PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERILAKU AGRESIF SUPORTER

TIM SEPAK BOLA PSM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh : Patricius LeoTandiari NIM : 019114014

Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007

1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Seorang manusia, tidak akan bisa mengusung kebahagiaan semua orang sekaligus dan yang bisa dia lakukan hanyalah melindungi kebahagian setiap orang yang dia cintai satu per satu

Sejarah adalah jalan kehidupan setiap orang, tidak peduli jalan apa yang kita tempuh, Terus maju ke depan, jangan takut, jangan mundur, jangan pernah bersembunyi, dan ketika suatu waktu nanti kita tersadar, kita akan melihat jalan terbaik yang sudah kita lalui

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

Ia yang telah meletakkan batu pertama dalam hidupku dan memberi modal yang sangat cukup untuk membangun kehidupan yang baru ; Alm.Bapak dan Ibu tercinta. Kepada keempat kakak-kakakku yang memberi berbagai pengalaman My sweet Angel, Ike dan kepada semua orang yang telah memberikan cinta dan kepercayaannya kepada saya hingga saat ini.

4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

YOU’LL NEVER WALK ALONE (LIVERPOOLDIAN)

DOMINUS ERIT TECUM IN OMNE TEMPORE ET LOCO

Penyesalan itu hanya milik orang-orang yang mampu melakukan sesuatu namun tidak berbuat apa-apa (Kamijyo akimine)

5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagaian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,….., 2007

Penulis

Patricius Leo Tandiari

6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERILAKU AGRESIF SUPORTER TIM SEPAK BOLA PSM MAKASSAR

Patricius Leo Tandiari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran berbagai macam perilaku agresif yang dilakukan oleh para supporter saat menonton dan mendukung tim kesayangannya di dalam stadion. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian berupa deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah kelompok suporter The Mac’z Man, yang merupakan kelompok suporter tim PSM Makassar. Pengumpulan data menggunakan dua metode yakni observasi dan wawancara. Observasi dilakukan pada tiga pertandingan dan dilakukan oleh dua observer. Pengamatan terhadap hasil rekaman video menambah keakuratan hasil observasi. Proses wawancara dilakukan terhadap tiga orang supporter yang selalu hadir dalam setiap pertandingan dan mempunyai posisi yang berbeda dalam struktur organisasi The Mac’z Man. Hasil wawancara digunakan sebagai pelengkap data observasi yang telah didapatkan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa The Mac’z Man sebagai kelompok suporter PSM Makassar melakukan berbagai macam perilaku agresif.. Perilaku agresif verbal mendominasi perilaku agresif mereka, terutama perilaku agresif verbal aktif langsung yang dinyatakan dalam bentuk nyanyian dan perkataan yang berisi hinaan, dan intimidasi terhadap tim / pemain lawan dan juga tim / pemain PSM. Perilaku agresif secara fisik dan anarkis hampir tidak pernah muncul dan ini terkait dengan komitmen mereka yang anti anarkis. Perilaku agresif The Mac’z Man biasanya terpicu tidak hanya dari faktor situasional seperti adanya provokasi, pengaruh alkohol, judi dan gangguan dari kelompok suporter lain namun juga dari faktor sosial seperti rasa fanatisme yang melahirkan frusatasi dan provokasi yang dapat memicu perilaku agresif mereka. The Mac’z Man tidak akan melakukan suatu tindakan tanpa adanya instruksi dari jendral lapangan, sehingga peran jendral lapangan sangat penting dalam mengontrol perilaku utamanya perilaku agresif mereka.

7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

DESCRIPTIVE STUDY ABOUT AGGRESIVE BEHAVIOR of PSM

MAKASSAR’S SUPPORTERS

Patricius Leo Tandiari Faculty of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta

This research aim to know assorted picture of aggresive behavior done by the supporter when looking and supports their darling team in stadium. This research is qualitative research with research design in the form of qualitative descriptive. This research subject is group of suporter The Mac'z Man, which is group of suporter team PSM Makassar. Data collecting applies two methods namely observation and interview. Observation done by three contests and done by two observer. Observation to result of video record adds accuracy result of observation. Interview process is done to three supporters who always present in every contest and has different position in organization chart of The Mac'z Man. Result of interview applied as complement of observation data which has been got. Result of research depicts that The Mac'z Man as a group suporter PSM Makassar does assorted of aggresive behavior.. Aggresive behavior of verbal predominates aggresive behavior of them, especially aggresive behavior of active verbal of direct which expressed in the form of hymn and word containing snubbing, and intimidation to team / opponent player as well as team / player PSM. Aggresive behavior in physical and anarchic seldom emerges and this related to commitment they which is anti anarchic. Aggresive behavior of The Mac'z Man usually is triggered not only from factor situasional like existence of provocation, alcohol influence, gambling and trouble from group of other suporter but also from social factor like fanatism taste delivering birth frusatasi and provocation which can trigger aggresive behavior of them. The Mac'z Man will not do an action without existence of instruction from field general, so that the role of field general of vital importance in controlling main behavior of aggresive behavior of them.

8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tri Tunggal Maha Kudus dan Bunda Allah Santa Perawan

Maria yang dengan rahmat-Nya senantiasa menyertai dan melindungi setiap umat-

Nya yang berlindung pada- Nya. Tuhan berkarya dalam berbagai cara dan jalan yang bahkan tidak akan terduga oleh siapapun dengan karya- Nya yang Agung, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skirpsi ini.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis tidak pernah ditinggalkan oleh

Allah yang Maha Kuasa yang setia mendampingi penulis hingga akhir penulisan

skripsi yang nampak secara nyata dalam bentuk berbagai bantuan dan dukungan baik

secara mental, spiritual, pemikiran, waktu, pendampingan dan bahkan materi dari

berbagai pihak yang memungkinkan dan menolong penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan dalam

berbagai wujud tersebut dan pada kesempatan istimewa ini penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. YAHWE, Allah yang hidup, hidup dan berkuasa, hidup dan kekal. Engkau adalah

Tuhan, orang tua, pendamping, rekan, teman, sahabat, yang selalu berjalan

bersamaku kapan dan dimana pun aku berada. “Dominus Erit Tecum In Omne

Tempore Et Loco.”

2 Bp. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

3. Bp. C. Siswa Widyatmoko, S. Psi., dan ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si.,

selaku dosen pembimbing akademik yang menemani dan membimbing penulis

melewati masa-masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma,Yogyakarta.

9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Ibu M. L. Anantasari,S.Psi., M.Si., my mentor. Terima kasih atas pendampingan,

dukungan, dan kebijakan yang ibu berikan utamanya atas waktu dan kesabaran

yang diberikan dalam membaca, mengoreksi, membaca dan mengoreksi lagi serta

membimbing anak bengal ini. Dalam bimbinganmu aku belajar, bekerja, dan

berkembang.

5. Perdana Mentri kelompok suporter The Mac’z Man, Bapak Ocha Alim Bachri,

yang telah memberi izin penelitian terhadap kelompok suporter The Mac’z Man.

6. Daeng Uki selaku dirigen lapangan, mentri bisnis dan usaha The Mac’z Man dan

ketua sektor Mamajang. Than’x untuk semua informasinya serta

pendampingannya selama di lapangan.

7 Subyek D.U., Eff. dan Jef, yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini

terutama dalam berbagai pengalaman menarik dan menegangkan saat berada

dalam stadion yang penuh dengan gemuruh para suporter. Makasih banyak ces

atas bantuannya, viva The Mac’z Man dan sampai jumpa di dalam stadion di

Tribun Timur kebanggaan kita.

8. Ondi, my partner and my best friend , Than’x bos untuk semuanya. Sudah bantu

saya, temani saya, cari orang, ketemu bencong, masuk stadion bareng, nongkrong

bareng di stadion, cari tiket, jalan-jalan keliling Makassar. Ingat bos kalo pulang

langsung ke rumah, jangan sering main ke Mall tanpa diketahui. Besok ada mi

kartu anggotamu ces.ok!

9. My lovely Ike. Than’x God, You gave me a beautiful angel. Tuhan Tidak

memberikan apa yang kita inginkan, tetapi memberi apa yang kita butuhkan. Saat-

saat akhir saat saya sendiri, ditinggalkan, hilang pegangan, hilang motivasi, Tuhan

mengirimkan sesuatu yang indah dalam hidupku yang mencintai, mendampingi

dan membimbing saya. That’s you Honey. Thank you for loving me, for being my

10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

eyes when I cuoldn’t see, for sharing everything, for being my part of my life, and

for everytihing you’ve done. Let’s realise our dream, sweety.

10. My best Partner Jogiaraja Warnold Paternus Sitanggang, meski jauh kita tak

pernah terpisah. Thanx sobat dukungan dan doanya. Terima kasih untuk keluarga

Sitanggang Belibis, rumah kedua saya.

11. The Mac’z Man, warga negara Republik The Mac’z Man. The Mac’z Man......

EWAKO. Paentengi Siri’nu, Siri’ Na Pacce. Gunung tinggi kan kudaki lautan

luas kan kusebrangi hanya untuk mendukungmu PSM.

12. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Psikologi yang dengan tulus membagi

ilmunya dan membimbing penulis selama menjalani masa studi. Bu Lusi, tiada

semester tanpa kehadiranmu dan tiada ramai tanpa omelanmu. Bu Nimas, trima

kasih atas izinya,boleh jadi asisten mesti dengan modal pas-pasan. Penguasa lantai

III, Lab.Psikologi mas Muji Beckham, yang selalu sepi di awal musim tapi ramai

saat tengah musim sampai akhir musim praktikum, GOD BLESS, you. Mas Doni

dengan segala koleksi yang mendampinginya di ruang baca. Mbak Nani dan Mas

Gandung (Milanista) di sekretariat yang membantu proses lancaranya segala

macam administrasi. Spesial salam untuk pemegang kunci ruangan dan kartu lift,

Pak Giyono, yang dengan keramahan dan senyumannya membuat suasana

fakultas jadi beda dan ceria.Bapak yang sabar ya pak, meski datang paling pagi

dan pulang paling sore.

13. Ayah dan ibuku yang adalah orang tua, teladan, guru dan temanku. Terima kasih

atas cinta, doa dan bimbingan kalian. Kalian berdua adalah guru terbaik bagiku

yang telah mengajarkan padaku berbagai hal mulai dari berbagai kesenagan

sampai pada penderitaan, sehingga saya dapat menjalani menikmanti dan

mengatasi masalah hidup. Tak ada yang dapat kuberikan sebagai balasan atas

11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

semua yang telah kalian berikan selain menjalani hidup dengan lebih baik. Kalian

meletakkan batu pertama dalam hidupku, memberikan modal yang lebih dari

cukup sehingga aku bisa membangun rumah kehidupanku dengan baik. Terima

kasih Tuhan, telah menyerahkan aku dalam bimbingan mereka.

14. Kakak-kakakku, Yanti, Fifi, Nini, Oce’...... terima kasih atas semua yang kita

lalui bersama. Trima kasih bos atas semua doa dan dukungan baik berupa materi

maupun moril. Akhirnya saya lulus juga, jadi ibu tidak ada beban lagi dan

sekarang marikita yang menjaga ibu. Ok ?

15. Buat keluarga di Daya’, om sama bunda, trima kasih atas dukungannya terlebih

atas prakarsa, dukungan dan usulannya sehingga saya bisa kuliah di jogja. Terima

kasih atas semua perhatian dan doanya.

16. Keluarga besar Ne’ Lotong yang telah memberi doa-doa dan segala macam

dukungan. Terima kasih kakek, nenek, om, tante, kakak-kakak dan adik-adikku

semua, Patric sudah lulus. Sapa lagi dari keluarga ta’ yang nyusul ?

17. Keluarga besarku dari Buntao’, terima kasih atas segala dukungannya selama ini

dalam berbagai rupa utamanya Ma’ Desta, Ma’ Liwan dan Ma’ Sari. Bapak tidak

ada bukan berarti kita semua putus hubungan. Terima kasih kakak-kakakku.

18. Siska ’01, S.Psi. Tahnx bu atas semuanya ; buku, panduan pemikiran dan inspirasi

yang diberikan lewat skripsi. Sukses selalu, GBU. Bherta, ’01, S. Psi. Skripsimu

jadi inspirasiku saat-saat terakhir mengalami kebuntuan mencari jalan ke luar.

Anak Gunung Agung, S.Psi. Saat semua pergi dan tidak ada teman untuk

‘pegangan’ tiba-tiba ada kamu. Thanx Bro

19. Anak-anak gerombolan siberat ADI, AGUS dan KRIS + Eko Kodok. Makasih bro

atas pengalaman, keceriaan, kejengkelan, kemarahan, keusilan, keseriusan dan ke

12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ke ke lainnya. I’ll Never Walk Alone. Pada akhirnya semua akan berpisah, bukan

berakhir tetapi memulai sesuatu yang baru. Kita akan ketemu lagi sobat

20. Anak-anak Psikologi ’01 kelas A, B, C. Viva Bangsat. Thanx untuk semua yang

telah kita lalui bersama hingga saat-saat akhir. Ingatlah kapan pun dan dimana

pun kalian berada, tatkala mendengar kata BANGSAT, kalian tahu siapa yang

dimaksud.

21. Teman-temanku di BEMF Psikologi periode 2002 – akhir 2003 (BEM-nya Agus)

dan periode 2004 - 2005 (BEM-nya Anton). Thanx untuk pengalaman yangkita

alami bersama.maju terus BEM Psikologi jangan mati.

22. Teman-temanku si Psikososial Yakkum, hari-hari pendampingan yang kita lalui

bersama sungguh sangat berharga, takkan pernah bisa terganti oleh apa pun.

Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi salah satu bagian

Psikososial Yakkum. Banyak pelajaran yang aku terima dari kalian. Than’x

friends.

23. Kerukunan Keluarga Katolik Keuskupan Agung Makassar, (K2KAMSY) anak-

anak Concat, Kayen, Klasman, Paingan, Kaliurang. Ayo bangkitkan lagi

K2KAMSY jangan sampai mati. Kita bisa melakukannya semua sobat. Ingat satu

hal apa pun acara dan kegiatannya yang penting makannya bung.

24. Jon Pepayu, Patrick Edi, S.E., Ak., Feni S.T., Marson ‘Anak Padi’, Banci Brothers

Ronald & Rolens, kak Nunu’, angkatanku Fr.Lukas, Yuyud, Soelja. Trima kasih

bos untuk semua bantuannya selama ini. Bantuan kalian sangat berarti bagiku.

23. Ikatan Persaudaraan Misdinar St. Jakobus, Mariso. Than’x atas semua dukungan

hinaan pujian yang terus memacu semangatku.

24. Anak-anak Ephifani, lulus maka so bisa maka’ jadi anggota tetap

13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25. Semua teman-teman dan handai taulan yang terus mendukungku, maaf jika belum

tertulis.

25. Semua pihak yang membantu saya untuk menyelesaikan karya ini, trima kasih.

Yogyakarta...... 2007

Penulis

Patricius Leo Tandiari

14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... i

HALAMAN PERSETUJUAN...... ii

HALAMAN PENGESAHAN...... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...... iv

MOTTO...... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...... vi

ABSTRAK...... vii

ABSTRACT...... viii

KATA PENGANTAR...... ix

DAFTAR ISI...... xv

DAFTAR TABEL...... xix

DAFTAR SKEMA...... xx

DAFTAR LAMPIRAN...... xxi

BAB I. PENDAHULUAN...... 1

A. Latar Belakang Masalah ……...………………………………………….1

B. Rumusan Masalah …….………………………..………………………...7

C. Tujuan Penelitian ………..………………………………………..……...7

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….....7

BAB II. LANDASAN TEORI...... 9

A. Perilaku Agresif……………...…………………………………………...9

1. Pengertian Perilaku Agresif...... ………………………………..….....9

2. Jenis-Jenis Agresi..………………………………………………..….10

3. Teori Agresi...... …..……………………………..15

a. Teori Hipotesis Frustasi Agresi...... 16

15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Teori Belajar : Modelling and Conditioning...... 17

c. Teori Interaksi Sosial...... 18

4. Faktor-Faktor Pemicu Perilaku Agresif...... 20

B. Suporter Sepak Bola.………………………………………………...... 23

1. Definisi Suporter Sepak Bola...………………………..……………..23

2. The Mac’z Man .……………...…………..………...... 25

C. Perilaku Agresif Suporter Sepak Bola PSM Makassar (The Mac’z Man)

...... …………..…………………………...…………...29

D. Kerangka Berpikir...... 34

BAB III. METODELOGI PENELITIAN...... 35

A. Metode Penelitian……….….....………………...………………………..35

B. Responden...... ……….………………………………………………..35

C. Batasan Istilah……………………………………………………...... 36

1. Perilaku Agresif...... …………..……………………………………..36

2. Suporter SepakBola….…...... ………………………………………..38

3. Suporter Sepak Bola PSM Makassar...... 38

4. Perilaku Agresif Suporter Sepak Bola PSM Makassar...... 38

D. Tahap Penelitian ………………………………………………………...40

1. Perencanaan Penelitian……..…….…………………………………..40

2. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………….40

E. Metode Pengumpulan Data ….…………………………………………..41

1. Metode Observasi …………...……..………………………………...41

2. Metode Wawancara ...….………………..…………………………...42

F. Metode Analisis Data ..…………………...……………………………...44

1. Organisasi Data………………………………………………………44

16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Analisis Data…………………………………………………...... 44

3. Interpretasi Data……………………………………………...... 46

G. Kredibilitas dan Konfirmabilitas Penelitian ……….……………………47

1. Kredibilitas…………………………………………………………..47

2. Konfirmabilitas…………………………………………...... 48

BAB IV. PROSES PENELITIAN, ANALISIS PENELITIAN DAN

PEMBAHASANNYA……………………………………………………………50

A. Proses Penelitian………………………………………………………...50

1. Prosedur Awal Penelitian………………………………………...... 50

2. Deskripsi Kelompok Suporter The Mac’z Man……………………...52

3. Waktu Pengambilan Data…………………………………………….58

4. Proses Pengambilan Data…………………………………………….59

a. Observasi Awal…………………………………………………….59

b. Observasi…………………………………………………………...59

c. Wawancara………………………………………………………....61

B. Analisis Hasil Observasi………………………………………………....62

1. Perilaku Para Supporter Saat Pertandingan Berlangsung…………….62

2. Deskripsi Perilaku Agreisf The Mac’z Man Saat Menonton

Pertandingan…………………………………………………………66

a. Observasi Pertandingan Oleh Observer I………………………….67

b. Observasi Pertandingan Oleh Observer II………………………...73

c. Kesimpulan Perilaku Agresif Suporter Saat Menonton

Pertandingan…………………………………………………...... 76

4. Analisis Hasil Pengamatan Lewat Rekaman Video…………………..81

C. Analisis Hasil Wawancara………………………………………………..84

17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Bentuk-Bentuk Perilaku Suporter……………………………………..85

2. Alasan-Alasan Perilaku Agresif Suporter……………………………..93

3. Kesimpulan Hasil Wawancara………………………………………...98

D. Dinamika Perilaku Agresif Suporter……………………………………101

E Pembahasan…………………………………………………………….108

F. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...121

A. Kesimpulan……………………………………………………………..121

B. Saran……………………………………………………………………122

DAFTAR PUSTAKA...... 123 LAMPIRAN...... 124

18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Perilaku Agresif The Mac’z Man Pada Observasi Awal....39

Tabel 2 Interview Guides...... …………………...43

Tabel 3 Kode Observasi Perilaku Agresif Suporter…………..……45

Tabel 4 Jadwal Penelitian……………………………………...…..58

Tabel 5 Pembagian Grup Turnamen Jusuf Cup…………………….67

Tabel 6 Kesimpulan Perilaku Agresif The Mac’z Man Pada Tiga Pertandingan…………………………………... 80

Tabel 7 Kesimpulan Hasil Rekaman Video………………………...83

Tabel 8 Kesimpulan Hasil Observasi……………………………….84

Table 9 Kesimpulan Hasil Wawancara …………………………….99

Tabel 10 Kesimpulan Perilaku Agresif The Mac’z Man…………….100

19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar lampiran

1. Kode Observasi Pertandingan

2. Kesimpulan Observasi Pertandingan

3. Kode Wawancara

4. Transkrip Wawancara

5. Surat keterangan penelitian dari Universitas

6. Surat penelitian dari The Mac’z Man

20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Skema

Skema 1. Alur Koordinasi Organisasi The Mac’z Man………………...... 28

Skema 2. Alur Penelitian...... ………………………………34

Skema 3. Denah Stadion PSM dan Tempat Duduk The Mac’z Man di dalam Stadion…………………………………………………57

Skema 4. Dinamika Perilaku Agresif Supporter...... 119

21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku agresif sebenarnya bukanlah hal baru dan mungkin sudah menjadi

bagian dalam kehidupan bermasyarakat. Berbagai macam bentuk perilaku ini tidak

jarang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti pemukulan, pelemparan,

hinaan, makaian, ejekan bahkan sampai pada penganiayaan dan pembunuhan.

Pemberitaan akan tindakan-tindakan kekerasan sebagai wujud perilaku agresif sangat

gencar dan banyak. Media-media elektronik memberi waktu khusus untuk membahas

berbagai macam perilaku agresif demikian pula media cetak yang bahkan ada yang

mengkhususkan pada berita-berita yang mengandung unsur kekerasan dan agresi

setiap hari. Pemberitaan lewat berbagai media dan kejadian-kejadian di sekitar kita

seolah ingin menekankan bahwa perilaku agresif ada dan dekat dengan kehidupan

manusia.

Sikap agresif dimiliki oleh setiap orang yang diperoleh sejak lahir ( Freud,

dalam Bandura,1973) dan bersifat instingtual (Lorenz, 1966) dan bahkan oleh Murray

(dalam Hall, 2001) dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan manusia. Maka dapat

dikatakan bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk agresif. Sebagai suatu

sifap tentu saja agresif hanya dapat diamati dalam bentuk perilaku yang

menggambarkan sifat tersebut. Perilaku agresif merupakan suatu perilaku yang

ditujukan untuk melukai orang lain dengan atau tanpa tujuan tertentu (Aronson dalam

Koeswara,1988). Obyek yang dikenai perilaku ini tidak ingin mengalaminya (Baron

1994), karena dampak dari perilaku ini tidak mengenakkan bahkan menyakitkan.

22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perilaku agresif muncul karena terpicu oleh banyak hal. Selain karena sifat ini

sudah menjadi bawaan sejak lahir yang merupakan fakor internal tetapi juga didukung

oleh fakor-faktor ekstenal seperti rasa marah dan frustasi (Sears, 2001; Baron &

Byrne, 2003), ingin melindungi diri (Sears, 2001) dari ancaman tertentu dan bahkan

keadaan lingkungan yang tidak menyenangkan, seperti cuaca panas, dapat

menimbulkan sifat ini (Sears, 2001), sehingga sifat dan perilaku agresif akan semakin

berkembang jika faktor-faktor eksternalnya mendukung.

Sasaran atau obyek dari perilaku agresif yang sifatnya destruktif atau

menghancurkan ini, tidak terbatas pada manusia atau makhluk hidup (Baron dan

Byrne, 2005; Huffman, 2000; Bandura, 1973; Sears, 1985; Chaplin, 2002), tetapi juga pada benda-benda (Bandura,1973; Chaplin,2002). Bentuk-bentuk agresi pun beragam mulai dari fisik seperti pembunuhan, pengerusakan, perkelahian sampai pada non fisik seperti menghina, menyebarkan rumor dan mengintimidasi (Baron dan Byrne, 2003;

Hall, 2001; Bandura, 1973). Adakalanya agresi dilakukan secara langsung seperti memukul orang lain, tetapi terkadang agresi juga dilakukan secara tidak langsung seperti sindiran dan tulisan-tulisan yang disampaikan lewat media massa. Variasi obyek dan bentuk agresi ini terkadang tidak disadari sehingga seseorang atau sekelompok orang merasa tidak melakukan agresi.

Perilaku agresif dapat terjadi kapan dan dimana saja dengan situasi atau

keadaaan apa saja, karena bentuk, alasan pemicu dan obyeknya sangat bervariasi.

Berbagai kegiatan yang melibatkan manusia berpotensi melahirkan perilaku agresif

meskipun tujuan kegiatan itu baik. Olah raga adalah salah satu bentuk kegiatan

manusia dengan tujuan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, namun

menjadi aneh jika dalam olah raga terjadi perilaku-perilaku agresif.

23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tindak kekerasan dan perilaku agresif memang terkadang muncul dalam

kegiatan olah raga utamnya olah raga bela diri dimana orang-orang yang mengikuti

olah raga ini sebagaian besar harus kontak fisik dengan orang lain seperti memukul

dan menendang. Perilaku-perilaku ini memang tidak tergolong dalam bentuk perilaku

agresif karena diajarkan sebagai suatu keterampilan dan tetap terkontrol

penggunaannya dalam olah raga yang bersangkutan. Faktanya, perilaku agresif terkadang terjadi pada olah raga lain selain bela diri, yang secara gamblang mengajarkan keterampilan untuk berperilaku agresif, dan yang paling sering adalah olah raga sepak bola yang mana perilaku agresif tidak hanya dilakukan oleh para pemain tetapi juga oleh para penonton pertandingan sepak bola atau yang kita kenal dengan istilah suporter.

Sepak bola dan kekerasan serta kebrutalan seolah-olah menjadi bagian yang

tak terpisahkan bahkan sepak bola terkesan menjadi olah raga yang penuh dengan

kekerasan. Para insan sepak bola tentu tak bisa melupakan tragedi Heysel yang sangat

terkenal, yang terjadi pada tanggal 29 Mei 1985, di mana terjadi bentrokan antar

suporter yang mengakibatkan tewasnya tiga puluh sembilan orang (Pikiran Rakyat, 7

Agustus 2005). Dunia sepak bola di tanah air kita pun tak jauh beda, bahkan lebih

keras lagi. Kerusuhan yang terjadi di pada tanggal 4 September 2006, yang

disebut-sebut sebagai kerusuhan terbrutal dalam dunia sepak bola (BOLA,

7 September 2006), adalah salah satu contohnya. Bentrokan suporter yang terjadi di

Jepara tanggal 12 Maret 2006, antara Jetmen (suporter ) dengan para

Panser Biru dan Snex (suporter PSIS ) mengakibatkan banyak korban luka-

luka ( Liga Indonesia.com). Putaran final Ligina (Liga Indonesia) VII yang

mempertemukan empat tim besar yaitu Persija , PSMS Medan, PSM Makassar

dan di Jakarta berujung pada kerusuhan antar suporter yang

24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengakibatkan puluhan orang terluka dan patah tulang dan harus dirawat di Rumah

Sakit. (Suara Karya, 17 Maret 2006).

Selain bentrok dengan suporter yang lain, para suporter fanatik ini terkadang

mengadakan pengerusakan terhadap sarana dan prasarana sehingga menimbulkan teror di mayarakat. Pengerusakan fasilitas umum di pelabuhan Tanjung Perak oleh suporter PSM Makassar, gerbong kereta api yang rusak karena dilempari batu oleh para Bonek (suporter Persebaya Surabaya) (Suara Karya 17 Maret 2006), pembakaran

fasilitas di stadion Bung Karno, Senayan, juga oleh para Bonek, penyerbuan rumah-

rumah ibadat di Jawa Barat oleh suporter yang tidak dikenal, (BOLA, 20 September

2005) dan yang paling parah adalah pengeruskan sarana dan prasarana stadion 10

November di Surabaya oleh para Bonek (BOLA, 7 September 2006). Ada banyak

kekerasan yang terjadi di lapangan sepak bola entah itu kekerasan oleh para pemain

dan pengurus klub sepak bola maupun oleh suporter. Fakta-fakta tersebut semakin

menguatkan image atau gambaran yang melukiskan olah raga sepak bola penuh

dengan kekerasan.

Perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter seperti tidak dapat

dikendalikan dan tetap saja ada padahal sudah dikerahkan pengamanan dan

pengantisipasian kerusuhan pada setiap pertandingan. Perilaku agresif yang mereka

lakukan menjadi perilaku agresif komunal, secara bersama-sama dengan tujuan

tertentu. Berbeda dengan perilaku agresif komunal lainnya, perilaku agresif para

suporter mempunyai alasan yang bervariatif dan terkadang muncul secara insidental

tergantung situasi dan kondisi dilapangan seperti kepemimpinan wasit dan kekalahan

timnya (GELORA, 28 September 2005) atau bahkan tergantung lawan yang akan dihadapi oleh tim kesayangan mereka.

