148 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162 POTENSI WISATA DI DAN PENGEMBANGANNYA

THE POTENCY OF TOURISM IN LAMPUNG AND ITS DEVELOPMENT

Oleh Ani Rostiyati Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung Jl. Cinambo No. 136 Ujungberung – Bandung Email : [email protected]

Naskah Diterima: 14 Januari 2013 Naskah Disetujui: 15 Februari 2013

Abstrak

Lampung sebagai salah satu provinsi di memiliki potensi alam dan budaya yang bisa dikembangkan sebagai objek wisata. Potensi tersebut antara lain alam yang indah dan hawa sejuk, dikelilingi oleh kehijauan bukit dan gunung yang banyak ditumbuhi aneka ragam bunga dan pohon. Aneka ragam budayanya juga terlihat unik dan menarik, demikian pula adat istiadatnya. Dengan kondisi demikian maka Lampung bisa dijadikan mata rantai tujuan wisata Masalahnya adalah potensi tersebut belum tergarap sepenuhnya, oleh sebab itu perlu kajian secara mendalam bagaimana potensi dan pengembangannya. Dari hasil identifikasi potensi wisata yang ada di Lampung, maka akan dikaji bagaimana strategi pengembangannya dengan melihat semua komponen produk wisata yakni meliputi atraksi, amenitas, akses, dan ancillary service. Komponen produk wisata kemudian dinilai dengan analisis SWOT (strenghts, weaknesses, opportunities, threats) untuk melihat strategi yang digunakan dalam pengembangan pariwisata. Analisis SWOT digunakan pada data yang tidak menggunakan angka (kualititatif) dan digunakan sebagai dasar dalam perumusan kebijakan. Dengan demikian yang menjadi ruang lingkup kajian ini adalah : mengungkapkan potensi budaya, termasuk juga potensi alam, religi, dan sejarah; melihat sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata; sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam menyikapi masalah kepariwisataan.

Kata kunci: pengembangan, potensi wisata, Lampung.

Abstract

Lampung has great natural and cultural potencies that could be developed as objects of tourism: beautiful landscapes, moderate weather and various vegetations with mountains and hills surrounding it. Not to mention various unique customs and cultural heritage. Unfortunately, these potencies have not been fully developed yet for the benefit of its people. By using SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) analysis, the

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Potensi Wisata Di Lampung… (Ani Rostiyati) 149 author reviewed all components of tourism, such as attractions, amenities, access, and ancillary services. The aim of this study is to reveal cultural, natural, religious, and historical potencies as well as facilities and infrastructure that would support tourism activities, attitude and behavior of the local community in dealing with problems in tourism.

Keywords: development, tourism potency, Lampung.

A. PENDAHULUAN budaya yang bisa dipakai sebagai tujuan wisata. Sektor pariwisata saat ini semakin Lampung sebagai salah satu provinsi berperan dalam menunjang pembangunan di Indonesia juga memiliki potensi alam nasional maupun daerah. Sejak tahun 1997 dan budaya yang bisa dikembangkan diharapkan sektor pariwisata menjadi sebagai objek wisata. Potensi tersebut sumber andalan devisa negara di luar antara lain alam yang indah dan hawa sektor nonmigas. Pemerintah dalam sejuk, dikelilingi oleh kehijauan bukit dan pengembangan pariwisata melalui gunung yang banyak ditumbuhi aneka Direktorat Jenderal Kebudayaan dan ragam bunga dan pohon. Aneka ragam Pariwisata menegaskan bahwa : budayanya juga terlihat unik dan menarik, “Dalam rangka pembangunan demikian pula adat istiadatnya. Dengan nasional, guna meningkatkan kesejahteraan kondisi demikian maka Lampung bisa rakyat, GBHN telah menetapkan bahwa dijadikan mata rantai tujuan wisata. pembangunan kepariwisataan dilanjutkan Keindahan alam dan budaya di dan ditingkatkan dengan mengembangkan Lampung memang sebagian sudah digarap dan mendayagunakan sumber dan potensi dengan baik, artinya sudah dijadikan kepariwisataan nasional menjadi kegiatan sebagai tujuan wisata. Namun, bila ekonomi yang diandalkan untuk dibandingkan dengan potensi yang ada memperbesar penerimaan devisa, tampaknya pariwisata di Lampung belum memperluas dan meratakan kesempatan digali secara optimal. Masih cukup banyak berusaha dari lapangan kerja terutama bagi potensi alam dan budaya di daerah masyarakat setempat, mendorong Lampung yang belum digarap secara pembangunan daerah serta memper- serius. kenalkan alam, nilai dan budaya bangsa.” Lampung adalah kota yang strategis Untuk mencapai target tersebut, bagi kunjungan wisata ke berbagai objek maka kegiatan pariwisata perlu wisata. Kota ini bisa dicapai dalam 1,5 jam ditingkatkan, karena selain menambah dari Bakauheni dan 30 menit dari Bandar devisa negara, juga memperluas lapangan Udara Radin Inten. Objek wisata pantai, kerja dan memperkenalkan aneka ragam budaya, alam pegunungan, hutan, sungai, kebudayaan serta alam Indonesia yang selam dan memancing, mudah dijangkau indah. Indonesia mempunyai potensi yang dari kota ini. Objek yang satu dan lainnya besar dalam pengembangan pariwisata, saling berdekatan, bisa dipastikan karena selain memiliki alam yang indah kunjungan atau perjalanan wisata menjadi juga aneka ragam budaya dan adat istiadat. tidak monoton, pengalaman pun menjadi Sayangnya, potensi ini belum tergarap lebih beragam karena banyak tempat yang secara optimal, mungkin karena alasan bisa dilihat. dana atau sumber daya manusianya yang Provinsi Lampung terdiri atas 13 belum siap. Untuk itu, pemerintah saat ini kabupaten dan 2 kotamadya yakni Kota berupaya menggali potensi alam atau Bandar Lampung dan Metro. Ibukota Lampung berada di Bandar Lampung dan

