Ritual Keleman dan Metik Bagi Petani Desa Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo

RITUAL KELEMAN DAN METIK BAGI PETANI DESA WONOKASIAN, KECAMATAN WONOAYU, SIDOARJO Ria Fara Dila Program Studi S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Arief Sudrajat Program Studi S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak merupakan negara agraris dengan eksistensi desa yang selalu dilekatkan dengan mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani, kegiatan bercocok tanam petani Indonesia memiliki prosesi kebudayaan yang sudah ada sejak zaman prasejarah. Aspek kebudayaan yang beragam tidak dapat dihilangkan begitu saja dari kepercayaan ghaib yang telah ada sejak dahulu, Ritual Keleman merupakan salah satu ritual persembahan yang masih dilakukan di Desa Wonokasian dengan prosesi selamatan (slametan) yang dilakukan secara bersama-sama oleh petani yang menggarap sawah dan juga warga masyarakat sekitar Desa Wonokasian, sedangkan dalam prosesi Ritual Metik dilakukan secara individu dengan menyesuaikan waktu panen padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif petani dalam melakukan Ritual Keleman dan Metik di Desa Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan teori Fenomenologi Alferd Schutz dengan pemaparan —Because of Motive“ dan In Order to Motive“. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan dari perspektif teori Alferd Schutz. Subyek penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive yaitu petani padi di Desa Wonokasian. Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan observasi dan wawancara.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motif yang melandasi petani dalam melaksanakan Ritual Keleman dan Metik terbagi menjadi dua yakni motif yang melatarbelakangi atau —because of motive“ petani yaitu kepercayaan terhadap cerita mitos Dewi Sri sebagai Dewi Padi sebagai akibat adanya pengaruh ajaran agama Hindhu-Budha. Karena kepercayaan pada Dewa/ Dewi pada masa prasejarah dianut oleh masyrakat beragama Hindu-Budha yang dipercaya memiliki tujuan baik dengan mengadakan ritual pemujaan salah satunya adalah Ritual Keleman dan Metik. Kata Kunci : Motif, Keleman, Metik Abstract Indonesia is an agricultural country with the existence of the village is always attached to the livelihoods of communities as farmers, farming activities Indonesian farmers have a procession culture that has existed since prehistoric times. Aspects of diverse cultures can not be eliminated just from trust the unseen which were of old, Ritual Keleman is one ritual offerings that are still performed in the village Wonokasian with a procession of salvation (slametan) conducted jointly by farmers working the fields and also Wonokasian citizens around the village, while the ritual procession metik done individually by adjusting the time the harvest. This study aims to determine the motive of farmers in performing rituals in the village Keleman and metik Wonokasian, Wonoayu subdistrict, Sidoarjo. This study uses the theory of phenomenology Alferd Schutz with the exposure "Because of Motive" and In Order to Motive ". This study used qualitative methods to approach from the perspective of the theory of Alferd Schutz. The subjects of this study were selected using purposive technique that rice farmers in the village Wonokasian. Collecting data in the field is done by observation and interview.The results of this study indicate that the motive underlying the farmer in carrying out the ritual Keleman and metik divided into two motive behind or "because of motive" farmers, namely belief in the mythical story of Dewi Sri as Dewi Padi as a result of the influence of the teachings of Hindu-Buddhist. Because of the belief in god / in prehistoric times embraced by the Hindu-Buddhist society which is believed to have good cause to hold the ritual worship one of them is ritual Keleman and metik. Keyword : motive, keleman, metik

PENDAHULUAN Negara agraris dengan eksistensi desa yang selalu —cultivator“, atau —agriculturist“, merupakan petunjuk dilekatkan dengan cocok tanam adalah negara Indonesia, betapa eratnya keterkaitan antara pertanian dan desa jenis mata pencaharian merupakan faktor pembeda yang (Sorokin:1932). Sejarah perkembangan kebudayaan pokok dan penting. Pertanian dan usaha-usaha kolektif manusia pada awalnya bersifat deterministik dan menuju merupakan ciri kehidupan ekonomi pedesaan, istilah posibilistik, yaitu dari kegiatan pengumpulan makanan —countryman“ yang sinonim dengan —farmer“, sesuai dengan keadaan lingkungan dan kemampuannya,