25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penelitian ini secara spesifik akan dilakukan terhadap kelompok suporter PSM

Makassar, dimana telah diketahui bahwa kelompok suporter ini merupakan salah satu

kelompok suporter sepak bola yang besar di Indonesia dan juga terkenal sering

membuat keributan serta bentrok dengan kelompok suporter lain (Fajar Online, 8 Juli

2006). Pengerusakan fasilitas umum di pelabuhan Tanjung Perak, (Suara Karya 17

Maret 2006), bentrok dengan kelompok suporter , PSMS Medan, PSM

Makassar dan Persebaya Surabaya di Jakarta mengakibatkan puluhan orang terluka

dan patah tulang dan harus dirawat di Rumah Sakit (Suara Karya, 17 Maret 2006)

adalah contoh kecil perilaku agresif suporter PSM Makassar. Bahkan saat bentrok

dengan Bonek, yang bergabung dengan SNEX PSIS Semarang (Fajar Online 17

September 2005), suporter PSM Makassar telah mempersiapkan diri mereka dengan

panah, pedang, parang, dan senjata tajam lainnya (Pembayun’s Father Diary, 8

Desember 2005) sehingga terkesan bahwa mereka memang berniat untuk membuat

kerusuhan. Obyek perilaku mereka tidak hanya fasilitas umum dan kelompok suporter

lain tetapi juga tim PSM sendiri. Suporter tim PSM Makassar melakukan pelemparan

pada timnya saat bertanding dengan hasil seri malawan . (BOLA, 23

Maret 2005), bahkan suporter PSM Makassar memberi ultimatum kepada pengurus

PSM Makassar untuk mundur (Tribun Makassar,3 Maret 2006).

Kelompok suporter di Makassar sangat banyak jumlahnya dan dari sekian

banyak kelompok suporter yang ada di Makassar peneliti memilih kelompok The

Mac’z Man dengan pertimbangan bahwa kelompok inilah yang merupakan satu-

satunya kelompok yang diakui di Indonesia dan terdaftar di PSSI sebagai kelompok

suporter PSM Makassar sehingga The Mac’z Man telah menjadi icon suporter tim

PSM Makassar. The Mac’z Man mengklaim kelompok mereka sebagai kelompok

suporter kreatif dan anti anarkis, namun perilaku mereka sangat kontradiktif dimana

26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mereka tercatat melakukan berbagai perilaku agresif dan kerusuhan seperti yang

sudah dijelaskan sebelumnya.

Perilaku agresif suporter termasuk The Mac’z Man baru terdeteksi dan akan

ditanggapi ketika sudah menjadi besar dan bersifat komunal, namun melihat berbagai

bentuk perilaku agresif yang ada, mungkinan saja telah ada perilaku-perilaku agresif

yang mereka lakukan sebelumnya meski terkadang bersifat individual atau juga kelompok namun dalam skala kecil dan terkadang tidak disadari bahkan dianggap

wajar. Peneliatian ini ingin menggambarkan apa dan bagaimana bentuk perilaku

agresif yang dilakukan oleh suporter The Mac’z Man utamanya saat menonton

pertandingan PSM Makassar melawan tim lain.

B. Rumusan Masalah

Pemaparan latar belakang telah memberikan suatu gambaran tentang

permasalahan yang akan digali lebih dalam pada penelitian ini. Untuk lebih

memperjelas fokus masalah yang akan dibahas maka disimpulkan dalam rumusan

masalah ;

Bagaimana gambaran berbagai bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh

The Mac’z Man (kelompok suporter PSM Makassar) saat mendukung tim PSM

Makassar yang bertanding melawan tim lain.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bentuk-bentuk perilaku agresif pada suporter sepak bola secara khusus pada The Mac’z Man

(suporter sepak bola PSM Makassar) saat mendukung tim PSM Makassar yang

bertanding melawan tim lain.

27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretik :

Menambah kasanah pengetahuan ilmu psikologi utamanya di bidang

Psikologi Sosial tentang perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter,

secara spesifik pada The Mac’z Man (suporter sepak bola tim PSM Makassar).

2. Manfaat praktis :

a. Sebagai bahan referensi bagi para petugas keamanan agar lebih memahami

perilaku suporter di lapangan sehingga dapat mengantisipasi secara dini

segala macam bentuk perilaku yang dapat menjurus ke arah perilaku

anarkis yang dapat mengakibatkan perilaku agresif dalam skala yang besar

seperti kerusuhan

b. Sebaga bahan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dengan para suporter

sepak bola secara khusus organisasi kelompok suporter The Mac’z Man

(suporter PSM Makassar) untuk mengetahui dan memahami bentuk-

bentuk perilaku agresif yang sering dilakukan oleh para suporter sehingga

dapat mengantisipasi dan mengontrol tindakan kekerasan yang dilakukan

oleh para suporter.

28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Agresif

1. Pengertian Perilaku Agresif

Berbicara mengenai perilaku agresif tidak bisa lepas dari sifat agresif. Sebagai suatu sikap, agresi hanya dapat diamati melalui perilaku yang nampak dan inilah yang

disebut sebagai perilaku agresif. Meskipun istilah ini tertuju pada suatu perilaku

tertentu namun dalam pendefenisian terminologi ini, oleh banyak ahli, ternyata

bermacam-macam. Menurut Bandura (1973), adanya berbagai macam definisi agresi

sebagai suatu perilaku disebabkan oleh anggapan atau pemahaman dari para ahli. Ada

beberapa ahli yang mendeskripsikan agresi semata-mata sebagai atribut suatu

perilaku, namun ada juga yang mengasumsikan adanya peran dorongan, kesamaan

emosi atau berdasarkan intensitas tindakan yang berpotensi untuk melukai. Ternyata

dengan istilah yang sama tidak selalu menyiratkan kesamaan arti.

Sebuah definisi klasik yang diutarakan oleh Buss (Krahe`2005) mengenai

perilaku agresi adalah sebuah respon yang mengantarkan stimuli ‘beracun’ kepada

makhluk hidup lain. Hal senada diutarakan oleh beberapa ahli yaitu Dollard, Doob,

Miller, Mowrer dan Sears (1939) yang mengatakan bahwa perilaku agresi adalah

suatu rangkaian perilaku yang mana bertujuan untuk melukai orang lain secara langsung (Bandura, 1973). Baron (1994) mengutarakan hal yang serupa dimana dia mengatakan bahwa perilaku agresif merupakan suatu tingkah laku yang bertujuan untuk melukai atau mencelakakan (termasuk mematikan atau membunuh) orang lain.

Namun Baron juga menambahkan bahwa perilaku agresi tidak dinginkan oleh orang atau makhluk yang menjadi obyeknya.

29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melihat banyak ahli yang mendefenisikan perilaku ini sebagai suatu perilaku

individu atau seseorang terhadap individu atau obyek lain maka definisi yang

ditawarkan oleh Berkowitz memperlihatkan sesuatu yang berbeda. Berkowitz (1980)

mengatakan bahwa agresi adalah suatu keinginan untuk melukai satu sama lain, baik

secara fisik maupun psikologis. Ini berarti subyek dapat menjadi obyek agresi dalam

waktu yang bersamaan. Lebih lanjut Berkowitz mengatakan bahwa keinginan ini

bertujuan untuk menghindarkan rasa sakit bagi si pelaku. Keinginan tersebut

dipengaruhi oleh berbagai motiv yang terkombinasi dan sering muncul saat emosi

seseorang menjadi tinggi utamanya saat marah. Pada saat ini seseorang tidak akan

berpikir akan akibat yang ditimbulkannya dan apa yang orang lain akan katakan mengenai dirinya. Yang penting adalah melukai orang yang memprovokasinya.

Dari berbagai definisi yang sudah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa

perilaku agresi adalah suatu perilaku individu yang bermaksud untuk menyerang dan

melukai orang, makhluk dan benda lain secara fisik maupun psikologis, dimana

korban tidak ingin mendapat perlakuan tersebut.

2. Jenis-Jenis Agresi

Sebagai suatu sikap dan sifat, agresi tidak dapat dijabarkan dalam bentuk yang

konkrit. Agresi hanya dapat dilihat dalam bentuk perilaku yang menggambarkan

agresi itu sendiri. Ada berbagai macam perilaku yang menggambarkan suatu

agresifitas. Perilaku-perilaku itu oleh beberapa ahli telah digolongkan, dan akhirnya

muncullah suatu penggolongan perilaku agresi yang sering disebut sebagai bentuk-

bentuk atau jenis-jenis agresi.

Berkowitz (Koeswara, 1988), membagi perilaku agresif ke dalam dua jenis

yaitu :

30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Agresi Instrumental. Ini adalah suatu bentuk agresi yang dilakukan oleh

organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. b. Agresi impulsif (agresi benci). Ini adalah suatu bentuk agresi yang dilakukan

semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti.

Bentuk agresi ini tidak bertujuan selain untuk menimbulkan kerusakan,

kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban.

Kemudian Moyer (dalam Koeswara, 1988) membagi perilaku agresi ke dalam berbagai bentuk. Moyer mambagi perilaku agresi ke dalam tujuh bentuk yaitu : a. Agresi predatori adalah agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran obyek alamiah

(mangsa). Biasanya terdapat pada organisme atau species hewan yang

menjadikan organisme atau species lain sebagai mangsanya. b. Agresi antar jantan adalah agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh

kehadiran sesama jantan pada suatu species c. Agresi ketakutan adalah agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan

untuk menghindari ancaman. d. Agresi tersinggung adalah agresi yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung

atau kemarahan. Respon menyerang muncul terhadap stimulus yang luas

(tanpa memilih sasaran), baik berupa obyek-obyek hidup maupun mati. e. Agresi pertahanan adalah agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka

mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan dari

anggota species-nya sendiri. Ini disebut juga agresi teritorial. f. Agresi maternal adalah agresi yang spesifik pada species atau organisme

betina (induk) yang dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari

berbagai ancaman.

31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

g. Agresi instrumental adalah agresi yang dipelajari, diperkuat,dan dilakukan

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Moyer (Koeswara, 1988), tidak ada satu pun dari ketujuh tipe agresi

ini yang eksklusif artinya tipe-tipe ini dengan intensitas yang berbeda bisa ditemukan baik pada hewan maupun pada manusia. Moyer juga membagi agresi berdasarkan kuantitas dan normalitas pelakunya. Berdasarkan kuantitas pelakunya agresi dibedakan menjadi agresi individual yaitu agresi yang dilakukan secara individu atau perorangan dan agresi kolektif, yaitu agresi yang dilakukan secara kolektif atau bersama-sama oleh beberapa individu. Sedangkan berdasarkan normalitas pelakunya agresi dibedakan menjadi agresi normal yaitu agresi yang diakibatkan oleh stimulus yang jelas dan nyata dan agresi patologis yaitu agresi yang disebabkan oleh adanya penyakit mental.

Berbeda dengan Berkowitz dan Moyer yang memandang perilaku agresi berdasarkan

motif-motif pelakunya, Sears membagi perilaku agresi berdasarkan norma yang ada dalam masyarakat. Sears (1991) membagi perilaku agresi ke dalam tiga bentuk yaitu :

a. Agresi antisosial yaitu tindakan agresi yang tidak sesuai dengan norma sosial

yang ada seperti tindakan kriminal (perampokan, pembunuhan. pemukulan).

b. Agrsesi prososial yaitu tindakan agresi yang diatur oleh norma sosial seperti

hukuman yang diberikan atas tindak kejahatan.

c. Agresi yang disetujui (sanctioned aggression) yaitu agresi yang tidak diterima

dalam norma sosial tapi masih dalam batas yang wajar. Tindakan tersebut

tidak melanggar standar moral yang telah diterima seperti seorang wanita yang

memukul seseorang yang mencoba memperkosanya.

32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembagian bentuk-bentuk perilaku agresif yang cukup lengkap diutarakan

oleh Buss (Pearlman& Cosby, 1983) dimana dia membagi perilaku agresif ke dalam

tiga bentuk yaitu :

a. Perilaku agresi secara fisik dan verbal.

b. Perilaku agresi yang dilakukan secara aktif dan pasif.

c. Perilaku yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Dari ketiga kriteria ini Buss mengembangkannya menjadi delapan bentuk perilaku agresif yang merupakan kombinasi dari ketiga aspek di atas. Adapun delapan bentuk perilaku agresif tersebut adalah :

a. Fisik-aktif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara

fisik, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku

ini adalah memukul langsung orang lain.

b. Fisik-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara fisik, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada obyek.

Contoh perilaku ini adalah membuat jebakan untuk orang lain.

c. Fisik-pasif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara fisik, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh

perilaku ini adalah tidak memberi jalan pada orang lain yang mau lewat.

d. Fisik-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara fisik, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada obyek.

Contoh perilaku ini adalah menolak mengerjakan sesuatu yang

diperintahkan oleh orang lain.

e. Verbal-aktif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara verbal, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh

perilaku ini adalah mencaci maki orang lain.

33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f. Verbal-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku

agresi secara verbal, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada

obyek. Contoh perilaku ini adalah menyebarkan gosip.

g. Verbal-pasif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara verbal, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh

perilaku ini adalah menolak untuk berbicara.

h. Verbal-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku

agresi secara verbal, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada

obyek. Contoh perilaku ini adalah menggerutu.

Dari semua teori tentang bentuk-bentuk perilaku agresif yang telah diungkapkan, bentuk-bentuk perilaku agresif yang diungkapkan oleh Buss merupakan bentuk yang paling lengkap dimana mencakup semua aspek. Oleh karena itu bentuk- bentuk perilaku inilah yang akan digunakan sebagai acuan bentuk-bentuk perilaku agresif dalam penelitian ini.

3. Teori Agresi

Ada beberapa pendapat ahli mengenai perilaku agresi ini. Para ahli psikologi mengajukan berbagai teori mengenai perilaku agresi ini. Mereka mencoba menerangkan bagaimana perilaku agresi terbentuk apa yang memicu munculnya perilaku ini. Pada penelitian ini akan digunakan beberapa teori yang mencoba menggambarkan perilaku agresif tersebut. Teori-teori tersebut adalah teori Hipotesis-

Frustrasi Agresi oleh Dollard dan kawan-kawan (1939); belajar oleh Bandura (1973); interaksi sosial oleh Tedeschi dan Felschon (dalam Krahe`,2005) dan GAAM (General

Affectif Aggression Model) oleh Lindsay dan Anderson pada tahun 1996 (Baron &

Byrne, 2005).

34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Teori Hipotesis Frustrasi-Agresi

Teori yang cukup terkenal, yang membahas agresifitas sebagai suatu dorongan, adalah Hipotesis frustrasi-Agresi yang diperkenalkan oleh Dollard dkk.

Pada tahun 1939 (Baron & Byrne, 2005). Awalnya teori ini memuat dua hal yang penting yaitu; frustrasi selalu memunculkan bentuk tertentu dari agresi dan agresi selalu muncul dari frustrasi, sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman frustrasi memicu munculnya dorongan untuk bertindak agresif terhadap sumber atau penyebab frustrasi dan mengarah pada suatu perilaku agresif. Tetapi disadari bahwa tidak semua frustrasi menimbulkan respon agresif dan dan tidak semua perilaku agresif merupakan hasil frustrasi yang dialami sebelumnya. Menyadari hal itu maka Miller, pada tahun

1941 (Krahe` 2005) merevisi teori ini sehingga bukan menjadi suatu yang mutlak bahwa frustrasi melahirkan agresi dan agresi sebab dari frustrasi melainkan menjadi suatu probabilitas dimana dikatakan bahwa frustrasi menyebabkan sejumlah respon yang berbeda-beda dan agresi adalah salah satu diantaranya. Kemungkinan frustrasi akan memunculkan respon agresif bergantung pada variabel-variabel yang mempengaruhinya. Agresi bisa terhambat jika muncul hal-hal seperti takut akan hukuman karena perilaku agresi tersebut dan tidak ada penyebab frustrasi. Senada dengan Miller, Bandura (1973) juga menegaskan bahwa lingkungan dan interaksi individu dengan determinasi dan hukuman dapat mempengaruhi perilaku agresi karena faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan, mengurangi perilaku agresi, tetapi selain itu tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor tersebut juga tidak berpengaruh sama sekali terhadap perilaku agresi.

35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Teori Belajar : Modelling and Conditioning

Teori ini diungkapkan oleh Bandura dimana dia mengatakan bahwa individu

tidak digerakkan untuk menyerang oleh keinginan dari dalam dirinya melainkan oleh

keadaan lingkungannya (Bandura, 1973). Kemudian oleh Bandura dikatakan bahwa

perilaku agresif dihasilkan oleh pola asuh (nurture) yang diperoleh melalui proses belajar. Pengondisian instrumental (reward and punishment) dan meniru (modelling)

merupakan mekanisme yang kuat untuk memunculkan perilaku agresif Bandura

dalam Krahe` 2005).

Bandura (1973) mempertegas pendekatan sosial learning dan membedakan

dengan pendekatan lain dengan membuat suatu skema dimana dijelaskan bahwa

kejadian yang tidak mengenakkan (aversif) akan membangkitkan emosional individu.

Dilakukannya pengantisipasian kejadian dari individu akan memperkuat dan

memotivasi individu untuk bertindak dan dari proses ini muncullah berbagai respon

seperti : dependensi; achievement (pencapaian tujuan); withdrawal (penarikan diri)

dan resignation (kepasrahan); agresi; psikosomatis; ketergantungan pada obat-obatan

dan alkohol; membentuk problem solving (pemecahan masalah). Perilaku-perilaku

tersebut tidak akan sama pada semua orang tergantung pada seberapa besar

kemampuan coping individu terhadap stress akibat kejadian tertentu dan seberapa

efektif tindakan itu bagi individu itu sendiri.

c. Teori Interaksi Sosial

Tedeschi dan Felschon (1994 hlm. 348) menawarkan konsep baru tentang

agresifitas. Mereka mengganti terminologi agresifitas sebagai suatu perilaku koersif

yang dikonsepkan sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan dimana pelakunya

pertama-tama memutuskan menggunakan strategi koersif untuk mempengaruhi orang

lain kemudian memilih bentuk koersi tertentu diantara pilihan yang ada (Krahe`,

36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2005). Perilaku koersif sendiri didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan dengan

niat membuat orang lain menderita atau memaksa orang lain patuh (Krahe`, 2005).

Adapun bentuk koersif ada tiga yaitu :

1) Ancaman, komunikasi yang dilakukan untuk menyakiti target.

2) Hukuman, tindakan yang dilaksanakan untuk menyakiti target.

3) Paksaan badaniah, kontak fisik yang bertujuan untuk melarang atau

memaksa orang lain melakukan sesuatu.

Pemilihan strategi koersif ditentukan oleh tingkat keefektifan perilaku koersif

tersebut dimana semakin cepat hasil yang didapat maka perilaku itu yang akan dipilih.

Dalam teroi ini ditekankan bahwa agresi adalah bentuk tindakan koersif khusus, yang

merupakan salah satu tindakan sosial, dimana bukan satu-satunya strategi potensial

untuk memaksa dan mempengaruhi individu lain .

Lindsay dan Anderson pada tahun 1996 (Baron & Byrne, 2005) membuat

suatu model pembentukan perilaku agresi yang tergolong paling modern yang

terkenal dengan nama GAAM (General Affective Aggression Model / Model Agresi

Afektiv Umum), yang mana merupakan penyempurnaan dari berbagai model yang

sudah ada. Dalam teori ini dikatakan bahwa banyak sekali variabel yang dapat

menjadi pemicu munculnya perilaku agresi. Keseluruahan variabel terbagi ke dalam dua kelompok besar yaitu variabel perbedaan individual dan variabel situasional.

Adapun variabel-variabel perbedaan individual meliputi :

1) Sifat yang mendorong individu melakukan agresi seperti mudah sekali

marah.

2) Sikap dan kepercayaan tertentu terhadap kekerasan seperti

mempercayai bahwa hal tersebut diterima dan layak.

37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Nilai mengenai kekerasan seperti pandangan bahwa kekerasan

merupakan hal yang baik. Biasanya dianggap sebagai suatu

kebanggaan tersendiri atau menunjukkan sifat maskulin.

4) Keterampilan spesifik yang terkait pada agresi seperti mengetahui cara

berkelahi dan menggunakan senjata.

Sedangkan variabel-variabel situasional meliputi :

1) Perasaan frustrasi yang dialami.

2) Bentuk serangan tertentu dari orang lain seperti penghinaan.

3) Tanda-tanda yang berhubungan dengan agresi misalnya senapan atau

senjata lainnya.

4) Hampir semua hal yang menyebabkan individu merasa tidak nyaman

seperti suhu udara yang tinggi, rasa sakit, kebosanan, polusi udara dan

lain sebagainya.

Selain variabel-variabel pemicu perilaku agresif, Anderson juga mengemukakan bahwa ada tiga proses dasar pembentukan perilaku agresif yang terjadi dalam diri individu yaitu :

1) Keterangsangan atau arousal ; bangkitnya keterangsangan pada fungsi-

fungsi fisiologis dan antusiasme.

2) Keadaan afektif atau affective states ; bangkitnya perasaan hostile dan

tanda-tanda yang tampak dari hal ini seperti ekspresi wajah marah.

3) kognisi atau cognition ; bangkitnya pikiran-pikiran hostile atau

membawa ingatan hostile kedalam pikiran

Pada saat variabel-variabel yang beragam tadi mempengaruhi proses-proses pembentukan perilaku agresif ini, maka terjadilah suatu perilaku agresif yang terbuka.

38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Namun disamping itu perilaku agresif juga tergantung pada interpretasi individual akan situasi saat kejadian berlangsung dan faktor-faktor peringatan yang ada.

4. Faktor-Faktor Pemicu Perilaku Agresi

Sebagai suatu perilaku, maka pembentukan perilaku agresif tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal. Banyak ahli menjabarkan faktok-faktor pemicu yang dapat memunculkan perilaku ini, mulai dari kepribadian individu; keadaan lingkungan dan orang-orang di sekitar bahkan sampai pada situasi setempat seperti suhu udara dan kepadatan ruangan. Baron dan Byrne (2005) membagi faktor-faktor pemicu munculnya perilaku agresif ke dalam tiga bagian besar yang kemudian diperinci lagi ke dalam beberapa bagian. Adapun variabel itu dijelasakan sebagai berikut :

a. Variabel sosial

1) Frustrasi ; termuat dalam hipotesis frustrasi agresi. Tidak

terpenuhinya sesuatu yang diharapkan atau yang diinginkan

membuat frustasi dan terkadang mengarah pada perilaku agresi.

2) Provokasi ; tindakan dari orang lain yang cenderung memicu agresi

pada diri si penerima. Bentuknya bisa secara fisik maupun verbal.

3) Agresi yang dipindahkan ; agresi pada seseorang yang bukan menjadi

sumber provokasi. Agresi ini terjadi karena orang yang ingin

melakukan agresi tidak ingin atau tidak dapat melakukan agresi

terhadap sumber provokasi awal.

4) Pemaparan terhadap kekerasan di media ; agresi terpicu dengan

melihat, mendengar dan membaca bentuk-bentuk kekerasan pada

media baik elektronik maupun cetak.

39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Keterangsangan yang meningkat ; keterangsangan dalam suatu situasi

dapat tersisa dan dapat muncul kembali saat mengahadapi situasi

berikutnya. Hal ini dapat membuat agresi tidak meningkat tetapi juga

dapat meningkatkan agresi tergantung pada pemikiran individu.

b. Variabel pribadi

1) Kepribadian yang sudah ada pada tiap orang ; ada orang yang

mempunyai kepribadian yang memicu perilaku agresif mereka. Ini

tergolong sebagai orang tipe A yang memiliki kepribadian yang

kompetitif, selalu terburu-buru, mudah tersinggung sedangkan

bertolak belakang dengan orang-orang yang bertipe B yang

kepribadian mereka tidak memicu perilaku agresif yaitu tidak

kompetitif, tidak selalu terburu-buru, tidak mudah kehilangan

kendali.

2) Bias atribusional hostile ; saat individu memiliki kecenderungan untuk

mempersepsikan buruk motif tindakan orang lain saat tindakan

tersebut dirasa ambigu.

c. Variabel situasional

1) Suhu udara yang tinggi ; suhu udara yang tinggi akan cenderung

meningkatkan agresi, tetapi hanya sampai titik tertentu. Di atas

tingkat tertentu agresi menurun selagi suhu udara menigkat.

2) Konsumsi alkohol ; pengkonsumsian alkohol dapat meningkatkan

agresi utamanya pada individu yang dalam keadaan normal

menunkjukkan tingkat agresi yang rendah.

Selain yang sudah diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2005), beberapa ahli menambahkan beberapa faktor pemicu perilaku agresif seperti senjata-senjata, yang

40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh Berkowitz digolongkan termasuk ke dalam variabel sosial dimana penciptaan

senjata dapat memicu munculnya perilaku agresif (Berkowitz, 1980) dan adanya

lembaga-lembaga yang menurut Zenden (1984) melegalkan perilaku agresif seperti

akademi militer dan berbagai macam olah raga yang melakukan kontak fisik. Variabel situasional semakin diperkaya dengan beberapa pendapat ahli dimana diungkapkan bahwa kondisi yang tidak menyenangkan yang menimbulkan rasa sakit ( Berkowitz,

1980), kepadatan ruang dan Crowding (Krahe`, 2005), kebisingan (Donnerstain dan

Wilson dalam Krahe`, 2005) dan polusi udara (Baron dan Bell dalam Krahe`,2005) dapat menjadi pemicu munculnya perilaku agresif.

B. Suporter Sepak Bola

1. Suporter Sepak Bola

Suporter adalah kata-kata yang sudah tidak asing terdengar. Kata-kata ini

mengacu pada sekelompok orang yang berkumpul untuk mendukung atau

menyemangati suatu tim atau kelompok. Suporter sendiri diartikan sebagai orang

yang memberikan pertolongan atau simpati pada suatu tim atau kelompok tertentu

(Oxford Dictionary, 1989). Hal senada juga dikatakan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1988), dimana suporter diartikan sebagai orang yang memberikan

dukungan utamanya dalam suatu pertandingan. Bahkan secara lebih spesifik

dijelaskan bahwa suporter merupakan penonton yang mendukung suatu pihak dalam

suatu pertandingan olah raga. Mereka meneriakkan seruan-seruan yang dapat menjadi

dorongan bagi pemain yang didukungnya untuk menang dan teriakan mereka juga

dapat menggoyahkan mental pemain lawan (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1997).

Jadi kata suporter diartikan sebagai para pendukung suatu kelompok atau tim

utamanya dalam suatu pertandingan (olah raga, dan sebagainya).

41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sepak bola sebagai suatu cabang olah raga mempunyai peminat yang cukup banyak. Olah raga sepak bola merupakan olah raga yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim, yang berjumlah sebelas orang, berlomba untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan. Peraturan-peraturan yang ada dan segala teknik dan taktik yang dimainkan oleh para pemain sepak bola membuat permainan ini menjadi semakin menarik untuk ditonton (www.wikipedia.com).

Seperti yang dikatakan dalam bab sebelumnya bahwa suporter dan sepak bola

menjadi hal yang tak terpisahkan. Orang-orang yang menonton pertandingan sepak bola baik yang di stadion maupun hanya lewat layar kaca bahkan yang hanya bisa mendengar lewat radio tidak sekedar menikmati pertandingan sepak bola tetapi sudah lebih jauh dimana mereka mendukung tim yang disenanginya atau dijagokannya.

Suporter sepak bola diartikan sebagai para pendukung suatu tim sepak bola.

Mereka ini biasanya membentuk kelompok suporter dengan berbagai nama untuk

mendukung tim kesayangan mereka (BOLA, September 2005). Mereka datang ke

stadion untuk melihat tim mereka bertanding dan mendukung mereka dengan harapan tim yang mereka dukung memenangi pertandingan. Berbagai seruan-seruan dan teriakan-teriakan penyemangat dilantunkan oleh para pendukung ini untuk membela tim mereka.

2. The Mac’z Man (Suporter PSM Makassar)

Seperti daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki tim sepak bola

kebanggannya, maka Makassar mempunyai suatu tim sepak yang menjadi kebanggan

masyarakat Makassar yaitu PSM yang merupakan akronim dari Persatuan Sepak Bola

Makassar. Sebagai salah satu tim besar di persepakbolaan tanah air, PSM mempunyai

pendukung atau suporter fanatik yang tidak kalah terkenalnya dengan tim PSM

42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sendiri. Para suporter ini membentuk berbagai kelompok suporter yang mana

kelompok-kelompok suporter tersebut menjadi wadah bagi para suporter untuk

memberi dukungan nyata pada tim PSM.

The Mac’z Man adalah salah satu kelompok suporter kreatif PSM Makassar.