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 150 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162 menurut sejarahnya Bandar Lampung dan pusat perbelanjaan. Dengan kondisi merupakan penyatuan dari dua kota, yakni seperti itu, maka Lampung memiliki Telukbetung dan Tanjungkarang. potensi alam dan budaya yang dapat Telukbetung dan Tanjungkarang dianggap dimanfaatkan untuk tujuan wisata. Yang merupakan cikal bakal terbentuknya Kota menjadi pokok permasalahan adalah Bandar Lampung. Secara geografis, Teluk potensi daerah tersebut belum digali secara Betung berada di selatan Tanjung Karang mendalam, terutama pada wisata non- dan dijadikan patokan batas jarak Ibukota unggulan. Selain itu, kesadaran masyarakat Provinsi. Pada tahun 1984, Kota Teluk akan kekayaan budaya yang mendukung Betung dan Tanjung Karang digabung industri pariwisata dirasa kurang, padahal dalam satu kesatuan wilayah kota di kegiatan pariwasata sesungguhnya Bandar Lampung. Pada perkembangan merupakan pariwisata sosial budaya yang selanjutnya, Kota Tanjung Karang dan melibatkan unsur manusia (SDM) di Teluk Betung berubah menjadi Kotamadya dalamnya. Artinya perlu didukung oleh TK. II Tanjung Karang-Teluk Betung dan sikap perlaku sadar wisata yang sekaligus menjadi Ibukota Provinsi mendukung kegiatan tersebut. Lampung. Pada tahun 1988 berdasarkan Penelitian kecil ini dilakukan dalam PP no 43 terjadi perubahan penyebutan upaya menjawab pertanyaan tersebut, dari pemerintah Kotamadya DT II Bandar yakni ingin melihat bagaimana potensi Lampung menjadi pemerintah Kota Bandar pariwisata di Lampung dan Lampung dan tetap dipergunakan hingga pengembangannya. Langkah pokok dalam saat ini. melihat potensi dan pengembangan objek Ada tujuh wisata unggulan yang daerah tujuan wisata (ODTW) adalah terdapat di Lampung, yakni Krakatau, lewat identifikasi objek wisata. Dalam Bandar Lampung (Teluk Betung dan mengidentifikasi memperhatikan 3 hal Tanjung Karang), Kiluan (laut yang yaitu kriteria untuk mengidentifikasi, terdapat banyak ikan lumba-lumba di metode identifikasi dan dokumentasi hasil Kabupaten Tanggamus), Bukit Barisan identifikasi. Objek wisata yang Selatan, Way Kambas, Tanjung Setra, dan teridentifikasi, kemudian dikaji dengan menara Siger. Khusus untuk Teluk Betuk analisis SWOT untuk melihat kekuatan, dan Tanjung Karang yang sudah digabung kelemahan, ancaman dan peluang untuk dalam satu kesatuan yang menjadi pusat pengembangan kawasan wisata tersebut. ibukota Lampung ini memiliki potensi Semua objek wisata akan dilakukan wisata unggulan seperti adanya museum penilaian meliputi kriteria keragaman yang terletak di tengah kota, sentra atraksi, latar lingkungan alam budaya, kerajinan tapis, sentra penjualan kuliner tingkat kelola lingkungan, hubungan antara keripik pisang, dan berbagai sanggar seni. objek wisata, aksebilitas, fasilitas, pasar Pengembangan wisata unggulan ini sudah kelembagaan, dan SDM. Selanjutnya hasil dikemas dengan baik dan menjadi tujuan dari penilaian semua komponen objek wisatawan. Adapun pantai, laut, rumah wisata akan dikaji dengan menggunakan tradisioal, danau, alam pegunungan, analisis SWOT, yakni merupakan salah biasanya terletak jauh dari ibukota satu alat menganalisis kekuatan (strength), Lampung dan ini merupakan wisata non- kelemahan (weakness), peluang unggulan. (opportunity) dan ancaman (threat) suatu Wisata nonunggulan sebenarnya objek. Analisis SWOT digunakan pada cukup banyak di Provinsi Lampung, akan data yang tidak menggunakan angka tetapi belum tergarap sepenuhnya, (kualititatif) dan digunakan sebagai dasar meskipun prasarana dan sarana cukup dalam perumusan kebijakan. Dengan tersedia, seperti taksi, bus dalam kota dan demikian yang menjadi ruang lingkup antarkota, kereta api, restoran, penginapan, kajian ini adalah : mengungkapkan potensi

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Potensi Wisata Di Lampung… (Ani Rostiyati) 151 budaya, termasuk juga potensi alam, religi, tersebut. Oleh sebab itu dalam industri dan sejarah; melihat sarana dan prasarana pariwisata, unsur manusia menjadi sentral yang mendukung kegiatan pariwisata; perhatian baik dia sebagai objek maupun sikap dan perilaku masyarakat setempat subjek. Kemasan pariwisata tidak bisa dalam menyikapi masalah kepariwisataan. ditampilkan terpilah-pilah atau terlepas dari unsur manusianya, melainkan harus

merupakan suatu kesatuan utuh yang B. HASIL DAN BAHASAN diwujudkan dengan pelayanan, keramah- Lampung termasuk provinsi yang tamahan, kebersihan, keamanan, keindahan memiliki objek wisata yang menarik atau dan ketertiban yang ditampilkan oleh bisa dijual, baik alam maupun dikelilingi masyarakat pendukungnya. oleh kehijauan bukit dan gunung yang Bandar Lampung adalah kota yang banyak ditumbuhi beraneka ragam bunga. strategis bagi kunjungan wisata ke Oleh sebab itu Lampung sejak lama berbagai objek wisata. Kota ini bisa dijadikan mata rantai tujuan wisata karena dicapai dalam 1,5 jam dari Bakauheni dan memiliki potensi budaya alam yang 30 menit dari Bandar Udara Radin Inten. memesona. Dengan kondisi alam tersebut Objek wisata pantai, budaya, alam menjadikan Lampung sebagai salah satu pegunungan atau wisata petualangan di tujuan wisatawan baik dari dalam maupun hutan dan sungai, selam dan memancing, luar negeri. Meskipun potensi alam dan mudah dijangkau dari kota ini. Objek yang budaya di daerah tersebut belum digali satu dan lainnya saling berdekatan, bisa sepenuhnya, namun di sana terdapat dipastikan kunjungan atau perjalanan pantai, laut, perkebunan, pegunungan dan wisata menjadi tidak monoton, hutan, peninggalan sejarah, kuliner yang pengalaman pun menjadi lebih beragam bisa dijadikan tujuan wisata. Selain itu, karena banyak tempat yang bisa dilihat. tumbuh suburnya berbagai kesenian daerah Selain itu rumah-rumah tradisional dan adat istiadat khas Lampung bisa atau rumah adat, kawasan hutan kota dan dijadikan sebagai aset wisata. taman kupu-kupu bisa dilihat di sini. Di Membangun industri pariwisata banyak tempat di Lampung bisa dengan memang tidak hanya cukup dengan mudah menemukan kain tapis, yaitu kain keindahan alam dan keragaman budaya khas Lampung yang ditenun dari benang, saja, melainkan juga harus didukung oleh kapas atau serat nanas secara tradisional. sarana lainnya seperti jasa usaha, Kain yang disulam dengan benang emas transportasi, dan faktor kesiapan sumber atau benang perak yang dinamakan tapis daya manusia dalam menunjang dan sulam usus juga dijumpai di Lampung pariwisata. Betapa pentingnya keterlibatan dengan berbagai motif. masyarakat dalam menunjang pariwasata Jika ingin wisata pantai, bisa datang tersebut. Daya tarik dan potensi daerah ke bibir Pantai Teluk Lampung yang tujuan wisata akan berhasil dengan terbentang dari Kalianda di Lampung dukungan prasarana, sarana dan kesiapan Selatan hingga Bandar Lampung. Sebuah masyarakat sebagai sumber daya manusia kawasan teluk dengan pantai yang indah yang terlibat dalam industri pariwisata. dan selanjutnya ke Teluk Semangka di Sebab bagaimanapun juga kegiatan Tanggamus. Sumber air panas Way pariwisata merupakan pariwisata sosial Belerang, Pantai Wartawan, Kalianda budaya yang melibatkan unsur manusia di Resor, Laguna Helau, Merak Belantung, dalamnya (Donald E. Linberg, 1976: 102). Pasir Putih, Tanjung Selaki, Pulau Pasir, Menurut Donald untuk mewujudkan Pantai Marina adalah kawasan wisata masyarakat industri pariwisata perlu pantai di Teluk Lampung di wilayah didukung oleh sikap perilaku dan nilai- Lampung Selatan. Pantai Marina memiliki nilai budaya yang mendukung kegiatan pemandangan indah dengan batu-batu

