EVALUASI PEMBINAAN PRESTASI HOKI KABUPATEN (studi pada tim putra hoki Kabupaten Mojokerto)

Abid Agung Prasetyo Email : [email protected]

Pembimbing: Nining Widyah Kusnanik. Email : [email protected]

ABSTRAK

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan suatu program kegiatan. Dengan melakukan evaluasi akan mendapatkan informasi tentang sejauh mana keberhasilan pelaksanaan suatu program atau mengetahui tingkat ketercapaian dari tujuan suatu program dan juga masalah-masalah yang dihadapi sehingga akan menemukan solusi permasalahan untuk melakukan perbaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembinaan prestasi hoki Kabupaten Mojokerto, adapun secara khusus tujuan yang ingin di ketahui adalah Context: acuan binsus hoki Kabupaten Mojokerto. Input: Elemen-elemen yang mendukung pembinaan prestasi binsus hoki Kabupaten Mojokerto. Process: Pelaksanaan binsus hoki Kabupaten Mojokerto pada. Product: Dampak pembinaan prestasi binsus hoki Kabupaten Mojokerto. Metode penelitian dengan menggunakan model CIPP ( Context, Input, Process, Product ). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dari penelitian tersebut adalah semua yang berkepentingan dalam proses binsus tersebut yakni ketua harian, kabid binpres, pelatih kepala, pelatih serta atlet, instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, angket kuisioner, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini di temukan interpertasi terhadap angket berdasarkan kriteria dari model CIPP, dalam Evaluasi Context mendapatkan penilaian baik, Evaluasi Input mendapatkan penilaian cukup, Evaluasi Process mendapatkan penilaian baik, Evaluasi Product mendapatkan penilaian baik. Dan hal ini tergolong kriteria Baik dalam standar keberhasilan suatu pembinaan. Simpulan dari hasil penelitian evaluasi pembinaan prestasi hoki kabupaten mojokerto masuk dalam kategori baik secara keseluruhan baik dari aspek Context, Input, Process maupun Product. Namun masih perlu ada bebrapa perbaikan dari segi sarana prasarana, dana dan organisasi.

Kata kunci : Evaluasi, Hoki, Prestasi

1

EVALUATION OF HOCKEY COACHING ACHIEVEMENT IN MOJOKERTO (study on hockey male athletes in mojokerto)

Evaluation is done to know the success or the failure of an activity program. By conducting an evaluation, it will get information about the extent which get the success of the implementation of a program or know the level of achievement of the objectives program and it is also the problems that faced so that it will find solutions to make improvements. The purpose of this study is to know or obtain a description about the implementation of Mojokerto hockey achievement, as for specifically the purpose is to be known. There are context: guidance or reference special hockey training in Mojokerto . inputs: the elements that support the guidance of special hockey training achievement in Mojokerto. process: the implementation of special hockey training in Mojokerto regency. product: the impact of hockey guidance performance of Mojokerto Regency. Research method using CIPP model (Context, Input, Process, Product). This research uses qualitative descriptive research approach. The subjects of the study were all interested in the binsus process, namely daily chairman, kabid binpres, head coach, and athlete. The instruments used in data collection were observation, interview, questionnaire questionnaire, and documentation study. Thw result of this study found that based on the criteria of the CIPP model, in the Context Evaluation get good appraisal, Input Evaluation get enough appraisal, Process Evaluation get good appraisal, Product Evaluation get good appraisal. And this is a good critera in the standard successfull of a development. The conclusion of the results of the evaluation study of Mojokerto hockey performance achievement included in the good category both overall from Context, Input, Process and Product aspects. But there still needs to be some improvement in terms of infrastructure, funding and organization keywords: evaluation, hockey, achievement

PENDAHULUAN Masa kemerdekaan, idealnya bangsa A. Latar Belakang lebih mudah dalam mengatur dan Olahraga telah menjadi bagian penting dari membina olahraga melalui organisasi-organisasi kehidupan manusia. “Olahraga merupakan cermin olahraga. Pada kenyataannya dunia olahraga tanah dan sekaligus wadah penjabaran nilai sosial, ia air harus menghadapi berbagai hambatan karena mencerminkan potensi dan keterbatasan masyarakat faktor keterbatasan yang dimiliki. Munculnya sekaligus. Olahraga mampu membuat suatu negara Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional no 3 menjadi bersinar cemerlang di mata internasional tahun 2005 adalah respon dari kondisi sosial politik karena prestasi yang mampu diraihnya”, seperti untuk mendukung, menata, dan membina olahraga yang dikemukakan oleh Lutan (2013:7). Indonesia agar menjadi lebih baik. Aturan tersebut Motif sesorang melakukan aktifitas adalah payung hukum yang dijadikan pedoman olahraga berbeda-beda mulai dari rekreasi yaitu dalam melakukan pembinaan olahraga di Indonesia. orang yang melakukan olahraga untuk mengisi Dalam Undang-undang Sistem Keolahragaan waktu senggang dan dilakukan penuh kegembiraan. Nasional no 3 Tahun 2005 pembinaan menjadi Pendidikan, yaitu olahraga yang dilakukan di tanggung jawab bersama antara pemerintah, swasta, lingkungan sekolah dengan tujuan mencapai sasaran dan masyarakat. pendidikan nasional, mencapai tingkat kesegaran Setiap cabang olahraga memiliki induk jasmani dengan memperhatikan program, sarana, organisasi atau perkumpulan sebagai wadah maupun fasilitasnya. Mencapai prestasi puncak pembinaan atlet-atletnya. Hoki merupakan olahraga yaitu berolahraga dengan suatu target prestasi yang yang sedang berkembang di masyarakat, permainan terencana dan terukur diimbangi latihan yang sesuai yang membutuhkan kemampuan fisik, strategi, serta dengan prinsip latihan. mental bertanding yang bagus ini, sudah dipertandingkan dalam ajang multi event terbesar se

