumlah dan tipe limbah kecamatan yang terkait dengan masalah penentuan yang dihasilkan (X20), perhatian terhadap daerah alternatif lokasi pembangunan pasar Minapolitan di tertentu, termasuk bangunan bersejarah, parkir, ruang kecamatan Muara Beliti, Kecamatan Tugumulyo, terbuka, pepohonan, dan ekosistem liar (X21). dan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi rawas. Kriteria pelayanan kota dengan subvariabel; polisi Responden ahli yang diambil mewakili dari dan pemadam kebakaran (X22), pengumpulan berbagai dinas yang berkepentingan dalam rencana sampah (X23), penerangan jalan (X24), pembersihan pengembangan kawasan minabisnis ini. Dinas yang dan pemeliharaan jalan (X25). Kriteria masyarakat terkait dalam perencanaan pengembangan kawasan setempat dengan subvariabel; reaksi masyarakat minabisnis ini adalah Dinas Perikanan, Disperindag sekitar terhadap proyek (X26), kepadatan lalu lintas dan pasar, Dinas PU Cipta Karya, dan Bapeda (akses, daya tarik,bahaya) (X27), kelembagaan Kabupaten Musi Rawa. Responden dari instansi masyarakat perikanan (X28), kemajuan daerah tersebut ada 20 orang yaitu : sekitar (X29). Kriteria demand dan supplay dengan a) Kepala Dinas / Sekretaris Dinas Perikanan subvariabel; pertumbuhan penduduk, trend /proyeksi Kabupaten Musi Rawas kedepan (X30), distribusi pendapatan dan kemung- b) Kepala Bidang – Ikan Budidaya - Dinas kinan perubahannya (X31). Kriteria pengembangan Perikanan Kab. Musi Rawas wilayah dengan subvariabel; luas lahan produksi c) Kepala Dinas / Sekretaris Dinas Perindak dan wilayah perikanan (X32), hasil produksi prikanan pasar Kab. Musi Rawas (X33), jumlah pelaku utama/usaha prikanan (X34), d) Kepala Dinas / Kabid PU Cipta Karya Kab. keberadaan jumlah sejumlah unit produksi (X35). Musi Rawas Terakhir kriteria ekonomi dengan subvariabel; e) Kepala Dinas / Kabid Pengembangan dan permintaan pasar (X36), penawaran/sebaran (X37), Tata Ruang Bapeda Kab. Musi Rawas harga/biaya (X38). f) Kasi Pengembangan dan Tata Ruang Bapeda Kab. Musi Rawas Metode Analisa g) Camat Muara beliti Analisa data merupakan pekerjaan yang h) Camat Tugu Mulyo terintegrasi setalah data didapatkan, kemudian i) Camat Purwodadi dikumpulkan untuk direkapitulasi sesuai kebutuhan j) Tokoh masyarakat 11 orang dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode AHP. Variabel Penelitian Untuk melakukan pemilihan lokasi pengem- Ada 11 variabel yang ditentukan dalam penelitian bangan pasar minabisnis, menggunakan Analysis ini yaitu : Kriteria Zoning, hukum, faktor teknis, Hyerarchy Process (AHP). Faktor yang berpengaruh utilitas, lingkungan sekitar, pelayanan kota, dalam penentuan lokasi pembangunan pasar masyarakat setempat sosial ekonomi dan sarana dijadikan sebagai sub kriteria, dengan langkah – prasarana, demand dan suplay, dan ekonimi langkah sebagai berikut : masyarakat. Dari 11 variabel tersebut terdapat 38 1) Perhitungan matrik awal subvariabel pendukung, yaitu untuk kriteria zoning 2) Perhitungan Eigen vaktor dengan subvariabel; kesesuaian dengan RTRW/ 3) Perhitungan nilai eigen maksimum zonasi pengelolaan wilayah (X1), kelegalan 4) Perhitungan terhadap indeks Consistensi penggunaan lahan (X2), keterbatasan akibat 5) Pembobotan Kriteria kepadatan dan layout (X3). Kriteria hukum dengan Setelah didapatkan pembobotan, selanjutnya