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 152 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162 karang yang bentuknya beraneka ragam. Potensi Kawasan Wisata di Lampung Menurut cerita rakyat, ada batu karang dan Pengembangannya yang disebut Batu Balai merupakan tempat Pariwisata merupakan sebuah Pangeran Cindar Bumi menerima tamu. bentuk kegiatan rekreasi. Sebagai kegiatan Pantai ini terletak di Kecamatan rekreatif, pariwisata merupakan sarana Sidomulyo, 43 kilometer dari Bandar pemenuhan hasrat manusia untuk Lampung atau 22 kilometer dari Kalianda. bereksplorasi guna mengalami berbagai Fasilitas yang tersedia di sini beragam. perbedaan. Karakter yang melekat dari Sedangkan kawasan wisata Kalianda sebuah kegiatan wisata adalah melakukan Resort terletak 30 kilometer utara perjalanan ke luar wilayah kehidupan Bakauheni, 20 kilometer utara Kalianda, sehari-hari. Unsur perjalanan menjadi dan 45 kilometer dari Bandar Lampung. penting yang bertujuan mengalami Kawasan ini menyediakan fasilitas perbedaan fisik, seperti bangunan, petualangan seperti tur ke Krakatau dan lingkungan alam, benda, hewan, pulau-pulau sekitar Teluk Lampung bagian tumbuhan, dan manusia. Perbedaan non- selatan, diving di Pulau Sebuku, fisik seperti perbedaan suhu, udara, memancing, tempat berkemah, bungalow, kuliner, suasana, adat istiadat, kesenian, jetsky, diskotek, kafetaria yang menghadap cara berpakaian, dan lain sebagainya. ke pantai, penyewaan sepeda, dan perahu Karakter pariwisata lainnya dayung. dilakukan dalam jangka waktu relatif Objek-objek wisata lain adalah pendek atau tidak terlalu lama. Ketika taman purbakala, desa adat, agrowisata, mereka sudah puas memperoleh makam Kuno Pangeran Jiwa Kesuma, pengalaman dan berbagai perbedaan yang kawasan batu keramat, air terjun, kubu dijumpai di suatu tempat, dengan segera perahu, danau dan perkampungan asli yang mereka kembali pada kesehariannya. tersebar di 10 kabupaten dan kota. Objek- Kegiatan pariwisata merupakan sebuah objek wisata itu hanyalah sebagian kecil interaksi sosio kultural sebab di dalamnya dari kekayaan objek wisata Lampung. terkandung interaksi antara host (tuan Wisata unggulan di Lampung adalah objek rumah) dengan guests (wisatawan). Dalam wisata Kepulauan Gunung Krakatau, kaitannya dengan apa yang dinikmati oleh Taman Nasional Way Kambas dan Bukit konsumen atau wisatawan dalam kegiatan Barisan. Tiga objek ini sudah dikenal di pariwisata dikenal dengan nama produk seluruh dunia. Di samping objek fisik, wisata. Produk wisata dapat diartikan pariwisata Lampung juga menyajikan sebagai sesuatu yang dapat ”dijual” paket atraksi yang puncaknya adalah sebagai komoditas pariwisata. Produk Festival Krakatau. wisata sebagai komponen penting dalam Lampung merupakan kawasan industri pariwisata mencakup 3 aspek yang wisata alternatif yang paling diminati dikenal dengan istilah triple A (atraksi, warga dan daerah lain di Sumatera. amenitas, aksesbilitas, dan ancillary Setiap akhir pekan sebagian hotel di service). Lampung, mulai dari hotel melati hingga Atraksi adalah objek atau daya tarik hotel berbintang, selalu padat tamu. wisata (ODTW) yang bisa dilihat, Tingkat hunian hotel di Lampung bisa ditonton, dan dinikmati oleh wisatawan. mencapai di atas 50 persen. Sebagian besar Seringkali atraksi ditafsirkan dalam dua tamu hotel datang dari Jakarta dan komponen yakni sebagai objek wisata dan sekitarnya, seperti Serang dan sebagian atraksi wisata. Objek wisata biasanya dapat kecil dari atau . Sejak disaksikan tanpa perlu persiapan, tahun 2002, tingkat hunian hotel mulai sedangkan atraksi wisata adalah sesuatu padat sejak Jumat malam. yang dapat dilihat lewat pertunjukan dan

seringkali membutuhkan persiapan.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Potensi Wisata Di Lampung… (Ani Rostiyati) 153