2

Jawa Timur yaitu Pekan Olahraga Propinsi even PORPROV tahun 2015. Pada ajang (PORPROV) bahkan se Indonesia yaitu Pekan PORPROV Hoki Kabupaten Mojokerto bisa Olahraga Nasional (PON). dibilang kurang beruntung, karena dua kali Hoki Kabupaten Mojokerto yang dibentuk mengikuti even tersebut hoki Kabupaten Mojokerto pada awal 2010 sudah mendapatkan sederet prestasi gagal dalam mencapai target yang diinginkan. dalam even Hoki se Jawa Timur. Mendapat predikat Namun demikian untuk menciptakan juara 3 pada even Kejuaraan Daerah pada tahun olahragawan berprestasi yang mampu 2010, mendapat predikat juara 2 pada Kejuaraan mempersembahkan prestasi bukan hal mudah dan Daerah tahun 2012, mendapat predikat juara 2 pada tidak bisa instan dan secara mendadak. Pembinaan Kejuaraan Daerah pada tahun 2014 dan masih olahraga harus dilakukan secara kontinyu, konsisten banyak lagi. Tak hanya prestasi tim tetapi beberapa dan berjenjang mulai dari usia dini hingga dewasa, atlet Hoki Kabupaten Mojokerto pernah mengikuti selain itu pencarian bakat juga mempunyai Binaan Khusus (BINSUS) Hoki Jawa Timur dalam pengaruh yang sangat besar, mulai dari menemukan Even Pekan Olahraga Remaja Nasional (PORNAS) atlet berbakat hingga melakukan pembinaan bakat pada tahun 2011, Kejuaraan Nasional (KEJURNAS) dan prestasi dan pendampingan secara keilmuan pada tahun 2014 dan pra- Pekan Olahraga Nasional olahraga juga diperlukan dalam mencetak atlet (pra- PON) pada 2015. Tentu dengan adanya hal berbakat. Selain itu mengukur pencapain prestasi tersebut membuat bangga para pengurus Hoki olahraga hendaknya dilakukan terus menerus bukan Kabupaten Mojokerto karena atlet-atlenya bisa salah satu event saja, dan bisa juga perkumpulan menimba ilmu dan pengalaman guna meningkatkan cabang olahraga membuat sebuah event sendiri kualitas permainan dari Hoki Kabupaten Mojokerto. setiap harinya untuk mengukur dan mengetahui Sampai saat ini Hoki di Kabupaten Mojokerto perkembangan hasil proses latihan. Dengan memang belum terkenal sampai kepelosok wilayah demikian pembinaan prestasi akan terlaksana secara karena kurangnya sumber daya manusia di berkesinambungan dalam sebuah sistem. Kabupaten Mojokerto sendiri, tetapi sudah jauh Salah satu hal yang paling penting dalam berkembang dari awal pembentukan hoki. Ini keberhasilan suatu prestasi olahraga adalah dibuktikan dengan adanya beberapa klub hoki di perencanaan latihan, “perencanaan latihan Kabupaten Mojokerto. 5 klub di tingkat Sekolah mempunyai tujuan merangsang adaptasi fisiologis Menengah Atas (SMA) dan 2 klub di tingkat yang maksimal pada waktu yang di tentukan selama Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam hal masa kompetisi utama dan mempersiapkan atlet prestasi pelajar, klub hoki di Kabupaten Mojokerto pada level kesiapan yang kompleks dalam juga tak kalah dengan hoki pelajar kabupaten lain, membangun keterampilan, kemampuan biomotor, pernah mendapat predikat juara 3 dalam even ciri-ciri psikologis, dan mengatur tingkat Kejurnas Hoki Ruangan ISTN cup tahun 2012 dan kelelahan”, seperti yang dikemukakn oleh Lubis predikat juara 2 pada Kejurnas pelajar tahun 2017. (2013:1). Pakar olahraga juga berpendapat bahwa Prestasi-prestasi yang membanggakan “latihan merupakan proses yang berulang dan tersebut tak lepas dari peran seorang pelatih, meningkat guna meningkatkan potensi dalam pengurus serta atlit yang saling bersinergi dalam rangka mencapai prestasi yang maksimal” Menurut proses latihan berlangsung. Target yang diberikan Tangkudung (2012:7). pelatih bahwa tiap tahun harus bisa memberikan Bukan hanya perencanaan latihan saja, akan minimal satu tropi juara untuk Kabupaten tetapi dukungan pemerintah daerah dalam Mojokerto, menjadi motivasi tersendiri bagi atlet pendanaan sangat penting dalam perkembangan Hoki Kabupaten Mojokerto. Dalam proses olahraga dimana cabang olahraga tersebut di bina, perkembangan hoki di Kabupaten Mojokerto tak sehingga dapat menggerakkan sistem pembinaan hanya pengurus cabang, tetapi Peran dari Komite secara baik guna mencapai tujuan yang di tetapkan Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten dalam rencana strategis yang telah dibuat. Oleh Mojokerto juga sangat besar dalam perkembangan karena itu peneliti ingin mengungkap dan Hoki Kabupaten Mojokerto. Terlihat dengan adanya mengevaluasi secara mendalam tentang faktor – bantuan sarana dan prasarana yang diberikan KONI faktor apa yang menjadi kendala program sehingga hoki dapat berkembang dengan pesat di pembinaan prestasi hoki Kabupaten Mojokerto. wilayah Kabupaten Mojokerto. Walaupun demikian hoki Kabupaten Mojokerto masih tertinggal METODE PENELITIAN dibandingkan dengan daerah-daerah lain, sebut saja A. Pendekatan Penelitian Kabupaten Gresik yang perkembangannya luar Pada peneilitan ini pendekatan yang biasa sehingga bisa meraih predikat juara 1 dalam digunakan adalah pendekatan yang berorientasi

