PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERAN ISMAIL MARZUKI DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Ol eh :

Christiawan Bayu Respati

NI M: 111314017

PROGAM STUD I PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Makalah ini saya persembahkan kepada: 1. Bapak Sriyatno, S.E. dan Ibu Rosa Tuning Rahayu, selaku orang tua yang yang telah membimbingku sampai saat ini. 2. Rosita Christiningrum dan Bethania Christiningtyas, kakak dan adik kandungku serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan doa hingga terselesainya tugas akhir ini. 3. “Teman dekatku”, yang telah memotivasi untuk tetap semangat dan yakin dalam menemani menyelesaikan tugas akhir ini.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Jalani, nikmati, dan syukuri dengan penuh kepercayaan diri. (Christiawan Bayu Respati)

Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya. (Pramoedya Ananta Toer)

Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan, dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak. (Mazmur 37 : 5)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PERAN ISMAIL MARZUKI DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Christiawan Bayu Respati Universitas Sanata Dharma 2016

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga permasalahan pokok, yaitu: 1) Latar belakang kehidupan Ismail Marzuki; 2) Perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia; dan 3) Perjuangan Ismail Marzuki sesudah kemerdekaan Indonesia. Penulisan makalah ini disusun dengan menggunakan metode sejarah yang mencakup lima tahapan yaitu perumusan judul, pengumpulan sumber, verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan penulisan sejarah. Penulisan ini menggunakan pendekatan sosial budaya, dan ditulis secara deskriptif analitis. Hasil penulisan ini menunjukkan, 1) Ismail Marzuki sejak kecil sudah memiliki kesenangan menyanyi dan memainkan alat musik, dengan pengetahuan musik secara otodidak dia mulai mengembangkan bakatnya untuk menjadi pemain musik, 2) Perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia ditunjukkannya mulai tahun 1930 sebagai pencipta lagu yang berkisah tentang kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa itu, dan mulai tahun 1942 Ismial Marzuki mencipta lagu berkisah tentang keadaan Indonesia yang memiliki berbagai kekayaan, kesuburan, serta keindahan alamnya, 3) Perjuangan Ismail Marzuki sesudah kemerdekaan Indonesia ditunjukkanya sebagai pencipta lagu- lagu perjuangan, lagu-lagu tersebut berkisah tentang jiwa kepahlawanan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ISMAIL MARZUKI’S ROLE IN THE STRUGGLE OF INDONESIAN INDEPENDENCE

Christiawan Bayu Respati Sanata Dharma University 2016

This paper aims to describe three key issues: 1) The background of Ismail Marzuki’s life; 2) Ismail Marzuki’s struggle before the independence of Indonesia; and 3) Ismail Marzuki’s struggle after the independence. The paper’s writying process is prepared by using the historical method that comprises of five stages, nawely, title formulation, sources aggregation, verification (source criticism), interpretation, and historical process of writing. This paper’s process of writing used socio-cultural approach and written in descriptive analitical way. The results of this paper indicate: 1) since childhood, Ismail Marzuki had the pleasure of singing and playing musical instruments, with the self-learned of musical knowledge with which he started to develop his talent to be a music player, 2) Ismail Marzuki’sstruggle before the independence day of Indonesia began in 1930 as a songwriter that told the story of Indonesian society at that time, and started in 1942 when Ismail Marzuki created songs about wealth, prosperity, and the natural beauty of Indonesia, 3) Ismail Marzuki’sstruggle after Indonesian independence way showed by him as the creator of patriotic songs that told the story of heroism in defending the independence of Indonesia.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Ismail Marzuki dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana, Progam Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. 4. Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan, saran serta masukan selama penyusunan makalah ini. 5. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 6. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber penulisan makalah ini. 7. Kedua orang tuaku tercinta Sriyatno, S.E. dan Rosa Tuning Rahayu yang telah memberikan dorongan spiritual dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma, serta seluruh keluarga besarku terimakasih atas dukungan dan doanya.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv HALAMAN MOTTO ...... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... vi PERSETUJUAN PUBLIKASI ...... vii ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix KATA PENGANTAR ...... x DAFTAR ISI ...... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...... 4 1. Tujuan ...... 4 2. Manfaat ...... 4 D. Sistematika Penulisan ...... 5 BAB II : LATAR BELAKANG KEHIDUPAN ISMAIL MARZUKI A. Masa Kecil Ismail Marzuki ...... 7 B. Kontribusi Ismail Marzuki di Lief Java, NIROM, dan VORO ...... 13 1. Lief Java ...... 13 2. NIROM ...... 16 3. VORO ...... 18 C. Ismail Marzuki dan Eulis Zuraida ...... 21 BAB III : PERJUANGAN ISMAIL MARZUKI SEBELUM KEMERDEKAAN INDONESIA A. Peran Ismail Marzuki Masa Pemerintahan Belanda (1930-1942) ...... 27

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Peran Ismail Marzuki Masa Pemerintahan Jepang (1942-1945) ...... 34 BAB IV : PERJUANGAN ISMAIL MARZUKI SESUDAH KEMERDEKAAN INDONESIA A. Peran Ismail Marzuki dalam Mempertahankan Kemerdekaan ...... 41 B. Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Lagu Perjuangan ...... 45 BAB V : KESIMPULAN ...... 48

DAFTAR PUSTAKA ...... 50

LAMPIRAN Silabus ...... 53

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...... 58

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pergerakan nasional merupakan masa yang paling penting bagi perjalanan sejarah Indonesia. Lahirnya pergerakan nasional berawal dari kesadaran berbangsa di bawah pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Rakyat merasa tidak puas dan sangat menderita atas penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Hal inilah yang menjadi permasalahan utama masyarakat Indonesia sehingga memunculkan gerakan-gerakan anti penjajahan. Masalah-masalah politik

, budaya, dan agama yang dialami rakyat Indonesia telah mengalami perubahan yang begitu besar dan telah menempuh jalan baru.1

Jalan baru tersebut mendorong rakyat untuk mendirikan organisasi- organisasi modern dalam melawan pemerintah kolonial untuk merebut kedaulatan

Negara. Pada tahun 1908, Budi Utomo menjadi organisasi pertama yang berdiri pada masa pergerakan nasional dan menandai perkembangan baru dalam sejarah bangsa Indonesia.2 Selanjutnya berturut-turut atau pada tiga dasawarsa abad ke-20 lahirlah perkumpulan-perkumpulan kaum pedagang, partai-partai politik, perkumpulan-perkumpulan buruh, wanita, pemuda dan lain-lain. Keinginan rakyat untuk mencapai kemerdekaan mulai tumbuh, karena sebelum adanya cita-cita tersebut mereka sangat takut pada kekejaman pemerintah kolonial Belanda.

Ketakutan yang ada terhadap pemerintah kolonial Belanda itu kemudian

1 M.C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, (: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005) hal. 341 2 G. Moedjanto, Indonesia Abad ke-20: dari Kebangkitan Nasional sampai Linggajati, (Jakarta: Kanisius, 1988), hal. 27.

1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

berangsur-angsur mulai hilang, dan digantikan oleh semangat juang rakyat dalam memperoleh kemerdekaan.

Banyaknya organisasi-organisasi modern tersebut memunculkan berbagai perbedaan yang dianut oleh kaum pergerakan. Perbedaan tersebut mempengaruhi cara pandang kaum pergerakan dalam membaca situasi kolonial, serta langkah yang ditempuh dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Akibat adanya perbedaan itu, organisasi politik terbelah menjadi kooperatif dan non kooperatif.

Keduanya masih memiliki tujuan yang sama bagi perjuangan bangsa. Namun, gagasan-gagasan kaum pergerakan ini mendapat hambatan dari pemerintah kolonial. Pemerintah kolonial melakukan berbagai cara untuk meredam aktivitas politik, salah satunya dengan mengeluarkan berbagai peraturan serta sangsi pelanggarannya.

Peraturan tersebut salah satunya memberlakukan vergader verbod

(larangan berkumpul dan menyelanggarakan rapat) untuk mencegah partai-partai politik menarik simpati masyarakat luas. Rakyat juga dilarang keras mendendangkan lagu Indonesia Raya serta lagu-lagu mars milik beberapa organisasi sosial-politik. Lagu-lagu tersebut boleh diperdendangkan secara instrumental tetapi tidak boleh dinyanyikan. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban agar pemerintah kolonial dapat menjalankan kekuasaannya dengan lebih lancar.3

Situasi politik sejak tahun 1930 berkembang tidak menentu di bawah pemerintah kolonial. Penguasa silih berganti mengatur pemerintahan, rakyatpun

3 Dieter Mack, Ismail Marzuki: Musik, Tanah Air, dan Cinta, (Jakarta: LP3ES, 2005), hal. 39. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

menjadi semakin tertindas. Berbagai cara dilakukan oleh rakyat serta kaum pergerakan untuk membebaskan diri dari penjajahan dan penindasan. Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan oleh para kaum pergerakan sosial- politik saja, namun senimanpun dapat berjuang untuk mencapai kemerdekaan dari penjajah. Walaupun cara para seniman tidak sama dengan kaum pergerakan lainnya, mereka berjuang melalui karya-karya dalam bidang seni yang dihasilkannya. Salah satu seniman yang ikut berjuang melawan penjajah adalah

Ismail Marzuki. Berjuang yang dimaksud di sini bukan dengan kekuatan senjata/diplomasi, namun dengan menciptakan lagu yang dapat membangkitkan semangat juang rakyat.

Ismail Marzuki lahir pada tahun 1914 di kampung Kwitang, Jakarta Pusat.

Ismail Marzuki adalah seorang tokoh seniman nasional, seorang komponis, dan seorang pemimpin orkes. Dipandang dari nafas lagu-lagu dan syair-syair ciptaannya, dia seorang nasionalis yang setia kepada cita-cita perjuangan kemerdekaan. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Ismail Marzuki berkarier di masa pemerintahan Belanda, masa pemerintahan Jepang, dan masa kemerdekaan Indonesia. Ketiga masa ini banyak mempengaruhi perjalanan kariernya dalam mencipta lagu.

Menurut riwayat hidupnya, banyak faktor yang mempengaruhi dirinya sebagai seorang komponis, antara lain: faktor latar belakang belakang pendidikan, faktor penguasaan bahasa asing, faktor penguasaan memainkan alat-alat musik, faktor perkerjaan dan lain sebagainya. Dari faktor-faktor tersebut nantinya akan membuktikan perjuangan Ismail Marzuki hingga menjadi pemusik pejuang. Lagu- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

lagu yang telah di ciptakannya khususnya lagu perjuangan telah membuktikan bahwa Ismail Marzuki memiliki peran aktif dalam setiap keadaan yang konsisten memegang nilai-nilai merdeka selama itu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, tampak bahwa kehidupan Ismail

,Marzuki memiliki peran aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Maka dalam penulisan ini akan dibahas permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang kehidupan Ismail Marzuki?

2. Bagaimana perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia?

3. Bagaimana perjuangan Ismail Marzuki sesudah kemerdekaan Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan

a. Mendeskripsikan dan menganalisis hal yang melatar belakangi kehidupan

Ismail Marzuki.

b. Mendeskripsikan dan menganalisis perjuangan Ismail Marzuki sebelum

kemerdekaan Indonesia.

c. Mendeskripsikan dan menganalisis perjuangan Ismail Marzuki sesudah

kemerdekaan Indonesia.

2. Manfaat

a. Bagi Universitas Sanata Dharma PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Penulisan ini dapat memperkaya kelengkapan pustaka khususnya pada

karya tulis yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa. Terutama mengenai penulisan tentang peran Ismail Marzuki

dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

b. Bagi Program Studi Pendidkan Sejarah

Untuk menambah kepustakaan Prodi Pendidikan Sejarah, khususnya

materi Sejarah Indonesia Baru I dan Indonesia Baru II.

c. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penulisan ini dapat menambah wawasan, pengetahuan serta informasi

mengenai sejarah Indonesia khususnya tentang peran Ismail Marzuki

dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

d. Bagi Penulis

Penulisan ini akan menambah pengetahuan serta pengalaman baru bagi

penulis, serta menjadi sarana untuk menerapkan teori-teori yang telah

penulis dapatkan selama duduk di bangku kuliah untuk dipraktikkan di

dunia nyata.

D. Sistematika Penulisan

Makalah yang berjudul ―Peran Ismail Marzuki dalam Perjuangan

Kemerdekaan Indonesia‖ ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Berupa pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta

sistematika penulisan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II : Mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang kehidupan

Ismail Marzuki.

BAB III : Mendeskripsikan dan menganalisis latar perjuangan Ismail

Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia.

BAB IV : Mendeskripsikan dan menganalisis perjuangan Ismail Marzuki

sesudah kemerdekaan Indonesia.

BAB V : Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang

dilakukan pada bab I, II, III dan IV.

Dalam sistematika penulisan makalah ini, dari uraian di atas dapat dicermati bahwa penulis ingin menyajikan tentang peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LATAR BELAKANG KEHIDUPAN ISMAIL MARZUKI

A. Masa Kecil Ismail Marzuki

Ismail Marzuki dilahirkan di kampung Kwitang, Jakarta pada tanggal 11

Mei 1914 dari pasangan Marzuki Saeran dan istrinya--yang dalam berbagai literatur tidak disebutkan namanya. Marzuki Saeran berasal dari golongan menengah atau orang mampu yang berprofesi sebagai wiraswasta. Ismail Marzuki bukanlah anak pertama dari pernikahan Marzuki Saeran dan istrinya. Sebelumnya

Marzuki Saeran mempunyai dua anak laki-laki, yakni Yusuf dan Yakub. Namun

Yusuf meninggal ketika berusia tiga tahun, dan Yakub juga meninggal saat berusia satu tahun. Tiga bulan setelah Ismail Marzuki dilahirkan, ibunya yang juga istri Marzuki Saeran meninggal, menyusul kakak-kakak kandung Ismail

Marzuki yang sebelumnya telah meninggal.4 Hal inilah yang menyebabkan

Marzuki Saeran merasa sedih atas kejadian yang dialami keluarganya.

Marzuki Saeran tidak ingin larut dalam kesedihan yang mendalam. Lalu ia menikahi seorang janda yang mempunyai anak satu. Anak perempuan tiri

Marzuki Saeran ini bernama Anie Hamidah, yang berusia 12 tahun lebih tua dari

Ismail. Menurut kepercayaan orang tempo dulu, untuk melindungi anak yang diharap-harapkan, orang tua menindik anak-anaknya agar dapat berumur panjang.