Kata Mac’z Man sendiri terinspirasi dari kata Makassar Mania yang dimodifikasi

sedemikian rupa. Organisasi yang berdiri pada tanggal 1 Februari 2000 ini

mempunyai sekretariat yang juga berfungsi sebagai markas besar (Mabes) yang sering

digunakan sebagai tempat kumpul anggota, mengurus administrasi dan sebagai tempat

rapat. Adapun sekretariat organisasi ini tidak tetap, dan setiap tahun berpindah,

berganti-ganti ke setiap sektor, dengan alasan untuk semakin mempererat

persaudaraan antar suporter dan agar saling memperhatikan satu sama lain.

Struktur organisasi The Mac’z Man menggunakan sistim yang mirip dengan

struktur organsisasi pemerintahan, dimana pada setiap jabatan diberikan nama seperti pada nama jabatan struktur pemerintahan yang ada. Organisasi ini dipimpin oleh seorang Presiden dan dalam menjalankan tugasnya, utamanya tugas-tugas harian dan

lapangan, dibantu oleh seorang Perdana Mentri. Perdana Mentri ini yang nantinya

juga akan membawahi ketua-ketua sektor yang mengepalai tiap sektor yang ada di

berbagai tempat yang jumlah keseluruhannya ada enam puluh tiga sektor. Sektor-

sektor tersebut terbagi dalam tiga bagian besar yaitu: sektor umum yang mana

terbentuk di beberapa tempat atau daerah di Makassar dan anggotanya adalah warga

di sekitar daerah tersebut; sektor pendidikan yang dibentuk di beberapa SMU yang

ada di Makassar dan anggotanya adalah siswa di SMU tersebut; dan sektor yang terakhir adalah sektor Perguruan Tinggi yang anggotanya adalah para mahasiswa

namun tidak dibentuk di setiap universitas melainkan dilebur menjadi satu.

43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sekretaris Jendral (sekjen) adalah jabatan berikutnya yang berada sederajat dengan perdana menteri. Sekjen ini membantu perdana mentri dalam mengurus administrasi dari masalah keanggotaan dan aturan-aturannya sampai pada penulisan

dan pengumpulan lagu-lagu dan penataan gerak di lapangan. Oleh karena itu sekjen

juga merangkap sebagai jendral lapangan.

Struktur tertakhir yang langsung dibawahi presiden dan fungsinya juga membantu presiden dalam pengembangan organisasi adalah divisi-divisi yang setiap divisi dikepalai oleh seorang mentri. Divisi-divisi tersebu terdiri dari : pertahanan dan keamanan (Hankam); kesejahteraan rakyat (Kesra); seni an kreasi; keuangan; penelitian dan pengembangan (Litbang); prasarana; penerangan; urusan peranan wanita (UPW); dan usaha dan bisnis.

Sebagai suatu organisasi kreatif, kegiatan Mac’z Man tidak terbatas hanya

pada menyemangati pemain dalam stadion. Mereka melakukan berbagai aktivitas

seperti mengadakan lomba sepak bola, mengadakan acara-acara musik dan juga

membentuk sebuah band musik yang juga dinamakan Mac’z Man. The Mac’z Man

juga membuka sebuah outlet (toko) penjualan merchandism yang menjual semua

atribut The Mac’z Man dan PSM Makassar tetapi hanya melayani para anggota

mereka.

The Mac’z Man melakukan berbagai kegiatan selain mendukung tim PSM saat

bertanding dan tidak sedikit yang menghasilkan sejumlah prestasi. The Mac’z Man

terdaftar dalam museum rekor Indonesia sebagai pemilik spanduk suporter terbesar di

Indonesia. Gelar juara pernah diperoleh pada lomba Bedug Sahur SCTV dan pada

karnaval Sensasi Biru di Makassar pada tahun 2003 (GOLO, Januari 2007). Mac’z

Man juga pernah melaksanakan sebuah Bazaar musik yang terbesar se-Indonesia

Timur. Prestasi membanggakan sebagai suporter adalah sebagai runner up dalam

44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perlombaan suporter terbaik se-Indonesia versi ANTV pada tahun 2005 dan sebagai

suporter paling kreatif se-Asia saat memberi dukungan pada PSM Makassar yang bertanding mewakili Indonesia dalam kejuaraan Piala Champion Asia tahun 2003.

(GOLO, Januari 2003)

Nama besar dan sejumlah prestasi yang diukir oleh The Mac’z Man menarik

perhatian sejumlah sponsor untuk mendanai kegiatan The Mac’z Man sambil

memasarkan produk mereka, mulai dari perusahaan minuman seperti Coca-cola dan

Extra Joss, perusahaan jasa telepon yaitu PT. Telkom yang menggunakan ketenaran nama The Mac’z Man untuk meluncurkan produk baru mereka di Makassar, sampai pada perusahaan rokok besar yaitu PT.Djarum.

The Mac’z Man tumbuh menjadi suatu kelompok besar dan kreatif dengan

berbagai kegiatan, sejumlah prestasi dan berbagai sponsor yang menjadi salah satu sumber dana. Nama mereka tidak hanya terkenal di Makassar tetapi juga di Indonesia dan bahkan sempat terkenal di luar negreri.

45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skema 1. Alur Koordinasi Organisasi The Mac’z Man

Presiden

P M Sekjen

Hankam Kesra Seni kreasi Keuangan Litbang

Penerangan UPW Usaha Prasarana bisnis

Ketua-ketua sektor

Anggota regular

C. Perilaku Agresif Suporter Sepak Bola PSM Makassar (The Mac’z Man)

Sepak bola sebagai sebuah olah raga yang tak lepas dari kontak fisik, memang sangat rentan dengan unsur kekerasan. Terlepas dari kerasnya bentuk permainan sepak bola yang dapat menimbulkan suatu tindakan kekerasan, ternyata unsur kekerasan juga melekat pada kelompok penonton, yang mendukung sebuah tim dalam pertandingan, yang kerap dikenal sebagai suporter. suporter yang pada hakikatnya

46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah orang atau sekelompok orang yang memberi dukungan kepada sebuah tim dalam pertandingan berubah menjadi orang atau kelompok yang anarkis yang

berperilaku agresif dan bahkan kerap menjadi simbol kekerasan dalam sepakbola.

Perilaku agresif pada suporter sepak bola sudah lama menjadi bahan

penelitian oleh berbagai pengamat utamnya para pengamat sosial. Dalam dunia sepak

bola, perilaku agresif (kekerasan) dikenal dengan nama hooliganisme. Hooliganisme

dalam dunia sepak bola bukanlah hal yang baru melainkan hal yang akrab bahkan bisa

dikatakan tak terpisahkan dengan dunia sepak bola. Hooliganisme suporter adalah

suatu kericuhan yang yang dilakukan oleh suporter sepak bola yang disertai dengan

berbagai macam tindakan kriminal baik sebelum, sementara berlangsung dan sesudah

pertandingan sepak bola. Para suporter yang sering melakukan tindakan hooliganisme

inilah yang sering dikenal dengan para hooligan. Pada prinsipnya mereka adalah

suporter sepak bola yang mendukung tim mereka, sama dengan kelompok suporter

lainnya, tetapi saat mereka melakukan tindakan kekerasan dan kriminal maka mereka

adalah para hooligan (www.brontakzine.com, 2006).

Hooliganisme sepak bola tidak hanya merusak sarana dan prasarana yang ada

di stadion tetapi bisa juga berakibat jatuhnya korban jiwa baik antar suporter maupun

suporter dan aparat keamanan. Aksi saling lempar antar suporter dan antar suporter

dengan aparat keamanan sering terjadi. Tragedi Heysel (kerusuhan antar suporter

Juventus F.C. dan Liverpool F.C.) yang mengakibatkan melayangnya tiga puluh

sembilan nyawa suporter dan merusak sarana dan prasarana stadion (Suara Karya,

Maret 17, 2006), dan kejadian pengerusakan terbesar oleh para Bonek di stadion

Sepuluh November, Surabaya adalah contoh Hooliganisme dalam dunia sepak bola

(BOLA, September 7, 2006).

47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kerusuhan dan tindakan pengruskan lain adalah suatu bentuk akhir atau

akumulasi perilaku agresif. Banyak perilaku agresif baik secara langsung atau tidak

langsung yang entah disadari atau tidak bisa menjadi pemicu perilaku agresif dalam

skala yang lebih besar. Saling mengejek atau menghina, provokasi dan bahkan kontak

fisik secara langsung seperti saling memukul dan melempar dapat menjadi pemicu

kerusuhan dalam skala yang besar dan merugikan. Para hooligan itu sendiri biasanya

menyenangi suatu perkelahian dan banyak dari mereka berada dibawah pengaruh

alkohol dan obat-obatan sebelum menonton pertandingan (www.brontakzine.com,

2006).

Perilaku-perilaku agresif suporter mungkin sudah menjadi pembawaan mereka namun bukan berarti bahwa tindakan mereka tidak terpicu oleh suatu perilaku atau kondisi tertentu yang dapat memicu perilaku agresif mereka. Banyak alasan yang mendasari tindakan hooliganisme para suporter ini. Kepemimpinan wasit di lapangan yang dianggap tidak becus seringkali menjadi alasan para suporter menjadi agresif dan melakukan hooliganisme. Selain itu dendam abadi para suporter dan rasa tidak puas dengan kinerja tim dan para pengurusnya yang mengakibatkan kekalahan pada tim yang mereka dukung juga kerap memicu perilaku agresif mereka. Para suporter yang frustasi karena kekalahan tim kesayangannya seakan tidak mau menerima kekalahan timnya dan mencari kambing hitam untuk dipersalahkan (BOLA, 20 september 2005). Tindakan mereka yang biasanya spontanitas juga sering kali dimotori oleh preman-preman tertentu yang mengidentifikasikan diri mereka dalam kelompok suporter dan memprovokasi para suporter untuk melakukan tindakan kekerasan (www.brontakzine.com, 2006). Oleh karena itu, faktor pemicu perilaku

agresif suporter akan sangat sulit dijelaskan jika ingin dijelaskan dari suatu penyebab

tertentu. Pemicu perilaku agresif mereka yang sangat kompleks, mulai dari

48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepribadian mereka, rasa frustasi yang memuncak, kejadian di lapangan, adanya provokasi sampai pada pengaruh alkohol dan obat-obatan, juga akan menghasilkan berbagai bentuk perilaku agresif baik secara langsung maupun tidak langsung.

The Mac’z Man adalah satu dari sekian banyak kelompok suporter yang ada di

Indonesia dan bahkan bukan satu-satunya kelompok suporter yang ada di daerahnya yaitu Makassar. Sebagai kelompok suporter yang fanatik, baik secara bersama maupun terpisah dengan ISM (Ikatan Suporter Makassar), mereka terus memberi dukungan pada tim kesayangan mereka dalam berbagai kesempatan dengan berbagai cara. Kelompok yang menjuluki diri mereka sebagai kelompok suporter kreatif PSM

Makassar, terorganisir dengan rapi dalam struktur organisasi yang jelas. Sejumlah kegiatan diluar kegiatan utama mereka yakni memberi dukungan bagi tim PSM

Makassar dan berbagai prestasi yang diraih membuat kelompok mereka semakin disegani dan dikenal baik di Makassar maupun di Indonesia.

Prestasi dan kegiatan para suporter Makassar seolah-olah sejalan dengan nama besar mereka sebagai kelompok suporter yang menakutkan hampir setara dengan para

Bonek Persebaya Surabaya. Kejadian pengerusakan yang dilakukan oleh para suporter di Tanjung Perak saat tim PSM masuk ke dalam babak delapan besar di Jakarta (Suara

Karya, 17 Maret 2006) dan kerusuhan yang melibatkan empat kelompok suporter besar di Jakarta, yang mendukung tim Persija Jakarta, PSMS Medan, PSM Jakarta dan Persebaya Surabaya, yang berakibat banyaknya orang yang dirawat di Rumah

Sakit (Suara Karya,17 Maret 2006), adalah contoh perilaku agresif para suporter dari

Makassar ini. Tak hanya pada persepak bolaan nasional, kelompok ini terkadang bertindak agresif terhadap tim kesayangannya sendiri. Mereka tidak senang jika tim kesayangannya tidak menang. Pelemparan yang dilakukan oleh suporter terhadap tim

PSM saat bermain seri dengan tim Persik Kediri (BOLA, 23Maret 2005) adalah salah

49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

satu contohnya. Pengurus tim pun tidak luput dari sasaran kemarahan mereka dimana

mereka memberi ultimatum bagi pengurus untuk lebih baik mundur saja jika tidak berhasil dalam jangka waktu yang mereka tentukan (Tribun Timur, 3 Maret 2006).

The Mac’z Man sebagai salah satu kelompok suporter yang ada di Makassar

secara tidak langsung menjadi aktor dari berbagai perilaku agresif suporter PSM

Makassar. Bahkan nama mereka yang tertulis dalam berbagai media cetak dan

disiarkan oleh media elektronik. Kreatifitas yang dijunjung tinggi dan berbagai

prestasi yang diraih seolah tertutupi dengan perilaku agresif mereka. Reaksi orang

saat mendengar The Mac’z Man, suporter dari Makassar lebih pada ketakutan dan

kecemasan dari pada penghargaan dan penghormatan.

Perilaku agresif The Mac’z Man tentu bukanlah hal yang tanpa sebab dan dengan berbagai alasan atau pemicu tersebut tentu saja akan memunculkan berbagai macam perilaku agresif juga yang mungkin tidak disadari dan tidak dianggap sebagai perilaku agresi. Berikut gambaran alur pemikiran penelitian perilaku agresif pada The

Mac’z Man :

50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skema 2. alur penelitian

Kelompok-kelompok suporter PSM Makassar

Kelompok supporter The Mac’z Man

Datang menonton Faktor-faktor yang berpengaruh pertandingan di memicu perilaku agresif : 1. Variabel sosial stadion 2. Variabel situasional

Melakukan berbagai bentuk perilaku agresif

51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dimana data dan hasil yang diperoleh berupa penggambaran yang ingin menerjemahkan pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis dengan tujuan untuk memahami kehidupan sosial manusia (Poerwandari,2005), termasuk kegiatan, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung dan pengaruh- pengaruhnya dari suatu fenomena (Whitney dalam Natzir,1985).

B. Responden

Responden yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah kelompok suporter tim sepak bola tim PSM Makassar. Secara spesifik, mereka yang menjadi responden adalah para suporter PSM Makassar yang dikenal dengan nama The Mac’z Man yang mana merupakan salah satu kelompok suporter sepak bola terbesar yang berada di

Sulawesi Selatan khususnya di Makassar.

Dipilihnya suporter The Mac’z Man ini karena dari sekian banyaknya kelompok suporter di Makassar, The Mac’z Man merupakan kelompok yang paling besar dan terkenal, dan yang satu-satunya yang terdaftar sebagai kelompok suporter resmi di

PSSI sebagai kelompok suporter PSM Makassar.

52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Batasan Istilah

1. Perilaku Agresif

a. Definisi Perilaku Agresif

Perilaku agresif adalah suatu perilaku destruktif atau merusak baik secara fisik maupun secara psikis yang bermaksud untuk menyakiti atau melukai orang lain dan merusak benda-benda. Orang lain dalam penelitian ini merupakan pihak lawan baik itu secara tim maupun personal, sedangkan benda-benda adalah sarana dan prasarana di dalam stadion.

b. Bentuk-Bentuk Perilaku Agresif

Perilaku agresif terbagi dalam tiga bentuk dasar yaitu :

1). Perilaku agresi secara fisik dan verbal.

2). Perilaku agresi yang dilakukan secara aktif dan pasif.

3). Perilaku agresi yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Kemudian bentuk-bentuk perilaku agresi ini dikombinasikan satu sama lain

seingga terbentuk menjadi delapan perilaku agresif yaitu :

1). Fisik-aktif-langsung , dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara fisik, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh

perilaku ini adalah memukul langsung orang lain.

2). Fisik-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku

agresi secara fisik, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada

obyek. Contoh perilaku ini adalah membuat jebakan untuk orang lain.

3). Fisik-pasif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara fisik, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh

perilaku ini adalah tidak memberi jalan pada orang lain yang mau

lewat.

53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4). Fisik-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku

agresi secara fisik, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada

obyek. Contoh perilaku ini adalah menolak mengerjakan sesuatu yang

diperintahkan oleh orang lain.

5). Verbal-aktif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi

secara verbal, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek.

Contoh perilaku ini adalah mencaci maki orang lain.

6). Verbal-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku

agresi secara verbal, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada

obyek. Contoh perilaku ini adalah menyebarkan gosip.

7). Verbal-pasif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku

agresi secara verbal, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek.

Contoh perilaku ini adalah menolak untuk berbicara.

8). Verbal-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku

agresi secara verbal, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada

obyek. Contoh perilaku ini adalah menggerutu.

2. Suporter Sepak Bola

Suporter sepak bola adalah para pendukung tim sepak bola yang

tergabung dalam suatu organisasi kelompok suporter. Kehadiran mereka di

stadion untuk menyemangati tim kesayangannya yang bertanding agar dapat

memenangi pertandingan.

54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Suporter Sepak Bola PSM Makassar (The Mac’z Man)

The Mac’z Man adalah salah satu dari sekian banyak kelompok

suporter di Makassar yang mendukung tim PSM Makassar. Keanggotaan para

suporter yang tergabung dalam kelompok ini sangat jelas dan dibuktikan

dengan adanya kartu anggota yang dimiliki oleh setiap orang yang mengaku

dirinya Mac’z Man yang mana di dalamnya termuat identitas diri, asal sektor

dan peraturan anggota yang harus ditaati.

4. Perilaku agresif pada suporter sepak bola PSM Makassar (The Mac’z

Man)

Perilaku agresif para suporter sepak bola adalah segala macam bentuk

kekerasan yang dilakukan oleh para suporter terutama saat mereka sedang

menonton pertandingan. Berdasarkan observasi awal pada beberapa

pertandingan dan wawancara awal ditemukan bahwa The Mac’z Man

melakukan beberapa bentuk perilaku agresif berupa pemanjatan, pengusiran,

penolakan, intimidasi, gosip, dan menggerutu. Perilaku-perilaku agresif yang

muncul dapat terbagi dalam dua kelompok berdasarkan sifatnya yaitu perilaku

yang muncul secara spontanitas (pemanjatan, penolakan, gosip, dan

menggerutu) dan perilaku yang muncul dengan adanya panduan atau

provokasi dari orang lain (pengusiran dan intimidasi). Secara ringkas perilaku

agresif The Mac’z Man tergambar sebagai berikut :

55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 1. Perilaku agresif The Mac’z Man pada observasi awal

Kategori Perilaku Agresif Bentuk Perilaku Agresif Fisik Aktif Langsung Memanjat : memanjat pagar memanjat tiang bendera Fisik Aktif Tidak Langsung - Fisik Pasif Langsung Pengusiran :mengusir penonton lain yang tidak berbaju merah Fisik Pasif Tidak Langsung Penolakan : divisi musik menolak memukul drum Verbal Aktif Langsung Intimidasi :- menghina/mencaci pemian lawan - menghina/ mencaci tim lawan - mencaci / menghina pemain PSM - memaki dengan nyanyian pada pemain lawan - memaki dengan nyanyian pada tim lawan - menekan tim lawan dengan nyanyian - menekan pemain lawan dengan nyanyian Verbal Aktif Tidak Langsung Membicarakan ketidakpuasan akan kinerja PSM Verbal Pasif Langsung Penolakan : suporter menolak menyanyi saat disuruh dirigen Verbal Pasif Tidak Langsung Menggerutu : - menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol - menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola - menggerutu saat pemain PSM bermain buruk

D. Tahapan Penelitian

1. Perencanaan Penelitian

a. Peneliti melakukan identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Peneliti mengkaitkan permasalahan penelitian dengan teori atau

kepustakaan yang sesuai dengan penelitian.

56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Peneliti membangun raport atau menjalin relasi pada kelompok suporter

dengan menghubungi pengurus suporter dan menemui langsung para

suporter.

d. Peneliti melakukan pengamatan awal (observasi awal) dan wawancara

awal sebelum masuk pada proses pelaksanaan penelitian. Pengamatan

awal dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang bagaimana

bentuk perilaku agresif para suporter di lapangan saat mendukung tim

kesayangannya, sedangkan wawancara awal yang dilakukan untuk

memperoleh tambahan informasi mengenai gambaran awal tentang

perilaku agresif mereka di lapangan.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Observasi

Observasi pada tahap ini berbeda dengan observasi sebelumnya. Observasi ini lebih difokuskan pada perilaku-perilaku agresif yang muncul saat para suporter sedang mendukung tim kesayangannya sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Alat dan prosedur observasi telah dipersiapkan berdasarkan observasi awal.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperdalam temuan observasi dengan mengajukan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan pertanyaan disesuaikan dengan tujuan penelitian. c. Analisis Data Observasi

Data observasi yang didapat kemudian dikelompokkan, dikoding, dianalisis dan kemudian dideskripsikan. d. Analisis Data Wawancara

Data yang didapat dari hasil wawancara kemudian diolah dengan mengkategorikan, mengartikan dan mendeskripsikannya. e. Analisis Data Observasi dan Data Wawancara

57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis data observasi disatukan dengan analisis data wawancara kemudian dibahas sesuai dengan tujuan awal penelitian. f. Pengecekan Kelengkapan Data (Kredibilitas Data)

1) Laporan Observasi

2) Transkrip Wawancara

E. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Observasi adalah kegiatan memperhatikan, mengamati secara akurat, mencatat

fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan antar aspek dan

fenomena tersebut (Poerwandari, 1998). Pengamatan dilakukan secara apa adanya

(naturalistic observation) dan difokuskan pada kejadian yang ingin diamati (event sampling), yaitu melihat perilaku agresif para supporter yang muncul saat mendukung

tim kesayangannya (Irwin dan Bushnell, 1981).

Pencatatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, yang berisi

tabel dan kode-kode observasi, yang dibuat berdasarkan hasil observasi awal dengan

tujuan agar pengamatan dapat dicatat sesegera mungkin agar tidak terlupakan.

Perilaku-perilaku agresif yang muncul segera dicatat dengan menggunakkan teknik

checklist, yang telah dimodifikasi oleh peneliti, untuk memudahkan pencatatan hasil

observasi utamnya perilaku yang diamati secara spesifik (Irwin & Bushnell, 1981),

seperti dalam peneliatan ini. Hasil pencatatan kemudian dideskripsikan sesegera

mungkin setelah pengambilan data selesai dilakukan. Pendeskripsian ditulis secara

jelas dibawah kolom kode perilaku. Hal-hal yang dicatat dalam pengamatan adalah

bentuk-bentuk perilaku agresif suporter dan saat-saat munculnya perilaku agresif

suporter.

58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adapun bentuk-bentuk perilaku agresif itu disingkat dalam bentuk kode untuk

memudahkan observasi nantinya. Apabila muncul respon baru pada saat observasi

dan belum ada pada kode yang sebelumnya telah disusun, maka respon baru dapat

ditambahkan dan langsung dituliskan pada lembar observasi (kode observasi bersifat

fleksibel).

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi atau keterangan langsung melalui tatap muka atau bercakap-

cakap dengan subjek penelitian. Peneliti menggunakan kerangka pertanyaan yang

telah dipersiapkan sebelumnya (interview guide) sebagai penduan dalam wawancara.

Pertanyaan dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Pertanyaan dapat berkembang

(semi terstruktur) saat proses wawancara berlangsung untuk mencapai pemahaman

yang lebih mendalam.

Pencatatan data wawancara menggunakan metode narrative recording yaitu

dengan alat bantu tape recorder untuk merekam saat proses wawancara berlangsung.

Tabel 2. interview guides No. Tujuan Pertanyaan 1 Memahami perilaku suporter 1. Apa saja yang dilakukan para suporter di saat mendukung PSM lapangan saat pertandingan ? Makassar 2. Bagaimana mereka melakukan kegiatan di lapangan ?

2 Sikap atas hasil pertandingan Apa saja yang dilakukan oleh para dan situasi di lapangan suporter saat pertandingan sedang berlangsung ? 3 Alasan perilaku agresif Mengapa anda bersikap seperti itu ? suporter (‘itu’ tergantung dari perilakunya)

4 Mendapatkan keterangan 1. Apakah anda pernah terlibat kerusuhan ? yang mendalam tentang 2. Bagaimana kejadiannya ? perilaku agresif yang mereka lakukan

3. Dokumentasi kegiatan suporter dalam bentuk rekaman video.

59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rekaman video tentang kegiatan suporter saat pertandingan digunakan untuk semakin memperkuat hasil observasi yang sudah ada sehingga data observasi yang sudah ada semakin lengkap dan hasil observasi yang terlewatkan saat di lapangan dapat dicatat sebagai pelengkap hasil observasi. F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan berdasarkan isinya (content analysis) atau disebut juga

dengan analisis isi (Suryabrata, 1998). Langkah-langkah analisis isi adalah sebagai

berikut:

1. Organisasi Data

Analisis data diawali dengan pengorganisasian data sehingga

mempermudah proses analisis data berikutnya. Data observasi maupun data

wawancara diorganisasikan secara jelas dan sistematis. Data yang disimpan

dan diorganisasikan (Poerwandari, 1999) meliputi:

a. Data mentah berupa tabel observasi dan kaset rekaman wawancara.

b. Data-data setelah memperoleh tahap proses awal yaitu data deskripsi

observasi dan data transkrip wawancara.

c. Data observasi yang telah melalui tahapan proses pengkodingan dan

pengelompokkan data.

d. Data wawancara yang telah diberi kode spesifik dengan penjelasan kode

atau pengkategorian.

2. Analisis Data

Data observasi dan data wawancara kemudian dianalisis. Analisis data

observasi dan data wawancara memiliki langkah yang berbeda. Data observasi

digunakan sebagai data primer sedangkan data wawancara dipakai sebagai

data tambahan untuk memperjelas data primer.

60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Observasi, (Patton dalam Poerwandari, 1998)

1) Mendeskripsikan tabel observasi secara rinci dan lengkap.

2) Menganalisis data observasi para suporter berdasarkan kode analisis

observasi.

3) Menjabarkan perilaku-perilaku agresif ke dalam bentuk perilaku

agresif suporter yang lebih nyata dengan membuat kode tiap perilaku

dari hasil observasi dan wawancara awal, yang nantinya akan diamati

dalam observasi.

Tabel 3 Kode observasi perilaku agresif suporter memanjat pengusiran intimidasi menolak gosip menggerutu mt mp up cp ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk Gb keterangan mt : manjat tiang bendera mp : manjat pagar up : usir penonton lain yang bukan berbaju merah cp : menghina/mencaci pemain lawan ct : menghina/mencaci tim lawan cPs : menghina/mencaci pemain PSM np : memaki dengan nyanyian pada pemain lawan nt : memaki dengan nyanyian pada tim lawan it : menekan tim lawan dengan nyanyian ip : menekan pemain lawan dengan nyanyian tp : menolak memukul drum tn : menolak menyanyi saat disuruh dirigen Gsp : membicarakan ketidakpuasan akan kinerja tim PSM gm : menggerutu saat pemainPSM gagal mencetak gol gk : menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola gb : menggerutu saat pemain PSM bermain buruk

b. Wawancara (Poerwandari, 1998)

1) Menyusun transkrip verbatim kata perkata.

2) Melakukan penomeran pada baris transkrip secara urut, kontinu.

61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Menambahkan dua kolom kosong disamping verbatim untuk kode dan

keterangan analisis.

4) Membuat kode analisis wawancara pengasuh.

Kode Analisis Wawancara

KM : kegiatan saat menonton pertandingan

MP : menghadapi hasil pertandingan

TP : tujuan perilaku mereka

TK : terlibat kerusuhan

5) Menuliskan tema atau kata kunci yang mengungkap esensi dari data

pada kolom analisis.

6) Mengumpulkan tema atau kategori yang didapat kemudian

menganalisis hubungan antar tema dan ketegori tersebut.

3. Intepretasi Data

Intepretasi data merupakan upaya memahami data dengan lebih

mendalam (Kvale dalam Poerwandari, 1998). Hasil analisis data observasi dan

hasil analisis data wawancara dikaitkan dan dibahas dengan proses

pemahaman secara mendalam dan dibantu dengan beberapa hasil dokumentasi

berupa rekaman dan foto-foto saat pertandingan, sehingga dapat memberikan

gambaran tentang bentuk-bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh para

The Macz Man saat mendukung tim PSM bertanding melawan tim lain.

G. Kredibilitas dan Konfirmabilitas Penelitian

1. Kredibilitas.

Validitas dalam suatu penelitian kualitatif disebut sebagai Kredibilitas.

Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud

penelitian itu sendiri yang mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting,

62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005).