Selain atraksi, yang termasuk dalam diharapkan mampu melaksanakan Program produk wisata adalah amenitas yakni Sapta Pesona, meliputi keamanan, segala macam fasilitas yang menunjang kebersihan, ketertiban, keindahan, ramah kegiatan pariwisata seperti rumah makan, tamah, sejuk, dan kenangan. Masyarakat penginapan, komunikasi, pos keamanan diharapkan mempunyai sikap mental dan dan lain sebagainya. Keberadaan dan nilai-nilai budaya yang mendukung kelengkapan berbagai jenis fasilitas Program Sapta Pesona tersebut. menjadi syarat mutlak bagi kunjungan Berikut ini akan dipaparkan potensi wisatawan. Ketiga adalah aksesbilitas nilai budaya masyarakat di satuan lokasi berupa sarana yang menyebabkan wisata Lampung, dimana aspek nilai wisatawan dapat berkunjung di sebuah budaya daerah dijadikan sebagai acuan objek wisatawan. Dalam konteks ini, dalam pengembangan pariwisata. sarana dan prasarana dibangun agar Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu wisatawan dapat mencapai tujuan dengan cara hidup atau way of life. Cara hidup atau aman, nyaman, dan layak. Alat transportasi pandangan hidup ini meliputi cara berpikir, mudah dicari dan keadaan jalan mudah bertindak, dan karya nyata yang dianggap dilalui, sehingga akses wisatawan ke berguna bagi masyarakatnya. Pengertian tujuan wisata bisa dicapai dengan mudah, kebudayaan daerah di sini adalah sistem aman, dan nyaman. Terakhir adalah nilai budaya yang berfungsi untuk menata ancillary service yakni meliputi kegiatan perilaku dan menghasilkan benda atau pemasaran, promosi, dan koordinasi. hasil karya masyarakat. Sistem nilai Dari keempat aspek produk wisata budaya merupakan suatu rangkaian dan di atas, model pengembangan produk konsepsi abstrak yang hidup dalam alam haruslah mempertahankan keaslian agar pikiran masyrakat tentang yang dianggap dapat bersaing dengan daerah lain. Dengan penting dan berharga. kata lain, objek wisata harus memiliki Masyarakat Lampung memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan seperangkat nilai budaya yang merupakan objek wisata lain. Keunikan merupakan adat dan hasil sosialisasi keluarga maupun faktor penting dalam menentukan lingkungan sosialnya. Sejak kecil, mereka penjualan. Selain itu, dukungan kondisi sudah ditanamkan sikap ramah dan prasarana yang baik, tersedianya fasilitas, terbuka. Sikap dan tingkah laku dan pelayanan juga menentukan daya tarik masyarakat Lampung pada dasarnya wisata. tercermin pada falsafah piil pesenggiri. Selain yang disebutkan di atas, Secara harfiah, piil pesengiri berarti potensi wisata juga perlu didukung oleh perbuatan atau perangai manusia yang sikap dan nilai-nilai budaya yang agung dan luhur di dalam nilai serta mendukung kegiatan tersebut. Unsur maknanya dan karena itu patut diteladani manusia menjadi sentral perhatian, baik dan pantang untuk diingkari. Di dalam sebagai objek maupun subjek. Peranan konsep piil pesenggiri terkandung nilai- masyarakat dalam pengembangan nilai budaya luhur yang mengandung pariwisata sangat penting yakni harus makna berjiwa besar, malu, harga diri, memiliki sikap mental, perilaku, dan nilai ramah, suka bergaul, tolong menolong, budaya yang mampu mewujudkan bernama besar dan bergelar. Oleh sebab itu masyarakat industri pariwisata. Usaha untuk mempertahankan piil pesenggiri, pariwisata dapat dianggap usaha industri seseorang dapat mempertahankan apa saja, karena memperdagangkan barang dan jasa. sekalipun nyawa. Sebagai prinsip hidup Oleh sebab itu industri pariwisata tidak bermayarakat bagi orang Lampung piil bisa dilepaskan dari peran serta masyarakat pesenggiri didukung dan ditunjang oleh 4 dan sumber daya manusia yang terlibat unsur, yakni sakai sambaian, nemui langsung di dalamnya. Masyarakat nyimah, nengah nyappur, dan berjuluk

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 154 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162 beadek. Sakai sambaian artinya tolong Mereka berprinsip piil pesenggiri menjaga menolong di antara sesama silih berganti. kesadaran moral untuk mencapai Tolong menolong ini tidak bersifat materiil kebahagiaan hidup, mengembangkan saja, tapi juga moral termasuk tenaga dan keserasian, keselarasan, dan kesadaran pikiran. Inti dari konsep ini terletak pada hidup masyarakat. kegiatan individual untuk memenuhi Dalam kaitannya dengan pariwisata, kepentingan umum dan tidak didasarkan Piil Pesenggiri berdampak positif yakni kepentingan pribadi. nilai-nilai yang terkandung di dalamnya Unsur kedua adalah nemui nyimah, seperti keterbukaan, ramah, tolong yakni nemui membuka diri untuk menolong, menghargai orang lain, punya menerima tamu dan nyimah artinya harga diri, dan malu, bisa menjadi faktor keinginan untuk memberikan sesuatu pendukung Sapta Pesona Wisata, yaitu dengan ikhlas pada seseorang atau ketertiban, keindahan, ramah, sejuk, kelompok sebagai tanda akrab. Jadi nemui bersih, keamanan, dan kenangan. Berikut nyimah artinya bermurah hati dan ramah ini diuraikan tentang nilai budaya daerah tamah, sopan santun, dan menghargai yang berkaitan dengan Sapta Pesona orang lain (tamu). Inti dari konsep ini Pariwisata yakni ramah, aman, tertib, adalah sikap bermurah hati dengan indah, bersih, sejuk, dan kenangan. Ramah memberikan sesuatu kepada orang lain, adalah sikap yang selalu ditanamkan pada bermurah hati, bertutur kata sopan santun. setiap orang dalam berkomunikasi. Sikap Unsur ketiga adalah nengah nyappur yakni ramah erat kaitannya dengan rasa hormat suka berkenalan, bersahabat, dan bergaul dan sopan, suka senyum dan suka dengan masyarakat. Intinya konsep ini membantu tanpa pamrih. Aman adalah diartikan sebagai keterbukaan, sikap yang memberi rasa tenang dan berpengetahuan luas, dan ikut tentram bagi masyarakat. Makna yang berpartisipasi terhadap segala hal yang terkandung dalam ungkapan tersebut baik. Nilai nengah nyappur mengharuskan adalah kita tidak boleh percaya begitu saja tiap individu baik kepada orang lain, kepada orang lain, harus hati-hati dan menjaga keseimbangan antara kepentingan waspada. Untuk menciptakan rasa aman pribadi dan umum. Bejuluk deadek adalah bagi wisatawan, dibangun beberapa pos pemberian gelar untuk menghormati orang yang dijaga oleh satpam. Untuk lain akan jasa dan peranannya. Selain itu mempermudah keamanan, petugas juga diberikan kepada orang atau kerabat mengeluarkan peraturan pada setiap yang diatur oleh adat secara turun pemilik penginapan agar selalu menurun. Pemberian gelar ini dilakukan melaporkan tamunya pada ketua RT dengan upacara adat. setempat. Dari uraian tentang piil pesenggiri Tertib adalah suatu kondisi atau ini tergambar bahwa konsep tersebut keadaan yang mencerminkan suasana merupakan pandangan hidup yang bersifat teratur dan disiplin. Tertib erat kaitannya mempertahankan harga diri. Budaya harga dengan etos kerja. Masyarakat Lampung diri bagi masyarakat Lampung pepadun selalu berprinsip jangan meninggalkan merupakan budaya malu dalam wujud pekerjaan yang belum selesai. ”Berjalan tradisional seperti tercermin dalam piil sampai ke batas, berlayar sampai ke pesenggiri. Sebagai pedoman bersikap dan pulau”, begitu kata peribahasa, dalam bertingkah laku, piil pesenggiri telah mengerjakan tugas harus sampai selesai menyatu dalam kehidupan sosial secara teratur dan disiplin. Budaya antri masyarakat Lampung dan merupakan satu berkaitan dengan sikap tertib masyarakat, totalitas dari bentuk kehidupan, perasaan, artinya jika masyarakat tertib dan taat pengalaman, dan kehendak sehingga peraturan, maka timbul budaya antri dalam menjadi karakter khas manusia Lampung. membeli tiket dan berlalu lintas. Tertib