yaitu subvariabel; ketentuan hukum setempat mengenai penerapan bobot kriteria untuk pemilihan lokasi. perizinan dan ukuran bangunan (X4), pajak (property Setelah itu dilaksanakan perhitungan skala prioritas, dan pendapatan) (X5). Kriteria faktor teknis dengan sehingga didapatkan lokasi yang paling sesuai untuk subvariabel; ukuran dan bentuk lahan (X6), kondisi pembangunan minabisnis. tanah (X7), topografi (X8), bebas air dan genangan air (X9), drainase (X10). Kriteria utilitas dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN subvariabel; prasara pengairan (sekunder/primer) (X11), sarana dan jaringan air kotor (limbah) (X12), Hasil Analisis sarana dan jaringan air bersih (X13), jaringan Hasil terhadap responden petambak 95 responden telepon, gas, BBM, listrik (X14). Kriteria transportasi dibagi dalam tiga wilayah. Dapat disimpulkan bahwa dengan subvariabel; jaringan transportasi (X15), hasil komoditi perikanan (bahan baku) di tiga ketersediaan sarana transportasi public (X16), kecamatan akan mencukupi untuk dijual di pasar aksesibilitas (X17). Kriteria lingkungan sekitar minabisnis, komoditi unggulan petambak dan dengan subvariabel; kondisi SDA perikanan (X18), pembeli ikan nila, ikan lele dan ikan gurame. Sistem

Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil 22 Endra Saputra, dkk | Analisis Pemilihan Lokasi Pengembangan Kawasan Minabisnis Di Kabupaten Musi Rawas Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | Hal. 21-28 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id penjualan masyarakat saat ini belum adanya sistem Untuk demand dan supply menduduki posisi ke penampung hasil perikan secara terpadu dan dua dengan presentase 18%. Hal ini dikarenakan di pengelolaan perikanan sehingga petambak lebih Kecamatan Muara Beliti memang banyak sekali banyak menjual secara langsung ke luar kabupaten terdapat petambak ikan dengan jumlah hasil produksi lebih dari 59 % reponden petambak. dan kesetujuan perikanan yang tinggi. petambak terhadap pembangunan minabisnis ini Secara teknis juga lokasi di Kecamatan Muara adalah 98% petambak dan masyarakat setuju untuk Beliti juga mendapatkan nilai tinggi dari para menjadi supplier/pemasok komoditas perikanan di responden ahli yaitu sebesar 17% dari 11 kriteria, minapolitan ini. karena memang terletak di lokasi yang kering, tidak Dengan menggunakan excel, didapatkan hasil perlu adanya kegiatan cut and fill lagi. perhitungan dengan menggunakan AHP untuk setiap Namun penilaian bukan hanya di masalah zoning, lokasi kecamatan rencana pengembangan kawasan teknis, dan demand dan supply saja. Banyak minat bisnis, yaitu : pertimbangan lain yang harus dijadikan dasar pemilihan lokasi pengembangan kawasan minabisnis I. Untuk lokasi kecamatan Muara Beliti ini. Untuk lokasi kecamatan Muara Beliti didapatkan Adapun beberapa hal yang menjadi pertimbangan perhitungan bahwa faktor kriteria zoning adalah yang positif lainnya untuk pemilihan lokasi di kecamatan paling tinggi nilainya (10,48 point), kemudian faktor Muara Beliti ini adalah: Demand dan supply (8,168 point) , dan faktor Teknis 1) Lokasi terletak di tanah yang tinggi, sehingga (7,659). tidak perlu menimbun lagi. Tabel 1. Hasil pembobotan untuk Lokasi Kecamatan Muara 2) Lokasi yang direncanakan memang telah Beliti disiapkan untuk pengembangan wilayah ke depannya. No Sub Kriteria Total Bobot 1 Zoning 10,487 3) Dekat dengan pusat perkantoran. 