Adapun kredibilitas dalam penelitian ini adalah :

a. Konfirmasi (validasi komunikasi)

Tahap ini merupakan tahap dimana hasil wawancara dan analisis

wawancara dengan subyek dikonfirmasikan lagi dengan subyek yang bermaksud

agar subyek mengetahui dengan jelas hasil wawancaranya dengan peneliti.

Penggunaan metode ini diharapkan terbentuknya suatu kepercayaan dari subyek

terhadap peneliti bahwa data yang diambil benar seperti yang dia ungkapkan.

Penggunaan metode ini pula akan membuat subyek penelitian terbuka untuk

menambah atau mengurangi hal-hal yang dianggap kurang atau berlebihan, yang

merupakan hasil dari wawancara peneliti dengan subyek yang bersangkutan.

b. Natural (validitas ekologis)

Penelitian ini dilakukan dalam keadaan natural atau alami dari subyek

atau pertisipan yang akan diteliti. Melalui cara ini pengumpulan informasi sesuai

dengan realitas yang ada dan diharapkan data yang diperoleh semakin obyektif.

c. Dokumen berupa rekaman video

Rekaman petandingan dalam hal ini adalah rekaman kegiatan para

suporter selama pertandingan berlangsung. Rekaman ini akan diambil pada

beberapa pertandingan yang mempertemukan tim PSM dengan tim lainnya.

Dengan adanya rekaman ini diharapkan dapat lebih memperkaya data yang

diperoleh dimana diharapkan diperoleh perilaku yang sesungguhnya dari subyek

selama berada di lapangan untuk mendukung tim kesayangannya.

63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Konfirmabilitas.

Reliabilitas penelitian sangat penting guna mengetahui ketepatan, kesesuaian atau konsistensi alat ukur dalam menggambarkan perilaku agresif para suporter sehingga dapat diandalkan untuk memperoleh gambaran yang sesuai.

Adapun reliabilitas penelitian diupayakan dengan cara:

1. Inter-rater reliability

Salah satu cara pencapaian reliabilitas adalah dengan menggunakan jasa

observer lain, dengan harapan bahwa hasil observasi yang diperoleh menjadi

semakin tepat dan akurat karena pengamatan dilakukan oleh lebih dari satu

orang pada waktu yang bersamaan dan dianalisis bersama untuk menemukan

suatu kesesuaian atau konsistensi (Irwin dan Bushnell, 1981).

2. Koherensi, keterbukaan dan diskursus.

Dependability digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan

istilah reliabilitas. Sarantakos (dalam Poerwandari, 1999) mengungkapkan

tentang hal-hal penting untuk meningkatkan dependability, meliputi:

a. Koherensi, yaitu metode yang dipilih memang membantu mencapai tujuan

yang diinginkan.

b. Keterbukaan, yaitu peneliti membuka diri dalam memanfaatkan metode

yang berbeda untuk mencapai tujuan dengan menuliskan dengan lengkap

perencanaan, proses, analisis dan hasil penelitian dengan menggunakan

dua metode yang berbeda.

c. Diskursus, yaitu peneliti mendiskusikan temuan dan analisis penelitian

dengan orang lain secara intensif dalam hal ini dalah dosen pembimbing.

64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV PROSES PENELITIAN,

ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

Proses Penelitian

1. Prosedur Awal Penelitian

Peneliti pada mulanya mencari tahu keberadaan organisasi suporter

The Mac’z Man yang sudah sangat terkenal di Makassar. Kegiatan ini diawali

dengan pencarian letak markas besar (selanjutnya disingkat MABES) The

Mac’z Man dan setelah bertanya pada beberapa anggota The Mac’z Man maka

peneliti sampai pada MABES The Mac’z Man yang berlokasi di jalan Beruang

nomor 65, dan juga merupakan pusat penjualan Merchandise atau berbagai

atribut yang berhubungan dengan suporter PSM Makassar utamanya The

Mac’z Man dan tim PSM Makassar. MABES The Mac’z Man merupakan

rumah hunian yang dimodifikasi sebagai tempat berkumpul para suporter dan

ruang depannya sebagai tempat penjualan merchandise The Mac’z Man.

Peneliti bermaksud menemui pengurus The Mac’z Man yang ada di

MABES, namun kenyataan yang dihadapi oleh peneliti ternyata MABES telah

berpindah ke sektor lain yaitu sektor Buakana. Tempat yang disangka oleh

peneliti sebagai MABES memang dulunya adalah MABES, tepatnya tahun

2005, dan dari pembicaraan peneliti dengan penunggu rumah itu, ternyata

MABES berpindah tiap tahun dari satu sektor ke sektor lainnya. Tempat yang

peneliti sangka MABES adalah sekretariat sektor Mamajang.

Peneliti kemudian bergegas ke MABES sesuai petunjuk orang yang

ada di sekretariat sektor Mamajang tadi dan bertemu dengan ketua sektor

Buakana yang sekretariatnya kini digunakan sebagai MABES. Ketua sektor

65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Buakana merujuk peneliti untuk bertemu langsung dengan Perdana Mentri

The Mac’z Man, yang juga berprofesi sebagai fotografer surat kabar lokal,

jika ingin meminta keterangan tentang The Mac’z Man dan meminta Izin

melakukan penelitian.

Peneliti mendatangi kantor Perdana Mentri The Mac’z Man dan

bertemu langsung dengan beliau, mengutarakan tujuan dan disetujui. Segera

peneliti membuat janji dengan beliau untuk membahas tentang organisasi The

Mac’z Man.

Profesi Perdana Mentri yang merupakan fotografer surat kabar lokal sangat menyibukkan dirinya sehingga beberapa janji yang telah dibuat terpaksa dibatalkan. Setelah beberpa kali pembatalan janji mulai dari janji bertemu dilapangan bola, di Masjid Agung selepas Jum’atan, sampai di kantornya, maka akhirnya peneliti tidak jadi bertemu dengan Perdana Mentri, namun Perdana Mentri sempat memberitahukan situs koran tempatnya bekerja dan mengatakan bahwa profil singkat dan sejarah The Mac’z Man pernah dimuat disana. Penelti segera mengunjungi situs tersebut dan juga tidak mendapatkan apa-apa.

Peneliti lalu bertemu dengan salah satu anggota The Mac’z Man yang

menyarankan menemui Daeng Uki’ yang merupakan ketua sektor Mamajang

karena menurut anggota tersebut, Daeng Uki’ adalah salah satu pengurus yang

bertugas menangani suporter secara langsung saat pertandingan. Peneliti langsung menghubungi Daeng Uki’ di rumahnya yang merupakan sekretariat sektor Mamajang, yang pernah menjadi MABES.

Peneliti mengutarakan maksud kedatangan dan mengatakan akan melakukan penelitian mengenai perilaku para suporter The Mac’z Man tetapi

66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak memberitahu bahwa perilaku itu adalah perilaku agresif. Hal ini

dilakukan oleh peneliti untuk meminimalisasi bias yang mungkin terjadi.

Peneliti disambut baik dan diperkenankan untuk melakukan penelitian. Daeng

Uki’ yang merupakan ketua sektor Mamajang ternyata merupakan orang

penting dengan berbagai jabatan mulai dari ketua sektor Mamajang, Mentri

Usaha dan Bisnis yang diperkenankan membuka satu-satunya outlet

merchandise The Mac’z Man, dan terlebih lagi beliau merupakan salah satu

dari tiga dirigen yang memandu The Mac’z Man saat mendukung tim PSM di

dalam stadion. Berbagai informasi penting tentang suporter utamnya saat di

lapangan diperoleh dari Daeng Uki’ dan peneliti bekerja sama dengan beliau

selama penelitian ini.

2. The Mac’z Man

The Mac’z Man adalah suatu kelompok suporter pendukung tim PSM

Makassar, dimana beranggotakan sekitar tujuh ribu orang dan tersebar pada 63

sektor. Mereka yang tergabung sebagai anggota The Mac’z Man mendapatkan

kartu anggota, yang berlaku selama dua tahun, sebagai bukti bahwa mereka

adalah anggota resmi The Mac’z Man. Anggota The Mac’z Man berasal dari

semua kalangan, dan usia. Mereka terkategori ke dalam tiga kategori yang

dipakai dalam kriteria pembentukan sektor. Ketiga kategori tersebut adalah :

a. Umum

b. Siswa

c. Mahasiswa

Kategori umum terdiri dari segala usia mulai dari anak-anak hingga

orang dewasa. Sektor-sektor dengan kategori ini mendominasi jumlah sektor

yang ada dan berlokasi di daerah-daerah yang ada di kota Makassar. Kategori

67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa adalah kelompok kategori yang terbanyak setelah umum dimana anggotanya adalah para remaja dimana usianya antara lima belas sampai

delapan belas tahun. Mereka adalah para siswa SMU yang membentuk sektor

di sekolah-sekolah mereka, sehingga nama sektor mereka mengikuti nama

sekolah mereka. Biasanya sektor-sektor SMU ini disebut dengan sektor

pendidikan. Kategori yang terakhir adalah kategori masahasiswa. Sesuai

dengan namanya, mereka yang tergabung dalam kategori ini adalah para

mahasiswa. Mereka membantuk sektor perguruan tinggi yang mana

anggotanya adalah para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di

Makassar. Berbeda dengan sektor pendidikan, sektor ini tidak dibentuk di

perguruan tinggi-perguruan tinggi namun dibentuk hanya di suatu tempat

dengan satu sekretariat.

Para suporter yang jumlahnya sangat banyak tersebar pada berbagai

sektor dan tiap sektor mempunyai sekretariat sendiri. Sekretariat digunakan sebagai tempat berkumpulnya para suporter yang tergabung sebagai anggota pada sektor itu. Sekretariat juga digunakan sebagai pusat organisasi dan koordinasi para suporter di sektor yang bersangkutan. Untuk mengorganisir anggota secara keseluruhan maka organisasi ini dipusatkan pada suatu tempat dimana para pengurus organisasi berkumpul dan melakukan berbagai pertemuan. Tempat tersebut disebut Markas Besar atau yang biasa disingkat sebagai MABES.

Berbeda dengan kebanyakan organisasi yang mempunyai sekretariat

pusat yang tetap, MABES The Mac’z Man tidak mempunyai lokasi yang

tetap. MABES ini berpindah tiap tahunnya dari sektor yang satu ke sektor

yang lainnya yang berarti bahwa sejak berdirinya, The Mac’z Man telah

68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berpindah MABES sebanyak tujuh kali pada tujuh sektor yang diputuskan

pada saat musyawarah besar (MUBES). Sekretariat-sekretariat sektor semuanya berupa rumah hunian yang mana dihuni oleh orang yang bisa jadi bukan semuanya anggota Mac’z Man dan malah bisa jadi suatu keluarga yang salah satu atau lebih anggota keluarganya merupakan anggota The Mac’z

Man. Sekretariat sektor ditentukan oleh para anggota sektor yang bersangkutan sebelum mengajukan pembentukan sektor pada pengurus The

Mac’z Man yang mana merupakan salah satu syarat pembentukan sektor.

Jumlah anggota yang sangat banyak dan tersebar di sektor-sektor yang

juga tidak sedikit membuat para suporter The Mac’z Man terkadang tidak

mengenal satu sama lain. Mereka biasanya dan paling sering bertemu di dalam

stadion saat mendukung tim PSM bertanding melawan tim lain. Adapun

tempat para suporter di dalam stadion sudah tetap sehingga dari pintu mana

pun mereka masuk mereka akan bergerak menuju tempat mereka biasa duduk

atau berdiri selama pertandingan sambil mendukung tim kesayangan mereka.

Tempat mereka di dalam stadion adalah di tribun (tempat duduk) Timur yang

merupakan tribun terbuka, disebelah kiri papan score.

Stadion kandang PSM bukan hanya stadion yang diperuntukkan untuk

olah raga sepak bola namun juga untuk olah raga lain yaitu atletik. Stadion

yang dulunya bernama stadion Mattoanging dan kini menjadi Andi Matalatta,

terletak di sebelah Selatan Makassar tepatnya di jalan Cendrawasih. Stadion ini berkapasitas 30.000 orang baik yang duduk di tribun terbuka maupun tertutup. Tribun (tempat duduk) tertutup terbagi atas dua kelas yaitu VIP (Very

Important Person) biasa dan VIP utama. Penonton yang duduk di VIP biasa, masuk dari dua pintu yaitu Utara dan Selatan sehingga tribun ini sering disebut

69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan VIP Utara dan VIP Selatan, sedangkan penonton VIP utama masuk

dari pintu barat yang terletak di tengah-tengah antara pintu Utara dan Selatan.

Para penonton yang duduk di tribun terbuka lebih memiliki tempat

yang lebih luas yaitu sekitar dua pertiga dari jumlah seluruh tempat duduk

yang ada di stadion. Tribun terbuka dibuat berundak-undak sebagai tempat duduk penonton. Para penonton yang duduk di sini masuk dari berbagai pintu yang diperuntukkan bagi mereka. Jumlah pintu masuk untuk para penonton yang duduk di tribun terbuka ada lima pintu yang tersebar di Utara, Timur dan

Selatan.

Posisi atau tempat The Mac’z Man duduk, seperti yang sudah

diungkapkan tadi, berada di tribun terbuka sebelah Timur tepatnya di sisi kiri

papan score. Posisi The Mac’z Man dalam stadion dan gambaran stadion digambarkan sebagai berikut :

70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skema 3. Denah Stadion PSM dan tempat duduk The Mac’z Man dalam Stadion

C C

A Lintasan lari

C

E

B

D

A

Lintasan lari

C C

U

Keterangan :

A: VIP biasa C: posisi penonton/ suporter lain

B: VIP utama D: posisi The Mac’z Man

E: Lapangan sepak bola

71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Waktu Pengambilan Data

Pengambilan data observasi dilakukan dua kali yakni observasi awal yaitu

pada partai uji coba dan observasi penelitian yaitu pada waktu pelaksanaan

turnamen Yusuf Cup sedangkan pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan

jadwal subyek. Waktu pelaksanaan pengambilan data observasi dan data

wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Jadwal penelitian Tanggal Waktu (WITA) Observasi Awal Partai uji coba 18 Oktober 2006 (PSM vs 16.00-18.00 Perseman) 28 Oktober 2006 (PSM vs 19.00-21.00 Persijap) 4 November 2006 (PSM vs 20.00-22.00 Persis) Observasi Turnamen Jusuf Cup 7 Januari 2007, PSM vs 19.00-21.00 Persija 1-0 11 Januari 2007, PSM vs 19.00-21.00 Persib 3-2 14 Januari 2007, PSM vs 19.00-21.00 Persita 0-1 Wawancara

Subjek 1 Kamis, 29 Maret 2007 19.00-21.00 (dirigen lapangan)

Subjek 2 Rabu, 4 April 2007 18.00-21.00 (mantan ketua sektor)

Subjek 3 Senin, 19 April 2007 17.00-19.30 (anggota)

72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Proses Pengambilan Data

a. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan selama tiga hari dan berlangsung kurang lebih

dua jam dalam sehari. Peran peneliti sama dengan peran para suporter lain

dan menjadi bagian dari The Mac’z Man yang datang untuk menonton dan

mendukung tim PSM Makassar bertanding. Momen yang diambil sebagai

bahan untuk observasi awal adalah turnamen Jusuf Cup yang merupakan

turnamen yang diselenggarakan oleh tim PSM Makassar dengan

mengundang tim-tim terbaik yang berlaga di Liga Indonesia. Peneliti

membaur dengan para The Mac’z Man dan tidak dikenali sebagai peneliti,

hanya dengan bermodalkan baju The Mac’z Man dan berwarna merah.

Para suporter tidak perduli dengan kehadiran peneliti, meskipun peneliti

mengambil gambar dengan Handycam, karena mereka terfokus dengan

perintah-perintah yang yang dikumandangkan para dirigen lapangan. Hal

ini yang membuat peneliti semakin leluasa untuk mengambil gambar dan

memperhatikan lingkungan stadion utamanya tempat dimana para The

Mac’z Man duduk/ berdiri.

b. Observasi

Observasi ini berfungsi untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan

penelitian. Observasi menggunakan alat dan prosedur yang jelas. Alat

bantu penelitian yang digunakan adalah lembar observasi berupa tabel dan

kode observasi yang telah disusun berdasarkan observasi awal. Adapun

subyek yang diamati tidak terfokus pada orang tertentu melainkanThe

Mac’z Man sebagai suatu kelompok besar. Prosedur proses observasi

73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dipersiapkan agar peneliti tetap terfokus pada tujuan penelitian ketika sedang menjalankan observasi. Prosedur observasi tersebut adalah:

1) Pencatatan observasi menggunakan kode yang telah disusun

sebelumnya.

2) Perilaku agresif para suporter yang tidak terdapat pada kode dan

muncul pada waktu pengamatan (respon baru) dapat ditulis secara

langsung pada tabel observasi.

3) Pencatatan dimulai ketika para suporter berada di dalam stadion, saat

bersiap-siap dan mengambil tempat meskipun PSM belum bertanding

dan berakhir ketika para suporter bergerak meninggalkan lapangan saat

pertandingan usai

4) Pencatatan lain yang harus dilakukan adalah hari dan tanggal

observasi, lamanya observasi serta kejadian-kejadian menarik yang

terjadi disekitar tempat duduk para suporter The Mac’zMan

5) Peneliti menggunakan jasa observer lainnya untuk memperkuat hasil

observasi. Pencatatan yang dilakukan sama yang dilakukan oleh

peneliti.

6) Data observasi yang diperoleh (berbentuk kode-kode observasi)

sesegera mungkin dideskripsikan setelah proses observasi selesai

dijalani.

Hambatan-hambatan yang dihadapi peneliti pada saat berlangsungnya proses observasi adalah:

1) Susahnya mencari partner observer dikarenakan image atau figur para

suporter terlanjur jelek dan menakutkan sehingga peneliti sangat susah

74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mencari rekan observer yang mau kontak langsung dengan para

suporter.

2) Penulisan secara langsung menjadi sulit karena tempat yang tidak

memungkinkan di tribun terbuka oleh karena itu, penulisan dilakukan

setelah pertandingan dan juga memperhatikan hasil rekaman video.

c. Wawancara

Pemilihan subjek wawancara didasarkan pada kesediaan suporter dan juga

diambil sebagai perwakilan subyek-subyek yang berperan di lapangan saat

pertandingan. Subyek wawancara berjumlah tiga orang yang terdiri dari

dirigen lapangan merangkap menteri usaha dan bisnis, ketua sektor dan

salah satu anggota sektor yang berasal dari sektor pendidikan. Selama

proses wawancara, peneliti berperan berbeda pada setiap subyek untuk

memudahkan pengambilan data. Peneliti berperan sebagai orang yang

tertarik dan berminat meneliti kelompok The Mac’z Man saat

mewawancarai sang dirigen lapangan, kemudian berperan sebagai orang

yang ingin jadi anggota The Mac’z Man pada subyek yang merupakan

anggota sektor dan sebagai orang yang ingin membentuk sektor baru pada

subyek yang merupakan ketua sektor.

Analisis Hasil Observasi

1. Perilaku Para Suporter Saat Pertandingan Berlangsung.

Perilak yang dituliskan merupakan rangkuman perilaku yang diamati

oleh peneliti selama beberapa pertandingan mulai baik itu yang merupakan

observasi awal maupun observasi pada saat penelitian.

75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Satu jam sebelum pertandingan para suporter berdatangan dari

berbagai sektor dan berkumpul di sisi kompleks stadion untuk memarkir

kendaraan dan mengumpulkan anggota untuk memudahkan pengkoordinasian.

Setelah semua berkumpu, jendral lapangan masuk bersama semua suporter

satu persatu dengan menunjukkan tiket masing-masing pada petugas

keamanan. Biasanya petugas yang menjaga gerbang tempat para suporter

masuk adalah tentara. Tiket mereka khusus tiket suporter dengan harga miring,

meski tertera pada tiket harga normal untuk umum. Setelah masuk dalam

stadion, mereka bergerak ke satu tempat ke arah Timur stadion yang terkenal

dengan sebutan Tribun Timur, tepatnya dibawah papan score sebelah kiri

berhadapan dengan tribun utama (VIP utama).

Ternyata di dalam stadion sudah ada suporter dari sektor lain yang

masuk dari pintu lain. Pengaturan dilakukan dengan ”menyingirkan” orang-

orang lain yang tidak berbaju merah. Mereka diminta pindah karena tribun timur telah ditetapkan sebagai kawasan berbaju merah dan meminta para penonton memakai baju merah jika ingin duduk di situ. Anggota The Mac’z

Man lainnya diminta mengisi tempat orang-orang yang tidak berbaju merah dengan cara bergeser sehingga memaksa mereka yang tidak berbaju merah untuk berpindah. Para The Mac’z Man diminta menyediakan tempat khusus dengan mengosongkan tempat tertentu yang mana diperuntukkan bagi The

Mac’z Girl yang mana merupakan anggota suporter wanita yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan para The Mac’z Man diminta supaya tidak berbuat macam-macam terhadap mereka dan bahkan menjaga mereka. Semua instruksi diperintahkan oleh jendral lapangan dan dipatuhi oleh semua anggota

76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lima belas menit sampai setengah jam sebelum pertandingan jendral lapangan dan kedua dirigen lapangan memanjat pagar pembatas penonton dan lapangan sepak bola. Mereka mulai memandu para suporter. Yang berada di atas pagar hanya ketiga orang tersebut, tidak ada yang lainnya. Divisi musik yang membawa aneka drum mengikatkan drum mereka pada pagar tepat di bawah jendral lapangan. Posisi jendral lapangan dan dirigen adalah sebagai berikut ; jendral lapangan berada di tengah untuk mengkoordinir kelompok suporter yang ada di tengah sedangkan kedua dririgen berada di sisi kanan dan kiri dirigen dengan jarak masing-masing kira-kira tiga sampai empat meter untuk mengkoordinir kelompok suporter yang ada di sebelah kiri dan kanan.

Jendral lapangan bertugas meneriakkan yel-yel dan lagu-lagu dan mengkoordinir divisi musik sedangkan kedua dirigen mengkoordinir gerakan.

Kedua dirigen ini menjaga keseragaman gerakan dan mengontrol gerakan dan kata-kata para suporter. Semua harus seragam baik kata-kata dan gerakan dengan satu komando dari jendral lapangan.

Sebelum pertandingan mulai mereka berdoa bersama dengan cara masing-masing agama dan dipimpin dengan cara ISLAM. Acara doa dilakukan bersamaan saat para pemain melakukan SHOLAT. Sudah menjadi tradisi di Makassar bahwa setiap pertandingan selalu dilaksanakan petang atau malam selepas SHOLAT MAGHRIB atau SHOLAT ISYA sekitar jam tujuh atau jam delapan malam. Setelah berdoa dikumandangkan lagu Bagimu Negri dimana The Mac’z Man memimpin para suporter di stadion untuk bernyanyi bersama dan para penonton serta suporter lainnya mengikuti mereka. Setelah itu semua bendera sektor yang hadir dikibarkan dan dikumandangkan lagu

77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mars PSM, diikuti Mars The Mac’z Man lalu berlanjut ke lagu-lagu

berikutnya.

Selama pertandingan The Mac’z Man menyemangati PSM dengan

berbagai cara mulai dari nyanyian yang membakar semangat, sampai pada

ejek-ejekan pada pemain atau tim lawan. Ejekan itu bisa berupa kata-kata bisa

juga berupa nyanyian. Bahkan untuk mendukung PSM mereka tidak segan- segan untuk mengancam tim lawan. Selain itu para suporter terkadang membakar petasan dan kembang api serta membunyikan sirene sambil membuang putongan-potongan kertas kecil warna-warni untuk menambah semarak pertandingan. Selama observasi berlangsung hampir tidak pernah terjadi pelemparan dan pengerusakan fisik. Jendral lapangan telah melarang segala macam bentuk kekerasan di lapangan utamanya kekerasan fisik. Dari enam kali observasi (tiga kali awal dan tiga kali observasi final) jendral lapangan selalu menganjurkan hal yang sama. Para suporter sangat patuh pada jendral lapangan dan para dirigen. Mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak

diperintahkan. Jika terjadi penyimpangan utamnya dalam gerkan dan lagu-

lagu, para dirigen segera mengatasinya dan mereka segera patuh pada perintah

dirigen lapangan. Semua koordinasi lapangan dilakukan oleh satu orang yaitu jendral lapangan. Nyanyian dan yel-yel yang dikumandangkan disesuaikan

dengan kondisi pertandingan dan yangmenentukan itu adalah jendral lapangan.

Saat jeda babak pertama ke babak kedua, para suporter juga beristirahat. Mereka makan dan minum jajanan pasar yang dijual di dalam

stadion dekat ribun mereka. Saat seperti ini mereka seperti kerumunan orang

yang akrab satu sama lain meski sebenarnya anggota antar sektor belum tentu

78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

saling kenal. Kemungkinan untuk saling kenal sangat sedikit karena mereka

hanya bertemu di stadion jika ada pertandingan. Pada saat mereka menyanyi

dan melakukan berbagai atraksi mereka bagaikan kelompok yang solid yang

sudah terlatih lama padahal mereka baru ketemu di stadion saat pertandingan.

Tidak selamanya para suporter ini menyemangati PSM karena tenaga mereka

juga terbatas. Hal ini diperhatikan oleh jendral lapangan sehingga ada saat-saat

tertentu dimana jendral lapangan memerintahkan pada suporter dan divisi

musik untuk beristrihat sejenak menyaksikan pertandingan.

Saat pertandingan usai jendral lapangan mengontrol para suporter

untuk tetap di tempat mendengarkan instruksi sebelum meninggalkan stadion.

Instruksi ini ada dua macam sesuai dengan hasil pertandingan. Yang pertama

adalah instruksi berkumpul bersama di suatu tempat untuk melakukan pawai

bersama keliling kota. Intruksi ini dilakukan saat PSM menang dari lawannya.

Sedangkan instruksi ke dua adalah instruksi untuk pulang ke rumah masing-

masing. Biasanya instruksi ini dilakukan saat PSM seri atau bahkan kalah.

2. Deskripsi Perilaku Agresif The Mac’z Man Saat Menonton Pertandingan.

Pengamatan ini dilakukan pada kelompok The Mac’z Man yang

sedang menonton pertandingan, oleh karena itu pengamatan dilakukan saat

ada pertandingan dimana The Mac’z Man hadir sebagai suporter PSM

Makassar. Observasi dilakukan pada tiga pertandingan kejuaraan yang

diadakan oleh PSM Makassar yaitu turnamen Yusuf Cup. Pengundian lawan

pada turnamen ini mempertemukan tim PSM dengan dua tim besar yaitu

Persija (Jakarta) dan Persib yang merupakan musuh abadi PSM

79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Makassar, kemudian pada partai final bertemu tim yang

merupakan salah satu tim terkuat di Indonesia saat ini yang dilatih oleh pelatih

lokal yang membawa tim Arema Malang menjuarai Copa Indonesia musim

2006. Turnamen ini membagi peserta menjadi dua grup dimana satu grup

terdiri dari tiga tim yang bertanding satu sama lain dan juara dari masing-

masing grup akan langsung bertemu di final

Tabel. 5 Pembagian grup Turnamen Yusuf Cup Grup A Grup B PSM Makassar Arema Malang Persija Jakarta Persipura PersibBandung Persita Tangerang

a. Observasi Pertandingan Oleh Observer I

Observasi dilakukan oleh dua orang observer dimana peneliti

merupakan salah satu observer. Hasil observasi oleh kedua observer sedikit

banyak menemukan beberapa persamaan dan yang berbeda hanya pada

beberapa bagaian saja. Observasi tiap observer dibagi kedalam tiga

pertandingan dimana hasil observasi secara keseluruhan berjumlah enam

pertandingan.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer I yang adalah peneliti sendiri ditemukan beberapa perilaku agresif baik yang nampak secara

jelas maupun terselubung. Sebagian besar perilaku agresif yang muncul adalah

perilaku agresif verbal aktif langsung lalu diikuti oleh verbal pasif tidak

langsung dan kemudian fisik aktif langsung. Beberapa perilaku agresif juga

terkadang muncul namun tidak konsisten kemunculannya dan hanya sesekali

saja. Perilaku tergolong kedalam kategori fisik pasif langsung; fisik pasif tidak

langsung; verbal aktif tidak langsung dan verbal pasif tidak langsung. Dari

80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keseluruhan kategori perilaku agresif yang ada (delapan kategori) ternyata dalam observasi tidak ditemukan dua kategori yaitu perilaku agresif fisik aktif tidak langsung, dan verbal pasif langsung.