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Potensi Wisata Di Lampung… (Ani Rostiyati) 155 mengenai waktu juga selalu ditanamkan makam. Nilai budaya bersih ini memberi masyarakat, jangan lupa pada waktu. kontribusi positif dalam melaksanakan Tertib dalam waktu merupakan kunci program Sapta Pesona Pariwisata. sukses dalam hidup, karena dengan Masyarakat diharapkan senantiasa menjaga mengerjakan pekerjaan tepat waktu akan kebersihan lingkungan, sehingga terlihat menghasilkan optimal. Demikian pula bersih, rapi, dan nyaman. Kondisi ini tentu dalam membuat janji, masyarakat akan membuat wisatawan merasa betah, Lampung harus menepati janji, harus teguh nyaman, bebas sampah, limbah, dan memegang janji dan tidak pernah kotoran lain. melanggar janji. Nilai budaya tertib Kenangan adalah sesuatu yang memberi kontribusi positif terhadap memberi kenyamanan dan kepuasan program Sapta Pesona Pariwisata di sehingga orang punya kesan mendalam. Lampung, yakni masyarakat harus tepat Sudah merupakan tradisi jika masyarakat waktu, menepati janji, antri, dan disiplin. Lampung memberi oleh-oleh tamu atau Untuk menjaga ketertiban pengunjung, di sanak saudara untuk kenangan, sebagai tempat tertentu sekitar pantai dipasang rasa hormat, ucapan terima kasih, dan tulisan ”Jangan buang sampah menyambung tali persaudaraan. Beberapa sembarangan”, ”di sini tempat parkir”, warga membuat gantungan kunci, bingkai ”Jangan berenang berbahaya”, dan lain foto, guci, asbak dari kayu. Kayu biasanya sebagainya. Semua tulisan itu untuk didapat dari limbah laut saat kayu tersebut mengingatkan pengunjung agar bersikap terdampar ke tepi pantai. Memberi tertib. kenangan merupakan tradisi yang baik, Indah adalah suatu kondisi yang karena memberikan oleh-oleh pada tamu mencerminkan penataan yang teratur, untuk mengungkapkan rasa hormat, tertib, dan serasi sehingga memancarkan ucapan terima kasih, dan memberikan keindahan. Masyarakat Lampung, senang kesan mendalam kepada orang lain. Tradisi akan keindahan baik dalam penampilan ini berdampak positif bagi dunia wisata, dan penataan yang serasi hingga karena kenangan itu mempunyai makna memancarkan keindahan. Nilai budaya yang beragam, terkesan karena indah yang ada pada masyarakat Lampung pelayanannya, keindahan alamnya, ternyata memberi kontribusi positif pada kebersihan lingkungannya, keseniannya, pelaksanaan program Sapta Pesona kuliner, atau cinderamata yang unik Pariwisata. menarik. Sikap bersih juga ditanamkan pada Sejuk adalah suatu kondisi atau masyarakat Lampung, keadaan bersih ini keadaan lingkungan yang memberikan harus tercermin dalam lingkungan maupun suasana segar dan nyaman. Kondisi itu diri sendiri. Ungkapan yang sering sudah tercipta di kawasan wisata di ditanamkan pada masyarakat adalah hidup Lampung. Keindahan alamnya, sungguh itu harus besih dan sehat. Dengan bersih menarik bagi wisatawan, udara sejuk, jasmani maupun rohani, akan menjadikan pemandangan alam yang indah, hamparan badan sehat dan jauh dari penyakit. pasir yang memikat. Potensi alam yang ”Kebersihan merupakan bagian dari iman”, dimiliki ini merupakan aset utama untuk ungkapan ini sangat diresapi masyarakat mengembangkan pariwisata di Lampung. Lampung. Mereka melakukan kerja bakti Apa yang sudah diuraikan di atas Jumsih, yakni pada hari Jumat bahwa kebudayaan daerah mempunyai dilaksanakan kerja bakti agar lingkungan peranan penting dalam pengembangan sehat dan bersih. Selain itu pada hari pariwisata. Artinya, bahwa untuk Minggu mereka melaksanakan kerja bakti mewujudkan masyarakat industri untuk membersihkan fasilitas umum pariwisata perlu didukung oleh sikap seperti selokan, jalan, parit, mesjid, dan mental, perilaku, dan nilai-nilai budaya