Oleh karena itu, Marzuki Saeran yang sudah kehilangan dua anak laki-laki

4 Ninok Leksono, Seabad Ismail Marzuki: Senandung melintas Jaman (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2014) hal. 26.

7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

sebelumnya menindik Ismail dengan harapan agar si kecil Ismail dapat berumur panjang.5

Di lingkungan keluarga, kerabat, dan teman-temannya Ismail Marzuki kerap dipanggil Mail atau Maing, dan kemudian jadi Bang atau Pak Mail/Maing.

Ismail tumbuh berkembang dan bergaul dengan anak-anak sebayanya yang sebagian besar berasal dari kalangan rakyat biasa. Tempat bermain kesukanya adalah Kali Ciliwung, ia dapat bebas mandi, berenang, menyelam, dan terjun setiap hari di sungai yang lebar, airnya agak jernih, dan cukup dalam itu.6

Uniknya, ketika beranjak dewasa Ismail Marzuki tidak suka dengan mereka yang mandi atau berenang di sungai itu, karena takut jika ada yang terbawa arus.7

Marzuki Saeran memiliki cita-cita anak lelakinya ini kelak bisa bekerja sebagai ambtenaar (pegawai negeri zaman pemerintahan Belanda). Oleh karena itu ia berniat untuk menyekolahkan Ismail. Pada awalnya Ismail keberatan, namun perlahan-lahan dia mulai sadar bahwa sekolah adalah satu-satunya tempat agar dapat memperoleh berbagai macam ilmu pengetahuan. Kemudian ia memasukkan

Ismail ke Christelijk HIS (Hollandsh Inlandsche School)8 Idenburg, salah satu sekolah dasar unggulan di . Supaya Ismail mendapatkan ilmu agama

Islam serta dapat memahami kitab suci Al Quran dengan baik, sore harinya dia pergi belajar mengaji ke Madrasah Unwanul Fallah di Jalan Kramat Kwitang II

5 Ibid. 6 Dieter Mack, op.cit., hal. 8. 7 Endah Soekarsono, ―Bang Maing yang Karyanya Tahan Arus Jaman‖, Femina, No. 46, Tahun XV., 26 November 1987, hal. 72. 8 HIS pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1914. Sekolah ini ada pada jenjang Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs) atau sekarang setingkat dengan pendidikan dasar. HIS termasuk Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda (Westersch Lager Onderwijs). Sekolah ini diperuntukan bagi golongan penduduk keturunan Indonesia asli. Pada umumnya disediakan untuk anak-anak dari golongan bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka, atau pegawai negeri. Lama sekolahnya adalah tujuh tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

(berjarak sekitar empat puluh meter dari rumah Marzuki Saeran), yang didirikan oleh seorang ulama bernama Habib Ali Al Habsi.

Dalam kesibukannya sebagai seorang pelajar, Ismail juga menjadi anggota

KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) di Kwartir Surya Wirwan, Gang Kenari. Hal ini menjadikan lingkup pergaulannya pun bertambah luas, tidak hanya berteman dengan anak-anak Kwitang saja, namun dia juga bergaul dengan anak-anak yang berbeda suku bangsa seperti Tionghoa, Belanda, dan lain lain. Selain itu, Ismail juga ikut bergabung dengan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Organisasi ini didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat Betawi yang lebih mengutamakan di bidang kebudayaan, khususnya bahasa dan musik.

Sejak kecil, Ismail memiliki kesenangan/hobi di bidang musik. Dia menyukai lagu-lagu, dan tahan berjam-jam di depan ―Gramofon‖9. Dengan suara merdunya dia sering menyanyikan lagu berbahasa Belanda, di antaranya kun je nog zingen, zing, dan mee. Budaya Barat khususnya Belanda cukup memberikan pengaruh besar bagi kehidupan Ismail. Karena kepandaiannya dalam berbahasa

Belanda, Ismail yang sering disebut ―Ismail atau Maing‖ pun berubah panggilan menjadi ―Benjamin atau Ben‖ ketika orang Barat menyapanya.10

Setelah tamat sekolah dasar dari HIS (Hollandsh Inlandsche School), dia kemudian melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)11 di jalan

9 Gramofon, menurut KBBI edisi ke-3 adalah mesin untuk mereproduksi suara dan musik yang direkam pada piringan hitam 10 Ninok Leksono, op.cit., hal. 27. 11 MULO pertama kali didirikan oleh pemerintah kolonial pada tahun 1914. MULO setara sekolah lanjutan tingkat pertama atau sekarang SMP, yang diperuntukan bagi mereka yang telah menyelesaikan dari sekolah Dasar. Sekolah dengan pengantar bahasa Belanda ini diperuntukkan bagi orang pribumi golongan atas, orang Tionghoa, dan orang Eropa. Jenjang studi di MULO terdiri atas tiga tingkatan dalam tiga tahun bagi lulusan ELS (Europeesche Lagere School), dan bagi lulusan selain ELS ditambah dengan kelas persiapan selama satu tahun (total empat tahun).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Menjangan, Batavia. Di MULO Ismail semakin bertumbuh dan memiliki pikiran yang terbuka, baik dalam pendidikan formal maupun informal. Bersama beberapa teman satu sekolahannya, Ismail membentuk sebuah kelompok musik. Pada saat itu Ismail memegang alat musik banjo12. Mereka seringkali mengisi berbagai acara kesenian di sekolah, meskipun lagu-lagu yang sering dimainkan bukan lagu berbahasa Indonesia. Kepandaiannya dalam berbahasa Inggris, Spanyol, apalagi

Belanda mendorongnya untuk mencoba mengarang beberapa lagu pada periode itu.

Bakat musik yang ada dalam diri Ismail sejak kecil ini tidak terlepas dari didikan seorang ayah yang sangat diseganinya ini. Marzuki Saeran yang dikenal sebagai orang yang taat beribadah ikut aktif dalam kelompok musik rebana di kampung Kwitang Lebak. Selain senang dengan musik yang syairnya kental bernuansa religius, ia juga senang dengan keroncong, cokek, dan gambus.

Marzuki Saeran memiliki cara pandang maju dalam mendidik Ismail. Hal ini dibuktikan dari bagaimana Ismail bersikap di lingkungannya. Sikap Ismail yang murni, mendalam, dan penuh kesadaran tercipta dari didikan Marzuki Saeran.

Guna memacu semangat belajar, Marzuki Saeran kerap menghadiahkan benda-benda tertentu (salah satunya alat musik) apabila Ismail naik kelas.

Sebenarnya sang ayah, Marzuki Saeran yang merupakan pemain rebana di kampungnya tidak setuju jika anaknya disebut sebagai ―buaya keroncong‖

(pemain musik). Golongan pribumi waktu itu sering malu menyandang sebutan seniman karena sering diolok-olok. Di sisi lain menurut anggapan orang Betawi

12 Dieter Mack, op.cit., hal. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

saat itu ―buaya keroncong‖ bertentangan dengan agama.13 Kendati demikian,

Ismail tetap lengket dengan musik, bahkan bakatnya dalam bidang musik pun tambah terasah.

Kecintaannya terhadap musik tidak mengganggu Ismail dalam memperoleh pendidikan formal di sekolah. Terbukti nilai beberapa mata pelajaran yang diperoleh Ismail di sekolah tetap tinggi walaupun sebagian besar waktunya dicurahkan di bidang musik. Dan sampai pada akhirnya Ismail dapat menamatkan sekolah lanjutan pertamanya ini. Setelah tamat sekolah dari MULO, Ismail dihadapkan pada sebuah pilihan untuk melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat atas AMS (Algemeene Middelbare School)14, atau menekuni dunia musik yang menurut dia sama-sama penting dan menyenangkan. Kedua pilihan ini merupakan hal teramat sulit yang satu diantaranya harus dipilih oleh Ismail untuk masa depannya. Dengan segala pertimbangan yang cukup matang dan melihat kosekuensinya, akhirnya Ismail memutuskan untuk berhenti dari sekolah.

Walaupun keputusan yang diambil ini tidak sesuai dengan keinginan ayahnya, Ismail tetap memohon bantuan Marzuki Saeran untuk mencarikan pekerjaan. Bermodalkan ijazah MULO dan kepandaiannya dalan berbahasa barat khususnya bahasa Inggris dan bahasa Belanda Ismail diterima bekerja sebagai penjaga toko di toko TIO. Tetapi belum lama berkerja di toko tersebut dia mengundurkan diri. Akhirnya dia berusaha mencari pekerjaan sendiri. Tidak lama mencari pekerjaan baru, Ismail kemudian melamar dan langsung diterima di

13 Endah Soekarsono, op.cit., hal. 71. 14 AMS pertama kali didirikan oleh kolonial Belanda pada tahun 1915. AMS setara dengan sekolah lanjutan tingkat atas atau sekarang SMA. Sekolah ini diperuntukan bagi mereka yang telah menyelesaikan dari MULO. Lama sekolahnya 3 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

perusahaan ―Scony Service Station‖ yang berlokasi di Java Weg (sekarang Jalan

HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat). Dia bekerja sebagai kasir dengan gaji bersih

30 gulden setiap bulan, upah di atas rata-rata bagi seorang yang minim pengalaman kerja. Namun di perusahaan ini Ismail tidak betah bekerja dikarenakan seringkali terjadi selisih paham baik antarpekerja maupun dengan pihak manajemen.15 Akhirnya untuk Ismail mengundurkan diri lagi dari pekerjaannya ini.

Untuk ketiga kalinya, Ismail melamar pekerjaan dan diterima di perusahaan dagang ―KK Knies‖ yang berlokasi di Noordwijk Straat (sekarang

Jalan Ir Juanda, Jakarta Pusat). Perusaahan ini bergerak di bidang musik, yang tidak lain merupakan hobi yang paling Ismail senangi. Dia bekerja sebagai verkoper (penjual) berbagai alat musik, perekam, dan piringan hitam merek

Columbia.16

Berbeda dengan pekerjaan sebelumnya yang dilakukan di dalam kantor, perkejaan ini dia lakukan dengan cara dinas luar, atau dijaman sekarang disebut sales and marketing. Penghasilan yang diterima Ismail Marzuki tergantung jumlah barang yang berhasil dia jual, semakin banyak alat musik yang terjual maka semakin banyak juga hasil yang dia terima.

Di pekerjaan ini Ismail tidak saja cocok, tapi juga sukses. Dengan penampilannya yang necis, berpakaian rapi dan bersih, dia mampu meyakinkan calon pembelinya. Dia banyak mendapat komisi dari penjualan piano, radio, dan piringan hitam. Sehari-hari Ismail berkeliling mencari calon pembeli dan

15 Dieter Mack, op.cit., hal 11-12. 16 H. Ahmad Naroth, “Bang Ma’ing pun Menggubah Cerita Horror”, Intisari, No. 229, Agustus 1982, hal. 192.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

mengunjungi para pelangan dengan mengendarai sepeda motor kesayangannya merek BSA buatan Inggris.17 Tidak hanya sebatas berjualan saja, dengan pembeli

Ismail seringkali membahas musik hingga berjam-jam, sehingga hubungan yang terjalin bukan hanya sebatas penjual dan pembeli, tetapi menjadi sesama penikmat dan pelaku musik. Dari merekalah, dan juga dari membaca berbagai buku, Ismail mempelajari not-not balok, partitur, tangga nada, teori musik, dan ilmu melodi.

Dari sinilah dibuktikan bahwa pekerjaan sebagai verkoper ini berperan besar bagi karier Ismail Marzuki selanjutnya sebagai seorang komponis

B. Kontribusi Ismail Marzuki di Lief Java, NIROM, dan VORO

1. Lief Java

Pada tahun 1918 atau saat Ismail Marzuki berusia empat tahun, berdirilah sebuah perkumpulan musik, yakni ―Rukun Anggawe Santoso‖—dalam bahasa

Jawa, atau ―Bersatu Kita Jaya‖. Kelompok musik ini didirikan oleh Suwardi atau yang lebih dikenal dengan Pak Wang. Lima tahun kemudian (1923), Kelompok

Rukun Anggawe Santoso ini mengubah nama menjadi Lief Java yang berkembang di bawah pimpinan Hugo Dumas. Dugo Humas bekerja sebagai pegawai tinggi Departement van Justitie (Departemen Kehakiman) dan salah satu agen perusahaan KK Knies (tempat Ismail Marzuki bekerja). Lief Java merupakan salah satu orkes keroncong yang sudah lama hadir di Indonesia dan senantiasa memainkan berbagai macam lagu, baik karya cipta sendiri maupun karya cipta orang lain. Orkes keroncong ini menjadi Kelompok yang memiliki peranan

17 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

penting dalam perkembangan musik keroncong atau stambul, meski hanya didukung oleh alat musik sederhana seperti, biola, suling, gitar, dan cello.18

Karena kecintaannya terhadap musik, ketika berusia 17 tahun (1931)

Ismail Marzuki bersama teman-temannya anak Kemayoran bergabung dengan

Lief Java, disaat pemainnya ingin merekrut orang muda yang memiliki keinginan untuk memajukan seni suara di seluruh Indonesia. Keikutsertaannya ini berawal ketika dia bekerja sebagai verkoper, untuk pertama kalinya Ismail bertemu dengan

Hugo Dumas. Secara berkala Lief Java berlatih di rumah S. Abdullah di Kampung

Kepuh, Kemayoran, Batavia. Beliau merupakan salah seorang musikus keroncong terkenal masa itu. Saat itu kawasan Kemayoran mayoritas dihuni warga Indo-

Belanda dan dikenal sebagai tempat berkumpul para ―Buaya Keroncong‖. Ismail pun ikut berlatih bersama Lief Java seusai berkeliling menawarkan piringan hitam.