Perilaku agresif verbal aktif langsung sangat mendominasi perilaku agresif yang muncul. Hampir setiap saat perilaku ini muncul, entah itu spontanitas maupun disengaja berupa instruksi oleh jendral lapangan. Adapun perilaku kongkrit yang muncul pada kategori ini adalah :

1). Menghina/ mencaci pemain lawan

Perilaku ini biasanya muncul pada saat pemain lawan membawa, atau

menguasai bola (spontanitas dengan kata-kata) dan pada saat pemain

lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. pemain lawan yang

hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola dan

saat pemain lawan merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan

kata-kata).

2). Menghina/ mencaci tim lawan

Perilaku ini biasanya muncul saat kondisi tim PSM terdesak dimana

tim lawan menguasai bola, mengatur serangan dan mengurung tim PSM.

3). Menghina/ mencaci pemain PSM

Perilaku ini justru mengarah ke tim PSM sendiri. Biasanya perilaku ini

terpicu oleh permainan pemain PSM yang dinilai buruk dimana nampak

lemahnya lini pertahanan dan penguasaan bola serta kesalahan-kesalahan

yang dilakukan oleh pemain PSM yang dapat berakibat fatal.

4). Memaki pemain lawan dengan nyanyian

Perilaku ini biasanya muncul pada saat pemain lawan membawa bola.

Pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat

81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menguasai bola atau kehilangan bola. Nyanyain ini diinstruksikan oleh

jendral lapangan.

5). Memaki tim lawan dengan nyanyian

Perilaku ini biasanya muncul saat tim lawan menguasai bola, saat tim

lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM. Nyanyian mengikuti lagu

yang diinstuksikan oleh jendral lapangan.

6). Mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian

Perilaku ini tidak banyak muncul dan jika muncul wujudnya berupa

ancaman. Perilaku ini muncul saat tim lawan mengurung tim PSM dan

menguasai bola, serta saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM

(skor)

7). Mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian

Perilaku ini juga jarang muncul dan muncul dalam rupa ancaman untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM.

Selain perilaku verbal aktif langsung, yang kemunculannya

mendominasi perilaku agresif para suporter, perilaku agresif verbal pasif tidak

langsung dan fisik aktif langsung merupakan perilaku terbanyak kedua dan

ketiga. Perilaku verbal pasif tidak langsung nampak dalam rupa menggerutu

atau mengomel dan semuanya diarahkan pada pemain atau tim PSM. Perilaku

ini muncul tatkala para pemain PSM gagal menguasai bola, gagal mencetak gol dan bermain dengan buruk (menurut suporter).

Kriteria perilaku agresif terbanyak setelah verbal aktif langsung adalah

verbal pasif tidak langsung. Perilaku ini muncul pada setiap pertandingan yang

diamati oleh peneliti. Perilaku ini berupa gerutu yang dilontarkan oleh para

82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

suporter utamanya saat-saat pemain PSM gagal menguasai bola, bermain

buruk dan gawang PSM dibobol lawan.

Berbeda dengan kedua perilaku agresif sebelumnya, perilaku agresif fisik aktif langsung meski sering muncul namun wujudnya terkadang

bervariasi. Pemanjatan tiang bendera memang terjadi pada tiap pertandingan

namun pemanjatan pagar pembatas baru terjadi saat pertandingan kedua dan

ketiga dimana pada pertandingan ini jalannya pertandingan sangat seru dimana

PSM hampir kalah (pertandingan kedua) dan PSM kalah (pada pertandingan

ketiga). Aksi pemanjatan ini berhubungan dengan minat suporter untuk

menonton dengan lebih nyaman, dan dengan memanjat suporter mendapatkan

posisi tertentu yang dirasa nyaman untuk menonton.

Selain aksi pemanjatan ada beberapa perilaku yang muncul secara

insidental yang dicatat oleh peneliti sebagai perilaku agresif tambahan yang tidak muncul pada observasi awal dan tidak dijadwalkan sebagai fokus

observasi namun ternyata muncul. Perilaku tersebut adalah perkelahian antar

suporter yang dipicu oleh pengaruh minuman keras dan pembakaran kardus-

kardus sebagai wujud kegembiaraaan. Perilaku ini muncul pada pertandingan

kedua sedangkan perilaku agresif yang muncul pada pertandingan ketiga

adalah pelemparan ke dalam lapangan terhadap pemain lawan yang dilakukan

oleh dua orang suporter dan diikuti dengan pemukulan terhadap kedua orang

tersebut yang dilakukan sendiri oleh ketua sektor mereka.

Perilaku agresif yang tergolong kedalam kategori fisik pasif langsung

juga sering terjadi bahkan pada setiap pertandingan. Perilaku ini berwujud pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah dari wilayah tempat duduk

The Mac’z Man. Pada prinsipnya mereka tidak melarang penonton lain duduk

83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

di tempat mereka tetapi dengan syarat bahwa mereka harus memakai baju

merah dan mau atraksi dengan mereka. Daerah The Mac’z Man merupakan

daerah orang berbaju merah, maka itu semua yang tidak berbaju merah diusir

dengan sopan supaya meninggalkan tempat duduk mereka. Meski perilaku ini

muncul pada setiap pertandingan namun hanya terjadi satu kali pada setiap

pertandingan yakni saat pertandingan belum mulai dan pengaturan tempat duduk kelompok suporter oleh jendral lapangan.

Tidak melulu suporter mengikuti instruksi dari jendral lapangan untuk

bernyanyi dan bahkan penabuh drum juga enggan menabuh drum meski

disuruh atau diminta. Kedua perilaku ini, yang mana tergolong perilaku agresif

dan termasuk dalam kategori fisik pasif tidak langsung, memang jarang terjadi

dan hanya terjadi sesekali saja. Pada pertandingan pertama perilaku ini tidak

muncul namun muncul pada pertandingan kedua dan ketiga(meski pada pertandingan ketiga hanya muncul perilaku enggan menyanyi). Perilaku enggan memukul drum muncul ketika para suporter meminta dan menyuruh

mereka untuk menabuh drumb tetapi mereka sendiri tidak mendapat instruksi

dari jendral lapangan, sedangkan perilaku enggan menyanyi oleh suporter

terkadang muncul saat para suporter asyik menonton pertandingan dimana

PSM berpeluang mencetak gol dan terkadang juga muncul saat PSM

mengalami ketertinggalan (skor) apalagi kalah. Mereka sudah tidak

bersemangat lagi untuk bernyanyi.

Kategori perilaku agresif yang terakhir adalah verbal aktif tidak

langsung. Perilaku ini berupa pembicaraan antar suporter dan sebagian besar

setelah pertandingan usai. Tema pembicaraan hampir selalu sama dan

mengungkapkan rasa kekecewaan mereka terhadap kinerja tim secara

84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keseluruhan yang dinilai buruk, dan buruknya kualitas pemain asing yang

dimiliki oleh tim PSM. Pembicaraan ini biasanya dilakukan antar suporter

sendiri dan biasanya berlanjut di luar lapangan.

b. Observasi Pertandingan Oleh Observer II

Untuk memperkuat hasil observasi maka peneliti menggunakan jasa

observer lain yang juga mengamati pertandingan bersama dengan peneliti.

Peneliti memberi tahu cara pengamatan dan cara penulisan hasil observasi.

Dari hasil pengamatan observer kedua ditemukan ada empat kriteria perilaku agresif yang muncul pada saat pertandingan yang dilakukan oleh para suporter. Keempat kriteria perilaku itu adalah perilaku fisik aktif langsung; fisik pasif langsung; verbal aktif langsung dan verbal pasif tidak langsung.

Keempat kriteria perilaku agresif lainnya yaitu fisik aktif tidak langsung; fisik pasif tidak langsung; verbal aktif tidak langsung dan verbal pasif langsung, tidak muncul pada pengamatan oberver kedua.

Seperti pengamatan observer I, perilaku yang mendominasi perilaku agresif para suporter tergolong ke dalam kriteria perilaku verbal aktif

langsung. Adapun perilaku-perilaku agresif itu adalah sebagai berikut:

1). Menghina/ mencaci pemain lawan

Perilaku ini biasanya muncul saat pemain lawan sedang menggiring

bola. Selain itu perilaku ini biasanya ditujukan bagi pemain lawan yang

dianggap jagoan. Inti dari perilaku ini untuk menjatuhkan mental lawan

sehingga permainan lawan menjadi buruk.

2). Menghina/ mencaci tim lawan

85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perilaku ini muncul saat tim lawan menguasai jalannya pertandingan dan mengurung tim PSM apalagi jika PSM dalam keadaan tertinggal seperti yang terjadi saat pertandingan kedua dimana PSM sempat tertinggal dan bahkan pada pertandingan ketiga dimana pada pertandingan tersebut PSM mengalami kekalahan.

3). Menghina/ mencaci pemain PSM

Perilaku yang ditujukan untuk pemain PSM ini biasanya muncul saat pemain PSM bermain buruk dimana mereka gagal menguasai bola dan membuang-buang peluang untuk mencetak gol dan akan semakin menjadi-jadi saat gawang PSM kebobolan.

4). Memaki pemain lawan dengan nyanyian

Perilaku ini muncul saat pemain lawan menggiring dan menguasai bola. Nyanyian-nyanyian ini merupakan instruksi dari jendral lapangan dan bertujuan untuk menjatuhkan mental lawan.

5). Memaki tim lawan dengan nyanyian

Perilaku ini berupa ejekan pada tim lawan saat mereka mengurung

PSM atau menguasai bola. Perilaku ini juga muncul saat tim lawan kehilangan bola yaitu dimana mereka gagal menguasai bola.

6). Mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian

Perilaku ini muncul tatkala ada pemain lawan yang mencederai pemai

PSM. Biasanya perilaku ini dilakukan secara spontan. Perilaku ini juga terkadang muncul tatkala pemain lawan melakukan tendangan bebas atau tendangan pinalti untuk membuyarkan konsentrasi pemain lawan.

7). Mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian

86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perilaku ini berupa ancaman terhadap tim lawan dengan tujuan agar

mereka takut bermain. Perilaku ini biasanya muncul saat PSM berada dalam

keadaan sulit seperti mengalami ketertinggalan skor (pada pertandingan II),

dan sangat sering saat PSM mengalami kekalahan (pada pertandingan III)

dimana tim lawan diminta berhati-hati.

Kriteria perilaku agresif terbanyak kedua setelah verbal aktif langsung

adalah verbal pasif tidak langsung. Pada pengamatan observer kedua, perilaku yang muncul berupa gerutuan, dimana para suporter menggerutu dan ditujukan pada pemain PSM ketika mereka gagal menguasai bola, bermain buruk dan jika gawang PSM kebobolan.

Tidak banyak perilaku agresif fisik aktif langsung yang tertangkap oleh

observer kedua. Ditemukan satu bentuk perilaku meski berbeda obyek dan

caranya. Perilaku itu adalah perilaku pemanjatan, dimana pemanjatan yang

dilakukan adalah pemanjatan tiang bendera dan pemanjatan pagar pembatas.

Pemanjatan tiang bendera dilakukan oleh empat orang dan pada saat

pertandingan belum mulai, sedangkan pemanjatan pagar pembatas pada saat sedang menonton pertandingan. Kedua perilaku ini muncul karena para suporter ingin lebih melihat dengan jelas jalannya pertandingan.

Kriteria perilaku agresif terakhir yang tertangkap oleh observer kedua

adalah fisik pasif langsung, dimana nampak dalam perilaku pengusiran

penonton lain yang tidak berbaju merah. Hanya penonton dan suporter yang

berbaju merah yang boleh duduk di tribun timur, tempat duduk The Mac’z

Man. Pengusiran ini dilakukan saat pengaturan suporter yang dilakukan oleh jendral lapangan sesaat sebelum pertandingan dimulai.

87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Kesimpulan Perilaku Agresif Suporter Selama Menonton Pertandingan

Observasi yang dilakukan oleh kedua observer memunculkan beberapa

hasil pengamatan yang sama, yang mana menguatkan hasil observasi yang

menggambarkan perilaku-perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter

selama menonton pertandingan. Selain untuk menguatkan hasil observasi,

dengan adanya dua observer maka memungkinkan untuk mengetahui perilaku

agresif yang tidak nampak oleh salah satu observer sehingga hasil observasi

dari kedua observer dapat saling melengkapi.

Berdasarkan kriteria bentuk perilaku agresif dari Buss yang digunakan

sebagai patokan observasi, maka sebagian besar kriteria perilaku agresif

muncul, meski intensitas dan bentuknya bervariasi. Perilaku-perilaku yang muncul adalah Fisik Aktif Langsung (FAL); Fisik Pasif Langsung (FPL);

Fisik Pasif Tidak Langsung (FPTL); Verbal Aktif Langsung (VAL); Verbal

Aktif Tidak Langsung (VATL); Verbal Pasif Tidak Langsung (VPTL).

Khusus untuk perilaku Fisik Pasif Tidak Langsung dan Verbal Aktif Tidak

Langsung hanya teramati oleh observer I. Dua kriteria lainnya, yaitu Fisik

Aktif Tidak Langsung dan Verbal Pasif Langsung tidak muncul pada pengamatan oleh kedua observer sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perilaku Fisik Aktif tidak Langsung dan Verbal Pasif Langsung.

Sebagain besar perilaku agresif yang muncul bahkan mendominasi

perilaku agresif yang muncul adalah perilaku Verbal Aktif Langsung dimana

bentuknya terdiri dari dua macam yaitu kata-kata dan nyanyian dengan dua

tema yaitu hinaan atau makian dan intimidasi. Perilaku agresif ini tidak hanya

ditujukan pada pemain atau tim lawan tetapi juga pada pemain PSM, meski

memang kebanyakan ditujukan kepada pemain atau tim lawan. Biasanya

88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perilaku ini ditujukan pada pemain PSM hanya jika mereka bermain buruk dengan tujuan untuk membangkitkan semangat mereka.

Perilaku agresif Fisik Aktif Langsung nampak pada pengamatan kedua observer, namun ada perilaku yang tidak nampak pada observer kedua namun nampak oleh observer pertama. Kedua observer sepakat dengan adanya pemanjatan yang dilakukan oleh para suporter baik itu pemanjatan tiang bendera maupun pemanjatan pagar pembatas. Adapun perilaku yang tak tampak oleh observer kedua adalah perilaku yang insidental dengan waktu kejadian yang sangat cepat. Perilaku itu adalah :

1). Perkelahian antar suporter : perilaku ini dipicu oleh dua orang

suporter yang sedang dalam pengaruh alkohol setelah minum

minuman keras.

2). Pembakaran : perilaku ini muncul pada

pertandingan kedua dimana PSM unggul dengan Skor 3-2. Perilaku

ini merupakan ungkapan kegembiraan suporter saat tim

kesayangan mereka akhirnya memenangi pertandingan.

3). Pelemparan : perilaku ini terjadi sangat cepat

dan dilakukan oleh oknum yang segera ketahuan. Pelemparan

dilakukan oleh suporter pada pemain lawan dan memang pada saat

itu kedudukan PSM memang ketingalan.

4). Pemukulan : perilaku ini merupakan

kelanjutan dari aksi pelemparan tadi dimana suporter yang

melakukan pelemparan ketahuan dan dipukul oleh ketua sektornya

sendiri sebelum suporter tersebut diamankan.

89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ada perilaku menarik yang terjadi sebelum pertandingan dimulai.

Kedua observer sepakat akan munculnya perilaku ini. Perilaku yang dimaksud

adalah perilaku Fisik Pasif Langsung yang terwujud dalam bentuk pengusiran.

Pengusiran dilakukan oleh para suporter yang dikomando oleh jendral

lapangan. Mereka mengusir suporter atau penonton lain yang duduk di tempat

mereka namun tidak berbaju merah. Mereka mengklaim bahwa tempat

tersebut merupakan kawasan berbaju merah sehingga siapa saja yang tidak

berbaju merah tidak diperkenankan duduk di sana. Uniknya, meski bukan

anggota The Mac’z Man tetapi jika orang tersebut berbaju merah maka orang

tersebut tidak akan diusik.

Ada dua perilaku yang teramati oleh observer pertama namun tidak

oleh observer kedua yaitu perilaku Fisik Pasif Tidak Langsung yang nampak

dalam bentuk penolakan yang dilakukan oleh divisi musik (menolak memukul drum) dan suporter (menolak untuk menyanyi). Penolakan oleh divisi musik dilakukan karena mereka tidak mau melakukan perintah selain dari jendral lapangan sedangkan penolakan oleh suporter karena mereka asyik dan tegang menonton pertandingan utamanya saat PSM dalam keadaan tidak menguntungkan (tertinggal atau kalah). Perilaku kedua adalah perilaku Verbal

Aktif Tidak Langsung dimana nampak dari pembicaraan antar suporter dan biasanya setelah pertandingan usai atau pada jeda pertandingan. Isi dari pembicaraan tersebut hampir semuanya sama dimana membicarakan ketidakpuasan dan kekecewaan mereka akan akan permainan PSM yang dinilai buruk.

Perilaku agresif terakhir yang teramati oleh kedua observer adalah

perilaku Verbal Pasif Tidak Langsung dimana nampak dalam gerutuan yang

90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilontarkan oleh para suporter. Biasanya perilaku ini muncul secara spontan pada saat pemain PSM dinilai bermain buruk seperti gagal menguasai bola, kesalahan mengumpan dan gagal mencetak gol.

Berdasarkan analisis observasi secara keseluruhan oleh kedua observer maka dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif yang paling sering muncul dan paling sering dilakukan adalah perilaku agresif verbal aktif langsung dalam rupa hinaan, cacian dan intimidasi yang disampaikan lewat kata-kata dan nyanyian. Selain perilaku verbal aktif langsung, yang juga sering muncul adalah verbal pasif tidak langsung dimana muncul dalam bentuk gerutuan.

Perilaku agresif lainnya hanya muncul pada saat-saat tertentu dan terkadang insidental bahkan ada yang tidak muncul sama sekali seperti pada perilaku fisik aktif tidak langsung dan verbal pasif langsung.

91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 6 Kesimpulan perilaku agresif The Mac’z Man pada tiga pertandingan Kriteria Perilaku agresif Bentuk Perilaku Agresif The Mac’z Man FAL - Pemanjatan tiang bendera - pemanjatan pagar pembatas - perkelahian sesama suporter dimana ada suporter yang saling pukul - pembakaran yang dilakukan beberpa orang sebagai ungkapan kegembiraan - adanya pelemparan oleh salah satu suporter - adanya pemukulan oleh pengurus suporter pada suporter yang melakukan pelemparan FATL FPL Pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah FPTL - Divisi musik menolak untuk memukul drum/ memainkan alat musik saat diminta oleh suporter - para suporter menolak untuk bernyanyi sat disuruh oleh jendral lapangan VAL - menghina/ mencaci pemain lawan - menghina/ mencaci tim lawan - menghina/ mencaci pemain PSM - memaki pemain lawan dengan nyanyian - memaki tim lawan dengan nyanyian - mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian - mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian VATL - Membicarakan kinerja tim yang dinilai tidak bagus - Membicarakan pemain asing yang tidak bermain bagus dan gagal mencetak gol VPL VPTL - Menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol - Menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola - Menggerutu saat pemain PSM bermain buruk

3. Analisis Hasil Pengamatan Lewat Rekaman Video

Tidak banyak perilaku agresif yang terungkap dari hasil rekaman

dibandingkan dengan data yang didapat dari hasil pengamatan langsung.

Kegiatan merekam dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi.

Kebanyakan perilaku yang nampak sudah tercatat dalam hasil observasi,

namun demikian hasil pengamatan dari rekaman video semakin memperkuat

hasil pencatatan observasi. Pengambilan rekaman diambil hanya dua kali

dimana hanya pada pertandingan pertama dan kedua sedangkan pada

pertandingan ketiga tidak dilakukan pengambilan gambar karena alasan teknis

92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yaitu hujan yang mengguyur stadion selama pertandingan sedangkan peneliti berada di tribun terbuka yang tidak terlindung dari air hujan.

Berdasarkan kriteria perilaku agresif, ditemukan empat jenis perilaku

agresif yang muncul yakni Fisik Aktif Langsung, Fisik Pasif Tidak Langsung,

Verbal Aktif Langsung, dan Verbal Pasif Tidak Langsung, sedangkan empat perilaku lainnya yaitu Fisik Aktif Tidak Langsung, Fisik Pasif Langsung,

Verbal Aktif Tidak Langsung dan Verbal Pasif Langsung tidak nampak.

Perilaku agresif Verbal Aktif Langsung adalah kriteria perilaku agresif

yang mendominasi keseluruhan perilaku agresif suporter. Berdasarkan kedua

hasil rekaman, perilaku ini selalu muncul. Perilaku ini terbagi dalam dua

bentuk perilaku yaitu kata-kata dan nyanyian. Tema kata-kata dan nyanyian

yang dilontarkan berupa hinaan atau makian dan intimidasi. Obyek perilaku

mereka tidak saja pemain lawan dan tim lawan melainkan juga pemain PSM

sendiri terutama saat PSM bermain buruk dan mengecewakan mereka.

Perilaku agresif berupa Fisik Aktif Langsung juga terjadi, namun pada pertandingan pertama berbeda dengan pertandingan kedua. Pemanjatan tiang bendera terjadi pada kedua pertandingan namun pada pertandingan kedua dimana PSM unggul dengan skor yang tipis 3-2, muncul tiga perilaku lainnya yaitu pemanjatan pagar pembatas, perkelahian antar suporter yang terpicu oleh suporter yang terpengaruh minuman keras, dan adanya pembakaran yang dilakukan oleh beberapa orang sebagai ungkapan kegembiraan.

Perilaku agresif Fisik Pasif Tidak Langsung tidak banyak yang

terungkap. Dari hasil pengamatan pada rekaman video, yang nampak hanyalah

situasi dimana para suporter terkadang menolak atau tidak mau menyanyi

meski diinstruksikan oleh jendral lapangan. Perilaku ini biasanya muncul saat

93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mereka asyik menonton dan juga saat-saat tegang dimana pertandingan berlangsung seru sehingga mereka tidak mengindahakan instruksi dari jendral lapangan.

Perilaku terakhir yang muncul adalah perilaku Verbal Pasif Tidak

Langsung. Bentuk perilaku ini adalah gerutuan yang dilontarkan oleh para suporter. Perilaku ini muncul tatkala pemain PSM bermain buruk utamanya saat gagal mencetakgol dan saat tim lawan berhasil menyamakan kedudukan

(pertandingan II)

Berdasarkan pengamatan dari hasil hasil rekaman video maka dapat disimpulkan bahwa perilaku yang muncul berimbang dengan perilaku yang tidak muncul dan yang terbanyak adalah perilaku verbal aktif langsung yang muncul dalam bentuk hinaan/ cacian dan intimidasi yang dinyatakan dengan kata-kata dan nyanyian. Perilaku lainnya muncul tetapi tidak sebanyak dan sesering perilaku verbal aktif langsung. Meskipun demikian perilaku fisik aktif langsung, fisik pasif tidak langsung, verbal pasif tidak langsung muncul pada setiap pertandingan yang diamati. Empat perilaku agresif lainnya yaitu fisik aktif tidak langsung, fisik pasif langsung, verbal aktif tidak langsung dan verbal pasif langsung tidak muncul dalam pengamatan dari hasil rekaman.

94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 7. Kesimpulan Hasil Rekaman Video Kriteria Perilaku Bentuk perilaku agresif agresif Fisik Aktif Langsung - memanjat tiang bendera - memanjat pagar pembatas - perkelahian sesama suporter dimana ada suporter yang saling pukul - pembakaran yang dilakukan beberpa orang sebagai ungkapan kegembira Fisik Aktif Tidak - Langsung Fisik Pasif Langsung - Fisik Pasif Tidak Tidak menyanyi saat disuruh oleh jendral lapangan Langsung Verbal Aktif - menghina/ mencaci pemain lawan Langsung - menghina/ mencaci tim lawan - memaki pemain lawan dengan nyanyian - memaki tim lawan dengan nyanyian

mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian

mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian Verbal Aktif Tidak Langsung Verbal Pasif - Langsung Verbal Pasif Tidak - Menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol Langsung - menggerutu lewat nyanyian saat hasil pertandingan sementara kedudukan seimbang.

Berdasarkan hasil observasi oleh dua observer pada tiga pertandingan

dan pengamatan dari hasil rekaman video, secara keseluruhan perilaku agresif

suporter dapat digambarkan dalam tabel berikut :

95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 8 Kesimpulan hasil observasi

Kriteria Perilaku Agresif Bentuk Perilaku Agresif Fisik Aktif Langsung - Pemanjatan tiang bendera - pemanjatan pagar pembatas - perkelahian sesama suporter dimana ada suporter yang saling pukul - pembakaran yang dilakukan beberpa orang sebagai ungkapan kegembiraan - adanya pelemparan oleh salah satu suporter - adanya pemukulan oleh pengurus suporter pada suporter yang melakukan pelemparan Fisik Aktif Tidak Langsung Fisik Pasif Langsung Pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah Fisik Pasif Tidak Langsung Verbal Aktif Langsung - menghina/ mencaci pemain lawan - menghina/ mencaci tim lawan - menghina/ mencaci pemain PSM - memaki pemain lawan dengan nyanyian - memaki tim lawan dengan nyanyian - mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian - mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian Verbal Aktif Tidak Langsung - Membicarakan kinerja tim yang dinilai tidak bagus - Membicarakan pemain asing yang tidak bermain bagus dan gagal mencetak gol Verbal Pasif Langsung Verbal Pasif Tidak Langsung - Menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol - Menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola - Menggerutu saat pemain PSM bermain buruk - menggerutu lewat nyanyian saat hasil pertandingan sementara kedudukan seimbang.

C. Analisis Hasil Wawancara

Analisis data wawancara dilakukan untuk memperoleh gambaran

tentang perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter saat menonton tim

kesayangannya bertanding untuk medukung tim tersebut dan semakin

memperdalam hasil data pengamatan. Terdapat dua bagian yang akan

dipaparkan pada bagian ini yaitu bentuk-bentuk perilaku agresif para suporter

dan alasan-alasan mereka berperilaku agresif. Tema yang muncul pada setiap

bagian akan disertai dengan contoh serta kode guna mempermudah pencarian

pada data verbatim wawancara. Kode wawancara AW/S1/W.6/1-10 artinya

bahwa contoh yang tertulis dikutip dari tabel analisis wawancara subjek

96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pertama pada lembar halaman wawancara ke enam halaman, nomer satu

sampai sepuluh.

1. Bentuk-Bentuk Perilaku Suporter.

Hampir semua kategori perilaku agresif terungkap dalam wawancara

dan kategori-kategori yang tidak terungkap adalah perilaku fisik pasif tidak

langsung, verbal pasif langsung dan verbal pasif tidak langsung. Berikut

penjelasan perilaku-perilaku agresif yang muncul dari hasil wawancara.

a. Fisik Aktif Langsung

Perilaku ini muncul dari pernyataan ketiga subyek saat diwawancarai,

meskipun semua mengatakan bahwa perilaku agresif secara tidak dilakukan

dan hanya berupa verbal saja. Subyek DU mengungkapkan kemungkinan

adanya aksi pelemparan yang dilakukan penonton demikian juga subyek Ef

dan Jf yang dipertegas dengan kondisi dimana PSM mengalami kekalahan.

Iya,entahlah kalo yang lain kan biasa sampai ada yang melempar (AW/S1/W.7/10)

kalo dikalah PSM tidak boleh anu membuat e... apa melempar ke dalam lapangan (AW/S2/W.18/13-14)

memang iya ada beberapa yang melakukan kayak melempar (AW/S3/W.40/11-12) pemain lawan kalo pembesar bilang lempar, kita harus lempar (AW/S3/W.44/18-19)

Selain perilaku pelemparan, muncul juga perilaku agresif berupa

perkelahian baik antar sesama suporter maupun suporter lain dan perilaku

97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berbuat kerusuhan atas instruksi dari jendral lapangan yang diungkap dengan gamblang oleh subyek Jf.

