GAMBARAN AGRESIVITAS REMAJA SUPPORTER PERSIJA (THE JAKMANIA) Wahyu Suwanda Yeny Duriana Wijaya Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul Jln Arjuna utara, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 [email protected]

ABSTRAK

Wahyu Suwanda. (2016). Gambaran Agresivitas Remaja Supporter (The Jakmania) (Dibimbing oleh Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psikolog dan Dra. Safitri M, M.Si.) Pada saat pertandingan sepak bola di Jakarta banyak terjadi kericuhan yang dilakukan oleh The Jakmania, sebagian besar berusia remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Selain itu pada masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi yang cenderung tidak stabil, sedangkan pengendalian diri belum sempurna yang mengarah pada perilaku agresif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran agresivitas supporter Persija Jakarta (The Jakmania). Rancangan penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif. Jumlah sampel 151 The Jakmania. Teknik pengambilan sample penelitian menggunakan purposive sampling. Instrumen pengumpulan data penelitian menggunakan Skala Likert, dengan besaran alpha cronbach (α) 0.959, dengan 31 item valid. Dari data kategorisasi terlihat agresivitas remaja supporter The Jakmania cenderung tinggi (53%), paling banyak dilakukan oleh remaja usia 17 tahun. Dari hasil crosstabulation, terlihat supporter yang berperilaku agresif tinggi yang paling banyak adalah mereka yang telah bergabung dengan The Jakmania selama 3-5 tahun dan yang sering menonton serta aspek agresivitas yang dominan adalah aspek kebencian (27,8%)

Kata kunci : Agresivitas, Remaja, The Jakmania

ABSTRACT

Wahyu Suwanda. (2016). Aggressiveness picture Youth Supporters Persija Jakarta (The Jakmania) (Supervised by Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psychologist and Dra. Safitri M, M.Sc.). At the time of a football match in Jakarta many riots carried out by the Jakmania, mostly teens. Adolescence is a period of transition of children into adulthood. Additionally in adolescence usually has great energy, emotions tend to be unstable, while not perfect self-control that leads to aggressive behavior. The purpose of this study was to determine the aggressiveness of supporters of Persija Jakarta picture (The Jakmania). The research was descriptive-quantitative. 151 The number of samples Jakmania.Mechanical sampling study using purposive sampling. Data collection instrument research using Likert Scale, with the amount of alpha cronbach (α) 0959, with 31 item valid. From the data categorization visible supporter teenage aggressiveness The Jakmania tend to be high (53 %), most often committed by adolescents aged 17 years. From the results crosstabulation , visible supporter who behave aggressively high most are those who have joined the Jakmania for 3-5 years and often watch as well as the aggressiveness of dominant aspect is the aspect of hatred (27.8 %).