1 Paradigma. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017

aktivitas pertanian merupakan turunan dari kegiatan merupakan pelaksanaan dan pengembangan konsep- berikutnya dan merupakan satu bentuk revolusi dalam konsep yang terkandung dalam keyakinan pada kebudayaan manusia. Revolusi dari kebudayaan itu masyarakat mampu memberikan inspirasi nilai positif menunjukkan satu hal yang penting yaitu dimana manusia (pesan moral) bagi masyarakat. Melalui pesan-pesan dapat menikmati dan merasakan satu anugrah secara simbolik dalam upacara dapat menyadarkan manusia cuma-cuma dari alam (Hamilton : 2003). bahwa dalam hidup dan kehidupan ini berlaku hukum Sumber makanan masyarakat pedesaan tergantung kodrat yaitu kekuatan yang ada di luar kekuatan manusia pada hasil pertanian seperti lahan persawahan, yang bersifat mutlak (Melville,1959:24). Budaya yang ada pekarangan, sungai dan kombinasinya, segala macam di Indonesia memang sangat menarik untuk dikaji ataupun kebudayaan yang ada pada saat ini merupakan turunan ditelisik maknanya. Indonesia masuk di era-globalisasi dari kebudayaan agraris, dalam hal ini perlu dipahami yang erat kaitannya dengan faham-faham yang sifatnya lebih kritis, bahwa ada dua sistem cocok tanam yang positivis atau realistik. Namun jika kembali pada konteks berbeda, dan berbeda pula pengaruhnya terhadap bahwa rata-rata masyarakat di Indonesia lebih banyak kehidupan manusia, yakni cocok tanam ladang yang yang relegius atau masih percaya ke hal-hal non empiris, berpindah dan cocok tanam menetap. Sistem ladang yang Indonesia notabenenya merupakan negara yang memiliki berpindah (shifting cultifation, slash and burn agriculture, banyak macam kebudayaan yang unik dan juga penuh atau swidden agriculture) menghendaki pencocok tanam akan makna. Hal tersebut pula yang mempengaruhi untuk berpindah-pindah dalam lahan pertaniannya, yakni terbentuknya bermacam-macam kebudayaan yang tiap 1-2 tahun atau 1-3 kali panen sesuai dengan tingkat diyakini masyarakat, kemudian secara lambat laun kesuburan atau kondisi tanahnya. kebudayaan tersebut mengalir juga ke ranah di bidang Cocok tanam menetap memaksa manusia untuk hidup pertanian semisal bagi para petani padi (Yuliyani, 2010). menetap di suatu tempat untuk menjaga dan menunggu Sebelumnya, sudah diketahui bahwa banyak macam hasil panen, karena pertanian dilaksanakan di tempat- kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat petani tempat tertentu yang subur seperti lembah-lembah tepian khususnya petani padi. sungai, daerah tepian danau, dan semacamnya maka para Memaknai nilai luhur sebuah kebudayaan tidak dapat pencocok tanam cenderung tidak berjauhan antara satu dilepaskan dari implementasinya dalam keseharian dengan yang lain. Keadaan ini memungkinkan mereka masyarakat, pilihan tindakan dalam menjalankan aktivitas untuk saling berhubungan secara aktif dan teratur sehingga oleh seseorang dalam keseharian merupakan hasil dari mengakibatkan terjadinya akumulasi pengetahuan dan nilai yang diinternalisasi dalam proses kebudayaannya tatanan perilaku bersama yang keseluruhannya terkemas (Nayati, 2008). Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, dalam bentuk pola kebudayaan tertentu, maka tidak merupakan daerah penghasil padi tertinggi pada tahun mengherankan bahwa menurut seorang ahli sejarah 2015 di Kabupaten Sidoarjo, dapat diketahui bahwa kebudayaan, Goldon F. Childe peristiwa penemuan cocok Kabupaten Sidoarjo pada setiap panennya dalam lahan 1 tanam itu merupakan revolusi kebudayaan. ha petani mampu menghasilkan rata-rata sampai 7,3 ton (Raharjo,2010:31:33). Indonesia yang memiliki banyak padi (Kus/harianbhirawa,2015). Berhasilnya hasil panen kultur atau kebudayaan yang beragam baik dari padi petani tak luput dari keyakinan yang dipercayai oleh keberagaman suku, etnik, bahasa, pakaian tradisional, para petani padi pada saat akan melakukan pembibitan lagu-lagu daerah dan adat istiadat. Berbicara tentang benih padi dan ketika akan melakukan panen padi dimana kebudayaan pastilah harus mengetahui istilah kebudayaan para petani padi masih menggunakan acara Ritual dari berbagai pakar bidang tersebut. Melville J. Herkovits Keleman dan Metik. Kabupaten Sidoarjo merupakan berpendapat bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. masyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya yang dimiliki masyarakat itu yang dilanjutkan dari generasi ke merupakan kota metropolitan. Sidoarjo yang dulunya generasi. Maka jika beracuan terhadap pendapat di atas, merupakan wilayah pedesaan (rural) dengan adanya kebudayaan dihasilkan dari pemikiran-pemikiran atau dampak dari pengembangan Kota Surabaya secara lambat konsepsi dari masyarakat itu sendiri yang mereka percayai laun pasti berubah menjadi wilayah perkotaan (urban) berasal dari nenek moyangnya yang kemudian secara sehingga Kabupaten Sidoarjo menjadi kota penyangga turun temurun dipercaya oleh masyarakat sekitar untuk kota metropolitan Surabaya, yang secara tidak (Melville,1959). langsung menjadikan Kota Sidoarjo sebagai wilayah Wujud dari kebudayaan yang juga merupakan bentuk urban sparwl, urban sprawl merupakan gejala ekspansi tindakan yang direalisasikan melalui sistem upacara adat kegiatan perkotaan ke wilayah sekitarnya, sehingga Kota misalnya, juga merupakan wujud kelakuan dari sistem Sidoarjo mudah mendapat pengaruh dari kota religi yang mempengaruinya. Upacara adat yang Ritual Keleman dan Metik Bagi Petani Desa Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo

metropolitan yang senyatanya dengan mudah menerima yang dilakukan salah satunya meletakkan sesaji di tiap era globalisasi pada masa kini. pojok sawah sambil membaca mantra. Penerimaan era globalisasi pada masyarakat Sidoarjo Prosesi ritual Kawit dan Wiwit yang dilakukan oleh sangat beragam diantaranya mulai dari gaya hidup, masyarakat Desa Ngasemlemahbang memiliki keunikan perilaku, dan tradisi yang perlahan mulai memudar dengan tersendiri yaitu adanya sesaji yang masih unik, tradisi sendirinya dan berganti dengan hal baru yang mulai kental yang berupa sesajian bahan-bahan makanan yang bermunculan dengan bergantinya zaman dan semakin sudah dimasak maupun yang belum dimasak atau sesaji majunya tekhnologi. Namun ada satu ritual budaya yang pangan dan non pangan. Ritual Kawit dilakukan dengan tetap dijalankan di daerah Kota Sidoarjo dalam hal harapan agar masyarakat mendapatkan hasil panen yang pertanian yang terus dilakukan hingga saat ini yakni Ritual melimpah dan Ritual Wiwit dilakukan untuk mengenang Keleman pada saat setelah melakukan pembibitan benih budaya nenek moyang karena filososfinya yang sangat padi atau yang disebut tutup tanam dan Ritual Metik pada luhur yaitu sebagai ungkapan syukur atau terima kasih saat akan melakukan panen padi. Dalam hal ini peneliti kepada yang maha kuasa karena sudah memberi hasil tertarik untuk mengetahui makna yang terdapat dalam panen yang sangat melimpah. Ritual Wiwit dilakukan budaya yang terus dilakukan hingga saat ini yakni Ritual sebelum tanaman padi dipanen atau ketika tanaman padi Keleman penutupan tanam benih padi dan Ritual Metik sudah mulai berisi. Prosesi Ritual Kawit dan Wiwit ini pada waktu akan melakukan panen padi, karena merupakan satu budaya yang sama dengan penelitian Kabupaten Sidoarjo merupakan kota yang sangat dekat Keleman dan Metik yang akan dilakukan dengan dengan kota metropolitan yang secara cepat budaya di perbedaan wilayah, nama, dan prosesi yang dilakukan kabupaten tersebut dapat hilang secara perlahan namun dengan didasari oleh motif masyarakat Desa Wonokasian tidak dengan budaya yang akan dikaji pada penelitian ini. yang masih mempercayai ruh ghaib yakni Dewi Sri Ritual Upacara Keleman di Desa Wonokasian masih sebagai Dewi Kesuburan dalam bidang pertanian atau berjalan dengan baik hingga kini, ritual yang berhubungan Dewi Padi. dengan peristiwa kehidupan manusia tersebut mengambil Koentjaraningrat dalam Geertz menyatakan bahwa titik yang secara turun-temurun dianggap memiliki makna upacara pokok bagi setiap orang Jawa, namun yang penting, sebagai inti kejadian pada dimensi waktu dan diutamakan adalah untuk golongan , upacara dimensi ruang, dari kejadian inilah tumbuh sebuah makna makanan yang dilakukan secara sederhana dinamakan tertentu dalam kehidupan masyarakat (Linus, 1993). slametan, dimana berbagai macam makanan Penduduk pulau Jawa sebagian besar bermata pencaharian dipersembahkan kepada arwah-arwah (yaitu suatu sebagai petani, hal ini dikarenakan tanah di Pulau jawa kumpulan yang bersifat bunga rampai yang mencakup sangat subur sehingga sangat cocok untuk ditanami arwah Jawa asli, Tuhan Hindu, Allah, dan para pahlawan berbagai macam tanaman. Sikap mental golongan petani keagamaan ). Makanan ini harus dihadiri dan terbentuk oleh pengaruh situasi dan kondisi dimana —disaksikan“ oleh para tetangga terdekat, suatu kelompok mereka hidup antara faktor klimonologi dan hidrologis yang terdiri dari enam sampai delapan orang yang tinggal seperti musim dingin dan musim panas yang sejalan secara berdekatan. Slametan yang amat pendek dengan musim kering dan musim penghujan. Faktor flora waktunyadan tidak berlebihan itu merupakan pelaksanaan seperti tanaman padi, jagung, kacang tanah, ketela, dan dari waktu ke waktu salah satu nilai yang dirasakan amat lain sebagainya. Sampai saat ini petani cenderung kuat oleh orang Jawa, yaitu perasaan tolong-menolong dan mempercayai kekuatan ghaib yang irrasional, itulah keserasian di kalangan para tetangga (Hildred Geertz, sebabnya kaum petani pada umumnya mempunyai 1981:22). Hal ini tak jauh beda dengan pengertian makna kecenderungan religious lebih besar (Hendro, 1983:60). yang dilakukan oleh masyarakat desa Wonokasian dalam Ritual Keleman dan Metik merupakan bentuk kebudayaan melakukan Ritual Keleman dan Metik bagi sebagian besar yang dilakukan oleh kaum petani Jawa dengan tujuan petani padi Sidoarjo. memberikan rasa terima kasih pada ruh ghaib yang Permasalahan dalam penelitian ini merupakan suatu dipercaya sebagai pemilik tahta dunia pertanian khususnya ketertarikan terhadap motif budaya yang terdapat di padi, Ritual Keleman dan Metik banyak dilakukan di Kabupaten Sidoarjo yakni Ritual Keleman dan Ritual Pulau Jawa, misalnya di Desa Ngasemlemahbang, Metik padi yang masih terus dilakukan walaupun Kota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan ritual yang Sidoarjo merupakan wilayah pheri-pheri yang secara tidak sama dilakukan dengan nama yang berbeda yakni proses langsung menjadi kota yang cepat terpengaruh terhadap Kawit dan Wiwit. Proses yang dilakukan dalam Ritual zaman globalisasi yang pada saat ini semakin modern, Kawit dan Wiwit dimulai dari penentuan hari baik, sehingga gaya hidup, perilaku dan tekhnologi bahkan kemudian mulai mempersiapkan sesaji dan pelaksanaan budaya bisa cepat terpengaruh oleh budaya baru yang ritual di sawah oleh kawit dengan beberapa tahapan hadir melalui era zaman, namun pada tradisi budaya yang