Ndak yang di Jakarta pas kemarin LIGINA sebelum ini, e… kita bentrok dengan Bonek, (AW/S1/W.7/25-26) Awal mulanya itu bus kita baru tiba di Senayan di Parkiran Timur belum kita belum turun apa-apa sudah diserang dengan batu (AW/S1/W.8/8-9) Respon dari kita ya kita sih sebenarnya mau melawan tapi taulah posisi kita sebenarnya bagaimana kan jadi walaupun biar jago bagaimana kalo kita disarang orang begitu paling tidak kita bertahan ndak mungkin juga kita mau menyerah begitu. Jadi sempat ada perlawanan sampe diamankan sama petugas keamanan (AW/S1/W.9/4- 7)

Ini sektor yang lain memilih lawannya PSM, mereka kan sewa, ya sewa pake uang, mereka sewa, dia pilih ini yang lawannya PSM yang satu pilih e.. tim kesayangan PSM (AW/S2/W.27/4-6) Baku pukul. Awalnya begitu Jadi ini yang memilih PSM sangat senang, ini yang satu tidak mau menerima kekalahannya yang dilawan PSM sehingga dia marah dan memukul itu yang memilih PSM. Sama-sama maksudnya sama- sama temanlah (AW/S2/W.28/13-15; 17)

berkelahi antar sektor. kan biasa terjadi itu biar kitaThe Mac’z Man antar sektor pasti ada yang berkelahi to. (AW/S3/W.39/2-3) Pernah tidak kalian bentrok ? Selalu ji tapi kalo di bilang mo terjadi lama begitu, terjadi lama tidak ada ji begitu. (AW/S3/W.41/15- 16) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu.(AW/S3/W.45/1-3) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua

98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/W.46/ 9-11) Yang itu tadi, melempar, berkelahi. Asal jangan sampai ada yang itu ee, maksudnya kayak perang maksudnya. Liat teman yang lain berkelahi lari sendiri, kita harus berani kalo misalnya liat, pokoknya kalo The Mac’z Man jatuh, bantu. Kalo memang sudah tidak bisa ya mau mi di apa. (AW/S3/W.46/21-24) Kalo memang ada maksudnya mengundang untuk bentrok, harus bentrok Bentrok betul. Kalo memang jalan terakhirnya harus bentrok, harus berkelahi. Itu jalan satu- satunya. Jadi The Mac’z Man itu tidak selamanya damai (AW/S3/W.47/2-3,5) buat seenaknya saja. Kita semua satu komando. Kecuali kita disuruh dari atas, ya kita bikin ribut. (AW/S3/W.41/1-2) Itu kalo, ada memang khusus bentrok, kalo pembesarnya bilang. Bilang kita ribut, kita ribut demi PSM.(AW/S3/.W.44/15-16) Maksudnya, ee PSM dalam kedudukan itu to pas ada berkelahi dengan itu, pemain lawan kalo pembesar bilang lempar, kita harus lempar. Ribut, ribut ! (AW/S3/.W.44/18-19) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu. (AW/S3/.W.45/1-3) Kalo misalnya ada mungkin melakukan provokasi- provokasi begitu, kita tidak boleh semaunya, ee ketua-ketua sektor, harus dengar ee dari atas. Kalo memang harus ribut, bentrok fisik ee kita berkelahi. (AW/S3/.W.45/7-9) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/.W.46/9-10)

b. Fisik Aktif Tidak Langsung

Perilaku ini secara jelas muncul pada hasil wawancara subyek Jf dimana dia mengungkapkan bahwa adanya suatu bentuk provokasi yang

99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilakukan oleh jendral lapangan dan para dirigen yang diikuti atau dijalankan oleh para suporter untuk berkelahi dan berbuat kekacauan.

Kita semua satu komando. Kecuali kita disuruh dari atas, ya kita bikin ribut (AW/S3/W41/1-2)

Itu kalo, ada memang khusus bentrok, kalo pembesarnya bilang. Bilang kita ribut, kita ribut demi PSM. (AW/S3/W44/15-16) Maksudnya, ee PSM dalam kedudukan itu to pas ada berkelahi dengan itu, pemain lawan kalo pembesar bilang lempar, kita harus lempar. Ribut, ribut ! (AW/S3/W44/18-19) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu (AW/S3/W45/1-3) kita tidak boleh semaunya, ee ketua-ketua sektor, harus dengar ee dari atas. Kalo memang harus ribut, bentrok fisik ee kita berkelahi. (AW/S3/W45/7-9) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/W46/9-11)

c. Fisik Pasif Langsung

Kemunculan perilaku ini hanya terjadi pada saat persiapan sebelum pertandingan dimana terwujud dalam bentuk pengaturan tempat duduk para suporter. Suporter, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mempunyai tempat duduk khusus yaitu di Tribun

Timur. Mereka yang boleh duduk di sana hanya orang-orang yang berbaju The Mac’z Man dan tidak akan terisi oleh kelompok lainnya.

Kalo Mac’z Man itu sebenarnya kita tidak apa namanya mau kuasa, arogan, bilang ini kita punya tempat, tidak. Tapi memang karna e.. disitulah awal

100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mulanya berdiri, teman-teman suporter lain juga tidak mempermasalahkan kalo tempat.(AW/S1/W.11/7-9)

Kalo tempat tidak ada tidak usah khawatir karena The Mac’z Man sudah ada memang khusus (AW/S3/W.38/4-5) Iya sudah ada memang. Jadi orang lain tidak bisa kecuali ada bajunya (AW/S3/W.38/7) Iya ada bajunya baru bisa masuk. (AW/S3/W.38/9)

d. Verbal Aktif Langsung

Perilaku ini merupakan perilaku yang paling sering muncul dan dilakukan. Perilaku ini juga diakui dan diungkapkan secara gamblang oleh ketiga subyek sebagai bentuk perilaku agresif mereka. Mereka lebih mengakui bahwa perilaku ini yang mereka lakukan, yang menurut DU dan Ef, hanya sebatas ini yang suporter lakukan, dibandingkan dengan perilaku agresif

secara fisik. Bentuk perilaku ini oleh ketiga subyek hampir sama yaitu

menghina atau mengejek dan menintimidasi pemain lawan dengan kata-kata

dan nyanyian agar permainannya buruk dan mentalnya jatuh.

Walaupun kita sering mencaci umpamanya tim lawan, itu biasa tetapi sekedar cuman lewat nyanyian,kita tidak pernah, kita paling e… anti dengan apa mempressure lawan dengan fisik atau dengan lemparan apa segala kita paling dengan nyanyian (AW/S1/W.4/17-20) Hanya bentuk nyanian dan kata-kata…… Iya, iya..tapi sebatas tidak sampai fisik, ini rasis juga kita ndak sebut-sebut, walaupun e.. kadang kita masih biasa dengar ejekan,pokoknya ada pemain-pemain kulit hitam kan apa, kita tidak bisa pungkiri itu di Eropa pun begitu, (AW/S1/W.6/13-16) Ejek-ejeknnnya itu umpamanya pemain-pemain bekas ini ya yang pernah main disini lalu pindah ke klub lain dengan iming-iming bayaran yang lebih tinggi nah itu biasa kita e… kasi lagu buat mereka supaya paling tidak apa ininya mereka agak drop. (AW/S1/W.4/24-26) Jadi kita intimidasi tidak pake fisik. (AW/S1/W.5/3)

101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ya lagu-lagu intimidasi kadang kita inikan untuk anu lawan (AW/S1/W.6/2) Memberi semangat supaya ini lagi kembali kita juga kadang pressure kembali ke lawan supaya, mereka juga tambah drop akhirnya PSM lebih leluasa lagi…(AW/S1/W.6/9-12)

Ya teriak saja. Tapi kalo ada juga begitu yang cedera, yang dialami oleh lawannya PSM biasa anak-anak berteriak (AW/S2/W.30/4-5) Biasa diberteriaki “ho ho ho ya ya ya”. Biasa pemimpin bilang “ayo kita bilangi dia Ho ho ho”, supaya dia kaget, ya tidak terlalu bisa bawa bola lah (AW/S2/W.30/17-18)

Biasa juga kita calla-calla pemain lawan to biar takut ki ato grogi jadi ndak bagus mainnya. (AW/S3/W.40/14-15) Semua itu lewat lagu-lagu ato calla-calla. Kita calla ki supaya jatuh tong ki mentalnya. Kita kan ndak mau PSM kalah (AW/S3/W.40/18-19) Kalo dusuruh dari atas ya... The Mac’z Man juga ndak selamanya cuman lagu-lagu itu. Lagu-lagu apa yang memacu. Kadang juga bicara kotor, kadang jorok, (AW/S3/W.48/7-8)

Sasaran perilaku mereka ternyata tidak hanya bagi pemain atau tim lawan tetapi juga terhadap tim atau pemain PSM sendiri, dimana merupakan wujud kemarahan dan kekecewaan mereka terhadap tim dan pemain PSM yang menurut mereka bermain buruk dan juga sesama suporter.

kita tidak mau menang 1-0, 3 gol kalo bisa (AW/S1/W.6/5-6) kita ada lagu, “bikin-bikin malu kalo kita harus seri” e… jadi bikin malu kamu, main di kandang sendiri baru kita seri. Main di kandang sendiri seri sama dengan kalah, he he he, kecolongan poin dua (AW/S1/W.7/2-5)

102 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

boleh anu membuat e... apa melempar ke dalam lapangan, itu mi dibilang e..... bagusnya itu kalo suporter begitu (AW/S2/W.18/14-15) Ya, ejek-ejek PSM ato apa Ya kadang juga ada mereka yang mengejek (AW/S2/W.24/13-14) Awalnya bertengkar mulut ji. Pertama mereka diam- diam nonton. Saling menyerang PSM dengan lawannya, saling menyerang. Kebetulan itu ini yang satu cari masalah, diabilang “Apa itu PSM, selalu diserang, apa!. Pasti dikalah ini PSM” kebetulan tendangannya dari lawannya PSM kena tiang baru ini yang memilih lawannya PSM dia dukung skali dia punya lawan PSM bilang pasti lawannya PSM akan menang ini. Jadi ini yang satu yang memilih PSM tidak memungkinkan bilang “Mana mungkin PSM mau dikalah. Kapan PSM kalah dia bikin kecewa suporter-suporter di sini,bikin kecewa juga e.. kandang mereka sendiri. Jadi ketika mereka begitu, e... adu mulut, e... lama kemudian PSM e.. PSM e... membalik serangan sehingga PSM unggul dari lawannya dia 1-0 (AW/S2/W.28/2-11)

Pasti mi kita ndak terima. Tapi kita ndak bikin yang macam-macam ji. Paling kita calla-calla ji. (AW/S3/W.40/22-23)

e. Verbal Aktif Tidak Langsung

Perilaku ini terungkap dari subyek Ef dan Jf dan perilaku ini berbentuk instruksi yang cenderung memprovokasi atau menghasut para suporter untuk bernyanyi dan mengucapkan kata-kata hinaan.

Anggota itu harus diberitahukan bilang bilang begini lagunya. Yang berikan itu pertama e.. pemimpin, begini cara lagunya baru kita mengikuti mi, kalo kita apal itu pasti kita tau. (AW/S2/W.22/11-13)

Jadi mau menang,seri ato kalah itu ji saja yang kita bikin. Semua nyanyian tergantung dari atas. Kalo calla-calla iya biasa dari kita ji, tapi kadang juga dari atas suruh kita bikin itu. (AW/S3/W.41/7-9)

103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kalo The Mac’z Man mengamuk kalo kalah itu ndak pernah. Cuman mulutnya ji to kasar-kasar begitu. Kita juga beri kritikan pada pemain bukan dari tiap-tiap sektor itu. Lebih dari yang PJ-PJ dari atas itu yang umpan kita untuk berbicara itu. PJ-PJ ? maksudnya umpan bagaimana ? Maksudnya kalo misalnya kita sudah disuruh berbicara seperti itu, bicara kasar, (AW/S3/W.47/16- 20) Iya selalu, memang begitu aturannya. Jadi kita ndak bisa bicara-bicara sembarang, bilang, seperti kayak ANJING, begitu, bicara kotor begitu to. (AW/S3/W.48/3-4).

2. Alasan-Alasan Perilaku Agresif Suporter

Berbagai macam alasan yang memicu perilaku agresif suporter yang

ditemukan dalam hasil wawancara. Sebagian besralasan mereka termotivasi

oleh fanatisme mereka terhadap tim PSM dan tidak ingin tim PSM yang

mereka banggakan kalah sehingga mereka membantu PSM dengan cara

menekan mental para pemain lawan.

saat PSM diserang kita ada lagu tersendiri, (AW/S1/W4/15-16) itu biasa kita e… kasi lagu buat mereka supaya paling tidak apa ininya mereka (AW/S1/W4/26) agak drop. (AW/S1/W5/26) Ya lagu-lagu intimidasi kadang kita inikan untuk anu lawan (AW/S1/W6/2) Memberi semangat supaya ini lagi kembali kita juga kadang pressure kembali ke lawan supaya, mereka juga tambah drop akhirnya PSM lebih leluasa lagi….. (AW/S1/W6/9-10)

Ya teriak saja. Tapi kalo ada juga begitu yang cedera, yang dialami oleh lawannya PSM biasa anak-anak berteriak (AW/S2/W30/4-5) Dia bahasa makassar,ndak tau sa artinya apa tapi ada juga yang teman bilang ya “suruh saja pulang eh.. sapa suruh datang ke Makassar, sapa suruh datang Makassar”. Ya diulang-ulang itu baru dibilang, bilang adayang juga dibilang kata-kata apa ini, maksudnya mengejek, mengejek lawannya PSM dibilang apa,”

104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keluar anunya” ndak tau keluar apanya ini (AW/S2/W30/7-11) Biasa diberteriaki “ho ho ho ya ya ya”. Biasa pemimpin bilang “ayo kita bilangi dia Ho ho ho”, supaya dia kaget, ya tidak terlalu bisa bawa bola lah (AW/S2/W30/17-18)

Biasa juga kita calla-calla pemain lawan to biar takut ki ato grogi jadi ndak bagus mainnya. (AW/S3/W40/14-15) Kita calla ki supaya jatuh tong ki mentalnya. Kita kan ndak mau PSM kalah. Seri saja sudah bikin malu kita apalagi kalo kalah. (AW/S3/W40/18-20)

Selain rasa fanatisme mereka yang tinggi, pemicu perilaku agresif

mereka sangat banyak dipengaruhi oleh provokasi dari jendral lapangan yang mana dilakukan secara ternag-terangan dalam bentuk instruksi-instruksi dan ajakan-ajakan untuk berperilaku agresif terlebih perilaku verbal aktif

langsung. Adanya kepatuhan pada instruksi jendral dan dirigen lapangan

yangmerupakan kewajiban tiap anggota semakin memudahkan provokasi.

Harus diberitahukan kepada yang anu di dalam lapangan itu, yang memimpin anggota itu harus diberitahukan bilang bilang begini lagunya (AW/S2/W22/10-11) Harus ditentukan oleh pemimpin. kalo dia bilang begini pasti ki’ ikuti. (AW/S2/W22/16)

Pasti mi kita ndak terima. Tapi kita ndak bikin yang macam-macam ji. Paling kita calla-calla ji.itu juga kalo ada instruksi dari dirigen lapangan, karna kita ndak bisa (AW/S3/W40/22-23) buat seenaknya saja. Kita semua satu komando. Kecuali kita disuruh dari atas, ya kita bikin ribut. (AW/S3/W41/1-2) Kalo calla-calla iya biasa dari kita ji, tapi kadang juga dari atas suruh kita bikin itu. (AW/S3/W41/8-9) Itu kalo, ada memang khusus bentrok, kalo pembesarnya bilang. Bilang kita ribut, kita ribut demi PSM. (AW/S3/W44/15-16) Maksudnya, ee PSM dalam kedudukan itu to pas ada berkelahi dengan itu, pemain lawan kalo pembesar

105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bilang lempar, kita harus lempar. Ribut, ribut ! (AW/S3/W44/18-19) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu (AW/S3/W45/1-3) Kalo misalnya ada mungkin melakukan provokasi- provokasi begitu, kita tidak boleh semaunya, ee ketua-ketua sektor, harus dengar ee dari atas. Kalo memang harus ribut, bentrok fisik ee kita berkelahi. (AW/S3/W45/7-9) Jadi ee yang dari atas itu bilang, bentrok fisik kita harus.... (AW/S3/W46/7) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/W46/9-11) Maksudnya kalo misalnya kita sudah disuruh berbicara seperti itu, bicara kasar, (AW/S3/W47/20) baru kita bicara kasar. (AW/S3/W48/1) Iya selalu, memang begitu aturannya. Jadi kita ndak bisa bicara-bicara sembarang, bilang, seperti kayak ANJING, begitu, bicara kotor begitu to. (AW/S3/W48/3-4) Kalo dusuruh dari atas ya... The Mac’z Man juga ndak selamanya cuman lagu-lagu itu. Lagu-lagu apa yang memacu. Kadang juga bicara kotor, kadang jorok, (AW/S3/W48/7-8)

Bentrok atau perkelahian perkelahian antar suporter biasanya dipicu oleh rasa ingin membalas karena diganggu terlebih dahulu dan terjadinya bisa secara spontan dan juga bisa lewat instruksi jendral lapangan.

kita baru tiba di Senayan di Parkiran Timur belum kita belum turun apa-apa sudah diserang dengan batu (AW/S1/W8/8-9) Kita juga dihadang sama e..suporter Persebaya walaupun kita mo bilang bukan Persebaya tapi bajunya ijo, Persebaya, Bonek mania. (AW/S1/W8/25-26) Respon dari kita ya kita sih sebenarnya mau melawan tapi taulah posisi kita sebenarnya bagaimana kan jadi walaupun biar jago bagaimana kalo kita disarang orang begitu paling tidak kita bertahan ndak mungkin juga kita mau menyerah begitu. Jadi sempat ada

106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perlawanan sampe diamankan sama petugas keamanan (AW/S1/W9/4-7)

Kan The Mac’z Man itu hari sempat menyebrang ke sektor apa ke sektor tempat duduk yang lain (AW/S3/W45/15-16) the Mac’z bilang ndak diterima sama BANDANG EJAYA. Di situ kita liat saja tapi karena memang ndak bisa, dilempar-dilempar apa, (AW/S3/W46/2-4).

Selain itu, judi dan minuman keras juga dapat memicu perilaku agresif para suporter.

Ini sektor yang lain memilih lawannya PSM, mereka kan sewa, ya sewa pake uang, mereka sewa, dia pilih ini yang lawannya PSM yang satu pilih e.. tim kesayangan PSM (AW/S1/W27/4-6). Awalnya bertengkar mulut ji. Pertama mereka diam- diam nonton. Saling menyerang PSM dengan lawannya, saling menyerang. Kebetulan itu ini yang satu cari masalah, diabilang “Apa itu PSM, selalu diserang, apa!. Pasti dikalah ini PSM” kebetulan tendangannya dari lawannya PSM kena tiang baru ini yang memilih lawannya PSM dia dukung skali dia punya lawan PSM bilang pasti lawannya PSM akan menang ini. Jadi ini yang satu yang memilih PSM tidak memungkinkan bilang “Mana mungkin PSM mau dikalah. Kapan PSM kalah dia bikin kecewa suporter-suporter di sini,bikin kecewa juga e.. kandang mereka sendiri. Jadi ketika mereka begitu, e... adu mulut, e... lama kemudian PSM e.. PSM e... membalik serangan sehingga PSM unggul dari lawannya dia 1-0 (AW/S2/W28/2-11)

ABUBAKAR LAMBOGO kan, ya itu kan memang terkenal parah. Cuman itu yang biasa bikin kacau, tapi itu dibelakang, disingkirkan dari The Mac’z Man, tapi kebawah dia. (AW/S3/W42/1-3) Itu ABLAM itu saja kalo di stadion cuman dia yang minum.... (AW/S3/W44/4)

107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Kesimpulan Wawancara

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan dimana dari

kedelapan bentuk perilaku agresif ternyata tiga diantaranya tidak muncul dari

hasil wawancara pada ketiga subyek yaitu Fisik Pasif Tidak Langsung, Verbal

Pasif Langsung dan Verbal Pasif Tidak Langsung. Lima kategori bentuk

perilaku agresif yang lainnya muncul dan perilaku Verbal Aktif Langsung

mendominasi perilaku agresif para suporter. Diakui oleh para subyek bahwa

perilaku agresif verbal yang sering mereka lakukan meski perilaku agresif

fisik (langsung) juga tidak dibantah tetapi hanya pada situasi dan keadaan

tertentu.

Beberapa alasan para suporter berperilaku agresif ditemukan dalam

wawancara dengan para subyek. Fanatisme mereka akan tim PSM adalah

alasan yang paling kuat untuk mereka melakuakan tindakan agresif. Mereka

tidak ingin PSM kalah dari tim manapun. Selain itu adanya provokasi yang

dilakukan secara terang-terangan oleh dirigen dan jendral lapangan membuat

mereka semakin berperilaku agresif. Kepatuhan para suporter terhadap jendral

lapangan yang merupakan suatu keharusan menjadikan perilaku agresif

semakin mudah muncul. Beberpa kasus tertentu seperti kerusuhan, dan

bentrokan antar suporter serta kekacauan lain yang terjadi dilapangan, meski

jarang terjadi, terpicu oleh oleh gangguan yang datang dari dalam tubuh

suporter sendiri seperti judi dan minum minuman, dan dari luar tubuh suporter

sendiri yaitu gangguan dari kelompok suporter lainnya.

108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 9 kesimpulan hasil wawancara

Perilaku agresifB Wawancara FAL Pelemparan, bentrok dengan sesama suporter FATLe Provokasi dari jendral lapangan FPL Tempat yang tersedia bagi mereka dan selain orang yang r berbaju merah dilarang duduk FPTL VALd Mengejek/ menghina pemain lawan agar mentalnya jatuh Menghina pemain lawan dengan nyanyian a Mengintimidasi pemain lawan Mengintimidasi dengan nyanyian s Marah kalau kalah Saling mengejek sesama suporter a Menghina pemain PSM kalau kalah Mengintimidasi pemain PSM kalau kalah VATLr Membicarakan ketidakpuasan terhadap PSM saat kalah, dengan suporter lain k Provokasi dari jendral lapangan dan dirigen untuk menyanyi dengan isi hinaan dan menghina tim lawan VPLa VPTL n

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul melalui observasi (dan rekaman video) pada tiga pertandingan dan wawancara yang telah dilakukan terhadap subyek, secara keseluruhan dapat digambarkan dalam tabel berikut :

109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel.10 Kesimpulan perilaku agresif The Mac’z Man Kriteria Perilaku Bentuk Perilaku Agresif Obyek Perilaku Agresif agresif Fisik Aktif Pemanjatan tiang bendera dan pagar - Fasilitas stadion (tiang Langsung pembatas bendera dan pagar pembatas) Pelemparan, - pemain dan tim lawan bentrok dengan sesama suporter - sesama suporter Fisik Aktif Tidak Provokasi dari jendral lapangan Pemain dan Tim lawan Langsung Fisik Pasif Pengusiran penonton lain yang tidak Penonton lain selain yang Langsung berbaju merah dan duduk berbaju merah di tempat mereka Fisik Pasif Tidak Langsung Verbal Aktif Mengejek/ menghina pemain lawan Tim/ Pemain lawan Langsung agar mentalnya jatuh

Menghina pemain lawan dengan Tim/ Pemain lawan nyanyian

Mengintimidasi pemain lawan Tim/ Pemain lawan

Mengintimidasi dengan nyanyian Tim/ Pemain lawan

Marah kalau kalah Tim/ Pemain lawan

Saling mengejek sesama suporter Suporter lain

Menghina pemain PSM kalau kalah Pemain PSM sendiri

Mengintimidasi pemain PSM kalau kal Pemain PSM sendiri ah Verbal Aktif Membicarakan ketidakpuasan mereka Tim PSM Tidak Langsung akan kinerja tim satu sama lain

Membicarakan pemain asing yang Pemain PSM dinilai tidakbermain bagus

Membicarakan ketidakpuasan terhadap Tim PSM PSM saat kalah, dengan suporter lain

Provokasi dari jendral lapangan dan Tim/ pemain lawan dirigen untuk menyanyi dengan isi hinaan dan menghina tim lawan Verbal Pasif Langsung Verbal Pasif Tidak Menggerutu saat pemain PSM gagal Tim/ pemain PSM Langsung mencetak gol

Menggerutu saat pemain PSM gagal Tim/ pemain PSM menguasai bola

Menggerutu saat pemain PSM bermain Tim/ pemain PSM buruk

110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Dinamika Perilaku Agresif Suporter

Suporter dan kekerasan sangat erat hubungannya, setidaknya image yang

terbentuk utamanya di masayarakat adalah demikian sehingga suporter identik

dengan kekerasan. The Mac’z Man sebagai kelompok suporter yang besar, tidak lepas

dari image ini. Segudang prestasi dan dengan adanya sebutan sebagai suporter kreatif

tidak menghilangkan atau bahkan mengurangi image buruk tersebut.

Perilaku agresif suporter yang nampak dalam berbagai tindakan kekerasan

yang mereka lakukan hanya dapat diketahui dan terdeteksi saat mereka terlibat

kerusuhan dan melakukan berbagai pengerusakan, sedangkan perilaku agresif tidak

melulu hanya fisik saja. Buss (dalam Pearlman& Cosby, 1983) mengungkapkan

bahwa perilaku ini nampak dalam dua bentuk yaitu fisik dan verbal yang dapat

dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung pada obyek penderita dan dalam

keadaan aktif maupun pasif sehingga, perilaku agresif akan nampak dalam wujud

yang sangat variatif.

Berdasarkan penelitian akan perilaku agresif terhadap The Mac’z Man yang

didasarkan pada bentuk-bentuk perilaku yang diungkapkan oleh Buss, ditemukan

berbagai macam perilaku agresif yang muncul yang sangat variatif. Hasil observasi

oleh dua observer dan pengamatan hasil rekaman video maka perilaku agresif yang mereka lakukan lebih pada perilaku agresif verbal aktif secara langsung yang diungkapkan dalam wujud nyanyian dan kata-kata berisikan ejekan dan intimidasi yang ditujukan tidak pada hanya pada pemain dan tim lawan tetapi juga pada pemain

PSM. Perilaku ini paling sering muncul bahkan hampir selama pertandingan. Hasil wawancara dengan para subyek semakin menguatkan seringnya munculnya perilaku ini. Subyek DU dengan tegas menyatakan bahwa mereka hanya melakukan perilaku agresif ini dan tidak secara fisik. Mereka sebatas mengejek lewat nyanyian dan kata-

111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kata untuk menjatuhkan mental lawan sehingga sasaran perilaku mereka adalah sisi

psikologis lawan. Hal senada juga diungkapkan oleh subyek Jf yang mana dengan

tidak segan-segan mengatakan bahwa tema lagu-lagu salah satunya adalah hinaan

pada tim dan pemain lawan dengan tujuan untuk menjatuhkan mental lawan. Perilaku

ini menurut mereka legal dan lumrah dilakukan sehingga tidak ada larangan untuk

berperilaku agresif secara verbal dan bahkan perilaku ini dikomandoi atau dipimpin

langsung oleh sang jendral lapangan. Perilaku ini biasanya muncul saat pemain lawan

menguasai pertandingan dan menekan tim PSM, saat adanya pelanggaran yang

dilakuakan pemain lawan terhadap pemain PSM dan saat tim PSM dalam posisi

tertinggal dari lawannya.

Perilaku verbal lainnya adalah mengerutu yang tergolong kedalam perilaku agresif verbal pasif tidak langsung. Meskipun tidak terungkap dengan jelas dari hasil wawancara namun dari hasil observasi ditemukan perilaku ini yang intensitasnya

hampir sama banyak dengan hinaan dan ejekan. Perilaku ini muncul tatkala pemain

PSM gagal memanfatkan peluang dan bermain buruk sehingga gagal mencetak gol

dan meraih kemenangan. Biasanya gerutuan ini berimbas pada perilaku verbal

lainnya berupa verbal aktif tidak langsung yang biasanya terwujud dalam gosip

dimana mereka membicarakan ketidakpuasan mereka akan kinerja pemain dan

pengurus tim PSM. Perilaku ini muncul saat pertandingan usai dan kemungkinan

besar bisa mengakibatkan perilaku agresif fisik seperti dalam pemberitaan dimana

para suporter melempari tim PSM sendiri (BOLA, 23 Maret 2005) sebagai salah satu

bentuk kekecewaan mereka terhadap tim PSM.