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 156 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162 yang mendukung kegiatan tersebut. 6. Objek Wisata Sejarah : Situs Pugung Masyarakat Lampung memiliki nilai-nilai Raharjo, Kota Tulang Bawang, budaya yang mampu mendasari Monumen Krakatau, Museum pelaksanaan program sapta pesona wisata. Lampung, Rumah Adat Lampung, Piil pesenggiri yang merupakan falsafah Monumen Krakatau, dan Museum hidup orang Lampung sangat berperan Negri Ruwai Jurai. dalam mewujudkan sikap mental, nilai- Jika dikaji lebih dalam sesuai dengan nilai, dan perilaku yang mendukung konsep Edward Inskeep (1991:80), maka pengembangan pariwisata. objek daya tarik wisata (ODTW) di Setelah melihat potensi objek Lampung terdiri atas 3 kategori, yakni: wisata di satuan kawasan wisata di Lampung, maka dalam rancangan 1. Daya tarik alam meliputi keindahan pengembangan terlebih dahulu perlu pantai, laut, kekayaan flora fauna, dilakukan penilaian semua komponen lingkungan yang khas seperti laguna, objek wisata di Lampung, terutama wisata gumuk pasir, batu karang, taman nonunggulan. Khusus untuk wisata karang, danau, pegunungan, dan pasir unggulan yang berada di Bandar Lampung putih. (Tanjungkarang dan Telukbetung) sudah 2. Daya tarik budaya meliputi kesenian tertata dengan baik sarana maupun tradisional, kuliner, kerajinan tapis, prasarananya. Berikut ini hasil dari rumah adat, dan upacara adat. identifikasi potensi wisata di Lampung, yakni : 3. Daya tarik sejarah meliputi peninggalan situs, makam keramat, masjid, dan 1. Objek Wisata Alam dan Pantai: Pantai museum. Mutun, Paralayan, Pulau Tangkil, arung jeram, wisata bahari, agro wisata, Semua objek wisata akan dilakukan pemandian, Pantai Gisting, Bendungan penilaian meliputi kriteria keragaman Batu Tegi, Gunung Rajaada, Air terjun atraksi, latar lingkungan alam budaya, Way Lahan, Danau Suoh, Danau Tirta tingkat kelola lingkungan, hubungan antara Gangga, dan Air Terjun Curup Tujuh. objek wisata, aksebilitas, fasilitas, pasar kelembagaan, dan SDM. Selanjutnya hasil 2. Objek Wisata Budaya: seni tari dari penilaian semua komponen ODTW kulintang, cangget, piring, buban akan dikaji dengan menggunakan analisis during, tupping, dan tari kenui; Festival SWOT yakni merupkan salah satu alat Teluk Semaka, Krakatau Festival, menganalisis kekuatan (strength), Festival Teluk Sambas, dan Pesona kelemahan (weakness), peluang Lumbok Banau; Upacara Ngumbay (opportunity) dan ancaman (threat) suatu Lawok, Upacara Pengetahan Adok, dan objek. Analisis SWOT digunakan pada Hajat Laut. data yang tidak menggunakan angka 3. Objek Wisata Religi: Vihara Hin Bio, (kualititatif) dan digunakan sebagai dasar Gereja Marturia, Makam Raden Intan, dalam perumusan kebijakan. Situs Purawiwitan, Kompleks Kelemahan dan kekuatan berasal Megalitik, Masjid Al-Anwar, dan dari faktor internal yang ada pada saat ini, Masjid Al-Yagin. yang memberi dampak positif dan negatif bagi keberhasilan program wisata di 4. Objek Wisata Kerajinan: Tapis, batik Lampung. Adapun peluang dan ancaman Sanggi, Sulam Usus, dan kain Inuh. berasal dari faktor eksternal yang memberi 5. Objek Wisata Kuliner : durian dampak positif atau negatif bagi tanggamus, keripik pisang, seruit, kelangsungan program wisata di Lampung. nyubik, kopi, dan kerupuk kemplang.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Potensi Wisata Di Lampung… (Ani Rostiyati) 157

Hasil dari penilaian komponen Belum semua terjangkau dan tersedia OTDW di Lampung dengan menggunakan mobil umum sampai ke lokasi. analisis SWOT adalah sebagai berikut : Belum semua tersedia fasilitas umum 1. Objek Wisata Alam (Laut) meliputi seperti WC, kamar mandi, sarana Pantai Mutun, Paralayan, Pulau pendukung keselamatan jika ada Tangkil, arung jeram, wisata bahari, kecelekaan/tenggelam dan poliklinik.

agro wisata, pemandian, Pantai Gisting, Tempat parkir belum semua tersedia. Bendungan Batu Tegi, Gunung Belum semua jalan bagus, artinya Rajaada, Air terjun Way Lahan, Danau perlu perbaikan. Suoh, Danau Tirta Gangga, dan Air Letak yang cukup jauh memerlukan Terjun Curup Tujuh. transportasi memadai. Belum semua lokasi wisata tersedia Kekuatan (Strenght): penginapan. Memiliki keindahan pantai, batu Belum semua tersedia guide yang karang, gunung, dan laguna. profesional.

Deburan ombak tidak terlalu keras, bisa Peluang (Opportunities) dipakai camping ground, peman- cingan, renang dan perahu dayung. Memiliki potensi yang tinggi berupa Keindahan pasir putih di sekitar pantai. unsur kelautan (wisata pantai). Lingkungan geografis masih asli dan Kekayaan laut dapat dikelola secara alami. optimal untuk kesejahteraan Kesejukan udara alam di sekitar pantai. masyarakat. Tingkat pencemaran alam relatif kecil. Dapat dikembangkan objek wisata baru Orbitasi dengan objek wisata lain berupa perkemahan, pendakian gunung, relatif dekat. pemancingan, camping ground, renang, Kondisi jalan relatif bagus. perahu dayung dan selancar.

Sudah terdapat dalam paket brosur Dibuat paket wisata.

Wisata. Mengembangkan desa wisata.

Diminati masyarakat baik dalam Dapat dirancang perencanaan maupun luar negeri. pengadaan alat transportasi umum dan Sudah tersebar dari mulut ke mulut. sarana kesehatan untuk menanggulangi Adanya keterlibatan antarsektor dalam kecelakaan atau dalam menghadapi pengembangan atau pengelolaan situasi darurat.

(Disbudpar, Bappeda) Dapat dirancang untuk membangun Sudah ada pemandu yang menguasai fasilitas umum.

medan Jumlah pengunjung diperkirakan akan meningkat di waktu mendatang. Kelemahan (Weakness) Dapat mengundang stakholder swasta Belum terbentukmya brand image di (investor) untuk menanamkan modal kawasan wisata Lampung. (investasi).

Kondisi masyarakat yang belum me- Kebijakan yang menjadikan usaha nunjang keberadaan pantai misalnya pariwisata di satuan kawasan wisata sampah terlihat menumpuk, pencarian Lampung sebagai sektor unggulan. rumput laut yang liar bisa mengganggu Ancaman (Threatness) ekosistem, dan sikap masyarakat yang

kurang simpati seperti adanya minta Akan muncul budaya baru yang uang dengan paksa dan meminta kontemporer seperti komersialisme, bayaran agak mahal. materialistis dan vandalisme.

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 158 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162

Dikhawatirkan adanya tingkat Adanya kampung adat di Desa Wana kerusakan lingkungan. bisa dikembangkan menjadi objek Rawan kecelakaan di laut, kejahatan wisata budaya karena memiliki adat dan mungkin terdapat lokalisasi istiadat dan arsitektur rumah yang prostitusi. menarik. Tingkat kesadaran masyarakat yang Kehidupan masyarakat nelayan lengkap mendukung perawatan fasilitas masih dengan tradisinya yang unik menarik rendah. wisatawan.

Kemungkinan terjadi konflik. Kelemahan (Weakness) Minat wisatawan asing masih minim, karena belum tersedianya sarana yang Pelaksanaan upacara adat dan kesenian menunjang seperti hotel, penukaran tradisional belum dikemas dengan baik. uang, restoran yang luas, dan faktor Makanan khas belum dikemas dengan jarak yang cukup jauh, berkelok cukup baik dan pemasaran kurang maksimal. menyulitkan perjalanan. Belum banyak tempat khusus untuk Kinerja pariwisata hanya diukur dari penjualan cinderamata bagi wisatawan. perolehan PAD. Belum ada promosi tentang adanya Keamanan kurang pada tempat tertentu. kampung adat.

