STRATEGI KEMENANGAN GATOT PUJO NUGROHO- TENGKU ERRY NURADI (GANTENG) PADA PILKADA SUMUT 2013: PENDEKATAN MARKETING POLITIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

ISMA HAMDANI 109033200046

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 2014

ABSTRAK

Isma Hamdani Strategi kemenangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi (Ganteng) pada Pilkada Sumut 2013: Pendekatan Marketing Politik Skripsi ini membahas tentang strategi kemenangan pasangan Ganteng pada pemilihan gubernur Sumatra Utara atau yang lebih dikenal dengan Pilgubsu. Kemenangan yang diraih oleh pasangan ini tidak terlepas dari peran marketig politik yang dijalankan oleh tim sukses pasangan ini. Tim sukses dan pasangan Ganteng secara rutin melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui marketing politik yang telah dirancang sedemikian rupa. Kemenangan pasangan ini merupakan bentuk dari kemenangan marketing politik yang dijalankan, karena telah berhasil membentuk sebuah pemikiran atau perilaku pemilih untuk memilih mereka. Upaya yang dilakukan untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku pemilih menjadi bagian penting dalam marketing politik. Penelitian ini dilakukan melalui metode penelitian kualitatif dengan tehnik pengumpulan data, dokumentasi dan wawancara kepada tim sukses yang terkait dengan kemenangan pasangan Ganteng. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori marketing politik dan teori perilaku pemilih. Dari teori ini dapat dianalisis bahwa marketing politik dapat mendekatkan partai atau kandidat kepada masyarakat. Melalui kedekatan ini, partai atau kandidat dapat menarik publik untuk memilih mereka pada hari pemilihan. Penelitian ini menunjukkan strategi yang dilakukan oleh pasangan Ganteng. Mulai dari sosok pasangan Ganteng, orientasi pasar, orientasi persaingan dan pesaing, orientasi konsumen, riset pasar, kekuatan segmentasi hingga positioning politik atau politik pencitraan. Skripsi ini juga meneliti bagaimana bentuk kampanye yang dilakukan oleh pasangan ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan sosok pasangan Ganteng menjadi faktor yang utama dalam pemenangan Pilkada Sumut. Tim sukses dan para relawan memanfaatkan ketenaran dari pasangan ini untuk menarik hati para pemilih di Sumut.

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan kita rahmat dan karunia, baik nikmat iman maupun islam. Sungguh karena atas rahmat dan pertolongan-Nya, ketulusan hati serta motivasi dari berbagai pihak sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul: “Strategi Kemenangan Pasangan Gatot Pujo

Nugroho-Tengku Erry Nuradi (Ganteng) dalam Pilkada Sumut 2013:

Pendekatan Marketing Politik”.

Sholawat beriringkan salam tak putus-putusnya kita hadiahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW semoga kita termasuk kedalam ummatnya yang mendapatkan pertolongannya di hari akhir nanti.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis milikimasih sangat terbatas. Oleh karena itu kritik, saran dan tanggapan dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini adalah merupakan salah satu dari sekian banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dan tentu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih tak terhingga dan salam hormat penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis, semoga kita semua selaludilindungi oleh

Allah SWT. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

vi

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Bachtiar Effendy selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ali Munhanif, Ph.D selaku ketua prodi Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Politik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak DR. Iding Rosyidin M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis.

Terima kasih atas dedikasi dan perhatian dalam memberikan masukan dan

bimbingan selama proses penulisan skripsi.

6. Ibu Suryani, M.Si selaku Pembimbing Akademik.

7. Bapak A. Bakir Ihsan M.Si dan ibu Ana Sabana Azmi M.I.P selaku

penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga serta pikiran

untuk memberikan koreksi, tanggapan dan saran kepada penulis.

8. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Ilmu Politik yang

telah sangat banyak memberikan sumbangan Ilmuiah selama penulis

menempuh proses perkuliahan.

9. Bapak Ikrimah Hamidy dan Bapak Junaidi Parapat yang telah membantu

penulis dalam menggali informasi

10. Secara utama kepada ayah dan ibu nomor satu di dunia, ayahanda

Mansyur Sipahutar dan Ibunda Nur Kaidah Nasution yang selalu

memberikan yang terbaik bagi penulis. Ini hanya sebagian kecil ucapan

vii

terima kasih kepada mereka yang tiada lelah memberikan doa,

memberikan kasih sayang, mengajarkan kegigihan dan kesabaran yang

luar biasa hingga saat ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk

kesehatan ayah.

11. Kakak dan adik tersayang, abangda M. Ismail Sip. SEI, SE,dan istri

kakanda dr Fajriani, kakanda Isma Lilasani Sip. S.Pdi beserta suami

abangda Muh. Seoroji S.pd, kakanda Isma Helmiyani Sip beserta suami

abangda Kismanto, adinda Maulidatul Hasanah Sip dan Salmi Abdullah

Sip yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik secara moril

maupun materil.

12. Teman-teman jurusan Ilmu Politik 2009 yakni, Fikri Wisudawan Siregar,

Filly, Saman, Ali Wafa, Algi, Slamet, Agus, Zidni, Fadil, Ghofur, Riza,

Mas Rangga, Iir, Odit dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis

sebutkan namanya yang berkenan berbagi pengalaman, suka duka bersama

dalam masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-teman Serumpun Mahasiswa Riau (SEMARI) Banten yakni,

kakanda Ilham, ocu Feni, Riko, Rohib, Ihsan, Doel, Damri, Teqi, Noto’,

Fikri, Jefri, Deni, Hendri, Icksan, Ganda dan kawan-kawanyang

tidakbisapenulissebutkansatupersatu yang selalu setia menemani,

memberikan motivasi dan dorongan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

14. Teman-teman Ikatan Pelajar Mahasiswa Rokan Hilir (IPEMAROHIL)

Jakarta yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

viii

15. Rena Evelia LubisS.Pd.Iyang selalu memberikan semangat dan dukungan

untuk penulis dalam penyelesaikan skripsi ini.

Untuk semuanya penulis hanya bisa mengucapkan banyak-banyak terima kasih karena tanpa kalian semua mustahil bagi penulis untuk bisa melewati hambatan dan tantangan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah akan selalu melindungi, meridhoi dan memberikan balasan yang lebih besar kepada kalian semua. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat buat kita semua.

Jakarta, 10 Juni 2014

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...... ii LEMBAR PERSETUJUAN...... iii PENGESAHAN ...... iv ABSTRAK ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTARA ISI ...... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ...... 1 B. Pertanyaan Penelitian ...... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 8 D. Tinjauan Pustaka ...... 9 E. Metodologi Penelitian ...... 10 F. Sistematika Penulisan ...... 12

BAB II LANDASAN TEORI MARKETING POLITIK

A. Marketing Politik ...... 14 B. Konsep Marketing Dalam Domain politik ...... 19 C. Kampanye ...... 28 D. Kekuatan Person ...... 33

BAB III PROFIL DEMOGRAFI DAN PASANGAN GUBERNUR TERPILIH

A. Profil Demografi ...... 36 B. Profil Gatot Pujo Nugroho ...... 47 C. Profil Tengku Erry ...... 51 D. Potret Tim Sukses ...... 55

BAB IV STRATEGI MARKETING POLITIK PASANGAN GANTENG

A. Orientasi Pasar ...... 59 B. Orientasi Persaingan Dan Pesaing ...... 61 C. Orientasi konsumen ...... 64 D. Riset Pasar ...... 65 E. Kekuatan Segmentasi ...... 66 F. Positioning Politik...... 74

x

G. Bentuk Kampanye Pasangan Ganteng ...... 75 H. Aspek Dominan Kemenangan Pasangan Ganteng...... 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...... 82 B. Saran ...... 84

DAFTAR PUSTAKA ...... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. PERNYATAAN MASALAH

Setelah presiden Soeharto lengser dari jabatannya pada tanggal 21 Mei

1998, terdapat 3 perubahan mendasar dalam mekanisme pemilu. Pertama, kembalinya sistem multi partai dari sistem tri-partai dalam pemilu yang direalisasikan pada 7 Juni 1999 dengan diikuti oleh 48 partai. Kedua, pada pemilu

2004, pemilu diadakan 2 kali: pertama pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat dan pemilu kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.

Ketiga, dengan dikeluarkannya PP No. 6 tahun 2005 (tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah) sebagai landasan dan pedoman pelaksanaan Pilkada (pemilihan kepala daerah) secara langsung seperti yang diamanatkan oleh UU No. 32 tahun 20041.

Dengan digunakannya kembali sistem multipartai ini, para kontestan pemilu dihadapkan pada realita bahwa persaingan untuk mendapatkan suara masyarakat semakin ketat. Tujuan akhir dari persaingan ini adalah membawa masyarakat ke tempat pemungutan suara untuk memilih partai yang mereka dukung. Dengan sistem seperti ini partai dan para kontestan harus bekerja keras untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dan mengubah hubungan antara kontestan dengan pemilih. Oleh karena itu, partai politik membutuhkan pendekatan baru dalam menarik simpati dari pemilih.

1 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor , 2008),xxx

1

2

Marketing politik hadir sebagai sebuah sarana untuk mendekatkan partai atau kontestan kepada pemilih. Walaupun marketing politik merupakan suatu aktifitas formal yang masih tergolong baru di Indonesia. Tapi tak dapat juga kita mungkiri bahwa pada prinsipnya marketing politik sudah lama dipraktekkan di

Indonesia2.

Perubahan struktur mekanisme pemilihan kepala daerah membawa dampak yang besar terhadap perkembangan studi mengenai marketing politik.

Terutama perilaku pemilih di Indonesia. Karena, untuk memenangkan sebuah pemilihan, seorang kandidat atau partai dituntut untuk mengetahui pemilih sasarannya3.

Dengan iklim demokrasi yang berkembang secara pesat memberi jalan bagi munculnya kampanye dan strategi pemasaran politik yang lebih inovatif. Sesuatu yang amat wajar kalau persaingan politik terjadi amat ketat ketika pilkada digelar di seluruh Indonesia. Setiap pasangan kandidat bahkan berani mengeluarkan uang hingga miliaran rupiah untuk promosi. Tujuannya amat pasti untuk dikenal, disuka, disimpati, dicinta, dan dipilih. Dan, popularitas menjadi target sangat penting demi membangun citra positif pasangan kandidat.

Pada Pilkada yang berlangsung di Sumatra Utara (Sumut) pada 7 Maret

2013 merupakan Pilkada kedua kalinya bagi masyarakat Sumut memilih secara langsung gubernur dan wakil gubernur pilihannya. Sebelumnya, telah

2 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),xl 3www.Detik news: “Marketing Politik”. Diakses pada 6 Juni 2013

3

dilaksanakan secara langsung juga pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada

2008 yang dimenangkan oleh pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho.

Pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) di Indonesia adalah kelanjutan dari dikeluarkannya ketetapan MPR No.XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraaan otonomi daerah, yang kemudian dilanjutkan dengan undang-undang otonomi daerah No.22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 tentang pengelolaan daerah, dan setelah 3 tahun dilaksanakan dilakukan revisi dengan dikeluarkannya UU

No.32 tahun 2004 yang mengatur tentang kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara langsung oleh masyarakat.4 Dengan dilaksanakannya Pilkada secara langsung diharapkan masyarakat dapat memilih kepala daerah yang susai dengan keinginan dan kebutuhan daerah masing-masing dan dapat meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan demi memperbaiki kualitas demokrasi di

Indonesia. karena kualitas demokrasi suatu negara dapat ditentukan dengan partisipasi politik masyrakatnya. Demokrasi tidak akan berfungsi tanpa aktifitas atau tindakan minimun yang dilakukan masyarakat dalam partisipasi politik. Ikut memilih pada hari pemilihan merupakan bagian dari partisipasi politik.5

Pada Pilkada gubernur dan wakil gubernur Sumut 2013 ini, Komisi

Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut menetapkan 5 pasang calon yang berhak mengikuti persaingan untuk memperebutkan posisi gubernur-wakil gubernur di Sumut. Pada Pilkada ini, pasangan nomor urut 5 Gatot Pujo Nugroho-

4 Haniah Hanafie dan Suryani, Politik Indonesia, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), 178 5 Henry Subiakto dan Rachmah Ida, Komunikasi Politik, Media, & Demokrasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 64

4

Tengku Erry Nuradi (Ganteng) menjadi pemenang dengan jumlah suara 1.604.337 atau sama dengan 33%. Pasangan ini didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera

(PKS), Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA). Sedangkan yang menjadi pemenang kedua adalah pasangan dengan nomor urut 2 yaitu pasangan Efendi MS

Simbolon-Djumiran Abdi dengan 1.183.187 suara atau 24,34%.6 (lihat Tabel

I.A.1 Nama pasangan calon, Nomor urut, dan Jumlah suara ).

Tabel I.A.1 Nama Pasangan Calon, Nomor Urut dan Jumlah Suara

No Nama Pasangan Calon Partai Pendukung Jumlah Suara 1 Gus Irawan Pasaribu – Partai Gerinda, Partai Amanat 1.027.433 = Soekirman (Gus-Man) Nasional (PAN), Partai Buruh, 21,13% Partai Barisan Nasional (PBN), Partai Merdeka, dan beberapa partai lain. 2 Effendi MS Simbolon – PDI Perjuangan, Partai Damai 1.183.187 = Djumiran Abdi Sejahtera (PDS) dan Partai 24,34%. (ESDJA) Peduli Rakyat Nasional (PPRN). 3 Chairuman Harahap – partai Golkar, Partai Persatuan 452.096 = Fadly Nurzal (CharLy) Pembangunan (PPP) dan 9,30%. beberapa partai lainnya. 4 Amri Tambunan – Partai Demokrat (PD). 594.414 = Rustam Effedi (RE) 12,23% Nainggolan (AMRE) 5 Gatot Pujo Nugroho – Partai Keadilan Sejahtera 1.604.337 = Tengku Erry Nurady (PKS), Hanura dan beberapa 33% (GanTeng) partai lainnya. Sumber: www.kpud-sumutprov.go.id

Kemenangan Pasangan Ganteng pada pilkada Sumut ini berasal dari 16 kabupaten/kota dari 33 kabupaten/kota yang berada di dalam provinsi Sumut. Dari

16 kabupaten/kota kemenangan, suara terbesar disumbangkan dari Kota

6 www.kpud-sumutprov.go.id, “hasil pilkada sumut” diakses pada 15 Juli 2013

5

dengan jumlah suara 279.156 suara dan yang terkecil berasal dari Kabupaten

Pakpak Bharat dengan 5.642 suara.7 (lihat Tabel I.A.2. pasangan Ganteng menang di 16 kabupaten/kota)

Tabel I.A.2. Pasangan Ganteng Menang di 16 Kabupaten/Kota

No Kab/kota GUSMAN ESDJA CHARLY AMRE GANTENG 1 Binjai 21.219 11.136 8.093 5.106 38.077 2 Medan 177.082 193.241 45.905 61.962 279.156 3 Deli 155.446 116.600 36.076 143.024 196.905 Serdang 4 Langkat 71.550 39.978 39.957 33.752 158.583 5 Sergai 64.151 40.838 18.950 13.463 104.466 6 Tebing 18.398 10.104 4.507 3.344 19.063 Tinggi 7 Batubara 29.972 20.396 11.859 8.235 69.375 8 Asahan 58.808 30.742 33.185 23.990 109.433 9 Tanjung 8.703 6.738 11.984 3.045 13.383 Balai 10 Labuhan 35.471 22.290 25.283 9.147 61.559 Batu 11 Labuhan 22.524 15.355 14.390 5.782 41.413 Batu Selatan 12 Labuhan 30.561 19.606 11.620 7.282 76.692 Batu Utara 13 Pakpak 2.100 4.936 975 2.435 5.642 Bharat 14 Tapanuli 17.208 41.631 4.498 11.577 43.588 Tengah 15 Mandailin 50.874 6.385 24.437 9.542 60.558 g Natal 16 Nias 17.766 43.379 4.353 7.662 53.994 Selatan Sumber: www.kpud-sumutprov.go.id

Sebagai daerah yang multi etnis, Sumut memberikan kesempatan yang sama bagi calon gubernur dan wakil gubernur untuk mendapatkan dukungan dari etnis-

7 www.INFO TABAGSEL.com “inilah peta 16 kab/kota kemenangan Ganteng” diakses pada 15 Juli 2013

6

etnis yang ada. Etnis-etnis yang tidak mempunyai perwakilan dalam pilkada ini menjadi sasaran yang sangat empuk bagi para kandidat, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bagi etnis dan agama yang mempunyai perwakilan untuk dijadikan objek sebagai pendukung kandidat yang berasal dari etnis lain. Inilah yang menjadi tugas utama kandidat dan tim sukses untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat.

Persaingan yang melibatkan unsur SARA yang terjadi di pilkada Sumut, memberikan keuntungan bagi pasangan calon. Kandidat bisa menggunakan etnis atau agama sebagai suatu pendekatan kepada pemilih. Dan itu bisa menguntungkan bagi kandidat yang memiliki peramaan etnis dan agama. sebagaimana yang penulis ketahui, ada beberapa etnis dan agama yang dianut oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Di antaranya ada suku Batak, Jawa,

Melayu, dan Mandailing, serta agama Islam dan agama Kristen. (Lihat Tabel

I.A.3. Etnis dan agama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur)

Tabel I.A.3. Etnis dan Agama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur No Nama Pasangan Suku/Etnis Agama 1 Gus Irawan – Soekirman Mandailing-Jawa Islam-Islam 2 Effendi MS Simbolon – Batak-Jawa Kristen-Islam Djumiran Abdi 3 Chairuman Harahap – Fadly Batak-Melayu Islam-Islam Nurzal 4 Amri Tambunan – Rustam Batak-Batak Islam-Kristen Effedi (RE) Nainggolan 5 Gatot Pujo Nugroho –Tengku Jawa-Melayu Islam-Islam Erry Nurady

7

Tetapi, ada hal yang menarik dari perhelatan pilkada yang terjadi di Sumut.

Dari 16 kabupaten/kota yang dimenangkan pasangan Ganteng, terdapat 3 kabupaten yang bukan merupakan basis dari kekuatan etnis dan agama dari

Pasangan Ganteng. Kabupaten itu adalah Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten

Nias Selatan dan Kabupaten Pakpak Bharat. Kabupaten ini merupakan basis dari etnis Batak dan mayoritas beragama Kristen. Dalam kejadian ini, asumsi penulis ada sesuatu hal yang merupakan kekuatan dari Pasangan Ganteng sehingga bisa menjadi pemenang di tiga kabupaten tersebut. (Lihat Tabel I.A.4. Penganut

Agama di tiga kabupaten kemenangan pasangan Ganteng).

Tabel I.A.4. Penganut Agama di Tiga Kabupaten Kemenangan Pasangan Ganteng no Kab/kota Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Lain- lain

1 Tapanuli 132.9 141.01 36.146 18 208 3 346 Tengah 32 3 2 Nias 7. 394 223.84 58.123 6 31 2 93 Selatan 3 3 Pakpak 16.16 23.065 1.223 0 0 0 0 Bharat 1 Sumber: www.bps.go.id

Kemenangan Pasangan Ganteng dalam Pilkada Sumut dengan satu putaran saja membuat penulis ingin melihat cara kampanye, pesan iklan yang ditulis oleh pasangan ini sehingga bisa memenangkan Pilkada gubernur-wakil gubernur 2013.

Oleh karena itu, penulis memberi judul skripsi ini dengan judul “Strategi

Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi pada Pilkada

Gubernur Sumatra Utara 2013: Pendekatan Marketing Politik”.