The Mac’z Man sebagai kelompok suporter kreatif juga tidak luput dari

perilaku agresif secara fisik. Berdasakan hasil observasi yang dilakukan saat

berjalannya pertandingan, perilaku agresif yang muncul tidak seperti pemberitaan

112 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang anarkis dan destruktif. Beberapa bentuk perilaku agresif fisik secara langsung hanya dalam kapasitas pemanjatan entah tiang bendera ataupun pagar pembatas yang berdampak pada rusaknya prasarana stadion. Perilaku fisik pasif langsung sering bahkan selalu terjadi meski hanya sekali dan itu pun hanya di awal pertandingan dimana mereka tidak mengizinkan orang yang tidak berbaju merah untuk duduk di tempat mereka dan jika ada maka orang tersebut akan diusir atau disuruh pergi meski tanpa kekerasaan namun dengan paksaan. Perilaku lainnya seperti penolakan para suporter untuk menyanyi, penolakan divisi musik untuk drum, perkelahian antar suporter pembakaran cenderung bersifat insidental. Hasil wawancara dengan para subyek pun sedikit banyak mengahasilkan hal yang serupa. Perilaku verbal memang mereka akui secara gamblang namun perilaku fisik mereka katakan diminimalis dalam arti meskipun ada tetapi sangat minim. Mereka tidak memungkiri adanya perilaku agresif secara fisik baik langsung maupun tidak langsung dan adanya peluang untuk memicu munculnya perilaku tersebut seperti perkelahian antar suporter, pelemparan ke dalam lapangan, dan berbuat kerusuhan. Peranan pemicu dari luar suporter seperti gangguan dari kelompok suporter lain dapat memicu kerusuhan antar suporter tatkala kelompok suporter lain tersebut mengganggu The Mac’z Man seperti yang terungkap dari ceritra subyek DU saat terlibat bentrokan dengan Bonek dan subyek Jf yang terlibat bentrokan dengan suporter PSM dari Bandang

Ejaya.Uniknya, dari subyek Jf terungkap bahwa perilaku ini (kerusuhan dan bentrokan antar suporter) harus sesuai dengan instruksi dalam arti mereka akan melakukan perilaku agresif tersebut jika diinstruksikan oleh jendral lapangan atau petinggi The Mac’z Man sehingga menimbulkan kesan bahwa perilaku ini bisa diatur sebagaimana perilaku agresif secara verbal.

113 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Secara garis besar, faktor yang memicu munculnya perilaku agresif pada The

Mac’z Man dapat digolongkan kedalam dua bagaian yaitu faktor sosial seperti fanatisme yang memunculkan rasa frustrasi dan provokasi dan faktor situasional seperti judi, minuman keras, dan gangguan dari orang lain.. Faktor sosial menjadi sumber pemicu yang besar dari perilaku agresif mereka namun tak dapat dipungkiri bahwa kuatnya faktor situasional juga sangat mempengaruhi.

Rasa fanatisme yang ada dalam diri para suporter terhadap tim PSM Makassar membuat The Mac’z Man rela melakukan apa saja untuk tim PSM Makassar. Seperti yang mereka nyanyikan dalam Mars mereka, bahwa mereka akan mendaki gunung tinggi dan menyebrangi lautan hanya untuk mendukung PSM. Rasa fanatisme yang menginginkan kemenangan, membuat mereka akan melakukan apa saja bahkan dari hasil penuturan subyek DU kemenangan adalah hal yang mutlak sehingga seri pun membuat malu. Rasa fanatisme ini juga yang memunculkan rasa frustrasi saat kemenangan tak dapat diraih. Saat melihat tim PSM tertinggal dan tidak punya kesempatan untuk memenangi pertandingan maka rasa frustrasi itu semakin memuncak. Rasa frustrasi bisa mengakibatkan perilaku agresif (Miller dalam Krahe`

2005) jika tidak dapat diredam. Perilaku pelemparan, ejekan, dan intimidasi dapat terpicu oleh adanya rasa frustasi ini

Faktor pemicu dari provokasi adalah faktor pemicu yang paling berpengaruh pada perilaku agresif The Mac’z Man. Provokasi dari jendral lapangan sangat besar pengaruhnya karena sudah menjadi komitmen mereka untuk mengikuti dan mematuhi instruksi dari jendral lapangan. Jendral lapangan dengan jelas menginstruksikan lagu- lagu dan yel-yel. Tema lagu-lagu adalah tema untuk membangkikan semangat PSM namun tidak dipungkiri oleh ketiga subyek bahwa terkadang isi lagu berupa intimidasi atau ejekan bahkan oleh subyek DU lagu dipakai sebagai alat intimidasi.

114 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Subyek Jf juga mengatakan hal yang serupa manakala dia mengatakan bahwa The

Mac’z Man tidak hanya baik-baik saja tetapi juga kadang mengejek dengan kata-kata

kotor.oleh karena itu peran jendral lapangan dan para dirigen sangat penting dalam mengontrol perilaku agresif suporter.

Hasil pertandingan, kejadian dilapangan serta faktor pemain dari dari tim

lawan sedikit banyak mempengaruhi intensitas perilaku mereka. Hasil pertandingan

yang tidak memuaskan, banyaknya pelanggaran yang terjadi yang dapat

mengakibatkan cederanya pemain, dan adanya eks pemain dan pemain berdarah asli

Makassar yang bermain dikubu lawan, berpengaruh pada perilaku agresif verbal

mereka sehingga tema nyanyian dan kata-kata mereka difokuskan pada hal-hal

tersebut.

Pemicu situasional lainnya hanya bersifat insidental dalam arti tidak sering muncul bahkan sangat jarang, seperti judi antar sesama suporter yang mana bisa memicu perkelahian antar suporter sendiri karena saling mengejek seperti yang dikatakan subyek Ef, dan minuman keras. Terkadang mereka yang menenggak minuman keras tak dapat mengontrol perilakunya dan berujung pada keributan.

Keberadaan suporter lain yang mengganggu juga menjadi pemicu munculnya perilaku agresif The Mac’z Man utamnya kerusuhan antar suporter. Berdasarkan penuturan DU yang pernah bentrok dengan Bonek, mereka terpicu membalas serangan suporter lain yang lebih dahulu menyerang mereka. Penuturan subyek Jf hampir sama tatkala mereka bentrok dengan kelompok suporter lain yang juga mendukung tim PSM hanya karena mereka dilempar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku mereka hanya akan terjadi jika mereka diganggu oleh kelompok suporter lain. Lebih jauh lagi subyek Jf mengungkapkan bahwa peran jendral lapangan sangat besar.

115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan observasi dan wawancara ditemukan sesuatu fakta baru. Sebelum

turun lapangan konsep peneliti akan menemukan banyak perilaku agresif yang sangat ekstrim, seperti yang ada dalam pemberitaan berbagai media, dan ternyata perilaku ekstrim yang diharapkan malah tidak muncul. Hasil wawancara mengungkap pertanyaan tersebut. The Mac’z Man yang merupakan kelompok suporter kreatif

PSM Makassar mempunyai aturan sebagai komitmen mereka bersama yang mengharuskan anggotanya untuk tidak berbuat anarkis dengan koordinasi tiap sektor.

Hukuman diberikan kepada sektor yang anggotanya berbuat anarkis mulai dari teguran sampai pada pembekuan atau pembubaran sektor yang bersangkutan. Selain itu,mereka juga mempunyai komitmen untuk hanya tunduk pada satu perintah dan satu komando dari petinggi The Mac’z Man sehingga perilaku mereka dapat terkontrol. Menjadi anggota komunitas yang besar dan terkenal merupakan kebanggan tersendiri oleh karena itu mereka tidak ingin kebanggan itu dicabut dari

mereka sehingga komitmen yang mereka sepakati dipegang teguh. Dengan adanya sanksi maka perilaku agresif para suporter sedikit banyak dapat dikontrol.

116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Pembahasan

Hasil pengamatan terhadap kelompok suporter The Mac’z Man menjelaskan

bahwa kelompok suporter kreatif yang mendukung tim PSM Makassar ini

melakukan berbagai macam perilaku, baik berupa nyanyian maupun perbuatan, di

dalam stadion saat menonton pertandingan sepak bola dimana tim PSM menjamu

lawannya dan dari sekian perilaku para suporter, terdapat juga beberapa bentuk

perilaku agresif.

Perilaku agresif dilakukan sebagian besar bahkan hampir semua suporter The

Mac’z Man karena semua perilaku mereka di lapangan dikomando atau dipimpin

termasuk perilaku agresif mereka. Sebagian besar perilaku agresif para suporter

The Mac’z Man berupa verbal aktif dan langsung yang nampak dalam wujud

nyanyian dan makian atau hinaan serta intimidasi yang mereka lantunkan dan

ucapkan yang ditujukan tidak hanya untuk tim dan pemain lawan tetapi juga tim

dan pemain PSM sendiri.

Meskipun perilaku agresif verbal aktif langsung mendominasi perilaku agresif

para suporter, bukan berarti perilaku lainnya tidak muncul. Perilaku agresif verbal

lainnya dan perilaku agresif secara fisik juga muncul meskipun frekuensi

kemunculannya tidak sering bahkan ada yang bersifat insidental yang berarti

hanya kebetulan muncul jika terpicu oleh sesuatu yang juga sangat jarang muncul.

Secara keseluruhan perilaku-perilaku The Mac’z Man di lapangan saat menonton

pertandingan sebagian besar merupakan perilaku agresif dan jika dipilah-pilah ke

dalam berbagai bentuk perilaku agresif yang diungkapkan oleh Buss (dalam

Pearlman& Cosby, 1983), maka perilaku agresif mereka hampir mencakup semua

bentuk perilaku agresif. Perilaku-perilaku agresif tersebut dilengkapi dengan

117 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

faktor-faktor yang mempengaruhi yang diperolah dari data wawancara sebagai

data pelengkap pengamatan.

1. Perilaku Agresif The Mac’z Man

Perilaku agresif merupakan suatu perilaku yang bertujuan untuk melukai orang

lain (Bandura, 1973) dimana obyek penderitanya tidak ingin mengalami perlakuan

tersebut sehingga akibat dari perilaku ini sangat merugikan orang lain yang

menjadi obyeknya. The Mac’z Man melakukan berbagai perilaku agresif selama menonton dan mendukung PSM di lapangan. Perilaku agresif mereka nampak dalam berbagai perilaku mereka di dalam stadion saat menonton dan mendukung tim PSM Makassar. Secara keseluruhan, perilaku mereka terbagi dalam dua bentuk yaitu perilaku secara verbal dan perilaku secara fisik baik secara langsung dan tidak langsung dan dilakukan dengan aktif maupun pasif (Buss dalam

Pearlman& Cosby, 1983). Perilaku agresif secara verbal yang terwujud lewat

lagu-lagu dan kata-kata merupakan perilaku agresif yang mendominasi perilaku

agresif mereka, sedangkan perilaku lainnya kadang muncul bahkan ada yang

hanya insidental saja.

Perilaku agresif muncul karena adanya keinginan yang termotivasi oleh

berbagai hal dan sering muncul saat emosi seseorang menjadi tinggi utamanya

saat marah. Pada saat ini seseorang tidak akan berpikir akan akibat yang

ditimbulkannya dan apa yang orang lain akan katakan mengenai dirinya. Yang

penting adalah melukai orang yang memprovokasinya (Berkowitz 1980).

Sebagaian besar suatu perilaku mempunyai tujuan tertentu dan perilaku agresif juga mempunyai tujuan tertentu yaitu melukai atau menyakiti korbannya. Perilaku agresif The Mac’z Man bukannya tidak bertujuan. Mereka melakukan berbagai macam perilaku agresif yang sebagian besar betujuan untuk menyerang sisi

118 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

psikologis lawan atau orang yang ditujunya dengan menjatuhkan mental obyek dari perilaku agresif mereka sehingga pada dasarnya perilaku mereka bertujuan untuk membantu PSM meskipun secara tidak langsung dan yang penting PSM menang.

Perilaku agresif yang dilakukan oleh The Mac’z Man saat di lapangan tergolong perilaku agresif kolektif dimana perilaku ini dilakukan oleh sekelompok orang (Moyer dalam Koeswara, 1988) yang dalam hal ini adalah The Mac’z Man.

Berdasarkan ketiga pertandingan yang diamati oleh peneliti, ditemukan bahwa perilaku agresif mereka cenderung sama dan kalaupun berbeda hanya kejadian- kejadian tertentu yang terjadi hanya saat itu dan berlangsung cepat.

Saat mereka masuk lapangan pertama kali, mereka sudah tahu akan menuju ke arah mana yang berarti tempat untuk mereka di dalam stadion sudah ada dan tetap. Ketiga subyek yang ditanya menyatakan bahwa memang benar bahwa mereka mempunyai tempat khusus akan tetapi oleh subyek DU dikatakan bahwa tempat tersebut tidak ekslusif yang berarti tidak hanya anggota The Mac’z

Man yang boleh duduk di tempat tersebut. Kenyataan di lapangan memang benar mengungkap bahwa semua orang (selain The Mac’z Man) boleh duduk di tempat itu asalkan mereka berbaju merah dan mau beratraksi dengan Mac’z Man. Syarat ini berakibat pada perilaku agresif yang selalu muncul sebelum pertandingan dimulai saat jendral lapangan mengatur posisi para suporter yaitu adanya pengusiran terhadap mereka yang tidak memenuhi syarat. Oleh Buss perilaku ini tergolong kedalam perilaku agresif fisik langsung. Meskipun mereka sudah mempunyai tempat khusus namun dapat juga menimbulkan masalah. Saat tempat mereka over load dan tidak dapat menampung semua suporter maka mereka akan bergeser dan menempati tempat suporter lain. Saat mereka tidak diterima di

119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

daerah teritorial suporter lainnya maka kemungkinan akan terjadi suatu perilaku

agresif (Moyer dalam Koeswara, 1988) seperti yang diungkapkan oleh subyek Jf saat menceritakan kejadian bentrokan dengan salah satu kelompok suporter di lapangan yang disebabkan tidak diterimanya mereka di daerah suporter lainnya.

Para suporter datang ke stadion untuk menonton dan medukung tim

kesayangannya dengan berbagai atribut (GELORA, 28 September 2005), sehingga

dapat dikatakan bahwa tujuan mereka jelas untuk menonton dan mendukung tim

kesayangannya dengan memberi semangat. The Mac’z Man sebagai kelompok

suporter juga melakukan hal yang sama. Subyek DU menegaskan bahwa tidak ada

yang dilakukan di lapangan selain memberi semangat kepada tim PSM agar dapat

memenangi pertandingan. Ketiga subyek yang diwawancarai, meski dengan cara

yang berbeda, mengatakan bahwa yang mereka lakukan sekedar nyanyi-nyanyi

dan meneriakkan yel-yel pemberi semangat dan sangat anti dengan perilaku

anarkis, karena mereka mengikuti komitmen kelompok mereka yang merupakan

kelompok suporter kreatif yang anti anarkis. Walaupun demikian ketiga subyek

tidak menutupi bahwa dalam nyanyian-nyanyian dan yel-yel mereka terkadang

berisi hinaan dan makian bahkan oleh subyek Jf dikatakan bahwa terkadang isinya berisikan kata-kata kotor. Perilaku agresif verbal menjadi perilaku agresif yang mendominasi keseluruhan perilaku agresif mereka dan sebagian besar keluar pada saat mereka menyanyikan dan meneriakkan yel-yel. Terkadang juga perilaku

agresif mereka muncul secara spontan saat mereka menggerutu, kecewa dan

marah atas permainan PSM yang buruk. Berdasarkan pengamatan terhadap tiga

pertandingan yang dijalani PSM, perilaku anarkis yang bersifat destruktif

(cenderung perilaku agresif secara fisik) tidak ditemui.

120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suatu kondisi tertentu dapat mempengaruhi munculnya suatu perilaku

agresif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dalam suatu pertandingan

(sepak bola) kondisi pertandingan seperti menang, kalah, seri pelanggaran-

pelanggaran keputusan wasit dan lain sebagainya dapat mempengaruhi

kemunculan dan kualitas dari perilaku agresif mereka. Mutu dan kualitas

pertandingan pun, seperti gengsi dan dendam lama, berpengaruh pada perilaku

agresif mereka. Kondisi pertandingang dan mutu pertandingan yang dijalani oleh

PSM menghadapi tim-tim lain berpengaruh pada mutu dan kualitas perilaku agrsif

mereka. Bersasarkan pengamatan ketiga pertandingan tersebut, perilaku agresif yang mereka lakukan tergolong sama dan bahkan terkesan hanya itu-itu saja.

Perilaku agresif mereka tetap didominasi oleh perilaku agresif verbal. Kondisi

pertandingan memang berpengaruh tetapi hanya sebatas pada perilaku agresif

verbal dan variasi dari perilaku mereka, padahal hasil yang diperoleh dan situasi

tiap pertandingan berbeda.

Pertandingan pertama yang sarat akan gengsi dan dendam lama diprediksikan akan berlangsung keras dan rusuh ternyata tidak melulu benar.

Pertandingan berjalan cukup baik dan perilaku agresif suporter sebagian besar sebatas perilaku verbal. Sasaran ditujukan pada pemain mantan PSM dan pemain yang berdarah makassar yang ada di kubu lawan. Saat PSM unggul, perilaku agresif menjadi semakin sering namun tetap sebatas perilaku verbal lewat nyanyian dan kata-kata. Perilaku agresif The Mac’z Man pada pertandingan kedua yang sangat menentukan langkah PSM ke partai Final, juga sama, hanya saja pada pertandingan terjadi beberapa kejadian yang sangat menegangkan dimana tim

PSM sempat tertinggal meski pada akhirnya memenangi pertandingan. Awalnya, saat posisi PSM tertinggal suporter memberi semangat dengan lebih gencar,

121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

namun setelah lama tidak ada perubahan mereka malah tegang menyaksikan pertandingan dan terdiam menunggu saat-saat yang yang dinantikan. Pada saat seri mereka bernyanyi gembira dan kembali bersemangat yel-yel dan nyanyian yang berisikan hinaan, dan intimidasi semakin gencar dilakukan apalagi saat PSM akhirnya unggul. Pertandingan terakhir yang ditakutkan akan rusuh karena PSM mengalami kekalahan justru tidak rusuh. Para suporter terus memberi semangat dan terus saja menghina dan mengintimdasi pemain lawan meski PSM sudah tertinggal, apalagi saat salah satu pemain PSM mendapat kartu merah sempat keadaan rusuh tapi sebatas teriakan-teriakan makian oleh The Mac’z Man, tetapi perilaku fisik hampir tidak terjadi, karena pelemparan oleh satu orang yang segera diamankan.

Konsisten dengan komitmen mereka untuk tidak berperilaku anarkis membuat kemunculan perilaku agresif secara fisik baik langsung maupun tidak langsung apalagi yang bersifat destruktif hampir tidak pernah muncul kalupun muncul hanya sebuah kejadian insidental. Peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh salah satu pengurus suporter terhadap suporter yang melakukan pelemparan merupakan suatu suatu bukti bahwa yang melanggar komitmen akan dikenakan sanksi. Hukuman yang secara langsung diberikan sedikit banyak mempengaruhi kemunculan perilaku agresif yang muncul (Miller, dalam Krahe` 2005). Subyek

DU dan Jf mengemukakan bahwa jika melanggar komitmen dan berperilaku anarkis akan diganjar dengan teguran bahkan paling parah penutupan sektor tersebut sehingga pemberian hukuman sedikit banyak dapat mengontrol perilaku agresif mereka, namun di satu sisi secara tidak langsung perilaku agresif secara verbal dilegalkan sehingga muncul kesan bahwa selama perilaku agresif itu hanya verbal itu sah-sah saja. Hal ini juga mempengaruhi munculnya perilaku agresif

122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

verbal yang mendominasi perilaku agresif The Mac’z Man dimana perilaku itu

dianggap wajar dan sah (Lindsay dan Anderson dalam Baron & Byrne, 2005).

Peran jendral lapangan menjadi sebuah peran yang sentral dimana hanya

beliaulah yang diikuti komando atau instruksinya oleh para suporter di lapangan.

Subyek Jf dan Ef mengatakan bahwa semua perilaku yang ada di lapangan

diinstruksikan oleh jendral lapangan dan dengan tegas subyek Jf mengatakan bahwa mereka harus taat dan patuh pada instruksi jendral lapangan, tidak boleh berbuat sesuka hati. Tatkala ada instruksi dari jendral lapangan mereka melakukan

instruksi tersebut. Faktor lingkungan sangat penting bagi terbentuknya perilaku

agresif (Bandura, 1973), utamanya perilaku meniru. Para suporter meniru segala

bentuk tindakan dan ucapan-ucapan serta nyanyian yang dilakukan oleh jendral

lapangan. Komitmen yang tinggi membuat mereka melakukannya dan mereka

dituntut untuk melakukan perilaku tersebut secara komunal dan serempak. Adanya

tekanan dari lingkungan untuk melakukan segala perilaku yang diinstruksikan

oleh jendral lapangan membuat para suporter akan melakukan perilaku agresif.

Meskipun perilaku agresif secara fisik dihindari oleh para suporter seperti

yang dikatakan oleh ketiga subyek, tetapi perilaku ini tetap muncul hanya saja

selain ditujukan pada orang lain (pengusiran dan penolakan), perilaku ini juga

ditujukan pada benda-benda seperti pagar pembatas dan tiang bendera. Para

suporter memanjat tiang bendera dan pagar pembatas untuk dapat lebih jelas menyaksikan jalannya pertandingan karena terhalangi atau terbatasi jarak

nontonnya dengan situasi tribun di stadion. Perilaku ini sepintas lalu bukan

merupakan perilaku agresif namun ternyata perilaku ini mengakibatkan kerusakan

dan kerugian. Perilaku ini sepertinya dianggap biasa sehingga pada setiap

pertandingan perilaku ini muncul. Beberapa kasus khusus dimana perilaku agresif

123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara fisik muncul seperti kerusuhan antar suporter lebih banyak bertujuan

sebagai pembelaan diri. Situasi dimana para suporter terdesak oleh keadaan yang tidak menguntungkan terkadang membuat mereka terpaksa melakukan tindakan agresif sebagai bentuk pembelaan diri mereka. Berdasarkan penuturan subyek DU

dan Jf yang pernah terlibat kerusuhan, perilaku ini sebagai bentuk pembalasan

untuk pembelaan diri agar tidak dilukai atau disakiti. Saat seperti ini subyek

menjadi obyek perilaku agresif dalam waktu bersamaan (Berkowitz,1980), dimana

para suporter The Mac’z Man yang awalnya adalah obyek perilaku menjadi

subyek pelaku terhadap kelompok suporter lain karena membalas serangan

mereka meskipun dalam konteks pembelaan diri.

2. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Perilaku Agresif Pada The Mac’z Man

Perilaku agresif yang dilakukan oleh para anggota suporter The Mac’z

Man dipengaruhi oleh beberapa variabel yakni variabel sosial seperti fanatisme

yang memunculkan rasa frustrasi dan provokasi ; dan variabel situasional seperti

judi, minuman keras, dan gangguan dari orang lain.

Rasa fanatisme terhadap tim PSM Makassar membuat The Mac’z Man rela

melakukan apa saja untuk tim PSM seperti yang mereka nyanyikan dalam mars

mereka, bahwa mereka akan mendaki gunung yang tinggi dan menyebrangi lautan

hanya untuk mendukung PSM. Rasa fanatisme yang menginginkan kemenangan,

membuat mereka akan melakukan apa saja dan bahkan subyek DU mengatakan

bahwa kemenangan adalah suatu hal yang mutlak sehingga hasil seri pun akan

membuat mereka malu. Rasa fanatisme ini, yang hanya menginginkan satu tujuan

yakni kemenangan terkadang memunculkan rasa frustrasi tatkala kemenangan

tidak dapat diraih. Saat melihat tim PSM tertinggal dan tidak punya kesempatan

124 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk memenangi pertandingan maka rasa frustrasi itu akan semakin memuncak.

Rasa frustrasi dapat mengakibatkan munculnya perilaku agresif (Miller dalam

Krahe`, 2005) jika tidak dapat diredam. Perilaku pelemparan, ejekan, dan

intimidasi dapat terpicu oleh adanya rasa frustrasi ini.

Faktor pemicu sosial lainnya adalah provokasi dan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada terbentuknya perilaku agresif The Mac’z Man. Provokasi deri jendral lapangan sangat besar pengaruhnya karena sudah menjadi komitmen mereka untuk mengikuti dan mematuhi instruksi dari jendral lapangan. Jendral lapangan dengan jelas menginstruksikan lagu-lagu, yel-yel dan gerakan-gerakan para suporter. Tema lagu-lagu adalah tema untuk membangkitkan semangat PSM namun tidak dipungkiri oleh ketiga subyek bahwa terkadang isi lagu berupa intimidasidan ejekan bahkan subyek DU mengatakan bahwa lagu dipakai sebagai

alat intimidasi. Subyek Jf juga mengatakan hal yang serupa manakala dia

mengatakan bahwa The Mac’z Man tidak hanya baik-baik melulu tetapi juga

kadang mengejek dengan kata-kata kotor. Perilaku agresif secara fisik juga

mengikuti instruksi dari jendral lapangan seperti yang dibeberkan oleh subyek Jf

yang mengatakan bahwa mereka baru akan bergerak jika ada instruksi dari jendral

lapangan. Oleh karena itu peran jendral lapangan (dan dirigen lapangan) sangat

penting dalam mengontrol munculnya perilaku agresif The Mac’z Man

Faktor situasional seperti hasil pertandingan, kejadian di lapangan serta faktor pemain dari tim lawan sedikit banyak mempengaruhi intensitas perilaku agresif

The Mac’z Man. Hasil pertandingan yang tidak memuaskan, banyaknya

pelanggaran yang terjadi yang dapat mengakibatkan cederanya pemain, dan adanya eks pemain dan pemain berdarah asli Makassar yang bermain di kubu

lawan berpengaruh pada intensitas perilaku agresif mereka utamanya perilaku

125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

agresif secara verbal, sehingga tema nyanyian dan kata-kata ejekan difokuskan pada hal-hal tersebut dengan intensitas yang tinggi.

Pemicu munculnya perilaku agresif dari faktor situasional yang lain, hanya bersifat insidental dalam arti tidak sering muncul bahkan hampir tidak pernah seperti judi antar sesama suporter yang mana bisa memicu perkelahian antar suporter sendiri karena saling mengejek seperti yang dikatakan oleh subyek Jf.

Terkadang mereka yang menenggak minuman keras tidak dapat mengontrol perilakunya dan berujung pada keributan.

Keberadaan suporter lain yang mengganggu juga menjadi pemicu munculnya perilaku agresif The Mac’z Man utamanya pada kejadian kerusuhan antar suporter. Berdasarkan penuturan DU yang pernah bentrok dengan para Bonek,

TheMac’z Man melakukan perilaku agresif karena adanya gangguan dari suporter lain berupa serangan dalam wujud pelemparan yang ditujukan kepada merekaterlebih dahulu. Mereka melakukan perilaku agresif yaitu melakukan pembalasan dengan perilaku serupa sebagai upaya pembelaan diri. Penuturan subyek Jf, yang juga pernah terlibat bentrokan antar sesama suporter yang mendukung PSM, hampir sama dimana kejadian tersebut terpicu karena The

Mac’z Man diserang terlebih dahulu

126 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skema 4. dinamika perilaku agresif suporter The Mac’z Man

Faktor pemicu Jenis Faktor Bentuk perilaku Obyek perilaku pemicu agresif

Pelemparan, Pemain dan tim Fanatisme yang hinaan lawan melahirkan rasa intimidasi Faktor sosial frustrasi

Hinaan dan Provokasi dari intimidasi Pemain dan tim jendral lapangan lewatkata-kata lawan dan lagu

judi Perkelahian Sesama suporter suporter

miras Perkelahian Sesama suporter suporter

Tiang bendera Faktor Keadaan Pemanjatan dan pagar situasional lapangan pembatas

Bentrokan antar Gangguan dari suporter Suporter lain supporter lain

Kejadian di Hinaan,makian, Pemain lawan, lapangan pelemparan. tim lawan wasit.

127 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dengan menggunakan metode observasi memang mempunyai banyak

kelemahan terutama saat melakukan pengamatan yang memungkinkan peneliti

melakukan inferensi (kesimpulan) yang keliru dan memungkinkan munculnya

bias pengamatan. Selain itu cakupan perilaku pengamatan yang cukup luas juga

dapat mempersulit pengamatan peneliti. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk

memfokuskan pengamatan pada perilaku tertentu yang mana perilaku tersebut

selalu nampak pada setiap pertandingan, dan untuk mengetahui perilaku tersebut

maka peneliti melakukan observasi awal pada beberapa pertandingan sehingga

didapatkan beberapa bentuk perilaku agresif yang nantinya akan menjadi fokus

pengamatan. Perilaku-perilaku yang menjadi fokus pengamatan adalah perilaku

yang benar-benar dan selalu terjadi.

Peneliti berusaha meminimalisir bias pengamatan dengan meminta bantuan orang

lain sebagai observer (Inter-reter). Adanya observer lain diharapkan memberi

kekayaan data karena melakukan pengamatan dari sudut yang berbeda dengan

peneliti. Selain menggunakan jasa observer lain, peneliti juga melakukan

perekaman gambar dengan handycam untuk memperkuat hasil pengamatan

lapangan. Penggunaan jasa observer lain dan video diharapkan akan

meminimalisir bias yang dapat terjadi.