2. Objek Wisata Budaya yang berupa Peluang (Opportunites) kesenian (seni tari kulintang, cangget, Memiliki potensi budaya yang tinggi.. piring, buban during, tupping, dan tari Dapat dikembangkan objek wisata kenui); Festival Teluk Semaka, berupa pengembangan desa wisata dan Krakatau Festival, Festival Teluk kampung adat. Sambas, dan Pesona Lumbok Banau; Upacara Adat Ngumbay Lawok, Bisa dibangun work shop atau art Upacara Pengetahan Adok, dan Hajat centre (pasar seni) untuk memasarkan Laut; Kampung Adat Kampung Wana; hasil kriya masyarakat setempat.

Kerajinan (kain tapis, batik sanggi, Jika dikemas dan promosi dengan baik, sulam usus, tenun inuh), dan makanan maka makanan khas dan kerajinan khas (durian tanggamus, keripik pisang, tradisional bisa lebih populer dan dicari seruit, nyubik, kopi, dan kerupuk wisatawan.

kemplang). Dapat mengundang investor untuk menanamkan modal. Jumlah pengunjung lebih meningkat, Kekuatan (Strength) sehingga pendapatan PAD tercapai.

Upacara dan kesenian tradisional Ancaman (Threatness) merupakan khasanah budaya yang Dikhawatirkan pelaksanaan upacara sangat menarik, unik, dan memiliki adat dan kesenian tradisional yang kekhasan. Pelaksanaan upacara dikemas secara berlebihan bisa tradisional merupakan atraksi budaya mengurangi nilai keaslian dan yang memiliki nilai filosofi tinggi, kesakrakalan, sehingga nilai lama sakral, dan meriah serta melibatkan memudar. hampir semua komponen masyarakat Bila tidak ditangani hati-hati, maka sehingga memiliki daya tarik nilai baru bisa merusak tatanan wisatawan asing maupun lokal. kehidupan masyarakat kampung adat.

Adanya makanan khas yang enak dan kain tapis merupakan hasil industri 3. Objek Wisata Sejarah meliputi Situs rumahan masyarakat Pugung Raharjo, Kota Tulang Bawang, Monumen Krakatau, Museum

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Potensi Wisata Di Lampung… (Ani Rostiyati) 159

Lampung, bangunan bersejarah, ini objek wisata. Konsep ini memberikan Monumen Krakatau, dan Museum suatu pandangan dasar tentang Negri Ruwai Jurai, Vihara Hin Bio, pengembangan di bidang kepariwisataan. Gereja Marturia, Makam Raden Intan, Analisis ini akan menghasilkan beberapa Situs Purawiwitan, Kompleks skenario pengembangan. Skenario ini Megalitik, Masjid Al-Anwar, dan didapatkan dengan mengembangkan atau Masjid Al-Yagin. meningkatkan potensi dan meraih peluang setinggi-tingginya. Selain itu untuk mengurangi kelemahan dan menghi- Kekuatan (Strength) langkan ancaman. Dari beberapa skenario Bangunan bersejarah, situs purbakala, ini dapat dirumuskan arahan strategi museum, dan masjid tua memiliki nilai sebagai berikut: kesejarahan yang tinggi.

Makam keramat dan situs purbakala memiliki daya tarik spiritual bagi 1. Strategi pertama Ekspansi : kelompok masyarakat tertentu. Memanfaatkan secara maksimal kelautan meraih peluang Kelemahan (Weakness) Potensi alam yang ada di kawasan

Perawatan kurang. Lampung dan sekitarnya dapat

Petugas terbatas. dikembangkan menjadi objek wisata alam, Banyak terjadi pencurian (hilang) pantai bahari (kelautan), budaya, hutan benda-benda purbakala. (ekowisata), kebun (agrowisata) dan wisata Letak cukup jauh, hingga memerlukan buatan seperti arena bermain, motorcross, sarana transportasi khusus. olahraga, pemancingan, renang dan lain Terkadang disalahgunakan untuk sebagainya. Peluang yang dicapai kepercayaan tertentu. menjadikan Kota Lampung sebagai salah Peluang (Opportunties) satu tujuan wisata dan untuk meningkatkan PAD dalam rangka otonomi daerah yang Dapat dikembangkan sebagai objek pada akhirnya untuk meningkatkan wisata religi. kesejahteraan masyarakat. Untuk itu Dewasa ini minat untuk mengunjungi diperlukan infrastruktur yang dapat objek wisata sejarah dan religi mendukung pengembangan wisata meningkat dengan tajam, baik di dalam tersebut, di antaranya perbaikan jalan, maupun di luar negeri. kendaraan umum, pelabuhan pendaratan Terdapat unsur pendidikan. ikan, pemukiman nelayan, fasilitas umum Bisa dijadikan muatan lokal di sekolah. MCK, penginapan, restoran yang memadai, informasi dan telekomunikasi, Ancaman (Threatness) pusat pembelanjaan, perbankan, tempat Jika tidak hati-hati dijaga akan terjadi parkir, turis informasi dan penukaran uang. kerusakan atau kehilangan pada benda- Infrastruktur yang sudah ada tinggal benda purbakala. diperbaiki atau dibangun kembali. Untuk semua itu memang perlu dana yang tidak sedikit dan waktu cukup lama. Oleh sebab Rencana Pengembangan itu pemerintah atau lembaga yang terkait Analisis SWOT dilaksanakan perlu menangani lebih serius. Penggalian setelah diperoleh data dari lapangan. dana bisa lewat kemitraan atau Analisis SWOT adalah suatu metode yang partnership, jalur marketing dan digunakan untuk mendapatkan suatu networking, baik pemerintah maupun pemahaman tentang kemampuan suatu investor asing. Dukungan masyarakat objek, perorangan atau lembaga, dalam hal setempat juga sangat diharapkan dalam