8

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Untuk lebih memudahkan penelitian, penulis perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini dengan memfokuskan pada masalah kemenangan Pasangan

Ganteng pada Pilkada gubernur Sumut.

Selanjutnya dalam menelaah perumusan masalah pada skripsi ini, penulis membuat pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana strategi Marketing Politik pasangan Ganteng dalam

memenangkan Pilkada Sumut?

2. Aspek apa yang paling dominan dari marketing politik yang dilakukan

Pasangan Ganteng untuk memenangkan Pilkada Sumut?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan penelitan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkap hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi Marketing Politik Pasangan Ganteng dalam

memenangkan Pilkada Sumut.

2. Untuk mengetahui aspek dominan dalam marketing politik Pasangan

Ganteng dalam memenangkan Pilkada Sumut.

Manfaat penelitian

1. Memperoleh pengetahuan bagaimana strategi bagian dari marketing

politik

9

2. Peneliti memperoleh masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap proses marketing politik.

3. Secara akademis untuk mendapatkan jawaban-jawaban terhadap persoalan

yang terkait dengan marketing politik pasangan Ganteng pada Pilkada

Sumut.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum mengadakan penelitian sebagai langkah awal penyusunan skripsi yang akan penulis buat, penulis melakukan studi kepustakaan skripsi, tesis, disertasi atau referensi lain seperti buku-buku yang ada hubungannya dengan judul yang penulis susun.

Setelah melakukan beberapa kajian pustaka, penulis menemukan sebuah skripsi yang berjudul “Peran Fox Indonesia Dalam Pemenangan SBY-Boediono

Pada Pilpres 2009” oleh Muslihuddin skripsi ini membahas tentang peran sebuah lembaga yang memenangkan SBY-Boediono pada Pemilu presiden 2009 melalui marketing politiknya. Selanjutnya penulis juga menemukan sebuah skripsi yang berjudul “Implementasi Political Marketing Partai Demokrat”oleh Iin Handayani

Dewi P dari program studi Pemikiran Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi ini membahas tentang marketing politiknya Partai Demokrat pada pemilu 2009. Bagaimana upaya partai Demokrat sebagai partai baru harus mengenalkan partainya kepada masyarakat dan meyakinkan bahwa partai

Demokrat adalah partai baru yang bisa menjawab semua permasalahan yang saat itu dihadapi oleh masyarakat.

10

Berdasarkan hasil penelitian pada kedua skripsi tersebut, maka penulis mendapat perbedaan antara kedua skripsi tersebut dengan skripsi penulis. Penulis akan meneliti tentang strategi-strategi marketing politik dan bentuk kampanye

Pasangan Ganteng. Bukan membahas tentang peran sebuah lembaga konsultan politik. Dan penulis tidak akan membahas tentang marketing politik partai

Demokrat sebagai partai baru yang ingin mendapatkan pendukung yang banyak melalui strategi marketingnya dan tujuan akhirnya adalah capaian implementasi dari marketing politik yang dilakukan oleh partai Demokrat dalam pemilu legislatif 2009.

Dari sini terlihat jelas bahwa skripsi di atas benar berbeda dengan skripsi yang disusun oleh penulis. Selain berbeda objek penelitian, berbeda juga tempat yang diteliti. Skripsi yang diteliti oleh penulis adalah kemenangan pasangan Gatot

Pujo Nugro-Tengku Erry Nuradi dalam Pilkada gubernur Sumut 2013.

E. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yaitu, metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari penelitian.8

Bagdan dan Taylor mendefenisikan “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati”9.

8 Winarno S, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik ( : Tarsito,1989), 138

11

1.Teknik Pengumpulan Data

Adapun tehnik yang digunakan untuk mencari data adalah:

A. Dokumentasi

Data-data yang bersifat dokumen tertulis seperti buku-buku, majalah, koran, internet yang berhubungan dengan penelitian dengan cara mencari, membaca dan memahami data-data yang didapatkan kemudian diuraikan dan dianalisa kembali dengan menggunakan bahasa sendiri.

B. Wawancara

Untuk memperkuat dan memperkokoh bahan-bahan yang ada, penulis juga menggunakan metode wawancara dengan beberapa tokoh dari tim sukses pasangan Ganteng.

2. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan anilisis data, penulis menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu penulis berusaha menjelaskan mengenai demografi dan marketing politik dari Pasangan Ganteng serta perilaku pemilih masyarakat Sumut dan selanjutnya data-data yang ada akan dianalisis secara komprehensif.

Dari data-data yang telah dikumpulkan baik dari data yang tertulis seperti dokumen, gambar, buku, majalah internet dan dari data hasil wawancara akan di

9 Lexi J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 1993), Cet. Ke 10,3.

12

olah menjadi suatu penjabaran dan analisis yang akan membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk pedoman penulisan ini, penulis mengguankan buku Panduan penyusunan proposal dan penulisan skripsi FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

F. SITEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini disusun berdasarkan bab per bab, kemudian dijelaskan dalam sub-sub setiap tema pembahasan. Dengan demikian penulis menyusun sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, Bab ini menjelaskan pernyataan masalah, pertanyaan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teori, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: TEORI-TEORI, bab ini menjelaskan pengertian marketing politik,

kampanye dan kekuatan person.

BAB III: PROFIL DEMOGRAFI DAN GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR

SUMUT TERPILIH, bab ini menjalaskan potret masyarakat Sumut

yang meliputi tentang jumlah penduduk, laju pertumbuhan dan sebaran

penduduk, agama, etnis, pendidikan dan pekerjaan, kemudian profil

Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi karir dan pilihan

politiknya, serta potret tim sukses Ganteng.

13

BAB IV: ANALISIS MARKETING POLITIK TERHADAP KEMENANGAN

PASANGAN GATOT PUJO NUGROHO-TENGKU ERRY NURADI

(GANTENG), bab ini mengungkap strategi apa saja yang dilakukan

Pasangan Ganteng dalam memenangkan Pilkada dan bagaiman bentuk

kampanye yang dilakukan hingga sampai kepada marketing politik dan

aspek dominan dalam kemenangan pasangan Ganteng.

BAB V: PENUTUP, yang terdiri dari dua sub yaitu kesimpulan dan saran.

kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah diatas,

serta saran.

BAB II

TEORI-TEORI

A. MARKETING POLITIK

Marketing politik adalah sebuah cabang ilmu yang hadir karena tuntutan zaman, walaupun masih banyak hal-hal yang harus didiskusikan dalam penerapannya. Tetapi zaman menuntut adanya pendekatan baru dalam kehidupan politik.1 Marketing politik pada dasarnya adalah variasi dari strategi komunikasi pemasaran untuk mempromosikan seorang atau proyek politik dengan menggunakan model teknik pemasaran komersial yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi politik untuk pencapaian tujuan dalam hal program politik atau dalam memengaruhi perilaku para pemilih dengan melakukan serangkaian aktivitas pemasaran yang dirancang dengan baik.2

Ada yang berpendapat bahwa marketing politik pertama sekali digunakan oleh Napoleon pada kampanye di Mesir, itu terlihat pada tindakan yang dilakukan oleh Talleyrand yang memberikan saran kepada menteri luar negeri prancis saat itu. Tetapi sebagian besar merujuk pada Joseph Goebbels dengan film-film dari Leni Riefenstahl melalui slogan-slogan politik yang dilakukan oleh tentara nazi dan pemerintahan Reich ketiga yang dipimpin oleh Adolf Hitler sebagai bagian dari propaganda politik, tetapi ini juga masih melalui perdebatan yang konfleks mengenai terminologi. Perusahaan biro iklan yang pertama kali

1 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), XVI 2 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 156-157

14

15

didalam marketing politik berdiri pada tahun 1933 di California yang bernama

Campaign, Inc yang didirikan oleh Clem Whitaker dan Leone Baxter. Perusahaan biro iklan ini adalah cikal bakal dari indutri politik.3

Menurut Bruce I. Newman marketing politik adalah pemasaran produk politik berupa image politik, platform, pesan politik dan lain-lain yang dikirimkan kepada masyarakat yang diharapkan menjadi konsumen yang tepat dengan cara menganalisis kebutuhan mereka lalu dikembangkan menjadi sebuah inovasi produk yang berbasis informasi.4 Marketing politik hadir sebagai alat yang memberikan jalan kepada partai atau kandidat untuk dapat membangun hubungan dua arah dengan efisien dan efektif terhadap masyarakat.5

Butler dan Collins mendefinisikan marketing politik sebagai adaptasi dari konsep dan teknik marketing komersial yang dilakukan oleh para aktor politik untuk mengorganisasi, mengimplementasi dan memanage aktivitas politik untuk mewujudkan tujuan politik yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan membangun kepercayaan dan image publik.6 O’Shaughnessy mendefenisikan marketing politik sebagai sebuah jembatan bagi partai atau kontestan untuk membuat program kerja yang sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat atau

3 http://id.m.wikipedia.org/wiki/konsultan_marketing_politik diakses pada 4 April 2014 4 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 27 5 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 128 6 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 156

16

permasalahan aktual, bukan hanya sebuah konsep yang menjual partai politik atau kontestan kepada pemilih.7

Adman Nursal, menekankan Marketing Politik lebih pada Konsep

Makna (Meaning).Bahwa pada dasarnya Political Marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna Politik Kepada para Pemilih.

Tujuannya membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan, orientasi, dan perilaku memilih. Perilaku pemilih yang diharapkan adalah ekspresi mendukung dengan berbagai dimensinya, khususnya menjatuhkan pilihan pada Partai atau kandidat tertentu.8

Konsep dan metode marketing politik bukanlah hal yang baru bagi sebagian negara. Di Amerika, konsep ini mulai berkembang pada awal-awal abad ke-20.

Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa marketing politik berasal dari sana.

Tidak mengherankan kalau penggunaan marketing dalam politik dikait-kaitkan dengan isu negatif “Amerikanisasi” dalam politik. Isu-isu negatif ini tidak hanya berlaku bagi negara-negara berkembang, melainkan juga bagi negara-negara di

Eropa. Hal ini dikwatirkan akan membawa masyarakat kepada politik pragmatis dan meninggalkan ideologis. Meskipun demikian, marketing politik dapat

7 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 28 8 Adman Nursal. Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), 23 17

meningkatkan proses demokrasi di negara berkembang. Yang mesti diingat adalah, penerapan marketing politik merupakan sesuatu yang kontekstual.9

Marketing politik berbeda dengan marketing dunia bisnis, walaupun didalam baurannya, marketing politik sedikit banyaknya mengadopsi konsep dan teori dari marketing didunia bisnis. Scammell (1995, 1996) menyebutkan bahwa kontribusi marketing dalam dunia politik terletak pada analisa untuk memahami dan memenuhi kebutuhan dari pemilih. Itu sebabnya, aktifitas politik harus sejalan dengan kebutuhan masyarakat.10 Masyarakat saat ini lebih bersifat pragmatis dalam menentukan pilihan politik. Karena bagi masyarakat, partai atau kontestan yang mempunyai solusi atau jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dihadapi adalah yang pantas untuk dipilih. Bagi mereka, dunia politik bukan semata-mata tentang ideologi. Politik harus memberikan solusi bagi permasalahan bangsa dan negara.

Ada beberapa hal yang harus dipahami oleh kontestan atau partai politik didalam konsep marketing politik. (1). Kontestan atau partai harus menjadikan pemilih sebagai subjek, bukan objek. (2). Menjadikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat sebagai langkah awal untuk menyusun program kerja dan dibingkai kedalam ideologi masing-masing (Dermody & Scullion). (3).

Marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tetapi memberikan solusi untuk membangun dan menjaga hubungan dengan pemilih, dari situ akan terjalin

9 Firmanzah, Persaingan, legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik. Pembelajaran Politik Pemilu 2009, (jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010), XL 10 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 194 18

kedekatan dan kepercayaan antar partai dengan pemilih yang selanjutnya akan memberikan dukungan terhadap kontestan (O’Shaughnessy, 2001).11 Membangun hubungan dengan masyarakat harus dilakukan terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang, tidak hanya waktu kampanye.

Marketing poltik harus dilihat secara konfrehensif, karena marketing politik bukan hanya sekedar dari komunikasi politik. Oleh karena itu marketing politik harus diaplikasikasikan kedalam semua proses organisasi politik. Tidak hanya tentang kampanye, tetapi bagaimana cara menformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image, platfrom dan program yang ditawarkan. Karena marketing politik menggunakan konsep marketing secara luas, tidak hanya terbatas pada tehnik marketing, namun juga sampai strategi marketing, bagaimana cara mempublikasikan dan menawarkan program kerja. Selain itu, marketing politik banyak melibatkan disiplin ilmu lain. Seperti ilmu sosiologi dan psikologi.12

Tetapi demikian, marketing politik bukanlah jaminan untuk meraih kemenangan. Marketing politik hanya memberikan jalan bagi partai atau kontestan untuk lebih dekat dengan masyarakat. Marketing pada saat ini merupakan sebuah keharusan dan bukan sebuah penentu. Siapa yang menang dan kalah akan ditentukan oleh bagaimana penerapan marketing yang dilakukan bukan hanya sekedar ikut-ikutan saja.

11 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 197 12 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 198 19

1. Konsep Marketing Dalam Domain Politik

Marketing yang selama ini kita kenal didalam dunia bisnis semakin dibutuhkan di dalam politik. Ini bisa disebabkan oleh semakin ketatnya persaingan partai atau kandidat untuk menjadi pilihan masyarakat. Terlebih lagi dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat untuk memilih pemimpin dan semakin memudarnya ideologi sebuah partai membuat perilaku pemilih rasional semakin meningkat.

Harus kita akui saat ini tingkat kecerdasan pemilih semakin meningkat.

Meningkatnya kecerdasan pemilih membuat pilihan terhadap partai bisa dengan mudah berubah. Ini mengakibatkan susahnya partai untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemilih tetap. Hal ini membuat partai harus bekerja lebih keras lagi.

Sekarang masyarakat lebih banyak menggunakan hak suaranya untuk memilih partai yang mempunyai kedekatan visi dan misi dengannya. Oleh karena itu sikap partai terhadap masyarakat harus terjaga dengan baik. Karena partai politik adalah entitas sosial yang terorganisir dan memiliki perangkat organisasi untuk mencapai tujuan, sementara masyarakat lebih terfregmentasi.13

Menurut Firmanzah, dalam domain politik marketing memiliki beberapa konsep yang harus diterapkan.

13 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 159 20

a. Orientasi Pasar

Partai harus bisa memberikan kepuasan kepada masyarakat untuk memenangkan persaingan politik. Yang dimaksud dengan kepuasan masyarakat adalah tentang produk politik seperti program kerja, ideologi, harapan, dan figur pemimpin yang bisa memberikan rasa nyaman pasti terhadap masa depan.

Rasanya nyaman akan dirasakan oleh masyarakat ketika partai atau kontestan mengetahui kebutuhan masyarakat. Titik awal dari penyusunan produk politik adalah masyarakat, bukan partai politik itu sendiri. Partai harus mempunyai nilai lebih dibanding partai lain. Partai politik juga harus berorientasi pasar. Para politisi harus peka terhadap permasalahan yang ada dimasyarakat dan memberikan solusi.14

Dalam iklim persaingan, partai harus menyadari bahwa mereka menghadapi kenyataan untuk memperebutkan konsumen. Agar partai bisa memenangkan persaingan, partai harus memiliki produk politik yang bisa dijual kemasyarakat dan memuaskan. Produk ini berbentuk program kerja, ideologi, harapan, dan figur pemimpin yang dapat memberikan kepastian terhadap masa depan. Produk juga harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah yang dapat menyelesaikan permasalahan masyarakata saat ini. 15

Dalam orientasi pasar, masyarakat adalah titik awal penyusunan produk politik. Politik harus memiliki program kerja yang berbeda dengan partai lain dan

14 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 160-161 15 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 160 21

harus memiliki nilai yang lebih sehingga menjadi identitas mereka di mata pemilih. Partai juga memerlukan analisis untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh pesaing dipasar. Sehingga tidak terjadi persamaan dalam produk.16

Partai dituntut untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasar, sehingga partai bisa membuat program yang sesuai dengan kebeutuhan. Produk politik harus dikembangkan dari segala aspek. Partai politik tidak bisa membuat produk politik yang berasal dari internal partai. Oleh karena itu, partai harus berprientasi pasar sehingga mengerti dan mengetahui kebutuhan pasar. Setelah mengetahui kebutuhan pasar, partai harus membungkus produk tersebut kedalam ideologi partai dan harus mempunyai kaitan dengan program kerja yang telah mereka lakukan sehingga terdapat kesinambungan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang akan ditawarkan.17

b. Orientasi Persaingan

Sistem multipartai dan kebebasan berpendapat memberikan ruang yang luas bagi partai-partai untuk mencari dukungan dari pemilih semakin terbuka. Hal ini harus disadari oleh partai-partai bahwa persaingan akan semakin sengit. Partai harus mengetahui kelemahan dan kekuatan sendiri maupaun pesaing. Kekuatan yang dimiliki partai harus dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan pesaing dan kelemahan yang dimiliki pesaing harus bisa dijadikan peluang mencuri kesempatan.

16 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 161 17 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 161 22

Pemilih yang semakin cerdas menjadikan partai saat ini tidak bisa hanya mengandalkan ideologi sebagai penarik massa. Study Hayes dan McAllister

(1996) dinegara Inggris semenjak tahun 1960 loyalitas pemilih tradisional terhadap partai mengalami penurunan. Ini mengakibatkan partai harus bekerja keras dilapangan untuk menarik simpati rakyat. Persaingan yang dahulu sarat dengan nuansa ideologi partai sekarang bergeser kepada bagaimana partai bisa memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini.18

Dalam melakukan orientasi pasar, partai harus menyadari bahwa meraka juga harus berorientasi pada persaingan. Orientasi persaingan adalah pemahaman dan sikap bahwa kompetisi sangat diperlukan dan dari sanalah hal yang akan ditawarkan mulai disusun. Partai politik harus mengetahui peta kekuatan lawan.

Apakah satu partai mendominasi suatu wilayah atau kesempatan masih terbuka buat partai lain.struktur persaingan yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda pula.19 Dalam persaingan kontestan harus siap mempunyai strategi yang berbeda dengan kontestan yang lain. Hal itu bertujuan agar masyarakat bisa lebih gampang membedakan antara satu partai dengan partai yang lain.

Persaingan sangat dibutuhkan oleh partai politik karena beberapa hal.

