STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN BARAT SUNGAI BRANTAS KOTA SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA DAERAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Di Kawasan Objek Wisata Selomangleng Kota Kediri)

Masega Dian Latief Mukti, Mochammad Makmur, Romula Adiono Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, E-mail: [email protected]

Abstract: Developmental Strategy of ‘s West Region as Tourism Destination to Increase Its Local Revenue (Study on Selomangleng Tourism Destination Kediri City). Tourism sector is an essential asset in a country‘s development as it supports the enhancement of national income and local revenue (PAD). Kediri is one of tourist destination cities in East Province. The destinations are including natural tourism, historical tourism, and sport tourism. All of those tourist destinations are located in one place which is Selomangleng area. This tourist destination area needs a further development to both attract more visitors and increase the local revenue of Kediri through the tourism sector. The increase of local revenue from the tourism sector will eventually show the independence of the regency in term of regional autonomy.

Keywords: development strategy, region tourism destination, increase local revenue

Abstrak: Strategi Pengembangan Kawasan Barat Sungai Brantas Kota Kediri Sebagai Destinasi Pariwisata Daerah Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kawasan Objek Wisata Selomangleng Kota Kediri). Sektor pariwisata merupakan asset penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menunjang peningkatan pendapatan nasional dan pendapatan asli daerah (PAD). Kota Kediri merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terdapat di Provinsi Jawa Timur. Tujuan wisatanya berupa wisata alam, wisata sejarah dan wisata olahraga yang terdapat dalam satu kawasan yaitu kawasan objek Wisata Selomangleng. Kawasan objek Wisata Selomangleng terdapat di bagian barat sungai Brantas Kota Kediri. Keberadaan kawasan tersebut memerlukan pengembangan guna menarik minat wisatawan untuk berkunjung sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Kediri melalui sektor pariwisata. Dengan meningkatnya pendapatan asli daerah Kota Kediri dari sektor pariwisata menunjukkan bahwa kemandirian daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Kata kunci: strategi pengembangan, destinasi wisata daerah, meningakatkan pendapatan asli daerah

Pendahuluan Pengembangan yang dilakukan pemerintah Seiring dengan perkembangan zaman saat daerah mencangkup seluruh sektor, salah satu ini sekaligus negara yang merupakan diantaranya adalah sektor pariwisata. Didukung negara berkembang, hal yang harus di dengan adanya Inpres No. 16 Tahun 2005 prioritaskan bangsa Indonesia yaitu tentang kebijakan pembangunan kebudayaan dan pembangunan. Diera desentralisasi, pemerintah pariwisata, presiden mengintruksikan kepada daerah memiliki kewenangan penuh dalam pemerintah daerah untuk menyusun Rencana melakukan pembangunan daerah tanpa adanya Induk Pengembangan Pariwisata Daerah ketergantungan dari pemerintah pusat. Didasari (RIPPDA). Terdapat program yang mendukung oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang keberhasilan pemgembangan pariwisata dalam Pemerintah Daerah bahwa pemerintah daerah Musanef (1995, h.13) yang berisi tujuh memiliki hak, wewenang dan kewajiban untuk kebijakan: promosi digencarkan, aksebilitas mengatur dan mengurus sendiri urusan diperlukan, mutu produk dan pelayanan pemerintahan. Dapat diartikan bahwa pemerintah ditingkatkan, kawasan pariwisata dikembangkan, daerah berhak melakukan pembangunan dengan wisata bahari digalakakan, SDM ditingkatkan, cara mengembangkan daerahnya masing-masing sadar budaya dan sapta pesona dibudayakan. sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah Kota Kediri merupakan salah satu daerah tersebut. tujuan wisata yang terdapat di Provinsi Jawa