3

pada tujuan. “Pendekatan yang berorientasi dengan prestasi hoki daerah guna mengangkat harkat dan tujuan diarahkan untuk mengukur tingkat martabat Kabupaten Mojokerto ketercapaian tujuan pelaksanaan program atau Misi : kegiatan oleh kelompok sasaran atau hasil Meningkatkan prestasi olahraga Mojokerto pelaksanaan program kegiatan” menurut (hoki), melalui pembinaan organisasi dan sukmadinata (2015) dalam prabowo (2016). Setelah meningkatkan sumber daya yang efektif, menentukan jenis pendekatan yang akan penggunaan sport science & technology, serta dilaksanakan dalam penelitian ini, langkah membangun karakter olahragawan guna selanjutnya adalah menentukan metode dan desain. menciptakan atlit berprestasi di tingkat daerah, Metode dan desain penelitian yang nasional dan internasional. digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pada Visi Misi yang tertulis diatas terlihat deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif bahwa FHI Kabupaten Mojokerto dalam dirancang untuk menggambarkan apa adanya gejala peningkatan kinerja organisasi bisa dikatakan atau keadaan yang diteliti. Tujuan dari penelitian kurang, karena tidak adanya visi dan misi yang jelas deskriptif adalah membuat gambaran secara dalam organisasi tersebut. Pentinganya visi dan Misi sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dalam membangun sebuah organisasi yang baik B. Tempat Penelitian kurang diperhatikan oleh pengurus FHI Kabupaten Tempat penelitian adalah tempat yang Mojokerto. digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian b) Kebijakan Pembinaan FHI Kabupaten dan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Mojokerto Tempat penelitian ini berada di Pengkab Federasi Ada beberapa hal kebijakan yang dapat Hoki Indonesia ( FHI ) Kabupaten Mojokerto yang meningkatkan pembinaan FHI Kabupaten bertempat di Mojokerto. Mojokerto, meliputi: C. Subjek Penelitian 1. Penciptaan atlet-atlet hoki yang siap dengan Subjek Penelitian ini adalah sumber daya mutu yang baik. manusia, sarana prasarana, dan program latihan di 2. Memasok atlet Kabupaten Mojokerto di Pengkab hoki di Kabupaten Mojokerto. Data yang setiap even yang diikuti hoki Kabupaten diambil adalah seputar pola pembinaan prestasi Mojokerto, diantaranya even kejuaraan olahraga hoki di Kabupaten Mojokerto tersebut, daerah, kejuaraan antar klub dan pekan yaitu SDM yang meliputi atlet yang berjumlah 12 olahraga provinsi. atlet putra, pelatih yang berjumlah 2 orang, Kabid 3. Peningkatan mutu sumber daya kepelatihan Binpres FHI Kabupaten Mojokerto yang berjumlah dengan dengan tujuan peningkatan kualitas 1 orang dan Ketua Harian/Ketua Umum FHI tehnik yang memadai, memiliki Kabupaten Mojokerto yang berjumlah 1 orang. kemampuan dalam melatih dan menyiapkan Sarana dan prasarana yang mendukung program program latihan yang sistematis dan latihan. Serta pelaksanaan program yang telah berkesinambungan. dibuat. 4. Peningkatan kualitas perwasitan sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pembinaan prestasi secara menyeluruh. A. HASIL PENELITIAN 5. Mengupayakan kordinasi antar pengurus Berdasarkan wawancara yang telah peneliti klub hoki di Kabupaten Mojokerto lakukan menegenai pembinaan prestasi Hoki khususnya dalam perbaikan organisasi serta Kabupaten Mojokerto, maka diperoleh hasil sebagai pemantauan atlet-atlet berbakat di klub berikut : tersebut. 1. Evaluasi Context 6. Melaksanakan kejuaraan antar klub se a) Visi dan Misi FHI Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto yang telah ada dan Hasil wawancara dengan ketua harian FHI terprogram. Kabupaten Mojokerto tidak menjumpai visi dan 7. Membentuk wasit yang handal dengan misi secara spesifik hanya dijumpai slogan. Visi dan mengikuti penataran wasit tingkat cabang, misi FHI kabupaten Mojokerto mengikuti visi misi daerah hingga nasional. KONI Kabupaten Mojokerto, adapun visi dan misi 8. Mengikuti penataran pelatih tingkat cabang, sebagai berikut: daerah hingga nasional untuk meningkatkan Visi : kualitas pelatih itu sendiri. Menjadikan FHI sebagai organisasi yang c) Tujuan pembinaan kusus Hoki Kabupaten independen dan profesional, untuk membangun Mojokerto