Pertama, persaingan dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi apakah yang dilakukan partai sudah benar apa belum. Sebagai tolak ukurnya adalah perolehan suara yang didapat dibandingkan dengan rival mereka. Kedua, persaingan

18 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 162 19 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 163 23

dijadikan sebagai motivasi bagi partai agar tidak mudah puas dengan hasil yang telah didapat. Persaingan selalu mengancam bagi pemenang apakah pemenang bisa mempertahankan kemengangan atau tidak. Ketiga, persaingan memberikan interaksi yang dinamis antara partai dengan pemilih, karena partai-partai politik akan memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Apabila partai tidak dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat maka partai akan tergusur dari peta persaingan.20

c. Orientasi Konsumen

Konsumen dalam marketing politik adalah masyarakat yang harus ditampung aspirasinya dan dituangkan kedalam program kerja. Masyarakat adalah sumber inspirasi untuk mengembangkan program kerja. Program kerja harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka partai harus menganalisa kebutuhan tersebut. Partai yang mengetahui kebutuhan dari konsumen dan menjadikannya sebagai program kerja akan menjadi pilihan masyarakat.21

Menurut Popkin (1994) pemilih akan memilih partai atau kandidat yang paling memiliki kedekatan ideologi dan kebijakan. Oleh karena itu, partai harus memiliki aktifitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat dijadikan sumber inspirasi untuk membentuk program kerja. Partai harus mampu menangkap dan menampung keresahan, masalah, keinginan, harapan dan aspirasi

20 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 163 21 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 164-165 24

masyarakat. Dari semua permasalahan yang dialami masyarakat partai harus pandai mengolah lalu menerjemahkannya kedalam program kerja.22

Dalam penyusunan program kerja, partai tidak bisa melakukannya dengan sendiri tanpa melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Partai yang program kerjanya tidak sesuai dengan keinginan konsumen akan ditinggalkan dan konsumen akan berpaling kepada partai lain.

d. Orientasi Pesaing

Selain berorietasi pada persaingan, partai politik juga harus berorientasi pada pesaing. Orientasi pesaing adalah upaya untuk melihat apa yang telah dilakukan oleh pesaing. Dalam memenangkan pemilu, partai tidak akan bisa menang dikarenakan oleh faktor internal partai saja, faktor eksternal juga dapat memperngaruhi perolehan suara partai. Salah satu faktor eksternal adalah perilaku pesaing. Oleh karena itu, partai harus mengetahui apa saja produk dan strategi yang telah dilakukan oleh pesaing untuk menarik perhatian pemilih.

Fungsi mengetahui produk politik pesaing adalah agar partai bisa membuat produk yang lebih memiliki keunggulan dimata masyarakat. Keunggulan produk akan dinilai dari sudut pandang pemilih bukan dari sudut pandang partai. Hal ini disebabkan karena pemilih yang akan merasakan produk politik yang ditawarkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Persepsi pemilih terhadap produk itulah yang lebih menentukan dibandingkan dengan persepsi para elit politik.

Dalam dunia politik, pesaing harus dijadikan sebagai suatu ancaman yang

22 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 164 25

permanen karena pesaing dapat melakukan apa saja untuk menjatuhkan lawan- lawan politiknya. Oleh karena itu, partai harus melihat dan menganalisis apa saja yang telah dilakukan oleh pesaing agar partai dapat menciptakan kembali produk yang lebih baik atau sekurang-kurangnya sama dengan produk pesaing agar perhatian masyarakat tetap tertuju kepada suatu partai. 23

Menurut Gatignon, pesaing akan melakukan tiga hal atas apa yang telah dilakukan oleh partai. Pertama, pesaing akan melakukan serangan balik secara aktif atas apa yang dilakukan oleh suatu partai. Kedua, pesaing tidak akan bereaksi apa-apa. Hal ini bisa disebabkan karena pesaing menilai hal tersebut tidak perlu dilakukan atau mungkin pesaing kekurang sumberdaya. Ketiga, pesaing menarik diri dari kompetisi karena mereka melihat tidak ada peluang bagi mereka untuk memenangkannya.24

e. Riset Pasar

Riset pasar dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang semua hal yang berada diluar organisasi partai. Riset pasar juga dilakukan untuk mengetahui perilaku dari pesaing politik dan perubahan yang terjadi dimasyarakat. Karena perubahan yang terjadi dimasyarakat harus cepat ditanggapi agar partai mudah beradaptasi.25

23 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 166 24 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 166 25 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 167 26

Riset pasar sangat berperan besar untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi dimasyarakat. Melalui riset pasar suatu partai akan lebih mudah mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemilih.

Melalui permasalahan-permasalahan yang ada partai harus bisa membuat isu-isu politik yang disertai dengan solusinya. Riset pasar juga berguna untuk mengurangi bias informasi. Dengan cara ini, partai akan mengetahui informasi yang sedang terjadi dan lebih mudah mengetahui apakah informasi tersebut dapat dipercaya atau hanya rumor belaka.

f. Segmentasi Politik

Masyarkat bersifat multidimensi dan tersusun dari beragam karekteristik.

Individu-individu didalam masyarakat dilahirkan dalam struktur keluarga, suku dan lingkungan yang berbeda dan memiliki peraturan yang berbeda pula. Setiap peraturan akan memberikan pemahaman yang berbeda dalam menentukan mana yang dianggap layak, benar dan salah. Perbedaan ini tidak hanya didorong oleh dimana individu dilahirkan. Latar belakang pendidikan, profesi dan lingkungan juga membentuk karekteristik individu. Dari perbedaan ini, partai politik harus mampu mengidentifikasikan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Identifikasi ini akan memudahkan partai untuk mengetahui pola pikir setiap kelompok.

Didalam politik, identifikasi ini disebut sebagai segmentasi.26 Segmentasi berperan sebagai alat penyederhana kekompleksitasan dan kerumitan struktur didalam masyarakat.

26 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 181 27

Segmentasi merupakan konsep yang banyak digunakan dalam domain marketing. Konsep ini pertama kali dipekenalkan oleh Smith pada tahun 1956. Sampai sekarang, segmentasi dilakukan dengan menggunakan tiga asumsi. Asumsi pertama adalah konsumen terdiri dari komponene-komponen tidak sama atau heterogen. Kedua, Heterogenitas konsumen ini akan mempengaruhi tingkat dan jenis permintaan konsumen. Ketiga, masing-masing segmen pasar dapat dipisahkan satu denga yang lain dan juga dapat dibedakan dengan karekteristik pasar secara keseluruhan.27

Segmentasi perlu dilakukan untuk menganalisis perilaku masyarakat dan memudahkan partai dalam berkomunikasi. Setiap perbedaan karekteristik membutuhkan pendekatan yang berbeda. Partai politik harus memahami dengan siapa mereka berkomunikasi. Oleh karena itu segmentasi sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan dalmam berkomunikasi yang mengakibatkan pesan politik tidak dapat diterima masyarakat.

g. Positioning Politik

Positioning didalam ilmu marketing didefenisikan sebagai semua aktifitas untuk menanamkan kesan dibenak konsumen agar mereka bisa membedakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Positioning berfungsi sebagai pembentukan image di masyarakat. Dalam dunia politik, partai harus bisa menempatkan produk politik dengan image politik dihati masyarakat.

Oleh karena itu, produk dan image politik suatu partai harus mempunyai perbedaan dangan partai yang lain.28

27 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 182 28 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 190 28

Positioning yang tepat akan memberikan dampak yang memuaskan pula bagi partai. Partai politik harus berusaha menjadi pilihan terbaik bagi pemilih agar disaat pemilih dihadapkan pada serangkaian pilihan politik, maka partai tersebut akan menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

2. Kampanye

Kampanye dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang telah terancana yang dimaksudkan untuk memengaruhi tindakan orang banyak secara berkelanjuan dengan maksud dan tujuan yang telah di tentukan dan dalam kurun waktu tertentu.29 Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan kognitif. Tujuannya adalah untuk memunculkan kesadaran dan keyakinan masyarakat pada hal tertentu dan diharapkan kepada perubahan sikap. Kampanye dilakukan untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian dan keterpihakan masyarakat terhadap isu yang diangkat dalam kampanye.30

Menurut Cherles U Larson, kampanye dapat dibagi menjadi tiga jenis. Yang pertama product-oriented campaigns, kampanye ini biasanya dilakukan dilingkungan bisnis, yang berorientasi kepada pemasaran produk. Dengan motifasi mendapatkan keuntungan finansial. Yang kedua, Candidat-oriented campaigns, kampanye jenis ini sering disebut sebagai kampanye politik, tujuan dari kampanye ini adalah untuk mendapatkan kekuasaan politik seorang kandidat.

29 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 21 30 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 23 29

Yang ketiga, ideologicalyl campaigns, kampanye ini berorientasi kepada tujuan yang biasanya berdimensi kepada perubahan sosial, kampanye jenis ini biasa disebut juga social change campaigns dan cakupan dalam kampanye ini sangat luas.31

Kampanye menurut Roger dan Storey adalah serangkaian tindakan komunikasi yang dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat dengan tujuan menciptakan efek tertentu yang dilaksanakan dalam waktu yang telah ditentukan.32

Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, program kerja peserta pemilu dan atau informasi lainnya. Didalam kamus besar bahasa indonesia, terdapat 2 pengertian kampanye. Yang pertama adalah suatu gerakan atau tindakan secara serentak dengan tujuan untuk melawan atau melakukan aksi. Yang kedua adalah kegiatan yang dilakukan oleh organisasi politik untuk meraih dukungan dari massa pemilih dengan tujuan agar mereka terpilih dan mendapatkan kedudukan diparlemen.33

Dalam peraturan KPU Nomor 14 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum Nomor 69 tahun 2009 tentang pedoman teknis kampanye pemilihan umum kepala daerah pasal 5 ayat 1 “kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan/atau tim kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan

31 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 22 32 http://media.kompasiana.com/new-media/2013/10/31/media-kampanye-pemilu-sebagai- komunikasi-politik-603954.html diakses pada 4 April 2014 33 http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/ diakses pada 4 April 2014 30

sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis kepada masyarakat”.34

Kampanye politik merupakan bagian dari marketing politik. kampanye politik adalah periode yang diberikan panitia pemilu kepada semua kontestan dan partai, kampanye merupakan ajang penyampaian Visi Misi dan mempengaruhi opini publik untuk menarik sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu sehingga meraih kemenangan saat pemilihan. Kampanye dalam hal ini dilihat sebagai aktivitas pengumpulan massa, parade, orasi politik, pemasangan atribut (seperti spanduk, umbul-umbul, poster) dan pengiklanan.35

Lock dan harris (1996) dalam buku persaingan, legitimasi kekuasaan, dan marketing politik pembelajaran politik pemilu 2009 mengatakan ada dua hubungan yang dibangun dalam kampanye politik, yaitu internal dan eksternal.

Hubungan internal adalah proses hubungan antara angota partai dengan pendukung untuk mempererat ikatan ideologis dan identitas mereka. Sedangkan eksternal adalah untuk membangun image partai terhadap masyarakat luas.36

Kampanye politik berbeda dengan kampanye pemilu. Kampanye politik adalah kampanye yang dilakukan terus menerus oleh partai atau kontestan untuk pembentukan image politik yang nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih dalam menilai kontestan, jangka waktu dalam kampanye politik tidak terbatas, dan memang harus dilakukan secara terus menerus. Sedangkan kampanye pemilu

34 http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/ diakses pada 4 April 2014 35 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 271 36 Firmanzah, Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik Pembelajaran Politik Pemilu 2009,( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010), L 31

adalah aktifitas pengumpulan massa yang dilakukan dalam waktu tertentu dan terbatas yang tujuannya untuk menggiring pemilih kebilik suara dan memilih partai atau kontestan tertentu. 37

Tetapi banyak masyarakat awam yang menilai pengertian kedua kampanye tersebut sama. Sehingga partai politik dan kontestan banyak terfokus pada kampanye pemilu. Sehingga dana, energi, usaha dan perhatian dari partai banyak terfokus saat pelaksanaan kampanye pemilu. Biasanya pelaksanaan kampanye pemilu ini rentan akan penyalahgunaan dana. Karena tidak ada aturan yang membatasi penggunaan dana dalam kampanye. Kelonggaran ini, memberikan ruang bagi kontestan atau partai untuk mendapatkan dana kampanye dari mana saja. Penggunaan dana kampanye ini juga menjadi persoalan terhadap pilihan masyarakat. Dengan dana kampanye yang tidak terbatas partai bisa saja membeli suara pemilih atau yang lebih kita kenal dengan politik uang.38

Pada kampanye pemilu, partai atau kontestan sering kali memanfaatkannya sebagai arena menebar janji-janji yang terkadang tidak rasional untuk menjadi pemenang. Tetapi setelah berkuasa, biasanya partai atau kontestan melupakan janji-janjinya dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya saja.39 Hal ini acap kali terjadi, dari dahulu hingga sekarang kampanye banyak dilakukan hanya untuk menarik sebanyak mungkin pemilih sehingga bisa meraih kekuasaan.

37 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 277 38 Saldi Isra, Catatan Hukum Saldi Isra Kekuasaan dan Perilaku Korupsi, (Jakarta: Kompas, 2009), 7 39 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 268 32

Perilaku partai atau kontestan seperti ini membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan politikus. Dan membuat masyarakat akan semakin apatis. Hal ini akan menyakibatkan semakin banyaknya masyarakat kalangan skeptis yang kritis memilih menjadi golongan putih (Golput). Karena mereka akan menilai siapapun yang menjadi pemimpin tidak akan merubah keadaan yang ada.40

Dalam kampanye, setiap partai atau kontestan mempunyai strategi yang berbeda-beda untuk meraih dukungan masyarakat. Dalam pengembangan strategi kampanye, positioning, branding, segmenting dan strategi media adalah beberapa prinsip pokok yang menjadi perhatian serius. Strategi positioning menurut morissan adalah komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat untuk menempatkan produk agar mudah diingat dan masyarakat mempunyai nilai tersendiri. Oleh karena itu, partai harus mempunyai menciptakan image politik yang berbeda dengan yang lain. Keseragaman akan menyulitkan masyarakat mengidentifikasi suatu partai politik. 41

Branding dapat diartikan sebagai merk, nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan. Dalam konteks politik Branding diartikan sebagai upaya strategis mengambangkan identitas untuk menarik perhatian dan masyarakat agar lebih mengenal produk politik. Sehingga partai dituntut untuk menonjolkan keistimewaan dan keunggulan terhadap pemilih.42 Segmenting atau pemetaan dilakukan agar partai selalu hadir dalam berbagai karekteristik pemilih. Partai

40 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 268-269 41 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 35 42 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 36 33

diharapkan hadir ditengah-tengah masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dialami masyarakat. Sehingga partai bisa membuat program kerja yang berkaitan dengan kebutuhan pemilih dan dapat memuaskannya. Agar masyarakat dapat memberikan dukungan terhadapa partai.43

Strategi media adalah memasarkan produk melalui media. Semakin pesatnya perkembangan teknologi membuat partai semakin mudah berkampanye.

Tidak dapat dipungkiri lagi, saat ini media merupakan mediator politik yang sangat efektif untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan program kerja maupun kritik-kritik di antara pelaku politik karena daya jangkaunya yang sangat luas serta memiliki efek persuasif yang sangat kuat. Dalam era informasi saat ini, institusi media massa, seperti televisi, radio, surat kabar dipercaya memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan produksi, reproduksi dan distribusi pengetahuan politik secara signifikan.44 Tetapi setiap media memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam menyampaikan pesan. Oleh karena itu, partai politik harus pandai dalam memilih media.

B. KEKUATAN PERSON

Menurut Butler dan Collins (1994) yang dikutup oleh Firmanzah menyebutkan bahwa ada tiga dimensi yang harus dipahami dari sebuah produk politik, 1. Person/party/ideology (pribadi/partai/ideologi) 2. Loyalty (kesetiaan), 3.

Mutability (bisa berubah-ubah). Pribadi (person) seorang kandidat merupakan

43 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 37 44 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 38 34

bagian dari identitas sebuah istitusi politik yang ditawarkan ke pemilih. pemilih akan melihat mana yang akan mewakili kepentingan mereka nantinya.45

Masyarakat sebagai konsumen politik akan membeli produk politik yang dianggap menguntungkan dengan kata lain memilih kandidat sama dengan membeli barang.

Pemilihan anggota DPR, DPD, Kepala Daerah hingga presiden yang dilakukan secara langsung membuat partai yang akan mengusung kadernya sebagai salah satu kandidat akan memilih dan menilai kader yang sangat menjual dikalangan masyarakat. Di sini kualitas kandidat menjadi faktor utama, dan pentingnya ketokohan dan panutan. Ketokohan yang dapat membaca keinginan pemilih, berempati dengan menunjukkan simpati kepada pemilih potensial dan pendukung emosional. Ketokohan juga dapat diwujudkan dengan dengan memperlakukan massa pendukung dan penentang secara proporsional, dan berkemampuan membangun dialog interaktif dengan cara lebih banyak mendengar kebutuhan pemilih.46

Selain itu, kandidat juga harus mengedepankan visi dan misi yang sesuai dengan kebutuhan pasar untuk menarik hati pemilih sebagai kostumer. Untuk itu diperlukan memfokuskan pengalokasi potensi sumber suara pendukung politik dengan strategi membangun image kandidat. Berbagai potensi kandidat dipasarkan dengan menggunakan "mrek" yang mudah dikenal yang melekat pada

45 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2008), 201 46 http://expressiku.blogspot.com/2010/01/marketing-politik-pilkada.html diakses pada 7 April 2014 35

diri kandidat. Keunggulan kandidat menjadi produk yang mudah dijual melalui sarana promosi.

Antar Venus sebagaimana yang dikutip oleh sakir pada tulisanya yang berjudul Proses Marketing Politik menyatakan bahwa kredibilitas kandidat merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan kepercayaan khalayak yang dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:47

ASPEK KARAKTERISTIK KREDIBILITAS Keterpercayaan Kaitannya dengan moralitas (kejujuran, adil dan (Trustworthines) bijaksana, perilaku terpuji, kepedulian sosial, integritas pribadi) Keahlian Kaitannya dengan kemampuan (tingkat pendidikan, (Expertise) kecerdasan, keterampilan, pengalaman, wawasan) Daya Tarik Daya tarik fisik maupun daya tarik psikologis Faktor Pendukung Lain  Sifat ekstrovert (terbuka, aktif, berani,  Extroversion energik, tegas, progresif).  Composure  Sifat ketenangan (percaya diri, mampu  Kharisma menyampaikan gagasannya dengan tenang dan tepat, tidak mudah emosi, menghargai lawan bicara).  Kualitas pribadi seseorang yang memikat dan mampu mengikat perhatian orang-orang di sekitarnya

47 http://bangsakir.blogspot.com/2012/03/komunikasi-politik.html diakses pada tanggal 7 April 2014

BAB III

PROFIL DEMOGRAFI DAN PASANGAN GUBERNUR-WAKIL

GUBERNUR SUMATRA UTARA TERPILIH

A. PROFIL DEMOGRAFI

1. Jumlah Penduduk

Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi keenam berpenduduk terbanyak di Indonesia dan provinsi berpenduduk terbesar di luar Pulau Jawa.

Berdasarkan hasil proyeksi terhadap hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,11% jumlah penduduk provinsi Sumatera Utara

Tahun 2011 diperkirakan mencapai 13.103.596 orang, yang terdiri atas 6.544.092 laki-laki dan 6.559.504 perempuan.1

Jumlah penduduk terbanyak disumbangkan oleh kota Medan dengan jumlah 2.117.224 orang (16,16%) kemudian diurutan kedua kabupaten Deli

Serdang dengan jumlah 1.807.173 orang (13,79%) dan kabupaten langkat berada diposisi ketiga dengan 976.582 orang (7,45%). Sedangkan kabupaten dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Pakpak Bharat dengan 40.884 orang

(0,31%). Dengan luas wilayah provinsi Sumatera Utara sekitar 71.680,68 kilometer persegi yang didiami oleh 13.103.596 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk provinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 183 orang per kilo meter persegi. Kabupaten/kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Medan yakni sebanyak 7.987 orang per kilo meter persegi sedangkan

1 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014

36

37

yang paling rendah adalah kabupaten Pakpak Bharat yakni sebanyak 34 orang per kilo meter persegi.2

2. Laju Pertumbuhan dan Sebaran Penduduk

Dari data hasil Sensus Penduduk 2010, laju pertumbuhan penduduk

Sumatera Utara tahun 2000-2010 telah mengalami penurunan menjadi sebesar

1,11%, merupakan laju pertumbuhan penduduk terendah di Sumatera, atau posisi ke-5 laju pertumbuhan penduduk terendah secara nasional (dibawah laju pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah (0,37%), Jawa Timur (0,76%),

Kalimantan Barat (0,91%), dan D.I Jogyakarta (1,02%).3

Secara geografis, penyebaran penduduk terbesar masih terkonsentrasi pada wilayah Pantai Timur, yaitu dimana pada wilayah tersebut terdapat sejumlah kabupaten yang berpenghuni terbesar (di atas 5 % dari seluruh penduduk provinsi) dan berkepadatan tertinggi (di atas 200 jiwa/km2), seperti : Labuhan Batu,

Asahan, Deli Serdang, Langkat dan Serdang Bedagai. Pada wilayah timur ini juga terdapat sejumlah besar kota besar dengan distribusi dan kepadatan penduduk terbesar yaitu Kota Medan, Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Tebing

Tinggi, Medan, Binjai dan Padang Sidempuan.4

Dari hasil Sensus Penduduk 2010 terlihat bahwa penyebaran penduduk

Sumatera Utara menurut kabupaten/kota rata-rata dibawah 5 persen, dan hanya lima kabupaten/kota yang persebarannya diatas 5 persen. Secara umum kepadatan

2 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014 3 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014 4 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April2014 38

bruto di Provinsi Sumatera Utara masih rendah karena sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan yang tidak terbangun, yaitu kawasan hutan dan perkebunan.