2 Hukum 6,236 4) Telah memiliki fasilitas umum yang lengkap 3 Faktor Teknis 7,659 4 Utilitas 1,168 (listrik, lampu jalan,angkot). 5 Transportasi 1,286 5) Infrastruktur jalan raya telah disiapkan. 6 Lingkungan sekitar 2,214 6) Jauh dari kebisingan dan ruangannya lebih 7 Pelayanan kota 1,968 8 Masyarakat setempat 1,687 terbuka. 9 Demand dan supplay 8,168 10 Pengembangan kawasan 1,800 Sedangkan sisi negatifnya adalah: 11 Ekonomi 1,687 TOTAL 44,360 1) Lokasi masih terlalu sepi penduduk, karena merupakan wilayah yang baru dibuka oleh pemda. 2) Tidak ada jaringan pengairan di sekitar lokasi Lain Lain, Pelayanan Zoning, rencana pembangunan kawasan. 17% kota, 5% 24% 3) Tidak terletak di tengah kota. 4) Lebih sedikit petambak di wilayah tersebut. Lingkungan sekitar, 5% II. Untuk lokasi kecamatan Tugumulyo Demand Hukum, dan Berdasarkan hasil survey dan perhitungan jumlah 14% Faktor supplay, penilaian yang dilakukan oleh respoden ahli hampir Teknis, 17% 18% merata untuk kecamatan Tugumulyo. Ada 3 kriteria yang terbesar adalah faktor ekonomi dan faktor Gambar 1. Grafik Persentase terhadap Nilai AHP di Kecamatan masyarakat setempat (14,002 point) dan faktor Muara Beliti transportasi (13,689 point) Berdasarkan hasil survey dan perhitungan, Secara detail hasil pembobotan untuk lokasi didapatkan zoning dengan presentase 24% dari 11 Kecamatan Tugumulyo dapat dilihat pada tabel 2 di kriteria. Secara zoning kawasan di Muara Beliti bawah ini. adalah yang paling tepat, karena memang di Kecamatan Muara Beliti merupakan kecamatan yang Tabel 2. Hasil pembobotan untuk Lokasi Kecamatan baru dibuka, sehingga untuk penyusunan RTRW nya Tugumulyo masih dapat diatur dan disusun dari awal. Lokasi No Sub Kriteria Total Bobot rencana pembangunan minabisnis di kecamatan 1 Zoning 5,698 Muara Beliti, terletak di lokasi yang belum padat 2 Hukum 11,642 penduduk, di pinggir jalan, dekat dengan 3 Faktor Teknis 6,005 4 Utilitas 12,935 perkantoran. 5 Transportasi 13,689

23 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil Endra Saputra, dkk | Analisis Pemilihan Lokasi Pengembangan Kawasan Minabisnis Di Kabupaten Musi Rawas Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | Hal. 21-28 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

No Sub Kriteria Total Bobot direncanakan untuk pembangunan 6 Lingkungan sekitar 12,913 minabisnis.Sedangkan secara teknis, kawasan di 7 Pelayanan kota 12,989 kecamatan Tugumulyo ini terletak di lokasi yang 8 Masyarakat setempat 14,002 berair (sawah), sehingga membutuhkan kegiatan 9 Demand dan supplay 8,296 10 Pengembangan kawasan 13,206 penimbunan dan pemadatan tanah. Untuk 11 Ekonomi 14,002 subvariabel lain mendapatkan nilai yang tinggi oleh TOTAL 125,377 responden. Ada beberapa hal yang merupakan hal positif dan membuat penilaian para responden ahli memilih dan Ekonomi, memberikan point yang tinggi untuk Kecamatan Lain Lain, 11% 25% Tugumulyo. Hal – hal tersebut adalah : Masyarakat 1) Lokasi untuk pengembangan minabisnis terletak setempat, 11% di pinggir jalan besar (jalan antar propinsi) yang Pelayanan kota, 11% Transportasi, berlokasi di tengah kota kecamatan. 