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1797-1803 | 1797 Timur. Tujuan wisata berupa wisata alam, wisata Dapat dikatakan bahwa administrasi sejarah, wisata olahraga yang menarik dan pembangunan sebagai suatu proses usaha yang keberadaannya perlu dikembangkan guna dilakukan terus menerus, dengan memanfaatkan meningkatkan pendapatan asli daerah Kota kekuatan dan peluang untuk menghadapi Kediri. Mengacu pada Undang-Undang No. 23 ancaman maupun tantangan yang dihadapi, Tahun 2014 dan Inpres No. 16 Tahun 2005, melakukan perencanaan, orientasi pada secara kelembagaan pemerintah pusat telah perubahan yang signifikan dari keadaan menyerahkan urusan kepariwisataan kepada sebelumnya dalam rangka pencapaian tujuan pemerintah daerah yakni Kota Kediri khususnya bernegara. pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan 2. Strategi Olahraga yang diatur dalam Peraturan Daerah Strategi menurut Siagian (2007, h.17), Kota Kediri Nomor 6 Tahun 2008, Pasal 23 rencana berskala besar yang berorientasi tentang kedudukan tugas, pokok dan fungsi serta jangkauan masa depan serta ditetapkan susunan organisasi Dinas Kebudayaan, sedemikian rupa sehingga kemungkinan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri. organisasi berinteraksi secara efektif dengan Disbudparpora secara khusus dituntut untuk lingkungannya dalam kondisi persaingan yang mengembangkan potensi wisata daerah. semuanya diarahkan pada optimalisasi Secara geografis, Kota Kediri dibedakan pencapaian tujuan dan berbagai sasaran menjadi dua wilayah yaitu wilayah timur sungai organisasi yang bersangkutan. dan barat sungai yang di dipisahkan oleh Sungai 3. Pengembangan Pariwisata Brantas. Potensi wisata Kota Kediri terletak di Pengembangan pariwisata suatu daerah daerah barat sungai yaitu kawasan objek Wisata tujuan wisata baik secara lokal atau nasional Selomangleng yang berada di Kelurahan Pojok sangat erat kaitannya dengan pembangunan Kecamatan Mojoroto. Berdasarkan Renstra perekonomian suatu daerah. Menurut Herbert Bappeda Kota Kediri 2010-2014, tentang dalam Yoeti (2006, hal.106), pengembangan perencanaan pengembangan kawasan barat pariwisata harus merupakan pengembangan yang Sungai Brantas : berencana secara menyeluruh, baik dari segi —Wilayah Kota Kediri terdiri atas wilayah ekonomi, sosial dan kultural. Terdapat faktor Timur dan Barat Sungai Brantas yang internal dan eksternal yang memiliki peran dalam memiliki potensi kegiatan ekonomi yang melaksanakan pengembangannya. kurang berimbang. Wilayah timur Sungai Faktor internal merupakan faktor berasal Brantas lebih banyak sebagai pusat dari dalam objek yang dikembangkan sedangkan perdagangan, jasa dan industri rumah faktor eksternal merupakan faktor dari luar objek tangga. Sedangkan di wilayah barat yang sedang dikembangkan tetapi juga memiliki potensi tersebut belum sekuat wilayah pengaruh dalam melakukan pengembangan objek timur. Sehingga perlu direncanakan tersebut. Berikut merupakan faktor internal pengembangan kawasan barat sebagai yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kawasan pendukung wilyah timur dengan pariwisata di suatu daerah, menurut Pitana dan tetap memajukan potensi utama di wilayah Diarta (2009, h.130) meliputi atraksi destinasi, barat (wisata, pertanian dan peternakan fasilitas destinasi, aksesibilitas, imej dan harga serta pendidikan).“ Faktor eksternal dalam pengembangan Maka dari itu diperlukannya pengembangan pariwisata menurut David (2009, hal.120) antara potensi wisata yang ada. Pengembangan kawasan lain faktor ekonomi, sosial budaya, lingkungan, objek wisata Selomangleng diharapkan bisa politik dan pemerintahan, kemajuan teknologi, menambah daya tarik kunjungan wisatawan dan segi kompetitif (daya saing) yang masih sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah dalam cangkupan pengembangan pariwisata. Kota Kediri melalui sektor pariwisata. 