Kecuali pada kota-kota yang ada di Sumatera Utara, kepadatannya relatif sedang sebagai kawasan perkotaan. Distribusi penduduk terbesar tahun 2010 tercatat pada

Kota Medan (16,16%) dan Deli Serdang (13,79%) atau 29,95% dari total penduduk Sumatera Utara. Menurut sensus penduduk terakhir tahun 2011, Kota

Medan merupakan kota terpadat dengan kepadatan sebesar 7.987 jiwa/Km², dan

Kota Sibolga sebagai kota kedua terpadat dengan kepadatan sebesar 7.917 jiwa/Km.5

3. Pendidikan

Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Kelompok Umur dan

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan berdasarkan hasil sensus penduduk tahun

2010 untuk wilayah Sumut adalah sebagai berikut: tidak / belum pernah sekolah

(6,11%), tidak / belum tamat SD (19,58%), SD/MI/Sederajat (24,96%),

SLTP/MTs/Sederajat (19,78%), SLTA/MA/Sederajat (22,18%), SM Kejuruan

(2,49%), Diploma I/II (0,63%), Diploma III (1,17%), Diploma IV/Universitas

(2,96%), dan S2/S3 (0,15%)6.

5 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014 6 http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=327&wid=1200000000 diakses pada 7 Juli 2014 39

Data Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

N Nias Tidak Tidak SD/ SLTP SLT SM D D D S2/ juml o Belum Belum Sdrj / MTs A/ Kej I/II III IV/ S3 ah Pernah Tamat t Sdrjt MA urua SI Sekolah SD Sdrjt n 1 Nias 0,28 0,32 0,21 0,09 0,06 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,97 2 Mandailing 0,19 0,68 1,13 0,55 0,40 0,04 0,02 0,02 0,06 0,00 3,08 Natal 3 Tapanuli 0,12 0,45 0,66 0,40 0,30 0,03 0,01 0,01 0,02 0,00 2,01 Selatan 4 Tapanuli 0,19 0,63 0,63 0,45 0,34 0,04 0,01 0,02 0,04 0,00 2,35 Tengah 5 Tapanuli 0,13 0,47 0,47 0,48 0,40 0,08 0,02 0,02 0,05 0,00 2,12 Utara 6 Toba 0,07 0,27 0,25 0,29 0,31 0,06 0,01 0,02 0,04 0,00 1,32 Samosir 7 Labuhan 0,17 0,65 0,96 0,62 0,61 0,06 0,02 0,03 0,07 0,00 3,17 Batu 8 Asahan 0,26 1,05 1,64 1,03 0,91 0,10 0,03 0,04 0,09 0,00 5,15 9 Simalungun 0,30 1,23 1,68 1,39 1,37 0,17 0,04 0,06 0,11 0,00 6,34 10 Dairi 0,13 0,48 0,52 0,47 0,35 0,04 0,02 0,02 0,04 0,00 2,05 11 Karo 0,15 0,52 0,65 0,57 0,61 0,07 0,02 0,04 0,08 0,00 2,70 12 Deli 0,57 2,41 3,10 2,97 3,67 0,44 0,07 0,16 0,42 0,02 13,8 Serdang 4 13 Langkat 0,38 1,55 2,42 1,50 1,32 0,13 0,03 0,05 0,12 0,00 7,50 14 Nias Selatan 0,75 0,59 0,41 0,23 0,15 0,01 0,01 0,01 0,02 0,00 2,17 15 Humbang 0,09 0,30 0,29 0,29 0,24 0,03 0,01 0,01 0,03 0,00 1,29 Hasundutan 16 Pakpak 0,02 0,08 0,08 0,06 0,04 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,30 Bharat 17 Samosir 0,06 0,22 0,21 0,19 0,18 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 0,91 18 Serdang 0,23 0,92 1,45 0,98 0,82 0,09 0,02 0,03 0,07 0,00 4,59 Bedagai 19 Batu Bara 0,20 0,68 0,90 0,55 0,41 0,08 0,01 0,02 0,04 0,00 2,88 20 Padang 0,11 0,36 0,51 0,35 0,26 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 1,65 Lawas 40

Utara 21 Padang 0,12 0,37 0,55 0,33 0,25 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 1,67 Lawas 22 Labuhan 0,12 0,44 0,66 0,45 0,34 0,03 0,01 0,01 0,03 0,00 2,10 Batu Selatan 23 Labuhan 0,13 0,51 0,83 0,56 0,39 0,03 0,01 0,01 0,03 0,00 2,52 Batu Utara 24 Nias Utara 0,22 0,31 0,23 0,11 0,07 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 0,96 25 Nias Barat 0,18 0,17 0,12 0,08 0,05 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 0,61 26 Kota 0,03 0,12 0,14 0,14 0,17 0,02 0,00 0,01 0,02 0,00 0,65 Sibolga 27 Kota 0,06 0,24 0,32 0,23 0,25 0,02 0,01 0,01 0,03 0,00 1,18 Tanjung Balai 28 Kota 0,05 0,29 0,29 0,37 0,61 0,07 0,02 0,04 0,10 0,00 1,85 Pematang Siantar 29 Kota Tebing 0,04 0,18 0,24 0,24 0,32 0,04 0,01 0,02 0,04 0,00 1,13 Tinggi 30 Kota Medan 0,48 2,33 2,49 3,01 5,85 0,62 0,13 0,40 1,15 0,08 16,5 3 31 Kota Binjai 0,05 0,30 0,40 0,39 0,59 0,06 0,01 0,03 0,08 0,00 1,92 32 Kota 0,07 0,26 0,31 0,28 0,41 0,04 0,01 0,02 0,08 0,00 1,48 Padangsidi mpuan 33 Kota 0,16 0,23 0,19 0,15 0,16 0,02 0,01 0,01 0,03 0,00 0,96 Gunungsitol i Provinsi 6,11 19,58 24,9 19,78 22,18 2,49 0,63 1,17 2,96 0,15 100, Sumatera Utara 6 00

Sumber www.bps.go.id 4. Pekerjaan

Status pekerjaan utama masyarakat Sumut masih kebanyakan sebagai

buruh/karyawan, yakni sebesar 29,30%. Diikuti pekerja tidak dibayar sebesar

24,77% dan berusaha dibantu buruh tidak tetap sejumlah 21,57%. Sedangkan 41

terkecil adalah pekerja bebas nonpertanian 2,75%. Dalam satu tahun terdapat

penambahan pekerja dengan status tidak dibayar sebesar 200.189 orang dan

berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 167.389 orang. Sedangkan pekerja

dengan status berusaha sendiri mengalami penurunan sebesar 232.418 orang dan

pekerja bebas di nonpertanian turun 143.020 orang. Dengan persentase 32,91%

masyarakat yang bekerja pada kegiatan formal dan 67,09% yang bekerja pada

sektor informal.7

Adapun data masyarakat Sumut yang bekerja berdasarkan umur 15 tahun

keatas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan status pekerjaan utama

adalah sebagai berikut:

Data Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Status Pekerjaan Utama

Berusaha Berusaha Pekerja Pendidikan Buruh atau Berus dibantu buruh dibantu keluarg tertinggi karyawan Pekerja Juml aha tidak tetap buruh tetap a atau yang atau bebas ah sendiri atau buruh atau buruh tidak ditamatkan pegawai tidak dibayar dibayar dibayar Tidak/Belu 0,74 0,93 0,02 0,19 0,19 1,36 3,43 m Pernah Sekolah Tidak/Belu 1,70 1,37 0,10 0,78 0,64 1,28 5,87 m Tamat SD SD/MI/Sed 7,71 4,85 1,10 5,29 3,32 5,15 27,42 erajat SLTP/MTs/ 5,61 3,14 0,95 5,74 2,63 4,42 22,49 Sederajat

7http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=192159:peke rjaan-warga-sumut-masih-didominasi-buruh-&catid=15:sumut&Itemid=28 diakses pada 7 Juli 2014 42

Berusaha Berusaha Pekerja Pendidikan Buruh atau Berus dibantu buruh dibantu keluarg tertinggi karyawan Pekerja Juml aha tidak tetap buruh tetap a atau yang atau bebas ah sendiri atau buruh atau buruh tidak ditamatkan pegawai tidak dibayar dibayar dibayar SLTA/MA/ 6,84 2,59 1,34 11,73 2,19 3,83 28,54 Sederajat SM 0,77 0,28 0,16 1,87 0,30 0,36 3,75 Kejuruan Diploma 0,12 0,04 0,03 0,81 0,02 0,06 1,06 I/II Diploma III 0,23 0,05 0,06 1,39 0,04 0,08 1,85 Diploma 0,56 0,10 0,20 4,20 0,11 0,12 5,29 IV/Universi tas S2/S3 0,02 0,00 0,01 0,26 0,01 0,00 0,30 Jumlah 24,30 13,35 3,97 32,27 9,44 16,66 100,00 Sumber www.bps.go.id

5. Agama

Agama di Sumut sangat beragam dan sebagian besar masyarakat

menganut agama Islam. Agama Islam banyak dianut oleh masyarkat yang bersuku

Melayu, Pesisir, Minangkabau, Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, sebagian

Batak Karo, Simalungun dan Pakpak. Agama kristen dianut oleh suku Batak

Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias. Agama Hindu terutama

dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan. Agama budha terutama dipeluk oleh suku

Peranakan di perkotaan. Agama konghucu terutama dipeluk oleh suku Peranakan

di perkotaan. Parmalin dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta

Tinggi. Animisme masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu 43

Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya.8 Dengan deskripsi sebagai berikut:

Deskripsi pemeluk agama di Sumut adalah sebagai berikut: Islam (66,09%),

Kristen (27,03%), katolik (3,97%), Hindu (0,11%), Budha (2,34%), Konghucu

(0,01) lain-lain (0,04%).9

Keberagaman agama yang dianut oleh masyarakat Sumut dilengkapi juga dengan rumah ibadah masing-masing. Khususnya di kota medan yang merupakan pusat pemerintahan provinsi Sumut. sampai saat ini masih mudah kita dapati bangunan rumah ibadah peninggalan kerajaan-kerajaan yang masih berdiri dengan kokoh dan terus dilestarikan.

Bagi ummat muslim Sumut Mesjid Raya Al Mashun adalah salah satu mesjid bersejarah. Mesjid yang terletak di jalan Sisingamangaraja ini berdekatan dengan istana Maimun yang merupakan istana peninggalan kerajaan Melayu.

Mesjid ini juga menjadi salah satu Landmark atau simbol kota Medan. Mesjid raya ini mempunyai gaya arsitektur Cina, Arab, hingga India. Mesjid ini dapat menampung 1500 jemaah untuk melaksanakan Sholat setiap hari. Mesjid ini dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid di desain oleh DENGIMANS dari

Belanda dengan gaya Moorish yang berdiri pada tahun 1906 dan barang-barang bangunannya diimpor langsung dari Italia, India, jerman, Prancis dan Cina.

Banyak turis dari berbagai Negara didunia selalu mengunjungi Mesjid ini.10

8 http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara diakses pada 7 April 2014 9 www.bps.go.id diakses pada 6 Juli 2014 10http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=3 9772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83. Diakses pada 11 April 2014 44

Bagi ummat kristen Gereja Immanuel (Gereja Lama) merupakan gereja tertua yang di medan. Gereja ini dibangun pada tahun 1921 dan masih digunakan sebagai tempat kebaktian. Selain itu, gereja ini juga banyak digunakan oleh ummatkristiani sebagai tempat upacara pernikahan. Gereja ini berlokasi di jln

Diponegoro. Selain Gereja Immanuel, kita juga bisa melihat Gereja Roma Katolik yang terletak di jln Pemuda. Gereja ini dibangun pada tahun 1929 dan masih digunakan sampai saat ini.11

Bagi agama Hindu kuil Shri Mariamman merupakan Kuil Hindu tertua di

Kota Medan. Dibangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu. Kuil ini berada di Jln.

Zainul Arifin, umumnya umat Hindu datang untuk bersembahyang di kuil ini setiap pagi. Kuil ini juga digunakan untuk ritual lainnya dalam Agama Hindu seperti Perayaan Depavali, Perayaan Panen Padi dan sebagainnya.12

Vihara Gunung Timur di kenal sebagai Vihara tertua di Kota Medan.

Didirikan oleh Umat Budha pada tahun 1962. Umumnya umat Budha bersembahyang ke vihara ini setiap hari. Vihara ini juga untuk acara ritual lainnya dalam Agama Budha seperti memperingati hari ulang tahun SIDHARTA

GAUTAMA. Biasanya tanggal 4 s/d 15 setiap tahunnya. Perayaan Imlek dan sebagainya.13

11http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=3 9772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83. Diakses pada 11 April 2014 12http://www.ceritamedan.com/2013/08/bangunan-bersejarah-kebanggaan-kota.html. Diakses pada 11 April 2014 13http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=3 9772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83. Diakses pada 11 April 2014 45

Agama khonghucu merupakan agama termuda yang diakui oleh Indonesia.

Walaupun agama termuda yang diakui, keberadaannya di Indonesia sudah cukup lama. Ini dibuktikan dengan berdirinya Kelenteng Ban Hing Kiong di Manado pada tahun 1819. Agama khonghucu diprediksi terbesar berada di provinsi Sumut khususnya kota medan.14 Salah satu tempat ibadah agama khonghucu adalah kelenteng Tek Cheng Guan Sui di Jalan Setia Budi Pasar nol Lubuk Pakam Pekan,

Kecamatan Lubuk Pakam, Deliserdang yang diresmikan pada tanggal 12 maret

2012 yang dihadiri oleh pemerintahan daerah kabupaten Deli Serdang.

Pada tahun 2012, provinsi Sumut menjadi tuan rumah kongres agama

Khonghucu sedunia. Pelaksanaan kongres ini menjadikan indonesia sebagai negara yang sangat menjaga kerukunan beragama dan kebebasan menjalankan ibadah menurut keyakinan masing-masing yang diakui oleh dunia. Pelaksanaan kongres ini juga menjadikan Sumut sebagai miniature atau simbol keberagaman

Indonesia.15

Kerukunan antar agama di provinsi Sumut sangat terjaga. Salah satu bukti kerukunan itu adalah dilaksanakan kongres konghucu sedunia di Medan pada 22-

26 juni 2012 lalu. Hal ini memperkuat label Sumut sebagai miniatur atau simbol keberagaman Indonesia.

14http://internasional.kompas.com/read/2012/06/19/08401136/Kongres.Konghucu.Sedunia. di.Medan. diakses pada 11 April 2014 15http://internasional.kompas.com/read/2012/06/19/08401136/Kongres.Konghucu.Sedunia. di.Medan diakses pada 11 April 2014 46

6. Etnis

Kemajemukan masyarakat di Sumut bukan hanya terletak diagama saja.

Etnis atau suku juga sangat beragam. Etnis asli Sumut adalah Batak, Melayu dan

Nias. Etnis pribumi pendatang adalah: Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa,

Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau dan lain-lain, sedangkan penduduk asing adalah orang-orang Arab, India, Cina dan bangsa-bangsa lain. Penduduk Sumut sekitar 80% tinggal di desa-desa sebagai petani dan lainnya tinggal di kota sebagai pedagang, pegawai, tukang dan sebagainya.16

Suku Melayu : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang,

Serdang Bedagai, dan Langkat. Suku Batak Karo : Kabupaten Karo. Suku Batak

Toba : Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten

Samosir, Kabupaten Toba Samosir. Suku Batak Mandailing/Angkola : Kabupaten

Tapsel, Kabupaten Mandailing Natal. Suku Batak Pesisir : Kabupaten Tapanuli

Tengah dan Kota Sibolga. Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun.

Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat. Suku Nias :

Pulau Nias. Suku Minangkabau : Kota Medan, Kabupaten Batubara, Pesisir barat.

Suku Aceh : Kota Medan Suku Jawa : Pesisir timur. Suku Tionghoa : Perkotaan pesisir timur & barat.17

16 http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/ diakes pada 11 April 2014 17 http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/ diakes pada 11 April 2014 47

B. PROFIL GATOT PUJO NUGROHO

1. Sejarah Keluarga

Gatot Pujo Nugroho ST lahir di Magelang, 11 Juni 1962. Lahir dari pasangan Juli Tjokro Wardoyo dan Sulastri. Ayahnya Juli Tjokro Wardoyo adalah seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir

Pembantu Letnan Satu (Peltu). Ibunya, Sulastri adalah seorang ibu rumah tangga.