Keywords : Aggressiveness, adolescence, The Jakmania Pendahuluan kuat dan menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis, Zulkifli (dalam R. memiliki banyak klub-klub Kurnia, 2005). Karena remaja seringkali sepak bola yang mewakili tiap-tiap daerah terikat dengan kelompoknya, maka apa di Indonesia, seperti Persija Jakarta, Arema yang dilakukannya ingin sama seperti Indonesia, Persib , Persebaya kelompoknya. Selain itu dalam hal , dan lain-lain. Para supporter dari pengalaman pun remaja akan melakukan tiap daerah memiliki julukan dan warna hal yang sama seperti, berpacaran, mencuri masing-masing untuk klub kesayangannya, dan termasuk juga kecenderungan untuk seperti The Jakmania untuk supporter dari melakukan agresivitas. Persija Jakarta, Aremania untuk supporter Berkowitz (dalam Luthfi dkk, 2009) dari Arema Indonesia, Bobotoh untuk mendefinisikan agresivitas sebagai supporter dari , Bondho keinginan yang relatif melekat untuk Nekat untuk supporter dari Persebaya menjadi agresif dalam situasi yang berbeda. Surabaya, dan lain sebagainya. Dapat juga dikatakan agresivitas sebagai The Jakmania merupakan salah satu kecenderungan untuk menjadi agresif, suporter kesebelasan sepak bola terbesar di Berkowitz (dalam Siddiqah, 2010) juga Indonesia yang ada di Jakarta. Saat ini mendefinisikan agresivitas adalah usaha jumlah pendukung The Jakmania berjumlah untuk melukai atau menghancurkan orang 70 ribu orang dari 56 Kordinator Wilayah lain, baik secara fisik ataupun psikologis. (http://jakonline.asia/). Para supporter ini Sejalan dengan Teori dari Goldstein mengikuti jadwal pertandingan dan mereka (dalam Carr,2003) yang mengatakan bahwa ada untuk menyaksikan pertandingan dari agresivitas para penonton akan naik ketika klub kesayangannya. Klub suporter sedang menonton pertandingan atau pun sepakbola The Jakmania adalah sebuah sesudahnya. Agrevitas itu bisa sangat organisasi yang memiliki tujuan untuk merugikan bukan hanya materi tapi juga menghimpun para pecinta bola dan korban jiwa. Dengan demikian agresivitas mendukung klub Persija Jakarta, sebagian bisa juga terjadi pada supporter sepak bola. besar supporter dari The Jakmania adalah Menurut Zillman (dalam Krahe, 2001) remaja (Pratama, 2010). menyatakan bahwa orang-orang yang Menurut (Hurlock, 1980) remaja rentan secara emosional memperlihatkan hampir selalu ingin masuk ke dalam suatu perilaku agresif lebih tinggi. Menurut kelompok tertentu sehingga mau tidak mau Atkinson (2000) Agresi merupakan reaksi remaja dituntut untuk memiliki pandangan emosional dalam bentuk reaksi amarah, yang sama dengan anggota kelompok yang sedangkan menurut Kartini Kartono (dalam lain mengenai berbagai hal. Hal ini I.Hapsari dan I. Wibowo, 2015 ), menyebabkan remaja cenderung untuk menyatakan bahwa agresi merupakan reaksi mengikuti apa yang dilakukan oleh dalam bentuk kemarahan hebat dan ledakan kelompoknya tersebut, misalnya saat emosi tanpa kendali. Dengan demikian sebagian besar remaja mengetahui bahwa ketika remaja pendukung/suporter Persija bila mereka memakai model pakaian yang Jakarta terpancing oleh lingkungan sekitar sama dengan anggota kelompok yang yang penuh amarah, ada yang bereaksi populer maka kesempatan bagi mereka agresif dalam bentuk terik-teriak maupun untuk diterima oleh kelompoknya lebih melempar batu. Namun juga ada yang besar. mampu mengendalikan diri atau tidak Masa remaja biasanya memiliki energi agresif. Dari uraian tersebut diatas peneliti yang besar, emosi yang berkobar-kobar ingin melihat gambaran agresivitas remaja sedangkan pengendalian diri remaja masih pada pendukung Persija Jakarta (The belum sempurna (Ali, 2004). Keadaan Jakmania). emosi remaja yang cenderung labil karena Populasi dalam penelitian ini erat hubungannya dengan keadaan hormon. adalah remaja The Jakmania yang aktif Suatu saat remaja bisa merasa sedih sekali sebanyak 15.143 dengan sample sebesar atau marah sekali, dan emosi remaja lebih

1

1%, maka penelitian ini menggunakan Intensitas Menonton Pertandingan 151 The Jakmania yang memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota). (sumber: Tabel Gambaran Intensitas Menonton sekretariat The Jakmania). Teknik sampling yang digunakan Pertandingan adalah Teknik non-probility merupakan teknik yang tidak memberikan peluang atau Intensitas Jumlah Persentase 78.1 kesempatan sama bagi setiap unsur atau SERING anggota populasi untuk dipilih menjadi 118 % 21.9 sampel. Purposive sampling adalah JARANG pengambilan sampel secara sengaja sesuai 3 % dengan persyaratan sampel yang Total 100% diperlukan. 51 Skala yang digunakan adalah skala likert yang dapat digunakan untuk Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang Berdasarkan hasil uji validitas fenomena sosial (Sugiyono, 2012). agresivitas diperoleh skor alpha cronbach (α) 0,880 kemudian setelah data item yang Gambaran Umum Responden gugur dihilangkan maka skor alpha cronbach (α) menjadi 0.959 yang artinya Berdasarkan usia, lama menjadi sangat reliabel. supporter dan intensitas menonton. Penelitian ini melibatkan 151 remaja Gambaran Kategorisasi Agresivitas sebagai subjek penelitian. Gambaran umum tersebut dapat dilihat dalam pemaparan Tabel Hasil Perhitungan Statistik sebagai berikut: Usia Agresivitas Tabel Gambaran Usia Responden N Min Max (μ) (σ) Usia Jumlah Presentase 17 Tahun 65 43.0% 151 79 103 93.66 4,21 18 Tahun 49 32.5% 19 Tahun 18 11.9% Gambaran Aspek Agresivitas The 20 Tahun 19 12.6% Jakmania Total 151 100%