11% 2) Tanah yang akan dibangun merupakan tanah milik pemda setempat, sehingga tidak akan ada Pengembangan permasalahan untuk kelegalan lahan. kawasan, 11% Lingkungan 3) Lahan terletak di lokasi yang bersebrangan sekitar, Utilitas, dengan perumahan/ perkampungan masyarakat. 10% 10% Jadi bila suatu saat akan ada pengembangan kawasan, tidak akan terjadi tumpang tindih Gambar 2. Grafik Persentase terhadap Nilai AHP di Kecamatan Tugumulyo dengan perumahan masyarakat setempat. 4) Luas lahan yang direncanakan sekitar 3,2 Ha. Berdasarkan hasil survey dan perhitungan, 5) Terdapat jaringan drainase di tepi dan sekitar didapatkan bahwa faktor ekonomi dan masyarakat kawasan. setempat menenpati nilai tertinggi ( masing – masing 6) Banyak petambak yang berada di sekitar 11% dari total 11 varibel). Hal ini terjadi karena di kawasan tersebut, sehingga telah terbentuk kecamatan Tugumulyo telah banyak KUD yang kelembagaan petambak penghasil ikan. menampung dan memperjualbelikan hasil komoditi 7) Fasilitas umum berupa jaringan listrik, jaringan ikan petambak. Tidak adanya infrastruktur tempat air, bank, dan lain lain sudah lengkap di sekitar khusus untuk berjual beli komoditi perikanan kawasan tersebut. membuat petambak hanya menjadi distributor dan 8) Belum adanya tempat penjualan perikanan bukan sebagai penjual langsung. khusus Untuk masyarakat setempat juga memiliki nilai 9) Sudah ada angkot dan akses jalan yang baik tinggi (11%) karena memang masyarakat telah lama menuju lokasi. menantikan dan membutuhkan pusat pengolahan dan 10) Terdapat sentra kuliner pengolahan lele mulai penjualan ikan. Selama ini sudah ada sentra kuliner dari keripik lele, abon lele, dan lain – lain yang perikanan yang dibangun swadaya oleh masyarakat telah dikelola oleh industrirumah tangga, namun sendiri. Jadi diharapkan dengan adanya rencana belum ada tempat penjualan khusus, hanya pengambangan kawasan minabisnis yang akan dijual di pinggir jalan dibangun di Kecamatan Tugumulyo akan 11) Sudah ada beberapa tempat wistata kuliner hasil meningkatkan perekonomian mereka baik secara perikanan seperti warung pecal lele. langsung maupun tidak langsung. Posisi nilai tertinggi ke 3, yaitu faktor transportasi Sedangkan pertimbangan lainnya adalah karena dengan nilai 11%. Hal ini terjadi karena memang lokasi yang akan dilaksanakan pengembangan rencana pembangunan kawasan minabisnis di minabisnis ini berupa persawahan, di tanah yang kecamatan Tugumulyo ini terletak di pusat berair, maka apabila akan dibangun untuk kawasan perekonomian masyarakat di tengah ibukota minabisnis, lokasi harus ditimbun terlebih dahulu. kecamatan, yang tidak jauh dari rumah masyarakat. Transportasi nya juga banyak dan siap 24 jam baik III.Untuk Lokasi Kecamatan Purwodadi berupa angkot maupun ojek. Lokasi nya juga terletak Secara umum penilaian untuk kawasan purwodadi di tepi jalan Kabupaten. memiliki 3 nilai terbesar pada transportasi (4,025), Berbeda dengan kecamatan Muara Beliti, di faktor utilitas (3,897), dan faktor masyarakat kecamatan Tugumulyo untuk zoning dan faktor setempat (3,848). teknis mendapatkan nilai yang kecil. Untuk zoning, Untuk pilihan kawasan ketiga, yaitu kecamatan menurut responden ahli, lokasinya terletak di daerah Purwodadi, secara detail, penilaiannya dapat dilihat persawahan milik pemda, lokasi yang memang pada table 3 di bawah ini.

Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil 24 Endra Saputra, dkk | Analisis Pemilihan Lokasi Pengembangan Kawasan Minabisnis Di Kabupaten Musi Rawas Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | Hal. 21-28 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id Tabel 3. Hasil pembobotan untuk Lokasi Kecamatan 1) Di lokasi ini sudah ada pasar umum/tradisional Purwodadi 2) Sebagian besar tanah yang akan dibangun adalah No Sub Kriteria Total Bobot tanah masyarakat, sehingga memerlukan biaya 1 Zoning 1,816 yang tinggi untuk pembebasan lahannya 2 Hukum 2,398 3) Luas wilayah yang akan dibuat untuk 3 Faktor Teknis 1,658 pengembangan kawasan minabisnis adalah 4 Utilitas 3,897 sekitar 1,9 Ha, sehingga dikhawatirkan akan 5 Transportasi 4,025 6 Lingkungan sekitar 2,881 menimbulkan permasalahan baru apabila 7 Pelayanan kota 3,044 dilakukan pengembangan kedepannya. 8 Masyarakat setempat 3,848 9 Demand dan supplay 1,535 Secara persentase, hasil dari penilaian dan 10 Pengembangan kawasan 2,888 11 Ekonomi 3,311 perhitungan AHP pada 3 kawasan ini dapat TOTAL 31,300 dikelompokkan.

11.17 Masyarakat Setempat 11.17 Ekonomi 10.92 Transportasi Lain lain, Transportasi, 10.53 Pengembangan Kawasan 13% 10.36 Pelayanan Kota 42% Utilitas, 1. Tugumulyo 62,365 10.32 Utilitas 12% 10.30 Lingkungan Sekitar 9.29 Hukum 6.62 Demand dan Supplay 4.79 Faktor Teknis 4.54 Zoning

23.64 Zoning 18.41 Demand dan Supplay Masyarakat 17.26 Faktor Teknis 14.06 Hukum setempat, 12% Rencana 4.99 Lingkungan Sekitar Pengembangan 2. Muara Beliti 22,066 4.44 Pelayanan Kota Ekonomi, Kawasan Minabisnis Pelayanan 4.06 Pengembangan Kawasan 11% 3.80 Masyarakat Setempat kota, 10% 3.80 Ekonomi 2.90 Transportasi 2.63 Utilitas Gambar 3. Grafik Persentase terhadap Nilai AHP di Kecamatan Purwodadi 12,86 Transportasi 12,45 Utilitas 12,29 Masyarakat Setempat 10,58 Ekonomi Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa nilai 9,72 Pelayanan Kota 3. Purwodadi 15,569 9,23 Pengembangan Kawasan transportasi menempati posisi tertinggi dengan 13%, 9,20 Lingkungan Sekitar hal ini terjadi karena lokasi yang akan dikembangkan 7,66 Hukum 5,80 Zoning menjadi kawasan minabisnis terletak di tepi jalan 5,30 Faktor Teknis 4,90 Demand dan Supplay kabupaten. Gambar 4. Diagram Presentase penilaian setiap kawasan Variabel terbesar kedua adalah variabel utilitas dengan 12%. Hal ini karena fasilitas untuk Diagram diatas dapat dilihat bahwa kecamatan infrastruktur berupa saluran pembuangan, saluran air Tugumulyo menduduki peringkat pertama dengan bersih, jaringan listrik dan lain lain telah lengkap di nilai 62,36%, Kecamatan Muara Beliti dengan sekitar wilayah rencana pengembangan kawasan 22,06%, dan Kecamatan Purwodadi dengan nilai minabisnis ini. 15,56%. Variabel tersesar yang ketiga adalah faktor masyarakat setempat dengan 12%. Sama seperti Pembahasan dengan kecamatan Tugumulyo, rencana Secara manajeman infrastruktur pilihan pada pembangunan di kecamatan Purwodadi juga sangat lokasi di kecamatan Tugumulyo sangat sesuai karena didukung oleh masyarakat. Masyarakat di lokasi tersebut telah ada infrastruktur penunjang mengharapkan akan adanya peningkatan fasilitas lagi yang lengkap, seperti akses jalan raya, kendaraan di wilayah mereka dengan dilaksanakannya umum, fasilitas listrik, dekat dengan permukiman pembangunan kawasan minabisnin ini. penduduk, dekat dengan petambak yang menjadi Adapun sisi positif lain dari perencanaan kawasan supplier ikan di pasar minabisnis ini. Untuk minabisnis di kecamatan Purwodadi adalah : penjualan ikan, lebih banyak penjual ikan yang 1) Terletak di tengah kota menjajakan ikannya di pinggir jalan dan dengan 2) Dekat dengan akses perikanan dan petambak ikan menggunakan motor keliling perumahan penduduk. 