4

Tujuan pembinaan yang ada di FHI “Pelatih memiliki tugas yang cukup berat Kabupaten Mojokerto adalah membentuk tim yakni menyempurnakan atlet sebagai makhluk (Binsus) pembinaan kusus yang bertujuan untuk multi dimensional yang meliputi jasmani, rohani, membantu mengembangkan kemampuan para atlet sosial dan religi” seperti yang dikemukakan oleh secara optimal baik kesehatan fisik, mental, sosial Irianto (2002:16). Pelatih yang dipilih atau di pilih serta spritual sesuai dengan kebutuhan para atlet. oleh pengurus hendaknya diantaranya adalah Dalam hal pembinaan yang dilakukan adalah mantan atlet, yang berkompeten dalam dasar memanggil atlit terbaik dari 7 klub yang ada di keilmuan olahraga, pelatih–pelatih yang Kabupaten Mojokerto untuk dibina oleh para pelatih bersertifikasi minimal tingkat provinsi dan selama 2 kali dalam seminggu hari rabu dan hari berkompeten dibidangnya berdasarkan IPTEK serta minggu, namun selain latihan yang terprogam di mengerti tentang tehnik bermain hoki secara detail. hoki Kabupaten Mojokerto para atlit juga Hal ini juga diungkapkan oleh Kabid Binpres FHI melakukan latihan di klubnya masing-masing 3 – 4 Kabupaten Mojokerto yang mana “jadi yang kali dalam seminggu. Hal tersebut juga bertujuan pertama lesensi yang kedua memegang tim di untuk memenuhi target 1 medali perak yang telah daerah Mojokerto sendiri ataupun didaerah yang dibebankan oleh KONI Kabupaten Mojokerto. lain sehingga terpantau kemampuannya sebagai Seperti yang dikatakan ketua harian FHI Kabupaten pelatih, kemudian yang kami usahakan itu benar- Mojokerto : “ bahwa target satu medali perak tim benar mantan atlet dari hoki itu sendiri, karena apa? putra itu bisa kita capai dengan keikhlasan, kerja Kalau bukan mantan atlet dari hoki itu sendiri ilmu sama antar organisasi serta semua pengurus FHI tentang wawasan dalam arti juga bisa dikatakan Kabupaten Mojokerto. kurang”. Berdasarkan data hasil angket pada evaluasi c. Sarana dan Prasarana context yang dilakukan oleh FHI Kabupaten Prestasi yang diraih suatu klub olahraga Mojokerto berkisar 90,3% dimana nilai tersebut tidak akan lepas dari faktor sarana dan prasarana. masuk kedalam kategori Baik Sekali dalam kriteria Fasilitis latihan yang sesuai dengan standar yang keberhasilan suatu program. ditentukan dari induk organisasi tersebut tidak boleh 2. Evaluasi Input diabaikan keberadaannya. Tersedianya sarana dan Dalam evaluasi Input ini adalah mencari prasarana olahraga menjadi sesuatu yang tidak dapat jawaban atas apa yang harus dilakukan untuk suatu diabaikan keberadaanya dalam sebuah program program, dimana pertanyaan ini biasanya dilakukan latihan. Dengan sarana dan prasarana yang memadai sebelum program dilaksanakan. Menurut maka program latihan akan mempunyai penglihatan peneliti pada program pembinaan kemungkinan yang lebih besar untuk dapat berjalan prestasi FHI Kabupaten Mojokerto ini banyak sesuai dengan apa yang diharapkan, dan juga elemen-elemen yang dibutuhkan sebagai aspek sebaliknya jika sarana dan prasarana pelatihan pendukung dalam pelaksanaan pembinaan, seperti: kurang atau tidak memadai maka program pelatihan a. Perekrutan Atlet tidak dapat berjalan secara optimal sebagaimana Perekrutan atlet yang dilakukan harus yang diharapkan. Dalam hal ini, induk organisasi disesuaikan dengan kriteria atau standar yang benar hoki mengacu pada aturan dari FIH (Federation sebagai pemilihan atlet untuk berprestasi yang akan International of Hockey), yang mana semua datang. Adapun persyaratan secara umum bagi peralatan harus sesuai dengan standar tersebut. seorang atlit yang ideal, diantaranya adalah sehat d. Program Latihan secara jasmani maupun rohani sesuai dengan Dalam pelaksanaan latihan hal yang paling standar yang ditentukan yang meliputi tes mendasar adalah penyusunan progam latihan oleh kesehatan, fisik dan psikologi, memiliki komitmet pelatih, karena progam latihan merupakan dasar dan motivasi yang tinggi untuk mengikuti progam bagi seorang pelatih untuk menjalankan proses pembinaan, displin, bertanggung jawab, peraih latihan. Setiap pelatih mempunyai metode tersendiri medali di event regional, daerah bahkan nasional, dalam penyusunan model latihan dan tentunya tidak berkelakuan baik dan tidak terlibat dalam akan menghilangkan “penyusunan yang sistematis, permasalahan hukum. Hal ini didukung dengan berulang, penyempurnaan, pendekatan ilmiah dan kebijakan oleh FHI Kabupaten Mojoketo dalam hal mengandung prinsip pendidikan seperti yang perekrutan atlit. Standar yang baik demi dikemukakan oleh (Irianto, 2002:12). Prinsip mendapatkan atlit yang berkompeten menjadi hal latihan, beban latihan, tahapan latihan dan sasaran yang diinginkan FHI Kabupaten Mojokerto. latihan juga menjadi bagian yang tak kalah penting b. Perekrutan Pelatih dalam penyusunan progam latihan, tentunya pelatih harus berkompeten dalam hal penyusunan progam