Tabel Hasil Perhitungan Dengan Zscore Lama Menjadi Supporter Untuk Aspek Agresivitas Aspek Persen Frekuensi Tabel Gambaran Lama Menjadi Agresivitas (%)

Supporter Agresi Fisik 31 20,5 Agresi Verbal 32 21,2 Tahun Jumlah Presentase Kemarahan 26 17,2 1 - 2 tahun 12 7.9 % Kebencian 42 27,8 3 - 5 tahun 70 46.4% Tidak 20 13,2 >5 tahun 69 45.7% Terkategorisasi Total 151 100% Total 151 100

2

Gambaran aspek agresivitas dengan data Gambaran Aspek Agresivitas Dengan penunjang Intensitas Menonton Pertandingan

Gambaran aspek dominan dari 151 Tabel Aspek Agresivitas Dengan subyek yang terkatagorisasi sebanyak 131 Intensitas Menonton Pertandingan subyek dan yang tidak terkatagorisasi sebanyak 20 subyek.

Aspek Agresivitas Intensitas Gambaran Aspek Agresivitas Dengan Menonton Usia Total Pertandingan

Tabel AspekAgresivitas Dengan Usia Sering Jarang Agresi Fisik 25 6 31 Agresi Verbal 23 9 32 Usia Kemarahan 17 9 26 17 18 19 20 Total Kebencian 36 6 42 Aspek Fisik 14 10 1 6 31 Total 101 30 131 Dominan Verbal 17 10 2 3 32 Kemarahan 8 12 4 2 26 Pembahasan Kebencian 18 7 10 7 42 Total 57 39 17 18 131 Gambaran umum pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan usia, lama Gambaran Aspek Agresivitas Dengan menjadi supporter dan intensitas menonton. Lama Menjadi Supporter Penelitian ini melibatkan 151 remaja supoter the Jakmania sebagai subjek Tabel Aspek Lama Menjadi Supporter penelitian. Berdasarkan data, dilihat dari usia, Aspek Lama Menjadi Total dapat diketahui bahwa terdapat 65 subjek Agresivitas Suporter berusia 17 tahun (43%), 49 subjek berusia (1 ‐ 2 (3 ‐5 ) (>5 18 tahun (32.5%), 18 subjek berusia 19 tahun (11.9%), dan 19 subjek berusia 20 tahun) tahun tahun) tahun (12.6%). Dengan demikian dapat Agresi Fisik 2 11 18 31 disimpulkan bahwa paling banyak suporter AgresiVerbal 2 21 9 32 The Jakmania berada pada usia 17 tahun Kemarahan 2 11 13 26 yaitu usia rentang remaja awal (Mappiare, dalam Ali & Asrori 2004). Kebencian 3 17 22 42 Dapat dilihat bahwa remaja Total 9 60 62 131 supporter The Jakmania dengan

kategorisasi agresivitas tinggi sebanyak

53% dan sisanya agresivitas rendah

sebanyak 47%. Artinya supporter The

Jakmania dengan usia remaja mempunyai

agresivitas tinggi. Hal itu dapat dipahami

karena remaja memiliki karakteristik

pemunculan emosi yang berbeda bila

dibandingkan dengan masa kanak-kanak

maupun dengan orang dewasa. Emosi

remaja seringkali tidak stabil dan emosi

negatif mereka lebih mudah muncul.