3 Paradigma. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017

akan diteliti yakni ritual budaya yang masih terus padi tiba, sehingga dalam hal di atas dapat ditarik dilakukan ini menjadi suatu fenomena yang menarik kesimpulan ke dalam suatu rumusan masalah, tujuan ditelisik lebih lanjut dengan terfokus pada makna yang penelitian dan manfaat penelitian. dirasakan oleh para petani padi di sekitar Desa METODE Wonokasian ataupun masyarakat yang turut hadir dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitiaan memeriahkan Ritual Keleman dan Metik. Petani padi di kualitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan Kabupaten Sidoarjo masih mempercayai bahwa ritual dan dinyatakan dalam bentuk kalimat dan gambar yang dilakukan layaknya tasyakuran dan slametan ini ((Moleong, 2000:03). Pendekatan yang digunakan adalah masih dipercaya dapat menentukan hasil panen yang akan pendekatan kualitatif dengan perspektif teori diperoleh nantinya, dan kepercayaan yang masih Fenomenologi Alferd Schutz sesuai dengan teori yang digunakan yakni jika tasyakuran pada saat bibitan tidak digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan dilakukan dilakukan dapat mengakibatkan buruknya hasil panen, dengan menggunakan dua tipe motif yakni —dalam sehingga budaya dalam musim bibitan dan panen ini kerangka untuk“ (in order to) kerangka untuk digunakan menjadi semakin menarik untuk diteliti. agar memperoleh tujuan masyarakat setelah melakukan Makna yang ingin diketahui oleh peneliti perihal Ritual Keleman dan Metik, serta motif —karena“ budaya yang dilakukan oleh para petani pada saat musim (because) digunakan untuk lebih memperdalam sebab bibitan dan musim panen menjadi tanda tanya tersendiri masyarakat melakukan Ritual Keleman dan Metik hingga bagi peneliti, dimana makna tersebut dipercayai oleh saat ini. Motif pertama berkaitan dengan alasan seseorang sebagian besar masyarakat Sidoarjo, khususnya di Desa melakukan tindakan sebagai usaha untuk menciptakan Wonokasian. Tidak jauh beda dengan tradisi mensyukuri situasi dan kondisi yang diharapkan di masa yang akan hasil panen padi. yang dilakukan pada setiap daerah di datang, sedangkan motif kedua lebih fokus terhadap faktor Indonesia, penduduk Desa Wonokasian Sidoarjo yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan melakukan tradisi tersebut dengan sebutan —Ritual tertentu, dan juga bertujuan untuk mengetahui dan Keleman dan Metik“. Ritual Keleman dilakukan pada memahami suatu fenomena secara mendalam. waktu akan melakukan pembibitan benih padi, sedangkan HASIL DAN PEMBAHASAN ritual Metik dilakukan pada waktu akan berlangsungnya Berdasarkan dua parameter motif yakni because of masa panen padi, dari kedua ritual tersebut intinya motive (sebab) dan in order to motive (tujuan) masih merupakan ungkapan rasa syukur kepada sang penguasa dilakukannya Ritual Keleman dan Metik di Desa alam atas hasil panen yang telah diperoleh yaitu berupa Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo oleh petani padi. Ritual ini merupakan ungkapan hidup bermasyarakat padi, diperoleh data sebagai berikut: dalam berinteraksi dengan penguasa alam dan dengan ñ Because of Motive Petani Desa Wonokasian lingkungan alamnya, nilai-nilai yang terkandung dalam —Because Of Motive“ menurut Alferd Schutz pelaksanaan ritual ini telah terkaji dari masa ke masa, merupakan motif yang melatarbelakangi seseorang karena ritual ini merupakan warisan dari para leluhur, melakukan tindakan tertentu, secara sederhana dapat sehingga secara tidak langsung merupakan sarana dikatakan bahwa pengidentifikasian masa lalu pendidikan non-formal dalam mengajarkan nilai-nilai sekaligus menganalisisnya sampai seberapa jauh kehidupan kepada generasi berikutnya. memberikan kontribusi dalam tindakan selanjutnya. Ritual —Keleman dilakukan pada waktu penutupan Petani memiliki kepercayaan terhadap budaya tanam benih padi dan Metik pada waktu akan melakukan pertanian yang telah dilakukan sejak dahulu, masa panen “ merupakan perwujudan salah satu kepercayaan yang sudah tertanam pada setiap individu kebudayaan daerah yang ada di Sidoarjo khususnya di petani dalam melakukan Ritual Keleman dan Metik Desa Wonokasian yang merupakan objek dalam penelitian menimbulkan kepercayaan yang dilakukan terus ini. Ritual ini bersifat kebudayaan yang berunsurkan atas menerus dari generasi ke generasi. Tradisi budaya kepercayaan yang mempunyai nilai-nilai budaya daerah yang dipercaya sebagai tatacara menjaga tanaman padi yang tinggi, Ritual ini sering dilakukan setelah menanam yang ditanam sejak bibit hingga masa panen yang bibit benih padi dan ketika akan menuai padi atau masa dilanjutkan pada mensyukuri hasil panen petani panen padi, pelaksanaan ritual ini dilakukan bertepatan menjadikan Ritual Keleman dan Metik dilakukan pada malam Jum‘at Wage dengan mengartikan bahwa hari hingga saat ini, kepercayaan yang dimiliki oleh petani Jawa pada malam Wage ini berarti memberi, sehingga merupakan hasil tindakan yang dilakukan sejak dahulu diartikan pada malam Wage, Dewi Sri sebagai pemilik yang terus-menerus dilakukan hingga sekarang dengan tahta ghaib dalam bidang petanian memberikan ijin dan berbagai perbedaan dan makna yang masih dalam satu kuasa agar hasil pertanian yang berupa padi menghasilkan tujuan. panen yang baik sejak menanam benih hingga masa panen Ritual Keleman dan Metik Bagi Petani Desa Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo

Because of motive (sebab) petani padi dalam Makna yang dipercayai oleh masyarakat Desa melakukan Ritual Keleman dan Metik di Desa Wonokasian dari dilakukannya Ritual Keleman dan Wonokasian sebagai berikut : (1) Kepercayaan Metik adalah bahwa prosesi yang dilakukan akan Terhadap Dewi Sri, Kepercayaan budaya terdahulu membawa kemakmuran bagi masyarakat desa dari dengan adanya Dewi Sri sebagai Dewi Padi, Dewi berhasilnya panen seperti yang telah diharapkan oleh Kemakmuran, dan Dewi dalam dunia pertanian petani Desa Wonokasian, terhindarnya hama penyakit menjadi salah satu penyebab petani padi Desa dan berbagai bencana alam pada saat musim tanam Wonokasian masih melakukan Ritual Keleman dan hingga panen padi tiba. Dan yang hingga saat ini Metik. Bercocok tanam merupakan mata pencaharian masih dipercayai yaitu bahwa berhasilnya panen sebagian besar masyarakat Desa Wonokasian dengan berasal dari penjagaan Dewi Sri yang senantiasa didukung oleh keadaan geografis, perubahan cuaca, menjaga lahan pertanian dengan kekuatan ghaibnya. dan aliran sungai serta kondisi tanah yang subur Kepercayaan yang telah dibangun oleh masyarakat merupakan suatu faktor yang membuat para warga beragama Hindu-Budha pada masa dahulu inilah yang Desa Wonokassian memanfaatkan lahannya untuk memberikan perhatian yang sangat besar terhadap menjadi lahan pertanian. Bila merujuk pada lahan lahan wilayah pertanian, sehingga dalam hal ini yang pertanian, kegiatan bercocok tanam telah dikenal sejak menjadi asal usul dari diadakannya persembahan zaman prasejarah dimana aspek kepercayaan terhadap terhadap kepercayaan kepada Dewi Sri berasal dari sesuatu yang ghaib tidak dapat diabaikan secara begitu ajaran agama Hindu-Budha yang kemudian lambat saja. laun mengalami proses perubahan persembahan dari Dewi Sri diketahui merupakan seorang dewi yang setiap agama dengan makna yang sama yang terus mati dibunuh kemudian jasadnya dibuang ke bumi, dilakukan dari generasi ke generasi. (3) Menghargai dan ketika telah dimakamkan dari makamnya tumbuh kebudayaan warisan leluhur/nenek moyang, Petani banyak tumbuhan pertanian yang sangat bermanfaat Desa Wonokasian Kecamatan Wonoayu Kabupaten bagi manusia salah satunya tanaman padi yang Sidoarjo memiliki tanggungjawab untuk meneruskan menjadi makanan pokok masyarakat di Indonesia. Dari warisan leluhur yang berupa kebudayaan yang telah cerita mitos ini masyarakat petani mempercayai bahwa dilakukan dan dipercayai oleh para nenek moyang ruh Dewi Sri merupakan ruh penjaga tanaman terdahulu. Sebagai generasi penerus, pastilah petani pertanian di lahan petani dan sampai saat ini petani di Desa Wonokasian memiliki keharusan untuk Indonesia khususnya petani di Desa Wonokasian melangsungkan apa-apa yang telah dilakukan dan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo masih dipercayai oleh para leluhurnya merupakan wujud mempercayai bahwa Dewi Sri senantiasa hadir di menghargai keberadaan leluhur petani di Desa setiap lahan pertanian untuk menjaga tanaman dari Wonokasian tersebut. segala macam bencana yang dapat menggagalkan hasil Ritual Keleman dan Metik merupakan salah satu panen nantinya. (2) Pengaruh Agama Hindu Budha, kebudayaan leluhur dalam melakukan cocok tanam Keyakinan dalam umat beragama menjadi penyebab padi yakni saat musim tanam dan musim panen tiba dari dilakukannya Ritual Keleman dan Metik di Desa yang telah dilakukan dan dipercayai oleh nenek Wonokasian. Petani di Desa Wonokasian mempercayai moyang masyarakat Desa Wonokasian sejak dahulu. bahwa adanya pengaruh agama Hindu-Budha dalam Oleh karenanya sebagai wujud menghargai agama Islam yang dianut oleh mayoritas petani di Desa kebudaayaan leluhur nenek moyang atau sebagai Wonokasian. Dimana dalam agama Hindu-Budha para wujud menghargai warisan leluhur terdahulu umatnya memiliki tradisi mempercayai adanya Dewa masyarakat petani Desa Wonokasian sampai saat ini dan Dewi yang mengandung nilai-nilai baik dalam tetap melaksanakan prosesi Ritual Keleman pada saat kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini agama Hindu- tiba musim tanam benih padi dan Ritual Metik pada Budha telah terlebih dahulu menduduki tanah Jawa saat musim panen tiba. berperan dalam mempercayai makna pemujaan ñ In Order To Motive Petani Desa Wonokasian terhadap dewa-dewi yang dianutnya. Sehingga umat Motif dari dilakukannya Ritual Keleman dan Metik beragama Islam dalam tempo dahulu mengikuti makna yang dilakukan di Desa Wonokasian hingga sekarang yang mengadung nilai baik dalam melakukan prosesi memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, teori ritual terhadap lahan pertanian di tanah Jawa tersebut, Fenomenologi Alferd Schutz menjelaskan bahwa kepercayaan yang telah menjadi keyakinan mengalir konsep —In Order to Motive“ yang terdapat dalam teori dengan berjalannya waktu dari generasi ke generasi Fenomenologi Alferd Schutz memfokuskan pada hingga saat ini. tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang dalam melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam hal ini