Gatot besar didalam lingkungan militer. Selain itu, keluarga Gatot juga terbilang sangat religius. Ibunya merupakan ketua dari pengajian di lingkungan mereka tinggal. Hidup di lingkungan militer sekaligus religus menempa Gatot menjadi disiplin dan taat beragama.18

Gatot memiliki seorang istri bernama Hj Sutias Handayani Amd. Istrinya lahir di Medan pada tanggal 22 Mei 1964 dan menyelesaikan pendidikan Diploma

III. Hasil dari pernikahannya, Gatot memiliki 5 orang anak. Anak pertama bernama Afifah Radhiyatullah yang lahir pada 13 Maret 1991 dan menemempuh pendidikan teknik kimia di Universitas Sumatra Utara (USU). Anak kedua benama Fauziah Dinny Hanif lahir pada 2 April 1992 dan merupakan mahasiswa kedokteran di Universitas Sumatra Utara (USU). Anak ketiga Gatot bernama

Rumaisho Hanny Muti’ah yang lahir pada 28 Mei 1993. Dan mengambil pendidikan di Al-Azhar Kairo. Maryam Balqis Salimah adalah anak keempat, lahir pada 12 Desember 1994 menjadi pelajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

I Medan. Dan anak sulungnya bernama Aisyah Nailah Rabbaniy yang lahir pada

18 http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke-17.html. Diakses pada 7 April 2014 48

tanggal 29 November 1996 dan merupakan pelajar di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri I Medan.19

2. Pendidikan Formal

Gatot memulai pendidikan formal di sekolah dasar (SD) Negeri di

Magelang. Hidup dalam keluarga yang relegius, membuat Gatot selalu menjaga sholat lima waktu. Kebiasaannya itu membuat dia dijulukin kyai oleh teman- temannya. Julukan itu terus didapatnya sampai duduk disekolah teknik menengah

(STM). Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Gatot melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Magelang.20

Karena kecintaannya terhadap Islam, Gatot yang mempunyai cita-cita selain menjadi tentara, juga ingin menjadi Kyai atau Ulama. Tetapi keinginannya untuk menimba ilmu agama Islam ke pondok pesantren Gontor selepas dari SMP urung tercapai. Ketidak mampuan biaya dari orang tuanya yang hanya prajurit biasa, membuat Gatot menyimpan keinginan itu.21

Selepas menimba ilmu di SMP, Gatot melanjutkan pendidikan kesekolah

Teknik Menengah (STM) Negeri 1 Magelang dengan harapan selepas sekolah dapat bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Setelah melalui ujian masuk, akhirnya Gatot diterima dan menjadi satu-satu murid dari SMP Negeri 1

19 www.gatotpujonugroho.com diakses pada 7 April 2014 20 www.gatotpujonugroho.com diakses pada 7 April 2014 21 http://id.wikipedia.org/wiki/Gatot_Pujo_Nugroho . Diakses pada 7 April 2014 49

Magelang yang lulus di sekolah yang pada saat itu menjadi sekolah favorit di

Magelang.22

Setelah menyelesaikan pendidikan di STM, Gatot langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Pekerjaan itu dilakukannya untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Pekerjaan kasar itu membuat kulit kakinya menjadi berlubang-lubang, dan hal itu membuat dia gagal dalam tes kesehatan pada penerimaan calon bintara (SECAPA) angkatan darat (AD), cita- cita yang sudah ditanamkannya sejak kecil.23 Tetapi kegagalan menjadi angkatan darat tidak membuatnya putus asa. Setelah kurang lebih 1 tahun bekerja di kontraktor, Gatot mendapatkan info tentang program beasiswa penuh Diploma III

(DIII) dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Karena tidak dipungut biaya, akhirnya Gatot mendaftar dan dinyatakan lulus dalam seleksi.24

Semasa menempuh pendidikan DIII di ITB, Gatot mulai aktif dalam aktivitas masjid kampus. Dia aktif di masjid Salman ITB dan juga masjid Taqwa yang berada dilingkungan komplek TNI AD di Geger Kalong, Bandung.

Kebetulan majid Taqwa tersebut berada persis didepan rumah KH Abdullah

Gymnastiar (Aa Gym). Bersama Aa Gym, Gatot menghidupkan masjid Taqwa dengan berbagai kegiatan.25

22 http://forum.detik.com/kenal-lebih-dekat-dengan-gatot-pujo-nugroho-dan-tengku-erry- t638240.html. diakses pada 7 April 2014 23 http://sumutpos.co/2013/06/60661/anak-tentara-berpangkat-peltu-pimpin-sumut. diakses pada 7 April 2014 24 www.gatotpujonugroho.com. diakses pada 7 April 2014 25 www.gatotpujonugroho.com. diakses pada 7 April 2014 50

Setelah menyelesaikan pendidikan di ITB, Gatot ditempatkan sebagai staf pengajar di Politeknik USU sejak 1986. Setelah ditempatkan di Politeknik USU,

Gatot pun aktif di masjid kampus, yakni Masjid Dakwah USU. Aktivitas dakwah di kampus itu lah yang terus berlanjut sampai kemudian Gatot pun terlibat aktif dalam dakwah bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).26

3. Karir Politik

Pada awalnya Gatot bukanlah orang yang terkenal dikalangan masyarakat

Sumut. Karena pekerjaannya hanya sebagai pengajar di politeknik USU. Seiring waktu, dengan keaktifannya di PKS dan puncak pada tahun 2006 hasil dari musyawarah wilayah PKS Sumut, Gatot dipercaya menjadi ketua PKS Sumut.

Sejak menjabat sebagai Ketua wilayah Gatot mulai dikenal dikalangan masyarakat.

Pada pemilihan kepada daerah tahun 2008, Gatot dipercaya untuk mendampingi Syamsul Aripin sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumut. Pasangan yang dikenal dengan jargon Syampurno ini akhirnya memenangkan pilkada pertama yang dipilih langsung oleh masyrakat.

Kebersamaan pasangan ini tidak berlangsung sampai akhir jabatan. Dipertangahan jalan, Syamsul Aripin yang menjabat sebagai Gubernur menjadi tersangka kasus korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat.

26 http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke-17.html. diakses pada 7 April 2014 51

Syamsul ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi dan dititipkan di Rutan

Salemba.27

Setelah penangkapan Syamsul, Gatot selaku wakil Gubernur akhirnya diangkat menjadi pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) terhitung sejak 21 Maret 2011. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres)

No.15/P Tahun 2011 tertanggal 21 Maret 2011.28 Pada tanggal 14 Maret 2013,

Gatot dilantik menjadi gubernur Defenitif.29 Setelah memenangkan pertarungan pada pilkada Sumut periode 2013-2018 Gatot yang berpasangan dengan Tengku

Erry akhirnya dilantik menjadi Gubernur dan wakil gubernur pada 17 juni 2013.30

C. PROFIL TENGKU ERRY NURADI

1. Sejarah Keluarga

Nama lengkap Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si. Akrab disapa Tengku

Erry. Lahir di Medan, 30 Juni 1964. Anak bungsu dari tujuh bersaudara, buah cinta H. Tengku Nurdin Perbaungan dan Hj. Tengku Rafiah. Tengku Erry adalah adik kandung dari mantan gubernur Sumut Alm. Tengku Rizal Nurdin yang meninggal pada kecelakaan pesawat di Medan.31

Tengku Erry mempunnyai seorang istri bernama Hj. Evi Diana br Sitorus.

Dari pernikahan ini, Tengku Erry dikarunia tiga orang anak. Yang paling tua

27 www.gatotpujonugroho.com. diakses pada 7 April 2014 28 http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke-17.html. diakses pada 7 April 2014 29 http://www.jpnn.com/read/2013/04/01/165239/Gatot-Pujo-Nugroho-Bakal-Tercatat-di- MURI- diakses pada 7 April 2014 30 http://www.sumutprov.go.id/lengkap2.php?id=276. diakses pada 7 April 2014 31 pksbatubara.blogspot.com diakses pada 7 April 2014 52

bernama Tengku Muhammad Ryan Novandi, Putrinya bernama Tengku Vira

Annisa dan anak paling kecil bernama Tengku Muhammad Rivi Riadhi.32

2. Pendidikan Formal

Tengku Erry menimba pendidikan dasar di sekolah dasar Methodist medan dan lulus pada tahun 1976. Kemudian melanjutkan pendidikannya disekolah menengah pertama (SMP) pada sekolah lembaga pendidikan yang sama dan lulus pada tahun 1979. Setelah menyelesaikan pendidikan ditingkat SMP, Tengku Erry melanjutkan pendidikan disekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 medan dan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan pada tahun 1983.33

Setelah menyelesaikan sekolah ditingkat SMA, Tengku Erry melanjutkan pendidikan formalnya ke Universitas Sumatera Utara (USU) dan mengambil program di Fakultas teknik. Dengan sebuah prinsif pendidikan merupakan sebuah kebutuhan mutlak, Tengku Erry melanjutkan studi Pasca Sarjana (S2) di USU dengan mengambil program Perencanaan Wilayah dan lulus pada tahun 2009.

Setelah menyelesaikan S2, Tengku Erry yang tidak pernah merasa puas terhadap ilmu, melanjutkan pendidikannya di program Studi Doktoral (S3) di universitas yang sama34.

32 pksbatubara.blogspot.com diakses pada 7 April 2014 33www. INFO TABAGSEL.com PROFIL PASANGAN KANDIDAT 5.Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi. Diakses pada 4 April 2014 34 pksbatubara.blogspot.com diakses pada 7 April 2014 53

3. Pendidikan Non Formal

Selain menimba ilmu dari pendidikan formal, Tengku Erry juga mencari ilmu dari pendidikan non formal. Pada tahun 1998, Tengku Erry mengenyam pendidikan Small Medium Enterprise di Yokohama, Jepang. Pada tahun 2007

Tengku Erry juga pernah mengikuti Penataran Pimpinan Daerah (Tarpimda) di

Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhamnas) dan merupakan angkatan pertama.

Ditahun yang sama, Tengku Erry juga mengikuti study banding dengan perkumpulan manager Inter City Management Association (ICMA) yang diprakarsai LGSP-USAID Pennyslvania, Amerika Serikat. Pada tahun 2009,

Tengku Erry mengikuti study penyusunan rancangan undang-undang akuntabilitas penyelenggaraan Negara dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara

(Kemenpan) di Australia. Tidak hanya sampai disitu, pada tahun yang sama

Tengku Erry mengikuti Study Excursion Local Finance Management Assosiasi

Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Inwent Jerman.35

Pada tahun 2011, Tengku Erry juga mengikuti orientasi kepemimpinan dan penyelenggaraan daerah angkatan pertama di Jakarta. Tidak hanya itu, mantan bupati Serdang Bedagai ini jugamengikuti kuliah singkat di Harvard University,

Amerika Serikat dan menimba ilmu dengan mengikuti Short Course Tsinghua

University di Beijing.36

35 http://pksbatubara.blogspot.com/2013/02/profil-tengku-erry-nuradi.html diakses pada 7 April 2014 36 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014 54

4. Karir dan Kepemimpinan

Pada awalnya, Tengku Erry bukanlah seorang politikus melainkan pengusaha sukses. Tapi dengan melihat keberadaan masyarakat yang jauh dari kesejahteraan, Tengku Erry akhirnya beralih profesi menjadi pemimpin sekaligus pelayan bagi masyarakat serdang bedagai pada tahun 2005.

Pada awal massa kepemimpinannya dikabupaten Serdang Bedagai,

Kabupaten ini baru berusia 9 tahun hasil dari pemekaran kabupaten Deli Serdang.

Dengan usia kabupaten yang masih muda, Tengku Erry membuat sejumlah terobosan, termasuk memperkuat ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan persawahan dan palawija.37

Dalam perjalanannya sebagai bupati, pembangunan tumbuh secara merata.

Daerah yang dulunya termarjinalkan dikelola menjadi kawasan produktif. Setiap lini diperhatikan dan diberikan sentuhan sehingga dapat bangkit. Kawasan wisata menggeliat, potensi laut dan perikanan terus dioptimalkan tidak terkecuali juga sektor pertanian yang terus mendapatkan perhatian sehingga menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDBR) serdang bedagai.38

Kerja keras yang tidak kenal lelah dan pembangunan yang terus merata serta keinginan masyarakat untuk terus maju membawa Serdang Bedagai menjadi kabupaten pemekaran terbaik no 5 di Indonesia. Kerja keras yang dilakukan dan prestasi yang didapat membuat masyarakat percaya dan kembali mengamanahkan

37 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014 38 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014 55

jabatan bupati kepada Tengku Erry untuk periode 2010-2015 dengan wakil yang sama.39

C. TIM SUKSES

Tim sukses pasangan ganteng secara umum terbagi atas tim relawan dan tim pemenangan. Tim relawan berasal dari masyarakat umum yang ingin memenangkan pasangan Ganteng dan dengan sukarela mendirikan posko-posko pemenangan. Sedangkan tim pemenangan adalah tim yang menyusun strategi pemenangan pasangan Ganteng yang diketua oleh salah seorang dari partai pendukung.

1. Tim Relawan

Keinginan masyarakat untuk menjadikan pasangan Ganteng menjadi pemenang pada Pilkada ini membuat masyarakat antusias mendukungnya.

Dukungan-dukungan tersebut dapat dilihat dari banyaknya tim relawan pemenangan. Pembentukan tim relawan ini merupakan bentuk nyata dari masyarakat yang ingin menjadikan pasangan Ganteng sebagai pemimpin mereka

5 tahun mendatang.

Para relawan juga menyatakan Sumut butuh pemimpin yang mereka istilahkan memiliki 5 kriteria sesuai dengan nomor pasangan 5 yaitu memiliki kriteria STAF dan P, yaitu singkatan Siddiq (jujur dalam ucapan dan perbuatan),

39 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014 56

Tabligh (menebar kebenaran), Amanah (terpercaya), Fathanah (cerdas) dan

Pengalaman (memiliki pengalaman sebagai pemimpin pemerintahan).40

Banyak tim relawan yang mendedikasikan dirinya untuk kemenangan pasangan Ganteng, diantaranya adalah Gatra Medan. Gatra Medan merupakan relawan yang dibentuk untuk kemenangan Ganteng yang tersebar di 21 kecamatan kota Medan41. Selain itu, terdapat juga tim relawan yang menamakan diri sebagai tim relawan Pemenangan Terpadu (Pandu). Tim relawan ini terdiri dari lapisan elemen masyarakat serta multi etnis. Tim relawan Pandu akan mendirikan posko- posko di 22 kecamatan yang ada di kabupaten Deli Serdang.42

Terdapat juga relawan yang mengatasnamakan sebagai Relawan Gatot-

Tengku Ery (REGTREN). Pelantikan tim ini dilaksanakan di wisma Hermina

Hotel Pardede Belawan yang dihadiri oleh ratusan relawan yang merupakan tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan unsur muspida yang berasal dari Medan bagian utara dan kawasan Hamparan Perak. Tim relawan ini mendirikan media center dan membangun opini publik yang positif tentang pasangan Ganteng melalui penerbitan tabloid-tabloid.43

Terdapat juga tim relawan yang berasal dari Ikatan Sarjana Melayu

Menangkan ‘Ganteng’ yang menamakan diri sebagai Tim Untuk Gatot-Erry

40http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=275224:rela wan-ganteng-9999-dapat-puding-telur-setengah-masak&catid=41:pilkada-sumut&Itemid=64. Diakses pada 7 April 2014 41http://news.bisnis.com/read/20121231/15/112232/pilkada-sumut-tim-relawan-gatot- tengku-dibentuk. Diakses pada 7 juli 2014 42 moeslimonline.com/berita-1337-tim-relawan-pandu-siap-menangkan-ganteng.html. diakses pada 7 juli 2014 43 http://www.globalsumut.com/2013/02/regten-dideklarasikan-siap-antarkan.html?m=1 diakses pada 7 Juli 2014 57

Sumut-1 (‘TUGAS’). Tim Relawan ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat Sumut agar dapat mendukung, memilih dan memenangkan pasangan ini pada pemilukada Gubsu, 7 Maret 2013 mendatang sebagai pasangan pemimpin baru untuk mewujudkan Sumut menjadi salah satu provinsi terbaik di

Indonesia.44

Selain tim relawan yang disebutkan diatas, masih banyak lagi tim-tim relawan yang dengan sendirinya mendukung pasangan Ganteng untuk menjadi pemenang di pilkada Sumut, diantaranya adalah relawan dari Laskar Melayu

Hang Tuah, relawan Ash Shaf yang berasal dari organisasi Al Washliyah, Tim relawan SAKTI (Seruan Aksi Kemenangan Tengku Erry Nuradi) yang berasal dari kabupaten Serdang Bedagai, tim relawan Becak Motor (Betor) Ganteng, Tim relawan dari Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP), di kabupaten Batu Bara ada tim relawan Ganteng 9999 dan juga warung Ganteng.

Dan tim relawan lainnya yang mendukung pasangan Ganteng untuk memenangkan pilkada.

2. Tim Pemenangan

Tim pemenangan pasangan Ganteng terdiri dari partai politik ormas pendukung. Sebagaimana yang penulis ketahui bahwa partai pendukung pasangan

Ganteng adalah Partai Kadilan Sejahtera (PKS) dan partai Hati Nurani Rakyat

(Hanura) dan beberapa partai kecil lainnya. Tim pemenangan ini diketua oleh

Ikrimah Hamaidy yang berasal dari PKS. Tim pemenang bertugas menyusun

44 http://sumutpos.co/2012/11/46418/komitmen-ikatan-sarjana-melayu-menangkan-ganteng diakses pada 7 juli 2014 58

strategi yang akan dijalankan untuk mengumpulkan suara pendukung.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan bapak Ikrimah Hamidy, orang- orang yang berada didalam tim ini adalah mereka yang diutus langsung oleh partai dan organisasi yang mendukung pasangan Ganteng.

Tim pemenangan pasangan Ganteng juga membentuk 11 korwil

(koordinator wilayah) di 33 kab/kota di Sumut. Tiap korwil akan menggalang massa sekaligus menjaga lumbung suara di masing-masing wilayah. Sebagaimana disampaikan oleh Tengku Erry pada pembentukan 11 korwil “Tiap Korwil bertanggungjawab membentuk simpul-simpul pemenangan di tiap wilayah masing-masing dari tingkat kecamatan hingga kelurahan dan desa, pembentukan korwil pemenangan di tiap daerah diperlukan untuk mengakomodir banyaknya relawan dan lembaga yang simpatik dalam upaya memenangkan pasangan

Ganteng”45.

45http://harianmandiri.com/politik/11-korwil-se-sumut-dibentuk-untuk-menangkan- ganteng/877 diakses pada 7 Juli 2014 BAB IV

STRATEGI MARKETING POLITIK PASANGAN GANTENG

Kemenangan yang diperoleh pasangan Ganteng pada Pilkada Sumut tidak terlepas dari strategi marketing politik baik yang langsung dilakukan oleh pasangan Ganteng maupun tim sukses. Mulai dari sosok Ganteng, program kerja yang ditawarkan, dukungan media dan non media, gaya berkampanye, orientasi marketing politik, kekuatan struktur sosial sebagai bagian dari segmentasi marketing politik maupun citra politik yang dibangun oleh pasangan Ganteng dan partai pendukung. Hal tersebut akan diuraikan didalam bagian berikut ini:

A. STRATEGI MARKETING POLITIK

Dalam menganalisis strategi yang digunakan pasangan Ganteng dalam memenangkan pilkada, penulis akan membahasnya melalui beberapa konsep yang harus diterapkan dalam marketing politik.

1. Orientasi Pasar

Orientasi pasar dalam marketing politik adalah memberikan produk politik yang dianggap masyarakat bisa memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Visi-Misi atau program kerja yang jelas dan berpihak kepada kepentingan rakyat akan menjadi daya tarik masyarakat untuk memberikan dukungan.1 Sebagaimana yang disampaikan oleh pasangan ini pada rapat paripurna di gedung DPRD Sumut tentang visi dan misi mereka adalah

1 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 160

59

60

menjadikan Sumatra Utara menjadi provinsi yang memiliki daya saing dan sejahtera.2 Untuk mencapai visinya tersebut, pasangan ini menyapaikan lima poin misi yang akan dilakukan. Pertama: menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing, memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berkompetensi tinggi. Kedua: membangun sarana dan prasarana daerah untuk menunjang kegiatan ekonomi daerah yang bekerja sama dengan pemerintahan daerah, swasta, regional maupun internasional.

Ketiga: meningkatkan kualitas pelayanan untuk memenuhi standar hidup yang layak, kesetaraan, dan keadilan serta mengurangi ketimpangan antar wilayah. Keempat: membangun dan dan mengembangkan ekonomi daerah melalui pengelolaan sumber daya alam lestari berkelanjutan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif, produktif dan memiliki etos kerja yang tinggi. Kelima: pembinaan aparatur pemerintahan yang profesional dan berkompetensi, mendorong penegakan hukum yang konsisten dengan dukungan sistem kepemerintahan yang baik (goog governance).3 Visi dan misi ini mengantar pasangan ini menjadi lebih disukai oleh masyarakat.