4. Kepariwisataan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tinjauan Pustaka Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. (1) 1. Administrasi Pembangunan Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan Tjokroamidjojo dalam Siagian (2005, h.24) yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multi menyebutkan bahwa administrasi pembangunan dimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai adalah proses pengendalian usaha (administrasi) wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta oleh negara atau pemerintah untuk interaksi antara wiasatawan, pemerintah, merealisasikan pertumbuhan yang direncanakan pemerintah daerah, dan pengusaha. (2) Destinasi kearah suatu keadaan yang dianggap lebih baik pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dan kemajuan di dalam berbagai aspek dalam satu atau lebih wilayah administratif yang kehidupan bangsa. di dalamnya terdapat kekayaan daya tarik wisata,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1797-1803 | 1798 fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari serta masyarakat yang saling terkait dan pengumpulan data, penafsiran terhadap data melengkapi terwujudnya kepariwisataan. (3) tersebut, serta penampilan hasilnya. Pendekatan Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ini digunakan untuk menentukan kekuatan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, kelemahan, peluang dan ancaman dari angket dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata yang telah dijawab oleh responden dengan untuk mengembangkan profesionalitas kerja. memberikan skor untuk (rating) dan pembobotan Mengacu pada teori Sapta Pesona (7K), pada faktor lingkungan internal dan eksternal suatu obyek wisata layak dikatakan sebagai pengembangan objek Wisata Selomangleng. tempat untuk berwisata yang menyenangkan Fokus dalam penelitian ini adalah (1) apabila aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah Pembobotan dan Penilaian Faktor Lingkungan tamah dan ketenangan. Internal; (2) Pembobotan dan Penilaian Faktor 5. Pendapatan Asli Daerah Lingkungan Eksternal; (3) Faktor penghambat Menurut Undang-Undang No.33 Tahun pengembangan objek Wisata Selomangleng. 2004, tentang perimbangan keuangan Pemerintah Lokasi penelitian di kawasan objek Wisata Pusat dan Pemerintah Daerah, sumber-sumber Selomangleng Kelurahan Pojok Kecamatan pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, Mojoroto. Situs penelitian yaitu Disbudparpora retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan Kota Kediri. daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan Teknik pengumpulan data yang digunakan asli daerah yang sah. meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan 6. Teori SWOT angket. Dalam menentukan sampel, peneliti Menurut Rangkuti (2014, h.19) analisis berpedoman pada pendapat Roscoe dalam SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara Sekaran (2006, h.160) yang mengusulkan ukuran sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah ini didasarkan pada logika yang dapat tepat untuk kebanyakan penelitian. Sehingga memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang peneliti menetapkan sampel untuk penelitian ini (opportunities), namun secara bersamaan dapat sebanyak 60 orang. Teknik analisa data yang meminimalkan kelemahan (weakness) dan digunakan yaitu analisis matriks internal (IFAS) ancaman (threats). Proses pengambilan dan matriks eksternal (EFAS), matriks internal- keputusan strategis selalu berkaitan dengan eksternal (IE) untuk mengetahui posisi sel dan pengembangan misi, tujuan, strategi dan strategi umum yang kemudian digabungkan kebijakan. kedalam analisis matriks SWOT guna Analisis SWOT digunakan sebagai alat memberikan strategi alternatif. untuk menentukan usulan strategi dalam pengembangan kawasan objek wisata Pembahasan Selomangleng sesuai dengan hasil analisis 1) Faktor Srategis Lingkungan Internal dan lingkungan internal dan eksternal. Terdapat