5

latihan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Binsus yakni: (1) Berasal dari Komite Olahraga Pelatih di FHI Kabupaten Mojokerto sendiri dalam Nasional Indonesia ( KONI) Kabupaten Mojokerto hal penyusunan progam latihan dirasa kurang Karena sumber pembiayaan kegiatan karena peneliti kurang dijelaskan secara rinci pembinaan hoki Kabupaten Mojokertohanya berasal mengenai progam latihan yang dibuat. Seperti yang dari KONI praktis ini membuat kendala yang cukup diungkapkan pelatih : ”Ada progam yang sudah juga besar dalam proses pembinaan prestasi. Menurut ada progam yang belum terlaksana, tergantung nanti ketua harian:” Yang pertama dana, tahun ini dana situasi dan kondisi dari atletnya juga.”, kabupaten itu kita dapat sekitar 22 juta itupun belum e. Kinerja Organisasi dipotong pajak, yang pertama bukan gara-gara koni, Organisasi adalah kumpulan orang yang cuma agenda pengprov FHI Jawa Timur kemarin itu saling berinteraksi dan bekerja sama untuk berhenti sampai di bulan agustus, yang kedua, merealisasikan tujuan bersama. Untuk menjalankan memang faktor dana juga, dana kita terbatas, tahun suatu program dibutuhkan organisasi yang sehat sebelumnya kita masih dapat sekitar 50 juta, itu dalam hal ini, kinerja pengurus yang terdapat karena ada sarana dan prasarana, tapi tahun ini didalam struktur organisasi tersebut. Pengurus harus belum maksimal,“ saling bersinergi satu sama lain atau bekerja sesuai Menurut bidang pembinaan prestasi juga dengan tupoksi yang telah di tentukan didalam sama dana yang diberikan juga terbatas, terlebih rencana kerja dan harus jelas satu dengan yang binpres sampai tidak dilibatkan dalam penyusunan lainnya sehingga tidak adanya tumpang tindih pada anggararan dalam kegiatan Binsus Dan semua pekerjaan. sudah di kendalikan oleh ketua harian, dalam hal ini Terlihat pada kepengurusan FHI Kabupaten ada sesuatu yang kurang ideal, karena Mojokerto pembina atau pengurus yang berada bagaimanapun binpres harus dilibatkan dalam didalam struktur organisasi sudah berjalan dengan penyusunan anggaran kebutuhan atlet. Dengan dana baik dan sesuai dengan bidangnya. Namun, ada yang tidak besar tim Kabupaten Mojokerto hanya beberapa bidang yang kurang maksimal dalam bisa menggelar 1 kali Try Out namun pengurus pelaksanaanya, seperti contoh bidang usaha dan lebih menekankan mengundang tim lain untuk dana yang mana masih susah untuk mencari sparing di Kabupaten Mojokerto sendiri demi tambahan sumber dana dari sponsor-sponsor yang meminimalis biaya.Selain binpres dan ketua harian, terkait. Hal ini dibenarkan oleh ketua harian bahwa : pelatih pun memiliki keluhan dalam hal sumber ” Sudah, tapi tidak semuanya contoh bidang dana, dalam wawancara pelatih mengatakan : kepelatihan sudah pasti jalan, kemudian bidang “kendala yang utama adalah sarana dan prasarana organisasi jalan, bidang organisasi kususnya mereka latihan.” mensosialisasikan olahraga hoki, kemudian bidang Berdasarkan data angket hasil pada proses- pembinaan prestasi sudah tadi, tapi ada beberapa proses pelaksanaan sumber daya yang dimiliki FHI bidang yang tidak yang tidak bisa jalan, contoh Kabupaten Mojokerto hanya berkisar 83,48 % bidang usaha dan dana, itu kan susah kita mencari dimana nilai tersebut masuk dalam kategori Baik dana itu sekarang agak susah praktis kita hanya Sekali dalam kriteria keberhasilan program. mengandalkan dari koni itu yang pertama, yang 3. Evaluasi Process kedua ada dana dari sponsor tapi tidak banyak Evaluasi Process ini adalah alat untuk biasanya, lah itu, jadi kalau kita ngomong 100% membantu mengimplementasikan keputusan, sejauh belumlah tapi kalau sudah sekitar 70% lah sudah mana rencana telah diterapkan? Seperti apa proses sesuai.” pelaksanaannya? Apa yang harus direvisi? Begitu f. Sumber Dana / Pembiayaan pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat Setiap kegiatan olahraga berkonsekuensi dimonitor, dikontrol, dan diperbaiki. dengan aspek keuangan. Binsus sebagai suatu Pada penelitian ini didapat saat wawancara lembaga olahraga dan pelatihan perlu didukung evaluasi proses terdiri dari beberapa indikator yaitu : dengan pembiayaan yang cukup operasional 1. Proses pelaksanaan program pembinaan. pelatihannya. Binsus hoki Kabupaten Mojokerto a. Persiapan sebagai tempat pemusatan latihan cabang memiliki Setiap pelatih atau atlet harus mempersiapkan sumber dana dari pemerintah yakni dari Komite segala kebutuhan sebelum latihan, bahkan Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten sebelum pelatih datang atlet sudah harus siap Mojokerto.Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan semua perlengkapan latihan. Jika ada ketua harian yang mengatakan bahwa sumber yang terlambat diberikan hukuman oleh keuangan yang dipergunakan untuk membiayai pelatih,karena pelatih sendiri menekankan rasa disiplin yang tinggi. Seperti yang ungkapkan

6

pelatih : “Untuk itu kita selalu tekankan baik Pada setiap akhir latihan pelatih itu melalui diajang latihan ini ataupun diluar selalu membuat catatan kecil pada setiap latihan kita selalu tekankan rasa disiplin, atlet terkait perkembangan yang sudah karena itu adalah pondasi setiap atlet yang kita dicapai dan kekurangan ketika menyerap punya.” materi, dan juga pelatih selalu meminta b. Proses pelatihan atlet membuat catatan harian atlit guna Pada tahapan ini pembina, pelatih dan atlet untuk mengetahui keseharian atlit tersebut sudah melakukan program yang yang telah melakukan kegiatan apa saja. Pelatih disusun sebelumnya seperti : memberikan evaluasi keseluruhan tentang 1) Membuka latihan apa yang sudah dicapai, harapannya selalu Proses di awali dengan berbaris, mengecek ada perbaiikan di setiap latihan. kehadiran atlet, berdoa dan menjelaskan 2. Keefektifan pelaksanaan progam tentang materi latihan yang akan a. Kesesuaian program yang dibuat dengan diberikan. pelaksanaan 2) Pelaksanaan pelatihan Pada tahap ini pelaksanaan yang Atlet Binsus hoki Kabupaten Mojokerto dilakukan harus disesuaikan dengan program telah melakukan pelatihan sesuai jadwal yang telah dibuat namun pada pembinaan hoki yang telah ditentukan, namun terkadang Kabupaten Mojokerto belum sesuai. hal ini tiba-tiba ada perubahan jadwal karena dapat dilihat dari program yang belum bisa berkaitan lapangan yang masih bukan keseluruhan diberikan kepada atlet, program milik pribadi, hal ini diungkapkan pelatih : try out dibuat dalam program pelatihan untuk “Hambatannya untuk kali ini adalah melihat sejauh mana kemajuan yang telah mungkin karena sarana dan prasarana dimiliki aleh atlet selama tahap pelatihan. karena kita belum mempunyai lapangan, Berdasrkan data hasil angket pada evaluasi kususnya ini nyewa belum milik pribadi, Process yang dilakukan FHI Kabupaten Mojokerto jadi kita harus menyesuaikan waktu-waktu hanya berkisar 79,61 % dimana nilai tersebut masuk yang disediakan oleh pemilik lapangan “. dalam kategori Baik dalam kriteria keberhasilan Terkadang kehadiran atlet tidak lengkap program. saat latihan, akhirnya program game 4. Evaluasi Product setting tidak berjalan dan akhirnya pelatih Tujuan dari evaluasi product adalah untuk mengganti program latihan yang mengukur dan membantu keputusan selanjutnya, disesuaikan dengan kondisi jumlah atlit apa yang telah dicapai dan apa yang telah dilakukan pada saat itu. Selain itu faktor dana setelah program berjalan. Umpan balik terhadap membuat persiapan yang mundur dan prestasi sangat penting, baik selama siklus program tidak bisa mengkarantina secara penuh, dan pada kesimpulannya. Evaluasi product juga jadi latihan terpusat hanya bisa dilakukan sering diperluas untuk menilai efek jangka panjang. 30 hari sebelum kejuaraan. Indikator yang terdapat didalam evaluasi product ini 3) Penggunaan metode latihan adalah : Sebelum mulai masuk program b. Dampak dari pelaksanaan pembinaan latihan, pelatih melakukan workshop dan Dari hasil pembinaan yang dilakukan oleh menyamakan visi misi untuk melatih, dan FHI Kabupaten Mojokerto di tahun 2017 tim juga menganalisis kekurangan dan sekolah Kabupaten Mojokerto berhasil menjadi kelebihan atlet yang didapat saat tes awal, juara 2 di DPRD Cup kategori putra, di tahun disitu pelatih membuat program dan yang sama 2017 tim putra u-19 dan tim putra u- metode latihan. Dalam membuat program 15 berhasil juara 1 di piala walikota . Itu latihan dan penggunaan metode latihan, merupakan bukti dari pembinaan prestasi selama pelatih menyesuaikan sesuai dengan ini setalah hoki Kabupaten Mojokerto puasa kebutuhan atlet, dan itu merupakan unsur gelar di tahun 2015-2016. terpenting dalam proses latihan. Yang Berdasarkan wawancara dengan ketua terpenting saat menyusun program latihan harian FHI Kabupaten Mojokerto serta pelatih di sesuaikan dengan masing-masing atlet yang menangani tim hoki ruangan Kabupaten karena ada perbedaan kemampuan pada Mojokerto, bahwa FHI Kabupaten Mojokerto masing-masing atlet. telah memiliki rencana target kedepan untuk 4) Evaluasi latihan pembinaan menjelang PORPROV 2019. Tim Hoki Kabupaten Mojokerto di target satu medali