Bakat Ismail dalam bermusik semakin berkembang ketika ikut bergabung dengan Lief Java. Dia mempunyai kreativitas yang besar dalam menggubah dan mencipta lagu barat, lagu keroncong, maupun langgam melayu. Bahkan Ismail memperkenalkan instrumen akordeon ke dalam langgam Melayu, sebagai pengganti harmonium pompa.19 Namun demikian, masyarakat lebih mengenalnya sebagai seorang penyanyi bersuara berat (bariton) daripada pemain akordeon, gitar, atau saxophone. Suara Ismail yang berkarakter bariton (antara bas dan tenor) serupa dengan penyanyi Amerika Bing Crosby yang populer pada zaman itu. Ini

18 Ninok Leksono, op.cit. hal. 34. 19 H. Ahmad Naroth, ―Bang Ma’ing Anak Betawi‖, Intisari, No. 227, juni 1982, hal. 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

membuat sebagiannya temannya menjulukinya ―Bing Crosby Kwitang‖.20 Dalam dunia musik keroncong, Ismail berkontribusi sangat besar. Seni Keroncong yang dahulu hanya digemari oleh beberapa golongan saja, telah menjadi seni suara yang saat itu terdengar di dalam maupun luar Indonesia.

Kelahiran Lief Java agak sulit dipisahkan dari perjalanan musik keroncong di Indonesia. Musik ini dikembangkan sejak abad ke-17 oleh kelompok masyarakat mestizo (keturunan campuran Portugis, Indonesia, Cina) dan mardijker (budak asal Afrika, India, Melayu dan bekas serdadu Portugis yang dibebaskan dari tawanan Belanda dan pindah agama dari Katholik menjadi

Prostestan) yang tinggal di Kampung Tugu, utara Batavia.21

Ke-Portugisan dari orang-orang Mardijker Tugu sangat kuat, didemonstrasikan dalam musik mereka yang sampai sekarang masih ada. Salah satu pembicaraan yang dibanggakan orang Mardykers adalah musik tradisional keroncong (bangsa Portugis mengenal dengan Fado). Menurut para ahli musik, asal nama ―Keroncong‖ berasal dari terjemahan bunyi alat musik semacam gitar kecil dan Polynesia (Ukulele) bertali lima yang jika dimainkan menimbulkan bunyi: crong, crong, crong. Di kemudian hari alat keroncong ini dapat diciptakan sendiri oleh orang-orang keturunan Portugis yang berdiam di kampung Tugu, dan hanya bertali empat. Dan musik yang diperoleh dari orkes dengan iringan keroncong inilah yang dinamakan orang ―Musik Keroncong‖. 22

20 Ibid., hal 177. 21 Dieter Mack, op.cit., hal 15. 22 Harmunah, S. Mus, Musik Keroncong sejarah, gaya, dan perkembangan, (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1987). hal. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Dalam perjalanan bermusik, Orkes Lief Java jarang tampil di acara pesta perkawinan. Ini terjadi karena pilihan sikap Ismail Marzuki sendiri. Sebagai pemusik, Ismail Marzuki selalu berusaha menjaga diri dan tampil profesional. Dia menolak apabila ada permintaan tampil di acara pesta perkawinan dengan maksud ingin mengangkat derajat musikus dan menghapus citra buruk yang terlanjur melekat pada diri mereka. Karena sikap itulah Ismail sempat dijuluki ―musikus salon‖. Selanjutnya oleh karena pergantian pemerintahan pada masa pendudukan

Jepang, nama Lief Java diganti menjadi Kireina Djawa.

2. NIROM

Pertunjukkan musik Indonesia pada zaman itu tidak hanya sebatas lewat panggung saja. Sejak tahun 1925 Belanda mulai mendirikan stasiun radio di

Indonesia. Stasiun radio yang pertama ialah Bataviase Radio Vereniging (BTV) di

Batavia yang didirikan pada tanggal 16 Juni 1925. Setelah BTV didirikan, muncullah beberapa stasiun-stasiun radio lainnya. Salah satu stasiun radio yang berkembang pesat ialah Nederlandsch Indische Radio Omreop Maatschappij

(NIROM) di Batavia. Siaran pertama radio ini dipancarkan pada tanggal 31 Maret

1934 dengan membagi siaran dalam dua kelompok, yaitu untuk pendengar bangsa

Eropa dan bagian ―ketimuran‖. Pada saat itu orkes Lief Java menjadi salah satu orkes pengisi acara siaran bagian ketimuran.

NIROM berperan cukup besar dalam menyebarluaskan lagu-lagu, termasuk mempopulerkan nama-nama penyanyi dan pemusik Lief Java.

Khususnya Ismail Marzuki, dia mempunyai banyak sekali penggemar setelah karya-karya lagunya disiarkan di NIROM. Para penggemar Ismail sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

mendesak penyiar radio NIROM untuk selalu memutar lagu-lagu ciptaan Ismail

Marzuki. Mereka tambah senang lagi jika Ismail menyanyikan lagu tersebut secara langsung. Untuk setiap bulannya Ismail juga mendapatkan ratusan surat yang diterima dari para penggemarnya. Isi surat tersebut beraneka ragam. Mulai dari permintaan lagu, kritikan dan pujian, hingga ada pula penggemar wanita yang ingin berkenalan secara serius. Pada bulan pertama, surat-surat itu dibalas dengan sopan dan halus, namun karena dia tidak mempunyai sekretaris untuk membantunya membalas surat-surat tersebut, akhirnya dia membiarkan surat-surat tersebut menumpuk dan tidak terbalas.

Tidak hanya popularitas Ismail Marzuki saja, melalui siaran yang diadakan rutin, NIROM sangat banyak berperan bagi orkes Lief Java. Lagu-lagu yang dibawakan Lief Java pada zaman itu sering diputar, keberadaan Lief Java pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan ketika waktu itu sedang musim Band

Hawaiian, para pendengar radio menganjurkan agar Lief Java membawakan lagu- lagu Hawaii, jenis musik yang juga sedang populer sejak pertengahan tahun 1930- an. Lief Java kemudian memenuhi permintaan mereka dengan membentuk sebuah

Band Hawaiian, bernama The Sweet Java Islander, yang beranggotakan Ismail

Marzuki, Victor Tobing, Hassan Basri, Pak De Rosario, dan Hardjomuljo.23

Namun di tengah perjalanan kariernya, sebuah insiden terjadi antara The

Sweet Java Islander dengan stasiun radio NIROM. Mulai dari jatah siaran ketimuran yang kurang diperhatikan/sangat dibatasi, hingga masalah soal hak cipta. Masalah ini semakin serius ketika lagu pembukaan dari The Java Islander

23 Ibid., hal. 40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

yang begitu bersemangat, telah diambil oleh NIROM untuk pembukaan siaran setiap pukul 17.00, tanpa seijin Band Hawaiian itu. The Sweet Java Islander kemudian mengajukan protes, tetapi NIROM tidak melayaninya. Alhasil The

Sweet Java Islander tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada hak cipta. Oleh karena terjadi insiden tersebut, Ismail dan sejumlah temannya kemudian mengundurkan diri dari NIROM, walaupun Lief Java dan The Sweet Java Islander masih tampil mengisi acara siaran di radio NIROM Batavia sampai dengan tahun

1937.

Disaat akhir pemerintahan kolonial Belanda, dibentuklah stasiun radio khusus bagian ketimuran PPRK (Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran), yang merupakan pecahan dari NIROM. PPRK dipimpin oleh Mr. Achmad

Soebardjo dan Mr. Oetoyo Ramelan, dengan kepala studio Adang Kadaroesman.

Di stasiun radio ini Ismail Marzuki berperan untuk membentuk, menyusun, memimpin, dan mengatur siaran ketimuran. Dia memimpin orkes radio ini sampai dengan kedatangan balatentara Jepang.

3. VORO

Oleh karena NIROM mulai membatasi siaran ketimuran, kebutuhan pendengar bangsa Timur pun juga mulai dilupakan. Masalah ini mendorong para kaum pergerakan untuk mendirikan siaran radio. Dengan semangat yang tinggi dan untuk mengimbangi siaran yang diselenggarakan oleh NIROM, para kaum nasionalis kemudian mendirikan siaran radio Vereeniging voor Oostersche Radio

Omroep (VORO).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

VORO didirikan dengan modal seadanya oleh kaum nasionalis Indonesia yang berlokasi di Jalan Kramat Raya nomor 96, Batavia Centrum, terletak bersebelahan dengan Pabrik Rokok ―Dieng‖. Menurut Abdulrahman Saleh

(pimpinan VORO tahun 1937), VORO bertujuan untuk memperhatikan dan memajukan seni ketimuran dengan mengirim macam-macam lagu ke udara dengan zender (pemancar). Seni dalam arti yang seluas-luasnya bukanlah hanya macam-macam lagu, melainkan segala yang meninggikan kebatinan manusia.24

Tujuan yang diutarakan Abdoelrachman Saleh tersebut tidak berbeda sesuai Pasal

2 tentang Anggaran Dasar VORO bahwa ―Perkumpulan bermaksud mamajukan kebudayaan dan kesenian Timur dengan arti yang luas, dengan perantara penyiaran radio‖.25

Stasiun radio ini menggunakan sebuah rumah tinggal, antenanya terbuat dari bambu betung yang disambung-sambung dan diikat dengan tali ijuk. Dinding ruang studio dilapisi karung goni, lantainya dihampari karpet sisal26, dan hanya mempunyai dua mikrofon model kotak. VORO merupakan pemancar radio yang pertama milik bumiputra di seluruh Indonesia. Seluruh program acara yang disiarkan VORO ―serba ketimuran‖, yaitu siaran dalam bahasa Jawa, bahasa

Sunda, lagu keroncong, gambus dan harmomium, wayang Betawi, hawaiian, tonil,

Minangkabau, agama, dan pidato.

VORO dapat berkembang melalui dukungan sumbangan dari para dermawan, karena pada masa itu belum dikenal iklan radio yang mendatangkan

24 Ninok Leksono, op.cit., hal. 40-41. 25 Dieter Mack, op.cit., hal. 26 26 H. Ahmad Naroth, op.cit., hal. 174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

uang.27 Donatur tetap berjumlah 77 orang Indonesia dan 7 orang Tionghoa. Dapat disimpulkan bahwa 7 orang Tionghoa ini adalah mereka yang lahir dan menetap di Indonesia, yang sesungguhnya memiliki andil dalam proses menuju Indonesia merdeka. Ismail Marzuki dengan nomor keanggotaan ―458‖ membayar iuran satu gulden setiap bulan secara teratur. Hal ini sesuai dengan Pasal 3 tentang Anggaran

Rumah Tangga VORO, ―Anggota biasa yakni orang yang telah diterima oleh pengurus membayar kontribusi 1 gulden setiap bulan memiliki hak suara dalam setiap persidangan‖.

Pada masa itu, VORO merupakan tempat berkumpulnya musisi muda yang mempunyai semangat kebangsaan. Setiap sabtu malam Orkes Lief Java mengadakan siaran live dengan diperkuat oleh Miss Annie Landouw, penyanyi tunanetra yang terkenal. Pemain Lief Java tampil di VORO tanpa menerima bayaran, hanya diberi uang transport secukupnya. Di VORO, Ismail Marzuki sendiri kerap menyanyi serta memainkan saxophone atau akordeon. Selain itu,

Ismail juga sering menggubah ―radio-tooneel‖ (sandiwara radio) khususnya cerita-cerita horor yang mulai digemari banyak pendengar. Tidak hanya itu, Ismail juga sering mengisi acara dagelan dengan sebagai Paman Lengser (salah satu tokoh dalam pertunjukkan Topeng Betawi).28 Hal ini menyebabkan Ismail dikenal sebagai pelawak oleh sebagian besar pendengarnya.

Bersama kawannya Memet alias Botol Kosong, Ismail selalu menyisipkan sindiran halus dalam bahasa Belanda yang diarahkan kepada pemerintah kolonial, sehingga VORO dikatakan sebagai Vereneinging Oostersche Rebel Omroep atau

27 Ibid. 28 H. Ahmad Naroth, Agustus 1982, op.cit., hal. 192.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Radio Pemberontak.29 Kata Rebel atau pemberontak ditujukan kepada seniman, anggota, dan pengurus VORO, termasuk Ismail Marzuki. Istilah tersebut mengartikan bahwa Ismail dan teman-temannya adalah pejuang kemerdekaan

Indonesia yang bernyali besar. Mereka berani berposisi sebagai orang yang anti penjajahan dengan menerima segala kosekuensi dan resiko yang ada, lembaga penyiaran mereka bisa saja ditutup, hingga terjadi pembunuhan dan sebagainya.

Tetapi itu tidak membuat Ismail bersama teman-temannya mundur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

C. Ismail Marzuki dan Eulis Zuraida

Pertemuan Ismail Marzuki dengan Eulis Zuraida bermula ketika Ismail pindah ke untuk membentuk dan memimpin Orkes Studio Ketimuran

NIROM. Eulis merupakan seorang perempuan berdarah Sunda-Arab kelahiran kota Bandung 17 April 1917. Nama lengkapnya adalah Eulis Andjung Zuraida30.

Putri dari reserse Empi ini juga seorang penyanyi keroncong dan penembang lagu

Sunda. Ketika berusia 14 tahun, ia sudah berani tampil menyanyi di muka umum.

Bahkan ia pernah meraih juara ketiga pada sebuah perayaan jaarbeurs Bandung dan meraih juara ketiga. Tidak hanya itu, Eulis juga masuk dalam tiga besar ketika mengikuti perayaan dalam lomba menyanyi keroncong di Pasar Gambir Jakarta.

Salah satu pemusik yang mengiringinya menyanyi waktu itu ialah Ismail Marzuki.

Pada saat itu, Eulis termasuk penyanyi orkes keroncong Hwa An di Bandung.31

29 H. Ahmad Naroth, Juni 1982, op.cit., hal. 175. 30 Nama Zuraida ini ditambahkan oleh Ismail Marzuki setelah menikah dengannya. 31 H. Ahmad Naroth, op.cit., hal. 181.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Tentang diri Ismail Marzuki, Eulis Zuraida mengatakan bahwa sebagai komponis muda, nama Ismail sudah terkenal. Lagu-lagunya yang kerap dimainkan lewat orkes radio Jakarta, sudah sering didengar oleh Eulis. Eulis pertama kali mengenal Ismail berawal ketika lagunya yang berjudul O Sarinah menjadi hits di radio NIROM. ―Dibanding teman-teman seniman prianya saat itu, Bung Ismail sangat alim. Ia tak suka keluyuran. Dia tidak Cuma pintar main musik, tapi juga pintar mengaji Al Quran‖, kata Eulis Zuraida.32

Pada mulanya, Eulis tidak terlalu tertarik dengan kehadiran Ismail. Setelah bergabung dengan orkes yang di dalamnya ada Ismail saja, Eulis selalu bertanya kepada teman-temannya, apakah Ismail ada atau tidak. Sampai-sampai Eulis mengatakan bahwa ia tidak mau menyanyi apabila ada Ismail di dalamnya.