5 Paradigma. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017

berdasarkan temuan data yang telah diperoleh di atas dilakukan oleh petani Desa Wonokasian merupakan dapat dijelaskan beberapa tujuan yang ingin dicapai kebudayaan lokal yang masih dilakukan hingga oleh petani Desa Wonokasian yakni : (1) sekarang, prosesi yang dilakukan dalam Tradisi Melimpahnya Hasil Panen Padi, Masyarakat petani Keleman dan Metik memiliki berbagai tujuan yang Desa Wonokasian melakukan Ritual Keleman dan diantaranya untuk kesejahteraan hidup bermasyarakat, Metik pada setiap tahunnya memiliki tujuan yang ingin dalam hal ini dapat dilihat bahwa berhasilnya panen dicapai dalam perayaan yang dilakukan yakni supaya padi oleh para petani Desa Wonokasian juga panen padi nantinya mendapatkan hasil yang berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup melimpah. Melimpahnya hasil panen padi petani Desa masyarakatnya terutama dalam bidang ekonomi. Wonokasian tak luput dari kepercayaan bahwa Bidang perekonomian pada masyarakat Desa dilakukannya slametan Keleman yang diawali oleh Wonokasian dalam menjaga aset dalam bentuk lahan do‘a serta yasin dan tahlil yang dilakukan secara pertaniannya merupakan prioritas pendapatan yang bersamaan oleh seluruh petani penggarap sawah di masih dimanfaatkan hingga saat ini. Salah satu mata Desa Wonokasian sejak waktu musim tanam padi pencaharian warga Desa Wonokasian merupakan berumur 2-3 minggu ini dimaknai dengan tujuan agar sebagai petani, sehingga dengan lahan pertanian sejak musim tanam hingga panen nantinya tidak ada sebagai aset prioritas maka dapat disimpulkan bahwa bencana yang menimpa tumbuhan petani, dan juga pendapatan perekonomian warga Desa Wonokasian terhindar dari serangan hama karena telah dipercaya yang diperoleh dari lahan pertanian cukup besar. bahwa setelah melakukan slametan Keleman tanaman Perolehan yang dihasilkan dari lahan pertanian padi telah dijaga oleh Dewi Sri sebagai Dewi Padi. Desa Wonokasian merupakan salah satu faktor yang Pada lain sisi tujuan mengenai melimpahnya hasil menunjang kesejahteraan warga Desa Wonokasian panen padi petani setelah dilakukannya slametan dalam bentuk pendapatan perekonomian untuk Keleman ini juga mencakup agar tanaman padi yang memenuhi kehidupan sehari-hari, sehingga ketika ditanam selamat hingga musim panen nantinya. Setiap perolehan panen padi berlimpah seperti yang tahunnya masyarakat Desa Wonokasian khusunya para diharapkan secara otomatis kesejahteraan warga Desa petani penggarap sawah melakukan Ritual Keleman Wonokasian dapat terjamin dengan semestinya, namun dan Metik dengan harapan agar hasil panennya yang terjadi akan menjadi sebaliknya ketika hasil melimpah, maksud dari melimpahnya hasil panen padi panen padi mengalami kegagalan maka secara petani yaitu ketika musim panen nanti tiba hasil panen otomatis kondisi perkonomiannya akan berkurang dan padi baik tidak terserang penyakit tanaman ataupun itu dapat berpengaruh pada kebutuhan hidup warga terserang oleh hama. Harapan dari sebagian besar Desa Wonokasian. (3) Menunjukkan Rasa petani Desa Wonokasian, yang dianggap hasil panen Terimakasih, Tradisi Keleman dan Metik merupakan baik oleh petani yaitu ketika benih padi yang telah tradisi yang dilakukan sejak zaman dahulu oleh nenek menjadi beras menghasilkan hasil yang sama seperti moyang yang dipercayai memiliki makna yang baik, bibit padi yang ditanam, semisal bibit padi yang dari kepercayaan memiliki makna baik tersebut ditanam merupakan bibit padi unggul petani tumbuh suatu tujuan sebagai bentuk untuk menganggap hasil panennya berhasil apabila hasil menunjukkan rasa terima kasih kepada Allah SWT panennya nanti juga menghasilkan beras unggulan atas limpahan rahmat dan rezeki yang telah diberikan seperti bibitnya, karena tak jarang gagal panen yang kepada masyarakat petani berupa hasil panen padi dialami petani pada saat musim panen dikarenakan yang melimpah. hasil panen yang tak sepadan dengan bibit padi yang Petani Desa Wonokasian juga mempercayai bahwa telah ditanam. dilakukannya tradisi Keleman dan Metik merupakan Hasil panen padi yang melimpah menjadi salah bentuk dari mempercayai keberadaan Dewi Sri sebagai satu harapan para petani dari dilakukannya Tradisi Dewi Padi, sehingga pada slametan Keleman Keleman dan Metik. Do‘a yang telah dipanjatkan dipercayai bahwa ruh dari Dewi Sri sebagai Dewi Padi dalam prosesi Keleman dan Metik menjadikan harapan memberikan izinnya untuk menjaga tanaman padi yang petani lebih sakral atas pengharapan perihal hasil telah ditanam dan ketika slametan Metik dilakukan panen nantinya, —Mugi Slamet Tandurane“ atau selain prosesi itu mengingatkan bahwa petani semoga diselamatkan tanamannya merupakan salah berterima kasih pada Allah SWT atas berkah rahmat satu permohonan do‘a ketika akan memulai do‘a limpahan panen yang diberikan dan juga rasa terima bersama yang dipimpin oleh sesepuh Desa kasih yang juga ditujukan pada ruh Dewi Sri yang Wonokasian. (2) Kesejahteraan Hidup senantiasa dipercaya hadir dalam penjagaan lahan Bermasyarakat, Ritual Keleman dan Metik yang Ritual Keleman dan Metik Bagi Petani Desa Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo

pertanian Desa Wonokasian dari marabahaya hama keberadaan Dewa/Dewi ini maka diadakan sebuah ritual tanaman maupun penyakit tanaman. pemujaan, salah satu aktualisasi ritual yang dilakukan Slametan yang dilakukan juga merupakan wujud adalah Ritual Keleman dan Metik yang dilakukan oleh terimakasih yang ditujukan dengan berbagai prosesi masyarakat petani Desa Wonokasian. Sehingga salah satu salah satunya dengan membagikan sebagian makanan yang melatarbelakangi adanya pelaksanaan Ritual yang ada pada saat slametan kepada para tetangga Keleman dan Metik dalam proses tanam padi dan musim sebagai tanda seserahan sedekah untuk membagikan panen padi di Desa Wonokasian adalah karena adanya sedikit kebahagian yang telah diterima atas hasil panen pengaruh ajaran agama Hindu-Budha. yang telah dilakukan. Tradisi yang telah dilakukan Motif selanjutnya yang menjadi latar belakang tetap oleh generasi ke generasi tersebut memiliki dilaksanakannya Ritual Keleman saat musim tanam padi kepercayaan yang kuat atas kekuatan ghaib terhadap dan Ritual Metik ketika musim panen padi oleh keberadaan ruh Dewi Sri yang dipercaya sebagai Dewi masyarakat petani Desa Wonokasian adalah wujud Padi sehingga, prosesi persembahan yang dilakukan menghargai kebudayaan warisan leluhur/nenek moyang. layaknya slametan tersebut tak luput dari bentuk Dalam hal ini mengingat Ritual Keleman dan Metik menunjukkan rasa terima kasih kepada Dewi Sri merupakan kebudayaan peninggalan leluhur/nenek dengan berbagai sandingan yang telah diberikan pada moyang yang telah dilakukan serta dipercayai sejak zaman saat prosesi slametan dilakukan. Rasa terima kasih dahulu, sehingga wujud tanggungjawab masyarakat petani kepada Allah SWT ditunjukkan dengan do‘a yang Desa Wonokasian sebagai generasi penerus kebudayaan dibacakan secara bersama-sama ketika prosesi Ritual peninggalan leluhur,masyarakat petni Desa Wonokasian Keleman dan Metik, sedangkan rasa terima kasih tetap melaksanakan prosesi Ritual Keleman setiap musim kepada ruh Dewi Sri dutunjukkan dengan tanam padi dan Ritual Metik ketika musim panen padi. menyediakan berbagai sandingan yang telah Kedua, motif yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dipersiapkan untuk pemujaan Dewi Sri, tak lupa juga atau —In Order to Motive“ dari masyarakat petani Desa memberikan sebagian hantaran kepada para tetangga Wonokasian tetap melaksanakan Ritual Keleman dan sebagi wujud rasa terima kasih kepada sesama manusia Metik adalah harapan untuk memperoleh hasil panen yang agar senantiasa hidup rukun dan makmur. melimpah. Dengan melakukan slametan Keleman di awal PENUTUP musim tanam padi masyarakat petani Desa Wonokasian Simpulan percaya bahwa tanaman padi yang ditanam akan Motif-motif dalam pelaksanaan Ritual Keleman dan senantiasa terhindar dari serangan hama tanaman dan Metik yang masih dilakukan oleh para petani padi di Desa penyakit tanaman oleh penjagaan Dewi Sri (Dewi Padi Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo dapat terlihat atau Dewi Kesuburan) atau dengan kata lain slametan dalam dua parameter motif yaitu dalam —Because of Keleman yang diadakan oleh masyarakat petani Desa Motive“ dan —In Order to Motive“. Berdasarkan Wonokasian bertujuan semoga tanaman padi yang mereka penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanam senantiasa selamat dari berbagai ancaman, sehingga motif yang mendorong para petani Desa Wonokasian kelak harapan mendapat hasil panen yang melimpah akan daam pelaksanaan Ritual Keleman dan Metik adalah tercapai. Dan di musim panen padi tiba dilaksanakan sebagai berikut: Pertama, motif yang melatarbelakangi Ritual Metik dengan tujuan sebagai wujud terimakasih atau —Because of Motive“ dari petani Desa Wonokasian yang ditujukan kepada ruh Dewi Sri yang dianggap telah untuk tetap melaksanakan Ritual Keleman dan Metik pada menjaga tanaman padi dari awal musim tanam sampai masa tanam padi dan musim panen padi tiba yaitu adanya musim panen. Selain itu juga merupakan wujud rasa kepercayaan yang kuat pada masyarakat petani Desa syukur masyarakat petani Desa Wonokasian yang Wonokasian terhadap cerita mitos Dewi Sri yang dianggap ditujukan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa sebagai Dewi Padi dan juga sebagai Dewi Kesuburan yang hasil panen yang melimpah. Motif selanjutnya yang berperan sebagai penjaga tanaman pertanian dari menjadi tujuan masyarakat petani Desa Wonokasian tetap marabahaya hama tanaman dan penyakit tanaman. Oleh melaksanakan Ritual Keleman dan Metik yaitu untuk karena kepercayaan yang kuat terhadap cerita mitos Dewi mencapai kesejahteraan hidup dalam masyarakat yang Sri tersebut masyarakat petani Desa Wonokasian tetap lebih baik. Dengan diadakannya Ritual Keleman dan melaksanakan Ritual Keleman dan Metik di tengah era Metik dipercayai masyarakat akan dihasilkan hasil panen zaman modern seperti saat ini. Berikutnya, adanya padi yang baik dan melimpah dengan demikian dapat kepercayaan terhadap cerita mitos tentang dewi ini memberi keuntungan yang cukup besar dalam hal dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu-Budha dimana perekonomian bagi para petani Desa Wonokasian. dalam ajaran agama ini terdapat ajaran mempercaya Keuntungan ekonomi yang cukup besar dapat keberadaan Dewa/Dewi dan sebagai rasa menghargai menunjang masyarakat petani untuk memenuhi kebutuhan