Meskipun peneliti sudah berusaha meminimalisir kelemahan penelitian namun

penelitian ini juga memiliki keterbatasan dimana sulitnya mendapat tenaga

observer yang cukup baik apalagi observer yang akan berinteraksi langsung

dengan kelompok yang mempunyai reputasi sebagai kelompok yang berperilaku

agreisif dan buruk. Disarankan juga bagi peneliti lain yang akan menggunakan

metode rekaman video sebagai data, agar mempersiapkan dengan baik dan kalau

128 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perlu menggunakan tenaga profesional, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih

maksimal.

Adanya defense yang dibentuk, dengan menjaga reputasi kelompok, dari awal

oleh subyek yang diwawancarai (tanpa adanya suatu stimulus yang mengarahkan

dari peneliti) sempat menyulitkan peneliti untuk mengumpulkan data secara

mendalam. Hal ini dipengaruhi oleh doktrin yang ditanamkan pada para subyek terhadap kelompok mereka dimana mereka menganggap kelompok mereka bukan kelompok suporter militan tetapi kelompok suporter kreatif yang anti anarkis.

129 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis berbagai bentuk perilaku agresif suporter The Mac’z man, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perilaku agresif yang mendominasi perilaku agresif The Mac’z Man adalah perilaku agresif verbal utamanya secara langsung dalam bentuk hinaan dan intimidasi pada lawan yang diungkapkan lewat perkataan dan nyanyian. Perilaku verbal yang juga menonjol adalah verbal pasif tidak langsung yang terwujud pada gerutuan para suporter yang ditujukan pada pemain PSM sendiri

Perilaku agresif fisik lainnya muncul namun terkadang insidental atau tidak mesti muncul seperti kerusuhan, pelemparan, pemanjatan, pemukulan (Fisik Aktif

Langsung); pengusiran (Fisik Pasif Langsung) dan penolakan (Fisik Pasif Tidak langsung).

Perilaku agresif The Mac’z Man terpicu oleh beberapa faktor dan dari hasil penelitian faktor tersebut terbagi menjadi dua bagian yakni faktor internal dan eksternal. Faktor sosial meliputi rasa fanatisme yang mengakibatkan rasa frustrasi, dan adanya provokasi dari jendral lapangan sedangkan faktor situasional meliputi pengaruh minuman keras, perjudian dan adanya gangguan dari suporter lain.

130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Saran

Besarnya pengaruh suporter terhadap jalannya suatu pertandingan sepak

bola dilapangan mendorong peneliti untuk memberikan beberapa saran :

1. Bagi para pengurus suporter

Para pengurus suporter disarankan untuk menjalin kerja sama dengan

jendral lapangan dan dirigen lapangan agar dapat mengontrol perilaku agresif

para suporter mengingat peran mereka di lapangan sangat penting dan juga

banyak berpengaruh pada perilaku agresif suporter.

2. Bagi para petugas keamanan agar lebih fokus pada perilaku para suporter

utamanya pada perilaku yang dapat memicu perilaku agresif sehingga perilaku

agresif terutama dalam skala yang besar seperti kerusuhan dapat diantisipasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Peneliti memang sudah berusaha untuk meminimalisir bias yang mungkin

terjadi dengan menggunakan jasa observer lain dan menggunakan alat perekam

gambar tetapi tetap saja masih mempunyai banyak kekurangan. Sebaiknya

peneliti selanjutnya meminta bantuan tenaga ahli untuk membantu observasi,

setidaknya orang tersebut mengetahui dan lebih bagus jika menguasai teknik

observasi dengan baik. Begitu pula pengambilan gambar dengan kamera perekam

alangkah baiknya jika menggunakan tenaga ahli sehingga hasil rekamannya lebih

detail dan lebih bagus sehingga dari rekaman video dapat diperoleh data yang

cukup membantu.

131 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, P. & Syarifuddin A. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Surabaya : Arloka.

Adiredja, H. Y. S. (2005, 7 Agustus). Menyulap “Musibah” Menjadi Berkah. Pikiran Rakyat Cyber Media.

Anti Hooliganism (PSMS Medan). (2006). www.brontakzine.com.

Arief, M. S. (2000). Tradisi Bengkok. Suara Karya Online.

Bandura, A. (1973). Aggression a social leraning analysis. New Jersey : Prentice- Hall,Inc.

Baron, A. R. & Byrne, D. (1995). Social Psychology Understanding Human Interaction (7th edition). Untied States of America : Allyn & Bacon.

Baron, A. R. & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2 (Ed.3). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Berkowitz, L. (1980). A Survey of Social Psychology (2nd ed.). USA : Holt Rinehart & Winston.

Bonek Bo... (2006, 7 September). Tabloid BOLA.

Chaplin J. P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi (K. Kartono, Penerjemah). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. (Buku asli diterbitkan tahun 1968)

Crosswell, J. W., (1997). Qualitative Inquiry & Research Design ; Choosing Among Five Tradition. London : Sage Publication, Inc.

Echols, J. M. (1996). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia.

Ensiklopedia Nasional Indonesia, (1997). Jakarta : PT Delta Pamungkas.

132 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fair Play, Please !. (2005, 28 September). Pikiran Rakyat Cyber Media.

Giulianotti, R. (2006). Sepak Bola Pesona Sihir Permainan Global (Novella Parchiano, penerjemah). Yogyakarta : Apeiron Philotes.

The Macz Man Suporter Kreatif Makassar, (2007, Januari). GOLO, Tabloidna Sambori PSM.

“Haah” !, Sepak Bola Tanpa Suporter ?. (2002, 7 Juni). Kompas Cyber Media.

Hall, C. S. & Lindsey, G. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis) (A. Supratiknya, Editor) Yogyakarta : Kanisius. (Buku asli terbit tahun 1978)

Huffman, K., Vernoy, M. & Vernoy, J. (2000). Psichology in Action (5th edition). United States of America : Jhon Wiley & Sons

Irwin & Bushnell. (1981). Observational Stategis For Child Study. Holt, Rinehart & Winston: New York.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1988). Jakarta : Balai Pustaka.

Kerlinger, F. N., (1998). Asas-Asas Penelitian Behavioral, Penterjemah : Simatupang, L., Yogyakarta ; Gajah Mada University Press.

Kustiman, E. (2004, 21 Juni). Bola, Wasit dan Budaya. Pikiran Rakyat Cyber Media

Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia (Sarwono, S.W. editor) . Jakarta : Eresco.

Krahe`, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Marsis, S (2003, 27 Januari). Akan Matikah Sepak Bola Indonesia ?. Bolanews.com

Mustaqin, F. (2005, 23 Maret). PSM Imbang,Suporter Ngamuk. Bolanews.com.

Nazir, M. (1985). Metode Penelitian. Galia Indonesia: Jakarta

133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Oriona, Y. (2003, 26 September). Hooligans Inggris Dilarang MasukTurki. Liputan6.com.

Oxford Advanced Learning Dictionary. (1989). New York : Oxford University Press.

Permainan Sepak Bola Berasal Dari Cina. (2004, 17 Juli). Pikiran Rakyat Cyber Media.

Phery. (2006, 12 Maret). Kerusuhan Suporter di Jepara Duel Persijap-PSIS Berakhir Imbang. LigaIndonesia.com.

Phery. (2006, 15 Maret). Persijap Terancam Kena Sanksi. LigaIndonesia.com.

Poerwandari,K., (2005). Pendekatak Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : LPSP 3 Universitas Indonesia.

Salim, P. & Salim, Y., (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer ed. I, Jakarta : Modern English Press.

Sears, D. O., Freedman, J. L. & Peplau, L. A. (2000). Psikologi Sosial Jilid 2 (Ed. 5). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sepak Bola, www.wikipedia.com.

Sunito, I. (2005, 7 Februari). Kompetisi Sepak Bola Indonesia 2005,Wouuw!. Bolanews.com

Sunito. I. (2005, 20 September). Suporter Sepak Bola Cermin Budaya Manusia Indonesia. Bolanews.com.

Suryabrata, S. (1998). Metodelogi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Zenden, J. W. V., (1984). Social Psychology. New York : Random House.

134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertandingan : PSM vs Persija Observer : Ondi Skor : 1-0 Memanjat Pengusiran Intimidasi Menolak Gossip Menggerutu mt mp up cp Ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk gb X X X X X X X X X X X X X

Perilaku agresif lainnya : - Deskripsi perilaku agresif suporter pada pertandingan I 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Ada beberapa 4 penonton yang memanjat tiang bendera. Semuanya laki-laki salah satunya telanjang dada. Mereka sudah menempati tiang bendera. Dari empat orang tersebut dua orang membawa bendera. Meraka menggoyang-goyangkan tiang bendera sambil melompat-lompat dan Tetap berada di atas tiang bendera tersebut. 2. Memanjat pagar (mp) : Suporter, sebagaian anak kecil berlarian memanjat pagar saat petandingan selesai untuk masuk ke dalam stadion. 3. Pengusiran penonton (up) : Penonton lain yang tidak pakai baju merah disuruh pindah tempat The Mac’z Man disuruh menempati tempat mereka. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pemain lawan yang membawa bola dihina-hina pemain yang jago dihina supaya grogi dan tidak bermain bagus. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai pertandingan saat tim lawan mengurung PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : pemain PSM yang jelek mainnya pemain PSM yang tidak bisa cetak gol. 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : mengejek pemain lawan dengan menyanyi supaya mereka grogi. Apalagi saat mereka membawa bola. Semua nyanyian disuruh dari dirigen 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : mengejek tim lawan dengan menyanyi pas mereka mengurung PSM atau menguasai bola pas mereka kehilangan bola juga disoraki, diejek. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : menyanyi pada tim lawan supaya mereka takut bermain. Isinya ancaman. 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : menyanyi pada lawan supaya mereka takut bermain apalagi kalau ada yang mencederai pemain PSM.

135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : ngomel-ngomel pas pemain PSM gagal mencetak gol padahal sudah dimuka gawang 12. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : ngomel-ngomel saat pemain PSM diambil bolanya sama musuhnya marah-marah saat pemain PSM tidak bisa terima umpannya temannya. 13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : tidak senang sambil ngomel-ngomel saat pertandingan berakhir karena permainan PSM jelek meski unggul 1-0. Banyak peluang disia-siakan padahal bisa gol.pemain asing tidak bermain bagus.

Pertandingan : PSM vs Persib Observer : Ondi Skor : 3-2 Memanjat Pengusiran Intimidasi Menolak Gossip Menggerutu mt mp Up cp ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk gb X X X X X X X X X X X X X

Perilaku agresif lainnya : - Deskripsi perilakua gresif suporter pada pertandingan II 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Ada beberapa 4 penonton yang memanjat tiang bendera. Semuanya laki-laki salah satunya telanjang dada. Mereka sudah menempati tiang bendera. Dari empat orang tersebut dua orang membawa bendera.

136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Meraka menggoyang-goyangkan tiang bendera sambil melompat-lompat dan Tetap berada di atas tiang bendera tersebut. 2. Memanjat pagar (mp) : Suporter, sebagaian anak kecil berlarian memanjat pagar saat petandingan selesai untuk masuk ke dalam stadion. 3. Pengusiran penonton (up) : Penonton lain yang tidak pakai baju merah disuruh pindah tempat The Mac’z Man disuruh menempati tempat mereka. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pemain lawan yang membawa bola dihina-hina pemain yang jago dihina supaya grogi dan tidak bermain bagus. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai pertandingan saat tim lawan mengurung PSM saat tim lawan menggungguli PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat kebobolan gawangnya biuang-buang peluang di depan gawang 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : mengejek pemain lawan dengan menyanyi supaya mereka grogi. Apalagi saat mereka membawa bola dan posisi PSM sudah tertinggal Semua nyanyian disuruh dari dirigen 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : mengejek tim lawan dengan menyanyi pas mereka mengurung PSM atau menguasai bola pas mereka kehilangan bola juga disoraki, diejek. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : menyanyi pada tim lawan supaya mereka takut bermain. Isinya ancaman. Pas PSM menyamakan kedudukan dan akhirnya ungguli tim lawan. 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : menyanyi pada lawan supaya mereka takut bermain apalagi kalau ada yang mencederai pemain PSM. Ada tendangan bebas ato pinalti supaya pemain grogi dan tendangannya salah. 11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : ngomel-ngomel pas pemain PSM gagal mencetak gol padahal sudah dimuka gawang. Semakin sering saat kedudukan PSM tetinggal. 12. menggerutu saatpemain PSM gagal menguasai bola (gk) : ngomel-ngomel saat pemain PSM diambil bolanya sama musuhnya marah-marah saat pemain PSM tidak bisa terima umpannya temannya.

13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : ngomel-ngomel karena PSM hampir kalah di kandang sendiri. PSM bermain buruk dan bermain santai padahal sempat tertinggal meski akhirnya menang tapi di menit-menit akhir.

137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertandingan : PSM vs Persita Observer : Ondi skor : 0-1 Memanjat Pengusiran Intimidasi Menolak Gossip Menggerutu mt mp Up cp ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk gb X X X X X X X X X X X X X

Perilaku agresif lainnya : - Deskripsi perilaku agresif para suporter pada pertandingan III 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Ada beberapa 4 penonton yang memanjat tiang bendera. Semuanya laki-laki salah satunya telanjang dada. Mereka sudah menempati tiang bendera. Dari empat orang tersebut dua orang membawa bendera. Meraka menggoyang-goyangkan tiang bendera sambil melompat-lompat dan Tetap berada di atas tiang bendera tersebut. 2. Memanjat pagar (mp) : Suporter, sebagaian anak kecil berlarian memanjat pagar saat petandingan selesai untuk masuk ke dalam stadion. 3. Pengusiran penonton (up) : Penonton lain yang tidak pakai baju merah disuruh pindah tempat The Mac’z Man disuruh menempati tempat mereka. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pemain lawan yang membawa bola dihina pemain lawan yang jago dihina supaya grogi 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai pertandingan saat tim lawan mengurung PSM saat tim lawan menggungguli PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat kebobolan gawangnya buang-buang peluang di depan gawang

138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak bisa terima umpan dari temannya. 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : mengejek pemain lawan dengan menyanyi supaya mereka grogi. Apalagi saat mereka membawa bola dan posisi PSM sudah tertinggal Semua nyanyian disuruh dari dirigen 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : mengejek tim lawan dengan menyanyi pas mereka mengurung PSM atau menguasai bola pas mereka kehilangan bola juga disoraki, diejek. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : menyanyi pada tim lawan supaya mereka takut bermain. Isinya ancaman untuk berhati-hati. 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : menyanyi pada lawan supaya mereka takut bermain apalagi kalau ada yang mencederai pemain PSM. Ada tendangan bebas atau pinalti supaya pemain grogi dan tendangannya salah 11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : ngomel-ngomel pas pemain PSM gagal mencetak gol padahal sudah dimuka gawang. Semakin sering saat kedudukan PSM tetinggal. 12. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : ngomel-ngomel saat pemain PSM diambil bolanya sama musuhnya marah-marah saat pemain PSM tidak bisa terima umpannya temannya atau salah umpan. 13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : ngomel-ngomel karena PSM kalah di kandang sendiri. PSM bermain buruk dan bermain santai padahal tertinggal dan akhirnya menerima kekalahan. Apalagi pas ada pemain PSM yang dapat kartu merah, penonton marah-marah.

Pertandingan : PSM vs Persija Observer : Peneliti Skor : 1-0

139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Memanjat Pengusiran Intimidasi Menolak Gossip Menggerutu mt mp up cp ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk gb X X X X X X X X X X X X X

Perilaku agresif lainnya : -

Deskripsi perilaku agresif para suporter pada pertandingan I 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Suporter, jumlahnya 4 orang memanjat tiang bendera sejak awal pertandingan hingga petandingan selesai Suporter mengikatkan dirinya di tiang bendera, melompat-lompat sambil mengibarkan bendera 2. Pengusiran penonton (up) : 15 menit sebelum pertandingan penonton lain yang tidak berbaju merah dan menempati tempat The Mac’z Man disuruh pindah. Para The mac’z Man disuruh menggeser posisi orang-orang yang tidak berbaju merah Meski bukan The Mac’z Man tetapi jika berbaju merah dan mau ikuti nyanyian dan gerakan The Mac’z Man, tidak disuruh pindah. 3. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pada saat pemain lawan membawa bola (spontanitas dengan kata-kata) pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola saat pemain merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan kata-kata). Saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 4. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM 5. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat pemain PSM bermain buruk pemain PSM gagal menghalau / menjaga pemain lawan pemain PSM hampir melakukan blunder (melakukan kesalahan hingga hampir memasukkan bola ke gawang sendiri 6. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : pada saat pemain lawan membawa bola pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola atau kehilangan bola semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 7. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan.

140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : mengancam tim lawan saat tim lawan mengurung tim PSM dan menguasai bola. Mengancam tim lawan saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM (skor) 9. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : mengancam untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 10. membicarakan ketidakpuasan kinerja tim PSM (Gsp) : permainan PSM secara keseluruhan dinilai tidak bagus meski unggul. Ini terjadi saat pertandingan usai. Pemain asing tidak bermain bagus dan tidak mencetak gol. 11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : marah-marah dan mengumpat saat pemain PSM gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol 12. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : saat bola direbut lawan saat pemain PSM gagal meguasai bola yang dioperkan oleh rekan satu timnya. Saat pemain PSM tidak sempurna menggiring bola Saat salah memberikan umpan pada rekan satu timnya. 13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : saat PSM gagal menggandakan kemenangan. Saat PSM mengendurkan serangan Saat PSM ditekan atau dikurung tim lawan.

Pertandingan : PSM vs Persib Observer : Peneliti Skor : 3-2 Memanjat Pengusiran Intimidasi Menolak Gossip Menggerutu mt mp Up cp Ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk gb X X X X X X X X X X X X X X X X

Perilaku agresif lainnya : Perkelahian antar suporter Pembakaran

141 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Deskripsi perilaku agresif supporter pada pertandingan II 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Suporter, jumlahnya 4 orang memanjat tiang bendera sejak awal pertandingan hingga petandingan selesai (orang yang sama dengan pertandingan sebelumnya) Suporter mengikatkan dirinya di tiang bendera, melompat-lompat sambil mengibarkan bendera 2. memanjat pagar beberapa anak memanjat pagar pembatas tempat duduk penonton dengan stadion saat menonton pertandingan. Ini dilakukan selama pertandingan dan hanya berhenti saat jeda babak pertama. Saat babak kedua berlangsung mereka kembali memanjat pagar. 3. Pengusiran penonton (up) : 15 menit sebelum pertandingan penonton lain yang tidak berbaju merah dan menempati tempat The Mac’z Man disuruh pindah Para The mac’z Man disuruh menggeser posisi orang-orang yang tidak berbaju merah Meski bukan The Mac’z Man tetapi jika berbaju merah dan mau ikuti nyanyian dan gerakan The Mac’z Man, tidak disuruh pindah. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pada saat pemain lawan membawa bola (spontanitas dengan kata-kata) pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola saat pemain merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan kata-kata). Saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat pemain PSM bermain buruk pemain PSM gagal menghalau / menjaga pemain lawan pemain PSM hampir melakukan blunder (melakukan kesalahan hingga hampir memasukkan bola ke gawang sendiri saat gawang PSM kebobolan. 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : pada saat pemain lawan membawa bola pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola atau kehilangan bola semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan.

8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : mengancam tim lawan saat tim lawan mengurung tim PSM dan menguasai bola.

142 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mengancam tim lawan saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM (skor) 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : mengancam untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM 11. menolak memukul drum suporter meminta divisi musik menabuh drum tetapi jendral lapangan tidak menginstruksikan untuk menyanyi. Awalnya suporter enggan diajak menyanyi oleh jendral lapangan saat PSM tetinggal. Divisi musik jengkel dan saat suporter mulai menyanyi (malas- malasan) divisi musik tidak memukul drum meski suporter meminta. Setelah diminta jendral lapangan baru mereka bermain kembali 12. menolak menyanyi suporter asyik memperhatikan pertandingan utamnya saat PSM tertinggal dan hampir mencetak gol. Meski sudah diinstruksikan untuk menyanyi, tetapi tidak menyanyi. Tidak berlangsung lama tapi terjadi beberapa kali saat skor PSM dan ada momen penting saat pemain PSM hampir memasukkan bola. Akhirnya mereka menyanyi tetapi masih malas-malasan sampai PSM mencetak gol lagi. 13. membicarakan ketidakpuasan kinerja tim PSM (Gsp) : permainan PSM secara keseluruhan dinilai tidak bagus meski unggul tetapi kemasukan bola banyak dan PSM hampir seri. Ini terjadi saat pertandingan usai. Membicarakan lemahnya sektor petahanan tim. 14. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : marah-marah dan mengumpat saat pemain PSM gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol 15. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : saat bola direbut lawan saat pemain PSM gagal meguasai bola yang dioperkan oleh rekan satu timnya. Saat pemain PSM tidak sempurna menggiring bola Saat salah memberikan umpan pada rekan satu timnya. 16. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : saat PSM gagal menggandakan kemenangan. Saat PSM mengendurkan serangan Saat PSM ditekan atau dikurung tim lawan. Saat gawang PSM kebobolan Tambahan : 17. Perkelahian sesama suporter : Terjadi saat awal babak kedua. Saat semua suporter dengan kedudukan 1-2, dimana PSM tertinggal, tiba-tiba semua orang dari bagian tengah tribun timur berhamburan dari atas ke bawah. (tribun bentuknya berundak-undak / trap). Ternyata ada dua orang yang berdiri di tribun paling atas saling pukul dan mendorong semua suporter yang ada di bawah mereka sehingga pada barisan itu, semua suporter jatuh dan terdorong ke bawah. Tiba di bawah, keduanya dipisahkan, dan ditenangkan. Kemudian didekatkan untuk didamaikan tetapi saat berdekatan kembali saling memukul dan mereka memukul dengan membabi buta sehingga mengenai beberapa orang. Hampir terjadi perkelahian besar namun dapat diatasi. Jendral lapangan segera menginstruksikan divisi musik untuk bermain dan mengajak suporter bernyanyi. Serentak suporter

143 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bernyanyi ” Buat apa ribut, buat apa ribut, ribut itu tidak ada gunanya”. Setelah bernyanyi sekitar lima menit, jendral lapangan mengumandangkan kata-kata perdamaian lewat megaphone disambut tepuk tangan seluruh suporter The Mac’z Man. Kedua orang tersebut akhirnya berdamai dan kembali ketempat mereka. Diindikasikan oleh suporter lain bahwa mereka yang berkelahi tadi dalam pengaruh alkohol dari minuman keras yang barusan diminumnya sebelum masuk stadion. 18. Pembakaran : Pembakaran dilakakukan menjelang akhir pertandingan. Saat itu skor 2-2 dan di akhir babak kedua pemain PSM berhasil mencetak gol dan mengubah kedudukan menjadi 3-2, para suporter sangat gembira. Beberapa anak mengambil kardus bekas dan benda-benda apa saja yang mudah dibakar lalu mulai membakar sambil mengelilingi api tersebut. Tetapi ini tidak berlangsung lama karena pengurus suporter bagaian keamanan segera memadamkan api tersebut dan membubarkan kelompok tersebut

Pertandingan : PSM vs Persita Observer : Peneliti Skor : 0-1 Memanjat Pengusiran Intimidasi Menolak Gossip Menggerutu mt mp up cp Ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk gb X X X X X X X X X X X X X X X

Perilaku agresif lainnya : Pelemparan ke dalam stadion pada terhadap lawan Pemukulan oleh pengurus terhadap salah satu anggota Mac’z Man yang melempar . Deskripsi perilaku agresif para suporter pada pertandingan III 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Suporter, jumlahnya 4 orang memanjat tiang bendera sejak awal pertandingan hingga petandingan selesai (orang yang sama dengan pertandingan sebelumnya)

144 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suporter mengikatkan dirinya di tiang bendera, melompat-lompat sambil mengibarkan bendera 2. memanjat pagar (mp) : beberapa anak memanjat pagar pembatas tempat duduk penonton dengan stadion saat menonton pertandingan. Ini dilakukan selama pertandingan dan hanya berhenti saat jeda babak pertama. Saat babak kedua berlangsung mereka kembali memanjat pagar. Jumlah orang yang memanjat semakin banyak saat PSM sudah tertinggal dengan kedudukan 0-1 pada menit-menit akhir 3. Pengusiran penonton (up) : 15 menit sebelum pertandingan penonton lain yang tidak berbaju merah dan menempati tempat The Mac’z Man disuruh pindah Para The mac’z Man disuruh menggeser posisi orang-orang yang tidak berbaju merah Meski bukan The Mac’z Man tetapi jika berbaju merah dan mau ikuti nyanyian dan gerakan The Mac’z Man, tidak disuruh pindah. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pada saat pemain lawan membawa bola (spontanitas dengan kata-kata) pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola saat pemain merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan kata-kata). Saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat pemain PSM bermain buruk pemain PSM gagal menghalau / menjaga pemain lawan pemain PSM hampir melakukan blunder (melakukan kesalahan hingga hampir memasukkan bola ke gawang sendiri 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : pada saat pemain lawan membawa bola pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola atau kehilangan bola semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. Memaki pemain lawan yang dilanggar salah satu pemain PSM yang mengakibatkan kartu merah bagi pemain tersebut sehingga tidak lagi diperbolehkan bermain. 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : mengancam tim lawan saat tim lawan mengurung tim PSM dan menguasai bola. Mengancam tim lawan saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM (skor) 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) :

145 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengancam untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM 11. menolak menyanyi para suporter menolak menyanyi saat PSM terdesak dan ketinggalan 0-1. semua terdiam menyaksikan peluang-peluang dan serangan-serangan PSM. Perintah jendral lapangan sudah tidak didengarkan lagi. Meskipun ada beberpa yang menyanyi namun dengan malas-malasan sehingga suara mereka nyaris tak terdengar. Yang terdengar hanyalah suara-suara drum yang dibunyikan oleh divisi musik. 12. membicarakan ketidakpuasan kinerja tim PSM (Gsp) : permainan PSM secara keseluruhan dinilai sangat tidak bagus karena kalah di menit-menit akhir apalagi saat salah satu pemai PSM mendapat kartu merah dan dinilai sebagai penyebab kekalahan tim PSM. Ini terjadi saat pertandingan usai. Pemain asing tidak bermain bagus dan tidak mencetak gol. 13. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : marah-marah dan mengumpat saat pemain PSM gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol dan semakin sering frekuensinya saat PSM sudah dalam keadaan tertinggal di menit-menit akhir. 14. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : saat bola direbut lawan saat pemain PSM gagal meguasai bola yang dioperkan oleh rekan satu timnya. Saat pemain PSM tidak sempurna menggiring bola Saat salah memberikan umpan pada rekan satu timnya. 15. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : saat PSM gagal menyamakan kedudukan untuk mengejar ketertinggalan skor Saat PSM mengendurkan serangan. Saat PSM ditekan atau dikurung tim lawan. Tambahan

16. pelemparan Saat PSM sudah tetinggal 0-1 ada salah seorang suporter yang melakukan pelemparan ke arah pemain lawan. Benda yang dilempar berupa botol air mineral dan beberapa benda keras lain. Kejadiannya sangat cepat dan terjadi saat pemain lawan berada di pinggir lapangan yang berdekatan dengan pagar pembatas penonton untuk melakukan ’tendangan bebas’. Segera salah satu dirigen lapangan meneriaki suporter tersebut dan menunjuk suporter tersebut agar segera diamankan oleh tim keamanan suporter. Untukmemudahkan ’penangkapannya’ dirigen tersebut menyebutkan segala atribut yang dikenakan oleh suporter tersebut. Suporter tersebut segera ditemukan dan diamankan. 17. pemukulan Pemukulan ini merupakan kelanjutan dari kejadian pelemparan yang terjadi sebelumnya. Saat orang yang melempar ditemukan, berkat kerja sama semua suporter yang ada di sekeliling orang itu, orang tersebut diterik turun dari tribunnya oleh petugas keamanan suporter. Tiba di bawah dan sudah terpisah dari kelompok besar suporter, tiba-tiba datang seseorang, yang belakangan diketahui oleh peneliti merupakan ketua salah satu sektor The Mac’z Man, dengan tergesa-gesa berjalan menuju suporter tersebut dan dengan cepat tanpa berkat-kata memukul suporter tersebut hingga terdorong ke belakang ke araha

146 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

para suporter laian yang berdiri. Setelah itu dia dimaki-maki dan ketua sektor tersebut menginterogasi orang tersebut dengan cepat dan suara yang keras. Petugas keamanan suporter segera mengamankan suporter tersebut dan membawanya keluar stadion. Jendral lapangan segera menginstruksikan divisi musik untuk menabuh drum dan mengajak para suporter untuk bernyanyi lagi.

147