Keadaan ini lebih banyak disebabkan

masalah dalam pemenuhan kebutuhan

mereka dan lingkungan yang menghalangi

terpuaskannya kebutuhan tersebut (

3

Hurlock, 1980). The Jakmania yang mengendalikan diri umtuk menghina memiliki agresivitas tinggi, mempunyai supporter lawan (item 4) dan saya mudah kecenderungan yang lebih besar untuk tersinggung jika diolok-olok supporter berperilaku agresif. Sebagai contoh, The lawan (item 7). Jakmania yang diprovokasi lewat medsos Berdasarkan data, dapat dilihat dari (media sosial) untuk menyerang atau lama menjadi supporter. Dapat diketahui mengintimidasi suporter lain, maka mereka bahwa terdapat 12 subjek selama 1-2 tahun akan mudah percaya terhadap hal tersebut, menjadi The Jakmania (7.9%), 70 subjek mereka yang cenderung berkata kasar jika yang menjadi The Jakmania selama 3-5 ada sesuatu yang tidak menyenangkan, tahun (46.4%) dan 69 subjek yang diatas 5 mudah merusak fasilitas di stadion jika tim tahun menjadi The Jakmania (45.7%). kesayangan mereka kalah, mudah Dengan demikian sebagian besar The melempar-lempar barang kedalam lapangan Jakmania yang menjadi sampel dalam ketika wasit bersikap tidak adil dan mudah penelitian ini adalah 70 The Jakmania yang tersinggung jika ada yang mengolok-olok. menjadi anggota selama 3-5 tahun. Lama Pada usia remaja ini juga menjadi supporter sangat berpengaruh pada merupakan tahap perkembangan agresivitas supporter, karena supporter yang kognitifnya. Remaja mengalami banyak sudah mendukung Persija Jakarta diatas 3-5 pengaruh-pengaruh dari luar yang tahun sangat berpengalaman menjadi menyebabkan remaja terbawa pengaruh supporter dan mencintai klub yang mereka oleh lingkungan tersebut, seperti contohnya dukung secara militan/fanatik jika perilaku agresif yang dapat merugikan dibandingkan yang lama menjadi supporter orang lain dan juga diri sendiri (Santrock, baru 1-2 tahun. Hal ini disebabkan mereka 2007). Dari hasil data dilapangan, pengaruh lebih lama mendapat hal-hal yang tidak fanatisme The Jakmania yang berlebihan menyenangkan ketika berhadapan dengan dapat menimbulkan agresi dan sekaligus supporter lain seperti diejek, dilempari batu memperkuat keadaan individu yang atau bahkan dipukuli, sehingga mereka mengalami deindividuasi untuk lebih tidak mempunyai agresivitas kebencian yang terkontrol perilakunya. Dengan lebih. Menurut teori Belajar, perilaku agresi perkembangan kognitif demikian, remaja itu yang dilakukan tanpa ada punishment supporter yang fanatik akan cenderung apapun dari pihak luar, maka akan kurang terkontrol dan tidak rasional. cenderung diulangi terus menerus. Menurut Apabila perilaku kognitif ini mendasari Guthrie (dalam Gredler 1991) juga percaya setiap perilaku, peluang munculnya agresi bahwa hukuman (punishment) memegang akan semakin besar (Nugroho, 2015). peranan penting dalam proses belajar. Secara fisiologis perkembangan Hukuman yang diberikan pada saat yang remaja menurut Prayitno (2006), remaja tepat akan mampu mengubah tingkah laku membutuhkan perasaan bahwa dirinya seseorang. Selama ini The Jakmania tidak berguna, penting, dibutuhkan orang lain diberikan hukuman (punishment) yang atau memiliki kebanggaan terhadap dirinya membuat mereka menjadi jera dalam sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk melakukan tindakan-tindakan agresif, dikenal dan diterima sebagai individu yang karena hukuman yang pernah diberikan berarti dalam kelompok teman sebayanya. hanya bersifat sementara seperti pelarangan Hal ini juga terlihat pada remaja supporter sementara menonton pertandingan Persija saat berada di dalam stadion. Remaja Jakarta. supporter The Jakmania yang menyanyikan Berdasarkan data, dapat dilihat dari yel-yel menghujat atau rasis terhadap tim intensitas menonton pertandingan, atau suporter lain, maka mereka merasa diketahui bahwa terdapat 118 The Jakmania membaur dan merasa diterima oleh The yang sering menonton pertandingan Jakmania yang lain. Agresivitas tinggi (78.1%) dan 33 The Jakmania yang jarang ditunjukkan juga pada item Saya ikut menonton pertandingan (21.9%). Dengan memukul supporter lawan ketika terjadi demikian sebagian besar The Jakmania kerusuhan (item 1), saya tidak bisa yang menjadi sampel dalam penelitian ini