7 Paradigma. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017

sehari-hari mulai dari kebutuhan sandang pangan sampai George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori kebutuhan pendidikan, dengan terpenuhinya kebutuhan Sosiologi Modern, terj Alimandan, (Jakarta:Kencana). hidup ini maka akan tercipta kehidupan masyarakat yang Halaman 94. Hildred Geertz. 1981 Aneka Budaya Dan Komunitas Di sejahtera. Kesejahteraan hidup masyarakat yang dimaksud Indonesia. Jakarta: HRAF press, halaman 22 tidak cukup dalam hal tersebut, sebab dengan diadakannya Haryanto, Sindung. 2012. Spectrum Teori Social,. Ritual Keleman dan Metik ini diharapkan masyarakat : Yayasan Obor Indonesia. dapat menumbuhkan rasa saling berbagi atas limpahan Hamilton. 2003. The Art Of Rice, Spirit and Sustenance in nikmat yang diterima, buktinya dengan Ritual Keleman . South Sea International Press Ltd. dan Metik masyarakat akan berbagi makanan dengan Iskandar.2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : sesama tetangga setelah ritual selesai. Selain Gaung Persada. Halaman 123 Imam Suprayogo. 2001. Metodologi Penelitian Social- menumbuhkan rasa berbagi antar masyarakat, melalui Agama, Bandung : Remaja Sosda Karya. Halaman 41 Ritual Keleman dan Metik akan dapat menciptakan Koentjaraningrat. 1965. Pengantar Antropologi. Jakarta: kehidupan yang rukun antar masyarakat Desa Penerbit Universitas. Wonokasian. Dengan demikian, tujuan Ritual Keleman Koentajaningrat. 1964. Masyarakat Desa Masa Kini, dan Metik untuk kesejahteraan dalam hidup masyarakat Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. akan dapat tercapai. Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Saran Sosial, Jakarta : Dian Rakyat. Halaman 56 Moleong, J. Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penelitian yang telah dilakukan ini terfokus dalam hal Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm. 3 mengenai motif petani padi dalam melaksanakan Ritual Muhammad Basrowi.2004. Teori Dalam Tiga Paradigma. Keleman di musim tanam padi dan Ritual Metik ketika Surabaya: UK Press. Halaman 60 musim panen di Desa Wonokasian Kecamatan Wonoayu Nurhalimah febrianti. 2013. Motif Sales Promotion Girls Kabupaten Sidoarjo dan saran yang dapat peniliti Dan Sales Promotion Boys Dalam Menerima sampaikan adalah sebagai berikut: Peraturan Tentang Customer Service Pada Matahari Department Store Royal Plaza Surabaya. Skripsi. a. Saran kepada masyarakat Desa Wonokasian Surabaya: Universitas Negeri Surabaya terkhusus masyarakat petani yakni supaya dapat Rahardjo, Pengantar Sosiologi Pedesaan Dan Pertanian, tetap melaksanakan dan melestarikan kebudayaan Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2010. lokal yang berupa Ritual Keleman dan Metik Schutz, Alfred, 1967, The Phenomenology of The social tanpa menghilangkan prosesi yang terdahulu agar World, German: Der Sinnhafie Aufbau Der Sozialen. lebih dapat memiliki budaya lokal yang terus Sorokin, P.A., Zimmerman, L.C., Galpin, L.J., A. 1932. dilestarikan dari generasi ke generasi yang tetap Systematic Source Book in Rural Sociology, University of Minnesota, Minneapolis. tradisional yang tidak tergeser oleh perubahan Soemarjan Selo dan SoemardiSoelaeman. 1974. Setangkai zaman, sehingga DesaWonokasian memiliki jati Bunga Sosiologi. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit diri kebudayaan di wilayahnya. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia b. Saran kepada perangkat Desa Wonokasian yaitu Sindung Haryanto. 2012. Spectrum Teori Sosial, supaya tetap memberikan perhatian terhadap Yogyakarta: Arruz Media. Halaman 149 keberadaan kebudayaan lokal yang telah sejak Suwardi Endraswara. 2003. Metode Penelitian lama dilaksanakan di Desa Wonokasian yakni Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 213. kebudayaan yang berupa Ritual Keleman dan Tom Campbell. 1994. Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Metik. Agar tetap dilaksanakan sesuai runtututan Penilaian, dan Perbandingan, (Yogyakarta: Kanisius), yang semestinya dan supaya tidak hilang ditelan Halaman 233. kemajuan zaman seperti saat ini. Wartajaya Winangun. 1990. Masyarakat Bebas Struktur, Liminitas dan Komunitas Menurut Victor DAFTAR PUSTAKA Turner, Yogyakarta: Kanisius. Halaman 11 Ajiboye, Emmanuel Olanrewaju. 2012. Social Yanuar Ikbar. 2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif, Phenomenologi of Alfred Schutz and the Development Bandung: Refika Aditama. Halaman. 65-66 of African Sociology, (British Journal of Arts and Akses internet Social Sciences, Vol.4. No.1) Aswiyati Indah.2015. Perkembangan Petani Sawah Di Bustanuddin Agus. 2007. Agama Dalam Kehidupan Tondano Sebuah Tinjauan Sejarah (Fakultas Ilmu Manusia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, Halaman 97 Budaya Universitas Sam Ratulangi). (Online), Vol Bergel, Egon Ernest. 1955. Urban Sociology, McGraw- 2/Nomer1/2015 Diakses Pada Tanggal 2 November Hill Book Company, Inc., New york, Toronto, 2016 London. Agustina Retnaningtyas.2010. Kajian Nilai-Nilai Deddy mulyana. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Tradisional Petani Komunitas Adat Blangkon Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Halaman 180-181 Kaitannya Dengan Usaha Tani Sawah (Studi Kasus Di Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang Kabupaten Ritual Keleman dan Metik Bagi Petani Desa Wonokasian, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo

Banyumas). Program Pascasarjana. Universitas Mohammad Muwafiqilah Al Hasani, Jatiningsih Oksiana. Sebelas Maret. . (online) diakses pada 2014.Makna Simbolik Dalam Ritual Kawit Dan Wiwit tanggal 4 Desember 2016 Pada Masyarakat Pertanian Di Desa Candra Fadly Septiawan.2012. Upacara Babat Dalan Di Ngasemlemahbang Kecamatan Ngimbang Kabupaten Desa Sodo Kecamatan Paliyan Kabupaten Lamongan. Jurusan PPKN Fakultas Ilmu Sosial, Gunungkidul (Jurusan Sejarah Dan Kebudayaan Islam Universitas Negeri Surabaya, Volume 03 No 2 Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya) Universitas Islam (Online) diakses pada tanggal 4 desember 2016 Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (Online) Diakses Muh. Ridwan, Darmawan Salman, dan Rahmadanih. pada tanggal 4 Desember 2016 2012. Motif Pegawai Negeri Sipil Dalam Berusaha Eka Yuliyani. 2010. Makna Tradisi —Selamatan Petik Tani Padi Sawah (Studi Kasus di Desa Tondongkura, Pari“ Sebagai Wujud Nilai-Nilai Religius Masyarakat Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Desa Petungsewu Kecamatan Wagir Kabupaten Selatan). Makasar. Volume 8 nomer 2. Malang. Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Online. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017 Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Malang. (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456 (Online) diakses pada tanggal 4 Januari 2017 789/17936/No. 7 Motif Pegawai Faisal.2014. Mepokoaso Dalam Sistem Berladang Di Negeri.pdf?sequence=1) Desa Eewa Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Murti.2015. Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Sulawesi Tenggara. Balai Pelestarian Nilai Budaya. Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Makassar. (Online), Volume 5, No. 1, 4 Desember Gebang Kabupaten Purworejo (Program Studi 2016:17:30 Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa). (Online), Imam Suprayogo, Metodologi penelitian Sosial-Agama Vol./06/No.05/April 2015. Diakses pada tanggal 24 (Bandung: PT. November 2016 Remaja Rosdakarya, 2001) Halaman 170 Kus/Harianbhirawa.2015. Sidoarjo Pertanian. Jacky.m dan iskandar doni. Studi fenomenologi motive http://humas-protokol.sidoarjokab.go.id diakses pada anggota satuan resimen mahasiswa 804. Program tanggal 15-11-2016 studi sosiologi. Universitas negeri Surabaya. (Online diakses pada tanggal 10 desember 2016 pukul 23:11)

9