Namun setelah dibujuk teman-temannya, Eulis akhirnya mau menyanyi. Setiap kali bertemu, baik dalam latihan musik maupun tampil di NIROM dan dalam perayaan tertentu, mereka berdua sering berkelahi soal lagu yang akan dibawakan.

Perbedaan pendapat pun kerap terjadi antara Ismail dan Eulis.

Berbeda dengan Eulis, sikap Ismail terhadap Eulis justru kebalikannya.

Ismail Marzuki sering mengajaknya bercanda dan tak jarang dia mendekati Eulis.

Perasaan suka Ismail terhadap Eulis pun mulai tumbuh. Hingga pada saat mendekati Eulis, Ismail menyodorkan secarik kertas berisi syair lagu Panon

Hideung. Lagu itu khusus dikarangnya untuk Eulis. 33 Panon Hideung berasal dari bahasa Sunda yang berarti ―Mata Hitam‖. Secara melodi, lagu ini sebenarnya berasal dari lagu rakyat populer ciptaan Rusia, yang oleh Ismail Marzuki

32 Heryus Saputro, ―Ismail Marzuki, Dari Pinggir Kali ke Persada Negeri‖, Femina, No. 23. Tahun XXIV, 13-19 Juni 1996, hal. 25. 33 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dialihkan liriknya ke bahasa Sunda. Syair tersebut ternyata adalah ungkapan perasaan cinta Ismail kepada Eulis. Sikap yang dilakukan Ismail ini perlahan- lahan mampu meruntuhkan hati Eulis.

Eulis mulai tertarik dengan Ismail sewaktu mereka bersama rombongan

Terang Bulan Party berkunjung ke Singapura sekitar tahun 1938. Rombongan ini merupakan gabungan dari Orkes Lief Java dan Band Hawaiian Sweet Java

Islander,34 dimana Ismail dan Eulis ikut serta dalam perjalanan tersebut. Di tengah perjalanan ke Singapura menggunakan kapal laut, Eulis tiba-tiba mabuk laut, ia tidak enak badan dan muntah-muntah. Ismail yang mengetahui keadaan itu, mengeluarkan sapu tangan dan menengadahkan tanggannya untuk menampung muntahan Eulis. Kemudian Ismail memijit kepala dan tengkuk Eulis, hingga ia merasa lebih enakan. Peristiwa di atas kapal laut itu nampaknya membuat Eulis terharu atas sikap yang dilakukan Ismail. Semenjak itu pula, Eulis benar-benar menerima kehadiran Ismail, dan jatuh cinta terhadap Ismail.

Perasaan sama-sama cinta yang ada di antara hati Ismail dan Eulis, membuat mereka berdua kemudian menjalin hubungan berpacaran. Keduanya berpacaran cukup lama, sekitar tiga tahun. Namun, Jalinan asmara kedua insan ini tidak berjalan mulus. Orangtua Eulis tidak menyetujui hubungan mereka. Mereka khawatir Eulis yang hanya bisa menyanyi nantinya akan diremehkan oleh mertuanya karena akan menjadi istri yang tidak bisa mengurus rumah tangga.

Sementara itu, masalah lain terjadi pada Ismail. Marzuki Saeran sudah menjodohkan Ismail dengan seorang gadis Betawi. Namun melihat perasaan cinta

34 H. Ahmad Naroth, op.cit., hal. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

yang tulus dari hati Ismail terhadap Eulis, Marzuki Saeran tidak dapat berbuat apa-apa. Sikap Ismail yang selalu baik pada keluarga Eulis pun membuat hati kedua orangtua Eulis luluh. Mereka kemudian menyetujui hubungan Ismail dengan Eulis. Suatu hari saat Empi, ayah Eulis, sedang sakit, ia pun memanggil

Eulis dan menyuruh memanggil Ismail. Empi lalu menikahkan sepasang kekasih ini. Ismail datang sendirian tanpa disertai keluarganya.

Ismail pulang ke Batavia dengan membawa surat ―model D‖ dari kantor penghulu, yang menerangkan bahwa dirinya telah menikah dengan Eulis. Marzuki

Saeran hanya bisa terkejut dan bersyukur melihat anaknya telah menikah dengan

Eulis. Ismail kemudian berjanji akan membawa istrinya ke rumah Marzuki Saeran di Jalan Gunung Sahari pada esok harinya pukul 10.00 pagi. Orang-orang sibuk mengatur dan mempersiapkan ―pangkeng‖ (kamar) untuk menyambut pengantin baru yang akan masuk.35 Eulis pun kemudian diboyong Ismail ke Jakarta.

Awal menikah pasangan ini memilih untuk tidak tinggal bersama orangtua.

Alhasil mereka berpindah-pindah tempat tinggal. Awalnya mengontrak rumah di

Jalan Gunung Sahari, Jakarta. Kemudian pindah ke Gang Basaan di kawasan

Tanah Abang. Tidak lama disitu, mereka pindah lagi ke Kampung Bali di sekitar

Tanah Abang.36 Selanjutnya, mereka bisa membeli rumah yang semula dikontrak dan tinggal menetap di Kampung Bali, Jakarta. Kehidupan rumah tangga Ismail dan Eulis berjalan harmonis.

Setelah Eulis menjadi istri Ismail Marzuki, Ismail tidak mengizinkan istrinya menyanyi di muka umum, maupun dalam studio radio. Ismail

35 Ibid., hal. 181. 36 Ninok Leksono, op.cit., hal. 49.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

menginginkan Eulis untuk mengurus rumah tangga dan menjadi ibu rumah tangga yang terampil. Meskipun larangan ini sering menjadi perselisihan, akhirnya Eulis tunduk pada peraturan suaminya.37

Namun yang disayangkan dari perkawinannya itu, Eulis Zuraida tidak dikaruniai anak. Tidak mau berlama-lama larut dalam kesepian, akhirnya Ismail memutuskan untuk mengambil anak dari saudara Eulis. Anak angkatnya ini bernama Rahmi Aziah, yang sudah diminta Ismail dari sejak ibunya hamil. Ismail sebenarnya menginginkan anak laki-laki, tetapi ternyata anak ini lahir perempuan.

Walaupun ini tidak sesuai dengan keinginan Ismail, dia tidak keberatan, dan mengambil Rahmi sebagai anak saat berusia dua bulan. Kehadiran Rahmi ini cukup membuat kehidupan rumah tangga Ismail dan Eulis bahagia.38 Ismail membuktikan dirinya tidak hanya jago bermusik saja, tetapi dia juga pandai dalam urusan rumah tangga. Terbukti Ismail telah menjadi kepala keluarga yang baik bagi istri dan anaknya.

Sebagai Istri, Eulis Zuraida memiliki peran yang besar bagi karier Ismail

Marzuki. Hampir semua lagu-lagu ciptaan Ismail setelah berumah tangga yang pertama-tama menyanyikannya adalah istrinya. Bantuan istrinya ini sangat diperlukan ketika Ismail mempersiapkan lagu-lagu yang akan diciptakannya.

Menurut Eulis Zuraida, lagu-lagu Ismail Marzuki tidak hanya lahir berkat kepandaian dan inspirasi, tetapi dengan hati jiwa, bahkan keselamatan dirinya ikut dikorbankan. Kebanyakan lagu-lagu Ismail yang bernafaskan asmara, Eulis

Zuraida lah yang menjadi sumber inspirasinya.

37 H. Ahmad Naroth, op.cit., hal. 182. 38 Heryus Saputro, op.cit., hal. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Sesudah kemerdekaan Indonesia, Ismail Marzuki dan Eulis Zuraida dihadapkan dengan situasi yang sulit. Ketika Ismail sedang berkelana ke daerah- daerah untuk menghibur para pejuang dengan lagu-lagu perjuangannya, Jakarta diduduki balatentara Sekutu. Berbagai perlawanan yang terjadi menyebabkan keadaan kota Jakarta semakin memanas. Demi pertimbangan keselamatan, Eulis kemudian memutuskan mengungsi ke Bandung, dan tidak lama kemudian Ismail menyusulnya. Namun, beberapa hari setelah mereka sampai di Bandung, terjadilah peristiwa Bandung Lautan Api. Keadaan Bandung yang penuh dengan api peperangan pada tahun 1946 itu menyebabkan mereka mengungsi lagi ke

Bandung Selatan

Meskipun untuk sementara waktu mereka tidak tinggal bersama, perasaaan cinta mereka berdua tetap terjalin. Hingga pada tahun 1950, Ismail Marzuki dan

Eulis Zuraida kembali tinggal bersama lagi di rumahnya di Kampung Bali,

Jakarta. Bagi Ismail, Eulis merupakan sosok istri sekaligus ―ibu‖ yang menjadi pendorong ciptaan-ciptaan barunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

PERJUANGAN ISMAIL MARZUKI SEBELUM

KEMERDEKAAN INDONESIA

A. Peran Ismail Marzuki Masa Pemerintahan Belanda (1930-1942)

Memasuki abad ke-20, perkembangan politik, sosial, dan ekonomi bangsa

Indonesia ditandai dengan situasi yang tidak menentu. Dalam masa ini, rezim

Belanda memasuki tahapan yang paling menindas dan paling konservatif terhadap rakyat. Bangsa Indonesia mengalami kerugian yang besar akibat dari eksploitasi besar-besaran dan monopoli perdagangan yang dilakukan pemerintah kolonial

Belanda. Keadaan ini menjadikan Indonesia mulai tahun 1930 mengalami masa krisis. Rakyat pun semakin menderita di bawah penjajahan pemerintahan kolonial.

Bangsa Indonesia diperlakukan tidak adil atas penjajahan yang telah dilakukan Belanda. Akibatnya banyak sekali terjadi pemberontakan yang dilakukan bangsa Indonesia terhadap pemerintah kolonial, sehingga rakyat/kaum pergerakan mulai mendirikan organisasi-organisasi modern yang bertujuan sebagai jembatan untuk menghadapi pemerintah kolonial. Organisasi-organisasi tersebut semakin menunjukkan eksistensinya menuju Indonesia merdeka (bebas dari penjajahan), walaupun muncul perbedaan paham yang dianutnya.

Perkembangan politik di Indonesia pada tahun 1930-an juga mempengaruhi perbedaan cara pandang kaum pergerakan dalam membaca situasi pemerintah kolonial. Mereka terbelah menjadi kooperatif (moderat)39 dan

39 Organisasi kooperatif (moderat) adalah organisasi yang memiliki sikap lunak (moderat), atau mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Contoh organisasi ini antara lain: Budi Utomo, Gerindo, Muhammadiyah, dll.

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

nonkooperatif (radikal)40. Namun, setelah tahun 1930 organisasi yang semula bersifat kooperatif (moderat) menjadi lebih nonkooperatif (radikal) akibat situasi politik yang terjadi antara rakyat dengan pemerintah kolonial. Berbagai cara dilakukan pemerintah kolonial untuk meredam aktivitas politik sekaligus menghambat gagasan-gagasan kaum pergerakan agar pemerintahan Belanda di

Indonesia berjalan dengan lancar. Sebagian kaum pergerakan mulai menggunakan pranata Volksraad (dewan rakyat). Badan ini cenderung mengembangkan suatu kesatuan yang lebih menyakinkan, yang menggabungkan nasionalisme mereka secara lebih erat.41

Pemerintah kolonial memberlakukan pembatasan hak untuk berserikat dan berkumpul (vergader verbod) terhadap organisasi-organisasi kebangsaan. Rakyat dilarang keras mendengarkan lagu Indonesia Raya, serta lagu-lagu mars partai- partai politik. Lagu-lagu tersebut tidak boleh dinyanyikan, tetapi hanya boleh diperdengarkan secara instrumental saja. Cara-cara tersebut dilakukan pemerintah kolonial untuk menjaga keamanan dan ketertiban, agar kekuasaannya di Indonesia dapat berjalan dengan lebih lancar.

Sewaktu pemerintah melakukan berbagai upaya untuk tetap menguasai

Indonesia, Belanda di negerinya sendiri mengalami situasi yang kacau balau. Pada tanggal 10 Mei 1940, Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler menyerbu negeri

Belanda. Pemerintah beserta keluarga kerajaan Belanda melarikan diri untuk

40 Organisasi nonkooperatif (radikal) adalah organisasi yang memiliki sikap keras (radikal), atau tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Contoh organisasi ini antara lain: Perhimpunan Indonesia, PKI, Indische Partij, dll. 41 A. Kardiyat Wiharyanto, Sejarah pergerakan Nasional: Dari Lahirnya Nasionalisme Sampai Masa Pendudukan Jepang, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2015) hal. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

mengungsi di London.42 Keganasan paham fasisme ini membuat Belanda menyerah dan wilayahnya diduduki Jerman Nazi. Jatuhnya negeri Belanda ini merupakan awal dari kemunduran pemerintahan Belanda di Indonesia.

Pemerintah kolonial semakin jatuh ketika Belanda menerima kekalahan dalam perang Pasifik. Pasukan perang yang di bentuk Belanda tidak kuat untuk menahan serangan yang dilakukan oleh Jepang. Balatentara Jepang menghancurkan armada gabungan Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika dalam pertempuran di laut Jawa. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah kolonial Belanda di Jawa menyerah. Gubernur Jendral van Starkenborgh ditawan oleh balatentara Jepang dan Jepang berhasil mengalahkan kekuasaan Belanda.43

Akibatnya dalam tempo singkat tanah jajahan Belanda di Indonesia secara langsung jatuh ke tangan Jepang.

Dalam uraian di atas telah dijelaskan bahwa Indonesia pada tahun 1930-

1942 berada dalam masa krisis, baik di bidang politik dan ekonomi. Sejarah pergerakan Indonesia lebih disibukkan dengan usaha rakyat menuju Indonesia merdeka (bebas dari penjajahan). Di tengah upaya perjuangan dalam meraih kemerdekaan, muncullah Ismail Marzuki yang juga turut berperan dalam membangkitkan semangat juang rakyat. Untuk selanjutnya, peran Ismail Marzuki dalam perkembangan musik Indonesia semakin terlihat di akhir kekuasaan

Belanda di Indonesia (1930-1942). Semuanya itu didorong dari rasa cinta tanah air yang besar dalam diri Ismail Marzuki.