Eksternal Kawasan Objek Wisata empat jenis strategi dalam pengembanganya Selomangleng yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi a) Analisis Faktor Srategis Lingkungan WO (kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan- Internal (Matriks IFAS) Kawasan ancaman) dan strategi WT (kelemahan- Objek Wisata Selomangleng ancaman). Berdasarkan segi kuantitas, daya tarik yang dimiliki kawasan objek Wisata Selomangleng Metode Penelitian sudah banyak meliputi Goa Selomangleng, Peneliti menggunakan metode penelitian Musium Airlangga dan kolam renang deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan Selomangleng. Tetapi disisi lain terdapat daya kuantitatif atau yang disebut dengan pendekatan tarik yang justru menjadi kelemahan objek campura. Menurut Arikunto (2006, h.12) wisata seperti rumah makan apung, panggung pendekatan kualitatif disebut juga dengan hiburan dan tempat bermain anak. naturalistik, karena menunjukkan bahwa Mengacu pada teori Sapta Pesona (7K) pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara menjelaskan bahwa objek wisata layak dikatakan ilmiah, apa adanya, dalam situasi normal yang sebagai tempat berwisata yang menyenangkan tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, apabila objek tersebut bersih dan indah. Sesuai menekankan pada deskripsi secara alami. dengan observasi di lapangan banyak wisatawan Pendekatan kualitatif digunakan peneliti untuk berpendapat bahwa kebersihan lingkungan mengembangkan alternatif strategi matriks kawasan objek Wisata Selomangleng dirasa SWOT. Menurut Arikunto (2006, h.12) kurang. Kurang terjaganya kebersihan juga pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dikarenakan kecilnya kepedulian wisatawan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1797-1803 | 1799 dalam menjaga lingkungan. Kurangnya pariwisata memiliki keterkaitan dengan kebersihan tidak hanya pada lingkungan saja kehidupan sehari-hari. tetapi juga pada fasilitas/sarana yang tersedia. Menurut Pitana dan Diarta (2009, h.130- 131) imej menggambarkan bagaimana Internal Strategic Factor Analysis Summary pengelolaan destinasi sekaligus pemberian (Matriks IFAS) pelayanan kepada wisatawan. Selain itu juga bisa Bobot berbentuk promosi mengenai destinasi objek Indikator Bobot Rating × wisata dengan melakukan pengemasan objek Internal Rating wisata itu sendiri guna menarik minat wisatawan Kekuatan untuk berkunjung. Promosi yang dilakukan oleh Keindahan Goa 0,064 3,27 0,209 pemerintah dirasa kurang oleh wisatawan, Kolam Renang 0,056 3,37 0,189 padahal promosi merupakan hal yang dianggap Musium 0,052 3,33 0,173 penting bagi wisatawan untuk meningkatkan Makam kunjungan wisatawan. Promosi perlu dilakukan Boncolono 0,038 2,67 0,101 guna menginformasikan keberadaan objek Tempat Parkir 0,057 3,13 0,178 Wisata Selomangleng baik melalui media cetak Tempat dan elektronik. Beribadah 0,054 3,10 0,167 Sebagian besar indikator lingkungan MPU 0,044 2,87 0,126 internal menjadikan kekuatan kawasan objek Kualitas Jalan 0,057 3,07 0,175 Wisata Selomangleng. Dari kekuatan yang Pelayanan dimiliki diharapkan bisa mendukung keberadaan Wisatawan 0,057 3,33 0,190 objek wisata untuk dikembangkan lagi guna Harga Tiket 0,055 3,27 0,180 meningkatkan daya tarik wisatawan yang Kelemahan nantinya dapat meningkatkan pendapatan asli Rumah Makan daerah Kota Kediri. Kelemahan yang timbul Apung 0,052 2,47 0,128 pada lingkungan internal dapat disebabkan dari Tempat Bermain 0,058 2,23 0,129 pengelolaan objek wisata yang masih kurang Kebersihan profesional karena minimnya tenaga ahli pada Lingkungan 0,063 2,40 0,151 bidang pariwisata, serta kurangnya perncernaan MCK 0,060 2,37 0,142 makna dan penerapan Sapta Pesona (7K) oleh Kios & Gazebo 0,057 2,43 0,138 pihak-pihak yang berperan dalam pengembangan Pelayanan kawasan objek Wisata Selomangleng. Kesehatan 0,061 1,40 0,085 b) Analisis Faktor Srategis Lingkungan Pengelolaan Eksternal (Matriks EFAS) Kawasan Objek Wisata 0,057 2,27 0,129 Objek Wisata Selomangleng Promosi Wisata 0,058 2,13 0,123 Peran masyarakat menjadi peluang dalam Total 1 2,713 pengembangan objek Wisata Selomangleng, Sumber: Data diolah dari hasil penelitian Tahun pemerintah harus mengajak masyarakat supaya 2015 menjadi masyarakat yang sadar akan wisata karena sektor pariwisata merupakan salah satu Yoeti (1996, h.196) berpendapat salah satu sektor penghasil devisa negara yang cukup besar. unsur terpenting dari fasilitas pariwisata yaitu Peran masyarakat yang menjadi peluang antara pelayanan kesehatan, diperlukan koordinasi lain, keramahan warga sekitar, peran masyarakat Dinas Pariwisata dengan instansi terkait dalam dalam melestarikan budaya dan masyarakat memberikan pelayanan kesehatan kepada sebagai POKDARWIS. wisatawan. Pada kenyataanya di kawasan objek Secara langsung maupun tidak langsung Wisata Selomangleng, pihak pengelola belum warga sekitar melibatkan diri dalam menyediakan pelayanan kesehatan seperti pengembangan objek Wisata Selomangleng Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) sebagai POKDARWIS dengan cara masing- untuk wisatawan. masing seperti ikut serta menjaga keamanan Pemerintah telah menyediakan fasilitas sekitar daerah wisata, sebagai pedagang didalam destinasi lain seperti tempat beribadah/masjid dan di dekat kawasan, maupun penyedia layanan yang cukup luas dengan kondisi bersih dan baik fasilitas parkir di luar kawasan. Sebagian besar serta tempat parkir yang luas dan aman. Jika pedagang berasal dari masyarakat sekitar objek penyediaan fasilitas objek Wisata Selomangleng wisata yang memanfaatkan peluang untuk tidak diperhatikan maka wisatawan akan enggan meningkatkan taraf hidup dan perekonomiannya. untuk berwisata di kawasan ini, karena fasilitas Terdapat peranan dari BABINSA maupun BABINMAS yang setiap hari berkeliling di

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1797-1803 | 1800 kawasan objek Wisata Selomangleng guna Antusiasme masyarakat untuk mengunjungi mengamankan kawasan agar wisatawan merasa kawasan objek Wisata Selomangleng menjadi nyaman dan aman ketika berwisata. peluang pihak pengelola untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Apalagi di kawasan objek External Strategic Factor Analysis Summary Wisata Selomangleng tidak hanya terdapat (Matriks EFAS) wisata alam, tetapi juga terdapat wisata Indikator Bobot Rating Bobot budaya/sejarah, religi dan olahraga. Salah satu Eksternal × teori Sapta Pesona (7K) mengatakan bahwa Rating objek wisata layak dikunjungi apabila objek Peluang wisata tersebut sejuk, yaitu kondisi dilingkungan Perekonomian itu yang memberikan suasana sejuk dan segar. Daerah 0,056 2,83 0,158 Kebanyakan wisatawan yang berwisata memiliki Keramahan tujuan untuk menghilangkan kepenatan dalam Warga Sekitar 0,067 3,00 0,201 kehidupan sehari-hari dan memanfaatkan waktu Minat senggang, maka dari itu tidak sedikit wisatawan Wisatawan 0,066 3,13 0,206 yang mengunjungi objek wisata berupa Peran Masy. keindahan alam. Melestarikan Didukung dengan panorama, keasrian, Budaya 0,062 2,67 0,165 kesejukan alam sekitar dan objek Wisata Peran Pokdarwis 0,068 2,87 0,195 Selomangleng berlatar belakang keindahan Kondisi Alam 0,055 3,07 0,169 gunung klotok. Kawasan objek Wisata Keamanan 0,068 2,73 0,186 Selomangleng masih dianggap belum mampu Kebijakan bersaing dengan objek wisata lain yang berada di Pemerintah 0,074 2,67 0,197 dalam maupun luar Kota Kediri yang di kelola Perkembangan oleh pihak swasta dengan pengemasan objek Transportasi 0,055 2,87 0,158 wisata yang lebih menarik. Dikarenakan Perkembangan dukungan pemeliharaan maupun perawatan daya Wahana Modern 0,066 2,97 0,197 tarik dan fasilitas yang ada kurang dilaksanakan Informasi Dan secara maksimal. Telekomunikasi 0,068 2,90 0,197 c) Strategi Umum (Matriks IE) Ancaman Pengembangan Kawasan Objek Kesadaran Masy. Wisata Selomangleng Menjaga Total