7

perak dan semua pengurus sudah bertekad b. Penyusunan program pembinaan atas memberikan yang terbaik dan menjadikan juara kebijakan yang dibuat telah dilaksanakan tim hoki Kabupaten Mojokerto. oleh FHI Kabupaten Mojokerto, seperti yang Berdasarkan hasil angket yang diperoleh tertulis di hasil penelitian diatas. dari atlet, dalam evaluasi Product rata-rata yang c. Tujuan pembinaan juga sudah dibuat sesuai didapat hanya berkisar 79,44 % dimana nilai dengan kebutuhan FHI Kabupaten tersebut masuk dalam kategori Baik dalam kriteria Mojokerto. Walaupun pada pelaksanaannya keberhasilan program. hal tersebut belum sesuai dengan acuan yang B. PEMBAHASAN tertulis. Berdasarkan data hasil penelitian yang 2. Aspek Input diperoleh melalui wawancara dan kuisioner oleh Dari evaluasi Input terdapat beberapa peneliti mengenai pembinaan prestasi Binsus hoki elemen yang mempengaruhi dalam pelaksanaan Kabupaten Mojokerto, maka dapat dibahas sebagai pembinaan prestasi Binsus hoki Kabupaten berikut : Mojokerto seperti diantaranya : tentang 1. Aspek Contexs ketersediaannya tenaga pelatih, atlet, sarana dan Dari hasil evaluasi contexs secara umum prasarana, sumber dana, program latihan serta perencanaan dan pembinaan binsus hoki Kabupaten dukungan pengurus dan organisasi untuk Mojokerto masuk kategori cukup. Dengan mendukung pembinaan prestasi hoki Kabupaten pembentukan pembinaan kusus demi memajukan Mojokerto. prestasi hoki kabupaten mojokerto, pengurus saling a. Perekrutan atlet. bersinergi dalam pembentukan tim binsus itu Dari data hasil penelitian mengenai sendiri. Tujuan progam binsus ini yang jelas perekrutan atlet, untuk atlet binsus yang menjadikan atlit lebih termotivasi dalam terpilih sudah sesuai dengan kriteria yang pelaksanaan progam latihan. Namun dengan tidak ditentukan oleh FHI Kabupaten Mojokerto. adanya visi dan misi menjadi kelemahan dari hoki Tentu ini sebagai modal yang bagus untuk Kabupaten Mojokerto sendiri, karena visi dan misi sebuah proses pembinaan. merupakan bagian terpenting dalam sebuah b. Perekrutan Pelatih organisasi. Tentunya pengurus FHI Kabupaten Dijelaskan pada hasil penelitian seorang Mojokerto harus segera membuat rumusan tentang pelatih memiliki kriteria yang berkompeten baik visi dan misi organisasi demi memajukan FHI dari segi ilmu pengetahuan maupun pengalaman. Kabupaten Mojokerto. Namun dalam kenyataannya pelatih yang a. Pemahaman dan pandangan pelaku menangani binsus ini masih dirasa kurang karena pembinaan Binsus hoki Kabupaten salah satu dari pelatih tersebut tidak ada dasar Mojokerto mengenai Visi dan Misi yang keilmuan olahraga dan untuk lesensi masih telah ditetapkan terlihat tidak sesuai, karena tingkat kabupaten seharusnya tingkat provinsi. FHI Kabupaten Mojokerto sendiri tidak Dari hasil observasi saya ini dikarekan SDM mempunyai visi dan misi, terbukti dari hasil (sumber daya manusia) di Kabupaten Mojokerto wawancara kepada ketua harian FHI sangat minim, dikarenakan beberapa orang lebih Kabupaten Mojokerto yang mengatakan jika memilih langsung bekerja diperusahaan daripada visi dan misi FHI Kabupaten Mojokerto di melanjutkan sekolah di universitas olahraga. samakan dengan KONI Kabupaten Sarana dan Prasarana Mojokerto yang mana tujuan dari masing- Sarana yang digunakan oleh FHI Kabupaten masing organisasi berbeda. Namun Mojokerto untuk melakukan pembinaan Binsus pemahaman dan pandangan mengenai binsus hoki Kabupaten Mojokerto sudah berstandar sudah di jelaskan ke atlit dan pelatih. Hal ini menurut FIH (Federation international of juga didukung oleh KONI Kabupaten Hockey). Namun belum semuanya lengkap, Mojokerto yang mana dalam pengelolaan seperti contoh cone dan ladder drill. Dalam atlit sudah sepaham pemikiran antara KONI observasinya peneliti tidak menemukan alat Kabupaten Mojokerto dan FHI Kabupaten tersebut jadi pelatih menggunakan alat seadanya Mojokerto. Namun dalam masalah agar proses latihan tetap berjalan lancar.. Bukan pendanaan KONI Kabupaten Mojokerto hanya itu, dalam hal prasarana atau tempat masih belum bisa maksimal untuk latihan juga masih menjadi kendala yang terbesar memberikan fasilitas terhadap FHI saat ini dikarenakan tempat latihan yang masih Kabupaten Mojokerto. sewa. c. Sumber dana