Fokus utama program kerja pasangan ini diantaranya menggratiskan biaya pendidikan dari SD sampai SMA di seluruh Sumut. Program ini sudah dilakukan oleh tengku Erry selama menjadi bupati Serdang Bedagai. Selain itu, pasangan

Ganteng juga ingin melanjutkan program kerja yang sudah berjalan selama dua

2 www.medanmagazine.com/visi-gatot-tengku-erry-wujudkan-sumut-berdaya-saing-dan- sejahtera/. diakses pada 20 April2014 3www.medanmagazine.com/visi-gatot-tengku-erry-wujudkan-sumut-berdaya-saing-dan- sejahtera/. diakses pada 20 April 2014 61

tahun terakhir. (Sebagaimana yang penulis tahu, Ganteng adalah Plt gubernur).

Program kerja itu diantaranya pemberian asuransi jiwa untuk nelayan Sumut, menciptakan lapangan kerja untuk menekan angka pengangguran, melindungi petani lokal dengan mengoptimalkan penggunaan produk pertanian lokal, mewujudkan perlindungan dan penguatan pasar tradisional agar lebih berdaya saing, dan menciptakan keluarga Sumut yang sejahtera, harmonis, dan beriman.

2. Orientasi Persaingan dan Pesaing

Orientasi persaingan adalah pemahaman dan sikap bahwa kompetisi sangat diperlukan dan dari sanalah hal yang akan ditawarkan mulai disusun. Partai politik harus mengetahui peta kekuatan lawan. Apakah satu partai mendominasi suatu wilayah atau kesempatan masih terbuka buat partai lain.struktur persaingan yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda dan setiap partai harus memanfaatkan peluang.4

Pasangan Ganteng melihat persaingan sebagai tolak ukur untuk mengambil perhatian masyarakat. Dari 33 kabupaten/kota yang terdapat di Sumut, pasangan

Ganteng bisa menang di 16 kabupaten/kota. Asumsi penulis, pasangan Ganteng tidak memfokuskan perhatian untuk melakukan penelitian tentang kekurangan lawan-lawannya, tetapi pasangan ini lebih memanfaatkan kelebihan yang ada pada mereka. Misalnya, Gatot yang merupakan Plt gubernur bisa memanfaatkan program kerja yang dilakukannya selama menjabat sebagai salah satu daya tarik.

Walaupun hanya menjabat sebagi Plt gubernur dan tidak mempunyai wewang dalam kebijakan seluas gubernur, bukan berarti Gatot tidak mempunyai program

4 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 163 62

kerja untuk kemajuan Sumut. Walaupun tidak banyak, ada beberapa prestasi yang diperoleh oleh Gatot diantaranya adalah swasembada beras, pertumbuhan ekonomi Sumut yang stabil dan diatas rata-rata nasional, serta penerimaan pajak daerah yang selalu bisa mencapai bahkan melebihi target.5

Selain itu Gatot juga berhasil mengendalikan angka inflasi pada tahun 2012 mencapai angka 3,86 persen, angka ini dibawah angka inflasi nasional sebesar

4,30 persen. Berbagai indikator kesejahterahan juga cukup menggembirakan,

Gatot berhasil menekan angka kemiskinan dari 11,33 persen pada tahun 2011 menjadi 10,67 persen pada tahun 2012. Demikian pula angka pengangguran berhasil diturunkan dari 6,37 persen tahun 2011 menjadi 6,20 persen pada tahun

20126.

Selain itu ada 3 hal yang direalisasikan dan dirasakan langsung dampaknya bagi masyarakat oleh Gatot Selaku Plt gubernur. Pertama: penyelesaian pembangunan bandara kualanamu dan insfratruktur pendukungnya. Kedua: pembangunan ruas-ruas jalan tol yang saling menghubungkan mulai dari Binjai hingga ke Kisaran. Ketiga: pembukaan kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei di

Simalungun.7 Sementara, Tengku Erry merupakan sosok yang mengantarkan

Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten pemekaran yang paling maju di

Indonesia. Tengku Erry berhasil membangkitkan perekonomian rakyat Serdang

5 http://politik.kompasiana.com/2013/03/01/menuju-bk-1-analisis-kecil-dan-utak-atik- peluang-calon-gubernur-dan-calon-wakil-gubernur-pada-pemilukada-sumut-2013-533332.html diakses pada 6 juli 2014 6http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=275824:tin gkat-inflasi-sumut-dipuji&catid=77:fokusutama&Itemid=131 diakses pada 6 Juli 2014 7 http://politik.kompasiana.com/2013/03/01/menuju-bk-1-analisis-kecil-dan-utak-atik- peluang-calon-gubernur-dan-calon-wakil-gubernur-pada-pemilukada-sumut-2013-533332.html diakses pada 6 juli 2014 63

Bedagai melalui terobosan-terobosan yang dilakukan selama menjadi bupati.

Diantaranya adalah memperkuat ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan persawahan dan palawija, memaksimalkan kawasan wisata, potensi laut dan perikanan.8

Lawan politik (Pesaing) merupakan ancaman serius bagi partai atau kandidat. Oleh karena itu, partai harus mengetahui apa yang telah dilakukan oleh lawan politiknya sehingga partai bisa memberikan yang lebih baik dari apa yang dilakukan lawan politiknya, sekurang-kurangnya bisa melakukan hal yang sama.9

Lima pasang calon yang bersaing untuk menduduki jabatan Sumut I memiliki program kerja yang hampir sama semua. Isu yang mereka angkat tidak terlepas dari kesejahteraan masyarakat Sumut. Dari tagline yang meraka buat, dapat diartikan sebagai kepedulian terhadapa masyarakat menengah kebawah tetapi tidak melupakan masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi menengah keatas. Dari 4 pesaing pasangan Ganteng, menurut analisa penulis pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman yang menjadi pesaing paling berat dalam upaya memberikan janji program kerja nantinya. Ini dikarenakan Pasangan

Gus Irawan pasaribu-soekirman yang memiliki tagline ‘Menuju Sumut Sejahtera’ yang program kerjanya antara lain adalah mengupayakan agar perekonomian masyarakat Sumut bangkit (terutama kelas menengah kebawah) sudah pernah dilakukan oleh Gus Irawan Pasaribu saat menjabat sebagai Dirut Bank Sumut.

Gus Irawan Pasaribu saat itu sukses menjadikan Bank Sumut sebagai BUMD

8 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014 9 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 166 64

berkelas nasional dan memberikan kredit usaha ringan tanpa agunan kepada pengusaha kecil dan menengah.

Program kerja yang diusung oleh pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman juga dilakukan oleh pasangan Ganteng. Gatot yang sudah 2 tahun menjabat sebagai Plt gubernur ingin melanjutkan program kerjanya. Diantaranya adalah memberikan asuransi jiwa kepada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

Sumut yang berada dipinggiran pantai menjadikan sebagian masyarakar berprofesi sebagai nelayan terutama bagian pesisir pantai timur. Lalu program kerja lainnya adalah membuka jutaan lapangan pekerjaan untuk menekan angka pengangguran serta melindungi petani lokal dengan mengoptimalkan penggunaan produk pertanian lokal.

Pasangan Ganteng juga ingin memberikan pendidikan gratis mulai dari tingkat SD sampai SMA. Dan program ini telah direalisasikan sebelumnya oleh

Tengku Erry selama menjabat sebagi bupati. Oleh karena itu, tampaknya masyarakat tidak akan ragu lagi untuk memilih pasangan ini yang sudah terbukti dengan program kerja yang telah mereka lakukan sebelumnya.

3. Orientasi Konsumen

Konsumen dalam ranah politik adalah masyarakat. Masyarakat dijadikan sumber inspirasi untuk membentuk program kerja. Partai harus mampu menangkap dan menampung keresahan, masalah, keinginan, harapan dan aspirasi 65

masyarakat. Dari semua permasalahan yang dialami masyarakat partai harus pandai mengolah lalu menerjemahkannya kedalam program kerja.10

Program kerja yang ditawarkan pasangan ini sangat relevan dengan keadaan masyarakat Sumut. Masyarakat saat ini membutuhkan biaya pendidikan yang murah dan pembukaan lapangan pekerjaan. Melihat permintaan masyarakat tentang pendidikan murah, pasangan Ganteng mencanangkan pendidikan gratis dari SD hingga SMA. Selain itu, masyarakat Sumut yang banyak bertumpu pada pertanian untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari akan diberikan modal dan produk pertanian lokal akan selalu dioptimalkan dan memperkuat pasar-pasar tradisional agar memiliki daya saing. Selain itu, pasangan ini juga mencanangkan program kerja pembukaan sejuta lapangan pekerjaan.

4. Riset Pasar

Riset pasar dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang semua hal yang berada diluar organisasi partai. Riset pasar juga dilakukan untuk mengetahui perilaku dari pesaing politik dan perubahan yang terjadi dimasyarakat. Karena perubahan yang terjadi dimasyarakat harus cepat ditanggapi agar partai mudah beradaptasi dan mampu memenuhi kebutuhan dari konsumen.11 Tampaknya program kerja yang menawarkan perbaikan kehidupan bagi masyarakat kecil masih selalu menjadi sebuah senjata ampuh untuk menarik perhatian masyarakat. penekanan angka pengangguran akan selalu menjadi penarik hati masyarakat untuk memilih seorang kandidat atau partai.

10 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 164 11 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 167 66

Hal ini yang dilakukan oleh pasangan Ganteng. Mereka turun langsung kelapangan untuk mendengarkan dan memberikan pemahaman terhadap permasalahan yang dialami masyarakat. Gatot dan Tengku Erry tidak merasa canggung langsung turun ke lapangan untuk menemui masyarakat. seperti yang mereka lakukan dengan mendatangi rumah lansia bernama Rukoyah dan Affandi di Percut Seituan, Deli Serdang. Gatot langsung memberikan bantuan dengan menginstruksikan kepada kepala dinas kesehatan Sumut Dr Raden Roro Siti

Hartati Surjantini, Mkes untuk memberikan pengobatan medis kepada Rukoyah.

Ikrimah Hamidy selaku ketua tim pemenangan pasangan Ganteng mengatakan bahwa para relawan, simpatisan dan kader harus turun langsung kerumah-rumah warga untuk mengajak mereka agar memilih pasangan Ganteng. Selain mendatangi langsung, kecanggihan teknologi harus dimanfaat,misalnya dengan memberikan pesan singkat melalui HP (SMS) kepada family, rekan kerja, teman dan keluarga agar memilih pasangan Ganteng.

5. Kekuatan Segmentasi

Segmentasi merupakan suatu kekuatan yang mendukung dalam pembagian struktur-struktur sosial masyarakat. Pada hal ini penulis mengklarifikasikan beberapa segmen yaitu suku, agama, ras dan segmen perilaku pemilihnya.

Sehingga pada hal ini memungkinkan untuk menyusun beberapa strategi yang sesuai dengan karekteristik tersebut.

a. Segmentasi Kesukuan

Masyarakat Sumut yang heterogen memberikan peluang kepada kandidat untuk bisa meraup suara maksimal. Sumut merupakan gambaran kecil dari 67

Indonesia karena keberagaman suku dan agamanya. Terdapat lebih dari 15 suku bangsa yang bermukin di Sumut dengan Melayu, Batak dan Nias sebagai asli masyarakat Sumut. Dengan deskripsi sebagai berikut: Batak (41,95%), Jawa

(32,62%), Nias (6,36%), Melayu (4,92%), Tionghoa (3,07%), Minangkabau

(2,66%), Banjar (0,97%), lain-lain (7,45%)12.

Melihat dari komposisi masyarakatnya, maka pasangan Gatot merupakan pasangan dari suku yang memiliki jumlah besar di Sumut. Tetapi hal ini tidak dengan begitu saja menguntungkan pasangan ini, karena pesaing juga ada yang memiliki suku sama dengan suku yang dianut oleh pasangan ini. Sebagaiman yang penulis utarakan pada bab I halaman 7 tentang etnis dan agama calon gubernur dan wakil gubernur. Gatot yang bersuku jawa bukan merupakan putra jawa yang lahir di Sumatra melainkan pendatang. Pujakesuma (putra jawa kelahiran sumatra) merupakan perhimpunan masyarakat suku jawa yang cukup dikenal disumatra melalui ketua majelis pembina memilih mendukung pasangan

Gus Irawan-Soekirman dari pada Gatot yang merupakan incumbent. Tetapi pasangan ini tetap mendapatkan dukungan dari masyarakat jawa.

Untuk mendapatkan dukungan dari semua etnis, pasangan Ganteng melakukan pendekatan kepada semua suku. Strategi pendekatan yang dilakukan melalui komunitas-komunitas kesukuan itu sendiri. Salah satu contoh dari pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan terhadap suku batak melalui jalur adat, Gatot yang merupakan keturunan dari suku jawa agar dekat dengan suku batak harus diberikan marga. Di tanah batak Gatot diberikan marga lubis,

12 www.Wikipedia.com, “sumatra utara”, diakses pada 24 April 2013 68

kemudian dibatak karo dikasih marga bangun. Dan istrinya juga tidak luput dari hal itu, ditanah batak istrinya nobatkan menjadi marga nasution dan kemudian dibatak karo dikasih marga pelawi. 13

Pendekatan-pendekatan kultural seperti kebudayaan itu ternyata cocok untuk merangkul yang non muslim. Ini dibuktikan dengan kemenangan pasangan

Ganteng ditiga kabupaten yang mayoritas bersuku batak dan beragama kristen.

Ketiga kabupaten itu adalah kabupen Nias Selatan, Pakpak Bharat dan Tapanuli

Tengah.

b. Segmentasi Agama

Agama merupakan suatu instrumen yang mampu mempengaruhi pilihan politik seseorang. Agama seorang kandidat bisa memberikan keuntungan dan kerugian bila masyarakat merasa memiliki kedekatan secara psikologis dan tidak mementingkan program kerja ataupun tidak melihat secara detail apa yang telah dilakukan dari seorang kandidat. Agama juga sering dijadikan alasan pemilih untuk menentukan pilihannya.

Sumut yang memiliki keberagaman agama tidak terlepas dari hal tersebut.

Dimana agama selalu dijadikan alasan untuk menentukan pilihan. Jumlah penganut agama secara keseluruhan di Sumut agama Islam masih menjadi yang paling banyak dianut dan diurutan kedua adalah agam Kristen. Dalam kasus

Pilkada kali ini, terdapat 8 calon yang berasal dari agama Islam baik itu sebagai calon gubernur maupun wakil gubernur, dan 2 kandidat lagi berasal dari agama kristen. Dari 8 kandidat terdapat 3 pasang calon yang berpasangan sesama agama

13 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan 69

Islam dan sisanya satu menjadi calon gubernur dan satu lagi menjadi calon wakil gubernur.

Melihat komposisi pasangan calon yang seperti ini, agama Kristen bisa saja diuntungkan karena hanya ada 2 calon. Dan penganut agama kristen bisa saja memenangkan salah satu calon yang menjadi calon gubernur. Tetapi hal ini tidak terjadi, kedekatan pasangan Ganteng dengan masyarakat dan memiliki sifat yang religius meyakinkan masyarakat bahwa pasangan ini dapat mengayomi semua agama yang ada. Saat melakukan kunjungan ke kabupaten Dairi pada tanggal 15

Februari 2013, pasangan Gatot mendapatkan dukungan dari 160 orang pendeta yang lansung disampaikan oleh pendeta Esron Marpaung di gedung Djauli

Manik14. Agama-agama lain yang ada di Sumut juga memberikan dukungannya secara terbuka yang disampaikan oleh pemuka agama masing-masing.

c. Segmentasi Ideologis

1) Partai Simpatisan

a) PKS

Partai Keadilan Sejahtera atau yang lebih kita kenal dengan sebutan PKS merupakan salah satu partai yang berasakan Islam di Indonesia. 15 walaupun berasaskan Islam, tetapi partai ini menganut ideologi terbuka yang menerima keberagaman dan terbuka dengan agama lain. Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya 30 anggota legeslatif yang berasal dari agama non islam di kawasan

14 http://www.antarasumut.com/warga-dairi-dukung-pasangan-ganteng/ diakses pada 25 April 2014 15 http://www.pkssumut.or.id/2012/12/ad-art-partai-keadilan-sejahtera.html diakses pada 25 April 2014 70

timur indonesia yang sudah terjadi sejak tahun 2004.16 PKS juga dikenal memiliki kader militan yang akan mendukung semua keputusan dari pimpinannya.

Di Sumut, PKS merupakan partai yang masuk kedalam 5 besar perolehan suara pada pemilu 2009 dengan menempatkan 10 anggota legeslatif tingkat provinsi dibawah Partai Demokrat, Golkar dan PDI Perjuangan17.

b) Hanura

Partai ini berazaskan pancasila. Pada pemilu yang dilaksanakan pada tahun

2009, partai ini berhasil mendudukkan 18 perwakilannya di DPR RI dan mendapatkan 5 kursi untuk DPRD Sumut. Lahirnya partai ini berawal dari kegagalan mantan Panglima TNI Wiranto meraih posisi Ketua Umum Partai

Golkar untuk meraih kursi Presiden pada Pemilu 2004. Partai ini memiliki visi yang menekankan pada kemandirin bangsa dan kesejahteraan rakyat.18

Partai ini mendukung pasangan Ganteng karena merasa yakin pasangan

Ganteng akan memenangkan pilkada. Walaupun tidak menempatkan kader partainya sebagai pendamping Gatot, tetapi partai ini tetap serius mendukung. Ini dibuktikan dengan hadirnya Wiranto pada kampanye akbar yang dilaksanakan di alun-alun Stabat, Langkat. Wiranto berpesan agar masyarakat Sumut memilih pasangan Ganteng yang sudah terbukti dapat membawa kemajuan terhadap

Sumut.19

16http://nasional.kompas.com/read/2010/08/19/18161414/PKS:.Asas.Tetap.Islam..Ideolog i.Terbuka diakses pada 25 April 2014 17 http://www.fraksi.keadilan.sejahtera.dprd.sumut.html diakses pada 15 Juli 2013 18 http://nasional.sindonews.com/read/2013/01/08/12/705012/profil-partai-hanura diakses pada 25 April 2014 19 http://www.antaranews.com/berita/361310/anis-matta-dan-wiranto-kompak-dukung- gatot. diakses pada 25 April 2014 71

d. Segmentasi Perilaku Pemilih

1) Segmen Pemilih Rasional

Pilihan rasional muncul sebagai bagian revolusi behavioural dalam ilmu politik Amerika tahun 1950-an dan 1960-an yang berusaha meneliti bagaimana individu berperilaku dengan menggunakan metode empiris. Namun demikian, pilihan rasional berasal dari metodologi ilmu ekonomi. Anthony Down adalah pelopor dalam penerapan teori pilihan rasional bagi perilaku pemilihan umum.20

Inti dari pilihan rasional adalah ketika dihadapkan pada beberapa pilihan, maka orang akan melakukan atau memilih yang menurutnya berkemungkinan menghasilkan sesuatu yang terbaik.21 Pemilih dalam tipe ini selalu mempertimbangkan biaya dan keuntungan.

Masyarakat Sumut yang berada di 3 kabupaten yaitu Nias Selatan, Tapanuli

Tengah dan Pakpak Bharat adalah salah satu contoh dari pemilih rasional.

Keberadaan mereka sebagai masyarakat yang bersuku batak dan beragama Kristen lebih memilih pasangan Ganteng yang dianggap lebih memiliki integritas dan kapabilitas sebagai pemimpin. Mereka tidak mempermasalahkan tentang agama atau suku dari pasangan Ganteng.