3) Sarana infrastruktur yang memadai Selain itu sudah banyak juga wisata kuliner 4) Sarana fasilitas umum telah cukup lengkap perikanan yang berada di sekitar lokasi tersebut, 5) Terletak di dataran tinggi, sehingga tidak perlu sehingga diharapkan pengembangana kawasan menimbun. minabisnis ini akan maju pesat. Sedangkan sisi negatifnya adalah :

25 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil Endra Saputra, dkk | Analisis Pemilihan Lokasi Pengembangan Kawasan Minabisnis Di Kabupaten Musi Rawas Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | Hal. 21-28 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

Tabel 4. Kondisi Infrastruktur di kecamatan Tugumulo Kriteria Situasi di lapangan

Kriteria Situasi di lapangan 7. Ada bangunan gudang – gudang yang disiapkan untuk industri atau Kondisi Wilayah Wilayah dataran dengan topografi datar kawasan perdagangan. Lokasi Berada di pinggir / tepi jalan besar 8. Ada pusat perkantoran Akses transportasi Dilalui oleh kendaraan umum Kondisi perikanan Jauh dari sentra pertambakan Kedekatan dengan Terletak di seberang areal permukiman Luas Lokasi Rencana Luas lahan lebih kurang 5,7 Ha permukiman penduduk Sarana dan prasarana 1. Ada akses jalan besar yang tersedia 2. Ada jalur listrik 3. Belum ada jalur air PDAM 4. Ada parit / saluran pembuangan 5. Ada fasilitas bank, fasilitas pertokoan, dan lain – lain 6. Dekat dengan saluran irigasi 7. Ada kawasan sentra pengolahan dan kuliner perikanan 8. Dekat dengan seluruh fasilitas umum yang dibutuhkan Kondisi perikanan Terletak pada pusat sentra pertambakan Luas Rencana Lokasi 1,9 Ha

Gambar 6. Peta Rencana Lokasi Pembangunan Minabisnis dan kondisi lokasi di kecamatan Muara Beliti

Kawasan Purwodadi telah memiliki infrastrukutur yang baik karena terletak di tengah kota. Namun yang membuatnya tidak menjadi kawasan prioritas adalah karena sudah banyak terdapat pasar harian di kecamatan Purwodadi, berbeda dengan di kecamatan Tugumulyo yang hanya ada pasar ikan di pinggir Gambar 5. Detail Rencana Lokasi Pembangunan Minabisnis di jalan. kecamatan Tugumulyo Tabel 6. Kondisi Infrastruktur di kecamatan Purwodadi Sedangkan untuk lokasi di kecamatan Muara Beliti merupakan kawasan baru. Kawasan ini Kriteria Situasi di lapangan memang telah disiapkan untuk perkembangan ke Kondisi Wilayah Wilayah dataran dengan topografi depannya. Secara manajeman infrastruktur, memang datar Lokasi Berada di pinggir / tepi jalan besar kawasan ini telah diatur untuk dikembangkan. Akses transportasi Dilalui oleh kendaraan umum Namun untuk mengembangkan kawasan baru Kedekatan dengan Terletak di areal permukiman permukiman penduduk bukanlah hal yang mudah. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana 1. Ada akses jalan besar infrastruktur yang telah dipersiapkan oleh yang tersedia 2. Ada tiang listrik pemerintah setempat juga pasti membutuhkan waktu 3. Belum ada jalur air PDAM 4. Ada parit / saluran pembuangan yang lama untuk penyempurnaannya. Pendirian pasar 5. Ada fasilitas bank, fasilitas yang jauh dari perumahan penduduk akan pertokoan, pasar, dan lain – lain menyebabkan pasar kurang berkembang dan minat 6. Dekat dengan saluran irigasi 7. Terletak besebelahan dengan masyarakat. pasar tradisonal / pasar kecamatan Tabel 5. Kondisi