4

118 The jakmania yang “sering” menonton mempunyai Insting mati/thanatos yaitu pertandingan. Intensitas menonton insting yang ditujukan pada pengrusakan, pertandingan memiliki pengaruh agresivitas penghancuran organisme/individu sendiri. karena mereka sering terlibat langsung Hal ini juga didukung oleh data lapangan, tindakan-tindakan agresi yang terjadi di supporter yang berada pada aspek dalam stadion maupun diluar stadion, selain agresivitas dominan kebencian ini adalah itu sering berprilaku agresif terhadap subyek yang tidak setuju dengan pernyataan supporter lain. Pada The Jakmania, mereka Saya percaya supporter lawan akan yang memiliki perilaku agreisivitas rendah bersikap baik dengan The Jakmania (item cenderung menghindar ketika terjadi 30) dan yang setuju dengan pernyataan kerusuhan atau tidak ikut tidak ikut terlibat Saya merasa supporter lawan akan terus perkelahian maupun kerusuhan, tidak mengusik The Jakmania (item 16). mudah terpancing emosi ketika tim kesayangan mereka dicurangi dan Simpulan cenderung tidak menghina ketika dihina oleh suporter lawan. Hal tersebut sesuai Berdasarkan hasil olah data, yang dengan pernyataan Saya menahan diri agar diperoleh dari hasil kategorisasi agresivitas, tidak terlibat perkelahian (item18), saya diketahui bahwa The Jakmania cenderung mampu mengendalikan diri jika berada pada ketegori agresivitas tinggi 80 berhadapan dengan supporter lawan (item subjek (53%) dan The Jakmania paling 20) dan saya lebih memilih diam daripada banyak mempunyai aspek agresivitas beradu pendapat dengan supporter lawan dominan kebencian, yaitu sejumlah 42 (item 26). responden dari 151 responden (27,8%). Berdasarkan data yang didapat dari Remaja suporter yang memiliki aspek hasil lapangan tentang gambaran agresivitas agresivitas dominan pada aspek ini adalah supporter Persija Jakarta (The Jakmania) remaja yang memiliki seperti perasaan diketahui bahwa aspek dominan The benci dan curiga pada orang lain, merasa Jakamania adalah aspek kebencian yaitu 42 kehidupan yang dialami tidak adil dan iri orang remaja suporter (27,8%). Kebencian hati. merupakan perwakilan dari komponen Hasil deskriptif data gambaran prilaku kognitif seperti perasaan benci dan agresivitas remaja supporter Persija Jakarta curiga pada orang lain, merasa kehidupan (The Jakmania) dengan data penunjang yang dialami tidak adil dan iri hati (Buss & berdasarkan usia, remaja yang terbanyak di Perry, dalam Meitasari, 2012). The usia 17 tahun dengan aspek agresivitas Jakmania yang menyebarkan kebencian dominan pada aspek kebencian sebanyak 18 kepada supporter lain dengan memakai remaja supporter. Dan berdasarkan lama kaos-kaos dan spanduk yang bersifat menjadi supporter diketahui remaja menghujat kepada tim maupun suporter terbanyak menonton pertandingan Persija rival. Hal ini dapat dibuktikan dengan Jakarta diatas 5 tahun berada pada dimensi individu yang diberi provokasi secara agresivitas dominan adalah aspek verbal atau berupa hinaan akan kebencian sebanyak 22 remaja. Sedangkan menyebabkan harga dirinya merasa crosstabulation antara aspek agresivitas direndahkan dan memperlihatkan dengan intensitas menonton pertandingan kecenderungan melakukan agresi dibanding “sering” yang paling banyak adalah berada individu yang tidak menerima provokasi. pada aspek kebencian sebanyak 36 Sesuai dengan teori faktor-faktor supporter. agresivitas (Green, dalam Luthfi 2009) provokasi bisa mencetuskan agresi karena Daftar Pustaka provokasi itu sering merupakan serangan terhadap sesuatu yang selalu dipelihara Ali dan Asrori (2004). Psikologi Remaja. keutuhannya, yaitu harga diri (self-esteem). Perkembangan Peserta Didik. Selain itu dalam teori (Freud, dalam Jakarta : PT. Bumi Aksara. Suryabrata 2008), bahwa manusia