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 160 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162 rangka mewujudkan sadar wisata, karena sebagainya. Agar kekhawatiran akan itu masyarakat setempat perlu dilibatkan sedikitnya kunjungan wisata tidak terjadi. dan pembangunan disesuaikan dengan Menghilangkan citra negatif seperti adanya budaya lokal. aji mumpung, yakni harga dimahalkan, minta uang dengan paksa dan sifat cepat

tersinggung di kalangan masyarakat 2. Strategi kedua Diversifikasi : setempat, agar terbentuk brand image atau Memanfaatkan secara maksimal citra yang positif bagi pariwisata di kekuatan untuk mengantisipasi Lampung dan menghadapi ancaman Strategi yang disusun tersebut Penguatan program pembinaan atau sesungguhnya merupakan satu kesatuan pelatihan yang diarahkan pada masyarakat strategi yang diharapkan dapat dan petugas wisata untuk sadar wisata. mewujudkan visi dan misi pengembangan Mengembangkan profesionalisme SDM pariwisata di Lampung. pariwisata yang berwawasan global tanpa menghilangkan identitas budaya lokal. C. PENUTUP Untuk menjaga kelestarian hutan, pantai dan budaya diharapkan masyarakat Dalam mengantisipasi era otonomi mematuhi adanya larangan atau anjuran daerah yang menuntut kemandirian dalam yang biasa ditulis di pamflet, plang atau melakukan kegiatan pembangunan, brosur. Membangun jaringan pemasaran pemerintah Provinsi Lampung menggali produk wisata untuk menarik kunjungan dan memanfaatkan seluruh potensi yang dan membangun koordinasi antarsektor ada di daerah agar dapat meningkatkan dan database keparawisataan. PAD dan pada akhirnya diharapkan dapat menyejahterakan masyarakatnya. Dari 3. Strategi ketiga Konsolidasi Internal : hasil penelitian dan kajian, bisa ditarik Mengurangi kelemahan untuk kesimpulan bahwa: mencari peluang 1. Potensi yang ada di satuan kawasan Memperbaiki sarana dan prasarana wisata Lampung perlu dikembangkan pariwisata yang belum ada atau belum dengan melihat kekuatan, kelemahan, memadai. Mengemas paket wisata agar peluang dan ancaman pada ODTW layak untuk dinikmati wisatawan, tanpa (objek daerah tujuan wisata) tersebut. mengurangi keaslian, kesakralan, 2. Meningkatkan dan melakukan sarana tatanan/adat dan kelestarian budaya lokal. fisik dan manjemen ODTW. Rekruitmen SDM yang berkualitas atau 3. Membangun citra pariwisata dengan mengembangkan program pendidikan di menitikberatkan wisata alam, budaya, bidang keparawisataan. religi, dan wisata sejarah. Dalam pengembangan juga bisa menjadi 4. Strategi keempat Introspeksi : wisata desa, agro wisata, kampung Mengurangi kelemahan untuk adat atau nelayan, ritual, kuliner, tari menghindari ancaman tradisional dan wisata kriya (hasil kerajinan). Menguatkan aturan Perda di 4. Membangun data base, koordinasi Lampung agar pelaksanaan otonomi tidak lintas sektoral dan jaringan mengancam pelestarian sumber data pemasaran. pariwisata serta kinerja pariwisata tidak 5. Membangun format pemberdayaan harus diukur dari perolehan PAD. SDM yang sadar wisata dan Menyebarluaskan jadwal kegiatan wisata berwawasan global tanpa menghilang- (calendar of event) seperti pelaksanaan kan identitas budaya lokal. hajat laut, tasyakuran nelayan, festival kuliner, kesenian tradisional, dan lain

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Potensi Wisata Di Lampung… (Ani Rostiyati) 161

6. Dalam pembangunan dan pengemasan DAFTAR SUMBER produk wisata tetap menjaga Ahimsa, Heddy Shri. 1999. kelestarian dan keaslian budaya lokal.

7. Pengembanan wisata tidak hanya “Perencanaan Wisata Budaya” Modul bimbingan teknis melihat keindahan alam saja, tapi juga perencanaan program kepariwi- melihat kehidupan sosial budaya sataan, diselenggarakan oleh masyarakat setempat. Seperti halnya pusat Penelitian dan di Bali, ketertarikan wisatawan lebih Pengembangan Pariwisata UGM. pada kehidupan sosial budaya

masyarakatnya yang khas. Oleh Budi Santosoo. 1989. karena itu pengembangan kepari- Pariwisata dan Perkembangan wisataan diarahkan pada wisata desa “ Pengembangan Pariwisata yakni masyarakat nelayan dan ”. Makalah: P2NB. kampung adat.

8. Pariwisata lebih dikembangkan, Hadikusuma, Hilman. 1989. mengingat wisatawan senang akan Masyarakat dan Adat Istiadat pengalaman dan petualangan yang ” . Bandung: Mandar menantang. Lampung” Maju. 9. Perlu revitalisasi kesenian tradisional,

yakni dengan mengadakan pelatihan Nyoman S. Pandit. 2001. bagi generasi muda, memberi fasilitas . Sebuah sarana alat dan tempat bagi pelatihan ”Ilmu Pariwisata” Pengantar Perdana, Jakarta: PT kesenian tradisional. Pradnya Paramita. 10. Kampung adat bisa dikembangkan

sebagai kampung wisata dengan ------2003. melihat keunikan adat istiadat yang Pariwisata Sebuah Studi, masih dilakukan masyarakat adat. “ Analisa dan Informasi Demikianlah, Provinsi Lampung ”. Jakarta: Djambatan memiliki potensi wisata yang cukup besar, karena memiliki objek dan daya tarik Rocek Waren. 2002. wisata yang cukup lengkap yakni objek Antologi wisata alam, sejarah, dan wisata budaya. “The Tourist”. Kepariwisataan di Indonesia. Objek wisata yang tercatat cukup banyak Jakarta: Press. tersebar di 13 Kabupaten, yang tentu saja belum semua tercatat dengan baik. Selain Seda, Frans. 2001. objek wisata yang perlu dikembangkan, Pengembangan Pariwisata terdapat pula potensi pendukung pariwisata ” dan Lingkungan Hidup yang perlu diperhatikan yakni potensi ”, Makalah pada lokakarya sumber daya manusianya, sikap mental dan Musyawarah Nasional VII PHRI, nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan Sanur-Bali. Sapta Pesona Pariwisata. Terakhir, potensi wisata di Lampung khususnya wisata non- Susanto, Astrid S. 1996. unggulan perlu dikembangkan dengan baik, karena selain menambah devisa ”Pariwisata dan Perubahan Majalah negara, memperluas lapangan kerja, dan Sosial Budaya”, dalam Teknis Pariwisata, Direktorat memperkenalkan serta melestarikan aneka Jenderal Pariwisata, Jakarta, Vol ragam budaya serta alam Indonesia yang 1 no 1. indah.

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 162 Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013: 148-162

Sitorus, dkk. 1999. ” Peranan Kebudayaan Daerah Lampung dalam Mewujudkan Masyarakat Industri Daerah Lampung”. Kanwil Depdikbud Provinsi Lampung.

Fachrudin. 1996. ” Falsafah Piil Pesenggiri Sebagai Norma Tatakrama Kehidupan Sosial Masyarakat Lampung”. Lampung: P3NB Lampung.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013