2) Segmen Pemilih Psikologis

Pemilih psikologis merupakan pemilih yang menentukan pilihannya berdasarkan penilaian terhadap ideologi, program kerja dan kebijakan sebuah

20 David Marsh & Gerry Stoker, Teori dan Metode dalam Ilmu Politik (Bandung: Nusa Media, 2011), hal 77 21 David Marsh & Gerry Stoker, Teori dan Metode dalam Ilmu Politik (Bandung: Nusa Media, 2011), hal 76 72

partai, setelah menilai dan ia merasakan ada keterkaitan antara dirinya dengan partai, maka pemilih ini akan memutuskan untuk bergabung. Pemilih model ini disebut juga sebagai partisanship.22

Partisanship membentuk sebuah identitas politik individu untuk mengidentikkannya dengan sebuah partai. Pemilih model ini tidak akan segan- segan mengatakan kalau dirinya berasal dari partai A, dan pemilih model ini akan memperjuangkan partainya untuk menjadi pemenang di pemilu. Pemilih dalam model psikologis tidak akan mudah untuk berpaling ke partai lain. Pemilih model ini lebih cendrung menggunakan hak pilihnya di pemilu karena memiliki energi psikologis untuk memenangkan partainya dibandingkan model lain.23

PKS selaku partai pendukung pasangan ini merupakan partai yang memiliki pemilih model ini. Kader-kader partai akan selalu mendukung dan berupaya untuk memenangkan pasangan Ganteng. Dukungan itu bisa langsung dibuktikan dengan memilih pasangan Ganteng ketika hari pencoblosan dan ikut serta membantu pasangan Ganteng dalam mensosialisasikan pasangan ini kemasyarakat dan memilihnya pada hari pemilihan.

3) Segmen Pemilih Sosiologis

pemilih sosiologis merupakan tipe pemilih yang menekankan kepada karekteristik seorang calon kandidat melalui kedekatan kelas sosial, agama, dan kelompok etnik atau kedaerahan dan bahasa. Selain unsur kedekatan kelas sosial,

22Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, (Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012), 22 23 Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, (Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012), 25 73

unsur kedekatan agama tampaknya menjadi hal yang paling berpengaruh pada pendekatan pemilih model sosiologis ini.24 Biasanya masyarakat dengan pendidikan yang rendah akan memilih partai atau kandidat yang memiliki kedekatan agama sekalipun partai atau kandidat tersebut kurang berkompeten dibandingkan harus memilih partai atau kandidat yang beragama lain sekalipun lebih baik dari pada partai atau kandidat yang seagama dengannya.25 Dalam masyarakat agraris faktor sosiologis selalu lebih dominan. bila datang kesuatu pemilihan, mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan dasar komunitas lokal dan wilayah sekitar. ini bisa disebabkan karena adanya sejumlah kepentingan politik bersama antar sesama warga.26

Tipe pemilih model ini harus kita akui masih gampang kita dapati. Dalam kasus Pilkada Sumut, tampaknya model ini tidak begitu menonjol, walaupun masih ada beberapa kasus. Ini dibuktikan dengan kemenangan beberapa calon dikampung halamannya. Untuk pasangan Ganteng yang bersuku Jawa-Melayu, pasangan ini menang didaerah pesisir pantai yang notabene bersuku melayu dan daerah-daerah yang merupakan basis dari suku jawa.

Dalam segmentasi perilaku pemilih diPilkada Sumut. Penulis berkesimpulan bahwa perilaku pemilih psikologis dan sosiologis masih berlaku. Tetapi, tidak sedikit juga masyarakat Sumut yang termasuk kedalam kategori pemilih rasional.

24 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), 186 25 Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, (Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012), 14 26 Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai Politik, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1996), 86 74

Dan ini juga dibuktikan dengan menangnya pasangan Ganteng di 3 kabupaten yang telah penulis sebutkan sebelumnya.

6. Positioning Politik

Image politic (politik pencitraan) adalah hal yang mungkin sudah sering kita dengar disaat pemilihan akan dilaksanakan, baik itu Pemilihan kepala daerah,

Caleg maupun Pilpres. Hal ini dilakukan untuk menanamkan kesan dihati masyarakat dengan tujuan masyarakat akan simpati dan memilih partai atau kandidat tertentu disaat pemilihan. Image politik cenderung terbentuk dari komunikasi politik yang dibangun melalui pembentukan opini publik yang secara tidak langsung menimbulkan pendapat atau perilaku tertentu dari pemilih.27

Banyak hal yang akan dilakukan partai atau kandidat untuk membentuk image positif kepada masyarakat. Kandidat akan melakukan hal-hal yang mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya, misalnya mendatangi pedagang pasar, mengadakan pengobatan gratis, mengadakan bazar sembako murah dan lain-lain yang tujuannya hanya untuk membentuk citra positif didepan pemilih.

Pencitraan politik merupakan hal wajar-wajar saja dilakukan selama itu dalam penyampaianya dilakukan dengan jujur dan tanpa dibuat-buat. Pasangan

Ganteng yang dikenal dengan citra religius dimasyarakat semakin dikedepankan oleh tim pemenang. Sebagaimana disampaikan oleh Ikrimah Hamidy bahwa

Pasangan ini dikenal dengan pasangan yang riligius, jadi citra ini yang kuatkan.

Penguatannya itu dilakukan melalui media, bahkan Gatot itu beberapa kali

27 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 177 75

menjadi khatib jumat, mengisi ceramah subuh dan menjadi imam di sholat berjamaah.28

Selain itu, reputasi yang pasangan ini dimasyarakat juga sangat baik.

Keberhasilan Gatot dalam membenahi insfrastruktur terutama jalan lintas yang menghubungkan antar provinsi memberikan kesan yang baik dihati masyarakat karena menunjang perekonomian.

7. Bentuk Kampanye Pasangan Ganteng

Kampanye menurut Kotler dan Roberto dalam Hafied Cangara (2009) menyatakan bahwa kampanye merupakan upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang yang bertujuan untuk mengubah gaya berfikir dalam menerima, memodifikasi atau membuang ide serta bersikap terhadap suatu perilaku.29 kampanye politik merupakan bagian dari marketing politik yang merupakan ajang penyampaian visi misi dan mempengaruhi opini publik untuk menarik sebanyak mungkin dukungan dari masyarakat. kampanye dalam hal ini dilihat sebagai aktifitas pengumpulan massa, parade, orasi politik, pemasangan atribut seperti spanduk, umbul-umbul, poster dan pengiklanan.

Kampanye pasangan Ganteng ini dilakukan dengan beragam, sebagaimana disampaikan oleh Junaidi Parapat selaku ketua bidang penggalangan massa, ada beberapa cara kampanye yang dilakukan, mulai dari pemasangan poster, spanduk, dan tanda gambar lainnya, selain itu ada juga kampanye yang dilakukan melalui dialog dengan masyarakat dan komunitas. Kemudian kampanye terbuka atau rapat

28 Wawancara dengan Ikrimah Hamidy pada 2 Januari 2014 di Medan 29 Prof.Dr. Hafied Cangara, M.Sc, Komunikasi Politik, (Jakarta: Rajawali Pres,2009), 284 76

umum yang mengundang beberaapa tokoh nasional seperti pak wiranto, ustazd

Hidayat Nur Wahid, Pak Annis Matta dan ustazd Maulana30.

Media komunikasi dan media massa yang masuk ke suatu daerah dapat mempengaruhi gaya berfikir masyarakat. Selain media massa, pemikiran suatu masyarakat dapat berubah juga dengan penyebaran ide-ide atau pemikiran- pemikiran baru melalui pembicaraan, diskusi-diskusi secara langsung antara orang-orang mengenai hal-hal baru itu.31 Hal ini dilakukan pasangan Ganteng dengan memasang poster-poster yang diikuti dengan slogan atau jargon yang dikemukakan oleh pasangan calon juga sangat banyak didapati dan memang musti dilakukan menjelang pemilihan. pada masa kampanye ini kawasan Sumut berubah tampilan dengan banyaknya spanduk dan baliho dari pasangan yang bertarung dari yang berukuran kecil hingga besar. Penggunaan papan reklame spanduk maupun poster-poster ini mengundang perhatian dari masyarakat Sumut. Selain menggunakan Billboard raksasa yang terpasang dipusat kota ataupun jalan-jalan protokol, alat transportasi umum juga tidak lepas sebagai alat kampanye. Ini terlihat dengan banyaknya spanduk-spanduk dari pasangan Ganteng yang bertempelan dibecak-becak yang ada di Sumut.

Pasangan Ganteng pada Pilkada ini mengusung slogan “merakyat dan melayani” dan beberapa slogan yang langsung ditambahkan oleh pasangan ini.

Pemasangan slogan ini juga dapat diartikan sebagai sebuah sarana promisi tentang program kerja yang akan dilakukan pasangan Ganteng. Dalam menentukan istilah

30 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan 31Gan Kadir, Pembangunan Politik, (Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,2003), 4.26 77

Ganteng untuk pasangan ini, tim sukses memilih istilah yang gampang diingat oleh masyarakat. Junaidi Parapat menyebutkan bahwa dalam memilih istilah harus yang gampang diingat. Karena masyarakat Sumut penuh dengan anonim dan singkatan-singkatan. Ganteng sendiri diambil dari singkatan Gatot-Tengku Ery. istilah Ganteng itu sendiri juga istilah yang dianggapan familiar dan kebetulan wajah dari Gatot-Tengku Ery terbilang ganteng atau tampan dan istilah ini mudah diingat32.

Kemenangan pasangan Ganteng satu putaran pada Pilkada Sumut dipengaruhi oleh kesolidan kader PKS. Bagaimana tidak, banyak kalangan yang beranggapan bahwa PKS sebagai partai pengusung pasangan ini tidak akan mendapatkan dukungan masyarakat karena sebelum pelaksanaan Pilkada ini pimpinan tertinggi dari PKS menjadi tersangka kasus korupsi Kouta impor sapi.

Kemenangan pasangan ini melengkapi kemenangan pasangan Ahmad Heryawan-

Dedi Mizwar yang bertarung dalam Pilkada Jabar. Anis Matta mengatakan kemenangan ini adalah kemenangan ditengah badai.

B. ASPEK DOMINAN KEMENANGAN PASANGAN GANTENG

1. Kekuatan Sosok Pasangan Ganteng (Person)

Person merupakan kualitas diri dari kandidat yang akan bersaing dalam sebuah pemilihan, baik itu pemilihan eksekutif maupun legeslatif. Kualitas dari seorang kandidat dapat diketahui dari penilaian masyarakat tentang integritas, keterbukaan, kesederhanaan, ketulusan, kerelaan berkorban, kepedulian sesama dan lain-lain.

32 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan 78

Kekuatan sosok pasangan Ganteng tidak terlepas dari keberhasilan yang telah dilakukan. Gatot Pujo Nugroho yang maju sebagai gubernur merupakan seseorang yang dekat dengan masyarakat. keberhasilannya selama menjadi Plt gubernur bisa dijadikan modal untuk mencari dukungan masyarakat. Walaupun selama 2 tahun menjabat sebagi Plt gubernur tidak banyak yang telah dilakukannya. Tetapi setidaknya ada beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan masyarakat untuk memilihnya. Program kerja yang dilakukannya sedikit banyaknya langsung bersentuhan dengan rakyat. Gatot juga dikenal dengan pribadi yang santun. Kepribadiannya tersebut ditunjukkannya saat diadakannya debat kandidat disalah satu statiun televisi swasta ketika diserang dengan pernyataan-pernyataan oleh kandidat lain, Gatot menjawab dengan santun dan setelah selesai menjawab dia langsung mendatangi dan memeluk kandidat yang menyerangnya. Hal ini bisa dijadikan salah satu daya tarik Gatot untuk mendapatkan dukungan dari pemilih.

Tengku Erry Nuradi yang menjadi pendamping Gatot Pujo Nugroho pada pilkada ini merupakan bupati Serdang Bedagai yang berhasil memberikan pemerataan pembangunan di daerahnya. Pada awal kepemimpinannya di kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten ini masih teramat muda hasil dari pemekaran kabupaten Deli Serdang. Keprihatinannya melihat keadaan masyarakat yang jauh dari kesejahteraan yang menggugah hatinya untuk menjadi pemimpin sekaligus pelayan bagi masyarakat. Banyak terobosan-terobasan baru yang dilakukannya saat menjadi bupati termasuk didalamnya memperkuat ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan persawahan dan palawija. Tengku Erry 79

juga memberikan pembangunan secara merata, daerah yang dulunya termajinalkan dikelola menjadi kawasan produktif. Dengan pembangun yang merata tidak mengherankan sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDBR) Serdang Bedagai.33

Pasangan Ganteng memang sudah baik sejak turun kedalam dunia politik.

Tidak sulit untuk mengenalkan kemasyarakat. Gatot yang merupakan wakil gubernur dan Plt gubernur sampai gubernur defenitif pada periode sebelumnya menjadikannya lebih mudah dikenali oleh masyarakat. Banyak kebijakan- kebijakan yang pro rakyat serta pembangunan yang merata. Begitu juga dengan

Tengku Erry yang sudah menjadi Bupati selama 2 periode. Banyak penghargaan yang didapat oleh Tengku Erry dan menjadikan Serdang Bedagai menjadi kabupaten pemekaran terbaik no 5 di Indonesia pada tahun 2010 dan 201134.

Oleh karena itu tidak sulit untuk mengenalkan sosok pasangan ini ke publik.

Gatot hanya perlu mengkomunikasikan keberhasilannya selama memimpin agar rakyat mau memilih dia lagi. selain itu, pasangan ini juga dikenal sebagai sosok yang cukup bersih dan juga relegius. Dan belakangan ini Gatot dan Tengku Erry sering turun langsung kemasyarakat untuk mendengarkan keluhan rakyat. dukungan anak muda yang besar juga bisa dijadikan modal pasangan Ganteng untuk menarik perhatian masyarakat, pasangan Ganteng dikenal sebagai pasangan yang sehat, muda, dan enerjik serta keren sehingga masyarakat bisa tertarik untuk memilihnya.

33 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014 34 http://sumutpos.co/2013/01/49321/serdang-bedagai-lima-besar-daerah-pemekaran- terbaik diakses pada 7 juli 2014 80

Gaya hidup yang sederhana, ramah, religius, dekat dengan masyarakat dan ditambah dengan keberhasilan-keberhasilan yang telah mereka lakukan selama menjadi pejabat publik merupakan faktor yang menjadikan mereka sebagai individu yang disenangi oleh masyarakat. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Junaidi Parapat kepada penulis bahwa secara umum kemenangan pasangan

Ganteng ini adalah dari sosok Ganteng itu sendiri, keberadaan beliau sebagai

Incumbent harus diakui memberikan peluang lebih besar kepada kita dibandingkan dengan pasangan lain, faktor incumbent harus kita optimalkan dengan memberikan, menyampaikan program kerja dari pasangan Ganteng.

Masyarakat juga melihat dan beranggapan beliau mampu untuk memimpin Sumut ini dan mempercayainya.35

Selain aspek dari person itu sendiri, aspek pendukung dari kemenangan pasangan Ganteng adalah media sosial. Saat ini, media sosial ikut andil dalam sebuah marketing politik. Tidak dapat kita pungkiri, Media sosial saat ini bukan hanya dijadikan sebagai sebuah sarana percakapan antar teman saja, melainkan memberikan jalan kepada partai atau kandidat untuk berinteraksi kepada pemilih.

Yose Rizal, seorang pengamat teknologi informasi (IT) dari Ceo Politica

Wave.com menjelaskan bahwa media sosial merupakan sebuah sarana yang efektif untuk mempromosikan diri. Oleh karena itu, saat ini banyak para politisi

35 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 januari 2014 di Medan 81

yang menggunakan media sosial sebagai alat untuk memperkenalkan diri kepada pemilih.36

Kehadiran media sosial ini dimanfaatkan juga oleh pasangan Ganteng sebagai sebuah sarana untuk memperkenalkan dan mendekatkan diri serta berinteraksi kepada masyarakat. Ini terlihat dari beberapa akun facebook yang mengatas namakan pasangan Ganteng. Dan mereka juga membuat blog yang berisikan tentang profil dan kegiantan mereka. Salah satu contoh blognya adalah” gatotpujonugroho.com dan tengkuerrynuradi.com”. Selain penggunaan media sosial, pasangan Ganteng juga memanfaatkan kemajuan teknologi berupa handphone sebagai sebuah alat komunikasi untuk mengajak keluarga, saudara maupun teman agar memilih pasangan Ganteng pada hari pemilihan dengan cara mengirim pesan singkat.

36 http://koran-jakarta.com/?6346-media-sosial-di-ranah-politik diakses pada 7 Juli 2014

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Marketing politik merupakan suatu disiplin ilmu yang masih baru yang mengupayakan penggabungan atara ilmu marketing dengan ilmu politik dalam upaya pencapaian kekuasaan. Marketing politik memudahkan partai atau kandidat yang bertarung disuatu pemilihan untuk lebih dekat dengan pemilihnya, karena semua strategi-strategi pemenangan disusun didalam marketing. Selain itu, marketing politik juga memberikan informasi kepada masyarakat tentang siapa saja yang akan bersaing disuatu pemilihan dan lebih mudah mengetahui program kerja apa yang ditawarkan.

Dari hasil penelitian dan analisa yang telah tertulis pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan tentang aspek-aspek yang berkaitan dalam marketing politik pasangan Ganteng pada pilkada Sumut.

Pertama: aspek person yang merupakan kekuatan dari pasangan ini sebagai figur yang banyak disenangi oleh masyarakat karena kepedulian, kesederhanaan, dan sifat yang Religius membuat masyarakat merasa simpati dan memberikan dukungannya.

Kedua: pasangan Ganteng berhasil dalam persaingan memanfaatkan marketing dalam domain politik. Program kerja serta solusi dari pasangan

Ganteng terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat tampaknya lebih memikat pemilih. Ketiga: segmentasi merupakan salah satu kekuatan yang mendukung kemenangan. Menurut analisa penulis, kemenangan yang diperoleh

82

83

pasangan Ganteng dengan satu putaran saja pada pilkada ini, dalam bagian segmentasi, penulis berasumsi bahwa segmentasi ideologis lebih menonjol tanpa mengindahkan peran dari segmentasi kesukuan, segmentasi agama, maupun segmentasi perilaku pemilih.

Keempat: politik pencitra yang disusun baik dari internal maupun eksternal pasangan Ganteng semakin memberikan kekuatan bagi mereka tentang cintra yang baik. Kelima: promosi yang dilakukan oleh tim sukses maupun calon pasangan Ganteng melalui media massa, seperti iklan televisi, surat kabar, radio, maupun papan reklame. Keenam: Dalam pelaksanaan kampanye terbuka, tampaknya Anis Matta effect lebih berpengaruh dari pada Jokowi effect.

Pasangan Ganteng merupakan sosok yang disenangi dan dikagumi oleh masyarakat. Dengan sifat yang ramah, sopan, peduli, sederhana dan religius semakin membuat pasangan ini terlihat berwibawa dan kharismatik. Pencapaian- pencapain Gatot Pujo Nugroho selama menjabatsebagai wakil gubernur, Plt gubernur sampai menjadi gubernur defenitif memberikan pandangan bagi masyarakat bahwa Gatot memang layak untuk menjadi pemimpin Sumut yang didampingi oleh Tengku Erry yang sudah berpengalaman dipemerintahan. Hal ini tampaknya yang menjadi aspek dominan pada marketing politik pemenangan pasangan Ganteng.

Dalam hal pemenangan pasangan Ganteng tentunya ada tim khusus marketing politik yang bekerja keras untuk meyakinkan dan menarik hati masyarakat, baik itu dari relawan, PKS dan partai Hanura selaku partai koalisi pendukung. 84

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memperdalam pengetahuan

tentang marketing politik pasangan Ganteng pada Pilkada Sumut. Selain

aspek-aspek yang telah disebutkan di dalam skripsi ini.

2. Dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia, faktor ketokohan atau

personal dari seorang calon selalu menjadi aspek dominan dari marketing

politik. Seorang kandidat akan dipilih oleh masyarakat karena kenal atau

suka tehadap sosoknya dan program kerjanya, bukan karena berasal dari

partai mana sosok tersebut. Apabila hal ini terus berlangsung, partai harus

pandai memilih kandidat yang benar-benar dikenal atau disukai oleh

masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ahmad, Nursal. 2004. Politikal Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Amal. Ichlasul. 1996. Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Arifin. Anwar. 2011. Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan- Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers.

Firmanzah. 2008. Marketing Politik: Antra Pemahaman dan Realita. Jakarta : YayasanObor Indonesia.

Hanafie, Haniah dan Suryani, Politik Indonesia, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)

Heryanto, Gun Gun dan Shulhah Rumaru.2013. Komunikasi Politik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Isra, Saldi. 2009. Catatan Hukum Saldi Isra: Kekuasaan dan Perilaku Korupsi. Jakarta: kompas.

Kadir, Gan. 2003. Pembangunan Politik. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Mars, David dan Gerry Stoker.2011. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung: Nusa Media.

Moeloeng, J. Lexi.1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.

Mujani, Saiful, R. William Liddle dan Kuskridho Ambardi. 2012. Kuasa Rakyat. Jakarta Selatan: Mizan Publika

S, Winarno. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo

85

86

INTERNET:

“AD-ART” diakses pada tanggal 25 April 2014 dari http://www.pkssumut.or.id/2012/12/ad-art-partai-keadilan-sejahtera.html

Alexander. “Visi Gatot-Erry Wujudkan SumutBerdaya Saing dan Sejahtera” diakses pada tanggal 20 April 2014 dari www.medanmagazine.com/visi- gatot-tengku-erry-wujudkan-sumut-berdaya-saing-dan-sejahtera/

“Anak Tentara Berpangkat Peltu Gubsu Ke-18” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://sumutpos.co/2013/06/60661/anak-tentara-berpangkat- peltu-pimpin-sumut

Bakir. “Proses Marketing Politik” diakses pada tanggal 07 April 2014 dari http://bangsakir.blogspot.com/2012/03/komunikasi-politik.htm

Chaniago, Faisal. “media sosial diranah politik” diakses pada tanggal 07 Juli 2014 dari http://koran-jakarta.com/?6346-media-sosial-di-ranah-politik

Emiriana. “Medan Direktori Lokal Lokasi Wisata” diakses pada tanggal 11 April 2014 dari http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&vie w=article&id=39772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83

Ferry Bastian, Asep. “Marketing politik” diakses pada tanggal 6 Juni 2013 dari http://news.detik.com/read/2010/05/11/182654/1355495/471/marketing- politik

“Gatot Pujo Nugroho” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gatot_Pujo_Nugroho

“Gatot Pujo Nogroho Bakal Tercatat di Muri” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://www.jpnn.com/read/2013/04/01/165239/Gatot-Pujo- Nugroho-Bakal-Tercatat- di-MURI-

Ila. “Komitmen Ikatan Sarjana Melayu Menangkan ‘Ganteng’” diakses pada tanggal 7 juli 2014 dari http://sumutpos.co/2012/11/46418/komitmen- ikatan-sarjana-melayu-menangkan-ganteng “inilah peta 16 kab/kota kemenangan pasangan Ganteng” diakses pada tanggal 15 Juli 2013 dari http://padanglawasutarajaya.blogspot.com/2013/03/inilah-peta-16- kabkota- kemenangan.html 87

Krina Jason Sembiring, Eidi. “Profil Partai Hanura” diakses pada tanggal 25 April2014 dari http://nasional.sindonews.com/read/2013/01/08/12/705012/profil-partai- hanura

Matau, Putri. “Media: Kampanye Pemilu Sebagai Komunikasi Politik” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://media.kompasiana.com/new- media/2013/10/31/media-kampanye-pemilu-sebagai-komunikasi-politik- 603954.html

“Pengertian kampanye”diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/

Pratama, Ekho.” Menuju BK 1: Analisis Kecil dan Utak-atik Peluang Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur pada Pemilukada Sumut 2013” diakses pada 6 juli 2014 dari http://politik.kompasiana.com/2013/03/01/menuju-bk-1-analisis-kecil-dan- utak-atik-peluang-calon-gubernur-dan-calon-wakil-gubernur-pada- pemilukada-sumut-2013-533332.html

“PROFIL PASANGAN KANDIDAT 5.Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://padanglawasutarajaya.blogspot.com/2013/01/profil-pasangan- kandidat-5gatot- pujo.html

“Profil Gatot Pujo Nugroho” diakses padatanggal 7 April 2014 dari http://gatotpujonugroho.com/profil/

“Profil Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si ( Wakil Gubernur Sumatera Utara )” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://tengkuerrynuradi.com/profile.html

“Profil Tengku Erry Nuradi” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://pksbatubara.blogspot.com/2013/02/profil-tengku-erry-nuradi.html

“PROFIL PASANGAN KANDIDAT 5.Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://padanglawasutarajaya.blogspot.com/2013/01/profil-pasangan- kandidat-5gatot- pujo.html

Punggawa45. “Profil Gatot Pujo Nugroho” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://forum.detik.com/kenal-lebih-dekat-dengan-gatot-pujo- nugroho-dan-tengku- erry-t638240.html 88

Rahmad Kurnia, Heru. “PILKADA SUMUT: Tim Relawan Gatot-Tengku Dibentuk”. Diakses pada tanggal 7 Juli 2014 dari http://news.bisnis.com/read/20121231/15/112232/pilkada-sumut-tim- relawan-gatot-tengku-dibentuk

Ridin. “Relawan Ganteng 9999 dapat puding telur setengah masak”. Diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article& id=275224 :relawan-ganteng-9999-dapat-puding-telur-setengah- masak&catid=41:pilkada- sumut&Itemid=64

Romli, khomsahrial “Marketing Politik Pilkada” dikases pada tgl 07 April 2014 dari http://expressiku.blogspot.com/2010/01/marketing-politik- pilkada.html

Salim, Abu. “REGTEN Dideklarasikan Siap Antarkan Gatot-Ery ke Kursi Gubsu” diakses pada 7 juli 2014 dari http://www.globalsumut.com/2013/02/regten- dideklarasikan-siap-antarkan.html?m=1

“Sejarah Marketing Politik” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan_marketing_politik

“Sekilas Profile Gubsu Sumut Ke 17” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke- 17.html

“Serdang Bedagai Lima Besar Daerah Pemekaran Terbaik”. Diakses pada tanggal 7 Juli 2014 dari http://sumutpos.co/2013/01/49321/serdang- bedagai-lima-besar-daerah-pemekaran-terbaik Setiabudi, prawira. ”Pekerjaan Masyarakat Sumut Masih Didominasi Buruh”. Diakses pada 7 Juli 2014 dari http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article& id=192159:pekerjaan-warga-sumut-masih-didominasi-buruh- &catid=15:sumut&Itemid=28

Sikumbang, Zul “Anis Matta dan Wiranto Kompak Dukung Gatot”. Diakses pada tanggal 25 April 2014 dari http://www.antaranews.com/berita/361310/anis-matta-dan-wiranto- kompak-dukung-gatot 89

Skirtenblue, Helda. “Lima Bangunan Bersejarah Kebanggaan Kota Medan”. Diakses pada tanggal 11 April 2014 dari http://www.ceritamedan.com/2013/08/bangunan-bersejarah-kebanggaan- kota.html

“Sumatra utara” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara

Suprihadi, Markus. “PKS: Asas Tetap Islam, Ideologi Terbuka”. Diakses pada t anggal 25 April 2014 dari http://nasional.kompas.com/read/2010/08/19/18161414/PKS:.Asas.Tetap.I slam..Ideol ogi.Terbuka “Tim Relawan Pandu Siap Menangkan Ganteng”. Diakses pada tanggal 7 juli 2014 dari http://moeslimonline.com/berita-1337-tim-relawan-pandu-siap- menangkan-ganteng.htm Wismi Warastri, Aufrida. “Kongres Konghucu Sedunia Di Medan”. Diakses pada tanggal 11 April 2014 dari http://internasional.kompas.com/read/2012/06/19/08401136/Kongres.Kon ghucu.Sedunia.di.Medan “11 korwil se-Sumut dibentuk untuk memenangkan Ganteng”. Diakses pada 7 juli 2014 dari http://harianmandiri.com/politik/11-korwil-se-sumut-dibentuk- untuk-menangkan-ganteng/877 www.bappeda.sumutprov.go.id www.bpkp.go.id www.kpud-sumutprov.go.id www.sumutprov.go.id

WAWANCARA:

Wawancara dengan Ikrimah Hamidy tanggal 2 Januari 2014 di Medan

Wawancara dengan Junaidi Parapat tanggal 3 Januari 2014 di Medan T: Kenapa bapak mau bergabung dengan tim sukses ganteng?

J: saya ditunjuk dari perwakilan partai pks selaku partai pendukung untuk menjadi ketua tim kampanye.

T: bagaimana sistem perekrutan untuk menjadi tim sukses?

J: pendukung berasala dari organisasi massa dan partai-partai. Dari setiap organisasi dan partai disepakati untuk mengutus menjadi bagian tim sukses.

T: Bagaimana strategi kemengan pasangan ganteng secara umum?

J: strateginya tentu dibuat pemetaan, apa kelebihan dari pasangan ganteng dengan pasangan lainnya. jadi nanti fokus pada pemetaan itu dan melihat ketertarikan masyarakat yang lebih kuat dalam proses pemenangan.

T: bagaimana cara pengenalan calon kepublik?

J: pertamakan enaknya pak gatot dan tengku erry sudah menjadi pejabat publik, pak gatot sebagai wakil gubernur dan Plt gubernur dan tengku erry sebagai bupati serdang bedagai, jadi relatif lebih mudah, karena sudah menjabat selama lima tahun, dan bahkan pak erry lebih dari lima tahun. Dan kita dibantu juga oleh media massa.

T: Bagaimana pendekatan antar satu suku dengan suku lain?

J: masing-masing suku kita buatkan tim suksesnya, jadi tim pendukungnya itu berdasarkan basis suku itu ada.

T: bagaimana dengan pengenalan calon terhadap suku batak yang beragama kristen?

J: melalui tim sukses yang bersuku batak itu, kita buatkan tim sukses yang bersuku batak yang sudah siap.

T: seberapa besar porsi media dalam mengkampanyekan pasangan ganteng?

J: sangat besar, karena luasnya wilayah sumatra utara ini maka tidak mungkin kita jelajahi satu per satu. Oleh karena itu, fokusnya itu memang porsi yang besarnya itu media yang untuk menyampaikan kepada masyarakat.

T: bagaimana bentuk kampanye pasangan ganteng? J: kampanyekan ada yang sifatnya terbuka dan ada kampanye yang sifatnya pendekatan, lobby kepada tokoh-tokoh masyarakat. Kemudian juga ada metode pencitraan, citra apa yang kepada masyarakat.

T: apakah ada dari tim sukses itu dari artis ibu kota atau tokoh nasional?

J: kita tidak ada mengundang artis ibu kota, pada saat itu kita mengundang ustadz Maulana , beliau kita undang untuk mengisi ceramah ibu-ibu perwiritan dibeberapa daerah. Seperti dikota medan, langkat, deli serdang dan serdang bedagai.

T: bagaiman marketing politik yang dijalankan oleh tim sukses sendiri?

J: marketing politik kita seperti kampanye juga, seperti yang saya sebutkan tadi, yang paling kuat itu adalah pencitraan. Dan kebetulan dari beberapa survey, citra pasangan ini adalah citra yang agamis, jadi citra ini yang kita kuatkan. Penguatannya itu melalui media, bahkan pak gatot itu beberapa kali menjadi khatib jumat, mengisi ceramah subuh. Nah itu dilakukan

T: apa saja yang menjadi faktor kemenangan pasangan ini?

J: klau saya lihat, secara umum faktor kemenagan pasangan ini adalah etnis jawa yang kuat, yang kedua itu islamnya dan yang ketiga adalah unsur tokoh-tokoh masyarakat lintas agama, suku tetapi memiliki hubungan kedekatan. Khususnya dukungan partai-partai politik tadi itu.

T: apakah ada tim sukses dari kalangan ahli?

J: kalangan ahli itu kan umumnya mereka berstatuis PNS, kita hanya meminta masukan dari meraka, tetapi tidak kita masukkan kedalam tim sukses.

T: sebelum pemilihan, presiden PKS lutfi hasan ishaq tersandung masalah korupsi kouta impor daging sapi. Dan dimata masyarakat image PKS menjadi jelek, bagaimana tim sukses menjelaskan hal ini kepada masyarakat?

J: kita mengatakan kepada masyarakat bahwa itu adalah hal yang berbeda, itu kasus dijakarta kasus pribadi dan tidak ada hubungan dengan kita disini. Dan bisa saja itu adalah permainan politik. Karena sudah dekat dengan pelaksanaan pilkada didua daerah besar di Indonesia ini, yaitu jawa barat dan sumut. Makanya itu bisa jadi permainan politik juga. Wawancara dengan bapak Junaidi Parapat

T: Kenapa bapak mau bergabung dalam tim sukses Ganteng?

J: Pertama, memang itu perintah partai, karena saya pengurus PKS wilayah sumut dan Gatot itu adalah yang diusung oleh PKS wilayah Sumut, maka sudah jadi ketentuan, pengurus-pengurus wilayah itu siap mendukung Gatot.

T: Berapa jumlah tim sukses Ganteng?

J: Yang sesuai di SK itu setau saya sekitar 150an orang.

T: Bapak masuk bagian yang mana?

J: Saya di ketua bidang penggalangan massa.

T: Bagaimana strategi kemenangan Ganteng secara umum?

J: Secara umum, karena Gatot itu posisinya incumben, maka kita lebih menitik beratkan kepada program yang sedang berjalan dan capaian-capaian program provinsi Sumut yang dalam hal ini ketika itu pak Gatot menjadi wakil gubernur dan kemudia di usung jadi calon gubernur defenitif, maka kita lebih menjual program kerja yang sedang berjalan dan yang akan dicapai.

T: Bagaiman cara pengenalan calon ke publik?

J: Kita lakukan pengenalan itu ada dua cara, tentu karena beliau masih menjabat, tentu mengoptimalkan beliau untuk turun ke masyarakat atau turun kebawah. Yang kedua, dari tim pemenangan sendiri tentu melakukan sosialisasi secara masif dengan menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik.

T: Bagaimana strategi pendekatan antar suku satu dengan suku lain?

J: strategi pendekatan yang kita lakukan melalui komunitas-komunitas kesukuan itu, jadi komunitas kesukuan itu seperti, peguyuban, persadaan, kumpulan marga dan sebagainya, itu kita lakukan kedekatan kemudian kita lakukan komunikasi dan akhirnya karena program kita itu dianggap mereka sesuai, maka mereka mendukung kita.

T: Bagaiamana strategi pendekatan terhadap suku Batak yang beragama Kristen?

J: Suku Batak yang beragama Kristen, kita kemaren melakukan pendekatan dengan beberapa cara, pendeta-pendeta, kemaren ada juga komunitas pendeta yang mendukung kita, kita juga melakukan komunikasi intensif pada mereka untuk memberi pemahaman bahwasanya pak Gatot ini bukan hanya milik agama Islam, dan bukan hanya milik suku tertentu. Jadi semua suku kita tampung aspirasinya. Dan yang kedua yang kita lakukan pada waktu itu dengan berkomunikasi melalui jalur adat. Jadi pak Gatot itu kita kasih marga. Di Batak kita kasih marga Lubis, kemudian di Batak Karo kita kasih marga Bangun. Dan istrinya juga tidak luput kita kasih, kita nobatkan menjadi marga Nasution dan kemudian di Batak Karo itu kita kasih marganya Pelawi. Jadi, pendekatan- pendekatan kultural seperti itu kebudayaan itu ternyata cocok untuk merangkul yang non Muslim juga.

T: Seberapa besar porsi media untuk mengkampanyekan pasangan Ganteng ini?

J: Cukup besar dan dominan, karena kita menganggap pemberitaan media itu sangat efektif untuk melakukan pencitraan positif pada beliau, karena jangkauan media cetak atau media elektronik sampai kepedalaman daerah Sumut, tentu itu sangat membantu untuk memberitakan capaian-capaian program yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan.

T: Bagaimana bentuk kampanye pasangan?

J: Kita melakukan kampanye ada beberapa jenis, ada kampanye yang sifatnya visual, artinya dengan tanda gambar dan sebagainya, kemudian ada kampanye dialogis, kita lebih mengutamakan dialog mendatangi kumpulan komunitas dan sebagainnya. Kemudian ada kampanye yang sifatnya rapat umum atau terbuka, rapat umum itu ya kita mengundang beberaapa tokoh nasional seperti pak Wiranto, ustazd Hidayat Nur Wahid, Pak Anis Matta itu kita hadirkan dalam rapat umum kampanye terbuka kita. Ada juga dai kondang yang kita kenal yaitu ustazd Maulana itu juga kita hadirkan untuk menyemarakkan kampanye terbuka kita.

T: Bagaimana marketing politik yang dijalankan oleh tim sukses sendiri?

J: Kalau tim sukses sendiri, marketing politik yang dilakukan dengan terus menerus mensosialisasikan saja. Karena tim sukses inikan ada ditingkat provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai tingkat kecamatan dan ranting. Kemudian tim sukses juga dibantu dengan relawan. Jadi relawan-relawan pendukung dari masyarakat itu sendiri membentuk tim-tim kecil. Itu sesungguhnya, itu polanya, jadi tidak sendirian tim sukses itu. Tapi banyak relawan dari masyarakat itu membentuk komunitas-komunitas kecil untuk memberikan dukungan kepada pasangan Ganteng itu.

T: Apa saja faktor yang menjadi kemenangan Ganteng ini?

J: Tentu banyak faktor, tapi yang utama kita akui beliaukan imcumbent, tentu punya peluang lebih, itu kami akui, faktor incumbent itu kita optimalkan dengan memberikan, menyampaikan rencana program kerja jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dari pasangan Ganteng itu. Posisi pak Gatot itu sebagai incumbent sangat menguntungkan untuk menjual beliau ketengah-tengah masyarakat. Masyarakat juga melihat dan beranggapan beliau mampu untuk memimpin Sumut ini dan mempercayainya.

T: Apakah ada tim sukses dari kalangan ahli?

J: Ada. Kalangan ahli dari kampus Universitas Sumatra Utara (USU) beberapa dosen dari USU kemudian dari UNIMED (Universitas Negeri Medan kemudian IAIN (Institut Agama Islam Negeri). Secara intens kita berkomunikasi. Walaupun tidak permanent mereka masuk kedalam tim sukse itu, tapi kita jadikan rujukan. Kemudian ada juga dari praktisi hukum.

T: Bagaiman penentuan jargon Ganteng pada pasangan ini? J: Kita memilih istilah yang gampang diingat. Karena kita tau Sumut ini penuh dengan anonim dan singkatan-singkatan. Karena singkatan dari Gatot dan tengku, maka jadilah Ganteng . istilah Ganteng itu sendiri juga istilah yang kita beranggapan familiar. Dan kebetulan wajahnya bisa dibilang Ganteng juga dua- dua. Dan supaya gampang di ingat saja.

Foto bersama bapak Ikrimah Hamidy

Foto bersama bapak Junaidi Parapat