Infrastruktur di kecamatan Muara Beliti 8. Dekat dengan seluruh fasilitas umum yang dibutuhkan Kondisi perikanan Terletak dekat dengan sentra Kriteria Situasi di lapangan pertambakan Kondisi Wilayah Wilayah dataran dengan topografi datar Luas rencana lokasi Luas lahan yang direncanakan Lokasi Berada di pinggir / tepi jalan besar sekitar 3,2 Ha. Akses transportasi Dilalui oleh kendaraan umum Kedekatan dengan Jauh dari permukiman penduduk permukiman Sarana dan prasarana 1. Ada akses jalan besar yang tersedia 2. Ada tiang listrik 3. Belum ada jalur air PDAM 4. Belum ada parit / saluran pembuangan 5. Belum ada fasilitas bank, fasilitas pertokoan, pasar, dan lain – lain 6. Jauh dari saluran irigasi

Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil 26 Endra Saputra, dkk | Analisis Pemilihan Lokasi Pengembangan Kawasan Minabisnis Di Kabupaten Musi Rawas Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | Hal. 21-28 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id baru apabila dilakukan pengembangan ke depannya. 3) Di Kecamatan Tugumulyo : Lokasi untuk pengembangan minabisnis terletak di pinggir jalan besar (jalan antar propinsi) yang berlokasi di tengah kota kecamatan, lahan terletak di lokasi yang bersebrangan dengan perumahan / perkampungan masyarakat, luas lahan yang direncanakan sekitar 3,2 Ha, dan terdapat jaringan drainase di tepi dan sekitar kawasan. Dapat disimpulkan bahwa lokasi yang paling sesuai untuk pembangunan pengembangan kawasan minabisnis di Kabupaten Musi Rawas adalah pada Gambar 7. Peta Desa Mangun Harjo untuk Lokasi lokasi di Kecamatan Tugumulyo. Pembangunan Minabisnis di kecamatan Purwodadi REFERENSI 4. KESIMPULAN 1. Aprilia. 2008. Kajian Penataan Ruang Pasar Agribisnis Dari hasil studi diperoleh hasil bahwa variabel dengan Jenis Komoditi Sayur dan Buah Kota , yang paling berpengaruh dalam rencana pemilihan PPS. Universitas Sriwijaya. lokasi pengembangan kawasan minabisnis adalah 2. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu untuk kecamatan Tugumulyo adalah faktor Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. masyarakat setempat (14,002), faktor ekonomi 3. Bappeda Kabupaten Musi Rawas, 2012. Masterplan (14,002) dan faktor transportasi (13,689). Sedangkan Kawasan Minapolitan Kabupaten Musi Rawas. CV. Mitra untuk Kecamatan Muara Beliti faktor yang paling Pratama, Muara Beliti. berpengaruh menurut responden adalah faktor zoning 4. Darmawan, Budhi. 2008. Identifikasi Faktor-Faktor kelayakan yang Penting Dipertimbangkan Dalam Investasi (10,487), demand dan supply (8,16), dan faktor Real Estate dengan Mengunakan analytic Hierarch. PPS. teknis (7,66). Sedangkan untuk kecamatan Universitas . Purwodadi faktor yang paling berpengaruh adalah 5. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas, faktor transportasi (4,02), Utilitas (3,89), dan faktor 2011. RPIJM Kawasan iinapolitan. Kabupaten Musi Rawas. masyarakat setempat (3,48). 6. Hartini Aprilia. 2008. Kajian Penataan Ruang Pasar Berdasarkan penyebaran kuisioner kepada Agribisnis dan Komoditi Sayur dan Buah di Kota Lubuk responden ahli dan perhitungan dengan Linggau. PPS Universitas Sriwijaya, Palembang. menggunakan metode Analitical Hierarchy Process 7. Jayadinata, Johara T. 1985. Pembangunan Desa dalam (AHP), maka pilihan utama untuk pengenbangan Perencanaan. Bandung: Institut Teknologi Bandung. kawasan minabisnis adalah pada lokasi di kecamatan 8. Kementerian Pekerjaan Umum. 2012. Agropolitan dan Minapolitan Konsep Kawasan Menuju Keharmonian. Tugumulyo