42 M.C. Ricklefs, op.cit., hal. 399. 43 Ibid., hal. 402.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Seperti telah diulas pada bab sebelum ini, Ismail Marzuki yang merupakan putra Marzuki Saeran telah mengenal dan mencintai dunia musik sejak duduk di bangku HIS. Kecintaannya terhadap musik berawal ketika Ismail suka bernyanyi dan mendengarkan lagu-lagu (berbahasa Belanda) melalui mesin gramofon kepunyaan ayahnya. Selain bernyanyi, Ismail kecil juga sudah pandai memainkan alat musik. Beberapa alat musik dia peroleh dari pemberian Marzuki Saeran ketika Ismail berprestasi saat bersekolah. Marzuki Saeran yang juga pemain musik di kampung Kwitang adalah orang yang pertama kali memperkenalkan musik pada Ismail.

Perjalanan karier Ismail Marzuki semakin nampak ketika memasuki tahun

1930-an. Ismail dapat tampil sebagai penyanyi, pemain musik, dan kemudian mencipta/menulis lagu. Sejak bekerja sebagai verkoper di perusahaan KK Knies,

Ismail menjalin pertemanan dengan para musisi yang lebih senior di masanya. Dia tidak sungkan berdiskusi dan bertanya mengenai segala hal yang berkaitan dengan musik kepada orang-orang yang lebih ahli.44 Secara otodidak Ismail menambah pengetahuannya dalam bidang musik. Meskipun dia bukanlah lulusan dari sekolah musik, dengan usahanya sendiri Ismail rajin mencari buku-buku dan literatur musik.

Pada tahun 1931, Ismail untuk pertama kalinya mencipta sebuah lagu berjudul O Sarinah. Lagu ini dia ciptakan berbahasa Belanda pada usia 17 tahun, atau bersamaan di tahun bergabungnya dengan perkumpulan musik Lief Java.

Lagu tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang gadis desa yang bernama

44 Dieter Mack, op.cit., hal. 44.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Sarinah. Lagu O Sarinah karya Ismail Marzuki ini melambangkan kehidupan masyarakat Indonesia yang tertindas di era penjajahan.45 Apa yang dilambangkan dalam lagu Ismail ini sama seperti yang ditulis Soekarno dalam bukunya Sarinah, pada tahun 1947, walaupun keduanya tidak ada kaitannya.

Ismail Marzuki memiliki unsur yang kuat untuk menghasilkan sebuah lagu. Mulai dari tema lagu, lirik, nada, dan irama, semuanya saling berkaitan.

Semua ciptaannya selalu berhubungan dengan kehidupan sosial yang sedang terjadi pada masa itu. Diawal karirnya ini, karya Ismail Marzuki banyak berkisah tentang kehidupan manusia. Terkait dengan nasib bangsanya, romantika cinta muda-mudi, maupun fenomena sosial, menjadi ilham untuk tema lagu-lagunya.

Untuk nada dan irama, Ismail Marzuki banyak menggunakan jenis musik yang populer saat itu, mulai dari keroncong, hawaiian, hingga jazz.46

Dalam perkembangan berikutnya karier Ismail tidak hanya menciptakan lagu sendiri, namun juga sebagai penggubah lagu. Ismail Marzuki mulai menggubah lagu sejak tahun 1933. Lagu-lagu yang dia gubah berasal dari pencipta aslinya, yang sebagian hanya dia tulis melodinya, maupun liriknya saja.

Kembali ke karya ciptaan Ismail Marzuki sendiri. Pada tahun 1935 setelah karya pertamanya O Sarinah, Ismail Marzuki menciptakan lagu

Serenata dengan berirama keroncong. Tahun 1936 muncul lagu Oh Jauh di Mata dan Roselani yang menggambarkan suasana romantis dan alam Hawaii di tepi samudra Pasifik. Berikutnya dua lagu dia ciptakan pada tahun 1937, yaitu lagu

Stambul Sejati yang berirama keroncong stambul bermodus minor, bermelodi

45 Firdaus Burhan, Ismail Marzuki, Hasil Karya dan Pengabdiannya (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983), hal. 18. 46 Ninok Leksono, op.cit., hal. 66.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

melayu Sumatera Utara, dan lagu Kasim Baba yang berlatar belakang cerita

―Hikayat 1001 Malam‖.47 Beberapa lagu karya Ismail ini mulai direkam pada piringan hitam di Singapura. Kemudian dikirimkan ke Jakarta kembali untuk diedarkan.

Pada tahun 1938, bersama Band Hawaiiannya The Sweet Java Islander,

Ismail Marzuki untuk pertama kalinya mengisi suara dalam film ―Terang Bulan‖.

Film ini dibuat dan disutradarai oleh Albert Balink, seorang Belanda keturunan

Jerman. Dalam film ini, Ismail Marzuki berperan sebagai pengisi suara Raden

Muchtar. Ismail menyanyikan 3 lagu, antara lain: Duduk Termenung, My Hula- hula, dan Bunga Mawar dari Kahyangan.48 Lagu-lagu tersebut dia nyanyikan bergaya ―Yodel‖49. Setelah selesai diproduksi, film ini ditayangkan perdana di

Rex Theatre, Kramat. Film ini mendapat respon yang baik di kalangan masyarakat. Bahkan film ini juga beredar di Singapura dan Malaysia.50

Kesuksesan film ini berdampak baik bagi Ismail Marzuki bersama The

Sweet Java Islander. Band Hawaiian yang dibentuk oleh Lief Java ini diundang untuk mengadakan pagelaran musik ke kota-kota di Malaysia dan Singapura.

Mereka berangkat tanggal 16 Juli 1938. Segala biaya perjalanan termasuk makan- minum, penginapan, honor para artis, dan ongkos-ongkos lainnya ditanggung oleh

Agency Manager. Kesempatan untuk mengunjungi negeri orang sekaligus ini diterima sebaik-baiknya oleh Ismail Marzuki beserta teman-temannya yang tergabung dalam ―Terang Bulan Party‖. Rombongan ini merupakan gabungan dari

47 Firdaus Burhan, op.cit., hal. 22. 48 Ninok Leksono, op.cit., hal. 61 49 Yodel, menurut kamus musik, adalah teknik menyanyi yang dilakukan melalui suara normal yang banyak diselingi suara-suara falsetto (diluar jangkauan nada biasa) 50 Ahmad Naroth, op.cit., hal. 9-10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Orkes Lief Java dan Band Hawaiian The Sweet Java Islander di bawah pimpinan

Hugo Dumas.51 Melalui pertunjukan ini, nama Ismail Marzuki dan juga Terang

Bulan Party semakin dikenal oleh masyarakat luas di kawasan Asia Tenggara.

Di tahun 1939, Ismail Marzuki menciptakan delapan judul lagu, antara lain, Bapak Kromo, Bandanaira, Olee lee di Kotaraja, Rindu Malam, “Lenggang

Bandung, dan Melancong ke Bali. Dua di antaranya yang menggunakan syair bahasa Belanda yaitu Als de Orchideen Bloeien dan Als’t Mei in de Tropen. Lagu

Als de Orchideen Bloeien menjadi top hit pada masa itu. Lagu itu kemudian direkam oleh perusahaan piringan hitam HMV (His Master Voice) dari Singapura dan disiarkan melalui radio NIROM Bandung. Berkat rekaman piringan hitam

HMV, nama Ismail semakin dikenal diluar wilayah Nusantara.

Menjelang berakhirnya kolonialisme Belanda, Ismail Marzuki kembali mencipta sejumlah lagu. Situasi Indonesia yang sedang mengalami krisis akibat penjajahan Belanda tidak mengurungkan niat Ismail dalam berkarya. Keadaan tersebut justru menjadi ide bagi karya cipta Ismail Marzuki. Memasuki tahun

1940, lagu-lagu berkisah tentang keresahan jiwa muda dan berkisah tentang kehidupan manusia mulai dia ciptakan. Lagu-lagu itu antara lain: Malam Kemilau,

Siapakah Namanya, Sederhana, Kroncong Banyubiru, Bintangku, Ani-ani Potong

Padi, Kroncong Sukapuri dan Arjuna Rumba.52 Lagu-lagu tersebut mampu membawa pengaruh bagi perjuangan bangsa, karena menceritakan keadaan

Indonesia di bawah jajahan Belanda.

51 Ibid,. hal. 11-13. 52 Firdaus Burhan, op.cit., hal. 22-23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

B. Peran Ismail Marzuki Masa Pemerintahan Jepang (1942-1945)

Sejak tahun 1941, Jepang menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang ingin menguasai wilayah jajahan. Setelah menghancurkan Pearl Harbour, balatentara Jepang berhasil menaklukkan negeri-negeri di kawasan Asia Tenggara dalam Perang Pasifik. Di Indonesia, Jepang berhasil membuat Belanda menyerah serta merebut Indonesia dari tangan kolonial Belanda. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Indonesia adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya.

Sebelum Jepang masuk ke Indonesia, Jepang berusaha menarik hati atau mencari simpati bangsa Indonesia, misalnya (1) setiap hari radio Tokyo menyanyikan lagu Indonesia Raya, (2) Jepang menyatakan bahwa bangsa

Indonesia dengan bangsa Jepang itu serumpun, sebagai Jepang sebagai saudara tua, (3) sewaktu-waktu Jepang akan datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya dari penjajahan Belanda, dan (4) Jepang menyatakan gerakan 3 A yaitu Jepang sebagai pemimpin, pelindung dan cahaya Asia, (5) Jepang memberikan komisi dengan baik kepada pedagang-pedagang pribumi Indonesia terutama yang bersedia menjual barang-barang Jepang, dan (6) Jepang mengundang pemuda-pemudi Indonesia untuk belajar di Jepang dengan mendapatkan beasiswa.53

Mulai Tahun 1942, pemerintahan yang sebelumnya dikuasi kolonial

Belanda secara langsung diambil alih oleh Jepang. Jepang dalam menjalankan

53 A. Kardiyat Wiharyanto, op.cit., hal. 103.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kekuasaannya menghapus semua pengaruh Belanda di Indonesia (politik, ekonomi, dan budaya). Semua peninggalan Belanda mulai dari sistem pemerintahan, simbol-simbol kekuasaan kolonial, hingga nama-nama tempat berbahasa Belanda diganti oleh Jepang. Surat-surat kabar berbahasa Belanda,

Cina, dan Indonesia dilarang terbit. Semua karyawan berkebangsaan Belanda dijebloskan ke kamp-kamp tawanan perang. Jepang memberlakukan pemerintahan militer yang sangat ketat.

Peraturan pemerintah Jepang yang sangat anti Barat juga diberlakukan di bidang musik. Semua syair-syair lagu berbahasa Belanda tidak boleh dinyannyikan. Pemerintah Jepang menutup dan menghentikan stasiun radio yang berdiri pada masa kolonial Belanda. Jepang mengambil-alih stasiun radio

NIROM, VORO, PPRK, dll, setelah itu menggantinya dengan didirikannya

Djawa Hoso Kanrikyoku pada tanggal 1 Oktober 1942. Badan yang mengurus dan menyelenggarakan siaran radio ini memiliki delapan cabang (hosokyoku) yang tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Purwokerto, Semarang,

Surabaya, dan Malang.

Pada bulan April 1942, Jepang membentuk organisasi rakyat yang diberi nama ―Gerakan Tiga A‖, yang dipimpin oleh Mr.R. Samsudin. Gerakan Tiga A berasal dari slogan bahwa Jepang adalah peimimpin Asia, Pelindung Asia, dan

Cahaya Asia. Organisasi yang dimulai di Jawa ini bertujuan mengumpulkan dukungan untuk tujuan perang Jepang dan Kemakmuran Bersama Asia Timur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Raya. Secara Umum, Gerakan ini tidak berhasil mencapai tujuan-tujuannya.

Hanya sedikit orang Indonesia yang tertarik dan terlibat di dalamnya.54

Dalam menjalankan pemerintahannya, Jepang membagi Indonesia menjadi

3 koloni, yaitu: (1) Jawa-Madura, dengan pusatnya di Jakarta di bawah Tentara

XVI, (2) Sumatera, dengan pusatnya Bukittinggi di bawah Tentara XXV, dan (3)

Pulau-pulau lain dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) di bawah Angkatan

Laut, yang mempunyai penghubung di Jakarta. Dasar pembagian itu bersifat strategis militer, yang disesuaikan dengan organisasi pertahanan Jepang dan bersifat politis yang disesuaikan dengan penilaian Jepang terhadap perkembangan sosial dan politik di Indonesia.55 Dalam 3 koloni tersebut, Jawa menjadi daerah yang lebih maju dari pada pulau-pulau lainnya.

Harapan akan datangnya kesejahteraan dan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti yang dipropagandakan Jepang sebelumnya terbukti hanya kosong belaka.

Justru rakyat semakin tertindas akibat penjajahan yang dilakukan Jepang. Untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya, Jepang merampas semua hasil bumi bangsa Indonesia. Rakyat diberlakukan tanam paksa, dimana hasilnya wajib diserahkan kepada Jepang untuk melengkapi kebutuhan perang. Tidak hanya itu, Jepang memberlakukan sistem kerja paksa/romusha terhadap rakyat untuk bekerja membuat tempat pertahanan, jembatan, jalan kereta api, dll. Mereka bekerja tanpa upah dan tanpa makanan yang cukup. Akibatnya, kelaparan terjadi dimana-mana dan penyakit pun merajalela.

54 M.C. Ricklefs. op.cit. hal. 411-412. 55 G. Moedjanto, op.cit., hal. 73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Penindasan yang dilakukan Jepang semakin membuat Indonesia berada dalam kemiskinan. Keadaan ini mendorong rakyat untuk melakukan berbagai perlawanan untuk bebas dari penjajahan Jepang. Perjuangan nasional pada masa itu dilakukan dengan dua cara, yaitu secara legal dan illegal. Pada saat itu, pergerakan secara legal (resmi) dengan Jepang dipimpin oleh Soekarno-Hatta, dan pergerakan secara illegal (bawah tanah) dipimpin oleh Sutan Syahrir. Organisasi- organisasi yang dibentuk baik legal maupun illegal ini sepakat untuk melakukan tindakan serentak apabila Sekutu datang untuk melawan Jepang.