skor Internal Factor Evaluation (IFE) Lingkungan 0,076 2,20 0,167 sebesar 2,713 dan skor External Factor Koordinasi Evaluation sebesar 2,677 menunjukkan bahwa Instansi Terkait 0,073 2,37 0,173 posisi matriks berada pada sel lima (V). Posisi Kerjasama tersebut menunjukkan bahwa kawasan objek Swasta 0,071 2,10 0,149 Wisata Selomangleng berada dalam kategori Daya Saing 0,075 2,13 0,158 sedang. Menurut Rangkuti (2014, h.98) strategi Total 1 2,677 yang tepat dilakukan yaitu strategi pertumbuhan Sumber: Data diolah dari hasil penelitian Tahun (konsentrasi melalui integrasi horizontal) dan 2015 stabilitas (tidak ada perubahan dan lebih Kemajuan teknologi diharapkan bisa mengutamakan profit). menjadi peluang dalam pengembangan objek Strategi pertumbuhan melalui integrasi Wisata Selomangleng meliputi perkembangan horizontal yang tepat digunakan meliputi alat transportasi, teknologi informasi dan memperluas pasar, meningkatkan fasilitas, komunikasi serta perkembangan wahana wisata meningkatkan jenis produk dan jasa/pelayanan, modern. Banyaknya kendaraan atau angkutan dan teknologi di bidang pariwisata. umum serta masing-masing wisatawan yang rata- d) Strategi Alternatif (Matriks SWOT) rata sudah memiliki kendaraan pribadi kini Pengembangan Kawasan Objek mempermudah wisatawan untuk berwisata Wisata Selomangleng kemanapun dan kapanpun sesuai dengan Strategi yang direkomendasikan oleh keinginan. Didukung dengan mudahnya peneliti diharapkan dapat membantu Dinas wisatawan dalam memperoleh informasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mengenai daerah yang akan dikunjungi dari Kota Kediri untuk mencapai tujuan dan sasaran teknologi informasi dan telekomunikasi pada saat sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan. ini. Peneliti merekomendasikan delapan strategi alternatif kepada Disbudparopra meliputi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1797-1803 | 1801 peningkataan kualitas dan kuantitas atraksi pertama yang harus dilakukan yaitu penyamaan wisata (pengembangan atraksi wisata berbasis persepsi/pola pikir bahwa sektor pariwisata lingkungan, atraksi wisata berbasis budaya dan merupakan sektor andalan yang dapat kesenian, atraksi wisata wahana modern), meningkatkan pendapatan daerah serta perlu peningkatan pelayanan objek wisata (pelayanan pengembangan agar mampu berdaya saing kesehatan, pusat pelayanan informasi, pelayanan dengan objek wisata lain. Peningkatan kualitas tour guide), pengemasan dengan objek wisata SDM pedagang yang terdapat pada kawasan juga daerah sekitar, peningkatan kualitas lingkungan diperlukan guna meningkatkan kualitas objek wisata (mengadakan kegiatan kerja bakti, pelayanan kepada wisatawan agar wisatawan pengawasan pembuangan sampah wisatawan dan puas berada di objek Wisata Selomangleng. pengadaan tempat sampah, menyediakan satuan b) Keterbatasan Anggaran pengamanan), peningkatan promosi dengan Keterbatasan dana menjadi masalah dalam memanfaatkan kemajuan teknologi (pemanfaatan pengembangan objek Wisata Selomangleng, media cetak, media elektronik, promosi melalui untuk anggaran pengelolaan objek wisata murni biro perjalanan wisata), perbaikan dan berasal dari APBD tanpa adanya campur tangan peningkatan sarana dan prasarana wisata guna investor. Sehingga perawatan dan pemeliharaan menunjang aktivitas wisatawan (renovasi tempat objek wisata yang menggunakan dana seadanya bermain, panggung hiburan, rumah makan berdampak pada mulai rusaknya sarana dan apung, pembangunan loket masuk kawasan, prasarana yang tersedia. Padahal dalam relokasi kios dan pedagang kaki lima), pengembangan pariwisata memerlukan kucuran peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dana banyak untuk melakukan inovasi baru. pariwisata serta peningkatan kerjasama dengan Selain itu pada kawasan objek Wisata sektor swasta dan koordinasi antar intansi. Selomangleng terdapat banyak wahana modern 2) Faktor Penghambat Pengembangan yang