8

Sumber dana yang terima oleh FHI berduskusi dengan atlet serta memberikan Kabupaten Mojokerto adalah berasal dari KONI kesempatan bertanya atau mengutarakan Kabupaten Mojokerto yang tentu saja tidak dapat pendapat tentang latihan yang sudah diandalkan sepenuhnya, sehingga masih banyak dilakukan, hal inilah salah satu yang kekurangan untuk memenuhi kebutuhan menjadi kelebihan proses pelaksanaan pembinaan pada FHI Kabupaten Mojokerto. Hal program. ini diungkapkan langsung oleh ketua harian dan b. Keefektifan pelaksanaan program pelatih, yang mengeluhkan kurangnya dana Dengan beberapa program yang untuk kegiatan pembinaan, sehingga agenda try telah dibuat oleh pelatih dan proses out hanya bisa dilakukan satu kali. pelaksanaanya, disini peneliti memang tidak d. Program Latihan. mendapatkan progam latihan dari pelatih Pembuaatan program latihan oleh pelatih karena faktor kerahasiaan dari progam sudah dibuat dengan sistemais, akan tetapi tersebut. Namun ketika peneliti melakukan terkadang tidak bisa terlaksana secara observasi langsung di lapangan ada keseluruhan, selain faktor pendanaan untuk beberapa progam yang dirasa kurang menggelar pemusatan latihan, faktor lapangan efektif. Salah satu contohnya dari segi fisik. untuk latihan juga menjadi kendala, serta Seperti yang sudah diketahui jika permainan keterbatasan alat juga sebagai kendala yang hoki ruangan komponen yang dibutuhkan besar dalam proses latihan.. adalah speed and power, namun dalam e. Organisasi. pelaksanaannya pemain hanya melakukan Dukungan yang diberikan oleh pengurus lari-lari ringan dalam proses latihan. Tidak sebagai pembina sangat dibutuhkan sekali oleh ada intensitas tinggi dalam pelaksanaan atlet dan pelatih, karena itu diharapkan untuk progam fisik, padahal untuk bisa bertahan suatu organisasi dapat saling bersinergi antara dalam permainan hoki dibutuhkan kondisi satu dengan yang lainnya. fisik yang baik. Ini sudah dibuktikan dengan Berdasarkan wawancara oleh ketua harian hasil tes MFT (Multi Fitness Test) yang FHI Kabupaten Mojokerto, hal ini belum bisa dirasa masuk kategori kurang dan hanya terlaksana 100%, karena didalam organisasi FHI beberapa atlit saja yang bisa dikatakan Kabupaten Mojokerto sendiri beberapa pengurus cukup. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi masih belum melaksanakan tugasnya dengan yang sangat bagus untuk pelatih dalam maksimal, hal ini yang membuat organisasi hoki mengkaji lagi progam latihan yang sudah Kabupaten Mojokerto belum berjalan dengan dibuat, karena untuk mendapat hasil yang maksimal. maksimal pelatih perlu benar-benar 3. Aspek Process memikirkan yang tepat mengenai progam Evaluasi process ini menerangkan mengenai : latihan mengingat progam latihan a. Proses pelaksanaan program pembinaan merupakan hal yang paling mendasar dalam Binsus hoki Kabupaten Mojokerto melaksanakan latihan. Dalam proses pelaksanaan yang 4. Aspek Product dilakukan oleh FHI Kabupaten Mojokerto Evaluasi product adalah pencarian hasil dari dalam pembinaan prestasi Binsus dilakukan program apa yang telah dibuat oleh peneliti ini. beberapa proses dari mulai persiapan hingga Penulis memasukan dampak pelaksanaan terhadap evaluasi latihan, semua telah dilakukan pembinaan Binsus hoki Kabupaten Mojokerto, dengan baik sesuai dengan prosedur yang sebagai jawaban dari pelaksanaan program yang telah direncanakan oleh pelatih. Namun telah dibuat. bukan berarti tidak mendapatkan kesulitan Dari hasil pembinaan yang dilakukan FHI dan kekurangan yang dapat mengganggu Kabupaten Mojokerto khususnya pembinaan hoki performa atlet pada saat dilapangan. Seperti ruangan, setelah di tahun 2015 dan tahun 2016 tidak yang diungkapkan pelatih, pelaksanaan pernah merebut gelar sama sekali pada tahun 2017 program latihan terkendala mundurnya mengalami peningkatan prestasi yang luar biasa jadwal pemusatan latihan, serta lapangan diantaranya juara 1 u-15 piala walikota cup malang, yang belum punya sendiri, dalam hal juara 1 u-19 piala walikota cup malang. Namun program latihan pelatih selalu hasil dari turnamen internal ini bukan acuan yang menyampaikan apa yang akan dilakukan pasti mengenai suksesnya hasil pembinaan, karena untuk latihan selanjutnya sehingga atlet bisa ajang yang ditargetkan yaitu PORPROV 2019. mempersiapkan diri dan juga pelatih selalu