Di tahun 1944, Jepang berada dalam masa terancam ketika pasukan Sekutu bangkit kembali dan bergerak menuju Asia Tenggara. Kekuatan Jepang semakin melemah ketika Sekutu mendarat di Irian Barat pada bulan April 1944 dan jatuhnya pulau Saipan ke tangan Sekutu pada bulan Juli 1944. Jepang mulai menyadari bahwa mereka tidak lagi mendapat dukungan dari rakyat. Untuk mengatasi situasi ini, pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Koiso mengucapkan pidato yang antara lain menjanjikan pemberian kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian hari.56 Hal ini kemudian ditanggapi langsung oleh

Soekarno-Hatta untuk menggembleng rakyatnya menuju kemerdekaan Indonesia.

Sementara itu kedudukan Jepang semakin hari semakin terdesak. Pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki hancur oleh karena bom atom dari pihak sekutu. Akibat kedua kota tersebut dibom, Jepang menjadi tidak berdaya. Hingga pada akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu

56 Ibid., hal 84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

pada tanggal 15 Agustus 1945. Dua hari setelah itu, Indonesia di bawah Soekarno-

Hatta memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kreativitas Ismail Marzuki dalam penciptaan lagu terus berkembang disaat pendudukan Jepang di Indonesia. Di tengah pemerintah Jepang memberlakukan peraturan baru, Ismail Marzuki sangat produktif dalam karya ciptaannya. Dia melakukan berbagai perlawanan untuk bebas dari penjajahan Jepang. Judul lagu demi judul lagu pun muncul dengan konsep pemikirannya yang semakin mapan dan berbobot.

Tidak hanya sebagai pencipta lagu saja, dalam aktivitasnya di periode ini,

Ismail Marzuki juga terlibat dengan lembaga-lembaga Jepang yang bergerak di bidang kebudayaan. Lembaga-lembaga tersebut adalah Keimin Bunka Shidosho

(Badan Pusat Kebudayaan) dan Djawa Hoso Kanrikyoku (Biro Pengawas Siaran

Jawa). Dalam perjalanannya, Keimin Bunka Shidosho memiliki tugas untuk menanamkan dan menyebarkan kesenian serta kebudayaan Jepang untuk seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan Djawa Hoso Kanrikyoku lah yang mengawasi serta membatasi berbagai program-program siaran radio. Kedua lembaga ini tidak terlepas dari kepentingan militer Jepang selama menjalankan pemerintahannya di

Indonesia.

Dalam proses berkarya, mulai tahun 1942 Ismail Marzuki kembali mencipta dan menggubah lagu. Diantaranya, Kampung Halaman, Kunang-kunang

Kelana Malam, Kalung Asmara (syair oleh H Azhar), Kesuma Melati (syair oleh

Bachrum Rangkuti), Kembang Rampai dari Bali, Gagah Perwira, Seia Sekata,

Wanita Sejati, Jakarta Raya, Ratapan Kelana, Sri Jakarta, Stanmbul Sri Rama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

dan Selendang Pelangi. Selain itu masih di tahun 1942, Ismail Marzuki juga menggubah beberapa syair lagu milik orang lain, diantaranya Kaparinyo Baru yang penciptanya tidak dikenal dan Laksana Merpati karya M Sagi.57

Lagu lainnya juga dia ciptakan pada tahun 1943. Antara lain Sampul Surat,

Sitinjau Laut, Gadis Lembah (syair oleh Sjam Amir), Goyang Sago, Kroncong

Melamun, Mari Berdayung, Nyiur Melambai, Alunan Ombak, Angin Utara,

Pelangi (syair oleh MD Alief), Parangtritis, Pulau nan Permai, Putera Delima,

Di Balik Awan, Dari Mana Datang Asmara, Jantung Hati, Senja Kala, Setangkai

Bunga, Sri Budiman, Semalam di Lembang, dan Sri Palembang. Sementara lagu yang digubahnya pada tahun itu adalah Cincin Permata dan Terpikat, yang keduanya tidak dikenal penciptanya58.

Dari sejumlah lagu yang dia ciptakan pada periode 1942-1943 ini, lagu- lagu Ismail Marzuki mengkisahkan tentang keadaan Indonesia yang memiliki berbagai kekayaan, kesuburan, serta keindahan alamnya. Dia juga mulai mengarah pada penciptaan lagu-lagu perjuangan yang bertemakan tentang cinta sepasang manusia. Semua itu didorong atas dasar kecintaannya yang besar terhadap Tanah Air Indonesia. Sebagian syairnya berbentuk puisi lembut yang bersifat menghibur dan cenderung mengarah pada bentuk musik ―seriosa‖59.

Ketika tahun 1944, pendudukan Jepang berada dalam masa terancam ketika pasukan Sekutu bergerak menuju Asia Tenggara. Kehidupan rakyat

Indonesia pun semakin menderita akibat keikutsertaan Jepang dalam perang Asia

57 Firdaus Burhan, op.cit., hal. 80. 58 Ibid., hal. 80-81. 59 Seriosa, menurut KBBI edisi ke-3, adalah jenis irama lagu yang dianggap serius karena membutuhkan teknik suara yang lebih tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Timur Raya. Melihat hal itu, Ismail Marzuki kembali mencipta lagu dengan syair yang membangkitkan semangat juang rakyat untuk meraih kemerdekaan. Untuk selanjutnya karyanya lebih mengarah pada penciptaan lagu perjuangan Indonesia.

Saat berusia 30 tahun, muncullah lagu perjuangan yang berisi tentang cinta kasih terhadap Tanah Air. Lagu tersebut dia ciptakan pada bulan Oktober 1944, yang diberi judul Rayuan Kelapa. Lagu lainnya masih di tahun yang sama antara lain, Gegap Gempita, Sarinah Adinda, Karangan Bunga dari Selatan, Suara

Kecapi, Sunting Melati (syair oleh MD Alief), Sampai Jumpa Pula, Putri Ladang

(syair oleh Sjaiful Bahri), Pelipur Lara (syair oleh M Sardi), dan Telaga Warna60.

Memasuki tahun 1945, para kaum pergerakan semakin disibukkan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia, Ismail Marzuki pun semakin berkobar dalam mencipta lagu perjuangan. Mars Gagah Perwira, dia ciptakan untuk membangkitkan semangat juang para tentara PETA (Pembela Tanah Air). Selain itu, Ismail Marzuki juga menggubah lagu Bisikan Tanah Air dan Indonesia Tanah

Pusaka. Namun, kedua lagu tersebut menimbulkan ancaman setelah disiarkannya melalui stasiun radio di Jakarta.61 Lagu-lagu itu dianggap tidak sejalan dengan kepentingan Jepang dalam memenangkan perang Asia Timur Raya, dan bertentangan dengan pendudukan Jepang di Indonesia. Keadaan tersebut menjadi akhir penciptaan Ismail Marzuki sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.

60 Ibid., hal. 86. 61 Ahmad Naroth, op.cit., hal. 183-184.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PERJUANGAN ISMAIL MARZUKI SESUDAH

KEMERDEKAAN INDONESIA

A. Peran Ismail Marzuki dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Atas nama bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi tersebut merupakan salah satu cita-cita yang selama ini diperjuangkan oleh rakyat khususnya kaum pergerakan. Tetapi, hal itu bukanlah titik akhir perjuangan bangsa untuk meraih kemerdekaan seutuhnya. Melalui PPKI para kaum pergerakan masih disibukkan oleh berbagai persiapan untuk membentuk suatu negara setelah menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka.

Disisi lain, rakyat masih saja dihadapkan oleh pihak sekutu yang datang kembali ke Indonesia. Pada awalnya rakyat Indonesia menyambut baik kedatangan Sekutu, karena tujuan mereka ingin melucuti tentara Jepang dan mengumandangkan perdamaian. Namun setelah diketahui, ternyata kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dari

Belanda yang ingin menguasai kembali wilayah Indonesia. Akhirnya rakyat menjadi curiga, dan terjadilah berbagai konflik.

Dalam periode ini Indonesia kembali memasuki sebuah pertentangan diplomasi melawan pasukan Sekutu, khususnya dengan Belanda. Rangkaian peristiwa yang terjadi mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus

1945) hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda (29 Desember

1949) ini kemudian dinamakan periode Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Masa

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

awal periode Revolusi Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan situasi yang penuh dengan ketegangan dan kerusuhan. Berbagai pertempuran pun mulai terjadi di sejumlah daerah.

Rakyat berusaha keras untuk menghapus pengaruh pemerintahan Jepang selama berkuasa di Indonesia. Semua harta atau kekuasaan bekas pemerintahan

Jepang di ambil alih oleh Indonesia. Bagi perkembangan siaran radio di

Indonesia, hal yang sama dilakukan terhadap peralatan radio Jepang, yang juga harus diserahkan oleh Indonesia. Setelah itu orang-orang Indonesia yang terlibat di Hosokyoku kemudian mengambil alih Djawa Hoso Kanrikyoku (Badan siaran radio Jepang) dan menggantinya dengan Radio Republik Indonesia (RRI).62

RRI didirikan pada tanggal 11 September 1945 dan dipimpin oleh

Abdulrahman Saleh. Awal didirikan Badan penyiaran radio ini mengemban tugas sebagai radio perjuangan bangsa dengan slogan ―Sekali di Udara Tetap di Udara‖.

Namun aksi pengambil-alihan kekuasaan dan perlawanan yang terjadi menyebabkan RRI tidak leluasa dalam menyiarkan berbagai berita.63 Suasana makin memanas ketika kedatangan pasukan Inggris yang mulai menguasai RRI

Jakarta dengan menyiarkan berita-berita berbahasa Inggris.

Untuk mengatasi hal ini, Jusuf Ronodipuro, orang pertama yang membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan lewat radio mencari cara bagaimana mengendurkan ketegangan yang sedang terjadi. Sebagian temannya menyarankan agar dia memperbanyak penyiaran musik dan lagu. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Jusuf Ronodipuro kemudian mengontrak Ismail Marzuki untuk

62 Dieter Mack, op.cit., hal. 63. 63 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

membentuk kelompok musik di bawah naungan RRI Jakarta. Dari sinilah awal peran Ismail Marzuki dalam periode revolusi kemerdekaan.

Dengan susah payah Ismail Marzuki mengumpulkan teman-temannya.

Karena ketegangan dan kerusuhan yang terjadi pada saat itu menyebabkan sebagian besar teman musisinya mengungsi dari Jakarta. Akhirnya, Ismail berhasil menemukan beberapa temannya yang masih tinggal di Jakarta, dan dibentuklah sebuah kelompok musik yang bernama Empat Sekawan. Nama kelompok musik ini berasal dari personelnya yang hanya terdiri empat orang personel inti, yaitu Saleh Soewita (gitar), Ishak (contra bass), Jahja (biola, dan

Arizton da Cruz (Piano; pemusik asal Filipina yang berganti nama menjadi Arief

Effendi). Aransemen musik sekaligus pimpinan kelompok musik ini dipegang oleh Ismail Marzuki.64

Empat Sekawan secara berkala mengisi acara musik di radio, dan tidak jarang juga mereka tampil di panggung secara langsung. Mereka banyak membawakan lagu perjuangan yang sebagian besar diciptakan oleh Ismail

Marzuki sendiri. Lagu-lagu yang dibawakannya pun mampu menghibur dan membangkitkan semangat khususnya bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Semakin lama Empat Sekawan makin dikenal dan digemari oleh masyarakat di berbagai daerah.

Pada bulan November 1946, setelah selesai melakukan tugasnya, pasukan

Inggris menyerahkan Indonesia kepada Belanda. NICA kemudian merebut RRI

Jakarta dan menggantinya dengan Radio Omroep In Overgangstijd (ROIO).

64 H. Ahmad Naroth, op.cit., hal. 184.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Melihat hal ini, Ismail Marzuki tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Hingga sudah dijanjikan gaji besar, sebuah mobil, dan permintaan beberapa temannya agar Ismail mau bekerja di ROIO, namun semua itu tetap dia tolak.65 Akhirnya

Ismail memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya di RRI Jakarta. Bersamaan dengan itu Kelompok musik Empat Sekawan yang dibentuknya pun juga dibubarkan.

Setelah berhenti bekerja, penghasilan Ismail untuk hidup sehari-hari berkurang. Dia kemudian membuka kursus bahasa asing di rumahnya. Selain itu

Ismail juga membantu Eulis Zuraida (istrinya) berjualan makanan, seperti gado- gado, mie goreng, dan asinan.66

Hari berganti hari, keadaan Jakarta semakin tidak menentu. Ketegangan dan kerusuhan semakin memanas. Keadaan tersebut memaksa Ismail untuk segera mengungsikan Eulis Zuraida dari Jakarta ke kota kelahirannya di Bandung. Untuk sementara waktu mereka berdua tidak tinggal bersama, karena pada saat itu Ismail masih berkelana menghibur para pejuang dengan lagu-lagunya. Namun melihat keadaan Jakarta yang semakin ―tidak karuan‖ akibat pertempuran, Ismail memutuskan untuk mengungsi ke Bandung menyusul istrinya.

Setelah sesampainya di Bandung, suasana yang sama juga dialaminya seperti pada waktu dia di Jakarta. Pasukan Inggris telah memasuki kota Bandung.

Mereka menggempur kota Bandung dengan tembakan-tembakan mortir. Dalam waktu yang sama, NICA yang dipimpin Brigadir MacDonald memberi ultimatum kepada TRI (Tentara Republik Indonesia) dan para pejuang untuk meninggalkan

65 Ibid., hal 186. 66 Heryus Saputro, op.cit., hal. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

kota Bandung. Namun, para pejuang di Bandung tidak mau begitu saja meninggalkan kota Bandung. Mereka tidak rela kotanya jatuh ke tangan musuh.

Maka dipilihlah cara supaya kota Bandung tidak dimanfaatkan Sekutu. Sebelum meninggalkan kota Bandung, para pejuang menghancurkan dan membakar kota

Bandung. Dalam waktu singkat kota Bandung berubah menjadi lautan api.67

Akibat peristiwa tersebut, rumah yang dihuni Ismail Marzuki di Bandung terkena dampaknya. Atap rumahnya terbakar akibat mortir yang ditembakan oleh pasukan Inggris. Demi pertimbangan keselamatan, mereka kemudian mengungsi lagi ke daerah sekitar gunung Patuha, di Ciwidey Bandung Selatan. Di tempat inilah ilham Ismail Marzuki dalam mencipta lagu kembali muncul.

B. Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Lagu Perjuangan

Perjuangannya mempertahankan kemerdekaan kembali terbukti dari ciptaan lagu marsnya yang berjudul Halo-halo Bandung. Lagu ini mampu mengobarkan semangat para pejuang kemerdekaan di kota Bandung, meskipun lagu ini pernah terjadi kontroversi tentang siapa pencipta aslinya. Selain itu syair yang terdapat di dalamnya, ―mari Bung rebut kembali‖, memberi inspirasi para para pejuang untuk merebut kembali kota Bandung dari tangan musuh.

Selain lagu Halo-halo Bandung, setelah tahun 1945 ini Ismail Marzuki lebih aktif menciptakan lagu yang berkisah tentang perjuangan bangsa Indonesia.

Lagu-lagu itu di antaranya, Saputangan dari Bandung Selatan (lagu lembut yang mengartikan tanda mata dalam perjuangan), Karangan Bunga dari Selatan (lagu

67 Djen Amar, Bandung Lautan Api, (Bandung: Dhiwantara, 1963) hal. 148-149.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

yang mengartikan tanda mata ketika gugur dalam pertempuran), O Angin

Sampaikan Salamku (lagu lembut bernafaskan Ketuhanan), Gugur Bunga (lagu yang mengisahkan semangat berjuang dan taktik perang semesta), dan Sepasang

Mata Bola (Lagu yang mengajak setiap orang untuk melihat kembali langkah pejuang yang berangkat ke medan juang).68 Dari judul lagu-lagu di atas, Ismail

Marzuki lebih ingin mengangkat tentang jiwa heroisme atau kepahlawanan para pejuang Indonesia ketika menghadapi pertempuran.

Selain mengangkat jiwa kepahlawanan, Ismail juga mengangkat perempuan dalam penciptaan lagu-lagunya. Karena dalam perjuangan Indonesia, perempuan memiliki peran yang besar dalam mempertahankan kemerdekaan.

Perempuan menjadi inspirasi dan sumber dukungan bagi para pejuang, Hal ini kemudian muncul ide bagi Ismail Marzuki untuk menciptakan lagu Melati di

Tapal Batas (bernuansa seriosa) pada tahun 1947. Jika dilihat dari syair lagunya,

Ismail mengartikan bahwa gadis pejuang di tapal batas itu adalah melati yang jadi simbol kehalusan, tetapi juga Srikandi, pendekar putri sejati.69

Pada tahun 1948 atau masa akhir revolusi kemerdekaan Indonesia, tercipta beberapa lagu yang di antaranya, Siasat Asmara, Bandung Selatan di Waktu

Malam, dan Gita Perwira. Tema yang diangkat Ismail Marzuki dalam beberapa lagunya ini masih sama dengan lagu-lagunya sebelumnya, yaitu tentang perjuangan. Agar lagu yang dihasilkannya terdengar lebih indah di telinga para pejuang dan pendengar, tidak jarang Ismail Marzuki memasukkan unsur romantis

68 Dieter Mack, op.cit., hal. 70. 69 Ninok Leksono, op.cit., hal. 98.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

dalam lagu-lagu perjuangannya. Hal ini membuat lagu-lagu bertema perjuangan ini banyak disukai banyak orang.

Usaha untuk mempertahankan kemerdekaan dalam masa revolusi kemerdekaan ini terus dilakukan Ismail Marzuki hingga akhir tahun 1948.

Ancaman dan segala kontroversi yang dia terima di masa sebelum kemerdekaan tidak membuatnya jera dalam proses penciptaan lagu di masa ini. Justru Ismail

Marzuki semakin memiliki semangat perjuangan demi membela nusa dan bangsa.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa pada tahun 1945-1948 ini adalah periode istimewa bagi lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki.

Dari beberapa lagu yang telah diciptakannya ini, Ismail Marzuki berupaya memberi dorongan semangat juang kepada para pejuang untuk menghadapi pihak

Sekutu. Semangat perjuangan, jiwa gagah berani, dan tidak takut mati demi membela nusa dan bangsa telah dibuktikannya melalui perjalanan kariernya sebagai pemusik pejuang Indonesia. Ismail Marzuki juga telah memberikan sumbangsih tak ternilai, bukan saja bagi bidang musik Indonesia, tetapi juga dalam perjuangan menegakkan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan atas rumusan masalah yang telah dijelaskan pada Bab II, Bab

II, dan Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ismail Marzuki yang dilahirkan pada tanggal 11 Mei 1914 di kampung

Kwitang, Jakarta ini sejak kecil sudah memiliki kesenangan menyanyi

dan memainkan alat musik. Berawal dari beberapa alat musik pemberian

ayahnya, Marzuki Saeran, dan pengetahuan musik secara otodidak,

Ismail mulai mengembangkan bakatnya di bidang musik. Pada tahun

1931 Ismail Marzuki pertama kali bergabung dengan orkes keroncong

Lief Java, dan dari sinilah perjalanan kariernya sebagai pemain musik

mulai berkembang. Semakin lama nama Ismail Marzuki makin dikenal

oleh sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya siaran

radio NIROM dan VORO yang menyiarkan lagu-lagu mereka. Dalam

perjalanannya, istri dari Eulis Zaurida ini memiliki peran yang besar

dalam perkembangan siaran radio di Indonesia.

2. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, peran Ismail Marzuki

dalam perkembangan musik di Indonesia semakin terlihat. Dalam periode

1930-1942, Ismail Marzuki bukan hanya tampil sebagai penyanyi dan

pemain musik saja, namun juga sebagai pencipta lagu. Ismail Marzuki

memiliki unsur yang kuat untuk menghasilkan sebuah lagu. Mulai dari

tema lagu, lirik, nada, dan irama, semuanya saling berkaitan. Semua

ciptaannya selalu berhubungan dengan kehidupan sosial yang sedang

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

terjadi pada masa itu. Diawal karirnya ini, karya Ismail Marzuki banyak

berkisah tentang kehidupan manusia. Terkait dengan nasib bangsanya,

romantika cinta, muda-mudi, maupun fenomena sosial, menjadi ilham

untuk tema lagu-lagunya. Pada masa pemerintahan Jepang di Indonesia,

proses penciptaan lagunya terus berkembang. Selain itu dia juga terlibat

dengan lembaga-lembaga Jepang yang bergerak di bidang kebudayaan.

Dalam periode 1942-1943, lagu-lagunya mengisahkan tentang keadaan

Indonesia yang memiliki berbagai kekayaan, kesuburan, serta keindahan

alam. Guna untuk membangkitkan semangat juang rakyat dalam meraih

kemerdekaan Indonesia, di akhir pemerintahan Jepang hingga sebelum

proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, penciptaan lagu

Ismail Marzuki mulai mengarah pada penciptaan lagu perjuangan.

3. Pada periode sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia

dikumandangkan, Ismail Marzuki semakin menunjukkan eksistensinya

sebagai pemusik pejuang. Keadaan Indonesia yang diduduki dan belum

bebas dari Sekutu pada masa revolusi kemerdekaan ini menjadi salah

satu alasan Ismail Marzuki untuk terus mencipta lagu perjuangan. Lagu-

lagu ciptaan Ismail Marzuki ini bertema tentang jiwa kepahlawanan

Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat

perjuangan, jiwa gagah berani, dan tidak takut mati demi membela nusa

dan bangsa terbukti dari sejumlah lagu perjuangan yang diciptakannya.

Sebagai pemusik pejuang, Ismail Marzuki memiliki jiwa nasionalis yang

besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Djen Amar. 1963. Bandung Lautan Api. Bandung: Dhiwantara. Firdaus Burhan. 1983. Ismail Marzuki, Hasil Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Harmunah, S. Mus. 1987. Musik Keroncong sejarah, gaya, dan perkembangan. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Kardiyat Wiharyanto, A .2015. Sejarah pergerakan Nasional: Dari Lahirnya Nasionalisme Sampai Masa Pendudukan Jepang.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Mack, Dieter. 2005. Ismail Marzuki: Musik, Tanah Air, dan Cinta. Jakarta: LP3ES. Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad ke-20: dari Kebangkitan Nasional sampai Linggajati. Jakarta: Kanisius. Ninok Leksono. 2014. Seabad Ismail Marzuki: Senandung melintas Jaman. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Soeharto. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Grasindo.

Majalah

Ahmad Naroth, ―Bang Ma’ing Anak Betawi‖, Intisari, No. 227, Juni 1982 Ahmad Naroth, ―Bang Ma’ing pun Menggubah Cerita Horror‖, Intisari, No. 229, Agustus 1982. Endah Soekarsono, ―Bang Maing yang Karyanya Tahan Arus Jaman‖, Femina, No. 46, Tahun XV, 26 November 1987. Heryus Saputro, ―Ismail Marzuki, Dari Pinggir Kali ke Persada Negeri‖, Femina, No. 23. Tahun XXIV, 13-19 Juni 1996

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Karya Ilmiah Sumarni, C. 1991. Laporan Penelitian. Gaya Bahasa Komponis Ismail Marzuki dalam Lirik Lagu-Lagu Ciptaannya. Yogyakarta: Balai Penelitian Institut Seni Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas : XI Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar Waktu 1.1 Menghayati nilai- nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.

2.3 Meneladani perilaku I Wayan Badrika, kerjasama, tanggung 2006. Sejarah jawab, cinta damai Untuk SMA Kelas para pejuang untuk XI Program Ilmu meraih kemerdekaan Pengetahuan Alam, dan menunjukkannya Jilid 2 Jakarta: dalam kehidupan Erlangga. sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

3.5 Menganalisis peran Pergerakan Mengamati: Observasi: 2 x 45 menit.  Mack, Dieter. tokoh-tokoh Nasional  Membaca buku  Mengamati 2005. Ismail Nasional dan Daerah Indonesia teks tentang Peran kegiatan Marzuki: Musik, dalam perjuangan Ismail Marzuki peserta didik Tanah Air, dan menegakkan negara  Latar Belakang dalam Perjuangan dalam proses Cinta. Jakarta: Republik Indonesia. Kehidupan Kemerdekaan mengumpulkan LP3ES. Ismail Indonesia. data, analisis  Ninok Leksono. 4.5 Menulis sejarah Marzuki. data dan 2014. Seabad tentang satu tokoh  Perjuangan Menanya: pembuatan Ismail Marzuki: nasional dan tokoh Ismail Marzuki  Tanya jawab, laporan tentang Senandung dari daerahnya yang sebelum berdiskusi dan Peran Ismail melintas Jaman. berjuang melawan kemerdekaan memberi komentar Marzuki dalam Jakarta: PT penjajahan kolonial Indonesia. tentang Peran Perjuangan Kompas Media Barat.  Perjuangan Ismail Marzuki Kemerdekaan Nusantara. Ismail Marzuki dalam Perjuangan Indonesia.  Buku Sejarah sesudah Kemerdekaan Indonesia kelas kemerdekaan Indonesia. Portofolio: XI. 2013. Jakarta: Indonesia.  Menilai Kementerian Mengeksplorasikan: laporan peserta Pendidikan dan  Mengumpulkan didik tentang Kebudayaan. informasi tentang Peran Ismail Peran Ismail Marzuki dalam Marzuki dalam Perjuangan Perjuangan Kemerdekaan Kemerdekaan Indonesia. Indonesia, melalui bacaan, internet dan Tes tertulis:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

sumber-sumber  Menilai lainnya. kemampuan peserta didik Mengasosiasi: dalam  Menganalisis menganalisis informasi dan data- tentang Peran data yang didapat Ismail Marzuki dari sumber- dalam sumber mengenai Perjuangan keterkaitan untuk Kemerdekaan mendapatkan Indonesia. kesimpulan tentang Peran Ismail Marzuki dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Mengkomunikasikan  Membuat hasil kajian yang selanjutnya dilaporkan dalam bentuk tulisan terkait dengan Peran Ismail Marzuki dalam Perjuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Kemerdekaan Indonesia.

Yogyakarta, 13 April 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra. R. Tuti Ratnaningsih Christiawan Bayu Respati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Kelas/ Semester : XI / 1 Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Materi Pokok : Pergerakan Nasional Indonesia Pertemuan : 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. 1.1 Menghayati nilai-nilai 1.1.1 Bersyukur kepada Tuhan persatuan dan keinginan Yang Maha Esa. bersatu dalam perjuangan 1.1.2 Berdoa sebelum dan sesudah pergerakan nasional menuju kegiatan pembelajaran. kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.

2. 2.3 Meneladani perilaku 2.3.1 Mengembangkan sikap kerjasama, tanggung kerjasama. jawab, cinta damai para 2.3.2 Mengembangkan sikap pejuang untuk meraih tanggung jawab. kemerdekaan dan 2.3.3 Mengembangkan sikap cinta menunjukkannya dalam damai. kehidupan sehari-hari.

3. 3.5 Menganalisis peran tokoh- 3.5.1 Mendeskripsikan latar tokoh Nasional dan Daerah belakang kehidupan Ismail dalam perjuangan Marzuki. menegakkan negara 3.5.2 Mendeskripsikan Perjuangan Republik Indonesia. Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia. 3.5.3 Mendeskripsikan Perjuangan Ismail Marzuki sesudah kemerdekaan Indonesia.

4. 4.5 Menulis sejarah tentang 4.5.1 Melaporkan hasil tulisan satu tokoh nasional dan sejarah tentang Peran Ismail tokoh dari daerahnya yang Marzuki dalam Perjuangan berjuang melawan Kemerdekaan Indonesia. penjajahan kolonial Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

C. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat: 1. Menunjukan sikap syukur atas persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia. 2. Menunjukan sikap perilaku kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai. 3. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas. 4. Mendeskripsikan latar belakang kehidupan Ismail Marzuki. 5. Mendeskripsikan perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia. 6. Mendeskripsikan perjuangan Ismail Marzuki sesudah kemerdekaan Indonesia. 7. Menulis artikel tentang peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

D. MATERI AJAR 1. Latar belakang kehidupan Ismail Marzuki. 2. Perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia. 3. Perjuangan Ismail Marzuki sesudah kemerdekaan Indonesia.

E. METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik 2. Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, presentasi 3. Model Pembelajaran : Problem Based Learning

F. SUMBER BELAJAR  Mack, Dieter. 2005. Ismail Marzuki: Musik, Tanah Air, dan Cinta. Jakarta: LP3ES.

 Ninok Leksono. 2014. Seabad Ismail Marzuki: Senandung melintas Jaman. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

 Buku Sejarah Indonesia kelas XI. 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. MEDIA PEMBELAJARAN Alat : Laptop, LCD. Bahan : Power point, sumber bacaan, internet. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Pendahuluan  Guru mengucapkan salam kepada siswa 5’  Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama Menit  Guru mengecek kehadiran siswa  Apersepsi: Guru menyampaikan pengantar tentang peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia  Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti  Mengamati 70’  Peserta didik membaca buku teks tentang Menit Peran Ismail Marzuki dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

 Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menyampaikan pendapat tentang materi Peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

 Mengumpulkan informasi  Peserta didik mendiskusikan topik permasalahan tentang Peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

 Mengasosiasi  Peserta didik melakukan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

mengemukakan pendapat untuk menganalisis tentang Peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia  Peserta didik merumuskan nilai-nilai yang diperoleh dari Peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia serta perjuangannya sesudah kemerdekaan Indonesia

 Mengkomunikasikan  Peserta didik mempresentasikan analisis hasil diskusi kelompok di depan kelas yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok masing-masing, anggota kelompok lain memberikan tanggapan. Peserta didik menyajikan hasil simpulan materi yang telah dipelajari di depan kelas.

Penutup  Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang 15’ kegiatan pembelajaran dan hasil belajarnya Menit  Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran yang baru saja dilakukan  Konfirmasi  Peserta didik diberikan tugas untuk membuat laporan tentang peran Ismail Marzuki dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia  Informasi materi pembelajaran yang akan datang

H. PENILAIAN A. Sikap Spiritual a. Teknik Penilaian : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi c. Kisi-kisi: No. Sikap/nilai Butir Instrumen 1. Bersyukur kepada Tuhan 1 2. Berdoa sebelum dan sesudah 2 kegiatan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

d. Instrumen: Instrumen 1. Indikator Berdoa sebelum dan Nama Bersyukur kepada NilaiAkhir No. sesudah kegiatan Peserta didik Tuhan pembelajaran (1-4) (1-4) 1.

2.

3.

4.

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh 2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh 3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh 4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

Petunjuk Penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Baik Sekali : apabila memperoleh skor 8 Baik : apabila memperoleh skor 6 Cukup : apabila memperoleh skor 4 Kurang : apabila memperoleh skor 2

B. Sikap Sosial a. Teknik Penilaian: Non tes (Pengamatan sikap selama proses pembelajaran/observasi) b. Bentuk Instrumen: Lembar penilaian c. Kisi-kisi: No. Sikap/nilai Butir Instrumen 1. Menghargai pendapat teman 1 2. Tidak memilih - milih teman 2 d. Instrumen No. Nama Indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Peserta didik Menghargai Tidak Memilih- NilaiAkhir Pendapat Teman milih teman (1-4) (1-4) 1.

2.

3.

4.

Kisi-kisi Indikator sikap sosial Menghargai pendapat teman: Deskriptor Skor Tidak menghargai pendapat teman 1 Kurang menghargai pendapat teman 2 Cukup menghargai pendapat teman 3 Sangat menghargai pendapat teman 4

Kisi-kisi Indikator sikap sosial Tidak memilih – milih teman: Deskriptor Skor Tidak memilih – milih teman 1 Kurang tidak memilih teman 2 Cukup tidak memilih teman 3 Sangat tidak memilih teman 4

Petunjuk Penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Baik Sekali : apabila memperoleh skor 12 Baik : apabila memperoleh skor 9 Cukup : apabila memperoleh skor 6 Kurang : apabila memperoleh skor 3

C. Penilaian Sikap Diskusi a. Teknik : Non tes (pengamatan sikap selama diskusi) b. Bentuk instrument : Lembar penilaian c. Kisi- kisi : Sikap selama diskusi

No. Sikap/nilai Butir Instrumen 1. Keaktifan 1 2. Keseriusan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

3. Mengemukakan pendapat 3 4. Bertanya 4

d. Instrumen:

Indikator Nilai No. Nama Mengemukakan Keaktifan Keseriusan Bertanya Akhir Pendapat 1.

2.

3.

4.

Kisi-kisi indikator penilaian sikap diskusi: Keaktifan, mengemukakan pendapat, bertanya a. Skor 1 diperoleh siswa bila tidak terlibat dalam kelompok b. Skor 2 diperoleh siswa bila terlibat dalam kelompok namun tidak memberikan masukan c. Skor 3 diperoleh siswa bila terlibat dan memberikan masukan d. Skor 4 dperoleh siswa bila berperan aktif dalam kelompok Keseriusan a. skor 1 diperoleh siswa bila siswa tidak serius dalam mengerjakan tugas b. skor 2 diperoleh siswa bila siswa cukup serius dalam mengerjakan tugas c. skor 3 diperoleh siswa bila siswa serius dalam mengerjakan tugas d. skor 4 diperoleh siswa bila siwa sangat serius dalam mengerjakan tugas Petunjuk Penyekoran: Peserta didik memperoleh nilai: A = Baik Sekali : apabila memperoleh skor 12 B = Baik : apabila memperoleh skor 9 C = Cukup : apabila memperoleh skor 6 D = Kurang : apabila memperoleh skor 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

D. Pengetahuan (Kognitif) a. Teknik Penilaian: Tes b. Bentuk Instrumen: Lembar tugas c. Kisi-kisi: Tugas terstruktur d. Instrument: Soal tes  Soal tes 1. Deskripsikan latar belakang kehidupan Ismail Marzuki! 2. Deskripsikan perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia! 3. Deskripsikan perjuangan Ismai Marzuki sesudah kemerdekaan Indonesia! Kunci jawaban 1. Deskripsikan latar belakang kehidupan Ismail Marzuki! Ismail Marzuki dilahirkan di kampung Kwitang, Jakarta pada tanggal 11 Mei 1914. Ayahnya adalah Marzuki Saeran. Di lingkungan keluarga, kerabat, dan teman-temannya Ismail Marzuki kerap dipanggil Mail atau Maing, dan kemudian jadi Bang atau Pak Mail/Maing. Ismail tumbuh berkembang dan bergaul dengan anak-anak sebayanya yang sebagian besar berasal dari kalangan rakyat biasa. Sejak kecil, Ismail memiliki kesenangan/hobi di bidang musik. Dia menyukai lagu-lagu, dan tahan berjam-jam di depan ―Gramofon‖. Dengan suara merdunya dia sering menyanyikan lagu berbahasa Belanda, di antaranya kun je nog zingen, zing, dan mee. Budaya Barat khususnya Belanda cukup memberikan pengaruh besar bagi kehidupan Ismail. Karena kepandaiannya dalam berbahasa Belanda, Ismail yang sering disebut ―Ismail atau Maing‖ pun berubah panggilan menjadi ―Benjamin atau Ben‖ ketika orang Barat menyapanya. Guna memacu semangat belajar, Marzuki Saeran kerap menghadiahkan benda-benda tertentu (salah satunya alat musik) apabila Ismail naik kelas. Ismail bekerja di perusahaan dagang ―KK Knies‖ yang berlokasi di Noordwijk Straat (sekarang Jalan Ir Juanda, Jakarta Pusat). Perusaahan ini bergerak di bidang musik, yang tidak lain merupakan hobi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

yang paling Ismail senangi. Dia bekerja sebagai verkoper (penjual) berbagai alat musik, perekam, dan piringan hitam merek Columbia. Karena kecintaannya terhadap musik, ketika berusia 17 tahun (1931) Ismail Marzuki bersama teman-temannya anak Kemayoran bergabung dengan Lief Java, disaat pemainnya ingin merekrut orang muda yang memiliki keinginan untuk memajukan seni suara di seluruh Indonesia. Semakin lama nama Ismail Marzuki makin dikenal oleh sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya siaran radio NIROM dan VORO yang menyiarkan lagu-lagu mereka. Ismail Marzuki memiliki istri bernama Eulis Zaurida. Eulis Zauraida memiliki peran yang besar bagi karier Ismail Marzuki. Hampir semua lagu-lagu ciptaan Ismail setelah berumah tangga yang pertama-tama menyanyikannya adalah istrinya. Bantuan istrinya ini sangat diperlukan ketika Ismail mempersiapkan lagu-lagu yang akan diciptakannya. Menurut Eulis Zaurida, lagu-lagu Ismail Marzuki tidak hanya lahir berkat kepandaian dan inspirasi, tetapi dengan hati jiwa, bahkan keselamatan dirinya ikut dikorbankan. Kebanyakan lagu-lagu Ismail yang bernafaskan asmara, Eulis Zaurida lah yang menjadi sumber inspirasinya.

2. Deskripsikan perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia! Pada tahun 1931, Ismail untuk pertama kalinya mencipta sebuah lagu berjudul O Sarinah. Lagu ini dia ciptakan berbahasa Belanda pada usia 17 tahun, atau bersamaan di tahun bergabungnya dengan perkumpulan musik Lief Java. Lagu tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang gadis desa yang bernama Sarinah. Dalam lagu O Sarinah karya Ismail Marzuki ini melambangkan kehidupan masyarakat Indonesia yang tertindas di era penjajahan. Ismail Marzuki memiliki unsur yang kuat untuk menghasilkan sebuah lagu. Mulai dari tema lagu, lirik, nada, dan irama, semuanya saling berkaitan. Semua ciptaannya selalu berhubungan dengan kehidupan sosial yang sedang terjadi pada masa itu. Diawal karirnya ini, karya Ismail Marzuki banyak berkisah tentang kehidupan manusia. Terkait dengan nasib bangsanya, romantika cinta muda-mudi, maupun fenomena sosial, menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

ilham untuk tema lagu-lagunya. Untuk nada dan irama, Ismail Marzuki banyak menggunakan jenis musik yang populer saat itu, mulai dari keroncong, hawaiian, hingga jazz. Memasuki periode 1942-1943, lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki mengkisahkan tentang keadaan Indonesia yang memiliki berbagai kekayaan, kesuburan, serta keindahan alamnya. Dia juga mulai mengarah pada penciptaan lagu-lagu perjuangan yang bertemakan tentang cinta sepasang manusia. Semua itu didorong atas dasar kecintaannya yang besar terhadap Tanah Air Indonesia. Sebagian syairnya berbentuk puisi lembut yang bersifat menghibur dan cenderung mengarah pada bentuk musik ―seriosa‖. Ketika tahun 1944, pendudukan Jepang berada dalam masa terancam ketika pasukan Sekutu bergerak menuju Asia Tenggara. Kehidupan rakyat Indonesia pun semakin menderita akibat keikutsertaan Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Melihat hal itu, Ismail Marzuki kembali mencipta lagu dengan syair yang membangkitkan semangat juang rakyat untuk meraih kemerdekaan. Untuk selanjutnya karyanya lebih mengarah pada penciptaan lagu perjuangan Indonesia.

3. Deskripsikan perjuangan Ismail Marzuki sebelum kemerdekaan Indonesia! Perjuangannya mempertahankan kemerdekaan kembali terbukti dari ciptaan lagu marsnya yang berjudul Halo-halo Bandung. Lagu ini mampu mengobarkan semangat para pejuang kemerdekaan di kota Bandung, meskipun lagu ini pernah terjadi kontroversi tentang siapa pencipta aslinya. Selain itu syair yang terdapat di dalamnya, ―mari Bung rebut kembali‖, memberi inspirasi para para pejuang untuk merebut kembali kota Bandung dari tangan musuh. Tema yang diangkat Ismail Marzuki dalam beberapa lagu lainnya masih sama dengan lagu-lagunya sebelumnya, yaitu tentang perjuangan. Agar lagu yang dihasilkannya terdengar lebih indah di telinga para pejuang dan pendengar, tidak jarang Ismail Marzuki memasukkan unsur romantis dalam lagu-lagu perjuangannya. Hal ini membuat lagu-lagu bertema perjuangan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

banyak disukai banyak orang. Usaha untuk mempertahankan kemerdekaan dalam masa revolusi kemerdekaan ini terus dilakukan Ismail Marzuki hingga akhir tahun 1948. Ancaman dan segala kontroversi yang dia terima di masa sebelum kemerdekaan tidak membuatnya jera dalam proses penciptaan lagu di masa ini. Justru Ismail Marzuki semakin memiliki semangat perjuangan demi membela nusa dan bangsa. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa pada tahun 1945-1948 ini adalah periode istimewa bagi lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki.Dalam penciptaan lagu di masa itu Ismail Marzuki berupaya memberi dorongan semangat juang kepada para pejuang untuk menghadapi pihak Sekutu. Semangat perjuangan, jiwa gagah berani, dan tidak takut mati demi membela nusa dan bangsa telah dibuktikannya melalui perjalanan kariernya sebagai pemusik pejuang Indonesia. Ismail Marzuki juga telah memberikan sumbangsih tak ternilai, bukan saja bagi bidang musik Indonesia, tetapi juga dalam perjuangan menegakkan Republik Indonesia.

 Pedoman penskoran

No. Rambu-rambu skor Skor 1. Jawaban lengkap dengan alasan yang tepat 20 2. Jawaban berdasarkan referensi yang relevan 15 dengan alasan seadanya 3. Jawaban kurang lengkap 6 4. Jawaban tidak sesuai dengan soal yang ditanyakan 4 Catatan : setiap soal skor maksimal 20

Keterangan:

skor perolehan 푁퐴 = x 100 skor maksimal

- Siswa yang memperoleh nilai <75 dinyatakan tidak tuntas dan mengikuti remidi - siswa yang memperoleh nilai >75 dinyatakan tuntas dan mengikuti pengayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

E. Psikomotorik a. Teknik Penilaian : Tes b. Bentuk Instrumen : Lembar tugas c. Kisi-kisi : Tugas : Peserta didik diberi tugas untuk membuat artikel ilmiah d. Instrumen: Soal : Buatlah artikel ilmiah tentang Peran Ismail Marzuki dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Aspek yang dinilai Nama Ketepatan Nilai No Peserta Relevansi Kelengkapan Pembahasan Waktu Akhir Didik (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) 1. 2. 3. 4.

Petunjuk Penyekoran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali : apabila memperoleh skor 13–16 Baik : apabila memperoleh skor 9 – 12 Cukup : apabila memperoleh skor 5 – 8 Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 4

Yogyakarta, 13 April 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra. R. Tuti Ratnaningsih Christiawan Bayu Respati