5

Aronson, Elliot. 2007. Social Psychology. Kurnia, R., Hardjajani, T., Nugroho.A.A Sixth edition. Pearson Educational, (2012). Hubungan Antara Konsep Inc. New Jersey. Diri Dan Kecerdasan Emosi Dengan Agresivitas Pada Siswa Atkinson, L. R. 2000. Pengantar Psikologi Kelas XI MAN Klaten. Jurnal jilid 2. Jakarta : Interaksara Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta Vol 4, No 8 (2012). Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi Dua. Luthfi, I., Saloom, G., Yasun, H. (2009). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Psikologi Sosial. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta Bambang, P. dan Lina M. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Masruroh, Ulfa. (2015). Perbedaan Persepsi Raja Grafindo Persada Siswa Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Agresif Baron, R.A. 2005. Psikologi Sosial jilid 2. Pada Siswa Kelas XI SMK Se- edisi ke 10. Jakarta : penerbit Kabupaten Kendal Erlangga. Meitasari, W. (2014). Hubungan Antara Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar Konformitas Dengan Perilaku Agresi dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Pada Supporter Sepak Bola The Rajawali Jakmania. Skripsi. Jakarta: Universitas Esa Unggul Berkowitz, L. 1993. Agression, Its Cause, Consequences and Control. Nugroho, A. (2015) Dinamika Keberadaan McGraw-Hill, Inc, United State Kelompok Suporter Sepak Bola Di Carr, S. C. 2003. Social Psychology. Kota Provinsi Sumatra Utara Context Communication and (Studi Kelompok Suporter Klub Culture. Jon Wiley & Sons, Sepakbola PSMS MEDAN). Masters Australia. thesis, Universitas Negeri Sebelas Maret. Hapsari, I,. Wibowo, I,. (2015) Fanatisme Dan Agresivitas Suporter Klub Novapurn.blogspot.co.id (2016) Sepak Bola. Jurnal Psikologi http://novapurn.blogspot.co.id/2013/ Universitas Gunadarma Vol. 8 No. 1 06/definisi-suporter-pada- Juni 2015 umumnya.html diakses 1 Maret 2016

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Persija.co.id (2016) Perkembangan : Suatu Pendekatan http://persija.co.id/site/club diakses Sepanjang Rentang Kehidupan 3 Mei 2016 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga Pratama, Y.A (2010) Hubungan Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Kecerdasan Emosi Dengan Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Agresivitas Pada Remaja Awal Pendukung Persija (The Jak Mania). Jakonline.asia (2016) Skripsi.h.1-116. http://jakonline.asia/2015/01/18/jakm ania-memiliki-ketua-umum-baru/ Prayitno, E. 2006. Psikologi Perkembangan diakses 19 Januari 2016 remaja. Padang : Angkasa Raya

Krahe, Barbara. 2005. Perilaku Agresif. Putri Kadek Reqno Astyka. (2013). Yogyakarta : Pustaka Belajar. Hubungan Antara Identitas Sosial dan

6

Konformitas Dengan Perilkau pengambilan-sampel-dengan- Agresi Pada Supporter Sepakbola metode-purposive-sampling/. Persisam Diakses 16 desember 2015. Putra Samarinda. eJournal Psikologi. Diterbitkan. Samarinda: fisip Zulkifli, L. (2005). Psikologi Unmul. Perkembangan. Cetakan kelima, Bandung : Remaja Rosdakarya Santrock, J.W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarlito, Wirawan, Sarwono. 2002. Psikologi Sosial. Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka

Siddiqah, L. (2010). Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui Pengelolaan Amarah (Anger Management). Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Volume 37, No. 1, Juni 2010: 50 – 64

Silwan, A. (2012). Aggressive Behavior Pattern, Characteristics And Fanaticism Panser Biru Group PSIS Semarang. Journal Of Physical Education And Sports Universitas Negeri SemarangVol 1, No 1 (2012)

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suryabrata, S. (2008) Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tambunan, E. (2009). Gambaran Perilaku Agresif pada Suporter Persija Jakarta. Skripsi. Jakarta: Universitas Esa Unggul

Widiyanto, M. A. (2009). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Modul. Jakarta : Universitas Esa Unggul

Yupyonline.com. (2015). Teknik pengambilan sempel. http://yupyonline.com/riset/teknik-

7