dengan jumlah nilai 125,37, pilihan 9. Keputusan Menteri Kelautan dan Prikanan Republik lokasi ke 2 pada lokasi di kecamatan Muara Beliti Indonesia Nomor: 35/KEP.18/MEN/2011 Tentang Pedoman dengan jumlah nilai 44,36, dan pilihan lokasi ke 3 Umum Minapolitan. adalah pada lokasi di kecamatan Purwodadi dengan 10. Keputusan Menteri Kelautan dan Prikanan Republik jumlah nilai 31,30. Indonesia Nomor: 35/KEPMEN-KP/2013 Tentang Berdasarkan survey pemetaan, dapat dilihat Penetapan Kawasan Minapolitan. sebagai berikut : 11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1) Di Kecamatan Muara Beliti : lokasinya masih sepi 378/KPTS/1987, Tanggal 3 Agustus 1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan di Indonesia dari penduduk dan jauh dari pusat perikanan. Lampiran Nomor 22. Namun secara teknis, lokasi yang telah disiapkan 12. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 23/MPP/1998 ini sangat sesuai dengan RTRW, sudah ada Tanggal 21 Januari 1998 tentang Lembaga-Lembaga Usaha fasilitas umumnya, memiliki struktur tanah yang Perdagangan. keras, dan luas lahan yang dapat digunakan adalah 13. Koespiadi. 2010. Studi kelayakan Pasar Ikan Kabupaten sekitar 5,7 Ha. Sidoarjo. Neutron Vol.10 No.01, Sidoarjo. 2) Di kecamatan Purwodadi : lokasinya berada di 14. Kusuma, Palupi Satya. 2008. Identifikasi Kriteria Pemilihan tengah kota dan di pinggir jalan besar. Namun Lahan Rusami yang Menjadi Daya Tarik Konsumen. PPS. pada lokasi ini sudah ada pasar umum, dan Universitas Indonesia. sebagian besar rencana lahan yang akan 15. Lampiran Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 372/KPTS/M/2002 Tanggal 12 Agustus 2002 tentang digunakan untuk pengembangan kawasan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah minabisnis ini adalah tanah hak milik masyarakat. Perkotaan. Luas lahan sekitar 1,9 Ha, sehingga 16. Latifah, Siti. 2005. Prinsip-Prinsip Dasar Analytical dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan Hierarchy Prosess. e-USU Reposritory, Universitas Sumatera Utara.

27 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil Endra Saputra, dkk | Analisis Pemilihan Lokasi Pengembangan Kawasan Minabisnis Di Kabupaten Musi Rawas Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 1 | April 2016 | Hal. 21-28 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id 17. Marham, Rukmono dan Tjokropandojo, DS. 2014. Potensi 21. Priyanto, Dwi Ari. 2010. Analisis Pengembangan Desa-desa Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kecamatan Pantai Bagi Pengelolaan Konflik Penangkapan Ale-ale Berbah, Kabupaten Sleman. Jurnal Perencanaan Wilayah (Meretrix spp) di Perairan Ketapang Kalimantan Barat. dan Kota B SAPPK V4N1, Bandung. Magister Manajemen Sumberdaya Pantai. Universitas 18. Mudradjad Kuncoro. 2008. Strategi Pengembangan Pasar Diponegoro, Semarang. Modern dan Tradisional. Gramedia Pustaka Utama. 22. Sahono Budianto, 2012. Pengelolaan Perikanan Tangkap 19. Mulyawan, AR. 2012. Penentuan Prioritas Kebijakan Untuk Komoditas Udang Secara Berkelanjutan di Kabupaten Mengatasi Kemacetan di Kota Bekasi. Magister Cilacap. PSM. Universitas Indonesia Perencanaan dan Kebijakan Publik. Universitas Indonesia, 23. Setyawarman, Adityo. 2009. Pola Sebaran dan Faktor- Jakarta. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Retail 20. Parapat, DJ. 2009. Model Penetuan Prioritas Dalam AHP Modern. PPS. Universitas Diponegoro. Semarang. Melalui Koefisien Korelasi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil 28