9

SIMPULAN DAN SARAN 4. Bagi atlit yang terlibat dalam pembinaan A. SIMPULAN binsus hoki Kabupaten Mojokerto supaya Pembinaan Binsus hoki Kabupaten Mojokerto berlatih dengan maksimal dan melakukan merupakan program yang dibuat untuk melakukan progam latihan dengan benar sesuai yang di pembinaan terhadap atlet hoki Kabupaten perintahkan oleh pelatih, dan atlit Mojokerto dalam menghadapi even-even yang hendaknya selalu menjaga sikap baik dilakukan di tingkat daerah. Berdasarkan evaluasi didalam lapangan maupun diluar lapangan. dengan menggunakan model evaluasi Context, Input, Process dan Product (CIPP) dapat DAFTAR PUSTAKA menghasilkan kesimpulan yaitu : Abdishahshahani, Mahshid, Sohelia Ehsanpour, 1. Context, pembinaan hoki di Kabupaten Nikoo Yamani, Shahnaz Hohan, Babak Mojokerto dari hasil observasi, wawancara, Hamidfar. 2015. “The Evaluation Of angket kuisioner dan dokumentasi masuk Reproductive Health PhD Progam In Iran: dalam kategori baik. A CIPP Model Approach”. Journal of 2. Input, pembinaan hoki di Kabupaten Mojokerto Prodecia-Sosial and Behavioral Sciences. dari hasil observasi, wawancara, angket Hal 88-97 kuisioner dan dokumentasi masuk dalam Ariawan, I Putu Wisna, Dewa Bagas S., dan Dewa kategori cukup. Gede H. D. 2016. “An Implementation of 3. Process, pembinaan hoki di Kabupaten Practice Teaching Progam for Protective Mojokerto dari hasil observasi, wawancara, Teachers at Ganesha University of angket kuisioner dan dokumentasi masuk Education Based on CIPP – Forward dalam kategori baik. Chaining”. International Journal of 4. Product, pembinaan hoki di Kabupaten Advance Research in Artificial Intellegence. Mojokerto dari hasil observasi, wawancara, Vol 5 (2). Hal 1-5 angket kuisioner dan dokumentasi masuk Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian dalam kategori baik. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka B. SARAN Cipta. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam Arikunto, S & Cepi, S. A. J. 2008 . Evaluasi upaya untuk memajukan perkembangan hoki di Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Kabupaten Mojokerto, maka penulis memeberikan Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin A. J. 2010. saran sebagai berikut  Evaluasi program pendidikan pedoman 1. Bagi pengurus FHI kabupaten mojokerto teoritis praktis bagi mahasiswa dan untuk segera membuat visi dan misi FHI praktisi pendidikan. (Edisi kedua). Jakarta: kabupaten Mojokerto dan lebih Bumi Aksara. memperhatikan kebutuhan yang dibutuhkan Bompa, Tudor O & Carrera. C. Michael. 2005. tim binsus hoki Kabupaten Mojokerto PeriodizationTraining For Sport, USA: terutama dari segi sarana prasarana dan Versa Press. pendanaan. Gall, M, D., Gall, J, P., Borg, W, R. 2003. 2. Bagi bidang pembinaan prestasi diharapkan Educational research anintroduction th dalam perekrutan pelatih lebih (7 ed). New York, USA: Pearson memperhatikan sisi akademis dan lebih aktif Education, Inc. berkomunikasi dengan pelatih karena Harsuki. 2012. Pengantar manajemen olahraga. sebagai jembatan komunikasi antara pelatih Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. dan ketua harian atau pengurus FHI Irianto, Djoko Pekik. 2002. Dasar kepelatihan. Kabupaten Mojokerto sendiri. Yogyakarta: Universitas Negeri 3. Bagi pelatih untuk lebih memperhatikan Yogyakarta. progam latihan yang telah dibuat apakah KEMENPORA. 2007. Undang-Undang Republik sudah sesuai dengan kebutuhan atlit atau Indonesia Nomor 3 tahun 2005 Tentang masih belum serta menambahkan IPTEK Sistem keolahragaan Nasional. Jakarta: olahraga dalam pelaksanaan progam latihan, KEMENPORA. lalu dalam pelaksanaannya pelatih juga Konarski, Jan dan Strzelczyk, Ryszard. 2009. harus mengawasi atlit diluar jam latihan “Characteristics of Differences in Energy tidak hanya di jam latihan dan yang paling Expenditure and Heart Rate During Indoor penting selalu menjaga komunikasi yang and Outdoor Field Hockey Matches”. baik antara pelatih dan atlit.

10

Journal of Physical Culture and Tourism. Tangkudung, James. 2012. Kepelatihan Olahraga, Vol 16 (2). Hal 185-189 Pembinaan Prestasi Olahraga edisi II. Kusnanik, N W, Rahayu Y S dan Rattray B. 2018. Jakarta: Cerdas Jaya. Physiological Demand of Playing Field Widoyoko, Eko Putro. 2012. Evaluasi dalam Hockey Game at SUB Elite Player. IOP Pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Conference Series: Materials Science and Engineering. Vol 288 Lutan, Rusli. 2013. Pedoman perencanaan pembinaan olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lutan, Rusli, Adang Suherman. 1999/2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes DEPDIKBUD. Mokhtarzadegan, Maryam, Mitra Amini, Farnaz Takmil, Mohammad Adamiad, dan Vooneh Sarveravan. 2015. “Inservice Trainings for Shiraz University of Medical Sciences Employees: Effectiveness Assessment by Using the CIPP Model”. Journal of Advances in Medical Education and Profesionalism. Vol 3 (2). Hal 77-83 Moleong, J.L. 2010. Metodepenelitian kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Morrow, James R. 2005. Measurement And Human Performance. USA. Mulyatiningsih, E. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Pate, Russell R, Bruce McClenaghan, Robert Rotella. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Press. Prabowo, S A. 2016. Evaluiasi Pembinaan Prestasi Hoki Jawa Timur. Tesis tidak dierbitkan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Stufflebeam, Daniel., Madaus, F, G., Kellaghan. 2002. Evaluation Model. USA. Stufflebeam, Daniel & Shinkfield. A.J. 2008. Systematic Evaluation. Buston : Allyn and Bacon. Sudjana, Djudju. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada, 2011 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013 Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Edisi Ketiga Belas. Bandung: Alfabeta. Tangkudung, James. 2006. Kepelatihan Olahraga, Pembinaan Prestasi Olahraga. Jakarta: Cerdas Jaya.

11