memerlukan perawatan dan pemeliharaan. Kawasan Objek Wisata Selomangleng Adanya keterbatasan anggaran yang a) Rendahnya Kemampuan dan dimiliki pemerintah untuk melakukan Kualitas SDM pengembangan, maka diperlukan adanya Kulaitas sumber daya manusia harus kerjasama dengan pihak swasta. Kerjasama diperhatikan ketika melakukan pengembangan dengan pihak swasta bertujuan sebagai peluang pariwisata, terutama diperlukan keahlian dan mendapatkan dana untuk mengembangkan kemampuan kepariwisataan. Keberhasilan kawasan objek Wisata Selomangleng. pengembangan pariwisata berasal dari bagaimana kondisi sumber daya manusia yang Kesimpulan dimiliki terutama aparatur dalam mencapai Hambatan seperti keterbatasan kualitas kinerjanya sesuai dengan visi, misi, tujuan dan Sumber Daya Manusia sebaiknya terlebih dahulu sasaran yang telah ditetapka. Kondisi sumber diselesaikan dengan merekrut pegawai yang daya manusia Dinas Kebudayaan, Pariwisata, berlatar ilmu kepariwisataan agar strategi yang Pemuda dan Olahraga pada bidang pariwisata direkomendasikan kepada Dinas Kebudayaan, masih rendah, terlihat dari minimnya aparatur Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri yang memiliki latar belakang ilmu dapat dilaksanakan secara maksimal. Hal lain kepariwisataan. Menurut Undang-Undang No 10 yang dapat dilakukan dengan mengadakan Tahun 2009 dalam pengembangan objek wisata pendidikan dan pelatihan melalui pendidikan diperlukan aparatur yang memiliki seperangkat formal kepariwisataan secara terus menerus guna pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang mencetak pegawai yang berkompeten. harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Diperlukan koordinasi lintas sektor sehingga pekerja pariwisata untuk mengembangkan pengembangan menjadi tanggung jawab bersama profesionalitas kerja. Diperlukan peningkatan serta membuat jaringan atau rute perjalanan kualitas SDM dengan memberikan pendidikan destinasi wisata (linked destination) yang berada dan pelatihan kepariwisataan guna dapat di sekitar Kota Kediri meliputi Kab. Kediri, mengembangkan daya tarik wisata yang ada. Trenggalek, Tulungagung, dan Nganjuk SDM pengelola kawasan objek Wisata mengingat eksistensi kawasan objek Wisata Selomangleng rata-rata berasal dari disiplin ilmu Selomangleng belum diketahui masyarakat luas. yang berbeda sehingga menjadi hambatan. Hal

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1797-1803 | 1802 Daftar Pustaka Arikunto dan Suharsini. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Cetakan Ketigabelas. Jakarta, Rineka Cipta. David, Fred R. (2009) Manajemen Strategis Konsep. Ed 12. Jakarta, Salemba Empat. Inpres No. 16 Tahun 2005 Tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Musanef. (1995) Manajemen Usaha Pariwisata Di Indonesia. Jakarta, Gunung Agung. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi serta Susunan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri. Kediri, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut S. (2009) Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta, Penerbit Andi. Rangkuti, Freddy. (2014) Analisis SWOT : —Teknik Membedah Kasus Bisnis“ Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Sekaran, Uma. (2006) Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 1. Jakarta, Salemba Empat. Siagian, Sondang. P. (2005) Administrasi Pembangunan : Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Jakarta, PT. Bumi Aksara. Siagian, Sondang. P. (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, PT. Bumi Aksara. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta, Kementerian Dalam Negeri. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta, Departemen Keuangan. Yoeti, Oka. A. (1996) Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, PT. Angkasa. Yoeti, Oka. A. (2006) Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, PT. Angkasa.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1797-1803 | 1803